MODUL PELATIHAN DASAR Modul 3
PERTANIAN BERKELANJUTAN Edisi Desember 2016
LAKPESDAM P B N U
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 1 SENI MEMFASILITASI ........................................................................................................................ 2 1. Pendekatan Fasilitasi .................................................................................................................. 2 2. Kemampuan daya serap manusia atas informasi ...................................................................... 2 3. Proses perubahan sosial dari pelatihan/ kegiatan yang partisipatoris ................................... 3 4. Hal yang penting untuk diperhatikan ........................................................................................ 3 Modul 3. Sistem Usha Tani Berkelanjutan................................................................................... 5 Topik 1 Peta Usaha Tani di Desa ................................................................................................. 6 Topik 2 Sistem Pertanian Berkelanjutan Berdasar Potensi yang Ada Di Desa ..................... 10 Topik 3 Rencana Aksi Optimalisasi usaha Tani yang ada di desa untuk mewujudkan sistem pertanian yang berkelanjutan......................................................................................... 12 BAHAN BACAAN .......................................................................................................................... 15
1
SENI MEMFASILITASI Memfasilitasi itu seperti menari, atau menyanyi. Memfasilitasi harus dilakukan dengan penghayatan dan kegembiraan
1. Pendekatan Fasilitasi Ada 2 pendekaan yang biasa dipakai dalam memfasilitasi yaitu pendekatan konvensional dan partisipatoris.
(a)
(b)
Gambar 1 (a) Pendekatan Konvensional, (b) Pendekatan Partisipatoris
Pendekatan konvensional adalah suatu proses fasilitasi dimana proses berjalan satu arah. Fasiliator ( atau orang yang memfasilitasi) menjadi narasumber atau pusat segala informasi, sementara peserta/partisipan menjadi pihak yang menerima informasi. Pendekatan konvensional ini dahulu banyak dipakai oleh guru ketika menerangkan pelajaran pada muridnya di kelas. Pendekatan partisipatoris adalah suatu proses fasilitasi dimana semua orang baik fasilitator maupun peserta adalah nara sumber. Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan dan pengalaman, karenanya Pendekatan partisipatorps ini sesunguhnya sebuah langhah penghargaan kepada setiap peserta. Pendekatan partisipatoris memungkinkan semua orang berkontribusi, berperan dan belajar sesuai dengan kemampuan dan pengalaman masing masing. Fasilitator, selain sebagai nara sumber sebagaimana peserta, Fasilitator membantu mengatur alur informasi sehingga semua informasi dari semua peserta tidak tercerai berai dan melebar kemana mana. Fasilitator membantu peseta untuk fokus pada setiap topik dalam pelaihan.
2. Kemampuan daya serap manusia atas informasi Berdasarkan penelitian, aktivitas selama pelatihan mempengaruhi kemampuan menyerap dan mendistribusikan kembali informasi yang didapat selama pelatihan. Gambar berikut menjelaskan bila seorang hanya mendengarkan selama pelatihan, maka dia hanya mampu menyerap 20% informasi yang disampikan selama pelatihan. Orang hanya mempu menyerap 50% informasi yang didengar dan dilihat. Peserta yang hanya melihat, mendengar atau membaca saja tergolong dalam kategori peserta pasif. Apabila diminta untuk menyampaikan ulang informasi yang didapat, maka dia kan bisa menjelaskan saja tetapi tidak cukup memahami apa yang dijelaskan . Semakin aktif sesorang dalam pelatihan baik itu mendengar, melihat, menulis dan melakukan praktek, makin banyak informasi yang diingat. Beitu juga kemampuan dalam melakukan analisa, mendefinisikan dan melakukan evaluasi.
2
Mampu Mengingat.....
Mampu Melakukan.....
