PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOKAMI (KOTAK KARTU MISTERIUS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPS SISWA (Penelitian Kuasi Eksperimen Kelas III di SDN Bambu Apus II)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh IGEUL NURUL MIAGA YUSEU NIM 1111018300043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
LEMBAR PENGESAHAII
PENGARUH PENGGTINAAN MEDIA KOKAMI (KOTAK KARTU MISTERIUS) TERIIADAP PEMAHAMAN KONSEP IPS SISWA (Penelitian Kuasi Eksperimen Kelas
III di SDN Bambu Apus II)
Skripsr
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Igeul Nurul Miaga Yuseu
NIM 1111018300043
Mengesahkan:
199702 1 002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAI\ GURU MADRASAH IBTIDAIYAII FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA 201s M/1436 H
LEMBAR PENGESAIIAN PENGUJI
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Penggunaan Media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius)
Terhadap Pemahaman Konsep IPS Siswa" disusun oleh Igeul Nurul Miaga yuseu, NIM. 1111018300043, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 16 Oktober 2015 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.D dalam bidaug Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Jakarta, 22 Oktober 2015
Panitia Penguji Munaqasah Tanggal, Ketua Panitian (Ketua Jurusan PGMD
4[P[urE
Dr. Khalimi. M.As NIP. 19650515 t994031 006 Sekretaris (Sekertaris Jurusan PGMI)
Asep Ediana Latip, M.Pd
uo'*l''d
NIP, 19810623 200912 1 003 Penguji
NrP. 19650515 199403 Penguji
\
I "2[ - to-
Dr. Khalimi. M.As
I
?Xt
006
II
Takiddin. M.Pd NIP. 198312A6201101 I 00s
B Tanda Tangan
It
-
rD
- rf
o
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
,@ ]S3LU
No.
roRM (FR)
FITK JL tu. If- .harula No 95
Cipiltdt
15412
hkiMia
Dokumen : FI'IK-FR-AKD-089
Tgl.
Terbit
:
No.
Revisi:
: ()l
Hal
I Maret 2Ol0 U1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Igeul Nurul Miaga Yuseu
Tempat/Tgl.Lahir
Jakarta,ll Mei
NIM
1111018300043
Jurusan / Prodi
KI/PGMI
Judul Skripsi
Pengaruh Penggunaan Media
1993
KOKAMI (Kotak Karh]
Misterius) terhadap Pemahaman Konsep IPS Siswa
Dosen Pembimbing
dengan
:
Muhammad Ariet, M.Pd
ini menyatakan bahwa skripsi yang
saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan
ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 1 5 September 2015 Mahasiswa Ybs.
111
1018300043
ABSTRAK
Igeul Nurul Miaga Yuseu (1111018300043), “Pengaruh Penggunaan Media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) terhadap Pemahaman Konsep IPS Siswa (Penelitian Kuasi Eksperimen Kelas III di SDN Bambu Apus II)”, Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) terhadap pemahaman konsep IPS Siswa kelas III SDN Bambu Apus II. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (eksperimen semu) dengan desain nonequivalent control group. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan instrumen nontes berupa observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) terhadap pemahaman konsep IPS siswa kelas III di SDN Bambu Apus II. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata posttest antara kedua kelas yaitu dengan perolehan rata-rata kelas eksperimen 80,75 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 75,88. Uji hipotesis pada data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai sig (2-tailed) adalah 0,037. Ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil daripada taraf signifikansi (0,037 < 0,05). Sehingga Ho ditolak Ha diterima. Hal tersebut juga didukung wawancara yang dilakukan setelah proses pembelajaran. Kata kunci: Media KOKAMI, Pemahaman Konsep, Pendidikan IPS.
i
ABSTRACT
Igeul Nurul Miaga Yuseu (1111018300043), "The Influence of KOKAMI’s Media (Card of Mysterious Box) Student’s understanding of IPS Concept (Research for Quasi Experiment Class III in SDN Bambu Apus II)", A paper for Studies Islamic Elementary School Teacher Education Government, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The aims of this research is to recognize the result of student understandng to determine the effect of media usage KOKAMI (Card of Mysterious Box) to the student’s understanding of IPS concept class III SDN Bambu Apus II. The method used is a quasi-experimental methods (quasi-experimental) design with nonequivalent control group. The sampling technique used in this research is purposive sampling. The research instrument used was an instrument in the form of multiple choice tests and instruments nontes form of observations, interviews, and documentation. The results showed there are significant KOKAMI media usage (Kotak Kartu Misterius) to the understanding of the concept of IPS third grade students at SDN Bambu Apus II. This is evident from the average value posttest between the two classes, namely the average achieved 80.75 experimental class and control class average of 75.88. Test hypotheses on the data posttest experimental class and control class to obtain the value sig (2-tailed) was 0.037. This shows that the probability is smaller than the significance level (0.037 <0.05). So Ho rejected Ha accepted. It is also supported by interviews conducted after the learning process. Keywords: Media KOKAMI, Concept, IPS Education.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang selalu memberikan nikmat sehat, iman, dan Islam. Berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) Terhadap Pemahaman Konsep IPS Siswa” dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW., juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya yang senantiasa setia memperjuangkan Islam hingga akhir hayat. Penyelesaian Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Dengan seluruh kekuatan tenaga dan fikirkan, penulis curahkan dengan penuh semangat dalam belajar untuk mencapai tujuan akhir dalam program sarjana pendidikan. Penulis sadar bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang terjadi dalam pembuatan skripsi yang dihadapi. Namun dengan kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka kesulitan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penulis.
Oleh karena itu dengan
ketulusan hati,
penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., yang selalu mengarahkan dan memotivasi serta menginspirasi seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
2.
Wadek III Kemahasiswaan, Bapak Dr. Fauzan, MA., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebelumnya yang selama ini memiliki dedikasi dan semangat juang yang tinggi untuk membawa nama baik Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebagai program studi yang mampu bersanding dengan program studi yang lain serta memiliki lulusan yang mumpuni dan berkualitas di dunia kerja. iii
3.
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (Kaprodi PGMI), Bapak Dr. Khalimi, M.Ag., yang selalu memberikan yang fasilitas terbaik serta bimbingan tulus kepada seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4.
Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd., yang selalu bersedia
meluangkan
waktu
sibuknya
untuk
menerima
mahasiswa
berkonsultasi dan senantiasa sabar membimbing selama proses penyelesaian skripsi. 5.
Seluruh dosen pengajar di Prodi PGMI beserta jajaranya, terutama para dosen yang selama ini telah setia berbagi ilmu dan pengalaman kepada mahasiswa PGMI angkatan 2011.
6.
Dosen Pembimbing Akademik, ibu Nafia Fafiqni, M.Pd., yang selalu memberikan arahan selama ini dan memotivasi mahasiswanya untuk terus menjadi pribadi yang kokoh dan mampu bersaing dengan dunia luar.
7.
Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari literatur dan mendukung penulisan skripsi .
8.
Kepala sekolah SDN Bambu Apus II, Bapak H. Khaerudin dan para guru yang telah memberikan izin serta pengalaman mengajar dengan segala keterbukaan demi terselesaikannya penelitian ini.
9.
Keluarga tercinta, Mamah Nani Rukmini dan Bapak H. Yuyus Yulia serta adik tercintaku Nukeu Shayeeda seltiq Yuseu. Terima kasih atas do’a dan usaha kalian selama ini yang tidak akan mampu terbalaskan baik dalam memberikan keyakinan diri dan ketenangan hati serta semangat yang kuat dalam menghadapi hidup ini. Khusus untuk mamah dan adikku, cinta kalian adalah yang terbaik.
10.
Abang, Madini Abdul Rahman, yang selalu menghadirkan kebahagiaan dan kenyamanan hati serta memberikan motivasi yang kuat untuk menyelesaikan skripsi. Semoga setiap harapan dan do’a kita bersama dapat terkabulkan di masa depan. Aamiin.
iv
11.
Sahabat-sahabatku tersayang, Ayu Apriyanti, Ainun Jaariyah, Yulia Kurnia Dewi, Dini Anugrah Safitri, dan semua teman-temanku di PGMI B angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan seluruhnya. Kalian adalah penyemangat terbaik yang selalu memotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
12.
Serta semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga setiap tinta dan lembaran dalam tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan amal baik bagi penulis. Aamiiinn.
Demikianlah ungkapan rasa terima kasih penulis kepada pihak yang membantu selama proses penyelesaian skripsi ini, semoga setiap ketulusan dan dukungan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan akan kembali baik sebagai balasannya. Dan semoga Allah selalu memberikan kasih sayang dan ridho-Nya untuk kita semua. Aaaamiiinnn.
Jakarta, 27 Agustus 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABTRAK .....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
6
C. Pembatasan Masalah.........................................................................
6
D. Perumusan Masalah..........................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
6
F. Kegunaan Hasil Penelitian................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran KOKAMI a. Pengertian Media Pembelajaran ...........................................
8
b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran ..............................................
10
c. Fungsi Media Pembelajaran .................................................
11
d. Pembagian Media Menurut Taksonomi Bretz .....................
14
e. Pengertian KOKAMI ...........................................................
17
f. Kelebihan dan Kekurangan Media Permainan .....................
18
g. Aturan dalam Penggunaan Media KOKAMI........................
18
2. Pemahaman Konsep a. Pengertian Pemahaman Konsep............................................
19
b. Indikator Pemahaman Konsep..............................................
22
c. Teknik Mengukur Pemahaman Konsep................................
23
vi
3. Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) a. Pengertian Pendidikan IPS....................................................
25
b. Karakteristik IPS...................................................................
28
B. Penelitian yang Relevan....................................................................
31
C. Kerangka Berpikir ............................................................................
33
D. Hipotesis Penelitian ..........................................................................
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................
34
B. Populasi dan Sampel Penelitian........................................................
35
C. Metode Penelitian.............................................................................
35
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................
36
E. Instrumen Penelitian.........................................................................
38
1. Uji coba Intrumen Tes a. Uji Validitas .........................................................................
39
b. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ........................................
40
c. Uji Daya Pembeda................................................................
41
d. Uji Reliabilitas......................................................................
42
2. Uji Coba Instrumen Non Tes......................................................
43
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas ......................................................................
43
b. Uji Homogenitas...................................................................
44
2. Uji Hipotesis...............................................................................
44
3. Statistik Hipotesis.......................................................................
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .............
47
2. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol .............
51
B. Pengajuan Prasyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...............
55
vii
1. Pengujian Prasyaratan Analisis a. Uji Normalitas ......................................................................
56
b. Uji Homogenitas...................................................................
57
2. Pengujian Hipotesis ....................................................................
58
C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................
59
a. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen.................................
62
b. Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol........................................
64
c. Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep IPS Siswa................
65
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................
66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................
67
B. Penutup .............................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Kegiatan dan Waktu Penelitian................................................ 34
Tabel 2.2
Rancangan Penelitian .............................................................. 36
Tabel 2.3
Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37
Tabel 2.4
Kisi-Kisi Soal Pemahaman Konsep ........................................
38
Tabel 4.1
Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen...............................
47
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen.............
48
Tabel 4.3
Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol...................................... 49
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol....................
Tabel 4.5
Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen ............................. 51
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen............
52
Tabel 4.7
Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol....................................
53
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol................... 54
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Pretest.................................................... 56
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Posttest................................................... 57
Tabel 4.11
Hasil Uji Homogenitas Pretest ...............................................
58
Tabel 4.12
Hasil Uji Homogenitas Posttest...............................................
58
Tabel 4.13
Hasil Paired Sample T Test ..................................................... 59
ix
50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ............... 48
Gambar 4.2
Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol......................
50
Gambar 4.3
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen..............
52
Gambar 4.4
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol ....................
54
Gambar 4.5
Diagram batang Nilai Rata-Rata kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................................................
x
55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP Kelas Eksperimen ........................................................
Lampiran 2
RPP Kelas Kontrol ............................................................... 86
Lampiran 3
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa terhadap Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ..............................
Lampiran 4
98
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa terhadap Pemahaman Konsep Kelas Kontrol .....................................
Lampiran 5
71
106
Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep IPS (Sebelum Uji Validitas) .......................................................................
112
Lampiran 6
Rekap Analisis Butir Soal .................................................... 121
Lampiran 7
Hasil Uji Butir Soal Program AnatesV4 Siswa ...................
Lampiran 8
Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep IPS (Setelah Uji Validitas) .............................................................................
Lampiran 9
123
136
Instrumen Penelitian (Tes) ................................................... 137
Lampiran 10 Hasil Penelitian Pretest dan Posttest ...................................
142
Lampiran 11 Lembar Wawancara Siswa ..................................................
145
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Media KOKAMI .....
147
Lampiran 13 Uji Referensi Lampiran 14 Surat Izin Penelitian Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 16 Profil Penulis
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang berperan penting dalam masa depan setiap individu. Pendidikan dapat membantu mengembangkan kemampuankemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada dirinya. Tanpa proses tersebut, pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental akan sulit berkembang secara maksimal. Hal ini kelak akan berpengaruh besar dalam diri individu tersebut sehingga mereka akan kesulitan saat berada dalam masyarakat sekitarnya dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Dalam Al-quran surat Al-Alaq ayat 4 berbunyi:
“yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam” (Q.S. Al-A’laq: ٤) Maksud dari ayat tersebut adalah setiap manusia telah dibekali akal pikiran dan Allah SWT., telah memberikan banyak kemudahan berupa perantara tulis dan bacaan. Oleh karena itu, setiap individu berupaya semaksimal mungkin untuk mengembangkan kemampuannya baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Redja Mudyaharjo dalam bukunya menjelaskan bahwa pendidikan dalam arti maha luas berarti hidup. Pendidikan adalah pengalaman belajar1. Oleh karena itu, pendidikan merupakan kegiatan atau pengalaman belajar dalam proses pendidikan yang berlangsung baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pengalaman tersebut nantinya akan memunculkan pola pikir baru untuk perubahannya dimasa mendatang. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang nomor 2 tahun 1989, pasal 1, ayat (1), dijelaskan mengenai definisi pendidikan yakni: “Pendidikan adalah usaha sadar
1
Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. Ke-5, h. 45-46
1
2
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.2 Lebih lanjut, Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah dan luar sekolah,
yang
berlangsung
seumur
hidup
yang
bertujuan
optimalisasi
pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat3. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam membimbing dan mendidik setiap siswanya, menjadi salah satu tempat untuk mendapatkan pengalaman belajar. Di Sekolah, anak melakukan proses pembelajaran agar mampu mengenal hal yang baru dan melakukan hal tersebut dengan baik, merespon berbagai bentuk perilaku, berbagi dengan sesama, dan masih banyak hal lainnya yang bisa dilakukan. Ini adalah bentuk pengalaman. Setiap pembelajaran adalah sesuatu yang akan melekat kuat dalam diri pembelajarnya. “Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”4. Oleh karena itu, pemahaman dalam proses belajar sangat dibutuhkan agar terjadi perubahan perilaku pada diri siswa kearah yang lebih baik. Selama ini, siswa hanya dituntut untuk menghafal setiap materi yang diajarkan tanpa memahami apa yang mereka dapatkan di sekolah. Akibatnya, siswa belajar hanya mendapatkan pengetahuannya saja tanpa tahu pemahaman sebenarnya dari materi tersebut. Sebenarnya, dengan memahami, siswa dapat mengembangkan kembali konsep yang telah dimilikinya untuk menciptakan gagasan atau ide baru tanpa harus menjerumuskan (mendapatkan kesalahpahaman konsep). Pemahaman yang memiliki tingkatan lebih tinggi dari pengetahuan yang hanya sekedar hafalan dapat menjadi tolak ukur bagi siswa maupun guru 2 3
Redja Mudyahardjo, Op.cit., h. 55 ------------- , Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), cet. Ke-
7, h. 11 4
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), cet. Ke-1, h. 7
3
mengenai apapun yang telah dipelajarinya di sekolah sebagai bukti kemampuan dirinya dalam ranah kognitif. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah khususnya sekolah dasar. “Materi kajian IPS di sekolah merupakan pengetahuan yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yaitu dari bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ekologi”5. Sebagai mata pelajaran di sekolah, IPS kurang mendapat sambutan baik dimata anak-anak. Siswa lebih menyukai pelajaran yang bersifat eksakta, seperti matematika dan IPA. IPS hanya dianggap pelajaran sampingan yang tidak perlu dipelajari dan bahkan dianggap tidak penting karena tidak digunakan dalam ujian nasional6. Banyaknya bacaan membuat anak merasa jenuh saat mengawali pembelajaran IPS. Peran guru yang sering menerjemahkan kepada siswanya bahwa IPS hanya dengan menghafal, mengerjakan latihan soal di LKS (Lembar Kerja Siswa) dan penggunaan metode ceramah saat menjelaskan materi, membuat keinginan siswa untuk belajar menjadi menurun dan tidak memiliki ketertarikan pada pelajaran tersebut. Guru adalah faktor penentu dalam proses pembelajaran agar pembelajaran tersebut menjadi sebuah pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan sehingga melekat kuat dalam diri siswanya. Guru sebagai (agent of change) atau pelaku perubahan yang profesional adalah guru yang harus memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional7. Salah satu yang akan dibahas di sini adalah kompetensi pedagogik. Menurut Yudhi Munadi, dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal
perancangan
5
dan
pelaksanaan
pembelajaran.
