MODUL PELATIHAN CITIZEN JURNALISM
TIM PENELITI BALAI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (BPPKI) YOGYAKARTA. 2012
TUTORIAL PENELITIAN USO RISTEK 2012 Dalam rangka melengkapi penelitian berjudul OPTIMALISASI INTERNET BERBASIS USO TAHUN 2012, maka perlu disusun langkah-langkah ataupun cara praktis untuk mengisi konten website Desa Sigeblog, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Adapun bahan tutorial ini terdiri atas 2 (dua) bagian, antara lain: Bagian I, Menyusun Berita di Internet (Menulis Berita di Website), Bagian II, Menyusun Berita Kisah atau Profil (Menulis Features di Webasite). Bagian III. Menyusun Kajian Informasi dan Komunikasi Publik (Menulis Artikel Opini).
Bagian I. Menyusun Berita di Internet (Menulis Berita di Website) menjelaskan langkah-langkah praktis berupa pedoman menulis berita dan diterapkan melalui teknik penulisan “piramida terbalik” 5 W + 1 H. Dalam hal ini disertai sebuah contoh berita yang mudah dipahami.
Bagian II. Menyusun Berita Kisah atau Profil akan menjelaskan tentang penulisan (berita ringan) yang menyangkut human interest. Fungsi berita kisah atau profil ini dapat melengkapi berita langsung sehingga diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai topik yang dikemukakan.
Bagian III. Menyusun
atau Menulis Artikel Opini. Bagian ini menjelaskan
tentang apa itu artikel opini, pemilihan indikator yang dapat dikategorikan sebagai informasi yang menjadi kepentingan publik, serta cara-cara praktis penulisan/penyusunan artikel opini yaitu berupa kajian terhadap persoalan yang dianggap penting untuk dikemukakan sekaligus dibahas dan dicarikan solusinya.
BAGIAN I
MENYUSUN BERITA DI INTERNET (MENULIS BERITA DI WEBSITE)
Salah satu konten website yang menarik perhatian pengakses adalah adanya rubrik atau menu yang disebut berita (hasil reportase). Berita dalam konteks ini dimaksudkan sebagai informasi penting yang baru saja terjadi dan layak untuk diketahui atau dikonsumsi oleh khalayak luas.
Secara lebih luas, pengertian berita yaitu laporan ringkas mengenai peristiwa, keadaan yang ditulis oleh para awak media/wartawan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan dan biasanya mengungkap peristiwa yang terjadi atau perkembangan dari peristiwa yang dilaporkan. Dapat berupa kejadian alami atau pun kejadian yang diorganisir. Kejadian alami adalah yang berlangsung apa adanya, misalnya gempa bumi. Sedangkan kejadian yang diorganisir misalnya kunjungan/peninjauan atas akibat gempa bumi. Bahan untuk berita dapat
berupa
hasil
observasi
para
awak
media/wartawan,
koresponden/reporter maupun hasil wawancara. Bentuk ini dapat sebagai straight news dan indepth reporting.
Pedoman secara praktis untuk menyusun berita pada umumnya terdiri atas unsur 5 W + 1 H. Adapun yang dimaksud unsur berita 5 W + 1 H, jika diuraikan di antaranya:
What (Apa)
Who (Siapa)
When (Kapan)
Where (Di mana)
Why (Mengapa)
How (Bagaimana)
Semua unsur tersebut di atas harus dilakukan/dipenuhi oleh pewarta/reporter ketika menuliskan sebuah berita yang akan dimuat di medianya, baik media mainstream maupun media online (new media) seperti website yang kita bangun bersama ini.
