Laporan Tahunan 2011
Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan
Daftar Isi Pendahuluan
Tinjauan Bisnis
2 6 8 10 13 14 20
30 38 42 48
Cerita Nasabah Tentang BCA Fokus Kegiatan Usaha BCA Tonggak Sejarah Ikhtisar Data Keuangan Ikhtisar Saham Laporan Presiden Komisaris Laporan Presiden Direktur
Perbankan Cabang Perbankan Korporasi Perbankan Individual Perbankan Tresuri dan Internasional
Tinjauan Tata Kelola Perusahaan
Tinjauan Keuangan
74
120
114
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
140
Pendukung Bisnis 54 60 64 69
Manajemen Risiko Sumber Daya Manusia Jaringan dan Operasi Teknologi Informasi
Data Perusahaan
Pembahasan Hasil Kinerja Keuangan Laporan Keuangan Konsolidasian
Visi Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia
Misi • Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan • Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah • Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA
II
Laporan Tahunan BCA 2011
Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan Keberhasilan BCA dalam mempertahankan pertumbuhan usaha merupakan hasil kerja keras dan dedikasi dari seluruh karyawan serta ditopang oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kokoh. Dengan tetap bertumpu pada bisnis inti sebagai bank transaksi, BCA terus mengembangkan portofolio kredit dan membangun inisiatif bisnis lainnya yang saling melengkapi, serta senantiasa menyempurnakan kualitas layanannya. Semua upaya ini menjadi landasan bagi BCA dalam membina hubungan dengan para nasabah serta menjalin hubungan jangka panjang dengan nasabah-nasabah baru. Melalui sistem dan layanan perbankan yang andal dan aman serta beragam layanan produk keuangan, BCA berada di lini depan dalam mendukung kebutuhan keuangan dan pertumbuhan setiap nasabah
Laporan Tahunan BCA 2011
1
Cerita Nasabah Tentang BCA
BCA senantiasa berupaya mendukung nasabah beserta keluarga dan usahanya untuk dapat terus tumbuh. Ragam produk dan layanan yang terus berkembang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks dari para nasabah kami. Merupakan suatu kehormatan besar bagi BCA dapat melayani nasabah dan membantu mereka untuk mencapai kesejahteraan
2
Laporan Tahunan BCA 2011
Layanan Berkelanjutan Sepanjang Waktu Teddy Gunawan & Baba Sandiko (Eko) Ayah dan Anak. Pengusaha garmen di pasar Tanah Abang, salah satu pusat grosir di Jakarta - Indonesia.
Bisnis keluarga kami di bidang perdagangan pakaian (garmen) terbantu oleh BCA. Selama berpuluh-puluh tahun, toko kami di pusat tekstil dan garmen Tanah Abang telah tumbuh seiring bertambahnya layanan perbankan BCA yang kami gunakan dari waktu ke waktu. Fasilitas kredit BCA sangat mendukung bisnis kami, dengan perputaran omset yang cepat dan besar. Sebagai seorang pengusaha, saya merupakan nasabah setia BCA Prioritas, karena menekankan kedekatan hubungan, yang begitu saya hargai. Saya senantiasa memanfaatkan jaringan cabang dan ATM BCA yang sangat luas untuk bertransaksi, baik untuk keperluan bisnis maupun pribadi. Saya juga merupakan salah satu nasabah BCABIZZ di
area Tanah Abang yang pertama kali menggunakan layanan penjemputan uang tunai (cash pick up), yang menurut saya sangat memberikan kemudahan. Sementara itu, anak saya, Eko, sering bertransaksi dengan KlikBCA, yang merupakan platform perbankan internet yang efisien untuk memonitor dan menerima pembayaran dari para pelanggan kami, baik dari Jakarta maupun dari kota-kota lain di Indonesia. Kami merasa yakin bahwa BCA dan layanannya yang berkualitas akan selalu menyertai perkembangan bisnis kami di masa depan, sebagaimana di dekade-dekade sebelumnya. Dengan dukungan dari BCA, kami berharap untuk terus bertumbuh.
Laporan Tahunan BCA 2011
3
Cerita Nasabah Tentang BCA
Mendukung Pertumbuhan Usaha Berkelanjutan Djoko Susanto Presiden Komisaris Alfamart. Alfamart merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia yang melayani lebih dari 2,1 juta pelanggan setiap harinya melalui sekitar 6.000 gerai di seluruh Indonesia.
BCA secara konsisten memberikan kemudahan bagi Alfamart untuk menjalankan bisnisnya, melalui berbagai layanan perbankan yang terintegrasi: ATM, Debit BCA, Kartu Kredit, Flazz, maupun berbagai delivery channels lainnya. BCA membawa kami lebih dekat dengan para pelanggan dimana mereka dapat bertransaksi di gerai-gerai kami dengan lebih mudah. Fasilitas kredit yang diberikan oleh BCA kepada Alfamart dalam beberapa tahun belakangan telah membantu kami dalam mengembangkan bisnis Alfamart. Selain itu, melalui jaringan Flazz, Alfamart telah bekerja sama dengan BCA untuk menerbitkan ‘A Card Flazz’ (yang
4
Laporan Tahunan BCA 2011
berfungsi sebagai kartu keanggotaan Alfamart sekaligus sebagai alat pembayaran) bagi pelanggan kami, yang memberikan mereka berbagai manfaat dari merchant-merchant Flazz lainnya. Kami juga memberikan apresiasi atas jaringan BCA yang luas, produk perbankan yang inovatif serta layanan dan fasilitas prima dari BCA, yang telah mendukung pengembangan usaha kami sehingga Alfamart mampu mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami berharap untuk dapat semakin membina kerjasama dengan BCA di tahun-tahun yang akan datang.
Membangun Loyalitas melalui Hubungan Jangka Panjang Johanes Mardjuki Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk, salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia. Bapak Mardjuki adalah nasabah Individual Banking BCA.
Saya adalah nasabah lama BCA sejak pertama kali membuka rekening Tahapan sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Saya terkesan oleh pelayanan serta kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh BCA. Seiring berlalunya waktu, semakin banyak produk dan layanan perbankan BCA yang saya gunakan, termasuk fasilitas kartu kredit dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). KPR BCA telah dikenal memiliki suku bunga yang rendah dan kompetitif. Hal itulah yang mendorong saya untuk mengambil fasilitas KPR dari BCA. Saya berpendapat bahwa fasilitas top up KPR sangat bermanfaat. BCA merupakan mitra penting dalam meningkatkan produktivitas usaha saya, terutama melalui layanan Solitaire BCA. Sebagai nasabah Solitaire, saya telah menerima banyak manfaat dari berbagai produk dan layanan Solitaire sampai dengan hal yang
sederhana, termasuk penggunaan fasilitas ruang rapat di Menara BCA, yang sering saya gunakan untuk melakukan pertemuan bisnis. Dari sisi pelayanan, menurut saya BCA adalah salah satu Bank terbaik di negeri ini. Tidak hanya sekadar tanggap dan responsif terhadap kebutuhan nasabah, BCA juga selalu menerapkan budaya ramah, proaktif dan inovatif. BCA memahami keragaman kebutuhan nasabahnya sehingga dapat memberikan solusi atas kebutuhan tersebut. Layanan Weekend Banking BCA yang ada di beberapa mall dan pusat perbelanjaan adalah salah satu wujud solusi yang inovatif. Di masa mendatang, saya berharap untuk dapat memanfaatkan lebih banyak lagi inovasi perbankan dari BCA.
Laporan Tahunan BCA 2011
5
Fokus Kegiatan Usaha BCA Dana Pihak Ketiga (dalam triliun Rupiah) Deposito
a) ) tig an ke ng u k Tabungan ha ab pi n T na da a (D iro 6% (G 3, 6% 1 : 4, GR : 1 152,7 CA GR A C
Giro
323,4 74,4
76,0
46,9
90,3
29,7
26,8 20,2
173,0
76,1
43,3
2001
2006
2011
Kredit - gross
(dalam triliun Rupiah)
CA
GR
:3
0,
0%
202,3
61,4
14,7
2001
2006
2011
Asuransi Sekuritas Perbankan Syariah Pembiayaan Sepeda Motor
6
Laporan Tahunan BCA 2011
Perbankan Transaksi Prioritas utama kami adalah tetap mempertahankan posisi BCA sebagai salah satu institusi penyedia layanan transaksi dan pembayaran yang terdepan di Indonesia. Kami senantiasa berupaya untuk memperluas dan menambah jaringan, seiring dengan perkembangan dan tren terkini industri perbankan. Layanan perbankan yang nyaman, aman dan andal merupakan faktor penting dalam membangun hubungan dengan nasabah dan dalam memperkuat posisi BCA sebagai bank transaksi. Kami melihat bahwa dana rekening transaksi terus bertumbuh di tahun 2011 dan memberi kontribusi signifikan terhadap dana pihak ketiga BCA
Penyaluran Kredit BCA secara konsisten dari tahun ke tahun telah meningkatkan portofolio kredit di segmen Korporasi, Komersial & UKM dan Konsumer. Kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif serta tingkat suku bunga rendah telah meningkatkan permintaan kredit pada tahun 2011, sehingga BCA kembali membukukan pertumbuhan kredit yang signifikan. Fokus kami adalah meningkatkan portofolio kredit yang berkualitas dengan tetap berpegang teguh terhadap prinsip kehati-hatian. Kami akan senantiasa berupaya memperdalam hubungan nasabah di setiap segmen untuk lebih memahami dan dapat memenuhi kebutuhan mereka
Pengembangan Selanjutnya BCA terus mengembangkan produk-produk bernilai tambah bagi nasabah. Kami berupaya mengoptimalkan basis nasabah yang besar dan saling terhubung dengan menawarkan beragam produk keuangan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Sejalan dengan pendekatan ini, BCA mulai mengembangkan lini bisnis baru yang meliputi perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi dan sekuritas. BCA membangun inisiatif-inisiatif baru tersebut demi mengembangkan segmen usaha konsumer dan mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan
Laporan Tahunan BCA 2011
7
Tonggak Sejarah
1955 seperti menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.
1957
1990an
BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta.
BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM BCA (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine) yang berkembang secara pesat.
1970an BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa.
Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif.
1980an
BCA menjalin kerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA.
Sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia, BCA mengembangkan jaringan kantor cabang secara luas. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun penerapan teknologi informasi,
8
1997-1998
NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA).
Laporan Tahunan BCA 2011
Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Taken Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
1999 Proses rekapitalisasi BCA selesai dan sebagian besar kredit yang disalurkan BCA dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia melalui BPPN, menguasai 92,8% saham BCA.
Kilas aksi korporasi periode 2000-2005
Pengembangan bisnis pada periode 2000an
2000 BPPN melakukan divestasi 22,5% dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3%.
2001 Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) 10% dari total saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkurang menjadi 60,3%.
2002 FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil-alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement.
2004 BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas.
2005 Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa 5,02% saham BCA.
2008-2009 BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, Internet Banking KlikBCA, Mobile Banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain. BCA juga mengembangkan beberapa layanan khusus, seperti: BCA Prioritas dan BCABizz. BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center (DRC) di Singapura. BCA meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui ekspansi ke bidang pembiayaan mobil melalui anak perusahaannya, BCA Finance.
2007 BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap, yang berhasil meraih respons positif dari pasar. BCA meluncurkan kartu prabayar Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi.
BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi. BCA telah menyelesaikan pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional. BCA membuka layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth individual.
2010-2011 BCA mulai memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi dan sekuritas. BCA juga memperkuat bisnis perbankan transaksi melalui pengembangan layanan baru melalui Smartphone dan layanan e-Commerce.
Catatan : Terdapat efek dilusi atas kepemilikan saham lama sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka program kompensasi manajemen berbasis saham, dimana periode eksekusi opsi dilakukan dari November 2001 sampai dengan November 2006
Laporan Tahunan BCA 2011
9
Ikhtisar Data Keuangan1 Ikhtisar Data Keuangan 5 tahun terakhir (Audit, Konsolidasi, pada atau untuk tahun yang berakhir 31 Desember)
2011
2010
2009
2008
2007
381.908
324.419
282.392
245.570
218.005
Neraca (dalam miliar Rupiah) Total Aktiva Total Aktiva Produktif
331.406
287.608
257.973
220.397
184.210
Kredit – gross
202.255
153.923
123.901
112.784
82.389
43.010
61.327
5.300
4.978
6.445
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2 – gross Surat-surat Berharga - gross
22.706
21.490
70.215
50.557
45.951
Obligasi Pemerintah
33.459
40.699
42.495
39.811
46.778
Dana Pihak Ketiga 3
323.428
277.531
245.140
209.529
189.172
76.020
63.991
51.641
44.788
39.592
Tabungan
172.990
145.553
128.137
111.774
99.074
Deposito
74.418
67.987
65.362
52.967
50.506
3.917
3.345
3.219
4.496
3.149
42.027
34.108
27.857
23.279
20.442
24.050
20.282
19.346
16.219
12.425
(10.914)
(9.558)
(8.433)
(6.810)
(5.884)
(324)
(2.258)
(1.741)
(210)
Giro
Pinjaman yang Diterima 4 Ekuitas
Laba Rugi (dalam miliar Rupiah) Pendapatan Operasional
(Pendapatan Bunga Bersih & Pendapatan Operasional Lainnya)
Beban Operasional Beban Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 5
161
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
13.619
10.653
8.945
7.720
6.402
Laba Bersih
10.820
8.479
6.807
5.776
4.489
444
348
279
236
183
Laba Bersih per Saham (EPS) 6
Rasio Keuangan 7 ROA 8
3,8%
3,5%
3,4%
3,4%
3,3%
ROE 9
33,5%
33,3%
31,8%
30,2%
26,7%
5,7%
5,3%
6,4%
6,6%
6,1%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) 11
12,7%
13,5%
15,3%
15,8%
19,2%
Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) 12
61,7%
55,2%
50,3%
53,8%
43,6%
0,5%
0,6%
0,7%
0,6%
0,8%
10.233
9.292
8.574
7.954
7.341
Marjin Bunga Bersih (NIM) 10
Rasio NPL terhadap Total Kredit 13
Indikator Utama Lainnya Jumlah Rekening (dalam ribuan) Jumlah Cabang
14
(domestik dan luar negeri)
Jumlah ATM
932
904
846
811
7.459
6.611
5.997
5.654
Jumlah Kartu ATM (dalam ribuan)
9.620
8.691
7.990
7.392
6.718
Jumlah Kartu Kredit (dalam ribuan)
2.062
2.162
2.004
1.847
1.436
Semua angka dalam laporan tahunan ini menggunakan aturan dalam Bahasa Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 1. Mulai tanggal 1 Januari 2010 BCA mengadopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Untuk periode-periode sebelumnya, standar akuntansi yang digunakan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) mengenai “Akuntansi Perbankan”. 2. Sebagai tambahan, BCA juga memiliki tagihan kepada Bank Indonesia dan bank lainnya atas pembelian surat-surat berharga dengan janji dibeli kembali sebesar Rp 21.201 miliar per 31 Desember 2011 dibandingkan Rp 3.136 miliar per 31 Desember 2010. 3. Dana pihak ketiga tidak termasuk simpanan dari bank lain. 4. Pinjaman yang diterima termasuk simpanan dari bank lain. 5. Termasuk beban estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif. 6. Laba bersih per saham dasar dihitung setelah penyesuaian retroaktif pemecahan nilai saham satu menjadi dua lembar pada tanggal 31 Januari 2008. 7. Induk perusahaan saja, rasio keuangan tahun 2011 dan 2010 disajikan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 mengenai perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia; sedangkan
10
944 8.578
Laporan Tahunan BCA 2011
rasio keuangan periode-periode sebelumnya disajikan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 mengenai perubahan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia. 8. Dihitung dari laba (rugi) sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aktiva. 9. Dihitung dari laba (rugi) setelah pajak dibagi dengan rata-rata total ekuitas (TIER1). 10. Dihitung dari pendapatan (beban) bunga bersih dibagi dengan rata-rata aktiva produktif. 11. Rasio CAR tahun 2011 dan 2010 memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 mengenai Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) ; sedangkan rasio CAR untuk tahun-tahun sebelumnya hanya memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. 12. Dihitung dari total kredit dibagi dengan dana pihak ketiga. 13. Dihitung dari total kredit bermasalah (kurang lancar, diragukan, macet) dibagi total kredit. 14. Termasuk kantor kas.
Dengan menekankan pada hubungan baik dengan nasabah dan memperkuat kompetensi intinya di bidang perbankan transaksi, BCA mengembangkan usaha penyaluran kredit dan aktivitas penyelesaian pembayaran (payment settlement). Hal ini terbukti penting dalam mendukung kokohnya kinerja BCA sehingga menghasilkan peningkatan profitabilitas dan terjaganya imbal hasil atas aktiva (ROA) dan ekuitas (ROE) pada tahun-tahun terakhir.
Total Aktiva
Kredit - gross
(dalam miliar Rupiah)
(dalam miliar Rupiah)
381.908
202.255
324.419 153.923
282.392 245.570 218.005
112.784
123.901
82.389
2007
2008
2009
2010
2011
Dana Pihak Ketiga
2007
2008
2009
2010
Ekuitas
(dalam miliar Rupiah)
(dalam miliar Rupiah)
323.428
42.027
277.531
34.108
245.140 189.172
2011
27.857
209.529 23.279 20.442
2007
2008
2009
2010
2011
Pendapatan Operasional
2008
2009
2010
2011
Laba Bersih
(dalam miliar Rupiah)
(Pendapatan Bunga Bersih & Pendapatan Operasional Lainnya) (dalam miliar Rupiah)
2007
24.050
10.820
20.282 19.346
8.479
16.219
6.807 5.776
12.425 4.489
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
Laporan Tahunan BCA 2011
11
ROA
ROE
(%)
(%)
3,8 30,2
31,8
33,3
33,5
2009
2010
2011
26,7 3,5 3,4
3,4
2008
2009
3,3
2007
2010
2011
Marjin Bunga Bersih
2008
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio - CAR)*
(Net Interest Margin - NIM) (%)
6,1
2007
(%)
6,6
19,2
6,4 5,3
5,7
15,8
15,3 13,5
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
12,7
2011
* CAR pada tahun 2010 dan 2011 dihitung dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, CAR dihitung dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar
Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga
Rasio Kredit Bermasalah
(%)
(%)
(Loan to Deposit Ratio - LDR)
61,7 53,8
(Non Performing Loan - NPL)
0,8
55,2
0,7
50,3
0,6
43,6
0,6 0,5
2007
12
2008
2009
Laporan Tahunan BCA 2011
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
Ikhtisar Saham Kinerja Saham BCA Tahun 2011 90.000 90000000
Harga Saham
80.000 80000000
Volume
8.500 8500
70.000 70000000
8.000 8000
Volume (dalam ribuan)
Harga Saham (dalam Rupiah)
9.000 9000
60.000 60000000
7.500 7500
50.000 50000000
7.000 7000
40.000 40000000
6.500 6500
30.000 30000000
6.000 6000
20.000 20000000
5.500 5500 5.000 5000
10.000 10000000
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
0
Des
2011
Harga Saham BCA (dalam Rupiah)
Jun
0
2010
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Setahun Penuh
Setahun Penuh
Tertinggi
6.950
7.650
8.750
8.300
8.750
7.150
Terendah
5.400
6.950
7.100
7.200
5.400
4.525
Penutupan
Akhir Periode
6.950
7.650
7.700
8.000
8.000
6.400
Rata-rata
6.279
7.230
8.017
7.880
7.351
5.833
2011
2010
24.655.010.000
24.655.010.000
289.767.000
289.767.000
197.240
157.792
Data Saham BCA (per 31 Desember) Jumlah Lembar Saham Saham Dibeli Kembali oleh BCA (Treasury Stock) Kapitalisasi Pasar (dalam miliar Rupiah) Laba per Saham (dalam Rupiah) Nilai Buku per Saham (dalam Rupiah) P/E (x) P/BV (x)
444
348
1.725
1.400
18,0
18,4
4,6
4,6
Sumber: Bloomberg
Riwayat Dividen* Nilai per Saham
Diumumkan
2011 Interim Rp 43,5 17 Nov 2011 2010 Final Rp 70 16 Mei 2011 2010 Interim Rp 42,5 1 Nov 2010 2009 Final Rp 70 7 Mei 2010 2009 Interim Rp 40 26 Okt 2009 2008 Final Rp 65 20 Mei 2009 2008 Interim Rp 35 22 Des 2008 2007 Final Rp 63,5 26 Mei 2008 2007 Interim Rp 55 12 Nov 2007 2006 Final Rp 115 21 Mei 2007 2006 Interim Rp 55 21 Sep 2006 2005 Final Rp 90 17 Mei 2006 2005 Interim Rp 50 15 Sep 2005 2004 Final Rp 80 28 Jun 2005 2004 Interim Rp 50 27 Okt 2004 2003 Final Rp 112,5 8 Jun 2004 2002 Final Rp 225 7 Nov 2003 2001 Final Rp 140 10 Okt 2002 2001 Interim Rp 85 29 Okt 2001
Cum-Dividend Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai Pasar Regular dan Negosiasi Pasar Tunai
Pencatatan 6 Des 2011 9 Des 2011 9 Des 2011 6 Jun 2011 9 Jun 2011 9 Jun 2011 19 Nov 2010 24 Nov 2010 24 Nov 2010 31 Mei 2010 3 Jun 2010 3 Jun 2010 12 Nov 2009 17 Nov 2009 17 Nov 2009 9 Jun 2009 12 Jun 2009 12 Jun 2009 15 Jan 2009 20 Jan 2009 20 Jan 2009 12 Jun 2008 17 Jun 2008 17 Jun 2008 29 Nov 2007 4 Des 2007 4 Des 2007 8 Jun 2007 13 Jun 2007 13 Jun 2007 10 Okt 2006 13 Okt 2006 13 Okt 2006 6 Jun 2006 9 Jun 2006 9 Jun 2006 6 Okt 2005 11 Okt 2005 11 Okt 2005 19 Jul 2005 22 Jul 2005 22 Jul 2005 22 Nov 2004 25 Nov 2004 25 Nov 2004 30 Jun 2004 6 Jul 2004 6 Jul 2004 3 Des 2003 8 Des 2003 8 Des 2003 29 Okt 2002 1 Nov 2002 1 Nov 2002 14 Nov 2001 20 Nov 2001 20 Nov 2001
Pembayaran 23 Des 2011 23 Jun 2011 9 Des 2010 17 Jun 2010 2 Des 2009 26 Jun 2009 30 Jan 2009 1 Jul 2008 18 Des 2007 27 Jun 2007 3 Nov 2006 23 Jun 2006 25 Okt 2005 5 Agt 2005 8 Des 2004 20 Jul 2004 19 Des 2003 15 Nov 2002 4 Des 2001
* BCA melakukan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:2 efektif pada tanggal 15 Mei 2001, 8 Juni 2004 dan 31 Januari 2008
Laporan Tahunan BCA 2011
13
Laporan Presiden Komisaris
“ Fokus terhadap pemenuhan kebutuhan nasabah semakin relevan bagi BCA di tengah ketidakpastian global dan perubahan yang begitu cepat di pasar domestik
“
Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris
Para pemegang saham yang kami hormati, Dewan Komisaris menyampaikan bahwa pada tahun 2011 BCA berhasil mencatat kemajuan yang berarti dalam menghadapi berbagai tantangan yang dialami oleh industri perbankan dunia, seraya terus mempertahankan pertumbuhan dan kinerja yang baik. Sepanjang
tahun
2011,
manajemen
BCA
menekankan
pentingnya
memperdalam fokus dari transaction banking menuju suatu strategi yang lebih dipusatkan pada pemenuhan kebutuhan keuangan nasabah yang lebih beragam. Dewan Komisaris memiliki pandangan bahwa “Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan” merupakan tema yang tepat atas pendekatan bisnis BCA di tahun 2011. Tema ini tercermin baik dari kegiatan operasional maupun dari upaya BCA meningkatkan hubungan dengan para nasabahnya.
14
Laporan Tahunan BCA 2011
Fokus
terhadap
pemenuhan
kebutuhan
negeri, kebijakan Pemerintah yang kondusif
nasabah semakin relevan bagi BCA di tengah
terhadap kegiatan investasi dan semakin
ketidakpastian global dan perubahan yang
berkembangnya masyarakat kelas menengah,
begitu cepat di pasar domestik. Pada tahun
telah menjadikan Indonesia sebagai salah
yang
sektor
satu negara dengan pertumbuhan ekonomi
keuangan yang berdampak secara global,
tercepat di dunia dalam beberapa tahun
Dewan Komisaris memiliki pandangan bahwa
terakhir ini.
ditandai
dengan
fluktuasi
keputusan manajemen BCA untuk fokus kepada kepercayaan dan kepuasan nasabah
Produk Domestik Bruto Indonesia meningkat
adalah
lebih dari 6% menjadi di atas USD 810 miliar
kunci
keberhasilan
menghadapi
tantangan-tantangan yang semakin berat.
pada tahun 2011, sehingga pendapatan domestik bruto per kapita melampaui level
Tahun Kesuksesan
yang
Di tengah lesunya perekonomian dunia pada
Lingkungan bisnis yang kondusif tersebut telah
tahun 2011 terutama di kawasan Eropa,
memperkuat posisi Indonesia sebagai salah
negara-negara berkembang di Asia berhasil
satu dari 20 negara dengan perekonomian
mencatatkan kinerja ekonomi yang baik.
terbesar di dunia dan membantu Indonesia
Kuatnya
dalam meraih predikat investment grade
permintaan
masyarakat
dalam
penting
yaitu
sebesar
USD
3.500.
Laporan Tahunan BCA 2011
15
Laporan Presiden Komisaris
pada
akhir
tahun
2011.
Faktor-faktor
atas ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-
inilah yang diharapkan dapat memberikan
masing sebesar 3,8% dan 33,5%. Kinerja
pengaruh positif terhadap posisi Indonesia
keuangan BCA yang prima selama tahun
di mata negara-negara lain. Perkembangan
2011 didukung oleh penyaluran kredit di
yang signifikan ini juga diharapkan dapat
semua segmen, yakni Korporasi, Komersial
meningkatkan
dan Usaha Kecil & Menengah (UKM), serta
permintaan
lokal
maupun
investasi asing di Indonesia.
segmen
Konsumer.
Sementara
itu
dana
pihak ketiga terus tumbuh secara signifikan. Pada sektor perbankan Indonesia, sejumlah
Sepanjang tahun 2011 kualitas aset BCA tetap
kebijakan
yang
Indonesia
sepanjang
diterapkan
oleh
Bank
terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non
2011
telah
Performing Loan - NPL) berada pada tingkat
menyebabkan tingkat persaingan semakin
yang rendah, sebesar 0,5%. Dewan Komisaris
ketat dan dalam jangka panjang dapat
melihat bahwa harga penutupan saham BCA
menekan
marjin
tahun
perbankan.
yang diperdagangkan meningkat 25,0% pada
Di tengah ketidakpastian pasar keuangan
keuntungan
tahun 2011, sementara laba bersih per saham
dunia, bank-bank harus dapat menelaah
meningkat 27,6% sepanjang periode yang
dan
sama.
mengembangkan
hati-hati
dan
berbagai
kebutuhan
strateginya
kreatif
untuk
secara
memenuhi
nasabah
yang
kian
Fokus pada Tata Kelola Perusahaan
berkembang. Oleh karena itu, BCA terus
Dewan Komisaris melakukan pengawasan
berupaya
dan mengevaluasi arah strategis BCA, menilai
meningkatkan
kemampuannya
dalam menghadirkan kenyamanan layanan
kebijakan
bagi nasabahnya, serta mempertahankan dan
kepatuhan Bank terhadap prinsip-prinsip tata
meningkatkan efisiensi operasi.
kelola perusahaan yang baik serta menilai
manajemen
risiko,
memantau
efektivitas audit internal. Ekspansi jaringan dengan didukung oleh infrastruktur kuat
telah
teknologi
informasi
memungkinkan
BCA
yang dalam
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate
Governance
-
GCG)
mengembangkan jaringan transaksi elektronik.
diterapkan di BCA melalui struktur organisasi
Jaringan elektronik tersebut memiliki peran
yang mengadaptasi pemisahan yang jelas
penting yang mendukung keseluruhan strategi
antar berbagai tugas dan penetapan suatu
BCA dalam mengutamakan bisnis perbankan
mekanisme pengawasan didalamnya (built-in
transaksi
control).
sebagai
bisnis
inti.
Kemajuan
tersebut telah mempertahankan posisi BCA sebagai salah satu bank pilihan nasabah yang
Komite Audit, Komite Pengawasan Risiko,
terkemuka di Indonesia.
dan Komite Renumerasi & Nominasi telah memberikan dukungan yang kuat dan efektif
16
Pada tahun 2011 Laba Bersih BCA meningkat
kepada Dewan Komisaris dalam menjalankan
27,6%,
rasio
tugas-tugas dan tanggung jawabnya secara
permodalan Bank berada pada level yang
efektif. Komite Audit membantu Dewan
sehat. Per 31 Desember 2011, BCA mencatat
Komisaris dalam mengevaluasi fungsi audit
tingkat pengembalian atas aktiva (Return
internal,
on Assets – ROA) dan tingkat pengembalian
implementasi audit, dan tindak lanjut atas
sementara
likuiditas
Laporan Tahunan BCA 2011
dan
mulai
dari
perencanaan
audit,
duduk :
kiri ke kanan • berdiri :
Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris
Tonny Kusnadi Komisaris
Raden Pardede Komisaris Independen
Sigit Pramono Komisaris Independen
Cyrillus Harinowo Komisaris Independen
Laporan Tahunan BCA 2011
17
Laporan Presiden Komisaris
temuan
Manajemen
bahwa kuatnya permintaan domestik masih
Risiko membantu Dewan Komisaris dalam
akan terus berlanjut dan mampu mengimbangi
memastikan
pengaruh negatif ekonomi global terhadap
risiko
hasil
audit. bahwa
internal
Komite
parameter-parameter
secara
memperhitungkan
memadai
faktor
telah
perekonomian Indonesia.
ketidakpastian
ekonomi global dan risk appetite Bank
Dengan tujuan memberikan ragam layanan
dalam berbagai kegiatan bisnisnya. Komite
yang lebih luas bagi nasabah, BCA telah
Renumerasi & Nominasi memberikan nasihat
mengambil langkah strategis di tahun 2011
secara aktif terkait perubahan susunan Direksi
dengan mulai mengembangkan dua bidang
dan Dewan Komisaris pada tahun 2011.
usaha baru, yakni bisnis asuransi dan sekuritas. BCA
akan
mengukur
keberhasilan
dua
Memperkuat kinerja bisnis dan menerapkan
bidang usaha tersebut sebagai entitas yang
tata kelola perusahaan yang baik merupakan
independen dan menghasilkan keuntungan,
bagian dari tanggung jawab kami sebagai
dengan
sebuah korporasi yang baik. Selanjutnya,
berbagai risiko yang terkait.
memperhatikan
dan
memitigasi
BCA telah berpartisipasi melalui serangkaian sasaran
program
perusahaan
tanggung
yang
sosial di
investasi baru kami lainnya yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor dan bank
sosial
terus
Syariah, dalam upaya untuk memperluas
dilanjutkan dan dikembangkan seiring dengan
layanan yang kami tawarkan. BCA memantau
bertumbuhnya perekonomian dan terbukanya
secara ketat kinerja kredit pada kedua area
kesempatan guna memberikan kontribusi
tersebut, pada saat keduanya melembagakan
secara efektif kepada masyarakat.
sistem mutu yang diperlukan untuk memenuhi
menyeluruh
ini
terutama
Kedua perusahaan baru tersebut melengkapi
bidang pendidikan dan kesehatan. Komitmen yang
terarah
jawab
akan
ekspektasi baik dari nasabah maupun dari BCA Melangkah ke Depan
sendiri.
Kami optimis bahwa di tengah berbagai tantangan ekonomi global, prospek industri
Dengan mempertimbangkan semua faktor
perbankan di Indonesia tetap menjanjikan.
dan didukung oleh staf yang kompeten,
Kami percaya bahwa Pemerintah Indonesia
jaringan cabang yang luas dan jaringan
bersama
terus
transaksi elektronik yang terus berkembang,
mengarahkan perekonomian nasional dengan
BCA dan anak - anak perusahaannya akan
menerapkan prinsip progresif dan prinsip
terus mengembangkan usaha pada tahun
kehati-hatian seiring dengan pertumbuhan
2012 dan di tahun-tahun yang akan datang.
Bank
Indonesia
akan
Indonesia yang berkelanjutan. Apresiasi
18
Kendati demikian, kita perlu mencermati
Atas nama Dewan Komisaris, saya ingin
pelemahan kinerja perekonomian negara-
menyampaikan rasa terima kasih kepada
negara maju, terutama di Eropa, yang dapat
seluruh pemegang saham BCA, nasabah, mitra
membebani pertumbuhan pasar di negara-
bisnis dan karyawan, serta seluruh pemangku
negara berkembang seperti China, India, dan
kepentingan dan berbagai pihak otoritas atas
Indonesia. Akan tetapi, kami memperkirakan
dukungan yang berkelanjutan terhadap BCA.
Laporan Tahunan BCA 2011
Keberhasilan BCA tercipta berkat upaya kita
dan
semua dalam membina hubungan yang telah
besar selama enam tahun menjabat sebagai
terjalin dengan baik.
Wakil Presiden Direktur dan sebagai Presiden
menghargai
kontribusi
beliau
yang
Direktur sejak Juni 2011. Kami berharap untuk Pada tahun 2011, terdapat sejumlah perubahan
dapat bekerja sama dan bersinergi dengan
susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Oleh
Direksi guna menciptakan nilai yang lebih
karena itu, sebagai Presiden Komisaris, saya
tinggi bagi para pemangku kepentingan.
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eugene K. Galbraith, yang telah menjabat
Dewan Komisaris juga memberikan apresiasi
sebagai Presiden Komisaris BCA sejak tahun
terhadap kinerja baik Tim Eksekutif selama
2002 dan yang telah menyelesaikan masa
tahun 2011 dalam mempertahankan stabilitas
jabatannya pada Mei 2011, atas kontribusinya
dan kinerja keuangan BCA, yang telah
yang tak ternilai bagi BCA. Selanjutnya Bapak
membawa hasil yang menguntungkan bagi
Galbraith telah ditunjuk pada Rapat Umum
seluruh pemegang saham.
Pemegang Saham sebagai Wakil Presiden Direktur hingga tahun 2014.
Selanjutnya,
Dewan
menghargai
Komisaris
pencapaian
turut
manajemen
Wawasan dan pemikiran Bapak Galbraith akan
anak perusahaan BCA dan bisnis terkait
diperlukan untuk membawa BCA menuju masa
dalam menciptakan hasil yang baik selama
depan yang cerah di bawah kepemimpinan
2011
Bapak Jahja Setiaatmadja, yang diangkat
terhadap perkembangan usaha BCA secara
sebagai
umum. Berkat dukungan yang teguh dan
Presiden
Direktur
pada
Rapat
sehingga
memberikan
kontribusi
Umum Pemegang Saham Mei 2011 setelah
berkelanjutan
menyelesaikan
sebagai
kepentingan, kami sepenuhnya berkomitmen
anggota Direksi selama 11 tahun. Dewan
untuk mempertahankan pertumbuhan BCA di
Komisaris
masa mendatang.
masa
jabatannya
mengucapkan
selamat
kepada
dari
seluruh
pemangku
Bapak Jahja Setiaatmadja atas posisi barunya,
Jakarta, April 2012 Atas nama Dewan Komisaris,
Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris
Laporan Tahunan BCA 2011
19
Laporan Presiden Direktur
Para Pemegang Saham dan Nasabah yang terhormat, Perekonomian Indonesia selama tahun 2011 terus menunjukkan kinerja yang solid, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi di kawasan Eropa dan problem tingginya tingkat pengangguran yang berkepanjangan di Amerika Serikat. Kuatnya konsumsi domestik merupakan kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana hal tersebut dapat mengimbangi pengaruh negatif yang membebani industri-industri berorientasi ekspor ke pasar Eropa dan Amerika Serikat. Keberhasilan dalam mempertahankan kinerja ekonomi membuat Indonesia meraih predikat investment grade dari Fitch Ratings dan Moody’s Investors Service. Keberhasilan Pemerintah dalam mengendalikan tingkat inflasi secara umum menyebabkan Bank Indonesia terus menurunkan suku bunga acuannya menjadi 6,0% pada akhir tahun 2011.
20
Laporan Tahunan BCA 2011
“ BCA tetap berada di lini depan sebagai lembaga intermediasi keuangan di Indonesia, melayani permintaan pinjaman yang terus tumbuh dan memfasilitasi meningkatnya aktivitas transaksi perbankan di Indonesia
“
Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur
Tingkat suku bunga yang lebih rendah dan peningkatan peringkat investasi tersebut diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan semakin mendorong perkembangan penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment) di Indonesia. Pada tahun 2011, BCA tetap berada di lini depan sebagai lembaga intermediasi keuangan di Indonesia, melayani permintaan pinjaman yang terus tumbuh dan memfasilitasi meningkatnya aktivitas transaksi perbankan di Indonesia. BCA fokus pada pendalaman hubungan dengan nasabah sebagai strategi utama dan kunci keberhasilan. Sejalan dengan hal tersebut maka, tema Laporan Tahunan ini adalah “Membina Hubungan, Mendukung Pertumbuhan”. Kinerja Usaha yang Solid Iklim makroekonomi Indonesia yang kondusif pada tahun 2011 menjadi landasan yang kokoh bagi BCA dalam mendukung kinerja positif yang berkelanjutan. Kinerja BCA yang solid terutama didukung oleh peningkatan aktivitas penyaluran kredit dan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam aktivitas transaksi dan penyelesaian pembayaran (payment settlement). Berdasarkan prinsip kehati-hatian, BCA berhasil membukukan pertumbuhan
Laporan Tahunan BCA 2011
21
Laporan Presiden Direktur
kiri ke kanan • berdiri:
Henry Koenaifi Direktur
22
Armand Wahyudi Hartono Direktur
Laporan Tahunan BCA 2011
Erwan Yuris Ang Direktur
Suwignyo Budiman Direktur
Anthony Brent Elam Direktur
Subur Tan Direktur
kiri ke kanan • duduk:
Dhalia Mansor Ariotedjo Direktur
Renaldo Hector Barros Direktur
Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur
Eugene Keith Galbraith Wakil Presiden Direktur
Laporan Tahunan BCA 2011
23
Laporan Presiden Direktur
kredit yang signifikan dan menjaga tingkat
2011 dari 55,2% pada akhir tahun 2010.
kredit bermasalah pada level yang relatif
Sedangkan Rasio Kredit Bermasalah (Non
rendah.
Performing Loan - NPL) tetap terjaga pada tingkat yang rendah pada level 0,5%, dengan
Pada
tahun
2011,
BCA
membukukan
cadangan kerugian penurunan nilai sebesar
pertumbuhan portofolio kredit yang signifikan
386,3% terhadap total NPL. Hal tersebut
di seluruh segmen. Didorong oleh tingginya
tercapai berkat upaya penerapan kebijakan
permintaan pinjaman dan rendahnya suku
manajemen risiko dalam mempertahankan
bunga, total portofolio kredit BCA tumbuh
kualitas aset Bank.
sebesar 31,4% menjadi Rp 202,3 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Guna
Pertumbuhan
lebih
menambah 40 kantor cabang baru pada tahun
pinjaman
2011. BCA meyakini pentingnya jaringan
rata-rata industri perbankan nasional yang
kantor cabang dalam membangun loyalitas
mencapai 24,1%.
dan hubungan dengan nasabah, disamping
tinggi
kredit
daripada
BCA
tersebut
pertumbuhan
memperluas
cakupan
bisnis,
BCA
semakin pentingnya jaringan elektronik bagi Pada tahun 2011, Kredit Korporasi mencatat
aktivitas bisnis perbankan. Dengan melayani
pertumbuhan sebesar 27,6% menjadi Rp 71,8
lebih dari 10 juta rekening nasabah, perbankan
triliun, didorong oleh tingginya permintaan
transaksi tetap menjadi bisnis inti BCA.
kredit pada triwulan keempat tahun 2011. Kredit Komersial dan Usaha Kecil & Menengah
Pada tahun 2011, BCA terus melakukan
(UKM)
diversifikasi
mengalami
peningkatan
31,7%
produk
dan
layanan,
serta
menjadi Rp 79,0 triliun. Pada tahun 2011,
mengembangkan fasilitas Cash Management
sejumlah nasabah UKM yang bisnisnya terus
maupun
berkembang
Langkah-langkah
telah
ditingkatkan
menjadi
fasilitas
perbankan tersebut
elektronik. memberikan
nasabah Komersial, sehingga mereka dapat
kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan
memperoleh
yang
jumlah dan volume transaksi di 944 cabang
lebih besar dan lebih beragam. Pembinaan
BCA, 8.578 ATM, dan lebih dari 100.000 EDC
nasabah UKM ini dilakukan melalui Sentra
di seluruh Indonesia. Guna mengakomodasi
Bisnis Komersial dan adanya koordinasi yang
layanan
baik antara account officers, kepala cabang,
meningkat, BCA meningkatkan infrastruktur
dan kepala kantor wilayah BCA. Sementara
teknologi informasi dan terus memperluas
itu, Kredit Konsumer tumbuh sebesar 37,6%
kapasitas pengolahan data.
menjadi
Rp
alternatif
50,3
pendanaan
triliun,
didorong
transaksi
perbankan
yang
terus
oleh
peningkatan kredit pemilikan rumah dan
Jaringan transaksi elektronik yang andal
pembiayaan mobil.
dan efisien merupakan hal penting bagi bisnis Bank yang berbasis transaksi. Internet
24
Sejalan dengan pertumbuhan yang kuat dalam
Banking secara bertahap telah melengkapi
penyaluran kredit, rasio kredit terhadap dana
fungsi-fungsi layanan transaksi dari cabang
pihak ketiga (Loan to Deposits Ratio - LDR)
dan ATM BCA. Internet Banking BCA mencatat
meningkat menjadi 61,7% pada akhir tahun
peningkatan nilai transaksi sebesar 36,3%,
Laporan Tahunan BCA 2011
sementara Mobile Banking tumbuh sebesar
33,5%. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal
30,2% dibandingkan tahun 2010. Kepercayaan
Minimum (Capital Adequacy Ratio - CAR) dapat
nasabah terhadap BCA terus meningkat berkat
dipertahankan pada tingkat yang cukup sehat
keamanan dan keandalan sistem perbankan
yaitu 12,7% hingga akhir 2011, yang sebagian
secara keseluruhan sehingga transaksi dapat
besar merupakan modal inti (Tier 1 Capital).
dilakukan dengan lebih mudah dan nyaman. Prestasi Kinerja
perbankan
transaksi
yang
solid
BCA
pelayanan
dalam
dan
menyempurnakan
meningkatkan
kinerja
telah mendukung pertumbuhan rasio dana
usahanya pada tahun 2011 telah mendapatkan
giro dan tabungan (CASA) terhadap total
apresiasi dari berbagai pihak eksternal. Hal
dana pihak ketiga dan mencatat biaya dana
ini tercermin dari sejumlah penghargaan
(cost of fund) yang lebih rendah. Sebagai
yang dianugerahkan kepada BCA pada tahun
elemen penting dari struktur pendanaan
2011, antara lain penghargaan sebagai Bank
BCA, CASA memberikan kontribusi 77,0%
Domestik Terbaik selama dua tahun berturut-
terhadap total dana pihak ketiga pada
turut yaitu pada The Asset Triple A Country
tahun 2011. CASA tercatat sebesar Rp 249,0
Awards.
triliun, naik 18,8% dari tahun 2010, sejalan dengan
meningkatnya
aktivitas
transaksi
Investasi untuk Mempertahankan Keunggulan
pembayaran para nasabah. Sementara itu,
Berkelanjutan
jumlah deposito yang dikelola Bank mencapai
BCA
Rp 74,4 triliun, atau tumbuh sebesar 9,5%.
penghimpunan dana dan penyaluran kredit
Didukung oleh kinerja CASA yang sehat, total
serta mempertahankan kinerja keuangannya
dana pihak ketiga BCA mengalami kenaikan
selama tahun 2011. Hal ini dapat terwujud
sebesar 16,5% menjadi Rp 323,4 triliun pada
berkat inisiatif yang menyeluruh dalam rangka
tahun 2011.
memastikan
berhasil
memperkuat
keberhasilan
bisnis
strategi
jangka
panjang Bank untuk mencapai pertumbuhan Pertumbuhan volume kredit dan peningkatan komposisi
giro
dan
tabungan
berkelanjutan.
berperan
penting terhadap meningkatnya Pendapatan
Dalam
Bunga Bersih BCA pada tahun 2011. Margin
melanjutkan investasi untuk mengembangkan
bunga bersih dan rasio efisiensi biaya cukup
jaringan cabang dan perbankan elektronik
stabil dan dapat dipertahankan selama tahun
secara terpadu. BCA berkomitmen untuk
2011. Faktor-faktor utama tersebut telah
melakukan investasi di bidang teknologi
mendukung
profitabilitas
untuk mempermudah dan menyederhanakan
BCA, yang mencatat kenaikan Laba Bersih
proses transaksi, sesuai dengan harapan BCA
sebesar 27,6% menjadi Rp 10,8 triliun pada
bahwa perbankan elektronik akan digunakan
2011. Selain itu, BCA mencatat tingkat
semakin
pengembalian atas aktiva (Return on Assets -
teknologi juga dilakukan untuk mendukung
ROA) sebesar 3,8% dan tingkat pengembalian
kapasitas Cash Management serta memperluas
atas ekuitas (Return on Equity - ROE) sebesar
platform komunitas perbankan transaksi.
pertumbuhan
satu
luas
tahun
oleh
terakhir,
BCA
masyarakat.
telah
Investasi
Laporan Tahunan BCA 2011
25
Laporan Presiden Direktur
Semua investasi tersebut ditujukan untuk
Tata Kelola Perusahaan
menjalin hubungan yang lebih erat dengan
BCA senantiasa menjunjung tinggi standar-
para
standar
nasabah.
BCA
telah
mengubah
serta
prinsip-prinsip
perusahaan
solusi dengan mengutamakan kepentingan
Governance - GCG). BCA terus menyesuaikan dan
nasabah. Hal ini merupakan filosofi yang
memperbaiki praktik-praktik GCG sesuai hukum
mendasari
dan peraturan yang berlaku di Indonesia, serta
Customer
Relationship Management (CRM) di BCA.
baik
(Good
kelola
paradigma ke arah bisnis yang berbasis
pengembangan
yang
tata
Corporate
sejalan dengan international best practices.
Dalam mencapai sasarannya, yakni menjadi bank yang berorientasi pada nasabah, BCA
Pada tahun 2011, BCA melakukan serangkaian
telah memformulasikan suatu sistem CRM
program tanggung jawab sosial perusahaan
agar
(Corporate Social Responsibility - CSR) untuk
lebih
relevan
dalam
menanggapi
setiap kebutuhan pelanggan yang beragam.
meningkatkan
hubungan
Setiap kantor wilayah mulai menerapkan
masyarakat,
kebijakan perbankan masing-masing, dengan
pendidikan dan kesehatan. BCA menyediakan
mempertimbangkan demografi yang unik dari
bantuan pendidikan melalui beasiswa dan
setiap wilayah dan faktor-faktor pendorong
fasilitas pendidikan, serta melakukan gerakan
ekonomi wilayah tersebut.
donor
dengan
darah
dan
sosial
fokus
program
pada
dengan sektor
pelestarian
lingkungan di Indonesia. Pada tahun 2012, BCA Peningkatan kualitas sumber daya manusia
berencana untuk mendirikan beberapa pusat
juga senantiasa menjadi perhatian utama
layanan kesehatan di Jakarta dan Surabaya.
kami. Hal ini tercermin dari perekrutan karyawan yang berbakat dan penyediaan
Prospek Usaha
serangkaian pelatihan yang diikuti secara
BCA berharap untuk dapat memanfaatkan
rutin
momentum peningkatan daya beli masyarakat
oleh
para
karyawan.
Upaya-upaya
tersebut perlu dilakukan untuk menambah
untuk
jumlah
perbankan di masa mendatang. BCA terus
account
officers
sejalan
dengan
perkembangan bisnis yang pesat.
menunjang
pertumbuhan
sektor
mempertajam strategi yang tepat guna dan tepat sasaran untuk memenuhi permintaan
Seluruh strategi yang telah disebutkan di
domestik yang sehat atas fasilitas kredit
atas memiliki satu tujuan: menciptakan dan
kepemilikan rumah dan mobil, serta kredit
memasarkan produk dan layanan yang inovatif
korporasi dan komersial, dengan tetap menjaga
sebagai solusi keuangan yang efektif bagi para
prinsip
nasabah. Dengan memberikan solusi yang
kredit.
kehati-hatian
dalam
menyalurkan
terbaik, BCA dapat memperkuat hubungannya mempertahankan
Sementara likuiditas dan permodalan merupakan
posisinya sebagai bank yang terkemuka, di
prioritas utama bagi Bank untuk menjamin
tengah persaingan di industri perbankan yang
kelangsungan bisnisnya, BCA juga berupaya untuk
semakin ketat.
mengembangkan usahanya ke bidang-bidang
dengan
nasabah
serta
baru yang menguntungkan. Dua prospek yang
26
Laporan Tahunan BCA 2011
menjanjikan—industri pembiayaan mobil dan
serta meletakkan landasan yang kokoh dalam
perbankan syariah—telah dilayani oleh BCA
mengembangkan
Finance dan BCA Syariah, yang menunjukkan
baik di bidang perbankan transaksi maupun
pertumbuhan nilai yang baik selama tahun
perkreditan. Selanjutnya beliau telah diangkat
2011. Untuk melengkapi perkembangan bisnis
menjadi Presiden Komisaris BCA pada Rapat
Grup BCA, pada tahun 2011 BCA memperluas
Umum Pemegang Saham pada bulan Mei
jangkauannya dengan mulai memasuki bisnis-
tahun 2011.
berbagai
inisiatif
bisnis
bisnis baru yang strategis, yang fokus pada potensi pertumbuhan. Bisnis-bisnis baru tersebut
Kami mengucapkan selamat datang kepada
adalah asuransi yang berfokus pada konsumen
para anggota baru dalam jajaran Direksi, yaitu
dan sekuritas, disamping terus mengembangkan
Bapak Eugene K. Galbraith sebagai Wakil
bisnis pembiayaan sepeda motor.
Presiden Direktur, setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Presiden Komisaris pada
Dengan mengembangkan cakupan layanan-
tahun 2011; dan Bapak Erwan Yuris Ang, yang
nya, BCA berupaya untuk membina hubungan
diangkat sebagai Direktur pada Rapat Umum
yang lebih erat dengan seluruh pemangku
Pemegang Saham di bulan Mei 2011.
kepentingan.
Dalam
rangka
menjamin
kelangsungan bisnis jangka panjang, BCA
Penghargaan yang tulus kami sampaikan
bertekad untuk menjadi top of mind dimata
kepada seluruh karyawan kami. Seluruh
masyarakat, baik dalam transaksi perbankan
prestasi yang diraih BCA tak lepas dari dedikasi,
maupun penyaluran kredit, sehingga dapat
kerja keras, dan sikap profesional yang telah
menarik lebih banyak lagi nasabah yang
diberikan oleh para karyawan. Kami juga
berkualitas.
ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemegang saham dan mitra usaha atas
Ucapan Terima Kasih
dukungan dan kerjasamanya selama ini. Akhir
Susunan Direksi mengalami perubahan pada
kata, kami mengucapkan terima kasih yang
tahun 2011. Perubahan yang paling mendasar
sangat mendalam kepada para nasabah setia
adalah selesainya masa jabatan Bapak Djohan
atas kepercayaannya terhadap BCA dalam
Emir
memfasilitasi aktivitas perbankan mereka.
Setijoso,
yang
telah
menunjukkan
teladan dalam kepemimpinan beliau sebagai Presiden Direktur BCA sejak 1999. Beliau telah
Kami yakin bahwa hubungan baik yang
berhasil memimpin BCA melewati masa sulit
telah terjalin selama ini akan menjadi faktor
akibat krisis moneter di tahun 1998/1999
penentu keberhasilan BCA di masa depan.
Jakarta, April 2012 Atas nama Direksi,
Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur
Laporan Tahunan BCA 2011
27
28
Laporan Tahunan BCA 2011
Tinjauan Bisnis
Laporan Tahunan BCA 2011
29
Tinjauan Bisnis
Perbankan Cabang
Unit Bisnis Perbankan Cabang (Branch Banking) merupakan platform utama BCA dalam mempertahankan dominasinya di bidang perbankan transaksi dan untuk mengembangkan portofolio kredit Komersial dan UKM Unit Bisnis Perbankan Cabang mencakup semua kegiatan bisnis yang terkait dengan perbankan transaksi baik melalui jaringan cabang maupun jaringan elektronik serta berperan sebagai kontak poin bagi nasabah untuk menjalin hubungan dengan BCA. Unit Bisnis Perbankan Cabang menangani bisnis perbankan transaksi dan produk dana, Cash Management serta penyaluran kredit Komersial dan Usaha Kecil & Menengah. Sebagai salah satu bank transaksi terkemuka di Indonesia, BCA senantiasa meningkatkan kualitas layanan, memperluas jaringan cabang di seluruh Indonesia dan meningkatkan jaringan transaksi elektronik sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi saat ini. Memberikan kenyamanan, keamanan dan keandalan jaringan merupakan filosofi utama kami dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Didukung oleh jangkauan jaringan yang luas, dana pihak ketiga BCA tumbuh signifikan sebesar 16,5% menjadi Rp 323,4 triliun di tahun 2011. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan saldo giro dan tabungan, dua produk yang digunakan oleh para nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran sehari-hari. Kontribusi giro dan tabungan yang mencapai 77,0% terhadap total dana pihak ketiga, memungkinkan BCA untuk mempertahankan komposisi pendanaan yang solid.
30
Laporan Tahunan BCA 2011
Dari segi penyaluran kredit, BCA mencatat pertumbuhan substansial di segmen kredit Komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM) didorong oleh peningkatan permintaan kredit dari nasabah di segmen tersebut. Di tahun 2011, portofolio kredit Komersial BCA mencapai Rp 44,7 triliun, naik 43,0% dari tahun 2010, sementara itu portofolio kredit UKM meningkat 19,5% menjadi Rp 34,3 triliun. Dana Pihak Ketiga
Portofolio Kredit Komersial dan UKM
(dalam miliar Rupiah)
(dalam miliar Rupiah)
Giro
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Tabungan
Komersial
Deposito
44.710
172.990 145.553 28.705 76.020
2010
34.309
74.418
67.987
63.991
31.272
2011
2010
2011
Laporan Tahunan BCA 2011
31
Tinjauan Bisnis
Perbankan Transaksi untuk
Jaringan cabang BCA yang terdiri dari kantor-
bidang
kantor cabang yang tersebar di seluruh
perbankan transaksi dengan didukung oleh
Indonesia saling terhubung secara online
jaringan cabang maupun jaringan transaksi
dan terintegrasi dengan jaringan transaksi
elektronik yang memiliki jangkauan nasional.
elektronik. Hal ini memberikan kenyamanan
Pada akhir tahun 2011 BCA mengelola lebih
akses 24 jam bagi para nasabah, baik nasabah
dari 10 juta rekening nasabah, memproses
perorangan maupun perusahaan, dimanapun
ratusan
di Indonesia. Layanan yang diberikan melalui
BCA
memiliki
mempertahankan
juta
komitmen keunggulan
transaksi
di
keuangan
dan
memenuhi kebutuhan nasabah perorangan
cabang-cabang
dan perusahaan melalui beragam produk dan
perbankan regular, BCA Prioritas (untuk
layanan yang ditawarkan.
nasabah individu mass-affluent), Weekend Banking
(untuk
BCA
meliputi
memenuhi
layanan
kebutuhan
nasabah
transaksi melalui cabang pada hari libur), dan
tersebut dilayani oleh 944 cabang, 8.578 ATM
BCABIZZ (untuk nasabah bisnis menengah
dan lebih dari 100.000 Electronic Data Capture
dan kecil). Sementara itu, nasabah korporasi
(EDC). Lebih lanjut, Internet Banking, Mobile
dilayani secara sentral melalui kantor pusat
Banking, dan Smartphone Banking merupakan
dan berkoordinasi dengan kantor cabang
platform layanan yang memungkinan nasabah
yang terkait.
Sekitar
sepuluh
perorangan
juta
maupun
rekening
perusahaan
untuk
melakukan transaksi keuangan kapan saja dan dimana saja.
Jumlah Jaringan Layanan (unit)
2011
2010
944
932
8.578
7.459
2011
2010
187,3
182,4
11.987,3
10.450,1
Jumlah Transaksi (dalam jutaan)
1.044,8
904,1
Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)
1.098,1
936,9
Kantor Cabang (termasuk kantor kas) ATM
Transaksi Melalui Jaringan Distribusi Utama
Kantor Cabang
Jumlah Transaksi (dalam jutaan) Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) ATM
Internet Banking
Jumlah Transaksi (dalam jutaan)
607,7
402,5
2.600,6
1.907,7
Jumlah Transaksi (dalam jutaan)
223,6
164,7
Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah)
244,1
187,4
Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) Mobile Banking
32
Laporan Tahunan BCA 2011
Untuk
mengurangi
dan
BCA menyediakan layanan Business-to-Business
mendekatkan diri kepada nasabah, BCA
(B2B) dan Business-to-Consumer (B2C) melalui
menambah
untuk
fasilitas Internet Banking. Selanjutnya, di awal
area-area
tahun 2012, kami meluncurkan layanan BCA
transaksi
KlikPay, sebuah metode pembayaran online
yang tinggi. Melalui layanan Tunai BCA,
yang andal dan praktis bagi para nasabah
BCA juga memperluas jangkauan dengan
melalui KlikBCA atau Kartu Kredit BCA untuk
melibatkan jaringan toko-toko ritel untuk
melakukan transaksi belanja online di website
melayani nasabah dalam melakukan transaksi
merchant-merchant BCA.
jumlah
tingkat
antrian
kantor
memfasilitasi
transaksi
perdagangan
yang
kas
di
memiliki
perbankan tertentu seperti penarikan uang tunai. Kami akan terus mengembangkan
Jaringan
dan menambah sejumlah fitur pada layanan
memfasilitasi 1.045 juta transaksi di tahun
melalui ATM, Internet Banking, EDC, dan
2011, dengan total nilai transaksi sebesar
Mobile Banking untuk memenuhi kebutuhan
Rp 1.098 triliun. Unit Bisnis Perbankan Cabang
nasabah.
senantiasa
ATM
BCA
melakukan
yang
luas
program
telah
promosi
untuk mendorong peningkatan penggunaan Fasilitas
Internet
mengalami
Banking
peningkatan
BCA, dalam
KlikBCA,
ATM dan Kartu Debit BCA melalui mesin-
jumlah
mesin EDC. Lebih dari 60.000 merchant BCA
pengguna, baik nasabah individu maupun
dengan 110.000 gerai tersebar di seluruh
korporasi, sebesar 43,7% menjadi 2,8 juta
Indonesia, merupakan bagian dari komitmen
pengguna di akhir tahun 2011. Volume
BCA dalam mengembangkan jaringan EDC.
transaksi melalui KlikBCA tercatat 608 juta
Sepanjang tahun 2011, inisiatif promosi untuk
transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp
mengembangkan Debit BCA difokuskan pada
2.601 triliun atau meningkat sebesar 36,3% dari
merchant-merchant strategis seperti SPBU dan
tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.908 triliun.
swalayan/minimarket.
Laporan Tahunan BCA 2011
33
Tinjauan Bisnis
Melalui m-BCA, layanan Mobile Banking BCA,
2011 sejalan dengan meningkatnya aktivitas
sebanyak 2,8 juta nasabah yang terdaftar
transaksi nasabah. Jumlah dana tabungan
melakukan 224 juta transaksi pada tahun
tumbuh 18,9% menjadi Rp 173,0 triliun
2011, dengan total nilai transaksi sebesar
sedangkan jumlah dana giro naik 18,8%
Rp 244,1 triliun, meningkat sebesar 30,2%
menjadi Rp 76,0 triliun. Pada saat yang sama,
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada bulan
total deposito meningkat 9,5% mencapai
Oktober 2011, Bank meluncurkan aplikasi BCA
Rp 74,4 triliun. Meskipun dana giro dan
Mobile yang memungkinkan nasabah untuk
tabungan tersebut bersifat jangka pendek,
mengakses KlikBCA dan m-BCA dari single
perputaran
gateway. Hal ini bertujuan untuk memberikan
transaksi
kemudahan akses bagi para nasabah yang
BCA menyebabkan stabilnya pengendapan
sering
dana inti.
mengakses
jaringan
BCA
melalui
dana
yang
dengan
tinggi
intensitas
didalam
jaringan
smartphone. Tahapan BCA tetap menjadi produk tabungan Lebih lanjut, BCA berupaya mempertahankan
utama Bank dan ditujukan untuk memenuhi
keunggulan
di
kebutuhan nasabah dari berbagai segmen.
pembayaran
mikro
pasar
layanan
Flazz,
Pada tanggal 31 Desember 2011, total dana
menggunakan
pihak ketiga di Tahapan mencapai Rp 156,4
supplement.
triliun, naik 20,8% dari tahun 2010. BCA juga
Pada tahun 2011, terdapat sebanyak 3,2 juta
menawarkan Tahapan Gold, produk yang
Kartu Flazz yang beredar, naik sebesar 25,9%
khusus ditujukan bagi nasabah high net worth
dari tahun 2010. BCA melanjutkan upaya
individuals yang sekaligus pemilik usaha.
sebuah
cara
mekanisme
dengan
transaksi
pembayaran
contactless
cash
kartu
memperluas penggunaan kartu Flazz melalui kerja sama dengan penyedia layanan parkir,
Pada bulan September 2011 BCA meluncurkan
gerai makanan dan minuman, serta pasar
Tahapan
ritel modern (minimarket, supermarket, dan
pengembangan dari produk Tahapan dengan
hipermarket).
target khusus yaitu nasabah berusia 25 tahun
Xpresi
yang
merupakan
ke bawah. Tahapan Xpresi dilengkapi fitur
Dana Pihak Ketiga
menarik untuk mengakomodasi kaum muda
Didukung oleh cakupan jaringan yang luas,
dengan gaya hidup dan kebutuhannya,
platform perbankan transaksi BCA yang solid
serta untuk membiasakan mereka dengan
telah membuat Bank mempunyai sejumlah
transaksi elektronik sehingga dapat sekaligus
keunggulan kompetitif dalam penghimpunan
mengedukasi
dana pihak ketiga dibandingkan dengan
keuangannya sedini mungkin.
mereka
untuk
mengelola
perusahaan sejenisnya. Berbagai jenis rekening giro dan tabungan digunakan secara berkala
BCA terus berupaya untuk menyederhanakan
oleh nasabah guna memenuhi kebutuhan
proses pembukaan rekening. Di tahun 2011,
transaksi sehari-hari.
BCA mengambil sebuah langkah penting untuk memungkinkan nasabah membuka
34
Dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan
rekening baru di produk tertentu (Tahapan,
16,5% menjadi Rp 323,4 triliun di akhir tahun
Tapres, dan BCA Dollar) secara online.
Laporan Tahunan BCA 2011
BCA
telah
melakukan
berbagai
macam
nasabah.
Hal
tersebut
dapat
membantu
kampanye marketing berbasiskan teknologi
nasabah untuk melakukan pengelolaan arus
untuk membantu strategi komunikasi dan
kas dan penyelesaian pembayaran yang terus
mulai menggunakan platform komunikasi
bertumbuh.
massal yang didukung oleh aplikasi sosial media sebagai alat pemasaran. Jaringan penjualan
BCA memperluas kehadirannya di jaringan
secara tradisional juga terus difungsikan,
usaha Pertamina – perusahaan minyak dan
seperti Gebyar BCA – sebuah program televisi
gas milik negara – termasuk SPBU, distributor
edutainment – yang telah berjalan sukses
minyak, dan agen LPG melalui pengembangan
selama 14 tahun. Gebyar BCA dipertahankan
sistem koleksi otomatis host-to-host dan
mengingat media tersebut efektif dan dapat
pengembangan
diandalkan oleh Bank untuk menunjukkan
Pertamina. Melalui hal tersebut, Pertamina
citra perusahaan serta untuk mempromosikan
dapat melayani pelanggan dari berbagai
produk
industri seperti penerbangan, kelautan, dan
dan
layanan
perbankan
kepada
infrastruktur
publik.
industri lainnya dengan lebih efektif.
Cash Management
Dalam
komunitas
pasar
dengan
modal,
BCA
Melalui layanan Cash Management, BCA
memperluas kerja samanya dengan para
memfasilitasi
partisipan di bursa saham dan bursa berjangka
perusahaan-perusahaan
dalam mengelola arus kas mereka dengan
sesuai
seefisien dan seefektif mungkin. Dengan
perdagangan efek. Dengan kapasitasnya di
jumlah nasabah yang terus meningkat, BCA
bidang jasa penyelesaian pembayaran, BCA
menyediakan interface yang terintegrasi dan
menjadi salah satu bank dari 5 bank terpilih
dapat disesuaikan untuk menghubungkan
untuk melakukan penyelesaian transaksi efek
sistem
selama periode 2011-2015. Selain itu, BCA juga
BCA
dengan
aplikasi
keuangan
dengan
peningkatan
aktivitas
Laporan Tahunan BCA 2011
35
Tinjauan Bisnis
telah mengembangkan sebuah sistem untuk
Kredit Komersial BCA meningkat 43,0% dari
memenuhi kebutuhan PT Kustodian Sentral
Rp 31,3 triliun pada 31 Desember 2010
Efek Indonesia (KSEI), untuk memisahkan
mencapai Rp 44,7 triliun di akhir tahun 2011.
rekening investor, sebagai bentuk kepatuhan
Pada segmen ini, BCA menekankan pelayanan
terhadap peraturan baru Bapepam-LK. Untuk
untuk
mencapai hal tersebut, BCA bekerja sama
perdagangan, manufaktur, dan jasa. Sebagian
dengan 65 perusahaan sekuritas (50,4% dari
besar dari nasabah tersebut adalah para
total perusahaan sekuritas yang beroperasi di
pelaku bisnis daerah di seluruh Indonesia.
para
nasabah
utama
di
industri
Indonesia) dan mendukung operasional bisnis mereka melalui pengembangan sistem host-
Pada tahun 2011, untuk mengakomodasi
to-host.
pertumbuhan bisnis nasabah Komersial, Bank mendefinisikan kembali pinjaman Komersial
BCA juga menyediakan fasilitas sistem host-
dimana saat ini menjadi fasilitas pembiayaan
to-host collection untuk komunitas produsen
antara Rp 10 miliar hingga Rp 150 miliar
semen. Sehingga proses collection dengan
yang sebelumnya sebesar Rp 10 miliar sampai
para
stabil.
Rp 100 miliar. Setelah melakukan berbagai
Mengikuti kesuksesan ini, Bank senantiasa
pertimbangan dan analisis yang cermat,
melihat berbagai peluang baru untuk bekerja
Bank telah meningkatkan status sejumlah
sama dengan komunitas-komunitas lainnya.
debitur UKM yang memiliki prospek bisnis
distributor
berjalan
dengan
yang baik menjadi debitur Komersial. Hal ini Produk Cash Management BCA terbukti
menunjukkan kesuksesan pendekatan strategi
sangat
sejumlah
BCA dalam membina hubungan dengan para
fasilitas
nasabah dan pada saat yang bersamaan
bermanfaat,
perusahaan
yang
sehingga
menggunakan
tersebut meningkat sebanyak 9,4% di tahun
membangun bisnis mereka.
2011 menjadi 2.393 nasabah. Bank juga menciptakan fleksibilitas dan fungsi baru pada
Pengembangan nasabah UKM ini adalah hasil
fasilitas Virtual Account, sebuah fitur Cash
dari dukungan Sentra Bisnis Komersial (SBK)
Management untuk rekonsiliasi pembayaran
serta berkat kerja sama yang baik antara
transaksi. Pada akhir tahun 2011, lebih dari
account officer, kepala cabang dan kepala
450 perusahaan telah menggunakan fasilitas
kantor wilayah. SBK merupakan infrastruktur
Virtual Account tersebut.
penting untuk melakukan pendekatan yang lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan
Pinjaman Komersial dan UKM
segmen komersial. Dengan adanya dua SBK
Didorong oleh kinerja ekonomi Indonesia
baru yang dibuka di Malang (Jawa Timur) dan
yang solid, kredit Komersial dan UKM tumbuh
Medan (Sumatera Utara), maka pada akhir
sebesar 31,7% menjadi Rp 79,0 triliun di tahun
tahun 2011 terdapat 10 SBK yang beroperasi
2011 yang merupakan 39,1% dari total seluruh
di beberapa kota pusat bisnis di Indonesia.
kredit BCA. Rasio kredit bermasalah untuk segmen Komersial dan UKM terjaga pada level yang rendah yaitu 0,5% di tahun 2011.
36
Laporan Tahunan BCA 2011
Sepanjang
tahun 2011, Perbankan Cabang
bertumbuh hampir dua kali lipat dalam dua
aktif dalam mengembangkan pembiayaan
tahun, mencapai Rp 1,2 triliun di tahun 2011.
supply chain di level Komersial dan UKM,
Selanjutnya model bisnis Perbankan Syariah
yang merupakan kerja sama dengan Grup
akan semakin diperkuat.
Perbankan Korporasi. BCA mengembangkan berbagai fasilitas pinjaman dan layanan di
Melangkah ke Depan
sepanjang mata rantai (supply chain) antara
Di tahun 2012, BCA akan memprioritaskan
pemasok
upayanya
dan
distributor.
Inisiatif-inisiatif
tersebut diantaranya mencakup pembiayaan franchise
minimarket,
dimana
Bank
pada
pembayaran
pengembangan
untuk
melayani
sistem
komunitas
bisnis yang lebih luas. Upaya lainnya adalah
menyediakan pembiayaan dalam pembukaan
meningkatkan
pelayanan
nasabah
dalam
franchise minimarket baru, dan pembiayaan
bertransaksi, dengan menambahkan sejumlah
auto showroom yang direferensikan oleh BCA
fitur dan pilihan sejalan dengan meningkatnya
Finance, anak perusahaan BCA yang bergerak
kapasitas teknologi informasi dan ekspektasi
di bidang pembiayaan mobil.
nasabah. Selain itu, BCA terus berupaya memperluas jaringan perbankan elektronik
Penyaluran kredit di segmen UKM dilakukan
yang terbukti secara fundamental dapat
dengan memanfaatkan cabang-cabang BCA
meningkatkan efisiensi.
yang berada di lokasi yang strategis di tengah sentra-sentra perdagangan yang tersebar di
Untuk mendukung aktivitas penyaluran kredit
kota-kota besar di Indonesia. Pengolahan
pada segmen Komersial & UKM, Bank akan
kredit UKM tersebut didukung oleh sistem
merekrut dan melatih sejumlah account officer
penilaian aplikasi kredit dan manajemen risiko
baru. Bank berupaya untuk mendapatkan lebih
secara online dan tersentralisasi. Kredit UKM
banyak debitur baru dan mempertahankan
merupakan kredit dengan fasilitas pinjaman
debitur yang telah ada, khususnya para
maksimum Rp 10 miliar dan disalurkan melalui
pelaku bisnis regional di seluruh Indonesia.
jaringan cabang BCA.
Basis nasabah BCA yang besar memungkinkan Bank untuk meningkatkan portofolio kredit
Di tahun 2010, BCA telah sukses dalam
Komersial & UKM untuk sejumlah nasabahnya.
menyelesaikan konversi anak perusahaannya
Selain itu, Bank akan terus meningkatkan
menjadi BCA Syariah. BCA Syariah dirancang
jangkauan
untuk menangkap peluang pasar perbankan
dengan membuka Sentra Bisnis-Sentra Bisnis
Syariah nasional dan untuk melayani para
Komersial baru.
nasabah
yang
membutuhkan
terhadap
segmen
komersial,
fasilitas
perbankan Syariah. Bisnis Perbankan Syariah BCA mencatat pertumbuhan yang baik dari segi pangsa pasar nasional, dengan nilai aset
Laporan Tahunan BCA 2011
37
Tinjauan Bisnis
Perbankan Korporasi
Pertumbuhan portofolio kredit korporasi BCA didorong oleh perkembangan ekonomi Indonesia yang kokoh di tahun 2011 Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5% di tahun 2011 telah mendorong besarnya permintaan pembiayaan di sektor korporasi. Perusahaan-perusahaan korporasi berupaya untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. BCA sangat diuntungkan oleh iklim bisnis yang menjanjikan ini, tercermin dari peningkatan portofolio kredit korporasi sebesar 27,6% dari Rp 56,3 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 71,8 triliun di tahun 2011. Dengan pertumbuhan tersebut, BCA berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank penyedia kredit korporasi terbesar di Indonesia. Permintaan terhadap kredit meningkat di seluruh industri dan sektor utama dalam perekonomian. Khususnya tiga sektor mengalami peningkatan permintaan pinjaman yang tinggi di tahun 2011 yaitu sektor pembiayaan konsumen (multi finance), jasa keuangan, dan sektor perkebunan & pertanian. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar Rp 5,3 triliun atau setara dengan 34,4% dari total pertumbuhan kredit korporasi BCA. Mengingat persaingan yang semakin ketat di sektor kredit korporasi, Bank telah melakukan pendekatan integrasi vertikal dalam memberikan pinjaman di sepanjang mata rantai industri (value chain financing). Sebagai contoh, pada salah satu industri sasaran BCA yaitu sektor otomotif, Bank bekerja
38
Laporan Tahunan BCA 2011
sama dengan sejumlah korporasi besar dalam menyediakan pembiayaan bagi perusahaan komersial dan usaha kecil & menengah yang terkait dengan korporasi besar tersebut. Value chain financing telah memungkinkan BCA untuk semakin mempererat hubungan dengan para pelaku industri dan berbagai perusahaan yang berkinerja baik, tanpa kehilangan fokus untuk terus memelihara hubungan dengan perusahaan lain yang sedang tumbuh dan berkembang. Inisiatif ini sesuai dengan tujuan Bank untuk terus Portofolio Kredit Korporasi
Kredit Korporasi berdasarkan Penggunaan
(dalam miliar Rupiah)
(dalam miliar Rupiah) Kredit Investasi
Rupiah Valuta Asing
Modal Kerja
43.479
71.786 32.475
56.253
28.307
23.778 56.243 42.587
15.543
13.666
2010
2011
2010
2011
Laporan Tahunan BCA 2011
39
Tinjauan Bisnis
memperdalam hubungan dengan para nasabah, dan mempertahankan posisi BCA sebagai bank pilihan utama yang memfasilitasi beragam kebutuhan keuangan nasabah.
Kredit Sindikasi BCA adalah salah satu pemain utama di bidang kredit sindikasi di Indonesia dan telah menyelesaikan transaksi kredit sindikasi sebesar Rp 22,3 triliun selama tahun 2011. BCA berpartisipasi secara aktif sebagai lead arranger, koordinator atau partisipan dari berbagai program pembiayaan kredit sindikasi. BCA ditunjuk sebagai Mandated Lead Arranger untuk pembiayaan sindikasi sebesar USD 337 juta dan Rp 1,3 triliun kepada PT Pupuk Kaltim, sebuah perusahaan pupuk milik negara. Transaksi penting lainnya meliputi pembiayaan sindikasi adalah kepada PT Elnusa Tbk, sebuah perusahaan minyak dan gas milik negara, sebesar USD 113 juta pada Desember 2011. BCA juga terlibat dalam program percepatan pembangunan infrastruktur nasional, dimana BCA mendukung pembangunan infrastruktur tenaga listrik melalui kredit sindikasi dengan nilai partisipasi sebesar Rp 2,0 triliun kepada PLN, perusahaan listrik milik negara. Dengan terbatasnya ketersediaan tenaga listrik di Indonesia, BCA yakin bahwa di masa depan peluang pertumbuhan kredit di sektor ini masih terbuka luas.
Komposisi Portofolio Kredit Dari total portofolio kredit korporasi yang sebesar Rp 71,8 triliun pada akhir tahun 2011, sebesar Rp 28,3 triliun atau 39,4% dari total pinjaman adalah berupa kredit investasi (investment loan). Sedangkan sebesar Rp 43,5 triliun atau setara dengan 60,6% dari total pinjaman digunakan untuk fasilitas modal kerja dalam bentuk Pinjaman Berjangka, Pinjaman Lokal (Rekening Koran), Trust Receipt dan Pinjaman Ekspor. Sekitar 78,4% dari total kredit korporasi di tahun 2011 berdenominasi Rupiah, dengan jumlah mencapai Rp 56,3 triliun, sementara sisanya adalah dalam mata uang dollar US, dengan jumlah mencapai Rp 15,5 triliun atau setara dengan USD 1,7 miliar. Dalam menyalurkan kredit, BCA menerapkan kebijakan yang memastikan bahwa terdapat kesesuaian mata uang antara pinjaman yang diberikan dengan pendapatan bisnis nasabah. Hal tersebut untuk menghindari currency mismatch sehingga dapat mengurangi risiko pinjaman.
Prinsip Kehati-hatian Pendalaman hubungan dengan nasabah merupakan kunci dalam memahami bidang usaha dan kebutuhan serta perilaku nasabah. BCA fokus dalam membangun hubungan jangka panjang dan membina hubungan yang lebih erat dengan para nasabah. Pendekatan ini memungkinkan BCA untuk lebih memahami
10 Portofolio Kredit Korporasi Terbesar Berdasarkan Sektor Industri
Sektor Industri Perkebunan dan Pertanian Pembiayaan Konsumen
9,5%
8,3%
9,0%
9,3%
Telekomunikasi
8,5%
9,7%
Jasa Keuangan
1
6,6%
5,1%
5,1%
4,9%
Tekstil dan Produk Tekstil
4,1%
3,5%
Transportasi dan Logistik
4,0%
3,2%
Infrastruktur Sarana Angkutan
3,9%
3,5%
Minyak Nabati dan Hewani
3,4%
2,6%
65,8%
62,8%
Total
40
2010 12,7%
Pertambangan Migas
Bahan Bangunan dan Konstruksi Lainnya
1
2011 11,7%
Termasuk kredit kepada bank lain
Laporan Tahunan BCA 2011
dasar-dasar bisnis nasabah dan kapasitas mereka untuk membayar hutang di sepanjang siklus bisnis. Prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit telah memungkinkan Bank dalam menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan - NPL) sektor korporasi sebesar 0,2% di tahun 2011. Keberhasilan kegiatan usaha yang dijalankan unit Perbankan Korporasi BCA di tahun 2011 ditunjang oleh koordinasi internal yang baik di antara seluruh unit yang terkait. Sebelum menyalurkan kredit, Bank melakukan proses secara menyeluruh untuk memastikan bahwa nasabah telah memenuhi standar-standar manajemen risiko dan persyaratan kemampuan pembayaran hutang. Relationship manager melakukan kontak secara berkala dengan para nasabah dan senantiasa memiliki informasi yang memadai atas kondisi bisnis nasabah. Hal ini memungkinkan BCA untuk menyediakan struktur fasilitas kredit yang tepat dan memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah jangka pendek yang mungkin timbul.
Mengembangkan Bisnis Rantai Nilai (Value Chain) Sepanjang tahun 2011, unit Perbankan Korporasi BCA berupaya untuk membina dan mengembangkan hubungan yang baik dengan para nasabah korporasi BCA. Sebagai hasil dari komitmen tersebut, BCA telah menjalin hubungan erat dengan para nasabahnya dan akan terus fokus untuk memperdalam hubungan baik tersebut serta membantu perkembangan bisnis para nasabah. Tim Perbankan Korporasi BCA dikelompokkan berdasarkan keahlian khusus di bidang industri tertentu dan berdasarkan kategori debitur. Struktur ini memudahkan Bank untuk lebih memahami jenis usaha nasabah dan kebutuhan mereka sehingga memudahkan Relationship manager BCA untuk melayani para nasabah dengan lebih baik.
Dengan strategi engagement tersebut, kami semakin memahami berbagai bidang usaha para nasabah korporasi utama di BCA. Hal ini memungkinkan Bank untuk menyediakan solusi keuangan yang tepat guna, sesuai dengan masingmasing model dan siklus bisnisnya. Dengan memanfaatkan kompetensi utama di bidang perbankan transaksi, BCA telah mengembangkan dan menyempurnakan berbagai produk yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi para nasabahnya, antara lain melalui pengembangan layanan Cash Management dan platform perbankan yang terintegrasi untuk nasabah korporasi.
Melangkah ke Depan Penyaluran kredit korporasi di Indonesia telah menjadi semakin kompetitif. Kami juga melihat bahwa beberapa nasabah utama diperkirakan akan menghadapi tantangan bisnis yang lebih berat di tahun 2012. Krisis hutang dan perkembangan ekonomi yang tidak menentu di Eropa dapat berdampak negatif bagi pendapatan nasabah dan mempengaruhi kapasitas pembayaran pinjaman. Untuk menghadapi hal ini, BCA akan melakukan peninjauan ulang yang menyeluruh terhadap portofolio nasabah dan pada saat yang sama berupaya untuk menangkap peluang yang muncul di sejumlah sektor yang sedang berkembang. Untuk meminimalisasi dampak negatif dari perkembangan ekonomi global yang tidak menentu, BCA akan terus membina hubungan baik dengan nasabah-nasabah korporasi besar. Unit Perbankan Korporasi akan terus berkolaborasi dengan beberapa unit terkait di BCA untuk mengembangkan portofolio yang sehat, dan akan berupaya meningkatkan penyaluran kredit secara terarah dengan menitikberatkan pada mata rantai industri dan melalui upaya penjualan silang (crossselling).
Laporan Tahunan BCA 2011
41
Tinjauan Bisnis
Perbankan Individual
Pembiayaan rumah dan mobil mendorong pertumbuhan bisnis Perbankan Individual BCA di tahun 2011 BCA mencatat kemajuan yang signifikan di seluruh segmen bisnis Perbankan Individual, dengan pertumbuhan pinjaman konsumer sebesar 37,6% menjadi Rp 50,3 triliun di tahun 2011. Bisnis Perbankan Individual mencakup produkproduk perbankan individual seperti kredit pemilikan rumah, pembiayaan mobil, kartu kredit dan wealth management. Tingginya pertumbuhan Bisnis Perbankan Individual selama tahun 2011 merupakan pengaruh positif dari koordinasi yang efektif antar unit-unit dalam Perbankan Individual dengan kantor-kantor wilayah maupun kantor-kantor cabang Bank. Sejak krisis Asia di tahun 1998-2000, Indonesia mengalami pertumbuhan konsumsi domestik secara berkelanjutan, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto. BCA merespon peningkatan konsumsi domestik dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah ini dengan menciptakan platform Perbankan Individual pada tahun 2007, yang fokus ke bisnis kredit pemilikan rumah dan pembiayaan mobil. Sejak awal tahun 2007, kredit pemilikan rumah dan pembiayaan mobil tumbuh signifikan, menjadikan BCA sebagai salah satu penyedia fasilitas kredit pemilikan rumah dan pembiayaan mobil terkemuka di Indonesia. Konsumsi domestik yang kuat dan suku bunga rendah turut mendukung pertumbuhan BCA dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah dan pembiayaan mobil pada tahun 2011.
42
Laporan Tahunan BCA 2011
Kredit Pemilikan Rumah Pertumbuhan bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) telah menjadi salah satu prioritas utama Bank sejak tahun 2007. BCA mencatat total portofolio KPR sebesar Rp 28,0 triliun di akhir tahun 2011, meningkat 53,5% dari sebesar Rp 18,3 triliun di akhir tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate – CAGR) mencapai 45,0% sejak Total Kredit Konsumer
Portofolio Kredit Konsumer
(dalam miliar Rupiah)
(dalam miliar Rupiah) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pembiayaan mobil (KKB) Kartu Kredit
50.281
28.032
36.532
18.263 17.558 13.473
4.796
2010
2011
4.691
2010
2011
Laporan Tahunan BCA 2011
43
Tinjauan Bisnis
awal tahun 2007. Portofolio KPR memberikan
meluncurkan produk KPR dengan suku bunga
kontribusi sebesar 55,8% terhadap total
tetap 8,0% per tahun untuk jangka waktu
portofolio kredit konsumer dan 13,9% terhadap
55 bulan yang mana program ini merupakan
keseluruhan portofolio kredit BCA di akhir
yang pertama di Indonesia.
tahun 2011. Kinerja kredit pemilikan rumah yang memuaskan ini telah menempatkan
BCA mempromosikan produk KPR terutama di
BCA sebagai salah satu penyedia KPR terbesar
berbagai kota besar di Indonesia melalui iklan
di Indonesia. Sejak awal tahun 2007, pangsa
dan partisipasi di beberapa pameran properti.
pasar KPR BCA telah tumbuh lebih dari dua
Kami juga bekerja sama dengan beberapa
kali lipat hingga mencapai 15,3% pada akhir
pengembang dan agen properti lokal. Pada
tahun 2011.
bulan Desember 2011, BCA telah menjalin kerjasama dengan 328 pengembang aktif dan
Jumlah debitur KPR terus meningkat di tahun
177 agen properti dengan jumlah 400 cabang.
2011, dengan jumlah 62.785 rekening debitur
Lebih lanjut, Bank juga bekerja sama dengan
di akhir tahun 2011 dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan
50.644 rekening debitur di akhir tahun 2010.
penyediaan Program Pemilikan Rumah (Home
Kami melihat KPR sebagai produk jangka
Ownership Program) bagi karyawan mereka.
Indonesia
dalam
panjang yang dapat meningkatkan hubungan dengan nasabah dan menciptakan platform
BCA yakin bahwa pasar KPR dalam negeri
cross-selling untuk produk pinjaman individual
masih
lainnya serta untuk memperluas platform
dan
perbankan transaksi. Guna meningkatkan
penetrasi KPR di Indonesia dibandingkan
pelayanan nasabah, BCA meluncurkan fasilitas
dengan negara-negara Asia lainnya serta
pre-approved untuk penambahan fasilitas KPR
pertumbuhan masyarakat kelas menengah
bagi para debitur terpilih dengan suku bunga
menawarkan kesempatan pertumbuhan yang
khusus dan biaya provisi yang lebih rendah.
luas kedepannya. BCA akan terus berupaya
Bank juga membebaskan biaya tahunan
meningkatkan proses pengolahan aplikasi
kartu kredit BCA dan menawarkan sejumlah
serta kapasitas manajemen risiko dan penilaian
penawaran istimewa serta berbagai manfaat
kredit pemilikan rumah untuk memberikan
lainnya bagi para debitur tersebut.
pelayanan yang terbaik bagi nasabah.
Sejak
tahun
2007,
BCA
secara
aktif
berpeluang berkembang.
besar
untuk
tumbuh
Rendahnya
tingkat
Pembiayaan Kendaraan Bermotor
mengembangkan produk-produk inovatif dan
Sektor otomotif, termasuk bisnis kendaraan
meningkatkan kualitas layanan sejalan dengan
roda dua maupun roda empat, secara konsisten
upaya
portofolio
menjadi penggerak utama konsumsi domestik
KPR. Pada pertengahan tahun 2011, BCA
Indonesia saat ini. Pada tahun 2011 sektor
meluncurkan paket KPR dengan suku bunga
ini terus menunjukkan pertumbuhan yang
tetap 7,5% per tahun untuk jangka waktu dua
stabil meskipun telah terjadi bencana alam di
tahun. Awalnya program ini akan ditawarkan
Jepang dan Thailand yang berdampak negatif
dari bulan Juli hingga September 2011,
terhadap produksi mobil di seluruh dunia.
untuk
menumbuhkan
akan tetapi kemudian diperpanjang hingga Desember
44
2011
mengingat
keberhasilan
Dengan pertumbuhan yang kuat di sektor
produk dimaksud dalam meraih respon positif
otomotif pada tahun 2011, BCA Finance—
dari masyarakat. Selanjutnya, pada ulang
sebagai anak perusahaan BCA yang bergerak
tahun BCA ke-55 di bulan Februari 2012, BCA
pada bisnis pembiayaan mobil—membukukan
Laporan Tahunan BCA 2011
sejumlah
digunakan melalui BlackBerry, memperbaharui
Rp 20,4 triliun di tahun 2011, meningkat
basis data untuk meningkatkan core system, dan
36,0% dari Rp 15,0 triliun di tahun 2010. Dalam
mengimplementasi sejumlah pengembangan
memberikan pembiayaan mobil, BCA Finance
ke dalam sistem pemantauan usaha (business
menggunakan skema joint financing bersama
monitoring system).
akumulasi
pembiayaan
baru
dengan BCA dimana porsi BCA adalah 95% dari total pembiayaan, sedangkan sisanya
Untuk memanfaatkan peluang yang tersedia
merupakan bagian dari BCA Finance.
dalam pasar pembiayaan sepeda motor yang terus
bertumbuh,
kami
berupaya
untuk
Di akhir tahun 2011, jumlah total portofolio
mengembangkan perusahaan patungan baru,
pembiayaan mobil BCA meningkat 30,3%
Central Santosa Finance, serta memperkuat
menjadi Rp 17,6 triliun. Sejumlah inisiatif
platform bisnisnya. Upaya tersebut meliputi
penting dilakukan oleh BCA Finance dalam
pengembangan
mencapai kinerja yang solid di tahun 2011,
memperkuat
diantaranya adalah meluncurkan produk Fix
pembukaan cabang baru serta studi atas situasi
& Cap (yang berhasil meningkatkan repeat
pasar.
infrastruktur,
kebijakan
manajemen
upaya risiko,
order dari nasabah berkualitas), mempererat hubungan dengan dealer, membuka cabang
Central Santosa Finance juga memperluas
di
jaringannya secara efektif melalui kerja sama
beberapa
kemampuan
kota,
dan
karyawan
meningkatkan
melalui
berbagai
dengan dealer-dealer baru untuk menembus pasar pembiayaan sepeda motor di wilayah
program pelatihan.
Jawa dan Sumatera. Di akhir tahun 2011, Dalam
rangka
operasional,
menyederhanakan kendaraan baru
dan
guna
tersebut.
Di
kinerja
Central Santosa Finance memiliki 29 cabang.
berhasil
Saat ini pendapatan dan kontribusi aset Central
pembiayaan
Santosa Finance terhadap BCA masih relatif
teknologi
rendah, namun BCA yakin bahwa jumlah ini
meningkatkan
BCA
Finance proses
menerapkan
mempercepat tahun
2011,
proses-proses BCA
akan berkembang di masa depan.
Finance
mengimplementasikan E-Sales Kit yang dapat
Laporan Tahunan BCA 2011
45
Tinjauan Bisnis
Kartu Kredit
sebagai fasilitas dalam transaksi pembelanjaan
BCA mengutamakan profesionalisme dan
kebutuhan sehari-hari, sedangkan positioning
memelihara kerja sama untuk menciptakan
BCA Platinum Card dikhususkan untuk nasabah
nilai lebih bagi para pemegang kartu kredit
segmen tingkat atas.
dan
juga
strategis.
para
merchant
Hubungan
sebagai
tersebut
mitra
dibangun
Wealth Management
berdasarkan tujuan dan visi jangka panjang
BCA Solitaire, salah satu layanan Wealth
untuk menciptakan branding yang kokoh.
Management yang eksklusif diperkenalkan di
Bank secara konsisten mengembangkan kerja
tahun 2009 untuk melayani nasabah high net-
sama strategis dengan merchant di sektor
worth individual—mengalami peningkatan
bisnis yang sedang berkembang, seperti
kinerja di tahun 2011. BCA Solitaire berhasil
telekomunikasi, makanan dan minuman, ritel,
mengakumulasi dana pihak ketiga senilai
dan travel industry.
Rp
3,2
triliun
pada
akhir
tahun
2011,
meningkat sebesar 79,2% dari Rp 1,8 triliun di Bisnis kartu kredit BCA terus bertumbuh
tahun 2010.
didukung oleh jaringan Electronic Data Capture (EDC) untuk kartu kredit dan kartu debit BCA
Keberhasilan BCA dalam layanan perbankan
yang luas dan terintegrasi dengan jaringan
Solitaire
VISA, MasterCard dan JCB. BCA merupakan
Bank dalam memilih mitra yang mampu
salah satu penyedia kartu kredit nasional
memberikan produk, layanan, dan manfaat
terbesar di tahun 2011, dengan penerbitan
yang
kartu baru sekitar 400.000 sehingga total
nasabah. Berbagai produk investasi, seperti
kartu kredit BCA mencapai lebih dari dua juta
Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan reksadana,
kartu.
telah ditawarkan kepada para nasabah dan
ini
terarah
didukung
untuk
oleh
kemampuan
beberapa
segmen
mendapat tanggapan antusias. BCA terus Sepanjang tahun 2011, jumlah pembelanjaan
berupaya
dengan menggunakan kartu kredit BCA
fasilitas perbankan khusus dan penawaran
mencapai Rp 27,7 triliun, dibandingkan dengan
eksklusif bagi para nasabah high net-worth
tahun 2010 yang sebesar Rp 26,6 triliun.
individual guna memberikan kemudahan dan
Pertumbuhan jumlah kartu kredit maupun
kenyamanan dalam bertransaksi perbankan
jumlah
sesuai dengan gaya hidup mereka.
pembelanjaan
nasabah
tersebut
untuk
menyediakan
beberapa
dapat tercapai meskipun BCA telah membuat keputusan strategis dalam mengakhiri kerja
Meningkatnya
sama atas portofolio kartu kredit Carrefour
akan pentingnya memiliki asuransi telah
kesadaran
yang berjumlah 320.000 kartu.
mendorong
BCA
untuk
masyarakat meningkatkan
penawaran produk-produk bancassurance dan Pada tahun 2011 Bank meluncurkan produk
meningkatkan kualitas layanan, baik dari segi
kartu kredit dengan merek sendiri (proprietary
penjualan atau purnajual. Untuk mendukung
card), yang terdiri dari BCA Everyday Card dan
beragam program promosi spesial untuk
BCA Platinum Card. Langkah tersebut untuk
produk bancassurance, Bank telah memberikan
membangun hubungan yang lebih erat dengan
pelatihan kepada para karyawannya untuk
para nasabah dengan menyediakan sejumlah
meningkatkan kemampuan mereka dalam
manfaat maupun keuntungan melalui kerja
melakukan promosi dan memberikan layanan
sama strategis dengan para merchant. BCA
yang lebih baik terkait produk dimaksud.
Everyday Card secara efektif diposisikan
46
Laporan Tahunan BCA 2011
Peningkatan Hubungan Nasabah
Melangkah ke Depan
BCA
strategis
Ke depan, BCA akan fokus dalam memperluas
dari yang semula berorientasi pada produk
bisnis di sektor kredit pemilikan rumah dan
menjadi bank yang mengutamakan kebutuhan
pembiayaan mobil. Selanjutnya, BCA akan
nasabah.
mulai
dari
mengarahkan
BCA
perspektif
pendekatan
memandang yang
nasabahnya
memanfaatkan
relationship-based
untuk
modeling dalam mengembangkan produk-
lebih memahami kebutuhan nasabah dan
produk baru Perbankan Individual, termasuk
menciptakan solusi-solusi yang efektif bagi
produk investasi, asuransi, dan produk-produk
mereka.
pembiayaan mobil yang lebih maju.
Di tahun 2011, Perbankan Individu BCA
BCA akan berupaya mengintegrasikan bisnis-
membentuk sistem Customer Relationship
bisnis barunya dalam menyediakan solusi
(CRM).
Management
menyeluruh
Sistem
CRM
ini
keuangan yang menyeluruh guna memenuhi
menyatukan data nasabah secara ‘single-
kebutuhan-kebutuhan
view basis’ dan memungkinkan Bank untuk
Sejahtera Insurance (CSI), rekan kerja baru BCA
menilai dan mengevaluasi nasabah dari sudut
dalam bisnis asuransi umum, akan melengkapi
perspektif yang berbeda. Mempelajari para
fokus BCA dalam menumbuhkan bisnis kredit
nasabah sebagaimana mereka sesungguhnya
pemilikan rumah dan pembiayaan mobil
telah membantu Bank untuk meningkatkan
melalui penyediaan produk asuransi dari CSI.
kerja sama antar divisi guna menunjang
Dalam bidang Wealth Management, BCA
perkembangan bisnis, sekaligus mengurangi
akan bekerja sama dengan anak perusahaan
biaya
barunya, yaitu Dinamika Usaha Jaya (DUJ)
dan
menghindari
eksposur
kredit
bermasalah.
untuk
memperkuat
penyediaan Analisa
data
nasabah
secara
mendalam
nasabah.
upaya
serangkaian
Central
BCA
produk
dalam Wealth
Management.
memainkan peranan penting untuk lebih memahami nasabah-nasabah kami sehingga
Dengan
dapat
dengan
karyawan, BCA akan memperluas cakupan
mereka. BCA mulai memanfaatkan model
penawaran produk kepada segmen nasabah
analisis perilaku nasabah (behavior analysis)
affluent dan memperkuat perannya sebagai
untuk
lembaga
mempererat
mengantisipasi
hubungan
preferensi
produk
meningkatkannya
perbankan
yang
kemampuan
menyediakan
keuangan dan perilaku para nasabah. Hal
beragam solusi keuangan secara menyeluruh.
ini memungkinkan BCA untuk menyediakan
Perbankan
solusi keuangan yang sesuai dengan beragam
membina
kebutuhan nasabah.
memberikan layanan yang terbaik bagi para
Individual hubungan
berusaha yang
solid
untuk dan
nasabah perbankan individual di Indonesia.
Laporan Tahunan BCA 2011
47
Tinjauan Bisnis
Perbankan Tresuri dan Internasional
Proaktif dalam mengelola posisi aset dan kewajiban BCA seiring dengan upaya meningkatkan customer engagement Perbankan Tresuri Tresuri BCA memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis Bank dengan melakukan pengelolaan likuiditas guna memperoleh profitabilitas yang optimal, serta secara aktif memasarkan produk dan layanan yang menghasilkan fee based income seperti layanan valuta asing dan produk pasar modal. Tresuri BCA secara proaktif mengelola likuiditas dan investasi dalam instrumeninstrumen seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Term Deposit Bank Indonesia, Penempatan antar Bank, serta Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi. Total investasi dalam instrumen-instrumen tersebut adalah Rp 115 triliun pada akhir Desember 2011. Untuk mengelola kelebihan likuiditas dalam mata uang USD, BCA menawarkan pinjaman jangka pendek berupa fasilitas dari pasar uang kepada sejumlah Badan Usaha Milik Negara dan nasabah korporasi yang memiliki reputasi baik. Selain itu, Tresuri BCA juga melakukan investasi pada instrumen Surat Utang Negara dalam denominasi USD dan mengelola Penempatan antar Bank dalam mata uang USD. BCA berhasil menurunkan biaya dana (cost of funds) dari 3,0% pada tahun 2010 menjadi 2,6% pada tahun 2011. Dengan biaya dana yang lebih rendah, peningkatan portofolio kredit dan pengelolaan likuiditas secara aktif telah
48
Laporan Tahunan BCA 2011
mendukung Net Interest Margin (NIM) pada tingkat yang lebih tinggi pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Selain mengelola aset dan kewajiban Bank, Tresuri BCA juga menyediakan beragam layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah termasuk jasa kustodian, produk valuta asing dan pasar modal. Dengan melakukan halPortofolio Tresuri
Volume Bisnis Perbankan Internasional
(dalam miliar Rupiah)
(dalam USD miliar)
Instrumen-instrumen Bank Indonesia
Volume Trade
Obligasi Pemerintah
Volume Remittance
Surat-surat Berharga Lainnya
81,9 70.393
63,2
62.043
40.699 33.459 11.476
10.705
2010
2011
7,7
2010
10,0
2011
Laporan Tahunan BCA 2011
49
Tinjauan Bisnis
hal ini, BCA terus membina hubungan dengan nasabah perorangan dan korporasi baik nasabah lama maupun baru. Tresuri BCA bekerja sama dengan para relationship manager unit-unit bisnis BCA dalam menggarap peluang-peluang bisnis baru. Tresuri BCA meningkatkan koordinasi dengan unit bisnis lain yang terkait untuk mempromosikan produk dan layanan tresuri bagi nasabah perorangan, korporasi, komersial, dan nasabah usaha kecil & menengah melalui seluruh jaringan cabang. Volume bisnis transaksi valuta asing meningkat sejalan dengan upaya BCA memperluas basis nasabah termasuk melayani nasabah yang berlokasi di luar negeri. Dalam tahun 2011 BCA menerapkan strategi harga yang kompetitif dalam mengembangkan bisnis transaksi valuta asing. Volume transaksi valuta asing BCA meningkat menjadi USD 49,1 miliar, tumbuh 38,4% dari USD 35,5 miliar pada tahun 2010. Bisnis transaksi valuta asing menjadi lebih kondusif seiring dengan peningkatan peringkat hutang negara Indonesia, derasnya arus masuk modal asing dan peningkatan investasi langsung (direct investment) di Indonesia. Kami melihat peningkatan likuiditas di pasar dan pada gilirannya akan meningkatkan aktivitas perdagangan valuta asing dan obligasi pemerintah yang difasilitasi oleh BCA. Dalam rangka meningkatkan layanan dan berbagi informasi kepada nasabah, Tresuri BCA secara rutin menerbitkan newsletter harian dan buletin berkala untuk menyampaikan perkembangan pasar keuangan terkini yang meliputi pasar valuta asing, pasar uang (money market) dan obligasi. Publikasi ini menyajikan informasi yang praktis dan komprehensif mengenai hal-hal seputar tresuri yang bermanfaat bagi para nasabah utama BCA.
50
Laporan Tahunan BCA 2011
Pada tahun 2011, Tresuri BCA berupaya meningkatkan hubungan dengan nasabah individual utama. BCA secara aktif berpartisipasi menjual ORI008 (Obligasi Ritel Indonesia - Seri 008) kepada nasabah melalui serangkaian upaya pemasaran, dan berhasil membukukan nilai penjualan sebesar Rp 845 miliar untuk ORI008, dan meraih penghargaan dari Pemerintah sebagai salah satu Agen Penjual ORI terbaik pada tahun 2011. Tresuri BCA melanjutkan partisipasinya sebagai salah satu agen penjualan utama Surat Utang Negara (SUN). BCA memfasilitasi para nasabahnya baik di dalam maupun di luar negeri dalam pasar utama SUN, serta aktif dalam perdagangan SUN di pasar sekunder. Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya-upaya tersebut, Departemen Keuangan memberikan penghargaan kepada BCA sebagai Agen Penjual SUN Terbaik pada tahun 2011.
Perbankan Internasional Posisi perdagangan Indonesia tetap kokoh meskipun terjadi perlambatan ekonomi global sepanjang tahun 2011. Hal tersebut tercermin dari kenaikan ekspor sebesar 29,1% menjadi USD 203,6 miliar, dan kenaikan impor sebesar 30,7% menjadi USD 177,3 miliar pada tahun 2011. Didukung oleh kondisi ekonomi yang kondusif selama tahun 2011, BCA membukukan pertumbuhan volume transaksi trade finance sebesar 30,5% menjadi USD 10,0 miliar. Negara-negara tetangga di Asia tetap menjadi mitra dagang utama Indonesia pada tahun 2011, dengan China sebagai mitra dagang terbesar. Kondisi ini mendorong penggunaan Renminbi sebagai mata uang yang digunakan dalam kegiatan perdagangan komoditas antara Indonesia dan China. Meningkatnya kegiatan perdagangan antara China dan
Indonesia memberikan insentif bagi BCA untuk meningkatkan layanan bagi nasabahnasabah Indonesia yang melakukan transaksi perdagangan secara aktif dengan para mitra bisnis mereka di China. Pada akhir tahun 2011, BCA menawarkan layanan Yuan Remittance berdenominasi CNY, di mana nasabah dapat menerima pengiriman uang dalam mata uang CNY dengan nilai penuh pada hari yang sama. BCA juga menawarkan layanan China Today, di mana nasabah dapat mengirimkan dana dalam mata uang USD ke China dan diterima pada hari yang sama. Pada tahun 2009, BCA menjadi bank komersial pertama di Indonesia yang menjadi anggota dari sistem kliring mata uang Renminbi yang diselenggarakan oleh Otoritas Keuangan Hong Kong (Hong Kong Monetary Authority). Melengkapi fasilitas Renminbi Trade Settlement yang dimulai sejak tahun 2009, BCA meluncurkan produk giro dan layanan banknotes dalam mata uang CNY pada tahun 2011. Sejak tahun 2011, BCA memperluas layanan transaksi perbankan yang memungkinkan transaksi pengiriman uang dari dalam dan ke luar negeri menjadi lebih efektif dan nyaman melalui fasilitas Internet Banking. Sejalan dengan upaya tersebut, dalam beberapa tahun terakhir BCA menjadi salah satu bank dengan volume layanan pengiriman uang terbesar di Indonesia, meningkat 29,7% menjadi USD 81,9 miliar pada tahun 2011. Sebanyak 900 mitra keuangan BCA yang tersebar di wilayah Timur Tengah dan Asia Pasifik memanfaatkan sistem pengiriman uang berbasis internet yang disebut FIRe (Finance Institution Remittance) untuk memperkuat bisnis pengiriman uang mereka. Didukung
oleh 1.937 bank koresponden di 107 negara, BCA menawarkan jasa keuangan dalam 14 jenis mata uang, BCA merupakan salah satu bank utama penyedia layanan pengiriman uang, perdagangan, transaksi valuta asing, pasar uang, banknotes dan settlement business di Indonesia. BCA juga memperluas layanan melalui kerja sama dengan MoneyGram dan PT Pos Indonesia.
Melangkah ke Depan Meskipun ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih akan menjadi kendala di masa mendatang, Tresuri BCA akan terus berupaya menerapkan strategi dan inisiatif yang efektif guna meningkatkan kinerja. Disamping mengembangkan beragam produk trade finance untuk memenuhi kebutuhan nasabah, Tresuri BCA akan terus berupaya untuk menghasilkan penerimaan secara optimal melalui pengelolaan likuiditas yang memadai. Perbankan Internasional BCA akan terus berupaya menangkap peluang investasi baru guna menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. BCA bertekad mengembangkan produk-produk trade finance yang lebih beragam dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia guna memasarkan solusi-solusi trade finance secara efektif kepada nasabah-nasabah yang memiliki hubungan dagang dengan negara-negara yang tingkat perdagangannya masih rendah namun berpotensi cukup baik. Upaya-upaya tersebut diarahkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah di tengah meningkatnya aktivitas perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara tersebut.
Laporan Tahunan BCA 2011
51
52
Laporan Tahunan BCA 2011
Pendukung Bisnis
Laporan Tahunan BCA 2011
53
Pendukung Bisnis
Manajemen Risiko
BCA menerapkan suatu Kerangka Manajemen Risiko yang terintegrasi untuk memastikan semua risiko dapat diidentifikasi, diukur dan dilaporkan serta dikendalikan dengan benar Pendekatan manajemen risiko BCA dirumuskan sesuai dengan strategi bisnis secara keseluruhan dan didukung oleh pertimbangan yang cermat terhadap risk appetite BCA. Agar dapat mengelola risiko secara efektif baik di dalam Bank maupun semua anak perusahaan, pendekatan ini menekankan pada keberlanjutan usaha jangka panjang di tengah dinamika perekonomian global dan industri perbankan Indonesia. Pendekatan ini juga memperhitungkan kecukupan modal dan alokasi tenaga kerja yang dimiliki oleh BCA. Unit kerja manajemen risiko bertugas untuk mengelola eksposur risiko BCA agar dapat diukur dan dimitigasi sesuai dengan kebijakan dan prosedur internal serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Proses manajemen risiko yang mengandalkan faktor kehati-hatian dan efektivitas diterapkan di seluruh kegiatan usaha pada tahun 2011. Hal tersebut menghasilkan predikat “rendah (low)” atas penilaian risiko inheren dan predikat “sangat memadai (strong)” untuk penilaian sistem pengendalian risiko. Dengan kebijakan manajemen risiko yang proaktif dan penuh kehatihatian, nilai risiko komposit Bank di sepanjang tahun 2011 berhasil dijaga pada tingkat “rendah (low)”, mengacu kepada matriks penilaian risiko keseluruhan dari Bank Indonesia.
54
Laporan Tahunan BCA 2011
Landasan Manajemen Risiko yang Kokoh Strategi, kebijakan, dan prosedur operasional BCA telah dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka manajemen risiko yang menyeluruh dan mendapatkan pengawasan secara ketat agar sesuai dengan semua peraturan yang terkait. Sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, Dewan Komisaris BCA mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pedoman dan kebijakan manajemen risiko Bank. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Pemantau Risiko yang bertugas mengawasi pelaksanaan kerangka manajemen risiko Bank. Direksi bertugas untuk mempersiapkan,
mengevaluasi,
melaksanakan,
dan
mengembangkan
sistem manajemen risiko secara keseluruhan. Salah seorang anggota Direksi secara khusus ditunjuk untuk berperan sebagai Direktur Manajemen Risiko, yang bertugas mengawasi kepatuhan setiap unit bisnis Bank terhadap kebijakan dan protokol pengendalian risiko yang ada, serta mengkaji dan memperbaharuinya secara berkala sesuai dengan lingkungan bisnis yang terus berkembang.
Laporan Tahunan BCA 2011
55
Pendukung Bisnis
BCA telah membentuk beberapa unit kerja
Sangat penting bagi BCA untuk menjaga posisi
dan komite yang bertanggung jawab untuk
likuiditas dalam menghadapi ketidakpastian
mengendalikan dan memitigasi risiko yang
kondisi global dan volatilitas usaha. Oleh
secara potensial dihadapi oleh Bank. Satuan
karena itu, pada akhir tahun 2011, Bank
Kerja Manajemen Risiko (SKMR) telah dibentuk
senantiasa menjaga posisi likuiditas dengan
untuk membantu Direksi dalam memastikan
secondary reserves sebesar Rp 75,4 triliun, atau
bahwa kerangka manajemen risiko yang
22,8% terhadap total aktiva produktif BCA.
ada telah memadai dalam mengidentifikasi
Likuiditas Bank dalam mata uang USD juga
dan
untuk
terjaga dengan baik sepanjang tahun 2011,
meminimalisasi berbagai risiko usaha yang
sejalan dengan penerapan batas maksimum
dihadapi oleh BCA. SKMR bekerja secara
untuk pinjaman USD sebesar USD 2 miliar.
memiliki
mekanisme
kontrol
independen terhadap unit-unit operasional dan bertanggung jawab langsung kepada
BCA terus mengembangkan pendekatan yang
Direktur Manajemen Risiko.
tepat untuk mengelola risiko yang muncul dari berbagai ketidakpastian, dan secara
BCA juga memiliki Komite Manajemen Risiko
berkala melakukan penyesuaian berbagai
yang
kebijakan
dan
parameter-parameter risiko sebagai antisipasi
risiko-risiko
yang
terhadap dinamika bisnis dan kondisi ekonomi.
dihadapi oleh Bank. Selain itu, Direksi juga
Kewaspadaan Bank dalam mengamati kondisi
telah membentuk sejumlah komite seperti
makroekonomi membantu tim manajemen
Komite
Komite
risiko untuk mencapai hasil yang memuaskan
Kredit, dan Asset & Liability Committee untuk
dan menjaga tingginya kualitas portofolio
menangani setiap risiko yang lebih spesifik.
kredit di tahun 2011. BCA berhasil menjaga
merekomendasikan
membahas
keseluruhan
Kebijakan
Perkreditan,
rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan
Menjaga Posisi Likuiditas, Meningkatkan Kualitas Kredit
– NPL) pada tingkat yang rendah pada level 0,5% dengan rasio cadangan terhadap kredit secara
bermasalah sebesar 386,3% pada Desember
perkembangan
2011. Perlu diperhatikan pula bahwa tidak
perekonomian global, termasuk krisis surat
terdapat pembentukan NPL secara signifikan
utang yang dihadapi oleh sejumlah negara
selama tahun 2011.
Sepanjang aktif
tahun
mencermati
2011, situasi
BCA
Eropa seperti Yunani dan Italia. Bank telah mengembangkan beberapa skenario stress
BCA
telah
mengembangkan
beberapa
test untuk mengukur berbagai dampak dari
metodologi dan aplikasi untuk mengukur risiko
peristiwa eksternal dan internal yang dapat
yang dihadapi oleh Bank dalam melakukan
berpengaruh terhadap kinerja BCA. Skenario
kegiatan usahanya. Peraturan Bank Indonesia
stress test ini disesuaikan secara berkala
mengharuskan bank dengan skala bisnis
mengikuti perkembangan terkini sehingga
sebesar BCA untuk mempunyai kebijakan dan
tetap relevan.
prosedur untuk menangani secara spesifik delapan kategori risiko. Kedelapan kategori
56
Laporan Tahunan BCA 2011
risiko yang dihadapi oleh Bank ini diidentifikasi
dan beragam. Risiko atas kesalahan manusia,
dan dievaluasi ulang secara berkala, sehingga
kegagalan IT dan proses dalam operasional
menghasilkan profil risiko yang baik untuk
sehari-hari maupun penipuan dan tindakan
setiap kategori risiko sekaligus untuk risiko
ilegal harus diminimalisasi untuk menjaga tetap
kompositnya.
berlangsungnya kegiatan operasional. Oleh karena itu, BCA menggunakan suatu sistem berbasis web yang terdiri dari Risk Control Self
Delapan kategori risiko ini meliputi:
Assestment, Key Risk Indicator dan Loss Event Risiko kredit merupakan risiko yang timbul
Database untuk mendeteksi risiko operasional
karena kegagalan debitur atau counterparties
sedini mungkin.
dalam
memenuhi
kewajibannya
kepada
Bank. Dalam mengelola risiko kredit, BCA
Risiko
likuiditas
menerapkan organization-wide policy yang
mungkin dihadapi Bank karena tidak dapat
membatasi nilai kredit untuk setiap segmen
memenuhi kewajibannya kepada deposan,
pasar, baik untuk individu maupun korporasi.
investor,
Bank menilai risiko kredit menggunakan
oleh
dan
merupakan
kreditur,
keterbatasan
risiko
yang
yang
disebabkan
pendanaan
atau
yang
ketidakmampuan Bank untuk melikuidasi
menerapkan sistem penilaian risiko kredit yang
aset pada harga wajar. Untuk mengelola
terpisah untuk setiap kategori kredit. Selain
likuiditasnya, selain menjaga primary reserves,
itu, risiko kredit untuk pinjaman dalam jumlah
BCA juga menjaga secondary reserves dan
besar dapat pula ditentukan berdasarkan
membuat proyeksi arus kas yang terinci dalam
kasus per kasus.
mata uang USD dan Rupiah, menggunakan
Internal
Ratings
Based
Approach,
beberapa
skenario
dengan
basis
harian,
yang
mingguan maupun bulanan. BCA secara
disebabkan oleh pergerakan variabel-variabel
berkala juga melakukan stress test terhadap
di pasar, seperti suku bunga, kurs mata uang,
kondisi likuiditas dengan menggunakan asumsi
dan harga pasar yang terkait secara langsung
skenario terburuk pada sistem perbankan
dengan portofolio Bank. Bank menilai risiko
Indonesia.
Risiko
pasar
merupakan
risiko
pasar dari fluktuasi suku bunga dan kurs mata uang dengan menggunakan metode Value at
Risiko
strategik
Risk (VAR). BCA juga menerapkan repricing gap
perubahan dramatis di lingkungan eksternal
limits (menggunakan pendekatan pendapatan
yang
dan nilai ekonomi) untuk mengelola risiko
diantisipasi
suku bunga di dalam buku bank, melalui
dan
evaluasi stress testing secara berkala.
menangani risiko ini, BCA berupaya untuk
tidak
dapat
dapat oleh
kebijakan
disebabkan
diakomodasi BCA
yang
dengan telah
ada.
oleh
ataupun strategi Untuk
merumuskan strategi dan anggaran jangka Risiko operasional merupakan kategori risiko
pendek, menengah, dan panjang, dengan
yang sangat penting, mengingat model bisnis
mempertimbangkan
dan produk serta layanan perbankan BCA yang
skenario keuangan yang mungkin dapat
kini terus tumbuh menjadi lebih kompleks
terjadi di kemudian hari.
berbagai
model
dan
Laporan Tahunan BCA 2011
57
Pendukung Bisnis
Risiko reputasi terkait dengan kebijakan,
Implementasi Basel II Accord
prosedur, dan tindakan BCA yang dapat
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, BCA
merusak kepercayaan dan keyakinan dari
telah mempersiapkan pelaksanaan Basel II
para pemangku kepentingan dan pemegang
Accord sebagai bagian dari strategi manajemen
saham Bank. Untuk menangani risiko ini, BCA
risikonya secara keseluruhan. Bank Indonesia
mempergunakan sistem komunikasi bank-
akan menerapkan Basel II Accord pada bulan
wide untuk menjaga komunikasi yang baik
Januari 2012. BCA telah siap untuk memenuhi
dalam lingkup internal dan eksternal—dengan
semua
dibantu oleh Unit Hubungan Masyarakat dan
dengan praktik-praktik standar internasional
pusat layanan nasabah yaitu HaloBCA. Keluhan
dan diharapkan kedepannya BCA dapat
ditangani dengan segera dan disampaikan
memanfaatkan pendekatan pengukuran risiko
ke bagian yang berwenang untuk segera
Basel II yang lebih maju, setelah memperoleh
ditangani dan menyediakan solusi yang tepat
persetujuan dari Bank Indonesia.
persyaratan
baru
tersebut
sesuai
untuk meningkatkan kualitas layanan. Basel II Accord mewajibkan bank-bank untuk Risiko hukum mengacu pada persoalan-
memasukkan risiko operasional selain risiko
persoalan yang muncul dari kontrak dan
kredit dan risiko pasar di dalam perhitungan
perjanjian
yang
kecukupan modal bank. Sesuai Surat Edaran
layanan.
Bank Indonesia No. 11/3/DPNP, mulai tanggal
Untuk menangani risiko ini, Grup Hukum
1 Januari 2011, bank dikenakan biaya modal
BCA
kajian
terkait risiko operasional sebesar 15% dari
terhadap dokumen-dokumen hukum dan
rata-rata pendapatan bruto (gross income)
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang
tiga tahun terakhir. Disamping itu, sesuai
dapat menimbulkan masalah hukum bagi BCA.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/6/DPNP
Bank senantiasa mematuhi setiap peraturan
yang berlaku efektif tanggal 2 Januari 2012,
dan undang-undang yang berlaku dalam
bank dapat mengurangi biaya modal mereka
melaksanakan setiap kegiatan bisnisnya.
sesuai
terkait
yang
dibuat
dengan
produk
senantiasa
ataupun dan
melakukan
dengan
jenis
aktiva
berdasarkan
bobot risiko tertentu. Biaya modal yang lebih Risiko kepatuhan dapat muncul dari kegagalan
rendah tersebut, sampai batas tertentu akan
BCA dalam mematuhi peraturan yang berlaku.
mengimbangi dampak negatif dari biaya modal
Untuk menangani hal tersebut, Direktur
yang tinggi untuk risiko operasional dalam
Kepatuhan Bank dengan dibantu oleh Unit
perhitungan
Kepatuhan, secara teratur meninjau kembali
Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio -
aspek
CAR) BCA.
kepatuhan
Bank,
dan
khususnya
transaksi-transaksi yang mencurigakan atau yang tidak wajar. BCA sepenuhnya mematuhi Undang-Undang Anti Pencucian Uang dan kebijakan mengenal nasabah (Know Your Customer policy) yang berlaku di Indonesia.
58
Laporan Tahunan BCA 2011
rasio
Kewajiban
Penyediaan
Selanjutnya, sejalan dengan persiapan di
BCA akan tetap menjaga likuiditasnya, sebagai
Indonesia untuk meningkatkan kesiapannya
salah satu elemen penting di masa depan.
dalam pelaksanaan Basel III Accord, BCA
Langkah-langkah proaktif akan dilakukan
secara aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan
untuk memastikan dana inti selalu terjaga
Studi Dampak secara Kuantitatif (Quantitative
sehingga
Impact Study) yang dilaksanakan oleh Basel
lingkungan ekonomi yang mudah berubah.
Committee
yang
bekerja
sama
dapat
mengimbangi
pengaruh
dengan
Bank Indonesia. Studi tersebut memberikan
Pengelolaan risiko operasional adalah aspek
gambaran atas pengaruh yang timbul atas
utama bagi BCA untuk menjaga platform
implementasi Basel III terhadap rasio-rasio
perbankan transaksi yang dimilikinya. Untuk
modal dan likuiditas Bank.
memperkuat Business Continuity Plan, BCA telah memulai program berkelanjutan untuk
Merupakan tujuan bagi BCA untuk memenuhi
menyempurnakan organisasi dan infrastruktur
semua
telah
teknologi informasi guna memastikan platform
Indonesia
dan
operasionalnya tetap kokoh. Hal ini mencakup
international
best
pembangunan Disaster Recover Center baru,
practices. Di tahun 2012, Bank akan fokus dalam
yang mulai dibangun di tahun 2011 dan akan
mempersiapkan sistem untuk penghitungan
beroperasi sepenuhnya di tahun 2013.
standar
ditetapkan menerapkan
oleh
perbankan Bank
standar
yang
risiko kredit menggunakan metode standar sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia. BCA juga akan bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk memperoleh persetujuan penggunaan Advance Measurement Approach (AMA) dalam mengukur risiko operasional.
Melangkah ke Depan Unit Manajemen Risiko akan mengamati pertumbuhan kredit secara seksama, karena jelas bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membutuhkan kredit dalam jumlah yang signifikan. BCA akan terus melanjutkan penerapan kebijakan manajemen risiko secara ketat dengan mengamati dampak negatif yang dapat timbul dari perkembangan kondisi makro ekonomi global.
Laporan Tahunan BCA 2011
59
Pendukung Bisnis
Sumber Daya Manusia
BCA senantiasa meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia untuk mendukung strategi dalam mempererat hubungan dengan para nasabah Perkembangan bisnis dan permintaan nasabah yang terus bertumbuh membuktikan bahwa para karyawan yang terlatih, berpengalaman dan berdedikasi merupakan aset yang penting bagi BCA. Pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia merupakan hal yang vital dalam menarik dan mempertahankan karyawan berkualitas di lingkungan kerja BCA. Dengan karyawan yang terlatih dan berdedikasi memungkinkan Bank untuk menawarkan solusi-solusi yang efektif dan tepat waktu bagi para nasabah, sekaligus mempererat hubungan baik dengan nasabah BCA.
Pelatihan untuk Meningkatkan Kualitas BCA Learning Center terus meningkatkan kualitas sejumlah program pelatihan guna mengasah kemampuan dan pengetahuan karyawan, agar senantiasa dapat mengikuti perubahan lingkungan bisnis yang dinamis. Dengan menyelenggarakan sejumlah program internal dan bekerja sama dengan para vendor eksternal ternama, Bank meyakini bahwa para karyawan akan dapat mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam memenuhi kebutuhan nasabah, sehingga dapat berkontribusi bagi perkembangan bisnis Bank.
60
Laporan Tahunan BCA 2011
Pada tahun 2011, BCA Learning Center menyelenggarakan 2.143 kelas pelatihan yang diikuti oleh 56.420 peserta, dengan total waktu pelatihan mencapai 169.738 hari. Pelatihan ini meliputi berbagai topik seperti layanan pemberian kredit, customer engagement, manajemen risiko, dan kepemimpinan. Sejalan dengan berkembangnya jaringan cabang BCA yang tersebar di seluruh Indonesia, teknologi dan metodologi pelatihan baru diterapkan dan diintegrasikan ke dalam platform pelatihan yang telah ada. Metodologi baru ini meliputi e-Learning dan Video Based Training (VBT) yang disediakan untuk semua posisi karyawan, sebagai media untuk melatih karyawan secara massal dengan biaya yang cukup rendah. Sebanyak 10.118 karyawan telah menyelesaikan pelatihan online melalui e-Learning sejak diluncurkan pada tahun 2009 dan sebanyak 27.272 peserta telah mengikuti VBT. Selain itu, BCA Learning Center berhasil mendorong semangat belajar mandiri dan kegiatan berbagi (sharing) pengetahuan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan segenap karyawan BCA secara berkesinambungan. BCA Learning Center meminta setiap unit kerja untuk menjalankan kegiatan berbagi tersebut secara berkala, yang dikenal sebagai program Community of Practice (COP), yang bertujuan memperkuat interaksi bisnis dan sosial di antara
Laporan Tahunan BCA 2011
61
Pendukung Bisnis
karyawan. BCA Learning Center memantau
program pelatihan BDP selama 1 tahun, para
berbagai topik yang dibahas dalam COP untuk
peserta akan ditempatkan pada area-area
memastikan program ini berjalan sesuai tujuan.
strategis di unit-unit kerja maupun cabang-
BCA juga mendorong para karyawannya untuk
cabang BCA. Manajemen senior BCA secara aktif
meningkatkan pengetahuan mereka mengenai
terlibat dalam pembinaan lulusan BDP, karena
berbagai produk yang tersedia, sehingga mereka
lulusan tersebut merupakan generasi penerus
dapat memberikan layanan yang terbaik bagi
yang akan menjadi pemimpin BCA di masa
para nasabah, termasuk dalam hal-hal yang
mendatang.
bersifat rutin sekalipun. BCA
memberikan
apresiasi
dan
sistem
BCA Learning Center memiliki reputasi yang
penghargaan yang menarik kepada karyawan
sangat baik di Indonesia sehingga banyak
dalam upaya untuk terus mempertahankan
dijadikan sebagai tolok ukur bagi perusahaan-
dan meningkatkan kinerja mereka. Target kerja
perusahaan
industri.
para karyawan ditetapkan dan dinilai setiap
Perusahaan-perusahaan tersebut mengadaptasi
tahun sebagai dasar evaluasi keberhasilan
model pembelajaran BCA untuk diterapkan
karyawan dalam memenuhi target yang telah
sesuai dengan keperluan mereka.
ditentukan. Selanjutnya, guna mempertahankan
lain
dari
berbagai
para
karyawan
yang
berkualitas,
Merekrut dan Mempertahankan Karyawan
mengidentifikasi para individu yang berpotensi
BCA memahami pentingnya regenerasi karyawan
spesifik. Hal tersebut merupakan bagian dari
untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
upaya
Bank dalam industri perbankan. Bank merekrut
Pelatihan
karyawan yang berpotensi, untuk kemudian
pengembangan
dilengkapi
keterampilan
potensial untuk menduduki jenjang posisi yang
melalui pelatihan internal dalam program
lebih tinggi di BCA, program beasiswa Magister
akuntansi dan keuangan, maupun program
dan Program Pendidikan Eksekutif di Singapura,
pelatihan manajemen yang lebih umum atau
Eropa, dan Amerika Serikat. Program pelatihan
disebut BCA Development Program (BDP). Di
ini bertujuan untuk memperluas wawasan
tahun 2011, BCA merekrut sebanyak 239 orang
profesional dan memperluas network of contacts
lulusan
dari staf utama BCA.
dengan
universitas.
beragam
Setelah
menyelesaikan
untuk dilatih dan dikembangkan secara lebih Bank
untuk
lanjutan karir
melakukan ini
regenerasi.
meliputi
bagi
para
program karyawan
Profil Karyawan Berdasarkan Tingkat Manajemen
Staf Manajer Eksekutif (termasuk Dewan Komisaris dan Direksi) Total
2011
2010
16.673
16.519
3.232
3.111
57
57
19.962
19.687
Profil Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
SD, SMP dan SMU Diploma dan Sarjana Pasca Sarjana Total
62
Bank
Laporan Tahunan BCA 2011
2011
2010
6.281
6.525
13.138
12.637
543
525
19.962
19.687
Meningkatkan Keterlibatan Karyawan
coaching dan penilaian kerja yang dievaluasi
Keterlibatan antara sesama karyawan merupa-
secara
kan salah satu program Divisi Sumber Daya
ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi,
Manusia dalam memperkuat budaya kerja sama
menyederhanakan proses-proses terkait SDM,
tim di seluruh divisi dan unit kerja. Pada tahun
dan lebih menyempurnakan proses pemantauan
2011, BCA mengadakan survei secara independen
dan pelaporan kegiatan.
tahunan.
Langkah-langkah
strategis
untuk mengukur tingkat keterlibatan karyawan
Upaya-upaya di Masa Depan
di semua jenjang organisasi BCA.
Untuk mempererat hubungan dengan para Survei ini sejalan dengan program strategis
nasabah dan karyawan, Bank akan melakukan
jangka panjang guna meningkatkan keterlibatan
sejumlah survei yang serupa seperti yang
karyawan. Program strategis tersebut bertujuan
telah dilakukan pada tahun 2011. Bank akan
untuk
karyawan,
menggunakan indikator yang lebih spesifik
mengembangkan komunikasi tim yang kuat,
pada survei di tahun 2012 untuk menghitung
meningkatkan tingkat kepuasan dan membantu
pencapaian sasaran dari setiap divisi.
mengoptimalkan
sinergi
para karyawan agar lebih termotivasi dan produktif, serta berorientasi pada nasabah
Kebijakan dalam merekrut dan memberikan
dalam
pelatihan yang diterapkan oleh BCA terhadap
setiap
perilaku
mereka
secara
para karyawan baru akan tetap menjadi
profesional.
prioritas di tahun-tahun mendatang. Sumber
Langkah Selanjutnya
daya manusia yang berkualitas dan kompeten
BCA terus berusaha membuat sistem yang efektif
merupakan hal yang wajib dalam rangka
untuk mengelola serta meningkatkan kualitas
membangun hubungan dan untuk memberikan
sumber daya manusia untuk memberikan standar
pelayanan dengan kualitas prima. Bank akan
pelayanan terbaik bagi para nasabah.
secara intensif melakukan sosialisasi sebagai salah satu perusahaan penyedia lapangan
Pada tahun 2011, BCA mulai memusatkan aktivitas
kerja terbaik di Indonesia sebagai upaya untuk
operasional Sumber Daya Manusia (SDM) dari
menjaring calon pekerja yang berpotensi agar
kantor-kantor wilayah ke kantor pusat. Sebagai
tertarik dengan berbagai kesempatan yang
langkah awal, pemusatan ini dilaksanakan pada
ditawarkan oleh Bank.
dua kantor wilayah di Jabodetabek. Langkah ini diharapkan dapat membuat unit SDM di kantor
Untuk mengimbangi ekspansi bisnis di bidang
wilayah lebih fokus dalam mengembangkan
perkreditan, BCA akan merekrut sejumlah
kualitas
account officer yang akan menangani segmen
tenaga
kerja,
melalui
kerja
sama
dengan HR Business Partners di kantor pusat.
Komersial dan UKM.
Dengan pemusatan kegiatan operasional SDM ini, diharapkan sejumlah proses dan peraturan
BCA akan melakukan program orientasi untuk
terkait SDM menjadi lebih baku dan sederhana.
menjadikan karyawan potensial sebagai contoh dan panutan bagi anggota tim di bawah
BCA juga memprakarsai pengembangan dan
mereka. Bank sedang mempersiapkan program
penerapan aplikasi e-HR, sistem SDM untuk
pengembangan
penilaian kinerja secara elektronik dan job
dirancang
posting
online.
Dalam
sistem
elektronik
tersebut terdapat rumusan target bisnis, proses
bagi
diri
yang
manajemen
secara senior
khusus untuk
mengoptimalkan kemampuan dan kompetensi mereka.
Laporan Tahunan BCA 2011
63
Pendukung Bisnis
Jaringan dan Operasi
Dengan meningkatkan kenyamanan dan pelayanan sekaligus mempertahankan keandalan dan keamanan jaringan perbankan BCA, kami tetap berada pada lini depan di industri perbankan Indonesia yang semakin kompetitif Fokus pada kebutuhan nasabah dipertegas dalam strategi kami menghadapi perkembangan industri perbankan Indonesia yang semakin kompetitif. Upaya untuk menyempurnakan layanan nasabah maupun kenyamanan bertransaksi telah menjadi prioritas kami dalam menjalankan kegiatan operasional, agar BCA tetap berada pada lini depan di industri perbankan Indonesia. Kami secara konsisten berupaya untuk memastikan keandalan jaringan dan sistem BCA dalam melindungi keamanan nasabah setiap saat.
Perluasan Jaringan Dengan menyadari bahwa kenyamanan nasabah merupakan faktor yang sangat penting, kami telah menambah sumber daya di tahun 2011 untuk meningkatkan kualitas jaringan yang terus bertumbuh. BCA telah membuka cabang-cabang baru untuk memberikan kemudahan akses di wilayah potensial dan guna menarik para nasabah baru. Pada tahun 2011, kami membuka 40 cabang baru, termasuk 21 kantor kas dan menambah 1.119 ATM. Pada akhir tahun 2011 kami memiliki jaringan distribusi nasional yang mencakup total 944 cabang, 8.578 ATM, dan lebih dari 100.000 mesin EDC.
64
Laporan Tahunan BCA 2011
Cabang-cabang BCA memegang peranan penting sebagai tempat yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi secara tatap muka dan memperoleh informasi yang mereka butuhkan terkait dengan produk-produk yang tersedia. Mendirikan cabang dan menambah ATM baru merupakan upaya yang dilakukan BCA untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, memberikan akses infrastruktur perbankan yang lebih luas bagi publik, serta memfasilitasi investasi individu dan bisnis. Selanjutnya, di awal tahun 2012, BCA menjalin kerja sama dengan Bank Mandiri untuk menghubungkan jaringan ATM masing-masing, sehingga menggandakan aksesibilitas ATM bagi para nasabah kami di seluruh Indonesia. Penggunaan Internet Banking BCA mencapai jumlah tertingginya di tahun 2011, dengan total 1,7 juta transaksi per hari, naik dari 1,1 juta transaksi per hari di tahun 2010. Selanjutnya, kami juga meningkatkan kinerja Mobile Banking untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari para nasabah yang dinamis dan memiliki mobilitas tinggi.
Laporan Tahunan BCA 2011
65
Pendukung Bisnis
Kami berusaha untuk meningkatkan kualitas
Melalui call center HaloBCA, nasabah kami
hidup masyarakat dengan mendorong mereka
memiliki akses 24 jam setiap hari, tujuh hari
untuk memanfaatkan fasilitas perbankan yang
dalam seminggu melalui jalur hotline nasabah.
mereka miliki. Kami memiliki posisi yang sangat
Selain melakukan investasi yang besar dalam
menguntungkan
menghubungkan
infrastruktur komunikasi untuk memastikan
masyarakat melalui jaringan BCA yang terus
kelancaran transaksi melalui ATM, internet,
berkembang dan memberikan kredit kepada
dan
individu,
berbagai
mengembangkan pusat data yang solid dalam
proyek Pemerintah. Pada akhirnya, seluruh
sistem HaloBCA agar dapat lebih efektif melayani
upaya tersebut diyakini akan mendorong
nasabah setiap saat. HaloBCA telah mendapat
pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
sertifikat ISO 9001:2000 atas pencapaiannya
untuk
perusahaan,
maupun
telepon
genggam,
kami
juga
telah
yang sangat baik dalam hal kualitas. HaloBCA
Bank yang Berorientasi Layanan
merupakan lebih dari sekedar call center nasabah meng-
untuk menyampaikan keluhan mereka, tapi
implementasikan program SMART di semua
lebih dari itu, HaloBCA juga berfungsi sebagai
cabang, serta kantor pusat dan kantor wilayah
pusat informasi dan solusi bagi para nasabahnya.
untuk meningkatkan level pelayanan bagi
Sangatlah membanggakan bahwa sebagian besar
nasabah. Semua karyawan kami telah dilatih
telepon yang masuk ke HaloBCA di tahun 2011
untuk menjadi karyawan yang Sigap, Menarik,
adalah permintaan dan pertanyaan dari nasabah
Antusias, Ramah, dan Teliti (SMART).
mengenai produk dan layanan perbankan,
Sejak
tahun
2001,
BCA
telah
bukan tentang keluhan nasabah. Sebagai bukti Budaya pelayanan SMART telah diperluas
atas kualitas layanannya yang prima, HaloBCA
menjadi
mendapatkan
pendekatan
SMART
SOLUTION
beberapa
penghargaan
pada
pada akhir tahun 2010. Penambahan kata
tingkat nasional, regional, bahkan internasional
“SOLUTION”
Simak;
di tahun 2011. HaloBCA meraih penghargaan
Open-minded (Terbuka); Lengkap; Utamakan
berupa “medali emas” di berbagai kategori pada
kebutuhan
Best Contact Center Awards 2011.
mengandung nasabah;
makna
Telling
solutions
(menjelaskan solusi), Insiatif, dan ON-time follow up (tindak lanjut yang tepat waktu).
Sejumlah langkah telah kami lakukan pada tahun
Dengan
berupaya
2011 untuk meningkatkan pelayanan jaringan
meningkatkan layanan maupun pendalaman
ATM. Kecepatan penanganan keluhan nasabah
hubungan dengan nasabah.
jaringan ATM Prima – suatu jaringan ATM
pendekatan
ini,
kami
beberapa bank, dimana BCA adalah anggota inti Terkait pendekatan SMART SOLUTION ini, kami
– terus ditingkatkan dan telah diperbaiki selama
menyelenggarakan program apresiasi internal,
dua kali di tahun 2011. Waktu penanganan
yang disebut BCA Award. Kami memberikan
keluhan yang semula 22 hari kerja berkurang
penghargaan bagi unit-unit bisnis di kantor
menjadi 18 hari kerja pada bulan Maret dan
pusat, kantor wilayah, dan kantor cabang
selanjutnya menjadi hanya 12 hari kerja sejak
yang telah berhasil menunjukkan kinerja dan
bulan September. Hal ini terkait erat dengan
pelayanan terbaik bagi para nasabah.
perubahan kecepatan penanganan keluhan antar bank yang menjadi anggota jaringan ATM Prima dari 14 hari kerja menjadi 7 hari kerja.
66
Laporan Tahunan BCA 2011
Mendukung Kinerja Andal, Menjaga Keamanan
menggunakan perekam video digital atau DVR
Kami meyakini bahwa kepercayaan dari
kami dengan PIN Cover. Hal tersebut sebagai
nasabah merupakan sasaran utama dari bisnis
langkah
perbankan. Oleh karena itu BCA menekankan
kriminal yang melibatkan mesin-mesin ini.
pada pembentukan jaringan yang aman dan
Pemeliharaan juga dilakukan secara teratur,
dapat diandalkan oleh para nasabahnya.
sehingga semua masalah yang berkaitan
selama 24 jam dan melengkapi semua ATM antisipasi
dan
mencegah
kasus
dengan kinerja mesin dapat ditangani sedini Pertumbuhan
transfer
tunai
antar
mungkin.
nasabah menunjukkan komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan
Efisiensi Pelayanan
para nasabah kami. Total nilai transaksi transfer
Adalah prinsip dasar BCA bahwa semua
dana yang kami layani per hari rata-rata sekitar
aktivitas
operasional
harus
dilaksanakan
Rp 36 triliun.
seefisien
mungkin
tanpa
mengurangi
ketaatan
Bank
terhadap
peraturan
aktivitas
tanpa
mengurangi
transaksi di masyarakat, kami senantiasa
Untuk
mencapai
mengembangkan jaringan teknologi informasi
konsisten
serta berencana membangun real time data
dan infrastrukturnya, meningkatkan level
center ketiga di Surabaya. Keputusan kami
layanannya, dan merampingkan berbagai
untuk memindahkan Disaster Recovery Center
sistem dan prosedur yang ada di Bank, yang
dari Singapura ke Surabaya dan membuatnya
berlandaskan pada prinsip kehati-hatian.
Seiring
dengan
peningkatan
kepuasan
dan
hal
meningkatkan
ini,
nasabah.
BCA
secara
berbagai
proses
menjadi redundant data processing yang ketiga bertujuan untuk memastikan kelanjutan
Diantara beberapa langkah yang telah kami
bisnis dan sistem online BCA selalu siap siaga
lakukan di tahun 2011 untuk meningkatkan
setiap waktu. Down time yang sangat rendah
efisiensi layanan adalah sejumlah perbaikan
di tahun 2011 merupakan hasil dari perluasan
dalam manajemen mesin-mesin EDC.
kapasitas mainframe, penyediaan bandwidth yang besar yang melampaui kebutuhan, serta
Kami telah melakukan sentralisasi sejumlah
pembaruan piranti lunak.
proses penting dalam kegiatan sehari-hari, seperti administrasi kredit dan pencetakan
Selain itu, kami juga telah menghubungkan
data rekening nasabah, yang kini dilakukan
sistem Real Time Gross Settlement (RTGS)
oleh Sentra Operasi Perbankan Elektronik.
dengan anak perusahaan kami, BCA Syariah,
Sistem yang terpusat ini sangat bermanfaat
pada tahun 2011. Hal ini berfungsi sebagai
bagi Bank, karena dengan adanya sistem
contingency backup plan untuk mendukung
ini, cabang-cabang dapat tetap fokus pada
transaksi RTGS BCA.
bisnis utama Bank dan layanan perbankannya sekaligus mengurangi tugas yang berulang
Sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan
di kantor cabang sehingga mereka dapat
dalam perbankan, pada tahun 2011 kami telah
menangani
meningkatkan pengawasan ATM baru dengan
strategis secara lebih intensif.
masalah-masalah
yang
lebih
Laporan Tahunan BCA 2011
67
Pendukung Bisnis
Untuk mengikuti perkembangan informasi
Masa Depan
teknologi terbaru sekaligus meningkatkan
Dalam
efisiensinya, saat ini kami sedang dalam
customer engagement strategy, kami sedang
proses pengalihan tagihan kartu kredit dari
membina budaya SMART SOLUTION untuk
bentuk kertas menjadi format e-mail. Selain
meningkatkan kualitas hubungan dengan para
itu, kami telah mengirimkan formulir aplikasi
nasabah kami, dan tetap memperluas jaringan
permohonan KlikBCA Bisnis melalui e-mail.
cabang, ATM, dan mesin EDC. Kami melakukan
Inisiatif-inisiatif tersebut juga merupakan
penambahan unit ATM dan mesin EDC baru
bagian dari upaya untuk menggalakkan
secara
budaya penghematan penggunaan kertas dan
cabang baru, meliputi kantor kas dan kas
mendukung program pelestarian lingkungan.
mobil di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
upayanya
agresif,
untuk
serta
mengintensifkan
membuka
sejumlah
Kapasitas HaloBCA juga akan ditingkatkan, Sejalan
dengan
pesatnya
perkembangan
teknologi dan dinamika permintaan nasabah, pelatihan
karyawan
di
bidang
sejalan dengan terus bertambahnya jumlah panggilan yang dilayani.
layanan
dan teknologi informasi terus dilakukan
Peningkatan proses operasional akan tetap
dan diarahkan pada upaya-upaya untuk
menjadi fokus strategis BCA dalam rangka
menyediakan
yang
meningkatkan efisiensi layanan bagi para
dibutuhkan saat ini maupun yang akan
nasabah di masa depan. Oleh karena itu, kami
diperlukan di kemudian hari. Selain itu, kami
sedang menjajaki berbagai kesempatan baru
melaksanakan proses rekrutmen dan pelatihan
dalam pemanfaatan sistem berteknologi tinggi
secara teratur, serta terus mempertahankan
dan berusaha untuk terus menyederhanakan
para karyawan yang memiliki kompetensi di
proses-proses kerja dengan menerapkan sistem
bidangnya.
otomasi. Dengan demikian, kami meyakini
keahlian-keahlian
bahwa sistem operasional perbankan kami secara
keseluruhan
dapat
dikembangkan
menjadi suatu sistem yang lebih kokoh, lebih aman, dan relatif lebih tidak rentan terhadap kesalahan manusia.
68
Laporan Tahunan BCA 2011
Teknologi Informasi
BCA senantiasa meningkatkan infrastruktur Teknologi Informasi guna mengimbangi kebutuhan nasabah yang terus berkembang BCA terus mengembangkan bidang Teknologi Informasi untuk mendukung tujuan bisnis dan mempertahankan bisnis inti BCA sebagai bank transaksi. Sebagai salah satu bank utama yang bergerak di bidang perbankan transaksi, sangatlah penting bagi BCA untuk menyediakan layanan perbankan yang andal, aman dan dapat dipulihkan (recoverable) setiap saat. BCA memastikan para nasabah dapat melakukan transaksi dengan mudah dan lancar kapanpun dan di manapun. Lebih lanjut, BCA memelihara kualitas data center yang berstandar internasional dengan didukung oleh business continuity plan dan disaster recovery center yang beroperasi secara real time, disamping terus mengikuti perkembangan teknologi terkini di dunia perbankan. Semuanya ini dilakukan agar BCA tetap menjadi salah satu yang terdepan di dalam persaingan industri perbankan Indonesia.
Peningkatan Fleksibilitas dan Keandalan Transaksi BCA senantiasa berusaha untuk menyempurnakan integrasi akses jaringan dalam rangka memperkuat infrastruktur teknologi informasi yang mencakup perbankan korporasi, komersial, dan individual. Upaya integrasi tersebut dilakukan agar dapat melakukan proses-proses migrasi antar jaringan secara fleksibel dan cepat, serta dapat mengembangkan berbagai aplikasi perbankan dengan fungsi dan manfaat yang beragam.
Laporan Tahunan BCA 2011
69
Pendukung Bisnis
BCA telah memulai implementasi Service Oriented IT Architecture (SOA) pada tahun 2010. SOA menyediakan arsitektur untuk menggabungkan berbagai layanan menjadi suatu proses terpadu yang dapat digunakan untuk menciptakan layanan transaksi perbankan yang baru. SOA adalah sarana yang tepat bagi pengembangan aplikasi business-to-business atau business-tocustomer, yang dapat dengan mudah direplikasi untuk para mitra bisnis yang lain yang memiliki fitur dan fungsi yang serupa. Sistem SOA ini dapat mengurangi banyaknya proses perancangan dan pemrograman ulang ketika aplikasi akan digunakan oleh mitra usaha yang lain, sehingga secara signifikan mempercepat waktu pengembangan aplikasi baru. Bersama dengan pengembangan sistem SOA, BCA secara konsisten meningkatkan kapasitas dari perangkat keras (hardware) untuk mendukung kenaikan volume transaksi dan jumlah nasabah. Selama tahun 2011, BCA mendorong penggunaan perbankan elektronik dengan terus meningkatkan kualitas layanan untuk memastikan kepuasan nasabah. Dengan tersedianya sistem teknologi informasi yang andal, BCA dapat mempromosikan produk-produk pembayaran sehingga para nasabah dapat melakukan pembayaran dengan sistem yang lebih modern dan lebih mudah digunakan. Selain itu, perkembangan teknologi informasi yang berkelanjutan dapat memfasilitasi pengembangan dan terciptanya layanan perbankan baru yang bermanfaat. BCA Mobile Banking menyediakan sarana intermediasi yang lebih nyaman dan dapat diandalkan bagi nasabah dengan memperkenalkan aktivitas perbankan melalui smartphone. BCA Mobile Banking telah menciptakan model yang transformatif untuk meningkatkan layanan yang berorientasi pada kepuasan nasabah.
Pusat Informasi Terpadu Saat ini BCA melanjutkan pembangunan sistem pengolahan data nasabah yang terintegrasi. Sistem ini berguna untuk menyimpan berbagai informasi
70
Laporan Tahunan BCA 2011
nasabah dalam satu data warehouse terpusat, yang membantu kami dalam mengevaluasi pola kebutuhan transaksi dan menyusun profil keuangan nasabah. Dengan adanya sistem tersebut, Bank dapat merekomendasikan solusi yang sesuai, khususnya dalam memenuhi kebutuhan nasabah Perbankan Individual. Sistem informasi BCA memegang peranan penting dalam meningkatkan hubungan antara Bank dengan para nasabah. Saat ini BCA sedang mengembangkan suatu sistem yang memungkinkan nasabah untuk mengajukan dan mendapatkan pinjaman melalui suatu proses yang singkat dan lebih efisien. Sistem ini berfungsi mengumpulkan sekaligus menyalurkan informasi dari dan ke unit kerja yang terkait untuk mempersingkat waktu pengolahan, pengarsipan, serta persetujuan permohonan pinjaman.
Menjaga Keberlangsungan Usaha Untuk memastikan layanan perbankan tetap berjalan sekalipun dalam situasi terburuk, BCA telah mengembangkan business continuity plan secara terinci yang mencakup seluruh bidang usaha BCA. Guna menjamin keberlangsungan usahanya, pada tahun 2011 BCA telah memulai pembangunan disaster recovery center kedua di Surabaya, Jawa Timur. Disaster recovery center yang baru ini sangat diperlukan dalam rangka memastikan kelangsungan operasional layanan perbankan apabila terjadi gangguan secara tidak terduga di daerah Jakarta. Kota Surabaya dipilih sebagai lokasi kedua disaster recovery center dan business continuity center dengan mempertimbangkan bahwa tingkat risiko terjadinya bencana alam relatif rendah, serta ketersediaan infrastruktur maupun jumlah karyawan terlatih yang cukup banyak. Disaster recovery center dan business continuity center tersebut akan beroperasi secara penuh pada tahun 2013. BCA secara konsisten mengevaluasi dan memperbaharui aturan dan prosedur keadaan darurat pada seluruh tingkat operasional guna menjamin fungsi-fungsi bisnis tetap berlangsung.
Bank juga secara berkala mengadakan seminar dan pelatihan tentang keberlangsungan usaha. Seminar dan pelatihan tersebut bertujuan untuk menjaga kesiapan dalam menghadapi bencana dan kemungkinan munculnya kejadian-kejadian lain yang dapat mengganggu kegiatan usaha. Saat ini, Bank beroperasi dengan menggunakan dua data center yang saling melengkapi satu sama lain sekaligus dapat digunakan secara independen demi menjamin keberlangsungan usaha. Bank juga memiliki satu Disaster Recovery Center di Singapura untuk memastikan kestabilan dan pemulihan (recoverability) usaha saat terjadi bencana alam di Jakarta, dimana kantor pusat BCA berlokasi. Kami berencana untuk menutup Disaster Recovery Center yang saat ini berada di Singapura, segera setelah Disaster Recovery Center baru di Surabaya telah selesai dibangun. BCA menerapkan sistem komunikasi redundant dengan kapasitas tinggi untuk menjaga ketersediaan dan keandalan jaringan perbankan antar cabang-cabang utama. Redundansi jaringan (network redundancy) merupakan aspek penting sistem teknologi informasi BCA dalam menjalankan suatu jaringan infrastruktur yang dapat diandalkan dengan kinerja real-time. Kebijakan redundansi jaringan ini diharapkan dapat memitigasi kegagalan pada suatu titik dan memungkinkan jaringan pulih secara mandiri (selfheal) dari kerusakan peralatan, tanpa mengalami gangguan sistem ataupun kehilangan data.
Peningkatan Kualitas untuk Menyediakan Layanan yang Lebih Baik BCA telah menyempurnakan tata kelola teknologi informasi untuk memastikan manajemen dan sistem teknologi informasi berjalan baik serta menjaga kualitas piranti lunak. Penyempurnaan tata kelola teknologi informasi dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan jumlah nasabah dan transaksi serta semakin kompleksnya kebutuhan nasabah. Melalui implementasi Demand and Program Management, IT Resource Management, Quality Assurance, dan Business Relationship Management dalam ruang lingkup teknologi informasi, kini BCA
mampu menghubungkan teknologi informasi secara dinamis sesuai dengan kebutuhan bisnis berdasarkan standar kualitas yang memadai.
Rencana ke Depan BCA berencana untuk mengembangkan kapasitas teknologi informasi untuk memfasilitasi berlangsungnya transaksi yang lebih mudah dan efisien, seiring dengan meningkatnya nilai dan frekuensi transaksi perbankan. Bank akan terus melengkapi infrastruktur teknologi informasi dalam hal sistem, jaringan, data center, dan berbagai aspek lainnya. Langkah tersebut penting sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan, ketersediaan, keandalan dan skalabilitas sistem teknologi informasi BCA. Kami akan terus melakukan penelitian demi pengembangan sistem teknologi informasi yang lebih baik dan andal dalam memenuhi ekspektasi nasabah terhadap berbagai layanan yang ada. Memelihara serta menyempurnakan sistem transaksi perbankan secara keseluruhan akan tetap menjadi fokus BCA. Selanjutnya, disaster recovery center baru akan meningkatkan keberlangsungan bisnis BCA, khususnya pada saat kondisi darurat. BCA akan mulai menerapkan Multi-Delivery Integration System yang diharapkan akan menurunkan biaya layanan secara signifikan, mempercepat waktu pemasaran, meningkatkan penjualan, dan membina hubungan erat dengan nasabah. Untuk mencapai hal-hal tersebut, BCA menyusun proposisi untuk menjadi penyedia utama transaksi perbankan online dan mengembangkan pelayanan jarak jauh dengan dukungan multi-channel enablers, serta budaya yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nasabah. Evaluasi dan perbaikan lebih lanjut terhadap arsitektur teknologi informasi akan mendukung strategi bisnis BCA sebagai bank yang mengutamakan hubungan nasabah dan peningkatan kualitas layanan, baik dalam kegiatan usaha perbankan transaksi maupun penyaluran kredit.
