Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
PENGENDALIAN JUMLAH CONTAINER DI MASING-MASING KOTA PELABUHAN DENGAN MERELOKASI AGAR TIDAK TERJADI KEKURANGAN PADA PERUSAHAAN PELAYARAN (STUDI KASUS DI PT. X) Moses L Singgih dan Sayidati Sholichah e-mail:
[email protected] Teknik Industri FTI-ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK Pergerakan container dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain adalah salah satu faktor penting yang harus dikendalikan dalam perusahaan pelayaran yang bergerak dengan sistem container, mengingat perannya yang juga mempunyai kontribusi terhadap laba perusahaan. Jumlah container yang dibutuhkan PT. X dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang fluktuatif tergantung dari fluktuasi market. Dalam penelitian ini dibuat model status pergerakan container untuk mengetahui keadaan container di suatu kota pada tanggal tertentu sehingga akan diketahui kelebihan maupun kekurangan persediaan container yang terjadi. Untuk membuat keputusan apa yang tepat ketika terjadi kekurangan maupun kelebihan persediaan container di 15 kota pelabuhan, maka disusun model penjadwalan heuristik dengan beberapa kriteria. Dari hasil penelitian terlihat bahwa terdapat 4 (empat) kota yaitu Jakarta, Banjarmasin, Samarinda dan Kupang yang pada periode April 2007 mengalami kekurangan persediaan, untuk mengatasinya maka dilakukan alokasi persediaan dari Surabaya. Kelebihan persediaan container terjadi di kota-kota selain 4 kota tersebut dan untuk meningkatkan profit perusahaan maka dilakukan pelepasan pada beberapa kelebihan persediaan untuk disewakan keperusahaan lain. Kata kunci : container, heuristik, persediaan, permodelan sistem
PENDAHULUAN Pergerakan container dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain adalah salah satu faktor penting yang harus dikendalikan dalam perusahaan pelayaran yang bergerak dengan sistem container, mengingat perannya yang juga mempunyai kontribusi terhadap laba perusahaan. Jumlah container yang dibutuhkan dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang fluktuatif tergantung dari fluktuasi market. Kondisi saat ini, PT. X mengoperasikan container milik sendiri, yang jika jumlahnya kurang di suatu kota pelabuhan pada periode waktu tertentu maka akan mengambil persediaan di kota pelabuhan lain yang kelebihan dan jika kelebihan maka akan menyewakan containernya ke perusahaan lain. Penentuan jumlah container PT. X saat ini dilakukan berdasarkan perkiraan dari pengambil keputusan dan dilakukan secara manual sehingga keputusan yang diambil dimungkinkan sekali kurang akurat dan kurang merepresentasikan sistem perusahaan. Hal tersebut akan menimbulkan suatu kejadian yang menimbulkan pengurangan profit perusahaan. Contoh kejadian yang menimbulkan pengurangan profit pada manajemen container adalah adanya pergerakan container kosong yang sebenarnya tidak perlu ada
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
pergerakan tersebut serta waktu penyewaan container yang tidak tepat. Pengendalian jumlah container yang optimal merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi meningkatnya laba perusahaan yaitu dengan mengendalikan jumlah container pada posisi yang optimum dengan meminimalkan pemindahan container kosong (MTA) dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain, dan mengatur waktu penyewaan sewa yang tepat. Pengendalian jumlah container dikatakan optimum jika faktor-faktor teknis tercapai, yaitu: 1. Kebutuhan akan container kosong (MTA) terpenuhi 2. Menyewakan container ke perusahaan lain jika jumlahnya kelebihan sehingga akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Saat ini PT. X mengoperasikan 30 buah kapal container dan 2 buah kapal konvensional (Break Bulk). Kapal-kapal container tersebut melayani 15 daerah pelabuhan yang tersebar di rute domestik termasuk Dili (Timor leste). Adapun Ke-15 kota pelabuhan tersebut antara lain: Belawan (BLW), Padang (BDG), Jakarta (JKT), Surabaya (SUB), Benoa (BOA), Kumai (SWQ), Banjarmasin (BDJ), Sampit (SMQ), Samarinda (SRI), Palu ( PTL), Kendari (KDI), Makassar (MKS), Benete (BNT), Kupang (POE), dan Dili (DIL). Sedangkan rute yang dilayani PT. X pada bulan April 2007 dapat dilihat di Tabel 1 Tabel 1. Rute April 2007 No. 1
Rute Banjarmasin Jakarta Banjarmasin
No. 11
Rute Jakarta Makassar Jakarta
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Banjarmasin Surabaya Banjarmasin Belawan Jakarta Belawan Belawan Surabaya Belawan Benoa Surabaya Benoa Benete Surabaya Benete Dili Surabaya Dili Jakarta Padang Jakarta Jakarta Palu Jakarta Jakarta Surabaya Jakarta
12 13 14 15 16 17 18 19
Kendari Surabaya Kendari Kupang Surabaya Kupang Palu Benete Palu Surabaya Palu Sampit Surabaya Sampit Samarinda Surabaya Samarinda Surabaya Kumai Surabaya Surabaya Makassar Surabaya
METODA A. Model Status Pergerakan Container Model pada penentuan jumlah container ini dinamakan model status pergerakan container yang merupakan model yang akan menentukan berapa jumlah optimal container yang diperlukan perusahaan di masing-masing kota pelabuhan, model status pergerakan ini disusun berdasarkan metode heuristik. Model status pergerakan container adalah sebagai berikut: 1. Waktu kedatangan (TA) Tgl kapal sampai di pelabuhan tujuan = Tgl kapal berangkat dari pelabuhan asal + lamanya kapal berada di laut ...............................................................................1 TA TDasal Sea _ days 2. Waktu kapal akan berangkat dari pelabuhan (TD) Tgl kapal berangkat = tgl kapal datang + lamanya kapal di pelabuhan ................................................................................2 TD TA Port _ stay 3. Jumlah container di atas kapal pihak PT. X yang akan masuk ke pelabuhan tujuan ( COC OB in) Jumlah container di atas kapal-n pihak PT. X yang akan masuk ke pelabuhan = total jumlah container diatas kapal-n yang akan masuk pelabuhan - jumlah ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
container di atas kapal-n selain pihak PT. X yang akan masuk pelabuhan. COC OB in(n) = total OB in(n) – SOC in(n) ..........................................................3 4. Jumlah container di atas kapal pihak PT. X yang akan keluar dari pelabuhan tujuan (COC OB out) Jumlah container di atas kapal-n pihak PT. X yang akan keluar dari pelabuhan = total jumlah container diatas kapal-n yang akan keluar pelabuhan - jumlah container di atas kapal-n selain pihak PT. X yang akan keluar pelabuhan. COC OB out(n) = total OB out(n) – SOC out(n) ..................................................4 5. Penentuan container penuh (full) a. Jumlah container penuh yang siap dibongkar di pelabuhan tujuan (FXD) Jumlah container penuh yang siap dibongkar dipelabuhan tujuan pada tanggal-t = jumlah container di dalam kapal yang masuk pelabuhan pada tanggal-t jumlah container kosong yang rusak yang masuk dipelabuhan pada tanggal-t jumlah container kosong yang masuk dipelabuhan pada tanggal-t. FXD(t) = COC OB in(t) – MTU in(t) – MTA in(t) .......................................