MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA Wiwin Widianti
[email protected] Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK
Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan jangka panjang. Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang karakteristiknya memenuhi harapan itu. Sekarang ini pembelajaran dan pengajaran kontekstual menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya ‘menghidupkan’ kelas secara maksimal. Kelas yang ‘hidup’ diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah yang demikian cepat. Pendekatan kontekstual diharapkan dapat mengenalkan atau menunjukan, memotivasi, dan menarik minat siswa dalam menulis paragraf induktif. Kemampuan siswa kelas V SDS Windu Putra Bandung dalam pembelajaran menulis paragraf induktif meningkat dari nilai rata-rata tes awal 67,0 menjadi rata-rata nilai tes akhir 76,25 dengan selisih nilai 9,25. Penggunaan pendekatan kontekstual efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf induktif pada siswa kelas V SDS Windu Putra. Kata Kunci: model pembelajaran, menulis, paragraf induktif, kontekstual.
PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreatifitas siswa dalam menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berfikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara, aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosakata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Pemahaman 1
berbagai jenis karangan serta pemahaman berbagai jenis paragraf dan pengembangannya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) perlu ditegaskan bahwa tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Dalam menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Indikator keberhasilan pendidikan adalah bahwa anak didik sejahtera. Anak didik sejahtera jika aktivitas belajar menyenangkan dan menggairahkan. Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetensi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan jangka panjang. Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang karakteristiknya memenuhi harapan itu. Sekarang ini pembelajaran dan pengajaran kontekstual menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya ‘menghidupkan’ kelas secara maksimal. Kelas yang ‘hidup’ diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah yang demikian cepat. Melalui penelitian ini, penulis mencoba untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf induktif pada siswa kelas V SD yaitu melalui pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual ini sebagai alternatif pembelajaran menulis paragraf induktif sehingga diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis. Pendekatan kontekstual diharapkan dapat mendorong siswa agar menyadari dan menggunakan pemahamannya untuk mengembangkan diri dan menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan seharihari. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan kontekstual diharapkan siswa dapat mengerti makna belajar, manfaat belajar, status mereka, serta bagaimana mereka mencapai semua itu. Mereka akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti. Penulis membatasi masalah dalam makalah ini pada upaya meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis paragraf induktif melalui pendekatan kontekstual. Penerapan pendekatan kontektstual untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf induktif di kelas V SDS Windu Putra. Masalah yang rumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis paragraf induktif melalui pendekatan kontekstual di kelas V SDS Windu Putra? Efektifkah penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis paragraf induktif di kelas V SDS Windu Putra? Tujuan penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis paragraf induktif melalui pendekatan kontekstual di kelas V SDS Windu Putra dan untuk mengetahui
efektif tidaknya penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis paragraf induktif di kelas V SDS Windu Putra. Populasi dalam penelitian ini penulis artikan sebagai keseluruhan objek yang harus diteliti. Dengan kata lain “populasi diterangkan keadaannya sebagaimana adanya, tidak boleh ditambah atau tidak boleh dikurang.” Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDS Windu Putra yang jumlahnya 28 siswa. Sampel adalah “bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian.” Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah sebagian siswa kelas V SDS Windu Putra dengan jumlah siswa 20 orang. Landasan Teori Model Pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh pendidik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menulis adalah kegiatan produktif dan ekspresif untuk menggunakan ide, pikiran, gagasan, dan pengetahuan. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang terdiri dari kalimat utama yang mengandung ide pokok sebagai pengendali diikuti kalimat penjelas sebagai penjelasan dari ide pokok tersebut sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Paragraf induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat utamanya di akhir paragraf. Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2
KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN Model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan dalam proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa dan penggunaan alat bantu pengajaran (alat peraga). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:574) “Menulis adalah menggunakan pena, potlot, bolpoin di atas kertas, kain, papan dan sebagainya untuk menghasilkan huruf, kata atau kalimat”. Menurut pendapat H.G. Tarigan dalam Muchlisoh “ Menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu.” (H.G.Tarigan, 1986:21). Berdasarkan dua pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa menulis adalah merangkaikan lambang-lambang yang mempunyai makna. Tulisan dapat dijadikan komunikasi antar penulis dan pembaca. Paragraf induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topiknya di akhir paragraf. (Kartimi, 2009:16). Widyamartaya (1990:44) mengatakan bahwa paragraf induktif adalah paragraf yang menyatakan pikiran utamanya diakhir paragraf, sebagai kesimpulan atau penilaian setelah dikemukakan fakta-fakta atau evidensievidensi. Gorys Keraf (1993:96) mengemukakan bahwa dalam hal pengembangan alinea ada dua hal yang umum. Dalam hal yang pertama gagasan utamanya ditempatkan pada awal alinea, serta pengkhususan atau perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya atau bersifat deduktif. Sebaliknya dalam hal yang kedua mulamula dikemukakan perincian-perinciannya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya atau bersifat Induktif. Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan menurut para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf induktif adalah seperangkat kalimat yang terdiri dari kalimat utama yang mengandung ide pokok sebagai pengendali diikuti kalimat penjelas sebagai penjelasan dari ide pokok tersebut sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dimana kalimat utamanya tersebut diletakkan di akhir paragraf. Paragraf induktif mempunyai ciri sebagai berikut: (1) Kalimat utama paragraf terletak diakhir paragraf. (2) Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus. (3) Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus. (4) Kesimpulan terdapat diakhir paragraf. Jenis paragraf induktif, yaitu: (1) Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. (2) Analogi adalah pola penyususnan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. (3) Kausal adalah pola penyusunan paragraf
dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibatsebab, sebab akibat 1 akibat 2. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada model pembelajaran menulis paragraf induktif dengan jenis generalisasi. Dimana siswa dituntun untuk menyebutkan ciri-ciri khusus sebuah
benda/sesuatu hal atau suatu kemudian menarik kesimpulannya.
peristiwa
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berfikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjang. (Nurhadi dan Senduk, 2003:4). Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara rapih dan tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang berkonsentrasi dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih. (Anthony dalam Tarigan, 1991:10). Berdasarkan pendapat di atas, penelitian yang penulis laksanakan menggunakan metode deskriptif. Ciri-ciri metode deskriptif adalah: (1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual. (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik). Teknik penelitian merupakan salah satu usaha bagaimana cara (prosedur) yang harus ditempuh dengan menggunakan metode tertentu, agar tujuan dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Adapun teknik penelitian yang penulis gunakan diantaranya: (1) Studi Pustaka yaitu suatu usaha pendalaman masalah melalui penyelidikan bahan-bahan atau materi penunjang untuk keberhasilan peneliti melalui buku-buku sebagai acuan teoritis. (2) Observasi merupakan aktifitas pengumpulan data dalam suatu penelitian 3
untuk mengetahui serta menemukan objek penelitian dan untuk memperoleh gambaran secara langsung proses belajar mengajar. (3) Uji coba digunakan untuk mempraktekkan bagaimana penggunaan pendekatan kontekstual dalam menulis paragraf induktif di kelas V SDS Windu Putra Kota Bandung. (4) Tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan penulis mengajarkan pembelajaran menulis paragraf induktif dengan menggunakan pendekatan kontekstual kepada siswa kelas V SDS Windu Putra Kota Bandung.
Analisis Hasil Tes Akhir (Postes) Tabel 2 Skor (X) Frekuensi (F) 60 2 65 1 70 7 75 1 80 2 85 3 90 4 Jumlah ∑ F (X)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata
Hasil penelitian, yaitu gambaran perbandingan hasil nilai tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan materi menulis paragraf induktif sebelum menggunakan pendekatan kontekstual. Sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah disampaikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Berikut ini adalah analisis hasil tes awal dan hasil tes akhir. Analisis Hasil Tes Awal (Pretes) Tabel 1 Skor (X) Frekuensi (F) 50 1 55 2 60 5 65 3 70 2 75 3 80 4 Jumlah ∑ F (X) = ∑ F (X) N 1340 = 20 N = jumlah murid
= ∑ F (X) N 1525 = 20
F (X) 120 65 490 75 160 255 360 1525
= 76,25
N = jumlah murid Pengujian Hipotesis Rata-rata pretes (X1) =
∑ F (X) N 1340
=
20
= F (X) 50 110 300 195 140 225 320 1340
Rata-rata postes (X2)
x 100 %
67 % = =
∑ F (X) N 1525 20
x 100 %
= 76,25% Jadi, X1 < X2 atau X2 > X1
Rata-rata
= 67
4
Dalam hipotesis yang penulis ingin buktikan adalah: (1) Melalui pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis paragraf induktif di kelas V SDS Windu Putra kemampuan siswa dapat ditingkatkan. (2) Pendekatan kontekstual sangat efektif dalam pembelajaran menulis paragraf induktif di kelas V SDS Windu Putra. Hasil analisis tes awal dan hasil analisis tes akhir menunjukkan bahwa nilai rata-rata postes (setelah mendapat perlakuan) 76,5% lebih besar
http://www. Situsbahasa. Info/2011/12/definisi-dan jenis-paragraf.html/ http://www. Sunarno 5. Wordpress. Com/2007/12/06/paragraf-induktif/
dibanding nilai rata-rata pretes (sebelum mendapat perlakuan) 67%. Dengan ini dapat dibuktikan bahwa: (1) Melalui pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis paragraf induktif di kelas V SDA Windu Putra ternyata kemampuan siswa dapat ditingkatkan. (2) Pendekatan kontekstual terbukti efektif dalam pembelajaran menulis paragraf induktif di kelas V SDS Windu Putra.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan, yaitu:
1. Kemampuan siswa kelas V SDS Windu Putra Bandung dalam pembelajaran menulis paragraf induktif meningkat dari nilai rata-rata tes awal 67,0 menjadi rata-rata nilai tes akhir 76,25 dengan selisih nilai 9,25. 2. Penggunaan pendekatan kontekstual
efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf induktif pada siswa kelas V SDS Windu Putra Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Dzamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kartimi, Tiem.2009. Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: STKIP Siliwangi Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores NTT. Nusa Indah. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Surabaya: Universitas Negeri Malang. Tarigan, H. G.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyamartaya, A.1990.Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. , Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta. Balai Pustaka.
. 2006. Standar Isi. Jakarta. Kemendiknas. . 2007. Standar Proses (untuk satuan pendidikan dasar dan menengah). Jakarta. Kemendiknas.
5