PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN M ENULIS BAHASA INDONESIA SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 1 DAN 2 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh: Lidwina Wimalasari 081224044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN M ENULIS BAHASA INDONESIA SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 1 DAN 2 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh: Lidwina Wimalasari 081224044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENDIDIKAIT KARAKTER TERINTEGRASI DALAM
PEMBELAJARAN MEI\ULIS BAHASA INDONESIA SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 1 DAFI 2
Pembimbing
Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.
Yoryakarta, 28 Agustus 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENDIDIKAII KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN MEIYULIS BAHASA INDONESIA SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 1 DAN 2 Dipersiapkan dan disusun oleh: Lidwina Wimalasari 081224044 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggaL22 Okober 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Lengkap Ketua
Dr. Yuliana Setiyaningsih
Sekretaris
Rishe Punama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Anggota
I
Prof. Dr. Pranowo, M. Pd.
Anggota
II
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
Anggota
III
Dr. Y. Karmin, M.Pd.
Yogyakart4 22 Oktober 2Al2 Fakultas Kegrruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
l1l
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan pada:
Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan perhatian, bantuan, dukungan, dan doa.
Semua orang yang ada di keseharianku, teman, sahabat, dan semua orang yang pernah mewarnai kehidupanku. Terima kasih atas kritik, saran, motivasi, dan dukungan sehingga penulis dapat sampai pada tahap ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Hiduplah seolah kamu meninggal besok. Belajarlah seolah kamu hidup selamanya. (Mahatma Gandhi)
Percayalah dengan hal-hal kecil, karena kekuatanmu berada di dalamnya. (Bunda Teresa)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERIYYATAAII KEASLIAI\ KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan di dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 22 Oktober 2012 Penulis.
h(i
L.
Lids'iMtffi_-a**i
v1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Wimalasari, Lidwina. 2012. Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VII Semester 1 dan 2. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahas a, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa SMP kelas VII semester 1 dan 2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 49 siswa. Penelitian ini diawali dengan menganalisis kebutuhan siswa dengan cara penyebaran angket dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghas ilkan suatu produk yaitu modul pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa SMP kelas VII semester 1 dan 2 terintegrasi dengan pendidikan karakter. Dalam menganalisis data penelitian, peneliti melakukan beberap a tahap yaitu menginventarisasi data terhadap keselur uhan data yang sudah terkumpul, mengklasifikasi data, mengidentifikas i data dan refleksi. Penelitian pengembangan ini adalah pengembangan model pembelajaran dalam bentuk materi pembelajaran menulis Bahasa Indonesia y ang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Modul pembelajaran menulis Bahasa Indonesia kelas VII semester 1 dan 2 diujicobakan kepada siswa kelas VII SMP Bopkri Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Hasil uji coba dievaluasi untuk melihat keefektifan produk. Setelah itu dilakukan revisi terhadap materi dan tampilan modul agar lebih baik sesuai denga n hasil evaluasi. Pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran menulis SMP kelas VII semester 1 dan 2 disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam KTSP 2006. Materi pembelajaran dalam pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran menulis disesuaikan dengan kompetensi dasar yang dipadukan dengan nilai -nilai dalam pendidikan karakter. Semua materi yang disampaikan pasti mengandung nilai moral yang dapat diambil siswa sesuai dengan nilai karakter yang diintegrasikan. Jadi, dengan produk yang dihasilkan siswa tidak semata -mata belajar Bahasa Indonesia, namun siswa juga dapat belajar tentang nilai moral yang disisipkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti memberikan saran kepada guru dan peneliti lain. Guru hendaknya mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar siswa sejak dini sudah memiliki sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter. Peneliti lain hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini di berbagai bidang, jenjang, serta sekolah agar pendidikan karakter semakin berkembang dalam masyarakat.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Wimalasari, Lidwina. 2012. Character Educatin Integrated in Learni ng of Writing Indonesian Language of Junior High School Students Grade VII, 1st and 2nd semester. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University. This research was improvement of the model of character education learning that integrated in learning of writing Indonesian language of Junior High School students grade VII 1st and 2nd semester. The subject of this research is 49 students of BOPKRI 1 Yogyakarta grade VII periode 2011/2012. It was begun by analyzing student need by dividing some quistioners and doing some interview. It aimed to create a product that is a modul o f learning of Indonesian language of Junior High School grade VII, 1st and 2nd semester that has been integrated in character education. In analyzing the data of the research, the researcher did some steps: inventaroried all data that has been collected, clarified them, identif ied and reflected them. The kind of improvement research was learning method improvement of the material of learning Indonesian language that has been integrated in character education. This modul has been applied to 23 students of Junior High School of BOPKRI Yogyakarta grade VII periode 2012/2013. And then the result was being evaluated to see the efectiveness of th e product. After that, the substance and the presentation has been revised and then fixed based on the evaluation. Integrated character education in writting of Junior High School grade VII 1st and 2nd semester was arranged based on standard and basic competancy in “KTSP” 2006. The material of character education learning that integrated in writting has been merged and fixed with character education values. All materials that has been presented must have moral message that can be reserved by students appropriate with character value that has been integrated. Moreover, the product that has been resulted not merely foc cused on the language but also on moral value contained in Indonesian language. Based on the research, the researcher gave sug gestion to the teachers and another researcher. The teacher should integrate the character values in Indonesian language learning so the students have good attitude from beginning as reflection of the character education values. Meanwhile, the other researcher should continue this research in other fields, level, and also schools to improve character education in large society.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PER}IYATAAI\ PERSETUJUAI\ PUBLIKASI KARYA ILMIAH IJNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
Lidwina Wimalasari
NomorMahasiswa :081224044 Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, saya memberikan karya ilniah kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
PEI\DIDIKAI\ KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN MENT'LIS BAHASA INDOI\ESIA SISWA SMP KELAS beserta perangkat yang ada
YII SEMESTER 1 DAN 2
bila diperlukan (bila ada). Dengan demikian
saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat4 mendisuibusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di intemet atau media lain unfirk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya malrpun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal:22 Oktober 2012
Yans menvatakan^
ll L'n
ry
\ITt Lidwlna Wimalasari ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kasih Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati usaha dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Atas kasihNya yang tak berkesudahan itulah penulis dapat menyelesaikan dan mempersembahakan penelitian ini.
Keberhasilan menyelesaikan penelitian ini tak lepas dari dari bimbingan, bantuan, nasihat, dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, sastra Indonesia, dan Daerah. 3. Prof. Dr. Pranowo, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan baik. 4. Para dosen PBSID yang dengan penuh kesabaran mendidik dan mendampingi selama menimba ilmu di PBSID. 5. Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSID yang selalu sabar dan memberikan kemudahan dan kelancaran penulis selama berproses dalam menyelesaikan skripsi di PBSID. 6. Dra. Sukami, kepala sekolah SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin peneletian sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. 7. Drs. Giyanti, pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang tela h membantu pelaksanaan penelitian. 8. Siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang membantu dalam penelitian. 9. Bapak dan ibu, serta kakak-kakak yang selalu memberikan dukungan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xt
10. Teman-teman satu angkatan dan teman-teman satu penelitian yang selalu
memberikan dukungan dan kerjasama yang luar biasa. 11. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penelitian
ini
masih jauh dari sempurna.
Walaupun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta 22 Oktober 2012 Pe4rulis,
Ifi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN .............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................
iv
MOTTO ..................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
................................................
vi
ABSTRAK .............................................................................................
vii
ABSTRACT .............................................................................................
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................
ix
KATA PENGANTAR ............................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
5
E. Definisi Istilah .............................................................................
5
F. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
6
G. Sistematika Penyajian ..................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................
8
A. Penelitian yang Relevan ..............................................................
8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kajian Pustaka ............................................................................
10
1. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ............................
10
2. Teori Pembelajaran Menulis ..................................................
10
3. Pembelajaran Menulis dalam KTSP .......................................
25
4. Pendidikan Berbasis Psikoogi Kognitif dan Kontruktivisme ..
27
5. Pendidikan Karakter ..............................................................
31
C. Kerangka Berpikir .......................................................................
44
BAB III METODOLOBI PENELITIAN .................................................
46
A. Jenis Penelitian ............................................................................
46
B. Subjek Penelitian dan Sumber Data .............................................
46
C. Data ............................................................................................
46
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
47
E. Instrumen ....................................................................................
47
F. Teknik Analisis Data ...................................................................
47
G. Prosedur Pengembangan ..............................................................
49
H. Keluaran (output) ........................................................................
52
BAB IV HASIL ANALISIS DATA ........................................................
53
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................
53
B. Persepsi Siswa terhadap Pendidi kan Karakter dan Pemaknaannya
54
C. Hasil Wawancara dengan Guru dan Pemaknaannya .....................
83
D. Hasil Wawancara dengan Siswa dan Pemaknaannya ...................
86
E. Pembahasan Persepsi Siswa terhadap Pendi dikan Karakter ..........
89
F. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru ...............................
103
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Siswa ..............................
105
H. Pengembangan Produk ................................................................
107
BAB V PENUTUP .................................................................................
126
A. Kesimpulan .................................................................................
126
B. Saran ...........................................................................................
126
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
130
LAMPIRAN ...........................................................................................
131
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berpikir .....................................................................
xv
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
4.1a Persepsi Siswa terhadap Nilai Religius ............................................
55
4.1b Persepsi Siswa terhadap Nilai Religius ............................................
56
4.2a Persepsi Siswa terhadap Nilai Kejujuran ..........................................
57
4.2b Persepsi Siswa terhadap Nilai Kejujuran .........................................
58
4.2c Persepsi Siswa terhadap Nilai Kejujuran ..........................................
59
4.3a Persepsi Siswa terhadap Nilai Toleransi ..........................................
60
4.3b Persepsi Siswa terhadap Nilai Toleransi ..........................................
61
4.4 Persepsi Siswa terhadap Nilai Kedisiplinan ......................................
62
4.5a Persepsi Siswa terhadap Nilai Kerja Keras ......................................
63
4.5b Persepsi Siswa terhadap Nilai Kerja Keras ......................................
64
4.6 Persepsi Siswa terhadap Nilai Kreatif ................................................
65
4.7a Persepsi Siswa terhadap Nilai Mandiri .............................................
66
4.7b Persepsi Siswa terhadap Nilai Mandiri ............................................
66
4.8 Persepsi Siswa terhadap Nilai Demokratis .........................................
67
4.9 Persepsi Siswa terhadap Nilai Rasa Ingin Tahu .................................
68
4.10a Persepsi Siswa terhadap Nilai Semangat Kebangsaan ....................
69
4.10b Persepsi Siswa terhadap Nilai Semangat Kebangsaan ....................
70
4.11a Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Tanah Air ..............................
71
4.11b Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Tanah Air ..............................
71
4.11c Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Tanah Air ..............................
72
4.12a Persepsi Siswa terhadap Nilai Manghargai Prestasi ........................
73
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.12b Persepsi Siswa terhadap Nilai Menghargai Prestasi .......................
74
4.13a Persepsi Siswa terhadap Nilai Bersahabat ......................................
75
4.13b Persepsi Siswa terhadap Nilai Bersahaba t ......................................
76
4.14a Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Damai ...................................
77
4.14b Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Damai ...................................
78
4.15 Persepsi Siswa terhadap Nilai Gemar Membaca ..............................
79
4.16 Persepsi Siswa terhadap Nilai Peduli Sosial .....................................
80
4.17 Persepsi Siswa terhadap Nilai Peduli Lingkungan ...........................
81
4.18 Persepsi Siswa terhadap Nilai Tanggung Jawab ...............................
82
4.19 Pemetaan Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Keterampilan Menulis ...........................................................................................
108
4.20 Hasil Persepsi Siswa terhadap Modul ..............................................
115
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan penelitian. Hal-hal yang diuraikan pada bab ini meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penyajian.
A. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kemandirian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun tujuan pendidikan yang tercantum dalam undang -undang tersebut, sepertinya dewasa ini kurang te rlihat di Indonesia. Saat ini persoalan budaya dan karakter menjadi sorotan dalam masyarakat. Berbagai persoalan muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, dan sebagainya. Dengan kata lain, jika dil ihat dari segi moral, masyarakat Indonesia sudah mencapai tingkat kekhawatiran yang cukup tinggi.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Berbagai cara penyelesaian sudah diajukan untuk mengantisipasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan moral itu. Mulai dari peraturan, undang undang, sampai dengan penerapan hukum yang lebih kua t. Akan tetapi pada praktiknya, upaya-upaya untuk memperbaiki m asyarakat justru malah menambah
daftar
kekhawatiran
akan
moral
masyarakat,
bahkan
menjadikannya lebih akut. Seperti terlihat dalam sebuah berita di Vivanews (Rabu, 12 Oktober 2011) yang berjudul “Hakim Kasus Walikota Bekasi Tersangka Korupsi”. Pada berita tersebut tampak jelas bahwa hakim yang seharusnya memberi contoh kepada masyarakat untuk teladan akan hukum, justru melanggar hukum dalam tersangkut kasus ko rupsi. Tindakan hakim tersebut menggambarkan kebobrokan karakter dan moral masyarakat. Contoh kebobrokan karakter masyarakat Indonesia yang lainnya juga tampak pada berita “Hakim Tersangkut Korupsi tak Layak Pimpin Sidang”. Hakim seharusnya memimpin berjal annya sidang untuk meluruskan dan mengadilkan sebuah masalah, namun hakim pun tersangkut masalah korupsi. Bagaimana bisa masyarakat awam percaya pada seorang hakim? Orang yang seharusnya bisa dipercaya orang banyak untuk memimpin sebuah sidang perkara justru melakukan pelanggaran hukum. Sungguh suatu kejadian yang sangat memprihatinkan di bangsa ini. Cara lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. S ebagai alternatif
yang
bersifat
preventif,
pendidikan
diharapkan
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Pendidikan dilaksanakan dengan menyeimbangkan domain afektif, kognitif, dan psikomotorik (Bloom, 1959), disamping anak didik memiliki pengetahuan (terasah kecerdasannya), tertempa wataknya, dan terampil dalam berkarya. Keluaran lembaga pendidikan akan jauh lebih baik. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan pendidikan di sekolah perlu diper kuat dengan pendidikan watak yang memungkinkan berkembangnya domain afeksi anak didik. Kurikulum adalah inti dari pendidikan. Jika pembelajaran formal diintegrasikan dengan pendidikan karakter, maka akan terbentuklah suatu pendidikan yang merupakan alterna tif untuk memperbaiki karakter dan budaya bangsa. Dengan latar belakang yang terpapar di atas, peneliti ingin menyumbangkan pemikirannya dalam usaha memperbaiki budaya dan karakter bangsa. Jalan yang ingin peneliti tempuh adalah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran formal di sekolah. Penulis
akan
mengintegrasikan
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran menulis siswa kelas VII semester 1 dan 2. Penulis mengambil pembelajaran menulis karena pada saat ini menulis merupakan hal yang sangat penting namun begitu sulit menumbuhkan kesadaran menulis pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
masyarakat. Seperti yang disajikan dalam Kompas online (Selasa, 15 April 2008 pukul 19:10), “Menumbuhkan budaya menulis atau riset di kalangan guru bukanlah perkara mudah. Ini justru menjadi momok bagi kebanyakan guru dan staf mengajar. Padahal, sertifikasi guru yang kini dilaksanakan membutuhkan kebiasaan positif ini. ”. Jika seorang guru pun tidak memiliki kebiasaan menulis, maka siswa pun akan mengikutinya. Dengan mengintegrasikan pendidikan karak ter dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia, penulis berharap semakin tinggi tumbuhnya kebiasaan menulis pada siswa. Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Chaedar Alwasilah, Selasa (15/4) mengatakan, menulis itu tidak selamanya bakat. Melainkan, juga ditentukan dari kerja keras (Kompas online, 20 Februari 2012). Maka sangat mungkin pembelajaran menulis di sekolah dapat mempengaruhi tumbuhnya kebiasaan menulis pada siswa yang akan dibawanya hingga kelak.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti menyusun rumusan masalah, yaitu: “Bagaimanakah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa k elas VII SMP semester 1 dan 2?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian Dari
rumusan
masalah
tersebut,
penelitian
ini
bertujuan
mengembangkan model pendidikan berkarakter melalui pendidikan formal. Pendidikan karakter akan diintegrasikan dengan pembelajaran menulis siswa SMP kelas VII semester 1dan 2.
D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian pendidikan karakter yang terintegr asi dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa kelas VII semester 1 dan 2 di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, yaitu : 1. Penelitian ini dapat digunakan seba gai salah satu model pengembangan pembelajaran menulis yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. 2. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan waw asan bagi pengembang keilmuan terutama di bidang pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan sebagai dasar pijakan untuk penelitian selanjutnya.
E. Definisi Istilah 1. Penelitian Pengembangan Penelitian
pengembangan
adalah
metode
penelitian
yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai -nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk me laksanakan nilai-nilai tersebut (Kemendiknas, 2011). 3. Pembelajaran Menulis Menulis ialah menurunka n atau melukiskan lambang -lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang -lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran gr afik itu (Tarigan, 1985: 21). 4. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikem bangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini hanya terbatas pada pengembangan materi pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia siswa di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, kelas VII semester 1 dan 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
G. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam peneliti an ini akan terbagi menjadi lima bab, yaitu: bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metodo logi penelitian, bab IV hasil analisis data, dan bab V penutup. Setiap bab tersebut terdiri atas subbab-subbab, yaitu (1) bab I akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelit ian, manfaat penelitian, definisi istilah, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penyajian, (2) bab II menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan sebagai ac uan dalam penelitian ini yang terdiri dari penelitian yang relevan, kajian pustaka, standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk SMP kelas VII semester 1 dan 2, pendidikan karakter sebagai sarana penanaman budi pekerti , nilai-nilai pendidikan karakter, pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia, serta kerangka berpikir, (3) bab III adalah metodologi penelitian yang berisi mengenai langkah -langkah dan prosedur penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen, teknik analisis data, prosedur pengembangan, dan output, (4) bab IV adalah analisis data penelitian, persepsi siswa terhadap pendidikan karakter dan pemaknaannya, hasil wawancara dengan guru dan siswa beserta pemaknaanya, pembahasan persepsi siswa, pembahasan hasil wawancara guru dan sis wa, dan pengembangan produk, (5) bab V adalah bagian penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II merupakan landasan teori yang menguraikan teori -teori yang relevan dan mendasari topik penelitian. Landasan teori bab II ini berisi pen elitian terdahulu yang relevan, kajian pustaka mengenai pendidikan karakter dan pembelajaran menulis, serta kerangka berpikir.
A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang mengintegrasikan pendidikan karakter dengan suatu mata pelajaran sampai saat ini belum banyak dilakukan. Sebelumnya pernah ada penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Bahasa Indone sia Berorientasi Pendidikan Karakter . Penelitian tersebut merupakan Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas III SDN Cilaku I Kabupaten Cianjur oleh Dra. Sri Mulyanti, M.Pd. yang dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan model pembelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pendidikan karakter dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dan meningkatkan sikap dan perilaku berkarakter pada siswa kelas III SDN Cilaku I Kabupaten Cianjur. Subjek penelitian ini ada dua kelas ya itu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing -masing terdiri dari 36 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah pedoman pembelajaran berupa silabus dan RPP, lembar tes, lembar angket, lembar observasi, pedoman wawancara, skala sikap , dan catatan anekdotal.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berdasarkan hasil peneliti an terbukti bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan orientasi pendidikan karakter di kelas III SD secara signifikan efektif dalam meningkatakan hasil pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian kedua berjudul
Pengembangan Silabus dan Materi
Pembelajaran Ketrampilan Menulis Narasi untuk Siswa Kelas V SDN Kotabatu 03 Kecamatan Ciomas kabupaten Bogor jawa Barat (Nugroho, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan kriteria pembelajaran menulis narasi dengan media gambar, (2) penyusu nan silabus, dan (3) penyususnan materi pembelajaran. Penelitian ketiga dilakukan oleh Prabawati Yanuartiningsih (2008) dengan judul Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Menyimak Kritis dengan Media Rekaman Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 2 Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 . Penelitian ini menghasilkan silabus dan materi pembelajaran menyimak. Seno (2009) mengembangkan silabus dan materi pembelajaran ketrampilan menulis untuk siswa kelas X semester 2 SMA Sang Timur Yogyakarta
Tahun
Ajaran
2008/2009.
Penelitian
tersebut
bertujuan
menghasilkan suatu produ k berupa silabus dan materi pembelajaran keterampilan menulis, melalui proses pengembangan. Dari data di atas dapat diketahui bahwa pendidikan karakter dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran di sekolah. Sekarang ini belum
banyak
penelitian
y ang
mengembangan
pembelajar an
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Nugroho, Yanuartiningsih, dan Seno hanya mengembangkan silabus dan materi pembelajaran tanpa mengintegrasikannya dengan nilai lain. Untuk itu, masih perlu dikembangkan pembelajaran menulis yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.
B. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Dalam KTSP terdapat banyak mata pelajaran yang terdapat dalam pembelajaran, salah satunya Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan di dalamnya. Keterampilan yang ada dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam penelitian ini, keterampilan menulislah yang secara khusus akan di jadikan bahan penelitian. 2. Teori Pembelajaran Menulis Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Nida, 1957:19; Harris, 1977:9; tarigan, 1981:1 via Tarigan, 1985:1). Setiap ket erampilan berbahasa memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan ketiga ket erampilan yang lain. a. Pengertian Menulis Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipah ami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
oleh seseorang, sehingga orang -orang lain dapat membaca lambang lambang grafik tersebut (Tarigan, 1985: 21). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang l ain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Ket erampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan prak tik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1984: 4). b. Bentuk Tulisan 1) Eksposisi Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu obyek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek, misalnya menjelaskan pengertian kebudayaan,
komunikasi,
perkembangan
teknologi,
atau
pertumbuhan ekonomi pada pembaca (Keraf, 1995:7). 2) Argumentasi Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta -fakta sedemikian rupa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sehingga ia mampu menunjukkan apakah suat u pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). 3) Persuasi Persuaai adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca, agar para pendengar atau pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya akan apa yang dikatakan itu. Karena itu persuasi lebih condong
menggunakan
atau
memanfaatkan
aspek-aspek
psikologis untuk mempengaruhi orang lain (Keraf, 1995: 14). 4) Deskripsi Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kep ala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental mengenai suatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang, atau sensasi ( Keraf, 1995: 16). 5) Narasi Narasi adalah suatu ben tuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2007:136).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Fungsi Menulis Menurut Tarigan (1984: 22), pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat bermanfaat bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Menulis juga menolong untuk berpikir kritis, memperdalam daya tanggap, memecahkan masalah, menjelaskan sesuatu, dan sebagainya. d. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kemampuan bahasa aktif -produktif merupakan kemampuan hubungan antara kemampuan berbicara dan menulis karena adanya isi masalah yang hendak disampaikan di samping penataan yang sistematis terhadap isi masalah tersebu t agar dapat dipahami dengan baik
oleh
pendengar
atau
pembaca.
Kemampuan
menulis
mengungkapkan pikiran secara tertulis sehingga untuk tes yang akan diselenggarakan bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan kemampuan mengungkapkan pikiran kepada orang lain. Pengukuran tingkat kemampuan menulis mengacu kepada relevansi isi, keteraturan penyusunan isi, dan bahasa yang digunakan. Menyangkut penggunaan bahasa yang dalam tes menulis dituntut lebih ketat penyusunannya, karena dalam ungkapan tertulis tidak menutu p kemungkinan terdapat waktu yang lebih longgar untuk memilih kata -kata dan menyusunnya secara tepat, bahkan terdapat waktu untuk memperbaikinya. Demikian disusun rincian pengukur tingkat kemampuan menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 1.
Unsur Kemampuan Menulis Isi yang relevan
2.
Organisasi yang sistematis
3.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar
14
Rincian Kemampuan Isi wacana tulis sesuai dan relevan dengan topik yang dimaksudkan untuk dibahas. Isi wacana disusun secara sistematis menurut pola tertentu. Wacana diungkapkan dengan susunan kalimat yang gramatikal, pilihan kata yang tepat, serta gaya penulisan yang sesuai.
Tes kemampuan menulis merupakan kegiatan penggunaan kemampuan
bahasa
yang
aktif -produktif
yang
sebaiknya
diselenggarakakan dalam bentuk tes subjektif. Tes subjektif dikenal dengan pertanyaan dan tugas yang diberikan dalam tes itu dirumuskkan sedemikian rupa sehingga mengundang jawaban dan pelaksanaan tugas yang beragam dalam fokus, isi, susunan kata -kata, dan panjang pendeknya jawaban. Penyelenggaraan tes menulis dalam bentuk tes subjektif, tidak saja lebih sesuai dengan tujuan mengungkapkan pikiran penulis yang bersifat subjektif, melainkan juga sesuai dengan kegiatan menulis sebagai kegiatan aktif -produktif yang juga subjektif. Dalam penyelenggaraan tes subjektif pada umumnya, pertanyaan-pertanyaan dapat disusun dalam bentuk a) tes esai, b) tes dengan pertanyaan menggunakan kata tanya, c) tes dengan pertanyaan jawaban pendek, dan d) tes melengkapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerapan model penskoran kemampuan menulis yang dilandaskan pada unsur kemampuan menulis adalah sebagai berikut. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala 1 -10 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang Dinilai Kualitas dan ruang lingkup isi Organisasi dan penyajian isi Gaya dan bentuk bahasa Mekanik: tata bahasa ejaan, kerapian tulisan Respon afektif guru terhadap karangan
Tingkatan Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Model Penilaian Karangan/Karya Tulis Komponen (1) Isi
Rentang Skor 27-30
Rentang Mutu Amat baik sampai dengan sempurna
22-26
Cukup sampai dengan baik
17-21
Kurang sampai dengan biasa
13-16
Amat kurang
Indikator Amat menguasai masalah; isi amat padat; tuntas dan menyeluruh; amat sesuai dengan masalah dan judul. Menguasai masalah; cakupan isi memadai; hampir tuntas menyeluruh; sesuai dengan judul dan masalah tetapi tidak cukup terperinci Penguasaan masalah terbatas; cakupan isi kurang memadai; kurang tuntas Tidak menguasai masalah; tidak cukup isi; tidak sesuai dengan judul dan masalah; tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2) Organisasi
(3) Tata Bahasa
16
terdapat cukup bahan untuk dinilai. Amat runtut; pokokpokok pikiran diungkapkan dan dikembangkan secara jelas, diorganisasikan secara baik, dengan urutan yang logis; hubungan antar bagian amat erat (kohesif).
18-20
Amat baik sampai dengan sempurna
14-17
Cukup sampai dengan baik
Kurang runtut; terdapat pokok-pokok pikiran tetapi kurang terorganisasikan dengan rapi; tidak cukup dikembangkan; urutan logis tetapi kurang menyeluruh.
10-13
Kurang sampai dengan biasa
Tidak runtut; pokok pikiran tidak teratur; urutan kurang logis; pokok pikiran kurang terkembangkan.
7-9
Amat kurang
Tidak komunikatif; tidak ada pengorganisasian; tidak terdapat cukup bahan untuk dinilai.
22-25
Amat baik sampai dengan sempurna
Penggunaan berbagai bentuk kalimat kompleks yang amat efektif; sedikit saja kesalahan penggunaan tata bahasa, urutan kalimat, bentukan frasa dan kata, kata depan, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4) Kosa Kata
17
18-21
Cukup sampai dengan baik
Penggunaan kalimat sederhana secara efektif; beberapa kesulitan penggunaan kalimat kompleks; beberapa kesalahan penggunaan tata bahasa, urutan kalimat, bentuk frasa dan kata, kata depan dll.
11-17
Kurang sampai dengan biasa
Kesalahan dan kesulitan penggunaan kalimat sederhana maupun kompleks; banyak kesalahan penggunaan tata bahasa, urutan kalimat, bentuk frasa, kata, kata depan dll.
5-10
Amat kurang
Hampir tidak menguasai tata bahasa; tidak dapat mengerti; tidak terdapat cukup bahan untuk dinilai.
18-20
Amat baik sampai dengan sempurna
Perbendaharaan kata luas; pemilihan dan penggunaan kata yang tepat dan efektif; penguasaan baik terhadap bentuk dan pembentuk kata.
14-17
Cukup sampai dengan baik
Perbendaharaan kata cukup; pemilihan dan penggunaan kata yang kadang-kadang tidak tepat tanpa mengaburkan makna.
10-13
Kurang sampai
Perbendaharaan kata terbatas; lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5) Ejaan dan Teknik Penulisan
18
dengan biasa
kesalahan pemilihan kata; makna yang kabur dan tidak jelas.
7-9
Amat kurang
5
Amat baik sampai dengan sempurna
4
Cukup sampai dengan baik
Perbendaharaan kata amat terbatas hingga tidak mampu mengkomunikasikan makna yang diinginkan tidak cukup informatif untuk dinilai. Sepenuhnya sesuai dengaun kaidah ejaan dan penulisan; amat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, penyusunan paragraf. Kadang terdapat kesalahan penerapan kaidah, namun tanpa mengaburkaon inti dan makna pokok
3
Kurang sampai dengan biasa
2
Amat kurang
Banyak kesalahan penerapan kaidah ejaan dan penulisan; tulisan sulit dibaca; inti dan makna pokok kabur. Tidak menguasai kaidah ejaan dan penulisan; penuh kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, penyusunan paragraf, tulisan sulit dibaca; tidak cukup informasi untuk dinilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tes menulis dalam praktiknya masih dapat dilakukan dengan cara tes bentuk objektif, namun harus memenuhi hal yang esensial dalam aktifitas menulis, yaitu adanya unsur memilih bahasa dan gagasan. Tes kemampuan menulis bentuk objektif yang mampu menuntut peserta didik untuk mempertimbangkan unsur bahasa dan gagasan adalah tugas menyusun alinea berdasarkan kalimat -kalimat yang disediakan. Tugas tersebut menuntut peserta didik untuk menyusun gagasan secara tepat, menentukan kalimat yang berisi gagasan pokok dan pikiran -pikiran penjelas, dan menentukan urutan kalimat secara logis. Tugas menulis untuk benar -benar menghasilkan karya tulis, haruslah mendapat prioritas dalam rangka mengukur kompetensi menulis peserta didik. Keuntungan dari tugas menulis ini adalah memilih bentuk-bentuk kebahasaan yang tepat untuk mengungkapkan apa yang akan ditulis, mencari dan menyeleksi informasi dari berbagai sumber sebagai isi tulisan, serta menyusun informasi itu ke dalam urutan logika yang benar. Dalam tahap awal untuk merangsang pengembangan kognisi dan imajinasi peserta didik, kita dapat memanfaatkan tugas-tugas menulis rangsangan tertentu seperti gambar, audiovisual, buku. 1) Menulis berdasarkan rangsang gambar Gambar sebagai rangsang tugas menulis biasanya diberikan kepada pelajar bahasa pada tahap awal (sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dasar). Gambar berfungsi se bagai pemancing kognisi dan imajinasi serta pemilihan bentuk -bentuk kebahasaan. Contoh: a) Buatlah sebuah karangan berdasarkan gambar itu yang penjangnya kurang lebih satu halaman. b) Jangan lupa karangan harus diberi judul. Untuk menilai tugas menulis bentuk tersebut dapat memergunakan rubrik penilaian sebagai berikut. Contoh rubrik penilaian menulis berdasarkan rangsang gambar No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek yang Dinilai
1
Tingkat Capaian Kinerja 2 3 4 5
Kesesuaian dengan gambar Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan makna keseluruhan cerita Ketepatan kata Ketepatan kalimat Ejaan dan tata tulis Jumlah skor:
2) Menulis berdasarkan rangsang suara Tugas menulis dengan rangsang suara ini memang bersifat tumpang tindih dengan tes kemampuan mendengarkan. Tugas yang diberikan kepada peserta didik berupa tugas untuk menulis berdasarkan pesan atau informasi yang didengarnya melalui sarana rekaman atau radio. Tugas yang diberikan kepada peserta didik misalnya berbunyi sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dengarkan siaran sandiwara radio yang telah direkam ini dengan seksama. Catatlah hal -hal yang penting, setelah itu ceritakanlah kembali secara tertulis. Rubrik penilaian yang dipergunakan adalah sebagai berikut. No
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tingkat Capaian Kinerja Aspek . yang Dinilai . Kesesuaian isi tulisan dengan cerita Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan makna keseluruhan cerita Ketepatan kata Ketepatan kalimat Ejaan dan tata tulis Jumlah skor:
1
2
3
4
5
3) Menulis berdasarkan rangsang visual dan suara Rangsangan visual dan suara didapat dari siaran televisi, video, atau berbagai rekaman sejenis. Kegiatan dari rangsangan ini dapat dilakukan di dalam kelas atau tugas rumah. Tugas yang diberikan kepada peserta didik misalnya berbunyi sebagai berikut. Cermatilah siaran berita di televisi pada pukul 18.00 WIB. Catatlah hal-hal penting, setelah itu ceritakan kembali di depan kelas hasil tulisan Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Penilaian yang dilakukan dapat memergunakan rubrik seperti berikut. No. 1 2 3 4 5 6 7
Aspek yang Dinilai
1
Tingkat Capaian Kinerja 2 3 4 5
Kesesuaian isi teks Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan detil peristiwa Ketepatan makna keseluruhan cerita Ketepatan kata Ketepatan kalimat Ejaan dan tata tulis Jumlah skor:
4) Menulis berdasarkan rangsang buku Menulis dengan rangsang buku lebih dimaksudkan untuk melatih peserta didik secara produktif menghasilkan bahasa. Buku yang dijadikan rangsang tugas menulis dapat dibedakan ke dalam buku fiksi dan nonfiksi. Untuk menila i hasil kinerja peserta didik, menulis berdasarkan rangsang buku perlu disiapkan rubrik penilaian yang mencakup unsur kebahasaan dan isi pesan. No. 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Dinilai Kesesuaian isi buku Ketepatan penunjukkan detil isi buku Ketepatan argumentasi Kebermaknaan
1
Tingkat Capaian Kinerja 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
keseluruhan tulisan Ketepatan kata Ketepatan kalimat Ketepatan stile penulisan Ejaan dan tata tulis Jumlah skor:
5. 6. 7. 8.
5) Menulis laporan Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, menulis laporan
pun
dapat
dimanfaatkan
untuk
melatih
dan
mengungkapkan kemampuan menulis peserta didik. Tugas menulis laporan bisa dilakukan secara berkelompok, dengan cara demikian peserta didik
mampu bekerja bersama,
pembagian tugas dan memecahkan permasalahan bersama. No. 1 2 3
4 5 6 7 8
Aspek yang Dinilai Pemahaman isi berita Organisasi penulisan Ketepatan analisis data dan penyimpulan Kebermaknaan keseluruhan tulisan Ketepatan diksi Ketepatan kalimat Ketepatan stile penulisan Ejaan dan tata tulis Jumlah skor:
1
Tingkat Capaian Kinerja 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
6) Menulis surat Surat merupakan salah satu jenis tulisan yang banyak ditemukan dan dibutuhkan dalam kehidupan. Menulis surat hendaknya telah dilatih dan ditugaskan kepada pe serta didik di sekolah karena setiap lembaga tidak dapat melepaskan diri dari jasa surat-menyurat, baik tradisional maupun elektronik. Jenis surat yang diajarkan ditekankan pada surat -surat resmi, atau penulisan surat yang menuntut penggunaan bahasa secara benar.
Penilaian
hasil
menulis
surat
sebaiknya
juga
menggunakan rubrik yang khusus disiapkan. Contoh rubrik penilaian menulis surat resmi No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tingkat Capaian Kinerja Aspek yang Dinilai .
1
2
3
4
5
Ketepatan isi surat Kelengkapan unsur surat Kepantasan format surat Ketepatan kata Ketepatan kalimat Ejaan dan tata tulis Jumlah skor:
7) Menulis berdasarkan tema tertentu Tes kemampuan berdasarkan tema tertentu adalah sebuah tes yang memberi kebebasan untuk menjuduli karangannya sepanjang mencerminkan tema yang dimaksud. Melihat
situasi
dahulu,
maka
untuk
tes
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berdasarkan tema tertentu ini harus memaksa peserta didik untuk mencari sumber bahan, data, rujukan, atau hal -hal lain yang terkait
baik
yang dapat
diperoleh lewat buku,
majalah/jurnal, kamus, internet, narasumber, atau bahkan pengamatan lapangan. Hal ini bermaksud mengajarkan tulisan yang teruji kebenarannya walaupun tulisannya berjenis nonfiksi.
No.
Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kinerja 1
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2
3
4
5
Kualitas isi karangan Keakuratan dan keluasan isi Organisasi penulisan Kebermaknaan keseluruhan tulisan Ketepatan diksi Ketepatan kalimat Ejaan dan tata tulis Kelengkapan sumber rujukan Jumlah skor:
3. Pembelajaran Menulis dalam KTSP Kurikulum merupakan s eperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kerangka dasar Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD). Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan b ersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Berikut ini standar kompetensi dan kompetensi dasar ket erampilan menulis Bahasa Indonesia kelas VII semester 1 dan 2. Kelas VII Semester 1 dan 2
Standar Kompetensi Menulis : Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi.
Menulis: Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng.
Menulis: Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
Kompetensi Dasar
4.1 Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar. 4.2 Menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa. 4.3 Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan benar.
8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun. 8.2 Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar.
12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi denagn memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun. Menulis: Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi.
16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam. 16.2 Menulis kreatif puisis berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
4. Pendidikan Berbasis Psikologi Kognitif dan Konstruktiv isme a. Perkembangan kognitif anak Untuk mencapai tujuan belajar, perkembangan kognitif siswa sangat penting. Piaget (dalam Suparno, 2011: 24) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi emp at tahap: tahap sensorimotor (0–2 tahun), tahap praoperasi (2 –7 tahun), tahap operasi konkret (8 –11 tahun), dan tahap operasi formal (11 tahun ke atas). Siswa SMP masuk ke dalam tahap operasi formal karena rata rata usia pada jenjang SMP adalah 13 tahun. Tahap in i ditandai oleh cara berpikir anak, dari yang konkret ke yang abstrak. Menurut Ginsburg dan Opper (Suparno, 2001: 88), anak pada tahap ini sudah mempunyai tingkat ekuilibrium yang tinggi. Artinya, p ola dan cara berpikir anak menjadi lebih luwes, lebih maju , lebih efektif, dan efisien daripada periode sebelumnya. Suparno (2011: 89 – 99) merangkum ciri-ciri pemikiran remaja menurut Piaget, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1) Pemikiran deduktif hipotesis Pemikiran deduktif adalah pemikiran yang menarik kesimpulan yang spesifik dari ses uatu yang umum. Pada tahap ini anak dapat mengambil keputusan menge nai sesuatu yang tidak dialami. Ia dapat menarik kesimpulan yang penting dari kebenaran yang masih berupa kemungkinan (hipotesis). Ia dapat mengambil keputusan lepas dari kenyataan yang kon kret. 2) Pemikiran induktif saintifik Pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan yang lebih
umum
berdasarkan
kejadian -kejadian
yang
khusus.
Pemikiran ini sering disebut dengan metode ilmiah. Pada tahap pemikiran ini, anak sudah mulai dapat merencanak an suatu eksperimen, membuat eksperimen, dan menyimpulkan suatu eksperimen dengan baik. 3) Pemikiran abstraksi reflektif Abstraksi ini adalah abstraksi yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan matematis -logis, yaitu suatu abstraksi tidak langsung terhadap objek itu sendiri. Terjadi suatu abstraksi karena seseorang melalukan tindakan terhadap objek itu. Pemikiran ini ini disebut abstraksi reflektif karena pemikiran ini tidak dapat disimpulkan dari pengalaman, misalnya hubungan harimau dengan bulu, sepert i manusia dengan rambut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Menurut Piaget (Suparno, 2001:104 –110), paling sedikit ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pertama, perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf, karena berfungsinya suatu struktur organik atau jarin gan tertentu dalam tubuh anak akan memperngaruhi bagaimana ia mengembangkan pemikirannya. Kedua, peran latihan dan pengalaman, karena banyaknya pengalaman anak dan seringnya anak
latihan
berpikir
akan
membantu
anak
itu
untuk
mengembangkan pemikiran atau in telegensinya. Ketiga, interaksi sosial dan transmisi, karena seorang anak dapat membandingkan pemikiran dan pengetahuan yang telah dibentuknya dengan pemikiran dan pengetahuan orang lain, sehingga ia tertantang untuk semakin mengembangkan pemikiran d an pengetahuannya sendiri. Yang terakhir dan yang paling penting adalah ekuilibrasi. Ekulibrasi adalah adanya mekanisme internal, yaitu suatu pengaturan dalam diri anak ketika berhadapan dengan rangsangan atau tantangan dari luar. b. Implikasi Teori Psikologi Ko gnitif dan Konstruktivisme terhadap Proses Belajar Mengajar Menurut Piaget (Suparno, 2001:141), pengetahuan itu dibentuk sendiri oleh siswa dalam berhadapan dengan lingk ungan atau objek yang sedang dipelajarinya. Piaget (Suparno, 2001: 142) membedakan tiga macam pengetahuan, yaitu pengetahuan fisis, matematis logis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan sosial. Pengetahuan fisis dikonstruksi mel alui tindakan siswa terhadap objek fisis secara langsung. Pengetahuan matematis logis dibentuk dengan tindakan siswa terhadap ob jek secara tidak langsung, yaitu dengan pemikiran operatif. Pengetahuan sosial dibentuk dengan pengalaman siswa terhadap orang lain atau lingkungan sosial. Oleh karena itu, kegiatan belajar harus memungkinkan siswa mengalami berbagai pengalaman itu dan bertindak terhadap penga lamanpengalaman tersebut. Teori
pengetahuan
Piaget
(dalam
Suparno,
2001: 143)
menekankan pentingnya kegiatan seorang siswa yang aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan. Siswa dapat menguasai sebuah bahan dengan cara aktif mengolah, bertanya, dan mencerna bahan secara kritis. Selain itu, untuk membangun pengetahuan siswa, siswa juga harus mengerjakan tugas secara pribadi, seperti mengerjakan soal, membuat kesimpulan, dan merumuskan suatu tujuan dengan kalimat sendiri. Untuk mewujudkannya, susunan kurikulum, bahan, cara, dan metode pengajaran yang di pilih harus membawa siswa untuk aktif dalam proses belajar. Metode pengajaran harus memberikan kebebasan murid mengungkapkan apa yang diketahui dan yang tidak diketahui. Suparno (2001: 147) mengatakan bahwa kurikulum sendiri harus lebih fleksibel, bukan merupakan susunan bahan yang mati, melainkan lebih merupakan garis besar yang dapat dikembangkan oleh siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
evaluasi yang dilaksanakan harus kreatif, yaitu memungkinkan siswa berpikir dan mengungkapkan jalan pikirannya. Tekanan belajar pada siswa yang aktif mengkonstruksi lebih menekankan proses dan bukan hasil akhir. Karena belajar yang baik terletak pada keaktifan siswa dalam membentuk pengetahuan, peran guru di sini adalah lebih sebagai mentor atau fasilitator. Seorang guru harus menciptakan suasan a agar siswa lebih mudah mengkonstruksi pengetahuannya. Agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran, guru harus mengetahui kemampuan dan tahap kognitif siswa, sehingga mampu memilih bahan yang tepat. Cara mengajar yang berbentuk diskusi, tukar pendapat secar a bebas, ketidaksetujuan dan konfrontasi gagasan sangat tepat untuk merangsan pemikiran siswa. Hal itu dikarenakan integrasi dengan teman juga sangat penting dalam pro ses belajar (Suparno, 2001:145 146). 5. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter (Fakry Gaffar, 2010:1 via Kesuma dkk, 2011:5) adalah sebuah proses transformasi nilai -nilai sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Menurut konteks kajian P3, pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai “Pembelaj aran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.” Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
peserta didik mengenal, peduli dan menginte rnalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil (Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar 2011). Pendidikan karakter di sekolah adalah upaya yang terencana untuk memfasilitasi peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai -nilai karakter secara terintegrasi dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran, kegiatan pembinaan kesiswaan, dan pengelolaan sekolah pada semua bidang urusan. Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki es ensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Pendidikan karakter merupakan upaya -upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan , dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. a. Tujuan pendidikan karakter Pendidikan karakter memiliki beberapa tujuan. Tujuan umum Pendidikan karakter di sekolah dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP (Kemendiknas, 2011) dimaksudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
untuk memfasilitasi peserta didik mengembangkan karakter terutama yang tercakup dalam butir -butir Standar Kompetensi Lulusan (Permen Diknas 23/2006) sehingga mereka menjadi insan yang berkepribadian mulia (cerdas dan kompetitif). Beberapa ahli berpendapat tujuan pendidikan karakter sebagai berikut. Tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah (Kesuma, 2011:9) sebagai berikut: 1) menguatkan dan mengembangkan nilai -nilai kehidupan yang dianggap
penting
dan
perlu
sehingga
menjadi
kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan; 2) mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah; 3) membangun koneksi yang harm oni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pedoman sekolah “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Kemendiknas, 2010) : 1) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai -nilai budaya dan karakter bangsa;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai -nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; 4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri,
mengembangkan
kreatif,
berwawasan
lingkungan
kehidupan
kebangsaan; sekolah
dan
sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). b. Fungsi pendidikan karakter Disamping memiliki tujuan,
pendidikan karakter
juga
memiliki fungsi. Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: 1) pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa; 2) perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3) penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai -nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. c. Pendidikan Karakter sebagai Sarana Penanaman Budi Pekerti Pendidikan terbagi menjadi dua, pendidikan formal dan tidak formal. Pendidikan formal terjadi di sekolah, sedangkan pendidikan tidak formal terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan di sekolah merupakan sarana yang paling efektif untuk mentransfer ilmu dan membentuk watak siswa. Bukan hanya pengetahuan saja yang seharusnya diajarkan di sekolah, melainkan sikap dan watak yang baik juga harus ditanamkan. Sama seperti yang disampaikan oleh Furqon Hidayatullah (2010: 22), pendidikan tidak hanya cukup berhenti pada memberikan pengetahuan yang paling mutakhir, namun juga harus mampu membentuk dan membangun sistem keyakinan dan karakter yang kuat setiap peserta didik (siswa) sehingga mampu mengembang kan potensi diri dan menemukan tujuan hidupnya. Pendidikan karakter penting untuk membentuk kepribadian penerus bangsa. Pendidikan karakter menurut menurut Dharma Kesuma, dkk (2011: 5-6), dalam konteks P3 yang didefinisikan dalam seting sekolah adalah seba gai pembelajaran yang mengarah pada penguatan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan oleh suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menjelaskan juga bahwa definisi tersebut dapat mengandung makna (1) pendidikan karakter merupakan p endidikan yang terintegrasi dengan pembelalajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran, (2) diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh karena anak merupakan suatu potensi yang perlu dan wajib dikembangkan, (3) penguatan dan peril aku didasari oelh nilai yang dirujuk oleh sekolah. d. Nilai-nilai pendidikan karakter Dalam pendidikan karakter terdapat 18 nilai. Nilai -nilai tersebut adalah: 1) Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Indikator : a) Mengagumi kebesaran Tuhan melalui kemampuan manusia dalam melakukan sinkronisasi antara aspek fisik dengan aspek kejiwaan. b) Mengagumi kebesaran Tuhan karena kemampuan dirinya untuk hidup sebagai anggota masyarakat. c) Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai alam semesta. d) Mengagumi kebesaran Tu han karena adanya agama yang menjadi sumber keteraturan hidup masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
e) Mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai pokok bahasan dalam berbagai mata pelajaran. 2) Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Indikator: a) Tidak
menyontek
atapun
menjadi
plagiat
dalam
mengerjakan setiap tugas. b) Mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi. c) Mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap peajaran. d) Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas. e) Membayar barang yang dibeli di toko sekolah denagn jujur. f)
Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat lain.
3) Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Indikator : a) Tidak menggangu teman yang berbeda pendapat. b) Menghormati teman yang berbeda adat istiadatnya. c) Bersahabat dengan teman dari kelas lain. 4) Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Indikator:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
a) Selalu tertib dalam melaksanaka n tugas-tugas kebersihan sekolah. b) Tertib dalam berbahasa lisan dan tulis. c) Patuh dalam menjalankan ketetapan -ketetapan organisasi peserta didik. d) Menaati aturan berbicara yang ditentukan dalam sebuah diskusi kelas. e) Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis. 5) Kerja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh sungguh dalam mengatasi berbagai hambat an belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Indokator: a) Mengerjakan semua tugas kelas selesai dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan. b) Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar. c) Selalu fokus pada pelajaran. 6) Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru dari yang telah dimiliki . Indikator: a) Mengajukan pendapat yang berkenaan dengan suatu pokok bahasan. b) Bertanya mengenai penerapan suatu hukum/teori/prinsip dari materi lain ke materi yang sedang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
7) Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas -tugas. Indikator: a) Melakukan
sendiri
tugas
kelas
yang
menj adi
tanggungjawabnya. b) Mencari sendiri di kamus terjemahan kata bahasa asing untuk bahasa Indonesia atau sebaliknya. 8) Demokratis: cara berpikir, sikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Indikator: a) Memilih ketua kelompok berdasarkan suara terbanyak. b) Memberikan suara dalam pemilihan di kelas dan sekolah. c) Mengemukakan pikiran tentang teman -teman sekelas. d) Ikut membantu melaksanakan program ketua kelas. 9) Rasa ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untu k mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Ind ikator: a) Bertanya pada guru dan teman tentang materi pelajaran. b) Bertanya pada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi. c) Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio, atau TV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10) Semangat
kebangsaan:
c ara
berpikir,
bertindak,
40
dan
berwawasana yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Indikator: a) Mengemukakan pikiran dan sikap mengenai ancaman dari negara lain terhadap bangsa dan negara Indonesia. b) Mengemukakan sikap dan tindakan yang akan dilakukan mengenai hubungan antara bangsa Indonesia dengan negara bekas penjajah Indonesia. 11) Cinta tanah air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Indikator: a) Menyenangi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia. b) Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia. c) Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. d) Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora dan fauna Indonesia. e) Menyenangi
dan
mengagumi
produk,
industri,
dan
teknologi yang dihasilkan bangsa Indonesia. 12) Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. Indikator: a) Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik -baiknya. b) Berlatih keras untuk berprestasi dalam olahraga dan kesenian. c) Hormat kepada sesuatu yang sudah dilakukan guru, kepala sekolah,dan personali sekolah lain. d) Menceritakan prestasi yang dicapai orang tua. e) Menghargai hasil kerja pemimpin di masyarakat sekitarnya. f)
Menghargai tradisi dan hasil karya masyarakat di sekitarnya.
13) Bersahabat/komunikatif: t indakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,dan bekerja sama dengan orang lain. Indikator: a) Bekerjasama dalam kelompok kelas. b) Berbicara dengan teman sekelas. c) Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat. d) Bergaul dengan teman lain kelas. e) Berbicara dengan guru, kepla sekolah, dan personalia sekolah lainnya. 14) Cinta damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain mersa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Indikator:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a) Melindungi teman dari ancaman fisik. b) Berupaya mempererat pertemanan. c) Ikut berpartisipasi dalam sistem keamanan sekolah. 15) Gemar
membaca:
kebiasaan
menyediakan
waktu
untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Indikator: a) Membaca buku atau tulisan keilmuan, sastra, seni, budaya, teknologi, dan humaiora. b) Membaca koran majalah dinding. 16) Peduli sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin member i bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Indikator: a) Ikut dalam berbagai kegiatan sosial. b) Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa atau tidak punya. 17) Peduli lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnnya dengan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Indikator: Mengikuti berbagai kegiatan berkenaan dengan kebersihan, keindahan, dan pemeliharaan lingkungan. 18) Tanggung
jawab:
sikap
dan
perilaku
seseorang
untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara dan Tuhan Yang maha Esa. Indikator: a) Mengerjakan tugas dari guru dengan sebai k-baiknya. b) Berani menanggung resiko dari tindakan yang dilakukan. e. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Menulis Bahasa dan Sastra Indonesia Pada bagian sebelumnya sudah disampaikan latar belakang dari penelitian ini. Latar belakang tersebut menjadi dasar tersusunnya rumusan masalah penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penulis akan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pembela jaran menulis Bahasa dan Sastra Indonesia. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dalam KTSP. Semua materi pembelajaran akan disatukan dengan nilai -nilai karakter. Yang dimaksud dengan menyatukan nilai-nilai
karakter dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah dalam setiap kompetensi dasar akan disisipkan nilai-nilai karakter yang diharapkan bisa diserap siswa saat belajar Bahasa Indonesia. Jadi siswa tidak hanya belajar mengenai materi pembelajaran saja. Akan tetapi siswa juga belajar tentang nilai -nilai karakter yang akan mempengaruhi akhlaknya untuk selalu bertindak secara positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan hasil kajian pustak a di atas, kemudian disusun ker angka berpikir sebagai berikut. 1.
Pengembangan materi pembelajaran menulis diintegrasikan dengan pendidikan karakter.
2.
Pengembangan
pendidikan karakter
bertolak pada butir -butir
pendidikan karakter yang sudah dijabarkan oleh Depdiknas. 3.
Berdasarkan butir-butir pendidikan karakter kemudian dipakai sebagai dasar untuk menyusun indikator seluruh kompetensi dasar.
4.
Atas dasar jabaran indikator berdasarkan kompetensi dasar, kemudian dikembangkan materi pembelajaran pembelajaran menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun sebuah bagan kerangka berpikir sebagai berikut: Bagan 1 Pengembangan Materi Pembelajaran Menulis
Pendidikan Karakter
Kompetensi Dasar
Butir-butir Pendidikan Karakter
Indikator Seluruh Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran Menulis yang terintegrasi dengan pendidikan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metod ologi penelitian. Metodolologi penelitian terdiri atas jenis penelitian, subjek penelitian dan sumber data, data, teknik pengumpulan data, instrumen, teknik analisis data, prosedur pengembangan, dan keluaran (output).
1.1 Jenis penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan pembelajaran . Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran menulis B ahasa Indonesia siswa kelas VII semester 1 dan 2.
1.2 Subjek penelitian dan sumber data Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar keterampilan menulis kelas VII semester 1 dan 2. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
1.3 Data Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa informasi yang diperoleh dari penyebaran kuesioner yang kemudian akan dijelaska n secara kualitatif. Data kualitatif berupa
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
informasi mengenai tanggapan , saran, dan kritik berdasarkan penilaian pak ar dan praktisi pendidikan dan S astra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VII mau pun siswa.
1.4 Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuisioner. Wawancara merupakan cara menghimpun bahan bahan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara lisan, berhadapan muka, dan dengan tujuan yang telah ditentukan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara ter pimpin, yaitu wawancara yang terstruktur dan tersusun secara sistematis (Sudijono, 2011:82). Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia serta beberapa siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Wawancara kepada guru dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh guru mengaitkan materi pelajaran dengan penanaman nilai -nilai karakter kepada siswa serta cara guru mengajar di kelas. Sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan untuk mengetahui bagaimana pandangan dan sikap siswa terhadap pendidikan karakter yang tahun ini mulai diberlakukan dan komentar siswa terhadap cara mengajar guru. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi da ri responden. Kuesioner yang dibagikan kepada siswa sebanyak dua buah kuesioner, kuesioner untuk mengetahui kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
awal siswa, tanggapan siswa mengenai pernyataan -pernyataan yang mengandung nilai-nilai karakter, dan kuisioner penilaian produk yang dihasilkan oleh peneliti.
1.5 Instrumen Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini berupa angket dan daftar pertanyaan wawancara. Berikut ini akan dijelaskan tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian. A. Angket (Kuesioner) Dalam penelitian ini, penggunaan angke t dilakukan sebanyak dua kali. Angket pertama digunakan untuk mendapatkan analisis kebutuhan mengenai persepsi siswa terhadap kedelapanbelas nilai karakter. Angket tersebut berisi 30 butir pernyataan yang disertai dengan empat pilihan jawaban A, B, C, D yang harus dipilih salah satu oleh siswa. Angket kedua digunakan
peneliti untuk penilaian produk
pengembangan agar mendapat masukan dari siswa. Angket penilaian produk pengembangan ini berisi 25 butir pernyataan tentang keadaan produk yang dihasilkan disertai dengan empat pilihan jawaban SB (sangat baik), B (baik), K (kurang), dan SK (sangat kurang). B. Wawancara Dalam
penelitian
ini,
wawancara
dilakukan
kepada
dua
narasumber, yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa-siswi SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Instrumen wawancara dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
berupa daftar pertanyaan yang disusun oleh peneliti sebelum melakukan wawancara kepada narasumber. Butir-butir pertanyaan yang disampaikan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah seputar pemahaman tentang pendidikan karakter sampai dengan cara mengajar siswa di kelas. Pertanyaan yang paling utama adalah tentang pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Butir-butir pertanyaan yang disampaikan kepada siswa adalah tentang pengetahuan awal mengenai pendidikan karakter, pendapat pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran dan komentar siswa mengenai cara mengajar guru mata pelajaran Bahasa Indonesia . Dalam butir-butir pertanyaan wawancara kepada siswa juga terdapat pertanyaan tentang pembelajaran ket erampilan menulis.
1.6 Teknik analisis data Data yang sudah terkumpul kemudia n dianalisis dengan proses (1) inventarisasi data terhadap selur uh data yang sudah dikumpulkan, (2) klasifikasi data berdasarkan kriteria tertentu, (3) identifikasi data (berdasarkan ciri khas yang ditemukan dalam data), (4) refleksi (memaknai seluruh data yang sudah dianalisis u ntuk menentukan tindak lanjut), dan (5) pemaknaan hasil analisis data (untuk memberi arti apakah hasil analisis data akan berguna untuk dikembangkan lebih lanjut ataukah masih harus direvisi untuk meny empurnakan program).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Data yang diperoleh adalah berupa d ata kuantitatif dan kualitatif. Peneliti menganalisis data siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, kelas VII semester 1 dan 2, dengan cara mempresentase hasil jawaban siswa.
1.7 Prosedur pengembangan Atas
dasar
hasil
analisis
data,
kemudian
disusun
prosedur
pengembangan. Rancangan prosedur pengembangan materi pembelajaran pada dasarnya menggunakan model pengembangan Borg & Gall (2003: 775), model pengembangan desain pembelajaran Dick, Carey & Carey (20 05: 1), dan pengembangan produk model Luther, 1994 (Ariesto hadi Sutopo). Ketiga model pengembangan tersebut diadaptasi sehingga menghasilkan sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian. Secara garis bes ar model pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :
Penelitian Pengembangan Materi Pembelajaran
Hasil Analisis Data Pengembangan Produk
Validasi Ahli Revisi
Uji Coba Produk Produk (Buku Ajar) Revisi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Setiap langkah model pengembangan materi pembelajaran dijabarkan sebagai berikut: 1. Analisis persepsi siswa a) Analisis persepsi siswa yang dimaksud adalah analisis terhadap sikap dan tanggapan siswa mengenai nilai -nilai karakter. b) Analisis persepsi siswa terhadap nilai -nilai luhur yang mampu membentuk nilai-nilai karakter yang terdapat dalam pendidikan karakter. 2. Karena buku ajar akan digunakan oleh guru bersama siswa untuk pembelajaran, juga perlu dilakukan wawancara dengan guru terutama yang berkaitan dengan topik yang menurut pandangan guru layak diajarkan kepada siswa. 3. Pengembangan produk Pengembangan produk disusun atas dasar SK dan KD KTSP 2006 pada jenjang pendidikan SMP dengan langkah sebagai berikut. a) SK dan KD setiap semester disebarkan menjadi bab -bab dalam buku ajar. Setiap bab buku terdiri atas satu KD disertai beberapa indikator dari KD tersebut. b) Untuk mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan KD, penyajiannya disusun dengan urutan sebagai berikut: 1) Indikator diangkat menjadi sub bab buku dengan penyesuaian rumusan. 2) Uraian materi setiap indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3) Latihan atau tugas siswa. 4) Refleksi. 5) Evaluasi, dapat berbentuk tes, non tes (unjuk kerja, proyek,dsb). 4. Hasil pengembangan produk kemudian divalida si melalui guru dan pakar
lain
yang
memiliki
keahlian
dalam
penelitian
pengembangan. 5. Atas dasar masukan dari guru dan ahli, kemudian dilakukan revisi produk. 6. Produk yang sudah direvisi, kemudian diuji coba kepada siswa untuk memperoleh masukan, terut ama tingkat kesukaran materi, kekomunikatifan bahasa, kemenarikan penyajian, kemenarikan ilustrasi, dsb. 7. Atas dasar masukan dari siswa, produk direvisi. 8. Hasil revisi kemudian dicetak sebagai produk akhir penelitian.
1.8 Keluaran (output) Penelitian ini akan menghasilkan buku pelajaran untuk kelas VII semester 1 dan 2 keterampilan menulis. Buku ajar ini dapat digunakan sebagai suplemen pembelajaran di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL ANALISIS DATA
Dalam bab IV disajikan paparan h asil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan penelitian, analisis data penelitian, dan pembahasan. Selain itu, Bab IV juga merupakan pemaparan model pembelajaran pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajar an Bahasa Indonesia. Bagian ini berisi dasar desain pembelajaran, pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesi, deskripsi hasil pengembangan materi, dan hasil uji coba produk.
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian pengembangan ini dilakukan di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang beralamat di
Jalan Mas Suharto 48 Yogyakarta .
Pengumpulan data yang pertama dilakukan melalui kuisioner. Kuisioner yang dibagikan bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pendi dikan karakter. Hasil analisis persepsi sisiwa terhadap pendidikan karakter ini akan dijadikan dasar untuk mengumpulkan bahan dan materi yang akan dikembangkan pada produk penelitian (modul). Pengumpulan data ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2012. Subjek penelitian pengembangan ini adalah siswa kelas VII A dan VII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta denga n jumlah keseluruhan 49 siswa.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pengumpulan data yang kedua dilakukan melalui wawancara dengan guru. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana guru mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2012 di ruang Bimbingan dan Konseling SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Narasumber dari wawancara ini adalah Sugiyati, S. Pd.. Beliau adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SMP BOPKRI 1 Y ogyakarta. Pengumpulan data ketiga dilakukan melalui wawancara dengan siswa. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pendidikan karakter dan bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012 di ruang bimbingan dan konseling SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Pada pengumpulan data kali ini, peneliti mewawancari enam siswa dari kelas VII sebagai sampel.
B. Persepsi Siswa terhadap Pendidikan Karakter dan Pemaknaannya 1. Persepsi terhadap Nilai religius Kemendiknas (2010) memaparkan deskripsi nilai religius adalah sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun denagn pemeluk agama lain. Siswa dianggap sudah menanamka n nilai religiusitas dalam dirinya ketika si swa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Selain itu, salah satu wujud nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
melaksanakan ajaran agama adalah mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan alam semesta. Di bawah ini akan di paparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.1a Persepsi Siswa terhadap Nilai religius No.
Pernyataan
1.
Ketika melihat orang sukses dan memiliki kekuasaan kemudian memberi berbagai bantuan untuk membangun tempat ibadah atau membangun jalan dengan meminta agar dibuatkan prasasti untuk tanda tangan sebagai donatur adalah sifat ...
A
28 (57,14%)
Jawaban B C
8 (16,32%)
8 (16,32%)
D
5 (10,20%)
Nilai religius sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.1a melalui pernyataan “Ketika melihat orang sukses dan memiliki kekuas aan kemudian memberi berbagai bantuan untuk membangun tempat ibadah atau membangun jalan dengan meminta agar dibuatkan prasasti untuk tanda tangan sebagai donatur adalah sifat ... “ yang dipilih oleh 48, 97% siswa yang menyatakan bahwa sombong karena suka menonjolkan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.1b Persepsi Siswa terhadap Nilai religius No.
Pernyataan
2.
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta segala isinya dengan maksud untuk memberi sumber penghidupan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu …
Jawaban A
B
C
D
1 (2,04%)
1 (2,04%)
24 (48,97%)
23 (46,93%)
Nilai religius yang dimiliki siswa juga terlihat pada tabel 4.1b melalui pernyataan “Tuhan adalah pencipta alam se mesta beserta segala isinya dengan maksud untuk memberi sumber penghidupan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu … “ yang dipilih oleh 48, 97% siswa yang menyatakan bahwa pemanfaatan al am beserta isinya diperbolehkan sebanyak-banyaknya asal diimbangi dengan konservasi dan rehabilitasi agar alam tidak rusak. 2. Persepsi terhadap Nilai kejujuran Kemendiknas (2010) memaparkan deskripsi nilai kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai kejujuran dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.2a Persepsi Siswa terhadap Nilai Kejujuran No.
Pernyataan
3.
Ketika ada anak mencuri mangga di kebun tetangga kemudian ditangkap pemilik kebun, anak tersebut tidak boleh dikatakan sebagai pencuri karena perbuatan mereka adalah gejala umum pada anakanak. Menurut pendapat saya ...
Jawaban A
B
C
D
15 (30,61%)
26 (53,06%)
3 (6,12%)
5 (10,20%)
Nilai kejujuran sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.2a melalui pernyataan “Ketika ada anak mencuri mangga di kebun tetangga kemudian ditangkap pemilik kebun, anak tersebut tidak boleh dikatakan sebagai pencuri karena perbuatan mereka adalah gejala umum pada anak -anak. Menurut pendapat saya ... “ yang dipilih oleh 53, 06 % siswa yang menyatakan bahwa betapa pun kecilnya nilai barang yang dicuri, mengambil barang bukan miliknya tetap saja perbuatan mencuri. Oleh karena itu, anak tetap harus dikenai sanksi, meskipun bukan dipenjara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.2b Persepsi Siswa terhadap Nilai Kejujuran No.
Pernyataan
4.
Dalam cerita lama, ada seorang lelaki perkasa yang ingin mengusir penjajah dari Nusantara. Dalam perjuangannya, dia merampok dan mencuri di rumah orang kaya tetapi hasil rampokan atau hasil mencurinya tidak digunakan untuk kepentingan sendiri tetapi dibagikan kepada orangorang miskin untuk mencari simpati atas perjuangannya. Persepsi Anda terhadap tokoh tersebut adalah ....
Jawaban A
B
C
D
6 (12,24%)
31 (63,26%)
7 (14,28%)
5 (10,20%)
Nilai kejujuran yang dimiliki siswa juga terlihat pada tabel 4.2b melalui pernyataan “Dalam cerita lama, ada seorang lelaki perkasa yang ingin mengusir penjajah dari Nusantara. Dalam perjuangannya, dia merampok dan mencuri di rumah orang kaya tetapi hasil rampokan atau hasil mencurinya tidak digunakan untuk kepentingan sendiri tetapi dibagikan kepada orang-orang miskin untuk mencari simpati atas perjuangannya. Persepsi Anda terhadap tokoh tersebut adal ah .... “ yang dipilih oleh 63,26% siswa yang menyatakan bahwa Dia tetap sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penjahat. Perjuangan hanya dipakai sebagai dalih untuk mengha lalkan perbuatan jahatnya. Tabel 4.2c Persepsi Siswa terhadap Nilai Kejujuran No.
Pernyataan
5.
Ketika Anda menemukan barang di jalan (misalnya tas berisi uang jutaan rupiah, STNK, HP), pada saat itu tidak seorangpun mengetahui barang yang Anda temukan. Yang Anda lakukan adalah...
A
25 (51,02%)
Jawaban B C
2 (4,08%)
0
D
22 (44,89%)
Nilai kejujuran yang sudah dimiliki siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta juga terlihat pada tabel 4.2c melalui pernyataan “Ketika Anda menemukan barang di jalan (misalnya tas berisi uang jutaan rupiah, STNK, HP), pada saat itu tidak seorangpun mengetahui barang yang Anda temukan. Yang Anda lakukan a dalah...” yang dipilih oleh 51, 02 % siswa yang menyatakan bahwa “Anda serahkan barang tersebut kepada pihak kepolisian agar dicari siapa pemiliknya. 3.
Nilai toleransi Kemendiknas (2010) memaparkan bahwa toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang ber beda dengan dirinya. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai toleransi dalam dirinya ketika siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.3a Persepsi Siswa terhadap Nilai Toleransi No.
Pernyataan
6.
Ketika berdiskusi, teman Anda berbeda pendapat dengan Anda, padahal pendapat teman Andalah yang benar. Dengan keadaan seperti itu, sikap Anda dalam berdiskusi adalah ...
A
3 (6,12%)
Jawaban B C
39 (79,59%)
6 (12,24%)
D
1 (2,04%)
Nilai toleransi sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4tabel 4.3a melalui pernyataan “Ketika berdiskusi, teman Anda berbeda pendapat dengan Anda, padahal pendapat teman Andalah yang benar. Dengan keadaan seperti itu, sikap Anda dalam berdiskusi adalah ...“ yang dipilih oleh 79, 59% siswa yang menyatakan bahwa secara jujur mengakui bahwa pen dapat teman Andalah yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.3b Persepsi Siswa terhadap Nilai Toleransi No.
Pernyataan
7.
Anda tinggal bersama orang lain yang berbeda agama. Ketika Anda sedang berdiskusi dengan mereka, ternyata pada saat itu menunjukkan waktu untuk beribadah. Sikap Anda adalah ...
A
3 (6,12%)
Jawaban B C
39 (79,59%)
0
D
7 (14,28%)
Nilai toleransi yang dimiliki siswa juga terlihat pada Tabel 4.3b melalui pernyataan “Anda tinggal bersama orang lain yang berbeda agama. Ketika Anda sedang berdiskusi dengan mereka, ternyata pada saat itu menunjukkan waktu untuk beribadah. Sikap Anda adalah ...“ yang dipilih oleh 79, 59% siswa yang menyatakan bahwa mengingatkan kepada teman Anda agar beribadah terlebih dahulu. 4. Nilai kedisiplinan Kemendiknas (2010) memaparkan nilai kedisipinan adalah Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
be rbagai
ketentuan dan peraturan. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai kedisiplinan dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.4 Persepsi Siswa terhadap Nilai Kedisiplinan No.
Pernyataan
8.
Ketika Anda sedang berdiskusi, Anda mengetahui bahwa jalannya diskusi mulai menyimpang dari topik. Agar diskusi kembali pada topik yang dibicarakan, sikap Anda adalah …
A
Jawaban B C
D
5 (10,20%)
39 4 (79,59%) (8,16%)
1 (2,04%)
Nilai disiplin sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.4 melalui pernyataan “Ketika Anda sedang berdiskusi, Anda mengetahui bahwa jalannya diskusi mulai menyimpang dari topik. Agar diskusi kembali pada topik yang dibicarakan, sikap Anda adalah …“ yang dipilih oleh 79, 59% siswa yang menyatakan bahwa akan menunggu sampai orang lain selesai berbicara kemudian menyela untuk minta waktu agar diskusi kembali pada topik yang dibicarakan. 5. Nilai kerja keras Kemendiknas (2010) memaparkan nilai kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh -sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaaikan tugas dengan sebaik baiknya. Siswa dianggap sudah menanamka n nilai kerja keras dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.5a Persepsi Siswa terhadap Nilai Kerja Keras No.
Pernyataan
9.
Setiap hari Anda selalu mendapat PR dari Bapak atau lbu guru. Pada suatu saat, ada PR yang belum selesai Anda kerjakan padahal Anda merasa sudah sangat lelah tetapi besuk pagi harus dikumpulkan. Menghadapi keadaan seperti itu sikap Anda adalah ...
A
11 (22,44%)
Jawaban B C
35 (71,42%)
0
D
3 (6,12%)
Nilai kerja keras sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.5a melalui pernyataan “Setiap hari Anda selalu mendapat PR dari Bapak atau lbu guru. Pada suatu saat, ada PR yang belum selesai Anda kerjakan padahal Anda merasa sudah sangat lelah tetapi besuk pagi harus dikumpulkan. Menghadapi keadaan seperti itu sikap Anda adalah ...“ yang dipilih oleh 71, 42% siswa yang menyatakan bahwa Saya akan tetap ker jakan tugas sampai selesai dan benar meskipun dengan berbagai resiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.5b Persepsi Siswa terhadap Nilai Kerja Keras No.
Pernyataan
10
Untuk mencapai cita-cita saya sudah bertekad seperti dalam peribahasa "sekali layar terkembang pantang surut sebelum sampai pangai anjungan". Hal ini berarti ....
Jawaban A
B
C
D
38 (77,55%)
2 (4,08%)
3 (6,12%)
6 (12,24%)
Hal tersebut juga terlihat pada tabel 4,5b melalui pernyataan “Untuk mencapai cita-cita saya sudah bertekad seperti dalam peribahasa "sekali layar terkembang pantang surut sebelum sampai pangai anjungan". Hal ini berarti .... “ yang dipilih oleh 77, 55% siswa yang menyatakan bahwa Seberat apapun tugas atau pekerjaan yang saya terima, pasti akan saya selesaikan tepat waktu. 6. Nilai kreatif Kemendiknas (2010) memaparkan nilai kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru dari yang telah dimiliki. Siswa dianggap sudah menanamka n nilai kreatif dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.6 Persepsi Siswa terhadap Nilai Kreatif No.
Pernyataan
11.
Saya akan mulai belajar menulis. Agar tulisan yang saya buat tidak mengulang pendapat orang lain, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali...
A
5 (10,20%)
Jawaban B C
2 (4,08% )
10 (20,40%)
D
32 (48,97%)
Nilai kreatif sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.6 melalui pernyataan “Saya akan mulai belajar menulis. Agar tulisan yang saya buat tidak mengulang pendapat orang lain, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali. ..“ yang dipilih oleh 48, 97% siswa yang menyatakan bahwa Meniru gaya penulis lain yang sudah terkenal. 7.
Nilai mandiri Kememdiknas (2010) memaparkan mandi ri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Siswa dianggap sudah menanamka n nilai mandiri dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.7a Persepsi Siswa terhadap Nilai Mandiri No.
Pernyataan
12.
Ketika ada tugas atau tanggung jawab, bekerja kelompok dengan teman ternyata lebih mudah penyelesaiannya. Namun, bukan berarti bahwa saya bergantung pada orang lain.
Jawaban A
B
C
D
7 (14,28%)
13 (26,53%)
2 (4,08%)
27 (75,51%)
Nilai mandiri sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tebel 4.7a melalui pernyataan “Ketika ada tugas atau tanggung jawab, bekerja kelompok dengan teman ternyata lebih mudah penyelesaiannya. Namun, bukan berarti bahwa saya bergantung pada orang lain.“ yang dipilih oleh 75, 51% siswa yang menyatakan bahwa dalam kerja kelompok, masing -masing tetap memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri -sendiri atas penyelesaian tugas dan tanggung jawabnya. Tabel 4.7b Persepsi Siswa terhadap Nilai Mandiri No. 13.
Pernyataan
A
Ketika saya menemukan kata 19 atau istilah sukar, (38,77%) agar tidak keliru memberi makna, usaha yang saya lakukan adalah ...
Jawaban B C 7 (14,28%)
19 (38,77%)
D 4 (8,16%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hal tersebut juga terlihat pada tabel 4.7b melalui pernyataan “Ketika saya menemukan kata atau istilah sukar, agar tidak keliru memberi makna, usaha yang saya lakukan adalah ... “ yang dipilih oleh 38, 77% siswa yang menyatakan bahwa membuka kamus dan mencari arti kata atau istilah yang tepat. 8.
Nilai demokratis Kemendiknas (2010) memaparkan demokratis merupakan cara berpikir, sikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai demokratis dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.8 Persepsi Siswa terhadap Nilai Demokratis No. 14.
Pernyataan
A Ketika dilaksanakan pemilihan ketua kelas, agar program 38 kerja kelas dapat (77,55%) berjalan lancar, saya lebih senang jika pemilihan ketua kelas dilakukan dengan cara ....
Jawaban B C
3 (6,12%)
6 (12,24%)
D
2 (4,08%)
Nilai demokratis sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKR 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel melalui pernyataan “Ketika dilaksanakan pemilihan ketua kelas, agar program kerja kelas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berjalan lancar, saya lebih senang jika pemilihan ketua kelas dilakukan dengan cara... “ yang dipilih oleh 77, 55% siswa yang menyatakan bahwa pemilihan berdasarkan suara te rbanyak. 9.
Nilai rasa ingin tahu Kemendiknas (2010) memaparkan rasa ingin tahu adalah Sikap dan tindakan yang selalu berupaya unutk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Tabel 4.9 Persepsi Siswa terhadap Nilai Rasa Ingin Tahu No.
Pernyataan
15.
Pada saat membaca buku dan saya tidak paham yang dimaksud oleh penulisnya, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali...
Jawaban A
B
C
D
11 (22,44%)
6 (12,24%)
5 (10,20%)
28 (57,14%)
Nilai rasa ingin tahu belum dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.9 melalui pernyataan “Pada saat membaca buku dan saya tidak paham yang dimaksud oleh penulisnya, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali...“ yang di pilih oleh 57, 14% siswa yang menyatakan bahwa menebak sendiri maksud penulis. 10. Nilai Semangat kebangsaan Kemendiknas (2010) memaparkan semangat kebangsaan adalah cara
berpikir,
bertindak,
dan
berwawasana
yang
menemp atkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Siswa dianggap sudah menanamkan nilai kebangsaan dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.10a Persepsi Siswa terhadap Nilai Semangat Kebangsaan No. 16.
Pernyataan Ketika bangsa lain berusaha melecehkan bangsa lndonesia, sikap yang saya lakukan adalah …
A
6 (12,24%)
Jawaban B C
3 (6,12%)
36 (73,46%)
D
4 (8,16%)
Nilai semangat kebangsaan sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada TABEL 4.10A melalui pernyataan “Ketika bangsa lain berusaha melecehkan bangsa lndonesia, sikap yang saya lakukan adalah …“ yang d ipilih oleh 73, 46% siswa yang menyatakan bahwa membuktikan melalui karya nyata bahwa bangsa saya tidak serendah yang dikatakan oleh bangsa lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.10b Persepsi Siswa terhadap Nilai Semangat Kebangsaan No.
Pernyataan
17.
Membalas ejekan bangsa lain dengan cara membakar simbol bangsa lain adalah sikap yang tidak beradab dan tidak akan mengubah apa-apa. Pernyataan seperti itu adalah, kecuali ...
Jawaban A
B
C
D
9 (18,36%)
14 (28,57%)
4 (8,16%)
22 (44,89%)
Hal tersebut juga terlihat pada tabel 4.10b melalui pernyataan “Membalas ejekan bangsa lain dengan cara membakar simbol bangsa lain adalah sikap yang tidak beradab dan tidak akan mengubah apa -apa. Pernyataan seperti itu adalah, kecuali ...“ yang dipilih ol eh 44, 89% siswa yang menyatakan bahwa Wajar saja sebagai luapan emosi. 11. Nilai cinta tanah air Kemendiknas (2010) memaparkan cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai cinta tanah air dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.11a Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Tanah Air No. 18.
Pernyataan Kekaguman seseorang terhadap keindahan Pulau Dewata dan selalu ingin mengunjungi adalah salah satu bukti perwujudan rasa cinta terhadap tanah air. Pernyataan tersebut adalah ...
A
9 (18,36%)
Jawaban B C
11 (22,44%)
D
29 (59,18%)
0
Nilai cinta tanah air sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.11a melalui pernyataan “Kekaguman seseorang terhadap keindahan Pulau Dewata dan selalu ingin mengunjungi adalah salah satu bukti perwujudan rasa cinta terhadap tanah air. Pernyataan tersebut adalah ... “ yang dipilih oleh 59, 18% siswa yang menyatakan bahwa benar karena salah satu wujud cinta tanah air adalah menyenangi keragaman budaya suatu bangsa. Tabel 4.11b Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Tanah Air No.
Pernyataan
19.
Suka menyusuri gua-gua alami di berbagai wilayah di Indonesia dan kemudian kagum atas adanya stalaktit dan stalakmit di dalam gua adalah wujud
A
4 (8,16%)
Jawaban B C
4 (8,16%)
12 (24,48 %)
D
29 (59,18%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
cinta tanah air. Pernyataan tersebut adalah, kecuali ....
Hal tersebut juga terlihat pada tabel 4.11b melalui pernyataan “Suka menyusuri gua-gua alami di berbagai wilayah di Indonesia dan kemudian kagum atas adanya stalaktit dan stalakmit di dalam gua adalah wujud cinta tanah air. Pernyataan tersebut adalah, kecuali ....“ yang dipilih oleh 59, 18% siswa yang menyatakan bahwa kalau hanya berhenti pada kagum tidak akan mengubah apa -apa. Tabel 4.11c Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Tanah Air No.
Pernyataan
20.
Kesukaan untuk menggunakan produk dalam negeri adalah perwujudan konkret rasa cinta tanah air. Pernyataan tersebut sejalan dengan ...
Jawaban A
B
C
D
20 (40,81%)
19 (38,77%)
4 (8,16%)
6 (12,24%)
Hal yang juga mendukung pernyataan tersebut adalah tabel 4.11c melalui pernyataan “Kesukaan untuk menggunakan produk dalam negeri adalah perwujudan konkret rasa cinta tanah air. Pernyataan tersebut sejalan dengan ..,” yang dipilih sebanyak 40,81 % siswa yang menyatakan bahwa menyenangi keragaman budaya dan seni Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
12. Nilai menghargai prestasi Kemendiknas (2010) memaparkan menghargai prestasi adalah Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai religiusitas dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.12a Persepsi Siswa terhadap Nilai Menghargai Prestasi No.
Pernyataan
21.
"Saya bangga sebagai anak seorang petani. Ayahku petani tekun dan kreatif. Ketika orang lain tergila-gila menanam singkong, Ayahku justru menanam cengkih. Ternyata, 70 tahun kemudian hasil panen cengkih mencukupi untuk membiayai pendidikan kakak dan adik-adikku sampai Perguruan Tinggi". Pernyataan tersebut adalah ....
Jawaban A
B
C
D
1 (2,04%)
24 (48,97%)
2 (4,08%)
22 (44,89%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Nilai menghargai prestasi sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.12a melalui pernyataan “"Saya bangga sebagai anak seorang petani. Ayahku petani tekun dan kreatif. Ketika orang lain tergila -gila menanam singkong, Ayahku justru menanam cengkih. Ternyata, 70 tahun kemudian hasil panen cengkih mencukupi untuk membiayai pendidikan kakak dan adik -adikku sampai Perguruan Tinggi". Pernyataan tersebut adalah ....“ yang dipilih oleh 48, 97% siswa yang menyatakan bahwa sikap positif yang menghargai prestasi yang dicapai oleh orang tuanya. Tabel 4.12b Persepsi Siswa terhadap Nilai Menghargai Prestasi No. 22.
Pernyataan
A Ketika aku duduk di bangku SMP, aku ingin sekali memiliki jam tangan. Keinginan itu aku sampaikan kepada ayah. Tetapi ayah justru mengatakan, "Kalau kamu pengin jam tangan, buat saja pembibitan cengkih, tahun depan 21 kamu pasti bisa membeli 42,85% jam tangan". Setahun kemudian setelah hasil pembibitan cengkihku berhasil, tiba-tiba ayoh mengajakku ke kota untuk membeli jam tangan". Pernyataan yang tepat untuk cerita di atas adalah, kecuali ...
Jawaban B C
7 14,28%
14 28,57%
D
7 14,28%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Hal tersebut juga terlihat pada tabel 4.12b melalui pernyataan “Ketika aku duduk di bangku SMP, aku ingin sekali memiliki jam tangan. Keinginan itu aku sampaikan kepada ayah. Tetapi ayah justru mengatakan, "Kalau kamu pengin jam tangan, buat saja pembibitan cengkih, tahun depan kamu pasti bisa membeli jam tangan". Setahun kemudian setelah hasil pembibitan cengkihku berhasil, tiba -tiba ayoh mengajakku ke kota untuk membeli jam tangan". Pernyataan yang tepat untuk cerita di atas adalah, kecuali ..... “ yang dipilih oleh 42, 85% siswa yang m enyatakan bahwa Ayahku adalah orang yang pelit. 13. Nilai bersahabat Kemendiknas (2010) memaparkan bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,dan bekerja sama dengan orang lain. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai bersa habat dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.13a Persepsi Siswa terhadap Nilai Bersahabat No.
Pernyataan
23.
"Budi senang bergaul dengan teman-teman baik di kelas maupun di luar kelas. Bahkan ketika hari libur, Budi sering berkunjung ke rumah teman-temannya. Budi selalu membawa cerita baru yang
Jawaban C
A
B
45 91,83%
1 2,04%
2 4,08%
D
1 2,04%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menarik untuk diceritakan kepada teman-temannya". Budi adalah anak yang....
Nilai bersahabat sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.13 melalui pernyataan “"Budi senang bergaul dengan teman -teman baik di kelas maupun di luar kelas. Bahkan ketika hari libur, Budi sering berkunjung ke rumah teman temannya. Budi selalu membawa cerita baru yang menarik untuk diceritakan kepada teman-temannya". Budi adalah anak yang....“ yang dipilih oleh 91, 83% siswa yang menyatakan b ahwa bersahabat dan komunikatif dengan teman-temannya. Tabel 4.13b Persepsi Siswa terhadap Nilai Bersahabat No.
Pernyataan
24.
Kedekatan Ana dengan guru di sekolah sering dituduh teman-temannya untuk mencari muka agar diberi nilai bagus. Namun, ketiko Ana ditanya, dia menjawab bahwa ketika berbicara dengan Bapak dan lbu guru selalu menanyakan masalah pelajaran yang belum dipahaminya. Ana pun menawarkan agar teman-teman mau sering berdiskusi dengan guru. Cerita itu sebenarnya menggambarkan bahwa Ana adalah .....
A
16 (32,65%)
Jawaban B
29 (59,18%)
C
D
4 (8,16%)
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hal tersebut juga terlihat pada pernyataan “Kedekatan Ana dengan guru di sekolah sering dituduh teman -temannya untuk mencari muka agar diberi nilai bagus. Namun, ketiko Ana ditanya, dia menjawab bahwa ketika berbicara dengan Bapak dan lbu guru selalu menanyakan masalah pelajaran yang belum dipahaminya. Ana pun menawarkan agar teman teman mau sering berdiskusi dengan guru. Cerita itu sebenarnya menggambarkan bahwa Ana adalah .....“ yang dipilih oleh 59, 18% siswa yang menyatakan bahwa Anak yang komunik atif dan enak diajak bersahabat. 14. Nilai cinta damai Kemendiknas (2010) memaparkan cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain mersa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai cinta damai dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti ya ng ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya. Tabel 4.14a Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Damai No.
Pernyataan
25.
Tema yang menarik untuk menggambarkan cinta damai dalam kehidupan seharihari lebih tepat jika dikatakan dalam bentuk ....
Jawaban A
B
C
D
21 (42,85%)
10 (20,40%)
8 (16,32%)
10 (20,40%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Nilai cinta damai sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.14a melalui
pernyataan
“Tema yang menarik untuk menggambarkan cinta damai dalam kehidupan sehari-hari lebih tepat jika dikatakan dalam bentuk ....“ yan g dipilih oleh 42, 85% siswa yang menyatakan bahwa puisi. Tabel 4.14b Persepsi Siswa terhadap Nilai Cinta Damai No.
Pernyataan
26.
Jika teman Anda akan dipukulioleh orang lain, usaha yang kamu lakukan adalah ...