……5 b. Jumlah container penuh yang siap dimuat di pelabuhan asal (FTL) Jumlah container penuh yang siap dimuat di pelabuhan asal pada tanggal-t = jumlah total container di dalam kapal yang keluar pelabuhan pada tanggal-t jumlah container kosong yang rusak yang keluar dari pelabuhan pada tanggal-t jumlah container kosong yang keluar dari pelabuhan pada tanggal-t. FTL(t) = COC OB out(t) – MTU out(t) – MTA out(t) ...........................................6 6. Jumlah container kosong yang didapat dari stripping atau pembongkaran (MTA stripping) MTA stripping pada tanggal-t = jumlah container penuh yang siap di bongkar pada tanggal-t X prosentase stripping pada hari ke-t. MTAstripping ( t ) FXD( t ) % stripping ( t ) .........................................................7 7. Jumlah total container kosong yang tersedia (MTA total) Jumlah total container kosong yang tersedia pada tanggal-t = container kosong sisa dari hari sebelumnya + container kosong yang didapatkan dari proses stripping atau pembongkaran pada tanggal-t + container kosong yang masuk ke pelabuhan pada tanggal-t + container kosong yang didapatkan dari proses stripping lebih dari 21 hari pada tanggal-t - container kosong yang rusak per hari pada tanggal-t. MTA total(t) = MTA(t-1) + MTA stripping(t) + MTA in(t) +MT >21(t) - MTU harian(t) ......8 8. Jumlah container kosong sisa (MTA sisa) Jumlah container kosong sisa pada tanggal-t = total container kosong pada tanggal-t - container kosong untuk proses stuffing atau pengepakan pada tanggal-t - container kosong yang keluar pelabuhan pada tanggal-t. MTA sisa(t) = MTA total(t) - MTA stuffing(t) - MTA out(t) ...................................9 9. Jumlah container penuh yang dihasilkan dari proses stuffing di pelabuhan asal (FTL stuffing(t)) FTL stuffing(t) pada tanggal-t = jumlah container penuh yang siap dimuat pada tanggal-t X prosentase stuffing pada tanggal-t. FTLstuffin g ( t ) FTL( t ) % stuffing ( t ) .................................................................10 10. Penentuan kelebihan atau kekurangan container kosong (MTA surplus/min) MTA suplus/negatif(t) = jumlah container kosong sisa pada tanggal-t – jumlah container yang akan distuffing untuk hari besok - jumlah container kosong yang akan keluar untuk hari besok. MTA suplus/negatif(t) = MTA sisa(t) - FTL stuffing (t+1) – MTA out (t+1) .......…..11
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
11. Jumlah stock container yang harus ditambahkan pada stock awal adalah sebesar = MIN MTA minus Selain model-model diatas terdapat model tambahan yang digunakan untuk mengetahui keadaan container PT. X. Model tersebut antara lain: a. Waktu yang dibutuhkan kapal untuk pergi dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan (1/2 TRV) Waktu yang dibutuhkan kapal-n untuk pergi dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan = tanggal kapal-n berangkat dari pelabuhan tujuan - tanggal kapal-n berangkat dari pelabuhan asal ½ TRV(n) = TD next(n) – TD asal(n) ................................................................12 b. Jumlah container kosong yang rusak di pelabuhan (MTU in port(t)) Jumlah container kosong yang rusak per hari + container kosong rusak yang masuk ke pelabuhan + container kosong rusak di pelabuhan hari sebelumnya container kosong rusak yang keluar pelabuhan. MTU in port(t) = MTU harian(t) + MTU in(t) + MTUin port(t-1) - MTU out(t) ...