10% dari yang dibaca 20% dari yang didengar 30% dari yang dilihat
Pasif
50% dari yang dilihat dan didengar 70% dari yang dikata kan dan dituliskan 90% dari yang dilakukan
Mendefinisikan Menjelaskan
Mendemonstrasikan Mengaplikasikan
Aktif
Menganalisa Mendefinisikan Mengkreasi Mengevaluasi
3. Proses perubahan sosial dari pelatihan/ kegiatan yang partisipatoris Perubahan yang bisa diharapkan dari pelatihan atau kegiatan yang partisipatoris dimana setiap orang belajar dengan lagsung praktek (learning by doing), melakukan refleksi kritis atau belajar dari pengalaman riil baik yang dialami sendiri atau dari pengalaman pihak lain, untuk menyusun agenda perubahan menuju kondisi yang lebih baik secara bersama sama.
4. Hal yang penting untuk diperhatikan 1. Memahami tujuan dan isi materi yang akan disampaikan 2. Suasana . Seorang fasilitator mengerti bagaimana menciptakan suasana yang nyaman dan memungkinkan setiap orang bisa berpartisipasi aktif selama pelatihan. 3. Setting waktu dan tempat . Dengan mempertimbangkan target peserta, Fasilitator
3
a. memastikan waktu kegiatan yang memungkinkan untuk diikui oleh calon peserta . fasilitator memastikan waktu pelatihan yang memadai dan efektif artinya tidak terlalu panjang tetapi hasilnya memadai . b. Tempat pelatihan terjangkau c. Pengaturan tempat duduk/ seting ruangan diatur dalam suasana yang menungkinkan setiap peserta bisa saling berinteraksi/ terhubung/melihat. Misalnya dengan mengatur tempat duduk melingkar atau berbentuk U 4. Memilah informasi yang harus disampaikan dan didiskusikan selama pelatihan . Tidak semua informasi harus disampaikan dalam pelatihan. Pilihlah poin penting yang sesuai dengan tujuan pelatihan. Bahan atau materi yang lain bisa menjadi bahan bacaan yang memperkaya peserta. . metode partisipatoris justru menekankan agar peserta “menemukan sendiri kesimpulan yang benar” slama proses pelatihan 5. Memilih Metode. Pilih metode yang sederhana, yang i. membuat setiap orang terlibat secara aktif serta ii. mampu menggali pendapat dan infomasi yang dimiliki peserta serta mengelaborasi pengalaman peserta 6. Menghindari dominasi salah satu kelompok/pihak , dan mendorong perempuan dan kelompok rentan untuk berpartisipasi aktif dan mengemukakan pendapat. i. Misalnya dalam setiap kelompok , memastikan semua anggota kelompok punya hak yag sama untuk mengemukakan pendapat. ii. Setiap orang menghargai pendapat yang disampaikan oleh peserta lain iii. Setiap kelompok terdiri dari lak laki dan perempuan. iv. Apabila pelatihan hanya ditujukan kelompok gender tertentu, misalnya kelompok perempuan atau kelompok laki laki saja, pastikan bahwa semua orang baik muda atau lansia ( bila ada) bisa berpartisipasi aktif.
4
Modul 3. Sistem Usha Tani Berkelanjutan Tujuan : Membangun pengetahuan dan kesadaran warga tentang sistem pertanian berkelanjutan di desa masing-masing
5
Topik 1 Peta Usaha Tani di Desa Tujuan instruksional umum Peserta mengetahui berbagai pola usahatani yang ada di desa Tujuan instruksional khusus 1. Peserta mampu mengidentifikasi berbagai pola usaha tani yang ada di desanya, 2. Peserta mampu mengidentifikasi peran berbagai pola usahatani bagi warga desa Sarana dan prasarana yang dibutuhkan 1. papan tulis/ white board 2. metaplan beragam bentuk dan warna, 3. plano/ flipchart 4. spidol besar warna warni, Metode 1. diskusi interaktif 2. Diskusi kelompok 3. Pemutaran video Materi Pendukung
Poster : gambar2 di lampiran Video: Bertani Cerdas dan Ramah Lingkungan (https://www.youtube.com/watch?v=5nLe6_v_Cbc&spfreload=10) Pengembangan Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak (https://www.youtube.com/watch?v=Y7IyHV4Wcos) Revolusi Mental Bidang Pertanian dengan Integrated Farming (https://www.youtube.com/watch?v=7d-5BaP8vvw) Pertanian Ramah Lingkungan (https://www.youtube.com/watch?v=mhwkCE_cP4k) Time (Waktu yang dibutuhkan) ; 90 menit PROSES Persiapan Fasilitator mempersiapan perlengkapan pelatihan seperti plano, metaplan, spidol, vido, alat bantu pelatihan Pengantar , 5 menit 1. Fasilitator membuka sesi dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada peserta 2. Fasilitator selanjutnya menjelaskan secara singkat tujuan pelatihan mengenai pertanian yang berkelanjutan
6
Diskusi Interaktif , 15 menit 1. Fasilitator menjajagi pemahaman peserta tentang pertanian berkelanjutan dengan mengajukan beberapa pertanyaan, karakteristik usaha pertanian dan nilai tambah yang diperoleh.Misalnya: a. Apakah kegiatan 2 produksi di desa terkait dengan budidaya tanaman, ternak, ikan, dan mahluk hidup lain, dengan sumber daya alam di dalamnya ? (ciri pertanian) b. Apakah produksi pertanian menggunakan bahan2 yang tersedia di alam, dihasilkan oleh produksi pertanian itu sendiri atau dari bahan buatan (terutama kimiawi) c. Apakah bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi adalah sumber energi yang terbarukan (matahari, angin, air, biomasa) atau tidak terbarukan (bahan bakar minyak) d. Selain nilai ekonomi (uang, rupiah) dari hasil jual produk pertanian, misalnya buah, beras), adakah nilai tambah lain dari usaha pertanian? (misalnya penghijauan, mencegah erosi, menggerakkan industri rumah tangga yang lain)
Paparan , 10 menit Dengan menggunakan contoh lembar kerja 3.1, Fasilitator menanyakan apa saja produksi pertanian yang diusahakan di desa kemudian menuliskan pada metaplan. Selanjutnya memaparkan contoh cara mengisi lembar kerja 3.1 Produksi pertanian desa Suka Makmur Lembar Kerja 3.1 Produksi Pertanian desa Suka Makmur jenis tanaman yang hasil (kuantitaspasar yang sdh ada potensi pasar diusahakan kualitas dg satuan) Padi 3 ton gabah kering Digunakan sendiri 30%, Pasar desa, giling (GKG)/ha/musim dijual 70% kecamatan, tengkulak Pisang 10 tandan/100 m2 /bl Pasar desa, Pasar kecamatan, industri RT olahan Kopi 2 kwintal/ 1000m2/ bl Pasar desa, Tengkulak, 5 ton/bl Jagung 1 ton bonggol Pasar desa, tengkulak Pasar kecamatan, 30 /1000m2/musim ton/bl dsb (contoh untuk diskusi, isi harap ditulis dari hasil diskusi para kader hijau sesuai kondisi desa) Dengan menggunakan lembar kerja 3.2, fasilitator selanjutnya menanyakan produk primer dan olahan yang ada di desa. Tulis dalam meta plan. Selanjutnya fasilitator menjelaskan cara mengisi lembar kerja 3.2 Produk Primer dan Olahan di Desa Suka Makmur. Lembar kerja 3.2 Produk Primer dan Olahan Pertanian di Desa Suka Makmur produk primer dan hasil (kuantitaspasar yang sdh ada potensi pasar olahan pertanian kualitas) Beras 2 ton ha/musim Digunakan sendiri Pasar desa & kecamatan, 20%, dijual 80% 10 ton/bl Kopi beras kering 1 kwintal/ 1000m2/ bl Pasar desa Tengkulak, 1 ton/bl 7
3 kwintal/ Pasar desa, Pasar kecamatan, 10 1000m2/musim tengkulak ton/bl (contoh untuk diskusi, isi harap ditulis dari hasil diskusi para kader hijau sesuai kondisi desa)
Jagung pipil
Fasilitator menanyakan kepada perserta mengenai limbah pertanian yang ada dan bagaimana kemanfaatannya selama ini. Gunakan daftar pertanyaan berikut : a. Bagaimana kondisi limbah selama ini b. Apa saja limbah yang ada c. Apakah limbah tersebut dimanfaatkan d. Apakah limbah tersebut sudah memberikan nilai ekonomi (manfaat)? e. Apakah terdapat gangguan dari limbah tersebut terhadap kehidupan sehari2 (misal membusuk dan membuat banyak lalat, jadi sarang kumbang,dsb) Dengan menggunakan lembar kerja 3.3, Selanjutnya fasilitator menjelaskan cara mengisi lembar kerja 3.3 Lembar Kerja 3.3 Potensi Kemanfaatan Limbah Pertanian di Desa Suka Makmur produk limbah pertanian hasil ( kuantitas-kualitas) potensi kemanfaatan Jerami 400 kg/ha Pupuk kompos Sekam 200 kg/ha Briket arang sekam Kulit kopi sisa giling 20 kg/1000 m2 Pupuk kompos Bonggol jagung 2 kwintal/ 1000m2/ musim Briket arang sekam Ikan 15 kg/orang/hari Kerupuk, abon, ikan asin (contoh untuk diskusi, isi harap ditulis dari hasil diskusi para kader hijau sesuai kondisi desa) Diskusi Kelompok dan presentasi , 60 menit Fasilitator selanjutnya membagi peserta dalam 3 kelompok , kelompok pertama akan berdiskusi menggunakan lembar kerja 3.1. kelompok 2 akan bekerja menggunakan lembar kerja 3.2 dan kelompok 3 akan berdiskusi dan menggunakan lembar kerja 3.3 Beri waktu sekitar 15 -20 menit untuk diskusi kelompok. Setelah 20 menit, minta setiap kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya secara bergantian , masing masing selama 5 menit. Beri kesempatan kepada peserta yang lain untuk menyanggah, memberi input atas paparan yang dilakukan Selanjutnya fasilitator mengajak peserta mengisi bersama sama lembar kerja 3.4, tentang kebutuhan teknologi sepadan/spesifik sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Sebagai contoh fasilitator memaparkan lembar kerja 3.4 Kebutuhan Teknologi di desa Suka Makmur Lembar Kerja 3.4 Kebutuhan teknologi pertanian desa Suka Makmur produksi budidaya panen pasca panen Padi pemilihan benih, Alat panen Pengering, pengetahuan yang efesien Perontok, pemupukan,pengairan penyosoh,
olahan beras, tepung katul ( mata beras) 8
produksi
budidaya
panen
pasca panen
olahan
dsb Pisang
Jagung
pengering, penggorengan, pengemas Pengupas, pengering biji, penyangrai, dsb Pengering, pemipil
ikan
Kail, jala, keramba
Kopi
Selai: kripik pisang, dsb Kopi beras, kopi bubuk Jagung pipilan: tepung, pakan, dsb Kerupuk, ikan asin, ikan asap, abon ikan
(contoh untuk diskusi, isi harap ditulis dari hasil diskusi para kader hijau sesuai kondisi desa) Penutup Fasilitator menutup sesi pertama dengan memutar Video Bertani cerdas ramah lingkungan atau usaha tani terpadu dan lingkungan hidup.
9
Topik 2 Sistem Pertanian Berkelanjutan Berdasar Potensi yang Ada Di Desa Tujuan instruksional umum Peserta mampu mengidentifikasi sistem pertanian yang berkelanjutan secara lingkungan, sosial dan ekonomi Tujuan instruksional khusus 1. membedakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan yang tidak dari aspek biomassa dan energi terbarukan 2. mampu melakukan kalkulasi ekonomi, sosial dan lingkungan secara sederhana dari aktivitas pertanian di desanya Sarana dan prasarana yang dibutuhkan 1. papan tulis/ white board 2. metaplan beragam bentuk dan warna, 3. plano/ flipchart 4. spidol besar warna warni, 5. proyektor 6. laptop Metode 1. Curah Pendapat 2. Diskusi kelompok 3. Pemutaran video Materi Pendukung
Siklus hidup produk/komoditas (lih Gb 1 dan Gb 2) Video: Program Pendidikan Pertanian Terpadu (P3T) PART 1 (https://www.youtube.com/watch?v=fJNLOZXFX1U) Program Pendidikan Pertanian Terpadu (P3T) PART 2 (https://www.youtube.com/watch?v=r_K7HgvRvg0) Time (Waktu yang dibutuhkan) : 90 menit
PROSES Diskusi Interaktif ,40 menit Pemetaan Faktor sosial dan perilaku masyarakat dalam menanggapi pendekatan produk berkelanjutan. 1. Dengan menggunakan hasil diskusi kelompok pada sesi sebelumnya, fasilitator menanyakan kepada peserta apa saja kebiasaan masyarakat memperlakukan limbah pertanian saat ini? Misalnya pemanfaatan jerami dan sekam, bonggol jagung, tangkai pisang Catat dalam plano atau white board. 2. Dengan menggunakan gambar 1 dan 2, fasilitator menjelaskan tentang kesetimbangan masa produk (komoditas produktif) pertanian yang ada di lokasi desa, misalnya : padi – beras, jagung –pipil dan tongkol, kopi-biji, kulit, daun
10
3. Fasilitator menanyakan kepada peserta pemahamannya tentang produk dan sistem berkelanjutan (renewable)? Misal: apakah dari produk pertanian sisa/limbahnya bisa digunakan (dimanfaatkan kembali), masuk dalam siklus produksi tersebut (lihat gb 1 & 2 dan video) Pemutaran Video 30 menit 1. Fasilitator memutar Video tentang Program Pendidikan Pertanian Terpadu (P3T) PART 1 dan Part 2 2. Setelah pemutaran video , tanyakan tanggapan peserta tentang video tersebut. Apakah bisa dilakukan di desa ? Diskusi Interaktif , 20 menit Kesadaran berproduksi dan berkehidupan (culture) secara berkelanjutan (renewable) apakah ada penjelasan / Diskusi: 1. Fasiliatator menanyakan kepada peserta sudah adakah keinginan bersama meningkatkan nilai tambah dari limbah pertanian, atau paling tidak memanfaatkan kembali (reuse)limbah pertanian? Kalau ada dalam bentuk apa? 2. Dengan menggunakan hasil diskusi dalam lembar kerja 3.3, Fasilitator menanyakan Nilai ekonomi dari masing2 produk samping (atau limbah) komoditas, misal tongkol jagung. Dan menuliskan dalam lembar kerja 3.5. sambungkan sesuai dengan lembar kerja 3.3
Lembar Kerja 3.5 Nilai ekonomis produk pertanian desa Suka Makmur Limbah nilai ekonomis (terukur dan tidak terukur) nilai jual Jerami
Dicampur dg daun2an dan sampah lain jd pupuk Rp. 1000/kg organik, diproses 1 bl Dipakai sendiri menyuburkan dan melestarikan lahan Sekam Briket: sumber bahan bakar, pengganti kayu bakar & BBM Kulit kopi Dicampur dg daun2an dan sampah lain jd pupuk Rp. 1000/kg organik, diproses 1 bl Dipakai sendiri menyuburkan dan melestarikan lahan Bonggol jagung Briket: sumber bahan bakar, pengganti kayu bakar & BBM 3. Dengan menggunakan lembar kerja 3.5 fasilitator melanjuntukan pertanyaannya dengan Nilai jual produk samping (limbah) yang telah diolah lanjut 4. Fasilitator memberikan Pengenalan proses produk yang tidak berkelanjutan (non renewable), penggunaan bahan bakar fosil (apakah bahan yang digunakan dapat diproduksi kembali oleh alam (bandingkan misal penggunaan solar untuk genset dengan tenaga surya)
11
Topik 3 Rencana Aksi Optimalisasi usaha Tani yang ada di desa untuk mewujudkan sistem pertanian yang berkelanjutan 2.1 Tujuan instruksional umum Peserta memahami arti penting sistem pertanian yang berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat desa 2.2. Tujuan instruksional khusus 1. mampu merumuskan secara konkrit langkah-langkah dalam mencapai sistem pertanian yang berkelanjutan di desa berdasar peluang dan potensi desanya, 2. mampu meningkatkan nilai tambah dari produk utama dan produk sampingan usahatani di desa 5. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan 1. papan tulis/ white board 2. metaplan beragam bentuk dan warna, 3. plano/ flipchart 4. spidol besar warna warni, 6. Metode 1. Curah Pendapat 2. Game/ permainan Berebut Kursi 3. Ddiskusi kelompok 4. Pemutaran video 7. Materi Pendukung
1. Video: Energi Terbarukan dari Biomassa, Sampah dan Limbah. https://www.youtube.com/watch?v=Vm29ef3I5DQ 2. Video: Energi dari Sekam Padi – YouTube: https://www.youtube.com/watch?v=Za53plnDu1Y 8. Time (Waktu yang dibutuhkan): 90 menit
PROSES Diskusi Interaktif Identifikasi praktek pemanfaatan limbah pertanian di desa . Gunakan lembar kerja 3.6 untuk menjelaskan cara mengidentifikasi praktek pemanfaatan limbah pertanian di desa Lembar Kerja 3.6 Pemanfaatan limbah pertanian Desa Suka Makmur Produk utama Limbah dan Limbah sudah dimanfaatkan Limbah belum proporsi dimanfaatkan Beras, dr Padi Sekam 20%, Sekam untuk bakar batu bata. jerami jerami 60% Dedak untuk pakan ternak Pipilan Jagung, dr Klobot 3%, bonggol Klobot (kulit) jagung bonggol 30% Biji kopi dr buah kopi Kulit kopi , daun Daun untuk pupuk Kulit kopi (contoh untuk diskusi, isi harap ditulis dari hasil diskusi para kader hijau sesuai kondisi desa)
12
Tanyakan beberapa pertanyaan berikut kepada peserta. 1. Apa saja hasil komoditas di desa dengan masing-masing bagiannya yang bermanfaat, termasuk mengukur proporsi masing2 bagian tersebut: 2. Apa saja bagian limbah/redisu dari komoditas tersebut yang saat ini sudah dan belum dimanfaatkan secara tradisional, misal : dedak untuk pakan ternak, sekam untuk bakar batubata, kulit kopi belum dimanfaatkan. Identifikasi pemanfaatan limbah untuk energi dan memetakan peluang dan tantangan. Gunakan lembar kerja 3.7 untuk membantu menjelaskan potensi pemanfaatan limbah pertanian secara ekonomi maupun untuk energi
Lembar Kerja 3.7 peta peluang dan tantangan pemanfaata potensi limbah pertanian untuk energi dan ekonomi desa Suka Makmur Kebiasaan, Peluang Hasil bisa diusahakan di Potensi ekonomi Limbah dan tantangan di tempat lain (harga) desa kita?? Sekam bonggol Daun untuk pupuk
briket briket Kompos, dicampur dg bhn lain seperti kotoran ternak
Rp 2000/kg Rp 2000/kg Rp. 3000/kg
(contoh untuk diskusi, isi harap ditulis dari hasil diskusi para kader hijau sesuai kondisi desa) Dengan menggunakan gambar Menentukan peluang, tantangan, dan kelemahan desa dan masyarakatnya (SWOT sederhana) dlm pengembangan pemanfaatan limbah untuk energi dalam siklus tertutup komoditas (Gb 1 dan 2) 1. Gunakan lembar kerja 3.7 unuk mengisi peta peluang dan tantangan pemanfaata potensi limbah pertanian untuk energi dan ekonomi Menentukan langkah bersama dan pembagian tugas kader hijau dan masyarakat dalam penyiapan aksi aplikasi teknologi pemanfaatan limbah pertanian untuk energi. Misalnya apakah komunitas akan membuat briket atau kompos atau Rencana Aksi Aplikasi Teknologi pemanfaatan Limbah pertanian Untuk Energi Desa ........ Rencana langkah yang harus dilkukan penanggung jawab 1. misalnya : Menentukan waktu pelaksanaan koordinator kader membuat briket Menghubungi nara sumber bu Ani... sekam padi Mempersiapakan bahan dan alat , p azis, b tutik Pelatihan dan praktek membuat briket sekam koordinator kader padi ( peserta membawa sekam 1 kandi ) 2...... Penutup 1. Fasilitator menekankan Pentingnyag bagi komunitas untuk 13
a. Mempelajari kebiasaan sehari hari pengabaian (tidak memanfaatkan) limbah , terutama terkait dengan energi. Bagaimana peluang untuk merubah kebiasaan tersebut agar lebih memperhatikan keberlanjutan pertanian dengan pemanfaatan limbah untuk sumber energi b. Mempelajari potensi ekonomi, dengan mencari acuan di tempat lain yang sudah memanfaatkan limbah dan menghasilkan pendapatan 2. Fasilitator menutup pelatihan dengan memberi apresiasi kepada seluruh peserta, mengucapakan terimakasih untuk proses belajar bersama yang luar biasa dan mengajak peserta berdoa bersama
14
BAHAN BACAAN 1. Jokowarino. Sistem pertanian berkelanjutan. http://jokowarino.id/sistem-pertanianberkelanjutan/ 2. Pertanian berkelanjutan. https://organichcs.com/2014/01/15/pertanian-berkelanjutan/ 3. Herry Suhermanto, Ir., MCP, PhD. Pengelolaan Limbah/Residu Pertanian untuk Energi : Potensi Peran Koperasi. Bappenas RI 4. Pemanfaatan Limbah Pertanian (Sekam Padi) Menjadi Bahan Bakar sederhana (Briket) . Dalton Fidel Tabeo. http://bumikaktus.blogspot.co.id/2016/02/pemanfaatan-sekam-padi-menjadibriket.html 5. Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi. Ragil Purwaningsih, Ir. Nuniek Hendrianie, MT. dan Ir. Dyah Winarni R, MT. Laboratorium Pengolahan Limbah Industri Jurusan Teknik Kimia FTI-IT. 6. Pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar hemat energi dan ramah lingkungan. https://wendifaperta.wordpress.com/2011/04/19/sekam-padi-sebagai-energi-alternatif 7. Panduan penilaian potensi biomassa sebagai sumber energi alternatif di indonesia. 2015. Arief Tajalli. Penabulu Alliance 8. Teguh Wikan Widodo, A. Asari, Ana N.dan Elita, R.Bio Energi Berbasis Jagung dan pemanfaatan Limbahnya. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. 9. Video Pengolahan kopi https://www.youtube.com/watch?v=1vAGyBBBiHg Pembuatan Kompos https://www.youtube.com/watch?v=Gc38TiGFf8s Kompos pelepah jagung https://www.youtube.com/watch?v=wujQybsr-Bc
Pembangunan Hijau Berkelanjutan https://www.youtube.com/watch?v=tytmKEiay2s Hemat Energi Budidaya Pertanian dan Perikanan https://www.youtube.com/watch?v=86zVH0Sg62o 10. Gambar Siklus Bahan hasil Komoditas Pertanian
15
Desa Rawasari dan Sungai Rambut Media tanam (kebun/sawah)
Media pelihara (kolam/sungai) Com posting
Phn PISANG
Padi IKAN Pengering surya
Buah PISANG
Kulit bh dan batang
Jerami (60%)
Gabah (40%) Ikan sampah
Pengering surya SALE (25%)
SALE goreng
BERAS (62%)
Sekam (20% Baby fish krispi
NASI
BRIKET (13-29%)
Gambar 1. Siklus bahan hasil komoditas pertanian
16
Jorong Tandai Bukit Bulek
Media tanam (kebun) Com posting JAGUNG
Kulit (klobot) 2,55%
Bahan bakar
Mesin pemipil
JAGUNG PIPIL (6070%)
KOPI
Com posting Bonggol (25-30%)
Biji
kulit
briket
KOPI beras sangrai KOPI SANGRAI SIAP JUAL
Gambar 2. Siklus bahan hasil komoditas pertanian
17