60
A. Pentingnya Pendidikan Aqidah Anak Usia Dini di Dalam Keluarga Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Hariwijaya, 2009:7) Anak ibarat oase di tengah-tengah gurun pasir yang kering dan tandus. la akan memberi kepuasan ketika dahaga, memberi keteduhan ketika panas, dan memberikan kebahagiaan ketika datang nestapa. Melalui anak tergantung cita dan cinta orang tua, dengan anak orang tua akan mengarungi bahtera kehidupan, serta doa anak yang akan memberi kesejukan dan kebahagiaan di alam akhirat. Semua itu akan menjadi sebuah keniscayaan apabila seorang anak mendapat pendidikan yang tepat, sehingga berguna bagi orang tua, lingkungan, masyarakat dan negara. Peran Keluarga menurut Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (Depag, 2007: 48), bukanlah semata-mata merupakan tempat berinteraksi unsur yang ada di dalamnya, akan tetapi tujuan umum berkeluarga adalah terbinanya ketenangan lahir dan batin, hidup rukun dan damai, tempat menumbukan cinta kasih, membimbing anak menjadi anak soleh sehingga tercapai ketenangan, kedamaian dalam keluarga, masyarakat 43 menuju ajaran Islam.
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
61
Berdasarkan tulisan di atas, maka adanya sebuah pendidikan dasar sejak anak usia dini di dalam keluarga sangat diperlukan. Dalam hal ini Islam juga sangat memperhatikan adanya pendidikan dasar sejak anak usia dini, sebagaimana yang dijelaskan Allah swt dalam surat Lukman ayat 13 yaitu :
ٌُِ ٍۡ ُن ٌِظ ِ ٱّللِ ِإِ َْ ِٱٌ ِّش ۡش ِي َِل ِحُ ۡش ِش ۡن ِِبِ َه ِ ِ ُٓ َّٰ وإِ ِۡر ِلبي ٌُِ ۡم َ ُِٕلِ ۡبِِٕۦه ِوهُى ِي ِعظُ ۥِهُ ِ َٰيب ِ ِ٣١ُِيٞ ع ِظ Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (Lukman : 13)
Dari ayat diatas dapat dipetik pelajaran bahwa Lukman sebagai orang tua begitu memperhatikan anaknya, dalam masalah ini adalah aqidah anak. Maka adanya pendidikan dasar anak usia dini di dalam keluarga yang penulis harapkan adalah keluarga sebagai pendidik pertama untuk anak dapat menyiapkan masa depan anak secara Islami untuk dapat beribadah kepada Allah swt agar tidak tergelincir dari kesyirikan. Berdasarkan ayat tersebut pula , penulis
menyimpulkan bahwa
pembinaan atau pendidikan dasar kepada anak ketika masa usia dini di dalam keluarga adalah pendidikan aqidah, karena dengan
aqidah merupakan
pondasi utama dalam kehidupan manusia termasuk anak. Apabila aqidah anak kuat,
maka
dia
akan
tahan
terhadap
kondisi
dan
zaman
yang
mempengaruhinya.
B. Materi Pendidikan Aqidah Anak Usia Dini di Dalam Keluarga
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
62
Aqidah merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar aqidahnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, apabila hidupnya mematikan aqidahnya dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekelan di dalam adzab neraka. Oleh karena itu pendidikan aqidah pada anak usia dini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan materi perkembangan aqidah pada anak usia dini usia 2-6 tahun antara lain adalah : a)
Mengenal asma Allah
b)
Mengenal ciptaan Allah
c)
Mengenal kalimat thayyibah
d)
Mengenal kitab suci Allah
e)
Mengenal malaikat Allah dan tugas-tugasnya
f)
Mengenal rasul-rasul pilihan
g)
Mengenal adanya takdir dan hari akhir
Sutisna (2010) menambahkan bahwa penjelasan materi dasar-dasar aqidah terutama pada tahap usia kanak-kanak yaitu menanamkan keyakinan bahwa tiada tuhan selain Allah, keimanan kepada para malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, dan hari akhir. Sedangkan Menurut Zainu (2011), materi pendidikan aqidah sesuai tuntunan ajaran Islam adalah bagaimana menanamkan anak sejak dini tentang dimana Allah berada. Ini sangat penting karena banyak kaum muslimin yang
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
63
salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimanamana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu diatas langit. Dalilnya antara lain didalam al-Qur‟an surat Tha-haa ayat 6 :
ِ ِ٤ِي َِٰ ضِوِبِب ۡيٕهُّبِوِبِح ۡحجِٱٌثَش ِِ ثِوِبِفِيِ ۡٱۡل ۡس ِِ ٌ ۥهُِِبِفِيِٱٌس ََّٰ َٰى Artinya: “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah”
Begitupun sama dengan Dr Abdullah Nasikh Ulwan sebagaimana yang dikutip oleh Muchtar (2005 :15) menjelaskan mengenai materi pendidikan keimanan mencakup keimanan kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab Allah SWT, nabi/rosul, hari kiamat, dan takdir. Ummi Athirah (2010) mendeskripsikan mengenai materi pendidikan aqidah anak usia dini sebagai berikut :
Tabel 1.4 Materi Pendidikan Aqidah Anak Usia Dini
Usia (tahun)
Materi
Baru lahir – 2 Membiasakan bulan dengan lafal illallah” 2 bulan – 6 bulan
Keterangan anak Bisikkan lafal ini di telinga “la ilaha anak.
