PENGGUNAAN MEDIA KARTU ULAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN Agus Sulistiana P1), Joko Daryanto2), Lies Lestari3) SD Negeri Ponowaren 02, Jetis Rt.02 Rw.10, Ponowaren, Tawangsari, Sukoharjo 57561 e-mail:
[email protected] Abstract: The aim of this research is to improve understanding the concept of multiplication of numbers by using the media of snake-cards. The form of this research is classroom action research, that conducted in two cycles. Each cycle consists of four phases, there are planning, implementation of action, observation, and reflection. The techniques of collecting data of this research are observation, interview, test, and documentations. The techniques of analyzing data of this rsearch is the analyzis of comparative descriptive model that is by comparing the result of the before and after conducting the research. The validity test of this research is using content validity. The conclution of this research is held in two cycle, it can be conclude that the media of snake-cards in match learning can improve the understanding of the concept about multiplication of numbers. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan melalui penggunaan media kartu ular.Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisi model deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan nilai siswa sebelum dan sesudah tindakan. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan media kartu ular dapat meningkatkan pemahaman konsep menyedperkalian bilangan . Kata Kunci: Kartu Ular, Pemahaman Konsep, Perkalian Bilangan
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (Depdiknas: 2006). Salah satu tujuan pembelajaran matematika di SD bahwa siswa belajar tidak hanya di bidang kognitif saja tapi meluas bidang psikomotor dan afektif. Pembelajaran Matematika perlu menampak kemampuan berfikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara dalam kemampuan menggunakan Matematika sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupanya, hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadaian yang baik dan kokoh. Pembelajaran matematika, dalam berbagai kesempatan masih dibelajarkan dengan metode konvensional dengan media yang kurang mampu mengaktifkan siswa, inovatif, dan menarik minat siswa. Sehingga pembelajaran menjadi kurang optimal, siswa pasif, dan pembelajaran terasa membosankan sehingga pemahaman konsep siswa terutama dalam materi perkalian bilangan menjadi tidak maksimal.
Hal tersebut akan menjadi masalah jika tidak ditindak lanjuti dengan serius. Karena itu guru perlu menggunakan media pembelajaran yang inovatif, menarik, membuat keaktifan siswa meningkat, dan tidak membosankan untuk pembelajaran matematika selanjutnya. Adapun media pembelajaran yang dimaksud dalam upaya memecahkan permasalahan tersebut adalah media kartu ular. Santoso dalam Achsin (1990) menyatakan media merupakan semua bentuk perantara yang dipakai orang menebar ide, sehingga ide tersebut sampai kepada penerima, yang berarti bahwa untuk meningkatkan pemahaman konsep diperlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, untuk itu, sesuai dengan pendapat Darhi dalam Suhaemi (2013) yang menyatakan bahwa kartu domino merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk men-arik minat siswa dalam pembelajaran matematika, selain juga untuk menghafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Sedangkan kartu ular merupakan media pembelajaran yang berupa kartu permainan di mana prinsip cara bermainnya mengadopsi dari cara bermain kartu domino.
