PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KELAS VII G SEMESTER 2 SMP N 1 WONOSOBO Eko Hastuti SMPN 1 Wonosobo Jln. Pemuda No 7 Wonosobo Telp. (0286) 321012 Abstract Based on the observation of learning Java language was found the problems that students have lack of interesting, the percentage of activeness is low and lack of attention in learning, so the students’ skills in writing become very low. The learning result shows that 36,6% of students who achieve the score above KKM. This research was conducted in SMPN 1 Wonosobo VIII.G class second semester academic year 2011/2012 by totaling 30 students. The purpose of this research is to improve students’ skill in writing essay as an effort in forming character. This research was conducted in two cycles with each cycle has two meeting. The result of observation and assessment is analyzed by descriptive comparative, by comparing the score of test in every cycle by working indicator. The conclusion of this research is found the increase of learning completeness percentage is 73.3% in cycle 1 and 86.6% in cycle 2. While students’ positive attitude when joining the learning is also improved from 20% in initial condition becomes 56.7% cycle 1 and 80% cycle 2. Keywords: learning motivation, writing an essay, blog media, character. Pada awal semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 peneliti menghadapi permasalahan dalam pembelajaran sebagai berikut : (1) Kemampuan siswa dalam menulis karangan masih sangat kurang, terbukti dari 30 siswa hanya 11 siswa (36,6%) saja yang mencapai nilai di atas KKM (80); (2) Sikap siswa belum mencerminkan budi pekerti yang luhur. Hanya 40 % siswa yang menunjukkan perilaku baik seperti diajarkan dalam mapel bahasa Jawa, (3) Kurang perhatian siswa dalam pembelajaran dimungkinkan karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik, efektif dan menyenangkan; dan (4) Siswa kurang berinteraksi dengan siswa lainnya dalam pembelajaran, karena siswa cenderung belajar secara individu.
Dengan memperhatikan temuan-temuan tersebut, peneliti melakukan tindakan berupa penggunaan media blog dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, hasil serta sikap yang positif. LANDASAN TEORI Pembelajaran Bahasa Jawa Pembelajaran Bahasa Jawa dipandang penting karena memiliki peran dalam pembentukan karakter peserta didik. Bahasa Jawa ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah sebagai pelajaran muatan lokal wajib di wilayah Jawa Tengah. Bahasa Jawa memiliki peran sentral dalam perkembangan budi pekerti budaya Jawa, intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang bahasa 1065
1066
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
Indonesia. Pembelajaran bahasa Jawa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, menerapkan dalam tata krama, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan, serta menggunakan analisis dan imajinansi yang ada dalam dirinya (Kurikulum Bahasa Jawa SMP/MTs Review Tahun 2008). Ada pun tujuan pembelajaran bahasa Jawa itu sendiri agar peserta didik memiliki kemampuan : 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan budaya Jawa baik secara lisan maupun tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah yang mendukung Bahasa Indonesia; 3) memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6) menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khasanah budaya Jawa. Pengertian Kompetensi Menulis Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan terhadap
kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan menggunakan bahasa indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f) kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya. Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan (Akip Effendy, http://bahasa.kompasiana.com/). Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika. Blog sebagai Media Pembelajaran Pergeseran peran guru dan peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK menuntut adanya model pembelajaran yang tepat. WBT (Web-Based Training) atau biasa disebut Blog sebagai media
Eko Hastuti, Peningkatan Kompetensi…
