MEKANISME PRODUKSI PROGRAM INFOTAINMENT OBSESI SORE PADA STASIUN GLOBAL TV PERIODE BULAN JULI 2008
SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Diajukan Oleh : Nama
: Dwi Pambudo
NIM
: 04102 - 011
Bidang Studi
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: DWI PAMBUDO
Nim
: 04102-011
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Jurnalistik
Judul Skripsi
: MEKANISME PRODUKSI PROGRAM INFOTAINMENT OBSESI SORE PADA STASIUN GLOBAL TV PERIODE BULAN JULI 2008
Jakarta,
Agustus 2008
Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
(Riswandi, M.Si)
(Feni Fasta, SE, M.Si)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: DWI PAMBUDO
Nim
: 04102-011
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Jurnalistik
Judul Skripsi
: MEKANISME PRODUKSI PROGRAM INFOTAINMENT OBSESI SORE PADA STASIUN GLOBAL TV PERIODE BULAN JULI 2008
Jakarta,
Agustus 2008
1. Ketua Sidang Nama : Nurprapti
( ............................. )
2. Penguji Ahli Nama : Heri Budianto, M.Si
( .………………… )
3. Pembimbing I Nama : Riswandi, M.SI
( …………...…….. )
4. Pembimbing II Nama : Feni Fasta S.E , M.SI
( ……………..….. )
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: DWI PAMBUDO
Nim
: 04102-011
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Jurnalistik
Judul Skripsi
: MEKANISME PRODUKSI PROGRAM INFOTAINMENT OBSESI SORE PADA STASIUN GLOBAL TV PERIODE BULAN JULI 2008
Jakarta,
Agustus 2008
Disetejui Dan Diterima Oleh, Pembimbing I
Pembimbing II
(Riswandi, M.Si)
(Feni Fasta, SE, M.Si) Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. DiahWardhani, M.Si)
Ketua Bidang Studi
(Riswandi, M.Si)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN JURNALISTIK DWI PAMBUDO (04102-011) MEKANISME PROGRAM INFOTAIMENT OBSESI DI GLOBAL TV PERIODE JULI 2008 (X + 5 Bab + 81 halaman +Lampiran) Abstraksi Perkembangan televisi di Indonesia sangatlah pesat serta diikuti oleh beberapa program-program acara disetiap salah satu stasiun televisi. Banyaknya program-progarm acara baik itu program acara berita (News) ataupun program acara Infotaiment mereka memiliki mekanisme sendiri guna mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas siarannya agar terus ditonton oleh masyarakat, salah satu program infotaiment yang terus ingin bertahan adalah obsesi karena obsesi merupakan salah satu program andalan infotaiment diGlobal TV. Obsesi tergolong induknya program infotaiment yang di produksi oleh Department News Global TV karena berdiri diawal tahun 2005 diusianya mencapai tiga tahun maka telah memiliki mekanisme produksi yang maksimal agar program obsesi bisa terus bertahan, salah satunya yaitu mekanisme pra produksi atau tahap perencanaan (planning) yaitu mencari ide-ide atau gagasan yang lebih kreatif serta melakukan rapat proyeksi, redaksi dan evaluasi membahas langkah-langkah persiapan membuat paket berita yang menarik untuk khalayak dalam pembuatan ide naskah seorang produser bertanggung jawab penuh atas pembuatan ide-ide kreatif guna yang diinginkan. Kemudian diikuti dengan proses produksi atau tahap pengorganisasian (Organising) dan tahap pergerakan (Actuating) yaitu dimana reporter dan kameramen mengumpulkan materi liputan biasanya reporter membuat laporan yang dicatat waktunya. Dan cameramen menyerahkan gambar-gambar yang diinginkan. Setelah itu produser menilai berita yang layak ditayangkan. Yang terakhir yaitu pasca produksi atau tahap penggendalian (controlling) dimana dalam proses ini seorang editor sebisa mungkin melakukan pengeditan agar memperoleh hasil yang lebih maksimal saat paket berita itu disiarkan. Menempuh tahap editing off line, editing on line dan mixing. Dengan didampingi Produser proses pasca produksi juga diperlukannya kerja sama tim redaksi yang lebih baik dari sebelumnya agar didalam proses pra produksi kemudian produksi dan pasca produksi selanjutnya bisa dimaksimalkan kembali.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puja dan puji hanya teruntuk Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu banyak kenikmatan. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi yang paling sayang kepada umatnya hingga detik – detik terakhirnya, Nabi Muhammad shollallahu’alaihi wassalam. Sehingga skripsi “Mekanisme Program Infotaiment Obsesi Sore di Global TV Periode Juli 2008” ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik moril maupun materiil hingga terselesainya skripsi ini, dengan tidak menghilangkan rasa menghormati dan menghargai khususnya kepada : 1. Bapak Widodo, Ibu Sudarmi, Mas Budi dan Ade Isti atas doa, dukungan, pengertian moral dan perhatiannya yang tak pernah putus kepada penulis hingga terselesainya penelitian ini. 2.
Bapak Riswandi, M.si,
selaku Pembimbing I sekaligus dosen
Pembimbing Akademik yang selalu sabar atas semua waktunya dan selalu memantau perkembangan mahasiswa khususnya angkatan 2002. 3. Ibu Feni Fasta, FE, M.si selaku Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi besar dan masukan-masukan yang sangat berarti mengenai skripsi penulis. 4. Ibu Diah Wardhani, M.si, selaku Dekan Fikom Universitas Mercu Buana.
5. Seluruh staf TU yang selalu memberikan kemudahan dan keramahan terhadap penulis, Mas Ervan, Mas Mawi, Mang Udin, Mba Lila terima kasih atas bantuannya. 6. Seluruh dosen-dosen Universitas Mercu Buana yang telah memberikan pendidikan Jurnalistik terhadap penulis. 7. Teruntuk Rizki Septiani..Puji Syukur padaMu ya Robbi, karunia terindah diakhir masa perkuliahan, persembahan dari surga “Arkan Deva Pambudo” terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaran kamu. 8. Ibu Evi, Aa Bambang, Ade Hana, Ka Erents dan Ses Ika, terima kasih atas doa, dukungan dan perhatiannya. 9. Sahabat setia Widya, Agung, Abel, Hendra yang selalu datang dengan sejuta ide dan pandangan-pandangan tentang dunia. 10. Kawan-kawan JuraKen
Afif, Koding, Yus, Ibee, Mail, Reno, Qejoy,
Zibrut, Ono, Sue, Pai, Black, Beni, Manay, Wiji, Nunu, Brina, thanks suka dukanya. 11. Mas Uli dan Mba Ipet menjadi penolong dan pintu masuk untuk penelitian skripsi penulis di Global Tv. Thanks Banget. 12. Produser Infotainment Obsesi Sore, Mba Yaomi atas masukan dan wawancara yang terbaik buat skripsi penulis. 13. Redaksi Obsesi Sore dan segenap jajaran Global TV, serta tak lupa Bang Adhar yang memberikan pengalaman berharga terima kasih diberikan kesempatan untuk penelitian skripsi penulis.
14. Kiting, lolo thanks atas laptopnya, Bagol, Botem, Randy masa muda hanya untuk anak muda, semangat boy. 15. Fikom Photography Club (FPC), Bang Eeng, Bang Acat, Bang Yoga, Bang Farid, Bang Roeky, Uthe, terima kasih semuanya atas kesempatan berkarya dan bangga menjadi bagian darimu. 16. Konica dan Canon EOS 350D my camera’ my inspiration. 17. Kawan-kawan Fikom 2002, “Pedang Bintang”, Ekonomi, FTSP, Bang Bocor, Bang Kumis, Icat, Ari, Jaim, Tita, Aa, terima kasih atas solidaritasmu. 18. Redaksi Bentang, terima kasih telah diberikan waktu dan kesempatan untuk skripsi. Tak lupa pula terima kasih dan mohon maaf yang terdalam penulis kepada semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan ataupun keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis dalam penyusunan penelitian ini. Terlepas itu semua, kiranya hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta,
Juni 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul Lembar Persetujuan Sidang Skripsi...................................................................
i
Lembar Tanda Lulus Sidang Skripsi ...................................................................
ii
Lembar Pengesahan Revisi Skripsi..................................................................... iii Abstraksi.............................................................................................................. iv Kata Pengantar ...................................................................................................
v
Daftar Isi ............................................................................................................. viii Daftar Gambar dan Tabel................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1
Latar Belakang ............................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ......................................................................
9
1.3
Tujuan Penelitian .......................................................................
9
1.4
Signifikansi Penelitian ...............................................................
9
1.4.1 Signifikansi Akademis ....................................................
9
1.4.2 Signifikansi Praktis .........................................................
9
BAB II KERANGKA TEORI ....................................................................... 11 2.1
Komunikasi Massa ...................................................................... 11
2.2
Televisi Sebagai Media Massa Elektronik.................................. 14 2.2.1
Pengertian........................................................................ 14
2.2.2
Fungsi Televisi sebagai Media Massa ............................ 15
2.2.3
Program Televisi ............................................................. 16
2.2.4
Jenis Program Televisi .................................................... 17
2.2.5
Program Informasi Kategori Berita................................. 17
2.3
Tayangan Infotainment ............................................................... 20
2.4
Mekanisme Produksi................................................................... 24 2.4.1
Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)..................... 24
2.4.2
Produksi .......................................................................... 25
2.3.3
Pasca Produksi ................................................................ 27
2.5
Agenda Setting ............................................................................ 29
2.6
Teori Gate Keeper (Palang Pintu)............................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 35 3.1
Sifat Penelitian ............................................................................ 35
3.2
Metode Penelitian ....................................................................... 35
3.3
Definisi Konsep........................................................................... 35
3.4
Nara Sumber (Key Informan)...................................................... 38
3.5
Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 39 3.5.1 Data Primer ........................................................................ 39 3.5.2 Data Sekunder .................................................................... 40
3.6
Fokus Penelitian .......................................................................... 40
3.7
Teknik Analisis Data................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 41 4.1 Sejarah Global TV....................................................................... 41 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan................................................... 44 4.2.1 Jumlah Karyawan .............................................................. 44 4.2.2 Target Pemirsa ................................................................... 46 4.2.3 Program Global TV ............................................................ 46 4.3 Hasil Penelitian............................................................................ 48 4.3.1 Mekanisme Redaksional..................................................... 48 4.4 Pembahasan ................................................................................. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.................................................................................. 78 5.2 Saran ........................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gbr.
2.1
Teori Gate Keepers ....................................................................... 34
Tabel. 3.1
Definisi Konsep ............................................................................ 38
Gbr.
4.1
Logo Global TV............................................................................ 46
Gbr.
4.2
Overall Organization Charge ....................................................... 55
Gbr.
4.2
Logo OBSESI .............................................................................. 59
Tabel 4.5
Time code tayangan Obsesi tanggal 8 Juli 2008 ........................... 68
Gbr. 4.6
Skema Durasi ................................................................................ 72
Gbr. 4.7
Skema Segmen.............................................................................. 73
Gbr. 4.8
Workflow Editing .......................................................................... 74
Gbr. 4.9
Tampilan Editing .......................................................................... 76
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komunikasi
dalam
perkembangannya,
selalu
saja
mempengaruhi
kehidupan kita sehari-hari. Dengan memahami komunikasi yang sedang berlangsung, mengapa itu terjadi, akibat-akibat apa yang terjadi dan akhirnya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi, dan memaksimalkan hasil dari kejadian-kejadian tersebut, maka proses komunikasi akan lebih bermakna. Proses komunikasi menjadi kebutuhan hidup manusia sejak awal dimulainya peradaban manusia di dunia, sehingga komunikasi telah memiliki peran yang sangat berarti. Hal ini dapat dilihat pada zaman dahulu yang terdapat goresan-goresan tangan manusia pada dinding goa-goa dan macam-macam prasasti. 1 Dalam konteks hubungan manusia antara manusia, tujuan komunikasi menjadi berdimensi, dan mempunyai banyak arti. Hingga saat ini komunikasi dilakukan tidak hanya untuk memperoleh komunikasi, tetapi juga mempengaruhi diri orang lain, mengenal akan dunia luar dan mengetahui akan dirinya sendiri agar tidak terisolasi, belajar, dan
memperoleh
hiburan.
Dengan
cara
berkomunikasi, kondisi akan semakin nyata. Dalam konteks, “Human Communication” , komunikasi tidak akan lepas dari kehidupan manusia, baik sebagai makhluk hidup, maupun sebagai makhluk sosial. 1
Lewis, Greg Photojournalism Content & Teghuique Second Edition : Focal Press, New Delhi. 1990,h.34
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, dan yang dinyatakan ini adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan bahasa sebagai penyaluran isi pesannya. 2 Hingga saat ini komunikasi terus berkembang menjadi suatu hal yang menarik perhatian dan dipelajari oleh para ahli. Perkembangan pengetahuan dan teknologi menyebabkan berubahnya cara-cara dan saluran untuk berkomunikasi yang menyangkut orang dalam
jumlah
besar.
Perubahan
tersebut
terutama
bermula
dengan
diperkenalkannya bentuk saluran (media) yang diatas dunia modern. 3 Perubahan yang terjadi pada dunia berkomunikasi sangat berpengaruh baik pada level individu atau kolektif. Masing-masing individu berubah tidak dapat lepas dari peran komunikasi massa. Bahkan perubahan yang terjadi di masyarakat pun tidak akan lepas dari peran komunikasi massa. Walaupun media massa itu bisa dikaitkan sebagai fenomena yang relatif baru, tetapi keberadaannya telah meniadi “pusat kehidupan manusia”. Artinya madia massa sebagai alat komunikasi massa, mampu menjadi sentral dalam membentuk, dan mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri. 4 Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum, dan pakaian. Dan itu ditunjang dengan keberadaan media itu sendiri, dan merupakan perkembangan teknologi yang membuat manusia sangat haus akan teknologi di era globalisasi saat ini. Peranan media massa lebih diperkuat oleh kemajuan pesat dalam penemuan teknologi
2
Effendy, Otong Ucjhana. Ilmu Teori & Filsafat : PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 28 Nasution , Zulkarnain.Sosiolog Komunikasi Massa : UT, Jakarta, 1993,14 4 Nurudin. Komunikasi Massa : Cespur, Malang, 2004,34 3
komunikasi. Yang terjadi beberapa menit lalu di era globalisasi pertelevisian bisa langsung dilihat rekaman gambar (footage)-nya di televisi. Dalam persaingan global, televisi yang diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962, diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus di tahun yang sama. Hingga saat ini industri televisi semakin berkembang. Bukan hanya televisi milik negara saja, tetapi saat ini sudah banyak televisi-televisi swasta yang berkembang pesat mengikuti kebutuhan masyarakat kita akan informasi sekaligus hiburan. Televisi dalam mengemban fungsinya, dianggap mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual itu. Pertama adalah faktor Immediacy dan yang kedua adalah faktor Realisme. Immediacy mencakup pengertian langsung, cepat dan dekat peristiwa yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi sehingga dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah-olah mereka berada di lokasi pada saat peristiwa itu berlangsung. Realisme mengandung makna kenyataan informasi yang disiarkan sesuai dengan apa yang terjadi (baik yang didengar maupun yang dilihat). Televisi merupakan media yang paling diminati oleh publik dan paling memberikan pengaruh paling besar pada khalayak. Karena televisi memiliki tiga kekuatan media sekaligus. Dua kekuatan pertama, adalah kemampuan menampilkan gambar hidup yang bergerak dan suara untuk mendalami kekuatan gambar. Dua kekuatan ini dianggap paling memberi pengaruh paling mendalam
dibandingkan dengan kekuatan media massa lainnya seperti surat kabar, radio, dan internet. Dengan menyajikan gambar bergerak, khalayak seakan merasa terlibat secara langsung di dalam rekonstruksi realitas. Sementara kekuatan suara, membimbing khalayak pada situasi batin tertentu yang dapat lebih mendekat khalayak yang bersangkutan pada program yang tengah disajikan. Sementara kekuatan lainnya adalah penggunaan frekuensi milik publik. Dengan menggunakan frekuensi, publik tidak memiliki kekuatan lain saat godaan menonton televisi datang menghampirinya.5 Televisi akan berusaha menampilkan program acara yang terbaik unutk menarik perhatian penonton. Televisi menyajikan berbagai macam hiburan salah satunya di bidang produksi program televisi (infotainment, variety show dan reality show) yang berpeluang sangat besar dengan tingkat pertumbuhan yang luar biasa. Dengan bertambah maraknya industri televisi inilah maka banyak pula cara bagi stasiun-stasiun televisi ini untuk berlomba memproduksi acara yang dinilai dapat meraup minat pemirsa sebanyak-banyaknya. Tentu saja hal ini juga membuat mereka juga berlomba untuk berusaha memproduksi program-program acara. Pesatnya industri pertelevisian Indonesia yang menyajikan sejumlah tayangan hiburan (entertainment) disebabkan jangkauannya yang luas dan penetrasinya yang tidak terbendung. Di tanah air infotainment terbukti digemari penonton televisi walaupun terkadang mengandung pro dan kontra, terutama soal 5
Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi, Pilar Media 2006, hal 71
etika peliputan yang dianggap terlalu dalam memasuki wilayah pribadi nara sumber dan tidak berdasarkan fakta. Pesatnya perkembangan infotainment berakibat pada pola media konsumsi publik sehari-hari. Saat ini terdapat tak kurang dari 26 acara infotainment. Dalam sehari tersuguh 15 sampai 23 tayangan infotainment di sembilan stasiun televisi. Dalam seminggu tak kurang dari 150 tayangan disodorkan. Kelahiran televisi-televisi swasta selain membawa konsekuensi semakin banyaknya produksi siaran yang dinikmati masyarakat, ternyata juga melahirkan siaran-siaran infotainment yang berisi informasi mengenai para artis dan selebritis Indonesia. 6 Tingkat persaingan tayangan infotainment sangat tinggi. Infotainment hadir setiap hari dengan jam tayang yang berbeda dan menyamai format berita hard news. Hal ini membuktikan bahwa infotainment merupakan sebuah tayangan yang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Selain pola kolaborasi antara pemasang iklan dan stasiun televisi pola yang lain adalah pola program tayangan yang diproduksi oleh sebuah Production House (PH), suatu istilah yang merujuk kepada sejumlah rumah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis program tayangan televisi, salah satunya adalah tayangan infotainment. Pertumbuhan infotainment di Indonesia yang diproduksi bersammaan dengan sinetron, reality show, merupakan bukti nyata dari The Logic Accumulation atau dalam istilah Dedy N. Hidayat, Never Ending Circuit Capital
6
www.pintu.com,Media selebriti Indonesia. Nuraini Juliastuti
Accumulation : M – C – M ( Money – Commodities – Move Money ). Industri televisi menciptakan ”selera pasar” dan memaksa stasiun televisi mengakui serta mengakumulasi program sejenis, di saat bersamaan mengembangkan program lain seperti sinetron dan reality show kontes-kontesan yang sangat membutuhkan infotainment, demikian juga sebaliknya. 7 Global TV merupakan sebuah stasiun swasta di Indonesia yang dulunya terkenal dengan program MTV. Didirikan pada tanggal 22 Maret 1999 di Jakarta. Pada awalnya, Global TV merupakan broadcaster dari program musik MTV selama 24 jam nonstop dengan jangkauan area di Jabotabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 8 Oktober 2002, Global TV resmi siaran sebagai stasiun televisi swasta. 8 Salah satu tayangan infotainment yang disiarkan stasiun televisi Global TV adalah tayangan infotainment OBSESI (Informasi Selebriti Terkini) dan Program infotainment harian yang menyajikan informasi seputar selebritis Indonesia. Sajian ini dikemas secara menarik, aktual, dan heboh. Ditayangkan setiap hari Senin - Jumat, infotainment ini adalah jembatan bagi pemirsa yang hobi mengikuti perkembangan terbaru artis idolanya. mulai tayang tanggal 15 Januari 2005 menjadi tayangan infotainment pertama di stasiun televisi tersebut. ”Obsesi” adalah program infotainment in house yang menyajikan berbagai informasi terbaru seputar selebritis yang didalamnya saling bekerjasama Seleberita dan Genie.
7 8
Op.Cit, hal 70 www,globaltv.co.id
Obsesi salah satu program infotainment yang diproduksi in house Departement News Global TV berbeda dengan tayangan infotainment lain, menarik, proses berbeda kemasan atau format menjadikan nilai berita uptodate (terbaru). Dalam penayangannya secara langsung dengan mekanisme produksi yang cepat, Obsesi di bagi menjadi dua bagian yaitu Obsesi Siang yang disiarkan pada jam 13.00-13.30 WIB dari senin sampai jumat dibawakan oleh presenter Dewi Kumala format berita yang disuguhkan yaitu berita selebritis terkini yang mekanisme produksinya hasil liputan dari malam hingga pagi hari. Dan Obsesi Sore pada jam 16.00-16.30 WIB dibawakan oleh presenter Amanda Sastranegara dan Efranda dari hari Senin sampai Jumat yang disuguhkan yaitu informasi selebritis terkini melalui mekanisme produksi hasil liputan dari pagi sampai sore hari. Menurut peneliti, daya tarik Obsesi terletak seperti yang diuraikan diatas, dengan dua kali penayangan dalam sehari menandakan bahwa program infotainment ini menampilkan berita-berita terkini selebritis terutama pada Obsesi sore yang lebih efisien karena pada jam tersebut sangat diminati para penonton dan diproduksi secara cepat langsung oleh Departement News Global TV. Dengan berbeda departement jelas sangat mempengaruhi pemberitaan yang ditayangkan secara live atau siaran langsung, mulai dari kehidupan dan gaya hidup yang berhubungan langsung dan tidak langsung. Dalam hal ini peneliti mengambil segmen tayangan bulan Juli 2008 sebagai periode waktu penelitian dikarenakan segmen – segmen yang dihadirkan pada tayangan Obsesi bulan tersebut lebih variatif seperti contoh episode tanggal 8 Agustus 2008. Tidak hanya berputar
tentang soal umum perceraian ataupun kisah cinta para pasangan selebritis atau artis tertentu. Tetapi juga informasi hardnews semisal kasus korupsi yang melibatkan salah seorang pejabat teras negara ataupun kasus pembunuhan berantai. Tentu saja penyajian ini dengan tanpa mengesampingkan keterkaitan sang artis tertentu atau orang kenamaan di dunia hiburan tanah air. Menurut Yaomi Al Afghani selaku Produser Infotainment Obsesi ” keunggulan dari Obsesi yaitu menjadi ujung tombak tayangan infotainment di Global Tv, lalu mungkin satu-satunya tayangan infotainment yang diproduksi oleh departement news dengan cepat dan terbaru. Waktu berita sama dengan waktu Obsesi, dalam artian kami tidak akan ketinggalan dengan berita infotainment dalam dua kali penayangan. Pada Obsesi siang kami merencanakan produksi yang akan disiarkan secara langsung diambil dari peliputan berita dari malam hingga pagi hari. Sedangkan pada Obsesi sore kami merencanakan produksi mulai yang disiarkan secara langsung diambil dari peliputan berita dari pagi sampai sore hari”. 9
Tidak hanya itu yang menarik dalam acara ini ketika ada berita yang mempunyai nilai penting harus disiarkan secara langsung tanpa diedit walaupun didalam rundown sebelumnya tidak ada. Kerjasama tim Redaksi harus benarbenar matang mengatur paket per paket dengan tayangan 30 menit, 18 menit dan sisanya comersial break. Program acara Obsesi sudah mengalami pergantian jam, maka dari itu program acara obsesi ini ingin mempertahankan nilai beritanya yang terbaru dan secara langsung guna menarik minat penonton acaranya tersebut. Meskipun banyak acara gosip selebritis atau artis di stasiun stasiun televisi lain. Global Tv 9
Wawancara produser obsesi, Yaomi Al Afghani.11 Agustus2008. Jam 16.30 WIB.
dengan Obsesi mencoba untuk tampil dan bisa diminati oleh masyarakat dan semua itu memerlukan mekanisme produksi yang terencana hingga sampai tahap editing
guna tampil lebih menarik dibandingkan acara-acara gosip artis di
program acara televisi lainnya. Tayangan infotainment Obsesi memerlukan mekanisme produksi yang aktual dalam pengemasan paket berita, agar dalam proses penyajian atau penyiaran memperoleh hasil yang baik. Sehubungan dengan banyaknya tayangan infotaiment maka obsesi harus memiliki mekanisme produksi khusus untuk mampu bersaing dengan program-program lainnya.
1.2. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah dalm penelitian ini, yaitu :Bagaimana Mekanisme Produksi Program OBSESI SORE Di GLOBAL TV Periode Bulan Juli 2008 ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan diadakannya penelitian ini diarahkan untuk mendapat jawaban yang lebih jelas. Untuk Mengetahui Mekanisme Produksi Program OBSESI SORE Di GLOBAL TV Periode Juli 2008?
1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalm bidang jurnalistik bahwa dalam media televisi terdapat suatu mekanisme produksi serta menambah pengetahuan mengenai televisi yang merupakan bagian dari komunikasi massa untuk menambah informasi khususnya dalam ilmu jurnalistik. Menganalisis dan membenarkan teori yang telah ada dengan prakteknya. Sebagai kelengkapan referensi dan sebagai perbandingan bagi studi-studi selanjutnya.
1.4.2. Signifikansi Praktis Memberikan masukan pada Redaksi OBSESI Sore dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi stasiun televisi GLOBAL TV baik secara langsung maupun tidak langsung
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Massa Yang dimaksud dengan Komunikasi Massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa singkatan dari komunikasi media massa (mass media communication). Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology: An Introduction to Study of communication, menampilkan definisinya yakni sebagai berikut : Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau senua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, Komunikasi massa adalah komunikasi yantg disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita kaset. Program televisi dalam hal ini dapat digolongkan ke dalam kelompok komunikasi massa, karena komunikasi pada program televisi ditujukan pada khalayak yang jumlahnya luar biasa banyak dan untuk menghubungkan secara langsung pesan-pesan yang ingin disampaikan tim produksi melalui program
televisi tersebut dengan komunikan atau khalayak menggunakan televisi sebagai media massa. Lalu apa sebenarnya istilah komunikasi massa itu ? Komunikasi massa menurut Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble adalah 10 : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan dari media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga inipun biasanya berorientasi kepada keuntungan bukan organisasi sukarela atau nirlaba.
10
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 8
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper (pentapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gate keeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tetapi tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). Dari definisi komunikasi massa di atas didapat ciri khusus dari komunikasi massa yaitu, audiencenya. Audience pada komunikasi massa adalah mass society. Adapun ciri-ciri mass society adalah sebagai berikut: 1. Heterogenitas susunan angotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat. 2. Berisi individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama yang lain. 3. Tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal.
Media massa dalam cakupan komunikasi massa itu adalah surat kabar, majalah, radio, televisi atau film, jadi media massa modern sebagi prooduk teknologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan. 11 Sesuatu diciptakan karena mempunyai fungsi, begitu pula dengan media massa, dan fungsi media massa menurut Alexis S Tan adalah 12 : 1. Memberi informasi, 2. Mendidik, 3. Mempersuasi, 4. Menyenangkan, memuaskan, hiburan.
2.2
Televisi Sebagai Media Massa Elektronik
2.2.1
Pengertian Yang dimaksud televisi disini adalah televisi siaran (television broadcast)
yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa. 13 Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele”yang berarti jauh “visi” (vision) yang berarti pengliahatan. Segi “jauh”-nya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip. Sedang segi “penglihatan”nya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar hidup atau bergerak (moving picture), maupun gambar diam (still picture). Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiaran (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving picture). Para pemirsa tidak akan menangkap siaran televisi, kalau tidak ada prinsip-prinsip radio yang mentrasmisikannya dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak 11
Onong Uchjana Effendi, Televisi siaran Teori Dan Praktek, Mandar Maju, 1993, Bandung, Hal 13 12 Nurudin, Ibid, hal 65 13 Onong Ucjana Effendi, Televisi Siaran Teori Dan Praktek, MJandar Maju, 1993, Bandung, hal 21
atau hidup, jika tidak ada unsur-unsur film yang memvisualisasikannya. Jadi televisi merupakan paduan antara audio dan video. Terjadinya proses pentransmisian oleh pemancar televisi ke pesawatpesawat televisi dalam jarak jauh mengandung faktor-faktor yangt sifatnya audial dan visual itu, disebabkan proses elektronik. Karena televisi merupakan media massa elektronik, maka segala sesuatu yang disampaikan kepada pemirsa serba sekilas, dalam arti kata bahwa apa yang muncul pada pesawat televisi tak dapat dikaji ulang. Menurut UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 BAB I ayat 4 mengenai Ketentuan Umum, penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. 14
2.2.2 Fungsi televisi sebagai media massa Menurut tahapannya fungsi televisi sebagai media massa menjadi tiga bagian yaitu: 1. Fungsi penerangan (the information function) 2. Fungsi pendidikan (the educational function) 3. Fungsi hiburan (the entertainment function) Menurut Skomis dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat
14
www.kpi.co.id
istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas. 15 Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images and mesagges) yang sangat besar dalam sejarah dan lini telah menjadi mainstream bagi lingkungan simbolik masyarakat. Televisi merupakan sistem bercerita (storytelling) yang tersentralisasi. Ini dapat saja berbentuk sinetron, iklan komersial, berita dan program lainnya yang disiarkan dari ruang produksi, terkendali dan disebarluaskan melalui transmitter ke setiap rumah yang memiliki televisi.
2.2.3
Program Televisi Kata ‘program’ berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang
berarti acara atau rencana. Undang – Undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah ’siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. 16 Penayangan
program
televisi
tentunya
tidak
lepas
dari
proses
programming. Proses programming, tentunya berkaitan dengan kebijakan programming stasiun televisi yang bersangkutan.
15
Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi, Pilar Media 2006, hal 70 16 Morissan,M.A, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi melihat Radio, Rambina Prakarsa, 2005, h.97
Programming merupakan dasar pemikiran yang digunakan setiap kali akan menilai mata program yang disajikan oleh suatu stasiun penyiaran. Kebijakan programming adalah landasan untuk membangun penampilan media televisi. Perbedaan suatu media dengan media lainnya ditentukan oleh kebijakan programming-nya. 17 Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk membeli dari rumah produksi (Production House). Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan acara televisi dapat meraih keuntungan dari produksinya. Televisi dalam program dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
2.2.4
Jenis Program Televisi Berbagai jenis program televisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar berdasarkan jenisnya, yaitu program informasi (berita) misal, berita infotainment dan program hiburan (non berita) misal, kuis berhadiah dan reality show.
2.2.5
Program Informasi Kategori Berita Menurut kamus besar bahasa Indonesia, berita adalah cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Pengertian lebih sempurna menurut William S Mautsby bahwa berita dapatlah didefinisikan 17
Ashadi Siregar, Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio, Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogya (LP3Y), 2001, h.12
sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta – fakta yang punya arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para pembaca yang memuat berita tersebut. 18 Program informasi pada kategori berita dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu hard news (berita berat), soft news (berita ringan) dan Investigative report (Laporan penyelidikan). 19 1.
Hard News (Berita Berat) Adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Misalnya aksi menolak kenaikan BBM. Ini tentu saja akan menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera diberitakan. Hard news juga termasuk kejadian internasional, keadaan masyarakat, masalah ekonomi, kriminal, kerusakan lingkungan, maupun berita – berita tentang ilmu pengetahuan.
2.
Soft News (Berita Ringan) Adalah seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita – berita semacam ini seringkali lebih menitikberatkan pada hal – hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga menimbulkan simpati. Objeknya bisa manusia, hewan, benda, tempat atau apa saja yang dapat menarik perhatian pemirsa. Misalnya tentang lahirnya hewan langka di kebun
18
Imam Suhirman, Menjadi Jurnalis Masa Depan, Dimensi Publisher, 2007 h.1 Dedi Iskandar Muda, JurnalistikTelevisi (Menjadi Reporter Profesional), PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2003, h.40-42 19
binatang, anjing menggigit majikannya atau masyarakat kecil mendapatkan lotere milyaran rupiah. 3.
Investigative Report (Laporan Penyelidikan) Adalah jenis berita yang ekslusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya. Dari segi penyampaiannya, jenis berita menurut Romli dikelompokkan
antara lain: 1. Straight news: berita langsung, apa adanya, disampaikan secara singkat dan lugas. 2. Depth news: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan. 3. Investigation news: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 4. Intervetative news: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian penulisnya/reporter. 5. Opinion news: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, tokoh ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. 20 Kelima jenis berita di atas, merupakan jenis berita yang sering dipakai oleh setiap wartawan/ baik cetak maupun elektronik.
20
Asep Syamsul M.Romli, Op.cit, hal.8
2.3
Tayangan Infotainment Kata infotainment merupakan neologisme, atau kata bentukan baru yang
menggabungkan information dan entertainment. Makna infotaiment yang terjadi dalam industri televisi Indonesia adalaha informasi tentang hiburan. Konsep infotaiment awalnya berasal dari John Hopkins University (JHU), Baltimore, Amerika Serikat. Universitas yang terkenal derngan berbagai riset-riset kedokterannya tersebut memiliki jaringan organisasi nirlaba internasional yang bergerak dalam misi kemanusiaan meningkatkan kesejahteraan manusia melalui berbagai aspek kesehatan. Misi kesehatan JHU di bidang kesehatan didukung oleh Center of Communication Program (CCP) yang bertugas mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan guna mengubah prilaku kesehatan masyarakat. Untuk itu pakar komunikasi (termasuk di dalamnya Everet M. Rogers ahli komunikasi pembangunan) di CCP merumuskan berbagai metode penyampaian pesan-pesan kesehatan yang secara efektif dapat mengubah prilkaku positif. Salah satu konsep yang dihasilkan adalah infotainment. 21 Ide dasar konsep infotaiment berawal dari asumsi informasi, kendati dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak diterima begitu saja, apabila untuk kepentingan merubah sikap negatif menjadi sikap positif manusia. Pilihannya dengan menyusupkan entertainment (hiburan) yang menarik perhatian masyarakat di tengah-tengah penyampaian information (informasi). Dari sini kemudian muncul istilah infotainment, yaitu kemasan acara yang bersifat informatif namun
21
Ibid, hal 65
di bungkus dan disisipi dengan entertainment untuk menarik perhatian khalayak sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima. Jerry Kang dari UCLA professor hukum yang belajar dampak teknologi pada ruang pribadi mengatakan, 22 ”Apa yang berlangsung dalam 10 tahun yang akan datang di dalam tempat ruang pribadi yang akan mempunyai implikasi untuk bagaimana kita berhubungan dengan satu sama lain secara sosial, secara ekonomis dan secara politis”, kemudian dia menambahkan, “Kita seharusnya tidak menjadi terlalu cepat untuk berbalik data pribadi di atas kekuatan pasar”. Usaha ini sudah terlihat nasibnya cepat gagal, suatu generasi konsumen baru, sekarang anak-anak muda sedang tumbuh dewasa tanpa ragu-ragu mengerjakan atau membuka rahasia tiap-tiap potongan informasi tentang diri mereka di internet. Infotaiment muncul sebagai reaksi kalangan pelaku industri media atas perubahan prilaku pembaca dan pemirsa media yang memasukkan selebriti, hiburan, kriminal, bahkan paranormal, dalam standart jurnalistik. Dalam infotaiment, dikemaslah drama, human interst dan sensasi tokoh-tokoh dalam satu rangkaian suguhan berita. Yang kemudian berkembang adalah berita yang cenderung sensasional dan lebih berorientasi pada pribadi dan selebriti. Veven Sp Wardhana juga menjajarkan infotainment dengan istilah edutainment, dari education dan entertainment, yang dimaksud sebagai sajian pendidikan dalam format menghibur. Ditandaskan pula, realitas infotainment
22
Jerry Kang, UCLA, News Week April 3, 2006
dalam tayangan televisi Indonesia bukanlah informasi non hiburan, melainkan sebatas informasi perihal dunia hiburan dan para penghibur. Titik. 23 Adapun ciri infotaiment di televisi yaitu, pertama, acara menyajikan informasi aktual atau rangkuman informasi dari suatu periode waktu tertentu (kilas balik) dari peristiwa yang terjadi didalam dan luar negeri, dan yang menambah wawasan pemirsanya. Kedua, acara yang ditayangkan secara berulang kali atau regular pada slot tetap. Ketiga, acara yang menyajikan informasi tetapi dikemas dalam bentuk hiburan. Keempat, termasuk informasi ringan seputar dunia selebritis, misalnya tentang profil selebritis. Pengertian selebritis disini bukan hanya terbatas pada hiburan, namun juga meliputi tokoh lainnya dari dunia olahraga, politikus, dan sebagainya. 24 Para ahli komunikasi dan media menyebut infotainment sebagai soft journalism, jenis jurnalisme yang menawarkan berita-berita sensasional, lebih personal, dengan selebriti sebagai perhatian liputannya. 25 Infotainment menjual informasi yang dipertimbangkan memenuhi selera pasar sehingga kerap kali meninggalkan kaidah penting jurnalisme atas nama “pembohongan terhadap publik”. Tayangan infotainment yang merupakan gabungan informasi dan hiburan, mengutip Carpini dan Williams, muncul antara lain karena struktur industri penyiaran, intregasi vertikal dan horizontal industri media, tekanan pencapaian ekonomi dan munculnya pekerjaan media yang memilki keterikatan namun minim pemahaman kode etik jurnalistik. 23
Bimo Nugraho dkk, “Infotainment”, KPI, 2005, Hal 28 Ibid, Hal 27 25 Opcit, Hal 68 24
Maraknya program infotainment di televisi memang menjadi indikator kuat, bahwa program tersebut diminati masyarakat. Program infotainmemt sedikit banyak memberi kontribusi bagi popularitas seorang artis, karena bukanlah popularitas merupakan aset yang berharga bagi seorang artis? Namun kenyataannya tidaklah seluruhnya demikian. 26 Pada tanggal 9 Februari 2005 lalu yang bertepatan dengan hari Pers Nasional yang ke-59, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Taman Azzam di hadapan Presideb Susilo Bambang Yudhoyono dan sekitar 400 undangan di Pekan Baru mengumumkan, mulai tahun 2005 ini PWI menerima peliput infotainment menjadi anggota PWI. 27 PWI menerima wartawan infotainment sebagai anggota dengan syarat wartawan pada umumnya calon anggota harus mengikuti tes dan memahami aturan Undang-undang Pers dan Kode Etik, serta menjadi anggota muda dulu untuk dua tahun pertama. Dengan demikian wartawan infotainment terikat untuk memenuhi Kode Etik Jurnalistik PWI dan memegang etika peliputan dalam mencari berita maupun hal-hal yang berkaitan dengan tugasnya, di samping itu juga wartawan infotainment harus menggunakan produser jurnalistik dan memenuhi standar Kode Etik yang berlaku.
26 27
Ilham Bintang, “Salam Dari Meruya”. Jakarta, PT Bintang Media Citra Utama, Hal 34 www.sinarharapan.co.id
2.4
Mekanisme Produksi Suatu tahapan perencanaan, pewujudan, pelaksanaan struktur. Tahapan
suatu program televisi terdiri dari tiga bagian yang lazim disebut standar operation procedure (SOP). 3 (tiga) bagian dari mekanisme produksi adalah : 28 1. Pra-Produksi. 2. Produksi 3. Pasca Produksi.
2.4.1
Pra-Produksi (Perencanaan Dan Persiapan)
Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini : 1. Penemuan ide 2. Perencanaan 3. Persiapan Mekanisme pra-produksi adalah dari mengadakan rapat redaksi yang mencakup rapat proyeksi dan evaluasi. Mekanisme pengumpualan informasi, data, materi yang akan diproduksi. Proses dealing untuk mengadakan janji wawancara dan dimana hasil wawancara reporter dan kameramen baik yang mencakup statemen dari nara sumber maupun hasil dari gambar nara sumber yang berupa stock shot gambar ataupun dalam gambar wawancara, kemudian hasil tersebut dilakukan Time Code, yaitu memberikan kode waktu, mana yang akan dipilih
28
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Grasindo, PT. Gramedia Widiasarana
menjadi berita penting untuk ditayangkan berupa dari statemen nara sumber untuk naskah berita. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh hasil akhir tahap perencanaan dari persiapan itu.
2.4.2
Produksi Sesudah melakukan perencanaan dan persiapan selesai kemudian
pelaksanaan produksi dimulai. Produser bekerja sama dengan asisten dan editor mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, produser menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya mempersiapkan suatu daftar shot (shot list) dari setiap adegan. 29 Disini peran produser, kameramen dan pencatat waktu sangat penting, dikarenakan keberhasilan program sangat ditentukan, baik penataan cahaya di kamera, suatu presenter dengan mempertimbangkan mike dengan benar agar suara-suara yang lain tidak mengganggu serta yang lain yang akan menunjang keberhasilan program tersebut. Dalam mekanisme produksi Obsesi Sore menggunakan siaran langsung yang disebut dengan stripping, gambar presenter saat membacakan naskahkan dicatat oleh bagian pencatat time code. Kode waktu (time code) adalah nomor
29
Ibid, Hal 21
pada pita. Nomor tersebut akan berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalm gambar. Catatan kode waktu ini berguna dalam proses editing.
2.4.3
Pasca Produksi Paskah produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing
on line dan mixing. 30
2.4.3.1 Editing Off Line Editing adalah proses memadu gambar serta pemotongan gambar dari hasil syuting atau gambar mentah (belum jadi) menjadi gambar yang bercerita, sehingga hasil yang ditimbulkan bisa lebih menjadi tayangan yang dapat dinikmati oleh yang menontonnya. Post Production Editing adalah suatu proses editing dimana adeganadegan yang telah direkam lebih dahulu pada pita video (original) dipilih dan disusun ke dalam satu pita lain sebagai master program. Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasrkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu produser akan membuat editing kasar yang disebut editing off line sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam vita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam 30
Ibid, Hal 22
screening. Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing of line itu memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan naskah skenario. Di dalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line.
2.4.3.2 Editing On Line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil syuting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
2.4.3.3 Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi atau suara dubber dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai, secara menyeluruh produksi juga sudah selesai .
Setelah produksi selesai biasanya diadakan priview, dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini juga siap untuk ditayangkan. Penayangan program di stasiun televisi dibatasi dengan frame waktu. Oleh karena itu, dalam screening hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program melebihi frame waktu yang disediakan harus dipotong ditempat yang tidak akan mengganggu kontiunitas program. Produser biasanya memberikan pengarahan bagi presenter untuk memudahkan dalam pembacaan naskah, serta kameramen dalam memberikan komposisi dan variasi dalam angle (gambar): 1. FS (full shot), artinya pengambilan gambar atau objek (Presenter) diambil secara keseluruhan dari kaki sampai kepala, full secra keseluruhan. 2. FS (knee shot), artinya pengambilan gambar atau objek (Presenter) diambil dari lutut sampai kepala. 3. MS (medium shot), artinya pengambilan gambar atau objek (Presenter) diambil dari pinggang sampai kepala. Di sini peran seorang Produser sangat penting sekali, dia harus bisa membuat komposisi gambar yang bagus, karena dalam Studio live Obsesi mempunyai dua kamera, sedangkan dalam penayangan Obsesi di televisi terlihat presenter dalam mengarahankan kameramen dalam memberikan pengarahan kepada Presenter untuk dapat mempunyai komposisi angle (gambar) yang banyak seperti melakukan Cuting Blocking yaitu memotong satu shot dari kamera 1 dengan melakukan perpindahan ke kamera 2 atau ke kamera yang lainnya, Bridging yaitu ulasan materi maksudnya segmen 1 diselingi dengan Comercial
Break lalu dilanjutkan ke segmen berikutnya atau yang lebih sering di sebut Bumper Out, Maksudnya Bumper Out yaitu setelah segmen berakhir kemudian masuk Comersial Break (iklan) kemudian masuk segmen berikutnya. Sedangkan Bumper In kebalikan dari Bumper Out, Commercial Break (iklan) berakhir masuk segmen selanjutnya. Pemikiran-pemikiran itu merupakan hal yang sangat penting bagi seorang produser, penulis naskah dan visual. Pemikiran itu akan melahirkan mekanisme kerja yang penuh pemikiran, teratur, sistematis dan tepat waktu.
2.6
Teori Gate Keepers (Palang Pintu) Konsep gate keepers sering digunakan dalam studi-studi proses
komunikasi massa terutama kaitannya dalam setiap tindakan di dalam sebuah organisasi media yang melibatkan pekerjaan atau menolak bahan-bahan publikasi. Konsep gate keepers bersal dari karya Kurt Lewin bahwa informasi selalu mengalir sepanjang saluran-saluran tertentu yang memilki wilayah berpintu (gate keeper),. Dimana pengambilan keputusan itu dilaksanakan, baik yang sesuai dengan peraturan-peraturan tertentu maupun yang ditentukan secara pribadi oleh para penjaga pintu (gate keeper), tentang apakah informasi akan di izinkan masuk atau masuk lewat salurannya sendiri. 31 Studi tentang gate keeper dapat dijadikan prioritas bagi infotainment agar berita yang masuk dan tersaji kepada khalayak tidak mengalir begitu saja tanpa suatu proses penyeleksian berita. Studi tentang gate keeper adalah studi tentang 31
Dennis McQuail dan Sven Windahl alih bahasa Putu Iaxman Pendit, Model-model Komunikasi, Uni Primas, Jakarta, 1985, Hal 110
seleksi berita yang dilakukan di dalam organisasi media yang memiliki peran kunci dalam menilai dan menyeleksi berita-berita yang masuk. Fokus gate keeper berasumsi bahwa setiap individu atau wartawan infotainment memiliki nilai pribadi, sikap dan pilihan yang dapat membantu mereka memutuskan berita yang pada akhirnya layak di sampaikan kepada penonton. 32 Dennis McQuail dan sven Windahl mengatakan bahwa tindakan gate keeping yang paling penting terjadi di dalam organisasi internal pemberitaan, dan bahwa prosesnya dapat dibagi dalam dua tahap, memperoleh dan mengolah data berita. 33 Dengan demikian gate keeping teori berfokus pada cara berlaku pada suatu media dalam melakukan filtering dan modify dari informasi yang akan dimuat. Jika melihat penjabaran Lewin, terdapat dua cara yang diterapkan. Pertama adalah cara yang dilakukan oleh seorang produser pelaksana dan para editor berdasarkan keahlian dan kreatifitas, dan yang kedua adalah berdasarkan kondisi media yang dalam hal ini mekanisme yang diterapkan perusahaan media. Maka kaitannya dengan penelitian ini adalah bagaimana proses pesan atau inforamasi yang disampaikan oleh infotainment Obsesi Sore seperti yang dijelaskan di bab I hingga sampai di terima oleh penontonnya yang dimulai dari perencanaan ide melalui rapat redaksi yang mencakup rapat proyeksi dan rapat evaluasi, peliputan atau pencarian bahan berita yaitu dengan mengontak melalui telepon dan mewawancarai nara sumber, menulis naskah, taping, penyeleksian
32
Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi, Pialar Media 2006, Hal 114 33 Op.Cit, hal 114
dan penyuntingan, hingga ikut terlibat dalm proses editing hingga siap ditayangkan. Gambar 2.1 Teori Gate Keepers
S1
M1
S2
M2
S3
M3
PALANG PINTU
MA
R1
MB
R2
MC
R3
Sumber : Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia edisi kelima
Keterangan : -S
: Sumber
-M
: Pesan
-R
: Penerima
Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa sumber atau nara sumber berita memberikan pesan berupa informasi kepada gate keeper yang kemudian diolah secar selektif dengan penuh kreatifitas sehingga pesan yang diterima oleh gate keeper tadi menjadi suatu informasi yang menarik bagi konsumen media atau penerima.
Aspek yang terpenting bahwa pesan-pesan ( M1, M2, M3 ) yang diterima oleh palang pintu dari berbagi sumber yang berbeda ( S1, S2, S3 ). Jadi salah satu fungsi palang pintu secara selektif menyampaikan sejumlah pesan ( MA, MB, MC ) ke penerima yang berbeda ( R1, R2, R3 ) karena aspek yang terpenting yang perlu diperhatikan mengenai proses ini, adalah pesan-pesan yang diterima oleh palang pintu ( M1, M2, M3 ) tidaklah sama dengan pesan-pesan yang dikirimkan oleh palang pintu ( MA, MB, MC ). 34
34
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia edisi kelima, Profesional Books, 1997, hal 530.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Sifat penelitian yang akan digunakan adalah Deskriptif, yaitu memberikan
gambaran/penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 35 Penelitian Deskrptif ini ditujukan untuk : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah. 3. Membuat perbandingan evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Menurut Mohammad Nazir metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. 36 Dalam penelitian ini menggunakan variabel kualitatif. Sejalan dengan definisi tersebut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergabung pada pengamatan pada manusia dan kawasan yang 35 36
Setiawan Bambang, metode penelitian ksi, Jakarta, Ut, 1995, hal 9 Isac Dan Michael, Terjemahan Jalaluddin Rakhmat, Metode Peneitian Komunikasi, 1999, hal 2
sendiri dan berhubung dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. 37
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode desain studi kasus tunggal, seperti
dijelaskan oleh K.Yin bahwa desain studi kasus tunggal mempunyai tiga alasan utama untuk kasus penting yaitu : 1. Bahwa studi kasus tunggal menyajikan uji kritis suatu teori yang signifikan. 2. Kasus tersebut menyajikan suatu kasus ekstrime atau unik. 3. Studi kasus tunggal adalah kasus penyingkapan itu sendiri dan peneliti mempunyai akses (ijin masuk) terhadap suatu situasi yang semula tak memberi peluang kepada pengamatan ilmiah. 4. Oleh karena itu studi kasus tunggal merupakan kegiatan yang berharga untuk diselenggarakan sebab informasi deskriptif itu sendiri akan merupakan menyingkapan. 38 Disini penulis hanya meneliti yaitu mekanisme produksi tayangan infotainment program Obsesi Sore di Global TV periode Juli 2008.
3.3
Defini Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini berbagai konsep dan istilah perlu
diperjelas, definisi konsepnya adalah :
37
Moeloeng, Lexy, J, metode penelitian kualitatif, PT Remaj Rosdakarya, Bandung, 2004, hal 4 Robert K.Yin, Studi kasus (Desain dan Metode), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal 46-50 38
Tabel 3.1 Definisi Konsep No. 1.
Konsep Mekanisme produksi
Definisi Suatu
tahapan
perencanaan,
pewujudan,
pelaksanaan struktur. Tahapan suatu program televisi terdiri dari tiga bagian yang lazim disebut standar operation procedure (SOP). 2.
Pra-produksi
Proses pra-produksi adalah dari mengadakan rapat redaksi yang mencakup rapat proyeksi sampai
dengan
pelaksanaan
pengambilan
gambar dan evaluasi. 3.
Produksi
Tahapan mewujudkan pra-produksi menjadi kegiatan pengambilan gambar baik di studio maupun diluar studio yang kemudian dicatat.
4.
Pasca produksi
Semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi antara lain editing offline, editing on line dan mixing.
5.
Program
’Siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau dalam berbagai bentuk.
6.
Soft News
berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya.
7.
Infotainment
Informasi tentang hiburan untuk kepentingan merubah sikap negatif menjadi sifat positif manusia.
Sumber : Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Morissan, MA, Media Penyiaran Mengelola Radio dan Televisi
3.4
Nara Sumber (Key Informan) Menurut Lexy J. Moeloeng, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.39 Dengan demikian key informan atau narasumber adalah orang yang dianggap peneliti paling mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan keredaksian obsesi sore, serta berkaitan langsung dengan proses produksi tayangan obsesi sore. Dan ini berarti, key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Sesusai dengan masalah penelitian ini yang dianggap tepat untuk disebut sebagi key informan (orang yang memahami) adalah : 1. Yaomi Al Afghani, selaku Produser Infotainment
Obsesi sore, karena
mempunyai tanggung jawab besar on air dalam mekanisme produksi secara keseluruhan materi yang akan diperoleh atau disajikan dan maupun yang akan 39
Lexy J. Moeloeng, etode Penelitian kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal 90
diproyeksikan dan juga keselamatan (isi berita). Membuat konsep penyajian beita, mengamati hasil liputan dan editting sampai On Air. 2. Devi Irawati, selaku Kordinator liputan Obsesi sore, karena mempunyai peranan penting mengenai informasi tentang dunia infotainment dan mengatur tim liputan (reporter, kameramen dan sopir). Mengecek hasil liputan dan bertanggung atas hasil gambar dan laporan berita. 3. Dandy Bernardy, selaku kameramen Obsesi sore sebagai eksekusi pengambilan angle-angle penting gambar-gambar detail dilapangan yang didikoordinasikan oleh Produser dan Korlip. 4. Abjad Nowo, selaku reporter Obsesi sore sebagai yang bertanggung jawab mencatat berita untuk mencari berita dalam memilih dan menguasai materimateri yang ditugaskan. Kemudian membuat laporan berita berupa script. 5. Ferry Rusmayanto, selaku editor Obsesi sore yang bertugas mengedit, mengatur gambar liputan berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah dan sound asli editing.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
3.5.1
Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari observasi pengumpulan
informasi-informasi mengenai mekanisme keredaksian. Informasi yang dimaksud adalah menyangkut segala informasi. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan keredaksian yang menangani program acara Obsesi
sore. Wawancara ini dilakukan dengan tidak terstruktur, yang dimaksud adalah kebebasan penulis untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dikembangkan lebih jauh berdasarkan narasumber, maka akan dihasilkan data yang terinci dan lebih mendalam untuk dianalisa.
3.5.2
Data Sekunder Peneliti juga memperoleh data-data pelengkap guna melancarkan proses
peneliti. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang berhubungan dengan judul, seperti dokumen-dokumen dari makalah, buku-buku, internet, karya tulis, dan sebagainya.
3.6
Fokus Penelitian Sebagai tayangan infotainment Obsesi Sore menampilkan berbagai
hal mengenai sisi lain kehidupan artis dan selebritis, human interst (sisi manusiawi selebritis dan artis). Dalam pandangan penelitian kualitatif, bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian. Fokus penelitian terletak pada mekanisme produksi program Obsesi Sore di Global TV Periode Juli 2008. Yaitu melalui mekanisme pra-produksi adalah dari mengadakan rapat redaksi yang mencakup rapat proyeksi dan evaluasi. Mekanisme produksi Obsesi Sore menggunakan siaran langsung yang disebut dengan stripping, gambar presenter saat membacakan naskahkan dicatat oleh bagian pencatat time code. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita.
Nomor tersebut akan berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalm gambar. Catatan kode waktu ini berguna dalam proses editing. Paskah produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing on line dan mixing. Dengan demikian gate keeping teori berfokus pada cara berlaku pada suatu media dalam melakukan filtering dan modify dari informasi yang akan dimuat. Jika melihat penjabaran Lewin, terdapat dua cara yang diterapkan. Pertama adalah cara yang dilakukan oleh seorang produser pelaksana dan para editor berdasarkan keahlian dan kreatifitas, dan yang kedua adalah berdasarkan kondisi media yang dalam hal ini mekanisme yang diterapkan perusahaan media.