Laporan Tahunan BCA 2011
71
Tinjauan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tahunan BCA 2011
73
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Mempertahankan standar tertinggi dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance–GCG) merupakan komitmen yang dipegang teguh oleh BCA (Perseroan), sebagai salah satu prasyarat utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan usahanya. Pelaksanaan GCG di BCA mengacu pada standar industri perbankan secara umum, dengan berpedoman pada berbagai ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta praktik-praktik terbaik yang berlaku. Ketentuan dan Peraturan dimaksud meliputi Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal – Lembaga Keuangan (BapepamLK) dan Undang-Undang Perseroan Terbatas. Pelaksanaan GCG juga berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar, yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Selain itu, BCA juga menjunjung tinggi etika dan standar profesionalisme pada seluruh jenjang organisasi. Dari waktu ke waktu, BCA senantiasa menekankan pentingnya pelaksanaan GCG secara efektif. Selama tahun 2011, BCA terus menyempurnakan dan mengimplementasikan berbagai kebijakan dan prosedur GCG yang berlaku di Perseroan, sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
praktik-praktik terbaik mengenai GCG. Dalam
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Penilaian
prakteknya, BCA
melakukan edukasi dan
yang dilakukan di tahun 2011 menghasilkan
sosialisasi secara internal guna meningkatkan
peringkat nilai komposit 1,00 atau setara
pemahaman dan efektivitas pelaksanaan GCG
dengan predikat “Sangat Baik”.
tersebut. Laporan pelaksanaan GCG di BCA disusun Sebagai perusahaan terbuka, BCA senantiasa
selaras dengan Peraturan Bank Indonesia
melaksanakan
dan
tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum
keterbukaan informasi, dengan melakukan
serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
komunikasi yang intensif dan terbuka dengan
Berikut
pihak-pihak
pelaksanaan GCG selama tahun 2011:
prinsip
regulator,
transparansi
nasabah,
investor,
adalah
pokok-pokok
laporan
masyarakat serta media, atas segala hal yang A. Rapat Umum Pemegang Saham
patut diketahui publik.
B. Dewan Komisaris dan Komite-Komite Di tahun 2011, BCA juga melanjutkan penilaian menyeluruh
secara
berkala
yang
telah
dilaksanakan di tahun-tahun sebelumnya, dalam bentuk self assessment pelaksanaan GCG.
Penilaian
ini
memperhitungkan
11 (sebelas) aspek penilaian yang diatur
Penunjangnya C. Direksi dan Komite-Komite Eksekutif di Bawah Direksi D. Rapat-Rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai
Laporan Tahunan BCA 2011
75
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
E. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Fungsi
pembebasan tanggung jawab (acquit et
Audit Internal, Fungsi Audit Eksternal,
decharge) kepada anggota Direksi dan
dan Fungsi Sekretaris Perusahaan
Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan
Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem
pengurusan dan pengawasan yang telah
Pengendalian Internal
dilakukannya masing-masing.
F.
G. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait
J.
Direksi untuk menentukan dan membayar
Besar (Large Exposures)
dividen final. •
menyangkut struktur organisasi misal-
Keuangan Bank yang Belum Diungkap
nya perubahan Anggaran Dasar, peng-
dalam Laporan Lainnya
gabungan, peleburan, pengambilalihan,
Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Dewan
pemisahan, pembubaran, dan likuidasi
Komisaris dan Direksi
Perseroan.
Kepemilikan
Saham
Anggota
•
Perseroan.
Komisaris dan Direksi Keluarga
Anggota
mengangkat dan/atau mengubah susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Dewan
M. Hubungan Keuangan dan Hubungan Dewan
•
Komisaris lainnya, Direksi Lainnya dan/
menetapkan gaji atau honorarium dan tunjangan lain serta tantieme Direksi dan
Komisaris
Dewan Komisaris Perseroan.
dan Direksi dengan Anggota Dewan •
memberi
persetujuan
terhadap
transaksi yang mengandung benturan
atau Pemegang Saham Pengendali Bank
kepentingan.
N. Opsi Saham •
O. Penyimpangan Internal P.
mengambil keputusan-keputusan yang
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-
K. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah L.
memberi kuasa dan wewenang kepada
(Related Party) dan Penyediaan Dana H. Rencana Strategis Perseroan I.
•
memberi kuasa dan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor
Permasalahan Hukum
Q. Transaksi yang Mengandung Benturan
Akuntan
Publik
Terdaftar
(termasuk
Akuntan Publik Terdaftar) yang akan
Kepentingan R. Pembelian Kembali Saham Perseroan
memeriksa/mengaudit buku dan catatan
(Shares Buy Back)
Perseroan
dengan
memperhatikan
S.
Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial
rekomendasi dari Komite Audit.
T.
Self Assessment Pelaksanaan GCG di BCA Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak
A. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
memperoleh
keterangan
yang
berkaitan
dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Rapat
Umum
Pemegang
Saham
(RUPS)
mempunyai wewenang yang tidak diberikan
Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat.
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas-batas yang ditentukan dalam Undang-
Penyelenggaraan RUPS dapat berupa Rapat
Undang Perseroan Terbatas (UUPT) dan/atau
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS
Anggaran Dasar Perseroan. RUPS mempunyai
Tahunan) yang diselenggarakan secara rutin
kewenangan antara lain:
setiap tahun, dan Rapat Umum Pemegang
•
menyetujui Laporan Tahunan termasuk
Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) yang dapat
Laporan Keuangan dan Laporan Tugas
diselenggarakan setiap waktu berdasarkan
Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan
kebutuhan Perseroan.
serta
76
memberikan
Laporan Tahunan BCA 2011
pelunasan
dan
Pada tahun 2011, BCA menyelenggarakan
Keanggotaan Dewan Komisaris BCA telah
1 (satu) kali RUPS yaitu RUPS Tahunan pada
memenuhi seluruh ketentuan dalam Peraturan
tanggal 12 Mei 2011. Hasil RUPS Tahunan
Bank Indonesia, baik menyangkut kelulusan
tersebut disajikan di bagian Data Perusahaan,
masing-masing anggota Dewan Komisaris
halaman 291-293 Laporan Tahunan ini.
dalam Fit and Proper Test oleh Bank Indonesia, larangan
B. DEWAN KOMISARIS
perangkapan
jabatan,
maupun
keberadaan Komisaris Independen. adalah
Jumlah Komisaris Independen BCA mencapai
kebijakan
lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari
Direksi dalam menjalankan Perseroan dan
jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris.
memberikan nasihat kepada Direksi serta
Keberadaan Komisaris Independen tersebut
melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan
dimaksudkan untuk mendorong terciptanya
keputusan-keputusan yang diambil dalam
iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif
RUPS dan tugas-tugas yang ditentukan di
serta menempatkan kewajaran (fairness) dan
dalam Anggaran Dasar BCA, Peraturan Bank
kesetaraan diantara berbagai kepentingan
Indonesia (PBI), Peraturan Badan Pengawas
termasuk
Pasar Modal – Lembaga Keuangan dan
minoritas dan stakeholders lainnya. Komisaris
peraturan-peraturan terkait lainnya.
Independen adalah anggota Dewan Komisaris
Tugas
pokok
melakukan
Dewan
Komisaris
pengawasan
atas
kepentingan
pemegang
saham
yang tidak memiliki hubungan keuangan, Keanggotaan
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
Dewan Komisaris BCA per Desember 2011
hubungan keluarga dengan anggota Dewan
terdiri dari 5 (lima) orang yaitu 1 (satu)
Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang
Presiden Komisaris, 1 (satu) Komisaris, dan 3
Saham Pengendali, atau hubungan lain yang
(tiga) Komisaris Independen. Anggota Dewan
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
Komisaris diangkat dan diberhentikan melalui
bertindak independen.
keputusan RUPS. Seluruh anggota Dewan Komisaris
BCA
berdomisili
di
Indonesia.
Laporan Tahunan BCA 2011
77
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Susunan Keanggotaan Dewan Komisaris BCA per Desember 2011 Djohan Emir Setijoso*
Presiden Komisaris
Tonny Kusnadi
Komisaris
Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen
Raden Pardede
Komisaris Independen
Sigit Pramono
Komisaris Independen
* Djohan Emir Setijoso, sesuai surat persetujuan Bank Indonesia, efektif menjadi Presiden Komisaris sejak tanggal 25 Agustus 2011
Masa jabatan anggota Dewan Komisaris
rekomendasi dari Divisi Audit Internal,
adalah 3 (tiga) tahun dan untuk periode ini
Auditor Eksternal, hasil pengawasan Bank
akan berakhir pada saat ditutupnya RUPS
Indonesia dan/atau hasil pengawasan
Tahunan BCA tahun 2014.
otoritas
lain
terbatas
pada
Profil singkat masing-masing anggota Dewan Komisaris disajikan di bagian Data Perusahaan, halaman 280-281 Laporan Tahunan ini.
termasuk
namun
Bapepam-LK
tidak
dan/atau
Bursa Efek Indonesia. 6. Sesuai Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, Dewan Komisaris telah membentuk:
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
a. Komite Audit.
1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan
b. Komite Pemantau Risiko.
atas
kebijakan
pengurusan,
jalannya
pengurusan pada umumnya dan memberi
Komite Remunerasi dan Nominasi.
nasihat kepada Direksi, yang dilakukan
Komite-Komite
untuk kepentingan Perseroan sejalan
Dewan Komisaris menjalankan tugasnya
dengan maksud dan tujuan Perseroan
secara efektif.
sesuai Anggaran Dasar. 2. Setiap
anggota
Dewan
yang
telah
dibentuk
8. Dewan Komisaris secara berkala meminta Komisaris
anggota
Direksi
untuk
memberikan
Perseroan dengan itikad baik dan penuh
penjelasan tentang segala hal mengenai
tanggung jawab menjalankan tugasnya
Perseroan sebagaimana diperlukan oleh
untuk kepentingan dan usaha Perseroan
Dewan Komisaris untuk melaksanakan
dengan
tugas mereka.
mengindahkan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
9. Dewan
3. Dewan Komisaris memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh
Komisaris
membuat
risalah
rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya. 10. Dewan Komisaris melaporkan kepada
tingkatan atau jenjang organisasi antara
Perseroan
lain melalui Komite-Komite yang diben-
sahamnya dan/atau keluarganya pada
tuk oleh Dewan Komisaris.
Perseroan dan Perusahaan lain termasuk
4. Dewan
Komisaris
mengarahkan,
mengenai
kepemilikan
me-
kepemilikan saham di atas 5% (lima
mantau dan mengevaluasi pelaksanaan
perseratus) dari suatu Perusahaan, untuk
kebijakan strategis BCA.
selanjutnya dicatat di dalam Daftar Khusus
5. Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan
78
c.
7. Dewan Komisaris memastikan bahwa
Laporan Tahunan BCA 2011
sesuai dengan ketentuan, yang dikinikan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
11. Dewan Komisaris mengusulkan penggantian dan/atau pengangkatan anggota
keputusan dalam rapat-rapat tersebut dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
Direksi kepada RUPS dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi
Hasil
dan Nominasi.
dituangkan dalam suatu risalah rapat yang
keputusan
rapat
Dewan
Komisaris
12. Dewan Komisaris menyediakan waktu
ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan
yang cukup untuk melaksanakan tugas
Komisaris yang hadir dan didokumentasikan
dan tanggung jawabnya secara optimal.
secara baik termasuk perbedaan pendapat
13. Dewan Komisaris sehubungan dengan
(dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat
penerapan manajemen risiko:
Dewan Komisaris beserta alasan perbedaan
a. Menyetujui dan mengevaluasi kebi-
pendapat tersebut.
jakan manajemen risiko. b. Mengevaluasi pertanggungjawaban
Catatan kehadiran masing-masing anggota
Direksi atas pelaksanaan kebijakan
Dewan Komisaris dalam rapat-rapat tersebut
manajemen risiko.
dapat dilihat pada bagian Rapat Dewan
c.
memutuskan
Komisaris, Rapat Direksi, serta Rapat Gabungan
permohonan Direksi yang berkaitan
Dewan Komisaris dan Direksi pada halaman
dengan transaksi yang memerlukan
93 Laporan Tahunan ini.
Mengevaluasi
persetujuan
dan
Dewan
Komisaris
sesuai ketentuan Anggaran Dasar
Selama tahun 2011, Dewan Komisaris tidak
Perseroan.
menemukan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan
Dewan Komisaris juga memberikan laporan
dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan
tentang
keadaan
tugas
pengawasan
yang
telah
dilakukan selama tahun buku sebelumnya
yang
dapat
membahayakan
kelangsungan usaha Perseroan.
kepada RUPS. Komite-Komite Penunjang Dewan Komisaris Sejalan dengan tugas dan tanggung jawab
Perseroan telah membentuk komite-komite
di atas, Dewan Komisaris mengacu kepada
penunjang Dewan Komisaris yaitu Komite
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite
Komisaris yang di dalamnya juga mengatur
Remunerasi dan Nominasi sesuai dengan
mengenai etika kerja, waktu kerja dan
Peraturan Bank Indonesia (PBI), Peraturan
pelaksanaan rapat.
Badan Pengawas Pasar Modal – Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK)
Dewan Komisaris telah berperan aktif dalam
peraturan
terkait
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dengan men-
tersebut bertanggung jawab kepada Dewan
jalankan fungsi pengarahan dan pengawasan
Komisaris
secara baik. Sepanjang tahun 2011, telah di
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
selenggarakan
(empat
Dewan Komisaris, dengan mengacu kepada
puluh tujuh) kali rapat Dewan Komisaris dan
Pedoman dan Tata Tertib Kerja yang telah
22 (dua puluh dua) kali rapat gabungan
disusun untuk masing-masing komite.
sebanyak
47
dalam
lainnya.
dan
peraturan-
Komite-komite
fungsinya
membantu
Dewan Komisaris dan Direksi. Pengambilan
Laporan Tahunan BCA 2011
79
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
komite-komite
Keputusan rapat komite diambil berdasarkan
tersebut akan berakhir pada saat berakhirnya
musyawarah mufakat. Apabila tidak terjadi
masa jabatan ketua Komite yang juga adalah
musyawarah mufakat, pengambilan keputusan
Komisaris Independen, di mana pada periode
dilakukan
ini akan berakhir pada penutupan RUPS
dan segala keputusan rapat komite bersifat
Tahunan tahun 2014. Setelah masa jabatannya
mengikat bagi seluruh anggota komite.
Masa
jabatan
anggota
berdasarkan
suara
terbanyak
berakhir, anggota komite-komite tersebut dapat diangkat kembali, namun khusus untuk
Hasil keputusan rapat komite dituangkan
masa jabatan anggota Komite Audit, sesuai
dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani
dengan Peraturan Bapepam-LK, hanya dapat
oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan
diangkat kembali untuk 1 (satu) periode
didokumentasikan
berikutnya.
perbedaan pendapat (dissenting opinions)
secara
baik
termasuk
yang terjadi dalam rapat Komite beserta rutin
alasan perbedaan pendapat tersebut. Hasil
menyelenggarakan rapat untuk membahas
rapat komite merupakan rekomendasi yang
hal-hal yang relevan dengan tanggung jawab
dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
masing-masing Komite yang bersangkutan.
Dewan Komisaris.
Komite-komite
tersebut
secara
Komite Audit Komite Audit bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit. Komite Audit juga melakukan pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Susunan Keanggotaan Komite Audit per Desember 2011 Sigit Pramono
Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Inawaty Handoyo Suwardi
Anggota (Pihak Independen)
Ilham Ikhsan
Anggota (Pihak Independen)
Keanggotaan Komite Audit Perseroan terdiri dari 1 (satu)
keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi
orang Ketua dan 2 (dua) orang Anggota, serta
dan/atau
dibantu oleh seorang Sekretaris Komite. Sesuai
atau hubungan dengan BCA yang dapat
Peraturan Bank Indonesia, Ketua Komite
mempengaruhi
Audit
Komisaris
bertindak independen. Komposisi, kualifikasi
Independen di BCA, sedangkan anggota
dan independensi Komite Audit telah sesuai
komite
dengan Peraturan Bank Indonesia maupun
merangkap adalah
juga
selaku
pihak-pihak
independen
yang memiliki keahlian di bidang keuangan,
Pemegang
Saham
Pengendali
kemampuannya
untuk
Peraturan Bapepam-LK.
akuntansi dan perbankan dengan pengalaman kerja lebih dari 5 (lima) tahun di bidang
Profil singkat anggota Komite Audit disajikan
tersebut. Seluruh anggota Komite Audit
pada bagian Data Perusahaan, halaman
adalah independen sehingga tidak memiliki
286-287 Laporan Tahunan ini.
hubungan
keuangan,
kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan
80
Laporan Tahunan BCA 2011
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
2. Memberikan
rekomendasi
mengenai
Komite Audit memiliki tugas dan tanggung
penunjukan Akuntan Publik dan Kantor
jawab
Akuntan Publik terdaftar kepada Dewan
untuk
memberikan
pendapat
profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang
Komisaris. 3. Melakukan penelaahan atas kepatuhan
disampaikan oleh Direksi, mengidentifikasi
Perseroan
terhadap
Peraturan
hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Indonesia,
Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain
undangan di bidang Pasar Modal atau
yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris.
peraturan
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
ketentuan lainnya yang berkaitan dengan
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi
kegiatan usaha Perseroan.
peraturan
Bank
perundang-
perundang-undangan
serta
atas perencanaan dan pelaksanaan audit
4. Melakukan penelaahan dan melaporkan
serta pemantauan atas tindak lanjut hasil
kepada Dewan Komisaris atas pengaduan
audit dalam rangka menilai kecukupan
yang berkaitan dengan Perseroan, yang
pengendalian
dapat
internal
termasuk
kecukupan proses pelaporan keuangan,
mempengaruhi
kelangsungan
usaha Perseroan.
yang mencakup: a. Keandalan serta kesesuaian Laporan
Rapat Komite
Keuangan dengan Standar Akuntansi
Komite
yang berlaku.
dengan kebutuhan Perseroan, sedikitnya 4
b. Pelaksanaan
tugas
Divisi
Audit
Audit
mengadakan
rapat
sesuai
(empat) kali dalam setahun sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Internal. oleh
Komite Audit. Selama tahun 2011, Komite
Direksi atas hasil temuan Divisi Audit
Audit tercatat mengadakan sebanyak 19
Internal, Akuntan Publik Terdaftar
(sembilan belas) kali rapat.
c. Pelaksanaan
dan
tindak
hasil
lanjut
pengawasan
Bank Data kehadiran masing-masing anggota pada
Indonesia. d. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor
Akuntan
Publik
dengan
rapat Komite Audit selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Standar Audit yang berlaku.
Nama
Jumlah rapat
Kehadiran
Sigit Pramono *
19
12
Cyrillus Harinowo
19
7
Inawaty Handoyo Suwardi
19
19
Ilham Ikhsan **
19
12
Herman Yoseph Susmanto
19
7
Rodulphus Aquaviva Supriyono
19
7
* Sejak tanggal 23 Juni 2011 Sigit Pramono menggantikan Cyrillus Harinowo selaku Ketua Komite Audit ** Sejak tanggal 23 Juni 2011 Ilham Ikhsan menggantikan keanggotaan Herman Yoseph Susmanto dan Rodulphus Aquaviva Supriyono
Laporan Tahunan BCA 2011
81
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Laporan Ringkas Pelaksanaan Program Kerja
laporan hasil audit internal dan tindak
Selama tahun 2011 Komite Audit telah
lanjutnya.
merealisasikan program kerja antara lain
7. Mengkaji
kepatuhan
BCA
terhadap
sebagai berikut:
ketentuan, peraturan dan hukum yang
1. Melakukan rapat dengan Divisi Keuangan
berlaku di bidang perbankan melalui
dan Perencanaan setiap triwulan untuk
kajian
mengkaji Laporan Keuangan BCA yang
terhadap Ketentuan Kehati-hatian yang
terhadap
laporan
kepatuhan
dilaporkan setiap bulan.
akan dipublikasikan. 2. Mengevaluasi dan menyetujui usulan
8. Memantau pelaksanaan manajemen risiko
perpanjangan kontrak dengan Kantor
melalui laporan triwulanan Profil Risiko
Akuntan Publik Purwantono, Suherman
BCA dan laporan bulanan Operation
& Surja (dahulu disebut Purwantono,
Risk Management Information System
Sarwoko & Sandjaja) yang berafiliasi
(ORMIS).
dengan Ernst & Young Global Ltd dan
9. Melakukan evaluasi risiko operasional
merekomendasikannya kepada Dewan
dan pengendalian internal dalam proses
Komisaris atas
untuk
Laporan
melakukan
Keuangan
BCA
audit
kegiatan Global Trade Services, Global
tahun
Payment Services dan kegiatan perbankan internasional lainnya.
buku 2011. 3. Melakukan rapat dengan Kantor Akuntan
10. Melakukan
rapat
bersama
dengan
Publik Purwantono, Suherman & Surja
Komite Pemantau Risiko, Satuan Kerja
sebanyak 2 (dua) kali untuk membahas:
Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen
a. Hasil akhir audit Laporan Keuangan
Risiko untuk mengevaluasi kesiapan BCA
BCA
tahun
buku
2010
beserta
mengimplementasikan Risk Based Bank Rating.
Management Letter. b. Rencana dan cakupan audit atas
11. Melakukan kajian atas:
tahun
a. Hasil pemeriksaan Bank Indonesia
4. Melakukan rapat dengan Divisi Audit
b. Tindak lanjut atas management letter
Laporan
Keuangan
BCA
dan tindak lanjutnya.
buku 2011. Internal sebanyak 7 (tujuh) kali untuk:
dari KAP Purwantono, Suherman &
a. Mengevaluasi perencanaan tahunan
Surja.
dan pelaksanaan audit internal setiap
yang dipandang cukup signifikan. 5. Mengadakan
c. Hasil rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi.
semester. b. Melakukan diskusi atas hasil audit kunjungan
ke
kantor
cabang dan anak perusahaan untuk menghadiri exit meeting audit internal dengan jumlah 4 (empat) kali kunjungan.
82
6. Mengkaji 221 (dua ratus dua puluh satu)
Komite Audit
Laporan Tahunan BCA 2011
12. Melaporkan hasil kajian dan evaluasi rutin kepada Dewan Komisaris setiap semester.
Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko dibentuk dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pemantauan atas pelaksanaan manajemen risiko Bank. Susunan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko per Desember 2011 Cyrillus Harinowo
Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Andreas Eddy Susetyo
Anggota (Pihak Independen)
Endang Swasthika Wibowo
Anggota (Pihak Independen)
Keanggotaan
dengan baik melalui pemantauan dan
Komite Pemantau Risiko BCA terdiri dari
evaluasi kebijakan yang dihasilkan oleh
Ketua yang juga adalah Komisaris Independen
Komite Manajemen Risiko dan Satuan
dan 2 (dua) orang anggota pihak independen yang memiliki kapasitas, kompetensi, keahlian
Kerja Manajemen Risiko. 2. Atas pemantauan dan evaluasi yang
dan pengalaman yang diperlukan. Anggota-
dilakukan,
anggota tersebut memiliki keahlian yang saling
memberikan rekomendasi kepada Dewan
melengkapi di bidang Ekonomi, Perbankan
Komisaris atas pelaksanaan dan pengem-
dan Keuangan, Teknologi Informasi serta
bangan manajemen risiko secara menye-
Manajemen Risiko dengan pengalaman kerja
luruh.
Komite
Pemantau
Risiko
di bidang tersebut lebih dari 5 (lima) tahun. Komite Pemantau Risiko dibantu oleh seorang
Rapat Komite
Sekretaris.
Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat sesuai dengan kebutuhan Perseroan sedikitnya
Profil singkat anggota Komite Pemantau
4 (empat) kali dalam setahun sebagaimana
Risiko disajikan pada bagian Data Perusahaan,
diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja
halaman 288 Laporan Tahunan ini.
Komite
Pemantau
Risiko.
Selama
tahun
2011 rapat Komite Pemantau Risiko telah Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau
dilaksanakan sebanyak 10 (sepuluh) kali.
Risiko Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau
Data kehadiran masing-masing anggota pada
Risiko antara lain adalah:
rapat Komite Pemantau Risiko selama tahun
1. Membantu
Komisaris
memastikan
2011 adalah sebagai berikut.
kebijakan manajemen risiko dilaksanakan
Nama Cyrillus Harinowo
Jumlah rapat
Kehadiran
10
6
Sigit Pramono*
10
4
Andreas Eddy Susetyo
10
10
Endang Swasthika Wibowo
10
10
*
*
Sejak tanggal 30 Mei 2011 Cyrillus Harinowo menggantikan Sigit Pramono selaku Ketua Komite Pemantau Risiko
Laporan Tahunan BCA 2011
83
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Laporan Ringkas Pelaksanaan Program Kerja
a. Membahas perkembangan persiapan
Komite Pemantau Risiko
pemindahan
Selama tahun 2011 Komite Pemantau Risiko
Center (DRC) dan mitigasi risiko.
telah merealisasikan program kerja yang disusun
sebelumnya
dengan
menjalankan
kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut: 1. Melaksanakan pemantauan risiko dan evaluasi atas berbagai laporan yang terkait dengan kondisi risiko Bank. Komite
b. Memberikan
Recovery
masukan
tentang
upgrade IT Infrastructure. 3. Memberikan
masukan
pengembangan
atas
sistem
penilaian
(pengukuran) dan pelaporan risiko. 4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
memberikan pendapat dan saran dalam
GCG,
bentuk tertulis, namun bila dibutuhkan
ketentuan GCG dan penyesuaian atau
klarifikasi akan diberikan penjelasan lebih
review Pedoman dan Tata Tertib Kerja
lanjut
Komite Pemantau Risiko.
dan/atau
diadakan
pertemuan
melakukan
terhadap
review
5. Memastikan
bahwa
Pemantauan risiko dan evaluasi mencakup
infrastruktur
yang
hal-hal seperti:
mengendalikan risiko, untuk itu komite
khusus membahas topik tertentu.
Disaster
a. Melaksanakan
pemantauan
hasil
evaluasi
memiliki
baik atas
untuk kebijakan,
pengukuran risiko dan stress test
peraturan dan pedoman kerja, antara lain:
yang
a. Melakukan
dilaporkan
dalam
bentuk
setiap risk
triwulan dashboard
(penyederhanaan seluruh laporan yang disampaikan kepada Dewan b. Melaporkan perkembangan peman-
review
terhadap
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko. b. Melakukan
evaluasi
terhadap
indikator dan pengukuran risiko. 6. Memantau
Komisaris).
c.
melakukan
BCA
kesiapan
BCA
dalam
melaksanakan peraturan baru, seperti
tauan manajemen risiko kepada
Ketentuan/Peraturan
Dewan Komisaris.
Based Performance dan peraturan lainnya
Melaksanakan pemantauan terhadap
yang akan berlaku pada tahun 2012 dan
pengembangan program khusus.
memantau pelaksanaan peraturan dan
d. Memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil audit yang terkait dengan
terhadap
pemantauan
risiko
Risk
pengembangan IT governance. 7. Menghadiri
kegiatan
dalam
rangka
pelaksanaan GCG, antara lain Rapat
manajemen risiko. 2. Melaksanakan
mengenai
khusus
operasional
yang
Umum pemegang Saham, Rapat Kerja Nasional 2012, dan Analyst Meeting.
mencakup: Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas utama Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam perumusan kebijakan remunerasi Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan karyawan, serta proses pencalonan (nominasi) bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta anggota Komite dari pihak independen. Susunan Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi per Desember 2011 Raden Pardede
Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Djohan Emir Setijoso
Anggota (merangkap selaku Presiden Komisaris)
Lianawaty Suwono
Anggota (merangkap selaku Kepala Divisi Sumber Daya Manusia)
*
* Djohan Emir Setijoso efektif menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak tanggal 25 Agustus 2011
84
Laporan Tahunan BCA 2011
sistem dan prosedur pemilihan dan/atau
Keanggotaan Nominasi
penggantian anggota Dewan Komisaris
beranggotakan 3 (tiga) orang yang terdiri dari
dan Direksi untuk disampaikan kepada
Komite
Remunerasi
dan
Ketua yang merangkap juga selaku Komisaris Independen, seorang Presiden Komisaris, dan
RUPS. 4. Memastikan
kebijakan
remunerasi
seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi
Perseroan telah sesuai dengan Peraturan
Divisi Sumber Daya Manusia. Seluruh anggota
Bank Indonesia.
Komite
Remunerasi
dan
Nominasi
telah
5. Merekomendasikan
kepada
Dewan
calon
anggota
memenuhi persyaratan kompetensi, keahlian
Komisaris
dan independensi yang ditentukan oleh
Dewan Komisaris dan/atau Direksi untuk
Peraturan Bank Indonesia antara lain memiliki
disampaikan kepada RUPS.
pengetahuan mengenai sistem remunerasi
mengenai
6. Merekomendasikan
pihak-pihak
inde-
Bank, dan sistem nominasi serta rencana
penden calon anggota Komite Audit dan
suksesi dalam perbankan.
Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
Profil singkat anggota Komite Remunerasi
7. Mengkaji kelayakan kebijakan pemberi-
dan Nominasi disajikan pada bagian Data
an fasilitas-fasilitas yang disediakan bagi
Perusahaan, halaman 289 Laporan Tahunan
Dewan Komisaris dan Direksi serta mem-
ini.
berikan rekomendasi atas perubahan/ tambahan
fasilitas
kepada
Dewan
Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab Nominasi
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
adalah untuk mengembangkan kualitas top
Dewan Komisaris yang berkaitan dengan
management melalui kebijakan remunerasi
remunerasi dan nominasi sesuai dengan
Misi
Komite
Remunerasi
dan
dan nominasi. Misi tersebut diwujudkan melalui tugas dan tanggung jawab pokok
ketentuan yang berlaku. 9. Melaporkan
hasil
pengkajian
dan
Komite Remunerasi dan Nominasi yang adalah
rekomendasi sehubungan atas tugas-
sebagai berikut:
tugas Komite kepada Dewan Komisaris
1. Mengevaluasi kebijakan remunerasi dan
apabila diperlukan.
nominasi Perseroan. 2. Merekomendasikan
kepada
Dewan
Rapat Komite Rapat Komite dilaksanakan sesuai kebutuhan
Komisaris mengenai: bagi
Perseroan, atau sedikitnya 1 (satu) kali
Direksi
dalam setahun sebagaimana diatur di dalam
untuk disampaikan kepada Rapat
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite
Umum Pemegang Saham Tahunan
Remunerasi
Perseroan.
secara fisik lebih dari 51% (lima puluh satu
a. Kebijakan Dewan
remunerasi Komisaris
dan
b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat
dan
Nominasi,
dan
dihadiri
per seratus) dari jumlah anggota termasuk
secara
seorang Komisaris Independen dan Pejabat
keseluruhan untuk kemudian oleh
Eksekutif yang membawahi sumber daya
Dewan
manusia. Sepanjang tahun 2011, rapat Komite
Eksekutif
dan
pegawai
Komisaris
disampaikan
Remunerasi dan Nominasi telah dilaksanakan
kepada Direksi. 3. Menyusun kepada
dan
Dewan
merekomendasikan Komisaris
sebanyak 4 (empat) kali.
mengenai
Laporan Tahunan BCA 2011
85
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Data kehadiran masing-masing anggota pada rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: Nama
Jumlah rapat
Raden Pardede
4
4
Djohan Emir Setijoso *
4
0
Eugene Keith Galbraith *
4
1
Lianawaty Suwono
4
4
*
Pada tanggal 25 Agustus 2011 Djohan Emir Setijoso menggantikan keanggotaan Eugene Keith Galbraith
Laporan Ringkas Pelaksanaan Program Kerja
(RUPS Tahunan) pada tanggal 12 Mei 2011
Komite Remunerasi dan Nominasi
untuk mendapatkan persetujuan RUPS
Selama tahun 2011 Komite Remunerasi dan
Tahunan.
Nominasi telah merealisasikan program kerja
•
Merumuskan
paket
remunerasi
bagi
yang disusun sebelumnya dengan menjalankan
seluruh calon anggota Dewan Komisaris
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
dan Direksi periode 2011-2014 untuk
•
Melakukan kajian perbandingan kenaikan
direkomendasikan
gaji Dewan Komisaris dan Direksi dengan
Komisaris.
kebijakan
•
kenaikan
gaji
karyawan
•
Dewan
disepakati kebijakan selama ini telah
Buku 2010 kepada seluruh anggota
dirumuskan sesuai dengan fungsi tugas
Dewan Komisaris dan Direksi agar dapat
dan beban tanggung jawab dari masing-
disampaikan oleh Dewan Komisaris dalam
masing jabatan.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Merekomendasikan
dalam
(RUPS Tahunan) pada tanggal 12 Mei 2011
kebijakan
untuk mendapatkan persetujuan RUPS
agar
pengkajian
dan Manajemen Senior memperhatikan
Tahunan. •
Merekomendasikan
kepada
Komisaris
baik bagi Dewan Komisaris, Direksi,
pemberian
Manajemen Senior, maupun Pemegang
kepada seluruh jajaran Dewan Komisaris
Saham, serta memperhatikan juga jumlah
dan Direksi dalam masa jeda waktu
anggota dalam jajaran Dewan Komisaris
antara pengangkatan dalam RUPS sampai
dan Direksi.
mendapatkan keputusan fit and proper
Merekomendasikan
kepada
remunerasi
pengaturan dan
fasilitas
test para anggota baru Dewan Komisaris
Dewan
Djohan Emir Setijoso sebagai Presiden
beberapa
Dewan
keselarasan kepentingan seluruh pihak,
dan Direksi dari Bank Indonesia.
Komisaris, 1 (satu) nama kandidat yaitu
•
kepada
Dewan
Komisaris Pembagian tantieme Tahun
remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi
•
Merekomendasikan
kepada
selama beberapa tahun sebelumnya dan
melakukan
86
Kehadiran
•
Merekomendasikan
kepada
Dewan
Komisaris BCA dan 2 (dua) nama kandi-
Komisaris nama-nama calon anggota
dat, yaitu Eugene Keith Galbraith dan
baru dari pihak independen untuk Komite
Erwan Yuris Ang, sebagai anggota baru
Pemantau
jajaran Direksi BCA periode 2011-2014.
periode 2011-2014.
Merekomendasikan
kepada
Dewan
Komisaris
susunan
•
Risiko
Merekomendasikan
dan
Komite
kepada
Audit Dewan
jajaran
Komisaris beberapa penjelasan tambahan
Dewan Komisaris dan Direksi periode
atas penerapan paket remunerasi Dewan
2011-2014 agar dapat disampaikan dalam
Komisaris dan Direksi periode 2011-
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
2014 yang telah diputuskan dalam RUPS
nominasi
Laporan Tahunan BCA 2011
Tahunan.
Selama ini Komite Remunerasi dan Nominasi
Keanggotaan
telah melaksanakan fungsi dan tugasnya
Jumlah anggota Direksi per Desember 2011
secara optimal sesuai yang ditetapkan dalam
adalah 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari
Peraturan Bank Indonesia. Hasil rapat Komite
1 (satu) Presiden Direktur, 1 (satu) Wakil
Remunerasi dan Nominasi berupa rekomendasi
Presiden Direktur, dan 8 (delapan) Direktur,
kepada Dewan Komisaris dapat dimanfaatkan
dimana salah satu Direktur merangkap selaku
oleh Dewan Komisaris sebagai acuan dalam
Direktur Kepatuhan. Sesuai dengan Peraturan
pengambilan keputusan-keputusan strategis
Bank Indonesia, Presiden Direktur berasal dari
bagi BCA.
pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Seluruh anggota Direksi
C. DIREKSI
berdomisili
di
Indonesia
dan
memiliki
pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun di bidang Direksi yang
merupakan memiliki
organ
tanggung
Perseroan
jawab
perbankan.
dalam
mengembangkan strategi bisnis, anggaran,
Anggota
dan rencana kerja Perseroan sesuai dengan
atau diberhentikan melalui keputusan RUPS
visi dan misi BCA. Direksi juga berkewajiban
berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris
mengelola Perseroan dengan mengacu pada
setelah memperhatikan rekomendasi Komite
ketentuan
BCA,
Remunerasi dan Nominasi. Seluruh anggota
Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT),
Direksi telah lulus Fit and Proper Test sesuai
Peraturan Bank Indonesia (PBI), Peraturan
dengan Peraturan Bank Indonesia dan tidak
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
merangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Keuangan
dalam
Anggaran
Dasar
Direksi
diangkat,
diganti
dan/
berbagai
Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif
peraturan terkait lainnya. Direksi bertanggung
pada bank, perusahaan dan/atau lembaga
jawab
lain. Anggota Direksi juga tidak pernah
(Bapepam-LK);
terhadap
serta
struktur
pengendalian internal,
memberikan kuasa umum kepada pihak lain
penerapan manajemen risiko, praktik-praktik
yang mengakibatkan pengalihan tugas dan
tata kelola perusahaan yang baik, serta praktik
fungsi Direksi.
internal,
pengawasan
audit
akuntansi di BCA.
Susunan Keanggotaan Direksi BCA per Desember 2011 Jahja Setiaatmadja*
Presiden Direktur
Eugene Keith Galbraith**
Wakil Presiden Direktur
Dhalia Mansor Ariotedjo
Direktur
Anthony Brent Elam
Direktur
Suwignyo Budiman
Direktur
Renaldo Hector Barros
Direktur
Henry Koenaifi
Direktur
Tan Ho Hien/Subur atau Subur Tan
Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan)
Armand Wahyudi Hartono
Direktur
Erwan Yuris Ang***
Direktur
* Jahja Setiaatmadja, sesuai surat persetujuan BI, efektif menjadi Presiden Direktur sejak tanggal 17 Juni 2011 ** Eugene Keith Galbraith, sesuai surat persetujuan BI, efektif menjadi Wakil Presiden Direktur sejak tanggal 25 Agustus 2011 *** Erwan Yuris Ang, sesuai surat persetujuan BI, efektif menjadi Direktur sejak tanggal 25 Agustus 2011
Laporan Tahunan BCA 2011
87
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Masa jabatan anggota Direksi adalah 3 (tiga)
4. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan
tahun dan untuk periode ini akan berakhir
yang memuat juga Anggaran Tahunan
pada saat ditutupnya RUPS Tahunan Perseroan
Perseroan
tahun 2014.
untuk
kepada
Dewan
mendapat
Komisaris
persetujuan
dari
Dewan Komisaris, sebelum dimulainya Profil singkat masing-masing Direksi disajikan
tahun buku yang akan datang, dengan
pada bagian Data Perusahaan, halaman 282-
memperhatikan peraturan perundang-
285 Laporan Tahunan ini.
undangan dan peraturan yang berlaku. 5. Menyerahkan Perseroan
Tugas dan tanggung jawab Direksi antara lain
Terdaftar untuk diaudit.
kepada
Keuangan
Akuntan
Publik
6. Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam
meliputi: 1. Direksi atas
bertanggung
kepengurusan
jawab Perseroan
penuh
setiap kegiatan usaha Perseroan pada
untuk
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
kepentingan dan tujuan Perseroan. Tugas
Perseroan. 7. Mengadakan dan menyimpan Daftar
pokok Direksi adalah: a. Memimpin dan mengurus Perseroan
Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
sesuai dengan maksud dan tujuan
Rapat Umum Pemegang Saham, dan
Perseroan;
Risalah Rapat Direksi.
b. Menguasai, memelihara dan mengurus
kekayaan
Perseroan
untuk
c. Menciptakan struktur pengendalian internal, menjamin terselenggaranya fungsi
audit
internal
8. Membuat Laporan Tahunan dan dokumen keuangan
Perseroan
sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang tentang
kepentingan Perseroan;
Perseroan
Dokumen Perusahaan. 9. Memelihara dan
seluruh
dokumen
daftar,
keuangan
Perseroan,
serta
dan menindaklanjuti temuan audit
yang disimpan di tempat kedudukan
kebijakan atau arahan yang diberikan
dokumen
risalah
dalam setiap tingkatan manajemen internal Perseroan sesuai dengan
Perseroan
lainnya,
Perseroan. 10. Menindaklanjuti
temuan
audit
dan rekomendasi dari Divisi
Dewan Komisaris.
Audit
2. Direksi mewakili Perseroan di dalam dan
Internal BCA, Auditor Eksternal, hasil
di luar pengadilan tentang segala hal
pengawasan Bank Indonesia dan/atau
dan dalam segala kejadian, mengikat
hasil pengawasan otoritas lain termasuk
Perseroan dengan pihak lain dan pihak
namun tidak terbatas pada Bapepam-LK
lain dengan Perseroan, serta menjalankan
dan/atau Bursa Efek Indonesia.
segala tindakan, baik yang mengenai
11. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
kepengurusan maupun kepemilikan, akan
tugas dan tanggung jawabnya kepada
tetapi dengan pembatasan-pembatasan
pemegang saham melalui Rapat Umum
sebagaimana tercantum dalam Anggaran
Pemegang Saham. 12. Mengungkapkan
Dasar Perseroan. 3. Membentuk Audit
88
Laporan
Tugas dan Tanggung Jawab
sedikitnya
Internal/Divisi
Satuan Audit
Kerja
Internal,
mengenai
kebijakan
pegawai
Perseroan
yang
bersifat strategis di bidang kepegawaian,
Satuan Kerja Manajemen Risiko dan
antara
Komite Manajemen Risiko serta Satuan
kepegawaian
Kerja Kepatuhan.
keputusan
Laporan Tahunan BCA 2011
kepada
lain
berbagai dalam
dan
kebijakan
berbagai
surat
edaran-edaran
yang
ii. kecukupan implementasi sistem
dapat diakses seluruh pegawai serta
informasi manajemen;
melalui buku Perjanjian Kerja Bersama,
iii. ketepatan kebijakan, prosedur
Website BCA, kebijakan mengenai sistem
dan penetapan limit risiko.
recruitment, sistem promosi dan sistem remunerasi.
Pengungkapan
tersebut
dilakukan melalui sarana yang diketahui
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
atau
jawabnya tersebut, Direksi telah memiliki
diakses
dengan
mudah
oleh
Pedoman dan Tata Tertib Kerja yang mengatur
pegawai. 13. Menyediakan data dan informasi yang
etika kerja, waktu kerja, dan pelaksanaan
akurat, relevan dan tepat waktu kepada
rapat. Selain itu, anggota Direksi senantiasa
Dewan Komisaris.
meningkatkan
14. Melaporkan
kepada
Perseroan
maupun
kemampuan,
wawasannya
pengetahuan
dalam
mengikuti
mengenai kepemilikan sahamnya dan/
perkembangan terkini yang terjadi di bidang
atau keluarganya pada Perseroan dan
industri perbankan. Pada saat yang bersamaan,
Perusahaan lain termasuk kepemilikan
Perseroan juga menyelenggarakan program
saham di atas 5% (lima perseratus) dari
orientasi untuk anggota Direksi baru agar
suatu
selanjutnya
memperoleh pemahaman tentang Perseroan
dicatat di dalam Daftar Khusus sesuai
dalam waktu lebih singkat sehingga dapat
dengan ketentuan, yang dikinikan setiap
menjalankan perannya dengan lebih efisien
3 (tiga) bulan sekali.
dan efektif.
Perusahaan,
15. Sehubungan
untuk
dengan
penerapan
manajemen risiko, Direksi:
Komite Eksekutif Penunjang Direksi
a. Menyusun kebijakan dan strategi
Direksi dibantu oleh 6 (enam) Komite Eksekutif
manajemen risiko secara tertulis dan
yang semuanya bertugas memberikan opini
komprehensif.
objektif
kepada
Direksi
dan
membantu
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan
meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas
kebijakan manajemen risiko dan
Direksi secara sistematis. Anggota Komite
eksposur risiko yang diambil oleh
Eksekutif ditunjuk oleh Direksi dan bersama-
Perseroan secara keseluruhan.
sama memberikan kontribusi sesuai dengan
Mengevaluasi dan memutuskan tran-
bidang keahliannya.
c.
saksi yang memerlukan persetujuan Berikut adalah 6 (enam) Komite Eksekutif di
Direksi. d. Mengembangkan
budaya
mana-
jemen risiko pada seluruh jenjang
1. Komite Pengarah Teknologi Informasi (KPTI)
organisasi Perseroan. e. Memastikan peningkatan
f.
bawah Direksi:
kompe-
2. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)
tensi sumber daya manusia yang
3. Asset & Liability Committee (ALCO)
terkait dengan manajemen risiko.
4. Komite Kredit (KK)
Memastikan bahwa fungsi mana-
5. Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian
jemen risiko telah beroperasi secara
6. Komite Manajemen Risiko (KMR)
independen. g. Melaksanakan
(KPKK)
kaji
ulang
secara
berkala untuk memastikan: i. keakuratan metodologi penilaian risiko;
Laporan Tahunan BCA 2011
89
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1. Komite Pengarah Teknologi Informasi
3. Asset & Liability Committee (ALCO)
(KPTI) KPTI
dibentuk
untuk
ALCO
berfungsi
menetapkan
memastikan
kebijakan
lain dan
untuk strategi
penerapan sistem teknologi informasi (TI)
pengelolaan likuiditas untuk mencukupi
sejalan dengan strategi Perseroan. Berikut
kebutuhan likuiditas Perseroan
adalah fungsi pokok KPTI:
meminimalisasi idle funds. Selain itu ALCO
•
Melakukan kajian dan memberikan
menetapkan kebijakan dan strategi yang
rekomendasi atas rencana strategis
berkaitan dengan risiko pasar, strategi
TI agar sejalan dengan rencana bisnis
harga serta strategi dalam penataan
Perseroan.
portofolio investasi dan strategi penataan
Melakukan evaluasi secara berkala
struktur
atas dukungan TI pada kegiatan
perubahan suku bunga sehingga dapat
usaha Perseroan.
dicapai tingkat marjin bunga bersih
Memastikan investasi TI memberikan
(Net Interest Margin–NIM) yang optimal.
nilai tambah kepada Perseroan.
Komite tersebut melaporkan realisasi
•
•
kerjanya
antara
neraca
melalui
melalui
risalah
dan
antisipasi
rapat
rutin
Rapat Komite dilaksanakan sesuai dengan
dan rapat khusus yang diadakan untuk
kebutuhan Perseroan dan sedikitnya sekali
membahas hal tertentu. Komite tersebut
dalam 3 (tiga) bulan. Hasil rapat tersebut
mengadakan rapat minimum sekali dalam
wajib dituangkan dalam risalah rapat
1 (satu) bulan.
dan didokumentasikan dengan baik, dan 4. Komite Kredit (KK)
dijadikan sebagai bahan pelaporan.
KK dibentuk untuk membantu Direksi
2. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)
dalam mengevaluasi dan/atau memberi-
kan
KKP
dibentuk
untuk
mengarahkan
keputusan
kredit
kebijakan
rangka
sebagaimana diatur dalam Anggaran
yang
Dasar Perseroan dengan memperhatikan
pencapaian sesuai Komite
target
dengan
perkreditan
prinsip
tersebut
dalam
pengembangan
kehati-hatian.
berfungsi
meninggalkan
sebagai
ditetapkan
batas
wewenang
perkreditan
yang
sesuai
pemberian kredit melalui perumusan
bisnis prinsip
Direksi
tanpa kehati-hatian
(prudent).
Komite Penasihat Direksi yang bertugas antara lain memantau serta mengevaluasi penerapan kebijakan perkreditan agar dapat dilaksanakan secara konsisten dan
Fungsi pokok KK adalah: •
pengarahan
apabila
perlu dilakukan analisa kredit yang
konsekuen serta melakukan kajian berkala
lebih mendalam dan komprehensif.
terhadap Kebijakan Dasar Perkreditan BCA. Komite tersebut membuat laporan
Memberikan
•
Memberikan keputusan atau reko-
atas risalah rapat yang diselenggarakan
mendasi atas rancangan keputusan
sesuai kebutuhan, sedikitnya sekali dalam
kredit yang diajukan oleh pemberi
1 (satu) tahun.
rekomendasi/pengusul yang terkait dengan debitur-debitur besar, industri-industri yang tidak biasa diterima/ ditangani BCA (Uncommon Industry) serta permintaan khusus dari Direksi.
90
Laporan Tahunan BCA 2011
•
Melakukan
koordinasi
dengan
Asset & Liability Committee (ALCO)
6. Komite Manajemen Risiko (KMR)
KMR dibentuk untuk menyusun kebijakan,
dalam hal aspek pendanaan kredit
strategi
dan
dan penyesuaian suku bunga kredit
manajemen risiko, serta menyempurnakan
korporasi.
pelaksanaan dasarkan
pedoman manajemen
hasil
evaluasi
risiko
ber-
pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Komite
proses dan sistem manajemen risiko
Kredit (KK) dikelompokkan berdasarkan
yang efektif dan menetapkan hal-hal
kategori kredit, yakni: KK Korporasi dan
yang terkait dengan keputusan bisnis
KK Komersial.
yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities).
penerapan
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban komite disampai-
Komite
kan melalui risalah rapat, memorandum
tertulis secara berkala minimal 1 (satu)
keputusan
dan
kali dalam 1 (satu) tahun kepada Direksi
laporan berkala komite, di mana rapat
untuk pertemuan rutin begitu pula untuk
dilaksanakan sesuai kebutuhan.
pertemuan khusus yang diadakan untuk
yang
diedarkan
dilaporkan
melalui
laporan
membahas hal tertentu. Sedang Laporan Khusus atau Laporan Kegiatan dibuat jika
5. Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian
diperlukan. Rapat Komite dilaksanakan
(KPKK)
KPKK
dibentuk
untuk
sesuai
memberikan
penyelesaian
kasus
kebutuhan
tetapi
sedikitnya
1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
rekomendasi kepada Direksi mengenai kepegawaian
yang memenuhi prinsip keadilan dan
kesetaraan melalui penelaahan kasus pelanggaran dan/atau kejahatan yang dilakukan pegawai/karyawan. KPKK antara lain memberikan saran dan pengarahan (jika diperlukan) kepada cabang dan kantor wilayah dalam menangani kasuskasus pelanggaran dan/atau kejahatan yang dilakukan oleh pegawai. Komite tersebut melaporkan realisasi kerjanya melalui risalah rapat rutin dan
rapat
khusus yang diadakan untuk membahas hal
tertentu
dimana
rapat
Komite
dilaksanakan sesuai keperluan.
Laporan Tahunan BCA 2011
91
92
Laporan Tahunan BCA 2011
4
0**
4
14*
14
1
1
2
12
4
0**
4
9
4
14
9
1
1
2
4
9
12
14
1
1
4*
4
11
Suwignyo Budiman
Rapat mencapai kuorum***
0**
4
12 10
Anthony Brent Elam
Telah dilaksanakan 7 (tujuh) kali
0**
4
1
14
0
1
1
4
4
12
Dhalia M. Ariotedjo
J
0**
11
14
1
1
3
4
11*
12
Eugene Keith Galbraith3
H
4
J
1*
H
1
J
H
6
0
14
4
J
H
J
3*
H
12
J
H
Jahja Setiaatmadja2
4*
4
0**
14
1**
1
2
4
1**
12
Renaldo Hector Barros
0**
4
1**
14
1
1
1
4
8
12
Henry Koenaifi
3
4
8**
14
1**
1
4
4
9**
12
Subur Tan
Keterangan: J = Jumlah rapat H = Hadir dalam rapat * = Sebagai Ketua pada Komite dimaksud (Jahja Setiaatmadja menghadiri rapat ALCO sebanyak 11x dimana sebagian dari jumlah tersebut beliau memimpin rapat setelah menjadi Presiden Direktur) ** = Bukan Anggota *** = Ketua dan anggota KPKK adalah Pejabat Eksekutif di bawah Direksi 1 = D.E Setijoso, sesuai surat persetujuan BI, efektif menjadi Presiden Komisaris sejak tanggal 25 Agustus 2011 2 = Jahja Setiaatmadja, sesuai surat persetujuan BI, efektif menjadi Presiden Direktur sejak tanggal 17 Juni 2011 3 = Eugene Keith Galbraith, sesuai surat persetujuan BI, efektif menjadi Wakil Presiden Direktur sejak tanggal 25 Agustus 2011 4 = Erwan Yuris Ang, sesuai surat persetujuan BI, efektif menjadi Direktur sejak tanggal 25 Agustus 2011
Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian (KPKK)
Komite Pengarah Teknologi Informasi (KPTI)
Komite Kredit (KK)
Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)
Komite Manajemen Risiko (KMR)
Asset & Liability Committee (ALCO)
D.E. Setijoso1
Kehadiran Direksi dalam Rapat-Rapat Komite Eksekutif Periode Tahun 2011
3
4
6**
14
1**
1
3
4
8**
12
Armand W. Hartono
1
4
0**
14
0**
1
1
4
3**
12
Erwan Yuris Ang4
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
D. RAPAT DEWAN KOMISARIS, RAPAT DIREKSI, SERTA RAPAT GABUNGAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, Pedoman
Sepanjang tahun 2011 telah diselenggarakan
dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan
sebanyak 47 (empat puluh tujuh) kali rapat
Direksi serta dalam rangka pelaksanaan GCG,
Dewan Komisaris, 46 (empat puluh enam) kali
Dewan Komisaris dan Direksi secara rutin
rapat Direksi, dan 22 (dua puluh dua) kali rapat
mengadakan pertemuan/rapat. Pengambilan
gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
keputusan
dalam
rapat-rapat
tersebut
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
Berikut adalah informasi mengenai frekuensi
Hasil-hasil
bagi
penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris,
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi
rapat Direksi serta rapat gabungan Dewan
dan dituangkan dalam risalah rapat serta
Komisaris dan Direksi dan kehadiran masing-
didokumentasikan secara baik.
masing anggota Dewan Komisaris maupun
rapat
bersifat
mengikat
Direksi di setiap rapat yang diselenggarakan selama periode tahun 2011.
Nama Komisaris / Direktur
Rapat Dewan Komisaris
Rapat Direksi
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Jumlah
Hadir
Jumlah
Hadir
Jumlah
Hadir
Eugene Keith Galbraith1/ Djohan Emir Setijoso2
47
31
-
-
22
13
Tonny Kusnadi
47
45
-
-
22
21
Cyrillus Harinowo
47
36
-
-
22
17
Raden Pardede
47
36
-
-
22
14
Sigit Pramono
47
34
-
-
22
16
Djohan Emir Setijoso2/ Eugene Keith Galbraith1
-
-
46
25
22
15
Jahja Setiaatmadja3
-
-
46
42
22
18
Dhalia M. Ariotedjo
-
-
46
36
22
19
Anthony Brent Elam
-
-
46
35
22
14
Suwignyo Budiman
-
-
46
36
22
18
Renaldo Hector Barros
-
-
46
39
22
17
Henry Koenaifi
-
-
46
36
22
18
Subur Tan
-
-
46
38
22
19
Armand W. Hartono
-
-
46
34
22
15
Erwan Yuris Ang
-
-
46
12
22
7
Dewan Komisaris
Direksi
4
Keterangan : 1 Eugene Keith Galbraith, sesuai surat persetujuan Bank Indonesia, efektif menjadi Wakil Presiden Direktur sejak 25 Agustus 2011 2 D.E Setijoso, sesuai surat persetujuan Bank Indonesia, efektif menjadi Presiden Komisaris sejak 25 Agustus 2011 3 Jahja Setiaatmadja, sesuai surat persetujuan Bank Indonesia, efektif menjadi Presiden Direktur sejak 17 Juni 2011 4 Erwan Yuris Ang, sesuai surat persetujuan Bank Indonesia, efektif menjadi Direktur sejak 25 Agustus 2011
Laporan Tahunan BCA 2011
93
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
E. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, FUNGSI AUDIT INTERNAL, FUNGSI AUDIT EKSTERNAl DAN FUNGSI SEKRETARIS PERUSAHAAN E.1 Fungsi Kepatuhan Pada awal tahun 2011, Bank Indonesia telah
Selama tahun 2011, aktivitas fungsi kepatuhan
menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No
di BCA telah melakukan hal-hal sebagai
13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang
berikut:
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
•
Menyesuaikan
organisasi
fungsi
ke-
Untuk menerapkan PBI tersebut, BCA telah
patuhan dengan Peraturan Bank Indonesia
melakukan penyesuaian tugas dan tanggung
mengenai Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
jawab Satuan Kerja Kepatuhan, sehingga menjadi suatu unit kerja yang independen.
Bank Umum. •
Melakukan kajian kepatuhan terhadap: -
Rancangan kebijakan dan prosedur
Selain itu, salah satu hal penting dalam PBI
internal
tersebut adalah adanya kewajiban Bank
kepatuhan terhadap peraturan dan
untuk
ketentuan yang berlaku.
menumbuhkan
dan
mewujudkan
terlaksananya budaya kepatuhan. Untuk itu,
-
BCA mempunyai komitmen untuk mendorong budaya
kepatuhan
antara
lain
untuk
memastikan
penyediaan dana di atas jumlah tertentu, baik kepada pihak terkait
dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
BCA
maupun kepada pihak tidak terkait. •
Melakukan kajian dan memberikan opini
dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi
atas proposal produk dan aktivitas baru
ketentuan secara terus menerus, mengevaluasi
untuk memastikan agar produk dan
dan memperbaiki kebijakan dan prosedur
aktivitas baru yang akan dijalankan tidak
serta penerapan kode etik.
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
Sesuai ketentuan yang berlaku dan dalam
•
Memberikan pelatihan dan sosialisasi
rangka melaksanakan tata kelola perusahaan
kepada unit kerja dan karyawan terkait
yang baik, BCA telah mengangkat salah
untuk pengembangkan kesadaran akan
seorang anggota Direksi sebagai Direktur
budaya patuh.
yang
membawahkan
fungsi
kepatuhan.
•
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, fungsi Kerja
Direktur
kepatuhan Kepatuhan
yang
membawahkan
dibantu yang
oleh
•
Satuan
merupakan
Memantau tindak lanjut atas komitmen BCA terhadap temuan hasil audit Bank
unit
Indonesia maupun permintaan Pengawas
kerja independen yang mengkoordinasikan pengelolaan risiko kepatuhan di BCA, termasuk
Melakukan uji kepatuhan terhadap unit kerja lain.
Bank. •
Melakukan
penilaian
profil
risiko
di dalamnya mengkoordinasikan penerapan
kepatuhan BCA secara individual maupun
ketentuan Penerapan Program Anti Pencucian
secara konsolidasi dengan perusahaan
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
anak setiap triwulan. •
Menyesuaikan kebijakan, prosedur dan formulir
dalam
rangka
ketentuan
Penerapan
Pencucian
Uang
dan
menerapkan
Program
Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
94
Laporan Tahunan BCA 2011
Anti
•
Melakukan
pemantauan
transaksi
keuangan
mencurigakan
dengan
menggunakan •
aplikasi
•
4. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi objektif tentang kegiatan yang diperiksa.
dan
melaporkannya
5. Melaksanakan
investigasi/pemeriksaan
kepada Pusat Pelaporan dan Analisis
khusus berdasarkan permintaan Dewan
Transaksi Keuangan (PPATK).
Komisaris/Direksi/Komite Audit, unit kerja
Melaporkan Transaksi Keuangan Tunai Melakukan
atau adanya indikasi tertentu. 6. Memantau, menganalisis dan melaporkan
pemantauan
terhadap
pelaksanaan tindak lanjut yang telah
pengkinian data nasabah.
dilakukan auditee atas rekomendasi hasil
Menyusun Laporan Pelaksanaan Tugas
audit.
Direktur Kepatuhan dan melaporkannya
•
kualitas
Menyusun Laporan Transaksi Keuangan
kepada PPATK. •
pengkajian
kredit.
Transaction Identification Model (STIM). Mencurigakan
•
Suspicious
3. Melaksanakan
7. Berperan sebagai konsultan bagi pihak
kepada Bank Indonesia setiap 6 (enam)
internal
bulan sekali.
terutama
Berperan aktif dalam Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan dan forum diskusi
yang
yang
membutuhkan,
menyangkut
ruang
lingkup tugas Audit Internal. 8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
dengan Bank Indonesia.
BCA
kegiatan
audit
internal
yang
dilakukan. E.2 Fungsi Audit Internal Standar Pelaksanaan untuk
Kegiatan Divisi Audit Internal berpedoman
memberikan nilai tambah dan meningkatkan
pada Manual Kerja dan Piagam Audit Internal
operasional
Divisi
Audit
Internal
dibentuk
audit
yang disusun berdasarkan Standar Pelaksanaan
(assurance) dan konsultasi (consulting) yang
Fungsi Audit Intern Bank dari Bank Indonesia
independen dan objektif.
dan ketentuan mengenai Pembentukan dan
BCA
melalui
kegiatan
Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal Dalam melaksanakan fungsinya, Divisi Audit
dari Bapepam-LK. Sebagai acuan ke arah
Internal melakukan penilaian atas kecukupan
global best practices, Divisi Audit Internal
dan efektivitas proses manajemen risiko,
juga menggunakan standar dan kode etik
pengendalian
serta
yang diterbitkan oleh The Institute of Internal
memberikan konsultasi bagi pihak intern BCA
Auditors (IIA) serta Information System Audit
yang membutuhkan.
& Control Association (ISACA).
Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit
Efektivitas pelaksanaan fungsi Divisi Audit
Internal
Internal dan kepatuhannya terhadap Standar
1. Menyusun dan melaksanakan rencana
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
internal,
tata
kelola
audit internal tahunan berbasis risiko dan
dikaji
melaporkan realisasinya.
independen sekurang-kurangnya sekali dalam
2. Menguji
dan
mengevaluasi
manajemen risiko
proses
(risk management),
ulang
oleh
pihak
eksternal
yang
3 (tiga) tahun. Kaji ulang terakhir oleh pihak eksternal terlaksana akhir tahun 2010.
pengendalian internal (internal control), dan proses tata kelola (governance) untuk menilai kecukupan dan efektivitasnya.
Laporan Tahunan BCA 2011
95
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
c.
Ruang Lingkup
Laporan Hasil Kaji Ulang pihak
Ruang lingkup Divisi Audit Internal meliputi
eksternal yang memuat pendapat
kegiatan segenap Kantor Cabang, Kantor
tentang hasil kerja Divisi Audit
Wilayah, Divisi, Satuan Kerja dan Unit Bisnis di
Internal dan kepatuhannya terhadap
Kantor Pusat, Anak Perusahaan, serta kegiatan
SPFAIB serta perbaikan yang mungkin
BCA yang dialih-dayakan pada pihak ketiga
dilakukan.
(outsourced). Fokus Pelaksanaan Audit 2011 Independensi
Kegiatan Divisi Audit Internal tahun 2011
Divisi Audit Internal merupakan divisi yang
difokuskan pada hal-hal berikut:
independen
operasional.
1. Menyusun dan menyelaraskan Strategic
Kepala Divisi Audit Internal bertanggung
Audit Plan 2011-2013 dengan Rencana
jawab langsung kepada Presiden Direktur dan
Bisnis Bank 2011-2013 dan Value Drivers
dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan
(peran
Komisaris dan Komite Audit. Pertemuan
Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite
periodik Divisi Audit Internal dengan Presiden
Audit sesuai hasil kaji ulang pihak
dari
unit
kerja
Direktur dan Komite Audit terlaksana setiap bulan; dan dengan Dewan Komisaris setiap
audit
yang
diharapkan
oleh
eksternal akhir tahun 2010). 2. Menindaklanjuti
rekomendasi
hasil
kaji ulang pihak eksternal mengenai
semester.
pelaksanaan fungsi audit internal. atau
3. Memberi fokus audit pada strategi bisnis
pemberhentian Kepala Divisi Audit Internal
BCA yang terkait pengembangan delivery
dilakukan oleh Presiden Direktur dengan
channels
persetujuan Dewan Komisaris, dan dilaporkan
operasional untuk memperkuat strategic
Pengangkatan,
penggantian,
kepada Bank Indonesia serta Bapepam-LK.
dan
peningkatan
efisiensi
positioning sebagai transaction banking. 4. Melaksanakan pendekatan audit secara
Pelaporan
end-to-end process terhadap
Divisi Audit Internal menyampaikan laporan
pengembangan
kepada:
Channels (ATM, EDC, Internet Banking dan
1. Direksi, Dewan Komisaris dan Komite
Mobile Banking), Penanganan Keluhan
Delivery
Audit mengenai:
Nasabah dan System Development Life
a. Laporan Hasil Audit.
Cycle.
b. Rangkuman Laporan Tindak Lanjut c.
5. Melaksanakan audit terhadap kegiatan
atas Hasil Audit.
alih daya/outsourced activities, khususnya
Laporan Realisasi Kegiatan Audit.
yang
2. Bank
Indonesia
tentang
pelaksanaan
terkait
kegiatan
pendukung
electronic channels, seperti: pengisian kas
fungsi Audit Internal yang terdiri dari:
ATM, pemeliharaan dan perbaikan mesin
a. Laporan Pelaksanaan dan Pokok-
ATM, pemeliharaan dan instalasi mesin
Pokok Hasil Audit Internal termasuk informasi hasil audit yang bersifat
temuan
EDC. 6. Melaksanakan audit terhadap penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/
rahasia. b. Laporan khusus mengenai setiap Audit
diperkirakan
Internal
dapat
Laporan Tahunan BCA 2011
yang
mengganggu
kelangsungan usaha BCA.
96
Electronic
kegiatan
PSAK 50-55. 7. Menjalankan
program
Control
Self
Assessment (CSA) di 53 cabang operasional dan 34 cabang perkreditan.
8. Meningkatkan kompetensi auditor melalui program-program sertifikasi
pelatihan,
profesi,
dan
E.3 Fungsi Audit Eksternal
program
pemanfaatan
Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Eksternal yang sesuai dengan Peraturan
knowledge management system.
Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan Surat
Rencana Audit 2012 Plan
Edaran Bank Indonesia No. 3/32/DPNP tentang
berdasarkan Rencana Bisnis Bank dan
Hubungan antara Bank, Akuntan Publik
ekspektasi Direksi, Dewan Komisaris dan
dan Bank Indonesia; maka BCA memastikan
Komite Audit yang disampaikan dalam
bahwa:
berbagai kesempatan.
1. Laporan Keuangan BCA telah diaudit
1. Memperbaharui
Strategic
Audit
strategi
oleh Akuntan Publik yang independen,
bisnis BCA yang terkait pengembangan
kompeten, profesional, dan objektif, serta
dan pemasaran produk dan jasa, serta
menggunakan
pengembangan kelembagaan dan sumber
secara
daya manusia.
professional care).
2. Memberi
fokus
audit
pada
kemahiran
cermat
dan
profesional
seksama
(due
end-to-
2. Akuntan Publik yang ditunjuk oleh BCA
end process audit terhadap kegiatan
melakukan audit sesuai dengan standar
pengembangan relationship banking dan
profesional, perjanjian kerja dan ruang
3. Melaksanakan
pendekatan
lingkup audit.
peningkatan fungsi intermediasi. Penilaian
3. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan
Tingkat Kesehatan Bank sehubungan
penentuan biaya dilakukan oleh Dewan
dengan peraturan Bank Indonesia No.
Komisaris sesuai keputusan RUPS Tahunan
13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011
dengan
4. Menilai
penerapan
proses
dialih-dayakan
activities)
khususnya
rekomendasi
Komite Audit.
perihal Risk-Based Bank Rating. 5. Melaksanakan audit terhadap kegiatan yang
memperhatikan
(outsourced kegiatan
yang
mendukung transaction banking, seperti:
4. Penunjukan
Kantor
Akuntan
Publik
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara lain: •
Merupakan
Kantor
pengelolaan cash pooling, pengisian kas
Publik
dan pengelolaan mesin ATM, pemasangan
(partner in-charge) yang terdaftar
dan pemeliharaan EDC.
di
6. Meningkatkan
efektivitas
Bank
dan
Akuntan
Akuntan
Indonesia.
BCA
Akuntan
continuous auditing untuk mendukung
terdaftar di Bank Indonesia.
audit
sebagai
early
warning
•
Publik
terbesar
yang
Tidak memberikan jasa lain kepada BCA pada tahun tersebut sehingga
system.
terhindar
7. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi
hanya
mengikutsertakan 4 (empat) Kantor
metodologi
melalui pengembangan dan pelaksanaan peran
Publik
dalam
pelaksanaan
audit,
melalui penggunaan data analysis tools dan electronic working paper.
dari
kemungkinan
benturan kepentingan. •
Kantor
Akuntan
Publik
hanya
memberikan jasa audit paling lama untuk periode audit 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja yang berafiliasi dengan Ernst & Young Global Ltd, ditunjuk sebagai Laporan Tahunan BCA 2011
97
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
melakukan
Sekretaris Perusahaan memberikan saran-
audit atas laporan keuangan BCA
saran kepada Dewan Komisaris dan Direksi
untuk tahun buku yang berakhir 31
apabila diperlukan dan menjalankan berbagai
Desember 2011, dengan perkiraan
kegiatan untuk mendukung Dewan Komisaris
imbalan jasa sebesar USD 550.000
dan
(tidak termasuk PPN).
protokoler dan kelogistikan.
auditor
BCA
untuk
Direksi
termasuk
korespondensi,
5. BCA memberikan kuasa kepada Kantor Akuntan Publik untuk menyampaikan
Fungsi pokok Sekretaris Perusahaan yaitu:
laporan keuangan yang telah diaudit
1. Mewakili Direksi dalam hubungannya
(audit report) disertai dengan Surat
dengan pihak luar, khususnya media.
Komentar (Management Letter) kepada
2. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap
Bank Indonesia paling lambat 4 (empat)
ketentuan dan peraturan tentang pasar
bulan setelah tahun buku. Disamping itu,
modal.
mengacu kepada peraturan Bapepam-LK
3. Mendukung penerapan dan pelaksanaan
No. I.E, BCA melakukan publikasi hasil
good corporate governance (GCG) di
laporan keuangan yang telah diaudit
Perseroan.
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun
4. Memelihara citra dan identitas Perseroan dengan
buku.
menyelenggarakan
kegiatan
hubungan masyarakat melalui media E.4 Fungsi Sekretaris Perusahaan dan Aspek
massa,
media
serta
sarana
Sekretaris Perusahaan merupakan bagian
5. Mendukung penyelenggaraan Perseroan
tidak terpisahkan dalam penerapan GCG BCA
oleh Direksi dan Dewan Komisaris agar
terutama
sesuai
yang
menyangkut
pelaksanaan
keterbukaan. Sekretaris Perusahaan dibentuk untuk memelihara citra dan memelihara hubungan
yang
baik
dengan
segenap
dengan
Anggaran
Dasar
dan
peraturan lainnya. 6. Melaksanakan
berbagai
kegiatan
kesekretariatan korporasi dan protokoler,
pemangku kepentingan, terutama regulator,
korespondensi
media dan masyarakat pada umumnya.
yang terkait dengan Direksi dan Dewan Komisaris.
98
internal,
lainnya.
Transparasi Lainnya
Laporan Tahunan BCA 2011
dan
kerumahtanggaan
Saat ini, Sekretaris Perusahaan BCA dijabat
Selanjutnya
oleh Inge Setiawati, yang telah menjabat sejak
investor
1 Agustus 2011. Profil Sekretaris Perusahaan
dilakukan
dapat dilihat di halaman 290
guna
Laporan
aktivitas
dan
transparasi
para
oleh
analis
Unit
memberikan
kepada
pasar
Investor
modal
Relations
informasi
mengenai
perkembangan terkini atas kinerja Perseroan.
Tahunan ini.
Berikut adalah kegiatan Sekretaris Perusahaan dan Unit Investor Relations
dalam rangka
pelaksanaan prinsip keterbukaan di tahun 2011. Kegiatan
Jumlah
Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
1
Menghadiri Forum Investor dan Non-Deal Road Show
17
Menerima Kunjungan Investor dan Analis
116
Melakukan Telekonferensi dengan Investor dan/atau Analis
23
Mengadakan Pertemuan dengan Analis dan Media setiap Triwulan
4
Menyelenggarakan Paparan Publik (Public Expose)
1
F. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung
2. Memiliki Komite Pemantau Risiko yang
jawab atas penerapan manajemen risiko
bertujuan
dan sistem pengendalian internal di BCA.
kerangka kerja manajemen risiko yang
Penerapan manajemen risiko dan sistem
ada telah memberikan perlindungan yang
pengendalian internal di BCA mencakup:
memadai terhadap seluruh risiko BCA.
•
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan
Komite Pemantau Risiko mempunyai tugas
Direksi.
pokok untuk memberikan rekomendasi
• •
•
Kecukupan
kebijakan,
prosedur
dan
untuk
memastikan
bahwa
serta pendapat secara profesional yang
penetapan limit.
independen
mengenai
kesesuaian
Kecukupan proses identifikasi, penguku-
antara kebijakan dengan pelaksanaan
ran, pemantauan dan pengendalian risiko
kebijakan
serta sistem informasi manajemen risiko.
Dewan Komisaris. Komite dimaksud juga
Sistem pengendalian internal.
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
manajemen
risiko
kepada
tugas Komite Manajemen Risiko dan BCA menerapkan manajemen risiko dan sistem
Satuan Kerja Manajemen Risiko.
pengendalian internal secara efektif yang
3. Memiliki
Komite
Manajemen
disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan
yang
mempunyai
usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan
menyusun
usaha BCA. Penerapan tersebut berpedoman
pedoman
pada persyaratan dan tata cara sebagaimana
risiko,
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia,
manajemen
maupun dengan mengacu kepada best practice
evaluasi pelaksanaan proses dan sistem
melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:
manajemen risiko yang efektif, serta
1. Melakukan identifikasi dan pengendalian
menetapkan hal-hal yang terkait dengan
seluruh risiko termasuk yang berasal dari
keputusan bisnis yang menyimpang dari
produk dan aktivitas baru.
prosedur normal (irregularities).
tugas
kebijakan, penerapan
menyempurnakan risiko
strategi
Risiko pokok dan
manajemen pelaksanaan
berdasarkan
hasil
Laporan Tahunan BCA 2011
99
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
4. Memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko yang
bertujuan
bahwa
risiko
untuk
yang
meyakinkan
dihadapi
bank
melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari Pengawasan Internal
dapat diidentifikasi, diukur, dipantau,
Cabang,
dikendalikan dan dilaporkan dengan
Wilayah, dan Divisi Audit Internal tersebut
benar melalui penerapan kerangka kerja
dijadikan
manajemen risiko yang sesuai.
kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan
5. Mengelola
risiko
dan
memastikan
Pengawasan sebagai
Internal
tolok
ukur
Kantor tingkat
prosedur yang telah ditetapkan.
tersedianya kebijakan dan penetapan
11. Membuat Laporan Profil Risiko BCA dan
limit risiko yang didukung oleh prosedur,
Laporan Profil Risiko Konsolidasi setiap
laporan,
triwulan dan menyampaikannya kepada
dan
menyediakan
sistem
informasi
informasi
dan
yang
analisis
Bank Indonesia secara tepat waktu.
secara akurat dan tepat waktu kepada menetapkan
Berdasarkan hasil penilaian terhadap profil
langkah menghadapi perubahan kondisi
risiko BCA, maka predikat risiko komposit BCA
pasar.
adalah rendah (low), sebagai hasil dari penilaian
manajemen
termasuk
6. Memastikan bahwa penyusunan sistem dan prosedur kerja yang ada telah
risiko inheren yang rendah (low) dan sistem pengendalian yang sangat memadai (strong).
memperhatikan sisi operasional maupun bisnis serta tingkat risiko yang mungkin terjadi dalam suatu unit kerja. 7. Memastikan bahwa terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi
G. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT (RELATED PARTY) DAN PENYEDIAAN DANA BESAR (LARGE EXPOSURES)
yang jelas antara satuan kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan
BCA memiliki kebijakan mengenai penyediaan
fungsi pengendalian. Fungsi pengendalian
dana kepada pihak terkait dan penyediaan
dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen
dana besar, sebagaimana diatur dalam Manual
Risiko,
Ketentuan Kredit UKM, Komersial, Korporasi
Grup
Hukum,
Satuan
Kerja
Kepatuhan dan Divisi Audit Internal. 8. Memastikan
Audit
kebijakan dalam Manual Ketentuan Kredit
Internal telah melakukan review secara
tersebut dilakukan secara berkala. Pendanaan
independen
terhadap
kepada pihak terkait dan kepada debitur dengan
prosedur dan kegiatan operasional BCA
dana dalam jumlah besar senantiasa dilakukan
secara berkala. Hasil review Divisi Audit
dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian,
Internal
bentuk
serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia
Laporan Hasil Audit dan Laporan Tindak
maupun peraturan perundang-undangan lain
Lanjut Hasil Audit kepada Direksi.
yang berlaku, antara lain menyangkut aspek
dan
Divisi
objektif
disampaikan
9. Memantau
100
bahwa
dan Konsumen. Evaluasi dan pengkinian atas
kepatuhan
dalam
BCA
dengan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
prinsip pengelolaan bank yang sehat
Selain itu, pendanaan kepada pihak terkait
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
juga harus diputuskan oleh Dewan Komisaris
melalui Satuan Kerja Kepatuhan.
secara independen. Pelaporan rutin BMPK
10. Memastikan bahwa Pengawasan Internal
kepada Bank Indonesia dilakukan secara tepat
Cabang, Pengawasan Internal Kantor
waktu dan sepanjang tahun 2011 tidak terdapat
Wilayah, dan Divisi Audit Internal telah
pelanggaran atau pelampauan atas BMPK.
Laporan Tahunan BCA 2011
Tabel di bawah ini menguraikan Pendanaan kepada Pihak Terkait (Related Party) dan kepada Debitur Inti Individu dan Grup di BCA selama tahun 2011. Jumlah No
Penyediaan Dana
1.
Kepada Pihak Terkait
2.
Kepada Debitur Inti
Nominal
Debitur
(juta Rupiah)
147
3.002.283
a. Individu
50
54.952.843
b. Grup
30
67.448.222
H. RENCANA STRATEGIS PERSEROAN Merujuk pada Peraturan Bank Indonesia (PBI)
dan internal, maupun kondisi perbankan
No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010
nasional. Strategi bisnis dalam RBB dan RKAT
tentang Rencana Bisnis Bank dan ketentuan
dirumuskan melalui serangkaian diskusi yang
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/27/
melibatkan Dewan Komisaris, Direksi dan
DPNP tanggal 25 Oktober 2010 tentang
jajaran Manajemen lainnya, sebelum akhirnya
Rencana Bisnis Bank Umum, BCA telah
diajukan kepada Dewan Komisaris untuk
menyusun hal-hal sebagai berikut:
mendapatkan persetujuan.
1. Rencana Bisnis Bank (RBB) yang mencakup periode 3 (tiga) tahun. RBB tersebut
Untuk memastikan realisasi rencana yang telah
merupakan cetak biru rencana bisnis
disusun, pencapaian target jangka menengah
BCA.
dalam RBB dan target jangka pendek dalam
2. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
RKAT senantiasa dipantau secara berkala.
(RKAT) merupakan strategi bisnis BCA
BCA telah mengkomunikasikan RBB dan RKAT
jangka pendek (satu tahun). RKAT lebih
ke berbagai jenjang organisasi di BCA dan
fokus pada pelaksanaan bisnis termasuk
melaksanakan rencana yang ada di dalamnya
didalamnya Program Kerja Divisi beserta
secara efektif dengan cara berikut:
anggaran yang dibutuhkan.
•
Mempresentasikan visi, misi dan strategi bisnis Perseroan ke berbagai jenjang organisasi Perseroan.
Penyusunan RBB dan RKAT oleh Direksi dilakukan secara realistis, komprehensif, dan
•
•
analisa
ekonomi
makro
untuk
Memantau realisasi RBB dan RKAT setiap triwulan.
strategi BCA dan didukung dengan berbagai seperti
bulanan
Perseroan.
hatian serta kesesuaian dengan visi dan misi
analisa
secara
mengevaluasi pencapaian target bisnis
terukur dengan memperhatikan prinsip kehatiBCA. Penyusunan RBB dan RKAT didasari oleh
Melaporkan
•
Mendistribusikan buku RBB dan RKAT serta
(dunia dan regional serta Indonesia) dan
realisasi triwulanannya kepada seluruh
mikro, analisa SWOT dan analisa kompetitor,
Divisi dan Kepala Kantor Wilayah.
serta pertimbangan atas kondisi eksternal
Laporan Tahunan BCA 2011
101
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pelaksanaan RBB dan RKAT tersebut diawasi
orang
oleh Dewan Komisaris secara berkala dengan
pengumumannya dilakukan dalam 3 (tiga)
anggota
Direksi
BCA
yang
tujuan untuk mengevaluasi dan memberikan
surat kabar, 2 (dua) berbahasa Indonesia
pengarahan kepada Direksi. Hasil evaluasi
dan 1 (satu) berbahasa Inggris, yang
tersebut dituangkan dalam bentuk laporan
mempunyai peredaran luas di tempat
per semester dari Dewan Komisaris ke Bank
kedudukan kantor pusat BCA.
Indonesia. 3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
I. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN BANK YANG BELUM DIUNGKAP DALAM LAPORAN LAINNYA
BCA
menyusun
dan
menyampaikan
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan dalam format Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia. Selanjutnya, laporan
non-
tersebut dijadikan sebagai dasar oleh
keuangan BCA telah dituangkan secara jelas
Bank Indonesia untuk mempublikasikan
dan transparan dalam beberapa laporan,
laporan keuangan bulanan di website
diantaranya sebagai berikut:
Bank Indonesia.
Informasi
kondisi
keuangan
dan
1. Laporan Tahunan
4. Laporan Non-Keuangan Bank
Laporan Tahunan dimaksud antara lain
BCA
telah
mengenai
mencakup:
memberikan
produk
BCA
informasi
secara
jelas,
penting
akurat dan terkini. Informasi ini dapat
termasuk ikhtisar saham, laporan
diperoleh secara mudah oleh nasabah
Dewan Komisaris, laporan Direksi,
seperti leaflet, brosur atau bentuk tertulis
profil perusahaan, tinjauan bisnis dan
lainnya di setiap kantor cabang BCA pada
keuangan, tata kelola perusahaan
lokasi-lokasi yang mudah diakses oleh
serta
nasabah dan/atau dalam bentuk informasi
a. Ikhtisar
data
keuangan
tanggung
jawab
Dewan
Komisaris dan Direksi atas Laporan
secara
Tahunan.
melalui hotline service/call center atau
elektronis
yang
disediakan
b. Laporan Keuangan Tahunan yang
website. Selain itu BCA menyediakan dan
telah diaudit oleh Akuntan Publik
menginformasikan tata cara pengaduan
dan Kantor Akuntan Publik yang
nasabah
telah terdaftar di Bank Indonesia dan
kepada nasabah sesuai ketentuan Bank
dibuat untuk 1 (satu) Tahun Buku dan
Indonesia tentang pengaduan nasabah
disajikan dengan perbandingan 1
dan mediasi perbankan.
dan
penyelesaian
sengketa
(satu) tahun buku sebelumnya, serta permulaan dari tahun komparatif
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas,
terawal untuk perusahaan induk.
BCA telah melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Mempublikasikan
secara
transparan
2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
kondisi keuangan dan non-keuangan
kepada stakeholders, antara lain Laporan-
BCA
telah
mempublikasikan
Keuangan
secara
Laporan
triwulanan
laporan
Keuangan
Berkala
termasuk
terkait.
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan;
Laporan ditandatangani oleh 2 (dua)
serta Pelaporan Rutin BMPK kepada Bank
sesuai
dengan
ketentuan
Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.
102
Laporan Tahunan BCA 2011
2. Menyusun
dan
menyajikan
laporan
5. Menyampaikan
Laporan
Tahunan
dengan tata cara, jenis dan cakupan
kepada Bank Indonesia, regulator dan
sebagaimana diatur dalam ketentuan
lembaga-lembaga lainnya seperti yang
Bank
dipersyaratkan ataupun yang dipandang
Indonesia
tentang
Transparansi
perlu mendapatkannya.
Kondisi Keuangan Bank. 3. Mempublikasikan informasi produk BCA sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas
transparansi Informasi Produk Bank dan
maka tidak ada kondisi keuangan dan non-
Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
keuangan Perseroan yang belum diungkap
4. Menyediakan
tata
cara
pengaduan
dalam laporan lainnya.
nasabah dan penyelesaian sengketa bagi nasabah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan.
J. REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA selama tahun 2011. Jumlah Diterima dalam 1 tahun
Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain*
Dewan Komisaris**
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantieme, dan
Direksi**
Rp 41.742.860.000
Rp 142.132.140.000
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura
Rp 9.146.238.080
Rp 22.808.251.356
Total
Rp 50.889.098.080
Rp 164.940.391.356
fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura)
* Dalam ekuivalen Rupiah ** Anggota Dewan Komisaris terdiri dari 5 orang, sedangkan anggota Direksi terdiri dari 10 orang
Remunerasi untuk setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam 1 (satu) tahun adalah di atas Rp 2 miliar selama tahun 2011.
K. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH Gaji adalah hak pegawai yang diterima dan
perundang-undangan serta mempertimbang-
dinyatakan
kan skala gaji yang wajar dari peer group.
dalam
bentuk
uang
sebagai
imbalan yang diberikan oleh BCA kepada pegawainya. Gaji tersebut termasuk tun-
Berikut
jangan bagi pegawai dan keluarganya atas
terendah:
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
a. Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan
dilakukannya dan gaji tersebut ditetapkan
adalah
rasio
gaji
tertinggi
dan
terendah adalah sebesar 52,38x.
dan dibayarkan dengan mengacu kepada perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan
Laporan Tahunan BCA 2011
103
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
b. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan c.
lainnya yang berkedudukan di dalam maupun
terendah adalah sebesar 2,19x.
di luar negeri melalui Daftar Khusus. Daftar
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan
Khusus tersebut diisi dan ditandatangani oleh
terendah adalah sebesar 1,63x.
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi
d. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan pegawai tertinggi adalah sebesar 5,68x.
L. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
dan diperbaharui secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali. Sampai dengan Desember 2011, kepemilikan saham BCA oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan senantiasa dilaporkan
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi
ke Bursa Efek Indonesia dan Bapepam-LK
melaporkan
sesuai
kepemilikan
saham
yang
ketentuan.
Komposisi
kepemilikan
jumlahnya mencapai 5% (lima per seratus)
saham Direksi pada Perseroan dapat dilihat
atau lebih dari modal disetor baik pada
pada catatan mengenai Modal Saham di
Perseroan maupun bank lain atau Lembaga
bagian Laporan Keuangan Perseroan pada
Keuangan Bukan Bank atau perusahaan
halaman 224-226.
Berikut adalah kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan per 31 Desember 2011.
Nama Komisaris/Direktur
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA yang jumlahnya mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih dari modal disetor BCA
Bank Lain
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Perusahaan Lain
Dewan Komisaris Djohan Emir Setijoso
-
-
-
√
Tonny Kusnadi
-
-
-
-
Cyrillus Harinowo
-
-
-
-
Raden Pardede
-
-
-
√
Sigit Pramono
-
-
-
-
Jahja Setiaatmadja
-
-
-
√
Eugene Keith Galbraith
-
-
-
-
Dhalia M. Ariotedjo
-
-
-
-
Anthony Brent Elam
-
-
-
-
Suwignyo Budiman
-
-
-
-
Renaldo Hector Barros
-
-
-
-
Henry Koenaifi
-
-
-
-
Subur Tan
-
-
-
-
Armand W. Hartono
-
-
-
√
Erwan Yuris Ang
-
-
-
-
Direksi
Keterangan : √ = memiliki saham dengan jumlah mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari modal disetor
104
Laporan Tahunan BCA 2011
M. HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK
O. PENYIMPANGAN INTERNAL
Sampai dengan Desember 2011, terdapat
Selama
1 (satu) anggota Direksi Perseroan yang
penyimpangan
memiliki hubungan keuangan dan hubungan
masing-masing di atas Rp 100 juta (seratus juta
keluarga dengan pemegang saham pengendali
Rupiah), yaitu 3 (tiga) kasus penyimpangan
Perseroan, yaitu Armand W. Hartono, yang
internal (internal fraud) yang dilakukan oleh
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
pegawai tetap, yang terdiri dari 1 (satu) kasus
bertindak independen.
dalam proses penyelesaian di internal BCA
Penyimpangan internal (internal fraud) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional BCA. tahun
2011,
terdapat
internal
dengan
sejumlah nominal
dan 2 (dua) kasus telah ditindaklanjuti melalui
N. OPSI SAHAM
proses hukum sebagaimana tabel berikut di bawah ini:
Sepanjang tahun 2011, BCA tidak melaksanakan Program Opsi Saham.
Jumlah Kasus yang dilakukan oleh Internal Fraud dalam 1 tahun
Pengurus
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Total ß
-
-
5
3
1
-
Telah diselesaikan
-
-
5
-
1
-
Dalam proses
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
penyelesaian di internal BCA Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
Laporan Tahunan BCA 2011
105
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
P. PERMASALAHAN HUKUM Berikut adalah jumlah permasalahan hukum perdata dan pidana di atas nilai Rp 100.000.000,(seratus juta Rupiah) per Desember 2011. Permasalahan Hukum BCA per Desember 2011
Jumlah Perdata
Jumlah Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) : • Rp 101 juta – Rp 500 juta
5
-
• Diatas Rp 500 juta
1
-
Total
6
-
34
1
3
-
Total
37
1
Total Perkara
43
1
Dalam proses penyelesaian: • Rp 101 juta – Rp 500 juta • Rp 501 juta – Rp 3.000 juta
Q. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
R. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PERSEROAN (SHARES BUY BACK)
BCA memiliki komitmen untuk menangani
Pada tahun 2011 BCA memiliki treasury
semua transaksi yang mengandung benturan
stock sebanyak 289.767.000 saham hasil dari
kepentingan dengan tunduk kepada peraturan
program shares buy back yang dilaksanakan
terkait yang ada antara lain Peraturan Bank
dalam 2 (dua) tahap. Program shares buy
Indonesia dan Peraturan Bapepam-LK.
back tahap I dan tahap II masing-masing dilakukan pada tahun 2006 dan tahun 2008
BCA telah memiliki kebijakan internal yang
setelah memperoleh persetujuan dari Rapat
mengharuskan
Dewan
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
Komisaris, Direksi dan pejabat eselon 1
dan Bank Indonesia serta dijalankan sesuai
(S1) sampai dengan eselon 5 (S5) membuat
dengan peraturan terkait yaitu Undang-
pernyataan
Undang Perseroan terbatas (UUPT), Peraturan
seluruh
tahunan
anggota
(annual
disclosure)
yang memuat semua keadaan atau situasi yang memungkinkan timbulnya benturan kepentingan, yang dikinikan setiap tahun. Selama kurun waktu tahun 2011 BCA tidak melakukan
transaksi
benturan kepentingan.
106
Laporan Tahunan BCA 2011
yang
mengandung
Bapepam-LK serta Peraturan Bank Indonesia.
Berikut adalah tabel mengenai program shares buy back yang dilakukan oleh BCA :
Program
Periode Pembelian
Jumlah Lembar Saham yang Dibeli Kembali
Rata-rata Harga Pembelian Kembali per Lembar Saham (dalam Rupiah)
Shares Buy Back I
17 Jan 2006 – 31 Okt 2006
90.986.000
2.099
Shares Buy Back II
11 Feb 2008 – 15 Nov 2008
198.781.000
3.107
Sepanjang tahun 2011 BCA tidak melaksanakan program shares buy back.
S. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL Perseroan turut aktif berkontribusi terhadap
pada
peningkatan
masyarakat
dan kesehatan terutama bagi masyarakat
lingkungan
yang membutuhkan. Rincian lebih lengkap
hidup melalui kegiatan tanggung jawab
mengenai kegiatan bantuan kepedulian sosial
sosial
perusahaan.
Perseroan selama tahun 2011 dapat dilihat di
‘Bakti
BCA’,
maupun
kesejahteraan
perbaikan
kondisi Di
bawah
kegiatan
sosial
naungan difokuskan
pengembangan
bidang
pendidikan
halaman 114 Laporan Tahunan ini.
Pemberian dana untuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh Perseroan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: Program Kegiatan Sosial BCA Selama Tahun 2011
No
Jenis Program / Tujuan Penggunaan
1.
Pendidikan
Penerima Dana
Nilai Nominal yang diberikan (> Rp 50 juta) atau bentuk lainnya
• PPA (Program Pendidikan Akuntansi) non-gelar
Peserta PPA adalah lulusan SMU yang berprestasi namun memiliki kendala finansial untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Program berlangsung selama 30 bulan. Hingga Desember 2011 terdapat 235 orang yang mengikuti program PPA.
Rp 2.878.102.000.-
• Pemberian Beasiswa
• Mahasiswa S1 yang berprestasi namun memiliki kendala finansial. Beasiswa diberikan selama 2 tahun. Selama periode 2011 BCA bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Rp 1.268.305.000.-
• Selain hal tersebut, BCA juga bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, seperti Yayasan Karya Salemba Empat, Yayasan Paramadina dan ABFII Perbanas. • Beasiswa kepada beberapa siswa SMA Cangkringan.
Laporan Tahunan BCA 2011
107
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Program Kegiatan Sosial BCA Selama Tahun 2011
No
Jenis Program / Tujuan Penggunaan • Edukasi Perbankan dan Partisipasi BCA dalam kegiatan Lembaga Pendidikan dan lembaga lainnya
• UNICEF dalam rangka mendukung program Pendidikan Ramah Anak.
Rp 850.000.000.-
• Beberapa sekolah dari tingkat SD hingga SMU di daerah Gunung Kidul (Yogyakarta), Lampung (Sumatera) dan Serang (Banten) yang dilakukan sejak tahun 2000.
Rp 270.000.000.-
• Kegiatan Edukasi Perbankan “Ayo ke Bank”.
Rp 412.367.000.-
• Lembaga Pendidikan untuk mendukung pengembangan sarana dan prasarana belajar, misalnya Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, dan lain-lain.
Rp 731.683.000.-
Beberapa Yayasan, Pagelaran, Kegiatan Seni dan Budaya serta Turnamen/Kegiatan Olahraga.
Rp 2.004.067.000.-
• Donasi
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Rp 460.000.000.-
• Layanan Operasi Katarak
Bekerja sama dengan Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK Perdami) menyelenggarakan layanan operasi katarak bagi masyarakat kurang mampu di beberapa daerah seperti Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara.
Rp 133.998.000.-
• Donor Darah Bakti BCA
Disalurkan melalui PMI
1.246 kantong darah
• Mendukung program NEWtrees WWF Indonesia (Reforestasi) di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan Dukungan BCA pada kegiatan Earth Hour 2011-WWF Indonesia.
Rp 280.000.000.-
• Perbaikan rumah layak huni Cilincing bekerja sama dengan beberapa mitra.
Rp 1.500.000.000.-
• Budaya dan Olahraga
2.
3.
Kesehatan
Pelestarian Lingkungan • Lingkungan
4.
Partisipasi pada lembaga sosial lainnya Partisipasi pada lembaga sosial lainnya termasuk bencana alam
108
Penerima Dana
Nilai Nominal yang diberikan (> Rp 50 juta) atau bentuk lainnya
Laporan Tahunan BCA 2011
Disalurkan melalui PMI
Rp 864.364.000.-
T. SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG DI BCA Dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG, Perseroan secara berkala melakukan self assessment secara komprehensif terhadap pelaksanaan GCG di BCA yang menyangkut 11 (sebelas) aspek penilaian sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia maupun Surat Edaran Bank Indonesia tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Berikut ringkasan perhitungan nilai komposit self assessment GCG di BCA untuk periode tahun 2011:
No. 1.
Aspek yang Dinilai Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
Bobot
Peringkat
Nilai
(A)
(B)
(A) x (B)
10%
1
0,10
Komisaris 2.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
20%
1
0,20
3.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
10%
1
0,10
4.
Penanganan Benturan Kepentingan
10%
1
0,10
5.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
5%
1
0,05
6.
Penerapan Fungsi Audit Internal
5%
1
0,05
7.
Penerapan Fungsi Audit Eksternal
5%
1
0,05
8.
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan
7,5%
1
0,075
7,5%
1
0,075
15%
1
0,15
5%
1
0,05
Pengendalian Internal 9.
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposures)
10.
Transparansi Kondisi Keuangan dan NonKeuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
11.
Rencana Strategis Bank Nilai Komposit
100%
1,00
Laporan Tahunan BCA 2011
109
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Peringkat Komposit Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG di BCA adalah 1,00 atau predikat “Sangat Baik”, sesuai klasifikasi peringkat komposit dalam tabel berikut: Nilai Komposit
Predikat Komposit
Nilai Komposit < 1,50
Sangat Baik
1,50 ≤ Nilai komposit < 2,50
Baik
2,50 ≤ Nilai Komposit < 3,50
Cukup Baik
3,50 ≤ Nilai Komposit < 4,50
Kurang Baik
4,50 ≤ Nilai Komposit < 5,00
Tidak Baik
Adapun pertimbangan peringkat komposit hasil self assessment tersebut di atas didasarkan antara lain pada hal-hal berikut ini: 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
•
aspek transparansi dengan baik dan
Dewan Komisaris •
Dewan
Komisaris
telah
memenuhi seluruh ketentuan yang
memiliki
berlaku.
jumlah anggota dan komposisi serta integritas
dan
kompetensi
yang
sesuai dengan aturan serta besaran
•
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
bisnis dan kebutuhan BCA serta telah
Direksi
memenuhi ketentuan yang berlaku.
•
dan komposisi serta integritas dan
prinsip-prinsip
kompetensi
GCG
terlaksana
sesuai
dengan
ukuran dan kompleksitas bisnis BCA
usaha BCA pada seluruh jenjang
serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. •
Pelaksanaan tugas dan tanggung
Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi telah sesuai dengan
jawab Dewan Komisaris dilakukan
pembidangan tugas Direksi yang
sesuai Anggaran Dasar BCA serta
diatur secara internal dan memenuhi
Pedoman dan Tata Tertib Kerja
prinsip-prinsip GCG dengan kata lain
Dewan Komisaris BCA.
Direksi telah melaksanakan prinsiptelah
prinsip GCG dalam setiap kegiatan
berjalan sangat efektif dan efisien.
usaha BCA pada seluruh jenjang
Selain
menyelenggarakan
organisasi.
setiap
minggu
Rapat
seluruh
Dewan
Komisaris
sekali
anggotanya,
di
Rapat antara Dewan
Komisaris juga menyelenggarakan Rapat gabungan dengan Direksi sebulan sekali dan seluruh hasil rapat didokumentasikan dengan sangat baik dan ditindaklanjuti oleh Direksi dan pihak-pihak terkait.
110
yang
dengan baik dalam setiap kegiatan
Komite di bawah Dewan Komisaris.
•
Direksi telah memiliki jumlah anggota
Dewan Komisaris telah memastikan
organisasi, termasuk melalui Komite•
Dewan Komisaris telah melaksanakan
Laporan Tahunan BCA 2011
•
Untuk
efektivitas
kerja,
Direksi
telah membentuk 6 (enam) Komite
4. Penanganan Benturan Kepentingan •
benturan
terselenggara
dan melaksanakan kebijakan, sistem,
sangat efektif dan efisien karena
dan prosedur penyelesaian benturan
dilaksanakan setiap minggu, di luar
kepentingan sesuai ketentuan yang
Rapat
Direksi
rapat
gabungan
dengan
ada.
Dewan
Komisaris yang dilakukan sebulan
•
pengelolaan
kepentingan, BCA telah menyusun
Eksekutif. •
Untuk
•
BCA mampu menghindari potensi
sekali. Hasil rapat dipantau dan
terjadinya
ditindaklanjuti dengan sangat baik.
yang merugikan atau mengurangi
Direksi telah melaksanakan aspek
keuntungan BCA.
transparansi
dengan
baik
benturan
kepentingan
dan
tidak pernah melanggar laranganlarangan yang ditetapkan dalam
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank •
Pelaksanaan fungsi kepatuhan di BCA tergolong sangat baik dan
ketentuan internal dan eksternal.
tidak terdapat pelanggaran yang material/signifikan,
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas
yang
dan
segera
bersifat
•
ditindaklanjuti perbaikannya.
Komposisi dan kompetensi seluruh anggota komite-komite telah sesuai
•
Komite-komite menjalankan tugas
•
sangat efektif, sesuai Pedoman dan
independen
Tertib
Kerja
dari
Kepatuhan
yang
yang
bersifat
terpisah
dari
Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur
seluruh
Kepatuhan
dan
Satuan
Kerja Kepatuhan berjalan efektif.
komite kepada Dewan Komisaris dimanfaatkan oleh Dewan Komisaris
tindak
Satuan Kerja Hukum.
masing-masing •
Rekomendasi
terhadap
Per 1 Juli 2011 telah dibentuk Satuan
dan tanggung jawabnya dengan
Komite.
•
BCA
Kerja
Tata •
Komitmen
lanjut temuan audit BI berjalan baik.
dengan Peraturan Bank Indonesia. •
adminstratif
hanya
Komite-Komite
•
Pedoman,
sistem
dan
prosedur
sebagai bahan acuan pengambilan
seluruh jenjang organisasi tersedia
keputusan strategis, dan juga oleh
lengkap, kini, dan sesuai dengan
Direksi dan unit-unit kerja lainnya
ketentuan dan perundang-undangan
yang terkait.
yang berlaku.
Rapat komite-komite telah berjalan dengan rutin dan lancar, baik rapat formal berbagai
maupun unit
diskusi kerja,
dengan termasuk
dengan pihak auditor eksternal, dan dilaksanakan sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite.
Laporan Tahunan BCA 2011
111
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
•
6. Penerapan Fungsi Audit Internal •
penerapan
BCA
komprehensif dan sesuai dengan
telah
dilaksanakan
Divisi
dengan
internal
Perseroan
tujuan, ukuran, kompleksitas usaha,
Audit
menjalankan
Internal dan
dan berbagai risiko yang dihadapi
telah
fungsinya
independen
•
dan
pengendalian
sangat efektif. •
Prosedur
Pelaksanaan fungsi audit internal
BCA.
secara objektif.
•
Manajemen efektif dalam memantau
Independensi dan kebebasan audit
kesesuaian kondisi Perseroan dengan
internal dalam penugasan terpelihara
prinsip pengelolaan Bank yang sehat,
dengan baik.
dan dengan berbagai ketentuan
Dalam menjalankan tugasnya Divisi
yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur intern Perseroan.
Audit Internal mematuhi kode etik dan
berpedoman
pada
Piagam
•
Penerapan
Audit Internal dan Manual Kerja
tidak
Divisi Audit Internal yang dikaji
kelemahan.
pengendalian
menunjukkan
internal adanya
ulang secara berkala dan disusun berdasarkan Standar Pelaksanaan
9. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait
Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
(Related Party) dan Penyediaan Dana
dan standar yang diterbitkan oleh
Besar (Large Exposures)
The IIA dan ISACA.
•
BCA telah memiliki kebijakan, sistem dan
•
Publik dan KAP yang terdaftar di Bank
dana besar. Tidak terjadi pelanggaran maupun pelampauan BMPK kepada pihak
ditetapkan dalam ketentuan.
terkait maupun non-terkait.
Pelaksanaan audit dilakukan dengan
•
Pengambilan
keputusan
dalam
independen dan memenuhi kriteria
proses penyediaan dana kepada
yang ditetapkan.
pihak terkait dan penyediaan dana
Kualitas dan cakupan hasil audit
besar
Akuntan Publik sangat baik.
independensi dan kehati-hatian.
Manajemen sangat efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko BCA. Manajemen
aktif
memantau
kebijakan, prosedur, dan penetapan limit, sistem informasi manajemen yang
komprehensif
dan
efektif
dalam memelihara kondisi internal Perseroan yang sehat.
112
•
dan sesuai dengan persyaratan yang
Pengendalian Internal
•
dan
kepada pihak terkait dan penyediaan
8. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan •
terkini
Pelaksanaan audit oleh Akuntan Indonesia berjalan sangat efektif
•
yang
lengkap terkait penyediaan dana
7. Penerapan Fungsi Audit Eksternal •
prosedur
Laporan Tahunan BCA 2011
dilakukan
sesuai
prinsip
10. Transparansi Kondisi Keuangan dan NonKeuangan BCA, Laporan Pelaksanaan
11. Rencana Strategis Bank •
sangat sesuai dengan visi dan misi
GCG dan Laporan Internal •
Informasi
keuangan
dan
BCA.
non-
keuangan sangat memadai dan telah
•
Rencana Bisnis Bank (Business Plan)
•
Rencana
Korporasi
(Corporate
disampaikan sesuai ketentuan yang
Plan) BCA disusun secara realistis
berlaku dan senantiasa dikinikan
dan memperhatikan seluruh faktor
serta
tepat
eksternal, faktor internal, prinsip
waktu, lengkap dan akurat melalui
kehati-hatian, dan asas perbankan
berbagai media.
yang sehat.
disampaikan
Perseroan informasi
secara
telah
menyediakan
keuangan
keuangan
dan
kepada
•
Rencana Bisnis Bank.
non-
pemangku
kepentingan tidak terbatas pada
Realisasi rencana bisnis sesuai dengan
•
BCA
memiliki
peringkat
Risiko
Strategik yang digolongkan Rendah.
yang diwajibkan dan mudah untuk diakses oleh pemangku kepentingan, termasuk melalui homepage BCA. •
Cakupan Laporan pelaksanaan GCG telah
disajikan
dengan
lengkap
dan akurat serta dipadukan dalam Laporan
Tahunan
BCA
sesuai
ketentuan yang berlaku. •
Laporan
Pelaksanaan
GCG
dan
Laporan Tahunan BCA disampaikan kepada pihak-pihak sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia. •
Sistem Informasi Manajemen BCA telah memadai sehingga mampu menyediakan
pelaporan
internal
yang lengkap, akurat, utuh, tepat waktu, dan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan
secara
efektif.
Laporan Tahunan BCA 2011
113
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
BCA aktif melaksanakan program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility – CSR) di Indonesia. Di bawah naungan program ‘Bakti BCA’, BCA memberikan pendanaan dan menyediakan bantuan logistik melalui berbagai program CSR untuk sektor pendidikan, edukasi perbankan, pemberdayaan usaha kecil menengah, kesehatan, pelestarian lingkungan dan bantuan penanggulangan bencana alam. Pada tahun 2011, BCA secara aktif berpartisipasi dalam berbagai program kemasyarakatan melalui kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), United Nations Children’s Fund (UNICEF), World Wildlife Fund (WWF), dan beragam institusi penyelenggara pendidikan maupun berbagai institusi dan yayasan lainnya.
Mempersiapkan Generasi Penerus Bangsa Pendidikan merupakan perhatian utama program CSR BCA mengingat pendidikan adalah bekal utama menuju masa depan yang cerah. BCA telah menyelenggarakan Program Pengembangan Akuntansi (PPA) yang sukses sejak tahun 1996. Program ini difokuskan untuk menyediakan pendidikan non-gelar secara cuma-cuma bagi para lulusan Sekolah Menengah
114
Laporan Tahunan BCA 2011
Fun education : Suasana kegiatan program edukasi “Ayo ke Bank” yang diikuti oleh putra-putri karyawan BCA
Umum (atau sederajat) yang berprestasi
Sejak program ini dijalankan pada tahun 2000,
namun
melanjutkan
BCA telah memberikan berbagai bantuan
pendidikan mereka ke jenjang lebih tinggi
dalam bentuk pengembangan laboratorium
karena
tidak
mampu
Program
komputer, perpustakaan, pelatihan-pelatihan
PPA memberikan peluang bagi lulusannya
keterbatasan
ekonomi.
serta renovasi bangunan sekolah. Pada tahun
untuk bekerja di BCA tanpa ikatan dinas.
2011 BCA kembali menyerahkan bantuan
Lulusan PPA dapat melanjutkan pendidikan
berupa buku-buku perpustakaan ke sekolah-
di Universitas Trisakti, salah satu universitas
sekolah tersebut.
swasta terkemuka di Indonesia, untuk meraih gelar Sarjana Akuntansi. Pada akhir 2011,
BCA memiliki komitmen untuk menyediakan
tercatat 235 peserta mengikuti pelatihan di
bantuan pendidikan kepada para mahasiswa
Program Pengembangan Akuntansi.
dan mahasiswi berprestasi namun mengalami keterbatasan ekonomi dalam menyelesaikan
Pada tahun 2011 BCA melanjutkan program
pendidikannya. Pada tahun 2011, BCA bekerja
Bakti BCA terintegrasi. Melalui program ini
sama dengan sejumlah universitas nasional
BCA membantu dalam meningkatkan akses
terkemuka untuk memberikan beasiswa. BCA
dan kualitas pendidikan di berbagai sekolah
juga menjalin kerja sama dengan beberapa
tingkat dasar hingga sekolah menengah
yayasan pendidikan antara lain Yayasan
umum di daerah Gunung Kidul (Yogyakarta),
Paramadina, Yayasan Perbanas, dan Yayasan
Lampung (Sumatera) dan Serang (Banten).
Karya Salemba Empat dalam mendukung
Laporan Tahunan BCA 2011
115
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Penyerahan simbolis bantuan beasiswa bagi mahasiswa Strata Satu yang berprestasi
Proses pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu di kawasan Cilincing Jakarta Utara
pemberian
Kontribusi BCA diwujudkan melalui sejumlah
bantuan
beasiswa
kepada
kegiatan edukasi perbankan di berbagai
mahasiswa berprestasi.
sekolah di beberapa daerah di Indonesia, BCA aktif bekerja sama dengan beberapa
antara lain Lampung, Pekanbaru, Jambi,
lembaga
menyediakan
Lubuk
menyediakan
Banjarmasin, Samarinda, Bangkalan (Madura),
sarana
pendidikan belajar
untuk
antara
lain
Manado,
Pontianak,
melalui
Singaraja (Bali), Banyuwangi, Gunung Kidul
Bloomberg Network di Universitas Diponegoro
(Yogyakarta), Cirebon. Selain itu, pada bulan
Semarang dalam rangka mendukung proses
November 2011 sebanyak 500 siswa dari 22
perkuliahan tentang pasar modal. Selain itu,
SD di Malang dan sekitarnya, mengunjungi
BCA juga akan membantu pengembangan
kantor cabang utama BCA di Malang dengan
sarana pembelajaran perbankan atau mini
didampingi oleh orang tua dan guru untuk
bank untuk program diploma di Fakultas
lebih mengenal produk Tabunganku dan
Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang.
manfaat menabung.
Pada tahun 2011, BCA memberikan donasi
Pada tahun 2011, BCA memberikan edukasi
untuk mendukung program pendidikan ramah
bagi anak-anak karyawan BCA mengenai
anak UNICEF di Indonesia. Donasi tersebut
manfaat menabung melalui program “Day
diberikan melalui pencetakan kartu ucapan
Care” yang diadakan di kantor pusat dan
(greeting card) BCA.
beberapa kantor wilayah BCA di Jakarta.
layanan
informasi
keuangan
Edukasi Produk Perbankan BCA
berpartisipasi
aktif
tahun
2011,
BCA
menerima
berbagai kunjungan dari beberapa perguruan
edukasi “Ayo ke Bank” yang diprakarsai
tinggi, antara lain Universitas Indonesia dan
oleh bank-bank yang tergabung di dalam
Universitas Bina Nusantara, guna mempelajari
forum kelompok kerja Edukasi Perbankan
ragam produk perbankan di BCA seperti
di Bank Indonesia. Tema edukasi perbankan
perkembangan e-banking, layanan call center,
pada tahun 2011 adalah “Gerakan Indonesia
dan program tabungan.
Laporan Tahunan BCA 2011
dalam
Sepanjang program
Menabung.”
116
Linggau,
Membina Usaha Kecil
cuma-cuma di beberapa wilayah antara lain dengan
Sulawesi Utara, Sumatra Utara, dan Nusa
PT Astra International Tbk dan PT Pertamina
Tenggara Timur. BCA juga memberikan bantuan
(Persero) untuk mengembangkan Lembaga
kepada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di
Pengembangan Bisnis Mitra Bersama. Tujuan
Jakarta Pusat dan Yayasan Jantung Indonesia.
Sejak
2009,
BCA
bekerja
sama
lembaga dan program ini adalah untuk di
BCA bekerja sama dengan Pemerintah DKI
Indonesia. Lembaga Pengembangan Bisnis
Jakarta dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Mitra Bersama yang berada di tiga kota,
serta sejumlah perusahaan untuk membangun
Sidoarjo (Jawa Timur), Bukit Tinggi (Sumatera
perumahan layak huni bagi masyarakat kurang
Barat), dan Palembang (Sumatera Selatan) ini
mampu di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.
turut memperoleh dukungan dan bantuan
Diprakarsai pada bulan April 2011, program ini
dari pemerintah daerah setempat. Sepanjang
telah menyediakan 43 unit perumahan layak
tahun 2011, lembaga ini telah melaksanakan
huni untuk 302 warga hingga 31 Desember
berbagai
2011.
mendorong
aktivitas
pelatihan
kewirausahaan
bagi
pemilik
usaha
kecil, seperti manajemen perusahaan dasar, lokakarya keuangan dasar dan pelatihan
Pelestarian Lingkungan
perbaikan sepeda motor.
BCA mewujudkan kontribusinya terhadap pelestarian lingkungan dengan mendukung
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
program NEWtrees WWF. Pada tahun 2011,
BCA menjalin kemitraan dengan Palang
BCA bersama WWF menanam pohon di lahan
Merah Indonesia untuk mengadakan gerakan
seluas 5 hektar di Taman Nasional Rinjani,
donor darah yang diikuti oleh para karyawan
Nusa Tenggara Barat.
secara rutin. Selama tahun 2011, BCA telah mengadakan empat kegiatan serupa dan
Bantuan Penanganan Bencana Alam
berhasil
Pada bulan Januari 2011, BCA menyerahkan
menyumbangkan
1.246
kantong
dana bantuan untuk meringankan penderitaan
darah kepada PMI.
para korban bencana alam di Wasior (Papua), Pada tahun 2011, BCA melanjutkan kerja
Mentawai (Sumatera Barat), dan Merapi
sama dengan Seksi Penanggulangan Buta
(Yogyakarta). Dana bantuan tersebut berasal
Katarak – Persatuan Dokter Spesialis Mata
dari
Indonesia (SPBK-Perdami)
BCA yang disalurkan melalui Palang Merah
dalam rangka
menyelenggarakan operasi katarak secara
jajaran
manajemen
dan
karyawan
Indonesia.
Pelaksanaan operasi katarak di beberapa daerah di Indonesia Laporan Tahunan BCA 2011
117
Tinjauan Keuangan
Pembahasan Hasil Kinerja Keuangan
Tinjauan Ekonomi Makro Indonesia Tahun 2011 Pada tahun 2011 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,5% dimana pencapaian tersebut merupakan yang terbaik dalam kurun waktu lebih dari satu dekade. Tingginya konsumsi dalam negeri, yang berkontribusi 63,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun 2011, menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Lemahnya kondisi ekonomi global yang disebabkan oleh krisis hutang di sejumlah negara di Eropa dan melemahnya perekonomian Amerika Serikat memberi pengaruh yang tidak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kuatnya konsumsi domestik Indonesia dan kinerja ekspor yang relatif stabil merupakan dua faktor utama pendorong perkembangan ekonomi Indonesia di tahun 2011. Meskipun nilai ekspor Indonesia menunjukkan laju pertumbuhan yang melemah, nilai nominal ekspor terus mengalami peningkatan selama tahun 2011.
120
Laporan Tahunan BCA 2011
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) (%)
6,3 4,7
4,4
5,6
5,1
6,0
6,5
6,2
5,5 4,6
3,5
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diimbangi
2011. Selama satu tahun penuh, akumulasi
dengan terjaganya inflasi di level yang rendah
cadangan devisa Indonesia meningkat 14,4%
yaitu 3,79% di tahun 2011. Rata-rata nilai
dari USD 96,2 miliar di akhir tahun 2010 menjadi
tukar Rupiah terhadap USD selama tahun 2011
USD 110,1 miliar pada 31 Desember 2011.
mengalami apresiasi sebesar 3,34% dari ratarata nilai tukar selama tahun 2010 meskipun
Sejalan dengan rendahnya tekanan inflasi dan
sempat mengalami tekanan di semester kedua
nilai tukar Rupiah yang relatif stabil, Bank
tahun 2011 karena kekhawatiran yang timbul
Indonesia
atas krisis hutang di kawasan Eropa. Nilai
tingkat suku bunga acuan pada tahun 2011.
tukar Rupiah terhadap USD berada pada level
Setelah sempat menaikkan suku bunga acuan
Rp 9.069 per USD pada akhir tahun 2011, relatif
sebesar 25 basis poin menjadi 6,75% pada bulan
tidak berubah dibandingkan dengan Rp 8.996
Februari 2011, Bank Indonesia menurunkan
per USD pada akhir tahun 2010.
suku bunga acuan sebesar 75 basis poin secara
secara
keseluruhan
menurunkan
keseluruhan dan berada pada level 6,00% pada Cadangan devisa Indonesia mencapai posisi
akhir tahun 2011.
tertinggi, yaitu USD 124,6 miliar, di bulan Agustus
Inflasi dan BI Rate (%) 20%
Nilai Tukar Rupiah vs USD (dalam Rupiah) 13.000
18,38
12.650
Inflasi 16%
12,75 12,50
11.000
12,14
12%
9,75 8,50 8,00
9,50
10.155
8,33 5,77
6,59
8.703 4,61
9.378
9.069
9.000
5,80 3,43
9.450
9.775
6,75
6,50
6,00 5,27
11.000
10.775
7,92 7,75
8% 8,75
4%
12.100
BI Rate
14,55
8.690
8.579
3,79
2,78 0%
Jul-05
7.000 Jun-06
Mei-07
Apr-08
Mar-09
Feb-10
Jan-11
Des-11
Jul-05
Apr-06
Feb-07
Des-08
Okt-09
Jul-09
Mei-10
Mar-11
Des-11
Sumber: Bloomberg Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
Laporan Tahunan BCA 2011
121
Pada tahun 2011 dan awal 2012 Indonesia
Pertumbuhan
berhasil
layak
menghasilkan peningkatan daya beli masyarakat
investasi (investment grade) dari dua lembaga
sejalan dengan berkembangnya masyarakat
pemeringkat terkemuka, Fitch Rating dan
kelas menengah di Indonesia. Dalam dua tahun
Moody’s Investors Service, setelah 14 tahun sejak
terakhir ini, PDB per kapita Indonesia telah
mengalami downgrade karena krisis keuangan
melampaui level USD 3.000 dan tercatat lebih
Asia tahun 1997/1998. Salah satu alasan utama
dari USD 3.500 di tahun 2011. Berkembangnya
dari kenaikan peringkat tersebut adalah daya
masyarakat
tahan
mendapatkan
peringkat
perekonomian
kelas
nasional
menengah
ini
telah
akan
terhadap
mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia
guncangan eksternal, yang telah terbukti dengan
mengingat peningkatan daya beli masyarakat
terjaganya tingkat pertumbuhan yang tinggi
akan memacu peningkatan konsumsi. Lebih
dan berkelanjutan dalam jangka menengah.
lanjut, pertumbuhan kelas menengah akan
Selain
mendorong pertumbuhan di bidang kebutuhan
itu,
kuatnya
Indonesia
ekonomi
kinerja
perekonomian
juga didukung oleh meningkatnya arus modal
lapangan kerja, pendidikan dan jasa.
masuk dengan adanya pembelanjaan investasi, prospek
pengembangan
infrastruktur,
dan
rendahnya tingkat inflasi.
PDB per Kapita (dalam USD) 3.543 3.010 2.245 2.350 1.922 1.648 791
2001
944
2002
1.116 1.167
2003
2004
1.321
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Badan Pusat Statistik
KINERJA PERBANKAN INDONESIA TAHUN 2011 Sejalan dengan kuatnya pertumbuhan ekonomi
Jumlah aktiva sektor perbankan Indonesia
Indonesia, sektor perbankan Indonesia terus
mencapai Rp 3.653 triliun di akhir tahun 2011,
menunjukkan kinerja yang memuaskan di
naik 21,4% dari Rp 3.009 triliun di akhir tahun
tahun 2011.
2010. Pertumbuhan tersebut diimbangi dengan terjaganya kualitas aset.
122
Laporan Tahunan BCA 2011
Kinerja Sektor Perbankan (dalam triliun Rupiah) 2011
Naik/ (turun)
2010
Nominal
Persentase
Total Aktiva
3.653
3.009
644
21,4%
Kredit
2.229
1.796
433
24,1%
Dana Pihak Ketiga
2.785
2.339
446
19,1%
Giro
653
536
117
21,8%
Tabungan
898
733
165
22,5%
Deposito
1.234
1.070
164
15,3%
75
57
18
31,6%
NIM
Laba Bersih
5,9%
5,7%
N.A
20bp
LDR
80,0%
76,8%
N.A
320bp
NPL
2,6%
2,9%
N.A
-30bp
CAR
16,1%
17,2%
N.A
-110bp
Sumber: Bank Indonesia
Jumlah kredit mencapai Rp 2.229 triliun di akhir
Secara umum, bank-bank di Indonesia mencatat
tahun 2011, naik 24,1% dari akhir tahun 2010.
Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin—NIM)
Peningkatan ini terjadi di semua segmen, baik yang
lebih tinggi di tahun 2011 dibandingkan tahun
bertujuan konsumtif maupun produktif, seperti
2010. NIM industri perbankan naik dari 5,7%
modal kerja dan kredit investasi, juga dalam kredit
di tahun 2010 menjadi 5,9% di tahun 2011.
usaha dan kredit konsumer.
Laba bersih industri perbankan di tahun 2011 mencapai Rp 75 triliun, tumbuh 31,6% dari
Dalam
rangka
mewujudkan
transparansi,
Rp 57 triliun di tahun 2010.
pada tahun 2011 Bank Indonesia menerbitkan kebijakan yang mewajibkan bank-bank untuk
Posisi permodalan industri perbankan dapat
mengumumkan suku bunga dasar kredit (prime
dipertahankan pada tingkat yang sehat di
lending rate). Bank Indonesia berharap dapat
tahun 2011. Rasio kecukupan modal/kewajiban
menciptakan lingkungan perbankan nasional yang
penyediaan modal minimum (Capital Adequacy
lebih kompetitif sehingga pada akhirnya biaya
Ratio—CAR) industri perbankan pada Desember
kredit yang harus ditanggung oleh sektor riil akan
2011 adalah 16,1%, jauh di atas tingkat minimal
lebih rendah.
yang disyaratkan yaitu 8%. Tingginya rasio CAR ditopang oleh kuatnya tingkat profitabilitas
Dari sisi pendanaan, jumlah dana pihak ketiga naik
yang berhasil dibukukan oleh sektor perbankan
19,1% menjadi Rp 2.785 triliun di akhir tahun 2011.
Indonesia serta inisiatif sejumlah bank di
Peningkatan dana tersebut terjadi di semua jenis
tahun 2011 yang melakukan right issues dan
dana pihak ketiga (giro, tabungan dan deposito).
menerbitkan
Giro meningkat 21,8% mencapai Rp 653 triliun,
modal tambahan.
sub-debt
guna
mendapatkan
sedangkan tabungan tumbuh 22,5% menjadi Rp 898 triliun di tahun 2011. Deposito naik 15,3%
KINERJA KEUANGAN BCA TAHUN 2011
menjadi Rp 1.234 triliun di periode yang sama.
Iklim perekonomian Indonesia yang kondusif telah memberikan landasan yang kokoh bagi
Laju pertumbuhan portofolio kredit yang lebih
BCA dalam membukukan kinerja keuangan
cepat
pertumbuhan
yang kuat di tahun 2011. BCA mencatat
pendanaan mengakibatkan kenaikan rasio kredit
pertumbuhan positif di semua sektor usaha
terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio
sehingga memungkinkan BCA membukukan
- LDR) industri perbankan dan mencapai 80,0% di
pertumbuhan laba bersih di tahun 2011.
dibandingkan
dengan
akhir tahun 2011. Pada akhir 2010, LDR industri perbankan tercatat 76,8%.
Laporan Tahunan BCA 2011
123
Portofolio
kredit
naik
31,4%
menjadi
Laba
Bersih
BCA
tumbuh
27,6%
menjadi
Rp 202,3 triliun di akhir tahun 2011 dengan
Rp 10,8 triliun di tahun 2011 dari Rp 8,5 triliun di
pertumbuhan yang solid di semua segmen
tahun 2010. Kuatnya pertumbuhan Laba Bersih
nasabah
UKM,
tersebut didukung oleh tingginya aktivitas bisnis
dan konsumer. Pertumbuhan ini lebih tinggi
baik di bidang kredit maupun jasa penyelesaian
dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata
pembayaran. Peningkatan Laba Bersih ini juga
sektor perbankan yang sebesar 24,1%.
didukung oleh pemulihan penyisihan kerugian
yaitu
korporasi,
komersial,
aset non produktif dan transaksi rekening Penyaluran
kredit
mengedepankan
yang prinsip
senantiasa kehati-hatian
administratif. Sesuai dengan keputusan Bank Indonesia
yang
dikeluarkan
pada
bulan
memungkinkan Bank untuk mempertahankan
Desember 2011, bank-bank tidak perlu lagi untuk
rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan -
membentuk cadangan kerugian penurunan nilai
NPL) di bawah 1% dari jumlah portofolio kredit.
atas aset non produktif dan estimasi kerugian
Di akhir tahun 2011, NPL BCA mencapai 0,5%,
atas transaksi rekening administratif, termasuk
membaik dari 0,6% di akhir tahun 2010. Rasio
cadangan untuk fasilitas kredit yang belum
cadangan terhadap total kredit bermasalah
digunakan (unused loan facilities). Oleh karena
mencapai 386,3%.
itu, Bank telah melakukan pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai atas aktiva non
Jumlah dana pihak ketiga tumbuh 16,5%
produktif dan transaksi rekening administratif
didukung oleh peningkatan transaksi yang
yang telah dibentuk pada tahun 2010 dan tahun-
berasal
tahun sebelumnya.
melalui
dari
10
juta
jaringan
rekening
cabang
dan
nasabah beragam
jaringan transaksi elektronik. Per Desember
Profitabilitas Bank yang tinggi tercermin dari
2011,
BCA
tingkat pengembalian atas aktiva (Return on
mencapai Rp 323,4 triliun, meningkat dari
Assets—ROA) yang sebesar 3,8% dan tingkat
Rp 277,5 triliun di akhir tahun 2010.
pengembalian atas ekuitas (Return on Equity—
jumlah
dana
pihak
ketiga
ROE) sebesar 33,5%. Pertumbuhan
dana
pihak
ketiga
terutama
didorong oleh naiknya dana rekening transaksi,
LABA/RUGI
tercermin dari jumlah dana tabungan yang mencapai Rp 173,0 triliun, tumbuh 18,9% dan
Pendapatan Bunga Bersih
dana giro sebesar Rp 76,0 triliun, naik 18,8%
Pendapatan
dibandingkan
Bunga
Bersih
BCA
mengalami
Deposito
peningkatan sebesar Rp 3,9 triliun atau 30,1%
mencapai Rp 74,4 triliun di Desember 2011,
menjadi Rp 16,8 triliun di tahun 2011. Hal ini
meningkat 9,5% dari posisi yang sama tahun
didorong oleh kenaikan Pendapatan Bunga,
sebelumnya. Porsi total dana tabungan dan giro
terutama
tetap tinggi sebesar 77,0% dari jumlah dana
portofolio kredit dan pengelolaan aktif suku
pihak ketiga, meningkat dari 75,5% pada akhir
bunga dana pihak ketiga. Beban Bunga relatif
tahun 2010.
sama dibandingkan dengan tahun sebelumnya
posisi
tahun
lalu.
dari
konsistensi
pertumbuhan
meskipun terjadi peningkatan dana pihak ketiga Total Pendapatan Bunga Bersih dan Pendapatan
yang substansial di tahun 2011.
Operasional Lainnya meningkat 18,6% menjadi Rp 24,1 triliun di tahun 2011, dari Rp 20,3 triliun
Pendapatan Bunga yang berasal dari pemberian
di tahun 2010. Sementara itu Marjin Bunga Bersih
kredit naik 19,0% menjadi Rp 16,0 triliun di
meningkat menjadi 5,7% di tahun 2011 dari 5,3%
tahun 2011, yang pada gilirannya meningkatkan
di tahun 2010. Dengan demikian, BCA mencatat
keseluruhan Pendapatan Bunga BCA sebesar
Laba Sebelum Beban Penyisihan Kerugian dan
18,9% menjadi Rp 24,6 triliun. Pendapatan Bunga
Beban Pajak sebesar Rp 13,5 triliun, tumbuh
yang berasal dari pemberian kredit memberikan
22,6% dari Rp 11,0 triliun di tahun 2010.
kontribusi terbesar, yaitu 65,0% dari jumlah Pendapatan Bunga di tahun 2011.
124
Laporan Tahunan BCA 2011
Sebagai respons terhadap kebijakan Bank
Juni 2010. Di sisi lain, volume Term Deposit Bank
Indonesia yang meniadakan lelang Sertifikat
Indonesia di bulan Desember 2010 mencapai
Bank Indonesia (SBI) untuk jangka waktu 1 bulan
Rp 45,9 triliun, terjadi peningkatan signifikan
hingga 6 bulan, selama tahun 2010 sebagian
dari posisi akhir Juni 2010 yang sebesar
besar dana likuid BCA telah dipindahkan dari
Rp 1,2 triliun. Pendapatan dari SBI Trading,
instrumen SBI Trading ke instrumen Term
yang dicatat di pos Keuntungan Penjualan Aset
Deposit Bank Indonesia yang dibukukan pada
Keuangan di bawah Pendapatan Operasional
Penempatan Lainnya pada Bank Indonesia.
Lainnya turun signifikan di paruh kedua tahun
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
2010 dan berlanjut ke tahun 2011, sedangkan
Keuangan (PSAK) yang berlaku, pendapatan
Pendapatan Bunga dari Term Deposit Bank
yang berasal dari Term Deposit Bank Indonesia
Indonesia
dicatat
dari
yang sama. Sebagai hasilnya, Pendapatan
Penempatan Lainnya pada Bank Indonesia,
Bunga dari Penempatan Lainnya pada Bank
sedangkan pendapatan dari instrumen SBI
Indonesia, yang termasuk Pendapatan Bunga
Trading dibukukan pada pos Keuntungan
dari Term Deposit Bank Indonesia naik 230,1%
Penjualan Aset Keuangan di bawah kategori
menjadi Rp 3,5 triliun di tahun 2011 dari
Pendapatan Operasional Lainnya, suatu pos
Rp 1,1 triliun di tahun 2010. Pos Keuntungan
pendapatan selain bunga (non-interest income).
Penjualan Aset Keuangan dari SBI Trading turun
Standar keuangan ini berlaku sejak 1 Januari
menjadi Rp 125 miliar di tahun 2011 dari
2010.
Rp 1.705 miliar di tahun 2010, sejalan dengan
pada
Pendapatan
Bunga
meningkat
tajam
pada
periode
berkurangnya jumlah investasi pada instrumen Volume SBI Trading turun signifikan menjadi
ini (mengacu ke tabel Pendapatan Operasional
Rp
Lainnya).
1,5
triliun
di
akhir
Desember
2010
dibandingkan dengan Rp 43,3 triliun di bulan
Pendapatan Bunga Bersih (dalam miliar Rupiah) 2011
2010
Pendapatan Bunga
24.567
Secondary Reserves
Naik / (turun) Nominal
Persentase
20.661
3.906
18,9%
4.385
2.542
1.843
72,5%
636
1.291
3.525
1.068
2.457
230,1%
224
183
41
22,4%
Surat-surat Berharga
752
828
(76)
-9,2%
Obligasi Pemerintah
3.118
3.699
(581)
-15,7%
15.966
13.421
2.545
19,0%
346
171
175
102,3%
7.730
7.724
6
0,1%
916
844
72
8,5%
Tabungan
2.822
2.898
(76)
-2,6%
Deposito
3.247
3.333
(86)
-2,6%
Lain-lain
745
649
96
14,8%
16.837
12.937
3.900
30,1%
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Penempatan lainnya pada Bank Indonesia
Penempatan pada Bank lain
Kredit Lain-lain Beban Bunga Giro
Pendapatan Bunga Bersih
(655)
-50,7%
Laporan Tahunan BCA 2011
125
Pendapatan Bunga dari Obligasi Pemerintah
Pendapatan Operasional Lainnya
dan
Pendapatan Operasional Lainnya mengalami
Surat-surat
Berharga
masing-masing
turun menjadi 15,7% dan 9,2% di tahun 2011
sedikit
dibandingkan tahun 2010. Hal ini disebabkan
Rp 7,2 triliun di 2011 dari Rp 7,3 triliun di 2010,
turunnya
lebih disebabkan oleh penurunan pendapatan
rata-rata
outstanding
Obligasi
Pemerintah dan imbal hasil obligasi yang lebih
penurunan,
sebesar
1,8%
menjadi
yang berasal dari SBI Trading.
rendah. Pendapatan Provisi dan Komisi Lainnya naik Meskipun volume dana pihak ketiga naik 16,5%
13,9% menjadi Rp 4,6 triliun. Sebagian besar
menjadi Rp 323,4 triliun, Beban Bunga relatif
kenaikan tersebut berasal dari peningkatan
stabil sebesar Rp 7,7 triliun pada tahun 2011.
pendapatan dari biaya administrasi bulanan,
Biaya dana (cost of funds) turun menjadi 2,6%
pendapatan provisi dan komisi kredit, dan
di tahun 2011 dari 3,0% di tahun 2010 sejalan
komisi atas layanan transaksi perbankan.
dengan penurunan suku bunga pendanaan dan sebagai akibat dari perbaikan komposisi
Keuntungan
dana pihak ketiga. Sepanjang tahun 2011, BCA
71,1% menjadi Rp 515 miliar di tahun 2011,
menurunkan suku bunga rekening tabungan
terutama didorong oleh naiknya pendapatan
secara bertahap, hingga mencapai 80 basis
dari transaksi valuta asing.
Transaksi
Derivatif
meningkat
poin. Keuntungan
Penjualan
Aset
Keuangan
di
Pendapatan Bunga Bersih BCA tumbuh 30,1%
tahun 2011 turun 68,1% menjadi Rp 558 miliar,
menjadi Rp 16,8 triliun di tahun 2011 dari
sebagai hasil dari penurunan pendapatan SBI
Rp 12,9 triliun di tahun 2010, sedangkan Marjin
Trading, sebagai bagian dari strategi BCA yang
Bunga Bersih meningkat dari 5,3% di tahun
secara bertahap mengurangi penempatan di SBI
2010 menjadi 5,7% di tahun 2011.
Trading, seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Pendapatan Bunga Bersih dan
Pada tahun 2011 Pos Lainnya dalam Pendapatan
Marjin Bunga Bersih (NIM)
Operasional Lainnya mencapai Rp 1,5 triliun, lebih tinggi 15,3% dibandingkan tahun 2010.
Pendapatan Bunga Bersih (dalam miliar Rupiah)
Hal ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan
Marjin Bunga Bersih (NIM) - tidak konsolidasi (%)
operasional BCA Finance, anak perusahaan BCA yang bergerak di usaha pembiayaan mobil, yang
5,7% 5,3%
19,0% dari tahun 2010. 16.837
12.937
2010
126
Laporan Tahunan BCA 2011
mencapai Rp 1,3 triliun di tahun 2011, tumbuh
2011
Pendapatan Operasional Lainnya (dalam miliar Rupiah) 2011
2010
Provisi dan komisi lainnya
4.556
3.999
557
13,9%
515
301
214
71,1%
74
(14)
88
N.A.
Keuntungan transaksi derivatif (direalisasi) Peningkatan (penurunan) nilai wajar aset keuangan – net Keuntungan (kerugian) penjualan aset keuangan* - net
Nominal
(1.191)
Persentase
558
1.749
Lainnya
1.510
1.310
200
15,3%
Keuntungan operasional BCA Finance
1.280
1.076
204
19,0%
Lainnya
230
234
(4)
-1,7%
7.213
7.345
(132)
-1,8%
Pendapatan Operasional Lainnya *
Naik / (turun)
Pos
-68,1%
Termasuk pendapatan SBI Trading sebesar Rp 125 miliar pada tahun 2011 dan Rp 1.705 miliar pada tahun 2010
Provisi dan Komisi Lainnya (dalam miliar Rupiah) Pos
2011
Naik / (turun) Nominal
Persentase
Simpanan dari Nasabah
1.539
1.420
119
8,4%
Kredit
1.270
1.043
227
21,8%
Penyelesaian Pembayaran (payment settlement)
844
704
140
19,9%
Kartu Kredit
362
371
*
(9)
-2,4%
Pengiriman uang, kliring, dan inkaso
271
247
24
9,7%
Lain-lain
270
214
56
26,2%
4.556
3.999
557
13,9%
Jumlah *
2010
Sebagian besar didominasi pendapatan administrasi bulanan produk simpanan nasabah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan Estimasi Kerugian atas Transaksi Rekening Administratif Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
pembayaran oleh debitur maupun indikasi
dibentuk berdasarkan kajian internal mengacu
kuat bahwa debitur tidak mampu memenuhi
kepada penerapan PSAK 50 & 55 yang berlaku
kewajibannya.
sejak 1 Januari 2010. Sebelumnya, pembentukan cadangan ditentukan berdasarkan klasifikasi
Penilaian kolektif dilakukan untuk kredit yang
kolektibilitas aktiva keuangan yang ditentukan
secara individual memiliki nilai yang tidak
oleh Bank Indonesia.
signifikan maupun untuk kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun
CKPN, sesuai dengan PSAK 50 & 55, diukur
tidak memiliki bukti objektif penurunan nilai.
secara individual maupun kolektif. Penilaian
Berdasarkan kriteria tersebut, penilaian secara
individual dilakukan terhadap kredit yang
kolektif dilakukan pada: (a) kredit Usaha Kecil &
memiliki nilai signifikan secara individual dan
Menengah (UKM), konsumer, dan kartu kredit,
terdapat bukti objektif adanya penurunan nilai.
atau (b) kredit dalam segmen pasar korporasi
Bukti objektif tersebut diantaranya meliputi
dan komersial dengan kolektibilitas lancar dan
pelanggaran perjanjian termasuk tunggakan
dalam perhatian khusus.
Laporan Tahunan BCA 2011
127
Dalam menentukan cadangan penurunan nilai
membentuk
secara kolektif, Bank menggunakan formula
penurunan
sebagai berikut: Probability of Default x Loss
Rp 559 miliar di tahun 2011, dibandingkan
Given Default x Amortised Cost1. Dengan
dengan pemulihan (recovery) secara net atas
penerapan
cadangan kerugian penurunan nilai sebesar
metode
perhitungan
CKPN
berdasarkan PSAK 50 & 55 tersebut, BCA
biaya nilai
cadangan secara
kerugian
net
sebesar
Rp 333 miliar di tahun 2010.
Mutasi Cadangan Kerugian (dalam miliar Rupiah)
Saldo Awal
2011
2010
(5.316)
(5.494)
Penyesuaian Saldo Awal Sehubungan dengan Dampak Penerapan Awal PSAK 50 & 55
-
(Pembentukan) Pemulihan Cadangan (dibukukan dalam laba rugi tahun 2011 dan 2010)
270
161
(324)
On Balance Sheets *
(559)
333
Off Balance Sheets
720
(657)
Penghapusan Kredit (Written-off)
542
260
Loans Recovery
(30)
(62)
Selisih Kurs
(23)
34
Saldo Akhir
(4.666)
(5.316)
* Termasuk beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan beban cadangan kerugian aset non produktif.
Selanjutnya pada tahun 2010, BCA telah
Namun demikian, sesuai dengan surat No.
membentuk cadangan kerugian penurunan
13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011,
nilai atas aset non produktif dan estimasi
Bank Indonesia mengubah aturannya dimana
kerugian atas transaksi rekening administratif.
bank-bank tidak perlu lagi untuk membentuk
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Bank
cadangan kerugian penurunan nilai atas aset
Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari
non produktif dan estimasi kerugian atas
2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank
transaksi
Umum sebagaimana diubah oleh PBI No. 11/2/
demikian pada bulan Desember 2011, BCA
PBI/2009 yang ditegaskan kembali dalam surat
melakukan pemulihan cadangan sebesar Rp 758
Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal
miliar terhadap cadangan kerugian penurunan
21 September 2010. Pada 1 Januari 2010 total
nilai atas aset non produktif dan estimasi
cadangan atas kerugian penurunan nilai aset non
kerugian transaksi rekening administratif yang
produktif dan estimasi kerugian atas transaksi
telah dibentuk pada tahun 2010 dan periode-
rekening administratif tercatat sebesar Rp 107
periode sebelumnya.
rekening
administratif.
Dengan
miliar. Selanjutnya, BCA membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif
Mengingat cadangan atas aset non produktif
dan estimasi kerugian atas transaksi rekening
dan estimasi kerugian atas transaksi rekening
administratif sebesar Rp 651 miliar pada tahun
administratif tidak diperhitungkan sebagai
2010 dan Rp 279 miliar untuk periode 1 Januari
pengurang
hingga 30 November 2011. Sebagian besar
telah membayar pajak penghasilan terkait.
cadangan tersebut adalah cadangan estimasi
Dengan demikian, BCA tidak perlu membayar
kerugian atas transaksi rekening administratif
pajak pada saat pemulihan cadangan atas
sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang
aset non produktif dan estimasi kerugian atas
belum digunakan (unused loan facilities).
transaksi
pajak
rekening
penghasilan
maka
administratif
BCA
tersebut.
1 Probability of Default yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajibannya. Loss Given Default yaitu tingkat kerugian yang diakibatkan kegagalan debitur memenuhi kewajibannya. Amortised Cost yaitu nilai tercatat aset keuangan berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
128
Laporan Tahunan BCA 2011
Namun pada saat BCA melakukan pemulihan
dibukukan sebelumnya. Oleh karena itu, setelah
atas cadangan tersebut, BCA membukukan
memperhitungkan aktiva pajak tangguhan,
aktiva pajak tangguhan sehubungan dengan
BCA melakukan pemulihan sebesar Rp 569
perbedaan
cadangan
miliar atas cadangan kerugian penurunan nilai
tersebut
waktu, belum
mengingat
kerugian
aset non produktif dan estimasi kerugian atas
yang sebenarnya. Sebagai konsekuensi atas
transaksi rekening administratif yang telah
pemulihan cadangan tersebut, pada bulan
dibentuk pada tahun 2010 dan periode-periode
Desember 2011 BCA melakukan penyesuaian
sebelumnya. Rincian atas pemulihan biaya
atas
cadangan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
aktiva
menjadi
pajak
biaya
tangguhan
yang
telah
Pemulihan Cadangan Kerugian atas Aset Non Produktif dan Estimasi Kerugian atas Transaksi Rekening Administratif (Rp miliar) Saldo Awal 2010
Jan – Des 2010
Jan – Nov 2011
Penyesuaian/ Pemulihan di Des 2011
Beban cadangan kerugian untuk fasilitas kredit yang belum digunakan (unused loan facilities)
-
(612)
(222)
834
Beban cadangan kerugian selain fasilitas kredit yang belum digunakan
(107)
(39)
(57)
203
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas aset non-produktif dan estimasi atas transaksi rekening administratif
(107)
(651)
(279)*
1.037
Rp 758 miliar
Aktiva pajak tangguhan (deferred income tax) Net reversal
26
163
70
(259)
(81)
(488)
(209)
778
Rp 569 miliar * Biaya kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang dicadangkan selama Jan-Nov 2011 dipulihkan semuanya sebelum tahun buku 2011 berakhir. Sehingga penyesuaian biaya cadangan sebesar Rp 758 miliar (atau Rp 569 miliar termasuk penyesuaian kembali aktiva pajak tangguhan) merupakan pemulihan cadangan yang telah dibentuk di tahun 2010 dan periode-periode sebelumnya
Beban Operasional Pada
tahun
2011,
BCA
mencatat
Beban Karyawan meningkat 14,5% menjadi
Beban
Operasional sebesar Rp 10,9 triliun, naik 14,2%
Rp
5,2
triliun
pada
tahun
2011
sejalan
dari Rp 9,6 triliun di tahun 2010.
dengan penyesuaian dalam besaran gaji dan tunjangan.
Beban Umum dan Administrasi meningkat 14,0% menjadi Rp 5,5 triliun sejalan dengan
Meskipun
mengalami
peningkatan beban operasional harian, beban
Operasional,
promosi, dan beban sewa sepanjang tahun
Efisiensi Biaya (Cost Efficiency Ratio) pada
2011. Peningkatan beban penyusutan dan
level 47,2% pada tahun 2011, lebih rendah
amortisasi terutama disebabkan karena oleh
dibandingkan 48,1% di tahun 2010.
BCA
peningkatan
berhasil
menjaga
Beban Rasio
investasi untuk peningkatan layanan transaksi perbankan. Beban Operasional (dalam miliar Rupiah) Naik / (turun)
2011
2010
Beban Umum dan Administrasi
5.468
4.795
673
14,0%
Beban Karyawan
5.205
4.545
660
14,5%
241
218
23
10,6%
10.914
9.558
1.356
14,2%
Lain-lain Jumlah
Nominal
Persentase
Laporan Tahunan BCA 2011
129
Beban Umum dan Administrasi (dalam miliar rupiah)
Keperluan kantor
2011
2010
Naik / (turun) Nominal
Persentase
1.502
1.306
196
15,0%
Sewa
894
805
89
11,1%
Penyusutan dan amortisasi
743
618
125
20,2%
Promosi
700
619
81
13,1%
Perbaikan dan pemeliharaan
553
503
50
9,9%
Jasa tenaga ahli
220
171
49
28,7%
Komunikasi
207
176
31
17,6%
Air, listrik, dan bahan bakar
174
166
8
4,8%
Komputer dan perangkat lunak
-16,2%
129
154
(25)
Keamanan
98
92
6
6,5%
Asuransi
53
27
26
96,3%
Pengangkutan
42
44
(2)
-4,5%
Penelitian dan pengembangan
24
18
6
33,3%
Pajak
20
10
10
100,0%
Lainnya
109
86
23
26,7%
Jumlah
5.468
4.795
673
14,0%
2011
2010
944
932
8.578
7.459
Jumlah Jaringan Layanan (unit)
Kantor Cabang (termasuk kantor kas)
ATM
NERACA
Laba Bersih Laba Sebelum Pajak pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp 13,6 triliun, meningkat 27,8% dari
AKTIVA
Rp 10,7 triliun pada tahun 2010. Laba bersih
Pada 31 Desember 2011, total aktiva BCA
tercatat sebesar Rp 10,8 triliun pada tahun
mencapai Rp 381,9 triliun, tumbuh 17,7% dari
2011, tumbuh 27,6% lebih tinggi dibandingkan
Rp 324,4 triliun pada akhir tahun 2010. Aktiva
dengan tahun 2010.
produktif Bank naik 15,2% menjadi Rp 331,4 triliun dari Rp 287,6 triliun di akhir tahun 2010.
Kuatnya pertumbuhan Laba Bersih tersebut
Kenaikan aktiva produktif tersebut didukung
didukung oleh tingginya aktivitas bisnis baik
oleh kenaikan dana pihak ketiga sebesar 16,5%
di bidang kredit maupun jasa penyelesaian
atau Rp 45,9 triliun.
pembayaran. Selain itu, naiknya Laba Bersih
130
juga disebabkan adanya pemulihan cadangan
Porsi portofolio kredit terhadap total aktiva
kerugian
non
meningkat menjadi 53,0% di akhir tahun 2011
produktif dan estimasi kerugian atas transaksi
dari tahun sebelumnya yang sebesar 47,5%.
rekening administratif, terutama cadangan
Selain itu, porsi Secondary Reserves dan Obligasi
untuk fasilitas kredit yang belum digunakan
Pemerintah di tahun 2011 masing-masing
(unused loan facilities).
tercatat 19,8% dan 8,8% dari jumlah aktiva.
penurunan
Laporan Tahunan BCA 2011
nilai
atas
aset
Secondary Reserves relatif flat dan tercatat
Portofolio Obligasi Pemerintah turun 17,8%
sebesar Rp 75,4 triliun pada akhir tahun 2011.
menjadi Rp 33,5 triliun di akhir tahun 2011.
Sebagian besar Secondary Reserves ditempatkan
Selama periode yang sama, portofolio Surat-
pada
surat Berharga, yang sebagian besar merupakan
instrumen-instrumen
termasuk
Sertifikat
Bank
Bank
Indonesia
Indonesia
(SBI),
portofolio obligasi korporasi, naik 7,2% menjadi
Term Deposit Bank Indonesia, FASBI dan Surat
Rp 11,5 triliun.
Berharga Bank Indonesia yang dibeli dengan janji dijual kembali. Penempatan-penempatan
Giro pada Bank Indonesia naik 54,9% menjadi
pada
mencapai
Rp 31,9 triliun. Peningkatan signifikan ini
Rp 70,4 triliun di tahun 2011, naik 13,5% dari
Bank
Indonesia
tersebut
sejalan dengan pertumbuhan saldo dana pihak
Rp 62,0 triliun di tahun 2010. Selama periode
ketiga serta penerapan tambahan Giro Wajib
yang sama, Penempatan pada Bank Lain pada
Minimum (GWM) bagi bank yang memiliki rasio
akhir tahun 2011 turun 61,8% menjadi Rp 5,0
LDR di bawah 78% yang berlaku sejak 1 Maret
triliun.
2011.
Total Aktiva 31 Desember 2011 miliar Rupiah Total Aktiva Produktif Secondary Reserves - gross
% terhadap Total Aktiva
31 Desember 2010 miliar Rupiah
+/-
% terhadap Total Aktiva
miliar Rupiah
%
331.406
86,8%
287.608
88,7%
43.798
15,2%
75.442
19,8%
75.248
23,2%
194
0,3%
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
11.231
3,0%
11.132
3,4%
99
0,9%
Penempatan Lainnya pada
59.162
15,5%
50.911
15,7%
8.251
16,2%
Bank Indonesia1
Penempatan pada Bank lain
5.049
1,3%
13.205
4,1%
(8.156)
-61,8%
2.500
0,6%
2.651
0,8%
(151)
-5,7%
11.476
3,0%
10.705
3,3%
771
7,2%
Giro pada Bank Lain Surat-surat Berharga
2
Obligasi Pemerintah
33.459
8,8%
40.699
12,5%
(7.240)
202.255
53,0%
153.923
47,5%
48.332
31,4%
6.274
1,6%
4.382
1,4%
1.892
43,2%
Total Aktiva Non Produktif
50.502
13,2%
36.811
11,3%
13.691
37,2%
Kas
10.356
2,7%
9.639
3,0%
717
7,4%
Giro pada Bank Indonesia
31.881
8,3%
20.585
6,3%
11.296
54,9%
Aktiva Tetap - net
4.144
1,1%
3.407
1,0%
737
21,6%
Lain-lain
4.121
1,1%
3.180
1,0%
941
29,6%
(4.666)
-1,2%
(4.558)
-1,4%
(108)
2,4%
Kredit – gross Lain-lain
CKPN
Aktiva Lainnya
3
Total Aktiva
-17,8%
8.787
2,3%
7.738
2,4%
1.049
12,6%
381.908
100,0%
324.419
100,0%
57.489
17,7%
1. Termasuk Surat-surat Berharga Bank Indonesia yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp 21.201 miliar di tahun 2011 dan Rp 2.789 miliar di tahun 2010 2. Termasuk Surat-surat Berharga Bank lain yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp nihil di tahun 2011 dan Rp 347 miliar di tahun 2010 3. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Laporan Tahunan BCA 2011
131
Penyaluran Kredit Tingkat bunga yang rendah dan kuatnya
BCA berhasil menempatkan dirinya sebagai bank
permintaan
mendorong
terbesar ketiga di Indonesia dalam penyaluran
aktivitas di semua segmen nasabah sepanjang
pinjaman dan berhasil menguasai 9,2% pangsa
tahun 2011. Di akhir tahun, portofolio kredit
pasar kredit nasional di tahun 2011.
konsumen
turut
BCA mencapai Rp 202,3 triliun, naik 31,4% dari Rp 153,9 triliun di tahun 2010.
Pertumbuhan Kredit BCA (dalam miliar Rupiah)
Komposisi Kredit Berdasarkan Jenis Debitur (tidak konsolidasi – dalam miliar Rupiah) 2010 2011
71.786
202.255
56.253
153.923 112.784
50.281
123.901
44.710 31.272
82.389
34.309 28.705
36.532
1.203 1.183
2007
Kredit
2008
2009
Konsumer
2010
UKM
Konsumer
Pegawai
menjadi
keberhasilan produk dimaksud dalam meraih respons positif dari masyarakat. Pada ulang
perluasan aktivitas kredit pemilikan rumah dan
tahun BCA ke-55 di bulan Februari 2012, BCA
pembiayaan mobil. BCA saat ini merupakan
meluncurkan produk KPR dengan suku bunga
salah
penyedia
37,6%
Komersial
Rp 50,3 triliun di tahun 2011 sejalan dengan
satu
naik
2011
Korporasi
pembiayaan
tetap sebesar 8,0% p.a untuk jangka waktu 55
konsumer terbesar di Indonesia. Rendahnya
produk
bulan — program ini merupakan yang pertama
suku bunga serta berkembangnya populasi dan
di Indonesia. Disamping itu, BCA Finance
pendapatan masyarakat kelas menengah, telah
menawarkan produk Fix and Cap untuk produk
mendorong pertumbuhan kredit Konsumer
pembiayaan mobil, yang berhasil meningkatkan
untuk memenuhi permintaan kredit nasabah
repeat order dari nasabah.
individu. KPR tumbuh sebesar 53,5% menjadi Rp 28,0 Pada
132
memperkenalkan
triliun di tahun 2011 sedangkan pembiayaan
sejumlah produk dan program menarik bagi
tahun
2011,
BCA
mobil naik 30,3% menjadi Rp 17,6 triliun di
para nasabah sejalan dengan pertumbuhan
tahun 2011. Kartu kredit BCA mengalami sedikit
pasar di Indonesia. Di pertengahan 2011, BCA
penurunan menjadi Rp 4,7 triliun sehubungan
meluncurkan paket baru Kredit Pemilikan
dengan berakhirnya kerja sama atas portofolio
Rumah (KPR) dengan suku bunga tetap 7,5%
kartu kredit BCA Carrefour pada pertengahan
p.a. untuk jangka waktu 2 tahun. Awalnya,
2011. Apabila tanpa memasukkan portofolio
program ini akan ditawarkan dari bulan Juli
kartu kredit BCA Carrefour, kartu kredit Bank
sampai September 2011, akan tetapi kemudian
mengalami kenaikan sebesar 14,1% di tahun
diperpanjang hingga Desember 2011 mengingat
2011.
