RAPAT TERBUKA MAJELIS WALl AMANAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Menuju Indonesia Sehat: Harapan, Tantangan, dan Pemikiran untuk Mencapainya
Pidato Ilmiah Disampaikan oleh: Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.AK
Puncak Peringatan Dies Natalis ke-67 UNIVERSITAS GADJAH MADA Senin, 19 Desember 2016
MENUJU INDONESIA SEHAT: HARAPAN, TANTANGAN, DAN PEMIKIRAN UNTUK MENCAPAINYA
Yang kami hormati, Sri Sultan Hamengku Buwono X Ketua, Sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat, Ketua, Sekretaris, dan anggota Dewan Guru Besar, Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat Akademik, Rektor dan Wakil Rektor, Para Dekan dan Wakil Dekan, Ketua Lembaga dan Kepala Pusat Studi, Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas, Para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, Para pengurus dan anggota Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, Para tamu undangan dan hadirin yang kami muliakan. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, sa/am sejahtera, om swastiastu. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan perkenan-Nya hari ini kita dapat berkumpul di sini untuk memperingati Dies Natalis Universitas Gadjah Mada yang ke-67. Dalam rentangan panjang sejarah perkembangan manusia, kesehatan bersama-sama dengan pendidikan, menempati posisi sentral dalam pembangunan suatu peradaban. Bangsa yang dihuni rakyat yang sehat dan terdidik merupakan ukuran pencapaian dan sekaligus tiang penopang dari tegaknya peradaban yang agung. Tidak mengherankan, jika dalam perkembangan modern, keduanya telah dijadikan sebagai variabel kunci dalam menilai kualitas suatu bangsa. Salah satu skala pengl!kuran modern yang diterima luas adalah apa yang kita kenai 3
dengan lndeks Pembangunan Manusia (I PM) yang digunakan sebagai indikator untuk menilai perkembangan kualitas manusia di suatu negara. Kualitas manusia merupakan persoalan yang kita hadapi saat ini. Data komparasi antarnegara di tahun 2015 dengan sangat benderang menunjukkan ketertinggalan kita dalam kualitas manusia: Kita menempati urutan 110 dari 188 negara. Dua dasar utama untuk membangun kualitas manusia adalah pendidikan dan kesehatan. Mengalir dari keprihatinan di atas, dan dengan didorong keinginan luhur untuk mengembalikan fungsi tut wuri handayani, ing ngarso sungtulodo, dan ing madyo mangun karsa dari ·universitas Gadjah Mada dalam ikut membangun peradaban baru bangsa Indonesia yang adiluhung, orasi Dies ke 67 UGM kali ini mengambil tema sentral perihal kesehatan dengan judul: Menuju Indonesia Sehat: Harapan, Tantangan, dan Pemikiran untuk Mencapainya
Hadirin yang kami muliakan
Indonesia sehat adalah sebuah keharusan jika menjadi bangsa dengan peradaban adiluhung adalah asa cita-cita kita ke depan. Sebuah bangsa yang sehat adalah bangsa yang tiap-tiap individu dan masyarakatnya hidup sehat. Seperti halnya tanaman, untuk mendapatkan buah yang berkualitas diperlukan bibitnya harus baik, tanah yang cocok, dipupuk dan dipelihara oleh tangan petani yang profesional. Kualitas manusia Indonesia akan baik kalau disiapkan "bibit manusia" yang baik, tumbuh dengan baik di lingkungan yang baik, dan dipelihara oleh abdi negara yang profesional. Sejarah hebatnya kualitas manusia Indonesia dapat dilacak dari lembaran sejarah dan situs peninggalan berupa Candi Prambanan, Borobudur, kerajaan nasional dan maritim Sriwijaya dan Majapahit. Kedua candi tersebut merupakan produk dari sistem pendidikan yang terencana di bawah kepepimpinan Mahaguru Janabadra, dengan 1.000 murid yang berasal dari luar negeri; berikut Sriwijaya dan Majapahit yang
4
sangat piawai dalam teknologi kemaritiman. Hal tersebut merupakan keberhasilan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Pada abad 7 sampai 13, Indonesia merupakan salah satu pusat peradaban dunia. Saat itu, Benua Amerika Utara belum maju. Restorasi Meiji di Jepang dan renaisan di Eropa, bukti nyata keberhasilan suatu peradaban baru yang dimulai dengan pendidikan dan kesehatan. Mandat pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah kawah candradimuka untuk mendidik manusia susila, berkualitas lahir batin, yang memiliki kemampuan untuk membangun peradaban baru bangsa Indonesia. Indonesia pernah mengalami salah langkah. Saat booming minyak pada 1970-an dana kita melimpah, pembangunan fisik dikerjakan secara luar biasa. Tetapi tidak disertai dengan pembangunan karakter, kesehatan, dan pendidikan. Karena kesalahan itu maka hari ini kita memetik hasilnya. Kita berada pad a nomor urut 110 dalam IPM serta dihadapkan dengan masalah serius kasus korupsi dan narkoba. Kondisi itu secara tidak sadar turut mewarnai masalah politik, ekonomi, dan sosial-budaya yang berimplikasi pada kesehatan masyarakat. Kualitas hidup manusia sangat tergantung dari derajat kesehatan masyarakatnya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya maka pembangunan di bidang kesehatan perlu diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang. Hal ini dilakukan sebagai investasi bagi pembangunan manusia yang produktif secara sosial ekonomis. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan ditandai dengan penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang · bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Hal ini seperti tercantum dalam arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional2015-2019 yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RP JPK) 2005-2025. 1
1. Badan Pusat Statistik. 2016. lndeks Pembangunan Manusia 2015. Jakarta, hal 46
5
