PENGEMBANGAN LKS BERBASIS REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP
SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh Tria Restu Intani 4201410062
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Hari
: Kamis
Tanggal
: 26 Februari 2015
Semarang, Februari 2015 Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Hartono, M.Pd. NIP. 196108101986011001
ii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengembangan LKS Berbasis REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII SMP disusun oleh Tria Restu Intani 4201410062 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 26 Februari 2015.
Panitia: Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001
Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 19630610 198901 1 002
Penguji I
Prof. Dr. Susilo, M.S. NIP. 19520801 197603 1 006 Anggota Penguji/ Penguji II
Anggota Penguji/ Pembimbing
Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. NIP. 19561029 198601 1 001
Prof. Dr. Hartono, M. Pd. NIP. 19610810 198601 1 001
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Februari 2015
Tria Restu Intani NIM. 4201410062
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
Proses menjadikanmu lebih kuat dan menghargai suatu perjuangan.
Besar kecilnya yang anda dapatkan adalah tergantung dari besar kecilnya yang anda pikirkan.
Hai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kalian (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqoroh: 153).
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku, Ibu Titik Sugiyarti dan Bapak Suparyono yang selalu mendoakan, memberikan nasehat dan motivasi.
Kedua kakakku, Mas Ismail dan Mas Taufik yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat.
Sahabat terbaikku Evi, Shofi, Mbak Ami, Ais, Alfi, Azizah, Indah, Siti atas doa dan bantuannya.
Teman kos tweety Aeni, Nelly, Mbak Faiz, Anis, Eva, Diah, Fery, Putri, Indri, Isro, Elisa atas doa dan semangat yang diberikan.
Teman-teman Pendidikan Fisika 2010.
Almamaterku UNNES.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS Berbasis REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII SMP”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan tenaga, pikiran, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi S1 di UNNES; 2. Bapak Prof. Dr. Wiyanto selaku dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang; 3. Bapak Dr. Khumaedi, M.Si., selaku ketua jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang; 4. Bapak Drs. Mosik, M. S., selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi. 5. Bapak Prof. Dr. Hartono, M.Pd., sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan koreksi, bimbingan dan arahan kepada penulis selama studi hingga terselesaikannya skripsi ini; 6. Bapak Herry Susanto, S.Pd., M. Pd., selaku Kepala SMP N 1 Margoyoso yang telah memberikan izin penelitian. 7. Bapak Rasilan, S.Pd., M.Pd., Ibu Nursasi, S.Pd., Ibu Sulistyani S.Pd., dan Ibu Indah Ayu S.Pd selaku guru SMP N 1 Margoyoso yang telah memberikan informasi dan bantuan selama penelitian. 8. Siswa kelas VII A, VII B, dan VII C tahun pelajaran 2014/2015 yang telah bersedia menjadi responden. 9. Seluruh dosen dan staf Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Semarang, Februari 2015
Penulis
vii
ABSTRAK Intani, Tria R. 2015. Pengembangan LKS Berbasis REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Prof. Dr. Hartono, M.Pd. 145 halaman. Kata kunci: Kemampuan Memecahkan Masalah, LKS, REACT Ketersediaan bahan ajar sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran. Pengembangan bahan ajar sering kali dilakukan sebagai inovasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini membahas tentang bagaimanakah pengembangan LKS Fisika berbasis REACT, bagaimanakah kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP, dan bagaimanakah peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang hanya menggunakan buku paket pada pembelajaran IPA Fisika kelas VII SMP. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengembangan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar pembelajaran IPA kelas VII SMP, menganalisis kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP, dan menganalisis peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa antara siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang hanya menggunakan buku paket. Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan R&D. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan tes. Subyek penelitian sebanyak 96 siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengembangan LKS Fisika berbasis REACT layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP dilakukan dengan langkah-langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian produk, pengolahan dan analisis data, dan penarikan kesimpulan kelayakan produk LKS. (2) LKS Fisika berbasis REACT layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP dengan persentase kelayakan dari pakar sebesar 93,67 % dan tingkat keterbacaan LKS sebesar 76 %. (3) Peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa setelah belajar menggunakan LKS Fisika berbasis REACT lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan buku paket IPA saja yaitu sebesar 0,48 kriteria sedang yang berarti LKS Fisika berbasis REACT hanya cocok digunakan oleh siswa dengan kemampuan kognitif yang baik. Berdasarkan simpulan tersebut disarankan: (1) Pelaksanaan kegiatan praktikum yang ada di LKS hendaknya menyesuaikan dengan ketersediaan alat di sekolah. (2) Hendaknya guru mengondisikan kelas agar tetap kondusif untuk melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii PENGESAHAN ..................................................................................................... iii PERNYATAAN ..................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .......................................... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6 1.5. Penegasan Istilah ........................................................................................... 6 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 11 2.1
Media Pembelajaran .................................................................................... 11
2.2
Bahan Ajar ................................................................................................... 13
2.3
Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................................................... 15
ix
2.4. LKS Fisika Berbasis REACT ....................................................................... 18 2.5
Pemecahan Masalah (Problem Solving) ...................................................... 22
2.6
Kerangka Berpikir ....................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27 3.1
Lokasi dan Subyek Penelitian...................................................................... 27
3.2. Desain Penelitian ......................................................................................... 27 3.3
Prosedur Penelitian ...................................................................................... 28
3.4
Instrumen dan Metode Analisis Data .......................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42 4.1
Hasil Penelitian ........................................................................................... 42
4.2
Pembahasan ................................................................................................. 59
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 74 5.1
Simpulan ...................................................................................................... 74
5.2
Saran ............................................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1 LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati ....................................... 2 1.2 Analisis LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati ......................... 3 3.1 Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design........................ 28 3.2 Rekapitulasi hasil validitas soal ................................................................ 34 3.3 Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal ..................................... 36 4.1 Hasil validasi pakar ................................................................................... 52 4.2 Hasil uji coba keterbacaan skala kecil ....................................................... 54 4.3 Hasil uji coba keterbacaan skala besar ...................................................... 55 4.4 Hasil pengamatan kemampuan memecahkan masalah ............................. 57 4.5 Hasil tes kemampuan memecahkan masalah ............................................ 57 4.6 Peningkatan pada tiap indikator kemampuan memecahkan masalah ....... 58
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka berpikir ...................................................................................... 26 3.1 Prosedur penelitian .................................................................................... 29 4.1 Halaman awal LKS penerbit MGMP IPA Kab. Pati ................................. 43 4.2 Penyajian gambar dan tulisan kurang jelas ............................................... 43 4.3 Halaman awal LKS penerbit Mediatama .................................................. 44 4.4 Penyajian LKS penerbit Mediatama ......................................................... 44 4.5 Cover LKS berbasis REACT ..................................................................... 46 4.6 Petunjuk belajar LKS berbasis REACT .................................................... 47 4.7 KI dan KD LKS berbasis REACT ............................................................ 48 4.8 Organisasi materi LKS berbasis REACT .................................................. 48 4.9 Struktur isi LKS berbasis REACT ............................................................ 49 4.10 Contoh tahap Relating ............................................................................. 61 4.11 Contoh tahap Experiencing ..................................................................... 61 4.12 Contoh tahap Applying ............................................................................ 62 4.13 Contoh tahap Cooperating ...................................................................... 62 4.14 Contoh tahap Transfering ........................................................................ 63
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Hal
1.
Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ......... 80
2.
Soal Uji Coba Tes Kemampuan Memecahkan Masalah......................... 82
3.
Kunci Jawaban Dan Penilaian ................................................................ 86
4.
Analisis Validitas, Daya Pembeda, Indeks Kesukaran, Dan Reliabilitas Soal Uji Coba Pretest.............................................................................. 89
5.
Analisis Validitas, Daya Pembeda, Indeks Kesukaran, Dan Reliabilitas Soal Uji Coba Posttest ............................................................................ 90
6.
Soal Test Kemampuan Memecahkan Masalah ...................................... 91
7.
Kisi-Kisi Angket Keterbacaan LKS........................................................ 95
8.
Angket Keterbacaan LKS ...................................................................... 96
9.
Analisis Reliabilitas Keterbacaan LKS ................................................... 98
10. Analisis Angket Keterbacaan LKS Berbasis REACT Skala Kecil.......... 99 11. Analisis Angket Keterbacaan LKS Berbasis REACT Skala Besar ....... 100 12. Lembar Validasi LKS ........................................................................... 102 13. Hasil Validasi LKS ............................................................................... 111 14. Daftar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ............................ 112 15. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Belajar 1 .................................. 113 16. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Belajar 2 .................................. 115 17. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Belajar 3 .................................. 118 18. Lembar Observasi Kemampuan Memecahkan Masalah....................... 120 19. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen Hasil Observasi............................................................................................... 121
xiii
20. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol Hasil Observasi............................................................................................... 123 21. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen Berdasarkan Tes .................................................................................... 125 22. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol Berdasarkan Tes ......................................................................................................... 126 23. Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................................... 127 24. Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................................... 128 25. Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen 129 26. Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol ........................................ 130 27. Uj Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................................... 131 28. Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen 132 29. Uji Gain Kemampuan Memecahkan Masalah ...................................... 133 30. Uji T-Test Dua Pihak Kemampuan Memecahkan Masalah ................. 134 31. Daftar Siswa Dengan Kemampuan Kognitif Baik Dan Kurang ........... 135 32. Penyajian LKS Penerbit MGMP IPA Kab. Pati ................................... 136 33. Penyajian LKS Penerbit Mediatama ..................................................... 138 34. Dokumentasi Foto ................................................................................. 141 35. Surat Ijin Penelitian............................................................................... 144 36. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..................................... 145
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan tingkat kemajuan suatu bangsa. Menurut Soyomukti (2008: 31), “Ketika masyarakat semakin mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka di dalamnya banyak individu yang mendapat kemudahan hidup, kesejahteraan, dan kemudahan untuk mengekspresikan kemanusiannya.” Kualitas pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah. Husamah & Setyaningrum (2013: 2) menyebutkan Laporan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011, yang menyatakan bahwa nilai rata-rata sains menempati urutan ke-40 dari 42 negara. Hasil studi TIMSS menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang kompleks, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya disebabkan oleh sarana fisik yang kurang memadai dan kualitas pengajaran guru masih rendah. Kualitas sarana fisik seperti kepemilikan dan penggunaan media belajar dinilai masih kurang dalam kegiatan belajar mengajar. Padahal, menurut hasil penelitian Heryawanti (2013) menyebutkan bahwa penggunaan media belajar
1
2
sebagai bahan ajar dapat mendukung kegiatan belajar mengajar sehingga menambah motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran fisika yang berkaitan langsung dengan kegiatan sehari-hari diperlukan LKS sebagai bahan ajar yang menuntun siswa untuk belajar kreatif berbasis sains. LKS yang digunakan hendaknya dapat membantu siswa menemukan suatu konsep, menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan,
sebagai penuntun belajar, sebagai penguatan ataupun
sebagai petunjuk praktikum (Prastowo, 2012: 28). Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMPN dan MTs di Kabupaten Pati, terdapat enam sekolah yang menggunakan LKS sebagai bahan ajar pendamping. Tabel 1.1. LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati No.
Sekolah
Judul LKS
1.
SMP N 1 Margoyoso
BKS IPA FISIKA
2.
SMP N 2 Margoyoso
BKS IPA FISIKA
3.
SMP N 1 Trangkil
BKS IPA FISIKA
4.
SMP N 2 Trangkil
BKS IPA FISIKA
5. 6.
MTs Darun Najah, Margoyoso MTs Asempapan, Trangkil
IPA TERPADU IPA TERPADU
Penerbit MGMP IPA Kabupaten Pati MGMP IPA Kabupaten Pati MGMP IPA Kabupaten Pati MGMP IPA Kabupaten Pati MEDIATAMA MEDIATAMA
Berdasarkan Tabel 1.1, LKS yang digunakan sebagai bahan ajar pendamping adalah LKS yang diterbitkan oleh MGMP IPA Kabupaten Pati dan Mediatama. Hasil analisis LKS dari kedua penerbit tersebut disajikan pada Tabel 1.2.
3
Tabel 1.2. Analisis LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati No.
Analisis LKS
1. 2.
SK dan KD Materi
3.
Struktur LKS
4.
Penyajian LKS
Penerbit MGMP IPA Kab. Pati Tidak tercantum dalam LKS. Penyajian materi bersifat komunikatif, mengajak siswa mencari sendiri informasi pendukung lain melalui kegiatan praktikum yang mendominasi isi LKS. Judul, indikator, informasi, tugas, latihan, dan rangkuman materi sudah ada, namun petunjuk belajar menggunakan LKS belum ada.
Bahasa yang digunakan mudah dimengerti, gambar yang disajikan kurang menarik karena tidak berwarna, masih ada kesalahan penulisan satuan pada tabel yang disajikan, dan peta konsep tidak tercantum dalam LKS.
Mediatama Tercantum dalam LKS. Penyajian materi di LKS masih bersifat deskripsional kurang komunikatif.
Judul, indikator, informasi, tugas, latihan, dan rangkuman materi sudah ada, namun petunjuk belajar menggunakan LKS belum ada. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti, gambar yang disajikan kurang menarik karena tidak berwarna, tabel yang disajikan sudah sesuai, peta konsep sudah tercantum dalam LKS namun penulisannya terlalu kecil.
Berdasarkan analisis LKS yang disajikan pada Tabel 1.2. ternyata LKS yang digunakan sebagai pendamping bahan ajar masih banyak kekurangan yaitu dari segi SK dan KD masih belum tercantum, struktur LKS belum lengkap, penyajian LKS masih kurang, dan terutama materi yang disajikan bersifat deskripsional. Penyajian materi yang sifatnya deskripsional inilah menyebabkan siswa cepat bosan mempelajari materi yang ada di LKS. Berkaitan dengan masalah tersebut maka diperlukan upaya untuk mengembangkan suatu bahan ajar berupa LKS berbasis pembelajaran aktif yang menuntun siswa untuk belajar kreatif dan berbasis sains serta dapat melatih siswa memecahkan masalah. Pengembangan kemampuan siswa dalam memecahkan
4
masalah fisika secara intensif merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam pembelajaran fisika agar mutu pembelajaran dapat meningkat (Sambada: 2012). Untuk itulah perlu disusun bahan ajar berupa LKS berbasis REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transferring). Ciri LKS berbasis REACT terdiri atas 5 tahapan kegiatan yaitu: 1.
Relating (mengaitkan), adalah belajar dalam konteks pengalaman kehidupan nyata atau pengetahuan yang sebelumnya.
2.
Experiencing (mengalami), yaitu berbagai pengalaman dalam kelas dapat mencakup penggunaan kegiatan manipulatif, aktifitas pemecahan masalah dan laboratorium.
3.
Applying (menerapkan) yaitu belajar dengan menempatkan konsep-konsep untuk digunakan dengan memberikan latihan yang bersifat realistik dan relevan.
4.
Cooperating (bekerja sama) yaitu belajar dalam konteks saling berbagi (sharing), saling menanggapi, dan berkomunikasi dengan siswa yang lain.
5.
Transferring (mentransfer) yaitu menggunakan pengetahuan dalam konteks baru atau situasi baru. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perlu
dilakukan penelitian yang berjudul “ Pengembangan LKS Berbasis REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII SMP.”
5
1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah pengembangan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP?
2.
Bagaimanakah kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP?
3.
Bagaimanakah peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang hanya menggunakan buku paket pada pembelajaran IPA Fisika kelas VII SMP?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis pengembangan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar pembelajaran IPA kelas VII SMP.
2.
Menganalisis kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP.
3.
Menganalisis peningkatan kemampuan memecahkan masalah antara siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang hanya menggunakan buku paket pada pembelajaran IPA Fisika siswa kelas VII SMP.
6
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu memberikan informasi bahwa LKS berbasis REACT dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk melatih kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, produk LKS berbasis REACT dapat dijadikan sebagai contoh pengembangan LKS yang menuntun siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
1.5. Penegasan Istilah 1. Pengembangan Pengembangan adalah proses mengorganisasikan materi pembelajaran dan pengembangan proses pembelajaran. Materi pelajaran disusun sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, baik menyangkut data, fakta, konsep, prinsip, dan atau mungkin keterampilan. Sedangkan proses menunjukkan bagaimana seharusnya siswa mengalami kegiatan belajar (Husamah & Setyaningrum, 2013: 102). 2.
Bahan Ajar Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Prastowo, 2012: 45). 3.
Kelayakan Bahan Ajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, layak berarti pantas atau patut.
Jadi kelayakan dapat diartikan sebagai sesuatu yang pantas atau patut. Suatu bahan ajar layak digunakan apabila telah memenuhi standar kelayakan bahan
7
ajar. Penilaian kelayakan bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan standar dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang mencakup empat komponen yaitu (1) komponen kelayakan isi, (2) komponen kebahasaan, (3) komponen penyajian, dan (4) komponen kegrafikan. Masing-masing komponen tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator. Adapun indikator dari tiap komponen dalam penelitian ini yaitu: 1) Komponen kelayakan isi, meliputi: dimensi sikap spiritual, dimensi sikap sosial, cakupan materi, akurasi materi, kontekstual, dimensi sikap ketrampilan, materi yang disajikan mengandung unsur REACT, merangsang keingintahuan, mengembangkan kecakapan akademik. 2) Komponen kebahasaan, meliputi: kesesuaian dengan kaidah bahasa yang baik dan benar dan pemenfaatan bahasa secara efektif dan efisien (singkat dan jelas). 3) Komponen penyajian, meliputi: pendukung penyajian materi dan penyajian pembelajaran. 4) Komponen kegrafikan, meliputi: kulit buku dan keterbacaan. 4.
LKS Berbasis REACT Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus di kerjakan oleh siswa yang di dalamnya berisi petunjuk atau langkahlangkah untuk mengerjakan suatu tugas (Depdiknas, 2008: 15). LKS berbasis REACT ini menuntun siswa belajar mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, memberikan fasilitas siswa untuk menemukan konsep dalam kegiatan praktikum dengan membentuk suatu kelompok kecil, menerapkan konsep yang telah
8
diperoleh melalui latihan soal dan mengaplikasikan pemahaman yang telah diperoleh dengan konsep lain yang sudah dipelajari. 5.
Kemampuan Memecahkan Masalah Kemampuan memecahkan masalah (problem solver) merupakan suatu
proses mental yang membutuhkan keterampilan lebih untuk dapat memancing suatu pemikiran atau pemahaman baru sebagai solusi memecahkan suatu masalah (Husamah & Setyaningrum, 2013: 176). Pemecahan masalah menurut Gagne (1977: 155), “problem solving is a natural extension of rule learning, in which the most important part of the proces take places within the learner.” Jadi kemampuan memecahkan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses mental paling penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam suatu pembelajaran, dimana proses tersebut membutuhkan keterampilan lebih sehingga dapat menciptakan pemikiran baru yang dapat memecahkan suatu masalah.
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi dan bagian akhir skripsi. Untuk mempermudah memahami skripsi ini, maka perlu dituliskan sistematikanya sebagai berikut : -
Bagian Awal Bagian awal ini terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
9
-
Bagian Isi Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu : BAB 1 Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat
penelitian,
penegasan
istilah
dan
sistematika penulisan BAB II Tinjauan Pustaka Berisi teori-teori tentang media pembelajaran, bahan ajar, LKS, LKS berbasis REACT, kemampuan memecahkan masalah serta kerangka berpikir. BAB III Metode Penelitian Berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen dan metode analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil
penelitian
memuat
tentang
langkah-langkah
pengembangan LKS Fisika berbasis REACT, kelayakan LKS Fisika
berbasis
REACT;
dan
perbedaan
kemampuan
memecahkan masalah siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT selama meliputi
proses
pembelajaran.
Sedangkan
pembahasan
menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan
temuan dari penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang
10
telah ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada. BAB V Penutup Berisi simpulan dan saran -
Bagian Akhir Berisi daftar pustaka dan lampiran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin “medius” dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima pesan (Susilana & Liyana, 2009: 4). Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara dan efektif (Munadi, 2008: 8). Sedangkan menurut Karim dkk (2014) media pembelajaran didefinisikan sebagai suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Jadi media pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan bahan pelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa secara terencana sehingga menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Media
pembelajaran
merupakan
alat
bantu
bagi
guru
dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Kerumitan dan keabstrakan materi maupun keterbatasan guru dalam menjelaskan materi dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran. Susilana & Liyana (2009: 9) menyebutkan kegunaan media pembelajaran secara umum yaitu (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
11
12
(3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. (4) Memungkinkan anak belajar mendiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. (5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Keberadaan berbagai jenis media pembelajaran saat ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan terciptanya berbagai bentuk media pembelajaran baru yang dalam pengoperasiannya membutuhkan teknologi. Berdasarkan bentuk informasi yang digunakan, Nurseto sebagaimana dikutip dalam Karim dkk (2014) mengklasifikasikan media menjadi lima kelompok besar yaitu: (1) media visual diam; (2) media visual gerak; (3) media audio; (4) media audio visual diam; (5) media audio visual gerak. Sedangkan menurut Susilana & Liyana (2009: 14) mengklasifikasikan media menjadi tujuh kelompok media penyaji yaitu: (1) media grafis, bahan cetak dan gambar diam; (2) media proyeksi diam; (3) media audio; (4) media audiovisual diam; (5) film (motion pictures); (6) televisi; dan (7) multimedia. Namun, dalam kenyataannya media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu media bahan cetak karena lebih praktis dan ekonomis. Penggunaan berbagai media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi masing-masing sekolah. Setiap sekolah mempunyai karakteristik siswa yang berbeda-beda sehingga memerlukan media
13
pembelajaran yang berbeda pula sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Selain itu, Sutjiono (2005) mengemukakan bahwa ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat yaitu: (1) kemudahan akses; (2) biaya; (3) kemudahan penggunaan; (4) interaktif (menimbulkan komunikasi dua arah); (5) dukungan organisasi; dan (6) kebaruan media.
2.2 Bahan Ajar Menurut website Dikmenjur sebagaimana dikutip dalam Depdiknas (2008: 8) menyebutkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi pembelajaran,
sehingga
yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
memungkinkan
siswa
dapat
mempelajari
suatu
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif siswa mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Selain itu, bahan ajar dapat diartikan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (Depdiknas, 2008: 8). Jadi bahan ajar dapat didefinisikan segala bentuk bahan baik itu bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh guru atau instruktur yang disusun sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar dapat membantu guru menyampaikan materi pembelajaran secara runtut dan sistematis. Sedangkan fungsi bahan ajar
14
bagi siswa yaitu membantu siswa mempelajari materi pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan Prastowo (2012: 43) yang menyatakan bahan ajar sebagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Sebelum menetapkan bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu sebagaimana Depdiknas (2006: 6) menyebutkan ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar yaitu (1) prinsip relevansi (keterkaitan), (2) prinsip konsistensi (keajegan), dan (3) prinsip kecukupan. Selain itu, Arif dan Napitupulu sebagaimana yang dikutip dalam Prastowo (2012: 59) menyatakan bahwa ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk bahan ajar yaitu (1) kebutuhan dan tingkat kemampuan awal para peserta didik yang menjadi sasaran pembelajaran; (2) tempat dan keadaan di mana bahan ajar akan digunakan; (3) metode penerapan dan penjelasannya; serta (4) biaya proses dan produksi serta alat-alat yang digunakan untuk memproduksi bahan ajar. Jadi pemilihan bahan ajar hendaknya menyesuaikan kebutuhan, situasi, kondisi, kemampuan, dan karakteristik pembelajaran yang akan digunakan sehingga bahan ajar tersebut dapat berfungsi secara optimal. Saat ini berbagai jenis bahan ajar telah banyak dijumpai dengan mudah. Bahan ajar tersebut dapat digunakan guru sebagai alternatif media bantu dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan teknologi yang digunakan, Depdiknas (2008: 13) mengelompokkan bahan ajar menjadi 4 yaitu (1) bahan cetak (printed),
15
(2) bahan ajar dengar (audio), (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching materials). Di antara berbagai jenis bahan ajar tersebut, bahan cetak (printed) merupakan bahan ajar yang paling sering digunakan. Selain bahan ajar bentuk cetak, bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching materials) juga mulai dikembangkan penggunaannya. Pada dasarnya masing-masing bentuk bahan ajar mempunyai teknik penyusunan yang berlainan. Prastowo (2012: 73) menyebutkan untuk bahan ajar cetak memiliki teknik penyusunan sebagai berikut (1) judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh siswa; (2) untuk menyusun bahan ajar cetak, ada enam hal yang perlu dimengerti yaitu susunan tampilannya jelas dan menarik, bahasa yang mudah, mampu menguji pemahaman, adanya stimulun, kemudahan dibaca, dan materi instruksional. Jadi dalam menyusun bahan ajar cetak perlu memperhatikan aspekaspek tersebut agar bahan ajar yang dihasilkan tersusun secara runtut, sistematis, dapat dibaca dan mudah dipahami oleh siswa.
2.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan jenis bahan ajar cetak yang sering digunakan oleh guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang di dalamnya berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk mengerjakan suatu tugas (Depdiknas, 2008: 15). Sedangkan menurut Prastowo
16
(2012: 204) LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa LKS adalah suatu bahan ajar cetak yang berisi materi dan tugas, baik itu tugas teoritis maupun praktis yang harus dikerjakan oleh siswa yang mengacu pada kompetensi sesuai dengan indikator tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Penggunaan bahan ajar cetak berupa LKS dimaksudkan untuk membantu guru menyampaikan materi secara terstruktur kepada siswa. Materi yang terdapat di dalam LKS sudah terangkum secara runtut sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, LKS juga berisi tugas teoritis maupun tugas praktis misal praktikum yang dapat melibatkan siswa untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki beberapa fungsi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Prastowo (2012: 205), fungsi LKS diantaranya yaitu (1) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik; (2) sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan; (3) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih; (4) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Selama ini masih banyak yang beranggapan bahwa LKS hanyalah kumpulan latihan soal-soal. Padahal ada berbagai macam produk pengembangan LKS yang menyediakan aktivitas pembelajaran yang berpusat pada siswa, misalnya kegiatan praktikum. Pada dasarnya, penyusunan LKS disesuaikan
17
dengan tujuan pengemasan materi pembelajaran. Prastowo (2012: 208) menyebutkan ada lima macam bentuk LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik, yaitu (1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep, (2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, (3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar, (4) LKS yang berfungsi sebagai penguatan, dan (5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Penyajian LKS dapat disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan, baik secara eksperimen maupun non-eksperimen. Menurut Mugiono sebagaimana yang dikutip dalam Maulana (2002) menyebutkan penyajian LKS secara eksperimen adalah penyajian yang: (1) melibatkan banyak indera, (2) banyak keterampilan proses yang dilatihkan, (3) menanamkan disiplin dan tanggung jawab, (4) menantang siswa untuk menemukan hal baru, dan (5) menggugah ide orisinal siswa. Penyajian LKS secara non-eksperimen adalah penyajian yang: (1) menggunakan waktu lenih efisien, (2) relatif murah, aman, hemat tenaga, (3) organisasi dan perencanaan lebih terkendali, (4) mudah penggunaannya, dan (5) target kurikulum mudah tercapai. Suatu LKS dikatakan baik jika disusun secara sistematis berdasarkan unsur-unsur yang telah ditetapkan. Ada berbagai macam pendapat mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam suatu LKS. Prastowo (2012: 208) menyebutkan enam unsur utama yang terdapat di dalam LKS, yaitu (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi dasar atau materi pokok, (4) informasi pendukung, (5) tugas atau langkah kerja, dan (6) penilaian. Sedangkan Depdiknas sebagaimana
18
yang dikutip dalam Annisya dkk (2014) menyebutkan bahwa struktur LKS secara umum meliputi (1) judul mata pelajaran, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang akan dicapai, (4) indikator, (5) informasi pendukung dan langkah-langkah kerja, (6) tugas-tugas, dan (7) penilaian. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur yang terkandung dalam LKS pada dasarnya hampir sama namun hanya terdapat perbedaan dalam unsur indikator.
2.4. LKS Fisika Berbasis REACT Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) dikembangkan mengacu pada paham kontruktivisme karena pembelajaran dengan strategi ini menuntut mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai aktivitas yang terus menerus, berpikir dan menjelaskan penalaran mereka, mengetahui berbagai hubungan antara tema-tema dan konsep-konsep (Laelasari: 2010). Berdasarkan konsep pembelajaran melalui strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) dapat dikembangkan suatu produk bahan ajar yang sesuai dengan kelima tahapan tersebut guna membantu guru dan siswa selama proses belajar mengajar. LKS Fisika berbasis REACT adalah LKS yang dikembangkan mencakup lima unsur yaitu R dari relating (mengaitkan), E dari experiencing (mengalami), A dari applying (menerapkan), C dari cooperating (bekerjasama) dan T dari transferring (mentransfer). Kelima tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1.
Relating (mengaitkan) adalah belajar dalam konteks pengalaman kehidupan nyata atau pengetahuan yang sebelumnya.
19
Di awal bab, LKS Fisika berbasis REACT ini memberikan pertanyaaan kepada siswa untuk menyebutkan contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Selain itu juga memuat pertanyaan tentang materi sebelumnya yang pernah mereka pelajari untuk dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari dalam rubrik apa yang kamu ketahui. 2.
Experiencing (mengalami) merupakan strategi belajar melalui eksplorasi, penemuan, dan penciptaan. Berbagai pengalaman dalam kelas dapat mencakup penggunaan kegiatan manipulatif, aktifitas pemecahan masalah dan laboratorium. LKS Fisika berbasis REACT ini memuat rubrik ayo bereksperimen yang mengajak siswa untuk melakukan kegiatan praktikum dengan tujuan untuk memperdalam dan mempertajam konsep materi yang dipelajari. Selain itu terdapat rubrik ayo berpikir yang mengajak siswa untuk berlatih memecahkan suatu masalah.
3.
Applying (menerapkan) adalah belajar dengan menempatkan konsep-konsep untuk digunakan dengan memberikan latihan-latihan yang realistik dan relevan. LKS Fisika berbasis REACT ini juga dilengkapi dengan rubrik ide penerapan yang mengajak siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Cooperating (bekerjasama) adalah belajar dalam konteks sharing, merespon dan berkomunikasi dengan pemelajar lainnya.
20
Dalam LKS Fisika Berbasis REACT ini, kegiatan cooperating (bekerjasama)
dilakukan
saat
siswa
melakukan
praktikum
secara
berkelompok. 5.
Transferring (mentransfer) adalah belajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks yang baru. Pada tahap ini, siswa diminta menggunakan pengetahuannya untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam rubrik ulangan harian. Soal-soal uraian yang disajikan merupakan soal yang membutuhkan pemahaman dari berbagai konsep. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika berbasis REACT
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa melaui kegiatan praktikum berkelompok. Dengan bekerja secara kelompok siswa saling bertukar pikiran sehingga dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada secara mandiri. Sebagaimana Ikhwanuddin yang dikutip dalam Hilyana (2013) menyatakan bahwa keterampilan memecahkan masalah akan sangat baik jika dilatih dengan pendekatan kelompok daripada secara mandiri karena dengan belajar kelompok diharapkan siswa akan belajar lebih cepat daripada belajar mandiri. Selain itu LKS Fisika berbasis REACT juga dapat meningkatkan aktifitas siswa melalui kegiatan berkelompok dan laboratorium, serta mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks yang baru. Dengan pengalaman langsung
dalam
penemuan
ilmu
pengetahuan,
siswa
akan
mampu
21
mengembangkan suatu pemahaman tentang sifat alami ilmu pengetahuan (Hilyana, 2013). Kelebihan produk LKS Fisika berbasis REACT yaitu: 1.
LKS Fisika berbasis REACT mempunyai tampilan yang menarik. Tampilan LKS yang menarik ditandai dengan penggunaan gambar sesuai dengan objek aslinya serta layout LKS yang memadu padakan berbagai warna dan gambar. Dengan tampilan LKS yang menarik diharapkan siswa merasa senang dan tidak bosan selama belajar menggunakan LKS.