Laporan Tahunan BCA 2011
Kredit Konsumer (tidak konsolidasi – dalam miliar Rupiah) Naik / (turun)
2011
2010
Kredit Pemilikan Rumah
28.032
18.263
9.769
53,5%
Pembiayaan Mobil
17.558
13.473
4.085
30,3%
Kartu Kredit Jumlah
4.691
4.796
50.281
36.532
Nominal
Persentase
(105)
-2,2%
13.749
37,6%
Pinjaman kredit segmen Usaha Kecil dan
kredit di akhir kuartal 2011, terutama berasal
Menengah (UKM) dan Komersial tumbuh 31,7%
dari
menjadi Rp 79,0 triliun di akhir tahun 2011. Kredit
Keuangan
Komersial meningkat tajam 43,0% menjadi
Penyaluran kredit untuk sektor Pembiayaan
Rp 44,7 triliun sedangkan kredit UKM naik
Konsumer dan Jasa Keuangan meningkat
19,5% menjadi Rp 34,3 triliun di akhir tahun
sejalan dengan pertumbuhan konsumsi dalam
2011. Pengembangan dan perluasan Sentra
negeri, sedangkan pinjaman kredit untuk
Bisnis Komersial serta peningkatan hubungan
sektor komoditas tumbuh sejalan dengan
dengan
meningkatnya produksi komoditas nasional
pemain
bisnis
skala
regional
di
Indonesia telah memainkan peranan penting
sektor
Pembiayaan dan
Konsumen,
Perkebunan
&
Jasa
Pertanian.
terutama minyak kelapa sawit.
yang memungkinkan BCA untuk menangkap sejumlah kesempatan yang muncul sejalan
Di
dengan peningkatan nasabah komersial.
mempertahankan kualitas kredit, dengan rasio
akhir
tahun
2011,
BCA
berhasil
kredit bermasalah (Non Performing Loan – NPL) Portofolio Kredit Korporasi tumbuh 27,6%
sebesar 0,5% dan membentuk cadangan yang
menjadi Rp 71,8 triliun di akhir tahun 2011
memadai sebesar 386,3% dari total NPL.
yang didukung dengan tingginya permintaan Kredit Berdasarkan Kolektibilitas* (tidak konsolidasi) 31 Desember 2011 miliar Rupiah
Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Performing Loan
31 Desember 2010
% terhadap Total Kredit
199.012
98,4%
miliar Rupiah
% terhadap Total Kredit
150.992
98,1%
2.269
1,1%
1.984
1,3%
201.281
99,5%
152.976
99,4%
Kurang Lancar
141
0,1%
124
0,1%
Diragukan
136
0,0%
121
0,0%
Macet
711
0,4%
744
0,5%
NPL Total Kredit
988
0,5%
989
0,6%
202.269
100,0%
153.965
100,0%
Rasio NPL – gross
0,5%
N.A
0,6%
N.A
Rasio NPL – net
0,2%
N.A
0,2%
N.A
Cadangan / NPL
386,3%
N.A
394,5%
N.A
* Meskipun pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai tidak menggunakan perhitungan kolektibilitas, namun perhitungan tersebut masih diperlukan untuk menghitung rasio kecukupan modal/kewajiban penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio – CAR) mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia
Laporan Tahunan BCA 2011
133
Obligasi Pemerintah Di akhir tahun 2011, nilai Obligasi Pemerintah
Obligasi Pemerintah yang dimiliki BCA yang
yang dimiliki BCA mencapai Rp 33,5 triliun,
dikategorikan
turun 17,8% dari Rp 40,7 triliun yang dimiliki
Tempo adalah Rp 21,5 triliun, sedangkan obligasi
Bank di tahun 2010. Jumlah obligasi yang jatuh
yang
tempo di tahun 2011 mencapai Rp 9,3 triliun.
Rp 11,8 triliun dan sisanya adalah obligasi dengan
Tersedia
sebagai
Dimiliki
untuk
Dijual
hingga adalah
Jatuh sebesar
kategori Diperdagangkan, yang tercatat Rp 183 Nilai
Obligasi
Tetap
pada
Pemerintah tahun
2011
Bersuku
Bunga
adalah
sebesar
miliar per akhir tahun 2011.
Rp 23,7 triliun, dan mencapai 70,8% dari total
Sebanyak Rp 24,0 triliun atau 71,7% dari Obligasi
portofolio Obligasi Pemerintah yang dimiliki
Pemerintah
BCA. Sementara itu, nilai Obligasi Pemerintah
tahun ke depan. Obligasi Pemerintah sebesar
Bersuku Bunga Variabel mencapai Rp 9,8 triliun
Rp 10,3 triliun akan jatuh tempo pada tahun
di tahun 2011.
2012, dengan Rp 1.351 miliar akan jatuh tempo
akan
jatuh
tempo
dalam
tiga
pada kuartal pertama, Rp 30 miliar di kuartal kedua, Rp 558 miliar di kuartal ketiga, dan Rp 8.326 miliar di kuartal keempat.
Obligasi Pemerintah (dalam miliar Rupiah) Naik / (turun) Jenis Obligasi Berdasarkan Tujuan Kepemilikan
2011
2010
miliar Rupiah
33.459
40.699
(7.240)
183
41
Diperdagangkan
Tersedia untuk Dijual
11.825
14.920
Dimiliki hingga Jatuh Tempo
21.451
25.738
Berdasarkan Suku Bunga
33.459
40.699
Bunga Tetap
23.676
24.533
Bunga Variabel
9.783
16.166
Komposisi
Persentase
2011
2010
-17,8%
100,0%
100,0%
346,3%
0,6%
0,1%
(3.095)
-20,7%
35,3%
36,7%
(4.287)
-16,7%
64,1%
63,2%
(7.240)
-17,8%
100,0%
100,0%
(857)
-3,5%
70,8%
60,3%
(6.383)
-39,5%
29,2%
39,7%
142
Obligasi Pemerintah berdasarkan Jatuh Tempo (dalam miliar Rupiah) Jenis Obligasi (Berdasarkan Tujuan Kepemilikan) Diperdagangkan Tersedia untuk
Nilai Obligasi Pemerintah yang Jatuh Tempo Harga Pasar
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2020
2021
2022
2027
183
6
83
9
-
-
11
-
-
-
11
63
11.825
5.501
452
3.457
31
1.122
10
497
513
242
-
-
21.451
4.758
4.403
5.312
3.954
1.735
1.087
100
102
-
-
-
33.459
10.265
4.938
8.778
3.985
2.857
1.108
597
615
242
11
63
Dijual Dimiliki hingga Jatuh Tempo Jumlah
134
Laporan Tahunan BCA 2011
LIABILITAS Dana Pihak Ketiga Jumlah Dana Pihak Ketiga mencapai Rp 323,4
Peningkatan
triliun di akhir tahun 2011, naik dari Rp 277,5
di Indonesia sepanjang tahun 2011 memacu
triliun di akhir tahun 2010. Kenaikan Dana Pihak
pertumbuhan
Ketiga didorong oleh kenaikan substansial Dana
yang pada gilirannya menguntungkan bagi
Rekening Transaksi (Giro dan Tabungan), yang
pertumbuhan giro dan rekening tabungan BCA.
berkontribusi 77,0% terhadap total dana pihak
Untuk mengakomodasi peningkatan kebutuhan
ketiga. Dana Giro tumbuh 18,8% mencapai
transaksi perbankan nasabah, BCA senantiasa
Rp 76,0 triliun di tahun 2011 dari Rp 64,0 triliun
berupaya
di tahun 2010 sedangkan dana tabungan naik
dan kenyamanan bagi para nasabah dalam
18,9% mencapai Rp 173,0 triliun di tahun 2011
bertransaksi melalui perluasan jaringan bank dan
dari Rp 145,6 triliun di tahun 2010.
penambahan ragam delivery channels. Dengan
konsumsi aktivitas
untuk
dan
kegiatan
transaksi
memberikan
bisnis
perbankan,
kemudahan
demikian, kepercayaan masyarakat terhadap BCA mempertahankan kualitas Dana Pihak
keandalan sistem pembayaran BCA dapat lebih
Ketiga sepanjang tahun 2011 sebagaimana
ditingkatkan.
tercermin dari komposisi Giro dan Tabungan terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga sebesar 77,0% di tahun 2011 dari 75,5% di akhir tahun 2010. Dana Pihak Ketiga 31 Desember 2011 miliar Rupiah
Komposisi
31 Desember 2010 miliar Rupiah
Komposisi
Naik / (turun) miliar Rupiah
Suku Bunga Rata-rata
%
2011
2010
Naik / (turun)
Giro
76.020
23,5%
63.991
23,1%
12.029
18,8%
Rupiah
65.154
20,1%
52.638
19,0%
12.516
23,8%
1,5%
1,7%
-0,2%
Valuta Asing
0,2%
0,4%
-0,2%
10.866
3,4%
11.353
4,1%
(487)
-4,3%
Tabungan
172.990
53,5%
145.553
52,4%
27.437
18,9%
Rupiah
163.413
50,5%
135.462
48,8%
27.951
20,6%
2,0%
2,4%
-0,4%
Valuta Asing
9.577
3,0%
10.091
3,6%
(514)
-5,1%
0,2%
0,4%
-0,2%
249.010
77,0%
209.544
75,5%
39.466
18,8%
Deposito
74.418
23,0%
67.987
24,5%
6.431
9,5%
Rupiah
67.458
20,9%
60.072
21,6%
7.386
12,3%
5,3%
5,7%
-0,4%
Valuta Asing
6.960
2,1%
7.915
2,9%
(955)
-12,1%
0,4%
0,7%
-0,3%
Jumlah Dana Rekening Transaksi
Jumlah Dana Pihak Ketiga
323.428
100,0%
277.531
100,0%
45.897
16,5%
Rupiah
296.025
91,5%
248.172
89,4%
47.853
19,3%
2,6%
3,1%
-0,5%
Valuta Asing
27.403
8,5%
29.359
10,6%
(1.956)
-6,7%
0,2%
0,5%
-0,3%
Laporan Tahunan BCA 2011
135
EKUITAS
LIKUIDITAS DAN NILAI TUKAR
Sebagai hasil dari kenaikan Laba Bersih di tahun
Di Desember 2011, secondary reserves (gross)
2011, jumlah ekuitas meningkat 23,2% dari
mencapai Rp 75,4 triliun, sedikit lebih tinggi
Rp 34,1 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 42,0
daripada Rp 75,2 triliun di akhir tahun 2010.
triliun di akhir tahun 2011.
Secondary
reserves
tersebut
terdiri
dari
Sertifikat Bank Indonesia, Penempatan pada Struktur
berhasil
Bank Indonesia, dan Penempatan Lainnya
dipertahankan dan berada pada level yang
permodalan
BCA
di Bank Lain. Dengan demikian, BCA secara
cukup sehat dengan rasio kecukupan modal/
konsisten dapat menjaga posisi likuiditas pada
kewajiban penyediaan modal minimum (Capital
jumlah yang memadai.
Adequacy Ratio—CAR) adalah sebesar 12,7% (tidak konsolidasi) pada akhir tahun 2011.
Pada akhir tahun 2011, aktiva dalam denominasi
Nilai ini lebih tinggi daripada persyaratan
mata uang asing tercatat sebesar 9,6% dari
minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia,
jumlah aktiva, sedangkan komposisi liabilitas
yaitu 8%.
dalam denominasi mata uang asing sebesar 10,3% dari jumlah liabilitas. Posisi Devisa Neto
Pada tahun 2011, modal inti Bank mencapai
(PDN) BCA tercatat sebesar 0,5% di akhir tahun
Rp 31,9 triliun (tidak konsolidasi), tumbuh
2011, dibandingkan dengan 1,0% di akhir tahun
dari Rp 25,9 trilliun di tahun 2010. Modal inti
2010.
memberikan kontribusi sebesar 91,2% terhadap
minimum Bank Indonesia sebesar 20%. Dengan
total modal BCA.
demikian, risiko nilai tukar yang dihadapi BCA
Posisi ini jauh di bawah persyaratan
relatif kecil.
136
Laporan Tahunan BCA 2011
RASIO-RASIO KEUANGAN (tidak konsolidasi) 31 Desember 2011 31 Desember 2010 Rasio Kinerja 1.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
2.
Aset produktif bermasalah dan aset non produktif
12,7%
13,5%
0,3%
0,4%
bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif 3.
Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif
0,4%
0,5%
4.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan
1,4%
1,9%
5.
Rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loan - NPL) – gross
0,5%
0,6%
6.
Rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loan - NPL) – net
0,2%
0,2%
7.
Tingkat Pengembalian atas Aktiva (Return on Asset - ROA)
3,8%
3,5%
8.
Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity - ROE)
33,5%
33,3%
9.
Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin - NIM)
5,7%
5,3%
10.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
60,9%
65,1%
11.
Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit
61,7%
55,2%
terhadap aset produktif
Ratio - LDR) Kepatuhan (Compliance) 1.
a. Persentase Pelanggaran BMPK
i. Pihak Terkait
0,0%
0,0%
ii. Pihak Tidak Terkait
0,0%
0,0%
b. Persentase Pelampauan BMPK
2.
3.
i. Pihak Terkait
0,0%
0,0%
ii. Pihak Tidak Terkait
0,0%
0,0%
a. GWM Utama Rupiah
9,9%
8,2%
b. GWM Valuta Asing
8,5%
1,2%
Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan
0,5%
1,0%
Giro Wajib Minimum (GWM)
Laporan Tahunan BCA 2011
137
Tanggung Jawab atas Pelaporan Tahunan
Laporan Tahunan ini serta laporan keuangan dan informasi lain yang terkait, merupakan tanggung jawab Manajemen PT Bank Cental Asia Tbk dan telah disetujui oleh Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini.
Dewan Komisaris
Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris
Tonny Kusnadi Komisaris
Cyrillus Harinowo Komisaris Independen
Raden Pardede Komisaris Independen
Sigit Pramono Komisaris Independen
Direksi
Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur
Eugene Keith Galbraith Wakil Presiden Direktur
Dhalia Mansor Ariotedjo Direktur
Anthony Brent Elam Direktur
Suwignyo Budiman Direktur
Subur Tan Direktur
Renaldo Hector Barros Direktur
Henry Koenaifi Direktur
Armand Wahyudi Hartono Direktur
Erwan Yuris Ang Direktur
PT Bank Central Asia Tbk dan entitas anak Laporan keuangan konsolidasian beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2011
2010
ASET Kas
2f,2m,4
10.355.620
9.639.057
Giro pada Bank Indonesia
2f,2m,5
31.881.075
20.585.480
Giro pada bank lain
2f,2m,2s,6
2.499.443
2.650.726
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
2f,2m,2n, 2s,7
43.010.506
61.326.849
Surat-surat berharga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp539.442 dan Rp330.776 per 31 Desember 2011 dan 2010
2f,2o,2s, 8
22.166.868
21.159.270
Obligasi Pemerintah
2f,2o,9
33.459.395
40.698.422
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali
2f,2p,10
21.201.164
3.136.335
76.700
23.776
792.018 201.462.909
586.832 153.336.325
202.254.927
153.923.157
Tagihan derivatif
2f,2j,2s,11
Kredit yang diberikan Pihak berelasi Pihak ketiga
2f,2q,2t,12 2e,3
Jumlah kredit yang diberikan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2s,12
Jumlah kredit yang diberikan - neto
(3.814.573)
(3.906.411)
198.440.354
150.016.746
675.875
415.542
Pembiayaan syariah - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp5.448 dan Rp2.196 per 31 Desember 2011 dan 2010
2r,2s
Investasi sewa pembiayaan neto - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp492 dan Rp196 per 31 Desember 2011 dan 2010
2f,2k,2s
11.121
4.688
Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp39.992 dan Rp40.504 per 31 Desember 2011 dan 2010
2f,2l,2s
3.498.699
2.973.425
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1 Laporan Tahunan BCA 2011
143
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2011
2010
Tagihan akseptasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp249.858 dan Rp256.295 per 31 Desember 2011 dan 2010
2f,2s,2u, 13
5.342.854
3.708.627
Penyertaan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp10.823 dan Rp21.680 per 31 Desember 2011 dan 2010
2c,2f,2s, 2v
160.607
38.501
Aset pajak tangguhan - neto
2ab,17
798.382
951.767
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp3.673.737 dan Rp3.418.248 per 31 Desember 2011 dan 2010
2w,14
4.144.659
3.406.957
Aset lain-lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp4.912 dan Rp38.760 per 31 Desember 2011 dan 2010
2e,2f,2s, 3
4.185.031
3.682.901
381.908.353
324.419.069
ASET (lanjutan)
JUMLAH ASET
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2 144
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2011
2010
1.989.624
1.005.633
836.835 322.590.757
20.323 277.510.312
323.427.592
277.530.635
148.628
96.608
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS
Liabilitas segera
2f
Simpanan dari nasabah Pihak berelasi Pihak ketiga
2f,2x,15 2e,3
Jumlah simpanan dari nasabah Dana simpanan syariah
2y
Simpanan dari bank lain
2f,2z,15
3.466.962
2.896.477
Liabilitas derivatif
2f,2j,11
44.393
12.150
Liabilitas akseptasi
2f,2u,16
4.043.322
2.550.557
Surat-surat berharga yang diterbitkan
2f,2aa
1.481.018
1.119.782
Pinjaman yang diterima
2f,18
449.188
448.721
Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif
2s,19
-
719.880
Utang pajak
2ab,17
432.101
493.337
2f
199.096
165.266
3.483.582
2.812.014
339.165.506
289.851.060
715.507
460.165
1a,1c,20
1.540.938
1.540.938
2af,2ag,21
3.895.933
3.895.933
Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain
2f,2ad,2ae, 31
JUMLAH LIABILITAS Dana syirkah temporer
2y
EKUITAS Modal saham dengan nilai nominal Rp62,50 (nilai penuh) per saham Modal dasar: 88.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh: 24.655.010.000 saham Tambahan modal disetor Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
2b
200.554
199.258
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak
2v
7.983
8.167
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3 Laporan Tahunan BCA 2011
145
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2011
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan) EKUITAS (lanjutan) Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
2o
695.412
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
2d
(111.193)
Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
29
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock): 289.767.000 saham, harga perolehan
1c,2ai,20
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
2b,37
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
744.113 -
544.901 36.036.973
460.108 28.067.912
(808.585)
(808.585)
42.002.916
34.107.844
24.424
-
42.027.340
34.107.844
381.908.353
324.419.069
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4 146
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan beban bunga Pendapatan bunga Beban bunga
2e,2h,3,23 2e,2h,3,24
20.660.602 (7.723.774)
16.836.695
12.936.828
2i,25
4.556.046
3.999.326
2j 2o 2o
515.111 74.023 558.034 1.510.164
300.925 1.749.503 1.309.746
7.213.378
7.359.500
Jumlah pendapatan operasional lainnya (Beban) pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan aset non keuangan Pemulihan (beban) estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Beban operasional lainnya Beban karyawan Beban umum dan administrasi Penurunan nilai wajar aset keuangan Lain-lain
2s
(559.209)
333.066
2s,19
719.880
(657.311)
2ae,26,31 27 2o
Jumlah beban operasional lainnya LABA OPERASIONAL PENDAPATAN NON-OPERASIONAL - NETO Laba penjualan aset tetap Keuntungan transaksi mata uang asing - neto Lain-lain - neto
2w 2g
Jumlah pendapatan non-operasional - neto LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK
2010
24.566.852 (7.730.157)
PENDAPATAN BUNGA - NETO Pendapatan operasional lainnya Provisi dan komisi lainnya Keuntungan transaksi derivatif (direalisasi) Peningkatan nilai wajar aset keuangan Keuntungan penjualan aset keuangan Lain-lain
2011
(5.204.359) (5.468.543) (241.067)
(4.544.611) (4.795.466) (13.809) (218.007)
(10.913.969)
(9.571.893)
13.296.775
10.400.190
7.007 85.559 229.417
9.673 64.088 179.318
321.983
253.079
13.618.758
10.653.269
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5 Laporan Tahunan BCA 2011
147
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2011
2010
(2.628.781) (172.179)
(2.255.244) 81.248
Jumlah beban pajak
(2.800.960)
(2.173.996)
LABA TAHUN BERJALAN
10.817.798
8.479.273
MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak tahun berjalan Pajak tangguhan
2ab,17
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing (Rugi) laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak
2b
1.296
(15.167)
2o 2v
(48.701) (184)
321.200 4.381
(47.589)
310.414
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
10.770.209
8.789.687
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali 2b,37
10.819.309 (1.511)
8.479.273 -
10.817.798
8.479.273
10.771.720 (1.511)
8.789.687 -
10.770.209
8.789.687
444
348
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK (nilai penuh):
2b,37
2ac,28
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6 148
Laporan Tahunan BCA 2011
Laporan Tahunan BCA 2011
149
2v
2b
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
Dividen kas
1.540.938
-
29
Cadangan modal disetor
Saldo per 31 Desember 2010
-
-
29
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
-
2o
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak
199.258
-
-
(15.167 )
(15.167 )
-
-
-
-
214.425
8.167
-
-
4.381
-
4.381
-
-
-
3.786
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak
744.113
-
-
321.200
-
-
321.200
-
-
422.913
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
(808.585 )
-
-
-
-
-
-
-
-
(808.585 )
Modal Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock)
460.108
-
68.072
-
-
-
-
-
-
392.036
Telah Ditentukan Penggunaannya
7
28.067.912
(2.741.090 )
(68.072 )
8.479.273
-
-
-
8.479.273
202.554
22.195.247
Belum Ditentukan Penggunaannya
Saldo Laba
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3.895.933
-
-
-
-
-
-
-
-
Laba tahun berjalan
Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
3.895.933
Tambahan Modal Disetor
-
1.540.938
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
-
38
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan dampak penerapan awal Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 55 (Revisi 2006) setelah dikurangi pajak tangguhan
Saldo per 31 Desember 2009
Catatan
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34.107.844
(2.741.090 )
-
8.789.687
(15.167 )
4.381
321.200
8.479.273
202.554
27.856.693
Jumlah Ekuitas Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Nonpengendali
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
34.107.844
(2.741.090 )
-
8.789.687
(15.167 )
4.381
321.200
8.479.273
202.554
27.856.693
Jumlah Ekuitas
150
Laporan Tahunan BCA 2011
-
2o
2b
2v
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak
Saldo per 31 Desember 2011
2b,37
2d
Dividen kas
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Kepentingan nonpengendali dari akuisisi entitas anak baru
-
29
Cadangan modal disetor
1.540.938
-
-
-
-
29
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
-
-
Laba tahun berjalan
Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
200.554
-
-
-
-
1.296
-
1.296
-
-
199.258
7.983
-
-
-
-
(184 )
(184 )
-
-
-
8.167
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak
-
-
-
-
-
-
-
-
(111.193 )
-
(111.193 )
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
695.412
-
-
-
-
(48.701 )
-
-
(48.701 )
-
744.113
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
(808.585 )
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(808.585 )
Modal Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock)
544.901
8
-
-
-
84.793
-
-
-
-
-
460.108
36.036.973
-
-
(2.765.455 )
(84.793 )
10.819.309
-
-
-
10.819.309
28.067.912
Belum Ditentukan Penggunaannya
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3.895.933
-
-
-
-
-
-
-
-
3.895.933
Tambahan Modal Disetor
1.540.938
Saldo per 31 Desember 2010
Catatan
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42.002.916
-
(111.193 )
(2.765.455 )
-
10.771.720
(184 )
1.296
(48.701 )
10.819.309
34.107.844
Jumlah Ekuitas Pemilik Entitas Induk
-
24.424
25.935
-
-
-
(1.511 )
-
-
-
(1.511 )
Kepentingan Nonpengendali
42.027.340
25.935
(111.193 )
(2.765.455 )
-
10.770.209
(184 )
1.296
(48.701 )
10.817.798
34.107.844
Jumlah Ekuitas
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2011
2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan pendapatan bunga, provisi dan komisi Pembayaran beban bunga, provisi dan komisi Penerimaan dari transaksi valuta asing - neto Penerimaan dari pendapatan operasional lainnya Penerimaan dari pendapatan non-operasional Pembayaran untuk beban operasional lainnya Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran tantiem Dewan Komisaris dan Direksi
24.204.371 (7.696.113) 1.002.669 6.247.264 229.417 (10.046.471) (2.751.678) (105.990)
20.412.733 (7.715.163) 2.601.693 7.206.932 167.076 (8.855.748) (2.037.009) (85.085)
Kenaikan/penurunan lainnya yang mempengaruhi kas: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan Obligasi Pemerintah untuk tujuan diperdagangkan Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Pembiayaan syariah Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan akseptasi Aset lain-lain Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Dana simpanan syariah Dana syirkah temporer Simpanan dari bank lain Surat-surat berharga yang diterbitkan Liabilitas lain-lain
(28.840.553) (316.276) (138.578) (18.064.828) (48.707.452) (306.969) (6.729) (532.414) (135.024) (85.273) 875.736 46.070.729 52.019 255.343 597.409 362.228 608.610
(7.011.648) (73.674) (18.577) (2.466.999) (30.768.658) (446.420) (2.726) (1.069.862) (77.817) (18.741) 164.367 31.258.163 96.608 460.165 331.512 720.458 534.384
Kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi
(37.228.553)
3.305.964
(1.727.384) 24.191 (205.083) (2.864.649)
(1.118.823) 13.389 (38.932) 24.366 (696.107)
11.121.507 (938.856) (18.414.934)
6.315.571 (3.912.071) (13.582.155)
17.643.428 (862.000)
8.292.020 (1.172.139)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Pembelian penyertaan dalam saham Penerimaan dari penjualan investasi jangka panjang Pembelian Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual yang dijual dan jatuh tempo selama tahun berjalan Pembelian Obligasi Pemerintah untuk dimiliki hingga jatuh tempo Pembelian surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual yang dijual dan jatuh tempo selama tahun berjalan Pembelian surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo Penerimaan dari surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh tempo selama tahun berjalan
220.350
901.509
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
9 Laporan Tahunan BCA 2011
151
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2011
2010
(2.967.801)
(2.010.438)
2.287.915 225
1.984.364 140
3.316.909
(4.999.306)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen kas Pembayaran atas pinjaman yang diterima - neto
(2.765.455) (7.883)
(2.741.090) (281.612)
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(2.773.338)
(3.022.702)
PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS
(36.684.982)
(4.716.044)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
86.795.966 (934.935)
92.106.012 (594.002)
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
49.176.049
86.795.966
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Sertifikat Bank Indonesia
10.355.620 31.881.075 2.499.443 4.439.911 -
9.639.057 20.585.480 2.650.726 51.624.337 2.296.366
Jumlah kas dan setara kas
49.176.049
86.795.966
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (lanjutan) Pembelian surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang Penerimaan dari surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang yang jatuh tempo selama tahun berjalan Penerimaan dividen kas Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
10 152
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. PT Bank Central Asia Tbk (“Bank BCA” atau “Bank”) didirikan di negara Republik Indonesia dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory”. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi PT Bank Central Asia Tbk. Perubahan ini dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 29 Desember 1999 No. 62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C-21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000. Perubahan sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham, dimana eksekusi opsi telah dilakukan hingga 31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 9 Januari 2007 No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-797 tanggal 18 Januari 2007 dan diumumkan dalam tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20 Februari 2007. Perubahan terakhir terhadap seluruh Anggaran Dasar dilakukan dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. tanggal 15 Januari 2009 No. 19. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-12512.AH.01.02 tanggal 14 April 2009 dan diumumkan dalam tambahan No. 12790 pada Berita Negara No. 38 tanggal 12 Mei 2009. Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh izin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977. Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan M.H. Thamrin No. 1. Pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank memiliki sejumlah cabang dan kantor perwakilan sebagai berikut: 2011
2010
Cabang dalam negeri Kantor perwakilan luar negeri
918 2
900 2
Jumlah
920
902
Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di Hong Kong dan Singapura.
11 Laporan Tahunan BCA 2011
153
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Berdasarkan surat keputusan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) No. 19/BPPN/1998 tanggal 28 Mei 1998, BPPN mengambil alih operasi dan manajemen Bank. Sesuai dengan keputusan tersebut, status Bank diubah menjadi Bank Taken Over (BTO). Bank ditetapkan untuk ikut serta dalam program rekapitalisasi bank berdasarkan keputusan bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 117/KMK.017/1999 dan No. 31/15/KEP/GBI tanggal 26 Maret 1999 mengenai pelaksanaan program rekapitalisasi bank untuk Bank Taken Over. Sehubungan dengan program rekapitalisasi, pada tanggal 28 Mei 1999 Bank menerima pembayaran sebesar Rp60.877.000 dari Pemerintah Republik Indonesia. Jumlah ini terdiri dari (i) nilai pokok kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi yang telah diserahkan kepada BPPN (terdiri dari Rp47.751.000 yang dialihkan secara efektif pada tanggal 21 September 1998 dan Rp4.975.000 yang dialihkan secara efektif pada tanggal 26 April 1999), dan (ii) bunga yang masih harus diterima atas kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi terhitung sejak tanggal efektif pengalihan sampai dengan tanggal 30 April 1999, sejumlah Rp8.771.000, dikurangi dengan (iii) kelebihan saldo Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (termasuk bunga) sejumlah Rp29.100.000 atas pembayaran rekapitalisasi dari Pemerintah melalui BPPN sejumlah Rp28.480.000. Pada tanggal yang sama, Bank menggunakan penerimaan tersebut untuk membeli Obligasi Pemerintah yang baru diterbitkan sejumlah Rp60.877.000 (terdiri dari obligasi dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp2.752.000 dan obligasi dengan tingkat bunga variabel sejumlah Rp58.125.000 melalui Bank Indonesia) (Catatan 9). Berdasarkan surat keputusan Ketua BPPN No. SK-501/BPPN/0400 tanggal 25 April 2000, BPPN mengembalikan Bank kepada Bank Indonesia yang berlaku efektif pada tanggal tersebut. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 2/11/PBI/2000 tanggal 31 Maret 2000, Bank Indonesia mengumumkan melalui Peng. No. 2/4/Bgub tanggal 28 April 2000, bahwa program pemulihan termasuk restrukturisasi Bank telah selesai dan Bank telah dikembalikan ke dalam pengawasan Bank Indonesia. c.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1037/PM/2000 tanggal 11 Mei 2000, Bank menawarkan 662.400.000 saham melalui Penawaran Umum Perdana dengan jumlah nilai nominal Rp331.200 (harga penawaran Rp1.400 (nilai penuh) per saham), yang merupakan 22% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 12 April 2001 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 25) menetapkan untuk dilakukannya pemecahan nilai nominal saham (“stock split”) dari Rp500 (nilai penuh) per saham, menjadi Rp250 (nilai penuh) per saham dan meningkatkan jumlah saham ditempatkan sebanyak 147.199.300 saham (atau sejumlah 294.398.600 saham setelah stock split) melalui Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (“MSOP”). Stock split dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 12 April 2001 No. 30, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 18 April 2001. Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1611/PM/2001 tanggal 29 Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp147.200 (harga penawaran Rp900 (nilai penuh) per saham), yang merupakan 10% dari modal saham ditempatkan dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan tanggal 6 Mei 2004 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 16) menetapkan untuk dilakukannya stock split dari Rp250 (nilai penuh), per saham menjadi Rp125 (nilai penuh), per saham. Stock split dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H. tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004. 12
154
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) RUPSLB tanggal 26 Mei 2005 (notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 42) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5% dari jumlah seluruh saham Bank yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu sebanyak 615.160.675 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp2.153.060. Dengan surat No. 7/7/DPwB2/PwB24/Rahasia tanggal 16 November 2005, Bank Indonesia tidak berkeberatan dengan rencana pembelian kembali saham Bank. RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 6) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) tahap II oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta dilakukan dari waktu ke waktu selama 18 bulan terhitung sejak tanggal rapat tersebut, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1% dari jumlah seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya 123.275.050 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp678.013. Dengan surat No. 9/160/DPB 3/TPB 3-2 tanggal 11 Oktober 2007, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait dengan Pembelian Kembali Saham Tahap II. RUPSLB tanggal 28 November 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 33), telah menyetujui pemecahan saham Bank (stock split) dari Rp125 (nilai penuh) per saham menjadi Rp62,50 (nilai penuh) per saham dan karenanya diputuskan pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran Dasar Bank dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007 yang diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008. Berdasarkan Surat No. 038/IQ-ECM/LTR/HFJ/XI/2008.TRIM, tanggal 26 November 2008, menyatakan bahwa aktivitas Pembelian Kembali Saham Tahap II periode 11 Februari 2008 sampai dengan 13 November 2008 telah selesai dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562 lot atau 198.781.000 lembar dengan rata-rata perolehan Rp3.106,88 (nilai penuh) per lembar saham. Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan 13 November 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan pembelian Rp808.585 (Catatan 20). RUPS Tahunan tanggal 12 Mei 2011 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., dengan Akta No. 143), memutuskan: a. Memberhentikan dengan hormat Bapak Djohan Emir Setijoso selaku Presiden Direktur Bank dan mengangkat Bapak Djohan Emir Setijoso sebagai Presiden Komisaris, efektif sejak tanggal 25 Agustus 2011 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 13/99/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 25 Agustus 2011. b.
Memberhentikan dengan hormat Bapak Jahja Setiaatmadja selaku Wakil Presiden Direktur Bank dan mengangkat Bapak Jahja Setiaatmadja selaku Presiden Direktur Bank, efektif sejak tanggal 17 Juni 2011 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 13/21/DPB3/TPB3-7 tanggal 17 Juni 2011.
c.
Memberhentikan dengan hormat Bapak Eugene Keith Galbraith selaku Presiden Komisaris Bank dan mengangkat Bapak Eugene Keith Galbraith selaku Wakil Presiden Direktur Bank, efektif sejak tanggal 25 Agustus 2011 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 13/99/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 25 Agustus 2011.
d.
Mengangkat Bapak Erwan Yuris Ang selaku Direktur Bank efektif sejak tanggal 25 Agustus 2011 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 13/99/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 25 Agustus 2011.
13 Laporan Tahunan BCA 2011
155
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) d. Susunan pengurus Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Komisaris Presiden Komisaris Komisaris
Direksi Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
*) **)
2010
Djohan Emir Setijoso Tonny Kusnadi *) Cyrillus Harinowo *) Raden Pardede *) Sigit Pramono
Eugene Keith Galbraith Tonny Kusnadi Cyrillus Harinowo*) Raden Pardede*) Sigit Pramono*)
Jahja Setiaatmadja Eugene Keith Galbraith Dhalia Mansor Ariotedjo Anthony Brent Elam Suwignyo Budiman **) Tan Ho Hien/Subur Tan Renaldo Hector Barros Henry Koenaifi Armand Wahyudi Hartono Erwan Yuris Ang
Djohan Emir Setijoso Jahja Setiaatmadja Dhalia Mansor Ariotedjo Anthony Brent Elam Suwignyo Budiman Tan Ho Hien/Subur Tan**) Renaldo Hector Barros Henry Koenaifi Armand Wahyudi Hartono
Komisaris Independen Direktur Kepatuhan
Pada tanggal 31 Desember 2011, susunan pengurus Bank berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 217, tanggal 24 Oktober 2011, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Pada tanggal 31 Desember 2010, susunan pengurus Bank berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 181, tanggal 18 September 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 , Komite Audit Bank terdiri dari: 2011 Ketua Anggota
*)
Sigit Pramono Inawaty Suwardi *) Ilham Ikhsan
2010 Cyrillus Harinowo Herman Yoseph Susmanto Rodulphus Aquaviva Supriyono Inawaty Suwardi
*) Diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 103/SK/DIR/2011 tertanggal 27 Juli 2011 tentang Pengangkatan dan Perubahan Keanggotaan Komite Audit.
e. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank mempekerjakan masing-masing 19.962 dan 19.687 karyawan tetap (tidak diaudit).
14 156
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank dan Entitas Anak menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK). Kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak 1 Januari 2011 seperti dijelaskan dibawah ini: a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK). Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait selanjutnya, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan secara efektif tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospektif maupun restrospektif. Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, pemisahan antara ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali pada bagian ekuitas, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lain, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Bank dan Entitas Anak memilih menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam satu laporan dan menyajikan tambahan pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan pada Catatan 2aj serta pengelolaan permodalan pada Catatan 36. Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali untuk aset-aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan seluruh instrumen derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas dan tagihan bunga atas aset produktif non-performing yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis). Laporan arus kas konsolidasian menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung. Untuk tujuan pelaporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.
15 Laporan Tahunan BCA 2011
157
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Laporan keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101, “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102, “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 105, “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106, “Akuntansi Musyarakah”, PSAK No. 107, “Akuntansi Ijarah”, PSAK No. 59, “Akuntansi Perbankan Syariah”, “Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI)” dan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah. b. Prinsip konsolidasian Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang berlaku efektif 1 Januari 2011. PSAK revisi ini mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan, termasuk pengungkapan terkait, dalam laporan keuangan konsolidasian. Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi pada (a) biaya perolehan atau (b) sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran”. Sebagai akibat dari implementasi standar yang baru ini, Bank menyajikan laporan keuangan tersendiri (entitas induk saja) sebagai informasi tambahan dan mencatat investasi pada Entitas Anak dengan metode harga perolehan (sebelumnya metode ekuitas). Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan PSAK No. 4 (Revisi 2009). Dampak terhadap ekuitas Bank telah disajikan dalam Informasi Tambahan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian ini. Penyajian Kembali Entitas Induk Sebelum Penyajian Kembali
Setelah Penyajian Kembali
31 Desember 2010 Laporan posisi keuangan Aset Penyertaan - neto Jumlah aset
594.222
321.973.412
320.585.907
Ekuitas Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
199.258 8.167
-
460.108 28.067.912
460.108 26.887.832
Jumlah ekuitas
34.107.844
32.720.339
321.973.412
320.585.907
Jumlah liabilitas dan ekuitas
16 158
1.981.727
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Prinsip konsolidasian (lanjutan)
Penyajian Kembali Entitas Induk Sebelum Penyajian Kembali
Setelah Penyajian Kembali
31 Desember 2010 (lanjutan) Laporan laba-rugi komprehensif Bagian laba entitas anak Pendapatan operasional lainnya - lain-lain
554.358 419.598
422.590
Jumlah pendapatan operasional lainnya
6.828.637
6.467.359
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk
8.479.273
8.117.995
348
333
1.634.497 3.210.994
597.596 3.210.882
280.817.338
279.982.879
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (nilai penuh) 1 Januari 2010 Laporan posisi keuangan Aset Penyertaan - neto Aset lain-lain - neto Jumlah aset Ekuitas Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
214.425 3.786
-
392.036 22.195.247
392.036 21.578.999
Jumlah ekuitas
27.861.120
27.026.661
280.817.338
279.982.879
Jumlah liabilitas dan ekuitas
Sejak 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Entitas Anak (PT BCA Finance, BCA Finance Limited, PT Bank BCA Syariah dan PT Dinamika Usaha Jaya) dimana Bank, baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham dan/atau hak suara pada Entitas Anak. Semua akun dan transaksi antar Bank dengan Entitas Anak yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Bank dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha. Entitas-entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Bank dan Entitas Anak memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Bank memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suatu entitas jika terdapat: (a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; (b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; (c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau (d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. 17 Laporan Tahunan BCA 2011
159
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Prinsip konsolidasian (lanjutan) Sejak 1 Januari 2011 (lanjutan) Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada kepentingan nonpengendali (“KNP”) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Bank dan Entitas Anak: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; - mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; - mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan - mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Bank dan Entitas Anak, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Untuk tujuan konsolidasian, laporan keuangan dalam mata uang asing milik Entitas Anak luar negeri Bank dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut: (1) Aset dan liabilitas, komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16:00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan. (2) Pendapatan, beban, laba dan rugi - merupakan akumulasi dari laporan laba rugi komprehensif bulanan selama tahun berjalan yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan rata-rata kurs tengah Reuters untuk bulan yang bersangkutan. (3) Akun ekuitas - menggunakan kurs historis. (4) Laporan arus kas menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16:00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan, kecuali akun-akun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan unsur-unsur ekuitas menggunakan kurs historis. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing” pada kelompok Ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas Anak, kecuali dinyatakan lain. Proporsi bagian pemilikan KNP (dahulu pemegang saham minoritas) atas aset bersih dan laba atau rugi bersih entitas anak konsolidasian sebelumnya disajikan sebagai "Hak Minoritas atas Aset Neto Entitas Anak" pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan sebagai "Hak Minoritas di Laba (Rugi) Neto Entitas Anak" pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
18 160
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Prinsip konsolidasian (lanjutan) Sebelum 1 Januari 2011 Kerugian yang menjadi bagian KNP pada suatu Entitas Anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian KNP, dibebankan pada Bank sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali apabila KNP memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada Entitas Anak tersebut atau terdapat liabilitas yang mengikat untuk menutupi kerugian tersebut dan KNP mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada tahun selanjutnya Entitas Anak melaporkan laba, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Bank sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian KNP yang di bebankan pada Bank dapat dipulihkan. c. Kombinasi Bisnis Efektif 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis”, yang diterapkan bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), pada tanggal 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak: a. menghentikan amortisasi goodwill; b. mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan dengan penurunan goodwill; dan c. melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009), ”Penurunan Nilai Aset” (Catatan 2w). Penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan konsolidasian kecuali pengaruh terhadap goodwill yang ada dimana Bank dan Entitas Anak telah menghentikan amortisasi goodwill sejak tanggal 1 Januari 2011. Sejak 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap Kepentingan Nonpengendali pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur Kepentingan Nonpengendali pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan Kepentingan Nonpengendali atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Bank dan Entitas Anak mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan sebagai laba atau rugi.
19 Laporan Tahunan BCA 2011
161
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Kombinasi Bisnis (lanjutan) Sejak 1 Januari 2011 (lanjutan) Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap Kepentingan Nonpengendali atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui sebagai laba atau rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Bank dan Entitas Anak yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari penjualan operasi. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. Sebelum 1 Januari 2011 Sebagai perbandingan dengan persyaratan-persyaratan tersebut diatas, kebijakan akuntansi atas kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut: i.
kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP diukur berdasarkan proporsi atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi;
ii.
kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya;
iii. ketika Bank dan Entitas Anak mengakuisisi sebuah bisnis, derivatif melekat yang dipisahkan dari kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi tidak diukur kembali pada saat akuisisi, kecuali kombinasi bisnis menyebabkan perubahan syarat-syarat kontrak yang secara signifikan merubah arus kas yang semula disyaratkan dalam kontrak; iv. imbalan kontinjensi diakui jika, dan hanya jika, Bank dan Entitas Anak mempunyai liabilitas saat ini, yaitu kemungkinan besar atas arus ekonomis keluar, yang dapat secara memadai diestimasi. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari goodwill.
20 162
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Kombinasi Bisnis (lanjutan) Persentase kepemilikan Entitas Anak, secara langsung dan tidak langsung, yang dikonsolidasi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 PT BCA Finance BCA Finance Limited PT Bank BCA Syariah (dahulu PT Bank UIB) PT Dinamika Usaha Jaya
2010
100,00 100,00 100,00 75,00
100,00 100,00 100,00 -
Jumlah aset semua Entitas Anak tersebut pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (sebelum eliminasi) berjumlah Rp5.444.226 dan Rp4.405.899 atau 1,43% dan 1,36% dari jumlah aset konsolidasian. PT BCA Finance PT BCA Finance, sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Wisma BCA Pondok Indah Lantai 2, Jalan Metro Pondok Indah No. 10, Jakarta Selatan, bergerak di bidang sewa guna usaha (multifinance) dan beroperasi sejak tahun 1995. Berdasarkan Akta Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., tanggal 7 Maret 2005 No. 25, PT Central Sari Finance diubah namanya menjadi PT BCA Finance. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Keputusan No. C-08091 HT.01.04.TH.2005 tanggal 28 Maret 2005. BCA Finance Limited BCA Finance Limited (“BFL”), sebuah perusahaan yang berdomisili di Hong Kong dan berlokasi di Room 3211-3215, Jardine House, 1 Connaught Place, Central, Hong Kong, bergerak di bidang money lending dan telah beroperasi sejak tahun 1975. PT Bank BCA Syariah PT Bank BCA Syariah (dahulu PT Bank UIB), sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Jalan Jatinegara Timur No. 72, Jakarta Timur, bergerak di bidang perbankan dan beroperasi sejak tahun 1991. Melalui Akta Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 tanggal 16 Desember 2009 dari Notaris Ny. Pudji Redjeki Irawati S.H., PT Bank UIB telah memutuskan untuk melakukan perubahan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan berubah nama menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No.AHU-01929.AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010 dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010 tentang pemberian izin perubahan kegiatan usaha dari Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah yang berlaku efektif sejak tanggal 2 Maret 2010.
21 Laporan Tahunan BCA 2011
163
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Kombinasi Bisnis (lanjutan) PT Bank BCA Syariah (lanjutan) Dengan Akta Pernyataan Keputusan diluar Rapat No. 75 tanggal 21 Oktober 2010 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 6 ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 11/15/PBI/2009 tentang Perubahan Kegiatan Bank Konvensional menjadi Bank Syariah, yang mewajibkan Entitas Anak menyajikan laporan keuangan awal sebagai sebuah Bank Syariah yang menunjukkan laba rugi tahun berjalan dan laba rugi tahun lalu memiliki saldo RpNihil. Mempertimbangkan hal ini, pemegang saham Entitas Anak memutuskan untuk menyetujui penggunaan seluruh laba ditahan Entitas Anak tanggal 2 April 2010 sebesar Rp53.838 dialokasikan ke cadangan umum sebesar Rp38 dan dialokasikan ke penempatan saham baru sebanyak 53.800 saham (nilai penuh) dengan jumlah sebesar Rp53.800. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01.10-30741 tanggal 1 Desember 2010. Akta tersebut juga sudah dilaporkan Entitas Anak kepada Bank Indonesia melalui surat No. 294/DIR/2010 tanggal 28 Oktober 2010 dan surat No. 105/SKHS/2010 tanggal 9 Desember 2010, surat ini telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan surat No. 12/2564/DPBs tanggal 17 Desember 2010. PT Dinamika Usaha Jaya PT Dinamika Usaha Jaya, sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Jalan K.S Tubun II No. 15, Jakarta, bergerak di bidang perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi sejak tahun 1990. Berdasarkan Akta Jual Beli No. 56 tanggal 15 September 2011, Bank telah menandatangani perjanjian jual beli dengan pemilik PT Dinamika Usaha Jaya dalam rangka akuisisi PT Dinamika Usaha Jaya. Pembelian tersebut telah mendapat persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 19 Juli 2011. Transaksi ini merupakan transaksi antar entitas sepengendali, sehingga dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling-ofinterests) dimana laporan keuangan tahun perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah transaksi terjadi sejak awal tahun (Catatan 2d). Namun, karena dampak dari transaksi entitas sepengendali tersebut tidak material, maka tidak dilakukan penyajian kembali atas laporan keuangan untuk tahun perbandingan yang disajikan. d. Restrukturisasi Entitas Sepengendali Akuisisi atau pengalihan saham antara entitas sepengendali, dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004), "Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali". Dalam PSAK No. 38 (Revisi 2004), pengalihan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya dari entitas sepengendali tidak akan menghasilkan laba atau rugi bagi perusahaan atau entitas individual dalam kelompok yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, aset atau liabilitas yang dialihkan dicatat pada nilai buku sebagai kombinasi bisnis dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan untuk tahun dimana terjadi restrukturisasi dan untuk tahun perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal tahun laporan keuangan yang disajikan. Selisih antara nilai tercatat investasi pada tanggal efektif dan harga pengalihan diakui dalam akun "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali".
22 164
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Transaksi dengan pihak berelasi Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, yang menggantikan PSAK No. 7 (Revisi 1994), “Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa", yang berlaku efektif 1 Januari 2011. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan dan rinciannya telah disajikan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasian. f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan Aset keuangan Bank dan Entitas Anak terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, Obligasi Pemerintah, surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham dengan metode perolehan dan aset lain-lain. Liabilitas keuangan Bank dan Entitas Anak terdiri dari liabilitas segera, simpanan dari nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas derivatif, liabilitas akseptasi, surat-surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, dan liabilitas lain-lain. Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang masing-masing menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. Entitas Anak yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terbatas pada prinsip akuntansi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan belum diatur oleh PSAK Syariah. Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 38. (i) Klasifikasi Bank dan Entitas Anak mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: • Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan; • Pinjaman yang diberikan dan piutang; • Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo; • Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: • Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; • Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. 23 Laporan Tahunan BCA 2011
165
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) (i) Klasifikasi (lanjutan) Aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, termasuk derivatif, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai, dicatat pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dengan keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: • Aset dimana Bank dan Entitas Anak mempunyai intensi untuk menjual segera atau dalam waktu dekat dan pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur Bank dan Entitas Anak pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat awal pengakuan. • Aset dimana Bank dan Entitas Anak pada awal pengakuan diakui sebagai tersedia untuk dijual. • Aset dimana Bank dan Entitas Anak tidak mendapat pengembalian secara subtansial atas investasi awal Bank dan Entitas Anak, selain karena penurunan kualitas aset keuangan. Di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya. Liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi merupakan liabilitas keuangan yang selain atau tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. (ii) Pengakuan awal a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal transaksi, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. (iii) Pengukuran setelah pengakuan awal Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajarnya.
24 166
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) (iii) Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan) Pinjaman yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. (iv) Penghentian pengakuan a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: - Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau - Bank dan Entitas Anak mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); - (a) Bank dan Entitas Anak telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank dan Entitas Anak tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Ketika Bank dan Entitas Anak telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset dan masih memiliki pengendalian atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank dan Entitas Anak yang berkelanjutan atas aset tersebut. b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Bank dan Entitas Anak menghapusbukukan kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit yang diberikan dalam waktu dekat atau hubungan normal antara Bank dan Entitas Anak dan debitur telah berakhir. Kredit yang diberikan yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan ke dalam akun cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan di laporan posisi keuangan konsolidasian, sedangkan jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya. (v) Pengakuan pendapatan dan beban a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan suku bunga efektif.
25 Laporan Tahunan BCA 2011
167
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) (v) Pengakuan pendapatan dan beban (lanjutan) b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. (vi) Reklasifikasi aset keuangan Bank dan Entitas Anak tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun buku sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana: a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. (vii) Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika Bank dan Entitas Anak memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
26 168
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) f.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) (viii)Pengukuran biaya diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai. (ix) Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank dan Entitas Anak mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu instrumen keuangan, maka Bank dan Entitas Anak menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan bilamana tersedia, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama.
g. Penjabaran transaksi dalam valuta asing Bank dan Entitas Anak yang berdomisili di Indonesia menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah. Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (nilai penuh): Valuta asing 1 1 1 1 1 100 1
2011
Dolar Amerika Serikat (USD) Dolar Australia (AUD) Dolar Singapura (SGD) Dolar Hong Kong (HKD) Poundsterling Inggris (GBP) Yen Jepang (JPY) EURO (EUR)
2010
9.068 9.206 6.984 1.167 13.975 11.682 11.715
9.010 9.169 7.026 1.159 13.941 11.075 12.018
Laba (rugi) kurs, yang telah maupun yang belum direalisasi, dikreditkan (dibebankan) dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.
27 Laporan Tahunan BCA 2011
169
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Pendapatan dan beban bunga Efektif 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK No. 23 (Revisi 2010) ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK No. 23 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang dikenakan suku bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperolah nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank dan Entitas Anak mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi dan bentuk lain diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya. Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai. Pendapatan pembiayaan konsumen Entitas Anak tanpa jaminan (without recourse) dinyatakan sebesar pendapatan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank lain. Untuk pendapatan pembiayaan konsumen Entitas Anak dengan jaminan (with recourse) bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen, sedangkan bunga yang dikenakan penyedia dana dicatat sebagai beban bunga. Pendapatan dan beban bunga termasuk pendapatan dan beban syariah. Pendapatan syariah terdiri dari keuntungan murabahah, pendapatan ijarah (sewa), bagi hasil pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Beban syariah terdiri dari beban bagi hasil mudharabah dan beban bonus wadiah. Keuntungan murabahah dan pendapatan ijarah diakui selama periode akad berdasarkan konsep akrual. Pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah dan musyarakah diakui pada saat diterima atau dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai porsi bagi hasil (nisbah) yang disepakati. Beban syariah merupakan bagi hasil untuk dana pihak ketiga dengan menggunakan prinsip bagi hasil berdasarkan porsi bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya yang didasarkan pada prinsip mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
28 170
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i.
Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, atau pendapatan provisi dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif. Saldo pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo langsung diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaiannya.
j.
Instrumen derivatif Transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan untuk lindung nilai (atau tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non-derivatif dan diperlukan sebagai instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi: 1. Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan karakteristik dan risiko kontrak utama. 2. Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi definisi dari derivatif, dan 3. Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur dengan harga wajar dengan perubahan nilai wajar diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (sehingga derivatif melekat di dalam aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan). Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan laporan keuangan, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa atau model penentuan harga.
k. Akuntansi untuk transaksi sewa guna usaha Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset (Catatan 2w).
29 Laporan Tahunan BCA 2011
171
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Akuntansi untuk transaksi sewa guna usaha (lanjutan) Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Entitas Anak mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Entitas Anak sebagai lessor dalam sewa pembiayaan. Dalam sewa menyewa biasa, Entitas Anak mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Pendapatan sewa kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas metode garis lurus selama masa sewa. l.
Akuntansi untuk pembiayaan konsumen Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen. Untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse), Entitas Anak hanya menyajikan porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Entitas Anak (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bank-bank dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh jumlah angsuran dari pelanggan sedangkan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai liabilitas (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen, sedangkan bunga yang dikenakan penyedia dana dicatat sebagai beban bunga. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan konsumen, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen berdasarkan metode suku bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen. Pelunasan sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir dianggap sebagai pembatalan perjanjian pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam operasi tahun berjalan. Selisih bersih antara pendapatan yang diterima dan biaya transaksi lainnya yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan pembiayaan konsumen tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen berdasarkan metode suku bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen.
m. Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Giro pada bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
30 172
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) n. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan, dikurangi bunga diterima di muka. Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. o. Surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah Surat-surat berharga terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia, obligasi korporasi, saham, banker’s acceptance, corporate zero coupon bond, wesel tagih, Medium Term Notes, unit penyertaan di reksa dana, surat berharga pasar uang dan Surat Perbendaharaan Negara. Investasi dalam suratsurat berharga dan Obligasi Pemerintah diklasifikasikan ke dalam salah satu dari kelompok berikut ini: diperdagangkan (trading), tersedia untuk dijual (available-for-sale), dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity), dan pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and receivables). Surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah premium/diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi masing-masing. Penilaian surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: 1. Surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo yang belum mendekati tanggal jatuh tempo akan menyebabkan reklasifikasi atas semua surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan surat-surat berharga dan obligasi pemerintah sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang. 2. Surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki untuk diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. 3. Surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang diklasifikasikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada saat pengakuan awal diakui pada nilai wajarnya ditambah premium/diskonto dan biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 4. Surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan surat berharga dan Obligasi Pemerintah tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. 31 Laporan Tahunan BCA 2011
173
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) o. Surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah (lanjutan) Untuk surat-surat berharga yang tidak mempunyai harga penawaran pasar, estimasi atas nilai wajar surat berharga ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya adalah sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih surat berharga tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan. Investasi dalam unit penyertaan di reksa dana dinilai berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Laba atau rugi yang direalisasi dari penjualan surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode yang bersangkutan berdasarkan metode identifikasi khusus. p. Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah penjualan kembali dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi), dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak surat-surat berharga tersebut dibeli hingga dijual kembali menggunakan metode suku bunga efektif. q. Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama (joint financing) dan kredit penerusan (channeling loan) diakui sebesar porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank. r.
Pembiayaan Syariah Pembiayaan syariah terdiri dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah, aset ijarah dan piutang murabahah. Pembiayaan murabahah adalah jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan tersebut kepada pembeli. Pembiayaan murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan “marjin yang ditangguhkan” yang dapat direalisasikan dan cadangan kerugian. Entitas Anak menetapkan cadangan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan murabahah berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa baik dengan jual beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu sesuai akad sewa.
32 174
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) r.
Pembiayaan Syariah (lanjutan) Piutang pendapatan ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan yakni saldo piutang dikurangi cadangan kerugian. Entitas Anak menetapkan cadangan kerugian sesuai dengan kualitas piutang pendapatan ijarah berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan menggunakan metode bagi untung (profit sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan cadangan kerugian. Entitas Anak menetapkan cadangan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan. Apabila pembiayaan mudharabah mengalami penurunan nilai akibat hilang, rusak atau faktor lain sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian Entitas Anak. Apabila pembiayaan mudharabah mengalami penurunan nilai akibat hilang, rusak atau faktor lain setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka kerugian nilai tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. Kerugian pembiayaan mudharabah akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi pembiayaan mudharabah. Musyarakah adalah penanaman dana dari pada pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan cadangan kerugian. Entitas Anak menetapkan cadangan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan.
s. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
33 Laporan Tahunan BCA 2011
175
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) s. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai (lanjutan) Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit yang diberikan oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Bank dan Entitas Anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika Bank dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Bank dan Entitas Anak memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai. Bank melakukan penilaian secara individual untuk kredit dalam segmen pasar korporasi dan komersial dengan tunggakan melebihi 90 (sembilan puluh) hari atau kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai. 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Berdasarkan kriteria diatas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk: (a) kredit dalam segmen pasar korporasi dan komersial dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus atau (b) kredit dalam segmen usaha retail, konsumen dan kartu kredit. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit, pemeringkatan internal Bank dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Cadangan penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) yang selanjutnya disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini. Bank dan Entitas Anak menggunakan statistical model analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.
34 176
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) s. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai (lanjutan) Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dicatat pada akun cadangan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Jika aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Ketika aset keuangan yang diberikan tidak tertagih, aset keuangan tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan jika terjadi pada periode berjalan, sedangkan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya jika terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika persyaratan pinjaman yang diberikan, dan piutang atau investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
35 Laporan Tahunan BCA 2011
177
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) s. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai (lanjutan) Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing transaksi rekening administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor subjektif, termasuk keadaan ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan, kemampuan membayar dan faktor-faktor lain yang relevan, dimana khusus untuk Bank, selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan perubahannya yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Pembentukan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang diterapkan oleh Bank adalah sebagai berikut: 1.
Penyisihan umum sekurang-kurangnya 1% dari saldo transaksi rekening administratif dengan kualitas lancar diluar transaksi rekening administratif yang dijamin dengan agunan tunai.
2. Penyisihan khusus untuk transaksi rekening administratif dengan kualitas: Klasifikasi
Persentase minimum
Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
5% 15% 50% 100%
Penyisihan khusus untuk transaksi rekening administratif dengan kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok pinjaman setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan. Penyesuaian atas estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif dicatat dalam periode dimana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar. Penyesuaian ini termasuk penambahan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif, maupun pemulihan transaksi rekening administratif yang telah dihapuskan sebelumnya. Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit disajikan di sisi liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Transaksi rekening administratif dihapuskan dengan mengurangi estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif, apabila menurut manajemen transaksi rekening administratif tersebut tidak mungkin tertagih lagi. Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut: Klasifikasi
Persentase minimum
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
0% 15% 50% 100%
36 178
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) s. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai (lanjutan) Penyisihan kerugian untuk rekening antar kantor dan suspense account dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut: Klasifikasi
Persentase minimum
Lancar Macet
0% 100%
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP (SE-BI) tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun Bank tetap harus menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Perubahan metode penentuan penyisihan kerugian penurunan nilai di atas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan secara retrospektif dengan menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah penerapan peraturan Bank Indonesia tersebut sudah diterapkan sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Pedoman pembentukan penyisihan aset produktif dan penentuan kualitas aset produktif PT BCA Syariah mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang mana dalam pasal-pasal tertentunya telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007 dan Peraturan Bank Indonesia No. 10/24/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008 serta PBI No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. t.
Restrukturisasi kredit bermasalah Selama tahun 2011 dan 2010, jenis restrukturisasi kredit bermasalah adalah dengan modifikasi persyaratan kredit dan konversi kredit menjadi instrumen keuangan lainnya. Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan hanya dengan modifikasi persyaratan kredit, dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai tunai penerimaan kas masa depan sebagaimana ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang diberikan tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan, saldo kredit yang diberikan harus dikurangi ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut diakui sebagai cadangan yang harus dibentuk untuk kerugian penurunan nilai.
u. Tagihan dan liabilitas akseptasi Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
37 Laporan Tahunan BCA 2011
179
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) v. Penyertaan Efektif 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Investasi Bank dan Entitas Anak pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Bank dan Entitas Anak mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, investasi pada entitas asosiasi diakui sebesar biaya perolehan pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan yang selanjutnya disesuaikan dengan perubahan pasca perolehan dalam bagian Bank dan Entitas Anak atas aset neto dari entitas asosiasi tersebut. Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Bank dan Entitas Anak mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika ada, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Bank dan Entitas Anak dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Bank dan Entitas Anak dalam entitas asosiasi. Bank dan Entitas Anak menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Bank dan Entitas Anak dalam entitas asosiasi. Bank dan Entitas Anak menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Bank dan Entitas Anak menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Investasi dimana Bank dan Entitas Anak memiliki kepemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas. Penyertaan saham dengan metode biaya terdiri dari unquoted equity shares dan quoted equity shares, penyertaan saham unquoted equity shares diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan diukur dengan menggunakan biaya perolehan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai dan penyertaan saham quoted equity shares diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan dinilai menggunakan harga pasar. w. Aset tetap Aset tetap (selain tanah) disajikan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penilaian. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
38 180
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) w. Aset tetap (lanjutan) Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus (straight-line method) untuk bangunan, dan metode saldo menurun ganda (double-decliningbalance method) untuk aset tetap lainnya, berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut: Bangunan Peralatan kantor dan perabot Kendaraan
: : :
20 tahun 2 - 8 tahun 4 - 8 tahun
Tanah disajikan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasi ke akun aset tetap yang sebenarnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Bank sebagai lessor, mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban sewa kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Bank dan Entitas Anak akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Bank dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, termasuk goodwill dan aset yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menerapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian tahun 2011.
39 Laporan Tahunan BCA 2011
181
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) w. Aset tetap (lanjutan) Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Bank dan Entitas Anak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun (pada tanggal 31 Desember) dan ketika terdapat suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat tiap Unit Penghasil Kas (UPK) (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. x. Simpanan dari nasabah Simpanan dari nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. y. Dana Simpanan Syariah Dana simpanan syariah merupakan simpanan pihak lain dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran, dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai kebijaksanaan Entitas Anak. Simpanan dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas Entitas Anak. Dana Syirkah Temporer Dana syirkah temporer merupakan investasi dengan akad mudharabah mutlaqah, yaitu pemilik dana (shahibul maal) memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib/Entitas Anak) dalam pengelolaan investasinya dengan bertujuan dibagikan sesuai dengan kesepakatan. Dana syirkah temporer terdiri dari tabungan mudharabah, giro mudharabah dan deposito mudharabah. Tabungan mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Tabungan mudharabah dicatat sebesar nilai simpanan nasabah. Giro mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang dapat ditarik setiap saat dan mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Giro mudharabah dicatat sebesar nilai simpanan nasabah. Deposito mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito mudharabah dengan Entitas Anak. Deposito mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito mudharabah dengan Entitas Anak. Pemilik dana syirkah temporer mendapatkan imbalan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang ditetapkan.
40 182
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) z.
Simpanan dari bank lain Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
aa. Surat-surat berharga yang diterbitkan Surat-surat berharga yang diterbitkan oleh Entitas Anak termasuk wesel bayar jangka menengah dan obligasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi dicatat sebagai pengurang saldo utang obligasi dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. ab. Taksiran pajak penghasilan Bank dan Entitas Anak menerapkan metode liabilitas (liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode liabilitas, aset dan utang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aset dan liabilitas yang tercatat di laporan posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang seperti rugi menurut pajak yang belum digunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas dilunasi, yaitu dengan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substansial berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan atau banding tersebut diterima. ac. Laba per saham Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar selama tahun berjalan setelah memperhitungkan pembelian kembali saham. Saham yang diterbitkan untuk dijual secara kas diperhitungkan dalam jumlah rata-rata tertimbang saham beredar apabila kas telah diterima. ad. Provisi Efektif 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), "Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi". PSAK revisi ini harus diterapkan secara prospektif dan menetapkan kriteria pengakuan dan dasar pengukuran untuk provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi, dan untuk memastikan bahwa informasi yang memadai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan pengguna dalam memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Penerapan PSAK No. 57 (Revisi 2009) tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Provisi diakui jika Bank dan Entitas Anak memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
41 Laporan Tahunan BCA 2011
183
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) ad. Provisi (lanjutan) Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan. ae. Liabilitas imbalan pasca-kerja Jumlah estimasi liabilitas didasarkan pada perhitungan yang dilakukan oleh aktuaris independen sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003 dan revisi atas PSAK No. 24 mengenai ”Imbalan Kerja”. Bank menyelenggarakan program Dana Pensiun Iuran Pasti bagi pekerja menurut ketentuan Undang-undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan Peraturan Pemerintah No. 76 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja dan peraturan pelaksanaannya sejak tanggal 25 Januari 1995 melalui Surat Edaran No. SE/DIR/HRD/001/DPB/05/95 tanggal 3 Februari 1995 perihal Dana Pensiun BCA. Peserta Dana Pensiun Bank adalah karyawan atau karyawati tetap Bank dengan masa kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan berusia minimal 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah. Bank mengakui penyisihan uang penghargaan terhadap pegawai berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 (UU No. 13/2003) tanggal 25 Maret 2003 terutama ketentuan yang mengatur mengenai penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Rugi di perusahaan. Liabilitas Bank atas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah liabilitas imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected unit-credit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan atau kerugian aktuarial tersebut, diakui selama rata-rata sisa masa kerja dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu terjadi ketika Bank memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terutang pada program imbalan pasti yang ada. Biaya jasa lalu diakui selama periode sampai dengan imbalan tersebut menjadi hak pekerja atau vested. af. Program kompensasi manajemen berbasis saham Bank memberikan opsi saham kepada manajemen dan karyawan tertentu. Beban kompensasi dinilai pada tanggal pemberian opsi saham dengan menggunakan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui selama masa bakti karyawan hingga opsi saham tersebut menjadi hak karyawan (vesting period) (Catatan 21). Nilai wajar dari opsi saham yang diberikan ditaksir dengan menggunakan metode penentuan harga opsi Binomial (Binomial option pricing model). ag. Kuasi reorganisasi Pada tanggal 31 Oktober 2000, Bank menerapkan PSAK No. 51, “Akuntansi Kuasi Reorganisasi”, untuk mendapatkan laporan yang dimulai dari “awal yang baik” (fresh start). Pelaporan “fresh start” mengharuskan penilaian kembali seluruh aset dan liabilitas yang tercatat dengan menggunakan nilai wajarnya dan eliminasi atas saldo rugi (defisit). Dengan penerapan kuasi reorganisasi, saldo rugi Bank pada tanggal 31 Oktober 2000 sebesar Rp25.853.162 telah dieliminasi ke akun tambahan modal disetor. Penerapan kuasi reorganisasi ini telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui surat No. 3/165/DPwB2/IDWB2 tanggal 21 Februari 2001 dan oleh para pemegang saham di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 April 2001 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dalam Akta No. 25). 42 184
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) ag. Kuasi reorganisasi (lanjutan) Nilai wajar dari aset dan liabilitas Bank ditentukan berdasarkan harga pasar. Apabila harga pasar tidak tersedia atau tidak mencerminkan ukuran yang relevan untuk nilai wajar, estimasi nilai wajar didasarkan pada nilai tunai atau diskonto penerimaan kas masa depan dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang dihadapi. ah. Informasi segmen Efektif 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi", yang menggantikan PSAK No. 5 (Revisi 2000), "Pelaporan Segmen". PSAK No. 5 (Revisi 2009) mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi. Penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Segmen adalah komponen yang dapat dibedakan dari Bank dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk-produk tertentu (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Bank dan Entitas Anak dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. Untuk kepentingan manajemen, Bank mengidentifikasi segmen operasi berdasarkan geografis (segmen primer) serta produk (segmen sekunder). Setiap segmen memberikan berbagai pelayanan jasa perbankan dan keuangan. Pendapatan dari setiap segmen diakui berdasarkan lokasi aset dan pelanggannya. Harga antar segmen ditentukan secara wajar (arm’s length basis). Beban yang timbul akan dibebankan pada setiap segmen pada saat beban terjadi. Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh setiap segmen sama dengan yang dijelaskan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi. ai. Modal saham diperoleh kembali (treasury stock) Bank menetapkan metode biaya (cost method) dalam mencatat modal saham diperoleh kembali (treasury stock). Modal saham diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembali saham dan disajikan sebagai pengurang pada sisi ekuitas laporan keuangan konsolidasian. aj. Pertimbangan dan estimasi akuntansi yang signifikan Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas serta pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
43 Laporan Tahunan BCA 2011
185
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) aj. Pertimbangan dan estimasi akuntansi yang signifikan (lanjutan) Pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut: Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang Bank me-review pinjaman yang diberikan dan piutang secara individu pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang situasi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di masa mendatang. Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual Bank me-review efek utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan. Pensiun dan Imbalan Kerja Penentuan kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Bank dan Entitas Anak bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Bank dan Entitas Anak langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Bank dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Bank dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih.
44 186
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) ak. Penerapan standar akuntansi revisi lain Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, pada tanggal 1 Januari 2011, Bank dan Entitas Anak juga telah menerapkan standar akuntansi yang telah direvisi berikut, yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak: (1) PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. (2) PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. (3) PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. (4) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”. al. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah dikeluarkan tetapi belum berlaku efektif Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK Ikatan Akuntan Indonesia) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan konsolidasian Bank dan relevan untuk Bank tetapi belum berlaku efektif di tahun 2011 adalah sebagai berikut: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: (1) PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan. (2) PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan dan rugi penurunan. (3) PSAK No. 18 (Revisi 2010) “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. (4) PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa tersebut. (5) PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. PSAK ini mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut. (6) PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan konsolidasian. 45 Laporan Tahunan BCA 2011
187
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) al. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah dikeluarkan tetapi belum berlaku efektif (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: (lanjutan) (7) PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. (8) PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK ini mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan. (9) PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama. (10)PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. (11)ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”, diterapkan terhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporan keuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan konsolidasian. (12)ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Karja”. (13)ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya. (14)ISAK No. 23, “Sewa Operasi-Insentif”. (15)ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”. (16)ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. (17)ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. Bank dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasiannya.
46 188
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI Pihak berelasi
Sifat dari hubungan
PT BCA Finance
Entitas anak
BCA Finance Limited PT Bank BCA Syariah (dahulu PT Bank UIB) PT Dinamika Usaha Jaya PT Adiwisesa Mandiri Building Product Indonesia PT Angkasa Komunikasi Global Utama
Entitas anak
PT Bamboe Jaya Plantation PT Borneo Muria Plantation PT Bukit Muria Jaya Estate PT Bukit Muria Jaya PT Caturguwiratna Sumapala PT Cipta Karya Bumi Indah PT Daya Sumber Makmur PT Djarum PT Ecogreen Oleochemicals PT Energi Batu Hitam PT Fajar Surya Perkasa PT Filasta Indonesia PT Gemilang Sawit Kencana PT Global Digital Niaga PT Graha Padma Internusa PT Grand Indonesia PT Hartono Istana Teknologi PT Indo Paramita Sarana PT Innovisi Tesmak Indonesia PT Intershop Prima Center PT Intertobacco Utama Industry PT Kapuas Rimba Sejahtera PT Kumparan Kencana Electrindo PT Lingkarindah Plantation PT Maju Abadi Sigaret PT Marga Sadhya Swasti PT Margo Hotel Development
Sifat dari transaksi Kredit yang diberikan, simpanan nasabah, surat-surat berharga, liabilitas lain-lain Simpanan nasabah
Entitas anak Entitas anak Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama
Giro pada bank lain, simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Kredit yang diberikan, simpanan nasabah Kredit yang diberikan, simpanan nasabah Garansi yang diberikan, Letter of Credit Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Kredit yang diberikan, aset lain-lain simpanan nasabah, garansi yang diberikan Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Smpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah
47 Laporan Tahunan BCA 2011
189
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak berelasi PT Margo Property Development PT Merah Cipta Media PT Muria Sigaret Industri PT Nagaraja Lestari PT Neka Boga Perisa PT Palma Asri Sejahtera PT Palma Megah Mulia PT Peniti Sungai Purun PT Polyvisi Rama Optik PT Profesional Telekomunikasi Indonesia PT Puri Dibya Property PT Roberta Prima Tobacco PT Sapta Utama Persada PT Sarana Kencana Mulya PT Sarana Menara Nusantara Tbk PT Stevania Ultra Tobacco PT Sumber Cipta Multiniaga PT Supravisi Rama Optik Manufacturing PT Swarnadwipa Serdangdjaja PT Tanjung Indah Plantation PT Tricipta Mandhala Gumilang PT Trigana Putera Mandiri PT Victory Supra SIgaret Manajemen kunci
Sifat dari hubungan Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dewan Komisaris dan Direksi Bank
Sifat dari transaksi Simpanan nasabah Kredit yang diberikan, simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Kredit yang diberikan, simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Kredit yang diberikan, simpanan nasabah
Dalam menjalankan kegiatan normal usahanya, Bank melakukan transaksi-transaksi dengan pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama.
48 190
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) Perincian saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi yang merupakan entitas dengan pengendalian bersama dan tidak dikonsolidasikan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut adalah sebagai berikut: 2011 Persentase dari jumlah
Jumlah Kredit yang diberikan (Catatan 12) Aset lain-lain*) Simpanan dari nasabah dan bank lain (Catatan 15) Fasilitas kredit yang belum digunakan (Catatan 22) Fasilitas L/C yang diberikan kepada nasabah (Catatan 22) Bank garansi yang diberikan kepada nasabah (Catatan 22) Pendapatan bunga (Catatan 23) Beban bunga (Catatan 24) Beban sewa (Catatan 27)
2010 Jumlah
Persentase dari jumlah
792.018 318.581
0,39% 7,60%
586.832 331.584
0,38% 8,91%
836.835
0,26%
20.323
0,01%
235.704
0,27%
188.534
0,29%
3.343
0,05%
14.063
0,34%
31.425 52.679 3.239 13.015
0,37% 0,21% 0,04% 1,45%
30.493 51.674 678 11.930
0,40% 0,25% 0,01% 1,48%
*) Merupakan pembayaran sewa yang dibayar di muka dan uang jaminan sewa kepada PT Grand Indonesia (Catatan 41).
Kompensasi atas manajemen kunci Bank adalah sebagai berikut: 2011
2010
Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka panjang
204.302 15.506
148.683 11.430
Jumlah
219.808
160.113
4. KAS Rupiah Valuta asing
2011
2010
9.795.183 560.437
9.325.019 314.038
10.355.620
9.639.057
Saldo kas dalam mata uang Rupiah termasuk jumlah kas pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masing-masing sebesar Rp6.275.649 dan Rp5.201.109 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 5. GIRO PADA BANK INDONESIA 2011 Rupiah Valuta asing
2010
28.888.800 2.992.275
20.157.505 427.975
31.881.075
20.585.480
49 Laporan Tahunan BCA 2011
191
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia berupa GWM Utama dalam Rupiah dan Valuta asing. Rasio GWM Bank pada tanggal 31 Desember 2011 telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 sebagai perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Primer sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah, GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah dan GWM LDR; serta Giro Wajib Minimun Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Valuta Asing sebesar 8% dari DPK dalam valas (Catatan 40). GWM Utama Bank dalam Rupiah tahun 2011 adalah sebesar 9,85% (2010: 8,15%), GWM Sekunder dalam Rupiah adalah sebesar 22,07% (2010: 22,04%), sedangkan GWM Utama dalam Dolar Amerika Serikat adalah sebesar 8,45% (2010: 1,23%). 6. GIRO PADA BANK LAIN 2011
2010
Pihak ketiga: Rupiah Valuta asing
79.653 2.419.790
512 2.650.214
Jumlah giro pada bank lain
2.499.443
2.650.726
Bank tidak memiliki giro pada bank lain dengan pihak berelasi. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh saldo giro pada bank lain diklasifikasikan sebagai “lancar”. Tingkat bunga rata-rata setahun:
2011
Rupiah Valuta asing
2010
0,45% 0,07%
0,58% 0,05%
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah Saldo awal tahun Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 38) Pemulihan kerugian selama tahun berjalan Saldo akhir tahun
Valuta asing
Jumlah
(10)
(120.549)
(120.559)
3
119.883
119.886
7
666
673
-
-
-
Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2011 dan 2010 tidak diperlukan.
50 192
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Jangka waktu Pihak ketiga: Bank Indonesia: Rupiah
Call money: Rupiah Valuta asing
Deposito: Valuta asing
Lain-lain: Valuta asing
2011
Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan
2010
2.047.573 12.327.898 23.585.481
2.250.959 38.483.850 7.386.740 -
37.960.952
48.121.549
Hingga 1 bulan Lebih dari 12 bulan
1.065.000 1.755.000
669.000 1.755.000
Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan
1.045.040 234.643 317.362 584.854
10.126.348 70.259 18.020 522.580
5.001.899
13.161.207
33.144 14.372 -
23.921 350 19.822
47.516
44.093
139
-
43.010.506
61.326.849
Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan
Hingga 1 bulan
Jumlah penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain dengan pihak berelasi.