Hadirin yang kami muliakan Indonesia sehat adalah upaya yang perlu diupayakan bila ingin menggapai kesejahteraan di masa yang akan datang. Harapan itu dapat dicapai dengan menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatnya kesejahteraan penduduk di segala usia. Apa tantangan yang dihadapi dalam menjamin kehidupan masyarakat yang sehat? Serta bagaimana membangun manusia Indonesia agar menjadi manusia sehat? Dua pertanyaan itu yang disoroti dalam pidato orasi ini. Sebelum kita membahas kedua pertanyaan itu perlu kita pahami apa arti sehat. Sehat itu menu rut WHO adalah "suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial, yang tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan". Agar orasi dengan waktu yang terbatas ini dapat terfokus maka paparan dipusatkan pada kesehatan fisik, mental dan sosial. Sesuai dengan kata bijak dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Sekaligus juga akan diutarakan sedikit tentang pendidikan. IPM mencerminkan kualitas manusia karena pendekatan yang digunakan mengandung tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan penghidupan yang produktif dan layak. Tidak hanya pendidikan dan kesejahteraan (sosial ekonomi yang layak) yang menjadi dasar determinan utama kualitas manusia, tetapi juga kesehatan. ltu artinya kesehatan merupakan unsur penting yang perlu mendapat perhatian dalam memahami kualias manusia. Atas dasar pertimbangan itulah, orasi ini mengunakan !PM sebagai proxy untuk menilai kualitas masyarakat dengan memfokuskan pad a ihwal kesehatan. IPM Indonesia pada tahun 2015 tergolong rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara maju dan ASEAN. Pada tahun 2015 IPM Indonesia tercatat mencapai angka 0,68. Angka itu berada di peringkat 110 dari 188 negara (lampiran 1). Indonesia berada di posisi kelima di negara-negera ASEAN, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Memang Indonesia sedikit berada di atas Vietnam dan Filipina, Laos, Kamboja, dan Myanmar, tetapi posisi IPM itu menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan upaya dalam pembangunan manusia agar kualitas manusia kita sejajar dengan negara-negara 6
maju di ASEAN (lampiran 2). Harapan itu dapat dicapai bila kita dapat menyingkirkan tantangan yang menghadang dalam upaya menuju Indonesia sehat. Untuk itu kita perlu mencermati tantangan yang dihadapi dalam proses menuju Indonesia Sehat.
Hadirin yang kami muliakan Salah satu indikator untuk menilai kualitas man usia yang digunakan UNDP adalah sehat dan umur panjang. Artinya untuk menilai manusia sehat itu dapat dinilai dari umurnya dan itu dapat kita cermati dari Angka Harapan Hidup (AHH). Pada tahun 2015, AHH Indonesia mencapai 69 tahun . Perbedaan angka harapan hidup antara Indonesia dan Singapura memiliki selisih sebesar 14 tahun. ltu berarti bayi yang lahir di Indonesia memiliki harapan hid up hingga usia 69 tahun, sedang bayi yang lahir di Singapura memiliki harapan hidup lebih panjang, mencapai 83 tahun 2 • Berdasarkan data United Nation Development Programme tahun 2015, negara-negara dengan angka harapan hidup tertinggi adalah Hong Kong, kemudian diikuti oleh Jepang, ltalia. Perbedaan AHH itu mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia belum dapat dikatakan hidup sehat karena AHH masih rendah. Hal ini merupakan tantangan yang perlu mendapat perhatian dalam menuju Indonesia Sehat. Mencermati AHH dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat variasi antarprovinsi. Beberapa provinsi tercatat AHH di atas rata-rata AHH Indonesia. Ada 10 provinsi yang AHH tergolong tinggi, yakni Provinsi Oaerah lstimewa Yogyakarta (75 tahun), Kalimantan Timur (74 tahun) Jawa Tengah (73 tahun), Jakarta dan Jawa Barat (72 tahun,), Riau, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Bali masing-masing 71 tahun (Lihat Lampiran 5). Sedang 24 provinsi lainnya rata-rata harapan hidup masih di bawah rata-rata AHH Indonesia berkisar antara 65-70 tahun. Rata-rata harapan hidup terendah sekitar 65 tahun tercatat di Provinsi NTB, NTT, Maluku, Papua dan Papua Barat. Data itu mengindikasikan dari 10 provinsi yang AHH nya di atas rata-rata AHH Indonesia, enam provinsi di antaranya
2. UNDP, Human Development Report 2015
7
berada di Jawa dan Bali, sedang 5 terendah ada di provinsi Indonesia Timur. Perbedaan AHH itu kemungkinan karena ada perbedaan ketersediaan fasilitas, infrastruktur kesehatan, tenaga medis, biaya dan kualitas pelayanan, serta perbedaan pendidikan yang akan memengaruhi perbedaan pola hidup. Data yang tertera di lampiran 6 memuat rasio fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk per provinsi per 100.000 penduduk. Tidak semua provinsi di Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan kesehatan yang memadai. Daerah yang tergolong pinggiran masih belum dapat dilayani dengan baik karena kurangnya fasilitas dan rasio tenaga kesehatan yang tersedia untuk melayani penduduk masih rendah. Tidak hanya perbedaan antarprovinsi tetapi dapat terjadi juga antargolongan masyarakat. Golong9n m.asyarakat yang berpenghasilan menengah-atas dapat menikmati pelayanan yang berkualitas karena mereka mampu membayar. Sedang masyarakat berpenghasilan rendah belum menikmati pelayanan yang berkualitas karena keterbatasan kemampuan ekonomi. Artinya, daerah dan masyarakat pinggiran belum semua dapat menikmati pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan. Hadirin yang kami muliakan
Setelah diutarakan masalah AHH, marilah kita memperhatikan apakah "bibit manusia" Indonesia baik. Pada tahun 2015 jumlah ibu hamil 5.382.779 orang 3 . Dari janin yang dikandung oleh ibu-ibu itu diharapkan akan lahir manusia Indonesia baru yang sehat dan kuat yang kelak akan menjadi generasi penggerak pembangunan bangsa. Namun, harapan itu mungkin belum dapat dicapai karena dihadang oleh beberapa persoalan. Kesehatan ibu hamil belum seperti yang diharapkan. Pada 2011 ibu hamil yang menderita anemia mencapai 29,6%. lni akan berpengaruh tidak hanya pada kesehatan ibu tetapi juga pada kesehatan janin yang akan dilahirkan. Anemia merupakan salah satu penyebab be rat badan bayi rendah saat lahir. Angka kematian 3. Kementerian Kesehatan Rl. Profil Kesehatan Indonesia 2015, hal?