Termasuk
didalamnya
Sapriya, Tuti Istianti, dan Effendi Zulkifli, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), cet. Ke-1, h. 4. 6 Rinajayani, “Penggunaan Media Video untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV A SD Bantul Timur Bantul Tahun Ajaran 2012/2013”, dalam jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. 7 Juli 2013, h. 2 7 Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), cet. Ke-3, h. 31
4
penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran8. Guru yang kreatif selalu membuat proses pembelajaran menjadi tidak jenuh sehingga anak terus termotivasi untuk mau belajar. Perlu diketahui, dengan memotivasi siswa maka guru melakukan hal yang sangat bermanfaat bagi siswanya, seperti: (1) membangun kemampuan siswa dalam mengatasi rasa bosan, (2) membangun kemampuan untuk terus mendorong diri mereka sehingga dapat mengatasi hal-hal yang menurunkan semangat dan mengecewakan, serta (3) dapat membantu siswa memahami tanggung jawab baik terhadap minat belajar maupun terhadap perilaku mereka sendiri 9. Dalam memotivasi keinginan anak belajar, biasanya guru menyiapkan sebuah media pembelajaran agar proses belajar-mengajar tersebut menjadi menyenangkan bahkan akan melekat kuat sebagai pengalaman belajar bagi si anak. Belajar IPS atau mata pelajaran lain yang didalamnya berisi banyak tulisan, nampaknya masih menjadi hal yang menyulitkan bagi peserta didik. Hal yang terjadi disini adalah siswa hanya mendapatkan pengetahuan dari apa yang diajarkan guru dan membaca buku yang mereka miliki tanpa memahami apa isinya. Secara sadar, para guru mengejar pemahaman setiap harinya. Namun kenyataannya, pemahaman itu sendiri merupakan istilah yang ambigu dan serius. Dalam buku pengajaran pemahaman melalui desain, pengetahuan dan pemahaman merupakan hal yang berbeda. Pengetahuan diartikan sebagai fakta yang ada. Sedangkan makna dari fakta tersebut merupakan pemahaman yang sebenarnya10. Di lapangan, berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan selama bulan Januari 2015 di SDN Bambu Apus II ternyata masih banyak siswa yang menuntaskan
belajarnya
hanya
sekedar
datang
ke
sekolah
kemudian
mendengarkan guru di depan kelas. Hasil belajar yang didapatkanpun menjadi kurang memuaskan dengan data KKM sekitar 6,6. Itu dikarenakan siswa 8
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), Cet. Ke-4, h. 1 9 Dorothy Rich, Pengajaran dan Bimbingan Kelas 1-3 SD: Pembelajaran yang Berkemauan Keras, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 17 10 Grant Wiggins dan Jay McTighe, Pengajaran Pemahaman melalui Desain, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h. 64
5
mengerjakan tugas dengan sesukahatinya. Proses belajar mengajarpun menjadi tidak memiliki semangat yang kuat dari para siswa yang seharusnya belajar lebih giat lagi demi jalan menuju masa depannya. Selain melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru yang sangat mengerti karakteristik tiap guru di sekolah (Perwakilan Kepala Sekolah). Dari sumber tersebut, dapat diketahui bahwa kurangnya pembinaan guru dan kompetensi yang dimiliki membuat sistem pembelajaran di sekolah hanya sekedar penuntasan tanggung jawab. Cara mengajar yang kurang inovatif membuat suasana belajar terjadi begitu saja tanpa ada motivasi yang kuat dari guru kelas. Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa murid secara acak mengenai kesulitannya dalam belajar IPS. Dari sumber tersebut, dapat diketahui bahwa kurang menariknya cara penyampaian guru dalam belajar IPS menjadi salah satu hal yang memungkinkan kejenuhan bagi siswa untuk belajar IPS. Terlalu banyaknya bacaan dan penugasan guru untuk meringkas juga menjadi kendala kurang bersemangatnya siswa ketika ditanyai hal tersebut. Melihat beragam permasalahan tersebut, peneliti berharap dengan metode permainan melalui penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) akan menjadi solusi penyemangat bagi siswa untuk belajar IPS di kelas. Media KOKAMI atau kotak kartu misterius merupakan salah satu media yang sedang berkembang saat ini. Meskipun begitu, media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) dapat menjadi satu penasaran baru bagi dunia belajar khususnya anak-anak di sekolah sehingga terdapat keinginan dan semangat baru bagi anak untuk ikut serta secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan guru. KOKAMI atau kotak kartu misterius merupakan alat permainan yang menggunakan media kartu dan kotak berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran. Dikatakan misterius, karena setiap siswa tidak tahu isi pertanyaan yang akan mereka dapatkan dari dalam kotak tersebut sehingga mereka mampu memahami materi yang sedang mereka pelajari. Oleh karena itu, media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) diharapkan dapat membantu guru
6
dalam kegiatan belajar mengajar dan memotivasi siswa agar tidak mendapatkan kejenuhan saat proses pembelajaran berlangsung serta dapat berpengaruh dalam hasil belajar IPS siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Penggunaan Media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) Terhadap Pemahaman Konsep IPS Siswa”
B. Idenifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS karena banyaknya hafalan. 2. Kemampuan pemahaman konsep IPS siswa yang relatif rendah. 3. Sebagian besar guru kurang memanfaatkan media sebagai sumber belajar. 4. Proses belajar yang hanya mengandalkan LKS. 5. Kurangnya pembinaan terhadap guru dalam proses belajar mengajar yang lebih kreatif dan inovatif.
C. Pembatasan Masalah Agar mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan pada point kedua, yaitu kemampuan pemahaman konsep IPS siswa yang relatif rendah. Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan eksperimen dengan menguji-cobakan media KOKAMI untuk melihat pengaruhnya terhadap pemahaman konsep pada mata pelajaran IPS.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius)
7
terhadap pemahaman konsep IPS siswa kelas 3 di SDN Bambu Apus II pada semester II tahun pelajaran 2014/2015?. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) terhadap pemahaman konsep IPS siswa kelas 3 di SDN Bambu Apus II pada semester II tahun pelajaran 2014/2015.
F. Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah kegunaan, antara lain: 1. Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini, secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran berupa ilmu pengetahuan serta masukan dan referensi bagi dunia pendidikan dan pengajaran. Khususnya mengenai pemahaman konsep dalam suatu mata pelajaran yang diterapkan dan bertujuan untuk mengetahui
pengaruh
penggunaan
media
yang digunakan
terhadap
pemahaman konsep dalam diri siswa. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan selanjutnya dapat memberikan motivasi belajar yang tinggi bagi anak-anak di sekolah. Selain itu, pengalaman langsung yang peneliti terima membuat semua hal yang baru menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam dan lebih baik lagi. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pihak lain, khususnya guru dalam menyajikan proses belajar mengajar yang lebih kreatif dan inovatif.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran KOKAMI a.
Pengertian Media Pembelajaran Belajar bukan hanya sekedar memindahkan ilmu yang guru miliki
kepada siswanya. Dalam proses belajar mengajar, guru bukanlah satusatunya sumber belajar. Guru dapat membantu menyiapkan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, disini guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator dalam proses belajar mengajar tersebut. Dalam menyiapkan proses belajar, media pembelajaran merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk membuat proses belajar menjadi aktif dan menyenangkan bagi siswa. Terlebih lagi, dengan proses belajar tersebut akan menjadi suatu hal yang bermakna dalam diri siswanya. Kata media dalam buku karya Yudhi Munadi, berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti „tengah’, „pengantar‟ atau „perantara‟. Dalam bahasa Arab, media disebut „wasail’ bentuk „jama’ dari „wasilah’ yakni sinonim al-wasth yang berarti „tengah‟. Kata „tengah‟ itu sendiri berarti di antara dua sisi yang mengantarai kedua sisi tersebut1. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association / NEA) dalam buku karya Arief S. Sadiman, dkk., menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat 1
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), Cet. Ke-4, h. 6
8
9
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi2. Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar diperlukan media sebagai pembawa pesannya. Sedangkan pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa3. Pembelajaran yang dalam bahasa Inggris merupakan padanan dari kata instruction yang berarti pengajaran, menekankan pada proses belajar. Pembelajaran merupakan usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswanya4. Dari semua uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat untuk mengantarkan pesan dari guru sebagai komunikator menuju siswa yang diajarkan sebagai penerima pesannya. Hubungan antara media dengan guru sangatlah dibutuhkan dalam proses belajar. Hubungan tersebut berupa, kompetensi pedagogik yang dimiliki guru yaitu penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu dalam pendidikan sangat membantu aktifitas proses pembelajaran, terutama membantu mengaktifkan kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa yang dalam hal ini mengenai pemahaman konsep yang akan didapatkan siswa. Dengan pengetahuan dan pemahaman guru mengenai media pembelajaran, hal ini mampu membantu guru berkreasi dan berinovasi dalam proses belajarnya di kelas. Selain itu, media juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dengan baik.
2
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010), cet. Ke-14, h. 7 3 Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013), cet. ke-1, h. 34 4 Yudhi Munadi, op.cit., h. 4
10
b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Gerlach & Ely dalam buku media pendidikan karya Azhar Arsyad, mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk yang dapat dilakukan oleh media, yaitu5: 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Dengan ciri manipulatif, memungkinkan untuk mentransformasi suatu kejadian atau objek. Peristiwa yang memerlukan waktu panjang, akan disajikan dalam waktu singkat kepada siswa dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Dalam ciri manipulasi ini, diharapkan perhatian yang sungguh-sungguh karena jika terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian bagian yang salah dalam video, maka akan terjadi kesalahan dalam penafsiran yang akan membingungkan bahkan menyesatkan. 3) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media, memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dengan ciri distributif ini, media dapat disebarluaskan ke sekolah-sekolah ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
5
h. 15-17
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), cet. ke-17,
11
Fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Dengan demikian, kehadiran media sebagai sumber belajar adalah suatu keharusan agar proses belajar tersebut dapat memudahkan proses belajar. c.
Fungsi Media Pembelajaran Secara umum, media dalam dunia pendidikan memiliki kegunaan-
kegunaan sebagai berikut6: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (tertulis atau hanya lisan). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3) Penggunaan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. 4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap karakteristik dan lingkungan anak yang berbeda-beda. Fungsi media dibagi menjadi lima bagian utama, yaitu7: 1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar 2) Fungsi semantik Fungsi semantik dari media yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik8. Ketika guru menghadirkan lambang/simbol kata verbal terhadap suatu benda dengan photo, anak akan dengan mudah mengungkapkan semua yang diketahuinya dengan kata-kata sederhana. Namun, bila kata tersebut merujuk pada peristiwa, sifat dan tindakan menggunakan bahasa verbal, masalah akan menjadi rumit. Berbeda dengan guru yang kreatif yang mampu mendayagunakan media pembelajaran secara tepat. Hal yang demikian akan mudah teratasi dengan cerita dongeng, simulasi dan lain-lain.
3) Fungsi manipulatif 6
Arief S. Sadiman, dkk., op. cit., h. 17-18 Yudhi Munadi, op.cit., h. 37-48 8 Ibid., h. 39 7
12
Fungsi media pembelajaran lainnya yakni fungsi manipulatif. Manipulatif
dalam
„menggerakkan‟,
bahasa
inggris
„memainkan‟,
yaitu
dan
manipulate
„menggunakan‟.
berarti Dalam
menggerakkan fungsi tersebut, media mampu mengatasi batasan ruang dan waktu, seperti: a) Menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya misalnya peristiwa gunung meletus. b) Menjadikan objek atau peristiwa yang panjang menjadi singkat misalnya proses pembuatan tempe. c) Menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi misalnya peristiwa menjelang kemerdekaan9. Selain yang disebutkan diatas, media juga mampu mengatasi keterbatasan inderawi manusia. Dengan media, dapat membantu siswa dalam proses belajar, antara lain: a) Memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil seperti sel dan atom. b) Memahami objek yang bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat seperti proses metamorphosis. c) Memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara seperti mendengarkan Al-Qur‟an atau musik. d) Memahami
objek
yang
terlalu
kompleks
dengan
memanfaatkan diagram, peta, dan lainnya10. 4) Fungsi psikologis Fungsi psikologis terbagi menjadi lima bagian, yaitu: a) Fungsi Atensi (Attention), yakni dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan. Oleh karena itu, media pembelajaran harus mampu menarik perhatian dan memfokuskan perhatian siswanya.
9
Yudhi Munadi, op.cit., h. 41 Ibid., h. 42-43
10
13
b) Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penolakan atau penerimaan siswa terhadap sesuatu. Media yang
dapat
menggugah
perasaan
misalnya
dengan
menampilkan sebuah film atau cerita yang menarik untuk ditonton. c) Fungsi kognitif, media pembelajaran ikut andil dalam perkembangan
kognitif/kecerdasan
anak.
Dengan
menghadirkan sebuah karya wisata misalnya, pengalaman yang dimiliki siswa akan menghasilkan banyak representasi dalam bentuk gagasan. d) Fungsi imajinatif, imajinasi (imagination) berdasarkan kamus bahasa Inggris berarti daya khayal atau imajinasi11. Fungsi imajinasi bagi media pembelajaran adalah dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi bagi diri siswa. e) Fungsi motivasi, motivasi merupakan dorongan yang diberikan dari luar dalam hal ini guru, untuk mengaktifkan dan mengoptimalkan proses belajar mengajar secara sadar. Dengan memotivasi siswa dan membangkitkan minatnya dalam belajar, akan timbul keyakinan pada dri siswa untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong untuk melakukan suatu kegiatan belajar. 5) Fungsi sosio-kultural Media dalam fungsi sosio-kulturalnya adalah mengatasi hambatan yang terjadi antar peserta komunikasi pembelajaran. Dengan banyaknya siswa di kelas dengan karakteristik yang berbeda-beda bukanlah hal yang mudah bagi guru untuk menghadapi mereka semua. Media pembelajaran merupakan solusi yang tepat yang dapat memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan persepsi dan pengalaman kepada para siswa di kelas. 11
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), cet. Ke-24, h. 311
14
d. Pembagian Media Menurut Taksonomi Bretz Banyak taksonomi dengan berbagai pendekatan dibuat oleh para ahli media, salah satunya menurut Rudi Bretz. Dalam usahanya, ia mencoba berbagi media berdasarkan indera yang terlibat sehingga memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara, visual dan gerak12. Unsur suara adalah unsur yang melibatkan indera pendengaran dan visual adalah unsur yang melibatkan indera penglihatan. Bentuk visual dibagi Rudi Bretz menjadi; gambar, garis (line graphic) dan simbol verbal yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Namun, pada unsur gerak, tampaknya Bretz tidak mendasarkan “gerak” pada keterlibatan inderawi tapi kepada alat-alat yang mendukung media bersangkutan. Pada klasifikasinya tersebut, Bretz juga membedakan antara media siar (Telecommunication) dengan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yakni: media audiovisual, gerak, audio visual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak13. Dilihat dari intensitasnya, indera yang paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan indera penglihatan. Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audiovisual, dan multimedia14. 1) Media audio Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kamampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya, media ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio seperti bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan non verbal seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi seperti gerutuan, gumam,musik, dan lainnya. 12
Yudhi Munadi, op.cit., h. 52 Ibid., h. 52 14 Ibid., h. 54-57 13
15
Jenis-jenis media ini adalah program radio dan pogram media rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam seperti phonograph record (disc recording), audio tape (tape recorder) yang menggunakan pita magnetik (cassette), dan compact disk. 2) Media visual Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Yang termasuk media ini adalah media cetak verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketas, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama. Jenis media visual yang pertama dan kedua bisa dibuat dalam bentuk media cetak seperti buku, majalah, koran, modul, komik, poster, dan atlas. Bisa juga dibuat diatas papan visual dan dalam bentuk tayangan. 3) Media audio visual Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan visual yang terdengar dan terlihat, dapat disajikan melalui program seperti dokumenter, film docudokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi. 4) Multimedia Multimedia yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini, segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer
16
dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata, sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater. Dalam memilih media yang tepat untuk proses pembelajaran, prinsipprinsip pemilihan dan penggunaan media yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut15: a) Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. b) Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. c) Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. d) Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. e) Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran. Agar media tersebut benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya16: a) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. b) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. c) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. d) Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien. e) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Hal mengenai pemilihan dan penggunaan media perlu ditekankan, sebab kebanyakan guru melakukan kesalahan. Prinsip penggunan media 15
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), cet. Ke- 6, h. 224 16 Ibid., h. 226-227
17
yang seharusnya memberikan kemudahan pada akhirnya malah mempersulit siswa dalam belajar. e.
Pengertian KOKAMI Hamalik dalam Azhar Arsyad menyatakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa17.
Salah
satu
media
pembelajaran
yang
dapat
membangkitkan keinginan dan rangsangan kegiatan belajar adalah penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius). KOKAMI merupakan bagian dari metode permainan yang menggunakan Kotak dan Kartu sebagai medianya. Media KOKAMI merupakan gabungan antara permainan dengan media. Media permainan KOKAMI ini menjadi salah satu alternatif yang berfungsi merangsang kegiatan belajar menjadi lebih aktif dan mampu menarik perhatian siswa dari kejenuhan. Menerapkan media KOKAMI yang dilakukan Abdul Kadir yang merupakan guru SLTP Negeri 15 Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengantarkan Abdul Kadir meraih juara II Lomba Kreativitas Guru Tingkat SLTP tahun 2003 bidang IPSK (Ilmu Pendidikan Sosial dan Kemanusiaan) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)18. Hal yang perlu disiapkan dalam media KOKAMI adalah amplopamplop berisi kartu pesan. Kartu pesan tersebut berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada siswa, kemudian diformulasikan kedalam bentuk perintah, petunjuk, dan pertanyaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
bahan
yang mudah
didapatkan.
Untuk
pertemuan
selanjutnya menggunakan kardus susu bubuk dan kotak tissue yang tidak digunakan lagi dengan desain yang dibuat menarik. 17
Azhar Arsyad, op.cit., h. 19 http://cephy-net.blogspot.com/search?q=media+kokami diakses tanggal 10 januari 2015 pukul 12.00 18
18
f.
Kelebihan dan Kekurangan Media Permainan Media KOKAMI merupakan bagian dari multimedia pengalaman
terlibat karena KOKAMI disajikan dalam bentuk permainan dengan suasana yang menuntut keaktifan siswanya. Media yang disajikan dalam bentuk permainan ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1) Siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang konsep meliputi kaidahkaidah asas (prinsip)nya, unsur-unsur pokoknya, prosesnya, hasil dan dampaknya dengan cara yang menyenangkan. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, berimajinasi, menampilkan gagasan-gagasan baru secara lancar dan orisinal serta memberikan kesempatan untuk menguasai keterampilan motorik. 3) Siswa dapat belajar untuk bertanggung jawab, tenggang rasa, mandiri, saling menghargai dan menghormati, dan sebagainya. 4) Siswa dapat berpartisipasi aktif dan dapat mengenal dirinya sebagai individu dan sebagai anggota kelompok.
5) Suasana permainan menerima siswa sebagaimana adanya, memberikan kebebasan dan jauh dari sikap otoriter dalam memupuk bakat dan minat anak untuk berprestasi dan berkreasi secara aktual19.
Selain kelebihan di atas, media yang disajikan dalam bentuk permainan juga memiliki kelemahan, diantaranya: (a) siswa lebih tertarik pada permainannya daripada hasil yang ingin dicapai, (b) siswa akan lupa waktu, dan (c) memerlukan banyak persiapan. g.
Aturan dalam Penggunaan Media KOKAMI Pembelajaran menggunakan media KOKAMI memiliki beberapa
peraturan sebagai berikut20: 1) Masing-masing kelompok terdiri dari 6-8 siswa. Tiap kelompok duduk
menghadap
papan
tulis.
Media
KOKAMI
dan
kelengkapannya diletakkan di depan papan tulis di atas meja, sedangkan pada papan tulis guru sudah menyiapkan sebuah tabel skor. 19
Yudhi Munadi, op.cit., h. 166 http://learningmodels.blogspot.com/2011/05/media-pengajaran-kokami-kotak-dankartu.html diakses pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 11.46. 20
19
2) Anggota setiap kelompok diwakili seorang ketua yang dipilih oleh guru bersama-sama siswa. 3) Selama permainan berlangsung, ketua dibantu sepenuhnya oleh anggota. 4) Ketua kelompok selain bertugas mengambil satu amplop dari dalam KOKAMI secara acak dan tidak boleh dilihat, juga membacakan isi amplop dengan keras dan harus diperhatikan oleh semua anggota. 5) Anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan kartu tersebut. 6) Kelompok lain berhak menyelesaikan tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu kelompok. 7) Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapatkan bonus berupa kartu (sticker) senyum. 8) Kelompok yang hanya mendapatkan setengah atau kurang dari setengah jumlah skor pada setiap kartu pesan akan mendapatkan sanksi. Sanksi yang didapat berupa kartu (sticker) sedih dan kalimat penyemangat. Dengan ketersediaan media KOKAMI sebagai media pembelajaran, diharapkan dapat memberikan pengaruh besar dalam proses belajar-mengajar.
2. Pemahaman Konsep a.
Pengertian Pemahaman Konsep Manusia hidup dan berkembang di permukaan bumi sebagai makhluk
yang memiliki akal, sehingga melalui akalnya maka manusia beradaptasi dan mengolah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya21. Belajar adalah suatu kebutuhan. Belajar merupakan proses perubahan perilaku manusia menuju ke arah yang lebih baik.
21
Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep Dasar IPS, (Bandung: CV Yasindo Multi Aspek, 2006), Cet. Ke-1, h. 112
20
Proses belajar sesungguhnya bukan hanya kegiatan menghafal semata. Banyak materi yang perlu ditangkap oleh siswa ketika belajar di sekolah dalam waktu beberapa jam. Hal tersebut bukanlah proses yang mudah bagi siswa yang baru mengetahui hal baru dalam materi tersebut. Siswa perlu mengolah apa yang mereka dapatkan di sekolah dan memahaminya untuk disimpan pada memori otaknya. Guru juga tidak bisa terus bicara untuk menjelaskan satu materi seluruhnya dengan harapan siswa langsung menerima semua materi kedalam benaknya. Lebih lanjut, belajar juga memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum bisa memahaminya. Bukan sekedar pengulangan atau hafalan semata. Dengan melakukan kegiatan yang edukatif dan kreatif di kelas merupakan hal yang dibutuhkan untuk melangsungkan kedekatan antara materi yang dipelajari dengan siswanya. Setiap cara atau kegiatan dalam menyajikan konsep belajar akan menentukan pemahaman siswa. Seperti yang telah dijelaskan di atas, mengenai proses belajar yang bukan hanya bersifat hafalan, pemahaman konsep sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Yang perlu diketahui, pemahaman konsep itu sendiri terdiri dari kata “pemahaman” dan “konsep”. Menurut Sudjiono dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan, pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu itu diketahui atau diingat22. Perlu ditekankan lagi bahwa pemahaman bukan hanya sekedar hafalan. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir setingkat lebih tinggi dari menghafal atau hanya sekedar mengingat23. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat24. 22
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrasindo Persada, 2013), cet. Ke-13, h. 50 23 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-4, h. 121 24 Kunandar, Penilaian Autentik: penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. Ke-2, h. 162
21
Bloom menyatakan pemahaman dalam domain kognitif bahwasanya pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan
kemampuan
menjelaskan,
menerangkan,
menafsirkan,
atau
kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep25. Mengerjakan dengan benar bukanlah bukti pemahaman. Melakukannya dalam cara yang benar dan merefleksikannya dengan mampu menerangkan kembali merupakan maksud dari pemahaman. Dalam
kegiatan
belajar,
pemahaman
ditunjukkan
melalui:
(1)
mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi data, mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan pokok, dan (4) menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri26. Dengan demikian, Pemahaman sebagai proses berpikir dan belajar merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu yang diketahui dan diingatnya dengan baik untuk kemudian diungkapkannya kembali. Sedangkan konsep berarti gagasan atau ide, pokok-pokok pikiran dalam pelajaran IPS27. Konsep juga berarti kumpulan dari fakta-fakta yang ada. Secara sederhana, konsep diartikan sebagai penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami tentang sesuatu tersebut. Konsep begitu penting bagi manusia karena dapat membantu mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Ciri-ciri dari konsep, antara lain28: 1) Suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainnya. 2) Memiliki nilai-nilai dengan banyak variasi yang ada pada suatu bagian konsep. 3) Jumlah bagian konsep juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep lainnya. 25
Wina Sanjaya, op.cit., h. 126 Ibid., h. 163 27 Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep Dasar IPS, op.cit., h. 36 28 Oemar Hamalik, op.cit., h. 162-163 26
22
4) Setiap konsep memiliki bagian konsep yang lebih dominan daripada yang lainnya. Dalam pendidikan, belajar mengenai konsep sangat berguna bagi siswa dan paling tidak memiliki pengaruh tertentu dalam diri siswanya. Adapun kegunaan konsep, yaitu sebagai berikut: 1) Mengurangi kerumitan lingkungan yang disajikan. 2) Membantu mengidentifikasi objek-objek yang ada disekitar. 3) Membantu mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan lebih maju 4) Mengarahkan kegiatan instrumental. 5) Memugkinkan pelaksanaan pengajaran dengan menjadikan dasar untuk meningkatkan proses pengajaran berikutnya. 6) Dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda dalam kelas yang sama29. Dengan demikian, bahwasanya pemahaman konsep sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Dengan memahami konsep, siswa akan mampu membuat gagasan dan ide baru tanpa keluar dari maksud dan tujuan sesungguhnya serta mengurangi kesalahpahaman. b. Indikator Pemahaman Konsep Menurut Bloom dengan buku karyanya yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives, dalam buku Wina Sanjaya, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau domain (bidang), yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotorik30. Dalam pembahasan disini hanya akan membahas domain kognitif sebagai alat ukur hasil belajar siswa. Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6
29 30
Oemar Hamalik, op.cit., h. 164-165 Wina Sanjaya, op.cit., h.125
23
tingkatan, yaitu: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) adalah tingkatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pengetahuan berarti mengingat, artinya mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang. Pemahaman berarti memahami, yakni mendeskripsikan susunan dalam artian pesan pembelajara, mencakup oral, tulisan, dan komunikasi grafik. Penerapan atau menerapkan, maksudnya adalah menggunakan prosedur dalam situasi yang diharapi31. Pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) adalah tingkatan yang digunakan karena penelitian dilakukan pada tingkat kelas rendah sehingga dapat dilihat tingkat pemahaman tersebut menurut indikator C1, C2, dan C3. c.
Teknik Mengukur Pemahaman Konsep Dalam mengukur pemahaman konsep dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut32: 1) Ringkasan atau pertanyaan kartu indeks Yakni meminta siswa untuk menuliskan ide besar yang mereka pahami dalam bentuk pernyataan ringkasan dan yang belum mereka pahami sepenuhnya dalam bentuk pertanyaan. 2) Sinyal tangan Hal ini dapat dilakukan untuk mengindikasikan pemahaman mereka. Jika ibu jari keatas maka mereka memahaminya, ibu jari kebawah maka belum memahaminya, dan melambaikan tangan berarti mereka tidak yakin sepenuhnya. 3) Esai satu menit Setelah pembelajaran selesai, mintalah siswa untuk menuliskan sebuah esai (satu menit), yang merangkum pemahaman mereka. 31
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012) cet. Ke-1, h. 115 32 Grant Wiggins dan Jay McTighe, Pengajaran Pemahaman melalui Desain, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 414-416
24
4) Kotak atau papan pertanyaan Siswa dapat meninggalkan pertanyaan yang mereka tidak mengerti. Teknik ini dapat dilakukan jika siswa tidak mampu mengakui secara terbuka. 5) Prompt Analogi Contohnya : (Konsep yang dituju, prinsip, atau proses) seperti _______ karena ________________________________________________ 6) Representasi visual Yakni meminta siswa untuk membuat representasi visual seperti membuat web atau peta konsep. Hal ini efektif untuk mengungkapkan pemahaman hubungan antara berbagai elemen. 7) Pertanyaan oral Yakni menanyakan langsung. 8) Penyelidikan kelanjutan Yakni dilakukan dengan menanyakan hal-hal yang bertujuan untuk memastikan seperti mengapa?, terangkan, atau menanyakan maksud. 9) Pemeriksaan kesalahpahaman Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanyakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dari siswa kemudian menjelaskan responnya. Teknik
ini
tidaklah
digunakan
untuk
memberikan
nilai.
Ini
dimaksudkan untuk memberikan umpan balik pada konsep siswa saat ini (kesalahpahaman), dan untuk menginformasikan penyesuaian instruksional yang diperlukan untuk meningkatkan pemahaman mereka. Dalam memberikan pemahaman untuk memberikan nilai, penilaian yang dilakukan adalah dengan merujuk pada kemampuan aspek kognitif. Taksonomi Bloom menyatakan bahwa, kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hirarkis, terdiri dari pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi
25
(C6)33. Ini berarti pemahaman termasuk dalam aspek tersebut dan peneliti menggunakan kategori pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) untuk memberikan nilai. Pada tingkat pemahaman (Comprehension), kategori pemahaman dihubungkan dengan pengetahuan untuk menjelaskan pengetahuan dan atau informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri34. Bentuk tes kognitif dalam pemahaman ini diantaranya35: (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portofolio, dan (8) performance. Tingkatan
pemahaman
mengklasifikasikan,
(C2)
menjelaskan,
dalam
Taksonomi
mengiktisarkan,
Bloom
meramalkan
yaitu dan
membedakan. Ciri-ciri pemahaman sebagai acuan dalam pembuatan soal yaitu36: 1) Memuat suruhan untuk mencari persamaan, perbedaan, hubungan, menjelaskan suatu pengertian, menjelaskan suatu bagan dan memetik buah pikiran dari suatu teks. 2) Mampu menerjemahkan. 3) Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara verbal. 4) Pemahaman ekstrapolasi. 5) Mampu membuat estimasi.
3. Pendidikan IPS (Ilmu Pendidikan Sosial) a.
33
Pengertian Pendidikan IPS
Agung Eko Purwana, Pembelajaran IPS MI Paket 12, (Jakarta: Lapis PGMI, 2009), h.
