WACANA KEPENDIDIKAN Penanggung Jawab M. Yusuf Azis (Dekan FKIP Unsyiah)
Ketua Penyunting Salasi R
Penyunting Peiaksana A. Wahab Abdi Dcwan Penyunting Pelaksana Rusli Yusuf; Usman Kasim; Adlim; Nyak Amir; Ishak [{asan; Anizar Ahmad; tlelmy Z. Yunus; Yusri Yusuf; Jufri; Israwati
Pcnyunting Ahli (Mitra Bestari) Prof. Dr. Mohd Shohib, M. Pd (Universitas Negcri Malang) Prof. Darwis A. Soelaiman, MA (Universitas Syiah Kuala) Prof. Drs. Utju Ali Basya, MA (lJniversitas Syiah Kuala) Prof. T. Syamsuddin, MS (Universitas Syiah Kuala) Dr. Darni M, Daud, MA (Universitas Syiah Kuala) Dr. Yusri Yusuf, M. Pd (Universitas Negeri Medan) Dr. Mestika Zed (Universitas Negeri Padang) Dr. Hasballah M. Saad, MS (Universitas Syiah Kuala) Dr. Qismullah Yusuf, MA (Universitas Syiah Kuala) Dr. Khairil Ansari, M. Pd (Universitas Negeri Medan)
Pelaksana Tata Usaha
Alfi Syahril
Fuadi Ja;ra
Alamat PcncrbitAledaksi Fakuhas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Telepon (0651) 53180, Faks. (0651) 53498 Darussalam, Banda Aceh 23 I 1 I amail : w ahab ab di. fkip@su a il,c e m
Partama Kali 'Ibrbit Mci 2000 Frekuensi Tcrbit Tiga kali setahun (Januari, Mei, dan September)
Ditcrbitkan oleh l.'akultas Keguruan dan llmu
Pe
ndidikan (FKIP) Univcrsitas Syiah Kuala
DAFTAR ISI Interaksi kelas dalam pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, 107-l I I Halim Majid
Analisis instrumen tes dan hasil belajar kimia program matrikulasi mahasiswa USMU i r Universitas Syiah Kuala, 112-116 M. Nasir Penerapan strategi pemodelan dalarn pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan
Konsep Fisika Atom di SMA, 1 17- l2l Ngadimin Pelaksanaan KTSP dalam materi seni musik di SMP Negeri 6 Banda Aceh, 122-128
Ahmad Syai Muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan dan dampaknya terhadap persepai etika mahasiswa, 129-134 AIfi Syahril Fuadi Jaya
Profil tenaga kependidikan di Kabupaten Aceh Besar pascabencana gempa dan tsunami, 135-139 Amirullah & Muhammad Yunus Kemampuan mengajar guru pengganti pascabenc4na gempa dan tsunami, 140-144 Hafnati Rahmatan ,Diagnosik kesulitan belajar mata pelajaran fisika, 145-149 Ahmttd Hamid Pengembangan model pembelajaran atletik dengan kombinasi gerak dasar, 150-156
Amiruddin Profil guru pendidikan jasmani SMA di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam,
I57-l6l
Said Damius
Indeks Vol. 8 Tahun 2007, 162-163
Profil Tenaga Kependidikan di Kabupaten Aceh Besar Pascabencana GemPa dan Tsunami Oleh
Amirullah *)
Muhammad Yunus *) Abstract: The purpo,se of this research is to know the profile of teachers in SLTA and SLTP in Aceh Aceh Besat District'aft;r $ttiami tlisaster. Research population is all teachers SLTA and SLTP in is instrumenl The research as a sample. population are taken Besar District, ancl all of that Data analysis Besar. of Aceh Office Education documentation obtained from Sib-Provincial (l) from 737 teachers of conducted with the absolute number. The result of research show that sLTA there are 185 erratic teachers, and from 1146 teachers of sLTP there are 301 effatic in teocher; (2) from 737 teachers of sLTA there are 3 teachers degree in s2, 685 teacher -degree 3 teachers m,aster, and- 49 teachers degree in D3. While from 1146 teacher of SLTP there are are d_egree 78 teachers in D3, degree teachers 281 d"grei i,52, 683 teachers aie degree in mastet. Krueng SMA teachers,is most requiring nbz, lol teachers degree in Dl. (3) SLTA which is at _1 excess SLTA that and Barona Jaya, SLTA th;t is most inefliciency of teachers is SMA I Ingin Jaya 5 in SMP reachers ii SMA I Krueng Barona Jaya. l(hile at SLTP that is at most requiring teachers Siiti*"* and SMP 2 Pul-o Aceh. SLTP that is at most deviency teachers is SMP I Jantho and most excess teachers k SMP 2 Darul Imarah. Kata kunci: profil tenaga kependidikan, bencana gempa dan tsunami' Keywords: teacher profile, disaster ofearthquake and tsunami PENDAHULUAN Gempa bumi maha dahsyat yang disusul gelombang "raksasa" tsunami telah memporakporandakan sebagian wilayah Aceh pada akhir 2004 yang lalu, telah menjadi topik pembicaraan masyarakat di berbagai belahan bumi. Tragedi tsunami yang menimpa di hampir seluruh wilayah pesisir Aceh, Minggu 26 Desember 2004 telah menimbulkan dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Kerusakan yang sangat parah dengan korban
jiwa
dalam jumlah yang sangat besar akibat
bencana tsunami telah membuat manusia tercengang dan merenung. Semua orang yang menyaksikan dampak dari tsunami hampir tidak bi-
larut dalam suasayang selamat dan kemereka terutama na duka asa berucap apa-apa, sejenak
luarga dari korban bencana tersebut. Seakanakan sulit dipercaya, bahwa bencana itu telah benar-benar terjadi. Dampak yang timbul akibat hantaman gelombang tsunami bukan hanya menghancur-
kan sendi-sendi ekonomi, sosial dan infrastuktur, tapi juga berdampak langsung pada kemunduran disisi pendidikan. Dampak buruk yang bermuara pada penurunan kualitas pendidikan itu antara lain disebabkan oleh hancumya atau lenyapnya fasilitas pendidikan terutama gedung sekolah akibat hantaman gelombang tsunami. Bencana tsunami bukan hanya menghancurkan fasilitas, bahkan juga mengurangi secara dratis jumlah guru, terutama yang mendiami wilayah pesisir barat selatan ujung pulau Sumatra. Ribuan guru meninggal, hilang dan cedera. Para guru yang selamat dari terjangan tsunami terpaksa hidup di lokasi pengungsian (di bawah tenda) atau menumpang di rumah keluarga familinya. Mereka telah kehilangan sanak famili, rumah dan harta benda. Menurut Dinas Pendidikan Provinsi NAD (2005) sebelum tsunami jumlah guru di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam 50.993 orang, pascatsunami 2.499 orang guru dinyatakan hilang atau meninggal dunia' Sehingga yang tersisa saat ini hanya sebanyak
*) Dosen Jurusan Pendidikan PFKn FKIP Unsyiah Darussalam, Banda Aceh
135
lYacana Kependidikan, Vol. 8, No. 3 September 2007, 135-139
48.434 orang. Idealnya guru di Aceh sebanyak 62,382 orang. Sementara jumlah yang ada saat ini, khususnya guru PNS (Pegawai Negeri Sipil), hanya sekitar 38.000 orang. Dengan demikian masih dibutuhkan 20.000 guru lagi untuk seluruh Aceh. Akumulasi dari kondisi ini, telah memperbesar jumlah kekurangan guru di sebagian besar u'ilayah Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Menyikapi persoalan itu, Pemda NAD bekerja sama dengan UNICEF dan Save the Children telah mengupayakan 1.000 guru "pengganti" yang akan mengajar pada sekolahsekolah di seluruh daerah tingkat dua, khususnya di lokasi-lokasi pengungsian. Menurut Kadis Pendidikan Aceh, Anas M. Adam (2005), guru "pengganti" ini direkrut dari lulusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), dan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah lbtidayah). Jadi guru "pengganti" ini khususnya diperuntukkan mengajar pada SD (Sekolah Dasar) atau MI (Madrasah lbtidayah). Sedangkan pada tingkat SLTP dan SLTA program tersebutJidak ada. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam sistern pendidikan nasional, disamping keluarga dan masyarakat. Sesuai dengan peranannya yang sangat strategis dalam sistenr pembangunan nasional, maka kualitas dan kuantitas guru perlu ditingkatkan secara terus menerus. Apalagi pascabencana gempa dan tsunami banyak guru yang meninggal, cacat dan mengalami trauma, maka perlu penanganan khusus untuk pengadaan dan pendistribusian guru pada lokasilokasi yang sangat
dalaman (tempat pengangkatan pertama), kemudian pindah ke kota, maka pendayagunaan akan menunm. Kedua, penyebaran guru yang tidak merata. Sebahagian yang telah diangkat menjadi guru tidak ditempatkan ditempat tugasnya. Un-
membutuhkannya. Selama ini, (sebelum tsunami) kelebihan
yang lebih tinggi dari kualifiaksi formal yang dimiliki (Alirn, 1992). Menurut Niswanto (2000), setiap tahun terdapat guru-guru yang dimutasikan menjadi kepala sekolah, pindah karena alasan tertentu (terutama guru-guru wanita), atau ada yang meninggal dunia, dan ada pula yang memasuki masa pensiun. Masalah tersebut menyebabkan kekosongan formasi guru di banyak tempat. Dampak lain dari masalah tersebut adalah terjadi penumpukan guru di daerah tertentu sementara di daerah lain terjadi kekurangan guru. Kabupaten Aceh Besar, sebagai salah satu kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam yang wilayahnya mengalami kerusakan sangat
lulusan pendidikan guru disatu sisi dan kekurangan guru pada disisi yang lain, dan tanpa tersedia informasi yang cukup bagi pengangkatan para calon guru, merupakan ironi yang terdapat dalam lingkup dunia pendidikan kita, yang mengundang banyak kitikan-kitikan. Sebagaimana Anwar (1992) menyatakan bahwa permasalahan tenaga kependidikan pada umumnya disebabkan antara lain oleh tiga hal. Pertama, pengangkalan guru sebagai PNS cendrung untuk pendayagunaan tenaga mereka dalam jangka panjang. Namun yang sering terjadi adalah, setelah guru beberapa tahun bertugas di pe136
tuk itu, pemerintah perlu
menetapkan batas waktu yang tegas bagi seorang guru harus mengabdi di daerah pengangkatannya yang pertama. Ketiga, tidak ada data yang konkit dan terpecaya tentang keberadaan guru di suatu sekolah. Perpindahan guru yang jarang dicatat, dapat menyebabkan perbedaan data antara KPKN dengan adminisnasi pengelolaan guru. Ada guru yang tidak mengajar, tetapi tidak di-ketahui oleh KPKN. Ketidakpastian data ini, menyebabkan kesulitan melakukan perencanaan. Pascagempa dan tsunami, selain kualitas guru, yang saat ini merupakan suatu hal yang
harus dipenuhi, kuantitas guru untuk Propinsi Naggroe Aceh Darussalam juga masih merupakan masalah yang segera memerlukan penanganannya secara serius. Temuan oleh BP3K tahun 197811979 memperlihatkan bahwa masalah kesenjangan tenaga guru, baik berdasarkan bidang studi maupun berdasarkan pendistribusian di berbagai lokasi sekolah, kiranya
masih jauh dari penyelesaian. Kesenjangan guru-guru tersebut berkisar 25 % untuk guru SLTP dan 40 % uniuk guru-guru SLTA, yang belum memenuhi kualifikasi formal untuk mengajar. Persentase tersebut terus naik setelah dibuka program D1, D2 dan D3. Guru-guru tersebut tidak berkelayakan atau tidak berwenang penuh, karena mereka mengajar pada sekolah
Amirullah dan Muhammad Yunusz Profil tenaga kependidikan di Kabupaten Aceh Besar parah akibat hantaman gelombang tsunami. Dari latar belakang masalah di atas, pasca-bencana
tersebut kiranya faktor guru memung-kinkan unhnk mendapat penanggulangan secara lebih ce-pat sebagai upaya untuk meningkatkan ptestasi belajar anak di Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya di Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan uraian di atas masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah (l) Bagaimanakah status guru SLTA dan SLTP di Kabupaten Aceh Besar; (2) Bagaimanakah tingkat kependidikan guru SLTP dan SLTA di Kabupaten Aceh Besar; (3) SLTA atau SLTP manakah yang paling banyak membutuhkan guru; dan (4) SLTA atau SLTP manakah yang kelebihan atau kekurangan guru paling banyak. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil tenaga kependidikan yang meliputi,
slatus, tingkat kependidikan, kebutuhan, kekurangan dan kelebihan guru SLTP dan SLTA di
bimbingan dan penyuluhan. Sehingga kekurangan jam tersebut dapat dipenuhi dengan tugas tambahan, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai kelebihan guru. Sedangkan jika guru mengajar melebihi jam yang diawjibkan akan diberikan tambahan honor. Untuk lebih jelasnya dapat perhatikan pada uraian berikut ini.
Profil guru SMA Berdasarkan data penelitian mengenai profil guru SMA di Kabupaten Aceh Besar dapat dijelaskan bahwa temyata jumlah SMA Negeri di Kabupaten Aceh Besar sebanyak 17 buah. Dari jumlah SMA tersebut lima di antaranya terkena bencana tsunami yaitu SMA 1 Lhong, SMA 1 Leupung, SMA 1 thoknga, SMAI Peu-kan Bada dan SMAI Pulo Aceh. Dari 601 guru, sebanyak tiga guru mempunyai ijazah tingkat pasca sarjana, 559 ijazah
Kabupaten Aceh Besar.
tingkat sarjana dan 39 ijazah sarjana muda atau D3. Dari jumlah tersebut guru tidak tetap sebanyak 138 orang dan 463 orang lagi sebagai
METODE
guru t€tap.
ini dilaksanakan di Kabupaten Aceh Besar yang merupakan salah satu kabu-
Data juga menunjukkan bahwa ada SMA yang membutuhkan guru mata pelajaran tertentu. SMAN yang paling banyak mem-bu-
Penelitian
paten yang sangat parah ditimpa bencana gempa dan tsunami di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SLTP, SMA, MTsN, dan MAN di Kabupaten Aceh Besar, dari berbagai bidang studi. Semua populasi dijadikan sampel penelitian. Ja-
di
pengambilan sampel dilakukan secan total sampling, Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman dokumentasi, yang digunakan untuk mengetahui data dokumentasi yang ada pada dinas Kabupaten Aceh Besar. Analisis data dilakukan dengan angka mutlak atau angka yang sebenarnya'
HASIL DAN PEMBAHASAN
di
Para guru mata pelajaran yang mengajar SMPN, MTsN, MAN dan SMAN mempu-
nyai kewajiban mengajar dalam seminggu 18 jam. Jika ada guru yang kekurangan jam pelajaran dari kewajibannya, maka guru tersebut akan diberikan tugas tambahan sebagai guru piket, pengelola perpustakaan, mata pelajaran KTK, muatan lokal, pengelola koperasi atau
tuhkan guru adalah SMAN Krueng Baruna Jaya 15 orang , SMAN Ingin Jaya 13 orang, SMAN Pulo Aceh 10 orang, SMAN Leupung dan SMA lndrapuri masing-masing enam orang.
Guru mata pelajaran yang paling banyak dibutuhkan di SMAN Kabupaten Aceh Besar adalah Sosiologi 15 orang, Tata Negara 14 orang, Geografi ll orang, Komputer ll orang. Berdasarkan beban mengajar rata-rata gu-
ru, setelah data diolah maka terjadi kelebihan dan kekurangan guru terhadap mata pelajaran tertentu. SMAN yang paling banyak kelebihan
guru adalah SMAN Krueng Baruna Jaya 15 orang, SMA Jantho 13 orang dan SMAN Peukan Bada 12 orang. Guru mata pelajaran yang banyak kelebihan adalah Ekonomi 18 orang, Kimia 15 orang, Biologi 15 dan Fisika 14. Sedangkan SMAN yang kekurangan guru paling banyak adalah SMAN Ingin Jaya 10 orang, SMAN Seulimum dan SMAN Krueng Barona Jaya masing-masing lima orang. Guru mata pelajaran yang banyak kekurangan adalah agama tujuh orang, geografi lima orang, pendidikan se-
l3r
lfacana Kepenrlidikan, Vol. 8, No. 3 Septembet 2007, 135-139
ni lima orang, komputer dan matematika
ma-
sing-nasing empat orang guru.
Profil guru MTsN Hasil penelitian mengenai profil guru MTsN di Kabupaten Aceh Besar dapat dikemukakan bahwa jumlah MTsN di Kabupaten Aceh Besar sebanyak tujuh buah. Dari jumlah MTsN tersebut satu di antaranya terkena bencana tsunami yaitu MTsN Lhoknga. Dari 116 orang guru, tiga guru berijazah tingkat pascasarjana, 61 guru memiliki ijazah tingkat sarjana,25 guru memiliki ijazah sarjana muda atau D3, 17 guru memiliki ljazahD'2 dan l0 guru memiliki ijazah D-1. Dari jumlah tersebut guru tidak tetap sebanyak 48 orang dan 68 orang lagi sebagai guru tetap. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada MTsN yang membutuhkan guru mata pelajaran tertentu. MTsN yang paling banyak membutuhkan guru adalah MTsN Indrapuri 6
orang, disusul MTsN Lhoknga, MTsN Tungkop, MTsN Kuta Baro dan MTsN Montasik masing-masing membutuhkan guru empat guru. Guru mata pelajaran yang sangat dlbutuhkan adalah guru muatan lokal lima orang, KTK lima orang dan Pendidikan Seni 4 orang.
