MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti Tahun Pelajaran 2011 – 2012 )
NAMA
: NENENG WULANSARI
ALAMAT Email :
[email protected] Instalasi
: SMA DARMAYANTI
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode kontekstual dalam pembelajaran menulis paragraf induktif. Serta mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan tentang menulis paragraf induktif pada siswa kelas X SMA Darmayanti sebelum dan sesudah menggunakan metode kontekstual. Kata kunci : INCUIRY ( siswa menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilannya )
1. PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia disekolah adalah agar siswa terampil berbahasa baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut tidak dapat dipisah – pisahkan karena keempatnya merupakan sesuatu yang sangat berkaitan dan saling mengisi. Hal ini sependapat dengan Tarigan ( 1990 :2 ) bahwa “ Setiap keterampilan berbahasa itu erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal ” . diantara keempat keterampilan diatas keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sulit dikuasai. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis dianggap lebih kompleks keterampilan menulis juga menuntut
Sejumlah pengetahuan dan keterampilan seperti terampil memilih kata, terampil menuaikan gagasan, serta terampil menyusun kalimat sesuai dengan EYD. Agar seseorang dapat terampil menulis diperlukan adanya latihan secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan ( 1992 : 4 ) yang menyatakan bahwa “ Menulis atau mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang tidak dimiliki secara intensif. Oleh karena itu, walaupun semua pernah belajar teori menulis tetapi tidak semua penulis menjadi penulis yang baik ” . berkaitan dengan keempat keterampilan berbahasa, kegiatan menulis terkadang dihadapkan pada kendala yang cukup serius. Terkadang adaseseorang yang ingin menuangkan gagasannya kedalam bentuk tulisan tetapi setiap kali dia berusaha untuk menulis, dia selalu gagal. Dalam kurikulum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis adalah agar siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran,
gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Dengan demikian menurut kurikulum tersebut diharapkan mampu menuangkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam bentuk karangan. Jadi tidak mustahil bahwa kadudukan pembelajaran menulis disekolah sangat diperlukan untuk melatih siswa menggunakannya secara aktif. Kenyataannya sekarang, tujuan tersebut belum tercapai. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf, karena guru kurang mampu memperhatikan strategi atau teknik dalam pembelajaran menulis paragraf induktif. Untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf guru harus mencari berbagai stategi atau teknik yang menarik berdasarkan karakteristik siswa saat belajar. Guru, siswa dan metode pembelajaran ini merupakan factor yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf induktif, guru harus mencari berbagai strategi dan metode yang menarik berdasarkan karakteristik siswa saat belajar. Guru, siswa, dan metode merupakan factor yang dapat menentukan berhasil apa tidaknya suatu pengajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Badudu ( 1989 : 79 ) yang menyatakan bahwa “ Berhasil tidaknya pengajaran bahsa Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor yang saling mengait dan menentukan, antara lain faktor guru, murid, metode pengajaran, dan kurikulum ”. 2. KAJIAN TEORI. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengajaran menulis paragraf induktif adalah dengan metode kontekstual. Metode ini merupakan sebuah metode pengajaran yang dianjurkan oleh para ahli. Blanchard ( 2001 : 1 ), Bens dan Erickson ( 2001 : 2 ) mengemukakan bahwa pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja. Sementara itu menurut Hulls dan Sounders ( 1996 : 3 ) menjelaskan didalam kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide – ide abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks
dunia nyata siswa menginternalisasikonsep melalui penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Dalam kontekstual menghendaki kerja dalam sebuah tim, baik didalam kelas, laboraturium, tempat kerja maupun bank. Kontekstual menuntut guru mendesain sendiri lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selanjutnya Johnson ( 2002 : 4 ) mendefinisikan bahwa kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan sehari – hari untuk menemukan makna. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari – hari, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, maupun warga Negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupan. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah kemampuan siswa mengkonstruk sendiri pengetahuan dan memberikan makna pemahaman yang ada dalam pengalaman nyata. Metode ini akan memudahkan siswa dalam menulis paragraf. . 3. PEMBAHASAN. Tarigan ( 1986 : 2 ) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing – lambing grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing grafik tersebut. Jika mereka membaca dan memahami lambing grafik tersebut, menulis bukan sekedar menggunakan huruf- huruf tetapi ada pesan yang dibawa oleh penulis melalui gambar – gambar tadi. Suhendar (1992 ) menyatakan bahwa menulis merupakan proses perubahan bentuk pikiran, angan – angan, dan perasaan untuk menjadi wujud lambing, tanda, tulisan. Lebih lanjut dikatakannya menulis merupakan kegiatan pengungkapan gagasan secara tertulis yang berbeda dengan kegiatan pengungkapan gagasan secara tertulis yang berbeda dengan kegiatan pengungkapan secara lisan. Dan Hernomo ( 2002 : 296 ) mengemukakan menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Sementara Nurgiantoro Burhan ( 2001 : 296 ) mengemukakan bahwa menulis adalah suatu bentuk system komunikasi lambing visual dengan mengungkapkan gagasan melaui media bahasa.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat jenis – jenis paragraf , diantaranya : disimpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai 1. Paragraf naratif yaitu paragraf yang alat komunikasi secara tidak langsung yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. berfungsi untuk menuangkan pikiran, gagasan, dan 2. Paragraf deskriptif yaitu paragraf yang perasaan kedalam bahasa tulisan. menggambarkan suatu objek sehingga Paragraf berasal dari bahsa Yunani “ paragraphos pembaca seakan bisa melihat, mendengar, ” yang artinya “ menulis disamping ” atau “tertulis merasakan objek yang digambarkannya itu. disamping ”. paragraf adalah bagian dari karangan 3. Paragraf eksposisi yaitu paragraf yang yang terdiri dari kalimat – kalimat yang menginformasikan suatu teori, kiat, atau berhubungan secara utuh dan terpadu serta satu petunjuk sehingga orang yang kesatuan pikiran. Paragraf disusun secara sistematis membacanya akan bertambah dan mengandung satu gagasan pokok atau pikiran wawasannya. utama. Awal paragraf ditandai dengan masuknya 4. Paragraf argumentative yaitu paragraf yang kebaris baru. Terkadang dibaris pertama mengemukakan suatu pendapat beserta dimasukkan tanpa memulai baris baru. Sebuah alasannya. paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau 5. Paragraf persuasi yaitu paragraf yang ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. mengajak, membujuk, atau mempengaruhi Setiap paragraf berawal dari apa yang dating pembaca agar melakukan sesuatu. sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf pada umumnya terdiri dari tiga hingga Paragraf berdasarkan letak kalimatnya, yaitu : tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Sebuah paragraf a. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dapat sependek satu kata atau berhalaman – dimulai dengan mengemukakan persoalan halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak – persoalan pokok atau kalimat topic kalimat. Syarat – syarat membuat paragraf kemudian diikuti dengan kalimat penjelas. diantaranya : b. Paragraf induktif adalah paragraf yang 1. Kesatuan. dimulai dengan mengemukakan penjelasan 2. Kepaduan. – penjelasan kemudian diakhiri dengan 3. Kelengkapan. kalimat topik. 4. Gagasan pokok. c. Paragraf campuran adalah paragraf yang 5. Menentukan ide pokok dan pikiran dimulai dengan mengemukakan persoalan penjelas. – persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat – kalimat Bagian – bagian dari paragraf , diantaranya : penjelas dan diakhiri dengan kalimat topi. a. Pada umumnya paragraf terdiri dari lebih Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf dari satu kalimat. merupakan penegasan dari awal paragraf. b. Dari fungsi dan kandungannya, kalimat dapat dipilah – pilah menjadi kalimat topic, Ciri- cirri paragraf induktif : kalimat pengembang, kalimat penutup, dan - Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa – kalimat penghubung. peristiwa khusus, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa – Tujuan dari pembentukan paragraf , diantaranya : peristiwa khusus. a. Memudahkan pengertian dan pemahaman - Kesimpulan terdapat diakhir paragraf. terhadap satu tema. b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal struktur paragraph.
Langkah – langkah penggunaan metode pendekatan kontekstual . Pada penelitian ini penulis mengguakan langkah example Non example yaitu membalajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui analisis contah – contoh berupa gambar – gambar , foto, kasus, yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternative pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut. Langkah – langkah nya yaitu sebagai berikut : 1. Guru mempersiapkan gambar – gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan di OHP. 3. Guru member petunjuk dan member kesempatan siswa untuk memperhatikan atau menganalisis permasalahan yang ada pada gambar. 4. Melalui diskusi kelompok 2 – 3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis masalah dalam gambar tersebut dicatat dalam kertas. 5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan dan mengumpulkan hasil diskusinya. 6. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin di capai 7. Kesimpulan.
4. KESIMPULAN Jadi, pendekatan kontekstual sangatlah berpengaruh baik dalam pembelajaran menulis paragraf induktif karena metode ini membuat siswa lebih mandiri dan lebih membuka pikiran bersama teman – temannya. 5. DAFTAR PUSTAKA.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mangaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja. Kontekstual juga merupakan pendekatan yang membuat siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide – ide abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata. Siswa menginternalisasi. Konsep melalui penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Kontekstual menhendaki kerja dalam sebuah tim, baik dikelas, laboraturium, tempat kerja maupun bank. Kontekstual menuntut guru mendesain lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi materi dengan kehidupan sehari- hari untuk menemukan makna. Jadi kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan dunia nyata siswa sehari – hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga Negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya. Karakteristik pendekatan kontekstual menurut Blanchard ( 2001 – 2 – 8 ) yaitu : 1. Bersandar pada memori mengenai ruang. 2. Mengintegrasi berbagai subjek materi / displin. 3. Nilai informasi didasarkan pada kebutuhan siswa. 4. Menghubungkan informasi dengan pengetahuan awal siswa. 5. Penilaian sebenarnya melalui aplikasi praktis atau pemecahan masalah nyata. Sementara Ditjen Dikdasmen ( 2003 : 10 – 19 ) menyebutkan tujuh komponen utama pendekatan kontekstual, yaitu : 1. Kontruktivisme ( contructivisme ) Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnyadiperluas melalui konteks yang terbatas ( sempit ) pengetahuan bukanlah seperangkat fakta -
Fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk mengambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 2. Menemukan ( incuiry ). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat kata – kata melainkan hasil dari menemukan sendiri melalui siklus. a. Observasi b. Bertanya c. Mengajukan dugaan d. Pengumpulan data dan penyimpulan. 3. Bertanya ( questioning ). Pengetahuan yang dimiliki seseorang seseorang selalu bermula dari bertanya. Bagi guru bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melakukan inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahuinya, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 4. Masyarakat belajar ( learning community ). 5. Pemodelan ( modeling ). 6. Refleksi ( reflection ) 7. Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment.