Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KOTAK DAN KARTU MISTERIUS (KOKAMI) DALAM UPAYA MENINGKATKAN MENGHAFAL KOSA KATA BAHASA ARAB. Selpia Setiasie –Ahmad Suherman - Masor “Penulis Penanggung Jawab” Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi siswa yang merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam menghafal kosakata bahasa arab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode quasi eksperimental nonequivalen control group design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan angket. Untuk menghitung hasil pretes dan postes penulis menggunakan program SPSS 20 versi . Nilai rata-rata pretes kemampuan menghafal kosakata bahasa arab di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 45,73 dan 58,70. sedangkan nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 72,22 dan 61,32. Dan dapat kita ketahui peningkatan nilai rata-rata dikelas eksperimen dan kontrol sebesar 26,49 dan 2,62. Maka dapat kita simpulkan bahwa peningkatan rata-rata kemampuan menghafal kosakata bahasa arab dikelas eksperimen lebih besar dibandingkan peningkatan nilai rata-rata dikelas kontrol. dan dapat dikatakan bahwa penggunaan media KOKAMI lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Arab dibandingkan dengan metode konvensional dengan tanpa media KOKAMI dalam Meningkatkan kemampuan Kosakata Bahasa Arab dapat dilihat dari hasil peningkatan (gain) dari kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil penghitungan statistik, nilai signifikansi (2-tailed) 0,005. Karena 0,005 < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan kosa kata siswa. Kata Kunci : Media KOKAMI, Menghafal, Kosa Kata Bahasa Arab
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
التجريد على مهارة او قدرة استيعاب مفردات لغة العربية متهيم,aqakokفعالبية استعمال الوسيلة خاصة ىف,هذا البحث باحوال التالميذ الذين يسعروا صعوبة ىف اتباع التعليم اللغة العربية pqppswkxknpp منهج مستخدم هلذ البحث هو شبه الفتجرييب.حفظ مفردات لغة العربية معدل نتائجuruu الة يستعمل ىف البعدى الباحثة تستعمل..nqpvtqn otqwr opukop اما معدل نتائج,77,55 و الفصل الضابط37,54 االختبار قبل الفصل التجرييب و نعرف ترقية,23,47 و الفصل الضابط57,77 اختبار البعدى الفصل التجرييب فتلخص ان7,24 و ترقية الفصل الضابط72,32 معدل النتائج الفصل التجرييب قدر ترقية معدل قدرة احلفظ املفردات اللغة العربية ىف الفصل التجرييب اكرب من ترقية الفصل فعالية ىف ترقية استيعاب مفردات لغة العربية تقارنaqakok و تقال ان الوسيلة,الضابط ينظر من حاصل, ىف الرتقية قدرة مفردات لغة العربيةaqakokمبنهاج التليدى بدون الةسيلة الن5,557 ukopمن فصلني بناء من حاصل حساب احصائ نتيجةokkp ترقية مقبول هذا احلال تظهر مقاربة الفعالية ىف ترقية قدرة املفوداتokمردود و
, 5,557
oq
.اللغة العربية مفردات اللغة العربية, حفظ, kokami وسيلة: الكلمة الئيسية Media dapat diartikan penghantar, atau penghubung. Dalam hal ini media dapat berarti penghantar atau penghubung suatu pembelajaran, agar pembelajaran itu dapat langsung terserap oleh siswa. Media pembelajaran dapat berarti segala sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan pesan kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pemilihan media yang digunakan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin tercapai agar dapat membantu siswa dalam proses pemahaman, memudahkan penafsiran data dalam mendapatkan informasi. Seperti yang dikatakan oleh Arsyad (2011:3) “secara lebih khusus mengemukakan bahwa media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat. Grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”. Terdapat beberapa jenis media yang kita kenal pada saat ini. Seperti yang dikatakan oleh Djamara dan Zain (2006:124-126) berdasarkan jenisnya media dibagi kedalam tiga bagian yaitu media auditif, media visual dan media audiovisual.
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
1) Media Auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, PH dan cassete recorder. Media ini sangat cocok untuk melatih keterampilan menyimak yang dilakukan dengan mendengarkan rekaman cerita atau teks. 2) Media Visual Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media ini dibagi menjadi dua, yakni media visual berproyeksi dan nonproyeksi. Nedia visual berproyeksi misalnya, film bisu dan film kartun. Sedang media visual nonproyeksi misalnya, papan tulis, kartu gambar dan foto. 3) Media Audivisual Media audivisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, seperti TV, film, dan slide suara. berikut ini menurut Ayu dan Rini (2010 : 1) : “Melakukan permainan berbahasa dalam proses belajar mengajar adalah salah satu metode pembelajaran efektif yang dapat ditempuh oleh pengajar. Permainan dapat diberikan sebagai metode pengajaran inti maupun pengulangan materi yang sudah dipelajari”. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa menjadi aktif. Media KOKAMI ini mampu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif. Permainan KOKAMI ini dibuat dalam bentuk kompetisi sehingga siswa akan dengan sendirinya berupaya menampilkan kemampuan dengan maksimal. Permainan KOKAMI ini sangat memotivasi siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh Kadir (2003) “permainan kotak dan kartu misterius (KOKAMI) menjadi salah satu alternatif, selain untuk menanamkan pengetahuan kepada siswa dengan menarik dan berbekas, juga berfungsi untuk merangsang minat dan perhatian siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Media KOKAMI diciptakan oleh Abdul Kadir pada tahun 2003, beliau adalah seorang guru Bahasa Inggris SMP Negri 15 Mataram. Berikut merupakan media yang dibutuhkan dalam permainan kotak dan kartu misterius (KOKAMI) : a. Kotak Kotak ini berfungsi sebagai tempat menyimpan amplop-amplop yang berisi pertanyaan mengenai materi yang akan diajarkan. Kotak ini dapat dibuat dengan sederhana saja. b. Amplop Amplop-amplop ini berisi kartu pesan. c. Kartu Pesan Kartu-kartu pesan ini dapat berisi perintah, petunjuk, pertanyaan, gambar, bonus atau sanksi. 1. Tahapan permainan KOKAMI Berikut tahapan-tahapan di dalam praktek pembelajaran menggunakan kotak kartu misterius ini: a. Masing-masing kelompok terdiri dari 6-8 siswa. Tiap kelompok duduk menghadap papan tulis. Media KOKAMI dan kelengkapannya diletakan di depan papan tulis diatas meja, sedangkan pada papan tulis guru sudah menyiapkan sebuah tabel skor.
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
b. Anggota setiap kelompok diwakili seorang ketua yang dipilih oleh guru bersama sama siswa. c. Selama permainan berlangsungm ketua dibantu sepenuhnya oleh anggota. d. Ketua kelompok selain bertugas mengambil satu amplop dari dalam KOKAMI secara acak dan tidak boleh dilihat, juga membacakan isi amplop dengan keras dan harus diperhatikan oleh semua anggota. e. Anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan pertanyaan dari kartu tersebut. f. Kelompok lain berhak menyelesaikan tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu kelompok. g. Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapatkan bonus. h. Kelompok yang hanya mendapatkan setengah atau kurang dari setengah jumlah skor pada setiap kartu pesan akan mendapatkan sanksi. 2. Cara Bermain KOKAMI Berikut merupakan langkah-langkah bermain KOKAMI : a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6-8 orang. b. Membacakan tahapan-tahapan bermain KOKAMI. c. Permainan terdiri dari dua putaran, setiap putaran terdiri dari kurang lebih 30 menit. d. Masing-masing ketua kelompok maju kedepan kelas untuk mengambil amplop yang ada didalam kotak. Pada saat mengambil amplop siswa tidak diperbolekan melihat isi amplop yang diambilnya. Apapun isi amplop yang dipilih oleh ketua kelompok, maka menjadi tugas bagi kelompoknya. e. Ketua kelompok arus membacakan isi kartu pesan yang dipilihnya dengan keras di depan kelas, agar dapat didengan oleh seluruh kelompok. f. Setiap kelompok mengerjakan isi pesan dengan cara berdiskusi sesuai dengan waktu yang terdapat dalam kartu pesan, setelah selesai setiap kelompok harus membacakan pekerjaannya. g. Guru mencatat jumlah perolehan skor setiap kelompok pada tabel skor di papan tulis. h. Putaran kedua dilakukan dengan cara yang sama tetapi menggunakan isi pesan yang berbeda. i. Pada akhir putaran kedua guru mengumumkan perolehan skor akhir setiap kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan bonus, sedangkan kelompok yang mendapatkan skor terenda mendapatkan sanksi. j. Guru meminta ketua kelompok yang mendapatkan bonus untuk mengambil amplop bonus yang ada dalam kotak dan guru mencatatnya di papan skor. k. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik untuk mengambil amplop sanksi untuk kelompok yang mendapat skor terendah. Kelompok terbaik akan mendapatkan hadiah sesuai dengan kartu pesan yang dipilihnya, begitupun kelompok yang kalah mereka akan melaksanakan sangsi sesuai dengan isi kartu pesan yang didapatkannya. Pada dasarnya pembelajaran kosakata ini agar siswa dapat menguasai dan terampil dalam bernahasa. Seperti yang dikatakan oleh Aziz dan Erta (2011:27) “pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terambil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu penentu kualitas ketrampilan berbahasa siswa tersebut, bahkan yang paling menentukan, adalah kuantitas dan kualitas kosa kata yang dimiliki dan dikuasainya. Semakin kaya seorang siswa dengan kosa kata, semakin besar pula kemungkinan dia terampil berbahasa”. “Semakin hari pengajaran kosa kata semakin mendapat perhatian karena pengajaran bahasa yang hanya mementingkan aspek gramatikal telah disadar kurang efisien.
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
Pengajaran kosa kata yang memberikan perhatian besar pada kosa kata akan sangat efisien untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, namun tidak berarti gramatika harus diabaikan karena pada dasarnya kosakata tidak dapat dipisahkan dari gramatika. Bahkan setiap kata memiliki gramatika atau polanya sendiri”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penguasaan hafalan siswa terhadap kosakata bahasa Arab setelah menggunakan media KOKAMI 2. Untuk mengetahui penguasaan hafalan siswa terhadap kosakata bahasa Arab setelah menggunakan media KOKAMI 3. Untuk menemukan ada atau tidak adanya keefektivitasan media KOKAMI terhadap hasil belajar siswa. METODE Untuk lebih jelasnya, desain penelitian digambarkan sebagai berikut. O1 X O2 O3
O4
Ket: O1 = pretes kelas eksperimen X = perlakuan (treatment) menggunakan media KOKAMI pada kelas VII Mts. Salafiyah Cirebon O2 = postes pada kelas eksperimen O3: pretest pada kelas kontrol O4: posttest pada kelas kontrol Penulis menguji validitas instrumen yang penulis susun, hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan/tingkat kelayakan dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Uji validitas ini digunakan di kelas VIII Mts. Salafiyah Cirebon tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 45 orang. Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Reliabilitas instrumen tes diuji dengan menggunakan aplikasi software AnatesV4-New. Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah (Arikunto 2009: 218). Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda ini menggunakan bantuan aplikasi software AnatesV4-New. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan bantuan aplikasi software AnatesV4New.Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar, bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran yang menunjukan taraf kesukaran soal (Arikunto, 2009: 207). Analisis data dalam penelitian ini meliputi: 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan software SPSS versi 20.
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
2. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi mempunyai varians yang sama atau berbeda dengan menggunakan software SPSS versi 20. 3. Uji t Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata – rata pada tes awal (pretest), tes akhir (postest), dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan software SPSS versi 20. 4. Data peningkatan (Gain) Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara hasil tes akhir/postest dan tes awal/pretest yang diperoleh siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Data Pretest a. Uji Homogenitas Data Pretest Dalam teknik analisis data pretest ini peneliti menggunakan program SPSS versi 20 dengan tujuan untuk memudahkan penghitungan data-data tersebut. Adapun hasil dari analisis data pretest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu sebagai berikut : Uji normalitas pada hasil pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan análisis Kolmogorov-Smirnova dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah jika sig > 0.05 , maka data berdistribusi normal, dan jika sig < 0.05, maka data berdistribusi tidak normal. Adapun dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0.128 dan 0.184. Hasil uji normalitas kelas eksperimen lebih besar dari 0.05, hal ini menunjukan bahwa data yang terdapat pada kelas eksperimen normal. Adapun hasil uji normalitas kelas kontrol juga lebih besar dari 0.05, hal ini menunjukan bahwa data yang terdapat pada kelas eksperimen normal. b. Uji Homogenitas Data Pretest Analisis berikutnya adalah dengan melakukan uji homogenitas untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Ketetapan distribusi data yang bervarians atau tidak dilihat dari besarnya nilai sig yang dihasilkan dari analisis data pretest dengan menggunakan program SPSS versi 20. Jika nilai sig > 0.05 maka data tersebut bervarian/homogeny, dan sebaliknya jika nilai sig < 0.05 maka data tersebut tidak bervarian / tidak homogeny. Adapun hasil uji homegenitas data pretest yakni diperoleh nilai sig 0.972. Karena 0.972 > 0.05 , maka diperoleh kesimpulan bahwa data pretest dalam penelitian ini bervarian / homogen. c. Daya Pembeda Data Pretes Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dan homogenitas diatas, didapati bahwa data pretest tersebut berdistribusi normal dan bersifat homogen. Dengan demikian, maka dalam penghuitungan uji hipotesis ini digunakan analisis
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