2.
LKS Fisika berbasis REACT dilengkapi dengan pertanyaan pengantar. Pertanyaan pengantar yang dimaksudkan adalah pertanyaan yang meminta siswa menyebutkan contoh
kegiatan
sehari-hari yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari siswa. Pertanyaan pengantar disajikan setiap awal materi pembelajaran. Dengan adanya pertanyaan pengantar ini diharapkan dapat menimbulkan keingintahuan dan motivasi siswa untuk mempelajari materi yang ada di LKS. 3.
LKS Fisika berbasis REACT dikembangkan dengan pendekatan REACT. Menurut Crawford sebagaimana yang dikutip dalam Fauziah (2010) menyatakan bahwa strategi REACT memiliki kelebihan diantaranya dapat memperdalam pemahaman siswa serta membuat belajar menyeluruh dan menyenangkan. LKS Fisika berbasis REACT memuat kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan praktikum, diskusi, dan bekerjasama memecahkan suatu persoalan fisika. Dengan adanya berbagai kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan siswa aktif selama proses pembelajaran.
22
2.5 Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pemecahan masalah adalah hirarki alami dari kaidah belajar, dimana merupakan bagian penting dari proses dalam diri pebelajar (Gagne : 1977). Sedangkan menurut Sambada (2012) pemecahan masalah adalah proses menghilangkan masalah yang ada, di mana di dalamnya terdapat hubungan atau konsep-konsep yang diperolehnya dalam memecahkan masalah. Jadi pemecahan masalah merupakan proses penting dalam diri pebelajar, dimana pebelajar menghilangkan masalah yang ada melalui konsep-konsep yang telah diperoleh sebelumnya. Keterampilan memecahkan masalah merupakan hal yang paling penting dalam suatu proses pembelajaran. Ketrampilan memecahkan masalah tidak hanya diperlukan dalam memecahkan soal-soal, namun pada kehidupan sehari-hari pun tiap orang pasti dihadapkan dengan masalah yang memerlukan penyelesaian. Jonassen mengatakan bahwa ada empat hal yang mendukung mengapa penyelesaian masalah perlu mendapat fokus perhatian, yaitu: (1) kegiatan pemecahan masalah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari; (2) kegiatan pemecahan masalah dapat memotivasi siswa dalam belajar; (3) penyelesaian masalah membutuhkan pembelajaran yang lebih mendalam; (4) pengetahuan yang dibangun dari masalah yang dihadirkan merupakan pembelajaran yang lebih berarti (Susiana, 2010). Kemampuan
memecahkan
masalah
merupakan
tujuan
utama
pembelajaran hampir di semua mata pelajaran. Pengembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika merupakan salah satu cara yang dapat
23
ditempuh dalam pembelajaran fisika agar mutu pembelajaran dapat meningkat (Sambada, 2012). Pemecahan masalah fisika diartikan sebagai suatu metode penyelesaian terhadap sejumlah tugas yang berkaitan dengan fisika, sedangkan kemampuan memecahkan masalah dalam pelajaran fisika adalah kemampuan menggunakan suatu metode untuk menyelesaikan sejumlah tugas dalam pelajaran fisika (Sambada, 2012). Dalam menyelesaikan suatu masalah perlu langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan. Para ahli mempunyai pendapat yang berbeda mengenai langkahlangkah pemecahan masalah. Ada beberapa model penyelesaian masalah yang telah dikenal. Menurut Dewey sebagaimana yang dikutip dalam Gagne (1977) menyebutkan bahwa urutan peristiwa pemecahan masalah, yaitu: (1) menyajikan masalah yang dapat dilakukan dengan pernyataan verbal atau dengan cara lainnya; (2) mendefinisikan masalah atau membedakan bagian penting dari situasi; (3) menyusun hipotesis yang dapat digunakan sebagai solusi pemecahan masalah; (4) membuktikan hipotesis atau percobaan secara berturut-turut hingga menemukan suatu solusi yang dicapai. Sedangkan menurut Polya sebagaimana yang dikutip dalam Susiana (2010) menyebutkan bahwa terdapat empat langkah yang harus dilakukan untuk suatu pemecahan masalah yaitu: (1) memahami masalah; (2) merencanakan pemecahannya; (3) menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana; (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back). Kemampuan memecahkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah kemampuan memecahkan masalah menurut Hilyana (2013), dengan indikator sebagai berikut: (1) memahami pertanyaan; (2) menduga jawaban
24
sementara; (3) melakukan percobaan; (4) mengumpulkan data; (5) mengolah data; dan (6) menarik kesimpulan. Indikator kemampuan memecahkan masalah ini diamati selama kegiatan praktikum.
2.6 Kerangka Berpikir Keberhasilan kegiatan pembelajaran akan dapat menghasilkan output yang berkualitas. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian suatu kegiatan pembelajaran antara lain adalah peran guru sebagai pendidik, kondisi siswa, sumber belajar yang tersedia, bahan ajar yang digunakan, sarana prasarana, lingkungan belajar serta sistem yang memadai. Di samping itu dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran dengan jelas dan terarah merupakan faktor pendukung keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Dalam pembelajaran fisika diperlukan kemampuan memecahkan masalah. Pemecahan masalah dalam bidang fisika dapat menolong seseorang untuk meningkatkan daya analitis dan dapat membantu mereka untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pada berbagai situasi yang lain. Pemecahan masalah (problem solving) juga merupakan tipe belajar paling tinggi yang dapat membantu dan mengembangkan keterampilan intelektual tingkat tinggi, yakni penalaran fisika. Untuk itu, pemecahan masalah dijadikan salah satu bagian dari tujuan pembelajaran fisika di sekolah. Setiap kegiatan pembelajaran sering kali menggunakan bahan ajar yang membantu siswa dalam mempelajari dan mendalami suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
25
menguasai semua kompetensi secara runtut dan terpadu. Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika berbasis REACT. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar yang dimiliki oleh siswa yang didalamnya berisi lembaranlembaran yang berkaitan dengan materi, instruksi (langkah-langkah) mengerjakan tugas, latihan soal dan soal evaluasi. LKS Fisika berbasis REACT ini dikemas sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah siswa mempelajari materi tersebut secara berkelompok. Apabila penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis REACT ini diikuti dengan pendekatan pembelajaran yang tepat, dimana kemampuan memecahkan masalah menjadi fokus utama dalam kegiatan pembelajaran maka siswa diharapkan mempunyai kemampuan menalar yang tinggi dan dapat menemukan konsep materi dalam pembelajaran. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dipadukan dengan pendekatan REACT memberikan peluang besar kepada peserta didik untuk belajar mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari dan bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dalam kegiatan praktikum. Pembelajaran REACT sebagai
salah
satu
model
pendekatan
pembelajaran
kontekstual
dapat
meningkatkan aktifitas siswa melalui kegiatan berkelompok dan laboratorium, serta mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks yang baru. Pengembangan bahan ajar berupa LKS Fisika berbasis REACT diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa. Guna memperjelas kerangka berpikir tersebut, berikut ini digambarkan bagan kerangka berpikir (Gambar 2.1).
26
Pembelajaran
Peran guru
Kondisi siswa
Sumber belajar
Bahan ajar
Sarana prasarana
Lingkungan belajar
LKS Kenyataan di lapangan Tidak menggunakan LKS
Menggunakan LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) Konvensional 1. Materi yang diberikan belum dikaitkan dengan contoh konkret lingkungan sekitar. 2. Kegiatan siswa yang tercantum dalam LKS konvensional belum memadukan antara kegiatan praktikum, tugas individu, dan tugas kelompok. 3. Kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru.
Merancang LKS dengan pendekatan kemampuan memecahkan masalah
Guru
Pembelajaran fisika
Kemampuan memecahkan masalah siswa kurang
Bahan ajar
Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis REACT: 1. Membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan yang dikaitkan dengan contoh konkret lingkungan sekitar. 2. Melatih siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh melalui pemecahan masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah melalui kegiatan praktikum secara kelompok.
Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Margoyoso, beralamat di Jalan Kiai Cebolang No.17 Margoyoso Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 96 siswa yang terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas VII A, VII B, dan VII C. Kelas VII C sebagai kelas uji coba, kelas VII A sebagai kelas kontrol, dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen.
3.2. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian R&D yang merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Penelitian pengembangan ini merupakan penelitian pengembangan eksperimental yang dilaksanakan di dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Di kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan buku paket IPA yang dilengkapi dengan LKS Fisika berbasis REACT, sedangkan di kelas kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran
dengan
menggunakan
27
buku
paket
IPA
saja.
28
Tabel 3.1. Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X1
O3
Kontrol
O2
X2
O4
Kelompok
Sumber: Sugiyono (2009: 303) Keterangan X1 : Pembelajaran yang menggunakan bahan ajar pendamping LKS berbasis REACT. X2 : Pembelajaran menggunakan buku paket IPA saja. O1 : Nilai awal kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan O2 : Nilai awal kelompok kontrol. O3 : Nilai kelompok eksperimen setelah menggunakan bahan ajar pendamping LKS berbasis REACT. O4 : Nilai kelompok kontrol setelah menggunakan buku paket IPA saja.
3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D) diawali dengan studi pendahuluan yang meliputi studi literatur dan studi lapangan. Studi pendahuluan diperlukan untuk mengetahui kualitas produk yang sudah ada ataupun produk baru yang memang dibutuhkan dan perlu dikembangkan. Langkah kedua yaitu pengembangan dan pengujian produk. Produk yang dikembangkan memerlukan bantuan para ahli yang dibutuhkan untuk
menilai
produk
tersebut.
Setelah
mendapatkan
masukan
dan
penyempurnaan, produk diujicobakan di lapangan. Hasil uji coba lapangan
29
kemudian diolah dan dianalisis. Tahap akhir yaitu penarikan kesimpulan dari pengolahan dan analisis yang diperoleh. Guna memperjelas prosedur penelitian tersebut, berikut ini digambarkan bagan prosedur penelitian (Gambar 3.1). Studi Pendahuluan 1. Studi Literatur: analisis kurikulum, telaah materi, studi literatur tentang kemampuan pemecahan masalah, dan pembuatan LKS 2. Studi lapangan: analisis proses pembelajaran, model pembelajaran, sarana dan prasarana, kondisi guru, siswa, sekolah. Pembuatan instrumen penelitian
Tes, angket, lembar observasi
Revisi tes, angket, dan lembar observasi
Pengembangan LKS Fisika berbasis REACT
Validasi pakar
Revisi LKS
Pengembangan dan pengujian produk pengujian kelompok kecil
Pengujian kelompok besar dalam pembelajaran menggunakan LKS Fisika berbasis REACT
Pelaksanaan tes hasil belajar dan observasi untuk kemampuan pemecahan masalah Pengolahan dan analisis data
Penarikan kesimpulan
Penyebaran angket
Pengolahan dan analisis data
Produk berupa LKS Fisika berbasis REACT Gambar 3.1 Prosedur penelitian
30
3.4 Instrumen dan Metode Analisis Data 3.4.1 Validasi oleh pakar -
Lembar validasi Pada penelitian ini lembar validasi digunakan untuk memperoleh
informasi tentang kualitas bahan ajar dari beberapa dosen dan guru sebagai pakar. Informasi yang diperoleh dari instrumen ini digunakan sebagai masukan untuk merevisi bahan ajar yang telah disusun. Pembuatan lembar validasi mengacu pada pedoman instrumen penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah BNSP 2013 yang sedikit dimodifikasi. -
Analisis lembar validasi Aspek yang dinilai dari bahan ajar LKS Fisika berbasis REACT meliputi
komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Penilaian bahan ajar LKS Fisika berbasis REACT ini terdiri dari 4 kategori yaitu nilai 1, 2, 3, dan 4 yang telah dijabarkan pada tiap kriteria penilaiannya. Hasil validasi pakar terhadap kelayakan LKS berbasis REACT dianalisis dengan menggunakan rumus berikut:
Persentase =
(Sugiyono, 2009: 99)
Kriteria persentase: 25,00 % ≤ persentase ≤ 43,75 %
: Tidak Layak
43,75 % persentase ≤ 62,50 %
: Kurang Layak
62,50 % persentase ≤ 81,25 %
: Layak
81,25 % persentase ≤ 100,00 %
: Sangat Layak
31
3.4.2 Angket -
Metode angket Pada penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui tingkat
keterbacaan LKS Fisika berbasis REACT yang digunakan selama proses pembelajaran. -
Analisis Uji Coba Instrumen Angket Pembuatan instrumen angket dengan cara memecah variabel menjadi
beberapa aspek, mempersamaankan indikator, dan membuat pernyataan. Validitas yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan cara konsultasi dengan dosen pembimbing selaku ahli. Pada analisis uji coba instrumen angket menggunakan reliabilitas internal dengan cara menganalisis data pada satu kali pengetesan. Reliabilitas instrumen angket dihitung menggunakan persamaan yaitu: 2 k b r11 1 t 2 k 1
Keterangan :
r11
= reliabilitas instrumen
k
= jumlah butir pertanyaan
t2
2 b
= jumlah varian butir pertanyaan
= jumlah varian total
(Arikunto, 2006: 171)
32
Untuk mengetahui persentase keterbacaan LKS Fisika berbasis REACT menggunakan rumus berikut: Persentase =
(Sugiyono, 2009: 99)
Kriteria persentase: 25,00 % ≤ persentase ≤ 43,75 %
: Tidak Setuju
43,75 % persentase ≤ 62,50 %
: Kurang Setuju
62,50 % persentase ≤ 81,25 %
: Setuju
81,25 % persentase ≤ 100,00 %
: Sangat Setuju
3.4.3 Observasi - Lembar Observasi Pada penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengamati kemampuan memecahkan masalah siswa dalam kegiatan praktikum. Aspek penilaian tiap indikator kemampuan memecahkan masalah disesuaikan dengan kegiatan praktikum yang dilakukan. - Analisis Lembar Observasi Penilaian lembar observasi terdiri dari 3 kategori yaitu 1, 2, dan 3 yang telah dijabarkan pada tiap kriteria penilaiannya. Penilaian lembar observasi kemampuan memecahkan masalah ini dilakukan sebanyak tiga kali sesuai dengan kegiatan praktikum yang dilakukan. Ketercapaian tiap indikator kemampuan memecahkan masalah diambil dari jumlah skor selama tiga kali praktikum. Hasil observasi kemampuan memecahkan masalah siswa dianalisis dengan menggunakan rumus berikut:
33
Keterangan: % : persentase keberhasilan n
: jumlah skor yang diperoleh oleh siswa
N
: jumlah skor total
(Ali, 1993: 186)
3.4.4 Tes Uraian - Metode Tes Uraian Pada penelitian ini tes uraian digunakan untuk membandingkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang tanpa menggunakan LKS. - Analisis Uji Coba Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes uraian. Hasil tes dianalisis berdasarkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. a.
Validitas Sebuah instrumen atau soal tes dikatakan valid apabila instrumen tersebut
mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006: 170). Persamaan yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu soal yaitu persamaan korelasi product moment : ∑ √*( ∑
)
(∑ )(∑ ) (∑
)+ *
∑
(∑
)+
34
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi antara X dengan Y
X
= skor tiap item
Y
= skor total
N
= jumlah subjek yang diteliti
Harga rxy tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga taraf signifikansi 5%, suatu butir soal dikatakan valid jika harga
dengan >
.
