UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI JOGLO 76 KELAS V KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA TAHUN 2015
Oleh : Sri Haryanni
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahan Sosial pokok bahasan Bhinka Tunggal Ika melalui mtode inkuiri pembelajaran keaktifan, kreatif, inovatif, mandiri sswa kelas V SD Negeri joglo 76 Surakarta Kecamatan Banjasari Kota Surakarta Tahun Ajaran 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Joglo 76 Surakarta kecamatan Banjarsari kota Surakarta tahun ajaran 2015. Data yang digunakan adalah proses pembelajaran dan data hasil pembelajar. Data hasil pembelajaran berupa nilai ulangan harian, data proses pembelajaran berupa berupa hasil observasi. Sumber data dapat diperoleh dari siswa, guru, interaksi antar sswa dengan guru, tempat, peristiwa di mana siswa aktif dalam pembelajaran langsung dan dokumen.Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan non tes . Teknik analisis data menggunakan deskriptis krits, indikator yang digunakan yaitu : 1) hasil tes kondisi awal, siklus I dan sklus II. Pembelajaan IPS, yang diperoleh sswa di atas kreteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. 2) Keaktifan siswa dalam mngikuti kgiatan pembelajaran terbentuk. Prosedur pnelitian terdiri dari dua siklus, dan stiap siklus terdiri dari Perencanaan/planming, tindakan/acting, observing/pengamatan, dan refleksi/hasil. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar guna meningkatkan hasil belajar IPS materi Bhinika Tunggal Ika pada siswa kelas V SD Negeri Joglo 76 kecamatan Banjarsari kota Surakarta Tahun Ajaran 2015. Dapat penulis kemukakan bahwa hasil belajar siswa meningkat, yaitu pada kondisi awal yang tuntas 9 siswa atau (24.32,%), sedang siswa yang tidak tuntas sebanyak 28 siswa (75,67), siklus I siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa ( 94,59 % ), sedangkan yang tidak tuntas 2 siswa atau ( 5, 40 %), pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 37 siswa atau (100%) tuntas sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan Bhinika Tunggal Ika pada siswa kelas V SD Negeri joglo 76 surakarta kecamata banjarsari kota surakarta tahn ajaran 2016.
1
menciptakan penemuan.Khoirul Anan, (2015: 8) Suasana pembelajaran yang membosankan berpengaruh terhadap penerimaan materi pembelajaran, selain itu siswa juga merasa jenuh jika dalam penyampaian materi hanya dengan menerangkan saja, tanpa ada media penunjang atau diselingi dengan tanya jawab dan diskusi, siswa akan kehilangan minat belajar dan tidak memperhatikan pembelajaran tersebut. Terutama mata pelajaran IPS. Oleh karena itu dalam pembelajaran harus terus berupaya lebih kreatif agar perhatian siswa dapat terpokus terhadap pembelajaran IPS yang disampaikan dan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar bisa mencapai sasaran. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang diwajibkan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Sekolah maupun perguruan tinggi perlu ada suatu upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar IPS melalui pola pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif, efesien, dan menyenangkan. Permusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah melalui metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan ”Bhinika Tunggal Ika” pada siswa kelas V SDN Joglo 76 Surakarta tahun ajaran 2015. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS pokok bahasan “Bhinneka Tunggal Ika“ melalui metode inkuiri pada siswa kelas V SDN Joglo 76 Surakarta tahun ajaran 2015
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, yaitu guru, tutor, dan dosen, atau dapat juga dilakukan oleh lembaga pendidikan seperti lembaga pendidikan formal dan non formal, atau lembaga latihan ketrampilan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia menjadi yang dewasa, yang mandiri, bermoral, dan beradab. Menurut Umar T, dkk (2005: 67). Pendidikan merupakan wahana penting untuk mengembangkan generasi yang menjadi sumberdaya pembangunan, dan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa. Dewasa ini, dunia pendidikan berupaya terus melakukan pembaharuan dan penyempurnaan struktur kurikulum, sistem pendidikan, metode pengajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan. Untuk mewujudkan kemajuan tersebut sangat didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran serta guru yang kompeten, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar melalui pemanfaatan metode Inkuiri, yaitu penekanan utama dalam proses belajar terletak pada kemampuan siswa untuk memahami, kemudian mengidentifikasi dengan cermat dan teliti, lalu diakhiri dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan yang tersaji. Selain itu bertujuan untuk mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi untuk menciptakan penemuan-penemuan, ide, gagasan. Oleh karenanya siswa didorong bukan saja untuk mengerti materi pelajaran tetapi juga mampu 1
Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri. b. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian yang berkaitan dengan metode inkuiri pada masa yang akan datang. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru dan calon guru : 1. Memberikan masukan kepada guru atau calon guru dalam menentukan strate gi, atau metode pembelaj aran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan 2. Memberikan informasi kepada guru dan calon guru untuk lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran melalui metode inkuiri 3. Sebagai bahan pertimbang an dan masukan serta menumbuhkan motivasi untuk meneliti pa da mata pelajaran lain atau permasalahan yang prose durnya hampir sama terkait dengan penggunaan metode inkuiri b. Bagi siswa atau peserta didik 1. Dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang telah disampaikan oleh guru dengan metode inkuiri. 2. Dapat meningkatkan prestasi belajar yang sejalan dengan meningkatnya pemaha
c.