1) Guru SD Negeri Ponowaren 02, Kec.Tawangsari, Kab.Sukoharjo 2,3) Dosen PGSD FKIP UNS
Media kartu ular merupakan media hasil kreasi dari guru dimana dalam satu kartu terdapat dua soal dan dua jawaban. Dari setiap kartu tersebut jika dihubungkan antara soal dan jawaban semuanya dan beruntut dengan jawaban yang benar akan membuat tatanan kartu yang bentuknya memanjang seperti ular. Kartu ular yang cara bermainnya memiliki prinsip yang sama dengan kartu domino, sudah selayaknya memiliki manfaat yang sama dengan kartu domino dalam posisinya sebagai media pembelajaran sesuai dengan pendapat Darhi tersebut. Sehingga mampu meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan khususnya pada kelas II sekolah dasar. Alasan utama pemilihan media kartu ular digunakan dalam pembelajaran karena pembelajaran dengan menggunakan kartu ular murni berorientasi pada aktivitas siswa yang dilakukan dalam bentuk permaina sehingga siswa semakin berminat untuk belajar khususnya pada pembelajaran matematika. Materi pembelajaran akan dikhususkan pada pokok bahasan “Perkalian Bilangan” dengan menggunakan media kartu ular dan alat peraga/media lain yang ada di sekitar siswa. Hal ini sesuai dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar, dimana terdapat Standar Kompetensi: 3) Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. Kompetensi Dasar: 3.1) Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. Adapun sub pokok materi yang akan disampaikan meliputi: 1) mengu-bah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian; 2) mengubah bentuk perka-lian ke dalam bentuk penjumlahan berulang; 3) menentukan hasil perkalian yang hasilnya bilangan dua angka; dan 4) menyelesaikan soal perkalia yang ada pada media kartu ular. Perkalian bilangan, jika dilihat dari uraian di atas merupakan materi pelajaran yang ada dalam mata pelajaran matematika yang sesuai dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar khususnya pada kelas II. Penggunaan media kartu ular ini dalam pembelajaran matematika khusus pada materi perkalian bilangan diharapkan pembelajaran akan menjadi pelajaran yang menarik dan
siswa pun lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Proses pembelajaran yang kondusif, siswa aktif dan paham akan materi yang disampaikan oleh guru menjadi penentu bahwa pembelajaran berkualitas dan dengan melalui latiham-latihan yang disajikan dengan cara yang menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas tentang: “Penggunaan Media Kartu Ular untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bi-langan Siswa Kelas II SD Negeri Ponowaren 02 Kecamatan Tawangsari Tahun Pelajaran 2013 /2014”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “Meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan melalui penggunaan media kartu ular pada siswa kelas II SD Negeri Ponowaren 02, Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.” Penelitian ini diasumsikan: “Melalui penggunaan media kartu ular dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan pada siswa kelas II SD Negeri Ponowaren 02, Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.” METODE Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Ponowaren 02 yang beralamatkan di Desa Ponowaren, Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan dalam kurung waktu 6 bulan (Januari 2013 Juni 2014). Subjek dari penelitian ini adalah siswa dan guru kelas II SD Negeri Ponowaren 02, Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013 /2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik validitas data pada penelitian iniyang digunakan dalam rancangan peneli-tian ini adalah validitas isi. Uji Validitas isi bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Sugiyono (2008: 182) mengungkapkan bahwa validitas isi dapat dilakukan de-
ngan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 2 kali pertemuan di setiap siklusnya. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: 1) perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4) refleksi tindakan (reflecting). HASIL Berdasarkan hasil wawancara sebelum tindakan peneliti mendapat keterangan bahwa guru masih belum menggunakan media yang inovatif dan menarik minat siswa, sehingga nilai pemahaman konsep pada materi perkalian bilangan siswa kelas II pada umumnya rendah, terbukti dari nilai pemahaman konsep perkalian bilangan dari 16 siswa, hanya terdapat 6 siswa (37,5%) yang mencapai nilai ≥ 65 (nilai KKM), selain itu pembelajaran yang konvensional mengakibatkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Tabel 1. Frekuensi Data Nilai Awal Siswa kelas II SDN Ponowaren 02 No. 1 2 3 4 5 6 7
Interval 29-37 38-46 47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 Jumlah
Frekuensi 2 4 2 2 0 2 4 16
Persentase (%) 12,5 25 12,5 12,5 0 12,5 25 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebelum dilaksanakan tindakan siswa kelas II SDN Ponowaren 02, Tawangsari, Sukoharjo dengan jumlah 16 hanya ada 6 siswa atau 37,5% siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Dengan demikian masih ada 10 siswa atau 62,5% siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu < 65. Analisis dari data nilai matematika materi perkalian bilangan pada kondisi awal diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 37,5%. Berdasarkan data di atas masih banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM. Hal itu menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap konsep matematika materi perkalian bilangan masih rendah. Hal ter-
sebut masih di bawah ketun-tasan klasikal yang diharapkan mencapai 70%.