Hasil analisis uji coba dari 16 soal yang diujicobakan didapatkan 14 soal valid dan 2 soal tidak valid. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 dan 5. Rekapitulasi hasil validitas soal disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Rekapitulasi hasil validitas soal Kriteria
Soal
No.soal
Jumlah
Keterangan
Valid
Pretest
1, 2, 4, 5,
7
Dipakai 1, 2, 4, 5, 6,
6, 7, 8 Postest
1, 2, 4, 5,
7 7
Dipakai 1, 2, 5, 7, 8
1
Tidak dipakai karena
6, 7 Tidak valid
Pretest
3
tidak valid Postest
3
1
Tidak dipakai karena tidak valid
35
b. Reliabilitas Reliabilitas artinya mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2006: 86). Persamaan yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal uraian adalah reliabilitas dihitung menggunakan persamaan yaitu: 2 k b r11 1 t 2 k 1
(Arikunto, 2006: 171)
Keterangan :
r11
= reliabilitas instrumen
k
= jumlah butir pertanyaan
t2
2 b
= jumlah varian butir pertanyaan
= jumlah varian total
Apabila harga r11 dibandingkan dengan , jika
>
dengan taraf signifikan 5%
maka instrumen dalam penelitian ini bersifat reliabel.
Hasil analisis uji coba didapatkan harga reliabilitas soal pretest dan postest sebesar 0,778 dan 0,698. Jika diambil tingkat kesalahan banyaknya peserta uji coba N = 25 siswa, maka diperoleh >
5 % dengan = 0,396. Karena
maka dapat disimpulkan bahwa soal yang di uji coba adalah reliabel.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.
36
c.
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran dari suatu soal dapat dihitung dengan persamaan :
(UPI hal 52) Keterangan : = tingkat kesukaran Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut : -
Soal dengan : 0,00
P
-
Soal dengan : 0,30 P 0,70 adalah soal sedang
-
Soal dengan : 0,70
P
0,30 adalah soal sukar
1,00 adalah soal mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 3 soal dikategorikan mudah, 10 soal dikategorikan sedang dan 3 soal dikategorikan sukar. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal Kriteria Mudah Sedang
Sukar
Soal Pretest Postest Pretest
No. Soal 1 1, 7 2, 5, 6, 7, dan 8
Jumlah 1 2 5
Postest
2, 4, 5, 6, 8
5
Pretest
2 dan 3
2
Postest
3
1
Keterangan Dipakai Dipakai 1 dan 7 Dipakai 2, 5, 6, 7 Tidak dipakai 8 Dipakai 2, 5, dan 8 Tidak dipakai 4 dan 6 Dipakai 2 Tidak dipakai 3 Tidak dipakai karena tidak valid
Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 dan 5.
37
d. Daya Pembeda Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (menguasai materi yang ditanyakan) dengan siswa yang kurang pandai (belum/tidak menguasai materi yang ditanyakan). Untuk menghitung daya beda soal menggunakan persamaan sebagai berikut:
(UPI hal 50) Keterangan : = daya pembeda Klasifikasi daya pembeda : DP > 0,40
: Sangat Baik
0,30 DP ≤ 0,40
: Baik
0,20 DP ≤ 0,30
: Cukup, soal perlu perbaikan
DP ≤ 0,20
: Jelek, soal dibuang
Dari hasil analisis soal uji coba, soal pre-test nomor 1, 4, 5, 6, dan 7 memiliki daya beda sangat baik, nomor 2 dan 8 memiliki daya beda baik, dan nomor 3 memiliki daya beda jelek. Selengkapnya disajikan pada Lampiran 4.
38
Dari hasil analisis soal uji coba, soal post-test nomor 1, 4, 5, 6, dan 8 memiliki daya beda sangat baik, nomor 2 dan 7 memiliki daya beda baik, dan nomor 3 memiliki daya beda jelek. Selengkapnya disajikan pada Lampiran 5. -
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data terdistribusi normal atau
tidak. Hasil uji normalitas akan menentukan analisis yang akan digunakan. Uji normalitas menggunakan persamaan : k
Oi Ei 2
i 1
Ei
2
(Sudjana, 2005: 273)
Keterangan :
2
= chi kuadrat
Oi
= frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
Ei
= frekuensi yang diharapkan
Membandingkan harga chi-kuadrat hasil perhitungan dengan chi-kuadrat tabel dengan taraf signifikan 5%. Menarik kesimpulan, jika 2
< 2
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan analisis data terdistribusi normal, secara lengkap disajikan pada Lampiran 23, 24, 26 dan 27. -
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji
39
homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: Ho = varian kedua kelompok sama (homogen) Ha = varian kedua kelompok tidak sama (tidak homogen) Pengujian kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:
Fhitung
Vb Vk
(Sudjana, 2005: 250)
Keterangan: Vb
= varians yang terbesar.
Vk
= varians yang terkecil.
Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak maka dikonsultasikan dengan
dengan α = 5% dengan dk pembilang =
banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika
<
maka Ho diterima. Yang berarti
kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen. Analisis secara lengkap disajikan pada Lampiran 25 dan 28. 3.4.5 Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran dengan LKS berbasis REACT dengan pembelajaran tanpa LKS. Uji hipotesis dua pihak menggunakan persamaan sebagai berikut:
40
̅ √
̅ ( √
)(
√
)
(Sugiyono, 2009: 307) Keterangan : ̅
= rata-rata sampel 1 (tanpa LKS)
x
= rata-rata sampel 2 (menggunakan LKS )
s1
= simpangan baku sampel 1 (tanpa LKS)
s2
= simpangan baku sampel 1 (menggunakan LKS)
S12
= Varians sampel 1 (tanpa LKS)
S22
= Varians sampel 2 (menggunakan LKS)
r
= Korelasi antara data dua kelompok Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
tabel
dengan derajat kebebasan (dk) =n+ n – 2 dan taraf kesalahan α = 5%. Jika -t tabel < t
hitung
< t
tabel
maka terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah
antara siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang tidak menggunakan LKS . Analisis nilai t-test kemampuan memecahkan masalah siswa disajikan dengan lengkap pada Lampiran 30.
41
3.4.6 Uji Gain Uji gain digunakan untuk mengetahui taraf signifikasi kemampuan memecahkan masalah antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan digunakan persamaan gain, yaitu :
( )
( (
) )
Keterangan : ( )
= gain ternormalisasi = nilai rata-rata pada posttest = nilai rata-rata pada pretest
(Wiyanto, 2008)
Besarnya faktor (g) dikategorikan sebagai berikut : 1) Tinggi apabila (g) ≥ 0,7 atau dinyatakan dalam persen (g) ≥ 70 2) Sedang apabila 0,3 (g) 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 (g) 70 3) Rendah apabila (g) ≤ 0,3 atau dinyatakan dalam persen (g) ≤ 30 Analisis kemampuan memecahkan masalah melalui uji gain disajikan lengkap pada Lampiran 29.
74
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1.
Pengembangan LKS Fisika berbasis REACT
layak digunakan sebagai
bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP dilakukan dengan langkah-langkah: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan dan pengujian produk, (3) pengolahan dan analisis data, dan (4) penarikan kesimpulan kelayakan produk LKS. 2.
LKS Fisika berbasis REACT layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP dengan persentase kelayakan dari pakar sebesar 93,67 % dan tingkat keterbacaan LKS sebesar 76 %.
3.
Peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa setelah belajar menggunakan LKS Fisika berbasis REACT
yaitu sebesar 0,48 kriteria
sedang yang berarti LKS Fisika berbasis REACT hanya cocok digunakan oleh siswa dengan kemampuan kognitif yang baik.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas, saran yang diberikan adalah: 1.
Pelaksanaan kegiatan praktikum yang ada di LKS hendaknya menyesuaikan dengan ketersediaan alat di sekolah. 74
75
2.
Hendaknya guru mengondisikan kelas agar tetap kondusif untuk melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
76
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Bandung Ana, N., Fitrihidajati, H., Susantini, E. 2010. Pengembangan LKS Berbasis Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis. Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010. Solo: Universitas Negeri Sebelas Maret Annisya, F., Sahala, S., Mursyid, S. 2014. Secondary Analysis Lembar Kerja Siswa Dalam Skripsi Mahasiswa Tentang Remediasi Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(7): 1-12. Tersedia di http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/6370/6567 [diakses pada 30-12-2014] Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah ................ 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Fauziah, Anna. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Melalui Strategi REACT. Jurnal Forum Kependidikan, 30(1): 11-13. Tersedia di http:// forumkependidikan.unsri.ac.id/userfiles/ANA%20FAUZIAH.pdf [diakses 24-6-2014] Gagne, R. M. 1977. The Conditions of Learning Third Edition. USA: Canada Heryawanti, E. P. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Kooperatif Sebagai Inovasi Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung. Skripsi. Semarang: FIS Universitas Negeri Semarang Hilyana, F. S. 2013. Pengembangan LKS Fisika Untuk Meningkatkan Kompetensi Memecahkan Masalah, Bekerjasama dan Berkomunikasi Pada Materi Getaran Kelas VIII. Tesis. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang Husamah & Setyaningrum, Y. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi: Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher
77
Johnson, N. 2012. Teacher’s and Student’s Perceptions Of Problem Solving Difficulties In Physics. International Multidisciplinary e-Journal, 1(5): 97101. Tersedia di http://www.shreeprakashan.com/documents/20126154810803.13.n.johnso n.pdf. [ diakses 6-3-2015] Karim, Y., Eraku, S.S., Supartin. 2014. Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Peljaran Geografi di SMA Se-Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Tersedia di http://www.scribd.com/doc/233478740/Jurnal-Persepsi-Siswa-TerhadapPenggunaan-Media-Pembelajaran-Pada-Mata-Pelajaran-Geogarfi-di-SMAse-Kabupaten-Bolaang-Mongondow-Selatan. [diakses 2-10-2014] Kozma, R.B. 1994. The Influence of Media on Learning: The Debates Continue. Journal SLMQ, 22(4): 1-13. Tersedia di http://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/content/aaslpubsandjournals /slr/edchoice/SLMQ_InfluenceofMediaonLearning_InfoPower.pdf. [diakses 6-3-2015] Laelasari. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Strategi REACT pada Materi Dimensi Tiga Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis Mahasiswa Semester II. Tesis. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang Maulana. 2002. Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Aritmetika Sosial Berdasarkan Pendekatan Realistik. Tersedia di http:// file.upi.edu/Direktori/KD.../Artikel/.../Peranan_LKS_dalam_RME.pdf [diakses 30-12-2014] Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press Pahlevi, R.A. 2013. Keefektifan Ilustrasi Terhadap Kemampuan Mengingat Isi Cerita Pada Siswa Kelas 3 SDN 01 Sisir. Tersedia di http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/Fak-Psikologi/article/view/26234. [diakses 3012-2014] Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jakarta: Gramedia Putri, D.K. 2010. Pengembangan Modul Invertebrata Dengan Model Learning Cycle 5-E di SMA. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang
78
Putri, B.K. & Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Tema Darah di SMP N 2 Tengaran. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(2): 102-106. Tersedia di http:// http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2709 [diakses 210-2014] Ruggiero, T. E. 2000. Uses and Gratifications Theory in the 21st Century. Mass Communication & Society Journal, 3(1): 3-37. Tersedia di http://www4.ncsu.edu/~amgutsch/Ruggiero.pdf. [diakses 6-3-2015] Sambada, D. 2012. Peranan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika dalam Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(2): 37-47. Tersedia di http://www.sciary.com/journal-scientific-aplikasinya-article-194519. [diakses 2-10-2014] Setianingsih, K. 2012. Analisis LKS Karangan Tim MGMP IPS SMP Kabupaten Blitar Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangan Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Tersedia di http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/22788. [diakses 30-122014] Soyomukti, N. 2008. Pendidikan Berspektif Globalisasi. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Susiana, E. 2010. IDEAL Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 1(2): 73-82. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/1491. [diakses 2-10-2014 ] Susilana, R. & Liyana, C. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Online. Tersedia di http://books.google.co.id/books/about/Media_pembelajaran.html/. [diakses 2-10-2014] Sutjiono,A. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur, 4(4): 76-84. Tersedia di http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.7684%20Pendayagunan%20Media %20Pembelajaran.pdf. [diakses 2-10-2014]
79
Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya UPI. n.d. Evaluasi 4 Strategi Meningkatkan Kualitas Tes Uraian. Online. Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR...EVALUASI.../TES_URAIAN.pdf. [diakses 28-10-2014] Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Laboratorium. Semarang: Unnes Press
Mengembangkan
Kompetensi
Yasir, M., Susantini, E., Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Strategi Belajar Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia. Jurnal BioEdu, 2(1): 77-83. Tersedia di http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu. [diakses 30-12-2014] Yulinda, R., Zaini, M., Mirhanuddin. 2009. Upaya Mengefektifkan Pembelajaran Sub Konsep Cara Penghematan Air Siswa Kelas V SDN Sungai Tabuk Keramat 2 Kecamatan Sungai Tabuk Melalui Interaksi Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Pendekatan Problem Posing. Jurnal Wahana-Bio, 2(2): 52-65. Tersedia di http://www.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=323 56. [diakses 30-12-2014]
Lampiran 1 KISI-KISI SOAL UJI COBA TES KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH Kompetensi Inti
Memahami
Kompetensi Dasar
Memahami konsep
pengetahuan
pengukuran
(faktual,
berbagai
konseptual,
dan
prosedural)
ingin
rasa tahunya
tentang
ilmu
pengetahuan, teknologi, budaya fenomena, kejadian
dan
terkait dan tampak
Memahami masalah
C2
fisik
Uraian materi
1. Memahami
Nomor soal
satuan
besaran C3
tidak
2. Menentukan yang
1
2
2
6
6
ukur beserta
berdasarkan
besaran yang diukur.
sebagai bagian dari Menduga sementara
jawaban
C4
3. Menduga hasil
perbandingkan
pengukuran
berat
perumusan satuan
dengan menggunakan dua
terstandar
alat ukur yang berbeda.
(baku)
1
baku
alat
tepat
satuannya
sekitar
pentingnya
Uji coba Post-test
berdasarkan suatu cerita.
hidup,
serta
Uji coba Pre-test pengertian
besaran, satuan baku, dan
lingkungan
observasi, seni,
Tingkat soal
yang ada pada diri, makhluk
berdasarkan
Indikator kemampuan memecahkan masalah
dalam pengukuran.
mata.
80
Kompetensi Inti
Mencoba, dan
Kompetensi Dasar
mengolah,
menyaji
ranah
dalam konkret
(menggunakan,
dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis,
membaca, menghitung, menggambar, mengarang)
Menyajikan hasil
Mengolah data
Tingkat soal
C3
dan sesuai
dengan yang dipelajari
hidup,
4. Menentukan
jangka
terhadap besaran
diri,
Uraian materi
Nomor soal
hasil
Uji coba Pre-test
Uji coba Post-test
3, 4
3, 4
5
5
7, 8
7, 8
pengukuran menggunakan
pengukuran
sorong
mikrometer
– besaran pada
mengurai, merangkai, memodifikasi,
Indikator kemampuan memecahkan masalah
dan sekrup
berdasarkan gambar.
makhluk dan
lingkungan fisik
C3
5. Menentukan
luas
benda
beraturan.
dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku.
C3
6. Menghitung volume benda beraturan dan benda tak beraturan.
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
81
82
Lampiran 2 SOAL UJI COBA TES KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PRETEST
1. Ayah mengukur panjang meja menggunakan meteran, diperoleh panjang meja 15 meter. Sedangkan Adik mengukur panjang meja menggunakan jengkalnya, diperoleh panjang meja 15 kali panjang jengkal Adik. Dari kegiatan yang dilakukan oleh Ayah dan Adik, tentukan: a. Besaran yang diukur b. Satuan baku yang digunakan c. Satuan tak baku yang digunakan 2. Ajeng sedang melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran yang terdapat dalam tabel di bawah ini. Alat ukur apakah yang yang tepat untuk mengukur besaran-besaran tersebut? Besaran yang diukur Alat yang tepat untuk mengukurnya Satuan Panjang ruang kelas Lama perjalanan bus Selang waktu lari Diameter uang logam Massa sebuah semangka Tebal kaca Suhu tubuhmu Volume cairan 3. Suatu pengukuran menggunakan mikrometer sekrup di tampilkan pada gambar di bawah ini.
Tentukan hasil pengukuran mikrometer sekrup di atas!
83
4. Gambar di bawah ini menunjukkan pengukuran garis tengah koin pecahan seratus rupiah dengan jangka sorong. Tentukan hasil pengukuran jangka sorong di bawah ini!
