Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
1
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
2
Ruang Aktivitas
Potensi Pergerakan
Perangkat Transportasi
Performance Indicator
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
3
SISTEM KEGIATAN Mengatur tata ruang/tata guna lahan disuatu wilayah (Nasional, Propinsi, K abupaten/Kota)
Digunakan untuk mengelola semua keterkaitan antar sistem kegiatan, sistem pergerakan, dan sistem jaringan
SISTEM JARINGAN
Digunakan sebagai prasarana penghubung atau fasilitas pergerakan
SISTEM PERGERAKAN Pergerakan akan timbul dengan adanya penataan ruang untuk kegiatankegiatan tertentu
SISTEM KELEMBAGAAN
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
4
LEVEL
SISTEM KEGIATAN
SISTEM JARINGAN
NASIONAL
RTRWN (Bappenas)
SISTRANAS (Dephub)
PROVINSI
RTRWD (Bappeda Prop)
SISTRAWIL (Dephub Prop)
KAB/KOTA
RTRWK (Bappeda Kab/Kota)
SISTRAWIL (Dephub Kab/Kota)
Top Down
Guiden-Aspirasi
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
5
Suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah (Pignataro,1973 dan Tamin, 2000).
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
6
1 th
SHORT
PAST PAST
5 th
MIDDLE
25 th
LONG
PERENCANAAN NOW
FUTURE
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
7
• Negara berkembang: produk akan terbebani biaya untuk transportasi sebesar 30–40%, dari harga barang. • Negara maju: biaya transportasi berkisar antara 10%.
Biaya Produksi Biaya Transportasi (30-40%)
Biaya Bahan Baku Keuntungan dan Pajak
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
8
Pemahaman Thdp Sistem Memahami sistem melalui pemahaman setiap sub-sistem yang terkait dan keterkaitan antar sub sistem
Agenda Kegiatan diwujudkan: intervensi terhadap sub-sistem yang dominan untuk berpengaruh terhadap tujuan
Pemilihan Sub-Sistem Pemilihan komponen sismtem yang akan terkait dengan tujuan/Performance Indicator
Perencanaan: Sekumpulan agenda kegiatan yang dialokasikan pada rentang waktu tertentu untuk mencapai tujuan
Tujuan Yg Ingin Dicapai Semua sub-sistem bekerja sesuai dengan Performance Indikator
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
9
Sekumpulan agenda-agenda kegiatan pada suatu sistem transportasi yang di alokasikan pada rentang waktu tertentu untuk memcapai tujuan (tujuan: transportasi yang mudah, murah, efisien, dan efektif). Agenda-agenda kegiatan yang ditetapakan harus mengacu pada/sesuai dengan Performance Indicator (PI) yang akan dicapai.
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
10
Performance Indicator (PI) digunakan untuk kuantifikasi kondisi, sehingga memudahkan untuk komunikasi dengan stake-holder lain. Contoh: Mahasiswa
Pintar? (Sisi mahasiswa, Jurusan?)
Macet?
Setiap stake-holder berbeda dalam melihat PI
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
11
StakeHolder/SubSistem Kondisi Pengendara Macet Kendaraan/Angkot Polusi Udara/Suara Tidak Nyaman
Penumpang Angkot Dsb
Lama Menunggu Tidak ada halte
PI Kecepatan Volume Lalu Lintas Kapasitas Jalan Waktu Tempuh Tingkat Polusi Tingkat Kebisingan Suhu Kebebasan Samping Luas Taman Waktu Tunggu Rasio Halte/Ruas
Dimensi Km/Jam Kend/Jam Kend/Jam Menit Derajat Meter M2 Menit
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
12
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
13
Kegunaan Data Memahami
sistem Membuat model sistem Dasar untuk melakukan estimasi/forecast
Data dalam dimensi Waktu dan Ruang (I) P A S T
Dari stake holder Penelitian Terdahulu
(II) N O W
Survey (observasi / inventori)
(III) F U T U R E
Diambil dari rencana Pihak Lain ForseCast
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
14
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Bobot (Ranking) Untuk Masalah Yang Difokuskan
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
15
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
16
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
17
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
18
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
19
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
20
Pusat zona
Gateway
Zona 1
Ruas 2
4 3
Penghubung pusat zona
5 Batas daerah kajian
6
Batas zona
Simpul
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
21
Eksternal ke/dari Internal
Eksternal ke Eksternal
t In e
lk
na
er
Intra Zona
al
rn
te
In
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
22
Zona: 125 - Simpul: 965 - Ruas: 2283
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
Data perencanaan
1 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN
23
Asal dan tujuan
2 MODEL SEBARAN PERGERAKAN0 Total matrik asal-tujuan
3 MODEL PEMILIHAN MODA
MAT penumpang angkutan pribadi
MAT penumpang angkutan umum
4 MODEL PEMBEBANAN LALULINTAS
Arus pada jaringan
AKSESIBILITAS i
d
Aksesibilitas tergantung pada intensitas tata gunan lahan zona d
BANGKITAN PERGERAKAN
Arus meninggalkan zona i
Arus memasuki zona d
i
di
i
di
SEBARAN PERGERAKAN
Untuk setiap pasangan zona (i,d), berapa arus dari zona I ke zona d?
PEMILIHAN MODA
PEMILIHAN RUTE B
i
di
Angkutan pribadi
D
i
A
C
di
Angkutan umum
Dari jumlah lalulintas dari I ke d, berapa yang menggunakan kend. pribadi dan berapa yang menggunakan angkutan umum?
Kendaraan pribadi akan mengikuti rute tersingkat ABCD
ARUS PADA JARINGAN JALAN B
i
A
E D C
di
Jika arus lalulintas berubah, rute tercepat dari zona I ke zona d akan berubah juga. Rute tercepat akan berubah dari ABCD menjadi SBED. Hal yang sama juga berlaku untuk angkutan umum.
i
C
A
di
B
Angkutan Umum akan memilih rute terpendek atau tersingkat ABC
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
26
Zona
1
2
3
...
N
Oi
1
T11
T12
T13
...
T1N
O1
2
T21
T22
T23
...
T2N
O2
3
T31
T32
T33
...
T3N
N
Oi =
N
∑ Tid
Dd = ∑ Tid
d =1
i =1
O3 N
.
.
.
.
...
.
.
.
.
.
.
...
.
.
.
.
.
.
...
.
.
N
TN1
TN2
TN3
...
TNN
ON
Dd
D1
D2
D3
...
DN
T
T = ∑ Oi = i =1
N
N N
d =1
i =1 d =1
∑ Dd = ∑ ∑ Tid
Sumber: Tamin (1985,1986,1988abcd,1997a,2000a,2003)
Nindyo Cahyo Kresnanto – FT Universitas Janabadra YK
Metode Langsung
Metode Konvensional Metode Tidak Langsung
Wawancara di tepi jalan Wawancara di rumah Metode menggunakan bendera Metode foto udara Metode mengikuti mobil
METODE ANALOGI Tanpa Batasan Seragam Dengan-Satu-Batasan Batasan Bangkitan Batasan Tarikan Dengan-Dua-Batasan Rata-rata Fratar Detroit Furness
Metode MAT Estimasi Matriks Entropi Maksimum (EMEM)
Metode Tidak Konvensional Sumber: Tamin 2009
Model Estimasi Kebutuhan Transportasi (MEKT)
METODE SINTETIS Model Opportunity Model Gravity Model Gravity Opportunity