…13 c. Jumlah container di pelabuhan (total in port (t)) Jumlah container di pelabuhan = jumlah container di pelabuhan sebelum ada yang masuk + dan container diatas kapal yang masuk ke pelabuhan - jumlah container diatas kapal yang keluar dari pelabuhan. total in port (t) = In port(t-1) + OB in(t) - OB out(t) ...............................................14 d. Quota Jumlah container pada tanggal-t = jumlah container yang akan masuk di pelabuhan dan masih berada di pelabuhan asal + jumlah container di pelabuhan Quota(t) = To in(t) + In port(t) ……...................................................................15 B. Tahapan Penjadwalan Heuristik Untuk menutupi kekurangan container kosong di pelabuhan-i dilakukan pengambilan persediaan container dari pelabuhan asal yang akan menuju pelabuhan-i. Alasan dilakukan pertimbangan persediaan di pelabuhan asal dulu daripada keputusan sewa yaitu karena PT. X saat ini mempunyai container sendiri yang jumlahnya rata-rata diatas demand, sehingga mayoritas perusahaan menggunakan container milik sendiri. Kriteria-kriteria dalam menentukan pelabuhan asal yang dipilih untuk menutupi kekurangan persediaan di pelabuhan-i antara lain: - Pelabuhan yang masuk dalam rute pelabuhan-i - Pelabuhan yang mempunyai jarak terdekat dengan pelabuhan-i. Dalam penelitian ini tidak terdapat data jarak tetapi dapat dilihat dari hasil perhitungan ½ TRV, dimana ½ TRV adalah waktu yang dibutuhkan kapal-n untuk pergi dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan (hari), persamaan ½ TRV dapat dilihat pada persamaan 12. - Pelabuhan yang mempunyai kelebihan persediaan container kosong yang jumlahnya mencukupi untuk menutupi kekurangan container di pelabuhan-i dan tidak mengalami kekurangan persediaan selama periode April. Setelah terpilih kota pelabuhan asal yang akan menutupi kekurangan persediaan di kota pelabuhan-i maka dilakukan penambahan persediaan di kota pelabuhan-i sebesar minimal MTA minus dengan mengurangi persediaan di kota pelabuhan asal sejumlah minimal MTA minus. Tanggal maksimal container tambahan harus sampai di pelabuhan-i adalah tanggal stuffing tercepat. Dimana dari data PT. X April 2007, stuffing tercepat adalah tanggal 25 Maret 2007. Pada tanggal ini dilakukan penambahan persediaan di kota-kota yang mengalami kekurangan persediaan sehingga selama bulan April 2007 tidak mengalami kekurangan persediaan MTA. Sedangkan kapal yang
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
membawa container tambahan tersebut, maksimal harus berangkat dari pelabuhan asal pada tanggal stuffing tercepat periode April dikurangi ½ TRV. Adakalanya pelabuhan-i mempunyai persediaan container kosong yang berlebih, untuk meningkatkan efisiensi perusahaan maka dilakukan pelepasan container kosong yaitu dengan jalan menyewakan container kosong tersebut ke perusahaan lain dengan pendapatan sewa container sebesar $1.2/container/hari. Adapun kriteria menyewakan container adalah sebagai berikut: jumlah container yang bisa disewakan adalah jumlah kelebihan container pada tanggal-t periode April dengan menyisakan 5% dari rata-rata demand tiap harinya sebagai container cadangan jika sewaktu-waktu ada demand yang datang tiba-tiba. Penentuan angka 5% berdasarkan brainstrorming dengan pihak perusahaan. Adapun flowchart dari tahapan penjadwalan heuristik dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Penjadwalan Heuristik
HASIL Berikut ini akan ditampilkan hasil dari input data pada periode April 2007 yang dapat dilihat pada tabel 2 yaitu tabel surplus-minus MTA container yang memperlihatkan kekurangan dan kelebihan container kosong di 15 kota pelabuhan. Adapun kota yang mengalami kekurangan container kosong selama bulan April 2007 adalah : Jakarta, Banjarmasin, Samarinda, dan Kupang. Keempat kota pelabuhan tersebut diawal periode perhitungan diperlukan penambahan container sebesar minimal MTA minus atau maksimal jumlah kekurangan selama 1 periode ( 25 Maret 2007 – 30 April 2007). Berdasarkan kriteria-kriteria penentuan pelabuhan pemasok kekurangan persediaan diatas, maka keempat kota yang mengalami kekurangan persediaan container menjadikan kota Surabaya sebagai kota yang memasok persediaan container kosong untuk menutupi kekurangan yang terjadi selama periode April 2007. Karena Surabaya merupakan kota yang menjadi pelabuhan asal bagi keempat kota tersebut, ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
mempunyai persediaan terbanyak dan juga jarak terdekat dengan keempat kota yang kekurangan. Pada tabel 3 ditunjukkan kondisi setelah dilakukan alokasi kekurangan, sehingga setelah dilakukan pengambilan persediaan dari Surabaya, maka kekurangan yang terjadi keempat kota menjadi terpenuhi. Pada tabel 2 dan tabel 3, warna abu-abu dan tanda kurung ( ) menandakan adanya MTA minus atau kekurangan persediaan container kosong untuk memenuhi demand. Setelah persediaan 15 kota pelabuhan seimbang atau dengan kata lain tidak ada kota yang kekurangan persediaan, maka kelebihan yang dipunyai kota pelabuhan dilepas dengan jalan menyewakan ke perusahaan lain sehingga menambah pendapatan perusahaan Dari demand rata-rata bulan April diambil senilai 5 % sebagai persediaan cadangan jika sewaktu-waktu terjadi permintaan yang datang tiba-tiba sehingga perusahaan tidak kehilangan profit. Jika 5% dari demand rata-rata kurang dari 1, maka diasumsikan 1 karena disetiap kota pelabuhan harus mempunyai persediaan cadangan. Sehingga pendapatan yang dapat diterima perusahaan jika menyewakan container ke perusahaan lain pada periode April 2007 adalah sebesar Rp. 3.433.996.098,- dengan harga sewa sebesar $1.2/container/hari . Rekapan jumlah container yang dapat disewakan ke
perusahaan lain selama periode April 2007 di 15 kota pelabuhan dapat dilihat di tabel 4. Tabel 2. Surplus-Minus Container kosong MIN
277
94
-92
2436
31
27
-186
95
-20
27
18
309
15
-37
17
5234
MAX
4172
753
2449
4823
64
28
1088
238
156
201
294
2055
102
98
163
14244
PORT
BLW
PDG
JKT
SUB
BOA
SWQ
BDJ
SMQ
SRI
PTL
KDI
MKS
BNT
POE
DIL
TOTAL
TANGGAL
25-Mar-07 26-Mar-07 27-Mar-07 28-Mar-07 29-Mar-07 30-Mar-07 31-Mar-07 1-Apr-07 2-Apr-07 3-Apr-07 4-Apr-07 5-Apr-07 6-Apr-07 7-Apr-07 8-Apr-07 9-Apr-07 10-Apr-07 11-Apr-07 12-Apr-07 13-Apr-07 14-Apr-07 15-Apr-07 16-Apr-07 17-Apr-07 18-Apr-07 19-Apr-07 20-Apr-07 21-Apr-07 22-Apr-07 23-Apr-07 24-Apr-07 25-Apr-07 26-Apr-07 27-Apr-07 28-Apr-07 29-Apr-07 30-Apr-07
478 478 478 478 375 277 890 943 1,117 975 887 836 1,232 1,307 1,307 1,483 1,319 1,225 1,722 1,800 1,787 2,079 2,109 2,748 2,818 2,816 2,812 3,026 4,004 4,119 4,113 4,098 4,098 4,092 4,086 4,086 4,172
131 131 130 128 125 122 94 215 220 221 221 221 219 215 210 170 350 357 359 359 359 359 355 351 313 487 493 495 495 495 495 495 495 495 743 751 753
1,281 1,281 1,281 1,281 1,281 1,344 1,840 2,065 1,973 2,088 2,449 2,150 1,265 1,382 1,365 1,408 1,505 1,712 1,129 888 669 514 995 733 82 47 (92) 288 313 250 162 42 37 (23) 25 38 39
2,599 2,578 2,436 2,511 2,532 2,601 2,885 3,160 3,198 3,077 3,242 3,276 3,186 3,125 3,249 3,167 3,124 3,220 3,201 3,090 3,140 3,500 3,551 3,598 3,494 3,446 3,514 3,551 3,693 3,885 4,174 4,228 4,194 4,185 4,418 4,600 4,667
32 32 32 32 32 31 31 37 40 41 55 58 64 52 52 56 57 59 44 43 36 35 35 35 44 47 47 49 57 59 44 44 45 45 56 58 58
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
29 29 29 29 18 (36) (168) (185) (168) (186) (122) (32) (35) (87) (113) (154) (150) 46 126 119 236 334 254 362 389 271 206 344 390 281 426 556 605 639 869 1,053 1,088
217 217 217 217 203 191 135 159 166 165 156 124 95 97 127 148 146 149 154 157 178 193 194 168 176 195 219 233 238 212 163 166 192 207 230 230 235
