METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian dilaksanakan di SMA Budi Mulia Bogor. Tempat penelitian ditentukan secara purposive , dengan pertimbangan sekolah tersebut berada di Kota Bogor dan siswanya dari keluarga golongan menengah ke atas. Waktu penelitian berlangsung selama 2 bulan yaitu bulan September sampai November 2011. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI Sekolah Menegah Atas (SMA) Budi Mulia Bogor. Hal ini dengan pertimbangan bahwa siswi kelas X merupakan siswi-siswi yang baru masuk dan masih beradaptasi dengan sekolah dan teman-temannya, sedangkan siswi kelas XII tidak diambil sebagai subjek penelitian dengan pertimbangan bahwa mereka harus mempersiapkan ujian sebagai syarat lulus. Metode yang digunakan dalam penarikan contoh adalah secara purposive sampling dengan kriteria: (a) remaja putri, (b) berusia 15-18 tahun, (c) tidak dalam keadaan sakit, (d) memiliki status gizi normal (-2 SD 5 Z 5 +1 SD) dan gemuk/obes (+1 SD = Z z +2 SD) berdasarkan hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh terhadap umur (IMT/U), (e) bersedia untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Penelitian ini diawali dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan remaja untuk mengetahui jumlah remaja putri SMA yang memiliki status gizi normal dan gemuk yang selanjutnya diberi kuesioner penelitian. Jumlah contoh untuk remaja status gizi normal sebanyak 35 orang dan jumlah contoh untuk remaja yang berstatus gizi gemuk/obes sebanyak 25 orang karena remaja yang memiliki status gizi gemuk/obes ada sebanyak 25 orang, oleh karena itu seluruh contoh digunakan dalam penelitian ini. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Jenis data primer yang dikumpulkan adalah: a. Data karakteristik individu dan keluarga (nama, tempat dan tanggal lahir, usia, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua
20
dan besar keluarga) diperoleh dengan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner. b. Data antropometri remaja meliputi berat badan dan tinggi badan yang diperoleh melalui pengukuran secara langsung. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat badan yaitu timbangan injak dan alat ukur tinggi badan yaitu microtoise . c. Data kebiasaan makan diperoleh melalui wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner dan data konsumsi pangan dikumpulkan dengan cara recall 2x24 jam. d. Data pengetahuan gizi dan body image diperoleh dengan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner. e. Data aktivitas fisik contoh diperoleh melalui metode recall 1x24 jam pada hari sekolah. Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari buku profil sekolah, meliputi: 1. Data jumlah guru dan pegawai 2. Data siswa (jumlah siswa kelas 1, 2, dan 3) 3. Lokasi sekolah (lokasi dekat dengan fasilitas umum dan sekolah dilalui oleh alat transportasi apa saja) 4. Fasilitas sekolah (bangunan dan lahan). Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan Statistical Program for Social Science (SPSS for Windows versi 16.0). Karakteristik individu dan keluarga contoh (umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan besar keluarga) diberi kode, selanjutnya diberi kriteria untuk kategori dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif. Data kebiasaan makan diukur dengan 20 pertanyaan tentang kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan konsumsi buah dan sayur, kebiasaan mengonsumsi fast food dan soft drink, kebiasaan mengonsumsi camilan dan frekuensi makan/hari. Penilaian kebiasaan makan dilakukan dengan memberi skor. Skoring kebiasaan makan dilakukan pada pertanyaan yang bisa di skor saja, bila tidak bisa di skoring maka pertanyaan kebiasaan makan tersebut dideskripsikan. Pertanyaan yang bisa dilakukan skoring seperti frekuensi makan, kebiasaan sarapan, kebiasaan mengonsumsi fast food, soft drink, camilan gurih, jajanan sekolah, sayur dan
2
buah. Selain itu dilakukan recall 2x24 jam terhadap konsumsi pangan responden. Data konsumsi pangan (recall 2x24 jam) dikonversi dalam bentuk energi (kkal) dan protein (g) dengan menggunakan Daftar Konversi Bahan Makanan (DKBM 2004). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan:
Kgij = kandungan zat gizi i dari bahan makanan j dengan berat B gram Bj = berat bahan makanan j yang dikonsumsi (gram) Gij = kandungan zat gizi I dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = Persen bahan makanan j dapat dimakan (% BDD)
Data intake energi dan protein dibandingkan dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi) remaja putri yang dihitung menggunakan rumus menurut WNPG (2004). Proses Estimasi AKE (Angka Kecukupan Energi) Anak dan Remaja dalam WNPG (2004) untuk remaja putri: AKE remaja putri (16-18 tahun) = (88.5 – 61.9U)+26.7B(AkF)+903TB+25 Keterangan:
TB: Tinggi Badan (cm) U: Umur (tahun) AkF: 1.31 (Torun et al. 1966 dalam WNPG 2004)
Sedangkan Proses Estimasi AKP (Angka Kecukupan Protein) Anak dan Remaja dalam WNPG (2004) untuk remaja putri: Wanita (16-18 tahun) AKP = 0.85g/kgBB/hr dengan faktor koreksi mutu protein secara umum 1.2. Tingkat kecukupannya dihitung dengan rumus: Tingkat kecukupan zat gizi = Intake zat gizi x 100% Kecukupan gizi menurut AKG Penilaian untuk tingkat kecukupan energi dan protein menurut Depkes (1996) dibagi dalam lima kategori yaitu: 1. Defisit tingkat berat : < 70% 2. Defisit tingkat sedang : 70% - 79% 3. Defisit tingkat ringan : 80% - 89% 4. Normal: 90% - 119% 5. Kelebihan : z 120% Pengetahuan gizi diukur dengan 20 pertanyaan tentang contoh pangan sumber zat gizi tertentu, fungsi zat gizi, dampak mengonsumsi makanan tertentu dan manfaat melakukan aktivitas fisik. Penilaian pengetahuan gizi dilakukan dengan memberi skor. Bila menjawab salah diberi skor 0, sedangkan untuk jawaban benar diberi skor 1, sehingga skor total minimum 0 dan maksimum adalah 20. Kategori pengetahuan gizi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kategori pengetahuan gizi tingkat rendah bila skor <60.0%, kategori pengetahuan gizi
tingkat sedang bila skor 60.0-80.0%, dan kategori pengetahuan gizi tingkat tinggi bila skor >80.0% (Khomsan 2000). Persepsi tentang body image diukur menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penilaian aktual remaja putri terhadap tubuhnya dan harapan remaja putri terhadap bentuk tubuhnya. Penilaian aktual dan bentuk tubuh harapan remaja putri dibagi dalam tiga kategori yaitu kurus, ideal dan gemuk. Penilaian aktual remaja putri terhadap bentuk tubuhnya kemudian dibandingkan dengan status gizi remaja putri melalui pengkategorian IMT. Apabila penilaian aktual remaja putri terhadap bentuk tubuhnya sesuai dengan status gizi remaja putri maka diberi nilai 1 dan bila tidak sesuai diberi nilai 0. Adanya perbedaan antara penilaian bentuk tubuh aktual yang dipilih dengan status gizi aktual disebut persepsi body image negatif. Tidak adanya perbedaan antara penilaian bentuk tubuh aktual yang dipilih dengan status gizi aktual disebut persepsi body image positif. Responden juga ditanyakan bentuk tubuh yang diharapkan dan dibandingkan dengan kedua konsep body image. Aktivitas fisik selama 24 jam digunakan untuk menaksir pengeluaran energi. Menurut Hardinsyah dan Martianto (1989), pengeluaran energi ini dihitung berdasarkan jenis kegiatan dengan menggunakan faktor kelipatan (Fk) dan EMB (Energi Metabolisme Basal) untuk tiap jenis kegiatan. Nilai Physical Activity Ratio (PAR) untuk setiap kegiatan ditunjukkan dalam Tabel 1. Nilai PAR diperlukan untuk menentukan tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik ( Physical Activity Level ) diperoleh dengan mengalikan PAR ( Physical Activity Ratio ) dengan lama melakukan sebuah aktivitas (FAO/WHO/UNU 2001). Secara sederhana, rumus untuk menghitung nilai PAL: Physical Activity Level (PAL) = ∑ (Lama melakukan aktivitas x PAR)
24 Jam Secara sederhana, rumus untuk menghitung total pengeluaran energi adalah: Total pengeluaran = AMB X PAL Kategori tingkat aktivitas Physical Activity Level (PAL) dibedakan menjadi tiga, yaitu aktivitas ringan, sedang dan berat. Aktivitas fisik ringan memiliki nilai PAL antara 1.40-1.69. Seseorang yang mempunyai aktivitas fisik yang ringan menggunakan kendaraan untuk transportasi, tidak berolahraga, dan cenderung meluangkan waktu hanya untuk kegiatan yang dilakukan dengan duduk dan berdiri, dengan sedikit gerakan tubuh. Aktivitas fisik sedang memiliki nilai PAL 1.70-1.99. Seseorang yang mempunyai tingkat aktivitas fisik sedang tidak
2
memerlukan energi yang besar, namun kebutuhan energi pada kegiatan ini lebih tinggi daripada kegiatan aktifiats ringan. Aktivitas fisik berat memiliki nilai PAL 2.00-2.39. Aktivitas berat dilakukan oleh seseorang yang melakukan kerja berat dalam waktu yang lama (FAO/WHO/UNU 2001). Tabel 1 Nilai Physical Activity Ratio (PAR) setiap kegiatan Kegiatan Aktivitas Ringan (Sedentary/Light Activity Lifestyle ) Tidur Perawatan diri (mandi dan berpakaian) Makan Memasak Kegiatan yang dilakukan dengan duduk Pekerjaan rumahtangga Mengenderai kendaraan Berjalan Kegiatan ringan (menonton TV) Aktivitas Sedang (Active or Moderately Active Lifestyle) Tidur Perawatan diri (mandi dan berpakaian) Makan Kegiatan yang dilakukan dengan berdiri Transportasi kerja dengan bus Berjalan Olahraga ringan Kegiatan ringan (menonton TV) Aktivitas berat ( Viogorous or Vigorously Active Lifestyle ) Tidur Perawatan diri (mandi dan berpakaian) Makan Masak Kegiatan pertanian tanpa menggunakan alat Mengambil air Pekerjaan rumahtangga yang berat Berjalan Kegiatan ringan Sumber: FAO/WHO/UNU 2001 Keterangan: PAR= Physical Activity Ratio (faktor aktivitas)
PAR 1.0 2.3 1.5 2.1 1.5 2.8 2.0 3.2 1.4 1.0 2.3 1.5 2.2 1.2 3.2 4.2 1.4 1.0 2.3 1.4 2.1 4.1 4.4 2.3 3.2 1.4
Status gizi contoh diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) yang dihitung berdasarkan data antropometri berat badan dan tinggi badan siswi dengan kategori sebagai berikut: Tabel 2 Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Nilai IMT/U
Kategori Status Gizi Sangat kurus z
score <_ -3 SD
Normal
-3 SD < z score <_ -2 SD -2 SD < z score < +1 SD
Kelebihan berat badan
+1 SD <_ z score < +2 SD
Kurus
Gemuk Sangat gemuk z Sumber: WHO (2007)
+2 SD <_ z score < +3 SD
score >_ +3 SD
24
Pengolahan data yang dilakukan berupa editing, coding, scoring, entry dan analisis data. Perbedaan antar variabel diperoleh dengan menggunakan uji beda t ( Independent Sampel t-Test). Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan uji korelasi Pearson . Definisi operasional Remaja putri adalah siswi kelas XI SMA Budi Mulia yang memiliki status gizi normal dan gemuk yang dipilih secara purposive dan bersedia mengisi kuesioner. Body image adalah gambaran seseorang mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya sendiri; gambaran ini dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran tubuh aktualnya, perasaannya tentang bentuk tubuhnya serta harapan terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang diinginkannya. Status gizi adalah keadaan gizi seorang remaja yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan yang diukur secara antropometri berdasarkan indikator IMT/U. Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh ayah remaja putri yang dikategorikan menjadi tidak tamat SD, SD, SMP,SMA dan PT. Pekerjaan orang tua adalah jenis pekerjaan yang dilakukan ayah remaja putri untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang meliputi petani, buruh, pedagang, PNS dan lain-lain. Pendapatan orang tua adalah jumlah pendapatan yang diperoleh ayah remaja putri per bulan yang dihasilkan dari pekerjaan utama. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah, hidup dari satu sumber penghasilan dan makan dari satu dapur yang dikelompokkan menjadi keluarga besar (> 4 orang) dan keluarga kecil ( 5 4 orang). Pengetahuan gizi adalah kemampuan kognitif serta pemahaman remaja putri tentang gizi. Pengetahuan gizi diukur dari kemampuan remaja putri dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan gizi yang disiapkan dalam kuesioner. Pengetahuan gizi dikategorikan rendah jika kurang dari 60% jawaban benar, sedang jika antara 60-80% jawaban benar dan tinggi jika lebih dari 80% jawaban benar (Khomsan 200).
2
Harapan bentuk tubuh adalah jenis bentuk tubuh yang diinginkan oleh remaja putri dan dikategorikan menjadi ingin kurus, ideal maupun lebih gemuk. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner body image . Penilaian tubuh aktual adalah mengenai bagaimana remaja putri menilai bentuk tubuhnya saat ini dan dikategorikan menjadi kurus, ideal dan gemuk. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner body image . Persepsi body image positif adalah suatu persepsi dimana penilaian terhadap bentuk tubuh aktualnya sesuai dengan status gizinya. Persepsi body image negatif adalah suatu persepsi dimana penilaian terhadap bentuk tubuh aktualnya tidak sesuai dengan status gizinya. Aktivitas fisik adalah alokasi waktu (24 jam) yang dihabiskan oleh remaja putri dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan Physical Activity Ratio (PAR).