Contoh menulis berita: Tadi pagi, sekitar pukul 07.00 wib (Kapan), di perempatan Kauman, Banjarnegara (Di mana) terjadi kecelakaan lalu lintas. Satu sepedamotor berkecepatan tinggi menabrak pejalan kaki (Apa). Pengendara sepedamotor (Siapa) yang masih berstatus pelajar terpelanting 3 meter dari tempat kejadian namun hanya luka-luka lecet, sementara itu penyeberang jalan (Siapa) mengalami luka parah akibat benturan keras yang terjadi. Saat itu juga, korban segera dilarikan ke rumahsakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Salah seorang saksi yang berada di tempat kejadian menuturkan bahwa sepedamotor melaju kencang padahal lampu pengatur lalulintas baru saja merah, pertanda harus berhenti (Bagaimana). Tidak lama kemudian, polisi lalulintas datang dan segera mencari sebab-sebab kecelakaan. Menurut polisi, kecepatan sepedamotor terlalu tinggi (Mengapa), rem tidak berfungsi dan pengendara tidak menaati aturan lalulintas jalan. Hingga berita ini diturunkan, sepedamotor diamankan di Polres setempat dan pengendara sepedamotor diusut untuk dimintai keterangan.
Mengingat kriteria media online (website) ini berbeda dibanding media mainstream, maka penulisan beritanya cenderung lebih ringkas. Agar dalam menyusun atau menulis berita tidak bertele-tele/berputar-putar maka pewarta perlu memahami formula “piramida terbalik” dalam menerapkan rumus 5 W + 1 H sebagai berikut ini:
Sesuai kriteria media online pada umumnya, isi berita yang disampaikan cukup ringkas, jelas dan to the point. Di halaman pembuka (home) ditampilkan berita utama, judul berita menarik, ditandai dengan font dan warna
yang
menyolok,
disusul
berita-berita
singkat
lainnya.
Jika
memungkinkan ditampilkan pula berita dalam video. Penulisan berita melalui teknik “piramida terbalik” ini memiliki struktur kalimat yang diawali sebuah lead (teras berita). Kalimat yang dibangun dalam menuliskan lead pada umumnya terdiri dari satu atau dua paragraf, disusul dalam body berita ditampilkan data-data penting pada alinea-alinea berikutnya, dan penjelasan tambahan serta informasi lainnya terkait. Pada satu sisi, teknik penulisan “piramida terbalik” 5 W + 1 H selanjutnya akan banyak membantu khalayak pembaca/pengakses berita, memudahkan pembaca untuk menangkap isi berita karena sejak awal informasi disampaikan secara runut dari hal-hal yang paling pokok/penting hingga yang kurang penting. Di sisi lain, teknik penulisan “piramida terbalik” juga sangat membantu redaktur atau admin (pengelola website) yang seringkali memiliki keterbatasan space berita, maka dengan memotong bagian bawah dari berita yang telah disusun, tidak akan mengurangi makna pemberitaan yang disampaikan.
BAGIAN II
MENYUSUN BERITA KISAH ATAU PROFIL (MENULIS FEATURES DI WEBSITE) Berita kisah atau sering disebut features, yaitu tulisan (jurnalistik) yang belum tentu seluruhnya berisi perkembangan peristiwa terakhir (tidak harus peristiwa aktual), ditulis dengan menggunakan gaya bahasa menarik dan uraian kalimat yang lebih berceritera. Titik berat penulisan dalam sebuah features pada umumnya menyangkut masalah human interest.
Mengutip buku berjudul Features Writing for Newspaper (1975), Williamson menyebutkan, features adalah tulisan kreatif yang terutama dirancang guna memberi informasi sambil menghibur tentang suatu kejadian situasi, atau aspek kehidupan seseorang. Dengan demikian, features bisa dianggap tulisan ringan dibandingkan dengan berita atau artikel opini.
Penulisan features ini bisa dipraktikkan untuk menulis sebuah profil, tinjauan khusus
dalam
menyorot
kehidupan
pejabat
publik
maupun
tokoh
formal/nonformal yang ada di desa untuk diangkat dan dikenalkan melalui tulisan dan dipubliksikan melalui website. Guna melengkapi tampilan features, biasanya
disertakan
foto-foto
pendukung
sehingga
informasi
yang
disampaikan terkesan lebih lengkap dan menarik pembaca.
Features dalam hal ini dapat dikategorikan pemberitaan non-fiksi, sama halnya dengan pemberitaan pada umumnya. Perbedaan terletak pada cara penulisannya yang tidak harus memenuhi unsur 5 W + 1 H. Hanya sebagian dari unsur-unsur berita tersebut yang dipenuhi, misalnya siapa (Who), di mana (Where), mengapa (Why), dan bagaimana (How). Ini semua sangat bergantung dari sudut pandang apa yang akan mengawali tulisan (subyektif).
