PENDAHULUAN
Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani padi banyak menyediakan lapangan pekerjaan dan sebagai sumber pendapatan bagi sekitar 21 juta rumah tangga pertanian. Selain itu, beras juga merupakan komoditas politik yang sangat strategis, sehingga produksi beras dalam negeri menjadi tolok ukur ketersediaan pangan bagi Indonesia. Selama periode 2004-2008 pertumbuhan produksi tanaman pangan secara konsisten mengalami peningkatan yang signifikan . Produksi padi meningkat ratarata 2,78% per tahun (dari 54,09 juta ton GKG tahun 2004 menjadi 60,28 juta ton GKG tahun 2008 (ARAM III), bahkan bila dibanding produksi tahun 2007, produksi padi tahun 2008 meningkat 3,12 juta ton (5,46%). Pencapaian angka produksi padi tersebut merupakan angka tertinggi yang pernah dicapai selama ini, sehingga tahun 2008 Indonesia kembali dapat mencapai swasembada beras, bahkan
terdapat
surplus
padi
untuk
ekspor
sebesar
3
juta
ton
(http://www.deptan.go.id/wap/index.php. 2009). Salah satu upaya yang dilakukan agar produksi padi tetap tinggi adalah melakukan rekayasa pada tanaman padi hingga melahirkan varietas padi unggul. Di Indonesia, upaya pemuliaan tanaman dilakukan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Yaitu dengan menghasilkan mutan padi, dengan cara radiasi.
Universitas Sumatera Utara
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi terjadi pada frekuensi yang rendah di alam, biasanya lebih rendah dari 1 : 100.000 individu.(http://bebas.vlsm.org., 2008). Tujuan mutasi adalah untuk memperbesar variasi suatu tanaman yang dimutasi. Hal itu ditunjukkan misalnya oleh variasi kandungan gizi atau morfologi dan penampilan tanaman. Semakin besar variasi, seorang pemulia atau orang yang bekerja untuk merakit kultivar unggul, semakin besar peluang untuk memilih tanaman
yang
dikehendaki.
Melalui teknik
penyinaran
(radiasi)
dapat
menghasilkan mutan atau tanaman yang mengalami mutasi dengan sifat–sifat yang diharapkan setelah melalui serangkaian pengujian, seleksi dan sertifikasi. Istilah radiasi sinar Gamma adalah radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Efek radiasi Sinar gamma dapat menyebabkan perubahan genetik di dalam sel somatik (mutasi somatik) dapat diturunkan dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan fenotip. Perubahan tersebut dapat terjadi secara lokal pada tingkat sel atau kelompok sel sehingga individu dapat menjadi kimera. Iradiasi dapat menginduksi perubahan struktur kromosom yaitu terjadi pematahan kromosom. Iradiasi sinar gamma sering digunakan dalam usaha pemuliaan tanaman karena dapat meningkatkan variabilitas, sehingga dapat menghasilkan mutan. Mutasi yang terjadi ke arah sifat positif dan terwariskan ke generasi berikutnya merupakan mutasi yang dikehendaki oleh pemulia. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi padi nasional, selain rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi baru, juga dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
intensifikasi pertanian. Yaitu dengan merubah sistem bertanam. Salah satunya adalah dengan sistem of rice intensification (SRI) dengan SRI, hanya memakai kurang dari ½ kebutuhan air pada sistem tradisional yang biasa menggenangi tanaman padi. Tanah cukup dijaga tetap
lembab selama fase vegetatif. Ini
dimaksudkan agar oksigen dari udara mampu masuk ke dalam tanah dan mendorong akar untuk mencari air. Sedangkan pada masa generative kondisi air agak tergenang, kemudian dikeringkan kembali ketika akan panen. Hal ini juga di karenakan sampel genotip yang dipilih tidak dalam kondisi random, tetapi di pilih bedasarkan yang terbaik. Sehingga hasil yang di dapat tidak valid (Berkelaar, 2008)
SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Metode ini terbukti berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 %, bahkan
di
beberapa
tempat
mencapai
lebih
dari
100
%
(http://www.indonesiatelecenter.net., 2008).
Pada
penelitian
sebelumnya
yaitu
pada
Generasi
M1
(Rajaguguk, 2008) diperoleh satu karakter yang baik yang diturunkan ke generasi m2 yaitu karakter jumlah malai yang lebih banyak dibandingkan kontrol, walaupun karakter baik yang lain belum dapat telihat pada generasi ini. Dari penelitiaan ini juga didapatkan produksi sebesar 6,67 ton/ ha untuk varietas Ciherang sebagai kontrol dan 2,85 ton/ ha untuk Ciherang dengan dosis radiasi 10 Krad. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa perlakuan radiasi tidak memberikan hasil yang lebih baik pada generasi M1. Hal ini dapat terlihat pada padi yang tidak
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan radiasi memiliki tingkat produksi yang lebih baik dibandingkan yang mendapatkan radiasi. Sedangkan pada penelitian Generasi M2, yang di lakukan oleh Siagian (2009) didapat produksi sebesar 7,88 ton /ha. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk menguji padi hasil generasi M2 yang mendapatkan sinar gamma pada generasi M3 dengan memperhatikan perbedaan
morfologi
dan
produksinya
pada
pertanaman
SRI
(System of Rice Intensification).
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Menganalisis perbedaan morfologi dan produksi mutan padi (Oryza sativa L.) varietas Sarinah hasil radiasi sinar gamma dengan dosis 20 krad pada generasi M3 dengan menggunakan system of rice intensification (SRI)
Hipotesa Penelitian
Ada perbedaan respon morfologi dan produksi pada mutan padi (Oryza sativa L.) varietas Sarinah hasil radiasi sinar gamma pada generasi M3 yang menggunakan sistem SRI Kegunaan Penelitian Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.
Universitas Sumatera Utara