8
neonatal tahun 2012 menunjukkan janin yang lahir kemudian mati sebanyak 19 per 1.000 kelahiran. Jan in lahir yang tercatat dengan be rat badan lahir rendah sekitar 10,2 % 4 • Sedangkan pada tahun 2015 bayi yang dilahirkan kemudian meninggal sampai umur bayi tercatat 26 per 1.000 kelahiran hidup (lihat lampiran 7). Ar~gka kematian bayi (AKB) tidak hanya dapat dipakai untuk mencerminkan kesehatan dan pengetahuan ibu tetapi juga mencerminkan kesejahteraan keluarga (gizi) dan kondisi lingkungan kehidupan masyarakat. Lagi-lagi dengan mencermati data AKB antarprovinsi seperti yang tertera pad a lampiran 7, tampak bahwa beberapa provinsi yang berada di Jawa dan Bali AKB lebih rendah bila dibandingkan dengan provinsi yang ada di luar Jawa (kecuali Provinsi Kalimantan Timur). AKB terendah tercatat di Provinsi D.I.Yogyakarta (13) dan tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat (51). Bagaimana posisi AKB Indonesia bila dibandingkan dengan AKB di negara-negara ASEAN? AKB Indonesia lebih rendah dibanding Myanmar yang memiliki angka 40 kematian bayi dalam 1.000 kelahiran. · Sedangkan AKB Indonesia jauh lebih tinggi jika dibanding Singapura, Malaysia dan Thailand yang masing-masing tercatat 2, 6 dan 11 (lihat lampiran 8). Setelah lahir, bayi yang luput dari kematian dihadapkan dengan masalah kekurangan gizi. Stunting adalah kegagalan seseorang untuk mencapai tinggi badan sesuai potensi genetiknya. Dikatakan stunted atau pendek bila panjang atau tinggi badan berada di bawah dua standar deviasi. Pendek terjadi pada sepertiga anak balita dan sering tidak terdeteksi oleh keluarga karena masyarakat menganggap pendek itu normal. Keadaan pendek oleh masyarakat umum tidak mendapat perhatian seperti halnya berat badan rendah atau kurus. Anak Indonesia kurang gizi yang ditunjukkan oleh anak Indonesia stunted atau pendek waktu lahir sebanyak 20,2% dan selama masa anak (balita) 37%. 5
4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Hal 182. 5. Ibid, hal 185
9
Yang memprihatinkan pada tahun 2013 prevalensi lebih dari 40% terdapat pada 15 provinsi di Indonesia, 18% di antaranya sangat pendek6 . Padahal akibat dari pendek itu akan terjadi kenaikan risiko untuk kematian anak, efek yang jelek terhadap perkembangan kognitif dan motorik, kecerdasan yang kurang waktu sekolah, menaikkan kegemukan, mendapat penyakit noninfeksi, serta yang paling parah adalah mengurangi produktivitas masa dewasa. Kekurangan gizi, termasuk zat besi, merupakan unsur utama pembentuk sel otak. Pembentukan sel otak paling cepat adalah sampai umur dua tahun. Oleh karena itu kekurangan zat besi akan memengaruhi kecerdasan seseorang. Saat ini anak-anak yang menderita anemia kekurangan besi mencapai 40-60% 7 • Kejadian anemia defesiensi besi ini sudah dialami ibu sejak hamil, anak setelah lahir dan masa sekolah. Bagaimana tahap selanjutnya setelah anak mampu bertahan hidup? Anak-anak yang dapat tumbuh hingga dewasa tidak selamanya bebas dari berbagai penyakit, dapat bertahan hid up sehat dan berumur panjang. Berbagai macam penyakit siap menghadang dalam perjalanan hidupnya. Saat ini Indonesia menghadapi triple burden: penyakit infeksi, penyakit tidak menular, dan cedera . Penyakit infeksi misalnya difteri, polio, tetanus, TBC, hepatitis, campak, cacar air, typhus, parotitis, campak jerman (Rubella), Hemofilus influenza, Penumokokus, dll. Penyakit infeksi itu sudah ada vaksinasinya. Tetapi yang divaksinasi lengkap baru 59,2% . Apalagi setelah muncul vaksin palsu dan kelangkaan persediaan vaksin nasional, angka kelengkapan itu diduga mengalami penurunan. Penyakit infeksi memberikan kontribusi kematian 30%. Penyakit tidak menular misalnya penyakitjantung, diabetes, ginjal, hipertensi, kanker, dsb., memberikan kontribusi kematian 57% 8 •
6. Black RE , Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de onis M eta/. "Maternal and Child Undernutrition and Overweight in Low-Income and Middle-Income Countries". Lancet. 2013 7. lkatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Buku Rekomendasi Anemia Defisiensi Besi. 8. Double Burden of Diseases & WHO NCO Country Profiles (2014)
10
Hadirin yang saya muliakan Tantangan saat ini kita tidak hanya dihadapkan dengan kesehatan fisik, yang tidak kalah serius adalah masalah kesehatan mental dan sosial. Keduanya ini saling berkaitan, dan erat hubungannya dengan pertumbuhan fisik, khususnya otak. Pertumbuhan otak dan fisik selama periode anak dan remaja akan berpengaruh pada kesehatan mental-sosial pada usia selanjutnya. Pada anak yang menderita anemia defisiensi besi ada gangguan perilaku makan yang disebut pica, yaitu makan yang tidak biasa misalnya makan pasir, kertas, kayu, dsb. Dari sudut pandang ilmu jiwa, gangguan perilaku tersebut dapat berkembang menjadi gangguan perilaku berkelompok dan gangguan sikap membangkang. Kelompok masyarakat ini seringkali dan secara aktif membangkang norma masyarakat, dan dengan sengaja mengusik orang lain. Biasanya mereka bersifat pemarah, pembenci dan mudah terganggu. Kesalahan selalu ditimpakan pada orang lain, cepat frustrasi. Sifat menentangnya provokatif, selalu mengawali konfrontasi, sering menunjukkan kasar