1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA RUMPANG MELALUI MAJALAH ANAK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO MARYAM MOHAMAD MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Maryam Mohamad. 2014. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Cerita Rumpang Melalui Majalah Anak di Kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd dan pembimbing II Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd. Rumusan dalam penelitian ini adalah apakah melalui majalah anak dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita rumpang di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis cerita rumpang melalui majalah anak di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tehnik Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, tes dan dokumentasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I kemampuan siswa menulis cerita rumpang melalui majalah anak mencapai 9 orang yang mampu atau 69.24% dan 4 orang masih dalam kategori kurang mampu atau persentase 30.76%. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 12 orang yang mampu atau 92.30%. Sedangkan 1 orang masih dalam kategori kurang mampu atau persentase 7.70%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika guru menggunakan media majalah anak maka kemampuan siswa melengkapi cerita rumpang di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango dapat meningkat. Kata Kunci: Cerita Rumpang, Majalah Anak, Menulis.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika dalam menulis sebuah cerita rumpang, adapun kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas IV SDN 3 Bulango Ulu ketika dalam menulis cerita rumpang antara lain; siswa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, sering mengulang kata “lalu” dan “terus”, isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik, kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak berkesinambungan, paragraf yang satu dengan paragraf yang lain tidak koheren. Selain itu berdasarkan pengukuran terhadap 2
kemampuan siswa di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu yang berjumlah 13 orang, hanya 5 siswa atau 38.47% yang mampu menulis cerita rumpang, sedangkan 8 orang siswa atau 61.53% belum mampu menulis cerita rumpang dengan benar. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita rumpang melalui majalah anak pada siswa kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian yang dirasakan ialah sebagai berikut : a. Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan menulis cerita rumpang rumpang pada diri siswa, melatih kepercayaan diri pada siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami cerita rumpang rumpang. Disamping itu dapat memberikan sesuatu yang menarik sehingga pembelajaran tidak membosankan bagi siswa yang berimplikasi terhadap kemampuan menulis cerita rumpang rumpang melalui majalah anak dengan baik. b. Bagi Guru Guru dapat memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik siswa dalam menyampaikan materi serta meningkatkan kualitas dan
kemampuan
pengajaran, menambah
pengetahuan, menjadikan
guru yang
professional. c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan semangat bagi guru-guru di sekolah tersebut untuk melaksanakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. d. Bagi Peneliti
Mendapatkan banyak informasi dari penelitian ini yaitu untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman, meningkatkan keterampilan menulis dalam penyusunan karya ilmiah. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Menulis Cerita Rumpang Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 203) bahwa menulis merupakan kemampuan berkomukasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi. Kemampuan menulis menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kemampuan menulis merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa tulis. 3
Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.3) bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Keterampilan menulis tidak mudah dimiliki dan memerlukan waktu yang lama untuk memperolehnya. Dengan menulis seseorang dapat mengekspresikan ide-ide atau gagasannya melalui bahasa tulis. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa selain menyimak, membaca, dan berbicara. Sebagai keterampilan, makna yang terkandung didalamnya tentunya tidak sekedar menulis tanpa isi, melainkan menulis dalam konteks yang teratur, sistmatis, dan logis. Mulyati (2007: 5.3) mengemukakan bahwa menulis adalah suatu proses berpikir dan menuangkan pemikiran dalam bentuk wacana atau karangan. Sedangkan menurut Semi (2007: 14) bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan dalam lambing-lambang tulisan. Menurut Semi (2007: 17) menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan ide-ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtun, gagasan, ekspresif, enak dibaca dan dipahami orang lain Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern dan merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa terpelajar. Kegiatan menulis merupakan kegiatan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Konsep ini mencakupi kegiatan menggunakan bahasa tulis, seperti membuat teks percakapan cerita rumpang, mengungkapkan pengalaman, menulis surat baik huruf tegak bersambung maupun tidak resmi. Mulyati (dalam Anwar, 2011: 9-10) mengemukakan bahwa menulis pada hakekatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan) seperti halnya pada pembelajaran membaca, pembelajaran menulis di SD juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu menulis permulaan di kelas rendah dan menulis lanjutan di kelas tinggi. Gagasan atau pesan yang akan disampaikan tergantung pada perkembangan dan tingkat pengetahuan dan daya nalar siswa. Kemampuan menulis adalah kemampuan menurunkan atau melukiskan gambar-gambar grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2012:191) bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola berbahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan”. Lebih lanjut Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau 4
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Kedua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya segala ide, pikiran dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang berpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat apa yang dikomunikasikan penulis. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah adalah menurunkan atau melukiskan gambar-gambar grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Tujuan Menulis Cerita Rumpang Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan.Setiap jenis tulisan memiliki tujuan masing-masing.Tujuan tersebut sangat bervariasi. Tarigan (dalam Hendrapuspita, 2011: 9) membagi tujuan menulis dilihat dari penulisnya yang belum berpengalaman sebagai berikut. 1) Memberitahukan atau mengajar, 2) Meyakinkan atau mendesak, 3) Menghibur atau menyenangkan, dan 4) Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api. Fungsi Menulis Cerita Rumpang Menurut Rusyana (dalam Hendrapuspita, 2011: 9-10) fungsi menulis dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi kegunaan dan segi peranannya. 1) Fungsi menulis berdasarkan kegunaan a) Melukiskan, penulis menggambarkan
atau
mendeskripsikan
sesuatu,
baik
menggambarkan wujud benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang dibayangkan atau dideskripsikan penulisnya. b) Memberi petujuk, penulis memberikan petunjuk tentang cara melaksankan sesuatu. c) Memerintahkan, penulis memberikan perintah melakukan sesuatu dan juga perintah untuk tidak melakukan sesuatu. d) Mengingat, penulis mencatat peristiwa, keadaan dengan tujuan untuk mengingat hal-hal penting agar tidak terlupakan. e) Berkorespondensi, penulis melakukan surat menyurat dengan orang lain guna
memberitahukan, menanyakan atau meminta sesuatu dan berharap orang yang dituju dapat membalasanya. 2) Fungsi menulis berdasarkan peranan
5
a) Fungsi penataan, yaitu penataan gagasan, imajinasi dan penggunaan bahasa saat
mengarang. b) Fungsi pengawetan, yaitu mengawetkan pengutaraan sesuatu dalm wujud dokumentasi tertulis. c) Fungsi penciptaan, yaitu mewujudkan suatu hal yang baru. d) Fungsi penyampaian, yaitu menyampaikan dapat terjadi bukan saja pada orang yang berdekatan tempatnya melainkan pada orang yang berjauhan. Malahan penyampaian ini dapat terjadi pada masa yang berlainan. 2.1.4 Manfaat Menulis Cerita Rumpang Akahadiah (dalam Hendrapuspita, 2011: 13) mengemukakan beberapa manfaat menulis, yaitu sebagai berikut. 1) Dalam kegiatan menulis kita lebih mengenali kemampuan dan potensi diri dan
mengetahui sampai dimana pengetahuan kita tentang topik. 2) Dapat mengembangkan berbagai gagasan. 3) Lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. 4) Dapat mengkomunikasikan gagasan serta sisitematis dan mengungkapkannya secara tersurat. 5) Dapat menilai diri kita secara obyektif. 6) Dapat memecahkan permasalahan yaitu dengan menganalisanya secara tersurat dalam
konteks yang konkret. 7) Mendorong kita belajar lebih aktif, kita menjadi penemu, serta pemecah masalah. 8) Membiasakan berpikir secara konkret.
Tahap-tahap Proses Menulis Cerita Rumpang Tompkins (dalam Nurbayus, 2011:16) menguraikan proses menulis menjadi lima tahap meliputi: a) Tahap 1: Pramenulis (prewriting)
Pramenulis merupakan tahap siap menulis.Aktivitas tahap ini meliputi 1) memilih topik, 2)memikirkan tujuan, bentuk dan audiens, 3) memanfaatkan dan mengorganisir gagasan-gagasan. b) Tahap 2: Penyusunan Draf Tulisan (Drafting) Dalam proses menulis, siswa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah konsep. Selama tahap penyusunan konsep siswa terfokus dalam mengumpulan gagasan. Aktivitas ini meliputi: 1) menulis draf kasar, 2) menulis konsep utama, dan 3) menekankan pada pengembangan isi. c) Tahap 3: Perbaikan (Refisi)
Dalam tahap perbaikan, Penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka. Siswa biasanya mengakhiri proses menulis begitu mereka mengakhiri dan melengkapi draf kasar, mereka percaya bahwa tulisan mereka telah lengkap. Aktivitas ini meliputi: 1) membaca ulang 6
draf kasar, 2) menyempurnakan draf kasar dalam proses menulis, dan 3) mempehatikan bagian yang mendapat balikan kelompok menulis. d) Penyuntingan (Editing) Siswa menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal lain. Aktivitas dalam tahap ini meliputi: 1) mengambil jarak dari tulisan, 2) mengoreksi awal dengan menandai kesalahan, dan 3) mengoreksi kesalahan. e) Pemublikasian (Publishing)
Siswa mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang diberikan teman atas siwa lain, orang tua dan komunitas mereka sebagai penulis. Pengertian Cerita Rumpang Cerita rumpang merupakan bentuk lain tulisan/karangan fiksional yang memiliki struktur yang berbeda dengan puisi Tarigan (dalam Hendrapuspita, 2011: 11). Hal ini terjadi karena cerita rumpang secara konvensional lebih dimaksudkan untuk memaparkan peristiwa tertentu yang dialami oleh tokoh tertentu di tempat tertentu dalam rentang waktu tertentu dengan pola tulis yang khas, berbeda dengan pola tulis puisi ataupun naskah drama. Karenanya, kegiatan dan tahapan menulis sebuah cerita rumpang menjadi lebih kompleks. Pengertian Majalah Anak Majalah anak merupakan majalah yang berisi tentang cerita rumpang anak-anak. Permainan anak-anak, kisah-kisah, dan lain-lain yang berhubungan dengan anak-anak. Dalam Kamus Besas Bahasa Indonesia disebutkan bahwa majalah anak-anak adalah majalah yg isinya khusus mengenai dunia kanak-kanak. Menurut Muda (2006: 356) bahwa majalah adalah alat media masa berupa buku ukuran besar berisi informasi yang terbit secara berkala. Sebagai media cetak berkala majalah memiliki andil besar sebagai sarana peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat pembacanya karena majalah memuat berbagai informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang relatif, termasuk majalah anak. Sedangkan menurut Sminonof (dalam Rahim, 2008:94) bahwa majalah merupakan sumber belajar dikelas yang efektif karena menawarkan berbagai keuntungan untuk program membaca. Langkah-langkah Penggunaan Majalah Anak Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas: a. b. c. d.
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam Guru menyampaikan apersepsi dan memberikan motivasi kepada siswa, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Membagi cerita rumpang rumpang dari majalah anak yang telah diketik ulang menjadi suatu cerita rumpang yang berlum lengkap dan perlu dilengkapi,
7
e. Memerintahkan kepada setiap siswa untuk melengkapi kalimat menggunakan
kata-kata dalam pilihan kata. f. Memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan penilaian Kelebihan dan Kelemahan Media Majalah Anak Vandenbosh (2013: 2) menyebutkan kelebihan dan kekurangan media majalah anak sebagai berikut. 1. Kelebihan: a. Karena media ini hasilnya adalah berupa tulisan atau teks maka media ini bisa
disimpan dan bisa di baca berulang- ulang. Di saat pembaca ingin lebih memahami isi berita, maka pembaca bisa mengulang – ulang membacanya. b. Selain itu juga bisa dikumpulkan dan dibuat kliping. Terutama mengenai sebuah berita yang fenomenal ataupun berita- berita yang dianggap menarik. c. Biasanya informasi di dalamnya lebih jelas dan mampu menjelaskan hal- hal yang bersifat kompleks ataupun investigatif. Terkadang disertai gambar atau foto yang lebih memperjelas isi berita yang ditampilkan. Dan ada kalanya bila berita tersebut bersifat continue maka ada sedikit pengulangan mengenai berita sebelumnya, sehingga pembaca benar- benar mengerti dan faham tentang isi dan alur berita tersebut. d. Jika dilihat dari harganya, media cetak bisa didapat oleh khalayak dengan harga yang cukup murah. Karena dengan biaya yang cukup murah kita bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak. Misalnya koran Jawa Pos, dengan harga Rp. 4.000 kita bisa mendapatkan informasi atau berita sebanyak 30an halaman berbeda dengan media lain yang terbatas. Ini yang lebih membedakan antara media cetak dengan media elektronik( baik radio maupun televisi). e. Bahkan kita bisa memilih berita mana yang ingin kita baca terlebih dahulu,misal
tentang politik,ekonomi,olahraga atau yang lainnya. Jadi tidak ada keharusan untuk menyimak informasi satu per satu atau tidak harus berurutan. 2. Kekurangan Untuk kekurangan dari majalah anak adalah: a. Media cetak lebih lambat penyampaian beritanya daripada media- media yang lain.
Karena memang harus melewati proses yang panjang sampai di tangan khalayak. Bahkan berita yang terjadi hari ini baru bisa diterima oleh khalayak pada hari esoknya. b. Selain itu media cetak hanya terbatas pada tulisan atau teks saja meskipun beberapa
didukung oleh foto atau gambar, sehingga pembaca harus memahami sendiri berita tersebut karena memang visualisasi yang terbatas.
8
c. Untuk biaya produksi media cetak tergolong mahal, karena media cetak harus dicetak dan
didistribusikan
sebelum
dapat
dinikmati
masyarakat.
Biaya
percetakan
dan
pendistribusian itulah yang tergolong mahal.
METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita rumpang rumpang melalui majalah anak di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tahap Persiapan Pada persiapan tindakan siklus I, peneliti menerapkan penggunaan majalah anak. Hal ini untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, serta siswa dapat berperan aktif dalam memecahkan masalah kemampuan menulis cerita rumpang rumpang, sehingga siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran. Dengan aktifnya siswa selama proses pembelajaran berlangsung mereka akan mendapatkan kemampuan menulis cerita rumpang rumpang dan hasil belajar yang baik. Berikut beberapa persiapan pelaksanaan tindakan pada siklus I yakni: 1. Menyiapkan majalah anak yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis cerita
rumpang rumpang. 2. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah tertulis pada lembar soal yang
nantinya akan dijawab oleh siswa. 3. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan untuk
mengukur peningkatan kemampuan menulis cerita rumpang rumpang siswa dengan menggunakan media berupa majalah anak. 4. Membut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tahap Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas sebagai guru pengamat. Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan dengan tiga tahapan yaitu kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 45 menit, dan kegiatan penutup 15 menit atau 1 x pertemuan. 9
Pelaksanaan tindakan pada siklus I diawali dengan materi menulis cerita rumpang rumpang dengan menggunakan gambar yang telah disediakan oleh guru. Setelah itu guru mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan. Setelah mempersiapkan materi kemudian guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan dasar kepada siswa, siswa pun menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban yang keliru diluruskan oleh guru dan bersama siswa lainnya. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa melaksanakan kegiatan inti, pada kegiatan ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, kemudian guru menempelkan dan membagikan majalah anak kepada siswa., setelah menempelkan gambar guru menjelaskan materi menulis cerita rumpang rumpang dengan melengkapi cerita rumpang rumpang rumpang, setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melengkapi cerita rumpang yang sesuai gambar, kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa, setelah memperoleh bimbingan dari guru siswa melaporkan hasil tulisannya, kemudian guru memberikan kesimpulan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan tentang cerita rumpang, setelah itu mengevaluasi, kemudian melakukan refleksi pembelajaran dan berdoa.
Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1. Pengamatan Aktivitas guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh pengamat 1 mencapai 19 aspek yang terlaksana atau 86.36% dan pengamat 2 mencapai 20 aspek yang atau 90.90%. hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
Hasil aktivitas kemampuan menulis cerita rumpang siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 1 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Tindakan Siklus I No 1
Aspek yang Dinilai Kemampuan melengkapi cerita rumpang
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
Mampu
8
61.53%
Kurang Mampu
1
7.70%
Tidak Mampu
4
30.77%
10
2
Kemampuan memilih kata
Mampu
6
46.15%
Kurang Mampu
5
38.46%
Tidak Mampu
2
15.39%
Dari 2 aspek yang diamati terlihat bahwa 1) kemampuan melengkapi cerita rumpang terdapat 8 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 61.54siswa kurang mampu 1 orang atau sebesar 7.70%, dan tidak mampu 4 orang atau sebesar 30.76%. 1) Kemampuan memilih kata terdapat 6 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 46.15%, siswa kurang mampu 5 orang atau sebesar 38.46%, dan tidak mampu 2 orang atau sebesar 15.39%. 3. Hasil Tes Kemampuan Menulis Kata Pada Tindakan Siklus I
Adapun hasil tes akhir kemampuan menulis siswa pada pembelajaran pada tindakan siklus I dapat dilihat pada akumalasi tabel di bawah ini : Tabel 2 : Hasil Tes Akhir Kemampuan Menulis Cerita Rumpang Tindakan Siklus I Kriteria
Nilai
Jumlah Siswa
Mampu
33
2
-
50
2
-
-
83
4
√
√
-
100
5
√
-
-
Jumlah
9
2
2
Persentase
69.24
15.38
15.38
Kurang Mampu
Tidak Mampu √
Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan menulis cerita rumpang siswa melalui majalah anak pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1. Terdapat peningkatan sejumlah 9 orang siswa yang mampu atau persentase 69.24%
dalam menulis dengan capain nilai 70 ke atas. 2. Terdapat sejumlah 2 orang siswa atau persentase 15.38% kurang mampu menulis dengan capaian nilai akhir rata-rata 50. 3. Terdapat sejumlah siswa 2 orang siswa atau persentase 15.38% kurang mampu menulis
dengan capaian nilai akhir rata-rata 33. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 11
Tahap Persiapan Pada siklus II ini, ditekankan kepada siswa untuk lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga tujuan peneliti menerapkan gambar dalam peningkatan kemampuan menulis cerita rumpang siswa dapat berjalan sesuai dengan rencana. Selanjutnya peneliti melakukan persiapan untuk penerapan majalah anak yang telah direncanakan. Persiapan tersebut antara lain: 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2. Mempersiapkan referensi terkait dengan materi pelajaran pada siklus II yaitu materi
mengenai kemampuan menulis cerita rumpang dengan melengkapi cerita rumpang. 3. Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran. 4. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan penilaian.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas sebagai guru pengamat. Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan dengan tiga tahapan yaitu kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 45 menit, dan kegiatan penutup 15 menit atau 1 x pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I diawali dengan materi menulis cerita rumpang dengan menggunakan gambar yang telah disediakan oleh guru. Setelah itu guru mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan. Setelah mempersiapkan materi kemudian guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan dasar kepada siswa, siswa pun menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban yang keliru diluruskan oleh guru dan bersama siswa lainnya. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa melaksanakan kegiatan inti, pada kegiatan ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, kemudian guru menempelkan dan membagikan majalah anak kepada siswa., setelah menempelkan gambar guru menjelaskan materi menulis cerita rumpang dengan melengkapi cerita rumpang, setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melengkapi cerita rumpang yang sesuai gambar, kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa, setelah memperoleh bimbingan dari guru siswa melaporkan hasil tulisannya, kemudian guru memberikan kesimpulan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan tentang cerita rumpang, setelah itu mengevaluasi, kemudian melakukan refleksi pembelajaran dan berdoa. Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1. Pengamatan Aktivitas Guru Pada Tindakan Siklus II
12
Pengamatan aspek-aspek yang yang dilakukan oleh guru pengamat 1 dan pengamat 2 dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, penilaian aspek-aspek tersebut yaitu dengan memberikan tanda ceklist (√) sesuai dengan kategori yang dicapai oleh peneliti. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peneliti dari 22 aspek, semuanya sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dicapai atas perbaikan yang dilakukan peneliti pada sikllus II. Sehingga peneliti bersama guru pengamt 1 dan pengamat 2 sepakat bahwa aktivitas guru tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Tindakan Siklus II
Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3: Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tindakan Siklus II No 1
2
Aspek yang Dinilai Kemampuan melengkapi cerita rumpang Kemampuan memilih kata
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
Mampu
10
76.92%
Kurang Mampu
3
23.07
Tidak Mampu
1
7.70%
Mampu
9
69.23%
Kurang Mampu
4
30.77%
Tidak Mampu
0
0
Dari 2 aspek yang diamati terlihat bahwa 1) kemampuan melengkapi cerita rumpang terdapat 10 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 76.92%, siswa kurang mampu 3 orang atau sebesar 23.07%, dan tidak mampu 1 orang atau sebesar 7.70%. 1) Kemampuan memilih kata terdapat 9 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 69.23%, siswa kurang mampu 4 orang atau sebesar 30.77%, dan tidak mampu 0 orang atau sebesar 0%.
4. Hasil Tes Kemampuan Menulis Cerita rumpang Pada Tindakan Siklus I
Adapun hasil tes akhir kemampuan menulis cerita rumpang siswa kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango pada pembelajaran pada tindakan siklus I dapat dilihat pada akumalasi tabel di bawah ini : 13
Tabel 4 : Hasil Tes Akhir Kemampuan Menulis Cerita rumpang Tindakan Siklus I Kriteria
Nilai
Jumlah Siswa
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
50
1
-
√
-
83
4
√
0
-
100
5
√
-
-
Jumlah
12
1
-
Persentase
92.30
7.70
0
Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan menulis cerita rumpangsiswa melalui majalah anak pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1. Terdapat peningkatan sejumlah 12 orang siswa yang mampu atau persentase 92.30%
dalam menulis cerita rumpang dengan capain nilai 70 ke atas. 2. Terdapat sejumlah 1 orang siswa atau persentase 7.70% kurang mampu menulis cerita
rumpang dengan capaian nilai 50. Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru pengamat 1 dan pengamat 2 dapat diketahui bahwa pada siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan melebihi standar yang ditetapkan yakni minimal ketuntasan mencapai 92.30% dari jumlah siswa keseluruhan. Adapaun siswa yang tidak mampu akan diberikan remedial secara khsusus. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan majalah anak dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis cerita rumpang di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango . Hal didasarkan capain pada hasil siklus I mencapai 9 orang yang mampu atau 69.24%. Sedangkan 4 orang masih dalam kategori kurang mampu atau persentase 30.76%. Hal ini berarti belum mencapai indikator sebesar 75%, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II maka kemampuan siswa dalam menulis cerita rumpang melalui majalah anak meningkat hal ini dibuktikan dengan dari 2 aspek yang diamati terlihat bahwa kemampuan melengkapi 14
cerita rumpang di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu meningkat menjadi 12 orang yang mampu atau 92.30%. Sedangkan 1 orang masih dalam kategori kurang mampu atau persentase 7.70%. Hal ini berarti sudah mencapai indikator sebesar 75%, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut : 5.1.1 Bagi Siswa
Kiranya mengikuti dengan baik pembelajaran menulis cerita rumpang dengan. 5.1.2 Bagi Guru
Guru harus mampu menciptakan desain pembelajaran utamanya media yang menarik dan menyenangkan yang dapat diterima oleh siswa. 5.1.3 Bagi Sekolah
Kiranya hasil penelitian ini dapat dicatat sebagai suatu kontribusi bagi sekolah dan dapat dijadikan motivasi untuk kemajuan prestasi warga sekolah. 5.1.4 Bagi peneliti
Peneliti diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini untuk penelitian berikutnya guna memperoleh hasil yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Hardini Isriani dan Puspitasari Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia. Muda, Ahmad. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indoensia. Reality Publisher. Muliani, Ni Made Dwi. 2011. Pemanfaatan Media Cerita Rumpang Berbasis Majalah Bobo Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita rumpang Anak Siswa Kelas IV SD Santo Paulus Singaraja. Artikel. Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak dipublikasikan Mulyati, Yati. 2007. Keterampilan Berbahasa Indoensia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nurbayus, M. Iqbal. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Cijati Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Online.UPI. repository.upi.edu Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
15
Semi, Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilamn Menulis. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa. Yunus Mohamad dan Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Hendrapuspita, Ida Parida. 2011. Penggunaan Majalah anak Seri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III SDN Majalaya II Kabupaten Bandung. Skripsi (online). Repository.upi.edu. diakses tanggal 20 januari 2013 http://gemasastrin.wordpress.com/2007/04/17/panduan-menulis-cerita rumpang/ http://www.anneahira.com/kesehatan-anak-majalah-anak.htm. Diakses tanggal 6 April 2013. Vandenbosh. 2013. Kelebihan dan kekurangan media cetak. http://vandenbosh.blogspot.com. Diakses 02 Oktober 2013.
16