34567
1 5 NOVE M B E R 201 3
ARTIKEL PELAJARAN
30 DESEMBER–5 JANUARI
Siap Siagalah dalam Hal Berdoa HALAMAN 3 ˙ NYANYIAN: 67, 81
6-12 JANUARI
Caranya Terus Memiliki ”Sikap Menanti” HALAMAN 10 ˙ NYANYIAN: 119, 32
13-19 JANUARI
Tujuh Gembala, Delapan Bangsawan —Artinya bagi Kita HALAMAN 16 ˙ NYANYIAN: 43, 123
20-26 JANUARI
Taatilah Para Gembala Yehuwa HALAMAN 21 ˙ NYANYIAN: 125, 122
27 JANUARI–2 FEBRUARI
Para Gembala, Tirulah Gembala-Gembala Terbesar HALAMAN 26 ˙ NYANYIAN: 5, 84
ARTIKEL PELAJARAN
ˇ Siap Siagalah dalam Hal Berdoa Akhir dunia Setan yang fasik kian dekat, maka jangan sampai kita tertidur secara rohani. Artikel ini membahas bahwa kita bisa tetap bangun jika kita siap siaga dalam hal berdoa.
JEPANG
ˇ Caranya Terus Memiliki ”Sikap Menanti”
SAMPUL: Memberi kesaksian di stasiun kereta di Tokyo. Lebih dari 2,8 juta orang pulang pergi ke Tokyo setiap harinya. Saksi-Saksi berupaya menjangkau orang-orang yang tidak dapat ditemui dalam pengabaran dari rumah ke rumah
Di artikel ini, perhatikan pelajaran yang bisa kita petik dari kesabaran nabi Mikha. Kita menunggu Yehuwa mengakhiri dunia fasik ini. Pelajarilah peristiwa apa saja yang akan menandai akhir penantian kita. Perhatikan juga caranya menunjukkan penghargaan atas kesabaran Allah.
ˇ Tujuh Gembala, Delapan Bangsawan —Artinya bagi Kita
PENDUDUK:
126.536.000
Kisah tentang serangan Sanherib ke Yerusalem pada zaman Hizkia mengandung pelajaran bagus untuk kita. Artikel ini khususnya bermanfaat bagi mereka yang dipercaya untuk menggembalakan sidang.
RATA-RATA PENYIAR:
216.692 PERINTIS BIASA:
65.245
ˇ Taatilah Para Gembala Yehuwa ˇ Para Gembala, Tirulah Gembala-Gembala Terbesar
ARTIKEL LAIN
8 Turut Memenuhi Kebutuhan Orang Lain
15 Melayani Allah Adalah Obatnya!
Artikel pertama membahas bagaimana Yehuwa dan Yesus menggembalakan kawanan domba Mereka di bumi dewasa ini dan bagaimana para domba seharusnya menanggapi perhatian Mereka. Artikel kedua mengupas sikap yang seharusnya diupayakan para penatua sewaktu melayani sebagai gembala bawahan.
31 Dari Arsip Kita
34567 Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
November 15, 2013 Vol. 134, No. 22 Semimonthly INDONESIAN
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
SIAP SIAGALAH DALAM HAL BERDOA
”Hendaklah kamu berpikiran sehat, dan siap siaga sehubungan dengan doa.”—1 PTR. 4:7.
APA JAWABAN SAUDARA?
Bentuk doa apa saja yang perlu lebih sering Saudara panjatkan?
”WAKTU yang paling sulit untuk tetap terjaga adalah menjelang subuh,” kata seorang mantan pekerja-malam. Orang-orang yang harus tetap terjaga sepanjang malam tentu setuju dengan pernyataan itu. Orang Kristen dewasa ini menghadapi tantangan serupa karena mereka hidup menjelang akhir dunia Setan, yang bagaikan saat paling gelap di waktu malam. (Rm. 13:12) Sungguh berbahaya jika kita tertidur secara rohani pada saat yang kritis ini! Kita harus ”berpikiran sehat” dan mengindahkan desakan Alkitab untuk ”siap siaga sehubungan dengan doa”.—1 Ptr. 4:7. 2 Mengingat hal di atas, kita sebaiknya merenung, ’Seberapa siagakah saya dalam hal berdoa? Apakah saya memanjatkan setiap bentuk doa, dan apakah saya berdoa senantiasa? Apakah saya suka mendoakan orang lain, atau hanya kebutuhan dan keinginan sendiri? Dan, mengapa doa sangat penting untuk keselamatan saya?’ PANJATKAN ”SETIAP BENTUK DOA”
Dalam suratnya kepada orang Efesus, rasul Paulus menyebutkan ”setiap bentuk doa”. (Ef. 6:18) Sewaktu berdoa, kita sering minta bantuan Yehuwa untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah. Karena mengasihi kita, Sang ”Pendengar doa” tentu mendengarkan permintaan kita. (Mz. 65:2) Namun, kita hendaknya juga berupaya memanjatkan bentuk-bentuk doa yang lain, seperti pujian, ucapan syukur, dan permohonan. 4 Ada banyak alasan mengapa doa kita hendaknya berisi pujian bagi Yehuwa. Misalnya, kita tergerak untuk memuji Dia jika kita merenungkan 3
Mengapa orang Kristen sejati harus senantiasa berdoa?
Siapa yang mendapat manfaat jika Saudara mendoakan orang lain?
1, 2. (a) Mengapa sangat penting untuk ”siap siaga sehu-
bungan dengan doa”? (b) Pertanyaan apa saja tentang doa yang hendaknya kita renungkan? 3. Sebutkan beberapa bentuk doa. 4. Mengapa kita seharusnya sering memuji Yehuwa dalam doa-doa kita?
3
perbuatan-Nya yang luar biasa dan ”kebesarannya yang limpah”. (Baca Mazmur 150:1-6.) Ya, dalam keenam ayat di Mazmur ke-150 itu, 13 kali kita didesak untuk memuji Yehuwa! Dengan rasa hormat yang dalam, penggubah mazmur lain bernyanyi, ”Tujuh kali sehari aku memujimu oleh karena keputusan-keputusan hukummu yang adil-benar.” (Mz. 119:164) Yehuwa memang layak dipuji. Karena itu, tidakkah kita seharusnya memuji Dia dalam doa ”tujuh kali sehari”, atau sering? 5 Bentuk doa yang lain adalah ucapan syukur. Paulus mendesak orang Kristen di kota Filipi, ”Jangan khawatir akan apa pun, tetapi dalam segala sesuatu nyatakanlah permintaanmu kepada Allah melalui doa dan permohonan yang disertai ucapan syukur.” (Flp. 4:6) Sangatlah penting bagi kita untuk menyatakan syukur kepada Yehuwa dengan segenap hati karena di hari-hari terakhir ini, orang-orang ”tidak tahu berterima kasih”. (2 Tim. 3:1, 2, Terjemahan Baru) Sikap ini sangat umum di dunia, dan kalau tidak hatihati, kita bisa tertular. Dengan bersyukur kepada Allah dalam doa, kita akan merasa bahagia dan tidak ’suka menggerutu, mengeluh tentang keadaan kita dalam kehidupan’. (Yud. 16) Selain itu, jika kepala keluarga mengucapkan syukur dalam doa bersama keluarganya, istri dan anak-anaknya akan mengembangkan sikap suka berterima kasih. 6 Bentuk lain lagi adalah permohonan. Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan ”permohonan” berarti doa yang khusyuk dan penuh perasaan. Apa saja yang bisa kita mohonkan? Kita tentu bisa memohon bantuan Yehuwa sewaktu dianiaya atau menderita penyakit yang membahayakan kehidupan. Pada saat-saat seperti 5. Mengapa bersyukur kepada Allah dalam doa merupakan perlindungan? 6, 7. Apa artinya permohonan? Apa saja yang bisa kita mohonkan kepada Yehuwa?
4
itu, doa kita pastilah lebih sungguh-sungguh. Tapi, apakah kita memohon kepada Yehuwa hanya pada saat-saat seperti itu? 7 Mari kita lihat contoh doa Yesus, dan perhatikan apa yang ia katakan tentang nama Allah, Kerajaan-Nya, dan kehendak-Nya. (Baca Matius 6:9, 10.) Sekarang ini, kefasikan begitu merajalela, dan pemerintah manusia tidak bisa memenuhi bahkan kebutuhan dasar rakyatnya. Karena itu, kita tentunya harus memohon dengan sangat agar nama Bapak surgawi kita disucikan dan agar Kerajaan-Nya menyingkirkan pemerintahan Setan dari bumi. Kinilah juga waktunya untuk memohon agar kehendak Yehuwa terjadi di bumi seperti di surga. Mari kita tetap siaga dan memanfaatkan setiap bentuk doa. ”BERDOALAH SENANTIASA”
Rasul Petrus menasihati orang Kristen agar ”siap siaga sehubungan dengan doa”, tapi sekali peristiwa ia sendiri pernah lalai. Sewaktu Yesus berdoa di Taman Getsemani, Petrus dan murid-murid lainnya tertidur. Sekalipun Yesus sudah menyuruh mereka ’tetap berjaga-jaga dan berdoa senantiasa”, mereka tetap tidak bisa menahan kantuk.—Baca Matius 26:40-45. 9 Namun, ketimbang mencela Petrus dan rasul-rasul lain karena tertidur, kita hendaknya ingat bahwa malam itu mereka sudah sangat lelah. Hari itu, mereka mempersiapkan Paskah lalu merayakannya pada petang hari. Kemudian, Yesus memperkenalkan Perjamuan Malam Tuan sebagai pola Peringatan kematiannya di masa depan. (1 Kor. 11:23-25) ”Setelah menyanyikan puji-pujian, mereka pergi ke Gunung Zaitun,” dengan berjalan kaki melalui jalan-jalan sempit di Yerusalem. (Mat. 26:30, 36) Setibanya di 8
8, 9. Mengapa kita hendaknya tidak mencela Petrus dan rasul-rasul lain yang tertidur di Taman Getsemani? MENARA PENGAWAL
Melalui pengalaman buruknya, Petrus belajar untuk ”siap siaga sehubungan dengan doa” (Lihat paragraf 10, 11)
an dengan engkau, aku tidak akan pernah tersandung!” Lalu, Yesus mengatakan bahwa Petrus akan menyangkalnya tiga kali. Petrus berkukuh, ”Bahkan jika aku harus mati bersamamu, aku tidak akan menyangkal engkau.” (Mat. 26:31-35) Nyatanya, Petrus memang menyangkal Yesus, seperti yang dinubuatkan. Sewaktu Petrus menyadari perbuatannya, hancurlah hatinya dan ia ”menangis dengan getir”.—Luk. 22:60-62. 11 Dari pengalaman ini, Petrus belajar untuk tidak terlalu percaya diri. Doa rupanya telah membantu Petrus. Itu sebabnya ia bisa memberikan nasihat untuk ”siap siaga sehubungan dengan doa”. Apakah kita mengindahkan nasihat terilham itu? Dan, apakah kita ’senantiasa berdoa’ sehingga menunjukkan bahwa kita mengandalkan Yehuwa? (Mz. 85:8) Mari kita selalu ingat nasihat rasul Paulus, ”Biarlah ia yang berpikir bahwa ia sedang berdiri, berhati-hati agar ia tidak jatuh.” —1 Kor. 10:12. DOA NEHEMIA DIJAWAB
10, 11. (a) Pelajaran apa yang Petrus peroleh
12 Perhatikan Nehemia, yang melayani sebagai juru minuman Raja Artahsasta dari Persia pada abad kelima SM. Nehemia memberikan teladan untuk berdoa dengan sepenuh hati. Setelah mendengar berita tentang penderitaan orang Yahudi di Yerusalem, ia ”terus berpuasa dan berdoa di hadapan Allah” selama berhari-hari. (Neh. 1:4) Maka, sewaktu ditanya oleh Artahsasta mengapa wajahnya muram, ”seketika itu juga [Nehemia] berdoa kepada Allah yang berkuasa atas surga”. (Neh. 2:2-4) Apa hasilnya? Yehuwa menjawab doanya dan bertindak demi kepentingan umat-Nya. (Neh. 2:5, 6) Hal itu pasti sangat menguatkan iman Nehemia!
dari pengalamannya di Taman Getsemani? (b) Bagaimana kita bisa belajar dari pengalaman Petrus?
12. Teladan apa yang Nehemia berikan untuk kita?
sana, hari sudah jauh lewat tengah malam. Seandainya kita ada di Taman Getsemani malam itu, kita mungkin juga akan tertidur. Yesus tidak memarahi para rasul yang kelelahan itu, tapi dengan pengasih mengatakan, ”Roh memang bergairah, tetapi daging lemah.” 10 Melalui pengalaman buruknya di Taman Getsemani, Petrus belajar pentingnya tetap siaga. Sebelumnya, Yesus mengatakan, ”Kamu semua akan tersandung sehubungan dengan aku pada malam ini.” Tapi, Petrus menjawab, ”Meskipun semua orang lain tersandung sehubung-
15 NOVEMBER 2013
5
Dengan ”siap siaga sehubungan dengan doa”, kita bisa menghadapi berbagai tantangan (Lihat paragraf 13, 14)
Seperti Nehemia, kita bisa menjaga iman kita tetap kuat dengan senantiasa berdoa. Setan tidak kenal belas kasihan dan sering menyerang saat kita lemah. Misalnya, jika kita sedang sakit atau depresi, kita mungkin mulai merasa bahwa Allah kurang menghargai dinas kita setiap bulan. Atau, di antara kita ada yang merasa susah hati, bisa jadi karena teringat akan pengalaman di masa lalu. Setan ingin kita menganggap diri tidak berharga. Ia menyerang dengan memanfaatkan perasaan negatif ini untuk melemahkan iman kita. Tapi kalau kita ”siap siaga sehubungan dengan doa”, iman kita bisa tetap kuat. Ya, ’dengan perisai besar iman, kita akan sanggup memadamkan semua senjata berapi dari si fasik’. —Ef. 6:16. 13
13, 14. Apa yang harus kita lakukan agar tetap beriman dan bisa melawan upaya Setan untuk mengecilkan hati kita?
6
Jika kita ”siap siaga sehubungan dengan doa”, kita tidak akan lengah sewaktu tiba-tiba menghadapi ujian iman dan cobaan. Agar tidak berkompromi, mari kita ingat teladan Nehemia dan langsung berdoa kepada Allah. Hanya dengan bantuan Yehuwa kita dapat berhasil menolak godaan dan bertekun dalam ujian iman. 14
DOAKAN ORANG LAIN
Yesus dengan khusyuk mendoakan Petrus agar iman sang rasul tidak gugur. (Luk. 22:32) Epafras, seorang Kristen yang setia pada abad pertama, meniru Yesus. Ia ’mengerahkan diri dalam doadoanya demi kepentingan saudara-saudaranya di Kolose’. Tentang Epafras, Paulus menulis kepada mereka, ”Ia . . . selalu berdoa dengan tekun untuk kalian. Ia minta dengan sangat kepada Allah supaya 15
15. Pertanyaan apa saja yang hendaknya kita ajukan tentang mendoakan orang lain? MENARA PENGAWAL
keyakinanmu menjadi kuat dan kalian betul-betul dewasa, agar kalian dengan sempurna taat kepada kemauan Allah.” (Kol. 4:12, Bahasa Indonesia Masa Kini) Kita bisa bertanya, ’Apakah saya dengan khusyuk mendoakan saudara-saudari saya di seluruh dunia? Seberapa seringkah saya mendoakan rekan seiman yang menderita karena bencana alam? Kapan terakhir kalinya saya dengan sungguh-sungguh mendoakan orang-orang yang mengemban tanggung jawab besar dalam organisasi Yehuwa? Apakah baru-baru ini saya mendoakan seseorang di sidang yang mengalami kesulitan?’ 16 Doa kita untuk orang lain bisa benar-benar membantu mereka. (Baca 2 Korintus 1:11.) Allah Yehuwa memang tidak wajib bertindak hanya karena banyak penyembah-Nya mendoakan sesuatu berkali-kali. Tapi, Ia senang dengan perhatian mereka yang tulus kepada satu sama lain dan Ia mempertimbangkannya sewaktu menjawab doa mereka. Maka, kita hendaknya menganggap serius hak istimewa dan tanggung jawab kita untuk mendoakan orang lain. Seperti Epafras, kita hendaknya memperlihatkan kasih dan kepedulian yang tulus kepada saudara-saudari kita dengan ’mengerahkan diri demi kepentingan mereka dalam doa-doa kita’. Dengan melakukan hal itu, kita akan lebih bahagia, karena ”lebih bahagia memberi daripada menerima”.—Kis. 20:35. ’KESELAMATAN KITA SUDAH DEKAT’
Sebelum menyatakan bahwa ”malam sudah larut; hari itu sudah dekat”, Paulus menulis, ”Kamu sekalian mengetahui masanya, bahwa sudah tiba jamnya bagi kamu untuk bangun dari tidur, se17
16. Apakah ada gunanya mendoakan orang
lain? Jelaskan. 17, 18. Apa manfaatnya jika kita ”siap siaga se-
hubungan dengan doa”? 15 NOVEMBER 2013
bab sekarang keselamatan kita lebih dekat daripada sewaktu kita menjadi orang yang percaya.” (Rm. 13:11, 12) Dunia baru Allah sudah dekat, dan keselamatan kita sudah lebih dekat daripada yang kita duga. Kita tidak boleh tertidur secara rohani, dan jangan sekali-kali kita membiarkan dunia ini mengalihkan perhatian kita sehingga kita tidak punya waktu khusus untuk doa pribadi. Sebaliknya, mari kita ”siap siaga sehubungan dengan doa” agar kita bisa ”bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh” sambil menantikan hari Yehuwa. (2 Ptr. 3:11, 12) Jalan hidup kita akan menunjukkan apakah kita tetap bangun secara rohani dan benar-benar percaya bahwa akhir dunia fasik ini sudah dekat. Karena itu, ”berdoalah dengan tiada henti”. (1 Tes. 5:17) Mari kita tiru Yesus dengan berupaya mencari tempat sepi di mana kita bisa berdoa sendirian. Jika kita berdoa lebih lama, hubungan kita dengan Yehuwa akan semakin dekat. (Yak. 4:7, 8) Dan, ini merupakan berkat yang sangat besar! 18 Alkitab mengatakan, ”Selama dalam daging, Kristus mempersembahkan permohonan dan juga permintaan yang sungguh-sungguh kepada Pribadi yang dapat menyelamatkan dia dari kematian, dengan jeritan yang kuat dan air mata, dan ia didengar karena rasa takutnya yang saleh.” (Ibr. 5:7) Yesus memanjatkan permohonan serta permintaan dan tetap setia kepada Allah hingga akhir hidupnya di bumi. Karena itu, Yehuwa membangkitkan Putra-Nya dan mengaruniakan kehidupan yang tak berkematian di surga. Kita juga bisa setia kepada Bapak surgawi kita tidak soal godaan dan ujian yang mungkin mengadang kita di masa depan. Ya, kita bisa memperoleh hadiah kehidupan abadi, asalkan kita tetap ”siap siaga sehubungan dengan doa”.
7
Turut Memenuhi Kebutuhan Orang Lain ”AKIBAT kekerasan yang timbul setelah pemilu yang bermasalah, ribuan Saksi Yehuwa terpaksa mengungsi,” kisah Francois, seorang penatua di sebuah ¸ negara berkembang. ”Makanan dan obat-obatan jadi langka, dan kalaupun ada, harganya luar biasa mahal. Bank tutup, dan mesin ATM kosong atau mati.” Saudara-saudara dari kantor cabang segera mengirimkan dana dan perbekalan darurat kepada para Saksi yang mengungsi ke Balai-Balai Kerajaan di seluruh negeri. Faksi-faksi yang bertikai memasang pengadang jalan, tapi karena mereka tahu bahwa Saksi tidak memihak siapa-siapa, kendaraan kantor cabang biasanya boleh lewat. ”Dalam perjalanan menuju salah satu Balai Kerajaan, ada orang-orang yang menembaki mobil kami,” kata Francois. ”Tapi, peluru mereka meleset. Lalu, se¸ orang tentara berlari ke arah kami dengan senjata di tangan, maka kami pun langsung mundur, berbalik, dan tancap gas pulang ke cabang. Kami bersyukur kepada Yehuwa bahwa kami masih hidup. Keesokan harinya, 130 saudara-saudari yang ada di Balai Kerajaan itu tiba di tempat yang aman. Sebagian mengungsi ke kantor cabang, dan kami mengurus kebutuhan jasmani dan rohani mereka sampai krisis berakhir.” ”Kantor cabang belakangan menerima banyak surat dari saudara-saudari di seluruh negeri untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang dalam,” kata Francois. ”Iman mereka kepada Yehuwa makin kuat ¸ setelah merasakan dukungan saudara-saudari dari tempat-tempat lain.” Sewaktu menghadapi bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, kita tidak mengatakan
8
kepada saudara-saudari kita, ”Hangatkanlah dirimu dan makanlah sampai kenyang.” (Yak. 2:15, 16) Tapi, kita akan berupaya memenuhi kebutuhan jasmani mereka. Demikian pula pada abad pertama, setelah mendengar bahwa akan ada bala kelaparan, ”murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea”.—Kis. 11:28-30, Terjemahan Baru. Sebagai hamba Yehuwa, kita mau menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan materi. Tapi, mereka juga mempunyai kebutuhan rohani. (Mat. 5:3) Agar mereka menyadari kebutuhan itu dan tergerak untuk memenuhinya, Yesus memberi para pengikutnya tugas untuk membuat murid. (Mat. 28:19, 20) Kita secara perorangan mengerahkan banyak waktu, tenaga, dan sumber daya untuk melaksanakan tugas itu. Sebagai organisasi, kita menggunakan sebagian dana sumbangan untuk bantuan materi tapi yang terutama untuk kepentingan Kerajaan dan penyebaran kabar baik. Begitulah cara kita memperlihatkan kasih kepada Allah dan sesama.—Mat. 22:37-39. Siapa pun yang mendukung pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa sedunia bisa yakin bahwa sumbangan mereka digunakan secara tepat dan efektif. Dapatkah Saudara turut meringankan penderitaan saudara-saudari kita? Maukah Saudara mendukung pekerjaan membuat murid? Jika ya, ”jangan menahan kebaikan dari orang yang berhak atasnya, apabila engkau memiliki kuasa untuk melakukannya”.—Ams. 3:27. MENARA PENGAWAL
CARA MEMBERIKAN SUMBANGAN UNTUK PEKERJAAN SEDUNIA
Badan hukum itu sebagai pihak penerima jika pemiliknya meninggal.
Seperti pada zaman rasul Paulus, banyak orang dewasa ini ”menyisihkan”, atau menganggarkan, sejumlah uang dan memasukkannya ke dalam kotak sumbangan sidang yang berlabel ”Pekerjaan Sedunia”. (1 Kor. 16:2) Setiap bulan, sidang-sidang mengirimkan sumbangan ini ke kantor Saksi-Saksi Yehuwa yang melayani negeri mereka. Sumbangan sukarela juga dapat dikirimkan secara langsung ke badan hukum yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di negeri Saudara. Untuk mengetahui nama badan hukum utama yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di negeri Saudara, silakan hubungi kantor cabang yang melayani negeri Saudara. Alamat kantor cabang tersebut dapat dilihat di situs www.jw.org. Berikut ini adalah beberapa jenis sumbangan yang dapat Saudara kirimkan secara langsung:
Properti: Properti yang bisa dijual dapat disumbangkan kepada badan hukum yang digunakan Saksi-Saksi Yehuwa, baik sebagai pemberian tanpa syarat, atau dalam hal properti bangunan tempat tinggal, disertai izin tinggal bagi si penyumbang selama ia hidup.
SUMBANGAN TANPA SYARAT ˙ Bisa berupa uang tunai, perhiasan, atau barang berharga pribadi lainnya. ˙ Lampirkan sepucuk surat yang menyatakan bahwa uang tunai atau barang-barang itu merupakan sumbangan tanpa syarat. SUMBANGAN TERENCANA Selain pemberian berupa uang dan barang berharga priba15 NOVEMBER 2013
di, ada metode-metode lain untuk menyumbang demi kepentingan dinas Kerajaan sedunia. Metode-metode itu disebutkan di bawah. Tidak soal metode mana yang akan Saudara pilih, silakan hubungi terlebih dahulu kantor cabang yang melayani negeri Saudara. Dengan begitu, Saudara bisa mendapat informasi tentang metode mana yang ada di negeri Saudara. Karena hukum negara dan hukum perpajakan di setiap negeri tidak sama, Saudara perlu berkonsultasi dengan penasihat pajak dan penasihat hukum yang kompeten sebelum memilih metode terbaik untuk menyumbang. Asuransi: Badan hukum yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dapat ditunjuk sebagai pihak penerima manfaat, atau ahli waris, dalam polis asuransi jiwa. Rekening Bank: Rekening bank, surat deposito, atau rekening pensiun perorangan dapat dijadikan dana perwalian atau dibayarkan pada waktu pemiliknya meninggal kepada badan hukum yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, sesuai dengan persyaratan bank setempat. Saham dan Obligasi: Saham dan obligasi dapat disumbangkan kepada badan hukum yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa sebagai pemberian tanpa syarat atau dengan menunjuk
Wasiat dan Perwalian: Properti atau uang dapat diwariskan kepada badan hukum yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa melalui surat wasiat yang dibuat secara sah, atau badan hukum itu dapat ditunjuk sebagai pihak penerima suatu perjanjian perwalian. Sumbangan dengan cara ini mungkin tidak dikenakan pajak karena diberikan kepada organisasi keagamaan. Istilah ”sumbangan terencana” menunjukkan bahwa jenisjenis sumbangan ini biasanya memerlukan perencanaan di pihak si penyumbang. Untuk informasi lebih lanjut, Saudara dapat menghubungi kantor cabang yang melayani negeri Saudara.
