Manfaaat Mengikuti Pelatihan Citizen Jurnalism di GKI Gading Serpong Oleh: Lianti Tjayadi
Tangerang - Jemaat dari bebeberapa geraja mengikuti pelatihan Citizen Jurnalism di GKI Gading Serpong, Tangerang. Pelatihan ini membekali para jemaat untuk dapat menulis berita tentang peristiwa gerejawi di gereja lokal. Pelatihan Citizen Jurnalism diadakan oleh Redaksi Anugerah GKI Gading Serpong bekerja sama dengan Brook Writers Community pada hari Sabtu, 4 Februari 2017, di Griya Kasih, Gading Serpong, Tangerang. Pelatihan ini diikuti 30 orang peserta dari beberapa gereja. Latar belakang peserta berasal dari penulis pemula hingga penulis yang sudah berpengalaman menulis buku. Para pembicara dalam pelatihan ini adalah Ibu Pdt. Mee Fang, Ibu Dina Tuasuun, dan Bapak Jefrie. Ketiga pembicara ini merupakan anggota dari Brook Writers Community. Menulis merupakan dokumentasi sejarah, oleh karena itu dituliskan baik positif maupun negatif sesuai fakta. Menurut Mee Fang, dalam menulis diperlukan sifat rendah hati dan ketekunan. Mee Fang memaparkan bahwa liputan berita memiliki beberapa unsur, yaitu harus berupa fakta, penting, menarik, utuh dan memberikan dampak positif. Liputan gereja termasuk dalam kategori soft news, dimana disajikan fakta dan kajian di dalamnya. Bahasa berita harus singkat, padat dan jelas. Dina mengatakan bahwa berita disampaikan lugas, menyiratkan kejujuran, keseimbangan, keakuratan dan kesopanan, serta tidak mengubah kutipan sembarangan. Dalam menulis tidak terlepas dari unsur 5W1H. Para peserta pada kesempatan ini diberikan waktu untuk membuat paragraf tentang pelatihan ini dengan menggunakan unsur 5W1H. Selain itu, self editing diperlukan seorang penulis sebelum menyerahkan tulisannya kepada editor. Dalam menentukan judul, Jefrie menjelaskan tentang perbedaan antara fakta dan opini. Berita merupakan fakta, bukan opini. Struktur berita terdiri dari judul, teras, isi berita. Para peserta pun diberikan kesempatan menulis berita tentang pelatihan ini sesuai dengan struktur yang telah disampaikan.
31 Peserta Merasakan Manfaat Mengikuti Pelatihan Citizen Journalism Oleh: Yonghan Lim
Redaksi Anugerah GKI Gading Serpong, bekerjasama dgn Brooks Writers Community, mengadakan pelatihan menulis Citizen Journalism pd hr Sbt, 4 Feb'17. Bertempat di Griya Kasih, pelatihan ini diikuti 31 peserta dari berbagai gereja. Kegiatan yg dilakukan setahun sekali utk memperlengkapi jemaat yg dipanggil utk melayani Kerajaan Allah sebagai penulis ini telah berlangsung utk yg ke-3xnya. Sesi pertama diisi oleh Mei Fang. Utk membantu para penulis menuangkan ide2nya spy bs mengalir lancar, Mei Fang mengajarkan metode free writing dan mind mapping. "Biasa para penulis py 2 persoalan utama; menjadi macet dan mandek. Dua metode ini sgt membantu para penulis mengatasi persoalan ini," tuturnya. Dina mengisi sesi kedua. Di sesi ini, Dina menjelaskan soal hal2 teknis mengenai penulisan berita, termasuk mengenai perbedaan bahasa jurnalistik dgn bahasa "lain." Para peserta juga dilatih utk melakukan self-editing. Sesi terakhir diisi oleh Jefri. Para peserta diajarkan menulis judul dan lead berita yg baik. Perbandingan judul yg baik dan yg tdk ditampilkan spy para peserta semakin memahami bgmn membuat judul dan lead berita yg baik. Berdasarkan materi yg baru dipelajari, masing2 peserta diminta mencoba membuat berita tentang satu peristiwa gerejawi. Hasil kerja mereka kemudian didiskusikan di masing2 kelompok. Pelatihan yg dimulai jam 10 pagi ditutup dgn doa pada jam 17. Bbrp peserta menyatakan rasa syukur diadakannya sesi pelatihan ini. "Pelatihan ini sgt menginspirasi sy utk mulai menulis," kata Sudarjono Sukoreno, salah satu peserta yg sdh berumur 76 tahun.
Belajar Menulis di GKI Gading Oleh: Nurcahaya
Tangerang – GKI Gading Serpong mengadakan pelatihan Citizen Journalism bagi jemaat ataupun non-jemaat yang berminat dalam membuat sebuah tulisan. Pelatihan ini diadakan di Griya kasih, Gading Serpong, Tangerang, tepatnya pada hari Sabtu (4/2) yang lalu. Ini adalah salah satu program yang diadakan setahun sekali oleh gereja ini. Yeni, ketua Panitia Penyelenggara Kegiatan Training, berharap setelah pelatihan ini akan banyak penulis-penulis baru yang mau menulis berita dalam gereja. Ada sebanyak 31 peserta yang hadir dalam pelatihan ini. Sebagian peserta berasal dari jemaat GKI Gading Serpong, sebagian lagi berasal dari luar jemaat GKI Gading Serpong seperti dari Jakarta dan Bogor. Ada yang masih anak-anak, namun ada pula orang tua. Menurut Yeni, usia peserta mulai dari umur 9 tahun hingga 76 tahun. Acara ini dimulai pada pukul 10.00 wib. Yeni memulai acara pelatihan dengan mengajak peserta menyanyikan sebuah lagu pujian, kemudian berdoa bersama. Setelah itu kegiatan pelatihan pun dimulai. GKI Gading Serpong menggandeng Brook Writers Community dengan tiga fasilitator utama dalam pelatihan kali ini, yaitu Pendeta Mee Fang, Dina Tuasuun, dan Jefrie. Ketiga fasilitator ini secara bergantian membawakan materi-materi yang berhubungan dengan kegiatan menulis, terutama dalam menulis suatu berita. Dina Tuasuun sebagai fasilitator yang pertama menjelaskan arti pentingnya menulis. Menulis disebutkan sebagai dokumentasi sejarah dan juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi pembacanya. Hal ini dicontohkan dengan mengutip salah satu ayat dari Alkitab yaitu Yohanes 20:30-31 yang berbunyi, “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” Menurut Dina Tuasuun, terkadang ada kendala dalam menulis misalnya macet/ tersendat, sulit menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan, namun hal ini bisa diatasi dengan teknik free writing. Teknik ini mengajarkan si penulis untuk menuliskan apa saja yang ada dalam pikirannya tentang suatu topik tanpa berhenti menulis untuk jangka waktu tertentu. Misalnya selama lima belas menit, si penulis harus terus menuliskan apa saja yang muncul dalam pikirannya tentang topik tersebut. Tidak boleh berhenti, tidak perlu memikirkan stuktur dalam tulisannya, dan tidak perlu memberikan penilaian apapun terhadap tulisan yang akan dia hasilkan. Sedangkan kendala yang kedua yang sering terjadi adalah masalah struktur. Untuk mengatasi kendala ini, seorang
penulis bisa melakukan mind mapping. Setelah menentukan topik, maka si penulis mencari beberapa kata yang dianggap paling berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Setelah itu diurutkan dengan mempertimbangkan tujuan dan target pembaca dari tulisan tersebut. Kata-kata tersebut masing-masing diuraikan dengan menggunakan free writing. Setelah itu, dikelola menjadi sebuah tulisan yang baik. Dalam pelatihan ini, dijelaskan juga bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah tulisan, antara lain unsur penulisan berita, ragam bahasa, dan struktur berita. Unsur yang sangat penting dalam menulis sebuah berita adalah 5W1H yaitu What (Apa), Where (Dimana), When (Kapan), Who (Siapa), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana). Ragam bahasa meliputi ragam bahasa Undang-Undang, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa ilmiah, dan ragam bahasa sastra. Kita harus mempertimbangkan ragam bahasa apa yang akan kita buat dalam tulisan kita. Sedangkan struktur berita biasanya memakai sistem piramida terbalik yang terdiri dari judul, teras, dan isi berita. Setiap sesi diakhiri dengan meminta semua peserta mengerjakan latihan-latihan praktis selama kira-kira 10 menit. Namun pada akhir pelatihan, setiap peserta diwajibkan untuk membuat sebuah berita . peserta diberi kebebasan memilih topik yang akan ditulis, bisa tentang pelatihan yang sedang berlangsung pada saat itu, bisa juga tentang hal yang lain. Setelah selesai menulis, peserta dibagi dalam tiga kelompok. Di dalam kelompok, setiap orang diberi kesempatan membacakan hasil tulisannya, setelah itu peserta yang lain memberi komentar dan masukan terhadap tulisan yang dibacakan. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, setiap peserta diharapkan akan melakukan perbaikan seperlunya dan menghasilkan tulisan yang lebih baik. Setelah itu, Panitia meminta supaya semua peserta menyerahkan semua tulisan yang dihasilkan dengan cara mengirimkannya ke email panitia yaitu
[email protected] paling lambat 11 Februari 2017. Tulisan yang dianggap layak oleh editor, akan diterbitkan di website gereja yaitu www.gkigadingserpong.org.
Mari Menulis Berita, Tips Menulis dari Brook Writers Community. Oleh : Eko Sulistiyono Pelatihan yang diadakan pada Sabtu pagi, 4 Februari 2017 di salah satu fasilitas ruangan GKI GadSer, Griya Kasih, dihadiri 31 peserta dari berbagai latar belakang. Ada ibu rumah tangga, mahasiswa, karyawan swasta, guru, penulis amatir maupun penulis yang sudah memiliki tulisan di berbagai media, cetak maupun online. Acara dimulai pada pukul 10 pagi, dibuka dengan doa dan pujian yang dipimpin oleh Tjhia Yen Nie, pemimpin redaksi Sepercik Anugerah, majalah kalangan terbatas GKI GadSer. Dilanjutkan dengan sesi "Free Writing" dan "Mind Mapping" oleh Pdt. Mee Fang, salah satu penulis buku kumpulan cerpen berjudul “Pewaris Emas Murni". Menurut Mee Fang, writer's block yang sering dialami pada penulis pemula maupun penulis aktif dapat diatasi dengan menggunakan cara-cara ini. Sesi kedua dilanjutkan oleh Dina Tuasuun, seorang penulis dan juga editor, yang menjelaskan bagaimana struktur dan penggunaan bahasa diaplikasikan pada tulisan-tulisan berita. Beliau juga menjelaskan tipe-tipe berita umum yang terdapat pada berbagai media di Indonesia. Dan tepat pukul 12.00, Gusjan Nanlohy, ketua KPPD GadSer, memimpin doa makan siang . Jefrie Tin Yun, pengerja dan penulis aktif di GKI Surya Utama, membawa lebih dalam materi tentang membuat judul yang sesuai kaidah penulisan dan bagaimana membuat tulisan yang berbentuk berita. Dengan contoh-contoh tulisan dan judul dari media cetak dan media online, peserta diajak untuk menerka tulisan-tulisan yang berbentuk opini atau fakta. Sesi terakhir diakhiri dengan membagi peserta menjadi tiga kelompok, untuk menulis berita lengkap tentang satu kegiatan gerejawi yang pernah diikuti oleh peserta. Setelah peserta diberikan waktu selama 30 menit untuk menulis, setiap peserta diharuskan membaca tulisan mereka dalam kelompok masing-masing. Dalam kelompok ini juga, setiap peserta menerima masukan peserta lain untuk meningkatkan kualitas tulisan masing-masing. "Kami berharap dengan kegiatan ini, gereja dapat menemukan talenta-talenta baru, para penulis berita, untuk ditampilkan di website www.gkigadingserpong.org", ungkap Tjhia Yen Nie, ketua pelaksana kegiatan Citizen Journalism ini.
Pelatihan “CITIZEN JURNALISM” Oleh : Sudarjono Sukoreno
Redaksi Anugerah GKI Gading Serpong mengadakan pelatihan CITIZEN JURNALISM pada Sabtu, 4 Februari 2017, di Griya Kasih. Pelatihan dimulai pukul10.15, dibuka dengan doa dan pengantar oleh Ibu Tjhia Yen Nie Pembicara dalam acara ini adalah : Ibu Pdt. Mee Fang, Ibu Dina, dan Bapak Jefrie. Hadir juga pada acara ini Bapak Pdt .Andreas Loanka, D.Min sebagai Pemimpin Umum Majalah Sepercik Anugerah. Isi dari pelatihan ini secara garis besar sesuai dengan handout yang dibagikan, yaitu : 1. Mind Map. Mind Mapping bekerja seperti cara kerja pemikiran kita yang spontan mengeluarkan ide secara alami tanpa tekanan dan urutan
2. Free Writing yaitu menuliskan ide-ide yang terpikir saat mind mapping
3. Unsur-unsur penulisan berita adalah : 3.1.
What :Apa yang terjadi ?
3.2.
Why : Mengapa itu terjadi ?
3.3.
When :Kapan terjadinya ?
3.4.
How : Bagaimana terjadinya ?
3.5.
Where: Dimana itu terjadi ?
3.6.
Who :Siapa saja yang terlibat ?
4. Struktur Penulisan Berita Pendahuluan : Siapa, Apa, Kapan, Dimana, Mengapa, Bagaimana
BERITA Ibu Dina menerangkan tetang Berita, yang unsur-unsurnya berupa fakta (peristiwa, misalnya Imlek di gereja), pendapat (minta pendapat dari narasumber atau panitia), penting (misalnya peminjaman kostum tidak termasuk kategori penting), menarik, unik, bagaimana dampaknya. Juga termasuk 5W+1H
Pdt. Mee Fang menyampaikan teknik-teknik penulisan, unsur-unsur berita dan Bpk.Jefrie menyampaikan tentang struktur berita dengan piramida terbalik, yaitu: Judul, Teras dan Isi Berita, tentang 5W+1H, dan bagaimana membedakan berita dan opini. Pada sesi akhir pelatihan, peserta diwajibkan menulis berita tentang Pelatihan CITIZEN JURNALISM dalam kelompok. Diselesaikan sekitar 30 menit, para peserta membacakan hasil penulisannya satu per satu, dinilai oleh pemimpin masing-masing kelompok. Saya sebagai salah satu peserta merasa bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk pelatihan ini.Walaupun hanya sepercik yang bisa saya serap tetapi setidaknya sudah bisa menginspirasi saya bagaimana cara-cara dan teknik penulisan berita. Para pelatih semua dapat menyampaikan dengan baik. Sayang sekali waktunya sangat terbatas. Pelatihan ditutup jam 17.30 dengan doa oleh peserta tertua, Sudarjono Sukoreno, dilanjutkan foto bersama.
TIPS 3 PEMBICARA DI CITIZEN JOURNALISM Oleh: Chriswanty
Tulislah sebanyak-banyaknya tanpa henti dengan cara Free Writing dan Mind Map. Sifat berita, unsur berita, struktur berita, bahasa berita dan prinsip-prinsip menulis berita merupakan tips 3 pembicara dalam menulis berita yang benar dan menarik. Pelatihan Citizen Journalism diadakan oleh redaksi Sepercik Anugerah bekerjasama dengan Brook Writers Community, di Griya Kasih, GKI Gading Serpong pada tanggal 4 Februari 2017. Bertempat di sebuah gedung yang tidak jauh dari SMAK Penabur, bina penulisan yang diadakan setiap tahun ini bertujuan untuk mengoptimalkan talenta dan menjadi berkat bagi para pembacanya. Dihadiri oleh 31 peserta dari berbagai GKI maupun wakil komisi di GKI Gading Serpong, dimana ada yang sudah menghasilkan buku maupun cerpen, namun ada juga yang ikut pelatihan ini karena disuruh orang tua/suami/istri. Diantara para peserta ada 2 peserta anak yang mengikuti acara ini. Ibu Mee Fang, Ibu Dina Tuasuun dan Bp. Jefrie menjadi nara sumber yang membuat acara ini menarik dan sayang untuk dilewatkan. Diawali dengan sharing dai Ibu Yen Nie, bagaimana beliau mulai menulis tentang Serumpun Bambu di majalah Sepercik Anugerah men-triger para peserta untuk belajar menulis dengan tekun dan pantang menyerah. Bp Andreas Loanka selaku pengerja dan Pak David, selaku editor Anugerah berkenan hadir dan memberi motivasi dan semangat kepada peserta. Ibu Mee Fang dari GKY Puri menyampaikan tentang metode penulisan Mind Map dan Free Writing. Mind Mapping bisa menjadi cara paling cepat, mudah dan efektif untuk menghasilkan ide-ide yang ditata secara sistematis. Metode ini merupakan pemikiran yang spontan, alami dalam mengeluarkan ide tanpa tekanan dan urutan. Apa yang kita tulis dapat berupa dokumen sejarah, sharing pengalaman maupun inspirasi bagi orang lain. Free writing merupakan teknik menulis ide-ide yang terpikir saat mind mapping. Teknik ini membantu penulis mengeluarkan pemikiran dalam bentuk kata-kata, menulis lebih cepat, lebih kaya dan lebih kreatif. Tulislah sebanyak-banyaknya tanpa henti selama 10 menit, hal ini mengatasi penulis bila macet dan tersendat-sendat saat menulis. Kendala umum lain dalam menulis adalah struktur, dengan cara Mind Map maka kendala ini akan teratasi. Bagaimana cara menulis berita ? Sifat berita harus fakta (factual), penting, menarik, unik dan memberi dampak. Semakin menarik semakin baik untuk ditulis. Untuk liputan di gereja beritanya yang benar dan terjadi, membangun cerita dan opini yang baik, serta memperkuat dukungan bagi komisi.
Sesi kedua, Ibu Dina Tuasuun, editor dari BPK Gunung Mulia menyampaikan tentang unsur penulisan berita yaitu 5 W (What, Why, When, Where, Who) dan 1 H (How). Unsur ini akan memetakan peristiwa dengan utuh dan lengkap, memeras info dari suatu peristiwa/ persoalan, mengawali sekaligus mengakhiri penulisan. Adapun struktur penulisan berita adalah kepala berita, pendahuluan, detail yang terpenting, tambahan latar belakang, pelaku, peristiwa, motivasi dan fakta tambahan lain. Pak Yonghan, salah seorang peserta yang berprofesi sebagai jurnalis menambahkan struktur berita biasanya berbentuk piramida terbalik yang diawali dengan judul, lead/teras, dan isi berita. Hal ini semakin memperkaya para penulis. Bagaimana dengan ragam bahasa yang digunakan? Ibu Dina mengatakan bahwa bahasa jurnalistik harus kalimat dan alinea yang singkat,pendek, jelas, lugas, jujur dan sopan. Sesi selanjutnya Bp.Jefrie, TPG dari komisi remaja GKI Surya Utama menyampaikan cara mengedit kata dan kalimat sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, apa bedanya Opini dan Fakta, Judul dan Topik. Opini lebih bersifat subyektif dan kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Judul berita yang baik singkat dan padat antara 3 -7 kata, maksimal 10 kata. Spesifik, menggunakan kalimat lengkap, efektif dan baku serta hindari kalimat tanya. Teras berita/lead sebaiknya 3-4 kalimat atau 25-30 kata, memperkenalkan isi berita, dan menarik pembaca untuk membaca isi berita. Sedangkan isi berita disajikan dengan data dan fakta, dengan sumber yang akurat dan valid, berisi 5 W dan 1 H, menggunakan struktur piramida terbalik,bahasa berita dan tampilkan foto peristiwa. Sesi ini diakhiri dengan menulis suatu berita dan para peserta dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing peserta membagikan dan membacakan hasil karya nya, peserta lain memberikan inputan yang membangun. Suasana pelatihan yang santai menjadi semakin akrab. “Untuk bisa menjadi penulis hanya satu cara yaitu terus menulis dan suka membaca”, demikian Bp Jefrie menutup sesi dan pelatihan ini. Diharapkan melalui pelatihan ini para peserta dapat menulis berita dengan benar dan menarik.
Tips dari Tiga Pembicara di Citizen Jurnalism Oleh : Yenny Tandianto
Redaksi majalah Anugerah yang berada di bawah naungan GKI Gading Serpong, bersama dengan Brook Writers Community, bersama panitia yang terlibat, mengadakan pelatihan Citizen Jurnalism pada hari Sabtu, tanggal 4 Pebruari 2017 di Griya Kasih, Gading Serpong. Panitia dari pelatihan ini menginginkan setiap peserta mendapatkan tips bagaimana menulis berita sehingga dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Peserta pelatihan yang dihadiri oleh 31 orang dari beberapa gereja mendapatkan tips dari tiga pembicara yaitu : Mee Fang, Dina Tuasuun dan Jeffrie. Mee Fang dari GKY Puri, menyampaikan tentang metode penulisan Free Writing yaitu menulis tanpa berhenti selama 10 menit, dengan menuangkan isi pikiran kita ke dalam tulisan tanpa melakukan edit kata. Hal ini dilakukan jika peserta merasakan “macet” saat menulis. Mee Fang juga menyampaikan teknik Mind Map, memetakan apa yang kita pikirkan dalam poin-poin yang penting. Sehingga dari hasil Free Writing tersebut kita dapat mengambil halhal yang penting untuk dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi tulisan. Sesi dilanjutkan oleh Dina Tuasuun, Editor dari BPK Gunung Mulia, menyampaikan tentang ragam bahasa yang digunakan, khususnya bahasa ilmiah di dalam penyusunan berita. Dina juga menyampaikan tentang kata baku yang harus digunakan sehingga penulis dapat melakukan Re-writing sebelum sampai ke editor. Jefrie dari GKI Surya Utama, menyampaikan tentang bagaimana struktur kalimat pada penulisan berita yang difokuskan pada judul berita, teras dan isi berita yang semuanya itu merupakan satu kesatuan berita yang utuh. Sesi terakhir dilanjutkan dengan pembagian kelompok , dimana setiap peserta membuat satu tulisan berita tentang kegiatan yang diikuti, kemudian anggota kelompok dapat memberikan kritik dan sarannya.