|189 PENGEMBANGAN LKS INKUIRI TERINTEGRASI GENERIK SAINS PADA MATERI FLUIDA STATIS Muhammad Nasir, Ahmad Harjono, Nyoman Sridana Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hamzanwadi Selong Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Mataram
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangan LKS Inkuiri Terintegrasi Generik Sains (ITGS) pada materi pokok fluida statis. Metode penelitian ini adalah metode Research and Development (R & D). Pengembangan yang digunakan adalah Four D dari Thiagarajan, Semmel & Semmel. Tahapan Four D meliputi tahap define, design, develop, and disseminate. Desaian uji coba hasil pengembangan menggunkan one group pretest-posttes. Effektivitas LKS ITGS dianalisis menggunakan N gain dan uji t dua pihak. Kesimpulan penelitian ini meliputi 1) hasil validasi Tim Ahli menunjukkan LKS ITGS adalah sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran, 2) LKS ITGS yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, 3) LKS ITGS mendapat respon positif dari siswa SMAN 1 Aikmel, dan 4) profile LKS ITGS adalah memuat percobaan korelasi yang dianalisis menggunakan aspek-aspek generik sains dan disusun berdasarkan teori pembelajaran konstruktivisme. Kata kunci: LKS inkuiri terintegrasi generik sains dan fluida statis Abstract: The aim of this Study was to develop the inquiry integrated by science generic (IIBSG) student’s work sheet in materials of static fluid. The method of this research was research and Development (R & D). Development used four D from Tigarajan, semmel & Semmel. Steps four D include define, design, develop, and disseminate. Eksperiment of development result used one group pretest-posttes design. Effectiveness of IIBSG student’s work sheet was analyzed by N gain and t test two tiled. The conclution of this study include 1) expers appraisal of IIBSG student’s work sheet was very proper used in learning process, 2) IIBSG student’s work sheet that learned by guided inquiry effective to increase student’s cognitif learning outcomes, 3) IIBSG student’s work sheet was positif responded by students in state 1 Aikmel, and 4) Profile of IIBSG student’s work sheet include correlation experiment that result analized by science generic aspect and it developed from constructivisme theory learning. Keywords: IIBSG student’s work sheet and static fluid
190 | Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 21 No. 2. Juni 2014
PENDAHULUAN Ilmu fisika banyak berbicara tentang hubungan antara materi dan energi, sehingga konsep pelajaran fisika ada yang bersifat konkrit dan abstrak. Konsep-konsep fisika yang konkrit perlu dibuktikan dengan fakta sedangkan fakta yang abstrak didapatkan melalui berpikir analisis dan logis. Dengan demikian, hendaknya desain pembelajaran fisika yang digunakan dapat mempasilitasi siswa untuk melakukan percobaan dan berpikir analis dan logis dalam menganalisis hasi percobaan. Salah satu model pembelajaran yang effektif untuk melatih siswa melakukan percobaan dan berpikir membangun konsep adalah model pembelajaran inkuiri. Hasil penelitian Hussains et al. (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri lebih efektif daripada pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan dengan tuntunan LKS karena model pembelajaran inkuiri yang dituntun dengan LKS efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Amir (2012) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan proses siswa yang diajarkan dengan metode praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri. LKS yang sering digunakan di sekolah untuk menuntun kegiatan inkuri menggunakan LKS eksperimen verifikasi. LKS eksperimen verifikasi orientasinya untuk membuktikan konsep spesifik. Desain percobaan pada LKS eksperimen verifikasi biasanya menggunakan percobaan berulang. Desain percobaan berulang yang hanya mengulangi langkah percobaan sebelumnya menyebabkan kemampuan siswa terbatas dalam memanipulasi variabel bebas untuk mencari korelasi antara variabel bebas dan terikat. Salah satu cara untuk
