PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK Disusun oleh : Aditya Permana NPM 093403191 Dibawah bimbingan : Maman Suherman., S.E., M.M., Ak Rani Rahman., S.E., M.Ak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah besarnya
penyaluran kredit berpengaruh terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, study dokumentasi serta studi kepustakaan. Dalam menguji hipotesis, penulis menggunakan analisis regresi sederhana, analisis koefisien korelasi dana analisis koefisien determinasi. Setelah diolah menggunakan SPSS versi 17.o diperoleh hasil r = 0,588 atau dibulatkan menjadi 0,60. Hal ini menunjukan bahwa antara variabel independen (besarnya penyaluran kredit) dengan variabel dependen (perolehan sisa hasil usaha) mempunyai pengaruh rendah searah. Berdasarkan perhitungan korelasi tersebut maka diperoleh hasil koefisien determinasi sebesar 34,6% sedangkan sisanya sebesar 65,4% merupakan faktor-faktor yang diteliti. Kemudian bedasarkan hasil determinasi dapat didimpulkan bahwa besarnya penyaluran kredit berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha. Artinya hipotesis penelitian (Ha) ditolak.
Kata Kunci : besarnya penyaluran kredit dan sisa hasil usaha
I.
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Bangsa Indomesia memiliki cita-cita luhur untuk menciptakan masyarakat
adil dan makmur serta sejahtera. Salah satu saran untuk mewujudkan masyarakat sejahtera yaitu melalui pembangunan yang melibatkan peran serta koperasi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 yang berbunyi : “Perokonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Yang dijabarkan dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1992 tentang pokok
pokok
perkoperasian. Penjelasannya
menyatakan
bahwa
kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran perseorangan. Badan usaha yang dimaksud adalah koperasi. Dimana koperasi merupakan bentuk usaha bersama diantara orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama, yang dijalankan dan dikelola bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi mempunyai kedudukan sebagai soko guru perekonomian tradisional dan bagian integral tata perekonomian nasional, maka peranan koperasi sangatlah penting dalam membunuh dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokrasi, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Oleh karena itu koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha luas menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat, sehingga sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Karena banyak didorong dengan banyaknya orang yang membutuhkan dana, hal ini yang membuat atau yang menjadikan motivasi bagi koperasi PKP-RI Ciamis ini untuk membangun sebuah koperasi simpan pinjam. Dalam melaksanaan kegiatan usahanya, koperasi tidak akan terlepas dari kebutuhan keuangan yang harus dikelola dengan baik. Koperasi menghimpun dana dari para anggotanya dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kredit kepada anggotanya dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Koperasi memiliki peran strategis dalam penyediaan dana berupa kredit bagi masyarakat dan bagi kegiatan pembangunan.
Namun koperasi harus mempertimbangkan dalam memberikan kredit prinsip kepercayaan yang harus dipegang oleh kreditur. Di dalam kredit terdapat unsur penyerahan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu yang dapat menimbulkan tagihan tersebut kepada pihak lain, dengan harapan memberikan pinjaman ini, koperasi akan memperoleh suatu tambahan nilai pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan bagi yang bersangkutan sebagai kontrasepsi. Sedangkan penyaluran kredit dalam koperasi adalah dana anggota yang dihimpun oleh koperasi yang dipinjamkan kepada anggota koperasi dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa mendatang, disertai dengan suatu kontrasepsi berupa imbalan yang didasarkan atas balas jasa kepada koperasi. Perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif agar tujuan koperasi tercapai. Perencanaan penyaluran kredit harus didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan masalah terhadap tingkat kesehatan dan keuntungan koperasi. Dengan besarnya penyaluran kredit yang cukup koperasi diharapkan dapat menyediakan dana dalam bentuk kredit serta dapat mencapai tujuannya yaitu mencapai pembagian sisa hasil usaha yang maksimal. Koperasi tidak mau mempergunakan istilah “keuntungan” , melainkan sisa hasil usaha. Karena koperasi bukan suatu usaha yang memburu keuntungan, melainkan suatu kumpulan pemberi jasa dengan demikian dalam koperasi tidak terdapat keuntungan, melainkan surplus atau kelebihan hasil yang berarti sisa hasil usaha. Dalam koperasi sisa hasil usaha yang diperoleh dalam tahun berjalan disesuaikan dengan anggaran tahun dasar atau anggaran rumah tangga. Dengan adanya tingkat pencapaian keuntungan koperasi, akan memberikan kesempatan usaha koperasi sehingga dapam meningkatkan sisa hasil usaha.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui besarnya penyaluran kredit pada Koperasi PKP-RI Ciamis. 2. Untuk mengetahui besarnya perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi PKP-RI Ciamis. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penyaluran kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi PKP-RI Ciamis.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kredit Menurut R. Firdaus (2004 : 2), tentang kredit sebagai berikut : “ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Menurut Kasmir (2000 : 93) tentang kredit sebagai berikut : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga atau pembagian hasil keuntungan.” Pengertian Sisa Hasil Usaha Menurut Andjar Pachta W,dkk (2005:128,133) : “merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. SHU tersebut
merupakan hasil akhir dari komponen-komponen yang menghasilkan dikurangi dengan jumlah komponen-komponen biaya.” Menurut SAK (2007:35) : “Hasil usaha adalah pendapatan koperasi yang di peroleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi beban pokok penjualan dan beban usaha dalan buku yang bersangkutan”.
KERANGKA PEMIKIRAN Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan koperasi adalah mensejahterakan kehidupan anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi tercermin sebagai badan usaha yang mempunyai sifat demokratis. Koperasi sebagai salah satu unit ekonomi diharapkan peranan dan kedudukannya dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka koperasi harus menjadi lembaga ekonomi rakyat yang dapat memperjuangkan dan melaksanakan keinginan rakyat sehingga tercapainnya kesejahteraan yang dicita-citakan. Koperasi sebagai organisasi ekonomi walaupun berwatak sosial, tetap harus melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi di dalam melaksanakan usahanya. Setiap transaksi usaha koperasi, baik itu dengan anggota atau bukan anggota harus rasional, secara ekonomis harus di pertanggung jawabkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi memerlukan perencanaan dan pengendalian yang baik yaitu dari mulai penyaluran dana dalam hal ini adalah penyaluran kredit pada anggotanya dalam kaitannya dengan pencapaian pendapatan yang maksimal dari aktivitas penyaluran kredit yang dilakukan oleh koperasi. Koperasi memiliki peran strategis dalam penyediaan dana berupa kredit bagi anggota. Dalam memberikan pinjaman koperasi memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon pinjaman. Dalam pemberian pinjaman yang diberikan oleh koperasi menanggung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya koperasi harus
memperhatikan asas-asas peminjaman yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian pinjaman dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan peminjam untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh koperasi. Untuk memperoleh keyakinan tersebut sebelum memberikan pinjaman, koperasi harus melakukan penelitian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari peminjam. Mengingat bahwa agunan merupakan salah satu unsur jaminan pemberian pinjaman, maka apabila berdasarkan unsur-unsur lain telah diperoleh keyakinan mengenai kemampuan peminjam dalam mengembalikan pinjamannya tersebut, maka agunan dapat berupa barang atau hak tagih yang dibiayi oleh dana pinjaman yang bersangkutan atau pernyataan kesediaan tanggung renteng diantara anggota atas segala kewajiban pinjaman. Barang tersebut secara fisik tetap berada di peminjam. Dengan besarnya penyaluran kredit yang cukup, koperasi diharapkan dapat memberikan kredit serta bisa mencapai tujuaannya yaitu menciptakan suatu keuntungan bagi koperasi. Dalam istilah koperasi, keuntungan ini disebut sebagai sisa hasil usaha. Karena koperasi tidak mau mempergunakan istilah “keuntungan” melainkan sisa hasil usaha. Pada hakekatnya sisa hasil usaha koperasi sama dengan laba untuk perusahaan lain, sisa hasil usaha setelah dikurangi untuk dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dihasilkan oleh masing-masing anggota. Indikator dari sisa hasil usaha dapat diukur melalui sisa hasil usaha yang diperoleh pada periode tertentu. Dalam koperasi sisa hasil usaha yang diperoleh dalam tahun berjalan disesuaikan dengan anggaran tahun dasar dan anggaran rumah tangga. Sisa hasil usaha ini diperoleh sebuah koperasi selain dibagikan kembali kepada anggotanya juga sebagian dimanfaatkan untuk memperbesar dana usahanya. Para anggota koperasi memperoleh bagian sisa hasil berdasarkan jasa yang mereka sumbangkan dalam proses pembentukan sisa hasil usaha itu.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dengan adanya penyaluran kredit ini akan menimbulkan piutang bagi koperasi, sehingga dengan begitu pihak debitur dalam hal ini anggota mempunyai kewajiban untuk mengembalikan kreditnya kepada koperasi dengan disertai sebuah kontrasepsi berupa imbalan jasa. HIPOTESIS Menurut Moh. Nazir (2003:151) yang dimaksud dengan hipotesis adalah : “Jawaban sementara terhadap masalah penelitian, kebenarannya harus diuji secara empiris”. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis merumuskan hipotesa penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh penyaluran kredit terhadap Sisa Hasil Usaha”.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN OBJEK PENELITIAN Objek Penelitian dalam penulisan ini adalah penyaluran kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Koperasi PKP-RI yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan No.13, Ciamis. Sesuai dengan masalah yang diteliti maka koperasi ini dijadikan sebagai subjek oleh penulis dalam melaksanakan penelitian, dikarenakan koperasi ini dianggap memiliki catatan-catatan dan usmber-sumber yang lengkap mengenai topik yang akan dibahas oleh penulis. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah metode yang meneliti status kemlompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 2000 : 63). Penelitian ini merupakan studi kasus pada Koperasi Sejahtera Bersama dengan mendatangi
dan mengadakan penelitian secara
langsung guna
mendapatkan data-data yang akurat.
IV PEMBAHASAN Untuk melihat jumlah kredit yang disalurkan dan besarnya perolehan sia hasil usaha, penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana, analisis korelasi dan koefisien determinasi serta pengujian hipotesis. Penggujian tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.0 dengan tujuan memperoleh hasil yang akurat. Berikut ini adalah besarnya penyaluran kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Pengaruh Besarnya Kredit yang Disalurkan Terhadap SHU Koperasi PKP-RI kabupaten ciamis Tahun 2003-2012 Tahun
Kredit yang Disalurkan
Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU)
2008
Rp. 2.045.177.600
Rp. 266.761.132
2009
Rp. 2.079.857.600
Rp. 246.108.547
2010
Rp. 2.506.910.731
Rp. 245.974.251
2011
Rp. 2.464.118.731
Rp. 292.575.500
2012
Rp. 4.475.852.338
Rp. 291.549.838
Sumber: Koperasi PKP-RI kabupaten ciamis (data yang diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas mengenai besarnya penyaluran kredit dan perolehan sisa hasil usaha diperoleh persamaan Regresi sederhana sebagai berikut: 1.
Analisis Regresi Linier Sederhana Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17.0
(lampirancoefisietsa), tabel coeffisietsa ), maka dapat diperoleh a = 2.321E8 dan b = 0,013 sehingga persamaan regresi linier sederhananya adalah sebagai berikut: Y = a + bX Y = 2.321E8+ 0,013X Dari perhitungan tersebut diperoleh a sebesar 2.321E8 dan b sebesar 0,013 karena nilai b bernilai positif, maka menunjukan bahwa hubungan antara penyaluran kredit dengan sisa hasil usaha searah artinya setiap terjadinya kenaikan penyaluran kredit 1 rupiah maka sisa hasil usaha akan mengalami peningkatan sebesar 0,013 rupiah pada Koperasi PKP-RI kabupaten ciamis . 2.
Analisis Korelasi Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17.0
(Lampiran), diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,588. Nilai korelasi (r) tersebut bila mengacu pada interprestasi nilai korelasi menunjukan hubungan yang sedang dan berarah positif karena niali r adalah positif. Artinya, jika ada kenaikan variabel independen (besarnya penyaluran kredit) akan menyebabkan variabel dependen (sisa hasil usaha) meningkat. 3.
Analisis Koefisien Determinasi Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi dari program SPSS versi 17.0
(lampiran) diperoleh nilai Kd sebesar 0,346 atau 34,6%. Angka tersebut mempunyai
arti
bahwa
sebesar
0,346
atau
34,6%
penyaluran
kredit
mempengaruhi sisa hasil usaha sedangkan 65,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang tidak diteliti. Faktor lain tersebut adalah Partisipasi Anggota, Jumlah Modal Sendiri, Kinerja Pengurus, Jumlah unit usaha yang
dimiliki, Kinerja Manajer, Kinerja Karyawan, Modal pinjaman dari luar, Para konsumen dari luar selain anggota koperasi, Pemerintah. 4.
Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah besarnya penyaluran kredit mempengaruhi
secara signifikan perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi PKP-RI kabupaten ciamis, maka penulis menggunakan statistik uji (uji t) dengan maksud untuk menguji signifikansi koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Adapun langkah-langkah dalam pengujiannya adalah sebagai berikut: a.
Menetukan Ho dan Ha Ho : ρ = 0,
artinya besarnya penyaluran kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
Ha : ρ ≠ 0,
artinya penyaluran kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha mempunyai pengaruh yang signifikan.
b.
Menetukan tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan taraf nyata 5% (α = 0,05)
c.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah: Terima HO jika - t
≤thitung ≤ t
Tolak HO jika - t
thitung
t
Tingkat kebebasan (degree of freedom ) df = n-2 Taraf signifikan α = 5% atau 0,05 sedangkan uji hipotesis dua pihak. Berdasarkan perhitungan dari program SPSS versi 17.0 (lampiran) Untuk uji signifikasi pengaruh Besarnya Penyaluran Kredit terhadap Sisa Hasil Usaha dapat dilihat dari uji t dengan nilai t hitung adalah sebesar 1,261 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 5-2=3, didapat ttabel sebesar 3,182 maka thitung (1,261) < ttabel (3,182). Atau dapat dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,297 lebih besar dari tingkat α = 5 % atau α = 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha alternative ditolak artinya bahwa Kualitas Aktiva Produktif
berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > ttabel dan diperoleh thitung = 1,261 dan ttabel = 3,182 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak. Dengan demikian hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Besarnya Penyaluran Kredit terhadap Sisa Hasil Usaha, walaupun tidak signifikan tetapi masih memiliki pengaruh dengan kategori sedang. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian Anggis Ratnasari (2006) yang menyatakan bahwa penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan operasional. Ketidak signifikannya bisa terjadi karena besarnya penyaluran kredit itu sendiri bukan merupakan suatu faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi sisa hasil usaha dalam memperoleh keuntungan (Hasil Usaha), melainkan terdapat faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha secara keseluruhan diantaranya adalah Partisipasi Anggota, Jumlah Modal Sendiri, Kinerja Pengurus, Jumlah unit usaha yang dimiliki, Kinerja Manajer, Kinerja Karyawan, Modal pinjaman dari luar, Para konsumen dari luar selain anggota koperasi, Pemerintah.
V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Besarnya penyaluran kredit yang disalurkan oleh Koperasi PKP-RI kabupaten Ciamis selama periode 2008-2012 mengalami fluktuasi setiap tahunnya, dikarenakan adanya permintaan kredit dari anggota berbeda – beda dan bertambahnya jumlah anggota. Peningkatan penyalurankredit terbesar terjadi pada tahun 2010 dan penyaluran kredit terendah pada tahun 2008 . 2. Besarnya perolehan sisa hasil usaha yang diperoleh Koperasi PKP-RI kabupaten Ciamis selama periode 2008-2012 juga mengalami fluktuatif setiap
tahunnya, dikarenakan adanya permintaan kredit dari anggota yang semakin meningkat dan bertambahnya jumlah anggota.Perolehan Sisa Hasil Usaha Terbesar terjadi pada tahun 2011 sedangkan perolehan Sisa Hasil Usaha terkecil pada tahun 2010. 3. Terdapat pengaruh besarnya penyaluran kredit terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi
PKP-RI
kabupaten
Ciamis
tetapi
tidak
signifikan.Ketidaksignifikannnya bisa terja dikarena kurangnya data yang dipeloh dan besarnya penyaluran kredit bukan salah satu faktor yang dominan dalam mempengaruhi Sisa Hasil Usaha yang didapatkan Koperasi. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penyaluran kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha di Koperasi PKP-RI kabupaten Ciamis,penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi koperasi, dalam penyaluran kredit pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan yg berpengaruh juga terhadap sisa hasil usaha,untuk mengatasi terjadinya hal yang sama maka dapat di lakukan evaluasi yang lebih terprogram agar penyaluran kredit terhadap anggota pada periode tertentu dapat tercapai. Koperasi harus bisa memberikan pelayan yang baik dan memberikan bunga yang relative kecil tetapi tidak mengurangi intensitas bunga yang sudah ada di koperasi PKP - RI. Saran ini diajukan sebagai upaya untuk menghindari terjadinya dana yang tidak produktif. Untuk dapat meningkatkan jumlah kredit yang diberikan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kemudahan dalam pengajuan kredit. Selain itu, apabila jumlah kredit yang diberikan lebih ditingkatkan maka koperasi akan lebih banyak memperoleh sisa hasil usaha. 2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya dalam penelitian berikutnya disarankan untuk meneliti faktor lain yang mempengaruhi penyaluran kredit dan lebih berkembang dengan menambah bahasan variabel lain. Selain itu rentang waktu
penelitian yang lebih panjang akan lebih mempresentasikan kondisi secara lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Andjar Pacchta W. 2005. Manajemen Koperasi : Teori dan Praktek. Yogyakarta : Graham Ilmu. Anikenangsari. 1996. Sekilas Tentang : Modal Kerja dan Kemandirian Koperasi. Pionir Jaya : Bandung Arifin Sitio dan Halomoatamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.Jakarta : Erlangga. Firdaus, R dan Maya, A. (2004). Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori, Masalah, Kebijaka, dan Aplikasinnya Lengkap dengan Analisis Kredit. Cetakan Kedua. Bandung : Alfabeta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jilid 1. Salemba Empat: Jakarta Kasmir, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya; Jakarta: PT RajaGrafindo. Martono, 2002 Prinsip Penilaian Pemberian Kredit. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Mohammad Nazir.2003. Metode Penelitian. Edisi Kelima. Jakarta : Ghalia Indonesia. Ninik Widiyanti dan Y.W.Sunidhia.2004.Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Rineka Cipta : Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis , Bandung: Alfabeta. Suyatno. Thomas. 2007.Dasar-dasar perkreditan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
UNDANG-UNDANG Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 pasal 34 ayat 3 Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat 1 Tentang Perkoperasian Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Pasal 1 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam