PUTUSAN Nomor 0024/Pdt.G/2016/PA.Pkp بسم ال الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada peradilan tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan seperti tersebut di bawah ini dalam perkara Cerai Gugat antara: Penggugat, umur 41 tahun, agama Islam, pendidikan ---, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, tempat tinggal di Kota Pangkalpinang, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Kuasa Hukum Penggugat sebagai Advokat/Pengacara/Penasihat Hukum, yang beralamat di Kota Pangkalpinang, berdasarkan surat kuasa khusus No.02/SKKRAI/I/2016 tanggal 11 Januari 2016, sebagai Penggugat; melawan Tergugat, umur 49 tahun, agama Islam, pendidikan ---, pekerjaan Pedagang, tempat tinggal di Kota Pangkalpinang dalam hal ini memberikan kuasa kepada Kuasa Hukum Tergugat dan Associates, adalah advokat/Pengacara pada kantor hukum Kuasa Hukum Tergugat dan Associates yang beralamat di Kota Pangkalpinang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 06 Februari 2016, sebagai Tergugat; -
Pengadilan Agama tersebut;
-
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;
-
Telah mendengar keterangan Penggugat, Tergugat dan para saksi di persidangan;
-
Telah memeriksa bukti-bukti dipersidangan ; DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 11
Januari 2016 dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalpinang dibawah register perkara Nomor 0024/Pdt.G/2016/PA.Pkp.
Hal. 1 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
tanggal 13 Januari 2016 dengan dalil-dalil yang dipertahankan oleh Penggugat sebagai berikut : 1. Bahwa Penggugat adalah isteri sah Tergugat menikah pada tanggal : 09 Agustus 2002, bertepatan dengan 30 Jumadil Ula 1423 H, yang dibuktikan dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : 305/12/VIII/2002 serta Akad Nikah dilaksanakan pada hari Jum’at, Pukul 09.00 WIB, yang Kutipan Akta Nikah dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar Propinsi Jawa Timur. Dan sesudah akad Nikah Tergugat mengucapkan sighat Taklik Talak (P.1) ; 2. Bahwa sesudah akad nikah antara Pengugat dengan Tergugat bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat, selama kurang lebih seminggu, selanjutnya pindah kerumah kontrakan di wilayah kecamatan Tanggung Kabupaten Blitar selama kurang lebih 5 (lima) bulan: 3. Selanjutnya pada tahun 2002 tersebut, Penggugat dan Tergugat pindah ke Palembang Sumatera Selatan dan bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat serta pada saat itu Penggugat dalam keadaan hamil 3(tiga) bulan; 4. Bahwa sesudah akad nikah antara Penggugat dengan Tergugat telah bergaul dengan baik sebagaimana layaknya Suami Istri, namun dalam kehidupan berumah tangga tersebut perilaku Tergugat selalu bersikap kasar dan tidak menghargai layaknya sebagai seorang isteri maupun terhadap orang tua atau keluarga Penggugat ; 5. Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat pada mulanya memang berjalan kurang harmonis, dan sudah mulai timbul gejala keretakan antara Penggugat dan Tergugat, hal ini disebabkan sikap dan perilaku Tergugat yang tidak berubah dan keras kepala dan selalu mau menang sendiri, namun Penggugat berusaha untuk bersabar dan selalu menasehati Tergugat agar dalam berumah tangga akan lebih baik jika sebagai suami isteri saling menghargai, tapi Tergugat tidak memperdulikan nasehat tersebut ; 6. Bahwa pada Tanggal 13 Oktober Tahun 2003, dari perkawinan Penggugat dengan Tergugat, sudah lahir anak kesatu yang bernama : Anak Penggugat
Hal. 2 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
dan
Tergugat
I,
NIK.
AL.592.0026851,
Akta
Kelahiran
nomor
:
477/945/DUKCAPIL/2009 (P.2), serta anak kedua Tahun 2005 atas nama : Anak Penggugat dan Tergugat II, sesuai dengan NIK. AL.592.0026852, Akta
Kelahiran Nomor : 477/944/DUKCAPIL/2009 (P.3), yang dikeluarkan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyuasin ; 7. Bahwa Penggugat dan Tergugat pada Tahun 2002 pindah ke Jalur 20 Kecamatan Muara Padang Sumatera Selatan sampai dengan Tahun 2008/2009 serta bertempat tinggal di komplek perumahan guru, namun Tergugat sikapnya serta perilakunya tetap tidak berubah, walaupun telah dikaruniai 2(dua) orang anak ; 8. Bahwa bulan Maret 2009, Penggugat dan Tergugat pindah ke Desa Rukam,Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, kurang lebih selama 5(lima) bulan, dan selanjutnya pindah ke Pangkalpinang sampai dengan sekarang ; 9. Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah berdomisili di wilayah hukum Kota Pangkalpinang,
sesuai
dengan
Kartu
Tanda
Penduduk
NIK.
1607074506750002 atas nama Penggugat dan Kartu Tanda Penduduk NIK. 1607071006670002 atas nama Tergugat (P.4), dan Kartu Keluarga K 19710149585 Nomor : 1971040507110004, atas nama SUDARMAN (P.5) ; 10. Bahwa Penggugat adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), berdasarkan Petikan Keputusan Bupati Bangka Nomor : 188.45/568/BKPP/2013 Tanggal 01 Oktober 2013, berikut Daftar Pembayaran Gaji Induk PNS/CPNS bulan Januari 2016 (P.6) ; 11. Bahwa pada Tahun 2012, Penggugat sudah berusaha maksimal dengan agunan SK nya mengajukan permohonan kepada pihak perbankan meminjam uang untuk keperluan membeli rumah tinggal yang layak, namun usaha ini tidak pernah dinilai baik oleh Tergugat ; 12. Bahwa selama dalam kehidupan berumah tangga dari Tahun 2002 sampai dengan Tahun 2016, selama kurang lebih 13(tigabelas) tahun, Penggugat serta Tergugat semakin tidak harmonis layaknya suami isteri, yang menyebabkannya antara lain adalah:
Hal. 3 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
A. Bahwa Penggugat dan Tergugat, sebelum menikah memang
tidak
pernah mengalami perkenalan yang mendalam atau pacaran serta setelah berkenalan langsung dilamar serta dilanjutkan ke jenjang perkawinan, sehingga sikap dan perilaku Tergugat banyak yang tidak diketahui oleh Penggugat, sebaliknya setelah berumah tangga belasan tahun barulah Penggugat mengenal sikap serta perilaku Tergugat yang tidak sebagaimana layaknya seorang suami yang baik; B. Tergugat sangat pencemburu berat dan sering marah-marah, tanpa melihat tempat dan waktunya, sehingga didepan anak-anak pun dilakukannya,
sehingga
jika
dinasehati
Penggugat
pun
tidak
diindahkannya, terlebih lagi tetangga disekitar rumah tinggalnya pun dijadikan musuh, termasuk orang tua maupun saudara-saudara dari Penggugat ; C. Tergugat pernah memarahi orang tua / ibu kandung Penggugat, sehingga Tergugat meninggalkan rumah tinggal dan selanjutnya Penggugat mendatangi rumah kontrakan Tergugat bersama-sama dengan kedua anaknya, namun terjadi pertengkaran besar didepan anak-anak, selanjutnya Tergugat mau memukul serta mencekik leher Penggugat, dan selanjutnya sambil marah-marah, menyampaikan kepada Penggugat untuk
mengusir orang tua/ibu Penggugat untuk
pulang ke Desa Jalur 18 Palembang, dan apabila ibu Penggugat sudah tidak dirumah lagi, barulah Tergugat mau pulang kerumah tinggal bersama Penggugat; 13. Bahwa sejak kejadian kekerasan dirumah kontrakan Tergugat, maka kehidupan dalam rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat, semakin tidak harmonis, sehingga tiada hari tanpa marah-marah serta perilaku yang tidak baik/kasar dari Tergugat semakin menjadi-jadi dan parah, sehingga hal-hal rumah tangga jasmani maupun rohani dibuka aibnya oleh Tergugat kepada pihak lain yang tujuan akhirnya untuk mempermalukan Penggugat dengan pihak lain ; 14. Bahwa Tergugat selalu tidak pernah menghargai Penggugat, sehingga untuk urusan keluarga Tergugat pun tidak pernah disampaikan kepada
Hal. 4 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Penggugat sehingga keputusan apapun yang dilakukan Tergugat adalah yang paling benar, sehingga masalah ibadah/agama pun selalu ditentang oleh Tergugat, apabila dinasehati Penggugat ; 15. Bahwa sikap dan tindakan Tergugat
tidak
menyakiti badan/jasmani
Penggugat, namun rohani serta bersikap kasar kepada Penggugat, lebihlebih kepada anak-anak semakin membuat tertekan bagi Penggugat, maka tidak ada
sedikitpun niat baik dari
Tergugat untuk berubah, malahan
Penggugat disebut perempuan murahan, lonte dan lain-lainnya, maka jalan terbaik yang ditempuh oleh Penggugat mengajukan cerai gugat melalui Pengadilan Agama di Pangkalpinang ; 16. Bahwa Penggugat telah berupaya mengatasi masalah rumah tangga dengan Tergugat dengan jalan bermusyawarah atau berbicara dengan Tergugat secara baik-baik tetapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal, malahan sikap dan perilaku Tergugat semakin kasar ; 17. Bahwa dengan sebab-sebab di atas, maka Penggugat merasa rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat tidak dapat dipertahankan lagi, karena perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus dan berkepanjangan serta sulit diatasi dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi, maka Penggugat berkesimpulan lebih baik bercerai dengan Tergugat; 18. Bahwa Tergugat sejak bulan Juli 2015 sampai dengan sekarang 2016, tidak pernah lagi menafkahi Penggugat dan anak-anak Tergugat, dengan alasan bahwa antara Penggugat dengan Tergugat terjadi kesepahaman, bahwa penghasilan yang diperoleh oleh Tergugat akan ditabung sendiri untuk keperluan
membeli
kendaraan,
sedangkan
penghasilan
Penggugat
diperuntukkan keperluan biaya rumah tangga serta biaya pendidikan anakanak
serta
untuk
membayar
angsuran/cicilan
perbankan
sewaktu
pembelian rumah tinggal antara Penggugat dengan Tergugat, namun Penggugat dengan terpaksa menyetujui karena mengingat sikap/perilaku Tergugat ingin selalu
mau menang sendiri, dan juga Tergugat selalu
memasalahkan penghasilan Tergugat sebagai suami kepada Penggugat selaku isteri yang sudah diberikan oleh Tergugat kepada Penggugat ; 19. Bahwa anak-anak Penggugat dan Tergugat selama ini tinggal bersama dalam asuhan Penggugat, karena kepentingan anak-anak itu sendiri dan Hal. 5 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
rasa kasih sayang Penggugat terhadap mereka, maka Penggugat mohon agar anak-anak tersebut ditetapkan dalam pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat; 20. Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas, maka Penggugat ; mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Pangkalpinang, melalui Majelis Hakim yang mengadili perkara ini agar berkenan memanggil kedua belah pihak, dan/atau Penggugat dan Tergugat, dalam suatu hari sidang yang telah ditentukan untuk memeriksa dan memutuskan perkara ini yang amarnya berbunyi sebagai berikut : a. Menerima
dan
Mengabulkan
permohonan
Penggugat
untuk
seluruhnya ; b. Menetapkan serta Menjatuhkan talak satu ba’in sughra kepada Tergugat Tergugat, terhadap Penggugat Penggugat ; c. Menyatakan dan Menetapkan hak asuh anak-anak kepada Penggugat, yang masing-masing bernama Anak Penggugat dan Tergugat I, lahir tanggal 13 Oktober 2003 dan Anak Penggugat dan Tergugat II, lahir tanggal 25 Agustus 2005, berada dalam pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat ; d. Menghukum
Tergugat
untuk
menyerahkan
pengasuhan
dan
pemeliharaan anak-anak tersebut kepada Penggugat ; e. Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku ; f.
Dan / atau : Apabila Bapak Ketua, melalui Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa Penggugat selaku Pegawai Negeri Sipil telah menyerahkan
Surat
Keputusan
Pemberian
Izin
Perceraian
Nomor
427/1025/DIK/2016 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka, tanggal 06 April 2016; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Penggugat dan Tergugat telah datang menghadap sendiri dipersidangan; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat dengan memberikan nasehat, agar tidak terjadi
Hal. 6 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
perceraian dan Majelis Hakim telah memerintahkan untuk melakukan mediasi sesuai PERMA Nomor 1 tahun 2016 dengan menunjuk Hakim mediator pada Pengadilan Agama Pangkalpinang yang bernama Drs. Lasyatta, S.H, M.H, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa pemeriksaan perkara ini dimulai dengan dibacakan surat gugatan Penggugat, dimana maksud dan tujuannya tetap dipertahankan oleh Penggugat yang disertai penjelasan di persidangan; Menimbang, bahwa dari gugatan Penggugat, Tergugat menyampaikan jawaban secara tertulis tanggal 16 Maret 2016 sebagai berikut : 1. Bahwa Tergugat dalam hal ini menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan oleh Penggugat kecuali yang diakui secara tegas oleh tergugat; 2. Bahwa Tergugat keberatan terhadap point Penggugat no 2 (dua) yang mengtakan “setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal dirumah orang tua Penggugat
selama kurang lebih
seminggu” yang benar setelah menikah Tergugat dan Penggugat bertempat tinggal dirumah orang tua Tergugat di Kabupaten BlitarJawaTimur, karena orang tua Tergugat Tinggal di-Sumatera, dimana hal tersebut dalam dalil gugatan Penggugat sudah dijawab sendiri oleh Penggugat dalam dalil gugatan penggugat pada point 3 (tiga) yaitu kemudian penggugat dan tergugat pindah ke-Sumatera dan kemudian tinggal dirumah orang tua Penggugat untuk sementara, disinilah keberatan Tergugat terhadap poin-poin gugatan penggugat yang banyak memutar balikan fakta yang sebenarnya yang semua hanya karangkarangan Penggugat untuk menjatuhkan dan menjelek-jelekan Terugat; 3. Bahwa Tergugat dalam dalil gugatan Penggugat pada point 4 (Empat) dan point 5 (lima)
prilaku tergugat selalu bersikap kasar dan tidak
menghargai layaknya sebagai seorang istri maupun terhadap orang tua atau keluarga Penggugat dan pada poin 5 (lima) Penggugat mengatakan bahwa perkawinan penggugat dan tergugat pada mulanya memang berjalan kurang baik, yang benar pada mulanya perkawinan penggugat dan tergugat harmonis dan berjalan dengan baik, sebagaimana kehidupan suami istri berumah tangga, setahun setelah menikah Penggugat dan Tergugat dikarunia seorang anak Pertama yang lahir
Hal. 7 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
pada tanggal !3 Agustus 2003 dan diberi nama Anak Penggugat dan Tergugat I dan 2 (dua) tahun kemudian lahir lagi anak Kedua Penggugat
dan Tergugat yaitu tahun 2005 dan diberi nama Anak Penggugat dan Tergugat II,hal tersebut sesuai dengan bukti P- 3 (tiga) Penggugat.
Selanjutnya bagaimana Penggugat mengatakan pada mula perkawinan Penggugat dan Tergugat berjalan dengan tidak baik hal tersebut hanyalah karang-karangan dari penggugat saja keadaan ini dapat dilihat atau dibuktikan “point 4 (empat) Penggugat sendiri mengatakan “sesudah akad nikah penggugat dan tergugat telah bergaul dengan baik sebagaimana layaknya suami istri” Sementara
pada point 5
(lima) Penggugat mengatakan “Bahwa perkawinan antara penggugat dan tergugat pada mulanya memang berjalan kurang harmonis dan sudah lama timbul gejala keretakan antara penggugat dan tergugat, disinilah
menunjukan
mengada-ada
dan
bahwa
semua
gugatan
terlalu
dikarang-karang
penggugat bukan
fakta
dibuat yang
sesungguhnya dalam perjalanan rumah tangga penggugat dan tergugat; 4. Bahwa Tergugat membenarkan gugatan penggugat pada point 6 (enam); 5. Bahwa Tergugat menolak sebagian gugatan penggugat pada point 7 (tujuh) yaitu penggugat dan tergugat memang benar tahun tersebut pindah ke jalur 20 kecamatan muara padang Sumatera Selatan, tidaklah langsung tinggal diperumahan komplek guru, melainkan tinggal dirumah orang tua penggugat dan saat tinggal dirumah orang tua penggugat tersebutlah tergugat merasa diperlakukan tidak sebagai seorang suami melainkankan mertua Penggugat selalu ikut campur urusan rumah tangga dan terlalu mendikte tergugat sehingga tergugat meresa tertekan, sehingga kemudian tergugat dan penggugat pindah keperumahan komplek guru; 6. Bahwa Tergugat membenarkan dalil gugatan penggugat pada point 8, 9 dan point 10; 7. Bahwa Tergugat menolak gugatan penggugat pada point 11 (sebelas) karena semua itu adalah bohong dan hanya karangan dari Penggugat, mana mungkin penggugat pada tahun 2012 ingin mengagunkan SK nya pinjam uang di Bank untuk beli rumah, karena Penggugat diangkat
Hal. 8 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
sebagai PNS yaitu mulai 1 Oktober 2013, yang benar adalah : Setelah 3 (tiga) bulan diangkat sebagai PNS penggugat ingin meminjamkan SK tersebut kepada Pamannya yang akan diagunkan oleh Penggugat dan uang tersebut akan dipergunakan oleh paman Penggugat untuk membeli mobil TAXI sebagai usaha paman Penggugat dan Tergugat tidak setuju sehingga terjadilah pertengkaran. Inilah awal dari perubahan sikap Penggugat semenjak diangkat menjadi PNS Penggugat semakin memunjukan sikap yang selalu merendahkan Tergugat sebagai seorang suami; 8. Bahwa Tergugat menolak semua dalil gugatan penggugat pada point 12 (dua belas) huruf A, B dan C, yang mana semua hanyalah kembali karang-karangan dari penggugat saja; A. Bahwa rumah tangga Tergugat dan Penggugat sudah berjalan selama 13 (tiga belas) tahun dan sudah dikarunia 2 (dua) orang anak dan sudah banyak mengalami suka duka dalam menjalani kehidupan bersama dari satu daerah kedaerah lain dan Tergugat sudah banyak berjuang dan berkorban untuk tercapainya tujuan Penggugat sampai diangkat menjadi
seorang PNS (Guru), sunguh suatu hal yang
mustahil, keterlaluan dan berlebihan kalau Penggugat dan Tergugat tidak dapat atau mengenal watak pribadi masing-masing selama ini disinilah kebohongan dari penggugat; B. Bahwa dalam point ini penggugat mengatakan tergugat terlalu cemburu, memang benar diakui oleh Tergugat tetapi terhadap hal-hal yang diluar batas dan itu terjadi dihadapan tergugat sendiri, seperti pernah seketika penggugat dan tergugat lagi bersama dan penggugat bertemu dengan temannya laki-laki langsung merangkul dan pukulpukulan dihadapan tergugat, kemudian tergugat mengur penggugat dan malah marah-marah mengatakan tergugat terlalu cemburu dan akhir-akhir ini penggugat kalau terima telpon selalu sembunyisembunyi dari tergugat dan kalau di kasih tau oleh tergugat selalu jawabannya mengatakan tergugat terlalu cemburu; C. Bahwa dalam point ini tergugat menolak dan tidak benar, karena penggugatlah kalau ada persoalan rumah tangga sendiri sedikit saja
Hal. 9 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
langsung mengadukan kepada orang tuanya dan orang tua Penggugat selalu menanggapi bukan untuk musyawarah menjadi penengah malah selalu menyalahkan Tergugat; 9. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil gugatan penggugat pada point 13, 14 dan 15, karena semua dalil-dalil yang dikemukan oleh penggugat semua banyak memutar balik fakta seperti : dalam gugatan penggugat pada point 12 huruf C mengatakan terjadi pertengkaran besar didepan anak-anak, selanjutnya tergugat mau memukul serta mencekik leher Penggugat inilah yang dimaksud oleh tergugat suatu keadaan yang dibuat-buat atau terlalu mengada-ada, sementara pada kalimat point 15 (lima belas) penggugat sudah menjawab sendiri yang mengatakan “bahwa sikap dan tindakan Tergugat tidak menyakiti badan/ jasmani penggugat. Bahkan keadaan yang sebenarnya justru penggugat sendirilah yang semenjak diangkat menjadi PNS pada tahun 2013 banyak mengalami perobahan, bahkan semakin hari sikap dan prilaku Penggugat justru semakin tidak manaruh hormat atau tidak menghargai tergugat sebagai seorang suami, dikala tergugat pulang dari kerja yaitu sebagai seorang pedagang keliling yang kadang pulang kerumah tidak tentu waktu tetapi Penggugat tidak pernah menghargai hasil jerih payah hasil dari Tergugat, padahal Tergugat selama Penggugat masih sebagai tenaga Honorer, Tergugat terus kerja keras berusaha memenuhi semua apa keperluan-keperluan Penggugat untuk diangkat menjadi PNS seperti saat mendapatkan AKTA IV untuk Penggugat dan lain sebagainya, tapi semua itu tidak sama sekali dihargai oleh Penggugat apalagi setelah Penggugat diangkat sebagi PNS disitulah Penggugat banyak perubahan prilaku dan sikapnya kepeda Tergugat; 10. Bahwa Tergugat menolak dan keberatan atas poin gugatan penggugat pada point 16 dan 17, karena tidak pernah Penggugat mengajak tergugat untuk selalu musyawarah kalau ada persoalan, justru Penggugatlah kalau ada masalah keluarga sedikit sedikit saja selalu mengadukn kepada orang tua penggugat dan orang tua penggugat tidak pernah bersikap musyawarh kalau menerima aduan dari penggugat
Hal. 10 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
malah selalu menyalahkan tergugat dan selalu ikut campur urusan rumah tangga penggugat dan tergugat; 11. Bahwa Tergugat menolak poin gugatan penggugat pada poin gugatan 18 karena tidak jelas atau kabur maksud dari poin tersebut, coba dicerna, satu sisi mengatakan tergugat sejak juli 2015 sampai dengan sekarang tidak
pernah
menafkahi
Penggugat
lagi,
sementara
disisi
lain
mengatakan antara penggugat dan tergugat terjadi kesepahaman penghasilan Tergugat dikumpul untuk membeli mobil sementara penghasilan Penggugat untuk memenuhi kebutahan; 12. Bahwa Tergugat tidak setuju atau tidak perlu menanggapi gugatan pada poin 19 gugatan penggugat, karena tergugat menolak perceraian jadi berhak atas hak asuh anak-anak tersebut ; 13. Bahwa berdasarkan jawaban dan alasan dari tergugat dalam perkara ini maka tergugat dengan hormat memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar kiranya memutuskan perkara ini denan amar putusan yang berbunyi sebagai berikut: POKOKPERKARA --------------------------------MENGADILI---------------------------------------1. MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT UNTUK SELURUHNYA 2. MEMBEBANKAN BIAYA YANG TIMBUL DALAM PERKARA INI MENURUT
UNDANG-UNDANG
ATAU
PERATURAN
YANG
BERLAKU Atau, apabila majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono). Menimbang, bahwa dari jawaban Tergugat, Penggugat menyampaikan jawaban/Replik secara tertulis tanggal 23 Maret 2016, sebagai berikut; 1. Bahwa pada pokoknya, PENGGUGAT menolak secara tegas terhadap dalil-dalil yang dikemukakan oleh TERGUGAT sebagaimana diuraikan pada Jawabannya tertanggal 16 M a r e t 2016, kecuali hal-hal yang yang secara tegas-tegas diakui kebenarannya dan Penggugat bertetap pada dalil-dalil gugatan semula ;
Hal. 11 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
2. Bahwa, menanggapi Jawaban Tergugat pada point 2 (dua), Penggugat mengakui sesudah Akad Nikah memang bertempat tinggal dirumah orang tua Tergugat kurang lebih selama seminggu, dan hal tersebut kesalahan dalam pengetikan; 3. Bahwa, menanggapi pada point 4 (empat) dan point 5 (lima) yang disampaikan pada Jawaban
Tergugat tersebut, justru Tergugat yang
sengaja memutar balikkan fakta sebenarnya, dan dalam hal ini Penggugat sudah menyampaikan apa adanya berdasarkan dengan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan oleh Penggugat baik lahir maupun batin; 4. Bahwa, untuk menanggapi pada Jawaban Tergugat point 7 (tujuh), Penggugat berkeberatan karena orang tua Penggugat dikatakan ikut campur dalam rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat, justru orang tua Penggugat yang banyak membantu mengasuh anak Penggugat dan Tergugat yang masih kecil, karena kesibukan Penggugat bekerja sebagai guru honorair serta Tergugat tidak pernah merasa bersyukur dan berterima kasih kepada orang tua Tergugat ; 5. Bahwa, Tergugat Penggugat
dalam Jawabannya pada point 11 (sebelas),
berdasarkan
Keputusan
Bupati
Bangka
Nomor
:
188.45/202/BKPP/2011 Tanggal 31 Januari 2011 serta Terhitung mulai Tanggal 01 Pebruari 2011, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dalam pangkat Penata Muda golongan ruang III/a, sedangkan Terhitung mulai tanggal 01 Oktober 2013, dinaikkan dalam pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b, serta mengenai hal SK yang akan dipinjamkan paman Penggugat yang sudah meninggal dunia tidak jadi dipinjamkan karena Tergugat tidak menyetujuinya. Selanjutnya atas kesepakatan Penggugat dengan Tergugat SK diagunkan ke bank serta uang pinjaman tersebut dibelikan rumah tinggal, itupun atas inisiatif dari Tergugat dan sampai sekarang rumah tersebut ditempati oleh Tergugat dan Penggugat serta anak-anaknya; 6. Bahwa, dengan dalil-dalil yang dikemukan dalam Jawaban Tergugat pada point 12 (duabelas) huruf A, B dan C, justru Tergugat yang
Hal. 12 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
menyatakan dirinya yang benar dan tidak mengakui kenyataan sebenarnya pada hal itulah fakta dan prilaku Tergugat serta diikuti dengan rangkaian kebohongan yang dilakukan oleh Tergugat atas Jawabannya tersebut, kiranya “ ALLAH SWT “ membuka pintu maafNya ; 7. Bahwa, menanggapi Jawaban Tergugat pada point 15 (limabelas), Tergugat tidak menyakiti jasmani/badan Penggugat, justru rohani yang sangat disakiti oleh Tergugat dengan dengan sikap, prilaku dan tindakan yang melebihi sakit badan/jasmani seperti yang dirasakan oleh Penggugat. Selanjutnya Penggugat tidak tergantung dengan usaha Tergugat, namun Penggugat sangat menghargainya, namun perlu diluruskan bahwa Penggugat juga mempunyai penghasilan sendiri sebagai guru honorair sambil kuliah Akta IV dengan beasiswa, serta Penggugat juga mengajar D2 PGSD, tenaga pengajar di SMAN Muara Padang, SMA Muhamadyah, dengan demikian Penggugat membantu mencari nafkah serta semata-mata tidak mengandalkan usaha suami untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga antara Penggugat dan tergugat ; 8. Bahwa, Tergugat pada Jawabannya point 16 (enambelas) dan point 17 (tujuhbelas), tidak perlu ditanggapi Penggugat karena apa yang dirasakan oleh Penggugat adalah fakta yang sebenarnya ; 9. Bahwa, pada Jawaban Tergugat point
18 (delapanbelas), justru
Tergugatlah yang membuat rangkaian cerita tidak berdasarkan fakta sebenarnya, yang semakin jelas ingin menang sendiri, pada hal antara Penggugat dengan Tergugat sudah ada kesepakatan dari bulan Juli 2015 sampai dengan sekarang tahun 2016, bahwa penghasilan Penggugat dipergunakan biaya hidup rumah tangga dan angsuran perbankan atas pembelian rumah tinggal, sedangkan perolehan Tergugat dipegang serta ditabung sendiri oleh Tergugat untuk membeli kendaraan, sebenarnya kesepakatan itu terpaksa diterima Penggugat, karena sikap dan prilaku Tergugat yang keras kepala dan ingin menang sendiri, hal ini kenyataannya begitu ditanyakan oleh Penggugat kepada Tergugat terhadap uang perolehan yang katanya ditabung, serta dijawab
Hal. 13 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
oleh Tergugat sudah habis, dihambur-hamburkan, jadi selama uang yang ditabung ternyata dihabiskan sendiri oleh Tergugat, sedangkan anakanak pun tidak lagi diperhatikan layaknya sebagai penanggung jawab dalam rumah tangga dengan Penggugat ; 10. Bahwa, Tergugat sudah pernah meninggalkan rumah tempat tinggal dengan Penggugat serta anak-anak, dari mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Januari 2016 dan tinggal mengontrak rumah sendiri
dengan
meninggalkan
Penggugat
dengan
anak-anaknya,
sebagaimana diuraikan pada point 19 (sembilanbelas), sehingga kebutuhan
rumah
tangga
menjadi
tanggung
jawab
Penggugat
sepenuhnya ; 11. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, dalil-dalil yang dikemukakan serta yang menjadi dasar dan landasan materi eksepsi/Jawaban Tergugat serta berdasarkan ketentuan yang diatur pada HIR/Rbg, maka eksepsi seperti ini “ HARUS DITOLAK “ ; DALAM POKOK PERKARA 1. Bahwa, hal-hal yang telah PENGGUGAT, kemukakan dan sampaikan dalam Repliek terurai tersebut di atas adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dalam Konvensi/Dalam Pokok Perkara ini, dan mohon dimasukkan kembali kedalam Konvensi/dalam pokok perkara ini; 2. Bahwa,
PENGGUGAT
menolak
secara
tegas
dalil-dalil
yang
dikemukakan oleh TERGUGAT untuk keseluruhannya, kecuali terhadap hal-hal secara tegas diakui kebenarannya ; 3. Bahwa, berdasarkan hal-hal yang telah PENGGUGAT, kemukakan dan sampaikan dalam Repliek terurai tersebut di atas, serta cukup fakta hukum, bahwa Penggugat bekerja selaku Pegawai Negeri Sipil yang memiliki penghasilan serta mampu untuk mengasuh anak-anak dengan pendidikan yang layak, demi masa depan anak-anak dari hasil perkawinan sah antara Penggugat dan Tergugat ; Bahwa, hal-hal yang sudah PENGGUGAT sampaikan pada point-point dalam posita
adalah
merupakan
data,
fakta
sesungguhnya
terjadi
dalam
Hal. 14 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
permasalahan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat, dan bukan seperti yang diakui dan disampaikan TERGUGAT sebagaimana yang dimaksudkan pada Jawabannya yang penuh dengan kebohongan dan tidak konsisten terhadap dalil-dalil yang tidak jelas serta terkesan berbelitbelit sebagaimana diakui Tergugat ; Maka : berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini Penggugat, Mohon kehadapan Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, agar berkenan kiranya memutuskan perkara ini dengan amar putusan yang berbunyi sebagai berikut : DALAM EKSEPSI/JAWABAN : 1. Menyatakan menolak Eksepsi/Jawaban Tergugat ; 2. Menyatakan menerima permohonan Penggugat untuk seluruhnya ; DALAM POKOK PERKARA : MENERIMA
DAN
MENGABULKAN
GUGATAN
PENGGUGAT
SELURUHNYA Dan / Atau, apabila Pengadilan Agama Pangkalpinang c.q . Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Mengadili perkara ini berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang seadil-adilnya “ Ex Aequo Et Bono “. Menimbang, bahwa dari Replik Penggugat, Tergugat menyampaikan jawaban/Duplik secara tertulis tanggal 30 Maret 2016 sebagai berikut : DALAM POKOK PERKARA 1. Bahwa Tergugat dalam hal ini menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan dan Repliek oleh Penggugat kecuali yang diakui secara tegas oleh tergugat; 2. Bahwa Tergugat tetap pada dalil jawaban tergugat semula dan menolak Repliek Penggugat pada point 3 (tiga) karena repliek Penggugat pada point 3 (tiga) tersebut tidak jelas menanggapi poin jawaban tergugat yang mana?, sementara dalam jawaban Tergugat pada poin 4(empat) justru Tergugat membenarkan dalil gugatan dari Penggugat juga jawaban Tergugat pada poin 5 (lima) sebelumnya, membenarkan
Hal. 15 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
sebagian dalil gugatan penggugat,
jadi Tergugat tidak menanggapi
repliek Penggugat pada poin 3 (tiga), karena tidak jelas sehingga Tergugat tetap pada jawaban Tergugat semula; 3. Bahwa tehadap repliek Penggugat pada poin 4 (empat) Tergugugat tetap pada jawaban sebelumnya, kalau bicara fakta justru setelah perkawinan Penggugat dan tergugat dimana kurun waktu yang berjalan, justru lebih banyak dan lebih lama Penggugat dan Tergugat tinggal dalam lingkungan dari keluarga atau orang tua Penggugat, sementara orang tua Penggugat tinggal di Jawa kab. Blitar, tergugat tetap pada jawaban Tergugat semula; 4. Bahwa menanggapi repliek Penggugat pada poin 5 (lima) tersebut, disinilah menunjukan tidak jelasnya materi dalam posita yang dibuat oleh Penggugat dalam gugatan sebelumnya, coba kita lihat kembali Posita gugata Penggugat pada poin 10 (sepuluh) sebelumnya, dimana Penggugat sendiri dalam poin gugatan tersebebut mengatakan “Bahwa Penggugat adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), berdasarkan petikan keputusan Bupati Bangka Nomor : 188.45/568/BKPP/2013 tanggal 1 Oktober 2013” dalam hal ini Tergugat memberi jawaban sesuai apa yang didalilkan oleh Penggugat dalam materi gugatan sesuai dengan kenyataan dan dalam hal ini tidak ada ralat atau perbaikan gugatan oleh Penggugat, dimana Tegugat sudah lebih dahulu memberi jawaaban jadi Tergugat dalam poin ini tetap pada jawaban sebelumnya; 5. Bahwa Tergugat tidak perlu menanggapi Repliek Penggugat pada poin 6 (enam) dimana Tergugat tetap pada jawaban Tergugat sebelumnya; 6.
Bahwa Repliek Penggugat dalam poin 7 (tujuh) tidak perlu Tergugat untuk menanggapinya karena dalam repliek penggugat tersebut tidak konsisten dalam posita gugatan penggugat sebelumnya jadi Tergugat tidak Perlu menanggapinya dan Tergugat Tetap pada jawaban Tergugat sebelumnya;
7. Bahwa Tergugat menanggapi Repliek Penggugat pada poin 9 dan poin 10 yaitu Tergugat menolak keseluruhan atas Repliek dari Penggugat, karena Penggugat akhir-akhir ini apalagi sejak diangkat menjadi PNS, banyak sikap dan prilaku Penggugat yang berubah, terutama terhadap
Hal. 16 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Tergugat, yaitu tergugat merasa selalu disepelekan oleh Penggugat, apalagi kalau menyinggung masalah pendapatan, berbagai alasan yang dibuat oleh Penggugat untuk menolak kalau tergugat memberikan hasil pendapatan dari dagangan Tergugat, Penggugat dengan alasan kepada Tegugat biarlah hasil pencaharian dari berdagang Tergugat dipegang sendiri oleh Tergugat, itu alasan yang dibuat Penggugat dan dalam hal ini tergugat merasa terpukul, ada maksud atau niat apa dibalik penolakan dari Penggugat akhir-akhir ini kalau tergugat memberikan hasil pendapatan Tergugat dari berdagang tersebut, tergugat meresa disepelekan dan benar-benar terpukul atas sikap Penggugat akhir-akhir ini, apalagi orang tua Penggugat sering tingal dirumah Penggugat dan Tergugat, sehingga membuat suasana rumah tangga Penggugat dan Tergugat merasa merasa tidak tenteram karena persoalan rumah tangga Penggugat dan tergugat orang tua Penggugat selalu ikut campur; 8. Bahwa selanjutnya Tergugat tetap pada jawaban Tergugat sebelumnya dan dalam Dupliek Tergugat ini memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memasukan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pokok perkara jawaban tergugat sebelumnya dan menolak selebihnya; Maka berdasarkan uraian Tergugat dalam Dupliek Tergugat diatas selanjutnya Tergugat memohon Kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan Mengadili Perkara: 0024/Pdt.G/2016/PA.Pkp, kami mohon berkenan memutuskan dengan putusan sebagai berikut; DALAM POKOK PERKARA 1. Menerima dan mengabulkan jawaban Tergugat untuk seluruhnya 2. Menolak/membatalkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya 3. Menyatakan Penggugat untuk Tunduk dan Patuh pada putusan ini 4. Menyatakan Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini Atau :
Hal. 17 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Jika Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkapinang, yang memeriksa dan mengadili perkara ini, berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono); Menimbang, bahwa Penggugat untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti surat berupa : 1.
Fotocopy 305/12/VIII/2002
Kutipan
Akta
Nikah
Nomor
:
tanggal 09 Agustus 2002 yang dikeluarkan oleh Kantor
Urusan Agama Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar Prop. Jawa Timur telah diperiksa dan dicocokan dengan aslinya, bermeterai cukup, oleh Ketua Majelis diberi tanda (P1); 2.
Fotocopy Akta Kelahiran Nomor : 477/945/DUK CAPIL/2009 atas nama Anak Penggugat dan Tergugat I tanggal 16 Januari 2009 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pangkalpinang, telah diperiksa dan dicocokan dengan aslinya, bermeterai cukup, oleh Ketua Majelis diberi tanda (P.2 );
3.
Fotocopy Akta Kelahiran Nomor : 477/944/DUK CAPIL/2009 atas nama Anak Penggugat dan Tergugat II tanggal 16 Januari 2009 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pangkalpinang, telah diperiksa dan dicocokan dengan aslinya, bermeterai cukup, oleh Ketua Majelis diberi tanda (P1); Menimbang, bahwa Penggugat juga telah mengajukan saksi- saksi,
sebagai berikut : 1. Saksi I Penggugat, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Wirswasta, tempat tinggal di Kabupaten Banyu Asin; Adalah kakak kandung Penggugat, di bawah sumpah menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa, Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri sah, yang ketika menikah Penggugat berstatus perawan dan Tergugat jejaka;
Hal. 18 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak,
-
yang bernama Anak Penggugat dan Tergugat I dan Anak Penggugat dan Tergugat II, kedua anak tersebut ikut Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat setelah menikah tinggal
-
bersama di Blitar, kemudian tahun 2002 pindah ke daerah jalur 20 Kecamatan Muara Padang Sumatera Selatan dan tahun 2009 pindah ke Desa rukam Kecamatan Mendo Barat dan terakhir pindah ke Pangkalpinang; - Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun mulai awal pernikahan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran; - Bahwa, saksi pernah mendengar Penggugat dan Tergugat bertengkar ketika saksi berkunjung pada tahun 2014 karena Tergugat sakit; - Bahwa, selama saksi di rumah Penggugat dan Tergugat lebih banyak bertengkar; - Bahwa, Penggugat dan Tergugat sering cerita melalu telpon jika rumah tangganya tidak baik, Tergugat sering menyalahkan dan Penggugat mau menang sendiri; - Bahwa, penyebab pertengkaran Penggugat dengan Tergugat karena Tergugat cemburu, suka marah , tidak akur dengan orang tua dan keluarga Penggugat dan tetangga; - Bahwa,
sudah
diadakan
musyawarah
keluarga
untuk
merukunkan
Penggugat dan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup lagi mendamaikan Penggugat dan Tergugat; - Bahwa saksi pernah menasehati Penggugat dan Tergugat, tetapi tidak berhasil; 2. Saksi II Penggugat, umur 60 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kabupaten Banyu Asin; Adalah ibu kandung Penggugat, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut ; -
Bahwa, Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri sah, yang ketika menikah Penggugat berstatus perawan dan Tergugat jejaka;
Hal. 19 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak,
-
yang bernama Anak Penggugat dan Tergugat I dan Anak Penggugat dan Tergugat II, kedua anak tersebut ikut Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat setelah menikah tinggal
-
bersama di Blitar, kemudian tahun 2002 pindah ke daerah jalur 20 Kecamatan Muara Padang Sumatera Selatan dan tahun 2009 pindah ke Desa rukam Kecamatan Mendo Barat dan terakhir pindah ke Pangkalpinang; - Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat ketika saksi berkunjung di Daya Makmur dan Jalur 20 masih baik, dan pada tahun tahun 2009 ketika di Bangka berkunjung selama 3 kali; - Bahwa pada tahun 2010 saksi berkunjung selama 1 minggu mulai tidak baik, Penggugat dan Tergugat bertengkar 1 kali masalah pindah rumah dan pada tahun 2013 saksi berkunjung selama 1 bulan terjadi lagi pertengkaran 2 kali masalah keuangan; - Bahwa, Penggugat dan Tergugat masih satu rumah namun sudah tidak satu kamar lagi sejak bulan Februari 2016, jarang komunikasi dan saling diam; - Bahwa, saksi pernah mendengar Penggugat dan Tergugat bertengkar; - Bahwa, penyebab pertengkaran Penggugat dengan Tergugat karena Tergugat cemburu, suka marah, tidak akur dengan orang tua dan keluarga Penggugat dan tetangga; - Bahwa,
sudah
diadakan
musyawarah
keluarga
untuk
merukunkan
Penggugat dan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup lagi mendamaikan Penggugat dan Tergugat; - Bahwa saksi pernah menasehati Penggugat dan Tergugat, tetapi tidak berhasil; 3. Saksi III Penggugat, umur 34 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kota Pangkalpinang; Adalah tetangga Penggugat, di bawah sumpah menerangkan sebagai berikut:
Hal. 20 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Bahwa, Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri sah,
-
yang ketika menikah Penggugat berstatus perawan dan Tergugat jejaka; Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak,
-
yang bernama Anak Penggugat dan Tergugat I dan Anak Penggugat dan Tergugat II, kedua anak tersebut ikut Penggugat; Bahwa sejak saksi bertetangga 4 tahun lalu, sering mendengar
-
Penggugat dan Tergugat cekcok ; Menimbang, bahwa Tergugat tidak mengajukan bukti surat hanya mengajukan saksi-saksi, sebagai berikut; 1. Saksi I Tergugat, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal di Kota Pangkalpinang; Adalah tetangga Penggugat, di bawah sumpah menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa, Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri sah, yang ketika menikah Penggugat berstatus perawan dan Tergugat jejaka;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak, yang bernama Anak Penggugat dan Tergugat I dan Anak Penggugat dan Tergugat II, kedua anak tersebut ikut Penggugat;
-
Bahwa saksi tidak pernah melihat atau mendengar Penggugat dan Tergugat cekcok ;
2. Saksi II Tergugat, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal di Kota Pangkalpinang; Adalah tetangga Penggugat dan Tergugat, di bawah sumpah menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa, Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri sah, yang ketika menikah Penggugat berstatus perawan dan Tergugat jejaka;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak, yang bernama Anak Penggugat dan Tergugat I dan Anak Penggugat dan Tergugat I, kedua anak tersebut ikut Penggugat;
Hal. 21 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Bahwa saksi pernah mendapat cerita dari Tergugat kalau
-
penggugat menuduh saksi ada hubungan (homo) dengan Tergugat dan hal itu telah di kalarifikasi sehingga penggugat minta maaf kepada saksi tapi tidak mau minta maaf kepada Tergugat; Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat menyatakan tidak mengajukan
bukti-bukti
apapun
juga
dan
mecukupkan
bukti-bukti
dipersidangan; Menimbang, bahwa Penggugat memberikan kesimpulan secara tertulis tanggal 11 Mei 2016 yang intinya sebagai berikut: Percekcokan yang terus menerus, pisah tempat tidur, walaupun dalam satu rumah serta tidak lagi layaknya sebagai Suami Isteri dalam perkawinan sah, antara PENGGUGAT dan TERGUGAT, adalah fakta hukum di dalam persidangan ini “ “ Pernyataan PENGGUGAT di depan persidangan untuk tidak dapat lagi mempertahankan
perkawinan
sah,
yang
telah
disampaikan
oleh
PENGGUGAT, di hadapan Majelis Hakim Yang Mulia yang Memeriksa dan Mengadili perkara ini “ Dari rangkaian peristiwa Hukum tersebut di atas, terdapat permasalahan : - Apakah Permohonan yang diajukan PENGGUGAT, sesuai dengan HIR, Pasal 118 R Bg Pasal 142, KMA. 162 Tahun 1988 Jo. Pasal 89, 90 UndangUndang No. 7 Tahun 1989 serta Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama Nomor : 50 Tahun 2009 yang memuat, Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama; Dan apakah cukup alasan Hukum yang disampaikan oleh TERGUGAT, dengan dalil-dalil yang disampaikan dalam perkara ini ; Untuk itu PENGGUGAT, sampaikan serta dapat dikemukakan dalam materi KESIMPULAN ini ;
Hal. 22 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Majelis Hakim Yang Kami Muliakan, Menurut Prof. DR KRISNA HARAHAP, SH ; MH. Dalam bukunya Hukum Acara Perdata, Mediasi, Class Action, Arbitrasi dan Alternatif, Cetakan ke enam PT Grafitri Utami, Bandung. Pada Halaman 193 “ …Hukum hanya bisa ditegakkan dan keadilan hanya bisa dirasakan apabila proses pemeriksaan di depan Pengadilan dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian, sehingga dihasilkan putusan Hakim yang secara kualitatif benar bermutu dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Pada Halaman 194, Prof. DR KRISNA HARAHAP, SH; MH. Mengatakan “…maka upaya terpenting yang dituntut dari seoarang Hakim ialah upaya untuk bertindak secara cermat dan hati-hati (Zorvuldighandelen). Sikap cermat serta hatihati : Upaya untuk selalu mendengar kedua belah pihak, memperhatikan hak-hak diri, serta mencegah penyalahgunaan Hukum Acara, upaya untuk selalu bersikap tidak memihak serta tidak menguntungkan salah satu pihak berpekara. II. DALAM EKSEPSI Hal-hal yang sudah terurai dan disampaikan oleh PENGGUGAT dalam EKSEPSI pada REPLIEK, adalah satu kesatuan dan bahagiaan yang tidak dapat dipisahkan dari KESIMPULAN ini ; Sebagaimana dimaksudkan pada Undang-Undang RI Nomor : 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, yang menyatakan bahwa Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara Perdata tertentu yang diatur dalam Undang-Undang ini; Untuk itu seperti yang sudah PENGGUGAT sampaikan baik dalam Surat Permohonan maupun dalam REPLIK, sudah cukup alasan serta fakta hukum yang berkaitan dengan kepentingan hukum antara PENGGUGAT dan TERGUGAT, sebagaimana yang dimaksudkan pada Posita maupun Petitum gugatan, dengan pertimbangan yang seadil-adilnya, dan oleh
Hal. 23 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
karenanya
Permohonan
PENGGUGAT
dapat
diterima
untuk
keseluruhannya; Dalam Pokok Perkara : Bahwa cukup Bukti Hukum dan alasan Hukum dari keterangan Saksi PENGGUGAT, yaitu : Saksi I Penggugat, Saksi II Penggugat dan Saksi III Penggugat, yang menyatakan a. Bahwa PENGGUGAT dan TERGUGAT, adalah pasangan suami isteri yang sah serta memiliki DUA orang anak dari perkawinan tersebut,
di
mana
dua
orang
anak
tersebut
diasuh
oleh
PENGGUGAT ; b. Pertengkaran/percekcokan yang terus menerus, seringkali dan berulang-ulang terjadi sulit untuk dipertahankan, serta sudah diusahakan
untuk
dirukunkan
sebagai
suami
isteri,
namun
PENGGUGAT tetap ingin pisah atau bercerai ; c. Bahwa pekerjaan PENGGUGAT selaku Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan penghasilan sendiri, dapat memenuhi serta menafkahi, demi kepentingan anak-anak dari hasil perkawinannya tersebut ; d. Bahwa saksi-saksi TERGUGAT yang dihadirkan di Persidangan, hanya
dapat
mengetahui
terhadap
keadaan
rumah
tangga
PENGGUGAT atas pemberitahuan dari TERGUGAT ; e. PENGGUGAT dan TERGUGAT, sudah pernah diupayakan oleh pihak keluarga maupun kerabat dekat mereka untuk dirukunkan, namun jawaban PENGGUGAT, tetap akan bercerai/pisah ; f. Bahwa PENGGUGAT dan TERGUGAT, masih bertempat tinggal serumah, tapi sudah tidak harmonis, dan / atau pisah tempat tidur, dan/atau sudah tidak lagi berhubungan layaknya sebagai suami isteri g. Bahwa antara PENGGUGAT dan TERGUGAT, dengan pertengkaran atau percekcokan yang terus menerus serta berulang-ulang, diikuti pisah tempat tidur atau kamar walaupun satu rumah, serta tidak lagi layaknya sebagai suami isteri, adalah fakta yang harus mendapatkan
Hal. 24 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
penyelesaian,
guna
menghindari
hal-hal
yang
kurang
baik,
khususnya terhadap perkembangan anak-anak sekarang maupun yang akan datang dari hasil perkawinannya tersebut ; Kemudian tentang keadaan yang sudah terjadi
dalam Rumah
Tangga antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT, terkait dengan dalil-dalil yang disampaikan oleh TERGUGAT, patut untuk ditolak, karena masih diperlukan pembuktian hukum serta alasan hukum yang
dapat
dipertanggungjawabkan,
sesuai
dengan
yang
dimaksudkan dengan ketentuan Hukum serta Perundang-Undangan yang berlaku. Dengan demikian, maka cukup Bukti Hukum dan alasan Hukum, bahwa keadaan keluarga PENGGUGAT dengan TERGUGAT yang demikian tersebut, sudah sangat sulit untuk dipertahankan, lebihlebih lagi untuk menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. PERMOHONAN Maka berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PENGGUGAT, memohon kiranya agar Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalpinang, berkenan
menerima
dan
memeriksa
permohonan
ini
dan
memutuskan adalah sebagai berikut : DALAM KONVENSI : * Menerima dan Mengabulkan permohonan PENGGUGAT, untuk keseluruhannya ; * Menolak permohonan TERGUGAT, untuk keseluruhannya - Dan apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ( Ex Aequo et Bono) ; Menimbang, bahwa Tergugat menyampaikan kesimpulan secara tertulis tanggal 08 Mei 2016 yang intinya sebagai berikut :
Hal. 25 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
- Bahwa DALAM POKOK PERKARA, Terhadap dalil-dalil gugatan yang diajukan Penggugat pada tanggal 13-01-2016, Tergugat menolak seluruh dalil-dalil Gugatan PENGGUGAT kecuali yang secara tegas diakui; Bahwa mengenai analisa Fakta-fakta atas Persidangan dan keterangan saksi dari Penggugat adalah sebagai berikut : Bahwa dari gugatan baik dalam posita maupun petitum gugatan Penggugat
dikaitkan
dengan
keterangan
saksi-saksi
dari
Penggugat dan para saksi dibawah sumpah telah memenuhi syarat formil dan keterangan saksi Penggugat tersebut tidak satupun saksi yang bersesuaian dengan gugatan baik dalam posita maupun petitumnya ; Bahwa saat ini Pengggat dan Tergugat masih Tinggal bersama; Bahwa tidak ada satu fakta hukum
yang cukup alasan untuk
dijadkan sebagai alasan perceraian yang diajukan oleh Penggugat; Bahwa Fakta lain justru Penggugatlah yang mengarang dan mencari-cari alasan bahkan berani menuduh yang tidak benar hal tersebut terbukti Penggugat meminta maaf kepada saksi Sukmono yang berencana melaporkan tuduhan Penggugat Tersebut; Bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh penggugat tidak ada yang dapat
dijadikan
alasan
yang
beresuaian
dengan
gugatan
Penggugat; PERMOHONAN TERGUGAT Menyatakan gugatan Penggugat kabur dan tidak dapat diterima karena tidak ada persesuaian baik posita dengan petitum dan bukti-bukti terutama dari keterangan para saksi-sksi yang dihadirkan dalam persidangan; Bahwa, berdasarkan hal – hal yang kami kemukakan diatas, Tergugat, mohon dengan hormat kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan; MEMUTUSKAN :
Hal. 26 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
1.
Menolak ataupun tidak dapat diterima Gugatan Penggugat untuk seluruhnya
2.
Membebankan biaya perkara yang timbul sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
Atau : Jika Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalpinang, berpendapat lain, mohon putusan yang seadil –adilnya. (Ex aequo et bono); Menimbang, bahwa untuk meringkas isi putusan ini, maka segala sesuatu yang tercantum dalam berita acara persidangan merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan putusan ini; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti tersebut di atas; Menimbang, bahwa Penggugat selaku PNS telah menyerahkan surat izin atasan untuk melakukan perceraian, dengan demikian telah memenuhi ketentuan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat agar mengurungkan niatnya untuk bercerai, dan untuk itu pula sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI No 1 Tahun 2008 telah ditunjuk Mediator Hakim Pengadilan Agama Pangkalpinang Drs. Lasyatta, S.H, M.H untuk melakukan mediasi terhadap perkara aquo, namun berdasarkan laporan hasil mediasi perkara tersebut ternyata gagal; Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat dengan alasan yang pada pokoknya bahwa dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat selalu terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun dalam rumah tangga karena Tergugat cemburu dan sering marah-marah, sehingga berpisah ranjang kira-kira 3 bulan yang lalu, tanpa saling memperdulikan lagi, meskipun
Hal. 27 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
pernah diusahakan perdamaian, namun tidak berhasil, hal mana alasan tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian yang menjadi pokok masalah dalam gugatan ini adalah apakah benar yang didalilkan Penggugat tersebut, atau setidaknya apakah sudah cukup alasan untuk terjadinya perceraian antara Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa Penggugat disamping mengajukan gugatan cerai juga mengajukan gugatan pemeliharaan anak/hadlonah terhadap Tergugat; Menimbang, berdasarkan jawab menjawab, bahwa gugatan Penggugat sebahagian dibenarkan dan sebahagian lagi dibantah ; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat yang dibenarkan oleh Tergugat adalah : -
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah telah bergaul
-
sebagaimana layaknya suami isteri ; Bahwa dalam perkawinan Penggugat dan Tergugat, telah lahir anak pertama bernama Anak Penggugat dan Tergugat I dan lahir anak kedua
-
bernama Anak Penggugat dan Tergugat I; Bahwa benar tahun 2002 Penggugat dan Tergugat pindah ke Jalur 20, bulan Maret 2009 pindah ke Desa Rukam Kecamatan Mando Barat Kabupaten Bangka kurang lebih 5 bulan kemudian ke Pengkalpinang
-
sampai dengan sekarang ; Bahwa benar Penggugat dan Tergugat tinggal di wilayah Pangkalpinang ; Bahwa benar Penggugat selaku PNS ; Bahwa benar Tergugat terlalu cemburu. Hal ini karena tingkah lagu Penggugat sendiri ketika bertemu teman laki-lakinya langsung merangkul dan kalau terima telephon sembunyi-sembunyi ; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat yang dibantah oleh Tergugat
adalah sebagai berikut ; -
Bahwa Tergugat menyatakan tidak benar dalam kehidupan rumah tangga Tergugat selau bersikap kasar dan tidak menghargai isteri dan orang tua Penggugat ;
Hal. 28 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
-
Bahwa Tergugat menyatakan tidak benar kalau dikatakan pada mulanya tidak harmonis yang disebabkan Tergugat keras kepala dan mau menang
-
sendiri ; Bahwa Tergugat menyatakan tidak benar Penggugat berusaha maksimal dengan agunan SK mengajukan pinjaman untuk membeli rumah dan tidak
-
dinilai oleh Tergugat; Bahwa Tergugat menyatakan tidak benar kalau Tergugat pernah memarahi
-
ibu kandung Penggugat ; Bahwa Tergugat menyatakan tidak benar kalau dikatakan ada kekerasan dalam rumah kontrakan dan semakin tidak harmonis, sehingga tiada hari tanpa marah-marah dan mengatakan prilaku Tergugat semakin menjadi-jadi
-
; Bahwa Tergugat menyatakan tidak benar kalau dikatakan Tergugat tidak
-
menghargai Penggugat ; Bahwa Tergugat menyatakan tidak benar Penggugat menyatakan Tergugat tidak mau bermusyawarah ; Menimbang, bahwa untuk dalil yang telah dibenarkan oleh Tergugat tidak
perlu lagi dibuktikan lagi kecuali mengenai sahnya perkawinan. Namun untuk yang dengan tegas dibantah oleh Tergugat wajib dibuktikan oleh Penggugat ; Menimbang, bahwa dari dalil yang dibantah oleh Tergugat tersebut intinya adalah antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi percekcokan yang terus menerus yang disebabkan oleh tingkah Tergugat sendiri. Hal ini lah yang harus dibuktikan oleh Penggugat ; Menimbang, bahwa tentang bukti P. 1 yang merupakan fotocopi Kutipan Akta Nikah atas nama Penggugat dan Tergugat, dengan demikian Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri, sehingga Penggugat adalah pihak yang relevan dengan perkara ini (persona standi in yudicio), sebagaimana ketentuan Pasal 285 RBg; Menimbang, bahwa Saksi 1 menerangkan bahwa sejak awal pernikahan Penggugat dan Tergugat sering terjadi percekcokan, bahkan pada tahun 2014 saksi
menyaksikan
langsung
penggugat
dan
Tergugat
cekcok
yang
penyebabnya karena Tergugat cemburu berlebihan ;
Hal. 29 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Menimbang, bahwa saksi 2 menerangkan bahwa saksi selaku ibu kandung sering mendapat laporan kalau selama ini sejak tahun 2009 Penggugat dan Tergugat sering cekcok dan sejak bulan Maret 2016 sampai sekarang saksi tinggal di rumah Penggugat dan Tergugat, yang saksi lihat bahwa Penggugat dan Tergugat sering cekcok. saat ini Penggugat dan Tergugat tidak saling pedulikan lagi ; Menimbang, bahwa saksi 3 menerangkan bahwa sejak bertetangga 4 tahun lalu saksi sering mendengan Penggugat dan Tergugat bertengkar ; Menimbang, bahwa dari keterangan 3 saksi tersebut sama-sama menerangkan bahwa para saksi pernah melihat penggugat dan Tergugat cekcok, namun dalam waktu yang berbeda. Majelis Hakim berpendapat, bahwa untuk pembuktian terjadinya percekcokan tidak harus dalam satu kali kejadian percekcokan harus dikuatkan dengan 2 orang saksi, namun kesaksian para saksi
yang
berlainan
waktu
kejadian
dapat
dipertimbangkan
dan
mengindikasikan bahwa percekcokan tersebut sudah berulang kali dan terus menerus ; Menimbang, bahwa saksi 1 Tergugat menerangkan bahwa selaku tetangga tidak pernah mendengar Penggugat dan Tergugat cekcok dan saat ini masih satu rumah. Sedangkan saksi 2 Tergugat menerangkan bahwa ia pernah mendapat cerita dari Tergugat kalau Penggugat menuduh saksi ada hubungan (homo) dengan Tergugat dan hal itu telah dikalarifikasi sehingga Penggugat minta maaf kepada saksi tapi tidak mau minta maaf kepada Tergugat ; Menimbang, bahwa keterangan tiga orang saksi Penggugat pada intinya menyatakan bahwa telah terjadi percekcokan antara Penggugat dan Tergugat yang puncaknya sejak bulan Maret tahun 2016 dimana Penggugat dan Tergugat sudah tidak saling pedulikan lagi ; Menimbang, bahwa dari kesaksian saksi/keluarga Penggugat dan Tergugat, Majelis menilai bahwa kesaksian tersebut saling bersesuaian antara satu dengan lainnya sepanjang telah tidak harmonisnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat disebabkan Tergugat suka cemburu, Tergugat sering marah-marah, akibatnya Penggugat dan Tergugat bertengkar dan berpisah ranjang kira-kira sejak 3 bulan yang lalu hingga saat ini, meskipun pernah
Hal. 30 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
diusahakan perdamaian namun tidak berhasil, hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 309 RBg; Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, ditemukan fakta dalam perkara ini sebagai berikut : -
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri;
-
Bahwa dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah tidak saling pedulikan lagi sejak bulan Februari 2016 ;
-
Bahwa Penggugat sudah sangat kuat keinginannya untuk bercerai dari Penggugat;
-
Bahwa pihak keluarga Penggugat dan saksi sudah pernah mendamaikan Penggugat dengan Tergugat, tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang dipertimbangkan di atas,
dihubungkan dengan dasar dan alasan gugatan Penggugat yang mengacu kepada ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, Majelis mempertimbangkan sebagai berikut; Menimbang, bahwa inti dari Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam adalah bahwa perceraian dapat terjadi karena alasan antara lain “antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa tentang unsur terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran, dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat seperti terungkap dalam fakta tersebut di atas bahwa sekurangnya sejak 4 tahun lalu telah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat yang puncaknya sudah tidak saling pedulikan lagi sejak bulan Februari tahun 2016, dengan demikian keadaan tersebut dikatagorikan telah memenuhi unsur tersebut;
Hal. 31 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Menimbang, bahwa tentang unsur tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun dalam rumah tangga, dimana sejak bulan Februari 2016 sudah tidak saling pedulikan lagi, Penggugat dan Tergugat sudah berpisah ranjang, Penggugat dan Tergugat tidak pernah lagi berkomunikasi, meskipun pernah diusahakan perdamaian, namun tidak berhasil, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terpenuhi; Menimbang, bahwa di dalam ajaran Islam, dasar dan tujuan perkawinan sebagaimana disebutkan pada Pasal 1 UU No.1 Tahun 1974 jo. Pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam, bahwa perkawinan menurut Islam adalah ikatan yang kuat, lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah; Menimbang, bahwa selain itu Alquran menjelaskan prinsip-prinsip dan tujuan perkawinan, antara lain sebagai berikut : -
Surah Ar-Rum ayat 21 : ومن أياته ان خلق لكم من انفسكم ازواجا لتسكنوا اليها وجعل بينكم مودة ورحمة
”Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang….” -
Surah An-Nisa ayat 19 : .... وعاشروهن بالمعروف....
“… Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut…” Menimbang, bahwa dalam kaitannya dengan UU No.1 Tahun 1974, Kompilasi Hukum Islam dan ayat Alquran di atas, Majelis berpendapat bahwa manakala isteri - i.c. Penggugat - telah sedemikian benci kepada suami - i.c. Tergugat -, maka keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut tidak lagi mencerminkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, dan tidak dapat memenuhi serta tidak mungkin mencapai kriteria dasar dan tujuan perkawinan;
Hal. 32 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Menimbang, bahwa apabila dalam rumah tangga, salah satu pihak sudah tidak lagi berkeinginan untuk hidup menyatu secara rukun damai, bahkan telah menunjukan sikap yang mengarah pada sikap antipati dan kebencian terhadap pasangannya, yang pada akhirnya telah tidak ada lagi hubungan layaknya suami isteri karena telah tidak saling pedulikan sejak 3 bulan yang lalu, hal tersebut menunjukkan bahwa ikatan batin antara keduanya telah putus dan tidak mungkin mewujudkan tujuan perkawinan yang sakinah, mawaddah dan rahmah, sehingga mempertahankan rumah tangga yang demikian tidaklah mendatangkan kemaslahatan dan justru akan menimbulkan ketidakpastian berkepanjangan dan kemudratan bagi kedua belah pihak suami isteri, hal mana dalam bentuk yang bagaimanapun kemudratan itu harus dihindari sedapat mungkin, sesuai dengan kaedah fiqh : الضرر يدفع بقدر المكان “Kemudratan harus dihindarkan sedapat mungkin.” درأ المفاسد مقدم على جلب المصالح “Menghindari
mafsadat
(kerusakan)
lebih
diutamakan
dari
mencari
kemaslahatan” Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang dipertimbangkan di atas Majelis menilai bahwa Penggugat sudah sedemikian rupa ketidak suka dan bahkan telah menjadi kebencian yang kuat kepada Tergugat, hal mana dalam keadaan yang sedemikian rupa, dalam hukum Islam Hakim dibenarkan untuk menceraikan isteri dari suaminya, sesuai dengan dalil dalam kitab Ghayatul Muram Li asy-Syarhil Majdi sebagai berikut : اذا اشتد عدم رغبة الزوجة لزوجها طلق عليه القاضى طلقة “Apabila sudah sangat kuat ketidak sukaan (kebencian) isteri kepada suaminya, maka Hakim dapat menjatuhkan talak suaminya dengan talak satu.” Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis menilai bahwa dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi rumah tangga yang pecah (Marriage breakdown) yang sulit untuk dirukunkan lagi terlepas dari sebab yang menjadikan keadaan yang sedemikian
Hal. 33 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
rupa, hal mana sesuai dengan yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI No. 38/K/AG/1990 bahwa yang dituju dari Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 adalah keadaan pecahnya rumah tangga itu sendiri, dengan demikian maksud Penggugat untuk bercerai dari Tergugat telah sesuai dengan Pasal 39 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa atas rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut, sesuai dengan Pasal 22 ayat (2) PP Nomor 9 Tahun 1975 telah didengar keterangan keluarga Penggugat dan Tergugat dipersidangan; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah memenuhi ketentuan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, maka Majelis Hakim berkesimpulan gugatan Penggugat tersebut telah beralasan hukum sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 19 huruf (g) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf (g) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia; Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat telah terbukti dan memenuhi syarat dan alasannya, oleh karena
itu
gugatan
Penggugat
sudah
sepatutnya
dikabulkan
dengan
menjatuhkan talak satu bain sughro Tergugat terhadap Penggugat; Menimbang, bahwa mengenai gugatan hadonah/pemeliharaan anak yang bernama Rusmalinda lahir tanggal 13 Oktober 2003 dan Yoga Agus Saputra, lahir tanggal 25 Agustus 2005, agar dibawah pemeliharaan Penggugat sebagaimana posita 19 dan petitum huruf c gugatan Penggugat. Karena kedua anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Anak Penggugat dan Tergugat I lahir tanggal 13 Oktober 2003 dan Anak Penggugat dan Tergugat II, lahir tanggal 25 Agustus 2005, pada saat ini berada di bawah pemeliharaan Penggugat, telah sejalan dengan ketentuan Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian Majelis hakim beranggapan hal ini tidak ada sengketa, maka gugatan Penggugat mengenai pemeliharaan anak/hadlonah tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan hadhonah dinyatakan tidak diterima, maka bukti P.2 dan P.3 haruslah dikesampingkan ;
Hal. 34 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 84 Ayat (1) dan (2) Undang-undang
Nomor
7
Tahun
1989
Panitera
diperintahkan
untuk
mengirimkan salinan putusan ini yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah tempat tinggal Penggugat dan Tergugat serta Pegawai Pencatat Nikah tempat pernikahan dilangsungkan untuk dicatat pada daftar yang tersedia untuk itu; Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) UU No. 7 Tahun 1989 yang telah dirubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006 maka semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugat ; Mengingat, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dalil syar'i yang berkenaan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian; 2. Menjatuhkan talak satu Ba'in Sughra Tergugat ( Tergugat ) terhadap Penggugat ( Penggugat ); 3. Memerintahkan
Panitera
Pengadilan
Agama
Pangkalpinang
untuk
mengirimkan sehelai salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar, untuk dicatat dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu; 4. Tidak menerima selain dan selebihnya; 5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 191.000,- (seratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Rabu tanggal 25 Mei 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 17 Syakban 1437 Hijriah, oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalpinang yang terdiri dari Drs. Husin sebagai Hakim Ketua Majelis, Bustani, S.Ag, M.M dan Thamrin, S.Ag masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada tanggal 1 Juni 2016
Hal. 35 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp
oleh Drs. Husin selaku Ketua Majelis, Drs. Lasyatta, S.H., M.H. dan Bustani, S.Ag, MM sebagai Hakim anggota dengan dibantu oleh Yusra Chamisi, S.H. sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Penggugat didampingi kuasanya dan Tergugat didampingi kuasanya; KETUA MAJELIS, dto.
Drs. H u s i n
HAKIM ANGGOTA
HAKIM ANGGOTA
dto.
dto.
Drs. Lasyatta, S.H., MH.
Bustani, S.Ag, M.M
PANITERA PENGGANTI, dto. Yusra Chamisi, S.H. Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya Proses Administrasi 2. Biaya Pendaftaran 3. Biaya Panggilan 4. Biaya Redaksi 5. Biaya Materai Jumlah
: Rp : Rp : Rp : Rp : Rp
50.000,30.000,100.000,5.000,6.000,-
: Rp 191.000,Untuk salinan yang sama bunyinya. Pangkalpinang, 6 Juni 2016. Panitera Pengadilan Agama Pangkalpinang,
M. TARMIZI R, S.H.
Hal. 36 dari 36 Putusan No. 24/Pdt.G/2016/PA.Pkp