menanggulangi masalah tersebut adalah dengan cara mengintegrasi keterampilan generik sains dalam LKS. Keterampilan generik sains merupakan keterampilan dasar yang dimiliki oleh siswa dalam mempelajari sains. Pengintegrasian keterampilan generik sains pada LKS dapat meningkatkan keterampilan keterampilan generik sains yang berimplikasi terhadap kemampuan siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya. Hasil penelitian Susanti dkk (2013) menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis generik sains dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Sunyono (2010) menunjukkan bahwa hasil pengembangan model LKS berorientasi keterampilan generik sains dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan kategori sedang. Pembelajaran melalui LKS terintegrasi generik sains dapat melatih siswa untuk mengamati suatu fenomena secara langsung dan tidak langsung, melatih nalar melalui inferensi logika dan kerangka berpikir taat asas, melatih mampu mencari hubungan antara besaran -besaran melalui hukum sebab akibat, melatih siswa untuk memformulasi suatu persamaan melalui bahasa simbolik dan pemodelan matematika, dan melatih untuk membangun konsep baru setelah berhasil membukti suatu konsep. LKS inkuiri terintegrasi generik sains ini dikembangkan sebagai salah satu wujud pengembangan pembelajaran pendekatan saintifik yang diamanahkan oleh kurikulum 2013. Tahapan pembelajaran pendekatan saintifik (scientific approach) yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). LKS inkuiri terintegrasi generik sains disusun dengan acuan tahapan pembelajaran pendekatan saintifik tersebut. Kegiatan pada LKS inkuiri terintegrasi generik sains, dapat melatih
190
Muhammad Nasir, Ahmad Harjono, Nyoman Sridana Pengembangan Lks Inkuiri Terintegrasi Generik Sains Pada Materi Fluida Statis | 191
siswa berpikir logis untuk menganalisis hasil percobaan berdasarkan indikatorindikator generik sains. Uji coba hasil pengembangan LKS inkuiri terintegrasi generik sains diujicobakan di SMA Negeri 1 Aikmel karena belum ditemukan LKS yang menganalisis hasil percobaan menggunakan aspek-aspek generik sains di sekolah tersebut. LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang dikembangkan diharapkan dapat mempermudah siswa belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengetahui 1) hasil validasi Tim Ahli terhadap produk pengembangan LKS inkuiri terintegrasi generik sains (ITGS), 2) efektifitas LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang diajarakan menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, 3) tanggapan siswa terhadap LKS ITGS, dan 4) profile LKS ITGS yang dikembangkan. LKS menurut Prastowo (2011) adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. LKS biasanya berupa petunjuk dan langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Jadi, LKS berwujud lembaran berisi tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. LKS yang dikembangkan memuat uraian materi, kegiatan siswa dan latihan. Uraian materi berisi landasan teori sebagai landasan siswa untuk merumuskan hipotesis. Kegiatan siswa memuat percobaan yang bertujuan untuk mencari korelasi variabel bebas dan variabel terikat. Hasil percobaan dianalisis menggunakan kerangka generik
sains. Menurut Brotosiswoyo (2000) dalam Liliasari (2011) keterampilan generik sains meliputi (1) pengamatan langsung dan tidak langsung (direct and indirect observation) ; (2) kesadaran tentang skala besaran (sense of scale); (3) bahasa simbolik (symbolic language); (4) kerangka logika taat-asas (logical selfconsistency) dari hukum alam; (5) inferensi logika (logical inference); (6) hukum sebab-akibat (causality); (7) pemodelan matematik (mathematical modeling); (8) membangun konsep (concept formation). Aspek generik sains yang dikembangkan dalam LKS inkuiri terintegrasi generik sains ini hanya enam aspek saja yaitu: pengamatan langsung dan tidak langsung, inferensi logika, hukum sebab akibat, bahasa simbolik, pemodelan matematika, dan membangun konsep. Alasan peneliti memilih hanya enam saja karena keenam aspek tersebut memungkinkan untuk diajarkan ke siswa SMA kelas X, alat dan bahan untuk mencapai tujuan pengintegrasian keenam aspek tersebut mudah diperoleh. Kerangka logika taat asas tidak dilibatkan karena membutuhkan pengetahuan yang luas tentang konsep-konsep fisika, sementara pengetahuan awal siswa kelas X tentang konsep-konsep fisika masih rendah. Kesadaran akan sekala besaran tidak dikembangkan karena keterbatasan alat dan bahan untuk mengukur benda yang ukurannya makroskopis dan mikroskopis. METODE Metode penelitian ini adalah metode research and development (R & D). Pengembangan LKS inkuiri terintegrasi generik sains menggunakan model pengembangan four D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel (1974). Uji coba terbatas hasil pengembangan dilakukan di SMAN 1 Aikmel dengan desaian percobaan one