Sumber: IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Erlangga Marthen Kanginan
5. Pak Rohmat memiliki sebidang tanah berbentuk persegi dengan ukuran panjang 12 meter dan lebar 9 meter. Berapakah luas tanah yang dimiliki Pak Rohmat? 6. Seorang penjual menimbang berat sebuah semangka dengan menggunakan dua jenis neraca yang berbeda, seperti pada gambar di bawah ini.
(a)
(b)
Dari kedua jenis neraca tersebut, menurutmu manakah yang paling tepat hasil pengukuran beratnya? Mengapa demikian? 7. Bagian dalam sebuah peti kemas berukuran 250 cm x 300 cm x 1200 cm. Berapakah volume peti kemas tersebut dalam ? 8. Perhatikan gambar berikut.
Dari hasil pengukuran tersebut, berapa mililiterkah volume benda yang dicelupkan?
84
SOAL UJI COBA TES KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH POSTEST
1. Rika mengukur tinggi badan Husein menggunakan meteran. Diperoleh hasil tinggi badan Husein 160 cm. Sedangkan Riki mengukur tinggi badan Husein menggunakan jengkalnya. Diperoleh hasil tinggi badan Husein 16 kali panjang jengkal Riki. Dari kegiatan yang dilakukan oleh ketiga orang tersebut, tentukan: a. Besaran yang diukur b. Satuan baku yang digunakan c. Satuan tak baku yang digunakan 2. Di atas meja tersedia 4 alat ukur yaitu pita ukur, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Manakah yang paling tepat untuk mengukur : Besaran Alat ukur yang tepat Satuan Panjang pintu Tebal buku Tinggi badan Diameter lingkar dalam gelas Panjang lingkar pinggang Tebal kaca Tebal lempeng logam Tebal biji padi
3. Suatu pengukuran dengan menggunakan mikrometer sekrup ditampilkan pada gambar berikut. Berapakah bacaan pada mikrometer tersebut? Sumber: IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Erlangga Marthen Kanginan
85
4. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil pengukuran diameter benda dengan menggunakan jangka sorong. Berapakah diameter benda tersebut? Sumber: IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Erlangga Marthen Kanginan
5. Fika mendapat tugas untuk membuat segitiga dari kertas karton dengan ukuran tinggi topi 30 cm dan panjang alas topi 55 cm. Berapa luas kertas karton yang dibutuhkan Fika? 6. Seorang peneliti menimbang sebuah bahan penelitian dengan menggunakan dua jenis neraca yang berbeda, seperti pada gambar di bawah ini.
(a) (b) Dari kedua jenis neraca tersebut, menurutmu manakah yang paling tepat hasil pengukurannya? Mengapa demikian? 7. Sebuah balok memiliki panjang 200 mm, tinggi 150 mm, dan lebar 140 mm. Berapakah volume balok dalam SI? 8. Sebuah batu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi air. Keadaan gelas ukur sebelum dan sesudah diisi batu ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Berapa mililiterkah volume batu tersebut?
Lampiran 3 KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN Soal Pre-test
Pre-test
Nomor soal 1
Kunci jawaban a. Panjang meja b. meter c. jengkal
(1) (1) (1)
Pre-test
3
2 Besaran yang diukur
Pre-test
Nilai
3
4
Alat yang tepat untuk mengukurnya
Meteran Panjang ruang kelas Jam Lama perjalanan bus Stopwatch Selang waktu lari jangka sorong Diameter uang logam Massa sebuah neraca duduk/timbangan semangka mikrometer sekrup Tebal kaca termometer Suhu tubuhmu gelas ukur Volume cairan Skala utama (SU) = 6 mm Skala nonius (SN) = 38 x 0,01 = 0,38 mm Hasil pengukuran mikrometer = SU + SN = 6 + 0,38 = 6,38 mm Skala utama (SU) = 2,2 cm Skala nonius (SN) = 8 x 0,01 = 0,08 cm Hasil pengukuran jangka sorong = SU + SN = 2,2 + 0,08 = 2,28 cm
Satuan M jam/menit detik/sekon cm kg
8
mm ˚C ml (1) (1) (1) (1) (1) (1)
3
3
86
Pre-test
5
Pre-test
6
Pre-test
7
Pre-test
Post-test
Post-test
8
1
Luas tanah Pak Rohmat = panjang x lebar (1) = 12 m x 9 m (1) = 108 (1) Yang paling tepat hasil pengukuran beratnya adalah neraca (b) (1) Karena ditunjukkan dengan skala jarum yang menunjukkan angka (1) sehingga dapat diketahui dengan tepat Volume peti kemas = 250 cm x 300 cm x 1200 cm (1) = 2,5 m x 3 m x 12 m (1) = 90 (1) Volume benda yang dicelupkan = volume akhir gelas ukur – volume gelas ukur mula-mula = 120 ml – 100 ml = 20 ml a. tinggi badan (1) b. cm (1) c. jengkal (1)
3 2
3 (1) (1) (1)
3
3
2 Besaran Panjang pintu Tebal buku Tinggi badan Diameter lingkar dalam gelas Panjang lingkar pinggang Tebal kaca Tebal lempeng logam Tebal biji padi
Alat ukur yang tepat Meteran Mikrometer sekrup Pita ukur/meteran Jangka sorong Pita ukur/metlin Mikrometer sekrup Mikrometer sekrup Mikrometer sekrup
Satuan M Mm cm/m Cm Cm Mm Mm Mm
(1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
8
87
Pre-test
Post-test
Post-test
3
4
5
Post-test
6
Post-test
7
Post-test
8
Skala utama (SU) = 6 mm (1) Skala nonius (SN) = 26 x 0,01 = 0,26 mm (1) Hasil pengukuran mikrometer = SU + SN = 6 + 0,26 = 6,26 mm (1) Skala utama (SU) = 21 cm (1) Skala nonius (SN) = 7 x 0,01 = 0,07 cm (1) Hasil pengukuran jangka sorong = SU + SN = 21 + 0,07 = 21,7 cm (1) Luas segitiga = (a x t ) : 2 (1) = ( 55 x 30) : 2 (1) = 825 (1) Yang paling tepat hasil pengukuran beratnya adalah neraca (a) (1) Karena ditunjukkan dengan skala angka sehingga dapat diketahui dengan tepat (1) Volume peti kemas = 200 mm x 150 mm x 140 mm (1) = 0,2 m x 0,15 m x 0,14 m (1) = 0,0042 (1) Volume batu = volume akhir gelas ukur – volume gelas ukur mula-mula (1) = 200 ml – 150 ml (1) = 50 ml (1)
3
3
3 2
3
3
88
89
Lampiran 4 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, INDEKS KESUKARAN, DAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA PRETEST
2 3 2 2 3 2 3 2 3 0 3 3 3 1 3 2 2 3 2 0 2 2 2 3 1 0,5016 0,396 Valid 0,7744 21,3104 0,7781 0,396
4 6 4 2 2 4 5 4 4 3 6 6 6 5 6 4 3 4 5 3 4 3 6 6 6 0,7270
0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1040
1 1 0 0 0 2 0 2 2 0 1 1 2 0 1 2 0 2 1 0 1 1 1 1 0 0,6388
0 2 2 2 0 2 0 1 2 1 3 3 2 2 2 3 0 3 2 2 3 2 2 3 3 0,6583
0 0 0 0 2 1 1,5 1 2 1 2 2 2 1,5 2 1,5 1 2 1,5 2 2 1 0 2 1,5 0,5871
0 1 0 0 0 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 0 0 3 1 3 3 0,8184
0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 0,6648
Valid 1,6864
Tdk Valid 0,16
Valid 0,5856
Valid 0,9856
Valid 0,56
Valid 1,6256
Valid 0,72
0,56 Sedang 0,3 Baik
0,07 Sukar 0 Jelek
Reliabel 0,29 0,63 Sukar Sedang 0,43 0,52 Sgt baik Sgt baik
0,65 Sedang 0,57 Sgt baik
0,63 Sedang 0,86 Sgt baik
0,47 Sedang 0,33 Baik
7
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
8
Dpt Digunakan
6
Dpt Digunakan
Tdk dipakai
5
Dpt Digunakan
Dipakai
4
Dpt Digunakan
Dipakai
3
Tdk dpt digunakan
0,72 Mudah 0,48 Sgt baik
Dpt Digunakan
2
Dpt Digunakan
TL
X 1
Dpt Digunakan
DP
TK
Reliabilitas Validitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE SISWA UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 r hitung r tabel kriteria σi² σt² r 11 r tabel kriteria TK kriteria DP kriteria Keterangan
NO
Tdk dipakai
90
Lampiran 5 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, INDEKS KESUKARAN, DAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA POSTTEST
3 2 2 0 0 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 0 3 3 2 2 2 0,683 0,396 Valid 0,88 37,0176 0,698 0,396
3
4
5
6
7
8
8 6 6 1 1 5 6 5 7 5 5 5 7 6 7 6 6 7 6 1 7 7 5 6 6 0,677
0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 0 0 1 0 0 1 1 0 2 1 1 1 0 2 1 0,373
3 2 2 0 0 2 1 1 3 1 1 1 3 1 2 3 0 1 4 1 2 2 2 2 3 0,558
0 2 0 3 0 4 0 3 3 3 3 2 3 3 3 4 1 4 3 1 2 4 0 3 3 0,684
0 2 0 0 4 1 3 3 4 3 4 4 4 1 3 4 0 4 0 4 4 3 0 3 3 0,519
4 3 3 3 0 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 1 4 4 3 2 4 3 3 3 0,550
0 0 0 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 1 1 4 4 0 0 1 0,575
Valid 3,3696
Tdk Valid 0,6176
Valid 1,0816
Valid 1,8816
Valid 2,5664
Valid 1,1136
Valid 2,8864
0,69 Sedang 0,39
0,34 Sukar 0,19
0,61 Sedang 0,61
0,77 Mudah 0,36
0,61 Sedang 0,64 Sgt baik
Dpt digunakan
Dpt digunakan
Baik
Dpt digunakan
Sgt baik
Dpt digunakan
Jelek
Dpt digunakan
Baik
Reliabel 0,57 Sedang 0,54 Sgt Sgt baik baik 0,57 Sedang 0,48
Tdk dpt digunakan
0,73 Mudah 0,52 Sgt baik
2
Dpt Digunakan
Kriteria
X 1
Dpt digunakan
DP
TK
Reliabilitas Validitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE SISWA UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 r hitung r tabel Kriteria σi² σt² r 11 r tabel Kriteria TK Kriteria DP
Keterangan
NO
TL
Dipakai
Dipakai
Tdk dipakai
Tdk dipakai
Dipakai
Tdk dipakai
Dipakai
Dipakai
91
Lampiran 6 SOAL TEST KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH Nama
:
Kelas
:
No.Absen
:
PRETEST
Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal berikut! 1. Ayah mengukur panjang meja menggunakan meteran, diperoleh panjang meja 15 meter. Sedangkan Adik mengukur panjang meja menggunakan jengkalnya, diperoleh panjang meja 15 kali panjang jengkal Adik. Dari kegiatan yang dilakukan oleh Ayah dan Adik, tentukan: d. Besaran yang diukur e. Satuan baku yang digunakan f. Satuan tak baku yang digunakan 2. Ajeng sedang melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran yang terdapat dalam tabel di bawah ini. Besaran yang diukur Alat yang tepat untuk mengukurnya Satuan Panjang ruang kelas Lama perjalanan bus Selang waktu lari Diameter uang logam Massa sebuah semangka Tebal kaca Suhu tubuhmu Volume cairan
3. Gambar di bawah ini menunjukkan pengukuran garis tengah koin pecahan seratus rupiah dengan jangka sorong. Tentukan hasil pengukuran jangka sorong di bawah ini!
92
Sumber: IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Erlangga Marthen Kanginan
4. Pak Rohmat memiliki sebidang tanah berbentuk persegi dengan ukuran panjang 12 meter dan lebar 9 meter. Berapakah luas tanah yang dimiliki Pak Rohmat? 5. Seorang penjual menimbang berat sebuah semangka dengan menggunakan dua jenis neraca yang berbeda, seperti pada gambar di bawah ini.
(b)
(b)
Dari kedua jenis neraca tersebut, menurutmu manakah yang paling tepat hasil pengukuran beratnya? Mengapa demikian? 6. Bagian dalam sebuah peti kemas berukuran 250 cm x 300 cm x 1200 cm. Berapakah volume peti kemas tersebut dalam ? 7. Sebuah batu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi air. Keadaan gelas ukur sebelum dan sesudah diisi batu ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Berapa mililiterkah volume batu tersebut?
93
SOAL TEST KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH Nama
:
Kelas
:
No.Absen
:
POSTTES T
Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal berikut! 1. Rika mengukur tinggi badan Husein menggunakan meteran. Diperoleh hasil tinggi badan Husein 160 cm. Sedangkan Riki mengukur tinggi badan Husein menggunakan jengkalnya. Diperoleh hasil tinggi badan Husein 16 kali panjang jengkal Riki. Dari kegiatan yang dilakukan oleh ketiga orang tersebut, tentukan: d. Besaran yang diukur e. Satuan baku yang digunakan f. Satuan tak baku yang digunakan 2. Di atas meja tersedia 4 alat ukur yaitu pita ukur, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Manakah yang paling tepat untuk mengukur : Satuan Besaran Alat ukur yang tepat Panjang pintu Tebal buku Tinggi badan Diameter lingkar dalam gelas Panjang lingkar pinggang Tebal kaca Tebal lempeng logam Tebal biji padi 3. Gambar di bawah ini menunjukkan pengukuran garis tengah koin pecahan seratus rupiah dengan jangka sorong. Tentukan hasil pengukuran jangka sorong di bawah ini!
94
Sumber: IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Erlangga Marthen Kanginan
4. Fika mendapat tugas untuk membuat segitiga dari kertas karton dengan ukuran tinggi topi 30 cm dan panjang alas topi 55 cm. Berapa luas kertas karton yang dibutuhkan Fika? 5. Seorang penjual menimbang berat sebuah semangka dengan menggunakan dua jenis neraca yang berbeda, seperti pada gambar di bawah ini.
(c)
(b)
Dari kedua jenis neraca tersebut, menurutmu manakah yang paling tepat hasil pengukuran beratnya? Mengapa demikian? 6. Sebuah balok memiliki panjang 200 mm, tinggi 150 mm, dan lebar 140 mm. Berapakah volume balok dalam SI? 7. Sebuah batu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi air. Keadaan gelas ukur sebelum dan sesudah diisi batu ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Berapa mililiterkah volume batu tersebut?
95
Lampiran 7 KISI-KISI ANGKET KETERBACAAN LKS Aspek Kata
Istilah
Gambar
Tabel
Problem
Petunjuk
Tertarik
Indikator Pemahaman kata Panjang pendeknya kata Makna kata Pemahaman istilah Asing atau familiar Kesesuaian dengan perkembangan siswa Memudahkan pemahaman Memperjelas uraian materi Warna gambar Memudahkan pemahaman Memperjelas uraian materi Warna tabel Soal-soal yang disajikan jelas. Soal-soal yang disajikan berkaiatan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari Kriteria soal (sulit/mudah) Mudah dipahami Memudahkan melaksanakan kegiatan praktikum Memudahkan mempresentasikan hasil praktikum Perasaan senang selama belajar Perhatian siswa selama belajar Siswa terdorong belajar lebih rajin
Pernyataan 1,2,3
4,5,6
7,8,9
10,11,12
13,14,15
16,17,18
19,20,21
96
Lampiran 8 ANGKET KETERBACAAN LKS Nama : ................................... Kelas : ................................... Adik – adik dimohon untuk memberikan penilaian terhadap LKS yang telah adik – adik gunakan selama proses pembelajaran, dengan memberikan tanda check () pada kolom penilaian. Ada 4 macam kriteria penilaian yaitu:
No.
TS
: tidak setuju
KS
: kurang setuju
S
: setuju
SS
: sangat setuju Pernyataan TS
1.
Saya mudah memahami kata-kata dalam LKS.
2.
4.
Kata-kata yang digunakan dalam LKS singkat (tidak bertele-tele). Kata-kata yang digunakan dalam LKS tidak ambigu (tidak memiliki makna ganda). Istilah yang digunakan dalam LKS mudah dipahami.