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-6
64 64 64 64 64 64 64 50 45 14 15 (20) 14 37 45 51 46 70 58 111 133 28 32 26 (13) 15 27 19 (9) 20 45 83 120 141 149 156 154
124 124 124 124 124 124 124 120 110 87 63 27 43 40 104 107 108 108 166 145 139 124 106 79 119 124 145 156 155 155 153 145 159 159 159 191 201
132 132 132 132 132 132 132 131 131 115 97 126 83 26 29 59 115 115 102 86 65 98 18 31 35 65 121 121 122 126 185 186 199 203 235 294 294
422 422 422 422 359 309 388 338 413 416 379 561 623 679 699 697 611 719 729 840 909 1,104 1,108 1,240 1,179 1,268 1,377 1,384 1,406 1,585 1,713 1,747 1,845 1,980 1,993 2,023 2,055
15 15 15 15 15 15 15 15 63 63 63 63 63 93 93 76 32 32 32 32 32 32 32 32 32 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102
10 10 10 10 10 10 10 10 5 9 13 (8) 20 36 42 48 (8) (8) (8) (12) (18) (24) (37) (17) 20 32 60 72 82 98 13 25 45 63 69 74 79
23 23 23 23 23 23 36 46 52 52 52 52 52 52 52 106 61 86 86 86 86 86 86 85 82 17 45 62 62 62 62 62 62 107 142 163 163
5,584 5,563 5,420 5,493 5,321 5,234 6,504 7,130 7,390 7,165 7,598 7,461 6,950 7,081 7,289 7,448 7,343 7,916 7,926 7,772 7,779 8,489 8,867 9,499 8,799 8,960 9,104 9,931 11,139 11,477 11,878 12,006 12,225 12,424 13,303 13,845 14,087
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Tabel 3.Surplus-Minus Container Kosong Setelah Alokasi Container Kosong Minus MIN MAX PORT TANGGAL 25-Mar-07 26-Mar-07 27-Mar-07 28-Mar-07 29-Mar-07 30-Mar-07 31-Mar-07 1-Apr-07 2-Apr-07 3-Apr-07 4-Apr-07 5-Apr-07 6-Apr-07 7-Apr-07 8-Apr-07 9-Apr-07 10-Apr-07 11-Apr-07 12-Apr-07 13-Apr-07 14-Apr-07 15-Apr-07 16-Apr-07 17-Apr-07 18-Apr-07 19-Apr-07 20-Apr-07 21-Apr-07 22-Apr-07 23-Apr-07 24-Apr-07 25-Apr-07 26-Apr-07 27-Apr-07 28-Apr-07 29-Apr-07 30-Apr-07
277 94 0 2101 31 27 0 95 0 27 18 309 15 0 17 5234 4172 753 2541 4488 64 28 1274 238 176 201 294 2055 102 135 163 14244 BLW PDG JKT SUB BOA SWQ BDJ SMQ SRI PTL KDI MKS BNT POE DIL TOTAL 478 478 478 478 375 277 890 943 1117 975 887 836 1232 1307 1307 1483 1319 1225 1722 1800 1787 2079 2109 2748 2818 2816 2812 3026 4004 4119 4113 4098 4098 4092 4086 4086 4172
131 131 130 128 125 122 94 215 220 221 221 221 219 215 210 170 350 357 359 359 359 359 355 351 313 487 493 495 495 495 495 495 495 495 743 751 753
1373 1373 1373 1373 1373 1436 1932 2157 2065 2180 2541 2242 1357 1474 1457 1500 1597 1804 1221 980 761 606 1087 825 174 139 0 380 405 342 254 134 129 69 117 130 131
2264 2244 2101 2176 2198 2266 2550 2825 2863 2743 2907 2941 2851 2791 2914 2832 2789 2885 2866 2755 2806 3165 3216 3263 3160 3111 3179 3217 3359 3550 3840 3893 3860 3850 4084 4265 4332
32 32 32 32 32 31 31 37 40 41 55 58 64 52 52 56 57 59 44 43 36 35 35 35 44 47 47 49 57 59 44 44 45 45 56 58 58
27 215 27 215 27 215 27 215 27 204 27 150 27 18 27 0 27 17 27 0 27 63 27 153 27 150 27 99 27 72 27 32 27 36 27 232 28 312 28 304 28 421 28 519 28 440 28 548 28 575 28 457 28 391 28 529 28 575 28 467 28 611 28 741 28 790 28 825 28 1055 28 1238 28 1274
217 217 217 217 203 191 135 159 166 165 156 124 95 97 127 148 146 149 154 157 178 193 194 168 176 195 219 233 238 212 163 166 192 207 230 230 235
84 84 84 84 84 84 84 70 65 34 35 0 35 57 66 71 66 90 78 131 153 48 52 46 8 35 48 39 12 40 65 104 140 162 169 176 174
124 124 124 124 124 124 124 120 110 87 63 27 43 40 104 107 108 108 166 145 139 124 106 79 119 124 145 156 155 155 153 145 159 159 159 191 201
132 132 132 132 132 132 132 131 131 115 97 126 83 26 29 59 115 115 102 86 65 98 18 31 35 65 121 121 122 126 185 186 199 203 235 294 294
422 422 422 422 359 309 388 338 413 416 379 561 623 679 699 697 611 719 729 840 909 1104 1108 1240 1179 1268 1377 1384 1406 1585 1713 1747 1845 1980 1993 2023 2055