Membiasakan anak Pada usia 2 bulan, ketika dengan lafal syahadat anak digendong biasanya “asyhadu alla ilaha illallah anak mulai lebih sering wa asyhadu anna menatap ibunya. muhammadan rasulullah” Tatap mata anak ketika mengucapkan lafal tsb.
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
64
Lafal tsb agak panjang; bersabarlah membiasakan anak dengannya. 6 bulan – 1,5 Biasakan anak mendengar tahun lafal dzikrullah (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) dan kalimah thayyibah (istigfar, basmalah, isti‟adzah, dll.) 1,5 tahun – 2 Mulai bertanya-jawab Disesuaikan dengan tahun dengan anak tentang kemampuan bicara anak. “siapa tuhanmu?” Tahap 1 : orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”) Tahap 2 : orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya. 2 tahun – 2,5 Mulai bertanya jawab tahun dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”, “apa agamamu?”, “siapa nabimu?”
Jawaban atas tiga pertanyaan ini sekaligus sebagai jati diri bagi anak (Tuhannya, agamanya, dan nabinya). Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak. Tahap 1 : orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”) Tahap 2 : orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
Mengajarkan rububiah Allah (contoh: Allah yang ciptakan Usamah. Allah yang ciptakan Ummi.
Biasanya pada usia ini anak mulai lebih sering bertanya tentang objek di sekelilingnya, “Apa ini, Bu?”
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
65
Allah yang ciptakan Abi. Allah yang ciptakan pohon. Allah yang ciptakan kucing. Dst ….) Mengajarkan islam. Mengajarkan iman.
2,5 – 3 tahun
rukun rukun
Mengajarkan tauhid asma‟ wa sifat Allah. Mengaitkan kegiatan sehari-hari dengan asma‟ wa sifat Allah. Contoh: Anak makan berdiri. “Allah Maha Melihat. Kita malu kalau Allah melihat kita makan berdiri.”
Diberikan bila sekiranya anak memang sudah lancar berbicara. Setiap orang tua bisa mempertimbangkan apakah materi ini akan memberatkan anak bila diberikan bersamaan dengan materi “siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu?” Disesuaikan dengan dayatangkap anak. Ketika pertama kali mengajarkan nama Allah atau sifat Allah ulangi hingga tiga kali. Beberapa asma‟ wa sifat Allah yang bisa coba diajarkan dalam rentang usia ini: Allah di atas „arsy. Allah Maha Melihat
Anak enggan shalat. “Allah cinta sama orang yang rajin shalat.”
Allah Maha Mendengar Allah Cinta Allah Marah
Mengajarkan keberadaan surga dan neraka.
