Pemberdayaan Oleh Lentera Anak Bali Terhadap Tukang Suwun Anak di Pasar Badung Denpasar Bali Diah Alit Sunantri, Imron Hadi Tamim, Ketut Sudhana Astika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email:
[email protected]
ABSTRACT
Parents inability toward environment condition in their place of origin made them allowed the children to work as tukang suwun in Badung Market. This condition makes Lentera Anak Bali Foundation empowering the children who work as tukang suwun. The aim of this research is to describe the process, understanding and analyze the empowerment impact of children as tukang suwun. Empowerment process is being analyzed with empowerment theory by Parsons. Qualitative method with descriptive approach is used in this research. The result of research shows that empowerment of children as tukang suwun conducted by using mezzo approach of Parsons theory. The empowerment of mezzo approach is utilized to the group of children as tukang suwun by joint program with SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) as government institution who educate functional literacy and entrepreneur literacy. The education and training are used as a strategy of empowerment by Lentera Anak Bali with SKB. The type of education and traning given is informal education and skill traning. The empowerment impact has seen from several changes of the children tukang suwun. Those changes can be seen by physical condition (such as cleanness and healthiness), behavioral (attitude in language used, politeness is increasing than before) although SKB had incharge financially however, the capability of children as tukang suwun unseen in their live skills. Keywords: Children as Tukang Suwun, Empowerment, Lentera Anak Bali Foundation (LAB)
1. PENDAHULUAN
hidup lebih baik. Ketidakberdayaan ini juga
Keadaan alam wilayah Muntigunung
membuat para orang tua beserta anaknya
dan Pedahan tergolong wilayah tandus,
pergi ke Denpasar untuk mencari pekerjaan.
musim kemarau yang panjang, tanah kering
Akibat
berpasir dan berbatu (akibat letusan Gunung
membuat sebagian orang tua merelakan
Agung). Selain kondisi lahan pertanian yang
anak-anaknya untuk pergi ke Kota Denpasar.
kering, potensi alam yang ada hanya galian C
Keberadaan anak-anak yang berasal dari
dari
ketidakberdayaan
Desa
2013:4). Keadaan geografis yang kurang
Badung dan bekerja sebagai tukang suwun
menguntungkan
penduduk
mengundang keprihatinan masyarakat yang
disana tidak berdaya. Sehingga mereka pergi
melihatnya. Sekelompok orang kemudian
ke Kota Denpasar dengan harapan dapat
membentuk sebuah yayasan dengan nama
membuat
1
Karangasem
di
juga
berupa pasir dan batu lahar (Sadia dkk, ini,
Pedahan,
ini
Pasar
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB). Yayasan
Penelitian
Itsnaini
(2010),
ini kemudian mendirikan sanggar, dengan
keberadaan Rumah Singgah Kawah telah
nama Sanggar Belajar Lentera Anak Bali
memberi pengaruh yang besar bagi anak-
(LAB) di Lantai IV Pasar Badung. Dengan
anak jalanan di sekitar Rumah Singgah.
melihat kondisi tukang suwun anak-anak
Rumah Singgah bagi anak-anak jalanan
Yayasan
mencapai
Lentera
Anak
Bali
(LAB)
pada
tujuannya,
yaitu
untuk
memberdayakan tukang suwun anak-anak di
membentuk kembali sikap dan perilaku anak
sanggar
permasalahan
yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
yang muncul kemudian adalah tidak semua
yang berlaku di masyarakat dan memberikan
tukang suwun anak-anak bersedia mengikuti
pendidikan dini untuk pemenuhan kebutuhan
pemberdayaan.
anak
tersebut.
Namun
dan
menyiapkan
masa
depannya
sehingga menjadi masyarakat yang produktif. Penelitian
2. KAJIAN PUSTAKA Purwati
Berbagai usaha dapat dilakukan dalam
proses
Oktaviany Akar
pembelajaran.
melalui
yang
bahwa
dilakukan
Rumah
memberdayakan anak binaan dilihat dari aspek partisipasi dan kemandirian. Partisipasi
tindakan
Pembelajarannya
menyebutkan
Era
Rumah Sahabat Anak Puspita sudah mampu
(2012),
pemberdayaan yang dilakukan Sanggar Anak
dari
Sahabat Anak Puspita. Pemberdayaan di
seseorang maupun sekelompok orang. Menurut
(2010)
pemberdayaan
memberdayakan
selanjutnya
anak terlihat dari bagaimana anak ikut terlibat
tidak
dalam
berbeda dengan sekolah formal hanya
proses
saja anak-anak ini juga belajar musik
menikmati hasil. Pemberdayaan anak jalanan
serta keterampilan sehingga nantinya
di Rumah Sahabat Anak Puspita pada
mereka dapat menyalurkan bakat dan
akhirnya
bimbingan
evaluasi,
merubah
anak
serta
binaan
hasil
penelitian
penelitian sebelumnya meneliti anak-anak jalanan, namun dalam penelitian ini penulis
pendidikan seperti pendidikan anak usia (PAUD),
akan
keputusan,
sebelumnya dengan penelitian ini adalah
memberikan
pemberdayaan berupa program-program dini
pelaksanaan,
Perbedaan
Berbeda dengan Prakarsa (2011), HUMUS
pengambilan
terutama perilaku mereka.
keterampilan yang mereka miliki. LSM
proses
meneliti anak-anak yang bekerja sebagai
belajar,
tukang suwun. Konsep
yang digunakan
pendidikan kesetaraan paket A, B, dan
dalam penelitian ini adalah pemberdayaan
C, pendidikan keagamaan, beasiswa
dari Suharto (1997), dimana pemberdayaan
sekolah formal, konseling anak dan
menunjuk
keluarga dan kesenian.
khususnya
2
pada kelompok
kemampuan rentan
dan
orang lemah
Teori
4.1 Tukang Suwun Anak-Anak dan
pemberdayaan dengan pendekatan mezzo
Kemunculan Tukang Suwun Anak-
dari Parsons digunakan untuk menganalisis
Anak
(dalam
Suharto,
2009:58).
proses pemberdayaan tukang suwun anak-
Orang Tua dari tukang suwun anak-
anak yang dilakukan Yayasan Lentera Anak
anak tidak berpendidikan. Dengan tidak
Bali (LAB). Dimana menurut Parsons (1994)
berpendidikan
pemberdayaan menekankan bahwa orang
baik. Sehingga ayah mereka (tukang suwun
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang 2013:49).
(dalam
anak-anak) ada yang bekerja sebagai buruh
Anwas,
Pemberdayaan
bangunan dan buruh cengkeh. Sedangkan
dengan
ibu mereka bekerja sebagai tukang suwun di
pendekatan mezzo adalah pemberdayaan terhadap
sekelompok
klien
bahwa
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi perhatiannya
menyadari
mereka tidak memiliki kemampuan apapun
memperoleh keterampilan, pengetahuan dan
menjadi
mereka
Pasar Badung Denpasar Bali. Penghasilan
(Suharto,
ayah
2009:66).
mereka
disesuaikan
tidak
dengan
menentu pekerjaan
karena saat
itu.
Penghasilan ibu beserta tukang suwun anakanak mencapai Rp 100.000-per hari. Orang
3. METODOLOGI PENELITIAN
tua dan tukang suwun anak-anak tinggal di
Penelitian ini menggunakan metode
rumah kost. Rumah kost mereka terletak di
kualitatif pendekatan deskriptif. Purposive
jalan Kusuma Bangsa dan Kusuma Dewa
digunakan
Denpasar. Kondisi fisik tukang suwun anak-
untuk
menentukan
informan.
Informan dengan karakteristik tertentu dalam
anak
penelitian ini adalah: (1). Pengurus dan Staf
memprihatinkan. Mereka terlihat tidak bersih
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB), (2).
dan mempunyai penyakit kulit. Perilaku dari
Tukang
tukang
Suwun
Anak-Anak
yang
dapat
sebelum
suwun
diberdayakan
anak-anak
sangat
sebelum
berkomunikasi dengan baik. (3) Ibu dari
diberdayakan
Tukang
maupun
berfokus, saling bertengkar, saling iri satu
perwakilan dari mereka. Teknik pengumpulan
dengan yang lainnya. Sedangkan dari tutur
data yang digunakan yakni, observasi non
bahasanya sangat tidak sopan. Selain itu
partisipan adalah seorang peneliti tidak akan
sebelum diberdayakan, tukang suwun anak-
masuk
tersebut
anak ini juga sudah terbiasa ditangkap oleh
semi
pihak keamanan seperti tramtib, karena
(Bungin,
Suwun
ke
Anak-Anak
dalam 2006:178),
masyarakat wawancara
terstrukutur, dan dokumentasi.
tidak
tertib,
tidak
dapat
mengemis. Pasar Badung menjad tempat bagi para ibu tukang suwun anak-anak
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
mencari pekerjaan karena hanya pasar ini
3
yang memberikan ijin untuk bekerja sebagai tukang suwun.
4.2 Peranan Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) Dalam Pemberdayaan Tukang Suwun Anak-Anak
1. Pengetahuan Tentang Kebersihan dan Praktiknya
Perhatian merupakan langkah awal
bersih dan memiliki penyakit kulit, membuat
Melihat kondisi mereka yang tidak
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) dalam mendekati
tukang
suwun
Yayasan
anak-anak.
memberikan
Kemudian yayasan ini juga mencari informasi
anak-anak
Bali (LAB) mengajak tukang suwun anakuntuk
belajar
di
Sanggar
diobati
tidak
yang dilakukan yayasan ini tidak sia-sia,
Lentera
dilakukan
oleh
Bali
(LAB)
Anak
tukang sama
suwun
anak-anak
adalah
jenis
dengan
SKB
(Sanggar
Kegiatan
Belajar) Kota Denpasar. SKB Kota Denpasar memberikan program Keaksaraan Fungsional
dan mereka tidak mengeluarkan biaya untuk
(KF) Tingkat Dasar terhadap tukang suwun
pendidikan tersebut. Peranan lainnya yang
anak-anak yang berlangsung pada tanggal
tukang
22 Pebruari sampai 20 Juli 2013. Program ini
suwun anak-anak dapat diketahui melalui pemberdayaan
sembarangan.
pendidikan informal. Yayasan ini bekerja
anak mereka harus mendapatkan pendidikan
program
sampah
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) terhadap
orang tua diberikan pengertian bahwa anak-
enam
membuang
Jenis pendidikan yang diberikan oleh
melakukan
pemberdayaan
kecil
2. Pendidikan
pendekatan terhadap orang tua mereka,
dalam
Hal-hal
bersih dari sebelum diberdayakan.
anak mereka mengikuti pembelajaran di
dilakukan
ini.
dari program ini adalah mereka terlihat lebih
dalam
anak-anak tidak menyetujui apabila anakyayasan
yayasan
khususnya kebersihan diri mereka. Dampak
Yayasan
yakni sebagian dari orang tua tukang suwun
Sehingga
oleh
mengetahui pentingnya menjaga kebersihan
dalam
pemberdayaan tukang suwun anak-anak,
sanggar.
merawat
Lentera Anak Bali (LAB) karena anak-anak ini
sudah terbiasa untuk mengikuti pembelajaran yang
untuk
Pengetahuan ini diberikan oleh Yayasan
karena saat ini tukang suwun anak-anak
peranan
diajarkan
seperti mencuci tangan sebelum makan dan
jam 11.00 sampai 13.00 siang. Tindakan
rintangan
tentang
individu terhadap tukang suwun anak-anak,
belajar di sanggar setiap hari jumat dan sabtu
Terdapat
pengetahuan
(LAB)
mengenai kebersihan juga diajarkan secara
yayasan ini mencari mereka untuk diajak
sanggar.
Bali
kebersihan diri dan penyakit kulit mereka
Belajar
Lentera Anak Bali (LAB). Selama satu bulan
di
Anak
kebersihan dan praktiknya. Tukang suwun
mengenai mereka. Yayasan Lentera Anak anak
Lentera
dilakukan di Sanggar Belajar Lentera Anak
sebagai
Bali (LAB). Dampak dari program ini adalah
berikut:
4
dari 44 anak binaan Yayasan Lentera Anak
belajar mengenai sikap yang benar saat
Bali (LAB), 30 anak sudah dapat membaca,
berdoa, belajar untuk disiplin saat menerima
menulis dan berhitung dengan baik.
pelajaran. Dampak dari program ini adalah
3. Pelatihan Keterampilan
tukang
Pelatihan
keterampilan
5. Tirta Yatra
Denpasar. Program yang diberikan yakni berlangsung
pada
Mandiri
tujuan
dan
agar
tukang
suwun
anak-anak
mengenal Pura-Pura yang ada di Bali.
Jenis
Tukang suwun anak-anak juga mendapatkan
keterampilan yang diajarkan yaitu membuat
pelajaran agama saat mengikuti Tirta Yatra.
gantungan kunci, sabun, aksesoris seperti
Selain itu, disamping mereka beribadah saat
(cincin, gelang dan jepitan rambut). Tidak
bertirta yatra, mereka juga dapat berkreasi.
terdapat dampak dari program ini, hal ini
Setiap tukang suwun anak-anak mengikuti
didasarkan karena tukang suwun anak-anak
program Tirta Yatra, mereka selalu diberikan
sampai saat ini masih melakukan aktivitas
pengarahan mengenai Pura yang sedang
menyuwun di Pasar Badung.
mereka kunjungi. Mereka juga diarahkan
4. Pendidikan Tentang Perilaku
untuk disiplin (tidak berbicara saat berada di
30
Nopember
23
Tirta Yatra ini dilakukan dengan
Agustus
sampai
tanggal
(KUM)
dapat
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB).
(LAB) juga bekerja sama dengan SKB Kota Usaha
sudah
menerima arahan dari pengurus dan staf
yang
diberikan oleh Yayasan Lentera Anak Bali
Keaksaraan
anak-anak
suwun
2013.
tempat suci). Dampak dari program ini adalah
Perilaku tukang suwun anak-anak
mereka sudah mengenal Pura-Pura yang ada
sebelum menjadi anak binaan Yayasan Lentera
Anak
Bali
(LAB)
di Bali, namun tukang suwun anak-anak
sangat
belum dapat merealisasikan pelajaran agama
memprihatinkan. Mereka berbicara yang tidak sopan
yang
dan berperilaku kasar. Sehingga
Yayasan
Lentera
Anak
Bali
6.Pengetahuan Mental
yang baik. Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) berperilaku
sopan
dikarenakan
siapa
saja
yang
Tentang
Kesehatan
pengaruh
dari
lingkungan
tempat mereka tinggal. Akibat dari pengaruh
mereka untuk terus mengucapkan terima kepada
rajin
tukang suwun anak-anak tidak baik, hal ini
santun
terhadap siapapun. Selalu mengingatkan kasih
tidak
Kondisi kesehatan mental dan sosial
selalu mengingatkan tukang suwun anakuntuk
(seperti
sembahyang/berdoa).
(LAB)
memberikan pendidikan tentang berperilaku
anak
didapatkan
tersebut terlihat dari cara mereka berbicara
sudah
yang tidak sesuai dengan umurnya dan
membantu mereka. Selalu mengingatkan
perilaku mereka yang terlihat tidak sopan.
mereka untuk menjadi orang yang disiplin
Pengetahuan
dan harus selalu tertib. Selain itu mereka juga
5
tentang
kesehatan
mental
diberikan kepada tukang suwun anak-anak,
Denpasar
karena mereka tidak percaya diri sehingga
permasalahan anak di Kota Denpasar yaitu
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) selalu
keberadaan anak-anak yang bekerja sebagai
memberikan semangat kepada tukang suwun
tukang suwun di Pasar Badung. Tujuan
anak-anak. Tukang suwun anak-anak juga
lainnya agar Pemerintah Kota Denpasar
masih berpikiran bahwa untuk mendapatkan
memberikan perhatian kepada tukang suwun
sesuatu
anak-anak. Dampak dari tindakan ini adalah
mereka
harus
bekerja
keras
agar
diketahuinya
Pemerintah
besar dan kemudian dapat memiliki barang
perhatian kepada tukang suwun anak-anak
yang
melalui Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan
Namun
yayasan
ini
Kota
tukang
harus
suwun anak-anak untuk berpartisipasi dalam
anak-anak
serta
memberikan
mengarahkan mereka ke altenatif lain yaitu suwun
Denpasar,
Denpasar
satu
sehingga nantinya mendapatkan penghasilan diinginkan.
Kota
salah
mengajak
tukang
berpendidikan
sehingga
dengan
Festival Denpasar pada tahun 2013. Tujuan
berpendidikan,
nantinya
mereka
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) melobi
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari
Dinas Sosial Kota Denpasar agar tukang
sebelumnya dan berpenghasilan yang tinggi
suwun anak-anak mendapatkan akses Tirta
serta dapat membeli barang yang diinginkan.
Yatra.
Tidak terdapat dampak dari program ini,
merasakan
inilah
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) melobi
yang
menjadi
kendala
dalam
memberdayakan mereka.
Tukang
suwun
dampak
anak-anak dari
tindakan
agar
tukang
suwun
4.3 Prinsip Kerja Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) Dalam Pemberdayaan Tukang Suwun Anak-Anak
mendapatkan
akses
beasiswa
1. Mitra Kerja Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) Dalam Pemberdayaan Tukang Suwun Anak-Anak
beasiswa miskin.
Tukang
membantu
anak-anak
sudah
anak-anak yang
mendapatkan
miskin. ingin akses
2. Pencapaian dan Kendala Prinsip Kerja Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) Dalam Pemberdayaan Tukang Suwun Anak-Anak
melakukan lobbying untuk memiliki mitra dapat
suwun
bersekolah
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) yang
ini.
Dinas Pendidikan Kota Denpasar dengan tujuan
kerja
sudah
dalam
pemberdayaan tukang suwun anak-anak.
Pencapaian Yayasan Lentera Anak
Mitra kerja Yayasan Lentera Anak Bali (LAB)
Bali (LAB) dalam pemberdayaan tukang
dalam pemberdayaan tukang suwun anak-
suwun anak-anak adalah yayasan ini telah
anak adalah Wali Kota Denpasar, Dinas
berhasil
Sosial
Tujuan
mereka, orang tua mereka, memberdayakan
Kota
mereka. Yayasan Lentera Anak Bali (LAB)
yayasan
dan ini
Dinas melobi
Pendidikan. Pemerintah
6
melakukan
pendekatan
dengan
telah
memberikan
solusi
terhadap
anak-anak dimulai dari memberikan perhatian
permasalahan orang tua tukang suwun anak-
terhadap
anak,
diri.
pendekatan. Langkah kedua yang dilakukan
Dimana yayasan ini bekerja sama dengan
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) adalah
pihak terkait agar orang tua tukang suwun
pendekatan terhadap orang tua dari tukang
anak-anak
diri,
suwun anak-anak. Tindakan ini dilakukan
sehingga nantinya dapat dipergunakan untuk
agar orang tua tersebut mendukung tindakan
memperoleh akses dana-dana kesehatan
pemberdayaan terhadap anak-anak mereka.