sekali, kurang suka gotong royong dan menentang otoritas. Koentjaraningrat (197 4) menyebutkan masyarakat Indonesia mengidap mental jalan pintas atau senang menerobos. Ditandai dengan meluasnya perilaku korupsi hampir di setiap lini kehidupan dan penyakit sosial, seperti amok atau ngamuk, tawuran, bonek sepak bola, geng motor, geng sekolahan yang sad is, radikalisme atau kehilangan akal sehat. Analisis lain adalah masyarakat di Indonesia terdampak gejala personalitas yang terbelah (split personality). Hal itu kemungkinan besar karena terlalu lama dijajah dan kurang gizi waktu pertumbuhan. Di satu pihak pikiran ingin merdeka, di pihak lain untuk hidup enak harus jadi abdi penjajah. Di satu pihak kepengin pintar di kelas, tetapi otak dan uang tidak cukup. Di satu pihak timnya harus menang, nyatanya timnya jelek dan kalah. Di satu pihak ingin sebagai pemeluk agama yang taat untuk menggapai surga, di pihak lain ingin cepat kaya dengan jalan pintas melalui jalan neraka dengan korupsi. Hal lain yang belakangan ini perlu menjadi perhatian adalah meluasnya penggunaan narkoba. Akhir-akhir ini jumlah narkoba yang 11
disita bukan lagi dalam bilangan kiloan tetapi sudah ton-tonan. Laporan dari Badan Narkotika Nasional, Sea dan Cukai, serta Bareskrim Polri hanya dalam tahun ini sudah menyita 4,14 ton sabu, 24,30 ton ganja, 1.676.000 pil ekstasi. Belum termasuk new psychoachtive substances (NPS) yang berjumlah 37 jenis9 • Saat ini jumlah pemakai 5 juta orang dan kematian akibat pemakaian narkoba dipekirakan 50 orang per hari. Situasi seperti itu tentu dapat berpengaruh pada kualitas manusia dan menghancurkan kehidupan masa depan generasi muda. Negara juga kehilangan potensi anggaran karena mengeluarkan dana untuk membiayai proses rehabilitasi dan biaya hidup mereka yang berada di penjara. Presiden Indonesia Bapak Joke Widodo telah mengeluarkan pernyataan bahwa negara kita dalam keadaan darurat narkoba. Hadirin yang kami muliakan
Saya telah menguraikan apa yang ingin dicapai menuju Indonesia Sehat dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan itu. Mengingat tantangan yang dihadapi dalam proses menuju Indonesia Sehat maka perlu diutarakan beberapa pemikiran untuk mencapai tujuan !tu. Satu hal yang perlu dipikirkan adalah untuk memperpanjang angka harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi melalui pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang arti penting kesehatan dalam kehidupan. Kemudian diharapkan dapat mengubah pola hidup menuju hidup sehat. Salah satu contoh tentang dampak pendidikan pada kesehatan dapat kita lihat dari pengalaman di Daerah lstimewa Yogyakarta. Daerah lstimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan angka penduduk hidup di bawah garis kemiskinan tertinggi di Jawa 10 • Untuk membangun pola budaya hidup sehat adalah dengan jalan pendidikan. Pendidikan di keluarga, di masyarakat dan di sekolah/ perguruan. Masa kanak-kanak adalah masa emas yang sangat penting 9. Kompas, 19 November 2016 10. Bad an Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
12
untuk membangun budaya sehat. Guru, setelah ibu, adalah manusia terbaik dalam membudayakan hid up sehat. Sayang saat ini kita masih kekurangan guru tetap untukjenjang SO, SMP dan SMA/SMK sebanyak 550.604 11 • Variasi dan kesenjangan AHH dan AKB itu tampaknya terkait adanya perbedaan fasilitas pelayanan dan ketersediaan tenaga medis, infrastruktur kesehatan, ketersediaan obat dan biaya berobat antarprovinsi di Jawa dan di luar Jawa, di kota dan di desa. Tidak semua daerah di Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan kesehatan yang memadai. Daerah yang tergolong pinggiran masih belum dapat dilayani dengan baik karena kurangnya fasilitas, kalau pun tersedia biayanya mahal, dan juga mahalnya harga obat. Mengurangi kesenjangan itu maka perlu ada kebijakan yang berbeda antarprovinsi, terutama di daerahdaerah yang jumlah penduduknya rendah dan sebarannya tidak merata. Terkait tenaga kesehatan tidak dapat terlepas dari sistem pendidikan nasional. Pengembangan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional, namun penyebaran dan pembinaan teknis pendidikan tenaga kesehatan merupakan kewenangan Kementerian Kesehatan . Jumlah tenaga kesehatan, terutama dokter perlu mendapat perhatian dalam besarannya. Saat ini jumlah dokter teregistrasi sebanyak 140.000 orang. Kalau dihitung perbandingan jumlah dokter per penduduk adalah 1 : 2.500 maka 140.000 dokter bisa melayani 350.000.000 penduduk. Jumlah Fakultas Kedokteran di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset dan Teknologi, pada tahun 2016 sebanyak 83 institusi. Jumlah lulusan per tahun sekitar 10.000 dan 10 tahun yang akan datang akan mencapai sekitar 17.000. Saat itu kalau pola penyebaran dokter masih seperti sekarang akan terjadi inflasi dokter umum atau dokter spesialis di ibu kota kabupaten dan provinsi, di mana sekitar 45 - 60% berada di situ dan sisanya tersebar di daerah pinggiran. Diperlukan kebijakan untuk menyeimbangkan distribusi tenaga dokter dan tenaga kesehatan
11 . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . 2016. Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .
13
lainnya, serta fasilitas kesehatan, agar akses pelayanan kesehatan dapat dirasakan secara mudah bagi semua penduduk. 12 Hadirin yang kami muliakan
Saat Republik di Yogyakarta, 1949, Prof. GA Siwabessy selaku Menteri Kesehatan menggagas sistem asuransi kesehatan untuk seluruh rakyat. Beliau mulai dengan asuransi khusus pegawai negeri dan keluarganya. Cita-cita beliau tahap demi setahap mulai muncul secara pasti mulai tahun 1968 sampai sekarang dengan adanya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial bersifat wajib (mandatory) berdasar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuan UU ini adalah menjamin kesehatan seluruh warga negara. Jumlah peserta BPJS Kesehatan sampai akhir 2016 diperkirakan 188.700.552 dan akan menggunakan dana Rp 73,6 trilyun. Berdasarkan data klaim Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs) sampai dengan bulan bayar Januari 2016, penyakitjantung paling banyak membutuhkan biaya pengobatan, yaitu Rp 6,9 triliun. Kemudian disusul penyakit kanker Rp 1,8 triliun, stroke Rp 1,5 triliun, ginjal Rp 1,5 triliun, dan diabetes Rp 1,2 triliun 13 . Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan (kuratif) cukup besar. Sedang penyakit kanker, jantung, diabetes adalah akibat pola hidup kurang sehat. Untuk menekan biaya pengobatan kuratif itu maka perlu digalakkan pendekatan preventif dengan mengalakkan gerakan pola hidup sehat. Mencegah penyakit lebih baik dan lebih murah daripada mengobati penyakit. Gerakan nasional masyarakat hidup sehat (GERMAS) ini telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 15 November 2016.
12. Konsil Kedokteran Indonesia. Data Dokterdan Sebarannya. 14 Des 2016. 13. Penyakit Terkait Rokok Paling Banyak Sedot Dana BPJS diakses di http ://health . ko m pa s.com/ rea d/2016/07 /30/080000723/Penya kit.Terka it.Ro kok. Pa Ii ng.Ba nyak.Sed ot. Dan a. BPJS pada tanggal6 Desember 2016
14
Pola budaya hidup sehat sudah dikampanyekan cukup lama, tetapi hasilnya masih belum tampak nyata. Hal itu dapat dilihat dari penyakit yang ditimbulkan oleh pola makanan yang tidak benar, malas berolahraga, merokok, alkohol dan budaya tidak sehat semakin lama semakin meluas. Dengan semakin tingginya pendapatan, semakin banyak penyakit karena kebiasaan makan tidak sehat, misalnya makan fast food. Kebiasaan jajan fast food belakangan ini menjadi simbol kemapanan (status sosial). Akibat pola makan tidak sehat pada tahun 1975 sampai 2015 di beberapa negara berkembang pengidap hipertensi meningkat. Tekanan darah di negara maju cenderung menurun, di negara berkembang semakin meningkat. Di negara maju masyarakat sudah terbiasa dengan mengurangi lemak, gula, garam, merokok, alkohol, makan banyak sayur dan buah serta berolah raga, di negara berkembang malahan sebaliknya. Membentuk pola hidup budaya sehat paling baik lewat pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Kita wajib mengingatkan pembangunan infrastruksur dan ekonomi desa harus dibarengi pendidikan dan kesehatan. Jumlah desa pada tahun 2016 adalah 74.754, tahun 2018 adalah 74.954. Dana desa 2017 sebesar Rp 60 triliun, 2018 sebesar Rp 120 triliun 14 • Dana untuk desa juga harus memperhatikan dana pendidikan dan kesehatan yang kemungkinan belum terpenuhi dari Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Kalau tidak sehat dan terdidik mereka akan menjadi kuli di desa sendiri. Hadirin yang senantiasa mencintai Indonesia
Indonesia menghadapi masalah dalam hal kemandirian obat dan alat-alat kesehatan . Data dari Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab, 2012} menyebutkan bahwa 80% alat kesehatan yang beredar di Indonesia merupakan produk impor. Sementara, data Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, menunjukkan bahwa dari total Rp 6.732 14. Kompas, 29 Nov 2016 hal17
15
miliar nilai penjualan alat kesehatan tahun 2012, hanya Rp 260 miliar atau 3,86 persen di antaranya yang merupakan produk dalam negeri. Ketertinggalan industri alat kesehatan Indonesia ditunjukk~m dengan posisi urutan terbawah dibandingkan negara-negara besar Asia Tenggara lainnya, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 255 juta jiwa memiliki potensi pang sa pasar yang luar biasa besar. Diperkirakan 20% penduduk Indonesia golongan menengah ke atas berjumlah sekitar 50 juta jiwa. Jumlah ini 5 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pasar menjanjikan bagi produksi obat dan alat kesehatan dari industri swasta nasional maupun internasional. Saat ini teknologi pengobatan berkembang sangat pesat, sehingga seringkali kita dihadapkan pada begitu banyak pilihan yang membingungkan. Untuk itulah, diperlukan mekanisme pemilihan obat dan alat kesehatan yang dinilai terbaik berdasarkan bukti kemanfaatan, keamanan, keterjangkauan, dan ketersediaan. Dalam hal ini, Indonesia telah mempunyai pengalaman berpuluh tahun dengan Daftar Obat Esensial, yang kemudian dikembangkan menjadi Formularium Nasional sebagai instrumen prioritisasi penyediaan obat untuk pelayanan kesehatan nasional. Terkait alat kesehatan terpilih, sampai saat ini belum ada daftar acuannya. Obat bukanlah komoditas dagang biasa. Kegagalan penyediaan obat oleh pemenang tender pada saat diperlukan jelas akan sangat merugikan pelayanan kesehatan, baik dari kerugian karena tidak tertolongnya pasien, kerugian karena pembelian mendadak dengan harga lebih tinggi , sampai lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan negara. Kini, ketersediaan obat dan alat kesehatan menjadi masalah di banyak fasilitas pelayanan kesehatan publik, dan upaya pengadaan darurat langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten kadang dianggap tidak sesuai dengan aturan keuangan yang ada, dan risiko masuk penjara. Terkait dengan upaya penjaminan terhadap ketersediaan obat esensial dan alat kesehatan terpilih, Indonesia sejak 1983 telah memiliki 16
Kebijakan Obat Nasional (KONAS), dengan revisi terbaru tahun 2007. KONAS ini adalah satu-satunya acuan nasional yang merangkul semua pemangku kepentingan dalam menjamin ketersediaan obat esensial dan menjamin mutu obat yang beredar di Indonesia. Penguatan terhadap Kebijakan Obat Nasional ini sangat diperlukan. Kunjungan Presiden Joke Widodo ke India baru-baru ini dalam rangka penyediaan bahan baku obat perlu didukung semua pihak. Perlu juga dijajaki untuk hal yang sama dengan negara-negara Eropa Timur.
Hadirin yang mencintai riset di Indonesia Sebenarnya Indonesia sudah mempunyai institusi penelitian, produksi vaksin dan obat yang andal. Indonesia mempunyai Biofarma Bandung, LIPI, BPPT, Litbangkes, dan lembaga penelitian di perguran tinggi, serta laboratorium swasta nasional. Pabrik farmasi baik sudah banyak menyediakan kebutuhan obat nasional. Namun , kerja sama antarpemerintah, akademisi, pebisnis, dan masyarakat masih diperlukan satu komando koordinasi. Reformasi organisasi diperlukan supaya riset di lembaga perguruan tinggi, Litbangkes, LIPI, BPPT, Pabrik!BUMN, Biofarma, dan swasta menjadi satu gerakan yang didukung dan difasilitasi negara. Dalam koordinasi itu dimasukkan juga riset inovasi jangka panjang. Riset obat-obatan yang banyak digunakan untuk rakyat, termasuk riset dan penggunaan obat tradisionallndonesia perlu ditingkatkan. Dalam waktu dekat ini agar Indonesia melepaskan diri dari ketergantungan impor obat esensial, perlu dimulai dengan memproduksi obat sendiri. Contohnya parasetamol untuk penurun demam dan pengurang rasa nyeri, antibiotik paling sederhana ampisilin atau derivatnya yang banyak ·digunakan. Ada satu hal lagi yang ingin kami sampaikan pada orasi ini, yaitu sejarah keberhasilan program kesehatan di Indonesia. Pengalaman keberhasilan program kesehatan di Indonesia paling cepat dengan sistem komando. Contoh untuk pemberantasan penyakit malaria dibentuk Komando Pemberantasan Malaria. Untuk pemberantasan polio dibentuk Komando Pemberian Vaksin Polio. Keberhasilan keluarga berencana karena ada BKKBN, yang tidak lepas dari Komando Presiden.
17
Keberhasilan keberadaan Puskesmas yang menjadi acuan internasional tidak lepas dari lnstruksi Presiden . Oleh karena itu, agar Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) berhasil, perlu menerapkan model Komando Presiden, dengan gerakan yang sistematik dan masif.
Hadirin yang mencintai rakyat Sebagai akhir orasi ini, kami ingin sampaikan beberapa pemikiran sebagai berikut: 1. Untuk Indonesia sehat mutlak diperlukan "bibit manusia" yang berkualitas. Kesehatan ibu hamil yang optimal merupakan tugas negara. 2. Sampai umur dua tahun anak Indonesia tidak boleh kekurangan gizi karena itu merupakan pembentukan otak yang paling cepat dan optimal. 3. Pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah merupakan pilar budaya hidup sehat. Peran utama ada pada guru dan ibu. Oleh karena itu pendidikan guru dan ibu harus menjadi program utama pemerintah. Butir 1, 2, 3 adalah dasar utama revolusi mental, karena di masa itu adalah masa pembentukan karakter bangsa Indonesia. 4. Reformasi semua institusi riset kesehatan baik negeri atau swasta. 5. Perlu sistem komando untuk GERMAS (Gerakan masyarakat Hidup Sehat).
Hadirin yang kami muliakan, Sebagai penutup orasi kami mengucapkan terima kasih kepada pelbagai pihak yang telah membantu data , analisis , dan usulan rekomendasi dalam orasi hari ini.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
18
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Prof. Fahmi ldris dan jajaran BPJS Jakarta 2. Staf Departemen llmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM/ RSUP Dr. Sardjito 3. Penyumbang data, analisis, dan usulan pemikiran yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
DISUSUN OLEH
Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.AK Prof. Dr. Tadjuddin Nur Effendi Prof. Dr. Ora. Sri Suryawati, Apt. Dr. Cornelis Lay, M.A. Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K) Prof. Dr. dr. lwa Sutardjo Rus Sudarso, S.U., Sp.KGA(K) Prof. Dr. Djoko Wahyono Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt. Prof. dr. Sofia Mubarika, M.Med.Sc., Ph.D. Prof. dr. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK drg. lka Dewi Ana, Ph.D.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbangkes Departemen Kesehatan Rl. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2015. Press Release Akhir Tahun 2015. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Rl. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2016. lndeks Pembangunan Manusia 2015. Jakarta. Black RE, Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de onis M eta/. "Maternal and Child Undernutrition and Overweight in LowIncome and Middle-Income Countries". Lancet. 2013: doi:10.1016/ S0140-6736(13)60937 -X. Harian Bernas. "Dokter Berebut Peserta BPJS" 28 Oktober 2016, halaman 3. Harriet Torlesse, dkk. 2016. Determinants of Stunting in Indonesian Children: Evidence from a Cross-Sectional Survey Indicate A Prominent Role for the Water, Sanitation, and Hygiene Sector in Stunting Reduction. BMC Public Health 669, hal1-16. lkatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Buku Rekomendasi Anemia Defisiensi Besi. Julianto Ibrahim. 2013 Opium dan Revolusi, Perdagangan dan Penggunaan Candu di Surakarta Masa Revolusi (1945-1950). Pustaka Pelajar, Yogyakarta; hal67-70
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses di http://dapo. dikdasmen.kemdikbud.go.id/ tanggal 4 Desember 2016 Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. PT Gramedia, Jakarta. Kompas. "lmpian Berjaya Lagi di Laut" Liputan Satu Indonesia 28 Oktober 2016, halaman 33. Kompas.com. "Penyakit Terkait Rokok Paling Banyak Sedot Dana BPJ S". http://health. kom pas. com/read/20 16/0 7/30/080000 723/ Penyakit.Terkait.Rokok.Paling.Banyak.Sedot.Da Diakses 4 Desember 2016. Majalah Gatra. Laporan Khusus Edisi 30 November 2016. Hal 84- 91. Menkes: Rl Hadapi Masalah Kesehatan Triple Burden http://www. beritasatu .com/kesehatan/399031-menkes-ri-hadapi-masalahkesehatan-triple-burden.html diakses 19 November 2016 Menteri Kesehatan Rl. 2016. Pidato Pembukaan Pertemuan 1/miah Tahunan lkatan Dokter Anak Indonesia. Makasar. National ·lnstitute of Research and Development, Ministry of Health. 2013. Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar). Jakarta: Nasional Institute of Research and Development, Ministry of Health. Poh BK, Ng BK, Siti Haslinda MD, Nik Shanita S, Wong JE, Budin SB, et a/. Nutritional Status and Dietary Intakes of Children Ages 6 Months to 12 Years: Fending of the Nutrition Survey of Malaysia Children (SEANUTS Malaysia) The British Journal of Nutrition. 2013; 110 Suppl. 3:S21-35. Doi: 10.1017/S0007114513002092 PMID: 24016764. Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. http://www2. pdsp.kemdikbud.go.id/ diakses 27 Desember 2016
22
Rachmi SN, Agho KE, Li M, Baur LA. 2016. "Stunting, Underweight and Overweight in Children Ages 2.0-4.9 Years in Indonesia: Prevelance Trends and Associated Risk Factor". P/os ONE 11 (5): e0154756, United States. Refleksi Satu Tahun Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, http://ristekdikti .go. id/refleksi-1-tahun-kementerian-risetteknologi-dan-pendidikan-tinggi/ diunduh 27 November 2016 Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Rl Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Rusdi Muslim. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-111 dan OSM-5. PT Nuh Jaya. Jakarta. Tempo.co. "Wapres JK: Indonesia Juara Dunia Hukum Koruptor". https://m.tempo.co/read/news/20 16/1 0/25/078814912/wapresjk-indonesia-juara-dunia-hukum-koruptor/ diakses 21 November 2016. United Nations Development Programme. 2015. Human Development Report 2015. New York. World Bank. 2016. "Mortality Rate, Infant (Per 1,000 Live Births)". diakses dari http://data.worldbank.org/indicator/SP.DYN.IMRT.IN pada 4 Desember 2016.
23
LAMP IRAN
Lampiran 1.
SEPULUH NEGARA DENGAN INDEKS PEMBANGUNAN MAN USIA TERTINGGI + INDONESIA
Notwegia • • • ••
• • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,944
Australia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,935 Switzerland • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0.93 Denm ark • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,923 Be landa • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,922 lrlandia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0,916 Jerman Am erika
New Zealand
Indonesia {110)
0,684 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0 ,6
0,7
Sumber: United Nations Development Programme. Development Report 2015. New York.
0,8
0,9
2015.
Human
Lampiran 2.
PERINGKAT IPM ASEAN
Singapura (11)
Brunei Darussalam (31)
Malaysia (62)
Thailand (93)
Indonesia (110)
Filipina (115)
Vietnam (116)
laos (141)
Kamboja (143)
Myanmar (148)
0
10
20
30
40
so
60
70
80.
90
100
25
Lampiran 3.
SEPULUH NEGARA DENGAN ANGKA HARAPAN HIDUP TERTINGGI + INDONESIA
Hong Kong
Japan
Italy
Switzerland
Singapore
Australia
Spain
Iceland
Israel
france
Indonesia
0
10
20
30
40
50
60
Sumber: United Nations Development Programme. Development Report 2015. New York.
26
70
80
2015.
90
Human
Lampiran 4. SEPULUH NEGARA DENGAN ANGKA PENDIDIKAN TERTINGGI + INDONESIA
Australia
New Zealand
Norway
Netherlands
United States
Ireland
Germany
lithuania
Denmark
Czech Republic
Indonesia
0
0, 1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Sumber: United Nations Development Programme. Development Report 2015. New York.
0,8
2015.
0,9
1
Human
27
(X)
N
c:::
(/)
()l
0
"'......
en Cii"
c:::
~ :J
:J
Ill
:J
c:::
co
:J
Ill
o-
~ 3
~
~
s-
_cJ'l
0
"'......
_(/)
OJ lJ
~
3 o-
Bengkulu Su lawesi Tengah Geron talc Maluku Utara NTB NTT Mal uku Papua Barat Papua Su lawe si Bar at
Sumatera Barat
Su mater~ U tara
Kepulauan Riau Ban ten Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Sumatera Selatan
Jambl Lamp ung Bangka· Belitung Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Sulawesi T enggara Aceh
Sulawesi Utara
Bali
JawaTimur
Riau
Ka limantan Utara
Yogyakarta Ka limantan Timur Jawa Tengah Jakarta Jawa Barat
co
U'1
i!l
"'"'
~
I
"'"' "'co
-.I
0
.....
N
~
"'
.....
;;o
z
c 0 z m en l>
!2
en
z
<
0
"C
m ;;o
"C "C
c:
c
:I:
~ z
~ :I: > ~
G)
> z
!-11
::::s
~·
"'0
3
IU
r-
(!)
N
1,874,944
1,372,813 1,973,043
246
470
122 15~
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Dl Yogyakarta
7
8
9
10
11
12
13
14
- - -- - --- - - - --
8,052,315
454
Sumatera Selatan
6
- - - - -- --
3,402,052
270
Jambi
1:40
3,679,176
- -- -- - - - - - - -
- - - - - - ----- - - ------ - - --
1 : 15
3,132 33,774,141
1,506
1:11
1 : 26
1 : 28
1: 25
1:14
1,499 46,709,569
544 10,178,924
8,117,268
1 : 20
1: 15
1 : 19
1 : 17
5
335
6,344,402
Riau
1: 20
5,196,289
4
445
Sumatera Barat
3
1: 24
874 13,937,797
Sumatera Utara
2
1 : 31
Umum
Dokter
5,001,953
Faskes
486
Jumlah Penduduk
Jumlah
Aceh
Nama Provinsi
1
No.
·~
1:11
1:4
1:4
1:9
1:7
1:6
1:3
1:5
1:3
1:5
1:5
1 :8
1:7
1 :6
Gigi
-
Dokter
------
1 : 135
1:90
1 : 48
1 : 115
1: 125
1: 180
1 : 51
1 : 144
1 : 113
1 : 110
1 : 88
1: 114
1: 72
1 : 168
Perawat
- - -- - - - -
1: 33
1:39
1 : 21
1 : 21
1 :52
1:68
1:31
1 : 133
1 : 87
1: 73
1: 68
1 : 83
1: 63
1 : 124
Bidan
L _ ___ ___ __
1: 33
1 : 13
1:7
1: 26
1 : 12
1 : 20
1 :6
1: 14
1: 13
1: 17
1 : 15
1: 18
1 : 11
1:23
Farmasi
---- -- - - -
1 :6
1 : 10
1:4
1:4
1 : 16
1 :23
1 : 15
1:34
1 : 22
1 : 34
1:8
1 : 15
1 : 21
1:63
Kesehatan Masyarakat
1:9
1:4
1:2
1 :2
1:5
1 : 16
1:5
1 :8
1 :8
1 : 11
1:4
1 :7
1 :4
1 : 17
Kesehatan Lingkungan
1 :9
1:5
1:2
1:4
1:6
1: 10
1:3
1: 10
1:6
1:6
1:5
1 :9
1 :8
1 : 15
Gizi
1 : 15
1:7
1 :4
1 :8
1:7
1 : 13
1:5
1 : 11
1 :7
1:11
1 :6
1 : 11
1 :5
1 : 13
Medik
Laboratorium
Ahli Teknologi
1:2
1:1
1:2
1 :6
1:2
1:2
1:1
1 :3
1 :6
1:2
1:2
1:2
1:1
1:0
Pekarya
RASIO TENAGA KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK (PER PROVINSI) PER 100.000 PENDUDUK
Lampiran 6.
w
0
Bali
17
Nusa Tenggara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
21
22
23
24
25
26
27
Penduduk
Faskes
620
296
280
74
259
322
292
347
492
286
239
485
8,520,304 1: 17
1 : 18
1 : 39
2,412,118 2,876 ,689
1: 32
1: 25
3,426,638 641 ,936
1: 18
1 : 21
2,495,035 3,989,793
1 : 14
1 : 13
4,789,574
5,120,061
1 : 12
1:7
1:4
1:4
1 :8
1:7
1:4
1:4
1:3
1:3
1:3
1:7
1: 28
4,152,833 4 ,835,577
1:4
1:4
Dokter Gigi
1: 12
1:12
Umum
Dokter
11,955,243
1,629 38,847,561
Jumlah
Jumlah
1:131
1:142
1: 142
1 : 211
1: 187
1 : 100
1 : 156
1:90
1: 96
1: 82
1 : 101
1:68
1 : 70
Perawat
1: 54
1: 49
1 : 33
1 : 73
1: 65
1:47
1 :57
1 : 41
1 : 37
1 : 37
1:44
1:42
1:38
Bidan
1 : 16
1: 20
1 : 18
1 : 19
1 : 21
1 : 13
1 : 15
1 : 12
1 : 12
1:9
1: 10
1 : 11
1 : 10
Farmasi
1:3
1:3
1 : 18
1:48
1 : 15
1 : 33
1:6
1 : 21
1 : 26
1 : 11
1 : 17
1 :5
1 : 22
1 :8
1:11
1 : 13
1:6
1:6
1:7
1:9
1:6
1:11
1:8
1 :8
1:2
Lingkungan
Masyarakat
1 :5
Kesehatan
Kesehatan
Sumber: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2016.
Kalimantan Barat
Timur
20
19
Barat
Nusa Tenggara
Banten
16
18
Jawa Timur
Nama Provinsi
15
No.
1 : 10
1:6
1 : 14
1:9
1:7
1 : 10
1 : 15
1 :8
1 :8
1 :9
1 :9
1:4
1:1
1:9
1:11
1 :8
1 : 10
1 : 10
1 :8
1:6
1:7
1:5
1:3 1:8
1:5
Medik
Laboratorium
Ahli Teknologi
1:4
Gizi
1:3
1:1
1:2
1:7
1:1
1:3
1:2
1:4
1 :3
1:1
1:5
1:1
1:4
Pekarya
Lampiran 7. ANGKA HARAPAN HIDUP DAN ANGKA KEMATIAN BAYI MENURUT PROVINSI, INDONESIA, TAHUN 2015 Angka Harapan Hidup (AHH) dalam tahun
Angka Kematian Bayi ( 1.000 kelahiran)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah 01 Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tengara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
68 70 69 71 71 69 69 70 70 69 72 73 74 75 71 69 71 65 66 70 68 68 74 71 68 70 71 67 64 65 68 65 65
27 32 31 23 24 29 30 26 26 27 18 18 23 13 24 28 21 44 41 26 35 34 15 23 36 27 25 37 51 45 36 48 46
INDONESIA
71
26
Provinsi
Sumber: BPS, Bappenas, UFPA, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, Jakarta
31
Lampiran 8.
ANGKA KEMATIAN BAYI Dl BEBERAPA NEGARAASEAN
mAngka kematian bayi
Sumber: World Bank, 2016, diunduh dari data.worldbank.org/indikator/ SPDYN.IMRT
32