PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
PALESTINA TERKINI Daftar Isi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Berita Utama Otoritas Palestina Perjuangan Kemerdekaan Entitas Zionis Bumi dan Rakyat Internasional Arab dan Islam Indonesia Karikatur
3 4 6 9 10 12 14 15 18
Edisi VII Pekan Kedua, Juli 2011
PALESTINA TERKINI
Divisi Kajian KNRP
1 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Headline: Abbas: Apabila Fayyadh Gagal Menjadi PM. Palestina, Maka Rekonsiliasi Bubar ... Hal 3
Berita Utama: Agha: UNRWA Jangan Korbankan Pengungsi Palestina Yediot Ahronot: Gaza Tembakan dua Roket ke Arah Asqalan “Israel” Tangkapi dan Deportasikan 124 Aktivis Pro-Palestina Asal Eropa Sensus: Jumlah Penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza Sebanyak 4,17 Juta Jiwa Blair: Revolusi di Arab akan Memaksa “Israel” untuk Berdamai Selama 2011 Pipa Gas Mesir-”Israel” 4 Kali Diledakan Orang Tak Dikenal Mahasiswa Demo Kedubes Yunani Desak Bebaskan Kapal ke Gaza yang Ditahan
2 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Berita Utama: Abbas: Apabila Fayyadh Gagal Menjadi PM. Palestina, Maka Rekonsiliasi Bubar Ramallah – Presiden Mahmud Abbas hingga kini masih bersikeras dengan pilihannya menunjuk Salam Fayyadh sebagai kandidat PM. Palestina yang baru. Sejak penandatanganan rekonsiliasi pada awal bulan Mei lalu di Kairo, pembentukan pemerintahan baru hingga kini belum juga terealisasikan, penyebab utamanya adalah belum ditemukan kata sepakat terkait siapa yang layak menempati PM. Palestina. Abbas bahkan memberikan ancaman, "Tidak ada rekonsiliasi nasional, selama Fayyadh belum diangkat sebagai PM. Palestina." Dalam sebuah pertemuan dengan beberapa tokoh di kota Ramallah, Tepi Barat, Abbas menegaskan dihadapan mereka, bahwa ia hanya mencalonkan Fayyadh seorang sebagai pemimpin Palestina mendatang, dan menyatakan tidak ada calon lain yang layak. "Satu-satunya yang mampu menangani permasalahan keungan di Otoritas Palestina hanyalah Fayyadh, ia juga sosok yang dapat diterima berbagai pihak, baik Amerika maupun Eropa." jelas Abbas. Presiden Palestina dan pemimpin Fatah ini juga menilai, baik dari Fatah maupun Hamas mereka tidak memiliki calon yang tepat seperti Salam Fayyadh. Dalam perjalanannya, sebenarnya sudah ada kandidat lain yang diajukan oleh faksi-faksi yang ada, seperti Jamal Khudri, Ketua Dewan Pengawas, dan seorang lagi yang bernama Mazen Sinokrot, bisnismen dan mantan menteri di pemerintahan ke-9 Otoritas Palestina, namun keduanya dinilai Abbas merupakan orang-orang yang memiliki loyalitas kepada Hamas. Abbas kemudian memberi pesan kepada Hamas, bahwa Fayyadh merupakan orang yang paling tepat untuk menjadi PM yang baru, “Tidak ada yang lebih layak selain dia, dan tidak ada istilah rekonsiliasi sebelum Fayyadh menjadi kepala pemerintahan,” tegasnya. Abbas juga mengingatkan, bahwa tidak ada agenda konstruksi bangunan maupun pengstabilan ekonomi sebelum
3 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 terbentuknya pemerintahan yang baru. Sumber: international.daralhayat.com [12/07/2011]
Otoritas Palestina: Pemerintah di Gaza Sampaikan Solidaritas Kepada Anggota Parlemen di AlQuds Gaza – Pemerintah di Gaza dibawah komando Hamas pada hari Ahad (10/7) kemarin menggelar aksi solidaritas sebagai dukungan terhadap anggota parlemen dan mantan menteri mereka di Al-Quds yang mendapat ancaman deportasi oleh “Israel”. Dalam aksinya, pemerintah mendirikan tenda di depan markas Palang Merah di Gaza, lalu mereka menggelar konferensi pers, bertindak sebagai pembicara dalam kesempatan itu adalah Atallah Abu Sabbih, Menteri urusan Tahanan dan Ketua Komite Solidaritas Pemerintah untuk Anggota Parlemen Al-Quds dan Mantan Menteri yang Diancam Deportasi, aksi ini dikabarkan akan berlangsung selama sepekan. Abu Sabbih meminta kepada Otoritas Palestina di Tepi Barat, agar memperjuangkan kepentingan bangsa dan menghentikan berbagai macam bentuk