1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Keberadaan anak dalam keluarga di indonesia umumnya masih dipandang memiliki nilai yang amat penting sebagai tumpuan harapan orang tua. Arti keberadaan anak itu bahkan cenderung makin dirasakan maknanya pada saat lansia. Menurut pandangan ini setidak-tidaknya para lansia yang mempunyai banyak anak tidak akan kesepian hidupnya di hari tua. Sebaliknya, orang lansia yang memiliki sedikit anak, apalagi jika tidak mempunyai anak, dipandang bernasib malang, kesepian dan terancam rentan hidupnya. Lansia merupakan istilah tahapan paling akhir dari proses penuaan. Santrock (dalam Saputri dan Indrawati, 2011) mengungkapkan bahwa masa lanjut usia dimulai ketika seseorang mulai memasuki usia 60 tahun. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Santrock, Hurlock (dalam Saputri dan Indrawati, 2011) juga mengemukakan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Menurut Hurlock, lanjut usia merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia, masa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai
1 Penerimaan Diri Pada…, M Nidhomun Ni’am Ragil Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2017
2
dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas hidup harian (Fatmah, 2010). Selama manusia berkembang terjadi perubahan-perubahan. Periode usia lanjut, seperti halnya periode lain dalam perkembangan, akan ditandai dengan adanya kondisi-kondisi khas yang menyertai. Kondisi-kondisi khas yang menyebabkan perubahan pada usia lanjut diantaranya adalah tumbuhnya uban, kulit yang mulai kriput, penurunan berat badan, tanggalnya gigi geligi sehingga mengalami kesulitan makan. Selain itu muncul juga perubahan yang menyangkut kehidupan psikologis lanjut usia, seperti perasaan tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan (Munandar,2001) Santrock (2008) menyatakan bahwa penerimaan diri sebagai salah satu kesadaran untuk menerima diri sendiri dengan apaadanya. Penerimaan ini bukan berarti seorang individu menerima begitu saja kondisi dirinya tanpa berusaha mengembangkan diri dengan lebih baik. Individu yang menerima diri berarti individu tersebut telah mengenali apadan bagaimana dirinya serta mempunyai motivasi untuk mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi untuk menjalani kehidupan.
Penerimaan Diri Pada…, M Nidhomun Ni’am Ragil Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2017
3
Penerimaan diri yang positif banyakdipengaruhi oleh rasa bangga terhadapkelebihan-kelebihan
yang
dimiliki,sedangkan
penerimaan
diri
negatifterjadi jika hanya memikirkankekurangan-kekurangan yang ada dalamdirinya tanpa memikirkan kelebihanyang dimilikinya. Penerimaan dirimemegang seluruhperilaku,
peranan
penting
dalammenemukan
dan
maka
sedapat
mungkinindividu
harus
mengarahkan mempunyai
penerimaandiri yang positif (Rakhmat, 2001). Ciri-ciri individu dengan penerimaandiri menurut Johnson (dalam Purti & Hamidah, 2012) adalah menerima diri sendiri apa adanya, tidak menolak diri sendiri, apabila memiliki kelemahan dan kekurangan, memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai oleh orang lain dan dihargai oleh orang lain, seseorang merasa berharga, maka seseorang tidak perlu merasa benar-benar sempuna, dan memiliki keyakinan bahwa dia mampu untuk menghasilkan kerja yang berguna. Data wanita lansia yang tidak memiliki anak NO 1 2 3 4 6 7 8 9
NAMA DESA
ALAMAT
USIA
STATUS
NAMA 62 Tidak punya suami Nitik Setiko Karangturi, RT 2/3, Kec. Bumiayu Kramat, RT 1/3, kec. Bumiayu 65 Punya suami Munjiati Sawangan, RT 4/6, kec. Bumiayu 83 Tidak punya suami Yanti Bandung kulon, RT 3/2, kec. Bumiayu 60 Punya suami Bumiayu Khalimah Bandung wetan, RT 1/1, kec. Bumiayu 75 Punya suami Sairoh Kramat, RT 3/3, kec. Bumiayu 64 Punya suami Sri Bandung lor, RT 1/5, kec. Bumiayu 62 Punya suami Khotimah Karangturi, RT 2/4, kec. Bumiayu 78 Punya suami Mirah Sumber : data wanita lansia yang tidak memiliki anak desa bumiayu 2017
Penerimaan Diri Pada…, M Nidhomun Ni’am Ragil Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2017
4
Hasil studi pendahuluan kepada dua informan primer lansia wanita yaitu Y dan D yang tidak memiliki anak. Informan Y berusia 61, pada saat wawancara mengatakan bahwa informan merasa minder dan tidak percaya diri. Terbukti ketika interviewer bertanya mengenai anak dan keadaan dirumah. Dalam lingkungannya, informan Y merasa minder karena berbeda dari wanita lain. informan mengatakan tidak pernah mengikuti acara di desanya seperti pengajian dan arisan. Dalam hal ini, informan Y menganggap tidak memiliki anak itu suatu masalah. Namun, informan Y berusaha mengatasi masalah tersebut dengan mengkonsumsi obat herbal, rukyah dan dipijat di kecilacap tetapi belum mendapatkan hasil yang positif. Sementara itu, informan D yang berusia 63 saat dilakukan wawancara Informan D juga merasa malu karena tidak memiliki anak, saat diwawancara informan D juga mengatakan malu untuk menjawab pertanyaan interviewer mengenai anak. Dalam lingkungan sosial informan D merasa menarik diri karena menganggap dirinya berbeda dari wanita lain. Informan D juga mengaku jarang keluar rumah selama 1 bulan. Melihat ibu berjalan beriringan dengan anaknya informan merasa iri. Disamping keinginannya mempunyai anak, informan D juga berusaha untuk mengikuti program hamil, melakukan hubungan seksual pada saat masa subur tetapi hasilnya masih belum memiliki anak. Berdasarkan wawancara yang diuraikan di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada permasalahan mengenai penerimaan diri pada dua wanita lanjut usia, seperti merasa hidupnya tidak berarti, timbul rasabenci, dan penolakan
Penerimaan Diri Pada…, M Nidhomun Ni’am Ragil Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2017
5
terhadap lingkungannya, ada perasaan putus asa, perasaan kebencian danpenolakan terhadap diri sendiri. Penelitian ini perlu diteliti karena salah satu komponen kebahagian pada lansia adalah penerimaan diri.
B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerimaan diri pada wanita lanjut usia yang sudah menikah dan tidak memiliki anak di desa Bumiayu Kabupaten Brebes?
C. Tujuan penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui penerimaan diri pada wanita lanjut usia yang tidak memiliki anak di desa Bumiayu Kabupaten Brebes.
D. Manfaat penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan di bidang psikologi perkembangan dan menambah referensi mengenai penerimaan diri pada wanita lansia yang tidak memiliki anak.
Penerimaan Diri Pada…, M Nidhomun Ni’am Ragil Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2017
6
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti, yaitu sebagai tambahan informasi dan pengetahuan tentang penerimaan diri pada wanita lansia yang tidak memiliki anak. b. Bagi Informan, yaitu memahami tentang pentingnya menmerima diri dalam kehidupan lansia yang tidak mimiliki anak.
Penerimaan Diri Pada…, M Nidhomun Ni’am Ragil Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2017