PENGARUH KESADARAN MEREK, MOTIVASI, PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI MOBIL MEREK TOYOTA AVANZA DI KOTA PADANG
Oleh Arif Afandi , Ice Kamela,1 Mery Trianita,2 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] Email Pbb1 :
[email protected] Email Pbb2 :
[email protected] 1
Abstract The purpose of this research is to determine the effect of Brand Awarness, motivation, perception and response toward comsumer’s decision in purchasing the Brand of Toyota Avanza in Padang. There were 110 respondents of car’s owners in Padang with Toyota Avanza as the Car’s Brand. The samples were carried out by using pursposive sampling method and primary data. In this research, the researcher used two category of variables. The first one was independent variable which consists of brand awarness, motivation, perception, and response. The second one was dependent variable which consists of purchasing decision. The data was analyzed by using double regression linear model and t- statistical examiner. Based on the test result, it was found that motivation had significantly effected toward the consumer’s decision in purchasing the Brand of Toyota Avanza. The test result also showed that brand awarness perception and response didn’t effect consumer’s decision in purchasing the Brand of Toyota Avanza in Padang. Key words: brand awarness, motivation, perception, response and Purchasing Decision istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendeferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.
PENDAHLUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Produk atau jasa yang sukses selalu memiliki merek yang kuat atau dominan dipasar. Beberapa perusahaan yang peka terhadap nilai suatu merek, akan sepenuhnya menyadari bahwa merek merupakan identitas diri dari perusahaan dan menjadi nilai tambah dalam melakukan penjualan produk mereka. Merek menjadi faktor penting dalam persaingan dan menjadi aset perusahaan yang bernilai. Kotler dan Keller (2009) mendefenisikan merek sebagai nama,
Berkaitan dengan hal tersebut pada Tabel 1.1 akan disajikan daftar mobil terlaris di Indonesia dari bulan Januari sampai Oktober 2012 sebagai berikut:
1
adalah motivasi. Secara umum Schiffman dan Kanuk (2007) mendefinisikan motivasi sebagai dorongan yang muncul dari dalam diri seorang individu untuk melakukan sesuatu. Dorongan tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri individu, Faktor perilaku konsumen yang cenderung menjadi perhatian perusahaan produsen mobil Toyota Avanza adalah persepsi. Secara umum Simamora (2002) mendefenisikan persepsi sebagai penilaian yang muncul dari dalam diri individu yang dipeoleh dari proses pengamatan dan pembelajaran yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Pembentukan persepsi biasanya dilakukan dengan mencari informasi tentang produk yang telah diamati. Secara umum keputusan konsumen untuk membeli produk ditentukan oleh beberapa faktor adalah adanya produk yang menarik perhatian, ketersediaan beberapa alternatif, proses pencarian informasi, penentuan keputusan pembelian (action) hingga evaluasi yang dilakukan pasca pembelian, (Kotler dan Keller 2009).
Tabel 1.1 Daftar Mobil Terlaris di Indonesia Dari Bulan Januari Sampai Oktober 2012 No
Merek Mobil
Penjualan (Unit)
1
Toyota Avanza
157.189
2
Toyota Kijang Innova
61.731
3
Daihatsu Xenia
61.532
4
Nissan Grand Livina
27.621
5
Suzuki Ertiga
26.196
Sumber: Jakarta Kompas otomotif, 2012
Berdasarkan pada Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah mobil terlaris di Indonesia dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2012.Model terlaris dari Januari sampai akhir Oktober 2012 dipegang oleh Toyota Avanza, 157.189 unit, dan diikuti oleh Toyota Kijang Innova dengan penjualan 61.731 unit, Toyota Kijang Innova sendiri adalah pabrikan yang sama dengan Toyota Avanza. Mobil Toyota Avanza mempunyai kompetitor, yaitu Daihatsu Xenia, dengan penjualan 61.532 unit. Dan pesaing berikutnya adalah Nissan Grand Livina dengan penjualan 27.621 unit. Dikuti oleh Suzuki Ertiga diurutan kelima dengan penjualan 26.196 unit. Faktor utama yang dianalisis oleh perusahaan produsen mobil Toyota Avanza adalah kesadaran konsumen akan merek mobil Toyota Avanza. Secara umum Aaker (1997) mendefenisikan kesadaran merek sebagai kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan perwujudan kategori produk tertentu. Disamping itu pada sisi perilaku konsumen yang perlu dianalisis oleh perusahaan produsen mobil Toyota Avanza
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah, keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh kesadaran merek, motivasi, persepsi, dan sikap. Dari permasalahan tersebut, maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza di Kota Padang? 2. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian 2
mobil Toyota Avanza di Kota Padang? 3. Bagaimanakah pengaruh persepsi terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza di Kota Padang? 4. Bagaimanakah pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza di Kota Padang?
sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan (Shimp, 2003). Kesdaran merek adalah elemen dasar dalam ekuitas merek. Berdasarkan cara pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Mencapai kesadaran akan merek adalah tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah tuga yang harus dihadapi oleh semua merek. Menurut Shimp (2003) ada dua tingkat kesadaran merek, kenal akan merek dan mampu mengingat merek. Kenal akan merek mencerminkan tingkat kesadaran yang cenderung dangkal, sedangkan kemampuan untuk mengingat merek (brand recall) mencerminkan kesadaran yang lebih dalam. Konsumen dapat mengidentifikasi sebuah merek jika mereka diberi daftar merek-merek atau diberi sedikit petunjuk tentang merek tertentu.
KAJIAN LITERATUR 2.1
Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan suatu ketentuan untuk mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan dan menilai pilihanpilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasaran yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing. Definisi keputusan pembelian menurut Setiadi (2003), adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Kertajaya (2004) salah satu tujuan dari perusahaan adalah menciptakan keyakinan dalam diri konsumen untuk selalu melakukan tindakan atau action untuk membeli produk yang mereka inginkan. Keputusan pembelian terbentuk karena adanya proses pembelajaran dan pengamatan terhadap sebuah produk yang dilakukan secara berulang ulang.
2.3
Motivasi Pada umumnya dalam melakukan sebuah kegiatan atau aktifitas setiap individu memiliki faktor pendorong yang menyebabkan mereka mau melakukan berbagai hal atau kegiatan. Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak (Schiffman dan Kanuk, 2008). Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa motivasi adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seorang untuk Motivasi memiliki arti yang sangat penting dalam melihat hasil sebuah pekerjaan. Menurut Suardi (2004) mengungkapkan bahwa salah satu faktor
2.2
Kesadaran Merek Kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka 3
penentu tercapai tujuan yang di inginkan sebuah perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan dalam memotivasi para karyawanya. Salah satu alat yang dapat dijadikan kunci dalam memotivasi karyawan dalam berkerja adalah mampunya perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan bersahabat, selain itu perhatian dan menyatuan visi dan misi adalah kunci sukses sebuah perusahaan dalam memotivasi karyawan.
2.5
Sikap Sikap merupakan konsep yang berhubungan dengan konsumsi atau pemasaran khusus, seperti produk, golongan produk, merek, jasa, kepemilikan penggunaan produk, sebab-sebab atau isu, orang, iklan, situs internet, harga, medium, atau pedagang ritel. Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari langsung (Schiffman dan Kanuk, 2007). Sikap adalah evaluasi menyeluruh seseorang terhadap suatu objek yang dilihat atau yangdirasakan, yang kemudian memberikan sebuah kesimpulan mengenai objek tersebut (Solomon, 2009). Kesimpulan yang umum diberikan adalah baik atau buruk, menguntungkan atau tidak menguntungkan, dan positif atau negatif terhadap objek yang dievaluasi. Berdasarkan salah satu model sikap yaitu tricomponent attitude model, sikap terdiri dari tiga komponen utama yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Bagianpertama dari model ini terdiri dari kognisi seseorang, yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh dari kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi terkait dari berbagai sumber. Komponen kedua adalah afektif yang terbentuk dari emosi danperasaan seseorang tentang objek tertentu. Komponen terakhir dari model ini (konatif) berkaitan dengan besarnya kemungkinan atau kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu. orang lain,atau terpapar dimedia iklan, internet dan berbagai bentuk pemasaran
2.4
Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007), persepsi adalah proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli kedalam gambar yang berarti dan masuk akal. Persepsi adalah sesuatu yang berasal dari interaksi antara dua jenis faktor yaitu: (a) stimulus factors, yaitu karakteristik objek secara fisik seperti ukuran, warna, bentuk, dan berat. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristiknya mampu menciptakan rangsangan pada indra seseorang, sehingga mampu menciptakan suatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya; (b) individual factors, yaitu karakteristik yang termasuk di dalamnya tidak hanya terjadi proses pada panca indera tetapi juga pengalaman yang serupa dan dorongan utama suatu harapan dari individu itu sendiri.
4
2.6.
Pengembangan Hipotesis
2.6.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak (Schiffman dan Kanuk, 2008).Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa motivasi adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seorang untuk bertindak. Pada umumnya dalam melakukan sebuah kegiatan atau aktifitas setiap individu memiliki faktor pendorong yang menyebabkan mereka mau melakukan berbagai hal atau kegiatan. Menurut Hasibuan (2000) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Kotler (2005) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fredereca dan Chairy (2010), dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut H2 : Motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza Di Kota Padang.
2.6.1 Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan (Shimp, 2003). Kesdaran merek adalah elemen dasar dalam ekuitas merek. Berdasarkan cara pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Mencapai kesadaran akan merek adalah tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah tugas yang harus dihadapi oleh semua merek. Penelitian yang dilakukan oleh Pane dan Endang (2011), kesadaran merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Fadli dan Qamariah (2008), juga membuktikan bahwa kesadaran merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan Nur Ida Ariani (2011), juga membuktikan bahwa kesadaran merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza di Kota Padang.
2.6.3 Pengaruh Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, 5
mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan informasi guna mencipta-kan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008), persepsi adalah proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli kedalam gambar yang berarti dan masuk akal. Kertajaya (2004) mendefinisikan persepsi sebagai penilaian atau rasa yang dimiliki oleh seorang konsumen yang timbul secara alami berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembelajaran yang dilakukan konsumen atau individu dalam jangka waktu tertentu. Persepsi tidaklah muncul dengan sendirinya, tanpa adanya proses. Berdasarkan sebab dan musabab timbulnya persepsi dalam diri konsumen terhadap suatu produk dapat diklasifikasikan menjadi dua faktor utama yaitu faktor yang berasal dari dalam diri konsumen dan faktor yang berasal dari luar diri konsumen. Kotler (2005) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fredereca dan Chairy (2010), dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut H3 : Persepsi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza Di Kota Padang.
2.6.4 Pengaruh Sikap Terhadap Keptusan Pembelian Sikap merupakan konsep yang berhubungan dengan konsumsi atau pemasaran khusus, seperti produk, golongan produk, merek, jasa, kepemilikan penggunaan produk, sebab-sebab atau isu, orang, iklan, situs internet, harga, medium, atau pedagang ritel. Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain, atau terpapar dimedia iklan, internet dan berbagai bentuk pemasaran langsung Schiffman dan Kanuk (2008). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fredereca dan Chairy (2010) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4 : Sikap berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza Di Kota Padang.
METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen pengguna mobil Toyota Avanza yang berdomisili disekitar kota Padang. Penentuan jumlah sampel menurut Sekaran (2006), yang memegang peran penting dalam estimasi dan interpretasi hasil maka ukuran sampel yang ideal dan respresentatif adalah jumlah variabel dikalikan dengan 20. Dengan demikian sampel minimal untuk penelitian ini yang 6
memiliki variabel bebas dan terikat sebanyak 5, maka 5x20 = 100 orang.
untuk menambah referensi konsumen terhadap produk yang diamati. c. Alternatif, merupakan produk produk sejenis yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti produk utama. d. Tidakan atau keputusan pembelian. Merupakan aksi yang dilakukan oleh konsumen untuk membeli produk yang telah diamati. e. Evaluasi merupakan proses pembandingkan antara keinginan dan kinerja setelah menggunakan produk.
3.2
Jenis dan Sumber Data Di dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan dan diolah oleh peneliti data tersebut belum pernah dipublikasikan oleh individu, kelompok dan perusahaan tertentu kepada pihak pihak yang berkepentingan.Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada responden yang memenuhi syarat pengambilan sampel.
3.3
Definisi Operasional Pengukuran Variabel
3.3.2 Variabel Independen 1. Kesadaran Merek (X1) Kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan (Shimp, 2003). Adapun indikator yang digunakan Fadli dan Inneke untuk mengukur kesadaran merek adalah sebagai berikut: a. Pengenalan Merek b. Media Iklan c. Kegiatan Promosi
dan
Operasionalisasi variable menjelaskan hal-hal yang akan diteliti oleh peneliti. Hal ini berguna untuk mengetahui defenisi variabel dapat dilihat sebagai berikut ini:
3.3.1 Variabel Dependen 1. Keputusan pembelian (Y) Secara umum Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai tindakan nyata yang dilakukan konsumen untuk membeli sebuah produk atau jasa yang dipengaruhi oleh referensi dan pengalaman dimasa lalu dalam menggunakan produk. Untuk mengukur keputusan pembelian digunakan indikator sebagai berikut (Kotler dan Keller, 2009): a. Kebutuhan terhadap sebuah produk, merupakan produk yang menarik perhatian individu. b. Proses pencarian informasi, merupakan aktifitas yang dilakukan
2. Motivasi (X2) Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak (Schiffman dan Kanuk, 2008). Adapun indikator yang digunakan Fredereca dan Chairy (2010) untuk mengukur motivasi adalah sebagai berikut: a. Dorongan kebutuhan akan memiliki produk b. Dorongan kebutuhan akan menggunakan produk setiap saat 7
c. Dorongan untuk menunjang penampilan d. Dorongan akan tren yang sedang terjadi di lingkungan sosial Dorongan kegemaran akan produk
c. Produk yang dibeli adalah produk yang diinginkan d. Produk yang dibeli adalah produk yang disukai e. Produk yang dibeli adalah produk yang handal
3. Persepsi (X3) Schiffman dan Kanuk (2007), menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli kedalam gambar yang berarti dan masuk akal. Adapun indikator yang digunakan Fredereca dan Chairy (2010) untuk mengukur persepsi adalah sebagai berikut: a. Pemahaman terhadap manfaat produk b. Pemahaman terhadap variasi tipe produk c. Pemahaman terhadap popularitas merek produk d. Pemahaman terhadap keistimewaan produk e. Pemahaman terhadap kegunaan produk
3.4
Metode Analisis Untuk
menjawab
atau
membuktikan kebenaran hipotesis maka dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Pada tahapan tersebut pengujian data dilakukan dengan bantuan alat uji t-statistik
PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Responden Berdasarkan gambaran umum responden, dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai karakteristik dari responden yang diteliti. Diantaranya responden yang bergender laki-laki merupakan yang paling banyak yaitu sebanyak 69 orang, dengan tingkat persentase 62.7%, dan rata-rata umurnya lebih dari 25 tahun, dengan capaian responden 83 atau 75.5% memiliki pekerjaan terbanyak sebagai pegawai negri (PNS), dengan tingkat responden sebanyak 36.4%, responden yang berpendapatan perbulan berkisar antara 2 juta sampai 3 juta lebih.
4. Sikap (X4) Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain atau terpapar dimedia iklan, internet dan berbagai bentuk pemasaran langsung Schiffman dan Kanuk (2007). Adapun indikator yang digunakan Fredereca dan Chairy (2010) untuk mengukur sikap adalah sebagai berikut: a. Produk yang dibeli adalah produk yang terbaik b. Produk yang dibeli merupakan produk terkenal
4.2 Metode Analisa Data 4.2.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan 8
Berdasarkan hasil pengolahan data, ternyata nilai cronbach’s alpha>dari 0,60 adalah untuk kesadaran merek sebesar 0,765, untuk motivasi sebesar 0,797, untuk persepsi sebesar 0.821, untuk sikap sebesar 0.610 dan untuk keputusan pembelian sebesar 0,780. Maka dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan tersebut reliable, sehingga layak untuk diproses dalam pengujian Hipotesis.
diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007:49). Menurut Malhotra (1993) bila nilai corrected item to total correlation suatu butir pernyataan berada diatas 0,30 maka butir pernyaataan tersebut dinyatakan valid,dan bila nilai corrected item to total correlation berada dibawah atau kurang dari 0,30 maka butir pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Butir pernyataan tidak valid akan dikeluarkan atau tidak digunakan mengukur suatu variable penelitiian. Berdasarkan hasil uji validitas kesadaran merek, motivasi, persepsi, sikap dan keputusan pembelian. Kesadaran merek memiliki 3 butir item pernyataan dan semuanya valid. Motivasi memliki 5 butir item pernyataan dan 1 item dinyatakan tidak valid. Persepsi memiliki 5 butir item pernyataan dan 1 item dinyatakan tidak valid. Sikap memiliki 5 butir item pernyataan dan 1 item pernyataan dinyatakan tidak valid. Keputusan pembelian memiliki 5 butir item pernyataan dan semua dinyatakan valid.
4.2.3 Uji Normalitas Menurut Santoso (2001) untuk mengetahui data berdistribusi normal atas sebaliknya maka dapat juga digunakan bantuan uji non parametrik one sample kolmogorov smirnov test. Normalnya sebuah item ditentukan dari nilai asymp sig yang dihasilkan dalam pengujian yang harus > alpha 0,05. Setelah dilakukan pengujian terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka ditemukan hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, untuk variabel kesadaran merek memiliki nilai asymp sig sebesar 0,054, untuk variabel motivasi memiliki nilai asymp sig sebesar 0,122, untuk variabel persepsi memiliki nilai asym sig sebesar 0,109, untuk variabel sikap nilai asym sig sebesar 0,087, untuk variable keputusan pembeliaan nilai asym sig sebesar 0.160. Hal ini mengidentifikasikan bahwa seluruh asymp sig yang dihasilkan semua variabel > alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal. Oleh sebab itu seluruh variabel tersebut dapat terus digunakan untuk pengujian hipotesis
4.2.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Menurut Nunnally (1978) dalam Ghozali (2005) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel, jika nilai cronbach alpha> 0,60. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan ditemukan ringkasan hasil reliabilitas yang terlihat pada tabel berikut ini: 9
sebesar 0,046, dengan anggapan varibel lain tetap. Terakhir dari persamaan variabel independen keempat terlihat bahwa koefisien regresi untuk variabel sikap adalah sebesar -0,006 artinya adalah semakin buruk sikap terhadap mobil merek Toyota Avanza konsumen maka semakin turun Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang sebesar -0.006 dan begitu juga sebaiknya bila nilai sikap konsumen positif itu menandakan baik, maka semakin meningkat keputusan pembeli terhadap mobil Toyota Avanza di kota Padang.
4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Model Regresi Untuk mengetahui Pengaruh Kesadaran Merek, Motivasi, Persepsi dan Sikap Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. Maka dilakukan analisis regresi linear berganda. Dari proses pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil pengujian seperti yang terlihat pada persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Dari persamaan terlihat bahwa koefisien regresi untuk variabel nilai kesadaran merek adalah sebesar 0,273 artinya adalah semakin baik kesadaran merek konsumen terhadap mobil merek Toyota Avanza maka semakin meningkat Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang sebesar 0,273, dengan anggapan variabel lain tetap. Selanjutnya dari persamaan variabel independen kedua terlihat bahwa koefisien regresi untuk variabel motivasi adalah sebesar 0,409 artinya adalah semakin tinggi motivasi konsumen terhadap mobil merek Toyota Avanza maka semakin meningkat Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang sebesar 0,409, dengan anggapan varibel lain tetap. Untuk persamaan variabel independen ketiga terlihat bahwa koefisien regresi untuk variabel persepsi adalah sebesar 0,046 artinya adalah semakin baik persepsi konsumen terhadap mobil merek Toyota Avanz amaka semakin meningkat Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang
4.3.2
Uji t-Statistik Merupakan suatu uji statistik yang digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara statistik. Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel nilai kesadaran merek (X1) diperoleh nilai Sig. 0.072, sedangkan dalam pengujian menggunakan alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig. 0.072 > 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolakmaka dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. Untuk variabel independen yang kedua, dari tabel terlihat hasil pengujian untuk variabel motivasi (X2) diperoleh nilai Sig. 0,000, sedangkan dalam pengujian menggunakan alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig. 0.000 < 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat di simpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumen Membeli 10
Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. Selanjutnya hasil pengujian untuk variabel persepsi (X3) diperoleh nilai Sig. 0.550, sedangkan dalam pengujian menggunakan alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig. 0.072 > 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa persepsi tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. Terakhir hasil pengujian untuk variabel sikap (X4) diperoleh nilai Sig. 0.947, sedangkan dalam pengujian menggunakan alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig. 0.947> 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang.
kesadaraan merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota Avanza di kota Padang, meskipun pengaruhnya positif. Hal ini mengindikasikan kesadaran merek yang merupakan suatu keadaan dimana seorang konsumen tidak memiliki kesadaran merek atau tidak adanya pengalaman masa lalu menggunakan sebuah merek dan ini menunjukan kesadaran konsumen tehadap merek tidak menimbulkan keputusan untuk membeli mobil Toyota avansa di kota padang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pane dan Endang (2011), kesadaran merek memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian dengan hasil penalitian di peroleh nilai signifikansi 0,000 < lebih kecil dari alpah sebesar 0.05 dan nilai koefisien positif sebesar 0.408 sedangkan dalam penelitian ini ditemukan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 atau 5 % dan nilai koefisien positif sebesar 0.160 seperti yang terlihat diatas di tabel 4.15. Penelitian yang dilakukan oleh Fadli dan Qamariah (2008), juga membuktikan bahwa kesadaran merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
4.4 Pembahasan 4.4.1 Pengaruh Kesadaran Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang Berdasarkan hasil pengujian ditemukan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota Avanza di Kota Padang. Untuk kesadaran merek diperoleh nilai Sig. 0.072, sedangkan dalam pengujian menggunakan alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig. 0.072 > 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa
4.4.2 PengaruhMotivasi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang Hasil pengujian ditemukan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen membeli mobil merek Toyota Avanza di kota Padang. Maksudnya seseorang 11
konsumen terdorong untuk membeli mobil merek Toyota Avanza di kota padang. Hipotesis kedua terbukti. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, dkk, 1994). Secara empiris, temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fredereca dan Chairy (2010), dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian karena nilai koefisiennya positif dan nilai signifikannya lebih kecil dari alpha yang di tetapkan sebesar 0.05 atau 5%. Lebih lanjut dijelaskan bahwa semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula keputusan pembelian, begitu sebaliknya semakin rendah motivasi konsumen maka keputusan pembelian terhadap produk akan semakin rendah.
terhadap keputusan konsumen membeli mobil merek Toyota Avanza. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, dkk, 1994). Mengacu pada toeri hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang disimpulkan persepsi konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Tetapi ada beberapa konsumen yang menyatakanSaya membeli mobil merek Toyota Avansa karena bahan bakarnya irit. Hipotesis tidak ketiga terbukti. Secara empiris, temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fredereca dan Chairy (2010), dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian karena mamiliki nilai koefisien positif sebesar 0.102.
4.4.3 Pengaruh Persepsi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang
4.4.3 Pengaruh Sikap Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang
Hasil pengujian ditemukan bahwa persepsi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan konsumen membeli mobil merek ToyotaAvanzadi kota Padang. Maksudnya persepsi yang baik konsumen terhadap mobil merek Toyota Avansa menimbulkan keputusan untuk membeli mobil merek Toyota Avansa. Namun persepsi tidak mempunyai pengaruh yang berarti atau tidak signifikan
Berdasarkan hasil pengujian ditemukan Sikap berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota Avanza dikota padang. Hal ini bermakna bila sikap konsumen lebih baik dimasa yang akan datang maka akan dapat meningkatkan keputusan mobil merek Toyota Avanzadan sebaliknya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa 12
sikap mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tetapi ada yang menunjukkan salah satu sikap terhadap produk mobil merek Toyota Avanza sesuai dengan tren masa kini, Artinya konsumen membeli mobil Toyota avanza melihat model yang menggikuti jaman. Jadi hipotesis dalam penelitian ini tidak terbukti. Secara empiris, temuan penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Fredereca dan Chairy (2010), dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian itu terlihat dari nilai koefisien yang positif sebesar 0.354. Lebih lanjut dijelaskan semakin baik sikap konsumen maka semakin tinggi pula keputusan pembelian, begitu sebaliknya semakin tidak baik sikap maka keputusan pembelian terhadap produk akan semakin rendah.
2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. 3. Persepsi berpengaruh positif dan tidak signifikan Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. 4. Sikap berpengaruh negative dan tidak signifikan Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. 5.2
Saran Peneliti menyadari bahwa skripsi yang telah dilaksanakan ini masih memiliki beberapa kelemahan yang disebabkan adanya keterbatasan yang peneliti temukan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun keterbatasan penelitian dan saran penulis sampaikan di akhir penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menganalisis Pengaruh Kesadaran Merek, Motivasi, Persepsi dan Sikap Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. Masih banyak lagi faktor prilaku konsumen yang harus diperhatikan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber masukan bagi manajemen perusahaan dan produsen mobil Toyota avanza. 3. Agar bisa berada dan bertahan dipasar menjadikan konsumen sebagai mitra dekat dari produsen 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya
PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Kesadaran Merek, Motivasi, Persepsi dan Sikap Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan penting yang merupakan inti dari jawaban hipotesis dalam penelitian ini yaitu: 1. Kesadaran Merek berpengaruh positif dan tidak signifikan Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Mobil Merek Toyota Avanza di kota Padang. 13
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.
IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro Hasibuan, 2000. Analisis Perilaku Konsumen. BPFE. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Herman Kartajaya. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan brand. Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama.
Aaker, D.A., 1997, Manajemen Equitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari Suatu merek, Cetakan Pertama, Jakarta; Penerbit Mitra Utama.
Oon Boy M S Pane, dan Endang Sulistia rini, 2011. Pengaruh Brand Equity Flash Disk Merek Kingston terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Amik MBP Medan. Jurnal Ekonomi, Vol 14, No 3, Juli 2011
Bunga Geofany Fredereca dan Chairy, 2010. Pengaruh Psikologi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Kembali Smartphone Blackberry. Jurnal Manajemen teory dan terapan, tahun 3, no 2, Agustus 2010
Kotler,
Durianto, Darmadi, Sugiarto, L. J. Budiman. 2004. Brand Equity Ten Strategi MemimpinPasar. Engel, James F., D. B. Roger, M. Paul. 1994. PerilakuKonsumen. Ed.6. jilid1. Jakarta: BinarupaAksara.
Philip. 2005. ManajemenPemasaran. EdisiKesebelas, Jilid I danII., Jakarta
Kotler, dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jakarta. Malhotra, Naresh K. 1993, Marketing Research, An Applied Orientation, New Jersey: L Prentice Hall.
Engel, J.F, Blackwell, R.D., &Miniard, P.W. 1994, Perilaku Konsumen, Edisike Lima. PenerbitRienekaCipta, Jakarta.
Nunnally, J. C., 1978, Psychometric Theory, 2nd ed. McGraw-Hill, New York.
Fadli dan Inneke Qamariah 2008 “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Universitas Sumatera Utara), “Jurnal Manajemen Bisnis” Volume 1, Nomor 2 Mei 2008.
Rhenal
Kasali. 2004. Menciptakan Keunggulan Bersaing. Gramedia, jakarta.
Singgih, Santoso. 2001. SPSS dan Aplikasi Statistik. Penerbit: PT. Gramedia, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2007. Dasar Aplikasi Statistik dengan Model Multivariate dengan Menggunakan SPSS. BPFF: Yogyakarta.
Schiffman, Leon, dan Kanuk, Leslie Lazar. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Indeks: Jakarta. Schiffman, danKanuk. 2007. PrilakuKonsumen.Edisiketujuh.E rlangga,Jakarta
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program 14
Setiadi,
Nugroho J. 2003. Konsumen. Jakarta: Media.
Perilaku Prenada
Sekaran, U, 2006, MetodeRisetBisnis. Erlangga, Jakarta. Shimp A. Terence, 2003. Periklanan Promosi. Penerbit Erlangga. Simamora, Bilson. 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Solomon, R. Michael. (2009). Customer Behaviour: A European Perspective. Financial Times Prentice Hall, New Jersey. Suardi. 2004. Pengaruh Kepercayaan, Persepsi dan Sikap Terhadap Minat Beli Pada Pada Shampoo Merek CLEAR. Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta, Padang Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
15