Mengingat rubrik features ini bukanlah karya jurnalistik non-fiksi maka bahan penulisannya harus berdasarkan fakta-fakta yang ada. A feature is a story about facts, not about fiction (features adalah cerita tentang fakta, bukan
tentang fiksi). Itu sebabnya, penulisan features tetap memerlukan fakta, data maupun referensi pendukung sebagai bahan sajian informasi yang akan dipublikasikan.
Adapun fungsi features yaitu: (1) melengkapi sajian berita langsung (straight news) sehingga menambah wawasan pembaca dari berbagai sudut pandang atau kepentingan, (2) pemberi informasi tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi, (3) penghibur dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan, (4) wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa, (5) sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak.
BAGIAN III
MENYUSUN ATAU MENULIS ARTIKEL OPINI Artikel, yaitu tulisan yang merupakan tinjauan atau kupasan mengenai sesuatu hal menurut arah pemikiran tertentu dari penulisnya, biasanya disebut juga opini peaces dan umumnya mencantumkan nama penulisnya.
Sebelum menuliskan artikel opini, ada beberapa langkah yang perlu diketahui terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah ini berupa: (1) pemahaman persoalan informasi dan komunikasi publik yang sedang berkembang, (2) penentuan indikator-indikator yang dapat dikategorikan sebagai persoalan informasi dan komunikasi publik, (3) observasi atau pengumpulan data (misalnya dari media massa atau media online), kemudian dilakukan pengkajian atau analisis dalam bentuk artikel.
Persoalan Informasi dan Komunikasi Publik
Apakah
yang
disebut
persoalan
informasi
dan
komunikasi
publik?
Membicarakan persoalan informasi dan komunikasi publik, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu: persoalan informasi dan komunikasi publik dalam artian teoritis, yaitu persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak (bebas nilai).
Sedangkan persoalan informasi dan komunikasi publik sebagai bahan kajian, yaitu persoalan yang menjadi bahan pembicaraan orang banyak, di antaranya para pakar, praktisi, tokoh-tokoh formal maupun nonformal serta masyarakat luas terhadap suatu persoalan tertentu sehingga layak dikategorikan sebagai persoalan yang sesungguhnya memang menyangkut kepentingan orang banyak (tidak bebas nilai). Misalnya: tanggapan, opini, pendapat, komentar tentang isu/persoalan yang menyangkut kepentingan banyak orang dan telah dipublikasikan media massa atau media online.
Indikator Persoalan Informasi dan Komunikasi Publik
Bagaimana mengetahui atau memahami bahwa apa yang akan dilaporkan itu termasuk persoalan informasi dan komunikasi publik atau bukan? Langkah praktis untuk mengategorikan persoalan dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: persoalan yang dikemukakan mengundang kontroversial, merupakan tuntutan masyarakat, persoalan itu mempunyai pengaruh pada stabilitas sosial, menyangkut citra dan kinerja pemerintah, memiliki nilai proksimitas (proximity), disampaikan atau dipublikasikan dalam frekuensi tinggi. Untuk mendeteksi adanya persoalan informasi dan komunikasi publik ini, setidaknya langkah paling awal biasanya dapat dilihat dari pemberitaanpemberitaan yang disampaikan media massa atau media online. Kontroversial, dimaksudkan bahwa pemberitaan memuat tanggapan prokontra dari sumber-sumber yang diliput. Kontroversial juga mengandung pengertian bahwa ada perbedaan pendapat terhadap masalah yang menjadi topik pemberitaan. Juga ada kesamaan pendapat terhadap masalah yang dibahas, namun ditinjau dari sudut pandang yang berbeda, sesuai kapasitas dan kompetensi narasumber.
Tuntutan masyarakat, dimaksudkan bahwa pemberitaan mengandung tuntutan masyarakat. Artinya, pemberitaan memuat tuntutan dan harapan masyarakat akan suatu permasalahan, juga sebagai wujud media massa dalam menjalankan fungsi kontrol sosial yang membela kepentingan masyarakat. Stabilitas sosial, dimaksudkan bahwa pemberitaan memiliki bobot yang bisa mempengaruhi masyarakat dalam hal kestabilan kehidupan secara umum, yakni hal-hal yang bersifat umum tapi menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. Citra dan kinerja pemerintah, dimaksudkan bahwa media massa sebagai watchdog
bagi
kapasitasnya
pemerintah, sebagai
pengontrol
pelayan
kinerja
masyarakat
pemerintah yang
dalam
kemudian
menginformasikan kepada masyarakat, sehingga dapat ikut ambil bagian dalam
proses
penilaian
dan
penentuan
kebijakan.
Dampak
atas
pemberitaan ini bisa berkait dengan citra maupun kinerja pemerintah. Proksimitas (Proximity), dimaksudkan bahwa kedekatan sebuah informasi dengan lokasi di mana pemberitaan tersebut terjadi, perlu diperhatikan agar kajian tepat sasaran, sesuai kebutuhan masyarakat di mana kajian tersebut dikonsumsi. Frekuensi tinggi, dimaksudkan bahwa keseringan (frekuensi) pemuatan sebuah topik pemberitaan mengindikasikan bilamana berita tersebut layak untuk ditindaklanjuti atau perlu dibahas pada tingkat yang lebih serius. Frekuensi pemberitaan yang tinggi menandakan pula bahwa persoalan tersebut perlu mendapat perhatian pihak-pihak yang berkompeten.
Menuliskan Kajian Informasi dan Komunikasi Publik
Beberapa langkah atau tahapan dalam proses penyusunan kajian persoalan informasi dan komunikasi publik sebagai laporan dapat dipaparkan secara runut sebagai berikut: Alasan pemilihan persoalan (alinea pertama) Menjelaskan persoalan secara singkat/bagian terpenting (alinea kedua) Hal-hal pokok diulas sesuai lokasi kejadian (alinea ketiga) Masalah perlu mendapat penjelasan lengkap (alinea keempat) Pemecahan masalah (alinea kelima) Solusi atau rekomendasi (alinea keenam).
Bagian Pembukaan Alinea pertama (menggugah khalayak untuk membaca kajian) Mengemukakan hal-hal paling menonjol dari kasus yang dikaji, dari segi kontroversi, dampak, keunikan atau keistimewaan yang dapat dilihat atau dirasakan, baik saat ini atau masa depan. Awali dengan lead yang menarik dan penggunaan bahasa sesuai nuansa yang dibangun.
Alinea kedua (penjelasan obyek kajian) Mengurai singkat obyek kajian, pemaparan data obyektif, kalimat sederhana, mudah dipahami duduk perkaranya. Kemudian memberi penjelasan rinci pada bagian yang menjadi fokus kajian. Minimal menunjukkan: kapan kejadiannya, di mana dan melibatkan siapa. Untuk memperkuat obyektivitas dapat mengutip informasi dari data dokumentasi, surat kabar, media lain atau hasil observasi.
Bagian Tengah Alinea ketiga (pemilihan obyek kajian) Menjelaskan pokok pikiran, mengapa memilih topik kajian atau focus of interest dari masalah yang dikaji. Kemukakan: apa dan siapa saja terkait masalah tersebut. Meyakinkan pembaca bahwa kajian ini penting, terutama untuk kesejahteraan masyarakat yang perlu “dibela.” Yang perlu dibela adalah: rakyat kecil atau konsumen yang tidak berdaya atau kebenaran hakiki.
Pemaparan ini bisa menggunakan argumen rasional (teori, konsep atau konsep common sense), perlu juga dilengkapi dengan mengemukakan bukti empiris.
Alinea keempat (masalah yang dikemukakan) Kemukakan masalah mendasar dari kajian. Masalah yang diangkat bukan sekadar permukaan, tetapi akar masalah dan masalah ikutan yang berimplikasi pada masalah teknis untuk memperkuat masalah yang dikemukakan.
Pemaparan
data
empiris
yang
menunjukkan
adanya
kontradiksi, ketidak konsistenan, ketidak rasionalan dan kejanggalan atau kesalahan berpikir (fallacy), baik menyangkut kebijakan maupun implementasi kebijakan.
Bagian Akhir Alinea kelima (menjawab masalah) Menguraikan analisis berupa pemaparan premis-premis yang memperkuat kontradiksi yang diberikan. Premis dimaksud, berupa data empiris yang punya kaitan langsung atau tidak, bisa juga mengemukakan argumen rasional. Sudahi alinea ini dengan uraian singkat dan jelas.
Alinea keenam (solusi dan langkah kongkret yang perlu diambil) Berikan solusi yang berperspektif komunikasi atas masalah yang dibangun. Solusi berupa strategi komunikasi, tanpa meninggalkan substansinya. Solusi perlu ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai kompetensi sehingga dapat dilakukan oleh instansi/organisasi/individu yang menjadi sasaran dalam kajian informasi dan komunikasi publik tersebut. Kemukakan keuntungan bila melakukan solusi yang ditawarkan. Yang penting solusi ini dapat menambah citra positif kinerja pemerintah, mendukung stabilitas nasional, punya nilai keuntungan komunitas lokal/daerah dan tidak meninggalkan kepentingan nasional serta bertujuan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mengenal Batik Gumelem Wetan Berkunjung ke Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), kurang lengkap jika kita tidak melirik potensi lokal yang tersedia. Di kabupaten yang terletak di bagian barat wilayah provinsi Jateng ini sesungguhnya banyak ditemui produk daerah yang cukup menjanjikan. Salah satu produk unggulan yang dimiliki Kabupaten Banjarnegara yaitu kerajinan batik tulis, bersentra di Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, berjarak kurang lebih 35 km ke arah selatan dari pusat kota Banjarnegara. Di desa inilah berbagai pengrajin batik tulis tersebar dan terhimpun dalam suatu wadah/komunitas usaha kecil dan menengah (UKM). Produk kerajinan batik tulis Banjarnegara (Batik Gumelem) ternyata memiliki kekhasan bila dibanding produk batik tulis lainnya yang ditemui di pasaran regional. Seperti halnya di Jawa, batik tulis berasal dari Yogyakarta, Solo, Pekalongan yang selama ini sudah dikenal banyak orang. Batik tulis Gumelem ini mempunyai corak khas berupa udan liris dan rujak senthe yang diproduk secara turun-temurun. Di samping itu, batik Gumelem memiliki kekhasan lain yaitu didominasi warna sogan (cokelat), hitam, dan kuning, serta memiliki motif bunga-bunga, kawung, dan parang. Menurut Pak Budi Sulistyo, yang juga sebagai tokoh formal masyarakat setempat menyebutkan bahwa “produk batik tulis Gumelem merupakan produk asli daerah, pemasarannya masih terbatas untuk memenuhi konsumsi lokal.” Namun demikian, untuk melestarikan produk yang berkearifan lokal ini maka dihimpunlah wadah komunikasi antarpengrajin, peningkatan kualitas batik tulis dan bekerjasama dengan pihak berkompeten, termasuk stakeholder yang perduli dengan pemberdayaan usaha rakyat, imbuhnya. Dalam perkembangannya, batik tulis Gumelem ini sudah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan lokal, seperti halnya di kalangan pemerintah daerah (Pemkab Banjarnegara) dianjurkan untuk memakai seragam batik (lokal) pada hari tertentu. Ini merupakan langkah kebijakan sekaligus sebagai upaya memasyarakatkan penggunaan produk daerah dan sebagai upaya untuk melestarikannya. Sementara itu kalangan luas kini juga mulai melirik, tertarik serta berminat untuk memilikinya. Terutama para kolektor batik tulis yang berasal dari luar daerah maupun para pecinta batik tulis untuk memakainya sebagai produk kain bermotif khas Gumelem, Banjarnegara. Untuk mendapatkan batik tulis khas Gumelem ini cukup mudah. Anda bisa menemui di beberapa tempat di seputaran kota Banjarnegara. Bahkan jika mau berkunjung langsung ke Desa Gumelem Wetan, di sana akan terpampang tulisan Sentra Pengrajin Batik Tulis Gumelem. Anda bisa mendatangi langsung tempat penjualan yang sudah di-setting sedemikian rupa layaknya toko khas batik dan terpampang beragam kain batik tulis serta pakaian jadi aneka ukuran.