3.7
Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang akan dilaksanakan peneliti untuk menganalisis data
yang diperoleh adalah melalui triangulasi data yaitu : 1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara observasi dan dokumentasi. 2. Masing-masing data dan informasi tersebut digabungkan secara sistematis dengan mendeskripsikan secara kualitatif untuk mencari hubungan antara jawaban dengan pertanyaan penelitian. 3. Uraian dari hubungan tersebut merupakan jawaban dari masalah penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Global TV PT. Global Informasi Bermutu didirikan pada tanggal 22 Maret 1999
dengan Akta Pendirian No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapatkan Ijin Prinsip Pendirian Lembaga Penyiaran Televisi Swasta No:801/MP/PM/199 yang dikeluarkan oleh Menteri Penerangan RI, tertanggal 25 Oktober 1999. Global TV, stasiun televisi nasional paling seru di indonesia, didirikan pada awal tahun 1999 dan memulai debutnya pada tahun 2001. PT Global Informasi Bermutu atau Global TV merupakan sebuah stasiun swasta di Indonesia yang dulunya terkenal dengan nama MTV. Didirikan pada 22 Maret 1999 di Jakarta. Pada awalnya, Global TV merupakan broadcaster dari program musik MTV selama 24 jam nonstop dengan jangkauan area di Jabotabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 8 Oktober 2002, Global TV resmi siaran sebagai stasiun televisi swasta.40 Tayangan perdananya dimulai pada tanggal 15 januari 2005 Global Tv menambahkan jangkauan siarannya di 18 kota besar yaitu Makassar, Palembang, Manado, Denpasar, Pointianak, Samarinda, Banjarmasin, Padang, Pekan baru, Lampung, Jambi, jayapura, dan berhasil menambah warna baru dalam gaya hidup entertaiment dengan kombinasi program-program luar negeri dan lokal.
40
www.globaltv.co.id
Global TV sebagai media massa elektronik yang menampilkan pesan secara audio visual, memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pertelevisian. Target audience Global tv meningkat menjadi lebih dari 110 juta yang terdiri dari para pemirsa muda usia 15-34, dan 5-14 tahun Global TV ditahun 2006 tampil dengan konsep baru sebagai stasiun televisi yang berkonsentrasi kepada keluarga muda untuk segala kalangan. Pembagian jam tayangan global tv menjadi 8 jam program MTV dan 8jam program Nickelodeon, global tv dimiliki oleh Bimantara secara tidak langsung melalui PT Media Nusantara Citra (MNC). Untuk menghibur pemirsa yang berjiwa muda, Global TV menyuguhkan program-program seru dari MTV. Untuk pemirsa cilik, Global TV menyajikan rangkaian program mendidik yang berhasil memenangkan berbagai penghargaan, persembahan dari Nickelodeon seperti, Dora the Explorer, Sponge Bob, Jimmy Neutron, Go Diego Go. Global TV juga menayangkan program program berita aktual dan terkini. Program F1, A1 Racing, dan Superbike diantarkan secara langsung kelayar kaca untuk pecinta olahraga, Berbagai program mingguan menerik mulai film box office, sajian musik, fashion, game shows, juga gosib selebriti akan bergantian menghibur. 41 Jakarta, Juli 2008. Pada tanggal 1 Juli 2008, Global TV tampil dengan wajah baru. Kini image Global TV semakin mantap dengan logo barunya. Global TV tampil lebih complete, fresh, dinamis dan selalu menghibur dengan
41
www.globaltv.co.id
memperlebar target audiencenya yang dapat mencakup seluruh keluarga Indonesia. Program – program Global TV kini, memiliki kategori program yang dapat dibagi menjadi beberapa genre, yaitu News, Sport, Sinetron, Infotainment, Movies, Variety Show, Reality Show, Games Show, Feature, Musik dan Kartun. Saat ini Global TV sedang dan akan memperluas jangkauan siarannya di seluruh kota-kota besar maupun daerah-daerah terpencil yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perluasan jangkauan siaran ini dilakukan Global TV demi memberikan hiburan dan informasi terlengkap bagi seluruh anggota keluarga di Indonesia. President Director, Global TV, Daniel Hartono, mengungkapkan bahwa “Dengan peluncuran logo baru ini, diharapkan Global TV semakin kuat dengan memperlebarnya target audience. Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan pemirsa setia Global TV pun akan semakin terpenuhi. Selain itu Global TV dengan new look & new image ini akan membawa atmosfir yang beda dan tentunya kreatifitas yang lebih baik, dengan ide dan gagasan inovatif untuk menyajikan program-program yang berkelas. Singkat kata, Global TV - untuk keluarga Indonesia.” Dalam perjalanannya telah mengalami pergantian logo, juni 2008 Global TV meresmikan logo terbarunya. Yaitu
Gambar 4.1 Logo Global TV
Sumber : Library & Dokumentasi Global TV
Bentuk bola 3 dimensi ini selain melambangkan ”bola dunia” juga melambangkan ”fleksibilitas” global tv sebagai stasiun televisi nasional yang mampu memberikan beragam sajian spesial terlengkap untuk setiap anggota keluarga Indonesia.
Letak huruf ”G” yang berada di tengah dan menyatu dengan bola melambangkan posisi globaltv dengan visi dan misi strategis dalam menemani pemirsa lewat setiap program yang ditayangkan.
Penulisan kata ”globaltv” dengan huruf kecil, memberikan sentuhan baru pada globaltv sebagai stasiun televisi yang ramah dan bersahabat. Penulisan “tv” yang dipertebal disamping kata “global” memberikan kesan kuat dan kokoh. Sedangkan warna biru yang menyatu dengan bola dunia G melambangkan globaltv suatu perusahaan yang kompak dan solid.
Seiring dengan tampilan Global TV yang baru dan lebih lengkap, sebagai suatu perusahan Global TV juga memantapkan visi dan misinya sebagai berikut:
1. VISI: Menjadi stasiun televisi nasional berkelas yang layak ditonton seluruh keluarga Indonesia. 2. MISI: Menyajikan dunia Hiburan & Informasi yang berwawasan global dengan program-program pilihan terlengkap bagi keluarga Indonesia yang dinamis, kreatif dan inspiratif.
Dengan mengemban filosofi serta visi & misi baru, kini Global TV mengumandangkan diri sebagai KUDA HITAM DI INDUSTRI MEDIA TELEVISI INDONESIA, artinya persaingan di dunia pertelevisian Indonesia kiranya akan semakin ketat. Karena dengan semangat baru, program-program serta format baru yang disajikan, Global TV kini semakin kompetitif dan tengah mempersiapkan diri untuk menjadi “The Next Big Thing”. 42 Ada beberapa tayangan program program berita yang selalu hadir dalam berbagai informasi berbagai program itu meliputi: 1 . Sinetron 2 . Variety show 3 . Reality show 4 . Teen amination 5 . News 6 . Sport 7 . Telenovela 8 . Komedi 9 . Film 42
www.globaltv.co.id
10 . Infotaiment 11 . Dan lain sebagainya
Adapun jangkauan siaran Global tv sudah menjakau keberbagai kota besar diantaranya : AMBON Channel (UHF): TBA Power (KWH): 1 (by June 2008) BALIKPAPAN Channel (UHF): TBA Power (KWH): 2,5 (by June 2008) BANDA ACEH Channel (UHF): TBA Power (KWH): 2,5 (by June 2008) BANDUNG Channel (UHF): 46 Power (KWH): 10 Covered Cities/ Region: Sumedang, Purwakarta, Bandung, Kodya Bandung, Cianjur BANJARMASIN Channel (UHF): 38 Power (KWH): 1
Covered Cities/ Region: Kodya Banjarmasin, Kab Martapura/Banjar, Kab Pelangkasi/Tn.laut, Kab Marahaban/ Barito Kuala BATAM Channel (UHF): 35 Power (KWH): 5 BENGKULU Channel (UHF): TBA Power (KWH): 2,5 (by June 2008) CIREBON Channel (UHF): 33 Power (KWH): 1 (Temporary) DENPASAR Channel (UHF): 47 Power (KWH): 10 Covered Cities/ Region: Kab Jembrana, Kab Tabanan, Kab Badung, Kab Gianyar, Kab.Klungkung, Kab Bangli, Kab Karang Asem, Banyuwangi, Gianyar GARUT Channel (UHF): 41 Power (KWH): 5
JAKARTA Channel (UHF): 51 Power (KWH): 2 x 60 JAMBI Channel (UHF): 31 Power (KWH): 1 JAYAPURA Channel (UHF): 36 Power (KWH): 1 JEMBER Channel (UHF): 23 Power (KWH): 5 JOGJAKARTA Channel (UHF): 36 Power (KWH): 20 KENDIRI Channel (UHF): 25 Power (KWH): 5 KENDARI Channel (UHF): TBA Power (KWH): 1 (by June 2008)
KUPANG Channel (UHF): TBA Power (KWH): 2,5 (by June 2008) LAMPUNG Channel (UHF): 38 Power (KWH): 1 MAKASAR Channel (UHF): 43 Power (KWH): 20 MALANG Channel (UHF): 30 Power (KWH): 2,5 MANADO Channel (UHF): 28 Power (KWH): 5 MATARAM Channel (UHF): 26 Power (KWH): 2 MEDAN Channel (UHF): 31 Power (KWH): 20
PADANG Channel (UHF): 37 Power (KWH): 1 PALANGKARAYA Channel (UHF): TBA Power (KWH): 1 (by June 2008) PALEMBANG Channel (UHF): 36 Power (KWH): 20 PALU Channel (UHF): TBA Power (KWH): 1 (by June 2008) PANGKAL PINANG Channel (UHF): TBA Power (KWH): 1 (by June 2008) PEKANBARU Channel (UHF): 36 Power (KWH): 1 PONTIANAK Channel (UHF): 33 Power (KWH): 1
PURWOKERTO Channel (UHF): 33 Power (KWH): 10 SAMARINDA Channel (UHF): 41 Power (KWH): 1 SEMARANG Channel (UHF): 37 Power (KWH): 20 SUKABUMI Channel (UHF): 22 Power (KWH): 1 SUMEDANG Channel (UHF): 23 Power (KWH): 1 TEGAL Channel(UHF): 22 Power (KWH): 10
4.2
Struktur Organisasi Perusahaan Dewan Komisaris Komisaris Utama Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo Komisaris Posma Lumban Tobing Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Budi Rustanto Sutanto Hartono
Dewan Direksi Direktur Utama Daniel Tatang Hartono Direktur Satya Ganeswara Ella Kartika Siane Indriani
Gambar 4.2 Overall Organization Chart
Sumber : Libary & Dokumentasi Global TV
4.2.1
Jumlah Karyawan Total: 566 Karyawan Terdiri atas: 1. ACCOUNTING & TAX DEPT
: 10
2. BOD DEPT
:4
3. BUDGET CONTROL DEPT
:4
4. FINANCE DEPT
: 13
5. GENERAL SERVICE DEPT
: 25
6. HUMAN RESOURCES DEPT
:6
7. IT BROADCAST DEPT
:9
8. IT DEPT
:7
9. LEGAL DEPT
:7
10. MARKETING COOMUNICATIONS DEPT : 13 11. NETWORK & TRANSMISSION DEPT
: 14
12. NEWS DEPT
: 120
13. POST PRODUCTION DEPT
: 42
14. PRESENTATION / OAP DEPT
: 10
15. PRODUCTION DEPT
: 66
16. PRODUCTION MANAGEMENT DEPT
: 11
17. PROGRAMMING SUPORT DEPT
:9
18. PROGRAMMING DEPT
: 21
19. PROMO ON AIR DEPT
: 14
20. PURCHASING DEPT
:3
21. RESEARCH & DEVELOPMENT
:6
22. SALES DEPT
: 45
23. STUDIO & OUTSIDE BROADCAST
: 14
24. STUDIO DEPT
: 59
25. TEHNIC BROADCAST DEPT
: 31
26. TRAFFIC DEPT
:3
Pemegang saham PT. Global Informasi Bermutu: 43 Media Nusantara Citra (MNC) : 99,99% Infokom Elektrindo
: 0,01%
Media Nusantara Citra dimiliki oleh Bimantara Citra (100%).
4.2.2
Target Pemirsa Adapun target pemirsa PT. Global Informasi Bermutu sebagai berikut:44
4.2.3
Global TV
: Keluarga Muda
MTV
: 15 - 34 tahun
Nickelodeon
: 2 - 14 tahun
Program Global TV Program yang ditayangkan di Global TV disesuaikan dengan target pangsa pasar, yaitu: 1. Global TV : Ditujukan untuk keluarga muda. Program unggulan antara
43 44
Sumber: handbook Global TV, 2008 Ibid
lain, program Sport (F1,A1), Sinetron, Music, Reality Show, News, Infotainment, Variety Show, dan lain-lain. 2. MTV
: Ditujukan untuk anak muda. Program unggulan dengan kekuatan utama pada music, clip, dan life-style.
3. Nickelodeon : Ditujukan untuk anak-anak. Program unggulan antara lain, Dora the Explorer, Jimy the Neutron, CatDogs, Go Diego Go, Spongebob, Dhany Phantom, Rugrats, dan lain-lain.
a. VISI Yaitu sebagai satu-satunya media televisi yang menjadi sumber inspirasi, informasi dan berbagai hiburan bagi keluarga muda dan pemirsa berjiwa muda yang mengerti serta memahami keinginan dan kebutuhan pemirsa yang sekaligus menjadi media terefektif bagi agencies dan pemasang iklan khususnya produk keluarga muda dan yang berjiwa muda. b. MISI Global TV adalah sebagai media untuk menyalurkan energi, dinamika dan proses kreatif keluarga muda Indonesia dan yang berjiwa muda dengan memadukan tatanan perkembangan informasi dan hiburan yang berlandaskan etika dan budaya bangsa Indonesia melalui tayangan program yang mencakup kebutuhan informasi, pendidikan dan hiburan yang sesuai dengan generasi keluarga muda dinamik sebagai segmen utama pemirsanya.
Penelitian ini
dilaksanakan distasiun televisi Global TV yang
merupakan stasiun televisi swasta nasional adapun alamat dari penelitian ini yaitu, Wisma Indovision Lantai 16 & 17 di Jalan Raya Panjang Blok Z/ III Green Garden, Jakarta Barat. Telephone (021) 582 8555, Fax (021) 582 3636, email www.global.co.id
4.3
Hasil Penelitian
4.3.1
Sejarah Obsesi Gambar 4.3 Logo OBSESI
Sumber : Library Room Global TV OBSESI (Informasi Selebriti Terkini) dan mulai tayang tanggal 15 Januari 2005 menjadi tayangan infotainment pertama di stasiun televisi tersebut. ”Obsesi” adalah program infotainment in house yang menyajikan berbagai informasi terbaru seputar selebritis yang didalamnya saling bekerjasama Seleberita dan Genie. Obsesi salah satu program infotainment yang diproduksi in house Departement News Global TV berbeda dengan tayangan infotainment lain,
menarik, proses berbeda kemasan atau format menjadikan nilai berita uptodate (terbaru). Dalam penayangannya secara langsung dengan mekanisme produksi yang cepat, Obsesi di bagi menjadi dua bagian yaitu Obsesi Siang yang disiarkan pada jam 13.00-13.30 WIB dan Obsesi Sore pada jam 16.00-16.30 WIB dari hari Senin sampai Jumat yang dibawakan oleh presenter Amanda Sastranegara dan Efranda. Menurut Yaomi Al Afghani selaku Produser Infotainment Obsesi ” keunggulan dari Obsesi yaitu menjadi ujung tombak tayangan infotainment di Global Tv, lalu mungkin satu-satunya tayangan infotainment yang diproduksi oleh departement news dengan cepat dan terbaru. Waktu berita sama dengan waktu Obsesi, dalam artian kami tidak akan ketinggalan dengan berita infotainment dalam dua kali penayangan. Pada Obsesi siang kami merencanakan produksi yang akan disiarkan secara langsung diambil dari peliputan berita dari malam hingga pagi hari. Sedangkan pada Obsesi sore kami merencanakan produksi mulai yang disiarkan secara langsung diambil dari peliputan berita dari pagi sampai sore hari”. 45
Tidak hanya itu yang menarik dalam acara ini ketika ada berita yang mempunyai nilai penting harus disiarkan secara langsung tanpa diedit walaupun didalam rundown sebelumnya tidak ada. Kerjasama tim Redaksi harus benarbenar matang mengatur paket per paket dengan tayangan 30 menit, 18 menit dan sisanya comersial break. Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan arsip dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Arsip dan dokumentasi tersebut berupa salinan reporter, hasil catatan time code dan catatan hasil peneliti naskah serta dari 45
Wawancara produser obsesi, Yaomi Al Afghani.11 Agustus2008. Jam 16.30 WIB.
produser yang bertanggung jawab terhadap mekanisme produksi Obsesi Sore serta koordinator liputan yang bertanggung jawab atas jalannya liputan dilapangan oleh reporter dan kameramen dan editor yang bertanggung jawab atas jalannya proses pasca produksi atau editing. Selain itu penulis juga mengumpulkan hasil editing bulan Juli 2008 yang telah ditayangkan di Global TV. Untuk menemukan jawaban mengenai permasalahan pokok dari gejala yang telah peneliti uraikan pada bab sebelumnya, maka selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan lebih cermat, mendalam dan relevan berupa hasil penelitian yang peneliti peroleh. Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan wawancara mendalam (In Depth Interview) langsung dilapangan (Redaksi Obsesi Sore) terhadap narasumber yang berkaitan dengan mekanisme produksi Obsesi Sore bulan Juli 2008 di Global TV. Hasil penellitian ini peneliti buat dengan wawancara mendalam serta memperbandingkan hasil wawancara antara narasumber yang terlibat. Nara sumber yang peneliti libatkan dalam penelitian ini Yaomi (Produser), Devi Irawati (Kordinator Liputan), Abjad (Reporter), Dandy (Kameramen), dan Fery (Editor) pada tayangan infotainment Obsesi Sore di Global TV. Setelah mengadakan observasi langsung dan wawancara mendalam dengan para nara sumber yang terkait dengan penelitian mekanisme produksi bulan Juli 2008 untuk di Global TV. Peneliti akan meneliti urutan-urutan tugas keredaksian Obsesi Sore dalam menyajikaan program tayangan berdasarkan fakta atau ide yang aktual dan menurut penelitiannya adalah berita yang bersyarat dan
paling bagus serta penting dari berita yang lainnya. Keseluruhannya itu memerlukan aspek-aspek pertimbangan berupa pedoman kerja keredaksionalan kerja dalam melaksanakan tugasnya yaitu melaksanakan tahapan dan langkahlangkah terdiri dari yaitu : mekanisme pra produksi (perencanaan dan persiapan), mekanisme produksi yang meliputi tahapan-tahapan pelaksanaan dan mekanisme pasca produksi yang meliputi penyelesaian dan penayangan yaitu editing off line, editing on line, dan mixing di Obsesi Sore. Mekanisme redaksional dalam menyajikan mekanisme produksi Obsesi Sore di Global TV di mulai dengan urutan : Dalam mekanisme produksi ini yang terdiri dari penemuan ide, perencanaan, dan persiapan. Dalam tahapan ini aktivitas awalnya melakukan rapat atau pertemuan redaksi tentang apa yang akan diliput atau data, materi apa yang akan dicari, siapa saja yang akan di wawancarai sebagai narasumber, kemudian diputuskan siapa saja kru atau tim yang akan meliput. Setiap peserta rapat boleh mengajukan ide atau gagasan mengenai objek yang akan diliput, tetapi biasanya berita-berita yang akan diliput sudah ditentukan sebelumnya oleh pimpinan. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya perubahan di lapangan karena berbagai hal yang menyebabkan adanya pergantian tugas atau juga penambahan tugas. Orang-orang yang terlibat didalam rapat tersebut antara lain Produser, wakil redaksi, produser pelaksana, koordinator liputan, editor, dokumentasi/data, reporter, dan juru kamera.
Yaomi selaku Produser menjelaskan mengenai tayangan Obsesi Sore melalui rapat redaksi. 46 ”Obsesi sore sendiri berada di bawah Departemen News dan ini diproduksi secara internal oleh Departemen News Global TV. Paradigma dan cara kerja yang digunakan departemen News, hari ini terjadi, hari ini harus tayang, kalau perlu live by phone.” Di Global TV gedung Indovision lantai 16 yang memproduksi tayangan infotainment Obsesi diadakan rapat redaksi yang mencakup rapat proyeksi dan rapat evaluasi. Rapat proyeksi ini biasanya dilakukan setiap hari pukul 10.00 WIB. Dalam rapat proyeksi, membicarakan materi untuk seminggu dijelaskan siapa saja artis yang akan masuk content yang akan ditayangkan untuk setiap harinya. Sedangkan ketika rapat redaksi dan evaluasi diadakan setiap hari jumat dari jam 17.00-20.00 WIB bahkan bisa sampai jam 01.00 WIB. adalah mengevaluasi hasil dari program yang telah ditayangkan pada hari-hari sebelumnya, baik mengenai kualitas gambar, kualitas suara, artis maupun kendala-kendala apa saja yang terjadi di lapangan, curahan hati redaksi kemudian dibahas untuk dicarikan jalan keluar yang terbaik untuk kedepannya. Rapat redaksi ini juga berkewajiban memberikan tempat kepada para reporter dan kameramen di lapangan juga orang yang mengetahui benar teknik liputan sebagai upaya antisipasi apabila nara sumber pada topik tersebut tidak dapat diwawancarai atau sulit untuk ditemui.
46
Wawancara dengan Yaomi Al Afghani tanggal 11 Agustus 2008 pukul 17.00 di ruang redaksi Global TV
Setelah rapat selesai dilakukan persiapan-persiapan yang bersifat teknis oleh kru peliput untuk mendukung proses liputan dilapangan. Di Global TV sendiri yang jumlah timnya sudah ditentukan yang pada setiap tim terdiri dari satu reporter, satu juru kamera dan satu sopir. Peralatan baik dan siap diliputan harus memenuhi standar produksi guna mempelancar mekanisme peliputan sehingga didapatkan hasil liputan yang direncanakan dan optimal. Dandy menjelaskan bahwa kameramen juga harus memenuhi standart SOP 47 ”Sebelum terjun ke lapangan, semua persiapan harus dicek dan sedetil mungkin untuk memastikan alat yang digunakan dalam kondisi baik dan siap sedia seperti: a.
Alat kamera yang akan digunakan termasuk baterai plus cadangan, lampu, kaset, dan sebagainya.
b.
Cek Audio, kalau wawancara ada gambar tapi ga ada audio pasti dapat teguran dari produser.
c.
Setelah mengecek alat – alat audio dari segala macam catat alat – alat tersebut yang akan kita bawa, terus alat yang sudah kita pakai ditandai supaya jangan dipakai lagi”
Setiap hari peliput memiliki daftar peralatan liputan yang dbutuhkan serta tim sudah mendapat bagian masing-masing untuk tujuan yang akan diliputnya. Sementara pihak logistik atau pengadaan barang memiliki bagian bertanggung
47
Wawancara dengan Dandy, Kameramen tanggal 11 Agustus 2008 pukul 18.30 di Gedung Indovision Lt.16
jawab dalam memenuhi perlengkapan yang dibutuhkan oleh tim peliput. Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlah yang diperlukan dalam suatu peliputan bergantung pada lokasi yang akan dituju dan momen apa yang akan diambil. Membuat daftar peralatan yang dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilannya peliputan, karena bisa saja pada saat di lokasi kru peliput terlupa membawa salah satu alat yang diperlukan untuk menunjang proses peliputan. Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk peliputan antara lain, kaset mini DV, kamera dengan berbagai macam – macam tipe, atau telepon seluler yang digunakan untuk alat penghubung komunikasi antara Kordinator Liputan dengan para tim peliput, tripot, baterai kamera, charger, mikropon, dan kendaraan liputan. Peralatan – peralatan yang telah disebutkan di atas kemudian diperiksa satu persatu apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Jangan sampai pada saat peliputan kaset yang digunakan rusak ataupun baterainya habis, begitu semua peralatan yang akan digunakan sudah siap maka kru peliputan siap berangkat ke lapangan untuk peliputan/atau mencari berita.
4.3.2
Produksi Proses ini biasanya disebut dengan tahap pelaksanaannya. Maksudnya
setelah melaksanakan rapat redaksi mekanisme produksi ini dimulai. Biasanya Koordinator Liputan (Korlip) dan Reporter menghubungi artis yang bersangkutan untuk membuat janji wawancara yang sudah ditentukan di rapat redaksi atau meliput kisah hidup selebritis.
Apabila artis bersedia untuk diwawancarai maka tim peliput pun meluncur untuk melakukan tugasnya. Di sini peran tim liputan sangat penting baik Korlip, Reporter, dan Kameramen mereka harus saling melapor apa saja yang mereka kerjakan di lapangan. Hasil laporan inilah yang kemudian dijadikan naskah atau script presenter di studio. Seperti pada peliputan hari Selasa tanggal 8 Juli 2008, curahan hati mantan pasangan suami istri Heri Siahaan dan penyanyi Yuni Shara menempati headline tayangan Obsesi Sore. Diikuti berita hangat (hot news) tentang rencana pernikahan vokalis band Letto, Noey dengan Fauzia Fajar Putri, anak seorang mantan ketua DPRD SDI kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam segmen ini dihadirkan wawancara dengan ibunda dari calon istri, Hj.Yuliani dan suasana kediaman rumahnya di kota Kendari. Berita hangat lainnya yakni info tentang bubarnya grup musik Tofu (tanpa wawancara) dan rencana pembuatan album solo mantan vokalis Tofu, Fla. Berita Follow up lainnya perihal gugat cerai kembali penyanyi Kristina kepada suami, Al Amin yang saat itu menjadi tersangka kasus tindakan korupsi. Pada segmen ini, diperdengarkan kaset rekaman pembicaraan Al Amin dengan salah satu pejabat daerah Bintan, Azirwan dan gambar suara wawancara dengan juru bicara Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan, Abduh Sulaiman dan artis senior, Emilia Contesa sebagai orang terdekat Kristina.
Terakhir, isu keretakan rumah tangga Penyanyi Pinkan Mambo yang bersamaan pengeluaran album terbarunya menjadi grand closing tayangan Obsesi tanggal ini. Tiga segmen berita terakhir tersebut diatas dikategorikan berita aktual timeless. Maksudnya, berita yang sedang hangat – hangatnya atau baru. Jenis berita ini tidak terpaku pada waktu. Ketika di lapangan, sikap insiatif dari seorang reporter dalam mengajukan pertanyaan kepada nara sumber juga berperan penting jika dihadapkan situasi berbeda yang tak terduga. Cara ini digunakan agar tidak melenceng jauh dari agenda peliputan yang telah direncanakan sebelumnya. Disamping itu, beberapa kendala lainnya seperti alasan aktualitas ataupun kurangnya data dari nara sumber dapat merubah pola perencanaan. Disinilah dituntut persiapan kreatif dari tim liput yang selektif dan seefisien mungkin demi memenuhi ketentuan deadline atau tenggat waktu proses produksi. Setelah memperoleh semua bahan liputan berita dari berbagai sumber di lapangan yang tersimpan dalam kaset mini DV, selanjutnya dibawa ke kantor untuk dibuat time code dari hasil wawancara nara sumber untuk dibuat naskah. Disini maksud dalam membuat time code yaitu memberikan kode waktu berupa angka dari hasil statement narasumber.
Tabel 4.1 Time code tayangan Obsesi tanggal 8 Juli 2008 No
Slug
Anc
Rep
Cam
Format
Video ID
Obsesi Sore Edisi 8 Juli 2008 Prod:Yaomi Assprod: Putu&Tedjo Show
Highlight
Grand Opening
N08070810
DF
Curhat Yuni
Lead Joko
Zaki
PKG
Teaser 1+Bump
DF
Ah.Nizar
Lead
Teaser 2 + Bump
Tofu bubar
DF
Rusdi
Surya
Lead
Teaser 3 + Bump
Kristina cerai
Tim
Liputan
PKG
0:00 0:00 0:00 0:00
0:00 0:00 0:00 0:00
0:00
0:00
0:00
0:00
0:00
0:00
0:00
3:00
3:00
0:03
0:14
0:17
0:00
3:30
3:30
X_SB_OBS
0:00
0:05
0:05
N08070810
0:16
3:10
3:26
N08070810
0:02
0:14
0:16
0:00
3:45
3:45
X_SB_OBS
0:00
0:05
0:05
N08070810
0:24
1:30
1:54
N08070810
0:06
0:14
0:20
0:00
3:00
3:00
X_SB_OBS
0:00
0:00
0:00
N08070810
0:00
3:25
3:25
0:35
0:19
0:54
N08070810
0:00
1:30
1:30
N08070810
0:00
0:00
0:00
N08070810
Comm Break Short Bump
0:00 0:00 0:00 0:00
1:21
Comm Break Short Bump
Total
0:57
Comm Break
Noey’ll merit
Durasi
0:24
N08070810
Short Bump
Read
lagi? Grand Closing Pinkan retak? Credit tittle
DF
Lead Deval
Hizbul
PKG
Logo GTV
Tape
X Closing
0:00
0:00
0:00
Logo MNC
Tape
Logo
0:00
0:00
0:00
0:00
0:00
0:00
End Break Sumber: Dokumentasi Rredaksi Global TV
Reporter memasukkan kaset mini DV tersebut kedalam alat VTR dan mencari angle dari hasil liputan yang bagus. Kemudian di tulis diatas kertas untuk diberikan kepada penulis naskah. Hasil time code atau kerap disebut dengan istilah script inilah yang selanjutnya digunakan sebagai bahan acuan presenter dan Pengisi Suara (Dubber) di depan layar kaca. Disinilah peran penting penulis naskah/scriptwriter juga sangatlah penting dalam menentukan secara pasti angle mana yang bagus untuk ditampilkan. Taping merupakan proses rekaman gambar pada saat pembacaan naskah/scripts oleh presenter di depan kamera yang direkam kedalam master kaset taping yang kemudian hasil dari taping tersebut akan diserahkan ke proses akhir atau pasca produksi. Dalam proses pembuatan taping di Obsesi biasanya kameramen membuat urut – urutan segmen yang akan ditayangkan untuk memudahkan pada proses editing. Sedangkan untuk bagian dokumentasi menyiapkan kaset – kaset yang akan diperlukan saat proses editing perihal siapa saja artis yang akan dinaikkan atau ditayangkan lebih dahulu secara berurut. Lain halnya jika tayangan yang ditampilkan karena memiliki nilai berita penting atau aktualitas, dapat dihadirkan secara langsung atau live, maka proses akhir dapat dilakukan tanpa harus melalui proses editing walaupun didalam
rundown sebelumnya tidak ada. Dalam hal ini Redaksi Obsesi Sore harus benarbenar mengatur paket per paket dengan durasi tayang selama 18 menit.
4.3.3 Pasca Produksi Tahapan pasca produksi ini atau tahapan penyelesaian dan mengemas tayangan dimulai setelah editor memegang naskah, pilihan muik, daftar time code, serta kaset hasil taping dan dubbing tayangan. Berbekal itulah, editor menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam proses editing. proses editing di Obsesi, setiap editor mempunyai tugasnya masing – masing yang dibagi dalam 2 shift. 1. Editor shift 1 a. membuat folder baru. b. lodding gambar (yang terbaik dan terbagus) dan statement c. menyusun opening-bumper, creadit title, dan logo. Baik didepan maupun belakang serta membuat nama artis. d. dubbing, jika sudah terpasang kemudain memasukkan gambar. e. pasang logo Obsesi di tengah layar. f. wajib diseragamkan seluruh Obsesi senin-jumat. 2. Editor shift 2 a. memasang gambar yang baik, bagus dan tidak jumping shot di utamakan 3-2-1 full shoot, medium shoot, dan close up. b. pilih sound yang berhubungan dengan beritanya. c. unutk mentranfer editor harus mengecek ulang mengenai title artis, logo, creadit title, audio, video, transisi, flash, audio statement dan musik.
d. apabila tranferan sedang berjalan di wajibkan setelah mentranfer untuk dicek ulang kembli dari awal, tengah, dan akhir. Contoh : Format Obsesi Sore tanggal 8 Juli 2008 SELASA, 8 JULI 2008 HL1
: CURHAT YUNI SHARA Penyanyi & Artis Comersial Break
HL2
: NOEY’LL MERIT Vokalis Band LETTO Comersial Break
HL3
: TOFU BUBAR Grub Band RNB Comersial Break
HL4
: KRISTINA CERAI LAGI Penyanyi Dangdut & Istri Al Amin Nasution Comersial Break
HL5
: PINGKAN RETAK? Penyanyi
Waktu tayang di dalam produksi Obsesi Sore durasi waktu yang diberikan 18 menit ditambah 12 menit untuk comersial break (iklan). Durasi 20 menit dibagi untuk beberapa segment atau headline. Jadi durasi yang ditayangkan Obsesi di Global TV berkisar 30 menit termasuk comersial break (iklan).
Gambar 4.4 Skema Durasi 30 menit segmen
opening
CB
segmen
CB
closing
segmen
CB
CB
Sumber : Dokumentasi Editor
Ket : CB – comersial break
Di setiap hari Obsesi Sore menayangkan beragam macam format untuk itu disetiap segmen pun akan berbeda pula, kesemuanya itu juga tergantung editor untuk memasukkan CB (commercial break) di segmen mana dana kan berbeda pula saat akan penayangannya di Global TV karena mereka akan memasukkan iklan di setiap segmen tergantung durasi yang mereka butuhkan yaitu 10 menit dan akan dibagi kesetiap segmen.
Gambar 4.5 Skema Segmen CBB In (commercial bumper break
Op
CB
Segmen I
CB
Segmen II
Commercial break OBB (opening bumper break) Sumber : Dokumentasi Editor
C B
Segmen III
CB
Segmen IV
OBB (opening bumper break)
CB
Segme nV
Cis
Ket :
OBB – Hilite – Presenter – Segmen I – CBB Out CBB In – Presenter – Segmen II – CBB Out CBB In – Presenter – Segmen III – CBB Out CBB In – Presenter – Segmen IV – CBB Out CBB In – Presenter – Segmen V – Colosing Menurut keterangan gambar di setiap tayangan terdapat lima segmen, dan
biasanya dalam satu segmen terdapat dua materi atau satu materi, dalam setiap segmen terdapat VO (voice over) dan statemen dari nara sumber yang berupa stock shot gambar. Dalam setiap segmen terdapat OBB (opening bumper break), CBB out (commercial bumper break) dan CBB In (commercial break bumper break). Maksud dari OBB yaitu pembukaan logo Obsesi disetiap format masing-masing hari yang terdapat pada awal tayangan seperti format Obsesi setiap hari. Sedangkan untuk CBB In yaitu setelah commercial break (iklan) masuk segmen berikutnya. Secara garis besar akan terlihat urutyan-urutan workflow editing seperti berikut ini : Gambar 4.6 Workflow Editing Naskah
VO
Off Line
On Line
Naskah
Print
Kirim
Tayang
Sumber : Dokumentasi Editor
Keterangan : Off Line a. Naskah segmen yang sudah jadi di break down (dibedah) untuk mengetahui gambar mana yang dibutuhkan atau angel apa yang diangkat berdasarkan naskah dan statement narasumber yang harus dimasukkan. b. Setelah itu order semua gambar yang dibutuhkan ke bagian dokumentasi. c. Setelah itu loging (capture) adalah proses pemindahan dari video hasil shooting ke data komputer. d. Setelah naskah di dubbing oleh dubber kemudian hasil dubbing dimasukkan ke editing. e. Setelah itu editor ogg line menyusun kerangka editing seperti dubbing, taping. f. Setelah kerangka disusun kemudian dilakukan proses pemotongan durasi oleh produser yang bersangkutan, durasi tayangan Obsesi adalah 18 menit tidak termasuk commercial break/iklan mulai editor on line menyusun gambar. g. Ketika naskah sudah lengkap untuk kemudian dilakukan voice over atau pengisian suara, seorang dubber membacakan naskah tersebut, setelah itu disusun oleh editor. h. Off line sesuai dengan urutan narasi yang sudah ada berikut dengan statemennya. Kemudian setelah semua tersusun penulis naskah memotong durasi yang ada sehingga mencapai 18 menit di setiap tayangan yang terdapat 3 commercial break.
On Line a. Baru dilakukan pengeditan on lineyaitu merangkai gambar yang diliput tadi agar menjadi satu cerita yang bisa memperkuat dari narasi yang telah dibacakan tadi, dengan pemilihan lagu atau backsound yang dilakuken oleh editor on line sesuai dengan cerita atau isi dari naskah tersebut. b. Menyiapkan back sound sesuai dengan peristiwa yang diangkat pada segmen tersebut. c. Menyiapkan property yang digunakan seperti template (back ground title name), back ground virtual set, effek transisi dan lain-lain. d. Menyusun atau memasukkan gambar sesuai dengan naskah. e. Memberi title name untuk nara sumber, presenter, membuat visual effek atau audio effek. f. Mengoreksi visual atau audio seperti color coreksion. Mixing a. Mixing audio, menyeimbangkan (balancing) grafik audio. b. Menserasikan backsound dengan dubbing atau statement tidak saling mengacu dan terdengar jelas. Preview a.
Setelah selesai melakukan pengeditan Prosedur dan Supervisi Visual wajib mempreview tayangan tersebut agar tidak terjadi kekurangan dalam pengadaan gambar yang disediakan oleh dokumentasi.
b.
Apabila semua sudah lengkap, kemudian hasil dari tayangan yang sudah jadi diprint (proses akhir) atau print to tape. yang dimaksud print to tape adalah
menstransfer hasil editing yang sudah di preview oleh PIC dan dan supervisi ke master tape untuk ditayangkan di stasiun Global TV. Tugas supervise visual adalah mempreview hasil editing dan bertanggung jawab terhadap audio visual pada tayangan tersebut. Misal, gambar tidak sesuai dengan naskah atau tidak cocok harus dirubah. c.
Preview oleh PIC (personal in charge) atau orang yang sudah ditunjuk oleh Produser untuk bertanggung jawab untuk tayangan tersebut secara menyeluruh.
d.
Lalu menganyarkan kaset tersebut untuk diperiksa kembali di quality control pada stasiun televisi untuk kemudian ditayangkan.
4.5 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis peroleh, maka dalam pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka teori yang telah peneliti susun di dalam Bab II serta literature yang akan penulis gunakan. Pada proses produksi tayangan infotainment Obsesi Sore bulan Juli 2008 di Global TV. Tim redaksi Obsesi Sore berusaha untuk menyajikan isi berita, yang memiliki nilai tinggi dan berkualitas. Oleh karena itu proses penyajiannya melalui beberapa tahapan proses produksi seperti yang telah dikemukakan oleh Yaomi Al Afghani, yaitu pertama tahap pra produksi atau merencanakan bahan berita dan pendapat melalui rapat redaksi. Pada tahap ini teori menyusun agenda (agenda setting) menurut Shaw & McCombs adalah bila menyusun agenda, anda
mendaftarkan hal-hal yang harus anda lakukan. Dengan cara yang serupa, media mengatur kita dengan memusatkan perhatian pada tokoh atau peristiwa-peristiwa yang layak diperhatikan atau begitulah kata media. Dalam hal ini Obsesi Sore harus mempertimbangkan apa yang dibutuhkan penonton terhadap suatu berita baik itu pemilihan berita ataupun narasumber. Seperti yang telah dijelaskan oleh Produser, Yaomi Al Afghani mengenai proses perencanaan bahan berita pada tahap ini penulis mengamati tim redaksional Obsesi merencanakan pemilihan berita melalui sebuah pertemuan yang disebut dengan rapat redaksi. Rapat proyeksi ini rutin diadakan pada hari Senin dan Jum’at pukul 10.00 WIB hingga selesai. Di dalam rapat ini dibahas dan diagendakan rencana berita Obsesi yang akan ditayangkan untuk episode selanjutnya. Rapat redaksi ini dihadiri oleh Produser, Koordinator Liputan, Kameramen, Reporter, Editor dan Unsur Redaksi lainnya. Pada rapat rutin ini bertugas mengumpulkan berbagai ide untuk dijadikan bahan berita dari Produser, Koordinator Liputan, Reporter, Kameramen dan unsur redaksi. Mereka bebas mempresentasikan idenya pada rapat ini untuk kemudian dibahas secara bersamasama. Di dalam rapat ini juga garus selalu menyiapkan back up untuk berita-berita yang sekiranya sulit didapat. Selanjutnya Produser memutuskan apakah usulanusulan itu dapat dijadikan berita atau tidaknya untuk episode mendatang. Rapat redaksi juga membahas pembagian tim peliputan untuk para Reporter,
Kameramen
agar
semua
direnanakan
berjalan
baik.
Setelah
merencanakan apa yang akan diberitakan pada rapat redaksi ini, Reporter dan
Kameramen yang telah ditugaskan untuk peliputan diwajibkan mencari bahan berita. Denis Mcquail dan Sven Windahl mengatakan bahwa tindakan gate keepingyang paling penting terjadi di dalam organisasi internal pemberitaan dan bahwa prosesnya dapat dibagi dalam dua tahap, memperoleh dan mengolah data berita. Mengenai teknik pemberitaan yang telah dijelaskan, penulis mengamati bagaimana Abjad Nowo sebagai Reporter mencari berita dilapangan, penulis melihat bahwa Abjad mengikuti kesemua langkah dalam mencari berita dilapangan. Seperti yang dikemukakan Abjad : 48 Proses pencariannya yang pasti kalau kita sudah tahu siapa narasumbernya
dan dimana alamatnya pasti kita menuju lokasinya berada
dimana, kita membuat janji dahulu lalu kita menghubungi narasumber untuk ketemu dimana dan biasanya hasil kesepakatan apakah terserah narasumber atau biasanya hasil kesepakatan apakah terserah narasumber atau bisa juga kita dapatkan narasumbernya disuatu acara seperti primier, launching album, Award, atau acara stasiun televisi kita bisa dapat bisa dapat dari sana. Dalam proses pencarian bahan berita penulis mengamati Reporter dan Kameramen mencari bahan berita maupun gambar atas perintah dari Produser atau Koordinator Liputan maupun atas inisiatif sendiri.
48
Wawancara, reporter Abjab Nowo.15 Agustus 2008
Setelah Reporter mendapatkan bahan berita yang dikumpulkan dalam bentuk kaset mini-DV untuk kemudian di time code dan disusun namun terlebih dahulu bahan-bahan berita tersebut di cek terlebih dahulu agar nanti lebih sempurna dan berimbang. Selanjutnya tahap penyusunan naskah berita. Pada tahap ini dimana hasil dari time coder Reporter menjadi naskah berita yang kemudian dicari angel apa yang akan dinaikkan nantinya. Di sini peran penulis naskah sangat penting akrena dimana hasil dari setiap tulisannya akan membawa penonton untuk terus daoat menikmati tayanga tersebut. Seorang penulis naskah harus dapat memainkan katakata untuk enak didengar oleh penonton. Penulis mengamati bulan Juli 2008 disajikan dengan gaya bahasa yang ringan dan enak didengar dan tidak selalu mengikuti rumus 5W + 1H dan sifatnya ringan dan menghibur sehingga dapat dinikmati oleh penonton. Tahapan selanjutnya adalah tahapan terakhir, tahap pasca produksi atau editing (menyeleksi atau mengedit berita). Dimana proses editing atau menyuting gambar dan suara beserta pemberian efek maupun grafis animasi. Kemudian Personal In Charge (PIC) yang bertugas dalam menyeleksi naskah berita dan tayangan tersebut. Gate keeping theory juga berfokus pada cara yang berlaku pada suatu media dalam melakukan filtering dan modify dari informasi yang akan dimuat. Jika melihat dari penjabaran Lewin, terdapat dua cara yang diterapkan. Pertama adalah cara yang dilakukan oleh seorang supervise visual dan editor berdasarkan keahlian dan kreatifitas, dan yang kedua adalah berdasarkan kondisi media yang dalam hal ini mekanisme yang diterapkan perusahaan media. Penulis mengamati
proses penyeleksian dan penyutingan atau editing yang dilakukan Obsesi yaitu dilakukan oleh PIC (personal in charge) orang yang ditunjuk oleh produser biasanya dalam Obsesi yaitu produser pelaksana dan supervisi visual, tetapi orang yang lebih bertanggung jawab penuh adalah Produser. Seperti yang dikemukakan oleh Yaomi Al Afghani selaku Produser infotainment Obsesi Sore : 49 ”Kalau tanggung jawab secara keseluruhan artinya tugas dan sanksi pasti produser tapi kalau dalam subreknisnya itu ada Koordinator Liputan dan nanti ketika akan finishing itu akan dikerjakan dimonitor oleh Editor untuk content pertanggung jawaban oleh Produser pelaksana sehingga melaporkan ke pemimpin redaksi atau diserahkan kepada saya karena akan langsung dikirim ke kantor pusat”. Dalam hal ini, penulis mengamati Produser yaitu Yaomi Al Afghani bertanggung jawab penuh atas setiap isi maupun content Obsesi. Ia juga menyeleksi serta mengkoreksi setiap naskah, tema, gambar, content
dan isi
tayangannya. Setelah melalui tahap penyeleksian dan penyuntingan bahan berita dan gambar, mekanisme selanjutnya yang harus dilakukan adalah print to tape yang kemudian di priview yang hasilnya akan di quality control terlebih dahulu yang nantinya akan ditayangkan langsung di studio 16 di Global TV. Ruang on air disiarkan langsung dengan dua presenter dan tiga kameramen. Yang kemudian akan dinikmati oleh penonton.
49
Wawancara, produser Obsesi.14 Agustus 2008.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Setelah melalui proses observasi dan wawancara mendalam (in depth interview) mengenai mekanisme produksi program infotainment Obsesi periode Juli 2008 di Global TV, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan yaitu dalam penelitian ini peneliti membahas mengenai mekanisme produksi program infotainment Obsesi periode Juli 2008 di Global TV. Peneliti ingin mengetahui bagaimana mekanisme produksi atau tahapan-tahapan produksi yang dilakukan demi terciptanya tayangan tersebut. Tim redaksional Obsesi merencanakan pemilihan berita dalam berbagai tahapan yang dimulai dari mekanisme produksi program infotainment Obsesi periode Juli 2008 di Global TV yaitu melalui sebuah pertemuan yang disebut dengan rapat redaksi mencakup rapat proyeksi dan rapat evaluasi, Rapat redaksi ini rutin diadakan setiap Senin dan Jumat pukul 10.00 WIB. Di dalam rapat ini dibahas dan diagendakan renana berita Obsesi yang akan ditayangkan pada hari Senin. Rapat redaksi ini dihadiri oleh Produser Pelaksana, Koordinator Liputan, Dokumentasi, Kameramen, Reporter, Supervisi Visual dan Editor. Pada rapat rutinitas ini bertugas mengumpulkan berbagai ide untuk dijadikan bahan berita yaitu Produser, Koordinator Liputan dan Wartawan. Koordinator Liputan dan Reporter bebas untuk mempersentasikan idenya pada rapat ini untuk kemudian dibahas secara bersama-sama.
Di dalam rapat juga harus selalu menyiapkan back up untuk berita-berita yang kemudian sulit untuk didapat. Selanjutnya Produser memutuskan apakah usulan-usulan itu dapat dijadikan berita atau tidaknya untuk episode mendatang. Rapat redaksi ini juga membahas pembagian peliputan untuk para reporter agar semua yang telah direncanakan berjalan dengan baik. Berikutnya adalah produksi yang mencakup pencarian berita, dimana orang yang bertugas dalam pencarian berita untuk Obsesi Sore bulan Juli 2008 sering berubah-ubah sesuai dengan orang yang telah ditunjuk oleh Koordinator Liputan. Dalam proses pencarian berita ini penulis mengamati Koordinator Liputan mencari sumber bahan berita atas perintah Produser maupun atas inisiatif sendiri biasanya untuk membantu saat Reporter mengadakan wawancara kepada narasumber maupun untuk membantu saat penulisan naskah. Setelah Koordinator Liputan mendapatkan bahan berita dari hasil liputan dan mengumpulkannya untuk kemudian disusun namun terlebih dahulu bahanbahan berita tersebut harus di Obsesi sore agar tulisan menjadi lebih sempurna dan seimbang (cover both side) sebelum dikordinasikan dengan Produser. Mekanisme selanjutnya adalah mekanisme pasca produksi atau proses penyeleksian dan penayangan yang dilakukan oleh Obsesi Sore, yaitu dilakukan oleh supervise visual dan editor. Di sini Produser bertanggung jawab penuh atas tayangan tersebut, ia juga menyeleksi, mengedit serta mengkoreksi hasil dari tayangan itu. Ia juga bertanggung jawab atas durasi, gambar maupun isi berita di editing. Editor pula yang harus mengetahui isi berita yang akan ditayangkan mulai dari back sound sampai efek yang kemas harus bisa menarik penonton dan
memliki nilai kreatif yang tinggi. Agar nantinya diharapkan tidak ada gangguan pada saat on air. Mekanisme terakhir yaitu print to tape memasukkan hasil dari semua berita atau hasil akhir tayangan ke dalam sebuah kaset yang kemudian akan diserahkan ke stasiun Global TV yang kemudian untuk ditayangkan atau disiarkan. Dengan demikian gate keeping teori berfokus pada cara berlaku pada suatu media dalam melakukan filtering dan modify dari informasi yang akan dimuat. Jika melihat penjabaran Lewin, terdapat dua cara yang diterapkan. Pertama adalah cara yang dilakukan oleh seorang produser pelaksana dan para editor berdasarkan keahlian dan kreatifitas, dan yang kedua adalah berdasarkan kondisi media yang dalam hal ini mekanisme yang diterapkan perusahaan media.
5.2 Saran a. Dalam rapat redaksi, seharusnya bagi yang hadir pada rapat redaksi sudah menyiapkan beberapa rencana berita agar tidak terjadi krisis kekurangan berita untuk episode mendatang. b. Pada rapat redaksi, harus menyadiakan back up berita untuk artis siapa yang akan diwawancarai apabila artis tersebut sudah untuk diwawancarai dan apabila kesulitan dilapangan terdapat pergantian berita yang akan diliput.
c. Obsesi Sore diharapkan lebih meningkatkan kualitas isi penyajiannya, dimana saat ini banyak sekali infotainment-infotainemnt lain muncul dan berkualitas agar Obsesi tetap bertahan. d. Obsesi Sore diharapkan untuk lebih meningkatkan kinerja guna memperoleh rating yang tinggi dihari lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku/Karya Tulis/ Makalah Ashadi Siregar, Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio, Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogya (LP3Y), 2001 Bimo Nugraho dkk, “Infotainment”, KPI, 2005 Dedi Iskandar Muda, JurnalistikTelevisi (Menjadi Reporter Profesional), PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2003 Dennis McQuail dan Sven Windahl alih bahasa Putu Iaxman Pendit, Model-model Komunikasi, Uni Primas, Jakarta, 1985 Effendy, Otong Ucjhana. Ilmu Teori & Filsafat : PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Grasindo, PT. Gramedia Widiasarana Handbook Global TV, 2008 Ilham Bintang, “Salam Dari Meruya”. Jakarta, PT Bintang Media Citra Utama Imam Suhirman, Menjadi Jurnalis Masa Depan, Dimensi Publisher, 2007 Isac Dan Michael, Terjemahan Jalaluddin Rakhmat, Metode Peneitian Komunikasi, 1999 Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi, Pilar Media 2006 Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi, Pialar Media 2006 Jalaluddin Rakhmat. M.SC.Metode Rosdakarya, Bandung. 1994
Penelitian
Komunikasi,
PT.Remaja
Jerry Kang, UCLA, News Week April 3, 2006 Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia edisi kelima, Profesional Books, 1997, Lewis, Greg Photojournalism Content & Teghuique Second Edition : Focal Press, New Delhi. 1990
Lexy J. Moeloeng, etode Penelitian kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990 Moeloeng, Lexy, J, metode penelitian kualitatif, PT Remaj Rosdakarya, Bandung, 2004 Morissan,M.A, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi melihat Radio, Rambina Prakarsa, 2005 Nasution , Zulkarnain.Sosiolog Komunikasi Massa : UT, Jakarta, 1993 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 Nurudin. Komunikasi Massa : Cespur, Malang, 2004 Onong Uchjana Effendi, Televisi siaran Teori Dan Praktek, Mandar Maju, 1993, Bandung Onong Ucjana Effendi, Televisi Siaran Teori Dan Praktek, MJandar Maju, 1993, Bandung Robert K.Yin, Studi kasus (Desain dan Metode), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006 Setiawan Bambang, metode penelitian ksi, Jakarta, Ut, 1995 Internet: www,globaltv.co.id www.pintu.com,Media selebriti Indonesia. Nuraini Juliastuti www.sinarharapan.co.id wawancara : wawancara Yaomi Al Afghani. Produser Obsesi. 11 Agustus 2008 wawancara Devi Irawati. Korlip Obsesi. 11 Agustus 2008. Wawancara Abjad Nowo. Reporter Obsesi. 15 Agustus 2008 Wawancara Dandy Bernady. Kameramen Obsesi. 15 Agustus 2008 Wawancara Fery Kusmayanto. Editor Obsesi. 15 Agustus 2008
HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Yaomi Al Afghani selaku Produser Infotainment OBSESI. Wisma Indovision Lantai 16 di Jalan Raya Panjang Blok Z/ III Green Garden, Jakarta Barat. Jadwal wawancara pada hari Senin tanggal 11 Agustus 2008 Pukul 14.30 WIB. Tanya
:Apa tugas dan tanggung jawab Anda sebagai Produser Infotainment di Global TV, terutama di Obsesi ?
Jawab
:Tugasnya bertanggung jawab terhadap On Air secara keseluruhan baik dalam koordinasi liputan dilapangan meskipun secara teknis itu lebih ke korlip. Kemudian materi yang akan diperoleh atau disajikan dan maupun yang akan diproyeksikan dan juga keselamatan. Saya sebut keselamatan misalnya dari On Air mulai dari OBB sampai creadit Title. Itu semua harus berjalan lancer dan semuanya adalah tanggung jawab saya. Bagaimana seseorang bertanggung jawab terhadap On Air sebuah program tayangan infotainment. Secara teknis ada di lini pekerjaan dan lini pekerjaan itu berbeda-beda mungkin secara spesifiknya. Tapi secara umum produser itu bertanggung jawab terhadap sebuah tayangan infotainment sebuah program Obsesi. Salah satu contohnya bagaimana materi dilapangan, wawancara hari ini Kapolres Jakarta Utara harus bisa ditayangkan di Obsesi sore. Seperti apa koordinasinya nantinya KorLip yang mengatur messanger dan sebagainya. Kemudian rekaman sampai di kantor saya langsung koordinasikan dengan editor, editor mengambil dan mengatur time code yang dibutuhkan kemudian ditranfer dan langsung On Air.
Tanya
:Perbedaan tugas dan wewenang Produser Infotainment Obsesi dengan Eksekutif Produser dan Pemimpin Redaksi ?
Jawab
:Mereka lebih koordinatif, lebih bertanggung jawab, memfasilitasi dan pengawasan. Misalnya saya membutuhkan presenter yang cantik, kurang logistic kamera dan menanyakan hasil penayangan On Air yang berbeda.
Tanya
:Kenapa harus dinamakan Obsesi dan apa sejarahnya?
Jawab
:OBSESI (Informasi Selebritis Terkini), pertama kali direncanakanoleh rapat redaksi news Global TV pada tahun 2004 dan langsung disiarkan pada tanggal 15 Januari 2005 berbarengan dengan On Airnya Global TV. Awalnya ditayangkan pada pukul 17.00 WIB setiap hari stripping. Selama perjalanannya ada Obsesi pagi, siang dan sore sampai sekarang menjadi Obsesi siang pada pukul 13.00 WIB dan Obsesi sore pada pukul 17.00 WIB. Menjadi ujung tombak tayangan infotainment di Global TV dan satu-satunya program infotainment di stasiun televise yang di produksi oleh Departement News.
Tanya
:Yang menarik dari program infotainment Obsesi itu sendiri apa?
Jawab
:Induknya infotainment yang di produksi Departemen News di Global TV. Mungkin menjadi satu-satunya program infotainment di televise yang di produksi departemen news. Karena isi berita akan berpengaruh, seperti contoh penyergapan rumah Roy Marten yang didapat dari
contributor news satu departemen dengan Obsesi. Kami tidak perlu merangkai lagi lansung ditayangkan.
Tanya
:Apa yang membedakan Obsesi dengan tayangan infotainment lain?
Jawab
:Karena sejarahnya, balik lagi ke sejarah karena infotainment yang di produksi oleh Departement News Global TV. Dengan mengedepankan informasi seleberitis terkini dan disajikan secara hard news. Ini yang mencolok dari kami meskipun belum maksimal. Misalnya ada pengumuman Sheila Marcia diresmikan tersangka karena mungkin tes urinenya positif. Di infotainment lain mengkin akan keluar besok, tetapi di Obsesi langsung ditayangkan hari itu juga. Klo perlu live by phone atau live preport jadi tidak menunggu besok. Karena kami tidak seperti rangkaian panjang seperti Production House (PH). Sampai ada artis yang harus diberitakan dari Gorontalo, hari itu juga harus ditayangkan lewat streaming (by internet) atau aping (by satelit). Itu semua yang membuat kami beda dengan sesuai namanya informasi seleberitis terkini.
Walaupun
harus
ideal
pemberitaannya,
tetapi
dalam
perjalanannya tidak selalu urut. Misalnya hari ini ada salah satu Produser yang akan memberikan penjelasan sendiri karena kaset rekaman tidak sampai produksi. Kadang-kadang memang semua berita tidak bisa naik, tetapi terkadang bisa full semua naik. Dengan 6 paket berita sekitar 2-3 menit dan hanya diproduksi 18 menit saja sisanya commercial break. Dan salah satu perbedaan yang lain adalah terletak
di mekanisme produksi department contoh Go Spot produksi RCTI berada dibawah Departement Picture dan Infotainment. Jadi bila yang dibutuhkan berita besar mereka harus meminta dulu ke Deparement News
gambarnya
dan
melewati
rangkaian
panjang.
Misalnya
penyergapan rumah Roy Marten. Kalau kita langsung dapat karena satu Departement dan mempunyai contributor diseluruh Indonesia yang menjadikan kemudahan mekanisme produksi.
Tanya
:Dalam penyajiannya menurut ibu, termasuk jenis berita apa Obsesi ?
Jawab
:Sebenarnya fleksibel apa yang kita tayangkan diawal acara akan menjadi strategi menurut jenisnya. Akan selalu berputar dari soft news menjadi hard news atau sebaliknya. Semua tergantung segment, tetapi yang lebih ditekankan sebenarnya Obsesi cenderung menjadi jenis berita hard news. Satu tambahan lagi karena rata-rata tim kami bersal dari “news” salah satunya partner saya yang berasal dari divisi criminal dan itu mempengaruhi gaya pemberitaan.
Tanya
:Bagaimana suatu paket berita di dapat melalui rapat proyeksi dan rapat redaksi ?
Jawab
:Dengan mengumpulakan meteri yang terbaru sekitar artis dan kelanjutan informasi terkini seputar masalah selebritis serta sudah di investigasi, hunting dari jauh-jauh hari dari berbagi macam sumber. Misalnya Sheila Marcia tidak mungkin kita lepas karena kasusnya
dalam pusat perhatian dan ini termasuk hard news dan ada juga liputanliputan yang menurut kita ringan tetapi tetap menarik. Nah bagaimana menentukan materi-materi itu adalah kita rapat baik secara informal dan formal. Kalau rapat harian itu adalah proyeksi itu setiap hari seninjumat jam 10.00-11.00 WIB di ruang rapat yang diikuti produser, korlip, cameramen dan reporter yang belum jalan itu harus ikut untuk menentukan, kita mau jualan apa, ada isu apa teman dilapangan dan sebagainya. Coba kita langsung telusuri, ada yang kita putuskan follow up atau kita lihat dulu. Kalau rapat redaksi dan evaluasi itu hari jumat jam 17.00-18.00 WIB yang isinya kilas balik pembahasan produksi senin sampai jumat diikuti semua redaksi dengan keseluruhan mekanisme pekerjaan pendapat sampai curahan hati, kendala dan diatasi bersama.
Tanya
:Bagaimana tahapan lanjutan mekanisme produksi Obsesi setelah rapat?
Jawab
:Dari rapat proyeksi kita mau main apa, kemudian dikoordinasikan ke korlip melalui TOR liputan, nanti korlip menyerahkan ke reporter atau contributor, misalnya reporter kurang jelas tentang materi dia bisa bertanya ke korlip dan produser, kemudian dapat materi dari liputan reporter membuat naskah dan cameramen menyerahkan rekaman ke library. Setelah itu dikumpulkan dan dicek korlip dan diserahkan produser untuk di preview untuk menentukan segment bagus atau tidak menurut SOP dan etika jurnalistik. Sampai saya menemani editor
memilih gambar dan waktu. Sampai on air saya memantau presenter dan cameramen. Dan setelah on air saya evaluasi dengan presenternya dan cameramen mengenai penilaian tayangan.
Hasil wawancara dengan Devi Irawati selaku Koordinator Liputan OBSESI. Wisma Indovision Lantai 16 di Jalan Raya Panjang Blok Z/ III Green Garden, Jakarta Barat. Jadwal wawancara pada hari Jumat tanggal 11 Agustus 2008 Pukul 14.30 WIB.
Tanya
: Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai kordinator liputan di
Obsesi ? Jawab
: Saya sebagai kordinator liputan di Obsesi pastinya mengatur lalu lintas teman-teman reporter dan kameramen dalam eksekusi di lapangan dan menyediakan materi yang langsung diolah penulis naskah dan produser.
Tanya
: Apakah semua reporter dan kameramen di bawah tanggung jawab
anda ? Jawab
: Ya, karena disini tugas saya sesuai dengan namanya kordinator liputan pastinya dibawah aku ada kameramen dan reporter, apapun
yang
mereka
dapatkan
dilapangan,
berkewajiban
me’report ke saya dan nantinya saya akan me’report keatasan saya yaitu produser untuk diolah dan menjadi sebuah berita.
Tanya Jawab
: Jam kerja korlip dari jam berapa ? : Yang pasti dari jam 08.00 WIB. Itu ga pasti juga, karena mulai pukul berapa semua menjadi flejsibel aja. Kita buka mata pastinya
sudah bisa berpikir materi apa buat besok. Yang pasti masuk kantor itu bisa pagi, siang, sore, dan malam dan pulangnya sama juga tidak tentu. Karena berita dan informasi terus berjalan sedetikpun.
Tanya
: Bagaimana anda menangani dan mengkoordinasikan untuk berita
yang ada ? Jawab
: Untuk berita-berita yang ada biasanya itu terdiri dari actual dan timeless¸ actual itu apa yang terjadi hari ini. Sedangkan time less biasanya dimulai dari janjian temen-temen reporter, dan biasanya itu sudah pasti kapan akan dieksekusi untuk janjian, kalau yang untuk actual
pasti apa yang terjadi hari itu tinggal
dikoordinasikan siapa yang dibutuhkan, siapa tim yang akan berangkat
menanganinya,
yang
sudah
tinggal
jalan
dan
pengembangannnya seperti itu apa nanti kita akan diskusikan melalui rapat kecil, saya bersama produser juga temen-temen reporter yang akan eksekusi itu tinggal mengkoordinasikan.
Tanya
: Dalam liputan biasanya dibagi dalam berapa tim liputan?
Jawab
: Jumlahnya biasanya didalam satu hari itu ada 5 tim liputan dan maksimal satu tim itu mengeksekusi 2 materi, maksimal itu 6 materi, tetapai kalau sesuatu yang urgent banget 7 tim mencari berita.
Tanya
: Apakah ada kendala-kendala dari tim peliput ?
Jawab
: Pastinya ada, namanya juga sesuatu pasti tidak berjalan lancar. Seperti kita sudah janjian dengan narasumber jam 12 siang tibatiba harus di cancel jadi jam 5 sore. Padahal berita harus sampai kantor jam 3 sore. Maka kita harus pintar me’loby narasumber.
Tanya
: Apakah setiap reporter diberikan TOR ?
Jawab
: Iya, pasti. Karena tidak semua temen-temen tahu background si artis. Kemudian saya memberikan background dan informasi tentang si artis. Semua tergantung situasi di lapangan juga fleksibel aja itu sesuai dengan perkembangan eksplorasi dari reporternya saja.
Hasil wawancara dengan reporter, Abjad Nowo yang bertanggung jawab atas peliputan dan wawancara terhadap narasumber di Obsesi, Wisma Indovision Lantai 17 di Jalan Raya Panjang Blok Z/ III Green Garden, Jakarta Barat. Jadwal wawancara pada hari Jumat tanggal 15 Agustus 2008 Pukul 13.30 WIB.
Tanya
: Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai reporter di Obsesi ?
Jawab
: Tugas saya mencat berita tetapi selain itu biasanya saya time code dan membuat naskah apabila pulangnya tidak malam. Tanggung jawab saya apabila ditugaskan untuk mencari berita adalah bagaimana bisa memilih materi – materi yang ditugaskan ke saya dari korlip dan tanggung jawab saya mencari narasumber dan berita untuk memenuhi materi tetang itu.
Tanya
: Darimana anda mendapatkan bahan berita tersebut?
Jawab
: Yang pertama biasanya bahan berita yang kita dapat dari informasi dari sesama reporter dengan cara menghubungi dia melalui telepon atau SMS mengenai info apa yang terjadi hari ini dan berita apa hari ini atau kita bisa ambil dari media cetak atau tayangan atau bisa juga kita memantau situasi dari situ kita mendapat ide, dan yang kedua biasanya dari perintah korlip.
Tanya
: Pernah tidak mendapatkan berita tersebut dari internet?
Jawab
: Sejauh ini belum pernah lewat internet, saya mencari info itu kebanyakan dari teman sesama liputan, media cetak dan media tayangan infotaiment.
Tanya
: Bagaimana proses pencarian berita tersebut?
Jawab
: Proses pencariannya yang pasti kalau kita sudah tahu siapa narasumbernya
dan dimana alamatnya pasti kita menuju
lokasinya berada dimana, kita membuat janji dahulu lalu kita
menghubungi narasumber untuk ketemu dimana dan biasanya hasil kesepakatan
apakah terserah narasumber atau biasanya
hasil kesepakatan apakah terserah narasumber atau bisa juga kita dapatkan narasumbernya disuatu acara seperti primier, launching album, Award, atau acara stasiun televisi kita bisa dapat bisa dapat dari sana.
Tanya
: Apakah yang anda lakukan setalah mendapat berita tersebut ?
Jawab
: Setelah saya mendapatkan berita ini, kita langsung eksekusi yang pastinya kita laporan kekantor bahwa kita mendapatkan artis yang telah menjadi target operasi serta jawabannya, dan apabila tidak mendapatkan kita menjelaskan ke kantor dengan alasan yang terjadi dilapangan, jadi kantor juga tahu perkembanganya kalau kita dapat atau tidak narasumber yang kita butuhkan, sehingga kalau kita tidak ada back up dari kantor.
Tanya
: Apakah anda pernah mengalami kendala dilapangan saat liputan ?
Jawab
: Pernah, semua reporter mengalami kendala yang pertama, kendala infotainment itu sering system tembak artinya dia tidak janjian tetapi ketika diacara dia harus wawancara narasumber itu. Terkadang narasumber tidak mau diwawancara dengan alasan kita belum janji apalagi yang menyangkut gossip. Yang kedua alamat yang tidak lengkap sehingga sulit untuk mencari alamat tersebut.
Tanya
: Bagaimana antisipasinya apabila anda tidak mengapatkan berita dari narasumber itu ?
Jawab
: Saya berusaha untuk merayu narasumber dan berusaha untuk mendapatkanya, tetapi kalau tidak dapat juga saya laporkan kekantor untuk menanyakan apakah ada pilihan lain yang bisa dikerjakan atau bisa pindah ke narasumber lain yang lain bisa
dikerjakan di tempat itu juga. Dan apabila alamat yang tidak jelas, saya akan terus telepon ke kantor untuk dibantu dan biasanya saya prepare satu jam
sebelum bertemu narasumber
kita harus sudah berangkat.
Tanya
: Persiapan apa supaya tidak ada kendala dilapangan?
Jawab
: Yang pasti kita harus bisa menguasai materi apa yang harus diangkat dari narasumber itu, minimal kita harus punya background, apa masalahnya.
Tanya
: Mengenai alat – alat siapa yang menangani?
Jawab
: Kalau tim kita terdiri dari kamera, mix dan biasanya kalau prosedurnya di Obsesi semuaya berkaitan, kameramen sebelum berangkat liputan tapi ketika dilapangan kita juga harus mengecek
sound,
mengecek
semuanya
tapi
semuanya
kameramen yang lebih tahu.
Tanya
: Apa yang dilakukan reporter sebelum melakukan wawancara?
Jawab
: Sebelum wawancara kita mendekatkan diri dahulu ke narasumber, mengajak ngobrol hal – hal yang ringan itu biar narasumber itu dekat dengan kita.setelah itu kita telah siap melakukan wawancara dan kameramen siap dengan kameranya. Kalau masalahnya
masih
standart
kita
bisa
langsung
kepermasalahannya, tetapi kalau masalah gossip kira – kira yang akan menyinggung narasumber biasanya kita mulai dengan hal – hal yang ringan yang nantinya akan berkaitan dengan arah yang kita tuju.
Tanya
: Kriteria berita apa yang akan diangkat?
Jawab
: Kalau kita ingin mengangkat suatu berita kita harus tahu dahulu masalahnya apa yang pastinya kriteria narasumber yang
berkaitanya dengan masalahnya apa yang kita bahas dan dia berkompeten memberikan keterangan.
Tanya
: Bagaimana persiapan anda dalam menghadapai situasi yang sulit saat berebut untuk melakukan wawancara?
Jawab
: Reporter harus sigap terlebih dahulu sebelum kameramen, artinya reporter harus membloking tempat untuk kameramen yang berada dibelakang reporter, otomatis untuk kameramen kita mendapatkan tempat dan mendapatkan gambar yang bagus, tapi juga kalau kebalikanya harus bergerak lebih cepat tapi kalau bisa reporter lebih dulu.
Tanya
: Bagaimana apabila anda tidak mendapatkan TOR ?
Jawab
:
Reporter
harus
lebih
inisiatif
sendiri,
narasumber
ini
backgroundya apa, apa yang reporter kerjakan sekarang dan mencari informasi –informasi lain yang diberikan dengan narasumber sesuatu yang menarik.
Tanya
: Berita yang anda time code, berisi apa saja ?
Jawab
: Kalau saya apa yang lebih saya inginkan terkadang tidak semua wawancara bisa dapat langsung ke pokok permasalahan, jadinya saya lebih tahu masalah yang diambil berada ditengah jadi saya tidak time code yang ada didepan karena buat saya itu tidak terlalu penting dan sebab itu tidak terpakai masalahnya cuma berada ditengah.
Tanya
: Menurut anda time code itu apa?
Jawab
: Time code adalah suatu pekerjaan untuk reporter setelah melakukan proses peliputan berita yang pasti reporter harus mengetik ulang statemen dari narasumber yang berkaitan dengan masalah biasanya time cede itu berguna untuk penulisan naskah, memudahkan penulis naskah untuk membuat naskah reporter tidak harus memprieview lagi statemen dari narasumber tetapi penulis naskah melihat draf time code reporter.
Hasil wawancara dengan kameramen Trisno yang bertanggung jawab atas peliputan dan gambar dilapangan, di Jl. Penyelesaian Tomang IV, Blok 85, No. 21, Kav. DKI, Meruya Ilir, Jakarta Barat. Jadwal wawancara pada hari jumat tanggal 9 Maret Pulul 13.00 WIB.
Tanya
: Apakah tugas dan tanggung jawab anda sebagai kemeramen di PT. Binang Mas Madia Utama ?
Jawab
: Tugas saya sebagai kemeramen di PT. Bintang Mas Media Utama yaitu selain mengambil gambar secara maksimal dan saya juga bekerja sama dengan satu tim terutama reporter untuk saling komunikasih, selain mengambil gambar yang bagus yang maksimal tentunya gambar tersebut bercerita, sedangkan tanggung jawab saya disini kita harus pulang ke kantor dengan membawa hasil yang baik, kalau reporter melakukan wawancara sendangkan kameramen mengambil ivent atau kejadian yang terjadi dilapangan.
Tanya
: Apa saja yang perlu disiapkan sebelum terjun ke lapangan?
Jawab
: Persiapan sebelum terjun ke lapangan, kalau kameramen kita kenal dengan SOP ( Standart Operasional Prosedur ) itu wajib dilakukan seorang kameramen kerena alat itu sangat sensitif kalau trouble di jalan bagaimana? Supaya tidak terjadi kita harus cek alat itu, memastikan alat yang kita bawa dalam kondisi baik. •
Menyiapkan kamera semuanya termasuk baterai, lampu dan sebagainya.
•
Masukan kaset, melakukan Color bar untuk menstabilkan audio dan gambar.
•
Cek audio, kalau wawancara ada gambar tapi nggak ada audio pasti dapat teguran dari Pemred.
•
Setelah mengacek alat – alat audio dan segala macam catat alat - alat tersebut yang akan kita bawa, terus alat yang sudah kita pakai ditandai supaya jangan dipakai lagi
Tanya
: Apabila ada gangguan di lapangan karena kamera itu sebuah mesin, pernah tidak gambar yang sudah diambil saat liputan tidak ada gambar atau gangguan suara lainya? Dan bagaimana mengantisipasinnya?
Jawab
: Namanya juga barang elektronik pasti ada troupble seperti itu, siapapun pernah mengalaminya, tiba – tiba nggak ada gambar atau segala macam, itu tergantung troublenya dimana, kalau kamera kita harus tahu kondisinya bagus atau tidak, tetapi masalahnya di pita kaset kita juga nggak tahu, karena kaset itu masih baru kecuali kaset yang sudah pernah kita dipakai, tetapi kalau kaset baru tiba – tiba setelah liputan sampai kantor kita prieview nggak ada gambar itu kameramen tidak bisa disalahkan juga, tetapi kalau masalahnya teknis kalau tidak ada gambarnya karena kesalahan kemeramen dia harus bertanggung jawab, antisipasinya kalau alatnya rusak kita harus memberitahu dan laporan bahwa barang ini tidak layak pakai.
Tanya
: Angle ( sudut/sisi ) yang biasa diambil di Kroscek?
Jawab
: Tergantung kebutuhan, karena setiap moment dan ivent berbeda – beda tergantung kebutuhan bagaimana kita melihatnyan saja, kalau peliputan musik itu lebih dinamis karena gambarnya bergarak.
Tanya
: Apabila saat peliputan anda mendapat tugas hunting, berarti anda harus mendapatkan gambar, biasanya gambar apa saja yang akan anda shot?
Jawab
: Kalau hunting itu untung – untungan, hunting itu kita tidak tahu orang tersebut ada apa tidak, kita hanya datang ke lokasi dimana dia tinggal, dimana tampat dia bisa latihan dan nongkrong yang kita ambil bisanya suasana tempat dia tinggal suasana rumahnya yang menggambarkan apa dia ada atau tidak, rumahnya kosong atau dia sudah pindah.
Tanya
: Pernah tidak anda mendapat kendala – kendala dilapangan, sedangkan anda harus mendapatkan gambar yang bagus?
Jawab
: Semua orang pasti pernah mengalaminnya itu normatif saja, itu juga untung – untungan, kalau rezeki kita bagus kadang – kadang kita sudah dapat stand yang bagus ternyata narasumbernya bergeser atau kita ngak dapat narasumbernya ternyata bergeser kearah bagus buat gambar, kecuali tempatnya sudah di setting dia tidak akan bisa kemana – mana itu kecekatan kita mencari Angle tetapi kalau tidak terduga kita juga susah bisa maksimal atau tidaknya terutama dalam hal angle.
Tanya
: Kendala apa yang paling sulit dialami selama liputan?
Jawab
: Kalau sudah mengalami ganguan teknis, karena kita bukan maintenance, oke kalau itu maintenance tapi kalau kondisinya dilapangan peralatan tidak lengkap atau komplit kalau di kantor tetapi bagaimana dilapangan, dikantor ada segala macam kalau dilapangan solusinya laporan ke kantor baru tukeran alat kalau memungkinkan.
Tanya
: Biasannya di Kroscek lebih dominant gaya pengambilan gambar seperti apa?
Jawab
: Gaya pemgambilan yang dominant di Kroscek kebanyakan moving dinamis, jadi kalau kita ambil gambar dinamis itu banyak pilihan editor enak memotongnya gampang ketimbang gambar
static atau diam jadi lebih banyak yang bergerak moving dominant.
Tanya
: Bagaimana pangambilan gambar saat kondisi sidang?
Jawab
: Sidang itu ada audiens, ada penuntut ada terdakwa, kalau di tempat sidang biasanya sulit ngambil gambar kita tidak dapat angle bebas, kita lebih banyak dibelakang terdakwa, karena kita nggak mungkin kemeja, kecuali disamping ada candela atau apa kita bisa keluar dulu, tetapi kalau dirung sidang itu biasanya dibelakang terdakwa.
Tanya
: Apa perbedaan pengambilan gambar dengan statement eksklusif narasumber?
Jawab
: Iya beda, kalau stock shot lebih banyak bergera, kalau wawancara lebih banyak yang ditempat dan wawancara ya kita tentukan saja anglenya dimana, mau ambil shot size seberapa latar belakangnya kalau shot size banyak moving obyeknya bergerak sedangkan wawancara kebanyakan diam.
Tanya
: Apa perbedaan tugas desk job dengan hunting?
Jawab
: kalau tugas dest job jadwalnya jelas, jelas alamatnya, jelas target operasinya dan kita sudah dealing kenarasumber bahwa kita sudah mengadakan janji terlebih dahulu untuk wawancara, sedangkan hunting itu tidak jelas dan untung - untungan, kalau orangnya ada kita wawancara itupun kalau dia mau, kalau nggak ada ya kita bisa tunggu entah dirumahnya atau tampat biasa dia kumpul – kumpul sama temannya, di café dan cari informasi dari temen - temen dekatnya.
Tanya
: Apa resikonnya antara desk job dengan hunting? Apabila anda tidak mendapatkan gambar dari keduanya, sedangkan PH lain mendapatkan gambar?
Jawab
: Apabila tidak mendapat gambar atau moment, sedangkan dari kantor itu harus mendapatkan gambar dan PH lain dapat, itu kita akal – akalan semaksimal mungkin, kalau tida dapat juga ya udah, itu juga bukan rahasia umum kita bisa minta gambar dengan yang lain atau yang lebih dikenal dengan cloning.
Tanya
: Kalau teknik camera itu bagaimana?
Jawab
: Penggunaanya balik lagi itu semua sesuai dengan kebutuhan, apa sih tujuan seperti wide, gambar yang padat, itu untuk mengetahui semua gambar yang ada disitu situasi dan kondisinya seperti kerumunan orang tapi kalau padat lebih ke personal atau detail memperlihatkan ada siapa saja dan untuk lebih detail atau menjelaskannya, kalau gambar suasana lebih ke wide.
Tanya
: Bagaimana cara pengambilan gambar saat suasana siding ! tahapnya seperti apa?
Jawab
: Standart aja pengambilan gambarnya, biasanya kalau kita masuk kita tunjukan pengadilan mana ambil gambarnya, logonya atau segala macamnya terus terdakwanya siapa, hakimnya, kita ambil secara keseluruhanya, setelah itu rekan – rekan yang lain, audiens dan semua yang ada disitu.
Hasil wawancara dengan kameramen Obsesi Dandy Bernady yang bertanggung jawab atas peliputan dan gambar dilapangan, Wisma Indovision Lantai 17 di Jalan Raya Panjang Blok Z/ III Green Garden, Jakarta Barat. Jadwal wawancara pada hari Jumat tanggal 15 Agustus 2008 Pukul 13.00 WIB.
Tanya
: Apakah tugas dan tanggung jawab anda sebagai kemeramen infotainment Obsesi ?
Jawab
: Tugas saya sebagai kemeramen di infotainment Obsesi yaitu selain mengambil gambar secara maksimal dan saya juga bekerja sama dengan satu tim terutama reporter untuk saling komunikasi, selain mengambil gambar yang bagus dan maksimal tentunya gambar tersebut bercerita, sedangkan tanggung jawab saya disini kita harus pulang ke kantor dengan membawa hasil yang telah direncanakan dengan baik, kalau reporter melakukan wawancara sendangkan kameramen mengambil stock shoot atau kejadian yang terjadi dilapangan.
Tanya
: Apa saja yang perlu disiapkan sebelum terjun ke lapangan?
Jawab
: Persiapan sebelum terjun ke lapangan, kalau kameramen kita kenal dengan SOP ( Standart Operasional Prosedur ) itu wajib dilakukan seorang kameramen kerena alat itu sangat sensitif kalau trouble di jalan bagaimana? Supaya tidak terjadi kita harus cek alat itu, memastikan alat yang kita bawa dalam kondisi baik. •
Menyiapkan kamera semuanya termasuk baterai, lampu dan sebagainya.
•
Masukan kaset, melakukan Color bar untuk menstabilkan audio dan gambar.
•
Cek audio, kalau wawancara ada gambar tapi nggak ada audio pasti dapat teguran dari Korlip.
•
Setelah mengacek alat – alat audio dan segala macam catat alat - alat tersebut yang akan kita bawa, terus alat yang sudah kita pakai ditandai supaya jangan dipakai lagi
Tanya
: Apabila ada gangguan di lapangan karena kamera itu sebuah mesin, pernah tidak gambar yang sudah diambil saat liputan tidak ada gambar atau gangguan suara lainya? Dan bagaimana mengantisipasinnya?
Jawab
: Namanya juga barang elektronik pasti ada trouble seperti itu, siapapun pernah mengalaminya, tiba – tiba nggak ada gambar atau segala macam, itu tergantung troublenya dimana, kalau kamera kita harus tahu kondisinya bagus atau tidak, tetapi masalahnya di pita kaset kita juga nggak tahu, karena kaset itu masih baru kecuali kaset yang sudah pernah kita dipakai, tetapi kalau kaset baru tiba – tiba setelah liputan sampai kantor kita priview nggak ada gambar itu kameramen tidak bisa disalahkan juga, tetapi kalau masalahnya teknis kalau tidak ada gambarnya karena kesalahan kemeramen dia harus bertanggung jawab, antisipasinya kalau alatnya rusak kita harus memberitahu dan laporan bahwa barang ini tidak layak pakai.
Tanya
: Angle ( sudut/sisi ) yang biasa diambil di Obsesi?
Jawab
: Tergantung kebutuhan, karena setiap moment dan ivent berbeda – beda tergantung kebutuhan bagaimana kita melihatnyan saja, kalau peliputan musik itu lebih dinamis karena gambarnya bergarak.
Tanya
: Apabila saat peliputan anda mendapat tugas hunting, berarti anda harus mendapatkan gambar, biasanya gambar apa saja yang akan anda shoot?
Jawab
: Kalau hunting itu untung – untungan, hunting itu kita tidak tahu orang tersebut ada apa tidak, kita hanya datang ke lokasi dimana dia tinggal, dimana tampat dia bisa latihan dan nongkrong yang kita ambil bisanya suasana tempat dia tinggal suasana rumahnya yang menggambarkan apa dia ada atau tidak, rumahnya kosong atau dia sudah pindah.
Tanya
: Pernah tidak anda mendapat kendala – kendala dilapangan, sedangkan anda harus mendapatkan gambar yang bagus?
Jawab
: Semua orang pasti pernah mengalaminnya itu normatif saja, itu juga untung-untungan, kalau rezeki kita bagus kadang – kadang kita sudah dapat stand yang bagus ternyata narasumbernya bergeser atau kita ngak dapat narasumbernya ternyata bergeser kearah bagus buat gambar, kecuali tempatnya sudah di setting dia tidak akan bisa kemana – mana itu kecekatan kita mencari Angle tetapi kalau tidak terduga kita juga susah bisa maksimal atau tidaknya terutama dalam hal angle.
Tanya
: Kendala apa yang paling sulit dialami selama liputan?
Jawab
: Kalau sudah mengalami ganguan teknis, karena kita bukan maintenance, oke kalau itu maintenance tapi kalau kondisinya dilapangan peralatan tidak lengkap atau komplit kalau di kantor tetapi bagaimana dilapangan, dikantor ada segala macam kalau dilapangan solusinya laporan ke kantor baru tukeran alat kalau memungkinkan.
Tanya
: Biasannya di Obsesi lebih dominant gaya pengambilan gambar seperti apa?
Jawab
: Gaya pemgambilan yang dominant di Obsesi kebanyakan moving dinamis, jadi kalau kita ambil gambar dinamis itu banyak pilihan
editor enak memotongnya gampang ketimbang gambar static atau diam jadi lebih banyak yang bergerak moving dominant.
Tanya
: Bagaimana pangambilan gambar saat kondisi sidang?
Jawab
: Sidang itu ada audiens, ada penuntut ada terdakwa, kalau di tempat sidang biasanya sulit ngambil gambar kita tidak dapat angle bebas, kita lebih banyak dibelakang terdakwa, karena kita nggak mungkin ke meja, kecuali disamping ada jendela atau apa kita bisa keluar dulu, tetapi kalau diruang sidang itu biasanya dibelakang terdakwa.
Tanya
: Apa perbedaan pengambilan gambar dengan statement eksklusif narasumber?
Jawab
: Iya beda, kalau stock shoot lebih banyak bergera, kalau wawancara lebih banyak yang ditempat dan wawancara ya kita tentukan saja anglenya dimana, mau ambil shoot size seberapa latar belakangnya kalau shot size
banyak moving obyeknya
bergerak sedangkan wawancara kebanyakan diam.
Tanya
: Apa perbedaan tugas desk job dengan hunting?
Jawab
: kalau tugas dest job jadwalnya jelas, jelas alamatnya, jelas target operasinya dan kita sudah dealing kenarasumber bahwa kita sudah mengadakan janji terlebih dahulu untuk wawancara, sedangkan hunting itu tidak jelas dan untung - untungan, kalau orangnya ada kita wawancara itupun kalau dia mau, kalau nggak ada ya kita bisa tunggu entah dirumahnya atau tampat biasa dia kumpul – kumpul sama temannya, di kafé dan cari informasi dari temen - temen dekatnya.
Tanya
: Apa resikonnya antara desk job dengan hunting? Apabila anda tidak mendapatkan gambar dari keduanya, sedangkan program infotainment lain mendapatkan gambar?
Jawab
: Apabila tidak mendapat gambar atau moment, sedangkan dari kantor itu harus mendapatkan gambar dan infotainment lain dapat, itu kita akal – akalan semaksimal mungkin, kalau tida dapat juga ya udah, itu juga bukan rahasia umum kita bisa minta gambar dengan yang lain atau yang lebih dikenal dengan cloning.
Tanya
: Kalau teknik camera itu bagaimana?
Jawab
: Penggunaanya balik lagi itu semua sesuai dengan kebutuhan, apa sih tujuan seperti wide, gambar yang padat, itu untuk mengetahui semua gambar yang ada disitu situasi dan kondisinya seperti kerumunan orang tapi kalau padat lebih ke personal atau detail memperlihatkan ada siapa saja dan untuk lebih detail atau menjelaskannya, kalau gambar suasana lebih ke wide.
Tanya
: Bagaimana cara pengambilan gambar saat suasana sidang ! tahapnya seperti apa?
Jawab
: Standart aja pengambilan gambarnya, biasanya kalau kita masuk kita tunjukan pengadilan mana ambil gambarnya, logonya atau segala macamnya terus terdakwanya siapa, hakimnya, kita ambil secara keseluruhanya, setelah itu rekan – rekan yang lain, audiens dan semua yang ada disitu.
Hasil wawancara dengan Fery Kusmayanto selaku Editor OBSESI. Wisma Indovision Lantai 16 di Jalan Raya Panjang Blok Z/ III Green Garden, Jakarta Barat. Jadwal wawancara pada hari Jumat tanggal 15 Agustus 2008 Pukul 15.00 WIB.
Tanya
: Apa tugas dan tanggung jawab seorang Editor ?
Jawab
: Tugasnya adalah mengatur dan mengkombinasikan rekaman
gambar, suara, dan animasi hasil liputan untuk dibentuk secara berurutan hingga dikirim ke quality control . Tidak hanya itu, dalam pelaksanaanya harus sesuai karakter dari hasil liputan. Seperti perceraian artis, kisah cinta artis, artis meninggal dunia dan masih banyaka lagi. Saya harus mengurangi mengurangi gambar-gambar yang tidak perlu ditayangkan nantinya. Dan dicocokkan dengan audio sesuai waktu yang diminta produser atau visual control. Setelah selesai per segment langsung di server ke PIC.
Tanya
: Kendala apa saja dalam proses editing ?
Jawab
: Dalam setiap proses editing saya selalu di dituntut untuk cepat,
progress dan mengetahui kode etik jika terdapat penayangan yang tidak enak dilihat. Seperti kemauan penonton yang mempertanyakan hasil editing. Karena kendala itu sebenarnya kita bisa diselesaikan bersama produser.
Tanya
: Apabila ada gambar yang tiba-tiba tidak bisa di tayangkan?
Jawab
: Terkadang itu bisa saja ada gangguan satelit atau kita langsung
cepat dalam kondisi apapun pertama diselangi commercial break lalu di edit sedikit rekaman materi yang dibutuhkan dari library lansung di server.
Tanya
: Bagaimana koordinasi dalam pasca produksi
Jawab
: Pada awalnya produser membawa materi yang akan digodok
diruang saya, setelah itu saya membuat folder yang langsung logging dan membuat bumper setelah itu gambar dan sound efek disatukan sesuai tema yang akan diangkat. Baru setelah itu disesuaikan waktu yang akan di minta dari supervise visual . Dalam mekanismenya prosesnya melalui komunikasi secara langusung diruang saya bahkan dihadiri produser dan supervise visual.
Hasil wawancara dengan Devi Irawati selaku Koordinator Liputan OBSESI. Wisma Indovision Lantai 16 di Jalan Raya Panjang Blok Z/ III Green Garden, Jakarta Barat. Jadwal wawancara pada hari Jumat tanggal 11 Agustus 2008 Pukul 14.30 WIB.
Tanya
: Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai kordinator liputan di
Obsesi ? Jawab
: Saya sebagai kordinator liputan di Obsesi pastinya mengatur lalu lintas teman-teman reporter dan kameramen dalam eksekusi di lapangan dan menyediakan materi yang langsung diolah penulis naskah dan produser.
Tanya
: Apakah semua reporter dan kameramen di bawah tanggung jawab
anda ? Jawab
: Ya, karena disini tugas saya sesuai dengan namanya kordinator liputan pastinya dibawah aku ada kameramen dan reporter, apapun
yang
mereka
dapatkan
dilapangan,
berkewajiban
me’report ke saya dan nantinya saya akan me’report keatasan saya yaitu produser untuk diolah dan menjadi sebuah berita.
Tanya Jawab
: Jam kerja korlip dari jam berapa ? : Yang pasti dari jam 08.00 WIB. Itu ga pasti juga, karena mulai pukul berapa semua menjadi flejsibel aja. Kita buka mata pastinya
sudah bisa berpikir materi apa buat besok. Yang pasti masuk kantor itu bisa pagi, siang, sore, dan malam dan pulangnya sama juga tidak tentu. Karena berita dan informasi terus berjalan sedetikpun.
Tanya
: Bagaimana anda menangani dan mengkoordinasikan untuk berita
yang ada ? Jawab
: Untuk berita-berita yang ada biasanya itu terdiri dari actual dan timeless¸ actual itu apa yang terjadi hari ini. Sedangkan time less biasanya dimulai dari janjian temen-temen reporter, dan biasanya itu sudah pasti kapan akan dieksekusi untuk janjian, kalau yang untuk actual
pasti apa yang terjadi hari itu tinggal
dikoordinasikan siapa yang dibutuhkan, siapa tim yang akan berangkat
menanganinya,
yang
sudah
tinggal
jalan
dan
pengembangannnya seperti itu apa nanti kita akan diskusikan melalui rapat kecil, saya bersama produser juga temen-temen reporter yang akan eksekusi itu tinggal mengkoordinasikan.
Tanya
: Dalam liputan biasanya dibagi dalam berapa tim liputan?
Jawab
: Jumlahnya biasanya didalam satu hari itu ada 5 tim liputan dan maksimal satu tim itu mengeksekusi 2 materi, maksimal itu 6 materi, tetapai kalau sesuatu yang urgent banget 7 tim mencari berita.
Tanya
: Apakah ada kendala-kendala dari tim peliput ?
Jawab
: Pastinya ada, namanya juga sesuatu pasti tidak berjalan lancar. Seperti kita sudah janjian dengan narasumber jam 12 siang tibatiba harus di cancel jadi jam 5 sore. Padahal berita harus sampai kantor jam 3 sore. Maka kita harus pintar me’loby narasumber.
Tanya
: Apakah setiap reporter diberikan TOR ?
Jawab
: Iya, pasti. Karena tidak semua temen-temen tahu background si artis. Kemudian saya memberikan background dan informasi tentang si artis. Semua tergantung situasi di lapangan juga fleksibel aja itu sesuai dengan perkembangan eksplorasi dari reporternya saja.