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan sebagai jaminan selain penempatan kepada Bank of New York sehubungan dengan jaminan atas penggunaan jasa Visa dan Mastercard masing-masing sebesar Rp33.144 dan Rp23.921 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh saldo penempatan pada bank lain diklasifikasikan sebagai “lancar”. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah Saldo awal tahun Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (revisi 2006) (Catatan 38) Pemulihan kerugian selama tahun berjalan Saldo akhir tahun
Valuta asing
Jumlah
(19.550)
(21.310)
(40.860)
19.550
20.818
40.368
-
492
492
-
-
-
51 Laporan Tahunan BCA 2011
193
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2011 dan 2010 tidak diperlukan. Tingkat bunga rata-rata setahun: 2011
2010
Bank Indonesia dan Call money: Rupiah Valuta asing
6,54% 0,50%
6,45% 0,41%
Deposito: Valuta asing
0,17%
0,10%
8. SURAT-SURAT BERHARGA Akun ini terdiri dari surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo, dan pinjaman yang diberikan dan piutang, sebagai berikut: 2011 Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto) a. Surat-surat berharga untuk diperdagangkan: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Lainnya
Nilai wajar
2.164.748 68.494
78.163 (2.791)
2.242.911 65.703
Jumlah surat-surat berharga untuk diperdagangkan
2.233.242
75.372
2.308.614
b. Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Unit penyertaan di reksa dana Obligasi korporasi Surat Perbendaharaan Negara Zero Coupon Bond Lainnya
8.955.888 2.119.721 651.541 534.735 31.305 25.255
31.802 567.444 14.225 678 1.092 1.115
8.987.690 2.687.165 665.766 535.413 32.397 26.370
12.318.445
616.356
12.934.801
243.539 78.175
5.569 -
249.108 78.175
321.714
5.569
327.283
12.640.159
621.925
13.262.084
Valuta asing: Obligasi korporasi Medium Term Notes Jumlah surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual
52 194
Laba belum direalisasi
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) Akun ini terdiri dari surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo, dan pinjaman yang diberikan dan piutang, sebagai berikut: (lanjutan) 2011 Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto) c. Surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo: Rupiah: Obligasi korporasi Medium Term Notes Lainnya
Nilai tercatat
5.202.625 349.562 110.388
5.202.625 349.562 110.388
5.662.575
5.662.575
198.834
198.834
5.861.409
5.861.409
Rupiah: Wesel tagih
169.897
169.897
Valuta asing: Wesel tagih Banker’s Acceptance
784.083 320.223
784.083 320.223
1.104.306
1.104.306
1.274.203
1.274.203
Valuta asing: Medium Term Notes Jumlah surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo d. Pinjaman yang diberikan dan piutang:
Jumlah surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang Jumlah surat-surat berharga, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
22.706.310
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Rupiah Valuta asing
(341.233) (198.209) (539.442)
Jumlah surat-surat berharga - neto
22.166.868 2010 Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto)
a. Surat-surat berharga untuk diperdagangkan: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Zero Coupon Bond Obligasi korporasi Jumlah surat-surat berharga untuk diperdagangkan
Laba belum direalisasi
Nilai wajar
1.476.355 12.706 108
13.314 415 4
1.489.669 13.121 112
1.489.169
13.733
1.502.902
53 Laporan Tahunan BCA 2011
195
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) Akun ini terdiri dari surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo, dan pinjaman yang diberikan dan piutang, sebagai berikut: (lanjutan) 2010 Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto) b. Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Unit penyertaan di reksa dana Obligasi korporasi Surat Perbendaharaan Negara Zero Coupon Bond Lainnya Valuta asing: Medium Term Notes Jumlah surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual
Laba belum direalisasi
Nilai wajar
9.628.942 2.128.923 1.328.534 327.084 15.711 25.255 13.454.449
13.226 633.130 58.866 209 193 561 706.185
9.642.168 2.762.053 1.387.400 327.293 15.904 25.816 14.160.634
75.488
67
75.555
13.529.937
706.252
14.236.189
Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto) c. Surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo: Rupiah: Obligasi korporasi Medium Term Notes Lainnya
4.520.348 349.943 108.804
4.520.348 349.943 108.804
4.979.095
4.979.095
236.049
236.049
5.215.144
5.215.144
77.626
77.626
Valuta asing: Wesel tagih
458.185
458.185
Jumlah surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang
535.811
535.811
Valuta asing: Medium Term Notes Jumlah surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo d. Pinjaman yang diberikan dan piutang: Rupiah: Wesel tagih
Jumlah surat-surat berharga, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
21.490.046
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Rupiah Valuta asing
(218.229) (112.547) (330.776)
Jumlah surat-surat berharga - neto
21.159.270
Bank tidak memiliki surat-surat berharga dengan pihak berelasi. 54 196
Nilai tercatat
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat surat-surat berharga yang digunakan sebagai jaminan. Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Bank melakukan reklasifikasi suratsurat berharga dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual masingmasing sebesar Rp18.126. Reklasifikasi surat-surat berharga dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dilakukan untuk surat-surat berharga yang jatuh temponya kurang dari enam bulan. Sehubungan dengan implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) efektif 1 Januari 2010, Bank memiliki kesempatan untuk meninjau ulang klasifikasi aset keuangan dan dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan tanpa terkena sanksi. Bank memutuskan untuk mereklasifikasi surat berharga sebesar Rp601.137 dari reklasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual. Surat berharga tersebut direklasifikasi dengan nilai wajar dan kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp197.617 atas surat berharga yang dipindahkan pada tanggal reklasifikasi dicatat sebagai bagian dari kerugian bersih yang belum direalisasi dari penurunan nilai wajar surat berharga yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan di ekuitas. Surat-surat berharga berdasarkan kolektibilitas: 2011 Rupiah: Lancar: Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto) Laba belum direalisasi dari perubahan nilai wajar surat-surat berharga untuk diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual Macet: Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto)
Valuta asing: Lancar: Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto) Laba belum direalisasi dari perubahan nilai wajar surat-surat berharga untuk diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual Macet: Harga perolehan (setelah amortisasi premium/diskonto) Jumlah surat-surat berharga, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Rupiah Valuta asing Jumlah surat-surat berharga - neto
2010
20.284.159
19.900.339
691.728
719.918
20.975.887
20.620.257
100.000
100.000
21.075.887
20.720.257
1.520.872
669.382
5.569
67
1.526.441
669.449
103.982
100.340
1.630.423
769.789
22.706.310
21.490.046
(341.233) (198.209)
(218.229) (112.547)
(539.442)
(330.776)
22.166.868
21.159.270
55 Laporan Tahunan BCA 2011
197
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) Rincian surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang berdasarkan periode jatuh tempo: 2011
2010
a. Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, nilai wajar: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
12.114.172 379.073 768.839
12.731.514 217.275 1.287.400
13.262.084
14.236.189
1.966 1.361.550 4.497.893
2.933 1.606.734 3.605.477
5.861.409
5.215.144
1.274.203
535.811
b. Surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo, nilai buku: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
c.
Pinjaman yang diberikan dan piutang: Hingga 1 tahun
Tingkat bunga rata-rata setahun:
2011
Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Obligasi korporasi Surat Perbendaharaan Negara Medium Term Notes Valuta asing: Medium Term Notes Obligasi korporasi
2010
6,51% 10,45% 5,30% 10,53%
6,56% 10,97% 7,07% 10,28%
7,73% 5,16%
9,89% -
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai surat-surat berharga adalah sebagai berikut: 2011 Rupiah Saldo awal tahun Penambahan kerugian selama tahun berjalan Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian penurunan nilai dalam valuta asing
Laporan Tahunan BCA 2011
(112.547)
(330.776)
(123.004)
(83.798)
(206.802)
(1.864)
(1.864)
(198.209)
(539.442)
(341.233)
56
Jumlah
(218.229)
-
Saldo akhir tahun
198
Valuta asing
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai surat-surat berharga adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah
Valuta asing
Jumlah
Saldo awal tahun Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 38) Pemulihan kerugian selama tahun berjalan Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian penurunan nilai dalam valuta asing
(569.846)
(162.898)
(732.744)
85.688
24.130
109.818
265.929
19.731
285.660
-
6.490
6.490
Saldo akhir tahun
(218.229)
(112.547)
(330.776)
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dan kolektif untuk tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Individual Kolektif Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai
2010
(191.184) (348.258) (539.442)
(175.482) (155.294) (330.776)
Manajemen yakin bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat-surat berharga. Berikut ini adalah ikhtisar peringkat efek yang dimiliki Bank berdasarkan laporan yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), PT Moody’s Indonesia (dahulu PT Kasnic Credit Rating Indonesia), atau Standard & Poor’s, masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia BLT Finance BV Majapahit Holding BV Perum Pegadaian PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Astra Sedaya Finance PT Aneka Tambang Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Jabar Banten Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Resona Perdania PT BPD Riau Kepri PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bentoel Internasional Investama Tbk PT Berlian Laju Tanker Tbk PT BNI Securities PT Fastfood Indonesia Tbk
2010
idAAA CCC BB idAA+ idD idAA idAAA idAA+ idAAidAA idAAidA idAA idAAA idAidAidAA
idAAA CCC BB idAA+ idD idAAidAAidAA+ A(idn) idA+ idAA idAAidAAidAAA idAidBBB+ -
57 Laporan Tahunan BCA 2011
199
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) Berikut ini adalah ikhtisar peringkat efek yang dimiliki Bank berdasarkan laporan yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), PT Moody’s Indonesia (dahulu PT Kasnic Credit Rating Indonesia), atau Standard & Poor’s, masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: (lanjutan) 2011 PT Federal International Finance Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indosat Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk PT Oto Multiartha PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Surya Citra Televisi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PT XL Axiata Tbk
idAA+ idAA+ idAA idAidAAidAA idA+ idAAidBB+ idAA+ idA+ idAAA idAA+
2010 idAAidAA idAA+ idAA idAidAAidA+ idAAidAAidAA+ idA idAAA idAA-
9. OBLIGASI PEMERINTAH Akun ini terdiri dari obligasi rekapitalisasi pemerintah yang diperoleh dalam rangka rekapitalisasi Bank (Catatan 1b) dan yang dibeli dari pasar sekunder dan obligasi non-rekapitalisasi pemerintah. Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/18/DPM tanggal 31 Juli 2001 memperbolehkan seluruh Obligasi Pemerintah yang diterima dalam rangka rekapitalisasi bank untuk diperdagangkan di pasar sekunder. Rincian Obligasi Pemerintah untuk tujuan diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
a. Diperdagangkan, nilai wajar: Rupiah: Obligasi non-rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap
182.518
40.190
946.971 5.512.952
477.266 11.896.900
6.459.923
12.374.166
3.062.524
1.164.564
9.522.447
13.538.730
2.303.063
1.381.410
11.825.510
14.920.140
b. Tersedia untuk dijual, nilai wajar: Rupiah: Obligasi rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Tingkat bunga variabel Obligasi non-rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Valuta asing: Obligasi non-rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Jumlah Obligasi Pemerintah tersedia untuk dijual
58 200
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) Rincian Obligasi Pemerintah untuk tujuan diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: (lanjutan) c.
2011
2010
2.907.666 4.270.659
4.475.654 4.268.918
7.178.325
8.744.572
12.717.001
15.441.879
19.895.326
24.186.451
1.556.041
1.551.641
Jumlah Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo
21.451.367
25.738.092
Jumlah Obligasi Pemerintah
33.459.395
40.698.422
Dimiliki hingga jatuh tempo, harga perolehan setelah amortisasi premi/diskonto: Rupiah: Obligasi rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Tingkat bunga variabel Obligasi non-rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Valuta asing: Obligasi non-rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap
Rincian Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual dan untuk dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan periode jatuh tempo: 2011
2010
1.239.222 5.757.992 4.828.296
4.770.001 5.965.180 4.184.959
11.825.510
14.920.140
5.055.752 16.395.615
8.204.689 17.533.403
21.451.367
25.738.092
a. Tersedia untuk dijual, nilai wajar: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
b. Dimiliki hingga jatuh tempo, harga perolehan setelah amortisasi premium/diskonto: Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat Obligasi Pemerintah yang digunakan sebagai jaminan. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank melakukan reklasifikasi Obligasi Pemerintah dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual masing-masing sebesar Rp5.107.013 dan Rp7.503.856. Reklasifikasi Obligasi Pemerintah dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dilakukan untuk Obligasi Pemerintah yang jatuh temponya kurang dari enam bulan.
59 Laporan Tahunan BCA 2011
201
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) Tingkat bunga rata-rata setahun: 2011
2010
Rupiah: Obligasi rekapitalisasi pemerintah Obligasi non-rekapitalisasi pemerintah
6,85% 9,80%
7,88% 10,38%
Valuta asing: Obligasi non-rekapitalisasi pemerintah
6,90%
7,00%
Frekuensi pembayaran bunga atas Obligasi Pemerintah adalah setiap 6 bulan kecuali untuk Obligasi Pemerintah dengan tingkat bunga variabel adalah setiap 3 bulan dan Obligasi Ritel Indonesia adalah setiap 1 bulan. 10. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI Merupakan tagihan kepada Bank Indonesia dan bank lain atas pembelian surat-surat berharga dengan janji dijual kembali. Surat-surat berharga tersebut adalah sebagai berikut:
Jenis surat berharga 2011: Obligasi Pemerintah
Obligasi Republik Indonesia
Surat Perbendaharaan Negara, Rupiah
2010: Obligasi Pemerintah Surat Perbendaharaan Negara, Rupiah
Jangka waktu kontrak Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan Hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan Hingga 6 bulan
Harga jual kembali
Pendapatan bunga yang belum dihasilkan
Nilai bersih
1.923.264
(2.587)
1.920.677
3.879.107
(10.522)
3.868.585
12.613.079
(97.329)
12.515.750
985.137
(499)
984.638
856.335
(5.615)
850.720
696.575
(967)
695.608
367.493
(2.307)
365.186
21.320.990
(119.826)
21.201.164
Hingga 1 bulan
348.506
(1.439)
347.067
Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan Hingga 3 bulan
938.859
(2.025)
936.834
1.869.472
(17.038)
1.852.434
3.156.837
(20.502)
3.136.335
Hingga 1 bulan Lebih dari 3 bulan Hingga 6 bulan Hingga 1 bulan Lebih dari 3 bulan Hingga 6 bulan
Bank tidak memiliki surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali dengan pihak berelasi.
60 202
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan) Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali yang digunakan sebagai jaminan. Tingkat bunga rata-rata setahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 5,82% dan 6,31%. 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF Ikhtisar transaksi derivatif adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011
Instrumen Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli: USD 2. Kontrak berjangka - jual: USD AUD EUR HKD JPY SGD 3. Swap mata uang asing: USD 4. Spot mata uang asing - beli: USD 5. Spot mata uang asing - jual: USD
Jumlah nosional (nilai penuh dalam mata uang asli)
Nilai wajar Tagihan derivatif
Liabilitas derivatif
567.188.342
8.299
25.547
35.635.790 3.300.000 200.000 5.127.790 466.865.812 325.000
1.546 20 42 511 -
1.979 5 1 3
944.248.081
64.467
13.444
34.864.085
12
3.257
29.638.860
1.803
157
76.700
44.393
Jumlah
31 Desember 2010
Instrumen Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli: USD 2. Kontrak berjangka - jual: USD AUD EUR JPY 3. Swap mata uang asing: USD 4. Spot mata uang asing - beli: USD 5. Spot mata uang asing - jual: USD
Jumlah nosional (nilai penuh dalam mata uang asli)
Nilai wajar Tagihan derivatif
Liabilitas derivatif
114.938.582
1.732
7.629
15.478.268 254.425 133.385 6.275.014
532 1 -
139 11 9 1.549
403.754.678
19.204
2.087
74.282.661
1.861
518
16.293.091
446
208
23.776
12.150
Jumlah
Bank tidak memiliki transaksi, tagihan dan liabilitas derivatif dengan pihak berelasi. 61 Laporan Tahunan BCA 2011
203
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) Bank menggunakan instrumen derivatif sebagaimana dimaksud diatas sebagai upaya melakukan pengelolaan dan mitigasi risiko nilai tukar, pembiayaan kredit dan penempatan untuk melindungi posisi terbuka valuta asing yang signifikan dan memitigasi eksposur risiko suku bunga. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh saldo tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai “lancar". Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal tahun Pemulihan kerugian selama tahun berjalan
(237) 237
Saldo akhir tahun
-
Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 2011 dan 2010 tidak diperlukan. 12. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan menurut jenisnya: 2011
Rupiah: Pihak berelasi: Modal kerja Investasi Konsumsi Pihak ketiga: Modal kerja Investasi Konsumsi Kartu kredit Pinjaman karyawan Jumlah Rupiah Valuta asing: Pihak ketiga: Modal kerja Investasi Jumlah valuta asing Jumlah kredit yang diberikan Jumlah kredit yang diberikan, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Pihak berelasi Pihak ketiga Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Rupiah Valuta asing Jumlah kredit yang diberikan-neto 62 204
Laporan Tahunan BCA 2011
2010
451.946 320.279 19.793 792.018
254.241 323.727 8.864 586.832
91.410.560 39.934.967 45.570.810 4.690.515 1.182.626 182.789.478 183.581.496
71.461.220 28.430.051 31.582.256 4.795.756 1.198.305 137.467.588 138.054.420
13.166.578 5.506.853 18.673.431 202.254.927
11.510.034 4.358.703 15.868.737 153.923.157
792.018 201.462.909 202.254.927
586.832 153.336.325 153.923.157
(3.530.598) (283.975) (3.814.573) 198.440.354
(3.570.687) (335.724) (3.906.411) 150.016.746
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) Kredit yang diberikan menurut jenis industri: 2011
Lancar Rupiah: Manufaktur Jasa bisnis Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian dan sarana pertanian Konstruksi Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa sosial/ masyarakat Pertambangan Listrik, gas dan air Lain-lain Jumlah Rupiah Valuta asing: Manufaktur Jasa bisnis Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian dan sarana pertanian Konstruksi Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa sosial/ masyarakat Pertambangan Jumlah valuta asing Jumlah kredit yang diberikan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah kredit yang diberikan - neto
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
34.596.819 17.996.453
216.473 21.176
483 29.944
4.321 399
52.272 23.198
34.870.368 18.071.170
47.625.508
215.290
21.233
16.074
194.669
48.072.774
8.318.283 4.646.598
11.782 20.192
231
552 360
10.816 20.597
8.341.433 4.687.978
9.609.236
32.325
1.500
-
56.036
9.699.097
2.326.127 1.132.382 2.451.817 51.735.125
10.132 3.794 693 1.711.416
76.664
83 1.402 112.490
2.086 30.555 243.910
2.338.428 1.136.176 2.484.467 53.879.605
180.438.348
2.243.273
130.055
135.681
634.139
183.581.496
6.393.612 760.940
25.454 -
-
-
6.154 -
6.425.220 760.940
2.527.869
1
11.270
-
70.150
2.609.290
1.459.477 15.612
-
-
-
-
1.459.477 15.612
975.082
-
-
-
-
975.082
428.741 5.999.069
-
-
-
-
428.741 5.999.069
18.560.402
25.455
11.270
-
76.304
18.673.431
198.998.750
2.268.728
141.325
135.681
710.443
202.254.927
(77.434)
(55.616)
(400.835)
63.891
80.065
309.608
(3.057.654) 195.941.096
(223.034) 2.045.694
(3.814.573) 198.440.354
63 Laporan Tahunan BCA 2011
205
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) Kredit yang diberikan menurut jenis industri: (lanjutan) 2010
Lancar Rupiah: Manufaktur Jasa bisnis Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian dan sarana pertanian Konstruksi Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa sosial/ masyarakat Pertambangan Listrik, gas dan air Lain-lain Jumlah Rupiah Valuta asing: Manufaktur Jasa bisnis Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian dan sarana pertanian Konstruksi Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa sosial/ masyarakat Pertambangan Jumlah valuta asing Jumlah kredit yang diberikan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah kredit yang diberikan - neto
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Laporan Tahunan BCA 2011
Macet
Jumlah
24.831.053 12.093.311
169.867 28.247
3.423 33.373
2.405 -
127.878 72.978
25.134.626 12.227.909
40.212.984
298.769
7.520
19.227
165.459
40.703.959
6.545.803 3.434.285
8.653 12.121
1.498 -
2.574 2.639
15.208 14.399
6.573.736 3.463.444
7.450.721
3.488
7.285
41
52.201
7.513.736
1.954.683 663.235 1.617.175 36.389.524
21.825 689 5.471 1.330.493
198 52 400 70.241
396 93.748
5.810 576 282.494
1.982.912 664.552 1.623.046 38.166.500
135.192.774
1.879.623
123.990
121.030
737.003
138.054.420
4.917.959 457.360
26.258 -
-
-
10.904 -
4.955.121 457.360
2.503.610
79.189
-
-
-
2.582.799
2.010.382 8.780
-
-
-
-
2.010.382 8.780
590.029
-
-
-
-
590.029
268.562 4.995.704
-
-
-
-
268.562 4.995.704
15.752.386
105.447
-
-
10.904
15.868.737
150.945.160
1.985.070
123.990
121.030
747.907
153.923.157
(68.753)
(61.870)
(489.519)
55.237
59.160
258.388
(2.917.798) 148.027.362
(368.471) 1.616.599
64 206
Diragukan
(3.906.411) 150.016.746
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) Kredit yang diberikan menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit: 2011
2010
Rupiah: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
23.217.479 101.490.731 59.168.654
57.892.110 40.330.401 40.047.801
Jumlah Rupiah
183.876.864
138.270.312
Valuta asing: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
1.837.100 12.079.251 4.764.679
3.610.014 8.100.148 4.160.239
Jumlah valuta asing
18.681.030
15.870.401
202.557.894
154.140.713
Jumlah Dikurangi: Pendapatan transaksi ditangguhkan
(302.967)
Jumlah kredit yang diberikan, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
202.254.927 (3.814.573)
Jumlah kredit yang diberikan - neto
198.440.354
(217.556) 153.923.157 (3.906.411) 150.016.746
Kredit yang diberikan menurut periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo: 2011 Rupiah: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
2010
86.350.382 63.207.051 34.319.431
72.252.342 43.113.001 22.904.969
183.876.864
138.270.312
Valuta asing: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
10.772.142 6.492.415 1.416.473
8.951.178 5.127.098 1.792.125
Jumlah valuta asing
18.681.030
15.870.401
202.557.894
154.140.713
Jumlah Rupiah
Jumlah Dikurangi: Pendapatan transaksi ditangguhkan
(302.967)
Jumlah kredit yang diberikan, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
202.254.927 (3.814.573)
Jumlah kredit yang diberikan - neto
198.440.354
(217.556) 153.923.157 (3.906.411) 150.016.746
65 Laporan Tahunan BCA 2011
207
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat kredit yang diberikan yang digunakan sebagai jaminan. Kredit yang diberikan tersebut di atas merupakan kredit yang diberikan dalam Rupiah dan Valuta Asing dengan berbagai bentuk jaminan termasuk real estate, bangunan, aset berwujud lainnya, jaminan perusahaan dan pribadi. Giro, tabungan dan deposito berjangka yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp9.338.829 dan Rp7.746.075 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 15). Tingkat bunga rata-rata setahun untuk pihak ketiga dan pihak berelasi: Rupiah Valuta asing
2011 10,35% 4,04%
2010 10,88% 4,37%
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan berbagai jangka waktu dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Pinjaman untuk keperluan lainnya merupakan fasilitas pinjaman darurat sebesar maksimal Rp6,5 yang diberikan tanpa bunga. Kredit yang diberikan kepada pihak berelasi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 PT Profesional Telekomunikasi Indonesia PT Djarum PT Grand Indonesia Lain-lain
2010
320.432 451.598 1.156 18.832
323.937 253.999 29 8.867
792.018
586.832
Dalam laporannya kepada Bank Indonesia, Bank menyatakan bahwa Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah memenuhi ketentuan BMPK. Rasio kredit usaha kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar 1,41% dan 1,61%. Kredit sindikasi dengan pembagian risiko secara proporsional terhadap jumlah pendanaan Bank adalah sebagai berikut: 2011 2010 Sebagai partisipan, partisipasi Bank berkisar antara 14,1% - 34,41% pada tahun 2011 dan 2010; saldo pada akhir tahun 2011: USD31.811.111(nilai penuh) dan Rp2.269.277 (2010: USD97.500.000 (nilai penuh) dan Rp2.459.142) Sebagai arranger, partisipasi Bank berkisar antara 2,97% - 57,58% pada tahun 2011 dan 2010; saldo pada akhir tahun 2011: USD100.270.390 (nilai penuh) dan Rp1.872.378 (2010: USD28.227.466 (nilai penuh) dan Rp812.118)
66 208
Laporan Tahunan BCA 2011
2.557.724
3.337.617
2.781.580
1.066.448
5.339.304
4.404.065
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) Bank juga mengadakan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen dengan pihak ketiga, antara lain PT Federal International Finance, PT Indomobil Multifinance, dan PT Sinar Mitra Sepadan Finance untuk memberikan fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) kepada konsumen. Segala risiko atas kerugian yang timbul sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan dalam rangka pemberian fasilitas pembiayaan bersama akan ditanggung secara bersama-sama oleh kedua belah pihak secara proporsional sesuai bagian pembiayaan (partisipasi) masing-masing pihak. Kredit non-performing Bank (diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet) pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, masing-masing sebesar Rp987.449 dan Rp989.039 (0,49% dan 0,64% dari jumlah kredit yang diberikan Bank), dengan pendapatan bunga atas kredit nonperforming masing-masing sebesar ekuivalen Rp119.561 dan Rp122.462, yang mana dari jumlah tersebut tidak ada yang merupakan kredit bermasalah yang masih dalam proses restrukturisasi. Perhitungan rasio kredit non-performing Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga atas SE BI No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kredit Bank yang telah direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp383.964 dan Rp261.710. Atas kredit yang telah direstrukturisasi tersebut, Bank tidak mempunyai komitmen untuk memberikan tambahan kredit. Berikut ini adalah jenis dan jumlah kredit yang telah direstrukturisasi selama tahun 2011 dan 2010: 2011 Perpanjangan jangka waktu kredit Perpanjangan jangka waktu dan pengalihan fasilitas kredit Pengalihan fasilitas kredit *) Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema restrukturisasi lain
*)
2010
335.290 23.755 17.517 7.402
101.186 19.784 52.322 88.418
383.964
261.710
Skema restrukturisasi lain terutama terdiri dari penurunan tingkat suku bunga, pengurangan tunggakan bunga, pelunasan sebagian pokok pinjaman, perubahan angsuran, penambahan fasilitas kredit, dan konversi kredit menjadi instrumen keuangan lainnya.
Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank tidak melakukan novasi kredit dalam rangka restrukturisasi kredit non-performing. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 2011 Rupiah Saldo awal tahun (Penambahan) pemulihan kerugian selama tahun berjalan Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian penurunan nilai dalam valuta asing Penghapusan kredit Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan
(3.570.687)
Saldo akhir tahun
(3.530.598)
Valuta asing
Jumlah
(335.724)
(3.906.411)
(464.492)
57.182
(407.310)
531.336
(5.433) -
(5.433) 531.336
(26.755)
(283.975)
(26.755) (3.814.573)
67 Laporan Tahunan BCA 2011
209
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: (lanjutan) 2010 Rupiah Saldo awal tahun Pemulihan kerugian selama tahun berjalan Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian penurunan nilai dalam valuta asing Penghapusan kredit Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan
(3.752.934)
Saldo akhir tahun
Valuta asing (552.674)
Jumlah (4.305.608)
7.319
174.052
181.371
225.942
19.688 28.399
19.688 254.341
(51.014)
(5.189)
(56.203)
(3.570.687)
(335.724)
(3.906.411)
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dan kolektif untuk tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Individual Kolektif
(315.960) (3.498.613)
(347.693) (3.558.718)
Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai
(3.814.573)
(3.906.411)
Manajemen yakin bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. 13. TAGIHAN AKSEPTASI a. Berdasarkan jenis mata uang: 2011 Tagihan akseptasi kepada debitur, pihak ketiga: Rupiah Lancar Dalam perhatian khusus
Valuta asing Lancar Jumlah tagihan kepada debitur
68 210
Laporan Tahunan BCA 2011
2010
729.623 49.153
537.853 208.402
778.776
746.255
4.634.847
3.051.492
5.413.623
3.797.747
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. TAGIHAN AKSEPTASI (lanjutan) a. Berdasarkan jenis mata uang: (lanjutan) 2011 Tagihan akseptasi kepada bank lain, pihak ketiga: Rupiah Lancar
51.941
12.209
127.148
154.966
179.089
167.175
5.592.712
3.964.922
Valuta asing Lancar Jumlah tagihan akseptasi kepada bank lain Jumlah tagihan akseptasi, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Rupiah Valuta asing
Jumlah tagihan akseptasi - neto
2010
(177.555) (72.303)
(180.115) (76.180)
(249.858)
(256.295)
5.342.854
3.708.627
b. Berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo: 2011 Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan - 3 bulan Lebih dari 3 bulan - 6 bulan Lebih dari 6 bulan - 12 bulan Lebih dari 12 bulan
2010
Valuta asing
Jumlah
Valuta asing
Rupiah
Jumlah
162.663 364.787 303.267 -
2.016.201 1.956.095 741.388 48.311 -
2.178.864 2.320.882 1.044.655 48.311 -
92.305 341.334 324.825 -
1.104.908 1.474.332 574.098 47.413 5.707
1.197.213 1.815.666 898.923 47.413 5.707
830.717
4.761.995
5.592.712
758.464
3.206.458
3.964.922
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat tagihan akseptasi yang digunakan sebagai jaminan. c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi adalah sebagai berikut: 2011 Rupiah
Valuta asing
Saldo awal tahun Pemulihan kerugian selama tahun berjalan Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian penurunan nilai dalam valuta asing
(180.115)
Saldo akhir tahun
(177.555)
2.560 -
Jumlah
(76.180) 4.105
(256.295) 6.665
(228)
(228)
(72.303)
(249.858)
69 Laporan Tahunan BCA 2011
211
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. TAGIHAN AKSEPTASI (lanjutan) c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi adalah sebagai berikut: (lanjutan) 2010 Rupiah Saldo awal tahun Penambahan kerugian selama tahun berjalan Selisih kurs yang timbul dari cadangan kerugian penurunan nilai dalam valuta asing
Valuta asing
(86.904)
(40.729)
(127.633)
(93.211)
(36.251)
(129.462)
-
Saldo akhir tahun
Jumlah
800
(180.115)
(76.180)
800 (256.295)
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dan kolektif untuk tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Individual Kolektif
(249.858)
(256.295)
Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai
(249.858)
(256.295)
Manajemen yakin bahwa saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan akseptasi. 14. ASET TETAP Mutasi aset tetap adalah sebagai berikut: 2011 Saldo Awal Biaya Perolehan/Revaluasi Pemilikan langsung Tanah*) Bangunan*) Perlengkapan dan peralatan kantor*) Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha Jumlah biaya perolehan/revaluasi
Penambahan**)
Saldo Akhir
1.102.963 1.734.438
211.289 219.665
(6.805) (7.645)
1.307.447 1.946.458
3.691.512 17.561 262.648 16.083
805.893 7.540 475.509 22.586
(421.402) (4.971) (296.004) (12.464)
4.076.003 20.130 442.153 26.205
6.825.205
1.742.482
(749.291)
7.818.396
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha
614.271
89.534
(4.856)
698.949
2.782.345 12.247 9.385
595.064 2.984 3.625
(415.872) (4.027) (10.963)
2.961.537 11.204 2.047
Jumlah akumulasi penyusutan
3.418.248
691.207
(435.718)
3.673.737
70 212
Pengurangan
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. ASET TETAP (lanjutan) Mutasi aset tetap adalah sebagai berikut: (lanjutan) 2011 Saldo Awal
Penambahan**)
Pengurangan
Nilai buku bersih Pemilikan langsung Tanah Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian
Saldo Akhir
1.307.447 1.247.509 1.114.466 8.926 442.153
Aset sewa guna usaha
24.158 4.144.659
*) **)
Direvaluasi pada tahun 1998 dan 2000. Termasuk dalam penambahan aset tetap adalah reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian dan saldo awal Entitas Anak yang diakuisisi (Biaya Perolehan sebesar Rp3.197 dan Akumulasi Penyusutan sebesar Rp2.116).
2010 Saldo Awal Biaya Perolehan/Revaluasi Pemilikan langsung Tanah*) Bangunan*) Perlengkapan dan peralatan kantor*) Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha Jumlah biaya perolehan/revaluasi
Penambahan**)
Pengurangan
Saldo Akhir
1.032.179 1.443.670
71.146 302.416
(362) (11.648)
1.102.963 1.734.438
3.173.123 27.816 222.252 14.471
590.776 5.008 367.227 4.270
(72.387) (15.263) (326.831) (2.658)
3.691.512 17.561 262.648 16.083
5.913.511
1.340.843
(429.149)
6.825.205
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha
538.150
78.803
(2.682)
614.271
2.376.878 21.928 5.286
472.198 1.701 4.933
(66.731) (11.382) (834)
2.782.345 12.247 9.385
Jumlah akumulasi penyusutan
2.942.242
557.635
(81.629)
3.418.248
Nilai buku bersih Pemilikan langsung Tanah Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian
1.102.963 1.120.167 909.167 5.314 262.648 3.400.259 6.698
Aset sewa guna usaha
3.406.957 *) **)
Direvaluasi pada tahun 1998 dan 2000. Termasuk dalam penambahan aset tetap adalah reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian.
71 Laporan Tahunan BCA 2011
213
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. ASET TETAP (lanjutan) Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagai jaminan. Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK/04/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Bank telah melakukan penilaian kembali aset tetap tertentu pada tanggal 31 Desember 1998. Penilaian kembali aset tetap tersebut berdasarkan laporan penilaian PT Ujatek Baru tanggal 24 Maret 1999 yang menggunakan pendekatan data pasar dan menghasilkan selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp1.043.470. Selisih penilaian kembali aset tetap tersebut telah disetujui oleh Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tamansari dengan surat No. KEP-2111/WPJ.05/KP.09/1999 tanggal 3 Oktober 1999. Pada tanggal 31 Oktober 2000, Bank melakukan penilaian kembali aset tetap tertentu sebesar Rp141.127 sehubungan dengan kuasi reorganisasi (Catatan 2ag). Penilaian kembali aset tersebut berdasarkan laporan penilaian PT Ujatek Baru tanggal 20 Desember 2000 yang menggunakan pendekatan data pasar. Sehingga total selisih penilaian kembali aset tetap menjadi sebesar Rp1.184.597. Selisih penilaian kembali aset tetap tahun 2000 sebesar Rp141.127 telah disetujui oleh Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa dengan surat No. KEP-04/WPJ.06/KP.0404/2001 tanggal 15 Juni 2001. Selisih penilaian kembali aset tetap tersebut dialokasikan ke tambahan modal disetor akibat kuasi reorganisasi sebesar Rp124.690. Bank dan Entitas Anak telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, dan mereklasifikasi seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp1.059.907 yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian ke saldo laba konsolidasian pada tahun 2008. Bank telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutupi kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam dengan nilai pertanggungan asuransi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp3.551.322 dan USD229.895.762,71 (nilai penuh), dan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp2.951.815 dan USD225.167.225,29 (nilai penuh). Manajemen yakin bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan. 15. SIMPANAN DARI NASABAH DAN BANK LAIN Simpanan dari nasabah: 2011 Giro: Pihak berelasi Rupiah Valuta asing Pihak ketiga Rupiah Valuta asing Jumlah giro dari nasabah
72 214
Laporan Tahunan BCA 2011
2010
727.755 10.958
494 146
738.713
640
64.425.631 10.855.467
52.637.536 11.352.207
75.281.098
63.989.743
76.019.811
63.990.383
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SIMPANAN DARI NASABAH DAN BANK LAIN (lanjutan) Simpanan dari nasabah: (lanjutan) 2011 Tabungan: Pihak berelasi Rupiah Valuta asing
2010
36.258 9.439
13.955 5.638
45.697
19.593
156.401.498 6.737.390 233.372 4.533
129.498.187 5.869.892 79.908 -
9.567.139
10.085.463
172.943.932
145.533.450
172.989.629
145.553.043
46.225 6.200
45 45
52.425
90
67.411.785 6.953.942
60.072.102 7.915.017
74.365.727
67.987.119
74.418.152
67.987.209
Jumlah simpanan dari nasabah: Pihak berelasi Pihak ketiga
836.835 322.590.757
20.323 277.510.312
Jumlah simpanan dari nasabah
323.427.592
277.530.635
Giro: Pihak ketiga Rupiah Valuta asing
1.009.513 997.004
832.487 630.522
Jumlah giro dari bank lain
2.006.517
1.463.009
100.320
60.731
Pihak ketiga Rupiah Tahapan Tapres Tabunganku Tahapan Xpresi Valuta asing BCA Dollar Jumlah tabungan dari nasabah Deposito berjangka: Pihak berelasi Rupiah Valuta asing
Pihak ketiga Rupiah Valuta asing
Jumlah deposito berjangka dari nasabah
Simpanan dari bank lain:
Deposito berjangka: Pihak ketiga Rupiah
73 Laporan Tahunan BCA 2011
215
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SIMPANAN DARI NASABAH DAN BANK LAIN (lanjutan) Simpanan dari bank lain: (lanjutan) 2011
2010
Interbank call money: Pihak ketiga Valuta asing
1.360.125
1.372.737
Jumlah simpanan dari bank lain
3.466.962
2.896.477
Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: 2011 Rupiah 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
2010
Valuta asing
Jumlah
Valuta asing
Rupiah
Jumlah
37.240.674 13.779.910 5.301.369 11.236.377
5.392.134 981.405 255.869 330.734
42.632.808 14.761.315 5.557.238 11.567.111
30.676.510 16.505.344 5.618.882 7.332.142
6.319.724 872.133 453.051 270.154
36.996.234 17.377.477 6.071.933 7.602.296
67.558.330
6.960.142
74.518.472
60.132.878
7.915.062
68.047.940
Deposito berjangka menurut periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo: 2011 Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan
2010
Valuta asing
Jumlah
Valuta asing
Rupiah
Jumlah
42.247.940
5.656.949
47.904.889
35.939.679
6.706.505
42.646.184
12.488.823
901.677
13.390.500
14.634.662
634.691
15.269.353
4.884.760
174.440
5.059.200
3.983.875
374.136
4.358.011
7.936.807
227.076
8.163.883
5.574.662
199.730
5.774.392
67.558.330
6.960.142
74.518.472
60.132.878
7.915.062
68.047.940
Tingkat bunga bunga rata-rata setahun untuk pihak ketiga dan pihak berelasi: 2011 Rupiah %
Valuta asing %
Rupiah %
Valuta asing %
Nasabah: Giro Tabungan Deposito berjangka
1,51% 1,96% 5,34%
0,15% 0,20% 0,39%
1,65% 2,40% 5,67%
0,40% 0,35% 0,67%
Bank lain: Giro Deposito berjangka Interbank call money
0,96% 4,94% -
0,01% 0,86%
0,91% 5,47% -
0,89%
74 216
2010
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SIMPANAN DARI NASABAH DAN BANK LAIN (lanjutan) Simpanan yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 12) adalah sebagai berikut: Giro Tabungan Deposito berjangka
2011
2010
674.340 660.214 8.004.275
301.873 1.155.246 6.288.956
9.338.829
7.746.075
2011
2010
16. LIABILITAS AKSEPTASI a. Berdasarkan jenis mata uang dan pihak ketiga: Liabilitas kepada debitur, pihak ketiga: Rupiah Valuta asing
70.799 135.008
36.450 160.811
Jumlah liabilitas kepada debitur
205.807
197.261
Liabilitas kepada bank lain, pihak ketiga: Rupiah Valuta asing
2.072 3.835.443
1.222 2.352.074
Jumlah liabilitas kepada bank lain
3.837.515
2.353.296
4.043.322
2.550.557
b. Berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:
Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan Lebih dari 12 bulan
2011
2010
Valuta asing
Valuta asing
Jumlah
Rupiah
Jumlah
31.613
1.816.815
1.848.428
18.223
973.893
992.116
40.961
1.602.966
1.643.927
19.133
1.153.180
1.172.313
297
502.359
502.656
316
332.692
333.008
-
48.311 -
48.311 -
-
47.413 5.707
47.413 5.707
72.871
3.970.451
4.043.322
37.672
2.512.885
2.550.557
17. PAJAK PENGHASILAN a. Utang pajak 2011 Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25/29 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak pertambahan nilai (PPN) Pajak lainnya
2010
82.076 136.524 159.860 44.390 7.077 2.174
69.572 133.460 282.757 1.526 3.875 2.147
432.101
493.337
75 Laporan Tahunan BCA 2011
217
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) b. Beban pajak Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Beban pajak - tahun berjalan: PT Bank Central Asia Tbk Entitas Anak
Manfaat pajak - tangguhan: PT Bank Central Asia Tbk Entitas Anak
2011
2010
2.397.138 231.643
2.052.949 202.295
2.628.781
2.255.244
175.609 (3.430)
(74.824) (6.424)
172.179
(81.248)
2.800.960 c.
2.173.996
Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah (laporan keuangan konsolidasian tidak dapat diterapkan dalam perhitungan pajak penghasilan badan). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan pada tanggal 30 Desember 2008 dalam Pasal 2 memutuskan bahwa Wajib Pajak dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perpajakan. Penurunan Tarif Pajak Penghasilan tersebut diberikan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) Pihak. 2. Masing-masing Pihak yang dimaksud di atas hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang disetor. 3. Ketentuan tersebut harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan (183 (seratus delapan puluh tiga) hari kalender) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak. Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek pada Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan dengan melampirkan formulir X.H.1-6 sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK) Nomor X.H.1 untuk setiap tahun pajak terkait. Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 30 Desember 2008 dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal-tanggal 9 Januari 2012 dan 10 Januari 2011, Bank telah mendapatkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek atas pemenuhan kriteria-kriteria di atas masing-masing untuk tahun pajak 2011 dan 2010.
76 218
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) Rekonsiliasi dari laba akuntansi konsolidasian sebelum manfaat (beban) pajak ke laba fiskal Bank adalah sebagai berikut: 2011
2010
Laba akuntansi konsolidasian sebelum manfaat (beban) pajak Eliminasi
13.618.758 415.822
10.653.269 223.178
Sebelum eliminasi Laba Entitas Anak sebelum manfaat (beban) pajak
14.034.580 (876.146)
10.876.447 (780.327)
Laba akuntansi sebelum manfaat (beban) pajak (Bank)
13.158.434
10.096.120
Beda permanen: Kesejahteraan karyawan Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final Beban (pendapatan) lain yang tidak dapat ditambahkan/ dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak, neto Beda temporer: Liabilitas imbalan pasca-kerja Pemulihan kerugian penurunan nilai aset Rugi (laba) belum direalisasi dari aset keuangan untuk tujuan diperdagangkan Pendapatan (beban) lain yang tidak dapat ditambahkan/ dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak, neto
68.715 (14.650)
54.565 (11.973)
(524.372)
(173.264)
(470.307)
(130.672)
510.148
336.257
(1.160.898) (65.715)
14.013
14.031
(26.150)
(702.434) Laba kena pajak
(24.824)
11.985.693
299.296 10.264.744
d. Rekonsiliasi antara laba akuntansi konsolidasian sebelum manfaat (beban) pajak dikali tarif pajak maksimum yang berlaku dengan beban pajak adalah sebagai berikut: 2011 Laba akuntansi konsolidasian sebelum manfaat (beban) pajak Tarif pajak maksimum Perbedaan permanen dengan tarif pajak 25%: PT Bank Central Asia Tbk Kesejahteraan karyawan Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final Bagian laba entitas anak Beban (pendapatan) lain yang tidak dapat ditambahkan/dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak, neto
2010
13.618.758 25%
10.653.269 25%
3.404.690
2.663.317
17.179 (3.663) -
13.641 (2.993) -
(131.093)
(43.316)
Beban pajak - Bank Beban pajak - Entitas Anak
3.287.113 113.132
2.630.649 56.584
Penyesuaian tarif pajak penghasilan badan (Catatan 17c)
3.400.245 (599.285)
2.687.233 (513.237)
2.800.960
2.173.996
Beban pajak - konsolidasian
77 Laporan Tahunan BCA 2011
219
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) e. Perhitungan pajak kini dan utang pajak adalah sebagai berikut: 2011 Laba kena pajak: PT Bank Central Asia Tbk Entitas Anak Pajak tahun berjalan: PT Bank Central Asia Tbk Entitas Anak Pajak dibayar di muka: PT Bank Central Asia Tbk Entitas Anak Utang pajak: PT Bank Central Asia Tbk Entitas Anak
f.
11.985.693 926.572
10.264.744 722.482
12.912.265
10.987.226
2.397.138 231.643
2.052.949 202.295
2.628.781
2.255.244
(2.275.924) (192.997)
(1.804.917) (167.570)
(2.468.921)
(1.972.487)
121.214 38.646
248.032 34.725
159.860
282.757
Aset dan liabilitas pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Induk perusahaan - PT Bank Central Asia Tbk: Aset pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif Liabilitas imbalan pasca-kerja Biaya cadangan tantiem Lainnya
Liabilitas pajak tangguhan: Laba belum direalisasi atas aset keuangan untuk tujuan diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual Aset pajak tangguhan, neto *) PT Bank Central Asia Tbk Entitas Anak: BCA Finance Limited PT BCA Finance PT Dinamika Usaha Jaya PT BCA Syariah (d/h PT Bank UIB) Jumlah aset pajak tangguhan, neto *)
2010
442.673 559.291 25.985 -
732.897 431.754 20.593 1.884
1.027.949
1.187.128
(251.630)
(251.782)
776.319
935.346
990 16.234 3.628 1.211
2.410 12.369 1.642
798.382
951.767
Termasuk pengaruh pajak tangguhan atas laba belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang dicatat di ekuitas, masing-masing sebesar Rp231.804 dan Rp248.385 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
78 220
2010
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) g. Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank dan Entitas Anaknya di Indonesia melaporkan/menyetorkan pajak untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah (pelaporan pajak penghasilan konsolidasian tidak diperbolehkan) berdasarkan sistem self assessment. Kantor pajak dapat menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak untuk tahun pajak 1995 hingga 2007. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun selanjutnya menentukan bahwa Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batasan waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak. 18. PINJAMAN YANG DITERIMA Tingkat bunga rata-rata setahun 2011 2010 % % Rupiah: (1) Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia: Kredit Usaha Tani (KUT), jatuh tempo antara 13 Maret 2000 sampai 22 September 2000, masih dalam proses untuk penutupan perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR/KPRS/KPRSS), jatuh tempo antara 30 Juni 2007 sampai 1 Januari 2013 (2) Pinjaman dari bank lain: PT Bank UOB Buana PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd - Indonesia (Bank HSBC) PT Bank Victoria PT Bank SBI Indonesia PT Bank Permata Tbk PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank OCBC Indonesia The Development Bank of Singapore Ltd - Indonesia (Bank DBS) (3) Pinjaman dua tahap (two-step loans): Pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation
2011
2010
-
-
583
583
2,97
2,69
74
153
657
736
-
8,48
-
150.000
-
8,08
-
100.000
7,38 -
8,98 7,75 8,50 9,13 9,25 9,25
30.000 -
60.000 35.000 30.000 15.000 10.000 10.000
-
9,05
-
10.000
30.000
420.000
6.372
10.620
37.029
431.356
2,34
3,36
79 Laporan Tahunan BCA 2011
221
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) Tingkat bunga rata-rata setahun 2011 2010 % % Valuta asing: (2) Pinjaman dari bank lain: The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd - Indonesia (Bank HSBC)
8,71
2011
-
(4) Lain-lain
2010
181.350
-
230.809
17.365
412.159
17.365
449.188
448.721
Bank tidak memiliki pinjaman yang diterima dengan pihak berelasi. (1) Kredit likuiditas Rupiah dari Bank Indonesia Kredit likuiditas Rupiah dari Bank Indonesia merupakan fasilitas kredit yang diperoleh Bank sebagai bank swasta nasional di Indonesia, untuk disalurkan kepada debitur-debitur di Indonesia yang memenuhi persyaratan program fasilitas kredit yang bersangkutan. (2) Pinjaman dari bank lain Merupakan pinjaman untuk modal kerja PT BCA Finance dari bank lain. Rincian fasilitas pinjaman yang diterima pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Bank
Jumlah fasilitas
Fasilitas tersedia sejak
PT Bank UOB Buana*)
250.000
8 September 2010
8 September 2011
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia*)
100.000
25 Agustus 2010
25 Agustus 2011
USD20.000.000
8 Juli 2011
9 Juli 2012
150.000
17 Desember 2011
17 Desember 2012
PT Bank SBI Indonesia*)
30.000
10 Agustus 2010
10 Agustus 2011
PT Bank Permata Tbk*)
75.000
17 Februari 2010
17 Februari 2011
PT Bank Chinatrust Indonesia*)
50.000
27 April 2010
18 Februari 2011
PT Bank OCBC Indonesia*)
100.000
30 Juni 2010
30 Mei 2011
The Development Bank of Singapore Ltd - Indonesia (Bank DBS) *)
100.000
10 Maret 2010
10 Maret 2011
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (Bank HSBC) Indonesia PT Bank Victoria
*) Pinjaman telah lunas dan tidak diperpanjang lagi.
80 222
Jatuh tempo fasilitas
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (2) Pinjaman dari bank lain (lanjutan) Seluruh fasilitas pinjaman dijaminkan dengan tagihan sewa guna usaha dan piutang pembiayaan konsumen dari PT BCA Finance. Perjanjian pinjaman di atas mewajibkan PT BCA Finance menjaga rasio keuangan signifikan dan syarat lainnya sebagai berikut: i. rasio utang terhadap ekuitas adalah maksimum 10 kali untuk pinjaman kepada PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank Chinatrust Indonesia kecuali PT Bank UOB Buana yang mensyaratkan maksimum 7 kali. ii. pinjaman kepada PT Bank OCBC Indonesia mengharuskan Bank mempertahankan kepemilikan dan pengendalian langsung maupun tidak langsung di PT BCA Finance minimal 75%. (3) Pinjaman dua tahap (two-step loans) Pinjaman dua tahap (two-step loans) merupakan pinjaman yang pada awalnya diberikan kepada Pemerintah Indonesia, yang kemudian disalurkan kepada debitur yang memenuhi persyaratan melalui bank-bank di Indonesia. Fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada Bank adalah dari Overseas Economic Cooperation Fund (OECF-AJDF) (sekarang Japan Bank for International Cooperation): SSI (Small Scale Industry) Program, yang bertujuan untuk membiayai industri berskala kecil. PAE (Pollution Abatement Equipment) Program, yang bertujuan untuk membiayai perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk membeli peralatan pencegah polusi. Proyek-proyek yang terlibat di dalam refinancing, bidang umum dan administrasi, pajak dan cukai, kompensasi, dan pembelian tanah tidak diperkenankan untuk mendapatkan kredit dari programprogram tersebut di atas. Persyaratan fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut adalah sebagai berikut: Fasilitas tersedia sejak
Fasilitas pinjaman
Jatuh tempo angsuran pertama
Overseas Economic Cooperation Fund (OECF - AJDF) (sekarang Japan Bank for International Cooperation): SSI PAE
JPY 435.322.797 JPY 3.710.000.000
1993 1993
15 Agustus 1998 15 Agustus 1998
Dalam menyalurkan fasilitas pinjaman dua tahap (two-step loans) kepada debitur, Bank diharuskan untuk melakukan pengawasan bahwa proyek yang dibiayai tersebut: memperhatikan kepentingan umum dan nasional; menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Fasilitas-fasilitas pinjaman akan jatuh tempo dalam jangka waktu 20 tahun dengan tenggang waktu maksimum 5 tahun, terhitung sejak tanggal penarikan pertama pinjaman, dan dibayar dalam 30 kali angsuran setengah-tahunan terhitung sejak tanggal jatuh tempo angsuran pertama. Walaupun jumlah fasilitas pinjaman dinyatakan dalam valuta asing, berdasarkan perjanjian pinjaman, saldo utang Bank kepada Bank Indonesia/Pemerintah Republik Indonesia untuk fasilitas-fasilitas pinjaman ini akan dibayar dalam Rupiah (sejumlah ekuivalen Rupiah dari jumlah penarikan fasilitas pinjaman dengan menggunakan kurs pada tanggal penarikan pinjaman).
81 Laporan Tahunan BCA 2011
223
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (3) Pinjaman dua tahap (two-step loans) (lanjutan) Tingkat bunga fasilitas tersebut di atas dihitung berdasarkan suku bunga rata-rata SBI tiga-bulanan selama enam bulan terakhir dengan penyesuaian tertentu, yang tidak boleh lebih rendah dari suku bunga pinjaman yang diterima Bank ditambah 1,75%. 19. ESTIMASI KERUGIAN ATAS TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF Merupakan estimasi kerugian atas komitmen fasilitas kredit yang belum digunakan nasabah, Letters of Credit, bank garansi yang diterbitkan dan transaksi rekening administratif lainnya. Mutasi estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal tahun Pemulihan (penambahan) estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Selisih kurs dari estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif dalam valuta asing
2010
(719.880)
(63.692)
719.880
(657.311)
-
Saldo akhir tahun
-
1.123 (719.880)
Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian atas transaksi rekening administratif yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari transaksi rekening administratif (Catatan 2s). 20. MODAL SAHAM Modal saham PT Bank Central Asia Tbk masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (setelah stock split, Catatan 1c) adalah sebagai berikut: 2011 Jumlah saham Modal dasar dengan nilai nominal Rp62,50 (nilai penuh) saham Belum ditempatkan
Jumlah nilai nominal
Jumlah saham
Jumlah nilai nominal
88.000.000.000 (63.344.990.000)
5.500.000 (3.959.062)
88.000.000.000 (63.344.990.000)
5.500.000 (3.959.062)
Ditempatkan dan disetor penuh Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)**)
24.655.010.000
1.540.938
24.655.010.000
1.540.938
Saham beredar
24.365.243.000
(289.767.000)
82 224
2010
Laporan Tahunan BCA 2011
(18.110) 1.522.828
(289.767.000) 24.365.243.000
(18.110) 1.522.828
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. MODAL SAHAM (lanjutan) Komposisi pemegang saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: 2011 Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*)
Jumlah nilai nominal
%
11.625.990.000
726.624
47,15
434.079.976
27.130
1,76
28.080.000
1.755
0,11
Direksi: Jahja Setiaatmadja Anthony Brent Elam Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Subur Tan Erwan Yuris Ang Henry Koenaifi Pemegang saham publik***)
9.900.000 8.632.000 6.392.000 6.336.500 5.461.000 1.032.500 239.000 12.239.100.024
619 539 400 396 341 65 15 764.944
0,04 0,04 0,03 0,03 0,02 0,00 0,00 49,64
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)**)
24.365.243.000 289.767.000
1.522.828 18.110
98,82 1,18
24.655.010.000
1.540.938
100,00
Anthony Salim Komisaris: Djohan Emir Setijoso
2010 Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*)
Jumlah nilai nominal
%
11.625.990.000
726.624
47,15
434.079.976
27.130
1,76
Direksi: Djohan Emir Setijoso Jahja Setiaatmadja Anthony Brent Elam Subur Tan Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Pemegang saham publik***)
31.200.000 9.900.000 8.832.000 7.061.000 6.384.000 6.086.500 12.235.709.524
1.950 619 552 441 399 381 764.732
0,13 0,04 0,04 0,03 0,03 0,02 49,62
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)**)
24.365.243.000 289.767.000
1.522.828 18.110
98,82 1,18
24.655.010.000
1.540.938
100,00
Anthony Salim
83 Laporan Tahunan BCA 2011
225
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. MODAL SAHAM (lanjutan) Menunjuk pada Buletin Akuntansi Staf BAPEPAM dan LK (BAS) No. 5, komposisi pemegang saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, adalah sebagai berikut: 2011 Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*) Anthony Salim Komisaris: Djohan Emir Setijoso Direksi: Jahja Setiaatmadja Anthony Brent Elam Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Subur Tan Erwan Yuris Ang Henry Koenaifi Pemegang saham publik***)
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)**)
Jumlah nilai nominal
%
11.625.990.000
726.624
47,71
434.079.976
27.130
1,78
28.080.000
1.755
0,12
9.900.000 8.632.000 6.392.000 6.336.500 5.461.000 1.032.500 239.000 12.239.100.024
619 539 400 396 341 65 15 764.944
0,04 0,04 0,03 0,03 0,02 0,00 0,00 50,23
24.365.243.000
1.522.828
100,00
289.767.000
18.110
24.655.010.000
1.540.938 2010
Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*) Anthony Salim Direksi: Djohan Emir Setijoso Jahja Setiaatmadja Anthony Brent Elam Subur Tan Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Pemegang saham publik***) Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)**)
Jumlah nilai nominal
%
11.625.990.000
726.624
47,71
434.079.976
27.130
1,78
31.200.000 9.900.000 8.832.000 7.061.000 6.384.000 6.086.500 12.235.709.524
1.950 619 552 441 399 381 764.732
0,13 0,04 0,04 0,03 0,03 0,02 50,22
24.365.243.000
1.522.828
100,00
289.767.000
18.110
24.655.010.000
1.540.938
*) Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/21/DPB3/TPB3-7 tanggal 25 Februari 2010. **) Nilai harga perolehan pembelian kembali saham adalah sebesar Rp808.585 (Catatan 1c) ***) Pada komposisi saham yang dimiliki pemegang saham publik, sebesar 2,45% dimiliki oleh pihak yang terafiliasi dengan Ultimate Shareholders; sebesar 0,02% dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan sebesar 0,02% dimiliki oleh Bambang Hartono.
Pemegang saham publik terdiri dari pemegang saham yang memiliki kurang dari 5% jumlah saham beredar. 84 226
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. TAMBAHAN MODAL DISETOR Tambahan modal disetor pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 terdiri dari: Tambahan modal disetor dari pembayaran modal saham Eliminasi atas saldo rugi melalui kuasi reorganisasi tanggal 31 Oktober 2000 (Catatan 2ag) Tambahan modal disetor dari eksekusi opsi saham (Catatan 2af)
29.453.007 (25.853.162) 296.088 3.895.933
22. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, komitmen dan kontinjensi Bank dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: Jumlah dalam valuta asing (nilai penuh) Jenis valuta
2011
2010
2011
2010
Komitmen Tagihan komitmen: Posisi pembelian derivatif
Liabilitas komitmen: Fasilitas kredit yang belum digunakan nasabah - committed*)
Fasilitas kredit yang belum digunakan nasabah - uncommitted
Fasilitas kredit yang belum digunakan bank lain - committed
Fasilitas L/C yang diberikan kepada nasabah**)
Posisi penjualan derivatif
USD Lainnya, ekuivalen USD
Rupiah USD Lainnya, ekuivalen USD
699.643.279
227.685.779
6.344.015
2.051.449
23.408.830
10.329.317
212.260
93.067
6.556.275
2.144.516
540.287.816
373.092.771
76.581.582 4.899.060
58.867.210 3.361.566
11.189.998
7.870.246
101.465
70.911
81.582.107
62.299.687
3.312.000 635.900
1.248.588 206.601
3.947.900
1.455.189
577.276 90.675
565.170 -
667.951
565.170
Rupiah USD
70.129.539
Rupiah USD
Rupiah USD Lainnya, ekuivalen USD
USD Lainnya, ekuivalen USD
10.000.000
22.930.147
-
623.100.055
333.790.530
619.136 5.649.960
347.111 3.007.453
41.413.666
84.224.140
375.518
758.859
6.644.614
4.113.423
896.024.650
403.521.359
8.124.703
3.635.727
43.980.231
28.620.643
398.791
257.872
8.523.494
3.893.599
101.366.066
72.327.068
85 Laporan Tahunan BCA 2011
227
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, komitmen dan kontinjensi Bank dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: (lanjutan) Jumlah dalam valuta asing (nilai penuh) Jenis valuta
2011
2010
2011
2010
Kontinjensi Tagihan kontinjensi: Bank garansi yang diterima
Pendapatan bunga atas kredit non-performing
Liabilitas kontinjensi: Bank garansi yang diberikan kepada nasabah***)
Rupiah USD
5.079.238
Rupiah USD
1.470.188
Rupiah USD Lainnya, ekuivalen USD
1.338.907
580.867
13.041 46.056
9.983 12.064
59.097
22.047
106.494 13.331
119.010 5.234
119.825
124.244
178.922
146.291
332.417.174
195.514.885
5.472.797 3.014.193
5.839.980 1.761.589
1.704.044
1.522.728
15.451
13.720
8.502.441
7.615.289
*)
Termasuk fasilitas kredit yang belum digunakan nasabah - committed kepada pihak berelasi dengan Bank masing-masing sebesar Rp235.704 dan Rp188.534 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 3). **) Termasuk fasilitas L/C yang diberikan kepada pihak berelasi dengan Bank masing-masing sebesar Rp3.343 dan Rp14.063 pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 3). ***) Termasuk fasilitas bank garansi yang diberikan kepada pihak berelasi dengan Bank masing-masing sebesar Rp31.425 dan Rp30.493 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 3).
23. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga meliputi bunga yang diperoleh dari: 2011 Kredit yang diberikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Obligasi Pemerintah Surat-surat berharga Lain-lain
2010
15.966.241 3.313.317 3.117.907 1.823.679 345.708
13.421.031 1.176.721 3.698.626 2.193.124 171.100
24.566.852
20.660.602
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga yang berasal dari pihak berelasi dengan Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp52.679 dan Rp51.674 (Catatan 3).
86 228
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. BEBAN BUNGA Beban bunga meliputi bunga atas: Deposito berjangka Tabungan Giro Premi penjaminan pemerintah Pinjaman yang diterima Interbank Call Money Lain-lain
2011
2010
3.247.171 2.822.107 915.756 583.217 30.419 11.092 120.395
3.332.582 2.898.217 844.106 518.902 31.991 12.309 85.667
7.730.157
7.723.774
Termasuk dalam beban bunga atas giro, tabungan dan deposito berjangka adalah beban bunga atas pihak berelasi Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp3.239 dan Rp678 (Catatan 3). 25. PROVISI DAN KOMISI LAINNYA Merupakan provisi dan komisi sehubungan dengan: Simpanan dari nasabah Kredit Penyelesaian pembayaran (payment settlement) Kartu kredit Pengiriman uang, kliring dan inkaso Lain-lain
2011
2010
1.539.252 1.269.726 844.360 361.756 270.531 270.421
1.419.935 1.042.623 704.446 370.920 247.277 214.125
4.556.046
3.999.326
Provisi dan komisi dari kredit merupakan pendapatan provisi dan komisi yang terkait dengan pemberian fasilitas kredit yang tidak terkait dengan pencairannya. 26. BEBAN KARYAWAN
Gaji dan upah Kesejahteraan dan kompensasi karyawan Pelatihan
2011
2010
2.864.756 2.169.862 169.741
2.578.769 1.819.715 146.127
5.204.359
4.544.611
2011
2010
1.502.250 894.574 742.837 699.612 552.842
1.305.582 805.456 618.185 618.660 503.214
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Keperluan kantor *) Sewa Penyusutan dan amortisasi Promosi Perbaikan dan pemeliharaan 87
Laporan Tahunan BCA 2011
229
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (lanjutan) 2011 Jasa tenaga ahli Komunikasi Air, listrik dan bahan bakar Komputer dan perangkat lunak Keamanan Asuransi Pengangkutan Penelitian dan pengembangan Pajak Lainnya
*)
2010
220.342 207.215 174.374 128.889 98.116 52.701 42.198 24.045 19.853 108.695
171.061 175.791 166.016 154.142 91.591 27.215 44.553 18.006 10.053 85.941
5.468.543
4.795.466
Termasuk dalam beban sewa adalah beban sewa yang berasal dari pihak berelasi dengan Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp13.015 dan Rp11.930 (Catatan 3).
28. LABA PER SAHAM Laba per saham dasar dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun berjalan, sebagai berikut: Jumlah saham beredar (nilai penuh) 2011: Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
10.819.309
Rata-rata tertimbang saham beredar dasar
24.365.243.000
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (nilai penuh):
444
2010: Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
8.479.273
Rata-rata tertimbang saham beredar dasar
24.365.243.000
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (nilai penuh):
348
88 230
Laporan Tahunan BCA 2011
Rp
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PENGGUNAAN LABA BERSIH Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank pada tanggal 12 Mei 2011 (notulen dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., dengan Akta No. 143) memutuskan penggunaan laba bersih 2010 sebagai berikut: a. Laba bersih 2010 sebesar 1% (satu persen) disisihkan untuk dana cadangan sebesar Rp84.793. b. Membagi dividen kas sejumlah Rp2.741.090 (Rp112,5 (nilai penuh), per saham), dengan perkiraan jumlah saham yang hingga saat ini telah dikeluarkan Bank (tetapi tidak termasuk saham yang telah dibeli kembali) yakni 24.365.243.000 saham; jumlah aktual dividen kas yang dibayarkan sebesar Rp1.705.567 (dividen interim tahun buku 2010 telah dibayarkan pada tanggal 9 Desember 2010 sebesar Rp1.035.523). c. Menetapkan tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat dalam tahun buku 2010 sebesar maksimal 1,25% dari laba bersih tahun 2010. Jumlah aktual tantiem yang dibayarkan sebesar Rp105.990. d. Menetapkan sisa laba bersih 2010 setelah dikurangi dividen sebagai laba ditahan. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank tanggal 12 Mei 2011 juga memutuskan pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi Bank, jika keadaan keuangan Bank mengizinkan, untuk membayar dividen interim tahun buku 2011. Sesuai dengan Surat Keputusan Rapat Direksi tanggal 15 November 2011 No. 163/SK/DIR/2011 tentang Pembagian Dividen Sementara (interim dividend) Tahun Buku 2011, Direksi menetapkan bahwa Bank akan membayarkan dividen sementara (interim dividend) kepada pemegang saham atas laba tahun 2011 sebesar Rp43,5 (nilai penuh) per saham. Jumlah aktual dividen interim yang dibayarkan sebesar Rp1.059.888. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank pada tanggal 5 Mei 2010 (notulen dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., dengan Akta No. 15) memutuskan penggunaan laba bersih 2009 sebagai berikut: a. Laba bersih 2009 sebesar 1% (satu persen) disisihkan untuk dana cadangan sebesar Rp68.072. b. Membagi dividen kas sejumlah Rp2.680.177 (Rp110 (nilai penuh), per saham), dengan perkiraan jumlah saham yang hingga saat ini telah dikeluarkan Bank (tetapi tidak termasuk saham yang telah dibeli kembali) yakni 24.365.243.000 saham; jumlah aktual dividen kas yang dibayarkan sebesar Rp1.705.567 (dividen interim tahun buku 2009 telah dibayarkan pada tanggal 2 Desember 2009 sebesar Rp974.610). c. Menetapkan tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat dalam tahun buku 2009 sebesar maksimal 1,25% dari laba bersih tahun 2009. Jumlah aktual tantiem yang dibayarkan sebesar Rp85.085. d. Menetapkan sisa laba bersih 2009 setelah dikurangi dividen sebagai laba ditahan. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank tanggal 5 Mei 2010 juga memutuskan pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi Bank, jika keadaan keuangan Bank mengizinkan, untuk membayar dividen interim tahun buku 2010. Sesuai dengan Surat Keputusan Rapat Direksi tanggal 28 Oktober 2010 No. 141/SK/DIR/2010 tentang Pembagian Dividen Sementara (Interim Dividend) Tahun Buku 2010, Direksi menetapkan bahwa Bank akan membayarkan dividen sementara (interim dividend) kepada pemegang saham atas laba tahun 2010 sebesar Rp42,5 (nilai penuh) per saham. Jumlah aktual dividen interim yang dibayarkan sebesar Rp1.035.523.
89 Laporan Tahunan BCA 2011
231
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Dibawah ini disajikan perbandingan antara nilai tercatat, seperti dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, dan nilai wajar semua aset keuangan dan liabilitas keuangan. Pada tabel dibawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masingmasing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan 2f menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) diakui. Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya dengan aset keuangan, tiap kategori liabilitas telah dikelompokkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Nilai wajar yang diungkapkan dibawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang telah terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan. Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan Bank dan Entitas Anak pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011 Nilai Tercatat
Aset Keuangan
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Obligasi Pemerintah Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan akseptasi Penyertaan Aset lain-lain
Liabilitas Keuangan
Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Surat-surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain
Laporan Tahunan BCA 2011
Nilai Wajar
Nilai Tercatat
Nilai Wajar
10.355.620 31.881.075 2.499.443
10.355.620 31.881.075 2.499.443
9.639.057 20.585.480 2.650.726
9.639.057 20.585.480 2.650.726
43.010.506 22.166.868 33.459.395
43.010.506 22.354.553 34.760.631
61.326.849 21.159.270 40.698.422
61.326.849 21.310.507 40.640.873
21.201.164 76.700 198.440.354 11.121 3.498.699 5.342.854 127.760 1.880.604
21.201.164 76.700 197.896.726 7.849 4.270.045 5.342.854 127.760 1.855.785
3.136.335 23.776 150.016.746 4.688 2.973.425 3.708.627 3.995 1.809.869
3.136.335 23.776 150.243.686 4.764 3.612.996 3.708.627 3.995 1.796.965
373.952.163
375.640.711
317.737.265
318.684.636
870.291 323.427.592 3.466.962 44.393 4.043.322 1.481.018 449.188 199.096 21.631
870.291 323.427.592 3.466.962 44.393 4.043.322 1.499.027 449.188 199.096 21.631
479.769 277.530.635 2.896.477 12.150 2.550.557 1.119.782 448.721 165.266 22.872
479.769 277.530.635 2.896.477 12.150 2.550.557 1.138.143 448.721 165.266 22.872
334.003.493
334.021.502
285.226.229
285.244.590
90 232
2010
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan) Nilai wajar kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga yang diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lainlain (kecuali uang jaminan) adalah mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas aset keuangan tersebut. Jumlah tercatat dari penempatan pada bank lain dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala. Nilai wajar surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual, tagihan dan liabilitas derivatif adalah berdasarkan kuotasi harga pasar. Nilai wajar untuk surat-surat berharga dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek (dealer). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa. Nilai wajar kredit yang diberikan, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar terkini. Nilai wajar aset lain-lain (uang jaminan) ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Nilai wajar penyertaan saham unquoted equity shares dinilai pada biaya perolehan karena tidak tersedia nilai wajarnya, sedangkan penyertaan saham quoted shares dinilai menggunakan harga pasar. Nilai wajar liabilitas segera, simpanan dari nasabah, simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima, liabilitas akseptasi, beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif adalah mendekati nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas liabilitas keuangan tersebut. Nilai wajar dari surat-surat berharga yang diterbitkan dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar. 31. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan menyelesaikan masa kerjanya. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau selesainya masa kerja. Bank membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun PT Bank Central Asia Tbk, yang dimaksudkan sebagai wadah untuk mengelola aset, memberikan penghasilan investasi dan membayar imbalan pasca-kerja kepada karyawan. Iuran untuk dana pensiun dihitung berdasarkan persentase tertentu dari gaji pokok karyawan. Dari jumlah iuran tersebut 3% ditanggung oleh karyawan, sedangkan 5% ditanggung oleh Bank. Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan, akumulasi iuran Bank kepada dana pensiun tersebut dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari liabilitas imbalan pasca-kerja.
91 Laporan Tahunan BCA 2011
233
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) Tabel berikut menyajikan liabilitas imbalan pasca-kerja yang tercatat di laporan posisi keuangan konsolidasian, mutasi liabilitas imbalan pasca-kerja, dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011
2010
2.881.265 (131.812) (1.200.301)
2.161.802 (161.027) (771.859)
Liabilitas imbalan pasca-kerja
1.549.152
1.228.916
Liabilitas imbalan pasca-kerja, awal tahun Beban imbalan pasca-kerja selama tahun berjalan Pembayaran imbalan pasca-kerja selama tahun berjalan
1.228.916 448.278 (128.042)
1.021.633 354.477 (147.194)
Liabilitas imbalan pasca-kerja, akhir tahun
1.549.152
1.228.916
164.006 194.562 89.710
122.708 183.414 48.355
448.278
354.477
Nilai kini liabilitas bersih imbalan pasca-kerja Beban jasa lalu yang belum diakui, non-vested Beban aktuaria yang belum diakui
Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi beban jasa lalu dan beban aktuaria yang belum diakui
Masa Pensiun (MP) MP adalah suatu masa di mana pekerja yang bersangkutan telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun sehingga dibebastugaskan dari tugas-tugas rutin sebagaimana pegawai aktif di mana pegawai tidak masuk kerja. Bank juga memberikan kesempatan kepada pekerja yang berusia 50 (lima puluh) tahun ke atas untuk mengajukan pensiun dipercepat. Dengan pertimbangan tertentu, Bank berhak untuk menyetujui atau menolak permohonan pensiun dipercepat dari pekerja. Tabel berikut menyajikan liabilitas imbalan masa pensiun yang tercatat di laporan posisi keuangan konsolidasian, mutasi liabilitas masa pensiun, dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011
2010
1.571.204 (322.392) (560.800)
1.161.099 (366.071) (296.928)
Liabilitas imbalan masa pensiun
688.012
498.100
Liabilitas imbalan masa pensiun, awal tahun Beban imbalan masa pensiun selama tahun berjalan Pembayaran imbalan masa pensiun selama tahun berjalan
498.100 234.271 (44.359)
369.126 184.836 (55.862)
Liabilitas imbalan masa pensiun, akhir tahun
688.012
498.100
Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi beban jasa lalu dan beban aktuaria yang belum diakui
88.608 104.499 41.164
65.410 86.149 33.277
234.271
184.836
Nilai kini liabilitas bersih imbalan masa pensiun Beban jasa lalu yang belum diakui, non-vested Beban aktuaria yang belum diakui
92 234
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris independen adalah sebagai berikut: a. b. c. d.
Tingkat diskonto 7% per tahun (31 Desember 2010: 9% per tahun). Tingkat kenaikan gaji 8% per tahun (31 Desember 2010: 8% per tahun). Tabel tingkat kematian yang digunakan Indonesian Mortality Table 1999. Tingkat pengunduran diri tinggi pada usia muda dan mengalami penurunan hingga 0% pada usia yang mendekati pensiun normal. e. Metode aktuaria adalah projected unit credit method. f. Usia pensiun normal 55 tahun. g. Tingkat kecacatan 10% dari tingkat kematian.
Penilaian aktuaria atas imbalan pasca-kerja dan manfaat pensiun oleh aktuaria independen untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dihitung oleh PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), dengan laporan masing-masing tertanggal 27 Februari 2012 dan 16 Maret 2011. 32. JASA KUSTODIAN Biro Jasa Kustodian Bank memperoleh izin untuk menyediakan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-148/PM/1991 tanggal 13 November 1991. Jasa-jasa yang diberikan oleh Biro Jasa Kustodian meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy, corporate action, pengelolaan kas, pencatatan/ pelaporan investasi dan tax reclamation. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset yang diadministrasikan oleh Biro Jasa Kustodian terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, surat berharga pasar modal dan pasar uang lainnya, masing-masing sejumlah Rp14.751.238 dan Rp18.205.750. 33. INFORMASI SEGMEN Berdasarkan segmen geografis: Sumatera
2011 Jawa
Kalimantan
Indonesia bagian timur
Operasi luar negeri
Jumlah
Pendapatan bunga Beban bunga
1.736.662 (620.689)
21.325.151 (6.570.769)
593.941 (220.123)
894.775 (318.576)
16.323 -
24.566.852 (7.730.157 )
Pendapatan bunga - neto Pendapatan operasional lainnya Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan dan aset non keuangan Pemulihan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Beban operasional lainnya
1.115.973 333.666
14.754.382 6.556.144
373.818 107.460
576.199 212.402
16.323 3.706
16.836.695 7.213.378
Laba operasional Pendapatan non-operasional - neto Laba sebelum manfaat (beban) pajak Beban pajak
(23.987)
(485.506)
(4.849)
(23.867)
(21.000)
(559.209 )
37.940 (580.085)
650.733 (9.824.993)
10.544 (169.912)
20.663 (311.874)
(27.105)
719.880 (10.913.969 )
883.507
11.650.760
317.061
473.523
(28.076)
13.296.775
9.490
297.077
3.178
7.114
892.997
11.947.837
320.239
480.637
Laba tahun berjalan
5.124 (22.952)
321.983 13.618.758 (2.800.960 ) 10.817.798
93 Laporan Tahunan BCA 2011
235
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Berdasarkan segmen geografis: (lanjutan) Sumatera Aset Liabilitas Kredit yang diberikan - neto Simpanan dari nasabah Dana simpanan syariah Dana syirkah temporer
28.785.197 28.785.197 10.946.736 28.012.617 -
2011
Jawa
Indonesia bagian timur
Kalimantan
327.946.220 285.538.446 178.212.747 271.072.966 148.628 715.507
10.466.806 10.466.806 3.183.773 10.367.886 -
Operasi luar negeri
14.369.868 14.369.874 6.097.098 13.974.123 -
Jumlah
340.262 5.183 -
381.908.353 339.165.506 198.440.354 323.427.592 148.628 715.507
2010 Sumatera Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga - neto Pendapatan operasional lainnya Pemulihan (beban) kerugian penurunan nilai aset keuangan dan aset non keuangan Beban estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Beban operasional lainnya Laba operasional Pendapatan non-operasional - neto Laba sebelum manfaat (beban) pajak Beban pajak
Jawa
Kalimantan
Indonesia bagian timur
Operasi luar negeri
Jumlah
1.440.119 (620.220)
17.977.635 (6.594.082)
479.596 (207.027)
741.688 (302.445)
21.564 -
20.660.602 (7.723.774 )
819.899 287.937
11.383.553 6.795.316
272.569 86.983
439.243 182.367
21.564 6.897
12.936.828 7.359.500
471.662
10.123
(79.857)
-
333.066
(68.862) (32.827) (519.020)
(598.662) (8.596.622)
(8.602) (151.768)
(17.220) (276.445)
(28.038)
487.127
9.455.247
209.305
248.088
423
10.400.190
10.336
232.500
1.251
3.374
5.618
253.079
497.463
9.687.747
210.556
251.462
6.041
Laba tahun berjalan
Aset Liabilitas Kredit yang diberikan - neto Simpanan dari nasabah Dana simpanan syariah Dana syirkah temporer
10.653.269 (2.173.996 ) 8.479.273
8.690.486 8.690.000 6.780.242 24.499.251 -
305.947.913 271.744.316 136.071.993 232.972.606 96.608 460.165
3.281.828 3.281.815 2.365.158 8.267.136 -
Berdasarkan produk:
6.130.877 6.130.875 4.799.353 11.791.642 -
367.965 4.054 -
324.419.069 289.851.060 150.016.746 277.530.635 96.608 460.165
2011 Kredit
Aset Kredit yang diberikan - neto Pendapatan bunga Pendapatan fee-based
(657.311 ) (9.571.893 )
Tresuri
198.440.354 198.440.354 15.966.241 1.555.940
Lain-lain
154.295.151 8.600.611 17.434
29.172.848 4.490.652
Jumlah 381.908.353 198.440.354 24.566.852 6.064.026
2010 Kredit Aset Kredit yang diberikan - neto Pendapatan bunga Pendapatan fee-based
Tresuri
150.016.746 150.016.746 13.421.031 1.350.299
94 236
Laporan Tahunan BCA 2011
149.580.858 7.239.571 15.381
Lain-lain 24.821.465 3.943.378
Jumlah 324.419.069 150.016.746 20.660.602 5.309.058
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS Jatuh tempo aset dan liabilitas pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Hingga 1 bulan Aset: Kas Giro pada Bank Indonesia 8.882.066 Giro pada bank lain 2.499.443 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 12.622.029 Surat-surat berharga - neto 5.158.641 Obligasi Pemerintah 837.229 Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 6.372.889 Tagihan derivatif - neto Kredit yang diberikan - neto 10.984.640 Pembiayaan syariah - neto 8.033 Investasi sewa pembiayaan neto - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto 14.146 Tagihan akseptasi - neto 2.081.522 Penyertaan - neto Aset pajak tangguhan - neto Aset tetap - neto Aset lain-lain - neto -
>3 bulan 1 tahun
Lebih dari 5 tahun
> 1 - 5 tahun
Tanpa bunga
Jumlah
-
-
-
-
10.355.620 22.999.009 -
10.355.620 31.881.075 2.499.443
20.789.396
9.599.081
-
-
-
43.010.506
3.993.993 513.199
8.451.634 8.914.300
2.821.573 20.558.028
1.741.027 2.636.639
-
22.166.868 33.459.395
13.581.170 -
1.247.105 -
-
-
76.700
21.201.164 76.700
15.455.049
70.682.835
69.699.466
35.735.904
(4.117.540)
198.440.354
29.885
119.807
465.986
57.612
(5.448)
675.875
-
275
10.846
-
-
11.121
-
2.009.505
1.475.048
-
-
3.498.699
2.217.195 -
1.044.137 -
-
-
160.607
5.342.854 160.607
-
-
-
-
798.382 4.144.659 4.185.031
798.382 4.144.659 4.185.031
56.579.887
102.068.679
95.030.947
40.171.182
38.597.020
381.908.353
13.353.000 37.500 1.643.927
13.215.083 1.368.125 550.967
-
-
1.989.624 44.393 -
1.989.624 323.427.592 148.628 3.466.962 44.393 4.043.322
88.376 -
567.791 211.366 -
824.851 6.430 -
-
144.286 432.101
1.481.018 449.188 432.101
-
-
-
-
199.096 3.483.582
199.096 3.483.582
301.005.008
15.122.803
15.913.332
831.281
-
6.293.082
339.165.506
(251.544.370)
41.457.084
86.155.347
94.199.666
40.171.182
32.303.938
42.742.847
49.460.638 Liabilitas: Liabilitas segera Simpanan dari nasabah 296.859.509 Dana simpanan syariah 148.628 Simpanan dari bank lain 2.061.337 Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi 1.848.428 Surat-surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima 87.106 Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain -
Posisi neto
>1 - 3 bulan
Jatuh tempo aset dan liabilitas pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Hingga 1 bulan Aset: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga - neto Obligasi Pemerintah Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif - neto Kredit yang diberikan - neto
>1 - 3 bulan
>3 bulan 1 tahun
Lebih dari 5 tahun
> 1 - 5 tahun
Tanpa bunga
Jumlah
20.585.480 2.650.726
-
-
-
-
9.639.057 -
9.639.057 20.585.480 2.650.726
24.750.530
34.370.819
450.500
1.755.000
-
-
61.326.849
7.070.753 17.438
266.561 260.956
7.771.895 9.116.139
3.934.883 27.995.620
2.115.178 3.308.269
-
21.159.270 40.698.422
1.283.901 -
1.852.434 -
-
-
-
23.776
3.136.335 23.776
9.971.989
13.937.759
57.293.772
48.240.099
24.697.094
(4.123.967)
150.016.746
95 Laporan Tahunan BCA 2011
237
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS (lanjutan) Jatuh tempo aset dan liabilitas pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: (lanjutan) Hingga 1 bulan Aset: (lanjutan) Pembiayaan syariah - neto Investasi sewa pembiayaan neto - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto Tagihan akseptasi - neto Penyertaan - neto Aset pajak tangguhan - neto Aset tetap - neto Aset lain-lain - neto
>1 - 3 bulan
Lebih dari 5 tahun
> 1 - 5 tahun
Tanpa bunga
Jumlah
1.000
15.424
117.619
199.756
83.939
14
-
301
4.373
-
-
4.688
15.241
-
1.729.652
1.228.532
-
-
2.973.425
1.119.825 -
1.698.299 -
885.165 -
5.338 -
-
38.501
3.708.627 38.501
-
-
-
-
-
951.767 3.406.957 3.682.901
951.767 3.406.957 3.682.901
67.466.897
52.402.252
77.365.043
83.363.601
30.204.480
13.616.796
324.419.069
15.231.853 58.736 1.172.313
10.125.903 6.500 380.421
1.351.500 5.707
-
1.005.633 12.150 -
1.005.633 277.530.635 96.608 2.896.477 12.150 2.550.557
124.944 35.010
610.407 385.000
384.431 10.763
-
-
1.119.782 448.721
-
-
-
-
719.880 493.337
719.880 493.337
-
-
-
-
165.266 2.812.014
165.266 2.812.014
254.759.292
16.622.856
11.508.231
1.752.401
-
5.208.280
289.851.060
(187.292.395)
35.779.396
65.856.812
81.611.200
30.204.480
8.408.516
34.568.009
Liabilitas: Liabilitas segera Simpanan dari nasabah 252.172.879 Dana simpanan syariah 96.608 Simpanan dari bank lain 1.479.741 Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi 992.116 Surat-surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima 17.948 Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain -
Posisi neto
>3 bulan 1 tahun
(2.196)
415.542
35. POSISI DEVISA NETO Perhitungan Posisi Devisa Neto (“PDN”) Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004, No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005 dan No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, bank-bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto (termasuk semua kantor cabang dalam dan luar negeri) secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal. PDN secara keseluruhan merupakan angka penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari (i) selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan (ii) selisih bersih tagihan dan liabilitas, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif (transaksi rekening administratif) untuk setiap mata uang asing, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Sedangkan posisi devisa neto untuk laporan posisi keuangan, merupakan angka penjumlahan dari selisih bersih aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan untuk setiap mata uang asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
96 238
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. POSISI DEVISA NETO (lanjutan) PDN Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Posisi devisa neto untuk laporan posisi keuangan (selisih neto aset dan liabilitas) USD SGD JPY EUR AUD GBP HKD CHF DKK CAD SAR SEK MYR CNY Lain-lain
1.912.387 (60.119) 58.263 (32.085) 20.285 (4.309) 24.083 2.108 360 1.209 348 616 (289) 201.489 834
Jumlah
2010
Selisih neto tagihan dan liabilitas di rekening administratif
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)
(1.780.688) 53.139 (54.078) 41.002 (15.189) 6.289 (22.342) (1.361) (907) 453 (193.537) -
Posisi devisa neto untuk laporan posisi keuangan (selisih neto aset dan liabilitas)
Selisih neto tagihan dan liabilitas di rekening administratif (1.584.278) (17.179) (70.532) (6.009) (9.169) 697 (61.257) (1.355) -
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)
131.699 6.980 4.185 8.917 5.096 1.980 1.741 747 360 302 801 616 289 7.952 834
1.826.099 23.325 72.430 13.180 12.702 412 62.613 2.094 354 462 690 605 (295) 14.996 846
241.821 6.146 1.898 7.171 3.533 1.109 1.356 739 354 462 690 605 295 14.996 846
2.125.180
172.499
2.030.513
282.021
Jumlah modal (Catatan 36)
34.962.146
34.962.146
27.722.168
27.722.168
Persentase PDN terhadap modal
6,079%
0,493%
7,325%
1,017%
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2011 jika menggunakan modal bulan November 2011 (tidak diaudit) adalah sebagai berikut: Modal Bulan November 2011 Rasio PDN (Laporan posisi keuangan) Rasio PDN (Keseluruhan)
35.067.659 6,060% 0,492%
36. MANAJEMEN MODAL Tujuan utama dari kebijakan Bank atas kebijakan pengelolaan modal adalah untuk memastikan bahwa Bank memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan ekspansi usaha Bank saat ini dan mempertahankan kelangsungan pengembangan di masa mendatang, dan untuk memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh regulator serta memastikan agar struktur permodalan Bank telah efisien. Bank menyusun Rencana Permodalan berdasarkan penilaian dan penelaahan atas kebutuhan kecukupan permodalan yang dipersyaratkan dan mengkombinasikannya dengan tinjauan perkembangan ekonomi terkini dan hasil dari metode stress test. Bank senantiasa akan menghubungkan tujuan keuangan dan kecukupan modal terhadap risiko melalui proses perencanaan modal dan stress test, begitupula dengan bisnis yang didasarkan pada permodalan dan persyaratan likuiditas Bank. Kebutuhan permodalan Bank juga direncanakan dan didiskusikan secara rutin yang didukung dengan data-data analisis. Rencana Permodalan disusun oleh Direksi sebagai bagian dan Rencana Bisnis Bank dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan akan memastikan tersedianya modal yang cukup dan terciptanya struktur permodalan yang optimal. 97 Laporan Tahunan BCA 2011
239
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) Bank-bank diwajibkan untuk memenuhi rasio kewajiban modal minimum sebesar 8% sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko operasional (operational risk) dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko operasional. Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007 mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar. Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/27/DPNP tanggal 27 November 2006 mewajibkan bank-bank untuk memenuhi ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum untuk bank secara individual maupun secara konsolidasian. Perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum secara konsolidasian dilakukan dengan menghitung modal dan aset tertimbang menurut risiko dari laporan keuangan konsolidasian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional adalah sebagai berikut: 2011
2010
Modal: Modal inti Modal pelengkap
31.880.713 3.081.433
25.920.836 1.801.332
Jumlah modal inti dan modal pelengkap
34.962.146
27.722.168
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko pasar Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko operasional
239.457.578 391.541 34.421.158
184.956.466 409.209 19.983.802
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional
274.270.277
205.349.477
14,60% 12,77% 14,58% 12,75%
14,99% 13,53% 14,96% 13,50%
8%
8%
KPMM untuk risiko kredit KPMM untuk risiko kredit dan risiko operasional KPMM untuk risiko kredit dan risiko pasar KPMM untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar KPMM Minimum
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank secara konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dengan memperhitungkan risiko operasional dan risiko pasar masingmasing adalah sebesar 13,27% dan 14,14% dan tanpa memperhitungkan risiko pasar masing-masing adalah sebesar 13,30% dan 14,19%. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia di atas, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan. 98 240
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Mutasi kepentingan nonpengendali atas kekayaan bersih Entitas Anak adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal Perubahan kepentingan nonpengendali dari akuisisi entitas anak Bagian kepentingan nonpengendali atas rugi bersih entitas anak periode/tahun berjalan
25.935
Saldo akhir
24.424
(1.511)
38. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 dan diterapkan secara prospektif. Untuk penerapan standar baru ini, Bank telah melakukan identifikasi atas penyesuaian transisi sesuai dengan standar akuntansi tersebut dan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi penerapan standar-standar tersebut. Penyesuaian transisi terutama berasal dari perhitungan ulang atas cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung dengan standar yang baru dengan standar sebelumnya disesuaikan ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010. Dasar penghitungan ulang atas kerugian penurunan nilai dijelaskan pada Catatan 2s. Penyesuaian transisi tersebut adalah sebagai berikut: 1 Januari 2010
Yang dilaporkan sebelumnya Aset Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Aset pajak tangguhan Ekuitas Saldo Laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
Efek dari penyesuaian transisi penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Jumlah setelah penyesuaian
11.903.845
119.886
12.023.731
5.259.335 69.482.294 1.046.739
40.368 109.818 (67.518)
5.299.703 69.592.112 979.221
392.036 22.195.247
202.554
392.036 22.397.801
39. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun pada laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun-akun pada laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 sebagai berikut: Deskripsi akun
Dilaporkan sebelumnya
Laporan laba-rugi komprehensif Keuntungan transaksi derivatif (direalisasi) Pendapatan operasional lainnya - lain-lain
110.837 1.499.834
Dilaporkan saat ini
Reklasifikasi 190.088 (190.088)
300.925 1.309.746
99 Laporan Tahunan BCA 2011
241
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan semua kegiatannya, selalu terdapat risiko yang melekat (inheren), yaitu dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar atas nilai tukar valuta asing dan tingkat suku bunga, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan. Dalam rangka mengendalikan risiko tersebut, Bank telah mengimplementasikan suatu Kerangka Dasar Manajemen Risiko (Risk Management Framework) secara terpadu yang dituangkan dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai sarana untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur Bank sehingga dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, dikendalikan dan dilaporkan dengan baik. Dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif, Bank telah memiliki Komite Manajemen Risiko yang berfungsi untuk membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan dan merekomendasikan kebijakan manajemen risiko kepada Direksi. Selain komite di atas, Bank telah membentuk beberapa komite lain yang bertugas untuk menangani risiko secara lebih spesifik antara lain: Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit serta Komite Aset dan Pasiva (Asset and Liability Committee - ALCO). Produk dan Aktivitas Baru Bank senantiasa melakukan kajian risiko secara menyeluruh atas rencana penerbitan produk dan aktivitas baru sesuai jenis risiko yang terdapat dalam PBI No. 5/8/PBI/2003, tanggal 19 Mei 2003 beserta perubahannya antara lain melalui PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI No.11/35/DPNP, tanggal 31 Desember 2009. Manajemen risiko aset dan pasiva Asset and Liability Committee (ALCO) bertanggung jawab atas pengevaluasian, pengusulan dan penerapan strategi pendanaan dan investasi Bank. Ruang lingkup ALCO adalah mengelola risiko likuiditas, risiko tingkat suku bunga, dan risiko nilai tukar valuta asing; meminimalkan biaya pendanaan serta mempertahankan likuiditas pada saat yang bersamaan; dan mengoptimalkan perolehan pendapatan bunga Bank dengan mengalokasikan dana secara hati-hati pada aset produktif. ALCO diketuai oleh Presiden Direktur (merangkap anggota), dengan anggota lainnya terdiri dari enam orang direktur, Kepala Divisi Tresuri, Kepala Divisi Keuangan dan Perencanaan, Kepala Grup Corporate Banking dan Corporate Finance, Kepala Divisi Bisnis Kecil dan Menengah, Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa, Kepala Divisi Perbankan Internasional, Kepala Unit Bisnis Kredit Konsumer, Kepala Unit Bisnis Kartu Kredit dan Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko. Anggota ALCO mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Proses pengelolaan aset dan liabilitas Bank dimulai dengan pengkajian parameter ekonomi yang mempengaruhi Bank, yang umumnya terdiri dari tingkat inflasi, likuiditas pasar, yield curve, nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah dan faktor makro ekonomi lainnya. Risiko likuiditas, valuta asing dan tingkat suku bunga dikaji oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dan dilaporkan kepada ALCO. ALCO kemudian menentukan strategi penetapan tingkat bunga simpanan dan kredit berdasarkan kondisi dan persaingan di pasar. Manajemen risiko kredit Organisasi perkreditan terus disempurnakan berbasiskan kepada penerapan prinsip “empat mata” (“four eyes principle”) dimana keputusan kredit ditentukan oleh dua pihak yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisa risiko kredit.
100 242
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko kredit (lanjutan) Bank telah memiliki Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB) yang terus disempurnakan secara berkala sejalan dengan perkembangan Bank, Peraturan Bank Indonesia serta sesuai dengan “International Best Practices”. Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui pengembangan “loan origination system” atas alur kerja proses pengolahan kredit sehingga proses kredit yang efektif dan efisien dapat tercapai. Pengembangan sistem pengukuran profil risiko debitur terus dikembangkan agar dapat diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan proses pembangunan database terus dilakukan. Komite Kebijakan Perkreditan bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan dan strategi perkreditan terutama yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam melepas kredit, memantau penerapan kebijakan dan strategi perkreditan agar dapat terlaksana secara konsisten, serta merumuskan jalan keluar atas kendala penerapan kebijakan perkreditan tersebut. Komite Kredit memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi dan memberikan keputusan kredit sesuai dengan batas wewenangnya melalui Rapat Komite Kredit atau Edaran Direksi. Komite juga akan memberikan pengarahan lebih lanjut apabila memerlukan analisa kredit yang lebih mendalam dan komprehensif karena menganggap informasi yang ada belum mencukupi sebagai bahan pengambilan keputusan. Melakukan koordinasi dengan ALCO khususnya yang berhubungan dengan sumber pendanaan kredit. Melaksanakan tugasnya terutama yang berkaitan dengan pemberian persetujuan kredit secara profesional, jujur, obyektif, cermat dan seksama, serta menolak permintaan dan/atau pengaruh pihak-pihak penerima kredit pada saat memberikan persetujuan kredit. Bank telah mengembangkan sistem pemeringkat risiko debitur yang lebih dikenal dengan Internal Credit Risk Rating/Scoring System. Internal Credit Risk Rating/Scoring terdiri atas 11 kategori peringkat risiko mulai dari yang paling baik (RR1), sampai dengan RR10 dan yang paling buruk (Loss). Pemberian peringkat risiko kepada setiap debitur menjadi suatu masukan yang berharga karena dapat membantu pejabat yang berwenang dalam memutuskan suatu usulan kredit dengan lebih baik dan tepat. Dalam konteks manajemen risiko yang lebih luas, pengembangan database atas Internal Credit Risk Rating terus dilakukan. Internal Credit Risk Rating merupakan salah satu komponen utama yang akan digunakan dalam pengukuran risiko yang dikaitkan dengan ketentuan permodalan yang disebutkan di dalam Basel Accord II untuk metode IRB (Internal Rating Based) Approach. Selain itu hasil pengukuran risiko yang berbasiskan rating ini juga dapat menjadi sarana dalam pengembangan “pricing” yang lebih sesuai dengan tingkat risiko dari debitur sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 berkaitan dengan risk-based pricing, dan juga dalam rangka pengembangan portofolio perkreditan. Manajemen portofolio melakukan pengelolaan risk concentration dengan menentukan limit antara lain sektor industri, mata uang valuta asing, jenis kredit tertentu serta eksposur perseorangan dan grup usaha. Seiring dengan perkembangan rating database, teknologi, sumber daya manusia, tingkat kompleksitas bank, pasar, serta regulasi yang ada, manajemen portofolio akan dikembangkan secara lebih aktif dan dinamis yang diarahkan kepada optimalisasi alokasi dari modal Bank pada suatu tingkat risiko/risk appetite dan risk tolerance yang bisa diterima. Bank telah mengembangkan pengelolaan risiko kredit dengan melakukan analisa stress testing terhadap portofolio kredit serta melakukan monitoring terhadap hasil stress testing tersebut. Sebagai respon atas kondisi perubahan pasar dan gejolak ekonomi, Bank melakukan analisa stress testing ini secara berkala. Stress testing bermanfaat sebagai alat Bank untuk memperkirakan besarnya dampak risiko pada "stressful condition" sehingga Bank dapat membuat strategi yang sesuai untuk memitigasi risiko tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan "contingency plan".
101 Laporan Tahunan BCA 2011
243
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko kredit (lanjutan) Bank telah mengembangkan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang lebih baik yang bertujuan untuk mengakomodasi penerapan Basel Accord II dan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank dan Entitas Anak terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian (on-balance sheet) dan rekening administratif konsolidasian (off-balance sheet), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya. 2011 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Obligasi Pemerintah Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan akseptasi Penyertaan Rekening Administratif Konsolidasian Fasilitas kredit yang belum digunakan nasabah - committed Fasilitas kredit yang belum digunakan bank lain - committed Fasilitas L/C yang diberikan kepada nasabah Bank garansi yang diberikan kepada nasabah
2010
31.881.075 2.499.443
20.585.480 2.650.726
43.010.506 22.706.310 33.459.395
61.326.849 21.490.046 40.698.422
21.201.164 76.700 202.314.148 11.613 3.538.691 5.592.712 171.430
3.136.335 23.776 153.960.077 4.884 3.013.929 3.964.922 60.181
366.463.187
310.915.627
81.582.107
62.299.687
667.951 6.644.614 8.502.441
565.170 4.113.423 7.615.289
97.397.113
74.593.569
Konsentrasi berdasarkan jenis debitur: 31 Desember 2011
Giro pada Bank Indonesia Korporasi dan Perorangan Pemerintah dan Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia dan pada bank lain
Giro pada bank lain -
Surat-surat Surat-surat berharga berharga yang dibeli dan Obligasi dengan janji Pemerintah dijual kembali
-
-
8.810.659
-
Tagihan derivatif
6.306 199.203.814
Investasi sewa Piutang pembiayaan pembiayaan Tagihan neto konsumen akseptasi 11.613
3.537.930
Penyertaan
5.413.623
Jumlah
36.468
217.020.413
136.602.642
31.881.075
-
37.960.952
45.225.409
21.201.164
5.527
328.515
-
-
-
-
Bank
-
2.499.443
5.049.554
2.129.637
-
64.867
2.781.819
-
761
179.089
134.962
12.840.132
Total
31.881.075
2.499.443
43.010.506
56.165.705
21.201.164
76.700 202.314.148
11.613
3.538.691
5.592.712
171.430
366.463.187
102 244
Kredit yang diberikan
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko kredit (lanjutan) Konsentrasi berdasarkan jenis debitur: (lanjutan) 31 Desember 2010
Giro pada Bank Indonesia Korporasi dan perorangan Pemerintah dan Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia dan pada bank lain
Giro pada bank lain -
-
Surat-surat Surat-surat berharga berharga yang dibeli dan Obligasi dengan janji Pemerintah dijual kembali -
8.330.632
-
Investasi sewa Piutang pembiayaan pembiayaan Tagihan neto konsumen akseptasi
Kredit yang diberikan
Tagihan derivatif
3.201 153.074.157
4.884
3.013.160
Penyertaan
3.928.922
Jumlah
37.931
168.392.887
123.653.849
20.585.480
-
48.121.549
52.157.552
2.789.268
-
-
-
-
-
-
Bank
-
2.650.726
13.205.300
1.700.284
347.067
20.575
885.920
-
769
36.000
22.250
18.868.891
Total
20.585.480
2.650.726
61.326.849
62.188.468
3.136.335
23.776 153.960.077
4.884
3.013.929
3.964.922
60.181
310.915.627
Berikut ini adalah risiko kredit berdasarkan klasifikasi evaluasi penurunan nilai pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: Giro pada bank lain
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan giro pada bank lain tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif. Surat-surat berharga
2011 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
15.691.912 1.288.349
100.000 103.982
5.283.975 238.092
21.075.887 1.630.423
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
16.980.261 -
203.982 (191.184)
5.522.067 (348.258)
22.706.310 (539.442)
16.980.261
12.798
5.173.809
22.166.868
2010 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
15.996.156 396.259
99.994 75.488
4.624.107 298.042
20.720.257 769.789
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
16.392.415 -
175.482 (175.482)
4.922.149 (155.294)
21.490.046 (330.776)
4.766.855
21.159.270
16.392.415
-
Tagihan derivatif
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan tagihan derivatif tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif. 103 Laporan Tahunan BCA 2011
245
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko kredit (lanjutan) Berikut ini adalah risiko kredit berdasarkan klasifikasi evaluasi penurunan nilai pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: (lanjutan) Piutang pembiayaan konsumen
2011 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
-
-
3.538.691 -
3.538.691 -
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
-
-
3.538.691 (39.992)
3.538.691 (39.992)
-
-
3.498.699
3.498.699
2010 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
-
-
3.013.929 -
3.013.929 -
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
-
-
3.013.929 (40.504)
3.013.929 (40.504)
-
-
2.973.425
2.973.425
Tagihan akseptasi
2011 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
51.975 1.422.331
-
778.742 3.339.664
830.717 4.761.995
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
1.474.306 -
-
4.118.406 (249.858)
5.592.712 (249.858)
1.474.306
-
3.868.548
5.342.854
2010 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
15.298 210.367
-
743.166 2.996.091
758.464 3.206.458
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
225.665 -
-
3.739.257 (256.295)
3.964.922 (256.295)
225.665
-
3.482.962
3.708.627
104 246
Mengalami Penurunan Nilai
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko kredit (lanjutan) Berikut ini adalah risiko kredit berdasarkan klasifikasi evaluasi penurunan nilai pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: (lanjutan) Penyertaan
2011 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
-
-
171.430 -
171.430 -
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
-
-
171.430 (10.823)
171.430 (10.823)
-
-
160.607
160.607
2010 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
-
-
60.181 -
60.181 -
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
-
-
60.181 (21.680)
60.181 (21.680)
-
-
38.501
38.501
Kredit yang diberikan
2011 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
40.142.545 8.714.735
278.011 87.573
143.160.940 9.871.123
183.581.496 18.673.431
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
48.857.280 -
365.584 (315.960)
153.032.063 (3.498.613)
202.254.927 (3.814.573)
48.857.280
49.624
149.533.450
198.440.354
2010 Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Mengalami Penurunan Nilai Individual
Kolektif
Jumlah
Rupiah Valuta asing
30.076.565 3.626.798
341.561 6.132
107.636.294 12.235.807
138.054.420 15.868.737
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
33.703.363 -
347.693 (347.693)
119.872.101 (3.558.718)
153.923.157 (3.906.411)
116.313.383
150.016.746
33.703.363
-
105 Laporan Tahunan BCA 2011
247
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko likuiditas Bank sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan ini dilakukan oleh ALCO dan secara operasional oleh Divisi Tresuri. Bank menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah liabilitas yang jatuh tempo. Informasi mengenai jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dan Entitas Anak diungkapkan pada Catatan 34. Aset likuid Bank terutama terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia, termasuk Giro pada Bank Indonesia dan bank lain, serta kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia atas kelebihan GWM, menjual putus SBI/SBN atau menjual SBI/SBN dengan perjanjian pembelian kembali, melakukan early redemption BI Term Deposit, mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank terdiri dari cadangan Giro Wajib Minimum dan kas di kantor-kantor cabang. Saat ini Peraturan Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk menjaga likuiditas Rupiah (Giro Wajib Minimum) secara harian, sekurang-kurangnya sebesar 12,13% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) Rupiah, yang terdiri dari GWM Primer sebesar 8,00% dan GWM LDR sebesar 1,63% dari DPK Rupiah dalam bentuk giro Rupiah pada Bank Indonesia serta GWM Sekunder sebesar 2,50% dari DPK Rupiah berupa SBI, SUN dan/atau excess reserves, serta GWM valuta asing sebesar 8,00% dari DPK valuta asing (Catatan 5). Manajemen risiko nilai tukar valuta asing Perdagangan valuta asing Bank diatur dalam ketentuan dan kebijakan internal dan peraturan Bank Indonesia mengenai posisi devisa neto (PDN). Bank Indonesia membatasi posisi devisa neto (gabungan cabang dalam dan luar negeri) untuk semua jenis valuta asing pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif tidak boleh melebihi 20% dari modal bank. Informasi PDN Bank diungkapkan pada Catatan 35. Dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, Bank memusatkan pengelolaan posisi devisa neto pada Divisi Tresuri, yang menggabungkan laporan posisi devisa neto harian dari semua cabang. Secara umum, setiap cabang diharuskan untuk menutup risiko nilai tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari kerja, walaupun ada batas toleransi posisi devisa neto untuk setiap cabang tergantung pada besarnya aktivitas transaksi valuta asing di cabang tersebut. Bank membuat laporan posisi devisa neto harian yang menggabungkan posisi devisa neto dalam laporan posisi keuangan konsolidasian maupun rekening administratif (off-balance sheet accounts). Untuk mengukur risiko nilai tukar valuta asing, Bank menggunakan metode Value at Risk (VaR) untuk kepentingan pelaporan internal, sedangkan untuk perhitungan pelaporan Kebutuhan Pemenuhan Modal Minimum Bank menggunakan metode standar Bank Indonesia. Pendapatan Bank dari perdagangan valuta asing terutama diperoleh dari transaksi yang dilakukan oleh nasabahnya. Saat ini, Bank pada umumnya tidak melakukan perdagangan untuk mencari keuntungan, meskipun memang ada kalanya Bank memiliki posisi devisa neto dalam jumlah terbatas, sesuai dengan ketentuan internal dan pandangan Bank terhadap pergerakan nilai tukar valuta asing. Kewajiban Bank dalam valuta asing terutama terdiri dari simpanan dan pinjaman yang diterima dalam dolar (USD). Untuk memenuhi peraturan posisi devisa neto, Bank mempertahankan asetnya yang terdiri dari penempatan pada bank lain dan kredit yang diberikan dalam dolar (USD).
106 248
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko tingkat suku bunga Komponen utama kewajiban Bank yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah simpanan nasabah, sedangkan aset Bank yang sensitif adalah Obligasi Pemerintah, surat-surat berharga, dan kredit yang diberikan. ALCO secara berkala memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit yang diberikan. Bank menggunakan "earning approach" dan "economic value approach" untuk mengukur risiko suku bunga pada banking book. Pengukuran risiko dilakukan terhadap mata uang Rupiah dan valuta asing (USD) untuk kemudian dilaporkan kepada ALCO. Sedangkan untuk pengukuran risiko suku bunga pada trading book, Bank menggunakan metode Value at Risk (VaR) untuk kepentingan pelaporan internal, sedangkan untuk Perhitungan Pelaporan Kebutuhan Pemenuhan Modal Minimum Bank menggunakan metode standar Bank Indonesia. Bank menentukan tingkat suku bunga simpanan berdasarkan kondisi pasar dan persaingan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga acuan dan suku bunga yang ditawarkan oleh bank pesaing. Tingkat suku bunga simpanan pada umumnya bervariasi tergantung pada jangka waktu dan besarnya simpanan. Tingkat suku bunga giro dan tabungan bersifat mengambang dan ditinjau secara berkala sesuai dengan kondisi pasar, sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka bersifat tetap, sesuai dengan jangka waktunya. Tingkat suku bunga kredit ditetapkan dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pendanaan Bank (termasuk biaya pendanaan giro wajib minimum). Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Risiko nilai wajar suku bunga adalah risiko dimana nilai dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Bank memiliki eksposur terhadap fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang berlaku baik atas risiko nilai wajar maupun arus kas. Direksi menetapkan limit value at risk trading book, yang dimonitor secara harian oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank (tidak untuk tujuan diperdagangkan) pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan tanggal kontraktual perubahan suku bunga atau tanggal jatuh tempo, mana yang lebih dahulu: 2011 Suku bunga mengambang
Keterangan
Tidak lebih dari 3 bulan
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain 2.403.542 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 33.124.361 Surat-surat berharga 5.294.135 Obligasi Pemerintah 9.783.611 Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 19.932.333 Tagihan derivatif Kredit yang diberikan 157.669.531 Tagihan akseptasi 5.342.854 Penyertaan Aset pajak tangguhan - neto Aset tetap - neto Aset lain-lain – neto Jumlah Aset
233.550.367
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Lebih dari 1 tahun
Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
Jumlah
-
-
-
10.343.649
10.343.649
-
-
8.882.066 -
22.959.159 -
31.841.225 2.403.542
7.841.337 5.160.891 -
-
1.755.000 6.539.677 23.188.709
2.687.166 -
42.720.698 19.681.869 32.972.320
1.268.831 10.790.610 -
-
29.994.090 -
69.826 906.791
21.201.164 69.826 198.454.231 5.342.854 906.791
-
-
-
776.319 4.088.465 4.021.592
776.319 4.088.465 4.021.592
25.061.669
-
70.359.542
45.852.967
374.824.545
107 Laporan Tahunan BCA 2011
249
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko tingkat suku bunga (lanjutan) Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank (tidak untuk tujuan diperdagangkan) pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan tanggal kontraktual perubahan suku bunga atau tanggal jatuh tempo, mana yang lebih dahulu: (lanjutan) 2011 Suku bunga mengambang
Keterangan
Tidak lebih dari 3 bulan
Liabilitas Liabilitas segera Simpanan dari nasabah 310.686.334 Simpanan dari bank lain 3.451.635 Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima 237.838 Beban yang masih harus dibayar Utang pajak Liabilitas lain-lain -
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Lebih dari 1 tahun
Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
Jumlah
-
-
-
1.536.034
1.536.034
12.770.949
-
-
-
323.457.283
-
-
-
44.393 4.043.322 -
3.451.635 44.393 4.043.322 237.838
-
-
-
193.785 386.305 3.408.501
193.785 386.305 3.408.501
Jumlah Liabilitas
314.375.807
12.770.949
-
-
9.612.340
336.759.096
GAP repricing suku bunga
(80.825.440 )
12.290.720
-
70.359.542
36.240.627
38.065.449
2010 Suku bunga mengambang
Keterangan
Tidak lebih dari 3 bulan
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain 2.630.156 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 58.905.656 Surat-surat berharga 4.040.435 Obligasi Pemerintah 16.165.818 Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 3.136.335 Tagihan derivatif Kredit yang diberikan 117.807.834 Tagihan akseptasi 3.708.627 Penyertaan Aset pajak tangguhan - neto Aset tetap - neto Aset lain-lain - neto Jumlah Aset
206.394.861
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Lebih dari 1 tahun
Laporan Tahunan BCA 2011
Jumlah
-
-
-
9.629.250
9.629.250
-
-
7.410.361 -
13.149.095 -
20.559.456 2.630.156
450.500 6.317.430 -
1.755.000 -
6.349.686 24.172.117
2.762.053 -
61.111.156 19.469.604 40.337.935
8.353.038 -
-
23.902.138 -
23.776 594.222
3.136.335 23.776 150.063.010 3.708.627 594.222
-
-
-
935.346 3.355.020 3.489.055
935.346 3.355.020 3.489.055
15.120.968
1.755.000
61.834.302
33.937.817
319.042.948
108 250
Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko tingkat suku bunga (lanjutan) Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank (tidak untuk tujuan diperdagangkan) pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan tanggal kontraktual perubahan suku bunga atau tanggal jatuh tempo, mana yang lebih dahulu: (lanjutan) 2010 Suku bunga mengambang
Keterangan
Tidak lebih dari 3 bulan
Liabilitas Liabilitas segera Simpanan dari nasabah 267.267.838 Simpanan dari bank lain 2.896.663 Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima 28.721 Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Beban yang masih harus dibayar Utang pajak Liabilitas lain-lain -
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Lebih dari 1 tahun
Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
Jumlah
-
-
-
838.873
838.873
4.486.788
5.779.066
-
-
277.533.692
-
-
-
12.150 2.550.557 -
2.896.663 12.150 2.550.557 28.721
-
-
-
719.840
719.840
-
-
-
160.150 455.691 2.669.231
160.150 455.691 2.669.231
-
7.406.492
287.865.568
61.834.302
26.531.325
31.177.380
Jumlah Liabilitas
270.193.222
4.486.788
5.779.066
GAP repricing suku bunga
(63.798.361 )
10.634.180
(4.024.066 )
Analisis sensitivitas risiko suku bunga: Berdasarkan Laporan Repricing Gap, dilakukan analisis sensitivitas terhadap setiap perubahan (naik atau turun) suku bunga secara paralel sebesar 1%, dengan asumsi: Kenaikan suku bunga komponen aset sama besar dengan kenaikan suku bunga komponen liabilitas. Kenaikan yang sama besar untuk setiap jangka waktu pada yield curve (paralel yield curve movement). Penurunan pendapatan bunga bersih karena kenaikan 1% paralel Rata-rata Januari 2011 - Desember 2011 Desember 2011
664.207 692.728
Kenaikan pendapatan bunga bersih karena penurunan 1% paralel 664.207 692.728
Keterangan: Perubahan nilai pendapatan bunga bersih hasil perhitungan tersebut adalah untuk selama dua belas bulan ke depan sejak tanggal laporan.
Analisis sensitivitas ini dilakukan secara berkala setiap bulan untuk kepentingan Asset Liability Committee.
109 Laporan Tahunan BCA 2011
251
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko operasional Risk and Control Self Assessment (RCSA) Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu bank. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun 2002 Bank mulai melaksanakan Risk Self Assessment (RSA) tahap awal ke seluruh cabang/kanwil dan seluruh divisi di Kantor Pusat. Salah satu tujuan pelaksanaan RSA ini adalah untuk mensosialisasikan risk culture (budaya mengelola risiko) dan meningkatkan risk awareness (kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat utama dalam pengelolaan risiko. Dengan meningkatnya risk culture diharapkan akan mampu meningkatkan budaya kontrol risiko pada setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas usaha sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, RSA masih terus dilakukan dan disempurnakan dengan tujuan untuk lebih menanamkan risk awareness dalam pengelolaan risiko pada setiap unit kerja. Pada tahun 2006 program RSA telah disempurnakan dengan memasukkan unsur kontrol dalam penilaian risiko sehingga nama RSA diubah menjadi Risk and Control Self Assessment (RCSA). Tahun 2007 sampai dengan 2010, implementasi RCSA dilakukan dengan menggunakan metode sampling berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya terutama untuk unit kerja yang memiliki risiko operasional yang signifikan. Pada tahun 2011, implementasi RCSA telah dilakukan ke seluruh unit kerja cabang dan unit kerja kantor pusat yang memiliki risiko operasional yang dinilai signifikan. Skala dampak dan kemungkinan terjadi untuk RCSA telah di-review dan divalidasi ulang pada tahun 2011 sehingga proses RCSA dapat memberikan gambaran tingkat risiko yang lebih sesuai dan tepat dengan aktivitas usaha dan profil risiko saat ini, untuk masing-masing unit kerja sampai dengan BCA secara bankwide. Loss Event Database (LED) Bank juga telah memiliki database kasus/kerugian terkait risiko operasional yang terjadi di seluruh unit kerja yang dikenal dengan nama metode Loss Event Database (LED). LED bertujuan untuk membantu Bank dalam mencatat dan menganalisa kasus atau permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat diambil tindakan perbaikan dan pencegahan atas kasus yang serupa. Tujuan akhir dari LED adalah agar risiko kerugian operasional yang mungkin terjadi dapat diminimalkan. Selain itu LED juga merupakan sarana pengumpulan data kerugian risiko operasional yang digunakan Bank untuk memperhitungkan alokasi beban modal (capital charge) dan pemantauan secara berkesinambungan terhadap kejadian–kejadian yang dapat menimbulkan kerugian operasional yang telah terjadi pada Bank. Saat ini LED telah diimplementasikan di seluruh Kantor Wilayah, Cabang dan Unit Kerja Kantor Pusat. Key Risk Indicator (KRI) KRI adalah suatu metode yang digunakan untuk memberikan suatu indikator (early warning sign) atas kemungkinan terjadinya peningkatan risiko operasional di suatu unit kerja. Hingga akhir tahun 2008, hampir seluruh cabang telah menerapkan metode KRI ini. Pada awal tahun 2009 dilakukan penyempurnaan KRI dengan menambahkan 7 indikator baru. Penyempurnaan ini ditujukan untuk lebih meningkatkan risk awareness. Pada pertengahan tahun 2009, seluruh kanwil dan cabang telah menerapkan metode KRI. Operational Risk Management Information System (ORMIS) Merupakan aplikasi pendukung yang digunakan dalam implementasi RCSA, LED dan KRI. Dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011 telah dilakukan enhancement pada aplikasi ORMIS yang bertujuan agar aplikasi ini lebih akurat, lebih mudah dioperasikan dan dapat diimplementasikan pada seluruh unit kerja terutama yang memiliki risiko operasional tinggi. Implementasi dan sosialisasi aplikasi yang telah dilakukan enchancement ini telah selesai dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Saat ini seluruh unit kerja telah mengunakan aplikasi ORMIS yang baru dalam mengimplementasikan RCSA, LED dan KRI.
110 252
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko operasional (lanjutan) Perhitungan Pencadangan Modal Risiko Operasional Mulai tahun 2009 Bank telah menghitung kewajiban penyediaan modal minimum Bank untuk risiko operasional berdasarkan Pendekatan Indikator Dasar. Saat ini Bank telah mengimplementasikan regulasi dari Bank Indonesia terkait dengan masuknya risiko operasional dalam perhitungan rasio kecukupan modal (CAR) selain untuk risiko kredit dan risiko pasar. Manajemen risiko hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Risiko hukum inheren dinilai berdasarkan potensial kerugian atas kasus-kasus yang terjadi di Bank dan Entitas Anak Bank yang sedang dalam proses di pengadilan dibagi dengan modal Bank dan modal konsolidasian. Parameter yang digunakan untuk menghitung potensial kerugian atas kasus yang sedang dalam proses di pengadilan adalah dasar gugatan (kasus posisi), nilai perkara, dan dokumentasi hukum. Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko hukum, maka Bank telah membentuk Grup Hukum di Kantor Pusat dan unit kerja hukum di beberapa Kantor Wilayah. Dalam rangka memitigasi risiko hukum, Grup Hukum telah melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut: a) Membuat standarisasi dokumen hukum (antara lain perjanjian kredit, pengikatan agunan, perjanjian kerjasama, perjanjian sewa menyewa, perjanjian outsourcing), menelaah kembali setiap perjanjian sebelum ditandatangani oleh pejabat Bank, dan memberikan pendapat hukum atas permasalahan hukum yang terjadi. b) Membuat manual kerja bagi staf hukum dan administrasi kredit di kanwil dan cabang. c) Mengadakan forum komunikasi secara periodik untuk meningkatkan kompetensi staf hukum kanwil dan cabang, mensosialisasikan modus operandi kasus yang pernah terjadi dan pedoman penanganan kasus secara hukum. d) Melakukan pembelaan hukum atas perkara perdata yang melibatkan Bank yang sedang dalam proses di pengadilan dan arbitrase, serta memonitor perkembangan kasusnya. e) Mendampingi pejabat/karyawan Bank sehubungan dengan proses hukum di kepolisian, kejaksaan, pengadilan, Komisi Pemberantasan Korupsi dan instansi lainnya, untuk memberikan perlindungan hukum bagi Bank dan atau pejabat/karyawan Bank. f) Menyusun rencana strategi pengamanan kredit (bekerja sama dengan unit kerja lain, antara lain Biro Penyelesaian Kredit) sehubungan dengan permasalahan kredit macet. g) Mendaftarkan hak milik kekayaan intelektual atas produk-produk Bank pada instansi yang berwenang, dan mengamankan kepemilikan atas aset-aset Bank antara lain hak atas tanah dan bangunan Bank, memonitor dan melakukan tindakan hukum atas pelanggaran hak kekayaan intelektual milik Bank. h) Meminta cabang membuat laporan hasil pengendalian risiko hukum secara periodik kepada Grup Hukum. i) Meminta pendapat konsultan hukum independen atau pendapat dari instansi yang berwenang dalam hal terdapat peraturan yang tidak atau kurang jelas atau multi tafsir. j) Memonitor dan menganalisa perkara yang sedang dalam proses di pengadilan yang dihadapi oleh Bank dan Entitas Anak. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank telah membuat Kebijakan Pengendalian Risiko Hukum yang telah diimplementasikan sejak tahun 2005, dan telah diperbaharui berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009. 111 Laporan Tahunan BCA 2011
253
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Penilaian atas risiko reputasi dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti frekuensi keluhan dan publikasi negatif serta pencapaian penyelesaian keluhan. Penilaian tersebut disusun dalam laporan profil risiko reputasi setiap triwulan. Organisasi pendukung yang secara khusus menangani risiko reputasi terdiri dari Sekretariat Perusahaan, Sentra Operasi Pembayaran (SOPD), Divisi Pengembangan Operasi dan Layanan (DPOL), Unit Bisnis Kartu Kredit (UBC), Customer Service Officer (CSO) dan Account Officer (AO) di Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang Pembantu. Untuk mengelola dan mengendalikan risiko reputasi, Bank didukung oleh fasilitas Halo BCA (layanan telepon 24 jam untuk informasi, saran dan keluhan). Kebijakan/pedoman manajemen risiko reputasi sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 telah tercakup dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Bank tahun 2010 dan Kebijakan Manajemen Risiko Reputasi. Di samping itu Bank juga telah mempunyai Pedoman Komunikasi dan Pedoman Penyelesaian Keluhan. Manajemen risiko reputasi dilakukan dengan berpedoman pada : Peraturan Bank Indonesia No. 7/7/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/13/DPNP tanggal 6 Maret 2008 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 perihal Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 perihal Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Manajemen risiko stratejik Risiko stratejik adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Penilaian risiko stratejik inheren dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis, strategi berisiko rendah dan strategi berisiko tinggi, posisi bisnis Bank dan pencapaian Rencana Bisnis Bank. Sedangkan penilaian kualitas penerapan manajemen risiko stratejik dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, SIM & SDM, dan kecukupan sistem pengendalian risiko. Manajemen risiko kepatuhan Risiko kepatuhan adalah salah satu jenis risiko yang harus dikelola oleh Bank yang timbul karena Bank tidak mematuhi dan atau tidak melaksanakan peraturan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko yang dapat timbul akibat ketidakpatuhan ini dapat berupa sanksi dari regulator atau sanksi hukum, kerugian finansial yang material atau kehilangan reputasi. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, Bank telah mengangkat salah seorang anggota Direksi sebagai Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang berfungsi untuk mengelola risiko kepatuhan Bank. 112 254
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko kepatuhan (lanjutan) Dalam rangka mengelola risiko kepatuhan, Bank telah membuat kebijakan dan prosedur kepatuhan, yaitu antara lain dengan selalu menyesuaikan ketentuan dan sistem internal dengan peraturan yang berlaku dan mengkomunikasikan ketentuan baru kepada karyawan terkait, melakukan kajian terhadap produk/aktivitas baru dan permohonan kredit korporasi, melakukan uji kepatuhan secara berkala, pelatihan kepada karyawan dan membuat laporan bulanan kepatuhan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Bank telah mempunyai dan menerapkan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Bank juga telah mengembangkan aplikasi untuk memantau transaksi keuangan mencurigakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, Bank juga menerapkan manajemen risiko kepatuhan secara konsolidasian dengan entitas anak sesuai ketentuan yang berlaku, mengingat bahwa risiko yang terjadi di Entitas Anak dapat mempengaruhi profil risiko Bank selaku induk perusahaan. Profil Risiko Sesuai dengan ketentuan pasal 24 Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Bank wajib menyampaikan laporan profil risiko atas 8 (delapan) jenis risiko (Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Stratejik, dan Kepatuhan) kepada Bank Indonesia. Laporan profil risiko tersebut memuat laporan tentang tingkat dan trend seluruh eksposur risiko yang relevan dan sesuai dengan kompleksitas usaha Bank. Laporan profil risiko yang disampaikan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko kepada Bank Indonesia berisi substansi yang sama dengan laporan profil risiko yang disampaikan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Manajemen Risiko. Secara umum risiko komposit Bank selama tahun 2010 adalah Rendah, merupakan hasil penilaian dari risiko inheren Rendah dengan penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko Sangat Memadai. Sistem pengendalian risiko tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) Bank. Dari 8 (delapan) jenis risiko (Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Stratejik dan Kepatuhan) yang dinilai, risiko komposit yang "Moderat" pada Triwulan I adalah risiko kredit dan risiko reputasi, sedangkan risiko lainnya memiliki risiko komposit yang Rendah. Pada Triwulan II tahun 2010, risiko komposit yang "Moderat" adalah risiko kredit dan risiko operasional, sedangkan risiko lainnya memiliki risiko komposit yang "Rendah". Pada Triwulan III dan IV tahun 2010, risiko komposit yang masuk kategori "Moderat" adalah risiko operasional, sedangkan risiko lainnya memiliki risiko komposit "Rendah". Selama Triwulan I tahun 2010 keadaan perekonomian domestik bertumbuh baik, didukung oleh berlanjutnya proses pemulihan ekonomi global. Pemulihan ekonomi global yang semakin merata didukung oleh tetap solidnya perekonomian di kawasan Asia, memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi di dalam negeri. Pada Triwulan I tahun 2010, perekonomian tumbuh lebih baik dari perkiraan semula yang didorong oleh adanya perbaikan ekspor serta adanya indikasi peningkatan investasi. Membaiknya permintaan negara mitra dagang yang disertai oleh masih tingginya harga komoditas berdampak positif pada kinerja ekspor. Sejalan dengan itu, optimisme pelaku usaha terhadap membaiknya kondisi perekonomian domestik disertai dengan perbaikan iklim investasi dan rencana pembangunan beberapa infrastruktur oleh pemerintah berdampak pada perbaikan kinerja investasi. Hal ini didukung pula oleh perbaikan sovereign credit rating Indonesia oleh Standard & Poor’s dari BB- menjadi BB dan rating dari Fitch Ratings tetap stabil di BB+.
113 Laporan Tahunan BCA 2011
255
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Profil Risiko (lanjutan) Transmisi kebijakan moneter di sektor keuangan cenderung terbatas. Meskipun suku bunga deposito dan kredit cenderung turun, penyaluran kredit masih terbatas. Penyaluran kredit pada bulan Januari 2010 tumbuh negatif, meskipun secara tahunan masih mencatat pertumbuhan yang positif. Di masa yang akan datang, trend penurunan suku bunga kredit diharapkan dapat mendorong ekspansi kredit perbankan di tahun 2010. Kinerja sektor perbankan secara umum tetap baik. Indikator utama perbankan seperti rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR), rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan - NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) tetap menunjukkan perkembangan yang cukup baik dan stabil di tengah kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya stabil. NPL gross tetap terjaga di bawah 5%, yaitu sebesar 3,8%, sedangkan CAR masih solid di level 17,4%, jauh berada di atas level minimum yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu sebesar 8%. Sementara itu, ROA dan NIM tetap stabil sebesar 2,6% dan 0,5%. Selama Triwulan II tahun 2010 kinerja perekonomian domestik terus menunjukkan perbaikan. Kinerja ekspor semakin membaik didukung oleh perkembangan ekspor komoditas manufaktur yang semakin optimis, sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi global. Beberapa industri yang tumbuh signifikan antara lain tekstil, pakaian, alat angkut dan subsektor kimia. Kenaikan ekspor tersebut direspon sisi produksi melalui peningkatan utilisasi terutama pada industri yang berorientasi ekspor. Perkembangan investasi juga menunjukkan peningkatan, sebagaimana tercermin pada peningkatan impor bahan baku dan barang modal, serta peningkatan konsumsi semen dan listrik industri. Dari sisi sektoral, kinerja ekonomi didorong oleh perbaikan kinerja yang cukup signifikan dari sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR). Perbaikan kinerja pada sektor PHR juga didukung oleh kegiatan di sektor-sektor lain seperti pertanian, industri dan impor. Selain sektor PHR, aktivitas di sektor lain yang tetap tinggi ialah sektor pengangkutan dan komunikasi. Peningkatan kegiatan ekonomi tersebut didukung oleh pembiayaan perbankan yang meningkat, khususnya untuk kredit investasi. Di sisi mikro perbankan, kondisi perbankan nasional tetap stabil. terjaganya rasio kecukupan modal (CAR) yang mencapai 17,8% (NPL/Non Performinf Loan) gross tetap terkendali pada 3,6% dengan 1%. Selain itu, likuiditas perbankan, termasuk likuiditas di pasar uang dana pihak ketiga (DPK) yang terus meningkat.
Hal ini tercermin dari masih dan rasio kredit bermasalah rasio NPL neto tetap sebesar antar bank kian membaik dan
Selama Triwulan III tahun 2010 Perekonomian global masih terus menunjukkan pertumbuhan meskipun tidak merata. Perekonomian negara-negara besar seperti AS, Jepang dan China mengalami perlambatan. Melambatnya pertumbuhan ekonomi AS terutama disebabkan tingkat konsumsi yang masih tertekan akibat tingginya pengangguran dan ”credit crunch” (krisis perkreditan). Perlambatan ekonomi Jepang lebih disebabkan oleh penguatan yen yang berdampak pada melemahnya daya saing ekspor. Perekonomian negara-negara emerging market tetap tumbuh dengan solid. Industri global yang terus berekspansi dan volume perdagangan dunia yang terus meningkat membuat perekonomian dunia pada Triwulan III Tahun 2010 tetap tumbuh meski lebih moderat dibandingkan dari Triwulan II Tahun 2010. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 3 September 2010 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate tetap sebesar 6,5%. Namun demikian dengan mempertimbangkan adanya potensi tekanan inflasi ke depan, Dewan Gubernur memandang penting untuk menaikkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dari 5% menjadi 8% DPK (Dana Pihak Ketiga) Rupiah. Sementara itu, dalam rangka mendorong fungsi intermediasi perbankan, Dewan Gubernur juga menetapkan ketentuan GWM berdasarkan LDR (Loan to Deposit Ratio) agar kredit perbankan tumbuh dengan baik, namun tetap berlandaskan pada prinsip kehati-hatian, dengan batas bawah LDR 78% dan batas atas LDR 100%. Kebijakan GWM tersebut dalam pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap, yaitu GWM Primer mulai berlaku sejak 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku sejak 1 Maret 2011. 114 256
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Profil Risiko (lanjutan) Nilai tukar rupiah pada triwulan ini terus menguat seiring dengan kinerja transaksi berjalan yang masih surplus cukup besar, derasnya arus modal asing yang masuk, faktor risiko yang masih terjaga, sentimen global yang positif serta faktor fundamental domestik yang semakin kokoh. Di sisi mikro perbankan, kondisi perbankan nasional semakin kuat. Hal itu tercermin dari tingginya rasio kecukupan modal (CAR), terjaganya rasio gross non-performing loan (NPL) di bawah 5%, selain itu likuiditas perbankan, termasuk likuiditas di pasar uang antar bank kian membaik, dan dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus meningkat. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 3 Desember 2010 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,5%. Keputusan tersebut juga mempertimbangkan bahwa tingkat BI Rate 6,5% masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi jangka menengah dan dipandang masih kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan dan mendorong intermediasi perbankan. Evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian secara umum mengarah pada kondisi yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 dan tahun 2012 diperkirakan akan meningkat dengan sumber pertumbuhan yang semakin berimbang. Nilai tukar rupiah menguat secara signifikan di tahun 2010, penguatan rupiah didukung oleh: - Faktor fundamental yang solid tercermin pada kinerja laporan posisi keuangan transaksi berjalan yang mencatat surplus signifikan. - Derasnya arus modal masuk asing terkait dengan: - Melimpahnya likuiditas global, - Kuatnya ekspektasi berlanjutnya kebijakan suku bunga rendah di negara-negara maju, - Peluncuran Quantitative Easing tahap II oleh the Fed, - Terjaganya persepsi risiko dan sentimen positif sejalan dengan stabilitas makro dan sistem keuangan nasional yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan sustainabilitas fiskal yang terjaga. Beberapa tindakan yang dilakukan oleh BCA dalam meningkatkan awareness sehubungan dengan masih adanya ancaman gejolak ekonomi global dan penurunan perekonomian Indonesia yang dapat berpengaruh buruk pada bank adalah: Melanjutkan peningkatan koordinasi antara Dewan Komisaris, Direksi, Kanwil dan Cabang. Mengkaji ulang strategi pelepasan kredit dan kebijakan di bidang operasional dan perkreditan untuk memantau dan mengendalikan peningkatan risiko terhadap eksposur yang mempunyai risiko di atas rata-rata. Meningkatkan monitoring terhadap portofolio kredit, terutama untuk kredit jumlah besar dan sektor ekonomi yang mempunyai risiko di atas rata-rata, baik untuk cash loan maupun non cash loan. Melakukan kaji ulang terhadap ketentuan kredit, antara lain mengenai prosedur, wewenang, dan agunan. Melakukan pemberian kredit baru dengan lebih selektif dan tetap memperhatikan prinsip kehatihatian. Secara umum risiko komposit Bank pada Triwulan I tahun 2011 adalah Rendah, merupakan hasil penilaian dari risiko inheren Rendah dengan penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko Sangat Memadai. Sistem pengendalian risiko tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) Bank. Dari 8 (delapan) jenis risiko (Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Stratejik dan Kepatuhan) yang dinilai, risiko komposit yang "Moderat" pada Triwulan I tahun 2011 adalah risiko operasional, sedangkan risiko lainnya memiliki risiko komposit yang Rendah.
115 Laporan Tahunan BCA 2011
257
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Profil Risiko (lanjutan) Pada Triwulan I Tahun 2011 Prospek ekonomi dunia terus membaik, namun masih dibayangi oleh tekanan inflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga minyak dan komoditas pangan dunia. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan semula yang didukung oleh membaiknya ekonomi negara maju, sementara ekonomi negara berkembang khususnya emerging markets masih tetap tumbuh. Sejalan dengan perkembangan tersebut, harga komoditas dunia menunjukkan kecenderungan meningkat yang diwarnai dengan harga minyak yang melambung tinggi. Hal ini mengakibatkan tekanan inflasi baik di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh trend peningkatan harga pangan dan energi. Sementara itu, perkembangan geopolitik di Timur Tengah selain berpengaruh pada harga minyak juga menimbulkan tekanan terhadap pasar keuangan global. Prospek ekonomi global yang cenderung membaik tersebut berdampak positif terhadap perekonomian domestik, terutama melalui jalur ekspor yang akhir-akhir ini meningkat. Kinerja ekspor masih tetap tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang masih cukup kuat. Impor juga masih meningkat didorong oleh masih kuatnya permintaan domestik. Trend penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011 kembali berlanjut pada Februari 2011, hal ini didukung oleh: - Masuknya aliran modal asing karena positifnya persepsi investor asing terhadap kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, - Respons positif terhadap kenaikan BI Rate dan kebijakan Bank Indonesia untuk memberikan ruang bagi penguatan rupiah sebagai komitmen kuat Bank Indonesia untuk pengendalian inflasi. Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknya fungsi intermediasi perbankan dan likuiditas perbankan yang terkendali. Industri perbankan cukup stabil, hal ini antara lain ditunjukkan oleh: - Terjaganya kondisi permodalan dan likuiditas sebagaimana tercermin pada: - Tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan pada level 18%; dan - Terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. - Intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari pertumbuhan kredit yang terus meningkat, yakni pada Januari 2011 mencapai 24,6% (year on year), ditopang oleh pertumbuhan pada seluruh jenis kredit termasuk kredit kepada UMKM. - Tidak ada indikasi bahwa kenaikan BI Rate pada Februari 2011 diikuti dengan kenaikan suku bunga perbankan. - Giro Wajib Minimum Loan to Deposit Ratio (GWM LDR) dan Giro Wajib Minimum Valuta Asing (GWM Valas) telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kinerja pasar keuangan domestik membaik setelah sempat tertekan pada awal tahun 2011. Perbaikan pasar keuangan antara lain dicerminkan pada: - Pasar saham, yaitu mulai pulihnya kinerja pasar saham dan relatif stabilnya nilai SUN. - Pasar uang, yaitu likuiditas sedikit mengalami penurunan sejalan dengan rekening pemerintah yang kontraktif dan kebijakan stabilisasi nilai tukar. Sistem pengendalian risiko secara umum tetap sangat memadai karena Bank akan terus meningkatkan pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitas fungsionalnya sehingga Bank dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan setiap risiko yang ada.
116 258
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Profil Risiko (lanjutan) Pada Triwulan II Tahun 2011 Pemulihan ekonomi global terus berlanjut, sebagaimana tercermin pada volume perdagangan dunia yang meningkat. Namun masih dibayangi sejumlah risiko, antara lain terkait krisis utang di Yunani, berakhirnya Quantitative Easing (QE) II oleh the Fed dan melambatnya ekonomi China. Risiko tersebut berpotensi menahan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2011 meskipun pemulihan ekonomi akan tetap meningkat pada tahun 2012. Sementara itu, harga komoditas global masih berada pada level yang tinggi meskipun terjadi koreksi pada harga minyak. Inflasi dunia juga secara umum meningkat, meskipun tekanan inflasi di negara emerging markets mereda. Respon kebijakan moneter di negara-negara emerging markets masih cenderung ketat, sementara di negara-negara maju masih cenderung akomodatif. Ekspansi ekonomi domestik diperkirakan terus berlanjut dan lebih kuat dari perkiraan sebelumnya, terutama didukung oleh kenaikan kinerja ekspor seiring dengan tingginya volume perdagangan dunia dan kenaikan harga komoditas internasional. Sementara itu, kegiatan investasi dan konsumsi rumah tangga diprakirakan tetap tumbuh tinggi didukung oleh optimisme yang masih kuat serta kenaikan daya beli masyarakat. Secara sektoral, ekspansi ekonomi masih ditopang oleh pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri, dan sektor keuangan. Terus meningkatnya aktivitas ekonomi domestik mengindikasikan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang berpotensi mengarah ke batas atas kisaran 6,0%-6,5%. Menguatnya kegiatan ekonomi domestik dan eksternal telah mendorong kenaikan impor terutama migas untuk memenuhi konsumsi BBM dalam negeri. Kondisi tersebut menyebabkan penurunan surplus transaksi berjalan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi transaksi modal dan finansial, persepsi positif investor terhadap semakin kuatnya fundamental perekonomian Indonesia (di tengah menariknya imbal hasil) mendorong tingginya penanaman modal asing langsung (FDI) serta aliran investasi portofolio. Tingginya aliran masuk modal asing tersebut mendorong surplus transaksi modal dan finansial Triwulan II tahun 2011 yang lebih tinggi dari Triwulan I Tahun 2011 dan dapat mengimbangi penurunan surplus transaksi berjalan. Sejalan dengan itu, cadangan devisa pada akhir Mei 2011 tercatat sebesar 118,1 miliar dolar USD, atau setara dengan 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Pada bulan Mei 2011, nilai tukar Rupiah menguat ke level Rp8.536 per dolar AS dengan volatilitas yang tetap terjaga, hal ini didukung oleh: - Upaya Bank Indonesia untuk meredam tekanan inflasi, khususnya dari imported inflation, dengan tetap mempertimbangkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. - Penguatan Rupiah yang sejalan dengan tren apresiasi mata uang di kawasan Asia sejauh ini tidak memberikan tekanan pada kinerja ekspor. - Tetap kuatnya pertumbuhan ekspor sejalan dengan masih tingginya harga komoditas internasional dan kuatnya permintaan luar negeri. Stabilitas sistem perbankan tetap terjaga yang disertai dengan akselerasi pertumbuhan kredit. Industri perbankan menunjukkan perkembangan yang tetap stabil sebagaimana tercermin pada: - Terjaganya kondisi permodalan jauh di atas persyaratan modal minimum sebesar 8%. - Terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. - Pertumbuhan kredit yang terus meningkat, yakni pada Mei 2011 mencapai 23,3% (year on year). Kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate pada 6,75% serta kondisi fundamental mikro emiten yang baik mampu menopang laju pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama Triwulan II tahun 2011. Dari sisi makro, pertumbuhan IHSG turut didorong oleh tekanan inflasi yang rendah, nilai tukar yang stabil serta prospek pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Sementara itu, dari sisi mikro, faktor yang turut mempengaruhi kinerja IHSG antara lain pencapaian laba dan pembagian dividen emiten. Sejalan dengan dukungan kedua faktor tersebut IHSG mampu mencapai level tertinggi sepanjang sejarah bursa efek Indonesia yakni sebesar 3.888 atau menguat sebesar 1,34% dibandingkan dengan posisi Triwulan I tahun 2011.
117 Laporan Tahunan BCA 2011
259
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Profil Risiko (lanjutan) Pada Triwulan II tahun 2011 yield Surat Berharga Negara (SBN) mengalami penurunan. Namun, yield Surat Utang Negara (SUN) bulan Juni 2011 meningkat khususnya untuk jangka menengah. Secara keseluruhan, yield SBN terpantau sebesar 7,3% atau turun sebesar 1% jika dibandingkan dengan akhir Triwulan I tahun 2011. Peringkat risiko komposit yang Rendah dapat tercapai karena Bank telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya. Trend risiko komposit Bank diperkirakan tetap rendah karena berdasarkan hasil proyeksi tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan. Secara umum risiko komposit Bank pada Triwulan III tahun 2011 adalah Rendah, merupakan hasil penilaian dari risiko inheren Rendah dengan penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko Sangat Memadai. Sistem pengendalian risiko tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) Bank. Dari 8 (delapan) jenis risiko (Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Stratejik dan Kepatuhan) yang dinilai, risiko komposit yang "Moderat" pada Triwulan III tahun 2011 adalah risiko operasional, sedangkan risiko lainnya memiliki risiko komposit yang Rendah. Pada Triwulan III Tahun 2011 Tingginya risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global serta kecenderungan menurunnya kinerja perekonomian global akibat permasalahan utang dan fiskal di Eropa dan AS perlu terus diwaspadai. Perhatian terutama ditujukan pada dampak jangka pendek melalui jalur finansial berupa melemahnya bursa saham, meningkatnya indikator risiko utang, dan tekanan pembalikan arus modal portofolio (capital reversals) oleh investor global dari emerging economies, termasuk Indonesia. Sementara itu, kinerja perekonomian global terindikasi melemah seperti tercermin pada perlambatan kegiatan produksi dan penjualan ritel yang disertai dengan tingkat keyakinan konsumen yang melemah di negara maju dan koreksi sejumlah harga komoditas internasional. Di sisi lain, tekanan inflasi mulai mereda, meski inflasi negara emerging markets masih relatif tinggi sehingga terjadi pergeseran respons kebijakan moneter ke arah netral atau akomodatif. Ke depan, secara keseluruhan Dewan Gubernur melihat kecenderungan menurunnya pertumbuhan ekonomi negara maju, melambatnya volume perdagangan dunia, dan menurunnya harga komoditas global. Sementara itu di sektor keuangan, tingginya ekses likuiditas global dan persespi risiko investor masih akan mendorong tetap derasnya aliran modal asing masuk ke negara-negara emerging economies, termasuk Indonesia, baik dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) maupun investasi portofolio. Kinerja perekonomian domestik menunjukkan ketahanan yang baik di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 diperkirakan akan mencapai 6,6%, ditopang oleh ekspor, konsumsi dan investasi. Ekspor diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi sejalan dengan perkiraan masih tingginya realisasi perdagangan dunia serta harga komoditas internasional. Namun selanjutnya pengaruh penurunan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan mulai terasa pada kinerja ekspor Indonesia. Di sisi lain, konsumsi masih tetap kuat sejalan dengan optimisme konsumen dan perkiraan peningkatan belanja Pemerintah sebagaimana pola historisnya. Sementara itu, kegiatan investasi juga meningkat, didukung oleh perkembangan proyek infrastruktur dan kebijakan Pemerintah mendukung investasi. Secara sektoral, kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi masih berasal dari sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor transportasi & komunikasi, dan sektor industri.
118 260
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Profil Risiko (lanjutan) Nilai tukar Rupiah mengalami tekanan khususnya pada bulan September 2011, pada triwulan III tahun 2011 nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp8.790 per USD dengan volatilitas yang meningkat. Namun, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut masih sejalan dengan pergerakan nilai tukar mata uang Negara Kawasan (Indonesia, Malaysia, Philippines, Vietnam, dan Thailand). Tekanan terhadap rupiah antara lain dipengaruhi oleh: - Meningkatnya faktor risiko global akibat kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dunia. - Meningkatnya permintaan valas untuk memenuhi pembayaran impor. Namun demikian Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah guna mendukung terpeliharanya kestabilan makro ekonomi. Stabilitas industri perbankan masih tetap terjaga dengan baik, sebagaimana tercermin pada: - Tingginya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8%. - Rendahnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) gross di bawah 5%. - Penyaluran kredit hingga akhir September 2011 mencapai 23,8% (year on year) yang sebagian besar disalurkan untuk pembiayaan kegiatan perekonomian yang produktif. - Bank Indonesia tetap mencermati perkembangan kredit pada beberapa sektor yang cenderung konsumtif, dan berupaya mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan dalam mendukung ekspansi perekonomian nasional dengan tetap menjaga stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan. Sentimen negatif akibat gejolak pasar keuangan global berdampak terhadap kinerja pasar saham domestik walaupun fundamental makroekonomi dan mikro emiten cukup kuat. Gejolak di pasar global tersebut mendorong aksi portofolio adjustment oleh investor non residen di pasar keuangan domestik yang diikuti dengan melemahnya nilai tukar sehingga menekan kinerja pasar saham domestik. IHSG mengalami pelemahan yang cukup tajam sebesar 8,7% ke level 3.549 pada 30 September 2011. Meskipun melemah cukup tajam, namun dibandingkan dengan negara-negara di kawasan, pelemahan tersebut masih relatif lebih rendah. Peringkat risiko komposit yang Rendah dapat tercapai karena Bank telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya. Trend risiko komposit Bank diperkirakan tetap rendah karena berdasarkan hasil proyeksi tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan. Secara umum risiko komposit Bank pada Triwulan IV tahun 2011 adalah "Low", merupakan hasil penilaian dari risiko inheren "Low" dengan penilaian kualitas penerapan manajemen risiko "Strong". Kualitas penerapan manajemen risiko tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) Bank. Dari 8 (delapan) jenis risiko (Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Stratejik dan Kepatuhan) yang dinilai, risiko komposit yang "Low to Moderate" pada Triwulan IV tahun 2011 hanyalah risiko operasional, sedangkan risiko lainnya memiliki risiko komposit yang "Low". Pada Triwulan IV Tahun 2011 kinerja ekonomi dan keuangan global masih terus melemah seiring masih berlarutnya krisis di Eropa. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan lebih rendah dengan konsumsi di negera-negara maju cenderung stagnan dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal ini berdampak pada menurunnya kinerja ekspor negara-negara berkembang. Sementara itu, pasar keuangan global masih bergejolak dengan berlarutnya penyelesaian krisis di Eropa sehingga likuiditas di pasar keuangan masih cenderung ketat dengan risiko yang meningkat. Selain itu, pasar keuangan global juga dibayangi ancaman penurunan rating di sejumlah negara Eropa yang memicu munculnya sentimen negatif. Di sisi domestik pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 cukup kuat seiring dengan terjaganya stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
119 Laporan Tahunan BCA 2011
261
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Profil Risiko (lanjutan) Perekonomian domestik masih tetap kuat dengan stabilitas yang tetap terjaga. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati risiko memburuknya ekonomi global dan akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta memberikan stimulus untuk perekonomian domestik. Bank Indonesia menegaskan bahwa penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang bersifat counter-cyclical sangat diperlukan dalam pengelolaan makro ekonomi secara keseluruhan serta untuk membawa inflasi pada sasaran yang ditetapkan, yaitu 4,5%±1% pada tahun 2012 dan 2013. Selama Desember 2011, nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan depresiasi. Hal tersebut dipicu oleh tingginya permintaan valuta asing di akhir tahun untuk pembiayaan kegiatan impor dan sentimen risiko akibat imbas ketidakpastian ekonomi global. Belum tuntasnya penyelesaian krisis utang dan fiskal kawasan Eropa serta menguatnya indikasi pelemahan ekonomi dunia mempengaruhi minat investasi asing. Secara rata-rata, rupiah terdepresiasi sebesar 0,61% (month to month) ke level Rp9.053 per dolar USD. Namun, secara point to point rupiah masih mampu menguat sebesar 0,46% (month to month) dari bulan sebelumnya dan ditutup pada level Rp9.068 per dolar USD. Pelemahan rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan nilai tukar kawasan yang secara rata-rata juga mengalami koreksi. Adapun tingkat volatilitas rupiah pada bulan laporan menurun menjadi 0,23%. Stabilitas industri perbankan masih tetap terjaga dengan baik, sebagaimana tercermin pada : - Tingginya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8%. - Rendahnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) gross di bawah 5%. - Penyaluran kredit hingga akhir November 2011 mencapai 26% (year on year) yang sebagian besar disalurkan untuk pembiayaan kegiatan perekonomian yang produktif. Bank Indonesia akan terus berupaya untuk mengoptimalkan peran kebijakan moneter dalam mendorong kapasitas perekonomian, menjaga stabilitas pasar keuangan, dan memitigasi dampak perlambatan ekonomi global, dengan senantiasa mengacu/berpatokan pada ekspektasi dan arah sasaran inflasi. Ke depan, Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan melalui respon kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial dalam rangka pengelolaan capital flows, kebijakan makroprudensial dalam rangka pengelolaan likuiditas, dan koordinasi kebijakan bersama Pemerintah. Peringkat risiko komposit yang "Low" dapat tercapai karena Bank telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya. Trend risiko komposit Bank diperkirakan tetap rendah karena berdasarkan hasil proyeksi tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan. Manajemen risiko konsolidasian Dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 mengenai Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasian Bagi Bank yang Melakukan Pengendalian Terhadap Entitas Anak maka Bank wajib melakukan penerapan manajemen risiko secara konsolidasian. Penerapan manajemen risiko secara konsolidasian di Bank dilakukan dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia di atas, yang mencakup:
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi Kecukupan kebijakan prosedur dan penetapan limit Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, dan Sistem pengendalian internal yang menyeluruh. 120
262
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen risiko konsolidasian (lanjutan) Mengacu pada konsep penerapan manajemen risiko secara konsolidasian, maka penerapan kerangka kerja manajemen risiko di Entitas Anak akan dipantau dan ditelaah secara tidak langsung oleh manajemen Bank. Pada saat ini Entitas Anak sedang mempersiapkan diri untuk dapat menerapkan manajemen risiko sejalan dengan penerapan manajemen risiko di Bank (induk). Penerapan manajemen risiko pada Entitas Anak bertujuan untuk meningkatkan daya saing, mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. Di masa mendatang Bank juga akan menyempurnakan Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Manajemen Risiko yang dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko usaha dari Bank dan Entitas Anak, agar dapat menerapkan manajemen risiko secara konsolidasian dengan efektif. 41. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING a. Perjanjian Sewa dengan PT Grand Indonesia Pada tanggal 11 April 2006, Bank menandatangani perjanjian sewa-menyewa dengan PT Grand Indonesia (pihak berelasi), dimana Bank akan menyewa secara jangka panjang dari PT Grand Indonesia ruangan kantor seluruhnya seluas 28.166,88 m2 senilai USD35.631.103,20 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dengan hak opsi untuk juga menyewa secara jangka panjang ruangan tambahan dengan luas 3.264,80 m2 senilai USD4.129.972 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Transaksi sewa-menyewa tersebut telah mendapat persetujuan dari Direksi dan Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank pada tanggal 25 November 2005 (notulen dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 11). Perjanjian sewa-menyewa tersebut dimulai sejak 1 Juli 2007 dan berakhir 30 Juni 2035. Bank diwajibkan membayar uang muka pada tanggal 5 Desember 2005 sebesar USD3.244.092,50 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan sepuluh kali cicilan masing-masing sebesar USD3.238.701,07 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai selama periode 15 April 2006 sampai dengan 31 Desember 2006. Pada tanggal 31 Desember 2006, Bank telah membayar sebesar USD32.392.402,13 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan dicatat sebagai aset lain-lain. Pada tanggal 2 Januari 2007, Bank melakukan pelunasan (pembayaran cicilan kesepuluh) sebesar USD3.238.701,07 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pada tanggal 29 Juni 2007, Bank telah melakukan pembayaran untuk sewa ruangan tambahan lantai 28 dan 29 dengan luas 3.264,80 m2 senilai USD4.129.972 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 14 Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 April 2006. Terhitung mulai periode Mei 2008, Bank telah melakukan amortisasi untuk sewa dibayar di muka tersebut. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, total pembayaran sewa dibayar di muka yang telah diamortisasi masing-masing sebesar Rp47.721 dan Rp34.706, sehingga sisa saldo pembayaran sewa dibayar di muka kepada PT Grand Indonesia pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp316.693 dan Rp329.708.
121 Laporan Tahunan BCA 2011
263
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) a. Perjanjian Sewa dengan PT Grand Indonesia (lanjutan) Pada tanggal 24 Oktober 2008, Bank telah melakukan pembayaran uang jaminan untuk sewa ruangan tambahan untuk lantai 30 dan 31 dengan luas 3.854,92 m2 senilai USD208.165,68 (nilai penuh). Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Notaris No.110 Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., tanggal 22 Mei 2008. Pembayaran sewa untuk lantai 30 dan 31 telah dimulai pada tanggal 1 Agustus 2009, di mana sesuai dengan kesepakatan antara Bank dan PT Grand Indonesia, terhitung sejak tanggal pembayaran sewa pertama (1 Agustus 2009), maka Bank akan melakukan pembayaran sewa setiap tiga bulan sekali hingga masa sewa berakhir. b. Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan, atau likuiditas Bank. 42. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Undang-undang No. 24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, efektif sejak tanggal 13 Oktober 2008, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula ditetapkan paling banyak Rp100 diubah menjadi paling banyak Rp2.000. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang-Undang sejak tanggal 13 Januari 2009. 43. DAFTAR INFORMASI TAMBAHAN Informasi tambahan berikut pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4, dimana investasi pada Entitas Anak dicatat dengan metode harga perolehan, disajikan untuk dapat menganalisa hasil usaha entitas induk saja. Informasi tambahan berikut ini harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasian PT Bank Central Asia Tbk dan Entitas Anak. Oleh karena perbedaan antara laporan keuangan entitas induk saja dengan laporan keuangan konsolidasian tidak material, maka catatan atas laporan keuangan entitas induk saja tidak disajikan dalam informasi keuangan tambahan ini. 44. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Manajemen Bank dan Entitas Anak bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang disetujui untuk penerbitan pada tanggal 27 Maret 2012.
122 264
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAFTAR INFORMASI TAMBAHAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Laporan Posisi Keuangan - Entitas Induk .................................................................................. Lampiran 1 Laporan Laba Rugi Komprehensif - Entitas Induk ...................................................................... Lampiran 2 Laporan Perubahan Ekuitas - Entitas Induk............................................................................... Lampiran 3 Laporan Arus Kas - Entitas Induk .............................................................................................. Lampiran 4
123
Laporan Tahunan BCA 2011
265
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2011
31 Desember *) 2010
LAMPIRAN 1
1 Januari 2010 /31 Desember *) 2009
ASET Kas
10.343.649
9.629.250
8.854.381
Giro pada Bank Indonesia
31.841.225
20.559.456
11.489.130
2.403.542
2.630.156
11.988.556
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
42.720.698
61.111.156
5.126.112
Surat-surat berharga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp504.346, Rp329.430 dan Rp621.768 per 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
21.925.772
20.972.373
69.257.740
Obligasi Pemerintah
33.154.838
40.378.125
42.338.007
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali
21.201.164
3.136.335
669.336
69.826
23.776
23.450
Kredit yang diberikan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
202.268.608
153.965.023
123.596.037
Jumlah kredit yang diberikan - neto
198.454.231
150.063.010
119.294.740
5.342.854
3.708.627
3.240.427
Penyertaan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp10.823, Rp21.680 dan Rp18.306 per 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
906.791
594.222
597.596
Aset pajak tangguhan - neto
776.319
935.346
967.936
Giro pada bank lain
Tagihan derivatif - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar RpNihil, RpNihil dan Rp273 per 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(3.814.377)
Tagihan akseptasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp249.858, Rp256.295 dan Rp127.633 per 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
*)
(4.301.297)
Setelah penyesuaian berdasarkan ketentuan transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan implementasi PSAK No. 4 (Revisi 2009).
124 266
(3.902.013)
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2011
31 Desember *) 2010
LAMPIRAN 1
1 Januari 2010 /31 Desember *) 2009
ASET (lanjutan) Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp3.620.293, Rp3.373.944 dan Rp2.905.442 per 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
4.088.465
3.355.020
2.924.586
Aset lain-lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp275, Rp38.760 dan Rp44.303 per 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
4.021.592
3.489.055
3.210.882
377.250.966
320.585.907
279.982.879
JUMLAH ASET
*)
Setelah penyesuaian berdasarkan ketentuan transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan implementasi PSAK No. 4 (Revisi 2009).
125 Laporan Tahunan BCA 2011
267
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2011
LAMPIRAN 1
1 Januari 2010 /31 Desember *) 2009
31 Desember *) 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera
1.536.034
838.873
700.680
Simpanan dari nasabah
323.457.283
277.533.692
244.666.006
Simpanan dari bank lain
3.451.635
2.896.663
2.489.081
44.393
12.150
12.265
4.043.322
2.550.557
2.031.512
237.838
28.721
325.333
-
719.840
63.690
Utang pajak
386.305
455.691
209.730
Beban yang masih harus dibayar
193.785
160.150
151.659
3.408.501
2.669.231
2.306.262
336.759.096
287.865.568
252.956.218
EKUITAS Modal saham dengan nilai nominal Rp62,50 (nilai penuh) per saham Modal dasar: 88.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh: 24.655.010.000 saham
1.540.938
1.540.938
1.540.938
Tambahan modal disetor
3.895.933
3.895.933
3.895.933
695.412
744.113
422.913
-
4.427
Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif
Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS
Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
*)
-
Setelah penyesuaian berdasarkan ketentuan transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan implementasi PSAK No. 4 (Revisi 2009).
126 268
Laporan Tahunan BCA 2011
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2011
31 Desember *) 2010
LAMPIRAN 1
1 Januari 2010 /31 Desember *) 2009
LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan) EKUITAS (lanjutan) Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Modal saham diperoleh kembali (treasury stock): 289.767.000 saham, harga perolehan JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
*)
544.901 34.623.271
460.108 26.887.832
392.036 21.578.999
(808.585)
(808.585)
(808.585)
40.491.870
32.720.339
27.026.661
377.250.966
320.585.907
279.982.879
Setelah penyesuaian berdasarkan ketentuan transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan implementasi PSAK No. 4 (Revisi 2009).
127 Laporan Tahunan BCA 2011
269
LAMPIRAN 2
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF - ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011
*)
2010
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan beban bunga Pendapatan bunga Beban bunga
24.414.523 (7.543.012)
20.557.909 (7.594.567)
PENDAPATAN BUNGA - NETO
16.871.511
12.963.342
Pendapatan operasional lainnya Provisi dan komisi lainnya Keuntungan transaksi derivatif (direalisasi) Peningkatan nilai wajar aset keuangan Keuntungan penjualan aset keuangan Lain-lain
4.540.810 519.622 79.671 558.882 630.129
3.994.286 300.925 1.749.558 422.590
Jumlah pendapatan operasional lainnya
6.329.114
6.467.359
(Beban) pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan Pemulihan (beban) estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Beban operasional lainnya Beban karyawan Beban umum dan administrasi Penurunan nilai wajar aset keuangan Lain-lain
(527.131)
335.138
719.840
(657.288)
(5.009.881) (5.258.418) (216.520)
(4.383.779) (4.587.574) (13.809) (209.070)
(10.484.819)
(9.194.232)
12.908.515
9.914.319
Laba penjualan aset tetap Keuntungan transaksi mata uang asing - neto Lain-lain - neto
7.093 80.407 162.419
6.369 58.468 116.964
Jumlah pendapatan non-operasional - neto
249.919
181.801
13.158.434
10.096.120
Jumlah beban operasional lainnya LABA OPERASIONAL PENDAPATAN NON-OPERASIONAL - NETO
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK
*)
Setelah implementasi PSAK No. 4 (Revisi 2009).
128 270
Laporan Tahunan BCA 2011
LAMPIRAN 2
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF - ENTITAS INDUK (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*)
2011
2010
Pajak tahun berjalan Pajak tangguhan
(2.397.138) (175.609)
(2.052.949) 74.824
Jumlah beban pajak
(2.572.747)
(1.978.125)
LABA TAHUN BERJALAN
10.585.687
8.117.995
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
(48.701)
321.200
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH PAJAK
(48.701)
321.200
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
10.536.986
8.439.195
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk
10.585.687
8.117.995
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk
10.536.986
8.439.195
434
333
LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK (nilai penuh):
*)
Setelah implementasi PSAK No. 4 (Revisi 2009).
129 Laporan Tahunan BCA 2011
271
272
Laporan Tahunan BCA 2011 -
Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
-
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 1.540.938
-
Dividen kas
Saldo per 31 Desember 2010
-
Cadangan modal disetor
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
1.540.938
-
1.540.938
Laba tahun berjalan
Saldo per 1 Januari 2010
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan dampak penerapan awal Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 55 (Revisi 2006) setelah dikurangi pajak tangguhan
Saldo per 31 Desember 2009
-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
3.895.933
-
-
-
-
-
3.895.933
-
3.895.933
Tambahan Modal Disetor
-
130
744.113
-
-
-
321.200
321.200
-
422.913
-
422.913
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
-
(4.427)
-
-
-
-
-
4.427
-
4.427
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
(808.585)
-
-
-
-
-
-
(808.585)
-
(808.585)
Modal Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock)
460.108
-
-
68.072
-
-
-
392.036
-
392.036
26.887.832
-
(2.741.090 )
(68.072 )
8.117.995
-
8.117.995
21.578.999
202.554
21.376.445
Belum Ditentukan Penggunaannya
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.720.339
(4.427)
(2.741.090)
-
8.439.195
321.200
8.117.995
27.026.661
202.554
26.824.107
Jumlah Ekuitas
LAMPIRAN 3
Laporan Tahunan BCA 2011
273
-
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
Cadangan modal disetor
Dividen kas 1.540.938
-
Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
Saldo per 31 Desember 2011
-
1.540.938
Laba tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2010
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
3.895.933
-
-
-
-
-
3.895.933
Tambahan Modal Disetor
131
695.412
-
-
(48.701 )
(48.701 )
-
744.113
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
(808.585 )
-
-
-
-
-
(808.585)
Modal Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock)
544.901
-
84.793
-
-
-
460.108
34.623.271
(2.765.455)
(84.793)
10.585.687
-
10.585.687
26.887.832
Belum Ditentukan Penggunaannya
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - ENTITAS INDUK (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40.491.870
(2.765.455)
-
10.536.986
(48.701)
10.585.687
32.720.339
Jumlah Ekuitas
LAMPIRAN 3
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan pendapatan bunga, provisi dan komisi Pembayaran beban bunga, provisi dan komisi Penerimaan dari transaksi valuta asing - neto Penerimaan dari pendapatan operasional lainnya Penerimaan dari pendapatan non-operasional Pembayaran untuk beban operasional lainnya Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran tantiem Dewan Komisaris dan Direksi
2010
24.052.043 (7.509.819) 1.001.485 4.959.234 162.419 (9.685.809) (2.523.957) (105.990)
20.312.131 (7.585.812) 2.596.906 6.110.780 109.102 (8.543.211) (1.815.621) (85.085)
Kenaikan/penurunan lainnya yang mempengaruhi kas: Penempatan pada Bank indonesia dan bank lain Surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan Obligasi pemerintah untuk tujuan diperdagangkan Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain
(28.840.553) (316.274) (138.578) (18.064.829) (48.675.541) (135.024) (161.921) 697.160 46.097.366 581.895 673.909
(7.011.648) (73.674) (18.577) (2.466.999) (31.115.695) (77.817) 4.408 138.193 31.735.157 331.331 498.657
Kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi
(37.932.784)
3.042.526
(1.713.126) 22.822 (301.712) (2.864.648)
(1.095.273) 7.089 (633.163)
11.103.953 (938.856) (18.414.934)
6.315.571 (3.807.263) (13.580.049)
17.643.428 (860.000)
8.292.031 (1.110.524)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Pembelian penyertaan saham Pembelian Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual yang dijual dan jatuh tempo selama tahun berjalan Pembelian Obligasi Pemerintah untuk dimiliki hingga jatuh tempo Pembelian surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual yang dijual dan jatuh tempo selama tahun berjalan Pembelian surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo Penerimaan dari surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh tempo selama tahun berjalan Pembelian surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang Penerimaan dari surat-surat berharga yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang yang jatuh tempo selama tahun berjalan Penerimaan dividen kas Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
132 274
LAMPIRAN 4
Laporan Tahunan BCA 2011
220.350
759.018
(2.949.665)
(2.010.438)
2.287.915 403.132
1.984.364 193.218
3.638.659
(4.685.419)
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LAMPIRAN 4
2011
2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Pembayaran dividen kas Penerimaan dari (pembayaran atas) pinjaman yang diterima - neto
(2.765.455) 209.117
(2.741.090) (296.613)
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(2.556.338)
(3.037.703)
PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS
(36.850.463)
(4.680.596)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
86.523.871 (934.889)
91.798.427 (593.960)
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
48.738.519
86.523.871
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Sertifikat Bank Indonesia
10.343.649 31.841.225 2.403.542 4.150.103 -
9.629.250 20.559.456 2.630.156 51.408.643 2.296.366
Jumlah Kas dan Setara Kas
48.738.519
86.523.871
133 Laporan Tahunan BCA 2011
275
Halaman ini sengaja dikosongkan
276
Laporan Tahunan BCA 2011
Data Perusahaan
Laporan Tahunan BCA 2011
277
Struktur Organisasi Per 31 Desember 2011
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
DIREKSI Asset & Liability Committee (ALCO) Komite Kebijakan Perkreditan
PRESIDEN DIREKTUR Sekretariat Perusahaan
Audit Internal
Komite Kredit
Komite Manajemen Risiko Komite Pengarah Teknologi Informasi
DIREKTUR BISNIS KORPORASI
DIREKTUR PERBANKAN INDIVIDUAL
DIREKTUR BISNIS CABANG
DIREKTUR WILAYAH DAN PENDUKUNG CABANG
Bisnis Korporasi
Kredit Konsumer (Kartu Kredit, KPR, KKB)
Bisnis dan Komersial
Logistik dan Gedung
Cash Management
Perencanaan Wilayah
Pengembangan Dana dan Jasa
Pembinaan Operasi dan Layanan
DIREKTUR WILAYAH DAN OPERASI
Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian
Corporate Finance Operasional Cabang Korporasi Tresuri Perbankan Internasional
SBU PERBANKAN KORPORASI
278
Laporan Tahunan BCA 2011
Wealth Management Pendukung Pemasaran Perbankan Individual Pendukung Bisnis Perbankan Individual
SBU PERBANKAN INDIVIDUAL
Operasional Wilayah dan Cabang (Jabodetabek dan Surabaya)
SBU PERBANKAN CABANG
Operasi Pembayaran Domestik Operasi Perbankan Elektronik Operasi Perdagangan dan Pembayaran Internasional Operasional Wilayah dan Cabang (Non Jabodetabek & Surabaya)
DEWAN KOMISARIS
Komite Remunerasi dan Nominasi Komite Pemantau Risiko Komite Audit
WAKIL PRESIDEN DIREKTUR DIREKTUR TEKNOLOGI FASTRATEGI OPERASI
DIREKTUR MANAJEMEN RISIKO
DIREKTUR KEPATUHAN
EXECUTIVE VICE PRESIDENT
Teknologi Informasi
Kepatuhan
Keuangan dan Perencanaan
Manajemen Risiko (bank wide)
Analisa Risiko Kredit
Hukum Enterprise Security
Penyelamatan Kredit
Sumber Daya Manusia Strategi dan Desain Operasi
Pembelajaran dan Pengembangan
garis pengawasan garis komunikasi dan penyampaian informasi garis koordinasi garis pelaporan/ tanggung jawab
PENDUKUNG PERUSAHAAN
Laporan Tahunan BCA 2011
279
Profil Dewan Komisaris
Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris Djohan Emir Setijoso menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA sejak 25 Agustus 2011. Sebelumnya memangku jabatan sebagai Presiden Direktur BCA pada tahun 1999 hingga tahun 2011, dengan tanggung jawab terakhir atas Koordinasi Umum, Divisi Internal Audit, Perencanaan & Pengendalian Keuangan dan Sekretariat Perusahaan. Sebelum bergabung dengan BCA, bekerja di Bank Rakyat Indonesia dari tahun 1965 hingga 1998 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur. Beliau menjadi Komisaris Utama pada Inter Pacific Bank dari tahun 1993 hingga 1998. Disamping sebagai Presiden Komisaris BCA, saat ini aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, diantaranya menjadi Dewan Pengurus Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Dewan Kehormatan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) sejak tahun 2011, serta sebagai Dewan Penasehat Perbanas sejak tahun 2009. Menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor.
Tonny Kusnadi Komisaris Tonny Kusnadi menjabat sebagai Komisaris BCA sejak 25 Juni 2003. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau menjabat sebagai Direktur di PT Cipta Karya Bumi Indah (2001-2002) setelah sebelumnya menempati posisi sebagai Komisaris. Selain itu, beliau pernah memangku berbagai jabatan manajerial di beberapa perusahaan lain, antara lain sebagai Presiden Direktur di PT Sarana Kencana Mulya (1999-2001), Chief Manager Corporate Banking di PT Bank Central Asia (1992-1998), General Manager di PT Tamara Indah (1988-1992) dan General Manager di PT Indomobil (1987). Beliau meraih gelar Insinyur dari Universitas Brawijaya, Malang, jurusan Teknik Mesin.
Cyrillus Harinowo Komisaris Independen Cyrillus Harinowo menjabat sebagai Komisaris Independen BCA sejak 25 Juni 2003. Saat ini beliau juga menjadi Komisaris Independen di PT Unilever Indonesia sejak 2004. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau berkarya di Bank Indonesia (BI) selama kurang lebih dua puluh lima tahun, antara lain sebagai Kepala Urusan Pasar Uang dan Giralisasi dan Urusan Operasi Pengendalian Moneter (1994-1998), pejabat setingkat Direktur. Selain itu beliau pernah menjadi Alternate Executive Director dan Technical Assistance Advisor di Monetary and Exchange Affairs Department di International Monetary Fund (IMF), Washington (1998-2003). Selama beberapa periode beliau menjadi anggota delegasi sidang Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI) dan Consultative Group for Indonesia (CGI), serta sidang tahunan IMF dan Bank Dunia. Beliau juga pernah menjabat berbagai jabatan manajerial di pemerintahan dan nonpemerintahan, dan pernah menjabat sebagai Staf Menteri Perdagangan (19881989). Beliau aktif sebagai staf pengajar di beberapa universitas terkemuka di Jakarta, serta menjadi pembicara dan penulis artikel di seminar-seminar maupun forum-forum di dalam dan di luar negeri serta media massa. Beliau menulis buku tentang hutang publik Indonesia (2002), tentang IMF (2004) dan buku “Musim Semi Perekonomian Indonesia” (2005). Beliau menyandang gelar Doktorandus dibidang Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada (1977). Beliau meraih gelar Master Development Economics, Center for Development Economics dari Williams College, Massachusetts (1981), dan Doktor Moneter dan Ekonomi Internasional dari Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat (1985).
280
Laporan Tahunan BCA 2011
Raden Pardede Komisaris Independen Raden Pardede menjabat sebagai Komisaris Independen BCA sejak 15 Mei 2006 dan menjadi anggota Dewan Komisaris BCA sejak 6 Mei 2004. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Adaro Energy Tbk. Komisaris Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) adalah posisi yang diemban dari 2008 sampai 2009 setelah sebelumnya beliau menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (2004-2008). Selain itu beliau pernah memangku berbagai jabatan di beberapa perusahaan dan pemerintahan, antara lain anggota Komite Ekonomi Nasional sejak tahun 2010, Staf Khusus Menteri Keuangan (2008-2010), Ketua Forum Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia (2007-2009), Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (2008-2009), Ketua Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2004-2005), Staf Khusus Menko Perekonomian RI (2004-2005), Direktur Eksekutif PT Danareksa (2002-2004), Wakil Koordinator Tim Asistensi Menteri Keuangan RI (2000-2004), Chief Economist dan Kepala Divisi PT Danareksa (1995-2002), Pendiri Danareksa Research Institute (1995), Konsultan untuk World Bank (1994-1995), Staf Perencanaan di Departemen Perindustrian RI (1985-1990), dan Process Engineer di PT Pupuk Kujang (1985). Beliau adalah pengajar tamu di Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia dan Prasetiya Mulya Business School. Beliau meraih gelar Insinyur dari Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Kimia (1984) dan gelar PhD pada bidang Ekonomi dari Boston University, Amerika Serikat (1995).
Sigit Pramono Komisaris Independen Sigit Pramono menjabat sebagai Komisaris Independen BCA sejak 20 Agustus 2008. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau menjabat sebagai Presiden Direktur Bank Negara Indonesia (2003-2008). Beliau juga pernah memangku berbagai posisi penting di beberapa bank dan lembaga keuangan lainnya, diantaranya sebagai Direktur Utama Bank Internasional Indonesia (2002-2003), Senior Vice President of Credit Recovery Bank Mandiri (1999-2002), Head of Loan Workout Division Bank Mandiri (1999), Head of Loan Remedial Division Bank Exim (1998-1999), Head of Loan Syndication Departement Bank Exim (1997-1998), Vice President Director Merincorp (Merchant Investment Corporation) (1992-1997), dan sebagai Direktur Exim Leasing (1988-1992). Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (1983) dan MBA dalam bidang International Business Management dari Prasetiya Mulya Business School (1995).
Laporan Tahunan BCA 2011
281
Profil Direksi
Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja menjabat sebagai Presiden Direktur BCA sejak tanggal 17 Juni 2011. Beliau bertanggung jawab atas Koordinasi Umum serta membawahi Divisi Audit Internal dan Sekretariat Perusahaan. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA (2005-2011) dengan tanggung jawab atas Bisnis Perbankan Cabang, Divisi Tresuri, Divisi Perbankan Internasional, dan kantorkantor perwakilan di luar negeri. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur BCA (1999-2005) serta memangku berbagai jabatan manajerial di BCA sejak tahun 1990. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan pada Indomobil (1989-1990) dan memangku berbagai jabatan manajerial sejak 1980 sebelum meninggalkan Grup Kalbe Farma pada tahun 1989 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Keuangan. Beliau memulai karir di tahun 1979 sebagai akuntan pada perusahaan akuntan (PriceWaterhouse). Beliau memperoleh gelar sarjana dalam bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia.
Eugene Keith Galbraith Wakil Presiden Direktur Eugene Keith Galbraith menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA sejak tanggal 25 Agustus 2011, setelah sebelumnya menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA dari tahun 2002 hingga tahun 2011. Beliau menjalankan koordinasi umum atas Direktur Kepatuhan, Direktur Manajemen Risiko dan Executive Vice President Analisa Risiko Kredit. Beliau juga bertanggung jawab atas Divisi Keuangan dan Perencanaan. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Bank NISP Tbk (2000-2006), Chairman Asiawise.com dari 1999 sampai 2001, Managing Director ABN-AMRO Asia (1996-1998) dan sebagai Presiden Direktur pada HG Asia Indonesia (1990-1996). Selain itu beliau juga pernah menjadi penasihat Departemen Keuangan (1988-1990) dan penasihat perencanaan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia (1984-1988). Beliau meraih gelar BA dibidang Filosofi (1974), gelar M. Phil dibidang Sejarah Ekonomi (1978) dan gelar PhD dibidang Antropologi (1983) dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat.
Dhalia Mansor Ariotedjo Direktur Dhalia Mansor Ariotedjo menjabat sebagai Direktur BCA sejak 5 Juni 2001. Beliau bertanggung jawab atas Grup Bisnis Korporasi dan Corporate Finance, Divisi Tresuri, Divisi Perbankan Internasional, dan kantor-kantor perwakilan di luar negeri. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau memangku berbagai jabatan manajerial puncak di Citibank, N.A. di Kuala Lumpur dan Jakarta (1982-1992) dan di Chase Manhattan Bank, Jakarta (1992-2001), termasuk sebagai Vice President, Kepala Bagian Lembaga Keuangan, Sektor Pemerintah dan Corporate Trust pada Chase Manhattan Bank, Jakarta (1992-1996), Vice President – Corporate Banking Group pada bank yang sama (1996-1998), Vice President, Investment Banking Group, JP Morgan Chase, Jakarta (1998-2001). Beliau memperoleh gelar MBA dalam bidang Keuangan dari George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat.
282
Laporan Tahunan BCA 2011
Anthony Brent Elam Direktur Anthony Brent Elam menjabat sebagai Direktur BCA sejak 20 Mei 2002. Beliau bertanggung jawab atas Manajemen Risiko dan Penyelamatan Kredit. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau menjabat sebagai Staf Ahli Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), sebagai advisor pada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (1996-2001), sebagai Vice President pada Dieng Djaya (1994-1996), dan sebagai Vice President Citibank (1986-1994). Beliau adalah lulusan dari Georgetown University dan memperoleh gelar MBA bidang Keuangan dan Bisnis Internasional dari New York University, Amerika Serikat.
Suwignyo Budiman Direktur Suwignyo Budiman menjabat sebagai Direktur BCA sejak 20 Mei 2002. Beliau bertanggung jawab atas Bisnis Perbankan Cabang yang meliputi Divisi Bisnis Kecil dan Menengah, Divisi Pengembangan Dana dan Jasa, dan Cash Management. Selain itu beliau juga mensupervisi anak perusahaan BCA yang bergerak di bidang Syariah, PT BCA Syariah. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau memulai karirnya sebagai Sistem Analis di Bank Rakyat Indonesia (BRI) sejak tahun 1975 dan kemudian memangku berbagai posisi manajerial termasuk Kepala Divisi Teknologi (1992-1995), Staf Khusus Direksi (1995-1996), Pemimpin Wilayah Palembang (1996-1998) dan Kepala Divisi Operasional (1998-2000). Jabatan terakhir beliau adalah Pemimpin Wilayah BRI Jawa Tengah. Selain itu beliau pernah ditugaskan sebagai anggota Tim Kuasa Direksi di BCA (Mei 1998-Juli 1998). Beliau meraih gelar MBA dari University of Arizona, Amerika Serikat.
Subur Tan Direktur Subur Tan menjabat sebagai Direktur BCA sejak 20 Mei 2002. Beliau bertanggung jawab atas Kepatuhan, Hukum, Divisi Sumber Daya Manusia serta Divisi Pembelajaran dan Pengembangan. Sejak bergabung dengan BCA di tahun 1986, beliau telah memangku beberapa jabatan manajerial termasuk sebagai Kepala Bidang Kredit Kantor Pusat Operasional (1991-1995), Kepala Biro Hukum (1995-1999) dan Wakil Kepala Divisi Hukum (1999-2000) dengan posisi terakhir sebagai Kepala Satuan Kerja Hukum. Beliau menyelesaikan pendidikan terakhirnya dalam program spesialisasi Notariat Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.
Laporan Tahunan BCA 2011
283
Renaldo Hector Barros Direktur Renaldo Hector Barros menjabat sebagai Direktur sejak 8 Februari 2008 setelah sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen BCA dari tahun 2003 hingga 2008. Beliau bertanggung jawab terhadap Strategi dan Desain Operasi, Teknologi Informasi dan Enterprise Security. Sebelumnya, beliau berprofesi sebagai Independent Consultant dengan spesialisasi dibidang sistem operasional perbankan dan teknologi informatika. Beliau pernah menangani proyek konsultasi sistem perbankan di BCA selama beberapa periode (1991-1997, 2000-2003). Proyek-proyek konsultasi lainnya adalah di Lighthouse Management Consulting (2000) dan di Bank of the Orient, San Francisco (1991). Beliau pernah memangku berbagai posisi manajerial antara lain sebagai Senior Vice President/Chief Operations Officer di United Savings Bank (19871990), Regional Vice President di Bank of California (1967-1984). Beliau memulai karir di Crocker National Bank, San Francisco setelah lulus terbaik pada program pelatihan Bank Officer. Setelah lulus dari San Jose State University tahun 1963, beliau meneruskan pendidikannya di berbagai institusi keuangan dan perbankan, terakhir di Pacific Coast Banking School, Seattle, WA, Amerika Serikat (1973).
Henry Koenaifi Direktur Henry Koenaifi menjabat sebagai Direktur BCA sejak 13 Februari 2008. Beliau bertanggung jawab atas Individual Banking BCA yang terdiri dari Unit Bisnis Kredit Konsumer, Unit Bisnis Kartu Kredit, Wealth Management, Pendukung Pemasaran Perbankan Individual dan Pendukung Bisnis Perbankan Individual. Beliau mensupervisi anak perusahaan BCA yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor, PT BCA Finance. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT BCA Finance (2000-2008), Koordinator Tim Pengelola PT Bank Bali Tbk dan anggota Tim Pengelola Bank Jaya pada saat kedua bank tersebut diambil alih oleh BPPN (1999-2000). Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Executive Director PT Bank Ciputra (1998-1999) dan Commercial Banking Director pada Bank Tiara Asia Tbk (1997-1998). Beliau memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katholik Parahyangan (1984) dan melanjutkan pendidikannya pada Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) pada tahun 2000. Selanjutnya beliau menyelesaikan pendidikannya dan memperoleh gelar MBA dari Monash University, Melbourne, Australia pada tahun 2001.
284
Laporan Tahunan BCA 2011
Armand Wahyudi Hartono Direktur Armand Wahyudi Hartono menjabat sebagai Direktur sejak 14 September 2009. Beliau bertanggung jawab atas operasional wilayah dan cabang di luar area Jabodetabek dan Surabaya. Selain itu, beliau bertanggung jawab atas divisi operasional yaitu Operasi Pembayaran Domestik, Operasi Perbankan Elektronik serta Operasi Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Beliau menjabat sebagai Kepala Perencanaan dan Pembinaan Wilayah BCA dari tahun 2004 hingga 2009. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau memangku berbagai jabatan manajerial pada PT Djarum dari tahun 1998 hingga 2004 dengan beberapa posisi sebagai Direktur Keuangan, Deputy Purchasing Director dan Kepala Sumber Daya Manusia. Beliau menjadi analis pada Global Credit Research and Investment Banking, JP Morgan Singapura dari tahun 1997 hingga 1998. Beliau adalah lulusan University of California, San Diego (1996) dan meraih gelar Master of Science di bidang Engineering Economic-System and Operation Research (1997) dari Stanford University, Amerika Serikat.
Erwan Yuris Ang Direktur Erwan Yuris Ang menjabat sebagai Direktur sejak 25 Agustus 2011. Beliau bertanggung jawab atas operasional wilayah dan cabang di area Jabodetabek dan Surabaya. Selain itu, beliau bertanggung jawab atas divisi pendukung cabang yaitu Logistik dan Gedung, Perencanaan Wilayah serta Pembinaan Operasi dan Layanan. Sebelumnya beliau mengepalai berbagai Kantor Wilayah di Jakarta, Surabaya, Medan dan Malang sejak tahun 2000 hingga tahun 2011. Beliau menjabat sebagai Kepala Cabang BCA Bandung dari tahun 1995 hingga 2000 dan Kepala Cabang BCA Pekanbaru dari tahun 1989 hingga 1995. Beliau menjadi Kepala Bidang Kredit di Cabang BCA Pekanbaru dari tahun 1987 hingga 1989. Karir beliau di BCA dimulai sejak tahun 1985 sebagai trainee di BCA Medan. Beliau memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Satyagama dan gelar Magister Hukum Bisnis dari Universitas Trisakti.
Laporan Tahunan BCA 2011
285
Profil Komite Audit
Sigit Pramono Ketua Sigit Pramono menjabat sebagai Ketua Komite Audit PT Bank Central Asia Tbk sejak tahun 2011. Saat ini beliau juga merangkap sebagai Komisaris Independen. Informasi lebih detail dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 281.
Inawaty Handoyo Suwardi Anggota Inawaty Handoyo Suwardi menjabat sebagai anggota Komite Audit BCA sejak 25 November 2008, setelah berkarya di Divisi Audit Internal selama 28 tahun. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau menjabat sebagai Kepala Keuangan di PT Naintex (1976-1980). Saat ini beliau masih menjadi pengajar dalam bidang auditing di Universitas Katolik Atma Jaya dan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA). Selain itu, beliau juga menjabat sebagai anggota Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) periode 2007-2012 dan menjadi asesor untuk sertifikasi auditor internal bank yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP) di bawah Ikatan Bankir Indonesia (IBI). Sejak tahun 2010 beliau juga berperan sebagai konsultan (tenaga ahli) untuk berbagai proyek konsultasi yang dilaksanakan oleh Divisi Konsultasi Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), khususnya dalam bidang audit internal, manajemen risiko dan governance. Beliau memegang empat sertifikat profesi dalam bidang auditing yaitu Qualified Internal Auditor (QIA), Certified Internal Auditor (CIA), Certified Information System Auditor (CISA), dan Certified Financial Services Auditor (CFSA). Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Bandung Jurusan Perusahaan/ Manajemen (1976) dan Jurusan Akuntansi (1979) serta Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya Business School Jakarta (2003).
286
Laporan Tahunan BCA 2011
Ilham Ikhsan Anggota Ilham Ikhsan, menjabat sebagai Anggota Komite Audit BCA sejak 23 Juni 2011. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau bekerja di Bank Indonesia selama 30 tahun, dengan sebagian besar karirnya dalam bidang Supervisi Perbankan. Beliau pernah menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Singapura pada tahun 2002 hingga 2005 dan posisi terakhirnya menjelang pensiun dari Bank Indonesia adalah Direktur Unit Khusus Penyelesaian Aset (2005-2008). Setelah pensiun, beliau sempat menjabat sebagai Bendahara/Direktur Keuangan di Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia atau YKK-BI (2008-2010). Beliau menamatkan pendidikan S1 dari jurusan Akuntansi Universitas Airlangga (1978) dan memperoleh gelar Master of Science dalam bidang Economic Development and International Trade dari Colorado State University, Amerika Serikat (1984).
Laporan Tahunan BCA 2011
287
Profil Komite Pemantau Risiko
Cyrillus Harinowo Ketua Cyrillus Harinowo menjabat sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko PT Bank Central Asia Tbk sejak tahun 2011. Saat ini beliau juga merangkap sebagai Komisaris Independen. Informasi lebih detail dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 280.
Andreas Eddy Susetyo Anggota Andreas Eddy Susetyo menjabat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko BCA sejak 21 Juli 2008. Di awal karirnya, beliau bekerja di beberapa perusahaan di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi antara lain PT Daeng Brothers, PT Swadharma Duta Data, dan PT Mitra Info Konsultasi. Pada tahun 1995, beliau bergabung dengan Bank Niaga sebagai Group Head Information & Technology serta kemudian sebagai Direktur Operasional. Beliau kemudian berkarya di Bank Mandiri antara tahun 2000 dan 2006, berturut-turut menjabat sebagai Head of Information Technology, Executive Vice President (EVP) - Information Technology, dan Senior EVP - Chief Technology Officer. Sejak tahun 2006, beliau menjadi anggota The Asian Banker Technology Operation Council serta menjadi Senior Advisor di beberapa bank dan lembaga keuangan di Indonesia dan luar negeri. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya pada tahun 1984 dan meraih gelar magister di bidang Manajemen dari Prasetiya Mulya Business School, Jakarta, tahun 1994.
Endang Swasthika Wibowo Anggota Endang Swasthika Wibowo menjabat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko sejak 28 Juni 2007. Beliau adalah akademisi dan peneliti dalam bidang manajemen risiko dan perbankan. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kepala Program Magister Management Perbankan di ABFII, Perbanas, pelatih untuk Risk Management (Certified GARP – BSMR), Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Perbanas (2000-2006), Staf ahli bidang Ekuinbank di Badan Legislasi DPR-RI (20002005), Komisaris PT Putera Lintas Kemas, Air Freight Forwarder Co (2000-2004), Ketua Jurusan Manajemen, STIE Perbanas (1990-1993). Beliau adalah lulusan Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta tahun 1985 dan meraih gelar Diploma dibidang Banking & Finance (1996) serta gelar Master dibidang Perbankan (1998) dari Monash University, Australia.
288
Laporan Tahunan BCA 2011
Profil Komite Remunerasi dan Nominasi
Raden Pardede Ketua Raden Pardede menjabat sebagai Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Central Asia Tbk sejak tahun 2007. Saat ini beliau juga merangkap sebagai Komisaris Independen. Informasi lebih detail dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 281.
Djohan Emir Setijoso Anggota Djohan Emir Setijoso menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Central Asia Tbk sejak tahun 2011. Saat ini beliau juga merangkap sebagai Presiden Komisaris. Informasi lebih detail dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 280.
Lianawaty Suwono Anggota Lianawaty Suwono menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak 28 Juni 2007. Karirnya di BCA dimulai pada tahun 1991 sebagai trainee dalam Program Pengembangan Manajemen BCA dan kemudian ditunjuk sebagai Business Analyst (1992 - 1996) di Divisi Sistem Informasi. Dalam perjalanan kariernya, beliau sempat menduduki berbagai macam posisi manajerial, seperti Kepala Urusan HR Operations Support (1996 - 1998), Kepala Biro HR Operation System and Support (1998-1999), Kepala Biro Management Development Program dan Kepala Biro Career Development (1999-2000), Kepala Biro HR Resourcing and Development (2000-2002), Wakil Kepala Divisi Sumber Daya Manusia (2002-2006) dan sebagai Kepala Divisi Sumber Daya Manusia (2006-sekarang). Beliau adalah lulusan Business Information Computing Systems, San Francisco State University, California, USA.
Laporan Tahunan BCA 2011
289
Profil Sekretaris Perusahaan
Inge Setiawati Sekretaris Perusahaan Inge Setiawati menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan BCA sejak 1 Agustus 2011. Karirnya di BCA dimulai pada tahun 1990 sebagai trainee dalam Program Pengembangan Manajemen BCA. Beliau kemudian menjabat sebagai Kepala Bagian Ekspor Impor di Kantor Cabang Utama Matraman, Jakarta (1991-1992). Dalam perjalanan karirnya, beliau menduduki berbagai posisi manajerial di beberapa kantor cabang BCA, seperti Pimpinan Kantor Cabang Pembantu (1992-1994), Wakil Pimpinan Kantor Cabang Utama (1995-1998), dan Kepala Kantor Cabang Utama (1998-2011). Beliau meraih gelar Sarjana dalam bidang Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung, dan menyelesaikan program studi S2 dalam bidang Manajemen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
290
Laporan Tahunan BCA 2011
Informasi Pemegang Saham PENGUMUMAN KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK CENTRAL ASIA TBK (”Perseroan”) Pada tanggal 12 Mei 2011 di Grand Ballroom, Kempinski Hotel, West Mall Grand Indonesia – Lantai 11, Jalan MH. Thamrin no. 1, Jakarta 10310, telah diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”) PT BANK CENTRAL ASIA TBK, suatu perseroan terbatas dan bank yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Pusat (selanjutnya disebut “Perseroan”). Dalam Rapat telah diambil keputusan, pada intinya sebagai berikut: (A) Acara Pertama: I. Menyetujui Laporan Tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang termuat dalam buku Laporan Tahunan 2010 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan dalam ringkasan penting (highlights) yang telah disampaikan dalam Rapat ini. II. Mengesahkan laporan keuangan yang meliputi Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diperiksa/diaudit oleh Kantor Akuntan Publik PURWANTONO, SUHERMAN & SURJA (dahulu bernama Purwantono, Sarwoko & Sandjaja) di Jakarta (anggota ERNST & YOUNG GLOBAL) yang termuat dalam buku Laporan Tahunan 2010. III. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilakukan masing- masing selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, sepanjang tindakan tersebut tercatat dalam Laporan Tahunan serta Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 serta dokumen pendukungnya. (B)
Acara Kedua: I. Menetapkan bahwa sesuai dengan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik PURWANTONO, SUHERMAN & SURJA (dahulu bernama Purwantono, Sarwoko & Sandjaja) di Jakarta (anggota ERNST & YOUNG GLOBAL), laba bersih yang diperoleh Perseroan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 8.479.272.913.027,00 (delapan trilyun empat ratus tujuh puluh sembilan milyar dua ratus tujuh puluh dua juta sembilan ratus tiga belas ribu dua puluh tujuh Rupiah) (“Laba Bersih 2010”). II. Menetapkan penggunaan Laba Bersih yang diperoleh Perseroan selama tahun buku 2010, yakni sebesar Rp 8.479.272.913.027,00 (delapan trilyun empat ratus tujuh puluh sembilan milyar dua ratus tujuh puluh dua juta sembilan ratus tiga belas ribu dua puluh tujuh Rupiah), sebagai berikut : 1. Sebesar 1% (satu persen) dari Laba Bersih 2010 atau sebesar Rp 84.792.729.130,00 (delapan puluh empat milyar tujuh ratus sembilan puluh dua juta tujuh ratus dua puluh sembilan ribu seratus tiga puluh Rupiah) disisihkan untuk dana cadangan; 2. Dengan memperhatikan ketentuan pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengatur bahwa saham yang telah dibeli kembali oleh Perseroan tidak berhak mendapat pembagian dividen yaitu treasury stock sejumlah 289.767.000 (dua ratus delapan puluh sembilan juta tujuh ratus enam puluh tujuh ribu) saham, dimana total jumlah saham yang dikeluarkan Perseroan adalah 24.655.010.000 (dua puluh empat milyar enam ratus lima puluh lima juta sepuluh ribu) saham; sehingga total saham yang berhak memperoleh dividen final yaitu 24.365.243.000 (dua puluh empat milyar tiga ratus enam puluh lima juta dua ratus empat puluh tiga ribu) saham, selanjutnya menetapkan sebesar Rp 112,50 (seratus dua belas Rupiah lima puluh Sen) per saham atau seluruhnya sebesar Rp 2.741.089.837.500,00 (dua trilyun tujuh ratus empat puluh satu milyar delapan puluh sembilan juta delapan ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus Rupiah), atau yang merupakan 32,33% (tiga puluh dua koma tiga puluh tiga persen) dari Laba Bersih 2010, dibagikan sebagai dividen tunai untuk tahun buku 2010 kepada para pemegang saham;
Atas pembayaran dividen tersebut berlaku syarat dan ketentuan sebagai berikut : (i) jumlah total dividen untuk tahun buku 2010 yang akan dibayar oleh Perseroan akan ditentukan berdasarkan jumlah saham pada tanggal pencatatan (recording date) sebagaimana disebut dalam butir (iii) dibawah ini dikurangi dengan jumlah saham yang telah dibeli kembali oleh Perseroan (treasury stock); (ii) atas dividen tersebut akan diperhitungkan dengan dividen sementara (interim dividend) tahun buku 2010 sebesar Rp 42,50 (empat puluh dua Rupiah lima puluh Sen) per saham yang pada tanggal 9 Desember 2010 telah dibayarkan oleh Perseroan kepada para pemegang saham, sehingga sisa dividen untuk tahun buku 2010 yang akan dibayarkan oleh Perseroan adalah sebesar Rp 70,00 (tujuh puluh Rupiah) per saham; (iii) sisa dividen untuk tahun buku 2010 akan dibayarkan kepada setiap saham yang dikeluarkan oleh Perseroan yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal pencatatan (recording date) yang akan ditetapkan oleh Direksi, tidak termasuk saham yang telah dibeli kembali oleh Perseroan (treasury stock); (iv) atas sisa dividen tahun buku 2010 tersebut, Direksi akan memotong pajak dividen sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku terhadap pemegang saham yang menerima pembayaran dividen; (v) Direksi diberi kuasa dan wewenang untuk menetapkan hal-hal yang mengenai atau berkaitan dengan pelaksanaan pembayaran sisa dividen tahun buku 2010, antara lain (akan tetapi tidak terbatas): (aa) menentukan tanggal pencatatan (recording date) yang dimaksud dalam butir (i) untuk menentukan para pemegang saham Perseroan yang berhak menerima pembayaran sisa dividen tahun buku 2010; dan (bb) menentukan tanggal pelaksanaan pembayaran sisa dividen tahun buku 2010, segala sesuatu dengan tidak mengurangi peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat;
Laporan Tahunan BCA 2011
291
3. Dengan memperhatikan Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum berikut perubahannya juncto pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan pertimbangan dari Dewan Komisaris setelah memperhatikan masukan dari Komite Remunerasi dan Nominasi, selanjutnya Rapat menetapkan maksimal sebesar Rp 105.990.911.413,00 (seratus lima milyar sembilan ratus sembilan puluh juta sembilan ratus sebelas ribu empat ratus tiga belas Rupiah), yang merupakan maksimal 1,25% (satu koma dua puluh lima persen) dari Laba Bersih 2010 untuk dibayarkan sebagai tantieme kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang menjabat dalam dan selama tahun buku 2010. Memberikan kuasa dan wewenang kepada FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED, qualitate qua (q.q.) Saudara ROBERT BUDI HARTONO dan Saudara BAMBANG HARTONO, selaku pemegang saham mayoritas dalam Perseroan pada saat ini, untuk menetapkan pembagian tantieme tersebut di antara para anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang menjabat dalam dan selama tahun buku 2010, termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan pembayaran tantieme tersebut, dengan ketentuan besarnya tantieme yang akan dibayar kepada Dewan Komisaris dan Direksi akan dilaporkan dalam Laporan Tahunan untuk tahun buku 2011; 4. Sisa dari Laba Bersih 2010 yang tidak ditentukan penggunaannya ditetapkan sebagai laba ditahan.
III. Menyatakan pemberian kuasa dalam butir II keputusan ini berlaku sejak usul yang diajukan dalam acara ini disetujui oleh Rapat.
(C)
Acara Ketiga I. Menegaskan berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi adalah terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dan selanjutnya memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut atas tindakan pengawasan dan pengurusan yang dilakukan masing-masing selama menjalankan jabatan masing- masing, sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercatat dalam buku dan catatan Perseroan; II. a. Mengangkat kembali anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, dengan susunan sebagai berikut:
Dewan Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
Direksi Direktur : Nyonya DHALIA MANSOR ARIOTEDJO Direktur : Tuan ANTHONY BRENT ELAM Direktur : Tuan SUWIGNYO BUDIMAN Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan) : Tuan TAN HO HIEN / SUBUR atau dipanggil SUBUR TAN Direktur : Tuan RENALDO HECTOR BARROS Direktur : Tuan HENRY KOENAIFI Direktur : Tuan ARMAND WAHYUDI HARTONO
: Tuan TONNY KUSNADI : Tuan CYRILLUS HARINOWO : Tuan Doktor RADEN PARDEDE : Tuan SIGIT PRAMONO
Dengan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut diatas mulai berlaku efektif terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2014 (dua ribu empat belas).
b. Mengangkat Tuan Insinyur DJOHAN EMIR SETIJOSO, selaku Presiden Komisaris Perseroan, yang efektif berlaku jika dan sejak tanggal Bank Indonesia memberikan persetujuan terhadap pengangkatan tersebut, dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2014 (dua ribu empat belas). c. Mengangkat Tuan JAHJA SETIAATMADJA, selaku Presiden Direktur Perseroan, yang efektif berlaku jika dan sejak tanggal Bank Indonesia memberikan persetujuan terhadap pengangkatan tersebut, dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2014 (dua ribu empat belas). Dengan ketentuan selama persetujuan Bank Indonesia belum diperoleh maka Tuan JAHJA SETIAATMADJA diangkat sebagai Wakil Presiden Direktur, yang efektif sejak ditutupnya Rapat ini, sampai dengan dan bilamana telah mendapat persetujuan Bank Indonesia untuk diangkat menjadi Presiden Direktur, apabila pengangkatan sebagai Presiden Direktur tidak disetujui oleh Bank Indonesia, maka Tuan JAHJA SETIAATMADJA akan tetap menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2014 (dua ribu empat belas). d. Mengangkat Tuan EUGENE KEITH GALBRAITH, selaku Wakil Presiden Direktur Perseroan, yang efektif berlaku jika dan sejak tanggal Bank Indonesia memberikan persetujuan terhadap pengangkatan tersebut, dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2014 (dua ribu empat belas). e. Mengangkat Tuan ERWAN YURIS ANG, selaku Direktur Perseroan, yang efektif berlaku jika dan sejak tanggal Bank Indonesia memberikan persetujuan terhadap pengangkatan tersebut, dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2014 (dua ribu empat belas). Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 12 ayat 9 Anggaran Dasar Perseroan, selanjutnya Rapat memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang diantara anggota Direksi.
292
Laporan Tahunan BCA 2011
III. Menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya serta mengucapkan terima kasih kepada Tuan EUGENE KEITH GALBRAITH atas jasa-jasa yang telah diberikan selama menjabat sebagai Presiden Komisaris Perseroan. IV. Menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya serta mengucapkan terima kasih kepada Tuan Insinyur DJOHAN EMIR SETIJOSO atas jasa-jasa yang telah diberikan selama menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan. V. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan hak substitusi, untuk menuangkan keputusan tentang susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut diatas dalam akta yang dibuat dihadapan Notaris, dan selanjutnya menyampaikan pemberitahuan pada pihak yang berwenang, serta melakukan semua dan setiap tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; VI. Menyatakan pemberian kuasa dalam butir V keputusan ini berlaku sejak usul yang diajukan dalam acara ini disetujui oleh Rapat ini.
(D) Acara Keempat I. (i) Memberi kuasa dan wewenang penuh kepada FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED, qualitate qua (q.q.) saudara ROBERT BUDI HARTONO dan saudara BAMBANG HARTONO, selaku pemegang saham mayoritas dalam Perseroan pada saat ini, untuk menetapkan besarnya honorarium dan tunjangan lainnya yang akan dibayar oleh Perseroan kepada para anggota Dewan Komisaris yang menjabat dalam dan selama tahun buku 2011; (ii) Memberi kuasa dan wewenang penuh kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang akan dibayar oleh Perseroan kepada para anggota Direksi Perseroan yang menjabat dalam dan selama tahun buku 2011.
(E)
(F)
Dalam melaksanakan kuasa dan wewenang tersebut diatas : i FARINDO INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED, qualitate qua (q.q) Saudara ROBERT BUDI HARTONO dan Saudara BAMBANG HARTONO, selaku pemegang saham mayoritas dalam Perseroan pada saat ini, akan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Komisaris, yang mana Dewan Komisaris akan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi; ii Dewan Komisaris akan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi;
II. Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang yang termuat dalam butir I keputusan ini berlaku terhitung sejak usul yang diajukan dalam acara ini disetujui oleh Rapat ini; III. Besarnya gaji atau honorarium serta tunjangan yang akan dibayar oleh Perseroan kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat dalam dan selama tahun buku 2011 akan dimuat dalam Laporan Tahunan untuk tahun buku 2011; Acara Kelima: I. Memberi kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Terdaftar (termasuk Akuntan Publik Terdaftar yang tergabung dalam kantor Akuntan Publik Terdaftar tersebut) yang akan memeriksa/mengaudit buku dan catatan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 serta menetapkan besarnya honorarium dan syarat lainnya tentang penunjukan Kantor Akuntan Publik Terdaftar (termasuk Akuntan Publik Terdaftar yang tergabung dalam Kantor Akuntan Publik Terdaftar tersebut) dengan memperhatikan rekomendasi Komite Audit dan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain peraturan dalam bidang Pasar Modal. II. Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang tersebut berlaku terhitung sejak usul diajukan dalam acara ini disetujui oleh Rapat. Acara Keenam: I. Memberi kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan (dengan persetujuan Dewan Komisaris), jika keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, untuk menetapkan dan membayar dividen sementara/interim untuk tahun buku 2011, dengan ketentuan, untuk memenuhi pasal 72 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, apabila dividen sementara/interim tersebut akan dibagikan maka pembagian tersebut harus dilakukan sebelum berakhirnya tahun buku 2011, kepada para pemegang saham, termasuk menentukan bentuk, besarnya dan cara pembayaran dividen sementara/ interim tersebut, dengan tidak mengurangi persetujuan instansi yang berwenang serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. II. Menyatakan pemberian kuasa dan wewenang tersebut berlaku terhitung sejak usul yang diajukan dalam acara ini diterima dan disetujui oleh Rapat ini.
Jakarta, 16 Mei 2011 PT BANK CENTRAL ASIA TBK
DIREKSI
Laporan Tahunan BCA 2011
293
Pejabat Eksekutif Per 31 Desember 2011
No
294
Nama
Jabatan
1
Gunawan Budi Santoso
Kepala Kantor Wilayah I, Bandung
2
Ratna Yanti
Kepala Kantor Wilayah II, Semarang
3
Freddy Suliman*
Kepala Kantor Wilayah III, Surabaya
4
Frengky Chandra Kusuma*
Kepala Kantor Wilayah IV, Denpasar
5
Ismail Basri*
Kepala Kantor Wilayah V, Medan
6
Iwan Senjaya
Kepala Kantor Wilayah VI, Palembang
7
Herwandi Kuswanto
Kepala Kantor Wilayah VII, Malang
8
Eva Agrayani, Tjong
Kepala Kantor Wilayah VIII, Pondok Indah, Jakarta
9
Jimmy Andries*
Kepala Kantor Wilayah IX, Matraman, Jakarta
10
Honggo Djojo
Kepala Kantor Wilayah X, KPO Asemka, Jakarta
11
Susanto Angkawinata
Kepala Kantor Wilayah XI, Balikpapan
12
Haryono Wongsonegoro
Kepala Kantor Wilayah XII, Wisma Asia, Jakarta
13
Andy Untono
Kepala Unit Bisnis Wealth Management
14
Antonius Widodo Mulyono
Kepala Divisi Bisnis Kecil dan Menengah
15
Arif Singgih Halim Wijaya
Kepala Satuan Kerja Kepatuhan
16
Chen Lin Andrew
Kepala Grup Analisa Risiko Kredit
17
Daniel Hendarto
Kepala Satuan Kerja Perencanaan Wilayah
18
Deddy Mulyadi Hendrawinata
Kepala Grup Analisa Risiko Kredit
19
Edmund Tondobala
Kepala Divisi Perbankan Internasional
20
Eduard Guntoro Purba
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko
21
Endra Halim
Kepala Core Application Management
22
Ernawati Soegito
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko Perbankan Cabang
23
Grace Putri Aju Dewijany
Kepala Grup Analisa Risiko Kredit
24
Gunawan Prayogo
Kepala Grup Corporate Banking
25
Hermanto
Kepala Grup Hukum
26
Ignatius Djulianto Sukardi
Kepala Satuan Kerja Enterprise Security
27
Iman Sentosa
Kepala Database Application Management
28
Ina Suwandi
Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa
29
Inge Setiawati
Sekretaris Perusahaan
30
Iwan Kusumo Bagio
Kepala Divisi Logistik dan Gedung
31
Jacobus Sindu Adisuwono
Kepala Divisi Audit Internal
32
Kho Vincentius Chandra Khosasih
Kepala Core Application Management
33
Kristian Marbun
Kepala Grup Corporate Banking
34
Lay Susiana Santoso
Kepala Grup Corporate Finance
35
Lena Setiawati
Kepala Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
36
Lianawaty Suwono
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia
37
Lilik Winarni
Kepala Satuan Kerja Strategi dan Disain Operasi
38
Lim Handoyo
Kepala Kantor Cabang Korporasi Menara BCA
39
Linus Ekabranko Windoe
Kepala Divisi Tresuri
*
Laporan Tahunan BCA 2011
*
No
Nama
Jabatan
40
Lukman Hadiwijaya
Kepala Delivery Channel & Middleware Application Management
41
Mathilda Simon
Kepala Unit Bisnis Kredit Konsumer
42
Megawaty
Kepala Biro Penyelamatan Kredit
43
Mendari Handaya
Kepala Grup Analisa Risiko Kredit
44
Ninik Herlani Masli R.
Senior Adviser Pengendalian Mutu & Pengembangan Audit
45
Nur Hermawan Thendean
Kepala Infrastructure & Service Delivery Management
46
Raymon Yonarto
Kepala Divisi Keuangan dan Perencanaan
47
Rickyadi Widjaja
Kepala Grup Analisa Risiko Kredit
48
Rudy Harjono
Kepala Sentra Operasi Perdagangan dan Pembayaran Internasional
49
Rudy Susanto
Executive Vice President Analisa Risiko Kredit
50
Rusdianti Salim
Kepala Satuan Kerja Cash Management
51
Santoso
Kepala Unit Bisnis Kartu Kredit
52
Steveen Johanes
Kepala Grup Corporate Finance
53
Sugito Lie
Kepala Information Technology Management Office
54
Sunandar Suryajaya**
Kepala Sentra Operasi Perbankan Elektronik
55
Theresia Endang Ratnawati
Kepala Grup Hukum
56
Trisno Herman Dinijanto
Kepala Satuan Kerja Individual Banking Business Support
57
Ugahary Yovvy Chandra
Kepala Satuan Kerja Individual Banking Marketing Support
58
Wira Chandra
Kepala Grup Corporate Banking
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 Sunandar Suryajaya merangkap sebagai pejabat sementara Kepala Sentra Operasi Pembayaran Domestik
**
Laporan Tahunan BCA 2011
295
Pemegang Saham Per 31 Desember 2011
Pemegang Saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono * Anthony Salim Masyarakat** Saham yang dibeli kembali oleh PT Bank Central Asia Tbk (treasury stocks) Total
Jumlah Saham
%
11.625.990.000
47,15
434.079.976
1,76
12.305.173.024
49,91
289.767.000
1,18
24.655.010.000
100,00
* Sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 12/21/DPB3/TPB3-7 tanggal 25 Februari 2010, Ultimate Shareholders FarIndo Investments (Mauritius) Ltd (“FarIndo”) adalah Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono ** Pada komposisi saham yang dimiliki masyarakat, sebesar 2,45% dimiliki oleh pihak yang terafiliasi dengan Ultimate Shareholders; sebesar 0,02% dimiliki oleh Sdr. Robert Budi Hartono dan sebesar 0,02% dimiliki oleh Sdr. Bambang Hartono
Struktur Kepemilikan FarIndo Investments (Mauritius) Ltd Per 31 Desember 2011
FarIndo Investments (Mauritius) Ltd dimiliki oleh Alaerka Investments Limited sebanyak 92,18% (sebanyak 7,82% merupakan Treasury Stocks). Sedangkan Alaerka Investments Limited dimiliki oleh Brolonna Investment Limited sebanyak 100% dan Brolonna Investment Limited dimiliki oleh Bapak Bambang Hartono sebanyak 49% dan Bapak Robert Budi Hartono sebanyak 51%
Riwayat Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia Waktu
Jumlah Saham Beredar
Keterangan
11 Mei 2000
Penawaran umum saham perdana (IPO)
15 Mei 2001
Stock split I dengan rasio 1:2
2.943.986.000
2.943.986.000
x2
5.887.972.000
2001
Saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
58.025.000
5.945.997.000
2002
Saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
71.526.000
6.017.523.000
2003
Saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
113.611.500
6.131.134.500
8 Juni 2004
Stock split II dengan rasio 1:2
x2
12.262.269.000
2004
Saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
40.944.500
12.303.213.500
2005
Saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
15.888.000
12.319.101.500
2006
Saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP)
8.403.500
12.327.505.000
31 Januari 2008
Stock split III dengan rasio 1:2
x2
24.655.010.000
Keterangan: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 12 April 2001 memutuskan untuk meningkatkan modal ditempatkan melalui penerbitan 147.199.300 saham melalui program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP). Opsi tersebut dapat dieksekusi dari tanggal 10 November 2001 hingga 9 November 2006. Saham yang diterbitkan dalam rangka program MSOP yang tercantum dalam tabel di atas telah memperhitungkan stock split yang dilakukan oleh BCA
296
Laporan Tahunan BCA 2011
Daftar Anak Perusahaan dan Penyertaan Saham Per 31 Desember 2011
Anak Perusahaan No
Perusahaan
Kepemilikan BCA
1
PT BCA Finance
100,00%
Perusahaan Pembiayaan
2
BCA Finance Limited
100,00%
Money Lender
3
PT Bank BCA Syariah*
100,00%
Perbankan
4
PT Dinamika Usaha Jaya
75,00%
Perusahaan Efek
*
Bidang Usaha
*Kepemilikan baik secara langsung atau tidak langsung
Penyertaan No
Perusahaan
Kepemilikan BCA
Bidang Usaha
1
PT Sarana Riau Ventura
13,58%
Modal Ventura
2
PT Sarana NTT Ventura
6,83%
Modal Ventura
3
PT Sarana Yogya Ventura
6,60%
Modal Ventura
4
PT Sarana Bengkulu Ventura
6,60%
Modal Ventura
5
PT Sarana Irian Jaya Ventura
6,00%
Modal Ventura
6
PT Sarana Maluku Ventura
5,94%
Modal Ventura
7
PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia*
5,60%
Lembaga Keuangan Non Bank
8
PT Sarana Kalbar Ventura
4,89%
Modal Ventura
9
PT Sarana Kalsel Ventura
2,59%
Modal Ventura
10
PT Sarana Sumut Ventura
2,29%
Modal Ventura
11
PT Sarana Sumbar Ventura
1,78%
Modal Ventura
12
PT Sarana Surakarta Ventura
1,23%
Modal Ventura
13
PT Bank DBS Indonesia
1,00%
Perbankan
14
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
1,00%
Perbankan
15
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
1,00%
Perbankan
16
PT Aplikanusa Lintasarta (penyertaan tidak langsung melalui Yayasan Perbanas)
0,20%
Penyedia Jasa Sistem Jaringan Komunikasi Data dan Jasa Aplikasi Jaringan
*Berdasarkan akta No. 222 tanggal 29 Juli 2011 PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia berubah nama dan bidang usahanya menjadi PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi bisnis, manajemen dan administrasi. Namun sampai dengan saat ini perubahan nama dan kegiatan usaha PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia tersebut belum memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan HAM
Laporan Tahunan BCA 2011
297
Produk dan Layanan Produk dan Layanan
Keterangan
Produk Simpanan
Tahapan Tahapan Gold TabunganKu Giro Tapres Deposito Berjangka BCA Dollar Tahapan Xpresi
Layanan Transaksi Perbankan
Safe Deposit Box
Virtual Account
Transfer
Open Payment
Remittance
Auto Debit
Collection and Clearing
Payroll Services
Bank Notes
Cash Pick Up
Travellers’ Cheque Perbankan Elektronik
ATM BCA (multifungsi, non tunai dan setoran tunai) EDC BCA Debit BCA Tunai BCA Flazz dan Gaz Card Self Service Passbook Printer (SSPP) EDCBIZZ Internet Banking (KlikBCA Individu dan KlikBCA Bisnis) Mobile Banking (m-BCA) BCA Mobile BCA KlikPay Call Center (HaloBCA) Phone Banking (BCA by Phone Business dan BCA by Phone Priority) SMS Top Up SMS Push Notification
Layanan Cash Management
Payable Management / Disbursement Receivable Management / Collection Liquidity Management B2B and B2C
Kartu Kredit
BCA Card BCA MasterCard BCA VISA
Bancassurance
Provisa Max / Provisa Platinum Max Optishield / Optishield Platinum Edusave / Edusave Platinum Pro Series Provisa Syariah Medisave Plus Platinum Health
298
Laporan Tahunan BCA 2011
Produk dan Layanan
Keterangan
Produk Investasi
Danareksa Gebyar Dana Likuid Danareksa Gebyar Indonesia II Panin Gebyar Indonesia II Nikko Gebyar Indonesia Schroders Prestasi Gebyar Indonesia II TRIM Gebyar Terproteksi II
Fasilitas Kredit
Kredit Pemilikan Rumah
Distributor Financing
Kredit Kendaraan Bermotor
Supplier Financing
Kredit Modal Kerja
Dealer Financing
Kredit Sindikasi
Warehouse Financing
Kredit Ekspor
Franchise Financing
Trust Receipt
Showroom Financing
Kredit Investasi Bank Garansi
Bid Bond Performance Bond Advance Payment Bond Pusat Pengelolaan Pembebasan dan Pengembalian Bea Masuk (P4BM)
Fasilitas Ekspor Impor
Letter of Credit (L/C) Negotiation Bankers Acceptance Bills Discounting Documentary Collections
Fasilitas Valuta Asing
Spot Forward Swap Produk Derivatif lainnya
Laporan Tahunan BCA 2011
299
Kantor Cabang Per 31 Desember 2011 KANWIL I 11 Kantor Cabang Utama 63 Kantor Cabang Pembantu Bandung Banjar Ciamis Cianjur Cirebon Garut Indramayu Karawang Kuningan Majalengka Purwakarta Subang Sukabumi Sumedang Tasikmalaya KANWIL II 13 Kantor Cabang Utama 80 Kantor Cabang Pembantu 2 Kantor Kas Ambarawa Banjarnegara Batang Blora Boyolali Brebes Cepu Cilacap Gombong Jepara Karanganyar Kebumen Kendal Klaten Kudus Kutoarjo Magelang Muntilan Pati Pekalongan Pemalang Purbalingga Purwodadi Purwokerto Purworejo Rembang Salatiga Semarang Slawi Sleman Solo Sragen Sukoharjo Tegal Temanggung Ungaran Wonogiri Wonosari Wonosobo Yogyakarta
300
Laporan Tahunan BCA 2011
KANWIL III 13 Kantor Cabang Utama 84 Kantor Cabang Pembantu 2 Kantor Kas Bangkalan Bojonegoro Gresik Jombang Lamongan Mojokerto Pamekasan Sampang Sidoarjo Sumenep Surabaya Tuban KANWIL IV 13 Kantor Cabang Utama 43 Kantor Cabang Pembantu Ambon Badung Bitung Denpasar Gianyar Gorontalo Jayapura Kendari Klungkung Kupang Kuta Makassar Manado Mataram Negara Palopo Palu Parepare Praya Sanur Singaraja Sorong Sungguminasa Tabanan Ternate KANWIL V 13 Kantor Cabang Utama 47 Kantor Cabang Pembantu 1 Kantor Kas Banda Aceh Batam Batubara Bengkalis Binjai Bireuen Bukittinggi Dumai Karimun Kisaran Lhokseumawe Medan Padang Pekanbaru
Pematang Siantar Rantau Prapat Tanjung Balai Tanjung Pinang Tebing Tinggi KANWIL VI 7 Kantor Cabang Utama 32 Kantor Cabang Pembantu 2 Kantor Kas Bandar Lampung Banyuasin Baturaja Bengkulu Curup Jambi Kotabumi Lahat Lubuk Linggau Metro Lampung Muara Bungo Muara Enim Palembang Pangkal Pinang Prambumulih Pringsewu Sungai Liat Tanjung Pandan KANWIL VII 11 Kantor Cabang Utama 50 Kantor Cabang Pembantu 2 Kantor Kas Banyuwangi Batu Blitar Bondowoso Jember Kediri Kertosono Lawang Lumajang Madiun Magetan Malang Nganjuk Ngawi Pare Pasuruan Ponorogo Probolinggo Situbondo Trenggalek Tulung Agung KANWIL VIII 9 Kantor Cabang Utama 93 Kantor Cabang Pembantu 3 Kantor Kas 1 Payment Point Bekasi Cibinong Ciputat Depok
Jakarta Sawangan Tangerang KANWIL IX 10 Kantor Cabang Utama 100 Kantor Cabang Pembantu 1 Kantor Kas Bekasi Bogor Cibinong Jakarta Karawang Pondok Gede KANWIL X 7 Kantor Cabang Utama 73 Kantor Cabang Pembantu Jakarta KANWIL XI 7 Kantor Cabang Utama 20 Kantor Cabang Pembantu Balikpapan Banjarmasin Bontang Ketapang Palangkaraya Pontianak Samarinda Sambas Sampit Sangatta Singkawang Tanjung Redeb Tarakan Tenggarong KANWIL XII 11 Kantor Cabang Utama 107 Kantor Cabang Pembantu 10 Kantor Kas Cilegon Jakarta Pandeglang Rangkasbitung Serang Tangerang KANTOR NON WILAYAH 1 Kantor Cabang Utama Jakarta KANTOR PERWAKILAN Singapore Hong Kong
Penghargaan Asian Banking Finance and Informatics (ABFI) Award 2011
The Asset Triple A Country Awards 2011
The 7th National Customer Service Championship 2011
ABFI Institute Perbanas & Tempo
Majalah The Asset
• Bank Berkinerja Terbaik 2011 untuk kategori Bank Umum Swasta Nasional dengan aset di atas Rp 40 triliun
• Bank Domestik Terbaik (dalam 2 tahun secara berturut-turut)
Carre - Center for Customer Satisfaction & Loyalty (CCSL) & Majalah Marketing
Alpha Southeast Asia’s Institutional Investor Corporate Awards (Indonesia) Majalah Alpha Southeast Asia • Kebijakan Pembagian Dividen Paling Konsisten 2011
• Grand Champion selama 4 tahun berturut-turut
The International Excellence in Retail Financial Services Award 2011
Contact Center World - Regional Asia Pacific (APAC) 2011
The Asian Banker
Contact Center World
• BCA adalah pemenang satusatunya di Asia untuk Bank Ritel Terbaik di Indonesia
• Pemenang Medali Emas Predikat Terbaik untuk: - Contact Center Sales Professional - Contact Center Supervisor - Outbound Campaign - Support Professional – IT - Support Professional – HR
Digital Brand of The Year 2011 AsiaMoney Cash Management Poll 2011
Biro Riset Infobank & Twinkle Spin – Group of Pingfans
AsiaMoney Cash Management Poll 2011: • Bank dengan Layanan Cash Management Terbaik di Indonesia Sesuai Pilihan Perusahaan – Perusahaan Berskala Besar • Bank dengan Layanan Cash Management Terbaik di Indonesia Sesuai Pilihan Institusi Keuangan • Bank dengan Layanan Cash Management Terbaik di Indonesia Sesuai Pilihan Perusahaan – Perusahaan Berskala Menengah • Bank dengan Layanan Cash Management Terbaik di Indonesia Sesuai Pilihan Perusahaan – Perusahaan Berskala Kecil FX Poll 2011: • Bank Penyedia Layanan Terbaik untuk FX Prime Booking Service di Indonesia Sesuai Pilihan Korporasi • Bank Penyedia Layanan Terbaik untuk FX Products & Structured Ideas di Indonesia Sesuai Pilihan Korporasi
• Digital Saving Brand (Tahapan BCA) • Digital Conventional Bank Brand (BCA) • Digital Housing Loan Brand (KPR BCA) • Digital Credit Card Brand (kartu kredit BCA)
Banking Efficiency Award 2011 Bisnis Indonesia • Kategori Bank Umum Swasta Nasional Devisa
• Pemenang Medali Perak Predikat Terbaik untuk: - Customer Service (In-house Contact Center) - Large Contact Center (250+ Agents In-house Contact Center) • Pemenang Medali Perunggu - Predikat Terbaik untuk Customer Service Profesional • Pemenang Kedua (Runner Up) - Predikat Terbaik untuk Technology Innovation (In-house Contact Centers)
Digital Marketing Award 2011 Corporate Image (IMAC) Award 2011 Majalah Bloomberg Businessweek, Corporate Image Committee & Frontier Consulting Group
Digital Marketing, Survey One & Marketing Magazine • Website dengan Kinerja Terbaik untuk kategori Perbankan
• Perusahaan Idaman Indonesia - Kategori Bank Nasional Beraset Besar (>Rp 200 triliun)
Laporan Tahunan BCA 2011
301
Asia’s Best Companies 2011
Social Media Award 2011
The 8th Islamic Finance Award
Finance Asia
Frontier Consulting Group & Majalah Marketing
Karim Consulting
• Peringkat Keempat untuk Kategori Perusahaan dengan Pengelolaan Terbaik • Peringkat Keenam untuk Kategori Tata Kelola Perusahaan Terbaik • Peringkat Kedelapan untuk Kategori Hubungan Investor Terbaik • Peringkat Keempat untuk Kategori Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terbaik
Forbes Fabulous 50: The Best Big Companies 2011 Forbes Asia • Perusahaan Terbaik 2011 Salah satu dari Perusahaan Besar Terbaik di Asia Pasifik dengan Kapitalisasi Pasar lebih dari USD 3 miliar
• Brand dengan Kinerja Terbaik dalam Social Media untuk Kategori Kartu Kredit
Indonesian Women Survey 2011 Indonesia Bank Loyalty Award IBLA 2011 Infobank - MarkPlus Insight Indonesian Bank Loyalty Champion • Peringkat Pertama untuk Kategori Tabungan • Peringkat Pertama untuk Kategori Perbankan Konvensional • Peringkat Kedua untuk Kategori Kartu Kredit
2011 All Asia Executive Team Award Majalah Institutional Investor
Most Admired Companies 2011 Fortune Indonesia • Perusahaan Terbaik di Sektor Industri Perbankan
Top Brand Award 2011 Frontier Consulting Group & Majalah Marketing Penghargaan atas prestasi dalam membangun brand untuk Kategori: • Deposito • Kredit Pemilikan Rumah (KPR) • Kartu Kredit • Tabungan (Tahapan BCA)
• Peringkat Ketiga CEO Terbaik di Sektor Perbankan yang dinominasikan oleh Sell Side – (Djohan Emir Setijoso) • Peringkat Pertama untuk Kategori Investor Relations Terbaik di Sektor Perbankan yang dinominasikan oleh Sell Side • Peringkat Kedua Investor Relations Profesional di Sektor Perbankan yang dinominasikan oleh Sell Side – (Raymon Yonarto)
Indonesia Financial Leaders Awards 2011 Majalah Investor • Jahja Setiaatmadja – Tokoh Paling Berpengaruh di Indonesia tahun 2011
302
Laporan Tahunan BCA 2011
• Bisnis Bank Syariah Retail Terbaik
Majalah Kartini & Women Insight Center • Brand Pilihan No.1 berdasarkan survei terhadap Perempuan Indonesia tahun 2011 untuk Kategori Tabungan
Indonesia Brand Champion 2011 Marketeers – The Club, The Community, The Mag, The Radio, The Net & Markplus Insight • Produk Tabungan Penghargaan atas Pencapaian dalam Membangun Netizen Brand Terfavorit 2011 di Indonesia
Indonesia’s Most Favorite Netizen Brand 2011 Marketeers – The Club, The Community, The Mag, The Radio, The Net & Markplus Insight • Kartu Kredit Penghargaan atas Pencapaian dalam Membangun Netizen Brand Terfavorit 2011 di Indonesia
Indonesia Brand Champion Award 2011 MarkPlus Insight dan Majalah Marketeers • Pemenang Terbaik Brand Equity kategori Bank Konvensional • Peringkat Kedua Most Popular Brand Kategori Bank Konvensional
Service To Care Award 2012 Marketeers & Markplus Insight • Tabungan, Bank Konvensional • Kartu Kredit, Bank Konvensional
Indonesia Property & Bank Award 2011 Majalah Property & Bank • Jahja Setiaatmadja CEO of The Year • Aplikasi Teknologi Perbankan Terbaik dan Fasilitas KPR Dengan Pertumbuhan Tercepat untuk Kategori Bank Umum
Call Center Award 2011 for Service Excellent Majalah Service Excellence & Carre-Centre for Customer Satisfaction & Loyalty (CCSL) • HaloBCA untuk ketegori Perbankan Syariah
Indonesia Original Brands Appreciation 2011 SWA, lembaga riset Bdigets & Swanetwork
Customer Loyalty Award SWA – Net Promoter – Loyalty Partner – Hachiko – Net Promoter Solution
• Pengakuan atas prestasi BCA dalam membangun Brand Indonesia untuk Kategori Bank
• Net Promoter Good 2011 - Tabungan
SWA 100 Indonesia’s Best Wealth Creators 2011
Indonesia Good Corporate Governance Award 2011
SWA
SWA, SWA Network & Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
• Perusahaan Publik ASEAN Terbaik 2011 Berdasarkan Metode WAITM (Wealth Added Index) • Perusahaan Publik Terbaik Indonesia 2011 Berdasarkan Metode WAITM • Peringkat Pertama Perusahaan Publik Terbaik Indonesia 2011 Berdasarkan Metode WAITM – Kategori Bank
Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2011
• Perusahaan Paling Terpercaya di Indonesia
The Indonesian Financial Review (IFR) Award Tempo & IRAI (Independent Research & Advisory Indonesia) • Peringkat Kedua Perusahaan Publik Terbaik di Indonesia untuk Kategori Sektor Keuangan & Perbankan
SWA & Frontier Consulting Group
Service Quality Award 2011 Service Excellence Magazine & Carre-Centre for Customer Satisfaction & Loyalty (CCSL)
• Terbaik dalam Pencapaian Kepuasan Nasabah secara Keseluruhan untuk Kategori: - Tabungan (Tahapan BCA) - Kartu Kredit - Deposito
• Penghargaan untuk BCA Prioritas
Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2011 Banking Service Excellence Awards 2011 MRI - Marketing Research Indonesia & Infobank • Pemenang Pertama untuk Kategori Perbankan Syariah • Peringkat Kedua Internet Banking untuk Kategori Bank Umum
SWA, Metro TV & MARS Research Specialist Golden IBBA Award 2011 • Tahapan BCA (Tabungan) • BCA Card (Kartu Kredit)
Laporan Tahunan BCA 2011
303
304
Laporan Tahunan BCA 2011
Laporan Tahunan 2011
PT Bank Central Asia Tbk Kantor Pusat Menara BCA Grand Indonesia Jl. M.H. Thamrin No. 1 Jakarta 10310, Indonesia Tel. 62 21 235 88000 Fax. 62 21 235 88300 www.bca.co.id www.klikbca.com