PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI KALOR UNTUK SISWA KELAS VII SMP RSBI skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh Dwi Lida Enggayanti 4201409015
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 30 Agustus 2013
Dwi Lida Enggayanti 4201409015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi yang berjudul Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI disusun oleh Dwi Lida Enggayanti 4201409015 telah disetujui untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 30 Agustus 2013
Pembimbing I
Semarang, 30 Agustus 2013 Pembimbing II
Dra. Dwi Yulianti, M.Si NIP. 19600722 198403 2 001
Dr. Sugianto, M.Si NIP. 19610219 199303 1 001
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI disusun oleh Dwi Lida Enggayanti 4201409015 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 30 Agustus 2013
Panitia: Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001
Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 19630610 198901 1 002
Ketua Penguji
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D NIP. 19520613 197612 1 002 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama
Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping
Dra. Dwi Yulianti, M.Si NIP. 19600722 198403 2 001
Dr. Sugianto, M.Si NIP. 19610219 199303 1 001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah 2: 153) “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan baginya jalan menuju surga” (HR Muslim) “I have not fail. I’ve just found 10,000 ways that won’t work” (Thomas Alfa Edison)
Skripsi ini aku persembahkan kepada: 1. Bapak Sarpin dan Ibu Juriah tercinta, terima kasih atas segala cinta, kepercayaan, dukungan, do’a, dan pengorbanan yang tiada henti; 2. Kakakku Enggar Budi Prasetyo, adikku Achmad Fery Surya Enggawinata & Sherly Engga Suryani, serta seluruh keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan motivasi; 3. Teman seperjuangan: Neni; Arum; Dzafin; Luthfia; Fikri; Rulin; Teguh; Dian; Kiswanto; Nissa; serta semua yang tidak bisa disebutkan satu
persatu,
terima
kasih
atas
segala
kebersamaan yang selalu menguatkanku; 4. Beloved people: Kinanthi; Nuronniyah; Suci; Ayuk; Dila; Iva; Uta; Dinar; teman-teman Kos Wanodyatama;
teman-teman
fisika
UNNES
2009; dan semua pihak yang telah membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
3.
Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
4.
Dr. Putut Marwoto, M.S., dosen wali yang telah memberikan arahan kepada penulis selama menempuh studi.
5.
Dra. Dwi Yulianti, M.Si., pembimbing utama skripsi yang telah memberikan ide serta telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Dr. Sugianto, M.Si, pembimbing pendamping skripsi yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D, dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan serta mengarahkan penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
vi
8.
Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu dan kekeluargaan kepada penulis selama menempuh studi.
9.
Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar fisika 2009 baik prodi pendidikan dan murni, serta seluruh keluarga Jurusan Fisika,
terima kasih
atas
bantuan, kebersamaan,
kekeluargaan dan semangatnya. 11. Zaenal Arifin, S.Pd., guru fisika SMP N 2 Kendal yang telah banyak membimbing saat pelaksanaan penelitian. 12. Kelas VII F dan kelas VII G SMP N 2 Kendal 2012/2013 yang telah membantu pelaksanaan penelitian. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.
Semarang, 30 Agustus 2013
Penulis
vii
ABSTRAK Enggayanti, Dwi Lida. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Dwi Yulianti, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr. Sugianto, M.Si. Kata kunci: Pengembangan; LKS; Inkuiri; Karakter. Prestasi sains siswa Indonesia yang terukur dalam ajang TIMSS (Trends International in Mathematics and Science Study) tahun 2011 masih rendah dan jauh di bawah rata-rata skor Internasional. Penyebab rendahnya prestasi sains siswa Indonesia adalah pembelajaran masih terfokus pada hafalan konsep, dan belum melatih siswa untuk melakukan proses penemuan. Inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan proses penemuan. Inkuiri dapat diterapkan pada media pembelajaran yang banyak digunakan siswa, yaitu LKS. Fenomena sosial yang terjadi di masyarakat saat ini menunjukkan buruknya karakter bangsa Indonesia. Upaya untuk mengatasi buruknya karakter adalah integrasi nilai karakter di sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter untuk meningkatkan hasil belajar sekaligus mengembangkan karakter siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan susunan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor, menguji tingkat kelayakan dan keterbacaan LKS, mengetahui peningkatan hasil belajar dan perkembangan karakter siswa kelas VII SMP RSBI setelah menggunakan LKS. Penelitian ini menggunakan metode R & D. Desain uji coba adalah PreExperimental dengan jenis Pre-test and Post-test One Group. Prosedur penelitian meliputi tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, pengembangan, dan pengujian produk. Subjek uji coba produk skala terbatas dan kelas adalah siswa VII G dan VII F SMP Negeri 2 Kendal tahun pelajaran 2012/2013. Tingkat kelayakan dan keterbacaan LKS diuji menggunakan angket dan tes klos. Data hasil belajar diperoleh dari pre-test dan post-test. Data perkembangan karakter diperoleh dari lembar observasi. Hasil penelitian didapatkan susunan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor yang telah teruji kelayakan dan keterbacaannya. Uji kelayakan menunjukkan LKS termasuk dalam kriteria "sangat layak" digunakan sebagai media pembelajaran siswa. Uji keterbacaan menunjukkan LKS "mudah dipahami" oleh siswa. Analisis peningkatan hasil belajar menunjukkan kategori "sedang". Analisis perkembangan karakter menunjukkan karakter siswa berada pada kategori "mulai berkembang".
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERNYATAAN ..............................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
v
PRAKATA .......................................................................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang .....................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................
5
1.3
Batasan Masalah ...............................................................................
5
1.4
Tujuan Penelitian ................................................................................
6
1.5
Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
1.6
Penegasan Istilah ..................................................................................
7
1.7
Sistematika Skripsi...............................................................................
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................................
10
2.2
Inkuiri dalam Pembelajaran Sains ........................................................
14
2.3
Integrasi Pendidikan Karakter.. ............................................................
17
2.4
RSBI .....................................................................................................
21
2.5
Tinjauan Materi Kalor ..........................................................................
22
2.6
Kerangka Berpikir ................................................................................
28
2.7
Hipotesis ...............................................................................................
31
BAB 3 METODE PENELITIAN
ix
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
32
3.2
Subjek Penelitian .................................................................................
32
3.3
Desain Penelitian .................................................................................
32
3.4
Prosedur Penelitian ..............................................................................
33
3.5
Metode Pengumpulan Data ..................................................................
36
3.6
3.5.1
Metode Dokumentasi ...............................................................
36
3.5.2
Metode Angket .........................................................................
36
3.5.3
Metode Observasi ....................................................................
37
3.5.4
Metode Tes ...............................................................................
37
Metode Analisis Data ...........................................................................
38
3.6.1
Analisis Uji Coba Tes Pilihan Ganda .......................................
38
3.6.2
Analisis Kelayakan LKS ..........................................................
42
3.6.3
Analisis Keterbacaan LKS .......................................................
43
3.6.4
Analisis Peningkatan Hasil Belajar ..........................................
43
3.6.5
Analisis Perkembangan Karakter .............................................
45
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Susunan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter .......
48
4.2
Kelayakan LKS ....................................................................................
54
4.3
Keterbacaan LKS .................................................................................
60
4.4
Hasil Belajar Kognitif ..........................................................................
60
4.5
Perkembangan Karakter Siwa ..............................................................
62
BAB 5 PENUTUP 5.1
Simpulan ..............................................................................................
72
5.2
Saran .....................................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
74
LAMPIRAN .....................................................................................................
78
x
DAFTAR TABEL Tabel Tabel 2.1
Halaman Hubungan Antara Nilai Karakter dan Indikator Ketercapaian Karakter untuk Siswa Kelas 7-9 SMP ....................................... 20
Tabel 3.1
Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ............................. 39
Tabel 3.2.
Kriteria Taraf Kesukaran ........................................................... 40
Tabel 3.3.
Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba ................ 40
Tabel 3.4.
Kriteria Daya Pembeda .............................................................. 41
Tabel 3.5
Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ................... 42
Tabel 3.6
Kriteria Tingkat Kelayakan LKS ............................................... 43
Tabel 3.7
Kriteria Tingkat Keterbacaan LKS ............................................ 43
Tabel 3.8
Kriteria Faktor Gain Peningkatan Hasil Belajar ........................ 44
Tabel 3.9
Klasifikasi Karakter Siswa ......................................................... 46
Tabel 3.10
Kriteria Faktor Gain Perkembangan Karakter Siswa ................. 46
Tabel 4.1
Hasil Penilaian Kelayakan LKS ................................................. 54
Tabel 4.2
Hasil Analisis Karakter Pada Setiap Pertemuan ........................ 62
Tabel 4.3
Hasil Analisis Karakter Setiap Indikator ................................... 63
Tabel 4.4
Hasil Uji N-Gain Karakter Pertemuan ke-1 dan 3 ..................... 63
Tabel 4.5
Hasil Uji N-Gain Karakter Pertemuan ke-3 dan 5 ..................... 64
Tabel 4.6
Hasil Uji N-Gain Karakter Pertemuan ke-1 dan 5 ..................... 64
Tabel 4.7
Uji-t Perkembangan Karakter Siswa .......................................... 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1
Strategi model pembelajaran inkuiri .......................................... 16
Gambar 2.2
Diagram Perubahan Wujud Zat.................................................. 24
Gambar 2.3
Diagram Alir Kerangka Berpikir ............................................... 30
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian .................................................................... 35
Gambar 4.1
Cover LKS ................................................................................. 49
Gambar 4.2
Contoh integrasi nilai karakter disiplin pada LKS ..................... 52
Gambar 4.3
Contoh integrasi nilai karakter jujur pada LKS ......................... 53
Gambar 4.4
Contoh integrasi nilai karakter rasa ingin tahu pada LKS ......... 53
Gambar 4.5
Hasil Analisis Unsur Kelayakan Isi (Didaktik) ......................... 55
Gambar 4.6
Hasil Analisis Unsur Kelayakan Bahasa (Konstruksi) .............. 57
Gambar 4.7
Hasil Analisis Unsur Kelayakan Penyajian (Teknik) ................ 58
Gambar 4.8
Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Pre-test dan Post-test...... 61
Gambar 4.9
Perbandingan Karakter Siswa dari Pertemuan ke-1, 3, dan 5 .... 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1
Daftar Reviewer Kelayakan LKS ............................................... 78
Lampiran 2
Daftar Responden Uji Coba Skala Terbatas ............................... 79
Lampiran 3
Daftar Responden Uji Coba Skala Kelas ................................... 80
Lampiran 4
Kisi-kisi Soal Uji Coba............................................................... 81
Lampiran 5
Soal Uji Coba ............................................................................. 83
Lampiran 6
Kunci Jawaban Soal Uji Coba .................................................... 96
Lampiran 7
Analisis Soal Ujicoba ................................................................. 97
Lampiran 8
Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal ................................... 104
Lampiran 9
Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen ............................... 106
Lampiran 10 Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal ....................... 107 Lampiran 11 Contoh Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ......................... 108 Lampiran 12 Angket Uji Kelayakan Tahap I ................................................... 110 Lampiran 13 Deskripsi Butir Angket Uji Kelayakan Tahap I ......................... 112 Lampiran 14 Kisi-Kisi Angket Uji Kelayakan Tahap II .................................. 114 Lampiran 15 Angket Uji Kelayakan Tahap II ................................................. 115 Lampiran 16 Analisis Angket Uji Kelayakan .................................................. 118 Lampiran 17 Soal Uji Keterbacaan .................................................................. 122 Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Uji Keterbacaan ........................................ 126 Lampiran 19 Analisis Uji Keterbacaan ............................................................ 127 Lampiran 20 Soal Pre-test dan Post-test ......................................................... 128
xiii
Lampiran 21 Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test ................................ 136 Lampiran 22 Daftar Nilai Pre-test dan Post-test ............................................. 137 Lampiran 23 Uji Normalitas Nilai Pre-test ..................................................... 138 Lampiran 24 Uji Normalitas Nilai Post-test .................................................... 139 Lampiran 25 Uji N-Gain Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif........ 140 Lampiran 26 Uji-T Perbedaan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif .................... 141 Lampiran 27 Rubrik Penilaian Lembar Observasi Karakter............................ 142 Lampiran 28 Pembagian Kelompok Siswa dan Observer ............................... 144 Lampiran 29 Hasil Observasi Karakter Siswa Pertemuan ke-1 ....................... 145 Lampiran 30 Hasil Observasi Karakter Siswa Pertemuan ke-3 ....................... 146 Lampiran 31 Hasil Observasi Karakter Siswa Pertemuan ke-5 ....................... 147 Lampiran 32 Uji N-Gain Perkembangan Karakter Disiplin ............................ 148 Lampiran 33 Uji N-Gain Perkembangan Karakter Jujur ................................. 149 Lampiran 34 Uji N-Gain Perkembangan Karakter Rasa Ingin Tahu ............... 150 Lampiran 35 Uji-T Perbedaan Rata-Rata Perkembangan Karakter Siswa ...... 151 Lampiran 36 Syllabus ...................................................................................... 152 Lampiran 37 Lesson Plan ................................................................................ 155 Lampiran 38 Foto Penelitian ............................................................................ 172 Lampiran 39 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ......................................... 174 Lampiran 40 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................... 175
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Saat ini kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi. Dunia pendidikan di Indonesia diharapkan mampu menghasilkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat mengembangkan teknologi.
Hal
ini
menunjukkan
kebutuhan
untuk
memahami
dan
mengaplikasikan sains dengan baik karena perkembangan teknologi berkaitan erat dengan kemampuan sains. Namun demikian, hasil TIMSS (Trends International in Mathematics and Science Study) tahun 2011 menunjukkan rata-rata skor prestasi sains siswa Indonesia adalah 406, jauh di bawah skor rata-rata Internasional yaitu 500. Perolehan skor tersebut menyebabkan siswa Indonesia menempati peringkat 40 dari 42 negara peserta, dan hanya mencapai Low International Benchmark. Pada seminar nasional tahun 2010 tentang “Kemampuan Fisika Siswa Indonesia dalam TIMSS”, Efendi menyatakan bahwa rendahnya prestasi sains siswa Indonesia disebabkan karena proses pembelajaran sains masih cenderung hafalan konsep dan belum melatih siswa untuk memecahkan masalah, merumuskan hipotesis, membuat rencana percobaan, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Hal ini ditunjukkan dari data TIMSS rata-rata kemampuan kognitif
1
2
knowing adalah 40,37, lebih tinggi dibandingkan dengan aspek kognitif applying dan reasoning yaitu 36,96 dan 33,01. Pembelajaran sains termasuk fisika, berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sains bukan hanya kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi menekankan pada proses penemuan (BSNP, 2006a: 149). Suatu model pembelajaran yang menekankan proses penemuan adalah inkuiri (Amri & Ahmadi, 2010: 91). Strategi model pembelajaran inkuri adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menyelidiki konsep yang dipelajari melalui kegiatan merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta membuat kesimpulan. Pembelajaran sains yang dilakukan secara inkuiri diharapkan mampu mengatasi masalah rendahnya prestasi sains siswa Indonesia sebagaimana ditunjukkan dalam hasil TIMSS. Unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran adalah metode mengajar dan media pembelajaran (Arsyad, 2011:15). Kedua unsur tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Inkuiri sebagai solusi untuk mengatasi rendahnya kualitas pembelajaran sains bisa diterapkan dalam salah satu unsur tersebut, misalnya media pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Kendal menunjukkan bahwa salah satu media pembelajaran yang sering digunakan dalam mata pelajaran Fisika adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS Fisika yang selama ini digunakan berisi ringkasan materi dan soal-soal pilihan. Namun demikian, LKS ini belum mengarahkan siswa untuk melakukan pembelajaran sains secara inkuiri.
3
LKS berbasis inkuiri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains. Pada penelitian eksperimen Yildirim et al. (2011) terhadap 44 siswa kelas IX SMA menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen berbantuan LKS berbasis inkuiri memiliki hasil belajar yang signifikan antara pretest dan post-test dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Jadi disimpulkan pada penelitian tersebut terbukti bahwa LKS berbasis inkuiri efektif meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah. Dewasa ini persoalan yang muncul di masyarakat adalah maraknya kasus korupsi, kekerasan, perkelahian pelajar, ketidakjujuran dalam ujian nasional, dan sebagainya yang menunjukkan buruknya karakter bangsa. Berbagai kebijakan telah
dicetuskan
untuk
mengatasi
fenomena
sosial
yang
semakin
mengkhawatirkan ini. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional sejak 2 Mei tahun 2010 mencanangkan pengembangan pendidikan karakter pada semua jenjang
pendidikan,
termasuk
sekolah
menengah.
Tujuannya
adalah
mengembangkan potensi peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa sesuai dengan Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU nomor 20 pasal 3 tahun 2003 tentang Sisdiknas (Kemendiknas, 2010a: 7). Suatu alternatif yang sangat berperan dalam menanamkan nilai karakter adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan upaya sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi perserta didik. Hasil penelitian Sewell & College
4
(2003) menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat diintegrasikan pada proses pembelajaran di sekolah, termasuk sains. Pendidikan karakter yang diintegrasikan pada proses pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan karakter siswa secara positif sekaligus berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian Benninga (2003) terhadap 681 Sekolah Dasar di California menunjukkan bahwa sekolah dengan tingkat penerapaan pendidikan karakter yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik lebih baik dibandingkan sekolah lain yang kurang atau tidak menerapkan pendidikan karakter. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya hasil belajar afektif berupa karakter dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Oleh karena itu, perlu adanya integrasi pendidikan karakter pada LKS berbasis inkuiri karena membantu meningkatkan hasil belajar sekaligus mengembangkan karakter siswa. Sains merupakan pengetahuan yang banyak mengungkap gejala alam. Salah satu materi sains yang banyak mengungkap gejala alam sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah kalor. Materi kalor akan sesuai bila diajarkan melalui media LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter karena memungkinkan siswa untuk melakukan proses penyelidikan secara langsung, dan memunculkan karakter siswa selama proses pembelajaran. Pengembangan LKS berbasis inkuiri memerlukan sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium yang memadai. Sekolah RSBI dipilih karena dianggap memenuhi kriteria tersebut, sehingga proses pengembangan LKS berbasis inkuri dapat berjalan dengan baik dan lancar.
5
Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana susunan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI? 2. Bagaimana tingkat kelayakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI? 3. Bagaimana tingkat keterbacaan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI? 4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi kalor setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter? 5. Bagaimana perkembangan karakter siswa setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter?
1.3
Batasan Masalah Agar dalam penelitian ini dapat mencapai sasaran dan tujuan yang
diharapkan secara optimal, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini terbatas pada penerapan LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter untuk siswa kelas VII SMP RSBI pada materi kalor, yang
6
sesuai dengan Standar Isi mata pelajaran IPA SMP RSBI SK ke-8 dan KD ke4 yaitu: Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Peningkatan hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif. 3. Nilai karakter yang diintegrasikan adalah disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. 4. Subjek ujicoba LKS yang dikembangkan adalah siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 2 Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Pemilihan SMP Negeri 2 Kendal sebagai tempat penelitian dikarenakan SMP Negeri 2 Kendal merupakan salah satu sekolah yang menerapkan program RSBI.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan susunan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI. 2. Mengetahui tingkat kelayakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI. 3. Menguji tingkat keterbacaan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI. 4. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi kalor setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter. 5. Mengetahui perkembangan karakter siswa kelas VII SMP RSBI setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter.
7
1.5
Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah: 1. Dihasilkan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI. 2. Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri. 3. Menambah keragaman LKS yang telah ada.
1.6
Penegasan Istilah Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah
penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut antara lain: 1.6.1
Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah media pembelajaran cetak berupa
lembaran-lembaran yang terdiri atas komponen judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, alat dan bahan, langkah kerja, pertanyaan atau tugas, dan laporan percobaan yang dimaksudkan untuk membantu siswa secara terarah dalam memahami materi yang dipelajari. 1.6.2
Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan proses
penemuan dalam kegiatan pembelajaran. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, dan melatih siswa memecahkan masalah serta membuat keputusan (Amri & Ahmadi, 2010: 91).
8
1.6.3
Karakter Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Kemendiknas, 2010a: 3). Nilai karakter yang diintegrasikan dalam LKS yang dikembangkan adalah disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Indikator karakter disiplin adalah tertib dalam melaksanakan tugas sekolah, menaati aturan berbicara dalam diskusi kelas, dan tertib dalam menerapkan aturan penulisan karya tulis. Indikator karakter jujur adalah tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan tugas dan tidak memanipulasi data percobaan. Indikator karakter rasa ingin tahu adalah bertanya tentang materi pelajaran dan gejala alam yang terjadi, dan bertanya tentang informasi yang dilihat ataupun didengar dari media. 1.6.4
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan sekolah
rintisan yang dipersiapkan menuju Sekolah Bertaraf Internasioanal (SBI). SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan keunggulan mutu tertentu yang berasal dari negara anggota Organisation of Economic Co-Operation and Development (OECD) dan negara maju lainnya (Depdiknas, 2009). 1.6.5
Kalor Kalor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi kalor, yang sesuai
dengan Standar Isi mata pelajaran IPA SMP RSBI SK ke-8 dan KD ke-4 yaitu:
9
Mendiskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.7
Sistematika Skripsi
1.7.1. Bagian Awal Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan keaslian tulisan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 1.7.2. Bagian Isi Bagian isi ini terdiri dari 5 bab, yaitu : 1. Bab 1 Pendahuluan, mencakup uraian semua hal yang berhubungan dengan penelitian, meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi. 2. Bab 2 Tinjauan Pustaka, mencakup teori-teori yang mendukung penelitian. 3. Bab 3 Metode Penelitian, mencakup hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, meliputi : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. 4. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan, yaitu hasil penelitian yang berupa uraian hasil-hasil penelitian serta pembahasannya. 5. Bab 5 Penutup, mencakup simpulan dari hasil penelitian dan saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian tersebut. 1.7.3. Bagian Akhir Bagian
akhir
ini
berisi
daftar
pustaka
dan
lampiran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Lembar Kerja Siswa (LKS) Media pembelajaran merupakan unsur yang amat penting pada proses
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi yang diajarkan. Adapun manfaat media pembelajaran sebagaimana diungkapkan Arsyad (2011: 25-27), antara lain: (1) memperjelas penyajian pesan dan informasi; (2) meningkatkan motivasi belajar siswa; (3) mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (4) memberikan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. LKS merupakan salah satu media yang sering digunakan pada proses pembelajaran. LKS berasal dari bahasa Inggris “worksheets” yang berarti lembar kerja. Prastowo (2012: 6) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Tugas tersebut dapat berupa teori dan atau praktik. Definisi lain menyebutkan LKS adalah media untuk membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah seperti melakukan percobaan, mencatat data, menganalisa data, dan sebagainya (Yildirim et al., 2011). Terdapat beberapa jenis LKS yang biasa digunakan siswa pada proses pembelajaran. Berdasarkan jenisnya, Sunyono (2008) membagi LKS menjadi dua macam, yaitu (1) LKS eksperimen yaitu lembar kerja yang melibatkan kegiatan
10
11
eksperimen untuk menemukan dan mengembangkan konsep serta mencakup semua aspek keterampilan proses, (2) LKS non eksperimen yaitu lembar kerja berisi pedoman untuk menemukan dan mengembangkan konsep tanpa melibatkan kegiatan eksperimen, melainkan melibatkan kegiatan diskusi, tanyajawab, dan hanya mencakup ketrampilan proses tertentu. Jenis LKS yang banyak digunakan pada pembelajaran sains adalah LKS eksperimen. Menurut Johnstone & Shauaili (2001), LKS eksperimen dapat dibagi menjadi empat macam yakni: (1) LKS ekspositori, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan sudah ditetapkan dan diketahui guru maupun siswa, pendekatan bersifat deduktif, dan prosedur percobaan dirancang oleh guru; (2) LKS berbasis inkuri, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan belum ditetapkan, pendekatan bersifat induktif, prosedur percobaan dirancang oleh siswa; (3) LKS discovery, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan sudah ditetapkan dan hanya diketahui oleh guru, pendekatannya bersifat induktif, prosedur telah dirancang oleh guru; dan (4) LKS berbasis masalah, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan sudah ditetapkan dan hanya diketahui oleh guru, (b) pendekatan bersifat deduktif, prosedur percobaan dirancang oleh siswa. LKS yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah LKS berbasis inkuiri. Penggunaan LKS berbasis inkuiri memberikan banyak manfaat. Penelitian eksperimen Yildirim et al. (2011) terhadap 44 siswa kelas IX SMA menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen berbantuan LKS berbasis inkuiri memiliki hasil belajar signifikan antara pre-test dan post-test dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa LKS
12
berbasis inkuiri terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam penyusunan LKS. Tahapan tersebut antara lain: (1) melakukan analisis kurikulum, tahap ini meliputi: mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), menyusun indikator dan tujuan pembelajaran, menentukan materi pokok, dan mengidentifikasi pengalaman belajar siswa; (2) menyusun peta kebutuhan LKS; (3) menentukan judul LKS; (4) menulis LKS; dan (5) menentukan alat penilaian (Depdiknas, 2006). Penyusunan LKS perlu memperhatikan komponen yang dapat menunjang keefektifan penggunaan LKS. Menurut Prastowo (2012: 101), komponen penyusun LKS, antara lain: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, pertanyaan, dan laporan yang harus dikerjakan siswa. LKS disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Produk LKS
yang akan dikembangkan ditujukan untuk
pembelajaran sains, sehingga isinya terdiri dari unsur fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Sebagaimana pernyataan BSNP (2006a:149) bahwa isi materi sains merupakan kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Fakta adalah peristiwa atau keadaan yang mudah dilihat, disebutkan nama, jumlah, maupun bagaian-bagiannya. Konsep adalah pengetahuan mengenai definisi, identifikasi, klasifikasi, atau ciri-ciri khusus. Prinsip adalah penerapan
13
dalil, hukum, rumus, dapat dituliskan (jika …., maka ….). Prosedur adalah tahap kegiatan yang berisi langkah-langkah untuk memecahkan suatu masalah. Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar pada proses pembelajaran, sehingga penyusunannya harus memenuhi standar-standar tertentu. Standar yang dimaksud meliputi persyaratan, karakteristik, dan kompetensi minimum yang harus terkandung di dalam suatu buku teks pelajaran. BSNP (2006b) mengemukakan bahwa standarisasi buku teks pelajaran meliputi empat aspek kelayakan yaitu isi (didaktik), bahasa (konstruksi), penyajian (teknis), dan kegrafikan. Pada penelitian ini, kelayakan LKS diuji berdasarkan tiga aspek, yaitu isi, bahasa, dan penyajian. Aspek kelayakan isi berkaitan dengan penggunaan LKS yang dapat mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa Darmodjo & Kaligis (1992: 41). Aspek kelayakan isi dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) kesesuaian materi dengan SK dan KD, (2) penerapan strategi inkuiri, (3) pengintegrasian nilai karakter. Penyusunan materi pada LKS tidak hanya didasarkan pada kesesuaian terhadap SK dan KD, tetapi perlu memperhatikan beberapa prinsip. Prinsip tersebut meliputi relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Depdiknas, 2006:6). Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan dengan pencapaian SK dan KD. Prinsip konsistensi atau keajegan artinya materi pembelajaran secara konsisten merujuk pada kompetensikompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. Prinsip kecukupan atau memadai
14
artinya materi yang diberikan disesuaikan dengan waktu dan kompetensi yang harus dicapai. Aspek kelayakan bahasa berhubungan dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, peristilahan, susunan kalimat, kosakata, dan kejelasan kalimat yang pada hakikatnya harus tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Aspek ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, (2) kesesuaian aturan penulisan LKS, (3) kesesuaian penggunaan bahasa asing (BSNP, 2006b). Aspek kelayakan penyajian menekankan pada penyusunan LKS secara runtut dan sistematis, penggunaan jenis dan ukuran huruf yang sesuai, penggunaan ilustrasi, lay out atau tata letak, dan desain tampilan LKS yang dibuat semenarik mungkin agar dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa. Aspek ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: (1) teknik penyajian, (2) pendukung penyajian materi (BSNP, 2006b). Penggunaan ilustrasi pada LKS memiliki ragam manfaat, antara lain: mempercantik tampilan dan memudahkan siswa dalam memahami prosedur atau langkah percobaan. Penelitian Cook (2008) terhadap 86 siswa SMA menunjukkan bahwa ilustrasi dalam buku pelajaran dapat membantu akuisisi pengetahuan dan pemahaman proses atau prosedur. Namun demikian, ilustrasi tersebut perlu disertai teks penjelasan agar siswa tidak mengalami salah tafsir.
