KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Oleh Supartinah, M.Hum.
[email protected]
Pendahuluan Peserta didik usia sekolah dasar termasuk dalam tahap perkembangan intelektual operasional konkret. Santrock (2008: 55) menguraikan bahwa pemikiran operasional konkret melibatkan penggunaan konsep operasi. Pemikiran yang logis menggantikan pemikiran intuitif, tetapi hanya dalam situasi yang konkret. Terdapat keterampilan menklasifikasikan, tetapi persoalan yang abstrak akan menimbulkan kesulitan dan tetap tidak terselesaikan. Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa bolak-balik dan berkaitan dengan objek yang nyata dan konkret, dapat bernalar secara logis tentang kejadian-kejadian konkret dan mampu mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang berbeda-beda. Dengan demikian materi-materi serta konsep-konsep yang diajarkan kepada peserta didik harus diawali dengan hal-hal yang konkret atau nyata. Salah satu cara yang digunakan oleh peserta didik untuk mengenali materimateri serta konsep-konsep adalah melalui bertanya dengan berbagai bentuk pertanyaan. Bahasa akan membantu peserta didik memperoleh pemahaman. Peserta didik khususnya di sekolah dasar, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Di rumah, sering bertanya kepada orang tuanya mengenai sesuatu yang tidak diketahuinya. Akan tetapi, di sekolah, terkadang guru gagal meneruskan dan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik dengan baik. Meskipun guru telah melontarkan banyak pertanyaan, tidak semua pertanyaan mendapat reaksi dari peserta didik. Hal ini terkait dengan cara dan kalimat pertanyaan yang diajukan guru. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan prinsip dan komponen pertanyaan, serta menerapkan strategi bertanya dengan baik.
Makalah disampaikan pada pelatihan guru SD di lingkungan Kec. Umbulharjo |
1
Tujuan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Terkait dengan proses pembelajaran di sekolah dasar, Santrock (2008: 57) memberikan alternatif strategi mengajar yang sesuai untuk tahapan operasional konkret peserta didik di sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1.
mendorong peserta didik untuk menemukan konsep dan prinsip dengan cara mengajukan pertanyaan yang relevan mengenai materi yang sedang dipelajari agar peserta didik dapat menjawab melalui pemikirannya sendiri,
2.
melibatkan peserta didik dalam tugas-tugas operasional, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pengaturan, dan pengurutan dengan menggunakan materi konkret,
3.
merencanakan aktivitas yang membuat peserta didik mempraktikkan konsep hierarki klasifikasi,
4.
memasukkan aktivitas yang membutuhkan konservasi area, berat, dan volume yang dipindahkan,
5.
menciptakan aktivitas agar peserta didik dapat mengurutkan dan membalik urutan,
6.
selalu meminta peserta didik untuk memberikan alasan atas jawaban yang telah diberikan dalam memecahkan masalah,
7.
mendorong peserta didik untuk bekerja dalam kelompok dan bertukar pikiran satu sama lain, seperti meminta peserta didik untuk menciptakan drama secara kelompok,
8.
menggunakan peralatan dan bantuan visual ketika mengajarkan sesuatu yang kompleks.
Terkait dengan strategi di atas, sebaiknya guru mendorong peserta didik untuk menemukan konsep dan prinsip dengan cara mengajukan pertanyaan yang relevan mengenai materi yang sedang dipelajari agar peserta didik dapat menjawab melalui pemikirannya sendiri. Sesuai dengan alternatif strategi mengajar tersebut, nyatalah bahwa keterampilan bertanya oleh guru di tingkat
Makalah disampaikan pada pelatihan guru SD di lingkungan Kec. Umbulharjo |
2
sekolah dasar sangatlah penting karena mendorong peserta didik untuk berpikir dan membangun konsep sesuai dengan pemahamannya. Keterampilan dalam mengajukan pertanyaan oleh guru dimaksudkan agar dapat terjadi umpan balik antara guru dan peserta didik. Peserta didik akan dapat memiliki kesempatan untuk aktif berpartisipasi dan berpikir. Bertanya dalam pembelajaran memiliki tujuan. Tujuan guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik menurut Purwiro Harjati (2008:1) sebagai berikut. 1.
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi pelajaran.
2.
Memusatkan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran atau konsep.
3.
Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang dialami peserta didik.
4.
Mengembangkan cara belajar peserta didik aktif.
5.
Memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengasimilasikan informasi. 6.
Mendorong peserta didik mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7.
Menguji dan mengukur hasil belajar peserta didik.
8.
Mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Guru sebaiknya membiasakan untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta didik agar tercipta pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Bentuk pertanyaan yang dipilih disesuaikan dengan maksud, tujuan, dan kebermaknaannya. Pertanyaan “apakah kamu mengerti?” adalah baik, namun akan menjadi lebih bermakna apabila dirubah menjadi “apa saja yang telah kamu mengerti?” (Mast, 2002: 16). Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Adapun komponen-komponen yang harus diperhatikan guru dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik adalah pengungkapan pertanyaan secara jelas, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran, penyebaran, pemberian waktu berfikir, dan pemberian tuntunan (Purwiro Harjati, 2008:1).
Makalah disampaikan pada pelatihan guru SD di lingkungan Kec. Umbulharjo |
3
Berdasar uraian di atas, berikut ini akan dipaparkan lebih dalam hal-hal yang harus diperhatikan guru sekolah dasar dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. 1.
Guru dalam menyampaikan pertanyaan sebaiknya harus jelas dan singkat agar mudah dipahami dan direspon dengan baik oleh peserta didik.
2.
Pemberian acuan pertanyaan juga penting dilakukan agar pikiran peserta didik dapat lebih terarah.
3.
Peserta didik di sekolah dasar mempunyai ego yang cukup tinggi, sehingga guru harus pandai-pandai dalam memberikan giliran kepada peserta didik dalam menjawab.
4.
Bersikap adil tanpa ada bias gender dalam penyebaran pertanyaan juga penting diperhatikan oleh guru.
5.
Guru harus memberikan waktu dan kesempatan peserta didik untuk berfikir dalam mengolah jawaban.
6.
Guru sebaiknya menunjukkan perhatian dan antusias yang tinggi dalam mendengarkan jawaban peserta didik. Guru sebaiknya menatap mata dan tersenyum kepada peserta didik saat mereka menjawab. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa guru sangat menghargai jawaban peserta didik.
7.
Pemberian tuntunan dalam mengajukan pertanyaan juga penting dilakukan oleh guru dengan cara mengulangi pertanyaan dengan menggunakan kalimat yang lebih sederhana maupun dengan cara menyampaikan
penjelasan
terkait
dengan
materi
yang
telah
disampaikan yang berhubungan dengan pertanyaan. 8.
Guru harus memperhatikan urutan pertanyaan. Untuk pembelajaran di sekolah dasar, sebaiknya pertanyaan dimulai dari pertanyaan yang mudah ke pertanyaan yang sulit atau dari urutan pertanyaan tingkat mengingat, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, sampai dengan evaluasi.
Makalah disampaikan pada pelatihan guru SD di lingkungan Kec. Umbulharjo |
4
9.
Guru dapat menggunakan pertanyaan pelacak untuk menggali tingkat pemahaman peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta peserta didik memberikan contoh maupun memberikan pertanyaan yang lebih kompleks.
Keberhasilan sebuah proses pembelajaran, salah satunya dipengaruhi oleh keterampilan bertanya yang dilakukan oleh guru. Peserta didik akan termotivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan untuk menjaga ketertarikan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disampaikannya. Adapun beberapa hal yang perlu dihindari oleh guru dalam mengajukan pertanyaan (Tim, 2015: 148-149) adalah sebagai berikut. 1.
Sebaiknya guru tidak mengulangi pertanyaannya sendiri sebelum peserta didik berpikir maksimal karena dapat mengakibatkan peserta didik tidak konsentrasi.
2.
Mengulangi jawaban peserta didik akan menyebabkan waktu terbuang. Peserta didik tidak mendengar jawaban dari temannya yang lain karena guru akan mengulanginya.
3.
Janganlah menjawab pertanyaan sendiri sebelum peserta didik mendapatkan kesempatan cukup untuk sehingga peserta didik
memikirkan jawabannya,
beranggapan tidak perlu memikirkan
jawabannya karena guru akan memikirkan jawabannya. 4.
Hindari pertanyaan yang memancing jawaban serentak. Hal ini mengakibatkan guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan kemungkinan akan terjadi interaksi selanjutnya.
5.
Guru sebaiknya jangan mengajukan pertanyaan ganda. Misalnya: Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia, mengapa mereka datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia Hal ini akan mematahkan semangat peserta didik yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua pertanyaan tersebut.
6.
Guru jangan menunjuk seorang peserta didik atau menentukan peserta didik tertentu untuk menjawabnya. Hal ini akan mengakibatkan
Makalah disampaikan pada pelatihan guru SD di lingkungan Kec. Umbulharjo |
5
peserta didik yang tidak ditunjuk tidak memikirkan jawabanya karena merasa bukan menjadi kewajibannya untuk menjawab.
Daftar Pustaka Mast, M.A. (2002). Fostering Pre-service Teachers’ Inquiry as They Learn about and Tutor Struggling Readers. Disertasi: The University of Texas Austin Purwiro Harjati. (2008). Keterampilan Dasar Mengajar. Diambil dari purjatifis.blogspot.com pada tanggal 16 Juni 2009. Santrock, John W. (2008). Educational psychology. Third edition. Mc Graw-Hill International Edition. Tim. (2015). Modul Pelatihan. Praktik yang Baik di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) II. USAID PRIORITAS.
Makalah disampaikan pada pelatihan guru SD di lingkungan Kec. Umbulharjo |
6