Tabel 2. Daftar Frekuensi Nilai Siswa Kelas II SDN Ponowaren 02 pada Siklus I No. 1 2 3 4 5 6
Interval 47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100 Jumlah
Frekuensi 1 1 1 8 1 4 16
Persentase (%) 6,25 6,25 6,25 50 6,25 25 100
Berdasarkan data di atas diperoleh kesimpulan bahwa besarnya rata-rata kelas mengalami kenaikan yakni dari 60 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebesar 37,5% pada pra-siklus menjadi 79,7 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebesar 87,5%. Dalam penelitian ini pada siklus I ditemukan beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus II, antara lain: bahasa guru sulit untuk dipahami siswa, siswa belum sepenuhnya paham permainan kartu ular, perhatian belum merata keseluruh kelas. Ketuntasan yang dicapai pada siklus I sudah mencapai target yang diinginkan peneliti, yaitu 70%. Peneliti menaiikkan indikator kinerja menjadi 90% pada siklus II. Tabel 3. Daftar Frekuensi Nilai Siswa Kelas II SDN Ponowaren 02 pada Siklus II No. 1 2 3 4 5
Interval 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 Jumlah
Frekuensi 1 2 5 1 7 16
Persentase (%)
6,25 12,5 31,25 6,25 43,75 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II siswa kelas II SDN Ponowaren 02 dengan jumlah siswa 16 ada 16 siswa atau 100% siswa memperoleh nilai ≥ 65. Dengan demikian sudah tidak ada siswa atau 0% siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu < 65. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan diketahui bahwa proses pembelajaran dengan media kartu ular dapat men-
ingkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan siswa kelas II SD N Ponowaren 02. Hasil analisa tersebut sejalan menurut pendapat Santoso dalam Achsin (1990) yang menyatakan media merupakan semua bentuk perantara yang dipakai orang menebar ide, sehingga ide tersebut sampai kepada penerima, yang berarti bahwa untuk meningkatkan pemahaman konsep diperlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, untuk itu, sesuai dengan pendapat Darhi dalam Suhaemi (2013) yang menyatakan bahwa kartu domino merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelaja-ran matematika, selain juga untuk menghafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Kartu ular sebagai salah satu media pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan khususnya pada kelas II sekolah dasar. Peningkatan terlihat dari meningkatnya pencapaian ketuntasan belajar. Pada kondisi awal, masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 37,5%. Siklus I mengalami kenaikan menjadi 87,5%. Sedangkan pada siklus II naik menjadi 100%. Data perbandingan ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Keterangan Tuntas Tidak Tuntas
Kondisi Awal 6 10
Siklus I 14 2
Siklus II 16 0
Berdasarkan analisa data di atas dapat diketahui bahwa penggunaan media kartu ular dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan pada siswa kelas II SDN Ponowaren 02. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa, pada prasiklus siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar (KKM) 37,5%, pada siklus I mengalami kenaikan menjadi 87,5% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 100%. Peningkatan hasil belajar siswa sudah mencapai target peneliti yakni 70% siswa tuntas belajar pada siklus I dan 95% siswa tuntas belajar pada siklus II. Dalam proses pembelajaran saat penelitian ini ditemui beberapa kendala, antara lain: 1) Siswa masih belum menguasai penjumlahan berurutan sebagai bentuk perkalian, yang merupakan hal dasar dari perkalian bilangan, 2) Saat menyusun kartu, siswa masih banyak yang belum paham sehingga guru menerangkan sampai beberapa kali, 3) Ada beberapa siswa yang tidak mau membaur dengan yang lain, 4) Siswa masih malu-malu saat maju ke depan. SIMPULAN Penggunaan media kartu ular dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan pada siswa kelas II SD Negeri Ponowaren 02, Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/ 2014.
DAFTAR PUSTAKA Achsin, A. (1990). Pengelolaan Kelas dan Motivasi Belajar Mengajar. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang. Depdiknas.(2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.Jakarta : Depdiknas. SDN Ponowaren 02. (2013). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sukoharjo: Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. Sugiyono.(2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suhaemi, E. (2013). Permainan Kartu Domino Sebagai Media Pembelajaran Matematika Persamaan Linear Satu Variabel. Yang diakses pada tanggal 22 April 2014 di
http://suarasiswanews.wordpress.com/mgmp/permainan-kartu-domino-sebagaimedia-pembelajaran-matematika-persamaan-linear-satu-variabel/.