192 | Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 21 No. 2. Juni 2014
Analisis Konsep
Analisis Tugas
PENDEFENISIAN
praktikum yang di laboratorium sekolah tersebut. Pemilihan format, kegiatan utama yang akan dilakukan pada tahap ini adalah merancang format LKS yang akan dibuat. Tahap develop, berupa validasi oleh Tim Analisis Ujung Depan Ahli dan uji coba Analisis Siswa hasil
Spesifikasi Tujuan Pembelajaran PERANCANGAN
Penyusunan Tes
Dra 1
pengembangan LKS ITGS. Validator Desain Awal LKS ITGS adalah tiga dosen
ahli
Konsultasi ke Pembimbing
Dra 2
Revisi 1
Aspek
Uji Validasi
Dra 3
Revisi 2
dan tata bahasa melalui Analisis
Model In-
Uji Coba
pendidika yang bergelar doktor. yang nilai adalah kelayakan isi, teknik penyajian, LKS. Disseminate dilakukan pembuatan artikel hasil penelitian yang diterbitkan di PENGEMBANGAN
jurnal. Revisi
kegiatan
Seluruh yang dilakukan peneliti
Laporan oleh dalam pengembangan instrumen penelitian disajikan dalam bentuk diagram
192
PENYEBARAN
group pretest-posttes Ari (1980). Populasi penelitian terdiri dari seluruh siswa kelas X IPA SMA Negerai 1 Aikmel yang berjumlah 95 siswa. Sampel penelitian hanya satu kelas (X IPA 3) yang teridiri dari 35 siswa. Pemilihan kelas menggunakan teknik simple random sampling. Model pengembangan Four D terdiri dari empat tahap yaitu tahap define, design, develop, dan disseminate. Tahap define terdiri dari analisis ujung depan, analisis analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Analisis ujung depan ini dilakukan observasi model pembelajaran yang sering dipakai oleh guru di sekolah tempat penelitian, observasi bahan pembelajaran siswa, studi literatur, dan penentuan materi pokok pembelajaran. Analisis siswa, dilakukan untuk mengetahui latar belakang siswa, pengetahuan awal siswa dan pengalaman inkuiri siswa. Analisis tugas ini dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar. Analisis ini mencakup analisis struktur isi, analisis prosedural, dan analisis proses informasi yang akan dituangkan dalam LKS. Analisis konsep, merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang menjadi target untuk dipahami oleh siswa. Spesifikasi tujuan pembelajaran, bertujuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator hasil belajar dalam kurikulum. Tahap design terdiri dari penyusunan tes, pemilihan media, dan pemilihan pemilihan format. Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototype LKS. Penyusunan tes sebagai penghubung antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang sudah dibuat. Pemilihan media yang sesuai untuk mencapai tujuan hasil pembelajaran. Pemilihan media akan disesuaikan dengan kondisi sekolah tempat akan diadakan penelitian. Media yang digunakan berupa alat dan bahan
Muhammad Nasir, Ahmad Harjono, Nyoman Sridana Pengembangan Lks Inkuiri Terintegrasi Generik Sains Pada Materi Fluida Statis | 193
alur pengembangan four D seperti terlihat pada gambar 1 di atas. Instrumen penelitian yang dibuat adalah tes pilihan ganda dan angket. Tes pilihan ganda untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif fisika siswa sedangkan angket untuk mengumpulkan data hasil validasi Tim Ahli dan respon siswa terhadap hasil pengembangan LKS ITGS. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dihitung menggunakan nilai gain yang dinormalisasi Hake (1998) dalam Sudirman (2012).
Skor Validator N o
Aspek Penilaian
1
Kelayakan Isi LKS ITGS Teknik Penyajian LKS ITGS Tata Bahasa dalam LKS ITGS
2 3
Jml 1
2
3
18
16
17
51
60
53
53
166
11
9
9
29
Jumlah total skor Nilai Kriteria
246 82,4 2 SB
Keterangan: SB = Sangat Baik
Perbandingan rerata hasil belajar kognitif posttest, pretest, dan N gain dapat dilihat pada grafik 1 di bawah ini.
Tabel 1: Kriteria Perolehan N-gain N-gain
Keterangan
N-gain > 0,70
Tinggi Sedang
N-gain < 0,30
Rendah
pengujian signifikansi peningkatan hasil belajar kognitif fisika siswa diuji menggunakan uji t dua pihak Trihendradi (2009).
Grafik 1: Rerata Hasil Belajar Kognitif Siswa
Hasil perhitungan N gain menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar kognitif sebesar 30% setelah proses pembelajaran menggunakan LKS inkuiri terintegrasi generik sains. Peningkatan hasil belajar kognitif tersebut termasuk kategori sedang. Signifikansi peningkatan hasil belajar kognitif tersebut diuji menggunakan uji t dua pihak. Hasil uji hipotesis tentang efektifitas penggunaan LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang diajarkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. [
HASIL DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi hasil validasi Tim Ahli terhadap hasil pengembangan LKS inkuiri terintegrasi generik sains dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini Tabel 2: Rekapitulasi Skor Hasil Validasi LKS (ITGS)
Tabel 3: Hasil Uji T Dua Pihak
194 | Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 21 No. 2. Juni 2014 95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-28.269
-14.472
t
df
Sig. (2.Taile d)
-6.296
34
.000
H0: Tidak ada perbedaan rerata hasil belajar kognitif siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang diajarkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. HA: Ada perbedaan rerata hasil belajar kognitif siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang diajarkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Nilai Sig. (2-tiled)(0.000)
, maka H0 ditolak. Jadi, ada perbedaan rerata hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang diajarkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dengan kata lain, LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang diajarkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Data tanggapan siswa terhadap LKS ITGS dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Data Tanggapan Siswa Terhadap LKS ITGS Aspek yang ditanggapi Efektivitas Generik Sains dalam LKS ITGS Motivasi mempelajari fisika menggunakan LKS ITGS. Persetujuan LKS ITGS dalam Pembelajaran Tampilan isi LKS ITGS Bahasa pada LKS ITGS
Skor
Nilai (%)
Kriteria
121
87
Sangat setuju
117
84
Sangat setuju
109
78
Setuju
99
71
Setuju
106
76
Setuju
Berdasarkan data tanggapan siswa terhadap LKS ITGS pada tabel 4 di atas
bahwa terlihat jawaban siswa berkisar antara setuju dan sangat setuju. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa respon siswa positif terhadap hasil pengembangan LKS ITGS. Hasil penelitian serupa oleh Astuti dkk (2013) dan Damayanti dkk (2013) menunjukkan bahwa hasil pengembangan LKS berbasis pendekatan inkuiri terbimbing memiliki kategori baik, layak dan efektif. Sunyono dkk (2010) menunjukkan bahwa LKS dan media animasi berorientasi generik sains yang diproduksi telah sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai siswa dan cukup tepat untuk pembelajaran yang melibatkan keterampilan generik sains. Profile yang dimilki oleh LKS ITGS, yaitu pertama, memfasilitasi siswa melakukan percobaan untuk mencari korelasi variabel bebas dan terikat; kedua, LKS ITGS melatih siswa untuk berpikir secara sitematis dan analitis untuk membangun konsep yang didasari oleh generik sains; ketiga, penyusunan LKS ITGS dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yang relevan diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Percobaan yang didesain untuk mencari korelasi antara beberapa variabel dapat melatih siswa memanipulasi variabel bebas dan mencari formulasi antara besaran-besaran yang telah diukur. Jadi, pembelajaran menggunakan LKS ITGS, siswa dituntut berpikir analisis lebih tinggi jika dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan LKS eksperimen verifikasi yang hanya membuktikan suatu konsep. Keterampilan generik sains yang diintegrasikan di dalam LKS dapat membantu siswa untuk menafsirkan fenomena fisika yang terjadi, mencari hubungan antara besaran, menentukan simbol besaran serta memformulasikan besaran-besaran tersebut dalam sebuah persamaan, dan membangun konsep baru berdasarkan konsep yang telah ditemukan sebelumnya. LKS ITGS ini dilandasi dengan
194
Muhammad Nasir, Ahmad Harjono, Nyoman Sridana Pengembangan Lks Inkuiri Terintegrasi Generik Sains Pada Materi Fluida Statis | 195
teori pembelajaran konstruktivisme. Menurut Horsley dalam Jufri (2010), pembelajaran konstruktivisme memiliki empat tahapan yaitu: (1) tahap persepsi (mengungkapkan konsepsi awal dan motivasi belajar siswa), (2) tahap eksplorasi (melakukan eksperimen), (3) tahap diskusi dan penjelasan konsep, dan (4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Sintak kegiatan siswa dalam LKS ITGS dapat mengarahkan siswa membangun sendiri konsep dipelajarinya karena LKS ITGS merupakan salah satu dari jenis pengembangan LKS model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri dapat melatih siswa belajar memanipulasi variabel dalam rangka membangun sendiri konsep tentang materi yang dipelajarinya. Hal ini diungkapkan oleh Owen et al. (2011) dalam artikelnya menyebutkan bahwa Our class learned not only about the needs of plants but also how variabel work. Students were able to constuct their own knowledge and were engaged throghout the unit-as a result, they learned more. Maksud dari penyataan di atas adalah melalui belajar menggunakan model inkuiri, siswa tidak hanya dapat mempelajari kebutuhan tumbuhan, namun juga mengetahui bagaimana variabel bekerja. Siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan mengaitkan seluruh unit menjadi sebuah hasil, mereka belajar lebih banyak. Sintak model pembelajaran inkuiri yang bersinergi dengan sintak kegiatan siswa dalam LKS ITGS adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dengan demikian, LKS inkuiri terintegrasi generik sains relevan digunakan untuk menuntun kegiatan pembelajaran model inkuiri terbimbing. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan
di atas dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa (1) hasil validasi Tim Ahli terhadap hasil pengembangan LKS ITGS adalah sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran, (2) LKS inkuiri terintegrasi generik sains yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, (3) LKS ITGS mendapat respon positif dari siswa SMAN 1 Aikmel (4) Profile LKS ITGS adalah memuat percobaan korelasi antara beberapa variabel yang dianalisis dengan bantuan aspek-aspek generik dan LKS tersebut disusun berdasarkan teori pembelajaran konstruktivisme. Kepada para pembaca yang ingin melakukan penelitian yang sejenis, maka disarankan untuk melakukan uji coba pada lokasi penelitian yang lebih luas. LKS ITGS ini perlu di integrasikan dalam penyusunan modul atau buku bahan ajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Amir, A.S. 2012. Model Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Inkuiri untuk Menigkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Motivasi Berprestasi Siswa Melalui Pembelajaran Hidrolisis Garam dengan Metode Praktikum. Tesis. UPI. Astuti,Y., & Setiawan, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Koopertaif pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia: 88-92. Ari, J., & Razavieh. 1980. Introduction to Research in Education. Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional. Damayanti,
D.S.,
Ngazizah,
N.,
&
196 | Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 21 No. 2. Juni 2014
Satyadi, E. 2013. Pengembangan LKS dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purwerojo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi: 58-62. Hussains, A., Azeem, M., & Shakoor, A. 2011. Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs Traditional Lecture International Journal of Humanities and Social Science: 119. Jupri,
A.H. 2010. Belajar dan Pembelajaran Sains. Mataram: Arga Puji Press.
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan PLPLG Konsep Tematik, Pendektan Saintifik, dan Penilaian Autentik. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik Sains pada Materi Kesetimbangan Kimia. Lampung: Universitas lampung. Sunyono, Wirya, I.W., Sujadi, G., & Suyanto, E. 2010. Produksi Model LKS dan Media Animasi Berorientasi Keterampilan Generik Sains pada Materi Kimia Kelas X SMA. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan ke-3, Universitas Lampung, Januari. Thiagarajan, Semmel & Semmel. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Chirdren.Indiana: Indiana University Bloomington. Trihendradi, C. 2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: ANDI.
Liliasari. 2011. Pengembangan Keterampilan Generik Sains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Bandung: UPI. Owens .T.A., & Martin, C. 2011. Lose The Recipe Adapt a Cookbook Exercise for Inquiry Experience on Seed Germination and Plant Growth. Science and children: 4043. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta. DIVA Press. Sudirman. 2012. Penggunaan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK pada Materi Fluida Statis. Tesis. Bandung: Respository UPI. Sunyono. 2010. Pengembangan Model 196