8 34
Agung Eko Purwana, op.cit., h. 9 Ibid., h.10 36 Kunandar, op.cit., h. 246 35
26
Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Nana Supriatna dkk., menjelaskan bahwa pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Sedangkan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia37. Dengan demikian, pendidikan IPS merupakan suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadi manusia yang lebih baik dalam aktivitas kehidupannya. Manusia sebagai makhluk sosial merupakan individu yang tidak mampu hidup sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lainnya (masyarakat)38. Setiap individu akan banyak belajar dari interaksinya dengan kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan IPS atau Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu bekal bagi siswa untuk belajar mengenai banyak hal tentang masyarakat lingkungan dan dirinya. Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS merupakan istilah dalam bahasa Inggris yaitu “Social Studies” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. IPS merupakan subjek materi dalam dunia pendidikan di Indonesia yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga sebagai materi yang dapat mengembangkan kompetensi dan tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat maupun sebagai warga dunia39. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah khususnya sekolah dasar. “Materi kajian IPS di sekolah merupakan pengetahuan yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yaitu dari bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, politik, sosiologi,
37
Nana Supriatna, Ade, dan Sri M., Bahan Belajar Mandiri: Pendidikan IPS di SD, Pdf.,
h. 9 38
Herimanto dan Winarno, Ilmu-Sosial dan Kebudayaan Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet. ke-4, h. 45 39 Sapriya, Tuti Istianti, dan Effendi Zulkifli, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), cet. ke-1, h. 3
27
antropologi, psikologi, dan ekologi”40. Dari pengertian tersebut, tujuan dari IPS yang diberikan untuk jenjang sekolah adalah untuk memperkenalkan siswa pada pengetahuan yang berada di lingkup masyarakat secara sistematis agar siswa nantinya dapat mengambil bagian untuk ikut secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat tersebut. John Naisbitt dalam buku Megatrends dalam Ilmu Sosial dan Budaya Dasar karya Herimanto dan Winarno, menyatakan bahwa globalisasi akan memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara di dunia41. Dengan semakin pesatnya perubahan tersebut, peran pendidikan IPS sangatlah dibutuhkan demi keberlangsungan peranan manusia di masyarakat maupun di dunia. Materi pelajaran IPS yang kurang menarik di dengar dan metode pembelajaran yang tradisional, membuat siswa membutuhkan berbagai hal yang dapat menjadikan pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna. Untuk meningkatkan
kebermaknaan
materi
pelajaran
IPS,
Sapriya
dkk.,
menyatakan bahwa buku bukanlah satu-satunya bahan materi IPS, namun perlu dilengkapi dengan kenyataan, fakta-fakta yang ada di sekitar siswa, di lingkungan fisik dan budaya masyarakat42. Dengan demikian, pendidikan IPS akan menjadi proses belajar bagi setiap manusia untuk menghadapi perubahan atau perkembangan yang cepat. Dengan perubahan yang cepat tersebut, interaksi antarmanusia akan semakin bertambah luas lagi. Semakin banyaknya interaksi, permasalahan yang muncul di masyarakat akan semakin banyak pula. John Jarolimek dalam buku ilmu dan aplikasi pendidikan, menekankan bahwa program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus mampu memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang berorientasi pada aktivitas belajar peserta didik. Keterlibatan peserta didik tersebut dimaksudkan agar mampu memecahkan masalah di dalam lingkungan
40
Ibid., h. 4. Herimanto dan Winarno, Op. cit., h. 83. 42 Sapriya, Tuti Istianti, dan Effendi Zulkifli, Op. cit., h. 8. 41
28
belajar yang dibuat sebagaimana realitas yang sesungguhnya43. Kehadiran pendidikan IPS akan dapat membantu setiap individu untuk mampu menemukan solusi yang sedang mereka hadapi. Selain itu, dapat berbaur dengan banyak kalangan dengan ilmu pengetahuan sosial yang telah menjadi bekal dalam melakukan peranannya sebagai anggota masyarakat yang aktif dan warga negara yang baik. b. Karakteristik IPS Karakteristik IPS meliputi banyak hal yang berkaitan dengan sosial manusia. Pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa di masyarakat. Termasuk didalamnya pengembangan pemahaman dan sikap pisitif siswa terhadap nilai, norma, dan moral yang berlaku dalam masyarakat44. Karakteristik dari Pendidikan IPS adalah pada upayanya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warganegara yang baik45. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut46: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerjasama
dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
43
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Jilid III, (Jakarta: PT. Imperial Bhakti Utama, 2009), cet. Ke-1, h. 273 44 Nana Supriatna, Ade, dan Sri M., op.cit., h. 12 45 Ibid. 46 Lampiran 1, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, KTSP 2006, h. 575
29
Selain tujuan, ruang lingkup IPS yang menjadi karakteristik pendidikan IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut47: 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya 4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Pendidikan IPS mempunyai visi dan misi, yaitu mempunyai visi membentuk dan mengembangkan pribadi menjadi warga negara yang baik (good citizen). Karakter warganegara yang baik, secara umum yang digambarkan menurut Barr, R.D. Barth, J.L dan Shermis S.S dalam Sapriya, dkk., dengan ciri-ciri antara lain48: 1) Memiliki sikap patriotisme (cinta tanah air, bangsa, dan negara) 2) Mempunyai penghargaan dan pengertian terhadap nilai-nilai, pranata, dan praktek kehidupan kemasyarakatan 3) Memiliki sikap integritas sosial dan tanggung jawab sebagai warganegara 4) Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya 5) Mempunyai motivasi untuk turut serta secara aktif dalam pelaksanaan kehidupan demokrasi 6) Memiliki kesadaran (tanggap) akan masalah sosial 7) Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sebagai seorang warganegara 8) Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap sistem ekonomi yang berlaku. Sedangkan misi pendidikan IPS, yaitu49: 1) Menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya merupakan makhluk ciptaan-Nya 2) Mendidik siswa menjadi warganegara yang baik 47
Ibid. Sapriya, Tuti Istianti, dan Effendi Zulkifli, Op. cit., h. 10 49 Ibid., h. 10-11 48
30
3) Menekankan pada kehidupan manusia yang demokratis 4) Meningkatkan
partisipasi
aktif,
efektif,
dan
kritis
sebagai
warganegara 5) Membina siswa tidak hanya pengembangan pengetahuan, tetapi sikap dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam
kehidupan
kelak
sebagai
anggota
masyarakat
dan
warganegara yang baik. Dalam materi Pendidikan IPS di SD, masyarakat merupakan sumber serta objek kajian yang berpijak pada kenyataan hidup yang riil dengan mengangkat isu-isu yang sangat berarti, mulai dari kehidupan yang terdekat dengan siswa sampai ke kehidupan yang luas dengan dirinya. Chappin J.R dan
Messie,
R.G.
dalam
sapriya,
dkk.,
mengemukakan
bahwa
pengorganisasian materi IPS dalam kurikulum sekolah menggunakan dua pola pendekatan, yaitu50: 1) Pendekatan Lingkungan/masyarakat yang semakin meluas Pendekatan ini dimulai dari lingkungan/masyarakat yang paling dekat dengan siswa yakni diri sendiri, orang lain, dan keluarga. Lingkungan tetangga/desa, sekolah, dan lingkungan yang lebih luas adalah dunia. 2) Pendekatan “Spiral” Pada model pendekatan ini, Hilda taba mengemukakan bahwa konsep-konsep dasar dan proses penyelidikan yang pokok dari ilmuilmu sosial seperti konsep keluarga, tetangga, RT/RW, kabupaten, provinsi, saling ketergantungan, perubahan budaya, dan sebagainya, diajarkan pada tiap kelas/tiap tahun tetapi dengan kadar yang semakin mendalam dan meluas, semakin lanjut, atau semakin mempunyai tingkat abstraksi yang lebih tinggi. Dengan demikian, Pemahaman konsep IPS merupakan kemampuan dalam memahami konsep dasar ilmu sosial yang membangun bahan kajian IPS. Kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk 50
Sapriya, Tuti Istianti, dan Effendi Zulkifli, Op. cit., h. 23
31
menelaah berbagai masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan seharihari51. B. Penelitian yang relevan Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan: 1.
Meningkatkan Kemandirian Belajar IPS Siswa Melalui Metode Permainan kartu dan Kotak Kartu Misterius (KOKAMI) oleh Hersty Herawati Santoso. penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan dua siklus. Penelitian ini dilakukan di SMP Dharma Karya, Pamulang Kota Tangerang Selatan. Subyeknya adalah siswa kelas VIII-3 dengan jumlah siswa 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, angket dan tes hasil belajar IPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian siswa dalam belajar IPS telah mencapai indikator atau ketuntasan yang telah ditetapkan. Hal tersebut terlihat dari : (1) Hasil observasi pada siklus I sebesar 52,38% meningkat pada siklus II menjadi 76,47%. (2) Hasil angket yang disebarkan pada akhir siklus I terdapat 55% siswa mencapai kriteria baik dan akhir siklus II mencapai 100%. Dan (3) hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan yang signifikan, dengan presentase siswa mencapai KKM pada tes hasil belajar yakni meningkat dari 45% menjadi 80%52. Fokus dari penelitian ini adalah mengenai penggunaan media KOKAMI dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar IPS siswa.
2.
Inovasi Metode Permainan Kotak Kartu Misterius (KOKAMI) Pada Materi Gerak Lurus oleh Apriliana Widyasari. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Reseach and Development) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Musuk Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Instrumen yang digunakan
51
Ibid., h. 41 Hersty Herawati Santoso, "Meningkatkan Kemandirian Belajar IPS Siswa Melalui Metode Permainan kartu dan Kotak Kartu Misterius (KOKAMI)”, Skripsi pada UIN syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, tidak di publikasikan. 52
32
berupa wawancara guru, tes dan angket dengan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan metode permainan KOKAMI dengan Problem Solving dan media kartu materi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 39,1 % dengan kategori sangat baik53. Fokus dari penelitian ini adalah bahwasanya media KOKAMI memiliki kriteria sebagai metode yang lebih baik dan mampu mengantarkan pemahaman guru ke siswa dengan baik. 3.
Teknik Permainan Berbasis Media KOKAMI (Kotak dan Kartu Misterius) dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis oleh Shindy Grafina Callista. Metode yang digunakan penelitian ini adalah one shot case study dengan desain one grup posstest (tidak terdapat kelas pembending atau kelas kontrol) dengan subjek penelitian 20 mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis Universitas Pendidikan
Indonesia
Tahun
Akademik
2012/2013.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa studi pustaka, tes dan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa penguasaan materi berbicara bahasa perancis kepada 20 mahasiswa tersebut sesudah perlakuan (treatment) memperoleh nilai rata-rata 6, nilai rata-rata tersebut dikatakan cukup54. Fokus dari penelitian ini adalah mengenai penggunaan media KOKAMI dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis. Dari beberapa penelitian relevan yang peneliti ajukan, peneliti akan melakukan penelitian yaitu mengenai pemahaman konsep IPS yang akan dimiliki siswa setelah dilakukan perlakukan dengan menggunakan media KOKAMI. Jika dalam penelitian diatas tujuannya adalah untuk meningkatkan
53
Apriliana Widyasari, “Inovasi Metode Permainan Kotak artu Misterius (KOKAMI) Pada Materi Gerak Lurus”, Skripsi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, tidak dipublikasikan. 54 Shindy Grafina Callista, "Teknik Permainan Berbasis Media KOKAMI (Kotak dan Kartu Misterius dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis", Sripsi pada UPI Bandung, 2014, diakses pada laman www.repository.upi.edu tanggal 2 Maret 2015 pukul 10.00.
33
kemandirian belajar IPS, inovasi media KOKAMI dan pembelajaran berbicara bahasa Perancis, peneliti disini melakukan penelitian untuk melihat kemampuan pemahaman konsep IPS siswa setelah media KOKAMI tersebut digunakan.
C. Kerangka Berpikir Mempelajari IPS (Ilmu Pengetahuan sosial) tidak cukup hanya dengan membaca dan menghafalnya. Belajar IPS membutuhkan pemahaman konsep yang mendalam agar proses belajar tersebut menjadi bermakna bagi siswa sebagai pembelajar. Pemahaman konsep yang masih minim sekali di kalangan siswa terlihat dari hasil belajar yang kurang memuaskan. Pembelajaran yang bermakna sangat diperlukan untuk memahami materi pelajaran IPS. Pemahaman mengenai konsep, yang ditransformasikan ke dalam bentuk gagasan atau pendapat ini merupakan bentuk pemahaman yang sesungguhnya dalam pembelajaran sosial karena hafalan bukanlah jalan satusatunya. Memunculkan
permainan
sebagai
pengantar
media
dalam
proses
pembelajaran di kelas, pastilah hal yang dapat menimbulkan ketertarikan bagi siswa. Selain proses belajar yang tradisional, kurangnya guru dalam mengeksplorasi media yang ada sebagai sumber belajar membuat pemahaman konsep akan sulit terjadi. Melalui media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) guru dapat mengaktifkan kembali suasana kelas dan memotivasi siswanya dengan media yang menarik. Dari uraian diatas terlihat bahwa penggunaan media sangat dibutuhkan untuk membantu siswa dalam memahami konsep IPS siswa sehingga diduga bahwa media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) dapat mempengaruhi pemahaman konsep IPS siswa.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho
=
Hipotesis nol, media KOKAMI tidak berpengaruh terhadap
pemahaman konsep IPS siswa.
34
Ha
=
Hipotesis alternatif, media KOKAMI berpengaruh terhadap
pemahaman konsep IPS siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Bambu Apus II, Jl. Arwana Rt. 04/02 komplek Departemen Agama (DEPAG) Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten. Dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut sangat tepat untuk penelitian karena permasalahan yang ada serta jarak dan waktu tempuh yang tidak menjadi halangan untuk peneliti. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas 3 semester genap tahun ajaran 2014/2015, selama bulan Januari-Mei 2015. Dengan perencanaan sebagai berikut: Tabel 2.1 Kegiatan dan Waktu Penelitian No.
Kegiatan
Waktu
1.
Pengajuan Judul Skripsi
1-6 Januari
2.
Persiapan penulisan proposal skripsi
8-19 Januari
3.
Pelaksanaan seminar proposal
2 Februari
4.
Perbaikan proposal skripsi
12 Februari
5.
Awal penelitian - observasi lanjutan
6.
Penyusunan instrumen dan validitas soal
Maret
7.
validitas soal
April
8.
Pretest - Treatment penelitian – Posttest
Mei
9.
Penyelesaian Skripsi
Februari
Agustus
34
35
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Bambu Apus II Pamulang, Jl. Arwana Rt. 04/02 komplek Departemen Agama (DEPAG) Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas, yaitu kelas 3A (eksperimen) dan kelas 3B (kontrol). Sempel diambil dengan teknik purposive sampling, dikarenakan sampel dipilih atas dasar bahwa 2 kelas tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang sama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman konsep IPS siswa, maka sumber datanya adalah siswa.
C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (eksperimen semu) yaitu metode yang pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian1. Penelitian dilakukan dengan membagi kelompok yang akan diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelas eksperimen yang dalam prosesnya diberikan perlakuan dengan menggunakan media KOKAMI (Kotak kartu Misterius), sedangkan kelompok kedua adalah kelas kontrol yang dalam proses pembelajarannya diberi perlakuan dengan pembelajaran tradisional. Maksud dari pembelajaran tradisional disini yaitu proses belajar mengajar yang biasa dilakukan di sekolah tersebut. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah jenis “Nonequivalent Control Group”. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random2. Desain penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut: 1 2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. Ke-11, h. 116 Ibid., h. 114.