A 8 (16,32%)
Jawaban B 2 (4,08%)
C
D
39 (79,59%)
0
Hal tersebut juga terlihat pada tabel 4.14b melalui
pernyataan
“Jika teman Anda akan dipukulioleh orang lain, usaha yang kamu lakukan adalah ...“ yang dipilih oleh 79, 59% siswa yang menyatakan bahwa Mendudukan persoalan kemudian masalah diselesaikan secara baik -baik. 15. Nilai gemar membaca Kemendiknas (2010) memaparkan gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai gemar membaca dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemakna anya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.15 Persepsi Siswa terhadap Nilai Gemar Membaca No.
Pernyataan
27.
"Gunakan waktu luangmu untuk membaca bacaan yang bermanfaat!". Pesan tersebut cocok untuk ...
A
33 (67,34%)
Jawaban B C
14 (28,57%)
0
D
2 (4,08%)
Nilai gemar membaca sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.15 melalui pernyataan “"Gunakan waktu luangmu untuk membaca bacaan yang bermanfaat!". Pesan tersebut cocok untuk ...“ yang dipilih oleh 67, 34% siswa yang menyatakan bahwa semua siswa. 16.
Nilai peduli sosial Kemendiknas (2010) memaparkan peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai peduli sosial dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.16 Persepsi Siswa terhadap Nilai Peduli Sosial No.
Pernyataan
28.
Ketika ada warga masyarakat yang sedang terkena musibah, langkah pertama yang saya lakukan adalah ...
Jawaban B
A
16 (32,65%)
16 (32,65%)
C
D
17 (34,69%)
0
Nilai peduli sosial belum dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.16 melalui pernyataan “Ketika ada warga masyarakat yang sedang terkena musibah, langkah pertama yang saya lakukan adalah ...“ yang dipilih oleh 34, 69 % siswa yang menyatakan bahwa melapor kepada pak RT. 17. Nilai peduli lingkungan Kemendiknas (2010) memaparkan peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnnya dengan mengembangkan upaya -upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai peduli lingkungan dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti yang ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4.17 Persepsi Siswa terhadap Nilai Peduli Lingkungan No.
Pernyataan
29.
Ketika di kampung ada kerja bakti, dengan suka rela saya ikut bergabung dengan warga masyarakat untuk bekera. Pernyataan tersebut merupakan bukti nyata bahwa ...
A
7 (14,28%)
Jawaban B C
1 (2,04%)
40 (81,63%)
D
1 (2,04%)
Nilai peduli lingkungan sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.17 melalui pernyataan “Ketika di kampung ada kerja bakti, dengan suka rela saya ikut bergabung dengan warga masyarakat untuk bekerja. Pernyataan tersebut merupakan bukti nyata bahwa ... “ yang dipilih oleh 81, 63% siswa yang menyatakan bahwa saya warga masyarakat yang memiliki kepedulian sosial. 18. Nilai tanggung jawab Kemendiknas (2010) memaparkan tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri s endiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara dan Tuhan Yang maha Esa. Siswa dianggap sudah menanamkan nilai tanggung jawab dalam dirinya ketika siswa mampu bersikap seperti ya ng ada dalam deskripsi di atas. Di bawah ini akan dipaparkan persepsi siswa terhadap nilai religius dan pemaknaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.18 Persepsi Siswa terhadap Nilai Tanggung Jawab No.
Pernyataan
30.
"Saya mengajak teman dari kota ke rumah saya di desa. Ketika itu teman saya terseret banjir. Dengan penuh kesadaran akan risiko bagi saya, saya langsung terjun ke sungai dan berusaha menolong teman agar dapat diselamatkan nyawanya". Narasi tersebut membuktikan bahwa...
A
42 (85,71%
Jawaban B C
6 (12,24%)
0
D
1 (2,04%)
Nilai tanggung jawab sudah dimiliki oleh siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.18 melalui pernyataan “Saya mengajak teman dari kota ke rumah saya di desa. Ketika itu teman saya terseret banjir. Dengan penuh kesadaran akan risiko bagi saya, saya langsung terjun ke sungai dan berusaha menolong teman agar dapat diselamatkan nyawanya". Narasi tersebut membuktikan bahwa... “ yang dipilih oleh 85, 71% siswa yang menyatakan bahwa tindakan yang terpuji dan tanggung jawab meskipun penuh resiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.
83
Hasil Wawancara dengan Guru dan Pemaknaannya Peneliti mengadakan wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta untuk memperoleh informasi pelaksanaan pendidikan karakter. Peneliti mengajukan sepuluh pertanyaan yang hasilnya akan diuraikan pada paragraf -paragraf berikut. Ketika
peneliti
mengajukan
pertanyaan
“Seberapa
jauh
pemahaman Anda tentang Pendidikan Karakter?”, guru menjawab “Pendidikan karakter adalah pendidikan yang membuat anak berlaku jujur, teliti, dan seterusnya sesuai dengan nilai -nilai yang ada dalam pendidikan karakter. Pada intinya dengan pendidikan karakter siswa mem punya tanggung jawab. Jika macam -macam nilainya tidak hafal, namun pernah membaca dan tahu ada aturan baru tentang nilai karakter yang harus diselipkan pada pembelajaran.” Pada saat peneliti mengajukan pertanyaan “Apakah Anda mengintegrasikan 18 nilai ka rakter ke dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia?”, guru mengatakan kurang lebih sudah mencoba memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, tapi belum semua nilai karakter karena tahun ini baru mulai untuk penerapan pendidikan karakter. RPP yang digunakan untuk mengajar tahun ini belum menggunakan RPP berkarakter, tapi dalam praktiknya sudah mulai diselipi nilai karakter. Jadi tidak bisa menunjukkan RPP berkarakter kare na baru dalam proses pembuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Untuk mengetahui pendidikan karakter sudah diintegrasikan dalam pembelajaran
Bahasa
Indonesia,
peneliti
mengajukan
pertanyaan
“Bagaimana Anda mengintegrasikan nilai tersebu t ke dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia?”. Menanggapi pertanyaan tersebut, guru menyatakan bahwa untuk mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran menulis misalnya dengan mengajak anak -anak keluar kelas. Di luar kelas siswa diajak untuk mengadakan pengamatan dan berilustrasi. Setelah melakukan kegiatan tersebut siswa menyimpulkan sendiri nilai karakter yang dipelajari. Saat peneliti melontarkan pertanyaan “Apakah Anda secara eksplisit memasukkan nilai karakter ke dalam pengembangan materi dalam RPP?”, guru menjawab bahwa secara eksplisit sudah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam peng embangan materi dalam RPP yang baru diproses. Kalau dalam RPP yang digunakan untuk mengajar saat ini masih belum memasukkan nilai karakter dalam RPP, namun dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah sedikit menyelipkan nilai -nilai karakter. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan “Saat pembelajaran di kelas, apakah Anda menekankan kepada siswa untuk menerapkan nilai karakter? Bagaimana?” kepada guru, guru menjawab bahwa dalam pembelajaran di kelas sudah menekankan nilai karakter pada siswa. Misalnya dengan kalimat perintah “Kamu harus mengamati tentang nilai tanggung jawab yang terkandung”. Dengan begitu siswa mencari dan menyimpulkan sendiri nilai karakter yang dimaksud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Peneliti mengajukan pertanyaan “Apakah Anda pernah memilih bahan pembelajaran yang mengandung nilai-nilai karakter?” untuk mengetahui bahan pembelajaran dalam pendidikan karakter. Menanggapi pertanyaan tersebut, guru menyatakan bahwa guru pernah memilih bahan pembelajaran yang mengandung nilai karakter. Bahan pembelajaran tersebut misalnya drama tentang penyalahgunaan narkoba, kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Pertanyaan “Apakah tugas yang Anda berikan kepada siswa dapat melatih siswa untuk menerapkan nilai karakter di dalam dirinya?” digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kepedulian guru untuk mengasah nilai karakter pada diri siswa. Ketika mendapat pertanyaan tersebut, guru menjawab bahwa tugas yang diberikan dapat melatih nilai karakter dalam diri siswa. Contohnya sangat sederhana, misalnya dengan menuntut siswa untuk me nulis dengan teliti. Cara tersebut dapat melatih siswa untuk terus teliti. Dari pertanyaan “Apakah Anda pernah mengevaluasi nilai -nilai karakter yang sudah maupun yang belum tertanam dalam diri siswa?”, peneliti mendapat jawaban dari guru bahwa guru bel um pernah atau belum memulai untuk mengevaluasi siswa mengenai nilai karakter yang sudah atau belum dimiliki karena tahun ini baru mulai disosialisasikan untuk menerapkan pendidikan karakter. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan” Bagaimana upaya Anda apabila Anda melihat atau menemukan siswa Anda melakukan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
yang tidak berkarakter?”, guru menjelaskan bahwa banyak perilaku siswa yang mencerminkan perilaku tak berkarakter. Salah satu contohnya adalah bicara kotor. Saat sedikit tersinggung saja, sis wa kemudian mengumpat. Hal tersebut disikapi dengan memberikan nasihat kepada anak untuk tidak berbicara kotor. Saat menjawab pertanyaan “Apakah Anda merasa bahwa Anda sudah menunjukkan sikap yang berkarakter dan patut diteladani oleh siswa?”, guru menyatakan bahwa soal perilaku itu yang menilai adalah orang lain. Perilaku dari guru yang pasti sudah bisa dicontoh siswa misalnya ramah dan murah senyum. Jika bertemu siswa (dimana pun) pasti tersenyum dan menyapa, sekali pun di jalan. Bahkan tidak sekedar s enyum, namun juga berjabat tangan.
D. Hasil Wawancara dengan siswa dan Pemaknaannya Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui pengalaman belajar Bahasa Indonesia mereka selama di kelas VII dan penerapan nilai karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Ketika melakukan wawancara dengan siswa, peneliti mengajukan lima belas pertanyaan. Peneliti melakukan wawancara den gan 6 siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Hasil wawancara sisiwa akan dipaparkan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
87
Kesan siswa terhadap pembelajaran Bahasa I ndonesia Lima dari enam siswa yang menjadi sumber data di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta mengaku menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan 1 siswa mengaku kurang suka deng an pelajaran Bahasa Indonesia. Lima diantaranya lebih suka ketrampilan menulis dibanding dengan ketrampilan yang lain. Keenam siswa memberikan jawaban bahwa pembelajaran menulis Bahasa Indonesia selama ini kurang menarik. Metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kurang bisa membangkitkan semangat belajar siswa. Selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Dari enam siswa yang menjadi sumber data, lima orang mengatakan bahwa pembelajaran menulis Bahasa Indonesia selama ini sudah melatih siswa untuk lebih trampil dalam menulis. Satu siswa mengatakan bahwa penugasa n dari pembelajaran menulis hanya biasa biasa saja, kurang melatih siswa untuk lebih terampil dalam menulis.
2. Pengenalan guru terhadap nilai pendidikan karakter Dari enam siswa yang diwawancarai, semua menjawab dengan jawaban yang sama bahwa mereka mengetahui pendidikan karakter bukan dari guru Bahasa Indonesia.
Siswa dikenalkan dengan
pendidikan karakter oleh gur u Bimbingan Konseling. Pengetahuan keenam siswa mengenai pendidikan karakter juga masih terbatas. Siswa tidak mengetahui semua nilai -nilai yang terkandung dalam pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
karakter. Siswa hanya mengetahui bahwa pendidikan karakter adalah sebuah pengajaran yang ingin membentuk siswa menjadi lebih baik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya . Dari enam siswa yang menjadi sumber data semua setuju dengan adanya pendidikan karakter. Menurut mereka pendidikan karakter dapat membantu memperbaiki perilaku ana k sehingga untuk ke depannya dapat lebih baik. Dengan pendidikan karakter mereka membayangkan juga Indonesia bisa lebih baik, misalnya kelak tidak ada lagi korupsi. 3.
Cara guru menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa indonesia Lima dari enam siswa yang menjadi sumber data penelitian mengatakan bahwa guru Bahasa Indonesia mereka belum menerapkan pendidikan karakter. Satu siswa mengatakan guru Bahasa Indonesia sudah
menerapkan
pendidikan
karakter
namun
hanya
bisa
mencontohkan satu kompetensi dasar, yaitu tentang menu lis puisi dari keindahan alam. Materi yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis juga masih belum berkaitan dengan pendidikan karakter. 4.
Bahan-bahan pembelajaran yang digunakan guru untuk menanamk an nilai karakter dalam diri siswa Menurut siswa, guru belum menggunakan materi pembelajaran berdasarkan nilai-nilai dalam pendidikan karakter. Guru hanya bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
mencontohkan satu pembelajaran yang sedikit menggunakan nilai karakter, misalnya menggunakan artikel dengan tema narkoba. 5.
Pentingnya penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa indonesia Keenam siswa menyadari betapa berman faatnya pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa menyetujui pengintegrasian nilai karakter ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena selain mendapat ilmu tentang bahasa indonesia, mereka juga sekaligus belajar nilai-nilai budi pekerti yang akan membantu mereka tumbuh menjadi anak yang berbudi luhur.
E. Pembahasan Persepsi Siswa terhadap Pendidikan Karakter Peneliti menyusun sebuah kuisioner untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pendidikan karakter. Kuisioner ini berisi 30 butir pertanyaan objektif yang menuntut siswa menjawab dengan jujur ketika siswa seakan-akan berada dalam posisi seperti di dalam soal. Piaget (Suparno, 2001: 142) membedakan tiga macam pengetahuan, yaitu pengetahuan fisis, matematis logis, dan sosial. Walaupun ada beberapa persoalan yang belum pernah mereka alami, hasil jawaban siswa cukup menggambarkan bahwa sebenarnya nilai karakter sudah tertanam dalam diri mereka. Karena siswa memiliki pengetahuan matemat is logis, siswa mampu menjawab pertanyaan yang belum pernah mereka alami sesuai dengan pemikiran operatifnya. Untuk beberapa persoalan yang pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mereka alami sendiri, siswa telah memiliki pengetahuan sosial yang dibentuk dengan pengalaman siswa terhadap orang lain atau lingkungan sosial. Berdasarkan hasil jawaban siswa terhadap kusioner mengenai persepsi
siswa
terhadap
pendidikan
karakter,
peneliti
dapat
mengelompokkan 18 nilai karakter ke dalam 9 kelompok yang nantinya akan
masuk
ke
dalam
modul.
Pembagia n
kelompok
itu
mempertimbangkan kemiripan masing -masing nilai dan kedekatan hubungan antara nilai-nilai itu. Pembahasan persepsi siswa terhadap Pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1.
Nilai Religius Nilai religius terkandung dalam soal kuisioner nom er 1 dan nomer 2. Ketika siswa dihadap kan dengan pernyataan “Ketika melihat orang sukses dan memiliki kekuasaan kemudian memberi berbagai
bantuan
untuk
membangun
tempat
ibadah
atau
membangun jalan dengan meminta agar dibuatkan prasasti untuk tanda tangan sebagai donatur adalah sifat ...” sebagaian besar siswa menjawab pilihan “sombong karena suka menonjolkan diri. Jawaban yang pilih siswa sudah sesuai dengan j awaban yang dikehendaki peneliti, namun presentase pilihan j awaban siswa belum mencapai 50%. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menyusun indikator baru yang berbunyi mengagumi kebesaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuhan
melalui
membantu
sesama
dengan
ikhlas
91
untuk
meningkatkan nilai religius siswa. Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta segala isinya dengan maksud untuk memberi sumber penghidupan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu …” kebanyakan siswa memilih jawaban “ Pemanfaatan alam beserta isinya diperbolehkan sebanyak -banyaknya asal diimbangi dengan konservasi dan rehabilitasi agar alam tidak rusak. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti, namun presentasenya belum mencapai 50%. Berdasarkan pernyataan tersebut pene liti menyusun indikator baru yang berbunyi mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya untuk meningkatkan nilai religius siswa. 2. Nilai Kejujuran “Ketika ada anak mencuri mangga di kebun tetangga kemudian ditangkap pemilik kebun, anak tersebut tidak boleh dikatakan sebagai pencuri karena perbuatan mereka adalah gejala umum pada anak-anak. Menurut pendapat saya ...” pilihan paling banyak dijawab siswa adalah “Betapa pun kecilnya nilai barang yang dicuri, mengambil barang bukan miliknya tetap saja perbuatan mencuri. Oleh karena itu, anak tetap harus dikenai sanksi, meskipun bukan dipenjara. Jawaban yang dipilih siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sudah
sesuai
dengan
jawaban
yang
diinginkan
92
peneliti.
Berdasarkan pernyataan tersebut , peneliti menyusun indikator baru, yaitu tidak mencuri untuk mendapatkan sesuatu . Ketika dihadapkan dengan pernyataan “ Dalam cerita lama, ada seorang lelaki perkasa yang ingin mengusir penjajah dari Nusantara. Dalam perjuangannya, dia merampok dan mencuri di rumah orang kaya tetapi hasil rampokan atau hasil mencurinya tidak digunakan untuk kepentingan sendiri tetapi dibagikan kepada orang-orang miskin untuk mencari simpati atas perjuangannya. Persepsi Anda terhadap tokoh tersebut adalah .... ” jawaban siswa yang paling banyak memilih “Dia tetap sebagai penjahat. Perjuangan hanya dipakai sebagai dalih untuk menghalalkan perbuatan jahatnya. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti. Berdasarkan pilihan siswa tersebut, peneliti menyusun indikator membantu orang lain dengan cara yang baik. Saat siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika Anda menemukan barang di jalan (misalnya tas berisi uang jutaan rupiah, STNK, HP), pada saat itu tidak seorangpun mengetahui barang yang Anda temukan. Yang Anda lakukan adalah...”, siswa memilih jawaban terbanyak “. Anda serahkan barang tersebut kepada pihak kepolisian agar dicari siapa pemiliknya. Jawaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Melihat jawaban yang dipili h siswa, peneliti menyusun indikator baru mengembalikan barang yang ditemukan di jalan. 3. Nilai Toleransi Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika berdiskusi, teman Anda berbeda pendapat dengan Anda, padahal pendapat teman Andalah yang benar. Dengan keadaan seperti itu, sikap Anda dalam berdiskusi adalah ... ”, pilihan terbanyak siswa adalah “Secara jujur mengakui bahwa pendapat teman Andalah yang benar.”. Jawaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti menyusun indikator menghargai perbedaan pendapat dan mempersilakan teman beragama lain untuk melaksanakan kewajiban aga manya. 4. Nilai Kedisiplinan Ketika siswa dihadapkan dengan pernyatan “ Ketika Anda sedang berdiskusi, Anda mengetahui bahwa jalannya diskusi mulai menyimpang dari topik. Agar diskusi kembali pada topik yang dibicarakan, sikap Anda adalah … ”, pilihan terbanyak siswa pada pilihan “Menunggu sampai orang lain selesai berbicara kernudian menyela untuk minta waktu agar diskusi kemb ali pada topik yang dibicarakan”. Jawaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diinginkan peneliti. Berdasarkan jawaban pelihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
siswa tersebut, peneliti menyusun indikator melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan. 5.
Nilai Kerja Keras Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Setiap hari Anda selalu mendapat PR dari Bapak atau lbu guru. Pada suatu saat, ada PR yang belum selesai Anda kerjakan padahal Anda merasa sudah sangat lelah tetapi besuk pagi harus dikumpulkan. Menghadapi keadaan seperti itu sikap Anda adalah ... ”, siswa menjawab “Saya tetap akan kerjakan tugas sampai selesai dan benar meskipun dengan berbagai risi ko.” Jawaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diinginkan oleh peneliti. Berdasarkan jawaban pilihan siswa, peneliti menyusun indikator nilai kerja keras menyelesaikan tanggung jawab sampai tuntas. Ketika siswa kembali dihadapkan dengan p ernyataan “Untuk mencapai cita-cita saya sudah bertekad seperti dalam peribahasa "sekali layar terkembang pantang surut sebelum sampai pangai anjungan". Hal ini berarti .... ”, siswa menjawab “Seberat apa pun tugas atau pekerjaan yang saya terima, pasti aka n saya selesaikan tepat waktu”. Jawaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diinginkan oleh peneliti. Berdasarkan jawaban siswa tersebut peneliti menyusun indikator nilai kerja keras menjadi pantang menyerah sebelum pekerjaan selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
6. Nilai Kreatif Ketika siswa kembali dihadapkan dengan pernyataan “ Saya akan mulai belajar menulis. Agar tulisan yang saya buat tidak mengulang pendapat orang lain, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali...”, pilihan terbanyak siswa jatuh kepada pilihan “ Meniru gaya penulis lain yang sudah terkenal”. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diinginkan peneliti, namun presentase pemilih belum lebih dari 50%. Maka untuk meningkatkan penguasaan nilai karakter siswa peneliti menyusun indikator menciptakan hal baru dari pemikiran pribadi. 7. Nilai Mandiri Saat siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika ada tugas atau tanggung jawab, bekerja kelompok dengan teman ternyata lebih mudah penyelesaiannya. Namun, bukan berarti bahwa saya bergantung pada orang lain ”, Siswa menjawab “Dalam kerja kelompok, masing-masing tetap memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri atas penyelesaian tugas dan tanggung jawabnya”. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti. Berdasarkan jawaban tersebut,
peneliti
menyusun indikator nilai karakter mandiri yang berbunyi tidak bergantung pada orang lain saat menyelesaikan tugas. Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika saya menemukan kata atau istilah sukar, agar tidak keliru memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
makna, usaha yang saya lakukan adalah ...”, siswa menjawab sesuai dengan jawaban yang diinginkan peneliti, yaitu “ Membuka kamus dan mencari arti kata atau istilah yang tepat”. Jawaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti, namun belum mencapai presentasi 50%. Berdasarkan jawaban siswa, peneliti menyusun indikator mencari sendiri pemecahan suatu masalah. 8. Nilai Demokratis Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika dilaksanakan pemilihan ketua kelas, agar program kerja kelas dapa t berjalan lancar, saya lebih senang jika pemilihan ketua kelas dilakukan dengan cara .... ”, siswa memilih jawaban “ Pemilihan berdasarkan suara terbanyak”. Jwaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti. Berdasarkan jawaban tersebut, peneliti menyusun indikator yang berbunyi berpandangan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk berkreasi. 9. Nilai Rasa Ingin Tahu Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Pada saat membaca buku dan saya tidak paham yang dimaksud oleh penulisnya, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali... ”, siswa memilih jawaban “Menebak sendiri maksud penulis”. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
namunpresentase pemilih belum mencapai 50%. Maka untuk meningatkan penguasaan nilai rasa ingin tahu siswa peneliti menyusun indikator selalu berusaha untuk mengetahui informasi terbaru. 10.Nilai Semangat Kebangsaan Pada saat siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika bangsa lain berusaha melecehkan bangsa lndonesia, sikap yang saya lakukan adalah …”, siswa memilih jawaban “ Membuktikan melalaui karya nyata bahwa bangsa saya tidak serendah yang dikatakan oleh bangsa lain”. Ketika siswa kembali dihadapkan dengan p ernyataan nilai semangat kebangsaan “Membalas ejekan bangsa lain dengan cara membakar simbol bangsa lain adalah sikap yang tidak beradab dan tidak akan mengubah apa -apa. Pernyataan seperti itu adalah, kecuali ...”, siswa menjawab “Wajar saja sebagai luapan emosi”. Jawaban siswa terhadap pernyataan pertama dan kedua sudah sesuai dengan jawaban yang dikehendaki peneliti, maka peneliti menyusun inikator membela bangsa dengan bertindak positif untuk menghindari pandangan negatif dari bangsa lain. 11.Nilai Cinta Tanah Air Pada
saat
siswa
dihadapkan
dengan
pernyataan
“Kekaguman seseorang terhadap keindahan Pulau Dewata dan selalu ingin mengunjungi adalah salah satu bukti perwujudan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
cinta terhadap tanah air. Pernyataan tersebut adalah ”, siswa memilih jawaban “Benar karena salah satu wujud cinta tanah air adalah menyenangi keragaman budaya suatu bangsa”. Jawaban siswa
sudah
sesuai
dengan
jawaban
yang
dikehendaki
peneliti.Berdasarkan jawaban pilihan siswa peneliti menyusun indikator mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal atau di negara sendiri. Ketika dihadapkan dengan pernyataan “ Suka menyusuri gua-gua alami di berbagai wilayah di Indonesia dan kemudian kagum atas adanya stalaktit dan stalakmit di da lam gua adalah wujud cinta tanah air. Pernyataan tersebut adalah, kecuali .... ”. siswa memilih jawaban “ Kalau hanya berhenti pada ka gum tidak akan mengubah apa-apa”. Jawaban yang dipilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti. Berdasark an pernyataan tersebut peneliti menyusun indikator mengunjungi tempat wisata alam di sekitar tempat tinggal atau di negara sendiri. Pada saat siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Kesukaan untuk menggunakan produk dalam negeri adalah perwujudan konkret rasa cinta tanah air. Pernyataan tersebut sejalan dengan ...”, siswa memilih jawaban “ Menyenagi keragaman budaya dan seni lndonesia”. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan oleh peneliti. Untuk nilai cinta tanah air peneliti menyusun indikator menggunakan produk dalam negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
12.Nilai Menghargai Prestasi Pada saat siswa dihadapkan dengan pernyataan "Saya bangga sebagai anak seorang petani. Ayahku petani tekun dan kreatif. Ketika orang lain tergila -gila menanam singkong, Ayahku justru menanam cengkih. Ternyata, 70 tahun kemudian hasil panen cengkih mencukupi untuk membiayai pendidikan kakak dan adik adikku sampai Perguruan Tinggi". Pernyataan tersebut adalah .... ”, siswa memilih jawaban “ Sikap positif yang menghargai prestasi yang dicapai oleh orang tuanya”. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti, namun presentase siswa yang memilih belum mencapai 50%. Untuk meningkatkan presentase siswa, peneliti membuat indikator termotivasi oleh prestasi yang diraih oleh orang lai n. Pada saat siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika aku duduk di bangku SMP, aku ingin sekali memiliki jam tangan. Keinginan itu aku sampaikan kepada ayah. Tetapi ayah justru mengatakan, "Kalau kamu pengin jam tangan, buat saja pembibitan cengkih, tahun depan kamu pasti bisa membeli jam tangan". Setahun kemudian setelah hasil pembibitan cengkihku berhasil, tiba-tiba ayoh mengajakku ke kota untuk membeli jam tangan". Pernyataan yang tepat untuk cerita di atas adalah, kecuali ..... ”, siswa memilih jawaban “Ayahku adalah orang yang pelit’. Jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
peneliti menyusun indikator berusaha keras untuk mencapai cita cita. 13.Nilai bersahabat Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ "Budi senang bergaul dengan teman-teman baik di kelas maupun di luar kelas. Bahkan ketika hari libur, Budi sering berkunjung ke rumah teman temannya. Budi selalu membawa cerita baru yang menarik untuk diceritakan kepada teman-temannya". Budi adalah anak yang.... ”, siswa memilih jawaban “ Bersahabat dan komunikatif dengan teman-temannya”. Jawaban pilihan siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diinginkan oleh peneliti, sehingga peneliti menyusun indikator batu yang berbunyi berkumpul bersama teman dan melakukan kegiatan bersama untuk menambah keakraban. Ketika siswa dihadapakn dengan pernyataan ‘ Kedekatan Ana dengan guru di sekolah sering dituduh teman -temannya untuk mencari muka agar diberi nilai bagus. Namun, ketiko Ana ditanya, dia menjawab bahwa ketika berbicara dengan Bapak dan lbu guru selalu menanyakan masalah pela jaran yang belum dipahaminya. Ana pun menawarkan agar teman -teman mau sering berdiskusi dengan guru. Cerita itu sebenarnya menggambarkan bahwa Ana adalah .....”, siswa memilih jawaban “ Anak yang komunikatif dan enak diajak bersahabat”. Jawaban pilihan sisw a sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti. Berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pilihan siswa, peneliti menyusun indikator bergaul dengan teman atau guru untuk emecahkan suatu masalah. 14.Cinta damai Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Tema yang menarik untuk menggambarkan cinta damai dalam kehidupan sehari-hari lebih tepat jika dikatakan dalam bentuk .... ”, siswa memilih jawaban “Puisi”. Berdasarkan pilihan siswa, peneliti memasukkan nilai cinta damai ke dalam pem belajaran menulis puisi. Pada saat siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Jika teman Anda akan dipukulioleh orang lain, usaha yang kamu lakukan adalah ...”, siswa memilih jawaban “ Mendudukan persoalan kemudian masalah diselesaikan secara baik -baik”. Jawaban pilihan siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti. Berdasarkan hasil pilihan siswa, peneliti menyusun indikator menyelesaikan masalah dengan musyawarah. 15.Nilai Gemar Membaca Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ "Gunakan waktu luangmu untuk membaca bacaa n yang bermanfaat!". Pesan tersebut cocok untuk ...”, siswa memilih jawaban “semua siswa”. Peneliti menyusun indikator baru yang berbunyi
membaca
informasi di papan pengumuman sekolah saat jam istirahat untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
16.Nilai Peduli Sosial Pada saat siswa dihadapkan dengan pernyataan ‘ Ketika ada warga masyarakat yang sedang terkena musibah, langkah pertama yang saya lakukan adalah ... ’, siswa memilih jawaban “ Mencari tahu musibah apa yang sedang terjadi’. Pilihan jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti, namun presentase pemilih belum mencapai 50%. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menyusun indikator membantu orang lain yang sedang terkena musibah agar siswa lebih memahami dan melaksanakan kegiatan yang mengandung nilai peduli sosial. 17.Nilai Peduli Lingkungan Pada saat siswa dihadapkan dengan pernyataan “ Ketika di kampung ada kerja bakti, dengan suka rela saya ikut bergabung dengan warga masyarakat untuk beker ja. Pernyataan tersebut merupakan bukti nyata bahwa ...”, siswa memilih jawaban “Saya warga masyarakat yang memiliki kepedulian sosial”. Pilihan jawaban siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti,
maka
peneliti
menyusun
indikator
membersihkan
lingkungan rumah agar terlihat rapi, bersih, dan indah. 18.Nilai Tanggung Jawab Ketika siswa dihadapkan dengan pernyataan “ "Saya mengajak teman dari kota ke rumah saya di desa. Ketika itu teman saya terseret banjir. Dengan penuh kesadaran aka n risiko bagi saya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
saya langsung terjun ke sungai dan berusaha menolong teman agar dapat diselamatkan nyawanya". Narasi tersebut membuktikan bahwa...”, siswa memilih jawaban “ Tindakan yang terpuji dan tanggung jawab meskipun penuh risiko’. Jawaban yang di pilih siswa sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti meny usun indikator bertindak sesuai dengan kewajiban.
F. Pembahasan Hasil wawancara dengan Guru Peneliti melakukan wawancara dengan guru dengan tujuan untuk mengetahui apakah guru sudah menerapkan nilai -nilai karakter ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII serta ingin mengetahui bagaimana cara guru menerapkannya. Peneliti mengajukan sepeluh pertanyaan yang meliputi: (1) Seberapa jauh pemahaman Anda tentang Pendidikan Karakter? (2) Apakah Anda mengintegrasikan 18 nilai karakter ke dalam pembel ajaran menulis bahasa Indonesia?
(3)
Bagaimana Anda mengintegrasikan nilai tersebut ke dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia? (4) Apakah Anda secara eksplisit memasukkan nilai karakter ke dalam pengembangan materi dalam RPP? (5) Saat pembelajaran di kelas, apakah Anda menekankan kepada siswa untuk menerapkan nilai karakter? Bagaimana? (6) Apakah Anda pernah memilih bahan pembelajaran yang mengandung nilai-nilai karakter? (7) Apakah tugas yang Anda berikan kepada siswa dapat melatih siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
menerapkan nilai karakter di dalam dirinya? (8) Apakah Anda pernah mengevaluasi nilai-nilai karakter yang sudah maupun yang belum tertanam dalam diri siswa? (9) Bagaimana upaya Anda apabila Anda melihat atau menemukan siswa Anda melakukan kegiatan yang tidak berkarakter? (10) Apakah Anda merasa bahwa Anda sudah menunjukkan sikap yang berkarakter dan patut diteladani oleh siswa? Dari hasil wawancara den gan guru, peneliti dapat memahami bahwa pada dasarnya guru sedang berusaha mengintegrasikan pendidik an karakter
dalam
pembelajaran
B ahasa
Indonesia.
Usaha
untuk
mengintegrasikan itu sudah sedikit dilakukan dalam pembelajaran. Guru sudah mengintegrasikan beberapa nilai karakter dalam pembelajaran. Guru juga sedang menyelesaikan RPP berkarakter untuk lebih menyempurnakan pembelajaran yang terintegra si dengan pendidikan karakter. Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru sebagai seorang pendidik masih sangat terbatas dalam mengembangkan moral atau afektif siswa. Oleh sebab itu, guru perlu diberikan bekal serta contoh bagaimana menanamkan pendidikan karakter dengan baik. Salah satunya adalah dengan mengintegrasikannya ke dalam setiap mata pelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsip pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang disebutkan oleh Kemendiknas (2010), yaitu pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui semua mata pelajaran
dan
materi
nilai
karakter
tidak
diajarkan
melainkan
dikembangkan melalui materi pokok bahasan dalam mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pengembangan nilai karakter dapat dikembangkan melalui metode atau kegiatan pembelajaran dan menyisipkan bacaan serta materi meng enai pendidikan karakter di setian aspek berbahasa.
G. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Siswa Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui pengalaman belajar bahasa Indoensia mereka selama di kelas VII dan penerapan nilai karakter dalam pem belajaran bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui intensitas guru dalam mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa. Dari lima belas pertanyaan yang diberikan kepada siswa, jelas terlihat bahwa pendidikan karakter belum diintegrasikan ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Pada dasarnya dalam diri siswa sudah tertanam sebagian kecil nilai dalam pendidikan karakter . Siswa juga mengetahui tujuan pendidikan karakter secara
tidak langsung, namun guru belum
menerapkan pendidikan karakter secara menyeluruh dalam pembela jaran Bahasa Indonesia di kelas. Menurut Kesuma (2011: 9 -10), pendidikan karakter di sekolah memiliki tiga tujuan utama. Tujuan pertama adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai -nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak. Pendidikan di sekolah bukanlah sekedar suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dogmatisasi nilai kepada siswa, tetapi sebuah proses yang membawa siswa untuk memahami, merefleksi, dan mewujudkan suatu nilai dalam kesehariannya. Tujuan kedua adalah mengoreksi perilaku siswa yang tidak bersesuaian dengan nilai -nilai yang dikembangkan o leh sekolah. Tujuan ketiga adalah membangun hubungan yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dirasa melanggar tujuan yang pertama. Guru masih mendogmatisasi nila i kepada siswa dan belum memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami sendiri, merefleksi sendiri, dan menerapkannya ke dalam kesehariannya sendiri. Jadi, metode yang digunakan guru haruslah kreatif, bukan hanya ceramah di dalam kelas sehingga siswa menjadi pasif. Siswa cukup antusias ketika peneliti menyampaikan sedikit informasi mengenai pendidikan karakter dan produk yang akan dihasilkan oleh
peneliti.
Hal
ini
membuktikan
bahwa
siswa
sebenarnya
menginginkan pendidikan karakter diintegrasikan dalam pemb elajaran bahasa Indonesia. Antusiasme siswa ini dapat menunjukkan bahwa siswa mau menanamkan dan menerapkan nilai karakter dalam diri mereka. Namun, guru belum mengintegrasikan nilai tersebut ke dalam pembelajaran. Dengan demikian akan sulit menanamkan nil ai karakter ke dalam
diri
siswa.
Oleh
sebab
itu,
guru
seharusnya
segera
mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode pembelajaran dan menyisipkan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
karakter ke dalam bahan pembelajaran yang digunakan d i dalam kelas. Dengan demikian, sekolah akan benar -benar menjadi tempat penanaman nilai karakter ke dalam diri generasi muda sehingga tercipta masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah pancasila (Kemen diknas; 2011).
H. Pengembangan Produk 1. Dasar pengembangan produk Peneliti mengambil data penelitian di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Data yang sudah diambil kemudian dianalisis sesuai dengan teori-teori yang sudah disampaikan pada bab 2. Berdasarkan data tersebut, peneliti akan menyusun modul pembelajaran Bahaha Indonesia kelas VII semester 1 dan 2 untuk ketrampilan menulis. Modul terdiri atas sepuluh bab yang masing -masing membahas satu kompetensi dasar. Sepuluh bab tersebut memuat keenam belas nilai dalam p endidikan karakter. Setiap bab memuat satu atau dua nilai karakter. Peneliti akan menyajikan modul dengan gambaran sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4.19 Pemetaan Pengintegrasian Nilai Karak ter dalam Pembelajaran Menulis
UNIT BUKU
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
NILAI KARAKTER
SEMESTER 1 Pelajaran 4.1 Menulis buku harian 1 atau pengalaman pribadi dengan memperhatika n cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.
1. Siswa mampu mendaftar pengalaman-pengalaman pribadi yang dapat ditulis dalam buku harian. 2. Siswa mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi. 3. Siswa mampu mengembangkan pokokpokok pengalaman pribadi menjadi sebuah tulisan yang ekspresif dalam buku harian secara rutin sesuai dengan bagian-bagian catatan harian.
1. Persahabatan 2. Kejujuran
Pelajaran 8.2 Menulis kembali 2 dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar.
1. Mampu memahami
1. Menghargai prestasi 2. Tanggung jawab
Pelajaran 4.2 Menulis surat pribadi 3 dengan memperhatika
sebuah dongeng dengan menentukan pokok-pokok dongeng. 2. Mampu menulis kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar secara runtut berdasarkan urutan pokok-pokok dongeng. 3. Mampu mengoreksi karya teman saat menceritakan kembali sebuah dongeng yang pernah dibaca atau didengar. 1. Mampu memahami
perbedaan komposisi surat pribadi dan surat dinas. 2. Mampu menulis surat
1. Peduli lingkungan 2. Semangat kebangsaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
n komposisi, isi, dan bahasa.
109
pribadi dengan bahasa yang komunikatif. 3. Mampu menyunting surat teman lain sesuai dengan aturan penulisan surat.
Pelajaran 8.1 Menulis pantun yang 4 sesuai dengan syarat-syarat pantun.
1. Mampu menentukan syarat-syarat pantun. 2. Mampu menulis pantun sesuai dengan isi yang sudah ditentukan. 3. Mampu menyunting pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun.
1. Peduli sosial 2. Demokratis
Pelajaran 16.1 Menulis kreatif puisi 5 berkenaan dengan keindahan alam.
1. Mampu menciptakan larik-larik puisi dengan tema tertentu. 2. Mampu menciptakan puisi dengan tema tertentu dan menggunakan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik. 3. Mampu membuat antologi puisi dengan tema tertentu.
1. Kreatif 2. Cinta tanah air
Pelajaran 12.1 Mengubah teks wawancara 6 menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
Pelajaran 16.2 Menulis kreatif puisi 7 berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
SEMESTER 2 1. Mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi kalimat tidak langsung. 2. Mampu mengubah teks wawancara menjadi narasi. 3. Mampu menulis teks wawancara dan mengubahnya menjadi teks narasi. 1. Mampu menulis larik-larik puisi. 2. Mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang
1. Kerja keras 2. Mandiri
1. Religius 2. Cinta damai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tepat dan rima yang menarik. 3. Mampu menyunting puisi tentang peristiwa yang pernah dialami. Pelajaran 4.3 Menulis teks pengumuman 8 dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar.
1. Mampu menentukan pokok-pokok pengumuman. 2. Mampu menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif. 3. Mampu menyunting teks pengumuman.
1. Gemar membaca 2. Rasa ingin tahu
Pelajaran 12.2 Menulis pesan singkat 9 sesuai dengan isi menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.
1. Mampu memahami ciri-ciri pesan singkat. 2. Mampu menulis pesan singkat sesuai dengan konteks.
1. Disiplin 2. Toleransi
2. Pengembangan materi pembelajaran menulis Bahasa Indonesia Hasil analisis data penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengembangan modul pembelajaran menulis Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Pengembangan modul dalam penelitian ini berdasarkan pada kurikulum yang sedang berlaku, yaitu KTSP 2006. Modul yang dihasilkan adalah modul pembelajaran menulis bahasa Indonesia kelas VII semester 1 dan 2. Seperti yang diungkapkan di atas, hasil analisis data penelitian ini akan dijadikan sebagai dasar pengembangan buku teks. Hasil analisis data yang diperoleh adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
a. Berkaitan dengan guru 1) Guru bahasa Indonesia belum sepenuhnya menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 2) Pendidikan moral yang diberikan kepada siswa cenderung hanya sebatas menyampaikan sebuah cerita dan memberikan maknanya sehingga kemampuan afektif siswa tidak terlibat secara aktif. 3) Sesi sharing yang seharusnya dimanfaatkan untuk siswa mengambil makna dari pembelajaran justru digunakan guru untuk bercerita sehingga siswa hanya dapat memetik nilai dalam cerita yang disampaikan guru. 4) Evaluasi terhadap nilai karakter yang telah dimiliki siswa belum
dilaksanakan
oleh
guru
se cara
khusus
dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. 5) Pendidikan karakter baru saja masuk di SMP Bopkri 1 Yogyakarta sehingga guru masih menyusun RPP berkarakter, belum mempraktikkannya dalam pembelajaran di kelas. b. Berkaitan dengan siswa 1) Siswa belum sepenuhnya mengenal tentang pendidikan karakter yang harus diintegrasikan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. 2) Berdasarkan persepsi siswa, dari 18 nilai dalam pendidikan karakter, hampir seluruhnya sudah dipahami oleh siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
namun ada beberapa yang belum bisa di terapkan dalam diri siswa, misalnya nilai kreatif. 3) Siswa merasa bosan dengan metode ceramah yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. c. Berkaitan dengan afeksi Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di atas, peneliti mencoba mengembangkan buku teks pembelajaran menulis bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Model yang dipilih peneliti adalah sebagai berikut: 1) Buku teks pembelajaran berbicara B ahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter tidak untuk menggantikan buku teks yang sudah ada, tetapi hanya sebagai buku suplemen/ tambahan. 2) Rancangan materi dalam buku teks disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam kurikulum untuk kelas VII semester 1 dan 2. 3) Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran berdasarkan pada nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. 4) Buku teks dirancang untuk satu tahun (dua semester) dan terdiri dari sembilan unit yang sudah dipetakan kebahasaan, kesastraan, serta nilai karakter dalam setiap unit. 5) Setiap unit dalam buku teks terdiri atas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah dirumuskan menjadi tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi d an Kompetensi Dasar dalam KTSP 2006. b) Pada setiap awal unit terdapat sebuah narasi beserta gambar dan ilustrasinya yang merupakan contoh konkret penerapan nilai karakter yang akan dicapai dalam unit. c) Materi
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. d) Latihan-latihan yang akan mengukur kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa . e) Refleksi siswa terhadap pencapaian siswa dan nilai karakter yang sudah tertanam dalam diri siswa di setiap akhir unit. 3. Hasil uji coba produk Peneliti melakukan uji coba produk terhadap 23 siswa kelas VIIC SMP Bopkri 1 Yogyakarta pada tanggal 6 Agustus 2012. Uji coba produk dilakukan terhadap siswa karena modul yang dirancang akan dipakai siswa untuk belajar. Selain itu, peneliti juga meminta saran dan kritik dari guru terhadap hasil produk tersebut agar dapat digunakan sebagai landasan perbaikan. Uji coba produk dilaksanakan dengan cara siswa memberikan persepsi terhadap 25 butir pernyataan kondisi modul dalam angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Peneliti hanya menggunakan satu unit materi pembelajaran dalam uji coba produk. Hal itu dikarenakan waktu yang disediakan untuk
uji
coba
produk
tidaklah
banyak.
Apabila
peneliti
mengujicobakan semua unit dalam modul, waktu yang dibutuhkan sangat banyak dan akan sangat meny ita jam pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, materi dalam modul adalah materi selama satu tahun, apabila diujicobakan sekarang, akan ada materi yang belum diajarkan guru yang akan ditemui siswa. Hal itu justru akan membuat siswa menjadi bingung. a. Persepsi Siswa terhadap Kondisi Modul Angket yang disediakan peneliti untuk uji coba produk terdiri dari 25 butir pernyataan kondisi modul. Dua puluh lima peryataan itu mencakup tampilan cover, bagian pembuka modul, gambar ilustrasi, narasi, materi, latihan, r efleksi dan hal-hal teknis dalam penyajian modul. Hasil persepsi siswa terhadap modul “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Kelas VII” akan dipaparkan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel 4.20 Hasil Persepsi Siswa terhadap Modul
No . 1.
2.
Kondisi Modul SB Cover depan dengan judul “Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Semester 1 dan 2” dengan ilustrasi gambar “kegiatan menulis yang sedang dilakukan siswa SMP” Cover depan dengan judul “Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Semester 1 dan 2” dengan ilustrasi gambar “siswa SMP yang sedang menulis” mencerminkan isi modul yang membahas tentang pembelajaran menulis kelas VII semester 1 dan 2 yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter.
3.
Pewarnaan cover biru dan tulisan pada cover putih dan hitam.
4.
Gambar yang mencerminkan nilai karakter pada awal pelajaran menambah kemenarikan modul dan dapat membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari halaman halaman selanjutnya.
5.
6.
“Peta Konsep Pelajaran” memberikan kejelasan kepada siswa tentang mataeri, nilai karakter, dan pengintegrasian mataeri dengan nilai karakter yang akan dipelajari. Bagian “Mari bercermin!” memberikan contoh dan kejelasan kepada siswa tentang nilai karakter yang akan dipelajari dan dapat
Kualitas Modul B K
SK
3 siswa 13,04%
19 siswa 82,60%
1 siswa 4,34%
-
9 siswa 39,13%
13 siswa 56,52%
1 siswa 4,34%
-
7 siswa 30,43%
10 siswa 43,47%
6 siswa 26,08%
-
5 siswa 21,73%
14 siswa 60,86%
3 siswa 13,04%
1 siswa 4,34%
9 siswa 39,13%
13 siswa 56,52%
1 siswa 4,34%
-
11 siswa 47,82%
11 siswa 47,82%
1 siswa 4,34%
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
dijadikan sebagai alat untuk meneliti diri siswa. Pada halaman 2 bagian akhir dan halaman 3 bagian awal diberikan uraian singkat tentang pengalaman pribadi dan kegiatan yang akan dilakukan sebagai pengantar untuk memasuki kegiatan awal pada materi.
116
6 siswa 26,08%
16 siswa 69,56%
1 siswa 4,34%
-
Pada halaman 3 terdapat “ Kolom latihan 1” sebagai tahap awal siswa mengingat pengalamannya pada kolom yang disediakan.
7 siswa 30,43%
15 siswa 65,21%
-
1 siswa 4,34%
Pada halaman 3 terdapat uraian singkat tentang contoh membantu orang lain dan ajakan untuk jujur dalam menulis pengalaman.
10 siswa 43,47%
12 siswa 52,17%
1 siswa 4,34%
-
“Kolom latihan 2” mengajak siswa untuk melihat karakter “persahabatan” yang sudah tercermin pada pengalaman siswa membantu orang lain.
10 siswa 43,47%
12 siswa 52,17%
1 siswa 4,34%
-
11.
Pada halaman 4 terdapat contoh yang dikemas dalam “Belajar dari teman”.
8 siswa 34,78%
15 siswa 65,21%
-
-
12.
Pada halaman 5 terdapat “ Kolom latihan 3” untuk mengukur tingkat pemahaman siswa menyusun pokok pokok pengalaman.
8 siswa 34,78%
15 siswa 65,21%
-
-
Pengantar dan uraian tenta ng kegiatan yang akan dilakukan siswa dan pengertian tentang buku harian. (hlm.5)
8 siswa 34,78%
14 siswa 60,86%
1 siswa 4,34%
-
“Belajar dari teman” (contoh buku harian) sebagai gambaran isi buku harian sebelum siswa ditugaskan menulis buku harian. (hlm.5)
5 siswa 21,73%
17 siswa 73,91%
1 siswa 4,34%
-
8.
9.
10.
13.
14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
117
Kolom pertanyaan untuk membantu siswa memahami contoh catatan harian dan memahami bagian -bagian dalam catatan harian. (hlm.6)
3 siswa 13,04%
15 siswa 65,21%
5 siswa 21,73%
-
Materi tentang bagian-bagian yang ada dalam catatan harian beserta contoh. (hlm.6)
11 siswa 47,82%
11 siswa 47,82%
1 siswa 4,34%
-
Pada halaman 6 bagian akhir diberikan anjuran untuk memperhatikan “ruang kebahasaan”.
5 siswa 21,73%
14 siswa 60,86%
4 siswa 17,39%
-
Pada halaman 6 terdapat kalimat penugasan untuk bekerja secara pribadi kemudian dilanjutkan bekerja dalam kelompok .
6 siswa 26,08%
13 siswa 56,52%
4 siswa 17,39%
-
7 siswa 30,43%
16 siswa 69,56%
-
-
14 siswa 60,86%
9 siswa 39,13%
-
-
“Ruang Kebahasaan” memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kebahasaan yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang diberikan dalam pelajaran.
6 siswa 26,08%
15 siswa 65,21%
2 siswa 8,69%
-
“Senyum pengukur karakter ” untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap nilai karakter yang diintegrasikan dalam pelajaran.
14 siswa 60,86%
8 siswa 34,78%
1 siswa 4,34%
-
Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam modul sudah cukup untuk ukuran saya membaca.
12 siswa 52,17%
6 siswa 26,08%
3 siswa 13,04%
2 siswa 8,69%
Pada halaman 7 terdapat latihan menulis catatan harian sebagai bukti bahwa siswa benar-benar sudah menguasai kompetensi dasar pelajaran. “Tugas akhir pelajaran” untuk melatih siswa mempraktikkan pelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
24.
Pewarnaan dalam modul.
7 siswa 30,43%
11 siswa 47,82%
5 siswa 21,73%
-
25.
Penggunaan kata dalam kalimat penugasan dan materi.
3 siswa 13,04%
17 siswa 73,91%
3 siswa 13,04%
-
Berdasarkan tabel di atas, siswa menganggap cover depan dengan judul “Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Semester 1 dan 2” dengan ilustrasi gambar “kegiatan menulis yang sedang dilakukan siswa SMP” cocok digunakan untuk cover modul sebagai produk penelitian. Hal ini terbukti dengan tanggapan siswa yang menyatakan bagus sebanyak 82,60% dan sangat bagus sebanyak 13,04% pada kuisioner yang dibagikan. Menurut siswa Cover depan
dengan
judul
“Pendidikan
Karakter
T erintegrasi
Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Semester 1 dan 2” dengan ilustrasi gambar “siswa SMP yang sedang menulis” juga sudah mencerminkan isi modul yang membahas tentang pembelajaran menulis kelas VII semester 1 dan 2 yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Persepsi siswa tersebut terlihat dalam kuisioner nomer 2 yang dianggap baik oleh 56,52% siswa dan sangat baik oleh 39,13% siswa. Sedangkan mengenai pewarnaan cover, siswa yang menyatakan baik sebanyak 43,47% dan yang menyatakan sangat baik sebesar 30,43%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Siswa menyatakan bahwa gambar yang mencerminkan nilai karakter pada awal pelajaran menambah kemenarikan modul dan dapat
membangkitkan
semangat
siswa
untuk
mempelajari
halaman-halaman selanjutnya. Hal ini terlihat pada presentase pernyataan nomer empat pada kuisioner yang menunjukkan sebanyak 60,86% siswa menyatakan baik dan 21,73% siswa menyatakan sangat baik. “Peta konsep pelajaran” juga mendapat tanggapan positif dari siswa. Sebanyak 56,52% sisw a menyatakan baik dan 39,13% menyatakan sangat baik. Dengan demikian, “Peta Konsep Pelajaran” memberikan kejelasan kepada siswa tentang materi, nilai karakter, dan pengintegrasian mataeri dengan nilai karakter yang akan dipelajari. Bagian
“Mari
bercermin!”
dianggap
siswa
dapat
memberikan contoh dan kejelasan kepada siswa tentang nilai karakter yang akan dipelajari dan dapat dijadikan sebagai alat untuk meneliti diri siswa. Mengenai hal ini, sebanyak 47,82% siswa menyatakan sangat baik dan sebanyak 47,82% si swa juga menyatakan baik mengenai pernyataan “Mari bercermin!”. Pengantar untuk memasuki kegiatan awal pada materi juga dinyatakan baik oleh siswa. Sebanyak 69,56% siswa menyatakab baik pada pernyataan nomer tujuh dalam kuisioner, sedangkan sebanyak 26,08% siswa menyatakan sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
“Kolom latihan 1” sebagai tahap awal siswa mengingat pengalamannya mendapatkan suara dari siswa sebanayk 65,21% yang menyatakan baik dan 30,43% siswa menyatakan sangat baik. “Kolom latihan 2” yang mengajak siswa untuk meliha t karakter “persahabatan” yang sudah tercermin pada pengalaman siswa membantu orang lain juga mendapat tanggapan positif dari siswa. Sebanyak 52,17% siswa menyatakan baik dan 43,47% siswa menyatakan sangat baik. Sedangkan “Kolom latihan 3” sebagai pengukur tingkat pemahaman siswa menyusun pokok -pokok pengalaman dipilih 65,21% persen yang menyatakan sangat baik dan 34,78% siswa menyatakan sangat baik. Semua latihan yang ada dalam modul dapat diterima baik oleh siswa. Sebanyak 52,17% siswa menyatakan baik ter hadap pernyataan tentang raian singkat contoh membantu orang lain dan ajakan untuk jujur dalam menulis pengalaman . Pernyataan tersebut juga dinyatakan sangat baik oleh 43,47% siswa. Contoh yang dikemas dalam “belajar dari teman” dianggap baik oleh 65,21% siswa dan sebanyak 34,78% siswa menyatakan sangat baik. Sedangkan “belajar dari teman” pada halaman 5 juga ditanggapi baik oleh 73,91% siswa dan 21,73% siswa menyatakan sangat baik. Kolom pertanyaan untuk membantu siswa memahami contoh catatan harian dan m emahami bagian-bagian dalam catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
harian pada halaman 6 mendapat respon baik dari 65,21% siswa. Pada halaman 6 bagian akhir juga diberikan anjuran untuk memperhatikan “ruang kebahasaan”. Pernyataan tersebut dipilih siswa sebanyak 60,86% yang menyatakan b aik dan 21,73% siswa menyatakan sangat baik. Kalimat penugasan untuk bekerja secara pribadi kemudian dilanjutkan bekerja dalam kelompok pada halam 6 mendapat respon baik dari 56,52% siswa. Materi tentang bagian-bagian yang ada dalam catatan harian beserta contoh pada halaman 6 mendapat respon sebanyak 47,82% yang menyatakan baik dan 47,82% siswa juga menyatakan sangat baik. Sebanyak 69,56% siswa menyatakan baik tentang latihan yang terdapat pada halaman 7. “Tugas
akhir
pelajaran”
untuk
melatih
siswa
mempraktikkan pelajaran di kelas dalam kehidupan sehari -hari mendapat suara sebanyak 60,86% siswa menyatakan sangat baik dan 39,13% siswa menyatakan baik. Siswa menilai tugas akhir pada kompetensi dasar yang diajarkan sudah baik. Sebanyak
65,21%
siswa
menyataka n
baik
tentang
pernyataan mengenai “ruang kebahasaan” dan 26,08% siswa menyatakan sangat baik. “Ruang Kebahasaan” dianggap siswa dapat memberikan pengetahuan tentang kebahasaan yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang diberikan dalam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
“Senyum pengukur karakter” untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap nilai karakter yang diintegrasikan dalam pelajaran dianggap sangat baik oleh 60,86% siswa. Pernyataan tersebut juga dinyatakan baik oleh 34,78% siswa. Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam modul dianggap siswa sudah baik. Hal ini terlihat pada pilihan siswa sebanyak 52,17% yang menyatakan sangat baik. Sedangkan penggunaan kata dalam kalimat penugasan dan materi juga dianggap sudah baik oleh 73,91% siswa. Namun pewarnaan pada modul masih belum baik. Hal ini terlihat oleh jawaban siswa yang belum mencapai 50%, yaitu hanya 47,82% siswa yang menyatakan baik. b. Pembahasan Saran Uji Coba Produk dari Siswa Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai saran yang diberikan siswa terhadap modul “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia kelas VII”. Dari hasil persepsi siswa terhadap modul, peneliti menemukan tiga bagian yang mendapat tanggapan “baik” kurang dari 50% jumlah siswa. Ketiga bagian itu adalah pewarnaan modul, bagian mari bercermin, dan materi pelajaran. Peneliti kemudian meminta saran kepada siswa terhadap tiga bagian tersebut sebagai dasar perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Pewarnaan dalam modul menurut siswa sudah cukup menarik, namun masih kurang dalam memvariasaikan warna. Sedangkan dalam bagian “Mari bercermin!”, siswa sudah dapat menangkap maksud yang disampaikan pada bagian tersebut. Walaupun siswa sudah menangkap maksud, namun menurut siswa ilustrasi atau contoh tindakan berka rakter masih kurang cocok dengan gambar yang disajikan. Pada Bagian “Mari bercermin!” menurut siswa sebaiknya disajikan sesuai dengan gambar yang ditampilkan dan ilustrasi yang disajikan lebih disesuaikan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Mengenai materi pelajaran, siswa masih belum merasa puas dengan materi yang disajikan. Siswa sudah memahami materi yang ada dalam modul, namun contoh yang disajikan kurang bervariasi (siswa menginginkan lebih dari satu). c. Refleksi Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemui pada saat uji coba produk. Beberapa hal yang perlu diperbaiki menurut pendapat siswa adalah: a.
Pewarnaan modul,
b.
Bagian “Mari bercermin!”
c.
Materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Kekurangan-kekurangan modul ini dapat dilihat dari hasil angket persepsi siswa terhadap modul da n juga saran dari siswa. Kekurangan yang sudah disebutkan di atas akan diperbaiki dalam materi pembelajaran selanjutnya untuk mendapatkan hasi l yang lebih baik sehingga sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapaun langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki hal tersebut adalah: a.
membuat penyelesaian pada bagian “Mari bercermin!” agar sesuai
dengan
ilustrasi
gambar
yang
disaj ikan
dan
mencontohkan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. b.
memperdalam teori yang ada dan menambah contohnya.
c.
memberikan variasi warna pada modul agar lebih menarik.
d. Kesimpulan Uji Coba Produk Dari uji coba produk yang dilakukan, p eneliti dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki, yaitu pewarnaa modul, contoh pada materi yang disajikan, dan bagian “Mari bercermin!”. Hal ini dilakukan agar modul yang dihasilkan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan siswa meskip un sebagian besar bagian dalam modul sudah dinilai baik oleh siswa. Selain itu, berdasarkan hasil penilaian guru bahasa Indonesia, modul ini sudah layak digunakan untuk pembelajaran .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Secara keseluruhan, peneliti menyimpulkan bahwa produk modul yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan telah
diintegrasikan
dengan
pendidikan
karakter.
Siswa
memberikan apresiasi yang positif terhadap modul yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Dengan mengintegrasikan pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran
menulis
Bahasa
Indonesia, maka dapat membantu siswa mencapai karakter yang lebih baik sehingga terbentuk pribadi penerus bangsa yang berkarakter kuat. 4. Hasil
Model
Pembelajaran
Menulis
Bahasa
Indonesia
yang
Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Berikut akan disajikan model pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Model pembelajaran ini telah diujicobakan berdasarkan kriteria tertentu yang kemudian dipersepsi oleh siswa, kemudian data direkapitulasi dan langkah terakhir adalah mengevaluasi serta memperbaiki model pembelajaran tersebut. Setelah diperbaiki, hasil akhir model pembelajaran tersebut dipaparkan dalam
9 unit dengan tema
keseluruhan mengandung 18 nilai dalam pendidikan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada Bab V peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran. Saran-saran dalam bagian penutup ini ditujukan untuk guru Bahasa Indonesia, guru pengampu mata pelajaran lain, peneliti pengembangan lain, dan calon guru Bahasa Indonesia.
A.
Kesimpulan Pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran menulis di SMP kelas VII semester 1 dan 2 disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam KTSP 2006. Materi pembelajaran pendi dikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran menulis disesuaikan dengan kompetensi dasar yang dijabarkan menjadi in dikator-indikator yang sesuai dengan pendidikan karakter yang diintegrasikan . Semua materi yang disampaikan pasti mengandung nilai moral yang dapat diambil siswa sesuai dengan nilai karakter yang diintegrasikan. Jadi, dengan produk yang dihasilkan siswa tidak semata-mata belajar Bahasa Indonesia, namun siswa juga dapat belajar tentang nilai moral yang disisipkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pemanfaatan produk penelitian yang berupa buku pelajaran ini dapat digunakan sebagai suplemen pengajaran disam ping buku-buku pokok yang sudah biasa digunakan di sekolah -sekolah. Produk penelitian pengembangan 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
ini telah direvisi berdasarkan (1) uji coba produk oleh pakar pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan (2) uji coba pro duk oleh siswa kelas VII SMP Bopkri 1 Yogyakarta.
B. Saran Setelah peneliti melakukan penelitian pengembangan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia kelas VII, peneliti mengajukan beberapa saran. Peneliti mengajukan saran untuk guru mata pelajaran bahasa Indonesia, guru yang mengampu bidang studi lain, peneliti lain yang berminat dengan penelitian pengembangan ini, dan bagi calon guru bahasa Indonesia. 1. Bagi guru Bahasa Indonesia Guru Bahasa Indonesia diharapkan untuk dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter kepada siswa melaui pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan nilai -nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam diri siswa agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode dan bahan pembelajaran hendaknya menggiring siswa untuk secara langsung mempraktikkan sikap berkarakter dalam
kegiatan
pembelajaran.
Guru
juga
diharapkan
mampu
mengkolaborasikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotori dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru diharapkan mampu memberikan penguatan kepada siswa mengenai nilai karakter yang harus diterpakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
dalam diri siswa sehingga akan terbangun generasi muda penerus bangsa yang berkarakter kuat. 2. Bagi guru yang mengampu bidang studi lain Guru yang mengampu bidang studi lain hendaknya juga menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa melalui pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Apabila semua mata pelajaran dapat mengintegrasikan pendi dikan karakter dalam pembelajaran, maka siswa dapat lebih cepat dan mudah memahami nilai -nilai tersebut dan dapat menerapkannya dalan kehidupan mereka. 3. Bagi peneliti pengembangan lain Peneliti pengembangan lainnya hendaknya dapat melanjutkan penelitian pengembangan ini di berbagai bidang dan jenjnag sekolah. Dengan begitu, penanaman nilai karakter dapat direalisasikan dalam semua jenjang pendidikan dan di bidang pendidikan lain yang lebih luas. 4. Bagi calon guru Bahasa Indonesia Calon
guru
mengintegrasikan
bahasa
nilai-nilai
Indonesia karakter
hendaknya
dalam
kelak
pembelajaran
dapat Bahasa
Indonesia. Dengan begitu, melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, nilainilai karakter dapat tertanam dan diterapkan oleh siswa. Secara tidak langsung, pembelajaran bahasa Indonesia dapat membantu menciptakan bibit-bibit penerus bangsa yang memiliki pribadi yang berkarakter kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. 2011. Konsep dan Model Pegembangan Kurikulum . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pedoman Sekolah: Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa . Jakarta: Kemendiknas. BSNP. 2006a. Panduan Penyusunan Kuri kulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah . Jakarta: BSNP. Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas. Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi. Jakarta: Grasindo. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia pustaka Utama. Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Koesoema A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Nugroho, Dwi. 2007. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Ketrampilan Menulis Narasi untuk Siswa Kelas V SDN Kota Batu 03 kecamatan Ciomas, Kabupaten Bog or, Jawa Barat. Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: USD. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan S astra. Yogyakarta: BPFE. Oemar, Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran . Jakarta: Kencana. Seno, Agnes Jatu Resani. 2009. Pengembangan silabus dan Materi P embelajaran Menulis untuk Siswa kelas X Semester 2 SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 . Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: USD.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D . Cetakan ke 8. Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Piaget . Yogyakarta: Kanisius. Suparno, Paul. 2012. Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: angkasa. Yanuartiningsih, Prabawati. 2008. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Menyimak Kritis dengan Media Rekaman berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 2 Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 . Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: USD. Pengertian Integrasi. http://id.wikipedia.org/wik/In tegrasi_sosial (diakses pada tanggal 10 Februari 2012 pukul 10.21) Menulis.http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2008/04/15/1910107 4/.menulis.masih.jadi.masalah.guru. (diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 15.13) http://nasional.news.viva.co.id/news/read/254801 -hakim-kasus-walikota-bekasitersangka-korupsi. (diakses pada hari Rabu, 12 Oktober 2011 pukul 15.46) http://nasional.kompas.com/read/2008/04/15/19101074/.Menulis.Masih.Jadi.Masa lah.Guru. (diakses pada hari Rabu, 12 Oktober 2011 pukul 15.58)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/1
Jumlah Pertemuan
: 4 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 4. Mengungkapan pikiran dan pe ngalaman dalam buku harian dan surat kabar.
B. Kompetensi Dasar 4.1 Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.
C. Nilai Karakter Bersahabat dan Kejujuran
D. Indikator 1. Mampu mendaftar pengalaman -pengalaman pribadi tentang membantu orang lain dengan cara yang baik yang dapat ditulis dalam buku harian. 2. Mampu menuliskan pokok -pokok pengalaman pribadi, misalnya tentang
tidak
mencuri
untuk
mendapatkan
sesuatu
atau
mengembalikan barang yang ditemukan di jalan. 3. Mampu bekerja bersama teman untuk saling mengoreksi hasil menulis buku harian atau bertanya dengan guru jika menemukan kesulitan. 4. Mampu mengembangkan pokok -pokok pengalaman pribadi menjadi sebuah tulisan yang ekspresif dalam buku harian secara rutin sesuai dengan bagian-bagian catatan harian.
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mendaftar pengalaman -pengalaman pribadi tentang membantu orang lain dengan cara yang baik yang dapat ditulis dalam buku harian. 2. Siswa mampu menuliskan pokok -pokok pengalaman pribadi, misalnya tentang
tidak
mencuri
untuk
mendapatkan
sesuatu
atau
mengembalikan barang yang ditemukan di jalan. 3. Siswa mampu bekerja bersama teman untuk saling mengoreksi hasil menulis buku harian atau bertanya dengan guru jika menemukan kesulitan. 4. Siswa mampu mengemban gkan pokok-pokok pengalaman pribadi menjadi sebuah tulisan yang ekspresif dalam buku harian secara rutin sesuai dengan bagian-bagian catatan harian.
F. Materi Ajar 1. Buku harian Buku harian adalah buku yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa yang dianggap penting yang bersifat pribadi dan rahasia. Peristiwa
yang
ditulis
bisa
pengalaman
yang
menyedihkan,
menggembirakan, memalukan, dan sebagainya. 2. Bahasa ekspresif Tulisan yang ekspresif adalah sebuah tulisan dengan bahasa yang dapat mewakili suasana hatimu. Jadi, misalnya jika kamu merasa kagum saat melihat nilai raport sahabatmu kamu akan berkata “Wow, bagus sekali nilaimu!” 3. Penulisan catatan harian/pengalaman pribadi Syarat buku catatan harian yang baik adalah memuat a. Waktu Waktu adalah saat kita menulis atau mengalami peristiwa yang akan kita tulis. Misalnya: Minggu, 25 Desember 2011
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Tempat Bagian tempat menjelaskan tempat terjadinya peristiwa yang akan diceritakan dalam buku harian. Misalnya: Di Malioboro, Yogyakarta. c. Peristiwa Bagian peristiwa merupakan inti dari buku harian. Pada bagian ini penulis bisa mencurahkan pengalamannya. Untuk mempermudah menulis peristiwa sebaiknya terlebih dahulu menulis pokok-pokok peristiwa yang akan diceritakan. Setelah itu, pokok-pokok peristiwa tersebut dikembangkan menjadi sebuah cerita atau catatan harian yang padu. 4. Langkah-langkah menulis catatan harian a. Mendaftar pengalaman pribadi . b. Menentukan pokok-pokok peristiwa dari sebuah pengalaman pribadi. c. Mengembangkan pokok-pokok peristiwa pengalaman pribadi menjadi sebuah tulisan yang padu.
G. Alokasi Waktu 4 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran 1. Pemodelan Pemodelan dilakukan dengan memberikan contoh menulis pokok pokok peristiwa dan contoh catatan harian. 2. Tanya jawab Siswa dan guru bertanya jawab mengenai buku harian. 3. Penugasan a. Siswa berlatih menulis pengalaman yang pernah dialami tentang membantu orang lain.
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Siswa berlatih menulis pokok -pokok sebuah peristiwa yang akan ditulis menjadi catatan harian. c. Siswa berlatih menulis sebuah catatan harian dari pengalamannya membantu orang lain. d. Siswa berlatih menulis catatan dalam buku harian selama satu minggu berturut-turut.
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 : 2 x 40 menit Kegiatan
Waktu (menit)
1. Pendahuluan a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang buku harian. b. Siswa mengungkapkan pengetahuan awalnya tentang buku harian. c. Guru menyampaikan proses dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti a. Siswa memulai pembelajaran tentang buku harian dengan mendaftar pengalaman pribadi yang dapat ditulis menjadi catatan harian. b. Siswa mendaftar pengalaman pribadi membantu orang lain. c. Siswa menyampaikan pengalaman pengalamannya membantu orang lain kepada teman satu kelas untuk saling bertukar pengalaman. d. Siswa menuliskan pokok-pokok peristiwa pengalaman pribadinya tentang membantu orang lain yang terjadi dalam suatu hari secara pribadi. e. Siswa mengamati contoh buku harian dan menentukan bagian-bagiannya. f. Siswa menerima materi tentang buku harian dari guru. g. Siswa mengembangkan pokok -pokok peristiwa pengalaman pribadinya dalam membantu orang lain menjadi sebuah
134
5 3
2
5
5
15
10
5 10
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
h.
tulisan yang ekspresif. Hasil kerja siswa dikumpulkan untuk mendapat penilaian dari guru.
3. Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan atau membuat rangkuman pelajaran. b. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. c. Guru dan siswa merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk lebih menguasai materi. d. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan diilakukan pada pertemuan selanjutnya, yaitu menulis buku harian selama satu minggu berturut -turut.
3 3 2 2
Pertemuan 2: 2 x 40 menit 1.
2.
Kegiatan Waktu (menit) Pendahuluan a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang 5 buku harian untuk membuka kembali ingatan siswa mengenai pembelajaran yang lalu. 2 b. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 3 c. Siswa membentuk kelompok dengan anggota kelompok 5 orang. Kegiatan inti a. Siswa menerima kembali hasil kerja di pertemuan yang lalu dari guru dan sudah mendapat catatan dari guru. b. Siswa masuk ke dalam kelompok dan mendiskusikan catatan-catatan yang didapat dari guru. c. Dalam kelompok siswa menyimpulkan tentang penulisan buku harian yang baik. d. Siswa dalam kelompok memilih satu buku harian yang paling baik, kemudian direvisi di dalam kelompok. e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja dari kelompoknya di depan ke las.
135
5
15
10
5 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f.
g.
3.
Kelompok yang tidak mempresentasikan dapat menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Guru melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran siswa.
Penutup a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. b. Siswa mengisi kolom “Senyum Pengukur Karakter” untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap nilai karakter yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran.
5
5
5
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu mendaftar pengalamanpengalaman pribadi tentang membantu orang lain dengan cara yang baik yang dapat ditulis dalam buku harian.
Teknik Penilaian Penugasan individual
Mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi, misalnya tentang tidak mencuri untuk mendapatkan sesuatu atau mengembalikan barang yang ditemukan di jalan.
Penugasan individual
Mampu bekerja bersama teman untuk saling
Tugas kelompok
136
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Uraian Daftarlah pengalaman pribadimu tentang membantu orang lain yang dapat ditulis dalam buku harian! Uraian Tentukan satu pengalaman pribadimu membantu orang lain, kemudian tuliskanlah pokok-pokok pengalaman pribadimu tentang membantu orang lain! Bekerja Berkelompokla sama h (5orang) dan dalam diskusikanlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengoreksi hasil menulis buku harian atau bertanya dengan guru jika menemukan kesulitan.
Mampu mengembangkan pokok-pokok pengalaman pribadi menjadi sebuah tulisan yang ekspresif dalam buku harian secara rutin sesuai dengan bagian-bagian catatan harian.
kelompok dan presentasi
Tugas pribadi
Uraian
hasil catatan harianmu tentang membantu orang lain dan perbaikilah sesuai dengan saran perbaikan dari temanmu! Buatlah buku harian yang berisi catatan harian tentang membantu orang lain selama satu minggu berturut-turut!
K. Sumber Belajar Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonrsia . 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/1
Jumlah Pertemuan
: 4 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 4. Mengungkapan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat kabar.
B. Kompetensi Dasar 4.2 Menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa.
C. Nilai Karakter Peduli Lingkungan dan Semangat Kebangsaan
D. Indikator 1. Mampu memahami perbedaan komposisi surat pribadi dan surat dinas. 2. Mampu menulis surat pribadi untuk pemerintah kota sebagai wujud membela bangsa untuk menghin dari penilaian negatif dari bangsa lain. 3. Mampu menyunting surat teman lain sesuai dengan aturan penulisan surat.
E. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu memahami perbedaan komposisi surat pribadi dan surat dinas.
2.
Siswa mmpu menulis surat pribadi untuk pemerintah kota sebagai wujud membela bangsa untuk menghindari penilaian negatif dari bangsa lain.
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Siswa mampu menyunting surat teman lain sesuai dengan aturan penulisan surat.
F. Materi Ajar 1. Pengertian surat Surat adalah sarana komunikasi tertulis antara satu pihak dengan pihak lain yang saling berkepentingan (Nurjamal, dkk, 2011:120). 2. Jenis-jenis surat Ada bermacam-macam surat. Surat dibedakan berdasarkan asal surat, sasaran, bentuk, keamanan isi, situasi, urgensi , dan pola. Pada saat ini kita akan mempelajarai macam -macam surat berdasarkan asal surat, yaitu: a. surat pribadi Surat pribadi adalah surat yang berasal dari pribadi atau perseorangan (Nurjamal, dkk, 2011:120). Surat pribadi dibedakan menjadi 2, yaitu surat pribadi yang bersifat resmi (organisasi) dan surat pribadi yang bersifat tidak resmi (kekeluargaan). Surat pribadi yang tidak resmi misalnya surat dari anak ke orang tua (Sotyaningrum, 2008: 4). b. surat dinas Surat dinas adalah surat yang berasal dari suatu dinas atau instansi (Nurjamal, dkk, 2011:120). c. surat sosial Surat sosial adalah adalah surat yangberasal dari lembaga atau organisasi sosial (Nurjamal, dkk, 2011:120). d. surat niaga Surat niaga adalah surat yang berasal dari dan berisi informasi seputar dunia usaha/bisnis (Nurjamal, dkk, 2011:120).
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bagian-bagian surat pribadi a. Alamat pengirim Alamat pengirim surat ditulis di sebelah kanan atas/ idealnya terdiri atas nama jalan, nomor rumah, nama kota, dan kode pos. Tiap akhir baris alamat tidak dia khiri dengan tanda baca apa pun (Nurjamal, dkk, 2011:144). Contoh: Jalan Puri Mas Dalam, E-154
Kompleks Perumnas Sarijadi
Cimahi 40511
Jalan Sarirasa IX, Blok 5, No. 58 Bandung 40151
b. Tanggal surat Tanggal surat merupakan petunjuk kapan surat dibuat. Alamat surat ditulis di sebelah kanan atas, setempat dengan alamat pengirim. Tanggal surat harus ditulis lengkap, nama bulan tidak disingkat atau hanya ditulis dengan angka saja (Nurjamal, dkk, 2011:144). Contoh: Kompleks batununggal Indah Jalan Batu Indah IV/9 Bandung, 20 Maret 2009 c. Alamat tujuan Alamat tujuan merupakan alamat yang dituju si penulis surat. Pada umumnya terdiri atas nama orang yang kita surati, anma jabatan, anama perusahaan, alamat perusahaan/instansi: nama jalan, nomor kantor, nama kota, dan kode pos. (Nurjamal, dkk, 2011:144). Contoh: Yth. Drs. Denny Mustofa Manajer Hotel Enhaii Jalan Dr. Setiabudhi 186, Bandung 40141
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Salam pembuka Salam pembuka merupakan ungkapan tanda hormat penulis sebelum pembicaraan dalam surat dimulai (Nurjamal, dii, 2011:145). Contoh: Salam sejahtera, e. Isi surat Isi surat merupakan bagian terpenting dalam surat. Biasanya terdiri atas tiga bagian yakni alinea pembuka, alinea paparan inti isi s urat, dan alinea penutup surat (Nurjamal, dii, 2011:145). f. Salam penutup Setelah penulis menyampaikan maksudnya secara lengkap, benar, tertib, dan sopan, surat diakhiri dengan salam penutup yang merupakan tanda hormat p enulis sekaligus pemberitahuan bahwa pembicaraan surat sudah selesai (Nurjamal, dii, 2011:145). Contoh: Hormat saya,
Derahima Pascautamu, S. Pd.
G. Alokasi Waktu 4 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran 1. Pemodelan Pemodelan adalah pemberian contoh. Siswa diberikan contoh surat agar siswa dapat lebih mudah memahami bagian -bagian dan isi dari masing-masing bagian surat. 2. Tanya jawab Tanya jawab dilakukan oleh siswa dan guru saat siswa mengalami kesulitan belajar. Tanya jawab juga dapat digunakan guru sebagai alat
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 3. Penugasan Penugasan adalah pemberian tugas berupa perintah atau soal oleh guru untuk siswa agar guru dapat mengetahui tingkat pengu asaan siswa terhadap materi tentna menulis surat.
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 2 x 40 menit 1.
2.
Kegiatan Pendahuluan a. Siswa mendapat penjelasan dari guru tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dipelajari. b. Siswa mendapat penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran. c. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai kegiatan surat menyurat. d. Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang/kelompok. Kegiatan inti a. Siswa perwakilan dari kelompok mengambil amplop yang sudah disiapkan oleh guru yang berisi contoh surat pribadi atau surat dinas. b. Siswa dalam kelompok mendiskusikan bagian bagian contoh surat yang ada dalam amplop. c. Siswa perwakilan dari kelompok sura t pribadi menyampaikan hasil pengamatan dan diskusi dalam kelompok dan kelompok yang lain menanggapi. d. Siswa perwakilan dari kelompok surat dinas menyampaikan hasil pengamatan dan diskusi dalam kelompok dan kelompok yang lain menanggapi. e. Kelompok yang belum berpresentasi ditugasi untuk menemukan perbedaan surat dinas dan surat pribadi menurut presentasi kelompok sebelumnya.
142
Waktu (menit) 3
2 3 2
5
15 15
10
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Penutup a. Guru memperjelas dan melengkapi perbedaan antara surat dinas dan surat pribadi yang sudah disampaikan oleh siswa. b. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. c. Siswa dan guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya akan dilakukan.
10
5 5
Pertemuan 2: 2 x 40 menit 1.
2.
3.
Kegiatan Pendahuluan a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang surat dinas dan surat pribadi yang sudah dibahas pada pertemuan yang lalu. b. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan inti a. Siswa menulis surat pribadi sesuai dengan perintah yang ada dalam permaianan “Mari berkirim Surat”, yaitu menulis surat tentang lingkungan sekitar untuk pemerintah daerah. b. Siswa menukarkan surat buatannya kepada teman. c. Siswa menyunting surat hasil pekerjaan teman sesuai dengan syarat-syarat penulisan surat yang tepat. d. Siswa mengumpulkan semua hasil pekerjaannya masing-masing. e. Siswa dan guru mendiskusikan pengalaman membuat dan menyunting surat. Bisa mengenai kesalahan, tema surat, dan sebagainya. f. Guru menanggapi pendapat siswa -siswa mengenai pengalamannya membuat dan menyunting surat. Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. b. Siswa dan guru berefleksi mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan dengan mengisi “Senyum Pengukur Karakter” untuk
143
Waktu (menit) 5
5
15
5 10
5 10
5
5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap nilai karakter yang diintegrasikan da lam pembelajaran. J. Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Kompetensi Penilaian Mampu memahami Tes perbedaan komposisi surat pribadi dan surat dinas.
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Uraian Tulislah perbedaan komposisi surat pribadi dengan surat resmi!
Mampu menulis surat pribadi untuk pemerintah kota sebagai wujud membela bangsa untuk menghindari penilaian negatif dari bangsa lain.
Tes praktik
Tes keterampilan
Tulislah surat pribadi kepada pemerintah kotamu tentang kondisimulingku ngan di sekitarmu! Gunakanlah bahasa yang komunikatif.
Mampu menyunting surat teman lain sesuai dengan aturan penulisan surat.
Tes praktik
Tes keterampilan
Suntinglah surat butan temanmu sesuai dengan aturan penulisan surat!
K. Sumber Belajar Nurjamal, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sotyaningrum, Afra Tien. 2008. Korespondensi Bahasa Indonesia . Yogyakarta: Amara Books.
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/2
Jumlah Pertemuan
: 4 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 4. Mengungkapan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat kabar.
B. Kompetensi Dasar 4.3 Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar.
C. Nilai Karakter Gemar membaca dan rasa ingin tahu
D. Indikator 1.
Mampu menentukan pokok-pokok pengumuman yang ada di papan pengumuman sekolah.
2.
Mampu menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif.
3.
Mampu menyunting teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar.
E. Tujuan Pembelajaran 1.
Mampu menentukan pokok-pokok pengumuman yang ada di papan pengumuman sekolah.
2.
Mampu menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif.
3.
Mampu menyunting teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar.
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Materi Ajar 1. Pengertian pengumuman Pengumuman adalah teks yang berisi pemberitahuan. Pengumuman biasanya terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala pengumuman yang memuat
nama
dan
alamat
badan/organisasi
yang
membuat
pengumuman, isi pengumuman, dan kaki pengumuman yang memuat tanggal pembuatan pengumuma (Keraf, 1995:7) . 2. Rumusan pengumuman harus memperhatikan: a. Sasaran pengumuman b. Bahasanya lugas dan persuasif c. Bentuk atau model penyajian menarik d. Jenis media yang digunakan e. Ragam bahasa yang digunakan.
G. Alokasi Waktu 4 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran 1. Pemodelan Metode pembelajaran pemodelan berupa pemberian contoh. Siswa diberi contoh teks pengumuman agar siswa benar -benar mengetahui yang dimaksud teks pengumuman. 2. Tanya jawab Tanya jawab dilakukan oleh guru dan siswa. Siswa dapat bertanya dengan guru jika menemukan kesulitan dalam pembelajaran. Guru dapat bertanya dengan siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai kompetensi dasar yang diajarkan. 3. Penugasan Penugasan merupakan pemberian tugas untuk siswa agar siswa secara berkelanjutan berlatih memb uat teks pengumuman dan benar -benar memahaminya.
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 : 2 x 40 menit Kegiatan 1.
2.
3.
Pembukaan a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pengumuman. b. Siswa menyampaikan pengetahuan awalnya tentang pengumuman. c. Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai melalui pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa. d. Siswa membentuk kelompok dengan anggota 5 anak. Kegiatan inti a. Siswa mengamati dan menemukan ciri suat u pengumuman dari contoh sebuah pengumuman yang ada di papan pengumuman sekolah atau yang sudah disiapkan oleh guru. b. Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya dalam kelompok. c. Siswa perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas secara bergantian. d. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi dari seluruh kelompok. e. Guru menambahkan materi tentang pengumuman yang belum disinggung siswa dalam diskusi. Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. b. Siswa mendapat tugas pribadi dari guru untuk mencari teks pengumuman yang ada di surat kabar atau sumber yang lain. c. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
147
Waktu (menit) 2 4 2
2
10
10 20
5 10
5 5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan 2: 2 x 45 menit 1.
2.
3.
Kegiatan Pembukaan a. Guru memulai pelajaran dengan membuka ingatan siswa tentang pertemuan yang lalu dengan tanya jawab. b. Siswa menyampaikan pengetahuan pengetahuannya dari pelajaran yang lalu tentang pengumuman. c. Guru menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan yang lalu. d. Siswa secara lisan menyampaikan sekilas tentang teks pengumuman yang ditemukannya. e. Guru menyampaikan kegiatan yang pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan Inti a. Siswa menganalisis teks pengumuman yang ditemukannya. b. Siswa menyunting teks pengumuman yang ditemukannya jika terdapat kekurangan. c. Siswa membuat pengumuman dengan tema yang sudah ditentukan. d. Siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan teks pengumumannya di depan kelas dan teman lain menanggapinya. e. Siswa memperbaiki teks pengumumannya berdasarkan saran perbaikan dari teman. f. Siswa mengumpulkan pekerjaannya untuk mendapat penilaian dari guru. Penutup a. Siswa menyampaikan manfaat tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. b. Siswa dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajarn yang sudah dilakukan. c. Siswa mengisi “senyum pengukur karakter” untuk merefleksikan nilai karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
148
Waktu (menit) 2
3
2 5
3
5 5 10
15 5 5
5 5 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menentukan pokok-pokok pengumuman yang ada di papan pengumuman sekolah.
Teknik Penilaian Tugas pribadi
Mampu menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif.
Tugas pribadi
Mampu menyunting teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar.
Tugas pribadi
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Tugas Bacalah satu pengumuman di papan pengumuman di sekolahmu, kemudian tentukan pokokpokoknya! Tugas Tulislah sebuah teks pengumuman dengan bahasa yang efektif! Tugas Suntinglah teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan benar!
K. Sumber Belajar Keraf, Gorys dan Datang, Frans Asisi. 1995. Cakap Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/1
Jumlah Pertemuan
: 2 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 8. Mengeksprsikan pikiran, perasaan dan pengalaman melalui pantun dan dongeng.
B. Kompetensi Dasar 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun.
C. Nilai Karakter Peduli Sosial dan Demokratis
D. Indikator 1. Mampu menentukan syarat -syarat pantun berdasarkan contoh pantun tentang membantu tetangga yang sedang terkena musibah. 2. Mampu menulis pantun dengan isi membantu tetangga yang sedang terkena musibah. 3. Mampu menyunting pantun sesuai dengan syarat -syarat pantun, namun tetap dengan pandangan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk berekspresi.
E. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menentukan syarat-syarat pantun berdasarkan contoh pantun tentang membantu tetangga yang sedang terkena musibah. 2. Siswa mampu menulis pantun dengan isi membantu tetangga yang sedang terkena musibah.
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Siswa mampu menyunting pantun sesuai dengan syarat -syarat pantun, namun tetap dengan pandangan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk berekspresi.
F. Materi Ajar 1. Pantun Pantun adalah jenis puisi lama. Pantun menunjukkan ikatan yang kuat dalam hal struktur kebahasaan dan struktur fisiknya. Ikatan yang memberikan nilai keindahan dalam struktur kebahasaan itu, berupa: (1) jumlah suku kata setiap baris, (2) jumlah baris setiap bait setiap puisi, dan (4) aturan dalam hal rima dan ritma (Waluyo , 1987: 8). Pantun terdiri atasdua bagian, yakni sam piran dan isi. Sampiran merupakan dua baris pantun yang memiliki saran bunyi untuk menuju isi. Hubungan antara sampiran dengan isi hanyalah hubungan dala mhal saran dan bunyi itu (Waluyo , 1987: 8). Contoh pantun: Ibu pergi memberi kemiri Setelah pulang membawa tas Buat puisi dengan pikiran sendiri Ajang menunjukkan kreativitas 2. Ciri-ciri Pantun a.
