Outlook Perekonomian Sumatera Utara S t Ut 2013 ‐ 2014
Disampaikan pada Musrenbang Provinsi Sumatera Utara Medan, 2 April 2013
Perekonomian Global
Outlook Ekonomi Dunia
3
3
Dalam forecast terbaru oleh lembaga‐lembaga internasional outlook ekonomi dunia diperkirakan mengalami peningkatan PDB Dunia 2013
IMF memperkirakan p ekonomi dunia 2013 tumbuh 3,6% , dan 2014 tumbuh 4,1% sedangkan World Bank 2013 tumbuh 3,4% dan 2014 tumbuh 3,9% Consensus Forecast bulan Februari memprakirakan p ekonomi dunia tahun tahun 2013 tumbuh 3,41% (yoy). Tahun 2014 diperkirakan lebih tinggi lagi menjadi 4,06%
4
Perekonomian Global
Prospek global ke depan berbagai a.l. krisis p perekonomian p g p masih dipengaruhi p g g faktor f utang Eropa dan risiko automatic spending cut dan debt ceiling di AS meskipun juga PMI Manufaktur AS terdapat optimisme baru di China... expandinng
Index 60 55 50 45
ISM Manufacture ISM S ISM Services i
contractingg
Konsumsi RT dan produksi AS cenderung tumbuh dalam kecepatan moderat. t b hd l k t d t Kejatuhan konsumsi dan produksi Eropa tertahan oleh perbaikan ekonomi Jerman. Melambatnya ekonomi global berdampak pada ekspor dan kinerja industri Jepang, serta konsumsi RT Jepang. Perekonomian China diprakirakan akan lebih baik dari prakiraan sebelumnya lebih baik dari prakiraan sebelumnya.
40 35
Date Jan 2013 Sumber: Bloomberg 30 Jan‐08 Jul‐08 Jan‐09 Jul‐09 Jan‐10 Jul‐10 Jan‐11 Jul‐11 Jan‐12 Jul‐12 Jan‐13
Survei Keyakinan Konsumen Eropa
Neraca Perdagangan Jepang
Index 130
60
120
40
billion yen
%yoy
2000 1600
110
Germany France Spain Greece Italy Portugal
100 90 80 70
Eurozone
400 0
0
‐400 ‐20
Trade Balance NSA (RHS) Export I Import t
‐40
50 Source: Eurostat, Bloomberg
800
20
Date Feb 2013
40 Jan‐08 Jul‐08 Jan‐09 Jul‐09 Jan‐10 Jul‐10 Jan‐11 Jul‐11 Jan‐12 Jul‐12 Jan‐13
‐60
Source: Bloomberg
Date Jan 2013
Jan‐09 Mar‐09 May‐09 Jul‐09 Sep‐09 Nov‐09 Jan‐10 Mar‐10 May‐10 Jul‐10 Sep‐10 Nov‐10 Jan‐11 Mar‐11 May‐11 Jul‐11 Sep‐11 Nov‐11 Jan‐12 Mar‐12 May‐12 Jul‐12 Sep‐12 Nov‐12 Jan‐13
60
1200
‐800 ‐1200 ‐1600 ‐2000
Pasar Keuangan dan Komoditas Global • Kinerja pasar keuangan global pd j p g g p bln Februari meningkat meski sempat tertahan akibat sentimen negatif ketegangan politik di Italia dan Spanyol menjelang pemilu. • Bursa saham global menunjukkan Bursa saham global menunjukkan peningkatan, sementara itu indikator risiko global cukup stabil terkait positifnya berbagai indikator global (terutama AS dan China) serta ekspektasi langkah stimulus fiskal lanjutan dari Jepang. • Harga komoditas kembali mulai meningkat. Minas Bloomberg
