PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA BUDIDAYA BABIBABI 2016 2015 APBN-PTAHUN TAHUN Ternak Babi
Vitamin danObatobatan
Alat dan Bahan Biosekuriti
Kandang
Peralatan
DIREKTORAT BUDIDAYA DIREKTORAT PERBIBITAN DANTERNAK PRODUKSI TERNAK
JENDERAL PETERNAKANDAN DAN KESEHATAN HEWANHEWAN DIREKTORATDIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN KESEHATAN KEMENTERIAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERT ANIAN 2016
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA BABI TAHUN 2016
DIREKTORAT PERBIBITAN DAN PRODUKSI TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016
-i-
KATA PENGANTAR
Budidaya babi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan populasi dan produksi ternak babi. Usaha pengembangan budidaya babi ini disarankan untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Farming Practice (GFP). Untuk mendukung terlaksananya kegiatan pengembangan budidaya babi perlu dilakukan sistem bididaya yang mencakup manajemen pengembangan usaha, pembinaan, pengawasan dan pelaporan. Dengan demikian perlu disusun pedoman pelaksanaan pengembangan budidaya babi APBN Tahun 2016. Pedoman pelaksanaan ini dimaksudkan dapat dijadikan acuan oleh para petugas dilapangan dan kelompok peternak babi dalam mengelola budidaya secara mandiri sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, pendapatan dan kesejahteraan peternak. Jakarta, Maret 2016 DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Dr. Ir. Muladno, M.SA Nip. 196108241986031001
-i-
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR………………………………………………..…........... DAFTAR ISI…………………………………………………………............... DAFTAR TABEL .....…………………………………………………............. DAFTAR LAMPIRAN ..……………………………………………................
i ii iii iv
I.
PENDAHULUAN…………………………………………...…........... A. Latar Belakang……………………………………....….......... B. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Keluaran…………............... C Dasar Pelaksanaan Kegiatan ………………………............. D. Pengertian ….……………………………………...……........
1 1 2 3 3
II.
PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ A. Persiapan ...............................................................…......... B. Pelaksanaan ………............................................................
6 6 7
III.
PEMANFAATAN DANA & SERAH TERIMA / HIBAH ................. A. Pemanfaatan Dana ...............................................…........ B. Proses Pengadaan...............……………….....………........ D. Serah terima/Distribusi Sapronak........……...……….........
9 9 9 10
IV.
MANAJEMEN PENGEMBANGAN BUDIDAYA BABI …............ A. Aspek Teknis ………………………................................... B. Aspek Kelembagaan …………..……….............................
11 11 21
V.
PEMBINAAN DAN ORGANISASI ………………….………......... 1. Pembinaan ……………………………………….……......... 2. Pengorganisasian …………..............................................
22 22 22
VI.
INDIKATOR KEBERHASILAN ……………………..…….............
26
VII.
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN .........................
27
X.
PENUTUP........................................................................................
29
- ii -
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
Jadwal pelaksanaan kegiatan.........................................
7
Tabel 2
SNI Pakan Babi Pembesaran……………………..............
13
Tabel 3
Jumlah Pakan Yang diberikan .........................................
16
- iii -
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Surat Perjanjian Kerjasama........................................ 30 Lampiran 2 Berita Acara Serah Terima Sementara...................... 34 Lampiran 3 Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan................ 36 Lampiran 4 Surat pernyataan pemeliharaan selama 7 hari……… 38 Lampiran 5 Surat Kesanggupan Kelompok.......................……… 39 Lampiran 6 Surat Pernyataan Kelompok ................................. 40 Lampiran 7 Laporan Kegiatan Pengembangan Budidaya Babi ... 41 Lampiran 8 Lokasi Pengembangan Ternak Babi ......................... 42
- iv -
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Dalam mewujudkan Ketahanan Pangan nasional, Kementerian Pertanian telah menyusun 11 (sebelas) arah kebijakan pembangunan pertanian untuk jangka menengah tahun 2015 – 2019 melalui 5 (lima) strategi yang telah ditetapkan sebagai berikut :1) Pengembangan kawasan produksi berbasis komoditas pangan hortikultura, perkebunan, dan peternakan, 2) Pengembangan penyediaan bahan baku bioindustri pertanian, 3) Optimasi peningkatan mutu, daya saing, dan ekspor produk pertanian, 4) Optimasi revitalisasi pertanian, dan 5) Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sektor pertanian. Untuk melaksanakan kelima strategi di atas, Kementerian Pertanian telah menetapkan Program Pembangunan Pertanian 2015-2019 untuk Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu: Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat. Sasaran strategis yang diharapkan dari program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah (1) peningkatan produksi daging, telur dan susu; (2); peningkatan daya saing peternakan; dan (3) Peningkatan kesejahteraan peternak; Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat didukung oleh 5 (lima) fungsi teknis dan 1 (satu) fungsi managemen, salah satunya yaitu Peningkatan Produksi Ternak yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak melalui kegiatan pengembangan budidaya Babi. Secara nasional komoditas babi memegang peranan yang penting dalam pemenuhan protein hewani dan mendukung perekonomian masyarakat non muslim di pedesaan. Perkembangan babi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data satistik
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
-1-
peternakan dan kesehatan hewan populasi babi pada tahun 2013 berjumlah 7,6 juta bila dibandingkan tahun 2014 berjumlah 7,7 juta ekor atau meningkat 1%. Adapun produksi daging babi tahun 2013 mencapai 298 ribu ton mengalami peningkatan menjadi 302 ribu ton pada tahun 2014 atau meningkat 1,3%. Babi merupakan salah satu ternak yang mempunyai peran dan prospek yang baik untuk dikembangkan di wilayah Indonesia terutama di wilayah pemukiman non muslim dan disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) daerah. Pasar komoditas Babi dan/atau produk olahan ini masih terbuka lebar ke berbagai negara seperti Singapura dan Hongkong.Meskipun ekspor Babi berada diurutan kedua setelah ternak ayam, namun Babi belum menjadi komoditas unggulan pemerintah.Fokus perhatian pemerintah hingga saat ini masih dominan pada ternak ruminansia besar. Berdasarkan pertimbangan diatas, dalam rangka pengembangan budidaya Babi yang dilakukan melalui agribisnis peternakan rakyat dalam memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri dipandang perlu untuk melakukan kegiatan pengembangan budidaya ternak babi di 6 provinsi pada 11 kabupaten/kota). Adapun kegiatan tersebut lebih diperuntukkan untuk penggemukan dan/atau pengembangbiakan. B.
Maksud, Tujuan, Sasaran dan Keluaran 1. Maksud Maksud penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak Babi Tahun 2016 adalah untuk menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di pusat maupun di dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi, kabupaten/kota, kelompok terpilih dalam melaksanakan kegiatan pengembangan budidaya ternak babi.
-2-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
2. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Babi Tahun 2016 adalah : a. Meningkatkan populasi dan produksi; b. Menata usaha budidaya ternak babi dikelompok; c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM dalam melaksanakan budidaya ternak babi.
3. Sasaran a. Meningkatnya populasi dan produksi; b. Tertatanya usaha budidaya ternak dikelompok; c. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan SDM dalam melaksanakan budidaya ternak babi. 4. Keluaran
C.
D.
Terfasilitasinya 11 kelompok pengembangan budidaya ternak babi di 6 provinsi pada 11 kabupaten/kota.
Dasar Pelaksanaan Kegiatan 1.
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 jis Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Peraturan Presiden No. 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa khusus Papua dan Papua Barat.
2.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Peternakan & Keswan, Kementerian Pertanian Tahun 2016.
Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan./atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian. 2. Peternak adalah perorangan warga Negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha peternakan.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
-3-
3. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan , pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya. 4. Budidaya babi adalah kegiatan pemeliharaan babi yang dilakukan oleh masyarakat maupun peternak yang dilakukan secara berkelompok dan menerapkan manajemen budidaya babi yang baik (GFP). 5. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang biak. 6. Pakan konsentrat adalah pakan atau campuran bahan pakan yang mengandung nilai gizi tinggi yang perlu dicampur bahan pakan lainnya dengan proporsi tertentu untuk mendapatkan pakan seimbang dan memenuhi kebutuhan zak gizi. 7. Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan prosedur tertentu, digunakan untuk merangsang pembentukan zat kekebalan tubuh, sehingga tubuh dapat menahan serangan penyakit. 8. Dinas provinsi adalah dinas teknis yang membidangi fungsi peternakan dan Kesehatan Hewan di provinsi. 9. Dinas kabupaten/kota adalah dinas teknis yang membidangi fungsi peternakan dan Kesehatan Hewan di kabupaten/kota. 10. Tim pusat adalah tim yang berasal dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang ditugaskan dalam kegiatan berdasarkan surat keputusan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak. 11. Tim pembina dalah tim yang berasal dari dinas provinsi yang ditugaskan berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Teknis yang membidangi fungsi peternakan dan Kesehatan Hewan di provinsi. 12. Tim teknis adalah tim yang berasal dari dinas provinsi yang ditugaskan berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Teknis yang membidangi fungsi peternakan dan Kesehatan Hewan di kabupaten/kota. -4-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
13. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. 14. Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia atau sebaliknya. 15. Pengendalian dan penanggulangan zoonosis adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan zoonosis, manajemen resiko, kesiagaan darurat, pemberantasan zoonosis, dan partisipasi masyarakat dengan memperhatikan kesehatan lingkungan dan kesejahteraan hewan. 16. Biosekuriti adalah semua tindakan untuk pertahanan pertama dalam pengendalian wabah yang dilakukan untuk mencegah kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit. 17. Pendampingan adalah salah satu bentuk fasilitas Pemerintah atau pihak lain kepada masyarakat dalam menjalankan usaha budidaya yang lebih baik (better farming) untuk meningkatkan taraf kehidupannya (better living).
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
-5-
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Persiapan Untuk mengoptimalkan kegiatan pengembangan ternak babi tahun 2016 diperlukan persiapan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sebagai berikut : 1.
Perencanaan Operasional Kegiatan operasional pengembangan ternak babi tahun 2016 dituangkan dalam pedoman pelaksanaan yang disusun oleh tim pusat yang ditandatangani oleh Dirjen PKH, sedangkan untuk petunjuk pelaksanaan daerah dapat menyesuaikan dengan kondisi masingmasing.
2.
Sosialisasi Kegiatan Kegiatan sosialisasi dilakukan secara berjenjang dari tingkat Pusat kepada dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi & Kab/Kota. Sosialisasi ini diharapkan terjadi peningkatan pemahaman tentang tugas, fungsi, hak dan kewajiban dalam melaksanakan kegiatan.
3.
Kriteria Lokasi a. Kondisi agroekosistem, sesuai untuk pengembangan ternak babi; b. Merupakan lokasi yang diarahkan untuk pengembangan sentra produksi ternak babi; c. Mempunyai potensi bahan pakan lokal.
4.
Kriteria Kelompok a. Kelompok merupakan binaan dari dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan Propinsi/Kabupaten/ Kota dan/atau terdaftar di Badan penyuluhan pertanian;
-6-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
b. Mempunyai struktur organisasi yang jelas (Identitas kelompok, pengurus dan anggota) yang dikukuhkan minimal oleh kepala desa; c. Kelompok masih aktif melakukan usaha budidaya babi; d. Beranggotakan minimal 10 orang; e. Kelompok bersedia berkontribusi untuk mempertahankan kesinambungan pengembangan usahanya. B. Pelaksanaan
1. Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Buidaya Ternak Babi tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel -1: Jadwal pelaksanaan kegiatan BULAN NO
KEGIATAN
1
Persiapan
2
Koordinasi dan Sosialisasi
3
Pelaksanaan CP/CL/Verifikasi
4
Penetapan Kelompok Terpilih
5
Pengadaan Barang dan Jasa
6
Pembinaan, Monitoring & Pendampingan
7
Pelaporan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2. CP/CL, Verifikasi dan Penetapan Kelompok a.
Berdasarkan proposal yang masuk dari kelompok ke Kabupaten/ Kota selanjutnya dilakukan seleksi melalui CP/CL oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota. Hasil seleksi CP/CL direkomendasikan oleh kepala dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan kabupaten/kota ke provinsi sebagai usulan calon penerima bantuan pengembangan ternak babi.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
-7-
-8-
b.
Berdasarkan usulan dari kabupaten/kota selanjutnya tim dinas provinsi bersama tim dinas kabupaten/kota melakukan verifikasi ke kelompok.
c.
Hasil verifikasi lapangan diusulkan oleh tim dinas provinsi sebagai dasar untuk penetapan kelompok ternak babi kepada kepala dinas provinsi.
d.
Penetapan kelompok dituangkan dalam surat keputusan kepala dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi sebagai kelompok penerima kegiatan pengembangan budidaya ternak babi.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
BAB III PEMANFAATAN DANA DAN SERAH TERIMA/HIBAH
A. Pemanfaatan dana Dalam rangka pengembangan budidaya ternak babi, Direktorat Jenderal Peternakan & Keswan pada tahun 2016 mengalokasikan anggaran melalui dana tugas pembantuan. Untuk alokasi anggaran dalam bentuk paket kegiatan (kelompok) pemanfaatan dana untuk pengembangbiakan dan/atau penggemukan adalah sebagai berikut : 1.
Komponen utama Komponen utama untuk pengembangan ternak babi terdiri dari : 1) Babi Bibit dan/atau Babi bakalan (untuk penggemukan) 2) Pakan
2.
Komponen pendukung Komponen pendukung untuk pengembangan ternak babi terdiri dari : 1) Bantuan bahan kandang.
kandang/perbaikan
kandang/pembangunan
2) Peralatan 3) Sarana produksi, antara lain :desinfektan, obat-obatan, vaksin, vitamin, dll. Catatan : Alokasi anggaran dapat disesuaikan dengan POK masing-masing Provinsi/Kab/Kota
B. Proses Pengadaan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 jis Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Peraturan Presiden No. 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa khusus Papua dan Papua Barat. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
-9-
C. Serah Terima/Distribusi Sapronak Pemberdayaan terhadap kelompok peternak terpilih dilakukan melalui fasilitasi dalam bentuk natura/barang (sarana produksi peternakan) yang diserahkan kepada kelompok untuk selanjutnya dikembangkan. Sarana produksi sebelum diserahkan kepada kelompok harus sudah diterima oleh tim penerima barang sesuai dengan spesifikasi yang dibuktikan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST). Setelah penyerahan barang/sarana produksi peternakan, dalam waktu sesegera mungkin atau selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak BAST harus dilakukan penghibahan dari Dinas Provinsi kepada kelompok penerima bantuan. Mekanisme penyerahan BMN kepada pemda/masyarakat (526) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan serta Surat Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Pertanian No. 3042/TU.220/ A4/11/2012 tentang Tata Cara Penatausahaan Barang yang diperoleh dari mata anggaran kegiatan 5261.
- 10 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
BAB IV MANAJEMEN BUDIDAYA BABI
Manajemen pengembangan budidaya babi meliputi 2 aspek yaitu : aspek teknis dan aspek kelembagaan. Aspek teknis terdiri dari manajemen pemeliharaan, manajemen pakan, dan manajemen kesehatan dan kesejahteraan hewan.
A. Aspek Teknis 1.
Manajemen Pemeliharaan Dalam budidaya babi ada 3 faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha yaitu pembibitan, pakan dan manajemen.Pemeliharaan ternak merupakan salah satu bagian dari manajemen. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternak atau kelompok ternak dalam pemeliharaan ternak antara lain : a. Sebelum memulai pemeliharaan, kandang yang akan dibuat hendaklah memenuhi persyaratan; b. Pemilihan ternak babi yang baik, dengan ciri – ciri sebagai berikut : 1) Asal usul tetua (parent stock); 2) Babi memiliki badan sehat, tidak menunjukkan tanda-tanda sakit dan lincah; 3) Seluruh bagian tubuh lengkap dan tidak cacat; 4) Bentuk kepala, tubuh proposional; 5) Bulu halus dan cerah; c. Peternak agar menjaga kebersihan kandang dan penanganan limbah secara rutin; d. Babi dara yang baik diperlukan untuk efisiensi reproduksi optimal. Babi dara mencapai birahi pada umur 5 bulan atau sebelumnya, akan tetapi sangat dianjurkan untuk tidak mengawinkan saat birahi atau estrus pertama, karena produksi sel telur atau ova - 11 -
untuk dibuahi masih sangat kurang. Upaya yang dilakukan supaya cepat mendapatkan birahi babi dara adalah dengan memeliharanya dalam kelompok baru dan bersama-sama dengan pejantan. Sedangkan, menempatkan babi dara dalam kandang dengan suhu lingkungan yang panas (di atas 30°C) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya birahi, menekan laju ovulasi, bahkan dapat menyebabkan kematian; e. Calon induk yang dipelihara dapat diperlakukan sama dengan yang akan dipotong sampai mencapai berat hidup 90 kg. Tetapi sesudah tahap ini, perlakuan calon induk harus berbeda. Target pertumbuhan calon induk tidak boleh lebih dari 0,5 kg/hari, dan tingkat pertumbuhannya harus selalu dipertahankan; f. Calon induk (babi dara) dapat dikawinkan pada birahi ke-2 atau ke 3 agar sel telur yang dilontarkan cukup banyak; g. Sistem pengawinan dapat dilakukan dengan cara kawin alam dan IB, dikawinkan saat birahi. Pengawinan yang dilakukan dua kali tiap birahi maka babi tersebut dikawinkan pada sore hari pertama birahi dan dikawinkan lagi pada pagi hari; h. Babi diketahui bunting apabila 21 hari kemudian tidak berahi kembali. Selama kebuntingan pemberian pakan diatur sedemikian rupa agar babi tidak terlalu gemuk yang dapat menyulitkan proses beranak; i. Pada umur 3 bulan 3 minggu 3 hari kebuntingan induk babi akan beranak, dengan kisaran anak 8-14 ekor; j. Anak babi menyusu selama 3-5 minggu tergantung kepada pemeliharaannya; k. Pengawinan induk kembali (birahi) kira-kira 3-5 hari kemudian tergantung lama menyusui. 2. Manajemen Pakan Biaya pakan mencapai 60-80% dari total biaya produksi, oleh karena itu nutrisi yang cukup sangat penting dalam manajemen pemberian - 12 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
pakan. Babi membutuhkan air, protein, energi, mineral dan vitamin baik untuk reproduksi maupun produksi yang optimal. Pakan seimbang juga sangat di perlukan, karena ketidak seimbangan zat makanan dapat memperlambat pertumbuhan dan berpengaruh terhadap performance. Pemberian pakan pada babi harus memperhatikan umur dan tujuan pemeliharaan. Dalam manajemen pakan babi harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Kebutuhan Nutrisi babi Tabel SNI 01 -3913-2006 Pakan Babi Pembesaran (Pig Grower) No
Parameter
Satuan
Persyaratan
1
Kadar Air
%
Max 14
2
Protein Kasar
%
Min 15
3
Lemak Kasar
%
Max 7
4
Serat Kasar
%
Max 7
5
Abu
%
Max 8
6
Kalsium (Ca)
%
0,90 – 1,20
7
Fosfor Total (P)
%
0,60 – 1,00
8
Fosfor Tersedia
%
Min 0,32
9
Energi Metabolis (ME)
Kkal/kg
Min 2900
10
Total Aflatoksin
µg/kg
Max 50,00
11
Asam Amino: -
Lisin
%
Min 0,90
-
Metionin
%
Min 0,30
-
Metionin + Sistin
%
Min 0,60
b. Mengetahui Jenis dan Komposisi. Bahan makanan yang biasa digunakan untuk pakan ternak babi, adalah: 1) Bahan makanan yang mengandung sumber protein antara lain : Tepung ikan, Susu skim, Susu skim bubuk, Bungkil kacang kedelai, dll; Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 13 -
2) Bahan makanan sebagai sumber energi antara lain : Jagung, Dedak Padi dan Molases; 3) Bahan makanan sumber mineral; 4) Bahan makanan sumber vitamin. c. Pemberian Pakan Cara memberi pakan pada ternak babi biasanya diberikan ad libitum atau secara tidak terbatas. Memberi pakan secara terbatas yaitu pakan diberi sekali atau beberapa kali dalam sehari. Namun memberi dengan cara terbatas dapat berakibat memperlambat pertumbuhan dan waktu lebih lama untuk mencapai bobot potong babi, sehingga perlu diperhatikan beberapa hal dalam memberikan pakan babi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan, yaitu: 1) Teknik Pemberian Pakan
Pada umumnya ada 2 cara pemberian pakan, yaitu sistem basah dan kering. Pada umumnya pemilihan sistem tersebut didasarkan kepada tujuan di dalam pemeliharaan, bahan pakan yang tersedia serta keadaan tempat (kadang). a) Sistem Basah
Teknik pemberian pakan semacam ini dilakukan dengan pemberian pakan yang dihaluskan terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air.
Pakan ini bisa diberikan kepada babi dengan menggunakan tempat pakan. Hal ini juga sangat tergantung kepada jumlah babi dan tempat.
Keuntungan dalam pemberian secara basah, adalah sebagai berikut: (1) Pakan basah ini lebih mudah dimakan dan dicerna; (2) Menambah napsu makan, sebab babi lebih suka makanan basah; - 14 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
(3) Makanan yang basah dengan mudah bisa di bak pakan.
Kelemahan dalam pemberian secara basah, adalah sebagai berikut: (1) Lebih banyak tenaga, karena harus menyiapkan atau membasahi makanan terlebih dahulu; (2) Sisa makanan dengan sangat mudah menjadi basi dan bau; (3) Kandang lebih cepat menjadi kotor.
b) Sistem Kering Tujuan pemberian pakan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babibabi potong, yang umur sekitar 3 ½ - 4 bulan dengan berat 45 – 55 kg. Pemberian pakan ini dapat disebar dilantai atau tempat khusus seperti tempat pakan otomatis.
Keuntungan dalam pemberian secara kering, adalah sebagai berikut:
(1) Pengisian makanan cukup dilakukan sekali sehari; (2) Makanan yang tersisa tidak mudah menjadi basi; (3) Tempat atau kandang tidak mudah kotor; (4) Lebih menghemat tenaga, karena peternak tidak setiap kali harus membersihkan tempat makan dan tidak selalu mengisikan makanan. Kelemahan dalam pemberian secara kering, adalah sebagai berikut:
(1) Makanan mudah terhambur; (2) Makanan dapat dimakan oleh binatang lain. 2)
Jumlah Yang diberikan
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 15 -
Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan umur dan fase pertumbuhan. Jumlah pakan yang diberikan pada ternak babi: Berat babi (kg)
Umur (minggu)
Jumlah (kg/ ekor/hari)
≤15
≤8 (sapihan)
0,75
20
10
0.90
25
12
1,10
30
14
1,30
35
15
1,50
40
17
1,70
50
19
2,00
55
20
2,10
60
21
2,30
65
22
2,40
70
23
2,50
75
24
2,60
80
25
2,70
85
26
2,80
90
27
2,90
95
28
3,00
100
29
3,50
d. Pengolahan Pakan Babi Berbagai sumber zat makanan yang dapat digunakan babi belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena berbagai faktor pembatas. Namun dengan menggunakan cara pengolahan maka bahan pakan tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pengolahan bahan pakan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: 1. Menggiling pakan 2. Mengawetkan bahan makanan 3. Mengubah komposisi zat makanan - 16 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
4. Meningkatkan cita rasa 5. Menginaktifkan racun Untuk mencapai tujuan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu secara mekanis, biologis dan kimiawi atau dengan cara kombinasi diantaranya. e. Cara Penyimpanan Bahan Pakan Penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga komoditi yang disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas komoditi tersebut. Penyimpanan pakan yang terlalu lama dengan cara yang salah akan menyebabkan tumbuhnya jamur, kapang, dan mikroorganisme lainnya sehingga menurunkan kualitas bahan pakan. Kerusakan selama penyimpanan meliputi kerusakan fisik, biologi, dan kimia. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan, yaitu pakan tidak boleh disimpan lebih dari 2 minggu, tempat penyimpanan pakan sebaiknya kering (tidak lembab). 3. Manajemen Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan a. Kesehatan Hewan Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha pengembangan ternak babi dari aspek manajemen adalah faktor kesehatan atau kontrol penyakit. Adapun manajemen kesehatan ternak babi di antaranya : 1) Melakukan tindakan biosekuriti (biosecurity) Biosekuriti dapat diartikan sebagai beberapa prosedur atau usaha yang dilakukan untuk dapat mencegah kontak antara babi dengan agen atau sumber penyakit, sehingga dapat menekan resiko dan konsekuensi penularan penyakit. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 17 -
Biosekuriti adalah perlindungan dari penyebaran penyakit infeksius, parasit, dan hama ke unit produksi. Dengan demikian, biosekuriti dapat dikatakan penting pada suatu peternakan. Prinsip biosekuriti yaitu isolasi, kontrol lalu lintas, sanitasi, dan kontrol hama. Berikut beberapa contoh pelaksanaan biosekuriti yang dapat diaplikasikan di peternakan. a) Isolasi Sedapat mungkin konstruksi peternakan dibuat agar ternak tidak mudah kontak dengan lingkungan luar misalnya dengan pembuatan pagar atau dinding yang membatasi peternakan dengan lingkungan luar. b) Kontrol lalu lintas ternak • Kontrol lalu-lintas meliputi pembatasan terhadap orang (karyawan, anak kandang, pemilik, tamu) maupun kendaraan yang masuk ke peternakan. Selain itu meliputi pengangkutan peralatan, pakan, dan limbah (kotoran dan limbah lainnya seperti bangkai babi). Hanya yang bersih dan sudah didesinfeksi yang diperbolehkan masuk ke peternakan atau kandang. Pembatasan jumlah orang/pengunjung yang masuk ke dalam lokasi kandang juga perlu dilakukan agar mengurangi kemungkinan masuknya penyakit ke dalam peternakan. • Jalan kendaraan bisa dibuat jalur kotor dan jalur bersih untuk mengurangi kemungkinan masuknya penyakit ke peternakan atau jalur kendaraan dibuat satu arah. • Pencegahan terhadap masuknya hewan lain baik itu hewan liar maupun domestik juga harus dilakukan karena bisa jadi hewan tersebut membawa penyakit, - 18 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
untuk itu bangunan kandang dirancang agar burung liar dan binatang pengerat tidak dapat masuk. • Jalan penghubung di dalam kandang perlu dibuat untuk mengangkut kebutuhan ternak babi agar petugas kandang tidak melewati sembarang tempat. • Jika melaksanakan pengontrolan kesehatan babi terhadap beberapa kandang sekaligus dalam sekali waktu, harus dimulai dari kandang babi yang berumur paling muda ke kandang babi yang berumur yang lebih tua. c) Sanitasi • Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait sanitasi seperti udara, air, pakan, peralatan, lingkungan, termasuk pekerja kandang. • Tidak boleh ada penumpukan kotoran serta bahan dan peralatan yang tidak terpakai seperti peralatan, sisa pakan, sampah, dan sebagainya karena dapat menjadi sumber penyakit. • Penyemprotan desinfektan, pencelupan tangan dan kaki harus selalu dilakukan pada setiap orang yang masuk maupun keluar lokasi kandang. Jika mampu, sebelum masuk lokasi kandang harus mandi dan berganti pakaian agar tidak membawa penyakit dari luar masuk ke area peternakan. • Semua peralatan yang keluar masuk area kandang harus dipastikan sudah melalui proses sanitasi. • Kandang diistirahatkan setelah pembersihan kandang minimal 14 hari untuk memastikan desinfektan bekerja secara optimal. d) Kontrol hama • Pembersihan area di sekeliling kandang (paling Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 19 -
tidak 15 meter di luar kandang) dilakukan termasuk pemotongan/pembersihan rumput secara rutin agar tidak menjadi sarang penyakit karena bisa jadi agenagen pembawa penyakit hidup di tempat ini. • Dilakukan program pembasmian serangga dan tikus secara rutin misalnya dengan fogging untuk membasmi serangga seperti nyamuk. 2)
Melakukan pengobatan Ternak a) Melakukan vaksinasi sesuai jadwal (misal vaksinasi hog cholera/classical swine fever). b) Pengobatan cacing.
3)
Melakukan kontrol parasit dengan pengambilan sampel feces dan pemeriksaan dilakukan secara berkala.
b. Kesejahteraan Hewan Penerapan Kesejahteraan Hewan pada babi dimaksudkan sebagai tindakan terhadap ternak yang kelangsungan hidupnya tergantung pada manusia dengan menerapkan prinsip kebebasan, yaitu :
- 20 -
1)
Bebas dari kelaparan dan kehausan, dilakukan dengan cara menyediakan/memberikan air bersih dan pakan yang sesuai untuk mempertahankan kesehatan dan semangat hewan (kekuatan);
2)
Bebas dari ketidaknyamanan, menyediakan lingkungan yang sesuai mulai dari kandang dan tempat istirahat yang nyaman (gunakan kandang yang bersih dan memungkinkan hewan leluasa bergerak, dapat melindungi hewan dari predator dan hewan pengganggu serta melindungi dari panas matahari dan hujan);
3)
Bebas dari rasa sakit, luka atau penyakit, melalui pencegahan atau diognosa cepat dan perawatan/ pengobatan; Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
4)
Bebas berekspresi, dengan menyediakan tempat yang cukup, fasilitas yang tepat, dan ada teman untuk bermain bersama dengan jenis yang sama ((pisahkan hewan yang bersifat superior dari yang inferior);
5)
Bebas dari rasa takut dan stress, memastikan kondisi dan perawatan dengan menghindari kekerasan mental (tidak menyakiti, melukai; tidak menyeret, menarik kepala, kaki atauekor; tidak menggunakan alat listrik untuk menghandle, tidak menggunakan tongkat atau benda tajam).
Adapun tujuan penerapan kesejahteraan hewan pada babi adalah meningkatkan produktivitas ternak, apabila dipotong menghasilkan daging berkualitas baik, aman dan layak serta berdaya saing. B. Aspek Kelembagaan Upaya Pemberdayaan memiliki peran penting untuk mencapai kesejahteraan peternak yang lebih baik. Pemberdayaan dilakukan untuk memajukan dan mengembangkan pola pikir peternak, meningkatkan usaha peternak, serta menumbuhkan dan menguatkan Kelembagaan Peternak agar mampu mandiri dan berdaya saing. Salah satu kegiatan yang diharapkan mampu menstimulasi peternak agar lebih berdaya adalah penguatan kelembagaan peternak, demi meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan kelembagaan peternak serta peningkatan status dan skala usaha kelompok maka perlu dilakukan penataan dan penguatan kelembagaan peternak sehingga eksistensi dan dinamika kelompok dapat berjalan optimal. Selama ini keberadaan kelembagaan peternak belum berkembang sejalan dengan kebutuhan anggota dalam pengembangan usahanya. Untuk itu, fasilitasi dari berbagai program pemberdayaan peternak telah memberi peluang bagi kelembagaan peternak untuk mengembangkan kapasitasnya mejadi kelembagaan usaha dalam bentuk koperasi.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 21 -
BAB V PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN
1. PEMBINAAN Pembinaan bertujuan untuk mengarahkan pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya babi dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pembinaan teknis yang meliputi aspek pengembangan usaha diarahkan dalam bentuk usaha penggemukan, pengembangbiakan, atau kombinasi diantaranya, dapat dikembangkan sebagai usaha khusus maupun terintegrasi dengan usaha subsektor/ sektor lain.Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan dapat dilakukan kerjasama dengan peternak maju, baik dalam hal pengadaan, tatalaksana, maupun pemasaran. 2. PENGORGANISASIAN Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan pemberdayaan kelompok peternak unggas lokal, dibentuk Tim Pelaksana yaitu : A.
Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tim pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya babi mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyusun Pedoman Pelaksanaan pengembangan budidaya ternak babi;
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan;
3. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta membantu menyelesaikan permasalahan yang tidak mampu diselesaikan oleh Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi; - 22 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
4. Melaporkan kinerja pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. B.
Tim Pembina Provinsi Tim pembina provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Yang Membidangi Fungsi Peternakan & Keswan Provinsi, dalam pelaksanaan kegiatannya mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Dapat menyusun Petunjuk Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Ternak babi yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Provinsi, dengan mengakomodir aspek-aspek yang spesifik di daerah dan juga mengacu pada Pedoman Pelaksanaan; 2. Melaksanakan koordinasi, sosialisasi dan supervisi dengan Kabupaten/Kota dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota; 3. Melakukan verifikasikelompok sasaran; 4. Mengusulkan kelompok pelaksana kegiatan untuk ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi; 5. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang tidak mampu diselesaikan oleh Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan kabupaten/kota; 6. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya ternak babi kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak.
C.
Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim teknis kabupaten/kota ditetapkan oleh Kepala Dinas Yang Membidangi Fungsi Peternakan & Keswan Kabupaten/Kota, dalam pelaksanaan kegiatannya mempunyai tugas sebagai berikut:
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 23 -
1. Melaksanakan koordinasi dengan Tim Pembina Provinsi dan instansi terkait; 2. Melaksanakan sosialisasi dengan calon kelompok pelaksana; 3. Melakukan seleksi kelompok sasaran (CP/CL); 4. Memberikan rekomendasi terhadap usulan calon kelompok ternak pelaksana kegiatan pengembangan budidaya ternak babi; 5. Mengusulkan calon kelompok ternak pelaksana kegiatan pengembangan budidaya ternak babi kepada kepala dinas kabupaten/kota untuk diteruskan kepada dinas yang membidangi fungsi peternakan & keswan provinsi (Sumber Dana Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan Provinsi); 6. Melakukan pembinaan dan bimbingan kepada kelompok agar dapat menjalankan usaha pengembangan budidaya ternak babi; 7. Melakukan monitoring dan evaluasi serta membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul di lapangan; dan 8. Melaporkan perkembangan kegiatan kepada Dinas Provinsi dengan tembusan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq. Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak. D.
Kelompok Peternak Kelompok peternak mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : 1. Mengajukan proposal permohonan kegiatan pengembangan ternak babi kepada Dinas Kabupaten/Kota; 2. Melaksanakan usaha pengembangan budidaya ternak babi sesuai dengan petunjuk teknis; 3. Melaksanakan kegiatan pengembangan budidaya ternak babi sesuai dengan pedoman/petunjuk yang telah ditetapkan; 4. Mengelola dan memanfaatkan pengembangan ternak babi;
- 24 -
sarana
produksi
untuk
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
5. Meningkatkan kapasitas usaha dan kelembagaan kelompok melalui peningkatan populasi ternak babi; 6. Menerima saran/rekomendasi teknis, kewirausahaan dan manajemen usaha dari petugas pendamping, Penyuluh Pertanian, Tim Teknis Dinas Kabupaten/Kota, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Perguruan Tinggi dan pihak yang berkompeten lainnya; 7. Melakukan pencatatan dan melaporkan perkembangan usaha ternak babi kepada dinas yang membidangi fungsi peternakan & keswan Kabupaten/Kota; 8. Bersedia mengikuti aturan dan bimbingan yang ditetapkan oleh Tim Teknis/Dinas Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan surat pernyataan dan kesanggupan bermaterai (lampiran 4 dan 5).
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 25 -
BAB VI INDIKATOR KEBERHASILAN
Evaluasi keberhasilan terhadap implementasi kegiatan perlu dilakukan sebagai umpan balik penyempurnaan kegiatan dan akuntabilitas publik. Penilaian kegiatan ini dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain : A.
Output Output dari kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Babi Tahun 2016 adalah terfasilitasinya 11 kelompok tani ternak di 6 Provinsi pada 11 Kab/ kota.
B. Outcome
1. Meningkatnya
pengetahuan kelompok peternak melaksanakan pengembangan budidaya ternak babi;
dalam
2. Meningkatnya usaha budidaya ternak babi di kelompok; 3. Meningkatnya kemandirian dan kerjasama kelompok.
- 26 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
BAB VII MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring Monitoring pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya ternak babi melalui penguatan sarana usaha, dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat realisasi fisik dan keuangan, serta perkembangan usaha dan kelembagaannya, serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan penguatan sarana usaha, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kelompok. Monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan, dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan memberikan solusi pemecahan permasalahan yang dihadapi pada masing-masing jenjang secara terkoordinasi oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan. Hasil monitoring diformulasikan dalam bentuk laporan, merupakan data dan informasi untuk bahan koreksi pelaksanaan kegiatan, dan untuk perbaikan sistem pelaksanaan fasilitasi dan pemberdayaan kelompok di masa yang akan datang. B. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dan terkoordinasi yang merupakan aktivitas untuk menilai tujuan dari kegiatan tersebut. Pada umumnya evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan berjalan dalam satu periode. C. Pelaporan Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan kinerja usaha kelompok di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan mekanisme sistem pelaporan sebagai berikut : Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 27 -
1. Kelompok wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan di minggu pertama bulan berikutnya kepada Dinas Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Dinas Provinsi.
2. Dinas Kabupaten/Kota melaporkan perkembangan yang diterima dari kelompok pelaksana kegiatan untuk disampaikan ke Dinas Provinsi setiap triwulan dengan ditembuskan ke Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak.
3. Dinas Provinsi merekap dan melaporkan perkembangan yang diterima dari Kabupaten/Kota dan selanjutnya setiap triwulan menyampaikan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak.
- 28 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
BAB VIII PENUTUP
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Ternak babi ini disusun untuk dipedomani oleh pelaksana ditingkat pusat maupun daerah dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan di lapangan.Pedoman Pelaksanaan ini dapat dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan oleh dinas provinsi dan petunjuk teknis oleh dinas kab/kota. Diharapkan dengan adanya Pedoman Pelaksanaan ini, semua pelaksana kegiatan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kelompok pelaksana serta stakeholder terkait dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan secara baik dan benar menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Jakarta,
2016
Direktur Jenderal Peternakan & Keswan
Dr.Ir. Muladno, MSA NIP. 196108241986031001
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 29 -
Lampiran-1............ SURAT PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR : .................................... ANTARA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS........ PROVINSI/KAB/KOTA DENGAN KELOMPOK TANI TERNAK ............................ DESA .................., KECAMATAN ................., KABUPATEN ............... PROVINSI ....................................................................... TENTANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK BABI TAHUN 2016 Pada hari ini ............... tanggal ................. bulan ..................... tahun dua ribu enam belas bertempat di Kantor Dinas....Prov/Kab/Kota, Jalan ..........No. Prov...Kab/Kota...... kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1.
......................
: Pejabat Pembuat Komitmen Dinas ......
2.
………………
: Ketua Kelompok Tani Ternak…..dalam hal
Prov/Kab/kota berdasarkan Keputusan No.................yang berkedudukan di Jalan ........... yang untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Ternak…….yang berkedudukan di Desa/ Kel…………………Kecamatan……………Kabupaten/Kota… Provinsi……..….yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan Pengembangan Ternak babi Tahun 2016 kepada Kelompok, dengan ketentuan sebagai berikut : - 30 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
Pasal 1 DASAR PELAKSANAAN 1. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No. 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2016 Nomor: 018-06.1.238776/2016 tanggal 7 Desember 2015 2. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Ternak babi Tahun 2016 3. Keputusan Kepala Dinas….Prov/Kab/Kota Nomor…….tanggal……. 2016 tentang Penetapan Nama Kelompok dan lokasi Penerima Dana Pengembangan Ternak babiTahun 2016. Pasal 2 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan sarana produksi Pengembangan Ternak babi Tahun 2016 sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerjasama ini. Pasal 3 PELAKSANAAN KEGIATAN 1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dengan mengerahkan segala kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya; 2. PIHAK PERTAMA berwenang mengadakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA; 3. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan ternak babi kepada PIHAK PERTAMA, setiap bulan; 4. Dalam melaksanakan kegiatannya PIHAK KEDUA berkewajiban mengembangkan usahanya sesuai petunjuk pelaksanaan dan peraturan yang berlaku.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 31 -
Pasal 4 SANKSI Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan kegiatan dan pemanfaatan sarana produksi Pengembangan ternak babi sebagaimana dimaksud dengan Pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak mengalihkan sarana produksi yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan Surat Perjanjian Kerjasama batal. Pasal 5 PERSELISIHAN 1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat; 2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaiannya Kepada Pengadilan Negeri setempat, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah pihak. Pasal 6 FORCE MAJEURE 1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga mengakibatkan tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada kepada PIHAK PERTAMA dengan tembusan kepada Dinas……Kab/Kota……Provinsi…….dalam waktu 4 X 24 jam; 2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 8 ayat (1) adalah : a.
Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA; b. Peperangan; c. Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah. Pasal 7 LAIN-LAIN 1. Bea materai yang timbul akibat pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK KEDUA; - 32 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama; 3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu telah mendapatkan persetujuan kedua belah pihak. Pasal 8 PENUTUP Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Ketua Kelompok Pejabat Pembuat Komitmen Dinas.......Prop/Kab/Kota......
.......................................... .......................................... NIP..................................
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 33 -
Lampiran- 2 BERITA ACARA SERAH TERIMA SEMENTARA KEGIATAN PENGEMBANGAN TERNAK BABI TAHUN 2016 Pada hari ini ..............tanggal .................. bulan ......................... tahun dua ribu enam belas bertempat di Provinsi/Kab. .........................yang bertandatangan di bawah ini : 1.
Nama
:
…………… (Pimp. Perusahaan Penyedia Barang)
Jabatan
:
........................
Alamat
:
………………………………………………………
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA 2.
Nama
:
……………………….
Jabatan
:
Ketua Kelompok…………………..........
Alamat
:
……………………………………………
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA menyerahkan agroinput hasil pekerjaan kegiatan Pengembangan Ternak babi Tahun 2016, sesuai dengan Surat Perjanjian/ Kontrak Nomor : ...................................... tanggal ............... PIHAK KEDUA telah menerima dari PIHAK PERTAMA agroinput hasil pekerjaan kegiatan PengembanganTernak babi Tahun 2016. Terdiri dari : 1) Pengadaan Babi Bibit & Babi bakalan (untuk penggemukan)….. ekor (Jtn : Btn) 2) Pengadaan pakan ….. paket 3) Bantuan bahan kandang/perbaikan kandang/pembangunan kandang ………Paket 4) Pengadaan peralatan ….. paket 5) Pengadaan desinfektan, obat-obatan, vaksin, vitamin, dll. paket
- 34 -
…..
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
Sesuai rincian terlampir Demikian Berita Acara Serah Terima Sementara Hasil Pekerjaan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyerahkan
Yang Menerima
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
…………………………(nama)
……………………………(nama)
………………………….(jabatan)
......................................(ketua klp)
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 35 -
Lampiran 3 BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEMERIKSAAN/PENERIMAAN HASIL PEKERJAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK BABI TAHUN 2016 Nomor : ………………………………………. Pada hari ini ..............tanggal .................. bulan ......................... tahun dua ribu enam belas bertempat di Provinsi/Kab..................... Kami yang ditugaskan berdasarkan Surat Keputusan.................Nomor :............., tanggal .................. 2016 tentang Tim Penerima Hasil Pekerjaan Kegiatan Pengembangan Ternak babi Tahun 2016 : 1. 2. 3. 4.
.................................... (Koordinator) .................................... (Wakil Koordinator) .................................. (Anggota) Dst (semua anggota)
Telah melaksanakan Pemeriksaan dan Penerimaan hasil pekerjaan pada kegiatan Pengembangan Ternak babi Tahun 2016 di Provinsi/Kab. ............................... yang penyediaannya oleh : Nama Perusahaan : .................................... Direktur : ……………………….. Alamat : .................................... Nomor kontrak : .................................... Waktu Penyelesaian Pekerjaan : ……………………….. Hasil Pemeriksaan dan Penerimaan : A. Pemeriksaan Tim Penerima Hasil Pekerjaan memeriksa hasil pekerjaan kegiatan pengembangan ternak babi yang tercantum dalam dokumen kontrak dengan rincian sebagai berikut : 1) Pengadaan Babi Bibit & Babi bakalan (untuk penggemukan)….. ekor (Jtn : Btn) 2) Pengadaan pakan ….. paket 3) Bantuan bahan kandang/perbaikan kandang/pembangunan kandang ………Paket 4) Pengadaan peralatan ….. paket 5) Pengadaan desinfektan, obat-obatan, vaksin, vitamin, dll. ….. paket - 36 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
B. Penerimaan Setelah dilakukan pemeriksaan Tim Penerima Hasil Pekerjaan dapat menerima dengan baik hasil pekerjaan kegiatan pengembangan ternak babi sebagai berikut: 1) Pengadaan Babi Bibit & Babi bakalan (untuk penggemukan)….. ekor (Jtn : Btn) 2) Pengadaan pakan ….. paket 3) Bantuan bahan kandang/perbaikan kandang/pembangunan kandang ………Paket 4) Pengadaan peralatan ….. paket 5) Pengadaan desinfektan, obat-obatan, vaksin, vitamin, dll. ….. paket Demikian Berita Acara Hasil Pemeriksaan/Penerimaan Hasil Pekerjaan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Penyedia PT. ................................
Tim Penerima Hasil Pekerjaan Kegiatan Pengembangan Ternak babi Tahun 2016
( ........................... ) 1. …………… ....... ………... Direktur Koordinator 2. ………. ………….. Wakil Koordinator 3. ………………. ……… Anggota Mengetahui : Pejabat Pembuat Komitmen
Kepala Dinas ...........
Provinsi/Kab.......... Provinsi/Kab..................
(...................................) ( ........................... ) NIP. NIP. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 37 -
Lampiran 4 SURAT PERNYATAAN PEMELIHARAAN SELAMA TUJUH (7) HARI KEGIATAN PENGEMBANGAN ............................ TAHUN 2016 Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : ........... 2. Jabatan : ........... 3. Alamat : .......... Telah melakukan pemeliharaan ternak ...........dari tanggal .....sampai dengan tanggal......................... 2016 (selama tujuh hari). selama pemeliharaan tersebut tidak ada ternak yang sakit, cacat, dan mati. Demikianlah Surat Pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mestinya. ..................,..................... 2016 Mengetahui, Tim Penerima Barang Dinas ........... Yang membuat pernyataan Kabupaten .......................................
....................................................... ..............................................
- 38 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
Lampiran 5 SURAT KESANGGUPAN KELOMPOK Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
...............................................................
Jabatan :
Ketua Kelompok.....................................
Alamat
:
.........................................................................
Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok penerima fasilitasi kegiatan Pengembangan Ternak babi tahun 2016 sanggup dan bersedia : 1. Melakukan identifikasi dan inventarisasi ternak babi di dalam kelompok 2. Mengelola aset operasional kelompok dalam pelaksanaan kegiatan; 3. Melakukan administrasi kelompok secara tertib; 4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Dinas Kabupaten/Kota. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari saya dan anggota kelompok melanggar hal-hal tersebut diatas, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. ................................,....................................2016 Ketua kelompok............., Materai Rp. 6.000,-
(.................................................................)
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
- 39 -
Lampiran 6 SURAT PERNYATAAN KELOMPOK Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
.........................................................................
Jabatan :
Ketua Kelompok...............................................
Alamat
:
.........................................................................
Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok penerima fasilitasi kegiatan Pengembangan Ternak babi tahun 2016 tidak memberikan hadiah/ imbalan/pemberian dalam bentuk apapun secara langsung maupun tidak langsung kepada KPA, PPK, Tim Pusat, Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota maupun pejabat/petugas terkait dengan kegiatan tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari saya dan anggota kelompok melanggar hal-hal tersebut diatas, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. ................................,....................................2016 Ketua kelompok.............,
Materai Rp. 6.000,-
(.............................................................)
- 40 -
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
Lampiran 7 LAPORAN KEGIATAN PENGEMBANGAN BABI 2016 Nama Kegiatan Nama Kelompok Kab/Kota, Provinsi Laporan Triwulan
: : : : I / II / III / IV
No Nama Anggota Kelompok 1
2
Perkembangan Ternak (ekor) Awal
Lahir
Mati
Jual
Akhir
3
4
5
6
7
Permasalahan
Keterangan
10
11
............................................, tgl .................. Pembina Teknis Kelompok
.............................................................
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
Ketua Kelompok
.............................................................
- 41 -
Lampiran 8. Form 1. DAFTAR LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN BABI Lokasi Pengembangan Budidaya Babi APBN 2016 No
Provinsi
Kab/Kota
Paket
1
Bali
Bangli
1
2
NTT
Manggarai Barat, Ngada, Ende & Nagekeo 4
3
Sulut
Minahasa, Minsel
2
4
Papua
Mimika
1
5
Sulteng
Palu
1
6
Papua Barat
Kota Sorong, Bintuni
2
Jumlah
- 42 -
11
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Babi Tahun 2016
Kantor Pusat Kementerian Pertanian Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Gedung C lt. 8 Jl. Harsono RM no.3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan