Nindyo Cahyo Kresnanto
• Willingness to pay • Ability to pay
• • • •
Kemacetan, Polusi, Ekonomi, dsb
• BOK (Biaya operasional Kendaraan) • Keuntungan
Tarif seragam/datar • Tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang dilalui
Tarif kilometer • Sangat bergantung dengan jarak yang ditempuh, penetapan besarnya tarif dilakukan pengalian ongkos tetap perkilometer dengan panjang perjalanan yang ditempuh oleh setiap penumpangnya
Tarif bertahap • Sebagai dasar perhitungan tarif, dibagi dalam segmensegmen rute yang secara kasar mempunyai panjang yang sama. • Jarak antara kedua titik tahapan pada umumnya berkisar 2 sampai 3 kilometer. • Titik tempat terjadinya berubah tahapan haruslah mudah dikenali dan cukup spesifik.
Tarif Zona • Struktur tarif ini merupakan bentuk penyederhanaan dari tarif bertahap. • Daerah pelayanan perangkutan di bagi kedaalm zonazona. • Pusat kota biasanya sebagai zona terdalam dan dikelilinggi oleh zona terluar yang tersusun seperti sebuah sabuk.
Subsidi silang antara yang kaya dan yang miskin. Meningkatkan kesempatan perjalanan kepada kelompok yang kurang beruntung (lanjut usia, orang cacat dan orang yang tidak sepenuhnya dapat menggunakan angkutan pribadi) Mengurangi kemacetan pada angkutan umum pada saat-saat jam sibuk; Meningkatkan frekuensi, kecepatan, dan ketersediaan angkutan umum;
Mengurangi kemacetan lalulintas Mengurangi polusi udara, suara, dan gangguan visual; Mengurangi kecelakaan.
memaksimumkan pendapatan meminimumkan satuan biaya operasi menghemat energi
Meningkatkan efesiensi pengumpulan tiket dan ongkos; Memberi fasilitas pegoperasian angkutan oleh satu orang dan meringankan tugas-tugas para karyawan. Mengurangi pengelakan dan kecurangan ongkos Memelihara insentif untuk meningkatkan kinerja pengaturan
Besaran tarif yang ditetapkan seharusnya mencerminkan pemberian kesempatan perjalanan yang lebih besar kepada masyarakat yang kurang mampu, mengurangi kekecewaan pada angkutan umum, meningkatkan kinerja angkutan umum dan memberikan pendapatan yang cukup kepada operator. Tarif yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, haruslah dilandasi perhitungan biaya pokok produksi persatuan unit output dan sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk membayar (willingness-to pay ).
WTP >> BPP tarif dapat ditetapkan dengan leluasa, yaitu di antara kedua nilai tersebut,di atas BPP dan dibawah WTP. WTP ≈> BPP tarif dapat ditetapkan dibawah WTP ,tetapi dengan keadaan yang nilainya di atas atau sama dengan BPP. (Margin keuntungan kecil, perlu subsidi pemerintah). WTP << BPP penetapan besaran tarif menjadi jauh lebih sulit, karena sangatlah tidak mungkin untuk memperhatikan kepentingan operator dan kepentingan masyarakat secara simultan (Peran pemerintah: menetapkan tarif yang lebih rendah dari WTP dan dalam waktu yang bersamaan memberikan insentif pada operator sedemikian sehingga pendapatan per penumpang lebih besar dari BPP)
biaya pokok produksi persatuan output VS willingness to pay
BOK Jpr Jrr Jppr
: Biaya Operasi Kendaraan (Rp/hari) : Jumlah penumpang rata-rata dalam 1 rit atau putaran (pnp/rit) : Jumlah rit rata-rata dalam 1 hari (rit/hari) : Jauh perjalanan penumpang rata-rata dalam 1 rit (km)
Biaya tetap (fixed cost): Tidak tergantung dari waktu dan tidak terpengaruh dengan mengunakan kendaraan . Mempunyai hubungan tetap dengan keberadaan kendaraan. Pemilik hanya dapat menghilangkan biaya ini dengan menjual kendaraannya.
Biaya tidak tetap (standing cost):
Besarnya sangat tergantung pada intens pemakaian atau pengoperasian SAUM yang bersangkutan. Berkorelasi secara langsung dgn komponen-komponen yang di perlukan bagi pengoperasian kendaraan seperti BBM, oli, suku cadang, dan lain sebagainya.
Biaya Awal: Uang muka pembelian kendaraan Biaya angsuran kendaraan
Biaya tetap (tidak tergantung dari besarnya produksi yang dihasilkan) Biaya perijinan dan administrasi (Ijin Usaha, Ijin Trayek, Uji Kir, dsb) Gaji operator atau awak kendaraan umum Biaya asuransi kendaraan (STNK, Asuransi, Organda) Biaya penyusutan (depresiasi)
Biaya bahan bakar, Biaya pemakaian oli, Biaya pemakaian ban, Pemeliharaan kendaraan (biaya perbaikan dan penggantian suku cadang), dan Biaya retribusi atau pungutan.
Biaya bahan bakar minyak (solar) Biaya BBM/travel/rit = Harga BBM x Penakaian BBM/travel/rit
Suku cadang dan perawatan Biaya/tahun = volume pemakaian/tahun x Jumlah pemakaian/tahun x Harga satuan Biaya/rit = Jumlah biaya total : (jumlah hari/tahun x jumlah rit/hari)
Ban dalam dan ban luar Biaya ban per travel per rit = (harga ban/buah x jumlah pemakaian ban) : (jumlah hari/tahun x jumlah rit/hari)
Biaya Tetap
Biaya Variabel
Biaya Tak Terduga
Keuntungan
TOTAL BIAYA BOK dan Tambahan Biaya
Faktor Isian (FI): perbandingan antara permintaan (demand) dengan sediaan (supply) yang tersedia. Jumlah armada yang dibutuhkan kemudian diperiksa ulang sedemikian rupa sehingga FI pada setiap zona di suatu trayek tidak ada yang melebihi 1,2 (FI pembatas). Karena tinjauan dilakukan pada seluruh panjang rute, maka permintaan dinyatakan sebagai kebutuhan penumpang yang ada, baik yang terangkut maupun yang tidak terangkut dengan satuan zona-penumpang. Faktor Isian (FI) ditentukan dengan menggunakan rumus:
Faktor muatan adalah merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang dinyatakan dalam persen (%). Faktor muatan terdiri dari : Faktor muatan statis Faktor muatan dinamis