perundingan dengan penjajah, serta menentang segala bentuk penzaliman terhadap hak para anggota parlemen. Ia menegaskan, bahwa keputusan untuk mengusir para anggota parlemen dari Al Quds merupakan salah satu agenda untuk merealisasikan proyek Yahudisasi di sana. Abu Sabbih juga meminta kepada Liga Arab dan negara-negara yang memiliki keterkaitan dengan “Israel”, agar mereka turut memberikan tekanan terhadap keputusan yang tidak adil itu. Ia juga menyerukan kepada PBB dan Dewan Keamanan agar angkat bicara menentang penjajah dan mendesak mereka untuk segera menarik kembali keputusannya. Sabbih kemudian mengingatkan, bahwa
4 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 bangsa Palestina tidak akan pernah melunak terhadap penjajah “Israel”. Sumber: alquds.co.uk [10/07/2011]
Agha: UNRWA Jangan Korbankan Pengungsi Palestina Ramallah - Penanggungjawab urusan Pengungsi dari PLO mewanti-wanti terhadap melemahnya kondisi keuangan Lembaga Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), sehingga dapat menyebabkan kondisi para pengungsi semakin memburuk. Dr. Zakaria Agha, anggota Komite Pelaksana PLO dan Ketua urusan Pengungsi kepada media mengkritik semakin buruknya pelayanan UNRWA kepada para pengungsi Palestina. Menurutnya, melemahnya kondisi keuangan dalam anggaran UNRWA harusnya tidak menjadi penghambat kinerja mereka, karena sudah menjadi tanggungan dari dunia internasional dan negara-negara donatur. Oleh karena itu UNRWA diharap dapat segera melakukan perbaikan untuk men-support negara-negara donatur dalam memenuhi kewajiban financial mereka, disamping itu juga membuat komitmen bersama untuk menyelamatkan lembaga tersebut dari defisit anggaran serta berusaha keras untuk terus memperbanyak jumlah donator. Agha juga menyayangkan, disamping pelayanan yang kurang maksimal, UNRWA juga telah mengorbankan agendanya dengan membatalkan beberapa program mereka. Menurut Agha, pembatalan ini bukanlah solusi untuk mengeluarkan mereka dari krisis keuangan di lembaga. Ia juga menyesalkan apabila permasalah ini justru berimbas kepada para pengungsi Palestina yang kondisinya menurut laporan dunia internasional, mereka semua berada di bawah garis kemiskinan. Sumber: alhayat-j.com [11/07/2011]
5 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 Sa'ib Ariqat Sampaikan Tahapan Pengakuan Negara Palestina di PBB Gaza – Utusan diplomasi Palestina, Sa'ib Ariqat, Senin (11/7) kemarin mengatakan, bahwa pilihan Palestina untuk mengajukan kemerdekaan ke Dewan Keamanan Internasional untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negaranya, saat ini prosesnya tengah berjalan. Ia kemudian mengisyaratkan, bahwa kepastian detailnya proses pengajuan ini akan diputuskan melalui Komite Pemantau dari perwakilan negara-negara Arab. Ariqat mengatakan, “Utusan dari Palestina kerap melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk meminta dukungan dari setiap negara yang disinggahi, agar nantinya dapat memberikan suara mereka memberi pengakuan terhadap kedaulatan negara Palestina, sehingga dapat lolos ketika diajukan ke PBB.” Ia kemudian menambahkan, “Waktu untuk pengajuan ini masih menunggu keputusan dari Komite Pemantau dari perwakilan negara-negara Arab yang akan berkumpul pada hari Sabtu (16/7) nanti di Kairo, untuk kemudian membicarakan kesepakatan bersama dengan pemerintah Palestina.” Ariqat memastikan, kendati ancaman dari pihak yang memiliki hak veto cukup besar, pihaknya tetap berjuang menuntut hak melalui prosuder undang-undang yang berlaku, agar Palestina mendapatkan pengakuan dan status keanggotaan di PBB. Kemungkinan besar Amerika akan menggunakan hak vetonya di DK PBB dan meminta negara-negara yang menginginkan solusi hidup berdampingan (Palestina-”Israel”) untuk lebih memikirkan siapa yang memimpin Palestina ke depan ketimbang harus mengurusi status kedaulatan negara Palestina. Sumber: daralhayat.com [11/07/2011]
6 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Perjuangan Kemerdekaan: Yediot Ahronot: Gaza Tembakan dua Roket ke Arah Asqalan Asqalan - Koran berbahasa Ibrani, Yediot Ahronot memberitakan jatuhnya 3 roket Palestina yang dilepaskan dari Jalur Gaza pada waktu malam hari ke wilayah jajahan “Israel”. Dalam situsnya, media ini melaporkan ada 2 roket yang jatuh di pantai Asqalan, yang posisinya tidak berdekatan dengan Kantor Dewan Daerah “Israel”. Roket yang ke-3 menurut mereka sudah lebih dulu meledak sebelum jatuh mengenai sasaran. Serangan ini dikabarkan tak menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai "Jama’ah Tauhid dan Jihad" mengaku bertanggungjawab terhadap serangan roket ini. Mereka mengatakan telah melepaskan 2 roket ke arah wilayah Asqalan, mereka juga melaporkan bahwa anggotanya yang melakukan eksekusi telah kembali ke markasnya dengan selamat. Sumber: safa.ps [10/07/2011]
Fatah: Melemahnya Kinerja UNRWA Dikarenakan Tekanan Amerika dan “Israel” Beirut - Komisaris Informasi dan Budaya untuk gerakan Fatah di Libanon, Rifa'at Syina'ah mengomentari seputar usulan perubahan nama Urusan Bantuan Pengungsi Palestina (UNRWA) serta kian lemahnya bantuan yang dilakukan UNRWA. Menurutnya kondisi ini tidak lepas dari tekanan Amerika dan “Israel”, mereka seakan melakukan perhitungan terhadap bangsa Palestina. Syina'ah mengatakan, "Dengan menggunakan topeng hukum, politik dan ekonomi, “Israel” berencana menghilangkan isu permasalahan pengungsi Palestina. Hal yang sama juga dilakukan oleh Amerika, mereka menggunakan ancaman menyetop suntikan dana kepada Otoritas Palestina, apabila bersikeras mengajukan kemerdekaan negaranya dan meminta dimasukkan ke dalam
7 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 keanggotaan PBB sesuai batas teritorial Palestina 1967.” Menurut Syina’ah, kondisi diperparah dengan adanya usulan penggantian nama UNRWA, yang justru malah memperburuk suasana. Pada saat bersamaan pelayanan dari lembaga urusan pengungsi Palestina yang ada di bawah naungan PBB ini kian hari semakin berkurang, dan itu merata di kelima lokasi pengungsian Palestina; Jordania, Suriah, Libanon, Tepi Barat dan Jalur Gaza. Apa yang berlaku sekarang, menurut Syina’ah, tak ubahnya lari dari tanggungjawab. Sumber: alghad.com [10/07/2011]
Muhammad Nashar: Pilihan Keras Abbas Berpotensi Gagalkan Rekonsiliasi Gaza – Anggota Biro Politik Gerakan Hamas, Muhammad Nashar menilai, Mahmud Abbas sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap terlunta-luntanya agenda pembentukan Pemerintahan Bersatu Palestina. Nashar dengan tegas mengatakan, "Abbas masih bersikeras memilih Salam Fayyadh sebagi PM. Palestina Transisi, padahal pilihannya itu tidak pernah disetujui Hamas.” Ia kemudian mengancam, “Kami ingatkan kepada Fatah, Hamas akan memveto pencalonan Salam Fayyadh.” Nashar kemudian memaparkan, bahwa ketika proses dialog Hamas dan Fatah berlangsung di Kairo, pihaknya telah banyak mengajukan calon, "Namun pada saat itu kami belum sepakat dengan satu nama," jelas Nahsar. Masuk diantara nama kandidat yang diajukan Hamas adalah Munib Al Mishri, seorang ekonom. Ia merupakan sosok yang dapat diterima publik, baik lokal mau pun internasional, dan ia memilii hubungan yang baik dengan berbagai faksi yang ada. Yang mengherankan menurut Nashar adalah, bahwa pihak Fatah sendiri tidak semuanya sepakat dengan usulan mutlak Abbas itu, dan mereka pun tak menyetujui Fayyadh. Nashar mengatakan, ketika dirinya melakukan dialog dengan Ketua Utusan Fatah, Azzam Ahmad, ia sempat bertanya, apakah
8 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 Fayyadh benar satu-satunya calon yang diajukan oleh Fatah untuk menempati posisi PM. Palestina? Ahmad menjawab, “Sebenarnya Fatah memiliki calon yang lain, tidak hanya Fayyadh seorang," dengan kata lain mereka terbuka dengan kandidat lainnya selain Fayyadh. Namun sayangnya, Abbas berjuang mati-matian mengajukan Fayyadh, sekalipun faksinya sendiri tidak setuju dengan usulannya itu.
