BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya keluarga dalam mendidik anak menjadikan keluarga sebagai salah satu faktor utama dan pertama dalam pembentukan perilaku anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan orang tua menjadi guru pertama bagi anak mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan keluarga, orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab penuh terhadap peletakan dasar-dasar pembentukan sikap, tingkah laku, watak, kepribadian, moral, dan pendidikan pada anak-anaknya yang memungkinkan mereka tumbuh sebagai generasi yang cerdas, kreatif, dan mandiri (Hidayah, 2008: 2). Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Perkembangan agama menurut W.H. Clark (dalam Jalaluddin, 2015: 255-256), berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk didefinisikan secara jelas, karena masalah yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit dan kompleksnya. Namun, melalui fungsifungsi jiwa yang masih sangat sederhana, agama terjalin dan terlibat di dalamnya. Dalam kaitan itu, peran pendidikan keluarga dalam menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Menurut Rasulullah, setiap bayi yang baru lahir sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan, dan pengaruh kedua orang tua mereka. Jika anak dididik ke arah yang benar
1 Wanita Karier Dalam..., Muta'ali Yahya, FAI UMP 2017
2
maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang benar. Namun sebaliknya jika anak dididik ke arah yang salah maka anak tersebut akan tumbuh dalam hal yang tidak sesuai dengan koridor Islam. Dalam membangun keluarga dan memikul tanggung jawab, seorang suami istri harus saling bekerja sama. Wanita harus berperan sesuai dengan kodrat yang melekat dalam dirinya, yaitu sebagai seorang ibu untuk anaknya dan sebagai seorang istri bagi suaminya. Karena dengan demikian, akan dengan mudah membentuk anak-anak yang saleh dan terdidiknya generasi yang beriman yang tersemat di dalam sanubarinya kekuatan iman dan nyawa Islam („Ulwah, 2012: 7). Seiring perkembangan zaman, banyak wanita yang berperan ganda. Menurut Kartini (dalam Rambitan, 2014: 2), peran ganda yang dimaksud adalah wanita yang berperan di bidang domestik dan wanita karier. Tugas domestik adalah wanita yang hanya bekerja di rumah sebagai seorang istri dan ibu. Sedangkan yang dimaksud dengan wanita karier adalah apabila dia bekerja di luar, maupun bekerja secara profesional karena ilmu yang didapat atau karena keterampilannya. Banyak alasan yang menyebabkan seorang ibu memilih untuk menjadi wanita karier, diantaranya (Harun & Rifqoh, 2016: 4-5) yaitu: (a) karena tuntutan ekonomi, (b) untuk mengaktualisasi diri dan masuk ke jenjang sosisalisasi, (c) sudah mengenyam pendidikan tinggi, (d) wanita ingin punya kebebasan finansial, dan (e) untuk menopang kehidupan karena status single parent. Ketika wanita sudah memilih untuk menjadi seorang wanita karier
Wanita Karier Dalam..., Muta'ali Yahya, FAI UMP 2017
3
maka mereka akan mengetahui bahwa akan ada konsekuensi di setiap pilihan yang diambilnya. Banyak hal yang akan muncul sebagai dampak ketika seorang ibu memilih untuk berkarier. Kondisi keluarga yang karier ini berpengaruh terhadap perilaku keagamaan anak. Perilaku keagamaan merupakan suatu pola keyakinan yang ditunjukan seseorang pada kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang baik jasmani, rohani, emosional, dan sosial (Fauzia, 2015: 2). Fenomena yang muncul dari wanita yang memilih untuk berkarier antara lain anak kurang memiliki perhatian pada pengetahuan agama, kurang memiliki kesadaran untuk mengamalkan agama, ibadahnya terutama salat kurang terpantau atau terawasi, waktu ibadahnya sering dihabiskan untuk bermain, mulai muncul akhlak tercela akibat pengaruh budaya global, suka menuntut bahkan menentang orang tua ketika tuntutannya tidak dipenuhi, kekurangan contoh praktis pengamalan agama secara komprehensif, dan sebagainya (Qomar, 2015: 12-13). Fenomena-fenomena tersebut dirasakan juga oleh penulis di daerah asal penulis yaitu di Desa Buara Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga. Di mana masih banyak dijumpai anak yang lebih memilih untuk nongkrong dari pada datang ke masjid untuk berjamaah, kurangnya disiplin dalam ibadah, masih banyak yang tingkat kesadaran terhadap salat mereka masih sangat kecil, masih belum lancar dalam membaca Al-Quran, membentak-bentak orang tua, merokok, mabuk-mabukan, berjudi, mencuri, dan lain sebagainya. Untuk itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terkait perilaku
Wanita Karier Dalam..., Muta'ali Yahya, FAI UMP 2017
4
keagamaan anak dalam keluarga yang ibunya merupakan seorang wanita karier, sehingga peneliti mencoba mengangkat penelitian dengan judul “Wanita Karier Dalam Pembentukan Perilaku Keagamaan Anak (Studi Kasus Keluarga di Desa Buara Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga).” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana strategi wanita karier di Desa Buara dalam membentuk perilaku keagamaan anak? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi wanita karier dalam membentuk perilaku keagamaan anak pada keluarga di Desa Buara Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan yang berkaitan dengan pengaruh wanita karier terhadap perilaku keagamaan anak. 2. Manfaat Praktis 1) Bagi Keluarga Sebagai salah satu bahan masukan informasi bagi setiap keluarga dalam mendidik anaknya tentang keagamaan khususnya bagi keluarga yang wanita atau ibu berkarier di luar rumah.
Wanita Karier Dalam..., Muta'ali Yahya, FAI UMP 2017
5
2) Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang dampak yang dihasilkan dari wanita yang berkarier terhadap perilaku keagamaan anak. 3) Bagi Anak Sebagai wacana dan sumber informasi dalam kegiatan penelitian serta sebagai bahan evaluasi diri dalam berperilaku keagamaan.
Wanita Karier Dalam..., Muta'ali Yahya, FAI UMP 2017