SAKSI-SAKSI YEHUWA INDONESIA Jl. Kelinci Raya No. 36, Pasar Baru Jakarta Pusat 10710 Telepon: (021) 381-1918
9
C ARANYA TERUS MEMILIKI ”SIKAP MENANTI” ”Aku akan memperlihatkan sikap menanti.” —MI. 7:7.
APA JAWABAN SAUDARA?
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari teladan Mikha?
Peristiwa apa saja yang kita nantikan?
Bagaimana kita bisa menunjukkan penghargaan atas kesabaran Yehuwa?
SEWAKTU Kristus menjadi Raja pada tahun 1914, hari-hari terakhir bagi dunia Setan dimulai. Dalam perang di surga, Yesus mengalahkan Si Iblis beserta hantu-hantunya dan mencampakkan mereka ke sekitar bumi. (Baca Penyingkapan 12:7-9.) Setan tahu bahwa ”waktunya tinggal sedikit”. (Pny. 12:12) Tapi, ’waktu yang sedikit’ itu sudah berlangsung puluhan tahun. Dan bagi beberapa orang, hari-hari terakhir terasa sangat lama. Apakah kita juga mulai tidak sabar menunggu Yehuwa bertindak? 2 Ketidaksabaran bisa berbahaya, karena kita mungkin akan bertindak gegabah. Bagaimana kita bisa terus memiliki sikap menanti? Artikel ini memberi tahu kita caranya dengan membahas tiga pertanyaan berikut. (1) Apa yang bisa kita pelajari tentang kesabaran dari teladan nabi Mikha? (2) Peristiwa apa saja yang akan menandai akhir penantian kita? (3) Bagaimana kita bisa menunjukkan penghargaan atas kesabaran Yehuwa? PELAJARAN DARI TELADAN MIKHA
Baca Mikha 7:2-6. Nabi Mikha menyaksikan kondisi rohani bangsa Israel merosot hingga taraf mengerikan di bawah pemerintahan Raja Ahaz yang jahat. Mikha menyamakan orang Israel yang tidak setia dengan ”onak” dan ”pagar tanaman berduri”. Orang yang terkena onak atau tanaman berduri akan terluka; demikian pula orang Israel yang jahat mencelakakan sesamanya. Begitu parahnya kefasikan mereka sehingga di antara anggota keluarga pun tidak ada lagi kasih. Karena tahu bahwa ia tidak sanggup memperbaiki situasinya, Mikha mencurahkan perasaannya kepada Yehuwa. Kemudian, ia dengan sabar menanti Yehuwa 3
1. Mengapa kita mungkin mulai tidak sabar? 2. Apa yang akan dibahas dalam artikel ini? 3. Bagaimana keadaan bangsa Israel pada zaman Mikha?
10
MENARA PENGAWAL
bertindak. Mikha yakin bahwa Yehuwa akan turun tangan pada waktu yang Ia tetapkan. 4 Seperti Mikha, kita hidup dalam masyarakat yang mementingkan diri. Banyak orang ”tidak berterima kasih, tidak loyal, tidak memiliki kasih sayang alami”. (2 Tim. 3:2, 3) Kita merasa stres jika teman kerja, teman sekolah, dan tetangga kita selalu mau menang sendiri. Beberapa hamba Allah bahkan menghadapi problem yang lebih besar. Menurut Yesus, para pengikutnya akan ditentang oleh keluarga mereka. Untuk menggambarkan pengaruh dari berita yang ia sampaikan, Yesus menggunakan kata-kata yang mirip dengan yang dicatat di Mikha 7:6. Ia mengatakan, ”Aku datang untuk menyebabkan perpecahan, seorang pria melawan bapaknya, dan anak perempuan melawan ibunya, dan seorang istri yang masih muda melawan ibu mertuanya. Sesungguhnya, musuh orang adalah orang-orang dari rumah tangganya sendiri.” (Mat. 10:35, 36) Menghadapi ejekan dan tentangan anggota keluarga yang tidak seiman memang sangat sulit, tapi jangan menyerah! Mari kita tetap loyal dan sabar menanti Yehuwa membereskan masalahnya. Jika kita terus memohon bantuan-Nya, Ia akan memberi kita kekuatan dan hikmat untuk dapat bertahan. 5 Kesabaran Mikha diberkati oleh Yehuwa. Mikha menyaksikan berakhirnya pemerintahan Raja Ahaz yang jahat. Ia melihat putra Ahaz, yaitu Raja Hizkia yang baik, naik takhta dan memulihkan ibadat yang murni. Dan, Mikha juga melihat tergenapnya nubuat yang ia tulis tentang penghukuman Samaria saat orang Asiria menyerbu kerajaan Israel di utara.—Mi. 1:6. 6 Tapi, Mikha tidak menyaksikan penggenapan semua nubuat yang Yehuwa sam-
paikan kepadanya. Sebagai contoh, Mikha bernubuat, ”Pada akhir masa itu . . . gunung rumah Yehuwa akan berdiri teguh mengatasi puncak gunung-gunung, dan akan ditinggikan mengatasi bukit-bukit; dan ke sana suku-suku bangsa akan berduyunduyun. Banyak bangsa pasti akan pergi dan mengatakan, ’Marilah, kamu sekalian, mari kita naik ke gunung Yehuwa.’ ” (Mi. 4:1, 2) Mikha meninggal lama sebelum nubuat itu tergenap. Namun semasa hidupnya, ia bertekad untuk tetap loyal kepada Yehuwa sampai mati, tidak soal apa yang orang lain lakukan. Mengenai hal ini, Mikha menulis, ”Semua suku bangsa, masing-masing akan berjalan dengan nama allahnya; tetapi kami, kami akan berjalan dengan nama Yehuwa, Allah kami, sampai waktu yang tidak tertentu, ya, selama-lamanya.” (Mi. 4:5) Mikha bisa sabar menanti selama masa-masa sulit karena ia yakin sepenuhnya bahwa Yehuwa akan menggenapi semua janji-Nya. Nabi yang setia itu percaya kepada Yehuwa. 7 Apakah kita juga memercayai Yehuwa, seperti Mikha? Kita punya alasan yang kuat untuk percaya. Kita sudah menyaksikan sendiri penggenapan nubuat Mikha. Selama ”akhir masa itu”, jutaan orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa telah berduyun-duyun pergi ke ”gunung rumah Yehuwa”. Meskipun berasal dari bangsabangsa yang saling bertikai, para penyembah Yehuwa ini telah ”menempa pedangpedang mereka menjadi mata bajak” dan tidak mau ”belajar perang lagi”. (Mi. 4:3) Sungguh besar hak istimewa kita bisa berada di antara umat Yehuwa yang suka damai! 8 Wajarlah jika kita ingin agar Yehuwa segera mengakhiri dunia yang fasik ini. Tapi, untuk bisa sabar menanti, kita perlu memandang situasinya dari sudut
4. Problem apa yang kita hadapi?
7, 8. (a) Mengapa kita dapat memercayai Yehu-
5, 6. Berkat apa yang Mikha peroleh, tapi apa
wa? (b) Apa yang akan membuat waktu terasa lebih cepat berlalu?
yang tidak ia saksikan? 15 NOVEMBER 2013
11
Umat Yehuwa berupaya keras membantu orang yang tidak aktif kembali kepada Yehuwa (Lihat paragraf 16, 17)
pandang Yehuwa. Ia telah menetapkan suatu hari untuk menghakimi manusia melalui Yesus Kristus, ”pria yang telah ia tetapkan”. (Kis. 17:31) Tapi sebelum itu terjadi, Allah memberikan kesempatan kepada segala macam orang untuk ”memperoleh pengetahuan yang saksama tentang kebenaran”, menerapkannya, dan diselamatkan. Ini menyangkut hidup dan mati orang-orang. (Baca 1 Timotius 2:3, 4.) Dengan sibuk membantu orang lain mengenal Yehuwa, waktu yang tersisa hingga datangnya penghukuman Allah akan terasa lebih cepat berlalu. Tidak lama lagi, bahkan secara tiba-tiba, akhir itu akan datang. Saat itu terjadi, alangkah senangnya kita bahwa selama ini kita sibuk memberitakan Kerajaan! PERISTIWA YANG MENANDAI AKHIR PENANTIAN KITA
Baca 1 Tesalonika 5:1-3. Tidak lama lagi, bangsa-bangsa akan mengatakan ”Perdamaian dan keamanan!” Agar tidak 9
9-11. Apakah 1 Tesalonika 5:3 sudah tergenap? Jelaskan.
12
tertipu oleh pernyataan ini, kita perlu ”tetap bangun dan tetap sadar” secara rohani. (1 Tes. 5:6) Maka, mari kita bahas beberapa peristiwa yang mengarah kepada pernyataan yang penting ini. 10 Setiap kali perang dunia berakhir, bangsa-bangsa sangat mendambakan perdamaian. Setelah perang dunia pertama, Liga Bangsa-Bangsa didirikan untuk mewujudkan perdamaian. Kemudian, setelah perang dunia kedua, Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi harapan banyak orang untuk mendatangkan perdamaian di bumi. Para pemimpin politik dan agama juga mengandalkan lembaga-lembaga itu. Sebagai contoh, pada tahun 1986, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tahun tersebut sebagai Tahun Perdamaian Internasional. Pada tahun itu juga, pemimpin agama dan politik dari banyak bangsa bergabung dengan kepala Gereja Katolik untuk memanjatkan doa perdamaian di Assisi, Italia. 11 Tetapi, pernyataan tentang perdamaian dan keamanan tersebut atau yang serupa dengan itu bukanlah penggenapan MENARA PENGAWAL
nubuat di 1 Tesalonika 5:3. Mengapa? Karena ’kebinasaan tiba-tiba’ yang dinubuatkan di ayat itu belum terjadi. 12 Siapa yang akan mengumandangkan pernyataan penting ”Perdamaian dan keamanan”? Apa peranan para pemimpin agama dan politik? Alkitab tidak memberi tahu kita. Yang kita tahu, tidak soal bagaimana atau seberapa meyakinkan pernyataan itu diumumkan, apa yang dinyatakan itu bukanlah ”perdamaian dan keamanan” yang sejati. Dunia tua ini tetap dikendalikan oleh Setan, sudah busuk sampai ke akar-akarnya, dan tidak akan berubah. Sungguh menyedihkan jika ada di antara kita yang termakan propaganda Setan dan tidak menjaga kenetralan! 13 Baca Penyingkapan 7:1-4. Sementara kita menunggu penggenapan 1 Tesalonika 5:3, malaikat-malaikat yang kuat menahan angin kesengsaraan besar. Apa yang mereka tunggu? Salah satunya disebutkan oleh rasul Yohanes, yaitu pemeteraian akhir ”budak-budak Allah” yang terurap.1 Begitu pemeteraian akhir ini selesai, para malaikat akan melepaskan angin kebinasaan itu. Lalu, apa yang akan terjadi? 14 Babilon Besar, imperium agama palsu sedunia, akan dihancurkan sebagai hukuman yang layak ia terima. ”Berbagai umat dan kumpulan orang dan bangsabangsa dan bahasa-bahasa” tidak akan bisa menolongnya. Sekarang pun kita bisa melihat ajalnya sudah dekat. (Pny. 16:12; 17:15-18; 18:7, 8, 21) Bukti berkurang-
nya dukungan terlihat di media berita yang melaporkan semakin gencarnya protes terhadap agama dan para pemimpinnya. Sekalipun demikian, para pemimpin Babilon Besar tidak merasa berada dalam bahaya. Mereka salah besar! Setelah pernyataan ”Perdamaian dan keamanan!”, unsur-unsur politik dunia Setan akan tibatiba berbalik melawan agama palsu dan memusnahkannya. Babilon Besar akan hilang untuk selamanya! Peristiwa sebesar itu tentu layak kita nantikan dengan sabar.—Pny. 18:8, 10. CARA MENUNJUKKAN PENGHARGAAN ATAS KESABARAN ALLAH
1 Untuk pembahasan tentang perbedaan antara pemeteraian awal dan pemeteraian akhir kaum terurap, lihat Menara Pengawal 1 Januari 2007, halaman 30-31.
Meski orang-orang mencela namaNya, Yehuwa sabar menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Yehuwa tidak ingin ada orang berhati jujur yang dibinasakan. (2 Ptr. 3:9, 10) Itukah juga keinginan kita? Sebelum hari Yehuwa tiba, kita bisa menunjukkan penghargaan atas kesabaranNya dengan cara-cara berikut. 16 Bantulah orang-orang yang tidak aktif. Yesus mengatakan bahwa surga akan bersukacita jika satu domba yang hilang ditemukan. (Mat. 18:14; Luk. 15:3-7) Jelaslah, Yehuwa sangat memerhatikan semua orang yang pernah mengasihi Dia, sekalipun mereka sekarang sudah tidak aktif melayani Dia. Kalau kita membantu mereka kembali kepada Yehuwa, kita ikut membuat Dia dan para malaikat bersukacita. 17 Apakah Saudara sekarang tidak aktif melayani Allah? Mungkin Saudara tidak lagi bergabung dengan organisasi Yehuwa karena seseorang di sidang pernah menyakiti hati Saudara. Hal itu bisa jadi sudah lama berlalu. Maka renungkanlah, ’Apakah hidup saya sekarang lebih
12. Apa yang kita ketahui tentang pernyataan ”Perdamaian dan keamanan”? 13. Mengapa para malaikat menahan angin kebinasaan? 14. Apa yang menunjukkan bahwa Babilon Besar akan segera menemui ajalnya?
15. Mengapa Yehuwa tidak cepat-cepat bertindak? 16, 17. (a) Mengapa kita seharusnya ingin membantu orang yang tidak aktif? (b) Mengapa orang yang tidak aktif harus segera kembali kepada Yehuwa?
15 NOVEMBER 2013
15
13
memuaskan, dan apakah saya lebih bahagia? Apakah Yehuwa yang menyakiti hati saya, atau manusia yang tidak sempurna? Apakah Allah Yehuwa pernah merugikan saya?’ Ia selalu berbuat baik kepada kita. Sekalipun kita tidak memenuhi pembaktian kita kepada-Nya, kita masih boleh menikmati hal-hal baik yang Ia sediakan. (Yak. 1:16, 17) Hari Yehuwa akan segera tiba. Sekaranglah waktunya untuk kembali ke pelukan Bapak surgawi kita yang pengasih dan ke sidang, satu-satunya tempat yang aman pada hari-hari terakhir ini. —Ul. 33:27; Ibr. 10:24, 25. 18 Dukunglah para pengemban tanggung jawab. Sebagai Gembala yang pengasih, Yehuwa membimbing dan melindungi kita. Ia melantik Putra-Nya sebagai Gembala Utama kawanan. (1 Ptr. 5:4) Para penatua di lebih dari 100.000 sidang menggembalakan domba-domba Allah satu per satu. (Kis. 20:28) Jika kita dengan loyal mendukung hamba-hamba yang terlantik itu, kita menunjukkan penghargaan kepada Yehuwa dan Yesus atas semua yang telah Mereka lakukan untuk kita. 19 Pererat hubungan dengan satu sama lain. Apa artinya? Jika suatu pasukan yang 18. Mengapa kita perlu mendukung para
pengemban tanggung jawab? 19. Bagaimana caranya kita merapatkan barisan?
Kinilah waktunya kita merapatkan barisan menghadapi Setan dan hantu-hantu (Lihat paragraf 19)
andal diserang musuh, mereka akan merapatkan barisan, setiap prajurit akan saling mendekat. Dengan begitu mereka membentuk pertahanan yang sulit ditembus. Sekarang ini, Setan sedang mempergencar serangannya terhadap umat Allah. Kini bukan waktunya untuk saling menyerang rekan-rekan kita. Inilah waktunya untuk lebih akrab dengan satu sama lain, mengabaikan kelemahan masing-masing, dan mengandalkan Yehuwa. 20 Semoga kita semua tetap siaga secara rohani dan memperlihatkan sikap menanti. Mari kita dengan sabar menunggu pernyataan ”Perdamaian dan keamanan!” dan pemeteraian akhir kaum terurap. Setelah itu, keempat malaikat akan melepaskan angin kebinasaan, dan Babilon Besar dihancurkan. Sementara menantikan peristiwa-peristiwa besar itu, mari kita terus taati arahan dari hamba-hamba terlantik dalam organisasi Yehuwa. Rapatkan barisan menghadapi Iblis dan hantu-hantu! Sekaranglah waktunya untuk mengindahkan desakan sang pemazmur, ”Tabahlah, dan semoga hatimu kuat, kamu semua yang menantikan Yehuwa.”—Mz. 31:24. 20. Apa yang harus kita lakukan sekarang?
Melayani Allah Adalah Obatnya! Dua perintis diundang masuk ke sebuah rumah di Kenya. Mereka kaget melihat seorang pria bersosok kecil terbaring di ranjang. Dadanya sangat kecil dan lengannya pendek. Sewaktu mereka membacakan janji Allah bahwa ”orang lumpuh akan melompat seperti rusa”, pria itu tersenyum lebar.—Yes. 35:6, Terjemahan Baru. Ia bernama Onesmus. Ia terlahir dengan osteogenesis imperfecta, atau penyakit tulang rapuh. Tulang-tulangnya sangat ringkih sehingga sedikit tekanan saja bisa membuatnya patah. Penyakit ini belum ada obatnya. Maka, Onesmus akan menderita rasa sakit dan harus menggunakan kursi roda seumur hidupnya. Onesmus mau belajar Alkitab dengan para Saksi. Tapi, ibunya berkeberatan jika ia pergi berhimpun sebab takut anaknya akan cedera atau kesakitan. Jadi, saudara-saudara merekam acara perhimpunan agar Onesmus bisa mendengarkannya di rumah. Setelah lima bulan belajar, Onesmus memutuskan untuk pergi berhimpun meskipun ada risiko. Apakah dengan berhimpun, Onesmus jadi tambah kesakitan? Justru sebaliknya. ”Rasa sakit saya sepertinya malah berkurang selama perhimpunan,” kata Onesmus. Kini ia punya harapan, dan itulah yang membuatnya merasa lebih baik. Ibu Onesmus sangat senang mengamati bahwa 15 NOVEMBER 2013
sekarang anaknya lebih bahagia sehingga ia pun mau belajar Alkitab. Ia sering mengatakan, ”Melayani Allah jadi obat bagi anak saya.” Tak lama kemudian, Onesmus menjadi penyiar, lalu dibaptis, dan kini menjadi hamba pelayanan. Meskipun ia tidak bisa menggunakan kedua kakinya dan satu lengannya, Onesmus ingin berbuat sebanyak mungkin dalam dinas kepada Yehuwa. Ia ingin merintis ekstra tapi ragu-ragu untuk mendaftar. Kenapa? Karena ia sadar ia harus terus minta bantuan orang lain untuk mendorong kursi rodanya. Sewaktu ia menceritakan keraguannya kepada rekan-rekan seiman, mereka berjanji membantu. Maka, Onesmus bisa merintis ekstra dengan bantuan mereka. Onesmus lagi-lagi merasa khawatir sewaktu ingin merintis biasa. Tapi suatu hari, ia membaca ayat harian yang menguatkan tekadnya, yaitu Mazmur 34:8, ”Kecaplah dan lihatlah bahwa Yehuwa itu baik.” Setelah merenungkan ayat itu, Onesmus memutuskan untuk menjadi perintis biasa. Sekarang ini, ia bisa mengabar selama empat hari seminggu dan punya beberapa PAR yang maju rohani. Pada 2010, ia mengikuti Sekolah Dinas Perintis. Alangkah senangnya Onesmus karena instrukturnya ternyata adalah salah satu dari dua saudara yang pertama kali mengunjunginya! Onesmus kini hampir berusia 40. Orang tuanya sudah meninggal, tapi saudara-saudari di sidang mengurus kebutuhannya sehari-hari. Ia bersyukur atas semua berkat yang ia nikmati, dan menantinantikan saatnya ”tidak ada penghuni yang akan mengatakan, ’Aku sakit.’ ”—Yes. 33:24.
15
TUJUH GEMBALA, DELAPAN BANGSAWAN —ARTINYA BAGI KITA ”Kita juga akan mengangkat melawan dia tujuh gembala, ya, delapan bangsawan tinggi dari antara umat manusia.” —MI. 5:5.
DAPATKAH SAUDARA MENJAWAB?
Bagaimana Hizkia, Yesaya, Mikha, dan para pembesar Yerusalem terbukti sebagai gembala yang baik pada abad kedelapan SM?
Dewasa ini, siapakah tujuh gembala dan delapan bangsawan tinggi? Bagaimana mereka membantu umat Allah?
Hal terpenting apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk bersiap-siap menghadapi serangan atas umat Allah kelak?
KIRA-KIRA antara tahun 762-759 SM, raja Israel dan raja Siria menyatakan perang melawan kerajaan Yehuda. Mereka ingin menyerbu Yerusalem, menggulingkan Raja Ahaz, dan menggantikan dia dengan orang lain, yang mungkin bukan keturunan Raja Daud. (Yes. 7:5, 6) Tapi, raja Israel seharusnya tahu bahwa rencana mereka pasti gagal. Yehuwa telah menetapkan bahwa keturunan Daud akan selamanya menduduki takhtaNya, dan kata-kata Allah selalu tergenap.—Yos. 23:14; 2 Sam. 7:16. 2 Awalnya, Israel dan Siria kelihatannya unggul. Dalam satu pertempuran saja, Ahaz kehilangan 120.000 prajuritnya yang perkasa! Maaseya, ”putra raja”, tewas. (2 Taw. 28:6, 7) Tapi, Yehuwa tidak menutup mata. Ia ingat janji-Nya kepada Daud; maka, Ia mengutus nabi Yesaya untuk menyampaikan berita yang sangat menguatkan hati. 3 Yesaya mengatakan, ”Lihat! Gadis itu akan menjadi hamil, dan ia akan melahirkan seorang anak lakilaki, dan ia akan menamai dia Imanuel. . . . Sebelum anak laki-laki itu tahu bagaimana menolak apa yang jahat dan memilih apa yang baik, tanah yang kedua rajanya [Israel dan Siria] membuat engkau merasa gentar sampai mual, akan ditinggalkan.” (Yes. 7:14, 16) Memang benar, bagian awal nubuat itu menunjuk ke kelahiran Mesias. (Mat. 1:23) Tapi pada abad pertama M, ’kedua raja’ itu, raja Israel dan raja Siria, tidak lagi mengancam Yehuda. Maka nubuat tentang Imanuel pastilah tergenap untuk pertama kalinya pada zaman Yesaya. 4 Tidak lama setelah Yesaya mengumumkan hal penting itu, istrinya hamil dan melahirkan putra yang dinamai Maher-syalal-has-baz. Bisa jadi, anak ini ada1. Mengapa rencana jahat Israel-Siria pasti gagal? 2-4. Bagaimana Yesaya 7:14, 16 digenapi (a) pada abad kedelapan SM (b) pada abad pertama M?
16
MENARA PENGAWAL
lah ”Imanuel” yang disebutkan Yesaya.1 Pada zaman Alkitab, seorang anak bisa saja diberi sebuah nama pada saat dia lahir, mungkin untuk memperingati peristiwa khusus, tapi dia dipanggil dengan nama lain oleh orang tua dan kerabatnya. (2 Sam. 12:24, 25) Tidak ada bukti bahwa Yesus pernah dipanggil dengan nama Imanuel.—Baca Yesaya 7:14; 8:3, 4. 5 Ketika Israel dan Siria sedang mengincar Yehuda, ada bangsa lain lagi yang berambisi mencaplok wilayah tersebut. Bangsa yang gila perang itu adalah kuasa dunia Asiria yang semakin kuat. Menurut Yesaya 8:3, 4, Asiria akan merampas ”kekayaan Damaskus” dan ”jarahan Samaria” sebelum menyerang kerajaan Yehuda di selatan. Bukannya beriman pada kata-kata Allah melalui Yesaya, Ahaz malah dengan bodoh mengadakan perjanjian dengan orang Asiria. Akibatnya, Yehuda belakangan ditindas oleh mereka. (2 Raj. 16:7-10) Sebagai gembala Yehuda, Ahaz tidak melindungi rakyatnya. Kita bisa merenungkan, ’Sewaktu harus membuat keputusan penting, apakah saya percaya kepada Allah atau kepada manusia?’ —Ams. 3:5, 6. BEDA GEMBALA, BEDA SIKAPNYA 6 Ahaz mati pada tahun 746 SM, dan digantikan oleh Hizkia putranya. Ketika raja muda ini naik takhta, kondisi ekonomi dan rohani kerajaan Yehuda saat itu rusak parah. Apa yang akan pertama-tama ia lakukan? Memulihkan perekonomian Yehuda? Tidak. Hizkia mengasihi Yehuwa dan adalah gembala yang baik bagi bang-
1 Kata Ibrani yang diterjemahkan ”gadis” di Yesaya 7:14 bisa berarti wanita yang sudah menikah atau perawan. Maka, kata itu bisa berlaku untuk istri Yesaya maupun perawan Yahudi Maria. 5. Keputusan bodoh apa yang dibuat Raja Ahaz? 6. Apa yang membuat pemerintahan Hizkia berbeda dengan pemerintahan Ahaz? 15 NOVEMBER 2013
sa itu. Hal pertama yang ia lakukan adalah memulihkan ibadat yang murni dan hubungan baik bangsa itu dengan Yehuwa. Hizkia memahami apa yang Allah inginkan darinya, maka ia segera bertindak. Ia contoh yang sangat bagus bagi kita! —2 Taw. 29:1-19. 7 Orang Lewi akan menjalankan peranan penting dalam memulihkan ibadat yang murni. Karena itu, Hizkia mengadakan pertemuan dengan mereka dan berjanji akan mendukung mereka. Bayangkan betapa bersukacitanya orang-orang Lewi yang setia saat mendengar raja mengatakan, ”Kamu adalah orang-orang yang telah Yehuwa pilih untuk berdiri melayani di hadapannya.” (2 Taw. 29:11) Ya, orang Lewi mendapat perintah yang jelas untuk menggiatkan ibadat yang murni! 8 Hizkia mengundang seluruh rakyat Yehuda dan Israel untuk merayakan Paskah secara besar-besaran, yang disusul dengan Perayaan Kue Tidak Beragi selama tujuh hari. Rakyat begitu menikmatinya sampai-sampai perayaan itu diperpanjang tujuh hari lagi. Alkitab melaporkan, ”Ada sukacita besar di Yerusalem, sebab sejak zaman Salomo putra Daud, raja Israel, tidak pernah terjadi hal seperti ini di Yerusalem.” (2 Taw. 30:25, 26) Pesta rohani itu tentu sangat membangkitkan semangat seluruh rakyat! Dua Tawarikh 31:1 memberi tahu kita, ”Segera setelah semuanya selesai, . . . mereka menghancurkan pilar-pilar suci dan menebang tonggaktonggak suci dan merobohkan tempattempat tinggi serta mezbah-mezbah.” Ya, penduduk Yehuda telah kembali kepada Yehuwa. Pembersihan rohani ini sangat penting mengingat apa yang akan segera terjadi. 7. Mengapa orang Lewi perlu diyakinkan bah-
wa raja akan mendukung mereka? 8. Apa lagi yang Hizkia lakukan untuk membi-
na kerohanian bangsa itu? Apa hasilnya?
17
Kata-kata Hizkia membangkitkan keberanian rakyat (Lihat paragraf 12, 13)
RAJA MENGANDALKAN YEHUWA 9 Persis seperti yang Yesaya katakan, Asiria menaklukkan kerajaan Israel di utara dan menawan penduduknya. Dengan demikian, rencana Israel untuk menempatkan raja lain di takhta Daud pun gagal. Tapi bagaimana dengan rencana Asiria? Kini, mereka berniat menaklukkan Yehuda. ”Pada tahun keempat belas pemerintahan Raja Hizkia, majulah Sanherib, raja Asiria, melawan semua kota berbenteng di Yehuda dan merebutnya.” Konon, Sanherib menaklukkan 46 kota di Yehuda. Bayangkan bagaimana perasaan Saudara seandainya Saudara saat itu tinggal di Yerusalem. Satu per satu, kota-kota Yehuda jatuh ke tangan pasukan Asiria yang semakin mendekat!—2 Raj. 18:13. 10 Hizkia pasti tahu bahwa bahaya kian dekat, tapi ia tidak panik dan meminta bantuan bangsa kafir seperti yang dilakukan ayahnya yang tidak setia, Ahaz. Hizkia mengandalkan Yehuwa. (2 Taw. 28: 20, 21) Ia mungkin tahu kata-kata nabi Mikha, yang juga hidup pada zaman itu,
9. (a) Mengapa rencana Israel gagal? (b) Kemenangan apa yang mula-mula diperoleh Sanherib di Yehuda? 10. Mengapa nubuat Mikha menguatkan hati Hizkia?
18
”Mengenai orang Asiria, . . . kita juga akan mengangkat melawan dia tujuh gembala, ya, delapan bangsawan tinggi dari antara umat manusia. Dan sesungguhnya mereka akan menggembalakan negeri orang Asiria dengan pedang.” (Mi. 5:5, 6) Hizkia pasti dikuatkan oleh kata-kata terilham ini yang menyebutkan bahwa Yehuwa akan menggunakan suatu pasukan yang tidak lazim untuk melawan orang Asiria dan mengalahkan penakluk yang kejam itu. 11 Penggenapan terpenting dari nubuat tentang tujuh gembala dan delapan bangsawan tinggi itu akan terjadi lama setelah kelahiran Yesus, ”penguasa di Israel, yang asal-usulnya sejak purbakala”. (Baca Mikha 5:1, 2.) Ini akan tergenap di masa depan, sewaktu ”Asiria” zaman modern menyerang hamba-hamba Yehuwa. Kekuatan apa yang akan digunakan oleh Yehuwa, melalui Putra-Nya yang kini sudah bertakhta, untuk menghadapi musuh yang menakutkan ini? Kita akan membahasnya 11. Kapan nubuat tentang tujuh gembala dan
delapan bangsawan tinggi itu terutama digenapi? MENARA PENGAWAL
nanti. Tapi pertama-tama, kita akan menarik pelajaran dari tindakan Hizkia ketika menghadapi ancaman Asiria. HIZKIA BERSIAP-SIAP
Yehuwa selalu bersedia membantu jika kita sudah tidak sanggup lagi. Namun, Ia ingin agar kita terlebih dahulu berupaya semaksimal mungkin. Hizkia meminta petunjuk ”para pembesar dan orang-orangnya yang perkasa”, dan mereka ”memutuskan untuk menutup segala mata air yang ada di luar kota . . . Selanjutnya, [Hizkia] memberanikan diri dan membangun semua tembok yang roboh dan mendirikan menara-menara di atasnya dan tembok lain di sebelah luarnya, . . . serta membuat banyak senjata lempar dan perisai.” (2 Taw. 32:3-5) Untuk melindungi dan menggembalakan umat-Nya kala itu, Yehuwa menggunakan sejumlah pria yang berani: Hizkia, para pembesarnya, dan nabi-nabi yang setia. 13 Apa yang Hizkia lakukan selanjutnya jauh lebih penting daripada menutup mata air atau memperkuat tembok kota. Sebagai gembala yang penuh perhatian, Hizkia mengumpulkan rakyat dan menguatkan mereka secara rohani dengan kata-kata, ”Jangan takut ataupun gentar karena raja Asiria . . . , sebab yang menyertai kita lebih banyak daripada yang menyertai dia. Yang menyertai dia adalah lengan daging, tetapi yang menyertai kita adalah Yehuwa, Allah kita, yang membantu dan bertempur dalam peperangan kita.” Ini pengingat yang sangat menguatkan iman: Yehuwa akan bertempur demi umat-Nya! Setelah mendengar ini, rakyat Yehuda ”pun bersandar pada perkataan 12
12. Untuk melindungi umat Allah, apa saja yang dilakukan oleh Hizkia dan orang-orangnya? 13. Apa tindakan Hizkia yang paling penting untuk menyiapkan rakyat menghadapi serangan? Apa pengaruhnya atas rakyat? 15 NOVEMBER 2013
Hizkia, raja Yehuda”. Perhatikan bahwa yang membangkitkan keberanian rakyat adalah ”perkataan Hizkia”. Ia, para pembesar, dan orang-orangnya yang perkasa, juga nabi Mikha dan nabi Yesaya, terbukti sebagai gembala-gembala yang baik, seperti yang telah Yehuwa nubuatkan melalui nabi-Nya.—2 Taw. 32:7, 8; baca Mikha 5:5, 6. 14 Raja Asiria dan pasukannya berkemah di Lakhis, di sebelah barat daya Yerusalem. Dari sana, ia mengirim tiga utusan untuk memerintahkan agar kota itu menyerah. Sang juru bicara, yang bergelar Rabsyake, menggunakan berbagai taktik. Ia berbicara dalam bahasa Ibrani kepada rakyat untuk mendesak mereka agar membelot dan menyerah kepada orang Asiria. Ia juga mengumbar janji palsu bahwa mereka akan dibawa ke negeri di mana mereka bisa hidup nyaman. (Baca 2 Raja-Raja 18:31, 32.) Menurut Rabsyake, Yehuwa tidak akan bisa melepaskan orang Yehuda dari cengkeraman Asiria, sama seperti allah bangsa-bangsa lain tidak bisa melindungi penyembahnya. Namun, rakyat Yehuda bertindak bijaksana dengan tidak menanggapi dusta dan tuduhan palsu itu. Hal ini juga sering dilakukan hamba-hamba Yehuwa dewasa ini. —Baca 2 Raja-Raja 18:35, 36. 15 Hizkia tentu saja kesal, tapi dia tidak meminta bantuan bangsa asing. Dia memanggil nabi Yesaya, yang memberi tahu Hizkia, ”Ia [Sanherib] tidak akan masuk ke dalam kota ini, ataupun melepaskan anak panah ke sana.” (2 Raj. 19:32) Penduduk Yerusalem hanya perlu bertahan dan tidak menyerah. Yehuwa-lah yang akan bertempur bagi Yehuda. Dan, Yehuwa 14. Apa yang dikatakan Rabsyake? Bagaimana
tanggapan rakyat Yehuda? 15. Apa yang harus dilakukan penduduk Yeru-
salem? Bagaimana Yehuwa menyelamatkan kota itu?
19
menepatinya! ”Pada malam itu, malaikat Yehuwa keluar dan membunuh seratus delapan puluh lima ribu orang di perkemahan orang Asiria.” (2 Raj. 19:35) Yehuda selamat, bukan karena Hizkia menutup mata air atau membangun tembok-tembok kota, tapi karena campur tangan Allah. PELAJARANNYA BAGI KITA
Nubuat tentang tujuh gembala dan delapan bangsawan tinggi itu terutama digenapi pada zaman kita. Dahulu, penduduk Yerusalem kuno diserang oleh orang Asiria. Tidak lama lagi, umat Yehuwa juga akan diserang oleh ”Asiria” zaman modern, musuh yang ingin melenyapkan mereka. Alkitab menyebutkan tentang serangan itu, serangan ’Gog dari Magog’, serangan ”raja utara”, dan serangan ”raja-raja di bumi”. (Yeh. 38:2, 10-13; Dan. 11:40, 44, 45; Pny. 17:14; 19:19) Apakah ini memaksudkan serangan yang berbeda-beda? Kita tidak tahu. Alkitab bisa saja menggunakan nama yang berbeda untuk serangan yang sama. Menurut nubuat Mikha, pasukan apa yang akan Yehuwa gunakan untuk melawan ”Asiria”, musuh yang kejam itu? Pasukan yang sangat tidak lazim, yaitu ”tujuh gembala, ya, delapan bangsawan tinggi”! (Mi. 5:5) Siapakah mereka? Mereka adalah para penatua sidang. (1 Ptr. 5:2) Dewasa ini, Yehuwa memang menyediakan banyak pria rohani untuk menggembalakan kawanan domba yang Ia kasihi, untuk menguatkan mereka menghadapi serangan dari ”Asiria” zaman modern.1 Nubuat Mikha menyebutkan bahwa me16
1 Angka tujuh sering digunakan dalam Alkitab untuk menunjukkan kelengkapan. Angka delapan (tujuh ditambah satu) kadang mengartikan kelimpahan.
reka akan ”menggembalakan negeri orang Asiria dengan pedang”. (Mi. 5:6) Ya, salah satu senjata yang mereka gunakan untuk mengalahkan musuh adalah ”pedang roh”, yaitu Firman Allah.—2 Kor. 10:4; Ef. 6:17. 17 Para penatua yang membaca artikel ini bisa menarik beberapa pelajaran berguna dari kisah yang baru saja kita bahas: (1) Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk bersiap-siap menghadapi serangan ”Asiria” kelak adalah menguatkan iman kita kepada Allah dan membantu saudara-saudari kita melakukan hal yang sama. (2) Sewaktu ”Asiria” menyerang, para penatua harus yakin sepenuhnya bahwa Yehuwa akan menyelamatkan kita. (3) Pada saat itu, petunjuk dari organisasi Yehuwa mungkin tampaknya tidak masuk akal dari kacamata manusia. Tapi, kita semua harus siap menaati arahan apa pun yang kita terima, tidak soal kita setuju atau tidak, karena hal itu akan menyelamatkan kehidupan kita. (4) Sekaranglah waktunya bagi siapa pun yang mengandalkan pendidikan duniawi, hal-hal materi, atau lembaga-lembaga manusia untuk mengubah cara berpikir mereka. Para penatua harus siap membantu siapa pun yang belum mengandalkan Yehuwa sepenuhnya. 18 Pada suatu saat nanti, hamba-hamba Allah zaman sekarang akan tampak tak berdaya sama seperti penduduk Yehuda yang terjebak di Yerusalem pada zaman Hizkia. Pada saat itu, kata-kata Hizkia bisa menguatkan iman kita. Mari kita ingat bahwa yang menyertai musuh kita adalah ”lengan daging, tetapi yang menyertai kita adalah Yehuwa, Allah kita, yang membantu dan bertempur dalam peperangan kita”!—2 Taw. 32:8. 17. Para penatua bisa menarik empat pelajaran
16. Dewasa ini, siapa yang dimaksud dengan
apa dari kisah yang kita bahas?
(a) penduduk Yerusalem (b) orang ”Asiria” (c) tujuh gembala dan delapan bangsawan tinggi?
18. Di masa depan, apa manfaatnya jika kita
20
merenungkan kisah ini? MENARA PENGAWAL
TAATILAH PARA GEMBALA YEHUWA
”Taatilah mereka yang mengambil pimpinan di antara kamu dan tunduklah kepada mereka, karena mereka menjaga jiwamu.” —IBR. 13:17.
APA JAWABAN SAUDARA?
Bagaimana para penatua sidang menggembalakan domba-domba Allah?
Mengapa domba seharusnya mendengarkan para gembala bawahan?
YEHUWA menggambarkan diri-Nya sebagai gembala. (Yeh. 34:11-14) Hal itu membantu kita memahami kepribadian Yehuwa. Seorang gembala yang pengasih bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kesejahteraan kawanan domba peliharaannya. Ia menuntun mereka ke padang rumput dan sumber air (Mz. 23: 1, 2); menjaga mereka siang dan malam (Luk. 2:8); melindungi mereka dari pemangsa (1 Sam. 17:34, 35); menggendong yang baru lahir (Yes. 40:11); mencari yang tersesat, dan merawat yang terluka.—Yeh. 34:16. 2 Pada zaman dulu, sebagian besar umat Allah hidup sebagai petani dan peternak. Karena itu, mereka langsung mengerti gambaran tentang Allah Yehuwa sebagai gembala yang pengasih. Mereka tahu bahwa agar tumbuh sehat, domba perlu diurus dan diperhatikan. Demikian pula secara rohani, manusia membutuhkan perhatian dan bimbingan yang baik. (Mrk. 6:34) Kalau tidak, mereka akan telantar, mudah dipengaruhi, dan mudah salah jalan, seperti ”domba yang tidak mempunyai gembala”. (1 Raj. 22:17) Tapi, Yehuwa dengan pengasih memenuhi kebutuhan umat-Nya. 3 Gambaran tentang Yehuwa sebagai gembala masih cocok bahkan sampai sekarang. Yehuwa tetap memelihara umat-Nya yang bagaikan domba. Mari kita lihat bagaimana Ia membimbing dan memenuhi kebutuhan kita dewasa ini. Kita juga akan membahas apa seharusnya tanggapan kita atas kepedulian Yehuwa itu. GEMBALA YANG BAIK MENGANGKAT GEMBALA BAWAHAN
Yehuwa melantik Yesus sebagai Kepala sidang Kristen. (Ef. 1:22, 23) Sebagai ”gembala yang baik”, Yesus memiliki kepedulian, tujuan, dan sifat-sifat yang sama seperti Bapaknya. Ia bahkan ”menyerahkan 4
Mengapa ketidaksempurnaan gembala bawahan bukan alasan untuk mengabaikan nasihat Alkitab yang mereka berikan?
1, 2. Mengapa Yehuwa menggambarkan diri-Nya sebagai gembala? 3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini? 4. Apa yang Yesus lakukan bagi domba-domba Yehuwa?
21
jiwanya demi kepentingan domba-dombanya”. (Yoh. 10:11, 15) Dan, sungguh luar biasa manfaat korban tebusan Kristus bagi umat manusia! (Mat. 20:28) Ya, Yehuwa ingin agar ”setiap orang yang memperlihatkan iman akan [Yesus] tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi”!—Yoh. 3:16. 5 Bagaimana sikap para domba terhadap Yesus Kristus, Sang Gembala yang Baik? Yesus mengatakan, ”Domba-dombaku mendengarkan suaraku, dan aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti aku.” (Yoh. 10:27) Mendengarkan suara Gembala yang Baik berarti mengikuti bimbingannya dalam segala sesuatu, termasuk bekerja sama dengan para gembala bawahan yang telah ia lantik. Yesus menunjukkan bahwa para rasul dan murid-muridnya harus meneruskan pekerjaan yang telah ia mulai. Mereka harus ’mengajar’ dan ’memberi makan domba-domba kecil Yesus’. (Mat. 28:20; baca Yohanes 21: 15-17.) Dengan makin tersebarnya kabar baik, jumlah murid pun bertambah. Maka, Yesus melantik pria-pria Kristen yang matang untuk menggembalakan sidang-sidang.—Ef. 4:11, 12. 6 Kepada para pengawas sidang di Efesus pada abad pertama, rasul Paulus mengatakan bahwa roh kudus telah melantik mereka sebagai pengawas ”untuk menggembalakan sidang jemaat Allah”. (Kis. 20:28) Para pengawas Kristen dewasa ini pun dilantik oleh roh kudus, karena mereka dilantik berdasarkan persyaratan Alkitab yang diilhamkan roh kudus. Jadi, dengan menaati para pengawas Kristen, kita menunjukkan respek kepada dua Gembala terbesar, Yehuwa dan 5, 6. (a) Siapa yang Yesus lantik untuk mengurus domba-dombanya? Untuk mendapat manfaat dari pengaturan ini, apa yang diharapkan dari para domba? (b) Apa seharusnya alasan utama kita ingin menaati para penatua sidang?
22
Yesus. (Luk. 10:16) Inilah seharusnya alasan utama kita ingin tunduk kepada para penatua. Tapi, ada alasan lain lagi mengapa kita sepatutnya mengikuti arahan mereka. 7 Ketika menasihati atau menguatkan rekan seiman, para penatua selalu menggunakan Alkitab atau prinsip Alkitab. Tujuannya bukan untuk mengatur kehidupan saudara-saudari mereka, melainkan untuk membantu mereka membuat keputusan sendiri berdasarkan prinsip Alkitab. (2 Kor. 1:24) Dengan demikian, para penatua menjaga ketertiban dan perdamaian di sidang. (1 Kor. 14:33, 40) Para penatua ’menjaga jiwa-jiwa’ dalam arti bahwa mereka ingin membantu setiap anggota sidang tetap akrab dengan Yehuwa. Karena itu, mereka segera memberikan bantuan jika mereka melihat seorang saudara atau saudari hampir, atau sudah, mengambil ”langkah yang salah”. (Gal. 6: 1, 2; Yud. 22) Ini tentu alasan yang baik untuk ’taat kepada mereka yang mengambil pimpinan’.—Baca Ibrani 13:17. 8 Sebagai gembala rohani, rasul Paulus menulis kepada saudara-saudaranya di Kolose, ”Berhati-hatilah: mungkin ada orang yang akan membawa kamu pergi sebagai mangsanya melalui filsafat dan tipu daya kosong menurut ajaran turun-temurun dari manusia, menurut hal-hal dasar dari dunia dan bukan menurut Kristus.” (Kol. 2:8) Peringatan ini menunjukkan alasan lain untuk memperhatikan nasihat Alkitab dari para penatua. Mereka melindungi kawanan dari siapa pun yang berupaya menjauhkan mereka dari Yehuwa. Rasul Petrus memperingatkan bahwa ”nabi-nabi palsu” dan ”guru-guru palsu” akan berupaya ”memikat jiwa-jiwa yang tidak teguh” 7. Bagaimana para penatua membantu Saudara
tetap akrab dengan Yehuwa? 8. Bagaimana para penatua melindungi ka-
wanan? MENARA PENGAWAL
Seperti gembala melindungi kawanan, penatua melindungi domba yang dipercayakan kepada mereka (Lihat paragraf 8)
untuk berbuat dosa. (2 Ptr. 2:1, 14) Dewasa ini, para penatua juga harus memberikan peringatan serupa jika perlu. Sebagai pria-pria Kristen yang matang, mereka punya banyak pengalaman. Selain itu, sebelum dilantik, mereka telah terbukti memahami Alkitab dengan jelas dan cakap mengajarkan kebenaran Alkitab. (1 Tim. 3:2; Tit. 1:9) Sebagai pria-pria yang matang, seimbang, dan memiliki hikmat Alkitab, mereka bisa memberikan arahan yang baik. GEMBALA YANG BAIK MEMBERI MAKAN DAN MELINDUNGI DOMBA
Melalui organisasi-Nya, Yehuwa memberikan berlimpah makanan rohani 9
9. Dewasa ini, bagaimana Yesus membimbing dan memberi makan sidang Kristen? 15 NOVEMBER 2013
kepada segenap persekutuan saudarasaudara di seluruh dunia. Banyak nasihat Alkitab disediakan melalui publikasi kita. Selain itu, organisasi kadang memberikan petunjuk langsung kepada para penatua sidang, entah melalui surat atau instruksi yang disampaikan oleh pengawas keliling. Dengan cara ini, dombadomba mendapat arahan yang jelas. 10 Para pengawas bertanggung jawab merawat, melindungi, dan memperhatikan kesehatan rohani anggota sidang, khususnya mereka yang imannya melemah atau yang melakukan kesalahan serius. (Baca Yakobus 5:14, 15.) Ada yang mungkin menjauh dari sidang dan tidak lagi melakukan kegiatan Kristen. Apa 10. Apa yang akan dilakukan seorang gembala
rohani jika ada yang menjauh dari sidang?
23
yang akan dilakukan seorang gembala yang peduli? Ia tentu akan berupaya keras untuk menemukan setiap domba yang hilang dan mendesak mereka untuk kembali ke kandang, atau sidang! Yesus menjelaskan, ”Bapakku yang di surga tidak menginginkan salah seorang dari mereka yang kecil ini binasa.”—Mat. 18:12-14. BAGAIMANA SEHARUSNYA KITA MEMANDANG KEKURANGAN GEMBALA BAWAHAN? 11 Yehuwa dan Yesus adalah GembalaGembala yang sempurna. Tapi, gembala bawahan yang dipercaya untuk mengurus sidang tidaklah sempurna. Karena itu, ada yang merasa sulit menaati penatua. Mereka mungkin berpikir, ’Penatua kan manusia tidak sempurna seperti kita. Kenapa kita harus mendengarkan nasihat mereka?’ Memang, penatua tidak sempurna, tapi kita perlu memiliki pandangan yang benar tentang kekurangan dan kelemahan mereka. 12 Alkitab dengan terus terang menceritakan kesalahan orang-orang yang Yehuwa gunakan untuk memimpin umatNya di masa lalu. Contohnya, Daud diurapi sebagai raja dan pemimpin bangsa Israel. Namun, belakangan ia berdosa dengan berzina dan membunuh. (2 Sam. 12:7-9) Perhatikan juga rasul Petrus. Meskipun diberi tanggung jawab besar dalam sidang Kristen abad pertama, ia melakukan kesalahan serius. (Mat. 16: 18, 19; Yoh. 13:38; 18:27; Gal. 2:11-14) Setelah Adam dan Hawa, tidak ada manusia yang sempurna, kecuali Yesus. 13 Mengapa Yehuwa ingin agar kekurangan orang-orang yang Ia gunakan di-
11. Mengapa ada yang merasa sulit menaati pe-
natua?
catat dalam Alkitab? Antara lain untuk menunjukkan bahwa Ia bisa menggunakan manusia yang tidak sempurna untuk memimpin umat-Nya. Malah, Ia selalu menggunakan manusia yang tidak sempurna. Karena itu, kita tidak boleh menjadikan ketidaksempurnaan para penatua sebagai dalih untuk menggerutu tentang mereka atau mengabaikan wewenang mereka. Yehuwa ingin kita merespek dan menaati saudara-saudara itu. —Baca Keluaran 16:2, 8. 14 Menaati para penatua sangat penting. Ingatlah bagaimana Yehuwa berkomunikasi dengan umat-Nya pada saatsaat kritis di masa lalu. Sewaktu bangsa Israel akan keluar dari Mesir, Yehuwa menggunakan Musa dan Harun untuk menyampaikan petunjuk. Agar selamat dari tulah kesepuluh, orang Israel harus menaati perintah tentang makanan yang harus disantap dan untuk memercikkan darah domba pada tiang serta ambang pintu rumah mereka. Perintah itu tidak mereka terima secara langsung melalui suara dari surga. Sebaliknya, mereka harus mendengarkan para tua-tua Israel, yang menerima petunjuk terperinci dari Musa. (Kel. 12:1-7, 21-23, 29) Pada peristiwa itu, Yehuwa menggunakan Musa dan para tua-tua untuk menyampaikan petunjuk kepada umat-Nya. Dewasa ini, Yehuwa menggunakan para penatua Kristen untuk melakukan hal serupa. 15 Saudara tentu ingat banyak peristiwa lain dalam sejarah Alkitab ketika Yehuwa menggunakan manusia atau malaikat untuk memberikan petunjuk yang menyelamatkan kehidupan. Allah memberi mereka wewenang untuk berbicara atas nama Allah dan memberi tahu umat-Nya apa yang harus mereka
12, 13. (a) Sebutkan kesalahan dari bebera-
pa orang yang Yehuwa beri tanggung jawab. (b) Mengapa kekurangan pria-pria yang digunakan Allah dicatat dalam Alkitab?
24
14, 15. Apa yang bisa kita pelajari dari cara Ye-
huwa berkomunikasi dengan umat-Nya di masa lalu? MENARA PENGAWAL
Penatua berupaya melindungi keluarga orang tua tunggal dari pergaulan yang merusak (Lihat paragraf 17, 18)
lakukan agar selamat dari situasi yang berbahaya. Kita pun bisa yakin bahwa Yehuwa akan melakukan hal yang serupa di Armagedon. Tapi, penatua yang sekarang diberi tanggung jawab mewakili Yehuwa atau organisasi-Nya tentu harus sangat berhati-hati agar tidak menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan kepada mereka. ”SATU KAWANAN, SATU GEMBALA”
Umat Yehuwa adalah ”satu kawanan” di bawah ”satu gembala”, Yesus Kristus. (Yoh. 10:16) Yesus memberi tahu 16
bahwa ia akan menyertai murid-muridnya ”sepanjang masa sampai penutup sistem ini”. (Mat. 28:20) Sebagai Raja di surga, ia berwenang penuh untuk mengatur semua peristiwa yang akan terjadi sebelum ia menghukum dunia Setan. Agar tetap bersatu dan aman dalam kawanan Allah, kita perlu mendengarkan ’perkataan di belakang kita’, yang memberi tahu ke mana kita harus pergi. ”Perkataan” ini mencakup apa yang dikatakan roh kudus dalam Alkitab dan apa yang dikatakan Yehuwa dan Yesus melalui orang-orang yang Mereka lantik sebagai gembala bawahan.—Baca Yesaya 30:21; Penyingkapan 3:22. 17 Menurut Alkitab, Setan sedang berkeliaran ”seperti singa yang mengaum, berupaya melahap orang”. (1 Ptr. 5:8) Seperti pemangsa yang buas dan rakus, ia mengintai kawanan, menunggu saat yang tepat untuk menerkam domba yang tidak waspada atau yang terpisah dari kawanan. Itulah sebabnya penting sekali untuk tetap dekat dengan sidang dan dengan ”gembala dan pengawas” kita. (1 Ptr. 2:25) Mengenai orang-orang yang selamat dari kesengsaraan besar, Penyingkapan 7:17 mengatakan, ”Anak Domba [Yesus] . . . akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke sumber air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Benar-benar janji yang indah! 1 8 Para penatua Kristen memiliki tanggung jawab yang sangat penting sebagai gembala sidang. Bagaimana priapria terlantik ini bisa memperlakukan domba-domba Yesus dengan baik? Jawabannya akan dibahas di artikel berikutnya. 17, 18. (a) Bahaya apa yang mengancam ka-
16. ”Perkataan” apa yang perlu kita perhatikan
baik-baik? 15 NOVEMBER 2013
wanan, tapi kita bisa yakin akan janji apa? (b) Apa yang akan dibahas di artikel berikutnya?
25
PARA GEMBALA, TIRULAH GEMBALA-GEMBALA TERBESAR ”Kristus menderita bagimu, meninggalkan bagimu suatu model agar kamu mengikuti langkah-langkahnya dengan saksama.” —1 PTR. 2:21.
APA JAWABAN SAUDARA?
Sebagai gembala, apa yang dapat ditiru penatua dari Yehuwa?
Apa yang dapat ditiru penatua dari Yesus Kristus?
Apa tujuan kunjungan penggembalaan?
DOMBA akan sehat kalau sang gembala memperhatikan kesejahteraan kawanannya. Menurut sebuah buku tentang memelihara domba, jika seorang gembala hanya menggiring dombanya ke padang rumput dan membiarkannya begitu saja, dalam beberapa tahun domba-dombanya akan menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tapi, kalau gembala itu mengurus setiap dombanya dengan baik, seluruh kawanan akan sehat dan kuat. 2 Demikian pula dengan sidang. Jika gembala Kristen peduli kepada setiap domba, seluruh sidang akan sehat secara rohani. Saudara mungkin ingat bahwa Yesus merasa kasihan kepada orang-orang karena ”mereka dikuliti dan dibuang seperti domba-domba tanpa gembala”. (Mat. 9:36) Mengapa keadaan mereka bisa begitu menyedihkan? Karena orang-orang yang bertanggung jawab mengajarkan Hukum Allah ternyata kasar, suka menuntut, dan munafik. Bukannya membantu dan mendidik anggota kawanan, para pemimpin agama Yahudi membebani mereka dengan ”tanggungan-tanggungan yang berat”.—Mat. 23:4. 3 Jadi, gembala Kristen dewasa ini, yaitu penatua, memiliki tanggung jawab besar. Domba yang mereka urus adalah milik Yehuwa dan milik Yesus, sang ”gembala yang baik”. (Yoh. 10:11) Domba-domba itu telah Yesus beli dengan darahnya yang berharga. (1 Kor. 6:20; 1 Ptr. 1:18, 19) Ia sangat mengasihi mereka sampai-sampai ia rela mengorbankan kehidupannya bagi mereka. Penatua harus selalu ingat bahwa mereka adalah gembala bawahan, yang harus bertanggung 1, 2. (a) Bagaimana keadaan domba yang dipelihara dengan
baik? (b) Mengapa banyak orang pada zaman Yesus bagaikan domba tanpa gembala? 3. Dalam menjalankan peranan mereka sebagai gembala, apa yang harus diingat penatua sidang?
26
MENARA PENGAWAL
jawab kepada Yesus Kristus, sang ”gembala besar dari domba-domba”. —Ibr. 13:20. 4 Maka, bagaimana seharusnya para gembala Kristen memperlakukan domba-domba? Para anggota sidang didesak untuk ’menaati mereka yang mengambil pimpinan’ di antara mereka. Di pihak lain, para penatua dinasihati agar tidak ”memerintah atas mereka yang adalah milik pusaka Allah”. (Ibr. 13:17; baca 1 Petrus 5:2, 3.) Bagaimana penatua bisa mengambil pimpinan namun tidak memerintah kawanan? Dengan kata lain, bagaimana penatua bisa memenuhi kebutuhan para domba tanpa melangkahi wewenang yang Allah berikan kepada mereka? ”DI DADANYA IA AKAN MEMBAWA MEREKA”
Mengenai Yehuwa, nabi Yesaya mengatakan, ”Seperti seorang gembala ia akan menggembalakan kawanannya. Dengan lengannya ia akan mengumpulkan anak-anak domba; dan di dadanya ia akan membawa mereka. Mereka yang menyusui akan ia bimbing dengan penuh perhatian.” (Yes. 40:11) Gambaran ini menunjukkan bahwa Yehuwa memperhatikan kebutuhan anggota sidang yang lemah dan melindungi mereka. Seperti gembala yang tahu kebutuhan setiap domba dan siap membantu, Yehuwa pun tahu apa yang dibutuhkan setiap orang dalam sidang dan siap memenuhinya. Bagaikan gembala yang menggendong anak domba yang baru lahir, Yehuwa seolah-olah menggendong kita selama masa-masa sulit. Ia akan menghibur kita sewaktu kita mengalami ujian berat atau membutuhkan pertolongan khusus. Ia memang ”Bapak belas kasihan yang lembut”.—2 Kor. 1:3, 4. 5
4. Apa yang akan dibahas di artikel ini? 5. Apa yang ditunjukkan Yesaya 40:11 tentang Yehuwa? 15 NOVEMBER 2013
Sungguh bagus teladan Bapak surgawi kita bagi seorang gembala rohani! Seperti Yehuwa, ia harus memperhatikan kebutuhan para domba. Jika penatua mengetahui kesulitan yang mereka hadapi dan kebutuhan khusus yang perlu segera ditangani, ia pun bisa memberikan anjuran dan dukungan yang tepat. (Ams. 27:23) Itu berarti, penatua harus menyempatkan diri untuk berbicara dan mendengarkan rekan-rekan seimannya. Meskipun tidak ingin mencampuri urusan pribadi, ia tidak mengabaikan apa yang ia lihat dan dengar di sidang. Ia akan menyediakan diri untuk ”membantu orang yang lemah”.—Kis. 20:35; 1 Tes. 4:11. 7 Perhatikan sikap gembala umat Allah pada zaman Yehezkiel dan Yeremia. Yehuwa mengecam para gembala itu karena mereka seharusnya memperhatikan para domba tapi melalaikan tugasnya. Apa akibatnya? Yehuwa mengatakan, ”Dombadombaku terus menjadi makanan setiap binatang buas di padang, karena tidak ada gembala, dan gembala-gembalaku tidak mencari domba-dombaku, tetapi para gembala itu terus memberi makan diri mereka sendiri, dan domba-dombaku tidak mereka beri makan.” (Yeh. 34:7-10; Yer. 23:1) Kecaman Allah ini bisa berlaku atas para pemimpin Susunan Kristen. Hal ini menandaskan betapa pentingnya tugas para penatua untuk memperhatikan domba-domba Yehuwa dengan baik dan pengasih. 6
”AKU MENETAPKAN POLA BAGIMU”
Karena tidak sempurna, beberapa orang di sidang mungkin lambat 8
6. Sebagai gembala rohani, apa yang bisa ditiru seorang penatua dari Yehuwa? 7. (a) Bagaimana domba-domba Allah diperlakukan pada zaman Yehezkiel dan Yeremia? (b) Yehuwa mengecam para gembala rohani yang tidak setia. Pelajaran apa yang bisa kita tarik? 8. Sewaktu memberikan nasihat, apa yang dapat ditiru penatua dari Yesus?
27
memahami apa yang Yehuwa inginkan dari mereka. Tindakan mereka mungkin tidak sesuai dengan nasihat Alkitab, atau menunjukkan bahwa mereka tidak matang secara rohani. Bagaimana seharusnya tanggapan para penatua? Mereka hendaknya meniru kesabaran Yesus terhadap murid-muridnya ketika mereka mempersoalkan siapa yang akan menjadi orang paling penting dalam Kerajaan. Yesus tidak marah tapi terus mengajar dan dengan pengasih menasihati mereka untuk rendah hati. (Luk. 9:46-48; 22:24-27) Ia bahkan mencuci kaki mereka sebagai contoh nyata kerendahan hati. Sifat ini juga harus diperlihatkan oleh para penatua.—Baca Yohanes 13:12-15; 1 Ptr. 2:21. 9 Rasul Yakobus dan Yohanes pernah memiliki pandangan yang keliru mengenai apa artinya menjadi gembala rohani. Mereka meminta agar Yesus memberi mereka kedudukan penting dalam Kerajaan. Tapi, Yesus mengoreksi sikap mereka, ”Kamu tahu bahwa para penguasa bangsa-bangsa memerintah atas mereka dan pembesar-pembesar menjalankan wewenang atas mereka. Bukan demikian caranya di antara kamu; tetapi barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu harus menjadi pelayanmu.” (Mat. 20: 25, 26) Para rasul perlu melawan keinginan untuk ”memerintah atas” rekan-rekan mereka. 10 Yesus ingin agar para penatua meniru dia dalam memperlakukan kawanan. Para penatua harus bersedia menjadi pelayan, bukan majikan, rekan-rekan mereka. Rasul Paulus memiliki sikap rendah hati itu, karena ia memberi tahu para tuatua di sidang Efesus, ”Kamu tahu benar bagaimana sejak hari pertama aku me9. Sikap apa dari para rasul yang perlu Yesus koreksi? 10. Yesus ingin agar para penatua memperlakukan kawanan dengan cara bagaimana? Teladan apa yang Paulus berikan dalam hal ini?
28
langkah ke distrik Asia, aku menyertai kamu sepanjang waktu, bekerja bagaikan budak bagi Tuan dengan segala kerendahan hati.” Sang rasul ingin agar para penatua itu suka membantu dengan tulus dan rendah hati. Ia mengatakan, ”Aku telah mempertunjukkan kepadamu dalam segala sesuatu bahwa dengan bekerja keras seperti itu, kamu harus membantu orang yang lemah.” (Kis. 20:18, 19, 35) Paulus memberi tahu orang-orang Korintus bahwa ia bukan majikan atas iman mereka, melainkan sesama rekan sekerja bagi sukacita mereka. (2 Kor. 1:24) Paulus menjadi teladan dalam hal kerendahan hati dan kerja keras bagi para penatua dewasa ini. ”BERPEGANG TEGUH PADA FIRMAN YANG SETIA” 11 Seorang penatua harus ”berpegang teguh pada firman yang setia sehubungan dengan seni mengajarnya”. (Tit. 1:9) Tapi, ia harus melakukannya ”dengan roh kelemahlembutan”. (Gal. 6:1) Gembala rohani yang baik tidak akan mencoba mengatur tindakan rekan-rekan seimannya, tapi akan berupaya menggugah hati mereka. Jika seorang saudara akan membuat keputusan penting, penatua bisa membantunya dengan membahas prinsip Alkitab atau suatu artikel dalam publikasi kita tentang masalah itu. Ia juga bisa meminta saudara itu mempertimbangkan beberapa kemungkinan dan pengaruhnya atas hubungan dia dengan Yehuwa. Sang penatua bisa menandaskan pentingnya berdoa meminta bimbingan Allah sebelum membuat keputusan. (Ams. 3:5, 6) Setelah sang penatua membahas hal-hal tersebut, saudara itulah yang harus membuat keputusan.—Rm. 14:1-4. 12 Para penatua boleh memberikan arahan hanya karena mereka mendapat wewenang dari Alkitab. Karena itu, mere-
11, 12. Bagaimana seorang penatua bisa membantu rekan seimannya membuat keputusan? MENARA PENGAWAL
Penatua membantu keluarga mereka melakukan persiapan untuk mengabar (Lihat paragraf 13)
ka harus terampil menggunakan Alkitab dan berpegang pada apa yang dikatakannya. Dengan demikian, para penatua tidak akan melangkahi wewenang yang Allah berikan. Bagaimana pun juga, mereka hanya gembala bawahan, dan setiap anggota sidang akan mempertanggungjawabkan keputusan mereka kepada Yehuwa dan Yesus.—Gal. 6:5, 7, 8. ”TELADAN BAGI KAWANAN”
Setelah menasihati para tua-tua agar tidak ”memerintah atas mereka yang adalah milik pusaka Allah”, rasul Petrus menganjurkan mereka untuk ”menjadi teladan bagi kawanan”. (1 Ptr. 5:3) Bagaimana seorang penatua bisa menjadi teladan? Perhatikan dua syarat yang harus dipenuhi seorang pria yang ”berupaya meraih jabatan pengawas”. Pertama, ia perlu ”berpikiran sehat”. Artinya, ia harus mengerti prinsip-prinsip Alkitab dengan jelas dan mengetahui penerapannya dalam kehidupannya sendiri. Ia berkepala dingin dan tidak tergesa-gesa 13
13, 14. Dalam hal apa saja penatua harus menjadi teladan bagi kawanan? 15 NOVEMBER 2013
membuat penilaian. Kedua, ia harus ”memimpin rumah tangganya sendiri dengan cara yang baik”. Artinya, jika ia berkeluarga, ia harus menjadi suami dan ayah yang baik, sebab ”jika sesungguhnya seorang pria tidak tahu bagaimana memimpin rumah tangganya sendiri, bagaimana ia akan mengurus sidang jemaat Allah?” (1 Tim. 3:1, 2, 4, 5) Saudara-saudari di sidang akan lebih memercayai penatua yang memenuhi syarat-syarat ini. 14 Seorang penatua juga harus menjadi teladan dengan rajin mengabar. Yesus memberikan contoh tentang hal ini kepada para penatua. Memberitakan kabar baik Kerajaan adalah bagian penting dalam kehidupan Yesus di bumi. Ia memperlihatkan kepada murid-muridnya cara melakukan pekerjaan ini. (Mrk. 1:38; Luk. 8:1) Dewasa ini, penyiar pasti senang mengabar bersama penatua. Mereka bisa merasakan semangat para penatua untuk pekerjaan penyelamatan ini dan belajar caranya mengajar. Kalau para penatua bersemangat, rutin mengerahkan waktu dan tenaga untuk mengabar meski sibuk, seluruh sidang akan tergugah untuk bersemangat juga. Penatua pun dapat memberikan teladan dengan mempersiapkan bahan perhimpunan, memberikan komentar, dan melakukan kegiatan lain, seperti membersihkan dan memelihara Balai Kerajaan.—Ef. 5:15, 16; baca Ibrani 13:7. ”DUKUNGLAH ORANG YANG LEMAH”
Seorang gembala yang baik akan cepat menolong domba yang luka atau sakit. Demikian juga, para penatua perlu segera memberikan perhatian kepada siapa pun di sidang yang mengalami problem atau membutuhkan bantuan rohani. Kaum lansia dan orang yang sakit mungkin membutuhkan bantuan dalam 15
15. Apa saja tujuan kunjungan penggemba-
laan?
29
Para penatua memberikan teladan dalam pengabaran (Lihat paragraf 14)
kegiatan sehari-hari. Tapi, mereka khususnya membutuhkan bantuan rohani dan penghiburan. (1 Tes. 5:14) Anak-anak muda di sidang bisa jadi menghadapi kesulitan, misalnya untuk melawan ”berbagai keinginan yang berkaitan dengan masa muda”. (2 Tim. 2:22) Jadi, kunjungan penggembalaan perlu dilakukan secara berkala agar penatua bisa memahami situasi yang dihadapi para anggota sidang dan agar ia bisa menguatkan mereka dengan nasihat Alkitab yang cocok. Jika penatua tanggap dan cepat memberikan bantuan yang dibutuhkan, banyak problem serius bisa dihindari. 16 Bagaimana jika seorang anggota sidang punya masalah serius yang membahayakan hubungannya dengan Yehuwa? Penulis Alkitab Yakobus menulis, ”Apakah ada yang sakit di antara kamu? Biarlah ia memanggil tua-tua di sidang jemaat, dan biarlah mereka berdoa baginya, mengolesnya dengan minyak de-
ngan nama Yehuwa. Dan doa yang disertai iman akan menyembuhkan orang yang tidak sehat, dan Yehuwa akan membangunkannya. Juga, jika ia telah berbuat dosa, ia akan diampuni.” (Yak. 5:14, 15) Sekalipun orang yang sakit rohani itu tidak ”memanggil” para penatua, mereka harus segera membantunya begitu mereka mengetahui masalahnya. Kalau para penatua mendoakan, berdoa bersama, dan mendukung para anggota sidang pada masa sulit, saudara-saudara mereka itu akan merasa terhibur dan dikuatkan. —Baca Yesaya 32:1, 2. 17 Apa pun yang dilakukan para gembala rohani dalam organisasi Yehuwa, mereka berupaya meniru sang ”gembala besar”, Yesus Kristus. Dengan bantuan pria-pria pengemban tanggung jawab ini, kawanan domba Allah bisa terus bertumbuh kuat secara rohani dan melayani Allah dengan setia. Kita sangat bersyukur atas itu semua dan tergugah untuk memuji Gembala Agung kita, Yehuwa.
16. Jika ada anggota sidang yang membutuhkan
bantuan rohani, apa yang bisa dilakukan penatua?
30
17. Apa hasilnya jika para penatua meniru sang
”gembala besar”? MENARA PENGAWAL
DARI ARSIP KITA
”Saya Seperti Kura-Kura dalam Tempurungnya” SELAMA kampanye pengabaran sembilan hari pada Agustus/September 1929, lebih dari 10.000 penginjil menyebar ke seluruh Amerika Serikat. Mereka menyiarkan seperempat juta buku dan buku kecil. Di antara para pemberita Kerajaan itu ada sekitar seribu perintis. Pertambahan mereka sungguh pesat! Menurut Bulletin,1 pertambahan jumlah perintis sebanyak tiga kali lipat dari 1927 hingga 1929 benar-benar ”sulit dipercaya”. Pada akhir 1929, terjadilah krisis keuangan. Pada Selasa, 29 Oktober 1929, harga saham di Bursa Efek New York anjlok sehingga memicu kehancuran sistem ekonomi global. Dunia pun memasuki Depresi Besar. Ribuan bank bangkrut. Banyak perladangan ditutup. Pabrik-pabrik besar gulung tikar. Jutaan orang kehilangan pekerjaan. Pada tahun 1933, jumlah rumah yang disita di Amerika Serikat melambung hingga seribu setiap harinya. Selama krisis itu, bagaimana para penginjil sepenuh waktu bisa terus merintis? Solusinya adalah rumah berjalan, atau rumah mobil. Rumah seperti itu bebas biaya sewa dan bebas pajak sehingga banyak perintis bisa terus melayani dengan biaya seminim mungkin.2 Selama kebaktian, rumah mobil juga bisa menjadi hotel gratis. Pada 1934, Bulletin menyediakan desain terperinci untuk membuat tempat tinggal yang ringkas tapi nyaman, lengkap dengan sistem air, kompor, ranjang lipat, dan lapisan penahan udara dingin. Para penginjil yang banyak akal di seluruh dunia pun mulai membuat rumah mobil. ”Nuh tidak pernah membuat bahtera,” kata Victor Blackwell, ”saya juga tidak pernah membuat rumah mobil, dan tidak 1 Kini disebut Pelayanan Kerajaan Kita. 2 Kala itu, kebanyakan perintis tidak bekerja duniawi. Mereka mendapat lektur Alkitab dengan harga yang lebih murah dan menggunakan sumbangan dari penyiaran lektur untuk menutup biaya hidup. 15 NOVEMBER 2013
tahu caranya.” Tapi, rumah mobil dia akhirnya jadi juga. Avery dan Lovenia Bristow memiliki rumah mobil. Avery berkata, ”Saya seperti kura-kura dalam tempurungnya, selalu membawa rumah ke manamana.” Suami istri Bristow merintis bersama Harvey dan Anne Conrow, yang rumah mobilnya dilapisi kertas kedap air. Setiap kali pindah lokasi, ada kertas-kertas yang lepas. Avery mengenang, ”Karavan seperti itu belum pernah ada dan tidak pernah ada lagi!” Tapi, Avery mengatakan bahwa suami istri Conrow dan kedua putra mereka adalah ”keluarga yang paling bahagia”. Harvey Conrow menulis, ”Kami tidak pernah kekurangan, dan kami merasa benar-benar aman melayani Yehuwa dan diperhatikan oleh-Nya.” Keluarga Conrow, empat-empatnya, belakangan mengikuti Sekolah Gilead dan ditugasi ke Peru sebagai utusan injil. Giusto dan Vincenza Battaino melayani sebagai perintis. Ketika tahu bahwa mereka akan punya anak, mereka mengubah truk Ford Model A keluaran 1929 menjadi rumah yang ”seperti hotel mewah” jika dibandingkan dengan tenda-tenda yang mereka tinggali sebelumnya. Bersama anak perempuan mereka, mereka melanjutkan pelayanan yang
31
mereka cintai, mengabar kepada orang-orang Italia yang tinggal di Amerika Serikat. Banyak orang mau mendengar kabar baik, tapi orang-orang yang miskin dan menganggur sering tidak bisa menyumbangkan uang untuk lektur Alkitab. Jadi, mereka menukarnya dengan berbagai jenis barang. Dua perintis mencatat barang yang mereka terima dari para peminat; jumlahnya ada 64 jenis. Daftar itu ”mirip daftar barang sebuah toko”. Fred Anderson bertemu dengan seorang petani yang ingin mendapat satu set buku kita. Ia menukarnya dengan kacamata yang dulu milik ibunya. Di perladangan berikutnya, seorang pria ingin memiliki lektur kita tapi ia berkata, ”Saya tidak punya kacamata untuk membaca.” Ternyata kacamata tetangganya itu cocok, dan ia dengan senang hati memberikan sumbangan untuk buku dan kacamata itu. Herbert Abbott membawa kandang ayam di mobilnya. Setelah mendapat tiga atau empat ekor ayam sewaktu mengabar, ia menjualnya di pasar dan mengisi bensin mobilnya. ”Apa kami pernah sampai
tidak punya uang sama sekali? Tentu saja,” tulisnya, ”tapi, kami tidak berhenti hanya karena itu. Asal masih ada bensin di mobil, kami jalan terus, sepenuhnya beriman dan percaya kepada Yehuwa.” Umat Yehuwa bisa melewati tahun-tahun sulit tersebut karena bertekad baja dan bersandar kepada-Nya. Dalam suatu badai hujan, Maxwell dan Emmy Lewis berhasil keluar dari karavan mereka persis sebelum sebatang pohon menimpanya dan membelahnya jadi dua. Maxwell menulis, ”Hal seperti ini bukan rintangan besar, hanya kecelakaan kecil. Dan, tidak pernah terpikir oleh kami untuk menyerah. Ada begitu banyak hal yang harus dikerjakan dan kami berniat melakukannya.” Tekad mereka sudah bulat dan dengan bantuan sahabatsahabat yang pengasih, Maxwell dan Emmy membangun kembali rumah mobil mereka. Pada zaman kita yang penuh tantangan ini, jutaan Saksi Yehuwa yang bersemangat juga memiliki sikap rela berkorban. Ya, seperti para perintis masa awal itu, kita bertekad untuk terus mengabar sampai Yehuwa mengatakan, ”Cukup.”
s
n o
Unduh gratis majalah ini dan bacaan lain yang tersedia di www.jw.org/id
p
Alkitab Terjemahan Dunia Baru juga dapat dibaca di Internet
Kunjungi www.jw.org/id, atau pindai kode
w13 11/15-IN 130801
Rumah mobil yang akan diseberangkan di sungai pada musim hujan di India