36
Tabel 2.3 Rancangan Penelitian O1 O3
X
O2 O4
Keterangan: O1
:
Keadaan kelas eksperimen yang diobservasi menggunakan
pretest O3
: Keadaan kelas kontrol yang diobservasi menggunakan pretest
O2
: Pemahaman siswa setelah diberikan perlakuan dengan media
O4
: Pemahaman siswa yang tidak diberi perlakuan
X
: Treatment. Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi treatment, yaitu pembelajaran menggunakan media KOKAMI, sedangkan kelompok bawah yang merupakan kelompok kontrol, menggunakan pembelajaran tradisional. Pengaruh pembelajaran adalah O2 - O4.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan atas teknik tes dan non-tes. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Tes Teknik tes digunakan untuk mengukur kinerja maksimum (performance maximum) individu atau hasil belajar. Tes dilakukan melalui dua tahapan yaitu pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum proses pembelajaran menggunakan media KOKAMI. Sedangkan posttest merupakan evaluasi pencapaian dari tujuan yang telah dicapai dalam penelitian untuk selanjutnya dianalisis. 2. Non-tes Teknik non-tes digunakan sebagai pendukung pencapaian pemahaman konsep yang telah dilakukan. Adapun teknik digunakan terdiri atas:
pengumpulan data yang
37
a. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti serta untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.3 Hasil wawancara juga nantinya digunakan setelah proses belajar di kelas eksperimen untuk mengetahui pengaruh media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) bagi siswa. b. Pengamatan (observasi) Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.4 Observasi dilakukan baik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol untuk melihat perkembangan proses belajar yang terjadi. c. Dokumen Teknik pengumpulan data dengan dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dengan demikian, hasil penelitian akan lebih dipercaya jika didukung oleh dokumen berbentuk tertulis, gambar, dan karya yang ada. Dokumen yang terdapat dalam penelitian ini berupa nilai rapot siswa dengan KKM yang rendah. Selain itu, dokumentasi berupa hasil gambar (photo) selama proses belajar berlangsung digunakan sebaai pendukung penelitian. Dalam teknik pengumpulan data yang peneliti dapatkan, akan dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2.4 Teknik Pengumpulan Data
No.
Data
Sumber Data
Teknik Pengumpulan
1.
Nilai KKM
siswa
Tes
3 4
Sugiyono, op.cit., h. 194 Ibid., h. 203
38
2.
Informasi
Guru dan siswa
Wawancara
2.
Proses belajar
siswa
Observasi
3.
Proses belajar
siswa
Dokumen
Teknik pengumpulan data dalam tabel diatas merupakan teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan latar belakang masalah dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk melengkapi penelitian ini adalah teknik tes. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar IPS siswa. Tes hasil belajar tersebut terdiri dari 40 buah tes berupa tes pilihan ganda sebelum uji validitas. Bentuk tes tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep IPS siswa pada pokok bahasan yang akan diteliti.
E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) merupakan variable independent (variabel bebas), sedangkan pemahaman konsep IPS merupakan variable dependent (variabel terikat). Salah satu instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes dilakukan untuk mengukur pemahaman konsep siswa. Tes yang digunakan adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti menggunakan taksonomi berpikir C1 (pengertian), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan) dalam membuat kisi-kisi soal sebagai acuan. Adapun kisi-kisi instrumen tes pada materi mengenal sejarah uang, sebagai berikut: Tabel 2.5 Kisi-Kisi Soal Pemahaman Konsep No.
1.
Aspek yang diukur
Indikator Menjelaskan dengan yang
Soal
C1
C2
C3
Valid
1*
2*
3,4*
3 soal
39
dimaksud dengan barter Menyebutkan alat tukar 2.
jual beli yang
5,8
6*,7*
9
2 soal
14,17*
3 soal
23,24*
22*,25
2 soal
27*,30*
32,33*
5 soal
38*,40
5 soal
digunakan pada zaman dulu Menyebutkan 3.
jenis-jenis uang
10,11,15,16
kartal
12,13, 18*,19*
Menyebutkan 4.
jenis-jenis uang
20,21
giral Menjelaskan 5.
beberapa
26*,28,
macam
29,31*
kegunaan uang Menjelaskan yang 6.
dimaksud dengan
34*,35*
kurs.
36,37*, 39*
Jumlah
20 soal
Keterangan : *soal yang valid Jumlah butir soal yang valid sebanyak 23 soal sedangkan yang digunakan hanya 20 butir soal, butir soal yang tidak digunakan yaitu butir soal 25 dan 36. 1. Uji Coba Instrumen Tes Tes, sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk menentukan validitas dan reliabilitasnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji coba instrumen tes, sebagai berikut: a. Uji Validitas
40
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti 5. Instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Karena tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda maka digunakan perhitungan dengan rumus product moment dari Pearson sebagai berikut6: ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: : korelasi antara variabel X dan Y N
: Jumlah siswa
X
: skor dari item yang diuji
Y
: jumlah total nilai
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rhitung dibandingkan dengan r
tabel
product moment dengan
= 0,05. Jika
rhitung > rtabel maka soal tersebut valid, dan jika r hitung < r tabel maka soal tersebut tidak valid. Adapun pengukuran validitas tiap butir soal pada penelitian ini menggunakan program AnatesV4 dan jumlah butir soal yang valid sebanyak 23 soal, sedangkan yang digunakan sebanyak 20 butir soal. b. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji ini bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur tingkat kesukaran. Untuk mengetahuinya, digunakan rumus indeks kesukaran sebagai berikut7:
p=
Keterangan: P = indeks kesukaran 5
Sugiyono, op.cit., h. 144 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-5, h. 72 7 Ibid., h. 208 6
41
B = jumlah skor yang didapat siswa per butir soal JS= jumlah skor maksimum per butir soal Klasifikasi indeks kesukaran: IK = 0,81 – 1,00 = sangat mudah
0,21 – 0,30 = sukar
0,71 – 0,80 = mudah
0,00 - 0,20
= sangat sukar
0,31 – 0,70 = sedang
Dalam
penelitian
ini,
untuk
mencari
tingkat
kesukaran
menggunakan program AnatesV4 dan hasil yang didapat dari 40 soal, terdapat 2 soal yang tergolong sangat sukar yaitu soal nomor 13 dan 15. Terdapat 4 soal yang tergolong sukar yaitu soal nomor 5, 14, 23, dan 38. Terdapat 21 soal yang tergolong sedang yaitu nomor 2, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 31, 33, dan 34. Terdapat 9 soal yang tergolong mudah yaitu soal nomor 1, 3, 26, 27, 30, 32, 37, 39, dan 40. Serta terdapat 4 soal yang tergolong sangat mudah yaitu soal nomor 7, 12, 35, dan 36. c. Uji Daya Pembeda Uji ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kemampuan pemahaman siswa. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus daya pembeda sebagai berikut8:
DP =
-
Keterangan: DP = Daya pembeda BA = Jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar JA = Jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya JB = Jumlah skor maksimum kelompok bawah yang seharusnya
8
Suharsimi Arikonto, op.cit., h. 213
42
Klasifikasi daya pembeda: 0,00 – 0,20
= jelek (poor)
0,21 – 0,40
= cukup (satisfactory)
0,41 – 0,70
= baik (good)
0,71 – 1,00
= baik sekali (excellent)
Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Untuk mencari daya pembeda, dalam penelitian ini menggunakan program AnatesV4 dan didapat dari 40 soal terdapat 16 soal yang tergolong jelek hingga sangat jelek (buruk), 9 soal tergolong cukup, 12 soal tergolong baik, dan 3 soal tergolong baik sekali. d. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur (evaluasi). Tes dapat dikatakan reliabel jika dapat dipercaya, konsisten (stabil), dan produktif. Karena tes dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda, maka untuk menguji reliabilitas soal tes menggunakan K-R. 21, yaitu9: [
]*
+
Keterangan: = reliabilitas yang dicari = banyaknya item soal = Mean atau rata-rata skor total Dalam penelitian ini, untuk mencari reliabilitas menggunakan program AnatesV4 dan reliabilitas didapat sebesar 0,80 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah reliabel.
9
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 103
43
2. Uji Coba Instrumen Non Tes Awal pengujian instrumen tes adalah pengujian internal yang dilakaukan oleh ahli10. Dalam pengujian tersebut, penulis mempersiapkan kisi-kisi dan pedoman instrumen penelitian yang selanjutnya dimintakan pendapat kepada para ahli untuk memberikan saran maupun komentar baik dari segi teori yang digunakan maupun keterbacaannya 11. Kemudian, saran dan komentar dari ahli tersebut digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki instrumen sebelum diterapkan dalam penelitian. F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan dapat menggunakan uji kecocokan Chi-Square atau Tes Kai Kuadrat, yaitu12: ∑ Lalu dibandingkan dengan
tabel dengan db = k – 3
H0 = Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha = Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Adapun kriterianya adalah sebagai berikut: 1) Terima H0 jika 2) Tolak H0 jika
hitung hitung
tabel tabel
Analisis data ini menggunakan program SPSS versi 22 dengan menggunakan teknik chi-square. Syarat suatu data dapat dikatakan
10
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD), (Jakarta: Alfabeta, 2013), h. 75. 11 Ibid. 12 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 379
44
berdistribusi normal adalah jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua kelas yang akan diteliti. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk
menguji
apakah
kedua
data
tersebut
homogen
membandingkan kedua variansnya. Jika kedua varians
yaitu sama
besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Namun untuk varians yang tidak
sama besarnya,
perlu
diadakan
pengujian
homogenitas
melalui uji kesamaan dua varians ini. Persyaratan agar pengujian homogenitas dapat dilakukan ialah apabila datanya telah terbukti berdistribusi
normal.
Untuk
melakukan
pengujian homogenitas
terdapat beberapa cara. Namun, uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher. Adapun rumus uji Fisher yaitu13: Fhitung =
Dengan H0 = kedua variansi populasi sama Ha = kedua variansi berbeda Dengan kriteria sebagai berikut: 1) Terima H0 jika Fhitung 2) Tolak H0 jika Fhitung
Ftabel Ftabel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 22 pada Analyze – Compare Means – One-way ANOVA. 2. Uji Hipotesis Secara statistik, hipotesis dinyatakan sebagai berikut: 13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, op.cit., h. 275
45
H0 :
1
2
Ha :
1
2
Keterangan: H0 = Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan media KOKAMI terhadap pemahaman konsep IPS siswa. Ha = Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan media KOKAMI terhadap pemahaman konsep IPS siswa. 1
= Nilai rata-rata pemahaman konsep IPS siswa kelompok eksperimen.
2
= Nilai rata-rata pemahaman konsep IPS siswa kelompok kontrol.
3. Statistik Hipotesis Jika normal dan varians homogen, maka rumus yang digunakan adalah rumus t-test14: t
hitung
̅
=
̅
dengan
∑
√
∑
√
Dengan db =
Jika data normal dan varians populasi heterogen, maka rumus yang digunakan adalah: t
hitung
=
̅
̅
√
(
)
Dengan db =
(
14
)
(
)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, op.cit., h. 273-274
46
Keterangan: ̅
= Rata-rata pemahaman konsep belajar IPS siswa
yang
menggunakan media KOKAMI (kelompok eksperimen). ̅
= Rata-rata pemahaman konsep belajar IPS siswa yang tidak menggunakan media KOKAMI (kelompok kontrol). = Varians kelompok eksperimen. = Varians kelompok kontrol. = Simpangan baku kedua kelompok. = jumlah siswa kelompok eksperimen. = jumlah siswa kelompok kontrol.
Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan SPSS versi 22 dengan teknik analisis Paired Sample T-Test. Taraf signifikan uji sampel bebas Paired Sample T-Test adalah 0,05 sedangkan convidance interval 95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian. Jika signifikansi (2-tailed) dibawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, akan tetapi sebaliknya jika signifikansi (2-tailed) lebih besar dari probabilitas diatas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak. Namun jika salah satu dari uji normalitas atau uji homogenitas tidak berdistribusi normal atau tidak homogen. Penelitian akan menggunakan Non Parametrik Test dengan teknik uji Mann Whitney-U untuk melakukan statistik hipotesis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini dibagi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang terkumpul dalam penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu data hasil pretest dan data hasil posttest. Berikut ini disajikan kedua data yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan hasil pretest pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, diperoleh data sebagai berikut: Hasil analisis deskripsi data pretest kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Deskripsi Data Pretest Kelas eksperimen
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelas eksperimen, diperoleh data sebanyak 40 dengan jumlah data 2555. Nilai mean/rata-rata pretest eksperimen adalah 63,88 dengan varian 77,548 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 8,806. Nilai maximum terbesar adalah 80 dan nilai minimum/terendah adalah 40, maka range/rentang nilai pada data pretest kelas eksperimen adalah 40. Median pada data pretest kelas
47
48
eksperimen adalah 65,00 dan modus pada data pretest kelas eksperimen adalah 65. Data pretest kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Selain dalam bentuk tabel data pretest kelas eksperimen, juga disajikan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.1 Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen
49
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 40 dan 80 masing-masing sebanyak 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 55 sebanyak 5 orang, siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 6 orang, siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 7 orang, siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 8 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 9 orang. Hasil analisis deskripsi data pretest kelas kontrol dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelas kontrol, diperoleh data sebanyak 40 dengan jumlah data 2360. Nilai mean/rata-rata pretest kontrol adalah 59,00 dengan varian 77,179 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 8,785. Nilai maximum terbesar adalah 75 dan nilai minimum/terendah adalah 45, maka range/rentang nilai pada data pretest kelas kontrol adalah 30. Median pada data pretest kelas kontrol adalah 60,00 dan modus pada data pretest kelas kontrol adalah 50. Data pretest kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
50
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Selain dalam bentuk tabel data pretest kelas kontrol, juga disajikan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.2 Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 45 sebanyak 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 5 orang, siswa yang memperoleh nilai 55 dan 60 masing-masing
51
sebanyak 7 orang, siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 8 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 10 orang. 2. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Setelah dilaksanakan pretest kemudian siswa diberikan posttest yang dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis deskripsi data posttest kelas eskperimen dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 4.5 Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelas eksperimen, diperoleh data sebanyak 40 dengan jumlah data 3230. Nilai mean/rata-rata posttest eksperimen adalah 80,75 dengan varian 110,962 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 10,534. Nilai maximum terbesar adalah 100 dan nilai minimum/terendah adalah 60, maka range/rentang nilai pada data posttest kelas eksperimen adalah 40. Median pada data posttest kelas eksperimen adalah 80,00 dan modus pada data posttest kelas eksperimen adalah 90. Data posttest kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Selain dalam bentuk tabel data posttest kelas eksperimen, juga disajikan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.3 Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 60,75,
53
dan 95 masing-masing sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 5 orang, siswa yang memperoleh nilai 85 sebanyak 6 orang, siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 8 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 9 orang. Hasil analisis deskripsi data posttest kelas kontrol dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelas kontrol, diperoleh data sebanyak 40 dengan jumlah data 3035. Nilai mean/rata-rata posttest kontrol adalah 75,88 dengan varian 124,215 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 11,145. Nilai maximum terbesar adalah 95 dan nilai minimum/terendah adalah 60, maka range/rentang nilai pada data posttest kelas kontrol adalah 35. Median pada data posttest kelas kontrol adalah 75,00 dan modus pada data posttest kelas kontrol adalah 65. Data posttest kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
54
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
Selain dalam bentuk tabel data posttest kelas eksperimen, juga disajikan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 4.4 Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 95 sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 60, 70,
55
85 dan 90 sebanyak 5 orang, siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 6 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 7 orang. Pada kelas eksperimen, hasil belajar siswa mencapai nilai KKM sebesar 87,5% dengan jumlah 35 siswa yang mencapai KKM. Sedangkan pada kelas kontrol siswa mencapai nilai KKM sebesar 70% dengan jumlah 28 siswa. Dengan kriteria KKM di SDN Bambu Apus II Pamulang adalah 6,6. Berikut disajikan diagram batang hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan nilai rata-rata (mean). Gambar 4.5 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kontrol pretest
posttest
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 kontrol
eksperimen
Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas kontrol pretest adalah 59 sedangkan untuk posttest diperoleh nilai 75,88. Pada kelas eksperimen, nilai rata-rata yang didapat untuk pretest adalah 63,88 sedangkan untuk posttest diperoleh nilai 80,75.
B. Pengujian Prasyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data akan diolah dengan uji hipotesis. Namun sebelumnya, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
56
1. Pengujian Prasyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS versi 22 dengan menggunakan teknik uji Chi-Square untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak, pada taraf signifikan α = 0,05. Dengan kriteria sebagai berikut: Terima H0 jika signifikansi
> 0,05, artinya data berdistribusi normal.
Tolak H0 jika signifikansi
< 0,05, artinya data tidak berdistribusi
normal. 1) Uji Normalitas Pretest Hasil perhitungan uji normalitas pretest untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa signifikansi pada data pretest kelas eksperimen sebesar 0,067 dan data pretest kelas kontrol memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,085. Dalam hal ini signifikansi kedua kelas tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (0,067 dan 0,085 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas tersebut berdistribusi normal. 2) Uji Normalitas Posttest Uji normalitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol setelah diberikan perlakuan yaitu dengan menggunakan
57
media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) untuk kelas eksperimen dan metode tradisional untuk kelas kontrol. Dalam perhitungan uji normalitas ini, peneliti juga menggunakan bantuan SPSS versi 22 dengan menggunakan teknik uji chi-square. Adapun hasil perhitungan uji normalitas posttest untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini: Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa signifikansi pada data posttest kelas eksperimen sebesar 0,094 dan data posttest kelas kontrol memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,960. Dalam hal ini signifikansi kedua kelas tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (0,094 dan 0,960 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas tersebut berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Setelah data dari kedua kelas sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya mencari nilai homogenitas varians pretest dan posttest dari kedua kelas tersebut. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil kedua kelas memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Data yang diuji homogenitasnya adalah data hasil Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS versi 22. Dengan kriteria: Jika Sig > 0,05, maka variansi setiap sample sama (homogen). Jika Sig < 0,05, maka variansi setiap sample tidak sama (tidak homogen).
58
1) Uji Homogenitas Hasil Pretest Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Pretest
Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,818. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu lebih besar dari 0,05 (0,818 > 0,05). Maka data pretest tersebut homogen. 2) Uji Homogenitas Hasil Posttest Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) untuk kelas eksperimen dan metode tradisional untuk kelas kontrol.
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,459. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu lebih besar dari 0,05 (0,459 > 0,05). Maka data posttest tersebut homogen.
59
2. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan program SPSS versi 22 teknik analisis Paired Sample T-Test karena data berdistribusi normal dan homogen. Dengan kriteria: Jika Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan. Jika Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Tabel di bawah ini merupakan hasil perbedaan rata-rata tes pemahaman konsep IPS antara kelas eksperimen yang menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode tradisional dalam proses pembelajaran. Tabel 4.13 Hasil Paired Sample T-Test
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dipaparkan pada BAB III, bahwa: H0 = Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan media KOKAMI terhadap pemahaman konsep IPS siswa. Ha = Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan media KOKAMI terhadap pemahaman konsep IPS siswa. Berdasarkan tabel 4.13 pada Sig. (2-tailed) adalah 0,037. Dari kriteria pengujian. Jika nilai probabilitas pada signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, Ho diterima. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0,037 < 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima serta terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen dengan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) dan kelas kontrol dengan metode tradisional.
60
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN Bambu Apus II pada tahun ajaran 2014/2015 dijelaskan bahwa sampel dibedakan menjadi dua kelas yaitu, kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada awal pembelajaran, kedua kelas tersebut diberikan soal pretest yang sama, pretest disini berfungsi sebagai tolak ukur pemahaman konsep IPS siswa dan persiapan terhadap pelajaran yang akan disampaikan. Dari hasil nilai pretest yang dilakukan memiliki nilai yang tidak jauh berbeda terlihat dari nilai pretest kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 80 dan kelas kontrol dengan nilai tertinggi 75. Nilai terendah kelas eksperimen adalah 40 dan nilai terendah kelas kontrol adalah 45. Sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen 63,88 dan nilai rata-rata kelas kontrol 59,00. Setelah dilakukan pretest pada pertemuan pertama, kemudian kedua kelas penelitian diberi perlakuan yang berbeda selama tiga kali pertemuan. Pada kelas eksperimen dalam proses pembelajaran menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) dan kelas kontrol menggunakan metode tradisional yang biasa digunakan di sekolah tersebut yakni ceramah interaktif dan belajar berkelompok. Namun, setelah dilakukan penelitian peningkatan nilai dapat dilihat dari hasil posttest siswa. Kelas eksperimen mendapatkan nilai 100 untuk nilai tertinggi, 60 untuk nilai terendah, dan 80,75 untuk nilai rata-ratanya. Sedangkan hasil posttest yang didapatkan dari kelas kontrol yaitu 95 untuk nilai tertinggi, 60 untuk nilai terendah, dan 75,88 untuk nilai rata-rata. Dengan demikian, setelah perlakuan yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan menggunakan media KOKAMI terhadap pemahaman konsep IPS siswa, dimana kelas eksperimen menunjukkan nilai yang lebih baik daripada kelas kontrol. Karena dengan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) terlihat bahwa selain proses pembelajaran menjadi menyenangkan juga dapat menambah kemudahan bagi siswa untuk memahami konsep pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pada materi mengenal sejarah uang. Bloom telah menjelaskan pemahaman dalam domain kognitif bahwasanya pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan
61
kemampuan
menjelaskan,
menerangkan,
menafsirkan,
atau
kemampuan
1
menangkap makna atau arti suatu konsep . Hal tersebut sesuai dengan salah satu tujuan dari mata pelajaran IPS itu sendiri yaitu mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial2. Melalui kemampuan pemahaman konsep siswa dapat sekaligus belajar mengenai kehidupan sosial yang ada dan cara menghadapi situasi sosial di lingkungannya. Bahkan siswa mampu memahami konsep tersebut tanpa rasa terbebani dengan materi karena media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Kaitan antara penelitian yang dilakukan dengan pendapat para ahli diatas bahwasanya dalam belajar tidak hanya sekedar menjawab dengan benar atau menghafal saja akan tetapi siswa dituntut untuk memahami konsep IPS agar mampu menjawab persoalan dan memecahkan masalah di masyarakat. Selain itu dalam pembelajaran dengan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) yang dilakukan oleh peneliti, antara lain ketika siswa berpendapat atau menjawab soal harus dapat memahami permasalahannya terlebih dahulu dengan konsep yang ia miliki. Pada penerapan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) peneliti mengalami sedikit kendala yaitu berkaitan dengan ketika guru memberikan petujuk atau arahan penggunaan media dalam proses pembelajaran dan antusiasme dari setiap kelompok untuk memberikan jawaban terbaiknya. Berbeda dengan kelas kontrol yaitu kelas III B yang dalam kegiatan pembelajaran ini guru berperan lebih aktif daripada siswa disaat malakukan kegiatan ceramah interaktif. Meskipun di pertemuan ke dua siswa dibuat dalam kelompok terdapat peningkatan dalam hal kegiatan pembelajaran, namun siswa terlihat kurang antusias dalam belajar. hal ini mengakibatkan kurang kemampuan
1 2
Wina Sanjaya, op.cit., h.126 Nana Supriatna, Ade, dan Sri M., op.cit., h. 39
62
siswa dalam memahami konsep karena siswa yang cenderung pasif dan guru yang lebih aktif. Dari perhitungan statistik yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPS siswa kelas III di SDN Bambu Apus II. Selain melihat dari hasil belajar siswa untuk mengukur pemahaman konsep IPS setelah proses belajar berlangsung, hal lain yang mendukung pencapaian pemahaman konsep IPS siswa adalah tahap observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada tahap observasi, sangat terlihat dari antusias para siswa dalam menerima pelajaran sangat berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Meskipun kedua kelas tersebut menyelesaikan setiap kegiatan dengan baik, namun saat guru memberikan stimulus berupa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman yang telah mereka dapatkan diakhir pembelajaran, siswa kelas eksperimen mampu memahami konsep materi dengan lebih baik. Kelas eksperimen yang menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) memiliki pengaruh yang jauh lebih positif dengan memotivasi siswa dalam belajarnya daripada kelas kontrol yang dalam proses belajarnya menggunakan metode tradisional yang biasa digunakan di dalam kelas. Selanjutnya, penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa di kelas eksperimen untuk mengetahui pemahaman belajar yang mereka dapatkan setelah menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius). Para siswa merespon positif dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Misalnya saja ketika ditanyakan dari perubahan suasana belajar dengan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius), dengan lantang jawaban dari mereka adalah perbedaan cara belajar yang menjadi lebih menyenangkan dan memahami pelajaran IPS. Selain itu, mereka juga puas dengan hasil yang mereka peroleh selama pelajaran IPS berlangsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) sangat besar dalam proses dan hasil
63
belajar siswa. Pemahaman yang mereka peroleh juga terlihat ketika permainan KOKAMI dimainkan dengan berkelompok dan suasana yang menyenangkan.
a. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen Dalam proses belajar di kelas eksperimen, tepatnya di kelas III A SDN Bambu Apus II adalah kelas yang memiliki jumlah 40 siswa. Dengan kelas yang besar tersebut, peneliti mengelompokkan siswa ke dalam 8 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Pembagian siswa dilakukan secara acak setelah sebelumnya peneliti melakukan observasi kelas dan observasi siswa serta wawancara dengan guru kelas. Adapun proses yang dilakukan selama belajar adalah sebagai berikut: Pertama, pembagian kelompok dan tempat diskusi. Hal ini merupakan langkah awal karena setiap siswa wajib mendukung satu sama lain karena pemilihan ketua kelompok yang akan mewakili kelompoknya ditunjuk oleh guru. Kedua, penggunaan media. Selama proses pembelajaran di kelas eksperimen, media yang digunakan adalah media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) untuk melihat pengaruh terhadap pemahaman konsep IPS siswa yang rendah. Media KOKAMI berupa amlop, karton, dan kartu-kartu yang tersimpan
secara
rahasia
dalam
sebuah
kotak.
Tidak
lupa
untuk
memvariasikan KOKAMI dengan cara yang kreatif dan inovatif oleh guru. Ketiga, materi pemahaman konsep IPS. Materi sejarah uang digunakan untuk melihat pemahaman konsep IPS yang dicapai siswa. Hal tersebut dilihat dari hasil belajar siswa dan setelah proses permainan KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) berlangsung. Keempat, evaluasi dan penghargaan. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana pemahaman yang diterima siswa setelah proses belajar berlangsung. Sedangkan penghargaan akan diberikan bagi kelompok yang memiliki hasil lebih baik dengan mendapatkan sticker senyum dan sticker sedih bagi kelompok yang memiliki hasil kurang baik. Hal ini dilakukan untuk
64
membangkitkan motivasi siswa agar bersemangat menjadi kelompok yang lebih baik lagi pada pertemuan berikutnya. Dari keempat proses tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen hasil yang mereka peroleh lebih baik dari sebelum perlakuan menggunakan media KOKAMI tersebut. Ini dibuktikan dengan hasil posttest dan pemahaman saat mereka menjawab pertanyaan pada permainan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius). b. Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol Dalam proses belajar di kelas kontrol, tepatnya di kelas III B SDN Bambu Apus II yakni menggunakan proses belajar tradisional yang biasa dilakukan di sekolah tersebut dengan menggunakan metode ceramah interaktif dan tugas kelompok. Proses belajar yang berlangsung di kelas kontrol adalah sebagai berikut: Pertama, pembahasan materi pelajaran IPS oleh guru. Guru membahas dengan menjelaskan di depan kelas sedangkan siswa mendengarkan. Ketika guru menjelaskan materi yang sedang berlangsung dengan menggunakan metode ceramah interaktif, tidak sedikit siswa yang merasa bosan dan lelah mendengarkan. Ini menandakan bahwa guru lebih aktif selama proses mentransferkan ilmu (materi pelajaran IPS). Kedua, pembagian kelompok. Ini dimaksudkan untuk memberikan keluwesan bagi siswa untuk mencari informasi yang lebih luas lagi. Terdapat sedikit perubahan belajar dimana siswa secara aktif mencari informasi. Namun, masih terdapat siswa yang menyerahkan tugasnya kepada temannya tanpa melakukan usaha apapun. Ketiga, materi pemahaman konsep IPS dan evaluasi. Materi sejarah uang digunakan untuk melihat pemahaman konsep IPS yang dicapai siswa. Lembar kerja yang digunakan pun tidak jauh berbeda dengan kelas eksperimen. Namun, motivasi selama proses menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru kurang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang tergolong masih rendah dan juga stimulus pemahaman konsep
65
yang diajukan guru di depan kelas kurang memuaskan. Meskipun begitu, ada beberapa siswa yang mendapatkan hasil lebih baik. Dari proses belajar di kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tradisional yang biasa digunakan di sekolah terdapat beberapa siswa yang mendapatkan hasil lebih baik setelah posttest dilakukan. Namun, sebagian besar siswa masih memiliki pemahaman konsep yang kurang memuaskan. Hal tersebut dibuktikan dengan kurang antusiasnya siswa ketika guru mengajukan pertanyaan di akhir pembelajaran dan juga hasil belajar yang mereka dapatkan setelah posttest dilakukan. c. Pencapaian indikator pemahaman konsep IPS siswa Pemahaman merupakan domain kognitif yang menjadi tuntutan sekolah. Ketika siswa dihadapkan pada komunikasi, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan ide yang terkandung di dalamnya. Pemahaman mencakup tiga jenis yakni; menerjemahkan, interpretasi, dan ekstrapolasi3. Menerjemahkan berarti mampu mengkomunikasikan kedalam bentuk lain atau ke dalam bahasa lain. Interpretasi berarti dapat mengolah ide-ide baru ke dalam pikirannya tanpa harus keluar dari konteks. Sedangkan ekstrapolasi berarti pembuatan kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas III A sebagai kelas eksperimen dan kelas III B sebagai kelas kontrol, dapat dijelaskan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) telah mencapai pemahaman konsep yang lebih baik daripada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran tradisional. Lebih baiknya pencapaian konsep kelas eksperimen dikarenakan sebagian besar siswa kelas III A mampu menerjemahkan ke dalam bahasa lain mengenai konsep dari mengenal sejarah uang. Ini merupakan pencapaian pemahaman konsep jenis menerjemahkan. Kemudian, siswa di kelas eksperimen yang menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) mampu mengolah ide baru dengan mengaitkannya ke dalam konsep mengenal sejarah uang. Ide baru tersebut misalnya memberikan alternatif dalam 3
Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h. 44-45
66
penggunaan uang. Selanjutnya yaitu ekstrapolasi. Dengan permainan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) secara langsung guru telah melihat kemampuan pemahaman siswa dengan kesimpulan-kesimpulan dari setiap pertanyaan yang diajukan pada permainan tersebut. Berbeda dengan kelas kontrol, yakni hanya sebagian kecil siswa yang mencapai indikator pemahaman konsep yang dijelaskan pada proses belajar di kelas kontrol di atas. Dengan demikian, pencapian indikator pemahaman konsep siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) sangat berpengaruh dalam pemahaman konsep IPS siswa. Selain itu, siswa juga menjadi lebih antusias dengan cara belajar yang dibuat menjadi lebih menyenangkan.
D. Keterbatasan Penelitian Dalam setiap penelitian dengan segala upaya demi mencapai kesempurnaan pasti memiliki kekurangan didalamnya. Tidak jauh berbeda keterbatasan yang ada pada penelitian ini, mencakup faktor internal penelitian maupun dari faktor eksternal yang sulit dikendalikan oleh peneliti. Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian, diantaranya: 1.
Pelaksanaan penelitian hanya difokuskan pada materi mengenal sejarah uang sehingga belum dapat digeneralisasikan pada materi IPS yang lainnya.
2.
Keterbatasan waktu penelitian karena berdekatan dengan jadwal Ujian sekolah siswa kelas VI SDN Bambu Apus II.
3.
Peneliti merasa kesulitan dalam menjelaskan aturan penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu misterius) diawal pembelajaran meskipun pertemuan selanjutnya berjalan dengan baik.
4.
Tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda, sehingga peneliti harus lebih optimal dalam melakukan pembelajaran.
67
5.
Antusias para murid saat proses pembelajaran menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) membuat peneliti harus berbicara lebih keras permainan KOKAMI berlangsung.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) terhadap pemahaman konsep IPS siswa kelas III SDN Bambu Apus II tahun ajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata posttest antara kedua kelas yaitu dengan perolehan rata-rata kelas eksperimen 80,75 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 75,88. Uji hipotesis pada data posttest dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22 yang menghasilkan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan signifikansi 0,037 < 0,05 maka Ha dapat diterima dan Ho ditolak.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru, diharapkan dalam proses pembelajaran IPS dapat menggunakan media KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) sebagai alternatif pembelajaran agar siswa memiliki ketertarikan dalam belajar IPS. 2. Bagi siswa, agar proses pembelajaran lebih kondusif sebaiknya situasi dan kondisi siswa lebih terkontrol. 3. Bagi peneliti, sebaiknya peneliti bisa mengatur waktu belajar dan rencana pembelajaran lebih efektif lagi. 4. Bagi sekolah, sarana dan prasarana perlu diupayakan agar dapat menunjang proses pembelajaran.
67
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana Widyasari, “Inovasi Metode Permainan Kotak artu Misterius (KOKAMI) Pada Materi Gerak Lurus”, Skripsi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, tidak dipublikasikan. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. Ke-5, 2005. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet. ke-17, 2014. Echols, John M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, cet. Ke-24, 2000. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. Ke-4, 2005. Herimanto dan Winarno. Ilmu-Sosial dan Kebudayaan Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. ke-4, 2011. Hersty Herawati Santoso, "Meningkatkan Kemandirian Belajar IPS Siswa Melalui Metode Permainan kartu dan Kotak Kartu Misterius (KOKAMI)”, Skripsi pada UIN syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, tidak di publikasikan. http://cephy-net.blogspot.com/search?q=media+kokami diakses tanggal 10 januari 2015 pukul 12.00 http://learningmodels.blogspot.com/2011/05/media-pengajaran-kokami-kotakdan-kartu.html diakses pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 11.46. Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya, cet. ke-1, 2013. Kunandar. Penilaian Autentik: penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Pers, cet. Ke-2, 2013. Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. Ke-1, 2012. Mudyahardjo, Redja. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-5, 2008.
68
69
------------- . Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, cet. Ke-7, 2012. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, Cet. Ke-4, 2012. Purwana, Agung Eko. Pembelajaran IPS MI. Jakarta: Lapis PGMI, 2009. Rich, Dorothy. Pengajaran dan Bimbingan Kelas 1-3 SD: Pembelajaran yang Berkemauan Keras. Jakarta: PT. Indeks, 2008. Rinajayani, “Penggunaan Media Video untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV A SD Bantul Timur Bantul Tahun Ajaran 2012/2013”, dalam jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. 7 Juli 2013 Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, cet. Ke-14, 2010. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, cet. Ke- 6, 2013. Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin. Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek, Cet. Ke-1, 2006. Sapriya, Tuti Istianti, dan Effendi Zulkifli. Pengembangan Pendidikan IPS di SD, Bandung: UPI PRESS, cet. Ke-1, 2007. Sapriya, Tuti Istianti, dan Effendi Zulkifli. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS, cet. ke-1, 2007. Saudagar, Fachruddin dan Ali idrus. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press, cet. Ke-3, 2011. Shindy Grafina Callista, "Teknik Permainan Berbasis Media KOKAMI (Kotak dan Kartu Misterius dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis", Sripsi
pada
UPI
Bandung,
2014,
diakses
pada
laman
www.repository.upi.edu tanggal 2 Maret 2015 pukul 10.00. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB. KTSP 2006. Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrasindo Persada, cet. Ke-13, 2013.
70
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-11, 2010. ------------. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD). Bandung: Alfabeta, 2013. Supriatna, Nana, Ade, dan Sri M. Bahan Belajar Mandiri: Pendidikan IPS di SD. Pdf. Surya, Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, cet. Ke-1, 2004. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jilid III. Jakarta: PT. Imperial Bhakti Utama, cet. Ke-1, 2009. Wiggins, Grant dan Jay McTighe. Pengajaran Pemahaman melalui Desain. Jakarta: PT. Indeks, 2012.
71
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SDN Bambu Apus II : III / Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) :1 : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami Jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah uang
:
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 2.4.1 Menjelaskan dengan yang dimaksud dengan barter. 2.4.2
Menyebutkan alat tukar jual beli yang digunakan pada zaman dulu.
: D. Tujuan Pembelajaran 2.4.1.1 Dengan melakukan presentasi, siswa diharapkan mampu menjelaskan yang dimaksud dengan barter. 2.4.2.1 Dengan melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menyebutkan alat tukar jual beli yang digunakan pada zaman dulu. Karakter siswa yang diharapkan: Berpikir logis dan kritis, Rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. E. Materi Pembelajaran IPS : Mengenal sejarah uang, yang terdiri atas: 1. Mengenal uang dan sejarah uang ( √ ) 2. Mengenal jenis-jenis uang 3. Mengenal kegunaan uang F. Pendekatan & Metode Pembelajaran : Menggunakan pendekatan Kooperatif dengan pembelajaran media permainan yang di dalamnya terdapat pengaplikasian penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu
Misterius), yakni berupa pengelompokkan berdasarkan ceramah interaktif, diskusi kelompok, tanya-jawab, penugasan, dan kuis secara berkelompok diakhir pembelajaran. G. Kegiatan Pembelajaran IPS : Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
Alokasi Waktu
15 menit
Pemberian Acuan 1) Guru membagi peserta didik menjadi berkelompok. Inti IPS
1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa digali pemahamannya dengan cara tanya jawab, misalnya, “Siapa diantara kalian yang pernah membeli pensil?” b. Siswa diminta menyebutkan apa saja yang mereka siapkan ketika membeli pensil dengan cara tanya jawab, seperti “Apa yang kalian bawa jika ingin membeli pensil?” c. Siswa diminta menjelaskan sejarah mengenai uang yang mereka ketahui, dengan cara tanya jawab,
45 menit
73
“siapa yang tahu sejarah uang berasal?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan pengertian uang dan sejarahnya. b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. c. Memberikan kartu-kartu tanya jawab kepada siswa, kemudian siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam kartu tersebut. d. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan pengenalan uang dan sejarahnya. e. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya jika terdapat kesalahpahaman dalam diskusinya. f. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi. g. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. h. Sebelum mengakhiri materi, dibentuk kuis kelompok untuk melihat pemahaman konsep materi yang telah didapatkan siswa. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
10 menit
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 4. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 6. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
H. Media dan Alat Pembelajaran : 1. Lembar kegiatan diskusi 2. Kartu-kartu tanya jawab 3. Kotak berisi kartu (KOKAMI) I. Sumber belajar : 1. Buku paket IPS 3 SD 2. Lembar kerja siswa J. Penilaian Pembelajaran : Indikator Pencapaian Bentuk Jenis Penilaian Instrumen Kompetensi Penilaian 1. Menjelaskan dengan 1. Teknik tes (tes 1. Penilaian tes 1. Tes: lembar yang dimaksud tulisan: berupa tulisan penilaian dengan barter. pertanyaanberupa tes tulisan. 2. Menyebutkan alat pertanyaan yang pertanyaan 2. Nontes: tukar jual beli yang terdapat dalam kartu mengenai lembar digunakan pada zaman dan LKS. pemahaman penilaian dulu. 2. Teknik nontes (tes konsep. kinerja kinerja dalam diskusi 2. Penilaian berupa berkelompok: tes kinerja dalam daftar cek mengidentifikasi kelompok. (checklist) pemahaman konsep berdasarka siswa pada materi n indikator uang dengan pemahama n konsep. memecahkan suatu masalah yang ada.
75
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SDN Bambu Apus II : III/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) :2 : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami Jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah uang
:
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 2.4.3 Menyebutkan jenis-jenis uang kartal. 2.4.4
Menyebutkan jenis-jenis uang giral.
D. Tujuan Pembelajaran 2.4.3.1 Dengan melakukan
: kegiatan
kelompok,
siswa
diharapkan
mampu
siswa
diharapkan
mampu
menyebutkan jenis-jenis uang kartal. 2.4.4.1 Dengan
melakukan
kegiatan
kelompok,
menyebutkan jenis-jenis uang giral. Karakter siswa yang diharapkan: Berpikir logis dan kritis, Rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. E. Materi Pembelajaran IPS : Mengenal sejarah uang, yang terdiri atas: 1. Mengenal uang dan sejarah uang 2. Mengenal jenis-jenis uang ( √ ) 3. Mengenal kegunaan uang F. Pendekatan & Metode Pembelajaran : Menggunakan pendekatan Kooperatif dengan pembelajaran media permainan yang di dalamnya terdapat pengaplikasian penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu
77
Misterius), yakni berupa pengelompokkan berdasarkan ceramah interaktif, diskusi kelompok, tanya-jawab, penugasan, dan kuis secara berkelompok diakhir pembelajaran. G. Kegiatan Pembelajaran IPS : Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
Alokasi Waktu
15 menit
Pemberian Acuan 1) Guru membagi peserta didik menjadi berkelompok. Inti IPS
1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa digali pemahamannya kembali dengan cara tanya jawab, misalnya, “Siapa yang masih ingat apa itu uang dan sejarah singkatnya?” b. Siswa diminta menyebutkan apakah terdapat perbedaan antara uang logam dengan uang kertas tersebut dengan cara tanya jawab, seperti “Apakah kalian bisa menyebutkan perbedaan antara uang logam dengan uang kertas?”
45 menit
78
c. Siswa diminta menyebutkan jenisjenis uang dengan cara tanya jawab, “apakah uang memiliki jenis yang berbeda-beda?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan jenis-jenis uang dan contohnya. b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. c. Memberikan petunjuk berupa kegiatan kelompok yang akan mereka lakukan yaitu kegiatan diluar kelas untuk mencari sebuah kotak yang berisi pertanyaan. d. Peserta didik dalam setiap kelompok yang telah dibekali dengan 5 buah kartu kosong untuk mendiskusikan jawabannya dan memasukkan kartu jawaban tersebut ke dalam kotak. e. Peserta didik (dibimbing oleh guru) melaksanakan kegiatan tersebut dan diberikan kesempatan untuk bertanya jika mengalami kesulitan. f. Setiap kelompok yang telah selesai diminta untuk melaporkan kepada guru. g. Saat guru mengumpulkan jawaban setiap kelompok, siswa ditugaskan untuk menjawab lembar kerja siswa yang diberikan. h. Guru bersama siswa, menjelaskan hasil jawaban kartu tersebut dan memberikan informasi yang sebenarnya jika terdapat kekeliruan. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
79
Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 4. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkat dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 6. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
10 menit
H. Media dan Alat Pembelajaran : 1. Kartu-kartu tanya jawab 2. Kotak berisi kartu (KOKAMI) I. Sumber belajar : 1. Buku paket IPS 3 SD 2. Lembar kerja siswa J. Penilaian Pembelajaran : Indikator Pencapaian Bentuk Jenis Penilaian Instrumen Kompetensi Penilaian 1. Menyebutkan jenis- 1. Teknik tes (tes 1. Penilaian tes 1. Tes: jenis uang kartal. tulisan: berupa tulisan lembar 2. Menyebutkan jenispertanyaan dalam berupa penilaian jenis uang giral. Lembar kerja pertanyaan tes tulisan. kelompok. mengenai 2. Nontes: 2. Teknik nontes (tes pemahaman lembar kinerja dalam diskusi konsep. penilaian berkelompok: tes 2. Penilaian kinerja mengidentifikasi kinerja dalam berupa pemahaman konsep kelompok. daftar cek siswa pada materi (checklist) uang dengan berdasarka
80
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SDN Bambu Apus II : III/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) :3 : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami Jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah uang
:
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 2.4.5 Menjelaskan beberapa macam kegunaan uang. 2.4.6
Menjelaskan yang dimaksud dengan kurs.
: D. Tujuan Pembelajaran 2.4.5.1 Dengan melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menjelaskan beberapa macam kegunaan uang. 2.4.6.1 Dengan melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menjelaskan yang dimaksud dengan kurs. Karakter siswa yang diharapkan: Berpikir logis dan kritis, Rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. E. Materi Pembelajaran IPS : Mengenal sejarah uang, yang terdiri atas: 1. Mengenal uang dan sejarah uang 2. Mengenal jenis-jenis uang 3. Mengenal kegunaan uang ( √ ) F. Pendekatan & Metode Pembelajaran : Menggunakan pendekatan Kooperatif dengan pembelajaran media permainan yang di dalamnya terdapat pengaplikasian penggunaan media KOKAMI (Kotak Kartu
82
Misterius), yakni berupa pengelompokkan berdasarkan ceramah interaktif, diskusi kelompok, tanya-jawab, penugasan, dan kuis secara berkelompok diakhir pembelajaran. G. Kegiatan Pembelajaran IPS : Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
Alokasi Waktu
15 menit
Pemberian Acuan 1) Guru membagi peserta didik menjadi berkelompok. Inti IPS
1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa digali pemahamannya dengan cara tanya jawab, misalnya, “apa kalian ingat jenis-jenis uang?” b. Siswa diminta menyebutkan apa saja kegunaan uang dengan cara tanya jawab, seperti “Apa kalian tau kegunaan dari uang yang kalian gunakan?” c. Siswa diminta menyebutkan apakah yang dimaksud dengan kurs dengan cara tanya jawab, seperti “apa kalian tau kurs?”
45 menit
83
2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan pengertian uang, kegunaannya dan kurs. b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi bersama kelompoknya untuk mempersiapkan dalam sesi KOKAMI di akhir pembelajaran. d. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan mengenai kegunaan uang dan kurs yang digunakan tiap negara. e. Peserta didik diberikan lembar kerja siswa untuk melatih pemahaman konsepnya. f. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mewakili kelompoknya melakukan kuis. g. kuis kelompok dilakukan menggunakan media KOKAMI untuk melihat pemahaman konsep materi yang telah disapaikan siswa. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 4. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan
10 menit
84
proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 6. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
H. Media dan Alat Pembelajaran : 1. Kartu-kartu tanya jawab 2. Kotak berisi kartu (KOKAMI) I. Sumber belajar : 1. Buku paket IPS 3 SD 2. Lembar kerja siswa J. Penilaian Pembelajaran : Indikator Pencapaian Bentuk Jenis Penilaian Instrumen Kompetensi Penilaian 1. Menjelaskan beberapa 1. Teknik tes (tes 1. Penilaian tes 1. Tes: macam kegunaan tulisan: berupa tulisan lembar uang. pertanyaanberupa penilaian 2. Menjelaskan yang pertanyaan yang pertanyaan tes tulisan. dimaksud dengan terdapat dalam LKS. mengenai 2. Nontes: kurs. 2. Teknik nontes (tes pemahaman lembar kinerja dalam diskusi konsep. penilaian berkelompok: tes 2. Penilaian kinerja mengunakan media kinerja dalam berupa KOKAMI dalam kelompok. daftar cek setiap kelompok. 3. Penilaian (checklist) menyeluruh berdasarka (kognitif, n indikator afektif, dan pemahama n konsep. psikomotorik ).
85
86
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SDN Bambu Apus II : III/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) :1 : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami Jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah uang
:
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 2.4.1 Menjelaskan dengan yang dimaksud dengan barter. 2.4.2 Menyebutkan alat tukar jual beli yang digunakan pada zaman dulu. D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1.1 Dengan melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menjelaskan dengan yang dimaksud dengan barter. 2.4.2.1 Dengan melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menyebutkan alat tukar jual beli yang digunakan pada zaman dulu. Karakter siswa yang diharapkan: Berpikir logis dan kritis, Rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. E. Materi Pembelajaran IPS : Mengenal sejarah uang, yang terdiri atas: 1. Mengenal uang dan sejarah uang ( √ ) 2. Mengenal jenis-jenis uang 3. Mengenal kegunaan uang F. Pendekatan & Metode Pembelajaran : Menggunakan pendekatan konvensional dengan pembelajaran berupa ceramah guru dan penugasan LKS (Lembar Kerja Siswa).
87
G. Kegiatan Pembelajaran IPS : Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Inti IPS
Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa
Alokasi Waktu
1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
15 menit
1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Mengawali dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti “apa kalian tahu apa itu uang?” b. Siswa diminta menyebutkan apa saja yang mereka siapkan ketika membeli pensil dengan cara tanya jawab, seperti “Apa yang kalian bawa jika ingin membeli pensil?” c. Siswa diminta menjelaskan sejarah mengenai uang yang mereka ketahui, dengan cara tanya jawab, “siapa yang tahu sejarah uang berasal?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan pengertian uang dan sejarahnya. b. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang
45 menit
88
telah disiapkan. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru meminta anak-anak untuk mengoreksi bersama-sama lembar kerja yang telah mereka selesaikan. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 4. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
H. Media dan Alat Pembelajaran Tidak ada.
10 menit
:
I. Sumber belajar : 1. Buku paket IPS 3 SD 2. Lembar kerja siswa J. Penilaian Pembelajaran : Indikator Pencapaian Bentuk Jenis Penilaian Instrumen Kompetensi Penilaian 1. Menjelaskan dengan 1. Teknik tes (tes 1. Penilaian tes 1. Tes: yang dimaksud tulisan: berupa tulisan lembar dengan barter. pertanyaanberupa penilaian tes tulisan. 2. Menyebutkan alat pertanyaan yang lembar tukar jual beli yang terdapat dalam LKS. jawaban digunakan pada zaman mengenai dulu. materi yang telah dilaksanakan.
89
90
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SDN Bambu Apus II : III/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) :2 : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami Jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah uang
:
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 2.4.3 Menyebutkan jenis-jenis uang kartal. 2.4.4
Menyebutkan jenis-jenis uang giral.
: D. Tujuan Pembelajaran 2.4.1.3 Dengan melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menyebutkan jenisjenis uang kartal. 2.4.1.4 Dengan melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menyebutkan jenisjenis uang giral. Karakter siswa yang diharapkan: Berpikir logis dan kritis, Rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. E. Materi Pembelajaran IPS : Mengenal sejarah uang, yang terdiri atas: 1. Mengenal uang dan sejarah uang 2. Mengenal jenis-jenis uang (√ ) 3. Mengenal kegunaan uang F. Pendekatan & Metode Pembelajaran : Menggunakan pendekatan konvensional dengan pembelajaran berupa ceramah guru dan penugasan LKS (Lembar Kerja Siswa).
92
G. Kegiatan Pembelajaran IPS : Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Inti IPS
Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa
Alokasi Waktu
1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa jenis-jenis uang yang ada disekitar kita.
15 menit
1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa diminta menyebutkan apakah terdapat perbedaan antara uang logam dengan uang kertas tersebut dengan cara tanya jawab, seperti “Apakah kalian bisa menyebutkan perbedaan antara uang logam dengan uang kertas?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan jenis-jenis uang dan contohnya. b. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah disiapkan dengan berkelompok. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan
konfirmasi,
Guru
45 menit
93
meminta anak-anak untuk mengoreksi bersama-sama lembar kerja yang telah mereka selesaikan. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkat dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 4. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
H. Media dan Alat Pembelajaran Tidak ada.
10 menit
:
I. Sumber belajar : 1. Buku paket IPS 3 SD 2. Lembar kerja siswa J. Penilaian Pembelajaran : Indikator Pencapaian Bentuk Jenis Penilaian Instrumen Kompetensi Penilaian 1. Menyebutkan jenis- 1. Teknik tes (tes 1. Penilaian tes 1. Tes: jenis uang kartal. tulisan: berupa tulisan lembar 2. Menyebutkan jenispertanyaanberupa penilaian tes tulisan. jenis uang giral. pertanyaan yang pertanyaan terdapat dalam LKS. mengenai materi yang telah dilaksanakan.
94
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SDN Bambu Apus II : III/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) :3 : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami Jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah uang
:
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 2.4.5 Menjelaskan beberapa macam kegunaan uang. 2.4.6
Menjelaskan yang dimaksud dengan kurs.
D. Tujuan Pembelajaran 2.4.5.1 Selama dan setelah
: proses pembelajaran siswa diharapkan mampu
menjelaskan beberapa macam kegunaan uang. 2.4.6.1 Selama dan setelah
proses pembelajaran siswa diharapkan mampu
menjelaskan yang dimaksud dengan kurs. Karakter siswa yang diharapkan:
Berpikir logis dan kritis,
Rasa ingin tahu,
inkuiri,
memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
E. Materi Pembelajaran IPS : Mengenal sejarah uang, yang terdiri atas: 1. Mengenal uang dan sejarah uang 2. Mengenal jenis-jenis uang 3. Mengenal kegunaan uang ( √ )
96
F. Pendekatan & Metode Pembelajaran : Menggunakan pendekatan konvensional dengan pembelajaran berupa ceramah guru dan penugasan LKS (Lembar Kerja Siswa). G. Kegiatan Pembelajaran IPS : Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Inti IPS
Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa
Alokasi Waktu
1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa kegunaan yang terdapat pada uang.
15 menit
1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru : a. Mengawali dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti “apa yang kalian ketahui tentang kegunaan uang?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan kegunaan uang dalam suatu kegiatan. b. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah disiapkan. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru meminta anak-anak untuk mengoreksi bersama-sama lembar kerja yang telah
45 menit
97
mereka selesaikan.
Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkat dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 4. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
H. Media dan Alat Pembelajaran Tidak ada.
10 menit
:
I. Sumber belajar : 1. Buku paket IPS 3 SD 2. Lembar kerja siswa J. Penilaian Pembelajaran : Indikator Pencapaian Bentuk Jenis Penilaian Instrumen Kompetensi Penilaian 1. Menjelaskan beberapa 1. Teknik tes (tes 1. Penilaian tes 1. Tes: macam kegunaan tulisan: berupa tulisan lembar uang. pertanyaanberupa penilaian tes tulisan. 2. Menjelaskan yang pertanyaan yang pertanyaan dimaksud dengan terdapat dalam LKS. mengenai kurs. materi yang telah dilaksanakan. 2. Penilaian menyeluruh (kognitif, afektif, dan psikomotorik ).
98
98 Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
Pertemuan
: 1 (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: IPS Kelas III
Waktu
: 07.30 – 09.00
Tanggal
: 30 April 2015
No.
ASPEK YANG DIAMATI
I
Iya
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
III
Keterangan
√ √ √ √ √
Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa diminta menyebutkan apa saja yang mereka siapkan ketika membeli pensil dengan cara tanya jawab, seperti “Apa yang kalian bawa jika ingin membeli pensil?” b. Siswa digali pemahamannya dengan cara tanya jawab, misalnya, “Siapa diantara kalian yang pernah membeli pensil?” c. Siswa diminta menjelaskan sejarah mengenai uang yang mereka ketahui, dengan cara tanya jawab, “siapa yang tahu sejarah uang berasal?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru :
√
√
√ √
Tidak
99 a. Menjelaskan pengertian uang dan sejarahnya. b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. c. Memberikan kartu-kartu tanya jawab kepada siswa, kemudian siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam kartu tersebut. d. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan pengenalan uang dan sejarahnya. e. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya jika terdapat kesalahpahaman dalam diskusinya. f. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi. g. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. h. Sebelum mengakhiri materi, dibentuk kuis kelompok untuk melihat pemahaman konsep materi yang telah didapatkan siswa. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. III
√
√
√ √ √ √ √
√
PENUTUP
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 4. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 6. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :
√ √ √ √ √ √
Memperkenalkan siswa akan cara belajar yang baru menjadi fokus utama agar proses pembelajaran menjadi lebih maksimal.
Nama Pengamat
: Igeul Nurul Miaga Yuseu
Tanda Tangan
:
100
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
Pertemuan
: 2 (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: IPS Kelas III
Waktu
: 07.30 – 09.00
Tanggal
: 5 Mei 2015
No.
ASPEK YANG DIAMATI
I
Iya
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
III
Keterangan
√
√ √ √
√
Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa digali pemahamannya kembali dengan cara tanya jawab, misalnya, “Siapa yang masih ingat apa itu uang dan sejarah singkatnya?” b. Siswa diminta menyebutkan apakah terdapat perbedaan antara uang logam dengan uang kertas tersebut dengan cara tanya jawab, seperti “Apakah kalian bisa menyebutkan perbedaan antara uang logam dengan uang kertas?” c. Siswa diminta menyebutkan jenis-jenis uang dengan cara tanya jawab, “apakah uang memiliki jenis yang berbeda-beda?” 2. Elaborasi
√
√
√
√
Tidak
101 Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan jenis-jenis uang dan contohnya. b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. c. Memberikan petunjuk berupa kegiatan kelompok yang akan mereka lakukan yaitu kegiatan diluar kelas untuk mencari sebuah kotak yang berisi pertanyaan. d. Peserta didik dalam setiap kelompok yang telah dibekali dengan 5 buah kartu kosong untuk mendiskusikan jawabannya dan memasukkan kartu jawaban tersebut ke dalam kotak. e. Peserta didik (dibimbing oleh guru) melaksanakan kegiatan tersebut dan diberikan kesempatan untuk bertanya jika mengalami kesulitan. f. Setiap kelompok yang telah selesai diminta untuk melaporkan kepada guru. g. Guru menjelaskan hasil jawaban kartu tersebut dan memberikan informasi yang sebenarnya jika terdapat kekeliruan. h. Sebelum mengakhiri materi, dibentuk kuis kelompok untuk melihat pemahaman konsep materi yang telah didapatkan siswa. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. III
√ √
√
√
√ √
√
√
PENUTUP 1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 4. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 6. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
√ √ √
√
√ √
102
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi
:
Siswa sudah mampu beradaptasi dengan media pembelajaran yang digunakan sehingga guru harus lebih ekstra dalam menanggapi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Nama Pengamat
: Igeul Nurul Miaga Yuseu
Tanda Tangan
:
103
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
Pertemuan
: 3 (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: IPS Kelas III
Waktu
: 07.30 – 09.00
Tanggal
: 7 Mei 2015
No.
ASPEK YANG DIAMATI
I
Iya
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
III
Keterangan
√ √ √ √ √
Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa digali pemahamannya dengan cara tanya jawab, misalnya, “apa kalian ingat jenis-jenis uang?” b. Siswa diminta menyebutkan apa saja kegunaan uang dengan cara tanya jawab, seperti “Apa kalian tau kegunaan dari uang yang kalian gunakan?” c. Siswa diminta menyebutkan apakah yang dimaksud dengan kurs dengan cara tanya jawab, seperti “apa kalian tau kurs?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan pengertian uang, kegunaannya dan
√
√
√
√
Tidak
104 kurs. b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. c. Memberikan kartu-kartu tanya jawab kepada siswa, kemudian siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam kartu tersebut. d. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan mengenai kegunaan uang dan kurs yang digunakan tiap negara. e. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan kegunaan uang dalam bentuk suatu kegiatan. f. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan kegunaan uang dalam bentuk pemecahan masalah. g. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi. h. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. i. Sebelum mengakhiri materi, dibentuk kuis kelompok untuk melihat pemahaman konsep materi yang telah disapatkan siswa. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. III
√
√
√ √ √ √ √ √
√
PENUTUP 1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 4. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 6. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
√ √ √
√ √ √
105
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi
:
Tidak ada. Pembelajaran semakin berjalan baik dan menyenangkan serta siswa menjadi lebih aktif.
Nama Pengamat
: Igeul Nurul Miaga Yuseu
Tanda Tangan
:
106
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
1. Pertemuan
: 1 (Kelas Kontrol)
2. Mata Pelajaran
: IPS Kelas III
3. Waktu
: 10.00 – 11.30
4. Tanggal
: 30 April 2015
No. I
ASPEK YANG DIAMATI
Iya
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
III
Keterangan
√
√ √ √
√
Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Mengawali dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti “apa kalian tahu apa itu uang?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan pengertian uang dan sejarahnya. b. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah disiapkan. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru meminta anak-anak untuk mengoreksi bersama-sama lembar kerja yang telah mereka selesaikan.
√
√
√
√
Tidak
107 III
PENUTUP 1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 4. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 6. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi
√ √ √ √
√ √
:
Siswa cenderung aktif dalam berbicara dan tidak tertib. Guru diharuskan mampu luwes dalam berkomunikasi agar proses pembelajaran menjadi efektif.
Nama Pengamat
: Igeul Nurul Miaga Yuseu
Tanda Tangan
:
108
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
Pertemuan
: 2 (Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran
: IPS Kelas III
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tanggal
: 5 Mei 2015
No. I
ASPEK YANG DIAMATI
Iya
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
III
Keterangan
√ √ √ √
√
Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Siswa diminta menyebutkan apakah terdapat perbedaan antara uang logam dengan uang kertas tersebut dengan cara tanya jawab, seperti “Apakah kalian bisa menyebutkan perbedaan antara uang logam dengan uang kertas?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan jenis-jenis uang dan contohnya. b. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah disiapkan dengan berkelompok. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru meminta anak-anak
√
√
√
√
Tidak
109 untuk mengoreksi bersama-sama lembar kerja yang telah mereka selesaikan. III
PENUTUP 1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 4. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi
√ √ √ √ √
:
Dengan belajar dalam kelompok, guru mampu melihat keaktifan mereka dalam menerima pelajaran dan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
Nama Pengamat
: Igeul Nurul Miaga Yuseu
Tanda Tangan
:
110
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
Pertemuan
: 3 (Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran
: IPS Kelas III
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tanggal
: 7 Mei 2015
No. I
ASPEK YANG DIAMATI
Iya
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi (penghayatan) kepada peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. 4. Guru menyampaikan manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi yang akan disampaikan. 5. Guru memberikan pengalaman pengetahuan berupa pengenalan tentang materi uang sebagai dasarnya.
III
Keterangan
√ √ √ √
√
Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Mengawali dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti “apa yang kalian ketahui tentang kegunaan uang?” 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Menjelaskan kegunaan uang dalam suatu kegiatan. b. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah disiapkan. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Guru meminta anak-anak untuk mengoreksi bersama-sama lembar kerja yang telah mereka selesaikan.
√
√
√
√
Tidak
111 III
PENUTUP 1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru memberikan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik. 3. Guru memberikan umpan balik sesuai kebutuhan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 4. Guru menentukan tindak lanjut yang tepat terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. 5. Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi
√ √ √ √ √
:
Tidak semua siswa mampu menerima keseluruhan dari materi yang disampaikan. Sehingga perlu bimbingan lebih lanjut bagi siswa yang masih pasif.
Nama Pengamat
: Igeul Nurul Miaga Yuseu
Tanda Tangan
:
112
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP IPS (Sebelum Uji Validitas) Sekolah
: SDN Bambu Apus II
Kelas/Semester
: III /2
Standar Kompetensi :Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang Kompetensi Dasar
No.
:Mengenal sejarah uang
Aspek yang diukur
Indikator
Jumlah
C1
C2
C3
1
2
3,4
4 soal
5,8
6,7
9
5 soal
14,17
10 soal
Menjelaskan 1.
dengan yang dimaksud dengan barter Menyebutkan alat tukar
2.
jual beli yang digunakan pada zaman dulu Menyebutkan
3.
jenis-jenis uang
10,11,15,16
kartal
12,13,18, 19
Menyebutkan 4.
jenis-jenis uang
20,21
23,24
22,25
6 soal
26,28,29,31
27,30
32,33
8 soal
34,35
36,37,39
38,40
7 soal
giral Menjelaskan 5.
beberapa macam kegunaan uang
6.
Menjelaskan yang