5.
Istilah yang digunakan dalam LKS sering saya jumpai.
6.
Istilah yang digunakan dalam LKS tepat, sesuai dengan perkembangan usia saya. Gambar yang disajikan dalam LKS memudahkan saya memahami materi. Gambar yang disajikan dalam LKS memperjelas uraian materi. Gambar yang disajikan dalam LKS sesuai dengan warna aslinya sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Tabel yang disajikan dalam LKS mudah dipahami. Tabel yang disajikan dalam LKS memperjelas uraian materi. Tabel yang disajikan dalam LKS memiliki perpaduan warna yang menarik. Soal-soal yang disajikan dalam LKS jelas.
3.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Penilaian KS S
SS
97
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Soal-soal yang disajikan dalam LKS berkaitan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Saya dapat mengerjakan soal-soal yang disajikan dalam LKS dengan mudah. Petunjuk praktikum dalam LKS mudah dipahami. Petunjuk praktikum dalam LKS memudahkan saya melakukan praktikum. Petunjuk praktikum dalam LKS memudahkan saya mempresentasikan hasil praktikum di depan kelas. Saya merasa senang belajar menggunakan LKS. Saya fokus memperhatikan penjelasan dari guru selama belajar menggunakan LKS. Saya merasa terdorong untuk belajar lebih rajin dengan menggunakan LKS. Adik-adik dimohon untuk memberikan komentar terhadap LKS yang telah adikadik gunakan selama proses pembelajaran. Tuliskan komentar adik-adik pada kolom di bawah ini! Komentar tentang: a.
Teks
b.
Gambar
c.
Tabel
Siswa,
..............................
Lampiran 9 ANALISIS RELIABILITAS KETERBACAAN LKS No. 1 2 3 4 5 6 7 8
X
Kode 1 3 2 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 4
1
2
3
0,109
0
0,25
UC- 01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08
Butir σi²
σt² r11 r tabel
4 3 3 3 3 3 2 3 3
5 2 3 3 2 2 2 4 3
6 3 4 2 3 3 3 4 4
7 3 3 3 3 3 4 2 3
8 4 4 4 2 3 3 4 3
9 3 3 3 2 4 4 2 3
10 2 4 3 1 3 3 3 3
11 3 3 3 4 3 3 4 4
4
5
6
7
8
9
10
11
0,11
0,48
0,44
0,25
0,48
0,5
0,69
0,23
12 3 4 2 2 2 2 1 3
13 3 3 3 3 3 3 4 4
14 3 4 2 1 3 2 2 2
15 4 2 4 3 2 3 4 3
16 17 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4
18 3 3 2 3 3 4 4 3
19 4 4 3 3 3 3 3 3
20 4 3 4 4 2 4 4 4
21 4 3 3 4 4 4 3 3
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
0,73
0,19
0,73
0,61
0,44
0,5
0,36
0,19
0,48
0,25
-3891 1,055 0,707
Karena r 11 > r tabel maka instrumen angket : reliabel 98
Lampiran 10 ANALISIS ANGKET KETERBACAAN LKS BERBASIS REACT SKALA KECIL
Penilaian
kata
Istilah
(1-3)
(4-6)
No.
Nama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
KU01
3
3
3
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3,00
2,67
2
KU-02
2
3
2
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
2
2
2
3
4
3
3
2,33
3
KU-03
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
2
3
2
4
3
3
2
3
4
3
4
KU-04
3
3
3
3
2
3
3
2
2
1
4
2
3
1
3
3
3
3
3
4
5
KU-05
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
6
KU-06
3
3
3
2
2
3
4
3
4
3
3
2
3
2
3
4
3
4
3
7
KU-07
3
3
3
3
4
4
2
4
2
3
4
1
4
2
4
4
4
4
3
8
KU-08
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
4
3
3
analisis per aspek keterbacaan gambar Tabel problem petunjuk (7-9)
(16-18)
Tertarik
(10-12)
(13-15)
(19-21)
3,33
2,67
3,33
3,33
4,00
3,33
3,33
3,67
3,00
2,33
3,33
3,00
2,67
3,33
2,67
3,00
2,67
3,33
4
3,00
2,67
2,33
2,33
2,33
3,00
3,67
4
3,00
2,67
3,33
2,67
2,67
2,67
3,00
4
4
3,00
2,33
3,67
2,67
2,67
3,67
3,67
4
3
3,00
3,67
2,67
2,67
3,33
4,00
3,33
4
3
3,33
3,33
3,00
3,33
3,00
3,33
3,33
rata-rata tiap aspek
2,96
2,92
3,13
2,83
2,92
3,13
3,46
prosentase tiap aspek
74%
73%
78%
71%
73%
78%
86%
setuju
Setuju
kriteria tiap aspek
setuju
Setuju
Setuju
setuju
sangat setuju
99
Lampiran 11 ANALISIS ANGKET KETERBACAAN LKS BERBASIS REACT SKALA BESAR analisis per aspek keterbacaan Penilaian No.
Kode 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kata
Istilah
gambar
Tabel
Problem
Petunjuk
tertarik
(1-3)
(4-6)
(7-9)
(10-12)
(13-15)
(16-18)
(19-21)
1
KE-01
3
4
3
4
3
2
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3,33
3,00
3,67
3,67
3,00
3,00
3,67
2
KE-02
3
3
4
2
3
4
3
4
2
3
4
2
4
3
4
2
4
3
3
3
4
3,33
3,00
3,00
3,00
3,67
3,00
3,33
3
KE-03
3
1
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2,33
3,00
4,00
3,00
2,67
3,00
3,00
4
KE-04
4
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4,00
3,00
2,33
2,67
2,67
3,00
3,00
5
KE-05
4
3
2
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3,00
3,00
2,67
3,33
2,67
2,67
3,00
6
KE-06
2
2
3
2
4
4
3
3
3
2
3
3
3
2
3
4
3
4
4
3
4
2,33
3,33
3,00
2,67
2,67
3,67
3,67
7
KE-07
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3,00
3,33
3,33
3,00
2,33
3,00
3,00
8
KE-08
3
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
1
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2,67
3,00
3,67
2,33
2,67
2,67
3,00
9
KE-09
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3,00
3,33
2,67
3,00
2,33
3,00
3,00
10
KE-10
3
1
1
3
4
4
4
4
2
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
1,67
3,67
3,33
3,33
3,67
3,33
3,67
11
KE-11
4
4
4
4
3
3
4
4
2
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4,00
3,33
3,33
3,33
3,67
3,33
3,67
12
KE-12
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3,33
3,33
3,67
2,67
3,33
3,33
3,00
13
KE-13
3
2
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
3
4
2
3
3
3
4
4
4
2,67
3,33
2,67
3,33
3,00
3,00
4,00
14
KE-14
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
4
3
3
2
2
2
2
3
3
4
3
3,00
2,33
2,67
3,00
2,33
2,33
3,33
15
KE-15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3,00
3,00
3,00
2,67
2,67
3,00
3,00
16
KE-16
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3,00
3,00
3,00
2,67
2,67
3,00
3,00
17
KE-17
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
100
18
KE-18
2
2
3
2
4
4
3
3
3
1
1
3
3
1
3
4
3
4
4
3
4
2,33
3,33
3,00
1,67
2,33
3,67
3,67
19
KE-19
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,67
3,67
3,00
3,00
2,67
3,00
3,00
20
KE-20
3
1
1
4
3
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
3
4
4
3
3
4
1,67
3,67
4,00
3,00
3,67
3,67
3,33
21
KE-21
3
3
3
3
2
1
3
2
3
3
3
2
4
2
3
4
4
3
3
3
3
3,00
2,00
2,67
2,67
3,00
3,67
3,00
22
KE-22
3
4
3
4
3
2
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3,33
3,00
3,67
3,67
3,00
3,00
3,67
23
KE-23
3
3
3
3
3
2
2
3
4
2
4
3
3
2
3
2
2
3
3
3
4
3,00
2,67
3,00
3,00
2,67
2,33
3,33
24
KE-24
3
3
3
3
2
1
3
3
1
1
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3,00
2,00
2,33
1,67
2,67
3,00
2,33
25
KE-26
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3,00
3,00
3,00
2,67
2,67
3,00
3,00
26
KE-27
3
3
3
3
3
3
3
4
4
2
2
3
3
4
2
4
4
3
3
3
3
3,00
3,00
3,67
2,33
3,00
3,67
3,00
27
KE-28
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
2
3
2
2
4
4
3
3
4
3
3,67
3,33
3,33
3,00
2,33
3,67
3,33
28
KE-29
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3,33
3,33
3,33
3,33
3,33
3,00
3,67
29
KE-30
3
3
4
3
3
4
2
3
3
4
3
2
4
2
4
4
3
4
3
3
4
3,33
3,33
2,67
3,00
3,33
3,67
3,33
30
KE-31
3
1
1
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
1,67
3,33
3,00
3,00
3,67
3,33
3,33
31
KE-32
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3,00
3,00
3,00
2,67
2,67
3,00
3,00
rata-rata tiap aspek
2,92
3,09
3,12
2,88
2,90
3,13
3,24
prosentase tiap aspek
73%
77%
78%
72%
73%
78%
kriteria tiap aspek
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
81% sangat setuju
101
102
Lampiran 12 LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) Satuan Pendidikan
: SMP
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Kelas / Semeseter
: VII / 1
Materi Pokok
: Pengukuran
Nama Validator
: .............................................
A. Petunjuk 1. Dimohon Bapak / Ibu memberi nilai dengan cara melingkari angka pada kolom nilai (1, 2, 3, 4) sesuai dengan kriteria pada PEDOMAN PENILAIAN LEMBAR VALIDASI (terlampir). 2. Untuk saran-saran yang Bapak / Ibu berikan, dimohon langsung dituliskan pada naskah yang perlu direvisi, atau dituliskan pada lembar saran yang telah disediakan. B. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek No. Aspek yang dinilai Komponen Kelayakan Isi 1. Dimensi sikap spiritual 2. Dimensi sikap sosial 3. Cakupan materi 4. Akurasi materi 5. Kontekstual 6. Dimensi sikap keterampilan 7. Materi yang disajikan mengandung unsur REACT 8. Merangsang keingintahuan (curiosity) 9. Mengembangkan kecakapan akademik Komponen Kebahasaan 10. Kesesuaian dengan kaidah bahasa yang baik dan benar 11. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (singkat dan jelas) Komponen Penyajian 12. Pendukung penyajian materi
Nilai 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
103
13. 14. 15.
Penyajian pembelajaran Komponen Kegrafikan Kulit buku Keterbacaan
1 1
2 2
3 3
4 4
C. Indikator Skor Nilai 15 – 26 Tidak baik 27 – 38 Kurang baik 39 – 50 Baik 51 – 60 Sangat baik Setelah mengisi tabel penilaian, lingkarilah huruf di bawah ini sesuai dengan penilaian Bapak / Ibu. 1) LKS ini : a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Kurang baik e. Tidak baik 2) LKS ini : a. Dapat digunakan tanpa revisi b. Dapat digunakan dengan sedikit revisi c. Dapat digunakan dengan revisi cukup banyak d. Dapat digunakan dengan revisi banyak e. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi D. Komentar dan Saran Perbaikan ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................................................................................................. Semarang,........................... 2014 Validator,
(......................................)
104
DAFTAR PEDOMAN PENSKORAN LEMBAR VALIDASI LKS 1.
Dimensi sikap spiritual: a. Uraian materi yang disajikan mendukung peningkatan keimanan siswa terhadap Tuhan YME melalui pengenalan terhadap keagungan ciptaanNya. b. Uraian materi yang disajikan mendukung peningkatan keimanan siswa terhadap Tuhan YME melalui pengenalan hukum-hukum alam ciptaanNya. c. Kegiatan yang disajikan mendukung peningkatan keimanan siswa terhadap Tuhan YME melalui pengenalan terhadap keagungan ciptaanNya. d. Kegiatan yang disajikan mendukung peningkatan keimanan siswa terhadap Tuhan YME melalui pengenalan hukum-hukum alam ciptaanNya. Nilai 1 2 3 4
2.
Kriteria Tidak memuat dari keempat di atas Memuat satu atau dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
Dimensi sikap sosial a. Uraian materi dan kegiatan yang disajikan mendukung pengembangan perilaku sikap ilmiah. b. Uraian materi dan kegiatan yang disajikan mendukung pengembangan sikap peduli dan santun dalam penghargaan atas kerja individu dan kelompok. c. Uraian materi dan kegiatan yang disajikan mendukung pengembangan sikap responsif dan pro-aktif dalam memecahkan masalah. Nilai 1 2 3 4
Kriteria Tidak memuat dari ketiga di atas Memuat satu dari ketiga di atas Memuat dua dari ketiga di atas Memuat semua dari ketiga di atas
105
3.
Cakupan materi: Kompetensi Inti:
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, seni, budaya terkait fenomena, dan kejadian tampak mata. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar:
Memahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta pentingnya perumusan satuan standar (baku) dalam pengukuran. Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaran-besaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku. Nilai 1 2 3 4
4.
Kriteria Materi yang disajikan tidak mencerminkan jabaran substansi KI dan KD Materi yang disajikan hanya mencerminkan salah satu jabaran substansi KI dan KD Materi yang disajikan mencerminkan dua jabaran substansi KI dan KD Materi yang disajikan mencerminkan seluruh jabaran substansi KI dan KD
Akurasi materi: a. Konsep yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir. b. Prinsip/hukum yang disajikan sesuai dengan yang berlaku dalam bidang/ilmu fisika, secara benar (akurat). c. Teori yang disajikan sesuai dengan yang berlaku dalam bidang/ilmu fisika. d. Prosedur/metode yang disajikan dapat diterapkan dengan runtut dan benar.
106
Nilai 1 2 3 4 5.
Kontekstual: a. Uraian materi yang disajikan sesuai dengan perkembangan keilmuan terkini b. Uraian materi, latihan atau contoh-contoh yang disajikan relevan. c. Uraian materi, latihan atau contoh-contoh yang disajikan menarik. d. Uraian materi, latihan atau contoh-contoh yang disajikan berdasarkan pengalaman sehari-hari. Nilai 1 2 3 4
6.
Kriteria Hanya memuat satu dari keempat di atas Memuat dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
Dimensi sikap keterampilan: a. Kegiatan yang disajikan minimal mencerminkan jabaran substansi keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti dimensi keterampilan (KI4). b. Prosedur percobaan yang disajikan dapat diterapkan dengan runtut dan benar. c. Kegiatan dan latihan yang disajikan mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Nilai 1 2 3 4
7.
Kriteria Hanya memuat satu dari keempat di atas Memuat dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
Kriteria Tidak memenuhi salah satu dari ketiga diatas Memenuhi satu dari ketiga di atas Memenuhi dua dari ketiga di atas Memenuhi semua dari ketiga di atas
Mengandung unsur REACT : a. Relating (mengaitkan) adalah belajar dalam konteks pengalaman kehidupan nyata atau pengetahuan sebelumnya. b. Experiencing (mengalami) merupakan belajar melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, dan penciptaan.
107
c.
d. e.
Applying (menerapkan) adalah belajar dengan menempatkan konsepkonsep untuk digunakan dengan memberikan latihan-latihan yang realistik dan relevan. Cooperating (kerjasama) adalah belajar dalam konteks sharing, merespon, dan berkomunikasi dengan pemelajar lainnya. Transferring (mentransfer) adalah belajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks yang baru. Nilai 1 2 3 4
8.
Merangsang keingintahuan (curiosity) : a. Uraian, latihan atau contoh-contoh soal yang disajikan merangsang peserta didik untuk berpikir lebih jauh. b. Fenomena alam yang disajikan merangsang peserta didik untuk berpikir lebih jauh. c. Peserta didik memperoleh informasi dari berbagai sumber, diantaranya internet, buku atau dari lingkungan sekitar peserta didik. Nilai 1 2 3 4
9.
