Rizal Z. Tamin
MENUJU ITB YANG TERBUKA, SEHAT, DAN BERSAHABAT In Harmonia Progressio
OKTOBER 2009
MENUJU ITB YANG TERBUKA, SEHAT, DAN BERSAHABAT In Harmonia Progressio Rizal Z. Tamin
PROLOG What lies behind us and what lies before us are tiny matters compared to what lies within us.... Ralph Waldo Emerson (1803-1882).
Dalam sembilan puluh tahun perjalanannya, ITB telah mewarisi tradisi kejuangan, kepeloporan, keunggulan, dan pengabdian. Nilai-nilai mulia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tersebut dilebur ke dalam ITB melalui perjalanan panjang pengembangan organisasi dan manajemen, pengembangan pengetahuan, termasuk pengembangan peran dan kontribusi kepada bangsa dan negara walaupun sebagian besar masih diwarnai oleh kiprah individu.
Pada perkembangan terakhir, sembilan tahun otonomi telah memberikan banyak kemajuan. Governance unsur utama ITB mulai efektif berfungsi, checks and balances terwujud, dan ke empat pilar institusi – Rektor, Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan Majelis Guru Besar – berkoordinasi dengan baik dalam suasana kondusif. Satuan Pengawas Internal dan Dewan Audit ikut berperan meningkatkan akuntabilitas. Anggaran tumbuh dari 200 milyar rupiah tahun 2001 menjadi 620 milyar rupiah tahun 2009, kesejahteraan dosen dan pegawai meningkat secara signifikan. Sistem manajemen sumberdaya termasuk perencanaan mulai berfungsi dan sebagai puncaknya Laporan Keuangan ITB tahun 2008 mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Selain itu, mutu dan relevansi akademik terjaga, sistem penjaminan mutu mulai diterapkan dan disiplin pelaksanaan pendidikan dapat ditingkatkan. Yang paling menggembirakan di tengah berbagai keterbatasan, kreatifitas civitas academica – yang memang berkualitas (tujuh puluh persen dosen bergelar Ph.D; mahasiswa sangat selektif) – tetap tinggi. Berbagai prestasi dan perlombaan terus dimenangkan dan ITB tetap hadir dalam peta peringkat perguruan tinggi berkualitas, baik secara nasional maupun internasional (THE-QS – 90 Asia, Webometrics – 71 Asia; SCOPUS – tertinggi di Indonesia, dan sebagainya). Universitas dengan bentuk seperti saat ini pertama kali didirikan pada awal abad ke sepuluh di Perancis dan Italia. Semenjak berdirinya hingga saat ini telah terjadi pergeseran fokus peran universitas sejalan dengan perkembangan tantangan dalam masyarakat. Pada awal pembentukannya, pendidikan menjadi fokus utama untuk menghasilkan tenaga kerja terdidik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Secara bertahap fokus dari peran universitas bergeser, dan penelitian yang bertujuan menghasilkan ilmu pengetahuan mendominasi kegiatan pada abad ke tujuh belas. Harus dicatat, sesuai harkatnya, dari awal sampai sekarang peran universitas sebagai moral force untuk mencari kebenaran dan mencerahkan masyarakat tidak pernah ditinggalkan. Dalam interaksi global pada awal abad ke duapuluh satu dimana perekonomian menjadi fokus bersama, universitas lebih dituntut untuk berperan meningkatkan daya saing bangsa. Hegemoni pasar bebas yang dewasa ini semakin mencengkeram perekonomian dunia mengisyaratkan universitas untuk kembali memperkuat fungsi pendidikan guna menghasilkan lulusan dan intelektual berkarakter calon pemimpin yang mampu dan mau mempertahankan kepentingan bangsa dalam konstelasi global. P a g e |1
Kertas kerja ini menguraikan tantangan, kebijakan, strategi, dan program kerja yang akan dilaksanakan jika saya mendapat kesempatan untuk memimpin ITB dalam periode 2010-2014. Seorang pemimpin, menurut pandangan saya, selain menyatu dengan dan menjiwai cita-cita institusi, ia harus mampu mengenali kekuatan dan permasalahan institusi, serta memahami lingkungan strategis dengan baik. Ia juga harus mampu berpikir dan bertindak dalam tiga tingkatan, yaitu normatif (apa yang harus dilakukan sesuai dengan nilai-nilai, prinsip, dan visi), strategis (apa yang dapat dilakukan dalam kompleksitas kendala yang dihadapi), dan taktis (apa yang akan dilakukan sesuai dengan sumberdaya yang ada, hasil yang akan diperoleh, dan risiko yang akan dihadapi). Dengan demikian, Insya Allah, kita akan berani dan tidak ragu mengambil keputusan dalam situasi yang rumit sekalipun di dalam menjalankan misi dan mewujudkan visi ITB.
MISI DAN VISI 2025 Sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan ITB 2025, selaku perguruan tinggi terkemuka ITB harus mampu melaksanakan misi memandu perubahan di masyarakat melalui kegiatan tridarma yang bermutu untuk mewujudkan masyarakat modern (berbasis pengetahuan) yang adil dan berdaya. Visi ITB 2025 mengandung makna pencapaian cita-cita tinggi ITB menjadi Universitas Penelitian dan Entrepreneurial, pusat pengembangan budaya, dan pilar bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, dan sejahtera.
TUJUAN STRATEGIS 2014 Dalam upaya melaksanakan misi dan mewujudkan visi ITB 2025, dengan mempertimbangkan kondisi faktual lingkungan – internal dan eksternal – saat ini, maka tujuan strategis yang ingin dicapai pada tahun 2014 adalah ITB yang terbuka, ... maka tujuan strategis yang ingin sehat, dan bersahabat. Tujuan ini merupakan dicapai pada tahun 2014 adalah ITB ‘tujuan antara’ yang tidak hanya realistis untuk yang terbuka, sehat, dan bersahabat. dicapai, tetapi juga merupakan prasyarat, modal, Tujuan ini merupakan ‘tujuan antara’ dan milestone untuk menjamin terwujudnya visi jangka panjang di atas. Dengan terbuka kita yang tidak hanya realistis untuk dicapai, meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging), tetapi juga merupakan prasyarat, modal, membangun kepercayaan (mutual trust), dan dan milestone untuk menjamin menghimpun partisipasi dari semua pihak, baik terwujudnya visi jangka panjang di atas. komunitas ITB maupun masyarakat; dengan sehat, kita meningkatkan mutu dan keandalan manajemen operasional, menjamin mutu akademik dan mampu melaksanakan perbaikan yang berkelanjutan, serta siap melayani unusual demands dan menghadapi unforeseen circumstances; dan dengan bersahabat, kita menjadi bagian integral dan selalu mengambil insiatif menyelesaikan permasalahan masyarakat.
TANTANGAN PENGEMBANGAN ITB 2010-2014 Kemampuan menempatkan diri dalam lingkungan strategis merupakan faktor kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan. Untuk mewujudkan ITB sebagai institusi pendidikan tinggi yang terbuka, sehat, dan bersahabat, ITB dihadapkan pada berbagai tantangan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan utama yang bersifat internal mencakup: (1) belum maksimalnya partisipasi komunitas ITB dalam mendorong kemajuan dimana cita-cita individu belum selaras dengan visi institusi, (2) belum memuaskannya mutu pelayanan administrasi sumberdaya, antara lain ditandai dengan produktifitas dan efisiensi yang rendah, (3) belum optimalnya mutu dan fungsi normatif akademik, dimana pendidikan masih berkonsentrasi pada kecerdasan otak, kegiatan dan mutu penelitian serta infrastruktur pendukung belum memadai, penelitian lintas disiplin masih P a g e |2
terbatas, dan konsep pengabdian kepada masyarakat Tantangan internal mencakup: (1) perlu diperbaharui, yang kesemuanya memerlukan belum maksimalnya partisipasi revitalisasi institusi akademik secara menyeluruh, (4) komunitas ITB dalam mendorong masih terbatasnya peran ITB di masyarakat serta kemajuan, (2) belum memuaskannya kontribusinya dalam kehidupan berbangsa dan mutu pelayanan administrasi bernegara, terutama dalam mendidik pemimpin dan sumberdaya, (3) belum optimalnya intelektual berkarakter, menghasilkan luaran mutu dan fungsi normatif akademik, penelitian yang meningkatkan daya saing, dan (4) masih terbatasnya peran ITB melaksanakan kegiatan pengabdian yang mencerahkan dan menyelesaikan permasalahan masyarakat baik di di masyarakat. wilayah Bandung dan Jawa Barat maupun di tingkat Nasional, dan mengembangkan peran moral force yang mendorong transformasi di semua bidang. Adapun tantangan yang bersifat eksternal bersumber pada dinamika perkembangan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya, baik nasional maupun global yang berperan dan mempengaruhi proses transformasi dan kiprah ITB. Dalam lingkungan nasional, tantangan utama ITB dalam memimpin perubahan di masyarakat seperti yang dicita-citakan adalah proses demokrasi yang belum matang yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan individu dalam menjalankan kewenangan dan tanggungjawabnya, reformasi birokrasi ke arah meritokrasi (good governance) yang berjalan lambat, struktur perekonomian dan industri yang belum kokoh, mobilisasi sosial yang terhambat, terbatasnya pemimpin nasional berkarakter yang mampu mempertahankan kepentingan bangsa dalam interaksi global, serta idealisme dan nasionalisme yang meluntur. Dalam lingkungan global, kompetisi yang semakin ketat menyebabkan prospek pembangunan sangat tergantung pada kapasitas nasional untuk mengembangkan dan menerapkan sains dan teknologi baru dan memperkokoh moral dan etika untuk mengawal pembangunan nasional yang berkelanjutan. Ini semakin mengisyaratkan pentingnya bagi ITB sebagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya dalam penjaminan kedaulatan negara (pertahanan keamanan, budaya, ideologi, dan lain sebagainya) dan kemandirian bangsa terhadap kebutuhan dasar (pangan, energi, obat-obatan, dan lain sebagainya), dalam penciptaan daya saing nasional melalui inovasi, pengembangan usaha entrepreneurial, pemenuhan kebutuhan akan tenaga kerja berkualitas, serta layanan pengembangan usaha dan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan kompetensi dan keunggulannya ITB harus mengembangkan dan menyumbangkan pengetahuan (sains dan teknologi) yang dapat meningkatkan daya saing, mendorong pembangunan, menumbuhkan perekonomian, dan menciptakan lapangan kerja. Bidang riset unggulan yang perlu dikembangkan dalam perioda lima tahun ke depan mencakup: (1) Pengembangan ilmu dasar dan ilmu baru: matematika dan ilmu pengetahuan alam (biologi, kimia, fisika) dan bidang ilmu baru (bio-sains-teknologi, nano, neuro/cogno, dan lain sebagainya), untuk mendukung pengembangan sains dan teknologi terapan, (2) Sustainable development: gizi dan obat-obatan, ketahanan energi (energi terbarukan), air dan lingkungan, infrastruktur dan lingkungan binaan, material, proses, dan manufaktur, teknologi informasi dan komunikasi, kebijakan publik (pengembangan sektoral dan regional, politik teknologi dan ekonomi), serta teknologi pertahanan dan keamanan untuk menjamin kedaulatan dan kemandirian bangsa, keandalan sistem produksi nasional, dan keberlanjutan pembangunan, serta (3) Desain dan industri kreatif: seni rupa dan desain, serta bisnis dan manajemen untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi guna meningkatkan nilai tambah kekayaan budaya dan produksi nasional. Sisi lain dari perkembangan yang membangkitkan harapan adalah bahwa perubahan yang terjadi akan menciptakan peluang. Dalam lingkup nasional, meningkatnya keterbukaan dan peran masyarakat dalam pembangunan, meningkatnya alokasi anggaran sektor pendidikan, anggaran pemerintah daerah, dan keberpihakan pada kelompok tersisih memberikan kesempatan yang P a g e |3
lebih luas bagi ITB untuk meningkatkan perannya dalam mendorong kemajuan di masyarakat. Sementara itu, sejumlah perkembangan dalam lingkungan global dewasa ini yang bersifat masif dan merupakan ancaman bersama, seperti krisis ekonomi, krisis energi, krisis makanan, krisis air, perubahan iklim, terorisme, dan ancaman pandemi (virus) menuntut kolaborasi internasional untuk menghadapinya. Ini merupakan peluang yang memberikan akses bagi ITB kepada sumberdaya internasional untuk meningkatkan kapasitas dan mutu penelitian yang dapat meningkatkan perannya dalam lingkup global. Dari kondisi dan tantangan yang kompleks di atas dapat diidentifikasi sejumlah isu strategis atau akar permasalahan yang harus diatasi ITB untuk mencapai tujuannya. Isu strategis tersebut bersifat mendasar dan mencakup empat aspek, yaitu: (1) Trust dan sense of belonging komunitas ITB dan masyarakat yang belum terbangun, (2) Landasan hukum Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP) dan fungsi normatif Senat Akademik dan Senat Fakultas (arahan dan pengawasan akademik) yang belum tuntas, (3) Manajemen sumberdaya yang belum selaras dan bersinergi, dan (4) Proses akademik yang belum efektif dan suasana akademik yang belum terbangun secara maksimal.
Isu strategis bersifat mendasar dan mencakup empat aspek: (1) Trust dan sense of belonging komunitas ITB dan masyarakat yang belum terbangun, (2) Landasan hukum dan fungsi normatif Senat Akademik dan Senat Fakultas yang belum tuntas, (3) Manajemen sumberdaya yang belum selaras dan bersinergi, serta (4) Proses akademik yang belum efektif dan suasana akademik yang belum terbangun.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI UTAMA Untuk mengatasi tantangan dan kondisi yang Kebijakan yang diusulkan adalah a kompleks dalam pengembangan ITB lima tahun policy of hope, kebijakan konstruktif mendatang, diperlukan suatu kebijakan yang yang diliputi optimisme, bukan a komprehensif untuk menjamin terwujudnya landasan policy of fear atau kebijakan dalam yang kokoh bagi pertumbuhan ITB yang tekanan yang dibayangi oleh berkelanjutan. Kebijakan yang diusulkan adalah a policy of hope, yaitu kebijakan konstruktif yang kekhawatiran. diliputi optimisme, bukan a policy of fear atau kebijakan dalam tekanan yang dibayangi oleh kekhawatiran. Kebijakan tersebut adalah ‘Mengembangkan kapasitas institusi yang membangun kepercayaan dan harapan’ dengan empat strategi utama yaitu: (1) Promoting mindset reform – meningkatkan kepercayaan (mutual trust) dan mengembalikan idealisme civitas academica dan pegawai ITB dalam melaksanakan tugas mulia mencerdaskan kehidupan bangsa. Idealisme dan nasionalisme civitas academica dan pegawai ITB harus dapat dibangkitkan kembali untuk membangun institusi dan bangsa. Upaya harus dilakukan baik dari luar dengan membangun mutual trust melalui kebijakan yang lebih transparan dan komunikasi yang lebih intensif, maupun dari dalam melalui motivasi dan pendampingan. ‘A policy of hope’ tersebut adalah (2) Completing governance reform – ‘Mengembangkan kapasitas institusi menuntaskan landasan hukum BHPP ITB dan yang membangun kepercayaan dan memperkuat fungsi normatif ITB. Landasan hukum harapan’ dengan 4 strategi utama yaitu: badan hukum milik negara tidak cukup kokoh (1) Promoting mindset reform; untuk mengelola akuntabilitas dan memfasilitasi (2) Completing governance reform; ITB dalam menjaring partisipasi masyarakat. (3) Accelerating management reform; dan Untuk itu BHPP ITB di bawah payung Undang(4) Boosting academic reform. Undang Badan Hukum Pendidikan perlu segera diwujudkan. Rancangan Peraturan Pemerintah P a g e |4
BHPP ITB yang juga memuat Anggaran Dasar, Rencana Transisi, dan Anggaran Rumah Tangga, serta Rencana Strategis ITB 2010-2014 merupakan dokumen legal yang segera harus disiapkan. Selain itu Senat Akademik dan Senat Fakultas perlu lebih aktif mengarahkan, mendampingi, dan memantau kegiatan akademik (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada msyarakat) yang dilakukan pelaksana akademik. Dengan demikian, efektifitas pelaksanaan program dan peningkatan mutu akademik akan lebih terjamin. (3) Accelerating management reform – mempercepat pembenahan manajemen agar segera menjadi profesional, produktif, efisien, dan akuntabel. Manajemen sumberdaya merupakan kunci – bukan saja produktivitas dan efisiensi, tetapi juga – kreatifitas dan inovasi. Seperti telah disampaikan, ketidakselarasan sistem, inefisiensi, serta ketimpangan mutu dan keterbatasan berbagai sumberdaya merupakan tantangan yang harus dihadapi. Kita harus mampu menentukan prioritas tindakan dan melakukannya dengan benar sejak awal, atau melakukan the right things right, at the first time. (4) Boosting academic reform – meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, terutama dengan merevitalisasi unsur-unsur satuan akademik ITB yang mencakup fakultas/sekolah, kelompok keahlian, program studi, lembaga, pusat penelitian, technopark, dan pusat inkubator bisnis sehingga kontribusi serta peran dan citra ITB di masyarakat meningkat.
SASARAN PENGEMBANGAN ITB 2010-2014 Tujuan pengembangan ITB 2010-2014 dijabarkan dalam tujuh sasaran pokok yang lebih bersifat kuantitatif yang terdiri atas satu aspek pola pikir (mindset), satu aspek manajemen (sumberdaya), tiga aspek akademik (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat), dan dua aspek kerjasama (nasional dan internasional). Ke tujuh sasaran pokok tersebut adalah: (1) Meningkatnya sense of belonging dan Tujuh sasaran pokok 2010-2014 terdiri partisipasi komunitas ITB serta trust masyarakat atas satu aspek pola pikir (mindset), dalam mendorong kemajuan ITB. Komunitas ITB satu aspek manajemen (sumberdaya), harus dapat diyakinkan bahwa ITB merupakan tiga aspek akademik (pendidikan, kendaraan yang dapat melipatgandakan cita-cita penelitian, dan pengabdian kepada individual mereka. Dengan manajemen yang baik, masyarakat), dan dua aspek kerjasama kontribusi dari semua pihak termasuk masyarakat akan beramplifikasi dalam mempercepat dan (nasional dan internasional). meningkatkan prestasi ITB. (2) Meningkatnya mutu manajemen sumberdaya, sehingga organisasi ITB menjadi lebih profesional, produktif, efisien, dan akuntabel. Meningkatnya kesehatan organisasi membuat ITB mampu merespon dinamika permintaan, menghadapi kondisi yang tidak diduga, dan siap melaksanakan perbaikan yang berkelanjutan. (3) Terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dan pendidikan yang berbasis riset untuk menghasilkan lulusan berkarakter calon pemimpin bangsa. Proses pembelajaran ITB harus mencakup tiga dimensi pendidikan yaitu kecerdasan otak (kapasitas pengetahuan/intektual dan critical thinking), keterampilan untuk dapat hidup bersama dengan baik dengan lingkungan fisik dan sosial, dan karakter untuk turut memuliakan kehidupan. (4) Terwujudnya penelitian dan pengembangan sains, teknologi, dan seni yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan daya saing perekonomian, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (5) Terlaksananya pengabdian kepada masyarakat yang dapat meningkatkan kapasitas pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat serta meningkatnya peran moral force ITB untuk mewujudkan good governance dan menjamin kebijakan pemerintah dan arah pembangunan nasional tetap memihak kepada kepentingan rakyat dan berkelanjutan. P a g e |5
(6) Terwujudnya jaringan kerjasama nasional (Pemerintah, pemerintah daerah, industri, perguruan tinggi, masyarakat profesional, dan lain lain), serta internasional yang dapat mendukung ITB melaksanakan mandat akademik, meningkatkan citra, dan meraih kepercayaan masyarakat. (7) Meningkatnya internasionalisasi ITB dan kokohnya ITB dalam simpul kerjasama internasional sehingga memungkinkan ITB secara berkelanjutan meningkatkan daya saing dan kemampuan civitas academica, mewujudkan aliansi strategis dan kerjasama internasional, serta menyerap kemajuan budaya asing.
PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN PRIORITAS 2010-2014 Untuk memudahkan pengukuran dan pengendalian pencapaian sasaran, program dan kegiatan pengembangan ITB 2010-2014 dirumuskan dalam struktur spirit (mindset), input, proses, dan output sebagai berikut: (1) Promoting mindset reform: meningkatkan transparansi, mutu komunikasi, dan kepemimpinan (motivasi, idealisme, nasionalisme dan lain lain) untuk membangun sense of belonging dan partisipasi komunitas ITB serta trust masyarakat dalam mendorong kemajuan ITB. Kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan mencakup: 1. Meningkatkan transparansi dalam arah pengembangan dan kebijakan operasional serta mutu komunikasi (internal dan eksternal); Program pengembangan ITB 20102. Mengembangkan kepemimpinan, wawasan, 2014 dirumuskan dalam struktur spirit dan kapasitas memotivasi pimpinan, dosen, (mindset), input, proses, dan output, pegawai, dan mahasiswa; yaitu: 3. Membangun disiplin kerja; 4. Melanjutkan kebijakan meritokrasi dan (1) Promoting mindset reform; apresiasi; dan (2) Resource strengthening; 5. Mendayagunakan sentuhan komunal. (3) Operational excellence; dan (2) Resource strengthening: meningkatkan (4) Academic excellence, innovation, kapasitas dan mutu sumberdaya ITB untuk menjamin aktor dan sumberdaya operasi ITB tersedia secara lengkap, bermutu, dan andal. Kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan mencakup: 1. Mengefektifkan organisasi dan menempatkan pimpinan terbaik; 2. Menuntaskan aspek legal BHPP ITB; 3. Memperkuat peran normatif Senat Akademik dan Senat Fakultas dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; 4. Bersama dengan Majelis Wali Amanat menuntaskan status dan arah pengembangan kerjasama ITB dengan mitra strategis (Kampus Riset Bekasi, Kampus Universitas Winaya Mukti, Pengembangan Kompleks Skanda, dan lain-lain); 5. Meningkatkan pendapatan ITB; 6. Meningkatkan kesejahteraan dosen dan pegawai; 7. Merekrut tenaga profesional dan meningkatkan kemampuan pegawai; 8. Melengkapi prasarana dan sarana penunjang akademik; 9. Merekrut dan membina dosen; dan 10. Memantapkan sistem penerimaan mahasiswa baru. (3) Operational excellence: memperkuat dan menyelaraskan sistem pengelolaan sumberdaya serta meningkatkan fungsi koordinasi Kantor Rektor dalam membangun komunikasi dan hubungan dengan masyarakat secara efektif. Dengan demikian manajemen ITB dapat lebih profesional, produktif, efisien, dan akuntabel, mampu untuk melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan mencakup: 1. Meningkatkan mutu manajemen pengelolaan sumberdaya: P a g e |6
− − − − −
Memperlancar sistem keuangan; Melanjutkan pengembangan sistem kepegawaian; Memperkuat sistem pengelolaan prasarana dan sarana; Memperkuat fungsi perencanaan, monitoring, dan evaluasi; dan Meningkatkan sistem pengelolaan sumberdaya informasi untuk mendukung fungsi perencanaan dan pengambilan keputusan strategis, taktikal dan operasional secara koheren. 2. Memperkuat koordinasi Kantor Rektor yang mencakup: − Sekretariat eksekutif; − Bidang hukum dan peraturan; − Bidang hubungan masyarakat (public relation); − Bidang hubungan dengan alumni; − International office; − Satuan pengawas internal dan Satuan penjaminan mutu; − Satuan usaha komersial, Satuan kekayaan dan dana, dan Yayasan Lembaga Afiliasi dan Pengembangan Industri (LAPI). (4) Academic excellence, innovation, dan stakeholders satisfaction: merumuskan model masyarakat akademik serta arah pengembangannya yang akan melandasi revitalisasi institusi akademik ITB. Dengan demikian, mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dapat ditingkatkan, jaringan kerjasama nasional dan internasional dapat diwujudkan, serta peran nyata dan citra ITB di masyarakat dapat menjadi lebih baik. Kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan mencakup: 1. Merumuskan model masyarakat akademik dan ukuran kapasitas dan keunggulan akademik ITB; 2. Menyepakati arah pengembangan akademik; 3. Merevitalisasi institusi akademik, mencakup: − Memberdayakan fakultas/sekolah, kelompok keahlian, dan program studi; − Merevitalisasi lembaga tahun pertama bersama; − Menata dan memberdayakan lembaga penelitian, pusat penelitian, technopark, dan pusat inkubator bisnis; − Mengembangkan lembaga pengabdian kepada masyarakat; dan − Membentuk dan mengembangkan lembaga pengembangan pendidikan; 4. Memfasilitasi dan memberdayakan keluarga mahasiswa. Uraian kegiatan secara lebih rinci beserta ciri-ciri keberhasilan dan strategi yang terkait dapat dilihat pada Lampiran 1 kertas kerja ini.
EPILOG Kontribusi ITB akan menentukan kecepatan perubahan bangsa Indonesia menjadi masyarakat plural modern berbasis pengetahuan dan keluar dari perangkap demokrasi liberal yang cenderung mereduksi peran manusia terbatas sebagai hanya faktor produksi. Sebagai pusat budaya dan pilar bangsa, ITB harus mampu menghasilkan lulusan dan intelektual berkarakter calon pemimpin, sains dan teknologi untuk meningkatkan daya saing, pengabdian yang mencerahkan dan memberdayakan If it doesn’t start here, it masyarakat, serta moral force yang menjamin won’t start anywhere. keberpihakan kebijakan pemerintah pada kepentingan masyarakat luas dan keberlanjutan pembangunan. Sebagai perguruan tinggi terkemuka, tidak ada pilihan bagi kita selain melaksanakan tangggungjawab tersebut. BANDUNG, 5 OKTOBER 2009. P a g e |7
LAMPIRAN 1: STRATEGI DAN PROGRAM KERJA ITB 2010-2014 STRATEGI PROMOT. MIND. REF.
COMPLET. GOV. REF.
PROGRAM
ACCEL. BOOST. MAN. REF. ACA. REF.
CIRI-CIRI KEBERHASILAN
1. PROMOTING MINDSET REFORM
1 2 3 4 5
Meningkatkan transparansi & mutu komunikasi (internal & eksternal). Mengembangkan leadership, wawasan, & kapasitas memotivasi. Membangun disiplin kerja. Melanjutkan kebijakan meritokrasi & apresiasi. Mendayagunakan sentuhan komunal.
Mutual trust, sense of belonging, & partisipasi komunitas ITB meningkat; individual & institutional interest menyatu. Idealisme, nasionalisme, kerja keras & motivasi perubahan komunitas ITB meningkat; harkat & martabat dosen meningkat. Disiplin kampus meningkat. Proses akademik lebih efektif. Budaya malu tidak mengerjakan tugas meningkat.
2. RESOURCE STRENGTHENING
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Mengefektifkan organisasi & menempatkan pimpinan terbaik. Menuntaskan aspek legal BHPP ITB. Memperkuat peran normatif Senat Akademik & Senat Fakultas. Mewujudkan lembaga profesor. Menuntaskan status & arah pengembangan kerjasama (mitra strategis). Memberdayakan SUK, SKD, & Yayasan LAPI. Meningkatkan koordinasi 3 pilar & lembaga profesor. Meningkatkan pendapatan ITB. Meningkatkan kesejahteraan dosen dan pegawai. Merekrut tenaga profesional & meningkatkan kemampuan pegawai. Melengkapi prasarana & sarana penunjang akademik. Merekrut & membina dosen. Memantapkan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) ITB.
Organisasi & pimpinan yang tangguh terbentuk. Terwujudnya PP, Rencana Transisi & ART BHPP ITB; Renstra 2010-2014; SOP strategis. Fungsi Senat Akademik & Senat Fakultas terlaksana secara efektif (mengarahkan & mengawasi tridarma ITB & fakultas/sekolah). Lembaga profesor terbentuk & berfungsi mengarahkan nilai, pengembangan ITB; profesor berdaya. Kerjasama Kampus Riset Bekasi; Kampus Unwim; Kawasan Skanda terealisasi. Kontribusi SUK (jasa & produk), SKD (endowmend fund), Yayasan LAPI meningkat; good governance terwujud. Koordinasi antar 4 unsur konstruktif. Anggaran ITB meningkat menjadi + Rp. 900 M tahun 2014. Pendapatan dosen dan pegawai meningkat rata-rata 50% tahun 2014. Profesionalitas pegawai meningkat. Ruang kuliah, internet, fasilitas lab., perpustakaan, & fasilitas penunjang akademik memadai; parkir dan kondisi HESC kampus meningkat. Terpenuhinya kebutuhan & terwujudnya regenerasi dosen. SPMB lebih akuntabel (mutu calon mahasiswa terjamin; pendanaan orang tua mampu optimal; akses mahasiswa tidak mampu ekonomi terjaga).
3. OPERATIONAL EXCELLENCE
1
2
Meningkatkan mutu pelayanan manajemen sumberdaya: a. Memperlancar sistem keuangan. b. Melanjutkan penyempurnaan sistem kepegawaian. c. Memperkuat sistem pengelolaan prasarana & sarana. d. Memperkuat fungsi perencanaan, monitoring, & evaluasi. e. Meningkatkan sistem pengelolaan sumberdaya informasi. Memperkuat koordinasi Kantor Rektor: a. Sekretariat eksekutif. b. Hukum & peraturan. c. Hubungan masyarakat (public relation). d. Hubungan dengan alumni. e. International office. f. Satuan pengawas internal & Satuan penjaminan mutu. g. Satuan usaha komersial, Satuan kekayaan dan dana, & Yayasan LAPI.
Urusan keuangan lancar; selaras dengan Pusat Logistik & direktorat lain. Jalur karir & jalur kepemimpinan terumuskan. Tanggungjawab jelas; pengelolaan efisien; ISO 9001 tercapai. Anggaran terkendali; selaras dengan direktorat lain; peluang kerjasama terlayani. Mutu & integrasi data base meningkat; Decision Support Sytem, Knowledge Management System & sistem arsip terwujud. Koordinasi antar pimpinan solid. Kepentingan hukum ITB terjamin, peraturan ITB sinkron. Berita & promosi ITB tinggi; citra ITB di masyarakat meningkat. Potensi alumni di pemerintahan, legislatif, & industri didayagunakan dalam seluruh kerjasama ITB. Internasionalisasi & peringkat ITB meningkat. Pengawasan internal & penjaminan mutu berfungsi. Koordinasi lancar; good governance terwujud.
4. ACADEMIC EXCELLENCE, INNOVATION, AND STAKEHOLDERS SATISFACTION
1 2 3
Merumuskan model masyarakat akademik & ukuran kapasitas & keunggulan akademik ITB. Menyepakati arah pengembangan akademik. Merevitalisasi institusi akademik ITB: a. Memberdayakan fakultas/sekolah, kelompok keahlian, & program studi.
b. Merevitalisasi lembaga tahun pertama bersama. c. Menata dan memberdayakan lembaga penelitian , pusat penelitian, technopark, & pusat inkubator bisnis. d. Mengembangkan lembaga pengabdian kepada masyarakat.
4
e. Membentuk dan mengembangkan lembaga pengembangan pendidikan. Memfasilitasi & memberdayakan keluarga mahasiswa ITB.
Model masyarakat akademik; WCU berkebangsaan; Kriteria profesor terdefinisi. Bidang ilmu; jumlah penerimaan & student body S1, S2, & S3 disepakati. KK berfungsi optimal dalam melaksanakan tridarma; suasana akademik terbangun; interaksi dengan stakeholders meningkat; student centered & research based education terwujud; Prodi mencakup 3 dimensi pendidikan: pengetahuan, keterampilan, & karakter; Kapasitas entrepreneurial meningkat. Mahasiswa baru mempunyai dasar MIPA; wawasan; karakter; semangat lebih baik. Penelitian ITB memberikan manfaat kepada masyarakat lebih optimal; penelitian transdisiplin (cluster) dan kerjasama penelitian dengan PT lain meningkat. Masalah masyarakat teratasi; Kegiatan kuliah kerja nyata, corporate social responsibility & continuing education, affinitas sosial mahasiswa, & citra ITB di masyarakat meningkat; peran ITB dalam nurturing network nasional diapresiasi. Mutu pendidikan ITB meningkat; suasana akademik terbangun. Mahasiswa lebih dewasa & bertanggungjawab; lebih kritis & peka terhadap dinamika & permasalahan masyarakat.
P a g e |8