man siswa pada materi yang telah disampaikan oleh guru melalui metode inkuiri 3. Dapat memperoleh bekal ketrampilan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupa sehari-hari, melalui metode inkuiri Bagi sekolah Dapat memberikan informasi dan masukan kepada sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.
KAJIAN PUSTAKA Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Belajar Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pndidkan, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dngan upaya kependidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya belajarpun diarahkan pada tecapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam. Muhibbin Syah, (2012: 59) Belajar suatu proses yang komplek yang tersedia pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Azhar Arsyad (2013: 1). Belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan. Abdul Majid, (2013: 4)
3
2.
Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan PIPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan pendidikam ilmu pengetahuan sosial (PIPS). Merupakan dua istilah yang diucapkan dalam berbagai karya akademik menjadi tumpang tindih (overlapping) kesalahan pengucapan atau tulisan disebabkan kurangnya sosialisasi sehingga menimbulkan perbedaan persepsi. Faktor lain karena kurang forum akademik yang membahas dan memasyarakatkan istilah (kebiasaan/latah). Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an, hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal digunakan dalan sistim pendidikan nasional, Sapriya (2012: 7). Tujuan mata pelajaran IPS yang didefinisikan oleh Sapriya (2012: 194), yaitu: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkunganya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalamkehidupan sosial 3. Memiliki kotmitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkom unikasi, bekerjasama dan berkompetensi, dalam masyarakat yang maje muk, ditingkat losal, nasional, dan global
3.
4
Ruang Lingkup pembelajaran IPS bagi siswa kelas V SD berdasarkan KTSP adalah, Bhinika tunggal Ika. Kemajemukan adalah sebuah fenomena yang mustshil dihindari dalam suatu negara. Diantaranya kebudayaan, agama, suku bangsa, ras/golongan, sejarah dan lain banyak lagi, umat manusia menjadikan sebagai suatu kelompok masyarakat yang rentan dengan konflik, yang cenderung di sakkralkan karena mengatasnamakan agama, suku, ras, golongan, budaya/adat, di negara kita adalah masa yang ditandai oleh semakin terbukanya pintu demokrasi di negara kita.. Masyarakat Indonesia hendanya meresponi arti semboyan yang sering di elu-elukan yaitu Bhinika Tunggal Ika. Ilmu Pengetauan Sosial untuk SD. Savage dan Armstrong Sapriya (2012: 80). Mengembangkan pendekatan inkuiri sebagai salah satu bagian dari upaya guru dalam membantu para sswa Sekolah Dasar meningkatkan kemampuan berpikir dan mendorong siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dalam IPS ialah berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis (criticalthinking), kemampuan memecahkan masalah (problem solving), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Pembelajaran IPS hendaknya juga sesuai dengan tingkat perkembangan anak, Kelas V memiliki rentang usia antara 10 sampai dengan 12 tahun yang menurut Piaget tergolong dalam operasional kongkrit sehingga pembelajaran harus
4.
memberikan gambaran yang nyata ataukongkrit yang ada disekitar anak. Memberikan pengalaman langsung kepada anak merupakan proses belanjar yang bermanfaat, sebab dengan mengalami langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihindari, semakin kokrit siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Berdasarkan definisix diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan IPS adalah pendidikan untuk mengarahkan pembentukan moral yang diwujudkan dalam sikap bhinika tunggal ika dalam merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa Perilaku setiap hari dan membekali pengetahuan serta kemampuan dasar berkenaan dengan melalui pendidikan IPS ini para siswa diharapkan mampu mengembangkan potensinya baik sebgai pribadi, anggota masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagai anggota masyarakat dunia. Pengertian Metode Pembelajaran Metode adalah proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik alam suatu pengajaran untuk mewujutkan tujuan yang ditetapkan. Abdul Maji, (2007: 135). Menurut Dajamarah metode adalah cara yng digunakn untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode dapat dianggp suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan segala sesuatu. Ahmat Susanto, (2013: 153).
5.
5
Tinjauan Tentang Metode Inkuiri Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk memiliki pengalaman belajar dalam menemukan konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan. Dalam metode pembelajaran inkuiri guru diharapkan mampu mengkondusipkan kelas sebagai laboratorium demokrasi, agar murid-murid terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Penting sekali dikondisikan sejak di bangku sekolah, supaya murid memiliki sikap jujur, sportif, dalam mengakui kekuranganya sendiri dan siap menerima pendapat orang lain yang lebih baik, serta mampu mencari penyelesaian masalah. Guru harus membimbing berlangsungnya proses inkuiri dan merangsang siswa berpartisipasi aktif. Meskipun siswa menempati posisi sebagai subjek dalam proses belajar, namun guru tetap memiliki peran penting dalam terlaksananya proses belajar tersebut dan guru yang bersedia dan mendorong siswa untuk menjadi kreatif. Khoirul Anam, (2015: 24). Tugas guru mengendalikan seluruh proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang di tempuh. Model ini menekankan perkembangan pribadi yang maksimal dan berfokus pada pembentukan individu dalam menghadapi kehidupan nyata.
pelaksanaan tidak mengganggu jam pelajaran karena kegiatan penelitian juga kegiatan pembelajaran. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksakan dari bulan Desember 2015 sampai bulan Febuari 2016 di SDN Joglo 76 Surakarta, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Penelitian dilakukan pada semester 1 dengan siklus yang setiap 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas V SDN Joglo 76 Surakarta, Kecamatan Banjarsari, Kotamadya Surakarta, Tahun Pelajaran 2015/2016. Banyaknya siswa 37 siswa, tediri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Metode Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Serinrg kali kita mendengar kata penelitian yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris: research yang berarti kegiatan pencaharian atau eksplorasi untuk menemukan jawaban dari masalah yang menjadi bidang kajian. Adapun yang dimasud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Dari segi (arti kata) action research diterjemahkan menjadi penelitian tindakan kelas, Sedangkan menurut John Eliot. Penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tersebut. Sarwiji Suwandi (2009: 9) Tindakan Kelas merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan fleksibel refleksi diri sebagai metode utama dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan
Kerangka Pikir
Kondisi awal
Guru belum menerapkan pembelajaran inquiri
tindakan
Penerapan pembelajara n inquiri
Kondisi akhir
Melalui penerapan pembelajar an inquiri dapat meningkat hasil belajar IPS
Siswa kurang berminat belajar hasil belajar siswa rendah (h il Siklus I hasil belajar siswa meningkat Siklus II Siswa berminat belajar IPS, Siswa aktif dalam belajar Hasil belajar siswa
Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di atas diajukan hipotesis atas permasalahan yang diangkat sebagai berikut. Diduga melalui metode inquiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan Bhinika tunggal Ika pada siswa kelas V SDN JOGLO 76 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Joglo 76 Surakarta, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, dengan alasan sekolah ini adalah lokasi penelitian dan kelas V merupakan kelas ampuan penelitian. Penelitian secara langsung mengetahui situasi pembelajaran IPS selama ini, dan 6
c.
Alat Pengumpulan data. Alat untuk pengumpulan data untuk tes berupa soal, sedangkan alat non tes berupa lembar pengamatan. Validitas Data Validasi data dalam penelitian diperlukan untuk memperoleh data yang valid. Dalam penelitian ini untuk data hasil belajar validasi dilakukan pada instrument. Untuk data proses pembelajaran dalam penelitian ini divalidasikan melalui triangulasi sumber yakni berkolaborasi dengan teman sejawat. Teknik Analisis Data Pada Penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam pengajaran data dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif kritis. Dengan menggunakan analisis deskrptif kritis, maka peneliti menjabarkan mengenai berbagai kelemahan dan kelebihan metode pembelajaran yang digunakan, apakah metode tersebut efektif atau tidak. Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini diukur berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1. Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai minimal 70. 2. Nilai untuk kompetensi dasar mengenal persatuan dan kesatuan melalui bhinika tunggal ika minimal 70 3. Sekurang-kurangnya 75% siswa memahami pembelajaran IPS pada kompetensi dasar mengenal persatuan dan kesatuan antar berbagai suku bangsa dan budaya, agama, sejarah, dan kebudayaan.
dalam berbagai aspek. Berdasarkan pengertian tersebut maka Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini terdiri dari data proses pembelajaran dan data hasil pembelajaran. Data hasil pembelajaran berupa nilai ulangan harian sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II. Data proses pembelajaran berupa hasil observasi dan hasil tes. Sumber data dalam penelitian ini ada yang berasal dari subyek penelitian yakni siswa dan guru, dan ada yang berasal dari bukan subyek penelitian yakni hasil pengamatan pembelajaran teman sejawat. Banyaknya sumber data pada masing-masing tahapan baik kondisi awal, siklus I, maupun siklus II terdiri dari dua data yaitu data hasil belajar dan data pembelajaran.Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara. a. Tes. Tes dilakukan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. Dalam Hal ini peneliti akan melakukan tes sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran inkuiri siklus I dan siklus II. b. Non Tes. Teknik non tes dilakukan untuk data dan informasi melalui pengamatan langsung saat pembelajaran berlangsung oleh teman peneliti atau dibantu rekan sejawat, yang terdiri dari pengamatan penampilan guru/peneliti, kegiatan siswa.
7
4
Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Adapun rancangan siklus I adalah sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan Tindakan 3. Pengamatan. Siklus 2 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan Tindakan 3. Pengamatan. Gambar Proses Pembelajaran
5
6
Planming/ Perencanaan Observing Pengamata
Reflecting hasil
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Siklus I
1
2
3
Aspek Pengamatan Perhatian siswa dalam pembelajaran Keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas Kemampuan siswa berpikir logis dan sistematis
Sebagian besar siswa belum dapat membuat kesimpulan dengan baik 7 siswa mendapat nilai tertinggi dan 6 siswa mendapat nilai rendah Nilai 60 = 14 siswa Nilai 65=11siswa Nilai 70 = 5, siswa Nilai 75 = 3 siswa Nilai 80 = 2,Nilai 90 =2 siswa jumlah 2470 Nilai ratarata 66
Dari data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 65 atau lebih adalah adalah 23 siswa, atau 62,3%, nilai ratarata 66 dengan demikian indikator keberhasilan peneliti belum tercapai bahkan masih ada siswa yang masih mendapat nilai rendah atau dibawah 65 sebanyak 14 siswa. Guru dalam menunjuk siswa untuk maju mengerjakan soal, maka siswa yang belum mendapat giliran ada yang pasif, tidak memperhatikan bahkan ramai sendiri. Kebanyakan siswa yang maju untuk mengerjakan soal kesulitan mempresentasikan/menguraikan hasil jawabannya.
Acting/ tindakan
No
Kemampuan siswa membuat kesimpulan Hasil tes siswa dapat dilihat keaktifan dan kemampuanya Hasil post tes dan nilai ratarata
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Siklus II
16 siswa baik, 21 siswa tidak memperhatikan teman yang maju. 12 siswa tidak aktif saat temanya maju kedepan (8 laki-laki dan 4 perempuan. 9 siswa yang ditunjuk untuk maju dan menjawab soaal 7 siswa menjawab dengan benar,dan 2 siswa menjawab kurang tepat dalam menjabarkannya. Karena saat pembelajaran tidak memperhatikan.
No 1
2
3
8
Aspek Pengamatan Perhatian siswa dalam pembelajaran Keaktifan siswa dalam melakukan tugas Kemampuan siswa dalam berpikir logis dan sistimatis
Hasil Pengamatan Perhatian semua siswa baik Semua siswa aktif
Dari 9 kelompok yang ditunjuk menpresentasikan gam bar materi semua benar, kemampu an menyanpaikan alasan c ukup baik karena sudah didiskusikan bersama
4
Kemampuan siswa membuat kesimpulan
5
Tanggapan dari siswa
6
Hasil post tes
menghargai antar pemeluk agama. Pada siswa SDN Joglo No 76 Surakarta Tahun Pembelajaran 2015/2016. Secara teoritis maupun empiris terbukti kebenaranya. Saran 1. Kepada Guru atau calon Guru. a. Hendaknya guru dapat memilih, menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru/calon guru dalam usaha meningkatkan kwalitas pembelajaran sehinggaprestasi belajar siswa akan meningkat, khususnya pada pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial pada siswa kelas V SDN Joglo Surakarta. Tahun Pelajaran 2015/2016. c. Adanya penelitian ini, peneliti berharap agar hasil penelitian in dapat dikembangkan oleh rekan-rekan guru atau calon guru dalam pembelajaran khususnya penerapan metode pembelajaran inkuiri pada pelajaran IPS, selain itu hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan refrensi sekolah. 2. Kepada siswa Diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahamanya terhadap materi mata pelajarana IPS khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya. 3. Bagi sekolah. Sekolah hendaknya mengusahakan dan menyediakan sarana pendukung kegiatan pembelajaran seperti penyediaan alat peraga yang memadahi.
Alasan yang disampaikan merupakan kesimpulan , kemampuan meningkat Menunjukan bahwa 2 siswa mendapat nilai 90 tertinggi dan 2 siswa rendah nilai 65 Nilai 65 = 2 siswa Nilai70 = 16,siswa, Nilai75 = 6 siswa Nilai 80 = 6 siswa, Nilai 85 = 5 siswa Nilai 90 = 2 siswa Jumlah nilai 2795 Nilai rata-rata 75.
Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 70 atau lebih semua atau 36 siswa atau 97% nilai rata-rata 75. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS pada kompetensi dasar “Bhinika Tunggal Ika“ walau berbeda-beda tetapi satu jua, perbedaan kebudayaan, bahasa, suku bangsa, dan salng menghormati antar beragama pada siswa kelas V SDN Joglo No 76 Surakarta Tahun Pembelajaan 2015/2016. Hal ini ditunjukan dengan terpenuhinya indikataor kinerja yaitu sekrang-kurangnya 75% siswa memperoleh nilai paling rendah 70, nilai kompetensi dasar mengenai Bhinika Tunggal Ika minimal 70 dan siswa mampu memahami, dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Penggunaan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasilbelajar IPS pada kompetensi dasar mengenai makna perbedaan-perbedaan antar suku bangsa, budaya, sejarah, kebudayaan dan 9
4.
Umar.T dkk, 2005, Pengantar Pendidikan ,Rineka cipta jakarta
Bagi peneliti yang lain. Agar penelitian dapat berhasil baik serta bermanfaat, sebaliknya dilaksanakan secara berkesinambungan dengan program yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid, 2007 Perencanaan Pembelajaran PT Remaja Rosdakarya Bandung _________. 2012 Perencanaan Pembelajaran PT Remaja Rosdakarya. Bandung _________. 2013 Strategi Pembelajaran PT Remaja Rosdakarya Bandung Ahmat Susanto, 2013 Teori Belajar dan Pembelajaran, Prenadamedia Gruo, Azhar, 2006, Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Jakarta ____ ,2013, Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Jakarta Khairul Anam, 2015Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Pustaka Pelajar. Yogyakarta Muhibbin Syah, 2012, Pelajaran, Raja persada. jakarta, Sawiji Suwadi, 2009, Tindakan Kelas, Rayon Surakarta
Psikologi Grafindo Penelitian Solo.(PSG)
Sapriya, 2012, Pendidikan IPS Remaja Rosdakarya, Bandung Syahrial Syarbani, 2010, Pendidikan kewarganegaran, Graha ilmu. Yogyakart
10