2.2
Inkuiri dalam Pembelajaran Sains Sejak tahun 1991 sampai 1995, National Science Teacher Assosiation
(NSTA)
dan
National
Research
Council
(NRC)
berkoordinasi
untuk
15
mengembangkan standar pembelajaran sains. Beberapa pakar pendidikan, peneliti, guru sains, dan penyelenggara pendidikan yang telah berkoordinasi menghasilkan inkuiri sebagai standar pembelajaran sains (NRC et al., 2000). Sains termasuk fisika, bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi menekankan pada proses penemuan. Proses penemuan memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk berinteraksi dengan objek yang dipelajari. Menurut
Yulianti & Wiyanto (2009: 1-3), siswa akan lebih
mudah menerima pelajaran jika materi disampaikan melalui pengalaman langsung karena lebih mudah ingat dan bermakna. Model pembelajaran yang menekankan pemberian pengalaman langsung kepada siswa adalah inkuiri. Kata inkuiri berasal dari istilah bahasa Inggris “inquiry” yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Menurut Gulo seperti dikutip oleh Trianto (2007: 135), inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Hal ini sesuai pernyataan Depdiknas (2003) bahwa kunci dari inkuiri adalah siswa menemukan konsep sendiri. Inkuiri merupakan model pembelajaran yang sesuai untuk mempelajari sains. Sains bertujuan untuk memahami gejala alam. Gejala alam lebih mudah dipahami melalui kegiatan pengamatan dan penyelidikan secara langsung. Oleh karena itu, NSTA (2004) menyatakan bahwa inkuiri adalah
“…a powerful way
16
of understanding science content…” artinya inkuiri adalah cara yang paling ampuh untuk mempelajari materi sains. Strategi model pembelajaran inkuiri dapat dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan siswa dan jenjang pendidikannya. Jenjang pendidikan ini ditentukan berdasarkan hierarki sains. Semua guru sains perlu memperhatikan hierarki
dan
hubungan
bermacam-macam
pedagogi
agar
pelaksanaan
pembelajaran sains berbasis inkuiri dapat berjalan secara efektif (Wenning, 2005). The National Research Council mengidentifikasi hierarki sains berdasarkan jenjang kelas yaitu kelas 1-4; 5-8; dan 9-12. Adapun strategi model pembelajaran inkuiri untuk jenjang kelas 5-8 adalah sebagai berikut (NRC et al., 2000). Mengidentifikasi pertanyaan atau permasalahan yang dapat dijawab melalui penyelidikan ilmiah Merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah Menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai untuk mengumpulkan dan menginterpretasi data Mengembangkan hipotesis dan pembahasan menggunakan bukti yang diperoleh dari penyelidikan ilmiah Berpikir kritis dan logis untuk menjelaskan hubungan antara bukti dan pembahasan Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah Gambar 2.1 Strategi model pembelajaran inkuiri Strategi inkuiri dimunculkan melalui pemberian masalah yang menarik dan dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Namun demikian, permasalahan yang
17
diberikan didasarkan pada suatu gagasan yang memang dapat ditemukan (discoverable ideas) bukan mengada-ada (Uno: 2009). Inkuiri mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan model pembelajaran lain. Kelebihan model pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2011: 208), antara lain: (1) pembelajaran menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang; (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar masing-masing; (3) memberikan kesempatan kepada siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata untuk bereksplorasi. Inkuiri dapat diimplementasikan pada media pembelajaran yang digunakan siswa. Pembelajaran sains menggunakan media LKS berbasis inkuiri diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar sekaligus memberikan pengalaman langsung kepada siswa melalui kegiatan penyelidikan ilmiah sehingga pembelajaran lebih bermakna.
2.2
Integrasi Pendidikan Karakter Globalisasi yang dilandasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan banyak pengaruh terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan gaya hidup masyarakat Indonesia. Kontrol sosial yang lebih longgar mengakibatkan tata nilai dalam keluarga maupun masyarakat mudah mengalami perubahan, sehingga berdampak terhadap menurunnya kualitas moral bangsa. Adanya penurunan kualitas moral bangsa saat ini, dicirikan dengan maraknya praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), konflik antar etnis, agama, politis, remaja, meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja, dan
18
sebagainya (Megawangi, 2004:14). Hal ini bisa terjadi karena buruknya karakter bangsa kita. Berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan untuk mengatasi fenomena sosial yang semakin mengkhawatirkan ini. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional sejak 2 Mei tahun 2010 mencanangkan pengembangan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan, termasuk jenjang sekolah menengah. Tujuannya adalah mengembangkan potensi peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa sesuai dengan Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU nomor 20 pasal 3 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Suatu alternatif yang sangat berperan dalam menanamkan nilai karakter adalah pendidikan (Kemendiknas, 2010a: 1). Pendidikan perlu didorong untuk mengembangkan karakter bangsa yang sudah mulai hilang sehingga Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat dan pada gilirannya mampu membangun peradaban yang lebih maju dan modern (Mustari, 2011). Ada beberapa tahapan pengembangan karakter. Menurut Kemendiknas (2010b: 11), tahapan tersebut antara lain: moral knowing, feeling, dan action. Moral knowing adalah tahap mengenalkan kepada anak tentang hakikat, alasan, dan tujuan berperilaku baik. Moral feeling adalah tahap membangun kecintaan berperilaku baik pada anak. Moral action adalah tahap mewujudkan moral
19
knowing dan feeling menjadi tindakan nyata yang dilakukan secara berulangulang hingga menjadi kebiasaan yang membudaya. Upaya penanaman karakter di sekolah yaitu integrasi pendidikan karakter pada proses pembelajaran. Review penelitian Halstead & Taylor (2000) terhadap sekolah-sekolah di Inggris menunjukkan bahwa nilai karakter disajikan dalam berbagai
mata
pelajaran.
Hal
ini
berarti
bahwa
pendidikan
karakter
diselenggarakan sebagai program lintas kurikuler (integrated subject), yakni pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri, namun merupakan materi yang diintegrasikan secara berkelanjutan pada semua mata pelajaran. Sewell & College (2003) juga menyatakan bahwa pendidikan karakter diintegrasikan pada proses pembelajaran hingga menjadi kultur dan budaya di sekolah. Integrasi pendidikan karakter pada proses pembelajaran berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian Benninga (2003) terhadap 681 Sekolah Dasar di California menunjukkan bahwa sekolah dengan tingkat penerapan pendidikan karakter yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik lebih baik dibandingkan sekolah lain yang kurang atau tidak menerapkan pendidikan karakter. Ada beberapa nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada siswa. Menurut kemendiknas (2010a: 9-10), 18 nilai karakter tersebut antara lain: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
20
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Penelitian ini mengembangkan LKS yang terintegrasi tiga nilai karakter, yaitu: disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Adapun pengertian ketiga karakter tersebut adalah: (1) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (2) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; dan (3) rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Tabel 2.1 berikut menunjukkan keterkaitan antara nilai karakter dan indikator ketercapaian karakter untuk siswa kelas 7-9 SMP (Kemendiknas, 2010a: 39-42). Tabel 2.1 Hubungan antara nilai karakter dan indikator ketercapaian karakter untuk siswa kelas 7-9 SMP No 1.
2.
3.
Nilai karakter Disiplin
Indikator untuk siswa kelas 7-9 SMP a. Selalu tertib dalam melaksanakan tugas-tugas kebersihan sekolah. b. Tertib dalam berbahasa lisan dan tulis. c. Patuh dalam menjalankan ketetapan-ketetapan organisasi peserta didik. d. Menaati aturan berbicara yang ditentukan dalam sebuah diskusi kelas. e. Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis.
Jujur
a. Tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap tugas. b. Mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi. c. Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum. d. Mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran
Rasa ingin tahu
a. Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran. b. Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi. c. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio, atau televise.
*Sumber: (Kemendiknas, 2010a: 39-42)
21
2.3
RSBI Dunia pendidikan di Indonesia senantiasa dihadapkan pada sejumlah
permasalahan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Persoalan semakin rumit ketika dihadapkan pada keharusan untuk mengikuti kecenderungan globalisasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyiapkan bangsa Indonesia dalam menghadapi kompetisi global tersebut. Sejak beberapa tahun terakhir pemerintah merintis program pendidikan di sekolah dasar dan menengah yang memungkinkan lulusannya siap bersaing dalam kompetisi global. Program ini disebut Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioal (RSBI). Undang-Undang nomor 20 pasal 50 ayat (3) tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan secara eksplisit bahwa, “Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah
menyelenggarakan
sekurang-kurangnya
satu
satuan
pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasioal”. Berdasarkan amanat Undang-Undang tersebut, setiap daerah menunjuk setidaknya satu sekolah yang melaksanakan program RSBI. Sekolah yang masuk dalam kategori RSBI adalah sekolah yang sebelumnya memenuhi persyaratan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Sekolah dengan kategori SSN adalah sekolah yang sudah melaksanakan delapan standar pendidikan sebagaimana termuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), yaitu standar kurikulum, proses, kompetensi lulusan, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Sekolah yang
22
sudah memenuhi kriteria SSN tersebut dianggap lebih siap untuk melaksanakan program bertaraf internasional dibandingkan sekolah lain yang belum memenuhi kriteria SSN. Tujuan penyelenggaraan RSBI adalah meningkatkan kualitas pendidikan sehingga lulusannya memiliki kompetensi yang siap dan mampu menjawab tuntutan jaman, utamanya menghadapi globalisasi dalam berbagai hal; dan memberikan kesempatan bagi sekolah-sekolah yang potensial dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri sebagai sekolah yang bertaraf internasional. Meskipun menggunakan standar internasional, sekolah yang menerapkan program RSBI tetap diharapkan bercirikan budaya nasional.
2.4
Tinjauan Materi Kalor
2.4.1
Pengertian Kalor Air dingin dicampur air panas akan menghasilkan air hangat. Hal ini
terjadi karena ada suatu bentuk energi yang mengalir dari air panas menuju air dingin hingga suhu kedua zat tersebut seimbang. Energi ini disebut kalor. Halliday et al. (2008: 603) mendefinisikan kalor sebagai energi yang berpindah melewati batas suatu sistem karena perbedaan suhu antara sistem tersebut dengan lingkungannya. Kalor merupakan suatu besaran yang memiliki satuan. Satuan kalor adalah kalori. Kalori didefinisikan sebagai jumlah transfer energi yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1ºC. Seiring perkembangan sains, satuan kalor yang digunakan secara internasional saat ini adalah joule (SI).
23
2.4.2
Kalor dapat Menaikkan Suhu Zat Ketika memanaskan es yang suhu awalnya 0ºC secara terus-menerus,
maka es akan melebur seluruhnya menjadi air. Suhu air terus meningkat hingga mendidih pada suhu sekitar 100 ºC. Pada peristiwa ini diketahui bahwa es mengalami peningkatan suhu. Hal ini sesuai pernyataan Tipler & Mosca (2004: 598) bahwa apabila energi panas atau kalor ditambahkan pada suatu zat, maka suhu zat itu biasanya naik. Jumlah kalor Q yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat adalah sebanding dengan massa dan perubahan suhu zat, dan bergantung pada jenis zat. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air berbeda dengan kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg alkohol pada kenaikan suhu yang sama. Hal ini terjadi karena setiap zat memiliki kalor jenis yang berbeda. Kalor jenis adalah jumlah kalor Q yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat bermassa m sebesar ∆T (Halliday et al., 2008: 606). Hubungan antara jumlah kalor, massa zat, perubahan suhu zat, dan kalor jenis zat dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Tipler & Mosca, 2004: 598) keterangan: Q
= jumlah kalor (J)
C
= kapasitas kalor (J/ºC atau J/K)
m
= massa zat (kg)
c
= kalor jenis zat (J/kgºC atau J/kgK)
∆T
= perubahan suhu (ºC atau K)
24
2.4.3
Kalor dapat Menyebabkan Perubahan Wujud Zat Kalor yang diserap atau dilepaskan suatu zat dapat menyebabkan
perubahan suhu. Namun, pada saat tertentu zat menyerap kalor tetapi tidak mengalami perubahan suhu. Hal ini disebut sebagai zat mengalami perubahan wujud (fasa). Gambar 2.2 berikut menunjukkan diagram perubahan wujud zat.
GAS 4
6 5
3 1
PADAT
CAIR
2 Gambar 2.2 Diagram perubahan wujud zat keterangan: : menyerap kalor : melepas kalor 1: Mencair / melebur
3: Menguap
5: Menyublim
2: Membeku
4: Mengembun
6: Mengkristal
2.5.3.1 Melebur dan Membeku Melebur adalah proses perubahan wujud zat dari padat ke cair. Proses sebaliknya disebut membeku. Pada saat melebur, zat menyerap kalor sedangkan pada saat membeku, zat melepas kalor. Menurut Tipler & Mosca (2004: 604), zat murni mempunyai titik lebur dan titik beku yang sama, dan perubahan wujud hanya terjadi pada temperature tertentu. Misalnya, air murni pada tekanan 1 atm membeku pada suhu 0ºC, demikian juga es melebur pada suhu yang sama.
25
Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya disebut kalor laten peleburan (kalor lebur). Jumlah kalor yang diperlukan untuk meleburkan suatu zat sebanding dengan massa zat yang melebur dan kalor leburnya. Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (Tipler & Mosca, 2004: 604) keterangan: Q
= jumlah kalor untuk meleburkan zat (J)
m
= massa zat yang melebur (kg)
Lf
= kalor laten peleburan (J/kg)
2.5.3.2 Menguap dan Mengembun Menguap adalah proses perubahan wujud zat dari cair ke gas. Proses sebaliknya disebut mengembun. Pada saat menguap, zat menyerap kalor sedangkan pada saat mengembun, zat melepas kalor. Menurut Tipler & Mosca (2004: 604), zat murni akan mengalami perubahan wujud pada temperatur tertentu. Sebagai contoh, air murni pada tekanan 1 atm berubah seluruhnya menjadi gas pada suhu 100ºC. Kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair menjadi 1 kg gas pada titik didihnya disebut kalor laten penguapan (kalor uap). Jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan suatu zat sebanding dengan massa zat yang menguap dan kalor uapnya. Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (Tipler & Mosca, 2004: 604) keterangan: Q
= jumlah kalor untuk menguapkan zat (J)
26
m
= massa zat yang menguap (kg)
Lv
= kalor laten penguapan (J/kg) Proses penguapan dapat dipercepat dengan beberapa cara, antara lain: (1)
pemanasan, (2) memperluas permukaan, (3) meniupkan udara di atas permukaan, (4) menyemburkan atau menyemprotkan zat cair, dan (5) mengurangi tekanan pada permukaan. Hal inilah yang menyebabkan pakaian basah yang dijemur cepat kering walaupun cuaca sedang mendung, karena pada saat itu angin tetap bertiup kencang. 2.5.3.3 Mendidih Mendidih adalah peristiwa penguapan yang terjadi di seluruh bagian zat cair. Peristiwa ini ditunjukkan dengan munculnya gelembung-gelembung uap air yang bergerak naik turun di dalam zat cair. Air murni mendidih pada suhu 100ºC pada tekanan 1 atm. Titik didih ini dapat berubah karena dipengaruhi oleh tekanan dan pencampuran zat lain terhadap zat cair. Sebagai contoh, air murni yang telah dicampur garam akan mempunyai titik didih lebih dari 100 ºC. 2.5.3.4 Menyublim dan Mengkristal Menyublim adalah proses perubahan wujud zat dari padat ke gas. Proses sebaliknya disebut mengkristal. Pada saat menyublim, zat menyerap kalor sedangkan pada saat mengkristal, zat melepas kalor. Contoh peristiwa menyublim adalah penguapan bola-bola kamper atau karbondioksida padat, yang sering dinamakan es kering (Tipler & Mosca, 2004: 603).
27
2.4.4
Asas Black Joseph Black (1728-1799) seorang ilmuwan Inggris, mengungkapkan
bahwa bila dua zat yang berbeda suhunya dicampurkan pada suatu wadah yang terisolasi secara sempurna dari lingkungan sekitarnya, maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah sehingga terjadi keseimbangan energi. Hal ini merupakan hukum kekekalan energi yaitu jumlah energi yang dilepas sama dengan jumlah energi yang diterima (Halliday et al., 2008: 608). Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (Halliday et al., 2008: 608) Persamaan di atas disebut sebagai Asas Black. 2.4.5
Perpindahan Kalor Kalor secara alami berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi. 2.5.5.1 Konduksi Pada konduksi, energi berpindah atau ditransfer melalui interaksi antar atom atau molekul, walaupun atom atau molekul sendiri tidak berpindah (Tipler & Mosca, 2004: 606). Sebagai contoh, jika salah satu ujung sebuah batang padat dipanaskan, maka atom-atom yang berada di ujung yang dipanaskan akan bergetar dengan energi yang lebih besar dibandingkan atom-atom yang berada di ujung yang lainnya. Interaksi antar atom yang lebih energetik dibanding sekitarnya menyebabkan perpindahan kalor di sepanjang batang. Jika batang adalah sejenis logam, maka perpindahan kalor dibantu elektron-elektron bebas yang bergerak di
28
seluruh batang. Oleh karena itu, bahan logam lebih mudah menghantarkan kalor dibandingkan bahan nonlogam, seperti kayu, plastik, kaca, kain, dan lainnya. Bahan yang mudah menghantarkan kalor disebut konduktor, sedangkan bahan yang tidak mudah menghantarkan kalor disebut isolator. 2.5.5.2 Konveksi Perpindahan kalor disertai perpindahan atom atau partikel zat disebut konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Pada konveksi, kalor dipindahkan mengikuti perpindahan massa (Tipler & Mosca, 2004: 606). Sebagai contoh, jika udara di dekat lantai dipanaskan maka udara akan memuai dan naik ke atas karena kerapatannya yang lebih rendah. Jadi kalor dipindahkan dari lantai ke langit-langit bersama dengan massa udara panas. Hal inilah yang terjadi pada sistem kerja pendingin ruangan (air conditioner). 2.5.5.3 Radiasi Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara disebut radiasi. Pada radiasi, energi dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik (Tipler & Mosca, 2004: 606). Radiasi yang dipancarkan atau diserap oleh suatu benda bergantung pada warna benda. Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik sekaligus pemancar kalor radiasi yang baik pula. Permukaan yang putih dan berkilap adalah penyerap kalor radiasi yang buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk pula.
2.5
Kerangka Berpikir Prestasi sains siswa Indonesia yang terukur dalam ajang TIMSS (Trends
International in Mathematics and Science Study) tahun 2011, jauh dari harapan
29
pemerintah dan masyarakat. Penyebab rendahnya prestasi sains siswa Indonesia adalah pembelajaran masih terfokus pada hafalan konsep, dan belum melatih siswa untuk melakukan proses penemuan. Suatu model pembelajaran yang menekankan proses penemuan adalah inkuiri. Penerapan inkuiri pada media pembelajaran siswa merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains. Berdasarkan observasi lapangan, media pembelajaran yang sering digunakan siswa adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Informasi yang diperoleh dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa LKS berbasis inkuiri terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Saat ini kehidupan masyarakat membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang tidak hanya memiliki kecerdasan akademis, tetapi juga moral. Namun demikian, fenomena sosial yang marak terjadi menunjukkan buruknya moral dan karakter bangsa. Berbagai kebijakan telah dicetuskan, salah satunya adalah pemerintah melalui Kemendiknas mencanangkan penanaman pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan. Salah satu upaya penanaman pendidikan karakter adalah integrasi pendidikan karakter pada proses pembelajaran. Informasi yang diperoleh dari penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa integrasi pendidikan karakter di sekolah dapat mengembangkan karakter siswa secara positif sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu adanya integrasi pendidikan karakter dalam LKS berbasis inkuiri karena membantu meningkatkan hasil belajar sekaligus mengembangkan karakter siswa. Materi sains yang mengungkap gejala alam sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah kalor. Materi ini akan sesuai bila diajarkan melalui media LKS
30
berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter karena memungkinkan siswa untuk melakukan proses penyelidikan secara langsung, dan memunculkan karakter siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Prestasi sains siswa Indonesia rendah karena pembelajaran masih terfokus pada hafalan konsep, dan belum menekankan pada proses penemuan Inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan proses penemuan Penerapan inkuiri pada media pembelajaran siswa
LKS berbasis inkuiri
Hasil observasi menunjukkan LKS sebagai media pembelajaan siswa
Informasi keefektifan LKS dalam meningkatkan hasil belajar siswa
LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter
Meningkatkan hasil belajar siswa
Mengembangkan karakter siswa
Penyusunan LKS berbasis inkuiri terintegrasi karakter pada materi kalor
Gambar 2.3 Diagram alir kerangka berpikir
31
2.6
Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1)
Pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP RSBI pada materi kalor.
2)
Pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat mengembangkan karakter siswa kelas VII SMP RSBI.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2, berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta
No 187, Kendal. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2013.
3.2
Subjek Penelitian Populasi penelitian adalah siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 2
Kendal tahun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah 10 siswa kelas VII G sebagai uji coba terbatas dan 30 siswa kelas VII F sebagai uji coba kelas. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik Random Sampling.
3.3
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Research and Development. Desain
uji coba adalah Pre-Experimental dengan jenis Pre-test and Post-test One Group. Pada desain uji coba ini, sebelumnya siswa diberi pre-test (O1) kemudian diberi perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter, selanjutnya siswa diberi post-test (O2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan karakter. Menurut Sugiyono (2010: 111), desain Pre-test and Post-test One Group dapat ditunjukkan pada pola berikut:
O1 X O2
32
33
Keterangan O1
: nilai pre-test (sebelum pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri
terintegrasi pendidikan karakter) X
: pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan
karakter materi kalor O2
: nilai post-test (sesudah pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri
terintegrasi pendidikan karakter)
3.4
Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, pengembangan,
dan pengujian produk. Tahapan ini dapat dirinci sebagai berikut: 3.4.1
Tahap Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan tahap persiapan sebelum penelitian. Tahap
ini terdiri dari: (1) studi lapangan berupa observasi untuk mengetahui proses pembelajaran, media pembelajaran, dan kondisi siswa, guru dan sekolah; (2) studi literatur berupa kajian terhadap penelitian sebelumnya yang relevan, analisis kurikulum KTSP bidang sains untuk kelas VII SMP RSBI, telaah materi kalor, dan studi pembuatan LKS. 3.4.2
Tahap Studi Pengembangan Tahap ini adalah penyusunan instrumen penelitian berupa silabus, RPP,
produk LKS yang mengacu pada RPP, lembar angket kelayakan LKS, tes klos, tes pilihan ganda, dan lembar observasi karakter. Instrumen penelitian ini divalidasi oleh pakar (dosen pembimbing I & II) untuk mengetahui layak digunakan atau tidak.
34
3.4.3
Tahap Studi Pengujian Produk Studi pengujian produk ada dua tahap yaitu skala terbatas dan skala kelas.
Uji coba skala terbatas terdiri dari kelayakan dan keterbacaan. Uji kelayakan dilakukan oleh guru Fisika SMP RSBI yang pernah mengajar kelas VII. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS. Uji keterbacaan dilakukan oleh 10 siswa kelas VII G untuk mengetahui tingkat keterbacaan LKS. Hasil analisis kelayakan dan keterbacaan digunakan untuk merevisi dan memperbaiki kekurangan dan kelemahan produk LKS yang dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah uji coba skala kelas yang dilakukan terhadap 30 siswa kelas VII F. Uji coba skala kelas bertujuan mengetahui peningkatan hasil belajar dan perkembangan karakter siswa. Uji peningkatan hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda, sedangkan perkembangan karakter menggunakan lembar observasi. Data uji coba skala kelas dianalisis untuk memperoleh hasil belajar dan perkembangan karakter siswa. Setelah dilakukan analisis, diperoleh LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor yang siap digunakan sebagai media pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
35
Studi Pendahuluan Studi Lapangan
Studi Literatur
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kendal
Kajian terhadap penilitian yang relevan, analisi kurikulum KTSP bidang sains untuk kelas VII SMP RSBI, telaah materi kalor, dan studi pembuatan LKS.
Studi Pengembangan Penyusunan silabus dan RPP Penyusunan produk berupa LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor yang mengacu pada RPP
Validasi LKS oleh pakar (dosbing I & II)
Ya
Tidak
Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar angket kelayakan LKS, lembar observasi karakter, tes klos, & tes pilihan ganda
Validasi instrumen penelitian oleh pakar (dosbing I & II)
Ya
Tidak
Studi Pengujian Produk Uji coba LKS
Uji coba skala terbatas
Uji kelayakan
Uji keterbacaan
Pengolahan data & perbaikan LKS
Uji coba skala kelas Uji coba pada siswa kelas VII F SMP N 2 Kendal
Analisis peningkatan hasil belajar dan perkembangan karakter siswa
LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor siap digunakan sebagai media pembelajaran sains
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
36
3.5
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, angket, observasi, dan tes. 3.5.1
Metode Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang mendukung
penelitian yaitu daftar nama siswa, foto saat penelitian, nilai rapor fisika sebagai acuan pembagian kelompok, dan data guru yang menjadi reviewer kelayakan LKS. 3.5.2
Metode Angket Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS. Angket diuji
menggunakan validitas konstruk yaitu angket dikonstruksi berdasarkan aspekaspek yang akan diukur, selanjutnya dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing I & II selaku ahli (judgment experts). Angket uji kelayakan ada dua yaitu tahap I dan II. Angket uji kelayakan tahap I terdiri dari 16 butir pertanyaan mengenai kelengkapan komponen LKS. Angket tahap I menggunakan dua pilihan berdasarkan skala guttman yaitu “ada” dan “tidak”, jika semua butir mendapat nilai positif atau “ada” maka reviewer dapat mengisi angket kelayakan tahap II. Kisi-kisi angket uji kelayakan tahap II disusun berdasarkan aspek isi (didaktik), bahasa (konstruksi), dan penyajian (teknis). Angket tahap II terdiri dari 28 butir pertanyaan berbentuk checklist. Angket ini menggunakan empat pilihan berdasarkan skala Likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS) dan tidak setuju (TS). Jawaban “SS” memiliki skor 4, “S” memiliki skor 3, “KS” memiliki skor 2, “TS” memiliki skor 1.
37
3.5.3
Metode Observasi Perkembangan karakter siswa diukur menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi diuji menggunakan validitas konstruk yaitu lembar observasi dikonstruksi
berdasarkan
aspek-aspek
yang
akan
diukur,
selanjutnya
dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing I & II selaku ahli (judgment experts). Kisi-kisi lembar observasi karakter disusun berdasarkan pengembangan indikator ketercapaian karakter disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu siswa kelas 7-9 SMP yang telah diidentifikasi oleh Kemendiknas. Lembar observasi berbentuk checklist. Lembar ini menggunakan tiga pilihan rating scale, yaitu 1, 3, dan 5. 3.5.4
Metode Tes Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes
tertulis terdiri dari tes klos (tes rumpang) dan tes pilihan ganda. 3.5.4.1 Tes Klos (Tes Rumpang) Tes klos digunakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan LKS, sehingga diperoleh informasi bahwa LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter termasuk dalam kategori mudah dipahami siswa atau tidak. Tes klos diuji menggunakan validitas isi yaitu mengkonstruksi tes berdasarkan materi kalor yang diajarkan. Tes klos berupa bacaan berbentuk paragraf dan terdapat 45 kata yang dihilangkan. 3.5.4.1 Tes Pilihan Ganda Tes pilihan ganda digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi kalor setelah menggunakan LKS. Tes pilihan ganda terdiri dari 60 butir pertanyaan yang diuji cobakan terhadap siswa yang sudah pernah mendapatkan
38
materi kalor. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda butir soal, sehingga dapat ditentukan 30 butir pertanyaan yang siap digunakan sebagai pre-test dan post-test.
3.6
Metode Analisis Data
3.6.1
Analisis Uji Coba Tes Pilihan Ganda
3.6.1.1 Validitas Validitas butir soal bentuk pilihan ganda menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
(Suharsimi, 2012: 87) keterangan: rxy
= validitas yang dicari
ΣXY = jumlah perkalian skor item X dan Y X
= jumlah skor item X
Y
= jumlah skor item Y
N
= jumlah responden
ΣX2
= jumlah kuadrat skor item X
ΣY2
= jumlah kuadrat skor item Y Nilai rxy dikonsultasikan dengan rtabelproduct
moment
5%. Untuk N = 28 dan taraf signifikan 5% diperoleh r
dengan taraf signifikan
tabel product moment
soal dikatakan valid jika r dilihat pada Tabel 3.1.
hitung
= 0,374. Item
> 0,374. Analisis validitas butir soal uji coba dapat
39
Tabel 3.1 Hasil analisis validitas butir soal uji coba Kriteria Valid
Tidak valid
Nomor soal Jumlah Persentase 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 34 56,7 % 24, 25, 26, 27, 29, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 42, 45, 48, 49, 50, 53, 56, 57, 59 1, 3, 4, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 28, 30, 26 43,3 % 31, 32, 38, 39, 43, 44, 46, 47, 51, 52, 54, 55, 58, 60
*data selengkapnya dimuat pada Lampiran 7
3.6.1.2 Reliabilitas Reliabilitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan rumus KR-20. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
(Suharsimi, 2012: 115) keterangan: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p)
∑pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi tes Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabelproduct
taraf signifikan 5%. Jika harga r11>rtabelproduct bersifat reliabel.
moment
moment
dengan
maka instrumen yang diuji
40
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 = 0,919. Untuk taraf signifikan 5% dan N = 28 diperoleh rtabel = 0,374. Karena r11> rtabel, maka soal tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. 3.6.1.3 Taraf Kesukaran Taraf kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:
(Suharsimi, 2012: 223) keterangan: P
= taraf kesukaran
B
= jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran Interval Kriteria 0,00 P 0,30 Sukar Sedang 0,31 P 0.70 Mudah 0,71 P 1,00 (Suharsimi, 2012: 225) Hasil analisis taraf kesukaran butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil analisis taraf kesukaran butir soal uji coba Kriteria Nomor soal Jumlah Persentase Sukar 17, 18, 25, 27, 35, 37, 39, 41, 42, 44, 45, 58, 60 13 21,7% Sedang 8, 9, 14, 15, 19, 24, 26, 30, 33, 34, 36, 38, 40, 43, 20 33,3% 48, 49, 50, 53, 55, 56, Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 20, 21, 22, 27 45,0% 23, 28, 29, 31, 32, 46, 47, 51, 52, 54, 57, 59 *data selengkapnya dimuat pada Lampiran 7
41
Soal pre-test dan post-test diambil dari soal uji coba yang sudah teruji validitas, reliabilitas,
dan
daya
pembedanya
dengan
perbandingan
kriteria
soal
sukar:sedang:mudah = 1:2:1. 3.6.1.4 Daya Pembeda Daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi, yang dicari dengan rumus:
(Suharsimi, 2012: 228) keterangan: J
= jumlah peserta tes
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Klasifikasi daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Interval Kriteria 0,00 < D 0,20 Jelek Cukup 0,21 D 0,40 Baik 0,41 D 0,70 Sangat baik 0,71 D 1,00 (Suharsimi, 2012: 232) Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5.
42
Tabel 3.5 Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba Kriteria Jelek Cukup Baik
Nomor soal Jumlah Persentase 1, 3, 4, 12, 18, 20, 21, 22, 30, 31, 38, 39, 43, 21 35,0% 44, 46, 47, 52, 54, 55, 58, 60 2, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 19, 23, 28, 23 38,3% 29, 32, 33, 35, 40, 48, 51, 53, 57, 59 8, 9, 16, 24, 25, 26, 27, 34, 36, 37, 41, 42, 16 26,7% 45, 49, 50, 56,
*data selengkapnya dimuat pada Lampiran 7
3.6.1.5 Transformasi Nomor Soal Hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal uji coba, diperoleh 33 butir soal yang baik dan dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil belajar kognitif siswa. Soal yang dipilih dan digunakan sebagai alat ukur hasil belajar yaitu soal yang valid; daya pembedanya berkategori cukup, baik, atau sangat baik; taraf kesukarannya mudah, sedang, atau sukar; dan semua soal tersebut reliabel. Soal yang digunakan sebagai pre-test dan post-test ada 30 butir, yaitu soal nomor 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27, 29, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 42, 45, 48, 50, 53, 56, dan 59. 3.6.2
Analisis Kelayakan LKS Tingkat kelayakan LKS dihitung dengan cara deskriptif persentase
menggunakan rumus sebagai berikut:
keterangan: P
= persentase skor
f
= jumlah skor yang diperoleh
N
= jumlah skor maksimum
43
Kriteria tingkat kelayakan LKS dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kelayakan LKS Interval 21% < P 41% P 61% P 81% P
3.6.3
Kriteria 40% Kurang Layak Cukup Layak 60% Layak 80% Sangat Layak 100% (Millah et al., 2012)
Analisis Keterbacaan LKS Tingkat keterbacaan LKS dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
(Suryadi, 2007) keterangan x
= besarnya tingkat keterbacaan LKS
Kriteria tingkat keterbacaan LKS menggunakan tes klos menurut Rankin dan Culhane yang dikembangkan oleh Suryadi (2007) dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Keterbacaan LKS Interval 0% < x 40% 41% x 60% 61% x 100%
Kriteria Rendah (LKS sukar dipahami) Sedang (LKS telah memenuhi syarat keterbacaan) Tinggi (LKS mudah dipahami)
(Suryadi, 2007) 3.6.4
Analisis Peningkatan Hasil Belajar
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus sebagai berikut :
44
(Sugiyono, 2010 :241) keterangan: 2
= harga Chi-Kuadrat
fo
= frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
fh
= frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian jika
2
hitung
2
tabel
dengan derajat kebebasan dk = k-1
dan taraf signifikansi 5% maka data berdistribusi normal. Uji N-Gain Peningkatan hasil belajar dihitung menggunakan rumus n-gain sebagai berikut:
= (Hake, 1998) keterangan:
= faktor gain
<Spre>
= skor rata-rata tes awal (%)
<Spost>
= skor rata-rata tes akhir (%)
Kriteria peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kriteria faktor gain Interval Kriteria g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah Hake (1998)
45
Uji Signifikansi (Uji t Dua Pihak) Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter, sehingga menggunakan rumus t-test sampel berkorelasi sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010: 274) keterangan: = nilai rata-rata pre-test = nilai rata-rata post-test S1
= simpangan baku pre-test
S2
= simpangan baku post-test
S12
= varians pre-test
S22
= varians post-test
r
= korelasi Kriteria yang digunakan adalah terdapat perbedaan yang signifikan apabila
harga t
hitung
tidak memenuhi -t
tabel
hitung
tabel
dengan derajat kebebasan
untuk tabel distribusi t adalah (n1+ n2 - 2) dan taraf signifikansi ( ) = 5 %. 3.6.5
Analisis Perkembangan Karakter Data lembar observasi karakter siswa dianalisis dengan cara deskriptif
persentase menggunakan rumus sebagai berikut:
46
Klasifikasi persentase karakter siswa dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Klasifikasi Karakter Siswa Interval Kriteria 80 < x 100 Membudaya 60 < x 80 Mulai Berkembang Mulai Terlihat 40 < x 60 Belum Terlihat 20 x 40 (Kemendiknas, 2010c: 53) Uji N-Gain Perkembangan karakter siswa tiap pertemuan dihitung menggunakan rumus ngain sebagai berikut: = Hake (1998) keterangan:
= faktor gain
<Spre>
= skor rata-rata karakter awal (%)
<Spost>
= skor rata-rata karakter akhir (%)
Kriteria perkembangan karakter dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kriteria faktor gain Interval Kriteria g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah Hake (1998)
47
Uji Signifikansi (Uji t Dua Pihak) Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan karakter siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter, sehingga menggunakan rumus t-test sampel berkorelasi sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010: 274) keterangan: = nilai rata-rata pre-test = nilai rata-rata post-test S1
= simpangan baku pre-test
S2
= simpangan baku post-test
S12
= varians pre-test
S22
= varians post-test
r
= korelasi Kriteria yang digunakan adalah terdapat perbedaan yang signifikan apabila
harga t
hitung
tidak memenuhi -t
tabel
hitung
tabel
dengan derajat kebebasan
untuk tabel distribusi t adalah (n1+ n2 - 2) dan taraf signifikansi ( ) = 5 %.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Susunan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan
Karakter pada Materi Kalor LKS ini terdiri dari 65 halaman yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan berisi halaman judul, prakata, daftar isi, petunjuk penggunaan LKS, SK & KD, dan peta konsep. Bagian isi terdiri dari lima unit kegiatan percobaan kalor. Setiap unit terdiri dari komponen: (a) Judul, bertujuan untuk membedakan antara kegiatan satu dengan lainnnya, judul unit adalah: kegiatan 1 (1st activity), kegiatan 2 (2nd activity), kegiatan 3 (3rd activity), kegiatan 4 (4th activity), dan kegiatan 5 (5th activity); (b) Identitas siswa, bertujuan untuk mempermudah administrasi dan guru dalam melakukan penilaian, identitas siswa yang tercantum pada LKS adalah: nama anggota kelompok dan nomor absen, kelas, hari dan tanggal pelaksanaan percobaan; (c) alokasi waktu; (d) tujuan pembelajaran; (d) isi, LKS ini berbasis inkuiri sehingga isinya terdiri dari: merumuskan masalah, membuat hipotesis, alat dan bahan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, analisis data, kesimpulan, dan laporan percobaan. Bagian penutup berisi soal evaluasi, kunci jawaban, dan referensi. Hal ini sesuai pernyataan Prastowo (2012: 101) bahwa LKS setidaknya terdiri dari
judul,
kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, alat dan bahan yang
48
49
diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, pertanyaan, dan laporan yang harus dikerjakan siswa. Halaman judul (cover) LKS menggunakan ilustrasi yang berkaitan dengan materi kalor yakni gambar tokoh James Prescott Joule dan aplikasi perpindahan kalor. Tujuannya adalah untuk menyertai teks judul sehingga memperjelas isi LKS. Desain cover menggunakan perpaduan berbagai warna yang cerah dan dibuat semenarik mungkin. Menurut Anitah (2008: 9), gambar dengan berbagai warna cerah akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian siswa. Cover LKS dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Cover LKS LKS mempunyai ukuran tinggi dan lebar yaitu 29 dan 20,5 cm atau sesuai ukuran A4. Ukuran ini merupakan standar fisik penulisan buku pelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Gardjito (2005). Tipografi penulisan LKS menggunakan jenis huruf Times New Roman 12pt dan Comic Sans MS 12pt. Jenis huruf ini merupakan standar yang banyak digunakan dalam penulisan buku teks pelajaran, dan ukuran huruf yang digunakan sudah sesuai, yakni tidak terlalu kecil
50
maupun terlalu besar. Hal ini sesuai pernyataan Gardjito (2005) bahwa penulisan buku sebaiknya menggunakan jenis huruf yang tidak berlebihan dan tidak termasuk jenis huruf hias. Subjek ujicoba produk LKS adalah siswa SMP RSBI. Oleh karena itu, LKS disajikan dalam dua bahasa (bilingual) yakni Indonesia dan Inggris. Tujuannya adalah untuk menguatkan kompetensi siswa dalam penggunaan bahasa tanah air dan asing, sehingga didapatkan kesejajaran mutu pendidikan, baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Materi LKS ditujukan untuk pembelajaran sains sehingga isinya terdiri dari unsur fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Unsur fakta ditunjukkan pada halaman 1 yakni penjelasan singkat mengenai peristiwa pemanasan global di kutub selatan. Sedangkan konsep dapat dilihat pada halaman 4 yaitu pertanyaan mengenai pengertian kalor. Unsur prinsip dapat dilihat pada pertanyaan di halaman 13 yakni semakin besar massa benda, maka semakin besar jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda. Prosedur merupakan unsur utama pada LKS. Hal ini karena produk yang dihasilkan berupa LKS berbasis inkuri sehingga banyak berisi prosedur atau langkah percobaan. Sebagaimana pernyataan BSNP (2006a:149) bahwa isi materi sains merupakan kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Penyajian prosedur percobaan pada LKS sesuai dengan strategi inkuiri yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mencari dan menyelidiki materi yang dipelajari. Strategi inkuiri pada LKS dimunculkan dengan memberikan permasalahan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Alat dan
51
bahan juga disediakan agar siswa dapat menggunakannya sebagai media untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh perlu diinterpretasikan dalam suatu tabel. Oleh karena itu, LKS menyediakan tabel pengamatan yang sudah dilengkapi keterangan variabel-variabel sesuai percobaan yang dilakukan. LKS ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang memancing kemampuan berpikir kritis dan logis sehingga siswa dapat mengembangkan hipotesisnya menggunakan data percobaan yang diperoleh dan pada akhirnya didapatkan suatu kesimpulan untuk dipresentasikan di depan kelas. Strategi inkuiri yang diterapkan pada LKS sesuai dengan langkah inkuri untuk jenjang kelas 5-8 menurut NRC et al. (2000) yaitu merumuskan masalah, merancang dan melakukan percobaan, menggunakan alat dan teknik yang sesuai untuk mengumpulkan dan mengintepretasikan data, mengembangkan
hipotesis
berdasarkan
data
percobaan,
membuat
dan
mengkomunikasikan hasil kesimpulan. LKS banyak berisi ilustrasi. Tujuannya adalah untuk memudahkan siswa memahami prosedur atau langkah percobaan. Berdasarkan penelitian Cook (2008), ilustrasi dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh pemahaman proses ataupun prosedur, dan disertai penjelasan berupa tulisan untuk menyempurnakannya. Ilustrasi yang ada pada LKS berupa tabel, diagram, grafik, foto, gambar, rumus, dan skema percobaan. LKS yang dikembangkan terintegrasi nilai karakter disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Upaya perwujudan karakter disiplin pada LKS antara lain: pembatasan waktu percobaan, penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur, instruksi melakukan diskusi dengan tertib, pembuatan laporan percobaan sesuai sistematika
52
penulisan, dan pengumpulan laporan percobaan pada waktu yang ditetapkan. Hal ini sesuai indikator ketercapaian karakter disiplin menurut Kemendiknas (2010a: 41) untuk siswa kelas 7-9 SMP yaitu tertib dalam melaksanakan tugas sekolah, menaati aturan berbicara dalam diskusi kelas, dan tertib dalam menerapkan aturan penulisan karya tulis. Contoh integrasi karakter disiplin pada LKS disajikan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Contoh integrasi nilai karakter disiplin pada LKS Karakter jujur dimunculkan melalui kegiatan mencatat data percobaan apa adanya, pengerjaan laporan percobaan tanpa mencontek teman, dan melatih kejujuran siswa untuk mengerjakan soal evaluasi tanpa melihat kunci jawaban. Hal ini sesuai indikator ketercapaian karakter jujur menurut Kemendiknas (2010a: 40) untuk siswa kelas 7-9 SMP yaitu tidak menyontek ataupun menjadi plagiat
53
dalam mengerjakan tugas. Contoh integrasi karakter jujur pada LKS disajikan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Contoh integrasi nilai karakter jujur pada LKS Karakter rasa ingin tahu diwujudkan melalui kegiatan percobaan yang memancing pertanyaan dan keingintahuan siswa. LKS juga menyajikan tantangan berupa pertanyaan kritis tentang gejala alam di lingkungan sekitar yang masih berhubungan dengan materi kalor, terdapat pula tantangan mencari informasi dari situs internet tertentu yang dirujukkan pada LKS. Hal ini sesuai indikator ketercapaian karakter rasa ingin tahu menurut Kemendiknas (2010a: 42) untuk siswa kelas 7-9 SMP yaitu bertanya tentang materi pelajaran dan gejala alam yang terjadi, dan bertanya tentang sesuatu yang dilihat ataupun didengar dari media. Contoh integrasi karakter rasa ingin tahu pada LKS disajikan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Contoh integrasi nilai karakter rasa ingin tahu pada LKS
54
Bagian penutup LKS berisi soal evaluasi yang terdiri dari 30 pertanyaan berbentuk pilihan ganda . Soal ini untuk mengukur pemahaman siswa pada materi kalor setelah menggunakan LKS. Kunci jawaban disediakan agar siswa dapat mencocokkan jawabannya dengan kunci yang tersedia. Penulisan kunci jawaban menggunakan jenis huruf Times New Roman 9pt. Hal ini sesuai pernyataan Depdiknas (2008:16) bahwa tipografi penulisan kunci jawaban sebaiknya menggunakan huruf yang lebih kecil dari ukuran pada umumnya.
4.2
Kelayakan LKS Data kelayakan LKS diperoleh saat uji coba skala terbatas pada guru
Fisika SMP RSBI, menggunakan lembar angket kelayakan. Lembar angket kelayakan terdiri dari tiga aspek, yaitu isi (didaktik), bahasa (konstruksi), dan penyajian (teknis). Hasil uji kelayakan disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kelayakan LKS No Aspek 1 Isi (didaktik) 2 Bahasa (konstruksi) 3 Penyajian (teknis) Rata-rata skor
Skor (%) 82,64 81,56 82,99 82,48
Kriteria Sangat Layak Sangat Layak Sangat Layak Sangat Layak
Tabel 4.1 menunjukkan persentase kelayakan isi, bahasa, dan penyajian sebesar 82,64%, 81,56%, dan 82,99%. Ketiga aspek tersebut menunjukkan kriteria sangat layak. Analisis rata-rata kelayakan diperoleh skor 82,48%. Perolehan ini menunjukkan bahwa LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor termasuk dalam kriteria sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran siswa.
55
4.2.1 Aspek Isi (Didaktik) Aspek isi (didaktik) terdiri dari unsur kesesuaian materi dengan SK dan KD, penerapan strategi inkuri, dan pengintegrasian nilai karakter pada LKS. Hasil
skor (%)
analisis unsur kelayakan isi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
81,25%
kesesuaian materi dengan SK dan KD
84,38%
82,81%
penerapan pengintegrasian strategi inkuiri nilai karakter
Gambar 4.5 Hasil analisis unsur kelayakan isi (didaktik) Aspek isi memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan penyajian materi LKS disesuaikan dengan SK dan KD mata pelajaran IPA (sains) untuk siswa kelas VII SMP. Penyajian materi LKS juga memperhatikan prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan sebagaimana dianjurkan oleh Depdiknas (2006:6). Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan dengan pencapaian SK dan KD. Sebagai contoh, kompetensi yang diharapkan pada unit kegiatan 1 (1st activity) adalah siswa dapat menyelidiki pengaruh kalor terhadap suatu zat, maka materi LKS yang disajikan berupa percobaan pengaruh kalor terhadap suatu zat. Prinsip konsistensi atau keajegan artinya materi pembelajaran secara konsisten merujuk pada kompetensi-kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. LKS ini disusun berdasarkan Kompetensi Dasar 8.4 yaitu
56
Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, materi yang tertera pada LKS secara konsisten berisi tentang pengertian kalor, pengaruhnya terhadap suatu zat, cara perpindahannya, sampai aplikasinya pada kehidupan sehari-hari. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya memadai yakni tidak terlalu sedikit maupun terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga untuk mempelajarinya. Materi LKS diperoleh dari rujukan buku paket SMP yang sudah teruji validitas dan kredibilitasnya, jadi disimpulkan bahwa materi ini sudah memenuhi prinsip kecukupan. Unsur penerapan strategi inkuiri memperoleh skor yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan LKS sudah menerapkan langkah inkuiri dalam menemukan konsep. Pada setiap unit kegiatan, siswa dituntun untuk melakukan kerja ilmiah seperti merumuskan masalah, membuat hipotesis, menggunakan alat dan teknik yang sesuai untuk mengumpulkan data, mengembangkan hipotesis berdasarkan data percobaan, membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan. Hal ini sesuai pernyataan Wenning (2005) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri memberikan pengalaman bekerja ilmiah kepada siswa. Unsur pengintegrasian nilai karakter memperoleh skor yang cukup tinggi. Hal ini karena pengintegrasian pendidikan karakter pada LKS memungkinkan siswa mengalami tiga tahap pembentukan karakter. Menurut Kemendiknas
57
(2010b: 11), tahapan tersebut adalah moral knowing, feeling, dan action. Tahap moral knowing ditunjukkan melalui penjelasan singkat mengenai integrasi pendidikan karakter di bagian pendahuluan LKS. Moral feeling dan action ditunjukkan dari penerapan pendidikan karakter di semua unit kegiatan LKS, sehingga siswa dapat melakukan aksi pengembangan karakter secara berulangulang. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat membangun kecintaan berperilaku baik sebagaimana yang diajarkan dan akhirnya menjadi sesuatu yang membudaya. 4.2.2 Aspek Bahasa (Konstruksi) Aspek bahasa (konstruksi) terdiri dari unsur kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, kesesuaian aturan penulisan, dan kesesuaian penggunaan bahasa asing. Hasil analisis unsur tersebut disajikan pada Gambar
skor (%)
4.6. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
82,81%
81,25%
kesesuian bahasa kesesuaian aturan dengan tingkat penulisan kemampuan siswa
81,25%
kesesuaian penggunaan bahasa asing
Gambar 4.6 Hasil analisis unsur kelayakan bahasa (konstruksi) Aspek bahasa memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP, mudah dipahami, dan memiliki struktur kalimat yang jelas. Penyusunan materi
58
juga memperhatikan aturan penulisan yakni ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Hal ini sesuai penelitian Suryadi (2007) bahwa bahasa merupakan faktor yang penting dalam pengembangan media atau bahan ajar. Materi LKS tersaji dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris. Materi dalam bahasa Indonesia diterjemahkan ke bahasa Inggris menggunakan metode word for word translation yaitu menerjemahkan kata per kata secara langsung. Hal ini sesuai pernyataan Hartono (2013:13) bahwa metode word for word translation digunakan agar hasil terjemahan dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca pemula seperti siswa SMP karena susunan kata dalam kalimat terjemahan sama persis dengan susunan kata dalam bahasa sumber. 4.2.3 Aspek Penyajian (Teknis) Aspek penyajian (teknis) terdiri dari unsur teknik penyajian dan pendukung penyajian materi. Hasil analisis kedua unsur tersebut dapat dilihat
skor (%)
pada Gambar 4.7. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
83,33%
teknik penyajian
82,29%
pendukung penyajian materi
Gambar 4.7 Hasil analisis tiap unsur kelayakan penyajian (teknis)
59
Aspek penyajian memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan teknis penyajian LKS sudah baik. Materi disajikan secara runtut dari konsep umum pengertian kalor sampai konsep yang lebih khusus yaitu aplikasi kalor dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai pernyataan Belawati (2003) bahwa materi dipaparkan secara logis mulai dari sesuatu yang umum ke khusus dan sebaliknya, atau dari sesuatu yang inti ke pendukung, sehingga siswa mudah mengikuti pemaparan dan dapat mengaitkannya dengan informasi sebelumnya. Materi juga disajikan secara sistematis yaitu mulai dari pendahuluan, isi, dan penutup. Penyajian LKS menggunakan komposisi ukuran dan jenis huruf yang tepat. Penulisan judul kegiatan menggunakan huruf cetak tebal ukuran 14pt, sedangkan isi LKS menggunakan jenis dan ukuran huruf yang lebih kecil yakni Times New Roman 12pt dan Comic Sans MS 12pt. Gambar yang disajikan pada LKS juga disesuaikan dengan substansi yang ingin dicapai sehingga pesan tersampaikan secara efektif. Proporsi antara tulisan dan gambar sudah seimbang artinya gambar tidak terlalu kecil maupun besar. Gambar terlalu kecil dapat menyulitkan pembaca saat menganalisanya, dan gambar yang besar dapat menyerap perhatian terlalu banyak, sehingga siswa tidak fokus pada tulisan. LKS dilengkapi pendukung penyajian materi, yakni pendahuluan memuat fakta tentang gejala alam yang masih berkaitan dengan kalor. Menurut Zion & Sadeh (2007), fenomena alam yang menarik dapat memprovokasi kemampuan berpikir dan merangsang rasa ingin tahu siswa. Selain itu, LKS juga menggunakan buku rujukan terkini yang sesuai dengan kemampuan siswa; dan
60
terdapat pemanfaatan media lain berupa jaringan internet untuk mendukung informasi pada LKS.
4.3
Keterbacaan LKS Tingkat keterbacaan LKS diukur menggunakan tes klos (tes rumpang). Tes
klos berupa bacaan yang telah dihilangkan beberapa bagian kata sehingga menjadi rumpang. Pengisian bagian yang rumpang dapat memunculkan aktivitas membaca secara alamiah dan normal yang disebut keterbacaan. Hasil analisis data diperoleh skor keterbacaan sebesar 82,44%. Berdasarkan kriteria keterbacaan Rankin dan Culhane maka LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter termasuk dalam kategori mudah dipahami oleh siswa. Skor keterbacaan (readability) cukup tinggi karena penyajian materi LKS menggunakan bahasa yang sesuai kemampuan siswa SMP, mudah dipahami, dan memiliki struktur kalimat yang jelas. Selain itu, penulisan materi LKS juga menggunakan jenis dan ukuran huruf yang disesuaikan aturan tipografi. Hal ini sesuai penelitian Suryadi (2007) bahwa tingkat keterbacaan dipengaruhi faktor bahasa dan rupa. Faktor bahasa menyangkut pilihan kata, susunan kalimat, dan unsur tata bahasa yang lain. Faktor rupa menyangkut tata huruf (tipografi) yang mencakupi jenis dan ukuran huruf, kerapatan baris, dan unsur tata rupa lain.
4.4
Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif didapatkan melalui tes tertulis. Tes tertulis
dilaksanakan sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter. Hasil belajar kognitif dianalisis menggunakan uji n-gain dan uji-t.
61
Rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa adalah 43,40 dan 76,70. Berdasarkan analisis data menggunakan uji n-gain diperoleh peningkatan hasil belajar kognitif sebesar 0,59 dengan kategori peningkatan sedang. Perbandingan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter disajikan pada Gambar 4.8. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
97 76.7 60 50
43.4
27
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi pre-test
Nilai Rata-Rata
post-test
Gambar 4.8 Perbandingan hasil belajar kognitif pre-test dan post-test Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t diperoleh thitung = -74,46 harga ttabel untuk α=5% dan dk=n1+n2–2=60-2=58 adalah 2,01. Karena harga thitung tidak memenuhi -ttabel < thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test. Peningkatan hasil belajar kogntitif yang signifikan ini menunjukkan bahwa LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai penelitian Yildirim et al. (2011) bahwa siswa kelas eksperimen berbantuan LKS berbasis inkuiri memiliki hasil belajar signifikan antara pre-test dan post-test dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
62
Peningkatan hasil belajar dikarenakan siswa melakukan pembelajaran menggunakan LKS yang didesain berdasarkan strategi inkuiri. Alur inkuiri pada LKS memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari sehingga lebih mudah ingat dan hasil belajar meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yulianti & Wiyanto (2009: 1-3) bahwa siswa akan lebih mudah menerima pelajaran jika materi disampaikan melalui pengalaman langsung karena lebih mudah ingat dan bermakna.
4.5
Perkembangan Karakter Siswa
4.5.1 Hasil Penelitian Data perkembangan karakter diperoleh saat observasi pada pertemuan ke1, 3, dan 5. Tujuannya adalah untuk dapat melihat jelasnya perubahan karakter siswa. Hasil analisis karakter siswa secara keseluruhan dirangkum pada Tabel 4.2. Perkembangan karakter siswa tiap indikator dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.2 Hasil analisis karakter pada setiap pertemuan Pertemuan Pertama Ketiga Kelima
Skor 54,33 63,17 72,00
Kriteria Mulai terlihat Mulai berkembang Mulai berkembang
63
Tabel 4.3 Hasil analisis karakter setiap indikator No
Indikator
Disiplin 1 Menghadiri kelas tepat waktu 2 Menaati aturan berbicara dalam diskusi 3 Mengikuti aturan penulisan laporan percobaan Mengumpul-kan 4 laporan tepat waktu Jujur 5 Tidak mencontek tugas teman 6 Tidak memanipulasi data percobaan Rasa Ingin Tahu 7 Bertanya tentang materi pelajaran 8 Bertanya tentang informasi dari media
Pertemuan ke-1 Skor Kriteria
Pertemuan ke-3 Skor Kriteria
Pertemuan ke-5 Skor Kriteria
69,3
Mulai berkembang
74,7
Mulai berkembang
81,3
Membudaya
38,7
Belum terlihat
60,0
Mulai terlihat
73,3
Mulai berkembang
77,3
Mulai berkembang
81,3
Membudaya
89,3
Membudaya
60,0
Mulai terlihat
73,3
Mulai berkembang
80,0
Mulai berkembang
38,7
Belum terlihat
44,0
Mulai terlihat
52,0
Mulai terlihat
78,7
Mulai berkembang
82,7
Membudaya
93,3
Membudaya
41,3
Mulai terlihat
53,3
Mulai terlihat
64,00
Mulai berkembang
30,7
Belum terlihat
36,0
Belum terlihat
42,77
Mulai terlihat
Besarnya perkembangan karakter siswa dianalisis menggunakan uji n-gain. Hasil analisis uji n-gain pertemuan ke-1 dan 3 dapat dilihat pada Tabel 4.4, pertemuan ke-3 dan 5 pada Tabel 4.5, pertemuan ke-1 dan 5 pada Tabel 4.6. Tabel 4.4 Hasil Uji n-gain karakter pertemuan ke-1 dan 3 Nilai Karakter
Disiplin Jujur Rasa Ingin Tahu Rata-rata kelas
Nilai Pertemuan ke-1 61,33 58,67 36,00 52,00
Nilai Pertemuan ke-3 72,33 63,33 44,67 60,11
Faktor Gain 0,28 0,11 0,14 0,17
Keterangan
Rendah Rendah Rendah Rendah
64
Tabel 4.5 Hasil Uji n-gain karakter pertemuan ke-3 dan 5 Nilai Karakter
Disiplin Jujur Rasa Ingin Tahu Rata-rata kelas
Nilai Pertemuan ke-3 72,33 63,33 44,67 60,78
Nilai Pertemuan ke-5 81,00 72,67 53,33 69,00
Faktor Gain 0,31 0,25 0,16 0,21
Keterangan
Sedang Rendah Rendah Rendah
Tabel 4.6 Hasil Uji n-gain karakter pertemuan ke-1 dan 5 Nilai Karakter
Disiplin Jujur Rasa Ingin Tahu Rata-rata kelas
Nilai Pertemuan ke-1 61,33 58,67 36,00 52,00
Nilai Pertemuan ke-5 81,00 72,67 53,33 69,00
Faktor Gain 0,51 0,34 0,27 0,35
Keterangan
Sedang Sedang Rendah Sedang
Hasil perbandingan rata-rata perkembangan karakter disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu dari pertemuan ke-1, 3, dan 5 ditunjukkan pada Gambar 4.9. 100 90 skor (%)
80 70 60
pertemuan ke-1
50
pertemuan ke-3
40
pertemuan ke-5
30 20 Disiplin
Jujur
Rasa Ingin Tahu
Gambar 4.9 Perbandingan karakter siswa dari pertemuan ke-1, 3, dan 5
65
Uji-t digunakan untuk mengetahui signifikansi perkembangan karakter siswa setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor. Hasil analisis uji-t perkembangan karakter disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Uji-t Perkembangan Karakter Siswa Kondisi Karakter awal
Rata-rata 52,00
S2 128,43
dk 58
Karakter akhir
69,00
161,03
thitung -33,53
ttabel
Kriteria
2,01
Terdapat perbedaan yang signifikan apabila t hitung tidak memenuhi -ttabel < thitung < ttabel
4.5.2 Pembahasan Berdasarkan analisis yang dijabarkan pada hasil penelitian, terlihat bahwa karakter siswa mengalami perkembangan setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa pada pertemuan ke-1 karakter siswa berada pada kategori mulai terlihat, pertemuan ke-3 karakter siswa mulai berkembang, dan pertemuan ke-5 karakter siswa masih dalam kategori mulai berkembang namun dengan skor yang lebih tinggi dari pertemuan sebelumnya. Adapun perkembangan karakter disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu tiap indikator ditunjukkan pada Tabel 4.3. 4.5.2.1 Disiplin Perkembangan karakter disiplin diukur berdasarkan 4 indikator, yaitu (1) menghadiri kelas tepat waktu, (2) menaati aturan berbicara dalam diskusi kelas, (3) mengikuti aturan penulisan laporan percobaan, dan (4) mengumpulkan laporan percobaan tepat waktu. Hasil analisis keempat indikator karakter disiplin setelah diterapkan pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pada pertemuan pertama,
66
indikator menghadiri kelas tepat waktu berada dalam kategori mulai berkembang, pertemuan selanjutnya mengalami perkembangan hingga mencapai kategori membudaya. Ini berarti bahwa siswa sudah terbiasa masuk kelas tepat waktu. Meskipun saat pembelajaran siswa harus berpindah dari ruang kelas menuju laboratorium, namun mereka tidak datang terlambat. Pada akhir pertemuan, perilaku yang dinyatakan dalam indikator ini dapat membudaya dengan mudah. Indikator menaati aturan berbicara dalam diskusi kelas awalnya menunjukkan kategori belum terlihat, pertemuan selanjutnya indikator ini mengalami
perkembangan
menjadi
mulai
terlihat
dan
akhirnya
mulai
berkembang. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa mendengarkan dan memperhatikan temannya yang sedang menyampaikan diskusi. Siswa cenderung berbicara sendiri dan tidak menaati aturan diskusi yang ditetapkan yakni tidak boleh menyela maupun menyalahkan, dan tetap mendengarkan hasil diskusi yang disampaikan sampai selesai. Namun demikian, pada pertemuan selanjutnya siswa mulai terarahkan untuk menaati aturan diskusi dan mencapai tahap mulai berkembang. Indikator mengikuti aturan penulisan laporan percobaan berada pada kategori mulai berkembang dan mengalami perkembangan hingga menjadi membudaya. Artinya, sejak awal siswa telah terbiasa menulis laporan percobaan sesuai sistematika yang ditetapkan. Hanya ada sedikit siswa yang menyalahi aturan penulisan. Pada akhir pertemuan, hampir semua siswa telah mencapai indikator ini dengan sangat baik.
67
Indikator mengumpulkan laporan percobaan tepat waktu berada pada kategori mulai terlihat. Artinya, kebanyakan siswa masih sering terlambat mengumpulkan laporan. Pertemuan selanjutnya indikator ini mengalami perkembangan namun belum membudaya karena masih terdapat beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan laporan. Besarnya perkembangan karakter disiplin siswa tiap pertemuan dihitung menggunakan uji n-gain. Hasil analisis uji n-gain pertemuan ke-1 dan 3 menunjukkan peningkatan kategori rendah seperti tersaji pada Tabel 4.4. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan media pembelajaran yang terintegrasi nilai karakter. Perolehan gain karakter disiplin pertemuan ke-3 dan 5 lebih besar daripada sebelumnya karena siswa sudah mulai sadar dan terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan. Hal ini sesuai dengan Bear & Duquette (2008) bahwa kedisiplinan merupakan tanggung jawab moral yang tercipta dari kesadaran dan kemauannya sendiri bukan semata-mata karena takut hukuman atau untuk mendapatkan penghargaan eksternal. Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada Gambar 4.7 terlihat bahwa terdapat perbedaan skor karakter disiplin saat pertemuaan ke-1, 3, dan 5. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi karakter dapat mengembangkan karakter disiplin siswa. Sebagaimana dijelaskan Nucci & Narvaez (2011) bahwa buku dapat difungsikan sebagai sumber daya yang berharga untuk upaya pengembangan moral dan pendidikan karakter.
68
4.5.2.2 Jujur Karakter jujur diukur berdasarkan 2 indikator yaitu: (1) tidak mencontek tugas teman, (2) tidak memanipulasi data percobaan. Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa indikator tidak mencontek tugas teman berada pada kategori belum terlihat. Hal ini karena banyak siswa yang masih mencontek saat evaluasi dan menjadi plagiat laporan percobaan temannya. Pertemuan selanjutnya kejujuran siswa sudah mulai terlihat. Jumlah siswa yang tidak jujur dalam pengerjaan tugas maupun laporan semakin berkurang. Indikator tidak memanipulasi data percobaan memperoleh kategori mulai berkembang seperti ditunjukkan pada Tabel 4.3. Pertemuan selanjutnya, indikator ini meningkat menjadi membudaya. Artinya, sejak awal siswa sudah memperlihatkan kejujuran dalam penulisan data, sehingga pada pertemuan selanjutnya perilaku siswa menuliskan data percobaan apa adanya telah membudaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sewell & College (2003) bahwa penanaman karakter dapat diintegrasikan pada pembelajaran hingga menjadi kultur dan budaya di lingkungan sekolah. Perolehan uji n-gain yang disajikan pada Tabel 4.4 pada pertemuan ke-1 dan 3 menunjukkan skor 0,11 dengan kategori perkembangan rendah. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa tidak jujur dalam pengerjaan tugas maupun evaluasi, sehingga untuk mengubah kebiasaan ini tidaklah mudah. Tabel 4.5 menyajikan perolehan gain pertemuan ke-3 dan 5 yaitu skor perkembangan karakter meningkat menjadi 0,25 namun masih dalam kategori rendah. Artinya, siswa mulai mempunyai kesadaran bahwa jujur adalah perilaku yang baik dan perlu
69
diterapkan melalui tindakan nyata berupa tidak menyontek ataupun memplagiat tugas teman. Hal ini sesuai Kemendiknas (2010b:11) bahwa tahap pengembangan karakter adalah mengetahui hakikat dan alasan berperilaku baik (moral knowing), membangun kecintaan berperilaku baik (moral feeling), dan mewujudkannya dalam tindakan nyata (moral action). 4.5.2.3 Rasa Ingin Tahu Aspek rasa ingin tahu diukur berdasarkan 2 indikator yaitu: (1) bertanya tentang materi pelajaran, (2) bertanya tentang informasi yang didengar maupun dilihat dari media. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa indikator bertanya tentang materi pelajaran mulanya berada pada kategori mulai terlihat. Hal ini dikarenakan hanya ada sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan, kebanyakan siswa lain masih malu untuk bertanya. Pertemuan selanjutnya indikator ini meningkat hingga mencapai tahap mulai berkembang. Beberapa siswa sudah mulai berani mengajukan pertanyaan karena terdorong rasa penasaran saat melakukan penyelidikan. Hal ini sesuai pernyataan Brickman (2009) bahwa kegiatan penyelidikan dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk bertanya. Selain itu, LKS juga menyajikan kasus fenomena alam yang dikaitkan dengan konsep kalor sehingga memancing keingintahuan siswa untuk bertanya. Hal ini sesuai pendapat Zion & Sadeh (2007) bahwa fenomena alam yang menarik dapat memprovokasi kemampuan berpikir dan merangsang rasa ingin tahu siswa. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama indikator bertanya tentang informasi yang didengar maupun dilihat dari media masuk dalam kategori
70
belum terlihat. Hal ini dikarenakan hampir tidak ada siswa yang bertanya mengenai informasi yang didengarnya dari media. Kemungkinan besar adalah siswa jarang memperhatikan isu maupun informasi yang ditayangkan media. Pertemuan selanjutnya, indikator ini mulai terlihat namun masih belum mencapai tahap berkembang. Artinya, siswa memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. Siswa menunjukkan adanya ketertarikan mengenai informasi penerapan konsep kalor dalam kehidupan sehari-hari dari situs-situs internet tertentu yang dirujukkan pada LKS. Perolehan uji n-gain yang tersaji pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terdapat perkembangan karakter rasa ingin tahu sebesar 0,27 dengan kategori rendah, pada pertemuan awal dan akhir setelah menggunakan LKS. Hal ini membuktikan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Sebagaimana penelitian Zion & Sadeh (2007) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat mendorong siswa untuk mengekspresikan keingintahuan mereka melalui kegiatan penyelidikan ilmiah. Kemendiknas (2010a: 20) juga menjelaskan bahwa prinsip pengembangan karakter adalah menggunakan pendekatan proses pembelajaran secara aktif dan berpusat pada siswa, seperti halnya inkuiri. LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan karakter siswa. Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t diperoleh thitung = -33,53 harga ttabel untuk α=5% dan dk=n1+n2–2=60-2=58 adalah 2,01. Karena harga thitung tidak memenuhi -ttabel < thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan rata-
71
rata karakter siswa setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter. Hal ini berarti bahwa produk LKS terbukti efektif mengembangkan karakter siswa. Menurut Kemendiknas (2010a: 24), perilaku yang dikembangkan dalam indikator budaya dan karakter bersifat progresif. Artinya, perilaku tersebut tidak langsung berubah sesuai yang diharapkan namun berkembang seiring berjalannya waktu dan semakin kompleks antara satu jenjang kelas ke jenjang kelas di atasnya. Oleh karena itu, perlu adanya intergrasi pendidikan karakter secara berkelanjutan untuk materi selanjutnya dan mata pelajaran lainnya. Pendidikan
karakter
yang
diterapkan
secara
terus-menerus
dan
berkelanjutan pada proses pembelajaran akan berdampak positif pada prestasi belajar siswa. Sebagaimana penelitian Benninga (2003) terhadap 681 Sekolah Dasar di California bahwa sekolah dengan tingkat penerapaan pendidikan karakter yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik lebih baik dibandingkan sekolah lain yang kurang atau tidak menerapkan pendidikan karakter. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya hasil belajar afektif berupa karakter dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan (1)
LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor terdiri dari 65 halaman yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan berisi halaman judul, prakata, daftar isi, petunjuk penggunaan LKS, SK & KD, dan peta konsep. Bagian isi terdiri dari lima unit kegiatan percobaan kalor. Setiap unit terdiri dari komponen: (a) judul unit kegiatan, (b) identitas siswa, (c) alokasi waktu; (d) tujuan pembelajaran; (d) isi, LKS ini berbasis inkuiri sehingga isinya terdiri dari: merumuskan masalah, membuat hipotesis, alat dan bahan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, analisis data, kesimpulan, dan laporan percobaan. Bagian penutup berisi soal evaluasi, kunci jawaban, dan referensi. Integrasi pendidikan karakter diwujudkan melalui petunjuk kerja yang ada pada LKS.
(2)
LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor termasuk dalam kriteria sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran siswa menurut guru Fisika SMP RSBI.
(3)
Tingkat keterbacaan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor termasuk dalam kategori mudah dipahami oleh siswa.
72
73
(4)
Penggunaan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kalor. Peningkatan hasil belajar berada pada kategori sedang.
(5)
Penggunaan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat mengembangkan karakter siswa. Karakter siswa berada pada kategori mulai berkembang.
5.2 Saran (1)
Pada penelitian ini, karakter siswa belum memperoleh kategori membudaya untuk semua indikator, sehingga perlu adanya penerapan media LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter secara berkelanjutan untuk materi berikutnya.
(2)
Indikator tidak mencontek tugas teman dan bertanya tentang informasi yang didengar dari media berada pada skor terendah. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya diharapkan lebih menekankan pada pengembangan dua indikator ini.
DAFTAR PUSTAKA Amri, S. & I. K. Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustaka. Anitah, S. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press. Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bear, G. G. & J. F. Duquette. 2008. Fostering Self-Discipline, A Primary Goal of Education, Helps Students Exhibit Good Behavior In and Out of School. Online. Tersedia di http://www.nasponline.org/resources/principals/ [diakses 23-7-2013] Belawati, T. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Benninga, J. S. 2003. The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achievement in Elementary Schools. Journal of Research in Character Education. 1(1): 19-32. Brickman, P. 2009. Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning. 3(2): 1(22). Tersedia di http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl [diakses 11-3-1013]. BSNP. 2006a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTS. Jakarta: BSNP. BSNP. 2006b. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Cook, M. 2008. Students’Comprehension of Science Concepts Depicted in Textbook Illustrations. Electronic Journal of Science Education. 12(1): 2-14. Tersedia di http://ejse.southwesternedu/ [diakses 24-7-2013] Darmodjo, H. & J. R. E. Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2003. Pendekatan Pendidikan Dasar.
Kontekstual.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
________. 2006. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. ________. 2008. Model Bahan Ajar Paket A – Tingkatan I. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
74
75
________. 2009. Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Jakarta: Depdiknas. Efendi, R. 2010. Kemampuan Fisika Siswa Indonesia dalam TIMSS (Trend of International on Mathematics and Science Study). Prosiding Seminar Nasional Fisika. Bandung: UPI. Gardjito. 2005. Pedoman Standarisasi Fisik Buku Pelajaran. Jakarta: Depdiknas. Hake, R. R. 1998. Interactive-Engagement vs Traditional Methods: A SixThousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal of Physics. 66(1): 64-74. Tersedia di http://www.physics.indiana.edu/ [diakses 15-8-2013]. Halliday, D., R. Resnick., & J. Walker. 2008. Fundamentals of Physics (8th ed.). New York: John Wiley & Sons. Halstead, J. M. & M. J. Taylor. 2000. Learning and Teaching about Values: A Review of Recent Research. Cambridge Journal of Education. 30(2): 169-202. Hartono, R. 2013. Teori Penerjemahan (A Handbook for Translators) (edisi revisi). Semarang: CV Cipta Prima Nusantara. Johnstone, A. H. & A. Shauaili. 2001 . Learning in the Laboratory : Some Thoughts from the Literature. The Royal Society of Chemistry. 5: 42-50. Kemendiknas. 2010a. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Kemendiknas. 2010b. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Kemendiknas. 2010c. Petunjuk Teknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA. Jakarta : Ditjen Manjemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA). Martin, M. O., I. V. S. Mullis., P. Foy., & G. M. Stanco. 2011. TIMSS 2011 International Results in Science. Massachusetts: TIMSS & PIRLS International Study Center. Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bandung: BPMIGAS dan Energi. Millah, E. S., L.S. Budipramana, & Isnawati. 2012. Pengembangan Buku Ajar Materi Bioteknologi di Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya Berorientasi
76
Sains, Teknologi, Lingkungan, dan Masyarakat (SETS). Electronic Journal Bioedu. 1(1): 23. Mustari, M. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. NRC, CESTEM, & NSES. 2000. Inquiry and the National Science Education Standards. Washington DC: National Academy Press. Tersedia di http://www.nap.edu/ [diakses 30-6-2013]. NSTA. 2004. Position statement on scientific inquiry. Online. Tersedia di www.nsta.org/about/positions/inquiry.aspx/ [diakses 1-31-2013]. Nucci, L. P. & D. Narvaez. (eds). 2011. Handbook of Moral and Character Education. International Journal of Instruction. 4(2): 212-214. Tersedia di http://www.e-iji.net/ [diakses 4-19-2012]. Prastowo, A. 2012. Pengembangan Sumber Belajar. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sewell, D.T. & A. B. College. 2003. Teachers’ Attitudes Toward Character Education and Inclusion in Family and Consumer Sciences Education Curriculum. Jounal of Family and Consumer Science Education. 21(1): 11-17. Tersedia di http://www.natefacs.org/JFCSE/v21no1/v21no1.pdf [diakses 12-2-2013]. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Suharsimi, A. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (2nd ed.). Jakarta: Bumi Aksara. Sunyono. 2008. Development of Student Worksheet Base on Environment to Sains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I. Proceeding of the Second International Seminar of Science Education. Bandung: UPI. Suryadi, A. 2007. Tingkat Keterbacaan Wacana Sains dengan Teknik Klos. Jurnal Sosioteknologi. 10(6): 196-200. Tipler, P. A. & G. Mosca. 2004. Physics for Scientists and Engineers (5th ed.). New York: W.H. Freeman and Company. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.
77
Uno, H. B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wenning, C. J. 2005. Implementing Inquiry-Based Instruction in the Science Classroom: A New Model for Solving the Improvement of Practice Problem. Journal of Physics Teacher Education Online. 2(4): 9-15. Tersedia di http://www.phy.ilstu.edu/jpteo/ [diakses 27-5-2012]. Yildirim, N., Kurt, S., & A. Ayas. 2011. The Effect of The Worksheet on Student’s Achievement in Chemical Equilibrium. Journal of Turkish Science Education. 8(3): 44-58. Tersedia di http://www.tused.org/ [diakses 18-6-2012]. Yulianti, D. & Wiyanto. 2009. Perancangan Pembelajaran Inovatif Prodi Pendidikan Fisika. Semarang: LP2M Unnes. Zion, M. & I. Sadeh. 2007. Curiosity and Open Inquiry Learning. Jounal of Biology Education. 41(4): 162-168. Tersedia di http://www.iob.org// [diakses 28-6-2012]
78
Lampiran 1
DAFTAR REVIEWER KELAYAKAN LKS (GURU FISIKA SMP RSBI) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Reviewer Zaenal Arifin, S.Pd Wahyuningsih, S.Pd Muji Listyawati, M.Pd Dra. Dyah Purwaningrum Yustin Mediasari, S.Pd Siti Nursaadah. S.Pd Eny Setyowati, S.Pd Eko Wijayantoro, S.Pd
NIP 196807161992031009 196905151997022002 197309122005012007 196503302000122001 196908261998022002 197008101994032008 197710172008011008
Asal Instansi SMP N 02 Kendal SMP N 02 Kendal SMP N 02 Kendal SMP N 02 Semarang SMP N 05 Semarang SMP N 05 Semarang SMP N 05 Semarang SMP N 21 Semarang
79
Lampiran 2
DAFTAR RESPONDEN UJI COBA SKALA TERBATAS KELAS VII G No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No absen 03 05 08 09 12 13 18 20 22 30
Nama Responden ANS AMF DSH DAW FFS KAS MPK PS RNF ISP
Kode UCT-01 UCT-02 UCT-03 UCT-04 UCT-05 UCT-06 UCT-07 UCT-08 UCT-09 UCT-10
80
Lampiran 3
DAFTAR RESPONDEN UJI COBA SKALA KELAS KELAS VII F No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Responden ARWP ANW AGP AF AJLKP DMS DKW DSA EDS FP FMM GABN HHR HWP IZR KNS LNR MMG MRM MRA MCO MGR MNFM NDEP NWF RPA SKA SFML TGF WAS
Kode UCK-01 UCK-02 UCK-03 UCK-04 UCK-05 UCK-06 UCK-07 UCK-08 UCK-09 UCK-10 UCK-11 UCK-12 UCK-13 UCK-14 UCK-15 UCK-16 UCK-17 UCK-18 UCK-19 UCK-20 UCK-21 UCK-22 UCK-23 UCK-24 UCK-25 UCK-26 UCK-27 UCK-28 UCK-29 UCK-30
81
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL UJI COBA Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Kelas / Semester
: VII / 2
Materi Pokok
: Kalor
STANDAR KOMPETENSI : Memahami wujud zat dan perubahannya KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari No
Indikator
1
Mendeskripsikan pengertian kalor Menyelidiki pengaruh massa benda (m), kalor jenis benda (c), dan kenaikan suhu benda (∆T) terhadap banyaknya kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu benda. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
2
3
4
Nomor Soal C2 C3 5
6
18, 19
7, 8, 9, 17 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16
14
22, 24, 26, 29, 30, 32, 34, 35, 49, 50, 51, 53, 55, 56
36, 37, 25, 27, 38, 39, 31, 40, 42, 43, 41, 44, 45
28
20, 21, 23, 28, 33, 46, 47 Menyelidiki 48, 52, perpindahan kalor 54, 57 secara konduksi (untuk zat padat), konveksi (untuk zat cair dan gas) dan radiasi.
C4
Jumlah
C1 1, 2, 3, 4
5
10
82
5
Menjelaskan aplikasi 58 konsep perpindahan kalor dalam masalah fisika sehari-hari, seperti pada termos dan setrika. 18 Jumlah 30% Presentase
Keterangan : C1 = pengetahuan atau hafalan C2 = pemahaman C3 = penerapan C4 = analisis
59, 60
18 30%
3
18 30%
6 10%
60 100%
83
Lampiran 5 SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/Semester
KODE SOAL UC 01
: IPA (Fisika) : Kalor : VII/2
Petunjuk Pengerjaan Soal 1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawab yang tersedia. 2. Berilah tanda silang (X) pada huruf yang jawabannya anda anggap benar. 3. Bila anda menjawab soal salah dan ingin memperbaikinya, lakukan hal berikut: Contoh: A B C D diganti A B C D 4. Segera laporkan kepada pengawas jika terdapat tulisan yang kurang jelas. 5. Setelah semua pertanyaan selesai terjawab, serahkan lembar jawab dan lembar soal kepada pengawas. 6. Berdoalah sebelum mengerjakan soal. 7. Selamat mengerjakan. 1. Salah satu bentuk energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu zat disebut …. A. energi gravitasi B. energi kimia C. energi listrik D. energi panas atau kalor 2. Aliran perpindahan kalor secara alami antara dua benda bergantung pada …. A. suhu masing-masing benda B. kandungan energi masing-masing benda C. tekanan masing-masing benda D. wujud benda (padat, cair, atau gas) 3. Satuan Kalor di dalam Sistem Internasional (SI) adalah …. A. kalori B. kilokalori C. joule D. kWh 4. Satu kilokalori setara dengan …. A. 0,42 joule B. 4,2 joule C. 4,2 x 103 joule
84
D. 420 x 103 joule 5. Ketika kalian menyalakan pembakar spiritus pada gelas beker berisi es batu terlihat bahwa suhu yang tercatat pada termometer semakin naik dan es batu mulai mencair. Hal ini menunjukkan bahwa….
6.
7.
8.
9.
A. kalor menyebabkan perubahan suhu dan massa benda B. kalor menyebabkan perubahan suhu dan wujud benda C. kalor menyebabkan perubahan wujud benda dan massa benda D. kalor menyebabkan perubahan wujud benda dan tekanan benda Energi kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat bergantung pada faktor-faktor di bawah ini, kecuali …. A. tekanan udara luar B. massa zat C. jenis zat D. kenaikan suhu Sebuah balok emas massanya 3 kg dipanaskan sehingga suhunya 20ºC menjadi 70ºC. Jika kalor jenis emas adalah 0,2 kkal/kgºC, maka banyaknya kalor yang diperlukan adalah…. A. 12 kkal B. 20 kkal C. 30 kkal D. 42 kkal Massa air 1,5 kg dipanaskan dari suhu 30ºC sampai 80ºC. Jika kalor jenis air 4200 J/kgºC, maka kalor yang diperlukan untuk memanaskan air tersebut adalah …. A. 3,15 joule B. 315 joule C. 3,15 x 102 joule D. 315 x 103 joule Sepotong besi mempunyai massa 0,2 kg dan kalor jenis 0,11 kkal/kgºC. Jika suhunya turun dari 70ºC menjadi 30ºC maka banyak kalor yang dilepaskan…. A. 0,022 kkal B. 0,88 kkal C. 3,36 kkal D. 5,28 kkal
85
10. Kalor sebanyak 21.000 joule diberikan ke dalam 5 kg air dengan kalor jenis sebesar 4200J/kgºC. Kalor tersebut menaikkan suhu sebesar…. A. 1ºC B. 5ºC C. 10ºC D. 25ºC 11. Sebuah balok besi dengan massa 1 kg dipanasi secara listrik sehingga suhunya naik dari 14ºC menjadi 30ºC. Sebuah joulemeter menunjukkan bahwa 7200 J energi diperlukan untuk itu. Kalor jenis besi adalah…. A. 500 J/kgºC B. 450 J/kgºC C. 300 J/kgºC D. 250 J/kgºC 12. Sepotong besi massanya 4 kg dipanaskan dari 20ºC menjadi 70ºC . Jika diketahui kalor jenis besi 460 J/kgºC, energi kalor yang dibutuhkan adalah…. A. 200 J B. 1840 J C. 36.800 J D. 92.000 J 13. Beberapa es batu massanya 10 kg dipanaskan sehingga suhunya naik dari 15ºC menjadi 0ºC. Jika energi kalor yang digunakan adalah 315.000 joule. Kalor jenis es adalah…. A. 1500 J/kgºC B. 2100 J/kgºC C. 4200 J/kgºC D. 4800 J/kgºC 14. Air bermassa 5 kg yang mula-mula suhunya 20ºC dipanaskan. Energi kalor yang diperlukan adalah 840.000 joule. Suhu akhir air adalah…. (kalor jenis air = 4200J/kgºC) A. 30ºC B. 40ºC C. 50ºC D. 60ºC 15. Aluminium bermassa 8 kg yang mula-mula suhunya 50ºC dipanaskan. Energi kalor yang diperlukan adalah 252.000 joule. Suhu akhir aluminium adalah…. (kalor jenis aluminium = 900J/kgºC) A. 50ºC B. 65ºC C. 85ºC D. 90ºC
86
16. Sejumlah tembaga dipanaskan suhunya naik dari 10ºC menjadi 90ºC. Energi yang diperlukan adalah 62.400 joule. Massa tembaga yang dipanaskan adalah…. (kalor jenis tembaga = 390 J/kgºC) A. 2 kg B. 4 kg C. 6 kg D. 8 kg 17. Pada suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut: Massa air (g) 100 200 300
Suhu awal (ºC) 5 5 5
Suhu akhir (ºC) 20 20 20
Kenaikan suhu (ºC) 15 15 15
Waktu yang diperlukan (sekon) 25 35 50
Pernyataan yang benar berdasarkan data di atas adalah …. A. besarnya massa mempengaruhi besarnya kalor yang diperlukan menaikkan suhu zat. B. besarnya kenaikan suhu mempengaruhi besarnya kalor yang diperlukan menaikkan suhu zat. C. besarnya massa dan kenaikan suhu mempengaruhi besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat D. besarnya kalor yang digunakan untuk mempengaruhi suhu zat tidak dipengaruhi oleh apapun. 18. Pernyataan berikut ini yang benar, kecuali…. A. semakin besar massa zat, semakin besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat B. semakin besar kalor jenis zat, semakin besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat C. semakin besar kenaikan suhu zat, semakin kecil kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat D. semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat, semakin banyak kalor yang digunakan 19. Kalor jenis alkohol adalah 2400 J/kgºC, maka pernyataan berikut ini yang benar adalah…. A. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 0,5 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 4800 J B. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 0,5 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 2400 J
87
C. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 4800 J D. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 2400 J 20. Mengembun adalah…. A. perubahan wujud padat menjadi cair B. perubahan wujud gas menjadi cair C. perubahan wujud gas menjadi padat D. perubahan wujud cair menjadi padat 21. Mengkristal adalah …. A. perubahan wujud padat menjadi cair B. perubahan wujud gas menjadi cair C. perubahan wujud gas menjadi padat D. perubahan wujud cair menjadi padat 22. Ketika eter (alkohol) diusapkan pada kulit maka akan terasa dingin sebab …. A. eter menguap B. eter membeku C. eter diserap oleh kulit D. eter membawa minyak alami kulit 23. Pada saat mengalami perubahan wujud, maka…. A. suhu benda naik B. suhu benda turun C. suhu benda tetap D. suhu benda mungkin naik ataupun turun 24. Perhatikan diagram PADAT
1 2
CAIR
3
GAS
4
Perubahan wujud zat yang melepaskan kalor sesuai gambar nomor …. A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 2 dan 4 D. 3 dan 4 25. Suatu percobaan dihasilkan grafik hubungan suhu dan waktu pemanasan zat padat berikut ini.
