PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN ASESMEN KINERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 GIANYAR TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Oleh KOMANG SRI YAYUK APRIYUNI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan asesmen kinerja dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kewirausahaan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMK PGRI 1 Gianyar dengan menggunakan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel penelitian berjumlah 88 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis varians dua jalur melalui uji F dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prestasi belajar kewirausahaan siswa yang belajar dengan model pembelajaran problem based learning berbasis asesmen kinerja lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional (FA = 4,23 dengan p < 0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kewirausahaan (FAB = 14,85 dengan p < 0,05). Pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, prestasi belajar kewirausahaan siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning berbasis asesmen kinerja lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional (Qhit = 10,07 > Qtabel = 2,86). Namun, pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, prestasi belajar kewirausahaan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning berbasis asesmen kinerja (Qhit = 3,06 > Qtabel = 2,86). Berdasarkan hasil temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning berbasis asesmen kinerja dan motivasi berprestasi dapat meningkatkan prestasi belajar kewirausahaan pada siswa kelas XI SMK PGRI 1 Gianyar. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa model pembelajaran problem based learning berbasis asesmen kinerja merupakan model pembelajaran yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran kewirausahaan, dan penerapan model pembelajaran problem based learning dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar kewirausahaan. Kata kunci :
Pembelajaran Berbasis Masalah, Konvensional, Asesmen Motivasi Berprestasi, Prestasi Belajar Kewirausahaan.
1
Kinerja,
ABSTRACT This study goal to determine and analyze the influence of the learning model of problem based learning and performance-based assessment of achievement motivation to school performance entrepreneurship. It was held at XI grade of SMK PGRI 1 Gianyar using the draft of Post Test Only Control Group Design. The research sample amounted to 88 people are selected using Random Sampling Techniques. The process of the data obtained using analysis of variance (ANAVA) two ways through the F test followed by Tukey test. The results of the research are overall, entrepreneurial learning achievements of students studying the problem based learning model of performance-based assessment showing that it is higher than students who studied with conventional learning model (FA = 4,23 with p< 0,05). The research also indicated there is an interaction effect between learning model with achievement motivation to entrepreneurial learning achievement of students (FAB = 14,85 with p < 0,05). The motivation of high-achieving students, entrepreneurial learning achievements of students who use a learning model based assessment of problem based learning performed better than students who learn using conventional learning models (Qhit = 10,07 with p < 0,05). In other way the students who have low achievement motivation, entrepreneurial learning achievements of students who use conventional learning model better than students who studied with problem-based learning model of learning-based assessment performed (Qhit = 3,06 with p < 0,05). From the research found and conclude that the model of problem based learning and learning achievement motivation influence learning achievement entrepreneurial of XI class SMK PGRI 1 GR. This study provides implications there are problem based learning model is a model of performance-based assessment of learning that needs to be considered and implemented in the process of entrepreneurial learning, and application of problem based learning model of learning and achievement motivation influence on entrepreneurial learning achievement of students. Key word : problem based learning, conventional, performance assessment, achievement motivation, and school performance entrepreneurship
pengetahuan dan keterampilan yang
1. PENDAHULUAN Seiring
dengan
kemajuan
berkualitas serta sikap teladan, dalam
IPTEK sekolah perlu menyiapkan
rangka
lulusan peserta didik yang memiliki
persaingan
2
ikut
berpartisipasi dunia
kerja.
dalam Menurut
Suherman (2008:22), tujuan utama
melalui
pembelajaran kewirausahaan adalah
wawasan
membentuk jiwa wirausaha peserta
pembelajaran praktek.
didik, sehingga yang bersangkutan
pembelajaran yang
teori
didapat
dan dalam
Suasana atau iklim belajar
menjadi individu yang kreatif, inovatif
mengajar
dan produktif.
Pola pembelajaran
proses pembelajaran sehingga dapat
kewirausahaan dimulai dari, teori,
memotivasi siswa untuk senantiasa
praktek
Teori
belajar dengan baik dan bersemangat.
memperolah
Sebagaimana diketahui bahwa metode
pengetahuan tentang kewirausahaan
mengajar merupakan sarana interaksi
mengisi aspek kognitif agar siswa
guru dengan siswa di dalam kegiatan
memiliki
paradigma
belajar mengajar. Dengan demikian,
Praktek
dimaksudkan
diarahkan
dan
implementasi. untuk
wirausaha. untuk
yang
harus
perlu
diciptakan
diperhatikan
ketepatan
yang telah dipelajari agar
siswa
dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat
merasakan betul bahwa teori yang
materi pelajaran dengan kemampuan
dipelajari bisa dipraktekkan dan akan
guru
bermanfaat bagi dirinya dan orang
melaksanakan metode tersebut.
dalam
mengajar
adalah
melakukan kegiatan berdasarkan teori
lain. Hal ini berkaitan dengan nilai
metode
dalam
memahami
yang
dan
Jenning dan Dunne dalam
afektif siswa. Kemudian implementasi
Suharta
berarti pelaksanaan kegiatan yang
bahwa kebanyakan siswa mengalami
sesungguhnya dalam memanfaatkan
kesulitan
pengetahuan yang telah diperoleh
kewirausahaan
3
(2002:
642)
dalam ke
mengatakan
mengaplikasikan dalam
situasi
kehidupan
nyata.
Hal
ini
sering
kewirausahaan dengan pengalaman
disebabkan oleh karena guru dalam pembelajaran
di
kelas
anak sehari-hari.
kurang
Mengingat begitu pentingnya
memberikan kesempatan kepada siswa
kewirausahaan di sekolah seperti yang
untuk
dan
disebutkan di atas, diperlukan suatu
ide
strategi
menemukan
mengkonstruksi kewirausahaan
sendiri yang
Menghubungkan
pengalaman
tujuan yang diharapkan dapat dicapai
dilakukan
kewirausahaan
agar
sesuai diinginkan. Salah satu faktor dari dalam
agar
diri
siswa
pembelajaran lebih bermakna. Hal ini
berprestasi
dipertegas
proses
oleh
dalam
pembelajaran
kewirausahaan dalam pembelajaran di penting
tepat
dimilikinya.
kehidupan nyata anak dengan ide-ide
kelas
yang
Heuvel-Panhuizen
yang tidaknya
belajar
menentukan siswa
mengajar
motivasi
mengatakan bahwa bila anak belajar
belajar,
kewirausahaan
dari
keseluruhan daya penggerak di dalam
pengalaman mereka sehari-hari maka
diri siswa yang menimbulkan kegiatan
anak akan cepat lupa dan tidak dapat
belajar, yang menjamin kelangsungan
mengaplikasikan kewirausahaan. Ini
dari kegiatan belajar.
berarti
bahwa
pembelajaran
Dalam
adalah
dalam Suharta (2002: 642) yang
terpisah
belajar.
dalam
motivasi
kegiatan
merupakan
Dengan pembelajaran dengan
kewirausahaan di kelas ditekankan
metode
pembelajaran
berbasis
pada keterkaitan antara konsep-konsep
masalah siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan berusaha. Motivasi
4
siswa sangat diperlukan, hal tersebut
didasarkan pada kinerja (performance)
dirasa perlu karena banyak sekali
yang
permasalahan dalam kewirausahaan
menyelesaikan
yang
permasalahan yang diberikan. Prestasi
bervariasi
dan
menyelesaikan
juga
untuk
permasalahan
yang
ditunjukkan suatu
diperoleh
dalam tugas
merupakan
atau
suatu
kewirausahaan di kehidupan sehari-
prestasi dari unjuk kerja tersebut.
hari
memerlukan
Asesmen kinerja adalah penelusuran
cara
produk
sehingga
penyelesaian
dengan
dalam
proses.
Artinya,
berbeda-beda. Motivasi siswa dalam
prestasi-prestasi
kerja
yang
belajar
diperlukan
ditunjukkan dalam proses pelaksanaan
untuk dapat menyelesaikan berbagai
kegiatan itu digunakan sebagai basis
soal serta permasalahan yang ada
untuk dilakukan suatu pemantauan
dalam kewirausahaan sehingga dapat
atau penilaian terhadap produk dari
ditemukan
aktivitas tersebut.
kewirausahaan
penyelesaian.
yang
Dengan
demikian apabila motivasi berprestasi
Berdasarkan latar belakang dan
siswa meningkat diharapkan proses
identifikasi masalah, sehingga secara
pembelajaran akan lebih baik dari
eksplisit
sebelumnya. Untuk itu penelitian ini
permasalahan penelitian ini adalah
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
sebagai berikut: (1) Apakah terdapat
penerapan
perbedaan
berbasis
metode masalah
pembelajaran pada
dirumuskan
prestasi
belajar
kewirausahaan antara
siswa
berprestasi siswa. Pemantauan model
mengikuti
pembelajaran
pembelajaran
berbasis masalah berbantuan asesmen
berbasis
motivasi
dapat
masalah
5
model
yang
kinerja dan yang mengikuti model pembelajaran
konvensional?