latihan/pembelajaran merupakan model yang tepat untuk pembelajaran menulis karangan. Peran guru yang tadinya menjadi pusat/sentral pembelajaran bergeser menjadi fasilitator saja karena pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru bukan ahli yang hanya menyampaikan fakta-fakta, namun berperan sebagai kolaborator. Penilaian tidak normatif dalam bentuk soal pilihan ganda saja, namun bisa berupa portofolio, mengandung unsur pemecahan masalah dan penampilan. Penggunaan teknologi internet, berbentuk komunikasi, akses, kolaborasi atau ekspresi. Peran guru dalam pembelajaran model ini, guru lebih bersifat mendukung dan membimbing peserta didik dalam memanfaatkan teknologi mutakhir tersebut. Di samping sebagai manager pembelajaran, guru juga menjadi partisipan, pembelajar dan pengarang. Sebagai pengarang maksudnya guru harus kreatif dan inovatif menghasilkan karyanya sebagai basis kualitas profesionalismenya. Blog Sinau Basa Jawa Blog Sinau Basa Jawa merupakan blog pembelajaran bagi siswa – siswi SMPN 1 Wonosobo pada mata pelajaran Bahasa Jawa khususnya yang diampu oleh peneliti. Blog ini dirancang untuk memfasilitasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media internet. Dalam Blog Sinau Basa Jawa terdapat materi pembelajaran, contoh soal-soal, petunjuk melakukan sesuatu, tugas-tugas siswa baik perorangan maupun kelompok. Untuk memudahkan siswa saat mengumpulkan tugas, maka peneliti memberikan alamat email, agar siswa dapat mengisi tugas-tugasnya dengan baik dan cepat. Dengan media Blog Basa Jawa diharapkan proses pembelajaran menjadi
1067
lebih menarik, bahan pengajaran lebih jelas, metode pengajaran lebih bervariasi, siswa lebih banyak melakukan aktifitas belajar, dan sesuai dengan taraf berpikir siswa. Di samping itu, memungkinkan berinteraksi dengan lingkungannya memungkinkan keseragaman pengalaman, menyajikan informasi yang konsisten dan diulang sesuai dengan kebutuhan membangkitkan motivasi belajar, menyajikan informasi belajar secara serempak dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Sehingga pembelajaran bahasa Jawa tidak disepelekan lagi, dan mendapat perhatian yang cukup tinggi. Menulis Membentuk Karater Siswa Bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran mulok wajib turut memegang peranan dalam pembentukan karakter anak. Ada pun kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah. Nilai-nilai utama adalah menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, dan peduli. Untuk itu, dalam penanaman nilai-nilai karakter perlu melibatkan semua komponen, yakni isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Pembentukan Karater Siswa Karakter merupakan nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Pembinaan Pendidikan Karakter, 2010). Penanaman nilai-nilai karakter perlu
1068
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
melibatkan semua komponen, yakni isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran mulok wajib turut memegang peranan dalam pembentukan karakter anak. Ada pun kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbolsimbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah yang selalu berlandaskan pada nilai-nilai tersebut. Distribusi nilai-nilai utama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggungjawab, ingin tahu, santun, nasionalis. Sedangkan dalam mata pelajaran muatan lokal, nilainilai utama adalah menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, dan peduli. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai utama yang harus terbentuk melalui pembelajaran bahasa Jawa adalah berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggungjawab, ingin tahu, santun, nasionalis, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, dan peduli. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media Blog Sinau Basa Jawa dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan dan pembentukan karakter siswa.
Secara Rinci desain pelaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pendahuluan : (a) Apersepsi Peserta didik diajak mereview tentang pengertian, jenis-jenis karangan, dan manfaat karangan dalam kehidupan sebagai salah satu media pembentuk karakter. (b) Motivasi: Merangsang minat peserta didik dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran tentang menulis karangan. Peserta didik berkelompok kecil (dua orang) untuk mencermati contoh-contoh karangan yang terdapat pada majalah berbahasa Jawa yang diberikan guru dan tayangan foto kegiatan dan contoh karangan melalui media power point. Tanya jawab antara guru dan peserta didik tentang contoh karangan yang terdapat di media massa. Kegiatan inti: Guru menjelaskan adanya blog Sinau Basa Jawa sebagai media pembelajaran. Mengelompokkan siswa dalam kelompok heterogen antara 4-5 anggota. Membimbing siswa dalam menemukan sendiri contoh karangan narasi dan deskripsi di Blog Sinau Basa Jawa. Mengamati siswa dalam kelompok saat membedakan karangan narasi dan deskripsi berdasarkan contoh yang ditemukan, khususnya dari segi sikap. Setiap kelompok menuliskan hasil diskusi kelompoknya untuk dipresentasikan di depan kelas. Memantau siswa dalam menulis karangan narasi dan deskripsi. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan, Penutup: (a) Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
Eko Hastuti, Peningkatan Kompetensi…
(b) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di laksanakan di SMPN 1 Wonosobo kelas VIIG semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 30 siswa. Penelitian ini melibatkan seorang guru bahasa Indonesia dan seorang guru bahasa Jawa. Data dan Sumber Data Pada penelitian ini ada dua jenis data yaitu data kualitatif yang berupa hasil pengamatan siswa saat mengikuti pembelajaran dan data kuantitatif berupa nilai hasil pengerjaan instrumen evaluasi akhir siklus. Sumber data adalah siswa kelas VIIG SMPN 1 Wonosobo semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012, dan observer. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu teknik pengamatan, tes tertulis, dan wawancara. Sedangkan lembar instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan observer terhadap partisipasi siswa selama pembelajaran, lembar pengamatan observer terhadap aktivitas peneliti selama pembelajaran, lembar kerja siswa, soal akhir siklus, dan catatan lapangan. Analisis Data Analisis data menggunakan analisis deskriptif, yaitu : 1) menganalisis hasil belajar peserta didik yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil tes pada setiap siklus dianalisa secara deskriptif komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan tes pada setiap siklus dengan indikator kinerja, 2) menganilisis hasil observasi berdasarkan observasi dan
1069
refleksi pada setiap siklus. Pengolahan data dilakukan dengan: 1) pengecekan data baik ulangan harian maupun kuesioner, 2) pentabulasian data, 3) analisis data dengan teknik deskriptif dengan prosentase. Sedangkan yang dimaksud indikator kinerja yaitu bila rata-rata nilai UH minimal mencapai nilai 80. Artinya nilai hasil belajar di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan diharapkan nilai ketuntasan secara klasikal lebih besar atau sama dengan 85 %. Indikator Kinerja Setelah dilakukan tindakan selama dua siklus diharapkan siswa kelas VIIG SMPN 1 Wonosobo pada semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 dapat mencapai Kentuntasan Klasikal ≥ 85%, dan nilai evaluasi akhir siklus minimal 80. Validasi Data Validasi data dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh selama penelitian adalah benar dan valid. Caranya dengan sistem triangulasi data, yakni mengecek keabsahan data dengan mengkonfirmasi data dari siswa, peneliti, kolaborator/observer. HASIL PENELITIAN Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal sebelum digunakannya media Blog siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran. Prosentasi siswa yang aktif mengikuti pembelajaran hanya 20%. Siswa kurang perhatian dalam pembelajaran, sebagian siswa masih ramai sendiri dan terkesan menyepelekan. Kemampuan siswa dalam menulis menjadi sangat kurang, terbukti dari 30 siswa hanya 11 siswa (36,6%) saja yang mencapai nilai di atas KKM (80). Perilaku siswa belum mencerminkan budi
1070
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
pekerti yang luhur. Hanya 40 % saja yang menunjukkan karakter positif seperti diajarkan dalam mapel bahasa Jawa. Kurang perhatian siswa dalam pembelajaran dimungkinkan karena guru belum menggunakan media
pembelajaran yang menarik, efektif dan menyenangkan. Siswa kurang berinteraksi dengan siswa lainnya dalam pembelajaran, karena siswa cenderung belajar secara individu.
Tabel:1: Prosentase Ketuntasan Hasil Ulangan Harian pada kondisi awal No Ketuntasan Jumlah Siswa Prosentase 1. Yang sudah mencapai KKM 11 33.33% 2. Yang belum mencapai KKM 19 36,66%
No 1. 2.
Tabel: 2. Prosentase Sikap pada kondisi awal Sikap Positif/Karakter Jumlah siswa Yang sudah bersikap positif 6 Yang belum menunjukkan sikap 24 positif
Deskripsi Siklus I Hasil pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan
No 1. 2.
No 1. 2.
sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi akhir siklus, sebagai berikut :
Tabel : 3 . Hasil belajar siklus 1 Ketuntasan Jumlah Siswa Yang menunjukkan sikap positif 24 siswa Nilai UH di atas KKM 22 siswa
Refleksi siklus I Refleksi siklus I dilakukan berdasarkan hasil analisis data dari pengamatan minat, respon dan sikap dan penilaian evaluasi akhir siklus. Terdapat peningkatan baik sikap maupun nilai UH akhir siklus, meskipun belum mencapai ketuntasan klasikal.
Prosentase 80% 73,3%
Deskripsi Siklus II Nilai rata-rata siswa pada siklus II mencapai 86,6% atau 26 siswa sudah tuntas belajar. Dengan demikian ketuntasan klasikal sebesar 85% telah terpenuhi. Sikap positif siswa juga menunjukkan ada peningkatan dari 24 siswa menjadi 26 (86,6%).
Tabel ; 4. Hasil pembelajaran siklus II Ketuntasan Jumlah Siswa Yang menunjukkan sikap positif 26 siswa Nilai UH di atas KKM 26 siswa
Refleksi Siklus II Refleksi siklus II ditentukan sesudah melaksanakan tindakan yang menunjukkan adanya peningkatan
Prosentase 20% 80%
Prosentase 86,6% 86,6%
pada sikap positif siswa dan nilai UH menulis karangan sebesar 86,6%.
Eko Hastuti, Peningkatan Kompetensi…
PEMBAHASAN Kondisi awal sebelum menggunakan media blog Sinau Basa Jawa, kemampuan siswa menulis karangan masih rendah. Dari 30 siswa baru 11 siswa yang mencapai nilai KKM atau 36,6%. Prosentase siswa yang menunjukkan perilaku positif juga baru 33,3%, sedang yang belum mencerminkan perilaku positif sebanyak 66,6%. Berdasarkan pengamatan guru, perilaku siswa tersebut diantaranya disebabkan karena tidak termotivasi belajar, pembelajaran secara konvensional, dan bersifat individual belum bekerja sama dalam kelompok. Setelah pembelajaran menggunakan media blog Sinau Basa Jawa, tampak ada peningkatan nilai UH akhir siklus dan perubahan peningkatan sikap positif. Peningkatan tersebut sebesar 73,3% dari semula yang hanya 50%, serta peningkatan sikap dari 33,3% menjadi 80% siswa menunjukkan sikap positif. Sedangkan pada akhir siklus II diperoleh peningkatan hasil UH dari 24 siswa menjadi 26 yang tuntas. Sikap siswa juga mencapai 86,6 persen atau sebanyak 26 siswa telah menunjukkan karakter positif. Kemampuan guru dalam mengelola kelas juga meningkat. Dengan menggunakan media blog siswa menjadi lebih tertarik dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga tumbuh sikap positif seperti aktif, kreatif, tertib, sopan, toleransi, dan kerja sama dalam kelompok. SIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1)
1071
Pemanfaatan Media Blog Sinau Basa Jawa dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa. Pembelajaran dirasa lebih menarik dan tidak membosankan sehingga daya serap peserta didik meningkat; (2) Penggunaan Media Blog Sinau Basa Jawa dalam pembelajaran menulis karangan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 86,6% pada siklus II; (3) Pembelajaran menulis karangan dengan Media Blog Basa Jawa dapat membentuk karakter peserta didik, seperti aktif, sopan, kerja sama, jujur, dan menghargai pendapat orang; (4) Peserta didik lebih terampil dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi informasi seperti computer dan internet. SARAN Pemanfaatan media Blog untuk pembelajaran perlu didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana seperti, LCD, Lap Top, Flashdick, dll. Karena itu pihak sekolah perlu membantu ketersediaan sarana prasarana tersebut. Agar guru dapat tampil prima dalam pembelajaran menggunakan media Blog ini, perlu meningkatkan penguasaan IT. Sehingga guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan. Untuk dapat membuat media blog, guru harus sering menulis sehingga sangat membutuhkan waktu ekstra dan sedikit biaya. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan
1072
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Anonim.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta Anonim. 2008. Kurikulum Bahasa Jawa SMP/MTs Review Tahun 2008 : 2006. LPMP Jateng Anonim. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter Siswa SMP. Diknas Pusat : Jakarta Anonim. 2003. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
Hamalik, Oemar. 1986. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta Suyanto, M. 2003. Multi Media Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Adi Offset. Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (http://didin.lecture.ub.ac.id/ diakses tanggal 25 April 2012.
De Porter, Bobby & Hernackl. 2002 Quantum Learning. Kaifa, Bandung
(http://yosisusantismkn7.wordpress.c om/) diakses tanggal 25 April 2012.
Gunarso,Y. Singgih. 1990. Psikologi Anak Bermasalah. BPK Gunung Mulya.Jakarta.
(Akip Effendy, http://bahasa. kompasiana.com/) diakses tanggal 25 April 2012. (http://id.wikipedia.org/wiki/) diakses tanggal 25 April 2012.