88
Pernyataan yang tidak benar mengenai grafik di atas adalah…. A. AB zat berwujud cair B. BC zat padat berubah wujud menjadi cair C. CD zat berwujud cair D. DE zat cair berubah wujud menjadi gas 26. Sepotong es dimasukkan ke dalam bejana kemudian dipanaskan. Es berubah menjadi air. Apabila terus-menerus dipanaskan, air mendidih dan menguap. Apa kesimpulanmu tentang hubungan antara kalor dengan perubahan wujud zat? A. menguap dan mengembun memerlukan kalor B. menguap dan melebur memerlukan kalor C. membeku dan melebur melepaskan kalor D. menguap dan melebur melepaskan kalor 27. Pada suatu percobaan memanaskan es batu diperoleh data sebagai berikut. Waktu (menit)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Suhu zat (ºC)
-10
-3
0
0
0
10
20
35
50
70
85
Pernyataan di bawah ini yang benar mengenai data percobaan di atas, kecuali…. A. pada menit ke 2-4 tidak terjadi perubahan suhu zat B. es berubah menjadi air seluruhnya pada menit ke 2-4 C. pada menit ke 5-10 terjadi penyerapan kalor D. pada menit ke 2-4 tidak terjadi penyerapan kalor 28. Titik didih normal air sebesar 100ºC adalah titik didih pada tekanan …. A. 0,5 atm B. 1,0 atm C. 1,5 atm D. 2,0 atm
89
29. Ketika kalian sedang memanaskan air, setelah beberapa saat akan timbul gelembung-gelembung uap pada air dan suhu tetap menunjukkan skala 100 ºC. Hal ini menunjukkan peristiwa…. A. mencair B. menyublim C. mendidih D. mengembun 30. Mendidih artinya …. A. pembentukan uap B. perubahan wujud dari cair ke gas C. penguapan pada permukaan zat cair D. penguapan pada seluruh bagian zat cair 31. Pada suatu percobaan memanaskan air dan alkohol diperoleh data sebagai berikut. Waktu (menit)
0
1
2
3
4
5
8
11
Suhu air (ºC) Suhu alkohol (ºC)
20
27
35
42
61
83
100
100
20
40
57
70
78
78
78
78
Pernyataan di bawah ini yang benar mengenai data percobaan di atas, kecuali…. A. titik didih air lebih tinggi daripada titik didih alkohol B. titik didih alkohol lebih rendah daripada titik didih air C. semua zat titik didihnya sama D. masing-masing zat mempunyai titik didih yang berbeda-beda 32. Udara kering sangat mudah mengisap uap air. Oleh karena itu, dengan mengalirkan udara kering di atas permukaan zat cair yang menguap maka proses penguapan…. A. tidak terjadi B. terlambat C. diperlambat D. dipercepat 33. Berikut ini cara mempercepat terjadinya penguapan: 1. memperkecil bidang penguapan 2. menambah tekanan di atas permukaan zat cair 3. memanaskan zat cair 4. meniupkan udara di atas permukaan
90
Pernyataan yang benar adalah…. A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 3 dan 4 D. 1 dan 4 34. Titik didih normal air pada tekanan 1 atm adalah 100ºC. Tapi ketika kalian memasak air di daerah pegunungan yang tekanan udaranya 0,7 atm air akan mendidih sebelum suhu mencapai 100 ºC. Hal ini terjadi karena…. A. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair dapat menaikkan titik didih air B. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair dapat menurunkan titik didih air C. menambah tekanan di atas permukaan zat cair tidak berpengaruh pada titik didih air D. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair tidak berpengaruh pada titik didih air 35. Dari pernyataan berikut ini yang benar adalah…. air murni
air garam
A. titik didih air murni lebih tinggi daripada titik didih air garam pada tekanan yang sama B. titik didih air murni sama daripada titik didih air garam pada tekanan yang sama C. pada tekanan 1 atm titik didih air murni lebih rendah daripada air garam D. pada tekanan 1 atm titik didih air murni lebih tinggi daripada air garam 36. Untuk mengubah 4 kg es 0ºC menjadi air 0ºC (kalor lebur es 323.000 J/kg) dibutuhkan energi sebesar…. A. 1.292.000 joule B. 1.333.000 joule C. 123.000 joule D. 333.000 joule 37. Sebanyak 50 kJ kalor diberikan pada 0,5 kg es pada 0ºC. Jika kalor lebur es 335 kJ/kg maka banyak es yang melebur adalah…. A. 0,1 kg B. 0,15 kg C. 0,5 kg D. 2,5 kg
91
38. Untuk menguapkan alkohol 2 kg pada suhu 78ºC (kalor uap alcohol = 1100 kJ/kg) dibutuhkan energi sebesar…. A. 1200 kJ B. 2200 kJ C. 4400 kJ D. 8800 kJ 39. Energi sebanyak 904 kJ diberikan dalam sebuah wadah berisi 5 kg air 100ºC. Massa air yang menguap adalah…. (kalor uap air = 2260 kJ/kg) A. 0,1 kg B. 0,2 kg C. 0,3 kg D. 0,4 kg 40. Suatu percobaan diperoleh grafik hubungan energi kalor dan suhu berikut ini. Suhu (ºC) 240
220 Kalor 0
20
24
25
(J) Suatu zat padat bermassa 5 kg dipanaskan. Grafik kalor terhadap suhunya 000 400 000 dilukiskan pada gambar di atas. Titik lebur zat padat itu adalah…. A. 0ºC B. 20 ºC C. 220 ºC D. 240 ºC 41. Sesuai dengan soal nomor 40, kalor lebur zat padat itu adalah…. A. 20.000 J/kg B. 24. 400 J/kg C. 4400 J/kg D. 880 J/kg 42. Banyak kalor yang harus diberikan pada 0,5 kg es supaya suhunya naik dari 10ºC menjadi air 40ºC adalah…. (kalor jenis es = 2100 J/kg/ºC, kalor lebur es = 336.000J/kg) A. 262.500 J B. 178.500 J
92
C. 94.500 J D. 25.000 J 43. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg air pada suhu 80ºC menjadi uap air 100ºC adalah …. (kalor jenis air = 4200 J/kg/ºC, kalor uap air = 2260 kJ/kg) A. 2.344 kJ B. 2500 kJ C. 3600 kJ D. 5200 kJ 44. Raksa sebanyak 3 kg diuapkan pada suhu 357ºC. Energi yang diperlukan adalah 816.000 J. Kalor uap raksa adalah…. A. 2260 kJ B. 1100 kJ C. 272 kJ D. 100 kJ 45. Air sebanyak 250 gram yang suhunya 20ºC dicampur dengan 200 gram air yang suhunya 100ºC. Suhu campuran air adalah adalah…. (kalor jenis air = 4200 J/kg/ºC) A. 40ºC B. 45,5ºC C. 50ºC D. 55,5ºC 46. Ketika dua zat yang berbeda suhunya dicampurkan maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah sampai suhu keduanya setara atau sama. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh zat yang suhunya tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh zat yang suhunya rendah. Ini merupakan pernyataan dari…. A. Joseph Black B. James Prescott Joule C. Antonie Laurent Lavoisier D. Anders Celcius 47. Berikut ini merupakan persamaan Asas Black…. A. Q = m c ∆T B. Q = m L C. Q = m U D. Qlepas = Qterima 48. Perpindahan kalor dimana partikel zat tidak ikut berpindah disebut…. A. konduksi B. konveksi C. radiasi
93
D. aliran 49. Logam jauh lebih mudah mengkonduksikan kalor dibandingkan dengan zat padat lainnya karena…. A. permukaan logam lebih halus B. partikel logam lebih rapat C. partikel logam lebih renggang D. partikel logam bergerak bebas 50. Peristiwa yang menunjukkan adanya perpindahan kalor secara konduksi adalah…. A. mencairnya es di kutub B. pemancaran energi matahari ke bumi C. memanaskan setrika listrik D. terjadinya arus vertikal di laut 51. Dari empat percobaan terpisah, sendok dengan bahan berbeda ditempatkan dalam air yang sedang mendidih, seperti ditunjukkan dalam diagram berikut ini. Sendok Sendok baja kayu (1) Sendok plastik
(2) Sendok kaca
(3)
(4)
Dalam percobaan manakah ujung sendok yang paling cepat panas? A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) 52. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada…. A. zat padat dan cair B. zat padat dan gas C. zat cair dan gas D. tanpa perantara atau medium 53. Gambar di bawah ini menunjukkan gerakan kacang hijau di dalam air yang dipanasi. Gerakan kacang hijau itu seperti gambar…. A. X
94
B.
C. X
D. X
54. Perambatan kalor secara konveksi di dalam zat cair yang dilakukan oleh molekul-molekul zat cair disebabkan oleh…. A. perbedaan massa jenis zat cair B. perbedaan massa zat cair C. perbedaan suhu zat cair D. perbedaan kepadatan zat cair 55. Berikut ini yang merupakan peristiwa perpindahan kalor secara radiasi adalah…. A. terjadinya angin darat dan angin laut B. memasak air sampai mendidih C. pemanasan ujung batang logam D. cahaya matahari sampai ke bumi 56. Perhatikan tabel berikut ini. Perpindahan Medium Partikel zat Contoh perpindahan kalor perpindahan kalor A air berpindah gerakan kacang hijau dalam air yang dipanasi B udara berpindah terjadinya angin laut pada siang hari C stainless steel tidak berpindah ujung sendok terasa panas ketika dipanasi D tanpa medium panas matahari sampai ke bumi Jenis perpindahan kalor A dan C berturut-turut adalah …. A. konduksi dan konveksi B. konveksi dan radiasi C. konveksi dan konduksi D. konduksi dan radiasi
95
57. Berikut yang merupakan konduktor adalah…. A. besi B. plastik C. kayu D. kaca 58. Termos menncegah perpindahan radiasi secara: 1. konduksi 2. konveksi 3. radiasi Pernyataan yang benar adalah …. A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 1, 2, dan 3 59. Bagian dasar setrika terbuat dari logam karena logam merupakan…. A. isolator yang dapat menghantarkan panas B. konduktor yang dapat menghantarkan panas C. isolator yang tidak dapat menghantarkan panas D. konduktor yang tidak dapat menghantarkan panas 60. Dinding termos dibuat rangkap dan ruang diantaranya dihampakan agar…. A. ruang termos suhunya tetap B. termos menjadi lebih ringan C. tidak terjadi perpindahan kalor secara konveksi D. tidak terjadi perpindahan kalor secara radiasi
**SELAMAT MENGERJAKAN**
96
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
D A C C B A C D B A B D B D C A A C D B
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
C A D C A B D B C D C D C B C A B B D C
41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
D A A C D A D A B C B C B A D C A D B C
97
Lampiran 7 ANALISIS SOAL UJI COBA Nomor Soal
No.
Kode Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
UC-03
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
UC-14
1
1
1
1
1
0
1
1
1
3
UC-19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
UC-12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
UC-28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
UC-01
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
UC-11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
UC-24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
UC-22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
UC-26
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
UC-23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
UC-16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
UC-18
1
1
1
1
1
1
1
0
1
14
UC-17
1
1
1
1
1
1
1
1
0
15
UC-02
1
1
1
1
1
1
1
1
0
16
UC-13
1
0
1
1
1
1
1
1
0
17
UC-10
1
1
1
1
0
1
1
0
0
18
UC-09
1
1
1
1
1
0
1
1
1
19
UC-07
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
UC-05
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
UC-04
1
1
1
1
1
1
1
1
0
22
UC-15
0
0
1
0
1
1
1
0
1
23
UC-06
1
0
1
1
1
0
0
0
1
24
UC-27
1
0
1
1
1
0
1
0
0
25
UC-21
1
1
0
1
1
1
0
0
1
26
UC-08
1
1
0
1
1
1
0
0
0
27
UC-20
1
1
1
1
0
0
1
0
0
28
UC-25 X r xy r tabel
1 27 0.20 0.374
0 23 0.54
1 26 0.35
1 27 0.20
0 25 0.47
0 22 0.42
0 24 0.61
0 19 0.73
0 19 0.58
kriteria
tidak
valid
tidak
tidak
valid
valid
valid
valid
valid
p
0.96
0.82
0.93
0.96
0.89
0.79
0.86
0.68
0.68
q
0.04
0.18
0.07
0.04
0.11
0.21
0.14
0.32
0.32
pq
0.03
0.15
0.07
0.03
0.10
0.17
0.12
0.22
0.22
Σ Validitas
ΣS²
90.0463
r 11
0.919
r tabel
0.374
kriteria
karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel
Reliabilitas
Taraf Kesukaran
TK
0.96
0.82
0.93
0.96
0.89
0.79
0.86
0.68
0.68
Kriteria
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
PA
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
0.93
1.00
0.93
0.93 0.43
PB
0.93
0.64
0.86
0.93
0.79
0.64
0.71
0.43
DP
0.07
0.36
0.14
0.07
0.21
0.29
0.29
0.50
0.50
Kriteria
Jelek
Cukup
Jelek
Jelek
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Baik
buang
pakai
buang
buang
pakai
pakai
pakai
pakai
pakai
Daya Pembeda
Keterangan
98
Nomor Soal
No.
Kode Siswa
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
UC-03
1
1
1
1
1
1
1
0
1
2
UC-14
0
1
1
1
1
1
1
1
1
3
UC-19
1
1
1
1
1
1
1
1
0
4
UC-12
1
1
1
1
1
1
1
1
0
5
UC-28
1
1
1
1
1
1
1
0
0
6
UC-01
1
1
1
1
0
0
1
0
0
7
UC-11
1
1
1
1
0
0
1
0
0
8
UC-24
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
UC-22
1
1
1
1
1
1
1
1
0
10
UC-26
1
1
1
1
0
0
1
0
0
11
UC-23
1
1
1
1
0
0
1
0
1
12
UC-16
1
1
1
1
0
1
1
0
0
13
UC-18
1
1
0
1
1
1
1
0
0
14
UC-17
1
1
1
1
0
0
1
0
1
15
UC-02
1
1
1
1
1
0
1
0
0
16
UC-13
1
1
1
1
1
0
1
0
0
17
UC-10
1
1
1
1
1
1
1
0
0
18
UC-09
1
1
1
1
1
1
1
1
0
19
UC-07
1
1
1
1
1
1
1
0
0
20
UC-05
1
0
1
1
0
1
1
0
0
21
UC-04
1
1
1
1
0
0
0
0
0
22
UC-15
0
1
1
1
0
0
1
0
0
23
UC-06
0
1
1
0
0
1
1
0
0
24
UC-27
0
1
1
1
0
0
0
0
1
25
UC-21
0
0
1
1
0
0
0
0
1
26
UC-08
1
0
0
0
0
0
0
0
0
27
UC-20
1
1
1
1
0
0
0
0
1
28
UC-25 X r xy r tabel
0 22 0.46 0.374
0 24 0.56
0 25 0.42
0 25 0.57
0 13 0.52
1 15 0.28
0 22 0.73
0 6 0.44
0 7 -0.02
kriteria
valid
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
valid
tidak
p
0.79
0.86
0.89
0.89
0.46
0.54
0.79
0.21
0.25
Σ Validitas
q
0.21
0.14
0.11
0.11
0.54
0.46
0.21
0.79
0.75
pq
0.17
0.12
0.10
0.10
0.25
0.25
0.17
0.17
0.19
ΣS²
90.0463
r 11
0.919
r tabel
0.374
kriteria
karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel
Reliabilitas
Taraf Kesukaran
TK
0.79
0.86
0.89
0.89
0.46
0.54
0.79
0.21
0.25
Kriteria
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Sukar
PA
0.93
1.00
0.93
1.00
0.57
0.64
1.00
0.36
0.29
PB
0.64
0.71
0.86
0.79
0.36
0.43
0.57
0.07
0.21
DP
0.29
0.29
0.07
0.21
0.21
0.21
0.43
0.29
0.07
Kriteria
Cukup
Cukup
Jelek
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Jelek
pakai
pakai
buang
pakai
pakai
buang
pakai
pakai
buang
Daya Pembeda
Keterangan
99
Nomor Soal 23
No.
Kode Siswa
19
20
21
22
24
25
26
27
1
UC-03
1
1
1
1
1
0
1
1
1
2
UC-14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
UC-19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
UC-12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
UC-28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
UC-01
1
1
1
1
1
1
1
1
0
7
UC-11
1
1
1
1
1
1
1
1
0
8
UC-24
0
1
1
0
1
1
0
1
1
9
UC-22
0
1
1
0
1
1
0
1
1
10
UC-26
1
0
1
1
1
1
1
1
0
11
UC-23
1
1
0
0
1
0
0
1
0
12
UC-16
1
1
1
1
1
1
0
0
0
13
UC-18
1
1
1
1
1
1
0
0
0
14
UC-17
0
1
1
0
1
0
0
1
0
15
UC-02
1
1
1
1
1
1
0
0
0
16
UC-13
1
1
1
1
1
1
0
0
0
17
UC-10
1
1
1
1
0
0
0
0
0
18
UC-09
1
1
1
0
0
1
0
0
0
19
UC-07
0
1
1
1
1
0
0
0
0
20
UC-05
0
1
0
0
1
0
0
0
0
21
UC-04
1
0
1
1
1
0
0
0
0
22
UC-15
0
1
1
1
0
1
0
1
0
23
UC-06
0
1
1
1
0
1
0
1
0
24
UC-27
0
1
1
1
1
0
0
0
0
25
UC-21
0
1
1
1
1
0
0
1
1
26
UC-08
0
1
1
1
1
0
0
0
0
27
UC-20
1
1
1
1
1
0
0
0
0
28 Σ
UC-25 X
1 18
1 26
0 25
1 22
1 24
0 16
0 8
0 15
0 8
0.35
0.04
0.29
-0.13
0.25
0.53
0.70
0.57
0.53
Validitas
r tabel
r xy
0.374
kriteria
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
valid
valid
valid
Valid
p
0.64
0.93
0.89
0.79
0.86
0.57
0.29
0.54
0.29
q
0.36
0.07
0.11
0.21
0.14
0.43
0.71
0.46
0.71
pq
0.23
0.07
0.10
0.17
0.12
0.24
0.20
0.25
0.20
ΣS²
90.0463
r 11
0.919
r tabel
0.374
Reliabilitas
kriteria Taraf Kesukaran
TK
0.64
0.93
0.89
0.79
0.86
0.57
0.29
0.54
0.29
Kriteria
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
PA
0.79
0.93
0.93
0.71
1.00
0.79
0.57
0.86
0.50
PB
0.50
0.93
0.86
0.86
0.71
0.36
0.00
0.21
0.07
DP
0.29
0.00
0.07
-0.14
0.29
0.43
0.57
0.64
0.43
Kriteria
Cukup
Jelek
Jelek
Jelek
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
buang
buang
buang
buang
buang
pakai
pakai
pakai
Pakai
Daya Pembeda
Keterangan
100
Nomor Soal
No.
Kode Siswa
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
UC-03
1
1
1
1
1
1
1
0
1
2
UC-14
1
1
0
1
1
1
1
1
1
3
UC-19
1
1
0
1
1
1
1
1
1
4
UC-12
1
1
0
0
1
1
1
1
1
5
UC-28
1
1
0
0
1
1
1
0
1
6
UC-01
1
1
1
0
1
0
1
0
1
7
UC-11
1
1
1
0
1
0
1
0
1
8
UC-24
1
1
0
1
1
0
1
1
1
9
UC-22
1
1
0
1
1
0
1
1
1
10
UC-26
1
1
0
1
1
1
1
1
1
11
UC-23
1
1
0
1
1
1
1
0
1
12
UC-16
1
1
0
1
1
0
1
0
1
13
UC-18
1
1
1
1
0
1
0
0
1
14
UC-17
1
1
0
1
1
1
0
0
1
15
UC-02
1
1
1
1
1
0
0
0
1
16
UC-13
1
1
1
1
1
0
0
0
1
17
UC-10
1
1
1
1
1
1
0
0
1
18
UC-09
0
1
0
0
1
1
1
1
1
19
UC-07
1
1
0
1
0
1
0
0
1
20
UC-05
1
1
0
1
0
1
1
0
0
21
UC-04
1
1
1
0
1
0
0
0
0
22
UC-15
1
1
0
1
1
0
0
0
0
23
UC-06
0
1
1
1
1
0
1
0
0
24
UC-27
1
0
1
1
0
0
1
0
0
25
UC-21
1
0
0
1
1
0
0
0
0
26
UC-08
1
1
0
1
1
0
0
0
0
27
UC-20
0
1
0
0
1
0
0
0
0
28
UC-25 X r xy r tabel
1 25 0.31 0.374
0 25 0.52
0 10 0.02
0 20 0.06
0 23 0.37
0 13 0.48
0 16 0.62
0 7 0.48
0 19 0.84
kriteria
tidak
valid
tidak
tidak
tidak
valid
valid
valid
valid
p
0.89
0.89
0.36
0.71
0.82
0.46
0.57
0.25
0.68
Σ Validitas
Reliabilitas
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
q
0.11
0.11
0.64
0.29
0.18
0.54
0.43
0.75
0.32
pq
0.10
0.10
0.23
0.20
0.15
0.25
0.24
0.19
0.22
ΣS²
90.0463
r 11
0.919
r tabel
0.374
kriteria
karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel
TK
0.89
0.89
0.36
0.71
0.82
0.46
0.57
0.25
0.68
Kriteria
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
PA
1.00
1.00
0.29
0.71
0.93
0.64
0.86
0.43
1.00
PB
0.79
0.79
0.43
0.71
0.71
0.29
0.29
0.07
0.36
DP
0.21
0.21
-0.14
0.00
0.21
0.36
0.57
0.36
0.64
Cukup buang
Cukup pakai
Jelek buang
Jelek buang
Cukup buang
Cukup pakai
Baik pakai
Cukup pakai
Baik pakai
Kriteria Keterangan
101
Nomor Soal
No.
Kode Siswa
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1
UC-03
1
1
1
1
1
1
1
1
0
2
UC-14
1
0
0
1
1
1
0
0
1
3
UC-19
0
0
0
1
1
1
0
0
1
4
UC-12
0
1
1
1
1
1
0
0
1
5
UC-28
0
0
0
1
1
1
1
0
1
6
UC-01
1
1
0
0
1
1
1
1
1
7
UC-11
1
1
0
0
1
0
1
1
1
8
UC-24
0
0
0
1
1
1
0
0
0
9
UC-22
0
0
0
1
0
0
0
0
0
10
UC-26
1
1
0
0
0
0
0
0
1
11
UC-23
1
1
0
0
0
0
0
1
0
12
UC-16
1
1
0
1
0
0
1
0
0
13
UC-18
0
1
0
1
0
0
0
0
0
14
UC-17
0
1
1
0
0
0
0
1
0
15
UC-02
0
0
0
1
0
0
1
1
0
16
UC-13
0
0
0
1
0
0
0
0
0
17
UC-10
0
1
0
1
0
0
0
0
0
18
UC-09
0
0
0
1
0
0
0
0
0
19
UC-07
0
0
0
1
0
0
1
0
0
20
UC-05
0
1
0
1
0
0
1
0
0
21
UC-04
0
1
0
0
0
0
0
0
0
22
UC-15
0
1
0
0
0
0
0
1
0
23
UC-06
0
0
0
0
0
0
1
1
0
24
UC-27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
UC-21
1
1
0
0
0
1
1
0
0
26
UC-08
0
1
0
0
0
0
0
0
0
27
UC-20
0
1
0
0
0
0
0
0
0
28
UC-25 X r xy r tabel
0 8 0.42 0.374
0 16 -0.01
1 4 0.03
0 15 0.52
0 8 0.72
0 8 0.56
0 10 0.16
0 8 0.15
0 7 0.62
kriteria
valid
tidak
tidak
valid
valid
valid
tidak
tidak
Valid
p
0.29
0.57
0.14
0.54
0.29
0.29
0.36
0.29
0.25
Σ Validitas
q
0.71
0.43
0.86
0.46
0.71
0.71
0.64
0.71
0.75
pq
0.20
0.24
0.12
0.25
0.20
0.20
0.23
0.20
0.19
ΣS²
90.0463
r 11
0.919
r tabel
0.374
kriteria
karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel
Reliabilitas
Taraf Kesukaran
TK
0.29
0.57
0.14
0.54
0.29
0.29
0.36
0.29
0.25
Kriteria
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sukar
Sukar
PA
0.50
0.64
0.21
0.64
0.57
0.50
0.36
0.36
0.50
PB
0.07
0.50
0.07
0.43
0.00
0.07
0.36
0.21
0.00
DP
0.43
0.14
0.14
0.21
0.57
0.43
0.00
0.14
0.50
Daya Pembeda
Kriteria Keterangan
Baik
Jelek
Jelek
Cukup
Baik
Baik
Jelek
Jelek
Baik
pakai
buang
buang
pakai
pakai
pakai
buang
buang
Pakai
102
Nomor Soal
No.
Kode Siswa
46
47
48
49
50
51
52
53
54
1
UC-03
0
1
1
0
1
1
1
1
1
2
UC-14
1
1
1
1
1
1
1
1
0
3
UC-19
1
1
0
1
1
1
0
1
1
4
UC-12
1
1
0
1
1
1
0
1
0
5
UC-28
1
1
1
1
1
1
1
0
1
6
UC-01
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
UC-11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
UC-24
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
UC-22
1
1
1
1
1
1
1
0
1
10
UC-26
1
1
1
1
1
1
1
0
1
11
UC-23
1
1
1
1
1
1
1
1
0
12
UC-16
1
1
1
1
1
1
1
0
1
13
UC-18
1
1
1
1
1
1
0
1
1
14
UC-17
1
1
1
1
1
1
1
0
1
15
UC-02
1
1
1
0
1
1
0
0
1
16
UC-13
1
1
1
0
1
1
1
0
1
17
UC-10
1
1
0
1
1
1
0
1
1
18
UC-09
0
1
1
1
1
1
1
1
0
19
UC-07
1
1
1
1
0
1
1
0
0
20
UC-05
1
1
1
1
0
0
1
0
0
21
UC-04
1
1
0
0
1
0
1
1
1
22
UC-15
1
1
0
0
0
1
1
1
1
23
UC-06
1
1
0
0
0
1
1
0
1
24
UC-27
1
1
1
0
0
1
1
0
1
25
UC-21
1
1
0
0
0
1
0
0
1
26
UC-08
1
1
1
0
0
1
0
0
1
27
UC-20
1
0
0
1
0
0
0
0
0
28
UC-25 X r xy r tabel
0 25 0.14 0.374
1 27 0.28
0 19 0.44
0 18 0.58
0 19 0.79
1 25 0.34
1 20 0.12
0 12 0.39
0 20 0.14
kriteria
tidak
tidak
valid
valid
valid
tidak
tidak
valid
Tidak
p
0.89
0.96
0.68
0.64
0.68
0.89
0.71
0.43
0.71
Σ Validitas
q
0.11
0.04
0.32
0.36
0.32
0.11
0.29
0.57
0.29
pq
0.10
0.03
0.22
0.23
0.22
0.10
0.20
0.24
0.20
ΣS²
90.0463
r 11
0.919
r tabel
0.374
kriteria
karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel
Reliabilitas
Taraf Kesukaran
TK
0.89
0.96
0.68
0.64
0.68
0.89
0.71
0.43
0.71
Kriteria
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
PA
0.93
1.00
0.86
0.93
1.00
1.00
0.79
0.57
0.79
PB
0.86
0.93
0.50
0.36
0.36
0.79
0.64
0.29
0.64
DP
0.07
0.07
0.36
0.57
0.64
0.21
0.14
0.29
0.14
Jelek
Jelek
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Jelek
Cukup
Jelek
buang
buang
pakai
pakai
pakai
buang
buang
pakai
Buang
Daya Pembeda
Kriteria Keterangan
103
Nomor Soal
Kode Siswa
55
56
57
58
59
60
Y
Y2
1
UC-03
0
1
1
0
1
0
51
2601
2
UC-14
1
1
1
0
1
0
50
2500
3
UC-19
0
1
1
1
1
0
49
2401
4
UC-12
0
1
1
1
1
0
49
2401
5
UC-28
1
1
1
0
1
0
48
2304
6
UC-01
0
1
1
0
1
0
47
2209
7
UC-11
1
1
1
0
1
0
47
2209
8
UC-24
1
1
1
1
1
0
46
2116
9
UC-22
1
1
1
1
1
0
44
1936
10
UC-26
1
1
1
0
1
0
44
1936
11
UC-23
1
1
1
0
1
1
42
1764
12
UC-16
0
1
1
0
1
0
42
1764
13
UC-18
1
1
1
0
1
0
40
1600
14
UC-17
1
1
1
0
1
0
39
1521
15
UC-02
0
0
1
1
1
0
38
1444
16
UC-13
0
0
1
1
1
0
36
1296
17
UC-10
1
0
1
0
1
0
36
1296
18
UC-09
0
1
0
0
1
0
36
1296
19
UC-07
0
1
1
0
1
0
36
1296
20
UC-05
1
1
1
0
1
0
33
1089
21
UC-04
1
0
0
1
0
0
29
841
22
UC-15
1
0
0
0
0
1
28
784
23
UC-06
1
0
1
0
0
0
28
784
24
UC-27
1
1
1
0
1
1
28
784
25
UC-21
1
0
1
0
0
0
28
784
26
UC-08
1
1
1
0
1
0
24
576
27
UC-20
1
0
1
1
1
0
24
576
28
UC-25 X r xy r tabel
1 19 -0.36 0.374
0 19 0.64
0 24 0.47
0 8 0.11
0 23 0.61
1 4 -0.42
15
225
1057
42333
kriteria
tidak
valid
valid
tidak
valid
tidak
p
0.68
0.68
0.86
0.29
0.82
0.14
No.
Σ Validitas
q
0.32
0.32
0.14
0.71
0.18
0.86
Σpq
pq
0.22
0.22
0.12
0.20
0.15
0.12
10.29
ΣS²
90.0463
r 11
0.919
r tabel
0.374
kriteria
karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel
Reliabilitas
Taraf Kesukaran
TK
0.68
0.68
0.86
0.29
0.82
0.14
Kriteria
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Mudah
Sukar
PA
0.64
1.00
1.00
0.29
1.00
0.07
PB
0.71
0.36
0.71
0.29
0.64
0.21
DP
-0.07
0.64
0.29
0.00
0.36
-0.14
Jelek
Baik
Cukup
Jelek
Cukup
Jelek
buang
pakai
pakai
buang
pakai
buang
Daya Pembeda
Kriteria Keterangan
104
Lampiran 8 CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL
Rumus:
Kriteria: Jika harga rxy > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat valid. Harga rtabel = 0,374, untuk N=28 dan taraf signifikan 5%. Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan validitas soal pada butir nomor 1. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Σ
X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27
Y 51 50 49 49 48 47 47 46 44 44 42 42 40 39 38 36 36 36 36 33 29 28 28 28 28 24 24 15 1057
X2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27
Y2 2601 2500 2401 2401 2304 2209 2209 2116 1936 1936 1764 1764 1600 1521 1444 1296 1296 1296 1296 1089 841 784 784 784 784 576 576 225 42333
XY 51 50 49 49 48 47 47 46 44 44 42 42 40 39 38 36 36 36 36 33 29 0 28 28 28 24 24 15 1029
105
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
Harga rtabel = 0,374 Karena harga rxy < rtabel, maka butir soal nomor 1 tidak valid. Butir soal yang lain menggunakan cara perhitungan yang sama.
106
Lampiran 9 CONTOH PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Rumus:
Kriteria: Jika harga r11 > rtabel, maka instrumen tersebut reliabel. Harga rtabel = 0,374, untuk N=28 dan taraf signifikan 5%.
Perhitungan: Berikut ini perhitungan reliabilitas instrumen. Berdasarkan tabel pada analisis soal uji coba diperoleh: ∑pq
= pq1 + pq2 + pq3 + … + pq60 = 0,03 + 0,15 + 0,07 + … + 0,12 = 10,29
Harga rtabel = 0,374 Karena harga r11 > rtabel, maka instrumen tersebut reliabel.
107
Lampiran 10 CONTOH PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL Rumus:
Kriteria: Interval 0,00 P 0,30 0,31 P 0.70 0,71 P 1,00
Kriteria Sukar Sedang Mudah (Arikunto, 2012: 225)
Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan taraf kesukaran soal pada butir nomor 1. Berdasarkan tabel pada analisis soal uji coba diperoleh: B = 27 S = 28 Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
Berdasarkan kriteria maka soal nomor 1 masuk dalam kategori mudah. Butir soal yang lain menggunakan cara perhitungan yang sama.
108
Lampiran 11 CONTOH PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL
Rumus:
Kriteria: Interval 0,00 < D 0,20 0,21 D 0,40 0,41 D 0,70 0,71 D 1,00
Kriteria Jelek Cukup Baik Sangat baik (Arikunto, 2012: 232)
Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan daya pembeda soal pada butir nomor 1. Kelompok Atas
Kelompok Bawah
No
Kode
Skor
No
Kode
Skor
1
UC-03
1
15
UC-02
1
2
UC-14
1
16
UC-13
1
3
UC-19
1
17
UC-10
1
4
UC-12
1
18
UC-09
1
5
UC-28
1
19
UC-07
1
6
UC-01
1
20
UC-05
1
7
UC-11
1
21
UC-04
1
8
UC-24
1
22
UC-15
0
9
UC-22
1
23
UC-06
1
10
UC-26
1
24
UC-27
1
11
UC-23
1
25
UC-21
1
12
UC-16
1
26
UC-08
1
13
UC-18
1
27
UC-20
1
14
UC-17
1
28
UC-25
1
Jumlah
14
Jumlah
13
109
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
Berdasarkan kriteria maka soal nomor 1 mempunyai daya pembeda yang jelek. Butir soal yang lain menggunakan cara perhitungan yang sama.
110
Lampiran 12 ANGKET UJI KELAYAKAN TAHAP I LKS BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI KALOR UNTUK SISWA KELAS VII SMP RSBI
Nama
:………………………………………………
NIP
:………………………………………………
Asal Instansi :………………………………………………
Dimohon Bapak/Ibu memberikan penilaian pada validasi tahap I terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI. Penilaian ini digunakan untuk melihat tingkat kelayakan LKS. Terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah bersedia memberikan penilaian pada validasi tahap I. Petunjuk Pengisian : 1. Isilah nama, NIP, asal instansi Bapak/Ibu pada tempat yang telah disediakan. 2. Berilah tanda check (√) pada kolom Ya/Ada, atau tidak 3. Setelah mengisi semua item angket, Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan catatan untuk perbaikan LKS. No
Butir Penilaian
I
Komponen Kelayakan Isi 1 Standar Kompetensi (SK) tercantum secara eksplisit 2 Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara eksplisit 3 Kesesuaian isi LKS dengan SK dan KD Komponen Penyajian 1 Judul 2 Kata Pengantar
II
Jawaban Ya
Tidak
Ada
Tidak
Catatan (bila diperlukan)
111
3 4 5 6 7 8 9 10
Daftar Isi Petunjuk Penggunaan LKS Tujuan Pembelajaran Peta Konsep Kata Kunci / Keywords Alokasi waktu Alat & Bahan Praktikum Langkah-Langkah Kegiatan yang Harus Dilakukan 11 Pertanyaan / Soal latihan 12 Laporan yang Harus Dikerjakan 13 Daftar Pustaka *Instrumen penilaian diadaptasi dari instrumen penilaian Tahap I Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah menurut BSNP yang telah dimodifikasi. Catatan Tambahan (bila diperlukan): ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Keterangan: LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI dinyatakan lolos penilaian validasi tahap I apabila semua butir dalam instrumen penilaian mendapat “nilai” atau respon positif (Ada). Jika terdapat butir yang dijawab negatif, maka LKS tersebut dinyatakan tidak lolos dan perlu direvisi. LKS yang telah lolos penilaian validasi tahap I dinilai kembali pada penilaian validasi tahap II. …………………….., 2013 Validator,
(………………………...…..)
112
Lampiran 13
DESKRIPSI BUTIR ANGKET UJI KELAYAKAN TAHAP I LKS BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI KALOR UNTUK SISWA KELAS VII SMP RSBI
A. KOMPONEN KELAYAKAN ISI Butir 1 Butir 2
Butir 3
Standar Kompetensi (SK) tercantum secara eksplisit Standar Kompentensi ditulis secara eksplisit dalam LKS Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara eksplisit Kompetensi Dasar ditulis secara eksplisit dalam LKS Kesesuaian isi LKS dengan SK dan KD Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan yang diamanatkan oleh SK dan KD
B. KOMPONEN PENYAJIAN Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
Butir 6 Butir 7 Butir 8
Judul Judul LKS ditulis secara eksplisit pada halaman awal LKS Kata Pengantar Keterangan (uraian) yang ditulis oleh penulis sebagai pengantar LKS Daftar Isi Lembar halaman yang menjadi petunjuk pokok isi LKS beserta nomor halaman Petunjuk Penggunaan LKS Keterangan berisi petunjuk praktis untuk menggunakan LKS Tujuan Pembelajaran Uraian singkat yang memuat target yang ingin dicapai dalam pembelajaran Peta Konsep Bagan/ diagram yang memuat konsep-konsep inti materi yang dipelajari beserta interaksi antar konsep Kata Kunci / Keywords Kata-kata yang mewakili inti pembahasan materi Alokasi waktu Keterangan yang berisi berapa lama waktu yang digunakan untuk membahas suatu materi
113
Butir 9
Butir 10 Butir 11 Butir 12
Butir 13
Alat & Bahan Praktikum Uraian yang menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Langkah-Langkah Kegiatan yang Harus Dilakukan Pedoman berisi langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari materi Pertanyaan / Soal latihan Pertanyaan / soal latihan yang terdapat pada akhir LKS Format Laporan Akhir Penjelasan yang berisi format laporan akhir sebagai tugas mandiri siswa Daftar Pustaka Daftar buku yang digunakan sebagai rujukan dalam penulisan LKS yang mencantumkan nama pengarang, tahun terbitan, judul buku, tempat dan nama penerbit dan disusun menurut abjad
114
Lampiran 14
KISI-KISI ANGKET UJI KELAYAKAN TAHAP II LKS BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI KALOR UNTUK SISWA KELAS VII SMP RSBI
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang baik harus memenuhi tiga aspek, yaitu Aspek Kelayakan Isi (Didaktik), Bahasa (Konstruksi), dan Penyajian (Teknis). Aspek Didaktik berarti Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat mendukung proses pembelajaran secara aktif dan mengembangkan kemampuan sosial, moral, dan estetika pada diri siswa. Aspek konstruksi berhubungan dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, peristilahan, susunan kalimat, kosa kata, dan kejelasan kalimat. Aspek teknik meliputi penyajian LKS secara runtut dan sistematis, penggunaan jenis dan ukuran huruf, ilustrasi, tata letak, dan desain tampilan (BSNP, 2006b).
ASPEK KELAYAKAN
INDIKATOR
Kesesuaian materi dengan SK dan KD Penerapan proses inkuiri Integrasi pendidikan karakter Kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa Aspek Kelayakan Kesesuaian aturan penulisan Bahasa LKS (Konstruksi) Kesesuaian penggunaan bahasa asing Aspek Kelayakan Teknik penyajian Penyajian (Teknis) Pendukung penyajian materi TOTAL Kelayakan Isi (Didaktik)
NO. ITEM 1a, 1b, 1c
JUMLAH ITEM 3
2a, 2b 3a, 3b, 3c, 3d 1a, 1b
2 4 2
2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 2f 3a, 3b
6
1a, 1b, 1c, 1d, 1e, 1f 2a, 2b, 2c
6
2
3 28
115
Lampiran 15 ANGKET UJI KELAYAKAN TAHAP II LKS BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI KALOR UNTUK SISWA KELAS VII SMP RSBI Nama
:………………………………………………
NIP
:………………………………………………
Asal Instansi :………………………………………………
Dimohon Bapak/Ibu memberikan penilaian pada validasi tahap II terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI. Penilaian ini digunakan untuk melihat tingkat kelayakan LKS. Terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah bersedia memberikan penilaian pada validasi tahap II. Petunjuk Pengisian : 1. Isilah nama, NIP, asal instansi Bapak/Ibu pada tempat yang telah disediakan. 2. Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda terhadap terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII SMP RSBI. Keterangan penilaian: TS = tidak setuju = Skor 1 KS = kurang setuju = Skor 2 S = setuju = Skor 3 SS = sangat setuju = Skor 4 3. Setelah mengisi semua item penilaian, Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan komentar/saran sebagai pertimbangan dalam perbaikan LKS. No
BUTIR
A. ASPEK KELAYAKAN ISI (DIDAKTIK) 1. KESESUAIAN MATERI DENGAN SK DAN KD a. Relevansi materi dengan pencapaian SK dan KD b. Konsistensi materi dengan pencapaian SK dan KD c. Kecukupan materi 2. PENERAPAN STRATEGI INKUIRI
PENILAIAN TS KS S SS
116
a. b.
3. a. b. c. d. B. 1. a. b. 2. a. b. c. d. e. f. 3. a. b. C. 1. a. b. c. d. e. f. 2. a.
Menekankan proses inkuiri dalam menemukan konsep Menuntun siswa untuk melakukan kerja ilmiah, seperti mengajukan permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisa data, dan membuat kesimpulan PENGINTEGRASIAN NILAI KARAKTER Memungkinka siswa untuk memunculkan karakter sesuai tujuan pembelajaran Menuntun siswa untuk berlaku disiplin dalam segala kondisi Menuntun siswa untuk memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang dipelajari serta fenomena alam yang terkait Menuntun siswa untuk selalu mengutamakan kejujuran dalam segala hal ASPEK KELAYAKAN BAHASA (KONSTRUKSI) KESESUAIAN BAHASA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN SISWA Menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa Menggunakan struktur kalimat yang jelas KESESUAIAN ATURAN PENULISAN LKS Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Pertanyaan yang diajukan dalam LKS merupakan pertanyaan yang tidak terlalu terbuka Menggunakan istilah yang baku Menggunakan simbol yang baku Menggunakan kosakata yang mudah dipahami siswa Memiliki tujuan belajar yang jelas KESESUAIAN PENGGUNAAN BAHASA ASING Ketepatan penggunaan istilah bahasa asing Ketepatan penulisan istilah bahasa asing ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN (TEKNIS) TEKNIK PENYAJIAN Penyajian materi secara runtut dan sistematis Menggunakan komposisi ukuran dan jenis huruf yang seimbang Gambar yang digunakan dapat menyampaikan pesan secara efektif Proporsi antara tulisan dan gambar seimbang Menggunakan tata letak yang seimbang Menggunakan cover LKS yang menarik dan sesuai dengan isi LKS PENDUKUNG PENYAJIAN MATERI Pendahuluan memuat pernyataan yang menarik minat siswa dan memberikan gambaran yang jelas terhadap materi yang dipelajari
117
b. c.
Menggunakan buku rujukan yang terkini dan sesuai dengan kemampuan siswa Memanfaatkan media lain untuk mendukung informasi dalam LKS
*Instrumen penilaian diadaptasi dari instrumen penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah menurut BSNP yang telah dimodifikasi sesuai syarat kelayakan LKS. Komentar/Saran:………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………….., Validator,
2013
(……………...……………..)
118
Lampiran 16
ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN Aspek Kelayakan Isi (Didaktik) Butir keKode Persentase Kesesuaian M ateri Penerapan Inkuiri Integrasi Pendidikan Karakter Skor Reviewer (%) 1a 1b 1c 2a 2b 3a 3b 3c 3d
Kriteria
R-01
3
3
3
3
3
4
4
4
4
31
86.11
sangat layak
R-02
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
100.00
sangat layak
R-03
3
4
3
4
4
4
4
3
4
33
91.67
sangat layak
R-04
4
3
4
4
4
3
3
3
4
32
88.89
sangat layak
R-05
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
75.00
layak
R-06
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
75.00
layak
R-07
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
75.00
layak
R-08
3
3
3
3
3
3
2
3
2
25
69.44
layak
30
82.64
sangat layak
81.25%
84.38%
82.81%
Rata-rata
Berdasarkan analisis data diperoleh persentase kelayakan LKS ditinjau dari isinya adalah 82,64%. Maka tingkat kelayakan isi LKS adalah sangat layak.
119
ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN Aspek Kelayakan Bahasa (Konstruksi) Butir keKode Persentase Kesesuaian Bahasa Kesesuaian Aturan Penulisan Kesesuaian Bahasa Asing Skor Reviewer (%) 1a 1b 2a 2b 2c 2d 2e 2f 3a 3b
Kriteria
R-01
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75.00
layak
R-02
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
100.00
sangat layak
R-03
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
34
85.00
sangat layak
R-04
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
38
95.00
sangat layak
R-05
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75.00
layak
R-06
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75.00
layak
R-07
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75.00
layak
R-08
3
2
3
4
3
2
3
3
3
3
29
72.50
layak
33
81.56
sangat layak
82.81%
81.25%
81.25%
Rata-rata
Berdasarkan analisis data diperoleh persentase kelayakan LKS ditinjau dari bahasanya adalah 81,56%. Maka tingkat kelayakan bahasa LKS adalah sangat layak.
120
ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN Aspek Kelayakan Penyajian (Teknis) Butir keKode Reviewer
Teknik Penyajian
Pendukung Penyajian M ateri Skor
Persentase (%)
Kriteria
1a 1b
1c 1d
1e
1f
2a
2b
2c
R-01
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
75.00
layak
R-02
4
4
3
3
3
4
3
4
4
32
88.89
sangat layak
R-03
3
3
4
3
4
4
4
3
4
32
88.89
sangat layak
R-04
4
4
4
4
4
4
3
4
4
35
97.22
sangat layak
R-05
3
3
3
3
3
4
3
3
3
28
77.78
layak
R-06
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
75.00
layak
R-07
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
75.00
layak
R-08
4
3
4
4
4
2
4
4
2
31
86.11
sangat layak
30
82.99
sangat layak
83.33%
82.29% Rata-rata
Berdasarkan analisis data diperoleh persentase kelayakan LKS ditinjau dari penyajiannya adalah 82,99%. Maka tingkat kelayakan penyajian LKS adalah sangat layak.
121
ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN Butir ke-
R-01
R-02
R-03
R-04
R-05
R-06
R-07
R-08
1
3
4
3
4
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
5
3
4
4
4
3
3
3
3
6
4
4
4
3
3
3
3
3
7
4
4
4
3
2
3
3
3
8
4
4
3
3
3
3
3
3
9
4
4
4
4
2
3
3
3
10
3
4
4
4
3
3
3
3
11
3
4
4
4
2
3
3
3
12
3
4
3
4
3
3
3
3
13
3
4
4
4
4
3
3
3
14
3
4
3
3
3
3
3
3
15
3
4
3
3
2
3
3
3
16
3
4
3
4
3
3
3
3
17
3
4
4
4
3
4
3
3
18
3
4
3
4
3
3
3
3
19
3
4
3
4
3
3
3
3
20
3
4
3
4
4
3
3
3
21
3
4
3
4
3
3
3
3
22
3
3
4
4
4
3
3
3
23
3
3
3
4
4
3
3
3
24
3
3
4
4
4
3
3
3
25
3
4
4
4
2
4
3
3
26
3
3
4
3
4
3
3
3
27
3
4
3
4
4
3
3
3
28
3
4
4
4
2
3
3
3
Skor
88
108
99
105
85
86
84
84
Persentase
78.57
75.00
75.00
layak
88.39 sangat layak
76.79
Kriteria
96.43 sangat layak
layak
layak
layak
Skor Persentase (%) Kriteria
93.75 75.89 sangat layak layak 92.375 82.48 sangat layak
122
Lampiran 17 SOAL UJI KETERBACAAN
Nama
: …………………………………
Kelas / No. absen
: ……………/…………
Lengkapilah kalimat-kalimat berikut ini dengan kata-kata yang tepat! Suatu bentuk energi yang dapat mengalir karena adanya perbedaan suhu disebut (1)………………… Kalor secara alamiah mengalir dari benda yang suhunya (2)……………….. ke benda yang suhunya (3)……………….. ketika kedua benda saling bersentuhan. Satuan kalor dalam Satuan Internasional (SI) adalah (4)………………. Satu kalori setara dengan (5)…………….. joule. Ketika kalian memberikan sejumlah kalor pada suatu zat maka zat tersebut akan mengalami perubahan (6)…………….. dan (7)…………………............. Suhu benda akan naik jika benda (8)…………………….kalor. Suhu benda akan turun jika benda (9)……………………. kalor. Besarnya kalor yang diserap atau dilepaskan oleh suatu benda bergantung pada 3 faktor, yaitu massa benda (m), kalor jenis benda (c), dan kenaikan suhu benda (∆T). Semakin besar massa benda yang dinaikkan suhunya, maka semakin (10)…………… jumlah kalor yang diperlukan. Besarnya kalor yang digunakan untuk
menaikkan
suhu
1
kg
zat
sebesar
1ºC
atau
1
K
disebut
(11)……………………… Semakin (12)………………… kalor jenis benda, maka
semakin
besar
jumlah
kalor
yang
diperlukan.
Dan
semakin
(13)…………………kenaikan suhu benda, maka semakin besar jumlah kalor yang diperlukan. Hubungan antara ketiga faktor tersebut dapat dituliskan dalam suatu persamaan , yaitu (14) Q = ……………………. Kalor yang diserap atau dilepaskan suatu benda dapat menyebabkan perubahan wujud benda. Jika kalian memberikan kalor pada gelas beker yang berisi es batu maka es yang semula berwujud padat berubah menjadi cair, peristiwa ini disebut sebagai (15)………………….. Jika pemanasan terusmenerus dilakukan maka akan terjadi perubahan wujud cair menjadi uap (gas),
123
yang disebut sebagai (16)………………….. Selain dengan cara memanaskan zat, penguapan dapat (17)………………… dengan cara meniupkan udara di atas permukaan, memperluas permukaan, dan mengurangi tekanan di permukaan. Saat kalian mencoba menutup gelas beker tersebut selama beberapa saat,maka pada bagian atas gelas beker akan terlihat titik-titik air. Hal ini menunjukkan perubahan wujud gas menjadi (18)……….. yang disebut (19)……………….. Pada suhu (20)……..ºC tekanan 1 atm, walaupun air terus-menerus dipanaskan suhunya tetap atau tidak berubah. Peristiwa ini disebut (21)……………, yang ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung pada air yang dipanaskan. Titik didih normal air adalah 100ºC. Dengan mengurangi (22)………………….. pada permukaan zat cair maka air akan mendidih sebelum suhu mencapai 100ºC. Cara lain untuk mengubah titik didih normal suatu zat cair adalah dengan cara (23)……………………………………….., seperti menambahkan garam atau gula. Pada saat mendidih ataupun melebur suhu benda (24)………… Pada waktu tersebut zat tetap menyerap kalor. Kalor yang diserap tidak digunakan untuk
menaikkan
suhu
benda
tetapi
digunakan
untuk
(25)………………………………… Kalor yang digunakan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada suhu 100ºC disebut (26)………………….. Sedangkan kalor yang digunakan untuk mengubah 1 kg zat padat menjadi zat cair seluruhnya pada titik leburnya disebut (27)………………….. Besarnya kalor yang diperlukan untuk menguapkan zat cair pada titik didihnya ditentukan oleh besarnya massa (m) dan kalor uap (U) yang dapat dituliskan dalam persamaan (28)Q=…………………… Sedangkan besarnya kalor yang diperlukan untuk meleburkan zat padat pada titik leburnya ditentukan oleh besarnya massa (m) dan kalor
lebur
(L)
yang
dapat
dituliskan
dalam
persamaan
(29)Q=
…………………… Berdasarkan identifikasi grafik di bawah ini dapat dijelaskan proses perubahan wujud zat.
124
Air berubah menjadi Titik gas Didih
(31)………………...... ....………......... (32)……………… ………………
(30)……… ………… Berwujud padat ……..
(es) asal Inggris bernama (33)………………………… Seorang ilmuwan (1728-1799) mengungkapkan bahwa bila dua zat yang yang berbeda suhunya dicampurkan pada suatu wadah yang terisolasi secara sempurna dari lingkungannya maka kalor yang dimiliki oleh zat yang suhunya lebih tinggi akan mengalir ke zat yang suhunya lebih rendah sehingga terjadi keseimbangan energi. Hal ini dapat dirumuskan sebagai (34)……………………...=……………………. Persamaan ini dikenal sebagai (35)……………………….. Matahari terletak sangat jauh dari bumi, tetapi panas yang dihasilkan dapat dirasakan sampai ke bumi. Hal ini dapat terjadi karena kalor dapat berpindah. Terdapat beberapa cara perpindahan kalor. Perpindahan kalor yang terjadi pada zat padat dan tanpa disertai perpindahan partikel zat tersebut disebut sebagai (36)……………………….. Tidak semua zat padat dapat menghantarkan kalor dengan baik.
Penghantar kalor yang baik disebut (37)………………….. dan
penghantar kalor yang buruk disebut (38)……………………. Besi, tembaga, baja, dan jenis logam yang lain merupakan contoh bahan (39)………………. sedangkan plastik, kayu, kaca, kain merupakan contoh bahan (40)……………… Perpindahan kalor yang terjadi pada zat cair dan gas yang disertai dengan perpindahan partikel zat tersebut disebut (41)………………… Terjadinya angin darat dan angin laut merupakan contoh peristiwa (42)………………….. Perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara atau medium disebut
125
(43)……………………
Satu
contoh
(44)……………………………………………..
peristiwa Permukaan
radiasi yang
adalah berwarna
(45)………………………. dapat menyerap sinar matahari dengan baik sehingga dimanfaatkan untuk pembuatan panel sel surya (solar cell).
126
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN SOAL UJI KETERBACAAN
1. kalor
27. kalor lebur
2. tinggi
28. m U
3. rendah
29. m L
4. joule
30. titik lebur
5. 4,2
31. padat berubah menjadi cair
6. suhu zat
32. berwujud cair
7. wujud zat
33. Joseph Black
8. menyerap
34. Qlepas=Qterima
9. melepas
35. Asas Black
10. banyak/besar
36. konduksi
11. kalor jenis
37. konduktor
12. besar
38. isolator
13. tinggi/besar/banyak
39. konduktor
14. m c ∆T
40. isolator
15. melebur/mencair
41. konveksi
16. menguap
42. konveksi
17. dipercepat
43. radiasi
18. air
44. panas matahari sampai ke
19. mengembun
bumi, menghangatkan tubuh
20. 100
di depan api unggun
21. mendidih 22. tekanan 23. mencampurkan zat lain 24. tetap 25. mengubah wujud benda 26. kalor uap
45. hitam
127
Lampiran 19 ANALISIS UJI KETERBACAAN Rumus:
Kriteria: Interval Kriteria 0% < x 40% LKS sukar dipahami 41% x 60% LKS telah memenuhi syarat keterbacaan LKS mudah dipahami 61% x 100% (Suryadi, 2007) Perhitungan:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Responden UCT-01 UCT-02 UCT-03 UCT-04 UCT-05 UCT-06 UCT-07 UCT-08 UCT-09 UCT-10 Rata-rata
Jumlah Esai 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Jumlah Jawaban Benar 37 38 32 31 35 42 42 43 35 36 37
Nilai (%)
Kriteria keterbacaan
82.22 84.44 71.11 68.89 77.78 93.33 93.33 95.56 77.78 80.00 82.44
mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami mudah dipahami
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai keterbacaan LKS adalah 82,44%. Jadi LKS ini termasuk dalam kriteria mudah dipahami.
128
Lampiran 20 SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Pokok Bahasan
: Kalor
Kelas/Semester
: VII/2
Petunjuk Pengerjaan Soal 1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawab yang tersedia. 2. Berilah tanda silang (X) pada huruf yang jawabannya anda anggap benar. 3. Bila anda menjawab soal salah dan ingin memperbaikinya, lakukan hal berikut: Contoh: A B C D diganti A B C D 4. Segera laporkan kepada pengawas jika terdapat tulisan yang kurang jelas. 5. Setelah semua pertanyaan selesai terjawab, serahkan lembar jawab dan lembar soal kepada pengawas. 6. Berdoalah sebelum mengerjakan soal. 7. Selamat mengerjakan. 1. Aliran perpindahan kalor secara alami antara dua benda bergantung pada …. A. suhu masing-masing benda B. kandungan energi masing-masing benda C. tekanan masing-masing benda D. wujud benda (padat, cair, atau gas) 2. Ketika kalian menyalakan pembakar spiritus pada gelas beker berisi es batu terlihat bahwa suhu yang tercatat pada termometer semakin naik dan es batu mulai mencair. Hal ini menunjukkan bahwa….
A. kalor menyebabkan perubahan suhu dan massa benda B. kalor menyebabkan perubahan suhu dan wujud benda C. kalor menyebabkan perubahan wujud benda dan massa benda D. kalor menyebabkan perubahan wujud benda dan tekanan benda 3. Energi kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat bergantung pada faktor-faktor di bawah ini, kecuali ….
129
4.
5.
6.
7.
8.
9.