Kriteria Hanya memuat dua dari kelima di atas Memuat tiga dari kelima di atas Memuat empat dari kelima di atas Memuat semua dari kelima di atas
Kriteria Tidak memuat dari ketiga di atas Memuat satu dari ketiga di atas Memuat dua dari ketiga di atas Memuat semua dari ketiga di atas
Mengembangkan kecakapan akademik: a. Uraian, latihan atau contoh-contoh yang disajikan didik untuk menggali informasi. b. Uraian, latihan atau contoh-contoh yang disajikan didik untuk memanfaatkan informasi. c. Uraian, latihan atau contoh-contoh yang disajikan didik untuk menyelesaikan masalah. d. Uraian, latihan atau contoh-contoh yang disajikan didik untuk membuat keputusan dalam kerja ilmiah.
memotivasi peserta memotivasi peserta memotivasi peserta memotivasi peserta
108
Nilai 1 2 3 4
Kriteria Hanya memuat satu dari keempat di atas Memuat dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
10. Kesesuaian dengan kaidah bahasa yang baik dan benar Bahasa yang digunakan memenuhi 4 syarat: a. Struktur kalimat memenuhi SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan) b. Struktur kalimat memenuhi tata bahasa yang benar c. Ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) d. Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan/atau istilah teknis ilmu pengetahuan yang disepakati Nilai 1 2 3 4
Kriteria Hanya memuat satu dari keempat di atas Memuat dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
11. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (singkat dan jelas) Bahasa yang digunakan memenuhi 4 syarat: a. Kalimat tidak bertele-tele (singkat) b. Kalimat yang digunakan komunikatif c. Pesan yang disampaikan jelas (mudah dimengerti) d. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan salah tafsir Nilai 1 2 3 4
Kriteria Hanya memuat satu dari keempat di atas Memuat dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
12. Pendukung penyajian materi a. Kesesuaian/ketepatan penggunaan ilustrasi dengan materi dalam bab b. Uraian singkat pada awal bab yang mengemukakan isi bab dapat membangkitkan motivasi belajar c. Contoh soal dapat membantu menguatkan pemahaman konsep/prinsip yang ada dalam materi
109
d.
Soal-soal pada akhir bab dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep/prinsip yang berkaitan dengan materi Nilai 1 2 3 4
Kriteria Hanya memuat satu dari keempat di atas Memuat dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
13. Penyajian pembelajaran a. Penyajian materi bersifat interaktif b. Penyajian materi bersifat partisipatif c. Penyajian materi menempatkan peseta didik sebagai subjek pembelajaran d. Metode/pendekatan penyajian diarahkan ke metode inkuiri/eksperimen Nilai 1 2 3 4
Kriteria Hanya memuat satu dari keempat di atas Memuat dua dari keempat di atas Memuat tiga dari keempat di atas Memuat semua dari keempat di atas
14. Kulit buku Komponen yang perlu diperhatikan: a. Pemilihan jenis huruf yang sesuai b. Besar huruf yang sesuai c. Ilustrasi yang sesuai d. Warna yang sesuai e. Tata letak yang sesuai Nilai 1 2 3 4
Kriteria Hanya memuat dua dari kelima di atas Memuat tiga dari kelima di atas Memuat empat dari kelima di atas Memuat semua dari kelima di atas
15. Keterbacaan a. Dapat dibaca dengan cepat b. Mudah dimengerti c. Mudah dipahami d. Mudah diingat
110
Nilai 1 2 3 4
Kriteria Dalam kegiatan pembelajaran Tidak memenuhi salah satu dari syarat a sampai dengan d Memenuhi satu syarat Memenuhi dua syarat Memenuhi sekurang-kurangnya tiga syarat
Lampiran 13 HASIL VALIDASI LKS
No . 1. 2. 3. 4. 5.
Penilaian tiap aspek Nama Validator Suharto Linuwih Sukiswo Supeni Edi M.Sukisno Rasilan Indah Ayu D jumlah skor Persentase Kriteria
1 3 4 3 3 3 16 80% Layak
2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 20 95% 100% Sgt Layak
Sgt Layak
Kelayakan 4 5 6 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 18 17 20 90% 85% 100% Sgt Layak
Sgt Layak
Sgt Layak
7 4 4 3 4 4 19 95% Sgt Layak
8 9 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 17 20 85% 100% Sgt Layak
Sgt Layak
Kebahasaan 10 11 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 20 95% 100% Sgt Layak
Sgt Layak
Penyajian 12 13 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 19 19 95% 95% Sgt Layak
Sgt Layak
Kegrafikan 14 15 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 18 20 90% 100% Sgt Layak
Sgt Layak
111
112
Lampiran 14 DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL No.Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode KE-01 KE-02 KE-03 KE-04 KE-05 KE-06 KE-07 KE-08 KE-09 KE-10 KE-11 KE-12 KE-13 KE-14 KE-15 KE-16 KE-17 KE-18 KE-19 KE-20 KE-21 KE-22 KE-23 KE-24 KE-25 KE-26 KE-27 KE-28 KE-29 KE-30 KE-31 KE-32
*KE: Kelas Eksperimen KK: Kelas Kontrol
No.Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode KK-01 KK-02 KK-03 KK-04 KK-05 KK-06 KK-07 KK-08 KK-09 KK-10 KK-11 KK-12 KK-13 KK-14 KK-15 KK-16 KK-17 KK-18 KK-19 KK-20 KK-21 KK-22 KK-23 KK-24 KK-25 KK-26 KK-27 KK-28 KK-29 KK-30 KK-31 KK-32
Lampiran 15 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR 1 (Mengukur Besaran dengan Satuan Tidak Baku)
Indikator kemampuan memecahkan masalah 1. Memahami pertanyaan 2. Menduga jawaban sementara 3. Melakukan percobaan 4. Mengumpulkan data
Instrumen Hasil LKS Hasil LKS Lembar observasi
5. Mengolah data
Hasil LKS dan Lembar observasi Hasil LKS
6. Menarik kesimpulan
Hasil LKS
Aspek yang dinilai Siswa menyebutkan contoh kegiatan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari Siswa menduga hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja tiap orang berbeda atau tidak Siswa melakukan percobaan mengukur panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal Siswa menuliskan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal pada LKS yang telah disediakan Siswa membandingkan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda Siswa menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda.
113
Aspek yang Dinilai Pada Kegiatan Belajar 1 No. 1.
Aspek yang dinilai Siswa menyebutkan contoh kegiatan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari
2.
Siswa menduga hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja tiap orang berbeda atau tidak Siswa melakukan percobaan mengukur panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal
3.
4.
Siswa menuliskan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal pada LKS yang telah disediakan.
Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
5.
Siswa membandingkan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda
1 2 3
6.
Siswa menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda.
1 2 3
Kriteria Hanya dapat menyebutkan satu contoh kegiatan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari Dapat menyebutkan dua contoh kegiatan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari Dapat menyebutkan lebih dari dua contoh kegiatan pengukuran dalam kegiatan sehari-hari Tidak dapat menduga hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja tiap orang Dapat menduga hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja tiap orang namun kurang tepat Dapat menduga hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja tiap orang dengan tepat Tidak melakukan percobaan mengukur panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal Melakukan percobaan mengukur panjang meja atau lebar meja dengan menggunakan jengkal Melakukan percobaan mengukur panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal Tidak menuliskan pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal pada LKS yang telah disediakan. Menuliskan hasil pengukuran panjang meja atau lebar meja dengan menggunakan jengkal pada LKS yang telah disediakan. Menuliskan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal pada LKS yang telah disediakan. Tidak dapat membandingkan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda. Dapat membandingkan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda namun kurang tepat. Dapat membandingkan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda dengan tepat. Tidak dapat menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda. Dapat menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda namun kurang tepat. Dapat menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran panjang meja dan lebar meja dengan menggunakan jengkal orang yang berbeda dengan tepat. 114
Lampiran 16 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR 2 (Mengukur Diameter Uang Logam dan Isolasi Menggunakan Jangka Sorong)
Indikator kemampuan Instrumen memecahkan masalah 1. Memahami Hasil LKS pertanyaan 2. Menduga jawaban Hasil LKS sementara 3. Melakukan percobaan Lembar observasi 4. Mengumpulkan data 5. Mengolah data
Hasil LKS dan Lembar observasi Hasil LKS
6. Menarik kesimpulan
Hasil LKS
Aspek yang dinilai Siswa menyebutkan manfaat ditemukannya berbagai macam alat ukur Siswa menduga perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong Siswa melakukan percobaan mengukur diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong Siswa menuliskan hasil pengukuran diameter uang logam pada LKS yang telah disediakan Siswa menghitung hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong Siswa menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong
115
Aspek yang Dinilai Pada Kegiatan Belajar 2 No. 1.
Aspek yang dinilai Siswa menyebutkan manfaat ditemukannya berbagai macam alat ukur
Skor Kriteria 1 Hanya dapat menyebutkan satu manfaat ditemukannya berbagai macam alat ukur 2 Dapat menyebutkan dua manfaat ditemukannya berbagai macam alat ukur 3 Dapat menyebutkan lebih dari dua manfaat ditemukannya berbagai macam alat ukur
2.
Siswa menduga perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam dan isolasi menggunakan penggaris dan jangka sorong
1 2 3
3.
Siswa melakukan percobaan mengukur diameter uang logam dan isolasi menggunakan jangka sorong
1 2 3
Tidak dapat menduga perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam dan menggunakan penggaris dan jangka sorong Dapat menduga perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong Dapat menduga perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong Melakukan percobaan mengukur diameter uang logam menggunakan jangka sorong dengan bantuan sepenuhnya dari guru Melakukan percobaan mengukur diameter uang logam menggunakan jangka sorong dengan sedikit bantuan guru Melakukan percobaan mengukur diameter uang logam menggunakan jangka sorong tanpa bantuan dari guru
4.
Siswa menuliskan hasil pengukuran diameter uang logam dan isolasi pada LKS yang telah disediakan
1 2 3
Tidak menuliskan hasil pengukuran diameter uang logam pada LKS yang telah disediakan. Menuliskan hasil pengukuran diameter uang logam pada LKS yang telah disediakan. Menuliskan hasil pengukuran diameter uang logam pada LKS yang telah disediakan.
5.
Siswa menghitung hasil pengukuran diameter uang logam dan isolasi menggunakan penggaris dan jangka sorong
1
Tidak dapat menghitung hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong Dapat menghitung hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong namun kurang tepat. Dapat menghitung hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong dengan tepat.
2 3
116
6.
Siswa menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam dan
1 2
isolasi menggunakan penggaris dan jangka sorong
3
Tidak dapat menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong Dapat menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong namun kurang tepat. Dapat menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran diameter uang logam menggunakan penggaris dan jangka sorong dengan tepat.
117
Lampiran 17 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR 3 (Mengukur Luas Daun)
Indikator kemampuan memecahkan masalah 1. Memahami pertanyaan
Hasil LKS
2. Menduga jawaban sementara
Hasil LKS
3. Melakukan percobaan 4. Mengumpulkan data
Lembar observasi Hasil LKS dan Lembar observasi Hasil LKS Hasil LKS
5. Mengolah data 6. Menarik kesimpulan
Instrumen
Aspek yang dinilai Siswa menyebutkan contoh luas benda yang bentuknya tak beraturan. Siswa menduga pengukuran luas daun dengan kertas milimeter dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak Siswa melakukan percobaan mengukur luas daun Siswa menuliskan hasil pengukuran luas daun Siswa menghitung luas permukaan daun Siswa menyimpulkan pengukuran luas daun dengan menggunakan kertas milimeter dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak
118
Aspek yang Dinilai Pada Kegiatan Belajar 3 No. Aspek yang dinilai 1. Siswa menyebutkan contoh luas benda yang bentuknya tak beraturan.
2.
Siswa menduga pengukuran luas daun dengan kertas milimeter dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak
3.
Siswa melakukan percobaan mengukur luas daun
4.
Siswa menuliskan hasil pengukuran luas daun
5.
Siswa menghitung luas permukaan daun
6.
Siswa menyimpulkan pengukuran luas daun dengan menggunakan kertas milimeter dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak
Skor Kriteria 1 Hanya dapat menyebutkan satu contoh luas benda yang bentuknya tak 2 beraturan. 3 Dapat menyebutkan dua contoh luas benda yang bentuknya tak beraturan. Dapat menyebutkan lebih dari dua contoh luas benda yang bentuknya tak beraturan. 1 Tidak dapat menduga pengukuran luas daun dengan kertas milimeter dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak 2 Menduga pengukuran luas daun dengan kertas milimeter dapat 3 memberikan hasil yang tepat. Menduga pengukuran luas daun dengan kertas milimeter dapat memberikan hasil yang kurang tepat atau tidak tepat 1 Tidak melakukan percobaan mengukur luas daun. 2 Melakukan percobaan mengukur luas daun dengan bantuan dari guru. 3 Melakukan percobaan mengukur luas daun tanpa bantuan dari guru. 1 Tidak menuliskan hasil pengukuran luas daun. 2 Menuliskan hasil pengukuran luas daun namun kurang lengkap. 3 Menuliskan hasil pengukuran luas daun dengan lengkap. 1 Tidak dapat menghitung luas permukaan daun. 2 Dapat menghitung luas permukaan daun dengan bantuan dari guru. 3 Dapat menghitung luas permukaan daun tanpa bantuan dari guru. 1 Tidak dapat menyimpulkan pengukuran luas daun dengan kertas milimeter memberikan hasil yang tepat atau tidak 2 Menyimpulkan pengukuran luas daun dengan kertas milimeter 3 memberikan hasil yang tepat Menyimpulkan pengukuran luas daun dengan kertas milimeter memberikan hasil yang kurang tepat atau tidak tepat.
119
120
Lampiran 18 LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode Siswa KE-01 KE-02 KE-03 KE-04 KE-05 KE-06 KE-07 KE-08 KE-09 KE-10 KE-11 KE-12 KE-13 KE-14 KE-15 KE-16 KE-17 KE-18 KE-19 KE-20 KE-21 KE-22 KE-23 KE-24 KE-25 KE-26 KE-27 KE-28 KE-29 KE-30 KE-31 KE-32
1
1 2
3
1
2 2
3
Aspek Penilaian 3 4 1 2 3 1 2 3
1
5 2
3
1
6 2 3
Lampiran 19 ANALISIS KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH KELAS EKSPERIMEN HASIL OBSERVASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KE-01 KE-02 KE-03 KE-04 KE-05 KE-06 KE-07 KE-08 KE-09 KE-10 KE-11 KE-12 KE-13 KE-14 KE-15 KE-16 KE-17 KE-18 KE-19 KE-20 KE-21
Penilaian indikator kemampuan memecahkan masalah ke1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
Rata-rata skor penilaian indikator pemecahan masalah ke1 2 3 4 5 6 2 2,7 3 3 2,7 2,7 2,7 3 3 2,7 2,7 3 3 2,7 2,3 2,3 2 2 2 2,7 2,7
2,3 2,7 3 2,7 2,7 2,7 3 3 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,3 2,3 2,3 2,7 2,5 2,7 3
3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2 3,0 3,0
3,0 2,7 3,0 2,7 3 3 3,0 2,5 3,0 3 2,7 3,0 2,7 3 3 3 2,7 3 3 3 3,0
2,3 2 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2 2 2,7 2,3 2,7 2,3 2,7 2,3 2,3 2,3 2,3 2 2,7 2,3
2 2 3 2,7 2,7 2 3 2 2,7 2,3 2 3,0 2,3 2,3 2 2 2 2 2 2,3 3
121
No.
Kode Siswa
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
KE-22 KE-23 KE-24 KE-25 KE-26 KE-27 KE-28 KE-29 KE-30 KE-31 KE-32
2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2
2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 2 2 2 1 1 1 1 1 2
3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 2 2 3 2 3 2
2 3 3 3 2 2 2 2 2 3
2 2 3 2 2 3 2 2 3 2
2 2,7 2,7 2,7 2 3 2,7 2,7 3 2,7
2,3 2,7 3 2,7 2,3 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7
3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
3,0 3 3,0 3,0 2,7 2,7 2,7 2,7 3,0 3
2,3 2,7 2,3 2,7 2,3 2,3 2,3 2,3 2 2,7
2 2,7 3 2,7 2 2,3 2,3 2 2,7 2,3
2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 rata-rata skor keseluruhan tiap indikator persentase ketercapaian
2,3 2,6 86%
2,3 2,6 88%
3,0 2,9 98%
3 2,9 96%
2,3 2,4 78%
2 2,4 78%
122
Lampiran 20 ANALISIS KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH KELAS KONTROL HASIL OBSERVASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KK-01 KK-02 KK-03 KK-04 KK-05 KK-06 KK-07 KK-08 KK-09 KK-10 KK-11 KK-12 KK-13 KK-14 KK-15 KK-16 KK-17 KK-18 KK-19 KK-20 KK-21
Penilaian indikator kemampuan memecahkan masalah ke1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 2 1 1 3 2 3 1 3 3 1 2 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 1 3 1 3 1 2 2 2 2 2 1 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2
Rata-rata skor penilaian indikator pemecahan masalah ke1 2 3 4 5 6 2 3,0 3 3 2,0 3,0 2,3 3 2 2,0 2,0 2 2 2,3 2,3 3,0 3 2 2 1,7 2,0
2,0 2,7 3 3,0 2,3 3,0 2 3 2,3 2,0 2,0 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,0 2,5 2,0 2
2,3 2,7 2,7 2,7 2,3 2,7 2,3 2,0 2,7 2,0 2,3 2,3 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2 2,7 2,3
2,0 3,0 3,0 3,0 3 3 3,0 2,5 3,0 2 2,7 2,7 3,0 3 3 3 3,0 3 3 3 2,7
2,0 2 2,3 2,0 2,0 2,3 2,0 2 2 2,0 2,0 2,0 2,0 2,3 2,0 2,0 2,0 2,3 2 2,0 2,0
2 3 3 2,7 2,7 3 2,7 2 2,0 2,0 2 2,0 2 3,0 2 2 2,3 2 2 2,0 2
123
No.
Kode Siswa
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
KK-22 KK-23 KK-24 KK-25 KK-26 KK-27 KK-28 KK-29 KK-30 KK-31 KK-32
2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
2 3 3 2 2 2 2 3 3 2
1 2 1 1 2 2 3 2 2 3
1 2 2 2 2 2 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 2 2 1 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 3 3 2 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 3 2 2 3
2 3 3 2 2 2 3 2 2 2
2 3 3 2 2 2 3 2 2 2
2 2 3 2 2 2 3 2 2 3
2 2,7 2,3 1,7 2 2 2,7 2,3 3 2,7
2,0 2,3 2 2,3 2,3 2,3 3,0 2,3 2,3 2,3
2,3 2,7 2,7 2,3 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7
2,0 3 3,0 2,7 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3
2,0 2,0 2,3 2,0 2,0 2,0 2,3 2,0 2 2,3
2 2,7 3 2,0 2 2 3,0 2 2,0 2,3
3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 rata-rata skor keseluruhan tiap indikator persentase ketercapaian
2,3 2,3 78%
2,3 2,4 79%
2,7 2,5 84%
3 2,8 95%
2,0 2,1 69%
2 2,3 76%
124
125
Lampiran 21 ANALISIS KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH KELAS EKSPERIMEN BERDASARKAN TES No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode Siswa KE-01 KE-02 KE-03 KE-04 KE-05 KE-06 KE-07 KE-08 KE-09 KE-10 KE-11 KE-12 KE-13 KE-14 KE-15 KE-16 KE-17 KE-18 KE-19 KE-20 KE-21 KE-22 KE-23 KE-24 KE-25 KE-26 KE-27 KE-28 KE-29 KE-30 KE-31 KE-32 rata-rata skor maks persentase
skor tiap indikator kemampuan memecahkan masalah memahami mslh menduga jwbn mengolah data pretest posttest pretest Posttest pretest posttest 0 5,5 0 1,5 1 1 4,5 10 0 1,5 4 2 6,5 10,5 1 2 5 10 6,5 10 1,5 2 5 9 2 8 0 1 0 6 3,5 10 1,5 2 3 6 6 10 1,5 2 5 7 6,5 9,5 0 1,5 4 6 0,5 9 1,5 1,5 4 8 1 7 1 1,5 3 8 1,5 6,5 1,5 2 5 2 5 9 2 2 7 10 5 8,5 1,5 1,5 2 7 3 7 1,5 1,5 1 9 1 6 1,5 1,5 0 1 3 7,5 1,5 1,5 1 4 0,5 6,5 0 1 1 3 1 7,5 0 1 0 2 3 8,5 1,5 1,5 1 3 3,5 8 1,5 1 3 7 2 10 1,5 2 0 5 0 9 1 1,5 0 3 1 7,5 0 1 1 5 1,5 9,5 0 1 0 6 1,5 8,5 0 1,5 0 3 0 8 0 1,5 2 2 4,5 9,5 1,5 1 4 9 0 9,5 1,5 1,5 2 5 3,5 7 0 1 2 7 0 7,5 0 1 4 2 3 7 0 2 3 8 3 6,5 1,5 2 0 2 2,609375 8,25 0,859375 1,5 2,28125 5,25 11 11 2 2 12 12 24% 75% 43% 75% 19% 44%
126
Lampiran 22 ANALISIS KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH KELAS KONTROL BERDASARKAN TES No.
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
KK-01 KK-02 KK-03 KK-04 KK-05 KK-06 KK-07 KK-08 KK-09 KK-10 KK-11 KK-12 KK-13 KK-14 KK-15 KK-16 KK-17 KK-18 KK-19 KK-20 KK-21 KK-22 KK-23 KK-24 KK-25 KK-26 KK-27 KK-28 KK-29 KK-30 KK-31 KK-32 rata-rata skor maks Persentase
skor tiap indikator kemampuan memecahkan masalah memahami mslh menduga jwbn mengolah data pretest posttest pretest Posttest pretest posttest 1 5 0 1 0 4 2 10 0 1,5 0 5 5 9 1,5 2 6 8 8 9 0 1 7 7 0,5 2 0 0 3 1 2 10 1,5 2 9 9 1,5 2 1 1 1 4 1,5 8 1,5 2 7 4 3 6 1 0 4 5 0 2 0 1 6 1 0 4 0 1,5 0 1 1,5 3 1 1,5 0 2 2 8 1 1,5 6 7 1 8 1 1,5 4 5 3 7 0 1 3 3 5,5 9 0 1 5 7 3 8 1 1,5 4 4 0 4 1 1 4 1 4 7 1 1 3 8 0 4 0 1 2 1 0,5 8 0 2 0 4 0 4 0 1 2 4 2 6 1 1,5 7 5 1 3 1 1 4 0 2,5 3 0 1 1 2 0 6 0 1,5 4 1 0 5 0 1,5 5 3 2,5 9 0 2 4 8 1,5 5 1 2 2 2 0 7 0 2 8 5 0 6 0 1 3 7 1,5 6 0 2 6 4 1,75 6,03125 0,484375 1,328125 3,75 4,125 11 11 2 2 12 12 16% 55% 24% 66% 31% 34%
127
Lampiran 23 UJI NORMALITAS NILAI PRETEST KELAS KONTROL Hipotesis Ho : Ha :
data berdistribusi normal data berdistribusi tidak normal
Pengujian Hipotesis Menggunakan rumus
Kriteria Ho diterima jika 2hitung < 2tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak Kelas
Kelas Interval 0 10 20 30 40 50
-
9 19 29 39 49 60
60
Panjang kelas
0 60 6
Rata-rata S N
Batas Kelas -0,50 9,50 19,50 29,50 39,50 49,50
Z untuk batas kelas -1,64 -0,97 -0,30 0,37 1,04 1,71
Peluang untuk Z 0,45 0,33 0,12 0,15 0,35 0,46
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
10 23,94 14,94 32 Luas untuk Z 0,12 0,22 0,26 0,21 0,11 0,46
(Oi-Ei)²
Ei
Oi Ei
3,71 6,92 8,38 6,59 3,37 14,61 11,07
6 7 7 5 3 4
1,41 0,00 0,23 0,39 0,04 7,70
2=
9,77
128
Lampiran 24 UJI NORMALITAS NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho : Ha:
data berdistribusi normal data berdistribusi tidak Normal
Pengujian Hipotesis Menggunakan rumus k
2
i 1
Oi
E i 2 Ei
Kriteria Ho diterima jika 2hitung < 2tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak Kelas
Panjang kelas
4 52
Rata-rata S
6
Kelas Interval 4 13 22 31 40 49
56
-
12 21 30 39 48 57
Batas Kelas 3,5 12,5 21,5 30,5 39,5 48,5
9 23,00 15,62
N Z untuk batas kelas -1,25 -0,67 -0,10 0,48 1,06 1,63
32 Peluang untuk Z 0,39 0,25 0,04 0,18 0,35 0,45
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Luas untuk Z 0,14 0,21 0,22 0,17 0,09 0,45
(Oi-Ei)²
Ei
Oi Ei
4,63 6,75 7,13 5,44 3,01 14,36 11,07
8 7 6 5 2 4
2,45 0,01 0,18 0,04 0,34 7,47
2=
10,48
129
Lampiran 25 UJI HOMOGENITAS NILAI PRETEST KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho: Ha:
varian kedua kelompok sama (homogen) varian kedua kelompok tidak sama (tidak homogen)
Pengujian Hipotesis Menggunakan rumus
Fhitung
Vb Vk
Kriteria Ho diterima jika F hitung < F tabel Pengujian Hipotesis Vb: Vk: F hitung :
223,3508 244,129 0,91
Untuk = 5%, dengan dk pembilang= 32 - 1 = 31 dan dk penyebut=32-1 =31 diperoleh F tabel = 1,84
130
Lampiran 26 UJI NORMALITAS NILAI POSTTEST KELAS KONTROL Hipotesis Ho : Ha :
data berdistribusi normal data berdistribusi tidak Normal
Pengujian Hipotesis Menggunakan rumus
Kriteria Ho diterima jika 2hitung < 2tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak Kelas
Panjang kelas
10 72
Rata-rata S
6
Kelas Interval 10 22 34 46 58 70
82
-
21 33 45 57 69 82
Batas Kelas 9,50 21,50 33,50 45,50 57,50 69,50
12 44,81 19,86
N Z untuk batas kelas -1,78 -1,17 -0,57 0,03 0,64 1,24
32 Peluang untuk Z 0,46 0,38 0,22 0,01 0,24 0,39
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Luas untuk Z 0,08 0,16 0,23 0,22 0,15 0,39
(Oi-Ei)²
Ei
Oi Ei
2,64 5,26 7,34 7,19 4,94 12,58 11,07
3 5 7 8 5 3
0,05 0,01 0,02 0,09 0,00 7,29
2=
7,46
131
Lampiran 27 UJI NORMALITAS NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho : Ha :
data berdistribusi normal data berdistribusi tidak normal
Pengujian Hipotesis Menggunakan rumus k
2
i 1
Oi
E i 2 Ei
Kriteria Ho diterima jika 2hitung < 2tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak Kelas
Panjang kelas
32 58
Rata-rata S
6
Kelas Interval 32 42 52 62 72 82
90
-
41 51 61 71 81 91
Batas Kelas 31,5 41,5 51,5 61,5 71,5 81,5
10 60,00 15,03
N Z untuk batas kelas -1,90 -1,23 -0,57 0,10 0,77 1,43
32 Peluang untuk Z 0,47 0,39 0,21 0,04 0,28 0,42
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Luas untuk Z 0,08 0,18 0,25 0,24 0,15 0,42
(Oi-Ei)²
Ei
Oi Ei
2,57 5,65 8,12 7,62 4,67 13,56 11,07
2 6 8 9 4 3
0,13 0,02 0,00 0,25 0,09 8,22
2=
8,72
132
Lampiran 28 UJI HOMOGENITAS NILAI POSTTEST KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho: varian kedua kelompok sama (homogen) Ha: varian kedua kelompok tidak sama
Pengujian Hipotesis Menggunakan rumus
Fhitung
Vb Vk
Kriteria Ho diterima jika F hitung < F tabel Pengujian Hipotesis Vb: Vk: F hitung :
394,29 226,06 1,74
Untuk = 5%, dengan dk pembilang= 32 - 1 = 31 dan dk penyebut=32-1 =31 diperoleh F tabel = 1,84
133
Lampiran 29 UJI GAIN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH NILAI PRETEST No. Kode siswa Nilai 1 KE-01 4 2 KE-02 34 3 KE-03 50 4 KE-04 52 5 KE-05 8 6 KE-06 32 7 KE-07 50 8 KE-08 42 9 KE-09 24 10 KE-10 20 11 KE-11 32 12 KE-12 56 13 KE-13 34 14 KE-14 22 15 KE-15 10 16 KE-16 22 17 KE-17 6 18 KE-18 4 19 KE-19 22 20 KE-20 32 21 KE-21 14 22 KE-22 4 23 KE-23 8 24 KE-24 6 25 KE-25 6 26 KE-26 8 27 KE-27 40 28 KE-28 14 29 KE-29 22 30 KE-30 16 31 KE-31 24 32 KE-32 18 736 N 32 x rata-rata 23
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
uji gain (g) = kriteria (g) =
0,48 Sedang
NILAI POSTTEST Kode siswa Nilai KE-01 32 KE-02 54 KE-03 90 KE-04 84 KE-05 60 KE-06 72 KE-07 76 KE-08 68 KE-09 74 KE-10 66 KE-11 42 KE-12 84 KE-13 68 KE-14 70 KE-15 34 KE-16 52 KE-17 42 KE-18 42 KE-19 52 KE-20 64 KE-21 68 KE-22 54 KE-23 54 KE-24 66 KE-25 52 KE-26 46 KE-27 78 KE-28 64 KE-29 60 KE-30 42 KE-31 68 KE-32 42 1920 N 32 x rata-rata 60
134
Lampiran 30 UJI T-TEST DUA PIHAK KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH Persamaan yang digunakan: ̅ √
Sumber variasi Jumlah N Rata-rata Varians Standar deviasi
̅ ( √
)(
)
√
KK
KE 1394 32 44,81 394,2863 19,86
1920 32 60 226,0645 15,04
*KK: kelas kontrol (tanpa menggunakan LKS Fisika berbasis REACT) KE:kelas eksperimen (menggunakan LKS Fisika berbasis REACT) Perhitungan:
(
√
)(
√
Pada = 5 % dengan dk = 32 + 32 -2 = 62 diperoleh
)(
√
)
= 2,000. Karena
maka terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa yang belajar menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang tanpa menggunakan LKS.
135
Lampiran 31 DAFTAR SISWA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF BAIK DAN KURANG Siswa dengan kemampuan kognitif baik No. 1 2 3 4 5
Kode siswa KE-12 KE-03 KE-07 KE-04 KE-27
Nilai pretset 56 50 50 52 40
Nilai posttest 84 90 76 84 78
Peningkatan 0,636 0,800 0,520 0,667 0,633
Siswa dengan kemampuan kognitif kurang No. 1 2 3 4 5
Kode siswa KE-18 KE-17 KE-23 KE-25 KE-26
Nilai pretest 4 6 8 6 8
Nilai posttest 42 42 54 52 46
Peningkatan 0,396 0,383 0,500 0,489 0,413
136
Lampiran 32 PENYAJIAN LKS PENERBIT MGMP IPA KAB. PATI
137
138
Lampiran 33 PENYAJIAN LKS PENERBIT MEDIATAMA
139
140
141
Lampiran 34 DOKUMENTASI FOTO
Gambar1. Pretest
Gambar3. Kegiatan pengamatan di luar kelas
Gambar2. Pretest
Gambar4. Kegiatan pengamatan di luar kelas
142
Gambar 5. Kegiatan praktikum 1
Gambar 6. Kegiatan praktikum 2
Gambar7. Kegiatan praktikum 3
Gambar8. Menuliskan hasil praktikum
143
Gambar9. Mempresentasikan hasil praktikum
Gambar11. Posttest
Gambar10. Pembahasan hasil praktikum
Gambar12. Posttest
144
Lampiran 35 SURAT IJIN PENELITIAN
145
Lampiran 36 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN