PEMBUATAN FILM HARIMAU TERAKHIR DENGAN TEKNIK PENGGABUNGAN ANIMASI 3D DAN LIVE SHOOT
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh B. Dody Anggoro Kp 09.12.4056
kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2013
i
FILM MAKING OF HARIMAU TERAKHIR WITH TECHNIQUES COMBINING 3D ANIMATION AND LIVE SHOOT
PEMBUATAN FILM HARIMAU TERAKHIR DENGAN TEKNIK PENGGABUNGAN ANIMASI 3D DAN LIVE SHOOT Amir Fatah Sofyan Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT In line with the progress teknolohi computer, media information and entertainment will also be more advanced. In the operation of entertainment and information media takes an interest in its application, one with the film media. Therefore, the film industry in the country now have to be more innovative and creative in providing useful impressions-impressions, educate, entertain, and simultaneously providing accurate information to the public. And to begin with, the producers should pay attention to the progress of motion picture film to make it more attractive and tend to be monotonous. The film industry is now less likely to be more bold in making a film concept that is different from most movies that are made by the film industry in Indonesia. They tend to be part of it in conceptualizing. This is attested by the emergence of various types of film whose story is only monotonous course, could not be separated from the theme of horror and sex. With such circumstances, the main goal of the film tends to be ignored, such films should be entertaining, educating, and rewarding. Therefore, do not be surprised if the film industry in Indonesia tend to degenerate cinema worldwide. Because the producers of the film is less bold in making a breakthrough film that is different from the others. In this thesis, the author tries to make a film in which the process of information, entertainment and the benefits of being a major factor in making this film. The authors would like to try to give a fresh feel of the film industry. In the film is also the author tried to use the most sophisticated technology available, such as the use of visual elements and effects of combined 3D animation. Software used in the making of this film is the Adobe Premiere Pro CS5 to combine inter video, Adobe After Effects CS4 to create a wide range of visual effects, 3DS Max to create models that will be put in the video, and Adobe Audition for sound and clear vocals. Keywords : Incorporation of film animation techniques, Animated film, Special visual effects
ii
1. Pendahuluan
Perkembangan film di Indonesia kini mulai pesat. Genre film action yang mulai bermunculan di dalam negeripun telah membuat film dengan menggunakan teknik animasi 3D. Kebanyakan dari para produsen film di dalam negeri menggabungkan antara 1
animasi 3D dengan live shoot, walaupun dari segi kuantitas masih sedikit , yaitu hanya sekitar 3 jenis film yang mengandung unsur animasi selama 5 tahun terakhir ini (20072011). Namun kedepannya film action jenis ini dapat semakin berkembang bahkan menjadi gaya baru perfilman di Indonesia. Dengan kenyataan bahwa sedikitnya karya film baik itu animasi murni maupun animasi yang digabungkan dengan live shoot yang telah di produksi di dalam negeri, maka penulis mencoba untuk sedikit memberikan ide menyangkut tentang perfilman yang menggunakan teknik penggabungan animasi 3D dengan live shoot. Film yang akan penulis buat ini lebih banyak menampilkan adegan laga atau lebih tepatnya memiliki genre action yang dibumbui dengan spesial efek khusus dan juga dengan sedikit sentuhan animasi 3D. Maka dari itu, untuk semakin mendukung keberadaan film dengan teknik animasi 3D dan live shoot di Indonesia, penulis mencoba membuat karya film sederhana berjudul "Harima Terakhir" dengan teknik penggabungan animasi 3D dan live shoot menggunakan 3D Studio Max dan After Effects. Film yang akan penulis coba buat ini menceritakan tentang sepasang sahabat yang keduanya memiliki kekuatan yang sama, dan karena suatu peristiwa tertentu persahabatan yang sudah mereka jalin eratpun teruji. Salah satu dari mereka berwatak keras dan egois, selalu mencari-cari masalah dan suka berkelahi. Akhirnya mereka berpisah dan justru berbalik menjadi musuh yang diharuskan bertarung antara satu dengan
yang
lain.
Dalam
suatu
pertarungan,
mereka
masing-masing
saling
menggunakan seluruh kekuatan mereka, hingga pada akhirnya salah satu dari mereka kalah dan meninggal.
2. Landasan Teori
2.1 Sejarah Multimedia dan Film Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. Pertunjukkan multimedia mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukkan. Sistem multimedia dimulai pada akhir 19801
Berdasarkan data dari "http://filmindonesia.or.id/movie/title/list/animation#.T5g-WtVCQuc", yang diakses tanggal 27 April 2012.
3
an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan video adhapter card bagi PS/2. Citra visual dapat dimasukkan ke dalam sistem dari paket perangkat lunak yang menyatukan digital, dan dari kamera video, pita dan piringan video, dan scanner optik. Input audio dapat dimasukkan melalui mikrofon, pita kaset, dan 2
compact disk . Trend dunia hiburan saat ini membawa banyak perubahan, terutama dalam bidang multimedia. Dunia perfilman kini menjadi sorotan banyak publik, karena kebanyakan film itu mewakili budaya dari setiap bangsa.
2.2 Jenis Film Secara umum film dapat dibagi menjadi empat jenis, yakni: dokumenter, film 3
pendek, film panjang, dan film jenis lain . 1. Film Dokumenter 2. Film Pendek 3. Film Panjang 4. Film-Film Jenis Lain
2.3 Pengertian Animasi Animasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to animate yang berarti menghidupkan atau memberi jiwa dan menggerakkan benda mati (Wojowasito 1997). Animasi merupakan proses membuat objek yang asalnya suatu benda mati secara berurutan dalam posisi yang berbeda seolah-olah hidup. Animasi juga merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilustrasi gerakan pada gambar yang ditampilkan. Animasi dipandang sebagai suatu hasil proses dimana obyek-obyek yang digambarkan atau divisualisasikan tampak hidup. Dengan demikian animasi tidak semata-mata hanyalah menggerakkan, tetapi juga memberikan suatu karakter pada obyek-obyek yang akan dianimasikan. Dimana obyekobyek animasi tidak hanya bersifat perubahan gerak, tetapi lebih dari pada itu, mood, 4
emosi, watak tidak jarang dimasukkan sebagai suatu pengembangan karakterisasi .
2
Suyanto, M.2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.Yogyakarta:Andi Offset.Hal 19-20 3 Nungky, O.Carm. 2008. Cinematography.[e-book] www.google.com/url?sa=t&rct=j&q= cinematography%20menurut%20nungky. Diakses tanggal 05 Mei 2012. 4 Zaharudin G Djalel, Edi Purwantoro, Demi Dasmana.2007.3D Animation Movie Using 3D Studio Max.Bandung:Informatika.Hal 5-6
4
2.4 Jenis-Jenis Teknik Animasi 2.4.1 Film Animasi Dwi-Marta (Flat Animation) Disebut juga jenis film animasi gambar, sebab hampir semua jenis obyek animasi melalui runtun kerja gambar. 2.4.2 Film Animasi Tri-Marta (Object Animation) Secara keseluruhan, jenis animasi tri-marta menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi dwi-marta, bedanya obyek animasi yang dipakai dalam wujud tri-marta. Dengan memperhitungkan, karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya, dan ruang. Tidak seperti jenis film animasi gambar, bebas melakukan berbagai gerakan yang diinginkan.
2.5 Pengertian Live Shoot Live shoot dapat diartikan sebagai teknik pengambilan gambar bergerak secara langsung. Live shoot juga dapat dikatakan sebagai video shooting di mana dalam pengerjaannya diperlukan editing untuk menyempurnakan hasil shooting. Pengertian live shoot itu sendiri adalah serentetan perekaman tentang orang-orang, atau makhluk hidup lainnya, paling tidak ada satu atau lebih karakter yang diperankan oleh seseorang atau beberapa orang yang kemudian menciptakan suatu adegan yang dramatik, yang dipadu dengan kejadian dramatik lainnya dan disusun pada suatu proses editing, dan semuanya ini apabila disatukan dapat menciptakan sebuah alur cerita yang bisa membuat penontonnya terhanyut.
2.6 Kebutuhan Sumber Daya Manusia 1. Produser 2. Sutradara 3. Scriptwriter/Screenwriter 4. Storyboard Artist 5. Editor 6. Sound Editor 7. Talent
2.7 Peralatan Dasar Dalam Pembuatan Film 1. Kamera 2. Tripod 3. Lampu 4. Michrophone/Head Set 5. Kamera Digital
5
6. Komputer 7. Kabel
2.8 Struktur Film 1. Shot 2. Scene 3. Sequence 2.9 Langkah-Langkah Dalam Pembuatan Film Terdapat tiga tahapan dalam memproduksi sebuah film, yaitu praproduksi, 5
produksi, dan pasca produksi . 1. Tahap Pra Produksi 2. Tahap Produksi 3. Tahap Pasca Produksi
2.10 Perangkat Lunak Yang Digunakan Perangkat lunak juga merupakan unsur utama dalam pembuatan film ini, karena perangkat lunak itu sendiri menjadi eksekusi terakhir saat editing setelah proses pengambilan gambar, oleh karena itu diperlukan beberapa perangkat lunak untuk membantu proses produksi. 2.10.1 Adobe Premiere Pro Adobe Premiere Pro merupakan software editing video dan juga merupakan sebagian dari Adobe Creative Suit, akan tetapi didalamnya dimungkinkan juga untuk membuat animasi layaknya animasi standar. Premiere Pro mendukung banyak kartu video editing dan plug-in untuk percepatan proses, tambahan mendukung format file, dan video/audio efek. Pada umumnya Adobe Premiere Pro memang sering digunakan untuk mengedit suatu movie, tetapi dapat juga menggunakan perangkat lunak ini untuk membuat suatu desain iklan digital untuk memenuhi kebutuhan dunia periklanan audio visual.
2.10.2 Adobe After Effects Adobe After Effects adalah software yang sangat profesional untuk kebutuhan motion graphic design. Dengan perpaduan dari bermacam-macam software design yang telah ada, Adobe After Effects menjadi salah satu software design yang handal. Standart effects yang mencapai sekitar 50 macam lebih, yang sangat bisa untuk mengubah dan menganimasikan obyek. Disamping itu, 5
M.Suyanto. 2004. Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran.Yogyakarta:Andi Offset.Hal 201
6
membuat animasi dengan Adobe After Effects juga bisa dilakukan dengan hanya mengetikkan beberapa kode script yang biasa disebut expression untuk menghasilkan pergerakan yang lebih dinamis.
2.10.3 3D Studio Max 3D
Studio
Max
adalah
sebuah
software
yang
dikhususkan
dalampermodelan 3 dimensi ataupun untuk pembuatan animasi 3 dimensi. Selain terbukti andal untuk digunakan dalam pembuatan onyek 3 dimensi, 3ds Max juga banyak digunakan dalam pembuatan desain furnitur, konstruksi, maupun desain interior. Selain itu, 3ds Max juga sering digunakan dalam pembuatan animasi atau film kartun.
2.10.4 Adobe Audition 3.0 Adobe Audition merupakan suatu program yang digunakan untuk merekam, mengedit suara dalam bentuk digital yang berbasis windows. Program ini dilengkapi dengan modul-modul efek suara seperti Delay, Echo, Pereduksi Noise/Hiss, Reverb, Pengatur Tempo, Pitch, Graphic dan Parametric Equalizer.
3. Analisis
3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fasefase awal pengembangan sistem. Analisis sistem merupakan suatu teknik dalam memecahkan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk 6
mencapai tujuan . Tahap analis sistem dilakukan setelah perancangan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang sangat penting, karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan ditahap berikutnya.
6
Hanif Al Fatta.2007. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi Offset.Hal 44
7
3.1.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan aktivitas ilmiah untuk mengidentifikasi faktor - faktor pendukung yang dibutuhkan dalam proses pembuatan suatu film, baik itu film pendek maupun film panjang sekalipun. 3.1.1.1 Kebutuhan Sumber Daya Manusia Proses produksi sendiri biasanya dikerjakan oleh tim yang terdiri dari penulis naskah (scriptwriter), pengarah seni (art director), produser, sutradara, kadang - kadang ditambah komposer musik, dan koreografer. Pada banyak produksi film, kebutuhan yang paling penting adalah memilih seorang sutradara, karena sutradara yang mengontrol dan mengatur dialog dan berbagai adegan di depan kamera dan sekaligus bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang telah ditulis dalam 7
naskah atau storyboard dari produser . 3.1.1.2 Kebutuhan Hardware dan Software Berhubungan dengan semua kebutuhan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan film pendek ini. Perangkat keras tersebut meliputi komputer PC, kamera, lighting, dan microphone.
3.2 Rincian Anggaran Dana Berikut adalah rincian anggaran dana yang dibutuhkan dalam proses pembuatan film pendek Harimau Terakhir : a. Sewa kamera DSLR selama 2 hari
: Rp 500.000,-
b. Wardrobe
: Rp 70.000,-
c.
: Rp 150.000,-
Property
d. Mini DV sebanyak 2 buah
: Rp 80.000,-
e. Perijinan
: Rp 100.000,-
f.
: Rp 200.000,-
Transportasi
g. Fee talent
: Rp 300.000,-
h. Konsumsi
: Rp 380.000,-
i.
: Rp 200.000,-
Lain-lain
Total anggaran dana
: Rp 1.980.000,-
7
Suyanto, M. 2004.Analisis Dan Desain Aplikasi Untuk Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 232.
8
3.3 Pra Produksi 3.3.1 Membuat Cerita Cerita yang akan penulis angkat adalah sebuah film pendek berjudul "Harimau Terakhir" yang dibuat dengan menggunakan teknik penggabungan animasi dan liveshoot. Cerita ini mengisahkan tentang persahabatan antara dua sahabat yaitu Alex dan Rama yang karena suatu sebab tertentu malah justru akhirnya menjadi musuh. Film yang bergenre action ini merupakan kisah cerita yang ringan dan tidak membutuhkan tenaga banyak untuk memikirkan konflik yang terjadi seperti halnya film dokumenter.
3.3.2 Diagram Scene DIAGRAM SCENE HARIMAU TERAKHIR
Alex merasa sakit hati
Alex dan Rama selalu pergi bersa
Alex dan Rama tersa mbar petir
Persahabatan, egoisme, sifat dendam
Karya: Dody Anggoro
Alex berse nggol an denga n
Alex berke lahi denga n pemu d
Rama kemb ali melih at pertar
Alex mara h kepad a Rama
Shant y pacar Rama diculi k l h
Rama bertar ung denga n Alex
Alex dan Rama adalah teman dekat yang selalu Persahaba tan dan dendam
Alex dan Rama mendapati ada sesuatu
Rama melerai pertarunga n Alex
Gambar 3.1 Diagram Scene
9
Alex merasa dendam dengan
Alex kalah dan Rama berhasil
Seperti standar yang ada dalam film Holywood, dalam sebuah cerita perlu didasarkan pada suatu diagram scene yang secara umum terdiri dari 3 8
babak, yaitu awal (25%), tengah (50%), dan akhir cerita (25%) .
3.3.3 Sinopsis Sinopsis sering diartikan sebagai pengembangan dari sebuah ide, 9
gagasan atau inspirasi menjadi sebuah alur cerita secara global .
3.3.4 Merancang Skenario Film Skenario merupakan serangkaian dialog yang harus di hafalkan oleh para talent, dan diperankan menurut gambaran yang ada dalam cerita.
3.3.5 Merancang Storyboard Storyboard memberikan kehidupan bagi script mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami. Di dalam storyboard juga akan memperlihatkan setiap adegan/scene secara mendetail dalam beberapa angel 10
kamera kepada semua orang (pekerja film) .
3.3.6 Merancang Shooting Script Shooting script dalam pembuatan film pendek Harimau Terakhir digunakan untuk menggantikan fungsi storyboard, dalam pembuatannya shooting script dilakukan proses pembagian setiap shootnya dan scenenya.
3.3.7 Casting Pemain dan Krew Dalam pembuatan film Harimau Terakhir ini juga diperhitungkan beberapa pemain yang akan digunakan. Para pemain sendiri juga berasal dari teman-teman penulis dan beberapa krew yang pernah ikut dalam pembuatan film sebelumnya. Sehingga dalam pengorganisasian baik para pemain ataupun krew film sendiri tidaklah terlalu sulit. Dalam pembuatan film sendiri terdapat 10 pemeran, yang terdiri dari 3 pemeran utama dan 7 pemeran pembantu.
8
M.Suyanto, dan Aryanto Yuniawan.2006.Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi Offset.Hal 25. 9 Enang Rokajat Asura.2005.Panduan Praktis Menulis Skenario Dari Iklan Sampai Sinetron. Yogyakarta:Andi Offset.Hal 96. 10 M.Suyanto, dan Aryanto Yuniawan.2006.Merancang Film Kartun Kelas Dunia.Yogyakarta: Andi Offset.Hal 45.
10
3.3.8 Character Development Mengelola suatu karakter berawal dari ciri-ciri yang sudah digambarkan sebelumnya oleh seorang director dari cerita film tersebut. Ciri-ciri ini kemudian diwujudkan oleh seorang character artist untuk dijabarkan secara umum, dan dari sudut tersebut timbul seperti pakaian yang dipakai, accesoriesnya, dan postur tubuhnya.
4. Pembahasan
4.1 Produksi 4.1.1 Lokasi Syuting Dari keseluruhan lokasi tersebut masing-masing memiliki jarak tempuh yang sangat dekat, sehingga efisiensi waktu dapat lebih dimaksimalkan. Sedangkan untuk lokasi yang agak jauh, seperti daerah Pakualaman. Dilakukan pengambilan gambar pada hari terakhir. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan syuting yang sederhana :
Tabel 4.1 Tabel jadwal kegiatan syuting Tanggal 28 Nopember 2012
Pukul 09.00 - 12.00
Lokasi Lokasi 4
Scene Scene 1 Scene 5
12.30 - 15.00
Lokasi 5
Scene 2
Lokasi 6
Scene 3 Scene 7
29 Nopember 2012
07.30 - 11.30
Lokasi 3
Scene 3 intercut
Lokasi 1 dan 2
Scene 4 Scene 6
30 Nopember 2012
12.00 - 14.00
Lokasi 7
Scene 4 intercut
09.00 - 11.00
Lokasi 8
Scene 8
4.1.2 Tata Suara Dalam
proses pembuatannya, ketidak
adanya mic boom
untuk
pengambilan suara terpaksa masih menggunakan microphone internal dari kamera itu sendiri.
11
4.1.3 Tata Cahaya Untuk mendukung pencahayaan, pada kamera DSLR Canon 550D yang dipakai, penulis hanya mengubah settingan ISO pada kisaran 200-400 tergantung pada kondisi cahaya matahari.
4.1.4 Tata Kostum Untuk pakaian yang dikenakan berasal dari pakaian para pemain sendiri. Dengan terlebih dahulu menyesuaikan di setiap scenenya. Dan selalu dicatat saat melakukan pergantian kostum, agar tidak terjadi kesalahan kostum di scene yang berurutan, karena proses syuting yang meloncat dari scene satu ke scene yang lain.
4.1.5 Tata Rias Tata rias sendiri dilakukan oleh salah satu pemain perempuan. Riasan yang sederhana dan tidaklah terlalu spesifik, dan hanya sebatas menghilangkan kotoran dan minyak di wajah, agar tidak terlalu tampak berminyak dikamera. Sehingga gambar yang dihasilkan bisa lebih maksimal dari segi pemainnya.
4.2 Pasca Produksi 4.2.1 Proses Editing 4.2.1.1 Pembuatan Objek Di 3D Studio Max Film Harimau Terakhir pada dasarnya adalah film pendek yang mengandung sedikit unsur animasi, yang biasa disebut juga sebagai penggabungan animasi 3D dan live shoot. Oleh karenanya perlu diberikan beberapa tambahan objek animasi yang dibuat dengan menggunakan 3Ds Max. Dalam kasus ini diberikan sebuah gedung dan retakan tanah yang telah di buat sebelumnya.
4.2.1.2 Editing Di Premiere Pro Proses selanjutnya adalah proses editing, dimana gambar yang sudah dipilah akan diurutkan berdasarkan urutan scenenya dan dilakukan beberapa pemotongan, pemberian efek, video transisi dan coloring serta pemberian backsound yang sesuai.
4.2.1.3 Editing Di After Effect Proses penggabungan video dengan objek 3D tidak hanya dilakukan di premiere, melainkan juga dilakukan di after effect. Animasi
12
3D baik dalam bentuk video maupun objek gambar dijadikan satu dengan video yang lain. Dalam hal ini video diberikan objek 3D retakan tanah dan animasi tanah yang hancur.
4.2.1.4 Proses Rendering Setelah semua video selesai di edit, termasuk penambahan visual efek dan sudah siap untuk dijadikan sebuah film yang dikemas dalam format avi ataupun mp4.
4.2.2 Review Hasil Editing Film pendek Harimau Terakhir yang telah selesai di render dan telah menjadi file video jadi segera diputar dan dilakukan review. Antara video dengan shooting script
dan storyboard di cocokkan. Hal ini dibutuhkan untuk
menghindari kesalahan, kekurangan ataupun eror (tidak bisa diputar) yang mungkin terjadi. Review film cukup dilakukan oleh seorang editor saja (penulis sendiri).
4.2.3 Evaluasi Setelah dilakukan proses review secara perorangan, maka hasil film Harimau Terakhir yang telah jadi tersebut diputar kembali dan juga di tonton bersama-sama oleh para krew dan tallent. Kemudian dilakukan evaluasi bersama pada film pendek Harimau Terakhir ini, segala jenis masukan dan koreksi terlontar dari masing-masing penonton. Tetapi secara keseluruhan para krew dan tallent tampak cukup tertarik dengan hasilnya.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, mulai dari proses perumusan masalah hingga pada tahap pasca produksi yang penulis lakukan dalam penulisan skripsi ini, bahwa dapat ditarik kesimpulan penting dalam kaitannya pembuatan film pendek Harimau Terakhir dengan penggabungan animasi 3D dan live shoot sebagai berikut : 1. Dalam pengerjaannya, proses mendisain objek 3D harus sesuai dengan kondisi syuting saat dilokasi. 2. Persiapan yang matang sangatlah penting, terutama pada peralatan (greenscreen), untuk mendukung proses syuting.
