Jurnal Analisis Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia (JA-DIKDASMEN) e-ISSN: 2460-5905 Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015, 223-239
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Sri Hartatik Guru SD Negeri Pandean, Gondang, Nganjuk, Jawa Timur
Abstract Literate technology has become significant basic skills are just under read, writing, and mathematics. This article defined technology are tool used to help students at the purpose of learning, using technology not an end in itself. Using technology be the goal is not use best technology. This article suggest that technology used deserve to when technology can help students meet learn goals in more important than other tools implements. For however primary school teachers must be able to use information technology and communication in learning and their lesson taught. Keywords: Using technology, primary school instructional
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905 [Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015] | 223
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
PENDAHULUAN Sebagaimana dikatakan Deni Darmawan (2015), kemajuan teknologi dewasa ini dan di masa yang akan datang terutama di bidang informasi dan komunikasi menyebabkan dunia menjadi semakin sempit cakupannya. Di bidang pendidikan, peran guru untuk mendidik peserta didik menjadi manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya sangat penting dalam menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi pendidik yang bisa menjembatani berbagai kepentingan. Gagasan inilah titik berangkat artikel ini. Undang-undang (UU) RI No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, menjelaskan bahwa profesi guru memiliki sejumlah standar yang berlaku secara nasional, baik standar kualifikasi maupun standar kompetensi. Standar kompetensi secara rinci diatur dalam lampiran Permendiknas No. 19 tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Sehubungan dengan standar yang wajib dipenuhi para guru terkait dengan keteknologian, ada dua standar, 224
yaitu Standar 5 (kompetensi inti pedagogik) dan Standar 24 (kompetensi inti profesional). Menurut Standar 5 kompetensi inti pedagogik guru PAUD/TK/ RA dikatakan, “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik” dengan kompetensi “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.” Sedangkan Standar 5 kompetensi inti pedagogik guru SD/MI; SMP/ MI; dan SMA/MA/SMK berbunyi “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran” dengan kompetensi “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran” dan “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.” Sementara itu, Standar 24 kompetensi inti profesional guru sama untuk guru PAUD/TK/RA; SD/ MI; SMP/MI; dan SMA/MA/SMK berbunyi “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri” yang kemudian dirinci
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
dalam kompetensi 24.1 “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi” dan kompetensi 24.2 “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.”
dunia. Mesin pencari Internet seperti Google, Dogpile, Yahoo, You-Tube dan lain-lain juga telah mengubah secara revolusioner cara manusia mendapatkan informasi yang tentu saja sangat berpengaruh besar terhadap pembelajaran.
Pentingnya standar teknologi sebagai bagian dari kompetensi guru sangatlah tepat karena keberadaan teknologi saat ini merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Standar-standar tersebut menunjukkan apa yang semestinya diketahui dan mampu dilakukan oleh guru terkait dengan penggunaan teknologi. Penulisan artikel ini dilandasi oleh perlunya standar tersebut diinternalisasi dan menjadi kebiasaan guru dalam pembelajaran, sebab sebagaimana dikatakan oleh Eggen & Kauchak (2012), melek teknologi telah menjadi keahlian dasar yang signifikansinya hanya berada di bawah membaca, menulis, dan matematika.
Namun demikian perlu disadari bahwa penggunaan teknologi untuk kepentingan pembelajaran bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Menurut Cenamo, Ross, & Ertmer (2010), sebagaimana dikutip Eggen & Kauchak (2012), teknologi adalah alat yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, menggunakan teknologi bukanlah tujuan itu sendiri. Menggunakan teknologi menjadi tujuan bukanlah penggunaan terbaik teknologi. Alhasil, sesuai dengan pendapat Eggen & Kauchak (2012), artikel ini juga menyarankan agar teknologi digunakan sepantasnya apabila teknologi dapat membantu siswa memenuhi tujuan belajar secara lebih efektif dibandingkan alat-alat lain.