Untuk mengajarkan konsep targhib dan tarhib.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas penulis simpulkan bahwa materi pendidikan aqidah yang disampaikan orang tua kepada anak usia dini adalah
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
66
mengenai rukun iman, antara lain iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada nabi dan rasul Allah, serta iman kepada hari akhir dan takdir. C. Metode Pendidikan Aqidah Anak Usia Dini di Dalam Keluarga Islam sangat memperhatikan pendidikan anak. Sejak lahir hingga baligh anak tidak lepas dari pendidikan. Hal tersebut karena Islam memandang
bahwa
anak
adalah
makhluk
yang
paling
dicintai
Allah.Rasulullah menegaskan bahwa Allah tidak murka lantaran sesuatu sebagaimana murkaNya lantaran penindasan terhadap para wanita dan anakanak. Oleh karena itu, usaha orang tua dan para pendidik dalam membina dan mendidik anak adalah sama dengan ibadah dan berjuang di jalan Allah (Mansur, 2009 : 161-162) Sejalan
dengan
pernyataan
tersebut,
Asmani
(2009
:
100)
menambahkan “bahwa dalam mendidik anak usia dini diperlukan metode yang unik dan kreatif.” Maka metode pendidikan Islam sangat unik dan efektif dalam membina aqidah anak didik, tidak sekedar memberikan motivasi saja tetapi bagaimana menjadikan anak didik memungkinkan menerima petunjuk Allah. Menurut an Nahlawi sebagaimana dikutip oleh Tafsir (2004: 136-146) metode pendidikan Islam yang efektif adalah metode teladan, metode bercerita dan berkisah Islami, metode percakapan qur‟ani dan nabawi, metode pembiasaan, metode targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
67
Dari kutipan tersebut tergambar bahwa Islam mempunyai metodemetode yang tepat untuk membentuk anak didik yang memiliki aqidah sesuai dengan ajaran Islam. Dengan metode tersebut memungkinkan umat Islam/masyarakat Islam mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan. Dengan demikian diharapkan akan mampu memberi kontribusi besar terhadap perbaikan aqidah anak. untuk memperjelas metode-metode tersebut akan dibahas sebagai berikut : 1. Metode Keteladanan Keteladanan mempunyai arti penting dalam mendidik aqidah anak, keteladan menjadi titik sentral dalam mendidik dan membina aqidah anak, kalau pendidik beraqidah baik ada kemungkinan anak didiknya juga beraqidah baik, karena anak cenderung meniru orang tua maka sudah sepantasnya baik atau buruknya dari teladan yang diberikan. Jalaluddin (2000 : 71) turut menjelaskan bahwa “tindak keagamaan yang dilakukan anak-anak adalah hasil dari meniru”. Berdoa dan shalat contohnya, mereka melakukan karena hasil melihat perbuatan di lingkungan sekitar mereka, baik berupa pembiasaan ataupun pengajaran yang intensif. Sejalan dengan Jalaluddin metode keteladanan menurut Muchtar (2005:2004) adalah sebagai suatu metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada anak baik ucapan maupun dalam perbuatan. Melalui metode ini para orang tua memberikan contoh atau
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
68
teladan terhadap anak , misalnya bagaimana cara berbicara, bersikap, mengerjakan sesuatu atau cara beribadah dan sebagainya. Orang tua yang memiliki teladan baik merupakan landasan fundamental dalam pembentukan jiwa anak, baik dalam segi agama maupun umum. Anak tidak melihat kecuali orang-orang di sekitarnya dan tidak meniru kecuali orang-orang disekitarnya pula. Jika dia melihat kebaikan, maka dia akan menirunya dan tumbuh pada kebaikan itu. Jika dia melihat keburukan, maka dia akan tumbuh pada keburukan itu. Oleh karena itu, selama anak masih dalam asuhan dan pendidikan orang tua, harus diperhatikan ucapan dan perilaku yang baik karena anak usia dini adalah peniru yang ulung dan keteladanan merupakan faktor yang amat besar dalam membentuk anak menjadi orang yang baik atau orang yang buruk. 2. Metode Bercerita dan Berkisah Islami Pada dasarnya kisah-kisah al-Qur‟ani dan Nabawi membiaskan dampak positif dan edukatif yang baik, konstan, dan cenderung mendalam sampai kapanpun. Pendidikan melalui kisah-kisah tersebut dapat menggiring anak pada kehangatan perasaan, kehidupan, dan kedinamisan jiwa
yang
mendorong
memperbaharui
tekadnya
manusia selaras
untuk
mengubah
dengan
tuntutan,
perilaku
dan
pengarahan,
penyimpulan, dan pelajaran yang didapat dari kisah tersebut. (An Nahlawi, 2004: 239)
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
69
Al Maliki (2002: 108) juga menambah bahwa metode berkisah dan bercerita Islami juga dijadikan metode pendidikan oleh rasul dalam mengajarkan Islam. Kisah dijadikan oleh beliau sebagai alat untuk membantu menjelaskan suatu pemikiran dan mengungkapkan suatu masalah. Dengan kisah yang dijelaskan maka dapat menerangkan keimanan kepada Allah. Untuk itu, bercerita atau lebih mudahnya mendongeng merupakan cara lain yang dapat digunakan dalam mendidik anak. Tentu saja cerita atau kisah-kisah nabi dan para sahabat serta umat terdahulu yang terdapat di dalam al-Qur‟an dan Hadis harus menjadi rujukan. Diantara kisah-kisah yang mengesankan yang pantas dan perlu diceritakan pada anak menurut Syarifuffin (2004 : 83-84) adalah kisah nabi dan Rasul, kisah lukman, Ashabul Kahfi, kisah Maryam binti Imran, Raja Dzulqarnain, kisah Adam dan Hawa, Isra Mi‟raj, dan kisah-kisah sahabat Nabi Muhammad saw. Dengan menceritakan kisah-kisah Islami dapat tertanam rasa keimanan, semangat kepahlawanan orang-orang shalih, dan memberikan keteladanan kebenaran. Maka dapat disimpulkan bahwa metode bercerita atau berkisah Islami yang diambil dari qur‟an dan nabawi sangat membantu seorang pendidik dalam hal ini orang tua untuk menyampaikan pendidikan aqidah yang sesuai dengan ajaran Islam, bersumber dari al-Qur‟an dan al-Hadits. 3. Metode dialog Qur‟ani dan Nabawi
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
70
Dialog dapat diartikan sebagai pembicaraan antara dua pihakatau lebih yang dilakukan melalui tanja jawab dan di dalamnya terdapat kesatuan topik atau tujuan pembicaraan, maka dengan dialog merupakan jembatan yang menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain. (an Nahlawi, 2004: 204) Thalib (2001 : 27)
menjelaskan “metode berdialog yang
digunakan Rasulullah saw pernah memberikan pengaruh yang mendalam terhadap sahabatnya, yaitu Anas bin Malik. Selama hidupnya ia selalu berusaha
menegakkan
semua
ajaran
rasul
saw.”
menyampaikan
pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak, para orang tua dapat menggunakan cara dialog yang sederhana, seperti menanamkan kejujuran, ketaatan, dan keberanian. Selain itu metode ini untuk membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya. Melalui metode ini, orang tua harus mampu menyesuaikan materi yang akan disampaikan. 4. Metode Pembiasaan Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, membawa naluri tauhid dan iman kepada Allah. Jika anak dengan mudah memperoleh dua faktor yaitu faktor pendidikan Islam yang utama dan faktor pendidikan lingkungan yang baik, maka ia akan tumbuh dalam iman yang benar. Manusia memiliki kesempatan yang sama dalam membentuk aqidahnya, apakah dengan pembiasaan yang baik atau dengan pembiasaan yang
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
71
buruk. Hal ini menunjukkan bahwa dalam metode pembiasaan dalam membentuk aqidah, merupakan metode yang tepat. Al-Ghazali dalam buku karangan al-Jumbulati dkk. (2002: 147) mengatakan bahwa, anak adalah amanat bagi orang tuanya, hatinya bersih suci bagai mutiara yang bersinar cemerlang, jauh dari goresan dan gambaran-gambaran, dan ia menerima setiap apa yang digorekan di atasnya dan cenderung kepada apa saja yang membuat cenderung kepadanya. Fadlan al-Ikhwani (2015 : 11) menyebutkan ada 4 pembiasaann yang perlu ditanamkan kepada anak, berhubungan dengan pendidikan aqidah, antara lain : 1).
Mengenalkan anak kepada Rabbnya, 2).
Membiasakan anak untuk rindu surga dan takut neraka, 3). Melatih anak mengerjakan shalat sejak dini, dan 4). Mengajari anak untuk menghafal dan membiasakan Asmaul Husna. Maka beberapa penjelasan di atas memberikan kesimpulan bahwa metode pembiasaan dapat membantu dalam proses pendidikan aqidah anak usia dini. Dengan pembiasaan baik yang dilakukan sejak dini akan berdampak besar terhadap aqidah anak ketika mereka dewasa. Sebab pembiasaan yang telah dilakukan sejak kecil akan melekat kuat dalam ingatan dan menjadi kebiasaan yang tidak dapat dirubah dengan mudah. 5. Metode Targhib dan Tarhib Targhib adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan, kelezatan, dan kenikmatan. Namun penundaan itu
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
72
bersifat pasti, baik dan murni serta dilakukan melalui amal sholeh atau pencegahan diri dari kelezatan yang membahayakan (pekerjaan buruk). Hal ini sesuai dengan firman Allah swt :