15 15 15 15 15 15 15 15 63 63 63 63 63 93 93 76 32 32 32 32 32 32 32 32 32 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102
47 47 47 47 47 47 47 47 42 46 50 29 56 73 79 85 29 29 29 25 19 13 0 19 57 69 97 109 119 135 50 62 82 100 106 111 116
23 23 23 23 23 23 36 46 52 52 52 52 52 52 52 106 61 86 86 86 86 86 86 85 82 17 45 62 62 62 62 62 62 107 142 163 163
5584 5563 5420 5493 5321 5234 6504 7130 7390 7165 7598 7461 6950 7081 7289 7448 7343 7916 7926 7772 7779 8489 8867 9499 8799 8960 9104 9931 11139 11477 11878 12006 12225 12424 13303 13845 14087
Tabel 4 .Rekapan Jumlah Container Yang Bisa Disewakan KOTA Belawan Padang Jakarta Surabaya Benoa Kumai Banjarmasin Sampit Samarinda Palu Kendari Makassar Benete Kupang Dili TOTAL
Persediaan cadangan (container) 3 1 9 10 1 1 4 1 1 1 1 3 1 1 1
Jumlah Container yang dapat disewakan (container) 76566 12591 38176 112517 1636 981 14019 6626 2812 4528 4499 36252 2172 2180 2406
39
317962
KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Model status pergerakan container dan penjadwalan heuristik yang dibuat dapat diaplikasikan untuk menganalisa pengendalian jumlah container PT. X. Langkahlangkah dalam mengaplikasikan model tersebut pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pembuatan model status pergerakan container dengan menentukan variabelvariabel yang mempengaruhi dalam pengendalian jumlah container ini.
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
b. Evaluasi kekurangan dan kelebihan persediaan container di masing-masing kota pelabuhan dengan penjadwalan heuristik. c. Membuat keputusan yang optimal dalam rangka meningkatkan efisiensi perusahaan 2. Berdasarkan hasil input data ke program yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 (empat) kota pelabuhan yang pada periode April 2007 mengalami kekurangan persediaan container. Keempat kota tersebut antara lain: Jakarta dengan jumlah kekurangan sebanyak 92 container, Banjarmasin 186 container, Samarinda 20 container, dan Kupang 37 container. Kekurangan pada keempat kota ini ditutupi dengan persediaan di Surabaya. Hal ini karena Surabaya merupakan kota yang menjadi pelabuhan asal bagi keempat kota tersebut, mempunyai persediaan terbanyak dan juga jarak terdekat dengan keempat kota yang kekurangan. 3. Berbeda dengan keadaan keempat kota yang kekurangan persediaan container, 11 (sebelas) kota lainnya mengalami kelebihan, yaitu: Belawan, Padang, Jakarta, Benoa, Kumai, Sampit, Palu, Kendari, Makassar, Benete dan Dili. Pada hari-hari tertentu di empat kota yang kekurangan juga terdapat kelebihan persediaan, oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi perusahaan maka dilakukan penyewaan container ke perusahaan lain terhadap kelebihan container di 15 kota tersebut. 4. Pendapatan yang dapat diterima perusahaan jika menyewakan container ke perusahaan lain pada periode April 2007 adalah sebesar Rp. 3.433.996.098,-.
DAFTAR PUSTAKA Taha, Hamdy. 1996. Riset Operasi. Binarupa Aksara, Jakarta Morton T.E. dan Pentico D.W. 1993. Heuristic Scheduling System With Applications to Production Systems and Project Management. John Wiley & Sons, Inc. New York. Rardin, Ronald. 1998. Optimization In Operations Research. Prentice Hall, Inc, New Jersey. Lieberman, Hillier. 2005. Introduction To Operations Research. Mc.Graw Hill, New York. Suryadi, K. dan Ramdhani A. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Subandi. 1996. Manajemen Peti Kemas. Arcan, Jakarta. Salim, Abbas. 1995. Manajemen Pelayaran Niaga Dan Pelabuhan. PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-43-11