Berdasarkan beban mengajar rata-rata guru, setelah data diolah maka terjadi kelebihan dan kekurangan guru terhadap mata pelajaran tertentu.
MTsN yang paling banyak kelebihan
Dari jumlah tersebut guru tidak tetap sebanyak 47 orang dan 89 olang lagi sebagai guru tetap. Berdasarkan data jujuga menunjukkan bahwa ada MAN yang tidak mempunyhi guru
mata pelajaran tertentu. Adapun MAN yang paling banyak butuh guru adalah MAN Montasik sebanyak sembilan orang dan MAN Sibreh delapan orang. Guru mata pelajaran yang paling banyak dibutuhkan adalah komputer, geografi, KTK, binpen dan bahasa asing masing-mdsing membutuhkan empat orang guru Dari beban rnengajar guru pada masing-
masing sekolah, maka pada MAN Indrapuri terjadi kelebihan guru PPKn satu orang dan guru ekonomi tiga orang. Pada MAN Darirssalam terjadi kelebihan guru bahasa Inggris sa' tu orang. Pada MAN Kuta Baro terjadi keleblhan guru PPKI satu orang dan guru sejarah satu orang guru. Sedangkan kekurangan guru tedadi pada guru matematika saru orang. ekonomi satu orang, geografi satu orang dan pendidikan seni satu orang. pada man montasik tejadi kdlebihan guru ekonomi satu orang. Pada MAN Sibreh terjadi kelebihan guru PPKn saiu orang. guru pendidikan jasmani satu orang. Kekurang guru terjadi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, fisika satu orang dan biologi satu orang. Pada MAN Cot Gue terjadi kelebihan guru sejarah satu orang dan kekurangan guru agama satu orang.
guru adalah MTsN Tungkop enam orang, MTsN
lndrapuri tiga orang dan MTsN Cot Gue tiga orang. Guru mata pelajaran yang paling banyak lebih adalah guru agama tiga orang dan guru bahasa Ingggris tiga orang. Sedangkan kekurangan guru hanya terjadi pada MTsN Lhoknga sebanyak dua orang yaitu bahasa Inggris dan agama.
Profil guru MAN Hasil penelitian mengenai profil guru MAN di Kabupaten Aceh Besar dapat dijelaskan bahwa jumlah MAN di Kabupaten Aceh Besar sebanyak enam buah. Dari jumlah MAN tersebut tidak ada di antaranya yang terkena bencana tsunami. Dari 136 orang guru, tidak ada guru yang mempunyai ijazah tingkat pasca sarjana, 126 guru memiliki ijazah tingkat sarjana dan l0 guru ijazah sarjana muda atau D3. 138
Profil guru SMP Hasil penelitian mengenai profil guru MAN di Kabupaten Aceh Besar memperlihatkan jumlah SLTPN di Kabupaten Aceh Besar sebanyak 44 buah. Dari jumlah SLTPN tersebut 15 di antaranya terkena bencana tsunami.
Dari 1030 orang guru, tidak ada guru yang mempunyai ijazah tingkat pasca sarjana, 622 guru memiliki ijazah tingkat sarjana,256 guru ijazah sarjana muda atau D3, 61 guru memiliki ijazah D-2 dan 91 guru memiliki'ijazah D- l. Dari jumlah itu guru tidak tetap 253 orang dan 777 oranglagi sebagai guru tetap. Selain itu dapat dilaporkan bahwa ada SMPN yang tidak mempunyai guru mata pelajaran tedentu. SMPN yang paling ba-nyak membutuhkan guru adalah SMPN 5 Selimum dan SMPN 2 Pulo Aceh masing membutuhkan
Kabupaten Aceh Besar Amirullah dan Muhammad lazas: Prolil tenaga kependidikan di delapan orang guru. SMPN 1 Lhoknga lima orang, SMPN 2 Lhoknga dan SMPN 1 Peukan Bada masing-masing empat orang guru Guru mata pelajaran yang sangat dibutuhkan adalah ninpen:i orang, muatan lokal 24 orang, seni 2l orang dan geografi 13 orang. Berdasarkan beban mengajar rata-rata guru, setelah data diolah maka terjadi kelebihrn dan kekurangan guru terhadap mata pelajaran tsrtentu. SMPN yang paling banyak kelebihan guru adalah SMPN 2 Darul Imarah 14 orang, SUpN t Baitussalam 13 orang, SMPN 2 Indrapuri dan SMPN 2 Montasik masing-masing 12 orang. Guru mata pelajaran yang paling banyak lebih adalah guru ekonomi 28 orang, bioiogi 26 orang, matematika 23 orung dan fisika 22 orcng. Kekurangan guru terjadi pada SMPN I Jantho, SMPN I Seulimum, SMPN 1 Kuata makmur yang masing-masing tiga orang guru' Guru maia pelajaran yang paling banyak kekumganan adalah agama sebanyak empat orang'
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaku-
kan dapat disimpulkan bahwa (1) Dari 737 orang guru SLTA Negeri terdapat 185 orang
berbagai SLTP dan SLTA Kabupaten Aceh Besar, sehingga ada sekolah yang membuiuh-kan atau kekurangan guru mata pelajaran tertentu
sementara si sekolah lain terjadi kelebihan guru terhadap mata pelajaran tersebut.
Daftar KePustakaan Adam, A.M. (2005). Pasca gempa dan tsuna- . mi, pendidikan aceh kembali ke zaman batu Serambi Indonesia. Sabtu 19/3-2005, hal 2. (2005). Direkrut 1000 guru Pengganti. Serumbi Indonesia. Jumat 25 Februari 2005. Hal 1 Bappeda Aceh. (1989). Aceh dalam angka fibs. nappeda dan kantor Statistik. Daerah Is.
timewa Aceh Beeby, C. F. (19?9). Pendidikan di Indonesia, penilaian dan pedoman perencanaan BP3K' Jakarta.
Napis, B & Anwar Tajib. (1992). Tenaga keperencanaan, pengadaan, pepindidikan 'ngangkatandan dan pelatihan Makalah Kunci pidakonvensi Nasional Penddiikan Indonedia II, 4-8 Pebruari. Medan. Niswanto. (1990). Perencanaan kebutuhan guru dan implikasinya terhadap sistem penerimaan mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar' Jurnal Mon Mata. No 39 September 2000'
gurulidak tetap dan dari I 146 orang guru SLTP t-erdapat 301 orang guru tidak tetap; (2) Dari hal. 737 orang guru SLTA Negeri terdapat tiga A. (1992). Hasil penelitian tentang tenaPasau, guru ijazah orang guru berijazah 32, 685 orang dan program pendidjlal ga kependdiikan sarjana dan 49 orang guru berijazah D-3 Sedikembangkan dan dilak' ini |ang'selama 'sanikan dangkan dari 1146 orang guru SLTP Negeri Sulawesi Selatan) Ma' (Studi Kasus terdapat 3 orang guru berijazah 52, 683 orang pada Konvensi Nasional Penkalah Undangan guru berijazah sarjana, 281 orang guru berijadidikan Indonesia II, 4-8 Pebruari, Medan zahD-3,78 orang guru berijazah D-2, l0l guru Suryadi, A. (1988)- Proyeltsi' penawaran Suru berijazah D-l; (3) SLTA yang paling banyak sekolah dasar dan sekolah menengah- Makamembutuhkan adalah SMAN I Krueng Barona lah disampaikan pada Seminar Nasional PenJaya, yang kekurangan guru paling banyak didikan Indonesia. Bandung. uaututt'SlfeN 1 Ingin Jaya dan yang paling Tobing, Parlutuihan. (l 978). Statistik pendidik' banyak kelebihan guru adalah SMAN 1 Krueng an di lingkungan P dan K. Buku II BP3K JaBarona Jaya. Sedangkan pada tingkat SLTP karta. guru adalah yang -SUiNpaling banyak membutuhkan Pulo Aceh' Yoenous, A. (1992). Masalah tenaga kependiS Seulimum dan SMPN 2 dikan. Makalah utama disampaikan pada Sepaling banyak kekurangan guru yang SLTP minar Nasioanl Pendidikan Indonesia. Pendiadalah SMPN 1 Jantl,o dan yang paling keledikan Indonesia II, 4-8 Pebruari, Medan bihan guru adalah SMPN 2 Darul Imarah; dan (a) Terjadi ketimpangan penempatan guru di
139
.