Harga jual kain batik Gumelem ini dapat dibilang relatif lebih murah dibanding batik yang berasal dari Yogyakarta dan Pekalongan. Satu lembar kain berukuran panjang 240 cm dan lebar 105 cm hanya seharga Rp 80.000, sedang yang berukuran panjang 275 cm dan lebar 105 cm seharga Rp 100.000 - Rp 300.000. Sementara itu bahan baju dijual Rp 75.000 dan taplak Rp 40.000. Perlu pula diketahui bahwa batik tulis Gumelem yang memiliki warna dan corak serta motif khas ini sangat cocok digunakan dalam suasana resmi di perkantoran (seragam) dan berbagai kegiatan. Apalagi untuk kegiatan santai, pastinya lebih menambah kenyamanan. Harga baju batik tulis siap pakai cukup terjangkau yakni berkisar antara Rp165.000 hingga Rp 200.000.- Selamat berbelanja batik tulis Gumelem.
Pemandian Air Panas Pingit: Wisata dan Penyembuhan Ingin menikmati wisata alam sambil menyembuhan penyakit kulit? Datanglah ke Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Obyek wisata alam yang dikenal dengan Pemandian Air Panas Pingit ini berjarak sekitar 5 km dari Balai Desa Gumelem Wetan. Lokasi pemandian yang berada di di tepi Sungai Pingit ini mengeluarkan sumber mata air panas yang muncul dari celah dan tebing batu yang sisi-sisinya sudah ditembok. Air tersebut sengaja dialirkan melalui pipa bambu ke bak pemandian yang letaknya di tepi sungai. Untuk menuju lokasi pemandian, biasanya pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua atau roda empat. Kendaraan umum menuju obyek wisata belum ditemui, kecuali anda bisa memesan jasa ojek untuk sampai ke lokasi. Akses jalan aspal dengan medannya yang lumayan naik turun melintasi perbukian berikut di sisi jalan terhampar jurang-jurang terjal membuat setiap pengendara tidak boleh lengah dalam berkendara. Menyusuri lokasi pemandian ini memang penuh tantangan, jalannya cukup berliku, di samping itu kita disuguhi pemandangan alam di kanan-kiri jalan yang terdiri perbukitan dan sisi lainnya terlihat hamparan perkebunan luas dalam kawasan lembah yang begitu curam. Pemandian Air Panas Pingit ini masih terkesan benar-benar alami, belum banyak disentuh teknologi, karenanya fasilitas yang tersedia di sana sangatlah sederhana. Untuk menuju bak pemandian saja, harus turun melalui jalan setapak yang terbuat dari bebatuan sejauh kurang lebih 300 meter dari jalan aspal. Kendaraan bisa diparkir di atas dan pengunjung harus berjalan kaki menuju pemandian tersebut. Air panas yang terdapat dalam pemandian itu dipercaya oleh masyarakat setempat bisa menyembuhkan beberapa penyakit kulit, seperti eksim, gatal-gatal dan kutu air. Nah, selain melakukan penyembuhan, ternyata di kawasan Pemandian Air Panas Pingit tersebut ditemui lingkungan alami, udara segar, aman, nyaman serta panorama alam yang indah serta lingkungan penduduk yang penuh kesahajaan.
Menurut masyarakat sekitar pemandian, rata-rata pengunjung bisa mencapai 100 orang di hari libur/Minggu, biasanya para pengunjung itu berasal dari seputaran wilayah Banyumas, Cilacap, Purwokerto, Kebumen, Purbalingga. Mereka datang untuk mandi air panas yang diyakini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Pemandian Pingit sebagai Desa Wisata nampaknya cukup potensial untuk dikembangkan. Sayangnya selama ini belum tersentuh kebijakan yang memadai terutama menyangkut fasilitas pendukungnya yang belum tersedia. Sementara masyarakat setempat masih mengharapkan pengembangan, termasuk menguri-uri kebudayaan maupun kearifan lokal sesuai kekhasannya.(jk)