WTI
Global Stock Exchange (Composite MSCI) Global Stock Exchange (Composite MSCI) Index 130
Index 130
Composite Equity Index Performance (Rebased 1/1/2010 = 100)
120
120
EM Asia G7
110
110
Asia Pasific
100
100
World 90
90 Source: Bloomberg (diolah)
80 Jan‐10
80
Jul‐10
Jan‐11
Jul‐11
Jan‐12
Jul‐12
Jan‐13
IMF Commodity Price Index IMF Commodity Price Index
Oil Price Oil Price $/bbl 145
5
ICP
Brent
2012
$/bbl
Source: Bloomberg
Rincian (Indeks 2005=100)
135
2010 2011
125
Jan-13
Ytd Mom Ytd
Mom
120 115
115.9 111.4 111.1 92.1
105 95 85 75 Date Feb‐13
Jan‐11 Feb‐11 Mar‐11 Apr‐11 May‐11 Jun‐11 Jul‐11 Aug‐11 Sep‐11 Oct‐11 Nov‐11 Dec‐11 Jan‐12 Feb‐12 Mar‐12 Apr‐12 May‐12 Jun‐12 Jul‐12 Aug‐12 Sep‐12 Oct‐12 Nov‐12 Dec‐12 Jan‐13 Feb‐13 Mar‐13
65
65
Total Commodity Price Index Commodity Non-Fuel Price Index - Commodity Food and Beverage - Commodity Agricultural Raw Materials - Commodityy Metals Price Index Commodity Fuel (energy) Index - Crude Oil (petroleum), Price index Sumber: IMF
26.1 26.3 11.8 33.2 48.2 25.9 27.9
26.3 -3.1 1.0 -0.6 17.8 -9.8 2.4 4.1 19.4 -3.7 0.5 7.5 22.7 -12.6 1.8 2.1 13.5 -16.8 5.8 0.1 31.8 0.7 0.2 (2.9) 31.9 1.0 (0.1) (1.7)
2.7 2.0 0.5 0.7 5.0 3.1 3.7
Perekonomian Domestik
Perekonomian Domestik
7
Perekonomian Indonesia diprakirakan masih akan tumbuh kuat pada tahun 2013 dan 2014 • Masih kuatnya permintaan domestik dan proses pemulihan kinerja eksternal secara bertahap diprakirakan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi • Peningkatan konsumsi didorong oleh keyakinan konsumen yang kuat dan potensi perbaikan daya beli masyarakat. • Sementara itu, kinerja investasi diprakirakan masih tumbuh kuat meskipun mengalami moderasi. Kinerja ekspor juga diprakirakan membaik seiring dengan ekspektasi pemulihan perekonomian dunia dan kenaikan harga komoditas internasional. Impor juga diprakirakan meningkat merespons kinerja ekspor dan permintaan domestik yang masih kuat. • Keseluruhan tahun 2013, pertumbuhan PDB diprakirakan menuju kisaran 6,3%‐6,8% (yoy) ,p p j , , (y y) sedangkan g pada tahun 2014 pada kisaran 6,4%‐6,9% (yoy)
Daya Saing Indonesia
8
• Daya saing Indonesia peringkat 50 seluruh dunia, turun 4 peringkat dari tahun sebelumnya
The Global Competitiveness Index 2012-2013 rankings * © 2012 World Economic Forum | www.weforum.org/gcr GCI 2012-2013 C Country/Economy t /E
R k Rank
S Score
Switzerland
1
5,72
Singapore
2
5,67
Finland
3
5,55
Sweden
4
5,53 ,
Netherlands
5
5,50
Germany
6
5,48
United States
7
5,47
United Kingdom
8
5,45
Hong Kong SAR
9
5,41
Japan
10
5,40
Korea, Rep.
19
5,12
Malaysia
25
5,06
Israel
26
5,02
Ireland
27
4,91
Brunei Darussalam
28
4,87
China
29
4,83
Thailand
38
4,52
Indonesia
50
4,40
Philippines
65
4,23
GCI 2011-2012 R k Rank
Ch Change
1
0
2
0
4
1
3
-1
7
2
6
0
5
-2
10
2
11
2
9
-1
24
5
21
-4
22
-4
29
2
28
0
26
-3
39
1
46
-4
75
10
• Lebih rendah dari Malaysia, Brunei dan Thailand
• Infrastruktur yang kurang memadai antara lain rendahnya kualitas jalan, pelabuhan, bandara, kereta dan pasokan listrik • Birokrasi lemah
* Kriteria penilaian : institusi, infrastruktur, makroekonomi, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, perkembangan kerja perkembangan pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kemutakhiran bisnis dan inovasi
Nilai Tukar Rupiah Tekanan depresiasi nilai tukar rupiah cenderung d pada d Februari F b i 2013... 2013 mereda
9
Foreign Exchange Foreign Exchange
• Dibandingkan dengan posisi awal tahun 2013, rupiah menguat 0,31% • Kebijakan stabilisasi nilai tukar BI, termasuk penguatan mekanisme intervensi valas dan pembentukan referensi nilai tukar di pasar domestik mampu meningkatkan kepercayaan pasar. • Stabilitas nilai tukar juga didukung dengan masuknya aliran dana nonresiden ke instrumen rupiah yang mencapai Rp 27,6 triliun triliun. • Secara rata‐rata, nilai tukar rupiah mencapai level Rp9.680 per dolar AS. Secara point‐to‐point nilai tukar menguat sebesar 0,35% dan ditutup pada level Rp9.664 per dolar AS dari posisi akhir bulan sebelumnya Rp9.698 per dolar AS.
Apr./Depr. Of Regional Currency & EURO
UIP (Uncovered Interest Parity)
Inflasi
10
Tekanan inflasi pada f p 2013 dan 2014 diperkirakan p akan meningkat, namun laju g , j inflasi tetap terjaga pada level 4,5% + 1% • Secara fundamental, stabilitas inflasi inti relatif terjaga sejalan dengan harga komoditas global non makanan yang terkendali dan stabilitas nilai tukar yang terjaga. • Masih tingginya tekanan inflasi volatile food disebabkan oleh terganggunya pasokan akibat faktor cuaca dan dampak dari kebijakan pembatasan impor, khususnya komoditas hortikultura. Inflasi administered prices mengalami peningkatan yang disumbang oleh kenaikan harga Tenaga Tarif Listrik (TTL) pada Januari 2013 CPI Inflation Disaggregation
Perekonomian Sumatera Utara
Prospek dan Risiko – Pertumbuhan Ekonomi
12
Ekonomi Sumut Ekonomi Sumut memiliki prospek untuk tumbuh sedikit lebih tinggi di sedikit lebih tinggi di tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan diperkirakan akan semakin membaik di tahun 2014. Prospek • Peningkatan konsumsi domestik • Adanya potensi berkembangnya industri hilir CPO yang memiliki nilai tambah lebih besar • Potensi investasi baru dengan masuknya rating Indonesia ke investment grade Risiko • Isu lingkungan dan kesehatan terkait komoditas utama Sumut • Lebih buruknya kondisi perekonomian global dari prakiraan
2012* 2012
Target Pertumbuhan Ekonomi 6 20% 6,20%
2013**
6,3%-6,5%
2014**
6,4%-6,6%
Tahun
* Angka sementara BPS ** Proyeksi Bank Indonesia
Prospek dan Risiko – Pertumbuhan Ekonomi
13
Ekonomi Sumut Ek iS t didorong did oleh l h prospekk pertumbuhan t b h investasi i t i di industri hilir i d t i hili Kelapa sawit • Perkembangan luas perkebunan Kelapa Sawit akan terus meningkat (catatan: Moratorium Oslo tidak diperpanjang) • Pertumbuhan P t b h industri i d t i hilir hili juga akan meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah yang mendorong industri hilir untuk t k berkembang b k b a.l. l dengan pengenaan bea keluar progresif CPO • Industri Kelapa Sawit di Sumatera Utara akan membutuhkan banyak dana investasi dan merupakan kesempatan bagi dunia perbankan untuk mendanainya
Kluster Industri Hilir Kelapa Sawit (IHKS) Sei Mangkei:
• Unilever Oleochemical Unilever Oleochemical • Procter & Gamble • Ferrostal
Prospek dan Risiko ‐ Inflasi
14
Ke depan, inflasi depan inflasi Sumut diperkirakan meningkat namun cukup Sumut diperkirakan meningkat namun cukup terkendali dan diprakirakan sesuai target yang ditetapkan … Downward Risk • Kecukupan stok dan relaksasi kebijakan pembatasan impor • Upaya pengendalian inflasi oleh TPID Provinsi Sumut dan TPID kota Medan, Pematangsiantar, Padangside mpuan, dan Sibolga Upward Risk • Pembatasan BBM bersubsidi • Kenaikan harga Kenaikan harga gas industri gas industri
T h Tahun 2013 2014
Targett T Inflasi 4 5% 1% 4,5%±1% 4,5%±1%
Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Peningkatan Perekonomian dan Daya Saing Sumatera Utara 1
Infrastruktur yang belum memadai dalam mendukung pertumbuhan Sumatera Utara yang berkesinambungan
2
Jalur distribusi komoditas utama yang relatif panjang dan kurang Jalur distribusi komoditas utama yang relatif panjang dan kurang transparannya informasi biaya perijinan dll berpotensi menimbulkan ekonomi biaya tinggi*
3
Akses pengusaha UMKM terhadap pembiayaan perbankan masih perlu ditingkatkan
4
Iklim investasi yang masih perlu diperbaiki Iklim investasi yang masih perlu diperbaiki
*Biaya distribusi diperkirakan mencapai 17% dari struktur biaya produksi (sumber: APRINDO)
15
Usulan Prioritas Pembangunan Sumut 1
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Percepatan penyelesaian infrastruktur pendukung Bandara Kualanamu Percepatan penyelesaian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei dan infrastruktur pendukungnya Pengembangan Pelabuhan Belawan Perbaikan kualitas jalan utama, terutama yang menjadi jalur distribusi komoditas utama Sumut
2
Percepatan penyelesaian Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT RW)
3
Peningkatan akses perkreditan terhadap pengusaha UMKM Percepatan pembentukan Perusahaan Penjamin Kredit Daerah (PPKD) Pengaktifan Sistem Resi Gudang sebagai jaminan pembiayaan P ktif Si t R iG d b ij i bi Perluasan program sertifikasi tanah masyarakat sebagai jaminan pembiayaan
4
Penciptaan iklim investasi yang kondusif melalui kepastian hukum
16
TERIMA KASIH
Lampiran
Kebijakan Bank Indonesia
Keputusan RDG 7 Maret 2013
20
Rapat apat Dewan e a Gube Gubernur u (RDG) ( G) Bank a Indonesia do es a pada tanggal ta gga 7 Maret a et 2013 0 3 mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%.
• Tingkat BI Rate tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang terkendali sesuai ses ai dengan sasaran inflasi tahun tah n 2013 dan 2014, 2014 sebesar 4,5% 4 5% ± 1%. p , Bank Indonesia akan mencermati p perkembangan g inflasi terutama • Ke depan, yang bersumber dari harga pangan (volatile foods). Bank Indonesia meyakini bahwa dengan penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta langkah langkah‐langkah langkah koordinasi yang solid dengan Pemerintah, akan mampu mencapai sasaran inflasi dan mendorong tercapainya keseimbangan eksternal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Arah Kebijakan BI 2013
21
Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik agar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbangan eksternal. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan.
5 PILAR KEBIJAKAN BANK INDONESIA TAHUN 2013 5 PILAR KEBIJAKAN BANK INDONESIA TAHUN 2013 Suku Bunga • Konsisten dengan target inflasi Nilai Tukar • Konsisten dengan fundamental perekonomian terkini Makroprudensial • Menjaga kestabilan sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal Komunikasi • Mengelola ekspektasi inflasi Koordinasi Kebijakan • Mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya dalam memperkuat struktur perekonomian dan sumber pembiayaan ekonomi, penguatan respons sisi penawaran, pemantauan risiko makro dan manajemen krisis
Suku Bunga Perbankan
22
Spread Spread antara suku bunga kredit dan deposito hingga Januari 2013 melebar menjadi antara suku bunga kredit dan deposito hingga Januari 2013 melebar menjadi sebesar 6,57% sejalan dengn penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan suku bunga kredit. Spread suku bunga yang masih lebar mencerminkan tersedianya ruang bagi suku bunga yang masih lebar mencerminkan tersedianya ruang bagi penurunan suku bunga kredit yang cukup besar sejalan dengan perbaikan efisiensi operasional perbankan (penurunan margin bank) dan efisiensi penyaluran dana perbankan. Suku Bunga Perbankan
Suku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan 9
%
8
15 15
7 12,06 12.11
6 5
11
11.49 11.29
10
Deposit rate
8 5.75
6
5.49
As of Jan 2013
Jaan‐13
Noov‐12
Seep‐12
4
JJul‐12
Jan‐13
Jul‐12
Jan‐12
Jul‐11
Jan‐11
Jul‐10
Jan‐10
0
Credit rate Sb LPS
12.06
12
Maay‐12
1
5,5
Jul‐09
Jan‐09
Jul‐08
Jan‐08
Spread (Rhs) BI rate
Jul‐07
Jan‐07
Jul‐06
Jan‐06
Jul‐05
Jan‐05
5
3 3 2
Per Jan 2013 korelasi: rLPS dan rDep :0.89 korelasi ; BI rate dan rDep: 0.85
7
13.40
4
Selisih rKredit ‐ rDepo1: 6 57% 6.57%
9 9
%
Mar‐12
13
14
Jaan‐12
%
BI Rate
r Deposit 1 Mo
r Credit
r Credit : Work Cap
r Credit : Investment
r Credit : Consumption
Transmisi BI Rate ke Suku bunga Pasar Uang
23
Kondisi PUAB relatiff terjaga j g tercermin p pada suku bunga g PUAB O/N / yg bergerak g pd p batas bawah koridor... • Pada Februari 2013, rata‐rata suku bunga PUAB o/n sebesar 4,17%. • Dari sisi risiko, persepsi risiko di PUAB relatif terjaga dan masih di bawah ambang batas (threshold) rata‐rata dalam kondisi normal. Hal itu tercermin dari rata‐rata selisih (spread) antara suku bunga PUAB O/N tertinggi dan terendah pada Februari 2013 yang masih di bawah batas normal. l k i di PUAB pada d Februari b i 2013 menurun dib di k d • Volume transaksi dibandingkan dengan Januarii 2013 Interbank O/N and BI Rate %
Vol PUAB Seluruh Tenor 200
Rp T
5 75 5.75
180
5.6
160 140
Vol DF O/N (RHS)
5.1
120
Vol PUAB O/N BI Rate
16 16
R T Rp T
15 13
13 11
11
12
11
80
rDF O/N
60 4.1
9
21‐Feb‐13
5‐Feb‐13
20‐Jan‐13
4‐Jan‐13
19‐Dec‐12
3‐Dec‐12
17‐Nov‐12
1‐Nov‐12
16‐Oct‐12
30‐Sep‐12
14‐Sep‐12
29‐Aug‐12
13‐Aug‐12
28‐Jul‐12
12‐Jul‐12
26‐Jun‐12
10‐Jun‐12
9‐May‐12
25‐May‐12
23‐Apr‐12
7‐Apr‐12
22‐Mar‐12
0
6‐Mar‐12
36 3.6
20
13 12
13
11
11
10
8
6
7 5
6
3 3 Jan Feb Mar Apr May Jun
2009
2010
2012
2013
Jul
11 10
9
9
7 5
11
11 11
4.17% 40 RRT Vol PUAB : Rp8,4 T
13
10
100
rPUAB O/N PUAB O/N 4.6
17
9 9 2011
Aug Sep Oct Nov Dec
Kondisi terkini perekonomian Sumut
Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2012 Pertumbuhan ekonomi Sumut menunjukkan tren yang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Di tahun 2012 perekonomian Sumut tumbuh sebesar 6,2% Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan GROWTH ((YoY)) Jenis Penggunaan Konsumsi ‐ Konsumsi Rumah Tangga ‐ Konsumsi Pemerintah Investasi Ekspor Impor Net Ekspor PDRB
2011 6,5% 6,6% 5,8% , 0,7% 15,0% 16,7% 5,1% 6,6%
I 5,0% 4,9% 5,5% , 0,5% 7,1% 5,9% 15,2% 6,3%
II 4,8% 4,7% 5,5% , 5,1% 4,7% 5,0% 2,2% 6,2%
2012 III IV 5,9% 7,7% 6,0% 8,3% 5,6% , 4,2% , 5,8% 4,2% 2,7% 1,0% 4,2% 4,6% ‐6,9% ‐22,5% 6,3% 6,1%
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
SHARE ((THDP GROWTH)) 2012 5,9% 6,0% 5,2% , 13,8% 3,8% 4,9% ‐3,5% 6,2%
2013 2011 I* 11,3% 4,7% 10,6% 4,1% 15,9% , 0,6% , 0,8% 0,0% 5,5% 7,8% 4,0% 7,5% 14,2% 0,3% 6,3% 6,6%
I 3,6% 3,0% 0,5% , 0,1% 3,7% 2,6% 1,1% 6,3%
II 3,5% 3,0% 0,5% , 0,9% 2,4% 2,2% 0,1% 6,2%
2012 III 4,3% 3,8% 0,5% , 1,1% 1,3% 1,9% ‐0,4% 6,3%
IV 2012 5,6% 4,2% 5,3% 3,8% 0,4% , 0,5% , 0,7% 0,8% 0,5% 1,9% 2,1% 2,2% ‐1,2% ‐0,2% 6,1% 6,2%
2013 I* 8,4% 6,8% 1,6% , 0,1% 2,8% 1,7% 1,1% 6,3%
Inflasi Sumut terkini Senada dengan inflasi nasional, inflasi Sumut juga mengalami peningkatan. Inflasi Feb 2012 tercatat 5,17% (yoy) , lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 3,51% Inflasi Medan‐Sumut‐Nasional
Disagregasi Inflasi Sumut
Medan 5,07% Sumut 5,17%
4.00
Nasional 5,31%
7.59 4.66
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Sumut menunjukkan tren peningkatan sejalan dengan arah inflasi nasional. Pada Februari 2013, inflasi Sumut tercatat sebesar 5,17%, meningkat dibandingkan Januari 2013 sebesar 3,51%. Inflasi Sumut (5,17%) (5 17%) tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (5,31%) (5 31%) Berdasarkan disagregasinya, inflasi inti (4,00%) relatif stabil bila dibandingkan dengan periode‐ periode sebelumnya. Inflasi volatile foods (7,59%) meningkat cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya (1,70%). Sementara itu, inflasi fl administered d d prices turut mengalami l peningkatan k seiring dengan d k kenaikan k Tarif Tenaga Listrik TTL dan pembatasan solar bersubsidi untuk kehutanan, perkebunan, dan pertambangan.
Ekspor‐Impor Sumut USD Komoditas 42 - FIXED VEGETABLE OILS & FATS 23 - CRUDE RUBBER 51 - ORGANIC CHEMICALS 07 - COFFEE, TEA, COCOA, SPICES 59 - CHEM.MATERIALS& PRODUCTS,NES Total 5 Komoditas Utama Lainnya Total
2011 2012 4,270,912,946 3,963,096,175 3,141,093,222 2,007,894,424 759,000,814 441,688,972 627,172,282 576,771,886 213,409,386 317,323,259 9,011,588,649 7,306,774,716 2,865,292,442 3,060,688,501 11,876,881,091 10,367,463,217
Jan'13 360,341,334 155,022,605 19,696,441 41,535,168 27,706,752 604,302,300 242,666,813 846,969,113
USD Negara Tujuan INDIA JAPAN USA RUSSIA R.R.C. Total 5 Negara Tujuan Utama Lainnya Total
2011 1,456,231,604 1,365,466,636 912 280 982 912,280,982 395,253,007 1,016,713,290 5,145,945,518 6,730,935,573 11,876,881,091
2012 1,349,711,993 1,069,244,716 823 813 132 823,813,132 350,589,232 1,061,090,171 4,654,449,244 5,713,013,973 10,367,463,217
Jan'13 154,689,631 90,026,868 56 994 663 56,994,663 29,261,466 80,738,169 411,710,798 435,258,315 846,969,113
Di tengah pemulihan ekonomi Eropa dan sejumlah negara maju, pada 2012 Sumut mencatatkan Net Ekspor sebesar USD6,8 Milyar (Ekspor: USD10.4 Milyar, Impor: USD3.6 milyar). Sedangkan pada Januari 2013, net ekspor Sumut tercatat sebesar USD561 juta. Negara tujuan utama ekspor Sumut masih didominasi oleh India, Jepang, Amerika Serikat Rusia, dan Cina. Sementara itu tercatat pada Januari 2013, pangsa ekspor komoditas CPO (42,54%) mendominasi ekspor Sumut, diikuti dengan karet (18,30%).
Kinerja Perbankan Sumut Indikator utama perbankan Sumut masih menunjukkan tren yang meningkat
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cukup tinggi di tahun 2012, industri perbankan di Sumut juga mengalami peningkatan kinerja yang terlihat dari pertumbuhan indikator utama perbankan Sumut yang lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2011. Namun terjadi penurunan kinerja perbankan di awal tahun 2013 berdasarkan data dari bulan Februari Terjadi penurunan aset pada Februari 2013 menjadi Rp183,05 Februari. Terjadi penurunan aset pada Februari 2013 menjadi Rp183 05 triliun dan DPK triliun dan DPK perbankan Sumut juga menurun menjadi Rp137,73 triliun. Sementara itu indikator perbankan lain, kredit tercatat mengalami peningkatan menjadi Rp133 triliun
Kinerja Perbankan Sumut Rp Triliun
*Februari 2013
Berdasar tahun 2012 ditinjau dari penggunaannya, kredit modal kerja (Rp66,59 triliun) memiliki share 50,61%. Sementara itu, kredit konsumsi Rp34,47 triliun dan kredit investasi sebesar Rp30,52 triliun. triliun Berdasarkan sektoral, kredit yang disalurkan perbankan di Sumut sebagian besar ditujukan untuk sektor PHR (Rp32,61 triliun), sektor industri pengolahan (Rp26,15 triliun), dan sektor pertanian (Rp20,14 triliun)
Financial Inclusion
Pada Februari 2013, kredit yang disalurkan perbankan Sumut untuk UMKM sebesar Rp32,19 triliun dengan porsi terbesar berupa kredit menengah Rp16,5 triliun diikuti dengan kredit kecil Rp10,12 triliun, dan kredit mikro sebesar Rp5,57 triliun. UMKM di Sumut jumlahnya sekitar 2.047.625 (Sumber: DKBU dan Puslitbank USU). Kendati demikian pembiayaan kepada UMKM masih belum optimal. Dari aspek pembiayaan, pembiayaan BI akan terus mendorong industri perbankan untuk memberikan pembiayaan yang murah dan mudah kepada pengusaha UMKM. Untuk mendukung hal ini, BI sangat mengharapkan pemerintah daerah ikut aktif berpartisipasi dari sisi peningkatan eligibilitas pengusaha UMKM dalam mendapatkan pembiayaan, di antaranya melalui : Pembentukan PPKD, Kemudahan Perijinan, dan sertifikasi lahan. HAMBATAN : : HAMBATAN Suku Bunga masih dianggap tinggi
Kebijakan BI transparansi bunga SDBK