13
3. Keseluruhan proses editing film live shoot pada dasarnya sama dengan proses editing film pendek pada umumnya, hanya saja diberikan tambahan sedikit objek 3D dalam beberapa videonya. 4. Biaya
yang
dikeluarkan
untuk
pengerjaan
film
pendek
dengan
penggabungan animasi 3D dan live shoot "Harimau Terakhir" ini cukup besar. 5. Agar tidak terjadi perbedaan kualitas pada gambar serta perbedaan warna dalam setiap shootnya, maka digunakan beberapa kamera yang sama dengan setingan yang juga sama. Dalam kasus pembuatan film pendek ini menggunakan 2 kamera DSLR.
5.2 Saran Untuk
memproduksi
sebuah
film
pendek,
dan
juga
sebagai
bahan
pertimbangan bagi para pembaca yang akan terjun dibidang broadcasting, untuk itu penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Dalam memproduksi sebuah film pendek terlebih lagi dengan memberikan animasi 3D didalamnya, diperlukan persiapan yang matang agar film yang dihasilkan dapat diterima oleh setiap orang yang menontonnya. 2. Mengetahui peralatan apapun yang digunakan, sehingga pada saat memasuki proses produksi atau pengambilan gambar, tidak ada alat yang tertinggal atau kurang, terutama untuk layar pendukungnya (greenscreen). 3. Usahakan untuk selalu terus belajar dan mencoba sesuatu yang baru dalam sebuah produksi, jadi semakin banyak karya yang dihasilkan, maka semakin luas pengetahuan kita dalam dunia broadcasting.
Daftar Pustaka M. Suyanto. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset.
Fandi. 2010. After Effects for Special Effects Movies. Palembang: Maxicom.
Helmut Gernsheim. http: //www. hrc. utexas. edu/ exhibitions /permanent /wfp/ heliography .html. Diakses tanggal 13 Mei 2012.
Fayreza Daniel. 2011. http://www.dailysylvia.com/must/bollywood-story. Diakses tanggal 05 Mei 2012.
14
M. Suyanto, Aryanto Yuniawan. 2006.Merancang Film Kartun Kelas Dunia.Yogyakarta. Andi Offset.
Nicky Sebastian.2011. http://www.mindtalk.com. Diakses tanggal 06 Mei 2012.
M.Suyanto.2004.Analisis
Dan
Desain
Aplikasi
Multimedia
Untuk
Pemasaran.Yogyakarta:Andi Offset.
Hanif Al Fatta.2007.Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern.Yogyakarta:Andi Offset.
Enang Rokajat Asura.2005.Panduan Praktis Menulis Skenario Dari Iklan Sampai Sinetron.Yogyakarta:Andi Offset.
Bambang Supriyadi.2010.Unsur-Unsur Pembentuk Film. Makalah tidak diterbitkan.
Zaharudin G Djalel, Edi Purwantoro, Demi Dasmana.2007.3D Animation Movie Using 3D Studio Max.Bandung:Informatika.
HR, Widada. 2012. Cara Mudah Desain Animasi Menggunakan 3DS MAX Untuk Pemula dan Tingkat Lanjut. Yogyakarta: Gava Media.
Pranowo, Galih. 2010. 3D Studio MAX 2010 Dasar dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Fatah Amir, Purwanto Agus. 2008. DIGITAL MULTIMEDIA: Animasi, Sound Editing, & Video Editing. Yogyakarta: Andi Offset.
O Carm, Nungky. 2008. Cinematography. Jember: SMAK ST. Paulus. Bayu. 2008. Langkah Membuat Skenario Film. http://bayumobile.wordpress.com /2008/01/18/ langkah-membuat-skenario-film/. Diakses pada tanggal 22 April 2012.
Sinematografi UNAIR. 2011. Langkah-Langkah Sederhana Membuat Skenario Film. http://sinematografiunair.blogspot.com/2011/08/langkah-langkah-sederhana membuat.html. Diakses pada tanggal 22 April 2012.
15
-