Adapun tujuan yang hendak
(2)
dicapai dalam penelitian ini adalah
interaksi
untuk mengetahui hal-hal sebagai
antara model pembelajaran dengan
berikut. 1) Untuk mengetahui apakah
motivasi berprestasi siswa terhadap
terdapat
prestasi belajar kewirausahaan? (3)
kewirausahaan antara
siswa
Untuk siswa yang memiliki motivasi
mengikuti
pembelajaran
berprestasi tinggi, apakah terdapat
berbasis masalah berbantuan asesmen
perbedaan
belajar
kinerja dan siswa yang mengikuti
Apakah terdapat pengaruh
prestasi
perbedaan
hasil
model
belajar yang
kewirausahaan antara
siswa
yang
model pembelajaran konvensional. 2)
mengikuti
pembelajaran
Untuk mengetahui pengaruh interaksi
berbasis masalah berbantuan asesmen
antara model pembelajaran dengan
kinerja
motivasi berprestasi terhadap hasil
model
dan
yang
mengikuti
pembelajaran konvensional? (4) Untuk
belajar
siswa
mengetahui perbedaan prestasi belajar
yang
memiliki
motivasi
kewirausahaan.
3)
Untuk
berprestasi rendah, apakah terdapat
kewirausahaan antara
siswa
perbedaan
mengikuti
pembelajaran
prestasi
belajar
kewirausahaan antara
siswa
mengikuti
pembelajaran
model
yang
model
yang
berbasis masalah berbantuan asesmen kinerja
dan
yang
mengikuti
berbasis masalah berbantuan asesmen
pembelajaran konvensional pada siswa
kinerja dan yang mengikuti model
yang memiliki motivasi berprestasi
pembelajaran konvensional ?
tinggi.
6
4)
Untuk
mengetahui
perbedaan
2. METODE PENELITIAN
prestasi belajar kewirausahaan antara siswa
yang
pembelajaran
mengikuti berbasis
Penelitian
ini
merupakan
model
penelitian eksperimen semu (quasy
masalah
exsperiment) dengan menggunakan
berbantuan asesmen kinerja dan yang
rancangan
mengikuti pembelajaran konvensional
control group design dan rancangan
pada siswa yang memiliki motivasi
ANAVA dua jalur. Selanjutnya bila
berprestasi rendah.
diketahui terdapat interaksi antara
Manfaat yang dapat ditarik dari penelitian ini
penelitian
model pembelajaran berbasis masalah
adalah : (1)
berbantuan asesmen kinerja, motivasi
memberikan wawasan yang lebih luas
berprestasi
bagi guru tentang model pembelajaran
kewirausahaan,
dan
asesmen
pembelajaran, kualitas
terhadap prestasi belajar maka
dilanjutkan
yang
tepat
dalam
dengan uji Tukey. Populasi penelitian
(2)
meningkatkan
ini adalah siswa kelas XI SMK PGRI
pembelajaran
demi
ketuntasan
belajar,
tercapainya
posttest-only
1 Gianyar. Sampel diambil dengan teknik
random
sampling
yang
maksimalnya prestasi belajar, dan
dikenakan terhadap kelas dengan cara
meningkatkan
berprestasi
undian. Dalam pengundian terpilih
siswa dalam belajar mandiri sehingga
kelas XI AP1 dan XI AK1 sebagai
model pembelajaran berbasis masalah
kelompok eksperimen yang berjumlah
berbantuan asesmen kinerja dapat
81 orang, kelas XI AP2 dan XI AK2
diterapkan.
berjumlah 81 orang sebagai kelompok
motivasi
kontrol, selanjutnya setelah dilakukan
7
tes
dengan
berprestasi siswa
kuesioner
motivasi
memiliki motivasi berprestasi tinggi,
diambil 27% kelompok
yang
memiliki
6)
motivasi
prestasi
mengikuti
belajar model
siswa
yang
pembelajaran
berprestasi tinggi dan 27% kelompok
berbasis masalah berbantuan asesmen
siswa
kinerja
yang
berprestasi
memiliki
motivasi
rendah sehingga jumlah
dan
memiliki
motivasi
berprestasi rendah, 7) prestasi belajar
sampel masing-masing kelompok 44
siswa
orang.
pembelajaran Data yang dikumpulkan dalam
yang
emngikuti konvensional
model dan
memiliki motivasi berprestasi tinggi,
penelitian ini dikelompokkan menjadi
8)
: 1) prestasi belajar kewirausahaan
mengikuti
siswa
konvensional dan memiliki motivasi
yang
pembelajaran berbantuan
mengikuti berbasis
asesmen
model masalah
kinerja,
prestasi
belajar model
siswa
yang
pembelajaran
berprestasi rendah.
2)
Dalam
penelitian
ini
dikaji
prestasi belajar siswa yang mengikuti
empat hipotesis sebagai berikut. 1)
model pembelajaran konvensional, 3)
Terdapat perbedaan prestasi belajar
prestasi belajar siswa yang memiliki
kewirausahaan
motivasi berprestasi tinggi, 4) prestasi
mengikuti
belajar siswa yang memiliki motivasi
berbasis masalah berbantuan asesmen
berprestasi rendah, 5) prestasi belajar
kinerja dengan siswa yang mengikuti
siswa
model
model pembelajaran konvensional. 2)
masalah
Terdapat pengaruh interaksi antara
yang
pembelajaran berbantuan
mengikuti berbasis
asesmen
kinerja
dan
penerapan
8
antara
model
model
siswa
yang
pembelajaran
pembelajaran
dengan motivasi berprestasi terhadap
(ANAVA) Dua jalur adalah sebagai
prestasi belajar kewirausahaan siswa.
berukut. Hipotesis pertama, hasil uji
3) Pada siswa yang memiliki motivasi
hipotesis
berprestasi tinggi terdapat perbedaan
menolak H0 yang menyatakan bahwa
prestasi belajar kewirausahaan antara
tidak
siswa
model
belajar kewirausahaan antara siswa
masalah
yang mengikuti model pembelajaran
berbantuan asesmen kinerja dan siswa
berbasis masalah berbantuan asesmen
yang mengikuti model pembelajaran
kinerja dengan siswa yang mengikuti
konvensional. 4) Pada siswa yang
model
memiliki motivasi berprestasi rendah
Demikian juga dari hasil analisisnya
terdapat perbedaan prestasi belajar
menunjukkan bahwa ada perbedaan
kewirausahaan antara
siswa
rata-rata
mengikuti
pembelajaran
yang
mengikuti
pembelajaran
berbasis
model
yang
pertama
terdapat
telah
perbedaan
pembelajaran
skor
kewirausahaan.
berhasil
prestasi
konvensional.
prestasi
belajar
Sehingga
secara
berbasis masalah berbantuan asesmen
keseluruhan
kinerja dan siswa yang mengikuti
kewirausahaan siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional.
model pembelajaran berbasis masalah
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
berbantuan asesmen kinerja lebih baik daripada
Bertitik
tolak
dari
prestasi
prestasi
belajar
belajar
kriteria kewirausahaab siswa yang mengikuti
pengujian
hipotesis
yang
telah model pembelajaran konvensional.
diuraiakan di atas, diperoleh hasil uji Hipotesis
kedua,
hasil
uji
hipotesis secara keseluruhan dengan hipotesis keempat berhasil menolak menggunakan
analisis
Varians
9
H0 yang menyatakan bahwa tidak
berprestasi
terdapat interaksi antara penerapan
siswa
model pembelajaran dengan motivasi
berprestasi tinggi, terdapat perbedaan
berprestasi siswa dalam pengaruhnya
yang signifikan pada prestasi belajar
terhadap
kewirausahaab antara
siswa
keiwrausahaan . Jadi uji hipotesis
mengikuti
pembelajaran
keempat menunjukkan bahwa terdapat
berbasis masalah berbantuan asesmen
interaksi
kinerja dengan siswa yang mengikuti
prestasi
antara
pembelajaran
belajar
penerapan dengan
model motivasi
prestasi
yang
Sehingga
memiliki
model
pada
motivasi
yang
model pembelajaran konvensional,
berprestasi siswa dalam pengaruhnya terhadap
tinggi.
Hipotesis keempat, hasil uji
belajar
hipotesis keempat berhasil menolak
kewirausahaan.
H0 yang menyatakan bahwa tidak
Hipotesis
ketiga,
uji
terdapat perbedaan yang signifikan
hipotesis ketiga berhasil menolak H0
pada prestasi belajar kewirausahaan
yang
antara siswa yang mengikuti model
menyatakan
hasil
bahwa
tidak
terdapat perbedaan yang signifikan
pembelajaran
antara prestasi belajar kewirausahaan
berbantuan asesmen kinerja dengan
antara siswa yang mengikuti model
siswa
pembelajaran
pembelajaran
berbasis
masalah
yang
berbantuan asesmen kinerja dengan
siswa
siswa
berprestasi
yang
pembelajaran siswa
yang
mengikuti
model
konvensional, memiliki
pada
yang
berbasis
masalah
mengikuti
model
konvensional, memiliki
pada
motivasi
rendah. Jadi pada siswa
yang memiliki motivasi berprestasi
motivasi
rendah,
10
terdapat
perbedaan
yang
signifikan pada
prestasi belajar
perhitungan analisis ANAVA dua
antara siswa yang mengikuti model
jalur
pembelajaran
kewirausahaan siswa dalam penelitian
berbasis
masalah
mengenai
berbantuan asesmen kinerja dengan
ini dapat
siswa
3.1berikut.
yang
mengikuti
pembelajaran
model
konvensional.
prestasi
belajar
disajikan dalam Tabel
Hasil
Tabel 3.1 Rangkuman (ANAVA ) Analisis Varians Dua Jalur Sumber Variasi JKA JKB JKAB dalam
Total
JK
db
RJK
Fh
550.00 4712.91 1928.91 10914.18 18106.00
1 1 1 84 87
550.00 4712.91 1928.91 129.93
4.23 36.27 14.85 -
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan
pada siswa yang mengikuti model
4. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
Ftab 5% 1% 3,94 8,9 3,94 8,9 * 3,94 8,9
dalam
berbasis
masalah
ini
berbantuan asesmen kinerja memiliki
diperoleh simpulan sebagai berikut (1)
prestasi belajar kewirausahaan lebih
Terdapat perbedaan prestasi belajar
daripada siswa yang mengikuti model
kewirausahaan
pembelajaran
mengikuti
penelitian
pembelajaran
antara
model
siswa
yang
pembelajaran
konvensional
XA1 65,80, XA2 65,30).
( (2)
berbasis masalah berbantuan asesmen
Terdapat pengaruh interaksi antara
kinerja
model pembelajaran dengan motivasi
model
dan siswa yang mengikuti pembelajaran
(FA = 4,23 > Ftabel
konvensional.
(0,05 ;1:92)
berprestasi
= 3,94).
terhadap prestasi belajar
kewirausahaan siswa (FAB = 14,85 >
Dari rata-rata hitung diketahui bahwa
Ftabel
11
(0,05 ;1:92)
= 3,94). (3) Terdapat
perbedaan
prestasi
kewirausahaan
antara
mengikuti
model
belajar siswa
kinerja dengan siswa yang mengikuti
yang
model
pembelajaran
konvensional
pembelajaran
pada kelompok siswa yang memiliki
berbasis masalah berbantuan asesmen
motivasi berprestasi rendah (Q = 3,06
kinerja dan siswa yang mengikuti
> Qt (dk=92;α=0,05) = 2,86). Dari rata-rata
model
hitung
pembelajaran
konvensional
diketahui
bahwa
prestasi
pada kelompok siswa yang memiliki
belajar siswa yang mengikuti model
motivasi berprestasi tinggi (Q = 10,07
pembelajaran konvensional lebih baik
>Qt (dk=92;α=0,05) = 2,86). Dari rata-rata
daripada
hitung
prestasi
kewirausahaan siswa yang mengikuti
belajar kewirausahaan siswa yang
model pembelajaran berbasis masalah
mengikuti
pembelajaran
berbantuan asesmen kinerja ditinjau
berbasis masalah berbantuan asesmen
dari motivasi berprestasi rendah. (
kinerja lebih baik daripada prestasi
X A 1 B 2 56 ,50 X A 2 B 2 60,86 ).
diketahui
bahwa
model
belajar kewirausahaan siswa yang mengikuti
pembelajaran
berprestasi
tinggi.
(
disimpulkan
bahwa
model
pembelajaran
berbasis
masalah
berbantuan
XA1B1 80,50 XA2 B1 66,14).
belajar
Berdasarkan temuan tersebut,
dengan
pendekatan konvensional ditinjau dari motivasi
prestasi
asesmen
kinerja
dan
(4) motivasi
berprestasi
berpengaruh
Terdapat perbedaan prestasi belajar terhadap kewirausahaan
antara
siswa
prestasi
belajar
yang kewirausahaan pada siswa kelas XI
mengikuti
model
pembelajaran SMK PGRI 1 Gianyar tahun pelajaran
berbasis masalah berbantuan asesmen 2011-2012. Agar diperoleh hasil yang
12
maksimal maka dalam pembelajaran
lebih aktif, kreatif dan merasa senang
kewirausahaan, berprestasi
maka
motivasi
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
siswa
harus
Kedua, dalam menerapkan model
dipertimbangkan. Berkenaan
pembelajaran
berbasis
masalah
asesmen
kinerja
dengan
hasil
berbantuan
diperoleh,
serta
hendaknya diperhatikan kemampuan
implikasi
motivasi berprestasi siswa sehingga
penelitian di atas, maka beberapa
pengelolaan kelas bisa optimal. Model
saran yang dapat diajukan adalah
pembelajaran
sebagai berikut. Pertama, Kepada para
berbantuan asesmen kinerja lebih baik
pemegang kebijakan dalam bidang
diterapkan pada siswa yang memiliki
pendidikan
agar
motivasi berprestasi tinggi. Ketiga,
memperkenalkan lebih jauh model-
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
model pembelajaran student centre
PGRI 1 Gianyar pada kelas XI tahun
khusunya
ajaran
penelitian
yang
mempertimbangkan
disarankan
model
pembelajaran
berbasis
2011-2012.
Untuk
lebih
berbasis masalah kepada guru-guru
meningkatkan
bidang
melalui
penelitian ini, kepada yang berminat
kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan-
perlu melakukan penelitian sejenis
pelatihan, maupun dalam pertemuan
dengan melibatkan sampel yang lebih
rutin MGMP, karena melalui model
banyak, wilayah yang lebih luas dan
pembelajaran
proses
tingkat kelas yang beragam, sehingga
dan
diharapkan hasil penelitiannya lebih
studi
pembelajaran
di
SMK,
tersebut lebih
efektif
memungkinkan peserta didik akan
rinci.
13
keakuratan
masalah
hasil
DAFTAR PUSTAKA Arends, R.I. 2004. Learning to Teach. Singapore : Mc GrawHill Book Company
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Depdiknas, 2007. Pendekatan kontekstual (Teaching and learning ). Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta : Depdiknas
Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta Asep Jihad dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Yogyakarta.
Djaali & Pudji Mujiono. 2008. Pengukuran dalam Bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.
Barret, T et al. 2005. Handbook of Enquiry and Problem Based Learning. Barrett, T., Mac Labhrainn, I., Fallon, H. (Eds). Galway: CELT. (Online). Tersedia http://www.Nuigalway.ie/celt /pblbook. diakses tanggal 12 Oktober 2011.
Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga : sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta
Barrows, H.S. 1996. Project Based Learning : an approach to medical education. New York : Springer Publishing Company Inc. Bloom,
Burhan
Gagne, E.D., 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Toronto: Little, Brown and Company Gallagher, S. 1995. Implementing Problem Based Learning in Science Classroom : School Science and Mathematic.
S. Benyamin 2006. Taxonomy of Educational Objective The Classification of Educational Goal.
Gronlund, N. E., & Linn, R. L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. Sixth Edition. New York: MacMillan Publishing Company.
Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research Edisi ke-4. Yogyakarta: Andi offset.
Dantes, Nyoman. 2007. Metodelogi Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora.
14
Harrow, Anita J.1972. A taxonomy of the psychomotor domain : a guidefor developing behavioral objectives / by Anita J. Harrow. New York : Longman
DevelopingCountries: An Exploration of Policy Options for Improved Delivery. Journal of International Cooperation in Education. CICE Hiroshima University.
Heckhausen, H. 1967. The Anatomy of Achievement Motivation. New York : Academic Press.
Koyan, I Wayan. 2007. Statistik Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Heward, William L. 1996. Exceptional Children 5th Edition (An Introduction to Special Education). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Savoie J M. & Andrew S H, 1994. “ Problem-Based Learning As Classroom Solution” Educational Leadership
Hibbard, M. 2000. Performance Assessment in the Science Classroom. New York: The McGraw-Hill Companies.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1999. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, Muslimin dkk.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Johnson, D.W.& Johnson. R.T. 2007. Meaningful Assessment. Boston: Allyn and Bacon.
Slavin, E. Robert. 2009. Cooperaive Laearning (Teori, Riset dan Praktik). Cetakan ke-III. Bandung: Nusa Media.
Joseph P. G. Chimombo. 2005. Issues in Basic Education in
15