PEMAPARAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PADA ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN I BAPPENAS, 10 MARET 2011
1
VISI PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA MEMBANGUN KESEJAHTERAAN SULAWESI TENGGARA TAHUN 2008 - 2013
MISI ATAU AGENDA UTAMA PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA REVITALISASI PEMERINTAHAN DAERAH PEMBANGUNAN EKONOMI PEMANTAPAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKUTUR WILAYAH
2
PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN YANG BERTUMPU PADA PEMBANGUNAN MANUSIA ; DENGAN EMPAT PRINSIP YAITU : PRODUKTIF ; EQUITY ; KESINAMBUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEMBANGUNAN YANG BERTUMPU PADA PUSAT PERTUMBUHAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
YANG
BERWAWASAN
LINGKUNGAN
DAN
3
TEMA PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING MELALUI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PADAT KARYA, PADAT MODAL DAN PADAT TEKNOLOGI
4
PENJELASAN TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2012 • BERKAITAN DENGAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN NASIONAL TRIPLE TRACK (PRO POOR, PRO JOB AND PRO GROWTH). • BAHWA SESUAI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011, TELAH DILAKUKAN TRADE OFF DARI PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SECARA PRAGMATIS MELALUI PROGRAM BAHTERAMAS KE PROGRAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING DAERAH. • SESUAI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL MELALUI PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI, SULTRA DITETAPKAN SEBAGAI SALAH SATU PROVINSI DALAM KORIDOR EKONOMI SULAWESI – MALUKU UTARA DENGAN KEGIATAN POKOK DI SEKTOR PERTAMBANGAN (NIKEL DAN PERIKANAN). • SESUAI RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT INDUSTRI PERTAMBANGAN DI SULTRA YANG TELAH DIPRESENTASIKAN OLEH GUBERNUR SULTRA DALAM KABINET PEMBANGUNAN BERSATU JILID II SECARA TEGAS DI SEBUTKAN BAHWA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN MENJADI PRIORITAS DALAM RANGKA PENCAPAIAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. 5
• RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI SULAWESI – MALUKU UTARA DI KEMENTERIAN PU TANGGAL 2 PEBRUARI 2011, DISEBUTKAN BAHWA SEKTOR UNGGULAN SULTRA ADALAH PERTAMBANGAN DAN PERIKANAN. DENGAN DEMIKIAN TEMA PEMBANGUNAN SULTRA TAHUN 2012 AKAN MENGAKUMULASIKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL, PEMBANGUNAN REGIONAL MELALUI KORIDOR EKONOMI DAN PEMBANGUNAN DAERAH YAITU MELAKUKAN TRADE-OFF DARI USAHAUSAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN YANG BERSIFAT PRAGMATIS (BAHTERAMAS) KEPADA KEGIATAN PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING DAERAH (PADAT KARYA, PADAT MODAL DAN PADAT TEKNOLOGI).
6
PRIORITAS PEMBANGUNAN PRIORITAS PERTAMA : REVITALISASI PEMERINTAHAN DAERAH
PEMANTAPAN KELEMBAGAAN DAN DAERAH ADMINISTRASI KEUANGAN BERBASIS SISTEM INFORMATIKA. PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR KELEMBAGAAN E-GOVERNMENT. PENINGKATAN PELAKSANAAN EPROCUREMENT SYSTEM SECARA KONSISTEN. PENINGKATAN KOORDINASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM RANGKA PENERAPAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK.
PRIORITAS KEDUA : PEMBANGUNAN EKONOMI
PENGUATAN KELEMBAGAAN EKONOMI RAKYAT .MENGEMBANGKAN KETERKAITAN (LINGKAGE) ANTARA USAHA-USAHA EKONOMI RAKYAT DENGAN INVESTASI PADA PUSAT-PUSAT KAWASAN EKONOMI KHUSUS. MEMPERSIPKAN PEMBANGUNAN PUSAT KAWASAN INDUSTRI PERTAMBANGAN 7 (PENGOLAHAN BIJI NIKEL MENJADI FERRO NIKEL
PRIORITAS KETIGA : PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KEWILAYAHAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI DAN PEMERINTAHAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT. PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA MENINGKATKAN AKSESIBILITAS TERHADAP DAERAH TERPENCIL. JALAN JEMBATAN DAN PENYEBERANGAN. PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA MENINGKATKAN AKSESIBILITAS TERHADAP PUSAT-PUSAT INDUSTRI PERTAMBANGAN. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN SPASIAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN.
PRIORITAS KEEMPAT : PENINGKATAN CAKUPAN KUALITAS PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PELAYANAN SDM DAN KEBUDAYAAN SOSIAL. PENINGKATAN PERAN DAN KESETARAAN GENDER. 8 PENINGKATAN KUALITAS IMAN DAN TAQWA.
ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012
PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI MELALUI PERCEPATAN DAN PERLUASAN KORIDOR EKONOMI DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PRODUKSI PERKEBUNAN, PERTANIAN DAN INDUSTRI PERIUKANAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR DAN INFRASTRUKTUR PELAYANAN,.
REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN TELUK KENDARI
9
PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DALAM RANGKA PERCEPATAN DAN PERLUASAN KARIDOR EKONOMI INDONESIA
10
ADA TIGA RANCANGAN PEMERINTAH DALAM MENGEMBANGKAN PUSAT – PUSAT KAWASAN EKONOMI GUNA MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN EKONOMI, PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN BARU, PEMERATAAN PEMBANGUNAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH YAITU : 1.PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 89 TAHUN 1996 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU JO. KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 9 TAHUN 1998; 2.KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI YANG MERUPAKAN HASIL PENELITIAN GUNA MEMPERCEPAT DAN MENUMBUHKAN AKUMULASI PERTUMBUHAN EKONOMI SECARA MERATA BERDASARKAN POTENSI MASING-MASING DAERAH/WILAYAH YANG DIBAGI DALAM ENAM KORIDOR. 3.KAWASAN EKONOMI KHUSUS YANG DITETAPKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS 11
REVITALISASI KAWASAN EKONOMI TERPADU (KAPET BAHTERAMAS)
PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BERDASARKAN KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 89 TAHUN 1996 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU JO. KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 9 TAHUN 1998;
12
KAPET DI SULAWESI TENGGARA AWALNYA DITETAPKAN KAPET BUKARI (BUTON – KOLAKA – KENDARI) MELALUI KEPUTUSAN PRESIDEN NO 168 TAHUN 1998. KEMUDIAN DIREPOSISI BERDASARKAN KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 393 TAHUN 2008, DENGAN NAMA KAPET BANK-SEJAHTERA YANG MELIPUTI KOTA KENDARI, KABUPATEN KONAWE DAN KABUPATEN KOLAKA. REPOSISI KAPET BUKARI MENJADI KAPET BANK SEJAHTERA BERDASARKAN KAJIAN UNIVERSITAS HALUOLEO BAHWA SELAMA 10 TAHUN KAPET BUKARI TIDAK MEMBERIKAN DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN KAWASAN BUKARI KARENA AKUMULASI PERGERAKAN MAKRO EKONOMI BERADA PADA KAWASAN KENDARI – KONAWE (UNAAHA) – KOLAKA.
13
PETA SEBARAN WILAYAH KAPET DI INDONESIA
1
6 2 3 5
7 13
1 BAD 2 KHATULISTIWA 3 SASAMBA
12
9
4
4 BATU LICIN
8
5 DASKAKAB 6 MANADO BITUNG 7 PALAPAS 8 BANK SEJAHTERA
10
11
9 PARE PARE 10
MBAY
11
BIMA
12
SERAM
13
BIAK
14
KAWASAN KAPET BANK-SEJAHTERA MELIPUTI : KOTA KENDARI – KONAWE DAN KOLAKA UNAAHA KENDARI KOLAKA
15
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI MERUPAKAN UPAYA PENGUATAN KONEKSITAS NASIONAL GUNA MEMPERCEPAT DAN MENUMBUHKAN AKUMULASI PERTUMBUHAN EKONOMI SECARA MERATA BERDASARKAN POTENSI MASING-MASING DAERAH/WILAYAH YANG DIBAGI DALAM ENAM KORIDOR.
16
6 KORIDOR EKONOMI INDONESIA
17
TEMA PEMBANGUNAN MASING-MASING KORIDOR (1) KORIDOR SUMATRA Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional
(2) KORIDOR JAWA Pendorong Idustri dan Jasa Nasional
(3) KORIDOR KALIMANTAN Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional
(4) KORIDOR SULAWESI – MALUT Pusat Produksi dan Hasil Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Nasional
(5) KORIDOR BALI – NUSA TENGGARA Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional
(6) KORIDOR PAPUA – MALUKU Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpahan dan SDM yang Sejahtera
18
KORIDOR EKONOMI SULAWESI – MALUKU UTARA Pusat Produksi dan Hasil Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Nasional
Sektor Fokus dan Strategis 1.Tanaman Pangan meningkatkan produktivitas yang menjamin ketahanan pangan nasional 2.Perkebunan beralih ke produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi 3.Perikanan mengurangi tangkapan perikanan laut, membangun produksi akuakultur Infrastruktur Kunci Irigasi kebutuhan peningkatan panen pertanian dan perkebunan ; sulawesi Selatan Fasilitas pelabuhan dibutuhkan untuk penanganan lebih baik produk industri pertanian ; pelabuhan Makassar, Bitung, Kendari. Suplai listrik kebutuhan kunci untuk pemrosesan nikel ; Sulawesi Tenggara.
19
PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) PUSAT INDUSTRI PERTAMBANGAN DI SULAWESI TENGGARA
20
PUSAT INDUSTRI PERTAMBANGAN PUSAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PUSAT INDUSTRI PERIKANAN PUSAT PENGEMBANGAN PERTANIAN (SAWAH)
21
BERDASARKAN POTENSI BAHAN TAMBANG UTAMA NIKEL, ASPAL DAN EMAS, MAKA SECARA GEOEKONOMI SULAWESI TENGGARA DIBAGI DALAM 5 PUSAT KAWASAN YANG MENJADI INTI DARI POTENSI DALAM KAWASAN. 1.PUSAT KAWASAN LASALIMU MELIPUTI P. BUTON DAN MUNA 2.PUSAT KAWASAN KONAWE UTARA MELIPUTI KAB. KONAWE UTARA DAN KAB. KONAWE BAG. SELATAN 3.PUSAT KAWASAN KOLAKA UTARA MELIPUTI KAB. KOLUT DAN KAB KONAWE BAGIAN UTARA 4.PUSAT KAWASAN KOLAKA MELIPUTI KOLAKA DAN KOLUT BAG. SELATAN 5.PUSAT KAWASAN TOROBULU MELIPUTI KAB. KONSEL, BOMBANA DAN WAWONII.
Keterangan : Pusat Kawasan Kawasan P. Buton Kawasan Kolaka Kawasan Kolaka Utara Kawasan Konawe Utara Kawasan Konsel , Bombana, Wawonii
PETA KAWASAN TAMBANG 22 PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SECARA GEOSTRATEGI SULAWESI TENGGARA TERLETAK PADA ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI) III, YANG MERUPAKAN KRITERIA KEK SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 4 POINT (C)
X II` IV I
III
VI
ALKI I V Kawasan Semeja : Zone I
: Selat Makassar-Lombok
Zone II
: Teluk Tomini
Zone III
: Teluk Bone
Zone IV
: Teluk Cendrawasih
Zone V
: Laut Savu
Zone VI
: Laut Banda-Arafura
ALKI IIIB
ALKI II
ALKI IIIC
ALKI IIIA
Posisi Posisi Geografis Geografis Sulawesi Sulawesi Tenggara Tenggara yang yang terletak terletak pada pada ALKI ALKI III III
23
PENGEMBANGAN KEK SULAWESI TENGGARA JUGA MEMPERHATIKAN RTRW DAN POTENSI CADANGAN SERTA ZONASE YANG MENGAKOMODIR SELURUH KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN USAHA KECIL, SESUAI PASAL 3 UU KEK. TOTAL POTENSI TERDETEKSI 27.207 HA PERKIRAAN CADANGAN 8.223.361.042 WMT, NILAI RP. 1.850 TRILIUN NILAI TUKAR RP. 9.000,-
Keterangan : AREAL CADANGAN AREAL FASILITAS PENDUKUNG AREAL PENGEMBANGAN LAINNYA
24
LAY OUT PABRIK HPAL NIKEL LATERIT DI GORO, KALEDONIA BARU
25
RACANGAN FISIK PENGEMBANGAN KAWASAN AWILA
26
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
27
NILAI TAMBAH PENGOLAHAN PRODUK NIKEL
Kurs 1US$ = Rp. 9.000
Nilai Komoditras Biji Nikel (US$) Volume Biji Nikel (Ton)
28 Sumber : PT. Antam, Tbk
ESTIMASI PDRB PER KAPITA ADHB PROVINSI SULAWESI TENGGARA AKIBAT PROYEK PEMBANGUNAN KAWASAN PUSAT INDUSTRI PERTAMBANGAN NASIONAL
PREDIKSI PERGESERAN TENAGA KERJA BERDASARKAN LAPANGAN KERJA AKIBAT PROYEK PEMBANGUNAN KAWASAN PUSAT INDUSTRI PERTAMBANGAN NASIONAL Transportasi/ Komunikasi 5%
Eksisting Tenaga Kerja Menurut Lapangan Kerja Keuangan 1%
Jasa-Jasa 12%
Lainnya 1%
Perdagangan 14% Pertanian 57% Bangunan 4% Industri pengolahan 6%
29
TARGET PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PERKIRAAN TINGKAT KEMISKINAN PERKIRAAN PENDAPATAN PERKAPITA S.D. TAHUN 2008 S.D TH 2028
PENINGKATAN ANGKA PARTISIPASI PENDUDUK
30 PERKIRAAN PENYERAPAN ANGKATAN KERJA PERBAIKAN INFRASTRUKTUR
PERMASALAH SOSIAL, EKONOMI DAN EKOLOGI AKAN MUNCUL BILA KAWASAN PERTAMBANGAN TIDAK DITATA DENGAN BAIK DAN MELAKUKAN LINGKAGE (LINGKEIT) ANTARA INVESTASI DENGAN USAHA MASYARAKAT
31
KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN
32
TAHAP I
Untuk melindungi proses-proses ekologi dan menjaga keberlanjutan pembangunan sektor produksi lainnya maka pengelolaan lingkungan kawasan industri pertambangan nasional di Sulawesi tenggara akan dilakukan melalui: 1.Pembukaan lokasi tambang memperhatikan posisi lokasi dalam kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS); perlindungan terhadap sumber mata air dan dampak terhadap daerah sekitar terutama pemukiman dan sumber mata pencaharian masyarakat. 2.Urutan pengambilan material tambang dilakukan dengan mengupas top soil; penggalian material tambang dan reklamasi yaitu dengan mengembalikan top soil serta penanaman kembali dengan tanaman bernilai ekonomi. 3.Pembukaan blok tambang dibatasi dengan kemampuan luas areal yang dapat dieksploitasi dalam satu tahun. pembukaan blok ke dua dilakukan secara paralel dengan proses penutupan tambang blok pertama. Pembukaan blok ke tiga dapat dilakukan apabila proses penutupan tambang blok pertama telah selesai. 33
TAHAP V
KONSEP HASIL AKHIR PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA KAWASAN INDUSTRI PERTAMBANGAN NASIONAL DI SULAWESI TENGGARA Jenis tanaman yang digunakan : pohon penghasil kayu seperti Jati; tanaman buah-buahan; pohonpohon hutan untuk habitat satwa.
34
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN BERPUSAT DI KECAMATAN LADONGI KAB KOLAKA PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN (PADI SAWAH) DI KECAMATAN WAWOTOBI KAB. KONAWE PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN DI PULAU WAWONII KAB. KONAWE
35
GERNAS KAKAO TOTAL ANGGARAN = RP. 291.471.018.000,BERSUMBER DARI APBD RP. 8.406.000.000, BERSUMBER DARI APBN RP. 283.065.018.000, TOTAL LUAS AREAL 4.200 HA MELIPUTI KABUPATEN MUNA, KOLAKA , KOLAKA UTARA, KONAWE, KONAWE SELATAN YANG TERDIRI DARI 32 KECAMATAN DAN 114 DESA. JUMLAH KELOMPOK TANI 163 DENGAN TOTAL ANGGOTA 4.394 ORANG
PERKEMBANGAN LUAS TANAM, PRODUKSI DAN PRODUKTIVUTAS PADI
2008
2009
2010
LUAS (HA)
102.520
98.130
100.924
PRODUKSI (TON)
405.256
407.367
454.645
3,95
4,15
4,37
PRODUKTIVI TAS (TON/HA)
PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2008
2009
2010
PERIKANAN TANGKAP (TON)
213.000
229.000
241.00 0
BUDIDAYA (TON)
150.000
179.000
348.00 0
13.107
13.392
13.412
2.862
2.959
3.041
PRODUKSI
ARMADA MOTOR TEMPAEL (UNIT) KAPAL MOTOR (UNIT)
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA PENDEKATAN GARDEN HOSPITAL LUAS AREAL 17 HA TOTAL ANGGARAN RP. 422 MILYAR REALISASI SAMPAI TAHUN 2010 RP 57 MILYAR ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2011 RP. 183 MILYAR MAKET RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TOTAL ANGGARAN SAMPAI TAHUN 2011 RP. 216 MILYAR
PEMBANGUNAN PELABUHAN KONTENER BUNGKUTOKO
TOTAL ANGGARAN RP. 157 MILYAR TAHAP I TA. 2009 = RP. 24.000.000.000,MELIPUTI PEKERJAAN LAHAN 125 X 200 M, CAUSEWAY 150 X 8 M DAN TRESTLE 50 X 8 M. TAHAP II TA. 2010 = RP. 20.000.000.000,MELIPUTI PEKERJAAN LAHAN 125 X 200 M, BASE COURSE CAUSEWAY, DAN TRESTLE 156 X 8 M. TAHAP III TA. 2011 = RP. 28.000.000.000,MELIPUTI PEKERJAAN RABAT BETON CAUSEWAY,PENYELESAIAN LANTAI TRESTLE, DERMAGA 50 X 20 M. TAHAP IV TA. 2012 = RP. 85.000.000.000,MELIPUTI PEKERJAAN FASILITAS DARAT (GEDUNG & JALAN LINGKUNGAN), DERMAGA 100 X 20 M.
PENINGKATAN KAPASITAS BANDARA HALUOLEO
PENINGKATAN KAPASITAS BANDARA HALUOLEO DILAKUKAN DALAM RANGKA MENDUKUNG PELAYANAN ARUS BARANG DAN PENUMPANG. MENJADIKAN SEBAGAI EMBARKASI ANTARA JEMAH HAJI UNTUK ITU DILAKUKAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU DARI 2.250 X 45 METER MENJADI 2.500 X 45 METER.
PEMBANGUNAN KELISTRIKAN 2008
2009
2010
RASIO ELEKTRIFIKASI
37,16%
41%
43,96%
RASIO DESA TERLISTRIKI
65,25%
77,52%
-
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air : 1. Sungai Lasolo
: 90 Mega Watt
2. Sungai Konaweha
: 24 Mega Watt
3. Sungai Tamboli
: 25,8 Mega Watt
4. Sungai Lalindu
: 100 Mega Watt
Potensi Panas Bumi : 1 Lainea
43
: 60 Mwe
PENGEMBANGAN TELUK KENDARI
44
45
46
PEMBANGUNAN JEMBATAN BAHTERAMAS TELUK KENDARI
PANJANG : 1.360 METER ; LEBAR 20 METER ; TINGGI 25 METER TOTAL ANGGARAN RP. 540 MILYAR BANTUAN PEMERINTAH RRC. RENCANA PEMBANGUNAN KONTRAK 2,5 TAHUN
TERIMA KASIH
48