dan pendidikan. Kendala Yayasan Lentera
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) juga melobi
Anak Bal (LAB) dalam pemberdayaan tukang
Pimpinan PD (Perusahaan Daerah) Pasar
suwun
yaitu
permasalahan
memperoleh
anak-anak
identitas
identitas
adalah
permasalahan
Kota
mereka
Denpasar,
dengan
agar
melakukan
yayasan
dapat
pendanaan yang kemudian permasalahan ini
menampung tukang suwun anak-anak dan
memunculkan
dapat
permasalahan
permasalahan
baru
inovatif
yaitu,
kegiatan
melaksanakan
program-program
pemberdayaan.
pemberdayaan yang nantinya dapat diakses
Dampak
pemberdayaan
terhadap
oleh tukang suwun anak-anak. Kendala
tukang suwun anak-anak
lainnya
sudah mengenal Pura-Pura yang ada di Bali,
adalah
pengurus
dari
Yayasan
Lentera Anak Bali (LAB) mengalami kesulitan
mereka
dalam
berhitung,
waktu,
aktivitas
yang
padat
dapat
dalah mereka
membaca,
perubahan
juga
menulis
dan
terjadi
pada
berkumpul
kebersihan diri tukang suwun anak-anak,
membahas kemajuan-kemajuan akses untuk
mereka terlihat lebih bersih dari sebelumnya.
tukang suwun anak-anak. Permasalahan juga
Perubahan yang terjadi pada perilakunya
muncul dari diri tukang suwun anak-anak
yakni tukang suwun anak-anak sudah bisa
yaitu permasalahan mental dimana adanya
menerima
konsep uang dan semangat yang rendah
Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) dan para
untuk mempunyai kehidupan yang lebih baik.
relawan. Walaupun SKB (Sanggar Kegiatan
5. Simpulan
Belajar) telah mengeluarkan dana, namun
menyulitkan
mereka
untuk
arahan
dari
pengurus,
staf
tidak tampak perubahan kemampuan tukang
Peranan Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) dalam pemberdayaan tukang suwun
suwun anak-anak dalam kecakapan hidup.
6. Daftar Pustaka
Itsnaini, M. (2010). Pemberdayaan Anak Jalanan Oleh Rumah Singgah Kawah Di Kelurahan Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta. Skripsi. Universtas Islam Negeri Sunan Kali Jaga. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2014 dari digilib.uinsuka.ac.id/5773/1/BAB%
Anwas,
O. (2013). Masyarakat di Bandung: Alfabeta
Pemberdayaan Era Global.
Bungin, B (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
7
20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAA. pdf Oktaviany, F. (2012). Pemberdayaan Anak Jalanan Program Sekolah Otonom Oleh Sanggar Anak Akar di Gudang Seng Jakarta Timur. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses pada tanggal 6 Juni 2014 dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspac e/handle/123456789/3722 Prakarsa, A. (2011). Peran LSM HUMUS Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan DI Wilayah Pasar Proyek Bekasi Timur. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses pada tanggal 7 Juli 2014 dari http://digilib.uinsuka.ac.id/5773/1/ BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PU STAKA.pdf Purwati, E. (2010). Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Corporate Social Responsibility (CSR) Rumah Singgah Studi Kasus Rumah Sahabat Anak Puspita, Jalan Tegal Amba, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur. Institut Pertanian Bogor. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2014 dari http://skpm.ipb.ac.id/karyailmiah/i ndex.php/skripsi/article/view/183 Sadia, I., Rai, I., Atmaja, N., Widnyana, I., Karyasa, I., Suma, I., Arnyana, I. & Wiswasta, I. (2013). Laporan Akhir Iptek Bagi Wilayah (IbW) Munti Gunung dan Pedahan. Diakses pada tanggal 22 September 2014 dari http://lemlit.undiksha.ac.id/media/ 1295._dr Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Diakses pada tanggal 27 Januari 2015 dari http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1 /38/jbptunpaspp-gdl-edisuharto1869-1-membangu-1.pdf
8