penghitungan parametik . dengan tingkat kepercayaan 0.05. Jika nilai dari sig (tailed-2) < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan begitu sebaliknya jika nilai sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun dapat diperoleh nilai sig (2tailed) 0.006 karena 0.006 < 0.05 maka maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dan dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa ada perbedaan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas control. 2. Analisis data Postest a. Uji Normalitas Data Postest Analisis uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui hasil data postest kelompok eksperimen dan control apakah berdistribusi normal atau tidak. Dalam penghitungan uji normalitas ini peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Adapun Uji normalitas pada hasil posttes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan análisis Kolmogorov-Smirnova dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah jika sig > 0.05 , maka data berdistribusi normal, dan jika sig < 0.05, maka data berdistribusi tidak normal. Adapun dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0.68 dan 0.63. hasil uji normalitas kelas eksperimen lebih besar dari 0.05, hal ini menunjukan bahwa data yang terdapat pada kelas eksperimen normal. Adapun hasil uji normalitas kelas kontrol juga lebih besar dari 0.05, hal ini menunjukan bahwa data yang terdapat pada kelas eksperimen juga normal. b.Uji Homogenitas Data Postest Analisis berikutnya adalah dengan melakukan uji homogenitas untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Ketetapan distribusi data yang bervarians sama atau tidak, dapat dilihat dari besarnya nilai sig yang dihasilkan dari analisis data postest dengan menggunakan program SPSS versi 20. Jika nilai sig > 0.05 maka data tersebut bervarian/homogeny, dan sebaliknya jika nilai sig < 0.05 maka data tersebut tidak bervarian / tidak homogeny. Adapun diperoleh nilai sig 0.504. Karena 0.504 > 0.05 , maka diperoleh kesimpulan bahwa data postest dalam penelitian ini bervarian / homogen. c. Uji Perbedaan Data Postest kelompok eksperimen dan kontrol Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dan homogenitas diatas, didapati bahwa data posttest tersebut berdistribusi normal dan bersifat homogen. Dengan demikian, maka dalam penghuitungan uji hipotesis ini digunakan analisis penghitungan parametik, . dengan tingkat kepercayaan 0.05. Jika nilai dari sig (tailed-2) < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan begitu sebaliknya jika nilai sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun diperoleh nilai sig (2-tailed) 0.005 karena 0.005 < 0.05 maka maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dan dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa ada perbedaan hasil postest kelas eksperimen dan kelas control.
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data penelitian yang diperoleh, maka pada bagian ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Nilai rata-rata pretes kemampuan menghafal kosakata bahasa arab di kelas eksperimen sebesar 45,73 dan nilai rata-rata pretes pada kelas kontrol sebesar 58,70. nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen sebesar 72,22 dan nilai rata-rata postes pada kelas kontrol sebesar 61,32. Dan dapat kita ketahui peningkatan nilai rata-rata dikelas eksperimen sebesar 26,49 dan peningkatan nilai rata-rata dikelas kontrol sebesar 2,62. Maka dapat kita simpulkan bahwa peningkatan rata-rata kemampuan menghafal kosakata bahasa arab dikelas eksperimen lebih besar dibandingkan peningkatan nilai rata-rata dikelas control. Berdasarkan peningkatan kemampuan yang telah dicapai oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol maka terlihat bahwa terdapat perbedaan peningkatan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dan dapat dikatakan bahwa penggunaan media KOKAMI lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Arab dibandingkan dengan metode konvensional dengan tanpa media KOKAMI dalam Meningkatkan kemampuan Kosakata Bahasa Arab dapat dilihat dari hasil peningkatan (gain) dari kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil penghitungan statistik, nilai signifikansi (2-tailed) 0,005. Karena 0,005 < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan kosa kata siswa.
Antologi Arab Vol. No. Edisi bln. Th.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009).Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. ( 2011) Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Djamarah, B.S. dan Zain, A. (2006) strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Fachrurrozi, Aziz dan Erta. (2011) Tekhnik Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Pustaka Cendekia Utama. Kadir, Abdul. (2003) Menguasai Bahasa Inggris Melalui Kokami. [Online]. Tersedia: http//duniaguru.com[23 Agustus 2014] Rini, Ayu. 2010 . Be smart and fun with enflish games. Jakarta : Kesaint Blanc