ِ ِ٦٤ِْب ِ ِوٌِّ ِۡٓخبفِِمبَِسبِّ ِِهۦِجَٕخ Artinya : “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” (Ar-Rahman:46) Tarhib adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan atau perbuatan yang telah dilarang Allah. Tarhib pun dapat diartikan sebagai ancaman dari Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya melalui penonjolan kesalahan dan penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan ilahiah agar manusia tidak melalukan kesalahan dan kemaksiatan (an Nahlawi, 2004: 296). Dari pernyataan an Nahlawi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode targhib dan tarhib ini merupakan metode membuat senang dan membuat takut yang diberikan pendidik kepada anak didik, berdasarkan perintah dan larangan Allah swt. Dengan tujuan agar anak mau melakukan kebaikan dan mau menjauhi kejahatan. Maka dalam hal ini, metode targhib dan tarhib termasuk tepat sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan aqidah. Dari metode-metode tersebut diatas, metode yang paling efektif dalam pendidikan aqidah anak usia dini adalah metode keteladanan, kisah qur‟an dan nabawi, pembiasaan, dan targhib wa tarhib. Karena berdasar
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
73
pada prinsipnya yang mengatakan bahwa pendidikan adalah sebagai kerja yang memerlukan hubungan erta antara guru dan murid. Untuk itu keteladanan yang utama menjadi bagian dari metode pengajaran yang amat penting. Dalam hal penanaman nilai-nilai agama yang menjadi dasar pencapaian aqidah di dalam keluarga, maka metode keteladanan dirasa sangat penting, karena melibatkan peran orang tua serta keseluruhan anggota keluarga dalam usaha menciptakan suasana keagamaan yang baik dan benar dalam keluarga. Hal ini disebabkan keluarga, terutama orang tua merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak yang tentunya segala tindak tanduknya maupun perkatannya, akan tercetak dalam jiwa anak yang nantinya dapat mempengaruhi pola pikir dan pola hidupnya. Sedangkan metode pembiasaan dijelaskan Abdullah Nasih Ulwan (1992: 60) sebagai cara atau upaya yang praktis dalam pembentukan (pembinaan) dan persiapan anak. Pada prinsipnya anak-anak berpikir logis dan memahami hal-hal yang abstrak, serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, maka contoh-contoh, latihanlatihan, dan pembiasaan-pembiasaan mempunyai peranan penting dalam membina anak, khususnya dalam pembinaan aqidah, karena masa kanakkanak adalah masa paling baik untuk menanamkan dasar-dasar pendidikan aqidah. Hal itupun sejalan dengan sabda Rasulullah saw mengenai pentingnya pembiasaan, yang diriwayatkan oleh Abu Daud yaitu :
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
74
“ ... Suruhlah anak-anak kalian mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun, dan pukulah mereka jika enggan ketika berumur 10 tahun !” (HR.Daud) Kemudian metode kisah qur‟ani dan nabawi dalam pendidikan Islam sangatlah membantu untuk menanamkan pendidikan aqidah anak usia dini, hal ini terlihat dari gaya bahasa al-Qur‟an yang indah dan memiliki kebenaran yang akurat. Kisahnya bukanlah karya seni, melainkan sebagian firman Allah yang mempunyai nilai-nilai estetis. Seperti dalam firman Allah swt, surat Yusuf ayat 3:
َٰ صِبِّبَِٰٓأ ۡوح ۡيٕبَِٰٓإٌِ ۡيه ِِِْهزاِ ۡٱٌمُ ۡشءاِِْوإ ِِ ِٓٔمُصُّ ِعٍ ۡيهِأ ۡحسِٓ ۡٱٌمص ُِ ٔ ۡح ِ ِ١ُِِٓوٕجِ ِِِٓل ۡبٍِ ِۦِهٌِ ِِّٓ ۡٱٌ َٰغفٍِِي Artinya : “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (QS.Yusuf : 3) Dengan potongan kisah dijadikan sebagai titik penghayatan anak terhadap penanaman suatu nilai-nilai tertentu seperti bertambahnya keimanan anak dan munculnya sosok idola yang berasal dari kalangan rasul dan sahabat. Oleh karena itu masa kanak-kanak sangat tepat untuk menghadirkan tokoh Islam yang inspiratif yang didapatkan dari kisahkisah didalam qur‟an maupun nabawi. Adapun yang terakhir metode targhib dan tarhib sebagai alat akhir untuk mematangkan pendidikan aqidah anak sejak dini di dalam keluarga. Metode ini untuk menumbuhkan kesadaran diri dan rasa kehati-hatian anak dalam melaksanakan perbuatan. Tentunya dengan menanamkan rasa
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.
75
takut yang positif kepada anak. Bahwasanya ada tuhan yang selalu mengawasi tiada henti segala tingkah laku yang dilakukan. Dengan demikian jelaslah bahwa metode keteladanan, pembiasaan, kisah qur‟ani dan nabawi, serta targhib wa tarhib adalah metode yang paling efektif dan paling tepat dalam pendidikan aqidah anak usia dini dalam keluarga.
BAB V
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK ...,DENI FIRMAN SUPRAYOGA, PAI FAI, UMP 2016.