Terdiri atas empat baris dalam satu bait.
b.
Tiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.
c.
Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris pertama disebut isi.
d.
Pantun mementingkan rima akhir dengan pola a -b-a-b (bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ke tiga dan baris kedua sama dengan baris keempat).
G. Alokasi Waktu 2 x 40 menit
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Metode Pembelajaran 1. Contoh Model pembelajaran contoh digunakan untuk memberikan contoh pantun secara konkret kepada siswa. Dengan memberikan contoh, siswa dapat lebih memahami bentuk dan ciri -ciri pantun. 2. Latihan Siswa diberikan latihan untuk membuat pantun agar siswa benar -benar bisa mempraktikkan materi yang dipelajari. 3. Tanya jawab Tanya jawab dilakukan oleh guru dan siswa saat siswa kurang memahami materi yang dipelajari. Tanya jawab juga bisa digunakan guru untuk mengukur tingkat pemahaman sisw a tentang materi. 4. Penugasan Penugasan dilakukan oleh guru dengan memberi tugas kepada siswa agar siswa lebih mendalami materi yang diajarkan.
I. Kegiatan Pembelajaran 2 x 40 menit Kegiatan 1.
2.
Pembukaan a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pantun. b. Siswa menyampaikan pengetahuan awal tentang pantun. c. Siswa memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar dari guru. Kegiatan inti a. Siswa mengamati sebuah pantun yang ditulis oleh guru di papan tulis. b. Siswa secara bergantian menyampaikan ciri pantun dari hasil pengamatannya. c. Guru menyampaikan materi tentang pantun dan menambahkan ciri pantun yang belum disampaikan siswa. d. Siswa membuat pantun sesuai dengan tema yang sudah ditentukan oleh guru.
152
Waktu (menit) 5 3 2
5 5 10
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e.
3.
Siswa menukarkan pantun buatannya dan menyunting pantun teman berdasarkan ciri -ciri pantun yang benar. f. Siswa mengumpulkan pantun buatannya dan suntingan pantun dari teman. Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. b. Siswa mengisi kolom “Senyum Pengukur Karakter” untuk mengukur tingkat penguasaan nilai karakter yang sudah diintegrasikan dalam pembelajaran. c. Guru memberikan evaluasi pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa.
15
10 10
5
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menentukan syarat-syarat pantun berdasarkan contoh pantun tentang membantu tetangga yang sedang terkena musibah. Mampu menulis pantun dengan isi membantu tetangga yang sedang terkena musibah. Mampu menyunting pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, namun tetap dengan pandangan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk berekspresi.
Teknik Penilaian Tes tulis
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Uraian Tentukan syaratsyarat menulis pantun berdasarkan contoh pantun tersebut!
Tes praktik
Praktik
Tes tertulis
Praktik
Tulislah sebuah pantun sesuai dengan tema membantu tetangga yang terkena musibah! Suntinglah pantun yang ditulis oleh temanmu! Namun tetap dengan pandangan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk berekspresi.
K. Sumber Belajar Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/1
Jumlah Pertemuan
: 4 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan dan pengalaman melalui pantun dan dongeng.
B. Kompetensi Dasar 8.2 Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar.
C. Nilai Karakter Menghargai prestasi dan tanggung jawab
D. Indikator 1. Mampu memahami sebuah dongeng yang berisi tentang berusaha keras untuk mencapai cita-cita dengan menentukan pokok-pokok dongeng. 2. Mampu menulis kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar secara runtut berdasarkan urutan pokok -pokok dongeng. 3. Mampu termotivasi oleh prestasi yang di raih orang lain dalam sebuah dongeng yang dibaca atau di deng ar. 4. Mampu mengoreksi karya teman saat menceritakan kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar.
E. Tujuan Pembelajaran 1. Mampu memahami sebuah dongeng yang berisi tentang berusaha keras untuk mencapai cita-cita dengan menentukan pokok -pokok dongeng.
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Mampu menulis kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar secara runtut berdasarkan urutan pokok -pokok dongeng. 3. Mampu termotivasi oleh prestasi yang di raih orang lain dalam sebuah dongeng yang dibaca atau di dengar. 4. Mampu mengoreksi karya teman saat menceritakan kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar.
F. Materi Ajar Dongeng adalah cerita yang tidak benar -benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh -aneh (KBBI, 2008: 340).
1. Pemakaian tanda baca a. Tanda titik (.) dipakai untuk mengakhiri kalimat. Contoh: Saya anak yang bertanggung jawab. b. Tanda titik (.) tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan. c. Tanda koma (,) untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Contoh: Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didik bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
2.
Pemakaian huruf kapital a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh: Kamu harus menghargai prestasi yang diraih temanmu! Apakah kamu selalu belajar setiap hari? b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh: Bapak bertanya, “Apa cita -citamu?” “Aku akan menjadi seorang dosen,” kata Risa. c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan. Contoh: Allah, Tuhan, Islam, Katolik, Kristen, Yang Maha Pengasih. d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur -unsur nama orang. Contoh: Dewi Sartika, Amir Hamzah.
G. Alokasi Waktu 4 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab Tanya jawab dilakukan oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Siswa dapat bertanya kepada guru jika menemukan kesulitan dalam belajar. Sedangkan guru juga dapat bertanya kepada siswa
untuk
mengukur
tingkat
pemahaman
siswa
mengenai
kompetensi dasar yang diajarkan. 2. Latihan Latihan digunakan sebagai ajang untuk melatih penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang diberikan.
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 2 x 40 menit Kegiatan 1.
Pembukaan a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dongeng.
156
Waktu (menit) 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. c.
2.
3.
Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru menyampaikan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
Kegiatan inti a. Siswa membaca atau menyimak dongeng “Rahasia Putri yang Suka Kentut” yang dibacakan oleh guru. b. Siswa menuliskan pokok-pokok dongeng “Rahasia Putri yang suka Kentut” pada kolom yang sudah disediakan. c. Siswa membaca dan memahami dongeng “Belajar dari Kutukan” d. Siswa menulis kembali dongeng “Belajar dari Kutukan” yang disampaikan guru dengan bahasa sendiri. e. Siswa berkelompok (5 orang) untuk mendiskusikan hasil pekerjaanya. f. Siswa perwakilan dari kelompok bergantian maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya. g. Siswa lain yang tidak maju menanggapi hasil karya teman lain. h. Siswa mengumpulkan tugas menceritakan kembali dongeng yang sudah didengarnya. Penutup a. Guru memberi evaluasi dan menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. b. Guru menyampaikan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
3 2
15
5
10 15
15 15
5
5 5
Pertemuan 2: 2 x 40 menit 1.
2.
Kegiatan Pembukaan a. Siswa dan guru mengulang materi pembelajaran pada pertemuan yang lalu. b. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan saat pembelajaran kepada siswa. Kegiatan inti a. Siswa menyampaikan kembali isi dongeng yang dibaca pada pertemuan sebelumnya.
157
Waktu (menit) 5 5
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
c. d.
3.
Siswa mengisi kolom motivasi yang akan dilakukannya setelah membaca dongeng “Rahasia Putri yang Suka Kentut” dan “Belajar dari Kutukan”. Siswa menerima kembali hasil pekerj aannya menulis kembali dongeng yang pernah dibaca. Siswa saling menukarkan hasil pekerjaannya dan mengoreksi tulisan teman dengan memperhatikan “Ruang kebahasaan’ tentang pemakaian tanda baca dan pemakian huruf kapital.
Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. b. Siswa mengisi kolom “Senyum Pengukur Karakter” untuk mengukur tingakat penguasaan nilai karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran. c. Guru memberi evaluasi kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
15
5
15
5 10
5
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu memahami sebuah dongeng “Rahasia Putri yang Suka Kentut” yang berisi tentang berusaha keras untuk mencapai cita-cita dengan menentukan pokok-pokok dongeng. Mampu menulis kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar secara runtut berdasarkan urutan pokok-pokok dongeng.
Teknik Penilaian Tes tulis
Tes praktik menulis
158
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Uraian Tentukan pokok-pokok dongeng “Rahasi Putri yang Suka Kentut” yang kamu baca/dengar!
Uraian
Tuliskanlah dengan bahasamu sendiri dongeng “Belajar dari Kutukan” yang baru kamu baca/dengar!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mampu termotivasi oleh prestasi yang di raih orang lain dalam sebuah dongeng yang dibaca atau di dengar.
Tes tertulis
Uraian
Tulislah motivasi yang muncul dalam dirimu setelah membaca dongneg “Rahasia Putri yang Suka Kentut” dan “Belajar dari Kutukan”!
Mampu mengoreksi karya teman saat menceritakan kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar.
Tes tertulis
Uraian
Koreksilah hasil pekerjaan temanmu dengan memperhatikan “Ruang kebahasaan”
K. Sumber Belajar Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia . 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jang, Kee Sun. 2010. Rahasia putri yang Suka Kentut . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RAHASIA PUTRI YANG SUKA KENTUT Pada zaman dahulu kala, hiduplah raja baik hati di kerajaan yang tentram dan damai. Raja itu mempunyai seorang putri. Namun Raja mempunyai masalah yang sangat rumit dan sulit dikatakan. “Tuuutt! Tuurrtt! Trrttt, tuuutt, tuutt!” Itu suara kentut putrinya. Bunyinya tak tertahankan dan bunyinya sekeras halilintar. Ketika Putri cukup umur untuk menikah, banyak pangeran datang dari berbagai negeri mengunjunginya. Tapi saat Sang Putri kentut, pangeran -pangeran itu langsung kabur sambil menutup hidung. “Pangeran ke-99 kabur! Dia pasti terkena kutukan kentut yang sangat jahat. Semoga seseorang bisa membebaskannya dari kutukan jahat itu,” Erang Raja seraya mendesah. Pada suatu hari seorang pemuda mengunjunginya Raja. Kali ini Putri lagi lagi kentut sangat keras. “ T uuttttt! Prrtttttt, tuuuutttt, bbrttt!” Mendengar suara kentutnya yang mengerikan, bunga -bunga ketakutan dan layu. Sementara bunga-bunga berguguran dari pepohonan, dan rumput pun ikut layu. Akan tetapi pemuda itu diam saja dan hanya tersenyum. Ia tidak mengerutkan wajah atau menutup hidung. Raja heran dan memanggil si pemuda. “Kalau kamu bisa menyelamatkan putriku dari kutukan jahat itu, kamu boleh meminta apa saja”, ujar Raja. “ “Aku ingin menjadi juru masak istana”, sahut si pemuda gagah berani. “Terserah. Tapi kumohon, bebaskan putriku dari sihir yang jahat,” ujar Raja. Raja mencengkeram tangan si pemuda erat -erat. Raja sangat berharap pemuda itu bisa membebaskan kutukan yang ada pada Putri. Untuk menyelamatkan Putri, pemuda itu mengawasi Putri selama beberapa hari. Mulai dari Putri bangun tidur sampai Putri berangkat tidur. Hingga suatu hari, pemuda itu mengawasi Sang Putri saat makan dan timbullah sebuah ide di dalam pikirannya. Beberapa hari kemudian ia mendatangi Raja dan berkata, “ Yang Mulia, izinkan aku memasakkan makanan untuk Putri selama satu minggu.” “Aku akan mengizinkanmu. Pokoknya kamu harus menyelamatkan putriku,” ujar Raja. Apa yang terjadi dngan sang Putri? Sejak si pemuda memasak untuknya, bau kentut Putri makin membaik. Dan seminggu s etelahnya, bunyi kentutnya nyaris tinggal bisikan. Tumbuhan yang layu di kamar Putri dan bunga -bunga yang layu di halaman perlahan-lahan segar kembali. Semakin hari Putri semakin cantik. Mengira putrinya telah terbebas dari kutukan yang jahat, Raja pun memanggil sang pemuda. “Bagaimana caranya menyelamatkan putriku?” tanya Raja.
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Sejak awal sebenarnya putri tidak terkena kutukan.” “Bukankah bau busuk kentutnya adalah ulah sihir hitam?” “Yang Mulia, coba lihat ini”, si pemuda menunjukkan pola makan putri yang lama. “Bukankah ini pola makan putriku? Apa yang salah dengannya?” tanya Raja. Si pemuda menjelaskan satu per satu. Dari jenis makanan yang dimakan Putri setiap hari hanya makanan yang mengandung protein, karbohidrat, dan kacang-kacangan sampai cara maka n sang Putri. “Campuran udara yang kita hirup selagi makan dan gas yang dihasilkan selama mencerna makanan di dalam tubuh disebut kentut. Semua orang pasti menghasilkan gas ini”, jelas pemuda itu. “Semua orang makan dan semua orang membuang gas, tapi meng apa aroma gas yang dikeluarkan putriku sangat busuk?” tanya Raja. “Ada dua alasan mengapa orang sering kentut dan mengapa kentutnya sangat busuk,” sahut pemuda. “Apakah penyebabnya?” tanya Raja. “Pertama, sangat erat hubungannya dengan jenis makanan yang d imakan. Orang akan sering kentut jika makan banyak telur, kacang -kacangan, daging, dan kentang goreng,” sahut pemuda. “Lalu apa alasan kedua?” tanya Raja. “Jika kita makan terburu -buru, semakin banyak udara yang masuk ke mulut. Akibatnya kita jadi sering k entut,” jawan pemuda itu kepada sang Raja. “Aha! Rupanya kebiasaan makanlah yang menjadi penyebab masalahnya.” “Yang Mulai, Anda benar. Aku telah memasak sayuran selama satu minggu untuk Putri dan memintanya makan telur dan daging dengan perlahan lahan,” ujar sang pemuda. “Terima kasih. Mulai sekarang aku ingin kamu memasak untuk putriku di istana.” Akhirnya sang pemuda menjadi juru masak di istana. Ia berhasil mencapai cita-citanya. Sang pemuda sangat senang dengan usahanya yang membuahkan hasil. “Sekarang mari kita nentikan pangeran ke -100 yang datang untuk meminangmu,” kata Sang Raja kepada putrinya. “Pangeran ke-100? Dia kan sudah ada di depan kita,” ujar Putri. Mendengar ucapan Putri, wajah si pemuda merah padam karena sejujurnya pemuda itu sudah jatuh cinta kepada sang Putri sejak pertama kali melihatnya.
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Belajar dari Kutukan Di sebuah desa kecil di Negeri Kayangan, tinggallah dua putri cantik dengan Ibu yang sangat menyayanginya. Mereka hidup berkecukupan, namun sang Ibu selalu mengajarkan kepada putrinya untuk hidup sederhana dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Sang Ibu melatih tanggung jawab kedua putrinya dengan menyerahkan seluruh pekerjaan peternakannya. Putri pertamanya bertanggung jawab atas peternakan sapi di selatan rumah dan putri keduanya bertanggung jawab atas peternakan kambing di utara rumahnya. Setiap hari masing-masing putrinya sibuk bekerja di peternakan masing masing. Mulai dari mengurus makan, minum, kotoran ternak, sampai membersihkan kandang ternak. Ibu sengaja tidak menyewa orang untuk merawat ternaknya karena sang ibu ingin melatih kedua putrinya tentang kerja keras dan tanggung jawab. Sang ibu selalu gembira saat m elihat putrinya sibuk dengan tanggung jawab masing-masing. Kedua putrinya juga sangat senang saat para pemborong datang untuk membeli hasil ternaknya. Saat itulah sang Ibu bangga dengan hasil kerja putri-putrinya dan Ibu yakin jika putrinya adalah putri -putri yang sangat bertanggung jawab dan dapat hidup walaupun putrinya kelak telah tiada. Tibalah pada hari yang sangat mengecewakan Sang Ibu. Ketika Ibu berkeliling di peternakan sebelah utara, Ibu melihat satu kandang kambing yang begitu tenang. Rasa penas aran yang sangat besar muncullah di hati Ibu. Saat Ibu menengok kandang itu, puluhan kambing tergeletak hampir mati karena kekurangan pangan. Sontak muka si Ibu memerah dan berteriak memanggil putrinya yang kedua. Putri yang kedua berlari mendekati ibuny a, dan kenalah marah dia. Ibu kecewa dengan putri keduanya yang melalaikan hewan ternaknya. “Apa kamu tidak sedih melihat kambing -kambingmu mati sia-sia seperti itu? Mana rasa terimakasihmu kepada mereka? Kamu sudah diberikan daging-daging yang sangat baik oleh kambing-kambingmu!” marah sang Ibu kepada putri keduanya sambil menatap kambing -kambing yang tergeletak mati. Putri hanya bisa terdiam dan meneteskan air mata mendengar kata -kata ibunya. Kemudian kata putri itu kepada Ibunya, “Aku tidak sengaja Bu melakukan semua ini”. “Itu hanya alasanmu! Ini bukti bahwa kamu tidak serius dan tidak bertanggung jawab dengan pekerjaanMu”, makin marahlah si Ibu mendengar jawaban dari putrinya. Saking marahnya si Ibu, dia tidak kuat menahan kata -kata yang seharusnya tidak dia ucapkan kepda putrinya. “Karena kamu menyia-nyiakan kambing-kambing itu, maka jadilah kamu seperti mereka!” Berubahlah putri keduanya menjadi seekor kambing. Seekor kambing yang begitu malang karena tidak diberi makan oleh tuannya. Setiap hari ia mencari makan sendiri di kebun belakang rumah.
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suatu hari sampailah ketika rumput di belakang rumah habis dan belum tumbuh lagi karena setiap hari dimakannya. Si kambing berjalan pelan mendekati Ibunya dan memohon untuk dibebaskan dari kutukan. Namun si Ibu tidak mengabulkannya. Dan si kambing pun berkata, “Jika Ibu menolak mencabut kutukanku, berilah aku rumput Ibu”. Si Ibu tetap menolak dan berkata, “Itu yang dirasakan kambing-kambingmu ketika kamu tidak memberinya makan”. Si kambing mulai berpikir dan men gakui kesalahannya, namun Si Ibu belum bisa memaafkan kelalaian putrinya. Tahun berganti tahun, putrinya setiap hari menemuinya untuk meminta maaf atas perbuatannya kepada kambing kambingnya. Melihat kerasnya hati Ibun, putri pertama mencoba berbicara de ngan Ibunya. Putri pertama membujuk Ibunya untuk membebaskan kutukan pada adiknya. Hati Ibu belum luluh dengan bujukan itu, namun pada suatu hari yang sangat cerah, Ibunya menyuruh anak pertamanya untuk memanggil adiknya. Adiknya berjalan menemui Ibu dan bertanya maksud undangan Ibunya. Dengan terbata-bata Ibunya berkata, “Anakku, mungkin terlalu berat Ibu memberi hukuman kepadamu. “ “Mungkin memang pantas aku hidup seperti ini Ibu”, jawab si kambing sambil menangis. “Tidak anakku, sungguh jahatnya Ibu jika tidak membebaskanmu dari kutukan ini”, sahut si Ibu. Seketika putrinya berubah kembali menjadi putri yang cantik. Dia sudah terbebas dari kutukan Ibunya dan tak lupa dia mengucapkan terima kasih atas kebaikan Ibunya. Setelah terbebas dari kutukan, putri pertama kembali menjalani kehidupan seperti dahulu. Ia kembali mengurus peternakan kambingnya, bahkan dia lebih baik dalam mengurus peternakannya. Dia sudah berjanji kepada Ibunya tidak akan lupa memberi makan kepada k ambing-kambingnya.
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/2
Jumlah Pertemuan
: 4 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 12. Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
B. Kompetensi Dasar 12.1 Mengubah teks wawan cara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
C. Nilai karakter Kerja keras dan mandiri
D. Indikator 1. Mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi
kalimat tidak langsung. 2. Mampu mengubah teks wawancara m enjadi narasi. 3. Mampu berwawancara, menulis teks wawancara, dan mengubahnya
menjadi narasi.
E. Tujuan Pembelajaran 1. Mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi kalimat tidak langsung. 2. Mampu mengubah teks wawancara m enjadi narasi. 3. Mampu berwawancara, menulis teks wawancara, mengubahnya menjadi narasi, dan menyunting narasi wawancara.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Materi Ajar 1. Pengertian wawancara Wawancara adalah suatu percakapan yang dilakukan untuk meksud tertentu. Maksud utama dari sebuah wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Narasumber merupakan orang yang memiliki informasi atau orang yang diwawancarai (Hecht, 1973:9).
G. Alokasi Waktu 4 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran 1. Contoh Siswa mengamati sebuah contoh dialog, kemudian kalimat langsung dalam dialog diubah menjadi kalimat tidak langsung. Dengan mengamati
contoh,
siswa
diharapkan
dapat
memahami
dan
melakukannya dalam latihan yang diberikan. 2. Tanya jawab Tanya jawab dilakukan oleh guru dan siswa saat siswa kurang memahami materi yang dipelajari. Tanya jawab juga bisa digunakan guru untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. 3. Latihan Dalam pembelajaran diberikan beberapa latihan. Hal tersebut bertujuan untuk mengasah dan mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang diberikan.
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 2 x 40 menit 1.
2.
3.
Kegiatan Pembukaan a. Guru menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar kepada siswa. b. Guru membuka diskusi kelas tentang wawancara. c. Siswa secara bergantian menyampaikan pengetahuan awalnya tentang wawancara. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan atau menyimpulkan pendapat dari para siswa tentang wawancara. b. Guru menghubungan wawancara dengan narasi sesuai dengan kompetensi dasar. c. Guru membagikan teks wawancara kepada siswa. d. Siswa membuat narasi berdasarkan teks wawancara yang dibagikan oleh guru. e. Siswa membentuk kelompok lima anak untuk berdiskusi tentang hasil tugas. f. Perwakilan dari kelompok bergantian mempresentasikan hasil akhir dari kelompok. g. Guru melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa. Penutup a. Siswa dibimbing guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk berwawancara kepada seorang tokoh masyarakat, penjual asongan, atau tukang becak (tema kerja keras dan mandiri) kemudian dijadikan narasi. c. Guru menutup pelajaran hari ini.
Waktu (menit) 2 3 5
5 10 5 15 10 15 5
5 5
Pertemuan 2: 2 x 40 menit 1.
Kegiatan Pembukaan a. Guru memancing siswa dengan pertanyaan tentang wawancara dan narasi seperti yang sudah dipelajari minggu lalu. b. Siswa secara bergantian menanggapi pertanyaan guru.
166
Waktu (menit) 5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c.
2.
3.
Guru bertanya mengenai tugas yang diberikan minggu lalu.
Kegiatan inti a. Beberapa siswa menyampaikan pengalamannya berwawancara dan mengudah wawancara menjadi narasi. b. Secara acak siswa menukarkan hasil pekerjaannya kepada teman lain. c. Setiap siswa menyunting pekerjaan siswa lain. d. Setelah hasil pekerjaan sudah dikembalikan kepada yang punya, kemudian diperbaiki sesuai dengan saran perbaikan dari teman. Penutup a. Semua hasil pekerjaan dikumpulkan dan akan mendapat penilaian dari guru. b. Siswa menyampaikan manfaat belajar mengenai wawancara dan menarasikannya. c. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran selama 2 kali pertemuan. d. Siswa mengisi lembar “senyum pengukur karakter” untuk merefleksikan diri mengenai nilai karakter yang diintegrasikan dalampembelajaran.
5
15
5 10 15
5 5 5 5
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi kalimat tidak langsung.
Penugasan individual
Mampu mengubah teks wawancara menjadi narasi.
Tugas pribadi
167
Penilaian Bentuk Penilaian
Instrumen Ubahlah kalimat langsung di dalam teks wawancara menjadi kalimat tidak langsung! Narasikan teks wawancara berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mampu berwawancara, menulis teks wawancara, mengubahnya menjadi narasi, dan menyunting narasi wawancara.
Tugas kelompok
Pekerjaan rumah (PR)
Lakukanlah wawancara. Kemudian tulis naskah wawancaran ya dan ubahnlah menjadi tekas narasi. Setelah itu, suntinglah teks narasi tersebut menjadi lebih baik!
K. Sumber Belajar Hecht, Robert M.. 1973. Teknik Wawancara. Jakarta: Bhratara.
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/2
Jumlah Pertemuan
: 2 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 12. Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
B. Kompetensi Dasar 12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.
C. Nilai karakter Toleransi dan disiplin
D. Indikator 1.
Siswa mampu memahami ciri -ciri pesan singkat.
2.
Mampu menulis pesan singkat dengan tema tertentu yang sudah ditentukan.
3.
Mampu menulis pesan singkat yang yang isinya berhubungan dengan
mempersilakan
teman
beragama
lain
untuk
melaksanakan kewajiban agamanya.
E. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu memahami ciri -ciri pesan singkat.
2.
Siswa mampu menulis pesan singkat dengan tema tertentu yang sudah ditentukan.
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Siswa mampu menulis pesan singkat yang yang isinya berhubungan dengan mempersilakan teman beragama lain untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
F. Materi Ajar Dalam menulis pesan singkat, tidak perlu menggunakan ragam bahasa baku. Pesan singkat ditulis secara singkat namun juga harus memperhatikan maksud yang ingin disampaikan. Contoh: Ke rumah teman belajar bersama. Pulang pukul 5.
G. Alokasi Waktu 2 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran 1.
Contoh Siswa diberikan contoh pesan singkat agar siswa lebih mudah memahami yang dimaksud pesan singkat.
2.
Ceramah Guru memberikan materi tentang pe san singkat kepada siswa dengan berceramah.
3.
Latihan Siswa diberi latihan untuk membuat pesan singkat agar siswa dapat mempraktikkan pengetahuannya tentang pesan singkat setelah mendengar penjelasan dari guru.
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 2 x 40 menit 1.
Kegiatan Pembukaan a. Guru bertanya kepada siswa tentang pengetahuan awal mengenai pesan singkat kepada peserta didik.
170
Waktu (menit) 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. c.
2.
3.
Siswa dan guru bertanya jawab tentang pesan singkat. Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti a. Siswa mengamati sebuah contoh pesan singkat. b. Siswa menyampaikan hasil pengamatannya tentang pesan singkat. c. Guru melengkapi materi tentang pesan singkat setelah siswa menyampaikan hasil pengamatannya. d. Siswa berlatih membuat pesan singkat sesuai dengan konteks yang sudah ditentukan. e. Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa, yaitu membuat pesan singkat. Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. b. Siswa mengisi “senyum pengukur karakter” untuk merefleksikan pembelajaran yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter.
5 3
10 10 10
15 15
5 5
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Siswa mampu memahami ciri-ciri pesan singkat. Mampu menulis pesan singkat dengan tema tertentu yang sudah ditentukan.
Teknik Penilaian Tes tulis
Tes tulis
171
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Uraian Perhatikan contoh pesan singkat berikut dan sebutkan ciricirinya! Uraian
Buatlah sebuah pesan singkat sesuai dengan tema yang sudah ditentukan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mampu menulis pesan singkat yang isinya berhubungan dengan mempersilakan teman beragama lain untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
Tes tulis/ praktik
172
pesan singkat yang isinya berhubungan dengan mempersilakan teman beragama lain untuk melaksanakan kewajiban agamanya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/1
Jumlah Pertemuan
: 4 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi.
B. Kompetensi Dasar 16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.
C. Nilai Karakter Cinta tanah air dan kreatif
D. Indikator 1.
Mampu menciptakan larik-larik puisi yang bertema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal.
2.
Mampu
menciptakan
puisi
keindahan
alam
yang
bertema
mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik. 3.
Mampu membuat antologi puisi dengan tema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal.
E. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa
mampu
menciptakan
larik-larik
puisi
yang
bertema
mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal. 2.
Siswa mampu menciptakan puisi keindahan alam yang bertema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggal dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik. 3.
Siswa mampu membuat antologi puisi dengan tema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal.
F. Materi Ajar Puisi adalah ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
G. Alokasi Waktu 4 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab Tanya jawab dilakukan saat siswa menemukan kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan pada saat guru ingin mengetahui tingkat pemhaman siswa. 2. Penugasan Model pembelajaran penugasan dilakuk an dengan memberikan tugas kepada siswa tentang materi yang diajarkan. Penugasan bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi. 3. Contoh Pemberian contoh dilakukan untuk memberi gambaran secara nyata kepada siswa tentang bentuk dan isi puisi.
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 2 x 40 menit Kegiatan 1.
Pembukaan a. Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar kepada siswa. b. Siswa dan guru berdiskusi tentang puisi. c. Guru memberi umpan balik kepada siswa berkaian dengan puisi.
174
Waktu (menit) 2 5 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
3.
Inti a. Guru menjelaskan tentang puisi, rima, diksi, dan sebagainya yang berkaiatan dengan puisi. b. Siswa diajak guru keluar kelas untuk melihat lingkungan sekitar, kemudian menulis puisi sesuai dengan keadaan yang dilihat siswa yang berkaitan dengan keindahan alam. c. Beberapa siswa menyampaikan pengalamannya dalam mengamati alam dan membuat puisi berdasarkan yang dilihatnya. d. Secara sukarela siswa membacakan puisi ciptaanya di depan kelas untuk ditanggapi teman lain dan menyampaikan inspirasi dari puisinya. Penutup a. Guru memberi umpan balik tentang kegiatan yang sudah dilalui siswa. b. Guru menyampaikan tugas kepada siswa untuk kembali mengamati lingkungan di sekitar rumah dan kemudian menyusun puisi sesuai dengan inspirasi yang ditemukan.
10
20
15
15
5 5
Pertemuan 2: 2 x 40 menit Kegiatan 1.
2.
Pembukaan a. Guru membuka pelajaran dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran yang sudah dilakukan minggu lalu. b. Guru menanyakan tugas yang minggu lalu sudah diberikan kepada siswa. c. Siswa mengumpulkan tugasnya membuat puisi tentang keindahan alam kepada guru. Inti a. Secara acak guru membagikan puisi -puisi tersebuat kepada siswa untuk ditanggapi oleh teman lain. b. Siswa membaca dan mempelajari puisi dari teman lain untuk diberi saran perbaikan dan komentar, kemudian diperbaikinya. c. Puisi dikembalikan kepada yang mem buat untuk diketahui kekurangannya.
175
Waktu (menit) 5
5 5
15
20
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran membuat puisi keindahan alam. b. Semua tugas dikumpulkan kepada guru dan guru memberi pekerjaan rumah untuk membuat antologi puisi tentang keindahan alam. c. Siswa mengisi “Senyum Pengukur Karakter” untuk mengetahui tingkat penguasaan nilai karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
10 10
10
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menciptakan larik-larik puisi yang bertema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal. Mampu menciptakan puisi keindahan alam yang bertema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik.
Teknik Penilaian Tes praktik tertulis
Tes praktik tertulis
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Uraian Tulislah larik puisi tentang mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik!
Uraian
176
Tulislah bait puisi tentang mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mampu membuat antologi puisi dengan tema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal.
Praktik
Buatlah antologi puisi dengan tema mengunjungi dan mengagumi keindahan alam di sekitar tempat tinggal.
K. Sumber Belajar Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/2
Jumlah Pertemuan
: 2 jam pelajaran
A. Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi.
B. Kompetensi Dasar 16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
C. Nilai Karakter Religius dan cinta damai
D. Indikator 1.
Mampu menulis larik-larik puisi tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.
2.
Mampu menulis puisi tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik.
3.
Mampu menyunting puisi tentang peristiwa religius atau cinta damai yang ditulis sendiri.
E. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu menulis larik-larik puisi tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.
2.
Siswa mampu menulis puisi tentang mensyukuri kebesaran
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuhan
dengan
menjaga
seluruh
alam
semesta
beserta
isinya.dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik. 3.
Siswa mampu menyunting puisi tentang peristiwa religius atau cinta damai yang ditulis sendiri.
F. Materi Ajar 1. Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. 2. Pemilihan kata disebut juga diksi.
G. Alokasi Waktu 4 x 40 menit
H. Metode Pembelajaran a. Tanya jawab Tanya jawab dilakukan pada saat awal pelajaran, misalnya saat guru memancing siswa untuk m,engungkpkan pengetahuan awal tentang puisi. Siswa juga bisa bertanya saat menemukan kesulitan dalam memahami materi. b. Contoh Siswa mengamati contoh puisi untuk benar -benar mengetahui yang dimaksud dengan puisi. Setelah itu siswa harus bisa membuat puisi seperti dalam contoh. c. Latihan Siswa diberikan latihan untuk menyusun larik puisi, bait puisi, sampai dengan menyusun sebuh
puisi. Hal tersebut bertujuan untuk
membuktikan pemakhaman siswa mengenai materi yang diajarkan.
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 : 2 x 40 menit Kegiatan 1.
2.
3.
Pendahuluan a. Guru membuka kembali ingatan siswa tentang menulis puisi, seperti pada pelajaran sebelumnya. b. Guru menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan pada siswa. Inti a. Siswa mengamati sebuah contoh puisi untuk memahami isi, bahasa, dan sebagainya. b. Siswa membuat larik puisi tentang tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya sesuai dengan pengalaman. c. Siswa membuat puisi tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.dengan pil ihan kata yang tepat dan rima yang menarik. d. Siswa secara bergantian membacakan puisi hasil pekerjaannya di depan kelas untuk mendapatkan tanggapan dari teman yang lain. e. Siswa menyunting puisinya sesuai dengan saran perbaikan dari teman. Penutup a. Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran yang sudah dilakukan. b. Siswa mengisi “senyum pengukur karakter” untuk merefleksikan nilai dalam pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
180
Waktu (menit) 3
2
5 10
15
25 10
5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menulis lariklarik puisi tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.
Mampu menulis puisi tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik. Mampu menyunting puisi tentang peristiwa religius atau cinta damai yang ditulis sendiri.
Teknik Penilaian Tes praktik
Tes praktik menulis
Tes praktik menulis
Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Uraian Tulislah puisi berdasarkan peristiwa yang pernah kamu alami tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik! Uraian Perbaikilah puisi tentang tentang mensyukuri kebesaran Tuhan dengan menjaga seluruh alam semesta beserta isinya.dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik.
Uraian
Suntinglah puisi buatanmu berdasarkan saran perbaikan dari siswa!
K. Sumber Belajar Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN PERSEPSI TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER Nama Sekolah Nama Siswa Kelas Hari/Tgl
: ……………………………………………. : ……………………………………………. : ……………………………………………. : …………………………………………….
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda mengenai pertanyaan atau pernyataandi bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d ! 1. Ketika melihat orang sukses dan memiliki kekuasaan kemudian memberi berbagai bantuan untuk membangun tempat ibadah atau membangun jalan dengan meminta agar dibuatkan prasa sti untuk tanda tangan sebagai donatur adalah sifat ... a. Sombong karena suka menonjolkan diri. b. Sebagai bukti agar namanya dicatat dalam seiarah. c. Wajar saja sebagai manusia untuk dikenal. d. Kurang mencerminkan watak sebagai pribadi yang religius. 2. Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta segala isinya dengan maksud untuk memberi sumber penghidupan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu … a. Wajar saja bila manusia menebang pohon di hutan untuk mencukupi berbagai keperluan hidupnya. b. Penambangan emas atau tembaga dilakukan secara besar -besaran diperbolehkan meskipun harus mengorbankan kelestarian alam. c. Pemanfaatan alam beserta isinya diperbolehkan sebanyak -banyaknya asal diimbangi dengan konservasi dan rehabilitasi agar alam tidak rusa k. d. Pemanfaatan alam beserta isinya diperbolehkan tetapi dengan kewajiban memikirkan kebutuhan hidup generasi yang akan datang. 3. Ketika ada anak mencuri mangga di kebun tetangga kemudian ditangkap pemilik kebun, anak tersebut tidak boleh dikatakan seb agai pencuri karena perbuatan mereka adalah gejala umum pada anak -anak. Menurut pendapat saya ... a. Dunia anak adalah dunia bermain, mencuri mangga kalau sekedar untuk dimakan adalah bagian dari dunia bermain maka tidak boleh dikenai sanksi. b. Betapa pun kecilnya nilai barang yang dicuri, mengambil barang bukan miliknya tetap saja perbuatan mencuri. Oleh karena itu, anak tetap harus dikenai sanksi, meskipun bukan dipenjara. c. Dari pada mengurusi anak mencuri mangga lebih baik mengurusi koruptor yang mencuri uang negara milliaran rupiah. d. Betapa pun kecilnya nilai barang yang dicuri, mengambil barang bukan miliknya tetap saja perbuatan mencuri. Hukum tidak boleh membeda bedakan pelakunya.
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dalam cerita lama, ada seorang lelaki perkasa yang ingin mengus ir penjajah dari Nusantara. Dalam perjuangannya, dia merampok dan mencuri di rumah orang kaya tetapi hasil rampokan atau hasil mencurinya tidak digunakan untuk kepentingan sendiri tetapi dibagikan kepada orang -orang miskin untuk mencari simpati atas perjua ngannya. Persepsi Anda terhadap tokoh tersebut adalah .... a. Dia pantas dijuluki sebagai seorang pahlawan karena berani membela yang lemah. b. Dia tetap sebagai penjahat. Perjuangan hanya dipakai sebagai dalih untuk menghalalkan perbuatan jahatnya. c. Tergantung dari sudut mana kita melihat tokoh tersebut. d. Kadang-kadang memang sulit membedakan penjahat dan bukan penjahat. 5. Ketika Anda menemukan barang di jalan (misalnya tas berisi uang jutaan rupiah, STNK, HP), pada saat itu tidak seorangpun me ngetahui barang yang Anda temukan. Yang Anda lakukan adalah... a. Anda serahkan barang tersebut kepada pihak kepolisian agar dicari siapa pemiliknya. b. Anda ambil uangnya, sedangkan STNK dan HP kamu kirimkan ke alamat pemiliknya. c. Barang-barang tersebut tidak jadi kamu ambil dan Anda tinggalkan di tempat semula begitu saja. d. Anda hubungi alamat pemiliknya agar mengambil barang -barang tersebut ke alamat Anda dengan menunjukkan identitas diri. 6. Ketika berdiskusi, teman Anda berbeda pendapat dengan And a, padahal pendapat teman Andalah yang benar. Dengan keadaan seperti itu, sikap Anda dalam berdiskusi adalah ... a. Tetap mempertahankan pendapat Anda dari pada mendapat malu. b. Secara jujur mengakui bahwa pendapat teman Andalah yang benar. c. Menunggu reaksi teman lain agar ada yang menjadi penengah. d. Mengalihkan perhatian pada masalah lain. 7. Anda tinggal bersama orang lain yang berbeda agama. Ketika Anda sedang berdiskusi dengan mereka, ternyata pada saat itu menunjukkan waktu untuk beribadah. Sikap Anda adalah ... a. Meneruskan bermain dengan teman Anda karena beribadah merupakan urusan pribadi. b. Mengingatkan kepada teman Anda agar beribadah terlebih dahulu. c. Mengalihkan topik pembicaraan ke masalah agama. d. Menghentikan diskusi. 8. Ketika Anda sedang berdiskusi, Anda mengetahui bahwa jalannya diskusi mulai menyimpang dari topik. Agar diskusi kembali pada topik yang dibicarakan, sikap Anda adalah …
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Cepat menyela pembicaraan dan memaksa orang lain untuk berhenti berbicara dan Anda meluruskan pembicaraan. b. Menunggu sampai orang lain selesai berbicara kernudian menyela untuk minta waktu agar diskusi kembali pada topik yang dibicarakan. c. Anda menegur dan menyalahkan teman Anda yang mulai menyimpang dari topik diskusi. d. Membiarkan saja teman yang sedang berbicara meskipun diskusi mulai melenceng yang penting suasana tetap akrab.
9. Setiap hari Anda selalu mendapat PR dari Bapak atau lbu guru. Pada suatu saat, ada PR yang belum selesai Anda kerjakan padahal Anda merasa sudah san gat lelah tetapi besuk pagi harus dikumpulkan. Menghadapi keadaan seperti itu sikap Anda adalah ... a. Lebih baik satu PR dikorbankan kemudian istirahat daripada memaksakan diri justru jatuh sakit. b. Saya tetap akan kerjakan tugas sampai selesai dan benar meskipun dengan berbagai risiko. c. Saya pasti akan protes kepada guru karena tugas yang diberikan tidak manusiawi. d. Saya tidak akan kerjakan PR biar guru tahu bahwa tugas yang diberikan terlalu banyak. 10. Untuk mencapai cita-cita saya sudah bertekad seperti dalam peribahasa "sekali layar terkembang pantang surut sebelum sampai pangai anjungan". Hal ini berarti .... a. Seberat apa pun tugas atau pekerjaan yang saya terima, pasti akan saya selesaikan tepat waktu. b. Jika ada tugas atau pekerjaan yang belum selesai, akan saya tunda dan saya selesaikan di waktu lain. c. Meskipun saya sudah punya tekat tetapisaya juga harus mempertimbangkan kondisi phisik saya. d. Semangat memang tetap harus dijaga tetapi jug a harus realistis dengan kemampuan. 11. Saya akan mulai belajar menulis. Agar tulisan yang saya buat tidak mengulang pendapat orang lain, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali... a. Memilih topik yang belum pernah ditulis oleh orang lain. b. Memilih topik yang sedang banyak dibicarakan dalam masyarakat. c. Menggunakan gaya bahasa yang segar agar membuat pembaca tertarik untuk membacanya. d. Meniru gaya penulis lain yang sudah terkenal.
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Ketika ada tugas atau tanggung jawab, bekerja kelompok dengan t eman ternyata lebih mudah penyelesaiannya. Namun, bukan berarti bahwa saya bergantung pada orang lain. a. Meskipun bekerja kelompok, saya setalu mengadalkan kemampuan saya sendiri untuk menyelesaikannya. b. Peranan teman dalam kerja kelompok adalah sekedar memberi inspirasi dalam menemukan pikiran baru. c. Bekerja kelompok merupakan bukti bahwa seseorang belum mampu bekerja secara mandiri. d. Dalam kerja kelompok, masing -masing tetap memiliki tugas dan tanggun g jawab sendiri-sendiri atas penyelesaian tugas dan tanggung jawabnya. 13. Ketika saya menemukan kata atau istilah sukar, agar tidak keliru memberi makna, usaha yang saya lakukan adalah ... a. Bertanya kepada orang lain yang saya anggap lebih tahu. b. Mencoba-coba memberi makna berdasarkan konteksnya. c. Membuka kamus dan mencari arti kata atau istilah yang tepat. d. Menduga makna berdasarkan penalaran yang saya anggap benar. 14. Ketika dilaksanakan pemilihan ketua kelas, agar program kerja kelas dapat berjalan lancar, saya lebih senang jika pemilihan ketua kelas dilakukan dengan cara .... a. Pemilihan berdasarkan suara terbanyak. b. Penunjukkan langsung oleh beberapa teman yang dipandang memiliki wibawa di kelas. c. Dibentuk tim kecil untuk menyusun progr am kemudian menunjukkan ketua kelas yang dianggap dapat melaksanakan program kelas. d. Diserahkan kepada orang yang bersedia. 15. Pada saat membaca buku dan saya tidak paham yang dimaksud oleh penulisnya, usaha yang saya lakukan adalah, kecuali... a. Berusaha memahami isi dan maksud berdasarkan konteksnya. b. Berusaha bertanya kepada guru mata pelajaran yang berkaitan dengan masalah tersebut. c. Membuka kamus istilah untuk memahami maksud buku. d. Menebak sendiri maksud penulis. 16. Ketika bangsa lain berusaha melecehkan bangsa lndonesia, sikap yang saya lakukan adalah … a. Mengemukakan gagasan dan pendapat yang intinya membela bangsa dan negara saya melalui berbagai media. b. Memperlihatkan kepada bangsa lain bahwa yang mereka kemuka kan adalah salah. c. Membuktikan melalaui karya nyata bahwa bangsa saya tidak serendah yang dikatakan oleh bangsa lain. d. Membiarkan saja, toh akhirnya juga akan berhenti sendiri.
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Membalas ejekan bangsa lain dengan cara membakar simbol bangsa lain adalah sikap yang tidak beradab dan tidak akan mengubah apa -apa. Pernyataan seperti itu adalah, kecuali ... a. Tidak benar, karena dengan membakar simbol negara yang kita lukai adalah hati nurani mereka. b. Tidak benar, karena saling mengejek hanyalah akan me mperkeruh suasana tetapi tidak menyelesaikan masalah. c. Tidak benar, karena akan lebih beradab jika melalui perwakilan bangsa kita mengajukan protes secara diplomatik. d. Wajar saja sebagai luapan emosi. 18. Kekaguman seseorang terhadap keindahan Pulau D ewata dan selalu ingin mengunjungi adalah salah satu bukti perwujudan rasa cinta terhadap tanah air. Pernyataan tersebut adalah ... a. Benar karena salah satu wujud cinta tanah air adalah mengagumiwilayah suatu negara. b. Benar karena salah satu wujud cin ta tanah air adalah mengunjungi wilayah itu untuk mengetahui lebih dekat wilayah negaranya. c. Benar karena salah satu wujud cinta tanah air adalah menyenangi keragaman budaya suatu bangsa. d. Tidak benar jika kunjungannya tidak memberikan sumbangsih apa -apa. 19. Suka menyusuri gua-gua alami di berbagai wilayah di Indonesia dan kemudian kagum atas adanya stalaktit dan stalakmit di dalam gua adalah wujud cinta tanah air. Pernyataan tersebut adalah, kecuali .... a. Benar karena salah satu bukti rasa cinta ta nah air adalah mengagumi. b. Benar karena kagum atas keindahan alam adalah bagian dari cinta tanah air. c. Benar asal tidak memiliki pamrih dan kemudian merusaknya. d. Kalau hanya berhenti pada kagum tidak akan mengubah apa -apa. 20. Kesukaan untuk menggun akan produk dalam negeri adalah perwujudan konkret rasa cinta tanah air. Pernyataan tersebut sejalan dengan .., a. Menyenagi keragaman budaya dan seni lndonesia. b. Mengagumi keberagaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki lndonesia. c. Menyenangi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayai lndonesia. d. Menyenagi berbagai jenis tumbuhan yang ada di lndonesia dan kemudian memanfaatkan untuk kepentingan pribadi di rumah. 21. "Saya bangga sebagai anak seorang petani. Ayahku petani tek un dan kreatif. Ketika orang lain tergila -gila menanam singkong, Ayahku justru menanam cengkih. Ternyata, 70 tahun kemudian hasil panen cengkih mencukupi untuk membiayai pendidikan kakak dan adik -adikku sampai Perguruan Tinggi". Pernyataan tersebut adalah ....
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. b. c. d.
Sikap sombong yang diperlihatkan oleh seseorang kepada orang lain. Sikap positif yang menghargai prestasi yang dicapai oleh orang tuanya. Sikap suka menceritakan kehebatan keluarganya. Sikap suka pamer.
22. Ketika aku duduk di bangku SMP , aku ingin sekali memiliki jam tangan. Keinginan itu aku sampaikan kepada ayah. Tetapi ayah justru mengatakan, "Kalau kamu pengin jam tangan, buat saja pembibitan cengkih, tahun depan kamu pasti bisa membeli jam tangan". Setahun kemudian setelah hasil pembibitan cengkihku berhasil, tiba -tiba ayoh mengajakku ke kota untuk membeli jam tangan". Pernyataan yang tepat untuk cerita di atas adalah, kecuali ..... a. Ayahku adalah orang yang pelit. b. Ayah tidak pernah memberiku "lkan" tetapi selalu memberiku "kail". c. Tidak ada orang sukses tanpa kerja keras. d. Ayahku ingin agar kalau aku memakai jam tangan tidak untuk gagah gagahan karena aku beli dengan hasil keringatku sendiri. 23. "Budi senang bergaul dengan teman-teman baik di kelas maupun di luar kelas. Bahkan ketika hari libur, Budi sering berkunjung ke rumah teman -temannya. Budi selalu membawa cerita baru yang menarik untuk diceritakan kepada teman-temannya". Budi adalah anak yang.... a. Bersahabat dan komunikatif dengan teman -temannya. b. Anak yang suka keluyuran. c. Tidak betah tinggal di rumah. d. Tidak dapat menghargai waktu untuk belajar.
24. Kedekatan Ana dengan guru di sekolah sering dituduh teman -temannya untuk mencari muka agar dibe ri nilai bagus. Namun, ketiko Ana ditanya, dia menjawab bahwa ketika berbicara dengan Bapak dan lbu guru selalu menanyakan masalah pelajaran yang belum dipahaminya. Ana pun menawarkan agar teman-teman mau sering berdiskusi dengan guru. Cerita itu sebenarnya menggambarkan bahwa Ana adalah ..... a. Anak yang suka bergaul dengan orang lain. b. Anak yang komunikatif dan enak diajak bersahabat. c. Anak yang suka mencari perhatian dari guru. d. Anak yang tidak tahu diri.
25. Tema yang menarik untuk menggamb arkan cinta damai dalam kehidupan sehari-hari lebih tepat jika dikatakan dalam bentuk .... a. Puisi b. Cerpen c. Drama d. Perbincangan di waktu senggang.
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26. Jika teman Anda akan dipukulioleh orang lain, usaha yang kamu lakukan adalah ... a. Membela teman dengan menantang untuk berkelai. b. Mengajak teman pergidaritempat keributan. c. Mendudukan persoalan kemudian masalah diselesaikan secara baik -baik. d. Cukup memaki-maki lawan teman. 27. "Gunakan waktu luangmu untuk membaca bacaan yang bermanfaat!". Pesa n tersebut cocok untuk ... a. Semua siswa b. Masyarakat luas sebagai slogan c. Ibu-ibu di rumah d. Ditempel di almari buku. 28. Ketika ada warga masyarakat yang sedang terkena musibah, langkah pertama yang saya lakukan adalah ... a. Mengumpulkan tetangga untuk diajak berembug. b. Melapor kepada Pak RT. c. Mencari tahu musibah apa yang sedang terjadi. d. Menunggu tetangga lain berdatangan. 29. Ketika di kampung ada kerja bakti, dengan suka rela saya ikut bergabung dengan warga masyarakat untuk bekera. Pernyataan tersebut merupakan bukti nyata bahwa ... a. Saya warga masyarakat yang aktif. b. Saya warga masyarakat yang cekatan. c. Saya warga masyarakat yang memiliki kepedulian sosial. d. Saya takut jika terkena sanksi sosial oleh masyar at. 30. "Saya mengajak teman dari kota ke rumah saya di desa. Ketika itu teman saya terseret banjir. Dengan penuh kesadaran akan risiko bagi saya, saya langsung terjun ke sungai dan berusaha menolong teman agar dapat diselamatkan nyawanya". Narasi tersebut membuktikan bahwa... a. Tindakan yang terpuji dan tanggung jawab meskipun penuh risiko. b. Dia seorang pemberani tetapi kurang perhitungan. c. Anak muda memang selalu emosional. d. Takut disalahkan oleh orang tuanya.
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
RAMBU-RAMBU WAWANCARA DENGAN GURU Nama Sekolah Nama Guru Kelas 1. Seberapa jauh pemahaman Anda tentang Pendidikan Karakter? 2. Apakah Anda mengintegrasikan 18 nilai karakt er ke dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia? 3. Bagaimana Anda mengintegrasikan nilai tersebut ke dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia? 4. Apakah Anda secara eksplisit memasukkan nilai karakter ke dalam pengembangan materi dalam RPP? 5. Saat pembelajaran di kelas, apakah Anda menekankan kepada siswa untuk menerapkan nilai karakter? Bagaimana? 6. Apakah Anda pernah memilih bahan pembelajaran yang mengandung nilainilai karakter? 7. Apakah tugas yang Anda berikan kepada siswa dapat melatih siswa untuk menerapkan nilai karakter di dalam dirinya? 8. Apakah Anda pernah mengevaluasi nilai -nilai karakter yang sudah maupun yang belum tertanam dalam diri siswa? 9. Bagaimana upaya Anda apabila Anda melihat atau menemukan siswa Anda melakukan kegiatan yang tidak berkarakter? 10. Apakah Anda merasa bahwa Anda sudah menunjukkan sikap yang berkarakter dan patut diteladani oleh siswa?
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
KENYATAAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PEMBELAJARAN MENYIMAK MATA PELAJAR AN BAHASA INDONESIA
Nama Sekolah Nama Siswa Kelas/ Semester
1. Apa yang Anda ketahui mengenai pendidikan karakter? 2. Apakah guru Anda pernah membahas atau bahkan menjelaskan mengenai pendidikan karakter? 3. Apakah materi pelajaran di sekolah sudah terkait dengan nilai -nilai karakter? 4. Bagaimana pendapat Anda jika pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran? Misal: puisi, cerpen, drama, dsb. 5. Menurut Anda, nilai-nilai karakter mana sajakah yang sudah Anda miliki dan dapat Anda terapkan di kehidupan sehari -hari Anda? 6. Seberapa besar minat Anda pada pembelajaran men ulis di kelas? 7. Kesulitan apa yang Anda al ami ketika pembelajaran men ulis di kelas? 8. Apakah pembelajaran men ulis bahasa Indonesia sudah cukup menarik bagi Anda? Jika belum, bagaimana pembelajaran men ulis yang menarik bagi Anda?
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Apakah guru Anda memberi kesempatan kepada Anda untuk memberikan saran atau pendapat mengenai ma teri untuk pembelajaran men ulis di kelas? 10. Metode apa yang digunakan guru Anda dalam m engajarkan pembelajaran menulis bahasa Indonesia? 11. Apakah metode yang digunakan guru Anda dapat meningkatkan semangat Anda dalam mengikuti pelajaran? 12. Apakah materi yang disampaikan guru Anda dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis Anda? 13. Apakah bahan pembelajaran men ulis yang digunakan guru Anda berkaitan dengan nilai-nilai karakter? 14. Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki nilai -nilai karakter yang patut diteladani? 15. Menurut Anda, guru yang seperti apa yang patut diteladani oleh siswanya?
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI SISWA TERHADAP MODUL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII SEMESTER 1 DAN 2 Keterangan: SB = Sangat baik B = Baik
K SK
= Kurang = Sangat kurang
No.
Kondisi Modul
Kualitas Modul SB B K SK
1.
Cover depan dengan judul “Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Semester 1 dan 2” dengan ilustrasi gambar “kegiatan menulis yang sedang dilakukan siswa SMP”
2.
Cover depan dengan judul “ Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Semester 1 dan 2” dengan ilustrasi gambar “siswa SMP yang sedang menulis” mencerminkan isi modul yang membahas tentang pembelajaran menulis kelas VII semester 1 dan 2 yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter.
3.
Pewarnaan cover biru dan tulisan pada cover putih dan hitam.
4.
Gambar yang mencerminkan nilai karakter pada awal pelajaran menambah kemenarikan modul dan dapat membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari halaman -halaman selanjutnya.
5.
“Peta Konsep Pelajaran” memberikan kejelasan kepada siswa tentang mataeri, nilai karakter, dan pengintegrasian mataeri dengan nilai karakter yang akan dipelajari.
6.
Bagian “Mari bercermin!” memberikan contoh dan kejelasan kepada siswa tentang nilai karakter yang akan dipelajari dan dapat dijadikan sebagai alat untuk meneliti diri siswa.
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Pada halaman 2 bagian akhir dan halaman 3 bagian awal diberikan uraian singkat tentang pengalaman pribadi dan kegiatan yang akan dilakukan sebagai pengantar untuk memasuki kegiatan awal pada materi.
8.
Pada halaman 3 terdapat “ Kolom latihan 1” sebagai tahap awal siswa mengingat pengalamannya pada kolom yang disediakan.
9.
Pada halaman 3 terdapat uraian singkat tentang contoh membantu orang lain dan ajakan untuk jujur dalam menulis pengalaman.
10.
“Kolom latihan 2” mengajak siswa untuk melihat karakter “persahabatan” yang sudah tercermin pada pengalaman siswa membantu orang lain.
11.
Pada halaman 4 terdapat contoh yang dikemas dalam “Belajar dari teman”.
12.
Pada halaman 5 terdapat “ Kolom latihan 3” untuk mengukur tingkat pemahaman siswa menyusun pokok-pokok pengalaman.
13.
Pengantar dan uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa dan pengertian tentang buku harian. (hlm.5)
14.
“Belajar dari teman” (contoh buku harian) sebagai gambaran isi buku harian sebelum siswa ditugaskan menulis buku harian. (hlm.5)
15.
Kolom pertanyaan untuk membantu siswa memahami contoh catatan harian dan memahami bagian-bagian dalam catatan harian. (hlm.6)
16.
Materi tentang bagian-bagian yang ada dalam catatan harian beserta contoh. (hlm.6)
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17.
Pada halaman 6 bagian akhir diberikan anjuran untuk memperhatikan “ ruang kebahasaan”.
18.
Pada halaman 6 terdapat kalimat penugasan untuk bekerja secara pribadi kemudian dilanjutkan bekerja dalam kelompok .
19.
Pada halaman 7 terdapat latihan menulis catatan harian sebagai bukti bahwa siswa benar-benar sudah menguasai kompetensi dasar pelajaran.
20.
“Tugas akhir pelajaran” untuk melatih siswa mempraktikkan pelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari.
21.
“Ruang Kebahasaan” memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kebahasaan yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang diberikan dalam pelajaran.
22.
“Senyum pengukur karakter ” untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap nilai karakter yang diintegrasikan dalam pelajaran.
23.
Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam modul sudah cukup untuk ukuran saya membaca.
24.
Pewarnaan dalam modul.
25.
Penggunaan kata dalam kalimat penugasan dan materi.
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS SANATA DHARMA Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telp. (0274) 513301, 515352,Fax. (0274) 562383
Nomor:
Hal
os3 /Pn1t/Kajur/JPBS/ /4
: Permohonan
I en/q
Ijin Penelitian
Kepada
Yth. Kepala SMP Bopkri Yogyakarta
Dengan hormat,
Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami, Nama
Lidwina Wimalasari
Nomor Mahasiswa
081224044
Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Semester
8 (delapan)
untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Skripsi, dengan ketentuan sebagai berikut:
Lokasi
: SMP Bopkri
Waktu
:
Topik/Judul
I Yogyakarta
April -Juni2012 : Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Kelas
VII
Semester
I
dan2
Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta" 2O Mx et 2012 u.b. Dekan, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Tembusan Yth.: Dekan FKIP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA
Lidwina Wimalasari dilahirkan di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada tangga l 1 Mei 1990. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Ngawen 1 pada tahun 2002. Pada Tahun 2005 menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Marganingsih Muntilan. Pada tahun 2008 menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Marsudirini Muntilan. Saat ini penulis sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Sanata Dharma pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.