Teknologi seperti telepon seluler dan jejaring sosial dalam jaringan (online) seperti Facebook, Surat Elektronik (e-mail), Twitter, Istagram, Linked-In, dan lain-lain telah mengubah secara revolusioner cara berkomunikasi manusia di
Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
PEMBAHASAN Dasar Teori Tujuan akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan 225
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
siswa dalam belajar (Ishak Abdulhak & Deni Darmawan, 2015). Untuk mencapai tujuan akhir tersebut, para teknolog di bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya (Yusufhadi Miarso, 2015). Dalam upaya itu, teknologi bekerja mulai dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan desainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi, pembuatan katalog untuk memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunannya dan akhirnya menggunakannya baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi) (Smaldino, Lowtheer & Russell, 2014). Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh para teknolog dengan berpijak pada prinsip bahwa suatu teknologi hanya memiliki keunggulan dari media lainnya apabila digunakan oleh siswa yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran itu (Eggen & Kauchak,
226
2012). Dengan demikian, proses belajar setiap siswa akan amat dimudahkan dengan hadirnya teknologi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya. Jadi, dalam kaitannya dengan teknologi, media pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkendali (Bambang Warsita, 2008). Sesuai lingkup teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen tersebut meliputi pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar (setting) (Deni Darmawan, 2012). Sebagaimana diungkapkan Eggen & Kauchak (2012), teknologi telah mengubah cara kita hidup dan cara kita belajar dan mengajar.
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
Beberapa contoh pertumbuhan teknologi yang cukup signifikan di sekolah adalah sebagai berikut: • Saat ini, rasio antara komputer yang terhubung dengan internet dan para siswa mencapai sekitar -46 siswa untuk setiap komputer. • Hampir 100% sekolah-sekolah umum telah dihubungkan dengan internet. • Hampir semua sekolah di tiap negara memiliki setidaknya satu unit televisi dan videocassete recorder. Menurut Roblyer (2006), wilayah pertumbuhan teknologi yang paling dramatis telah muncul dengan adanya komputer. Pada awalnya, literasi (tingkat melek) komputer, atau menyiapkan siswa untuk dapat hidup di zaman komputer, merupakan salah satu fokus yang paling diperhatikan dari penggunaan komputer di sekolah. Selanjutnya, penggunaan komputer untuk pengajaran telah berkembang mencakup hal-hal berikut ini. • Pengajaran yang dibantu oleh komputer (computer assisted instruction), yang mencakup latihan dan praktik, tutorial, simulasi-simulasi, dan pengajaran
Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
multimedia. • Pengajaran yang diatur oleh komputer (computer managed instruction), yang mencakup perekaman catatan siswa, pengujian diagnostik dan preskriptif, penilaian dan analisis ujian. • Pola atau rancangan materi-materi pengajaran yang mencakup tulisan dan gambar. • Perangkat informasi untuk siswa, yang mencakup kemampuan-kemampuan komputer dalam pemerolehan informasi, pemrosesan, dan pembelajaran multimedia. Teknologi secara umum”dan komputer secara khusus”juga tengah dipandang sebagai bagian penting dalam pembelajaran untuk membantu ke-mampuan berpikir kritis siswa (Roblyer, 2006). Guru saat ini harus sudah akrab dengan teknologi-teknologi ini. Teknologi bisa menjadi perangkat yang handal dalam membantu siswa yang memiliki keunikankeunikan dalam belajar. Teknologi bantu (assistive techno-logy), yang mencakup perangkat-perangkat adaptif yang membantu siswa menggunakan komputer dan jenisjenis teknologi lainnya, memiliki
227
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
pengaruh penting, khususnya pada siswa-siswa yang memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Menurut Schrum (2013), seorang guru dan juga pemimpin sekolah harus dapat mengenali pelajaran yang dirancang dengan baik dan kaya teknologi, tetapi mungkin akan menjadi lebih penting untuk dapat memberikan dukungan dan dorongan peningkatan pelajaran yang belum dikembangkan dengan baik. Jenis Teknologi Perkembangan informasi berjalan koheren dengan kemajuan teknologi komunikasi. Ini yang harus dikenali terlebih dahulu oleh para guru agar tepat menggunakannya dalam pembelajaran. Sebagai suatu media yang menyebarluaskan informasi, menurut Seels & Richey (1994), teknologi sebagai media dapat dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu teknologi cetak, teknologi tampak dengar, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu. Pertama, teknologi cetak adalah cara-cara untuk memroduksi atau menyebarkan informasi atau materi, seperti buku dan materi visual statis, yang pada umumnya dilakukan melalui proses cetak mekanis
228
atau fotografis. Subkategori ini mencakup teks, grafis dan sajian atau reproduksi foto. Materi cetak dan visual melibatkan teknologi yang paling dasar. Materi ini memerikan dasar baik untuk perkembangan maupun pemanfaatan kebanyakan materi dalam bentuk hardcopy. Teks yang ditampilkan oleh komputer merupakan contoh pemanfaatan teknologi berbasis komputer untuk produksi. Apabila teks itu dicetak dalam hardcopy dan digunakan untuk pembelajaran, hal itu merupakan contoh penyebaran dalam teknologi cetak. Cara untuk mengorganisasikan informasi cetak dan informasi visual memberikan kontribusi pada tipe-tipe belajar yang akan terjadi. Pada level yang paling dasar, buku teks yang sederhana dapat diorganisasikan secara urut, namun bisa diatur menurut kesukaan pemakai. Bentuk lain teknologi cetak seperti pembelajaran berprograma sudah dikembangkan berdasarkan norma teoretis dan strategi pembelajaran lain. Secara spesifik, teknologi cetak/visual memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) teks dibaca secara linier, sedangkan visual disajikan secara parsial, (b) keduanya merupakan media satu arah, (c)
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
keduanya merupakan visual statis, (d) pengembangan keduanya bergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual, (e) keduanya berpusat pada pembelajar; dan (f) informasi dapat diorganisasi dan ditata lagi oleh pemakai. Kedua, teknologi Audiovisual adalah cara untuk memroduksi atau menyebarkan informasi atau materi dengan menggunakan mesin mekanis dan atau elektronis untuk menyajikan pesan auditori dan visual. Pembelajaran audiovisual cenderung diwarnai oleh pemanfaatan perangkat keras dalam proses pembelajaran. Mesin audiovisual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan materi yang melibatkan belajar melalui penglihatan dan pendengaran dan tidak secara eksklusif tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol sejenis lain. Pada umumnya, teknologi audiovisual memroyeksikan materi, seperti film, slide, dan transparansi. Tetapi televisi merupakan teknologi yang unik dalam pengertian bahwa teknologi terpadu. Video, apabila diproduksi dan disimpan sebagai videotape, jelas bersifat audiovisual karena linier dan dimaksudkan untuk presentasi daripada untuk interaksi.
Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
Secara spesifik, teknologi audiovisual cenderung memiliki kaiakteristik sebagai berikut ini: (a) bersifat linier; (b) menyajikan visual dinamis; (c) digunakan dalam cara yang ditentukan oleh perancang atau developer; (d) cenderung menyajikan konsep real dan abstrak secara fisik; (e) dikembangkan menurut prinsip teknologi behavioral dan psikologi kognitif; dan (f) sering berpusat pada pengajar (guru) dan tidak banyak melibatkan kegiatan pembelajar secara interaktif. Ketiga, teknologi berbasis komputer adalah cara untuk menghasilkan atau menyebarkan informasi atau materi dengan menggunakan sumber-sumber yang didasarkan pada mikro prosessor. Teknologi berbasis komputer dibedakan dengan teknologi lain karena informasinya disimpan secara elektronis dalam bentuk data digital daripada cetak atau visual. Pada dasarnya, teknologi berdasar”komputer menggunakan displai layar untuk menyajikan informasi pada siswa. Berbagai tipe aplikasi komputer dikembangkan hampir secara langsung dari teori behavioral dan pembelajaran berprograma, tetapi dewasa ini merefleksikan dasar teori yang lebih kognitif.
229
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Secara spesifik aplikasi Computer Based Instruction (CBI) adalah secara tutorial, drill and practice, yaitu membantu pembelajar mengembangkan kelancaran dalam materi yang sudah dipelajari; games and simulations yang membantu memberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan baru; dan database, yang membantu pembelajar untuk mengakses struktur data yang berskala besar oleh mereka sendiri dengan menggunakan protokol pencari yang dipreskripsikan secara eksternal. Teknologi berbasis komputer, baik perangkat keras maupun lunak, pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) dapat digunakan secara random atau tidak urut, maupun secara liner; (b) dapat digunakan sesuai dengan kemauan pembelajar, maupun dalam cara yang direncanakan oleh perancang; (c) konsep-konsepnya pada umumnya disajikan dalam gaya abstrak dengan katakata, simbol, dan grafik; (d) prinsip ilmu pengetahuan kognitif diterapkan selama pengembangannya; dan (e) belajarnya dapat berpusat pada siswa dan menghendaki kegiatan pembelajaran secara interaktif.
230
Keempat, teknologi terpadu adalah cara-cara untuk memroduksi dan menyebarkan informasi atau materi yang mengandung beberapa bentuk media dengan panduan komputer. Banyak kalangan percaya bahwa teknologi yang paling canggih untuk pembelajaran melibatkan panduan beberapa bentuk media dengan panduan komputer. Contoh-contoh komponen perangkat keras dari sistem yang terpadu dapat melibatkan komputer dengan kemampuan materi berskala besar, dengan hard drive internal dengan colour monitor berresolusi tinggi. Alat-alat periferal yang dipandu komputer meliputi video-disc player, atau display penunjang, networking hardware, dan sistem audio. Perangkat lunaknya bisa termasuk videodisc, compact disc networking software dan informasi digitalisasi. Kesemuanya ini dapat dipandu oleh pelajaran hypermedia yang beroperasi di bawah sistem seperti hypercard atau toolbook. Ciri utama teknologi ini adalah melibatkan aktivitas interaktif pembelajar dengan berbagai sumber informasi. Pembelajaran dengan teknologi terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) dapat digunakan secara random atau tidak urut,
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
maupun secara linier; (b) dapat digunakan sesuai dengan cara yang dikehendaki oleh pembelajar, tidak hanya cara yang direncanakan perancang; (c) konsep-konsep disajikan secara realistik dalam konteks pembelajaran, menurut apa yang relevan pada pembelajar, dan di bawah kendali pembelajar; (d) prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kognitif dan konstruktivistik diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan pelajaran; (e) belajar berpusat secara kognitif dan terorganisasi sehingga pengetahuan dapat terkontruksi ketika pelajaran dipakai; (f) materi menunjukkan intensitas kegiatan pembelajar secara interaktif; dan (g) materi memadukan kata dan imagery dari sumber-sumber media. Saat ini sudah berkembang pula teknologi telepon genggam (handphone) untuk memuat pesan yang dikenal dengan konsep m-learning (mobile learning). Oleh karenanya, teknologi ini bisa dipastikan”lambat atau cepat”akan masuk sekolah sebagai bagian dari sistem pembelajaran berbasis teknologi. Beberapa Aplikasi Metode pembelajaran langsung merupakan salah satu yang paling
Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
cocok dengan penggunaan teknologi lebih-lebih apabila digunakan untuk peraihan hasil belajar keterampilan (psikhomotorik) dasar. Program tutorial yang berkualitas tinggi misalnya, yakni piranti lunak (software) pembelajaran yang memberikan keseluruhan rangkaian pengajaran terintegrasi, bisa sangat efektif dan, bahkan, berjalan kurang lebih sama sebagaimana penerapan nyata (live) dari strategi pembelajaran langsung. Tutorial berusaha menciptakan sistem pembelajaran yang bertindak sebagai guru efektif. Caranya, dengan merespons pertanyaan-pertanyaan dan kekeliruan-kekeliruan siswa lewat umpan balik langsung. Tutorial mencakup tujuan belajar, beragam jalur untuk mencapai tujuan, dan asesmen dengan umpan balik yang diarahkan pada tujuan. Tutorial dimulai dengan ide-ide dasar seperti memahami bahwa 1/ 4 itu lebih besar daripada 1/8, yang mereplikasi fase presentasi dari model ini dan berlanjut sampai terbangunnya keterampilan menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Tutorial memberi siswa latihan dan umpan balik yang serupa dengan fase latihan atau praktik terbimbing saat menggunakan model ini.
231
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Di sekolah dasar, barangkali yang paling mudah adalah programprogram yang mengajarkan keterampilan pengolahan-kata. Program-program itu meliputi pencetakan, penyimpanan, pemeriksa ejaan, dan pemformatan teks (text formatting) dengan font-font, ukuran, dan gaya berbeda. Hal yang terbaik mencakup fitur-fitur motivasi seperti tes dengan waktu yang memberikan tantangan dan menciptakan otomatisitas. Juga, diagram-diagram yang menggambarkan kemajuan dari penguasaan keterampilan. Tutorial dapat memenuhi beberapa kebutuhan, termasuk pengajaran awal, dukungan tambahan bagi siswa yang pemahamannya belum berkembang penuh, studi lanjutan untuk siswa bermotif prestasi tinggi, atau alternatif bagi pembelajaran yang dibimbing guru. Tutorial bisa linier, tapi yang terbaik adalah bercabang. Artinya, tutorial itu beradaptasi dengan respons siswa. Misalnya, ketika seorang siswa secara keliru merespons item pilihan ganda, program ini menjelaskan mengapa pilihan itu tidak benar dan mengulangi pembelajaran. Tutorial efektif dirangkai secara cermat sehingga keteram-
232
pilan-keterampilan baru dikembangkan secara sistematis dan didasarkan pada pemahaman yang ada. Sebagaimana semua bentuk pembelajaran, efektivitas tutorial tergantung pada kualitas interaksi antara teknologi (guru) dan siswa. Dan yang terbaik menuntut pengguna untuk sering merespons. Saat siswa menjawab, tutorial menerima segala kemungkinan variasi jawaban yang tepat dan memberikan umpan balik korektif hanya ketika diperlukan. Mereka juga mencatat dan melaporkan kinerja individual siswa untuk memungkinkan guru memantau kemajuan belajar dan turun tangan manakala perlu. Dewasa ini guru tidak perlu repot-repot lagi untuk menyusun program tutorial sendiri, sebab di pasaran sudah banyak tersedia secara komersial dan non-komersial sistem tutorial berdasarkan subjek tertentu. Tutorial untuk beberapa mata pelajaran yang termaktub dalam kurikulum inti umumnya sudah tersedia, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Inggris atau berbahasa internasional lain karena sifak kontennya yang relatif sama. Hal yang berbeda
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
barangkali adalah pengalaman belajar yang disediakan dalam program tersebut. Terkait dengan penggunaan teknologi di dalam kelas, Jacobsen, Eggen & Kauchak (2009), menyatakan bahwa ada keharusan bagi guru untuk menambah presentasipresentasi verbal mereka dengan umpan balik yang berkelanjutan dan contoh-contoh, masalah-masalah, gambar-gambar, dan diagramdiagram yang memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat gagasan-gagasan abstrak yang saling berhubungan dan disajikan dalam bentuk yang konkret dan nyata dalam pembelajaran yang berpusat pada guru. Teknologi dapat digunakan untuk me-ningkatkan pembelajaran yang berpusat pada guru dengan dua cara penting, yaitu (1) Menggunakan power point untuk menyajikan infor-masi dengan cara-cara yang menarik dan interaktif, (2) Memberikan kesempatan-kesempatan praktik dengan umpan balik berkualitas yang langsung dan responsif tentang performa siswa. Menyajikan informasi yang baru merupakan peran pengajaran yang penting dalam pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
sering dihadapkan pada masalah tentang bagaimana menjelaskan informasi dengan format-format yang jelas dan membangkit-kan semangat Format Microsoft Power Point memberikan suatu alternatif yang efektif. Microsoft Power Point merupakan sebuah aplikasi prensentasi untuk menyampaikan sebuah materi yang sering digunakan oleh para pengajar. Namun jika pengguna tidak mahir atau baru tahap belajar maupun pemula maka akan terasa sulit. Dengan Microsoft Power Point ini kita bisa mempresentasikan sebuah materi pembelajaran, sehingga sangat menarik bagi siswa, dan pembelajaran pun tidak membosankan (Istiningsih, 2012). Namun agar lebih menarik lagi adalah sebuah file yang di hasilkan oleh Microsoft Power Point ini yang extensinya ppt seyogyanya dirubah menjadi flash. Microsoft Power Point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program
233
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer. Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan pengoperasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat dikurangi yaitu hambatan pengetahuan teknis dan teori. Guru atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu. Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran. Program yang dihasilkan pun akan cukup menarik. Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan internet.
234
Power Point pada haki-katnya merupakan format presentasi yang serba-guna. Setelah dikuasai, perangkat ini pada akhirnya memungkinkan guru untuk dapat menyertakan atau memasukkan hal-hal berikut ini dalam presentasinya: • Teks tertulis • Foto • Contoh hasil kerja siswa • Bagan dan grafik • Video klip • Voice-overs. Siswa juga bisa belajar untuk menggunakan Power Point dalam presentasi mereka, dan opsi-opsi ini dapat mendorong mereka untuk berpikir lebih dalam tentang materi yang mereka sajikan dan pengaruhnya terhadap audience. Akan tetapi, Power Point tidak harus berfungsi sebagai perangkat penyajian informasi saja. Saat guru menyajikan informasi, mereka dapat ™ dan seharus-nya™ memeriksa apakah siswa memahami dan ter-hubung dengan gagasan-gagasan. Power Point juga bisa digunakan untuk menyajikan kuis-kuis yang dapat memberi guru dan siswa umpan balik yang instan dan cepat tentang kemajuan siswa.
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
Microsoft Power Point 2013 merupakan bagian dari Microsoft Office 2013. Jadi tidak ada salahnya jika sedikit diketahui fitur-fitur baru yang ditawarkan oleh Microsoft Office Suite 2013, untuk memudahkan dalam pengaplikasian Microsoft Office 2013. Microsoft Office 2013 datang dengan membawa aroma lebih “Cloud Based” atau berbasis komputasi awan dari seri sebelumnya. Sistem cloud memungkinkan pengguna menyimpan dokumen kerja mereka pada server SkyDrive. Sebagai tambahan fiturnya, Office 2013 juga menyediakan dukungan penuh untuk membaca, membuat, dan mengedit file PDF. Fitur lainnya juga mencakup mengenai metode cara baca pada Miscrosoft Word, mode presentasi baru pada Microsoft Power Point 2013, dan dukungan touch dan link di semua aplikasi Mocrosoft Office. Fitur-fitur lebih lanjut dari Mocrosoft Office 2013 adalah: • Tampilan ribbon yang lebih rata dan dukungan animasi pada saat mengetik atau melakukan blok pada Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel.
Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
• Visualisasi baru dari fitur scheduled task Microsoft Outlook. • Splash screen yang diperbarui tampilannya sehingga tampak berkesan lebih menonjolkan aroma metro style. • Objek seperti gambar dapat digerakkan secara bebas dan secara otomatis akan menempel pada tepi paragraf, dokumen margin, dan batas kolom. • Kemampuan untuk mengembalikan posisi yang terakhir dilihat atau yang telah diedit pada Microsoft Word dan Microsoft Power Point. • Desain slide, animasi dan transisi yang baru pada Microsoft PowerPoint 2013. • Pada Microsoft Outlook mendukung server outlook.com dan hotmail.com Menurut Jacobsen, Eggen & Kauchak (2009), oleh karena siswa dapat meng gunakan programprogram latihan-dan-praktik secara mandiri, maka guru tidak harus terlibat secara langsung di dalamnya. Namun, program-program ini tidak kemudian mengganti keistimewaan dan keahlian guru, dan para pengembang program-program ini berasumsi bahwa siswa sudah 235
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Ada beberapa program latihandan-praktik yang menggunakan format permainan (game) untuk meningkatkan motivasi siswa. Ketika mengetik jawaban yang benar dari 6 x 9 = ?, siswa mungkin akan lebih memilih untuk menembakkan laser peledak pada alien-alien (dalam game) sebanyak 54 kali.
menyesuaikan tuntutan tugas dengan kemampuan siswa. Misalnya, dalam program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan tentang fakta-fakta perkalian, program yang adaptif dimulai dengan melakukan pretest untuk menentukan fakta-fakta perkalian apa yang sudah diketahui oleh siswa. Masalah-masalah kemudian secara strategis disajikan untuk memastikan keberhasilan yang dicapai siswa. Ketika siswa gagal menjawab atau jawabannya salah, program ini mendorongnya dengan memberikan (kunci) jawaban kemudian mengetes ulang fakta tersebut. Masalah-masalah yang lebih sulit diperkenalkan hanya ketika siswa telah mencapai tingkatan keterampilan tertentu. Karena tujuan akhirnya adalah agar siswa mampu mengingat fakta-fakta matematika secara otomatis, jumlah waktu yang dialokasikan untuk menjawab seharusnya diperpendek agar mereka menjadi lebih cakap. Cara ini juga dapat meningkatkan motivasi dengan menantang siswa menjadi lebih cepat dalam menjawab.
Masih menurut Jacobsen, Eggen & Kauchak (2009), program latihan-dan-praktik yang terbaik biasanya bersifat adaptif, dengan
Program latihan-praktik memberikan beberapa keuntungan. Pertama, program ini menyajikan praktik dengan umpan balik yang
mendapat pengajaran sebelumnya yang berkaitan dengan fakta-fakta atau konsep-konsep. Sebagai contoh, ketika siswa untuk pertama kali belajar tentang perkalian, guru yang efektif membantu mereka mengerti bahwa 6 x 9 berarti 9 benda sebanyak 6, atau 6 benda sebanyak 9. Guru yang efektif kemudian juga menyajikan beberapa contoh konkret untuk mengilustrasikan konsep perkalian. Program-program latihan dan praktik digunakan pada saat pengajaran awal-awal seperti di atas untuk membantu mereka berlatih sampai keterampilannya dapat bekerja sendiri, yakni sampai mereka mengetahui fakta-fakta yang sesungguhnya tanpa perlu terlalu keras berpikir tentang hal tersebut (automaticity).
236
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
efektif, dengan menginformasikan secara langsung pada siswa tentang apa yang telah mereka kuasai dan di bagian mana mereka perlu bekerja lebih keras lagi. Kedua, program ini sering membangkitkan semangat agar siswa tidak lagi terusmenerus mendapatkan latihanlatihan tertulis, yang menggunakan kertas dan pensil. Ketiga, program ini menghemat waktu guru karena mereka tidak perlu lagi menyaji-kan informasi dan menilai jawabanjawaban siswa. Akan tetapi perlu diingat bahwa waktu yang dihabiskan untuk komputer tidak harus sama dengan waktu yang dihabiskan untuk pembelajaran. Hal yang lebih penting ialah kualitas pengalaman-pengalaman pembel-ajaran dan jangkauan dalam hal sejauh mana pengalaman-pengalaman tersebut dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang sudah dirumuskan oleh guru. Prinsip-prinsip Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh Guru dalam memilih dan menggunakan teknologi untuk kepentingan pembelajaran, yaitu: • Tidak ada satu teknologi yang paling unggul untuk semua Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
tujuan. Satu teknologi hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain. • Teknologi adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa teknologi bukan hanya sekedar alat bantu mengajar bagi pengajar saja, tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu teknologi haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan pembelajarabn. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa teknologi pembelajaran itu tidak akan terjadi. • Teknologi apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu teknologi. • Penggunaan berbagai teknologi dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan atau pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang 237
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
sedang berlangsung. • Pemilihan teknologi hendaknya obyektif, artinya didasarkan pada tujuan pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi. • Penggunaan beberapa teknologi sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi teknologi tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan teknologi yang lain untuk tujuan yang lain pula. • Kebaikan dan keburukan terknologi tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Teknologi yang kongkrit wujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi teknologi yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tepat. SIMPULAN DAN SARAN Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, guru seyogyanya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini sudah sesuai dengan kehendak dan perkembangan zaman, sebab melek teknologi telah menjadi keahlian dasar yang
238
signifikansinya hanya berada di bawah membaca, menulis, dan matematika. Namun perlu disadari bahwa penggunaan teknologi untuk kepentingan pembelajaran bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Oleh karena teknologi adalah alat yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, menggunakan teknologi bukanlah tujuan itu sendiri. Menggunakan teknologi menjadi tujuan bukanlah peng gunaan terbaik teknologi, sehingga disarankan agar teknologi digunakan sepantasnya apabila teknologi dapat membantu siswa memenuhi tujuan belajar secara lebih efektif dibandingkan alat-alat lain. DAFTAR RUJUKAN Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Deni Darmawan. 2012. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Deni Darmawan. 2015. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
JA-DIKDASMEN, e-ISSN: 2460-5905
Sri Hartatik
Eggen, P. & Kauchak, D. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Terjemahan Satrio Wahono. Jakarta: PT. Indeks. Ishak Abdulhak & Deni Darmawan. 2015. Teknologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Istiningsih. 2012. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Skripta Media Creative. Jacobsen, D.A., Eggen, P., & Kauchak, D. 2009. Methods for Teaching: Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TKSMA. Terjemahan Achmad Fawaid & Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lantip Diat Prasojo & Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Volume 1, Nomor (Isu) 5, November 2015
Roblyer, M. 2006. Integrating Educational Technology Into Teaching (4th ed.). Upper Saddle River, NJ: Merrill/Prentice Hall. Schrum, L. (Ed.). 2013. Teknologi Pendidikan Bagi Para Pemimpin Sekolah. Terjemahan Frida Dwiyanti Widjaya. Jakarta: PT. Indeks. Seels, B.B. & Richey, R.S. 1994. Instructional Technology: The Definition and Domain of the Field. Washington, DC. : AECT. Smaldino, S.E., Lowther, D.L. & Russell, J.D. 2014. Instructional Technology and Media Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Terjemahan Arif Rahman. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Yusufhadi Miarso. 2015. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: Prenadamedia Group bekerjasama dengan Pustekkom Depdiknas.
239
intentionally blank