A. tekanan udara luar B. massa zat C. jenis zat D. kenaikan suhu Massa air 1,5 kg dipanaskan dari suhu 30ºC sampai 80ºC. Jika kalor jenis air 4200 J/kgºC, maka kalor yang diperlukan untuk memanaskan air tersebut adalah …. A. 3,15 joule B. 315 joule C. 3,15 x 102 joule D. 315 x 103 joule Sepotong besi mempunyai massa 0,2 kg dan kalor jenis 0,11 kkal/kgºC. Jika suhunya turun dari 70ºC menjadi 30ºC maka banyak kalor yang dilepaskan…. A. 0,022 kkal B. 0,88 kkal C. 3,36 kkal D. 5,28 kkal Kalor sebanyak 21.000 joule diberikan ke dalam 5 kg air dengan kalor jenis sebesar 4200J/kgºC. Kalor tersebut menaikkan suhu sebesar…. A. 1ºC B. 5ºC C. 10ºC D. 25ºC Sebuah balok besi dengan massa 1 kg dipanasi secara listrik sehingga suhunya naik dari 14ºC menjadi 30ºC. Sebuah joulemeter menunjukkan bahwa 7200 J energi diperlukan untuk itu. Kalor jenis besi adalah…. A. 500 J/kgºC B. 450 J/kgºC C. 300 J/kgºC D. 250 J/kgºC Air bermassa 5 kg yang mula-mula suhunya 20ºC dipanaskan. Energi kalor yang diperlukan adalah 840.000 joule. Suhu akhir air adalah…. (kalor jenis air = 4200J/kgºC) A. 30ºC B. 40ºC C. 50ºC D. 60ºC Sejumlah tembaga dipanaskan suhunya naik dari 10ºC menjadi 90ºC. Energi yang diperlukan adalah 62.400 joule. Massa tembaga yang dipanaskan adalah…. (kalor jenis tembaga = 390 J/kgºC)
130
A. 2 kg B. 4 kg C. 6 kg D. 8 kg 10. Pada suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut: Massa air (g) 100 200 300
Suhu awal (ºC) 5 5 5
Suhu akhir (ºC) 20 20 20
Kenaikan suhu (ºC) 15 15 15
Waktu yang diperlukan (sekon) 25 35 50
Pernyataan yang benar berdasarkan data di atas adalah …. A. besarnya massa mempengaruhi besarnya kalor yang diperlukan menaikkan suhu zat. B. besarnya kenaikan suhu mempengaruhi besarnya kalor yang diperlukan menaikkan suhu zat. C. besarnya massa dan kenaikan suhu mempengaruhi besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat D. besarnya kalor yang digunakan untuk mempengaruhi suhu zat tidak dipengaruhi oleh apapun. 11. Kalor jenis alkohol adalah 2400 J/kgºC, maka pernyataan berikut ini yang benar adalah…. A. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 0,5 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 4800 J B. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 0,5 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 2400 J C. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 4800 J D. banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg alkohol sebesar 1ºC adalah 2400 J 12. Perhatikan diagram PADAT
1 2
CAIR
3
GAS
4
Perubahan wujud zat yang melepaskan kalor sesuai gambar nomor …. A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 2 dan 4 D. 3 dan 4
131
13. Suatu percobaan dihasilkan grafik hubungan suhu dan waktu pemanasan zat padat berikut ini.
Pernyataan yang tidak benar mengenai grafik di atas adalah…. A. AB zat berwujud cair B. BC zat padat berubah wujud menjadi cair C. CD zat berwujud cair D. DE zat cair berubah wujud menjadi gas 14. Sepotong es dimasukkan ke dalam bejana kemudian dipanaskan. Es berubah menjadi air. Apabila terus-menerus dipanaskan, air mendidih dan menguap. Apa kesimpulanmu tentang hubungan antara kalor dengan perubahan wujud zat? A. menguap dan mengembun memerlukan kalor B. menguap dan melebur memerlukan kalor C. membeku dan melebur melepaskan kalor D. menguap dan melebur melepaskan kalor 15. Pada suatu percobaan memanaskan es batu diperoleh data sebagai berikut. Waktu (menit) Suhu zat (ºC)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-10
-3
0
0
0
10
20
35
50
70
85
Pernyataan di bawah ini yang benar mengenai data percobaan di atas, kecuali…. A. pada menit ke 2-4 tidak terjadi perubahan suhu zat B. es berubah menjadi air seluruhnya pada menit ke 2-4 C. pada menit ke 5-10 terjadi penyerapan kalor D. pada menit ke 2-4 tidak terjadi penyerapan kalor 16. Ketika kalian sedang memanaskan air, setelah beberapa saat akan timbul gelembung-gelembung uap pada air dan suhu tetap menunjukkan skala 100 ºC. Hal ini menunjukkan peristiwa…. A. mencair B. menyublim C. mendidih
132
D. mengembun 17. Berikut ini cara mempercepat terjadinya penguapan: 1. memperkecil bidang penguapan 2. menambah tekanan di atas permukaan zat cair 3. memanaskan zat cair 4. meniupkan udara di atas permukaan Pernyataan yang benar adalah…. A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 3 dan 4 D. 1 dan 4 18. Titik didih normal air pada tekanan 1 atm adalah 100ºC. Tapi ketika kalian memasak air di daerah pegunungan yang tekanan udaranya 0,7 atm air akan mendidih sebelum suhu mencapai 100 ºC. Hal ini terjadi karena…. A. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair dapat menaikkan titik didih air B. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair dapat menurunkan titik didih air C. menambah tekanan di atas permukaan zat cair tidak berpengaruh pada titik didih air D. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair tidak berpengaruh pada titik didih air 19. Dari pernyataan berikut ini yang benar adalah…. air murni
air garam
A. titik didih air murni lebih tinggi daripada titik didih air garam pada tekanan yang sama B. titik didih air murni sama daripada titik didih air garam pada tekanan yang sama C. pada tekanan 1 atm titik didih air murni lebih rendah daripada air garam D. pada tekanan 1 atm titik didih air murni lebih tinggi daripada air garam 20. Untuk mengubah 4 kg es 0ºC menjadi air 0ºC (kalor lebur es 323.000 J/kg) dibutuhkan energi sebesar…. A. 1.292.000 joule B. 1.333.000 joule C. 123.000 joule D. 333.000 joule
133
21. Sebanyak 50 kJ kalor diberikan pada 0,5 kg es pada 0ºC. Jika kalor lebur es 335 kJ/kg maka banyak es yang melebur adalah…. A. 0,1 kg B. 0,15 kg C. 0,5 kg D. 2,5 kg 22. Suatu percobaan diperoleh grafik hubungan energi kalor dan suhu berikut ini. Suhu (ºC) 240
220 0
Kalor
20 24 25 (J) Suatu zat padat bermassa 5 kg dipanaskan. Grafik kalor terhadap suhunya 400 di atas. 000 dilukiskan000 pada gambar Titik lebur zat padat itu adalah…. A. 0ºC B. 20 ºC C. 220 ºC D. 240 ºC 23. Sesuai dengan soal nomor 22, kalor lebur zat padat itu adalah…. A. 20.000 J/kg B. 24. 400 J/kg C. 4400 J/kg D. 880 J/kg 24. Banyak kalor yang harus diberikan pada 0,5 kg es supaya suhunya naik dari 10ºC menjadi air 40ºC adalah…. (kalor jenis es = 2100 J/kg/ºC, kalor lebur es = 336.000J/kg) A. 262.500 J B. 178.500 J C. 94.500 J D. 25.000 J 25. Air sebanyak 250 gram yang suhunya 20ºC dicampur dengan 200 gram air yang suhunya 100ºC. Suhu campuran air adalah adalah…. (kalor jenis air = 4200 J/kg/ºC) A. 40ºC
134
B. 45,5ºC C. 50ºC D. 55,5ºC 26. Perpindahan kalor dimana partikel zat tidak ikut berpindah disebut…. A. konduksi B. konveksi C. radiasi D. aliran 27. Peristiwa yang menunjukkan adanya perpindahan kalor secara konduksi adalah…. A. mencairnya es di kutub B. pemancaran energi matahari ke bumi C. memanaskan setrika listrik D. terjadinya arus vertikal di laut 28. Gambar di bawah ini menunjukkan gerakan kacang hijau di dalam air yang dipanasi. Gerakan kacang hijau itu seperti gambar…. A. X
B. X
C. X
D. X
29. Perhatikan tabel berikut ini. Perpindahan Medium kalor perpindahan A Air
Partikel zat
Contoh perpindahan kalor Berpindah gerakan kacang hijau dalam air yang dipanasi B udara Berpindah terjadinya angin laut pada siang hari C stainless steel tidak berpindah ujung sendok terasa panas ketika dipanasi D tanpa medium panas matahari sampai ke bumi Jenis perpindahan kalor A dan C berturut-turut adalah ….
135
A. konduksi dan konveksi B. konveksi dan radiasi C. konveksi dan konduksi D. konduksi dan radiasi 30. Bagian dasar setrika terbuat dari logam karena logam merupakan…. A. isolator yang dapat menghantarkan panas B. konduktor yang dapat menghantarkan panas C. isolator yang tidak dapat menghantarkan panas D. konduktor yang tidak dapat menghantarkan panas
**SELAMAT MENGERJAKAN**
136
Lampiran 21
KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
A B A D B A B D A A D C A B D
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
C C B C A B C D A D A C B C B
137
Lampiran 22 DAFTAR NILAI PRE-TEST DAN POST-TEST No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode Responden UCK-01 UCK-02 UCK-03 UCK-04 UCK-05 UCK-06 UCK-07 UCK-08 UCK-09 UCK-10 UCK-11 UCK-12 UCK-13 UCK-14 UCK-15 UCK-16 UCK-17 UCK-18 UCK-19 UCK-20 UCK-21 UCK-22 UCK-23 UCK-24 UCK-25 UCK-26 UCK-27 UCK-28 UCK-29 UCK-30 ∑Х χ n Max Min s2 s
Nilai Pre-test Post-test 50 77 37 83 40 70 43 70 30 50 37 87 43 77 40 70 33 67 50 77 40 87 40 80 47 80 50 70 47 70 40 70 60 93 43 70 53 93 53 97 33 80 53 70 27 60 43 80 60 87 40 73 50 83 43 80 30 70 47 80 1302 2301 43.40 76.70 30 30 60 97 27 50 70.25 100.36 8.38 10.02
138
Lampiran 23 UJI NORMALITAS NILAI PRE-TEST
139
Lampiran 24 UJI NORMALITAS NILAI POST-TEST
140
Lampiran 25 UJI N-GAIN PENINGKATAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KOGNITIF No
Kode Responden
1
UCK-01
2
UCK-02
3
UCK-03
4
UCK-04
5
UCK-05
6
UCK-06
7
UCK-07
8
UCK-08
Pre-test Post-test
50 37 40 43 30 37 43 40 33 50 40 40 47 50 47 40 60 43 53 53 33 53 27 43 60 40 50 43 30 47
77 83 70 70 50 87 77 70 67 77 87 80 80 70 70 70 93 70 93 97 80 70 60 80 87 73 83 80 70 80
∑Х
1302
2301
χ
43.40
76.70
9
UCK-09
10
UCK-10
11
UCK-11
12
UCK-12
13
UCK-13
14
UCK-14
15
UCK-15
16
UCK-16
17
UCK-17
18
UCK-18
19
UCK-19
20
UCK-20
21
UCK-21
22
UCK-22
23
UCK-23
24
UCK-24
25
UCK-25
26
UCK-26
27
UCK-27
28
UCK-28
29
UCK-29
30
Nilai
UCK-30
Kriteria
0.54
sedang
0.73
tinggi
0.50
sedang
0.47
sedang
0.29
rendah
0.79
tinggi
0.60
sedang
0.50
sedang
0.51
sedang
0.54
sedang
0.78
tinggi
0.67
sedang
0.62
sedang
0.40
sedang
0.43
sedang
0.50
sedang
0.83
tinggi
0.47
sedang
0.85
tinggi
0.94
tinggi
0.70
tinggi
0.36
sedang
0.45
sedang
0.65
sedang
0.68
sedang
0.55
sedang
0.66
sedang
0.65
sedang
0.57
sedang
0.62
sedang
= Nilai gain adalah 0,59 , maka peningkatan hasil belajar dalam kategori sedang
141
Lampiran 26 UJI-T PERBEDAAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KOGNITIF
Persamaan yang digunakan:
Data yang diperoleh: Sumber variasi Jumlah n X Varians (s2) Standar deviasi (s) Perhitungan :
Pre-test 1302 30 43,40 70,25
Post-test 2301 30 76,70 100,36
8,38
10,02
t=
t = -74,46 Pada α = 5% dengan dk = 60 - 2 = 58 diperoleh t(0.95)(58) = 2,01
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
-74,46
-2,01
Daerah Penolakan Ho
2,01
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kognitif dilihat dari skor pre test dan post test
142
Lampiran 27
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI KARAKTER
Aspek Penilaian
Indikator Kehadiran di dalam kelas (ID-1)
Skor
Keterangan
5
Siswa masuk kelas tepat waktu Siswa terlambat 5-10 menit masuk kelas Siswa terlambat masuk kelas >10 menit Mendengarkan dan tidak menyela presentasi kelompok lain Mendengarkan dan menyela presentasi kelompok lain Tidak mendengarkan presentasi kelompok lain Menulis laporan akhir percobaan sesuai dengan sistematika penulisan laporan yang telah ditentukan Menulis laporan akhir percobaan dengan 1 elemen tidak sesuai dengan sistematika penulisan laporan yang telah ditentukan Menulis laporan akhir percobaan lebih dari 1 elemen tidak sesuai dengan sistematika penulisan laporan yang telah ditentukan Mengumpulkan laporan akhir percobaan tepat waktu Mengumpulkan laporan akhir percobaan dalam hari yang ditentukan tapi tidak tepat waktu Mengumpulkan laporan akhir percobaan setelah hari yang ditentukan Tidak menyontek atau menjadi plagiat sama sekali saat mengerjakan tugas/evaluasi Menyontek atau menjadi plagiat 1 kali Menyontek atau menjadi plagiat lebih dari 1 kali
3 1
Menaati aturan berbicara yang ditentukan dalam sebuah diskusi kelas (ID-2)
5 3 1 5
Disiplin
Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk laporan akhir percobaan (ID-3)
3
1
5 Tertib dalam mengumpulkan laporan akhir percobaan (ID-4)
3
1
Jujur
Tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan tugas/evaluasi (IJ-1)
5 3 1
143
5 Tidak memanipulasi data percobaan (IJ-2)
3 1 5
Bertanya kepada guru tentang materi pelajaran (IR-1)
3 1
Rasa Ingin Tahu
5 Bertanya kepada guru tentang segala hal yang didengar dari media atau orang lain (IR-2)
3
1
Melaporkan data percobaan apa adanya Melaporkan data percobaan dengan 1 kali manipulasi Melaporkan data percobaan dengan lebih dari 1 kali manipulasi Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi pelajaran >1 kali Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi pelajaran 1 kali Tidak mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi pelajaran Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang segala hal yang didengar dari media atau orang lain >1 kali Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang segala hal yang didengar dari media atau orang lain 1 kali Tidak mengajukan pertanyaan kepada guru tentang segala hal yang didengar dari media atau orang lain
144
Lampiran 28
PEMBAGIAN KELOMPOK SISWA DAN OBSERVER
Observer 1 KELOMPOK 1 UCK-03 UCK-09 UCK-10 UCK-14 UCK-21
KELOMPOK 2 UCK-07 UCK-15 UCK-16 UCK-22 UCK-27
Observer 2 KELOMPOK 3 UCK-01 UCK-04 UCK-12 UCK-23 UCK-26
KELOMPOK 4 UCK-02 UCK-08 UCK-18 UCK-20 UCK-30
Observer 3 KELOMPOK 5 UCK-05 UCK-06 UCK-19 UCK-24 UCK-29
KELOMPOK 6 UCK-11 UCK-13 UCK-17 UCK-25 UCK-28
145
Lampiran 29 Hasil O bse rvasi Karakte r Siswa Pe rte muan ke -1 Disiplin No
Kode Responden
Jujur
ID (1)
ID (2)
ID (3)
ID (4)
Jml
Rasa Ingin T ahu
%
IJ (1)
IJ (2)
Jml
%
IR (1)
IR (2)
Jml
%
1
UCK-01
5
1
5
5
16
80
1
5
6
60
3
1
4
40
2
UCK-02
3
1
3
3
10
50
1
3
4
40
3
1
4
40
3
UCK-03
5
3
5
1
14
70
1
3
4
40
1
3
4
40
4
UCK-04
5
3
5
3
16
80
1
5
6
60
1
1
2
20
5
UCK-05
3
1
3
1
8
40
1
3
4
40
1
1
2
20
6
UCK-06
3
3
5
3
14
70
5
3
8
80
3
1
4
40
7
UCK-07
5
1
3
5
14
70
3
5
8
80
3
1
4
40
8
UCK-08
5
1
5
5
16
80
1
3
4
40
3
3
6
60
9
UCK-09
3
3
3
3
12
60
1
3
4
40
1
1
2
20
10
UCK-10
3
3
1
5
12
60
5
3
8
80
5
1
6
60
11
UCK-11
3
1
3
5
12
60
3
5
8
80
5
3
8
80
12
UCK-12
5
1
3
3
12
60
1
5
6
60
1
1
2
20
13
UCK-13
5
3
5
3
16
80
1
5
6
60
1
3
4
40
14
UCK-14
3
1
5
5
14
70
3
3
6
60
3
1
4
40
15
UCK-15
3
1
5
3
12
60
1
5
6
60
1
1
2
20
16
UCK-16
3
5
5
3
16
80
3
5
8
80
1
1
2
20
17
UCK-17
5
3
3
3
14
70
5
3
8
80
5
3
8
80
18
UCK-18
5
1
5
3
14
70
1
3
4
40
1
1
2
20
19
UCK-19
1
1
5
1
8
40
3
3
6
60
1
3
4
40
20
UCK-20
3
1
5
3
12
60
1
3
4
40
3
3
6
60
21
UCK-21
1
3
3
1
8
40
1
3
4
40
1
1
2
20
22
UCK-22
3
3
3
1
10
50
1
5
6
60
1
1
2
20
23
UCK-23
3
1
1
3
8
40
1
5
6
60
5
3
8
80
24
UCK-24
3
1
3
3
10
50
1
3
4
40
1
1
2
20
25
UCK-25
3
3
3
1
10
50
3
5
8
80
1
1
2
20
26
UCK-26
3
3
3
3
12
60
3
5
8
80
3
1
4
40
27
UCK-27
3
1
3
1
8
40
1
5
6
60
1
1
2
20
28
UCK-28
3
3
5
3
14
70
3
5
8
80
1
1
2
20
29
UCK-29
1
1
5
5
12
60
1
3
4
40
1
1
2
20
30
UCK-30
5
1
5
3
14
70
1
3
4
40
1
1
2
20
Skor
104
58
116
90
368
58
118
176
62
46
108
Persentase (%)
69
39
77
60
61.33
39
79
58.67
41
31
36.00
MB
BT
MB
MT
MT
BT
BT
Kriteria
MB BT
Rata-rata karakter
MB MT
54.33%
Keterangan BT
: Belum T erlihat
MT : Mulai T erlihat
MB : Mulai Berkembang MK : Membudaya
146
Lampiran 30 Hasil O bse rvasi Karakte r Siswa Pe rte muan ke -3 No
Kode Responden
Disiplin
Jujur
1
UCK-01
2
UCK-02
3
3
5
5
16
80
3
3
6
60
5
3
8
80
3
UCK-03
3
5
3
3
14
70
3
5
8
80
3
3
6
60
4
UCK-04
5
5
5
3
18
90
5
3
8
80
1
1
2
20
5
UCK-05
3
5
3
1
12
60
3
5
8
80
1
1
2
20
6
UCK-06
3
1
5
3
12
60
3
5
8
80
3
1
4
40
7
UCK-07
3
1
5
3
12
60
3
3
6
60
5
1
6
60
8
UCK-08
5
1
5
3
14
70
1
3
4
40
3
3
6
60
9
UCK-09
5
1
5
3
14
70
1
5
6
60
1
1
2
20
10
UCK-10
3
1
5
3
12
60
1
5
6
60
5
3
8
80
11
UCK-11
3
5
5
5
18
90
3
5
8
80
5
3
8
80
12
UCK-12
3
3
1
3
10
50
1
5
6
60
1
1
2
20
13
UCK-13
5
1
3
3
12
60
1
5
6
60
5
3
8
80
14
UCK-14
5
5
5
3
18
90
3
5
8
80
1
1
2
20
15
UCK-15
3
5
3
5
16
80
3
3
6
60
1
1
2
20
16
UCK-16
3
5
3
5
16
80
1
3
4
40
5
3
8
80
17
UCK-17
5
5
5
3
18
90
1
5
6
60
5
3
8
80
18
UCK-18
5
1
5
3
14
70
5
3
8
80
1
1
2
20
19
UCK-19
3
3
5
3
14
70
1
5
6
60
1
3
4
40
20
UCK-20
5
1
5
5
16
80
1
3
4
40
1
3
4
40
21
UCK-21
3
1
3
1
8
40
1
5
6
60
1
1
2
20
22
UCK-22
3
5
1
5
14
70
1
3
4
40
1
1
2
20
23
UCK-23
3
1
1
1
6
30
1
5
6
60
5
1
6
60
24
UCK-24
5
1
5
5
16
80
3
5
8
80
1
3
4
40
25
UCK-25
5
3
3
3
14
70
3
5
8
80
5
3
8
80
26
UCK-26
3
3
5
5
16
80
3
5
8
80
3
1
4
40
27
UCK-27
3
5
3
5
16
80
1
3
4
40
1
1
2
20
28
UCK-28
3
5
5
5
18
90
5
3
8
80
3
1
4
40
29
UCK-29
3
5
5
5
18
90
1
5
6
60
1
1
2
20
30
UCK-30
3
1
5
5
14
70
1
3
4
40
1
1
2
20
Skor
112
90
434
66
124
190
80
54
134
Persentase (%)
75
60
72.33
44
83
63.33
53
36
44.67
MB
MT
BT
MT
Kriteria
ID (2) 3
ID (3) 5
ID (4) 5
Jml
%
18
Rasa Ingin T ahu
ID (1) 5
122 110 81
73
MB MT MK MB
Rata-rata karakter
IJ (2) 3
Jml
%
90
IJ (1) 3
6
MB
MT MK 63.17%
Keterangan BT
: Belum T erlihat
MT : Mulai T erlihat
MB : Mulai Berkembang MK : Membudaya
IR (2) 1
Jml
%
60
IR (1) 5
6
60
147
Lampiran 31 Hasil O bse rvasi Karakte r Siswa Pe rte muan ke -5 No
Kode Responden
Disiplin
Jujur
ID (1)
ID (2)
ID (3)
ID (4)
Jml
Rasa Ingin T ahu
%
IJ (1)
IJ (2)
Jml
%
IR (1)
IR (2)
Jml
%
1
UCK-01
5
5
5
5
20
100
3
5
8
80
5
3
8
80
2
UCK-02
5
5
5
5
20
100
3
5
8
80
5
3
8
80
3
UCK-03
3
3
5
5
16
80
3
5
8
80
3
3
6
60
4
UCK-04
5
5
5
5
20
100
3
5
8
80
5
3
8
80
5
UCK-05
3
1
5
5
14
70
3
5
8
80
5
3
8
80
6
UCK-06
3
3
5
5
16
80
5
5
10
100
5
3
8
80
7
UCK-07
3
5
5
5
18
90
3
3
6
60
5
3
8
80
8
UCK-08
5
3
5
5
18
90
1
5
6
60
3
3
6
60
9
UCK-09
3
3
5
3
14
70
3
5
8
80
1
1
2
20
10
UCK-10
5
3
3
3
14
70
1
5
6
60
3
1
4
40
11
UCK-11
3
3
5
5
16
80
3
5
8
80
5
3
8
80
12
UCK-12
3
3
3
3
12
60
3
5
8
80
1
1
2
20
13
UCK-13
5
3
5
5
18
90
3
5
8
80
5
3
8
80
14
UCK-14
5
3
5
3
16
80
3
5
8
80
1
1
2
20
15
UCK-15
5
1
5
5
16
80
1
3
4
40
1
1
2
20
16
UCK-16
5
5
5
5
20
100
3
3
6
60
5
3
8
80
17
UCK-17
3
5
5
5
18
90
5
5
10
100
5
3
8
80
18
UCK-18
5
5
5
5
20
100
3
5
8
80
1
1
2
20
19
UCK-19
5
1
3
3
12
60
1
5
6
60
3
1
4
40
20
UCK-20
3
1
5
3
12
60
1
5
6
60
5
3
8
80
21
UCK-21
5
5
3
3
16
80
1
5
6
60
1
3
4
40
22
UCK-22
5
5
3
3
16
80
1
3
4
40
1
1
2
20
23
UCK-23
3
5
5
3
16
80
1
5
6
60
5
3
8
80
24
UCK-24
3
1
5
5
14
70
3
5
8
80
1
1
2
20
25
UCK-25
3
5
3
3
14
70
5
5
10
100
3
1
4
40
26
UCK-26
3
5
5
3
16
80
3
5
8
80
3
1
4
40
27
UCK-27
5
5
3
3
16
80
1
3
4
40
3
3
6
60
28
UCK-28
3
3
5
3
14
70
5
5
10
100
1
1
2
20
29
UCK-29
5
5
3
3
16
80
1
5
6
60
3
1
4
40
5
5
5
3
18
90
8
6
30
UCK-30 Skor
Persentase (%) Kriteria
122 110 134 120 81
73
89
80
MK MB MK MB
Rata-rata karakter
3
5
3
3
486
78
140
218
96
64
160
81.00
52
93
72.67
64
43
53.33
MK
MT MK 72.00%
Keterangan BT
: Belum T erlihat
MT : Mulai T erlihat
MB : Mulai Berkembang MK : Membudaya
80
MB
MB MT
60
MT
148
Lampiran 32 Uji N-Gain Pe rke mbangan Karakte r Disiplin
Pertemuan keKode Responden
1
3
5
1
UCK-01
80
90
100
0.50
sedang
1.00
tinggi
1.00
tinggi
2
UCK-02
50
80
100
0.60
sedang
1.00
tinggi
1.00
tinggi
3
UCK-03
70
70
80
0.00
rendah
0.33
sedang
0.33
sedang
4
UCK-04
80
90
100
0.50
sedang
1.00
tinggi
1.00
tinggi
5
UCK-05
40
60
70
0.33
sedang
0.25
rendah
0.50
sedang
6
UCK-06
70
60
80
-0.33
rendah
0.50
sedang
0.33
sedang
7
UCK-07
70
60
90
-0.33
rendah
0.75
tinggi
0.67
sedang
8
UCK-08
80
70
90
-0.50
rendah
0.67
sedang
0.50
sedang
9
UCK-09
60
70
70
0.25
rendah
0.00
rendah
0.25
rendah
10
UCK-10
60
60
70
0.00
rendah
0.25
rendah
0.25
rendah
11
UCK-11
60
90
80
0.75
tinggi
-1.00
rendah
0.50
sedang
12
UCK-12
60
50
60
-0.25
rendah
0.20
rendah
0.00
rendah
13
UCK-13
80
60
90
-1.00
rendah
0.75
tinggi
0.50
sedang
14
UCK-14
70
90
80
0.67
sedang
-1.00
rendah
0.33
sedang
15
UCK-15
60
80
80
0.50
sedang
0.00
rendah
0.50
sedang
16
UCK-16
80
80
100
0.00
rendah
1.00
tinggi
1.00
tinggi
17
UCK-17
70
90
90
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
18
UCK-18
70
70
100
0.00
rendah
1.00
tinggi
1.00
tinggi
19
UCK-19
40
70
60
0.50
sedang
-0.33
rendah
0.33
sedang
20
UCK-20
60
80
60
0.50
sedang
-1.00
rendah
0.00
rendah
21
UCK-21
40
40
80
0.00
rendah
0.67
sedang
0.67
sedang
22
UCK-22
50
70
80
0.40
sedang
0.33
sedang
0.60
sedang
23
UCK-23
40
30
80
-0.17
rendah
0.71
tinggi
0.67
sedang
24
UCK-24
50
80
70
0.60
sedang
-0.50
rendah
0.40
sedang
25
UCK-25
50
70
70
0.40
sedang
0.00
rendah
0.40
sedang
26
UCK-26
60
80
80
0.50
sedang
0.00
rendah
0.50
sedang
27
UCK-27
40
80
80
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
28
UCK-28
70
90
70
0.67
sedang
-2.00
rendah
0.00
rendah
29
UCK-29
60
90
80
0.75
tinggi
-1.00
rendah
0.50
sedang
30
UCK-30
70
70
90
0.00
rendah
0.67
sedang
0.67
sedang
0.28
rendah
0.31
sedang
0.51
sedang
No
Rata-rata
61.33 72.33 81.00
Keterangan Keterangan Keterangan P-1 & P-3 P-3 & P-5 P-1 & P-5
149
Lampiran 33 Uji N-Gain Pe rke mbangan Karakte r Jujur
Pertemuan ke-
Kode Responden
1
3
5
1
UCK-01
60
60
80
0.00
rendah
0.50
2
UCK-02
40
60
80
0.33
sedang
3
UCK-03
40
80
80
0.67
sedang
4
UCK-04
60
80
80
0.50
5
UCK-05
40
80
80
6
UCK-06
80
80
100
7
UCK-07
80
60
8
UCK-08
40
40
9
UCK-09
40
10
UCK-10
11
UCK-11
12
No
Keterangan Keterangan Keterangan P-1 & P-3 P-3 & P-5 P-1 & P-5 sedang
0.50
sedang
0.50
sedang
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
sedang
0.00
rendah
0.50
sedang
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
0.00
rendah
1.00
tinggi
1.00
tinggi
60
-1.00
rendah
0.00
rendah
-1.00
rendah
60
0.00
rendah
0.33
sedang
0.33
sedang
60
80
0.33
sedang
0.50
sedang
0.67
sedang
80
60
60
-1.00
rendah
0.00
rendah
-1.00
rendah
80
80
80
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
UCK-12
60
60
80
0.00
rendah
0.50
sedang
0.50
sedang
13
UCK-13
60
60
80
0.00
rendah
0.50
sedang
0.50
sedang
14
UCK-14
60
80
80
0.50
sedang
0.00
rendah
0.50
sedang
15
UCK-15
60
60
40
0.00
rendah
-0.50
rendah
-0.50
rendah
16
UCK-16
80
40
60
-2.00
rendah
0.33
sedang
-1.00
rendah
17
UCK-17
80
60
100
-1.00
rendah
1.00
tinggi
1.00
tinggi
18
UCK-18
40
80
80
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
19
UCK-19
60
60
60
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
20
UCK-20
40
40
60
0.00
rendah
0.33
sedang
0.33
sedang
21
UCK-21
40
60
60
0.33
sedang
0.00
rendah
0.33
sedang
22
UCK-22
60
40
40
-0.50
rendah
0.00
rendah
-0.50
rendah
23
UCK-23
60
60
60
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
24
UCK-24
40
80
80
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
25
UCK-25
80
80
100
0.00
rendah
1.00
tinggi
1.00
tinggi
26
UCK-26
80
80
80
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
27
UCK-27
60
40
40
-0.50
rendah
0.00
rendah
-0.50
rendah
28
UCK-28
80
80
100
0.00
rendah
1.00
tinggi
1.00
tinggi
29
UCK-29
40
60
60
0.33
sedang
0.00
rendah
0.33
sedang
40
40
80
0.00
rendah
0.67
sedang
0.67
sedang
0.11
rendah
0.25
rendah
0.34
sedang
30
UCK-30 Rata-rata
58.67 63.33 72.67
150
Lampiran 34 Analisis Uji Gain Pe ningkatan Karakte r Rasa Ingin Tahu Siswa
Pertemuan ke-
Kode Responden
1
3
5
1
UCK-01
40
60
80
0.33
sedang
0.50
sedang
0.67
sedang
2
UCK-02
40
80
80
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
3
UCK-03
40
60
60
0.33
sedang
0.00
rendah
0.33
sedang
4
UCK-04
20
20
80
0.00
rendah
0.75
tinggi
0.75
tinggi
5
UCK-05
20
20
80
0.00
rendah
0.75
tinggi
0.75
tinggi
6
UCK-06
40
40
80
0.00
rendah
0.67
sedang
0.67
sedang
7
UCK-07
40
60
80
0.33
sedang
0.50
sedang
0.67
sedang
8
UCK-08
60
60
60
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
No
Keterangan Keterangan Keterangan P-1 & P-3 P-3 & P-5 P-1 & P-5
9
UCK-09
20
20
20
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
10
UCK-10
60
80
40
0.50
sedang
-2.00
rendah
-0.50
rendah
11
UCK-11
80
80
80
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
12
UCK-12
20
20
20
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
13
UCK-13
40
80
80
0.67
sedang
0.00
rendah
0.67
sedang
14
UCK-14
40
20
20
-0.33
rendah
0.00
rendah
-0.33
rendah
15
UCK-15
20
20
20
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
16
UCK-16
20
80
80
0.75
tinggi
0.00
rendah
0.75
tinggi
17
UCK-17
80
80
80
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
18
UCK-18
20
20
20
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
19
UCK-19
40
40
40
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
20
UCK-20
60
40
80
-0.50
rendah
0.67
sedang
0.50
sedang
21
UCK-21
20
20
40
0.00
rendah
0.25
rendah
0.25
rendah
22
UCK-22
20
20
20
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
23
UCK-23
80
60
80
-1.00
rendah
0.50
sedang
0.00
rendah
24
UCK-24
20
40
20
0.25
rendah
-0.33
rendah
0.00
rendah
25
UCK-25
20
80
40
0.75
tinggi
-2.00
rendah
0.25
rendah
26
UCK-26
40
40
40
0.00
rendah
0.00
rendah
0.00
rendah
27
UCK-27
20
20
60
0.00
rendah
0.50
sedang
0.50
sedang
28
UCK-28
20
40
20
0.25
rendah
-0.33
rendah
0.00
rendah
29
UCK-29
20
20
40
0.00
rendah
0.25
rendah
0.25
rendah
20
20
60
0.00
rendah
0.50
sedang
0.50
sedang
0.14
rendah
0.16
rendah
0.27
rendah
30
UCK-30 Rata-rata
36.00 44.67 53.33
151
Lampiran 35 UJI-T PERBEDAAN RATA-RATA PERKEMBANGAN KARAKTER SISWA
Rata-Rata Karakter
Persamaan yang digunakan:
No
Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-5
1
60.00
86.67
2
43.33
86.67
3
50.00
73.33
4
53.33
86.67
5
33.33
76.67
6
63.33
86.67
7
63.33
76.67
8
60.00
70.00
9
40.00
56.67
10
66.67
56.67
11
73.33
80.00
12
46.67
53.33
13
60.00
83.33
14
56.67
60.00
15
46.67
46.67
16
60.00
80.00
17
76.67
90.00
18
43.33
66.67
19
46.67
53.33
20
53.33
66.67
21
33.33
60.00
22
43.33
46.67
23
60.00
73.33
24
36.67
56.67
25
50.00
70.00
26
60.00
66.67
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat
27
40.00
60.00
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata karakter
28
56.67
63.33
29
40.00
60.00
siswa
30
43.44
76.67
terintegrasi pendidikan karakter.
Data yang diperoleh: Sumber variasi Jumlah n X Varians (s2) Standar deviasi (s)
Karakter Awal 1560 30 52 128,43 11,33
Karakter Akhir 2070 30 69 161,03 12,69
Perhitungan : t= t = -33,53 Pada α = 5% dengan dk = 60 - 2 = 58 diperoleh t(0.95)(58) = 2,01
setelah
menggunakan
LKS
berbasis
inkuiri
152 Lampiran 36 SYLLABUS
Subject
: Science – Physics
School Unit
: SMP NEGERI 2 KENDAL
Grade / Term
: VII / 2
Academic Year
: 2012/2013
Standard of Competence
: 8. To understand the state of matter and its change
Basic Competence 8.4 To describe the influence of heat in changing the state of matter and the temperature of matter and its application in daily life
Assessment Material Heat
Indicators To describe definition of heat
Learning Activities the
To investigate the influence of mass (m), specific heat (c), and temperature rise (∆T) that be used by the heat to raise the temperature of matter \\
Example of instruments Attached
Technique
Instrument
To describe the definition of heat through a class discussion
Written test
Multiple Choice
To mention the unit of heat from a literate study
Written test
Multiple Choice
Attached
To investigate the influences of heat to a matter by doing experiment
Performance test
Completion test
Attached
To investigate the influence of mass (m), specific heat (c), and temperature rise (∆T) that be used by the heat to raise the temperature of matter by doing experiment
Performance test
Completion test
Attached
To apply the equation of Q = m c ∆T in solving the simple physics problem
Written test
Multiple Choice
Attached
Time
Sources of learning
Character
10x40’ 1. Student’s worksheet : “LKS Fisika berbasis inkuiri terintegrasi karakter untuk siswa kelas 7 SMP RSBI” pada materi kalor 2. Student’s book 3. The equipments for experiment
Discipline, Honest, Curious
153 To investigate the influence of heat in changing the state of matter
To investigate the heat transfer in conduction (for solid), convection (for liquid and gas), and radiation
To investigate the influence of heat in changing the state of matter by doing experiment
Performance test
Completion test
Attached
To draw the graph of matter state change from the data of experiment
Performance test
Completion test
Attached
To mention the factors which can make faster the evaporation through a class discussion
Written Test
Multiple Choice
Attached
To investigate the factors which influence the boiling point and melting point by doing an experiment
Written Test
Multiple Choice
Attached
To explain the definition of the heat vapor and the heat melting through a class discussion
Written Test
Multiple Choice
Attached
To apply the equation of Q = m U and Q = m L in solving the simple physics problem
Written Test
Multiple Choice
Attached
To explain the concept of Black’s principle (Qrelease=Qaccept) through a literate study
Written Test
Multiple Choice
Attached
To investigate the heat transfer in conduction (for solids), convection (for liquid and gas), and radiation by doing experiment
Performance test
Completion test
Attached
To identify the substances are included conductor and isolator of heat through a discussion
Written test
Multiple Choice
Attached
154
To explain the application of heat transfer concept in daily life, such as thermos and electric iron.
To explain the application of heat transfer concept in daily life, such as thermos and electric iron through a class discussion and literate study
Written test
Attached Multiple Choice
155 Lampiran 37 LESSON PLAN School : SMP Negeri 2 Kendal Curriculum : KTSP Subject : Science - Physics 5 Grade/Term: VII/2 meeting Time Subject Material : Teacher : Year : Heat Dwi Lida Enggayanti 2012/2013 10x40’ Standard of Competence 8. To understand the state of matter and its change Basic Competence 8.4 To describe the role of heat in changing the state of matter and the temperature of matter and its application in daily life Indicators: 1. To describe the definition of heat Objectives: 1. Students are able to describe the definition of heat through a class discussion 2. Students are able to mention the unit of heat from literate study 3. Students are able to investigate the influence of heat to a matter by doing experiment Character: Discipline, Honest, Curious Learning Material: HEAT A. The definition of heat Heat is a form of energy that naturally flows from an object with the higher temperature to an object with the lower temperature when two objects are touched or mixed. The international system unit of heat is Joule (J). There is another unit of heat called calorie However, the use of calories as the heat unit is still primarily used to express the energy content in food, such as rice, bread, and potatoes. 1 calorie = 4,2 joule or 1 joule = 0,24 calorie B. The influence of heat to a matter When you give a heat to some ice, so the temperature if ice will increase. Then the ice which initially in solid state turned into water (liquid state). If the heat given continuesly, so the the water turned into vapor (gas state). From the statement above, you can make the conclusions: - The heat can change the temperature of matter - The heat can change the state of matter Temperature of a substance will increase if the substance absorbs the heat, then temperature of a substance will decrease if the substance releases the heat. Learning approach Inquiry Learning model Cooperative Teaching Learning Learning method
156 Experiment and discussion 1st activity: Method is applicable Using ICT Observation √ Individual presentation Game Question and Answer √ Group presentation √ Experiment √ Discussion √ Demonstration Assessment activities is applicable Experiment √ Individual presentation Question and answer √ Group Presentation √ Observation √ Evaluation Discussion √ Homework √ Meeting : 1st Scenario / Teaching and learning process Content Duration Teacher’s Activities Student’s Activities 5 minutes a. Teacher opens the class. a. Students answer teacher’s Openin b. Teacher gives motivating questions to question. (curious) g students to make them interested in b. Students have hypothesis lesson, “In elementary school, you from those questions. known there are so many kinds of (curious) energy. One of them is heat (thermal energy). The main source of heat energy is solar. Can you mention the other sources of heat!” (curious) c. Teacher says, “Heat is form of energy that can flows.” To make the students understand how the heat flows teacher asks, “Have you ever mixed the ice water and hot water? What will happen if you mixed them?” (curious) d. Teacher explains the purposes of the lesson. 60 Main Exploration Exploration minutes a. Teacher make the student group consists a. Students gathering with activity of 5 members randomly. their own groups (discipline) Elaboration Elaboration a. Teacher facilitates the students to a. Students do the whole describe the definition of heat according task and questions on to the explanations and questions on student’s worksheet (1st student’s worksheet (1st activity) activity) based on the teacher explanation. (discipline) b. Teacher facilitates the students to (curious, discipline, & mention the unit of heat according to the honest) explanations and questions on student’s worksheet (1st activity) (discipline) c. Teacher facilitates the students to investigate the influence of heat to a substance by doing experiment in student’s worksheet (1st activity) (curious & discipline) d. Teacher guides each groups to interprete
157 the data on table of student’s worksheet (1st activity) (discipline & honest) e. Teacher guides the students to analyze the experimental data f. Teacher moderates the class discussion: one of the groups presents the result of Confirmation experiment and the other goups listen to a. Students give attention to the presentation. (discipline) teacher’s explanation . g. Teacher responds to the presentation (curious, discipline) h. Teacher guides the students to conclude b. Students make the result of experiment. conclusions from their activity. Confirmation a. Teacher composes the final conclusions b. Teacher asks students, “Any question, students?”(curious) Closing 15 a. Teacher guides the students to submit the a. Students submit the minutes student’s worksheet (1st activity) student’s worksheet (1st activity) (discipline) (discipline) b. Teacher gives reward for the best group b.Students listen to the c. Teacher tells students what materials will teacher explanation be given for the next meeting, and asks (curious) the students to study about it. (curious) d. Teacher closes the class Home Teacher asks the students to make the experiment report individually and work that report will submit next week. (honest & discipline) Reflection: Resources: Question and answer 1.Student’s worksheet : “LKS Fisika berbasis inkuiri terintegrasi the benefit of karakter untuk siswa kelas 7 SMP RSBI” pada materi kalor material/subject 2. Student’s book 3. The equipments for experiment
158 School : SMP Negeri 2 Kendal Curriculum : KTSP Subject : Science - Physics 5 Grade/Term : VII/2 meeting Time Subject Material : Teacher : Year : Heat Dwi Lida Enggayanti 2012/2013 10x40’ Standard of Competence 8. To understand the state of matter and its change Basic Competence 8.4 To describe the role of heat in changing the state of matter and the temperature of matter and its application in daily life Indicators: 2. To investigate the influence of mass (m), specific heat (c), and temperature rise (∆T) that be used by the heat to raise the temperature of matter Objectives: 4. Students are able to investigate the influence of mass (m), specific heat (c), and temperature rise (∆T) that be used by the heat to raise the temperature of matter by doing experiment 5. Students are able to apply the equation of Q = m c ∆T in solving the simple physics problem Character: Discipline, Honest, Curious Learning Material: HEAT C. The Heat can change the temperature of matter The amount of heat required to raise the temperature of a substance depends on three factors:the mass (m), the specific heat (c), and the temperature rise (∆T). The greater the mass, the greater the heat to raise the temperature of a substance The greater the specific heat, the greater the heat to raise the temperature of a substance The higher the temperature rise, the greater the heat to raise the temperature of a substance The relationship between the mass (m), the specific heat (c), the temperature rise (∆T), and the amount of heat (Q) can be formulated as: where :
Q = the amount of heat (J) m = mass of substance (kg) c = the specific heat (J/kgºC) or (J/kgK) ∆T = the temperature rise (ºC atau K) The specific heat of substance is the amount of heat which is required to raise the temperature of 1 kg substance in 1ºC atu 1 K. Learning approach Inquiry Learning model Cooperative Teaching Learning Learning method Experiment and discussion 1st activity: Method is applicable Using ICT Observation √ Individual presentation -
159 Game Question and Answer √ Group presentation √ Experiment √ Discussion √ Demonstration Assessment activities is applicable Experiment √ Individual presentation Question and answer √ Group Presentation √ Observation √ Evaluation √ Discussion √ Homework √ Meeting : 2nd Scenario / Teaching and learning process Content Duration Teacher’s Activities Student’s Activities 5 minutes a. Teacher opens the class. a. Students answer teacher’s Openin b. Teacher gives motivating questions to question. (curious) g students to make them interested in b. Students have hypothesis lesson,“Does the amount of heat which is from those questions. absorbed or released by an object is (curious) always the same? I.e. some water with the mass of 1 kg and 10 kg are boiled so the both of them need the same amount of heat or not?” (curious) c. Teacher aks again, “Is there the factor that influences the amount of heat which is absorbed or released by an object? Mention it!” (curious) d. Teacher explains the purposes of the lesson. 60 Main Exploration Exploration minutes a. Teacher explain to students, “To a. Students gathering with activity investigate the influence of mass (m), their own groups specific heat (c), and temperature change (discipline) (∆T) that be used by the heat to raise the temperature of matter, design an experiment by using the tools and materials that have been provided! (curious) b. Teacher make the student group consists of 5 members randomly. Elaboration Elaboration a. Teacher facilitates the students to a. Students do the whole investigate the influence of mass (m), task and questions on specific heat (c), and temperature change student’s worksheet (2nd (∆T) that be used by the heat to raise the activity) based on the temperature of matter by doing teacher explanation. experiment in student’s worksheet (2nd (curious, discipline, & activity) (curious & discipline) honest) b. Teacher guides each groups to interprete the data on table of student’s worksheet (2nd activity) (discipline & honest) c. Teacher guides the students to analyze the experimental data d. Teacher moderates the class discussion: one of the groups presents the result of
160
Closing
15 minutes
experiment and the other goups listen to the presentation. (discipline) e. Teacher responds to the presentation f. Teacher guides the students to conclude the result of experiment. Confirmation Confirmation a. Teacher composes the final conclusions a. Students give attention to c. Teacher asks students, “Any question, teacher’s explanation. students?”(curious) (curious, discipline) c. Students make conclusions from their activity. a. Teacher guides the students to submit the a. Students submit the student’s worksheet (2nd activity) student’s worksheet (2nd activity) (discipline) (discipline) b. Teacher gives reward for the best group b.Students listen to the c. Teacher tells students what materials will teacher explanation be given for the next meeting, and asks (curious) the students to study about it. (curious) d. Teacher closes the class
Teacher gives the evaluation about the questions that apply the equation of Q = m c ∆T (Exercise in the student’s worksheet (2nd activity)) Reflection: Resources: Question and answer 1.Student’s worksheet : “LKS Fisika berbasis inkuiri terintegrasi the benefit of karakter untuk siswa kelas 7 SMP RSBI” pada materi kalor material/subject 2. Student’s book 3. The equipments for experiment Home work
161 School : SMP Negeri 2 Kendal Curriculum : KTSP Subject : Science - Physics 5 Grade/Term : VII/2 meeting Time Subject Material : Teacher : Year : Heat Dwi Lida Enggayanti 2012/2013 10x40’ Standard of Competence 8. To understand the state of matter and its change Basic Competence 8.4 To describe the role of heat in changing the state of matter and the temperature of matter and its application in daily life Indicators: 3. To investigate the influence of heat in changing the state of matter Objectives: 6. Students are able to investigate the influence of heat in changing the state of matter by doing experiment 7. Students are able to draw the graph of matter state change from the data of experiment 8. Students are able to mention the factors which can make faster the evaporation through a class discussion Character: Discipline, Honest, Curious Learning Material: HEAT D. The heat can change the state of matter In the 1st meeting you have known that the amount of heat which is absorbed or released by a substance not only cause the change of temperature, but also the change of state matter. SOLID
LIQUID
GAS
1. Evaporating The phenomenon of matter state change from liquid to gas. There are some ways to make faster the evaporation: - Heating - Enlarge the surface - Blowing the air on the surface - Decrease the pressure on the surface 2. Condensating The phenomenon of matter state change from gas to liquid. 3. Freezing The phenomenon of matter state change from liquid to solid.
162 4. Melting The phenomenon of matter state change from solid to liquid. 5. Cryztalizing The phenomenon of matter state change from gas to solid. 6. Sublimating The phenomenon of matter state change from solid to gas. The graph of matter state change Boiling point
Liquid changes to gas
temperature (ºC)
Solid changes to liquid
Liquid stated Melting point
time (s) Solid stated
Learning approach Inquiry Learning model Cooperative Teaching Learning Learning method Experiment and discussion 1st activity: Method is applicable Using ICT Observation √ Individual presentation Game Question and Answer √ Group presentation √ Experiment √ Discussion √ Demonstration Assessment activities is applicable Experiment √ Individual presentation Question and answer √ Group Presentation √ Observation √ Evaluation Discussion √ Homework √ Meeting : 3rd Scenario / Teaching and learning process Content Duration Teacher’s Activities Student’s Activities 5 minutes a. Teacher opens the class. a. Students answer teacher’s Openin b. Teacher gives motivating questions to question. (curious) g students to make them interested in b.Students have hypothesis lesson, “In the 1st meeting you have from those questions. known that the amount of heat which is (curious)
163
Main activity
60 minutes
absorbed or released by a substance not only cause the change of temperature, but also the change of state matter. Mention the types of matter state change you have known!” (curious) c. Teacher explains the purposes of the lesson. Exploration a. Teacher explain to students, “To investigate the phenomena of matter state change, design an experiment by using the tools and materials that have been provided! (curious) b. Teacher make the student group consists of 5 members randomly. Elaboration a. Teacher facilitates the students to investigate the influence of heat in changing the state of matter by doing experiment in student’s worksheet (3rd activity) (curious & discipline) b. Teacher guides each groups to interprete the data on table of student’s worksheet (3rd activity) (discipline & honest) c. Teacher guides the students to draw the graph of matter state change from the data of experiment (discipline & honest) d. Teacher guides the students to analyze the experimental data e. Teacher guides the students to mention the ways to make faster the evaporation from literate study (curious) f. Teacher moderates the class discussion: one of the groups presents the result of experiment and the other goups listen to the presentation. (discipline) g. Teacher responds to the presentation h. Teacher guides the students to conclude the result of experiment.
Exploration a. Students gathering with their own groups (discipline)
Elaboration a. Students do the whole task and questions on student’s worksheet (3rd activity) based on the teacher explanation. (curious, discipline, & honest)
Confirmation Confirmation a. Teacher composes the final conclusions a. Students give attention to b. Teacher asks students, “Any question, teacher’s explanation . students?”(curious) (curious, discipline) b. Students make conclusions from their activity.
164 Closing
15 minutes
a. Teacher guides the students to submit the a. Students submit the student’s worksheet (3rd activity) student’s worksheet (3rd activity) (discipline) (discipline) b. Teacher gives reward for the best group b.Students listen to the c. Teacher tells students what materials will teacher explanation be given for the next meeting, and asks (curious) the students to study about it. (curious) d. Teacher closes the class
Teacher asks the students to make the experiment report individually and that report will submit next week. (honest & discipline) Reflection: Resources: Question and answer 1.Student’s worksheet : “LKS Fisika berbasis inkuiri terintegrasi the benefit of karakter untuk siswa kelas 7 SMP RSBI” pada materi kalor material/subject 2. Student’s book 3. The equipments for experiment Home work
165 School : SMP Negeri 2 Kendal Curriculum : KTSP Subject : Science - Physics 5 Grade/Term : VII/2 meeting Time Subject Material : Teacher : Year : Heat Dwi Lida Enggayanti 2012/2013 10x40’ Standard of Competence 8. To understand the state of matter and its change Basic Competence 8.4 To describe the role of heat in changing the state of matter and the temperature of matter and its application in daily life Indicators: 4. To investigate the influence of heat in changing the state of matter Objectives: 9. Students are able to investigate the factors which influence the boiling point and melting point by doing an experiment 10. Students are able to explain the definition of the latent heat of vaporization and the latent heat of fusion through a class discussion 11. Students are able to apply the equation of Q = m U and Q = m L in solving the simple physics problem 12. Students are able to explain the concept of Black’s principle (Qrelease=Qaccept) through a literate study Character: Discipline, Honest, Curious Learning Material: HEAT Boiling Boiling is a phenemenon of evaporation in the whole of the heated water. This phenomenon can be noticed with the appearance of bubles filled vapors. The amount of heat required to convert 1 kg of liquid substance to be the whole gas is called latent heat of vaporization. Mathematically it can be formulated as: where:
Q = the amount of heat (J) m = mass (kg) U = latent heat of vaporization (J/kg) Factors which can influence the boiling point : - The pressure on the surface - Disoriginality of liquid substance Melting Melting is a phenomenon of matter state change from solid to liquid. The amount of heat required to convert 1 kg of solid substance to be the whole liquid is called latent heat of fusion. Mathematically it can be formulated as: where:
Q = the amount of heat (J)
166 m = mass (kg) L = latent heat of fusion (J/kg) Factors which can influence the melting point : - The pressure on the surface - Disoriginality of liquid substance Black’s Principle Joseph Black (1728-1799) a British scientist, reveals that when two substances with different temperatures are mixed in a container that is completely isolated from the surrounding environment, then the heat will flow from high temperature substance to a lower temperature substance till the energy is balance. It can be formulated as follows: It is known as the Black’s Principle.
Learning approach Inquiry Learning model Cooperative Teaching Learning Learning method Experiment and discussion 1st activity: Method is applicable Using ICT Observation √ Individual presentation Game Question and Answer √ Group presentation √ Experiment √ Discussion √ Demonstration Assessment activities is applicable Experiment √ Individual presentation Question and answer √ Group Presentation √ Observation √ Evaluation √ Discussion √ Homework √ th Meeting : 4 Scenario / Teaching and learning process Content Duration Teacher’s Activities Student’s Activities 5 minutes a. Teacher opens the class. a. Students answer teacher’s Openin b. Teacher gives motivating questions to question. (curious) g students to make them interested in b. Students have hypothesis lesson, “In the 3rd meeting you have from those questions. done an experiment about matter state (curious) change. If you notice the experiment data and the graph you have got, you will see at the certain interval time the temperature is constant. Can you explain it!” (curious) c. Teacher explains the purposes of the lesson. 60 Main Exploration Exploration minutes a. Teacher guides students to notice the a. Students gathering with activity data and the graph of the last experiment their own groups rd (3 activity). (curious) (discipline) b. Teacher guides students to explain the definition of boiling.
167 c. Teacher guides students to determine the melting point and the boiling point from the data of last experiment (3rd activity). d. Teacher explains students to investigate the factors which influence the boiling point and melting point by doing an experiment using the tools and materials that have been provided! (curious) e. Teacher make the student group consists of 5 members randomly. Elaboration Elaboration a. Teacher facilitates the students to a. Students do the whole investigate the factors which influence task and questions on the boiling point and melting point by student’s worksheet (4th doing an experiment in student’s activity) based on the worksheet (4th activity) (curious & teacher explanation. discipline) (curious, discipline, & b. Teacher guides each groups to interprete honest) the data on student’s worksheet (4th activity) (discipline & honest) c. Teacher guides the students to analyze the experimental data d. Teacher guides the students to explain the definition of the latent heat of vaporization and the latent heat of fusion from literate study (curious) e. Teacher guides the students to formulate the amount of heat which required in boiling process and melting process. (curious) f. Teacher guides the students to explain the concept of Black’s principle (Qrelease=Qaccept) through a literate study g. Teacher moderates the class discussion: one of the groups presents the result of experiment and the other goups listen to the presentation. (discipline) h. Teacher responds to the presentation i. Teacher guides the students to conclude the result of experiment. Confirmation Confirmation a. Teacher composes the final conclusions a. Students give attention to b. Teacher asks students, “Any question, teacher’s explanation . students?”(curious) (curious, discipline) b.Students make conclusions from their activity.
168 Closing
Evaluat ion
15 minutes
a. Teacher guides the students to submit the student’s worksheet (4th activity) (discipline) b. Teacher gives reward for the best group c. Teacher tells students what materials will be given for the next meeting, and asks the students to study about it. (curious) d. Teacher closes the class
a. Students submit the student’s worksheet (4th activity) (discipline) b.Students listen to the teacher explanation (curious)
Teacher gives the evaluation about the questions that apply the equation of Q = m U and Q = m L (Exercise in the student’s worksheet (4th activity))
Teacher asks the students to make the experiment report individually and that report will submit next week. (honest & discipline) Reflection: Resources: Question and answer 1.Student’s worksheet : “LKS Fisika berbasis inkuiri terintegrasi the benefit of karakter untuk siswa kelas 7 SMP RSBI” pada materi kalor material/subject 2. Student’s book 3. The equipments for experiment Home work
169 School : SMP Negeri 2 Kendal Curriculum : KTSP Subject : Science - Physics 5 Grade/Term : VII/2 meeting Time Subject Material : Teacher : Year : Heat Dwi Lida Enggayanti 2012/2013 10x40’ Standard of Competence 8. To understand the state of matter and its change Basic Competence 8.4 To describe the role of heat in changing the state of matter and the temperature of matter and its application in daily life Indicators: 5. To investigate the heat transfer in conduction (for solid), convection (for liquid and gas), and radiation 6. To explain the application of heat transfer concept in daily life, such as thermos and electric iron. Objectives: 13. Students are able to investigate the heat transfer in conduction (for solids), convection (for liquid and gas), and radiation by doing experiment 14. Students are able to identify the substances are included conductor and insulator of heat through a discussion 15. Students are able to explain the application of heat transfer concept in daily life, such as thermos and electric iron through a class discussion and literate study Character: Discipline, Honest, Curious Learning Material: HEAT E. Transfer of Heat There are 3 types of heat transfer, are conduction, convection, and radiation. Conduction The heat transfer without the moving of particles. Conduction occurs in solid substance. Materials which can conduct the heat is called conductor. Materials which can’t conduct the heat is called insulator. The example of conductor are gold, iron, steel, aluminium, etc. The example of insulator are glass, rubber, wood, etc. Convection The heat transfer with the moving of particles. Conduction occurs in liquid and gas. Radiation The heat transfer that doesn’t require the medium. The example of radiation is the sun light to the earth. F. The Application of Heat Transfer Concept in Daily Life Thermos Thermos is one of the application of heat transfer in daily life. In order to make the water still warm, so thermos made parts as shown in figure below.
170
a) The wall made from glass, as a bad conductor which can’t transfer the heat by conduction; b) The wall covered by sparkling silver so it reflects the radiation back to thermos; c) Vacuum space has function to prevent the heat transfer by coonduction and convection; d) Cover made from insulator so it prevents the conduction. Electric Iron
a) The base part of the iron made from methal (conductor); b) The iron grip made from plastic (insulator). Learning approach Inquiry Learning model Cooperative Teaching Learning Learning method Experiment and discussion 1st activity: Method is applicable Using ICT Observation √ Individual presentation Game Question and Answer √ Group presentation √ Experiment √ Discussion √ Demonstration Assessment activities is applicable Experiment √ Individual presentation Question and answer √ Group Presentation √ Observation √ Evaluation Discussion √ Homework √ Meeting : 5th Scenario / Teaching and learning process Content Duration Teacher’s Activities Student’s Activities 5 minutes a. Teacher opens the class. a. Students answer teacher’s Openin b. Teacher gives motivating questions to question. (curious) g students to make them interested in b. Students have hypothesis lesson, “The sun is so far from earth, but from those questions. its heat energy can be felt down to earth. (curious) Why does this happen?” (curious) c. Teacher explains the purposes of the lesson. 60 Main Exploration Exploration minutes a. Teacher explain to students, “To a. Students gathering with activity investigate the ways of heat transfer by their own groups
171
Closing
15 minutes
designing an experiment using the tools and materials that have been provided! (curious) b. Teacher make the student group consists of 5 members randomly. Elaboration a. Teacher facilitates the students to investigate the ways of heat transfer by doing experiment in student’s worksheet (5th activity) (curious & discipline) b. Teacher guides each groups to interprete the data on student’s worksheet (5th activity) (discipline & honest) c. Teacher guides the students to analyze the experimental data d. Teacher guides the students to identify the materials which included conductor or insulator. e. Teacher guides the students to explain the application of heat transfer concept in daily life, such as thermos and electric iron through a class discussion and literate study. (curious) f. Teacher moderates the class discussion: one of the groups presents the result of experiment and the other goups listen to the presentation. (discipline) g. Teacher responds to the presentation h. Teacher guides the students to conclude the result of experiment. Confirmation a. Teacher composes the final conclusions b. Teacher asks students, “Any question, students?”(curious) a. Teacher guides the students to submit the student’s worksheet (5th activity) (discipline) b. Teacher gives reward for the best group c. Teacher tells students what materials will be given for the next meeting, and asks the students to study about it. (curious) d. Teacher closes the class
(discipline)
Elaboration a. Students do the whole task and questions on student’s worksheet (5th activity) based on the teacher explanation. (curious, discipline, & honest)
Confirmation a. Students give attention to teacher’s explanation . (curious, discipline) b. Students make conclusions from their activity. a. Students submit the student’s worksheet (5th activity) (discipline) b.Students listen to the teacher explanation (curious)
Teacher asks the students to make the experiment report individually and that report will submit next week. (honest & discipline) Reflection: Resources: Question and answer 1.Student’s worksheet : “LKS Fisika berbasis inkuiri terintegrasi the benefit of karakter untuk siswa kelas 7 SMP RSBI” pada materi kalor material/subject 2. Student’s book 3. The equipments for experiment Home work
172
Lampiran 38 FOTO PENELITIAN
Gambar 1. Uji coba instrumen soal pilihan ganda
Gambar 2. Siswa mengisi soal uji keterbacaan LKS
Gambar 3. Guru menyediakan alat dan bahan untuk percobaan
173
Gambar 4. Siswa melakukan percobaan berdasarkan panduan dari LKS
Gambar 5. Siswa mempresentasikan hasil percobaan
Gambar 6. Kelompok terbaik mendapatkan reward
174
Lampiran 39 SURAT PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
175
Lampiran 40 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN