PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA NAMA:ISWAHYUDI NIM :11.01.2828 KELOMPOK:B PROGRAM STUDI:PANCASILA JURUSAN:D3 – TI DOSEN: IRTON, SE, M.SI
1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
2. ABSTRAK Tulisan ini mendiskusikan kontroversi mengenai status Pancasila, apakah merupakan ideologi atau bukan; dan mencoba menawarkan jalan keluar dari kontroversi itu. Kontroversi tentang status Pancasila itu sebenarnya mudah didamaikan melalui perspektif sejarah pemikiran atau ideologi. Sejak awal sejarahnya konsep ideologi memang telah diinterpretasikan dalam dua bentuk pengertian, sebagai konsepsi netral atau sebagai konsepsi kritis. Kontroversi tentang status Pancasila juga menjelaskan aspek lain, karena kedua pendapat menyarankan hal yang
sama, yaitu perlunya cara pandang baru terhadap Pancasila. Tulisan ini mengusulkan agar dilakukan pemisahan pengertian Pancasila sebagai doktrin yang komprehensif dan sebagai konsepsi politis. Akhirnya ditunjukkan manfaat mengembangkan Pancasila sebagai konsepsi politis, daripada sebagai doktrin yang komprehensif.
3. LATAR BELAKANG MASALAH Penjajahan Belanda telah berakhir sejak masuknya Jepang ke Nusantara, ternyata Jepang membawa bangsa kita semakin menderita, yang akhirnya menimbulkan kebencian, dan memupuk persatuan. Tetapi Jepang membujuk pemimpin-pemimpin Indonesia agar sedia bekerja sama untuk melawan Sekutu, kesempatan ini juga digunakan untuk menggalang persatuan sehingga menjadi kokoh untuk menyiapkan perjuangan selanjutnya.
4. RUMUSAN MASALAH Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan bebe-rapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah: 1.
Apakah landasan filosofis Pancasila?
2. Apakah fungsi utama filsfat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia? Apakah bukti bahwa falsafah Pancasila dijadikan sebagai dasar falsafah negara Indonesia?
3. PENDEKATAN: B.HISTORIS C.SOSIOLOGIS D.YURIDIS B.HISTORIS Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.
C. SOSIOLOGIS Bangsa Indonesia memiliki budaya yang beragam dan multikultur berdasarkan etnis dan Bahasa. Masyarakat Indonesia mengakui dan menghargai lintas budaya, betapa pun kecilnya. Perbedaan ini harus dipandang sebagai potensi kekuatan bangsa. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keragaman ini diikat dalam norma dan aturan untuk menjaga harmoni kehidupan untuk mewujudkan kesadaran moral dan hukum. Arus informasi yang berdampak pada goyahnya jati diri bangsa, diperlukan komitmen kebangsaan untuk mewujudkan cinta tanah air, kesadaran bela negara, persatuan nasional dalam suasana saling menghargai keberagaman. Persatuan dalam keberagaman budaya, adat istiadat, tradisi harus dibina dan ditingkatkan secara demokratis, terpola dan terus-menerus
D. YURIDIS Pendidikan kewarganegaraan bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Rasa ini diwujudkan dalam bentuk bela negara, seperti yang tercantum dalam UUD 1945 hasil Amandemen, yaitu pasal 27 ayat 3, Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Ditegaskan kembali pada pasal 30 ayat 1, bahwa Tiaptiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan keamanan negara
4. PEMBAHASAN Pancasila adalah dasar negara, mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat memaksa atau imperatif, yang artinya setiap warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar haruslah ditindak sesuai dengan hukum, tapi mengapa Pancasila kini tidak memiliki kemampuan yang mengikat seperti itu. Coba kita melirik kembali akan arti, fungsi dan peranan Pancasila. Pancasila berarti lima dasar atau lima asas adalah nama dasar negra kita, Republik Indonesia. Istilah yang telah dikenal ini sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad XIV, yang terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Mpu Tantular. Pancasila yang dikenal dulu dengan yang dikenal sekarang tidak jauh berbeda isinya, bahkan memang merupakan akarakar unsure sebelumnya. Jadi Pancasila sudah menjadi pandangan hidup bangsa jauh sebelum
para pahlawan yang menetapkannya tanggal 1 Juni 1945. Fungsi Pancasila sendiri digeneralisasikan sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk sehari-hari, dengan kata lain Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang. Ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindak setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila, karena Pancasila merupakan satu kesatuan (Weltanschauung), tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pancasila merupakan norma dasar, sehingga Pancasila berfungsi sebagai cita-cita. Berarti sudah merupakan keharusan sebuah cita-cita untuk tercapai, oleh karena itu haruslah bagi kita semua berupaya untuk mewujudkannya. Sangatlah tidak mudah merumuskan secara kongkret tentang seberapa jauh perwujudan Pancasila itu dalam setiap tindak dan perbuatan maupun tingkah laku, itu dikarenakan keragaman yang meliputi aspek seluruh kehidupan bangsa. Oleh karena itu
Pancasila hanya diartikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan penjelmaan falsafah hidup bangsa.
5. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pancasila adalah dasar negara, mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat memaksa atau imperatif, yang artinya setiap warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar haruslah ditindak sesuai dengan hukum, tapi mengapa Pancasila kini tidak memiliki kemampuan yang mengikat seperti itu. Coba kita melirik kembali akan arti, fungsi dan peranan Pancasila. Pancasila berarti lima dasar atau lima asas adalah nama dasar negra kita, Republik Indonesia. Istilah yang telah dikenal ini sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad XIV, yang terdapat dalam buku
Negarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Mpu Tantular. Pancasila yang dikenal dulu dengan yang dikenal sekarang tidak jauh berbeda isinya, bahkan memang merupakan akar-akar unsure sebelumnya. Jadi Pancasila sudah menjadi pandangan hidup bangsa jauh sebelum para pahlawan yang menetapkannya tanggal 1 Juni 1945. Fungsi Pancasila sendiri digeneralisasikan sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk sehari-hari, dengan kata lain Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang. Ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindak setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila, karena Pancasila merupakan satu kesatuan (Weltanschauung), tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pancasila merupakan norma dasar, sehingga Pancasila berfungsi sebagai cita-cita. Berarti
sudah merupakan keharusan sebuah cita-cita untuk tercapai, oleh karena itu haruslah bagi kita semua berupaya untuk mewujudkannya. Sangatlah tidak mudah merumuskan secara kongkret tentang seberapa jauh perwujudan Pancasila itu dalam setiap tindak dan perbuatan maupun tingkah laku, itu dikarenakan keragaman yang meliputi aspek seluruh kehidupan bangsa. Oleh karena itu Pancasila hanya diartikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan penjelmaan falsafah hidup bangsa.
B. SARAN Setelah mempelajari tentang memahami pancasila sebagai sebuah dasar negera di harapkan semua dalam diri kita benar-benar tertanam jiwa-jiwa dan nilai-nilai pancasila serta dapat menjadikan pancasila sebagai
pedoman dan pegangan hidup dalam berbangsa dan bernegara Kita jadikan pancasila sebagai pedoman dalam hidup berbangsa dan berjegara, karena semua aturan telah ada di tetapkan di dalam butir-butir pancasila
6. REFERENSI 1.Pendidikan kewarganegaraan: perjuangan menghidupi jati diri bangsa, Oleh Minto Rahayu
2.Suwarno, P.J.. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12 3.Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003