Pemanfaatan Limbah Kering dalam Pembelajaran Keterampilan di SD Oleh SRI KAWURYAN ABSTRAK Limbah keirng saat ini sedang menjadi perhatian pemerintah dan pencinta lingkungan karena di samping limbah bermanfaat untuk membuat kerajinan tangan juga membantu pemerintah dalam penyelesaian pembuangan limbah. Oleh sebab itu pembuatan keterampilan dengan menggunakan limbah mempunyai sampak positif terhadap kebersihan lingkungan. Adanya kemampuan seseorang mengolah limbah dapat menimbukan rasa percaya diri yang tinggi dan dapat menjadikan manusia yang produktif (tidak konsumtif). Siswa yang telah mempraktekkan keterampilan limbanh keirng akan mencintai limbah dan meningkatkan rasa kepeduliannya terhadap limbah yang ada di sekitarnya. Keterampilan ini dapat meningkatkan kreativitas, dapat melatih anak untuk bekerja sama, mandiri dan mendpaat bekal atau pengalaman masa depan. Kata Kunci: Limbah Kering, Pembelajaran Keterampilan, PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian pula dengan jenis material yang kita konsumsi. Oleh Karena itu pengolahan sampah tidak bisa lepas juga dari pengolahan gaya hidup masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 1.850 m2 per hari dan pada tahun 2000, meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Menurut UU Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Undang-undang tersebut jelas tertulis; “Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Dalam pasal 4 UU Nomor 3 Tahun 1997 antara lain disebutkan sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya keselerasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup; terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak yang melindungi dan membina lingkungan hidup; tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup; serta terjaminnya kepentingan generasi kini dan generasi masa depan. Dengan mengajak peduli lingkungan yang sehat dengan membantu memanfaatkan limbah kering untuk media keterampilan akan membantu menjadikan lingkungan yang baik dan sehat seperti yang tertera dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang 1
Hak Asasi manusia (HAM) dalam pasal 9 ayat 3 setiap orang berhak atas lingkungan yang baik dan sehat. Alangkah indahnya jika instrument hukum tersebut bisa melindungi hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang tidak terpolusi, sehingga menciptakan generasi yang sehat. Apalagi ditunjang adanya Perda penunjuk Kawasan Tertib Kebersihan di kota-kota besar. Berdasarkan instrumentinstrumen hukum di atas, kita sebagai masyarakat yang termasuk memproduksi sampah terbesar hendaknya selalu mnejaga kebersihan lingkungan dimana kita berada. Untuk itu penulis ingin turut serta mengatasi masalah tersebut. Menurut pengalaman penulis, pada beberapa sekolah dasar di Jakarta masih banyak yang tidak mampu membeli bahan membuat keterampilan sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan tidak dapat berjalan dengan baik. Di lingkungan sekolah di Jakarta, biasanya banyak tumbuh pohon tanjung, angsana dan pohon pisang. Daun kering, ranting, bunga dan biji-bijian yang setiap paginya banyak berjatuhan di halaman sekolah serta limbah dari kantin misalnya: botol atau gelas aqua, sedotan atau plastik, kertas-kertas bekas pembungkus yang setiap hari produksi sampahnya cukup banyak. Sampah-sampah tersebut dipilah-pilah untuk mendapatkan limbah kering yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat keterampilan. Dengan cara tersebut diharapkan siswa dapat mencintai dan peduli terhadap kebersihanm sehingga tidak berkeinginan untuk membuang sampah sembarangan.
Namun dalam melakukan pembelajaran tersebut, penulis sering menemui hambatan-hambatan antara lain: jam pembelajaran keterampilan terlalu singkat; pelajaran keterampilan kurang mendapat perhatian baik dari pihak guru, sekolaj, pemerintah serta wali murid dan siswa itu sendiri; berkaitan dengan kondisi pembelajaran keterampilan sedemikan rupa sehingga baik murid maupun guru kurang mendapat motivasi untuk melakukan kegiatan keterampilan, kurang mendapatkan penghargaan dari semua pihak baik dari sekolah, guru, murid hingga orang tua murid; sebagian besar menganggap mata pelajaran keterampilan tidak penting, tidak berguna dan tidak berarti; tidak semua guru dan murid menyukai pelajaran keterampilan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk membagi pengalaman tentang pembelajaran keterampilan, agar siswa maupun guru selalu berkeinginan membuat inovasiinovasi dengan memanfaatkan limbah kering yang ada di lingkungannya. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang diajukan penulis adalah sebagai beirkut: “bagaimana memanfaatkan limbah kering dalam pembelajaran keterampilan di SD?”. Kegunaan penulisan a. Kegunaan Teoretis Dengan adanya penulisan ini dapat memberikan informasi yang berguna seagai sumber pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya mengenai pendidikan keterampilan 2
limbah kering, bagi guru-guru atau mahasiswa PGSD dapat: 1) Menambah pengalaman tentang keterampilan dengan memanfaatkan limbah kering. 2) Memberikan pengalaman untuk mengajat siswa-siswinya agar dapat memilah barang-barang bekas yang dapat dimanfaatkan kembali. 3) Menambah/meningkatkan kreativitas dengan memanfaatkan limbah kering 4) Meningkatkan kepedulian para guru atau pendidik terhadap lingkungan b. Kegunaan Praktis Hasil penulisan ini dapat berguna bagi: 1) Sekolah, karena dapat mengurangi produksi sampah. 2) Dapat meningkatkan kesadaran murid untuk tidak membuang barang bekas pakai namun masih dapat digunakan untuk membuat keterampilan limbah keirng. 3) Dapat menambah pengalaman orangtua bahwa barang bekas pakai atau limbah keirng yang ada di lingkungannya dapat dimanfaatkan atau digunakan kembali (didaur ulang). c. Kegunaan bagi Penulis dan Orang lain Adapun kegunaan hasil penulisan ini bagi diri sendiri misalnya: membuat pajangan, mainan dan aneka kerajinan kain dan daun. Sedangkan kegunaan hasil penulisan ini bagi orang lain misalnya: dapat mengikuti untuk menyukai kemudian memanfaatkan limbah kering atau barang bekas menjadi sesuatu yang berguna dan bermnfaat.
d. Sistematika penulisan Hasil penulisan ini akan disajikan dalam empat bab yang disusun berdasarkan sistematika sbeagai berikut: BAB I Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, kegunaan penulisan dan sistematika penulisan. BAB II Bab ini menyajikan acuan teoretis dan tema tulisan yang di dalamnya menjelaskan tentang limbah kering, pengertian keterampilan, tujuan pendidikan keterampilan limbah kering, manfaat pendidikan keterampilann, konsep pendidikan keerampilan, konsep pendidikan keterampilan, jenis-jenis keteram-pilan, perkembangan motorik. BAB III Menyajikan pembahasan tentang model pembelajaran keterampilan pemanfaatan limbah kering yang di dalamnya menjelaskan tentang metode penyampaian, tempat pelaksanaan keterampilan, alat dan bahan dalam pembuatan keterampilan limbah kering, contoh perencanaan pembelajaran serta hasil pembelajaran keterampilan limbah kering. BAB IV Terdapat kesimpulan dari pembahasan, serta saran 3
bagi orang tua murid dan guru dalam melatih dan menggali keterampilan bagi anak atau muridnya. ACUAN TEORETIS A. Limbah Kering Menurut istijar, T. A. dalam buku Menanggulangi Polusi Air dan Mengolah Limbah, bahwa kata limbah berarti barnag yang sudah menjadi sampah, yaitu barangbarang kotoratau barang-barnag yang telah tercemar. Timbulnya limbah dapat terjadi karena alam dan ada juga yang buatan. Limbah alam misalnya ranting pohon, bunga biji-bijian, daun, sabut kelapa, kulit telur dan lainnya. Sedangkan limbah buatan adalah limbha dihasilkan oleh pabrik misalnya bekas bungkus kemasan seperti kardus, kertas, plastik/stereofoam. Menurut Indah Susilo, Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-peroduk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan dan menciptkaan produk-produk limbah yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi bersih adalah prinsip-prinsipyang juag bisa diterapkan dalam keseharaian dengan menerapkan Prinsip 4 R yaitu: 1. Reduce (mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material. 2. Reuse (memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barangbarang yang bisa dipakai
kembali.hindari pemakaian barang-barang yang diskposibel (selesai pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. 3. Recycle (mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi bisa didaur ualng, saat ini sudah banyak industry nonformal dan industry rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. 4. Reaplace (mengganti); teliti barnag yang kita pakai seharihari, gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang-barang yang tahan lama. Juga teliti agar kita hanya memkai barang-barang yang ramah lingkungan. Misalnya, ganti kantong kresek dengan keranjang bilaberbelanja dan jangan gunakan stereofoam karena kedua bahan ini tidak didegradasi secara alam. Berkarya atau berkreasi dengan memanfaatkan sisa limbah atau sampah akan menimbulkan kepuasan diri atau batin, kepercayaan diri, memacu semangat hidup untuk terus berkreasi dan membuat kita menjadi manusia mandiri merupakan suatu hal yang ternilai harganya karena mengandung decak kagum yang melihatnya dan membuat orang untuk memiliki. Dengan demikian kita pun akan memotivasi orang agar bisa ikut serta memanfaatkan limbah kering menjadi benda yang berdaya guna. B. Pendidikan Keterampilan di Sekolah Dasar 4
1. Pengertian Keterampilan Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil dan cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu yang cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dnegan benar tetapi lambat juga tidak dapat dikatakan terampil. Orang yang terampil dalam suatu bidang tidak ragu-ragu melakukan pekerjaan tersebut seakan-akan tidak pernah dipikirkan lagi bagaimana melaksanakannya ridak ada lagi kesulitan-kesulitan yang menghambat. Ruang lingkup keterampilan cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar dan seterusnya. Akan tetapi dalam pengertian sempit biasanya keterampilan lebih ditujukan kepada kegiatankegiatan yang berupa perbuatan. Sedangkan pengertian prakarya adalah kegiatan yang mengawali karya atau pekerjaan sebagai sumber nafkah. Jadi pendidikan prakarya adalah pendidikan yang memperkenalkan anak didik kepada dunia karya di masa yang akan dating. Tujuannya agar anak-anak memperoleh gambaran tentang lapanganlapaga kerja yang mungkin dapat ditekuni sebagai pilihan hidupnya di kemudian hari. Dengan demikian antara pendidikan prakarya dan pendidikan
keterampilan sebenarnya mempunyai tujuan yang berdekatan. Pendidikan prakarya berorientasi pada dunia karya. Sedangkan pendidikan keterampilan lebih diarahkan pada sikap apresiasi terhadap berbagai jenis pekerjaan serta hasil pekerjaan tersebut. 2. Tujuan Pendidikan Keterampilan Limbah Kering a. Tujuan penulis dalam pembelajaran limbah kering adalah mengajak siswa untuk : 1) Dapat memanfaatkan bahan yang ada di lingkungan 2) Melatih siswa untuk tidak menjadi manusia yang konsumtif 3) Melatih kepedulian terhadap lingkungan 4) Sedikit mengurangi produksi sampahyang ada di lingkungan rumah dan sekolah. 5) Dapat memupuk kreatifitas siswa. b. Melatih ketekunan Pembelajaran keterampilan ini bertujuan agar siswa mampu melakukan pekerjaan dengan sungguh – sungguh. c. Melatih kesabaran Pembelajaran keterampilan ini bertujuan agar siswa dalam melakukan suatu pekerjaan tidak mudah putus asa d. Melatih kerja sama Pembelajaran keterampilan ini dapat melatih siswa untuk berkoordinasi dengan teman – 5
e.
f.
g.
h.
temannya dalam satu kelompok Melatih kerukunan Pembelajaran keterampilan ini bertujuan ini bertujuan agar siswa dapat melakukan pekerjaan dengan rukun dan dapat menghargai atau menghormati. Melatih kemandirian Pembelajaran keterampilan ini melatih siswa unyuk dapat melakukan pekerjaan tanpa bantuan orang lain Melatih kreasi Pembelajaran ini dapat melatih daya cipta dan daya pikir Melatih emosi Pembelajaran kreatifitas ini dapat membantu siswa untuk rasa kegembiraan maupun kesedihan ke dalam karya seni yang mereka buat. Disamping itu untuk melatih keterampilan motorik dan keseimbangan otak kiri dan otak kanan, menumbuhkan keindahan atau estetika dan artistik sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis
3. Manfaat Pendidikan Keterampilan Manfaat pendidikan keterampilan bagi siswa sekolah dasar adalah : a. Melatih kemempuan berfikir dan berbuat yang dikhiri dengan terwujudnya suatu hasil karya b. Mengembangkan kemampuan ke-terampilan siswa melalui penelaahan jenis, bentuk, sifat, alat, bahan, proses, dan teknik dalam membuat
berbagai macam produk/karya seni ysng berguna berguna bagi kehidupan manusia. c. Memiliki kepercaayaan diri/bangga dengan hasil budaya sendiri dan bersifat produktif d. Mengembangkan kemampuan intelektual imajinatif, ekspresi, kepekaan rasa estetik, kepekaan kreat, ekspresi, kepekaan rasa estetik, kepekaan kreatif, keterampilan dan mengapresiasi/menghargai terhadap hasil karya seni dan keterampilan daari berbagai wilayah nusantara dan mancanegara. e. Menumbuhkembangkan sikap professional, kooperatif, toleransi, kepemimpinan (leadership), kekaryaan (employmentship) dan kewirausahaan (entrepreneuership) C. Metode Pembelajaran Keterampilan di Sekolah Dasar 1. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode ang paling popular dan banyak dilakukan guru, selain mudah penggunaannya juga tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik. Pengunaan metode ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ceramah. Kepiawaian guru dala menguasai bahan, 6
forum/audience, dan keterampilan bahasa dan intonasinya sangat mennetukan keberhasilan metode ini. Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian-pengertian, prinsipprinsip) yang banyak dan luas serta juga untuk penemuanpenemuan yang langka dan belum meluas. a. Kelebihan metode ceramah 1) Murah dalam arti efesien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik. 2) Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu, karakteristik peserta didik tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan peralatan serta dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidaksediaan bahan-bahan tertulis. 3) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain 4) Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik atas perhatian yang ditunjukkan peserta didik dan peserta didik pun merasa senang dan
menghargai guru bila ceramah guru meninggalkan kesan dan berbobot. 5) Ceramah memberikan wawasan yang luas daripada sumber lain karena guru dapat menjelaskan topic dengan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari b. Kekurangan metode ceramah 1) Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikan 2) Menimbulkan verbalisme kepada peserta didik 3) Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru 4) Merugikan peserta didik yang lemha dalam keterampilan mendengarkan 5) Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus. 6) Informasi yang disampaikan mudah using dan ketinggalan jaman 7) Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik 8) Terjadi proses satu arah, yaitu gari guru kepada peserta didik. 2. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata saja. Metode 7
demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topic bahasan yang harus didemonstrasikan. Tujuan dari penggunaan metode demonstrasi adalah mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki/dikuasai peserta didik; mengkonkretkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik; mengembangkan kemampuan pengamatan, pendengaran dan pengelihatan peserta didik secara bersamasama. a. Alasan Penggunaan Terdapat beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan metode ini : 1) Tidak semua topic dapat dimengerti melalui penjelasan atau diskusi 2) Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan 3) Tipe belajar peserta didik yang berbeda ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam auditif dan motorik 4) Memudahkan mengajarkan suatu cara kerja/prosedur. b. Kelebihan Metode Demonstrasi Kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut :
1) Membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret dan menghindari verbalisme. 2) Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran. 3) Proses pengajaran akan lebih menarik. 4) Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya sendiri. 5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode lain. c. Kekurangan Metode Demonstrasi 1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus 2) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikannya. 3) Memerlukan waktu yang banyak 4) Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan 3. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu grup atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Menurut Moedjiono metode kerja kelompok adalah format belajar mengajar yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan 8
tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Karena itu guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulative mampu melibatkan anak bekerja sama dan berkolaborasi dalam kelompok. Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada: (a) Fasilitas yang tersedia (b) Perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar (c) Jenis pekerjaan yang diberikan (d) Wilayah tempat tinggal peserta didik (e) Jenis kelamin (f) Memperbesar`partisipasi peserta didik dalam kelompok (g) Berdasarkan pada lotre/random Penggunaan metode kerja kelompok menurut Moedjiono (1992 : 62 ) bertujuan untuk : (a) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para peserta didik (b) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para peserta didik dalam proses belajar mengajar dan diselenggarakan (c) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara berimbang. a. Alasan Penggunaan Metode Kerja Kelompok 1) Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan
temannya dalam satu kesatuan tugas 2) Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk melaksanakan tugas tersebut 3) Membuat peserta didik aktif b. Kelebihan Metode Kerja Kelompok 1) Membuat peserta didik aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya 2) Menggalang kerjasama dan kekompakkan dalam kelompok 3) Mengembangkan kepemimpinan peserta didik dan pengajaran keterampilab berdiskusi dan proses kelompok c. Kekurangan Metode Kerja Kelompok 1) Kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada peserta didik yang aktif dan mampu untuk berperan sedangkan peserta didik yang terbelakang tidak berbuat apa-apa. 2) Memerlukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun sumber-sumber belajar yang harus disediakan. 4. Metode Penugasan dan latihan Dalam kegiaan pembelajaran limbah kering, siswa dituntutuntuk mau melakukan pekerjaan pencarian bahan dan merangkai bahan-bahan tersebut hingga menjadi sebuah karya. Kemudian siswa juga perlu diberi latihanlatihan secara bervariasi agar dapat memperoleh hasil yang 9
sesuai dengan keinginan/berdaya guna. 5. Metode Karya Wisata Metode ini sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran keterampilan karena dengan karya waisata akan memperoleh banyak pengalaman shingga dapat mendorong siswa untuk berimajinasi dan kreasi. Kita harapkan dengann kegiatan tersebut dapat menumbuhkan kreativitas siswa. D. Perkembangan Motorik Anak Usia Sekolah Dasar Dalam pembelajaran keterampilan limbah kering juga harus memperhatikan perkembangan motorik, yang berarti perkembangan pengendalian gerakan jasamani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf yang terkoordinasi. Keterempilan motorik tangan memerlukan banyak latihan supaya hasil yang didapat secara bertahap akan semakin baik. Dalam mendefinisikan “keterampilan” pada buku Perkembangan Anak, Cronbach menulis bahwa keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatik, cepat dan akurt. Masa kanak-kanak merupakan saat ideal untuk mempelajari keterampilan motorik. Untuk itu ada sejumlah alasan : Pertama, karena tubuh anak belum lentur ketimbang tubuh orang dewasa, sehunnga anak lebih mudah menerima semua pelajaran; Kedua, anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari keterampilan baru lebih mudah;
Ketiga, secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang setelah dewasa, berani mencoba hal-hal baru; Keempat, apabila orang dewasa atau remaja merasa bosan melakukan anak-anak menyenangi yang demikian; Kelima, anak lebih banyak memiliki waktu untuk belajar menguasai keterampilan ketimbang remaja atau orang dewasa. a. Hal Penting Dalam Mempelajari Keterampilan Motorik Keterampilan motorik tidak akan berkembang melalui kematangan saja. Melainkan keterampilan itu harus dipelajari. Ada delapan ketern saja. Melainkan keterampilan itu harus dipelajari. Ada delapan keterampilan motorik yang penting untuk dipelajari. 1. Kesiapan Belajar Apabila pembelajaran itu dikaitkan dengan kesiapan maka keterampilan yang dipelajari dengan waktu dan usaha yang sama oleh orang yang sudah siap akan lebih unggul orang yang belum siap. 2. Kesempatan Belajar Banyak anak yang tidak berkesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik karena hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar ata Belajarng sama oleh orange karena orang tua takut hal yang demikian melukai anaknya. 3. Kesempatan Berpraktek Anak harus diberi waktu untuk berpraktek sebanyak yang diperlukan untuk menguasai 10
4.
5.
6.
7.
8.
suatu keterampilan, meskipun demikian kualitas praktek jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. Model yang baik Karena dalam mempelajari keterampilan motorik meniru suatu model memainkan peran penting, maka untuk mempelajari suatu keterampilan dengan baik anak harus dapat mencontoh. Bimbingan Untuk dapat meniru suatu model denganbetul anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Motivasi Motivasi belajar penting untuk mempertahankan minat dari ketertingalan, sumber motivasi umum ada;ah kepuasan pribadi yang diperoleh anak dari kegiaan tersebut. Kemandirian dan gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya. Setiap Keterampilan Motorik Harus Dipelajari Secara Individu Tidak ada hal yang sifatnya umum perihal keterampilan tangan dan kaki. Melainkan setiap jenis keterampilan mempunyai perbedaan tertentu. Sehingga setiap jenis keterampilan harus dipelajari secara individu. Contoh memegang sendok untuk makan akan berbeda dengan memegang krayon untuk mewarnai. Keterampilan Sebaiknya Dipelajari Satu Demi Satu Dengan mencoba mempelajari berbagai macam keterampilan
motorik secara serempak, khusunya apabila menggunakan kumpulan otot sama, akan membingungkan anak dan akan menghasullan pemborosan waktu dan tenaga. b. Fungsi Keterampilan Motorik Anak 1. Keterampialn Bantu Diri (SelfHelp) Untuk mencapaikemandiriannya, anak harus mempelajari keerampilan motorik yang memungkinkan mereka melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi. Pada waktu anak mencapai usia sekolag, penguasaan keterampilan tersebut harus dapat membuat anak mampu merawat diri sendiri dengan tingkat keterampilan dan kecepatan seperti orang dewasa. 2. Keterampilan Bantu Sosial (Social Help) Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga, sekolah, dan tetangga, anak harus menjadi anggota yang kooperatif. Untuk mendapatkan penerimaan kelompok tersebut, diperlukan keterampilan tertentu, seperti membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan sekolah. 3. Keterampilan Bermain Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri di luar kelompok sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, ski, mengambar, melukis, dan memanipulasi alat bermain. 4. Keterampilan Sekolah 11
Pada tahun permulaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik, seperti melukis, menulis, menggambar, membuat keramik, menari, dan bertukang kayu. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki, semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan dan semakin baik prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis.
MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PEMANFAATAN LIMBAH KERING A. Konsep Pendidikan Keterampilan Dalam upaya memenuhi kebutuhan yang demikian luas, manusia situntut membuat sarana dan prasarana kehidupan. Agar manusia dapat menghasilkan sarana dan prasarana tersebut, manusia perlu dilatih supaya memiliki keterampilan. Dalam latihan ini diperlukan pendidikan keterampilan yang harus dimluai sejak dini, meliputi ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotor. Pendidikan keterampilan yang dimaksud lebih bercirikan pengorganisasian potensi piker, rasa dan kecekatan tangan, adapaun ruang lingkup pendidikan keterampilan, meliuti kerajinan, ketukangan, tat boga, tata busana, dan peternakan. Oleh akrena luasnya ruang lingkup keterampilan, maka penulis ingin membatasi subyek penulisannya yaitu tentang pembelajaran keterampilan yang berkaitan dengan kerajinan tangan
yang menggunakan bahan limbah kering dalam pembelajaran keterampilan. Sumbangan pendidikan keteram;pilan dalam pendidikan umum, yaitu: a. Banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertahankan dan menganalisis berbagai bentuk obyek benda di sekililingnya, maka diharapkan siswa peka terhadap permasalahan dan benda di lingkungannya. b. Dibiasakan siswa untuk memanfaatkan dan merencanakan produk tertentu yang mengacu kepada alam lingkungannya, maka siswa dilatih berfikir dan berkreatif. c. Seringnya siswa dilatih menyelesaikan tugas-tugas keterampilan, diharapkan akan terbuna sikap cermat, tekun, rapid an bekerja sama dengan teman. d. Latihan-latihan juga memupuk minat dan bakat siswa di dalam bidang keterampilan e. Keterlatihan dalam bidang keterampilan merupakan bekal dasar yang dapat dipakai seabgai dalam kehidupan siswa di tengah-tengah masyarakat. B. Tempat Pelaksanaan Keterampilan Dalam pembelajaran ketermpilan limbah erring ini dapat dilaksanakan: 1. Di sekolah, siswa belajar dimbing oleh guru bagamina cara mencari atau mengumpulkan limbah kering, serta pelaksanaan pembuatan keterampilannya. 2. Di rumah, pembelajaran keterampilan sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang untuk 12
melatih keterampilan siswa. Hasil pekerjaan siswa di sekolah, dapat diulang kembali di rumah. C. Alat dan Bahan dalam Pembuatan Keterampilan Limbah Kering Dalam menyiapkan bahan yang akan digunakan satu minggu sebelum pelaksanaan guru meminta sisw auntuk mebawa bahan yang diperlukan dari ruamh atau siswa bersama guru mencari bahan limbah kering yang ada dilingkungan sekolah, misalnya: daun kering, bunga, ranting, sedotan, dan lainlain. Kemudian secara bersama memiliha bahan yang bisa digunaan untuk keterampilan. Setelah memperoleh bahan-bahan yang ssuai dengan keinginan, bahanbahan tersebut diberishkan/dicuci. Setelah itu, baru bisa kita manfaatkan sebagai bahan keterampilan kering. Berikut ini adalah alat dan bahan yang dipakai dalam membuat keterampilan limbah kering: a. Alat 1. Benang kasur 2. Gunting 3. Sumpit bekas 4. Pewarna 5. Vas 6. Pembolong kertas 7. Dan lainnya (sesuai kebutuhan) b. Bahan 1. Ranting. Pilih raning yang sudah jatuh atau bekas tebangan pohon. 2. Bunga. Pilih bunga keirng dan ambil bunga yang memiliki kelopak yang kokoh. Contoh: bungan tanjung, bunga rumput (alang-alang), padipadian.
3. Daun. Pilih daun yang sudah keirng dan cari warnanya yang berbeda-beda. 4. Serut kayu. Diambil dari bekas serutan kayu (kusen) atai mengumpulkan bekas rautan pencil. 5. Kain. Diambil dari bekas/sisa jahitan 6. Rafia. Diambil dari bekas tali atau oengikat 7. Sterefoam. Diambil dari pelindung buah apel atau buah pir. 8. Kertas. Diambil dari kantog semen atau kantong soal-soal ulangan yang sudah tidak terpakai, majalah, tabloid atau kalnder. 9. Karton: diambil dari cover buku gambar, bekas kartu ucapan atau undangan. 10. Kapas: kapas kosmetik atau kapas luka 11. Kulit kacang: kulit kacang arab dan kacang-kacang tanah 12. Kulit telor. kulit telur ayam, telur bebek, dan telur burung puyuh. 13. Botol air mineral D. Perencanaan Pembelajaran Contoh: PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/semester Waktu
: Keterampilan : 2/II : 2 X pertemuan (2 X 35 menit) Standar Komptensi : Siswa memahami, menilai dan menyajikan proses pembuatan aplikasi. I.
Kompetensi Dasar 13
Memahami berbagai bahan, alat dan cara pembuatan apikasi II. Indikator Memilih bahan dari berbagai jenis daun kering yang ada di lingkungan sekolah atau rumah. III. Materi Pokok Ragam alat, teknik dan proses pembuatan aplikasi dari daun kering yang ada di lingkungan sekolah atau rumah. IV. Pengalaman Belajar A. 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Mengkoordinasikan siswa b. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan c. Siswa bersama-sama menyanyikan lagu “lihat kebunku” 2. Kegiatan Inti (50 menit) a. Guru memeriksa alat dan bahan yang telah dipersiapkan oleh siswa b. Guru memperlihatkan bentuk aplikasi c. Siswa menjiplak bentuk lingkaran atau lonjong d. Siswa menggunting hasil jiplakkannya e. Siswa merekatkan hasil guntingannya sesuai dengan hasil kreasinya f. Siswa memamerkan hasil kreasinya di depan kelas 3. Kegiatan akhir (10 menit) Guru dan siswa menilai hasil kreasi aplikasi terbaik untuk dipajang B. Materi Pembelajaran Membuat bentuk bunga dari daun kering C. Metode 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi 4. Penugasan D. 1. Sumber a. Majalah anak-anak b. Guru atau murid 2. Media/alat a. Daun kering b. Kardus bekas kemasan air mineral c. Pensil d. Gunting e. Alat penjiplak f. Lem fox E. Evaluasi 1. a.Aspek afektif Siswa memiliki minat dan perhatian terhadap bahanbahan limbah kering dan berusaha untuk memanfaatkannya. b.Aspek psikomotor siswa dapat membuat keterampilan limbah kering menjadi benda-benda yang beruoa hiasan dinding. 2. Jenis Tes Praktek 3. Bentuk Tes Membuat bentuk aplikasi dari saun-saun kering 4. Kriteria Penilaian dan Bobot Penilaian a. Kreasi b. Kerapian c. Ketepatan waktu Bobot penilaian A = 81 – 95 B = 70 – 80 C = < 70 Kegiatan pasca pembelajaran Siswa mengulang kembali di rumah dengan bahan bebas Jakarta, 4 Januari 2006 14
Mengetahu, Kepala sekolah SD Yasporbi II Kelas 2
(Dra. Sri Pudjiatmi)
Guru
(Tri Rahayu Hastutiningsih)
E. Hasil keterampilan Limbah Kering 1. Kipas (kelas 1): 2 jam pelajaran (2x35 menit) Bahan: a. Karton bekas kartu ucapan (undangan) b. Kertas semen bekas kantong soal ulangan c. Daun kering d. Sumpit e. Bunga tanjung kering Alat: a. Gunting b. Lem Foxs Cara membuat: a. Tempel kertas bekas undangan pada kertas semen bekas kantong soal ulangan b. gunting keinginan c. Beri hiasan dari daun keirng atau bunga tanjung kering sesuai keinginan d. Temple sumpit pada kipas 2. Hiasan Dinding (kelas 1): 2 jam pelajaran (2x35 menit) Bahan: a. Kulit kacang b. Ranting kering c. Kertas semen atau kardus
Alat: a. Gunting b. Cutter c. Lem foxs Cara membuat: 1. Ranting ditempelkan pada kertas semen atau kardus 2. Hias ranting dengan kulit kacang sesuai dengan keinginan 3. Bunga I (kelas 2): 2 jam pelajaran (2x35 menit) Bahan: a. Sterefom bekas pelindung buah (pear atau apel) b. Karet gelang c. Sumpit atau tusuk sate d. Vas e. Raffia f. Benang kasur Alat: a. gunting Cara membuat: 1. masukkan pelindung pear atau apel pada sumpit/tusuk sate 2. ikat dengan karet gelang 3. bentuk/atur pelindung pear/apel yang telah terikat tadi 4. tangkai dililit dengan raffia atau benang kasur 5. bunga yang sudah jadi diletakkan pada vas yang berisi tanaman hidup 4. Taplak Meja Sudut (kelas 2): 4 jam pelajaran (4x35 menit) Bahan: a. Kain perca blacu b. Kain perca warna-warni Alat: a. Gunting b. Penti atau jarum 15
c. Lem foxs atau UHU Cara membuat: 1. Potong kain blacu ukuran 20x20 cm atau 25x25 cm 2. Masing-masing sisi ditarik benangnya dengan jarum atau peniti, sampai menjadi rumbai spanjnag 2 cm. 3. Buat hiasan dengan kain perca warna-warni. 4. Bentuk hiasan sesuai selera 5. Temple bentuk hiasan tersebut ke kain blacu dengan lem 5. Sandal Rumah (kelas 3): 4 jam pelajaran (4x40 menit) Bahan: a. Kardus bekas b. Kain perca c. Daun pisang kering Alat: a. Gunting b. Lem UHu atau foxs Cara Membuat: 1. Membuat pola kaki masingmasing 2. Gunting pola kaki tersebut 3. Tempelkan pola pada kain perca 4. Gunting sesuai pola kaki 5. Buat dua selempang lalu temple pada pola kaki(kiri dan kanan) 6. Beri hiasan sesuai selera 6. Kartu Undangan (kelas 1): 2 jam pelajaran (2x35 menit) Bahan: a. Karton, kardus/kertas semen b. Rumput keirng/padi-padian c. Biji-bijian Alat: a. Gunting/cutter b. Lem foks atau lem UHU
Cara membuat: 1. Gunting karton, kardus atau kertas semen sesuai selera 2. Buat ucapan pada kartu undangan 3. Beri hiasan sesuai selera 7. Mobil-mobilan (kelas 5): 2 jam pelajaran (2x40 menit) Bahan: a. Kotak bekas kemasan sabun, pasta gigi dan pengharum pakaian b. Lidi c. Karet Alat: a. Gunting b. Cutter Cara membuat: a. Gunting b. Cutter c. Lem atau double tip 8. Kaktus (kelas 2): 4 jam pelajaran (4x35 menit) Bahan: 1) Kardus/karton 2) Daun pisang kering 3) Kulit kacang Arab Alat: 1) Gunting 2) Lem Cara membuat: 1) Buat bentuk pot 2) Buat bentuk daun 3) Tempelkan bentuk-bentuk daun sehingga menyerupai bentuk-bentuk kaktus 4) Sebagai hiasan, pot di tempat kacang Arab 5) Tepi karton dihias sesuai selera 9. Bunga II (kelas 6): 4 jam pelajaran (4x40 menit) Bahan: 1) Kain perca batik 2) Kain perca blacu 16
3) Kain perca hijau 4) Benang kasur 5) Ranting Alat: 1) Gunting 2) Double tip Cara Membuat: 1) Bentuk kain seperti daun 2) Susun pola tersebut pada ranting dan diikat dengan menggunakan benang kasur dengan cara melintir 3) Di tengah ranting beri daun dengan pola kain warna hijau dan ikat dengan cara melintir 4) Di akhir pelintiran benang direkatkan dengan menggunakan double tip lalu ikat yang kuat. 10. Kipas II (kelas 1): 2 jam pelajaran (2x35 menit) Bahan: a. Karton bekas cover buku gambar b. Sumpit c. Kertas HVS d. Crayon atau pensil warna Alat: a. Gunting b. Tatakan cangkir c. Lem Foxs Cara Membuat: 1. Buat pola lingkaran dengan tatanan cangkir oada karton dan kertas HVS 2. Gunting sesuai pola 3. Tempel kedua pola tersebut 4. Beri gambar ada kertas HVS sesuai imajinasinya. 5. Tempel sumpit dengan lem 11. Mozaik I (kelas 6): 6 jam pelajaran (6x40 menit) Bahan:
a. Kertas bekas majalah atau tabloid b. Karton bekas cover buku gambar c. Gambar Alat: a. Pensil tumpul atau paku b. Gunting c. Lem Cara membuat: 1. Gambar di foto copy pada kertas gambar 2. Kertas warna (warna hitam atau coklat) dicocokkan menggunakan paku atau pensil tumpul ke tepian gambar 3. Gunting majalah yang warnanya sesuai 4. Temple guntinganguntingan kertas tersebut pada gambar sesuai dengan warnanya 5. Saat menempel jangan melebihi garis tepi yang telah dibuat 12. Mozaik II (kelas 6): 4 jam pelajaran (4x40 menit) Bahan: a) Kertas warna bekas b) Kertas gambar Alat: 1) Pensil tumpul/paku 2) Lem fokus Cara membuat: 1) Buat pola gambar sesuai selera 2) Kertas warna (warna hitam atau coklat) dicocokkan menggunakan paku atau pensil tumpul ke tepian gambar 3) Kertas warna dicocokkan ke seluruh gambar dan 17
disesuaikan dengan warnanya. 13. Mozaik II (kelas 5): 2 jam pelajaran (2x40 menit) Bahan: a) Daun pisang kering b) Majalah atau tabloid Alat: a) Pembolong kertas b) Lem kertas Cara membuat: 1. Buat pola sesuai kreasi 2. Potong daun pisang kering dan majalah/tabloid bekas dengan menggunakan pembolong kertas sehingga membentuk lingkaranlingkaran kecil 3. Potongan tersebut ditempel sesuai pola yang sudah dibuat Berbagai pembelajaran keterampilan tersebut di atas hendaknya secara berulang, agar siswa lebih terampil dalam melakukan kegiatan keterampilan. Dengan demikian siswa dapat mengembangkan daya imajinasi dengan baik ke dalam sebuah karya. PENUTUP KESIMPULAN Limbah kering merupakan barang yang tidak terpakai, tapi mempunyai daya tarik yang tinggi bagi yang mencintai karya seni. Apabila kita bisa mengoah, limbah kering bisa menghasilkan karya seni yang memiliki nilai jual. Limbah kering saat ini sedang menjadi perhatian pemerintah dan pecinta lingkungan karena di damping itu, limbah bermanfaat untuk bermanfaat
untuk membuat kerajinan tangan juga membantu pemerintah dalam penyelesaian pembuangan limbah. Oleh sebab itu pembuatan keterampilan dengan menggunalan limbah mempunyai dampak positif terhadap kebersihan lingkungan. Adanya kemampuan seseorang mengolah limbah dapat menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi dan dapat menjadikan manusia yang produktif (tidak konsumtif). Siswa yang telah mempraktekkan keteram;ilan limbah keirng akan mencintai limbah dan meningkatkan rasa kepeduliannya terhadap limbah yang ada di disekitarnya. Keterampilan ini dapat meningkatkan kreativitas, dapat melatih anak untuk bekerja sama, mandiri dan menjadi bekal atau pengalaman untuk masa depan. SARAN Dari hasil pengamatan penulis selama memberikan pembelajaran keterampilan di skeolah dasar, penulsi menemukan beberapa gagasan atau saran-saran baik yang berguna bagi sekolah, anak-anak, maupun orang tua murid serta beberapa pihak yang terkait 1. Saran untuk Sekolah serta lembaga yang terkait a. Pembelajaran keterampilan di sekolah dasar hendaknya diberikan ruangan khusus yang dilengkapi dengan fasilitas peralatan b. Sekolah menyediakan ruangan khusus untuk memajang hasil karya siswa (display) c. Sekolah mengadakan lomba antar kelas atau antar sekolah untuk membudayakan membuat keterampilan menggunakan limbah. 18
d. Memberikan kesempatan kepada guru keterampilan dan guru lainnya untuk mengikuti pelatihan tentang keterampilan, agar guru bertmabha wawasannya dan dapat mengikuti perkembangan jaman. e. Mata pelajaran keterampilan sebauknya ditambah jam pelajarannya karena selama ini hanya 1 jam pelajaran saja. 2. Untuk untuk orang tua murid a. Memberikan motivasi kepada anak untuk terus berkarya, percaya diri, bekerja mandiri dan belajar bekerja sama dengan orang lain. b. Membantu anak dalam membuat keterampilan serta memberikan bimbingan, pengawasan dan
mengajarkan anak untuk mencintai dan memanfaatkan limbah. c. Memberikan pujian kepada anak walaupun apa yang dibuatkanya sangatlah sedehrana karena hal ini akan menambah semangat anak untuk teru sberkeasi. d. Memeajang hasil karya anak (display) sehingga anak akan banggsa dengan hasil karyanya. e. Mengajarkan kepada anak agar membuang limbah dipilih terlebih dahulu, mana yang masih bisa dimanfaatkan untuk membuat dan memodifikasi benda yang dapat mengandung estetika/keindahan.
DAFTAR PUSTAKA Bhakti, Dharma. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Dharma Bakti. Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Alih Bahasa: Meitasara Thandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga. Moedjiono, Moh. Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Munandar, S. C. U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Soemardjadi, et a. (1991). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sumantri, Mulyani, & Permana, Johar. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta:
19