Entitas Zionis:
Sumber: international.daralhayat.com [11/07/2011]
Netanyahu Umumkan Pengakuan Kedaulatan Negara Sudah Selatan Tel Aviv – PM. “Israel”, Benjamin Netanyahu mengatakan, bahwa “Israel” telah mengakui negara Sudan Selatan. "Selamat kepada negara baru Sudan Selatan, kami berharap bisa menjadi pelopor perdamaian,” sambut Netanyahu. “Israel” menurutnya berencana membuka kerjasama dengan Sudan Selatan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang perekonomian. Sambutan lebih hangat datang dari Mendagri negeri penjajah itu, Eli Yishai, yang menyampaikan keinginannya akan membantu berdirinya negara baru itu serta mencarikan solusi permasalahan pengungsi Sudan yang ada di “Israel”. Yishai mengatakan tengah mengagendakan pembicaraan dengan pihak Sudan Selatan untuk mengembalikan para pengungsi Sudan yang berada di “Israel” yang jumlahnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sumber: aawsat.com [11/07/2011]
“Israel” Tangkapi dan Deportasikan 124 Aktivis Pro-Palestina Asal Eropa Tel Aviv - Aparat keamanan penjajah “Israel”, Sabtu (9/7) telah melakukan penangkapan terhadap 124 aktivis Pro-Palestina yang tiba dari Eropa di bandara Ben-Gurion, Tel Aviv dan mencegah mereka untuk bisa masuk ke “Israel”, mereka semua telah ditangkap dan ditahan di penjara “Israel” sembari menunggu waktu pendeportasian.
9 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 Jubir aparat imigrasi “Israel”, Sabine Haddad mengatakan, "124 aktivis ProPalestina itu datang dari Eropa dan dilarang masuk ke “Israel”, mereka semua ditangkap dan ditahan di dalam penjara." Ia kemudian menambahkan, "Pendeportasian mereka masih menunggu kursi yang kosong sesuai tujuan negara mereka masing-masing". Menurut Haddad, hari Sabtu merupakan hari libur di “Israel” dan jadwal penerbangan tidak banyak, sehingga proses pendeportasian kemungkinan akan memakan waktu cukup lama. Haddad menambahkan, kebanyak dari para aktivis yang ditangkap itu berasal dari Prancis, sebagiannya lagi berasal dari Amerika, Belgia, Bulgaria, Spanyol dan Belanda. Keterbatasan penjara bandara udara yang hanya berkapasitas untuk 60 orang, memaksa aparat Israel membawa mereka ke penjara yang lebih besar di kota Tel Aviv. Sumber: addustour.com [10/07/2011]
Lieberman: Erdogan Ingin Menghina “Israel” Tel Aviv - Menlu penjajah, Avigdor Lieberman mengatakan, "Erdogan sama sekali tak memiliki itikad untuk berbaikan dengan “Israel”, ia hanya ingin melecehkan guna mendapatkan tempat di dunia internasional." Liebermen kemudian mengatakan, bahwa PM. Turki telah menutup pintu rekonsiliasi dengan jalan terus melakukan desakan kepada “Israel” agar mengakhiri blokade terhadap Gaza, disamping itu juga meminta “Israel” agar melayangkan permohonan maaf atas penyerangannya ke kapal Armada Kebebasan Turki yang berlayar menuju Jalur Gaza beberapa tahun lalu. Liebermen mengatakan, "Orang seperti Erdogan tidak kenal kompromi untuk berdamai untuk kemudian melakukan normalisasi hubungan, namun ia lebih menginginkan memberi penghinaan terhadap negara “Israel” agar mendapatkan posisi di dunia internasional dan mengancam esksistensi negara kami " Sumber: alhayat-j.com [11/07/2011]
10 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Bumi dan Rakyat: “Israel” Kembali Robohkan Rumah Penduduk di Al-Quds Al-Quds – Buldoser penjajah “Israel”, Senin (11/7) kembali merobohkan rumah-rumah penduduk Palestina dan meratakannya dengan tanah. Tepatnya di kampung Al-Jaib, Barat Laut kota Al-Quds. Sebuah sumber dari Palestina menyebutkan, bahwa tentara penjajah menyerang desa itu dan menghancurkan bangunan yang ada di sana. Pihak “Israel” mengakui terdapat sekitar 30 KK warga Palestina di desa tersebut yang rumahnya telah mereka perintahkan untuk dibongkar. Disamping menghancurkan rumah-rumah penduduk Palestina, penjajah “Israel” ini juga mencabut sebanyak 450 pohon Zaitun di daerah lembah Qaana, di Barat kota Salfit. Sebulan sebelumnya di daerah yang sama mereka juga telah mencabut 300 pohon Zaitun, pohon-pohon itu kemudian mereka pindahkan untuk ditanam di daerah pemukiman ilegal kaum Yahudi. Sumber: addustour.com [12/07/2011]
Yahudisasi Nama Kota, Yafah An-Nashirah Diubah “Israel” Menjadi Yafi Al-Quds - Penduduk desa Yafah An-Nashirah yang terletak di Utara Palestina terkaget-kaget setelah Kementrian Perhubungan Penjajah memberikan isyarat telah digantinya nama desa itu, yang semula berbahasa Arab diubah menjadi bahasa Ibrani. Suasana di daerah itu kemudian menjadi memanas, karena dengan digantinya nama desa ini yang secara otomatis akan menghilangkan identitas desa tersebut sebagai kampung Arab Palestina dan menghapuskan makna filosufis dari nama aslinya. Muhammad Barakah, salah satu anggota di Parlemen Palestina mengirimkan surat keberatan kepada menteri penjajah itu. “Israel” sendiri telah memasang nama desa tersebut di pintu gerbangnya dengan nama yang diambil dari bahasa Ibrani, yaitu Afaa. Menurut Barakah ini merupakan agenda “Israel”
11 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 untuk menghilangkan identitas dari desa-desa Arab. Sumber: addustour.com [12/07/2011]
Sensus: Jumlah Penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza Sebanyak 4,17 Juta Jiwa Ramallah – Hasil sensus terbaru menunjukkan bahwa jumlah penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza kini mencapai 4,17 juta jiwa. Dengan spesifikasi, jumlah laki-laki sebanyak 2,12 juta jiwa dan perempuan 2,05 juta jiwa. Jumlah penduduk di Tepi Barat kini diketahui sebanyak 2,58 juta jiwa dan di Jalur Gaza sebanyak 1,59 juta jiwa. Lembaga sensus ini kemudian juga melaporkan kondisi pertumbuhan penduduk di Jalur Gaza. Angka kelahiran hingga pertengahan tahun 2011 ini mencapai 25.764 kelahiran. Sumber: alrai.com [12/07/2011]
Internasional: Presiden Yunani Usulkan Membuat Aliansi Baru; “Israel”, Yunani dan Siprus Athena - Sumber politik di “Israel”, Senin (11/7) mengatakan, bahwa Presiden Yunani, Karolos Papoulias yang telah melakukan lawatan ke “Israel” berencana untuk membentuk aliansi baru, yaitu aliansi dalam bidang politik, ekonomi dan teknologi antara “Israel”, Yunani dan Siprus. Sumber ini kemudian melaporkan, bahwa Presiden Yunani datang ke “Israel” untuk mempererat hubungan. Papoulias kemudian mengatakan, bahwa negaranya berharap terciptanya perdamaian yang adil di kawasan Timur Tengah. "Kami hidup di tepian laut tengah, sehingga apa yang terjadi di kawasan itu tentu menjadi perhatian bagi kami." jelasnya.
12 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Sumber: aawsat.com [12/07/2011]
Sekjen Partai Demokrat Italia: Palestina Memiliki Hak Merdeka Roma - Pier Luigi Bersani, Sekjen Partai Demokrat Italia dalam sebuah pertemuan dengan PM. Palestina, Salam Fayyadh mengatakan, akan memberikan dukungan terhadap hak-hak bangsa Palestina. Secara pribadi ia memuji prestasi yang telah dicapai oleh Otoritas Nasional Palestina dalam membangun serta memperkuat lembaga-lembaga negara Palestina. Sumber: alhayat-j.com [12/07/2011]
Blair: Revolusi di Arab akan Memaksa “Israel” untuk Berdamai London – Mantan PM. Inggris, Tony Blair yang kini menjadi representasi dari Komite Negara kwartet di Timur Tengah mengatakan, bahwa musim revolusi yang melanda kawasan Arab akan memaksa “Israel” untuk melakukan perdamaian dengan Palestina, karena kawasan Arab telah mengalami perubahan secara global, dan tidak ada pihak yang mampu memprediksi hasilnya dan akan berapa lama lagi revolusi di negara-negara Arab itu berakhir. Dalam dialognya dengan koran Lemond terbitan Prancis, Blair meminta kepada dunia barat, untuk melanjutkan pemberian dukungan kepada bangsa Palestina sehingga menjadi negara Independent Palestina. Karena hal ini merupakan permasalahan yang kompleks, tidak terbatas hanya pada politik. Sumber: okaz.com.sa [12/07/2011]
13 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Arab dan Islam: Selama 2011 Pipa Gas Mesir-”Israel” 4 Kali Diledakan Orang Tak Dikenal Kairo - Sebuah ledakan baru di pipa gas yang disalurkan Mesir ke “Israel”, Selasa (12/7) kemarin, terjadi di ibukota propinsi Sinai Utara, Al-Arisy. Ledakan ini merupakan yang keempat kalinya terjadi terhitung dari bulan Februari tahun ini. Sumber keamanan setempat mengatakan bahwa ledakan baru tersebut terjadi di kawasan yang berdekatan dengan bandara udara di Al Arisy. Gubernur Sinai Utara, Abdul Wahab kepada wartawan mengatakan, bahwa ada pihak asing yang bermain dalam kasus ledakan kali ini dan juga di bulan-bulan sebelumnya. Mereka memiliki tujuan untuk menggoyang kestabilan dan perekonomian di Mesir. Sumber: ara.reuters.com [12/07/2011]
Liga Arab Menyayangkan Penangkapan Syaikh Ra’id Shalah Tel Aviv - Liga Arab mengkritik Otoritas Inggris yang melakukan penangkapan terhadap Ketua Gerakan Islam Palestina, Syaikh Ra'id Shalah. Lembaga asosiasi bangsa-bangsa Arab ini meminta Inggris untuk melepas Syaikh Ra’id Shalah secepatnya, dan memperlakukannya dengan penuh hormat. Kasus penangkapan ini telah membuat banyak kalangan terheran-heran, tepatnya pada 29 juni lalu ketika Syaikh Raid Sholah ditangkap ketika menginjakkan kaki di Inggris, karena beliau datang tanpa membawa senjata apapun dan masuk secara legal tidak diam-diam. Baik Otoritas penjajah “Israel” dan Inggris pun keduanya sudah sama-sama mengetahui kunjungan syaikh Ra’id Sholah itu ke Inggris. Sumber: alkhaleej.ae [12/07/2011]
14 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 Liga Arab Kritik Keputusan AS Tak Akui Kemerdekaan Palestina Beirut - Mahmud Sabih, Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab mengatakan, "Seharusnya Amerika menjadi sponsor terwujudnya perdamaian, dan selayaknya tidak memberikan dukungan kepada agresor “Israel”, yang telah banyak melakukan pelanggaran HAM dan UU Internasinal." Ia mengkritik keputusan Kongres Amerika beberapa hari lalu yang berencana menolak keinginan bangsa Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, dan melarang PLO untuk menghadap ke PBB untuk mengajukan Palestina sebagai bagian dari anggota Perserikatan Bangsa-bangsa itu. Sebagaimana halnya dengan Liga Arab, dunia internasional pun diharapkan memiliki pendirian yang teguh, meminta “Israel” untuk menghormati UU Internasional dan memberikan pengakuannya terhadap hak-hak bangsa Palestina. Sumber: al-sharq.com [12/07/2011]
Indonesia Duta Besar “Israel” di Singapura Diam-Diam Melawat ke Jakarta Jakarta - Kabar mengejutkan muncul setelah seorang pejabat tinggi “Israel” bisa masuk ke Indonesia. Pasalnya, Indonesia dan “Israel” tidak memiliki hubungan diplomatik. Pejabat itu adalah Duta Besar “Israel” untuk Singapura, Amira Arnon. Seorang diplomat asing di Jakarta mengungkapkan, Amira Arnon berkunjung ke Jakarta selama sepekan pada 20-27 Maret 2011 lalu. “Ia datang menawarkan teknologi pertanian terbaru,” kata sang diplomat yang menolak disebutkan identitasnya kepada Tempo di kantornya, Kamis, 7 Juli 2011. Ia menambahkan, Duta Besar “Israel” tersebut datang bersama rombongan pengusaha “Israel”. Diplomat itu mengaku Amira juga mengunjunginya di
15 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011 kantornya pada 22 Maret 2011 pagi. “Ia sebenarnya wanita yang menyenangkan, tapi saya tidak suka karena dia Duta Besar “Israel”,” kata sang diplomat. Oleh karena itu, ia sempat tidak menanggapi surat elektronik yang berkali-kali dikirim Amira untuk meminta waktu bertemu saat Amira ke Jakarta. Diplomat yang beristrikan perempuan Palestina ini mengaku sangat heran bagaimana dia bisa masuk ke Indonesia. “Saya bertanya kepada Amira, soal bagaimana dia masuk, tapi dia tidak pernah mau menjawab. Pihak Kementerian Luar Negeri mengaku tidak tahu soal ini,” kata sang diplomat dengan nada keheranan. Kedutaan Besar “Israel” di Singapura membenarkan soal lawatan Amira selama sepekan di Jakarta. “Ia datang atas kapasitas pribadi untuk menemani rombongan pengusaha “Israel”,” kata Wakil Duta Besar “Israel” untuk Singapura, Nihal Sharee, kepada Tempo. Namun, ia mengaku tidak tahu perincian soal perjalanan itu. Amira yang dihubungi lewat telepon selulernya tidak pernah menjawab. Pesan pendek yang dikirim pun belum dibalas. Hingga saat ini, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menolak berkomentar soal kunjungan Amira itu. Sumber: tempointeraktif.com [8/07/2011]
Mahasiswa Demo Kedubes Yunani Desak Bebaskan Kapal ke Gaza yang Ditahan Jakarta - Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mendesak pemerintah Yunani segera membebaskan kapal kemanusiaan Flotilla 2 yang ditahan. Para pendemo menyesalkan penahanan tersebut karena dianggap tanpa alasan yang jelas. "Kami menuntut pemerintah Yunani mencabut sabotase rombongan Freedom Flotilla 2. Sebab, pemerintah disana tidak mau mengemukakan alasan penahanan itu," kata Rendy Rezkita saat berunjuk rasa di depan Kedubes Yunani di Jakarta, Jl Rasuna Said, Rabu (6/7/2011).
16 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Para pendemo yang berasal dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UI tersebut menilai penahanan kapal kemanusiaan tersebut merupakan pesanan “Israel” dan AS. Para pendemo pun mendesak pemerintah Indonesia menyatakan sikapnya untuk kemerdekaan Palestina. "Kami meminta Yunani bersikap independen dan tidak dipengaruhi “Israel” dan AS. Sudah waktunya pemerintah Indonesia memberikan dukungan terbuka dengan sikap yang konkret," tambahnya. Dalam aksinya, mahasiswa berjumlah sekitar 100 orang tersebut membentangkan bendera Palestina dan Indonesia dalam ukuran besar, 8x5 meter. Pendemo juga menyatakan desakannya dalam berbagai spanduk dan poster yang mengecam penahanan kapal sebagai bentuk campur tangan Amerika. Sebab, konflik dalam negeri Yunani mendorong negeri Plato tersebut mudah diintervensi. "Konflik politik dan ekonomi mendorong Yunani tidak netral. Sampai-sampai program kemanusiaan untuk Palestina dilarang," ucap para pendemo. Selain bedemo di depan Kedubes Yunani, mahasiswa bergerak menuju bundaran Hotel Indonesia. Tidak ada pengamanan berarti dan aksi berjalan dengn tertib hingga membubarkan diri pukul 16.30 WIB. Sumber: detiknews.com [6/07/2011]
Karikatur:
17 / 18
PALESTINA TERKINI Edisi VII
Pekan Kedua, Juli 2011
Sumber: alittihad.ae [12/07/2011]
Sumber: raya.com [11/07/2011]
18 / 18