Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Empowering the community committING to our future
Wisma Bakrie I, 6th & 7th Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. : +62 21 525 7835 Fax. : +62 21 522 5063 Email :
[email protected] www.bakrieland.com
PT Bakrieland Development Tbk
PT Bakrieland Development Tbk
Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Empowering the community committING to our future
empowering the community COMMITTing TO our FUTURE
Sebagai komitmen Perusahaan untuk memelihara lingkungan di bumi Indonesia, Bakrieland telah menggunakan kertas daur ulang pada buku Laporan Tahunan 2010 ini. As part of the Company’s commitment to preserving the environment in Indonesia, Bakrieland has printed the 2010 Annual Report using recycle paper. Maksimedia
1 Annual Report 2010 Bakrieland
Dua puluh tahun berkarya di bisnis properti, Bakrieland telah menempatkan diri sebagai salah satu perusahaan properti yang layak diperhitungkan. Namun pencapaian ini belum lengkap jika belum berhasil memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, tempat Bakrieland berdiri dan berkembang. Di tahun 2010 ini, selain menuntaskan target penyelesaian proyek, Bakrieland juga mengambil langkah maju untuk lebih fokus dalam kegiatan CSR. Kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang lebih berarti dalam pengembangan masyarakat dan pelestarian lingkungan sekarang dan di masa mendatang. After twenty years operating in the property business, Bakrieland has positioned itself as one of the leading property developers in Indonesia. However, this success could not have been achieved without Bakrieland’s contribution of key benefits to the local communities in which it operates. Besides accomplishing its project completion targets in 2010, Bakrieland also focused its efforts on CSR initiatives and activities. We are always committed, in the most meaningful way, towards community development and the preservation of the environment for now and in the future.
“SETIAP RUPIAH YANG DIHASILKAN BAKRIE, HARUS DAPAT BERMANFAAT UNTUK ORANG BANYAK.” - Almarhum Achmad Bakrie -
“EVERY RUPIAH EARNED BY BAKRIE MUST COME TO BENEFIT A LARGE NUMBER OF PEOPLE.” - The Late Achmad Bakrie -
Kegiatan pengembangan masyarakat merupakan bagian penting yang melekat pada setiap usaha yang dijalani Bakrieland. Kami ingin tumbuh bersama masyarakat sekitar dengan memberikan manfaat sebanyak mungkin pada setiap kawasan yang kami kembangkan.
2 craftman in Kuta/Legian, Bali Arts Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
3 Annual Report 2010 Bakrieland
Community development activities are an inherent part in Bakrieland’s operations. We want to grow together with the local communities by engendering a positive multiplier effect in every development project that we undertake.
Didih, stone worker from Sukamantri Village by Bogor Nirwana Residence
Lebih dari itu, kami bersyukur bahwa kehadiran Bakrieland di beberapa daerah telah memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat melalui penyediaan lapangan pekerjaan dan terbukanya peluang usaha baru.
4 Jaenab, gardener at Kanci-Pejagan Toll Road area Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
5 Annual Report 2010 Bakrieland
Moreover, we are grateful that Bakrieland’s presence in some areas has given direct benefits to the local communities by offering employment and new business opportunities.
Jamil Husein, seller at the local traditional market nearby Bogor Nirwana Residence
daftar isi 56
134
PEMBUKA INTRODUCTION
LAPORAN BISNIS BUSINESS REPORT
LAPORAN CSR CSR REPORT
1
58 70 78 86 94
136
8
10
12 14 16 17 18 22 26 28 29 30 32 34 36 38
44
52
penjelasan tema description of the theme apa kata mereka tentang bakrieland testimony about bakrieland mengapa berinvestasi di bakrieland? why invest in bakrieland sekilas perusahaan company in brief visi dan misi perusahaan company’s vision and mission nilai-nilai dan budaya perusahaan corporate values and culture pencapaian bakrieland bakrieland facts ikhtisar keuangan financial highlights ikhtisar saham dan obligasi stocks and bonds highlights aksi korporasi corporate action ikhtisar bisnis business highlights struktur perusahaan corporate structure area kerja working area jejak langkah perusahaan company milestone peristiwa penting 2010 2010 event highlights penghargaan & sertifikasi awards & certifications laporan presiden komisaris report of the president commissioner laporan presiden direktur & ceo report of the president director & ceo pembahasan strategi 2010 2010 strategy overview
38
Laporan Presiden Komisaris Report of the President Commissioner
96 102 106 118 126 130
city property landed residential hotel and resort property-related infrastructure rencana ke depan future outlook pemasaran marketing audit internal internal audit manajemen risiko dan kepatuhan risk management and compliance sumber daya manusia human capital teknologi informasi information technology keselamatan, kesehatan, dan lingkungan safety, health, and environment
tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility
contents 234
299
LAPORAN GCG GCG REPORT
LAPORAN MD&A MD&A REPORT
DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA
162
236
300
160 166 204 208 214 220
223 226
228
230
laporan penilaian tata kelola perusahaan assessment report on corporate governance tata kelola perusahaan corporate governance corporate affairs sekretaris perusahaan corporate secretary hubungan investor investor relations perlindungan konsumen consumer protection laporan komite audit audit committee report laporan komite pemantau risiko risk monitoring committee report laporan komite nominasi dan remunerasi nomination and remuneration committee report laporan komite kebijakan corporate governance corporate governance policy committee report
diskusi dan analisis manajemen management discussion and analysis
303 305 305 306
306 306
307 308 312 313 315
316 317
318
331
44
Laporan Presiden Direktur & CEO Report of the President Director & CEO
profil dewan komisaris board of commissioners’ profile profil direksi board of directors’ profile profil komite-komite committees’ profile • komite audit audit committee • komite nominasi dan remunerasi nomination and remuneration committee • komite pemantau risiko risk monitoring committee • komite kebijakan corporate governance corporate governance regulatory committee manajemen senior senior management produk & layanan products & services struktur organisasi organization structure nama dan alamat anak perusahaan name and addresses of subsidiaries alamat kantor pemasaran unit usaha/kemitraan business unit marketing informasi bagi pemegang saham information for shareholders surat pernyataan dewan komisaris dan direksi board of commissioners and directors’ statement indeks untuk bapepam-lk index for bapepam-lk (indonesia capital market & financial institution supervisory agency) laporan keuangan financial report
APA KATA MEREKA TENTANG BAKRIELAND TESTIMONY ABOUT BAKRIELAND
“Adhi Karya telah bekerja sama (sebagai kontraktor utama) dengan Bakrieland dalam proyek pembangunan tol KanciPejagan. Selama berlangsungnya proyek, kami merasakan kerja sama yang sangat baik dan komitmen yang tinggi dari pihak Bakrieland, tidak hanya di tingkat para pengambil keputusan, tetapi juga sampai ke level bawah. Artinya, keputusan di atas juga sampai dan dilaksanakan di tingkat bawah. Bakrieland sangat terbuka dalam diskusi-diskusi dengan kami untuk masalah teknis. Hal ini mendorong kami untuk banyak menciptakan inovasi teknik, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat, lebih baik dan lebih efisien. Kami berharap untuk dapat terus bekerja sama dan menjadi mitra yang terpercaya bagi Bakrieland untuk masa kini dan yang akan datang.”
“Adhi Karya has collaborated (as the main contractor) with Bakrieland in the Kanci-Pejagan toll road development project. During the project, we had good teamwork and Bakrieland showed such high commitment, both at the decision-makers’ and operations’ levels. This meant that decisions made by top management were also implemented at the lower levels. Bakrieland was very open in discussions with us on technical problems. This encouraged us to create many more technical innovations to expedite the work and yield better and more efficient results. We hope to continue the cooperation and become a trusted partner for Bakrieland for now and in the future.”
Bambang Triwibowo President Director of PT Adhi Karya (Persero) Tbk
“Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan BSU maupun Bakrieland. Karena hubungan baik inilah kami ingin melanjutkan kerja sama dengan menawarkan desain terbaru untuk proyek yang akan datang di daerah Sentra Timur. Saya berharap, hubungan baik ini akan terus terjalin.” “I have an excellent relationship with BSU and Bakrieland. Because of this good relationship we want to continue our cooperation by offering the latest design for the future projects in Sentra Timur area. I hope our good relationship will continue to be maintained.”
M. Archica (Chicco) Business Partner for the Wave project Rasuna Epicentrum
8 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
”Dengan senang hati saya memperpanjang kerja sama dengan Aston Rasuna untuk sepuluh tahun lagi. Sejak membeli unit lima tahun lalu, saya bisa menikmati return 9-12%. Kini 50 persen investasi saya sudah kembali.” “I am pleased to extend my partnership with Aston Rasuna for the next ten years. Since buying the unit five years ago, I have been able to enjoy a 9-12% return. Now 50 percent of my investment is back.”
Budhijanto Unit Owner Aston Rasuna
9 Annual Report 2010 Bakrieland
”Saya termasuk sepuluh orang pembeli pertama sejak Ijen Nirwana Residence (INR) dikembangkan pada awal 2007. Saya langsung jatuh cinta pada INR. INR berada di tengah kota sehingga dekat dengan berbagai fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, pusat rekreasi dan belanja, namun memiliki suasana yang sejuk dan tenang. Saya selalu memanfaatkan libur akhir pekan atau hari besar untuk menikmati rumah resor saya di INR.” “I was the first ten buyers when Ijen Nirwana Residence (INR) was developed in early 2007. I immediately fell in love with the INR. INR is located in the center of town, very close to public facilities such as schools, hospitals, recreation and shopping center. However, it still has fresh atmosphere and very peaceful. I always spend the weekends or holidays to enjoy my resort home in INR.”
Muliati Mujihadi House Owner at Ijen Nirwana Residence
“Kini bila hendak memenuhi kebutuhan sehari-hari, berbelanja, menjamu klien atau bersantai bersama teman dan keluarga, saya tinggal melangkah ke Epicentrum Walk, tidak jauh dari tempat tinggal saya di The 18th Residence di Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Saya bisa berjalan kaki di udara terbuka dan bersih, sambil melihat pepohonan hijau dan langit serta melewati pedestrian yang nyaman. Memang sungguh pengalaman yang langka dan mewah di Jakarta yang macet, bising, dan berdebu ini.” Anggini Setiawan Apartment Owner at The 18th Residence Rasuna Epicentrum
“Sekarang rasanya saya tidak gampang sakit, lebih tenang dan tentram sejak bermukim di sini. Saya merasakan banyak manfaat dan pengalaman baru setelah menghuni rumah di klaster Tirta Nirwana hampir setahun terakhir ini. Saya suka tempat tanpa polusi udara dan suara untuk bermukim. Selain itu, lokasi ini memiliki fasilitas lengkap seperti kolam renang, pusat rekreasi, kuliner, dan belanja.” “Now I do not seem to get sick as easily, I’m calmer and more peaceful since living here. I have enjoyed many benefits and new experiences since staying in my house at the Tirta Nirwana cluster for the past year. I like living where there is no pollution and noise. In addition, this location has complete facilities such as swimming pool, recreation center, culinary spots, and shopping outlets.“
Atty Kusmayati Penghuni Bogor Nirwana Residence
“Now, for my daily needs, shopping, entertaining clients or relaxing with friends and family, I just step into Epicentrum Walk, not far from where I live at The 18th Residence Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta. I can walk under the open and clean air, looking at green trees and sky as well as walking on convenient pedestrian track. It is indeed a rare and luxurious experience in the jammed, noisy and dusty Jakarta.”
BAKRIELAND?
Bakrie Tower, Rasuna Epicentrum
MENGAPA
BERInvestASI di WHY INVEST IN 10 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
11 Annual Report 2010 Bakrieland
PARTNER YANG KUAT
PERTUMBUHAN TINGGI
STRONG PARTNER
STRONG REVENUE GROWTH
33.73
%
Limitless & Perumnas Limitless & Perumnas
Pertumbuhan pendapatan rata-rata selama 5 tahun terakhir Average growth of revenues in the last 5 years.
NERACA KEUANGAN YANG SEHAT
SALAH SATU SAHAM TERLIKUID
SOLID BALANCE SHEETS
ONE OF THE MOST LIQUID STOCKS
54.40
Rp
Rasio hutang terhadap ekuitas | Debt equity ratio
Rata-rata nilai perdagangan saham di 2010
43.70
Average daily trading value in 2010
%
%
50
billion/day
Rasio hutang setelah dikurangi kas dan setara kas terhadap ekuitas Net Gearing LAND BANK YANG BESAR
PEMIMPIN PASAR
MODEL USAHA YANG UNIK
LARGE LAND BANK
MARKET LEADER
UNIQUE BUSINESS MODEL
14,326
Pengembang terbesar di Jakarta CBD dan Kota Bogor
Properti dan properti terkait infrastruktur (nilai tambah)
The largest Developer in Jakarta CBD and Bogor
Property and propertyrelated infrastructure (value creation)
ha
Total Land Bank
SEKILAS Perusahaan
Company in Brief
DREAM DESIGN DELIVER PT Bakrieland Development Tbk adalah perusahaan pengembang kawasan terpadu di Indonesia yang bergerak dalam pembangunan properti dan proyek-proyek infrastruktur terkait properti. Pada awalnya, Perusahaan didirikan dengan nama PT Purilestari Indah Pratama pada Juni 1990, kemudian berganti nama menjadi PT Elang Realty pada Desember 1994, sebelum menjadi PT Bakrieland Development Tbk pada tahun 1997. Sebagai pengembang superblok pertama dan terbesar di kawasan bisnis utama Jakarta, yaitu Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland telah berhasil mengembangkan berbagai proyek properti perkotaan, kawasan perumahan, serta hotel dan resor kelas dunia di beberapa lokasi strategis dan bergengsi di Indonesia. Keberhasilan Bakrieland menyelesaikan ruas jalan tol Kanci-Pejagan di tahun 2009 menjadikan Bakrieland sebagai perusahaan properti pertama di Indonesia yang memiliki unit usaha dalam bidang pengembangan jalan tol berskala besar. Seluruh proyek Bakrieland dikembangkan dengan konsep ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Selama lima tahun terakhir, Bakrieland telah membukukan kinerja keuangan yang solid, ditandai dengan rata-rata pertumbuhan penjualan tahunan yang baik sebesar 33,73%. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 6,3 triliun di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2010, Bakrieland merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi di sektor industri properti. Dengan profil keuangan yang sehat, portofolio bisnis yang beragam, dan cadangan lahan strategis yang luas, Bakrieland akan terus bertumbuh seiring dengan pengembangan proyeknya di tahun-tahun mendatang.
12 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
13 Annual Report 2010 Bakrieland
Rasuna Epicentrum
PT Bakrieland Development Tbk is an integrated property developer that engages in property and property-related project development in Indonesia. At first, the Company was established under the name PT Purilestari Indah Pratama in June 1990, changing to PT Elang Realty in December 1994, before becoming PT Bakrieland Development Tbk in 1997. As the first and largest superblock developer in the Central Business District in Jakarta, namely with the Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland has successfully developed a range of urban properties, residential estates, and world-class hotels and resorts at strategic and prestigious locations in Indonesia. In 2009, with its successful completion of its first toll road project, called the 35 km Kanci-Pejagan toll road, which connects Cirebon (West Java) and Brebes (Cental Java). Bakrieland became the only property company in Indonesia having a business unit that operates a large scale toll road development. All of Bakrieland’s project developments emphasize an eco-friendly concept and particularly considers the benefits for the local community. For the past five years, Bakrieland has continuously recorded solid financial performances, as indicated by its good compounded annual growth rate that reaches 33.73%. With market capitalization of Rp 6.3 trillion at the Indonesia Stock Exchange as of 31 December 2010, Bakrieland remains as one of the companies with the largest market capitalization in the property sector industry. With a sound financial profile, diversified business portfolio, and large and strategically placed land bank, Bakrieland will continue to flourish in line with its project developments in the years to come.
Vision
VISI
Menjadi perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang real estat, properti, infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya. To be a prominent global company in real estate, property, infrastructure and property-related business.
Penjelasan Visi Bakrieland • “Terkemuka di dunia” berarti Bakrieland bercita-cita untuk menjadi suatu perusahaan yang dikenal dan disegani di masa depan pada tingkat nasional dan internasional. • “Bidang real estat, properti, infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya” menunjukkan bidang-bidang usaha yang menjadi konsentrasi Bakrieland, yang berkaitan dan saling menunjang satu sama lain untuk menjadi perusahaan terkemuka di dunia.
14 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Description of Bakrieland’s Vision • “A prominent global company” means Bakrieland is inspired to be a well-known and respected company in the future at both national and international levels. • “Real estate, property, infrastructure and property-related business” demonstrates Bakrieland’s focus on businesses which are related and supportive of one another.
15
Mission
MISI
Annual Report 2010 Bakrieland
Mengembangkan dan mengelola portofolio investasi yang bermutu, didukung oleh tim yang berfokus pada kinerja dan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi informasi tercanggih, serta jaringan usaha yang kuat, guna meningkatkan nilai bagi Pemegang Saham. Professionally develop and manage a quality business portfolio supported by a team performance-driven and professional human resources, the most advanced information technology and a strong business network, thereby increasing the value for Shareholders.
Penjelasan Misi Bakrieland • “Mengembangkan dan mengelola portofolio investasi yang bermutu” berarti dalam mengembangkan produk-produknya, Bakrieland senantiasa berusaha memberikan kualitas terbaik dan selesai tepat waktu, menggunakan konsep rancangan yang inovatif dan berkelas tinggi, ramah lingkungan, memperindah tata kota, serta berstandar internasional, sehingga menjadikannya investasi yang bermutu.
• “Didukung oleh tim yang berfokus pada kinerja” dimana tim yang mendukung pencapaian Visi Bakrieland terdiri dari para individu yang memiliki komitmen untuk meningkatkan prestasi kerjanya. • “Bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi informasi tercanggih, serta jaringan usaha yang kuat” berarti aset Bakrieland yang menjadi andalannya untuk maju adalah sumber daya manusia, teknologi informasi, dan jaringan usaha yang kuat. Oleh karena
itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemutakhiran teknologi, serta pembinaan dan pengembangan jaringan usaha selalu menjadi prioritas utama. • “Meningkatkan nilai bagi Pemegang Saham” berarti seluruh kekuatan yang dimiliki Bakrieland akan mendorongnya untuk terus maju dan berkembang, yang pada gilirannya akan memberikan keuntungan bagi para Pemegang Saham.
Description of Bakrieland’s Mission • “Professionally develop and manage a quality business portfolio” means in developing its products, Bakrieland strives to provide the best quality and on-time delivery, with innovative and environmentalfriendly design concepts that beautify the city, and completes this with international quality standards, making Bakrieland a worth-buying investment.
• “Supported by professional and performance-driven teams” means that our teams support the accomplishment of Bakrieland’s Vision with individual commitments to improve performance. • “Relying on a strong human resource, the most advanced information technology, and a strong business network” means that Bakrieland’s assets to further growth include its strong human
resources, technology, and business networks. Therefore, improvement of human resources quality, updates of technology, and maintenance and development of business networks are always key priorities. • “Increasing value for Shareholders” means that all strengths that Bakrieland possesses drive us to continuously progress and develop; this in turn will deliver profit for the Shareholders.
Nilai-nilai dan Budaya Perusahaan Corporate Values and Culture
Integritas
Inovatif
Selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, loyalitas dan obyektivitas Always upholding the value of honesty, loyalty and objectivity
Selalu mengeluarkan ide-ide baru demi memenangkan persaingan usaha Always proposing new ideas to win over business competition
Integrity
Responsif Responsive
Peka atas kebutuhan pelanggan dan bereaksi secara cepat dan tepat Sensitive to the customers’ needs, reacting rapidly and properly
Innovative
Jaringan dan Kerja sama Networking and Teamwork
Jaringan yang luas dan kerja sama yang erat Extending networks and strengthening collaboration
Disiplin Discipline
Teguh dalam bekerja Tenacious at work
Saling Menghormati
Respect Each Other
Adaptif Adaptive
Mampu mengikuti perkembangan dunia usaha Able to follow developments in the business world
16 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan Following the values of humanity
Budaya Perusahaan Corporate Culture
Kewirausahaan, Kekeluargaan, dan Profesionalisme Entrepreneurship, Togetherness, and Professionalism Pelayanan Berkualitas Terbaik Excellent Service Quality Inovasi Innovation
17 Annual Report 2010 Bakrieland
Area pengembangan terbesar di Jakarta CBD (total luas pengembangan 53,5 ha). The largest development area in Jakarta CBD (total development area 53.5 ha). Ketersediaan cadangan lahan terbesar di Jakarta CBD (memiliki 16,1 ha cadangan lahan). The largest land bank in Jakarta CBD (commanding 16.1 ha of land bank). Area pengembangan terbesar di kota Bogor (total luas pengembangan 1.002 ha). The largest development area in Bogor city (total development area 1,002 ha).
Pencapaian BAKRIELAND
Salah satu perusahaan properti tercatat terbesar di BEI dalam hal kapitalisasi pasar (Rp 6,3 triliun per 31 Desember 2010). One of the largest listed property companies in IDX in terms of market capitalization (Rp 6.3 trillion as of 31 December 2010). Salah satu saham properti dengan nilai perdagangan rata-rata harian tertinggi di BEI (Rp 50,1 miliar per hari pada tahun 2010). One of the highest average daily trading value of property stocks in IDX (Rp 50.1 billion per day in 2010).
Salah satu perusahaan properti dengan ekuitas terbesar yang tercatat di BEI (Rp 8 triliun per 31 Desember 2010). One of the biggest property companies in terms of equity listed at the IDX (Rp 8 trillion as of 31 December 2010). Salah satu perusahaan properti dengan aset terbesar yang tercatat di BEI (Rp 17,1 triliun per 31 Desember 2010). One of the biggest property company in terms of assets listed at the IDX (Rp 17.1 trillion as of 31 December 2010).
Perusahaan properti pertama yang mengintegrasikan bisnisnya dengan pengembangan jalan tol berskala besar. The first property company that integrates its business with a large scale of toll road development.
Bakrieland Facts
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengembang Jakarta CBD terbesar (menguasai sekitar 26% dari total pasokan apartemen di Jakarta CBD pada tahun 2010). The largest Jakarta CBD Developer (commands around 26% of total apartment supply in Jakarta CBD in 2010)
IKHTISAR KEUANGAN
Financial Highlights
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik dalam Laporan Tahunan ini menggunakan notasi Bahasa Inggris
Numerical notations in all tables and graphs in this Annual Report are in English
Dalam juta Rupiah, kecuali disebutkan lain
In million Rupiah, except stated otherwise
2010
%
2009
2008
1,059,004
1,053,801
2007
2006
Hasil-hasil Operasi Pendapatan Bersih
Result of Operations 1,367,556
29.14%
782,106
393,232
Laba Kotor
669,273
34.37%
498,098
510,254
321,142
167,189
Laba Usaha
241,714
44.95%
166,751
226,031
170,508
72,201
15,269
-63.81%
42,192
81,844
110,142
8,978
178,705
35.12%
132,256
272,100
134,185
67,608
Jumlah Taksiran Beban Pajak Laba Bersih
Laba per Saham Jumlah Saham yang Beredar (jutaan lembar)
Net Revenue Gross Profit Operating Profit Provision For Tax Expenses Net Profit
Profit per Share 39,919
100.44%
19,916
19,916
19,600
5,600
Outstanding Shares (millions shares)
Laba Usaha per Saham (Rupiah)
7.76
-7.32%
8.37
11.35
11.54
11.73
Operating Profit per Share
Laba Bersih per Saham (Rupiah)
5.74
-13.61%
6.64
13.66
9.08
10.98
Net Profit per Share (Rupiah)
8,121,683
107.70%
3,910,223
4,542,508
3,833,563
(47,449)
Posisi Keuangan Modal Kerja Bersih Aset Lancar Aset Tetap Jumlah Aset Jumlah Investasi
(Rupiah)
Financial Position Net Working Capital
10,281,401
54.96%
6,634,866
6,457,550
3,201,151
977,939
Current Assets
5,639,422
22.18%
4,615,514
1,488,690
701,186
637,822
Fixed Assets
17,064,196
47.20%
11,592,631
8,334,991
5,708,016
2,395,677
1,124,681
228.61%
342,251
388,751
146,346
62,042
Total Assets Total Investment
Kewajiban Lancar
2,159,718
-20.73%
2,724,643
1,915,042
1,066,359
853,664
Jumlah Kewajiban
6,582,727
13.61%
5,794,139
3,133,653
1,508,297
1,036,383
Total Liabilities
Modal Sendiri
8,021,729
72.79%
4,642,528
4,507,679
4,132,832
1,318,830
Stockholders’ Equity
1.05%
-0.09%
1.14%
3.26%
2.35%
2.82%
Rasio Keuangan Tingkat Pengembalian Aset Tingkat Pengembalian Ekuitas
Current Liabilities
Financial Ratios Return on Assets
2.23%
-0.62%
2.85%
6.04%
3.25%
5.13%
476.05%
232.54%
243.51%
337.20%
300.19%
114.56%
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas
82.06%
-42.74%
124.81%
69.52%
36.50%
78.58%
Debt to Equity Ratio
Rasio Tingkat Kewajiban terhadap Aset
38.58%
-11.40%
49.98%
37.60%
26.42%
43.26%
Debt to Assets Ratio
3x
-4 x
7x
5x
24 x
10 x
Rasio Lancar
Informasi Keuangan lainnya EBITDA terhadap Beban Bunga
Return on Equity Current Ratio
Other Financial Information EBITDA to Interest Expense
Tingkat Perputaran Persediaan
0.3 x
0.0 X
0.3 x
0.6 x
0.88 x
0.96 x
Inventory Turnover
Tingkat Perputaran Aset Tetap
0.3 x
-0.1 x
0.4 x
1.25 x
1.17 x
0.61 x
Property & Equipment Turnover
0.10 x
-0.01 x
0.11 x
0.15 x
0.19 x
0.16 x
48.94%
1.90%
47.03%
48.47%
41.06%
42.52%
Tingkat Perputaran Jumlah Aset Marjin Laba Kotor
18 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Total Assets Turnover Gross Profit Margin
19 Annual Report 2010 Bakrieland
Pendapatan Bersih | Net Revenue dalam juta Rupiah | in million Rupiah
1,367,556 1,053,801 1,059,004 782,106
393,232
2006
2007
2008
2009
2010
29.14%
Laba Bersih | Net Profit
dalam juta Rupiah | in million Rupiah 272,100
178,705 134,185
132,256
67,608
2006
2007
2008
2009
2010
35.12%
Jumlah Aset | Total Assets
dalam juta Rupiah | in million Rupiah
17,064,196
11,592,631 8,334,991 5,708,016 2,395,677
2006
2007
2008
2009
2010
47.20%
Jumlah Ekuitas | Total Equity
dalam juta Rupiah | in million Rupiah
8,021,729
4,132,832
4,507,679 4,642,528
1,318,830
2006
2007
2008
2009
2010
72.79%
IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights
Rangkuman Kinerja Keuangan | Summary of Financial Performance Dalam miliar Rupiah, kecuali disebutkan lain
In billion Rupiah, except stated otherwise
Posisi Keuangan
2010
Jumlah Aset
17,064
;
47.20%
Total Assets
Aset Lancar
10,281
;
54.96%
Current Assets
Aset Tetap
5,639
;
22.18%
Fixed Assets
Jumlah Kewajiban
6,583
;
13.61%
Total Liabilities
Jumlah Ekuitas
8,022
;
72.79%
Total Equity
Jumlah Investasi
1,125
;
228.61%
Total Investment
Modal Kerja Bersih
8,122
;
107.70%
Net Working Capital
1,368
;
29.14%
Net Revenue
Laba Kotor
669
;
34.37%
Gross Profit
Laba Usaha
242
;
44.95%
Operating Profit
Laba Sebelum Pajak
226
;
11.07%
Income Before Tax
Financial Position
Hasil-hasil Operasi Pendapatan Bersih
Result of Operations
Rasio Keuangan
Financial Ratios
Tingkat Pengembalian Aset
1.05%
;
-0.09%
Return on Assets
Tingkat Pengembalian Ekuitas
2.23%
;
-0.62%
Return on Equity
Rasio Lancar
476.05%
;
232.54%
Current Ratio
Kewajiban terhadap Ekuitas
82.06%
;
-42.74%
Debt to Equity
Kewajiban terhadap Aset
38.58%
;
-11.40%
Debt to Assets
EBITDA terhadap Beban Bunga
3x
;
-4 x
Tingkat Perputaran Persediaan
0.3 x
;
Tingkat Perputaran Aset Tetap
0.3 x
;
-0.1 x
0.10 x
;
-0.01 x
48.94%
;
1.90%
Indikator Keuangan Lain
Tingkat Perputaran Jumlah Aset Marjin Laba Kotor
20 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Other Financial Indicators
–
0.0 x
EBITDA to Interest Expense Inventory Turnover Property & Equipment Turnover Total Assets Turnover Gross Profit Margin
21 Annual Report 2010 Bakrieland
laba kotor gross profit
laba usaha operating profit
marjin laba kotor gross profit margin
rasio lancar current ratio
34.37% 1.90%
aset tetap fixed assets
22.18% peningkatan rasio kewajiban terhadap aset increase of debt to assets ratio
11.40%
44.95% 232.54%
modal kerja bersih net working capital
107.70% peningkatan rasio kewajiban terhadap ekuitas increase of debt to equity ratio
42.74%
Ikhtisar Saham & Obligasi
Stocks & Bonds Highlights
Komposisi Pemegang Saham | Composition of Shareholders Per 31 Desember 2010 As of 31 December 2010
Jumlah Saham Number of Shares Modal Dasar | Authorized Capital
-
Jumlah (Rp) Amount (Rp) 10,000,000,000,000
% -
Saham Biasa Seri A | Ordinary Shares (A-Series)
1,400,000,000
-
-
Saham Biasa Seri B | Ordinary Shares (B-Series)
93,000,000,000
-
-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh | Issued and Paid Up Capital CGMI 1 Client Safekeeping Account
-
4,858,177,212
12.17
Reksadana Danamas Stabil
-
3,602.000,000
9.02
Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%) | Public (ownership below 5%)
-
31,459,594,178
78.81
Jumlah Lembar Saham | Total Number of Shares
-
39,919,771,390
100.00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Amount of Issued and Paid Up Capital
-
4,551,977,139,000
-
Saham dalam Portepel | Subscription Stock Saham Biasa Seri A | Ordinary Shares (A-Series) Saham Biasa Seri B | Ordinary Shares (B-Series)
54,480,228,610
5,448,022,861,000
-
CGMI 1 CLIENT SAFEKEEPING ACCOUNT (Kode Kustodian dari Avenue Luxembourg Sarl) Avenue Luxembourg Sarl adalah perusahaan investasi global yang merupakan bagian dari Avenue Capital Group yang memiliki kantor pusat di New York, Amerika Serikat serta beberapa kantor cabang di Eropa seperti di London, Luxembourg, Munich, dan 9 kantor cabang di Asia.
CGMI 1 CLIENT SAFEKEEPING ACCOUNT (Custodian Code from Avenue Luxembourg Sarl) Avenue Luxembourg Sarl is a global investment company, which is part of Avenue Capital Group with headquarters in New York, USA, and has several branch offices in Europe such as London, Luxembourg, Munich, and 9 branch offices in Asia.
REKSADANA DANAMAS STABIL Reksadana Danamas Stabil adalah salah satu produk reksadana yang dikelola oleh PT Sinarmas Sekuritas yang terafiliasi dengan Sinar Mas Group.
REKSADANA DANAMAS STABIL Reksadana Danamas Stabil is a mutual funds product managed by PT Sinarmas Sekuritas, a company affiliated with Sinar Mas Group.
22 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
23 Annual Report 2010 Bakrieland
Kronologi Pencatatan Saham | Stock Listing Chronology
IDX: ELTY • Reuters: ELTY.JK • Bloomberg: ELTY.IJ
Tanggal Pencatatan Listing Date
Saham Terakumulasi Accumulated Shares
Nominal Terakumulasi (Rp) Accumulated Nominal (Rp)
Pra Penawaran Umum Saham Perdana | Pre Initial Public Offering
29 October 95
240,000,000
120,000,000,000
Penawaran Umum Saham Perdana | Initial Public Offering
30 October 95
350,000,000
175,000,000,000
Penawaran Umum Terbatas I | Limited Public Offering I (1:3)
6 October 97
1,400,000,000
700,000,000,000
Penawaran Umum Terbatas II | Limited Public Offering II (1:3)
12 December 05
5,600,000,000
1,120,000,000,000
Penawaran Umum Terbatas III | Limited Public Offering III (2:5)
1 May 07
19,600,000,000
2,520,000,000,000
Pelaksanaan Waran I | Warrant Issuance I
1 November 2007 – 30 April 2010
359,885,695
35,988,569,500
Penawaran Umum Terbatas IV | Limited Public Offering IV (1:1)
9 July 2010
39,919,771,390
4,551,997,139,000
Saham Ditempatkan & Disetor Penuh | Issued & Paid Up Shares
31 December 2010
39,919,771,390
4,551,997,139,000
Kinerja Saham | Stock Performance
(Rp)
400
300
200
100
0 Jan
Feb
2010
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Harga Saham | Stock Price (Rp)
Tertinggi | Highest Terendah | Lowest Penutupan | Closing
Dec
Perdagangan Saham | Stock Trading
Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Rp
January
270
193
260
1,928,978,717,000
7,955,660,500
February
265
210
220
472,252,815,000
1,987,927,000
March
285
210
240
1,381,127,605,000
5,494,222,000
April
265
225
235
863,901,940,000
3,498,809,000
May
240
105
141
1,030,254,976,000
5,793,219,500
June
154
132
144
461,271,910,000
3,214,718,000
July
147
131
133
247,084,926,500
1,780,191,000
August
135
95
112
521,888,133,000
4,618,748,500
September
168
112
154
952,569,674,000
6,351,288,000
October
196
152
158
2,540,041,531,500
14,498,490,500
November
172
154
160
1,375,246,431,000
8,486,091,500
December
167
155
157
510,244,794,000
3,160,535,000
Volume
Ikhtisar Saham & Obligasi Stocks & Bonds Highlights
Riwayat Dividen 2010 | 2010 Dividend History Dividen per Saham Dividend per Share
Jumlah Dividen Total Dividend
Dividend Yield Dividend Yield
Recording Date Recording Date
Tanggal Pembayaran Payment Date
Rp 1,-
Rp 19,959,885,695
15.1%
14 June 2010
28 June 2010
Jumlah Saham Diperdagangkan per Triwulan | Number of Stock Traded per Quarter
2010
Harga Saham | Stock Price (Rp) Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Volume
Triwulan I 1st Quarter
285
193
240
15,437,809,500
Triwulan II 2nd Quarter
265
105
144
Triwulan III 3rd Quarter
168
95
Triwulan IV 4th Quarter
196
152
2009
Harga Saham | Stock Price (Rp) Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Volume
Triwulan I 1st Quarter
88
54
85
12,906,864,500
12,506,746,500
Triwulan II 2nd Quarter
335
84
295
36,552,449,500
154
12,750,227,500
Triwulan III 3rd Quarter
390
280
370
13,544,941,500
157
26,145,117,000
Triwulan IV 4th Quarter
370
177
193
8,478,922,500
Kronologi Pencatatan Obligasi | Bonds Listing Chronology
Peringkat | Rating PEFINDO : idBBB+
Tanggal Pencatatan Listing Date
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
Bunga / Jangka Waktu Interest / Period
Penawaran Umum Obligasi I Seri A | Bonds I A Series Offering
12 March 2008
220,000,000,000
11.90% p.a./3 years
Penawaran Umum Obligasi I Seri B | Bonds I B Series Offering
12 March 2008
280,000,000,000
12.85% p.a./5 years
Kronologi Pencatatan Sukuk | Sukuk Listing Chronology
Peringkat | Rating PEFINDO : idBBB+(sy)
Tanggal Pencatatan Listing Date
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
Cicilan Imbalan (Rp) Return Installment (Rp)
Jangka Waktu Period
Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Seri A Sukuk Ijarah I A Series Offering
9 July 2009
60,000,000,000
154,800,000 per 1,000,000,000
2 tahun | years
Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Seri B Sukuk Ijarah I B Series Offering
9 July 2009
90,000,000,000
160,000,000 per 1,000,000,000
3 tahun | years
Kronologi Penawaran Equity-Linked Bond | Equity-Linked Bond Offering Chronology
Penawaran Equity-Linked Bond Equity-Linked Bond Offering
24 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Tanggal Penawaran Offering Date
Jumlah (USD) Amount (USD)
Bunga (Triwulan) Interest (Quarterly)
Jangka Waktu Period
23 March 2010
155,000,000
8.625%
5 tahun | years
25 Annual Report 2010 Bakrieland
Pembayaran Bunga Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 hingga 31 Desember 2010 Interest Payment for Bakrieland Development’s 2008 Bond I up to 31 December 2010 No.
Keterangan Remarks
Tanggal Pembayaran Payment Date
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
1
Pembayaran Bunga ke-1 | Interest Payment 1
11 June 2008
15,540,000,000
2
Pembayaran Bunga ke-2 | Interest Payment 2
11 September 2008
15,540,000,000
3
Pembayaran Bunga ke-3 | Interest Payment 3
11 December 2008
15,540,000,000
4
Pembayaran Bunga ke-4 | Interest Payment 4
11 March 2009
15,540,000,000
5
Pembayaran Bunga ke-5 | Interest Payment 5
11 June 2009
15,540,000,000
6
Pembayaran Bunga ke-6 | Interest Payment 6
11 September 2009
15,540,000,000
7
Pembayaran Bunga ke-7 | Interest Payment 7
11 December 2009
15,540,000,000
8
Pembayaran Bunga ke-8 | Interest Payment 8
11 March 2010
15,540,000,000
9
Pembayaran Bunga ke-9 | Interest Payment 9
11 June 2010
15,540,000,000
10
Pembayaran Bunga ke-10 | Interest Payment 10
11 September 2010
15,540,000,000
11
Pembayaran Bunga ke-11 | Interest Payment 11
11 December 2010
15,540,000,000
Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 hingga 31 Desember 2010 Payment of Return Installment for Bakrieland Development’s 2009 Sukuk Ijarah I up to 31 December 2010 Keterangan Remarks
Tanggal Pembayaran Payment Date
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
Cicilan Imbalan ke-1 | Return Installment 1
7 October 2009
5,922,000,000
Cicilan Imbalan ke-2 | Return Installment 5
7 January 2010
5,922,000,000
Cicilan Imbalan ke-3 | Return Installment 5
7 April 2010
5,922,000,000
Cicilan Imbalan ke-4 | Return Installment 5
7 July 2010
5,922,000,000
Cicilan Imbalan ke-5 | Return Installment 5
7 October 2010
5,922,000,000
Pembayaran Bunga Equity-Linked Bond Tahun 2010 hingga 31 Desember 2010 Payment of Equity-Linked Bond Interest 2010 up to 31 December 2010 Keterangan Remarks
Tanggal Pembayaran Payment Date
Jumlah (USD) Amount (US$)
Pembayaran Bunga ke-1 | 1st Interest
21 June 2010
3,342,187.50
Pembayaran Bunga ke-2 | 2nd Interest
20 September 2010
3,342,187.50
Pembayaran Bunga ke-3 | 3rd Interest
22 December 2010
3,342,187.50
Bakrie Tower, Rasuna Epicentrum
AKSI
KORPORASI Corporate Action
Equity-Linked Bond Bakrieland Development Pada tanggal 23 Maret 2010, Perusahaan melalui BLD Investment Pte. Ltd., anak perusahaan, menerbitkan Equity-Linked Bond sebesar USD 155.000.000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015 dengan suku bunga 8,625% yang dibayar setiap tiga bulan. Hasil bersih penerbitan tersebut digunakan oleh Perusahaan untuk modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum perusahaan dan untuk lindung nilai (hedging).
Bakrieland Development Equity-Linked Bond On 23 March 2010, through its subsidiary BLD Investment Pte. Ltd., the Company issued EquityLinked Bonds worth USD 155,000,000 which shall mature on 23 March 2015 with an 8.625% interest rate payable every three months. Net proceeds from this issuance were invested into working capital, refinancing, general corporate purposes and hedging.
Pembelian Kembali Saham Sebagai dampak dari krisis pada tahun 2008 yang mengakibatkan penurunan harga-harga saham secara signifikan, Bapepam-LK menerbitkan peraturan No. XI.B.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008 tentang Pembelian Kembali Saham Emiten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis, yang memperbolehkan pembelian kembali saham dengan batasan-batasan tertentu, tanpa melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Peraturan ini terutama bertujuan mengurangi dampak penurunan harga-harga saham lebih jauh. Berdasarkan peraturan tersebut, pada tanggal 14 Oktober 2008 Perusahaan telah mengajukan permohonan pembelian kembali saham selama masa 3 bulan dan melakukan permohonan perpanjangan periode pada tanggal 14 Januari 2009, 14 April 2009, 14 Juli 2009 dan 14 Oktober 2009. Jumlah maksimal dana yang
Share Buy-Back As a consequence of the 2008 crisis which ultimately resulted in plummeting share prices, Bapepam-LK found it necessary to issue Regulation No. XI.B.3, Annex to the Decree of the Head of Bapepam and LK Head No. Kep-401/ BL/2008 on 9 October 2008 concerning Buy-Back of Shares Issued by an Issuer or a Public Company During Potential Market Crisis, which allowed for the repurchase of shares under specified limits without having to seek approval from the General Meeting of Shareholders. This regulation is primarily designed to alleviate the impact brought about by the downward spiral of share prices. Based on this regulation, the Company did on 14 October 2008 submit a request for share buyback within a span of 3 months and for a duration extension on14 January 2009, 14 April 2009, 14 July 2009 and 14 October 2009. The maximum amount of funds allocated for the share buy-back scheme reached Rp 510 billion and the amount of
26 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
27 Annual Report 2010 Bakrieland
dialokasikan dalam program pembelian kembali saham ini sebesar Rp 510 miliar dan jumlah saham yang dibeli kembali tidak melebihi 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
shares for repurchase did not exceed 20% of the total amount of subscribed capital and paid-up capital.
Hingga program pembelian kembali saham berakhir, Perusahaan telah membeli 120.750.000 lembar saham dengan harga pembelian rata-rata sebesar Rp 230,50 per lembar saham.
Up until the share buy-back period ended, the Company had purchased 120,750,000 shares with average purchase price of Rp 230.50 per share.
Penawaran Umum Terbatas IV Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan pada tanggal 25 Juni 2010 telah memberikan persetujuan kepada Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV kepada Para Pemegang Saham melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan cara menerbitkan saham dari portepel/simpanan Perusahaan sebanyak 19.959.885.695 (sembilan belas miliar sembilan ratus lima puluh sembilan juta delapan ratus delapan puluh lima ribu enam ratus sembilan puluh lima) saham biasa Seri B dengan Nilai Nominal Rp 100 (seratus Rupiah) per saham dan dengan harga penawaran Rp 160 (seratus enam puluh Rupiah) per saham, yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Limited Public Offering IV The Company’s Extraordinary General Meeting of Shareholders convened on 25 June 2010 and granted approval to the Company for undertaking Limited Public Offering IV aimed at Shareholders through pre-emptive rights by issuing shares held by the Company in portfolio/treasury for a total of 19,959,885,695 (nineteen billion nine hundred and fifty nine million eight hundred and eighty five thousand six hundred and ninety five) Series B shares with face value of Rp 100 (one hundred Rupiah) per share and with an offering price of Rp 160 (one hundred and sixty Rupiah) for each share, to be listed with the Indonesia Stock Exchange.
Dari hasil penjualan saham Seri B tersebut, maka Perusahaan memperoleh setoran modal sebesar Rp 3.193.581.711.200 (tiga triliun seratus sembilan puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh satu juta tujuh ratus sebelas ribu dua ratus Rupiah).
From the sales of Series B shares, the Company gained paid-up capital worth Rp 3,193,581,711,200 (three trillion one hundred and ninety three billion five hundred and eighty one million seven hundred and eleven thousand two hundred Rupiah).
Bersamaan dengan PUT IV ini, Perusahaan juga menerbitkan 6.985.959.993 (enam miliar sembilan ratus delapan puluh lima juta sembilan ratus lima puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh tiga) Waran Seri II. Pada setiap 20 saham baru hasil pelaksanaan HMETD melekat 7 Waran Seri II yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/ atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya. Setiap pemegang 1 waran berhak membeli 1 saham Seri B dengan Nilai Nominal Rp 100 (seratus Rupiah) per saham dengan harga pelaksanaan Rp 165 (seratus enam puluh lima Rupiah) per saham.
In concurrence with Limited Public Offering IV, the Company has also issued 6,985,959,993 (six billion nine hundred and eighty five million nine hundred and fifty nine thousand nine hundred and ninety three) Series II Warrants. For every 20 new shares from the exercising of pre-emptive rights, 7 Series II Warrants are included as incentive for Company shareholders and/or pre-emptive rights holders who use this privilege. Every holder of a warrant is entitled to one Series B share for the face value of Rp 100 (one hundred Rupiah) per share and at the exercise price of Rp 165 (one hundred sixty five Rupiah) per share.
City Property • Salah satu pengembang properti berkelas dunia di Jakarta. • Proyek utama: Rasuna Epicentrum, suatu kawasan superblok modern terpadu di pusat kota. • Penyumbang utama pendapatan Bakrieland, sebesar 35,1% dari total pendapatan Perusahaan di tahun 2010.
LANDED RESIDENTIAL • One of the world-class property developers in Jakarta. • Main projects: Rasuna Epicentrum, an integrated state-of-the-art superblock located in the heart of the city. • Bakrieland’s principal revenue contributor of 35.1% to the Company’s total earnings in 2010.
• Mengembangkan kawasan pemukiman untuk segmen menengah dan menengah atas. • Lokasi: Bogor, Malang, dan Batam. • Proyek utama: Bogor Nirwana Residence. • Memberikan kontribusi sebesar 29,5% dari total pendapatan Bakrieland di tahun 2010.
• Develop eco-friendly integrated residential areas specifically for the middle and middle-upper class segments. • Location: Bogor, Malang, and Batam. • Main project: Bogor Nirwana Residence. • Contributed 29.5% of Bakrieland’s total revenue in 2010.
IKHTISAR BISNIS Business Highlights
Epicentrum Walk
Bakrie Nirwana Residence
HOTEL & RESORT • Mengembangkan dan mengelola hotel dan resor berkelas internasional. • Lokasi: Bali, Lampung, dan Balikpapan. • Memberikan kontribusi sebesar 29,2% dari total pendapatan Bakrieland di tahun 2010.
28 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Pullman Bali Legian Nirwana
Kanci-Pejagang
PROPERTY-RELATED INFRASTRUCTURE • Develop and manage international caliber hotels and resorts. • Location: Bali, Lampung, and Balikpapan. • Contributed 29.2% of Bakrieland’s total earnings in 2010.
• Jalan tol Kanci-Pejagan mulai beroperasi pada tanggal 26 Januari 2010. Jalan tol sepanjang 35 km ini menghubungkan Cirebon, Jawa Barat dengan Brebes, Jawa Tengah, dan memiliki masa konsesi selama 35 tahun. • Memberikan kontribusi sebesar 6,2% dari total pendapatan Bakrieland di tahun 2010.
• Started Kanci-Pejagan toll road operations on 26 January 2010. The 35 km tollroad connects Cirebon, West Java and Brebes, Central Java, and has a 35-year concession period. • Contributed 6.2% of Bakrieland’s total earnings in 2010.
29 Annual Report 2010 Bakrieland
STRUKTUR PERUSAHAAN
Corporate Structure
PT Bakrieland Development Tbk Lini Usaha | Lines of Businesses
69.62%
PT Bakrie Pesona Rasuna
98.80%
PT Bumi Daya Makmur
69.99%
PT Rasuna Residence Development
98.80%
PT Superwish Perkasa *
69.99%
PT Provices Indonesia
99.75%
General Trading and Services, Property Management
PT Bakrie Pangripta Loka
99.99%
PT Rasuna Caturtama Corpora **
99.59%
Construction and Agriculture
PT Graha Andrasentra Propertindo
99.78%
PT Bahana Sukmasejahtera *
99.96%
PT Bakrie Swasakti Utama
PT Mutiara Permata Biru
99.77%
PT Dutaperkasa Unggullestari
65.00%
PT Samudra Asia Nasional
99.99%
PT Graha Intan Bali **
99.00%
PT Citra Saudara Abadi *
99.99%
PT Sanggraha Pelita Sentosa *
99.52%
PT Bakrie Nirwana Semesta
99.99%
PT Bali Nirwana Resort
52.55%
PT Nirwana Legian Hotel *
99.92%
PT Berkah Puhu Lestari *
99.99%
PT Libratindo Gemilang *
99.99%
PT Krakatau Lampung Tourism Development
90.00%
PT Bakrie Graha Nirwana *
99.80%
PT Villa Del Sol *
99.99%
PT Jasa Sarana
15.93%
PT Bakrie Infrastructure
99.99%
PT Alberta Utilities
75.04%
PT Bakrie Sentra Investama
99.98%
BLD Investment Pte. Ltd.
99.99%
PT Sentul City Tbk
50.00% 5.26%
PT Bakrie Graha Investama
99.98%
PT Bukit Jonggol Asri
37.88%
* Dalam pengembangan Under development ** Belum beroperasi Not in operations
99.99%
PT Transglobal Finance Limited
100%
PT Pan Galactic Investment Limited
100%
PT Satria Cita Perkasa
99.99%
PT Semesta Marga Raya
65.00%
BLD Asia Pte. Ltd. PT Fusion Plus Indonesia
Hotel and Tourism
5.00%
PT Aetra Air Jakarta PT Bakrie Toll Road
Construction/Developer, Real Estate, Apartment, Office, Infrastructure, and Trading
100%
PT Lido Sarana Prima
99.99%
PT Lido Golf Prima
50.00%
Hotel Elty Tenggarong
99.00%
Batam
Lampung
Jakarta
Bogor
Batam Nirwana Residence (Landed Residential) Proyek perumahan kelas menengah di Pulau Batam dengan luas area pengembangan 40 ha.
Travellers Krakatoa Nirwana Resort (Hotel & Resort) Kawasan resor dan rekreasi terpadu dengan total luas area 101 ha.
Rasuna Epicentrum (City Property I) 53,5 ha kawasan pengembangan di area CBD Kuningan, merupakan proyek superblok pertama, terbesar dan terlengkap di Jakarta yang terdiri dari Apartemen, Perkantoran, Komersial, Hotel dan Pusat Kebugaran.
Bogor Nirwana Residence (Landed Residential) 1.002 ha kawasan pengembangan untuk proyek perumahan menengah-menengah atas dipusat kota Bogor, Jawa Barat, yang dilengkapi area komersial dan wahana edutainment (The Jungle Waterpark) secara terintegrasi.
A middle-class residential project in Batam Island, covering 40 ha of development area.
An integrated resort and recreation destination with a total area of 101 ha.
A 53.5 ha development in Kuningan CBD, the first, the largest, and most complete superblock project in Jakarta, consisting of Apartments, Offices, Commercial Space, Hotel and Fitness Center. Sentra Timur Residence (City Property II) 3,2 ha kawasan proyek Rusunami dengan 11 menara yang berlokasi di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur. A 3.2 ha subsidized apartment block with 11 towers, located at Pulogebang, East Jakarta. Kota Baru Perumnas (City Property II) 30 ha potensi area pengembangan Kawasan Kota Baru Perumnas di Jakarta Timur, dibangun dengan tujuan mengoptimalkan potensi Terminal Pulogebang dan Banjir Kanal Timur di kawasan tersebut. A 30 ha potential area development in Kota Baru Perumnas area in East Jakarta, aimed to optimize the utilization of Terminal Pulogebang and Banjir Kanal Timur in the area.
30 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
An 1,002 ha middle to middleupper residential project in central Bogor, West Java, completed with integrated commercial and edutainment area (The Jungle Waterpark). Lido Lake Resort (Landed Residential) Lebih dari 1.000 ha kawasan pengembangan yang terletak diantara pegunungan, danau serta hutan di daerah Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Over 1,000 ha development area located among the mountains, lake and forests in Lido, Sukabumi, West Java.
31 Annual Report 2010 Bakrieland
AREA KERJA
Working Area Cirebon
Malang
Bali
Balikpapan
Bakrie Toll Road Proyek ruas jalan tol KanciPejagan sepanjang 35 km, yang menghubungkan Cirebon (Jawa Barat) dan Brebes (Jawa Tengah).
Ijen Nirwana Residence (Landed Residential) Proyek perumahan di kawasan prestisius di kota Malang dengan luas pengembangan 22,4 ha.
Pullman Bali Legian Nirwana (Hotel & Resort) Strata hotel bintang 5 pertama di pantai Kuta Bali dengan luas area 2,4 ha.
The project of the 35 km Kanci-Pejagan toll road section connecting Cirebon (West Java) and Brebes (Central Java).
A residential project at a prestigious area in Malang, with a development area of 22.4 ha.
Lagoon Nirwana Residence (Hotel & Resort) Sebelumnya bernama Balikpapan Nirwana Suites & Residences, yaitu Hotel dan serviced residence pertama di Balikpapan di area seluas 3,3 ha di pusat kota Balikpapan.
The first five-star strata hotel located at Kuta beach, Bali with an area of 2.4 ha. Pan Pacific Nirwana Bali Resort (Hotel & Resort) Kawasan resor terpadu pertama di Bali seluas lebih dari 100 ha, yang merupakan kombinasi hotel bintang 5 dan hunian eksklusif dilengkapi dengan lapangan golf 18-hole rancangan Greg Norman serta fasilitas rekreasi. Bali’s first fully integrated resort of over 100 ha, combining a five-star luxury hotel and exclusive residences complete with Greg Norman designed 18-hole golf course and recreation facilities.
Previously named Balikpapan Nirwana Suites & Residences, the first hotel and serviced residence in Balikpapan, built on 3.3 ha in the city of Balikpapan.
1984to 1997 June 1984
Kelompok Usaha Bakrie (KUB) melalui PT Catur Swasakti Utama (sekarang bernama PT Bakrie Swasakti Utama, anak perusahaan Bakrieland), mengawali bisnis pembangunan properti dengan membangun Wisma Bakrie, gedung Graha Kapital, dan Apartemen Taman Rasuna di Jakarta.
The Bakrie Group through PT Catur Swasakti Utama (now known as PT Bakrie Swasakti Utama, a subsidiary of Bakrieland), started the property development business by building Wisma Bakrie, Graha Kapital building, and Taman Rasuna Apartment in Jakarta.
June 1990
Perusahaan didirikan dengan nama PT Purilestari Indah Pratama pada Juni 1990, nama Perusahaan diganti menjadi PT Elang Realty pada Desember 1994, dan pada tahun 1997 menjadi PT Bakrieland Development Tbk.
Bakrieland was established as PT Purilestari Indah Pratama in June 1990, changing its name to PT Elang Realty in December 1994, and then to PT Bakrieland Development Tbk in 1997.
October 1995
Penawaran Umum Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) sejumlah 110.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 625 per saham, pada tanggal 30 Oktober 1995.
Initial Public Offering at the Indonesia Stock Exchange (previously Jakarta Stock Exchange) amounted 110,000,000 shares with nominal value of Rp 500 per share and offering price of Rp 625 per share, conducted on 30 October 1995.
1998to 2007 January 1998
PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) mengakuisisi 57,84% kepemilikan saham PT Elang Sentrainvestama Abadi dan PT Elang Karuna Abadi.
PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) acquired 57.84% of shares in PT Elang Sentrainvestama Abadi and PT Elang Karuna Abadi.
May 2004
Bakrieland mengakuisisi 73,48% kepemilikan saham PT Bakrie Swasakti Utama.
Bakrieland acquired 73.48% of shares in PT Bakrie Swasakti Utama.
November 2005
Penawaran Umum Terbatas II sejumlah 4.200.000.000 saham biasa.
The 2nd Limited Public Offering, amounted 4,200,000,000 ordinary shares. Avenue Luxembourg Sarl membeli 12% kepemilikan saham dalam PT Bakrieland Development Tbk.
Avenue Luxembourg Sarl acquired 12% of shares in PT Bakrieland Development Tbk.
April 2007
Penawaran Umum Terbatas III sejumlah 14.000.000.000 saham biasa.
The 3rd Limited Public Offering, amounted 14,000,000,000 ordinary shares.
September 1997
Penawaran Umum Terbatas I sejumlah 1.050.000.000 saham biasa.
The 1st Limited Public Offering, amounted 1,050,000,000 ordinary shares.
JEJAK LANGKAH Company Milestone
32 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
33 Annual Report 2010 Bakrieland
2008to 2009
2010 January 2010
Perusahaan meningkatkan kepemilikan menjadi 100% di PT Semesta Marga Raya melalui anak perusahaannya, PT Satria Cita Perkasa, Pan Galactic Investment Ltd., dan Transglobal Finance Ltd.
March 2008
The Company increased its ownership to 100% in PT Semesta Marga Raya through its subsidiaries, PT Satria Cita Perkasa, Pan Galactic Investment Ltd., and Transglobal Finance Ltd.
Issuance of Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with fixed interest rate, worth Rp 500,000,000,000.
March 2010
Penerbitan Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 500.000.000.000.
April 2008
Persetujuan RUPSLB tanggal 9 April 2008 untuk restrukturisasi dan divestasi penyertaan di PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur dan PT Superwish Perkasa kepada Limitless (anak perusahaan Dubai World) dan pembelian saham PT Satria Cita Perkasa (pemegang saham PT Semesta Marga Raya/pemegang konsesi ruas tol KanciPejagan).
EGMS approval on 9 April 2008 for the restructuring and divestment of its investment in PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur and PT Superwish Perkasa to Limitless (a subsidiary of Dubai World), and to purchase shares in PT Satria Cita Perkasa (shareholder of PT Semesta Marga Raya/ holder of Kanci-Pejagan toll road concession).
July 2008
Melalui PT Bakrie Infrastructure, membeli 75,04% saham dalam PT Alberta Utilities sebagai pemegang 5% saham PT Aetra Air Jakarta (d/h PT Thames PAM Jaya), perusahaan penyedia air bersih di wilayah timur DKI Jakarta.
Through PT Bakrie Infrastructure, the Company purchased 75.04% shares in PT Alberta Utilities, which owns 5% shares of PT Aetra Air Jakarta (previously PT Thames PAM Jaya), a clean water provider company in eastern Jakarta.
July 2009
• Penerbitan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development dengan Sisa Imbalan sebesar Rp 150.000.000.000.
Issuance of Sukuk Ijarah I Bakrieland Development with Installments totaling Rp 150,000,000,000. • Melalui PT Bakrie Nirwana Semesta, Bakrieland meningkatkan penyertaan modal pada PT Bali Nirwana Resort menjadi 52,55%.
Through PT Bakrie Nirwana Semesta, Bakrieland increased its capital investment in PT Bali Nirwana Resort to 52.55%.
October 2009
Melalui PT Bakrie Toll Road yang sahamnya 99,99% dimiliki oleh PT Bakrie Infrastructure (anak perusahaan), Bakrieland meningkatkan investasinya pada PT Semesta Marga Raya menjadi 64,98%.
Through PT Bakrie Toll Road, whose shares are 99.99% owned by PT Bakrie Infrastructure (subsidiary), Bakrieland increased investment in PT Semesta Marga Raya to 64.98%.
Melalui anak perusahaan BLD Investment Pte. Ltd., menerbitkan Equity-Linked Bond sebesar USD 155.000.000.
Through subsidiary company BLD Investment Pte. Ltd., issued Equity-Linked Bond worth USD 155,000,000.
June 2010
Penawaran Umum Terbatas IV sejumlah 19.959.885.695 saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan dengan harga penawaran Rp 160 per saham atau sebesar Rp 3.193.581.711.200, yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Limited Public Offering IV amounted to 19,959,885,695 Series B shares for the nominal value of Rp 100 per share and for the offering price of Rp 160 per share or worth Rp 3,193,581,711,200 listed at the Indonesia Stock Exchange.
July 2010
Perusahaan membeli 50% saham milik Baroque Development Inc dalam PT Fusion Plus Indonesia.
The Company purchased 50% shares of Baroque Development Inc in PT Fusion Plus Indonesia.
August 2010
• Perusahaan membeli 5,26% saham milik PT Citra Kharisma Komunika dalam PT Sentul City Tbk.
The Company purchased 5.26% shares of PT Citra Kharisma Komunika in PT Sentul City Tbk.
• Perusahaan mengambil saham baru yang diterbitkan oleh PT Bukit Jonggol Asri sebanyak 666.666.667 saham atau 37,88%.
The Company acquired new shares issued by PT Bukit Jonggol Asri amounting 666.666.667 shares or 37.88%.
PERISTIWA PENTING
2010 Event Highlights
15 JUNE Bakrieland mendukung Global Enterprise Challenge 2010 Bakrieland supported the Global Enterprise Challenge 2010
13 JUNE Peresmian Taman Lansia Langsat Inauguration of the Langsat Park for the Elderly
10 JUNE Customer Appreciation Night - Pullman Bali Legian Nirwana Customer Appreciation Night - Pullman Bali Legian Nirwana
MAY 2010 26 JANUARY
Bakrie Tower beroperasi untuk umum
Peresmian Ruas Tol Kanci-Pejagan
Bakrie Tower operates for public
30 MAY
Inauguration of Kanci-Pejagan Toll Road
Bakrieland mendukung ASEAN Enterprise Challenge 2010 Bakrieland supported the ASEAN Enterprise Challenge 2010
24 FEBRUARY Perubahan Operator Pan Pacific Nirwana Bali Resort
24 - 28 MAY
Change of Operator in Pan Pacific Nirwana Bali Resort
Partisipasi Bakrieland pada The 61st FIABCI World Congress 2010 Bakrieland’s participation in The 61st FIABCI World Congress 2010
26 MARCH Soft Opening Epicentrum Walk Epicentrum Walk Soft Opening
12 APRIL Sertifikasi ISO 9001 : 2008 ISO 9001 : 2008 Certification
18 MAY RUPS Tahunan - Luar Biasa The Annual and Extraordinary GMS
34 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
35 Annual Report 2010 Bakrieland
23 JUNE
20 DECEMBER
Paparan Publik dan Pertemuan Analis
Acara Akhir Tahun bersama Media & Apresiasi Karya Media (Aryadia)
Public Expose and Analyst Meeting
25 JUNE
Year-End Media Gathering & Aryadia Media Appreciation
RUPS Luar Biasa - PUT
11 DECEMBER
The Extraordinary GMS – Limited Limited Public Offering
Pembukaan Aston Bogor Hotel & Resort
30 JUNE
Aston Bogor Hotel & Resort Opening
Dukungan Bakrieland terhadap pegolf muda berbakat: Almer Bakrieland’s Support for the young and talented golf player: Almer
1 JULY Serah Terima Unit Sentra Timur Residence
9 DECEMBER Menerima penghargaan Indonesia Most Trusted Companies 2010 dari IICG dan majalah SWA. Awarded as Indonesia Most Trusted Companies 2010 by IICG and SWA magazine.
Sentra Timur Residence Units Handover
11 NOVEMBER 5 AUGUST Pembukaan Epicentrum Walk Office Suites Epicentrum Walk Office Suites Opening
Investor Summit & Capital Market Expo: Paparan Publik Investor Summit & Capital Market Expo: Public Expose
28 OCTOBER 28 & 30 SEPTEMBER Kongres Pan Pacific ke-25 Tahun 2010 The 25th Pan Pacific Congress 2010
Peresmian proyek CSR One Village One Playground Inauguration of the One Village One Playground CSR project
CORPORATE GOVERNANCE & CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
• Best Indonesia Green CSR Awards 2010 (PT Bakrieland Development Tbk). Best Indonesia CSR Awards 2010 (PT Bakrieland Development Tbk). • Highly Commended Best Developer Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Highly Commended Best Developer Corporate Social Responsibility. • Pengembang Terbaik Sangat Terpuji - Green Development (Built), Rasuna Epicentrum. Highly Commended Best Developer - Green Development (Built), Rasuna Epicentrum. • Peringkat ‘Terpercaya’ berdasarkan Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan. Ranked as Trusted Company based on Corporate Governance Perception Index.
PENGHARGAAN & SERTIFIKASI Awards & Certifications CERTIFICATION • Sertifikasi ISO 9001: 2008 PT Bakrieland Development Tbk. ISO 9001:2008 Certification for PT Bakrieland Development Tbk.
36 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
• Sertifikasi OHSAS 18001: 2007. OHSAS 18001: 2007 certification. • Peringkat ke-2 Terbaik CFO Indonesia. Rank 2 Best Indonesia CFO.
• Setifikat Keanggotaan sebagai Anggota dari Kalangan Perusahaan dari Konsil Bangunan Hijau Indonesia. Certificate Memberships as Corporate Member of Green Building Council Indonesia.
37 Annual Report 2010 Bakrieland
Landed Residential • Property Dengan Konsep Eco Friendly Terbaik di Pusat Kota Malang (Ijen Nirwana Residence). Property with the Best EcoFriendly Concept in Malang.
• Perumahan Berpengaruh Dalam Pengembangan Kawasan (Bogor Nirwana Residence). The Most Influential Residence in Area Development.
• Top Brand Award 2010 untuk wahana air The Jungle. Top Brand Award 2010 for The Jungle Waterpark.
HOTEL & RESORT
CITY PROPERTY • Rasuna Epicentrum Sebagai Superblock Terluas di CBD Jakarta. Rasuna Epicentrum as the Largest Superblock at Jakarta CBD. • Superblok Pertama dan Terbesar di CBD Jakarta. The First and the Largest Superblock at Jakarta CBD.
• Best Indonesia Green Hotel Awards 2010 (Pan Pacific Nirwana Bali Resort). Best Indonesia Green Hotel Awards 2010 (Pan Pacific Nirwana Bali Resort).
CORPORATION • Developer of the Year untuk Pengembang Terpadu Berwawasan Lingkungan dari Property & Bank Award 2010. Developer of the Year for EcoFriendly Integrated Property Developer from Property & Bank Award 2010.
• Best Indonesia Green Real Estate Awards 2010 (Rasuna Epicentrum). Best Indonesia Green Real Estate Awards 2010. • Pengembang Terbaik Sangat Terpuji - Pengembangan Ramah Lingkungan. Highly Commended Best Developer - Green Development (Built). • Peringkat kedua kategori Office Building dalam Prix D’excellence Awards 2010. Runner up for Office Building category in Prix D’excellence Awards 2010.
LAPORAN PRESIDEN KOMISARIS
Report of the President Commissioner
38 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
39 Annual Report 2010 Bakrieland
peduli masyarakat care for the community
Bakrieland bukan saja berupaya menciptakan kesempatan dalam memecahkan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkaitan dengan bisnisnya, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan mendukung terwujudnya tata kelola perusahaan yang baik.
Bakrieland not only sought to create opportunities in assuming an active role in resolving social, economic and environmental concerns associated with its business, but also offered added value for sustainable growth and supported the implementation of good corporate governance.
LAPORAN PRESIDEN KOMISARIS Report of the President Commissioner
Pemegang saham yang terhormat,
Dear distinguished shareholders,
Pada tahun 2010, perekonomian Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan tercepat selama enam tahun terakhir, terutama didorong oleh kekuatan konsumsi domestik, investasi, dan ekspor. Di saat sebagian besar negara di dunia masih dalam proses pemulihan, perekonomian Indonesia tumbuh dengan laju sekitar 6%. The World Economic Forum melaporkan, peringkat daya saing Indonesia untuk tahun 2010-2011 naik 10 tingkat menjadi 44 dari sebelumnya di peringkat 54. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh kinerja makro ekonomi yang sangat baik, yang antara lain ditandai dengan rendahnya tingkat suku bunga, inflasi terkendali, dan penguatan indeks pasar saham dan kurs Rupiah.
In 2010, Indonesia’s economy bore witness to the most rapid growth rate in the past six years, mainly driven by vigorous domestic consumption, investment and exports. In times when the majority of countries worldwide remain immersed in the recovery process, Indonesia’s economy posted a 6% spurt in growth. The World Economic Forum reported that Indonesia’s competitiveness for 2010-2011 ascended 10 notches higher to the 44th rank from its previous position at the 54th place. This elevated rank is primarily propelled by an impressive macro economic performance indicated by low interest rates, restrained inflation, stronger share market index and Rupiah exchange rate among other indicators.
Kinerja 2010 Bagi Bakrieland sebagai perusahaan pengembang properti terintegrasi, pertumbuhan ekonomi yang pesat memberikan peluang tumbuh berganda di sektor properti sekaligus infrastruktur. Sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, kebutuhan perumahan dan infrastruktur pendukung pembangunan terus meningkat. Sepanjang tahun 2010 Bakrieland berhasil menyelesaikan target-target pembangunan
Performance in 2010 For Bakrieland as an integrated property developer, this accelerated economic growth afforded the company with amplified opportunities in both the property and infrastructure sectors. In line with stronger consumer purchasing power, the need for housing and infrastructure to support development was inevitably on the rise. Throughout 2010, Bakrieland managed to complete its property construction targets,
Kami akan terus mengupayakan agar kehadiran Bakrieland dapat terus memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan. We shall make all efforts to ensure that Bakrieland’s presence continues to provide ongoing benefits for the community and the environment. properti, mengoperasikan ruas jalan tol KanciPejagan dan mengembangkan berbagai pembangunan jalan tol. Pada akhir tahun 2010, Bakrieland mencatat perolehan laba bersih senilai Rp 178,71 miliar, tumbuh 35,12% dari periode yang lalu.
commence operations of the Kanci-Pejagan toll road and engage in various toll road constructions. By the end of 2010, Bakrieland registered net income worth Rp 178.71 billion, a 35.12% growth from the previous year.
Kami bersyukur atas meningkatnya kinerja Bakrieland di tahun 2010 ini. Menurut pandangan kami, Direksi telah berhasil memelihara kerja sama di seluruh jajaran Perusahaan dan mengarahkan Perusahaan dengan strategi yang tepat untuk memajukan organisasi dan kegiatan operasional di semua bidang usahanya. Kami juga melihat upaya berkesinambungan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Perusahaan.
We are blessed with commendable improvements to Bakrieland’s performance in 2010. In our view, the Board of Directors succeeded in sustaining effective cooperation within the Company and in steering the Company through an accurate strategy aimed at thrusting the organization and operational activities forward in all business endeavors. We also take notice of continual efforts to enhance the Company’s human capital competencies.
40 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
41 Annual Report 2010 Bakrieland
Di sisi lain, kami bangga bahwa Bakrieland senantiasa berupaya meningkatkan kontribusinya dalam pengembangan masyarakat Indonesia, sesuai amanah pendiri kelompok usaha Bakrie. Bakrieland bukan saja berupaya menciptakan kesempatan untuk berperan dalam memecahkan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkaitan dengan bisnisnya, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan mendukung terwujudnya tata kelola perusahaan yang baik. Oleh karenanya, dukungan yang berlanjut dari pemangku kepentingan sangat diharapkan untuk dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia, tempat Perusahaan berdiri, berkembang, dan meraih keuntungan. Kami juga berterima kasih kepada masyarakat yang telah menerima dan mendukung kehadiran Bakrieland, serta akan terus mengupayakan agar kehadiran Bakrieland dapat terus memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
We similarly take pride in Bakrieland’s constant efforts to heighten meaningful contributions for community development in Indonesia, in keeping with the aspirations of the founding fathers of Bakrie business group. Bakrieland not only sought to create opportunities in assuming an active role in resolving social, economic and environmental concerns associated with its business, but also offered added value for sustainable growth and supported the implementation of good corporate governance. As such, the constant support of stakeholders is hoped for in order to present the people of Indonesia with the best to offer, for this is where the Company stands, growing and bringing forth rewards. We also are indebted to the public for embracing and supporting Bakrieland, and we shall make all efforts to ensure that Bakrieland’s presence continues to provide ongoing benefits for the community and the environment.
Tata Kelola Perusahaan Dewan Komisaris mendukung penuh upaya untuk memastikan penerapan tata kelola perusahaan yang baik di seluruh aspek kegiatan usaha Bakrieland. Sejak akhir tahun 2009, selain
Corporate Governance The Board of Commissioners wholly supports efforts to ensure the effective application of good corporate governance in all aspects of Bakrieland’s business ventures. Since the end
Komite Audit, Nominasi dan Remunerasi, serta Pemantau Risiko, kami juga dibantu oleh Komite Kebijakan Corporate Governance. Adanya Komite Kebijakan Corporate Governance, meningkatkan dan menyempurnakan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan fungsi pengawasan yang dijalankan oleh Dewan Komisaris. Hal ini antara lain terlihat dari keberhasilan Bakrieland mempertahankan peringkat “terpercaya” dalam pemeringkatan indeks persepsi tata kelola perusahaan selama dua tahun terakhir.
of 2009, in addition to the Audit, Nomination and Remuneration, and Risk Monitoring Committees, we are also assisted by the Corporate Governance Policy Committee. The Corporate Governance Policy Committee helps enhance and improve GCG practices pertaining to the oversight function and duties discharged by the Board of Commissioners. This is shown from the success of Bakrieland in maintaining recognition as a “trusted” company in the corporate governance perception index ratings for the last two years.
Pembagian Dividen Sesuai keputusan RUPST tanggal 18 Mei 2010, pada tanggal 28 Juni 2010 Bakrieland melakukan pembagian dividen tunai sebesar Rp 1 per saham
Dividend Payment In accordance with the Annual GMS resolution on 18 May 2010, Bakrieland engaged in the distribution of cash dividends at Rp 1 per share to
Membangun Kepedulian Building Mutual Concerns
Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner
42 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
Edgardo Bautista Komisaris Commissioner
Supartono Komisaris Commissioner
Mark Robert Harris Komisaris Commissioner
Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner
43 Annual Report 2010 Bakrieland
kepada para pemegang saham yang namanya tercantum pada Daftar Pemegang Saham pada tanggal 14 Juni 2010.
shareholders whose names were registered under the Shareholder’s List on 14 June 2010.
Perubahan Komposisi Direksi Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih kepada Ferdinand Sadeli yang telah memberikan kontribusi kepada Bakrieland selama menjabat sebagai CFO dan kemudian diangkat menjadi anggota Direksi Bakrieland sesuai RUPS Tahunan tanggal 18 Mei 2010. Dewan Komisaris menerima pengunduran diri beliau dari jajaran Direksi efektif tanggal 1 November 2010.
Changes to Board of Directors Composition The Board of Commissioners would like to extend a word of appreciation to Ferdinand Sadeli for his worthy contributions to Bakrieland during his tenure as CFO and later as Bakrieland’s BOD member pursuant to the Annual GMS on 18 May 2010. The Board of Commissioners accepted his decision to resign effective on 1 November 2010.
Prospek 2011 Menyongsong tahun 2011, kami merasa optimis bahwa pemulihan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi domestik yang terjadi hingga akhir tahun 2010 akan terus berlanjut dan mendukung perkembangan usaha Bakrieland dan Unit Usahanya, baik di bidang properti maupun infrastruktur terkait properti. Untuk mengantisipasi hal ini, sejak tahun 2010 Bakrieland telah melakukan persiapan internal dengan memperkuat organisasi dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, serta melakukan dua aksi korporasi yang memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi Perusahaan. Beberapa langkah strategis lainnya juga telah dipersiapkan untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan di tahun mendatang.
2011 Prospect As we usher in 2011, we are confident that the global economic recovery and domestic economic growth that took place by the end of 2010 will move onwards and boost the business development of Bakrieland and its Business Units, for both the property and property-related infrastructure sectors. In anticipation of this, since 2010 Bakrieland has initiated internal preparations by strengthening its organization and enhancing the competency of its human capital, and in launching two corporate actions for a more solid capital structure to support Company expansion. Several other strategic measures are in the pipeline to capitalize on an emerging growth momentum in the following year.
Apresiasi Dalam kesempatan ini, atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para pemegang saham dan pemangku kepentingan Bakrieland. Penghargaan yang tulus kami sampaikan kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan yang telah bekerja dengan penuh kesungguhan dan dedikasi dalam mewujudkan visi dan misi Perusahaan, serta memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan masyarakat.
Appreciation Taking this opportunity, on behalf of the Board of Commissioners, allow me to convey our sincere gratitude for the support and trust shown by Bakrieland shareholders and stakeholders. Our most heartfelt appreciation goes also to the Board of Directors, management and all employees who have shown true dedication and who worked tirelessly towards achieving the Company’s vision and mission, and provided far-reaching contributions for community development.
Untuk dan atas nama Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk
On behalf of the Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR
Report of the President Director & CEO
44 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
45 Annual Report 2010 Bakrieland
tumbuh bersama Growing together
Kami berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat. Setiap proyek yang dijalankan Bakrieland hendaknya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
We are committed to growing together with the community. Each project which Bakrieland undertakes shall engender the desired benefit for surrounding communities.
LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR Report of the President Director & CEO
Pemegang saham yang terhormat,
Dear honored shareholders,
Kami memasuki tahun 2010 dengan optimisme seiring dengan perkembangan ekonomi domestik yang positif dan berlanjutnya pemulihan ekonomi diberbagai negara yang terkena dampak krisis keuangan global. Jika tahun 2009 merupakan masa bagi Bakrieland untuk memperkokoh kemampuan guna menciptakan landasan bagi pertumbuhan yang berlanjutan di masa depan, maka tahun 2010 merupakan tahun penyerahan proyek (delivery year) sekaligus meningkatkan peran Bakrieland dalam pemberdayaan masyarakat.
We have now crossed the threshold into 2010 striding with optimism, in line with positive developments occurring in the domestic economy and the on-going economic recovery taking place in various countries affected by the global financial crisis. If 2009 represents a year when Bakrieland further demonstrated the capacity to lay the foundation for sustainable growth in the future, then 2010 serves as the delivery year where projects are duly completed and the time when Bakrieland heightened its role in community empowerment.
Empowering the Community. Committing to Our Future. Kepedulian Bakrieland terhadap masyarakat dan lingkungan diwujudkan melalui program CSR Terpadu ’Bakrieland Goes Green’ yang diluncurkan sejak tahun 2008. Filosofi Bapak H. Achmad Bakrie bahwa ”setiap rupiah yang dihasilkan bakrie, harus dapat bermanfaat untuk orang banyak” senantiasa menjadi tuntunan dalam menjalankan program CSR kami. Kami berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat. Setiap proyek yang dijalankan Bakrieland hendaknya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Empowering the Community. Committing to Our Future. Bakrieland’s sense of concern over the community and the environment is manifested through the ‘Bakrieland Goes Green’ integrated corporate social responsibility (CSR) program launched in 2008. H. Achmad Bakrie’s life philosophy of “every rupiah earned by bakrie must come to benefit a large number of people” inspires every step taken in implementing our CSR programs. We are committed to growing together with the community. Each project which Bakrieland undertakes shall engender the desired benefit for surrounding communities.
Sepanjang tahun 2010 Bakrieland berhasil menyelesaikan dan mengoperasikan berbagai proyek strategis. Laba bersih mencapai Rp 178,71 miliar, meningkat 35,12% dari tahun sebelumnya. Throughout the rest of the year Bakrieland succeeded in completing and operating various strategic projects. Net income reached Rp 178,71 billion, a 35,12% rise from the previous year. Tahun 2010 merupakan titik tolak bagi Bakrieland untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam pengembangan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Mulai tahun ini pelaksanaan pilar Green Architecture dan Green Operations berada dibawah divisi Project Development, sedangkan green attitude atau program CSR yang difokuskan pada bidang pendidikan, lingkungan, dan sosial, berada dibawah departemen CSR dari Corporate Affairs (CA) dengan tetap berkoordinasi dengan Unit Usaha. Kami percaya bahwa ini merupakan suatu langkah maju yang akan mengoptimalkan manfaat program CSR Terpadu bagi masyarakat luas dimasa depan.
46 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
The year 2010 is a propitious juncture for Bakrieland to enhance its performance to unprecedented heights in community development and environmental conservation. Beginning this year, the implementation of the Green Architecture and Green Operations pillars are under the Project Development division, while Green Attitude or CSR programs focused on education, the environment and society are overseen by the CSR department from Corporate Affairs (CA) while ensuring coordination with Business Units. We see this as a significant leap forward in optimizing integrated CSR program benefits for the society at large in the future.
47 Annual Report 2010 Bakrieland
Pelaksanaan program CSR Terpadu oleh Bakrieland dan Unit Usaha untuk tahun 2010 lebih difokuskan pada program pendidikan dan sosial keagamaan. Program yang baru diluncurkan tahun ini adalah Bakrieland Goes to Campus (BGtC), yang ditujukan untuk meningkatkan intelektualitas mahasiswa sebagai penggerak kemajuan bangsa.
The implementation of integrated CSR programs by Bakrieland and Business Units for 2010 focused more on education and social religious programs. Bakrieland Goes to Campus (BGtC), a program introduced this year is aimed at enhancing the academic ability of university students as the prime movers of the nation’s advancement.
Kinerja 2010 Diawali dengan peresmian jalan tol Kanci-Pejagan pada tanggal 26 Januari 2010, sepanjang tahun 2010 Bakrieland berhasil menyelesaikan dan mengoperasikan berbagai proyek strategis lain seperti Bakrie Tower, Lifestyle Center, Sentra Timur Residence Tahap I dan Aston Bogor Hotel & Resort.
Performance in 2010 Starting off with the launching of the Kanci-Pejagan toll road on 26 January 2010, throughout the rest of the year Bakrieland succeeded in completing and operating various other strategic projects such as Bakrie Tower, Lifestyle Center, Stage I of Sentra Timur Residence and Aston Bogor Hotel & Resort.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, City Property tetap menjadi pilar pertumbuhan utama Bakrieland. Tahun 2010, City Property memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 480,67 miliar atau 35,15% dari total pendapatan Bakrieland. Selama tahun ini, selain meng operasikan Bakrie Tower dan Lifestyle Center, City Property juga berhasil menyelesaikan pembangunan Sentra Timur Residence Tahap I.
Similar to previous years, City Property remains the mainstay of growth for Bakrieland. In 2010, City Property’s income contribution amounted to Rp 480.67 billion or 35.15% of total Bakrieland earnings. During this year, in addition to the operation of Bakrie Tower and Lifestyle Center, City Property also managed to complete the first stage of construction for Sentra Timur Residence, lower end apartments.
Landed Residential memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 403,90 miliar atau 29,53% dari total pendapatan Bakrieland. Proyek Bogor Nirwana Residence (BNR), yang merupakan sumber utama pendapatan Landed Residential, saat ini telah memiliki 16 (enam belas) klaster yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi The Jungle Waterpark dan pusat perbelanjaan. Kawasan ini terus berkembang dengan beroperasinya Aston Bogor Hotel & Resort mulai Desember 2010.
Landed Residential contributed Rp 403.90 billion in earnings or 29.53% of Bakrieland’s total income. The Bogor Nirwana Residence (BNR) project as the main source of income for Landed Residential currently consists of 16 (sixteen) clusters that come complete with the Jungle Waterpark recreational facility and shopping center. This area has undergone continual development with the operation of Aston Bogor Hotel & Resort beginning in December 2010.
Selama tahun 2010, Hotel & Resort fokus pada penyelesaian pembangunan Pullman Bali Legian Nirwana. Selain itu Hotel & Resort juga melakukan berbagai upaya perbaikan di hotel-hotel lainnya, serta merealisasikan kerja sama pengembangan hotel dengan pihak Pemda Tenggarong.
All through 2010, Hotel & Resort placed priority on completing the construction of Pullman Bali Legian Nirwana. In addition, Hotel & Resort also found it necessary to upgrade other hotels, and put into effect cooperation with the Tenggarong local government in hotel development. Income
Menjalin Kemitraan Building Partnerships
Sri Hascaryo Direktur Director
48 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO
Hamid Mundzir Direktur Director
Marudi Surachman Direktur Director
49 Annual Report 2010 Bakrieland
Pendapatan yang berhasil dihimpun dari Hotel & Resort di tahun 2010 mencapai Rp 398,84 miliar atau 29,16% dari total pendapatan Bakrieland.
generated from Hotel & Resort in 2010 amounted to Rp 398.84 billion, representing 29.16% of Bakrieland’s total revenue.
Bakrieland semakin memantapkan keberadaannya dalam pembangunan infrastruktur terkait properti. Menyusul keberhasilan dalam membangun dan mengoperasikan ruas jalan tol Kanci-Pejagan, pada tahun 2010 mulai dilakukan langkah-langkah persiapan untuk pembangunan ruas jalan tol Pejagan-Pemalang dan Ciawi-Sukabumi. Selain itu, bisnis pengelolaan air juga mencatat kemajuan dengan meningkatnya volume pasokan air selama tahun 2010. Pendapatan dari tol mencapai Rp 84,14 miliar atau 6,15% dari total pendapatan Bakrieland.
Bakrieland further cemented its presence in the development of property-related infrastructure. Following the success in developing and operating the Kanci-Pejagan toll road section, in 2010 preparatory measures were introduced for the construction of the Pejagan-Pemalang and Ciawi-Sukabumi segments. In addition, its water management business also demonstrated encouraging progress in line with an ascending trend in water supply volume for 2010. Revenue from toll reached Rp 84.14 billion or 6.15% of Bakrieland’s total revenue.
Secara keseluruhan, Bakrieland menutup tahun 2010 dengan meraih laba bersih sebesar Rp 178,71 miliar, meningkat 35,12% dari Rp 132,26 miliar tahun sebelumnya. Pencapaian ini terutama didukung oleh kenaikan pendapatan dari penjualan condotel, rumah dan apartemen.
Bakrieland, overall, brought the year 2010 to a close by generating net income worth Rp 178.71 billion, a 35.12% rise from the Rp 132.26 billion in the previous year. This impressive achievement is mainly supported by increased revenue from sales of condotel, houses and apartments.
Pengembangan Human Capital Pada tahun 2010, kegiatan pengembangan human capital difokuskan pada restrukturisasi organisasi induk perusahaan dan unit-unit usaha untuk tingkat manajemen puncak, yang diikuti oleh proses seleksi dan penempatan personil untuk tingkat manajemen puncak serta pengembangan kompetensi. Sejalan dengan hal ini, pada bulan Juli 2010 Bakrieland mengangkat Direktur Non-Akta dengan jabatan sebagai Group Human Capital Director.
Human Capital Development In 2010, human capital development was centered at the organizational restructuring of the parent company and business units at the upper management level, followed by a personnel selection and placement process for top management as well as the development of competencies. In line with this, in July 2010 Bakrieland appointed a Director who is not in the Company’s Notarial D eed with the position as Group Human Capital Director.
Pelatihan di Bakrieland dan Unit Usaha selama tahun 2010 diarahkan pada personnel effectiveness, dengan total pengeluaran mencapai Rp 1,27 miliar. Selain itu, pengembangan Human Resource Information System (HRIS) pada tingkat perusahaan induk dan Unit Usaha terus dilanjutkan, termasuk dalam menyusun dan memonitor Key Performance Indicators (KPI).
Training programs in Bakrieland and Business Units in 2010 were geared at ensuring personnel effectiveness, with a total expenditure of Rp 1.27 billion. Furthermore, the Human Resource Information System (HRIS) IT system development at the parent company and Business Unit levels was consistently operating, including for computing and monitoring Key Performance Indicators (KPI).
Tata Kelola Perusahaan Bakrieland terus melakukan penyempurnaan atas penerapan Tata Kelola Perusahaan pada setiap aspek bisnis di seluruh jajaran perusahaan. Guna memperoleh penilaian yang obyektif, evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di Bakrieland selama 4 (empat) tahun terakhir telah dilaksanakan oleh pihak independen. Evaluasi dan rekomendasi yang diberikan menjadi masukan penting bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk mengambil langkahlangkah perbaikan dalam proses penyempurnaan pelaksanaan GCG.
Corporate Governance Bakrieland has assiduously refined its application of Corporate Governance in every business aspect and as managed by all company ranks. In order to ensure impartial assessment, an evaluation of Bakrieland’s effectiveness in applying GCG in the last 4 (four) years was performed by an independent party. The evaluation and recommendations received has served as valuable input for the Board of Commissioners and Board of Directors in initiating improvement measures for better GCG implementation.
LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR Report of the President Director & CEO
Pada tahun 2010, Bakrieland berhasil mempertahankan peringkat “terpercaya” dalam pemeringkatan indeks persepsi tata kelola perusahaan selama dua tahun berturut-turut.
In 2010, Bakrieland managed to maintain recognition as a “trusted” company in the corporate governance perception index ratings for two consecutive years.
Aksi Korporasi Sepanjang tahun 2010, Bakrieland melakukan 3 (tiga) kegiatan aksi korporasi. Aksi korporasi pertama yaitu penerbitan equity-linked bonds sebesar USD 155.000.000 pada tanggal 23 Maret 2010, yang digunakan oleh Perusahaan untuk modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum Perusahaan dan lindung nilai. Aksi korporasi kedua adalah rights issue atau Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV senilai lebih dari Rp 3 triliun, yang digunakan untuk membiayai akuisisi tanah di CBD Jakarta dan kota Bogor, ekspansi ke daerah yang tinggi pertumbuhannya, serta pengembangan proyek superblok dan infrastruktur terkait properti. Melalui PUT IV ini, Bakrieland akan menjadi perusahaan properti dengan land bank terluas se-Jabodetabek, seluas 14.326 hektar. Aksi korporasi ketiga adalah pembelian saham kembali sebanyak 120.750.000 lembar saham dengan harga pembelian rata-rata sebesar Rp 230,50 per lembar saham.
Corporate Actions Throughout 2010, Bakrieland launched 3 (three) major corporate actions. The first corporate action relates to the issue of equity-linked bonds worth USD 155,000,000 on 23 March 2010, which the Company earmarked for working capital, refinancing, corporate general purposes and hedging. The second corporate action involves rights issue in the amount of more than Rp 3 trillion channeled for the financing of land acquisition in CBD Jakarta and Bogor, expansion into high-growth areas, and the development of a superblock project and propertyrelated infrastructure. Through this rights issue, Bakrieland established itself as a property company with the largest land bank in the Jabodetabek area, covering 14,326 hectares. The third corporate action refers to the buyback of 120,750,000 shares at the average buying price of Rp 230.50 per share.
Pembagian Dividen RUPS Tahunan tanggal 18 Mei 2010 menyetujui penetapan penggunaan 10% (sepuluh persen) dari laba bersih Perusahaan tahun 2009 untuk dana cadangan dan lebih kurang 15,1% untuk pembagian dividen, serta sisanya untuk pengembangan usaha dan modal kerja Perusahaan. Pembagian dividen dilaksanakan pada bulan Juni 2010, dengan total dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp 19.959.885.695.
Dividend Payment The Annual General Meeting of Shareholders on 18 May 2010 agreed to set aside 10% (ten percent) of Company net income in 2009 for reserve funds and roughly 15.1% for dividend payment, while the rest was assigned for business development and the Company’s working capital. The dividend payment was distributed in June 2010 for total cash dividend amounting to Rp 19,959,885,695.
Penghargaan & Sertifikasi Sepanjang tahun 2010 Bakrieland kembali meraih berbagai penghargaan melalui berbagai proyek pengembangan propertinya, antara lain Rasuna Epicentrum Sebagai Superblok Terluas di CBD Jakarta, Bakrieland sebagai The Developer Of The Year, Bogor Nirwana Residence sebagai Perumahan Berpengaruh Dalam Pengembangan Kawasan. Bakrieland juga memperoleh penghargaanpenghargaan lain di bidang CSR dan pembangunan yang ramah lingkungan, serta berhasil meraih sertifikasi ISO 9001: 2008.
Awards & Certifications In 2010, Bakrieland yet again garnered a succession of awards for its property development projects, including Rasuna Epicentrum as the Largest Superblock in CBD Jakarta; Bakrieland as Developer of the Year; Bogor Nirwana Residence as the Residential Complex with Influence on Area Development. Bakrieland was also honored with other awards of appreciation with regard to CSR and eco-friendly construction, and succeeded in securing the ISO 9000: 2008 certification.
Prospek Industri properti Indonesia akan tumbuh lebih pesat di tahun 2011 sejalan dengan semakin membaiknya perekonomian Indonesia dan diterapkannya berbagai regulasi properti yang menguntungkan
Prospects Indonesia’s property industry is projected to demonstrate accelerated growth in 2011 in parallel with the recovery of Indonesia’s economy and the enforcement of various property regulations that
50 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
51 Annual Report 2010 Bakrieland
baik bagi konsumen, investor, maupun pengembang. Pertumbuhan industri properti juga didukung oleh likuiditas perbankan dalam penyediaan KPR yang semakin tinggi dan stabilitas sukubunga kredit perbankan. Investor asingpun akan berlomba menjadikan Indonesia tujuan investasi, khususnya di bidang properti karena selain faktor kondisi perekonomian dan politik nasional yang stabil, harga properti di Indonesia dinilai masih lebih murah dibandingkan dengan negara lain dan menjanjikan imbal hasil yang tinggi.
augur well for customers, investors and developers. This rapid growth in the property industry is also bolstered by higher bank liquidity in the provision of mortgage loans coupled with the stability of banks’ interest rates. As a consequence, foreign investors will hasten to target Indonesia as an investment destination, notably in the property business not only due to a stable economic and political situation but also as property prices in Indonesia are considered far less costly compared to other countries as well as the promise of high yields.
Bakrieland yakin dapat menggunakan momentum pertumbuhan tersebut untuk mengembangkan usaha baik melalui pertumbuhan organik, anorganik dan eksponensial. Berbagai aksi korporasi telah direncanakan di 2011, diantaranya rencana penerbitan obligasi yang akan digunakan sebagai sumber pendanaan proyek. Bakrieland juga akan mendukung rencana Unit Usaha PT Bakrie Toll Road untuk melaksanakan penawaran saham perdana ke publik. Pembangunan infrastruktur jalan tol akan semakin menegaskan eksistensi Bakrieland sebagai satu-satunya pengembang kawasan dan infrastuktur terpadu.
Bakrieland is convinced that it can seize this opportune moment to expand its business through organic, inorganic and exponential growth. A series of corporate actions are planned for 2011, among others for the issue of bonds to be utilized as a source for project funding. Bakrieland will also show support for plans developed by Business Unit PT Bakrie Toll Road in launching its initial public offering. The development of toll road infrastructure shall further reinforce Bakrieland’s presence as the only integrated area and infrastructure developer.
Perubahan Komposisi Direksi Direksi mengucapkan terimakasih kepada Ferdinand Sadeli yang telah memberikan kontribusi kepada Bakrieland selama menjabat sebagai CFO dan kemudian diangkat menjadi anggota Direksi Bakrieland sesuai RUPS Tahunan tanggal 18 Mei 2010. Direksi menerima pengunduran diri beliau dari jajaran Direksi efektif tanggal 1 November 2010.
Changes to BOD Composition The Board of Directors would like to extend a word of appreciation to Ferdinand Sadeli for his worthy contributions to Bakrieland during his tenure as CFO and later as Bakrieland’s BOD member pursuant to the Annual GMS on 18 May 2010. The Board of Directors accepted his decision to resign effective on 1 November 2010.
Apresiasi Sebagai penutup, mewakili Direksi, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemegang saham, Dewan Komisaris, pelanggan dan mitra usaha atas dukungan dan kerjasamanya. Demikian pula kepada seluruh karyawan yang telah bekerja dengan penuh dedikasi. Semua dukungan yang tanpa henti ini memberikan kekuatan bagi kami untuk mampu mewujudkan target dan rencana Bakrieland di masa mendatang, serta terus meningkatkan manfaat keberadaannya bagi masyarakat.
Appreciation To conclude, on behalf of the Board of Directors, allow me to express gratitude to all shareholders, the Board of Commissioners, customers and business partners for their invaluable support and cooperation. A similar gesture of appreciation is also addressed to all employees who have worked with unreserved dedication. This enduring show of support gives us the strength to make real Bakrieland’s goals and plans for the future, and continue to deliver greater benefit for the people.
Untuk dan atas nama Direksi PT Bakrieland Development Tbk
On behalf of the Board of Directors PT Bakrieland Development Tbk
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO
Review on the 2010 Strategy
Pembahasan Strategi 2010
Bakrieland tetap berorientasi pada pembangunan yang ramah lingkungan, mengoptimalkan berbagai sumber pendanaan, serta mempertajam fokus pemasaran dan komunikasi.
Perkembangan ekonomi nasional di akhir tahun 2009 menunjukkan tren membaik sehingga menumbuhkan optimisme bagi para pelaku usaha untuk memulai tahun 2010. Dalam mengantisipasi berbagai peluang yang akan muncul sehubungan dengan ekspansi ekonomi Indonesia, Bakrieland melakukan percepatan pengembangan proyek yang di tahun sebelumnya terkena dampak krisis keuangan global, serta merencanakan alternatif pendanaan untuk ekspansi Perusahaan.
Bakrieland kept its orientation on ecofriendly development, sought various funding sources, and sharpened its marketing and communication focus.
52 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
The national economic development at end of 2009 showed an improving trend that nurtured high optimism for business actors at the start of 2010. In anticipation of the opportunities arising from Indonesia’s economic expansion, Bakrieland accelerated its project developments, which in the previous year had been affected by the global financial crisis, and planned funding alternatives for Company expansion.
53 Annual Report 2010 Bakrieland
Strategi Pembangunan Bakrieland tetap berorientasi pada pembangunan yang ramah lingkungan di dalam mengembangkan kawasan propertinya. Pembangunan difokuskan untuk menyelesaikan unit rumah, kondominium dan hotel. Untuk meningkatkan daya saing properti yang dimilikinya, Bakrieland melengkapi kawasan perumahan dengan membangun lebih banyak akses, fasilitas transportasi umum, dan fasilitas publik lainnya. Selain itu, Bakrieland melakukan kerja sama dengan mitra strategis untuk mengembangkan berbagai fasilitas kegiatan masyarakat yang mendukung program pemerintah. Di bidang infrastruktur, persiapan pembangunan ruas jalan tol berikutnya dimulai dengan pembebasan tanah.
Development Strategy Bakrieland kept its orientation on eco-friendly development in expanding its property areas. Development was focused on completing houses, condominiums and hotels. To improve the competitiveness of its properties, Bakrieland enhanced its residential area by building more access, public transportation facilities, and other public facilities. In addition, Bakrieland cooperated with strategic partners to develop various facilities for community activities to support government programs. In the field of infrastructure, preparation for the next toll road development began with land acquisition.
Strategi Keuangan Bakrieland mengupayakan sumber-sumber pendanaan baik dari bank, pasar modal, maupun kerja sama dengan mitra strategis untuk membiayai proyek-proyeknya. Selain sumber dana eksternal, selama setahun terakhir Bakrieland telah merintis pengembangan bisnis infrastruktur yang bersinergi dengan bisnis properti sebagai sumber pendapatan berkelanjutan di masa depan.
Financial Strategy Bakrieland sought funding sources from banks, capital markets, and cooperation with strategic partners to finance its projects. In addition to external funding sources, over the last year Bakrieland had initiated the development of infrastructure businesses in synergy with the property businesses, which will serve as a source of recurring income in the future.
Strategi Pemasaran Semakin ketatnya persaingan menuntut Perusahaan untuk melakukan penajaman fokus strategi pemasaran yang efektif mencapai sasaran. Strategi pemasaran tahun 2010 tetap mengedepankan strategi pemasaran yang terintegrasi, yaitu dengan menggabungkan unsur branding, promosi (iklan dan kegiatan), hubungan masyarakat, marketing intelligence, dan hubungan pelanggan dalam satu benang merah yang saling mendukung dan bersinergi.
Marketing Strategy The increasing competition forced the Company to sharpen the focus of its marketing strategy to effectively reach target. The marketing strategy for 2010 still promoted an integrated marketing strategy that combines elements of branding, promotion (advertising and events), public relations, marketing intelligence, and customer relations within a common thread of mutual support and synergy.
Upaya pencitraan Bakrieland mencakup strategi positioning, brand hierarchy and identity, serta strategi komunikasi perusahaan, merupakan payung dari tujuan pemasaran dan menjadi landasan dari seluruh aktivitas pemasaran. Dengan payung tersebut, penerapan promosi, hubungan masyarakat dan klien serta marketing intelligence
Bakrieland’s brand image efforts include a positioning strategy, brand hierarchy and identity, as well as corporate communications strategy, under an umbrella of marketing goals, which serve as the foundation for all marketing activities. Within the umbrella program, the application of promotion, public relations and marketing intelligence and
Pembahasan Strategi 2010 Review on the 2010 Strategy
di setiap unit usaha disesuaikan dengan target pasar dan karakteristik dari produk-produk di unit usaha itu sendiri. Penerapan strategi pemasaran yang terintegrasi ini menghasilkan programprogram pemasaran yang berkelanjutan, nama perusahaan yang lebih dikenal dan terpercaya, serta pengolahan hubungan pelanggan yang lebih baik dan handal.
clients in every business unit are adapted to the target market and the characteristics of the products in the business unit itself. Application of this integrated marketing strategy produces sustainable marketing programs making the Company name better known and trusted, and creating better and more reliable customer relations.
Strategi Pengembangan SDM Divisi SDM selalu menyelaraskan program pengembangan dan pelatihan human capital dengan target-target pencapaian Perusahaan. Tahun 2010, kegiatan pengembangan SDM difokuskan pada restrukturisasi organisasi Induk Perusahaan dan Unit Usaha untuk tingkat manajemen puncak, yang diikuti oleh proses seleksi serta pengembangan kompetensi dan fungsional yang mencakup efektivitas perorangan dan pelatihan teknis.
HR Development Strategy The HRD Division continuously aligned its training and human capital development program with the Company’s targets achievement. In 2010, human resource development activities were focused on organizational restructuring of Holding Company and Business Unit for top management levels, followed by selection, as well as competency and functional development that included personal effectiveness and technical training.
Strategi Komunikasi Dilatarbelakangi oleh meningkatnya kebutuhan akan sistem pengolahan informasi dan komunikasi yang terpadu guna menunjang citra perusahaan, Bakrieland memandang perlu untuk membentuk Direktorat Corporate Affairs (CA). Direktorat ini membawahi tiga bidang kegiatan yaitu Komunikasi Internal, Komunikasi Eksternal, dan Corporate Social Responsibility (CSR). Fokus program CA tahun 2010 adalah mengangkat citra Bakrieland dan unit-unit usaha sebagai “perusahaan terpercaya” melalui kinerja dan penyelesaian proyek-proyeknya.
Communications Strategy Prompted by a growing need for an integrated information and communication processing system to bolster company image, in early 2010 Bakrieland established the Directorate for Corporate Affairs (CA). This directorate oversees three key areas, namely Internal Communication, External Communication and Corporate Social Responsibility (CSR). The CA program focus for 2010 was designed to boost the image of Bakrieland and its business units as a “trustworthy company” through superior performance and timely completion of projects.
Selain itu, Bakrieland tetap memenuhi tanggung jawabnya sebagai perusahaan publik melalui penyampaian informasi material mengenai Perusahaan kepada para pemangku kepentingan terkait, serta secara aktif melakukan korespondensi dengan regulator pasar modal (Bapepam-LK dan BEI) maupun lembaga penunjang pasar modal lainnya. Penyampaian informasi terbaru mengenai perkembangan kemajuan proyek dan aktivitas penjualan disampaikan melalui pertemuan dengan para investor maupun analis yang dilakukan secara rutin dan intensif.
In addition, Bakrieland still fulfilled its responsibilities as a public company through the delivery of material information about the Company to relevant stakeholders and actively conducted correspondence with the capital market regulators (Bapepam-LK and IDX) and other capital market supporting institutions. Submission of updated information on the progress of development projects and sales activities are conveyed in meetings with investors and analysts, which are conducted regularly and intensively.
54 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
55 Annual Report 2010 Bakrieland
Penerapan GCG dan Manajemen Risiko Bakrieland berkomitmen untuk senantiasa menegakkan dan menyempurnakan penerapan GCG di seluruh jajaran perusahaan. Untuk mendukung hal ini, sosialisasi kepada karyawan terus dilanjutkan dan evaluasi atas efektivitas penerapan di dalam Perusahaan akan dilakukan kembali dengan menggunakan jasa penilai independen sebagaimana tahuntahun sebelumnya. Seiring dengan semakin kompleksnya kegiatan bisnis Perusahaan, fungsi manajemen risiko dan kepatuhan ditingkatkan untuk mengatasi potensi risiko yang meningkat dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
GCG and Risk Management Implementation Bakrieland is committed to always upholding and improving GCG implementation at an overall company level. To support this, socialization to employees continued to proceed and evaluation on the effectiveness of implementation within the Company will be performed again by using an independent appraisal service as had been carried out in previous years. Along with the increasing complexity of the Company’s business activities, risk management and compliance functions were improved to cope with the increasing potential risks and ensure compliance with applicable rules and regulations.
Program Pembangunan Perumahan Masyarakat Kerja sama dengan Perumnas dalam proyek pembangunan Kota Baru Sentra Timur Residence masih akan terus dilanjutkan hingga beberapa tahun ke depan. Tahun 2010, Bakrieland menargetkan untuk menyelesaikan konstruksi Tahap 1A berikut fasilitas dan infrastruktur, yang dilanjutkan dengan proses serah terima kepada pemilik. Kompetisi yang ketat, biaya investasi tinggi, risiko pasar dan bisnis, serta perijinan merupakan beberapa hal yang harus diantisipasi pada tahun ini. Dengan pengalamannya membangun dan memasarkan Tahap 1A, diharapkan pembangunan tahap berikutnya dapat berlangsung lebih lancar.
Community Housing Development Program Cooperation with the Perumnas in the Kota Baru Sentra Timur Residence development project is still ongoing and will be for the next few years. In 2010, Bakrieland completed the construction of Phase 1A including facilities and infrastructure, which was followed by hand over process to the owners. Intense competition, high investment cost, market and business risks, and licensing issues were among the challenges that were experienced this year. With its experience in building and marketing of Phase 1A, the next phase of development is expected to take place more efficiently.
TUMBUH & BERMANFAAT BAGI SEMUA Growing AND benefit ALL
Kegiatan bisnis kami dikembangkan dengan memperhatikan dampak lingkungan dan manfaat bagi masyarakat sekitar. Our business is developed by considering environmental impact and benefit for our surrounding community.
Nilai pengeluaran program CSR 2010: Bakrieland’s 2010 CSR program output value:
5.56billion 56 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
57
BUSINESS REPORT
LAPORAN BISNIS
Annual Report 2010 Bakrieland
Rasuna Epicentrum
CITY PROPERTY
convenient urban lifestyle
58 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland Rasuna Epicentrum
59 Annual Report 2010 Bakrieland
Epicentrum Walk
Dengan membangun suatu kawasan hunian yang lengkap dan terintegrasi di tengah kota Jakarta, City Property menawarkan solusi alternatif atas masalah kemacetan dengan tinggal di kota dan mendapatkan kenyamanan dan kemudahan.
Tinjauan Umum City Property bergerak dalam pengembangan properti hunian vertikal yang diintegrasikan secara terpadu dengan properti komersial (perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan), termasuk fasilitas penunjang seperti pusat kebugaran, sarana ibadah dan pendidikan. City Property terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu City Property I dan City Property II. Proyek pengembangan City Property I dilaksanakan melalui PT Bakrie Swasakti Utama, sedangkan City Property II dilaksanakan melalui PT Bakrie Pangripta Loka dan PT ProVices Indonesia, suatu perusahaan manajemen properti. Sebagian besar proyek City Property I berada di kawasan superblok Rasuna Epicentrum, yang memiliki luas 53,5 hektar dan berlokasi strategis di Kuningan, Jakarta Selatan. City Property I menguasai pangsa pasar sebesar 26% dari pasokan apartemen yang tersedia di area CBD Jakarta. Sementara ini, proyek yang sedang dikembangkan
By building a complete and integrated residential area in the center of Jakarta, City Property offers an alternative solution for the traffic congestion problem by allowing people to go back to the city and live conveniently and comfortably.
General Overview City Property concentrates in the property development of vertical housing areas integrated into commercial properties (office space, hotels and shopping centers), complete with supporting amenities such as fitness centers, places of worship and educational facilities. City Property consists of 2 (two) sections, City Property I and City Property II. The development of City Property I is managed by PT Bakrie Swasakti Utama while City Property II is under the authority of PT Bakrie Pangripta Loka and PT ProVices Indonesia, a property management company. The greater part of City Property I lies within the Rasuna Epicentrum superblock sprawled over 53.5 hectares strategically located in Kuningan, South Jakarta. City Property I has claimed a 26% market share of the apartment supply available at the CBD Jakarta area. An on-going City Property II project is the development of the Sentra Timur
Nani Martini Pedagang jus di Sentra UKM di Rasuna Epicentrum Juice seller at SME Center in Rasuna Epicentrum
“Adanya penampungan para pedagang di sentra UKM ini tentu saja memberikan banyak manfaat kepada kami. Selain berdagang di tempat lebih nyaman, kami juga memiliki banyak pelanggan sejak dipindahkan ke sentra UKM ini. Sudah 12 tahun saya berdagang di sekitar sini dan merasakan keuntungan yang lumayan besar. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bakrieland yang telah memberikan perhatiannya kepada kami. Harapan saya, sentra UKM ini menjadi semakin ramai dikunjungi.”
“The existence of shelter for traders in the SME center has of course provided many benefits to us. Besides doing business in a more comfortable place, we also got many customers since moving to this SME center. I have traded around here for 12 years and gained a relatively big profit. We thank Bakrieland who has given attention to us. I hope this SME center become more crowded.”
Epicentrum Walk
City Property II adalah apartemen Sentra Timur Residence (STR) di area seluas 3,2 ha di kawasan Sentra Primer Baru Timur, Jakarta Timur yang merupakan kerja sama dengan Perumnas. Kerja sama dengan Perumnas berpotensi diperluas ke lahan milik Perumnas lainnya disekitar kantor Walikota Jakarta Timur, sehingga keseluruhan area mencapai 40 ha. Berkat kemampuannya menyelesaikan berbagai proyek berkualitas tinggi, City Property memiliki reputasi sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diperoleh City Property dari tahun ke tahun, terutama untuk proyek Rasuna Epicentrum. Selama tahun 2010, penghargaan yang berhasil diperoleh adalah: • Rasuna Epicentrum, Super Block at Jakarta CBD Pertama dan Terbesar di CBD Jakarta, diberikan oleh majalah Property & Bank.
Residence apartment building stretching across 3.2 hectares of land at the Sentra Primer Baru Timur area in East Jakarta, through cooperation with Perumnas, the state-owned housing company. There is potential of expanding this joint effort to other Perumnas-owned land located close to the East Jakarta Mayoral Office, which covers a total area of 40 hectares. Owing to its ability to complete various projects of outstanding quality, City Property has gained the reputation of being one of the leading property developers in Jakarta. This is substantiated by an impressive array of accolades that City Property has gained from year to year, notably for its Rasuna Epicentrum project. Throughout 2010, City Property was the recipient of the following awards: • Rasuna Epicentrum, The Firstand the Largest Super Block at Jakarta CBD awarded by the Property & Bank magazine.
60 Laporan Tahunan Bakrieland Laporan 2010 Tahunan Bakrieland 2010
61 Annual Report 2010 Bakrieland
35.15
%
Kontribusi terhadap total pendapatan Bakrieland. Contribution to Bakrieland’s total revenue.
Bakrie Tower, Rasuna Epicentrum
• Prix D’Excellence Award 2010, Kategori Office Building, diberikan oleh FIABCI dan BNI. • Rasuna Epicentrum sebagai Super Block Terluas di CBD Jakarta diberikan oleh Rekor Bisnis. • Gold Category sebagai The Best Indonesia Green Real Estate, diberikan oleh Indonesia Green Awards 2010. • Highly Commended sebagai Pengembang Terbaik untuk Pembangunan Ramah Lingkungan (Sudah Terbangun) 2010, diberikan oleh Cityscape Awards Real Estate Asia.
• Prix D’Excellence Award 2010 for the Office Building category, presented by FIABCI and BNI. • Rasuna Epicentrum as the Largest Super Block in CBD Jakarta awarded by Rekor Bisnis. • Gold Category for The Best Indonesia Green Real Estate, from Indonesia Green Awards 2010. • Highly Commended as Best Developer for Green Development (Built) 2010, awarded by Cityscape Awards Real Estate Asia.
Kinerja Operasional Kinerja City Property mengalami peningkatan di tahun 2010, didukung oleh kondisi ekonomi nasional yang kondusif, antara lain tingkat suku bunga pada level 6,5% selama satu tahun terakhir. Sejalan dengan meningkatnya daya beli masyarakat, maka kebutuhan properti baik perkantoran, hunian, ritel, dan lainnya juga meningkat.
Operational Performance City Property demonstrated enhanced performance in 2010, bolstered by a favorable national economic climate including a stable interest rate at 6.5% for the past year. In line with higher consumer purchasing power, the demand for office, housing and retail properties correspondingly experienced a rising trend.
LAPORAN BISNIS Business Report
City Property I Bagi City Property I, perkembangan lain yang menguntungkan adalah pertumbuhan penduduk Jakarta dan perubahan ketentuan Pajak Penghasilan Barang Mewah (PPnBM), serta meningkatnya kebutuhan akan kawasan yang terintegrasi dan nyaman sebagai salah satu solusi masalah kemacetan dan banjir di Jakarta. Di lain pihak, City Property I dihadapkan pada tantangan berupa kenaikan harga bahan bangunan, kompetisi yang ketat di area Kuningan dan Casablanca, pemberian kredit konstruksi yang sangat selektif oleh Bank, serta birokrasi perijinan yang menyebabkan biaya tinggi. Menyikapi hal ini, City Property I membangun produk berkualitas (iconic) dengan fasilitas lengkap dan ramah lingkungan, terus menjajaki mitra strategis, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembangunan proyek, melakukan analisis pasar, dan menerapkan strategi pemasaran yang komprehensif dan tepat sasaran.
City Property I Other developments that bode well for City Property I are Jakarta’s population growth, changes to tax rates on luxury goods and greater demand for integrated living areas offering convenience and comfort as an appealing solution to Jakarta’s worsening traffic congestion and chronic flooding. City Property I on the other hand also has to deal with a whole set of challenges in the form of price escalations for construction materials, stiff competition around the Kuningan and Casablanca areas, stringent selection criteria enforced by banks in approving construction credit, and licensing bureaucracy that leads to swelling costs. In response to this, City Property I has developed iconic products with inclusive and eco-friendly facilities, has continued to look into potential strategic partnerships, improved project development efficiency and effectiveness, performed market analyses and applied a comprehensive and well-targeted marketing strategy.
Sepanjang tahun 2010, City Property I berhasil mencapai target pengoperasian Bakrie Tower dan Lifestyle, serta melanjutkan pembangunan The Groove dan The Wave, maupun membangun berbagai infrastruktur yang dibutuhkan.
Throughout 2010, City Property I succeeded in achieving the operational targets of Bakrie Tower and Lifestyle, and resumed construction of The Groove and The Wave as well as the necessary development of infrastructure.
City Property II Kinerja City Property II dalam hal penyelesaian pembangunan STR mengalami peningkatan dengan terselesaikannya konstruksi apartemen STR tahap 1A, sehingga dapat melakukan serah terima unit secara tepat waktu pada tanggal 1 Juli 2010. Akan tetapi, di sisi penjualan banyak peminat yang membatalkan atau menunda pembelian karena lambannya penyaluran program subsidi akibat proses verifikasi yang rumit oleh Pemerintah, sementara kebijakan pengganti melalui program FLPP (Fasilitas Likuidasi Pembiayaan Perumahan) baru mulai diluncurkan pada triwulan keempat. Kondisi ini menyebabkan penyerapan pasar belum maksimal.
City Property II In terms of the construction of STR, City Property II has shown enhanced performance as evident in the completion of stage 1A of the apartment project, which allowed for the punctual handingover of the property unit on 1 July 2010. With regard to its sales performance however, many potential buyers have cancelled or postponed their intended purchase due to a delay in the delivery of subsidy programs caused by the government’s bureaucratic verification process, while substitute policies through the FLPP program (Mortgage Financing Liquidation Facility) were only launched in the fourth quarter. This has led to less than optimal market absorption.
Secara keseluruhan, City Property tetap memberikan kontribusi terbesar, yaitu sebesar Rp 480,67 miliar atau 35,15% dari pendapatan Bakrieland di tahun 2010. Dari jumlah tersebut, Rp 406,58 miliar berasal dari City Property I dan Rp 74,09 miliar berasal dari City Property II. Kontribusi pendapatan terbesar City Property diperoleh dari proyek Bakrie Tower (Rp 135 miliar), City Property II (Rp 74 miliar), The Wave (Rp 63 miliar), dan The Grove (Rp 49 miliar).
Overall, City Property remains the largest income contributor at Rp 480.67 billion or 35.15% of Bakrieland’s earnings in 2010. In 2010, Rp 406.58 billion was derived from City Property I and Rp 74.09 billion from City Property II. The largest income contribution for City Property was drawn from Bakrie Tower (Rp 135 billion), City Property II (74 billion), The Wave (Rp 63 billion) and The Grove (Rp 49 billion).
62 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
63 Annual Report 2010 Bakrieland
City Property I
City Property I
Bakrie Tower Bakrie Tower merupakan gedung perkantoran 47 lantai setinggi 215 m yang berlokasi di kawasan Rasuna Epicentrum, dengan luas area dijual sebesar 62.235 m2. Dibangun sejak tahun 2007 dengan konsep arsitektur bangunan yang unik dan mempertimbangkan efisiensi energi dan lingkungan, gedung ini berpotensi menjadi landmark baru kota Jakarta. Pembangunan fisik Bakrie Tower telah selesai pada akhir Desember 2009 dan mulai beroperasi pada bulan Mei 2010. Gedung ini telah memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2001. Mayoritas area yang tersedia ditempati oleh perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha Bakrie.
Bakrie Tower Bakrie Tower comprises a 47-storey office building standing 215-meters tall at the Rasuna Epicentrum complex 62,235 m2 of marketable area. Construction of the tower began in 2007, blending a unique architectural concept with energy efficiency and eco-friendly structures, which could well turn it into a new landmark for Jakarta. Bakrie Tower was completed by the end of December 2009 and was in operation beginning May 2010. The building has gained the OHSAS 18001:2001 certification. A large section of the area is occupied by companies under the Bakrie business group.
The Grove Condominium & Suites Pembangunan The Grove Condominium telah dimulai sejak tahun 2007 dan ditargetkan selesai pada akhir 2011. Kondominium ini terdiri dari 438 unit dengan konsep ’sanctuary in capital’, yang ditujukan untuk segmen pasar menengah atas. The Grove Condominium memiliki 2 (dua) menara yaitu The Grove Common dan The Grove Private, yang masing-masing terdiri dari 32 dan 39 lantai, dengan total luas area dijual sebesar 49.348 m2.
The Grove Condominium & Suites Construction on The Grove Condominium began in 2007 and is scheduled for completion by the end of 2011. Comprising 438 units, the condominium project with a ‘sanctuary in the capital’ concept is targeted at the upper middle market segment. The Grove Condominium contains 2 (two) towers named The Grove Common and The Grove Private, consisting of 32 and 39 floors, respectively, with 49,348 m2 of total area on offer.
The Grove Suites merupakan condotel berfasilitas bintang 5 yang ditujukan untuk kelas atas. Condotel dengan 12 lantai ini terdiri dari 151 unit strata-title dengan total luas area dijual sebesar 10.674 m2 dan akan dikelola oleh operator berskala internasional.
The Grove Suites is a five-star condotel with superlative facilities for the upscale market. With 12 floors, the condotel consists of 151 strata-titled units with 10,674 m2 of saleable area and will be managed by an operator of international repute.
Hingga akhir tahun 2010, penjualan The Grove Condominium dan The Grove Suites masingmasing sebesar 49,3% dan 40,4%. The Grove Suites telah memasuki tahap topping-off.
By the end of 2010, sales for The Grove Condominium and The Grove Suites registered were at 49.3% and 40.4%, respectively. The Grove Suites has entered the topping-off stage.
Epicentrum Walk – Lifestyle and Entertainment Center Epicentrum Walk merupakan kawasan ritel dengan luas area dijual/sewa sebesar 29.208 m2 dengan konsep semi outdoor yang terdiri dari Commercial Building dan Outdoor Retail. Epicentrum Walk bersinergi untuk mendukung keseluruhan konsep Rasuna Epicentrum sebagai pusat gaya hidup dan hiburan. Epicentrum Walk memiliki 7 (tujuh) lantai, yang terdiri dari 3 (tiga) lantai untuk komersial/F&B dengan sistem sewa dan 4 (empat) lantai atas untuk strata office suites. Bagian komersial beroperasi sejak Maret 2010 dan
Epicentrum Walk – Lifestyle and Entertainment Center Built on a 29,208 m2 of marketable area, Epicentrum Walk is a retail complex that offers a semi outdoor concept comprising commercial and outdoor retail areas. It is designed to synchronize with the entire Rasuna Epicentrum concept as a lifestyle and entertainment center. Epicentrum Walk covers 7 (seven) levels of which 3 (three) floors are earmarked for commercial/F&B purposes with a leasing system and 4 (four) floors for strata office suites. The commercial section began operation in March 2010 while office space started in August
LAPORAN BISNIS Business Report
perkantoran sejak Agustus 2010, dengan tingkat hunian masing-masing 35% dan 51,5%. Gedung ini juga telah memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2001.
2010 with an occupancy rate of 35% and 51.5%, respectively. The building has also secured the OHSAS 18001:2001 certification.
The Wave at Rasuna Epicentrum The Wave merupakan sebuah kompleks kondominium untuk kelas menengah yang dibangun dengan konsep ’spirit for a better living – greeneration’, arsitektur ramah lingkungan dan konfigurasi unik. Dibangun di atas lahan seluas 38.228 m2, The Wave direncanakan terdiri dari 9 (sembilan) menara kondominium dengan ketinggian 10 hingga 40 lantai, dengan total unit sebanyak 2.621. Pembangunan The Wave dimulai secara bertahap sejak tahun 2008. Tahap 1A terdiri dari 2 (dua) menara. 3 (tiga) menara telah ditawarkan dengan total 848 unit, telah terjual sebanyak 35,7% dan penyelesaiannya telah mencapai 43,2%.
The Wave at Rasuna Epicentrum The Wave is a condominium complex catering to the middle class segment and built to embody the concept of ‘spirit for a better living – greeneration’ through its eco-friendly and distinctive configuration. Stretching across 38,228 m2 of land, The Wave will contain 9 (nine) condominium towers with heights of between 10 and 40 floors enclosing a total of 2,621 units. The Wave is being constructed in stages beginning 2008. For stage 1A, construction initially focused on 2 (two) towers. 3(three) towers have been offerred for a total of 848 units of which 35.7% has been sold and is 43.2% complete.
Wisma Bakrie 1 Dikelola oleh PT ProVices Indonesia, Wisma Bakrie 1adalah gedung perkantoran berlantai 8 (delapan) dengan luas area sewa 11.410 m2 di daerah bisnis Kuningan, Jakarta. Dengan tingkat hunian rata-rata yang di atas 90%, selama beberapa tahun gedung ini selalu memberikan kontribusi pendapatan yang konsisten bagi Perusahaan. Pada tahun 2010, tingkat hunian Wisma Bakrie 1 mencapai 98%.
Wisma Bakrie 1 Managed by PT ProVices Indonesia, Wisma Bakrie 1 consists of an 8 (eight) level office building with total rental space of 11,410 m2 in the prime business area of Kuningan, Jakarta. With an average tenancy rate of above 90%, the building has for several years consistently contributed to Company earnings. In 2010, Wisma Bakrie 1 managed to secure a 98% occupancy rate.
Wisma Bakrie 2 Seperti halnya Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2 juga dikelola oleh PT ProVices Indonesia. Wisma Bakrie 2 merupakan gedung perkantoran 18 lantai yang berlokasi berdampingan dengan Wisma Bakrie 1, memiliki area sewa seluas 18.562 m2. Gedung ini dioperasikan dengan Built Operate Transfer selama 25 tahun dengan Badan Pengembangan Perencanaan Nasional (Bappenas). Sebanyak 3 (tiga) lantai dari gedung digunakan oleh Bappenas, sedangkan sisanya ditempati sebagian besar oleh perusahaan dalam Grup Bakrie. Fasilitas yang tersedia di gedung ini adalah food court, mini market dan banking hall. Tingkat hunian rata-rata pada tahun 2010 mencapai 95%.
Wisma Bakrie 2 Similar to Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2 is also under the management of PT ProVices Indonesia. Wisma Bakrie 2 is an office tower with 18 floors located adjacent to Wisma Bakrie 1 with total rental space covering 18,562 m2. This building is operated based on the Built-Operate-Transfer scheme for 25 years with the National Development Planning Agency (Bappenas). Bappenas occupies 3 (three) floors of the building while the rest are mainly in use by companies under Bakrie Group. Facilities available within the building include food court, mini market and banking hall. The average occupancy rate for 2010 was 95%.
Aston Rasuna Residence Aston Rasuna Residence berdiri sejak tahun 2004 di dalam komplek Apartemen Taman Rasuna, Kuningan. Bangunan ini terdiri dari 2 (dua) menara dengan peruntukan yang berbeda. Menara A dengan kapasitas 224 unit merupakan serviced
Aston Rasuna Residence Aston Rasuna Residence was established in 2004 within the Taman Rasuna Apartment premises in Kuningan. The building comprises 2 (two) towers, each meant for distinct purposes. Tower A with a capacity of 224 units is a serviced apartment
64 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
65 Annual Report 2010 Bakrieland
apartment dan hotel, sedangkan Menara B dengan kapasitas 226 unit merupakan kondominium hunian. Pada tahun 2010 dilakukan pembangunan function room sebagai fasilitas tambahan.
and hotel building while Tower B contains 226 units designed as residential condominiums. In 2010, the project was further augmented with an additional facility of a function room.
Segmentasi tamu hotel terdiri dari long-stay guest 34%, perusahaan 20%, frequent individual travelers (FIT) 10%, biro perjalanan 15%, paketpaket promosi 8%, pejabat pemerintah/kedutaan 3%, internet/Aston website 8%, dan segmen lainnya 2%, dengan komposisi geografis tamu yang berimbang antara tamu domestik dan tamu asing. Pada tahun 2010, tingkat hunian rata-rata terus mengalami peningkatan mencapai 83,73%, sementara di tahun 2009 dan 2008 masing-masing 85,52% dan 82,12%. Angka ini juga merupakan tingkat pencapaian tertinggi dibandingkan kelasnya yang hanya mencapai 70%. Selain itu, Aston Rasuna Residence berhasil mencapai tingkat revenue per available room (REVPAR) sebesar Rp 414.957, atau di atas tingkat rata-rata industri sejenis sebesar Rp 290.000 (Sumber: Hotel Front Line Association Jakarta).
Hotel visitors are segmented into long-stay guests at 34%, corporate clients at 20%, frequent individual travelers (FIT) at 10%, travel agencies at 15%, promotional packages at 8%, government/ embassy officials at 3%, internet/Aston website bookings at 8% and other segments at 2% with a balanced geographical-based composition of visitors between domestic and foreign guests. In 2010, the average occupancy rate enjoyed an upward trend of 83.73% while in 2009 and 2008 it reached 85.52% and 82.12% respectively. These figures are also the highest as compared to those from the same segment, which only managed to post 70%. In addition, Aston Rasuna Residence succeeded in attaining revenue per available room (REVPAR) rate of Rp 414,957 or above the average rate of the same industry at Rp 290,000 (Source: Hotel Front Line Association Jakarta).
Pasar Festival Pasar Festival adalah sebuah pusat perbelanjaan segmen menengah yang menyatu dengan Gelanggang Olah Raga Sumantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Lokasi ini memiliki total area sewa seluas 10.512 m2 dan telah berdiri sejak tahun 1995. Melalui kerja sama pengelolaan selama 48 tahun dengan Pemerintah DKI Jakarta, pengelola yakin akan mampu memberikan sebuah pilihan belanja yang menarik bagi berbagai konsumen di masa depan.
Pasar Festival Pasar Festival, a shopping haven catering to the middle class segment is adjoined to the Sumantri Brodjonegoro Sports Complex in Kuningan, Jakarta. With a total leasing area of 10,512 m2, the facility was established in 1995. Through a 48-year joint management scheme with the Jakarta provincial government, the operator is confident that the complex will continue to be an appealing shopping experience for a broad range of customers in the future.
Kegiatan renovasi Pasar Festival dan perbaikan fasilitas olah raga di Gelora Sumantri Brodjonegoro masih terus berlangsung, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan pelayanan serta memenuhi peningkatan kebutuhan akan pusat perbelanjaan dan sarana olah raga. Selain Bakrie School of Management yang sudah ada selama beberapa tahun, pada tahun 2010 tercatat masuknya beberapa penyewa besar yang menambah daya tarik Pasar Festival. Tingkat hunian rata-rata di tahun 2010 mencapai 83,5%.
Renovations to Pasar Festival and the revamping of facilities at the Sumantri Brodjonegoro Sports Complex will be an ongoing process with the purpose of improving the quality of facilities and services, and satisfying the rising need for the convenient blend of a shopping center and sports facilities. Apart from the Bakrie School of Management that has been established in the area for the past several years, since 2010 several major tenants have followed suit, adding to the appeal of Pasar Festival. The average occupancy rate in 2010 was 83.5%.
Elite Club Epicentrum Elite Club Epicentrum adalah klub kebugaran yang dikelola oleh manajemen Rasuna Epicentrum sejak bulan September 2010. Klub kebugaran ini sebelumnya beroperasi dengan nama Gold’s Gym
Elite Club Epicentrum Elite Club Epicentrum is a fitness center under Rasuna Epicentrum management since September 2010. This fitness club was initially known as Gold’s Gym Elite Rasuna managed by
LAPORAN BISNIS Business Report
Elite Rasuna dibawah pengelolaan Gold’s Gym International selama sekitar 2 tahun sejak tahun 2008. Meskipun terjadi perubahan pengelolanya, klub ini tetap mengusung konsep sebagai sarana kebugaran (fitness) dan kesehatan yang menyeluruh (wellness) untuk seluruh keluarga. Klub ini menempati dua lantai seluas 5.215 m2, dengan fasilitas sangat lengkap yang terdiri dari lapangan tenis, futsal, squash, kolam renang, area gym, arena bermain anak-anak, lounge, dan restoran.
Gold’s Gym International for at least 2 years since 2008. Despite this change in management, the club maintained its concept of being a fitness and wellness facility attuned to the needs of the entire family. The club occupies two floors covering 5,215 m2 and outfitted with a complete range of sports amenities including tennis courts, futsal pitches, squash courts, swimming pools, gym areas, children’s playing arena, lounge, and dining area.
Berkat program-program menarik yang dimiliki dan agresivitas tenaga pemasarannya, jumlah keanggotaan Elite Club Epicentrum terus bertambah menjadi sekitar 2.270 anggota, meningkat dari 1.451 anggota di tahun sebelumnya. Faktor pendukung peningkatan keanggotaan ini adalah semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berolahraga serta berkembangnya kawasan hunian dan bisnis di daerah Kuningan, termasuk diantaranya dengan pengoperasian Lifestyle dan Bakrie Tower.
Owing to attractive programs on offer reinforced with an aggressive marketing team, Elite Club Epicentrum continues to attract a greater number of members, now reaching at least 2,270 members, an impressive surge compared to 1,451 members in the previous year. This rise in membership is due to heightened awareness on the importance of sports activities coupled with rapid developments in Kuningan’s residential and business areas, including the operation of Lifestyle and Bakrie Tower.
Rasuna Office Park Komplek Rasuna Office Park dibangun secara bertahap sejak tahun 2005. Pembangunan tahap I dan II telah diselesaikan di bulan Januari dan Desember 2006, sedangkan tahap III telah diselesaikan di bulan Januari 2008. Komplek Rasuna Office Park ini dikelola oleh PT ProVices Indonesia. Total area yang dijual dalam komplek perkantoran ini seluas 14.031 m2.
Rasuna Office Park The phased construction of Rasuna Office Park began since 2005. Construction for stages I and II was completed in January and December 2006, respectively, while phase III was finalized in January 2008. The Rasuna Office Park complex is under the management of PT ProVices Indonesia. Total marketable area within the office compound reached 14,031 m2.
The 18th Residence Taman Rasuna The 18th Residence Taman Rasuna dibangun untuk memenuhi kebutuhan segmen masyarakat menengah ke atas akan tempat tinggal berkualitas di tengah kota. Didirikan di atas lahan seluas 5.000 m2 di dalam kompleks Taman Rasuna, kawasan hunian ini memiliki 2 (dua) menara masingmasing 32 lantai. Jumlah unit tersedia sebanyak 750 unit, terdiri dari apartemen tipe 1 kamar dan 2 kamar. Fasilitas yang tersedia antara lain 2 (dua) lantai parkir, fasilitas kebugaran dan komersial. Apartemen yang pembangunannya selesai pada akhir tahun 2007 ini dikelola oleh PT ProVices Indonesia.
The 18th Residence Taman Rasuna The 18th Residence Taman Rasuna is expressly designed to answer the needs of the upper middle class segment for quality living in the center of the city. Built on a land area of 5,000 m2 within the Taman Rasuna complex, this residential area has 2 (two) towers each with 32 floors. The 750 units on offer consist of one or two-bedroom apartments. The apartment building comes equipped with various facilities including 2 (two) parking floors, fitness facilities and commercial areas. Construction on the property was completed at the end of 2007 and is currently managed by PT ProVices Indonesia.
Concert Hall & Office Tower Concert Hall adalah gedung pertunjukan kelas dunia yang pertama di Jakarta untuk menampilkan kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk pertunjukan seni. Concert Hall menurut rencana
Concert Hall & Office Tower The Concert Hall shall make its mark as the first ever world-class performance venue in Jakarta to showcase the wealth of Indonesia’s cultural heritage through art and cultural presentations.
66 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
67 Annual Report 2010 Bakrieland
akan dibangun di atas lahan seluas 6.726 m2, berdampingan dengan Office Tower seluas 1.637 m2 yang dibangun dengan konsep perkantoran modern. Pembangunan kedua gedung ini diharapkan dapat dimulai pada tahun 2012 dan diperkirakan selesai pada tahun 2014.
The Concert Hall will be built on a 6,726 m2 land adjacent to a modern Office Tower, which will cover 1,637 m2. The construction of both structures is expected to begin in 2012 and is scheduled for completion by 2014.
The Convergence Indonesia The Convergence Indonesia dirancang sebagai gedung perkantoran 26 lantai dengan luas sekitar 26.000 m2. Pada tahun 2010 disepakati bahwa pembangunan The Convergence selanjutnya dilakukan oleh PT Andika Multi Karya (AMK) sebagai pemilik aset properti ini.
The Convergence Indonesia Convergence Indonesia was designed as a 26,000 m2 office building with 26 floors. In 2010 it was agreed that the subsequent construction of The Convergence shall be carried out PT Andika Multi Karya (AMK) as the owner of the property.
City Property II
City Property II
Sentra Timur Residence City Property II memulai proyek pengembangan Kawasan Kota Baru Perumnas di Jakarta Timur sejak tahun 2009, bekerja sama dengan Perum Perumnas. Potensi pengembangan mencakup area seluas ± 40 ha, yang dikembangkan dengan menggunakan konsep vertikal, mix-used, dan transit oriented development serta dengan mengoptimalkan potensi Terminal Pulogebang, gerbang tol Sentra Timur dan Banjir Kanal Timur di kawasan tersebut. Superblok ini merupakan pengembangan lanjutan dari Proyek Apartemen Sentra Timur Residence (STR) yang berlokasi di daerah Pulo Gebang, bekerja sama dengan Perum Perumnas. Keterlibatan Bakrieland dalam proyek pengembangan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah ini merupakan wujud peran aktifnya membantu Pemerintah dalam program pembangunan 1.000 menara rusunami. Menurut rencana, di Superblok Sentra Timur/Kota Baru Perumnas akan dibangun hotel, gedung perkantoran (low-rise dan mid-rise), pertokoan, serta sejumlah apartemen.
Sentra Timur Residence City Property II initially embarked on the development of the Kota Baru Perumnas area in East Jakarta in 2009 together with Perum Perumnas, the state-owned housing company. The potential area for development covers ± 40hectares and will see a vertical, mix-used and transitoriented concept while optimizing the potential of the Pulo Gebang Terminal, Sentra Timur toll gates, and the East Flood Canal situated within the area. This superblock is a follow-up to the development of the Sentra Timur Residence (STR) apartment project situated in Pulo Gebang under a cooperation agreement with Perum Perumnas. Bakrieland’s involvement in the development of a high-rise housing unit for the lower-middle income bracket demonstrates Bakrieland’s active role in assisting the Government to realize ambitious projects for developing 1,000 towers of low-cost apartments. According to plan, the Sentra Timur/ Kota Baru Perumnas Superblock will feature hotels, office buildings (low-rise and mid-rise), retail units and several apartment buildings.
Pada tahun 2010, City Property II berupaya melakukan evaluasi dan konsolidasi internal, diferensiasi dan persiapan proyek secara lebih matang, serta meningkatkan kerja sama dengan mitra strategis seperti Perum Perumnas, perbankan, dan Pemda DKI Jakarta. Dalam rangka mencapai target penyelesaian pembangunan dan penjualan, City Property II terus berupaya menjaga agar proses konstruksi berjalan sesuai jadwal dan standar kualitas yang ditetapkan, serta menerapkan program penjualan yang menarik dan kompetitif. Selain itu, City Property II juga mempersiapkan perencanaan pengembangan
In 2010, City Property II aims to conduct an evaluation, internal consolidation, differentiation and project preparations in a more organized manner, and expand cooperation with strategic partners such as Perum Perumnas, banking institutions and the DKI Jakarta provincial government. In order to ensure the timely construction of the project and achieve sales targets, City Property II will make all efforts to guarantee that construction progresses according to planned schedule and expected quality standards, and by crafting attractive and competitive sales programs. In addition, City Property II also has prepared in advance a
LAPORAN BISNIS Business Report
usaha yang dapat saling mendukung dengan apartemen STR dan menyesuaikan pembangunan sesuai dengan kebutuhan melalui strategi pengembangan bertahap.
business development plan that supports the establishment of the STR apartment complex and tailored construction according to need through a phased development strategy.
Pada tahun 2010, komitmen penyelesaian pembangunan kepada pelanggan telah berhasil dicapai melalui penyelesaian konstruksi STR tahap I yang terdiri dari 1.327 unit, lengkap dengan fasilitas dan infrastrukturnya. Proses serah terima kepada penghuni dilakukan secara bertahap mulai bulan Juli 2010. Hingga akhir 2010, sekitar 250 unit apartemen telah diserahterimakan; sebagian langsung dihuni dan sebagian lainnya masih fitting out. Tingkat penjualan per akhir tahun 2010 telah mencapai 47,8%, dimana sebagian besar penghuni memiliki pekerjaan di wilayah Jakarta Timur.
In 2010, the commitment to customers with regard to project completion was duly proven with the punctual finalization of stage 1 of STR construction consisting of 1,327 units, complete with facilities and infrastructure. The handing over of units to occupants was carried out in stages beginning July 2010. By the end of 2010, some 250-apartment units were handed over; of which several were immediately occupied and the others were still being fitted out. Sales volume by the end of 2010 reached 47.8% where the majority of occupants work around the East Jakarta area.
Manajemen Properti Saat ini, kegiatan pengelolaan beberapa gedung dan sarana yang dimiliki oleh Bakrieland dilaksanakan oleh PT ProVices Indonesia, sebuah perusahaan manajemen properti yang sahamnya dimiliki oleh Bakrieland. PT ProVices Indonesia berdiri pada tahun 2005 dengan nama PT Dinamika Nusantara Bestari (DNB), sebelum akhirnya beralih nama menjadi PT ProVices Indonesia pada tahun 2007.
Property Management At present, the management of several buildings and facilities owned by Bakrieland are operated by PT ProVices Indonesia, a property management company under the ownership of Bakrieland. PT ProVices Indonesia was established in 2005 under the name PT Dinamika Nusantara Bestari (DNB), before it was changed to PT ProVices Indonesia in 2007.
Selain mengelola properti dalam grup Bakrie seperti Rasuna Office Park, the 18th Rasuna, Wisma Bakrie 1 dan 2, pada tahun 2010 PT ProVices Indonesia mulai melakukan pengelolaan properti di luar grup Bakrie dan memasuki bisnis di bidang pengelolaan jalan tol dan penyediaan sumber daya manusia. Untuk itu, PT ProVices Indonesia telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan mempertajam strategi pemasarannya.
Apart from managing properties under Bakrie group, such as Rasuna Office Park, the 18th Rasuna, Wisma Bakrie 1 and 2, in 2010 PT ProVices Indonesia extended its services to properties outside of the Bakrie group and entered into the business of toll road management and the recruitment of human resources. To undertake these activities, PT ProVices Indonesia found it necessary to build the capacity of its human resource and sharpen its marketing strategy.
Pada tahun 2010, PT ProVices Indonesia telah berhasil mengoptimalkan pengelolaan gedung sehingga tercapai zero complaint dengan senantiasa memperhatikan masalah K3, melanjutkan pengembangan gedung sesuai rencana bisnis tahun 2010, serta menyempurnakan standar prosedur operasional melalui ISO 9001:2008 untuk gedung Wisma Bakrie 1, 2 dan The 18th Rasuna Residence.
In 2010, PT ProVices Indonesia has succeeded in optimizing building management to the level of zero complaints by paying constant heed to occupational safety and health, continuing with the development of buildings according to the 2010 business plan, and improving standard operating procedures through gaining ISO 9001:2008 for Wisma Bakrie 1 and 2 as well as The 18th Rasuna Residence.
68 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
69 Annual Report 2010 Bakrieland
Prospek 2011 dan ke Depan Prediksi yang positif mengenai perkembangan ekonomi domestik yang menguat disertai dengan tingkat bunga yang terkendali menumbuhkan optimisme bagi City Property dalam memasuki tahun mendatang, namun kami menyadari bahwa diperlukan kerja keras untuk menghadapi berbagai tantangan lain.
Prospect In 2011 and Onwards An optimistic projection of the country’s financial progress bolstered by manageable interest rates have roused City Property’s confidence as it enters the coming year whilst being completely aware of the need to work even harder in order to face other emerging challenges.
City Property I Tren back to the city yang berkembang belakangan ini merupakan hal yang menguntungkan karena mendorong meningkatnya kebutuhan perumahan dan perkantoran di kawasan CBD. Namun di lain pihak, kompetisi yang semakin meningkat, berlakunya sanksi bagi pengembang yang menjual properti sebelum mencapai 25% penyelesaian konstruksi (UU Perkim per 17 Desember 2010), pencarian mitra strategis baru, komitmen serah terima properti kepada konsumen, penerapan pengelolaan PBB baru oleh Pemda, dan birokrasi perijinan yang masih rumit merupakan tantangan berat yang perlu dihadapi. Di tahun 2011, fokus City Property I adalah menyelesaikan The Groove dan The Wave.
City Property I The growing trend of moving back to the city creates a favorable setting as it drives demand upward particularly for housing and office space in the CBD area. On the other hand, however, several challenges must be taken into account including more intense competition, imposition of sanctions for developers selling their properties before reaching 25% of construction completion (Law on Housing and Settlement Areas as of 17 December 2010), seeking new strategic partners, hand-over commitment of property to customers, application of the new land and building taxation enforced by the local government, and increasingly complicated licensing bureaucracy. In 2011, City Property I shall focus on the completion of The Groove and The Wave.
City Property II Target City Property II di tahun 2011 mencakup peningkatan penjualan unit-unit di Sentra Timur Residence, pemasaran apartemen STR 1B, pengembangan Superblok Sentra Timur, dan pembangunan fasilitas komersial penunjang di kawasan STR. Pencapaian target-target ini memerlukan dukungan dalam bentuk realisasi program pengembangan infrastruktur di kawasan STR berupa pembukaan akses tol, pembangunan terminal modern Pulogebang dan pembangunan jalan tembus ke Jalan Dr. Radjiman.
City Property II City Property II in 2011 aims to boost sales of units at Sentra Timur Residence, commence marketing of STR 1B apartments, develop Sentra Timur Superblock, and begin construction of supporting commercial facilities at the STR complex. The achievement of these targets necessitates support through the realization of infrastructure development projects within the STR area in the form of toll road access, establishment of the Pulo Gebang modern terminal and construction of an access road leading to Dr. Radjiman Street.
Manajemen Properti Upaya peningkatan strategi pemasaran akan terus dilaksanakan dalam rangka memperluas cakupan kegiatan manajemen properti di luar grup Bakrie. Manajemen properti juga akan mengembangkan bisnis baru di bidang parkir dan pengelolaan villa.
Property Management Efforts to ensure a more effective marketing strategy will continue in order to expand the reach of property management activities outside of the Bakrie group. Property management will also develop new ventures in the parking and villa management sectors.
LANDED RESIDENTIAL
green lifestyle
70 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland Bogor Nirwana Residence
71 Annual Report 2010 Bakrieland
Bogor Nirwana Residence
Landed Residential mengembangkan kawasan perumahan dengan menggunakan konsep ramah lingkungan. Konsep ini berhasil menciptakan nilai tambah berupa kawasan perumahan yang ramah lingkungan dan menyatu dengan alam. Tinjauan Umum Unit Usaha Landed Residential bergerak dalam bidang pengembangan kawasan pemukiman terpadu, yang berfokus pada pembangunan perumahan untuk segmen pasar menengah dan menengah atas, mulai dari tipe standard hingga excellent. Pengembangan kawasan juga dilengkapi dengan pembangunan berbagai fasilitas yang menjadikannya sebagai kawasan mandiri. Sebagaimana halnya dengan proyek pengembangan lain dibawah Bakrieland, pengembangan kawasan pemukiman terpadu oleh Landed Residential menggunakan konsep ramah lingkungan sesuai dengan program CSR Terintegrasi ‘Bakrieland Goes Green’. Dengan konsep tersebut, Landed Residential berhasil menciptakan nilai tambah berupa kawasan perumahan yang ramah lingkungan, nyaman dihuni, hemat energi, dan menyatu dengan alam. Konsep ini, ditambah dengan lokasi strategis dan akses yang baik, menjadikan produk Landed Residential banyak diminati.
Landed Residential develops integrated housing compounds by adhering to the green concept. This concept has created an added value through its eco-friendly residential units that give new meaning to comfort living and blending in with nature.
General Overview The Landed Residential Business Unit is involved in the development of integrated residential areas focused on housing units for the middle and upper-middle market segments, ranging from the standard to excellent type of housing units. The development of these areas shall come inclusive with an excellent choice of facilities,turning these areas into self-contained settings. Comparable to other development projects under Bakrieland’s umbrella, the establishment of integrated housing compounds by Landed Residential also adheres to the green concept in line with the Integrated CSR Program of ‘Bakrieland Goes Green’. By embracing this concept, Landed Residential has managed to create added value through its ecofriendly residential units that give new meaning to comfort living, while ensuring energy savings blend with nature. Together with this concept, along with a strategic location and assured access, Landed Residential products are sought by many.
Edi Supriadi Anggota Keamanan Cluster Harmony 1, Bogor Nirwana Residence Security Officer in Harmony 1 Cluster, Bogor Nirwana Residence
Edi Supriadi, seorang petugas keamanan di Bogor Nirwana Residence, sebelumnya adalah pembuat sandal musiman yang banyak diproduksi di wilayah desa Sukamantri. “Saya sangat bersyukur karena setelah lulus pendidikan petugas keamanan dan diterima sebagai anggota keamanan perumahan Bogor Nirwana Residence, saya memperoleh gaji rutin yang mencukupi kebutuhan keluarga. Tanpa keberadaan Bakrieland yang membiayai pelatihan dan mempekerjakan sebagai anggota keamanan, mungkin saya belum mendapatkan pekerjaan.” Edi Supriadi, a security officer at the Bogor Nirwana Residence, previously was a seasonal sandal maker widely produced in Sukamantri rural areas. “I am very grateful that after graduating from the security guard training and was accepted as a member of the security team at Bogor Nirwana Residence, I have received regular salaries sufficient for my family. Without the presence of Bakrieland who paid for the training and hired me as a security guard, I might still be unemployed.“
72 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Dari ketiga kawasan perumahan Landed Residential yang sedang dikembangkan yaitu Bogor, Malang, dan Batam, hingga saat ini Bogor masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi Perusahaan melalui perumahan Bogor Nirwana Residence. Pangsa pasar Bakrieland untuk perumahan menengah dan menengah atas di daerah Bogor mencapai sekitar 7%. Pada tahun 2010, Landed Residential melalui PT GAP memperoleh 4 (empat) penghargaan, yaitu: • Top Brand Award, kategori Water Recreation Spot untuk the Jungle Water Park. • Indonesia Property Bank Award, kategori Proyek Kota Baru dan Perumahan Terbaik untuk Bogor Nirwana Residence.
Among all three Landed Residential housing areas being developed in Bogor, Malang and Batam, the Bogor Nirwana Residence complex project in Bogor remains the largest income contributor for the Company. Bakrieland’s market share for residential units of middle and middle up segments in Bogor reached 7%. In 2010, Landed Residential through PT GAP was honored with the following 4 (four) awards: • Top Brand Award, Water Recreation Spot category for The Jungle Water Park. • Indonesia Property Bank Award, under the Best New City and Housing Project category for Bogor Nirwana Residence.
73 Annual Report 2010 Bakrieland
29.53
%
Kontribusi terhadap total pendapatan Bakrieland. Contribution to Bakrieland total revenue.
• Property & Bank Award, kategori Hunian Berkonsep Green & Environmental Friendly Terbaik Di Pusat Kota Malang untuk Ijen Nirwana Residence. • Award Ceremony International Professional Award 2010, kategori The Best Executive of the Year untuk Ijen Nirwana Residence.
• Property & Bank Award, the Best Green & Environmental Friendly Housing in Malang City category for Ijen Nirwana Residence. • Award Ceremony International Professional Award 2010, for The Best Executive of the Year category for Ijen Nirwana Residence.
Seluruh proyek pengembangan Landed Residential dilaksanakan oleh PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) beserta anak perusahaannya, yaitu PT Mutiara Permata Biru dan PT Dutaperkasa Unggullestari.
All Landed Residential development projects are carried out by PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) together with its subsidiaries, PT Mutiara PermataBiru and PT Dutaperkasa Unggullestari.
LAPORAN BISNIS Business Report
Kinerja Operasional Pada tahun 2010, tingkat suku bunga relatif rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah mampu memberikan dampak positif bagi dunia properti secara umum. Salah satu perkembangan yang menggembirakan bagi Landed Residential adalah munculnya tren positif dalam pertumbuhan penjualan dan tingkat serapan terutama diwilayah Jabodetabek. Seiring dengan perkembangan kota Bogor yang semakin tertata rapi dengan berbagai fasilitas yang lengkap bagi keluarga, kota Bogor menjadi daerah idaman bagi keluarga yang ingin memiliki tempat tinggal. Kota Bogor juga memiliki kelebihan berupa kondisi topografi, udara yang sejuk, dan daerah bebas banjir. Hal ini menjadikan prospek perumahan di daerah Bogor sangat baik.
Operational Performance In 2010, relatively low interest rates and a stable Rupiah exchange rate have brought about a positive impact for the property industry in general. One of the more promising developments for Landed Residential concerns the emergence of an upward trend in sales growth and absorption levels particularly at the Jabodetabek area. In line with impressive developments in Bogor, which has become a more orderly city and offers wholesome facilities for families, Bogor has turned into a city of choice for families in search of an idyllic place of residence. Bogor presents a host of advantages including its topography, agreeable cool weather, and flood-free area. As such, Bogor indeed is a promising area for housing development projects.
Meskipun secara umum keadaan ekonomi nasional membaik ditahun 2010, namun daya beli konsumen belum sepenuhnya pulih sehingga segmen produk tingkat menengah ke bawah masih lebih diminati, dimana Landed Residential hanya memiliki sedikit produk untuk segmen tersebut. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan penjualan tidak setinggi yang diharapkan. Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan dengan memperkuat pemasaran melalui promosi dan penawaran khusus, menawarkan fleksibilitas cara pembayaran, menyediakan produk dan layanan dengan kualitas terbaik, serta menciptakan inovasi produk baru dan penyelesaian produk tepat waktu. Melalui upaya ini, pada semester kedua 2010 penjualan berhasil meningkat secara signifikan.
Despite an overall optimistic performance of the national economy in 2010, consumer purchasing power has not fully recovered, hence middle-tolow-end products remain the preferred choice and Landed Residential can only offer a limited range of these product segments. This has led to a less than desirable sales growth. To address this setback, efforts are being made to strengthen its marketing function through promotions and special offers and by allowing greater flexibility in payment methods, providing first-rate products and services, and designing new innovative products while ensuring the timely completion of products. Through these concerted efforts, by the second semester of 2010, sales showed a significant jump.
Pada tahun 2010, Landed Residential meluncurkan 3 (tiga) klaster baru dikawasan Bogor Nirwana Residence (BNR), serta menyelesaikan dan mengoperasikan Aston Bogor Hotel & Resort yang berlokasi di kawasan komersial BNR.
In 2010, Landed Residential launched 3 (three) new clusters within the Bogor Nirwana Residence (BNR) complex, and ensured the completion and operation of Aston Bogor Hotel & Resort situated at the BNR commercial zone.
Total pendapatan selama tahun 2010 mencapai Rp 403,90 miliar, dimana kontribusi terbesar pendapatan berasal dari proyek Bogor Nirwana Residence sebesar Rp 273,74 miliar, The Jungle Waterpark sebesar Rp 39,59 miliar, dan Aston Hotel sebesar Rp 38,28 miliar.
Total income in 2010 reached Rp 403.90 billion, of which earnings from the Bogor Nirwana Residence project accounts for the largest contribution to income at Rp 273.74 billion, followed by The Jungle Waterpark at Rp 39.59 billion and Aston Hotel Residence at Rp 38.28 billion.
PT Graha Andrasentra Propertindo GAP merupakan anak perusahaan Bakrieland dengan kepemilikan saham sebesar 99,78%. Perusahaan ini adalah pengelola kawasan hunian eksklusif Bogor Nirwana Residence (BNR) yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, dengan luas lahan sebesar lebih dari 1.000 hektar.
PT Graha Andrasentral Propertindo GAP is a 99.78% ownedBakrieland subsidiary. The company manages the Bogor Nirwana Residence (BNR), an exclusive housing area located in Bogor, West Java with underway to develop land stretching across more than 1,000 hectares.
74 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
75 Annual Report 2010 Bakrieland
Kawasan Perumahan BNR Kawasan perumahan BNR dibangun dengan konsep eco-city dengan sistem klaster tertutup, yang mempertahankan 60% lahan sebagai area hijau. Berbagai fasilitas tersedia disekitar lokasi, seperti clubhouse, wahana wisata air, hotel, dan pertokoan. Semua ini mampu memberikan nilai tambah bagi BNR dibandingkan kawasan perumahan lainnya di Bogor.
BNR Residential Area Built to reflect the eco-city concept with a gated cluster system, the BNR residential compound has maintained 60% of land area as open green space. Residents are indulged with an array of facilities within the location such as a clubhouse, water recreational park, as well as hotel and retail units. This secures BNR with a definitive advantage compared to other housing areas in Bogor.
Saat ini kawasan BNR telah memiliki 16 (enam belas) klaster dengan konsep hunian tropis, minimalis tropis, dan country modern. Tiga klaster baru yang diluncurkan pada tahun 2010 adalah Harmony 3, Harmony Boulevard, dan The Cliff. Dua klaster yang berhasil diselesaikan pembangunannya yaitu Harmony 2 dan Harmony 5, sementara klaster Cendana telah mencapai 42,68% penyelesaian.
BNR currently presents 16 (sixteen) clusters that evoke tropical-inspired, minimalist and modern country lifestyles. Three new clusters unveiled in 2010 are Harmony 3, Harmony Boulevard, and The Cliff. Two completed clusters are Harmony 2 and Harmony 5, while the Cendana cluster has reached 42.68% completion.
Produk Baru BNR 2010 | New Products of BNR in 2010
No. 1
Nama Klaster Cluster Name Harmony 3
Luas Total Total Area (ha)
Jumlah Number (Unit)
4.65
134
Kisaran Harga (Rp juta) Price Range (Rp million)
Tingkat Penjualan Level of Sales
Tingkat Penyelesaian Level of Completion
500-700
19%
16.34%
2
Harmony Boulevard
4.4
52
900-1,500
17%
9.13%
3
The Cliff
6.2
72
1,900-4,000
5%
2.26%
Kemajuan Pembangunan Produk BNR | BNR Product’s Development Progress
No
Nama Klaster Cluster Name
Luas Area (Ha)
Total (Unit)
Terjual Sold (Unit)
Stock
Kemajuan Kemajuan Tingkat Infrastruktur Rumah Penjualan Infrastructure Housing Progress Progress
1
Harmony 2
9,55
388
385
3
99,23%
84,92%
92,71%
2
Harmony 3
4,38
134
25
110
19,00%
50,48%
0,03%
3
The Cliff
6,19
72
4
68
5,00%
33,27%
0,00%
Kawasan Komersial BNR Wilayah BNR juga memiliki kawasan komersial seluas 20 hektar yang dinamakan Nirwana Epicentrum. Nirwana Epicentrum mencakup berbagai fasilitas, antara lain Orchard Walk Arcade, The Jungle Mall, The Jungle Water Park, dan Aston Bogor Hotel & Resort.
BNR Commercial Area BNR also holds a 20-hectare commercial area known as Nirwana Epicentrum. Nirwana Epicentrum draws attention to its range of facilities including the Orchard Walk Arcade, The Jungle Mall, The Jungle Water Park, and Aston Bogor Hotel & Resort.
The Jungle Water Park merupakan wahana permainan air terlengkap dan termodern di Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektar, The Jungle Water Park dilengkapi berbagai sarana hiburan bernuansa pendidikan seperti
The Jungle Water Park is designed as the most modern and all-inclusive water recreational facility in Indonesia. Built on a 3.5-hectare parcel of land, the Jungle Water Park offers a variety of fun-filled leisure and yet educational facilities such as the
LAPORAN BISNIS Business Report
Giant Aquarium, Bird Park, Dry Park, Fountain Futsal, Lazy River, 4D Cinema, Racer Slide, Kiddy Pool dan Leisure Pool. Jumlah pengunjung The Jungle setiap tahunnya mencapai kisaran 900 ribu orang.
Giant Aquarium, Bird Park, Dry Park, Fountain Futsal, Lazy River, 4D Cinema, Racer Slide, Kiddy Pool and Leisure Pool. The Jungle each year draws in 900 thousand visitors.
The Jungle Mall dan Orchard Walk Arcade merupakan retail mall yang terletak disekitar The Jungle Water Park. The Jungle Mall memiliki luas area sewa sekitar 10.000 m2, sebagian diantaranya terisi oleh pihak ketiga (rekanan bisnis) yang membuka kantor cabangnya. Sementara Orchard Walk Arcade yang terdiri atas 71 unit telah 25,4% terjual dan tersewa oleh berbagai pihak.
The Jungle Mall and Orchard Walk Arcade are retail malls situated in proximity to The Jungle Water Park. The Jungle Mall offers 10,000 m2 of leasable area, part of which is occupied by third parties (business associates) setting up their branch offices. The Orchard Walk Arcade on the other hand, consists of 71 units of which 25.4% are either sold or leased to various parties.
Pembangunan Aston Bogor Hotel & Resort selesai pada akhir November 2010 dan mulai beroperasi sejak bulan Desember 2010. Hotel bintang empat yang dikelola oleh Aston International ini memiliki 3 menara, yaitu menara A (lobby, ballroom, restoran, ruang pertemuan dan kantor), menara B (39 unit, retained) dan menara C (85 unit condotel) sudah terjual seluruhnya. Keberadaan Aston Bogor Hotel & Resort mendapat respon yang sangat baik, sebagaimana ditandai dengan tingkat reservasi hotel mencapai 68%.
The construction of Aston Bogor Hotel & Resort was completed at the end of November 2010 and began operationsin December 2010. The four-star hotel under the management of Aston International comprises of 3 towers, tower A (lobby, ballroom, restaurant, meeting hall and offices), tower B (39 units, retained) and tower C (85 condotel units) of which all units have been sold. The presence of Aston Bogor Hotel & Resort has elicited highly appreciative responses as indicated by an impressive level of hotel reservations reaching 68%.
PT Mutiara Permata Biru (MPB) MPB merupakan anak perusahaan GAP dengan kepemilikan saham 99%. MPB mulai melakukan pembangunan perumahan kelas menengah Batam Nirwana Residence di Sekupang, Batam sejak tahun 2007. Perumahan yang dibangun di atas lahan seluas 40 hektar ini akan memiliki lebih dari 996 unit yang dilengkapi dengan fasilitas publik seperti clubhouse, kolam renang, taman anggrek, lapangan futsal, dan taman bermain anak.Hingga akhir tahun 2010 sudah terjual 697 unit. Proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2012.
PT Mutiara Permata Biru (MPB) MPB is a 99% owned GAP subsidiary. MPB first began construction of the Batam Nirwana Residence middle segment housing complex in Sekupang, Batam in 2007. The residential area spreads across 40 hectares of land and will accommodate more than 996 units equipped with public facilities such as a clubhouse, swimming pool, orchid garden, futsal field and playground. By the end of 2010, some 697 units have been sold. This project is expected for completion by 2012.
PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL) DPUL merupakan anak perusahaan GAP dengan kepemilikan saham 65%. Pada tahun 2008, DPUL memulai pembangunan proyek perumahan mewah Ijen Nirwana Residence di Malang, Jawa Timur. Perumahan yang dibangun diatas lahan seluas 22,4 hektar ini mengusung konsep hunian resor ditengah kota dan dilengkapi dengan area komersial dan berbagai macam fasilitas seperti clubhouse, jogging track dan hutan kota. Hingga akhir tahun 2010, telah terjual 85 unit dari total 285 unit tersedia.
PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL) DPUL is a 65% owned subsidiary of GAP. In 2008, DPUL commenced construction of the elite housing complex of Ijen Nirwana Residence in Malang, East Java. The residential area stands on a 22.4-hectare site designed as a resort housing project in the heart of the city and supported with a commercial area and various facilities including a clubhouse, jogging track and city park. By the end of 2010, the project sold 85 units from a total of 285 units on offer.
76 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
77 Annual Report 2010 Bakrieland
Prospek 2011 dan ke Depan Pada tahun 2011, perekonomian Indonesia diprediksikan akan mengalami tingkat pertumbuhan yang baik dan menguntungkan bagi dunia usaha termasuk properti. Kami optimis bahwa peningkatan daya beli masyarakat akan mendorong naiknya permintaan akan perumahan, khususnya di area Jabodetabek.
Prospects In 2011 and Onward In 2011, a rosy outlook for Indonesia’s economy predicts remarkable growth and a favorable business climate, including for the property industry. We are optimistic that the public’s stronger purchasing power will push demand for housing further upwards, particularly in the Jabodetabek area.
Rencana pengembangan Landed Residential mencakup perluasan The Jungle dan pembukaan wahana baru Wave Pool, peluncuran Harmony Boulevard tahap 2 dan Harmony 4, serta pembangunan Menara D Aston Bogor Hotel & Resort. Selain itu juga akan dikembangkan klasterklaster baru dan kavling boulevard untuk area komersial yang diperuntukkan bagi rumah sakit, sekolah, gedung olah raga dan showroom. Landed Residential juga akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan pembangunan pasar modern, SPBU, dan Universitas Bakrie. Ke depan, kawasan BNR akan memiliki berbagai fasilitas yang semakin lengkap, termasuk rencana pembangunan inner ring road yang akan memberikan nilai tambah bagi kawasan BNR.
Landed Residential’s development plans encompass the expansion of The Jungle and the launching of a Wave Pool, unveiling of Harmony Boulevard stage 2 and Harmony 4, and the construction of Tower D Aston Bogor Hotel & Resort. Furthermore, new clusters will be developed in addition to boulevard lots designated for hospitals, schools, sports halls and showrooms. Landed Residential will also enter into cooperative ties with third parties for the development of a modern market, petrol stations and Universitas Bakrie. In the future, the BNR area will feature various facilities to further complete the existing range, including plans to build an inner ring road that will add value to BNR.
Pembangunan proyek Batam dan Ijen akan dilanjutkan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
The development of the Batam and Ijen projects will continue according to the agreed upon plan.
Hotel & Resort
supporting tourism
78 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland Pullman Bali Legian Nirwana
79 Annual Report 2010 Bakrieland
Hotel & Resort mengembangkan hotel dan resor di daerah tujuan wisata strategis di Indonesia, sebagai bagian partisipasi Bakrieland dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Tinjauan Umum Unit Usaha Hotel dan Resort berada dibawah pengelolaan PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), yang bergerak dalam bidang pengembangan dan pengelolaan hotel dan resor berkualitas internasional di berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia. Hotel dan Resort memiliki 5 (lima) proyek yang masih terus dikembangkan di daerah tujuan wisata atau daerah yang potensial untuk menjadi tujuan wisata, yaitu Pullman Bali Legian Nirwana, Ubud Nirwana Resort, Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Travellers Krakatoa Nirwana Resort-Lampung, dan Lagoon Nirwana ResidenceBalikpapan. Seluruh hotel dan resor ini dibangun dengan konsep ramah lingkungan.
General Overview The Hotel and Resort Business Unit comes under the management of PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), and is engaged in the development and management of hotels and resorts of international caliber located in various places of interest across Indonesia.
Hotel & Resort develops hotels and resorts in strategic tourist destinations in Indonesia, as part of Bakrieland’s participation in Indonesia’s tourism development.
Hotel and ResortThe Business Unit oversees 5 (five) projects continually upgraded at prime and potential tourist destinations. These projects are Pullman Bali Legian Nirwana, Ubud Nirwana Resort, Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Travellers Krakatoa Nirwana Resort-Lampung, and Lagoon Nirwana Residence-Balikpapan. All five Hotel and Resort are designed according to the green concept.
Wayan Wartika Pengelola Koperasi Transportasi Tanah Lot Manager of Tanah Lot Transportation Cooperative
“Sejak Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR) beroperasi penuh di tahun 1997, profesi masyarakat Beraban-Tanah Lot yang semula 80% petani bergeser ke bidang usaha seperti percetakan dan sablon, pemasok makanan dan minuman, jasa transportasi, karyawan hotel, industri kerajinan, dan lain-lain. Dampak positif khusus bagi keluarga saya adalah meningkatnya pendapatan keluarga secara signifikan. Istri saya sekarang karyawan golf dan saya sendiri dipercaya untuk mengelola koperasi transportasi Tanah Lot bekerja sama dengan hotel. Saya berharap ke depan NBR dapat membangun konsep kepariwisataan yang lebih besar dengan membangun Kawasan Pariwisata Terpadu di Kabupaten Tabanan.” “Since the Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR) was fully operated in 1997, the profession of 80% of the residents at Beraban Tanah Lot has shifted from originally as farmers to businesses such as printing and screen printing, supply of foods and beverages, transportation service, hotel staffs, craft industries, etc. The positive impact, especially for my family, is the significant increase of family income. My wife is now an employee at the golf club and I have been trusted to manage the cooperative business in transportation in Tanah Lot, working jointly with the hotel. I truly hope that in the future, NBR would develope a wider tourism concept by developing an Integrated Tourism Area in Tabanan District.”
80 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Pullman Bali Legian Nirwana
Diantara ke tiga daerah operasional saat ini yaitu Bali, Lampung, dan Kalimantan Timur, Hotel dan Resort masih memfokuskan pada pengembangan Bali sebagai salah satu tujuan utama wisata dunia. Saat ini pangsa pasar Bakrieland untuk hotel di Bali adalah sekitar 2,7%. Di tahun-tahun yang lalu, Hotel dan Resort menerima berbagai penghargaan, baik untuk kategori lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan, maupun golf resort. Pada tahun 2010, Pan Pacific Nirwana Bali Resort memperoleh penghargaan Best Indonesia Green Hotel Awards 2010 dari majalah Bisnis & CSR.
Among the three current operational areas, namely Bali, Lampung and East Kalimantan, Hotel and Resort remains focused on the development of Bali as one of the world’s major tourist spots. Bakrieland’s market share at present among hotels in Bali is roughly 2.7%. In previous years, Hotel and Resort had earned numerous awards of acknowledgement related to environmental conservation, corporate social responsibility and golf resort operations. In 2010, Pan Pacific Nirwana Bali Resort garnered the Best Indonesia Green Hotel Award from the Business & CSR magazine.
81 Annual Report 2010 Bakrieland
Pullman Bali Legian Nirwana
84.65
%
Pertumbuhan pendapatan Hotel & Resort. Revenue growth of Hotel & Resort. Pullman Bali Legian Nirwana
Kinerja Operasional Kondisi ekonomi domestik yang baik di tahun 2010 memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha Hotel dan Resort, khususnya untuk bisnis hotel strata di Bali. Kami mencatat peningkatan jumlah investor lokal dari Jawa Barat, Surabaya dan Makassar untuk investasi hotel strata di Bali. Peningkatan minat investasi ini mendorong naik harga jual Pullman Bali Legian Nirwana hingga sekitar 15% menjadi hampir Rp 25 juta per m2. Secara umum, pembangunan hotel-hotel di Bali cenderung meningkat.
Operational Performance An optimistic outlook for the country’s economy in 2010 engendered a positive impact for the development of the Hotel and Resort business, particularly for strata hotels in Bali. We have observed a surge in the number of local investors from West Java, Surabaya and Makassar investing in strata hotels in Bali. This growth in investment has inexorably pushed prices of Pullman Bali Legian Nirwana to roughly 15% at almost Rp 25 million per m2. In general, hotel construction in Bali has shown a rising trend.
Berbeda dengan hotel strata, bisnis hospitality hotel di Bali secara umum mengalami penurunan dalam jumlah wisatawan asing terutama dari negara-negara tertentu yang masih memperbaiki ekonominya (Eropa, Korea, AS, Jepang, dan lainnya). Jumlah wisatawan Cina dan India meningkat, sementara wisatawan lokal relatif stabil. Hal ini mempengaruhi pendapatan Hotel dan Resort di Bali. Namun demikian, kondisi di daerah operasi lainnya relatif stabil.
Unlike strata hotels, the hospitality business in Bali generally experienced a decline in the number of foreign tourists particularly from certain countries preoccupied with improving their economy (Europe, Korea, USA, Japan, and others). The number of Chinese and Indian tourists is on the rise, while local visitors remained relatively stable. This undoubtedly affects Hotel and Resort income in Bali. Nevertheless, revenue in other operational areas has been comparatively steady.
LAPORAN BISNIS Business Report
Kegiatan Hotel dan Resort selama tahun 2010 masih difokuskan pada penyelesaian pembangunan Pullman Bali Legian Nirwana. Hal ini merupakan bagian dari upaya membangun citra sebagai pengembang yang menyelesaikan proyek tepat waktu. Kegiatan lain mencakup penunjukan operator baru dan dimulainya renovasi atas fasilitas Pan Pacific Nirwana Bali Resort, realisasi kerja sama pengembangan hotel di Tenggarong bersama pihak Pemda, upaya peningkatan daya tarik Travellers Krakatoa Nirwana Resort Lampung, dan inisiasi pembangunan proyek Balikpapan dengan menggunakan disain baru.
Hotel and Resort activities throughout 2010 remained focused on the completion of Pullman Bali Legian Nirwana. Other activities include the appointment of a new operator and the commencement of renovations on Pan Pacific Nirwana Bali Resort facilities, realization of cooperative ties on hotel development in Tenggarong with the local government, efforts to heighten the appeal of Travellers Krakatoa Nirwana Resort Lampung, and initiation of the Balikpapan project construction by applying a new design.
Hotel and Resort menghasilkan pendapatan sebesar Rp 398,84 miliar sepanjang tahun 2010. Pencapaian ini meningkat 84,65% dibandingkan dengan tahun 2009 dan merupakan 29,16% dari total pendapatan Bakrieland. Pendapatan tahun 2010 berasal dari: • Proyek Pullman Bali Legian Nirwana sebesar Rp 187 miliar (47% dari total pendapatan Hotel & Resort). • Pendapatan operasi Pan Pacific Nirwana Bali Resort sebesar Rp 199,50 miliar (50% dari total pendapatan Hotel & Resort). • Pendapatan operasi Travellers Krakatoa Nirwana Resort sebesar Rp 7,50 miliar.
Hotel and Resort has posted earnings worth Rp 398.84 billion throughout 2010. This impressive outcome is a 84.65% increase from 2009 and accounts for 29.16% of Bakrieland’s total income. Earnings for 2010 were derived from: • Pullman Bali Legian Nirwana in the amount of Rp 187 billion (47% of total Hotel & Resort income). • Pan Pacific Nirwana Bali Resort’s operating income at Rp 199.50 billion (50% of total Hotel & Resort income). • Travellers Krakatoa Nirwana Resort’s operating income at Rp 7.50 billion.
PT Samudra Asia Nasional (SAN) SAN merupakan anak perusahaan PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) dengan kepemilikan saham 99,99%. SAN membangun Pullman Bali Legian Nirwana, hotel strata bintang lima pertama yang didirikan di sekitar pantai Kuta, salah satu tujuan wisata utama di pulau Bali.
PT Samudra Asia Nasional (SAN) SAN is a 99.99% owned subsidiary of PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP). SAN developed the Pullman Bali Legian Nirwana, the first ever five-star strata hotel built along Kuta Beach, one of the most popular tourist destinations in Bali.
Pada bulan Februari 2011, SAN berhasil melakukan serah terima hotel kepada operator untuk dioperasikan secara bertahap dengan nama Pullman Bali Legian Nirwana. Dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektar, kawasan ini terdiri dari area komersial dan hotel. Area komersial yang bernama Le Nirwana telah beroperasi sejak bulan Juni 2009, sedangkan hotel direncanakan untuk beroperasi penuh pada bulan Agustus 2011. Hotel ini memiliki 360 unit kamar, dimana 270 unit tersedia untuk dijual dan 90 unit dipertahankan (retain). Hingga akhir tahun 2010 tersisa 49 unit yang belum terjual. Keberhasilan penjualan ini tercapai berkat penerapan strategi pemasaran yang tepat sasaran.
On February 2011, SAN officially handed over the hotel to the operator for its gradual operations under the name Pullman Bali Legian Nirwana. Constructed on a 2.4-hectare plot of land, the project consists of a commercial area and hotel. Known as Le Nirwana, the commercial area has been in operations since June 2009, while the hotel is scheduled for full operation in August 2011. The hotel has 360 rooms, of which 270 units have been placed on the market and 90 will be retained. By the end of 2010, only 49 units have not been sold. This remarkable achievement was made possible by the application of a well-targeted marketing strategy.
82 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
83 Annual Report 2010 Bakrieland
PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) KLTD merupakan anak perusahaan Bakrieland yang sahamnya dimiliki secara bersama oleh Pemerintah Daerah Propinsi Lampung (10%) dan Bakrieland (90%). KLTD membangun area wisata seluas 101 hektar di sekitar pantai Lampung dengan nama Travellers Krakatoa Nirwana Resort. Di Resort ini telah beroperasi hotel dengan 40 kamar dan 36 villa dengan fasilitas beach activity, beach restaurant, beach lounge, kolam renang, 3 ruang rapat yang dikelola oleh Core Hospitality Indonesia dengan nama Hotel Travellers Krakatoa Nirwana Resort. Selama beberapa tahun terakhir, tingkat hunian hotel Travellers meningkat dari 15,05% di tahun 2008 dan 22,37% di tahun 2009 menjadi 28,86% di tahun 2010.
PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) KLTD is a Bakrieland subsidiary jointly owned with the Lampung provincial government (10%) and Bakrieland (90%). KLTD has developed a 101hectare tourist area along the Lampung coastline under the name Travellers Krakatoa Nirwana Resort. The Resort offers a fully functioning hotel with 40 rooms and 36 villas equipped with beachactivity facilities, beachside restaurant, beachside lounge, swimming pool, 3 meeting rooms managed by Core Hospitality Indonesia under the name Hotel Travellers Krakatoa Nirwana Resort. In the past several years, Hotel Travellers occupancy rate rose from 15.05% in 2008 and 22.37% in 2009 to 28.86% in 2010.
PT Libratindo Gemilang (LG) LG merupakan anak perusahaan PT Bakrie Nirwana Semesta dengan kepemilikan saham 99,99%. LG bergerak dalam pengembangan landed houses, serviced apartment, dan suites hotel dalam satu kawasan terpadu yang terletak di antara pusat kota dan bandar udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Balikpapan merupakan sebuah kota industri migas di Kalimantan Timur yang kaya sumber daya alam dan memiliki keindahan alam yang belum tereksplorasi.
PT Libratindo Gemilang (LG) LG is a 99.99% owned subsidiary of PT Bakrie Nirwana Semesta. LG is involved in the development of landed houses, serviced apartments and suites hotel located in a single integrated complex between the city center and Sepinggan airport in Balikpapan, East Kalimantan. Balikpapan is a recognized oil and gas industrial city in East Kalimantan, a province rich in natural resources and pristine natural landscape.
Dalam rangka pengembangan Balikpapan Nirwana Service and Residence (BNSR), pada tahun 2010 LG melakukan survei untuk menjajaki pasar dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen. Tahap pengembangan awal proyek BNSR dimulai pada pertengahan 2010, dengan mempersiapkan disain baru dan melakukan rebranding ke nama baru Lagoon Nirwana Residence. Lagoon Nirwana Residence dibangun di atas lahan seluas 3,3 hektar dengan menggunakan disain baru yang lebih adaptif terhadap perkembangan kebutuhan hunian kalangan ekspatriat yang bekerja pada perusahaan minyak.
In developing Balikpapan Nirwana Service and Residence (BNSR), in 2010 LG conducted a feasibility study to have better insight of the market to tailor products according to consumer needs. The initial development of BNSR started in mid-2010 by preparing a new design and the rebranding of the project to its new name Lagoon Nirwana Residence. Lagoon Nirwana Residence is erected on a 3.3-hectare plot of land based on the new design which can be more easily adapted to the occupancy trend among expatriates employed by oil & gas companies.
PT Bakrie Graha Investama (BGI) BGI merupakan anak perusahaan Bakrieland dengan kepemilikan saham 99,9%. BGI bergerak dalam pengembangan hotel ELTY di Indonesia yang pertama kalinya ada di Tenggarong dengan nama Grand ELTY Singgasana dan dioperasikan melalui kerja sama BOT dengan Pemda Tenggarong, Kalimantan Timur. Tenggarong merupakan pusat pertambangan batu bara di Kalimantan Timur dan kota kedua terbesar setelah Samarinda.
PT Bakrie Graha Investama (BGI) BGI is a 99.99% owned subsidiary of Bakrieland. BGI is engaged in the development of ELTY hotels in Indonesia, making its debut in Tenggarong under the name Grand ELTY Singgasana and will be managed through a BOT cooperation scheme with the local government of Tenggarong, East Kalimantan. Tenggarong is the coal mining hub of East Kalimantan and the second largest city after Samarinda.
LAPORAN BISNIS Business Report
Pengembangan Grand ELTY Singgasana dan ELTY Suites Lesong Batu dilakukan sejak Juni 2010. Hotel ini sebelumnya bernama Hotel Singgasana dan Lesong Batu. Pertumbuhan pendapatan hotel ini selama tahun 2010 terutama didukung oleh penyelenggaraan MICE dan kunjungan wisata ziarah umat Hindu Indonesia. Tingkat hunian hotel ini mencapai 40%.
Development on Grand ELTY Singgasana and ELTY Suites Lesong Batu began in June 2010. This hotel was previously known as Hotel Singgasana and Lesong Batu. Its income growth throughout 2010 was particularly attributed to the organizing of MICE and the pilgrimage tour of Indonesian Hindus. The occupancy rate of this hotel reached 40%.
PT Berkah Puhu Lestari (BPL) BPL merupakan anak perusahaan PT Bakrie Nirwana Semesta dengan kepemilikan saham 99,99%. BPL direncanakan untuk membangun 22 unit villa mewah di daerah Ubud, Bali, yang dilengkapi dengan fasilitas spa terbaik.Ubud merupakan salah satu kota utama di pulau Bali yang banyak dikunjungi wisatawan karena kekayaan seni dan budayanya. Selama tahun 2010 BPL masih menjajaki operator yang tepat dan konfigurasi disain yang tepat untuk mengembangkan kawasan eksklusif ini.
PT Berkah Puhu Lestari (BPL) BPL is a 99.99% owned subsidiary of PT Bakrie Nirwana Semesta. BPL has plans to develop 22 lavish villas in Ubud, Bali furnished with a firstrate spa facilities. Ubud is one of Bali’s more popular cities thronged by tourists for its treasure of fine arts and culture. Throughout 2010, BPL was looking into identifying the most appropriate operator and design configuration for the further development of this exclusive facility.
PT Bali Nirwana Resort (BNR) Bakrieland memiliki BNR melalui kepemilikan saham PT Bakrie Nirwana Semesta sebesar 52,55%, sementara sisanya sebesar 47,45% dimiliki oleh E-Crisps Trading Ltd. BNR mengembangkan Pan Pacific Nirwana Bali Resort seluas 100,3 hektar di daerah Tanah Lot, Tabanan, Bali, yang merupakan sebuah lokasi populer bagi wisatawan, sekaligus pura tempat ibadah umat Hindu Bali.
PT Bali Nirwana Resort (BNR) Bakrieland owns BNR through a 52.55% ownership of PT Bakrie Nirwana Semesta, while the remaining 47.45% is under the control of E-Crisps Trading Ltd. BNR has developed the Pan Pacific Nirwana Bali Resort on a 100.3-hectare stretch of land at Tanah Lot, Tabanan, Bali, a place of keen interest among tourists, and the location of a renowned Balinese Hindu temple.
Pan Pacific Nirwana Bali Resort memiliki hotel bintang lima dengan kapasitas 278 kamar, padang golf 18-hole rancangan Greg Norman dan pemukiman eksklusif yang dilengkapi fasilitas spa dan rekreasi. Resor yang mulai beroperasi pada tahun 1997 ini semula berada di bawah pengelolaan Le Meridien, namun sejak April 2010 pengelolaannya dialihkan kepada Pan Pacific yang memiliki ciri khas personal touch. Selain rebranding ini, Pan Pacific Nirwana Bali Resort juga melakukan pembaruan dan perbaikan seluruh fasilitas hotel yang ada. Berkat rancangan dan fasilitas yang dimilikinya, Pan Pacific Nirwana Bali Resort berulangkali dinobatkan sebagai salah satu resor golf terbaik di Asia dan meraih berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun internasional.
Pan Pacific Nirwana Bali Resort owns the fivestar hotel with a 278 room capacity, an 18-hole signature golf course designed by Greg Norman and an exclusive residential complex complete with spa and recreational facilities. The resort famous for its personal touch began operations in 1997 and was initially under the management of Le Meridien before it was eventually handed over to Pan Pacific since April 2010. In addition to rebranding, Pan Pacific Nirwana Bali Resort has also undergone renovations and upgrading of all existing hotel facilities. Due to its exceptional design and facilities on offer, Pan Pacific Nirwana Bali Resort has time and again been lauded as one of the best golf resorts in Asia and has earned various awards at both the national and international levels.
Sepanjang tahun 2010, tercatat tingkat hunian rata-rata hotel sebesar 62,5% dan klub golf berhasil bertahan pada posisi pertama di antara klub-klub golf di Bali dengan total golf rounds sebanyak 38.273.
Throughout 2010, the average hotel occupancy rate registered at 62.5% and the golf club succeeded in retaining first rank among glob clubs in Bali, with 38,273 total golf rounds played.
84 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
85 Annual Report 2010 Bakrieland
Prospek 2011 dan ke Depan Industri hotel dan pariwisata nasional akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksikan masih terus berlanjut. Namun di sisi lain, Hotel dan Resort harus siap menghadapi persaingan yang diperkirakan meningkat sejalan dengan beroperasinya hotelhotel milik pesaing di sekitar area operasi Hotel dan Resort. Untuk memperkuat posisinya, Hotel dan Resort akan melanjutkan proses rebranding dan repositioning yang telah dirintis pada tahun sebelumnya.
Prospect in 2011 and Onwards The national hotel and tourism industry will continue on a positive growth trajectory in line with Indonesia’s ongoing economic advancements. On the other hand, Hotel and Resort must brace itself in facing increasingly fierce competition in proportion to the rise in the number of rival hotels operating in proximity to Hotel and Resort facilities. To strengthen its position, Hotel and Resort will implement its rebranding and repositioning strategy launched in the previous year.
Pada bulan Februari 2011, Hotel dan Resort telah memulai pengoperasian Pullman Bali Legian Nirwana. Dari sisi pembangunan, kami akan melanjutkan program pembaruan dan perbaikan di Pan Pacific Nirwana Bali Resort dan pengembangan Lagoon Nirwana Residence di Balikpapan. Selain itu kami akan terus berupaya meningkatkan daya tarik hotel yang sudah ada dengan menambah berbagai fasilitas, serta mengembangkan hotel ELTY di beberapa kota di Indonesia.
In February 2011, Hotel and Resort has commenced the operations of Pullman Bali Legian Nirwana. In terms of construction, we will continue with the renovation and upgrading of Pan Pacific Nirwana Bali Resort and the development of Lagoon Nirwana Residence in Balikpapan. In addition, we will also move forward with efforts to heighten the hotel’s appeal by augmenting various existing facilities, and the development of ELTY Hotel in several cities across Indonesia.
PROperty-Related INFRASTRUCTURE
building the economy
86 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland Kanci-Pejagan Toll Road
87 Annual Report 2010 Bakrieland
Kanci-Pejagan Toll Road
Infrastruktur terkait properti merupakan bidang usaha terbaru yang dijalankan Bakrieland. Pengembangan infrastruktur sangat penting guna mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Tinjauan Umum Unit Usaha Property-Related Infrastructure bergerak dalam pengembangan proyek infrastruktur terkait properti, seperti pengembangan jalan tol dan pengelolaan air terpadu (air bersih dan air kotor). Proyek-proyek ini dilaksanakan oleh PT Bakrie Infrastructure (BI) dan anak-anak perusahaannya. Bakrieland merupakan perusahaan properti Indonesia pertama yang mengintegrasikan bisnisnya dengan pengembangan infrastruktur. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang properti, Bakrieland memiliki keunggulan kompetitif berupa kekuatan pembiayaan dan kompetensi yang tinggi dalam melakukan akuisisi lahan, yang membuatnya mampu mengatasi tantangan utama dalam pengembangan proyek jalan tol. Dalam pelaksanaan proyek infrastruktur Bakrieland juga menerapkan program CSR Terintegrasi sehingga masyarakat sekitar ikut memperoleh manfaat dengan keberadaannya.
General Overview The Property-Related Infrastructure Business Unit deals with the development of infrastructure projects associated with property such as toll road development and integrated water management (clean water and waste water). These projects are managed by PT Bakrie Infrastructure (BI) and its subsidiaries.
Property-related infrastructure is the latest business run by Bakrieland. Infrastructure development is crucial to boosting the acceleration of national economic growth
Bakrieland is the first property company in Indonesia to integrate its business with infrastructure development. With more than 20 years of experience in the property business, Bakrieland boasts a competitive advantage of a robust financing structure and impressive competency in land acquisition that enables the Company to surmount major challenges related to the development of toll road projects. In the implementation of infrastructure projects, Bakrieland has also introduced Integrated CSR programs to allow nearby communities to also draw benefit from these projects.
Halimah Perawat tanaman di jalan tol Kanci-Pejagan Gardener in Kanci-Pejagan tollroad
Kanci-Pejagan Toll Road
“Bekerja sebagai perawat taman, saya seperti mendapat rejeki yang tak terduga. Dengan bergabung di proyek jalan tol, saya mendapatkan penghasilan tetap sehingga dapat membiayai anak-anak saya dan saya masih mendapat penghasilan dari pengumpulan sampah anorganik seperti plastik botol minuman untuk dijual kepada penampungnya.”
“As a gardener, I felt like getting an unexpected income. By joining in the toll road project, I can have a fixed income to cover for my children’s expenses. I also get additional income from collecting inorganic waste such as plastic bottles to be sold to the usedplastic dealer.”
Dua faktor utama yang mendorong masuknya Bakrieland ke dalam bisnis ini di tahun 2009 adalah keinginan untuk menciptakan sinergi antara bisnis properti dengan jalan tol maupun pengelolaan air terpadu, serta dorongan untuk memperoleh sumber pendapatan berkelanjutan yang relatif tidak sensitif terhadap gejolak ekonomi. Prospek bisnis pengembangan infrastruktur sangat menjanjikan mengingat peran penting infrastruktur dalam membangun perekonomian Indonesia. Saat ini, potensi bisnis terbesar berada di Pulau Jawa, dimana kepadatan penduduknya sangat membutuhkan ketersediaan jalan yang memadai, baik untuk transportasi umum maupun industri. Untuk bisnis jalan tol, selain ruas Kanci-Pejagan yang mempunyai masa konsesi selama 35 tahun dan sudah mulai beroperasi resmi sejak awal 2010, hingga saat ini Bakrieland memiliki hak opsi untuk memiliki konsesi 3 (tiga) ruas jalan tol lain dalam jaringan jalan tol Trans Jawa yaitu Pejagan-
Two key factors that inspired Bakrieland’s foray into this business in 2009 are the desire to create synergy between the property, toll road development and integrated water management businesses, as well as the urge to generate a sustainable source of income comparatively impervious to economic turbulence. Infrastructure development has highly promising business growth prospects in view of the crucial role that it plays in the advancement of Indonesia’s economy. The island of Java currently signifies the highest business potential due to its population density and the dire need for adequate road access, both for public transportation and industrial purposes. For the toll road business, in addition to the Kanci-Pejagan section with a 35-year concession period which officially commenced operations in 2010, Bakrieland at present has the option to secure concession rights to 3 (three) other toll road routes along the Trans Java toll road network, namely
88 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
89 Annual Report 2010 Bakrieland
14,000 Peningkatan hingga mencapai 14.000 kendaraan per hari, yang sebelumnya hanya 5.000 kendaraan. An increase of up to 14,000 vehicles per day from previously 5.000 vehicles. Kanci-Pejagan Toll Road
Pemalang (58 km), Batang-Semarang (75 km) dan Pasuruan-Probolinggo (45 km) serta 1 (satu) ruas jalan tol lainnya yaitu Ciawi-Sukabumi (54 km) di Jawa Barat. Sedangkan untuk bisnis pengelolaan air, wilayah operasional pemasokan air bersih meliputi Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat dan seluruh Jakarta Timur dengan kali Ciliwung sebagai perbatasan.
Pejagan-Pemalang (58 km), Batang-Semarang (75 km) and Pasuruan-Probolinggo (45 km) as well as 1 (one) other segment connecting Ciawi and Sukabumi (54 km) in West Java. Concerning the water management business, the operational area for clean water supply covers North Jakarta, part of Central Jakarta and the whole of East Jakarta with the Ciliwung river as its border.
Kinerja Operasional
Operational Performance
Pengembangan Jalan Tol Sejalan dengan program pemerintah dalam ekspansi ekonomi domestik yang terus berlangsung, pengembangan infrastruktur kian menjadi isu penting di Indonesia. Pemerintah melakukan evaluasi atas pengembangan jalan tol dan memberi dukungan kepada perusahaan pemegang konsesi untuk merealisasikan pembangunan jalan tol. Hasil evaluasi Pemerintah atas kinerja BTR dalam pengembangan jalan tol menunjukkan bahwa BTR telah memenuhi
Toll Road Development In line with government programs aimed at the continued expansion of the country’s economy, infrastructure development has increasingly become a central issue for Indonesia. The government has conducted an evaluation of toll road development and encourages concessionholding companies to realize their toll road development projects. The government’s appraisal of PT Bakrie Toll Road’s (BTR) performance in toll road development affirms
LAPORAN BISNIS Business Report
persyaratan sebagai pengembang jalan tol dan proyeknya memenuhi standar kelayakan. Hal ini semakin memantapkan langkah BTR untuk terus menjalankan proyek-proyek pengembangan jalan tol berikutnya.
BTR’s eligibility as a toll road developer and its ability to meet feasibility standards for its projects. Such recognition further provides a firm foundation for BTR to carry on with subsequent toll road development projects.
Pada tahun 2010, pengoperasian ruas jalan tol Kanci-Pejagan menunjukkan perkembangan yang sangat baik, terutama peningkatan volume pengguna jalan. BTR secara kontinu melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kesadaran pengemudi untuk menggunakan jalan tol, diantaranya melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, survei untuk mengetahui preferensi pengguna jalan tol, serta promosi tarif tol. Dari segi operasional, BTR berusaha untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang ditetapkan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dalam hal ukuran, pelayanan, keamanan dan kenyamanan, serta tantangan pengamanan pendapatan. Selain itu, BTR juga senantiasa membina hubungan dengan komunitas sekitar melalui pelaksanaan kegiatan CSR baik yang bersifat bantuan maupun pemberdayaan potensi masyarakat.
In 2010, the operation of the Kanci-Pejagan section showed impressive results, notably with regard to the increasing volume of users. BTR has unfailingly initiated efforts to build the awareness of toll road users, among others through information dissemination and education programs for the public, by conducting surveys to identify user preference, and introducing toll tariff promotions. In terms of its operations, BTR makes all effort to meet the Minimum Service Standard set by the Toll Road Authority concerning measurement, service, security and comfort, and challenges to income security. Furthermore, BTR also continues to foster closer ties with surrounding communities through CSR programs in the form of assistance and community empowerment.
Selama tahun 2010, BTR juga telah melaksanakan langkah-langkah persiapan untuk pembangunan ruas jalan tol Pejagan-Pemalang, BatangSemarang, dan Ciawi-Sukabumi. Berbagai tantangan dalam hal pembebasan lahan, ketergantungan terhadap pihak ketiga, dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan jalan tol senantiasa menjadi perhatian selama proses persiapan berlangsung.
Throughout 2010, BTR also undertook preparatory steps to develop the Pejagan-Pemalang, BatangSemarang, and Ciawi-Sukabumi toll road sections. During this preparatory phase, BTR conscientiously paid attention to various challenges including those related to land acquisition, dependency on third parties and public awareness on the benefits of using the toll road.
Pendapatan dari bisnis jalan tol sejumlah Rp 84,14 miliar, berhasil mencapai target yang ditetapkan untuk tahun bersangkutan.
Revenue from the toll road business reached Rp 84.14 billion which met the target set for the year.
Pengelolaan Air Bisnis pengelolaan air terpadu mengalami perkembangan positif sejalan dengan meningkatnya volume kebutuhan air bersih dan timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan air tanah yang berpotensi merusak lingkungan. Pada tahun 2010, Aetra berhasil melebihi target dengan meningkatkan volume pasokan air bersih dari 129,3 juta m3 per tahun pada 2009 menjadi 136,6 juta m3 per tahun pada 2010. Pendapatan naik dari Rp 744 miliar menjadi Rp 806 miliar.
Water Management The integrated water management business has experienced encouraging developments in parallel with increasing demand for clean water and heightened public awareness on the need to cut back on the use of groundwater which may lead to environmental degradation. In 2010, Aetra managed to surpass its target of increasing the volume of clean water supply from 129.3 million m3 per year in 2009 to 136.6 million m3 per year in 2010. Earnings surged from Rp 744 billion to Rp 806 billion.
Di sisi keuangan, kontribusi Property-Related Infrastructure selama tahun 2010 mencapai 6,16% dari total pendapatan Bakrieland.
Financially, Property-Related Infrastructure Unit’s contribution in 2010 accounted 6.16% of Bakrieland’s total income.
90 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
91 Annual Report 2010 Bakrieland
Pembangunan Jalan Tol
Toll Road Construction
PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Insfrastructure (BI) merupakan anak perusahaan Bakrieland dengan kepemilikan sebesar 99,99%. Perusahaan ini adalah holding dari semua perusahaan yang melaksanakan proyek infrastruktur yang menunjang pengembangan properti di masa depan. Melalui BI, Bakrieland memiliki keunggulan kompetitif di dalam pengembangan usaha propertinya.
PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Infrastructure (BI) is a 99.99% owned Bakrieland subsidiary. It is the holding company for all companies involved in infrastructure projects aimed at supporting property development in the future. Through BI, Bakrieland secures a competitive advantage in the development of its property business.
PT Bakrie Toll Road PT Bakrie Toll Road (BTR) merupakan anak perusahaan BI dengan kepemilikan saham 99,99%. BTR memiliki visi untuk bersinergi dengan Bakrieland melalui pembangunan jalan tol berstandar internasional yang terintegrasi dengan mengedepankan pengembangan kawasan.
PT Bakrie Toll Road PT Bakrie Toll Road (BTR) is a 99.99% owned subsidiary of BI. BTR envisions synergies with Bakrieland through the development of integrated international-standard toll roads by prioritizing on area development.
PT Semesta Marga Raya PT Semesta Marga Raya (SMR) merupakan anak perusahaan BTR dengan kepemilikan saham 99,99%. SMR saat ini bergerak dalam bidang pembangunan dan pengoperasian jalan tol KanciPejagan.
PT Semesta Marga Raya PT Semesta Marga Raya (SMR) is a 99.99% owned BTR subsidiary. SMR currently focuses on the development and operations of the Kanci-Pejagan toll road section.
Ruas Tol Kanci-Pejagan Ruas jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km menghubungkan Cirebon (Jawa Barat) dan Brebes (Jawa Tengah) dan merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa.
Kanci-Pejagan Toll Road The 35-km Kanci-Pejagan section connects Cirebon (West Java) and Brebes (Central Java), and is part of the Trans Java toll road network.
Pembangunan ruas jalan tol Kanci-Pejagan merupakan proyek pertama BTR yang selesai pada bulan Desember 2009 dan diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 26 Januari 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penyelesaian proyek jalan tol senilai Rp 2,2 triliun ini merupakan suatu prestasi tersendiri bagi BTR karena merupakan proyek jalan tol yang tercepat dalam hal pembebasan lahan (7 bulan) dan pembangunannya (17 bulan) dibandingkan ruas jalan tol lain dalam jaringan Trans Jawa. Ruas jalan tol Kanci-Pejagan dibangun dengan menggunakan konstruksi precasted-prestressed concrete pavement. Dengan metode konstruksi ini, produksi dilakukan secara fabrikasi di dekat lokasi proyek sehingga proses pembuatan beton menjadi lebih cepat dan hasilnya berkualitas unggul.
The construction of the Kanci-Pejagan route is BTR’s first project to be completed, in December 2009, and its operations were officially opened by President Susilo Bambang Yudhoyono on 26 January 2010. The Rp 2.2 trillion project is considered an achievement of for BTR as it was completed in record time in terms of land acquisition (7 months) and construction (17 months) as compared to other toll road sections along the Trans Java network. The Kanci-Pejagan section was built on pre-cast- pre-stressed concrete pavement. By using this construction method, pre-fabricated prime quality materials were produced in proximity to the project site which expedited the concrete manufacturing process.
Selama satu tahun beroperasi, BTR berhasil meningkatkan arus pengguna jalan yang semula hanya 5.000-6.000 kendaraan per hari di awal tahun 2010 menjadi di atas 14.000 kendaraan per hari di akhir tahun.
One year into its operation, BTR has succeeded in increasing the flow of users from a mere 5,000 6,000 vehicles each day in early 2010 to more than 14,000 vehicles per day by the end of the year.
LAPORAN BISNIS Business Report
Ruas Tol Pejagan-Pemalang Ruas jalan tol Pejagan-Pemalang sepanjang 58 km menghubungkan Pejagan dan Pemalang, Jawa Tengah dan merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa. Pembangunan jalan tol Pejagan hingga Brebes Timur (22 km) menurut rencana akan dilakukan pada periode tahun 2011 hingga 2012. Proses pembebasan lahan untuk seksi 1 hingga akhir tahun 2010 telah mencapai sekitar 75%.
Pejagan-Pemalang Toll Road Straddling between Pejagan and Pemalang in Central Java, the 58-km Pejagan-Pemalang toll road section is part of the Trans Java network. Initial road construction starting from Pejagan to East Brebes (22 km) is scheduled for the 2011 -2012 period. Land acquisition for section 1 by the end of 2010 has reached 75% completion.
Ruas Tol Batang-Semarang Ruas jalan tol Batang-Semarang sepanjang 75 km menghubungkan Batang dan Pemalang, Jawa Tengah dan merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa.
Batang-Semarang Toll Road The Batang-Semarang toll road section as part of the Trans Java network extends across 75 kilometres to link Batang and Pemalang in Central Java.
Ruas Tol Pasuruan-Probolinggo Ruas jalan tol Pasuruan-Probolinggo sepanjang 45 km menghubungkan Pasuruan dan Probolinggo dan merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa.
Pasuruan-Probolinggo Toll Road Stretching across 45 kilometres, the PasuruanProbolinggo section links Pasuruan and Probolinggo as part of the Trans Java network.
Ruas Tol Ciawi-Sukabumi Ruas jalan tol Ciawi-Sukabumi sepanjang 54 km menghubungkan Ciawi dan Sukabumi, Jawa Barat. Tahap persiapan pembangunan ruas jalan ini telah dimulai pada tahun 2010 dengan melakukan pematokan jalan dan pembebasan lahan untuk seksi 1. Menurut rencana, seksi 1 jalan tol yang menghubungkan Ciawi-Cigombong sepanjang 14 km mulai dikerjakan pada tahun 2011.
Ciawi-Sukabumi Toll Road The 54-km Ciawi-Sukabumi section is expected to connect Ciawi and Sukabumi in West Java. The preparatory stage for the road construction started in 2010 with the demarcation of road segments and land procurement for section 1. According to plan, section 1 for the Ciawi-Cigombong route spanning 14 kilometres will commence construction in 2011.
Pengelolaan Air Terpadu Bakrieland mulai memasuki bisnis pengelolaan air terpadu pada awal tahun 2007, ketika salah satu anak perusahaannya (PT Alberta Utilities) menjadi pemilik saham minoritas PT Aetra Air Jakarta. Melalui bisnis ini, Bakrieland membuka kesempatan untuk mentransformasikan diri dari perusahaan pengembang properti menjadi pengembang kawasan serba guna yang terintegrasi.
Integrated Water Management Bakrieland’s entry into the integrated water management business started in early 2007 when one of its subsidiaries (PT Alberta Utilities) claimed minority ownership of PT Aetra Air Jakarta. Through this business enterprise, Bakrieland gained further ground in transforming itself from simply being a property developer to an integrated mixed use area developer.
Untuk mencapai pertumbuhan pelanggan dan volume air terjual, Aetra melakukan sosialisasi kepada masyarakat pengguna air tanah tentang dampak lingkungan galian air berupa intrusi air laut. Selain itu Aetra juga melakukan sosialisasi kenaikan pajak air tanah dan penutupan sumur air tanah berskala besar pada kawasan industri. Secara intern, upaya yang dilakukan adalah peningkatan efisiensi produksi dan distribusi air bersih.
In ensure an upward trend in the number of customers and water volume sold, Aetra seeks to educate the public on the environmental hazards of extracting groundwater which induces seawater intrusion. In addition, Aetra also disseminates information on groundwater tax hikes and widespread closure of groundwater wells in industrial zones. Internally, efforts were made to improve production efficiency and clean water distribution.
PT Alberta Utilities PT Alberta Utilities (AU) merupakan anak perusahaan BI dengan kepemilikan saham 75,04%. AU memiliki kepemilikan saham di PT Aetra Air Jakarta sebesar 5%.
PT Alberta Utilities PT Alberta Utilities (AU) is a 75.04% owned subsidiary of BI. AU also has acquired 5% ownership of PT Aetra Air Jakarta.
92 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
93 Annual Report 2010 Bakrieland
PT Aetra Air Jakarta PT Aetra Air Jakarta (AAJ) merupakan perusahaan pengelolaan air terpadu (air bersih dan air kotor) yang memiliki area konsesi di bagian timur Jakarta selama 25 tahun (1997-2022). AAJ mulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 1998 untuk mengelola, mengoperasikan, memelihara serta melakukan investasi guna mengoptimalkan sistem pasokan air bersih bagi warga Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat dan seluruh Jakarta Timur dengan kali Ciliwung sebagai perbatasan wilayah operasionalnya. Saat ini saham AAJ dimiliki oleh Acuatico Pte. Ltd (95%) dan PT Alberta Utilities (5%).
PT Aetra Air Jakarta PT Aetra Air Jakarta (AAJ) is an integrated water management company (clean water and waste water) awarded with a concession area that covers the eastern part of Jakarta for a 25-year period (1997-2022). AAJ launched the start of operations on 1 February 1998 for the management, execution, maintenance and investment of an optimal clean water supply system for the residents of North Jakarta, part of Central Jakarta and the entirety of East Jakarta with Ciliwung River as the boundary of its operational area. AAJ shares are currently under the ownership of Acuatico Pte.Ltd (95%) and PT Alberta Utilities (5%).
Aetra menggunakan sumber air baku yang berasal dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II (PJT II), yang dialirkan ke Jakarta melalui saluran terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang). Pasokan air bersih bagi pelanggan diproduksi dengan standar kualitas air minum di tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu IPA Buaran I, IPA Buaran II, dan IPA Pulo Gadung. Untuk distribusi air bersih kepada seluruh pelanggannya, Aetra memiliki Pusat Distribusi Cilincing dan 4 (empat) booster pump yang berlokasi di Pasar Rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu dan Tugu.
Aetra draws from the Jatiluhur Reservoir which is under the management of Perum Jasa Tirta II (PJT II) for its main source of water channelled to Jakarta through the West Tarum Canal (Kali Malang) open conduit. Clean water supply for end customers is produced with drinking water quality standards from three Water Treatment Installations (WTI), namely Buaran I WTI, Buaran II WTI, and Pulo Gadung WTI. For clean water distribution to all customers, Aetra relies on the Cilincing Distribution Center and 4 (four) booster pumps located at Pasar Rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu and Tugu.
Prospek 2011 dan ke Depan Prospek bisnis pengembangan infrastruktur di Indonesia sangat baik karena kebutuhan akan perbaikan infrastruktur meningkat terus seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi. Setelah sukses dengan pembangunan Kanci-Pejagan, pada tahun 2011 BTR berencana melanjutkan dengan pembangunan ruas tol Ciawi-Sukabumi dan Pejagan-Pemalang.
Prospects in 2011 and Onwards Indonesia’s infrastructure development business bodes well for future growth in light of the increasing need for improvements to infrastructure as the economy grows at a rapid pace. Following the success of the Kanci-Pejagan toll road construction, BTR in 2011 plans to proceed with the development of the Ciawi-Sukabumi and Pejagan-Pemalang sections.
Ke depan, kami akan berupaya merealisasikan pengembangan sentra Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) di sekitar jalan tol agar masyarakat sekitar proyek dapat merasakan manfaat positif keberadaan jalan tol tersebut. Kehadiran sentra UMKM diharapkan meningkatkan volume lalu lintas kendaraan dan mempercepat proses pembebasan lahan untuk proyek-proyek berikutnya.
In the near future, we will attempt to develop commercial centres for Medium, Small and MicroScale Enterprises along the toll roads to allow communities within the vicinity of the project to enjoy benefits that arise from the presence of these toll roads. It is projected that these commercial centres will boost traffic volume and speed up the land acquisition process for subsequent projects.
Dalam bisnis pengelolaan air, sosialisasi dan kampanye pemakaian air akan dilanjutkan untuk meningkatkan volume pasokan air dan total pendapatan. Bisnis ini berpeluang untuk berkembang karena kebutuhan air bersih yang berkualitas di Jakarta terus meningkat dan belum sepenuhnya dapat terpenuhi.
For the water management business, efforts will continue to be made to promote and conduct campaigns on water consumption in order to increase water supply and total income. This business venture has a promising outlook as the demand for quality clean water in Jakarta is on the rise yet is not entirely met by current supplies.
Future Outlook
RENCANA KE DEPAN
Bakrieland akan menitikberatkan pengembangan usaha pada konversi lahan-lahan yang telah dimiliki untuk menjadi cash flow bagi Perusahaan.
Fokus 2011 Tahun 2011 merupakan tahun tinggal landas bagi Bakrieland setelah di tahun 2010 Bakrieland semakin memperkuat struktur permodalannya, diantaranya melalui Penawaran Umum Terbatas. Kondisi keuangan global yang semakin membaik juga mendukung Bakrieland untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Dari sisi pengembangan usaha, Bakrieland akan tetap fokus pada pengembangan tempat hunian di berbagai lokasi strategis, yang ditujukan untuk segmen menengah dan menengah atas. Dipilihnya tempat hunian sebagai fokus pengembangan usaha tidak terlepas dari fakta bahwa dari semua sub sektor properti, tempat hunianlah yang memiliki permintaan terbesar serta marjin yang menarik.
Bakrieland will focus its development efforts on converting owned land into cash flow for the Company.
94 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Focus in 2011 2011 is a year for Bakrieland to take-off, following 2010 where the focus was on strengthening its capital structure, including through the Limited Public Offering. Improved global financial conditions will also buttress Bakrieland in accomplishing a better performance. From a business development perspective, Bakrieland will remain focused on residential development in various strategic locations aimed at middle and middle-upper segments. Residential development is chosen as the focus of enterprise development due to the fact that it has the greatest demand and most attractive margins of all property sub-sectors.
95 Annual Report 2010 Bakrieland
Setelah melakukan akuisisi beberapa lahan strategis di tahun 2010 yang didukung oleh dana yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas, mulai tahun 2011 Bakrieland menitikberatkan pengembangan usahanya pada konversi lahanlahan yang telah dimiliki untuk menjadi cash flow bagi Perusahaan.
Having performed some strategic land acquisitions in 2010, supported by proceeds from the Limited Public Offering, from 2011 Bakrieland will focus its development efforts on converting owned land into cash flow for the Company.
Dalam mengantisipasi skala pengembangan perusahaan yang lebih besar di masa datang, Bakrieland akan terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk mencapai peningkatan produktivitas. Pengembangan kemampuan internal terutama di bidang manajemen risiko juga akan terus dilanjutkan bersamaan dengan upaya meningkatkan kesadaran akan kepatuhan.
In anticipation of a larger development scale in the future, Bakrieland will continue to improve its human resource capacity to achieve increased productivity. Internal capacity development, especially in risk management, will also be continued along with efforts to raise compliance awareness.
Dalam upaya penerapan prinsip-prinsip GCG, Bakrieland akan terus memperbaiki dan mengembangkan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan GCG berdasarkan best practices yang sejalan dengan perkembangan Bakrieland menuju perusahaan yang sehat dan terkemuka.
In an attempt to apply GCG principles, Bakrieland will continue to improve and develop a structure that can support the GCG implementation based on best practices and in line with Bakrieland’s progress towards becoming a solid and prominent company.
Sasaran Jangka Menengah dan Panjang Bakrieland saat ini telah dikenal sebagai pengembang properti terbesar di CBD Jakarta. Berpijak pada hal ini, Bakrieland akan berusaha mencapai visinya untuk menjadi perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang real estate, properti, infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya.
Medium and Long Term Goals Bakrieland is currently known as the largest property developers in the Jakarta CBD. Based on this, Bakrieland will try to achieve its vision to become the world’s leading companies in real estate, property, infrastructure and other propertyrelated business.
Fokus pengembangan usaha Bakrieland ke depan adalah pengembangan tempat hunian yang terintegrasi (township) di berbagai lokasi strategis dengan target segmen menengah dan menengah atas. Selain itu, untuk mengurangi dampak kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, Bakrieland akan meningkatkan pemilikan aset yang menghasilkan pendapatan berkelanjutan, yang relatif tidak sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi. Pengembangan usaha dilakukan secara terintegrasi hampir di semua lini usaha sehingga Perusahaan dapat menghasilkan sinergi dan mengoptimalkan pengembangan usahanya.
Bakrieland’s business development focus in the future is on integrating residential development townships in various strategic locations with middle and middle-upper segments as target markets. In addition, to reduce the impact of unfavorable economic conditions, Bakrieland will increase ownership of assets that generate sustainable revenue, as they are relatively insensitive to changes in economic conditions. Integrated development efforts will be made at almost all lines of business that will enable the Company to generate synergy and optimize business development.
Dalam upaya mempercepat pengembangan usaha sekaligus mengurangi risiko usaha, Bakrieland akan mencari mitra strategis yang tidak hanya memiliki keuangan yang kuat namun juga pengalaman dan reputasi baik dibidangnya.
In order to accelerate business development while also reducing business risk, Bakrieland will seek strategic partners with strong financial background as well as experience and good reputation in their respective fields.
Marketing
PEMASARAN
Didukung oleh kondisi ekonomi yang positif, tingkat bunga yang relatif rendah dan stabil, serta meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia selama tahun 2010, industri properti terus mengalami pertumbuhan. Permintaan produk properti perkantoran maupun perumahan menunjukkan tren yang menggembirakan. Di sisi penawaran, para pengembang berusaha keras untuk menyediakan beragam produk properti dengan paket yang menarik untuk dapat menjaring pembeli. Menghadapi persaingan yang ketat ini, selain menjaga kualitas produk, unit-Unit Usaha Bakrieland melakukan penajaman fokus pemasaran sehingga kegiatan pemasaran dapat mencapai sasaran.
In addition to maintaining product quality, Bakrieland sharpened its marketing focus to ensure well-targeted marketing activities.
96 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Supported by positive economic conditions, relatively low and stable interest rates, and increased purchasing power of Indonesian people during 2010, the property industry continued to experience growth. Demand for office and residential property products showed an encouraging trend. On the supply side, developers were trying hard to provide a variety of property products by providing attractive packages to motivate buyers. Facing intense competition, in addition to maintaining product quality and accuracy of project delivery, Bakrieland’s Business Units sharpened their marketing focus to ensure marketing activities achieve goals.
97 Annual Report 2010 Bakrieland
Selain menjaga kualitas produk, Bakrieland menajamkan fokus pemasaran sehingga kegiatan pemasaran dapat mencapai sasaran.
City Property Guna meningkatkan efektivitas kegiatan pemasaran, di awal tahun 2010 City Property melakukan tinjauan komprehensif atas strategi pemasaran yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Sebagai hasilnya, selain melanjutkan kegiatan-kegiatan rutin seperti pemasangan iklan, penyelenggaraan acara khusus, penjualan langsung, serta terus menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan pelanggan, City Property I fokus untuk: 1. Memperkuat pencitraan kawasan. 2. Menegaskan penempatan posisi dan target pasar setiap produk. 3. Meninjau ulang dan memodifikasi produk agar sesuai target pasar. 4. Memodifikasi harga dan ketentuan pembayaran. 5. Mengintensifkan promosi ATL dan BTL. 6. Strategi jemput bola dengan membuka kantor cabang di Kelapa Gading. 7. Mempertimbangkan penjualan jumlah besar (bulk sale). 8. Memperkuat armada penjualan.
City Property To increase the effectiveness of marketing activities, in early 2010 City Property conducted a comprehensive review of the marketing strategy undertaken in the previous year. As a result, in addition to resuming routine activities such as advertising, organizing special events, direct sales, and continuing good relations with the community and customers, City Property I focused on the following: 1. Strengthening the image of its property area. 2. Affirming the position and target market placement for each product. 3. Reviewing and modifying products to suit the target markets. 4. Modifying the price and terms of payment. 5. Intensifying the ATL and BTL campaigns. 6. Applying the ‘pick the ball’ strategy by opening branch offices at Kelapa Gading. 7. Considering bulk sales. 8. Strengthening the sales force.
pemasaran Marketing
Strategi pemasaran yang berbeda diterapkan oleh City Property II yang memiliki target pasar tidak sama dengan City Property I. Kegiatan pemasaran dilakukan melalui: 1. Pameran dan canvassing. 2. Optimalisasi perangkat pemasaran (flyer, brosur, tanda, spanduk, billboard, newsletter). 3. Pendekatan korporasi untuk menghasilkan penjualan dalam jumlah besar. 4. Penerapan sistem penjualan referral (buyer get buyer). 5. Kerja sama dengan pihak ketiga (agen dan institusi).
Different marketing strategies were adopted by City Property II, whose target market is not the same as City Property I. Marketing activities were conducted through: 1. Exhibition and canvassing. 2. Optimization of marketing tools (flyers, brochures, signs, banners, billboards, newsletters). 3. Corporate approach to generate sales in large quantities. 4. Application of sales referral system (buyer gets buyer). 5. Cooperation with third parties (agents and institutions).
Pada tahun 2010, City Property (I dan II) membelanjakan Rp 4.839.405.737 untuk membiayai kegiatan pemasaran.
In 2010, the City Property (I and II), spent Rp 4,839,405,737 to finance marketing activities.
Landed Residential Landed Residential tetap melanjutkan kegiatan pemasaran yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya yang terbukti efektif, seperti program buyer get buyer, kampanye intensif the Jungle, penyediaan shuttle bus, dan kerja sama dengan bank untuk menyusun skema pembayaran yang menarik. Pencitraan Bakrieland sebagai pengembang kawasan yang ramah lingkungan dan terpercaya juga terus disosialisasikan melalui berbagai media.
Landed Residential Landed Residential continued to perform the previous years’ marketing activities that had proven effective, such as the buyer gets buyer program, intensive marketing campaign for the Jungle, the provision of shuttle buses, and cooperation with banks to arrange attractive payment schemes. Bakrieland’s image formation as a developer of environment-friendly areas and trusted developer continued to be socialized through various media.
Dengan semakin lengkapnya fasilitas yang telah tersedia di Bogor Nirwana Residence serta rencana pengembangan akses menuju perumahan ini, maka pemasaran dilakukan dengan “menjual kawasan.” Landed Residential juga melakukan pameran di mal-mal di Bogor dan melakukan barter.
As the facilities available in Bogor Nirwana Residence neared completion, and with the future plans to build access to the area, marketing efforts were performed by “selling the region.” Landed Residential also conducted exhibitions in shopping malls in Bogor as well as providing barter schemes.
Untuk mempertahankan jumlah pengunjung the Jungle yang targetnya adalah anak-anak dan keluarga, Landed Residential melakukan beberapa terobosan baru, misalnya dengan menyediakan fasilitas penjemputan ke sekolah dan memberikan tiket gratis bagi guru dan anggota keluarganya, serta melakukan promosi intensif ke sekolah-
To maintain the number of visitors of the Jungle which is targeted to children and families, Landed Residential performed some new breakthroughs, for example by providing pick-up service to schools and giving free tickets for teachers and their family members, as well as conducting intensive promotions to non-moslem schools
98 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
99 Annual Report 2010 Bakrieland
sekolah non-muslim selama bulan Ramadhan. Kami juga memperluas jangkauan pemasaran dengan memasang iklan the Jungle di pesawat Garuda Indonesia. Kegiatan-kegiatan menarik terus dilaksanakan untuk menjaring pengunjung. Selain itu, para pengunjung the Jungle juga menjadi target pemasaran produk-produk Bogor Nirwana Residence.
during the month of Ramadan. We also extended our marketing coverage by advertising the Jungle on Garuda Indonesia airlines. Fun activities continued to be performed to attract crowds. In addition, Jungle visitors also were also informed about Bogor Nirwana Residence products.
Pada tahun 2010, Landed Residential membelanjakan sebesar Rp 5.898.628.252 untuk membiayai seluruh kegiatan pemasarannya.
In 2010, Landed Residential spent Rp 5,898,628,252 for its marketing activities.
Hotel & Resort Hotel & Resort secara rutin menjalankan kegiatan pemasaran dan penjualan atas proyek yang sedang dalam masa konstruksi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tenaga pemasaran interen, dengan didukung oleh bank-bank yang memiliki kerja sama dalam penyediaan KPA. Kegiatan promosi dan publikasi di berbagai media dan komunitas tetap dilanjutkan untuk menunjang pemasaran di lapangan, disamping juga membina hubungan baik dengan pelanggan antara lain dengan menerbitkan Customer Service Newsletter dan menyelenggarakan customer gathering. Secara interen, Hotel & Resort juga memberikan pelatihan berkala untuk meningkatkan kemampuan tenaga pemasaran dan penjualan.
Hotel & Resort Hotel & Resort regularly run marketing and sales activities for under construction projects. These activities were carried out by the internal marketing force, supported by banks with cooperation schemes to provide apartment loans (KPA). Promotional activities and publicity in various media and communities continued to develop to support marketing as well as fostering good relationships with customers, among others, by issuing a Customer Service Newsletter and holding customer gatherings. Internally, Hotel & Resort also provided periodic training to increase the skills of the marketing and sales force.
Untuk meningkatkan angka penjualan, di tahun 2010 Hotel & Resort mulai mengembangkan kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menawarkan paket liburan keluarga, serta memperluas jangkauan pemasaran ke kota-kota besar lain seperti Surabaya, Bandung, dan Makassar. Selain itu, mulai tahun ini Hotel & Resort menerbitkan Progress Report proyek sehingga para pemilik memperoleh informasi berkala mengenai kemajuan penyelesaian proyek. Adanya Progress Report telah meningkatkan penjualan unit.
To increase sales, in 2010 Hotel & Resort began to develop cooperation with schools by offering family vacation packages, as well as expanding its marketing coverage to other major cities such as Surabaya, Bandung and Makassar. In addition, starting this year, Hotel & Resort issued the a Progress Report for its projects that enable owners to obtain regular information on project completion progress. The availability of such Progress Reports has increased sales.
pemasaran Marketing
Pada tahun 2010, Hotel & Resort membelanjakan dana sejumlah Rp 2,8 miliar untuk keperluan kegiatan pemasarannya.
In 2010, Hotel & Resort spent Rp 2.8 billion for marketing activities.
Infrastruktur Terkait Properti Berbeda dari Unit-unit Bisnis lainnya, persaingan bisnis yang dihadapi oleh Unit Usaha PropertyRelated Infrastructure bersifat relatif terbatas. Namun demikian, kegiatan pemasaran tetap dilakukan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Property-Related Infrastructure Different from that of other Business Units, the business competition faced by the PropertyRelated Infrastructure Business Unit is relatively limited. Nevertheless, marketing activities remain in order to achieve optimal growth.
Pengembangan Jalan Tol Tujuan utama kegiatan pemasaran pada bisnis infrastruktur jalan tol adalah untuk meningkatkan arus lalu lintas pengguna jalan tol sebagai komponen utama yang mempengaruhi tingkat pendapatan. Oleh karenanya kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kawasan dan melakukan pendekatan langsung kepada perusahaan transportasi besar dan pihak Pemda. Selain itu, BTR melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengguna jalan dengan membagikan flyer, menjalin kerja sama dengan pemilik restoran dalam pemasangan billboard, dan memperbaiki rambu penunjuk jalan tol. Pada akhir tahun 2010, kepadatan lalu lintas tol KanciPejagan telah berhasil ditingkatkan dari 5.000 kendaraan per hari menjadi lebih dari 14.000 kendaraan per hari.
Toll Road Development The main objective of marketing activities in the toll road infrastructure business is to improve the traffic density by toll road users as the main component affecting the level of revenue. Therefore, activities were carried out by developing the area and making direct approaches to large transportation companies and the government. In addition, BTR conducted socialization and education to road users by distributing flyers, cooperating with restaurant owners in billboard installation, and repairing the toll road signs. By the end of 2010, the traffic density of KanciPejagan toll road had successfully increased from 5,000 vehicles per day to more than 14,000 vehicles per day.
100 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
101 Annual Report 2010 Bakrieland
Pengelolaan Air Terpadu Kegiatan pemasaran pada bisnis pengelolaan air terpadu terutama ditujukan untuk dapat mempercepat target penyediaan air untuk 90% wilayah Jakarta bagian Timur. Dalam upaya meningkatkan jumlah pelanggan, maka diberikan kemudahan bagi calon pelanggan dalam bentuk persyaratan yang sederhana dan pembayaran cicilan biaya instalasi air melalui BRI. Selain itu, fasilitas lain yang tersedia bagi pelanggan diantaranya adalah service point 24 jam untuk menampung keluhan atau gangguan pelayanan air, penagihan dan pembayaran langsung di tempat (spot billing), serta pilihan pembayaran melalui ATM.
Integrated Water Management The marketing activities in the integrated water management business primarily were aimed at accelerating the target of providing water to 90% of the Eastern part of Jakarta. In an effort to increase the number of subscribers, prospective customers were facilitated with simple requirements and options to pay the installment costs of water installation through BRI. In addition, other facilities for customers are available such as 24-hours service to accommodate complaints or water service disruption, on the spot billing and payment, as well as a payment option through ATMs.
Pada tahun 2010, Unit Property-Related Infrastructure membelanjakan sebesar Rp 1.688.262.799 untuk keperluan sosialisasi dan edukasi.
In 2010, the Property-Related Infrastructure Unit spent Rp 1,688,262,799 for socialization and education purposes.
Internal Audit
AUDIT INTERNAL
Kegiatan Audit Internal di tahun 2010 difokuskan pada berbagai kegiatan yang mengandung risiko dan berpengaruh cukup berarti bagi pencapaian tujuan Perusahaan.
Peran dan Ruang Lingkup Divisi Audit Internal merupakan bagian dari Perusahaan yang berfungsi untuk melakukan aktivitas pemberian keyakinan dan konsultasi yang independen dan obyektif dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perusahaan. Tujuan ini berusaha dicapai melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan yang baik. Divisi Audit Internal Bakrieland dipimpin oleh seorang kepala Divisi yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur & CEO atas persetujuan Dewan Komisaris, serta bertanggungjawab langsung kepada
Internal Audit activities in 2010 focused on activities containing risk and having significant influence on accomplishing Company objectives.
102 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Role and Scope of Work The Internal Audit Division is the part of the Company that conducts activities aimed at providing assurance as well as independent and impartial consultation, with the purpose of leveraging and improving the Company’s value and operations. This purpose is accomplished through a systematic approach by evaluating and increasing the effectiveness of risk management, control and good corporate governance processes. Bakrieland’s Internal Audit Division is led by a Division Head who is appointed and dismissed by the President Director & CEO upon approval of the Board of Commissioners, and who is directly responsible to the President Director
103 Annual Report 2010 Bakrieland
Presiden Direktur & CEO. Pertanggungjawaban disampaikan secara berkala dalam bentuk laporan yang disampaikan kepada Presiden Direktur & CEO serta melalui Komite Audit kepada Dewan Komisaris.
& CEO. Accountability is delivered periodically in the form of a report submitted to the President Director & CEO and through the Audit Committee to the Board of Commissioners.
Dalam menjalankan kegiatannya yang mencakup seluruh divisi operasional di Bakrieland maupun Unit Usaha, Divisi Audit Internal memiliki wewenang sebagai berikut: 1. Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang Perusahaan maupun Unit Usaha terkait dengan tugas dan fungsinya. 2. Melakukan komunikasi langsung maupun rapat dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit. 3. Melakukan koordinasi kegiatan dengan Auditor Eksternal. 4. Mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, ruang lingkup dan jadwal audit, serta menerapkan teknik audit yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit.
In performing its activities which cover all operational divisions in Bakrieland as well as Business Units, the Internal Audit Division has the following authorities: 1. To access all relevant information concerning the Company and Business Units in regard with its duties and functions. 2. To have direct communication and meetings with the Board of Directors, Board of Commissioners, and Audit Committee. 3. To coordinate its activities with the External Auditors. 4. To allocate audit resources, determine the focus, audit scope and schedule, and implement audit techniques that are considered necessary to achieve the audit purpose.
Piagam Audit Internal Pentingnya peran dari fungsi Internal Audit dalam menegakkan Good Corporate Governance (GCG) mendorong Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) untuk menerbitkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang memberikan arahan landasan agar setiap perusahaan memiliki fungsi pengawasan internal sebagai bagian dari praktik GCG dan juga praktik manajemen. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) melalui keputusannya No. Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 juga mengatur tentang pembentukan dan penyusunan piagam Unit Audit Internal. Ketentuan tersebut dimuat pada peraturan nomor IX.I.7. dan menjadi pedoman bagi Piagam Audit Internal Bakrieland.
Internal Audit Charter The vital role of Audit Internal function in upholding Good Corporate Governance (GCG) encouraged the National Governance Policy Committee to issue the Indonesian Good Corporate Governance General Guidelines, which provides the fundamental course of action for every company to establish its internal oversight function as part of GCG and management practices. The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam and LK) through its Directive No. Kep-496/BL/2008 dated 28 November 2008 also governs the establishment and formulation of the Internal Audit Unit Charter and its resultant provision, as stipulated in Regulation No. IX.I.7, which has become the essence of Bakrieland’s Internal Audit Charter.
Piagam Audit Internal yang telah disetujui Direksi dan Dewan Komisaris senantiasa menjadi acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatan Audit Internal. Untuk mendukung efektivitas tugasnya, Divisi Audit Internal mengomunikasikan Piagam Audit Internal kepada semua lapisan karyawan yang ada di Perusahaan, baik dengan cara
The Internal Audit Charter was approved by the Board of Directors and Board of Commissioners and serves as a constant reference in carrying out Internal Audit activities. To support the effectiveness of its work, the Internal Audit division communicates the Internal Audit Charter to all employees within corporate ranks through the
Audit Internal Internal Audit
membagikannya dalam bentuk brosur untuk dibaca dan dipahami maupun dengan melakukan aktivitas sosialisasi lainnya. Aktivitas ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman atas visi dan misi audit internal dalam mengedepankan pengendalian, risiko, dan tata kelola perusahaan.
distribution of brochures that rouse employees’ interest in reading and understanding the charter, and other sensitization activities geared at improving the understanding towards internal audit vision and mission in promoting control, risks, and corporate governance.
Pelaksanaan Tugas Audit Divisi Audit Internal berkewajiban untuk memastikan bahwa seluruh elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas kontrol, pemantauan, serta informasi dan komunikasi telah memadai dan mengarah ke tata kelola yang benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Divisi Audit Internal harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menyusun rencana audit tahunan dan perencanaan penugasan audit yang berbasis risiko. 2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan. 3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya. 4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. 5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikannya kepada Presiden Direktur dan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit. 6. Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. 7. Bekerja sama dengan Komite Audit. 8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan. 9. Mengevaluasi ketaatan Perusahaan terhadap hukum dan peraturan perundangan yang berlaku, dan kebijakan serta prosedur. 10. Mengevaluasi kehandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional Perusahaan. 11. Menilai kecukupan sarana-sarana untuk menjaga dan melindungi kekayaan Perusahaan. 12. Melaksanakan penugasan khusus yang relevan dengan ruang lingkup pekerjaan audit.
Implementation of Audit Tasks The Internal Audit Division shall ensure that all control elements consisting of control settings, risk projections, control activities, monitoring as well as information and communication are adequately in place and oriented toward accepted governance procedures. To attain this purpose, the Internal Audit Division shall undertake the following measures: 1. Formulate the annual audit plan and the riskbased audit assignment plan. 2. Examine and evaluate the implementation of internal control and risk management systems according to Company policy. 3. Review and assess the efficiency and effectiveness of numerous aspects including finance, accountancy, operations, human resource, marketing, information technology, and other activities. 4. Provide recommendations for improvements and impartial information on activities under inspection at all management levels. 5. Produce audit reports for submission to the President Director and the Board of Commissioners through the Audit Committee. 6. Monitor, analyze, and report the implementation of proposed improvement measures. 7. Cooperate with the Audit Committee. 8. Prepare programs to evaluate the quality of internal audit activities that are carried out. 9. Evaluate Company compliance towards the pertaining rules and regulations, policy and procedures. 10. Evaluate the reliability and integrity of the Company’s financial information and operations. 11. Assess the adequacy of infrastructure to maintain and protect Company wealth. 12. Perform special assignments relevant with the scope of audit work.
104 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
105 Annual Report 2010 Bakrieland
Pada tahun 2010, Divisi Audit Internal memfokuskan kegiatan auditnya terhadap berbagai kegiatan yang mengandung risiko dan berpengaruh cukup berarti bagi pencapaian tujuan Perusahaan. Diantara kegiatan yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal adalah menguji kecukupan pengendalian interen atas risiko operasional tol Kanci-Pejagan, proses serah terima produk kepada konsumen, pengelolaan piutang, pertanggungjawaban uang muka, dan survei pengawasan internal.
In 2010, the Internal Audit Division focused its audits on various activities that contain risk and have significant influence for accomplishing the Company objectives. Among the activities performed by the Internal Audit Division were to examine the internal control adequacy in operations risks of Kanci-Pejagan toll-road, handling over of product to customer, management of receivables, accountability in advance payment, and internal control survey.
Divisi Audit Internal telah membahas seluruh temuan audit dengan para pihak yang diaudit dan bersama-sama merumuskan langkah perbaikan. Seluruh laporan audit disampaikan kepada Presiden Direktur & CEO dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Laporan juga disampaikan kepada para pihak yang diaudit sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk melakukan tindak lanjut. Hasil audit dan program kerja audit juga disampaikan pada rapat dengan Komite Audit.
The Internal Audit Division has discussed all audit findings with the auditee and together formulated improvement steps. All audit reports are submitted to the President Director & CEO and Board of Commissioners through Audit Committee. The reports are also delivered to auditee as a source of information to conduct follow-up actions. Audit results and work programs are also presented at the meetings with the Audit Committee.
Kegiatan Audit Internal di tahun 2011 akan terus difokuskan pada upaya meyakinkan terlaksananya pengendalian internal yang memadai pada kegiatan-kegiatan strategis yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan Perusahaan. Divisi Audit Internal berencana untuk mengkaji pengendalian internal dalam kegiatan seperti proses pengajuan dan pertanggungjawaban uang muka, pengeluaran kas dan bank, pengelolaan piutang, serta proses pembangunan gedung dan infrastuktur penunjang. Selain itu, Divisi Audit Internal akan melakukan audit atas efektivitas penilaian risiko pada rencana proyek tol PejaganPemalang dan berperan aktif dalam proses sosialiasi dan penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran.
Internal Audit activities in 2011 will be focused on efforts to assure the implementation of adequate internal audit on strategic activities that potentially inhibit the achievement of Company goals. The Internal Audit Division plans to review the internal audit implementation on activities such as advance payment propositions and accountability, cash and bank expenses, management of receivables, as well as building constructure process and supporting infrastructure. Further, the Internal Audit Division will conduct an audit on the Pejagan-Pemalang toll-road project’s risk assessment effectiveness and actively participate in the Whistleblower System socialization and implementation.
Profil Kepala Divisi Audit Internal Posisi Kepala Divisi Audit Internal Bakrieland dijabat oleh Jordan Lubis sejak tahun 2006 hingga saat ini. Memulai karirnya sejak tahun 1990 pada berbagai institusi keuangan dan properti, selama bergabung di Bakrieland beliau pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Hubungan Investor dan Pemerintah, dan Sekretaris Perusahaan. Beliau lahir di Padang, 7 Oktober 1962, dan meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Sumatera Utara dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Medan Area. Beliau juga telah memiliki sertifikasi internal audit (Qualified Internal Audit - QIA).
Profile of Internal Audit Division Head The Head of Bakrieland’s Internal Audit Division has been assumed by Jordan Lubis since 2006. Starting his career in 1990 at several financial and property institutions, during his time at Bakrieland he was posted as Investor and Government Relations, and Corporate Secretary. He was born in Padang, 7 October 1962 and earned his Mechanical Engineering degree from Sumatera Utara University and Economics degree from Medan Area University. He also holds the Qualified Internal Audit - QIA certification.
Risk Management & Compliance
MANAJEMEN RISIKO & KEPATUHAN
Penerapan manajemen risiko merupakan bagian dari komitmen Bakrieland untuk mendukung penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Bakrieland menggunakan dua pendekatan dalam manajemen risiko yaitu Enterprise Risk Management (ERM) dan Transaction Based Risk Management. Enterprise Risk Management Kerangka kerja ERM menjadi acuan utama bagi fungsi Manajemen Risiko dalam menerapkan proses manajemen risiko di Perusahaan yang diterapkan sejak akhir tahun 2008. ERM disusun untuk mengidentifikasi kejadian, mengelola risiko yang berdampak negatif pada Perusahaan sehingga berada pada tingkatan risiko yang dapat diterima, serta menyediakan penilaian yang
Bakrieland continues to refine the risk management system and compliance by conducting the ERM workshop and continuing the application of Database Monitoring system.
106 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
The application of risk management is part of Bakrieland’s commitment to support the implementation of good corporate governance (GCG). Bakrieland adopts two different approaches in managing its risks, namely Enterprise Risk Management (ERM) and Transaction-Based Risk Management. Enterprise Risk Management Applied since the end of 2008, the ERM framework serves as the main reference for the Risk Management function in implementing the risk management process within the Company. ERM is designed to identify risk incidents, manage risks that adversely affect the Company at an acceptable risk level, and provide adequate assessment on the accomplishment of
107 Annual Report 2010 Bakrieland
Bakrieland terus meningkatkan efektivitas penerapan sistem manajemen risiko dan kepatuhan dengan menyelenggarakan workshop ERM dan melanjutkan penerapan Database Monitoring System.
cukup sehubungan dengan pencapaian tujuan Perusahaan. Melalui pendekatan ERM, Bakrieland mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan mengembangkan sistem pengelolaan dan pengawasan risiko yang handal, yang meningkatkan kemampuannya dalam mencapai tujuan untuk memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Company goals. Through the ERM approach, Bakrieland is capable of identifying and managing risks by developing an unfailing risk management and oversight system that enhances its capacity to achieve stated goals in order to provide added value for stakeholders.
Manfaat yang diperoleh Bakrieland dengan mengimplementasikan ERM diantaranya adalah terciptanya pemahaman yang sama mengenai manajemen risiko bagi semua karyawan, terbentuknya profil risiko Perusahaan yang mampu memberikan gambaran prioritas tingkatan risiko, serta tersedianya strategi penanggulangan risiko untuk mengurangi kejadian dan dampak risiko.
Among the advantages gained by Bakrieland with the implementation of ERM are the ability to reach a common understanding on risk management for all employees, the establishment of a Company risk profile that helps prioritize risk levels, and the availability of a strategy to deal with risks in order to reduce risk incidents and impacts.
Divisi Risk Management & Compliance (RMC) secara fokus memfasilitasi pelaksanaan ERM melalui pemberian masukan kepada seluruh fungsi organisasi secara menyeluruh dan berkesinambungan, terutama pada saat tahapan
The Risk Management & Compliance (RMC) division is dedicated to facilitate ERM implementation by providing inputs to all organizational functions in a comprehensive and sustainable manner primarily during the risk identification stage and
Manajemen Risiko & Kepatuhan Risk Management & Compliance
identifikasi risiko dan pelaksanaan strategi kontrol terhadap risiko yang melibatkan pemilik risiko. Pada proses ERM yang berkesinambungan, setiap pemilik risiko (risk owner) diharapkan melakukan sendiri proses pengelolaan risiko mulai dari identifikasi dan penilaian atas risiko hingga mengusulkan dan menerapkan pengendalian serta melakukan mitigasi terhadap risiko tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk lebih meminimalkan potensi kerugian dan yang terpenting adalah untuk lebih memaksimalkan pencapaian tujuan di masing-masing fungsi dan struktur Perseroan.
the implementation of control strategy on risks that involve risk owners. During an on-going ERM process, every risk owner is expected to follow through their own risk management process beginning from risk identification and assessment to the advising and implementing of controls and the carrying out risk mitigation measures. The main objectives are to further minimize potential losses and of utmost importance to increasingly maximize the achievement of goals in the respective functions and structures of the Company.
Implementasi ERM di Bakrieland dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal telah dilakukan penyusunan kerangka kerja ERM yang dituangkan ke dalam Kebijakan ERM, kemudian diikuti oleh implementasi serta sosialisasi pendekatan ERM yang dimulai pada beberapa unit usaha sebagai proyek percontohan. Hasil yang diperoleh dari proyek percontohan tersebut digunakan sebagai masukan dalam penyempurnaan Kebijakan ERM dan pendekatan implementasi ERM, untuk selanjutnya diterapkan ke seluruh Unit Usaha di Bakrieland.
ERM is implemented in stages at Bakrieland. At the initial phase, an ERM framework has been formulated before translating it into the ERM Policy and the ERM approach to be subsequently implemented and made known initially to several Business Units as a pilot project. Outcomes from this pilot project will then be used as valuable input for refining the ERM Policy and approach for effective implementation of ERM and ultimately to be applied in all Bakrieland’s Business Units.
Tahapan fundamental yang dipenuhi demi tercapainya efektivitas pelaksanaan manajemen risiko adalah pemahaman yang sama oleh semua fungsi di Bakrieland mengenai risiko yang dihadapi dan strategi yang ditempuh untuk mengendalikannya. Oleh karena itu, telah dilakukan sosialisasi mengenai kepedulian dan kesadaran akan risiko-risiko yang dihadapi oleh Bakrieland. Tahapan berikutnya adalah melakukan identifikasi atas semua risiko yang ada di Bakrieland dengan melibatkan pemilik risiko, serta melakukan pemetaan risiko yang mungkin terjadi di organisasi. Hasil dari proses pemetaan risiko ini kemudian diaplikasikan ke dalam suatu matriks risiko yang mampu menunjukkan prioritas risiko yang akan dihadapi dan harus dikontrol oleh Bakrieland. Metode yang digunakan dalam implementasi ERM tersebut adalah metode workshop yang berfungsi untuk mengidentifikasi risiko yang terdapat pada proses operasi bisnis, dengan melibatkan karyawan di Unit Usaha dan fungsi-fungsinya. Selama tahun 2010 telah dilaksanakan beberapa workshop untuk menilai risiko di beberapa proyek Unit Usaha.
A fundamental stage necessary to ensure effective implementation of risk management is building common understanding among all functions within Bakrieland concerning risks that must be dealt with and strategies to be employed in order to keep such risks under control. It is therefore crucial to build awareness and concern about the range of risks that Bakrieland is confronted with. The following stage relates to the identification of all risks within Bakrieland by involving risk owners, and mapping out of potential risks within the organization. Results of this risk mapping exercise are later encapsulated into a risk matrix which helps prioritize risks that Bakrieland must contend with and effectively control. The method adopted for ERM implementation is through the use of workshops to identify risks found throughout the processes involved in business operations and ensure the involvement of employees in Business Units and their functions. Throughout 2010, several workshops were organized to conduct risk appraisals in several projects managed by Business Units.
108 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
109 Annual Report 2010 Bakrieland
Setelah ERM dilaksanakan, divisi Audit Internal melakukan audit berbasis risiko, yang dapat memberikan masukan dan melakukan monitor terhadap efektivitas proses manajemen risiko, termasuk didalamnya evaluasi dan strategi pengendalian risiko. Evaluasi dilakukan atas seluruh rangkaian proses manajemen risiko, sehingga menghasilkan suatu rekomendasi yang berguna bagi proses pembaruan pengendalian risiko berikutnya.
Once the ERM is implemented, the Internal Audit Division performs a risk-based audit in order to provide input and monitor the effectiveness of the risk management process, including risk evaluation and risk control strategies. Evaluation is carried out on the entire continuum of the risk management process aimed at generating constructive recommendations for ensuring improvements to the subsequent risk control mechanism.
Pada tahun 2010, kegiatan utama yang telah dilakukan dalam pengembangan ERM adalah: 1. Mengesahkan kebijakan ERM melalui SK No. 010/DIR-BLD/SK/II/10 tertanggal 24 Februari 2010. 2. Melakukan sosialisasi kebijakan ERM tersebut kepada Unit Usaha dan divisi di Bakrieland. 3. Menyelenggarakan workshop dalam rangka melakukan penilaian (assessment) atas risiko untuk beberapa proyek Unit Usaha.
In 2010, key activities conducted in relation to ERM development were as follows: 1. Approval of ERM Policy through Directive No. 010/DIR-BLD/SK/II/10 dated 24 February 2010. 2. Disseminate information on the ERM Policy to Business Units and Divisions within Bakrieland. 3. Conduct workshops for the assessment of risks in several Business Unit projects.
Workshop Penilaian Risiko Proyek dan evaluasi atas Kebijakan ERM masih akan dilakukan secara rutin pada tahun-tahun mendatang. Selain itu, hasil dari workshop ERM tersebut akan ditinjau ulang oleh divisi RMC untuk memastikan pelaksanaannya.
The workshops for project risk assessment and the evaluation of ERM Policy will continue on a regular basis for years to come. In addition, outcomes from the ERM workshop will be reviewed by the RMC Division to guarantee actual implementation.
Transaction Based Risk Management Selain pendekatan ERM, Bakrieland juga menggunakan pendekatan Transaction Based Risk Management. Pengelolaan risiko dengan pendekatan ini dilakukan melalui penelaahan secara komprehensif atas setiap proposal investasi, rencana pengembangan usaha, proposal pinjaman, penjaminan, divestasi, investasi dan keputusan strategis lainnya baik dari induk Perusahaan maupun dari unit-unit usaha, yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan rekomendasi mitigasi agar tujuan proposal dapat tercapai secara maksimal. Setiap proposal, rencana maupun keputusan strategis lainnya harus terlebih dahulu mendapatkan tinjauan dan rekomendasi Divisi RMC, sebelum akhirnya diajukan kepada manajemen. Selama tahun 2010, Divisi RMC telah menyelesaikan tinjauan terhadap 24 (dua puluh empat) proposal proyek, internal memo dan kontrak/perjanjian.
Transaction-Based Risk Management In addition to the ERM approach, Bakrieland also adopts the Transaction-Based Risk Management method. Managing risks through the latter approach focuses on a comprehensive review of every investment proposal, business development plan, loan proposal, collateral, divestment, investment and other strategic decisions involving both the parent company and business units, for the purpose of identifying risks and offering mitigation recommendations to ensure the optimal achievement of proposal objectives. Every proposal, plan and other strategic decision must first be reviewed by the RMC Division before obtaining recommendation and then its eventual submission to management. Throughout 2010, the RMC Division finalized reviews of 24 (twenty four) project proposals, internal memos and contracts/ agreements.
Manajemen Risiko & Kepatuhan Risk Management & Compliance
Untuk mengoptimalkan manajemen risiko dengan pendekatan transaction based ini, Bakrieland juga telah membentuk Komite Investasi melalui penerbitan Surat Keputusan Direksi No.156/ SK/DIR-BLD/HST/IX/07. Komite ini mempunyai peranan dalam proses persetujuan atas setiap pengajuan dan pengembangan proyek-proyek yang akan dilaksanakan.
To optimize the risk management function by adopting the transaction-based method, Bakrieland has established an Investment Committee through the issuance of Board of Directors’ Directive No. 156/SK/DIR-BLD/HST/IX/07. This Committee plays a central role in the approval process of every proposal and development of projects to be implemented.
Kepatuhan Kepatuhan merupakan suatu aspek penting di dalam menjalankan usaha, baik untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional maupun menjaga reputasi suatu perusahaan sebagai warga korporasi yang baik. Guna mendukung terciptanya kepatuhan dalam suatu perusahaan diperlukan peran serta aktif dari seluruh karyawan perusahaan. Setiap karyawan wajib memahami dan secara bertanggung jawab melaksanakan seluruh ketentuan dan perundangan yang berlaku untuk setiap fungsi operasional yang dijalankannya. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan dapat berakibat teguran dari pihak regulator dan mencemarkan reputasi baik perusahaan.
Compliance Compliance is an essential element in running any business to guarantee the smooth implementation of operations and to maintain the Company’s reputation as a good corporate citizen. In order to ensure compliance within the Company, the active role of all company employees is pivotal. Every employee must fully understand and responsibly abide by all existing rules and regulations for every operational function that he or she is accountable for. Non-compliance of rules and regulations can lead to a word of warning from regulators and may tarnish the Company’s reputation.
Sebagai salah satu bentuk penerapan aspek kepatuhan di atas, Bakrieland telah menerapkan Database Monitoring System sejak tahun 2009. Sepanjang tahun 2010, divisi RMC telah telah melakukan monitoring terhadap 646 dokumen dari semua divisi di Bakrieland. Semua divisi tersebut secara aktif melakukan follow up atas dokumen monitoring masing-masing. Hasil monitoring menunjukkan bahwa terdapat peningkatan partisipasi dan kesadaran terhadap pelaksanaan kepatuhan dan penertiban administrasi dari setiap divisi. Penerapan Database Monitoring System bersaman dengan implementasi ISO 9001:2008 mendukung minimalisasi risiko dan meningkatkan kelancaran kegiatan operasional.
As a way of ensuring the aforementioned level of compliance, Bakrieland has adopted the Database Monitoring System since 2009. Throughout 2010, the RMC Division has kept track of 646 documents belonging to all divisions within Bakrieland. These divisions have actively followed up on their respective monitoring documents. Monitoring results revealed heightened participation and awareness on ensuring compliance and administrative conformity from every division. Applying the Database Monitoring System in unison with the implementation of ISO 9001:2008 contributes to the minimizing of risks and increases the effectiveness of operational activities.
Pencapaian Tahun 2010 Selama tahun 2010, Divisi RMC melakukan kegiatan berikut: 1. Menerapkan ERM melalui workshop penilaian risiko terhadap beberapa proyek, dengan tujuan antara lain untuk melihat profil risiko, kontrol dan mitigasinya. Hasil rekomendasi penerapan ERM melalui workshop, antara lain menyatakan bahwa semua kontrol yang telah diterapkan harus dijaga konsistensinya dan semua tindak lanjut harus dievaluasi dengan rincian kelayakan implementasinya.
Achievements in 2010 Throughout 2010, the RMC Division initiated the following activities: 1. Applied ERM through workshops for risk assessment of several projects with the intention to identify risk profiles, controls and necessary mitigation measures. One of the workshop recommendations on ERM application is to ensure the consistent implementation of all controls and that all follow-up actions must be evaluated with an in-depth review of the feasibility of its implementation.
110 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
111 Annual Report 2010 Bakrieland
2. Membuat beberapa kebijakan terkait manajemen risiko antara lain dalam bentuk Financial Authorization penyempurnaan Approval dan penyempurnaan/penambahan alur kerja SOP. 3. Melakukan kajian atas beberapa proposal proyek, memo internal, dan kontrak/perjanjian, baik dari Induk Perusahaan maupun Unit Usahanya. 4. Melanjutkan penerapan Database Monitoring System beserta kepatuhannya.
2. Formulated several policies related to risk management including with regard to improvements on the Financial Authorization Approval system and the refining/augmentation of the SOP flowchart. 3. Reviewed several project proposals, internal memos and contracts/agreements, both from the Parent Company and its Business Units. 4. Continued with the application of the Database Monitoring System included in ensuring compliance.
Risiko Usaha dan Antisipasi Risiko-risiko usaha yang dihadapi oleh Bakrieland dan anak perusahaaannya antara lain: A. Risiko Finansial 1. Risiko Mata Uang Kinerja keuangan Bakrieland dapat dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Karena penggunaan beberapa komponen dalam konstruksi bangunan diimpor dari luar negeri, maka naiknya nilai tukar mata uang asing dapat meningkatkan biaya konstruksi dan mengurangi tingkat laba, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan Bakrieland. Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata uang asing, Bakrieland menerapkan kebijakan hedging, yaitu dengan mengutamakan penggunaan material bangunan produksi dalam negeri serta menghindari pinjaman dalam mata uang asing. 2. Risiko Suku Bunga Fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman akan sangat berdampak pada besarnya pembiayaan yang diperlukan unit usaha. Fluktuasi tingkat suku bunga dan kebijakan Bank-bank kreditur dalam menangani masalah ini berada di luar kendali Bakrieland. Dengan meningkatnya tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh kreditur, maka biaya yang dikeluarkan akan meningkat sehingga kegiatan operasional dan kinerja keuangan Bakrieland dan anak perusahaan terpengaruh. Untuk mengurangi dampak risiko perubahan tingkat suku bunga, Bakrieland melakukan metode pembayaran bertahap dengan jangka waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman dengan bunga tetap.
Business Risk and Risk Anticipation Business risks confronting Bakrieland and its subsidiaries include: A. Financial Risk 1. Currency Risk Bakrieland’s financial performance can also be affected by exchange rate fluctuations of the rupiah against foreign currencies. As several components needed for construction work are imported, the appreciation of foreign exchange rates will inflate construction costs and slash profits which will ultimately affect Bakrieland’s financial performance. To reduce risks associated with foreign exchange fluctuations, Bakrieland applies hedging policies by prioritizing on the use of domestic construction materials and to prioritize Rupiah denominated loans. 2. Interest Rate Risk The variability in loan interest rates will profoundly affect the amount of funding needed by a business unit. The rise or fall of interest rates and policies imposed by creditor banks in dealing with this issue are beyond the control of Bakrieland. Increases in interest rates set by creditors entail an escalation in incurred costs to the extent that it will have a bearing on the operational activities and financial performance of both Bakrieland and its subsidiaries. To lessen the impact of risks related to interest rate fluctuations, Bakrieland has adopted a deferred payment method with a longer duration or has entered into fixed-interest loans.
Manajemen Risiko & Kepatuhan Risk Management & Compliance
3. Risiko Kredit Pada dasarnya, sistem penjualan di Bakrieland dapat dipilah menjadi 3 (tiga) macam, yaitu penjualan melalui kredit perbankan (KPR/KPA), penjualan tunai langsung, dan penjualan tunai bertahap. Risiko kredit muncul pada sistem penjualan tunai bertahap dan sistem pembayaran dengan cara mengangsur seperti yang diterapkan pada kredit rumah/apartemen dari perbankan, karena adanya peluang gagal bayar dari konsumen. Untuk mengurangi dampak risiko ini, Bakrieland sangat selektif dalam memberikan kredit dengan sistem penjualan tunai bertahap kepada konsumennya, dimulai dari strategi penetapan uang muka, pemilihan segmen pasar hingga pemenuhan persyaratanpersyaratannya.
3. Credit Risk Bakrieland’s sales system can essentially be grouped into 3 (three) categories: sales through bank credits (house/apartment ownership loan); direct cash sales; and deferred cash sales. Credit risk surfaces in a deferred cash sales method and an installment payment scheme as is applicable in home/apartment loans from banks due to the probability of payment failure by consumers. To lower such risk impact, Bakrieland is exceedingly selective in giving out credit through the deferred cash sales scheme to its consumers; starting from its strategy in determining advance payment, market segment selection to the fulfillment of requirements.
B. Risiko Pasar Pangsa pasar yang cukup besar dan tumbuh secara signifikan menjadi daya tarik bagi pihak lain untuk terjun ke dalam industri yang sama dengan yang digeluti oleh anak perusahaan. Situasi seperti ini berdampak pada meningkatnya persaingan usaha dan kemungkinan terjadinya kelebihan pasokan di pasar, sehingga para pemasok properti berlomba-lomba mendapatkan konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai penawaran yang menarik.
B. Market Risk A fairly sizeable market share that demonstrates significant growth will appeal to other parties, drawing them into the same industry in which our subsidiaries are also engaged. Such circumstances will intensify business competition and the possibility of excess market supply, thus property suppliers will vie with each other to win over as many customers possible through various attractive offers.
Fierce business rivalry in the property industry and the wide array of concepts offered by competitors may lower demand for Bakrieland products. In dealing with this, Bakrieland constantly strives to offer innovative products to meet market needs and focuses on the development of projects with proven and measurable performance. Furthermore, in the development of its vertical projects, Bakrieland adopts the take-up rate policy ranging from 30% to 40% in starting the development of its projects.
Ketatnya persaingan usaha dalam industri properti dan beragamnya konsep yang ditawarkan oleh pesaing berpotensi mengurangi permintaan atas produk-produk Bakrieland. Menghadapi hal ini, Bakrieland selalu mengeluarkan produk yang inovatif sehingga memenuhi kebutuhan pasar dan memfokuskan pengembangan pada proyekproyek yang telah memiliki kinerja yang telah terukur selama ini. Selain itu, dalam pengembangan vertical project, Bakrieland menerapkan take up rate policy sebesar 3040% untuk memulai pembangunan proyeknya.
112 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
113 Annual Report 2010 Bakrieland
C. Risiko Operasional 1. Risiko Kinerja Anak Perusahaan Sebagai perusahaan induk non-operasional, pendapatan dan laba operasi Perusahaan merupakan kontribusi dari kinerja keuangan anak perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki ketergantungan terhadap anakanak perusahaan. Faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan anak perusahaan diantaranya adalah ketidakmampuan memenuhi target yang ditetapkan, kondisi makro ekonomi yang tidak stabil, kerugian usaha dan sebagainya. Penurunan kegiatan usaha dan penghasilan anak perusahaan secara langsung akan menurunkan tingkat pendapatan Perusahaan. Menyikapi kondisi ini, Bakrieland secara aktif melakukan pemantauan dan pengelolaan terhadap anak-anak perusahaannya dengan cara melakukan seleksi ketat terhadap seluruh kontraktor, menerapkan sistem usaha yang baik untuk mengurangi risiko bisnis, sekaligus secara aktif memperbaharui informasi dan memperkuat akuntabilitas untuk pengambilan keputusan bisnis di lingkungan anak perusahaan. Disamping itu, Bakrieland juga telah membentuk Komite Investasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi, bertugas untuk melakukan uji kelayakan dan persetujuan terhadap proyek baru yang akan dijalankan oleh anak perusahaan. Salah satu acuan dalam persetujuan terhadap proyek adalah penetapan IRR > 20%. 2. Risiko Usaha Sebagai suatu perusahaan properti yang terintegrasi, Bakrieland mempunyai lini bisnis yang beragam dalam bidang landed residential, kondominium, perkantoran, hiburan atau rekreasi, pusat perbelanjaan dan infrastruktur terkait (jalan tol dan air bersih), yang mengakibatkan risiko usahanya semakin meluas. Untuk mengantisipasi risiko tersebut, dalam memulai pengembangan usahanya Bakrieland selalu menerapkan evaluasi yang seksama dan melakukan uji tuntas (due diligence) dengan penetapan IRR yang sangat ketat. Komite Investasi berperan dalam evaluasi dan persetujuan setiap pengembangan usaha yang akan dilakukan oleh unit usaha.
C. Operational Risk 1. Subsidiary Performance Risk As a non-operational parent company, Bakrieland’s earnings and operating profit are contributions from the financial performance of its subsidiaries, thus the Company is dependent on its subsidiaries. Factors that may carry negative consequences to the financial performance of subsidiaries include the inability to meet predetermined targets, unstable macroeconomic conditions, business losses and others. A decline in business activities and subsidiary income will directly lower Company earnings. In response to this situation, Bakrieland rigorously monitors and manages its subsidiaries by ensuring the meticulous selection of all contractors, by applying an effective business system to reduce business risks, by keeping abreast of information and by strengthening accountability with regard to business decision-making related to subsidiaries. In addition, Bakrieland has also established an Investment Committee directly answerable to the Board of Directors, assigned with the responsibility to conduct feasibility studies before giving approval for new projects to be implemented by subsidiaries. A benchmark used in the approval of projects is by determining IRR > 20%. 2. Business Risk As an integrated property developer, Bakrieland is engaged in varying lines of business including landed residential, condominium, office buildings, entertainment or recreation, shopping centers and related infrastructure (toll road and clean water) which further expands its business risks. To anticipate these risks, in regard to business development Bakrieland never fails to start with a thorough evaluation of projects and applies due diligence in prudently determining IRR. The Investment Committee takes part in the evaluation and approval of every business development undertaken by business units.
Manajemen Risiko & Kepatuhan Risk Management & Compliance
3. Risiko Sistem & Teknologi Risiko sistem & teknologi timbul sebagai akibat adanya proses penyimpangan atau ketidaksesuaian sistem dan teknologi dalam operasi Perusahaan. Kompleksitas sistem yang belum terintegrasi penuh satu sama lain antara induk perusahaan dan anak perusahaan dapat menimbulkan gangguan terhadap sinkronisasi antara bisnis anak perusahaan dan induk perusahaan. Bakrieland meminimalkan masalah ini dengan menetapkan bahwa anak perusahaan menganut kebijakan penetapan sistem dan prosedur sesuai dengan induk perusahaan, baik dari segi kebijakan maupun teknologi.
3. Systems & Technology Risk Systems and technology risks arise as the result of some form of system and technological inconsistency or incompatibility within Company operations. A complex system that has yet to be fully integrated between the parent company and subsidiaries can create disruptions in efforts to synchronize business activities of subsidiaries and parent company. Bakrieland minimizes this problem by ensuring that subsidiaries adhere to company guidelines on systems and procedures which must conform to the parent company, both in terms of policies and technology.
D. Risiko Sumber Daya Manusia (SDM) Risiko SDM berkaitan dengan penyimpangan hasil dari tingkat produktivitas yang diharapkan karena adanya variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja. Sebagai perusahaan besar yang mengelola jumlah tenaga kerja yang banyak dengan berbagai macam latar belakang usia dan pendidikan, Bakrieland akan mengalami tantangan dalam mencapai tujuan Perusahaan jika SDM tersebut tidak dikelola dengan baik. Indikator keberhasilan pengelolaan SDM di Bakrieland dapat dilihat antara lain dari tingkat produktivitas yang tinggi, tingkat pergantian karyawan yang rendah, serta tingkat mangkir atau absensi yang rendah.
D. Human Resources Risk Human resources risk is associated with any departure from expected productivity level outcomes due to the interplay of human variables that affect work productivity. As a large corporation that manages a sizeable number of employees from diverse age groups and educational backgrounds, Bakrieland faces certain challenges in achieving Company goals if human resources are poorly managed. Success indicators for human resource management in Bakrieland can be observed from high productivity levels, low employee turnover, and low absenteeism rate, among others.
In managing its human resource risk, Bakrieland at all times look upon its human resources as main assets in attaining Company goals. Efforts initiated to achieve this include opinion polls on employee satisfaction to understand the extent to which employees are content with all aspects offered by the Company, participatory employee assessments that involve both supervisor and subordinate, and competitive remuneration compared to similar companies in the industry in order to sustain low employee turnover.
Dalam mengelola risiko SDM, Bakrieland selalu menempatkan sumber daya manusia sebagai aset utama dalam mencapai tujuan Perusahaan. Usaha yang telah dilakukan , antara lain melaksanakan jajak pendapat kepuasan karyawan guna mengetahui tingkat kepuasan karyawan terhadap berbagai hal yang telah diberikan oleh Perusahaan, selalu mengadakan penilaian kinerja karyawan berbasis dua arah antara atasan dan bawahan, dan memberikan renumerasi yang kompetitif dengan perusahaan sejenis untuk menjaga rendahnya tingkat pergantian karyawan.
114 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
115 Annual Report 2010 Bakrieland
E. Risiko Eksternal 1. Risiko Lingkungan Risiko sosial dan politik yang timbul dalam pengembangan properti dapat terdiri dari berbagai jenis, diantaranya peraturan pemerintah tentang pembatasan pemilikan properti oleh warga negara asing, aturan perpajakan, bencana alam, kejahatan dan terorisme yang seluruhnya berada diluar kendali Perusahaan. Bakrieland selalu berusaha memenuhi ekspektasi seluruh pemegang kepentingan sebelum memulai suatu proyek. Melalui implementasi standarstandar terbaik dan terencana, risiko-risiko yang mungkin timbul dapat diminimalisasi dengan tetap memperkirakan force majeure yang mungkin terjadi. Seluruh proyek diasuransikan, serta senantiasa memperhatikan faktor lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam. 2. Risiko Hukum Dalam hubungan bisnis antara Perusahaan dan anak perusahaan dengan pihak ketiga terdapat potensi timbulnya sengketa atau perkara hukum. Dalam hal kondisi tersebut terjadi dan bernilai material, maka dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan pencapaian target laba Perusahaan. Selanjutnya, adanya perubahan kebijakan hukum yang ditetapkan oleh regulator yang harus dipatuhi oleh obyek hukum, juga dapat memberikan risiko hukum bagi Perusahaan. Untuk meminimalisasi dampak risiko hukum, Bakrieland secara seksama mengikuti semua peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku, dan memastikan bahwa setiap proyeknya telah memenuhi seluruh unsur hukum. Segala risiko tuntutan hukum masyarakat terhadap dampak lingkungan yang mungkin terjadi telah diminimalkan melalui pemenuhan seluruh persyaratan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan penanganan dampak lingkungan.
E. External Risk 1. Environmental Risk Social and political risks that emerge in property development are varied, including government laws on restrictions to foreign ownership of property, tax regulations, natural disasters, criminal offenses and terrorism; all of which are beyond the control of the Company. Bakrieland spares no effort to meet the expectations of all stakeholders prior to the commencement of a project. Through the implementation of first-rate and predetermined standards, potential risks can be minimized by forecasting probable force majeure. All projects are insured, and take careful consideration of environmental factors to strike a balance between development and environmental conservation.
2. Legal Risk Business relations between the Company, including its subsidiaries and a third party have the potential of inciting conflict resulting in a legal case. In the event that this occurrence has a material value, Company business activities and achievement of profit targets will be affected. Furthermore, changes in legal policies stipulated by regulators which must be complied with by all legal entities can also engender legal risks for the Company. To minimize the impact of these legal risks, Bakrieland conscientiously abides by all prevailing government laws and regulations, and ensures that every project meets all legal requirements. The risks of legal prosecution filed by the public on potential environmental impact are minimized through compliance with all government requirements, notably those associated with the handling of environmental impacts.
Manajemen Risiko & Kepatuhan Risk Management & Compliance
3. Risiko Reputasi Risiko reputasi merupakan potensi hilang atau hancurnya nama baik Perusahaan karena penerimaan lingkungan eksternal yang rendah, yang disebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengambil tindakan terhadap isu eksternal yang terkait dengan Perusahaan dan ketidakmampuan dalam mengelola komunikasi dengan pihak eksternal yang berkepentingan, sehingga dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap Perusahaan. Bakrieland selalu melakukan pencitraan (branding) terhadap produkproduk yang dikeluarkan oleh unit usaha dengan citra merek ”Bakrieland”. Disamping itu, Bakrieland juga selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat luas maupun masyarakat sekitar dimana suatu proyek dibangun, baik melalui program Corporate Social Responsibility maupun partisipasi dalam berbagai proyek atau kegiatan masyarakat sekitar. Hubungan dengan publik dan media juga selalu dibina dengan adanya bagian khusus yang menangani bidang ini yaitu Hubungan Masyarakat.
116 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
3. Reputation Risk Reputation risk is the potential of any loss or damage to the Company’s image and reputation as a result of a negative evaluation of the Company by external parties. This evaluation may be due to the inability of the Company to undertake measures in response to external issues involving the Company or due to Company failure to appropriately manage communication with relevant external parties, hence inciting an unfavorable perception of the Company. Bakrieland consistently projects the “Bakrieland” brand image in the branding of products offered by its business units. In addition, Bakrieland also continues to maintain a harmonious relationship with the public at large and communities in proximity to a development project, either through its Corporate Social Responsibility programs or participation in various community projects and activities. Relations with the public and the media are also constantly nurtured with the establishment of a special division assigned to deal with public relations.
Human Capital
SUMBER DAYA MANUSIA
Selama beberapa tahun terakhir, Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) secara bertahap melakukan transformasi fungsi SDM dari fungsi penunjang menjadi mitra strategis Perusahaan. Dalam proses transformasi ini, Divisi SDM secara aktif meningkatkan keterlibatannya dalam proses penyusunan strategi bisnis Perusahaan sehingga dapat menyelaraskan kebutuhan SDM dan organisasi dengan perkembangan bisnis yang ada. Untuk mendorong pertumbuhan Bakrieland, pada akhir tahun 2009 Direksi telah mengambil beberapa keputusan strategis, yang mencakup persiapan struktur organisasi, perancangan model bisnis baru, dan peningkatan kompetensi SDM. Pada tahun 2010, kegiatan pengembangan SDM difokuskan pada restrukturisasi organisasi induk perusahaan dan
Alignment of human resource and organizational needs with existing business developments are continuously undertaken to elevate Bakrieland’s performance.
118 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
The Human Resource (HR) Division in the past several years has taken gradual measures in transforming the human resource function from a supporting role to becoming a Company strategic partner. During the transformation process, the HR Division has actively heightened its involvement in preparing Company business strategy to align human resource and organizational needs with existing business developments. To propel Bakrieland’s growth, by the end of 2009 the Board of Directors had initiated a series of strategic decisions associated with the setting up of the organizational structure, planning of new business models and enhancing human resource competencies. In 2010, human resource development focused on organizational restructuring of the parent Company and business
119 Annual Report 2010 Bakrieland
Penyelarasan kebutuhan SDM dan organisasi dengan perkembangan bisnis yang ada terus dilakukan untuk mendorong kinerja Bakrieland menjadi lebih baik.
unit-unit usaha untuk tingkat manajemen puncak. Hal ini dilakukan melalui tahapan proses seleksi dan penempatan SDM serta pengembangan kompetensi dan fungsional yang mencakup efektivitas perorangan dan pelatihan teknis untuk tingkat manajemen puncak. Selain itu, Divisi SDM juga mengembangkan Sistem Informasi SDM (HRIS) untuk korporasi dan unit usaha untuk mempermudah serta mempercepat akses informasi tentang layanan SDM secara akurat dan terkini.
units for top management. This is implemented through a selection and personnel placement process, as well as through competency building and functional enhancements that encompasses personal effectiveness and technical training for the upper management. In addition, the HR Division has also developed its Human Resource Information System (HRIS) for the corporate and business unit levels to ease and accelerate information access regarding HR service accurately and up to date.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Divisi SDM selama tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Measures undertaken by the Human Resource Division in 2010 included the following:
1. Restrukturisasi Organisasi Divisi SDM bekerja sama dengan konsultan independen merumuskan strategi bisnis serta struktur organisasi yang sesuai dengan perubahan strategi bisnis tersebut. Struktur organisasi yang baru memiliki bentuk yang lebih mendatar, dengan masing-masing direktur bertanggung jawab atas satu bidang fungsi. Dengan struktur ini diharapkan pelaksanaan kegiatan menjadi lebih terfokus
1. Organizational Restructuring The HR Division in cooperation with an independent consultant formulated business strategies and organizational structure compatible with changes to business strategies. The new organizational arrangement presents a flatter structure where each director is accountable for a specified functional area. Within this modified organizational structure, it is expected that activity implementation will be
Sumber Daya Manusia Human Capital
dan pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, sehingga Bakrieland dapat meraih target pertumbuhan yang tinggi di masa depan.
increasingly focused and help expedite decision making, all for the purpose of ensuring that Bakrieland attains high growth targets in the future.
Untuk mendukung hal tersebut, Divisi SDM melaksanakan program penyelarasan tim manajemen puncak, revisi deskripsi jabatan personil dari tingkatan Direksi hingga dua lapisan dibawahnya, penyusunan mekanisme hubungan kerja korporasi dan unit usaha, serta penempatan personil untuk tingkat eksekutif di Unit Usaha. Hingga saat ini, struktur organisasi baru sudah mulai diimplementasikan dan deskripsi jabatan serta mekanisme kerja sudah disosialisasikan kepada manajemen puncak pada masing-masing Unit Usaha, bersamaan dengan mekanisme kerja.
In relation to this, the HR Division has taken measures to align the top management team, revise personnel job description from the Board of Directors level to two tiers below, have in place an effective relationship mechanism at the corporate and business unit levels, and assign the most fitting personnel for executive positions in business units. To date, the new organizational structure has been put into effect, and job descriptions as well as work mechanisms have been informed and made known to the upper management of each Business Unit.
2. Perancangan Model Bisnis Baru Divisi SDM bekerja sama dengan konsultan independen mengejawantahkan rancangan model bisnis baru dengan merestrukturisasi organisasi korporasi dan unit usaha berdasarkan fungsi masing-masing bisnis dengan tujuan agar lebih terfokus. Selain itu juga menyusun human capital roadmap, melakukan kajian atas sistem penghargaan tingkat eksekutif, serta mengembangkan program penyusunan Key Performance Index (KPI) dan memonitor KPI secara komputerisasi melalui HRIS.
2. Design of New Business Model The HR Division works together with an independent consultant for applying a new business model by restructuring corporate and business unit organizations based on the function of their respective units to guarantee greater focus. Furthermore, a human capital roadmap was also prepared, assessment of an employee appreciation system for executive level was conducted, and the development of the Key Performance Index (KPI) was subsequently monitored through the computerized HRIS.
3. Peningkatan Kompetensi Sejalan dengan perubahan model bisnis yang terjadi, Divisi SDM perlu memetakan kompetensi personil khususnya pada tingkat eksekutif dengan menjalankan program penilaian (assessment). Selanjutnya, Divisi SDM melakukan pengembangan kompetensi dan keahlian melalui program pembinaan, pelatihan dan pengembangan yang berkaitan dengan keterampilan, pengetahuan dan kepemimpinan secara berkesinambungan. Fokus pada tahun 2010 adalah peningkatan kompetensi yang berkaitan dengan personal effectiveness.
3. Building Competencies In line with changes to the business model, the HR Division needs to map out personnel competencies primarily at the executive level by performing an assessment. Subsequently, the HR Division has rigorously built personnel competency and expertise through employee development courses, as well as training and enhancement programs aimed at honing employee skills, knowledge and leadership in a continual manner. In 2010, the HR Division has decided to concentrate on programs that boost competencies in relation to the personal effectiveness of company human resources.
Sebagai sebuah perusahaan properti terpadu, kekuatan personil Bakrieland terletak pada kompetensi di bidang pengembangan bisnis (konsep dan perencanaan), merger dan akuisisi serta inovasi. Restrukturisasi organisasi
120 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
As an integrated property company, the strength of Bakrieland’s personnel lies with their proven competency in business development (conceptualization and planning), merger and acquisition as well as
121 Annual Report 2010 Bakrieland
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi di bidang-bidang lainnya dan mendorong kinerja Bakrieland menjadi lebih baik.
innovation. Organizational restructuring is expected to enhance competencies in other organizational areas and elevate Bakrieland’s work performance well beyond company expectations.
Human Resource Information System Divisi SDM bekerja sama dengan Divisi Teknologi Informasi telah memulai penerapan Human Resource Information System (HRIS) di Bakrieland untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan bidangbidang pekerjaan Divisi SDM. Dengan adanya HRIS, pihak manajemen dapat memperoleh informasi real time dan transparan mengenai data terkait SDM. Selain itu, HRIS memungkinkan perusahaan mengurangi waktu dan biaya yang dikeluarkan apabila manajemen SDM dilakukan secara manual.
Human Resource Information System The HR Division together with the Information Technology Division has taken the initiative to have the Human Resource Information System (HRIS) in place in Bakrieland to boost implementation efficiency of HR Division work functions. Through HRIS, management can obtain real time and transparent information and data related to human resource. In addition, HRIS allows the company to cut down on time wasted and costs incurred when HR management was carried out manually.
Penerapan HRIS di Bakrieland telah dilakukan dalam hal penyimpanan data karyawan, penilaian prestasi, dan rekrutmen. Pada tingkat Unit Usaha, sementara ini baru City Property dan Pengembangan Jalan Tol yang menerapkan HRIS. Pengembangan HRIS yang sudah terimplementasi akan terus dilakukan dengan menambahkan modul penyusunan KPI berikut penilaian kinerja dan kompetensi individual, modul pelayanan dukungan transaksi yang berkaitan dengan kegiatan SDM seperti modul absensi, kesehatan, perjalanan dinas, dan cuti, serta modul kontrol anggaran yang terintegrasi dengan transaksi kegiatan SDM.
The application of HRIS in Bakrieland relates to the storage of employee records, performance appraisal and recruitment. At the Business Unit level, only City Property and Toll Road Development have implemented HRIS. The further development of existing HRIS will also continue by augmenting modules for the establishment of KPI along with individual performance and competency assessment, in addition to modules on transaction support services concerning human resourcerelated activities such as guidelines on attendance, health, official trips and work leave, as well as a module for budget control integrated into human resource activities.
Profil SDM Pada tahun 2010, jumlah karyawan Bakrieland dan Unit Usaha mencapai 2.572 orang, meningkat dari 2.535 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan peningkatan kebutuhan dalam Perusahaan. Namun demikian, terjadi penurunan jumlah karyawan di Unit Usaha Hotel & Resort dari 1.262 menjadi 1.157. Hal ini merupakan proses alamiah yang terjadi sehubungan dengan masuknya Bali Nirwana Resort ke dalam Unit Usaha Hotel & Resort.
HR Profile In 2010, the number of employees in Bakrieland and Business Units reached 2,572 people, increasing from 2,535 employees compared to the previous year. This growth runs parallel with Company’s increasing needs. The Hotel & Resort Business Unit however, experienced a drop in the number of employees from 1,262 to 1,157. This is due to a natural process that arises from the incorporation of Pan Pacific Nirwana Bali Resort into the Hotels& Resorts Business Unit.
Sumber Daya Manusia Human Capital
Data Karyawan | Employee Statistics Berdasarkan Level By Level
1,178 966
907
441
11
5
74
9
5
758
82
2010
2009
BOC
Sr. Management
Supervisor
BOD
Management
Staff
Berdasarkan Pendidikan By Education
370
353
281
Non-Staff
1,251 1,116
751 626
517
470 186
50
1
194
141 1
41
2010
2009
S3
S1
SMU
S2
D III
SLTP
Berdasarkan Usia By Age
673
SD
665 589
481
87
477
617
457 367
278 216
231
210 77
64
30
2010
–
2009
< = 25 Tahun | Year
31 - 35 Tahun | Year
41 - 45 Tahun | Year
51 - 55 Tahun | Year
26 - 30 Tahun | Year
36 - 40 Tahun | Year
46 - 50 Tahun | Year
55 Tahun ke atas | Year
122 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
123 Annual Report 2010 Bakrieland
Berdasarkan Status Kepegawaian By Employee Status
Berdasarkan Jenis Kelamin By Gender 2,061
1,844
1,763 1,352 1,183
1,053
836
2010
2009
772
2010
2009
Kontrak | Contract
Laki-laki | Male
Permanen | Permanent
Perempuan | Female
Berdasarkan Unit Usaha By Business Unit
1,482 1,262
797
664 449
422 117
79
95
65
2010
2009
Holding
Landed Residential
City Property
Hotel & Resort
Infrastructure & Toll Road
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi | Training Based on Competency Competency Grouping Manager Behavior
General Skill & Knowledge
Generic Competency Conceptual Planning & Team Leadership Thinking Organizing
Non Manager
Analytical Thinking
Manager & Non Manager
Product Technical Knowledge Knowledge
Initiative
Flexible/Adaptable Verbal Communications
Pelatihan Salah satu kunci penting untuk menjaga kualitas kinerja Bakrieland adalah dengan mengembangkan dan mendidik karyawan secara berkesinambungan. Sepanjang tahun 2010 Bakrieland dan Unit Usaha menyelenggarakan serangkaian kegiatan pelatihan dan pengembangan kompetensi karyawan, dengan nilai total pengeluaran sejumlah Rp 1,27 miliar.
Customer Service Orintation
Written Communications
Organizational Awareness
Impact & Influence
Judgement & Decision making
Result Orientation
Team work
Negotiation Skill
Presentation Skill
Project/ Workload Numerical Program Management Skill Management
Training One of the key elements in maintaining Bakrieland’s performance quality relates to the constant process of developing and educating its pool of employees. Throughout 2010, Bakrieland and its Business Units organized many series of training and competency enrichment programs for employees and allocated Rp 1.27 billion in total expenditure.
Sumber Daya Manusia Human Capital
Pada tahun 2010, pelatihan di Bakrieland dan Unit Usaha diarahkan pada personal effectiveness dengan fokus pada pengembangan motivasi dan penyelarasan dengan budaya perusahaan. Pelatihan di tingkat Unit Usaha umumnya bersifat pelatihan teknis seperti pemasaran dan keuangan.
In 2010, training sessions in Bakrieland and Business Units were focused on personal effectiveness by highlighting motivation development and alignment with corporate culture. Training at the Business Unit level mainly involved technical training such as marketing and finance.
Rencana pelatihan tahun 2011 mencakup program ekstern untuk kepemimpinan tingkat eksekutif, senior dan manajemen madya, serta program pelatihan fungsional seperti manajemen proyek, pemahaman dan keterampilan di bidang akuntansi dan keuangan, motivasi SDM, teknologi informasi, hukum, dan lain-lain.
Training plans for 2011 shall cover external programs for executives, senior and middle management levels and functional training programs such as project management, enrichment of accounting and financial knowledge and skills, human resource motivation, information technology, legal affairs and others.
Data Pelatihan/Seminar/Training/Kursus Holding & Group Tahun 2010 Training/Seminar/Course Data Holding & Group 2010 Unit Bisnis Business Unit
Tingkatan Perserta | Level Based Participant Senior Management
Management
Prof/ Supervisor
49
63
12
5
City Property
30
384
110
152
0
Hotel & Resort
12
86
67
70
78
PT Bakrieland Development Tbk
Staff
Non Staff 0
Landed Residential
24
96
160
435
55
Property-Related Infrastructure
19
66
9
0
0
Rencana Pelatihan Tahun 2011 | Training Plan for 2011 Unit Bisnis Business Unit
Tingkatan Perserta | Level Based Participant Senior Management
Management
Prof/ Supervisor
Staff
Non Staff
55
71
17
15
-
City Property
34
430
123
170
-
Hotel & Resort
13
96
75
78
87
Landed Residential
27
108
179
487
62
Property-Related Infrastructure
21
70
20
12
-
PT Bakrieland Development Tbk
124 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
125 Annual Report 2010 Bakrieland
Strategi dan Kebijakan 2011 Memasuki tahun 2011, Divisi SDM masih melanjutkan program-program SDM tahun sebelumnya, dengan lebih menitikberatkan pada program yang mendukung terciptanya efisiensi, inovasi dan bernilai tambah, yang mencakup: 1. Pengembangan aspek kepemimpinan dan kemampuan SDM di unit usaha. 2. Pengembangan employee benefits khususnya variabel kompensasi, seperti MESOP dan fasilitas kesehatan. 3. Pembentukan talent pool melalui pemetaan bakat dengan melakukan penilaian kembali khusus untuk karyawan pada tingkat manajerial, serta pengembangan program management trainee. 4. Bekerja sama dengan Direktorat Corporate Affairs, melakukan pencitraan Perusahaan melalui program Bakrieland Goes to Campus, yang merupakan bagian dari perjalanan Bakrieland menuju employer of choice di masa depan. 5. Penyempurnaan fasilitas modul-modul SDM lain di HRIS berikut penerapannya di Bakrieland dan Unit Usaha secara bertahap, dengan tujuan untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi melalui sarana employee self service berbasis web.
Strategy and Policy in 2011 Entering the year 2011, the HR Division remains committed to continuing human resource programs held in the previous year with more focus on programs that enhance efficiency, inspire innovation and create added value, which include the following: 1. Leadership development and human resource capacity building in business units. 2. Establishment of employee benefits primarily on compensation variables such as MESOP and health facilities. 3. Creation of a talent pool through talent mapping by conducting a re-assessment specifically for the managerial level, as well as management trainee development programs. 4. Working together with the Directorate of Corporate Affairs in building a Company image through the Bakrieland Goes to Campus program as part of Bakrieland’s journey towards becoming the employer of choice in the future. 5. Improving other HR modules in HRIS along with their implementation in Bakrieland and Business Units in stages, aimed at facilitating and enhancing accuracy through a web-based employee self-service mechanism.
Information Technology
TEKNOLOGI INFORMASI
Departemen Teknologi Informasi (TI) di Bakrieland berperan sebagai unit yang mendukung kegiatan operasional di kantor pusat induk perusahaan dengan menyediakan layanan support dan help-desk bagi para pengguna, baik dalam hal penggunaan perangkat PC, jaringan internet, maupun alat bantu presentasi lainnya. Dukungan yang telah diberikan meliputi penyempurnaan prosedur standar administrasi, melakukan perawatan dan perlindungan keamanan sistem teknologi informasi, meremajakan perangkat keras, dan mengintensifkan penggunaan fasilitas internet. Selain itu Departemen TI memberikan dukungan bagi Divisi Manajemen Risiko dan
Expansion of Information Technology usage is conducted in stages with a final aim towards an integrated system.
126 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
The Information Technology (IT) Department in Bakrieland plays a role as a unit supporting operations at the parent Company headquarters by providing services and help-desk support for users, both in the use of PC, internet, and other presentation aids. Supports that have been provided include standard procedures of administration improvement, information technology systems maintenance and security protection, hardware renewal, and intensifying the use of internet facilities. In addition, the IT Department provided support to Risk Management and Compliance
127 Annual Report 2010 Bakrieland
Perluasan penggunaan Teknologi Informasi dilakukan secara bertahap dengan tujuan akhir menuju integrasi sistem.
Kepatuhan untuk menjalankan aplikasi berbasis web yang digunakan dalam rangka penerapan Database Monitoring System. Dalam rangka meningkatkan layanan bagi para penggunanya, di tahun 2010 Departemen TI melakukan penambahan perangkat baru untuk mendukung operasional Perusahaan. Departemen TI juga memfasilitasi penggunaan teknologi informasi di bidang akuntansi, pengawasan anggaran, situs Perusahaan, dan sistem informasi Sumber Daya Manusia.
Division to run a web-based application used in implementing the Monitoring System Database. In order to improve service for its users, in 2010 the IT Department added new devices to support business operations. The IT Department also facilitated the use of information technology in the fields of accounting, budget control, the Company website, and the Human Resources information system.
Di tingkat Unit Usaha, penerapan dan pengembangan TI dikoordinasikan oleh departemen TI masing-masing sesuai kebutuhan operasionalnya. Penerapan TI dilakukan secara bertahap sambil mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menjalankannya.
At the Business Unit level, IT applications and development are coordinated by each IT department according to its operational needs. IT implementation is done in stages while preparing competent human resources for operation.
Teknologi Informasi Information Technology
Sejalan dengan mulai beroperasinya Hotel Aston Bogor pada tahun 2010, Unit Usaha Landed Residential memperluas penggunaan TI dalam kegiatan operasionalnya. Hotel Aston Bogor menggunakan sistem VHP (Vision Hotel Program) yang menghasilkan laporan terintegrasi untuk keperluan penyusunan buku besar dan mencatat semua pemasukan hotel secara remote access. Sementara itu di Bogor Nirwana Residence, TI digunakan untuk mendukung kegiatan akuntansi keuangan dan pemasaran. Ke depan, penggunaan TI akan dikembangkan untuk mencakup komunikasi internal dan akses komunikasi ke luar.
In line with the Aston Bogor Hotel operation in 2010, Landed Residential Business Unit expanded the use of IT in its operational activities. The hotel uses the VHP system (Vision Hotel Program) which generates integrated reports for preparing the general ledger and records all hotel income by remote access. Meanwhile, at Bogor Nirwana Residence, IT is utilized to support the financial accounting and marketing activities. Going forward, the use of IT will be developed to include internal communication and external communication access.
Di Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Hotel & Resort menerapkan sistem yang terintegrasi mulai dari pemesanan, penagihan, hingga sistem akuntansi. Untuk sistem reservasi kamar dan kegiatan pemasaran ke seluruh dunia, Hotel & Resort menggunakan piranti lunak Opera, sedangkan untuk mendukung sistem penjualan strata, sistem pengawasan penagihan, serta pengiriman pesan pendek kepada pembeli dan pengangsur menggunakan piranti lunak ePro. Melihat berkembangnya kebutuhan masyarakat akan koneksi internet, Hotel & Resort menyediakan fasilitas wifi pada hampir seluruh properti yang dimilikinya.
At Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Hotel & Resort implements an integrated system from ordering and billing up to the accounting system. For the room reservation system and worldwide marketing activities, Hotel & Resort uses the Opera software, while to support the strata sales system, billing control system, and sending short messages to buyers and installers it uses ePRO software. Looking at the growing needs of the community for internet connection, Hotel & Resort provides free wifi in most of its properties.
City Property menekankan pemanfaatan TI dalam hal pengelolaan gedung dan penerapan Human Resource Information System (HRIS). TI juga dimanfaatkan untuk kegiatan akuntansi keuangan, basis data penjualan dan pemasaran. Dalam hal manajemen gedung, City Property menggunakan piranti lunak ePro. Selain itu, City Property bekerja sama dengan provider mengembangkan smart unit/building dalam proyek The Groove dengan menerapkan sistem CCTV online.
City Property emphasizes the use of IT in building management and Human Resource Information System (HRIS). IT is also utilized for financial accounting, sales and marketing database. In building management, City Property uses the ePRO software. In addition, City Property in collaboration with providers developed smart unit / building in The Groove project by implementing online CCTV system.
128 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
129 Annual Report 2010 Bakrieland
Dalam menangani kebutuhan perangkat keras dan lunak, Unit Usaha Infrastruktur Terkait Properti melakukan kerja sama dengan produsen komponen. Unit ini menggunakan TI dalam memperlancar pengumpulan tiket tol dan klarifikasi kendaraan melalui pemanfaatan Automatic Vehicle Classification (AVC), mendukung penerapan Enterprise Resource Program (ERP) yang mencakup bidang keuangan, akuntansi, dan kegiatan sehari-hari lainnya, mengembangkan Human Resource Information System (HRIS), serta memonitor kegiatan operasional di lapangan. Saat ini Bakrie Toll Road merupakan salah satu perusahaan pengembang jalan tol yang dapat memonitor secara langsung lalu lintas di jalan tol dan kegiatan di gerbang tol dan kantor operasional.
To handle its hardware and software needs, Property Related Infrastructure Business Unit works with component manufacturers. The unit uses IT in expediting the toll tickets collection and vehicles clarification through the use of Automatic Vehicle Classification (AVC), supporting the implementation of the Enterprise Resource Program (ERP), which includes finance, accounting, and other daily activities, developing the Human Resource Information System (HRIS), and monitoring operational activities in the field. Currently, the Bakrie Toll Road is one of toll road developers that can directly monitor the traffic on highways and activities at toll booths as well as by the operational office.
Memasuki tahun 2011, Departemen TI akan terus meningkatkan layanan dukungan kepada unitunit kerja lainnya dengan cara menyempurnakan organisasi TI, meningkatkan infrastruktur TI, serta merumuskan pengintegrasian seluruh sistem baik di tingkat Perusahaan Induk dan Unit Usaha ke dalam suatu basis data korporasi yang tersentralisasi. Sistem yang terintegrasi ini diharapkan akan menyediakan informasi yang cepat, lengkap dan akurat, sehingga meningkatkan kualitas pembuatan keputusan di tingkat Perusahaan Induk maupun Unit Usaha, serta memudahkan proses pengawasan. Pada tingkat Unit Usaha, departemen TI masing-masing akan terus memperluas layanan ke fungsi-fungsi lainnya dan meningkatkan kualitas sistem yang sudah ada. Kesemua hal ini akan memberikan dukungan bagi peningkatan kinerja Bakrieland.
Entering 2011, the IT Department will continue to improve its support services to other business units by improving IT organization, enhancing IT infrastructure, and formulating the integration of systems both at the Parent Company and Business Units into a centralized corporate database. The integrated system is expected to provide fast, complete and accurate information that will improve the quality of decision-making at Parent Company and Business Unit level, as well as to facilitate the control process. At Business Unit level, each IT department will continue to expand services to other functions and improve the quality of existing systems. All of these efforts will support Bakrieland in achieving a better performance.
Safety, Health, and Environment
Keselamatan, kesehatan & Lingkungan
K2L Sebagai Sebuah Komitmen Sebagai perusahaan pengembang kawasan terpadu yang bergerak di bidang pembangunan properti dan proyek infrastruktur terkait properti, kegiatan operasional Bakrieland berkaitan erat dengan faktor keselamatan, kesehatan dan lingkungan (K2L). Bakrieland berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh staf, kontraktor, dan pihak ketiga yang terlibat dalam kegiatan usahanya. Komitmen ini diwujudkan melalui ketentuan perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian dari Pedoman Perilaku perusahaan. Adapun prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja yang tercantum dalam Pedoman Perilaku adalah sebagai berikut:
Bakrieland is committed to creating a safe and healthy working environment for all parties involved in its business undertakings.
SHE As A Commitment As a company that develops integrated areas through property development and property-related infrastructure projects, Bakrieland’s operational activities are inextricably linked to aspects pertaining to safety, health and the environment (SHE). Bakrieland consistently strives to create a safe and healthy working environment for its entire staff, contractors and third parties involved in its business undertakings. This commitment is made real through a set of company policies on occupational safety and health as part of the Company’s Code of Conduct. The work safety and health principles as stated in Bakrieland’s Code of Conduct are as follows:
130 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
131 Annual Report 2010 Bakrieland
Bakrieland berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan usahanya.
1. Menempatkan keselamatan sebagai nilai utama Perusahaan dan berkomitmen untuk meyakini bahwa karyawan juga menempatkan keselamatan sebagai bagian dari budaya kerja dan cara hidup. 2. Menghargai nilai kehidupan diatas segalanya dan mengelola risiko dengan benar. 3. Tidak mengkompromikan nilai-nilai keselamatan dan kesehatan demi mencapai keuntungan maupun produksi. 4. Secara terus menerus dan berkelanjutan mewujudkan dan meningkatkan system dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang terbaik guna menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan. 5. Melaksanakan norma keamanan kerja sebagai suatu persyaratan kepegawaian. 6. Meyakini bahwa semua karyawan, mitrausaha, dan pihak-pihak terkait lain diinformasikan dan dilatih dengan baik, serta berkomitmen untuk meningkatkan proses-proses keselamatan dan kesehatan kerja. 7. Bertanggung jawab untuk menaati dan secara terus menerus mengkomunikasikan prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan.
1. Place occupational safety as the Company’s core value and likewise aim to ensure that employees also embrace safety as part of their work culture and way of life. 2. Value life above all else and manage risk appropriately. 3. Not to compromise on safety and health for the sake of profit and production. 4. Constantly have first-rate occupational safety and health systems and procedures in place and regularly improve on them in order to create a zero-accident workplace. 5. Apply work safety norms as an employment requirement. 6. Guarantee that all employees, business partners and other relevant parties are well informed and well trained, and demonstrate the commitment to improve work safety and health mechanisms. 7. Take responsibility for complying with and consistently communicate occupational safety and health principles.
Bakrieland menyadari pentingnya pengelolaan lingkungan secara bertanggung jawab demi kelangsungan hidup manusia dan demi mempertahankan daya saing perusahaan.
Bakrieland realizes the importance of responsibly managing the environment in the interest of mankind’s continued existence and to sustain the Company’s competitive edge. In concert with
Keselamatan, Kesehatan & Lingkungan Health, Safety, and Environment
Bersama seluruh anak perusahaannya, Bakrieland terus berusaha meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan usahanya. Dimanapun lokasi operasinya berada, Bakrieland berupaya mematuhi peraturan lingkungan dan tata cara berusaha yang berlaku.
its subsidiaries, Bakrieland continues to work towards minimizing the negative impact of its business operations on the environment. Where the Company has set up operations, Bakrieland shall spare no effort to conform to prevailing environmental regulations and business procedures.
Pelaksanaan K2L Keberhasilan pelaksanaan K2L memerlukan kerja sama yang baik antara perusahaan, karyawan, dan seluruh pihak terkait. Untuk itu, Bakrieland selain terus melakukan sosialisasi kepada para karyawan mengenai peran karyawan dalam K2L, juga berupaya membina kerja sama dengan Pemda mau pun institusi lainnya.
SHE Implementation The successful implementation of SHE calls for constructive collaboration between the Company, employees and all other relevant parties. Keeping this in mind, in addition to educating employees on their pivotal role in applying SHE principles, Bakrieland also seeks to foster cooperative ties with the local government and other institutions.
Penerapan K2L pada unit usaha Bakrieland berada dalam pengawasan Divisi Operational Asset Management, yang membawahi Departemen Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan. Departemen ini antara lain bertugas memastikan berfungsinya seluruh peralatan keamanan gedung, lingkungan kerja yang memenuhi standar kesehatan, keselamatan kerja bagi seluruh karyawan, dan keterampilan petugas keamanan dalam bertugas dalam keadaan normal maupun darurat.
The implementation of SHE norms in Bakrieland’s business units is under the supervision of the Operational Asset Management Division which oversees the Health, Safety and Environment Department. This Department, among others, helps to ensure the functioning of all building safety equipment, a workplace that meets health standards, occupational safety for all employees, and well-trained safety officers capable in handling normal and emergency situations.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang terkait K2L dalam lingkup operasionalnya, Bakrieland senantiasa mengacu kepada perundangan dan peraturan Pemerintah, Depnaker, maupun instansi terkait lainnya.
In addressing various SHE-related issues within its operational scope, Bakrieland at all times refers to rules and regulations set by the government, Ministry of Manpower and other relevant institutions.
Skema perlindungan karyawan atas kecelakaan kerja diwujudkan dalam bentuk: 1. Jamsostek melalui program JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja). 2. JKDK (Jaminan Kecelakaan Diri dan Kematian dalam Hubungan Kerja untuk diluar Jam Kerja). 3. Asuransi Kesehatan yang disediakan baik oleh perusahaan asuransi maupun oleh Perusahaan sendiri.
The employee protection scheme for occupational accidents covers the following: 1. Employee social security through the Workrelated Accident Insurance. 2. Personal Accident and Life Insurance Outside of Working Hours. 3. Health Insurance provided by the insurance company and the Company itself.
Khusus untuk bisnis pengembangan jalan tol, asuransi all risks diterapkan bagi kegiatan operasional yang mencakup karyawan, konsumen, dan para pemangku kepentingan. Dalam keadaan darurat dan kecelakaan, Bakrieland menyediakan fasilitas gratis tim penyelamat, ambulans, mobil derek, dan patroli.
Specifically for the toll road development business, an all risk insurance coverage is applied for its operational activities encompassing employees, customers and stakeholders. In the event of an emergency and accident, Bakrieland provides free facilities including rescue teams, ambulances, tow trucks and patrol vehicles.
Penerapan K2L/K3 selalu menjadi persyaratan pada setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan dimasukkan dalam RKS (Rencana Kerja Syarat-syarat) sejak proses tender. BSU, salah
The application of SHE principles becomes a requisite for the implementation of every construction work and incorporated into the Work Plan and Requirements since the tender process.
132 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
133 Annual Report 2010 Bakrieland
satu anak perusahaan Bakrieland, juga telah menerapkan OHSAS 18001:2007 dalam semua kegiatan operasional gedung. Penerapan program K2L dan OHSAS 18001:2007 di lapangan selalu ditinjau ulang secara periodik oleh konsultan yang ditunjuk dan tim K2L manajemen gedung.
BSU, one of Bakrieland’s subsidiaries also applies OHSAS 18001:2007 in all building operational activities. The on-site implementation of SHE and OHSAS 18001:2007 is periodically reviewed by an appointed consultant and the building management’s SHE team.
Kegiatan Tahun 2010 Untuk memastikan penerapan OHSAS 18001:2007 secara baik di unit-unit operasional, pada tanggal 18 dan 19 Mei 2010 BSU melakukan sosialisasi ke bagian Housekeeping, Sumber Daya Manusia, K2L, Perawatan, Keamanan, Tenant Relations dan Keuangan. Selain itu, Bakrieland terus memelihara kerja sama dengan berbagai pihak, antara lain: a. Tim K3 dari kontraktor untuk koordinasi pelaksanaan K2L di berbagai lokasi proyek Bakrieland. b. Dinas Pemadam Kebakaran untuk pelatihan evakuasi dan pemadaman kebakaran. c. Penyewa dan kontraktor fitting-out dari penyewa untuk melakukan pertemuan dalam rangka safety induction. d. Seluruh karyawan vendor/outsource, untuk melakukan pertemuan dalam rangka safety induction dan dalam menjalankan program K2L bersama-sama. e. Rumah Sakit, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan Kepolisian untuk menangani kecelakaan lalu lintas di jalan tol.
Activities in 2010 To ensure a proper application of OHSAS 18001:2007 in the operational units, on 18 and 19 May 2010 the BSU conducted socialization activity to all building operational sections including Housekeeping, Human Resource, SHE, Maintenance, Security, Tenant Relations and Finance. In addition, Bakrieland continued its cooperation with the following parties: a. The contractor’s occupational safety and health team to coordinate SHE implementation in Bakrieland’s project settings. b. The Local Fire Department to hold fire fighting and evacuation drills. c. Tenant and fitting out contractors hired by tenants to convene meetings on safety induction. d. All vendor/outsource employees to hold meetings on safety induction and joint implementation of SHE programs. e. Hospitals, National SAR Agency and the Police Force to deal with toll road accidents.
Selama tahun 2010, tidak terdapat perubahan peraturan yang signifikan, kecuali peraturan Daerah DKI Jakarta No. 88 tahun 2010 terkait larangan merokok di lingkungan kerja dan komersial. Seluruh peraturan dari departemen terkait seperti Depnaker dan Pemda DLL telah dijalankan oleh Bakrieland maupun anak perusahaannya. Tercatat ada 52 aturan yang dijalankan untuk mendukung program K2L ini.
There are no significant regulatory changes made in 2010, except for Jakarta Provincial Government Regulation No. 88/2010 concerning the smoking ban in working and commercial environments. All regulations issued by relevant ministries such as the Ministry of Manpower and Local Traffic Office have been implemented by Bakrieland and its subsidiaries. Some 52 regulations are being put into practice to support SHE-related programs.
Upaya untuk menyempurnakan sistem dan prosedur K2L sehingga memenuhi standar internasional masih berlanjut. Melalui proses penilaian yang ketat, Bakrieland berhasil meraih sertifikasi OHSAS 18001:2007 pada akhir tahun 2010.
Efforts to improve systems and procedures will still continue until all international standards are met. Through a rigorous assessment process, Bakrieland succeeded in securing the OHSAS 18001:2007 certification at the end of 2010.
Rencana Pengembangan Ke depan, beberapa program Bakrieland dalam hal pengembangan K2L adalah: 1. Melakukan sertifikasi ISO 9001:2008 pada Unit Usaha. 2. Memproses sertifikasi gedung ramah lingkungan (Green Building Certification) untuk Bakrie Tower. 3. Menerapkan ISO 14000 untuk Manajemen Lingkungan di kawasan Rasuna Epicentrum.
Development Plan The future plans for Bakrieland SHE-related programs include: 1. Implementation of ISO 9001:2008 certification in all work units. 2. Follow-up on the Green Building Certification for Bakrie Tower. 3. Application of ISO 14000 on Environmental Management for Rasuna Epicentrum.
peduli terhadap masyarakat giving back to the community
Bumi Indonesia telah memberikan berbagai peluang bagi Bakrieland untuk mengembangkan bisnis. Kami memiliki kewajiban moral untuk memastikan bahwa kehadiran Bakrieland terus memberikan manfaat bagi masyarakat yang telah menerima dan mendukungnya. Our country has provided Bakrieland with various opportunities to expand business. It is our moral obligation to make all efforts to ensure that Bakrieland’s presence continues to provide ongoing benefits for the community which has embraced and supported the Company.
Nilai pengeluaran program CSR 2010 meningkat: Bakrieland’s 2010 CSR program output value increased by:
12.53% 134 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
135
CSR REPORT
LAPORAN CSR
Annual Report 2010 Bakrieland
Corporate Social Responsibility
tanggung jawab sosial Perusahaan
Filosofi CSR Bakrieland “Setiap rupiah yang dihasilkan Bakrie, harus dapat bermanfaat untuk orang banyak.” Falsafah almarhum H. Achmad Bakrie di atas telah mengilhami manajemen Bakrie dan Kelompok Usaha Bakrie (KUB), termasuk diantaranya Bakrieland, dalam menjalankan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Kegiatan sosial telah melekat pada operasional Bakrieland jauh sebelum UU No.40/2007 terbit dan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dikenal, meski pada saat itu belum menjadi kebijakan formal Perusahaan. Sedangkan Gerakan Bakrie Untuk Negeri (BUN) terbentuk pada tahun 1942 dan sejak itu menjadi payung dari seluruh kegiatan CSR perusahaan dalam KUB.
Commencing 2010, Bakrieland started to focus its CSR activities on the three CSR pillars namely education, environment, and society.
136 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Bakrieland CSR Philosophy “Every rupiah earned by Bakrie must come to benefit a larger number of people.” The foregoing life philosophy of the late H. Achmad Bakrie inspires Bakrie management and the Bakrie Business Group, including Bakrieland, in implementing its Corporate Social Responsibility (CSR) activities. Social undertakings are an inherent part of Bakrieland operations long before Law No. 40/2007 was enacted and CSR became a ubiquitous concept, although at the time it was not part of the Company’s formal policy. Nevertheless, the Bakrie for the Nation social cause was established in 1942 and since then it has served as the umbrella for all company CSR activities under the Bakrie Business Group.
137 Annual Report 2010 Bakrieland
Memasuki tahun 2010 Bakrieland mulai memfokuskan kegiatan CSR pada tiga pilar program yaitu pendidikan, lingkungan, dan sosial.
Kegiatan CSR yang dilaksanakan Bakrieland mencerminkan tanggung jawab moralnya terhadap para pemangku kepentingan strategis, yang akan tetap dijunjung dengan atau tanpa adanya aturan hukum. Menyadari bahwa kegiatan operasional yang dijalankannya dapat memberikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan, maka sebelum memulai suatu proyek baru, Bakrieland senantiasa memikirkan dan mempersiapkan manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasionalnya.
CSR activities initiated by Bakrieland reflect its strong sense of moral obligation towards strategic stakeholders, which would carry on even in the absence of laws and regulations. Fully cognizant of the fact that its operational activities may result in economic, social, and environmental ramifications, prior to the commencement of any new project, Bakrieland has at all times assessed and made the necessary preparations on how it may benefit communities living in proximity to the area of operation.
Komitmen Bakrieland dalam menjalankan kegiatan CSR diyakini akan memberikan kontribusi dan nilai tambah positif bagi pertumbuhan Perusahaan yang berkelanjutan serta menempatkannya dalam jajaran warga korporasi yang memiliki reputasi dan tata kelola perusahaan yang baik.
Bakrieland’s commitment in implementing CSR activities will unquestionably contribute to and generate positive added value for the sustainable growth of the Company and positions itself on par with other corporate citizens who have duly earned recognition for good corporate governance.
Bakrieland Goes Green (BGG)
Bakrieland Goes Green (BGG)
Latar Belakang Sebagai sebuah perusahaan pengembang kawasan terpadu di Indonesia, Bakrieland memerlukan suatu program CSR Terpadu yang tidak hanya memberikan nilai tambah
Background As an integrated developer in Indonesia, Bakrieland similarly requires an integrated CSR program that will not only provide added value for the company but also heighten its role in prescribing
Agung Sahputra Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Indonesia Student of Electrical Engineering Universitas Indonesia
”Pertemuan dengan tim CSR Bakrieland berawal pada saat saya diundang menghadiri sosialisasi program Bakrieland Goes to Campus. Saya cukup terkesan dengan kepedulian perusahaan kepada mahasiswa karena program ini akan sangat membantu dan memfasilitasi mahasiswa, baik dalam hal finansial, pencerdasan, praktek lapangan ataupun pengembangan soft skills. Saya berharap seluruh rencana kegiatan dalam program Bakrieland Goes to Campus dapat terlaksana dengan lancar dan konsisten sehingga akan semakin banyak mahasiswa yang terbantu, terutama untuk program beasiswa dan magang.” ”The meeting with Bakrieland’s CRS team started when I was invited to attend the Bakrieland Goes to Campus socialization program. I was quite impressed with the company’s concern to students because this program will greatly assist and facilitate the students, both in financial terms, empowerment, field practice or development of soft skills. I hope the entire plan of activities in the Bakrieland Goes to Campus program can be accomplished smoothly and consistently, thus more students are helped, especially for scholarships and internship programs.” 138 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
bagi Perusahaan, namun juga meningkatkan peran Perusahaan dalam memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tanggung jawab tersebut diwujudkan melalui program CSR Terpadu yang dinamakan Bakrieland Goes Green (BGG), yang terbagi atas pilar Green Architecture, Green Operation, dan Green Attitude. Program CSR Terpadu ini diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2008. Tim CSR dari Corporate Affairs – Bakrieland bertanggung jawab atas pengembangan dan implementasi program-program Green Attitude. Pada awal tahun 2010 telah disepakati bahwa Bakrieland dan Unit Usaha Bakrieland akan mendasari setiap program Green Attitude kepada tiga pilar utama, yaitu pendidikan, lingkungan, dan sosial. Ketiga pilar ini secara bertahap mulai secara konsisten dijalankan oleh Bakrieland dan Unit Usahanya.
viable remedies to social, economic and environmental maladies. This responsibility is manifested through an integrated CSR program known as Bakrieland Goes Green (BGG) built on the pillars of Green Architecture, Green Operation and Green Attitude. This Integrated CSR Program was officially launched on 4 February 2008. The CSR team from Corporate Affairs – Bakrieland holds responsibility for the development and implementation of the Green Attitude programs. In early 2010, it was established that Bakrieland and its Business Units will each develop a Green Attitude program according to three main pillars: educational, environmental and social. All three pillars are being consistently applied gradually by Bakrieland and its Business Units.
139 Annual Report 2010 Bakrieland
5.56 Billion
Realisasi Pelaksanaan Program CSR Bakrieland di tahun 2010. Realization of Bakrieland’s CSR Implementation Programs in 2010.
Visi dan Misi Visi program CSR Terpadu BGG adalah mendukung terciptanya properti yang peduli terhadap kualitas, lingkungan, social, dan ekonomi yang berkelanjutan melalui implementasi program Green Architecture, Green Operation, dan Green Attitude. Visi ini dicapai melalui misinya untuk menciptakan lingkungan yang lestari dengan menerapkan arsitektur dan pengoperasian yang ramah lingkungan (Green Architecture and operation), serta peningkatan kualitas kehidupan yang berkelanjutan dengan membangun sikap peduli terhadap lingkungan dan semua pemangku kepentingan (Green Attitude), termasuk diantaranya melalui program pengembangan masyarakat.
Vision and Mission BGG Integrated CSR Program envisions effectively contributing to the development of properties and paying heed to sustainably maintaining quality and the environment. In addition, social and economic wellbeing will also be met through the implementation of Green Architecture, Green Operation and Green Attitude programs. This vision is accomplished through its stated mission that aims to create a sustainable environment by applying Green Architecture and operation, and improve the quality of life in a sustainable fashion by instilling a sense of care and connection with the environment and all stakeholders through Green Attitude, including the initiation of community development programs.
Strategi dan Kebijakan Secara internal, program CSR Terpadu BGG dimaksudkan untuk mendorong budaya kerja yang lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan bisnis, sehingga pada akhirnya dunia usaha
Strategy and Policies Internally, the BGG Integrated CSR Program seeks to cultivate a more responsible work culture in running the business, ultimately leading to sustainable business ventures that will in turn
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang diinginkan. Secara eksternal, program CSR Terpadu BGG diharapkan dapat membentuk dan menciptakan properti yang berkelanjutan, dengan menciptakan dan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus untuk membentuk masyarakat yang sejahtera dan mandiri.
generate the desired economic benefits. Externally, the BGG Integrated CSR Program is expected to construct and create sustainable properties by ensuring that all concerned parties constantly work towards achieving synergy in order to build a more prosperous and self-reliant society.
Program Kerja Program kerja CSR Terpadu BGG dituangkan dalam bentuk program jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (5 tahun). Untuk program jangka panjang, Bakrieland membentuk sinergi kegiatan dengan rencana pelaksanaan program Perusahaan dan menjalin kerja sama sebagai mitra perusahaan untuk bersinergi dalam semangat program sejenis yang bertujuan pembangunan berkelanjutan.
Work Program The BGG Integrated CSR Program is translated into a short-term work programs (1 year) and long-term work agenda (5 years). For its long-term program, Bakrieland ensures synergy between activities and Company program implementation plans, and fosters cooperative ties with corporate partners by working in concert for similar programs on sustainable development.
Mengingat sebagian besar program CSR Terpadu BGG merupakan program jangka panjang dan berkelanjutan, maka keberhasilannya baru dapat terlihat dalam jangka panjang. Guna mendukung tercapainya sasaran-sasaran program, Bakrieland menggalang kerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah, investor, pelanggan, masyarakat, para pekerja, asosiasi dagang, dan pemasok dalam proses penilaian masalah, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, serta evaluasi program. Hanya dengan partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan ini, keberhasilan program CSR Terpadu BGG dapat terwujud.
Given that the majority of BGG Integrated CSR Programs are long-term and sustainable in nature, their ultimate success will only be noticeable in the long run. To support the achievement of program goals, Bakrieland has pooled resources with various parties including the government, investors, customers, communities, workers, trade associations and vendors in assessing problems, as well as in carrying out program planning, implementation, monitoring and evaluation. The success of BGG Integrated CSR Program can only be realized with the active participation of these stakeholders.
Pelaksanaan CSR Tahun 2010 Dengan semakin banyaknya kegiatan CSR yang dilaksanakan, diperlukan penanganan yang lebih serius sehingga seluruh program dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pada tahun 2010 pilar Green Architecture dan Green Operation dilaksanakan oleh divisi Project Development, sedangkan departemen CSR yang berada pada bagian Corporate Affairs (CA) melaksanakan dan berkoordinasi dengan Unit Usaha untuk implementasi pilar Green Attitude atau pelaksanaan program CSR. Koordinasi secara intensif tetap akan dijalankan oleh CA dan Project Development untuk memastikan ketiga pilar ini akan berjalan beriringan pada setiap proyek Bakrieland.
CSR Implementation in 2010 With an expanding range of CSR activities being implemented, more serious handling is crucial to ensure that all programs are effectively and efficiently executed. In light of this, in 2010 Green Architecture and Green Operation are directly managed by the Project Development division, while the CSR department from Corporate Affairs (CA) coordinates with Business Units to implement the Green Attitude concept and/or carry out CSR programs. Intensive coordination will remain under CA and Project Development to ensure that all three pillars go hand in hand with every Bakrieland project.
Kegiatan CSR yang dilaksanakan sepanjang tahun 2010 sebagian besar merupakan bagian dari program jangka panjang dan melanjutkan kegiatan yang telah dimulai pada tahun-tahun sebelumnya.
The majority of CSR activities carried out throughout 2010 were part of long-term programs and the continuation of activities introduced in previous years. One of the activities initiated in
140 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
141 Annual Report 2010 Bakrieland
CSR - BGG
Green Attitude
Green Architecture
Green Operation
Green Area Design
Green Material
Building & Construction Design
Water Convervation & Reuse Fossil Fuels Consumption Reduction
Internal Program
Internal Relations
Corporate Culture Program - Green Office
Bakrieland Goes to Campus
Intership
Speaking Engagement
Student Vision
Integrated Waste Disposal Treatment
External Program
Education
One Million Book Program
Social Religion
Scholarship
Sponsorship & Contribution
Social
SMME
Environment
Natural Disaster
Emergency Response
Social Health
Recovery
Library Improvement Program
Kegiatan yang baru dimulai pada tahun 2010 adalah memfokuskan program CSR Bakrieland pada bidang pendidikan melalui perancangan dan implementasi Program Bakrieland Goes to Campus (BGtC). Program BGtC merupakan program yang ditujukan untuk meningkatkan intelektualitas mahasiswa yang dipercaya Bakrieland sebagai penggerak kemajuan bangsa.
2010 was meant to ensure that Bakrieland CSR programs are focused on education through the planning and implementation of the Bakrieland Goes to Campus Program (BGtC). This program is geared at enhancing the intellectuality of university students who Bakrieland considers as the prime movers of the nation’s advancement.
Green Attitude Green Attitude merujuk kepada budaya perusahaan yang dituntun ke arah nilai yang peduli terhadap lingkungan dan semua pemangku kepentingannya, termasuk terhadap pengembangan masyarakat (community development). Program pengembangan masyarakat menggunakan pendekatan pengembangan dari masyarakat sendiri, dimana masyarakat berperan sebagai agen pembangunan dan pihak luar hanya sebagai pendukung proses pembangunan. Tujuan utama program ini adalah terwujudnya pemberdayaan masyarakat.
Green Attitude Green Attitude refers to a corporate culture steered towards values that pay greater heed to the environment and all stakeholders, including with regard to community development. Programs on community development adopt a self-reliant community development approach where community members themselves act as agents of development and external parties merely support the development process. The principal objective of this program is to build community empowerment.
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Ruang lingkup program pengembangan masyarakat mencakup program internal dan program eksternal. Program internal ditujukan pada pengembangan masyarakat dalam konteks karyawan perusahaan, yang dijalankan dengan membentuk sikap ‘bersih, sehat, dan senyum’ dalam bekerja sebagai bagian dari budaya korporasi yang memiliki kepedulian terhadap upaya peningkatan kualitas hidup manusia dan lingkungannya. Sedangkan program pengembangan masyarakat eksternal ditujukan pada pengembangan masyarakat di luar Perusahaan, yang difokuskan pada 3 (tiga) bidang utama yaitu lingkungan, pendidikan, dan sosial.
The scope of these community development programs covers both internal and external programs. Internal programs are directed at community development within the context of company employees by inculcating a ’clean, healthy, and smiling‘ attitude in the workplace as part of corporate culture concerned about the need to improve the life quality of fellow human beings and their environment. External community development programs relate to the development of communities outside the Company by focusing on 3 (three) key areas, namely the environment, education, and society.
1. Lingkungan Bakrieland • Program Penghijauan Bakrieland juga mendukung penghijauan kota melalui kerja sama Program Penghijauan baik dengan Pemerintah Daerah maupun masyarakat umum. Di tahun 2010, Bakrieland telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengembangkan Taman Lansia Langsat. • One Village One Playground Bakrieland bekerja sama dengan PT Urbane Indonesia untuk mengembangkan ruang terbuka hijau dan gazebo multifungsi di kawasan padat penduduk Babakan Asih, Bandung. Proyek ini dinamakan One Village One Playground (OVOP). OVOP terletak di atas lahan seluas 106 m2. Ruang hijau terbuka dan gazebo multifungsi ini difungsikan sebagai fasilitas umum Babakan Asih, diantaranya sebagai area bermain, ruang belajar, sarana kegiatan sosial dan sosial keagamaan serta tempat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat lainnya. Warga Babakan Asih sendiri sudah merencanakan beberapa program edukasi yang akan dilaksanakan sendiri oleh warga untuk warga. Dalam pengembangan proyek ini, juga dilakukan perbaikan sistem drainase di sekitar lokasi tersebut. Bakrieland juga menyediakan fasilitas buku-buku bacaan pengetahuan dan wawasan umum untuk anak-anak dan ibu-ibu sebagai mayoritas kelompok penduduk di Babakan Asih. Proyek OVOP yang dimulai pada tahun 2009 diresmikan pada tanggal 28 Oktober 2010, bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda.
1. Environment Bakrieland • Greening Program Bakrieland supports urban greening through joint greening programs with the local government and the public at large. In 2010, Bakrieland pledged its commitment to work together with the DKI Jakarta provincial government to develop the Langsat Senior Citizens Park. • One Village One Playground Bakrieland collaborated with PT Urbane Indonesia to develop an open green space and multi-purpose gazebo at the densely populated area of Babakan Asih, Bandung. This project, named One Village One Playground (OVOP) stands on a 106 m2 plot of land. The open green space and multifunction gazebo shall allow Babakan Asih residents to avail themselves of various public amenities including a playground, learning area, and facilities for social and religious activities as well as the carrying out of other community empowerment programs. Residents of Babakan Asih have already planned several educational programs, which they will implement by themselves and for their own benefit. This project will also include improvements to the drainage system around the location. Bakrieland also provided educational books suitable for children and women who account for the majority of Babakan Asih’s population. The OVOP project, which started in 2009, was officially opened on 28 October 2010 to coincide with Youth Pledge Day.
142 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
143 Annual Report 2010 Bakrieland
Unit Usaha • Program 10.000 Pohon Property-Related Infrastructure mencanangkan Program 10.000 Pohon di sekitar jalan tol Kanci-Pejagan. Program 10.000 Pohon merupakan program penghijauan lahan-lahan lansekap dan tidak produktif dengan melakukan penanaman tanaman produktif/industri. Selain mengajak masyarakat untuk menghijaukan lingkungan sekitar, penanaman pohon ini juga berdampak secara ekonomi terutama bagi lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi jalan tol. Pohon yang dipilih dalam program ini adalah pohon sengon (Albazia Falcataria) dan pohon trembesi (Samanea Saman) yang dapat menyerap CO2 dan meningkatkan kadar O2. • Pemanfaatan Lahan Tidur City Property juga bekerja sama dengan Kelurahan Menteng Atas untuk memanfaatkan lahan tidur yang berada di sepanjang Kali Pedok dengan melakukan penanaman pohon singkong, yang hasilnya akan dinikmati oleh masyarakat sekitar. Kali Pedok merupakan sodetan dari Kali Cideng yang memiliki akses menuju kearah pemukiman di Menteng Atas, Jakarta Selatan. • Penanaman Pohon Hotel & Resort melakukan penanaman di area sekitar Resort pada hari Rabu, 26 Mei 2010, sebagai wujud pelaksanaan green program, yang berada di bawah payung BGG. Pohon-pohon yang ditanam yaitu pohon beringin dan kepel, yang dikenal berguna untuk mendatangkan burung.
Business Unit • 10,000 Trees Program Property-Related Infrastructure has launched the 10,000 Trees Program located close to the Kanci-Pejagan toll road. This project is for the greening of landscapes and unproductive lands by planting productive/ industrial crops. In addition to involving the local community in the greening of nearby areas, the tree-planting project will also have an economic impact particularly for the environment and communities surrounding the toll road. Trees suitable for this project are the sengon (Albazia Falcataria) and trembesi (Samanea Saman) species for their capacity to absorb CO2 and increase O2 levels. • Utilization of Idle Land City Property in cooperation with the Menteng Atas local authority has embarked on a project to utilize idle land along Kali Pedok by planting cassava trees the harvests from which can be enjoyed by nearby communities. Kali Pedok is a waterway from Kali Cideng with access leading to the settlement area at Menteng Atas of South Jakarta. • Tree Planting Hotel & Resort has initiated tree planting around the Resort on Wednesday, 26 May 2010 as part of the green program under the BGG umbrella. Banyan and kepel trees where birds are known to flock, were chosen for the planting project
2. Pendidikan
2. Education
Bakrieland • Bakrieland Goes to Campus (BGtC) BGtC merupakan program pemberdayaan mahasiswa yang ditujukan bagi mahasiswa di kota Jakarta, Bandung dan Surabaya. Di masa mendatang tidak tertutup kemungkinan program BGtC dapat menjangkau mahasiswa di berbagai kota lainnya di Indonesia. Beberapa kegiatan besar yang termasuk dalam program BGtC yaitu: a. Dosen/Pembicara Tamu Bakrieland memiliki jajaran direksi dan komisaris dengan keahlian di bidangnya
Bakrieland • Bakrieland Goes to Campus (BGtC) BGtC is an empowerment program for students from Jakarta, Bandung and Surabaya. In the future, there is always the likelihood of extending BGtC outreach to university students from other cities throughout Indonesia. Several main activities included in the BGtC program are as follows: a. Guest Lecturer/Speaker Bakrieland’s pool of directors and commissioners with expertise in their specialized fields are willing to
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
b.
c.
d.
e.
f.
masing-masing yang bersedia untuk membagikan pengetahuan dan pengalamannya, baik sebagai dosen tamu dalam kegiatan perkuliahan mahasiswa maupun sebagai pembicara dalam acara kemahasiswaan lainnya. Selama tahun 2010, manajemen Bakrieland sudah beberapa kali menjadi menjadi pembicara dalam berbagai acara kampus diantaranya di London School of Public Relations, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Airlangga. Kunjungan Mahasiswa Bakrieland membuka kesempatan bagi para mahasiswa untuk melakukan kunjungan ke Unit Usaha atau proyek properti Bakrieland, seperti Rasuna Epicentrum, Bogor Nirwana Residence, Bali Nirwana Resort, Bakrie Toll Road dan Unit Usaha Bakrieland lainnya. Pemberian Sponsor dan Kontribusi Program pemberian sponsor dan kontribusi juga menjadi bagian dari program BGtC. Bakrieland dapat memberikan sponsor untuk acara kemahasiswaan dengan persyaratan acara yang diselenggarakan sesuai dengan pilar program CSR Bakrieland. Magang Program magang Bakrieland membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk kerja praktek di Bakrieland atau di Unit Usaha Bakrieland lainnya. Beasiswa Para mahasiswa berprestasi namun membutuhkan bantuan finansial untuk menyelesaikan pendidikannya juga dapat memperoleh beasiswa jika memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Program Pengembangan Perpustakaan Bakrieland juga membuka peluang untuk membantu meningkatkan fasilitas perpustakaan di kampus, baik berupa buku maupun fasilitas penunjang perpustakaan lainnya.
• Program Sejuta Buku Dalam partisipasinya meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia, Bakrieland juga fokus pada Program Sejuta Buku. Pada tahun 2010 Bakrieland telah melaksanakan kerja sama sebagai berikut: 144 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
b.
c.
d.
e.
f.
share their knowledge and experience either as guest lecturers as part of the university course or as invited speakers for other campus events. Throughout 2010, Bakrieland’s management were on several occasions invited to speak at various events organized by universities such as the London School of Public Relations, Bandung Institute of Technology, Padjadjaran University and Airlangga University. Student Visits Bakrieland opens its doors to university students who wish to conduct educational visits to Bakrieland Business Units and property projects such as Rasuna Epicentrum, Bogor Nirwana Residence, Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Bakrie Toll Road and other Bakrieland Business Units. Sponsorship and Contribution The awarding of sponsorships and contributions is also part of the BGtC program. Bakrieland may decide to sponsor events held by universities providing such events are organized according to the pillars of Bakrieland’s CSR programs. Apprenticeship Bakrieland’s apprenticeship programs allow university students to take part in on-the-job training in Bakrieland or other Bakrieland Business Units. Scholarship University students demonstrating academic excellence but lack the financial wherewithal to complete their studies are eligible for scholarships when terms and conditions are met. Library Development Bakrieland is also inclined towards supporting efforts to improve libraries in universities by adding to the library collection or developing other support facilities.
• A Million Book Program As part of its commitment to improve the quality of communities in Indonesia, Bakrieland also focuses on its A Million Book Program. In 2010, Bakrieland has engaged in the following joint programs:
145 Annual Report 2010 Bakrieland
a. Kerja sama dengan Kadiv Humas Mabes Polri untuk donasi buku sebanyak 395 buku pengetahuan dan wawasan umum, kamus dan atlas untuk masyarakat di Desa Sugapa, Nusa Tenggara Timur. b. Kerja sama dengan Mapala Universitas Islam Indonesia untuk donasi sebanyak 565 buku pengetahuan dan wawasan umum, kamus dan atlas untuk masyarakat. c. Kerja sama dengan PT Urbane Indonesia untuk donasi buku pengetahuan dan wawasan umum sebanyak 318 buku, sebagai bagian dari fasilitas pendidikan yang ada di proyek One Village One Playground, di kawasan Babakan Asih, Bandung. d. Kerja sama dengan Dewan Kemanusiaan Kompas dalam acara Jelajah Nusantara Kompas untuk donasi buku kepada 7 perpustakaan di Surabaya, 10 perpustakaan di Malang, 5 perpustakaan di Cirebon, dan 3 perpustakaan di Bogor sebanyak masing-masing 1.000 buku sehingga total mencapai 25.000 buku.
a. Worked together with the Police Headquarter’s Public Relations Office for the donation of 395 educational books, dictionaries and atlases for rural communities at Sugapa Village, East Nusa Tenggara. b. Together with Mapala of Universitas Islam Indonesia, provided some 565 educational books, dictionaries and atlases to local communities. c. Partnered with PT Urbane Indonesia in the donation of 318 educational books to augment the educational facility developed at the One Village One Playground project in Babakan Asih, Bandung. d. Established cooperation with the Kompas Humanitarian Board for the Kompas Explore the Archipelago program by donating books to 7 libraries in Surabaya, 10 libraries in Malang, 5 libraries in Cirebon and 3 libraries in Bogor, each receiving 1,000 books, thus a total donation of 25,000 library books.
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Unit Usaha • Pelatihan Disain Situs Web City Property melaksanakan pelatihan disain situs web bagi para pelajar dan mahasiswa yang berada di sekitar perusahaan. Harapan perusahaan adalah bahwa setelah pelatihan tersebut, mereka lebih terasah keterampilannya dalam hal mendisain dan membuka peluang usaha untuk bekerja secara mandiri. • Fasilitas Ruang Mengajar City Property memberikan fasilitas ruangan untuk belajar mengajar bagi murid-murid TK/TPA Al-Kautsar yang dilaksanakan di ruang aula serba guna Masjid Al-Bakrie. • Pemberdayaan Murid SMA City Property melakukan pembinaan dan kerja sama dengan PKK dan muridmurid SMA 79 dalam hal pemberdayaan pembuatan kerajinan tangan yang terbuat dari kerang. Hasil penjualan kerajinan tangan tersebut akan disubsidi untuk memberikan bantuan kepada siswa/i yang kurang mampu untuk membayar iuran sekolah. Sampai saat ini, hasil kerajinan tangan tersebut sering diikutsertakan pada pameran-pameran yang dilaksanakan di Jakarta dan sekitarnya.
Business Units • Website Design Training City Property conducts website design training for students in schools or universities located close to the Company. Through such training programs, students are expected to be able to hone their skills in website design, creating opportunities to be independently employed. • Teaching Facilities City Property helped create the necessary space for a learning environment at the AlKautsar nursery school conducted at the Al-Bakrie Mosque multi-purpose hall. • High School Student Empowerment City Property supports and partners with PKK and SMA 79 high school in empowering students with skills to produce shell handicrafts. Proceeds from sales of these handicrafts will be subsidized to provide aid to students who cannot afford to pay for their school fees. To date, handicrafts produced by these students are regularly promoted at exhibitions held in Jakarta and surrounding areas.
3. Sosial Program CSR di bidang sosial umumnya dilaksanakan langsung oleh Unit usaha Bakrieland. • Sosial Kesehatan Kegiatan di bidang sosial kesehatan secara reguler dan konsisten telah dilaksanakan oleh Unit Usaha Bakrieland. a. Pemeriksaan Kesehatan City Property melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar bekerja sama dengan KODIM 0504 Jakarta Selatan, Walikota Jakarta Selatan, Kecamatan Setiabudi dan Kelurahan Menteng Atas. Adapun bentuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan tersebut meliputi konsultasi kesehatan, pemeriksaan tubuh, pemeriksaan gigi, pemeriksaan mata, pemasangan alat kontrasepsi, dan lainnya. Di tahun 2010, kegiatan ini telah dilaksanakan 2 kali. Selain dari itu, City Property bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia untuk menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis setiap
3. Social CSR programs related to social activities are generally conducted directly by Bakrieland’s Business Units. • Social Health Activities to help improve social health are carried out on a regular and consistent manner by Bakrieland’s Business Units. a. Health Examination City Property provides free health examinations and treatment for nearby communities in partnership with KODIM 0504 South Jakarta, Mayor of South Jakarta, Setiabudi Sub-District and Menteng Atas local authorities. Health examinations and medication provided include medical consultations, physical checks including dental and eye examinations, contraceptive services and others. In 2010, these activities were carried out on 2 separate occasions. In addition, City Property also works together with the Indonesia Heart Foundation to organize free health examinations every three months. These include examinations of blood
146 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
147 Annual Report 2010 Bakrieland
tiga bulan sekali. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol dan konsultasi kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan jantung. Di lain unit usaha, Unit Usaha Landed Residential juga merupakan Unit Usaha yang cukup fokus pada kegiatan sosial kesehatan mengingat masih banyak masyarakat di sekitar properti Unit yang membutuhkan layanan kesehatan. Secara reguler, Unit Usaha Landed Residential mengadakan kegiatan pengobatan gratis bagi masyarakat di sekitar Perusahaan. b. Donor Darah City Property secara reguler melaksanakan donor darah dengan melibatkan para karyawan serta penghuni apartemen di kawasan superblok Rasuna Epicentrum. Kegiatan donor darah ini secara rutin dilaksanakan BSU setiap 3 bulan sekali (triwulan). Di lain unit usaha, GAP juga secara rutin setiap 3 bulan sekali mengadakan kegiatan donor darah sukarela yang melibatkan karyawan serta masyarakat umum. c. Donasi Ambulan City Property juga memberikan donasi ambulans kepada masyarakat pengguna jalan dan pengguna sepeda melalui Komite Sepeda Indonesia, sebuah organisasi binaan Pemerintah Kota Jakarta Selatan yang diketuai oleh Walikota Jakarta Selatan. d. Fun Bike Minggu, 19 Desember 2010, Rasuna Epicentrum bekerja sama dengan IKPNI (Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia) menyelenggarakan kegiatan Fun Bike yang merupakan implementasi untuk mendukung program Bike To Work dan menunjukkan komitmen dalam melestarikan lingkungan melalui kegiatan bersepeda. Peserta yang turut hadir dalam acara tersebut sekitar 1.000 pesepeda dari berbagai komunitas yang ada di Jakarta termasuk sepeda Onthel yang diwakili oleh komunitas Onthel Tjiledoeg (KONTJI) dan Komunitas Onthel Batavia (KOBA) serta komunitas sepeda lainnya.
pressure, blood sugar levels, cholesterol levels and medical consultations particularly related to coronary health. Among Bakrieland’s Business Units, Landed Residential Business Unit also focuses on the initiation of social health activities considering that a significant portion of populations living in proximity to the Unit’s property are in dire need of adequate health services. On a regular basis, Landed Residential Business Unit provides free treatment and medication for nearby communities. b. Blood Donation Drives City Property routinely organizes blood donation drives by involving employees and apartment residents at the Rasuna Epicentrum superblock. These activities are held regularly by BSU every three months. For other Business Units, GAP has also been consistent in organizing voluntary blood donation drives on a quarterly basis by encouraging the involvement of employees and the general public. c. Ambulance Donation City Property donated ambulances for the benefit of pedestrians and bicyclists through the Indonesia Cyclists Committee, an organization under the auspices of the South Jakarta municipal government chaired by the Mayor of South Jakarta. d. Fun Bike On Sunday, 19 December 2010, Rasuna Epicentrum in cooperation with IKPNI (Indonesian Association of National Heroes’ Families) organized a ‘fun bike’ event held in support of the Bike to Work movement and demonstrated the commitment to ensure environmental preservation through cycling events. The event managed to draw 1,000 cycling enthusiasts to the event representing various cycling communities in Jakarta including aficionados of vintage bicycles under the Onthel Tjiledoeg (KONTJI) and Onthel Batavia (KOBA) cycling communities as well as other cycling clubs.
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
e. Pembangunan Posyandu dan Peningkatan Gizi Balita Landed Residential juga telah membangun Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) serta berpartisipasi dalam program peningkatan gizi balita melalui sumbangan makanan bergizi dan susu bagi balita dengan disalurkan kepada posyandu yang ada di sekitar properti Unit.
• Sosial Keagamaan Bakrieland dan Unit Usaha Bakrieland berkomitmen untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial keagamaan khususnya yang dilaksanakan di komunitas sekitar Bakrieland dan Unit Usaha Bakrieland. a. Pembangunan Masjid Di bulan April, Property-Related Infrastructure membantu pembangunan masjid di 4 desa di sekitar jalan tol. b. Pemugaran Pura Hotel & Resort bekerja sama dengan operator Pan Pacific Nirwana Bali Resort serta Ikatan Keluarga Besar Hindu (IKBH) untuk membantu pemugaran pura di sekitar area resor pada bulan Oktober 2010. Melalui salah satu propertinya di Bali, pemugaran pura ini merupakan komitmen Unit Usaha tersebut untuk tetap menjaga tatanan serta kelestarian lingkungan, keagamaan dan budaya masyarakat setempat, khususnya budaya dan agama di Bali. Sebelumnya, Pan Pacific Nirwana Bali Resort juga ikut menjaga cagar budaya dengan melestarikan 13 pura di sekitar resor. c. Donasi Hewan Kurban Bakrieland dan seluruh Unit Usaha Bakrieland juga memberikan donasi hewan qurban pada Idul Adha 1431 H untuk masyarakat di sekitar lokasi perusahaan dan Unit Usaha Bakrieland. Total hewan qurban yang disumbangkan Bakrieland dan Unit Usaha Bakrieland sebanyak 2 ekor sapi dan 15 ekor kambing. Selain memberikan hewan kurban, Unit Usaha Landed Residential juga memberikan bantuan beras sebanyak 1.700 kg.
• Social Religion Bakrieland and Bakrieland Business Units are firmly committed to participating in social religious activities primarily those carried out within communities near the operations of Bakrieland and its Business Units. a. Mosque Development In April, Property-Related Infrastructure helped develop mosques in 4 villages situated close to the toll road. b. Temple Restoration Hotel & Resort worked closely with the operator of Pan Pacific Nirwana Bali Resort and the Hindu Kinship Association (IKBH) in revamping temples located around the resort area in October 2010. Through its property in Bali, this restoration project is the Business Unit’s commitment to preserve the ecosystem, existing religious orders and local culture, notably cultures and faiths observed in Bali. Pan Pacific Nirwana Bali Resort has also previously mounted efforts to protect Bali’s cultural heritage by preserving 13 temples located in proximity to the resort area. c. Sacrificial Animal Donation Bakrieland and all its Business Units donated sacrificial animals for the celebration of Idul Adha in 2010 for communities around the location of the Company and Bakrieland Business Units. The number of animals donated for sacrifice by Bakrieland and Bakrieland Business Units totaled 2 cows and 15 goats. In addition to these animals, Landed Residential Business Unit also distributed 1,700 kg of rice.
148 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
e. Posyandu Development and Nutritional Improvement for Children Under Five Landed Residential also helps develop integrated health centers (posyandu) and participates in programs aimed at improving the nutritional status of children under five years of age through wholesome food and milk distributed to posyandus located in proximity to the Unit’s property.
149 Annual Report 2010 Bakrieland
d. Donasi Anak Yatim Dalam kegiatan sosial keagamaan, Unit Usaha Landed Residential juga secara reguler memberikan donasi kepada 1.000 anak yatim dan miskin di daerah sekitar Kecamatan Bogor Selatan. Hal yang kurang lebih sama juga dilakukan oleh Hotel & Resort yang memberikan donasi kepada 1.000 anak yatim, termasuk yatim piatu bayi terlantar, dan anak-anak penyandang cacat pada bulan April 2010. Unit Usaha tersebut juga memberikan bantuan ke panti asuhan tuna ganda dan panti sosial, anak bayi dan anak terlantar berupa makanan ringan (biskuit), abon, kecap, popok bayi, kebutuhan kesehatan bayi, perlengkapan mandi, sabun pencuci piring dan pakaian, peralatan makan dan minum serta perlengkapan tidur. Bagi anak-anak yang kurang mampu di daerah Jabodetabek, Unit Usaha Hotel & Resort memberikan donasi paket perlengkapan sholat dan perlengkapan sekolah.
d. Donation to Orphans With regard to social religious activities, Landed Residential Business Unit regularly donates to 1,000 orphans and indigent persons in the surrounding areas of the sub-district of South Bogor. A similar gesture was also done by Hotel & Resort in April 2010 by donating to 1,000 orphans including abandoned orphaned infants and disabled children. The Business Unit also provided assistance to homes for multi-disabled children and nursing homes; as well as to unwanted infants and children who were supplied with snacks (biscuits), meat floss, soybean sauce, baby diapers, infant health care supplies, toiletries, washing soap and detergent, eating utensils and sleeping equipment. For children from poor families in the Jabodetabek area, Hotel & Resort Business Unit provided donations in the form of praying equipment and school necessities.
In August 2010, City Property II Business Unit during the fasting month of Ramadhan, distributed donations and held a breaking of fast together with 150 orphans and less fortunate people living close to the project location at Pulo Gebang. In addition to monetary donations, BPL also handed out gift packages containing school supplies. The Business Unit also organized communal breaking of fasts with members of nearby communities. While City Property I initiates mass circumcision programs and distributes donations to 200 orphans, activities that are customarily carried out every year. e. Support for Religious Events On a monthly basis, City Property I hands out donations for the operational activities of Al-Bakrie Mosque and the Nurul Iman boarding school. City Property I also supports the organizing of religious study circles held daily from Monday to Friday by the Al-Bakrie Mosque Muslim Youths, Al-Bakrie Women’s Religious Study Group, and the Fajar Shadiq Religious Study Circle, particularly for the delivery of morning sermons. Furthermore, City Property I
Pada bulan Agustus 2010, Unit Usaha City Property II mengadakan acara santunan dan berbuka puasa bersama dengan 150 orang anak yatim piatu dan kaum dhuafa di sekitar lokasi proyek di Kelurahan Pulo Gebang. Selain memberikan donasi dalam bentuk uang, Unit Usaha ini memberikan donasi dalam bentuk bingkisan perlengkapan sekolah. Unit Usaha City Property II juga mengadakan acara buka puasa bersama untuk masyarakat sekitar proyek. Sementara City Property I melaksanakan kegiatan khitanan massal dan santunan anak yatim kepada 200 anak yatim piatu secara berkala setiap tahunnya. e. Dukungan Kegiatan Keagamaan Setiap bulan, City Property I memberikan donasi untuk kegiatan operasional Masjid Al-Bakrie dan Pesantren Nurul Iman. City Property I juga mendukung pelaksanaan pengajian yang dilaksanakan setiap hari mulai hari Senin hingga Jumat yang dilaksanakan oleh Remaja Islam Masjid Al-Bakrie, Majelis Ta’lim Kaum Ibu AlBakrie, dan Majelis Ta’lim Fajar Shadiq untuk pelaksanaan kuliah subuh.
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
supports religious observances such as the celebration of the 1st of Muharram Islamic New Year, the Prophet’s Birth, Isra’ Mi’raj, Ramadhan & Idul Fitri and Idul Adha where animals are sacrificed and the Business Unit take the opportunity to donate 2 cows and 7 goats of which their meat was distributed to nearby communities.
Selain itu City Property I memberikan dukungan untuk perayaan keagamaan, diantaranya penyelenggaraan hari besar Islam 1 Muharram, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, kegiatan Ramadhan & Idul Fitri serta Idul Adha dan pemotongan hewan qurban dengan memberikan bantuan sebanyak 2 ekor sapi dan 7 ekor kambing untuk diberikan kepada masyarakat sekitar. • Sosial Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Hotel & Resort telah sejak lama menjadikan program pendampingan pembinaan dan pelatihan UMKM sebagai salah satu program kegiatan CSR. Manajemen properti tersebut membentuk Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB BNR) untuk melakukan pendampingan pelatihan manajemen dan pendampingan pemasaran terhadap para pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Tabanan pada umumnya, dan sekitar Desa Beraban pada khususnya.
Pada tahun 2009, manajemen properti tersebut bekerja sama dengan Universitas Bakrie dalam menyusun Laporan Survei Kebutuhan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM di sekitar Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR). Laporan ini sangat bermanfaat untuk menentukan langkahlangkah program CSR NBR selanjutnya. Berdasarkan rekomendasi dari Laporan Survei tersebut, pada tahun 2010 NBR melakukan konsolidasi dengan Universitas Bakrie dalam penyusunan rencana program kewirausahaan kepada mitra binaan maupun calon mitra binaan, yaitu berupa workshop yang akan diselenggarakan pada awal 2011.
In 2009, the property’s management forged partnership with Universitas Bakrie in preparing the Need Assessment Report on the Empowerment of Cooperatives and Medium, Small and Micro-Scale Enterprises around Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR). The report was extremely beneficial for determining subsequent BNR CSR program agenda. Based on recommendations from a Survey Report, in 2010 NBR consolidated with Universitas Bakrie for the formulation of an entrepreneurship program plan directed at existing and potential partners under assistance through a workshop, which will be organized in early 2011.
Pelaksanaan workshop kepada para UMKM mitra binaan NBR yang akan bertema “Pertumbuhan Wirausaha Baru dan Pengembangan UKM Berbasis Peluang” ini mencerminkan keberpihakan Perusahaan atas pertumbuhan, perkembangan dan peningkatan produktivitas UKM di Kabupaten Tabanan pada umumnya, dan di sekitar Desa Beraban pada khususnya.
150 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
• Medium, Small and Micro-Scale Enterprises Hotel & Resort has long established its development and training program for Medium, Small and Micro Scale Enterprises as part of the CSR program. The property’s management founded the Business Development Institute to provide management and marketing assistance and training for owners of SMEs in Tabanan District in general and the Beraban Village in general.
Intended for the Medium, Small and Micro-Scale Enterprises identified as NBR partners under assistance, the workshop which carries the theme “Growth of New Entrepreneurs and the Development of Opportunity-Based SMEs” reflects the Company’s favorable stance towards SME growth, development and productivity improvements in Tabanan in general and Beraban Village in particular.
151 Annual Report 2010 Bakrieland
Selain melakukan pendampingan pemasaran, BNR melalui kegiatan hotel/ resort juga membuat program Sunset Cycling, yaitu kegiatan bersepeda para tamu hotel yang rutenya melalui pedesaan. Program ini disusun untuk memperkenalkan aneka kerajinan masyarakat setempat sekaligus meningkatkan omset penjualan para pedagang di sekitar Tabanan. Para pedagang juga diundang untuk dapat menjajakan aneka kerajinan masyarakat setempat di area hotel seminggu sekali.
In addition to marketing assistance, NBR through its hotel/resort activities also introduced the Sunset Cycling program, which invited hotel guests to embark on a cycling tour traversing through local villages. The program is designed to promote the eclectic collection of local handicrafts while helping sellers in Tabanan boost their sales volume. Traders are also invited to promote local handicrafts on hotel premises once a week.
Selain Pan Pacific Nirwana Bali Resort, unit usaha BLD yakni Hotel & Resort yang memiliki properti di Bali yaitu Pullman Bali Legian Nirwana, juga menggunakan produk masyarakat sekitar sebagai bentuk kontribusi pengembangan ekonomi masyarakat lokal.
Di Jakarta, City Property I melakukan pengelolaan dan penampungan pedagang kaki lima di sepanjang jalan Nyi Ageng Serang pada proyek Rasuna Epicentrum, bekerja sama dengan Dinas UKM Jakarta Selatan (JS 09). Lokasi penampungan tersebut saat ini menampung sekitar 80 pedagang UKM makanan proses dan non proses. Saat ini, para pedagang tersebut menjadi tertib dan rapi serta para pengunjung merasa aman dan nyaman.
In Jakarta, City Property I helps manage and accommodate sidewalk vendors to ply their wares along the Nyi Ageng Serang thoroughfare of the Rasuna Epicentrum project, together with South Jakarta’s Local SME Office (JS 09). This stretch of trading zone currently accommodates 80 SMEs selling processed and non-processed food. At present, these traders conduct their businesses in an orderly manner where visitors feel safe and comfortable.
Sementara itu di daerah Kanci-Pejagan, Property-Related Infrastructure sedang mempersiapkan tempat peristirahatan (rest area) yang nantinya akan diisi oleh UMKM setempat.
• Bencana Alam Bakrieland dan Unit Usaha Bakrieland berkomitmen untuk dapat membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana alam melalui kegiatan Tanggap Darurat dan Pemulihan. Dalam pelaksanaannya, Bakrieland dan Unit Usaha Bakrieland bekerja sama dengan Badan Pelaksana Gerakan Bakrie Untuk Negeri (BP GBUN). a. Tanggap Darurat Bakrieland dan Unit Usahanya bersamasama mengumpulkan dana korporasi dan karyawan untuk disumbangkan kepada korban bencana alam Wasior, Papua Barat. City Property II bekerja
Apart from Pan Pacific Nirwana Bali Resort, BLD’s business unit, i.e., Hotel & Resort Business Unit that owns property in Bali, the Pullman Bali Legian Nirwana, makes creative use of local products as a way of contributing to the development of the local economy.
At the Kanci-Pejagan area, the PropertyRelated Infrastructure is in the middle of developing a rest area which will later be filled with local medium, small and microsized enterprises.
• Natural Disasters Bakrieland and Bakrieland Business Units are resolute in their commitment to assist the government in dealing with natural disasters through Emergency Response and Recovery activities. For its actual implementation, Bakrieland and its Business Units have joined forces with the Executing Body of the Bakrie for the Nation cause. a. Emergency Response Bakrieland and Bakrieland Business Units have collectively mobilized funds from corporations and employees for donations to victims of the Wasior natural disaster in West Papua. City
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
sama dengan Perum Perumnas dan para karyawan perusahaan untuk mengumpulkan sumbangan bagi korban bencana alam di Mentawai dan Merapi. Demikian halnya dengan City Property I yang juga memberikan sumbangan untuk korban tsunami Mentawai dan korban Merapi. Selain sumbangan korporasi, Unit Usaha ini juga mengelola sumbangan yang telah dikumpulkan dari unit-unit usaha lain serta hasil pengumpulan kotak amal di Masjid Al-Bakrie dan Bakrie Tower. b. Pemulihan Bakrieland dan Unit Usaha Bakrieland juga berkomitmen membantu para korban bencana alam melalui program pemulihan.
Property II worked together with the state-owned housing enterprise and company employees to collect donations for victims of natural disasters in Mentawai and Merapi. Similarly, City Property I also channeled donations to victims of the Mentawai tsunami and Merapi volcanic eruptions. In addition to corporate donations, the Business Unit helped manage contributions collected from other business units and charity boxes placed at the Al Bakrie Mosque and Bakrie Tower. b. Recovery Bakrieland and Bakrieland Business Units are also committed to assist natural disaster victims through recovery programs.
Pemulihan Jawa Barat Bakrieland, bersama dengan BUN, telah sejak lama fokus pada program pemulihan bencana alam di Indonesia. Bakrieland juga bekerja sama dengan ANTV Peduli untuk Program Pemulihan Jawa Barat dimana Bakrieland menyumbangkan para ahli di bidang arsitektur dan pembangunan untuk membangun SDN Sukalaksana 1, Pangalengan, Bandung. Pembangunan tahap I SDN Sukalaksana 1 telah selesai 100% sejak Juli 2010 lalu. Tahap 2 yang dilaksanakan dengan bantuan dari Bank Permata juga telah terealisasi dan saat ini sedang menunggu perkembangan Tahap 3 bangunan sekolah.
Recovery of West Java Bakrieland in concert with BUN has long focused on natural disaster recovery programs in Indonesia. Bakrieland also works together with ANTV Peduli for the West Java Recovery Program, whereby Bakrieland provides a group of experts in architecture and construction to build the SDN Sukalasana 1 primary school in Pangalengan, Bandung. The first stage of the primary school’s construction was fully completed in July 2010. The second construction phase with support from Bank Permata was also realized and is currently awaiting for further progress in Stage 3 of the construction process.
Pemulihan Sumatera Barat Sejak akhir tahun 2009, Bakrieland bersama dengan Bakrie Untuk Negeri, bekerja sama dengan program ANTV Peduli untuk menjalankan Program Pemulihan Gempa Sumatera Barat. Program ini bertujuan untuk membangun kembali fasilitas pendidikan dan tempat beribadah yang rusak karena gempa. Dalam program ini, Bakrieland berkontribusi memberikan para ahli di bidang pembangunan dan arsitektur. Para ahli ini bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengawasi proses pembangunan dalam program tersebut. Fasilitas pendidikan dan tempat beribadah yang dibangun
Recovery of West Sumatera Since the end of 2009, Bakrieland in cooperation with Bakrie for the Nation has established partnership with ANTV Peduli for the implementation of the West Sumatera Earthquake Recovery Program. The program is intended to rebuild educational facilities and places of worship decimated by the earthquake. Under this program, Bakrieland also provided architectural and construction experts responsible for planning and overseeing the construction process. Educational facilities and places of worship that were restored by this program included the SDN 03 Batang Anai primary school in Padang Pariaman and the Asra Al-Bakrie Mosque located
152 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
153 Annual Report 2010 Bakrieland
kembali dalam program ini adalah SDN 03 Batang Anai, Padang Pariaman dan Masjid Asra Al-Bakrie, Padang yang keseluruhan programnya telah selesai, bahkan telah digunakan oleh muridmurid SDN 03 Batang Anai sejak awal tahun ajaran Juli 2010. Adapun Masjid Asra Al-Bakrie juga telah selesai dan digunakan sejak pertengahan November 2010. Dalam Program Pemulihan Gempa Sumatera Barat, Bakrieland bekerja sama dengan Kelompok Usaha Bakrie (KUB) lainnya dalam penggalangan dana bersama dengan Bakrie Telecom dan HP Esia Slank, Bakrie Untuk Negeri serta tvOne untuk membangun kembali Madrasah Tsanawiyah Sikilang, Pasaman Barat dan merestorasi Masjid Muhammadan, Padang. Madrasah Tsanawiyah telah selesai pembangunannya dan diresmikan tanggal 2 Oktober 2010 dan telah digunakan sejak saat itu. Adapun restorasi Masjid Muhammadan diharapkan selesai pada bulan Januari 2011.
in Padang the reconstruction of which the was successfully completed, and pupils of the SDN 03 Batang Anai primary school even resumed schooling since the start of the academic year in July 2010. The Asra Al-Bakrie Mosque on the other hand, also underwent total restoration and has been in use since mid-November 2010. Under the West Sumatera Earthquake Recovery Program, Bakrieland works together with other Bakrie Business Groups in a joint fundraising campaign with Bakrie Telecom and HP Esia Slank, Bakrie for the Nation and TVOne to rebuild the religious-based Sikilang Madrasah Tsanawiyah junior high school in West Pasaman and the restoration of the Muhammadan Mosque in Padang. The construction of the Madrasah Tsanawiyah was completed and officially opened on 2 October 2010 and has been in operations since then. The rebuilding of Muhammadan Mosque on the other hand, is projected for completion by January 2011.
• Lainnya City Property I, bekerja sama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya, menyelenggarakan kegiatan sosial berupa pelayanan perpanjangan SIM keliling malam hari. Acara ini dilaksanakan pada hari Rabu pekan pertama setiap bulan mulai pukul 19.00-21.00 WIB. Adanya kegiatan ini sangat membantu khususnya bagi masyarakat yang sibuk dengan aktivitasnya pada siang hari, sehingga tidak memiliki waktu untuk memperpanjang SIM di siang hari. Masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini terdiri dari karyawan perkantoran, penghuni apartemen dan masyarakat sekitar.
• Others City Property I, in cooperation with the Traffic Agency of the Jakarta Metropolitan Police, helped ensure public service delivery through the mobile driving license extension service available during the night. The program is carried out every Wednesday in the first week of the month from 7pm to 9pm. This is extremely convenient particularly for citizens with hectic schedules during the day, thus with no spare time to arrange for an extension of their driving license. Citizens making use of this service include office workers, apartment residents and nearby communities.
Green Architecture Green Architecture mengandung arti bahwa semua produk Bakrieland, baik perumahan, hotel maupun perkantoran, dirancang secara ramah lingkungan. Penerapan hal ini meliputi:
Green Architecture Green Architecture refers to all Bakrieland products including residential projects, hotels and office buildings which are designed as a showcase for eco-friendliness. Its actual application covers:
1. Green Area Design Green area design adalah pengembangan ruang terbuka hijau yang bertujuan meningkatkan kualitas udara dan kondisi iklim mikro, serta sebagai peredam
1. Green Area Design Green area design relates to the development of open green space designed to improve air quality and micro climate conditions, and acts as a noise suppressor and windbreak, and
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
kebisingan, penahan angin, dan peningkatan keindahan. Program ini diharapkan dapat tercapai dengan menargetkan minimal 20% pengembangan kawasan sebagai ruang terbuka hijau dan menanam jenis tanaman yang menghasilkan O2 dan menyerap CO2, serta berbagai polutan seperti logam berat, debu, belerang. Sehubungan dengan hal ini, Bakrieland melakukan studi karakteristik dan bekerja sama dengan badan terkait mengenai jenis tanaman yang merupakan karakter wilayah proyek, menerapkan konsep global, dan melakukan supervisi terhadap implementasinya.
enhances the splendor of landscapes. This program is expected to achieve the minimum 20% target of developing areas into open green spaces and planting of trees that produce O2 and absorb CO2 as well as other pollutants such as heavy metals, dust particles and sulfur. In line with this, Bakrieland has conducted a characteristic study and worked along with relevant parties on plant species suitable for the characteristics of the project area, applying a global concept and overseeing its effective implementation.
Contoh pelaksanaan: • Bogor Nirwana Residence (BNR) memiliki 60% ruang terbuka hijau dari lahan proyek seluas 1.200 hektar. Selain itu BNR mengembangkan program penangkaran satwa (rusa dan unggas) dan program peduli lingkungan berupa penanaman pohon yang melibatkan masyarakat setempat. Barubaru ini BNR juga memperluas area hijau dengan mengambil lokasi di sekitar danau resapan klaster Grand Harmony. • Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR) yang berlokasi di daerah Tabanan, Bali, memiliki luasan hijau hingga 70%. Sekitar 15 ha dari total lahan dipertahankan sebagai lahan sawah dan pohon-pohon lokal dilestarikan untuk membantu penyerapan CO2 dan menambah nilai estetikanya. • Pullman Legian Nirwana Suites & Residence memiliki 45% area hijau. • Rasuna Epicentrum (RE) melakukan penghijauan kawasannya antara lain dengan menghijaukan lahan tidur, membangun pembiakan tanaman, dan membuat roof top garden. Untuk The Wave, ruang terbuka hijau dan ruang publiknya mencapai 70% dari luas area keseluruhan. • Travellers Krakatoa Nirwana Resort (KNR) memiliki lahan terbuka hijau yang ditanami pepohonan penghasil udara bersih dan memfungsikan lahan tidur menjadi lahan produktif. Selain itu juga menjalankan Program Tanam 1.000 pohon. • Lahan kosong di sekitar jalan tol KanciPejagan ditanami dengan pepohonan yang mampu mereduksi CO2, sementara lahan di sekitar kantor dibiarkan menjadi ruang terbuka hijau. • Sentra Timur Residence (STR) mengembangkan ruang terbuka hijau
Examples of implementation: • Bogor Nirwana Residence (BNR) has developed 60% of open green space on 1,200 hectares of project land. In addition, BNR has created a wildlife sanctuary (deer and birds) and an environmental conservation program through tree planting that involves local residents. BNR also recently expanded its green area into the location surrounding a water catchment lake at the Grand Harmony cluster. • Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR) located in Tabanan, Bali prides itself with its 70% open green space. Some 15 hectares of land are preserved in the original state of lush rice fields and indigenous trees to help absorb CO2 and add to the aesthetic value of the environment. • Pullman Legian Nirwana Suites & Residence has 45% of green area. • Rasuna Epicentrum (RE) has ensured the greening of its area among others by the rejuvenation of idle land, as well as the establishment of a nursery and roof top garden. Open green space and public areas in The Wave reaches 70% of total land area. • Travellers Krakatoa Nirwana Resort (KNR) has created open green spaces adorned with clean air producing vegetation and turned vacant land into productive soil. The 1,000 tree planting program was also launched. • Idle land stretched along the KanciPejagan toll road is lined with trees capable of reducing CO2, while land close to office buildings is preserved as open green space. • Sentra Timur Residence (STR) has developed ample open green space with
154 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
155 Annual Report 2010 Bakrieland
cukup luas, koridor yang cukup lebar, dan koefisien dasar bangunan yang rendah, serta memiliki pemandangan yang baik karena jarak antar menara yang renggang (35-50 m). • Perencanaan Lagoon Nirwana Residence Balikpapan dibuat dengan memperhatikan kebutuhan ruang terbuka hijau. • KNR bekerja sama dengan pihak ketiga telah memulai pemanfaatan lahan seluas 44 ha sebagai lahan agrowisata dengan menanam pohon sengon.
fairly spacious corridors and low building coverage ratio, allowing for a superb landscape thanks to intervals between towers of 35-50 m. • Planning for Lagoon Nirwana Residence Balikpapan takes into consideration the need for wide-open green spaces. • KNR works closely with third parties in the utilization of a 44-hectare land for agrotourism by planting sengon trees.
2. Green Building and Construction Gedung dan konstruksi yang ramah terhadap lingkungan dibangun dengan memperhatikan aspek pencahayaan, suhu, dan akustik dalam suatu disain yang terintegrasi. Penerapan program ini selain mendorong penghematan energi juga ditujukan untuk mempertahankan keselarasan dengan nilai-nilai budaya masyarakat melalui desain arsitekturnya.
2. Green Building and Construction Eco-friendly structures and constructions are shaped by taking into account light source, temperature and acoustics, which form an integrated design. In addition to greater energy savings, the application of this program is also intended to preserve local cultural values attuned to its architectural designs.
Contoh pelaksanaan: • Pembangunan hunian di BNR dilakukan dengan meminimalisir penggunaan material kayu, sementara pembangunan mal dan hotel dilakukan dengan menerapkan sistem sirkulasi udara yang baik sehingga hemat energi. • Pembangunan Apartemen The Wave mengadaptasi konsep Green Architecture dan green living. • NBR dirancang sesuai karakteristik bentuk bangunan lokal. • Penggunaan façade di Bakrie Tower dapat mereduksi panas hingga 80% sehingga mengurangi konsumsi energi untuk pendingin ruangan. • Pengolahan air kotor di Bakrie Tower memungkinkan penggunaan kembali air seluruhnya (100%) untuk cooled water chiller. • Pengolahan lansekap di seluruh kawasan RE mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pemakai, baik pejalan kaki maupun yang berkendaraan, karena dilengkapi dengan street furniture yang memadai. • Kantor Bakrie Toll Road di area KanciPejagan dirancang ramah lingkungan, antara lain dalam konstruksi atapnya yang memungkinkan cahaya matahari masuk sehingga hemat energi. • STR menggunakan sistem ventilasi silang sehingga hemat energi.
Examples of implementation: • The construction of residential units in BNR minimizes the use of wood, while shopping malls and hotels are built by ensuring an effective air circulation system, which promotes energy savings. • The construction of The Wave Apartment abides by the Green Architecture and green living concepts. • NBR is designed in accordance to the local characteristics of structural shapes. • The erection of a façade at Bakrie Tower helps reduce heat to 80% which cuts down on energy consumption for air conditioning. • Waste water treatment at Bakrie Tower enables the total reuse (100%) of water for cooled water chillers. • The landscape design in all RE areas places priority on the safety and comfort of users, pedestrians and passing vehicles as the project is outfitted with adequate street furniture. • Bakrie Toll Road Office at the KanciPejagan area adopts Green Architecture among others in its roof construction, which allows the building to be awash with sunlight, hence saving precious energy. • STR adopts the cross ventilation system that conserves energy.
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
• Bangunan Lagoon Nirwana Residence Balikpapan dirancang ramah lingkungan sehingga dapat menghemat energi. Disain lahannya dibuat bertingkat untuk mengurangi risiko kontur yang curam.
• The Lagoon Nirwana Residence Balikpapan is an eco-friendly and energy saving structure. Its tiered landscape design is meant to lower the risk of steep contours.
Green Operation Green Operation mengandung implikasi bahwa setiap manajemen kawasan dan gedung Bakrieland akan mengoperasikan unit-unitnya dengan ramah lingkungan, dengan menerapkan konsep 3R (reduce, reuse, recycle). Green Operation mencakup program-program berikut:
Green Operation Green Operation implies that every Bakrieland area and building management will run its units in an eco-friendly manner by applying the 3R concept (reduce, reuse, recycle). Green Operation covers the following programs:
1. Water Conservation and Reuse Program Program ini menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah domestik sebagai penyumbang terbesar terhadap pencemaran kota di Indonesia. Melalui program ini, air limbah diolah secara individual (on site treatment) sebelum dibuang ke saluran umum, sehingga melestarikan sumber daya air.
1. Water Conservation and Reuse Program This program is an alternative to overcoming pollution caused by household waste as the largest contributor to urban pollution in Indonesia. Through this program, effluence undergoes on-site treatment before its eventual disposal through public sewage, hence conserves water resources.
Penerapan program Water Conservation and Reuse diwujudkan dalam 3 (tiga) bentuk kegiatan, yaitu pengolahan air limbah domestik menggunakan sistem bio-filter anaerob-aerob (gray waste water treatment), pengolahan air limbah hitam (black waste water treatment) dengan menggunakan septic tank biologi, serta konservasi air dengan membuat lubang biopori, kolam resapan, dan revitalisasi kanal untuk mengelola dan melestarikan sumber air dan mencegah banjir.
Contoh pelaksanaan: • RE membangun kolam resapan air, sewage treatment dan water treatment plant, membuat biopori, serta melakukan revitalisasi sungai Cideng. • NBR melakukan pengolahan sisa limbah air dan pemanfaatan air hujan dengan menggunakan sistem water treatment untuk digunakan kembali sebagai pengairan lapangan golf. Dari kebutuhan air sebesar 3.000 m3 per hari, hanya 500 m3 berasal dari tanah. Resor ini juga dikembangkan dengan tingkat kepadatan bangunan yang rendah, sehingga kondisi asli alam tetap terjaga untuk penyerapan air hujan. • Pengembangan dan revitalisasi danau alami pada proyek Lagoon Nirwana Resort Balikpapan. 156 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
The Water Conservation and Reuse Program is applied through 3 (three) types of activities: domestic waste treatment that employs the bio-filter anaerob-aerob system (gray waste water treatment), black waste water treatment that uses the septic tank system, and water conservation by puncturing bio-porous infiltration holes in the soil, water catchment pools and the revitalization of canals to manage and conserve water resources and prevent flooding.
Examples of implementation: • RE establishes water catchment ponds, sewage treatment and water treatment plant, bio-porous infiltration holes and revitalized the Cideng River. • NBR engages in the treatment of residual waste water and utilizes rainfall by using the water treatment system for reuse as irrigation of golf courses. From its daily water consumption of 3,000 m3, only 500 m3 is drawn from the ground. The resort is also developed with low building density levels, thus preserving the original natural landscape to allow for the absorption of rainfall. • Development and revitalization of a natural lake situated at Lagoon Nirwana Resort Balikpapan.
157 Annual Report 2010 Bakrieland
• Pullman Bali Legian Nirwana membuat lubang biopori di kawasan hotel dan mengelola limbah bekerja sama dengan pengolahan limbah kota Bali. • BTR menghimbau kepada karyawannya untuk membatasi penggunaan air dan meningkatkan efektivitas penggunaan air di dalam kantor. • Kawasan BNR membuat kolam resapan air di klaster Harmony, Tirta dan The Cliff. Waste Treatment Plant (WTP) digunakan dalam pengelolaan limbah domestik di mal dan hotel.
• Pullman Bali Legian Nirwana installed bioporous absorption holes around the hotel area and waste is managed alongside Bali’s urban waste treatment system. • BTR appeals to its employees to limit water usage and improve effectiveness of water consumption in office buildings. • BNR has created a water catchment pool at the Harmony, Tirta and The Cliff clusters. Waste Treatment Plant (WTP) is used for managing domestic waste from shopping malls and hotels.
2. Integrated Waste Disposal Treatment Program ini mengelola permasalahan sampah kawasan secara komprehensif melalui penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) dan pengelolaan sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Fokus program ini adalah menyelesaikan masalah sampah sekaligus memberikan nilai ekonomis bagi pengelolanya.
2. Integrated Waste Disposal Treatment This program adopts a comprehensive approach in dealing with waste through the application of the 3R concept (reduce, reuse, recycle) and the handling of toxic and hazardous waste. The program focuses on resolving the waste issue whilst ensuring economic value for its management.
Contoh pelaksanaan: • RE membuat Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di setiap blok dan di dekat WTP Kali Cideng, dengan memisahkan sampah organik dan non organik.
Examples of implementation: • RE has established temporary waste disposal sites in every block and close to the Cideng River temporary waste disposal site by separating organic and non-organic wastes.
3. Green Material Program ini menekankan pada penggunaan material ramah lingkungan dalam operasional proyek. Perwujudannya antara lain dengan menggunakan material ramah lingkungan, tidak beracun, bahan daur ulang atau yang bisa diperbarui, atau menggunakan material lokal dan bersertifikasi.
3. Green Material This program places emphasis on the use of environmentally friendly materials in the operations of projects. This among others is achieved by drawing on eco-friendly materials, which are non-toxic, recycled or renewable, and by using local and certified materials.
Contoh pelaksanaan: • BNR menggantikan penggunaan material kayu dengan baja ringan untuk rangka atap dan kusen aluminium, serta menggunakan material batu belah yang berasal dari sekitar lokasi proyek.
Examples of implementation: • BNR substitutes the use of wood with light steel framing for roofs and also aluminum frames, as well as split stones originating from around the project location.
4. Fossil Fuel Consumption Reduction Program Program ini bertujuan mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil, menghasilkan energi yang ramah lingkungan dan membantu program pemerintah dalam penghematan energi. Tujuan ini dapat tercapai melalui sistem operasional yang hemat energi atau penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
4. Fossil Fuel Consumption Reduction Program This program aims to reduce the energy consumption of fossil fuels by producing green energy and helping government programs in efforts to conserve energy. These objectives can be attained through an energy saving operational system and the use of eco-friendly fuel.
tanggung jawab sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Abdan M. Adnan Kepala Desa Merak Belantung Head of Merak Belantung Village
“Keberadaan Travellers Krakatoa Nirwana Resort berdampak positif bagi perekonomian masyarakat dengan memberikan kesempatan kerja bagi warga setempat. Gaya hidup dan perekonomian masyarakat mulai meningkat. Kami berharap, Bakrieland dapat lebih memahami kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kontribusinya di masa mendatang.” “The presence of Travellers Krakatoa Nirwana Resort has brought about positive impact on the community’s economy by providing employment opportunities for local residents. The community’s lifestyle and economy have shown some improvements. We hope Bakrieland will have a better understanding of the community’s needs and enhance its contribution and support in the future.”
Contoh pelaksanaan: • RE membangun sarana publik dalam bentuk (1) fasilitas transportasi shuttle bus berbahan bakar bio solar, dan (2) area pejalan kaki selebar 10 meter yang diisi pepohonan penyerap CO2 tinggi dan fitur air untuk menurunkan suhu udara. • NBR menerapkan sistem energy cogeneration yang mengoptimalkan tenaga gas buang dari generator untuk keperluan cuci pakaian. • Mal dan hotel pada kawasan BNR menerapkan sistem sirkulasi udara yang baik sehingga penggunaan listrik untuk AC dan pencahayaan dapat dihemat. • Kantor operasional jalan tol Kanci-Pejagan melakukan penghematan listrik dengan mematikan sebagian lampu pada siang hari dan membatasi pemakaian di malam hari. Selain itu, sehari-harinya AC hanya digunakan sebagian.
Examples of implementation: • RE ensures the availability of public services in the form of (1) shuttle bus transport facility that runs on bio-solar fuel, and (2) spacious 10-meter pedestrian walk lined with shady trees for CO2 absorption and water features to lower air temperatures. • NBR applies a co-generation energy system that optimizes residual gases emitted from generators for the washing of clothes. • Shopping malls and hotels in BNR run an effective air circulation system that helps conserve electricity used for air conditioning and lighting. • The operational office for the Kanci-Pejagan toll road conserves electricity by switching off lights during daytime and restricting use in the night. In addition, the daily use of air conditioning units is also restricted.
Nilai Pengeluaran Program CSR Nilai Pengeluaran Program CSR Bakrieland dan Unit Usaha sebesar Rp 5.567.366.199.
CSR Program Output Value Bakrieland’s CSR Program Output Value at Parent Company and Business Units is valued at Rp 5,567,366,199.
158 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
159 Annual Report 2010 Bakrieland
Jumlah ini meningkat sebesar 12,53% dibandingkan total investasi tahun 2009. Secara keseluruhan, pelaksanaan program CSR tahun 2010 lebih fokus pada program sosial-keagamaan dan program pendidikan, sedangkan sebelumnya di tahun 2009 fokus pada program sosialkeagamaan dan program olah raga. Investasi di bawah kategori Korporasi dikeluarkan antara lain untuk kegiatan sponsorship dan kontribusi terkait pengembangan industri properti.
This amount is a 12.53% increase from total investment in 2009. Overall, CSR program implementation in 2010 focused more on socialreligious and educational programs compared to the previous emphasis in 2009 on social-religious and sports programs. Corporate investments among others were necessary for activities associated with sponsorships and contributions related to property development.
Realisasi Pelaksanaan CSR | Realization of CSR Implementation Bakrieland & Units No.
Kegiatan | Activity
2010 Nilai | Value Rp
%
1,305,470,530
23.45%
1
Pendidikan | Education
2
Lingkungan | Environment
457,401,500
8.22%
3
Olah Raga | Sport
290,286,078
5.21%
4
Sosial | Social 343,570,000
6.17%
a. Sosial Kesehatan | Social Health b. Bencana Alam | Natural Disaster
174,511,000
3.13%
1,406,935,926
25.27%
Korporasi | Corporate
1,589,191,165
28.55%
GRAND TOTAL
5,567,366,199
100%
c. Sosial Keagamaan | Social Religion 5
Rencana ke Depan Di tahun 2011, penguatan posisi Bakrieland sebagai perusahaan pengembang properti dan infrastruktur terkait properti lainnya yang mengedepankan nilai-nilai ramah lingkungan akan dilakukan melalui dua strategi besar, yaitu: • Penguatan koordinasi dengan Unit Usaha Bakrieland untuk menyusun dan menjalankan program CSR terintegrasi sesuai dengan pilar CSR Bakrieland. • Peningkatan peran publikasi media untuk promosi kegiatan CSR dengan tujuan penguatan posisi sebagai pengembang properti yang mengedepankan nilai-nilai ramah lingkungan.
Future Plan In 2011, the strengthening of Bakrieland’s position as the developer of properties and other propertyrelated infrastructure which places priority on green values will be assured through two key strategies: • Greater coordination with Bakrieland Business Units in determining and implementing integrated CSR programs in accordance with Bakrieland’s CSR pillars. • Heightened role with media publication for the promotion of CSR activities with the intention of strengthening its position as a property developer that emphasizes on green value.
Bakrieland akan tetap fokus pada 3 pilar program CSR-nya, yaitu pendidikan, lingkungan dan sosial, serta melibatkan Unit Usaha dalam setiap kegiatan CSR tahun mendatang terutama untuk kegiatan Taman Cerdas Bakrieland, Program Sejuta Buku dan Program Penghijauan. Selain itu, Bakrieland akan meningkatkan koordinasi dengan mahasiswa untuk program Bakrieland Goes to Campus dan mengaktifkan penggunaan sosial media untuk publikasi kegiatan CSR, khususnya untuk merangkul dan melibatkan lebih banyak mahasiswa. Kerja sama dengan lebih banyak mitra strategis akan lebih digiatkan untuk mengembangkan program CSR di tahun mendatang.
Bakrieland shall remain focused on its 3 CSR pillars, namely education, the environment and society while ensuring the involvement of Business Units in every CSR activity in the coming years particularly activities related to Taman Cerdas Bakrieland, A Million Books Program and the Greening Program. Bakrieland will also enhance coordination with university students for its Bakrieland Goes to Campus program and promote the use of social media for the publication of CSR activities primarily in order to embrace and involve more university students. Cooperation with a greater number of strategic partners will be scaled up for future CSR program development.
beraktivitas dengan gcg working along with gcg
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik menjiwai seluruh kegiatan bisnis Bakrieland pada setiap jenjang organisasi. Kami yakin penerapan GCG akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. GCG principles permeate in Bakrieland overall business activity at every level of organization. We believe the implementation of GCG will further increase the Company value.
160 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
161
GCG REPORT
LAPORAN GCG
Annual Report 2010 Bakrieland
RSM AAJ Associates Plaza ABDA 10th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190 - Indonesia T +62 21 5140 1340, F +62 21 5140 1350 www.rsm.aajassociates.com
LAPORAN PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN /ASSESSMENT REPORT ON CORPORATE GOVERNANCE
Dewan Komisaris dan Direksi PT Bakrieland Development Tbk.
Board of Commissioners and Board of Directors PT Bakrieland Development Tbk.
Kami telah melakukan penilaian terhadap praktik tata kelola PT Bakrieland Development Tbk. (“Bakrieland”) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance.
We have assessed corporate governance practices at PT Bakrieland Development Tbk. (“Bakrieland”) for the year ended 31 December 2010. The assessment was conducted with reference to the Indonesian Code of Good Corporate Governance 2006 issued by the National Committee on Governance.
Penilaian dilakukan melalui review dokumen dan wawancara di kantor Bakrieland. Kami tidak melakukan validasi terhadap informasi yang diberikan oleh manajemen pada saat pelaksanaan penilaian. Manajemen Bakrieland bertanggung jawab memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada kami adalah benar, akurat, dan mutakhir. Kami yakin bahwa penilaian kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan kesimpulan. Penilaian kami tidak memberikan penentuan legal atas kepatuhan Bakrieland terhadap persyaratan tertentu.
The assessment was conducted through document reviews and interviews at Bakrieland’s office. We did not validate information provided by management in the course of this assessment. It is the responsibility of Bakrieland’s management to ensure that information provided to us were in fact true, accurate, and update. We believe that our assessment provides a reasonable basis for our conclusion. Our conclusion does not provide legal determination of Bakrieland’s compliance with specified requirements.
Kesimpulan dari penilaian kami terangkum di bawah.
Conclusion of our assessment is summarised below.
Asas Good Corporate Governance Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam upaya menerapkan asas Good Corporate Governance (GCG) serta meningkatkan penerapan tersebut secara berkelanjutan dalam mengelola perusahaan, dengan melakukan sosialisasi standar etika yang dianut Bakrieland melalui pendistribusian Pedoman Perilaku kepada pemegang saham dan pemangku
Good Corporate Governance Principles Bakrieland has conducted activities in effort to implement Good Corporate Governance (GCG) principles and enhance the implementation continuously in managing the company, among others by socialising ethical standard adopted by Bakrieland through distribution of Code of Conduct to shareholders and other stakeholders that were present during General Meeting of
RSM AAJ Associates is an independent member firm of RSM International, an affiliation of independent accounting and consulting firms. RSM International is the name given to a network of independent accounting and consulting firms each of which practices in its own right. RSM International does not exist in any jurisdiction as a separate legal entity.
Branch Office : Jl. Mayjen Sungkono Komplek Darmo Park I Blok III B 17-19 Surabaya 60256 - Indonesia
kepentingan lainnya yang hadir pada saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham serta melalui penyediaan akses kepada publik untuk mengetahui standar etika tersebut dengan mengungkapkannya di website Bakrieland.
Shareholders as well as through providing access that enable public to recognise the ethical standard by disclosing it on Bakrieland’s website.
Etika Bisnis Dan Pedoman Perilaku Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam upaya untuk melandaskan usaha berdasarkan integritas antara lain dengan menyusun sistem pelaporan pelanggaran yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi melalui pendistribusian Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran kepada setiap karyawan serta melakukan upaya internalisasi dan membangun komitmen pelaksanaan sistem tersebut melalui pembuatan Surat Pernyataan Dukungan terhadap Pelaksanaan Sistem Pelaporan Pelanggaran oleh Komisaris, Direktur, anggota Komite dan karyawan.
Business Ethics And Code Of Conduct Bakrieland has conducted activities in effort to put integrity as basis of its operations among others through development of whistleblowing mechanism which currently at socialisation stage by distributing the Whistleblowing Guidance to all employee and through internalisation and commitment building of such system by having Commissioners, Directors, members of Committees, and employees issuing statements acknowledging their support for the implementation of whistleblowing mechanism.
Peningkatan dapat dilakukan dengan menyempurnakan sistem pelaporan pelanggaran khususnya terkait mekanisme pelaporan internal terhadap laporan pelanggaran dan penanganannya, sosialiasi serta pengkajian berkala terhadap efektivitas sistem tersebut untuk penyempurnaan yang berkelanjutan.
Improvement opportunity exists by enhancing the whistleblowing system predominantly on the internal reporting procedure of reported violation and its handling, socialising the mechanism, and reviewing the mechanism’s effectiveness on a periodical basis for continuous improvement.
Organ Perusahaan Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam upaya untuk memastikan kejelasan fungsi dan tugas setiap organ perusahaan beserta pelaksanaannya antara lain melalui pengesahan kebijakan Enterprise Risk Management untuk digunakan sebagai panduan dalam menganalisis profil risiko Bakrieland, serta menyusun dan mengesahkan Piagam Komite Kebijakan Corporate Governance dalam upaya mendorong optimalisasi kinerja komite tersebut. Disamping itu, sebagai bentuk perwujudan akuntabilitasnya, Direksi telah membuat surat yang menyatakan efektivitas sistem pengendalian internal dan manajemen risiko di Bakrieland.
Organs Of The Organisation Bakrieland has conducted activities in effort to ensure the existence of a clear role and responsibilities of the company’s organs as well as its implementation among others through formalisation of Enterprise Risk Management policy to be used as guidance in analysing Bakrieland’s risk profiles, and through development and formalisation of Corporate Governance Policy Committee’s charter to support the optimisation of its performance. In addition, as reflection of its accountability, the Board of Directors has developed a statement declaring the effectiveness on the system of risk management and internal control at Bakrieland.
Peningkatan dapat dilakukan dengan menunjuk dan menentukan besaran remunerasi auditor eksternal independen yang akan melakukan audit terhadap buku perusahaan - yang diusulkan oleh Dewan Komisaris berdasarkan rekomendasi yang diperoleh dari Komite Audit - dalam Rapat Umum Pemegang Saham, menyusun kriteria dan mekanisme penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Komite serta melaksanakannya.
Improvement opportunity exists in appointing and determining the remuneration of independent external auditor to audit the company’s financial statements - from proposition made by Board of Commissioners based on recommendation received from Audit Committee - at General Meeting of Shareholders, and in developing criteria and mechanism for Board of Commissioners’ and Committees’ performance evaluation as well as implementing it.
Hak Dan Tanggung Jawab Pemegang Saham Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam upaya untuk memenuhi hak dan tanggungjawab pemegang saham atas dasar kewajaran dan kesetaraan sesuai peraturan perundangan dan anggaran dasar perusahaan. Hak Dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk membina hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan selain pemegang saham melalui upaya pemenuhan hak dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan asas kewajaran dan kesetaraan, antara lain dengan melakukan pengukuran kepuasan pelanggan dan pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan.
The Rights And Role Of Shareholders Bakrieland has conducted activities in effort to facilitate the exercise of roles and responsibilities of shareholders based on the fairness principle and in accordance with prevailing laws and regulations as well as with the company’s articles of association. The Rights And Role Of Other Stakeholders Bakrieland has conducted activities in effort to build a harmonious relationship with other stakeholders in effort to facilitate the exercise of role and responsibilities of each party based on fairness principle by measuring customers’ satisfaction and fulfilling its social responsibility.
Peningkatan dapat dilakukan dengan mencantumkan ketentuan terkait etika bisnis dalam perjanjian dengan mitra bisnis agar mereka menyadari dan memahami akan tanggung jawab mereka untuk turut menerapkan standar etika Bakrieland dalam interaksi usahanya bersama Bakrieland.
Improvement opportunity exists by inserting terms related to business ethics in agreement with business partners to make them aware and understand their responsibility to adhere to Bakrieland’s ethical standard in the course of doing business with Bakrieland.
Pernyataan Tentang Penerapan GCG Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk melakukan pengungkapan yang memadai tentang penerapan GCG di perusahaan, antara lain dengan menyatakan tanggungjawab Direksi atas pengendalian internal dan manajemen risiko serta mengungkapkannya dalam laporan tahunan.
Statement of GCG Implementation Bakrieland has conducted activities to adequately disclose its GCG implementation, among others through declaring the responsibility of Board of Directors for the system of risk management and internal control as well as disclosing it in the annual report.
Peningkatan dapat dilakukan dengan mengungkapkan kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi di perusahaan lain serta kepemilikan saham keluarga Dewan Komisaris dan Direksi di Bakrieland dan di perusahaan lain.
Improvement opportunity exists by disclosing the shareholding of Commissioners and Directors at other companies as well as disclosing the shareholding of Commissioners and Directors’ families at Bakrieland and other companies.
Internalisasi Praktik GCG Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam proses internalisasi penerapan GCG antara lain dengan mengembangkan rencana kerja untuk mendukung perbaikan penerapan prinsip GCG di Bakrieland.
Internalisation of GCG Practices Bakrieland has conducted activities to internalise GCG implementation among others through development of a work plan to support enhancement of GCG principles application at Bakrieland.
Peningkatan dapat dilakukan dengan membuat rencana kerja tahunan yang lebih terstruktur untuk mendukung keberlanjutan internalisasi GCG dalam rangka membangun pemahaman dan kepedulian serta komitmen penerapan GCG di seluruh lingkungan perusahaan.
Improvement opportunity exist in developing a more structured annual work plan to support the continuity of GCG internalisation in pursuit of building the understanding and awareness as well as commitment for GCG implementation within the organisation.
Area Penerapan GCG Area of GCG Practices
Baik Good
Membutuhkan Perbaikan Need Improvement
Buruk Poor
Asas Good Corporate Governance Good Corporate Governance Principles Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku Business Ethics and Code of Conduct Organ Perusahaan Organs of the Organisation Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham The Rights and Role of Shareholders Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan The Rights and Role of Other Stakeholders Pernyataan tentang Penerapan Pedoman GCG Statement of GCG Implementation Internalisasi Penerapan GCG Internalisation of GCG Practices
Secara umum kami berkesimpulan bahwa Bakrieland telah melakukan berbagai aktivitas dalam upaya untuk menerapkan prinsipprinsip GCG dengan terus memperbaiki dan mengembangkan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan GCG. Namun demikian, masih terdapat ruang untuk perbaikan dalam memastikan penerapan GCG secara konsisten.
In general, we conclude that Bakrieland has put in efforts to implement GCG principles by continuously improving and developing structures that can support GCG implementation. Nevertheless, there are still room for improvements to ensure that GCG can be implemented consistently.
30 Maret 2011/March 30, 2011
Angela Indirawati Simatupang Partner Risk & Internal Audit Advisory
Good Corporate Governance
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sosialisasi dan pengawasan atas pelaksanaan berbagai mekanisme tata kelola perusahaan yang ada merupakan bagian penting dari komitmen Bakrieland dalam menegakkan tata kelola perusahaan yang baik di seluruh jajaran perusahaan.
Komitmen Bakrieland Semakin kompleksnya kegiatan bisnis menuntut para pelaku usaha untuk semakin memperhatikan penerapan tata kelola perusahaan sebagai sebuah proses yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan kesinambungan usaha jangka panjang. Perusahaan yang ingin memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dan mempertahankan keunggulan dalam menghadapi persaingan mau tidak mau harus menerapkan asas Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) secara konsisten dan konsekuen serta menjadikannya sebagai budaya kerja yang berlaku di dalam perusahaan. Pemahaman ini mendasari komitmen Bakrieland untuk senantiasa menegakkan penerapan GCG dalam setiap jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya.
Socialization and oversight of the various corporate governance mechanisms is an important part of Bakrieland’s commitment in upholding good corporate governance across the enterprise.
166 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Bakrieland’s Commitment The increasing complexity of business activities requires business actors to further consider the application of corporate governance as a process that must be performed to achieve long-term business continuity. Companies that want to provide added value for its stakeholders and maintain its competitive advantage must apply the principles of Good Corporate Governance (GCG) consistently and consequently and practice it as a corporate culture. This understanding underlies Bakrieland’s commitment to always uphold the GCG implementation in every level of the organization and operations.
167 Annual Report 2010 Bakrieland
Peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi sangat penting dalam memastikan penerapan asas-asas GCG pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Hal ini terwujud melalui beberapa aspek seperti: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komitekomite dan Satuan Kerja yang menjalankan fungsi pengendalian internal perusahaan. 3. Penerapan fungsi kepatuhan dan manajemen risiko. 4. Rencana strategis perusahaan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). 5. Transparansi informasi, termasuk diantaranya kondisi keuangan Perusahaan.
The Board of Commissioners and Directors’ full support and active role is very crucial in ensuring that GCG principles are applied within all business practice and within the corporate hierarchy. This is realized through aspects such as: 1. The fulfillment of duties and obligations held by the Board of Commissioners and Board of Directors. 2. The inclusiveness and effective implementation of duties borne by Committees and Work Units responsible for corporate internal control. 3. Application of the compliance and risk management functions. 4. Corporate strategic plan based on Corporate Work Plan and Budget. 5. Information transparency, including the financial condition of the corporation.
Penerapan Asas GCG Perancangan sistem pengelolaan perusahaan Bakrieland dilakukan dengan memperhatikan Pedoman Umum GCG Indonesia yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) terkait penerapan asas keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, serta kesetaraan dan kewajaran.
Application of GCG Principles The design of Bakrieland’s corporate management system takes into account the Indonesian GCG General Guidelines compiled by the National Committee on Governance Policy concerning implementation of principles of transparency, accountability, responsibility, independence as well as equality and fairness.
Keterbukaan Bakrieland selalu berupaya menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnisnya melalui penyediaan informasi yang material dan relevan serta dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Bakrieland memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada publik dan pemegang saham, dengan memperhatikan peraturan Bapepam-LK maupun atas inisiatif sendiri. Laporan-laporan diterbitkan secara berkala dan tepat waktu dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia), yang mencakup Laporan Keuangan Triwulan, Laporan Keuangan Semester, dan Laporan Keuangan Tahunan yang diaudit, serta Laporan Tahunan. Informasi juga diberikan melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta forum investor.
Transparency Bakrieland put constant effort to maintain objectivity in running its business by providing material and relevant information, both easily accessible and comprehensible to stakeholders. Bakrieland offers the public and shareholders information to the fullest extent possible, both in compliance with Bapepam-LK’s regulations and on its own initiative. Bilingual reports (English and Indonesian) are published on a periodic basis and in a timely fashion, consisting of audited quarterly, half-yearly, and annual reports. Information is also presented through press statements, print and electronic media, and investor forums.
Akuntabilitas Bakrieland memiliki sistem pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menegakkan prinsip akuntabilitas, antara lain pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku Perusahaan.
Accountability Bakrieland has in place a corporate management system that supports clarity in the function, implementation and responsibility of units within the corporate structure. Measures initiated to uphold the principle of accountability among others, are the Board of Directors’ reporting to the Board of Commissioners on the annual budget plan and joint evaluation of the Company’s financial performance; submission of financial statements to the Annual General Meeting of Shareholders; establishment of an internal audit and the appointment of an external auditor; and compliance to Business Ethics and Corporate Code of Conduct.
Pertanggungjawaban Bakrieland senantiasa mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Terpadu, Bakrieland terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial yang difokuskan pada pengembangan masyarakat danpendidikan.
Responsibility Bakrieland uncompromisingly places priority on adherence to existing laws and regulations, and in fulfilling its obligations to the public and the environment, hence sustaining long-term business continuity, earns Bakrieland recognition as a good corporate citizen. Through an integrated Corporate Social Responsibility (CSR) program, Bakrieland is directly engaged in a host of social endeavors focused on community development and education.
Independensi Bakrieland memastikan bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Sebagai contoh, Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland memiliki pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang diambil, namun dimungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen, hukum, sumber daya manusia dan Komite-komite untuk menunjang kelancaran tugasnya. Selain itu, saat ini Dewan Komisaris Bakrieland memiliki 2 (dua) orang Komisaris Independen.
Independence Bakrieland ensures that corporate management is applied in an independent manner where no corporate organ can dominate the other and neither can there be intervention from outside parties. For example, Bakrieland’s Board of Commissioners and Board of Directors hold independent views for each decision reached, leaving room however for soliciting advice from independent legal and human resource consultants, as well as relevant Committees to support the smooth implementation of duties. In addition, Bakrieland’s Board of Commissioners currently has 2 (two) Independent Commissioners.
Kewajaran dan Kesetaraan Bakrieland menerapkan perlakuan yang setara baik kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal, maupun para pemangku kepentingan. Hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.
Fairness and Equality Bakrieland guarantees equal treatment to the public, capital market authorities, capital market communities and stakeholders. Relations with employees are maintained by paying close heed to the realization of equal and fair rights and responsibilities.
168 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
169 Annual Report 2010 Bakrieland
Evaluasi dan Pencapaian 2010 Guna memperoleh penilaian yang obyektif, Bakrieland menggunakan jasa pihak independen untuk melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di dalam perusahaan. Evaluasi dilakukan terhadap 7 (tujuh) aspek, yaitu penerapan asas GCG, etika bisnis dan pedoman perilaku, organ perusahaan, hak dan tanggung jawab pemegang saham, hak dan tanggung jawab pemangku kepentingan, pernyataan tentang penerapan GCG, dan internalisasi praktik GCG.
Evaluation and Achievement in 2010 To obtain an objective evaluation, Bakrieland hired an independent company to evaluate the effectivity of GCG implementation in the Company. The evaluation covered 7 (seven) aspects, namely implementation of GCG principles, business ethics and code of conduct, company organ, right and responsibility of shareholders, rights and responsibility of stakeholders, statement on the GCG implementation, and GCG practices internalization.
Selama 4 (empat) tahun terakhir, evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di Bakrieland telah dilaksanakan oleh pihak independen. Evaluasi pelaksanaan praktik-praktik GCG Bakrieland tahun 2007 dilakukan oleh CBA (Center for Business Advisory), sedangkan tahun 2008 2010 oleh RSM-AAJ Associates. Evaluasi dan rekomendasi yang diberikan menjadi masukan penting pagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan dalam proses penyempurnaan pelaksanaan GCG.
For the last 4 (four) years, evaluation on the effectiveness of GCG implementation in Bakrieland has been conducted by independent evaluators. In 2007, an assessment of Bakrieland’s implementation of GCG principles was performed by CBA (Center for Business Advisory), while in 2008-2010 the responsibility was handed over to RSM-AAJ Associates. Based on evaluation results and proposed recommendations, the Board of Commissioners and Directors have taken remedial measures to further improve the implementation of GCG.
Sepanjang tahun 2010, hasil evaluasi dan rekomendasi yang telah diterapkan adalah: 1. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku Bakrieland telah memasukkan Pedoman Perilaku ke dalam situs Perusahaan dan menyampaikannya kepada pemegang saham dalam RUPS agar para pemangku kepentingan dapat mengakses dan memahami Pedoman Perilaku. 2. Organ Perusahaan Selama tahun 2010 Komite Kebijakan Corporate Governance telah aktif melaksanakan program kerja yang ditetapkan. Bakrieland mulai memperluas penerapan ERM dengan menyelenggarakan workshop penilaian risiko terhadap dua proyek dari beberapa proyek yang sedang dijalankan oleh Unit Usaha. Berdasarkan laporan penilaian risiko tersebut, divisi Audit Internal juga telah melakukan audit berbasis risiko. 3. Pernyataan tentang Penerapan GCG Bakrieland telah memperluas cakupan pengungkapan dalam Laporan Tahunan 2010 terkait efektivitas pelaksanaan pengendalian risiko, sistem pengawasan dan audit internal, serta aspek pedoman GCG Indonesia yang belum dilaksanakan beserta keterangannya.
Throughout 2010, the evaluation results and recommendations which have been implemented are: 1. Business Ethics and Code of Conduct Bakrieland has included the Code of Conduct into the Company website and informed it to the shareholders during the AGMS. By doing this, the stakeholders can access and understand the Code of Conduct. 2. Company Organ During 2010 the Corporate Governance Policy Committee has actively performed its work programs. Bakrieland started to expand the ERM application by conducting risk assessment workshops on two of the projects held by the Business Units. Based on the risk assessment report, the Internal Audit division also conducted a risk-based audit. 3. Statement on the GCG implementation Bakrieland has expanded the disclosure coverage in the 2010 Annual Report related with risk management effectivity, control and internal audit system, and the Indonesia’s GCG manual that has not yet been applied along with description.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
4. Internalisasi Praktik GCG Dalam upaya melakukan internalisasi praktik GCG, Perusahaan telah mengembangkan penerapan GCG secara rinci dan mengadakan program pelatihan GCG yang berkelanjutan.
4. Internalization of GCG Practices In effort to internalize the GCG practices, the Company has developed a detail GCG application and conducted a continuous GCG training program.
Kerangka Penerapan GCG Perusahaan yang ingin memperoleh manfaat jangka panjang dari penerapan GCG dituntut untuk memiliki suatu sistem yang didukung integritas dan komitmen tinggi dari seluruh pihak yang terlibat. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus memiliki Pedoman Perilaku sebagai acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan.
Framework for GCG Implementation A company which wants to attain long-term benefits from implementing GCG needs to have a system built on the sound integrity and commitment of all relevant parties. A company, therefore, must abide by a Code of Conduct as reference for corporate organs and all employees in applying business values and ethics, which should ultimately become part of corporate culture.
Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan penerapan GCG, Bakrieland secara bertahap melengkapi diri dengan berbagai perangkat pendukung GCG. Selain visi, misi dan nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan pada awal berdirinya, Bakrieland memiliki Pedoman Perilaku, Sistem Pelaporan Pelanggaran, Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Peraturan Perusahaan, Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi, serta berbagai Standar Prosedur Operasional. Semua ini merupakan suatu kesatuan sistem yang menunjang tercapainya keberhasilan penerapan GCG di Bakrieland.
As a Company that firmly committed to enhancing its GCG implementation, Bakrieland gradually seeks to equip itself with a broad range of mechanisms. In addition to corporate vision, mission and values set forth since its establishment, Bakrieland has in place the Code of Conduct, Whistleblower System, Corporate Governance Implementation Guidelines, Company Regulations, Board Manuals, and various Standard Operating Procedures. All these aspects frame the entire system that supports the effective implementation of GCG in Bakrieland.
Pelaksanaan GCG di Bakrieland menggunakan pendekatan top-down, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, best practice, dan budaya perusahaan. Seluruh unsur di dalam Perusahaan dilibatkan mulai dari tahap persiapan, implementasi hingga evaluasi. Dengan cara ini, diharapkan penerapan GCG dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan dukungan dari semua pihak.
GCG implementation in Bakrieland adopts a topdown approach by taking into account prevailing legislation, best practices and corporate culture. All elements in the Company were involved from the preparatory through implementation to the evaluation phases. By doing this, it is hoped that the application of GCG could be performed smoothly with necessary support from all parties.
Panduan Tata Kelola Perusahaan Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan disahkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris dan Direksi No. 001/SK/Kom-BLD/ X/07. Panduan ini merupakan wujud komitmen bersama atas penerapan GCG dan menjadi landasan bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi dan organ lain terkait proses GCG dalam menyusun berbagai kebijakan yang menjiwai praktik bisnis Perusahaan tanpa mengabaikan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
Code of Corporate Governance Bakrieland’s Code of Corporate Governance was enacted through the Directive of the Board of Commissioners and Board of Directors No. 001/ SK/Kom-BLD/X/07. This guideline reflects the joint commitment for GCG implementation and serves as the foundation for Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors and other relevant organs involved in the GCG process in formulating various policies that guide the Company’s business practices without contravening existing legislation and ethical values.
170 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
171 Annual Report 2010 Bakrieland
Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bakrieland mencakup berbagai aspek, antara lain kebijakan Tata Kelola Perusahaan, pedoman Tata Kelola bagi organ Perusahaan, prinsip-prinsip dan tujuan, struktur pengelolaan Perusahaan, serta kebijakan transparansi.
Bakrieland’s Code of Corporate Governance encompasses various aspects including corporate governance policy, governance guidelines for Company organs, principles and objectives, Company management structure and transparency policies.
Peraturan Perusahaan Peraturan Perusahaan Bakrieland telah disahkan melalui Surat Keputusan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.209/PHIJSKPKKAD/III/2008 yang berlaku hingga 2010. Secara umum, Peraturan Perusahaan memuat hak dan kewajiban karyawan dan Perusahaan, serta ketentuan yang bertujuan membina hubungan serasi, selaras, dan seimbang dalam usaha meningkatkan efisiensi, produktivitas dan prestasi kerja yang optimal.
Company Regulations Bakrieland’s company regulations were enacted with reference to the Manpower and Transmigration Ministerial Decree KEP.209/PHIJSK-PKKAD/ III/2008. In general, Company regulations govern the rights and obligations of employees and the Company, and on the need to build harmonious, coordinated and balanced relationship in efforts to boost work efficiency, productivity and ensure optimum performance.
Pedoman Dewan Pedoman Dewan adalah petunjuk tata laksana kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten. Pedoman ini menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi Perusahaan. Pedoman Dewan disahkan pada 31 Juli 2009.
Board Manual The Board Manual contains the codes of practice applicable to the Board of Commissioners and Directors and spell out activity stages in a structured, easy-to-understand and systematic manner, so as to be consistently implemented and to serve as reference for the Board of Commissioners and Directors in performing their respective duties geared to achieving Corporate vision and mission. The Board Manual was enacted on 31 July 2009.
Pedoman Dewan disusun berdasarkan prinsipprinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan Pemegang Saham, serta praktikpraktik terbaik GCG. Pelaksanaan Pedoman Dewan merupakan salah satu bentuk komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG, sekaligus penjabaran lebih lanjut dari Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang telah dimiliki Bakrieland. Karena sifatnya yang dinamis dan berkembang, maka Pedoman Dewan dapat disempurnakan kembali sesuai kebutuhan.
The Board Manual was established according to the principles of corporate law, Articles of Association, prevailing laws and regulations, directions from shareholders and GCG best practices. The implementation of the Board Manual is a form of commitment demonstrated by the Board of Commissioners and Directors in applying GCG principles, and at the same time is an elaboration of the Code of Corporate Governance adhered to by Bakrieland. Due to its dynamic and evolving nature, Board Manual can be improved upon according to the needs.
Tujuan penyusunan Pedoman Dewan adalah sebagai berikut: 1. Menjadi rujukan/pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja masing-masing organ. 2. Meningkatkan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ. 3. Semakin memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi maupun hubungan kerja diantara keduanya.
The main objectives for producing the Board Manual are as follows: 1. As reference/guideline on key responsibilities and functions of each corporate organ. 2. To enhance the quality and effectiveness of work relations among corporate organs. 3. To further clarify the duties and responsibilities of the Board of Commissioners and Directors, including the work relationship between them.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
4. Semakin memudahkan bagi organ Dewan Komisaris dan Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. 5. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran.
4. To further facilitate members of the Board of Commissioners and Directors in understanding their respective duties and responsibilities. 5. To apply GCG principles including transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness.
Etika Perusahaan Pelaksanaan Etika Perusahaan yang berkesinambungan akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan. Etika Perusahaan yang berlaku di Bakrieland dituangkan dalam Pedoman Perilaku.
Company Ethics Abiding by Company Ethics on a continual basis shall nurture a corporate culture which is a manifestation of corporate values. Company ethics practiced in Bakrieland are embodied in the Code of Conduct.
Pedoman Perilaku
Code of Conduct
Pengesahan dan Sosialisasi Pedoman Perilaku Bakrieland telah disahkan melalui Surat Keputusan Direksi No. 047/SK-Dir/ IV/07. Seluruh manajemen dan karyawan wajib memahami Pedoman Perilaku ini sebagai dasar penerapan perilaku yang mengatur hubungan antara karyawan dengan Perusahaan, sesama karyawan, konsumen, pemasok, pemegang saham, pemangku kepentingan, pemerintah dan masyarakat. Sosialisasi Pedoman Perilaku dilakukan antara lain dengan mewajibkan seluruh manajemen dan karyawan untuk menandatangani Pedoman Perilaku tersebut setiap tahun sekali.
Enactment and Socialization Bakrieland’s Code of Conduct is enacted through Board of Directors’ Directive No. 047/SK-Dir/ IV/07. It is incumbent on all management and employees to have a good understanding of the Code of Conduct, to serve as basis for conduct in fostering relations between employees and the Company, among and between fellow employees, customers, suppliers, shareholders, stakeholders, the government and the public. Among the activities of Code of Conduct socialization is requiring all employees to sign the Code of Conduct once a year.
Penanganan Penyimpangan atas Pedoman Perilaku Penyampaian terhadap penyimpangan atas Pedoman Perilaku dapat dilakukan melalui mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP). Penanganan terhadap tindak penyimpangan Pedoman Perilaku dilakukan melalui penyelidikan yang mendalam dan didasari fakta-fakta, sedangkan keputusannya dibuat dan diberikan berdasarkan pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan dan motif tindakan.
Handling Breach of Code of Conduct Report of any breach of the Code of Conduct can be performed through the Whistleblower System (WBS) mechanism. Any breach of the Code of Conduct is handled through a fact-based and thorough investigation, and resulting decisions are made and imposed by taking into account the attendant consequences of such breach, the degree of deliberateness and motive of misconduct.
Melalui pertimbangan yang cermat dan obyektif, Komite Sumber Daya Manusia memutuskan jenis sanksi yang disesuaikan dengan bobot penyimpangan dan hirarki organisasi (pangkat atau jabatan karyawan). Sanksi kepada karyawan dapat berbentuk teguran lisan, surat peringatan (I, II, III), tidak diberikan kenaikan gaji, pangkat atau bonus, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Khusus untuk pemutusan hubungan kerja, setelah mendapatkan persetujuan Direksi, dilanjutkan dengan pengajuan permohonan ijin
Through meticulous and impartial consideration, the HR Committee decides on the type of sanction according to the degree of breach and position held within the organizational hierarchy (employee title or position). Sanctions meted out to an employee may be that the employee receives a verbal warning or warning letter (I, II, III); or the employee shall not be entitled to salary increase, job promotion or bonus; or termination of employment. Specifically on the termination of employment, apart from the approval of the Board of Directors, such decision
172 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
173 Annual Report 2010 Bakrieland
kepada Departemen Tenaga Kerja sesuai Undangundang Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
must obtain formal approval from the Ministry of Manpower as stipulated in the Law on Manpower of the Republic of Indonesia.
Sistem Pelaporan Pelanggaran Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) adalah suatu mekanisme pengungkapan yang dilakukan secara rahasia atas tindakan pelanggaran atau perbuatan yang melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan organisasi maupun pemangku kepentingan, yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi kepada pimpinan organisasi atau kelembagaan lain yang dapat mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut. Bakrieland mulai memberlakukan SPP pada tahun 2009.
Whistleblower System A Whistleblower System (WBS) is a disclosure mechanism that ensures confidentiality for the person disclosing any offense or breach of the law, unethical/immoral action or other acts detrimental to the organization and/or stakeholders, which were committed by an employee or organizational leader against another organizational leader or institution that can take action on the said offense. Bakrieland commenced the WBS implementation in 2009.
Tujuan dan Manfaat SPP Tujuan utama pemberlakuan SPP adalah: 1. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non-finansial, termasuk yang dapat merusak citra perusahaan. 2. Mempermudah manajemen untuk menangani secara efektif laporan-laporan pelanggaran dan sekaligus melindungi kerahasiaan identitas pelapor serta pihak yang membantu menginformasikan hal tersebut dengan tetap menjaga informasi ini dalam arsip khusus yang dijamin keamanannya. 3. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur untuk melindungi pelapor dari balasan pihakpihak internal maupun eksternal. 4. Mengurangi kerugian melalui deteksi dini. 5. Meningkatkan reputasi perusahaan.
WBS Objective and Benefit Key objectives of having WBS in place include: 1. To create a conducive climate and encourage the reporting of events that can lead to financial and non-financial losses, including damages to the corporate image and reputation. 2. To facilitate management in the effective handling of offense reporting and at the same time protect the confidentiality of the informant’s identity and parties assisting in bringing the matter to attention and ensuring the safekeeping of such information in a special archive. 3. To establish a policy and infrastructure to protect the informant from any act of reprisal instigated by internal and external parties. 4. To reduce harmful consequences through early detection. 5. To upgrade the company reputation.
Sosialisasi SPP Komitmen Direksi Bakrieland untuk mendukung pelaksanaan SPP ditunjukkan dalam SK Direksi Bakrieland No. 118/ SK/Dir-BLD/VIII/09 tentang Pembentukan dan Penunjukan Tim Khusus Pelaporan Pelanggaran (TKPP). TKPP terdiri dari Kepala Divisi dari SDM dan Umum, Internal Audit, Hukum Perusahaan, dan Sekretaris Perusahaan. TKPP bertindak sebagai Administrator SPP dan bertugas menangani berbagai keluhan/laporan mengenai penyimpangan dan kecurangan terkait Etika Bisnis, Pedoman Perilaku, Peraturan Perusahaan, kepatuhan hukum, Anggaran Dasar, perjanjian/kontrak, kerahasiaan perusahaan, kebijakan tentang transaksi benturan kepentingan, dan kejadian penting lainnya yang relevan.
Socialization of WBS The commitment of Bakrieland’s Board of Directors to support the implementation of WBS is reflected in its Directive No. 118/ SK/Dir-BLD/ VIII/09 on the Formation and Appointment of a Special Team on Whistleblower Reporting. The team consists of the Division Heads of HRD&GA, Internal Audit, Corporate Legal and Corporate Secretary. The Special Team on Whistleblower acts as WBS Administrator and is in charge of handling various grievances/reports on abuse and dishonest conduct associated with business ethics, the code of conduct, company regulations, legal compliance, Articles of Association, agreements/ contracts, corporate confidentiality, conflict of interest policy, and other major relevant events.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Sosialisasi SPP di tingkat intern disampaikan melalui surat kabar intern dan presentasi yang diberikan oleh TKPP kepada para karyawan, sementara di tingkat ekstern melalui pengumuman. Selain itu, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta seluruh karyawan Perusahaan telah menandatangani surat pernyataan dukungan terhadap pelaksanaan SPP.
Socialization to internal ranks on the presence of the Special Team is carried out through internal newsletters and presentations delivered by the Team to employees, while external promotion is done through public announcements. In addition, the members of Board of Directors and Commissioners and all employees have signed the letter of support to the implementation of WBS.
Mekanisme SPP Pelapor menyampaikan laporan dalam bentuk surat dengan disertai dokumen pendukung yang diperlukan. Laporan ini ditujukan kepada TKPP dan disampaikan melalui salah satu diantara cara berikut: 1. Surat ke TKPP di Wisma Bakrie 1, Lantai 6 2. Email:
[email protected] 3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 4. Ombudsman Box
Whistleblower Mechanism The informant submits a report in the form of a letter with supporting documents to the Special Team, which can be done through one of the approaches below: 1. Letter to WBS Special Team at Wisma Bakrie 1, 6th Floor 2. Email to
[email protected] 3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 4. Ombudsman Box
Jika dokumen telah lengkap, TKPP melaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi melalui Komite Audit. Pada saat yang bersamaan, TKPP juga melakukan investigasi terhadap pihakpihak terlapor. Laporan-laporan yang tidak terbukti akan dikembalikan kepada pelapor. Namun apabila terbukti, TKPP akan melaporkan hasil temuannya tersebut kepada Komite Audit untuk ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Laporan yang berkaitan dengan TKPP disampaikan dalam bentuk surat dan ditujukan kepada Direktur Utama, sedangkan laporanlaporan yang berkaitan dengan Direktur Utama ditujukan kepada Komisaris Utama.
The WBS Special Team will report to the Board of Commissioners and Board of Directors through the Audit Committee when all necessary documents are complete. The Team also concurrently mounts an investigation surrounding the alleged offence/ offender(s). Reports of allegations that remain unproven shall be returned to the informant. When a report is verified, however, the Team shall inform its findings to the Audit Committee for follow-up by the Board of Commissioners and Directors. Any report relating to WBS Special Team on Whistleblower shall be presented in letter format addressed to the President Director, while reports relating to the President Director shall be addressed to the President Commissioner.
Perlindungan Terhadap Pelapor Untuk mendukung terlaksananya proses pelaporan yang aman, Bakrieland menyediakan fasilitas saluran pelaporan (telepon, surat, email) yang independen, bebas, dan rahasia bagi pelapor. Selain itu, SPP juga memberikan perlindungan kepada pelapor dalam hal kerahasiaan identitas dan perlindungan kepada pelapor dan anggota keluarga atas tindakan balasan dari terlapor atau organisasi. Informasi pelaksanaan tindak lanjut laporan akan disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang identitasnya lengkap.
Protection of Informant To support the implementation of a safe reporting system, Bakrieland provides independent, free and confidential reporting channels (telephone, letters, emails) for informant. In addition, the WBS also assures the confidentiality of the informant’s identity and protects the informant and his family members from an act of reprisal against the alleged offender or organization. Information on follow-up measures will be confidentially conveyed to an informant with full knowledge of his or her identity.
Perlindungan tidak diberikan kepada pelapor yang terbukti melakukan pelaporan palsu dan/ atau fitnah. Pelapor yang melakukan laporan demikian dapat dikenai sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku, misalnya KUHP pasal 310 dan 311 atau peraturan internal perusahaan.
Protection shall not be granted to an informant proven to have given out a fabricated report and/or false accusation. If such is the case, the informant is liable to sanctions pursuant to prevailing laws and regulation, for example Articles 310 and 311 of the Criminal Code or company internal regulations.
174 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
175 Annual Report 2010 Bakrieland
Insentif bagi Pelapor Pelaksanaan SPP menuntut perubahan dari “budaya diam” menjadi “budaya kejujuran dan keterbukaan.” Oleh karena itu, Bakrieland memberikan insentif berupa penghargaan bagi pelapor dalam bentuk material atau piagam, dengan perhitungan sebesar dua per seribu (dua permil) dari kerugian Perusahaan yang berhasil dikembalikan.
Incentive for Informants To accelerate the shift from a “silent culture” to that of an “honest and open culture,” Bakrieland shall offer incentives to an informant in material form or a certificate of merit, which shall amount to two thousandths (2/1000’s) of averted Company losses.
Implementasi SPP di Tahun 2010 Selama tahun 2010 TKPP tidak menerima laporan atas penyimpangan apapun di Bakrieland.
WBS Implementation in 2010 Over the course of 2010 the WBS Special Team did not receive any report on misconduct in Bakrieland.
Laporan dari Pelapor ke TKPP Report from Informant to the WBS Special Team
Bukti Evidence
Laporan ke BoD dan BoC (melalui Komite Audit) bahwa TKPP akan melaksanakan investigasi Report to the BoD and BoC (through the Audit Committee) that the WBS Special Team will conduct the investigation
Lengkap Complete
Tidak Lengkap Not Complete Dikembalikan ke Pelapor Return to Informant
Investigasi oleh TKPP Investigation by the WBS Special Team
Terbukti Proven
Laporan hasil investigasi ke BoD dan BoC (melalui Komite Audit) Investigation Report to the BoD and BoC (through the Audit Committee)
Tindak Lanjut Follow Up
Tidak Terbukti Not Proven Informasi bersifat rahasia Strictly Confidential Information
Sistem Manajemen Mutu Pada tanggal 12 April 2010, Bakrieland memperoleh ISO 9001:2008 untuk Sistem Manajemen Mutu dari SGS Indonesia. Standar ISO 9001:2008 memiliki lima kriteria utama, yaitu sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk dan layanan, pengukuran, analisa dan perbaikan. Diperolehnya Sertifikasi ISO 9001:2008 tersebut menunjukkan komitmen Bakrieland dalam memastikan perusahaan menjadi organisasi yang berorientasi memberikan kepuasan pada pelanggan dengan pelayanan yang bermutu.
Quality Management System On 12 April 2010, Bakrieland earned the ISO 9001:2008 certification from SGS Indonesia on the Quality Management System. The ISO 9001:2008 has five main criteria, namely quality management system, management responsibility, human resource management, products and services realization, measurement, analysis and improvement. The acquisition of ISO 9001:2008 reflects Bakrieland’s commitment in ensuring the company to become an organization that focuses to satisfy customer through quality services.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Implementasi Sistem Manajemen Mutu | Quality Management System Implementation No.
Kegiatan | Activities
Keterangan | Description
1.
Audit Eksternal Surveillance/Audit Eksternal (ISO 9001:2008) telah dilaksanakan dan Bakrieland berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008.
Surveillance adalah audit yang dilaksanakan oleh Badan Sertifikasi SGS untuk melihat efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu di Perusahaan.
External Audit External Surveillance/Audit (ISO 9001:2008) has been implemented and Bakrieland was successful in obtaining the ISO 9001:2008 certification.
2.
Audit Mutu Internal (AMI) • AMI Periode I tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 13-14 Januari 2010. • AMI Periode II tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 6-8 Juli 2010. Internal Quality Audit (AMI) • AMI Period I in 2010 was conducted on 13-14 January 2010. • AMI Period II in 2010 was conducted on 6-8 July 2010.
3.
Tinjauan Manajemen Rapat Tinjauan Manajemen telah dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2010 dan 10 Agustus 2010. Management Review Management Review meetings were held on 20 January 2010 and 10 August 2010.
4.
Penerapan kebijakan mutu Perusahaan “Dream, Design, Deliver” • Dream: mengawali setiap proyek dengan antusiasme dan inspirasi yang tidak terbatas. • Design: mengerahkan segala kemampuan teknis dan artistik untuk memperoleh hasil yang maksimal, efektif dan efisien sekaligus estetis. • Deliver: sebagai sebuah perusahaan yang berintegritas, menepati janji untuk secara konsisten menyelesaikan semua proyek sesuai harapan pemangku kepentingan. Application of the Company’s quality policy: “Dream, Design, Deliver” • Dream: starting each project with enthusiasm and unlimited inspiration. • Design: mobilizing all the technical and artistic ability to obtain maximum, effective and efficient, as well as esthetic results. • Deliver: as a company with integrity, keep its promise to consistently complete all projects as expected by the stakeholders.
176 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Surveillance is an audit carried out by the SGS Certification Institution to assess the effectivity of the Quality Management System implementation within the Company.
Audit mutu internal dilaksanakan untuk melihat efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu dan juga merupakan persiapan menghadapi Surveillance Visit. Untuk menjaga independensi AMI, audit dilaksanakan secara silang antar divisi. Internal quality audit is conducted to assess effectivity of the Quality Management System as well as preparation for Surveillance Visit. To ensure AMI independency, a cross-division audit is conducted.
Tinjauan Manajemen merupakan sarana komunikasi internal antara manajemen puncak dengan kepala divisi untuk membahas permasalahan strategis terkait implementasi ISO. Management Review is an internal communication facility between top management and division heads to discuss strategic problems related with the ISO implementation.
Kebijakan mutu Perusahaan merupakan panduan bagi setiap karyawan di dalam menjalankan kegiatan masing-masing.
The Company’s quality policy serves as a guidance for every employees in conducting their activities.
177 Annual Report 2010 Bakrieland
Standar Prosedur Operasional dan Pengendalian Dokumen Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional berjalan sesuai ketentuan yang telah dilakukan, maka Bakrieland menyusun Standar Prosedur Operasional secara rinci. Standar ini juga berfungsi sebagai salah satu acuan dalam proses audit mutu yang dilakukan terhadap Perusahaan.
Standard Operating Procedures and Documents Control Bakrieland has in place a Standard Operating Procedure that ensures all operational activities in Bakrieland proceed according to existing rules and regulations. This standard also functions as reference for the quality audit process performed on the Company.
Seluruh dokumen Standar Prosedur Operasional dikendalikan dalam hal distribusi dan pemusnahannya. Penggandaan harus dilakukan melalui persetujuan pejabat yang berwenang, sementara yang sudah kadaluarsa dan masih disimpan untuk digunakan dalam kegiatan lain diberi tanda yang jelas.
The entire Standard Operating Procedure documents are controlled both in term of distribution and destroy. Multiple copies of Standard Operating Procedure documents shall get approval from an authorized personnel. All expired Standard Operating Procedure that is still being kept for use in other activities has clear sign.
Struktur Tata Kelola Perusahaan Struktur Tata Kelola Bakrieland terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Audit Internal, Komite-komite yang membantu Dewan Komisaris, Sekretaris Perusahaan, Hubungan Investor, dan Hubungan Korporasi.
Corporate Governance Structure Bakrieland’s Governance Structure consists of the General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, Internal Audit, Committees assisting the Board of Commissioners, and the Corporate Secretary.
Rapat Umum Pemegang Saham Shareholders’ Meeting
Direksi Board of Directors
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komite-Komite Committees Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Tanggungjawab Sosial Perusahaan Coorporate Social Responsibility
Unit Bisnis Business Unit
Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee
Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Sumber Daya Manusia Human Resources
Komite Nominasi & Remunerasi Nomination & Remuneration Committee
Audit Internal Internal Audit
Komite Audit Audit Committee
Satuan Kerja Lainnya Other Work Units
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS merupakan organ perusahaan yang memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
General Meeting of Shareholders (GMS) GMS represents a corporate organ with the highest power and authority. The authority conferred to GMS includes the appointment and dismissal of members of the Board of Commissioners and Directors, performance evaluation of the Board of Commissioners and Directors, approval of amendments to the Articles of Association, approval of the annual report and setting the nature and amount of remuneration for members of the Board of Commissioners and Directors.
Pada tahun 2010, Bakrieland menyelenggarakan 1 (satu) kali Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada tanggal 18 Mei 2010 dan 2 (dua) kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 18 Mei 2010 dan 25 Juni 2010.
Throughout 2010, Bakrieland convened 1 (one) Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on 18 May 2010 and 2 (two) Extraordinary General Meeting of Shareholders on 18 May 2010 and 25 June 2010.
RUPST menetapkan keputusan-keputusan: 1. Memberikan persetujuan atas laporan pertanggungjawaban Direksi tentang jalannya Perusahaan dan mengesahkan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan laporan pengawasan Dewan Komisaris Perusahaan, serta pengesahan atas Neraca dan perhitungan Laba Rugi Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal yang sama, berikut pemberian pembebasan tanggung jawab serta pelunasan kepada Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang dilakukan di tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. 2. Menyetujui pemberian wewenang kepada Direksi Perusahaan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen yang akan mengaudit buku Perusahaan untuk tahun buku 2010 dan menetapkan honorarium Akuntan Publik tersebut dan persyaratanpersyaratannya. 3. Menyetujui penetapan penggunaan 10% (sepuluh persen) dari laba bersih Perusahaan tahun 2009 untuk dana cadangan dan lebih kurang 15,1% untuk pembagian dividen, serta sisanya untuk pengembangan usaha dan modal kerja Perusahaan.
The AGMS produced the following decisions: 1. Approval of the Board of Directors’ accountability report on the operations of the Company and of the Company’s Balance Sheets and Income Statements for the year ending 31 December 2009, the Board of Commissioners supervision report, and approval of the Company’s Balance Sheets and Income Statements ending at the same year, and absolves both the Board of Directors from all responsibility in the administration of the Company and also the Board of Commissioners for oversight measures undertaken in the fiscal year ending 31 December 2009. 2. Approval on the conferring of authority to the Board of Directors in appointing an Independent Public Accounting Firm assigned to audit Company records for fiscal year 2010, and in determining the honorarium as well as terms and conditions. 3. Approval on setting aside 10% (ten percent) of Company net profit in 2009 for reserve funds and approximately 15.1% for dividend distribution, and the rest for business development and the Company’s working capital.
Pada tanggal 18 Mei 2010 tersebut, Bakrieland juga menyelenggarakan RUPSLB, yang menyetujui pengangkatan Ferdinand Sadeli sebagai anggota Direksi Perusahaan.
On 18 May 2010, Bakrieland also held an Extraordinary GMS, which approved the appointment of Ferdinand Sadeli as a member of the Company Board of Directors.
178 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
179 Annual Report 2010 Bakrieland
RUPSLB tanggal 26 Juni 2010 menghasilkan keputusan berikut: 1. Memberikan persetujuan atas rencana Perusahaan melakukan rights issue atau Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV yaitu: a. Menyetujui penambahan saham Perusahaan melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu IV dengan cara menerbitkan 19.959.885.695 saham dalam portepel/simpanan Perusahaan. b. Menyetujui penambahan modal Perusahaan melalui penerbitan waran seri II yang menyertai HMETD dengan cara mengeluarkan sebanyak-banyaknya 6.985.959.993 waran Seri II dari portepel/ simpanan Perusahaan. c. Melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk melaksanakan penambahan modal saham ditempatkan dan disetor sehubungan dengan keputusan butir a dan b tersebut di atas. 2. Menyetujui Perusahaan melakukan transaksi afiliasi pemberian pinjaman kepada PT Superwish Perkasa. 3. Menyetujui Perusahaan melakukan transaksi material berupa pembelian 20% saham milik PT Citra Kharisma Komunika dalam PT Sentul City Tbk serta melakukan transaksi material dan transaksi afiliasi berupa penyertaan modal dalam PT Bukit Jonggol Asri. 4. Menyetujui Perusahaan melakukan transaksi afiliasi berupa pembelian 50% saham milik Baroque Development Inc. pada PT Fusion Plus Indonesia dan pengambilan saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Fusion Plus Indonesia.
The Extraordinary GMS held on 26 June 2010 drew the following decisions: 1. Approval on the Company’s plan to perform rights issue or Limited Public Offering IV, which includes: a. Approval on the addition of the Company shares through issuance of Rights Issue IV by issuing as many as 19.959.885.695 shares in the Company’s portfolio/stock. b. Approval on addition of Company capital through issuance of Series II Warrant which accompanies the Rights Issue by distributing as many as 6.985.959.993 Series II Warrant from the Company’s portfolio/stock. c. Delegating authority to the Board of Commissioners to conduct additional issued and paid-up capital share in conjunction with decision in point a and b above. 2. Approval for the Company to perform affiliated transaction by giving loans to PT Superwish Perkasa. 3. Approval for the Company to perform material transaction by purchasing 20% shares of PT Citra Kharisma Komunika in PT Sentul City Tbk and perform material and affiliated transaction in form of equity participation in PT Bukit Jonggol Asri. 4. Approval for the Company to perform affiliated transaction by purchasing 50% shares of Baroque Development Inc. in PT Fusion Plus Indonesia and taking up of new shares which will be issued by PT Fusion Plus Indonesia.
Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perusahaan. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas pengawasan dan memberikan masukan kepada anggota Direksi dengan itikad yang baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab.
Board of Commissioners The Board of Commissioners bears the responsibility for overseeing the Company. It is incumbent upon every member of the Board of Commissioners to perform his or her oversight duties and to impart advice to the Board of Directors, in good faith as well as in a conscientious and responsible manner.
Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Seluruh anggota Dewan Komisaris Bakrieland telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan persyaratan material bersifat khusus, disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan.
Requirements, Membership and Terms of Office Members of Bakrieland’s Board of Commissioners have fulfilled all formal and material requirements. Formal requirements are general in nature, according to existing laws and regulations, while material requirements are more specific in nature according to Company needs and type of business.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Dewan Komisaris Bakrieland terdiri dari 6 (enam) anggota, yaitu: 1 (satu) Presiden Komisaris, 3 (tiga) Komisaris dan 2 (dua) Komisaris Independen. 5 (lima) anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia dan 1 (satu) anggota berdomisili di luar Indonesia. Anggota Dewan Komisaris diseleksi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan diangkat oleh RUPS, dengan periode jabatan masingmasing 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan RUPS. Jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal dunia, atau diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
Bakrieland’s Board of Commissioners consists of 6 (six) members: 1 (one) President Commissioner, 3 (three) Commissioners and 2 (two) Independent Commissioners. 5 (five) members of the Board of Commissioners are domiciled in Indonesia and 1 (one) member resides outside of Indonesia. Board members are selected by the Nomination and Remuneration Committee and officially appointed by General Meeting of Shareholders, each member serving for a 3 (three)-year tenure and may be reelected according to the decision of the General Meeting of Shareholders.
Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 1. Bambang Irawan Hendradi (Presiden Komisaris) 2. Lukman Purnomosidi (Komisaris Independen) 3. Kanaka Puradiredja (Komisaris Independen) 4. Edgardo Bautista (Komisaris) 5. Supartono (Komisaris) 6. Mark Robert Harris (Komisaris)
The composition of the Board of Commissioners as of 31 December 2010 is as follows: 1. Bambang Irawan Hendradi (President Commissioner) 2. Lukman Purnomosidi (Independent Commissioner) 3. Kanaka Puradiredja (Independent Commissioner) 4. Edgardo Bautista (Commissioner) 5. Supartono (Commissioner) 6. Mark Robert Harris (Commissioner)
Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Dewan Komisaris bertanggung jawab mengawasi manajemen operasional Bakrieland yang dilaksanakan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi apabila diperlukan, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS Perusahaan, peraturan serta undang-undang yang berlaku.
Duties, Responsibilities, Obligations The Board of Commissioners has the responsibility to oversee Bakrieland’s operational management as carried out by the Board of Directors, and offers advice to the Board of Directors, if required, according to provisions in the Articles of Association, the Company’s GMS Resolutions, regulations and existing legislation.
Dewan Komisaris berperan penting dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG sesuai fungsi pengawasan yang dilakukan. Melalui laporan Direksi dan komite-komite, Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan seluruh kebijakan strategis Perusahaan, termasuk mengenai efektivitas penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal.
The Board of Commissioners assumes an essential role in the implementation of GCG principles according to the oversight function undertaken. Through the Board of Directors and Committees, the Board of Commissioners monitors and evaluates the execution of all Company strategic policies, including those pertaining to the effectiveness of its risk management and internal control.
Terkait dengan RUPS, Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain memberikan pendapat dan saran mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan, melaporkan segera jika terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan, menelaah dan menandatangani Laporan Tahunan, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS.
In relation to GMS, the Board of Commissioners has the duties and responsibilities, among others, to offer views and recommendations on the Company’s Work Plan and Annual Budget, ensure prompt reporting of any indication on the Company’s declining work performance, examine and sign the Annual Report and be held accountable for the implementation of these duties to GMS.
180 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
181 Annual Report 2010 Bakrieland
Selama tahun 2010, Dewan Komisaris tidak menemukan pelanggaran hukum dan peraturan di sektor keuangan dan properti yang dilakukan oleh manajemen Perusahaan.
In 2010, the Board of Commissioners did not encounter any breach of the law or regulations in the financial and property sectors performed by the Company management.
Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan usahanya, atau melalui media telekonferensi, video konferensi atau media elektronik lain. Rapat dianggap sah dan mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggotanya hadir dan diwakili dalam rapat. Selama tahun 2010, Dewan Komisaris menyelenggarakan 5 (lima) kali rapat.
Board of Commissioners’ Meetings The Board of Commissioners’ Meeting convenes no less than 4 (four) times a year at the Company’s office or the location of its business activities, or through teleconference, video conference or other electronic media. The meeting is considered valid and binding when more than ½ (half) of board members are present or represented during the meeting. In 2010, the Board of Commissioners held 5 (five) meetings.
Agenda Rapat dan Kehadiran Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Meeting Agenda and Attendance No.
Tanggal Date
1
11 January
2
8 February
3
23 March
4
16 June
5
9 November
Kehadiran | Attendance
Agenda
IHS
KP
ED
SP
LP
MRH
Pembahasan Agenda Rapat Komisaris Discussion on Commissioners’ Meeting Agenda
3
3
3
3
3
3
Pembahasan Laporan Komite-Komite Untuk Periode 2009 Discussion on Report of the Committees for 2009 Period
3
3
3
3
3
3
Pembahasan Evaluasi Kinerja Unit Usaha Tahun 2009 Discussion on Performance Evaluation of Business Unit for 2009 Period
3
3
3
3
3
3
Pembahasan Penetapan Perubahan Remunerasi Direksi Discussion on Determination of the Board of Directors’ Remuneration Changes
3
3
3
3
3
–
Perubahan Struktur Organisasi Changes of Organizational Structure
3
3
3
3
3
3
JUMLAH | TOTAL
5
5
5
5
5
4
Keterangan | Note: IHS : Bambang Irawan Hendradi, KP : Kanaka Puradiredja, ED : Edgardo Bautista, SP : Supartono, LP : Lukman Purnomosidi, MRH : Mark Robert Harris
Komite Dewan Komisaris telah membentuk komitekomite sebagai pendukung dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta merumuskan kebijakan Dewan Komisaris sesuai ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan. Penetapan pembentukan komite-komite dilakukan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris dan setiap komite diketuai oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Selain Komite Audit yang wajib dan telah dibentuk, Dewan Komisaris Bakrieland juga dibantu oleh 3 (tiga) komite lain, yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Kebijakan Corporate Governance.
Committee The Board of Commissioners has established committees to support the implementation of its duties and responsibilities, and formulate its policies according to the work scope of the respective committee. The establishment of committees is governed by Board of Commissioners’ Directive and each committee is chaired by a member of the Board of Commissioners appointed by the Board of Commissioners. In addition to the mandatory formation of the Audit Committee, Bakrieland’s Board of Commissioners must also be supported by 3 (three) other committees, namely the Risk Monitoring Committee, Nomination and Remuneration Committee, and the Corporate Governance Policy Committee.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Komite Audit Tugas utama Komite Audit adalah mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas akuntan publik.
Audit Committee The main task of the Audit Committee is to promote the implementation of good corporate governance, establishment of an effective internal control structure, enhance transparency and the quality of its financial reporting, and review the work scope, accuracy, independence and objectivity of the public accountant.
Komite Audit bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dan membantu Dewan Komisaris dengan melakukan tugas-tugas berikut: 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya. 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundanganundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangan-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. 3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Eksternal. 4. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi Perusahaan dan implementasi manajemen risiko oleh Direksi. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang termasuk dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 6. Melaksanakan ketentuan lain sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit.
The Audit Committee is accountable to the Board of Commissioners and assists the Board of Commissioners in carrying out the following duties: 1. To assess financial information for release by the Company, such as financial reports, projections and other financial information. 2. To assess the Company’s compliance to existing laws and regulations on the capital market and to other legislation concerning Company activities. 3. To assess the implementation of audit activities by the External Auditor. 4. To report to the Board of Commissioners on the risks that the Company must deal with and the managing of these risks by the Board of Directors. 5. To perform other duties assigned by the Board of Commissioners providing they are within the Board of Commissioners’ duty and obligation as governed in prevailing rules and regulations. 6. To implement other articles as embodied in the Audit Committee Charter.
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi Internal Audit.
The Audit Committee is authorized to access records or information on employees, funds, assets and other Company resources associated with the implementation of its duties. In exercising its authority, the Audit Committee must work together with parties implementing the Internal Audit function.
Komite Audit beranggota 3 (tiga) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota independen. Jumlah ini telah memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Dewan. Seluruh anggota Komite Audit telah memenuhi kriteria independensi, keahlian, pengalaman dan integritas yang dipersyaratkan dalam berbagai peraturan yang berlaku. Sepanjang tahun 2010, Komite Audit telah melakukan 9 (sembilan) kali rapat.
The Audit Committee consists of 3 (three) members, with 1 (one) Chairman serving concurrently as the Independent Commissioner and 2 (two) independent members. These numbers conform to the directive set forth in the Board Manual. All Audit Committee members meet the criteria on independence, expertise, experience and integrity as required in various rules and regulations. Throughout 2010, the Audit Committee convened 9 (nine) meetings.
182 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
183 Annual Report 2010 Bakrieland
Susunan Komite Audit per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja (Ketua/Komisaris Independen) 2. Mohammad Hassan (Anggota/Independen) 3. Soenarso Soemodiwirjo (Anggota/Independen)
The composition of the Audit Committee as of 31 December 2010 is as follows: 1. Kanaka Puradiredja (Chairman/Independent Commissioner) 2. Mohammad Hassan (Member/Independent) 3. Soenarso Soemodiwirjo (Member/Independent)
Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Audit | Audit Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No.
Tanggal | Date
Kehadiran Attendance
Agenda KP
MH
SS
3
3
3
1
10 February
Pemaparan Progress Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan oleh KAP Explanation of Financial Statements Audit Progress by KAP
2
23 February
Pemaparan Agenda Kerja Internal Audit 2010 Explanation of Internal Audit Work Agenda in 2010
3
3
3
3
25 March
Pembahasan Laporan Keuangan Audited per 31 Desember 2009 Discussion on Audited Financial Statements as of 31 December 2009
3
3
3
4
26 April
Perkembangan Risk Assessment Workshop Tol Kanci-Pejagan Progress Risk Assessment Workshop of Kanci-Pejagan Toll-Road
3
3
3
5
26 April
Pembahasan Laporan Keuangan Triwulan I 2010 Bakrieland Discussion on Q1 Financial Statements of Bakrieland for year 2010
3
3
3
6
26 May
Pembahasan Isu Hukum dan Pajak Discussion on Legal and Tax Issue
3
3
3
7
26 July
Laporan Internal Audit atas Implementasi Semester I 2010 Internal Audit Report of Q1 Implementation for 2010
3
3
3
8
28 September
Pembahasan Pengendalian Internal Atas Laporan Keuangan Discussion on Financial Statements Internal Control
3
3
3
9
25 October
Pemaparan Laporan Keuangan Bakrieland Triwulan III 2010 Explanation of Bakrieland Q3 Financial Statements for year 2010
3
3
3
JUMLAH | TOTAL
9
9
9
Keterangan | Note: KP : Kanaka Puradiredja, MH : Mohammad Hassan, SS : Soenarso Soemodiwirjo
Komite Pemantau Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris tentang masalah-masalah pengelolaan risiko. 2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan pengawasan intern. 3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris terkait antisipasi risiko.
Risk Monitoring Committee The Risk Monitoring Committee bears the following duties and responsibilities: 1. To provide inputs to the Board of Commissioners on risk management issues. 2. To evaluate the risk management and internal control systems. 3. To provide information to the Board of Commissioners concerning risk anticipation.
Susunan Komite Pemantau Risiko per Desember 2010 adalah sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi (Ketua/Komisaris Independen) 2. Supartono (Anggota/Komisaris)
31
The composition of the Risk Monitoring Committee as of 31 December 2010 is as follows: 1. Lukman Purnomosidi (Chairman/Independent Commissioner) 2. Supartono (Member/Commissioner)
Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat sesuai kebutuhan Perusahaan dengan dihadiri oleh seluruh anggotanya. Sepanjang tahun 2010, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan 5 (lima) kali pertemuan.
The Risk Monitoring Committee holds a meeting according to Company needs with full attendance by all members. In 2010, the Risk Monitoring Committee organized 5 (five) meetings.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Agenda Rapat & Kehadiran Komite Pemantau Risiko | Risk Management Committee’s Meeting Agenda & Attendance
No.
Tanggal | Date
Agenda
Kehadiran Attendance LP
SP
3
3
1
27 January
Pembahasan Laporan Komite Manajemen Risiko Discussion on Risk Management Committee Report
2
18 February
Laporan Kegiatan Divisi Risk Management & Compliance Risk Management & Compliance Activity Report
3
3
3
26 April
Perkembangan Risk Assessment Workshop Tol Kanci-Pejagang Progress Risk Assessment Workshop Kanci-Pejagan Toll Road
3
3
4
04 October
Risk Assessment Workshop Tol Pejagan-Pemalang Risk Assessment Workshop Pejagan-Pemalang Toll Road
3
3
5
13 December
Pelaksanaan Risk Assessment Workshop dan Progress Risk Based Audit Operational Tol Kanci-Pejagan Implementation of Risk Assessment Workshop and Progress Risk Based Audit on Kanci-Pejagan Toll Road Operations
3
3
JUMLAH | TOTAL
5
5
Keterangan | Note: LP : Lukman Purnomosidi, SP : Supartono
Komite Nominasi dan Remunerasi Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan anggota Komite-komite satu tingkat dibawah Dewan Komisaris. 2. Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 3. Terlibat didalam proses perekrutan (wawancara) dan memberikan rekomendasi atas calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan anggota Komite-komite Dewan Komisaris agar tercipta penempatan orang yang tepat pada posisi yang benar. 4. Memberikan rekomendasi kebijakan tentang remunerasi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan anggota Komite-komite Dewan Komisaris. 5. Memberikan rekomendasi kebijakan tentang besaran gaji, benefit, tunjangan dan fasilitas yang kompetitif dan mengacu pada perkembangan pasar untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 6. Mengawasi proses pelaksanaan nominasi dan remunerasi agar tidak menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan. 7. Menyusun laporan atas pelaksanaan tugas dan wewenang diatas untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan selanjutnya akan dilaporkan kepada para pemegang saham melalui RUPST.
184 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Nomination and Remuneration Committee The tasks and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee are as follows: 1. To determine the selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners, Board of Directors, and Committees under the Board of Commissioners. 2. To establish an assessment mechanism and recommend the number of members for the Boards of Commissioners and Directors. 3. To be involved in the recruitment process (interview) and recommend on nominees for members of the Board of Commissioners, Board of Directors and Committees under the Board of Commissioners in order to ensure the right person in the right place. 4. To recommend policies on the remuneration of members in the Board of Commissioners, Board of Directors and Committees under the Board of Commissioners. 5. To recommend policies on the amount of salary, benefit, allowance and competitive facilities that correspond to market developments for members of the Board of Commissioners and Directors. 6. To oversee the implementation of the nomination and remuneration process to avoid any deviation from the predetermined procedure. 7. To produce a report on the execution of the foregoing duties and mandates to the Board of Commissioners, later to be presented to shareholders through the AGMS.
185 Annual Report 2010 Bakrieland
Per 31 Desember 2010, Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 3 (tiga) orang, sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi (Ketua/Komisaris Independen) 2. Bambang Irawan Hendradi (Anggota/Komisaris) 3. Supartono (Anggota/Komisaris)
As of 31 December 2010, the Nomination and Remuneration Committee consisted of 3 (three) members: 1. Lukman Purnomosidi (Chairman/Independent Commissioner) 2. Bambang Irawan Hendradi (Member/Commissioner) 3. Supartono (Member/Commissioner)
Rapat Komite selama ini dilaksanakan sesuai kebutuhan Perusahaan dan dihadiri oleh seluruh anggota. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi telah dilaksanakan 6 (enam) kali di tahun 2010.
Committee meetings are normally held to suit Company needs and attended by all members. The Nomination and Remuneration Committee organized 6 (six) meetings throughout 2010.
Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No.
1
2
3
4
5
6
Tanggal | Date
Kehadiran Attendance
Agenda LP
IHS
SP
08 June
1. Kajian atas Usulan Perubahan (Mutasi) Anggota Direksi BLD; Nominasi Direktur Unit Usaha Review Propose Changes (Mutation) Bakrieland Development’s Boards of Directors 2. Nominasi Direktur Unit Usaha Nomination of Business Unit Directors
3
3
3
08 September
1. Pengajuan Pengunduran Diri Direktur Keuangan Submission of Finance Director Resignation 2. Pengalihan Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Direktur Keuangan kepada Manajemen Lain Transfer of Duties, Responsibilities, and Authority of Finance Director to Other Management 3. Rencana Rekruitmen dan Kualifikasi Kandidat Pengganti Direktur Keuangan Recruitment and Candidate Qualification Plan Replacement Finance Director
3
3
3
1. 2.
Kajian Kinerja Direksi dan Komisaris Review on Performance of Directors and Commissioners Penetapan Bonus dan Remunerasi Direksi dan Komisaris Determination of Bonus and Remuneration for Directors and Commissioners
3
3
3
18 November
1. 2.
Penetapan HM, SH, MS Sebagai Direktur Unit Usaha Determination of HM, SH, MS as Business Unit Directors Kajian atas Wewenang dan Peran Holding dan SBU Review of Authority and Role of Holding and SBU
3
3
3
25 November
1. Kajian Hasil Survey HayGroup untuk Remunerasi Eksekutif Review of the HayGroup Executive Remuneration Survey 2. Rekomendasi Konsultan Untuk Komponen Variable Dalam Remunerasi Eksekutif Consultant Recommendation on Variable Component (Short Term and Long Term Incentive Plan) in Executive Remuneration 3. Desain Rinci (KPI, Eligibility, Formula) dan Rencana Implementasi (Schedule, Funding, Approval) Untuk Komponen Variable Remunerasi Eksekutif Detailed Design (KPI, Eligibility, Formula) and Implementation Plan (Schedule, Funding, Approval) For Executive Remuneration Variable Component
3
3
3
3
3
3
6
6
6
12 October
21 December
1. 2.
Kajian Kinerja Anggota Komite Audit Review of Audit Committees’ Members Performance Penetapan Remunerasi Anggota Komite Audit per Juli 2010 Determination of Audit Committees’ Members Remuneration as of July 2010
JUMLAH | TOTAL Keterangan | Note: LP : Lukman Purnomosidi, IHS : Bambang Irawan Hendradi, SP : Supartono
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Komite Kebijakan Corporate Governance Komite Kebijakan Corporate Governance efektif menjalankan tugas pada awal tahun 2010. Komite ini dibentuk pada tanggal 13 Oktober 2009 berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 07A/SK-KOM/BLD/X/2009. Pembentukan Komite ini diharapkan akan meningkatkan dan menyempurnakan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris.
Corporate Governance Policy Committee The Corporate Governance Policy Committee effectively performed its duties since early 2010. The Committee was established on 13 October 2009 based on the Board of Commissioners Directive No. 07A/SK-KOM/BLD/X/2009. Formation of the Committee is expected to promote and improve GCG practices related to the oversight function of the Board of Commissioners.
Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawab untuk: 1. Menelaah dan mengkaji ulang Anggaran Dasar. 2. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip GCG. 3. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip etika (code of conduct). 4. Melakukan evaluasi atas struktur dan keanggotaan setiap Komite dibawah Dewan Komisaris. 5. Memantau kepatuhan terhadap perundangundangan. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggungjawab sosial perusahaan.
The Corporate Governance Policy Committee has the duty and obligation to offer its views and support to the Board of Commissioners in the effective discharge of its responsibilities to: 1. Examine and review the Articles of Association. 2. Ensure the implementation of GCG principles. 3. Ensure the implementation of ethical principles (code of conduct). 4. Evaluate the structure and membership of each Committee under the Board of Commissioners. 5. Monitor compliance to existing rules and regulations. 6. Review policies and assess the consistency in applying corporate social responsibility.
Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance terdiri dari anggota Dewan Komisaris, namun apabila dibutuhkan dapat menunjuk pelaku profesi diluar Perusahaan. Susunan Komite Kebijakan Governance per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja (Ketua/Komisaris Independen) 2. Bambang Irawan Hendradi (Anggota/Komisaris) 3. Supartono (Anggota/Komisaris)
The Corporate Governance Policy Committee is comprised of members from the Board of Commissioners; nevertheless if necessary, members can be drawn from professionals outside of the Company. The composition of the Committee as of 31 December 2001 is as follows: 1. Kanaka Puradiredja (Chairman/Independent Commissioner) 2. Bambang Irawan Hendradi (Member/Commissioner) 3. Supartono (Member/Commissioner)
Selama tahun 2010, Komite Kebijakan Corporate Governance menyelenggarakan 7 (tujuh) kali rapat.
Throughout 2010, the Corporate Governance Committee conducted 7 (seven) meetings.
186 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
187 Annual Report 2010 Bakrieland
Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No.
Tanggal | Date
Kehadiran Attendance
Agenda KP
IHS
SP
1
06 May
Pembahasan Progress GCG BLD Discussion on GCG of Bakrieland Development Progress
3
3
3
2
26 May
Agenda Kerja Komite Kebijakan Corporate Governance 2010 Work Agenda of Corporate Governance Policy Committee 2010
3
3
3
3
28 June
Progress dan Program CSR BLD Tahun 2010 Progress and Program of Bakrieland Development CSR for 2010
3
3
3
4
08 July
Mekanisme Self Assessment Dewan Komisaris dan Komite Self Assessment Mechanism of Commissioners and Committees
3
3
3
1. 2. 3.
3
3
3
Pembahasan Sosialisasi Code of Conduct Discussion on Code of Conduct Socialization Pembahasan Rencana Internalisasi Penerapan GCG Discussion on Internalization Plan of GCG Application Progress Sistem Pelaporan Pelanggaran Progress of Whistle Blowing System
5
12 August
6
21 September
Corporate Secretary Compliance Issue (Kepatuhan Kepada BEI & Bapepam-LK) Corporate Secretary Compliance Issue (Obidience to BEI & BapepamLK)
3
3
3
11 November
1. Pengkajian Anggaran Dasar dan Kepatuhan Terhadap UndangUndang Assessment of Basic Budget and Obedience to Regulations 2. Evaluasi Struktur dan Keanggotaan Setiap Komite di Bawah Dewan Komisaris Structure and Membership Evaluation of Each Committee Under Commissioners
3
3
3
JUMLAH | TOTAL
7
7
7
7
Keterangan | Note: KP : Kanaka Puradiredja, IHS : Bambang Irawan Hendradi, SP : Supartono
Independensi Komite Bakrieland menyadari bahwa independensi sangat penting bagi Komite dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, serta berpengaruh terhadap hasil kerja Komite itu sendiri. Untuk menjamin berlangsungnya independensi dalam Komite, maka setiap Komite yang ada di Bakrieland diketuai oleh seorang Komisaris Independen.
Committee Independence Bakrieland recognizes the significance of a Committee’s independence in performing its duties and responsibilities, and in contributing to the performance results of the Committee itself. To guarantee the continued independence of Committees, each Committee in Bakrieland shall be chaired by an Independent Commissioner.
Direksi
Board of Directors
Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Seluruh anggota Direksi Bakrieland telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan persyaratan material bersifat khusus, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan.
Requirements, Membership and Terms of Office Members of Bakrieland’s Board of Directors have fulfilled all predetermined formal and material requirements. Formal requirements are general in nature according to prevailing laws and regulations, while material requirements are more specific in nature to correspond with Company needs and type of business.
Direksi Bakrieland terdiri dari 5 (lima) orang, yaitu 1 (satu) Presiden Direktur dan 4 (empat) Direktur. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia. Direksi diseleksi oleh Komite Nominasi
Bakrieland’s Board of Directors composes of 5 (five) members with 1 (one) President Director and 4 (four) Directors. All members of the Board of Directors are domiciled in Indonesia. Board
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
dan Remunerasi dan diangkat oleh RUPS, dengan periode jabatan masing-masing anggota selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal dunia, diberhentikan oleh Dewan Komisaris atau berdasarkan keputusan RUPS.
members are selected by the Nomination and Remuneration Committee and officially appointed by GMS, where each member shall serve for a 3 (three)-year tenure and can be re-elected according to the GMS resolution. A Board member’s term of office ends in the event of a resignation, failure to meet requirements, death, dismissal by the Board of Commissioners, or a GMS decision.
Susunan Direksi per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 1. Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur & CEO) 2. Marudi Surachman (Direktur) 3. Hamid Mundzir (Direktur) 4. Sri Hascaryo (Direktur) 5. Ferdinand Sadeli (Direktur) *
The composition of the Board of Directors as of 31 December 2010 is as follows: 1. Hiramsyah S. Thaib (President Director & CEO) 2. Marudi Surachman (Director) 3. Hamid Mundzir (Director) 4. Sri Hascaryo (Director) 5. Ferdinand Sadeli (Direktur) *
* Efektif per tanggal 1 November 2010, Ferdinand Sadeli mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur.
* Effective since 1 November 2010, Ferdinand Sadeli resigned from his position as Director.
Sehubungan dengan proses restrukturisasi organisasi perusahaan yang sedang berjalan di Bakrieland, Perusahaan memandang perlu adanya Direktur Non-Akta yang bertanggungjawab dalam hal ini. Untuk itu, pada tanggal 19 Juli 2010 Perusahaan mengangkat Lusi Lubis melalui Surat Keputusan No. 033/DIR-Perseroan/SK/VIII/2010 tentang Pengangkatan Sebagai Group Human Capital Director.
In relation with the company’s organizational restructuring process underway in Bakrieland, the Company deemed it necessary to have a Director who is not in the Company’s Notarial Deed to be responsible for overlooking the process. For this purpose, on 19 July 2010, the Company appointed Lusi Lubis through the Decision No. 033/DIRPerseroan/SK/VIII/2010 on the Appointment as Group Human Capital Director.
Tanggung Jawab dan Bidang Tugas Direksi bertanggungjawab atas pengurusan Perusahaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Setiap anggota Direksi bertanggungjawab penuh baik secara pribadi maupun bersama (renteng) atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan terbukti bersalah atau lalai.
Responsibilities and Scope of Duties The Board of Directors is responsible for managing the Company in good faith and with full responsibility. Every member of the Board of Directors holds absolute responsibility, both personally and collectively, on Company losses when culpability or negligence of the said member is proven.
Direksi bertanggungjawab atas pengelolaan Perusahaan melalui pengelolaan risiko dan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik pada seluruh jenjang organisasi. Tanggung jawab Direksi juga mencakup penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit internal, dan pengambilan tindakan berdasarkan temuan-temuan Audit Internal sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. Direksi wajib menyusun strategi bisnis, termasuk rencana kerja dan anggaran serta pelaksanaan praktek akuntansi dan pembukuan sesuai ketentuan perusahaan publik. Selain itu, Direksi juga wajib
The Board of Directors is in charge of the administration of the Company through risk management and GCG implementation at all organizational ranks. The Board’s responsibility also covers the application of an internal control mechanism, performing the internal audit function, and the initiation of measures based on Internal Audit results according to directions from the Board of Commissioners. The Board of Directors must formulate a business strategy, including the work plan and budget, and implement accounting and bookkeeping practices as governed by provisions relevant to a publicly listed company. In
188 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
189 Annual Report 2010 Bakrieland
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
addition, the Board of Directors is also answerable to shareholders through GMS with regard to the execution of its mandated duties.
Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembidangan tugas Direksi, maka pembagian tugas Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi, sebagai berikut: 1. Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur & CEO) bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional di PT Bakrieland Development Tbk. 2. Marudi Surachman (Direktur) bertanggungjawab atas bidang pengembangan proyek. 3. Hamid Mundzir (Direktur) bertanggung jawab atas bidang investasi. 4. Sri Hascaryo (Direktur) bertanggung jawab atas bidang hukum, pengelolaan risiko, sumber daya manusia, serta operasional dan administrasi. 5. Ferdinand Sadeli (Direktur) bertanggungjawab atas bidang keuangan.
When a GMS does not determine the work scope of the Board of Directors, such matters shall adhere to the following decisions made by the Board of Directors: 1. Hiramsyah S. Thaib (President Director & CEO) is responsible for all operational activities in PT Bakrieland Development Tbk. 2. Marudi Surachman (Director) is responsible for projects development. 3. Hamid Mundzir (Director) is responsible for investment. 4. Sri Hascaryo (Director) is responsible for legal affairs, risk management, human resources as well as operations and administration. 5. Ferdinand Sadeli (Director) is responsible for financial matters.
Direksi dapat menggunakan saran profesional atas biaya Perusahaan apabila benar-benar dibutuhkan dan dengan memperhatikan batasbatas efisiensi dan efektivitas, serta tidak terdapat benturan kepentingan.
The Board of Directors may solicit professional counsel at the Company’s expense if indeed necessary and by taking into account its efficiency and effectiveness, while ensuring the absence of any conflict of interest.
Rapat Direksi Rapat Direksi dapat diselenggarakan setiap waktu apabila diperlukan, dengan lokasi di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan Perusahaan, maupun melalui media telekonferensi, video konferensi atau media konferensi lain. Rapat Direksi dianggap sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sepanjang tahun 2010, Direksi menyelenggarakan 25 (dua puluh lima) kali rapat.
Board of Directors’ Meetings A Board of Directors meeting is convened whenever required, and held either at the Company’s office or the location of Company’s business activities, through teleconference, video conference or other conference media. A Board of Directors’ meeting is considered valid and capable of making binding decisions when more than ½ (half) of the number of Board members are present or represented at the meeting. Throughout 2009, the Board of Directors held 25 (twenty five) meetings.
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance No.
Tanggal Date
Agenda
Kehadiran | Attendance HST
MS
SH
HM
FES
January 1
4
Pelaksanaan MESOP Implementation of MESOP
3
3
3
3
–
2
7
Evaluasi Penggunaan Dana PUT III, Waran dan Sukuk Ijarah I Evaluation on Utilization of Funds Resulting from PUT III, Warrant, and Sukuk Ijarah I
3
3
3
3
–
3
11
Buyback Saham Perusahaan Buyback of Company’s Share
3
3
3
3
–
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
No.
Tanggal Date
Agenda
Kehadiran | Attendance HST
MS
SH
HM
FES
3
3
–
3
–
4
12
Project UMKM dan Rencana Pengembangan BSI (Bakrie Sentra Investama) UMKM Project and BSI (Bakrie Sentra Investama) Development Plan
5
25
Persiapan Peresmian Tol Kanci-Pejagan Preparation of Kanci-Pejagan Toll Road Inauguration
3
–
3
3
–
March 6
8
Rencana Penerbitan Equity-Linked Bonds Equity-Linked Bonds Issuance Plan
3
3
3
3
–
7
24
Pembahasan Hasil Penilaian GCG Oleh Pihak Independen Discussion on GCG Rating Result by Independent Party
3
3
3
3
–
8
26
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Desember 2009 Discussion on Consolidated Financial Statement as of 31 December 2009
3
3
3
3
–
9
29
Perubahan Auditor Laporan Keuangan Perusahaan Changes of the Company’s Financial Statement Auditor
3
3
3
–
–
5
Rencana RUPST & RUPSLB RUPST & RUPSLB Plan
3
3
3
3
–
11
9
Evaluasi Penggunaan dana PUT III, Obligasi I, Waran, dan Sukuk Ijarah I per 31 Maret 2010 Evaluation on Funds Utilization from PUT III, Bonds I, Warrant, and Sukuk Ijarah I as of 31 March 2010
3
–
3
3
–
12
22
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Maret 2010 Discussion on Consolidated Financial Statement as of 31 March 2010
3
3
3
3
–
13
26
Finalisasi Guaranteed Equity-Linked Bonds Finalization of Guaranteed Equity-Linked Bonds
3
3
3
3
–
14
26
Perubahan Agenda RUPST & RUPSLB Agenda Changes of the AGMS & EGMS
3
3
3
3
–
Rencana RUPSLB EGMS Plan
3
3
3
3
–
April 10
May 15
10 June
16
10
Rencana Kerjasama Taman Lansia Langsat Cooperation Plan of Taman Lansia Langsat
3
3
3
3
–
17
17
Finalisasi Rencana PUT IV Finalization of PUT IV Plan
3
3
3
3
3
18
28
Pembahasan Laporan Keuangan Semester I 2010 Discussion on Q1 2010 Financial Statements
3
3
3
3
3
Pembahasan Penggunaan Dana PUT III, Obligasi I, Waran, dan Sukuk Ijarah I Discussion on Funds Utilization from PUT III, Bonds I, Warrant, and Sukuk Ijarah I
–
3
3
–
3
July 19
8 August
20
19
Pembahasan Penjatahan Saham PUT IV Discussion on Allotment of PUT IV Share
3
3
–
3
3
21
25
Pembahasan Penjelasan Kepada BEI Mengenai Penempatan Dana Pada BACA Discussion on Explanation to BEI Concerning BACA Funds Placement
3
3
3
3
3
190 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
191 Annual Report 2010 Bakrieland
No.
Tanggal Date
Kehadiran | Attendance
Agenda
HST
MS
SH
HM
FES
Pembahasan Laporan Keuangan Triwulan III 2010 Discussion on Q3 2010 Financial Statements
3
3
3
3
3
3
3
3
–
3
September 22
27 October
23
11
Pembahasan Penggunaan Dana PUT IV, Waran II, dan Sukuk Ijarah I per 30 September 2010 Discussion on Funds Utilization from PUT IV, Warrant II, and Sukuk Ijarah I as of 30 September 2010
24
25
Rencana Pelaksanaan BCG One Village One Playground BCG One Village One Playground Implementation Plan
3
3
–
–
3
Hasil Pemantauan Khusus Kesiapan Pembayaran Obligasi I Seri A 2008 Special Monitoring on the Bonds I Series A 2008 Payment Readiness
3
–
3
3
3
JUMLAH | TOTAL
24
22
22
21
9
December 25
9
Keterangan | Note: HST : Hiramsyah Sambudhy Thaib, MS : Marudi Surachman, SH : Sri Hascaryo, HM : Hamid Mundzir, FES : Ferdinand Sadeli
Komite dan Satuan Kerja Direksi Untuk membantu Direksi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, dibentuk 2 (dua) satuan kerja dan 2 (dua) komite, yaitu: 1. Satuan Kerja Audit Internal, untuk memantau dan memastikan aktivitas pengendalian internal berjalan dengan baik. 2. Satuan Kerja Manajemen Risiko, untuk memastikan bahwa kerangka kerja pengelolaan risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko Perusahaan. 3. Komite Investasi, untuk memberikan persetujuan investasi Perusahaan, baik berupa investasi saham maupun pelaksanaan proyekproyek baru. 4. Komite Sumber Daya Manusia, untuk memastikan penerapan kebijakan sumber daya manusia yang optimal serta sesuai dengan arah dan strategi Perusahaan.
Board of Directors’ Committees and Work Units To assist the Board of Directors in performing its functions and duties, 2 (two) work units and 2 (two) committees shall be established: 1. The Internal Audit Work Unit to monitor and ensure that internal control activities are well implemented. 2. Risk Management Work Unit to ensure that the framework of risk management provides adequate protection against all Company risks. 3. Investment Committee to approve on Company investments, both in shares and new projects. 4. Human Resource Committee to ensure the effective application of human resource policies consistent with Company direction and strategy.
Rapat Gabungan Disamping rapat Dewan Komisaris dan rapat Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Direksi juga mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 4 (empat) kali sepanjang tahun 2010.
Joint Meetings In addition to Board of Commissioners and Board of Directors meetings, in 2010 Joint Meetings were also held on 4 (four) separate occasions between the Board of Commissioners and Directors.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Agenda Rapat Gabungan dan Kehadiran | Joint Meeting Agenda and Attendance Kehadiran BoD BoD Attendance
Kehadiran BoC BoC Attendance
Tanggal Date
Agenda HST
MS
SH
HM
FES
IHS
KP
MRH
SP
LP
ED
1
12 April
Pembahasan Rencana RUPS Tahunan & RUPS Luar Biasa Discussion on the Annual GMS & Extraordinary GMS
3
3
3
3
–
3
3
3
3
3
–
2
28 July
Pembahasan Kinerja Semester I 2010 Discussion on Q1 2010 Performance
3
3
3
3
–
3
3
3
3
3
3
Pembahasan Laporan Keuangan Triwulan III 2010 Discussion on Q3 2010 Financial Report
3
3
3
–
3
–
3
3
3
3
3
Peran dan Tanggung Jawab Holding dan Unit Usaha Role and Responsibility of Holding and Business Unit
3
3
3
3
–
3
3
3
3
3
–
Struktur Organisasi Organization Structure
3
3
3
3
–
3
3
3
3
3
3
JUMLAH | TOTAL
5
5
5
4
1
4
5
5
5
5
3
No.
3
4
5
29 Sep
20 Oct
10 Nov
Keterangan | Note: HST : Hiramsyah Sambudhy Thaib, MS : Marudi Surachman, SH : Sri Hascaryo, HM : Hamid Mundzir, FES : Ferdinand Sadeli, IHS : Bambang Irawan Hendradi, KP : Kanaka Puradiredja, MRH : Mark Robert Harris, SP : Supartono, LP : Lukman Purnomosidi, ED : Edgardo Bautista
Mekanisme Dan Evaluasi Kinerja Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dievaluasi oleh Pemegang Saham dalam RUPST berdasarkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan maupun amanat Pemegang Saham. Akan halnya Komite dibawah Dewan Komisaris, kinerjanya ditentukan berdasarkan pencapaian tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan Dewan Komisaris, yang akan memberikan penilaian satu tahun sekali sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diadakan.
Mechanism and Performance Evaluation Performance of the Board of Commissioners and Directors are evaluated by Shareholders during the Annual GMS. This assessment is based on the execution of their duties and responsibilities as stated in the Company’s Articles of Association and the Shareholders’ mandate. As for Committees that work under the Board of Commissioners, their performance is determined based on completion of their duties and responsibilities as set forth by the Board of Commissioners, which will conduct an annual appraisal before the Annual GMS is held.
Penilaian keberhasilan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite dilakukan dengan menggunakan Key Performance Index (KPI) yang disusun bersamasama dalam suatu Rapat Dewan Komisaris yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan diputuskan oleh Dewan Komisaris. Aspek Key Performance Index dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada perspektif keuangan, pelanggan, proses internal, pengembangan sumber daya manusia, dan kepemimpinan. Penetapan KPI harus memenuhi kriteria Specific, Measurable, Accurate, Reliable, Timeline (SMART).
Evaluation on the performance of the Board of Commissioners, Directors and Committees is performed using the Key Performance Index (KPI), which is mutually determined during a Board of Commissioners meeting consisting of the Board of Commissioners, Directors and Nomination and Remuneration Committee, and decided by the Board of Commissioners. KPI aspects may include, but are not limited to perspectives such as financial, customer, internal process, HR development, and leadership. The process of KPI determination shall satisfy Specific, Measurable, Accurate, Reliable, and Timeline (SMART) criteria.
192 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
193 Annual Report 2010 Bakrieland
KPI ditetapkan berdasarkan fokus atau sasaran kerja yang harus dicapai dalam periode tertentu sesuai rencana dan target kerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. Oleh karena itu, KPI menjadi bahan evaluasi keberhasilan kinerja Dewan Komisaris, Direksi dan Komite di akhir periode anggaran untuk mencapai tujuan perusahaan. KPI akan dikaji ulang secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Prosedur dan penetapan penyusunan KPI diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris.
The KPI is set based on focus or work targets that must be accomplished in a certain period, in line with the work plan and target that has been determined in the Annual Work Plan and Budget. Therefore, the KPI serves as a basis for evaluating the Board of Commissioners’, Directors’, and Committee’ performance to achieve Company goals at the end of each budget period. The KPI will be reviewed periodically to adjust with current development. Procedures within and determination of the KPI is further explained in the Board of Commissioners’ Decree.
Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite secara keseluruhan dan kinerja perorangan setiap anggota merupakan bagian tak terpisahkan dalam skema kompensasi dan pemberian insentif. Hasil evaluasi kinerja perorangan merupakan salah satu dasar pertimbangan untuk memberhentikan dan/atau menunjuk kembali anggota, serta berfungsi sebagai sarana penilaian dan peningkatan efektivitas. Tata cara evaluasi kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan komite di bawah Dewan Komisaris diatur dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No.198/Kom-BLD/SK/XII/09.
Evaluation results on the overall performance of the Board of Commissioners, Directors, and Committees and those of individual members are an inseparable part of the compensation and incentive scheme. The outcome of individual performance appraisal serves as the basis for consideration in the dismissal and/or reappointment of a member, and as a tool to assess and increase effectivity. Procedures for performance evaluation of the Board of Directors, Board of Commissioners, and the committees under the Board of Commissioners stipulated in Decree of the Board of Commissioners No.198/ Kom-BLD/SK/XII/09.
Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima imbalan jasa dalam bentuk gaji, tunjangan, dan fasilitas. Sesuai Anggaran Dasar Bakrieland, remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Besaran remunerasi ditetapkan dengan memperhatikan besaran pendapatan tahun-tahun sebelumnya, beban tugas dan tanggung jawab, serta disesuaikan dengan tingkat remunerasi eksekutif pada industri sejenis. Prosedur mengenai remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris ini tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 197/KomBLD/SK/XII/09.
Remuneration Policy The Board of Commissioners and Directors are entitled to compensation in the form of salary, benefits and facilities for services rendered. In accordance with Bakrieland’s Articles of Association, remuneration for the Board of Commissioners and Directors is determined through a GMS. The amount of remuneration is determined with due consideration of the income level of previous years, workload, degree of responsibility, and standard executive remuneration in similar industries. Procedures on the remuneration for the Board of Directors and the Board of Commissioners is set out in Decree No. BOC. 197/Kom-BLD/SK/XII/09.
Remunerasi Karyawan (Perorangan) Tahun 2009 dan 2010 Employee (Individual) Remuneration for 2009 and 2010 2009 Tertinggi Highest
2010 Terendah Lowest
Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Gaji (Rp)/Tahun Salary (Rp)/Year
396,000,000
14,838,740
780,000,000
15,000,000
Tunjangan (Rp)/Tahun Allowance (Rp)/Year
175,142,053
13,433,620
315,000,000
13,900,000
Total (Rp)
571,142,053
28,272,360
1,095,000,000
28,900,000
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Tahun 2009 dan 2010 Remuneration of the Boards of Commissioners and Directors for 2009 and 2010 2009 Dewan Komisaris Board of Commissioners Gaji (Rp)/Tahun Salary (Rp)/Year Tunjangan (Rp)/Tahun Allowance (Rp)/Year Total (Rp)
2010 Direksi Board of Directors
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
1,698,000,000
5,916,000,000
1,914,000,000
6,600,000,000
174,000,000
2,358,643,400
361,000,000
3,203,950,909
1,872,000,000
8,274,643,400
2,275,000,000
9,803,950,909
Pelatihan Direksi Pada tahun 2010 pelatihan yang diikuti anggota Direksi adalah sebagai berikut:
The Board of Directors’ Training In 2010, training sessions attended by member of the Board of Directors are as follows:
Pelatihan Direksi 2010 | Board of Directors’ Training in 2010 Nama Name
Hiramsyah S. Thaib
Marudi Surachman
Ferdinand Sadeli
Pelatihan Training
Penyelenggara Organizer
Tanggal Date
Tempat Location
Awaken The Giant Within
Inhouse Seminar
22 March 2010
MORE
Strategy & Customer Cenricity
PT John Clements Consultant
4-5 June 2010
Pacific Place
Leading to Good Corporate Governance: Concept, Principle and Practices
Inhouse Seminar
13 December 2010
MORE
Integrated Resort & Entertainment
Marcusevans Kualalumpur, Malaysia
19 Jul-20 July 2010
Marina Bay Sands, Singapore
Impacts of Revised PSAKs to Financial Reporting & Taxation
Deloitte
27 July 2010
Kempinski Hotel Indonesia Ballroom Jakarta
How to Create a Great Workplace
Inhouse Seminar
24 August 2010
MORE
Kebijakan Benturan Kepentingan Benturan kepentingan adalah situasi dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Untuk mengatur hal ini, maka pada tanggal 8 Juni 2009 diterbitkan SK Direksi dan Dewan Komisaris Bakrieland No. 079/DIR-KOM/ SK/VI/09 tentang Benturan Kepentingan.
Conflict of Interest Policy A conflict of interest refers to a situation where a conflict of economic interest is present between the Company and the personal interest of shareholders, members of the Boards of Commissioners and/or Directors. To govern on this issue, a Directive was enacted on 8 June 2009 by Bakrieland’s Board of Directors and Board of Commissioners No. 079/ DIR-KOM/SK/VI/09 on Conflict of Interest.
Kebijakan Benturan Kepentingan memuat panduan bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi agar dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mendahulukan kepentingan ekonomis Perusahaan dan tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain. Selain itu, kebijakan ini juga mengatur pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kegiatan sampingan, dan kerahasiaan informasi.
The conflict of interest policy contains guidelines for members of the Boards of Commissioners and Directors to place priority on the Company’s economic interest in performing their duties and responsibilities and to refrain from abusing authority for personal interest or gain or for that of family members or other parties. Furthermore, the policy also governs the offering and acceptance of gifts and donations, participating in side activities and disclosure of confidential information.
194 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
195 Annual Report 2010 Bakrieland
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi setiap tahunnya menandatangani pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuatnya dan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Every member of the Board of Commissioners and Board of Directors each year must sign a statement declaring that there is no conflict of interest in every decision made and will not offer and or accept anything that may affect decision making.
Auditor Independen Memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik dan peraturan Bapepam-LK No.VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal, maka laporan keuangan konsolidasian Bakrieland mulai tahun buku 2009 diaudit oleh Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono dan Teramihardja dari Morison International, dengan auditor Meilyn Soetiono SE, Ak, CPA. Total biaya yang dikeluarkan untuk audit Bakrieland dan anak perusahaan sebesar Rp 1.816.500.000. Selain tugas audit Laporan Keuangan, Akuntan Publik ini tidak melakukan tugas-tugas audit lain dalam Perusahaan.
Independent Auditor In compliance with the provisions set forth in the Indonesian Finance Ministerial Regulation No. 17/ PMK.01/2008 on the Services of Public Accountants and Bapepam-LK regulation No.VIII.A.2 regarding Independence of Accountant in the Audit Services in the Capital Market, starting the 2009 fiscal year was audited by Tjahjadi, Pradhono and Teramihardja Public Accountant from Morison International, with auditor Meilyn Soetiono SE, Ak, CPA. The total costs incurred for the audit of Bakrieland and its subsidiaries amounted to Rp 1,816,500,000. Apart from the auditing of the Financial Report, the Public Accountant does not undertake any other audit activities within the Company.
Transparansi dan Pengungkapan Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi setiap awal tahun mengungkapkan kepemilikan saham di Perusahaan dalam surat pernyataan kepemilikan saham khusus yang dimuat dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Per 31 Desember 2010, tidak ada anggota Dewan Komisaris maupun Direksi beserta keluarganya yang tercatat memiliki saham Bakrieland.
Transparency and Disclosure Board of Commissioners and Board of Directors Share Ownership The Board of Commissioners and Directors at the beginning of each year must disclose share ownership of the Company in a statement letter on share ownership specifically incorporated into the Company’s Annual Report. As of 31 December 2010, not a single member of the Board of Commissioners or Board of Directors, including family member, is recorded as owning Bakrieland shares.
Kasus Litigasi dan Perkara Penting Sebagaimana telah disampaikan pada laporan tahunan 2009, Bakrieland melalui anak perusahaannya PT Graha Andrasentra Propertindo telah digugat oleh Hasan Ahmad melalui Pengadilan Negeri Bogor dengan Perkara No.37/Pdt.G/2009/PN.Bgr. Akan tetapi Gugatan Hasan Ahmad tersebut telah ditolak seluruhnya oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bogor, sebagaimana tertuang dalam putusan No. 37/ PDT.G/2009/PN.Bgr. tanggal 23 Februari 2010. Kemudian Hasan Ahmad mengajukan banding, yang mana kemudian berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi Bandung No.304/Pdt/2010/ PT.Bdg tanggal 13 Desember 2010, Pengadilan Tinggi Bandung menguatkan putusan PN Bogor tanggal 2 Maret 2010 No.37/Pdt.G/2009/PN.Bgr. tersebut.
Litigation and Important Case As reported at the 2009 Annual Report, Bakrieland through its subsidiary PT Graha Adisentra Perkasa (GAP), was sued by Hasan Ahmad through Bogor District Court with Case No.37/Pdt.G/2009/ PN.BGR. However, the claim of Hasan Ahmad has been entirely rejected by the Bogor District Court Judge, as stated in the decision No. 37/PDT.G/2009/ PN.Bgr. dated 23 February 2010. Ahmad Hasan then filed an appeal, which based on decision of Bandung High Court No.304/Pdt/2010/PT.Bdg dated 13 December 2010, Bandung High Court reinforced the Bogor State Court decision No.37/ Pdt.G/2009/PN.Bgr dated 2 March 2010.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Selama tahun 2010 tidak ada perkara penting yang dihadapi oleh Direksi dan anggota Komisaris yang sedang menjabat.
Over the course of 2010, there was no important case faced by the Board of Directors and member of commissioners in charge.
Transaksi Benturan Kepentingan Pada tahun 2010, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, sebagaimana yang ditetapkan dalam ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-412/ BL/2009 tanggal 25 November 2009.
Conflict of Interest Transactions Throughout 2010, the Company did not conduct any conflict of interest transaction, as defined under the provision of Bapepam and LK rule No. IX.E.1, Attachment of Bapepam Chairman and LK No.Kep-412/BL/2009 dated 25 November 2009.
Transaksi Afiliasi Perusahaan sepanjang tahun 2010 telah melakukan transaksi afiliasi sebagai berikut: 1. Dari dana hasil PUT IV, Perusahaan telah melakukan penyertaan modal dengan pengambilan saham baru dalam PT Bukit Jonggol Asri (BJA) sebesar Rp 1 triliun atau sebanyak 666.666.667 (37,88%) saham dengan harga Rp 1.500 per saham dari rencana total penyertaan modal sebesar Rp 1.917 miliar atau sebanyak 1.278.000.000 (51%) saham.
Affiliated Transactions Throughout 2010, the Company performed affiliated transactions, as follows: 1. From the proceeds of PUT IV, the Company has performed equity participation by taking new shares in PT Bukit Jonggol Asri (BJA) amounted Rp 1 trillion or equal to 666.666.667 (37,88%) shares at Rp 1,500 per share of the planned total equity participation of Rp 1,917 billion or as much as 1.278.000.000 (51%) shares.
Transaksi pengambilan saham baru BJA oleh Perusahaan adalah Transaksi Afiliasi, karena Komisaris Independen Perusahaan, Bapak Lukman Purnomosidi juga menjabat sebagai Direktur Utama BJA, namun bukan merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009.
The transaction to take BJA’s new shares is an Affiliated Transaction, considering the Independent Commissioner of the Company, Mr. Lukman Purnomosidi, also acted as BJA President Director. However, this transaction is not a conflict of interest transaction as referred by Bapepam and LK regulation No. IX.E.1, Attachment to Chairman of Bapepam and LK decision No.Kep-412/BL/2009 dated 25 November 2009.
Pelaksanaan Transaksi Afiliasi ini telah mendapat persetujuan dari RUPSLB Perusahaan pada tanggal 25 Juni 2010.
This Affiliated Transaction has been approved by the Company Extraordinary GMS on 25 June 2010.
Dana hasil PUT IV akan dipergunakan oleh BJA untuk pembelian tanah lebih kurang seluas 500,39 ha di Desa Karang Tengah dan lebih kurang seluas 1.393,68 ha di kawasan Jonggol, sisanya untuk modal kerja dan pengembangan kawasan Jonggol.
The proceeds resulting from PUT IV will be used by BJA for purchasing land area of approximately 500.39 ha in Karang Tengah Village and approximately 1,393.68 ha in Jonggol area, while the rest for working capital and Jonggol area development.
2. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 21 Juli 2010, Perusahaan telah membeli 100.000 (50%) saham milik Baroque Development Inc dalam PT Fusion Plus Indonesia (FPI) dengan harga Rp 1.500.000 per saham.
196 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
2. Based on the Share Sale and Purchase Agreement dated 21 July 2010, the Company has purchased 100,000 (50%) shares owned by Baroque Development Inc in PT Fusion Plus Indonesia (FPI) at Rp 1,500,000 per share.
197 Annual Report 2010 Bakrieland
Transaksi pembelian saham FPI oleh Perusahaan adalah Transaksi Afiliasi, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep412/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009, karena Dewan Komisaris FPI merupakan anggota Direksi Perusahaan.
Transaksi Material Transaksi material yang dilakukan sepanjang tahun 2010 sebagai berikut: 1. Pada tanggal 23 Maret 2010, Perusahaan melalui BLD Investment Pte. Ltd., Anak Perusahaan, telah menerbitkan Equity-linked Bond berjangka waktu 5 (lima) tahun senilai USD 155.000.000. Equity-linked Bond ini memberikan suku bunga 8,625% yang dibayar setiap tiga bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015.
Penerbitan Equity-linked Bond ini termasuk Transaksi Material, sebagaimana Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep413/BL/2009 tanggal 25 November 2009, karena nilai transaksi ini lebih dari 20% dari ekuitas Perusahaan. Namun demikian, karena transaksi ini kurang dari 50% dari ekuitas Perusahaan, maka atas transaksi ini cukup dilakukan keterbukaan informasi melalui Bursa Efek Indonesia.
The purchase of FPI shares by the Company is considered an Affiliated Transaction as referred by Bapepam and LK Regulation No. IX.E.1, Attachment to Chairman of Bapepam and LK No. KEP-412/BL/2009 dated 25 November 2009, due to the fact the FPI Board of Commissioners is a member of the Company’s Board of Directors.
Material Transaction Material transactions held in 2010 are as follows: 1. On 23 March 2010, the Company through BLD Investment Pte. Ltd, a subsidiary company, issued an Equity-linked Bond with a term of 5 (five) years amounted USD 155,000,000. This Equity-linked Bond gives an interest rate of 8.625% which is paid every three months and will due on 23 March 2015.
Issuance of Equity-linked Bond is considered Material Transaction as referred by Bapepam and LK regulation No. IX.E.2, Attachment to Chairman of Bapepam and LK decision No. Kep-413/BL/2009 dated 25 November 2009, because the transaction value is more than 20% of the Company’s equity. However, since the transaction value is less than 50% of the Company’s equity, a disclosure of information through the Indonesia Stock Exchange is sufficient.
2. Dari dana PUT IV sebesar Rp 150 miliar, Perusahaan telah melakukan pembelian saham milik PT Citra Kharisma Komunika (CKK) dalam PT Sentul City Tbk (SC) sebanyak 1.500.000.000 (5,26%) saham dengan harga Rp 100 per saham dari total rencana pembelian sebanyak 5.008.504.299 (20%) saham atau dengan total harga jual beli sebesar Rp 501 miliar.
2. An amount of Rp 150 billion from the PUT IV proceed has been used to purchase the share of PT Citra Kharisma Komunika (CKK) in PT Sentul City Tbk (SC) as many as 1,500,000,000 (5.26%) shares at Rp 100 per share of the total purchase plan of 5.008.504.299 (20%) shares with total transaction price of Rp 501 billion.
Selain pembelian saham CKK dalam SC tersebut, Perusahaan dan SC akan bekerja sama mengembangkan kawasan Jonggol. Untuk itu telah disepakati, Perusahaan akan mengambil 1.278.000.000 (51%) saham baru yang akan diterbitkan BJA dengan harga Rp 1.500 per saham dengan total transaksi sebesar Rp 1.917.000.000.000. Bagi Perusahaan, transaksi pembelian saham CKK dalam SC dan penyertaan saham dalam BJA merupakan satu kesatuan transaksi dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 2.418.000.000.000 atau sebesar 52,09% dari ekuitas Perusahaan berdasarkan
In addition to the purchase of CKK shares in SC, the Company and SC will cooperate to develop Jonggol area. It has been agreed that the Company will take 1.278.000.000 (51%) new shares to be issued by BJA at Rp 1,500 per share with total transaction value of Rp 1,917,000,000,000. For the Company, the purchase of CKK shares in SC and equity participation in BJA is a one unit transaction with total value amounting Rp 2,418,000,000,000 or equal to 52.09% of Company equity according to the Company’s Financial Statement for fiscal year 2009. Therefore, the overall transactions
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2009. Dengan demikian, secara keseluruhan kedua transaksi ini merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-413/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009. Transaksi ini telah mendapatkan persetujuan RUPSLB Perusahaan pada tanggal 25 Juni 2010.
is a material transaction according to the Bapepam and LK regulation No. IX.E.2, Attachment to Chairman of Bapepam and LK decision No. Kep-413/BL/2009 dated 25 November 2009. The transaction has been approved by the Company Extraordinary GMS in 25 June 2010.
Rencana Tahun 2011 Untuk meningkatkan penerapan GGC di perusahaan, Bakrieland akan terus menyempurnakan kebijakan dan praktik-praktik GCG melalui internalisasi GCG kepada seluruh pemangku kepentingan, mendayagunakan komite-komite yang ada, dan menyempurnakan sistem dan implementasi manajemen risiko. Kelengkapan dalam pengungkapan GCG pada laporan tahunan juga menjadi salah satu prioritas kami demi memelihara keterbukaan kepada para pemangku kepentingan.
Plan For 2011 To enhance the GCG implementation within the company, Bakrieland will continue to improve GCG policies and practices through GCG internalization to all stakeholders, utilize the existing committees, and improve the risk management system and implementation. Completeness in disclosure of GCG in the annual report is also one of our priorities in order to maintain our transparency to stakeholders.
Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Rating
Survei Internal Persepsi Praktik GCG Survei internal persepsi praktik GCG dilaksanakan setiap tahun sekali untuk mengetahui persepsi karyawan mengenai penerapan GCG di Bakrieland. Survei dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang dikategorikan dalam 5 area yaitu dukungan Bakrieland dalam mendorong perilaku etis, kepemimpinan dan komitmen manajemen, manajemen risiko, proses pengambilan keputusan, serta pemahaman dan penerapan GCG.
GCG Practices Perception Internal Survey The internal survey on GCG practices perception is performed annually to gain knowledge on perception regarding the implementation of GCG in Bakrieland. The survey was performed by delivering questions in 5 categories, namely Bakrieland’s support in encouraging ethical conduct, leadership and commitment of the management, risk management, decision making process, and understanding and implementation of GCG.
Persepsi Karyawan Bakrieland | Perseption of Bakrieland Employee 94%
91%
88%
91%
88%
87%
85%
89%
95%
96%
2009 2010 Perusahaan mendukung karyawan untuk berperilaku etis
Pimpinan telah memberikan contoh dalam berperilaku etis
The Company encourages employees to behave ethically
The Management has shown examples of ethical conduct
198 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Kebijakan dan prosedur yang ada telah memadai untuk menangani risiko
Pimpinan telah melakukan pengambilan keputusan dengan objektif
The policies and procedures have been adequate to manage risks
The Management has taken objective’s decision making
Karyawan telah memahami GCG Employees understand GCG
199 Annual Report 2010 Bakrieland
Persepsi Karyawan Bakrieland dan Anak Perusahaan 2010
77%
Perusahaan mendukung karyawan untuk berperilaku etis The Company encourages employees to behave ethically
84%
Pimpinan telah memberikan contoh dalam berperilaku etis
93% 79%
77%
Kebijakan dan prosedur yang ada telah memadai untuk menangani risiko
Pimpinan telah melakukan pengambilan keputusan dengan objektif
The Management has shown The policies and The Management examples of procedures have has taken objective’s ethical conduct been adequate to decision making manage risks
Karyawan telah memahami GCG Employees understand GCG
Persepsi Karyawan Anak Perusahaan 2010 92% 80% 70%
Perusahaan mendukung karyawan untuk berperilaku etis The Company encourages employees to behave ethically
Pimpinan telah memberikan contoh dalam berperilaku etis
77%
70%
Kebijakan dan prosedur yang ada telah memadai untuk menangani risiko
Pimpinan telah melakukan pengambilan keputusan dengan objektif
The Management has shown The policies and The Management has taken examples of procedures have ethical conduct been adequate to objective’s manage risks decision making
Dukungan Bakrieland dalam Mendorong Perilaku Etis Secara umum mayoritas responden karyawan Bakrieland meyakini bahwa Perusahaan telah mendukung karyawan untuk berperilaku etis. Terjadinya penurunan persepsi di tahun ini disebabkan oleh persepsi yang dimiliki karyawan mengenai perilaku karyawan lain dalam berperilaku etis. Menyikapi ini, kami akan melakukan sosialisasi yang lebih intensif mengenai Code of Conduct Bakrieland serta Whistleblowing mechanism yang telah kami kembangkan agar seluruh karyawan dapat lebih memahami ekspektasi perilaku dan merasa terjamin untuk turut dapat membantu penerapan etika di Bakrieland.
Karyawan telah memahami GCG Employees understand GCG
Bakrieland’s Support in Encouraging Ethical Conduct In general, the majority of employee respondents of Bakrieland believe that the Company has supported employees to behave ethically. The decrease in the perception of this year is due to the perception that employees have regarding the behavior of other employees in ethical conduct. In response to this, we will conduct a more intensive socialization of Bakrieland’s Code of Conduct and Whistleblowing mechanism that we have developed so that all employees will get a better understanding of the expected behavior and feel secure in helping the application of ethics in Bakrieland.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen Pimpinan Bakrieland telah berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dan memberikan contoh perilaku etis agar dapat menjadi panutan bagi karyawan. Hal ini terlihat dari meningkatnya persepsi karyawan terhadap hal ini yang juga menunjukkan hal positif dalam tahapan penerapan prinsip-prinsip GCG di lingkungan Bakrieland.
Leadership and Management Commitment Bakrieland’s leaders have sought to apply the principles of Good Corporate Governance and given examples of ethical conduct in order to become the role models for employees. This is evident from the increase of employees’ perception and is also a positive sign in the implementation stage of the principles of GCG in Bakrieland.
Manajemen Risiko Persepsi karyawan Bakrieland mengenai kecukupan infrastruktur dan pelaksanaan pengelolaan risiko kurang lebih berada pada tingkat yang sama dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun terjadi penurunan, persentase penurunan ini tidak signifikan dan dapat disebabkan oleh mulai diterapkannya kebijakan Enterprise Risk Management yang dapat membuat karyawan memiliki persepsi bahwa pengelolaan risiko belum memadai sehingga perusahaan membuat program khusus untuk menangani risiko. Dalam menyikapi tanggapan karyawan mengenai hal ini, kami akan lebih mensosialisasikan konsep manajemen risiko yang baik serta tujuan dari kebijakan Enterprise Risk Management Bakrieland, agar tercipta pemahaman dan budaya sadar risiko yang lebih baik.
Risk Management Bakrieland’s employee perception about the adequacy of infrastructure and implementation of risk management lays approximately at the same level compared to the previous year. Despite declining, the percentage is not significant and might occur due to the initial implementation of Enterprise Risk Management policy. The implementation might create a misleading perception for the employees that the company created a special program for dealing with risk because it did not have adequate risk management. In addressing this matter, we will further socialize the good risk management concepts and Bakrieland’s Enterprise Risk Management policy objectives in order to create a better understanding and risk awareness culture.
Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan yang objektif oleh manajemen telah dirasa oleh hampir seluruh karyawan Bakrieland. Hal ini terlihat dari melonjaknya persepsi karyawan Bakrieland di tahun ini dibandingkan tahun lalu. Kami telah berusaha meningkatkan transparansi atas keputusan strategis yang kami ambil kepada internal Bakrieland, dan hal ini telah membuahkan hasil. Kami percaya dengan selalu mencoba terbuka, kami akan dapat membangun organisasi yang solid dan terpercaya, serta mendapatkan dukungan dari seluruh insan Bakrieland. Untuk kedepannya, kami akan terus mencoba meningkatkan keterbukaan tersebut secara berkelanjutan.
Decision Making Process An objective decision making process by management has been felt by nearly all employees of Bakrieland. This is evident from the surge in Bakrieland’s employee perception this year compared to last year. We have tried to increase the transparency of strategic decisions that we carried out internally, and this has produced results. We believe that by continuously trying to be transparent, we will be able to build a solid and reliable organization, and gain the support of all Bakrieland’s employees. In the future, we will continuously try to increase our transparency.
Pemahaman dan Penerapan GCG Di tahun 2010, kami telah memulai program implementasi GCG yang lebih intensif dengan mengikutsertakan aspek-aspek pembelajaran GCG dalam berbagai aktivitas, antara lain dalam pemberian orientasi karyawan baru, pelaksanaan sosialisasi GCG dengan mengundang narasumber eksternal yang kompeten. Melihat hal yang positif ini, kami akan terus melakukan sosialisasi yang
Understanding and Implementation of GCG In 2010, we began a more intensive GCG implementation program by including the GCG learning aspects in various activities, among others, by providing new employee orientation, implementing GCG by inviting external speakers who are competent. Considering the positive progress, we will continue to conduct a more intensive socialization and formulate a more
200 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
201 Annual Report 2010 Bakrieland
lebih intensif dan menyusun rencana implementasi GCG yang lebih terstruktur untuk mendukung terciptanya pemahaman dan penerapan GCG di Bakrieland, serta meningkatkan peran serta karyawan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas terkait pembangunan pemahaman GCG.
structured GCG implementation plan to support the understanding and implementation of GCG in Bakrieland, and increase employees participation to engage in various activities related to the development of GCG understanding.
Kami percaya bahwa penerapan GCG membutuhkan waktu dan harus melalui berbagai tahapan, karena hal tersebut bukan sesuatu yang instan. Untuk itu, kami berencana untuk mengimplementasikan berbagai program penerapan GCG yang telah dilakukan di Bakrieland kepada anak perusahaan agar lambat laun penerapan GCG dapat dilakukan dengan baik di seluruh Group Usaha Bakrieland. Untuk itu, tahapan pertama yang akan kami lakukan adalah melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman di anak perusahaan mengenai prinsip-prinsip GCG dan penerapannya.
We believe that the GCG implementation takes time and must go through various stages as it is not something instant. Therefore, we plan to apply a variety of GCG implementation program which has been performed in Bakrieland to subsidiaries so that the GCG can be well implemented gradually throughout the entire Bakrieland Business Group. The first stage to be carried out is to conduct socialization in order to improve the subsidiaries’ understanding of the GCG principles and its application.
Kesimpulan Survei Persepsi Praktik GCG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap karyawan atas praktik tata kelola perusahaan di Bakrieland, dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan telah memahami GCG dan bentuk penerapannya di lingkungan perusahaan.
Summary of GCG Practices Perception Survey Based on results of the survey conducted on employees regarding corporate governance in Bakrieland, it can be concluded that majority of the employees have a good understanding on GCG and its implementation within the company.
Penghargaan Penilaian Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan – Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) Pada tahun 2010 Bakrieland ikut serta dalam survei penilaian GCG yang diselenggarakan oleh IICG dan majalah SWA. Metode penilaian meliputi 4 tahap, yaitu kuesioner penilaian yang dilakukan oleh responden, observasi di dalam perusahaan, diskusi panel para ahli, dan tahap validasi.
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) – 2008 Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award In 2010 Bakrieland took part on a GCG assessment survey conducted by the IICG and SWA magazine. The assessment methodology comprises of 4 stages, namely self-assessment questionnaire by respondents, in-company observation, expert panel discussion, and construct validation stages.
Pengukuran mencakup 6 dimensi GCG, sebagai berikut: 1. Komitmen terhadap GCG. 2. Hak dan peran pemegang saham mayoritas. 3. Perlakuan seimbang bagi seluruh pemegang saham. 4. Peran pemangku kepentingan dalam pelaksanaan GCG. 5. Keterbukaan dan transparansi. 6. Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
The measurement covered 6 dimension of GCG, as follows: 1. Commitment to GCG. 2. Shareholders’ rights and the role of the majority shareholder. 3. Equal treatment to shareholders. 4. The role of stakeholders in GCG practices. 5. Disclosure and transparency. 6. Responsibilities of the Board of Commissioners and Directors.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Pada tahun 2010 Bakrieland berhasil mempertahankan peringkatnya sebagai perusahaan ‘Terpercaya’ dalam pemeringkatan Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan 2009 berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance & majalah SWA Sembada. Penghargaan tersebut diberikan pada bulan Desember 2010.
In 2010 Bakrieland successfully maintain its rating as “Trusted” in the 2009 Corporate Governance Perception Index rating based on assessment conducted by The Indonesian Institute For Corporate Governance & SWA Sembada Magazine. The award was given in December 2010.
Penghargaan dan Pengakuan Lainnya Upaya Bakrieland untuk secara terus menerus meningkatkan penerapan GCG di lingkungan Perusahaan antara lain tercermin pada berbagai penghargaan dan pengakuan lain yang diterima dalam hal tata kelola perusahaan.
Other Awards and Recognitions Bakrieland’s endeavors to continuously improve GCG implementation within the Company are among others reflected on other awards and recognitions received in the area of corporate governance.
Pada acara 2010 Indonesia Green Award yang diselenggarakan oleh majalah Bisnis & CSR, Bakrieland memperoleh penghargaan Best Indonesia Green CSR Award. Dua properti Bakrieland juga memperoleh penghargaan yaitu Best Indonesia Green Hotel Award untuk Pan Pacific Nirwana Bali Resort dan Best Indonesia Green Real Estate Award untuk Rasuna Epicentrum. Selain itu pada acara 2010 Cityscape Awards Real Estate Asia, Bakrieland memperoleh memperoleh penghargaan Highly Commended Best Developer CSR untuk program Bakrieland Goes Green dan Highly Commended Best Developer Green Development (Built) untuk pengolahan air di Rasuna Epicentrum.
At the 2010 Indonesia Green Award held by Bisnis & CSR magazine, Bakrieland accomplished the Best Indonesia Green CSR Award. Two of Bakrieland’s properties also were awarded the Best Indonesia Green Hotel Award for Pan Pacific Nirwana Bali Resort and Best Indonesia Green Real Estate Award for Rasuna Epicentrum. In addition, at the 2010 Cityscape Awards Real Estate Asia, Bakrieland was awarded with Highly Commended Best Developer CSR for Bakrieland Goes Green program and Highly Commended Best Developer Green Development (Built) for water management at Rasuna Epicentrum.
Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia Penjelasan mengenai praktik tata kelola perusahaan Bakrieland sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia (Pedoman GCG) disajikan pada tabel di berikut ini.
Adoption of Indonesia Code of GCG A description of Bakrieland corporate governance practice against the Indonesia Code of GCG is provided as follow.
202 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
203 Annual Report 2010 Bakrieland
Hasil Penerapan Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia | Result of Adoption of Indonesian Code of GCG Implementation Adopsi Pedoman Adoption of Guidelines
Penuh Fulfilled
Sebagian Partly Fulfilled
1. Asas Good Corporate Governance
Bakrieland berkomitmen untuk melakukan beberapa rekomendasi terkait penerapan GCG yang telah direkomendasikan oleh konsultan penilai independen.
Good Corporate Governance Principles
3
2. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku
Business Ethics and Code of Conduct
3
Bakrieland is committed to conducting several recommendations related to GCG implementation which has been recommended by an independent consultant. Bakrieland berencana untuk menyempurnakan Sistem Pelaporan Pelanggaran khususnya terkait mekanisme pelaporan internal terhadap laporan pelanggaran dan penanganannya, melakukan sosialisasi serta kajian berkala terhadap efektivitas sistem tersebut untuk penyempurnaan yang berkelanjutan. Bakrieland will refine the Whistleblower System particularly in relation with the internal reporting mechanism of violation report and its handling, and conduct socialization and regular review of the system effectiveness for continuing improvement. Bakrieland akan menunjuk dan menentukan besaran remunerasi auditor eksternal yang diusulkan oleh Dewan Komisaris berdasarkan rekomendasi Komite Audit dalam RUPS, menyusun kriteria dan mekanisme penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Komite-komite serta pelaksanaannya.
3. Organ Perusahaan
Keterangan Remarks
Organs of the Organization
3
Bakrieland will appoint and determine the remuneration of external auditor proposed by the Board of Commissioners based on the recommendation of Audit Committee in the AGMS. Bakrieland will also formulate the criteria and mechanism for evaluating the Board of Commissioners and Committees performance and its implementation.
4. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham
Rights and Responsibilities of Shareholders
5. Hak dan Tanggung Kepentingan
Jawab
3
Pemangku
Rights and Responsibilities of Stakeholders
Bakrieland akan mencantumkan ketentuan etika bisnis dalam perjanjian dengan mitra bisnis untuk turut menerapkan standar etika Bakrieland dalam interaksi usahanya.
3
Bakrieland akan berupaya untuk memperluas cakupan pengungkapan dalam Laporan Tahunan 2010 terkait kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
6. Pernyataan tentang Penerapan Pedoman GCG
Statement of GCG Implementation
3
Bakrieland will endeavor to expand its disclosure coverage in the 2010 Annual Report concerning ownership of shares by member of the Board of Commissioners and Directors. Dalam upaya meningkatkan internalisasi penerapan GCG di Bakrieland, Perusahaan akan menyusun rencana kerja tahunan untuk mendukung keberlanjutan internalisasi GCG.
7. Internalisasi Penerapan GCG
Bakrieland will include the business ethics in its agreement with business partners in order to involve them in the implementation of Bakrieland’s standard of ethics in business interaction.
Internalization of GCG Practices
3
In an effort to improve the internalization of GCG implementation in Bakrieland, the Company will formulate yearly business plan to support a continuing GCG internalization.
Corporate Affairs
Corporate Affairs
Dilatarbelakangi oleh meningkatnya kebutuhan akan sistem pengolahan informasi dan komunikasi yang terpadu guna menunjang citra perusahaan, pada awal tahun 2010 Bakrieland membentuk Direktorat Corporate Affairs (CA). Direktorat ini membawahi tiga bidang kegiatan yaitu Komunikasi Internal, Komunikasi Eksternal, dan Corporate Social Responsibility (CSR). Tujuan pembentukan Corporate Affairs sebagai berikut: 1. Memadukan dan memperkuat komunikasi antara Bakrieland dengan Unit Usahanya. 2. Membentuk dan memperkuat citra perusahaan, serta meningkatkan kesadaran dan persepsi para pemangku kepentingan atas Bakrieland. 3. Membangun kepercayaan diantara pemangku kepentingan eksternal dan internal. 4. Meningkatkan hubungan yang baik dengan investor, media, komunitas, pelanggan, karyawan, pemerintah, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan lain melalui sarana komunikasi.
Prompted by a growing need for an integrated information and communication processing system to bolster the Company’s image, in early 2010 Bakrieland established the Directorate for Corporate Affairs (CA). This directorate oversees three key areas, namely Internal Communication, External Communication and Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Affairs was established for the following purposes: 1. To integrate and strengthen communication between Bakrieland and its Business Units. 2. To shape and reinforce company image, and build the awareness and perception of stakeholders with regard to Bakrieland. 3. Build trust between external and internal stakeholders. 4. Enhance effective relationships with investors, the media, communities, customers, employees, the government, policy makers and other stakeholders through various communication channels.
204 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
205 Annual Report 2010 Bakrieland
CA menjalankan fungsi mengelola pengaturan dan sistem komunikasi untuk Bakrieland dan unit usaha, mengawasi sistem dan program yang diterapkan agar sesuai dengan tujuan komunikasi perusahaan, serta mengembangkan, mengelola dan menetapkan seluruh kegiatan dan program di bawah tanggung jawabnya. Di samping itu, CA juga berfungsi sebagai penasihat manajemen puncak dan unit usaha dalam hal-hal yang berkaitan dengan citra perusahaan.
CA holds responsibility for managing and regulating the communication system for Bakrieland and its business units, overseeing systems and programs implemented to ensure conformity with the Company’s communication purposes, as well as developing, administering and determining all activities and programs under its obligation. In addition, CA also functions as the advisor for top management and business units on matters pertaining to corporate image.
Fokus program CA tahun 2010 bertujuan mengangkat citra Bakrieland dan unit-unit usaha sebagai ”perusahaan terpercaya” melalui kinerja dan penyelesaian proyek-proyeknya.
CA program focus for 2010 is designed to boost the image of Bakrieland and its business units as a “trustworthy company” through superior performance and timely completion of projects.
Secara terpisah, cakupan tugas dan kegiatan masing-masing bidang dalam CA sebagai berikut: 1. Komunikasi Internal Komunikasi Internal menjalankan dan meningkatkan jalur komunikasi dalam lingkup internal tingkat induk perusahaan, Unit Usaha, dan grup (KUB) melalui berbagai media, seperti I-News, email/flyer blast, E-News, majalah dinding dan website updates. Bagian ini juga memproduksi format (cetak dan elektronik), kartu dan kalender, serta pengadaan cinderamata perusahaan dan memproses disain ulang website. Sedangkan melalui Internal Relations, pembinaan komunikasi/sosialisasi dengan karyawan dilakukan melalui berbagai kegiatan termasuk penyelenggaraan kegiatan perayaan berkala (HUT RI, HUT Bakrie, HUT Bakrieland, dan lain-lain) dan kegiatan rutin forum komunikasi antar karyawan dan manajemen (coffee morning dan HUT karyawan) serta mendukung program sosialisasi hal-hal tertentu seperti peraturan perusahaan.
On separate platforms, each area’s scope of duties and activities within CA is as follows: 1. Internal Communication Internal communication implements and improves on communication lines within internal settings of the parent company, business units and groups through a range of media such as I-News, email/flyer blasts, E-News, wall magazines and website updates. It also covers the establishment of formats (print and electronic), production of cards, calendars and corporate souvenirs, and website re-designing. Through Internal Relations, efforts aimed at building communication with or disseminating information to employees are carried out through various activities including the organizing of periodic celebrations (Independence Day, Bakrie Anniversary, Bakrieland Anniversary and others) and regular communication forums between employees and management (coffee morning and employee birthdays) as well as to support the socialization of certain issues such as company policies.
2. Komunikasi Eksternal Komunikasi Eksternal melakukan kegiatan hubungan dengan media berupa gathering, briefing, pelatihan, kunjungan, dan kerja sama penulisan, serta berbagai kegiatan perusahaan. Bagian ini juga mempersiapkan materi cetak untuk pemasaran perusahaan serta melakukan promosi dan advertensi perusahaan melalui media cetak, televisi,
2. External Communication External communication involves developing media relations in the form of gatherings, briefings, training, visits, joint writing projects and numerous corporate-wide programs. It also prepares print material for corporate marketing and engages in corporate promotion and advertising through print media, television and social networking sites. Furthermore,
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
maupun jejaring sosial. Selain itu, Komunikasi Eksternal melakukan pengukuran PIL (Perception Index Level) media atas perusahaan. PIL untuk periode Januari – Desember 2010 berada pada posisi diatas 4.500 yang masuk pada area positif (antara 4.000-6.000). Nilai PIL ini menjadi masukan bagi pembuatan program kerja yang lebih komprehensif di tahun 2011.
External Communication gauges the company’s media Perception Index Level (PIL). Between January and December 2010, PIL reached the position above 4,500 within the positive area (4,000-6,000). PIL value serves as input for identifying more comprehensive work programs in 2011.
3. Kegiatan Sosial (CSR) Bagian CSR menjalankan dan mengembangkan pelaksanaan program-program CSR yang terkait dengan pilar Green Attitude dan berkoordinasi dengan bagian Project Development mengenai program CSR yang terkait dengan pilar Green Architecture dan Green Operation. Laporan selengkapnya mengenai kegiatan CSR dimuat secara khusus pada Bab Laporan CSR di laporan tahunan ini.
3. Social Activities (CSR) CSR is in charge of organizing and developing CSR programs related to Green Attitude in coordination with the Project Development division on CSR programs associated with Green Architecture and Green Operation. A more detailed report on CSR activities is specifically presented in the Chapter on CSR in this annual report.
Program kerja Direktorat CA tahun 2010 akan terus dilanjutkan di tahun 2011, dengan tujuan komunikasi yang ingin dicapai adalah persepsi publik atas positioning Bakrieland sebagai pengembang landmark properti terintegrasi. Hal ini sesuai dengan tema besar Bakrieland yaitu ”Tinggal Landas untuk Menjadi Pengembang Landmark Properti Terintegrasi yang Terkemuka.”
The work program for the CA Directorate in 2010 shall continue into 2011 with the intention of achieving the specific communication purpose of building public perception on Bakrieland’s positioning as an integrated property landmark developer. This is consistent with Bakrieland’s overarching theme of “Embarking on the Path Towards Being a Leading Integrated Property Landmark Developer.”
Media Audit Pada tahun 2010 Direktorat Corporate Affairs Bakrieland dengan bantuan konsultan melakukan Media Audit secara acak terhadap 40 orang perwakilan yang berasal dari 38 media lokal dan 2 media asing, baik cetak maupun online. Media Audit ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Aksi Korporasi, Isu Strategis, GCG, Produk dan Jasa, CSR dan Program Komunikasi. Diharapkan dengan melakukan Media Audit secara berkala Bakrieland dapat mengetahui positioning Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan serta dapat menjadikan hasil kegiatan ini sebagai acuan dalam menyusun program Perusahaan yang komprehensif untuk tahun mendatang.
Media Audit In 2010, Bakrieland’s Directorate for Corporate Affairs with assistance from a consultant has undertaken a randomized Media Audit on 40 individual representatives from 38 local media and 2 foreign media, both print and online. The Media Audit encompasses matters related to Corporate Actions, Strategic Issues, GCG, Products and Services, CSR and Communication Programs. It is expected that through regular Media Audits, Bakrieland may have a better grasp of the positioning of the Parent Company and Subsidiaries, and make use of the outcome to identify Corporate programs in a comprehensive manner for the following year.
Secara ringkas, hasil dari Media Audit, yaitu: 1. Aksi Korporasi Media memiliki persepsi bahwa aksi korporasi memberi dampak positif bagi kinerja saham Bakrieland. Aksi korporasi dalam bentuk menggandeng mitra strategis merupakan langkah yang tepat dan dipandang sebagai terobosan di industri properti.
Outcomes of the Media Audit are provided below: 1. Corporate Action The media’s perception is that corporate action has managed to bring positive impact on Bakrieland’s share performance. Corporate action through strategic partnerships is seen as an accurate step and a breakthrough for the property industry.
206 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
207 Annual Report 2010 Bakrieland
2. Isu Strategis Media memiliki persepsi bahwa kepemilikan asing dan pembebasan lahan merupakan isu strategis yang penting dan mempengaruhi kinerja Bakrieland. Kinerja Bakrieland pada kedua isu strategis tersebut dinilai sangat baik meskipun dukungan pemerintah dinilai kurang oleh responden. 3. GCG Media memiliki persepsi bahwa Bakrieland telah menerapkan GCG secara konsisten melalui keterbukaan informasi, update keberlanjutan proyek, serta pemilihan komisaris dan manajemen yang profesional dalam mengelola bisnis properti terintegrasi. 4. Produk dan Jasa Media memiliki persepsi bahwa Bakrieland termasuk dalam tiga besar perusahaan propertiter besar di Indonesia. Penyelesaian proyek sangat berpengaruh terhadap pencitraan Bakrieland di mata media. Komitmen Bakrieland untuk mencanangkan 2010 sebagai Delivery Year menjadi selaras dengan pandangan dan harapan media. 5. CSR Bakrieland perlu meningkatkan kampanye Bakrieland Goes Green sehingga media mendapatkan gambaran yang utuh mengenai program CSR Bakrieland yang merupakan kesatuan dari Green Operation, Green Architecture, dan Green Attitude. 6. Program Komunikasi Pemberitaan positif yang muncul selama 2010 tidak lepas dari upaya konsisten untuk menjaga hubungan baik dengan media. Kemudahan akses informasi dan komunikasi yang telah dikedepankan selama 2010 perlu tetap dipertahankan.
2. Strategic Issues The media perceives foreign ownership and land acquisition as key strategic issues that affect Bakrieland’s performance. With regard to both strategic issues, Bakrieland is seen to have performed impressively even though respondents considered government support as sorely lacking. 3. GCG The media considers Bakrieland to have been consistent in applying GCG through transparent information, updates on project continuity and election of commissioners and management with professional competency to run an integrated property business. 4. Products and Services The media understands Bakrieland to be among the top three leading property developers in Indonesia. Project completion greatly affects how the media perceives Bakrieland’s image. Bakrieland’s commitment to turn 2010 as its Delivery Year is indeed consistent with media perception and expectations. 5. CSR Bakrieland needs to intensify the Bakrieland Goes Green campaign to obtain the overall view of the Company’s CSR program as an integral part of Green Operations, Green Architecture, and Green Attitude. 6. Communication Program Favorable news coverage throughout 2010 corresponds with consistent efforts to maintain good relations with the media. Easy information and communication access as a priority area all through 2010 must continue to be maintained.
Corporate Secretary
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Mengacu kepada Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.4 dan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I-A, Perusahaan mengangkat Sekretaris Perusahaan yang bertugas sebagai pejabat penghubung antara Perusahaan dengan Organ Perusahaan dan pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab kepada Direksi dan juga melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris. Tugas pokok Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan. 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan UU No.8 Tahun 2005 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Bapepam-LK dan masyarakat.
With reference to Bapepam and LK Regulation No. IX.I.4 and Indonesian Stock Exchange (IDX) Regulation No. I-A, the Company must appoint a Corporate Secretary to act as the liaison between the Company, with its corporate organs, and stakeholders. The Corporate Secretary is answerable to the Board of Directors and also reports to the Board of Commissioners on the discharging of responsibilities. The main duties of a Corporate Secretary are as follows: 1. Keeps abreast of capital market developments, notably on existing capital market regulations. 2. Offers services to the public on all information required by capital owners in relation to the condition of the Company. 3. Provides input to the Company’s Board of Directors in complying with provisions stipulated in Law No.8/2005 on the Capital Market and its functional regulations. 4. Acts as the Company liaison with Bapepam-LK and the public.
208 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
209 Annual Report 2010 Bakrieland
Kegiatan Sekretaris Perusahaan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Memandu Perusahaan untuk senantiasa patuh terhadap peraturan pasar modal, dan mengikuti perkembangan peraturan baru untuk selanjutnya memastikan bahwa Perusahaan mengimplementasikan peraturan-peraturan tersebut. Perusahaan menerbitkan 4 (empat) Laporan Keuangan dan 1 (satu) Laporan Tahunan. 2. Melakukan korespondensi dengan regulator Pasar Modal (Bapepam-LK dan BEI) maupun lembaga-lembaga penunjang lainnya seperti KSEI, BAE dan Wali Amanat. Korespondensi yang dilakukan sebanyak 129 (seratus dua puluh sembilan) kali. 3. Menyampaikan keterbukaan informasi terkait Perusahaan yang disampaikan melalui pelaporan, baik yang diatur maupun tidak, antara lain dalam bentuk siaran pers, website, mailing list dan melayani setiap kebutuhan informasi terkait kondisi Perusahaan. Siaran pers yang dilakukan sebanyak 13 (tiga belas) kali. 4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan penerbitan equity-linked bonds. 6. Mengkoordinasikan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas IV. 7. Mengkoordinasikan pelaksanaan paparan publik tahunan.
Activities undertaken by the Corporate Secretary for 2010 are as follows: 1. Steered the Company to ensure compliance with capital market regulations, and kept tab of new regulations to further guarantee that the Company implemented such regulations. The Company issued 4 (four) Financial Reports and 1 (one) Annual Report. 2. Conducted correspondence with Capital Market regulators (Bapepam-LK and IDX) and other supporting institutions such as KSEI, BAE and Trustees. There were 129 (one hundred and twenty nine) occasions of correspondence carried out in 2010. 3. Delivered transparent information related to the Company through various forms of reporting, either planned or ad hoc, among other means through press releases, the website, mailing lists and fulfilling information needs pertaining to the Company. A total of 13 (thirteen) press statements were issued. 4. Coordinated the holding of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS). 5. Coordinated the implementation of the equitylinked bond. 6. Coordinated the implementation of the Limited Public Offering IV. 7. Coordinated the implementation of the annual public exposé.
Akses Informasi Publik Masyarakat umum dan investor mempunyai akses seluas-luasnya untuk memperoleh informasi mengenai Perusahaan setiap saat melalui situs www.bakrieland.com, yang memuat informasi terkini seperti kemajuan proyek, pergerakan harga saham, aksi korporasi, dan lainnya. Bakrieland juga memiliki mailing list yang dapat memberikan informasi terkini kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Public Information Access The general public and investors have the widest possible access to information on the Company at anytime through its official website at www.bakrieland.com, which presents recent information on project progress, share price movement, corporate actions, and other pertinent information. Bakrieland also runs a mailing list which conveys up-to-date information to relevant parties.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Perusahaan, dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan (Nuzirman Nurdin), Tel. (62-21) 5257835, Fax. (62-21) 5225063, Email:
[email protected]
For further information on the Company, please contact the Corporate Secretary (Nuzirman Nurdin), Tel. (62-21) 5257835, Fax. (62-21) 5225063, Email:
[email protected]
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Rencana Ke Depan Di samping melakukan hal-hal yang telah diatur oleh peraturan yang berlaku, divisi Sekretaris Perusahaan akan meningkatkan sosialisasi atas peraturan-peraturan baru khususnya yang terkait pasar modal kepada anak perusahaan.
Future Plan In addition to performing duties that have been determined by prevailing regulations, the office of the Corporate Secretary will improve socialization of new regulations particularly those related with capital markets to the subsidiaries.
Profil Sekretaris Perusahaan Nuzirman Nurdin lahir di Palembang, 5 Juni 1970. Beliau menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan Bakrieland sejak September 2005. Sebelum bergabung di Bakrieland pada tahun 2004 di bagian Hubungan Investor, beliau menimba pengalaman pasar modal sebagai Fund Manager PT Dongsuh Investment Management, Head of Analyst PT Dongsuh Kolibindo Securities, dan Financial Analyst di Brasswinds Company, California, USA. Beliau meraih gelar MBA di bidang keuangan dari California State University, Amerika Serikat.
Profile of Corporate Secretary Nuzirman Nurdin was born in Palembang, 5 June 1970. He assumed his position as Bakrieland’s Corporate Secretary in September 2005. Prior to joining Bakrieland in 2004 in Investor Relations, he gained his capital market experience through his position as Fund Manager at PT Dongsuh Investment Management, Head of Analyst at PT Dongsuh Kolibindo Securities, and Financial Analyst at Brasswinds Company, California, USA. He attained his MBA in finance from California State University, USA.
Siaran Pers Bakrieland 2010 | Press Releases Bakrieland 2010 No.
Tanggal | Date
Keterangan | Description
1
29 March 2010
Bakrieland melaksanakan pembelian kembali saham diharga Rp 250 per lembar. Pendapatan Q4 2009 meningkat 40%. Bakrieland conducted buyback of shares at Rp 250 per share. Revenue for Q4 2009 increased 40%.
2
12 April 2010
Bakrieland memperoleh Sertikat ISO 9001:2008 Bakrieland received ISO 9001:2008 Certification.
3
28 April 2010
Kinerja Bakrieland Q1 2010: EBITDA meningkat 41% dan aset meningkat 51%. Bakrieland’s Q1 2010 performance: EBITDA increased 41% and assets increased 51%.
4
18 May 2010
Kinerja Bakrieland terus menguat porsi pendapatan berkelanjutan semakin besar serta pembagian dividen. Bakrieland’s performance continued to strengthen. Portion of recurring revenues increased, and dividend payment.
5
13 June 2010
Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta dan Bakrieland berkolaborasi dalam peningkatan kualitas Taman Lansia Langsat. The Gardening and Funeral Service of DKI Jakarta Province and Bakrieland collaborated in improving the quality of Taman Lansia Langsat.
6
15 June 2010
Indonesia ruan rumah Global Enteprise Challenge 2010. Indonesia host of the 2010 Global Enterprise Challenge.
7
25 June 2010
Bakrieland akan miliki landbank terbesar se-Jabodetabek. Bakrieland will own the largest landbank in Jabodetabek area.
8
30 June 2010
Bakrieland dukung pemain golf muda berbakat. Bakrieland supported a young and talented golf player.
9
30 July 2010
Pendapatan Bakrieland melonjak 45,8%. Kinerja terus meningkat seiring pulihnya industri properti. Bakrieland’s revenue jumped 45.8%. Performance continued to increase along with the property industry recovery.
10
5 August 2010
Bakrieland terima tiga penghargaan kategori Gold pada Indonesia Green Awards 2010. Bakrieland received three Gold category award at the 2010 Indonesia Green Awards.
11
28 Oct 2010
Bakrieland dan Urbane kembangkan “One Village One Playground” sebagai ruang terbuka hijau di kawasan padat penduduk. Bakrieland and Urbane developed “One Village One Playground” as a green open space in a densely populated area.
12
11 Nov 2010
Bakrieland optimis capai target akhir tahun 2010 sebesar Rp 1,3 triliun Bakrieland is optimistic to reach 2010 end of year target of Rp 1.3 trillion.
13
20 Dec 2010
Bakrieland optimis properti Indonesia akan tumbuh pesat di 2011. Bakrieland is optimistic that Indonesian property will grow in 2011.
210 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
211 Annual Report 2010 Bakrieland
Korespondensi dengan Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) Correspondence with Bapepam-LK and Indonesia Stock Exchange (IDX) Perihal Surat Subject Letter
Kepada To
Peraturan Regulation
Frekuensi Frequency
Bukti Asli Iklan - Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 Juni 2010
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.2
1
Original Proof of Ad Consolidated Financial Statements as of 30 June 2010
Bukti Asli Iklan - Hasil Pemantauan Khusus Kesiapan Pembayaran atas Obligasi I seri A tahun 2008
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.C.11
1
Original Proof of Ad - Result of Special Monitoring on the Payment Readiness for Series A Bonds I Year 2008
Bukti Iklan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
2
Proof of Ad of the Annual General Meeting of Shareholder’s Resolution
Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
2
Proof of Ad of the Call for Annual General Meeting of Shareholder
Bukti Iklan Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Proof of Ad of the Annual General Meeting of Shareholder’s Announcement
Bukti Iklan Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.C.11
1
Proof of Ad of the Equity based Debt Rating
Bukti Iklan Pengumuman Kepada Pemegang Saham
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Proof of Ad of the Announcement to Shareholders
Bukti Iklan Prospektus Ringkas dan Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham Saham Luar Biasa
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Proof of Ad of the Brief Prospectus and the Extraordinary General Meeting of Shareholders Announcement
Bukti Iklan Ralat terkait Prospektus Awal
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Proof of Ad of the Correction related with the Preliminary Prospectus
Bukti Iklan Tambahan Informasi Penawaran Umum Terbatas IV
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Proof of Ad of Additional Information for the Limited Public Offering IV
Guaranteed equity-linked Bonds
Bapepam-LK
Peraturan BAPEPAM No. X.K.1
2
Guaranteed equity-linked Bonds
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Results of the Annual Public Expose
Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Results of the Annual General Meeting of Shareholders and the Extraordinary General Meeting of Shareholders
Informasi Data Hutang/ Kewajiban Dalam Valuta Asing
Bapepam-LK/ IDX
Surat Edaran Bapepam-LK Nomor: SE-02/ BL/2009
2
Information of Debts/Liabilities in Foreign Currencies
Informasi Perubahan auditor Laporan keuangan
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. VIII.A.2
1
Information of Change in the Financial Statements’ Auditor
Hasil Public Expose Tahunan
Topik Topic
Informasi Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
1
Information of the Plan for Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders
Jawaban Atas Permintaan Klarifikasi dan Penjelasan
Bapepam-LK
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Response to the Request for Clarification and Explanation
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Perihal Surat Subject Letter
Kepada To
Peraturan Regulation
Frekuensi Frequency
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Response to the Request For Explanation
Keterbukaan Informasi Conference dan/atau Road Show
Bapepam-LK & IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.1
18
Information Transparency Conference and/or Road Show
Keterbukaan Informasi Informasi Tambahan atas Penawaran Guaranteed Equitylinked Bonds
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.1
1
Information Transparency Additional Information on the Guaranteed Equity-linked Bonds Offering
Keterbukaan Informasi Penawaran Guaranteed Equitylinked Bonds
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.1
1
Information Transparency Guaranteed Equity-Linked Bonds Offering
Keterbukaan Informasi Perubahan Manajemen
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.1
1
Information Transparency Change of Management
Konfirmasi Kepemilikan Saham di PT Sentul City
Bapepam-LK
Peraturan BAPEPAM No. X.M.1
1
Confirmation of Share Ownership at PT Sentul City
4
Confirmation of the Fund Readiness for Payment of Return Installment of the Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009
Jawaban Atas Permintaan Penjelasan
Konfirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009
IDX
SE-001/BEI/12-2007
Topik Topic
Konfirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap
IDX
SE-001/BEI/12-2007
4
Confirmation of the Fund Readiness for Interest Payment of Bakrieland Development Year 2008 Bonds Coupon with Fixed Interest
Laporan Hasil Pelaksanaan MESOP
IDX
SE-003/BEJ/09-2005
1
Report of the MESOP Realization
Laporan Kepemilikan Saham 5% atau Lebih
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.M.1
6
Report of 5% Share Ownership or Above
Laporan Keuangan
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.2
2
Financial Statements
IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
Laporan Keuangan dan Bukti Iklan
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.2
1
Financial Statements and Proof of Ad
Laporan Keuangan PT Bakrieland Development Tbk per 30 September 2010
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
3
PT Bakrieland Development Tbk Financial Statements as of 30 September 2010
Laporan Pembelian Kembali Saham
IDX
Peraturan BAPEPAM No. XI.B.3
1
Shares Buyback Report
Laporan Penjatahan saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas IV dan Laporan Akuntan Independen
Bapepam-LK
Peraturan BAPEPAM No. IX.D.1
1
Report of Share Allocation in conjunction with the Limited Public Offering IV and the Independent Accountant Report
Laporan Realisasi Pembelian Kembali Saham
Bapepam-LK
Peraturan BAPEPAM No. XI.B.3
29
Shares Buyback Realization Report
Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
4
Fund Utilization Realization Report
Laporan Tahunan 2009
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. X.K.6
1
The 2009 Annual Report
Materi Public Expose Tahunan
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Annual Public Expose Material
Pembagian Dividen
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Dividend Payment
Laporan Keuangan (penyampaian lapkeu sehubungan dengan aksi korporasi PUT IV)
212 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Financial Statements (submitted in connection with the PUT IV corporate action)
213 Annual Report 2010 Bakrieland
Perihal Surat Subject Letter
Kepada To
Peraturan Regulation
Frekuensi Frequency
Pembelian Kembali Saham Perusahaan
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. XI.B.3
2
The Company Shares Buyback
Pemberitahuan Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
1
Announcement of the Extraordinary General Meeting of Shareholders Plan
Penjelasan Atas Tanggapan RUPS
Bapepam-LK
Peraturan BAPEPAM No. IX.J.1
1
Explanation of the GMS Comments
Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Efek
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
2
Explanation of the Securities Transaction Volatility
Penjelasan Mengenai Perubahan Pada Pos Aktiva
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Explanation of the Change in Assets Position
Penjelasan Mengenai Perubahan Pada Pos Aktiva dan Total Kewajiban
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Explanation of the Change in Assets and Total Liabilities Position
Penjelasan Tentang Berita Media Massa
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
3
Explanation of Mass Media News
Penjelasan Tentang Jumlah Modal Dasar
IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
1
Explanation of Amount of Statutory Capital
Peraturan BAPEPAM No. X.M.1
1
Request for Explanation
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
1
Request for Listing
IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
1
Request for Listing - Additional Documents/Information
IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
1
Request for Share Listing in conjunction with PT Bakrieland Development Tbk Plan for Rights Issue
Perubahan Agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
1
Change on Agenda of the Annual General Meeting of Shareholders and the Extraordinary General Meeting of Shareholders
Perubahan Tanggal Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
1
Change on Date of the Extraordinary General Meeting of Shareholders
IDX
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
1
The Limited Public Offering IV Prospectus
Public Expose PT Bakrieland Development Tbk
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI Nomor I-E Kep-306/ BEJ/07-2006
2
PT Bakrieland Development Tbk Public Expose
Realisasi Waran
Bapepam-LK/ IDX
Peraturan BEI I-A Kep-305/BEJ/072004
1
Realization of Warrant
IDX
SE-003/BEJ/09-2005
2
The MESOP Implementation Plan
Bapepam-LK
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
1
Introductory Letter for Statement of the Registration of Limited Public Offering IV in conjunction with Rights Issue Offering
TOTAL
129
Permintaan Penjelasan Permohonan Pencatatan Permohonan Pencatatan Tambahan Dokumen/Informasi Permohonan Pencatatan Saham Sehubungan dengan Rencana HMETD PT Bakrieland Development Tbk
Propspektus Penawaran umum Terbatas IV
Rencana Pelaksanaan MESOP Surat Pengantar Untuk Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Terbatas IV Dalam Rangka Penawaran HMETD
Topik Topic
Investor Relations
HUBUNGAN INVESTOR
Hubungan Investor adalah suatu tanggung jawab manajemen strategis yang memadukan aspek keuangan, komunikasi, pemasaran, dan kepatuhan atas peraturan sekuritas yang memungkinkan terciptanya komunikasi dua arah paling efektif antara perusahaan, masyarakat keuangan, dan pihak-pihak lain, yang akhirnya berpengaruh atas terbentuknya penilaian yang wajar atas saham perusahaan. Tugas pokok Hubungan Investor adalah: 1. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat keuangan (investor, analis, dan media). 2. Mengikuti perkembangan bursa saham dan memberikan saran kepada manajemen terkait dengan saham perusahaan. 3. Menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan. 4. Memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan bidang keuangan.
Investor Relations is a strategic management function that integrates finance, communications, marketing, and compliance with securities regulations, allowing the creation of effective two-way communications between companies, the financial community, and other parties, and ultimately influencing the formation of a reasonable valuation on company shares. The main duties of Investor Relations are to: 1. Build good relations with the financial community (investors, analysts, and the media). 2. Observe stock market developments and give advise to the management concerning the Company shares. 3. Provide information regarding the Company’s condition to the financial community. 4. Respond to any questions related with finance.
214 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
215 Annual Report 2010 Bakrieland
Bakrieland membangun citra yang baik melalui pengembangan hubungan dengan investor/analis baik secara interaktif maupun penyampaian informasi berkala, terutama yang berkaitan dengan kinerja dan prospek perusahaan. Penyampaian informasi kepada investor/analis dilakukan melalui kegiatan road show, analyst meeting, investor conference, dan media komunikasi lainnya.
Bakrieland builds a positive corporate image through fostering good relations with investors/ analysts in an interactive manner and through periodic information delivery mainly concerning Company performance and prospects. Information delivery to investors/analysts is accomplished through road shows, analyst meetings, investor conferences, and other communication media.
Sebagai perusahaan publik yang menjunjung tinggi aspek keterbukaan informasi, Bakrieland senantiasa berusaha meningkatkan kualitas dan akses informasi kepada para analis dan investor. Sebagai bentuk kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan Hubungan Investor, setiap pertemuan/ road show dengan para analis/fund manager juga dihadiri oleh CEO atau CFO Perusahaan.
As a publicly-listed company that upholds the principles of information transparency, Bakrieland persistently strives to improve information quality and access for analysts and investors. Bakrieland pays close attention to Investor Relations as it makes sure that every meeting/road show with analysts/fund managers is also attended by the Company’s CEO or CFO.
Selama tahun 2010, kegiatan Hubungan Investor sebagai berikut: 1. Mengadakan rapat dengan investor/analis sebanyak 100 (seratus) rapat. 2. Menghadiri investor forum berupa konferensi dan non-deal roadshow sebanyak 25 (dua puluh lima) forum. 3. Memberikan masukan kepada manajemen terkait perkembangan bursa saham dan saham Perusahaan. 4. Melakukan korespondensi dan menjawab pertanyaan yang berasal dari masyarakat keuangan.
Over the course of 2010, activities of Investor Relations were as follows: 1. Conducted a total of 100 meetings with investors/analysts. 2. Attended 25 investor forums both in form of conferences and non-deal roadshows. 3. Provided input to management in regards to the stock exchange and the Company stock movements. 4. Performed correspondence and responded to inquiries from the financial community.
Rencana ke Depan Selain melanjutkan hal-hal yang telah dilakukan selama ini, pertemuan dengan para investor, analis dan media akan lebih ditingkatkan. Tampilan atas website, materi presentasi dan laporan rutin Bakrieland juga akan diperbaharui serta diperlengkap. Kesemua hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat atas hal-hal yang dimiliki dan yang dilakukan oleh Bakrieland.
Future Plan Aside from continuing activities done thus far, meetings with investors, analysts and media will be intensified. Views on Bakrieland website, presentation materials and regular reports will also be updated and completed. All of these efforts are done to further improve the public understanding on properties owned and activities conducted by Bakrieland.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi | Meetings with Analysts and Investment Managers No.
Tanggal | Date
Institusi | Institution
Negara | Country
1
13 January 2010
Mandiri Sekuritas
Indonesia
2
22 January 2010
JP Morgan
Indonesia
3
01 February 2010
Matthews I. C. M.
USA
4
02 February 2010
Allianz Life Indonesia
Indonesia
5
02 February 2010
Mandiri Sekuritas
Indonesia
6
04 February 2010
Bahana Sekuritas
Indonesia
7
04 February 2010
BNI Securities
Indonesia
8
11 February 2010
CIMB
Indonesia
9
16 February 2010
Greenday Capital
Indonesia
10
17 February 2010
Hugo Neu
USA
11
08 March 2010
Allard Partners
Australia
12
08 March 2010
Pictet
Singapore
13
08 March 2010
Mandiri Sekuritas
Indonesia
14
19 March 2010
Nevsky Capital
United Kingdom
15
29 March 2010
Henderson Global Investor
United Kingdom
16
29 March 2010
CLSA
Indonesia
17
30 March 2010
Macquarie
Indonesia
18
31 March 2010
MFS I. M.
Singapore
19
31 March 2010
UBS
Indonesia
20
12 April 2010
Citi
Indonesia
21
12 April 2010
FrontPoint M.
Singapore
22
15 April 2010
Elliott Advisors
Hong Kong
23
19 April 2010
China Asset Management
Hong Kong
24
19 April 2010
Deutsche Verdhana I.
Indonesia
25
20 April 2010
Harvest GI
Hong Kong
26
20 April 2010
Macquarie
Indonesia
27
22 April 2010
Invesco
Hong Kong
28
23 April 2010
Danareksa
Indonesia
29
29 April 2010
BNP Paribas
Thailand
30
30 April 2010
47 Capital Sdn Bhd
Malaysia
31
30 April 2010
Asdew Acquisitions
Singapore
32
04 May 2010
KBC Financial P.
Hong Kong
33
06 May 2010
Deutsche Bank
Indonesia
34
10 May 2010
Macquarie
Singapore
35
10 May 2010
Lion Global Investors
Singapore
36
10 May 2010
Credit Suisse
Indonesia
37
14 May 2010
Kim Eng
Indonesia
38
17 May 2010
Franklin Templeton A. M.
India
39
19 May 2010
Schafer Cullen C. M.
USA
40
19 May 2010
CLSA
Indonesia
41
20 May 2010
Blackfriars
United Kingdom
42
21 May 2010
Matthews
USA
43
24 May 2010
GIC
Singapore
44
25 May 2010
Alpine
USA
216 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
217 Annual Report 2010 Bakrieland
No.
Tanggal | Date
Institusi | Institution
Negara | Country
45
25 May 2010
Mandiri Sekuritas
Indonesia
46
26 May 2010
JP Morgan
Indonesia
47
26 May 2010
Lord Abbett
USA
48
26 May 2010
BNI Sekuritas
Indonesia
49
27 May 2010
Trimegah Securities
Indonesia
50
08 June 2010
CIM I. M.
United Kingdom
51
08 June 2010
Advent C. M.
USA
52
10 June 2010
Prana Capital
Singapore
53
10 June 2010
CLSA
Indonesia
54
17 June 2010
Macquarie
Indonesia
55
18 June 2010
Alpine Wood C.
USA
56
21 June 2010
CLSA
Indonesia
57
30 June 2010
BofA Merrill Lynch
Singapore
58
01 July 2010
Exane Derivatives
Singapore
59
20 July 2010
Fortis Investments
United Kingdom
60
26 July 2010
Batavia Prosperindo S.
Indonesia
61
28 July 2010
Balyasny A. M.
Hong Kong
62
29 July 2010
Kim Eng
USA
63
29 July 2010
Cirrus Ventures
Malaysia
64
02 August 2010
NinthStream Ventures
Indonesia
65
03 August 2010
Nomura
Indonesia
66
06 August 2010
Exane
Singapore
67
06 August 2010
Caravel
USA
68
12 August 2010
OSK Nusadana
Indonesia
69
19 August 2010
Fidelity
USA
70
19 August 2010
JP Morgan
Indonesia
71
25 August 2010
Mandiri Sekuritas
Indonesia
72
26 August 2010
JP Morgan
Indonesia
73
03 September 2010
Cowell & Lee
Hong Kong
74
03 September 2010
Credit Suisse
Indonesia
75
06 September 2010
Prana Capital
Singapore
76
27 September 2010
UBS
Indonesia
77
27 September 2010
BNP Paribas
Indonesia
78
01 October 2010
Batterymarch
USA
79
01 October 2010
Macquarie
Indonesia
80
05 October 2010
Lion Global Investor
Singapore
81
05 October 2010
BNI
Indonesia
82
12 October 2010
William Blair & Company
USA
83
12 October 2010
JP Morgan
USA
84
13 October 2010
Schroders
Indonesia
85
14 October 2010
BNP Paribas
Indonesia
86
18 October 2010
HDH Capital Management
Singapore
87
27 October 2010
Forum Securities Ltd
United Kingdom
88
02 November 2010
SPC
Japan
89
02 November 2010
CLSA
Indonesia
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
No.
Tanggal | Date
Institusi | Institution
Negara | Country
90
02 November 2010
Bahana TCW
Indonesia
91
02 November 2010
Lord Abbet
USA
92
03 November 2010
CIMB
Indonesia
93
05 November 2010
F&C A. M.
United Kingdom
94
15 November 2010
Deutsche
Indonesia
95
16 November 2010
Baillie Gifford
United Kingdom
96
23 November 2010
Bahana Securities
Indonesia
97
26 November 2010
JOM F. M.
Finland
98
26 November 2010
CLSA
Indonesia
99
03 December 2010
Mirrae A. M.
Hong Kong
100
03 December 2010
Credit Suisse
Indonesia
Laporan Riset | Research Reports No.
Tanggal | Date
Institusi | Institution
Rekomendasi | Recommendation
1
12 March 2010
Samual Sekuritas
Buy
2
03 May 2010
Deutche Bank
Hold
3
05 May 2010
Bahana Securities
Buy
4
21 May 2010
JP Morgan Securities
Underweight
5
25 June 2010
Macquarie Securities
Neutral
6
08 July 2010
CLSA Indonesia
Buy
7
04 August 2010
CIMB Securities
Trading Sell
8
30 August 2010
Mandiri Sekuritas
Neutral
9
11 October 2010
UBS Securities
Neutral
10
15 October 2010
BNI Securities
Buy
11
23 December 2010
BNP Paribas Securities
Buy
218 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
219 Annual Report 2010 Bakrieland
Investor Forum, NDR, Conference No.
Tema
Lokasi | Location
Tanggal | Date
1
Asean Conference
Singapore
27 January 2010
2
NDR
Singapore
28 January 2010
3
NDR
Tokyo
24 February 2010
4
Asean Conference
New York
4 March 2010
5
UBS Indonesia Conference
Jakarta
9 March 2010
6
Indonesia Conference
Jakarta
21 April 2010
7
Citi Asia Pacific Property Conference
Singapore
27 April 2010
8
Corporate Access Forum
Singapore
12 May 2010
9
Asean Corporate Day
Singapore
1 June 2010
10
Asean Corporate Day
Hong Kong
3 June 2010
11
NDR
Singapore
14 June 2010
12
NDR
Hong Kong
15 June 2010
13
NDR
Hong Kong
9 July 2010
14
NDR
Boston
12 July 2010
15
NDR
New York
13 July 2010
16
Emerging Leaders Corporate Day
Hong Kong
22 July 2010
17
Asean Conference
Singapore
4 August 2010
18
Indonesia Investor Conference
Jakarta
5 August 2010
19
Asean & India Conference
Singapore
1 September 2010
20
NDR
San Francisco
25 October 2010
21
NDR
San Diego
26 October 2010
22
NDR
Denver
27 October 2010
23
Global Property Conference
Hong Kong
29 November 2010
24
Global Property Conference
New York
2 December 2010
25
Infrastructure & Transportaion Conf.
Singapore
9 December 2010
Consumer Protection
Perlindungan konsumen
Prioritas pada Kepentingan Konsumen UUD 1945 dan UU Perlindungan Konsumen menjadi dasar bagi Bakrieland dalam melaksanakan perlindungan kepada para pengguna produk dan jasanya. UU Perlindungan Konsumen (UUPK) No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa hak konsumen mencakup: • Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. • Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. • Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. • Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan. • Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. • Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. • Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. • Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. • Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Priorities in Consumer Interest The 1945 Constitution and the Consumer Protection Act serve as the basis for Bakrieland in implementing protection to the users of its products and services. The Consumer Protection Act (UUPK) No. 8 / 1999 on Consumer Protection explains that the rights of consumers include: • The right for comfort, security and safety in consuming goods and / or services. • The right to choose the goods and / or services and obtain goods and / or services in accordance with the rates, conditions and guarantees as promised. • The right to obtain correct, clear, and honest information regarding the condition and guarantee of the goods and / or services. • The right to be heard when conveying opinions and complaints on goods and / or services used. • The right to obtain advocacy, protection and proper resolution efforts in consumer protection dispute cases. • The right to get consumer development and education. • The right to be treated or serviced properly and honestly and not discriminatively. • The right to obtain compensation or replacement, if the goods and / or services received is not in accordance with the agreement or not as it should be. • The rights which are stipulated in other legislations. 220 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
221 Annual Report 2010 Bakrieland
Berkenaan dengan UU di atas, maka Bakrieland memiliki tanggung jawab dan komitmen sebagai berikut: 1. Memberikan layanan komunikasi dengan konsumen sesuai dengan pasal 7 butir cc UUPK, yaitu memperlakukan atau melayani secara benar, jujur serta tidak diskriminatif. 2. Memberikan informasi jika terjadi keterlambatan proyek sesuai dengan ketentuan pasal 7 butir b UUPK mengenai perubahan tanggal serah terima unit yang tercantum dalam Surat Pesanan. 3. Memberikan kompensasi berupa denda keterlambatan untuk konsumen dalam hal serah terima unit tidak sesuai dengan jadwal yang sudah dijanjikan. 4. Memberikan jaminan masa pemeliharaan/ perbaikan atas unit rumah/bangunan yang telah diserahkan kepada konsumen, sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) antara anak perusahaan/unit usaha Bakrieland dengan konsumen. a. Pada Unit Usaha City Property, jaminan pemeliharaan diberikan selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan Berita Acara Serah Terima. Denda keterlambatan penyerahan bangunan/ruang kantor adalah sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 3% (tiga persen) dari pembayaran harga jual yang telah diterima oleh Perusahaan. b. Pada Unit Usaha Residensial, jaminan pemeliharaan bangunan/rumah adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan bangunan/ rumah adalah sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 5% (lima persen). c. Pada Unit Hotel & Resort, jaminan pemeliharaan hotel adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan
With regard to the above Act, Bakrieland has the following responsibilities and commitments: 1. Provide communication services to consumers in accordance with article 7 point cc of UUPK, to treat or serve them properly, honestly and not discriminatively. 2. Provide information for project delays in accordance with the provisions of article 7 point b of UUPK concerning the changing date of the unit handover as listed in the Order Agreement. 3. Provide compensation for consumers if the unit handover is not performed in accordance with the provided schedule. 4. Guarantee the maintenance/repair of housing building units that have been handed over to consumers, as stated in the Sale and Purchase Agreement (PPJB) between Bakrieland’s subsidiary/Business Unit with consumers. a. At City Property Business Unit, the maintenance guarantee is provided for 3 (three) months following the date of signing of the asset acceptance document. The levy for any delay in delivery of the building/office space amounted is 1 (one) per mil per day of delay, calculated from the value of the building being delayed to a maximum of 3% (three percent) of the sales price paid and received by the Company. b. At Landed Residential Business Unit, the building/house maintenance guarantee is 90 (ninety) days from the time of the handover. The levy for late delivery of building/house is 1 (one) per mil per day of delay calculated from the value of the building to a maximum of 5% (five percent). c. At Hotel & Resort Business Unit, the hotel maintenance guarantee is 90 (ninety) days from the handover date. While the late delivery of a hotel unit(s) when consumer
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
penyerahan Hotel apabila konsumen telah melunasi harga jual akan dikenakan setelah 3 (tiga) bulan melewati tanggal serah terima, yaitu sebesar 2% (dua persen) perbulan, yang akan dihitung secara prorata dari jumlah pelunasan Harga Jual yang telah diterima oleh perusahaan dan setinggi-tingginya 6% (enam persen). d. Pada Unit Infrastruktur Terkait Properti – Tol, perlindungan terhadap konsumen diberikan dalam bentuk pemberian asuransi kecelakaan dalam waktu tertentu (golden period) dan menyediakan unit pengaduan untuk menampung dan menindaklanjuti keluhan konsumen.
has paid the selling price will be charged after 3 (three) months past the date of handover, which is 2% (two percent) per month, which will be on a pro-rate basis from the amount of repayment of Sales Price which has been received by the company to a maximum of 6% (six percent). d. At Property Related Infrastructure Unit Toll, consumer protection is given in the form of insurance for accidents within a certain period of time (golden period) and by providing units to accommodate complaints and follow-up customer complaints.
Pusat Pengaduan Konsumen Sebagai wujud komitmennya untuk melindungi konsumen dan meningkatkan pelayanannya, anak perusahaan Bakrieland telah memiliki pusat pengaduan konsumen dalam bentuk Customer Service, Hotline Pengaduan, maupun 24-hour Service Point. Pusat pengaduan tersebut bertanggungjawab untuk menangani pengaduan/ keluhan dan saran dari konsumen serta melakukan tindak lanjutnya.
Customer’s Call Center To demonstrate the responsibility and commitment stated above, Bakrieland’s subsidiary companies have established centres for consumer complaints in the form of Customer Service, Hotline for Complaints, as well as 24hour Service Point. These units are responsible for handling complaints and suggestions from consumers and for conducting follow-up actions.
Berikut ini adalah beberapa nomor yang dapat dihubungi untuk menyampaikan pengaduan/ keluhan dan saran: • City Property: (021) 52920090 • Landed Residential: (0251) 8211290 • Hotel & Resort: (021) 83707770 • Tol – SMS Center: (021) 90200200
The following are some contact numbers for expressing complaints and suggestions: • City Property: (021) 52920090 • Landed Residential: (0251) 8211290 • Hotel & Resort : (021) 83707770 • Toll – SMS Center: (021) 90200200
Penyelesaian Sengketa Undang-undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa penyelesaian dari permasalahan konsumen dapat dipecahkan melalui jalan peradilan maupun non-peradilan. Penyelesaian dengan cara non-peradilan bisa dilakukan melalui Alternatif Resolusi Masalah (ARM) di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), Direktorat Perlindungan Konsumen atau lokasilokasi lain baik untuk kedua belah pihak yang telah disetujui.
Settlement of Dispute The Consumer Protection Act states that the settlement of consumer problems can be solved through both judicial and non-judicial efforts. Non-judicial settlements can be done through Alternative Resolution of Problems (ARM) in the Consumer Dispute Settlement Board (BPSK), Non-Governmental Institute for Consumer Protection (LPKSM), Directorate of Consumer Protection or through other potential bodies that have been approved by the parties involved.
Pada tahun 2010, Bakrieland tidak mengalami kasus sengketa terkait masalah perlindungan konsumen.
In 2010, Bakrieland did not experience any dispute cases related to consumer protection issues.
222 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
223
Audit Committee Report
Laporan Komite Audit
Annual Report 2010 Bakrieland
Kepada Yth : Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 Hingga Tanggal Laporan Tahunan. Komite Audit adalah sebuah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia. Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasanya terutama terhadap: • Integritas dan mutu laporan keuangan yang dipublikasikan; • Efektifitas pelaksanaan audit oleh auditor eksternal maupun internal; • Penerapan pengelolaan risiko; • Ketaatan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7th Floor Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 The Audit Committee Annual Activity Report For Period Ended December 31, 2010 Until Date of Annual Report. The Audit Committee is a committee established by the Board of Commissioners in accordance with Bapepam-LK and the Indonesia Stock Exchange regulations. The primary function of the Audit Committee is to assist the Board of Commissioners in carrying out its oversight functions primarily for: • Integrity and quality of published financial statements; • Effectiveness of audit performed by both external and internal auditors; • Application of risk management; • Adherence to the pertinent legislation and regulations.
TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance
Menurut ketentuan yang berlaku, Komite Audit paling tidak terdiri dari 3 orang yang independen dan diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Komite Audit Bakrieland untuk periode tahun 2010 terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang independen sebagai berikut : 1. Kanaka Puradiredja (Ketua dan Komisaris Independen) 2. Soenarso Soemodiwirjo (Anggota – Profesional Independen) 3. Mohamad Hassan (Anggota – Profesional Independen)
According to pertinent regulations, the Audit Committee consists of at least 3 independent members and led by an Independent Commissioner. Bakrieland’s Audit Committee for the 2010 period consisted of 3 (three) independent members as follows: 1. Kanaka Puradiredja (Chairman and Independent Commissioner) 2. Soenarso Soemodiwirjo (Member - Independent Professional) 3. Mohamad Hassan (Member - Independent Professional)
Pada tahun 2010 Komite Audit Bakrieland, sesuai dengan yang diatur dalam Piagam Komite Audit yang dimutakhirkan secara regular, melakukan fungsi pengawasannya terhadap: • Kehandalan laporan keuangan yang dipublikasikan dan pengendalian internal yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan. • Ruang lingkup dan efektifitas pelaksanaan audit oleh internal maupun eksternal auditor dan memantau temuan-temuan audit. • Memantau pelaksanaan pengelolaan risiko. • Bersama-sama dengan Komite GCG memantau penerapan GCG.
In 2010 Bakrieland’s Audit Committee, in accordance with the provisions stipulated in the regularly updated Audit Committee Charter, performed its oversight function on the following: • Reliability of the published financial statements and internal controls related to the preparation of financial statements. • Scope and effectiveness of audits by both internal and external auditors and monitor the audit findings. • Monitor the risk management implementation. • Together with the GCG Committee, monitor the GCG implementation.
Pada tahun 2010 hingga diterbitkannya laporan keuangan Perusahaan tahun 2010, Komite Audit telah menyelenggarakan 9 (sembilan) rapat termasuk 1 (satu) rapat gabungan dengan Komite GCG. Seluruh anggota Komite Audit hadir pada setiap rapat.
In 2010 until publication of the Company’s financial statements for 2010, the Audit Committee has held 9 (nine) meetings, including 1 (one) joint meetings with the GCG Committee. All members of the Audit Committee were present at each meeting.
Kegiatan Komite Audit pada tahun 2010 hingga diterbitkannya laporan keuangan Perusahaan tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Melakukan kajian dan pembahasan atas proses penyusunan laporan keuangan Perusahaan, draft final laporan keuangan audit tahun 2009 dan 2010, laporan keuangan triwulanan tahun 2010 sebelum dipublikasikan, serta isu pajak dan hukum.
Activities of the Audit Committee in 2010 until the issuance of the Company’s financial statements for 2010 are as follows: 1. Conducted studies and discussions on the Company’s financial statements preparation process, final draft of the 2009 and 2010 audited financial statements, quarterly financial reports in 2010 prior to publication, as well as tax and legal issues.
224 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
225 Annual Report 2010 Bakrieland
2. Melakukan kajian dan pembahasan atas perencanaan dan perkembangan audit laporan keuangan tahun 2009 dan 2010, temuantemuan audit, dan kinerja auditor eksternal dengan manajemen. 3. Melakukan kajian dan membahas perencanaan audit tahun 2009 dan 2010, serta realisasi audit dan temuan-temuan tahun 2009 dan 2010, berikut pemantauan atas tindak lanjutnya. 4. Membahas penerapan pengelolaan risiko terhadap 2 (dua) aktivitas yang dipilih untuk dijadikan pilot project. 5. Melakukan pembahasan terhadap hasil penilaian GCG oleh konsultan independen, Manual GCG, dan implementasi Pedoman Perilaku Perusahaan. 6. Meminta informasi tentang Anggaran Perusahaan tahun 2010 dan kinerja tahun 2009 untuk memahami perkembangan Perusahaan.
2. Conducted studies and discussions on the planning and development of 2009 and 2010 financial audit reports, audit findings, and performance of the external auditor. 3. Reviewed and discussed the 2009 and 2010 audit plan, as well as the audit realization and findings in 2009 and 2010, including the monitoring of its follow-ups. 4. Discussed the risk management application on 2 (two) events selected as the pilot projects. 5. Conducted discussions on the results of GCG assessment by an independent consultant, GCG Manual, and the Code of Conduct implementation. 6. Requested information on the Company Budget for 2010 and 2009 to understand the development of the Company.
Jakarta, 7 Februari 2011
Jakarta, 7 February 2011
Kanaka Puradiredja Ketua Chairman
Soenarso Soemodiwirjo Anggota Member
Mohamad Hassan Anggota Member
Risk Monitoring Committee Report
Laporan Komite Pemantau Risiko
Kepada Yth : Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Risiko Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 Hingga Tanggal Laporan Tahunan. Komite Pemantau Risiko dalam melakukan tugasnya berpedoman pada Piagam Komite Pemantau Risiko (KPR) yang disahkan pada tanggal 15 November 2008. Susunan Komite Pemantau Risiko untuk periode 2010 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 158/SK/KOM-BLD/HIS/X/07. Kegiatan yang dilakukan Komite Pemantau Risiko dalam membantu Dewan Komisaris adalah melakukan pemantauan atas penerapan Enterprise Risk Management (ERM) dan pembahasan berbagai potensi risiko unit usaha, yang meliputi antara lain risiko operasional, keuangan, hukum, dan risiko pasar, berikut rekomendasi langkah-langkah mitigasi. Secara operasional, kegiatan pengelolaan risiko Perusahaan dilakukan oleh Divisi Risk Management & Compliance yang saat ini berada dalam lingkup Risk Management & Support.
To: The Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7th Floor Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 The Risk Monitoring Committee Annual Activity Report for Period Ended at 31 December 2010 until Date of Annual Report. In performing its task, the Risk Monitoring Committee is guided by the Audit Charter legalized on 15 November 2008. Membership of the Risk Monitoring Committee for 2010 period is determined based on the Board of Commissioners Decision Letter No. 158/SK/KOM-BLD/HIS/X/07. To assist the Board of Commissioners, the Risk Monitoring Committee performs monitoring on the implementation of the Enterprise Risk Management (ERM) and discusses many potential business unit risks, which include among others, operational risks, financial risks, legal and market risks together with providing recommendations on steps to mitigate the risks. Operationally, the Company’s risk management activities are conducted by the Risk Management and Compliance Division, under the Risk Management and Support.
226 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
227 Annual Report 2010 Bakrieland
Komite Pemantau Risiko mengadakan 5 (lima) kali rapat dengan tingkat kehadiran seluruh anggota 100% untuk membahas kebijakan ERM, kegiatan Divisi Risk Management & Compliance, serta persiapan dan pelaksanaan kebijakan ERM yang dilakukan melalui workshop risk assessment berikut mitigasinya.
The Risk Monitoring Committee has conducted 5 (five) formal meetings attended by all committee members to discuss ERM policies, activities of Risk Management and Compliance Division, and also to carry out the preparation and implementation of ERM policies undertaken through the risk assessment workshop, including its mitigation.
Selama tahun 2010, kebijakan mengenai implementasi ERM telah disetujui manajemen dan disosialisasikan di lingkungan Perusahaan dan unit usahanya. Perusahaan melalui Divisi Risk Management & Compliance juga telah melakukan risk assessment secara transactional based melalui penelaahan dan pemberian rekomendasi atas transaksi yang akan dilakukan.
Throughout 2010, the ERM implementation policy has been approved by the management and socialized within the Company and business units. Through the Risk Management & Compliance Division, the Company has also conducted a transactional based risk assessment by reviewing and providing recommendations of transactions that will be executed.
Terkait penanganan manajemen risiko terhadap proyek dan anak perusahaan, Komite Pemantau Risiko menyarankan kepada manajemen untuk meningkatkan pengawasan kepada unit-unit usaha yang belum mencapai efisiensi agar unit usaha dapat bekerja dengan secara efisien.
In regard to the risk management for projects and subsidiaries, the Risk Monitoring Committee suggested the management to improve supervision on business units that have not delivered costeffective performance for them to operate efficiently.
Jakarta, 7 Februari 2011
Jakarta, 7 February 2011
Lukman Purnomisidi Ketua Chairman
Supartono Anggota Member
Remuneration & Nomination Committee Report
Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi
Kepada Yth : Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi & Nominasi Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 Hingga Tanggal Laporan Tahunan. Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh RUPS dan pelaksanaannya didelegasikan kepada Dewan Komisaris. Untuk meningkatkan prinsipprinsip GCG dalam hal sistem remunerasi Perusahaan, maka pada tanggal 2 Oktober 2007 Dewan Komisaris telah memutuskan dan membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).
To: The Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7th Floor Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 The Remuneration & Nomination Committee Annual Activity Report for the Period Ended at 31 December 2010 until Date of Annual Report. The Company’s Articles of Association states that the remuneration of the Board of Commissioners and Board of Directors shall be determined by the GMS and its implementation is delegated to the Board of Commissioners. To uphold the GCG principles with regard to the Company’s remuneration system, on 2 October 2007 the Board of Commissioners arrived at the decision to establish the Nomination & Remuneration Committee (NRC).
228 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
229 Annual Report 2010 Bakrieland
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi dalam bidang nominasi adalah menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan eksekutif lainnya, merancang sistem penilaian, dan memberikan rekomendasi tentang jumlah Direksi dan Komisaris. Sedangkan dalam bidang remunerasi antara lain menetapkan kebijakan dalam penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan, serta mempelajari dan memutuskan rekomendasi atas penilaian kinerja, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi.
The duties and responsibilities of the Committee concerning nomination include determining the selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners and Directors and other executives, designing the assessment mechanism and providing recommendation on the number of members for the Board of Commissioners and Directors. With regard to remuneration, the Committee is responsible for establishing policies on the payroll and benefit system, as well as reviewing and determining recommendations on performance appraisal, share ownership, pension scheme and compensation.
Selama tahun 2010, KNR telah menyelenggarakan rapat sebanyak 6 (enam) kali. Materi rapat yang dibahas antara lain tentang review atas kinerja Direksi, Komisaris dan Anggota Komite-komite beserta penyesuaian remunerasinya, reorganisasi struktur Direksi Perusahaan, serta pengkajian atas hasil survei dan sistem remunerasi oleh pihak konsultan beserta rekomendasinya.
Throughout 2010, the Committee has organized 6 (six) meetings. Meeting agendas focused on review of the Board of Commissioners, Directors and committee members’ performance including remuneration adjustments; structure reorganization of the Board of Directors; as well as review on the results of survey and remuneration system conducted by the consulting company along with its recommendation.
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan pada tahun 2010 telah menerima kompensasi remunerasi sebesar Rp 17.473.950.909 meningkat sebesar 20,33% dibandingkan dengan tahun 2009.
The Board of Commissioners, Directors and Company Committees in 2010 received remuneration amounting to Rp 17,473,950,909, an 20.33% increase compared to 2009.
Jakarta, 7 Februari 2011
Jakarta, 7 February 2011
Lukman Purnomisidi Ketua Chairman
Bambang Irawan Hendradi Anggota Member
Supartono Anggota Member
Corporate Governance Policy Committee Report
Laporan Komite Kebijakan Corporate Governance
Kepada Yth Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 Hingga Tanggal Laporan Tahunan. Komite Kebijakan Corporate Governance dibentuk oleh Perusahaan pada tanggal 13 Oktober 2009 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 07A/SK-KOM/BLD/IX/2009. Komite ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasannya, terutama yang menyangkut masalah tata kelola perusahaan.
To The Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920 The Corporate Governance Policy Committee Annual Activity Report for Period Ended at 31 December 2010 until Date of Annual Report. The Corporate Governance Policy Committee Report was established by the Company on 13 October 2009 through the Board of Commissioners Decision Letter No. 07A/SK-KOM/BLD/IX/2009. This committee was formed to assist the Board of Commissioners in performing its supervisory function, particularly in regard with corporate governance matters.
230 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
231 Annual Report 2010 Bakrieland
Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk : 1. Menelaah dan mengkaji ulang Anggaran Dasar 2. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip GCG 3. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip etika sesuai Pedoman Perilaku 4. Melakukan evaluasi atas struktur dan keanggotaan setiap Komite dibawah Dewan Komisaris. 5. Memantau kepatuhan terhadap perundangundangan dan peraturan yang berlaku. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggungjawab sosial perusahaan.
The duties and responsibilities of the Corporate Governance Policy Committee is to give opinion and support to the Board of Commissioners in accomplishing the following responsibilities: 1. Analyze and review the Articles of Associations. 2. Ensure the implementation of GCG principles. 3. Ensure the implementation of ethics principles as stated in the Code of Conduct. 4. Conduct evaluation on the structure and membership of each Committee under the Board of Commissioners. 5. Monitor the compliance with the applicable law and regulations. 6. Review the policies and assess the consistency in implementing the corporate social responsibility.
Komite Kebijakan Corporate Governance diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, komite ini bertindak secara profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun. Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : 1. Kanaka Puradiredja (Ketua / Komisaris Independen) 2. Bambang Irawan Hendradi (Anggota/Presiden Komisaris) 3. Supartono (Anggota / Komisaris)
The Corporate Governance Policy Committee is chaired by an Independent Commissioner. In performing its duties and responsibilities, the committee acts professionally and independently, without involvement of others. Members of the committee as of 31 December 2010 are as follows: 1. Kanaka Puradiredja (Chairman/Independent Commissioner) 2. Bambang Irawan Hendradi (Member/President Commissioner) 3. Supartono (Members/Commissioner)
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Selama tahun 2010, Komite Kebijakan Corporate Governance telah mengadakan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali rapat dengan tingkat kehadiran seluruh anggota 100%, termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain adalah sosialisasi Pedoman Perilaku, implementasi program Sistem Pelaporan Pelanggaran, rencana program internalisasi GCG, program CSR perusahaan, isu-isu kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan regulator (Bapepam-LK dan BEI) serta pengkajian terhadap anggaran dasar Perusahaan.
Over the course of 2010, the Corporate Governance Policy Committee has conducted 7 (seven) meetings, which were always attended by all members, including the joint meeting with the Audit Committee. The main topic of discussion are among others the Code of Conduct socialization, the Whistleblower program implementation, GCG internalization program plan, CSR program, compliance issues related with the law and regulator (Bapepam-LK and IDX) and the Company Articles of Association review.
Komite Kebijakan Corporate Governance menilai bahwa dalam pelaksanaan GCG Perusahaan telah berinisiatif untuk melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap aspek GCG perusahaan antara lain dengan menunjuk sebuah perusahaan konsultan independen (RSM-AAJ Associates) untuk melakukan assessment atas penerapan GCG di Perusahaan melalui wawancara dan observasi terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan GCG. Berbagai improvement telah diusulkan oleh RSM AAJ Associates untuk dilakukan oleh Perusahaan, antara lain dalam area Organ Perusahaan dan Internalisasi praktek GCG. Terkait dengan ini, Komite Kebijakan Corporate Governance menyarankan agar perbaikan tersebut mendapat perhatian dari manajemen dan menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari.
The Corporate Governance Policy Committee views that in implementing GCG the Company has made initiatives for improving and enhancing the Company’s GCG aspects such as by appointing an independent consultant (RSM-AAJ Associates) to conduct assessment on the implementation of GCG in the Company through interview and observation of documents related with GCG. Several improvements have been proposed by RSM-AAJ Associates to the Company, such as in Company Organ and GCG practices internalization. In relation with this, the Corporate Governance Policy Committee suggested the management to pay attention to these improvements and implement them in daily activities.
232 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
233 Annual Report 2010 Bakrieland
Berkaitan dengan Sistem Pelaporan Pelanggaran, Komite Kebijakan Corporate Governance mengidentifikasikan perlunya peningkatan pada implementasi sistem tersebut. Komite menyarankan kepada manajemen untuk memberikan perhatian dalam penerapan sepenuhnya sistem tersebut.
In regard with the Whistleblower System, the Corporate Governance Policy Committee identified the needs to make improvements on its implementation. The committee suggested the management to give sufficient attention for the full implementation of the system.
Jakarta, 7 Februari 2011
Jakarta, 7 February 2011
Kanaka Puradiredja Ketua Chairman
Bambang Irawan Hendradi Anggota Member
Supartono Anggota Member
membangun pertumbuhan masa depan building OUR future growth
Langkah strategis Bakrieland tahun ini memberikan landasan kokoh bagi pencapaian pertumbuhan lebih tinggi di masa depan. Bakrieland’s strategic initiatives this year provide a solid foundation for accomplishing higher growth in the future.
234 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
235
MD&A Report
LAPORAN MD&A
Annual Report 2010 Bakrieland
Mangement Discussion & Analysis
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Laba Bersih | Net Profit
Jumlah Aset | Total Assets
dalam juta Rupiah | in million Rupiah
dalam juta Rupiah | in million Rupiah
17,064,196
272,100
11,592,631
178,705 134,185
132,256
8,334,991 5,708,016
67,608 2,395,677
2006
2007
2008
2009
2010
2006
2007
2008
2009
2010
Tinjauan Ekonomi Makro Tahun 2010 kondisi ekonomi global secara umum menunjukkan perbaikan. Hal ini mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia di tahun tersebut. Pertumbuhan PDB Indonesia tercatat sebesar 6.1%, jauh mengalami peningkatan dibandingkan dengan 4.5% di tahun 2009. Sementara itu ekspansi perekonomian domestik telah membuat inflasi merangkak naik menjadi 7,0% di tahun 2010 dibandingkan dengan 2.8% di tahun 2009, Kendati demikian, melimpahnya likuiditas di dalam negeri membuat Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya di 6.5%, yang mendukung terjaganya suku bunga pinjaman pada tingkat yang relatif rendah. Sepanjang tahun 2010, KPR berkisar di antara 9 -13%, suatu angka yang sangat kondusif untuk mendukung permintaan terhadap produkproduk properti.
Bakrieland’s net revenue increased 29.1% to Rp 1,367.6 billion in 2010. City Property remained the main contributor, generating 35.1% of Bakrieland’s total revenue. 236 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Macroeconomic Review The global economic condition in 2010 has generally embarked on a positive track. This has contributed significantly to Indonesia’s economic growth for that particular year. The country’s GDP growth registered at 6.1%, a substantial improvement compared to 4.5% in 2009. Domestic economic expansion on the other hand has gradually driven inflation upwards to 7.0% in 2010 in comparison to 2.8% in 2009. Nevertheless, affluent liquidity in the country has enabled Bank Indonesia to maintain its benchmark interest rate at 6.5% which in turn kept credit interest rates at a relatively low level. Throughout 2010, mortgage rates ranged between 9 to 13% which created an auspicious climate for greater demand towards property products.
237 Annual Report 2010 Bakrieland
Pendapatan bersih Bakrieland tumbuh sebesar 29,1% menjadi Rp 1.367,6 miliar di tahun 2010. City Property tetap menjadi kontributor utama, menghasilkan 35,1% dari total pendapatan Bakrieland.
Tidak hanya stabilitas dalam hal suku bunga, nilai tukar juga berada dalam kisaran yang relatif stabil yaitu di kisaran Rp 8.900-9.000. Hal ini turut menciptakan iklim bisnis yang baik, yang pada gilirannya membuat kinerja perusahaan mengalami perbaikan di tahun tersebut.
Apart from interest rates, exchange rates have also remained at a relatively stable level ranged between Rp 8,900 and Rp 9,000. This has in part led to a buoyant business climate which ultimately bolstered company performance in the same year.
Di bulan Februari 2011, Bank Indonesia (BI) meningkatkan suku bunga acuannya menjadi 6.75%. Pengamat ekonomi secara umum menyatakan bahwa suku bunga BI tidak akan meningkat secara signifikan di tahun ini, sehingga lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor properti diproyeksikan akan tetap terjaga.
In February 2011, Bank Indonesia (BI) has raised its reference interest rate to 6.75%. Economists have mainly contended that BI interest rate will not experience any significant increase this year which bodes well for the property sector by maintaining a favorable climate for growth.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Kinerja dan kondisi keuangan Perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal, seperti strategi dan perencanaan bisnis serta rencana kerja, maupun eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah:
External Factors Affecting Company Performance Company performance and its financial condition is significantly affected by internal factors such as business strategy and planning and work plan as well as external factors. Among the external factors that impinge on company performance are:
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN Mangement Discussion & Analysis
Perubahan Kebutuhan Tingginya tingkat kemacetan di pusat kota, meluasnya daerah-daerah yang terkena banjir, mahalnya biaya transportasi, perubahan gaya hidup serta alasan keamanan membuat kebutuhan akan tempat tinggal mengalami sedikit pergeseran dari sebelumnya landed residential menjadi hunian vertikal/apartemen. Hal ini membuat prospek pengembangan hunian vertikal cukup menarik di masa datang.
Shift in Buying Needs Severe urban traffic congestion, widespread areas of flooding, high cost of transportation, changing lifestyles, and safety concerns are among the underlying reasons for shifting housing needs from the previous preference for landed residential to an inclination towards vertical housing/apartment. The development of vertical housing therefore promises tremendous future growth prospects.
Kondisi Demografi Pasar Struktur penduduk Indonesia yang lebih banyak berada di usia muda membuat permintaan akan tingkat hunian tetap besar. Selain itu menjadi ciri khas rakyat Indonesia untuk memilih tempat hunian baik perumahan maupun apartemen yang telah memiliki komunitas yang berkembang. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh latar belakang sosial-budaya masyarakat Indonesia. Dalam menyusun perencanaan strategisnya, manajemen senantiasa memperhitungkan kondisi demografi ini agar dapat menentukan segmen pasar dan lokasi yang tepat dari hunian yang hendak dikembangkan.
Market Demography Indonesia’s population structure which predominantly consists of the younger generation creates a steady demand for housing. Furthermore, one of the characteristics of potential buyers in Indonesia is their preference for residential estates or apartment blocks with an already thriving community. This is indeed influenced by the sociocultural background of the people of Indonesia. In formulating its strategic plan, management must always take into account the local demographic condition in order to accurately determine its market segments and locations for the planned development of residential areas.
Perubahan pada Kompetitor Banyaknya perusahaan properti di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Untuk itu, perusahaan selalu mengamati aktivitas yang dilakukan oleh para pesaing utamanya dengan cara mempelajari dan menganalisa langkah-langkah yang dilakukan oleh para pesaingnya. Berdasarkan pemahaman tentang hal ini, Perusahaan akan menyusun strategi sehingga pangsa pasar tidak mengalami perubahan yang berarti.
Shift in Competitors The considerable number of property companies in Indonesia has led to increasingly fierce competition. In response to this, the company keeps track of its key competitors by observing and analyzing their moves and strategies. Equipped with such competitive intelligence, the Company shall devise appropriate strategies to maintain its market share.
Kenaikan Harga Sektor Properti dan Real Estat Kenaikan harga properti dan real estat merupakan hal yang tidak bisa dihindari meningat adanya korelasi yang erat antara harga dan tingkat inflasi suatu negara. Namun demikian, mengingat tempat hunian merupakan kebutuhan utama bagi setiap keluarga maka kenaikan harga yang masih dalam batas yang wajar atau sekitar 10% hingga 15% setiap tahunnya terlihat tidak berdampak negatif terhadap pendapatan Perusahaan.
Price Increases in the Property and Real Estate Sectors An upward movement in property and real estate prices is indeed inexorable considering the close correlation between price and inflation rates of a country. Nevertheless, as housing remains to be a fundamental need for every family, price increase kept within normal limits or range between 10% and 15% each year will not have an adverse affect on the Company earnings.
238 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
239 Annual Report 2010 Bakrieland
Pengaruh Produk Baru Persaingan yang ketat di industri properti di Indonesia membuat Perusahaan untuk tetap aktif meluncurkan produk baru yang unik dan inovatif. Peluncuran produk baru ini disamping dapat meningkatkan penjualan Perusahaan, juga dapat meningkatkan brand awareness terhadap produkproduk perusahaan yang lain. Tanpa produk baru, Perusahaan akan kalah bersaing dari perusahaan properti lainnya.
Impact of New Products Intense competition in Indonesia’s property industry has compelled companies to vigorously launch new unique and innovative products. In addition to boosting company sales, new product releases can also build brand awareness on other company products. Without the introduction of new products, the Company shall not be able to effectively compete with other property companies.
Perubahan Perpajakan Setelah sekian lama menggunakan perhitungan pajak yang bersumber dari Laba sebelum pajak (earnings before tax), mulai tahun 2009 perusahaan pengembang properti kembali diwajibkan menggunakan perhitungan pajak yang bersifat final sebesar 5 persen yang mengacu pada penjualan perusahaan. Bagi perusahaan pengembang properti yang efisien, perhitungan pajak final ini akan lebih menguntungkan dilihat dari jumlah pajak yang harus dibayarkan bila dibandingkan dengan cara sebelumnya.
Change in Taxation Following years of tax calculation based on earnings before tax, beginning 2009 property developers must revert to the obligation of imposing a 5% final tax on company sales. For efficient property companies, this final tax calculation method will be more advantageous with respect to the amount of payable tax compared to the previous method.
Perubahan Peraturan Tidak ada peraturan baru di bidang properti yang dikeluarkan oleh pemerintah. Usulan dari Asosiasi perusahaan real estat di Indonesia (REI) mengenai peningkatan hak pakai atas asset properti di Indonesia oleh warga negara asing langsung 70 tahun dimuka dari hanya 25 tahun dimuka saat ini masih dalam kajian. Jika pemerintah menyetujui usulan ini, maka industri properti di Indonesia akan memiliki daya saing yang tinggi seperti halnya di negara tetangga.
Changes in Legislation The government has not issued any new property regulation. The Indonesian Real Estate Association (REI) has proposed that foreigners be allowed the right to use property in Indonesia for a 70-year duration instead of only the current 25 years. This proposal is currently under review and if the government approves, Indonesia’s property industry will gain superior competitive advantage similar to the situation in neighboring countries.
Prospek Industri Perekonomian Indonesia diproyeksikan akan tetap membaik di tahun 2011 kendati suku bunga BI kemungkinan akan mengalami sedikit kenaikan. Persaingan antar bank yang semakin ketat, terlebih dengan adanya kewajiban bagi bank untuk mengumumkan suku bunga dasar diyakini akan membuat suku bunga pinjaman bertahan pada tingkat yang ada sekarang ini. Hal ini akan memicu permintaan terhadap sektor properti di tahun 2011.
Industry Prospect Indonesia’s economy is projected to remain buoyant in 2011 despite the likelihood of a slight increase in BI interest rate. Increasingly tight competition among banks, particularly as banks have the obligation to declare their basic interest rates will allow loan interest rates to remain at the current level. This will ultimately stir up demand for the property sector in 2011.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Apartemen Membaiknya perekonomian di Indonesia tidak hanya menarik minat para pengembang lokal, melainkan juga pengembang asing. Tahun ini, para pengembang asing semakin gencar melirik pasar Indonesia mengingat potensinya yang besar. Sejumlah pengembang dari negara Asia seperti Singapura, Korea, Hong Kong dan Jepang mulai melakukan analisis dan penjajakan bisnis untuk mengembangkan proyek baru, baik secara sendiri maupun melalui kerja sama dengan para pengembang lokal.
Apartments A recovering economy in Indonesia not only appeals to local developers, but has also drawn the attention of foreign players. This year foreign developers have paid even greater interest to Indonesia given the country’s enormous potential. A number of developers from Asian countries such as Singapore, Korea, Hong Kong and Japan have begun to look into the possibility of developing new projects, either on their own or through cooperation with local developers.
Secara kumulatif pasokan apartemen di kawasan CBD hanya tumbuh sebesar 1% di tahun 2010. Hal ini disebabkan pembangunan apartemen mulai menyebar, tidak hanya di kawasan CBD, melainkan juga kawasan di luar CBD, bahkan di luar Jakarta, seperti Bekasi dan Tangerang.
The cumulative apartment supply at the CBD area has grown at a mere 1% in 2010. This is due to more dispersed development of apartment buildings which now not only concentrates at the CBD area but has expanded to other locations even at the outskirts of Jakarta such as Bekasi and Tangerang.
Tingkat hunian apartemen di kawasan CBD tercatat mengalami kenaikan menjadi 91,3%, naik 7,7% dibanding tahun 2009. Tren kenaikan tingkat hunian diprediksi akan tetap terjadi sejalan dengan pasokan unit baru pada tahun 2011, walaupun pasokan ini tidak signifikan.
Apartment occupancy rate at CBD reached 91.3% which saw a 7.7% increase compared to 2009. This rising trend in tenancy rate is expected to continue in keeping with the supply of new units in 2011 although it will be less significant.
Namun tingkat hunian diproyeksikan akan turun ke posisi 87,4% di tahun 2012, ketika lebih dari 3.000 unit apartemen baru akan masuk ke pasar CBD. Jumlah yang besar ini akan meningkatkan total kumulatif pasokan sebesar 11,7%. Pada tahun 2013, diprediksi pasokan baru yang akan masuk pasar hanya 437 unit. Apabila kondisi ini tetap hingga akhir tahun 2013, tingkat hunian apartemen di CBD diprediksi akan mencapai posisi 92,5%.
The occupancy rate is projected to decline to 87.4% in 2012, when more than 3,000 new apartment units will make their entry into the CBD market. This substantial figure will lead to an 11.7% surge in total cumulative supply. In 2013 however, the supply of new units available to the market shall only reach 437 units. Should this condition be sustained by the end of 2013, CBD’s apartment occupancy rate shall attain the level of 92.5%.
Namun prediksi tingkat hunian dapat mengalami perubahan ke arah positif, apabila peraturan mengenai kepemilikan properti oleh warga asing terwujud. Draft peraturan ini memungkinkan warga asing untuk memiliki properti di Indonesia, terutama untuk apartemen kelas atas. Apabila peraturan ini diterapkan, tingkat hunian apartemen di CBD akan bergerak naik dari tahun ke tahun. (sumber: Colliers International Indonesia, Februari 2011).
Such projections on occupancy rates however can shift towards a positive direction when a proposed regulation on foreign ownership of property is eventually enacted. This bill allows foreigners to have ownership of properties in Indonesia primarily for upscale apartments. If this draft regulation is passed, the occupancy rate for CBD apartments shall experience an upward trend from year to year (Source: Colliers International Indonesia, February 2011).
240 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
241 Annual Report 2010 Bakrieland
Perkantoran Membaiknya kegiatan dan pertumbuhan perekonomian membuat kembali bergairahnya transaksi ruang perkantoran. Dengan kondisi tersebut, tingkat hunian perkantoran pada tahun 2010 tercatat mengalami peningkatan dari 88,6% di akhir tahun 2009 menjadi 89,1% di tahun 2010. Angka ini diproyeksikan menjadi 89,2% di tahun 2011, mengingat pasokan pada tahun 2011 tidak akan terlalu banyak. Selain itu, banyak dari gedung-gedung yang akan beroperasi di tahun 2011 maupun tahun 2012 telah memiliki tingkat komitmen hunian yang tinggi, jauh sebelum gedung-gedung tersebut beroperasi. Kunci dari keberhasilan gedung-gedung baru mendapatkan tingkat hunian yang tinggi adalah melakukan komitmen awal dengan penyewa utama pada saat gedung masih dalam tahap perencanaan.
Office Buildings As the economy moves toward encouraging recovery, office space transactions have regained their vibrancy. Bolstered by this dynamism, the office occupancy rate in 2011 experienced an improvement from 88.6% at the end of 2009 to 89.1% in 2010. This figure is projected to reach 89.2% in 2011, considering that supply for 2011 will not be as significant. In addition, a large number of buildings planned for operations in 2011 and 2012 already have substantial tenancy commitments far before the full functioning of these buildings. The key success factor for high occupancy rates in these new buildings is due to the advance commitment of main tenants when these projects were still in the planning stage.
Membaiknya kinerja tingkat hunian pada tahun 2010 menyebabkan munculnya kepercayaan pengembang untuk kembali membangun properti mereka yang sempat tertunda. Pengembang mulai kembali membangun properti mereka di tahun 2010-2011. Dengan rata-rata masa penyelesaian konstruksi yang memakan waktu 1,5 hingga 2 tahun, pasokan perkantoran di tahun 2012 dan 2013 akan meningkat, sehingga proyeksi tingkat hunian diprediksikan akan kembali turun di tahun 2012, meskipun masih dalam level yang sehat yaitu sekitar 89%. Tingkat hunian perkantoran kembali diprediksikan turun pada tahun 2013 seiring dengan tingginya pertumbuhan pasokan perkantoran yang baru (sumber: Colliers International Indonesia, Februari 2011).
The improved performance of tenancy rates in 2010 has engendered confidence among developers to carry on with their deferred plans to develop properties. Developers have resumed construction of projects in 2010-2011. With an average construction completion period of 1.5 to 2 years, office supply for 2012 and 2013 will continue to rise with a projected decline in occupancy rate in 2012 although it will remain at a healthy level of 89%. Tenancy rates are projected to follow a downward trend in 2013 in line with high growth of new office units (Source: Colliers International Indonesia, February 2011).
Perhotelan Selama tahun 2010, tidak terdapat penambahan kamar hotel di CBD, sehingga pasok kumulatif masih tetap seperti tahun 2009, yaitu 8.523 kamar. Tamu domestik masih mendominasi profil pasar hotel di Jakarta. Pasar tamu asing hanya 11% pada hotel berbintang 3 dan 27% pada hotel berbintang 4. Sementara pangsa tamu asing di hotel berbintang 5 masih cukup besar, sekitar 46% dari total tamu. Rata-rata lama tinggal tamu pada hotel berbintang di CBD sekitar 1 sampai 3 hari.
Hotels Throughout 2010, the number of hotel rooms in CBD has remained unchanged, resulting in a stable cumulative supply similar to 2009 at 8,523 rooms. Domestic guests remain to be the dominant hotel market profile in Jakarta. Foreign visitors only represent 11% for three-star hotels and 27% for four-star hotels. Foreign clientele in five-star hotels, however, remains relatively sizeable at 46% from total number of guests. Average stay of guests in star-rated hotels located at CBD is 1 to 3 days.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Selama tahun 2010, terjadi penurunan tingkat hunian hotel di Jakarta dibandingkan tahun 2009. Penurunan yang tajam terutama dialami oleh hotel berbintang 5, turun dari 67,1% di tahun 2009 menjadi 59,9% di tahun 2010. Penurunan juga terjadi pada hotel berbintang 4, walaupun tidak setajam untuk hotel berbintang 5, dari 73,8% di tahun 2009 menjadi 70,1% di tahun 2010. Secara keseluruhan, tingkat hunian hotel di CBD turun dari 68,3% di tahun 2009 menjadi 61,8% di tahun 2010. Namun melihat kondisi ekonomi yang berangsur-angsur mulai membaik dan tidak adanya penambahan kamar hotel di tahun 2011, tingkat hunian hotel pada tahun 2011 diperkirakan akan meningkat (sumber: Colliers International Indonesia, Februari 2011).
In 2010, hotels in Jakarta experienced declining occupancy rates compared to 2009. A drastic drop is particularly experienced by five-star hotels, plummeting from 67.1% in 2009 to 59.9% in 2010. This slump is also endured by four-star hotels although not as severe as five-star hotels, from 73.8% in 2009 to 70.1% in 2010. Hotel occupancy rates in CBD in overall decreased from 68.3% in 2009 to 61.8% in 2010. Nevertheless, gradual improvements to the economic condition in concurrence with an unchanged number of hotel rooms in 2011 will push hotel occupancy rates upwards (Source: Colliers International Indonesia, February 2011).
Perumahan Pada tahun 2010 pasokan rumah baru di Jabodetabek mengalami peningkatan dari 105.383 unit menjadi sebesar 117.082 unit. Peningkatan pasokan terutama terjadi pada perumahan segmen menengah-menengah dan menengah atas. pasokan rumah baru di Jabodetabek pada tahun 2011 diperkirakan akan tetap meningkat menjadi 127.644 unit atau tumbuh sebesar 9,0%.
Housing In 2010, the supply of new housing units in the Jabodetabek area increased from 105,383 units to 117,082 units. This supply increase particularly occurred for the middle and middleupper housing segments. In 2011, the supply of new housing units in Jabodetabek is expected to continue on a rising trend to reach 127,644 units or a 9.0% growth.
Sementara itu potensial demand perumahan di Jabodetabek pada tahun 2010 mencapai 174.631 unit, dan diperkirakan pada tahun 2011 akan mencapai 196.887 unit atau meningkat sebesar 12,7%. Peningkatan ini dipengaruhi bertambahnya keluarga baru yang ingin segera memiliki rumah. Prospek perumahan di wilayah Jabodetabek masih sangat besar, hal ini bisa dilihat dari jumlah backlog perumahan di Jabodetabek yang mencapai 1,2-1,5 juta rumah tangga yang belum mempunyai rumah, sehingga membutuhkan pasokan rumah baru rata-rata sebanyak 170.000-220.000 unit setiap tahunnya (sumber: Arsito Bangun Selaras, 2011).
Potential housing demand in Jabodetabek for 2010 on the other hand is predicted at 174,631 units, and the amount is projected to further rise to 196,887 units in 2011 or a 12.7% increase. This upward spiral is attributed to the growth of new families intending to be home-owners. Housing prospects at the Jabodetabek area remain to be highly promising as evident in the number of housing backlogs in Jabodetabek reaching 1.2-1.5 million households, thus requiring a steady supply of new housing units at an average of 170,000 – 220,000 units each year (Source: Arsito Bangun Selaras, 2011).
Pusat Perbelanjaan Di tahun 2010, tingkat hunian pusat perbelanjaan di CBD mengalami peningkatan dari 88,8% di tahun 2009 menjadi 92,75%. Namun dengan adanya tambahan pasokan ruang ritel yang cukup signifikan di tahun 2011, maka tingkat hunian diproyeksikan akan mengalami penurunan menjadi 84,8%.
Shopping Centers In 2010, the tenancy rate for shopping centers located at CBD increased to 92.75% from 88.8% in 2009. Nevertheless, the availability of additional supply of fairly significant retail space in 2011 is projected to lead to a decline in occupancy rate to 84.8%.
242 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
243 Annual Report 2010 Bakrieland
Dinamika tingkat hunian yang cukup tinggi ini akan diuji pada tahun 2011. Pada tahun tersebut, diproyeksikan akan beroperasi dua pusat perbelanjaan dengan skala besar yang tergabung dalam pengembangan kawasan superblok, Kuningan City di kawasan Satrio dan Kota Kasablanka di Jalan Casablanca. Kedua pusat perbelanjaan ini akan menambah pasokan sebesar 151.992 meter persegi, jumlah yang sangat besar dalam 10 tahun terakhir.
This dynamism in occupancy rates shall be put to the test in 2011. During this particular period, two large-scale shopping complexes will commence operations as part of the Kuningan City superblock development project situated at the Satrio and Kota Kasablanka areas along the Casablanca Road. Both shopping centers will expand the supply of retail space to 151,992 m2, an extensive area available since the past 10 years.
Meskipun kedua pusat belanja besar tersebut telah menjalin komitmen dengan para penyewa besar, namun rata-rata tingkat hunian pusat perbelanjaan di CBD diproyeksikan pada tahun 2011 akan turun menjadi 85%. Kendati menurun, dengan adanya keseimbangan antara pasokan dan penyerapan, kinerja rata-rata tingkat hunian pusat perbelanjaan di CBD akan kembali meningkat di tahun 2012 hingga 2013. Pada tahun tersebut, tingkat hunian akan secara bertahap naik hingga mencapai angka di atas 90% pada tahun 2013. (sumber: Colliers International Indonesia, Februari 2011).
Although these two massive shopping centers have entered into commitments with major tenants, the average tenancy rate for shopping malls in CBD is projected to decrease to 85% in 2011. Despite this expected decline, a balance reached between supply and absorption will help boost the performance of the average occupancy rate of shopping centers in CBD to an ascending trend in 2012 and 2013. During this period, occupancy rates will rise gradually to reach above 90% in 2013. (Colliers: Colliers International Indonesia, February 2011).
Jalan Tol Banyaknya jalan umum yang kondisinya memprihatinkan membuat para pengguna jalan cenderung mencari jalan alternatif yang lebih cepat dan bebas kendala. Jalan tol menjadi pilihan terbaik, walaupun untuk itu para pengguna jalan harus mengeluarkan dana untuk melewati jalan ini. Bagi mereka, opportunity losses dari melewati jalan yang kondisinya buruk dan macet terlalu besar sehingga mereka akan memilih untuk menggunakan jalan tol. Dengan pertumbuhan trafik yang semakin besar di masa datang, seiring dengan proyeksi peningkatan penjualan mobil, kebutuhan akan jalan tol akan semakin meningkat. Selain itu, pemerintah juga mengijinkan operator jalan tol untuk menaikkan harga jalan tol setiap dua tahun sekali mengikuti inflasi yang berlaku. Hal ini akan memberikan peluang pendapatan yang tinggi bagi perusahaan di masa datang.
Toll Road The large number of public roads with worrying conditions has led road users to look for alternative access roads that are faster and with less traffic. Toll road becomes the best option, though road users have to spend money to pass it. Great opportunity loss from passing through roads with bad conditions and traffic jams has encouraged users to choose toll roads. In line with the projected increase in car sales, intensifying traffic growth in the future exhorted the need for more toll roads. In addition, the government also allows highway operators to raise the toll road tariffs every two years aligned with the prevailing inflation. This will present the Company with opportunities for earning high revenues in the future.
Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perusahaan selama tahun 2010 cukup baik, dimana secara konsolidasi mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009. Meningkatnya pendapatan Perusahaan antara lain dimungkinkan oleh perbaikan kondisi perekonomian Indonesia.
Business Unit Performance The performance of Company business units throughout 2010 has been fairly satisfactory which in terms of consolidation has shown an improvement compared to 2009. An increase in Company earnings among others was made possible by Indonesia’s convalescing economy.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Pendapatan tercatat sebesar Rp 1,4 triliun di tahun 2010 atau mengalami kenaikan sebesar 29,1% dari Rp 1,0 triliun di tahun 2009. Sementara itu, pengelolaan biaya yang lebih baik, baik berupa beban pokok penghasilan maupun beban usaha membuat Perusahaan berhasil mencatat peningkatan sebesar 44,9% dalam laba operasi dari Rp 166,8 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 241,7 miliar di tahun 2010. Hal ini mendukung tercapainya laba bersih sebesar Rp 178,7 miliar di tahun 2010, atau meningkat sebesar 35,1%
Income for 2010 registered at Rp 1.4 trillion or a 29.1% rise from Rp 1.0 trillion in 2009. More effective cost management with respect to cost of revenue and operating expenses has enabled the Company to attain an upsurge of 44.9% in operating income from Rp166.8 billion in 2009 to Rp 241.7 billion in 2010. This contributed to the yielding of Rp 178.7 billion in net profit for 2010, or a 35.1% jump.
Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja yang baik tidak terlepas dari kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan Perusahaan dalam mengembangkan proyekproyek yang memiliki kualitas baik. Perusahaan memiliki proyek-proyek di lokasi-lokasi yang strategis dalam skala besar, dengan konsep pembangunan yang menyeluruh sesuai keinginan konsumen. Kelangsungan bisnis Perusahaan juga diharapkan terus berkelanjutan dengan didukung oleh cadangan lahan (land bank) yang besar. Sedangkan struktur permodalan yang kuat menjadi faktor penting bagi Perusahaan dalam menyelesaikan pembangunan proyek-proyeknya secara tepat waktu dan berkualitas.
The Company’s ability to demonstrate admirable performance is inextricably linked to the dedication of all management tiers and Company employees in developing projects of prime quality. The Company owns large-scale projects in strategic locations by applying an all-inclusive development concept tailored to consumer needs. The sustainability of Company business ventures is also ensured through the availability of vast land banks. A solid capital structure on the other hand is a crucial determinant for enabling the Company to complete the development of quality projects in a timely manner.
Pendapatan | Revenue
Rp Miliar Billion
2010
2009
1,367.6
1,059.0
Laba Kotor | Gross Profit
Rp Miliar Billion
669.3
498.1
Laba Usaha | Operating Profit
Rp Miliar Billion
241.7
166.8
Laba Bersih | Net profit
Rp Miliar Billion
178.7
132.3
Marjin Laba Kotor | Gross Profit Margin
%
48.9
47.0
Marjin Laba Usaha | Operating Profit Margin
%
17.7
15.7
2010
2009
Jumlah Aset | Total Assets
Rp Miliar Billion
17,064.2
11,592.6
Kas & Setara Kas | Cash & Cash Equivalent
Rp Miliar Billion
860.6
760.4
Jumlah Kewajiban | Total Liabilities
Rp Miliar Billion
6,582.7
5,794.1
Jumlah Ekuitas | Total Equity
Rp Miliar Billion
8,021.7
4,642.5
Debt to Equity Ratio
%
0.6
0.7
Pencapaian tersebut merupakan kontribusi dari unit-unit usaha Bakrieland, yaitu unit usaha City Property, Landed Residential, Hotel & Resort, dan Infrastruktur Terkait Properti. City Property adalah unit usaha Bakrieland yang mengembangkan proyek superblok Rasuna Epicentrum di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta, dengan 244 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
These accomplishments are commendable contributions from Bakrieland business units namely City Property, Landed Residential, Hotel & Resort, and Property-Related Infrastructure. City Property is Bakrieland’s business unit dedicated to the development of the Rasuna Epicentrum superblock project located at the main CBD area of
245 Annual Report 2010 Bakrieland
produk utama apartemen dan bangunan tinggi lainnya seperti perkantoran. Sedangkan Landed Residential merupakan unit usaha Bakrieland yang mengembangkan perumahan (landed housing) dengan proyek utamanya adalah perumahan Bogor Nirwana Residence yang berada di kawasan utama kota Bogor. Sementara itu, Hotel & Resort merupakan unit usaha yang bergerak dibidang perhotelan, dengan proyek utamanya berada di salah satu pusat pariwisata dunia yaitu Bali. Sedangkan infrastruktur terkait properti merupakan unit usaha yang mengembangkan proyek infrastruktur yang berhubungan langsung dengan properti.
Kuningan, Jakarta which features apartments and high-rise structures such as office buildings as its main product. Landed Residential is Bakrieland’s business unit which concentrates on developing landed housing areas with its main project, Bogor Nirwana Residence, situated at a prime location in Bogor City. Hotel & Resort on the other hand, is a business unit within Bakrieland engaged in the hotel sector where its leading project is situated in Bali hailed as one of the world’s preferred tourist destinations. Another business unit, Property-Related Infrastructure, is involved in the development of infrastructure projects directly associated with properties.
City Property Rp miliar | billion
2010
% to Rev
2009
%to Rev
Pertumbuhan | Growth Rp
%
Pendapatan | Revenue
480,9
100,0%
468,0
100,0%
12,9
2,8%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
269,5
56,0%
257,1
54,9%
12,4
4,8%
Laba Kotor | Gross Profit
211,2
43,9%
210,9
45,1%
0,3
0,1%
Beban Usaha | Operating Expenses
178,2
37,1%
168,4
35,9%
9,8
5,8%
10,4
2,2%
42,5
9,1%
(32,1)
-75,5%
Laba Usaha | Operating Profit
Unit City Property membukukan pendapatan Rp 480,7 miliar, atau naik sebesar 2,7% dari Rp 468,0 miliar di tahun 2009. Kenaikan pendapatan unit City Property ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan kondominium. Unit City Property Bakrieland merupakan penopang pendapatan Perusahaan, dan memberikan kontribusi terbesar selama tahun 2010, yaitu 35,1% dari total pendapatan.
The City Property Unit posted Rp 480.7 billion in revenues, or a 2.7% increase from Rp 468.0 billion in 2009. This revenue growth is due to the rise in revenue of condominium. Bakrieland’s City Property Unit is the main pillar for the Company’s income by yielding the largest contribution in 2010 at 35.1% of total revenues.
Pendapatan dari Unit City Property dihasilkan dari penjualan proyek-proyek bangunan tinggi (highrise) di antaranya perkantoran Bakrie Tower, The Grove Condominium, The Grove Suites, proyek komersial Lifestyle Center dan apartemen The Wave.
Revenue from the City Property Unit is derived from the sales of high-rise building projects including Bakrie Tower, The Grove Condominium, The Grove Suites, Lifestyle Center commercial project and The Wave apartment building.
Bakrie Tower, proyek bangunan perkantoran 47 lantai yang menjadi flagship Perusahaan, telah selesai konstruksinya di tahun 2009 dengan sebagian besar saleable areanya telah terjual atau tersewa. Per 31 Desember 2010 take-up rate telah mencapai sekitar 95%, dimana sekitar 30% take up rate merupakan bagian yang tersewa.
Bakrie Tower, an office building of 47 floors high serves as the Company’s flagship where construction was completed in 2009 with most of its saleable area is either sold or leased. As of 31 December 2010 its take-up rate reached an impressive 95% of which approximately 30% of the take-up rate are the leased units.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Demikian pula proyek Lifestyle Center, yang mulai beroperasi di bulan Maret 2010, per 31 Desember 2010 sebanyak 45% dari total saleable area telah terjual atau dipesan untuk disewa.
Similarly, the Lifestyle Center project which commenced operation in March 2010, as of 31 December 2010, 45% of its total saleable area is either sold or booked for lease.
Sedangkan konstruksi pembangunan The Grove yang terdiri atas 2 tower kondominium dengan total 438 unit telah mencapai 45,4% hingga 31 Desember 2010, dan sebanyak 216 unit yang tersedia telah terjual.
Construction on The Grove which showcases 2 condominium towers for a total 438 units reached 45.4% near completion by 31 December 2010, and 216 available units have been sold.
Proyek The Grove Suites, yang merupakan strata hotel, hingga 31 Desember 2010 telah terjual 61 unit dengan progres konstruksi telah mencapai sekitar 55,5%.
The Grove Suites which refers to a strata hotel, by 31 December 2010 has sold 61 units and development has reached 55.5% into the construction stage.
Sementara itu beban pokok penjualan unit usaha City Property mengalami peningkatan akibat penyesuaian harga beberapa bahan material bangunan. Sehingga margin laba kotor mengalami penurunan dari 45,1% di tahun 2009 menjadi 43,9% di tahun 2010.
The cost of goods sold for the City Property Unit on the other hand has experienced an increase arising from price adjustments for certain construction materials. The gross profit margin decreased to 43.9% in 2010 from 45.1% in 2009.
Proyek lainnya adalah Wave Condominium yang memiliki total 9 tower. Apartemen The Wave yang pada tahap pertama dipasarkan 3 tower, yaitu tower Coral, Sand dan Breeze, memiliki total 848 unit apartemen. Dua dari tiga tower yang dipasarkan sedang dibangun dengan progres kontruksi per 31 Desember 2010 sebesar 43,2%
The Wave Condominium project boasts a total of 9 towers. The Wave apartment building has placed a total of 848 apartment units from three towers, namely Coral, Sand and Breeze, on the market in the initial stage. Two out of the three towers on offer are currently 43.2% into the construction phase as of 31 December 2010.
Disamping proyek-proyek di atas, bekerja sama dengan Perumnas, Bakrieland juga mengembangkan proyek rumah susun bersubsidi (Rusunami) Sentra Timur Residence di Jakarta Timur, untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan tempat hunian 1.000 tower. Pada tahap pertama, dikembangkan 3 tower yang memiliki total 1.327 unit, dengan rencana pengembangan keseluruhan hingga 11 tower. Pada bulan Oktober 2009 telah dilakukan topping off atas ketiga tower rusunami dan hingga 31 Desember 2010, progres konstruksi Sentra Timur Residence telah mencapai 86,4% dengan take up rate mencapai sekitar 47,8%, dimana sejumlah 634 unit Rusunami telah terjual. Lokasi Sentra Timur Residence yang strategis berdekatan dengan akses jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) dan fasilitas yang cukup lengkap merupakan faktor utama suksesnya proyek ini, dan diharapkan
In addition to the aforementioned projects, Bakrieland has forged partnership with stateowned housing company Perumnas in developing the Sentra Timur Residence subsidized low-cost apartment project in East Jakarta to support the government program in the construction of 1,000 housing towers. At the initial stage, three towers accommodating a total of 1,327 units are being developed with plans to further expand the project to a total of 11 towers. In October 2009, the topping-off of all three apartment towers was launched and by 31 December 2010, construction progress of Sentra Timur Residence reached 86.4% near completion with a take-up rate of 47.8%, and 634 units have been sold. Strategically located in proximity to the JORR (Jakarta Outer Ring Road) toll road access, Sentra Timur Residence offers inclusive facilities which add to the success of this project, and expected to boost
246 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
247 Annual Report 2010 Bakrieland
penjualan Rusunami Sentra Timur Residence akan semakin meningkat seiring dengan selesainya konstruksi bangunan.
sales of its apartment units as construction is completed.
Landed Residential Pertumbuhan | Growth
Rp miliar | billion
2010
% to Rev
2009
%to Rev
Pendapatan | Revenue
403.9
100.0%
375.0
100.0%
28.9
7.7%
Rp
%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
139.6
34.6%
170.4
45.4%
-30.8
-18.1%
Laba Kotor | Gross Profit
264.3
65.4%
204.6
54.6%
59.7
29.2%
Beban Usaha | Operating Expenses Laba Usaha | Operating Profit
78.7
19.5%
98.1
26.2%
-19.4
-19.8%
157.3
38.9%
106.5
28.4%
50.8
47.7%
Kinerja Unit Landed Residential mengalami peningkatan sebesar 7,7% di tahun 2010 dari Rp 375,0 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 403,9 miliar di tahun 2010. Hal ini dimungkinkan oleh relatif rendahnya suku bunga KPR selama tahun 2010. Kontribusi penjualan terbesar unit usaha Landed Residential berasal dari proyek Bogor Nirwana Residence.
The performance of the Landed Residential Unit registered a 7.7% increase in 2010 from Rp 375.0 billion in 2009 to Rp 403.9 billion in 2010. This is made possible by the relatively low mortgage rates on hand throughout 2010. The largest sales contribution for the Landed Residential business unit originates from the Bogor Nirwana Residence project.
Di tahun 2010 Bogor Nirwana Residence (BNR) menyumbang sebesar Rp 274,4 miliar atau sekitar 86,8% dari total penjualan perumahan di Unit Landed Residential. Sedangkan proyek perumahan di Batam (Batam Nirwana Residence) dan Malang (Ijen Nirwana Residence) memberikan kontribusi sekitar 3,5% dan 9,6%.
In 2010, Bogor Nirwana Residence (BNR) brought in Rp 274.4 billion or 86.8% from total sales of housing units at the Landed Residential Unit. Residential projects in Batam (Batam Nirwana Residence) and Malang (Ijen Nirwana Residence) on the other hand, contributed 3.5% and 9.6% respectively.
Selain dari penjualan perumahan, pendapatan Unit Landed Residential juga berasal dari proyek lainnya yaitu The Jungle Waterpark, Aston Bogor Hotel & Resort dan proyek komersial Orchard Walk. The Jungle Waterpark yang mulai beroperasi sejak tahun 2007 memiliki luas area sebesar 3,5 ha mampu menarik pengunjung 835 ribu orang dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp 39,6 miliar di tahun 2010, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan di tahun 2009 yang sebanyak 805 ribu orang dan pendapatan sebesar Rp 40,6 miliar.
Aside from the sales of housing units, Landed Residential Unit revenue is also drawn from other key projects such as The Jungle Waterpark, Aston Bogor Hotel & Resort and Orchard Walk. The Jungle Waterpark, stretched across 3.5 hectares of land, opened its doors in 2007 and managed to draw in an overwhelming 835 thousand visitors which generated earnings worth Rp 39.6 billion in 2010, an increase compared to the previous year which attracted 805 thousand people and an income of Rp 40.6 billion.
Margin laba kotor unit usaha Landed Residential mengalami peningkatan dari 54,6% di tahun 2009 menjadi 65,4% di tahun 2010, demikian halnya dengan margin laba operasi yang mengalami peningkatan menjadi 38,9% pada tahun 2010 dari 28,4% di tahun sebelumnya.
Gross profit margin for the Landed Residential Business Unit rose to 65.4% in 2010 from 54.6% in 2009, which was also the case for its operating income margin as it reached 38.9% in 2010, an increase from 28.4% in the previous year
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Hotel & Resort Pertumbuhan | Growth
Rp miliar | billion
2010
% to Rev
2009
%to Rev
Rp
%
Pendapatan | Revenue
398.8
100.0%
216.0
100.0%
182.8
84.6%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
240.9
60.4%
132.8
61.5%
108.1
81.4%
Laba Kotor | Gross Profit
157.9
39.6%
83.2
38.5%
74.7
89.8%
Beban Usaha | Operating Expenses
70.8
17.7%
53.8
24.9%
17.0
31.6%
Laba Usaha | Operating Profit
70.2
17.6%
29.4
13.6%
40.8
138.8%
Pada tahun 2010, kontribusi dari unit usaha Hotel & Resort mencapai Rp 398,8 miliar atau meningkat sebesar 84,6% dibandingkan dengan Rp 216,0 miliar di tahun 2009. Kinerja yang baik ini terutama berasal dari penjualan proyek Pullman Bali Legian Nirwana, hotel strata berbintang 5 pertama yang berlokasi di Kuta Bali, yang memberikan kontribusi sekitar 46,9% dari pendapatan Unit Hotel & Resort. Hingga akhir Desember 2010, pembangunan konstruksi ini sudah mencapai 95% dengan tingkat penjualan yang sangat baik dimana dari 270 unit yang ditawarkan telah terjual sekitar 81,8% (marketing sales). Di samping itu, ada 90 unit yang tidak dijual dan akan disewakan. Sementara dari segi hasil operasi, unit usaha Hotel & Resort membukukan laba kotor sebesar Rp 157,9 miliar, atau meningkat sebesar 89,8% dari tahun 2009 yang sebesar Rp 83,2 miliar, dan laba operasi meningkat menjadi Rp 70,2 miliar atau naik 138,8% dari Rp 29,4 miliar di tahun sebelumnya.
In 2010, contributions from the Hotel & Resort Business Unit amounted to Rp 398.8 billion or soared 84.6% compared to Rp 216.0 billion in 2009. This remarkable feat was mainly due to the sales performance of Pullman Bali Legian Nirwana, the first ever five-star strata hotel in Kuta, Bali which contributed 46.9% of the total income for the Hotel & Resort Unit. By the end of December 2010, construction reached 95% near completion with outstanding sales levels where 81.8% from 270 units on offer have been sold (marketing sales). Furthermore, there are 90 units reserved for lease. With respect to operating income, the Hotel & Resort Unit managed to post Rp 157.9 billion in gross profit, or a 89.8% jump from 2009 at Rp 83.2 billion, and operating income leapt Rp 70.2 billion or climbed 138.8% from Rp 29.4 billion in the previous year.
Kontribusi lainnya dari pendapatan unit usaha Hotel & Resort berasal dari PT Bali Nirwana Resort (BNR Bali) dimana Bakrieland memiliki kepemilikan sebesar 52,5%. BNR Bali ini memiliki proyek Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR), sebuah proyek resort terintegrasi seluas 100,3 ha yang berlokasi di Tanah Lot, salah satu kawasan tujuan wisata utama di pulau Bali. NBR terdiri atas 278 kamar hotel mewah berbintang 5 yang dioperasikan oleh Pan Pacific, dan dilengkapi fasilitas padang golf 18 holes rancangan legenda golf Greg Norman dan merupakan salah satu resort golf terbaik di Asia, yang dinobatkan sebagai Asian Leading Golf Resort oleh World Travel Award. Di tahun 2010 NBR mencatat pendapatan sebesar Rp 199,5 miliar.
Other revenue contributions from the Hotel & Resort Business Unit are derived from PT Bali Nirwana Resort (BNR Bali) where Bakrieland has 52.5% ownership. BNR Bali is the owner of Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR), an integrated resort project built on a 100.3? (103)-hectare expanse of land in Tanah Lot, one of Bali’s often-visited tourism spots. NBR has on offer 278 five-star luxurious hotel rooms under the management of Pan Pacific that comes complete with an 18-hole signature golf course designed by legendary golfer Greg Norman and acclaimed as one of the finest golf resorts in Asia when it earned the Asian Leading Golf Resort by World Travel Award. In 2010 NBR recorded earnings worth Rp 199.5 billion.
Perbaikan kinerja unit hotel dan resort tidak terlepas dari membaiknya iklim pariwisata di
The notable improvements to Hotel & Resort Unit performance are concomitant with encouraging
248 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
249 Annual Report 2010 Bakrieland
Indonesia, khususnya di Bali. Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali mencapai 2,6 juta selama tahun 2010, meningkat dibanding tahun 2009 yang sebanyak 2,4 juta (sumber: Biro Pusat Statistik, BPS, Maret 2011). Di samping itu, kepercayaan dunia internasional kepada Bali juga tetap tinggi, yang terlihat dari banyaknya acara-acara internasional yang diselenggarakan di Bali seperti FIABCI conference, International Geosciences Conference and 4th International Women’s Conference.
developments in Indonesia’s tourism climate, notably in Bali. The number of foreign visitors to Bali reached 2.6 million throughout 2010 compared to 2009 which welcomed 2.4 million international tourists (source: Central Bureau of Statistics, BPS, March 2011). Furthermore, the international community remains confident in Bali as demonstrated in the array of international events held in Bali such as the FIABCI conference, International Geosciences Conference, and 4th International Women’s Conference.
Property-Related Infrastructure Rp miliar | billion Pendapatan | Revenue
2010 84.1
% to Rev 100.0%
2009 -
%to Rev 0%
Pertumbuhan | Growth Rp 84.1
% 100.0%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
48.4
57.5%
-
0%
48.4
0.0%
Laba Kotor | Gross Profit
35.8
42.5%
-
0%
35.8
100.0%
Beban Usaha | Operating Expenses
28.1
33.4%
11.3
0%
16.8
147.9%
3.8
4.5%
(11.3)
0%
15.1
133.5%
Laba Usaha | Operating Profit
Bakrieland memiliki dua unit usaha di dalam Unit infrastruktur terkait properti, yaitu jalan tol dan pengelolaan air terpadu. Di bidang jalan tol, saat ini Bakrieland telah membangun satu ruas jalan tol yaitu ruas Kanci-Pejagan sepanjang 35 km, yang dibangun melalui anak usahanya PT Semesta Marga Raya (SMR) yang dimiliki oleh Perusahaan sebesar 100%. Ruas Kanci-Pejagan merupakan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya dalam satu konseksi jalan tol dan merupakan program pemerintah dalam rangka membangun infrastruktur jalan di pulau Jawa. Di tahun 2010, jalan Tol Kanci-Pejagan mulai membukukan pendapatan sebesar Rp 84,1 miliar dibandingkan dengan nihil di tahun 2009. Laba usaha tercatat sebesar Rp 3,8 miliar, menghasilkan marjin laba usaha sebesar 4,6%.
Bakrieland has two business units within the Property-Related Infrastructure unit namely toll road development and integrated water management. With regard to its toll road business, Bakrieland currently has developed the 35-km long Kanci-Pejagan toll road section of which construction is carried out through its subsidiary PT Semesta Marga Raya (SMR) fully owned by the Company. The Kanci-Pejagan section is part of the Trans Java toll road network linking Jakarta and Surabaya in a single toll road concession in support of the government program to develop road infrastructure in Java Island. In 2010, the Kanci-Pejagan toll road has posted debut earnings worth Rp 84.1 billion compared to zero income in 2009. Operating income amounted to Rp 3.8 billion and produced 4.6% in operating income margin.
Di bidang pengelolaan air terpadu, Bakrieland memiliki kepemilikan sebesar 75% di PT Alberta Utilities yang memiliki kepemilikan saham di PT Aetra Air Jakarta (Aetra) sebesar 5%.
Concerning integrated water management, Bakrieland has 75% ownership of PT Alberta Utilities which in turn has 5% ownership of PT Aetra Air Jakarta (Aetra).
Kinerja Masing-Masing Sub Sektor Bakrieland memiliki dua sub-sektor yang menjadi pilar utama bisnis Perusahaan, yaitu sub-sektor apartemen dan sub-sektor perumahan atau landed housing. Kedua sub-sektor ini pada tahun 2009 dan 2010 menyumbang masing-
Sub-Sector Performance Bakrieland has two sub-sectors which constitute as the Company’s main business pillars, namely the apartment and landed housing sub-sectors. Both sub-sectors in 2009 and 2010 contributed 33.3% and 33.1% respectively to the Company’s
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
masing 33,3% dan 33,1% terhadap pendapatan konsolidasi Perusahaan. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan Perusahaan selama tahun 2010 terutama adalah The Grove Condominium, The Grove Suites, dan The Wave yang terletak di Rasuna Epicentrum Kuningan serta proyek apartemen bersubsidi Sentra Timur Residence di Jakarta Timur. Adapun proyek perumahan yang memberikan kontribusi utama terhadap pendapatan Perusahaan adalah proyek Bogor Nirwana Residence (BNR) di Bogor, yang pada tahun 2010 memasarkan perumahan kluster Harmony dan The Cliff. Pada tahun 2009 dan 2010, Bakrieland juga membukukan pendapatan dari sub-sektor perkantoran strata yang cukup signifikan, dimana Bakrieland membangun proyek menara perkantoran besar yaitu Bakrie Tower.
consolidated earnings. Apartment projects as main sources of Company income throughout 2010 included from The Grove Condominium, The Grove Suites, and The Wave situated at Rasuna Epicentrum Kuningan as well as the Sentra Timur Residence subsidized apartment project in East Jakarta. A residential project with a major contribution to Company revenue is Bogor Nirwana Residence (BNR) in Bogor which in 2010 marketed the Harmony and The Cliff residential clusters. In 2009 and 2010, Bakrieland also secured significant income from the strata office sub-sector where Bakrieland has developed a large-scale office building project known as Bakrie Tower.
Kontribusi Penjualan Masing-masing Sub-Sektor | Sales Contributions of Each Sub-Sector 2010 (Rp miliar billion)
% to total revenue
2009 (Rp miliar billion)
% to total revenue
YoY Changes
315.9
23.1
301.1
26.0
14.8
Perumahan | Housing Apartemen | Apartment
137.0
10.0
52.0
4.5
85.1
Kantor Strata | Office Strata
149.1
10.9
274.0
23.7
-124.9
Hotel Strata | Hotel Strata
303.6
22.2
164.7
14.2
138.9
Hotel & Resor | Hotel & Resort
178.3
13.0
116.6
10.1
61.8
Wahana Air | Waterpark
39.6
2.9
40.6
3.5
-1.0
Kawasan Ritel & Olah Raga | Retail & Sport Area
54.4
4.0
43.6
3.8
10.8
Sewa Kantor | Office Rent
26.3
1.9
16.4
1.4
9.9
Manajemen Jasa | Service Management
79.2
5.8
50.2
4.3
29.0
Toll Road
84.1
6.2
-
0.0
84.1
Perumahan Pendapatan dari sub-sektor perumahan sepanjang tahun 2010 mencapai Rp 315,9 miliar, atau mengalami kenaikan dari tahun 2009 yang sebesar Rp 301,1 miliar. Kontribusi terbesar dari sub sektor perumahan berasal dari proyek perumahan Bogor Nirwana Residence di Bogor sebesar 86,8 % dari penjualan perumahan. Peningkatan penjualan sub-sektor perumahan terutama dimungkinkan oleh relatif rendahnya suku bunga KPR selama tahun 2010.
250 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Residential Revenues from the landed residential sub-sector all through 2010 amounted to Rp 315.9 billion, or an increase from Rp 301.1 billion in 2009. The lion’s share of contribution from the landed residential sub-sector is generated from the Bogor Nirwana Residence project in Bogor which accounts for 86.8 % from total sales of housing units. The growth in landed residential sub-sector sales is principally due to the fairly low mortgage rates throughout 2010.
251 Annual Report 2010 Bakrieland
Harga Beli Tanah, Biaya Pembangunan, Harga Jual Tanah dan Harga Jual Bangunan Land Purchase Price, Development Cost, Land Sale Price and Building Sale Price Bogor 2010
Batam 2009
2010
Malang 2009
2010
2009
Harga beli tanah mentah | land purchase price Terendah | Lowest
Rp 000/sqm
155.0
20.0
NA
18.0
NA
494.0
Rata-rata | Average
Rp 000/sqm
200.0
168.0
NA
30.0
NA
494.0
Tertinggi | Highest
Rp 000/sqm
350.0
315.0
NA
42.0
NA
494.0
2,090.9
1,818.0
1,900.0
1,850.0
2,250.0
2,150.0
Biaya pembangunan | Development cost Terendah | Lowest
Rp 000/sqm
Rata-rata | Average
Rp 000/sqm
2,636.4
2,250.0
2,075.0
2,050.0
2,500.0
2,425.0
Tertinggi | Highest
Rp 000/sqm
3,164.5
2,682.0
2,250.0
2,250.0
2,634.0
2,974.0
Harga jual tanah | Land sale price excl VAT Terendah | Lowest
Rp 000/sqm
1,038.0
905,0
655,0
591,0
2,080.0
1,973.0
Rata-rata | Average
Rp 000/sqm
1,914.0
1,926,0
897,0
687,0
2,775.0
2,712.0
Tertinggi | Highest
Rp 000/sqm
3,700.0
3,271,0
1,174.0
927,0
3,823.0
3,924.0
Harga jual bangunan | Building sale price excl VAT Terendah | Lowest
Rp 000/sqm
2,590.0
2,455.0
2,335.0
1,276.0
2,500.0
2,475.0
Rata-rata | Average
Rp 000/sqm
3,052.0
3,052.0
2,632.0
2,298.0
2,715.0
2,861.0
Tertinggi | Highest
Rp 000/sqm
3,781.0
3,650.0
2,889.0
5,316.0
2,955.0
3,000.0
Apartemen Pada tahun 2010, sub-sektor apartemen memberikan kontribusi pendapatan kepada Perusahaan sebesar Rp 137,0 miliar, atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 51,9 miliar. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya minat untuk tinggal di apartemen seiring dengan tingkat kemacetan yang semakin tinggi. Per 31 Desember 2010, progres konstruksi untuk The Grove Condominium dan The Grove Suites telah mencapai masing-masing 45,4% dan 55,5%, sementara progress pembangunan 2 tower apartemen The Wave mencapai sekitar 43,2%. Proyek-proyek The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum masih akan tetap memberikan kontribusi pendapatan di tahun mendatang, dimana pendapatan dari sub-sektor apartemen yang belum dapat diakui (sales backlog) pada 31 Desember 2010 mencapai Rp 251,5 miliar.
Apartment In 2010, the apartment sub-sector contributed Rp 137.0 billion to Company income, or a substantial rise from Rp 51.9 billion in 2009. This upward movement is driven by the greater appeal to reside in apartments given the unbearable traffic congestion in the heart of the city. As of 31 December 2010, construction progress for The Grove Condominium and The Grove Suites has attained respectively 45.4% and 55.5% towards finalization, while the development of two of The Wave apartment towers has reached 43.2% near completion. Projects known as The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave situated at Rasuna Epicentrum shall remain to be a significant income contributor in the following year where unrecognized revenue from the apartment sub-sector (sales backlog) on 31 December 2010 amounted to Rp 251.5 billion.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land) 2010
The Grove
Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
The Wave
891.2
Harga Jual | Sales Price
556.8
The Grove Condo
The Grove Suites
The Wave
Terendah | Lowest
Rp million / sqm
14.7
21.3
11.7
Rata-rata | Average
Rp million / sqm
21.2
25.2
13.7
Tertinggi | Highest
Rp million / sqm
27.3
28.1
17.8
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Perkantoran Strata Dari sub-sektor perkantoran strata, Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 149,1 miliar selama tahun 2010, atau turun 45,6% dibandingkan dengan Rp 273,9 miliar selama tahun 2009. Kontribusi terbesar dari penjualan pada tahun 2010 terutama berasal dari proyek Bakrie Tower, dimana proyek perkantoran tersebut telah beroperasi, dengan take-up rate kurang lebih sebesar sebesar 95% (65% terjual dan 30% telah dipesan untuk disewa).
Strata Office Buildings For its strata office building sub-sector, the Company has posted sales worth Rp 149.1 billion for 2010, or a 45.6% decrease compared to 2009 at Rp 273.9 billion. The largest contribution from sales in 2010 is primarily gained from the already functioning Bakrie Tower office project with a take-up rate of approximately 95% (65% sold and 30% booked for lease).
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land) 2010
Bakrie Tower
Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
900.4
Harga Jual | Sales Price Terendah | Lowest
Rp million / sqm
20.0
Rata-rata | Average
Rp million / sqm
22.0
Tertinggi | Highest
Rp million / sqm
24.9
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Hotel Strata Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh pendapatan dari hotel strata sebesar Rp 303,6 miliar, atau naik 84,3% dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp 164,7 miliar. Peningkatan penjualan dari subsektor hotel strata tersebut terutama dimungkinkan oleh suksesnya penjualan proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Progres konstruksi proyek ini yang merupakan strata hotel pertama di kawasan Kuta ini telah selesai pada 95% dengan take-up rate sebesar 81,8%. Di samping itu, pendapatan dari sub-sektor hotel strata juga didukung oleh pembangunan proyek Aston Bogor Hotel & Resort yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. Aston Bogor Hotel & Resort telah beroperasi sejak bulan Desember 2010.
252 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Strata Hotels In 2010, the Company secured revenue from the strata hotel to the amount of Rp 303.6 billion, or an 84.3% climb compared to 2009 at Rp 164.7 billion. The growth in sales from the strata hotel sub-sector is chiefly due to the impressive sales of Pullman Bali Legian Nirwana located at Kuta, Bali. Construction on this pioneering strata hotel project has reached 95% near completion with a take-up rate of 81.8%. In addition, income from the strata hotel sub-sector is also supported by the development of Aston Bogor Hotel & Resort situated within the Bogor Nirwana Residence complex. Aston Bogor Hotel & Resort has been in operation since December 2010.
253 Annual Report 2010 Bakrieland
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land) Pullman Bali Legian Nirwana
2010 Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
421.0
Harga Jual | Sales Price Terendah | Lowest
Rp million / sqm
18.0
Rata-rata | Average
Rp million / sqm
22.8
Tertinggi | Highest
Rp million / sqm
31.0
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Hotel & Resor Pendapatan dari Hotel & Resor selama tahun 2010 mencapai Rp 178,3 miliar, naik tajam dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 116,6 miliar. Kontribusi terbesar diperoleh dari Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR) yang memberikan pendapatan sebesar sebesar Rp 119,4 miliar. Sementara itu, Aston Rasuna Residence memberikan kontribusi sekitar 25,1% terhadap pendapatan dari Hotel & Resor. Selama tahun 2010, Aston Rasuna Residence mencatat kenaikan rata-rata tingkat hunian menjadi 83,7% dibanding rata-rata tingkat hunian selama tahun 2009 sebesar 85,5%. Sementara, tingkat hunian Pan Pacific Nirwana Bali Resort sepanjang tahun 2010 tercatat sebesar 62,5%.
Hotel & Resort Revenue from Hotel & Resort throughout 2010 reached Rp 178.3 billion, a pronounced climb compared to Rp 116.6 billion in the previous year. Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR) brought in the largest contribution with revenue of Rp 119.4 billion. Aston Rasuna Residence on the other hand contributed 25.1% to total Hotel & Resort revenue. In 2010, Aston Rasuna Residence recorded an increase in average occupancy rate at 83.7% compared to 85.5% in 2009. The occupancy rate for Pan Pacific Nirwana Bali Resort throughout 2010 reached 62.5%.
Waterpark Waterpark The Jungle memberikan kontribusi pendapatan yang sangat baik, yaitu sebesar Rp 39,6 miliar pada tahun 2010, sedikit mengalami penurunan dari tahun 2009 yang sebesar Rp 40,6 miliar. Jumlah pengunjung The Jungle selama tahun 2010 tercatat sebanyak 835 ribu orang, atau rata-rata dikunjungi 2.287 orang setiap hari di tahun 2010. Wahana rekreasi air ini merupakan proyek Bakrieland yang berlokasi di dalam perumahan Bogor Nirwana Residence dan mulai beroperasi secara komersial sejak awal tahun 2007.
Waterpark The Jungle Waterpark is a reliable source of income by drawing in Rp 39.6 billion in 2010, a slight drop compared to 2009 at Rp 40.6 billion. The crowd of visitors streaming into The Jungle throughout 2010 reached 835 thousand people, or an average of 2,287 visitors each day all year through. This water recreational facility is part of Bakrieland’s project situated in Bogor Nirwana Residence and was commercially functioning since early 2007.
Retail & Sport Area Pendapatan dari sub-sektor retail selama tahun 2010 tercatat sebesar Rp 46,9 miliar, atau naik dibanding Rp 38,2 miliar pada tahun 2009. Pendapatan dari subsektor ini terutama disumbangkan oleh penyewaan area perbelanjaan Pasar Festival dan Lifestyle Center, penjualan Orchard Walk di Bogor Nirwana Residence dan juga berasal dari keanggotaan Elite Club Epicentrum
Retail & Sports Area Revenue from the retail sub-sector in 2010 registered at Rp 46.9 billion, or an upward movement from Rp 38.2 billion in 2009. This sub-sector primarily gains its revenue from the lease of prime shopping space at Pasar Festival and Lifestyle Center, brisk sales of Orchard Walk at Bogor Nirwana Residence and also from the membership of Elite Club Epicentrum which
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
yang mencapai 2.270 orang pada 31 Desember 2010. Untuk area komersial Pasar Festival, selama dua tahun terakhir memiliki tingkat hunian sangat baik mencapai 83,5% pada tahun 2010 dan 88,9% pada 2009.
caters to 2,270 members on 31 December 2010. For the Pasar Festival commercial area, in the past two years, occupancy rates have been highly satisfactory at the impressive level of 83.5% in 2010 and 88.9% in 2009.
Jalan Tol Pendapatan dari sub-sektor jalan tol tercatat sebesar Rp 84,1 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan nihil di tahun 2009 karena jalan tol mulai beroperasi penuh di tahun 2010. Pendapatan jalan tol ini disumbangkan oleh ruas jalan Tol KanciPejagan sepanjang 35 km. Selama tahun 2010, rata-rata jumlah kendaraan yang melewati jalan tol ini sebanyak 10.777 kendaraan per hari dengan tarif rata-rata sekitar Rp 24.000.
Toll Road Revenue from the toll road sub-sector was recorded at Rp 84.1 billion in 2010 compared to nil in 2009 because this sub-sector just began fully operational in 2010. Toll road revenue was contributed by the 35 km Kanci-Pejagan toll road section. In 2010, the average number of vehicles passing this road was 10,777 vehicles with an average tariff around Rp 24,000.
Pangsa Pasar Konsep pembangunan properti yang terencana serta strategi pemasaran yang tepat membuat Bakrieland berhasil menjual setiap proyek properti yang dikembangkan, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan terutama untuk proyek-proyek residensial yang merupakan bisnis inti dari Perusahaan.
Market Share A well-defined property development concept coupled with clear-cut marketing strategies have contributed to Bakrieland’s success in marketing every property project that it has developed, resulting in a sizeable market share particularly for residential projects which constitute as the Company’s core business.
Apartemen Untuk pasar apartemen, proyek-proyek apartemen yang dikembangkan Perusahaan di Rasuna Epicentrum memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu kurang lebih 26,0% total apartemen yang berlokasi di Jakarta CBD.
Apartment Apartment projects developed by the Company within the Rasuna Epicentrum area have captured a substantial slice of the market share at approximately 26.0% of total apartments located at CBD Jakarta.
Perumahan Melalui Bogor Nirwana Residence, Perusahaan memiliki pangsa pasar sekitar 7,0% untuk proyek perumahan menengah dan menengah atas yang berlokasi di kota Bogor.
Housing Through Bogor Nirwana Residence, the Company has managed to secure 7.0% in market share for residential projects of middle and middle up segments located in Bogor City.
Perkantoran Proyek-proyek perkantoran Perusahaan yang meliputi the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, dan proyek perkantoran di Lifestyle Center serta Rasuna Office Park memiliki pangsa sekitar 2,9% dari total pasar perkantoran di Jakarta CBD.
Office Buildings The Company’s office building projects encompass Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, and those located at Lifestyle Center as well as the Rasuna Office Park which gained control of 2.9% market share from total office market share in CBD Jakarta.
Pusat perbelanjaan Perusahaan melalui Pasar Festival dan Lifestyle Center memiliki pangsa pasar untuk pusat perbelanjaan (komersial) di Jakarta CBD sekitar 3,3%.
Shopping Centers Through Pasar Festival and Lifestyle Center, the Company has carved a portion of the market share for shopping areas (commercial) at 3.3% in CBD Jakarta.
254 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
255 Annual Report 2010 Bakrieland
Perhotelan Pangsa pasar Perusahaan untuk hotel di Bali sekitar 2,7% dan kurang lebih 3,8% untuk hotel di Jakarta CBD.
Hotels The Company’s market share for hotels in Bali reaches 2.7% and roughly 3.8% for hotels located in CBD Jakarta.
Jalan Tol Pangsa pasar Perusahaan untuk unit bisnis jalan tol di tahun 2010 adalah 4,7%.
Toll Road The Company’s market share in the toll road business unit in 2010 was 4.7%.
Perkembangan Harga Produk Penetapan harga produk merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan properti dan merupakan keputusan yang strategis. Meskipun dalam suatu periode terdapat peningkatan harga bahan-bahan bangunan serta inflasi, penyesuaian harga produk-produk properti tidak selalu bergerak dalam tingkat yang sama. Kebijakan penetapan harga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian secara umum, termasuk di dalamnya faktorl daya beli calon konsumen. Kendati perekonomian mengalami perbaikan di tahun 2010, namun persaingan yang ketat di industri properti membuat ruang bagi kenaikan harga menjadi terbatas.
Product Price Development Determining the most fitting product price signifies as a critical element for property companies and as such treated as a strategic decision. Although in a certain period companies may have to deal with price hikes for construction materials and inflation, adjustments to property product prices however do not necessarily commensurate with such increases. Price setting policies must take into account the general economic condition, including the purchasing power of consumers. Despite the economy regaining its momentum in 2010, stiff competition in the property industry has profoundly restricted room for price increases.
Apartemen Harga jual apartemen yang dikembangkan oleh unit usaha City Property relatif stabil di tahun 2010. Sedikit penurunan harga terjadi untuk apartemen The Grove Suites sebagai akibat unit yang terjual di tahun 2010 lebih banyak terdiri dari unit-unit yang memiliki level dan view yang lebih rendah dibanding unit-unit di tahun 2009. Selama tahun 2010, penjualan unit apartemen (marketing sales) tercatat sebanyak 84 unit, yang terutama berasal dari penjualan apartemen The Wave, The Grove Condominium dan The Grove Suites, meningkat dibandingkan hanya 48 unit di tahun 2009, Hal ini terutama dimungkinkan oleh kondisi perekonomian makro yang kondusif dan relatif rendahnya suku bunga KPA.
Apartments The selling price of apartments formulated by the City Property business unit has remained relatively stable throughout 2010. A slight price drop was imposed for apartments within The Grove Suites as units sold in 2010 largely consisted of those from lower level units and with less stunning vistas compared to units marketed in 2009. Throughout 2010, apartment sales (marketing sales) reached 84 units, mainly those originating from the sales of apartments from The Wave, The Grove Condominium and The Grove Suites, which experienced an increase from merely 48 units in 2009. This is primarily due to an increasingly favorable macroeconomic climate and relatively low apartment mortgage rates.
Harga Rata-rata Apartemen per m2 dan Unit Terjual | Average Price per sqm and Unit Sold 2010 Rp Million/sqm
2009 Rp Million/sqm
Unit Terjual 2010 Unit Sold in 2010
Unit Terjual 2009 Unit sold in 2009
The Grove Condo
21.2
20.9
20
10
The Grove Suites
25.2
25.5
17
9
The Wave
13.7
13.5
47
29
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Perumahan Pada tahun 2010, harga jual tanah di proyekproyek perumahan mengalami penyesuaian yang berbeda, tergantung lokasinya. Harga jual tanah di proyek Bogor Nirwana Residence (BNR) relatif stabil di kisaran Rp 2 juta per meter persegi (m2), demikian halnya dengan harga jual tanah di proyek perumahan Malang yang juga relatif tetap di kisaran Rp 2,8 juta per m2. Peningkatan harga jual tanah tertinggi dialami oleh proyek perumahan Batam yang mengalami peningkatan hingga 30% menjadi rata-rata Rp 900.000 per m2. Sementara dari sisi harga jual per unit rumah, rata-rata harga jual per unit di tahun 2010 mengalami kenaikan karena penjualan unit lebih banyak terjadi untuk tipe rumah yang lebih besar yang ditujukan untuk segmen masyarakat menengah atas. Selama tahun 2010, total penjualan proyek-proyek perumahan di Bogor, Batam, dan Malang mencapai 325 unit rumah, mengalami penurunan dibandingkan dengan penjualan tahun 2009 sebanyak 564 unit rumah sebagian besar karena unit-unit yang dijual di tahun 2010 memiliki luas yang lebih besar dan harga yang lebih mahal.
Housing In 2010, the selling price of land situated at residential projects has experienced different levels of adjustments depending on location. Land price at Bogor Nirwana Residence (BNR) remained relatively stable at Rp 2 million per m2, as is the case for the Malang residential project which kept at a steady rate of Rp 2.8 million per m2. The highest increase in land price is experienced by the Batam residential complex which rose 30% to an average of Rp 900.000 per m2. With respect to selling price per housing unit, the average selling price for each house in 2010 saw a rising trend as sold units were mainly larger houses specifically targeted at the upper-middle class. In 2010, total sales of housing units for projects in Bogor, Batam, and Malang reached 325 units, a decline from the previous sales achieved in 2009 at 564 units which was mostly due to the fact that units sold in 2010 were largely more spacious houses with a more costly price tag.
Harga Rata-Rata Tanah, Unit dan Jumlah Unit Terjual | Average Land Price, Unit, and Unit Sold Harga Tanah | Land Price (Rp Million/sqm)
Bogor
Harga Unit | Unit Price (Rp Million/unit)
Unit Terjual Unit Sold
2010
2009
2010
2009
2010
2009
1.9
1.9
873.0
564.0
117
352
Batam
0.9
0.7
228.1
174.1
172
174
Malang
2.8
2.7
1,139.0
1,132.3
36
38
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales | Note: Price does not include VAT
Hotel Strata Untuk proyek Pullman Bali Legian Nirwana, harga jual rata-rata selama tahun 2010 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2009, antara lain dimungkinkan karena tingginya permintaan atas proyek ini. Jumlah unit yang terjual mengalami penurunan dari 68 unit pada tahun 2009 menjadi 49 unit seiring terbatasnya jumlah unit yang tersisa di proyek ini.
Strata Hotels For the Pullman Bali Legian Nirwana project, average selling price throughout 2010 experienced an upward movement compared to 2009, partly due to robust demand for this particular project. The number of units sold fell from 68 units in 2009 to 49 units in 2010 in line with limited remaining units under this project.
Harga Rata-Rata Hotel Strata per m2 dan Unit Terjual | Average Price per sqm and Unit Sold Harga | Price (Rp million/sqm)
Pullman Bali Legian Nirwana
Unit Terjual | Unit Sold
2010
2009
2010
2009
22.8
21.0
49
68
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales | Note: Price does not include VAT
256 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
257 Annual Report 2010 Bakrieland
Ikhtisar Keuangan (dalam Miliar Rupiah) | Financial Highlights (in Billion Rupiah) Keterangan | Description Jumlah Aset | Total Assets Jumlah Kewajiban | Total Liabilities Ekuitas | Equity Jumlah Kewajiban dan Ekuitas | Total Liabilities and Stockholders’ Equity Pendapatan Bersih | Net Revenues
2010
2009
Growth (%)
17,064.2
11,592.6
47.2%
6,582.7
5,794.1
13.6%
8,021.7
4,642.5
72.8%
17,064.2
11,592.6
47.2%
1,367.6
1,059.0
29.1%
Laba Kotor | Gross Profit
669.3
498.1
34.4%
Laba (Rugi) Usaha | Operating Profit (loss)
241.7
166.8
44.9%
Laba Bersih | Net Profit
178.7
132.3
35.1%
Laporan Laba Rugi
Income Statements
Pendapatan Bersih Pendapatan Bakrieland berasal dari penjualan produk-produk propertinya, baik dari penjualan produk yang bersifat jual putus (development property) maupun pendapatan dari produk-produk properti yang disewakan (investment property). Pada tahun 2010, sumber-sumber pendapatan Bakrieland berasal dari: • Apartemen. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan utama Perusahaan di tahun 2010 adalah The Grove Condominium, The Grove Suites dan the Wave condominium yang berada dalam proyek Rasuna Epicentrum dan berlokasi di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta. The Grove Condominium terdiri atas 2 menara dengan total 438 unit, The Grove Suites memiliki 1 menara dengan 151 unit dan The Wave condominium terdiri 3 menara dengan 848 unit. • Perumahan. Proyek perumahan Bakrieland terbesar berlokasi di kawasan utama Bogor, dengan nama Bogor Nirwana Residence dengan luas area pengembangan sekitar 1.002 hektar. Di samping itu, Bakrieland juga memiliki proyek perumahan di Batam yaitu Batam Nirwana Residence dan di Malang yaitu Ijen Nirwana Residence, dengan luas area pengembangan masing-masing 40 hektar dan 22 hektar. • Perkantoran Strata. Pendapatan dari proyek perkantoran strata terutama berasal Bakrie Tower di Rasuna Epicentrum, yang memiliki lebih kurang 65.000 m2 useable area perkantoran. Di samping itu, Perusahaan juga memperoleh kontribusi pendapatan dari perkantoran strata dari Lifestyle Center dan Rasuna Office Park.
Net Revenues Bakrieland’s revenues are drawn from the sales of property products, both from the marketing of development property and revenue sourced from investment property. In 2010, Bakrieland’s income originated from the following sources: • Apartments. The main sources of revenue for the Company from apartment projects in 2010 are The Grove Condominium, The Grove Suites and the Wave condominium situated within the Rasuna Epicentrum project and located at the main CBD area in Kuningan, Jakarta. The Grove Condominium comprises of 2 towers with a total of 438 units, The Grove Suites has 1 tower with 151 units and The Wave condominium features 3 towers with 848 units. • Housing. Bakrieland’s largest landed residential project is situated at Bogor’s prime location known as Bogor Nirwana Residence which sits on land that expands across 1,002 hectares. Furthermore, Bakrieland also owns residential projects in Batam named Batam Nirwana Residence and in Malang known as Ijen Nirwana Residence, each covering a development area of 40 hectares and 22 hectares respectively. • Strata Office Buildings. Revenue from strata office projects is mainly derived from Bakrie Tower at Rasuna Epicentrum, which has approximately 65,000 m2 of useable office space. In addition, the Company also gains a certain portion of revenue generated by strata office buildings at Lifestyle Center and Rasuna Office Park.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
• Perkantoran Sewa. Pendapatan dari perkantoran sewa berasal dari 2 gedung perkantoran yang dimiliki Perusahaan, yaitu Wisma Bakrie 1 yang memiliki 11.410 m2 leaseable area dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki 18.562 m2 leaseable area. Kedua gedung ini terletak berdampingan yang berlokasi di CBD Jakarta di Jl. HR Rasuna Said Kuningan. • Hotel Strata. Pendapatan dari hotel strata terutama berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Hotel ini merupakan hotel berbintang 5 yang memiliki total 360 unit, dimana 90 unit diantaranya tidak untuk dijual namun untuk disewakan. Proyek hotel strata lainnya adalah Aston Bogor Hotel & Resort, yang berada di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence dan merupakan hotel berbintang 4 dengan total 124 kamar, dimana 85 unit kamar adalah untuk dijual sedangkan 39 unit lainnya untuk disewakan. • Hotel & Resort. Pendapatan dari Hotel & Resort berasal dari Aston Rasuna Residence yang terletak di kawasan Rasuna Epicentrum yang memiliki 176 kamar. Perusahaan juga memiliki proyek resort di Lampung yaitu Travellers Krakatoa Nirwana Resort dengan 76 kamar. Perusahaan juga memiliki saham mayoritas di PT Bali Nirwana Resort yang memiliki aset resor terpadu Pan Pacific Nirwana Bali Resort. • Edutainment Waterpark. Pendapatan ini berasal dari wahana rekreasi The Jungle Waterpark, yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. The Jungle Waterpark terdiri atas kolam renang dengan berbagai ukuran dengan berbagai tema, giant aquarium, birdpark dan tamantaman yang bernuansa hijau. • Retail & Sport Center. Pendapatan ini berasal dari penyewaan ruang retail Pasar Festival yang berlokasi di kawasan Rasuna Epicentrum, yang memiliki kurang lebih 10.512 m2 leasable area. Sedangkan pendapatan sportcenter merupakan pendapatan dari keanggotaan pusat kebugaran Elite Club Epicentrum di kawasan Rasuna Epicentrum, yang keanggotaannya pada tahun 2010 mencapai 2.270 orang.
258 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
• Leased Office Buildings. Revenue from leased office buildings originates from 2 Companyowned office buildings, namely Wisma Bakrie 1 with 11,410 m2 of leasable area and Wisma Bakrie 2 with 18,562 m2 of leasable area. Both buildings built adjacent to each other are located at CBD Jakarta in Jl. HR Rasuna Said Kuningan. • Strata Hotels. Revenue from strata hotels are mostly sourced from Pullman Bali Legian Nirwana situated at Kuta, Bali. This five-star hotel accommodates 360 units of which 90 of them are not for sale but reserved for lease. Other strata hotel projects include Aston Bogor Hotel & Resort developed within the residential compound of Bogor Nirwana Residence which has earned the status of a four-star hotel with a total of 124 rooms where 85 units are intended for sale and the remaining 39 units are for lease. • Hotel & Resort. Revenue from Hotel & Resort is derived from Aston Rasuna Residence situated at Rasuna Epicentrum and has a total of 176 rooms. The Company also owns a resort project in Lampung named Travellers Krakatoa Nirwana Resort with 76 rooms. The Company also has majority ownership of PT Bali Nirwana Resort that owns Pan Pacific Nirwana Bali Resort, an integrated resort area. • Edutainment Waterpark. Revenue is principally sourced from The Jungle Waterpark recreational facility situated in Bogor Nirwana Residence. The Jungle Waterpark offers themed-swimming pools of different sizes, a giant aquarium, bird park and green parks. • Retail & Sports Center. Revenue is generated from the leasing of Pasar Festival retail space located at Rasuna Epicentrum which covers roughly 10,512 m2 of leasable area. The sports center on the other hand yields income from the membership of the Elite Club Epicentrum fitness center at Rasuna Epicentrum, which by 2010 serves some 2,270 members.
259 Annual Report 2010 Bakrieland
• Jasa Manajemen. Pendapatan dari jasa manajemen merupakan hasil dari pengelolaan gedung-gedung dan sarana-sarana pada proyek Bakrieland.
• Management Services. Revenues from management services comprise of revenue generated from the management of buildings and facilities under Bakrieland projects.
Pada tahun 2010, pendapatan bersih perusahaan tumbuh sebesar 29,1% dari Rp 1.059,0 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 1.367,6 miliar di tahun 2010. Pendapatan Perusahaan terbesar berasal dari unit City Property yang menyumbangkan pendapatan sebesar Rp 480,9 miliar, atau sekitar 35,1% dari total pendapatan Perusahaan pada tahun 2010. Pada tahun 2009, kontribusi unit City Property adalah sebesar 44,2%. Kontribusi yang penting juga diberikan oleh unit Landed Residential, yang memberikan kontribusi sekitar 29,5% atau Rp 403,9 miliar terhadap total pendapatan Perusahaan, relatif stabil dari tahun 2009 yang memberikan kontribusi sebesar 35.4%. Sedangkan unit Hotel & Resort memberikan kontribusi sebesar Rp 398,8 miliar atau sekitar 29,2% dari keseluruhan pendapatan Perusahaan, meningkat tajam dari kontribusi tahun sebelumnya yang hanya 20,4%. Untuk Toll Road di tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar Rp 84,1 miliar atau sebesar 6,2% dan nihil di tahun 2009 karena belum beroperasi.
In 2010, the Company’s net revenues grew 29.1% from Rp 1,059.0 billion in 2009 to Rp 1,367.6 billion in 2010. The main portion of Company revenues is derived from the City Property Unit that contributes revenue worth Rp 480.9 billion or 35.1% from total Company revenues in 2010. For 2009, contribution from City Property Unit accounts for 44.2%. Significant contributions are also provided by the Landed Residential Unit which represent 29.5% or Rp 403.9 billion from total Company revenues, a relatively stable level from 2009 with a 35.4% contribution. The Hotel & Resort Unit meanwhile, contributes Rp 398.8 billion or approximately 29.2% from total Company revenues, a sharp rise from contributions made in the previous year at merely 20.4%. For its toll road business, in 2010 it brought in a contribution of Rp 84.1 billion or 6.2%, compared to zero revenue in 2009 as the toll road has not commenced operation.
Pendapatan Berkelanjutan Sebagai perusahaan properti yang proyek utamanya adalah membangun apartemen dan perumahan, pendapatan Bakrieland turut dipengaruhi oleh stabilitas kondisi makro ekonomi. Pada saat terjadi gejolak perokonomian seperti naiknya suku bunga dan inflasi, atau adanya fluktuasi nilai tukar yang dapat berimbas pada kenaikan bahan baku/material bangunan, maka kinerja keuangan Perusahaan sangat mungkin mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan. Dalam rangka mengantisipasi risiko-risiko tersebut, Bakrieland berupaya memperkuat pendapatan yang bersifat tetap dengan memiliki proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan berkelanjutan. Sumber-sumber pendapatan berkelanjutan yang saat ini dimiliki Bakrieland adalah Perkantoran Wisma Bakrie 1 & 2, Aston Rasuna Residence, The Jungle Waterpark, Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Pasar Festival dan Elite Club Epicentrum, Service Management, gedung perkantoran Bakrie Tower, jalan tol Kanci-Pejagan, area komersial Lifestyle
Recurring Income As a property company from which its main project comes from the development of apartments and housing areas, Bakrieland’s income is similarly affected by the stability of macroeconomic conditions. During times of economic turbulence such as soaring interest rates and inflation or exchange rate fluctuations which can lead to price hikes for raw materials or construction supplies, Company’s financial performance may likewise be significantly compromised. To anticipate these risks, Bakrieland seeks to strengthen permanent revenues by running projects that generate recurring income. Bakrieland’s sources of sustainable earnings at present are drawn from Wisma Bakrie 1 & 2 office buildings, Aston Rasuna Residence, The Jungle Waterpark, Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Pasar Festival and Elite Club Epicentrum, Service Management, Bakrie Tower office building, Kanci-Pejagan toll road, Lifestyle Center commercial area and Travellers Krakatoa Nirwana Resort. In 2010
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Center serta Travellers Krakatoa Nirwana Resort. Pada tahun 2010 dan 2009, jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh proyek-proyek ini adalah masing-masing Rp 461,5 miliar dan Rp 317,5 miliar, atau sekitar 33,8% dan 29,9% dari total pendapatan Perusahaan.
and 2009, revenues generated by these projects amounted to Rp 461.5 billion and Rp 317.5 billion respectively or 33.8% and 29.9% from total Company revenues.
Ke depan, pendapatan berkelanjutan Bakrieland diharapkan akan semakin meningkat seiring dengan telah selesainya proyek-proyek lain di tahun 2011 seperti Pullman Bali Legian Nirwana yang akan memperkuat kontribusi pendapatan berkelanjutan kepada Bakrieland.
In the near future, Bakrieland’s recurring revenue is expected to show an ascending trend in line with the completion of other projects by 2011 such as Pullman Bali Legian Nirwana which will consolidate contributions for Bakrieland’s recurring revenue.
Pengakuan Pendapatan Perusahaan mengakui pendapatan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Penghasilan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44, “Akuntansi Pengembangan Real Estat.” Pengakuan pendapatan atas penjualan real estat diakui penuh bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi: i) Penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah di atas di mana bangunan tersebut didirikan oleh penjual: • Proses penjualan telah selesai. • Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli. • Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati. • Penjual telah mengalihkan kepada pembeli seluruh resiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli dan penjual tidak mempunyai kewajiban atau terlibat lagi secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Dalam hal ini, bangunan tersebut telah selesai dan siap ditempati/digunakan. ii) Penjualan kapling tanah tanpa bangunan: • Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan pembeli tidak bisa meminta kembali. • Harga jual akan tertagih. • Proses pengembangan tanah telah selesai dan penjual tidak memiliki kewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual.
Recognition of Income The Company recognizes revenue based on accounting principles applicable in Indonesia. Income from real estate sales are recognized under SFAS No. 44, “Accounting for Real Estate Development.” The recognition of revenue from the sale of real estate management is recognized when all of the following conditions are met: i) sale of houses, shop houses and other types of buildings including the land where the buildings are set by the seller: • The sale has been completed. • Claims seller no longer subordinated in the future to other loans that will be obtained by the buyer. • The selling price will be collectible, where the amount of payments received at least has reached 20% of the agreed sale price; • The seller has transferred to the buyer all the risks and rewards of ownership to the buyer and the seller has no obligation or are significantly involved again with the property. In this case, the building has been completed and is ready to use.
260 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
ii) Sale of plots of land without buildings: • Total payments by the buyer is at least 20% of the agreed sale price and is not refundable. • The selling price will be collected. • The process of land development has been completed and the seller no longer obligated to complete the sale of land plots.
261 Annual Report 2010 Bakrieland
• Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang. iii) Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui dengan menggunakan metode prosentase penyelesaian apabila seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu: • Proses konstruksi melampaui tahap awal yaitu fondasi telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai bangunan telah selesai. • Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali. • Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan handal. Penerimaan hasil penjualan tanah dan bangunan, serta kondominium yang belum memenuhi persyaratan tersebut, dikelompokkan sebagai “Uang Muka Pelanggan” dalam neraca konsolidasian. Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Penghasilan sewa dan iuran keanggotaan diakui pada saat sewa dan iuran keanggotaan jatuh tempo, sedangkan penghasilan dari penjualan makanan dan jasa diakui pada saat makanan dan jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka sewa dan pendapatan jasa yang diterima di muka dan iuran keanggotaan diterima di muka disajikan dalam akun “Uang Muka Pelanggan” dan “Pendapatan Ditangguhkan.”
• Seller’s claim is not subordinated to other borrowings that will be obtained by the buyer in the future. iii) The sale of condominiums, apartments and offices is recognized using the percentage of completion method if all the following criteria are met, namely: • The construction process passes the initial stage where the construction foundation has been completed and all requirements to begin construction have been completed. • Total payments by the buyer is at least 20% of the contract price and the amount is not refundable. • Total sales revenue and cost of building units can be estimated reliably. Proceeds from the sale of land and buildings and condominiums that do not meet these requirements, are classified as “Advances from Customers” in the consolidated balance sheet. Hotel Revenue is recognized when goods or services are rendered to customers. Rental income and membership dues are recognized as rental and membership fees due, while the income from the sale of food and services is recognized when food and service provided to customers. The rental and service income received in advance and membership fees received in advance are presented as “Advances from Customers” and “Deferred Revenue.”
Beban Pokok Pendapatan Beban pokok penjualan yang utama berasal dari beban untuk tanah dan biaya pembangunan (konstruksi). Pada proyek-proyek perumahan, komponen biaya untuk tanah pada umumnya mencakup sebagian besar dari harga pokok penjualan, sedangkan untuk proyek-proyek bangunan tinggi seperti apartemen, perkantoran atau hotel, bagian terbesar harga pokok penjualan adalah biaya konstruksi. Fluktuasi harga pokok penjualan pada umumnya terkait dengan naik turunnya biaya material pembangunan seperti besi baja, semen atau kayu. Sedangkan untuk komponen tanah, kenaikannya relatif dapat
Cost of Revenues The primary components of cost of goods sold are land and construction costs. For residential projects, land costs generally constitute the major portion of cost of goods sold whereas for highrise building projects such as apartments, office premises or hotels, construction costs represent the largest proportion of cost of goods sold. Fluctuations in cost of goods sold are typically associated with the rise and fall of construction material costs such as for steel, cement or wood, while cost inflation for the land component can relatively be forecasted. In conformity with accounting principles applicable in Indonesia, the
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
diprediksi. Sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, beban pokok penjualan tanah meliputi harga perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal, apartemen dan perkantoran meliputi tanah dan seluruh beban pembangunan rumah tinggal sampai siap ditempati/digunakan. Beban diakui pada saat terjadinya.
cost of goods sold for land comprises of the cost for land procurement in addition to other expenses for land development. The cost of goods sold for houses, apartments and office buildings includes land and all construction costs until the building is complete and ready for use. All expenses are recognized at the time of incurrence.
Beban pokok penjualan Perusahaan tercatat sebesar Rp 698,3 miliar di tahun 2010, meningkat sebesar 24,5% dari Rp560,9 miliar di tahun 2009. Selama tahun 2010, beban pokok penjualan terutama berasal dari beban pokok penjualan tanah, rumah dan apartemen sebesar Rp 384,0 miliar atau berkisar 55% dari total beban pokok penjualan, sedangkan sekitar 19% berasal dari beban pokok hotel, serta sisanya berasal dari beban pokok penjualan unit perkantoran, sewa perkantoran, sewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan serta sewa ruangan apartemen (26%).
The Company’s cost of goods sold in 2010 reached Rp 698.3 billion, an increase of 24.5% from Rp 560.9 billion in 2009. Throughout 2010, cost of goods sold mainly covered all costs related to land, housing and apartments which amounted to Rp 384.0 billion or roughly 55% of total cost of goods sold, while 19% originated from the cost of goods sold for office units and the rest consisted of the cost of goods sold for hotels, office and space lease, sports field rental and membership fees as well as apartment leases (26%).
Beban Usaha Komponen utama dari beban usaha Perusahaan adalah beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Beban penjualan sebagian besar terdiri dari biaya iklan dan promosi serta komisi penjualan, sedangkan beban umum dan administrasi sebagian besar merupakan biaya gaji, biaya penyusutan, biaya konsultan dan biaya pemeliharaan. Di samping itu terdapat berbagai komponen biaya lain, seperti biaya pajak dan asuransi, utilities (listrik, air, telpon), perjamuan, transportasi, perijinan dan lainlain. Fluktuasi beban usaha biasanya terjadi pada beban penjualan, dimana beban ini akan sangat terkait dengan jumlah unit yang terjual sehingga mempengaruhi biaya komisi penjualan. Sedangkan komponen-komponen beban usaha yang lain relatif lebih mudah diprediksi.
Operating Expenses The main components of Company operating expenses are sales as well as general and administration costs. Sales costs primarily consist of advertising and promotion expenses and sales commission, while the major portion of general and administration expenses is comprised of costs for salary, depreciation, consultancy and maintenance. Other cost components include tax and insurance, utilities (electricity, water and telephone), entertainment, transportation, and permits. Fluctuations in operating expenses normally occur for sales costs which are closely linked to the number of units sold, thus affecting the costs for sales commissions. Other items under operating expenses are on the other hand comparatively easier to forecast.
Beban usaha Bakrieland pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 427,6 miliar, naik 29,0% dari beban usaha tahun sebelumnya sebesar Rp 331,3 miliar. Beban umum dan administrasi mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 32.9% dari Rp 279,8 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 371,9 miliar di tahun 2010, mencakup 87,0% dari total beban usaha. Komponen beban umum dan administrasi
Bakrieland’s operating expenses for 2010 amounted to Rp 427.6 billion or a 29.0% rise from Rp 331.3 billion in the previous year. General and administrative expenses increased significantly at 32.9% from Rp 279.8 billion in 2009 to Rp 371.9 billion in 2010, representing 87.0% of the total operating expenses. Increases in the general and administration expenses were mainly originated
262 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
263 Annual Report 2010 Bakrieland
yang mengalami kenaikan terbesar adalah komponen gaji, upah dan tunjangan, yang naik 52,6% menjadi Rp 166,8 miliar dari Rp109,3 miliar pada tahun 2009. Kenaikan beban gaji ini sebagian disebabkan oleh adanya kenaikan gaji karyawan untuk menyesuaikan terhadap adanya inflasi. Di samping itu, penambahan jumlah karyawan Bakrieland selama tahun 2010 atas antisipasi perusahaan terhadap pertumbuhan skala Perseroan juga berdampak pada naiknya beban gaji. Jumlah karyawan di tahun 2010 sebanyak 1.844 orang dibanding 1.352 orang di tahun 2009. Beban gaji, upah dan tunjangan ini mencakup 44.8% dari total beban umum dan administrasi.
from the salary, wage and benefit components which saw a 52.6% increase to Rp 166.8 billion from Rp 109.3 billion in 2009. This rise in salary expenses was partly due to increases in employee salary in adjustment to inflation. Furthermore, additional number of Bakrieland employees in 2010 in anticipation to the increasing growth scale of the Company also led to an escalation in salary expenses. The number of employees in 2010 was 1,844 employees as compared with 1,352 employees in 2009. Salary, wage, and benefit expenses represent 44.8% of the total general and administrative expenses.
Beban terbesar kedua adalah beban penyusutan yang meningkat sebesar 26,6% menjadi Rp60,7 miliar di tahun 2010, dibandingkan dengan Rp47,9 miliar di tahun 2009. Beban ini mencakup 16,3% dari total beban umum dan administrasi. Peningkatan beban yang juga sangat signifikan di tahun 2010 adalah beban penyisihan untuk piutang tak tertagih yang meningkat dari Rp4,0 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 19,1 miliar di tahun 2010 sebagai akibat dari penerapan PSAK 55.
The second largest expense is depreciation expense which increased by 26.6% to Rp 60.7 billion in 2010, compared to Rp 47.9 billion in 2009. This expense represents 16.3% of the total general and administrative expenses. Another significant increase in expenses in 2010 was allowance for doubtfull accounts which jumped from Rp 4.0 billion in 2009 to Rp 19.1 billion in 2010 as an impact from the implementation of SFAS 55.
Sementara itu, beban penjualan tumbuh sebesar 8,1% dari Rp 51,5 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 55,7 miliar di tahun 2010. Termasuk dalam beban penjualan ini adalah biaya iklan dan promosi yang mengalami penurunan sebesar 4,1% dari Rp 27,5 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 26,2 miliar di tahun 2010. Hal ini menunjukkan keberhasilan Perusahaan dalam melakukan efisiensi dalam hal biaya iklan dan promosi, dimana kegiatan iklan dan promosi ini dilakukan secara selektif melalui jalur komunikasi yang efektif. Sementara itu beban komisi penjualan mengalami peningkatan sebesar 20,8% menjadi Rp 20,8 miliar di tahun 2010 seiring peningkatan aktivitas penjualan produk-produk properti.
Meanwhile, sales expenses grew by 8.1% from Rp 51.5 billion in 2009 to Rp 55.7 billion in 2010. Included in selling expenses is the cost of advertising and promotion, which dropped by 4.1% from Rp 27.5 billion in 2009 to Rp 26.2 billion in 2010. This demonstrates the Company’s success in creating efficiency in the area of advertising and promotion costs by selectively performing advertising and promotional activities through effective communication channels. Sales commission expenses increased by 20.8% to Rp 20.8 billion in 2010 in line with the increasing sales activity of property products.
Perusahaan juga mengalokasikan biaya untuk tenaga ahli, yang besarnya di tahun 2010 mengalami penurunan menjadi Rp 15,9 miliar dari Rp 20,1 miliar di tahun 2009. Tenaga ahli ini diperlukan untuk perencanaan infrastruktur bangunan, perencanaan desain baik eksterior dan interior serta arsitektur, dimana Perusahaan ingin memastikan bahwa konsep keseluruhan pembangunan berkualitas tinggi dan mampu
The Company has also allocated funds for professional services which dropped to Rp 15.9 billion in 2010 from Rp 20.1 billion in 2009. Professional expertise is required for the planning of building infrastructure, exterior and interior design planning and architecture from which the Company seeks to ensure first-rate quality of overall development concepts that remain relevant even in the long-term. The Company also draws
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
bertahan dalam jangka panjang. Perusahaan juga memerlukan tenaga konsultan keuangan dimana Perusahaan menginginkan struktur pembiayaan terbaik untuk proyek-proyeknya. Beban perbaikan dan pemeliharaan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 17,6 miliar, mengalami penurunan sebesar 12,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 20,1 miliar. Biaya perbaikan dan pemeliharaan asetaset Perusahaan seperti gedung perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan maupun kendaraan dilakukan secara rutin untuk memastikan seluruh aset Perusahaan berada dalam kondisi baik.
from the expertise of financial consultants for the most effective financing structure for its entire range of projects. Repair and maintenance costs for 2010 amounted to Rp 17.6 billion, a 12.1% fall from the previous year at Rp 20.1 billion. Repair and maintenance of Company assets such as office buildings, hotels, shopping centers and vehicles is routinely scheduled to guarantee that all Company assets remain in mint condition.
Penghasilan (Beban) Lain lain Selain pendapatan dan beban dari aktivitas operasi, Perusahaan juga memperoleh penghasilan dan beban dari kegiatan non operasional lainnya. Penghasilan lain-lain Perusahaan pada tahun 2010 terutama berasal dari laba selisih kurs dan bagian atas laba bersih dari perusahaan asosiasi. Sedangkan beban lain-lain pada tahun 2010 terutama berasal dari beban bunga, dimana Perusahaan memiliki pinjaman bank dan lembaga keuangan, obligasi yang diterbitkan pada tahun 2008 dan 2010 dan Sukuk Ijarah pada tahun 2009 serta adanya beban pengelolaan kawasan. Beban bunga tercatat sebesar Rp 53,6 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan pendapatan bunga sebesar Rp 23,9 miliar di tahun 2009. Secara keseluruhan, perusahaan mencatat beban lain-lain bersih sebesar Rp 16,1 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan penghasilan lain-lain sebesar Rp 36,4 miliar pada tahun 2009.
Other Income (Expense) In addition to income and expenses from operational activities, the Company also generates earnings and incurs expenditure for other nonoperational activities. Other Company income in 2010 is chiefly sourced from profits resulting from exchange rate differences and Company share of net profit from associated companies. Other expenses for 2010 mainly consisted of interest expense where the Company has entered into loans with banks and financial institutions, and from bonds issued in 2008 and 2010 and Sukuk Ijarah bonds issued in 2009 as well as expenditure related to area management. Interest expense amounted to Rp 53.6 billion in 2010 compared to interest income worth Rp 23.9 billion in 2009. By and large, the Company incurred other expenses (net) to the amount of Rp 16.1 billion in 2010 compared to other income totaling Rp 36.4 billion in 2009.
Perpajakan Beban pajak tahun berjalan Perusahaan dan Anak perusahaan ditentukan berdasarkan laba kena pajak pada tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia. Lebih lanjut, pajak penghasilan sewa dan jasa pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah penghasilan menurut akuntansi. Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak untuk menentukan manfaat (beban) pajak sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan.” Berdasarkan metode tersebut, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa yang akan datang yang mencerminkan perbedaan antara nilai tercatat
Taxation Current tax expense of the Company and its Subsidiaries, determined based on taxable profit for the year, is calculated based on prevailing tax rates in Indonesia. Further, the rental income tax and maintenance services are subject to final tax, the tax expense recognized proportionately with income according to accounting. The Company and its subsidiaries adopted deferred tax method to determine the benefits (expenses) in accordance with SFAS No. 46, “Accounting for Income Taxes.” Accordingly, the Company recognizes deferred tax assets and liabilities on the tax effect in the future that reflects the difference between the carrying value of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences
264 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
265 Annual Report 2010 Bakrieland
aset dan kewajiban dengan masing-masing dasar pengenaan pajaknya. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak, sedangkan aset pajak tangguhan hanya diakui jika terdapat kemungkinan penghasilan kena pajak di masa yang akan datang yang dapat dimanfaatkan terhadap perbedaan temporer tersebut. Perubahan aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan.
while deferred tax assets are recognized only if there is the possibility of taxable income in the future that may be used against those temporary differences. Changes in deferred tax assets and liabilities caused by changes in tax rates are charged to current year.
Pada tahun 2010 taksiran pajak bersih Perusahaan adalah sebesar Rp 15,3 miliar, atau turun dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp 42,2 miliar. Penurunan ini dimungkinkan oleh adanya peningkatan manfaat pajak tangguhan dari Rp 1,9 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 34,9 miliar di tahun 2010.
In 2010, the Company’s net tax estimate amounted to Rp 15.3 billion or a decrease from Rp 42.2 billion in 2009. This declining outcome is due to an increase in the use of deferred tax from Rp 1.9 billion in 2009 to Rp 34.9 billion in 2010.
Laba Bersih Laba bersih Perusahaan merupakan hasil dari seluruh faktor-faktor yang telah diuraikan di atas. Perusahaan mencatatkan laba bersih konsolidasi tahun 2010 sebesar Rp 178,7 miliar, naik 35,1% dibandingkan di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 132,3 miliar. Peningkatan laba bersih ini dipicu oleh peningkatan pendapatan dan perbaikan margin perusahaan.
Net Income Company’s net income refers to the final outcome of all aforementioned factors. The Company posted Rp 178.7 billion in consolidated net income for 2010, a surge of 35.1% compared to Rp 132.3 billion in the previous year. This rise in net income is propelled by an increase in income and improved company margin.
Arus Kas | Cash Flow Rp Miliar | Rp Billion
2010
2009
Arus Kas Bersih | Net Cash Flow Arus Kas dari Aktivitas Operasi | Cash Flows from Operations Activities
(2,208.6)
(365.7)
Arus Kas dari Aktivitas Investasi | Cash Flows from Investing Activities
(2,054.0)
(1,494.1)
4,362.8
1,879.9
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan | Cash Flows from Financing Activities
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Perusahaan membukukan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp (2,208.7) miliar pada 31 Desember 2010, sedangkan arus kas bersih dari aktivitas operasi pada tahun 2009 tercatat Rp (365,7) miliar. Angka arus kas bersih dari operasi yang negatif ini cukup wajar, dimana Perusahaan berada dalam masa pembangunan atau ekspansi sehingga banyak arus kas keluar untuk membiayai proyek-proyek yang dibangun selama tahun 2010 dan 2009.
Net Cash from Operations The Company’s net cash flow from operational activities reached Rp (2,208.7) billion in 31 December 2010, compared to Rp (365.7) billion in 2009. This negative outcome for net cash flow from operations is relatively normal given the Company’s ongoing stage of development or expansion which inevitably necessitates a substantial flow of outgoing cash to finance projects being developed in 2010 and 2009.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Pada tahun 2010, arus kas bersih Perusahaan dari aktivitas investasi adalah sebesar Rp (2.054.0) miliar dan pada tahun 2009 sebesar Rp (1.494,1) miliar. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk peningkatan investasi jangka pendek.
Net Cash from Investment In 2010, Company’s net cash flow from investmentrelated activities amounted to Rp (2,054.0) billion and in 2009 it registered at Rp (1,494.1) billion. Net cash available from investment activities is primarily utilized to boost short-term investments.
Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih Perusahaan dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 4.362,8 miliar dan Rp 1.879,9 miliar. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 antara lain berasal dari penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun dan penawaran umum terbatas (PUT) perusahaan sebesar Rp 3,2 triliun. Perusahaan akan tetap mengandalkan ketersediaan kas internal melalui aktivitas operasi Perusahaan (operating cash inflow), dengan didukung oleh pendanaan eksternal seperti hutang bank dan pendanaan dari pasar modal, guna memelihara tingkat likuiditas yang sehat dimasa yang akan datang.
Net Cash from Financing Activity The Company’s net cash flow from financing activities in 2010 and 2009 totaled Rp 4,362.8 billion and Rp 1,879.9 billion respectively. Net cash from financing activities in 2010 among others originated from the issuance of bonds worth Rp 1 trillion and company’s limited public offering to the amount of Rp 3.2 trillion. The Company will continue to depend on the availability of internal cash through operational activities (operating cash inflow) with support from external financing such as bank loans and funding from the capital market in order to sustain a healthy liquidity level in years to come.
Neraca
Balance Sheet
Aset Aset Perusahaan terus tumbuh sejalan dengan ekspansi yang dilakukan, yang terutama terwujud dalam bentuk terbangunnya proyek-proyek properti ataupun infrastruktur terkait properti lainnya. Pertumbuhan aktiva ini dibiayai baik oleh modal sendiri maupun sumber pembiayaan eksternal.
Assets Company assets have undergone continual growth in line with on-going expansion, particularly through the development of property projects and other property-related infrastructure. This upward trend in assets is financed by equity capital and external sources of funding.
Pada tanggal 31 Desember 2010, total aset Perusahaan tercatat sebesar Rp 17.064,2 miliar, mengalami peningkatan sebesar 47,2% dibandingkan dengan Rp 11.592,6 miliar per 31 Desember 2009. Pertumbuhan aset ini terutama dipicu oleh pertumbuhan tanah yang belum dikembangkan dari Rp 1,973.2, miliar di tahun 2009 menjadi Rp 4.755,0 miliar di tahun 2010 seiring dengan akuisisi lahan baru.
On 31 December 2010, total Company assets amounted to Rp 17,064.2 billion, signifying a 47.2% jump compared to Rp 11,592.6 billion on 31 December 2009. This asset growth was mainly driven by the expansion of undeveloped land from Rp 1,973.2, billion in 2009 to Rp 4,755.0 billion in 2010 in line with the acquisition of new land.
• Persediaan Pada akhir tahun 2010, Perusahaan mencatat persediaan sebesar Rp 1.557,5 miliar atau mengalami penurunan dibandingkan dengan Rp 1.697,9 miliar pada akhir tahun 2009.
• Inventories By the end of 2010, the Company has held inventories worth Rp 1,557.5 billion or experienced a reduction compared to Rp 1,697.9 at year-end 2009. These inventories
266 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
267 Annual Report 2010 Bakrieland
Persediaan ini timbul dari aktivitas operasi Perusahaan, yaitu pembangunan proyek properti yang menghasilkan bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian maupun dalam bentuk tanah.
arose from Company operational activities including the development of property projects that make available ready-for-sale buildings, in-progress buildings and also land.
Persediaan (Rp Miliar) | Inventories (Rp Billion)
2010
Tanah | Land Bangunan dalam penyelesaian | In Progress building Bangunan siap jual | Ready for sale building Persediaan Hotel | Hotel Inventories
• Lahan Cadangan Bagi sebuah perusahaan properti, ketersediaan cadangan lahan (land bank) dalam skala yang cukup besar dan terletak di lokasi yang stategis merupakan modal pokok yang akan menjamin kelangsungan usaha dimasa yang akan datang. Bakrieland yang salah satu produk utamanya adalah apartemen, saat ini memiliki cadangan lahan di kawasan Kuningan seluas 16,1 hektar. Semakin langkanya tanah kosong dengan luas area yang besar di kawasan CBD utama Jakarta, membuat nilai tanah di kawasan ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
2009
243.4
462.6
1,167.3
1,071.1
141.1
158.6
5.7
5.6
• Land Bank For a property company, the availability of land reserves (land bank) in a fairly large scale and located in a strategic location is of principal that will ensure business continuity in the future. Bakrieland, of which one of its main product is the apartment, currently has a land reserve in the Kuningan area covering 16.1 hectares. Increasing scarcity of vacant land with a large area in the main CBD area of Jakarta, makes the value of land in this region increased from year to year.
Nilai Lahan Cadangan Bakrieland | Value of Bakrieland ‘s Land Mark Lahan Cadangan (Rp Miliar) | Land Bank (Rp Billion)
2010
2009
City Property
1,327.8
1,282.0
Landed Residential
3,427.2
677.9
-
13.3
Hotel & Resort
Di samping apartemen, Bakrieland juga merupakan pengembang besar untuk produk properti perumahan atau landed residensial. Perusahaan saat ini memiliki cadangan lahan seluas 828 hektar di kawasan utama kota Bogor. Untuk kawasan hunian, Bakrieland melihat bahwa pengembangan perumahan di Bogor lebih menarik dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitar Jakarta seperti Tangerang ataupun Bekasi seiring dengan pesatnya pembangunan di kota tersebut. Landbank yang besar yang dimiliki Bakrieland saat ini diharapkan mampu menopang bisnis Perusahaan, baik City Property maupun Landed Residential, dalam jangka panjang.
In addition to apartments, Bakrieland is also a big developer for housing property products or landed housing. To date, the Company owns relatively large land banks totaling almost 828 hectares in the center of Bogor, and this may possibly increase. For residential areas, Bakrieland views that the housing development in Bogor is more attractive than other areas surrounding Jakarta such as Tangerang or Bekasi, along with the rapid development in the city. The large size of the land bank currently owned by Bakrieland is expected to bolster the Company’s business in City Property as well as Landed Residential in the long run.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Lahan Cadangan (Ha) | land Bank (Ha) 31 December 2010
Location
Land Bank
Development Area
City Property Rasuna Epicentrum
CBD Jakarta
16.1
53.5
Sentra Timur Residence
East Jakarta
2.5
3.2
Landed Residential Bogor Nirwana Residence
Bogor
828.0
1,002.4
Ijen Nirwana Residence
Malang
9.8
22.4
Batam Nirwana Residence
Batam
4.2
40.0
Jonggol project
Jonggol
12,406.6
12,406.6
Lampung
99.8
101.4
Lagoon Nirwana Residence
Balikpapan
2.8
3.3
Ubud Nirwana Villas
Ubud-Bali
4.2
4.2
Hotel & Resort Travellers Krakatoa Nirwana Resort
Pan Pacific Nirwana Bali Resort Lido Lakes Resort TOTAL
Tabanan-Bali
17.2
100.3
Bogor
935.9
1,037.0
14,327.1
14,774.3
Hutang Salah satu sumber pendanaan Perusahaan untuk membiayai proyek-proyek yang sedang dibangun adalah dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu obligasi/sukuk maupun dari perbankan dan sumber lainnya. Hal ini karena Bakrieland membangun proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala yang besar sehingga membutuhkan pendanaan yang juga besar.
Debts One of the Company’s sources of financing for on-going projects is obtained through debt, either from the capital market through bonds/sukuk or bank loans and other sources. This is necessary for Bakrieland as it develops large-scale property and infrastructure projects that resultantly require substantial funding.
Pada akhir tahun 2010 posisi hutang perusahaan yang memiliki beban bunga tercatat sebesar Rp 4.366,8 miliar, atau naik dibanding posisi hutang tahun 2009 sebesar Rp 3.053,4 miliar. Kenaikan posisi hutang ini terutama disebabkan oleh adanya tambahan dana dari penerbitan obligasi sekitar Rp 1 triliun serta kredit modal kerja dari beberapa bank yang diperoleh melalui anak perusahaan.
Towards the end of 2010, the Company’s debt position recorded at Rp 4,366.8 billion or an increase from the previous amount of Rp 3,053.4 billion in 2009. This higher debt position level is primarily due to additional funds generated from the issuance of bonds worth Rp 1 trillion and working capital loans from several banks acquired through subsidiaries.
268 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
269 Annual Report 2010 Bakrieland
Hutang Mengandung Bunga | Interest Bearing Liabilities Rp Miliar | Rp Billion
2010
2009
BRI
738.0
889.2
BNI
651.1
626.9
Bank Bukopin
222.3
126.1
-
101.4
Bank Capital Bank Mutiara
100.0
-
BPD Jawa Barat dan Banten
99.6
96.3
BankTabungan Negara
90.4
43.5
BPD Jawa Timur
74.7
72.3
BPD Jawa Tengah
33.6
32.5
Bank CIMB Niaga
144.6
-
19.9
-
Bank Mandiri Beleggingsmaatschappij Broem B.V.
496.9
423.0
1,054.7
-
Obligasi I
492
494.3
Sukuk Ijarah
149
147.9
4,366.8
3,053.4
Equity Linked Bond
TOTAL
Pada tanggal 23 Maret 2010, Perusahaan melalui anak perusahaannya, BLD Investment Pte, Ltd., menerbitkan Equity-Linked Bond sebesar USD 155 juta. Obligasi ini memiliki tenor 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015. Adapun bunga obligasi ini adalah 8,625% yang dibayar setiap 3 bulan. Hasil bersih penerbitan Equity-Linked Bond tersebut digunakan oleh Perusahaan untuk modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum perusahaan dan untuk mendanai transaksi Equity Swap.
On 23 March 2010, through its subsidiary BLD Investment Pte, Ltd., the Company issued EquityLinked Bonds worth USD 155 million. These bonds carry a tenor of 5 years and shall mature on 23 March 2015 with an interest rate of 8.625% payable every three months. Net proceeds from the issuance of these Equity-Linked Bonds are utilized for the Company’s working capital, refinancing, general corporate purposes and the financing of Equity Swap transactions.
Sementara itu, hutang sewa guna usaha (leasing) tercatat sebesar Rp 3.5 miliar pada tanggal 31 Desember 2010, menurun dibandingkan dengan Rp 6,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2009. Hutang sewa guna usaha adalah hutang kepada perusahaan pembiayaan dalam pembelian kendaraan.
Rent liability (leasing) amounted to Rp 3.5 billion on 31 December 2010 which indicated a decline from Rp 6.7 on 31 December 2009. Rent liability refers to debts that the Company owes to financing companies for the purchase of vehicles.
Kewajiban Pada tanggal 31 Desember 2010, total kewajiban Perusahaan tercatat sebesar Rp 6.582,7 miliar, atau mengalami peningkatan dari Rp 5.794,1 miliar per 31 Desember 2009. Kenaikan jumlah kewajiban ini terutama berasal dari adanya kenaikan hutang obligasi dari Rp 644,1 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 1,695.7 miliar di tahun 2010, disamping juga kenaikan hutang bank untuk menunjang bisnis perusahaan.
Liabilities On 31 December 2010, total Company liabilities reached Rp 6,582.7 billion or an increase from Rp 5,794.1 billion on 31 December 2009. This increasing amount of liabilities mainly occurred due to the rise in bonds payable from Rp 644.1 billion in 2009 to Rp 1,695.7 billion in 2010, in addition to an increase in bank loans in order to support company business.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Di samping itu, kenaikan kewajiban juga berasal dari adanya kewajiban derivatif sebesar Rp 118,9 miliar di tahun 2010 yang merupakan instrumen keuangan derivatif pada anak perusahaannya, BLD Investments Pte. Ltd. yaitu pilihan konversi dari obligasi konversi yang dipisahkan dari kontrak utamanya. Jumlah kewajiban derivatif ini nihil di tahun 2009.
Furthermore, this greater amount of liability was also due to the presence of derivative liabilities worth Rp 118.9 billion in 2010 as a derivative financial instrument for subsidiary BLD Investments Pte, Ltd which serves as a conversion option arising from convertible bonds separated from the main contract. There were no derivative liabilities in 2009.
Ekuitas Ekuitas Perusahaan terus meningkat, yang didukung baik oleh kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba, maupun adanya komitmen dari pemegang saham untuk menyuntikkan dananya guna manambah ekuitas Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2010, total ekuitas Perusahaan tercatat sebesar Rp 8,021.7 miliar, meningkat sebesar 72.8% dibandingkan dengan total ekuitas di tahun 2009 yang sebesar Rp 4.642,5 miliar. Pertumbuhan ekuitas Perusahaan ini terutama dimungkinkan oleh suksesnya PUT perusahaan yang meraih dana sebesar Rp 3,2 triliun, disamping juga kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba. Selain itu, di tahun 2010 perusahaan juga mengakui adanya selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosisasi sebesar Rp 101,0 miliar sebagai akibat dari penyesuaian nilai wajar efek. Di tahun 2009, selisih ini tercatat defisit sebesar Rp 15,3 miliar.
Equities Company equity showed a rising trend, backedup by Company’s ability to generate profit and the commitment of shareholders to invest into the augmentation of Company equity. On 31 December 2010, total Company equity registered at Rp 8,021.7 billion, a 72.8% leap compared to total equity in 2009 at Rp 4,642.5 billion. This equity growth is largely attributed to the success of the Company’s limited public offering which yielded funds worth Rp 3.2 trillion, in addition to the ability of the Company to reap significant profits. Furthermore, in 2010 the Company also recognizes the differences due to change in equity of associated companies to the amount of Rp 101.0 billion due to adjustments in the fair value of securities. In 2009, the differences posted a deficit of Rp 15.3 billion.
Struktur Permodalan Secara historis, Bakrieland memiliki struktur permodalan yang konservatif. Hal ini tercermin dari besaran rasio hutangnya yang mengandung bunga (interest bearing liabilities) terhadap ekuitas Perusahaan (total debt to equity ratio/ DER) yang relatif rendah. DER Perusahaan pada tahun 2009 dan 2010 berturut-turut sebesar 0,7x dan 0,6x. Ekuitas Bakrieland merupakan salah satu yang terbesar diantara perusahaan properti di Indonesia. Tingginya ekuitas ini mencerminkan komitmen pemegang saham atas kelangsungan jalannya Perusahaan dalam jangka panjang. Sebagai perusahaan properti, Perusahaan senantiasa mengandalkan ekuitasnya dalam melakukan pembelian aset terutama tanah.
Capital Structure Bakrieland historically has a conservative capital structure in place. This is reflected in its relatively low ratio of interest bearing liabilities to Company equity (total debt to equity ratio/DER). In 2009 and 2010, the Company’s DER attained the level of 0.7x and 0.6x respectively. Bakrieland’s equity represents one of the largest among property companies in Indonesia. This substantial amount of equity demonstrates the commitment of shareholders towards ensuring the sustainability of the Company’s long-term operations. As a property developer, the Company consistently depends on its equity for the procurement of assets, particularly land.
Rp Miliar | Rp Billion
2010
2009
Ekuitas | Equity
8,021.7
4,642.5
Hutang | Interest Bearing Liabilities
6,582.7
5,794.1
Hutang Jangka Panjang | Long Term Debt
4,423.0
3,091.9
270 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
271 Annual Report 2010 Bakrieland
Dalam membiayai pembangunan proyek-proyek yang ada, selain dari ekuitas, perusahaan properti memerlukan sumber-sumber permodalan yang tepat. Sebagian besar hutang Perusahaan bersifat jangka panjang, dimana hal tersebut sejalan dengan karakteristik proyek-proyek properti Bakrieland yang bersifat jangka panjang seperti apartemen.
In financing the development of existing projects, in addition to equity, property companies equally require the appropriate sources of capital. The majority of Company debts are long-term in nature which in fact is consistent with the characteristics of Bakrieland’s property projects which are longterm ventures, such as its apartment development projects.
Di samping itu, hutang jangka panjang juga memberikan fleksibilitas waktu bagi Perusahaan dan mencerminkan kepercayaan kreditor yang baik. Ke depan, Perusahaan akan tetap menjaga struktur permodalannya tetap ideal, dengan menjaga tingkat hutangnya kurang dari 100% terhadap ekuitas. Sementara terkait pinjaman, baik dari bank, lembaga keuangan maupun institusi lainnya, jumlah pinjaman maupun jangka waktunya akan disesuaikan dengan jumlah dan jenis proyek yang dikerjakan.
Furthermore, long-term liabilities also provide greater time flexibility for the Company and reflect creditor’s trust. In the future, the Company shall continue to maintain its ideal capital structure by keeping its debt level to below 100% against equity. In relation to loans, either from banks, financial institutions or others, the amount and duration of loans shall be adjusted to suit with the quantity and type of projects being developed.
Dalam rangka memperkuat permodalan untuk mendukung ekspansinya di masa datang, perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT IV) di bulan Juli 2010 dengan menerbitkan 19.9 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Berkaitan dengan PUT ini, Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana setiap 20 saham baru hasil pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) tersebut melekat 7 Waran Seri II yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya. Waran Seri II adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 165 per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan waran yaitu mulai tanggal 26 Januari 2011 sampai dengan 26 Januari 2012.
In efforts to strengthen capital structure in order to support future expansion plans, the Company has conducted a limited public offering in July 2010 by issuing 19.9 billion new shares for the par value of Rp 100 per share. With regard to this limited public offering, the Company has also issued warrants where for each 20 new shares arising from the exercising of preemptive rights shall also include 7 Series II Warrants as incentive for Company shareholders and/or preemptive rights holders exercising their rights. Series II Warrants are securities that entitle holders with the right to buy Series B shares with par value of Rp 100 per share at the exercise price of Rp 165 per share for execution during the exercise period which commence from 26 January 2011 until 26 January 2012.
Likuiditas Bagi sebuah perusahaan properti, kondisi likuiditas yang baik merupakan faktor pentng bagi terselesaikannya proyek-proyek yang dibangun. Likuiditas perusahaan properti dipengaruhi oleh banyak dan jenis proyek yang sedang berada dalam masa pembangunan, serta strategi perusahaan dalam melakukan kegiatan pendanaan pembangunan proyek-proyek tersebut. Kebutuhan likuiditas untuk proyek jenis properti
Liquidity For a property developer, sound liquidity is crucial to ensure the completion of projects under construction. The liquidity of property developers are influenced by the number and type of projects in the construction phase as well as by company strategy in relation to the financing of these projects in the pipeline. The need for liquidity for projects under the property investment category is generally higher when compared to strata title
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
investasi pada umumnya lebih tinggi dibandingkan proyek properti strata title, karena dalam proyek properti strata title, salah satu strategi perusahaan adalah menerapkan skema pre-sale yang cukup membantu likuiditas selama masa konstruksi. Strategi lain yang diterapkan Perusahaan untuk menjaga likuiditas adalah penerapan skema pre-financing dari kontraktor dalam konstruksi proyek-proyek properti yang sedang dibangun. Dengan kombinasi strategi-strategi ini, sebagian besar kebutuhan likuiditas untuk pembangunan proyek properti dapat dipenuhi, sehingga likuiditas Perusahaan dapat terjaga dengan baik.
property projects considering that one of the company strategies for strata title property projects is the application of a pre-sale scheme which can reasonably bolster liquidity during the construction process. Another strategy implemented by the Company in order to maintain liquidity is the adoption of a pre-financing scheme from the contractor for on-going property construction projects. By combining these strategies, a major portion of the Company’s liquidity needs for the development of property projects has been met, therefore the Company’s liquidity can be well managed.
Rasio-Rasio Utama
Key Ratios
Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, termasuk kewajiban finansialnya yaitu hutang yang mengandung bunga (interest bearing liabilities). Solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan membandingkan total kewajiban dengan total aset, maupun dengan membandingkan total kewajiban keuangan dengan total ekuitas (debt to equity ratio/DER). Kondisi solvabilitas perusahaan juga dapat dilihat dari perbandingan antara kewajiban yang mengandung bunga dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA).
Solvability The solvability ratios show the ability of the Company in fulfilling its overall liability including its financial liabilities such as interest bearing liabilities. A company’s solvability can be measured by comparing total liabilities to total assets, as well as by comparing total financial liabilities to equity (debt to equity ratio/DER). A company’s solvability can also be observed from comparing interest bearing liabilities with earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA).
• Solvabilitas atas Total Kewajiban Tingkat solvabilitas Perusahaan berdasarkan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset Perusahaan per tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 masing-masing adalah sebesar 38,6% dan 50,0%. Sedangkan tingkat solvabilitas Perusahaan apabila berdasarkan perbandingan antara kewajiban dengan total ekuitas Perusahaan per tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 adalah masing-masing sebesar 82,1% dan 124,8%. Rasio-rasio solvabilitas Perusahaan berada pada kisaran yang relatif moderat, dan mencerminkan besarnya aset dan ekuitas Perusahaan yang cukup mampu dalam memenuhi kewajiban Perusahaan.
• Solvability over Total Liabilities The Company’s solvability level based on the comparison between total liabilities and total assets as of 31 December 2010 and 31 December 2009 were 38.6% and 50.0% respectively. While based on the comparison between liabilities and total equity as of 31 December 2010 and 31 December 2009, the solvability ratios were 82.1% and 124.8% respectively. The Company’s solvability ratios are within a relatively moderate range, and reflect a sufficient amount of Company assets and equity to cover total liabilities.
272 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
273 Annual Report 2010 Bakrieland
• Solvabilitas atas Kewajiban Mengandung Bunga Di samping itu, Perusahaan juga memiliki kemampuan yang cukup baik dalam memenuhi kewajibannya terhadap hutang yang mengandung bunga (interest bearing liabilities), dimana hal ini merupakan faktor yang umumnya dipandang penting oleh kreditur pemberi pinjaman. Salah satu rasio yang digunakan adalah dengan membandingkan total hutang berbunga terhadap ekuitas Perusahaan. Rasio total hutang Perusahaan terhadap ekuitasnya (DER) pada tahun 2010 dan 2009 berturut-turut adalah sebesar 0.6x dan 0.7x. Penurunan DER ini terutama dimungkinkan oleh masuknya dana dari PUT IV.
• Solvability of Interest Bearing Liabilities Aside from the above, the Company has also shown sufficient capability in meeting its interest bearing liabilities, which is considered as a fairly important factor by creditors. One of the commonly used ratios is by comparing total interest bearing liabilities to the Company’s equity. The Company’s total debt to equity Ratio (DER) in 2010 and 2009 were 0.6x and 0.7x respectively. The decreased in DER was mainly attributed to the influx of funds from the Limited Public Offering IV.
Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada suatu periode tertentu. Rentabilitas perusahaan antara lain diukur dengan rasio-rasio margin laba bersih, imbal hasil aktiva (return on asset), dan imbal hasil ekuitas (return on equity). Margin laba bersih adalah rasio antara laba bersih terhadap pendapatan bersih pada suatu periode tertentu. Margin laba bersih Perusahaan untuk tahun 2010 adalah sebesar 13,1%, meningkat dibandingkan dengan 12,5% di tahun 2009 seiring dengan pertumbuhan laba bersih di tahun 2010. Imbal hasil aktiva adalah rasio dari perputaran aktiva dalam menghasilkan laba bersih, yang diukur dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva pada periode tertentu. Imbal hasil aktiva Perusahaan pada tahun 2010 adalah sebesar 1,0%, mengalami penurunan dibandingkan 1,1% di tahun 2009. Penurunan imbal hasil Perusahaan ini terutama disebabkan oleh kenaikan yang cukup tinggi pada sisi aktiva karena pertumbuhan aktiva yang cukup signifikan di tahun 2010 sementara aktiva ini belum memberikan kontribusi pendapatan yang berarti di tahun 2010. Imbal hasil ekuitas adalah rasio dari laba bersih pada periode tertentu terhadap jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perusahaan mengalami penurunan di tahun 2010 dari 2,8% menjadi 2,2% seiring masuknya dana dari PUT IV yang mengakibatkan pertumbuhan ekuitas yang cukup tinggi.
Rentability The rentability ratio shows the Company’s ability in producing profit within a certain period. The Company’s rentability can be measured, among others, by the net earning ratio, return on asset ratio, and return on equity ratio. Net profit margin is the ratio of net income to net revenue in a certain period of time. The Company net profit margin for the year 2010 amounted to 13.1%, an increase as compared to 12.5% in 2009 along with the growth in 2010 net income. Return On Assets is a ratio of asset turnaround in producing net income, which is measured by comparing the net income by total assets in a certain period. The Company’s return on assets in 2010 amounted to 1.0%, as compared to 1.1% in 2009. The decrease in the Company’s return on assets was mainly due to a significant increase in assets in 2010 while the assets have not yet given a meaningful contribution to revenue in 2010. Return On Equity is the ratio of net income to the amount of equity in a certain period. The Company’s ROE in 2010 and 2009 decreased from 2.8% to 2.2% and 6.0% in line with the incoming funds from PUT IV which resulted in a relatively high growth of equities.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Kolektibilitas Piutang Kolektibilitas piutang menunjukkan seberapa cepat piutang-piutang hasil penjualan perusahaan dapat tertagih, untuk selanjutnya tercatat menjadi penjualan. Kolektibilitas piutang dapat diukur melalui umur piutang. Namun demikian, umur piutang masing-masing unit usaha Perusahaan memiliki perbedaan karakteristik yang cukup besar, karena adanya perbedaan jenis produk yang dijual pada masing-masing unit usaha. Untuk unit usaha Landed Residential dengan produk utama perumahan, umur piutangnya pada umumnya jauh lebih pendek dari unit usaha City Property yang memiliki produk utama apartemen. Hal ini disebabkan oleh jangka waktu pembangunan perumahan yang relatif pendek yaitu sekitar 5 hingga 6 bulan sedangkan pembangunan apartemen lebih panjang yaitu sekitar 2 tahun.
Collectability of Receivables Collectability of Receivables shows how fast the Company is able to collect receivables and convert them into sales. It can be measured from an aging of receivables. However, characteristics of receivables aging for each business unit are quite different since the type of products sold in each business unit is different. Landed Residential for example, whose core product is housing, has a much shorter receivable aging than the City Property, whose main product is apartments, considering the relatively shorter period in housing development of around 5 to 6 months while apartment development may take around 2 years to complete.
Kebijakan Akuntansi yang Signifikan Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran No. SE 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan, kecuali investasi dalam efek tertentu dan instrumen derivatif yang dicatat sebesar nilai wajarnya, dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih. Neraca konsolidasian disajikan tanpa dikelompokkan ke dalam lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheets) sesuai dengan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat.” Untuk tahun buku 2010, tidak ada perubahan akuntansi yang signifikan.
Significant Accounting Policies Consolidated financial statements are prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia, namely the Statement of Standard Financial Accounting (PSAK) and Regulation of Capital Market Agency and Financial Institutions (BAPEPAM-LK) No VIII.G.7 on Guidelines for Financial Reporting and Circular Letter No. SE 02/ PM/2002 dated 27 December 2002 on Guidelines for Issuer Financial Disclosure Reports or the Real Estate Industry Public Company. Consolidated financial statements, except the cash flow report, are prepared based on the accrual concept. The basis of measurement used in the preparation of financial reports is the cost acquisition concept, except for those investments in some particular securities and derivative instruments recorded at their fair values, and stocks which are stated in their acquisition value or net real value whichever is lower. The consolidated balance sheet is presented without grouping current and non-current account (unclassified balance sheets) in accordance to PSAK No. 44, “Accounting for Real Estate Development Activity.” For the fiscal year of 2010, there was no significant change in accounting policies.
Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang dianggap mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.” Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik dengan ataupun tidak dengan harga dan persyaratan normal yang dilakukan terhadap pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
Transactions with Related Parties The Company and its subsidiaries entered into transactions with certain parties who are considered as related in accordance to PSAK No. 7, “Disclosure on Related Parties.” All transactions with such parties, either with or without a normal price and requirements applied to the third party, shall be disclosed on notes attached to the consolidated financial statements.
274 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
275 Annual Report 2010 Bakrieland
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal neraca. Laba atau rugi kurs yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah Rp 8.991 dan Rp 9.400 per USD 1.
Transactions and Balances in Foreign Currencies Transactions denominated in foreign currencies are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated into Rupiah at the middle rate of Bank Indonesia at the balance sheet date. Exchange gains or losses arising are recognized in the consolidated statement of income. On 31 December 2010 and 2009, the exchange rate applied were Rp 8,991 and Rp 9,400 for USD 1, respectively.
Persediaan Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat dengan menggunakan metode identifikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial. Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan (ganti rugi) tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa pembangunan dan pengembangan. Persediaan real estat yang berupa bangunan apartemen (strata title) dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan.
Inventories The acquisition costs of real estate inventory are allocated to components of the real estate project based on the specific identification method for direct costs and based on per square meter for social and common facilities. The acquisition cost of real estate inventory comprises licensing, acquisition, certificates, land clearing, infrastructure, project development and construction including capitalized interest during construction and development. Real estate inventories in the form of apartment building (strata title) are stated based on the acquisition cost which is determined using the average method and stated at the value of the acquisition cost or estimated net realizable value, whichever is lower. Net realizable value represents the estimated selling price less the development cost up to ready-for-sale products and the cost to actualize sales.
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan.” Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam neraca konsolidasian.
The difference between the acquisition cost and the estimated net realizable value is recorded in the Cost Of Goods Sold account in the consolidated Statements of Income. Buildings under development and those ready-forsale are classified under “Inventory” in the consolidated balance sheet.
Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang atau persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.
Inventories of food, beverage, equipment and hotel merchandise are stated at the lowest value between the acquisition cost and the net realizable value. The acquisition cost is determined by using the averaging method. Net realizable value is determined based on the estimated fair selling price reduced by the estimated cost required to sell the inventories. The allowances for decreases in inventory value are conducted to reduce the carrying value to their net realizable value. The allowances for obsolete or slow moving inventories are defined, if any, based on the review of inventory conditions at the end of the year.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Tanah yang Belum Dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasi ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek dalam penyelesaian.
Land Bank The land bank is stated at cost, which comprises the cost for acquisition, certification, and land clearing. When the infrastructure development has started, the land is reclassified into inventory-in-progress or moved to the property and equipment account as construction in progress.
Properti Investasi Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan telah menerapkan PSAK No. 13 (Revisi 2007), “Properti Investasi” yang menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 1994), “Akuntansi untuk Investasi” menggunakan model biaya. Properti investasi terdiri dari bangunan dan prasarana untuk menghasilkan rental dan tidak untuk digunakan dalam operasi untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi biaya konstruksi sampai dengan saat pembangunan atau pengembangan selesai. Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Investment Properties Effective on 1 January 2008, the Company and its subsidiaries have applied PSAK No. 13 (2007 Revision) on “Investment Property” which supersedes PSAK No. 13 (1994 Revision) on “Accounting for Investment,” utilizing the cost model. Investment properties consist of buildings and infrastructure to earn rental income, rather than for use in operations or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. Investment property is stated at the cost of acquisition less accumulated depreciation and impairment losses. The carrying amount includes the construction cost until it is completed and ready for use. Depreciation of buildings and infrastructure is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the fixed assets of 20 years.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Investment Property is de-recognized when either it has been disposed of or when the investment property is permanently withdrawn from use and no future benefit is expected from its disposal. Gains or losses arising on the retirement or disposal of an investment property are recognized in the consolidated statement of income in the year of retirement or release.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Transfers are made to investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by the end of owner occupation, commencement of an operating lease with another party or completion made from investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation or commencement of development with a view to sale.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Use of Estimates Preparation of consolidated financial statements, in accordance to generally applicable accounting principles, requires management to make estimates and assumptions that affect the amount of assets and the disclosure of contingent liabilities on the date of the consolidated financial statements and the revenue amount and expenses during the fiscal year. Actual results may differ from the estimated amount.
276 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
277 Annual Report 2010 Bakrieland
Transaksi-transaksi Off Balance Sheet Pada periode yang berakhir 31 Desember 2010, Bakrieland tidak melakukan transaksi yang dicatat secara off balance sheet.
Off Balance Sheet Transactions For the period ended on 31 December 2010, Bakrieland did not perform any transactions recorded off balance sheet.
Prospek Perusahaan Di samping prospek makro ekonomi Indonesia dan industri properti yang positif, prospek usaha Bakrieland dan Anak Perusahaan juga ditunjang oleh hal-hal sebagai berikut: • Lokasi dari proyek-proyek Bakrieland dan Anak Perusahaan yang strategis. Dalam usaha real estat dan properti, lokasi merupakan salah satu faktor utama dari suksesnya usaha pemasaran suatu proyek. • Adanya kesesuaian antara pemilihan target pasar dari setiap proyek dengan lokasi dan rancangan produknya. • Rekam jejak (Track record) yang panjang dan baik sebagai pengembang properti di tanah air. Secara detail, prospek usaha dari tiap-tiap unit bisnis Perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut:
Company Prospects In addition to the above positive factors of the macroeconomy and the industry, prospects of the Company and subsidiaries are also supported by the following: • Project strategic locations. In the real estate and property business, location is one of the key factors of a project’s successful marketing efforts. • Alignment of selected target markets with location and product design for each of the projects. • Having an extensive and excellent track record as property developer in the country.
In detail, the business prospects of each of the Company’s business units are explained below:
Apartemen / Kondominium Meningkatnya minat untuk tinggal di pusat kota yang disebabkan oleh semakin macetnya lalu lintas, meluasnya daerah yang terkena banjir dan perubahan gaya hidup telah membuat permintaan atas unit-unit apartemen cenderung meningkat. Hal ini tentu berdampak sangat baik bagi Perusahaan yang saat ini sedang mengembangkan tiga proyek kondominium yaitu The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum.
Apartment / Condominium The growing tendency to live in the heart of the city is caused by worsening traffic congestion, the regular largescale flooding in certain areas and changes in lifestyle and has brought about increasing demand for apartment units. This situation has resulted in a positive impact on the Company as it is now developing two condominium projects, namely The Grove Condominium and The Wave at Rasuna Epicentrum.
Didukung oleh lokasi yang sangat strategis yaitu di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, fasilitas pendukung yang sangat lengkap, komunitas yang telah terbentuk, adanya jalur busway, serta rencana monorel, proyek apartemen yang sedang dikerjakan Perusahaan diproyeksikan memiliki prospek yang cukup baik.
With the highly strategic location at Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta, and having complete supporting facilities, built-up communities and availability of a busway line and planned monorail, the apartment project undoubtedly has a good prospect.
Perumahan Mahalnya harga tanah di Jakarta telah membuat daerah di sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi masyarakat yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi seperti ini, proyek perumahan Perusahaan terbesar yaitu Bogor Nirwana Residence yang berlokasi di kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik. Disamping memiliki lokasi yang strategis, proyek perumahan Perusahaan juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap (the Jungle Edutainment Park dan kawasan retail) serta komunitas yang telah terbentuk yang tercermin dari jumlah unit yang terjual telah melebihi 2.000 unit. Didukung promosi yang efektif, skema pembayaran yang beragam serta pembidikan segmen pasar yang tepat, maka proyek perumahan yang dikembangkan Perusahaan ini diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja terbaiknya.
Housing The relatively high land price in Jakarta has caused such surrounding areas as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi to be a target for those who work in Jakarta. In this respect, the Company’s residential project namely Bogor Nirwana Residence in Bogor has a high potential. Aside from its strategic location, this project also boasts such complete facilities (the Jungle Edutainment Park and retail area) and a built-up community as reflected by the number of sold units that exceeds 2,000. Supported with effective promotion, a variety of payment schemes and precise market segmentation, the residential project is expected to keep improving its high performance.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Perkantoran Perusahaan saat ini mengelola tiga gedung perkantoran yaitu Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki lokasi strategis yaitu di pusat bisnis Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tingkat hunian rata-rata dari Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 di tahun 2010 masing-masing adalah 100,0%, 97,9% dan 95,3%. Dengan kecenderungan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan bisnis penyewaan perkantoran juga akan membaik. Walaupun tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta saat ini cukup tinggi atau sekitar 89,1% (Sumber: Colliers International Indonesia, Februari 2011) namun kecenderungan subsektor properti ini untuk bergerak mendatar membuat Perusahaan berhatihati untuk membangun gedung perkantoran baru. Dalam rangka mengelola risiko, Perusahaan akan memfokuskan untuk membangun gedung perkantoran yang telah memiliki captive market seperti yang dilakukan Perusahaan dalam pembangunan gedung perkantoran Bakrie Tower.
Offices To date, the Company manages two office buildings, i.e. Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2, strategically located in the business center at Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta. The average occupancy rate of Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 in 2010 was ?% 100.0% and 97.9%, and 95.3% respectively. With a tendency toward improvement in Indonesia’s economy that may lead to business acceleration, business in office-lease is also expected to improve. Although the occupancy rate in Jakarta CBD office space is currently at a fairly high level of approximately 89.1% (Source: Colliers International Indonesia, February 2011), the tendency of this property sub-sector to move straight onward has made the Company cautious in developing new office buildings. To minimize risks, the Company will focus on developing office spaces which already have a captive market, such as what the Company has carried out in developing Bakrie Tower.
Perhotelan Saat ini Perusahaan memiliki Aston Rasuna Residence (”Aston”) dengan tingkat hunian rata-rata di tahun 2010 sebesar 83,7% atau jauh lebih tinggi dari tingkat hunian rata-rata hotel di CBD Jakarta yang sekitar 61,8% (Sumber: Colliers International Indonesia, Februari 2011).
Hotels Currently the Company owns Aston Rasuna Residence (“Aston”) with an average occupancy rate of 83.7% in 2010, or much higher than the average occupancy rate of hotels in Jakarta CBD which is approximately 61.8% (Source: Colliers International Indonesia, February 2011).
Perjalanan bisnis di tahun 2011 diperkirakan meningkat sejalan dengan proyeksi membaiknya perekonomian Indonesia di tahun tersebut. Hotel-hotel yang berorientasi pada tamu bisnis di Jakarta seperti Aston akan memiliki prospek yang cukup cerah. Di samping Aston, Perusahaan juga memiliki hotel Pullman Bali Legian Nirwana di Bali dan Aston Bogor Hotel & Resort yang juga diproyeksikan akan membukukan kinerja yang baik seiring dengan semakin baiknya iklim pariwisata dan membaiknya perekonomian global.
Business travels in 2011 is expected to increase along with the projection of Indonesian economic improvement in this year. Hotels with orientation in business travelers in Jakarta such as Aston will have a quite promising prospect. In addition to Aston, the Company also owns the Pullman Bali Legian Nirwana hotel in Bali and the Aston Bogor Hotel & Resort, which are also projected to record a good performance along with the improving tourism climate and global economy.
Pusat Perbelanjaan Saat ini Perusahaan mengelola dua pusat perbelanjaan yang bernama Pasar Festival dan Lifestyle Center yang berlokasi di pusat bisnis di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan dengan tingkat hunian ratarata di tahun 2010 sebesar 83,5% dan 35%.
Mall The Company currently manages two main shopping centers, namely the Pasar Festival and the Epicentrum Walk Creative Lifestyle and Entertainment Hub, located in the central business district at Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta, with an average occupancy rate of 83.5% and 35% respectively in 2010.
Semakin bertambahnya gedung-gedung perkantoran dan tempat hunian di sekitar Pasar Festival dan Lifestyle Center diharapkan dapat lebih meramaikan Pasar Festival dan Lifestyle Center sekaligus meningkatkan tingkat huniannya.
More office space and residences around this compound are expected to enliven the Pasar Festival and Epicentrum Walk, thus increasing its occupancy rate. In addition, the ongoing revitalization of Pasar Festival is also expected to further improve its performance.
278 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
279 Annual Report 2010 Bakrieland
Kawasan Wisata Kemajuan dalam dunia usaha telah mengakibatkan meningkatnya kesibukan kerja yang dapat meningkatkan stres, sehingga kebutuhan untuk berekreasi dan beristirahat dengan suasana berbeda merupakan hal yang diinginkan oleh orang-orang yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja rutin.
Tourist Destination The fast progressing business world has escalated people’s workload, thus increasing their stress level. This creates a need for busy people, whose lives are full with daily routines, to have recreation and relaxation in a different ambience.
Dalam mengantisipasi permintaan yang muncul atas tempat wisata alternatif serta relatif sudah jenuhnya kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer, maka Perusahaan membangun kawasan wisata petualangan terpadu di Lampung yang terencana rapi dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya Lampung sebagai lokasi pengembangan kawasan wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan pulau Sumatera.
To anticipate the demand for alternative tourist destinations and the fact that some destinations such as Puncak and Anyer are already saturated, the Company developed an integrated adventure tourist area in Lampung, which has been carefully planned and completed with choice facilities. Lampung was selected as a tourist development area for it serves as the main gateway between the islands of Java and Sumatera.
Infrastruktur Terkait Properti Prospek bisnis pengembangan infrastruktur di Indonesia sangat menjanjikan karena kebutuhan akan perbaikan infrastruktur meningkat terus seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi. Setelah sukses dengan pembangunan Kanci-Pejagan, pada tahun 2011 BTR berencana melanjutkan dengan pembangunan ruas tol Ciawi-Sukabumi dan Pejagan-Pemalang.
Property-Related Industry Indonesia’s infrastructure development business has a very promising prospect in light of the increasing need for improvements to infrastructure as the economy grows at a rapid pace. Following the success of the Kanci-Pejagan toll road construction, BTR in 2011 plans with the development of the Ciawi-Sukabumi and Pejagan-Pemalang sections.
Bisnis pengelolaan air berpeluang untuk berkembang karena kebutuhan air bersih yang berkualitas di Jakarta terus meningkat dan belum sepenuhnya dapat terpenuhi.
The water management business has a promising outlook as the demand for quality clean water in Jakarta is on the rise yet is not entirely met by current supplies.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum
Realization of Utilization of Proceeds from the Public Offering
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum Terbatas III Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) III yang sebelumnya dimuat dalam prospektus PUT III mengalami perubahan dan telah disetujui oleh Pemegang Saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 11 September 2007.
Realization of Utilization of Proceeds from the Limited Public Offering III The plan of utilization of proceeds from the Limited Public Offering (PUT) III, which was previously included in the PUT III prospectus, has been changed and approved by the Shareholders as decided in the Extraordinary General Meeting of Shareholders on September 11, 2007.
Penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) III setelah dikurangi biaya emisi adalah sebagai berikut:
Utilization of proceeds from the Limited Public Offering (PUT) III after deducted by costs of issuance are as follows:
Rencana Penggunaan Dana Yang Diubah Dan Telah Disetujui Oleh Pemegang Saham 1. Sebesar lebih kurang 43,45% atau Rp 1.192.893.500.000 akan digunakan sebagai pinjaman pemegang saham kepada PT Bakrie Swasakti Utama (BSU). Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh BSU (anak perusahaan) dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut :
Plan of Utilization of Funds Amended and Approved by Shareholders 1. Approximately 43.45% or Rp 1,192,893,500,000 will be utilized as shareholder loan to PT Bakrie Swasakti Utama (BSU - subsidiary company). Further, the funds will be utilized by BSU with details as follows:
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN Mangement Discussion & Analysis
• Sebesar lebih kurang 70,16% atau Rp 836.893.500.000 akan dipergunakan untuk percepatan pengembangan Rasuna Epicentrum, yang meliputi antara lain: pengembangan Bakrie Tower, Lifestyle Center, the Grove Condominium, serta Office Tower I dan II. • Sebesar lebih kurang 29,84% atau Rp 356.000.000.000 akan dipergunakan untuk pembayaran hutang atas pembelian tanah kepada AJB Bumiputera 1912, biaya perijinan, dan soft development cost.
• Approximately 70.16% or Rp 836,893,500,000 will be utilized for acceleration of the Rasuna Epicentrum development, which includes among others: Bakrie Tower, Epicentrum Walk, the Grove Condominium, and Office Tower I and II. • Approximately 29.84% or Rp 356,000,000,000 (three hundred and fifty six billion) will be utilized for payments of debts on land purchase to AJB Bumiputera 1912, licensing and soft development costs.
2. Sebesar lebih kurang 18,61% atau Rp 511.020.000.000 akan digunakan sebagai pinjaman pemegang saham kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP).
2. Approximately 18.61% or Rp 511,020,000,000 will be utilized as shareholder’s loan to PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP).
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh GAP (anak usaha Perusahaan) dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut : • Sebesar lebih kurang 50,10% atau Rp 256.020.000.000 akan digunakan untuk percepatan pengembangan Nirwana Epicentrum (Bogor). • Sebesar lebih kurang 15,66% atau Rp 80.000.000.000 telah digunakan untuk pembelian 44.070 saham milik K.R.M.H. Japto S. Soerjosoemarno S.H., dan sebanyak 8.060 saham milik Eddy Rumpoko yang total keseluruhannya setara dengan 65% dari modal ditempatkan DPUL dengan harga pembelian Rp 1.534.624 per lembar saham. • Sebesar lebih kurang 34,25% atau Rp 175.000.000.000 akan digunakan untuk pembelian tanah lebih kurang 400 ha di kawasan Bogor Nirwana Residence, Bogor, Jawa Barat.
Details of funds utilized by GAP (subsidiary) are as follows: • Approximately 50.10% or Rp 256,020,000,000 will be utilized for accelerating Nirwana Epicentrum (Bogor) development. • Approximately 15.66% or Rp 80,000,000,000 will be utilized for purchasing 44,070 shares owned by K.R.M.H. Japto S. Soerjosoemarno S.H., and 8,060 shares owned by Eddy Rumpoko, which in total equals to 65% of DPUL issued capital with purchase price of Rp 1,534,624 per share. • Approximately 34.25% or Rp 175,000,000,000 will be utilized for purchasing approximately 400 ha of land in Bogor Nirwana Residence area, Bogor, West Java.
3. Sebesar lebih kurang 0,73% atau Rp 20.000.000.000 akan digunakan oleh Perusahaan sebagai pinjaman pemegang saham kepada PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) yang dapat dikonversikan menjadi saham. Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh KLTD untuk percepatan pengembangan Travellers Krakatoa Nirwana Resort.
3. Approximately 0.73% or Rp 20,000,000,000 will be utilized by the Company as shareholder’s loan to PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) which can be converted to shares. The funds will later be utilized by KLTD for accelerating the Travellers Krakatoa Nirwana Resort development.
4. Sebesar lebih kurang 2,78% atau Rp 76.400.000.000 akan digunakan sebagai pinjaman dari Perusahaan kepada PT Samudera Asia Nasional (SAN) untuk modal kerja pembangunan Pullman Bali Legian Nirwana.
4. Approximately 2.78% or Rp 76,400,000,000 will be utilized as a loan from the Company to PT Samudera Asia Nasional (SAN) for working capital of the Pullman Bali Legian Nirwana development.
5. Sebesar lebih kurang 1,69% atau Rp 46.299.000.000 untuk pinjaman pemegang saham kepada PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS). Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh BNS sebagai berikut:
5. Approximately 1.69% or Rp 46,299,000,000 will be utilized as shareholder loan to PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS). The funds will be further utilized by BNS for the following:
280 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
281 Annual Report 2010 Bakrieland
• Sebesar lebih kurang 64,79% atau Rp 30.000.000.000 akan dipergunakan untuk membeli 303.999 saham atau setara dengan 99,99% modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Libratindo Gemilang (LG). • Sebesar lebih kurang 2,81% atau Rp 1.300.000.000 akan dipergunakan sebagai pinjaman dari pemegang saham untuk modal kerja LG. • Sebesar lebih kurang 28,08% atau Rp 13.000.000.000 akan dipergunakan untuk membeli 14.999 saham atau setara dengan 99,99% modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Berkah Puhu Lestari (BPL). • Sebesar lebih kurang 4,32% atau Rp 1.999.000.000 akan dipergunakan sebagai pinjaman dari pemegang saham untuk modal kerja BPL.
• Approximately 64.79% or Rp 30,000,000,000 will be utilized for purchasing 303,999 shares, equal to 99.99% of issued and paid up capital in PT Libratindo Gemilang (LG). • Approximately 2.81% or Rp 1,300,000,000 will be utilized as a shareholder loan for LG’s working capital. • Approximately 28.08% or Rp 13,000,000,000 will be utilized for purchasing 14,999 shares, equal to 99.99% issued and paid up capital in PT Berkah Puhu Lestari (BPL). • Approximately 4.32% or Rp 1,999,000,000 will be utilized as a shareholder loan for BPL’s working capital.
6. Sebesar lebih kurang 32,23% atau Rp 884.887.500.000 akan digunakan oleh Perusahaan untuk akuisisi/ penambahan modal pada perusahaan pemilik hak atas tanah yang bersangkutan dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut : • Sebesar lebih kurang 39,24% atau Rp 347.212.000.000 akan dipergunakan oleh Perusahaan untuk membeli 99,99% saham dalam PT Superwish Perkasa (SP) dan sebesar lebih kurang 21,02% atau Rp 185.980.500.000 untuk meningkatkan modal disetor dalam SP. • Sebesar lebih kurang 39,75% atau Rp 351.695.000.000 akan dipergunakan oleh Perusahaan untuk membeli 99,99% saham dalam PT Bumi Daya Makmur (BDM). • Sebesar 0,52% atau Rp 14.200.000.000 akan dipergunakan sebagai modal kerja Perusahaan.
6. Approximately 32.23%, Rp 884,887,500,000, will be utilized by the Company for acquisition/additional capital in companies owning land rights, with details of funds utilization as follows: • Approximately 39.24% or Rp 347,212,000,000 will be utilized by the Company for buying 99.99% shares in PT Superwish Perkasa (SP) and approximately 21.02% or Rp 185,980,500,000 for increasing the issued capital in SP. • Approximately 39.75% or Rp 351,695,000,000 will be utilized to purchase 99.99% shares in PT Bumi Daya Makmur (BDM). • 0.52% or Rp 14,200,000,000 will be utilized for the Company’s working capital.
Pada 31 Desember 2010, seluruh dana dari hasil pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas III telah digunakan sesuai dengan yang disetujui oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 11 September 2007.
On December 31, 2010, all proceeds from the Limited Public Offering III have been utilized in accordance with approval of the Shareholders in the Extraordinary General Meeting of Shareholders on September 11, 2007.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri I Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I apabila dilaksanakan oleh para pemegang waran, akan digunakan Perusahaan seluruhnya untuk tambahan modal kerja BSU dalam bentuk penyertaan saham.
Realization of Utilization of Proceeds from the Series I Warrant Exercise The proceeds from the Series I Warrant exercise, if exercised by warrant holders, will be utilized by the Company for additional working capital in the form of share investment in BSU.
Harga Pelaksanaan Waran Seri I adalah Rp 250, sementara jumlah Waran Seri I sebanyak 1.960.000.000 (satu miliar sembilan ratus enam puluh juta). Pada 31 Desember 2010, dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp 79 miliar telah digunakan seluruhnya sesuai dengan penggunaan dana dalam prospektus.
The Exercise Price of Series I Warrant was Rp 250, while the number of Series I Warrant totaled 1,960,000,000 (one billion nine hundred and sixty million). On 31 December 2010, the proceeds from Series I Warrants exercise worth Rp 79 billion had been fully utilized in accordance with the utilization of proceeds stated in the prospectus.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN Mangement Discussion & Analysis
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum Terbatas IV Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV dimuat dalam prospektus PUT IV dan telah disetujui oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 25 Juni 2010.
Realization of Utilization of Proceeds from the Limited Public Offering IV The plan of utilization of proceeds from the Limited Public Offering (PUT) IV is included in the PUT IV prospectus and has been approved by the Shareholders in the Extraordinary General Meeting of Shareholders on 25 June 2010.
Penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV setelah dikurangi biaya emisi adalah sebagai berikut : 1. Sebesar lebih kurang 5,05% atau sekitar Rp 155 miliar akan digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan penambahan modal di PT Bakrie Pangripta Loka (BPLK) yang akan digunakan untuk: a. Sebesar lebih kurang 0,81% atau sekitar Rp 25 miliar akan digunakan untuk pembelian tanah di Rasuna Epicentrum berupa kumpulan 20 bidang tanah di blok C seluas 2.085 meter persegi. b. Sebesar lebih kurang 4,24% atau sekitar Rp 130 miliar akan digunakan sebagai berikut : • Sebesar Rp 80 miliar akan digunakan untuk pengembangan KSO di Kota Baru, Jakarta Timur bersama dengan Perumnas yang meliputi antara lain proyek-proyek apartemen dan fasilitas pendukung di Kota Baru. • Sebesar Rp 50 miliar akan digunakan untuk modal kerja BPLK, meliputi antara lain biaya riset, biaya perijinan, biaya legal, maupun soft cost lainnya. Penambahan modal ini tidak akan menambah persentase kepemilikan saham Perusahaan di BPLK karena pada saat ini Perusahaan telah memiliki 99,99% saham di BPLK. Transaksi ini termasuk Transaksi afiliasi namun tidak diwajibkan untuk diumumkan dan hanya dilaporkan paling lambat akhir hari kerja ke-2 setelah transaksi, karena kepemilikan Perusahaan di BPLK diatas 99%.
Utilization of proceeds from the Limited Public Offering (PUT) IV after deducted by costs of issuance are as follows: 1. Approximately 5.05% or around USD 155 billion will be used by the Company for additional capital in PT Bakrie Pangripta Loka (BPLK) that will be utilized for the following: a. Approximately 0.81% or around Rp 25 billion will be used to purchase land in Epicentrum in the form of collection of 20 parcels of land in Block C of 2,085 square meters. b. Approximately 4.24% or around Rp 130 billion will be used as follows: • A sum of Rp 80 billion will be used for the development of KSO in Kota Baru, East Jakarta, along with the National Housing project, which includes, among other apartment projects and supporting facilities in Kota Baru. • A sum of Rp 50 billion will be used for BPLK working capital, including among others, research costs, license fees, legal fees, and other soft costs. This capital increase will not increase the ownership percentage of shares on the BPLK because the Company at present owns 99.99% stake in BPLK. These transactions were regarded as affiliated transactions. However, because the ownership of Bakrieland in BPLK is above 99%, the Company was not required to announce, but shall report no later than by the end of the 2nd business day after the transaction.
2. Sebesar lebih kurang 11,89% atau sekitar Rp 365 miliar akan digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan pemberian pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham kepada SP yang selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh SP untuk pengembangan proyek Rasuna Epicentrum termasuk pembelian tanah enclave di Rasuna Epicentrum berupa kumpulan 65 bidang tanah di blok B seluas 9.357 meter persegi, pembangunan proyek-proyek apartemen, hotel, dan perkantoran. Pinjaman kepada SP memiliki jangka waktu selama 5 tahun dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun, dan tanpa jaminan namun memiliki opsi untuk dikonversi menjadi saham pada SP pada harga nominal. Apabila pinjaman dikembalikan oleh SP, dananya akan digunakan oleh Perusahaan untuk modal kerja
2. Approximately 11.89% or around Rp 365 billion will be used by the Company to give loans that can be converted into shares to SP. Further, SP will use the funds for developing the Rasuna Epicentrum project, including the purchase of an enclave land at Rasuna Epicentrum in the form of a collection of 65 parcels of land in the block B area of 9,357 square meters; construction of apartment projects, hotels, and offices. Loans to SP have a 5-year term with interest at 15% per annum, and no guarantees, yet with an option to convert to shares to SP at a nominal price. If the loan is returned by SP, the funds will be used by the Company for working capital, which includes costs associated with business development and infrastructure, research costs, license fees, legal
282 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
283 Annual Report 2010 Bakrieland
Perusahaan, termasuk antara lain biaya-biaya yang terkait dengan pengembangan usaha dan infrastruktur, biaya riset, biaya perijinan, biaya legal maupun soft cost lainnya. Apabila pinjaman tersebut dikonversi menjadi saham, maka kepemilikan Perusahaan di SP akan bertambah dari saat ini sebesar 69,99% menjadi 99,99%. Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi karena SP merupakan anak perusahaan Bakrieland.
fees and other soft costs. If the loan is converted into shares, the Company’s ownership in SP will increase from currently 69.99% to 99.99%. This transaction is an affiliated transaction because SP is a subsidiary of the Company.
3. Sebesar lebih kurang 27,66% atau sekitar Rp 848,7 miliar akan digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan penambahan modal di PT Bakrie Infrasturcture (BINF), yang selanjutnya akan digunakan oleh BINF untuk penambahan modal di PT Bakrie Toll Road (BTR). Penambahan modal di BINF dan BTR tidak menambah persentase kepemilikan saham Perusahaan karena Perusahaan telah memiliki BINF dan BTR sebesar masing-masing 99,99%. Penambahan modal tersebut selanjutnya akan di gunakan oleh BTR untuk: a. Sebesar lebih kurang 14,92% atau sekitar Rp 458 miliar akan digunakan untuk memberikan pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham kepada PT Satria Cita Perkasa (SCP), PT Trans Global Finance (TGF) dan PT Pan Galatic Investment (PGI) masing-masing sebesar Rp 317,33 miliar, Rp 87,92 miliar, dan Rp 52,75 miliar. Dana yang didapat oleh SCP, TGF, dan PGI akan digunakan untuk memberikan pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham kepada PT Semesta Marga Raya (SMR), yang selanjutnya akan digunakan oleh SMR untuk : • Sebesar lebih kurang Rp 398 miliar akan digunakan untuk membayar hutang usaha kepada kontraktor, yaitu PT Adhi Karya Tbk. Hutang tersebut merupakan hutang usaha ke kontraktor dalam rangka pembangunan proyek jalan tol Kanci-Pejagan. Saldo hutang per 31 Desember 2009 adalah sebesar lebih kurang Rp 450 miliar. PT Adhi Karya Tbk tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perusahaan. • Sebesar lebih kurang Rp 60 miliar akan digunakan untuk biaya operasional sehubungan dengan proyek jalan tol Kanci-Pejagan, antara lain biaya maintenance dan pengelolaan, pultoll dan pemeliharaan, biaya umum dan administrasi serta biaya bunga kredit investasi. Pinjaman kepada SCP, TGF dan PGI yang selanjutnya dipinjamkan lagi oleh SCP,TGF dan PGI kepada SMR memiliki jangka waktu selama 5 tahun dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun, dan tanpa jaminan namun memiliki opsi untuk dikonversi menjadi saham pada SMR pada
3. Approximately 27.66% or approximately Rp 848.7 billion will be used by the Company to inject additional capital in PT Bakrie Infrasturcture (BINF), which would then be used by BINF for additional capital in the PT Bakrie Toll Road (BTR). Additional capital in BINF and BTR does not increase the percentage of share ownership of the Company as the Company owns 99.99% of BINF and BTR. The capital increase will be used by BTR for: a. Approximately 14.92%, or around Rp 458 billion will be used to provide loans that can be converted into shares to SCP, TGF and PGI amounting to Rp 317.33 billion, Rp 87.92 billion, and Rp 52.75 billion. Funds obtained by PT Satria Cita Perkasa (SCP), PT Trans Global Finance (TGF), and PT Pan Galatic Investment (PGI) will be used to provide loans that can be converted into shares to PT Semesta Marga Raya (SMR), which would then be used by SMR for: • Approximately Rp 398 billion will be used to pay debts to contractors, namely PT Adhi Karya Tbk. The debt is trade payable to contractor for the construction of Kanci-Pejagan toll road projects. Outstanding balance as of 31 December 2009 amounted to approximately Rp 450 billion. PT Adhi Karya Tbk has no affiliation with the Company. • Approximately Rp 60 billion will be used for operational costs in connection with KanciPejagan toll road projects, among others, the maintenance and management costs, pultoll and maintenance, general and administrative expenses and interest cost of investment credit.
Loans to SCP, TGF and PGI which subsequently be lent again by SCP, TGF and PGI to SMR has a 5-year term with interest at 15% per annum, with no guarantees but has an option to be converted into shares in SMR at nominal price. If the loan is returned by SMR, the funds will be used by
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN Mangement Discussion & Analysis
SCP, TGF and PGI to repay loans to BTR, which would then be used by BTR as working capital that includes costs associated with business development and infrastructure, research costs, license fees, legal fees and other soft costs. If conversion of loans into shares occurs, it will not increase the percentage of BTR ownership in SCP, TGF and PGI, as the ownership of BTR in SCP, TGF and PGI currently amounts to 99.99%, 100% and 100%, respectively. Meanwhile, the composition of capital in SMR has changed from previously 60% of SCP, 15% of PGI and 25% of TGF to 63.61% of SCP, 16.63% of PGI, and 19.76% of TGF.
harga nominal. Apabila pinjaman dikembalikan oleh SMR, dananya akan digunakan oleh SCP, TGF dan PGI untuk mengembalikan pinjaman kepada BTR, yang selanjutnya akan digunakan oleh BTR sebagai modal kerja, termasuk antara lain biayabiaya yang terkait dengan pengembangan usaha dan infrastuktur, biaya riset, biaya perijinan, biaya legal maupun soft cost lainnya. Dalam hal konversi pinjaman menjadi saham terjadi, tidak akan menambah persentase kepemilikan BTR di SCP, TGF dan PGI, karena kepemilikan BTR di SCP, TGF dan PGI saat ini masing-masing sebesar 99,99%, 100% dan 100%. Sementara itu, komposisi permodalan di SMR akan berubah dari sebelumnya SCP sebesar 60%, PGI sebesar 15% dan TGF sebesar 25% menjadi SCP sebesar 63,61%, PGI sebesar 16,63% dan TGF sebesar 19,76%.
Transaksi ini termasuk Transaksi afiliasi namun tidak diwajibkan untuk diumumkan dan hanya dilaporkan paling lambat akhir hari kerja ke-2 setelah transaksi, karena kepemilikan Perusahaan di BINF, BTR, SCP, TGF, PGI, dan SMR diatas 99%.
b. Sebesar lebih kurang 12,73% atau sekitar Rp 390,7 miliar akan digunakan oleh BTR untuk: • Sebesar lebih kurang Rp 700 juta untuk melaksanakan Opsi pengambilalihan saham milik PT Media Dhana Antarkita (MDA) dan PT Datanusa Sakti Jaya (DSJ) dalam PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) dan PT Karya Perkasa Insani (KPI). Opsi ini diterima BTR berdasarkan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham no. 022/P-OPSI/BTR-BS/VI/08 tanggal 6 Juni 2008 dimana dengan memiliki opsi ini, BTR dapat mengambilalih seluruh saham yang dimiliki MSA dan DSJ didalam GMS dan KPI kepada BTR, dengan harga nominal, sehingga setelah pelaksanaan hak opsi tersebut BTR akan memiliki PT Trans Jabar Tol (TJT) secara tidak langsung (melalui GMS dan KPI) sebanyak total lebih kurang 65%. Dengan pelaksanaan opsi ini BTR akan memiliki GMS sebesar 99,9% dan KPI sebesar 99,75%. Tidak ada hubungan afiliasi antara Perusahaan dengan MSA, DSJ, GMS dan KPI. • Sebesar lebih kurang Rp 390 miliar akan digunakan untuk pemberian pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham kepada TJT untuk biaya pengembangan proyek jalan tol Ciawi-Sukabumi. Pengembangan ini antara lain termasuk biaya pembebasan lahan, disain dan perencanaan, biaya konstruksi, biaya
284 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
These transactions were considered as affiliated transactions. However, because the ownership of Bakrieland in BINF, BTR, SCP, TGF, PGI, and SMR are above 99%, Bakrieland was not required to announce but shall report no later than the end of the 2nd business day after the transaction, b. Approximately 12.73% or around Rp 390.7 billion will be used by BTR for: • Approximately Rp 700 million to implement the Option for acquisition of shares owned by PT Media Dhana Antarkita (MDA) and PT Datanusa Sakti Jaya (DSJ) in PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) and PT Karya Perkasa Insani (KPI). This option is received by BTR based on the Ownership and Control of Shares Option Agreement no. 022/P-OPSI/ BTR-BS/VI/08 dated 6 June 2008. To have this option, BTR can take over all shares owned by MSA and DSJ in GMS and KPI to BTR, at nominal prices, so that after exercising the option BTR will have PT Trans Jabar Tol (TJT) indirectly (through GMS and KPI) approximately 65% in total. With the implementation of this option BTR will own 99.9% of GMS and 99.75% of KPI. There is no affiliation between the Company and MSA, DSJ, GMS and KPI. • Approximately Rp 390 billion will be used for lending that can be converted into shares to TJT for Ciawi-Sukabumi toll road project development financing. This development, among others, includes the cost of land acquisition, design and planning, construction costs, costs of supervision, and overhead.
285 Annual Report 2010 Bakrieland
pengawasan/supervisi, dan overhead. Pinjaman kepada TJT memiliki jangka waktu selama 5 tahun dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun, dan tanpa jaminan namun memiliki opsi untuk dikonversi menjadi saham pada TJT pada harga nominal. Apabila pinjaman dikembalikan oleh TJT, dananya akan digunakan oleh BTR untuk modal kerja, termasuk antara lain biayabiaya yang terkait dengan pengembangan usaha dan infrastruktur, biaya riset, biaya perijinan, biaya legal maupun soft cost lainnya. Dalam hal konversi pinjaman ke saham terjadi, BTR akan memiliki secara langsung dan tidak langsung TJT sebesar 82,81%.
Transaksi pemberian pinjaman kepada TJT termasuk transaksi afiliasi karena TJT adalah anak perusahaan GMS dan KPI yang keduanya akan menjadi anak perusahaan BTR setelah opsi dilaksanakan.
Loans to TJT have 5-years term with interest at 15% per annum, with no guarantees, but has an option to be converted into shares at TJT at a nominal price. If the loan is returned by TJT, the funds will be used by BTR for working capital, which includes costs associated with business development and infrastructure, research costs, license fees, legal fees and other soft costs. If the conversion of loans into shares occurs, BTR will directly and indirectly owns 82.81% of TJT.
Lending transaction to TJT is considered as affiliated transaction because TJT is a subsidiary of GMS and KPI, which both will become a subsidiary of BTR after the option is implemented.
4. Sebesar lebih kurang 11,41% atau sekitar Rp 350 miliar akan digunakan oleh Perusahaan untuk: a. Sebesar lebih kurang 4,89% atau sekitar Rp 150 miliar untuk pembelian 100.000 saham PT Fusion Plus Indonesia (FPI), yang dimiliki oleh Baroque Development, Inc (BDI) pada harga Rp 1.500.000 per saham. Dengan pembelian saham ini, Perusahaan akan memiliki 50% saham di FPI. Perusahaan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan BDI. b. Sebesar lebih kurang 6,52% atau sekitar Rp 200 miliar untuk peningkatan penyertaan modal di FPI dengan pengambilan saham baru yang akan diterbitkan oleh FPI sebanyak lebih kurang 21.668.472 saham pada harga nominal Rp 9.230 (USD 1) per saham, yang selanjutnya akan dipergunakan oleh FPI untuk pengembangan usaha, antara lain peremajaan (refurbish) dan penambahan hotel, perumahan, lapangan golf dan lainnya. Setelah peningkatan penyertaan modal, kepemilikan Perusahaan di FPI akan menjadi sebesar 99,54%.
4. Approximately 11.41% or around Rp 350 billion will be used by the Company to: a. Approximately 4.89% or around Rp 150 billion to purchase 100,000 shares of PT Fusion Plus Indonesia (FPI), which is owned by Baroque Development, Inc. (BDI) at Rp 1.5 million per share. With the purchase of these shares, the Company will own 50% stake in FPI. The Company has no affiliation with BDI. b. Approximately 6.52% or around Rp 200 billion to increase capital investment in FPI by acquiring new shares to be issued by FPI amounting at 21,668,472 shares at nominal price of Rp 9,230 (US $ 1) per share, which would then be used by FPI for business development, among others, refurbishment and additional hotel, residential, golf courses and others. After the increase in capital investment, ownership of the Company in FPI will be 99.54%.
Transaksi peningkatan penyertaan saham dalam FPI merupakan Transaksi afiliasi karena anggota Dewan Komisaris FPI merupakan anggota Direksi Perusahaan.
5. Sebesar lebih kurang 6,52% atau sekitar Rp 200 miliar akan digunakan oleh Perusahaan untuk memberikan pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham kepada GAP. GAP selanjutnya akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan usaha, antara lain untuk
The transaction that increases share investment in FPI is an affiliate transaction as a member of the Board of Commissioners of FPI is also a member of the Board of Directors of the Company.
5. Approximately 6.52% or around Rp 200 billion will be used by the Company to give loans that can be converted into shares to GAP. GAP will then use these funds for business development, among others, for land acquisition, infrastructure development and
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
pembebasan lahan, pembangunan unit residential dan infrastruktur di proyek Bogor Nirwana Residence dan kebutuhan biaya operasional seperti biaya riset, biaya perijinan, biaya legal, maupun soft cost lainnya. Pinjaman kepada GAP memiliki jangka waktu selama 5 tahun dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun, dan tanpa jaminan namun memiliki opsi untuk dikonversi menjadi saham pada GAP pada harga nominal. Apabila pinjaman dikembalikan oleh GAP, dananya akan digunakan oleh Perusahaan untuk modal kerja Perusahaan, termasuk antara lain biaya-biaya yang terkait dengan pengembangan usaha dan infrastuktur, biaya riset, biaya perijinan, biaya legal maupun soft cost lainnya. Dalam hal konversi pinjaman menjadi saham dilaksanakan, kepemilikan Perusahaan di GAP akan bertambah dari saat ini sebesar 99,78% menjadi 99,88%. Transaksi ini termasuk Transaksi afiliasi namun tidak diwajibkan untuk diumumkan dan hanya dilaporkan paling lambat akhir hari kerja ke-2 setelah transaksi, karena kepemilikan Perusahaan di GAP diatas 99%.
residential units in residential projects and the need for operational costs such as research costs, license fees, legal fees, and other soft costs. Loans to GAP have 5-years term with interest at 15% per annum, with no guarantees, but has an option to be converted into shares in GAP at a nominal price. If the loan is returned by GAP, the funds will be used by the Company for working capital, which includes costs associated with business development and infrastructure, research costs, license fees, legal fees and other soft costs. If the conversion of loans into shares occurs, ownership of the Company at GAP will increase from currently at 99.78% to 99.88%. These transactions were considered as affiliated transactions. However, because the ownership of Bakrieland in GAP above 99%, the Company is not required to announce it and shall only reported later than the end of the 2nd business day after the transaction.
6. Sebesar lebih kurang 4,89% atau sekitar Rp 150 miliar akan digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan sebagian pembayaran atas pembelian 5.008.504.299 saham PT Sentul City Tbk (SC) dengan harga Rp 100 per saham dari PT Citra Kharisma Komunika (CKK), dari keseluruhan transaksi sebesar Rp 501 miliar. Pembayaran sisa nilai transaksi akan dilakukan oleh Perusahaan kepada CKK kemudian. Dengan transaksi pembelian saham ini, Perusahaan akan memiliki lebih kurang 20% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh di SC. Perusahaan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan CKK dan SC. Bagi Perusahaan, transaksi pembelian saham SC dan penyertaan saham di BJA merupakan satu kesatuan transaksi dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 2.418 miliar atau sebesar 52,09% dari ekuitas Perusahaan, sehingga secara keseluruhan kedua transaksi ini merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan IX.E.2.
6. Approximately 4.89% or around Rp 150 billion will be used by the Company to make partial payment for the purchase of 5,008,504,299 shares of PT Sentul City Tbk (SC) at Rp 100 per share from PT Citra Kharisma Komunika (CKK), of the total transactions amounting to Rp 501 billion. The rest of payment will be made by the Company to CKK later on. With the purchase of these shares, the Company will own approximately 20% of the shares issued and fully paid in SC. The Company has no affiliation with CKK and SC. For the Company, SC stock purchase transactions and investments in BJA is a one unit transaction with total value amounting to Rp 2,418 billion or 52.09% of the Company equity. Therefore, the overall two transactions are material transactions under Regulation IX.E.2.
7. Sebesar lebih kurang 32,59% atau sekitar Rp 1.000 miliar akan digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan sebagian pembayaran dari total transaksi Rp 1.917 miliar atas penyertaan modal pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA) dengan pembelian saham baru yang diterbitkan oleh BJA sebanyak 1.278.000.000 saham dengan harga Rp 1.500 per saham. Selain menggunakan dana hasil PUT IV, pembayaran atas penyertaan saham akan dilakukan melalui pendanaan dari Societe Strasbourg S.A (SS). Dengan penyertaan saham ini, Perusahaan akan memiliki BJA sebesar 51%. Perusahaan memiliki hubungan afiliasi dengan BJA karena Komisaris Independen Perusahaan, Bapak
7. Approximately 32.59% or around Rp 1,000 billion will be used by the Company to make partial payment of the total transactions of Rp 1917 billion for capital investment in PT Bukit Jonggol Asri (BJA) by purchasing new shares issued by BJA as much as 1.278 billion shares at Rp 1,500 per share. In addition to using the funds of PUT IV, payment of this investment will be done through funding from Societe Strasbourg SA (SS). With this investment, the Company will own 51% of BJA. The Company has an affiliated relationship with BJA as its Independent Commissioner, Mr Lukman Purnomosidi, also serves as Director of BJA. Thus, this transaction can be categorized as an affiliate transaction. For the
286 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
287 Annual Report 2010 Bakrieland
Company, purchase of SC stock and investments in BJA transactions represent a one unit transaction with total value amounting to Rp 2,418 billion or 52.09% of the Company equity, thus the overall two transactions are material transactions under Regulation IX.E.2.
Lukman Purnomosidi, juga menjabat sebagai Direktur Utama BJA, sehingga transaksi ini dapat dikategorikan sebagai transaksi afiliasi. Bagi Perusahaan, transaksi pembelian saham SC dan penyertaan saham di BJA merupakan satu kesatuan transaksi dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 2.418 miliar atau sebesar 52,09% dari ekuitas Perusahaan, sehingga secara keseluruhan kedua transaksi ini merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan IX.E.2.
Hingga 31 Desember 2010, dana dari hasil PUT IV yang telah digunakan sebesar Rp 2.019,1 miliar sedangkan dana yang belum digunakan sebesar Rp 1.174,5 miliar.
Until 31 December 2010, the proceeds from PUT IV that has been used amounting to Rp 2,019.1 billion, while the unused funds amounting to Rp 1,174.5 billion
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri II Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri II apabila dilaksanakan oleh para pemegang waran, akan digunakan Perusahaan seluruhnya untuk melakukan pembayaran atas sisa kewajiban Perusahaan kepada CKK terkait pembelian saham di SC dan pembayaran kembali pendanaan yang diperoleh Perusahaan dari Societe Strasbourg (SS).
Use of Funds From the results of Series II Warrant Execution The proceeds from exercising the Series II Warrant, if exercised by the warrant holders, will all be used to pay the remaining obligations of the Company to CKK in relation to the purchase of shares at SC and the repayment of funding obtained by the Company from Societe Strasbourg (SS).
Harga Pelaksanaan Waran Seri II adalah Rp 165, sementara jumlah Waran Seri II sebanyak 6.985.959.993 (enam miliar sembilan ratus delapan puluh lima juta sembilan ratus lima puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh tiga rupiah).
Exercise Price of the Series II Warrant is Rp 165, while the total of Series II Warrants is 6,985,959,993 (six billion, nine hundred and eighty five million nine hundred fifty nine thousand nine hundred and ninety-three dollars).
Pada 31 Desember 2010, belum ada pelaksanaan konversi Waran Seri II karena masa konversi baru dimulai pada tanggal 26 Januari 2011.
On 31 December 2010, no conversion of the Series II Warrant took place as new conversion period commenced on 26 January 2011.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah I sebelumnya telah dimuat dalam prospektus Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 yang diterbitkan pada tanggal 30 Juni 2009.
Use of Funds From Sukuk Ijarah I Public Offering Plan of funds utilization from Sukuk Ijarah I Public Offering previously has been included in the prospectus of Sukuk Ijarah I Bakrieland Development 2009 Public Offering, published on 30 June 2009.
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk : 1. Sekitar 80% atau Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan proyek residensial Anak Perusahaan (GAP dan Anak Perusahaannya yaitu PT Bahana Sukmasejahtera). 2. Sekitar 13,33% atau Rp 20.000.000.000 (dua puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan fasilitas sentra UMKM.
Proceeds from the Sukuk Ijarah Public Offering will be used for the following: 1. Approximately 80% or Rp 120,000,000,000 (one hundred and twenty billion Rupiah) after deducted by the costs of issuance will be used for development of residential projects of the Subsidiaries (GAP and its subsidiary, PT Bahana Sukmasejahtera). 2. Approximately 13.33% or Rp 20,000,000,000 (twenty billion Rupiah) after deducted by the costs of issuance will be used for SME development center facility.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
3. Sekitar 6,67% atau Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha Perusahaan.
3. Approximately 6.67% or Rp 10,000,000,000 (ten billion Rupiah) after deducted by costs of issuance will be used for the Company’s working capital and business development.
Pada 31 Desember 2010, seluruh dana dari hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah I telah digunakan sesuai penggunaan dana dalam prospektus.
On 31 December 2010, all funds resulting from Sukuk Ijarah I Public Offering have been used appropriately as stated in the prospectus.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Equity-Linked Bond Dana yang diperoleh dari hasil Equity-Linked Bond tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap digunakan untuk modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum perusahaan dan untuk mendanai transaksi Equity Swap.
Use of Funds From The Equity-Linked Bond Funds obtained from the Equity-Linked Bond 2010 with fixed rate are used for working capital, refinancing, general corporate purposes and funding of Equity Swap transaction.
Transaksi Afiliasi dan Transaksi Material Selama tahun 2010, Perusahaan melakukan aktivitas corporate action yang material maupun transaksi afiliasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Affiliated Transactions and Material Transactions During 2010, the Company performed some material corporate actions as well as affiliated transactions, which can be explained as follows:
Transaksi Afiliasi 1. Dari dana hasil PUT IV, Perusahaan telah melakukan penyertaan modal dengan pengambilan saham baru dalam PT. Bukit Jonggol Asri (BJA) sebesar Rp 1 triliun Rupiah atau sebanyak 666.666.667 (37,88%) saham dengan harga Rp 1.500 per saham dari rencana total penyertaan modal sebesar Rp 1.917 miliar atau sebanyak 1.278.000.000 (51%) saham.
Affiliated Transactions 1. From the proceeds of PUT IV, the Company has made capital investment by acquiring new shares in PT Bukit Jonggol Asri (BJA) worth Rp1 trillion rupiah, or as many as 666,666,667 (37.88%) shares at Rp 1,500 per share for the proposed total capital investments amounting to Rp 1,917 billion or as much as 1,278,000,000 (51%) shares.
Transaksi pengambilan saham baru BJA oleh Perusahaan adalah Transaksi Afiliasi, karena Komisaris Independen Perusahaan, Bapak Lukman Purnomosidi juga menjabat sebagai Direktur Utama BJA, namun bukan merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-412/ BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009.
The transaction to acquire new shares of BJA is an Affiliated Transaction, as an Independent Commissioner, Mr. Lukman Purnomosidi also served as Director of BJA. However, this is not a conflict of interest transaction as referred to Bapepam and LK Regulation No. IX.E.1, Attachment of the Chairman of Bapepam and LK Decision No. Kep-412/BL/2009 dated 25 November 2009.
Pelaksanaan Transaksi Afiliasi ini telah mendapat persetujuan dari RUPSLB Perusahaan pada tanggal 25 Juni 2010.
This Affiliated Transaction has been approved by the EGMS of the Company on 25 June 2010.
2. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 21 Juli 2010, Perusahaan telah membeli 100.000 (50%) saham milik Baroque Development Inc dalam PT Fusion Plus Indonesia (FPI) dengan harga Rp 1.500.000 per saham.
2. Under the 2010, the of shares PT Fusion share.
Transaksi pembelian saham FPI oleh Perusahaan adalah Transaksi Afiliasi, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1,
288 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Share Purchase Agreement dated 21 July Company has purchased 100,000 (50%) owned by Baroque Development Inc. in Plus Indonesia (FPI) at Rp 1,500,000 per
The transaction to purchase FPI share by the Company is an Affiliated Transaction as defined in the Bapepam and LK Regulation No. IX.E.1, Attachment of the
289 Annual Report 2010 Bakrieland
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep412/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009, karena Dewan Komisaris FPI merupakan anggota Direksi Perusahaan.
Chairman of Bapepam and LK Decision No. Kep-412/ BL/2009 dated 25 November 2009, because the Board of Commissioners of FPI is also member of the Board of Directors of the Company.
Transaksi Material 1. Pada tanggal 23 Maret 2010, Perusahaan melalui BLD Investment Pte. Ltd., Anak Perusahaan telah menerbitkan Equity-Linked Bond sebesar USD 155,000,000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015 dengan suku bunga 8,625% yang dibayar setiap tiga bulan.
Material Transactions 1. On 23 March 2010, the Company through BLD Investment Pte. Ltd., a Subsidiary Company, issued an EquityLinked Bond amounting to USD 155,000,000 which will mature on 23 March 2015, with 8.625% interest rate payable every three months.
Obligasi ini memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun dan para pemegang Obligasi memiliki Hak Konversi untuk menukarkan Obligasi yang dimilikinya dengan saham Perusahaan, yang dapat dilaksanakan oleh pemegang Obligasi pada atau setelah hari ke-41 setelah Tanggal Penutupan sampai dengan tujuh hari sebelum jatuh tempo Obligasi (maturity date). Namun Perusahaan memiliki hak melunasi jumlah Obligasi yang akan dikonversi dengan uang tunai apabila Perusahaan tidak memiliki jumlah saham yang cukup untuk dikonversi atau tidak dapat menerbitkan saham yang diperlukan untuk melaksanakan Hak Konversi.
These bonds have 5 (five) years tenor and the Bond holders have the Conversion Rights to redeem their Bonds with the Company shares, which can be exercised by the Bond holders on or after the 41st day after the Closing Date up to seven days prior to maturity date of Bonds. However, the Company has the right to repay the amount of Bonds to be converted with cash if the Company does not have a sufficient number of shares to be converted or could not issue shares required to exercise the Conversion Rights.
Hasil bersih penerbitan Obligasi konversi ini digunakan oleh Perusahaan untuk modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum perusahaan dan untuk mendanai transaksi Equity Swap.
The net proceeds from issuance of Convertible Bonds are used by the Company for working capital, refinancing, general corporate purposes and funding of Equity Swap transaction.
Penerbitan Obligasi Konversi sebesar USD155,000,000 tersebut adalah termasuk Transaksi Material, sebagaimana Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep413/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009, karena nilai transaksi ini lebih 20% dari ekuitas Perusahaan. Karena transaksi ini kurang dari 50% dari ekuitas Perusahaan, maka atas transaksi ini cukup dilakukan keterbukaan informasi melalui Bursa Efek Indonesia.
Issuance of Convertible Bonds amounting to USD155,000,000 is considered as a Material Transaction according to Bapepam and LK Regulation No. IX.E.2, Attachment of Chairman of Bapepam and LK No. Kep-413/BL/2009 dated 25 November 2009, as the transaction value is over 20% of the equity of the Company. However, because this transaction is less than 50% of the equity of the Company, a disclosure of information through the Indonesia Stock Exchange is sufficient.
2. Dari dana PUT IV sebesar Rp 150 miliar , Perusahaan telah melakukan pembelian saham milik PT. Citra Kharisma Komunika (CKK) dalam PT. Sentul City, Tbk. (SC) sebanyak 1.500.000.000 (5,26%) saham dengan harga Rp 100 per saham dari total rencana pembelian sebanyak 5.008.504.299 (20%) saham atau dengan total harga jual beli sebesar Rp 501 miliar .
2. From the proceeds of PUT IV amounting to Rp 150 billion, the Company has purchased shares owned by PT Citra Kharisma Komunika (CKK) in PT. Sentul City Tbk. (SC) as much as 1.500.000.000 (5.26%) shares at Rp 100 per share of the total purchasing plan of 5,008,504,299 (20%) share or a total purchase price of Rp 501 billion.
Selain pembelian saham CKK dalam SC tersebut, Perusahaan dan SC akan bekerja sama mengembangkan kawasan Jonggol. Untuk itu
In addition to the purchase of CKK shares in SC, the Company and SC will work together to develop Jonggol area. For this purpose, it has been agreed that the
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
telah disepakati, Perusahaan akan mengambil 1.278.000.000 (51%) saham baru yang akan diterbitkan BJA dengan harga Rp 1.500 per saham atau dengan total transaksi sebesar Rp 1.917.000.000.000. Bagi Perusahaan, transaksi pembelian saham CKK dalam SC dan penyertaan saham dalam BJA merupakan satu kesatuan transaksi dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 2.418.000.000.000 atau sebesar 52,09% dari ekuitas Perusahaan berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2009, sehingga secara keseluruhan kedua transaksi ini merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-413/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009. Transaksi ini telah mendapatkan persetujuan RUPSLB Perusahaan pada tanggal 25 Juni 2010.
Company will take 1.278.000.000 (51%) of new shares to be issued by BJA at Rp 1,500 per share, or with total transaction amounting to Rp 1,917,000,000,000. For the Company, the purchase of CKK shares in SC and investment at BJA is considered as one transaction with total amount of Rp 2,418,000,000,000 or equal to 52.09% of the Company equity based on its Financial Statements for Fiscal Year 2009. The overall transaction represents a material transaction based on the Bapepam and LK Regulation No. IX.E.2, Attachment of Chairman of Bapepam and LK Decision No. Kep-413/ BL/2009 dated 25 November 2009. These transactions have been approved by the EGM of the Company on 25 June 2010.
Ekspansi, Investasi, dan Divestasi
Expansion, Investment, and Divestment
Ekspansi/Akuisisi Perusahaan dan SC telah membuat Perjanjian Kerja sama untuk bekerja sama mengembangkan kawasan Jonggol. Untuk itu telah disepakati, Perusahaan akan mengambil 1.278.000.000 (51%) saham baru yang akan diterbitkan BJA dengan harga Rp 1.500 per saham atau dengan total transaksi sebesar Rp 1.917.000.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan baru mengambil 666.666.667 (37,88%) saham.
Expansion / Acquisition The Company and SC will work together to develop the Jonggol area. For this purpose, it has been agreed that the Company will take 1,278,000,000 (51%) of new shares to be issued by BJA at Rp 1,500 per share or with total transactions amounting to Rp 1,917,000,000,000. Up to 31 December 2010, the Company has only acquired 666,666,667 (37.88%) shares.
Investasi Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 21 Juli 2010, Perusahaan telah membeli 100.000 (50%) saham milik Baroque Development Inc dalam PT Fusion Plus Indonesia (FPI) dengan harga Rp 1.500.000 per saham. Disamping itu, Perusahaan juga membeli saham PT Sentul City Tbk milik PT Citra Kharisma Komunika pada tanggal 19 Mei 2010 sebanyak 1.500.000.000 saham atau setara 5,26% kepemilikan dalam PT Sentul City Tbk.
Investment Based on the Share Sale and Purchase Agreement dated 21 July 2010, the Company has acquired 100,000 (50%) shares owned by Baroque Development Inc. in PT Fusion Plus Indonesia (FPI) at Rp 1,500,000 per share. In addition, the Company also acquired shares in PT Sentul City Tbk owned by PT Citra Kharisma Komunika on 19 May 2010 amounting to 1,500,000,000 shares, or equivalent with 5.26% stake in PT Sentul City Tbk.
Divestasi Sepanjang tahun 2010, Bakrieland tidak melakukan transaksi divestasi yang bersifat material.
Divestment During 2010, Bakrieland has no material divestment transaction.
Untuk tahun buku 2010, tidak ada transaksi keuangan yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
For fiscal year 2010, there was no financial transactions that are extraordinary and rare.
Perubahan Peraturan Perundang-undangan Di tahun 2010 tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Bakrieland. Namun demikian, Pemerintah diperkirakan akan segera mengeluarkan peraturan baru yang berhubungan dengan kepemilikan properti di Indonesia oleh warga negara asing, dalam upaya untuk
Changes in Legislation During 2010 there were no changes in the rules and regulations that significantly affected Bakrieland. However, there is a prediction that the Government will issue a new regulation concerning foreign property ownership in Indonesia, in efforts to boost property sector and improve local investment climate. If the regulation concerning
290 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
291 Annual Report 2010 Bakrieland
lebih menggairahkan sektor properti serta meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Apabila peraturan terkait kepemilikan properti oleh warga asing tersebut diterbitkan, warga negara asing dapat memiliki hak pakai atas aset properti vertikal di Indonesia lebih panjang, dibandingkan hak pakai yang berlaku saat ini selama 25 tahun dengan dua kali opsi perpanjangan hingga 70 tahun. Bila peraturan ini dapat dikeluarkan tentunya dapat meningkatkan daya saing atas aset properti di Indonesia.
foreign property ownership is issued, foreign citizens will be allowed to have property usage rights for vertical property assets in Indonesia at a longer term, compared with the current property usage rights of 25 years with two extension options up to 70 years. Issuance of this regulation is expected to improve Indonesian property competitiveness.
Bagi Bakrieland yang salah satu bisnis utamanya adalah pengembangan proyek properti vertikal, adanya peraturan ini akan berpengaruh sangat baik dan diperkirakan akan meningkatkan permintaan atas proyek-proyek apartemen secara signifikan.
Having relatively sizeable vertical property development projects, such regulation will positively affect Bakrieland and is expected to increase demand on apartment projects significantly.
Kejadian Penting setelah Tanggal Neraca 1. Pada tanggal 25 Januari 2011, Perusahaan telah melakukan peningkatan penyertaan saham pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA) sebesar Rp 255 miliar. Sehubungan dengan tambahan penyertaan tersebut, kepemilikan saham Perusahaan dalam BJA meningkat menjadi sebesar 43,36%. 2. Pada tanggal 27 Januari 2011, Perusahaan telah melakukan pembayaran terakhir atas pembatalan USD Interest Rate Swap dengan Municipal Forward Rate Bias kepada Deutsche Bank AG. 3. Pada tanggal 10 Pebruari 2011, Perusahaan mendirikan Platinum Development Pte. Ltd. Yang berdomisili di Singapura dengan persentase kepemilikan sebesar 100%. 4. Pada tanggal 14 Pebruari 2010, Perusahaan dan PT Recapital Asset Management (Recapital) menandatangani Perjanjian Kontrak Pengelolaan Dana Nasabah Individu dimana Recapital setuju untuk mengelola dana Perusahaan. Jumlah pengelolaan dana sampai dengan perjanjian tersebut ditandatangani adalah sebesar Rp 103,49 miliar. 5. Pada tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan telah membayar Obligasi I Bakrieland Development tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap (”Obligasi I BLD”) Seri A sebesar Rp 220 miliar.
Significant Events after Balance Sheet Date 1. On 25 January 2011, the Company has increased its investment in PT Bukit Jonggol Asri (BJA) amounting to Rp 255 billion. In connection with this additional investment, the shares ownership of the Company in BJA increased to 43.36%. 2. On 27 January 2011, the Company made final payment for cancellation of USD Interest Rate Swap with the Municipal Forward Rate Bias to Deutsche Bank AG. 3. On 10 February 2011, the Company established Platinum Development Pte. Ltd., domiciled in Singapore with ownership of 100%. 4. On 14 February 2010, the Company and PT Recapital Asset Management (Recapital) entered into a management contract whereby Recapital Individual Customer Fund agreed to manage its funds. Total management of funds until the agreement was signed amounting to Rp 103.49 billion. 5. On 10 March 2011, the Company has paid Bakrieland Development Bond I in 2008 with Fixed Rate (“Bonds I BLD”) Series A of Rp 220 billion.
Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak-anak Perusahaan mengadakan beberapa perjanjian penting dengan pihak ketiga, yaitu sebagai berikut: a. Perjanjian Kerja sama Penataan, pengembangan, Pembangunan dan Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Komplek Seni Budaya dan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan pada tanggal 22 Agustus 1992, yang dibuat antara PT Bakrie Investindo (”BIN”) dengan
Significant Commitments for Capital Investment In conducting its business, the Company and Subsidiaries entered into a number of important agreements with third parties, as follows: a. Management, Development, Building and Operation Agreement of the Soemantri Brodjonegoro Students Sports Hall and the H. Usmar Ismail Cultural Arts Compound and Film Center, Kuningan, South Jakarta dated 22 August 1992, made between PT Bakrie
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (”DKI”). Untuk melaksanakan segala hak dan kewajibannya BIN telah menunjuk BSU untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung dengan perjanjian ini. b. Perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build, Operate and Transfer) ”Menara Nusa” tanggal 24 September 2004, yang dibuat antara Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (untuk selanjutnya disebut ”Bappenas”) dan BSU. Ruang lingkup meliputi pembangunan gedung yang bernama ”Menara Nusa/ Wisma Bakrie 2” dengan cara Bangun Guna Serah/ BOT oleh pihak BSU diatas tanah milik Bappenas. Jangka Waktu Pengelolaan mulai dari 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2029 (25 tahun). Setelah berakhirnya jangka waktu pengelolaan gedung yang diberikan Bappenas kepada BSU, maka pemanfaatan tanah, hak pengelolaan gedung, dan gedung akan diserahkan kembali oleh BSU kepada Bappenas.
Investindo (”BIN”) and the Government of Daerah Khusus Ibukota Jakarta (”DKI”). To execute all of its rights and obligations, BIN has appointed BSU to perform any activities directly and indirectly related to this agreement. b. Build, Operate and Transfer/BOT Agreement of ”Menara Nusa” dated 24 September 2004, between the Ministry of National Development Plan/National Development Plan Agency (hereafter called ”Bappenas”) and BSU. Coverage includes the development of the “Menara Nusa/Wisma Bakrie 2” buildings with BOT by BSU on the land piece owned by Bappenas. The term of the management agreement began as per 1 January 2005 up to 31 December 2029 (25 years). Following this period, the utilization of the land, building management rights, and the building itself will be returned by BSU to Bappenas.
Kebijakan Dividen Sebagai perusahaan terbuka, Bakrieland merencanakan untuk membayar dividen secara tunai setiap tahun dikaitkan dengan, antara lain keuntungan yang didapat pada tahun fiskal serta kewajiban Bakrieland untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan kondisi keuangan Perusahaan. Selain itu, tingkat pertumbuhan Bakrieland ke depan juga merupakan pertimbangan penting dalam pembagian dividen.
Dividend Policy As a public company, Bakrieland plans to disburse a cash dividend each year in association with, among other things, profits gained during the corresponding fiscal year and Bakrieland’s obligation to allocate reserve funds in accordance to the applicable rules and the Company’s financial condition. In addition, Bakrieland’s future growth is also an important consideration in dividend disbursement.
Dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan Bakrieland dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk menentukan lain dan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, untuk setiap tahun fiskal yang berakhir pada setiap 31 Desember, Manajemen mengusulkan bahwa dividen dibayar secara tunai kepada pemegang saham yang namanya tercantum pada Daftar Pemegang Saham (recording date) dengan jumlah maksimal 50% dari keuntungan bersih, kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
By not disregarding the Company’s financial condition and without reducing the rights of Bakrieland’s General Meeting of Shareholders to determine otherwise and as stipulated in its Articles of Association, for each fiscal year ended on 31 December, the Management proposes to disburse cash dividends to the shareholders whose names are registered in the Shareholders List, a maximum of 50% of net income, except as determined otherwise by the General Meeting of Shareholders.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Mei 2010, pemegang saham Perusahaan menyetujui penggunaan keuntungan untuk pembagian dividen tunai tahun buku 2009 sebesar 15,1% dari laba bersih atau Rp 1 per saham.
Based on the Annual General Meeting of Shareholders held on 18 May 2010, stockholders approved the use of profits to distribute cash dividends for fiscal year 2009 amounting 15.1% of net income or Rp 1 per share.
Perjanjian dan Komitmen Penting 1. Perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build, Operate and Transfer) Tanah dan Gedung “Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)”. Pada tanggal 24 September 2004, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU),
Significant Agreements and Commitments 1. The Build, Operate and Transfer (BOT) Agreement for the Land and Building of the “National Development Planning Agency (BAPPENAS)”. On 24 September 2004, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a subsidiary, signed
292 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
293 Annual Report 2010 Bakrieland
Anak perusahaan, menandatangani perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build, Operate and Transfer) No. 4300/ SES/09/2004 dengan BAPPENAS yang memperbaharui perjanjian sebelumnya yaitu No. 4973/WK/8/1995 dan 950A/WK/2/1998. Perjanjian tersebut berisi antara lain: - Kompensasi yang akan diberikan BSU kepada BAPPENAS berupa tanah seluas kurang lebih 1,4 hektar yang terletak di Desa Jatisari dan Desa Jati Sampurna, Kota Bekasi. Kompensasi tersebut diberikan BSU sehubungan dengan pembangunan dan pengelolaan Wisma Bakrie 2 di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2. - Perubahan setoran kepada Pemerintah melalui Kantor Kas Negara selama jangka waktu pengelolaan yang semula sebesar USD 28.572 setiap tahun menjadi sebesar Rp 245,92 juta setiap tahun - Masa BOT dihitung mulai berlaku tanggal 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2029.
the Build, Operate and Transfer (BOT) Agreement No. 4300/SES/09/2004 with BAPPENAS which renewed the previous agreement of No. 4973/WK/8/1995 and 950A/ WK/2/1998. This agreement among others contains the following: - Compensation provided by BSU to BAPPENAS in the form of a 1.4-hectare plot of land located at Jatisari and Jati Sampurna Villages, Bekasi City. The said compensation is provided by BSU in relation to the development and management of Wisma Bakrie 2 at Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2. - The amount of deposit to the Government through the State Treasury for the management period initially set at USD 28,572 annually has been changed to Rp 245.92 million each year. - BOT period is effective from 1 January 2005 to 31 December 2029.
2. Perjanjian Jasa Pengelolaan Hotel/Apartemen. Pada tanggal 21 Oktober 2003, BSU menandatangani perjanjian dengan PT Aston International Indonesia sehubungan dengan pengelolaan Hotel/Apartemen Aston yang terletak di Tower 3. Jangka waktu perjanjian adalah 5 tahun sejak peresmian apartemen dan dapat diperpanjang sesuai perjanjian.
2. Hotel/Apartment Management Service Agreement. On 21 October 2003, BSU co-signed an agreement with PT Aston International Indonesia in relation to the management of Aston Hotel/Apartment situated at Tower 3. The duration of the agreement shall last for 5 years since the official launching of the apartment and may be extended upon agreement.
3. Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (Hak Pengelolaan Properti). Pada tanggal 22 Agustus 1998, BSU, anak perusahaan mengadakan perjanjian dengan Dinas Olahraga DKI Jakarta tentang pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMSB) & Pasar Festival, dimana BSU berkewajiban untuk mendukung program pembinaan keolahragaan mahasiswa DKI Jakarta melalui penyelenggaraan pertandingan olah raga antar mahasiswa dengan anggaran biaya Rp 300 juta per tahun atau dengan cara menyerahkan dana Rp 300 juta per tahun kepada Dinas Olah Raga DKI Jakarta. Perjanjian tersebut selanjutnya oleh BSU dialihkan kepada PT Bakrie Pesona Rasuna, anak perusahaan BSU.
3. Agreement on the Transfer of Management Rights of the Soemantri Brodjonegoro Student Sports Hall & Pasar Festival (Property Management Rights). On 22 August 1998, BSU, a subsidiary, entered into an agreement with the DKI Jakarta Sports Agency concerning the management of the Soemantri Brodjonegoro Student Sports Hall (GMSB) & Pasar Festival, whereby BSU has the obligation to support DKI Jakarta’s programs for students’ sports development through the organizing of sports competitions among students for the budget of Rp 300 million each year or by handing over Rp 300 million per year to the DKI Jakarta Sports Agency. This agreement by BSU is later be transferred to PT Bakrie Pesona Rasuna, a BSU subsidiary.
4. Berdasarkan perjanjian No. 525/01/Binsar/1992 tanggal 27 Januari 1992, PT Villa Del Sol, Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian kerja sama dengan Pemda Jawa Barat untuk membangun dan mengelola kawasan wisata agro selama 30 (tiga puluh) tahun di Desa Cikanyere, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
4. Based on Agreement No. 525/01/Binsar/1992 dated 27 January 1992, PT Villa Del Sol, a subsidiary, has entered into a cooperation agreement with the West Java provincial government to build and manage an agro-tourism area for a 30 (thirty) year duration at the Cikanyere Village, Pacet Sub-District of Cianjur District.
DISKUSI & ANALISA MANAJEMEN
Mangement Discussion & Analysis
5. Berdasarkan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham Nomor : 016A/P-OPSI/BTR-SCA/ III/2008 tanggal 19 Maret 2008, PT. Bakrie Toll Road, anak perusahaan mempunyai opsi untuk mengambil secara tidak langsung saham-saham dalam PT Marga Setiapuritama, pemegang konsesi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara jalan tol ruas Batang–Semarang;
5. Based on Agreement on Stock Option and Stock Control No: 016A/P-OPSI/BTR-SCA/III/2008 dated 19 March 2008, PT Bakrie Toll Road, a subsidiary, is entitled to the option of indirectly taking over shares from PT Marga Setiapuritama, concession holder as the implementing agency for the development, management, operating and maintenance of the Batang–Semarang toll road section.
6. Berdasarkan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham Nomor : 022/P-OPSI/BTR-BS/ VI/2008 tanggal 6 Juni 2008, PT. Bakrie Toll Road, anak perusahaan mempunyai opsi untuk mengambil secara tidak langsung saham-saham dalam PT Trans Jabar Tol, pemegang konsesi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara jalan tol ruas Ciawi - Sukabumi;
6. Based on Agreement on Stock Option and Stock Control No: 022/P-OPSI/BTR-BS/VI/2008 dated 6 June 2008, PT Bakrie Toll Road, a subsidiary, is entitled to the option of indirectly taking over shares from subsidiary PT Trans Jabar Tol, concession holder as the implementing agency for the development, management, operating and maintenance of the Ciawi – Sukabumi toll road section.
7. Berdasarkan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham Nomor : 032A/P-OPSI/BTR-AM/ VIII/2008 tanggal 28 Agustus 2008, PT. Bakrie Toll Road, anak perusahaan mempunyai opsi untuk mengambil secara tidak langsung saham-saham dalam PT Trans – Jawa Paspro Jalan Tol, pemegang konsesi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara jalan tol ruas Pasuruan-Probolinggo.
7. Based on Agreement on Stock Option and Stock Control No: 032A/P-OPSI/BTR-AM/VIII/2008 dated 28 August 2008, PT Bakrie Toll Road, a subsidiary, is entitled to the option of indirectly taking over shares from PT Trans – Jawa Paspro Toll Road, concession holder as the implementing agency for the development, management, operating and maintenance of the Pasuruan – Probolinggo toll road section.
8. Berdasarkan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham Nomor : 001/P-OPSI/BTR-AL/ I/2009 tanggal 30 Januari 2009, PT Bakrie Toll Road, anak perusahaan mempunyai opsi untuk mengambil secara tidak langsung saham-saham dalam PT Pejagan Pemalang Tol Road, pemegang konsesi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara jalan tol ruas Pejagan – Pemalang.
8. Based on Agreement on Stock Option and Stock Control No: 001/P-OPSI/BTR-AL/I/2009 dated 30 January 2009, PT Bakrie Toll Road, a subsidiary, is entitled to the option of indirectly taking over shares from PT Pejagan Pemalang Toll Road, concession holder as the implementing agency for the development, management, operating and maintenance of the Pejagan – Pemalang toll road section.
9. Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan Limitless World International-6 Services Ltd (LWIS). Pada tanggal 6 Juni 2008, Perusahaan dan LWIS menandatangani Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement) untuk mengalihkan: a. Piutang Perusahaan kepada PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, sebesar Rp 419,90 miliar. LWIS akan mengkonversi piutang tersebut menjadi penyertaan sebesar 12.519.500 saham (setara dengan kepemilikan 18,14%).
9. Conditional Sales and Purchase Agreement with Limitless World International-6 Services Ltd (LWIS). On 6 June 2008, the Company and LWIS signed the Sales and Purchase Agreement for the transfer of: a. company receivables to subsidiary PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) for the amount of Rp 419.90 billion. LWIS will convert these receivables into equity investment of 12,519,500 shares (equivalent to 18.14% ownership).
294 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
295 Annual Report 2010 Bakrieland
b. Penyertaan kepada BSU, PT Bumi Daya Makmur (BDM) dan PT Superwish Perkasa (SP) masingmasing sejumlah 8.182.050 saham, 105.509 saham dan 141.302 saham (setara dengan 11,86%, 30% dan 30%).
b. equity investment to BSU, PT Bumi Daya Makmur (BDM) and PT Superwish Perkasa (SP) for the total of 8,182,050 shares, 105,509 shares and 141,302 shares respectively (equivalent to 11.86%, 30% and 30%).
Dengan perjanjian tersebut, LWIS memiliki penyertaan sebesar 30%, 30% dan 30% kepada BSU, BDM dan SP. Harga transaksi diatas secara keseluruhan sebesar USD 110 juta. Atas transaksi tersebut, Perusahaan mencatat laba sebesar Rp 84,12 miliar pada tahun 2008 dan Piutang sebesar USD 43,15 juta pada tahun 2010 dan 2009.
Through this agreement, LWIS has 30%, 30% and 30% equity investment in BSU, BDM and SP respectively. The transaction price in overall is worth USD 110 million. Arising from this transaction, the Company has posted profits to the amount of Rp 84.12 billion in 2008 and Receivables worth USD 43.15 million in 2010 and 2009.
10. Perjanjian Pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Karya Perkasa Insani. Pada tanggal 3 Juni 2008, Perusahaan membuat perjanjian pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Karya Perkasa Insani (KPI). Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 2 Juni 2009 dengan tingkat bunga 13,5% per tahun. Perusahaan bersedia memberikan pinjaman kepada KPI sebesar Rp 20 miliar terkait dengan pelaksanaan Proyek Jalan Tol ruas Ciawi - Sukabumi oleh PT Trans Jabar Tol (TJT) dimana KPI adalah pemegang saham pada TJT tersebut. Perjanjian telah diperpanjang hingga tanggal 2 Desember 2011. . 11. Perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index dengan Deutsche Bank AG, cabang Singapura (DB). Pada tanggal 14 Maret 2008, Perusahaan dan DB telah merubah USD Interest Rate Swap with BMA Municipal (USD Interest Rate Swap) dengan USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. Kontrak tersebut berlaku efektif selama 5 tahun sejak tanggal 21 Maret 2008 sampai 21 Maret 2013. Pada tanggal 2 Juli 2010, Perusahaan dan DB sepakat untuk menghentikan perjanjian ini. Sehubungan dengan penghentian perjanjian ini maka Perusahaan berhutang sebesar USD 10.200.000 yang dicicil dalam dua kali pembayaran, yaitu sebesar USD 6.000.000 dan USD 4.200.000. Pembayaran atas cicilan pertama telah dilakukan pada bulan Agustus 2010 (lihat Catatan 19).
10. Convertible Loan Agreement on shares with PT Karya Perkasa Insani. On 3 June 2008, the Company has entered into a loan agreement for conversion into shares from PT Karya Perkasa Insani (KPI). The loan shall mature on 2 June 2009 at the interest rate of 13.5% per annum. The Company shall provide loans to KPI for the amount of Rp 20 billion related to the implementation of the Ciawi - Sukabumi toll road project by PT Trans Jabar Tol (TJT) where KPI serves as the shareholder of TJT. The agreement has been extended to 2 December 2011.
12. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas KanciPejagan antara PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, dengan Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Mei 2006, PT Semesta Marga Raya (SMR), anak perusahaan mengadakan perjanjian pengusahaan jalan tol ruas
12. Agreement on the Management of the Kanci-Pejagan Toll Road Section between subsidiary PT Semesta Marga Raya (SMR) and the Public Works Ministry of the Republic of Indonesia. On 29 May 2006, subsidiary PT Semesta Marga Raya (SMR) has entered into an agreement concerning the management of the
11. Agreement on USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index with Deutsche BankAG, Singapore branch (DB). On 14 March 2008, the Company and DB have changed the USD Interest Rate Swap with BMA Municipal (USD Interest Rate Swap) with USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. This contract covers a five-year period and entered into force as from 21 March 2008 to 21 March 2013. On 2 July 2010, the Company and DB arrived at the agreement to terminate the contract. As a consequence of this contract termination, the Company owes USD 10,200,000 to be settled in two installments at USD 6,000,000 and USD 4,200,000. Payment for the first installment was carried out in August 2010 (see Note 19).
Kanci-Pejagan dengan Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia dengan hak konsesi selama 35 tahun sejak tanggal perjanjian. Lingkup Pengusahaan Jalan Tol meliputi pendanaan, perencanaan teknik, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan. Pada akhir masa konsesi, SMR harus mengembalikan dan menyerahkan kembali jalan tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Kanci-Pejagan toll road section with the Public Works Ministry of the Republic of Indonesia for a 35-year concession right effective from the date of signing. Toll road management within the scope of this agreement shall cover funding, technical planning, construction, operations and maintenance. Upon the expiry of the concession period, SMR has the obligation to return and hand over the toll road to the Indonesian Toll Road Authority (BPJT).
13. Perjanjian Kerjasama Usaha (Perjanjian KSU) antara Perum Perumnas (Perumnas) dengan Perusahaan. Pada tanggal 6 Pebruari 2008, berdasarkan perjanjian Kerjasama Usaha No. DIRUT/089/97/II /2008 (untuk Perumnas) dan No. 010A/Perj- Kerjasama/BLDPerumnas/II/2008 (untuk Perusahaan), Perumnas dan Perusahaan mengadakan perjanjian Kerjasama Usaha pembangunan dan pemasaran Rusunami (perjanjian KSU) di atas tanah milik Perumnas, sesuai dengan perencanaan pengembangan Kawasan Pulogebang dan Sentra Primer Baru Timur dengan nama KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka (KSO PP-BPLK). Perusahaan menunjuk PT Bakrie Pangripta Loka (BPLK), anak perusahaan untuk menggantikan posisi Perusahaan dalam menjalankan perjanjian Kerjasama Usaha dengan Perumnas dan telah mendapat persetujuan dari Perumnas pada tanggal 8 April 2008. Laba atau rugi dari operasi akan didistribusikan antara kedua belah pihak dengan persentase sebesar 51% untuk BPLK dan 49% untuk Perumnas. Jangka waktu perjanjian tersebut adalah 36 bulan dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.
13. Business Cooperation Agreement (KSO) between Perum Perumnas and the Company. On 6 February 2008, based on Business Cooperation Agreement No. DIRUT/089/97/II/2008 (for Perumnas) and No. 010A/Perj-Kerjasama/BLD-Perumnas/II/2008 (for the Company), state-owned housing company Perum Perumnas and the Company have signed a cooperation agreement for the development and marketing of low-cost subsidized apartment buildings (Business Cooperation Agreement - KSO) built on land owned by Perumnas, in accordance with the development planning of Pulogebang and Sentra Primer Baru Timur known as KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka (KSO PP-BPLK). The Company has appointed subsidiary PT Bakrie Pangripta Loka (BPLK) to replace the Company’s position in implementing the Business Cooperation Agreement with Perumnas and has gained the approval of Perumnas on 8 April 2008. Profit or loss from this operation shall be spread between both parties at the percentages of 51% for BPLK and 49% for Perumnas. The duration for the agreement shall cover 36 months and may be extended based on agreement from both parties.
14. Pada tanggal 25 Januari 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah mendapatkan persetujuan atas pengoperasian jalan tol Kanci Ciledug dan Ciledug - Pejagan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 127/KPTS/M/2010 tentang penetapan jalan tol, pengoperasian, golongan jenis kendaraan bermotor dan tarif tol pada jalan tol Kanci-Pejagan.
14. On 25 January 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), a subsidiary, has secured approval for the operations of the Kanci - Ciledug and Ciledug - Pejagan toll road sections based on Public Works Ministerial Decree No. 127/KPTS/M/2010 concerning the establishment of the toll road, operations, classification of motorized vehicles and toll tariff for the Kanci-Pejagan section.
15. Pada tanggal 20 April 2010, PT Bakrie Toll Road, Anak perusahaan mengadakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan PT Media Dhana Antarkita untuk pelaksanaan opsi pengambilalihan saham PT Graha Multitama Sejahtera.
15. On 20 April 2010, PT Bakrie Toll Road, a subsidiary, has entered into the Stock Sales and Purchase Agreement with PT Media Dhana Antarkita for the exercising of the stock option for PT Graha Multitama Sejahtera shares.
296 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
297 Annual Report 2010 Bakrieland
16. Pada tanggal 20 Mei 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan PT Datanusa Sakti Jaya untuk pelaksanaan opsi pengambilalihan saham PT Karya Perkasa Insani.
16. On 20 May 2010, the Company has signed the Stock Sales and Purchase Agreement with PT Datanusa Sakti Jaya for the exercising of the stock option for PT Karya Perkasa Insani shares.
17. Pada tanggal 19 Mei 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul-Jonggol dengan PT Sentul City Tbk dan PT Bukit Jonggol Asri untuk membentuk kerja sama strategis dalam mengembangkan kawasan SentulJonggol. Dalam kerja sama tersebut Perusahaan akan memiliki saham sebanyak 51% dalam PT Bukit Jonggol Asri.
17. On 19 May 2010, the Company has signed the SentulJonggol Area Development Cooperation Agreement with PT Sentul City Tbk and PT Bukit Jonggol Asri for a strategic partnership in the development of the SentulJonggol area. Under this cooperation arrangement, the Company shall have 51% ownership of PT Bukit Jonggol Asri.
18. Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan menandatangi Kesepakatan Bersama Para Pemegang Saham dengan PT Sentul City Tbk. dimana disepakati bahwa Perusahaan sebagai pemegang saham 37,88% memegang kendali atas operasional dan manajemen PT Bukit Jonggol Asri.
18. On 23 December 2010, the Company has signed the Shareholders’ Joint Agreement with PT Sentul City Tbk. whereby it has been agreed that the Company with 37.88% ownership shall hold control of PT Bukit Jonggol Asri’s operations and management.
298 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
299 Annual Report 2010 Bakrieland
DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA
PROFIL DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Profile
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 15 Januari 1951. Beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris Bakrieland sejak 2002 dan sejak bulan Juli 2008 menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Capital Indonesia. Sebelumnya, beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bakrie Capital Indonesia, Direktur Utama PT Djarot, dan Direktur Keuangan PT Pillar Abhimantra, Komisaris PT Bumi Resources Tbk, Komisaris PT Bakrie Finance Corporation, Direktur Utama Bakrieland, Managing Director PT Catur Swasakti Utama, dan Direktur PT Sanggraha Pelita Jaya. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Trisakti, Jakarta, 1977, serta lulus dari Technishe Hoge Scholl, Delft, Belanda, 1981.
Born in Semarang, Central Java, 15 January 1951. He has been the President Commissioner of Bakrieland since 2002 and Commissioner of PT Bakrie Capital Indonesia since July 2008. Previously, he was also in charge as President Director of PT Bakrie Capital Indonesia, President Director of PT Djarot, and Finance Director at PT Pillar Abhimantra, Commissioner of PT Bumi Resources Tbk, Commissioner of PT Bakrie Finance Corporation, President Director of Bakrieland, Managing Director of PT Catur Swasakti Utama, and Director of PT Sanggraha Pelita Jaya. He holds a Sarjana degree in Civil Engineering from Universitas Trisakti, Jakarta, 1977, and also graduated from Technishe Hoge Scholl, Delft, the Netherlands, 1981.
Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 7 Januari 1959. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Bakrieland sejak tahun 2001. Saat ini beliau masih menjabat sebagai Direktur Utama PT Jaringan Selera Asia, Direktur Utama PT Bukit Jonggol Asri dan Direktur Utama PT Bagasi Konstruksindo. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Manajer Divisi Realti & Properti PT Wijaya Karya (Persero). Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung, 1983 dan menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta, 1986, serta pada tahun 2000 beliau mengikuti pendidikan Lemhanas Jakarta KRA XXXIII.
300 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Born in Surabaya, East Java, 7 January 1959. He has been an Independent Commissioner of Bakrieland since 2001. Currently, he is also in charge as President Director of PT Jaringan Selera Asia, President Director of PT Bukit Jonggol Asri, and President Director of PT Bagasi Konstruksindo. Previously, he was a Division Manager of Realty and Property at PT Wijaya Karya (Persero). He holds a Sarjana degree in Civil Engineering from Institut Teknologi Bandung, 1983 and finished his post graduate education at LPPM Management School in Jakarta, 1986. In 2000, he took part in KRA XXXIII training program at the National Defense Institute (Lembaga Pertahanan Nasional) training program.
301 Annual Report 2010 Bakrieland
Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner Lahir di Bandung, 8 Desember 1944. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Bakrieland dan menjadi Ketua Komite Audit mulai tahun 2008. Berpengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia, Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono, anggota Dewan Pengawas BRR Aceh-Nias dan Dewan Kehormatan Professionals in Risk Management Association. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia, Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia, dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Lulusan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Padjajaran, Bandung.
Born in Bandung, 8 December 1944. He has been an Independent Commissioner of Bakrieland and became the Chairman starting 2008. Experienced in public accountant practices for more than 30 years. Formerly held positions as Managing Partner and Chairman of KPMG Indonesia, Senior Partner at Kanaka Puradiredja, Suhartono Public Accounting Firm, Steering Committee BRR Aceh-Nias and Honorary Board of Professionals in Risk Management Association. Currently, he is also the Chairman of Honorary Board of Indonesian Institute of Accountants, Chairman of Executive Boards of Indonesian Institute of Audit Committee, and a member of audit committee in various public listed companies. Graduated from the Faculty of Economics majoring in Accounting at Universitas Padjajaran, Bandung.
Edgardo A. Bautista Komisaris Commissioner Lahir di Dumalag, Capiz, Filipina, 15 Mei 1935. Beliau menjabat sebagai Komisaris Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau juga menjabat sebagai President and CEO Acuatico Pte. Ltd., Komisaris Utama PT Aetra Air Jakarta, Direktur Cagayan Electric Power & Light Co., Inc. dan Direktur Lorenzo Shipping. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Consultant to the President di San Miguel Corporation, Direktur Eksekutif, Head of Asia Infrastructure Business di Avenue Asia Investment Management, LLC, President dan CEO Hopewell Group of Companies, President dan CEO di Mirant Philippines Corporation, President Mirant Philippines Foundation, President dan CEO di Mirant Global Corporation. Beliau meraih gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Mesin dari De La Salle College, Manila. Beliau mengikuti General Electric’s Two Year Technical & Management Program for International Graduate Engineers,19581960, Advanced Management Program yang diadakan oleh Harvard Business School, 1965, dan Certified Fellow of Institute of Corporate Directors.
Born in Dumalag, Capiz, the Philippines, 15 May 1935. He has been a Commissioner of Bakrieland since April 2007. Currently, he is also in charge as President and CEO Acuatico Pte. Ltd., President Commissioner PT Aetra Air Jakarta, Director Cagayan Electric Power & Light Co., Inc. and Director Lorenzo Shipping. Previously, he was in charge as Consultant to the President of San Miguel Corporation, Executive Director, Head of Asia Infrastructure Business of Avenue Asia Investments Management, LLC, President and CEO of Hopewell Group of Companies, President and CEO of Mirant Philippines Corporation, President of Mirant Philippines Foundation and President & CEO of Mirant Global Corporation. He holds a Bachelor of Science degree in Mechanical Engineering from De La Salle College, Manila. He participated in General Electric’s Two Year Technical & Management Program for International Graduate Engineers, 19581960, Advanced Management Program, held by Harvard Business School, 1965, and Certified Fellow of Institute of Corporate Directors.
DATA PERUSAHAAN
Corporate Data
Supartono Komisaris Commissioner Lahir di Jakarta, 31 Oktober 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau antara lain menjabat sebagai Treasury Advisor PT Energi Mega Persada Tbk, Presiden Komisaris PT MRE Utama, Presiden Komisaris PT Bakrie Kalila Investment, Direktur PT Kondur Indonesia dan Direktur PT Brantas Indonesia. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Marathon Murti International dan Komisaris PT Mitraguna Intiga. Beliau lulus dari Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Jerman, 1972, VW Wolsburg West Deutschland, Jerman, 1976, dan Program Extension Management dari Universitas Indonesia, 1979.
Born in Jakarta on 31 October 1953. He has been a Commissioner of Bakrieland since April 2007. Currently, he is also in charge, among others, as Treasury Advisor of PT Energi Mega Persada Tbk, President Commissioner of PT MRE Utama, President Commissioner of PT Bakrie Kalila Investment, Director of PT Kondur Indonesia and Director of PT Brantas Indonesia. Previously, he was Director of PT Marathon Murti International and Commissioner of PT Mitraguna Intiga. He graduated from Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Germany, 1972, and VW Wolsburg West Deutschland, Germany, 1976, as well as the Extension Management Program from Universitas Indonesia, 1979.
Mark Robert Harris Komisaris Commissioner Lahir di California, USA, 13 Mei 1970. Saat ini beliau adalah Senior Managing Director di Avenue Capital Group Asia. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Corporate Financial Controller di Hutchison Telecommunications International Limited, Global Vice President of Finance dan pejabat Chief Financial Officer di Vsource, Inc., Manager di Global Capital Markets Group PricewaterhouseCoopers dan Senior Associate di Venture Capital and Software IPO Groups, San Jose, California. Beliau meraih gelar Master Bisnis Administrasi dari University of Chicago, gelar Sarjana Bisnis Administrasi dari California Polytechnic State University di San Luis Obispo, dan juga Certified Public Accountant, di California, Amerika Serikat.
302 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Born in California, USA, 13 May 1970. Currently, he is a Senior Managing Director of Avenue Capital Group Asia. Previously he served as Corporate Financial Controller of Hutchison Telecommunications International Limited, Global Vice President of Finance and acting Chief Financial Officer of Vsource, Inc., Manager in the Global Capital Markets Group of PricewaterhouseCoopers and Senior Associate of Venture Capital and Software IPO Groups in San Jose, California. He holds a Master degree in Business Administration from University of Chicago, Bachelor of Science in Business Administration from California Polytechnic State University in San Luis Obispo, and also Certified Public Accountant, California, United States of America.
303 Annual Report 2010 Bakrieland
PROFIL DIREKSI Board of Directors’ Profile
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO Lahir di Jakarta, 7 Mei 1962. Beliau menjabat sebagai Presiden Direktur & CEO Bakrieland sejak April 2007 dan saat ini juga menjabat sebagai Komisaris pada beberapa anak perusahaan Bakrieland. Sebelumnya beliau pernah menduduki berbagai posisi antara lain sebagai CEO PT Bakrie Capital Indonesia, Komisaris Bakrieland, Presiden Direktur Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Presiden Direktur & CEO PT Bakrie Nirwana Resort, dan Vice President Bakrieland. Beliau juga pernah menjabat sebagai Senior Business Manager Regional Commercial Banking Area 1 di PT Bank Niaga Tbk. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung, 1989.
Born in Jakarta, 7 May 1962. He has been in charge as the President Director & CEO of Bakrieland since April 2007 and concurrently serves as Commissioner in some subsidiaries of Bakrieland. Previously he served, among others, as CEO of PT Bakrie Capital Indonesia, Commissioner of Bakrieland, President Director of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, President Commissioner of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, President Director & CEO of PT Bakrie Nirwana Resort, and Vice President of Bakrieland. He also served as the Senior Business Manager Regional Commercial Banking Area 1 of PT Bank Niaga Tbk. He holds a Sarjana degree in Engineering from Institut Teknologi Bandung, 1989.
Marudi Surachman Direktur Director Lahir di Bandung, Jawa Barat, 19 Januari 1959. Beliau menjabat sebagai Direktur Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Kalianda Lampung Tourism Development, PT Bakrie Nirwana Semesta, PT Samudra Asia Nasional, PT Libratindo Gemilang dan PT Bakrie Armo Nirwana serta sebagai Presiden Komisaris di PT Bali Nirwana Resort. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Bakrieland, Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo, PT Graha Intan Bali, dan PT Sanggraha Pelita Sentosa. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung, 1983, dan meraih gelar M.Arch dari Southern California Institute of Architecture, Los Angeles - California, USA, 1987.
Born in Bandung, West Java, 19 January 1959. He has been in charge as Director of Bakrieland since April 2007. Currently he also serves as President Director of PT Kalianda Lampung Tourism Development, PT Bakrie Nirwana Semesta, PT Samudra Asia Nasional, PT Libratindo Gemilang and PT Bakrie Armo Nirwana as well as President Commissioner of PT Bali Nirwana Resort. Previously he served as President Director of Bakrieland, PT Graha Andrasentra Propertindo, PT Graha Intan Bali, and PT Sanggraha Pelita Sentosa. He holds a Sarjana degree in Architecture from Institut Teknologi Bandung, 1993, and an M. Arch degree from Southern California Institute of Architecture, Los Angeles - California, USA, 1987.
DATA PERUSAHAAN
Corporate Data
Hamid Mundzir Direktur Director Lahir di Bandung, Jawa Barat, 14 Nopember 1961. Beliau menjabat sebagai Direktur Bakrieland sejak tahun 2000 dan saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Graha Andrasentra Propertindo, Direktur Utama PT Dutaperkasa Unggullestari, PT Sanggraha Pelita Sentosa, PT Bahana Sukmasejahtera, Direktur PT Mutiara Permata Biru, PT Samudra Asia Nasional, dan PT Bakrie Infrastructure. Beliau memulai karir sebagai Akuntan Publik di KAP Dr. Mohtar Talib dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Bandung, 1984.
Born in Bandung, West Java, 14 November 1961. He has been in charge as Director of Bakrieland since 2000. Currently he also serves as Director of PT Graha Andrasentra Propertindo, President Director of PT Dutaperkasa Unggullestari, PT Sanggraha Pelita Sentosa, PT Bahana Sukma Sejahtera, Director of PT Mutiara Permata Biru, PT Samudera Asia Nasional, and PT Bakrie Infrastructure. He began his career as a Public Accountant at KAP Dr. Mohtar Talib. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Padjajaran, Bandung, 1984.
Sri Hascaryo Direktur Director Lahir di Yogyakarta, 8 Oktober 1963. Beliau menjabat sebagai Direktur Bakrieland sejak 2002. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama pada PT Bakrie Swasakti Utama, Komisaris Utama PT Provices Indonesia dan Komisaris PT Bakrie Pangripta Loka. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Direktur PT Graha Intan Bali, PT Dinamika Nusantara Bestari, PT Graha Andrasentra Propertindo, dan PT Citra Saudara Abadi. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1989 dan juga gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1990.
304 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Born in Yogyakarta, 8 October 1963. He has been in charge as Director of Bakrieland since 2002. Currently he also serves as President Director of PT Bakrie Swasakti Utama, and President Commissioner of PT Provices Indonesia and Commissioner of PT Bakrie Pangripta Loka. Previously he served as President Commissioner of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Director of PT Graha Intan Bali, PT Dinamika Nusantara Bestari, PT Graha Andrasentra Propertindo, and PT Citra Saudara Abadi. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1989 and also a Sarjana degree in Law from Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1990.
305 Annual Report 2010 Bakrieland
PROFIL Komite-Komite Committees’ Profile
Komite Audit Audit Committee
Kanaka Puradiredja Ketua Chairman Lahir di Bandung, 8 Desember 1944. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Bakrieland dan menjadi Ketua Komite Audit mulai tahun 2008. Berpengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia, Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono, anggota Dewan Pengawas BRR Aceh-Nias dan Dewan Kehormatan Professionals in Risk Management Association. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia, Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia, dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Lulusan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Padjajaran, Bandung.
Born in Bandung, 8 December 1944. He has been an Independent Commissioner of Bakrieland and became the Chairman starting 2008. Experienced in public accountant practices for more than 30 years. Formerly held positions as Managing Partner and Chairman of KPMG Indonesia, Senior Partner at Kanaka Puradiredja, Suhartono Public Accounting Firm, Steering Committee BRR AcehNias and Honorary Board of Professionals in Risk Management Association. Currently, he is also the Chairman of Honorary Board of Indonesian Institute of Accountants, Chairman of Executive Boards of Indonesian Institute of Audit Committee, and a member of audit committee in various public listed companies. Graduated from the Faculty of Economics majoring in Accounting at Universitas Padjajaran, Bandung.
Soenarso Soemodiwirjo Anggota Member Lahir di Jember, 9 Mei 1946. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Sebagai seorang konsultan senior, beliau saat ini juga menjadi anggota Komite Audit pada PT Danareksa (Persero), PT Duta Graha Indah Tbk, PT Mustika Pelangi dan PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk. Memiliki pengalaman luas dalam bidangnya, antara lain dengan menjabat sebagai Ketua Tim Task Force Penyusunan Manual Komite Audit, konsultan manajemen PT Sucofindo (Persero), staf ahli Direksi PT PAN (Multi Finance Company), anggota Komite Audit PT Sucofindo (Persero) dan Bank Niaga. Beliau memperoleh gelar Sarjana (Akuntan) dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta, 1974.
Born in Jember, 9 May 1946. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. As a senior consultant, at present he is also a member of Audit Committee at PT Danareksa (Persero), PT Duta Graha Indah Tbk, PT Mustika Pelangi and PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk. He has vast experiences in his area, among others as Chairman of the Task Force for Setting Audit Committee Manual, management consultant of PT Sucofindo (Persero), expert staff for the Board of Directors of PT PAN (Multi Finance Company), and member of Audit Committee of PT Sucofindo (Persero) and Bank Niaga. He attained his Sarjana (Accountant) degree from the Financial Institute, Ministry of Finance, Jakarta, 1974.
Mohamad Hassan Anggota Member Lahir di Jakarta, 21 Desember 1960. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Saat ini, juga menjabat sebagai Direktur Jasa Konsultasi & Pengembangan di Yayasan Pendidikan Internal Audit. Beliau mengawali karirnya di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sebelum menjabat sebagai Bendahara di Yayasan Pendidikan Internal Audit dan Manajer Keuangan dan Administrasi di PT Amintaland Group. Beliau meraih gelar Diploma dan Postgraduate Diploma Keuangan dan Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 1983 dan 1991, serta Master dalam bidang Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan, Cleveland State University, Ohio, USA, 1993. Beliau juga memiliki sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA).
Born in Jakarta, 21 December 1960. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. Currently, he is also Director of Consultation & Development Service at the Internal Audit Foundation. He started his career at the Finance and Development Supervisory (?) Board, before serving as Treasurer at the Internal Audit Foundation and Finance and Administration Manager at PT Amintaland Group. He attained his Diploma and Postgraduate Diploma in Finance and Accounting from the State College of Accountancy, 1983 and 1991, and Master of Accountancy and Financial Information System from Cleveland State University, Ohio, USA, 1993. He also holds the Qualified Internal Auditor (QIA) certification.
DATA PERUSAHAAN
Corporate Data
Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee
Lukman Purnomosidi Ketua Chairman
Supartono Anggota Member
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 300 Curriculum Vitae can be seen on page 300
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 302 Curriculum Vitae can be seen on page 302
Bambang Irawan Hendradi Anggota Member Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 300 Curriculum Vitae can be seen on page 300
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Regulatory Committee
Lukman Purnomosidi
Supartono
Ketua Chairman
Anggota Member
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 300 Curriculum Vitae can be seen on page 300
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 302 Curriculum Vitae can be seen on page 302
Kanaka Puradiredja
Bambang Irawan Hendradi
Ketua Chairman
Anggota Member
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 301 Curriculum Vitae can be seen on page 301
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 300 Curriculum Vitae can be seen on page 300
Supartono Anggota Member Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 302 Curriculum Vitae can be seen on page 302
306 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
307 Annual Report 2010 Bakrieland
Manajemen Senior
Senior Management
Perusahaan Induk Holding Company Novita Prima Dewi (Chief Human Capital Officer) Yudy Rizard Hakim (Chief Corporate Affairs Officer) Achmad Az’har (Chief Risk Management and Support Officer) Nuzirman Nurdin (Corporate Secretary) Erry Zulamri Djaelani (Risk Management & Compliance Division Head) A. Amri Aswono Putro (Treasury Division Head) Jordan Lubis (Internal Audit Dvision Head) Santoso Budi (Corporate Legal Division Head) Sesotyo Adhi WNT (Corporate Human Capital Division Head) Caroline M. Gunawan (Capital Market Division Head) Bram Subiandoro (Project Management) Yudha Muchty Zain (Banking Relation Division Head) Buce Yeef (Financial Control Division Head) Retno S. N. Priambodo (Internal Communications Division Head) Leani Kusdiandi (External Communications Division Head) Ferry Supandji (Marketing Head)
City Property Agus J. Alwie (Managing Director / CEO) Wawan D. Guratno (Chief Business Development) Fandrizal (Chief Finance Officer) Andre R. Makalam (Chief Marketing Officer) Indra Gunawan (Chief Operation Officer)
Landed Residential Darsono (Finance Director) Hendry Harmen (Development Director) Jo Eddy Respati (Marketing Director)
Hotel and Resort Edikar (Director) Henu Kusdaryono (Director) Adhi Trirachmadi (Managing Director) Nugroho Santosa (Managing Director) Norman S. Daulay (Managing Director)
Property-Related Infrastructure Harya M. Hidayat (President Director & CEO) Sumantri Kusumonegoro (Chief Operations Officer) A. Amri Aswono Putro * (Chief Finance Officer) Aswan Sunoto (Chief Commercial Officer)
* Concurrently
Produk dan LAYANAN
Products and Services
City Property Rasuna Epicentrum (PT Bakrie Swasakti Utama) Aston Rasuna Residence The 18th Residence Taman Rasuna Rasuna Office Park Pasar Festival Elite Club Epicentrum The Grove Condominium The Grove Suites The Wave Bakrie Tower Epicentrum Walk - Lifestyle & Entertainment Center Concert Hall & Office Tower Wisma Bakrie 1 Wisma Bakrie 2 Sentra Timur Residence
308 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
309 Annual Report 2010 Bakrieland
LANDED RESIDENTIAL Bogor Nirwana Residence (PT Graha Andrasentra Propertindo) Cluster Tirta Nirwana Cluster Arga Nirwana Cluster Padma Nirwana Cluster The Panorama Cluster Bukit Nirwana Cluster Grand Harmoni Nirwana Epicentrum (The Jungle Water Adventure) Aston Hotel & Condominium The Jungle Mall Orchad Walk Batam Nirwana Residence (PT Mutiara Permata Biru) Ijen Nirwana Residence (PT Duta Perkasa Unggullestari)
DATA PERUSAHAAN
Corporate Data
Hotel & Resort Pullman Bali Legian Nirwana (PT Samudra Asia Nasional) Travellers Krakatoa Nirwana Resort (PT Krakatau Lampung Tourism Development) Lagoon Nirwana Residences (PT Libratindo Gemilang) Pan Pacific Nirwana Bali Resort (PT Bali Nirwana Resort)
310 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
311 Annual Report 2010 Bakrieland
Property-Related Infrastructure PT Bakrie Infastructure PT Bakrie Toll Road Ruas jalan Tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km Ruas jalan tol Pejagan – Pemalang sepanjang 58 km * Ruas jalan tol Batang – Semarang sepanjang 75 km * Ruas jalan tol Pasuruan – Probolinggo sepanjang 45 km * Ruas jalan tol Ciawi – Sukabumi sepanjang 54 km * PT Alberta Utilities PT Aetra Air Jakarta
* Bakrieland melalui anak perusahaan mempunyai opsi untuk memiliki saham dan saat ini mengelola jalannya perusahaan untuk ruas-ruas jalan tol tersebut.
Through its subsidiaries, Bakrieland has an option to own shares and currently the subsidiaries manage each of those toll road sections.
312
Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Nuzirman Nurdin
Corporate Secretary
* Concurrently ** Resign at 1 November 2010 *** Not in the Company’s Notarial Deed SBU = Strategic Business Unit
Director SBU Hotel & Resort
Ferry Supandji
Marketing
Retno N. Priambodo
Internal Comm. Bram Subiandoro
Leani Kusdiandi Yudha Mukti Zain
Director SBU City Property
Project Management
External Comm. Banking Relations Buce Yeef
Finance Control
Caroline M. Gunawan
Capital Market
Hiramsyah S. Thaib *
Director SBU Landed Residential
A. Amri Aswono Putro
Treasury
Hamid Mundzir
Group Investment Director
Sesotyo Adhi WNT
Corporate Human Capital
Sri Hascaryo
Santoso Budi
Corporate Legal
Achmad Az’har *
IT & System
Jordan Lubis
Internal Audit
Director SBU Property Related Infrastructure
Erry Zulamri Djaelani
Risk Management & Compliance
Achmad Az’har
Audit Committee
Remuneration & Nomination Committee
Corporate Governance Policy Committee
Risk Monitoring Committee
Group Legal, Compliance & Risk Management Director
Chief Risk Management & Support Officer
Lusi Lubis ***
Group Human Capital Director
Novita Primadewi
Ferdinand Sadeli **
Group Investor Relations Director
Yudi Rizard Hakim
Marudi Surachman
Group Finance Director
Chief Human Capital Officer
TBA
Hiramsyah S. Thaib *
Group Product Development Director
Bambang Irawan Hendradi Kanaka Puradiredja Lukman Purnomosidi Supartono Edgardo Bautista Mark R. Harris
Board of Commissioners
Chief Corporate Affairs Officer
Group Government Relations Director
Group Marketing Director
Hiramsyah S. Thaib
President Director & CEO
Shareholders’ Meeting
STRUKTUR ORGANISASI
Organization Structure
313 Annual Report 2010 Bakrieland
NAMA dan ALAMAT ANAK PERUSAHAAN Name and Address of Subsidiaries
PT Villa Del Sol Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT Dutaperkasa Unggullestari Jl. Ijen No. 63, Klojen Malang, Jawa Timur Tel. +62 341 566041 Fax. +62 341 555877
PT Superwish Perkasa Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT Mutiara Permata Biru Jl. Patam Lestari Sekupang, Batam Tel. +62 778 7081900 Fax. +62 778 327398
PT Bumi Daya Makmur Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT Citra Saudara Abadi Jl. Raya Mauk km. 5 Tangerang, Banten Tel. +62 21 5583959 Fax. +62 21 5583959
PT Bakrie Swasakti Utama Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011 Fax. +62 21 8305012
PT Bakrie Nirwana Semesta Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kab. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT Rasuna Caturtama Corpora Apartemen Taman Rasuna Menara VIII-9, Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9393939 Fax. +62 21 8505374
PT Samudra Asia Nasional Jl. Melasti No. 1 Legian - Kuta, Bali Tel. +62 361 751770 Fax. +62 361 753067
PT Bakrie Pesona Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C - 22, Jakarta Selatan Tel. +62 21 5263212 Fax. +62 21 5263144
PT Krakatau Lampung Tourism Development Jl. Trans Sumatra km. 45 Desa Merak Belatung, Kalianda 35551 Tel.+62 727 322888 Fax. +62 727 322402
PT Rasuna Residence Development Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9391000 Fax. +62 21 83786244
PT Graha Intan Bali Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT Graha Andrasentra Propertindo Perumahan Bogor Nirwana Residence Jl. Dreded - Pahlawan, Bogor, Jawa Barat 16132 Tel. +62 0251 8211290 Fax. +62 0251 8211295
PT Berkah Puhu Lestari Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT Sanggraha Pelita Sentosa Jl. Setia Mekar Raya - Bekasi Timur Tel. +62 21 8811685 Fax. +62 21 8813210
PT Libratindo Gemilang Jl. Marsma Iswahyudi Sepinggan, Balikpapan Tel. +62 524 7028907 Fax. +62 524 764179
Jl. Bhineka Karya Gunung Puyuh - Sukabumi, Jawa Barat Tel. +62 0266 6250695 Fax. +62 0266 6250696
DATA PERUSAHAAN
Corporate Data
PT Bakrie Pangripta Loka Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Infrastructure Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Toll Road Wisma Bakrie 1, 1st Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5250212/5200031 Fax. +62 21 5257836/5200401 PT Bakrie Graha Nirwana Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 PT Hotel Elty Tenggarong Jl. Pahlawan, Timbau, Tenggarong Kutai, Kertanegara Tel. +62 541 664703 Fax. +62 0541 664709 PT Alberta Utilities Recapital Building, 10th Floor Jl. Adityawarman Kav. 55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Tel. +62 21 2702277 Fax. +62 21 7246881 PT Nirwana Legian Hotel Jl. Pantai Kuta, Legian, Bali Tel. +62 0361 751770 Fax. +62 .0361 753066/067 PT Bahana Sukmasejahtera Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Provices Indonesia Wisma Bakrie 1, Basement Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 9393940 Fax. +62 21 9393938 PT Bali Nirwana Resort Graha Kapital, 3rd Floor Jl. Kemang Raya No. 4, Jakarta 12730 Tel. +62 21 7198634 Fax. +62 21 7198640
314 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
PT Bakrie Sentra Investama Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1. Jakarta 12920 PT Bakrie Graha Investama Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1.Jakarta12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Satria Cita Perkasa Wisma Bakrie 2, 11th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12929 Tel. +62 21 5200428 Pan Galactic Investment The Offices of Offshore Incorporations Limited. P. O. Box 957, Offshore Incorporations Centre Road Town, Tortola, British Virgin Islands. Transglobal Finance Limited The Offices of Offshore Incorporations Limited. P. O. Box 957, Offshore Incorporations Centre Road Town, Tortola, British Virgin Islands. PT Semesta Marga Raya Wisma Bakrie 1, 1st Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav, B. 1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5250212/5200031 Fax. +62 21 5257836/5200401 PT Fusion Plus Indonesia Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Lidogolf Prima Jalan Raya Bogor-Sukabumi Km. 21 Bogor, 16740, West Java, Indonesia Tel. +62 251 8220922 Fax. +62 251 8220923 PT Lido Sarana Prima Jalan Raya Bogor-Sukabumi Km. 21 Bogor, 16740, West Java, Indonesia Tel. +62 251 8220922 Fax. +62 251 8220923 BLD Investment Pte, Ltd. 10 Anson Road # 03-05 International Plaza, Singapore 079903 Tel. +65 63233956/57 Fax. +65 63233959 BLD Asia Pte, Ltd. 10 Anson Road # 03-05 International Plaza, Singapore 079903 Tel. +65 63233956/57 Fax. +65 63233959
315 Annual Report 2010 Bakrieland
ALAMAT KANTOR PEMASARAN UNIT USAHA/KEMITRAAN Business Unit Marketing Offices / Partnership
Bakrie Nirwana Semesta (BNS)
Graha Andrasentra Propertindo (GAP)
Rasuna Office Park Ground Floor Podium Utara Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 83707770 Fax. +62 21 8350102
Marketing Gallery Bogor Nirwana Residence Jl. Dreded - Pahlawan Bogor - Jawa Barat 16132 Tel. +62 251 8211290 Fax. +62 251 8211295 www.bogornirwana.co.od
Pullman Bali Legian Nirwana Jl. Pantai Kuta, Legian Kuta, Bali Tel. +62 361 765743 Fax. +62 361 753066 www.legiannirwana.com
Ijen Nirwana Residence Jl. Ijen No. 63 Malang Tel. +62 341 566041, 555887 Fax. +62 341 555877 www.ijennirwana.com
Lagoon Nirwana Residences Jl. Marsma Iswahjudi, RT 047 Sepinggan, Balikpapan 76114 Tel. +62 542 7028907, 7028970 Fax. +62 642 764179 www.balikpapannirwana.com
Batam Nirwana Residence Komplek Nagoya Hill, Blok R 3 B 3, Nagoya, Batam Tel. +62 778 3553555, 7493939 Fax. +62 778 7493825 www.batamnirwana.com
Travellers Krakatoa Nirwana Resort Jl. Trans Sumatera Km. 45 Desa Merak Belatung Kalianda, Lampung Selatan 35551 Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322323 www.krakatoa-nirwana.com
Perum Perumnas Kantor Pusat Jl. D.I. Panjaitan Kav. 11 Jakarta 13340 Kotak Pos 137/KBY Tel. +62 21 8194807 (hunting), 8183802 Fax. +62 21 8193825 www.perumnas.co.id
Bakrie Swasakti Utama (BSU)
Klub Golf Lido Jl. Raya Bogor - Sukabumi Km. 21 Bogor, 16740, West Java, Indonesia Tel. +62 251 8220922 Fax. +62 251 8220923 www.lidolakes.com
Marketing Gallery Rasuna Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 5290666 Fax. +62 21 52906888 www.rasunaepicentrum.com Marketing Sentra Timur Residence Kota Baru Perumnas Jakarta Jl. Raya Cakung Timur Jakarta 103950 Tel. +62 21 48704999 www.sentratimurresidence.com
Lido Lakes Hotel Jl. Raya Bogor-Sukabumi Km. 21 Bogor, 16740, West Java, Indonesia Tel. +62 251 8220922 Fax. +62 251 8220923 www.lidolakes.com
INFORMASI BAGI PEMEGANG SAHAM Information for Shareholders
Akuntan Publik Independent Public Accountant Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja Gedung Jaya 4th Floor Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta 13440 Tel. +62 21 31968550 Fax. +62 21 31908502 Biro Administrasi Efek Share Registrar PT Sinartama Gunita Plaza BII Menara 3, 12th Floor Jl. M.H. Thamrin No. 51 Jakarta 10350 Tel. +62 21 3922332 Fax. +62 21 3923003 Pemeringkat Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Setiabudi Atrium, 8th Floor, suite 809-810 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5210077 Fax. +62 21 5210078
Saham Tercatat Stock Listing PT Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building Tower 1 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel. +62 21 5150515 Fax. +62 21 5150330 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Annual General Meeting of Shareholders Thursday, 9 June 2011 Rasuna Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta 12960
316 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
317 Annual Report 2010 Bakrieland
SURAT PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI Statement from the Boards of Commissioners and Directors Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan Tahunan Perusahaan tahun 2010, yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2010. The undersigned have read and duly examined and approved the Annual Report of the Company for the year 2010, which includes the Financial Statements for the year 2010. DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner
Supartono Komisaris Commissioner
Edgardo Bautista Komisaris Commissioner
Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner
Mark Robert Harris Komisaris Commissioner
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO
Marudi Surachman Direktur Director
Hamid Mundzir Direktur Director
Sri Hascaryo Direktur Director
INDEKS untuk bapepam-LK Index for Bapepam-LK Materi & Penjelasan
Halaman Page
I. Umum
Subject & Explanation I. General
1. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris.
√
1. In good and correct Indonesian, it is recommended to present the report also in English.
2. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
√
2. Printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read.
3. Mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.
√
3. Should state clearly the identity of the company.
Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka 2. Samping 3. Sampul belakang 4. Setiap halaman
4. Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan.
√
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting 1. Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Harga saham tertinggi 2. Harga saham terendah 3. Harga saham penutupan 4. Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).
318 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
1. Result of the Company information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 (five) years.
18-21
18-21
The information contained includes: 1. Net working capital 2. Total investment 3. Total assets 4. Total liabilities 5. Total equity
3. Financial Ratio in comparative form over a period of 5 (five) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 (five) years.
23
The information contained includes: 1. Sales/income from business 2. Gross profit (loss) 3. Business profit (loss) 4. Net profit (loss) 5. Net profit (loss) per share
2. Financial information in comparative form over a period of 5 (five) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 (five) years.
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
4. Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus.
18-21
Informasi memuat antara lain: 1. Modal kerja bersih 2. Jumlah investasi 3. Jumlah aset 4. Jumlah kewajiban 5. Jumlah ekuitas
3. Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
4. The Annual Report is presented in the company’s website. II. Summary of Key Financial Information
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) kotor 3. Laba (rugi) usaha 4. Laba (rugi) bersih 5. Laba (rugi) bersih per saham
2. Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
Name of company and year of the Annual Report is placed on: 1. The front cover 2. Sides 3. Back cover 2. Each page
The information contains 5 (five) general financial ratios and relevant to the industry.
2. The Annual Report must contain information regarding share price in the form of tables and graphs. The price of shares prior to the last revision in capital should be adjusted in the event, among others, that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus shares.
Information in the form of tables and graphs includes: 1. Highest share price 2. Lowest share price 3. Closing share price 4. Quarterly of trade share volume for the last 2 (two) financial years (if any).
319 Annual Report 2010 Bakrieland
Materi & Penjelasan 5. Laporan Tahunan wajib memuat informasi dalam 2 (dua) tahun buku terakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan.
Halaman Page 24-25
Informasi memuat: 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar 2. Tingkat bunga/imbalan 3. Tanggal jatuh tempo 4. Peringkat obligasi/sukuk
38-43
44-51
3. Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris.
317
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri. 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya. 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).
Contains the following items: 1. The company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company. 2. Business prospects. 3. Implementation of Good Corporate Governance by the company. 4. Changes in the composition of the Board of Directors (if any).
3. Signature of members of the Board of Directors and Board of Commissioners. Contains the following items: 1. Signatures are set on a separate page. 2. Statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the annual report. 3. Signed by all members of the Board of Commissioners and Board of Directors, stating their names and titles/ positions. 4. A written explanation in a separate letter from each member of the Board of Commissioners or Board of Directors who refuses to sign the annual report, or written explanation in a separate letter from the other members in the event that there is no written explanation provided by the said member. IV. Company Profile
Back Cover
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. telpon, no. fax, email, dan website.
2. Riwayat singkat perusahaan.
Contains the following items: 1. Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company. 2. View on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors. 3. Committees under the Board of Commissioners. 4. Changes in the composition of the Board of Commissioners (if any).
2. Report of the Board of Directors.
IV. Profil Perusahaan
1. Board of Commissioners’ Report.
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi. 3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris. 4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada).
1. Nama dan alamat perusahaan.
The information contained includes: 1. The number of bonds/sukuk/ outstanding convertible bonds 2. Interest rate 3. Maturity date 4. Rating of bonds/sukuk
III. Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Report
2. Laporan Direksi. Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Prospek usaha. 3. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. 4. Perubahan komposisi Direksi (jika ada).
5. The Annual Report must contain information for the last 2 (two) financial years, regarding bonds, sukuk or convertible bonds issued.
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi 1. Laporan Dewan Komisaris.
Subject & Explanation
1. Name and address of the company.
12-13
Includes information on name and address, zip code, telephone, facsimile, email, and website.
2. Brief history of the company.
Includes among others: date/year of establishment, name and change in the company name, if any.
Materi & Penjelasan 3. Bidang usaha.
Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan
4. Struktur Organisasi.
14-15
300-302
303-304
122-123
Informasi memuat antara lain: 1. Nama Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi. 2. Persentase kepemilikan saham. 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi. 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi).
320 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Includes explanation on the company’s vision and mission
6. Identity and history of members of the Board of Commissioners. The information should contain: 1. Name 2. Title (including in other company or institution) 3. Age 4. Education 5. Working experience
7. Identity and history of members of the Board of Directors. The information should contain: 1. Name 2. Title (including in other company or institution) 3. Age 4. Education 5. Working experience
8. Number of employees (comparative in two years) and description of competence building (for example: education and training of employees).
The information should contain: 1. Number of employees for each level of the organization. 2. Number of employees for each level of education. 3. Training of employees that has been and will be conducted shown the availability of equal opportunity to all employees. 4. Expenses incurred.
9. Composition of shareholders.
29
In the form of a chart with names and titles.
5. Company vision and mission.
22, 195
Includes the types of products and or services produced.
4. Organization structure.
Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Direktur dan komisaris yang memiliki saham 3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%.
10. Daftar anak perusahaan dan atau perusahaan asosiasi.
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan 4. Biaya yang telah dikeluarkan 9. Komposisi pemegang saham.
3. Field of business.
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja
8. Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan).
Subject & Explanation
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja
7. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi.
310
Mencakup penjelasan visi dan misi perusahaan.
6. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris
12-13 308-311
Dalam bentuk bagan meliputi nama dan jabatan.
5. Visi dan misi perusahaan.
Halaman Page
Should include: 1. Names of shareholders having 5% or more shares. 2. Directors and Commissioners who own shares. 3. Public shareholders having respective share ownership of less than 5%.
10. List of subsidiaries and/or affiliated companies.
The information contains, among others: 1. Name of subsidiaries/affiliated companies. 2. Percentage of share ownership. 3. Information on the field of business of the subsidiary or affiliated company. 4. Explanation regarding the operational status of the subsidiary or affiliated company (already operating or not yet operating).
321 Annual Report 2010 Bakrieland
Materi & Penjelasan 11. Kronologi pencatatan saham.
24
316
Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan dan atau sertifikat. 2. Tahun perolehan. 3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikat. 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi).
16. Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada). V. Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan 1. Tinjauan operasi per segmen usaha.
Memuat uraian mengenai: 1. Produksi/kegiatan usaha 2. Penjualan/pendapatan usaha 3. Profitabilitas 4. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi untuk masing-masing segmen usaha
The information should contain: 1. How many audit periods has the accountant audited the financial statements of the company. 2. How many audit periods has the public accountant firm audited the financial statements of the company. 3. The amount of audit fee. 4. Other service provided by the accountant in addition to financial audit.
15. Award and certification received by the company, both on a national scale and international scale.
313-314
The information contains, among others: 1. Name and address of Share Registrar. 2. Name and address of the Public Accountants’ Office. 3. Name and address of the securities rating company.
14. Company’s public accountant.
36-37
Includes among others: 1. Chronology of other securities listing. 2. Types of corporate action that caused changes in the number of securities. 3. Changes in the number of securities from the initial listing up to the end of the financial year. 4. Name of stock exchange where the company’s other securities is listed. 5. Rating of the securities.
13. Name and address of capital market institutions and or supporting professions.
195
Includes among others: 1. Chronology of shares listing. 2. Types of corporate action that caused changes in the number of shares. 3. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year. 4. Name of stock exchange where the company’s shares is listed.
12. Chronology of other securities listing.
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan. 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan. 3. Besarnya fee audit. 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit.
15. Penghargaan dan atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional.
11. Chronology of shares listing.
Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat
14. Akuntan publik perusahaan.
Subject & Explanation
Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya. 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya. 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan 5. Peringkat efek.
13. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.
23
Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham. 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham. 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
12. Kronologi pencatatan efek lainnya.
Halaman Page
Information should include: 1. Name of award. 2. Year of receiving award. 3. Institution presenting the awards or certificates. 4. Period of validity (for certifications).
16. Name and address of subsidiary and or branch office or representative office (if any). V. Management Analysis and Discussion on Company Performance
56-93 243-257
1. Operational review per business segment.
Contains description of: 1. Production/business activitiy 2. Sales/revenue 3. Profitability 4. Increase/decrease in production capacity in each business segment
Materi & Penjelasan 2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan.
271-274
291-292
Explanation on: 1. Capability to pay debts. 2. Collectable accounts receivable.
4. Discussion on company’s capital structure, capital structure policies, and solvability rate.
Explanation on: 1. Capital structure 2. Capital structure policies 3. Company’s solvability rate
5. Discussion on significant material commitments for capital investment.
Explanation on: 1. Objective of such commitments 2. Source of funds expected to fulfil the commitments 3. Denominated currency 4. Steps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks.
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan.
Note: Should be disclosed if the company has no material commitment for capital investment
Penjelasan mengenai: 1. Kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi 2. Dampaknya terhadap kondisi keuangan perusahaan
290 Tidak ada pengungkapan/ Not disclosed)
Catatan: apabila tidak ada kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi, agar diungkapkan. 7. Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan.
3. Discussion and analysis on the capacity to pay debts and the company’s collectable accounts receivable.
270-271
Financial performance analysis which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of narration and tables), among others concerning: 1. Current assets, non-current assets, and total assets 2. Current liabilities, non-current liabilities, and total liabilities 3. Sales/revenue 4. Operating expenses 5. Net income (loss)
Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatanikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.
6. Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
2. Description of company’s financial performance.
Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure) 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies) 3. Tingkat solvabilitas perusahaan
5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal.
Subject & Explanation
Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar hutang 2. Tingkat kolektibilitas piutang
4. Bahasan tentang struktur modal (capital structure), kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies), dan tingkat solvabilitas perusahaan.
257-270
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset 2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban 3. Penjualan/pendapatan usaha 4. Beban usaha 5. Laba (Rugi) bersih
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan.
Halaman Page
Penjelasan mengenai: 1. Komponen substansial dari pendapatan lainnya 2. Komponen substansial dari beban lainnya
322 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
260-264
6. Discussion and analysis of financial information that was reported concerning extraordinary and rare events.
Explanation on: 1. Extraordinary and rare events 2. Impact to the company financial condition
Note: Should be disclosed if there is no extraordinary and rare event.
7. Information regarding substantial components of earnings and other expenses, in order to disclose the company’s business results.
Explanation on: 1. Substantial component of other incomes 2. Substantial component of other expenses
323 Annual Report 2010 Bakrieland
Materi & Penjelasan
Halaman Page
Subject & Explanation
Tidak ada 8. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau 8. If the financial statement discloses a material increase or pengungkapan/ penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, decrease in the sales or net income, then an explanation Not disclosed maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana should be included concerning the extent that such changes perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah can be linked to, among others, the amount of goods or barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa services sold, and or the existence of new products or baru. services.
Penjelasan mengenai: 1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih 2. Peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
9. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun.
255-256
Ada atau tidak ada pengungkapan.
10. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
9. Discussion on the impact of price change to the company’s sales and net income and the operational profit of the company for the past two (2) years or since the company commenced its business, if the company has been operating for less than two years.
291
Explanation on: 1. The increase/decrease in sales or net income 2. The increase / decrease in material from the sales or net income related to the amount of goods or services sold, and or any new products or services
Is this disclosed or not.
10. Material Information and acts that occurred after the date of the accountant’s report.
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
Description of important events after the date of the accountant’s report including their impact on performance and business risks in the future.
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan
Note: should be disclosed if there is no significant events after the date of accountant report
11. Uraian tentang prospek usaha perusahaan.
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya.
69, 77, 84, 93 277-279
11. Description of the company’s business prospects.
Information on the company prospects in connection with industry, economy in general, and the international market, which can be accompanied with supporting quantitative data if there is a reliable data source.
12. Uraian tentang aspek pemasaran.
96-101
12. Information on marketing aspects.
254-255
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar.
13. Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 tahun buku terakhir.
24, 50, 292
Information regarding the marketing of the company’s products and services, among others concerning the market segment.
13. Statement regarding the dividend policy and the date and amount of cash dividend per share and amount of dividend per year as announced or paid during the past two (2) years.
Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah dividen 2. Jumlah dividen per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun
Contains information on: 1. Amount of dividend 2. Dividend per share 2. Pay-out ratio for each year
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasan tidak membagikan dividen
Note: if there is no dividend payment, disclose the reasons for not making a dividend payment
Materi & Penjelasan 14. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana).
Halaman Page 279-288
Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana 2. Rencana penggunaan dana 3. Rincian penggunaan dana 4. Saldo dana 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada)
15. Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang/modal.
Subject & Explanation 14. Realization of utilization of proceeds from the limited public offering (in a case that a company is obligated to report the realization of utilization of proceeds).
290
Contains information on: 1. Total funds obtained 2. Plan of unitization of funds 3. Details of utilization of proceeds 4. Balance 5. Date of GMS approval on utilization of funds amended (if any)
15. Material information concerning investment, expansion, divestment, acquisition or debt/capital restructuring.
Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi 3. Sumber dana
Contains information on: 1. Objective of the transaction 2. Value of transactions or number of restructuring 3. Source of funds
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan.
Note: should be disclosed if there are no such transactions.
16. Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi. Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi 2. Sifat hubungan afiliasi 3. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan
289-290
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan.
17. Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.
290-291
16. Description on material transactions which have significant effects and/or affiliated transactions.
Contains information on: 1. Name of transacting parties 2. Nature of affiliation 3. Description of fairness of the transaction 4. Realization of transactions during the period
Note: should be disclosed if there are no such transactions.
17. Description of changes in legislation which have a significant effect on the company.
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundangundangan dan dampaknya terhadap perusahaan.
Description should contain among others: any changes in legislation dan its impact to the company.
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan.
Note: should be disclosed if there is no change in regulation which have a significant effect.
18. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi.
274-277
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
VI. Tata Kelola Perusahaan 1. Uraian Dewan Komisaris.
Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi untuk setiap anggota dewan komisaris. 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan
324 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
18. Description of changes in the accounting policies. Description should contain among others: changes in accounting policies, rationale and impact on the financial statements.
VI. Corporate Governance 179-181 193-194
1. Description of the Board of Commissioners.
The information should contain: 1. Description of the duties of the Board of Commissioners 2. Disclosure of remuneration procedure 3. Remuneration amount for each member of the Board of Commissioners 4. Frequency of meetings 5. Meeting attendance of the Board of Commissioners
325 Annual Report 2010 Bakrieland
Materi & Penjelasan 2. Uraian Direksi.
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masingmasing anggota Direksi. 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi untuk setiap anggota direksi. 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan 6. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi
3. Komite Audit.
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite audit 2. Uraian tugas dan tanggung jawab. 3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit 5. Independensi anggota komite audit 4. Komite Nominasi dan Remunerasi
5. Komite Pemantau Risiko
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi 2. Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Monitoring Risiko 2. Independensi anggota Komite Monitoring Risiko. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Monitoring Risiko 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Monitoring Risiko
6. Komite Kebijakan Corporate Governance
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Kebijakan Corporate Governance 2. Independensi anggota Komite Kebijakan Corporate Governance 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Kebijakan Corporate Governance
Halaman Page
Subject & Explanation
187-191 193-194
2. Description of the Board of Directors.
The information should include: 1. Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors. 2. Disclosure of remuneration procedure 3. Remuneration amount for each member of the Board of Directors 4. Frequency of meetings 5. Meeting attendance of the Board of Directors 6. Training programs to improve competence of the Board of Directors
182-183 223-225
3. Audit Committee.
Includes among others: 1. Name, title, and brief history of the members of the Audit Committee 2. Description of tasks and responsibilities 3. Frequency of meetings and the attendance of the Audit Committee 4. Activity report of the Audit Committee 5. Independence of the members of the Audit Committee.
184-185 228-229
4. Nomination and Remuneration Committee
183-184 226-227
5. Risk Monitoring Committee
186-187 230-233
Includes among others: 1. Name, title, and brief history of the members of the Nomination and Remuneration Committee 2. Independence of the members of the Nomination and Remuneration Committee 3. Description of tasks of the Nomination and Remuneration Committee 4. Activities carried out by the Nomination and Remuneration Committee 5. Frequency of meetings and the attendance of the Nomination and Remuneration Committee
Includes among others: 1. Name, title, and brief history of the members of the Risk Monitoring Committee 2. Independence of the members of the Risk Monitoring Committee 3. Description of tasks of the Risk Monitoring Committee 4. Activities carried out by the Risk Monitoring Committee 5. Frequency of meetings and the attendance of the Risk Monitoring Committee
6. Corporate Governance Policy Committee
Includes among others: 1. Name, title, and brief history of the members of the Corporate Governance Policy Committee 2. Independence of the members of the Corporate Governance Policy Committee 3. Description of tasks of the Corporate Governance Policy Committee 4. Activities carried out by the Corporate Governance Policy Committee 5. Frequency of meetings and the attendance of the Corporate Governance Policy Committee
Materi & Penjelasan 7. Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan.
106-117
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Aktivitas pelestarian lingkungan 2. Aktivitas pengelolaan lingkungan 3. Sertifikasi atas pengelolaan lingkungan 4. Biaya yang telah dikeluarkan
326 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Includes among others: 1. The existence of Consumer Complaint Center 2. Description of follow-up on complaints 3. The level of completion of complaints received 4. Program to improve service to consumers
12. Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility, particularly on community development program.
142-143 158-159
Includes among others: 1. Description of the risks faced by the company (eg the risk caused by fluctuations in exchange rates or interest rates, competition, supply of raw materials, foreign or international regulations, and government policies) 2. Efforts to manage the risks
11. Description of company’s commitment toward cosumer protection.
136-159
Includes among others: 1. Name of the head of internal audit unit 2. Qualification/certification as an internal audit profession 3. Structure or position of the internal audit unit 4. The existence of an internal audit unit charter 5. Description of duties
10. Description of the company’s risk management unit.
220-222
Includes among others: 1. Name and brief history of the position of Corporate Secretary. 2. Description of the tasks performed by the Corporate Secretary.
9. Description of the internal audit.
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen. 2. Program peningkatan layanan kepada konsumen. 3. Biaya yang telah dikeluarkan.
13. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan.
102-105
Includes among others: 1. Remuneration procedures stipulated in SOP 2. Performance indicators to measure the performance of the Board of Directors related to the remuneration
8. Description of tasks and function of Corporate Secretary.
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Keberadaan Pusat Pengaduan Konsumen 2. Uraian mengenai tindak lanjut terhadap pengaduan 3. Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima 4. Program peningkatan layanan kepada konsumen
12. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai program pengembangan masyarakat yang telah dilakukan.
7. Description of the remuneration policy for the Board of Directors that related to the company performance.
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah) 2. Upaya untuk mengelola risiko
11. Uraian mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen.
208-213
Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal 2. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal 3. Struktur atau kedudukan unit audit internal 4. Keberadaan piagam unit audit internal 5. Uraian pelaksanaan tugas
10. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan.
Subject & Explanation
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
9. Uraian mengenai unit audit internal.
193-194
Mencakup antara lain: 1. Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP 2. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang dikaitkan dengan remunerasi
8. Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan.
Halaman Page
Information includes among others: 1. Setting up Center for Consumer Complaint. 2. Program for improving services to consumers. 3. Expenses incurred.
13. Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility, particularly on environmental program.
Information includes among others: 1. Environmental conservation activities 2. Environmental management activities 3. Certification of environmental management 4. Expenses incurred
327 Annual Report 2010 Bakrieland
Materi & Penjelasan 14. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan.
Information includes among others: 1. Material of the case/claim. 2. Status of settlement of case/claim. 3. Potential impacts on the financial condition of the company
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
Notes: in case not litigants, to be disclosed
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin dan sebagainya.
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan code of conduct 2. Isi code of conduct 3. Penyebaran code of conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan
17. Pengungkapan mengenai whistleblowing system.
205-206 209
15. Access to corporate information and data.
16 172-175
16. Company Ethics.
173-175
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan whistleblowing system 2. Mekanisme whistleblowing system 3. Penggunaan dan output whistleblowing system
1. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
Description on the availability of access to corporate information and data to the public, for example through website, mass media, mailing list, bulletin etc.
Contains information on: 1. The existence of the Code of Conduct 2. Content of the Code of Conduct 3. Distribution of the Code of Conduct to the employees and efforts to uphold the Code 4. Statement concerning the corporate culture
17. Disclosures of the whistleblowing system.
VII. Informasi Keuangan
14. Important cases faced by the issuer or public company, current members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
16. Etika Perusahaan.
195-196
Subject & Explanation
Mencakup antara lain: 1. pokok perkara/gugatan 2. status penyelesaian perkara/gugatan 3. pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan
15. Akses informasi dan data perusahaan.
Halaman Page
Contains information on: 1. The existence of whistleblowing system 2. Mechanism of whistleblowing system 3. Use and output of whistleblowing system
VII. Financial Information √
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
1. Statement by the Board of Directors concerning the Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement.
Compliance with Bapepam Regulation No.VIII.G.11 on Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statements.
2. Opini auditor independen atas laporan keuangan.
Audited Report ii
2. Independent auditor’s opinion on the financial statements.
3. Deskripsi Auditor Independen di Opini.
Audited Report iii
3. Description of the Independent Auditor in the Opinion.
Audited Report 1-119
4. Consolidated financial statements.
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
4. Laporan keuangan yang lengkap.
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan.
The description contains: 1. Name and signature. 2. Date of the audit report. 3. KAP and Independent Auditor license number
Contains all elements of the financial statement: 1. Balance sheet 2. Profit loss statements 3. Equity statement 4. Cash flow report 5. Notes to the financial statement
Materi & Penjelasan 5. Perbandingan tingkat profitabilitas.
Perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
6. Penyajian Laporan Arus Kas.
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi 3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas 4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi 5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan.
7. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi.
Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan 2. Pengakuan pendapatan dan beban 3. Penilaian investasi (penyertaan pada entitas lain) 4. Persediaan 5. Sewa
8. Pengungkapan yang berhubungan dengan properti investasi.
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya 2. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi 3. Apakah penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus diungkapkan 4. Rekonsiliasi nilai tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode 5. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi yang berasal dari properti investasi (penghasilan rental, beban operasi langsung, perubahan kumulatif dalam nilai wajar)
9. Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan.
Hal-hal yang harus diungkapkan selain Jenis dan Jumlah Hutang Pajak 1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku. 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan. 4. Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca. 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak
328 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
Halaman Page
Subject & Explanation
Audited Report 4-5 & 18
5. Comparison of profitability.
Audited Report 9
6. Presentation Report of Cash Flow.
Comparison of profit/loss from operations for the year by the previous year.
Meets the following provisions: 1. Uses a direct method. 2. Grouped into three categories of activity: operational activity, investment, and funding. 3. Disclosing activities that do not influence the cash flow. 4. Separating the presentation between cash receipt and or cash expended to the customer, employee, supplier, and payment of taxes during the current year for operational activities. 5. Presenting the addition and payment of long-term debt as well as dividend in funding.
Audited Report 18-36
7. Summary of Accounting Policy.
Audited Report 50-51
8. Disclosures relating to investment properties.
Audited Report 62-65
Includes at least: 1. Basic concept in presenting financial statements. 2. Recognition of income and expense. 3. Assessment of investment (shares in other entity) 4. Inventories 5. Leases
Issues that should be disclosed are: 1. Description of the selected accounting policies between the fair value model and cost model 2. The methods and significant assumptions applied in determining the fair value of investment properties 3. Determination of the fair value of investment property based on valuation by independent valuers. If no such assessment, it should be disclosed 4. Reconciliation of the carrying value of investment property at the beginning and end of period 5. The amounts recognized in the consolidated income derived from investment property (rental income, operating expenses directly, the cumulative change in fair value)
9. Disclosure related to taxation
Issues that should be disclosed in addition to Type and Amount of Tax Debt 1. Reconciliation between tax charge (income) and the result of multiplying the accounting profit with the current rate and disclosing the basis for calculating the tax rate. 2. Fiscal reconciliation and calculation of current tax. 3. Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through reconciliation is in accordance with the Tax Return. 4. Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the balance sheet in each period of presentation, and amount of charge (income) of deferred tax acknowledged in the profit loss statement if the said amount is not evident in the asset or liability of deferred tax acknowledged in the balance sheet. 5. Disclosure of whether or not there is a tax dispute.
329 Annual Report 2010 Bakrieland
Materi & Penjelasan 10. Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap.
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya) 4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset tetap 5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset, yang menunjukkan: penambahan, aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual/kelompok lepasan, penggabungan usaha, revaluasi, rugi penurunan nilai, penyusutan, selisih nilai tukar neto, atau perubahan lain
11. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya.
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan; dan 2. Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru tersebut.
12. Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan.
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan 2. Klasifikasi instrumen keuangan 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas 5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya
Halaman Page Audited Report 51-55
Subject & Explanation 10. Disclosure related to fixed assets.
Audited Report 110-112
11. Updates on Financial Accounting Standards and Other Regulations.
Issues that should be disclosed: 1. Explanation of financial accounting standards and new regulations are implemented and affects the activity of enterprise; 2. Impact of implementation of financial accounting standards and new regulations.
Audited Report 20-24
Issues that should be disclosed: 1. Depreciation method used 2. Description of the selected accounting policies between the revaluation model and cost model 3. The methods and significant assumptions used in estimating the fair value of fixed assets (revaluation model) or disclosure of the fair value of fixed assets (cost model) 4. Gross amount and accumulated depreciation at the beginning and end of the period for each class of fixed assets 5. Reconciliation amount at the beginning and end of the period for each group of assets, which shows: the addition, assets classified as available for sale/disposal groups, mergers, revaluation, impairment losses, depreciation, net foreign exchange, or other changes
12. Disclosures relating to Financial Instruments.
Issues that should be disclosed: 1. Terms, conditions and accounting policies for each class of financial instruments 2. Classification of financial instruments 3. The fair value of each group of financial instruments 4. Explanation of the risks associated with financial instruments: market risk, credit risk and liquidity risk 5. Objectives and financial risk management policy
330 Laporan Tahunan 2010 Bakrieland
331 Annual Report 2010 Bakrieland
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORT
PT Bakrieland Development Tbk Dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 PT Bakrieland Development Tbk And Subsidiaries Consolidated Financial Statements For the Year Ended December 31, 2010 and 2009
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
CONSOLIDATED BALANCE SHEET AS OF DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
ASET
ASSETS
Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 44.540.176.057 pada tahun 2010 dan Rp 7.881.117.267 pada tahun 2009 Pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.872.500.645 pada tahun 2010 dan Rp 1.731.274.723 pada tahun 2009 Piutang lain-lain Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 44.001.669 pada tahun 2010 dan 2009 Pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.866.983.437 pada tahun 2010 dan 2009 Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar di muka Dana dalam pembatasan Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 411.758.406 pada tahun 2010 dan 2009 Penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi Tanah yang belum dikembangkan Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 9.289.959.853 pada tahun 2010 dan Rp 5.921.505.921 pada tahun 2009 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 578.894.515.086 pada tahun 2010 dan Rp 475.357.357.557 pada tahun 2009 Aset pajak tangguhan - bersih Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan - bersih Aset lain-lain Jumlah Aset
2c,2h,4,48 2h,5,48
860.557.957.179 775.342.421.134
760.415.537.235 77.175.208.377
2h,6,48
1.042.256.529.855
748.623.121.618
2e,2h,6, 39a,48
126.170.674.401
136.083.510.817
2h,7,48
565.891.395.417
593.573.891.319
1.557.527.766.718 2.507.258.722 596.144.709.624 293.916.870.346
1.697.868.067.485 178.841.801.794 73.954.679.242 175.575.619.823
2e,2h, 39d,48 2i,8 2s,23a 2f,9 2c,2h,10,48
Cash and cash equivalents Short-term investment Trade receivables Third parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 44,540,176,057 in 2010 and Rp 7,881,117,267 in 2009 Related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 1,872,500,645 in 2010 and Rp 1,731,274,723 in 2009 Other receivables Third parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 44,001,669 in 2010 and 2009 Related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 2,866,983,437 in 2010 and 2009 Inventories Prepaid taxes Advances and prepaid expenses Restricted funds
11.041.775.494
76.600.017.623
2l,11 2k,12
349.338.252.880 4.755.002.320.140
265.075.767.433 1.973.224.105.466
2m,13
61.359.992.704
51.663.106.209
2j,2n,2o, 2p,14 2s,23f
5.639.422.127.074 67.887.921.653
4.615.514.120.951 32.852.413.801
2x,15a 2h,16,48
41.239.243.053 318.588.557.863
50.359.316.453 85.231.201.587
Due from related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 411,758,406 in 2010 and 2009 Investment in shares of stock in Associated companies Land bank Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 9,289,959,853 in 2010 and Rp 5,921,505,921 in 2009 Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp 578,894,515,086 in 2010 and Rp 475,357,357,557 in 2009 Deferred tax assets - net Excess of acquisition cost over Subsidiaries' fair value - net Other assets
17.064.195.774.257
11.592.631.487.233
Total Assets
2e,2h,17 39b,48
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 1
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Continued) AS OF DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Hutang bank jangka pendek 2h,17,48 Hutang usaha - pihak ketiga 2h,18,48 Hutang lain-lain - pihak ketiga 2h,19,48 Biaya masih harus dibayar 2h,2u,20,37,48 Uang muka pelanggan 2h,2r,21,39e,48 Pendapatan ditangguhkan 2r,22,39f Hutang pajak 2s,23b Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang bank dan lembaga keuangan 2h,24,48 Hutang usaha 2h,25,38,48 Hutang sewa pembiayaan 2h,2p,27,48 Hutang hubungan istimewa 2h,2e,39c,48 Hutang obligasi 2h,2z,26,48 Hutang deviden 2d,28 Kewajiban derivatif 2h,41,48 Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Hutang bank dan lembaga keuangan 2h,24,48 Hutang usaha 2h,25,48 Hutang sewa pembiayaan 2h,2p,27,48 Cadangan atas penggantian perabotan dan peralatan 2v,2w Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2s,23f Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan - bersih 2x,15b Jumlah kewajiban
Hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan
2y,43a
238.226.382.762 387.603.089.842 307.904.777.776 340.478.431.206 85.492.258.249 198.465.347.012 256.758.512.669
174.209.000.000 718.561.894.846 535.101.138.660 362.282.138.098 48.681.249.003 296.166.096.900 220.235.933.542
317.686.308.835 24.612.496.806 2.102.779.634 31.007.529.263 1.695.722.490.240 680.164.779 118.881.474.525
320.725.185.349 22.111.886.018 4.150.640.989 22.849.092.318 644.135.605.166 -
Liabilities Short-term bank loans Trade payables - third parties Other payables - third parties Accrued expenses Advances from customers Deferred income Taxes payable Current maturities of long-term debts Bank and financial institution loans Trade payables Obligation under capital lease Due to related parties Bonds payable Dividends payable Derivative liabilities
2.134.122.234.868 13.605.009.364 1.385.048.857
1.942.852.231.164 26.307.399.076 2.592.177.865
1.743.209.829 21.842.049.664
1.513.937.249 22.417.793.275
404.407.833.016
429.245.177.429
Long-term debts - net of current maturities of long- term debts Bank and financial institution loans Trade payables Obligation under capital lease Reserve for replacement of furniture and equipment Deferred tax liabilities - net Excess of Subsidiaries' fair value over acquisition cost - net
6.582.727.429.196
5.794.138.576.947
Total liabilities
2.459.739.114.639
1.155.964.795.717
Minority interest in net assets of Subsidiaries
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 2
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes Ekuitas Modal saham - nilai nominal saham seri A Rp 500 per saham dan saham seri B Rp 100 per saham Modal dasar - terdiri dari 1.400.000.000 saham seri A dan 93.000.000.000 saham seri B Ditempatkan dan disetor penuh 1.400.000.000 saham seri A dan 38.519.771.390 saham seri B pada tahun 2010 dan 1.400.000.000 saham seri A dan 18.516.859.473 saham seri B pada tahun 2009 Tambahan modal disetor - bersih Saham yang diperoleh kembali sebanyak 120.750.000 saham pada tahun 2010 dan 8.250.000 saham pada tahun 2009 Laba (rugi) yang belum terealisasi atas investasi efek yang tersedia untuk dijual Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Saldo laba Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2010
28 2q,30 2ee,31
CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Continued) AS OF DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4.551.977.139.000 2.692.134.649.679 (
27.835.501.000 )
2h,5
46.650.853.943
2b,45
100.987.678.898
2t,44 2b
54.732.012.959 (
984.331.528 ) 40.435.548.418 563.631.180.053
2009 Stockholders’ Equity Capital stock - par value A series of Rp 500 per share and B series of Rp 100 per share Authorized capital - 1,400,000,000 shares for A series and 93,000,000,000 shares for B series Issued and fully paid - A series of 1,400,000,000 shares and B series of 38,519,771,390 shares in 2010 and A series of 1,400,000,000 shares and B series of 18,516,859,473 2.551.685.947.300 shares in 2009 1.603.132.327.929 Additional paid-in capital - net Treasury stock of 120,750,000 in 2010 and ( 1.499.819.652 ) 8,250,000 shares in 2009 Unrealized gain (loss) on investment ( 2.467.491.020 ) under available-for-sale Difference in the equity transaction ( 14.882.633.354 ) of Associated companies Difference in value of restructuring transaction with entities under 54.732.012.959 common control Exchange differences due to financial statements translation Retained earnings 27.209.957.137 Appropriated 424.617.813.270 Unappropriated
8.021.729.230.422
4.642.528.114.569
Total stockholders' equity
17.064.195.774.257
11.592.631.487.233
Total Liabilities and Stockholders’ Equity
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 3
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2010
PENGHASILAN USAHA BERSIH
2r,32,39a
1.367.555.681.767
1.059.003.993.596
NET REVENUES
BEBAN POKOK PENGHASILAN
2n,2r,33
698.282.199.482
560.906.036.017
COST OF REVENUES
669.273.482.285
498.097.957.579
GROSS PROFIT
55.663.930.508 371.895.950.934
51.511.551.578 279.835.462.878
Jumlah beban usaha
427.559.881.442
331.347.014.456
Total operating expenses
LABA USAHA
241.713.600.843
166.750.943.123
INCOME FROM OPERATIONS
LABA KOTOR BEBAN USAHA
2009
2n,2r,2u,2aa, 14,34,36,37
OPERATING EXPENSES
Penjualan Umum dan administrasi
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Amortisasi selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan Laba selisih kurs - bersih Bagian atas laba bersih perusahaan Asosiasi - bersih Penghasilan (beban) bunga dan keuangan - bersih Laba atas penjualan investasi saham Anak perusahaan - bersih Beban pengelolaan kawasan Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha Rugi penjualan/penghapusan aset tetap Lain-lain - bersih
15 2g
15.717.271.010 14.618.072.906
10.475.317.112 4.554.878.171
11
6.827.637.625
-
16,35
(
53.652.019.959 )
3f,3j 49
(
3.362.555.046 )
(
4.058.794.341 5.319.415.723 )
49
(
1.501.437.273 )
(
1.180.158.036 )
14 49
(
392.216.107 ) 5.686.714.717
(
6.788.629.887 ) 6.679.236.879
(
16.058.532.127 )
Pendapatan (beban) lain-lain - bersih LABA SEBELUM TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK Final Tahun berjalan Tangguhan Jumlah taksiran beban pajak - bersih LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
23.938.387.639
225.655.068.716
Selling General and administrative
OTHER INCOME (EXPENSES) Amortization of excess of Subsidiaries' fair value over acquisition cost - net Gain on foreign exchange - net equity in net earnings of Associated companies - net Interest income (expense) and financial charges - net Gain on sales of investments in Subsidiaries - net Expenses from estate management Reserve for replacement of operating equipment Loss on sale/disposal of property and equipment Others - net
36.418.410.496
Other income (expenses) - net
203.169.353.619
INCOME BEFORE PROVISION FOR TAX BENEFIT (EXPENSES)
( (
35.504.457.285 ) 14.697.576.993 ) 34.932.951.308
( (
31.600.158.135 ) 12.452.170.732 ) 1.860.465.095
PROVISION FOR TAX BENEFIT (EXPENSES) Final Current Deferred
(
15.269.082.970 )
(
42.191.863.772 )
Total provision for tax expenses - net
2s,23c,23e
210.385.985.746
160.977.489.847
INCOME BEFORE MINORITY INTEREST ON NET INCOME OF CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 4
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
2y,43b
*)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
(
LABA BERSIH
Laba per saham dasar Laba usaha per saham
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
31.681.383.886 )
28.721.577.042 ) 132.255.912.805
7,76
8,37
5,74
6,64
7,60
7,22
5,62
5,72
MINORITY INTEREST IN CONSOLIDATED NET INCOME OF SUBSIDIARIES NET INCOME *)
2cc,46
2cc,46
Laba bersih per saham
*)
(
178.704.601.860
Laba bersih per saham Laba per saham dilusian Laba usaha per saham
2009
*)
Laba per saham dasar disajikan kembali sehubungan dengan penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu pada tahun 2010.
Basic earnings per share Operating income per share Net income per share
Diluted earnings per share Operating income per share
Basic earnings per share has been restated to present the subscription of shares through pre-emptive rights to issue in 2010.
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 5
Net income per share
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid Saldo 1 Januari 2009 Laba bersih tahun 2009
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
Laba (Rugi) yang Belum Terealisasi atas Investasi Efek yang Tersedia untuk Dijual / Unrealized Gain (Loss) on Investment under of Available-for-sale
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock
2.551.607.447.300
1.599.628.005.271
-
-
-
-
(
2.511.587.520 ) -
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali / Difference in Value of Restructuring Transaction Entities under Common Control 54.732.012.959
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Assosiasi / Difference in the Equity Transaction of Associate Companies (
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan / Exchange Difference Due to Financial Statements Translation
15.348.965.854 )
-
-
Saldo Laba / Retained Earnings Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
-
27.209.957.137
292.361.900.465
4.507.678.769.758
Balance January 1, 2009
-
-
132.255.912.805
132.255.912.805
Net income in 2009
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi (Catatan 2b)
-
-
-
-
-
466.332.500
-
-
-
466.332.500
Difference in the equity transaction of Associate companies (Note 2b)
Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan (Catatan 2aa dan 36)
-
3.386.572.658
-
-
-
-
-
-
-
3.386.572.658
Stock based compensation (Notes 2aa and 36)
78.500.000
117.750.000
-
-
-
-
-
-
-
196.250.000
Exercise warrants (Note 29)
Saham yang diperoleh kembali (Catatan 2ee dan 31)
-
-
-
-
-
-
-
-
Tersedia untuk dijual (Catatan 2h dan 5)
-
-
44.096.500
-
-
-
-
-
44.096.500
Available-for-sale (Notes 2h and 5)
2.551.685.947.300
1.603.132.327.929
-
27.209.957.137
424.617.813.270
4.642.528.114.569
Balance December 31, 2009
Pelaksanaan waran (Catatan 29)
Saldo 31 Desember 2009
(
1.499.819.652) -
(
1.499.819.652 ) (
2.467.491.020 )
54.732.012.959
(
14.882.633.354 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 6
(
1.499.819.652 )
Treasury stock (Notes 2ee and 31)
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid
Saldo 1 Januari 2010 Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 2h dan 2ff) Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 setelah dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
2.551.685.947.300
-
Laba (Rugi) yang Belum Terealisasi atas Investasi Efek yang Tersedia untuk Dijual / Unrealized Gain (Loss) on Investment under of Available-for-sale
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock
1.603.132.327.929
(
-
1.499.819.652 ) (
-
1.603.132.327.929
-
-
-
-
-
Laba bersih tahun 2010
-
-
-
-
-
Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan (Catatan 2aa dan 36) Pelaksanaan waran (Catatan 29)
2.467.491.020 )
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Assosiasi / Difference in the Equity Transaction of Associate Companies
(
54.732.012.959
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan / Exchange Difference Due to Financial Statements Translation
14.882.633.354 )
-
2.551.685.947.300
Tambahan modal disetor (Catatan 30)
1.499.819.652 ) (
-
54.732.012.959
Pencadangan saldo laba sebagai cadangan umum
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi (Catatan 2b dan 45)
(
2.467.491.020 )
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali / Difference in Value of Restructuring Transaction Entities under Common Control
-
(
14.882.633.354 )
-
Saldo Laba / Retained Earnings Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated
27.209.957.137
-
-
-
27.209.957.137
-
-
13.225.591.281
-
-
-
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
424.617.813.270
(
6.505.758.101 ) (
418.112.055.169
(
13.225.591.281) 178.704.601.860
4.642.528.114.569
Balance January 1, 2010
Effect of first time adoption of PSAK No. 50 (Revised 2006 and PSAK No. 55 (Revised 2006) 6.505.758.101) (Notes 2h and 2ff) Balance as of January 1, 2010 after effect of first time adoption of PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 4.636.022.356.468 2006)
-
Appropriation of retained earnings
178.704.601.860
Net income in 2010
-
-
-
-
-
115.870.312.252
-
-
-
115.870.312.252
Difference in the equity transaction of Associate companies (Note 2b and 45)
1.995.988.569.500
1.079.161.815.792
-
-
-
-
-
-
-
3.075.150.385.292
Additional paid-in capital (Note 30)
-
-
-
3.386.572.658
-
-
-
-
-
3.386.572.658
Stock based compensation (Notes 2aa and 36)
4.302.622.200
6.453.933.300
-
-
-
-
-
10.756.555.500
Exercise warrants (Note 29)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 7
-
-
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock
Laba (Rugi) yang Belum Terealisasi atas Investasi Efek yang Tersedia untuk Dijual / Unrealized Gain (Loss) on Investment under of Available-for-sale
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali / Difference in Value of Restructuring Transaction Entities under Common Control
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Assosiasi / Difference in the Equity Transaction of Associate Companies
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan / Exchange Difference Due to Financial Statements Translation
Saldo Laba / Retained Earnings Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
Pembayaran deviden (Catatan 28)
-
-
Saham yang diperoleh kembali (Catatan 2ee dan 31)
-
-
Tersedia untuk dijual (Catatan 2h dan 5)
-
-
-
49.118.344.963
-
-
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan (Catatan 2b)
-
-
-
-
-
-
(
984.331.528 )
-
-
4.551.977.139.000
2.692.134.649.679
46.650.853.943
54.732.012.959
100.987.678.898
(
984.331.528 )
40.435.548.418
563.631.180.053
Saldo 31 Desember 2010
-
(
(
26.335.681.348)
27.835.501.000 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 8
(
19.959.885.695) (
(
19.959.885.695)
Dividend payments (Note 28)
26.335.681.348 )
Treasury stock (Notes 2ee and 31)
49.118.344.963
(
984.331.528 )
8.021.729.230.422
Available-for-sale (Notes 2h and 5) Exchange difference financial statements translation (Note 2b) Balance December 31, 2010
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas kepada karyawan Pembayaran kas untuk beban usaha Pembelian tanah Kas yang digunakan untuk operasi Penerimaan bunga Pembayaran beban keuangan Pembayaran pajak Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Penurunan (peningkatan) penyertaan saham dan uang muka pembelian saham Peningkatan properti investasi Penurunan (peningkatan) investasi jangka pendek Penurunan (peningkatan) dana dalam pembatasan Penerimaan penjualan aset tetap Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Peningkatan pinjaman jangka panjang Penerimaan dari obligasi dan sukuk - Obligasi - Sukuk Peningkatan pinjaman bank jangka pendek Peningkatan tambahan modal disetor - Penerbitan saham - Realisasi waran Peningkatan (penurunan) hutang hubungan Istimewa Peningkatan modal disetor - Penerbitan saham - Realisasi waran Pembayaran deviden Peningkatan hutang sewa pembiayaan Peningkatan piutang hubungan istimewa Penurunan hutang usaha jangka panjang Biaya penerbitan sukuk Biaya penerbitan saham Peningkatan saham diperoleh kembali Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
( ( ( ( (
2009
1.064.548.631.200 616.237.675.019 ) 160.574.298.348 ) 253.115.793.299 ) 2.066.303.809.277 )
( ( ( (
907.321.016.408 795.570.694.966 ) 102.192.850.240 ) 213.274.885.021 ) 10.601.761.500 )
CASH FLOWS FROM OPERATING Cash received from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees Cash paid for operating expenses Acquisition of land Cash used in operations Interest received Interest and financial expenses payment Tax payment
Net cash used for operating activities
(
( (
2.031.682.944.743 ) 33.578.038.740 140.886.534.078 ) 69.645.960.677 )
( (
214.319.175.319 ) 71.779.643.703 51.384.354.391 ) 171.754.061.533 )
(
2.208.637.400.758 )
(
365.677.947.540 )
(
934.049.685.136 )
(
1.574.316.322.007 )
( (
339.832.014.500 ) 13.065.340.427 )
( (
245.735.872.953 ) 18.739.447.036 )
(
649.048.867.794 )
283.941.207.655
Decrease (increase) in short-term investments
(
118.341.250.523 ) 335.539.400
60.773.468.022 5.000.000
Decrease (increase) in restricted funds Proceeds from sale of fixed assets
(
2.054.001.618.980 )
(
188.231.127.190
1.682.613.254.372
1.009.981.481.413 64.017.382.762
150.000.000.000 98.482.798.450
1.193.420.915.865 6.453.933.300
117.750.000
8.158.436.945
( ( ( ( (
1.494.071.966.319 )
(
1.995.988.569.500 4.302.622.200 19.279.720.916 ) 3.254.990.362 ) 65.558.242.129 10.201.778.923 ) 114.259.100.073 ) 26.335.681.348 )
( ( ( (
11.524.550.344 ) 78.500.000 2.832.817.313 28.770.014.973 ) 10.450.303.022 ) 2.025.000.000 ) 1.499.819.652 )
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of fixed assets Decrease (increase) in investment in shares of stock and advance for share purchase Increased in investment properties
Net cash used for investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Increase in long-term debt Receipt from bonds and sukuk Bonds Sukuk Increase in short-term bank loans Increased in additional paid-in capital Issuance of share Exercise warrant Increase (decrease) in due to related parties Increase in issued and fully paid capital stock Issuance of share Exercise warrant Dividend payment Increase in obligation under capital lease Increase in due from related parties Decrease in long-term trade payables Sukuk issuance costs Share issuance costs Increase in treasury stocks
4.362.781.439.682
1.879.855.432.144
Net cash provided from financing activities
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
100.142.419.944
20.105.518.285
NET INCREASED IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
760.415.537.235
740.310.018.950
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
860.557.957.179
760.415.537.235
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 9
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM
1.
a. Pendirian Perusahaan dan informasi umum
GENERAL a. Establishment and general information
PT Bakrieland Development Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 12 Juni 1990 dengan Akta Notaris John Leonard Waworuntu, S.H., No. 209. Akta pendirian Perusahaan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2 1978.HT.01.01.TH.91 tanggal 31 Mei 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 Nopember 1991. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain, mengenai perubahan nama dari PT Elang Realty Tbk. menjadi PT Bakrieland Development Tbk. yang diaktakan dengan Akta Notaris Harun Kamil, S.H., No. 29 tanggal 3 April 1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3097.HT.01.04.Th.97 tanggal 25 April 1997, dan perubahan terakhir dengan Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 216 tanggal 23 Juni 2008 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-58505AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 3 September 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 28 Nopember 2008 Tambahan No. 25686.
PT Bakrieland Development Tbk. (the Company) was established with Notarial Deed No. 209 of John Leonard Waworuntu, S.H., dated June 12, 1990. The Company’s articles of incorporation was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. C2 1978.HT.01.01.TH.91 dated May 31, 1991 and was published in the State Gazette No. 93 dated November 19, 1991. The Company’s articles of association have been amended several times, among others, the changes of the Company’s name from PT Elang Realty Tbk. to PT Bakrieland Development Tbk. which have been notarized by Notarial Deed No. 29 of Harun Kamil, S.H., dated April 3, 1997. The change was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia, in its Decision Letter No. C2-3097.HT.01.04.Th.97 dated April 25, 1997 and the latest were amended by Notarial Deed No. 216 of Sutjipto, S.H., M.Kn., dated June 23, 2008 in order to conform with Corporate Law No. 40 Year 2007. This amendment was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU58505-AH.01.02 Year 2008 dated September 3, 2008 and was published in Supplement No. 25686 of State Gazette No. 96 dated November 28, 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk usaha jasa manajemen dan penyertaan pada perusahaan yang berhubungan dengan usaha real estat dan properti, serta dalam bidang infrastruktur.
According to Article 3 of the Article of Association, the scope of the Company’s activities comprises of development, trading and services, including management service and investment in real estate and property, and infrastructure.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Wisma Bakrie 1 Lantai 6 dan 7, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1, Jakarta Selatan. Saat ini Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki properti yang terletak di Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang dan Bali.
The Company is domiciled in Jakarta and its head office is located at Wisma Bakrie 1, 6th and 7th Floor, Jalan H.R Rasuna Said Kav. B1, South Jakarta. The Company and its Subsidiaries have property at Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang and Bali.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.
The Company started its commercial operations in 1990.
b. Penawaran umum efek dan obligasi Perusahaan
b. Public offering of shares and bonds of the Company On October 13, 1995, the Company has obtained an effective statement letter from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) No. S-1304/PM/1995 to undertake an Intial Public Offering of its 110 million shares with par value of Rp 500 per share through Jakarta Stock Exchange at the offering price of Rp 625 per share. The Company has listed all its shares issued and fully paid in the Jakarta Stock Exchange on October 30, 1995.
Pada tanggal 13 Oktober 1995, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-1304/PM/1995 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat atas 110 juta saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham melalui Bursa Efek Jakarta dengan harga penawaran Rp 625 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1995.
10
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
b. Penawaran umum efek dan obligasi Perusahaan (Lanjutan)
GENERAL (Continued) b. Public offering of shares and bonds of the Company (Continued)
Pada tanggal 15 September 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas 1.050 juta saham dengan nilai nominal dan harga penawaran Rp 500 per saham. Seluruh saham telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 6 Oktober 1997.
On September 15, 1997, the Company conducted a Limited Public Offering I through pre-emptive rights to issue 1,050 million shares with par value and offering price of Rp 500 per share. The whole shares have been listed in the Jakarta Stock Exchange on October 6, 1997.
Pada tanggal 22 Nopember 2005, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan HMETD atas 4,2 miliar saham biasa seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 150 per saham yang seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 12 Desember 2005.
On November 22, 2005, the Company conducted a Limited Public Offering II through pre-emptive rights to issue 4.2 billion B series shares with par value of Rp 100 per share and offering price of Rp 150 per share, which all of its shares issued and fully paid have been listed in the Jakarta Stock Exchange on December 12, 2005.
Pada tanggal 16 April 2007 Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dari ketua Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan HMETD atas 14 miliar saham biasa seri B dengan nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 200 per saham, yang seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 2007. Dengan diterbitkannya saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang telah dicatatkan di bursa menjadi sebanyak 19.600.000.000 saham.
On April 16, 2007, the Company received Effective Letter for share issuance from Bapepam-LK to conduct a Limited Public Offering III through preemptive rights to issue 14 billion B series shares with par value Rp 100 per share and offering price of Rp 200 per share, which all of its shares issued and fully paid have been listed in the Jakarta Stock Exchange on May 1, 2007. Therefore the total of shares listed on Stock Exchange is 19,600,000,000 shares.
Berkenaan dengan Penawaran Umum Terbatas III, Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana untuk setiap 50 saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 Waran Seri I yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya (lihat Catatan 29).
In regards to Limited Public Offering III, the Company also issued Warrant Seri I in which for each 50 new shares from pre-emptive rights includes 7 warrants issued as incentive for the Company shareholders and/or pre-emptive rights holders that exercise their right (see Note 29).
Pada tanggal 30 Nopember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia.
On November 30, 2007, Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange have merged to become Indonesia Stock Exchange.
Pada tanggal 28 Pebruari 2008, Perusahaan telah mendapatkan pemberitahuan efektif pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat No. S-1220/BL/2008.
On February 28, 2008, the Company received effective confirmation statement in regards with Public Offering of Fixed Rate Bonds I Bakrieland Development Year 2008 from Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency’s based on its Letter No. S-1220/BL/2008.
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan menerbitkan Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan PT Bank Permata Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 500 miliar (lihat Catatan 26b).
On March 11, 2008, the Company issued its Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with Fixed Rates, with PT Bank Permata Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 500 billion (see Note 26b).
11
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
GENERAL (Continued)
b. Penawaran umum efek dan obligasi Perusahaan (Lanjutan)
b. Public offering of shares and bonds of the Company (Continued)
Pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan telah mendapatkan pemberitahuan efektif pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 314,8 juta dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat No. S-5660/BL/2009.
On June 29, 2009, the Company received effective confirmation statement in regards with Public Offering of Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 with annual fixed Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) totalling of Rp 314.8 million from Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency’s based on its Letter No. S-5660/BL/2009.
Pada tanggal 7 Juli 2009, Perusahaan menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009, dengan PT Bank Mega Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal Sukuk Ijarah keseluruhan sebesar Rp 150 miliar (lihat Catatan 26c).
On July 7, 2009, the Company issued its Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009, with PT Bank Mega Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 150 billion (see Note 26c).
Pada tanggal 25 Juni 2010 Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dari ketua Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV dengan HMETD atas 19,96 miliar saham biasa seri B dengan nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 160 per saham. Dengan diterbitkannya saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang telah dicatatkan di bursa menjadi sebanyak 39,92 miliar saham.
On June 25, 2010, the Company received Effective Letter for share issuance from Bapepam-LK to conduct a Limited Public Offering IV through preemptive rights to issue 19.96 billion series shares with par value of Rp 100 per share and offering price of Rp 160 per share. Therefore the total of shares listed on Stock Exchange is 39.92 billion shares.
Berkenaan dengan Penawaran Umum Terbatas IV tersebut, Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana untuk setiap 20 saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 Waran Seri II yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya (lihat Catatan 29).
In regards to the Limited Public Offering IV, the Company also issued Warrant Series II in which for each 20 new shares from pre-emptive rights includes 7 warrants series II issued as incentive for the Company shareholders and/or pre-emptive rights holders that exercise their right (see Note 29).
c. Perusahaan dan Anak perusahaan
c. The Company and its Subsidiaries As of December 31, 2010 and 2009, the Company has Subsidiaries as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki Anak perusahaan sebagai berikut: 2010
Anak Perusahaan / Subsidiaries Kepemilikan saham secara Langsung / Direct Ownership: a) PT Citrasaudara Abadi (“CSA”) PT Villa Del Sol (“VDS”)
a) b)
PT Krakatau Lampung Tourism Development (“KLTD”) a) PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”) PT Bakrie Swasakti Utama (“BSU”) b) PT Superwish Perkasa (“SP”) PT Bakrie Nirwana Semesta (“BNS”) PT Bumi Daya Makmur (“BDM”) PT Bakrie Infrastructure (“BI”) PT Bakrie Pangripta Loka (“BPL2”) PT Bakrie Graha Investama (“BGI”) a) b) PT Bakrie Sentra Investama (“BSI”) a) b) BLD Investment Pte. Ltd. (”BLDI”) a) PT Bukit Jonggol Asri a) b)
Lokasi Proyek / Domicile
Tangerang, Banten Cipanas, Jawa Barat
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Jumlah Aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Tahun Pendirian / Establishment
99,99
1988
Rp
10.427.471.844
99,99
1990
Rp
253.425.244.685
Lampung Bogor, Jawa Barat
90,00
1994
Rp
148.049.386.943
99,78
1988
Rp
3.033.193.319.948
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Singapura Jonggol, Bogor
69,62 69,99 99,99 69,99 99,99 99,99 99,96 99,98 100,00 37,88
1982 2006 2007 2006 2007 2008 2009 2009 2010 1997
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3.078.764.502.389 610.786.807.528 912.638.571.740 528.772.853.023 3.217.731.252.128 116.623.804.536 8.242.780.913 21.501.209.079 1.117.262.560.059 2.751.760.217.822
12
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
GENERAL (Continued)
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued) 2010
Anak Perusahaan / Subsidiaries
Kepemilikan saham secara tidak Langsung / Indirect ownership: Melalui GAP / Through GAP: PT Sanggraha Pelita Sentosa (“SPS”) PT Graha Intan Bali (“GIB”) a) c) PT Samudra Asia Nasional (“SAN”) a) PT Dutaperkasa Unggullestari (“DPUL”) PT Mutiara Permata Biru (“MPB”)a) PT Bahana Sukmasejahtera b) (“BSS”) Melalui BSU / Through BSU: PT Bakrie Pesona Rasuna (“BPR”) PT Rasuna Residence Development (“RRD”)
Lokasi Proyek / Domicile
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Jumlah Aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Tahun Pendirian / Establishment
Bekasi, Sukabumi, Jawa Barat Bali
99,30 98,78
1995 1997
Rp Rp
16.799.770.847 148.242.031.219
Bali
99,78
2003
Rp
445.855.330.029
Malang, Jawa Timur Batam
64,86 99,77
1992 1999
Rp Rp
189.016.115.842 68.222.089.943
Bogor, Jawa Barat
99,96
1996
Rp
921.809.283.498
Jakarta
94,70
1996
Rp
12.867.708.995
Jakarta
94,70
2004
Rp
15.047.819.114
99,99 99,99 99,80 99,92 52,55
2006 1999 2008 2008 1992
Rp Rp Rp Rp Rp
61.538.574.530 15.526.907.166 5.445.676.063 14.610.662.097 749.463.275.164
Jakarta Jakarta
99,99 75,03
2008 2006
Rp Rp
3.155.775.243.763 3.907.636.481
Jakarta
99,99
2002
Rp
3.006.491.049.810
100,00 100,00
2001 1999
Rp Rp
229.609.088.351 137.765.456.946
Melalui BNS / Through BNS: a) b) PT Libratindo Gemilang (“LG”)
Balikpapan, Kalimantan Timur Ubud, Bali PT Berkah Puhu Lestari (“BPL”) a) b) Jakarta PT Bakrie Graha Nirwana (“BGN”) a) b) a) b) Kuta, Bali PT Nirwana Legian Hotel (“NLH”) PT Bali Nirwana Resort (“BNR”) Tanah Lot, Bali
Melalui BI / Through BI: PT Bakrie Toll Road (“BTR”) PT Alberta Utilities (AI) a) b) Melalui BTR / Through BTR: PT Satria Cita Perkasa (“SCP”) Transglobal Finance Limited (“TGF”) a) Pan Galactic Invesment (“PGI”) a)
British Virgin Island British Virgin Island
Melalui SCP / Through SCP: PT Semesta Marga Raya (“SMR”)
Jawa Barat
60,00
2005
Rp
3.006.473.210.058
Melalui TGF / Through TGF: PT Semesta Marga Raya (“SMR”)
Jawa Barat
25,00
2005
Rp
3.006.473.210.058
Melalui PGI / Through PGI: PT Semesta Marga Raya (“SMR”)
Jawa Barat
15,00
2005
Rp
3.006.473.210.058
Jakarta
99,74
2008
Rp
27.217.081.426
Jakarta
99,59
1994
Rp
485.921.700
Singapura
100,00
2010
Rp
852.462.541.143
Balikpapan, Kalimantan Timur
99,00
2008
Rp
2.888.409.207
Melalui BPL2 / Through BPL2: PT Provices Indonesia (“PVI”) PT Rasuna Caturtama Corpora (“RCC”) a) c) Melalui BLDI / Through BLDI: BLD Asia Pte. Ltd. (“BLDA”) a) Melalui BGI / Through BGI: PT Hotel Elty Tenggarong (formerly PT Bakrie Armo a) Nirwana) (“BAN”)
13
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
GENERAL (Continued)
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued) 2009
Anak Perusahaan / Subsidiaries
Lokasi Proyek / Domicile
Kepemilikan saham secara Langsung / Direct Ownership: a) PT Citrasaudara Abadi (“CSA”) PT Villa Del Sol (“VDS”)
Tangerang, Banten Cipanas, Jawa Barat
a) b)
PT Krakatau Lampung Tourism Development (“KLTD”) a) PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”) PT Bakrie Swasakti Utama (“BSU”) PT Superwish Perkasa (“SP”) b) PT Bakrie Nirwana Semesta (“BNS”) a) PT Bumi Daya Makmur (“BDM”) PT Bakrie Infrastructure (“BI”) PT Bakrie Pangripta Loka (“BPL2”) PT Bakrie Graha Investama (“BGI”) a) b) PT Bakrie Sentra Investama (“BSI”) b) Kepemilikan saham secara tidak Langsung / Indirect ownership: Melalui GAP / Through GAP: PT Sanggraha Pelita Sentosa (“SPS”) a) c)
PT Graha Intan Bali (“GIB”) PT Samudra Asia Nasional a) (“SAN”) PT Dutaperkasa Unggullestari (“DPUL”) PT Mutiara Permata Biru (“MPB”) PT Bahana Sukmasejahtera (“BSS”) b) Melalui BSU / Through BSU: PT Bakrie Pesona Rasuna (“BPR”) PT Rasuna Residence Development (“RRD”)
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Tahun Pendirian / Establishment
99,99
1988
Jumlah Aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Rp
10.485.815.951
99,99
1990
Rp
254.192.912.083
Lampung Bogor, Jawa Barat
90,00
1994
Rp
147.311.449.858
99,78
1988
Rp
2.187.179.851.419
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
69,62 69,99 99,99 69,99 99,99 99,99 99,96 99,98
1982 2006 2007 2006 2007 2008 2009 2009
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3.006.511.742.390 595.847.253.246 797.166.650.279 489.885.471.695 3.144.852.918.209 52.385.190.985 5.372.059.535 5.753.248.763
Bekasi, Sukabumi, Jawa Barat Bali
99,30 98,78
1995 1997
Rp Rp
19.324.212.926 148.242.031.219
Bali
99,78
2003
Rp
368.088.101.574
Malang, Jawa Timur Batam
64,86 99,77
1992 1999
Rp Rp
163.883.055.642 67.332.804.424
Bogor, Jawa Barat
99,96
1996
Rp
526.404.502.859
Jakarta
94,70
1996
Rp
18.076.530.806
Jakarta
94,70
2004
Rp
12.742.193.409
99,99 99,99 99,80
2006 1999 2008
Rp Rp Rp
62.171.147.231 15.619.274.553 3.057.141.235
Balikpapan, Kalimantan Timur Kuta, Bali Tanah Lot, Bali
70,00 99,92 52,55
2008 2008 1992
Rp Rp Rp
218.954.534 9.983.782.819 681.721.901.182
Jakarta Jakarta
99,99 75,03
2008 2006
Rp Rp
3.121.600.700.904 3.918.390.087
Jakarta
99,99
2002
Rp
809.346.083.997
100,00 100,00
2001 1999
Rp Rp
179.703.517.276 108.000.012.629
Melalui BNS / Through BNS: PT Libratindo Gemilang (“LG”) a) b)
Balikpapan, Kalimantan Timur Ubud, Bali PT Berkah Puhu Lestari (“BPL”) a) b) Jakarta PT Bakrie Graha Nirwana (“BGN”) a) b)
PT Bakrie Armo Nirwana (“BAN”) a) b) PT Nirwana Legian Hotel (“NLH”) PT Bali Nirwana Resort (“BNR”) a)
a) b)
Melalui BI / Through BI: PT Bakrie Toll Road (“BTR”) PT Alberta Utilities (AI) a) b) Melalui BTR / Through BTR: PT Satria Cita Perkasa (“SCP”) Transglobal Finance Limited (“TGF”) a) Pan Galactic Invesment (“PGI”) a)
British Virgin Island British Virgin Island
Melalui SCP / Through SCP: PT Semesta Marga Raya (“SMR”) b)
Jawa Barat
24,99
2005
Rp
2.859.904.218.004
Melalui TGF / Through TGF: b) PT Semesta Marga Raya (“SMR”)
Jawa Barat
24,99
2005
Rp
2.859.904.218.004
14
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
GENERAL (Continued)
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued) 2009
Anak perusahaan / Subsidiaries
Lokasi proyek / Domicile
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Tahun Pendirian / Establishment
Jawa Barat
14,99
2005
Rp
2.859.904.218.004
Jakarta
99,74
2008
Rp
23.435.558.475
Jakarta
99,59
1994
Rp
485.921.700
Melalui PGI / Through PGI: b) PT Semesta Marga Raya (“SMR”) Melalui BPL2/ Through BPL2: PT Provices Indonesia (“PVI”) PT Rasuna Caturtama Corpora (“RCC”) a) c) a) b) c)
a)
Diaudit oleh Auditor Independen lain Perusahaan dalam tahap pengembangan Tidak aktif
b) c)
Jumlah aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Audited by other Independent Auditors A company under development stage Inactive
Activities of Subsidiaries are as follows:
Kegiatan usaha Anak perusahaan adalah sebagai berikut: Anak perusahaan / Subsidiaries
Kegiatan usaha / Activities
Kepemilikan langsung / Direct ownership PT Citrasaudara Abadi PT Villa Del Sol
Perumahan / Residential area Pengembangan pariwisata di Cianjur, Jawa Barat / Tourism Development in Cianjur, West Java Pembangunan kawasan wisata Krakatoa Nirwana Resort / Krakatoa Nirwana Resort Tourism Resort Development Real estat, properti, perumahan dan perhotelan / Real estate, property, residential and hotels Real estat, properti, apartemen, perhotelan dan perkantoran / Real estate, property, apartment, hotels and office spaces Pembangunan dan real estat / Construction and real estate Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services Investasi dan pendanaan / Investments and refinancing Perumahan dan real estat / Residential area and real estate
PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Superwish Perkasa PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama PT Bakrie Sentra Investama BLD Investment Pte. Ltd. PT Bukit Jonggol Asri Kepemilikan tidak langsung / Indirect ownership Melalui GAP / Through GAP: PT Sanggraha Pelita Sentosa
Perumahan Graha Taman Kebayoran dan Graha Taman Sukabumi / Housing of Graha Taman Kebayoran and Graha Taman Sukabumi Perhotelan / Hotels Perhotelan / Hotels Perumahan dan real estat / Residential area and real estate Perumahan dan bidang industri estat / Residential area and real estate Perumahan dan real estat / Residential area and real estate
PT Graha Intan Bali PT Samudra Asia Nasional PT Dutaperkasa Unggullestari PT Mutiara Permata Biru PT Bahana Sukmasejahtera
15
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
GENERAL (Continued) c. The Company and its Subsidiaries (Continued)
Anak perusahaan / Subsidiaries
Kegiatan usaha / Activities
Melalui BSU / Through BSU: PT Bakrie Pesona Rasuna
Pengelola Pasar Festival, Klub Rasuna, Gelanggang Mahasiswa “Soemantri Brojonegoro” / Management of Pasar Festival, Klub Rasuna, Sport Center “Soemantri Brojonegoro” Pengelola Hotel Aston Residence / Management of Hotel Aston Residence
PT Rasuna Residence Development Melalui BNS / Through BNS: PT Libratindo Gemilang PT Berkah Puhu Lestari PT Bakrie Graha Nirwana PT Nirwana Legian Hotel PT Bali Nirwana Resort
Pembangunan dan real estat / Construction and real estate Perhotelan / Hotels Perhotelan / Hotels Perhotelen dan Pariwisata / Hotel and Tourism Perhotelen dan Pariwisata / Hotel and Tourism
Melalui BI / Through BI: PT Bakrie Toll Road
Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services
PT Alberta Utilities Melalui BTR / Through BTR: PT Satria Cita Perkasa
Perdagangan, pembangunan, jasa, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, pertanian, pertambangan, real estate dan perindustrian / Trading, construction, service, transportation, workshop, printing, agriculture, mining, real estate and industry. Perusahaan investasi / Investment holding company Perusahaan investasi / Investment holding company
Transglobal Finance Limited Pan Galactic Investment Limited Melalui SCP / Through SCP: PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and development of toll road project
Melalui TGF / Through TGF: PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and development of toll road project
Melalui PGI / Through PGI: PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and development of toll road project
Melalui BPL2 / Through BPL2: PT Provices Indonesia
Pengelola gedung, apartemen dan perumahan / Management of building, apartment and residential area Properti / Property
PT Rasuna Caturtama Corpora Melalui BGI / Through BGI: PT Hotel Elty Tenggarong (dahulu PT Bakrie Armo Nirwana)
Perhotelan dan Pariwisata / Hotel and Tourism
Melalui BLDI / Through BLDI: BLD Asia Pte. Ltd.
Investasi dan pendanaan / Investments and refinancing
Pada tanggal 31 Desember 2010, PT Graha Intan Bali dan PT Rasuna Caturtama Corpora merupakan perusahaan yang tidak aktif beroperasi, sedangkan, PT Villa Del Sol, PT Superwish Perkasa, PT Libratindo Gemilang, PT Berkah Puhu Lestari, PT Bakrie Graha Nirwana, PT Nirwana Legian Hotel, PT Bahana Sukmasejahtera, PT Alberta Utilities, PT Bakrie Graha Investama, PT Bukit Jonggol Asri dan PT Bakrie Sentra Investama merupakan perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan.
As of December 31, 2010, PT Graha Intan Bali and PT Rasuna Caturtama Corpora are inactive, meanwhile PT Villa Del Sol, PT Superwish Perkasa, PT Libratindo Gemilang, PT Berkah Puhu Lestari, PT Bakrie Graha Nirwana, PT Nirwana Legian Hotel, PT Bahana Sukmasejahtera, PT Alberta Utilities, PT Bakrie Graha Investama, PT Bukit Jonggol Asri and PT Bakrie Sentra Investama are under development stages.
16
1.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
UMUM (Lanjutan)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL (Continued)
d. Karyawan, direksi dan dewan komisaris
d. Employees, board of directors and commissioners As of December 31, 2010 and 2009, the Company’s boards of commissioners and directors based on Notarial Deed of Aulia Taufani, S.H., as a substitute of Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 121 dated May 18, 2010 and Notarial Deed of Sujipto, S.H., M.Kn., No. 111 dated May 26, 2009, respectively, are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan masingmasing berdasarkan Akta Notaris Aulia Taufani, S.H., selaku pengganti dari Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 121 tanggal 18 Mei 2010 dan Akta Notaris Sujipto, S.H., M.Kn., No. 111 tanggal 26 Mei 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Dewan Komisaris / Board of Commissioners 1. Bambang Irawan Hendradi 2. 3. 4. 5.
Supartono Edgardo Bautista Mark Robert Harris Lukman Purnomosidi
6. Kanaka Puradiredja
Direksi / Board of Directors
- Presiden Komisaris / President Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner
1. Hiramsyah Sambudhy Thaib 2. 3. 4. 5.
Marudi Surachman Hamid Mundzir Sri Hascaryo Ferdinand Sadeli *)
- Presiden Direktur / President Director - Direktur / Director - Direktur / Director - Direktur / Director - Direktur / Director
*) Mengundurkan diri pada tanggal 30 Oktober 2010 / resigned on October 30, 2010 2009 Dewan Komisaris / Board of Commissioners 1. Bambang Irawan Hendradi 2. 3. 4. 5.
Supartono Edgardo Bautista Mark Robert Harris Lukman Purnomosidi
6. Kanaka Puradiredja
Direksi / Board of Directors
- Presiden Komisaris / President Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner
1. Hiramsyah Sambudhy Thaib 2. Marudi Surachman 3. Hamid Mundzir 4. Sri Hascaryo
- Presiden Direktur / President Director - Direktur / Director - Direktur / Director - Direktur / Director
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah karyawan tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing adalah 1.844 dan 1.352 orang (tidak diaudit).
As of December 31, 2010 and 2009, the Company and its Subsidiaries have a total of 1,844 and 1,352 permanent employees, respectively (unaudited).
Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada dewan komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Remunerations of the boards of commissioners and directors of the Company and its Subsidiaries for the year of 2010 and 2009 are as follows:
2010 Dewan Komisaris Direksi Jumlah
2009
2.275.000.000 9.803.950.909
1.872.000.000 8.274.643.000
Board of Commissioners Board of Directors
12.078.950.909
10.146.643.000
Total
The composition of audit committee December 31, 2010 and 2009 are as follows:
Susunan anggota komite audit pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
as
of
2010 dan/and 2009 Ketua Anggota Anggota
Kanaka Puradiredja Soenarso Soemodiwirjo Muhammad Hassan
Chairman Member Member
Corporate secretary as of December 31, 2010 and 2009 is Nuzirman Nurdin.
Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah Nuzirman Nurdin. 17
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian
a. Basis preparation of consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat.
The consolidated financial statements have been prepared in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia, namely the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency’s (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding Guidelines for Financial Report Presentation, and Circular Letter No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002 regarding Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines for Real Estate Company, which offered their shares to public.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the statements of cash flows are prepared using the accrual basis of accounting. The measurement basis used is historical cost, except for certain accounts which are measured on the basis described in the related accounting policies.
Neraca konsolidasian disajikan tanpa dikelompokkan ke dalam lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheets) sesuai dengan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
The consolidated balance sheets are presented based on unclassified method in accordance with PSAK No. 44, “Accounting for Real Estate Development Activities”.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flow are prepared based on direct method by classifying cash flow on the basis of operating, investing and financing activities.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Anak perusahaan.
The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency of the Company and Subsidiaries.
b. Prinsip-prinsip konsolidasian
b. Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akunakun keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan.
The consolidated financial statements include the accounts of the Company and Subsidiaries which are owned more than 50% either directly or indirectly, except for the Subsidiaries which is intended to be temporarily controlled or operates under long-term restrictions which significantly affects the ability to transfer funds to the Company.
Sesuai dengan PSAK No. 12, “Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi (Interest) dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset (Jointly Controlled Operations and Assets)”, partisipasi PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), Anak perusahaan, dalam kerja sama operasi tersebut telah dicatat menggunakan metode ekuitas dalam pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dimana bagian partisipasi (interest) pada kerjasama operasi pada awalnya dibukukan sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan terhadap perubahan dalam bagian venturer atas pendapatan yang diperoleh dan beban-beban yang terjadi dari pengendalian bersama operasi.
In accordance with PSAK No. 12, “Financial Reporting of Interests in Jointly Controlled Operations and Assets”, participation of PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), a Subsidiary, in the joint operation has been accounted using equity method in accounting and financial reporting in which the participation (interest) portion on the joint operation was initially recorded at cost and adjusted with the changes in the venturer’s income received and expenses that occur from the joint controlled operations.
18
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
b. Prinsip-prinsip konsolidasian (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) b. Principles of consolidation (Continued)
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Balance and transactions, including unrealized gains/losses on the consolidated inter-company transactions are eliminated to reflect the financial position and the result of operation of the Company and Subsidiaries as a single business entity.
Apabila diperlukan, laporan keuangan Anak perusahaan disesuaikan agar sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan.
The financial statements of Subsidiaries, if necessary, are adjusted to conform to the Company's accounting policies.
Laporan keuangan Anak perusahaan dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca untuk akun-akun aset dan kewajiban, kurs historis untuk akun-akun ekuitas dan kurs rata-rata selama periode bersangkutan untuk akun-akun laporan laba rugi konsolidasian. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” dalam komponen ekuitas pada neraca konsolidasian.
The accounts of foreign Subsidiaries are translated into Rupiah amounts using the Bank Indonesia’s middle rate as of balance sheets date for asset and liability accounts, historical rate for equity accounts and the average rate during the period for consolidated statements of income accounts. The difference resulting from translation of those accounts is shown separately as “Exchange Differences Due to Financial Statements Translation” under the equity section of the Consolidated Balance Sheets.
Sesuai dengan PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak perusahaan/perusahaan Asosiasi”, selisih antara nilai tercatat aset bersih Anak perusahaan tersebut yang bukan berasal dari transaksi antara Perusahaan dan Anak perusahaan yang terkait, dicatat dan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi” dalam komponen ekuitas pada neraca konsolidasian.
According to PSAK No. 40, “Accounting of Changes of Equity of Subsidiaries and Associated Company”, the differences between the recorded investment in shares by the Company and the Company’s portion of a Subsidiary’s net assets value resulting from the changes in the equity of a Subsidiary which not arising from transaction between the Company and those Subsidiaries, are recorded and presented as “Difference in the Equity Transaction of Associated Companies” under stockholders’ equity section of consolidated balance sheets.
c. Kas dan setara kas
c. Cash and cash equivalents
Kas terdiri dari kas di tangan dan kas di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas adalah deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.
Cash consists of unrestricted cash on hand and cash in banks. Cash equivalents are time deposits with maturities of three months or less at the time of placement and not pledged as collateral.
Kas dan deposito yang dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai bukan kas dan dicatat dalam akun “Dana dalam Pembatasan”.
Cash and time deposits which are restricted in used are classified into non cash and recorded in “Restricted Funds” accounts.
d. Deviden
d. Dividend Final dividend distributions are recognized as a liability when the dividends are approved by the Company’s General Meeting of the Shareholders. Interim dividend distributions are recognized as a liability when approved by a Board of Directors’ resolution in accordance with the Company’s Articles of Association.
Pembagian deviden final diakui sebagai kewajiban ketika deviden tersebut disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. Pembagian deviden interim diakui sebagai kewajiban ketika disetujui oleh keputusan rapat Dewan Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. e. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
e. Transactions with related parties The Company and its Subsidiaries conduct transactions with certain parties, which have related party relationships in accordance with PSAK No. 7, “Related Party Disclosures”.
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang dianggap mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
19
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
e. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Transactions with related parties (Continued) All transactions with related parties, whether or not under the normal price and condition as those conducted with third parties, are disclosed in the notes to consolidated financial statements.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik dengan ataupun tidak dengan harga dan persyaratan normal yang dilakukan terhadap pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. f.
Biaya dibayar di muka
f.
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over the periods benefited of each expense using the straight-line method.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. g. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
g. Foreign currency transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal neraca. Laba atau rugi kurs yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Transactions denominated in foreign currencies are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated into Rupiah at the middle rate of Bank Indonesia at balance sheets date. Exchange gains or losses arising are recognized in the consolidated statements of income.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah Rp 8.991 dan Rp 9.400 per AS$ 1.
As of December 31, 2010 and 2009, the exchange rates used were Rp 8,991and Rp 9,400 for US$ 1, respectively.
h. Instrumen Keuangan
h. Financial Instruments
a. Aset keuangan
a. Financial assets
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Biaya transaksi atas kontrak pembiayaan yang sudah terjadi pada saat standar diterapkan tidak diperhitungkan dalam perhitungan suku bunga efektif dari kontrak tersebut.
Effective January 1, 2010, the Company and its Subsidiaries adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosure”, and PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. These revised PSAKs, have been applied prospective. The transaction costs of those already existing contracts at the time these standards were adopted were not considered in the calculation of effective interest of such contracts.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, available-for-sale financial assets, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company and its Subsidiaries determine the classification of its financial assets at initial recognition.
Pengakuan dan pengukuran
Recognition and measurement
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.
20
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
h. Financial Instruments (Continued)
a. Aset keuangan (Lanjutan)
a. Financial assets (Continued)
Pengakuan dan pengukuran (Lanjutan)
Recognition and measurement (Continued)
Aset keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, dana yang dibatasi penggunaannya, dan pinjaman kepada pemegang saham diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
The Company and its Subsidiaries’ financial assets consist of cash and cash equivalents, trade receivables, other receivables, restricted funds and loan to a shareholder classified as loans and receivables.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Subsequent to initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains or losses are recognized in the statement of income when the financial assets are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are integral part of the effective interest rate.
Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Anak perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
All regular purchases and sales of financial assets are recognized or derecognized on the trade date i.e. the date that the Company and its Subsidiaries commited to purchase or sell the asset. Regular purchases or sales are purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within the period generally established by regulation or convention in the marketplace concerned.
Penghentian pengakuan
Derecognition
Perusahaan dan Anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan dan Anak perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan
The Company and its Subsidiaries derecognize a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Company and its Subsidiaries have transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a ‘pass through’ arrangement; and either
(a) Perusahaan dan Anak perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan Anak perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
(a) the Company and its Subsidiaries have transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company and its Subsidiaries have neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset. 21
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
h. Financial Instruments (Continued)
a. Aset keuangan (Lanjutan)
a. Financial assets (Continued)
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Company and its Subsidiaries assess at each balance sheet date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred ‘loss event’) and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
For financial assets carried at amortized cost, the Company and its subsidiaries first assess individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Company and its subsidiaries determine that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi.
The Company and its Subsidiaries assess whether objective evidence of impairment exists collectively. If there is objective evidence that an impairment loss on financial assets carried at amortised cost has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset's carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset's original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account. The impairment loss is recognized in the statements of income.
22
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
h. Financial Instruments (Continued)
a. Aset keuangan (Lanjutan)
a. Financial assets (Continued)
Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.
When the asset becomes uncollectible, the carrying amount of impaired financial assets is reduced directly or if an amount was charged to the allowance account, the amounts charged to the allowance account are written off against the carrying value of the financial asset.
Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan Anak perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.
To determine whether there is objective evidence that an impairment loss on financial assets has been incurred; the Company and its Subsidiaries considers factors such as the probability of insolvency or significant financial difficulties of the debtor and default or significant delay in payments.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is reversed to the extent that the carrying amount of the asset does not exceed its amortised cost at the reversal date. The amount of reversal is recognized in statements of income.
b. Financial liabilities
b. Kewajiban keuangan Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai.
Financial liabilities are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss, financial liabilities measured at amortized cost, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge as appropriate.
Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.
The Company and its Subsidiaries determine the classification of its financial liabilities in initial recognition.
Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan diukur pada nilai wajarnya.
Financial liabilities are recognized initially at fair value.
Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar, uang muka pelanggan, hutang bank jangka pendek, kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, kewajiban dari pemegang saham, hutang obligasi dan kewajiban jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company and its Subsidiaries’ financial liabilities consist of trade payables, other payables, accrued expenses, customer deposit, short-term bank loans, current maturities of long-term loans, loan from a shareholder, bonds payable and long-term loans measured as financial liabilities at amortized cost.
23
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Financial Instruments (Continued) b. Financial liabilities (Continued)
b. Kewajiban keuangan (Lanjutan)
i.
Dalam hal kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
In the case of financial liabilities measured at amortized cost, these are initially stated at fair value less directly attributable transaction costs and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method unless the effect of discounting would be immaterial, in which case they are stated at cost. The related interest expense is recognized within “Finance charges” in the statements of income. Gains and losses are recognized in the statement of income when the financial liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.
Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statements of income.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi kewajiban pada saat yang sama.selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount are reported in the balance sheet if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
Persediaan
i.
Inventories
Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial.
Cost of real estate inventory are allocated to components of the real estate project based on the specific identification method for direct costs and based on square meters for social and common facilities.
Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan (ganti rugi) tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa pembangunan dan pengembangan.
Cost of real estate inventory comprises of license, acquisition, certificate, land clearing, infrastructure, project development and construction including capitalized interest during construction and development.
Persediaan real estat yang berupa bangunan apartemen (strata title) dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan.
Inventories of real estate of apartment building (strata title) are stated based on the certain acquisition costs by the lower of cost or estimate net realizable value. Net realizable value represents the estimate selling price less than development cost up to ready-to-sale and realization selling expenses.
24
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) i.
j.
2.
Persediaan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) i.
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan”. Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam neraca konsolidasian.
The different between the cost of acquisition and estimated net realizable value are recorded in the account of “Cost of Revenues” of the consolidated statements of income. Real estate properties under development and inventories ready for sale are shown under “Inventories” in the consolidated balance sheets.
Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang atau persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.
Inventories of food, beverage, equipment and merchandise hotel are stated at the lower of cost or net realizable value. The cost is determined using average method. The net realizable value is determined based on the estimated fair selling price of the inventories less the estimate cost to sell the inventories. The allowances for decrease in inventories value is conducted to reduce the carrying value to their net realizable value. The allowances for obsolete or slow moving inventories are defined, if any, based on the review of inventories condition at the end of the year.
Aset bangun serah
j.
Asset under build and transfer Property and equipment owned under build and transfer is stated at cost less accumulated depreciation. Depreciation of asset under build and transfer is calculated based on economic useful life according to the build and operate agreement using straight-line method.
Aset tetap yang dimiliki melalui bangun serah diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aset bangun serah tersebut berdasarkan masa manfaat ekonomis aset bangun serah sesuai dengan perjanjian kerjasama bangun kelola dengan menggunakan metode garis lurus. k. Tanah yang belum dikembangkan
k. Land bank Land bank is stated at cost, comprising of cost for acquisition, certification and land clearing. When the infrastructure development started, the land is reclassified into inventory-in-progress or property and equipment account as construction in progress.
Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasi ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek dalam penyelesaian. l.
Inventories (Continued)
Penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi
l.
Investment in shares of stock in Associated company
Penyertaan jangka panjang pada perusahaan asosiasi dengan kepemilikan di bawah 20% yang dimiliki untuk sementara waktu dicatat sebesar harga perolehan.
Long-term investment in shares of stock in associated company with less than 20% ownership and investment for temporary ownership are stated at cost.
Penyertaan jangka panjang pada perusahaan dengan kepemilikan antara 20% sampai dengan 50% (perusahaan Asosiasi) dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode ini, investasi saham pada perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah bersih kenaikan atau penurunan laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi dan deviden yang diterima sejak tanggal akuisisi.
Long-term investment in shares of stock in asscociated company with at least 20% ownership but not exceeding 50% is recorded by equity method in which investment in shares are recorded at cost and adjusted by net amount of increase or decrease of equity in the net earnings or losses of the associated company and the dividends received since the date of acquisition.
25
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
m. Properti investasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) m. Investment properties
Properti investasi terdiri dari bangunan dan prasarana untuk menghasilkan rental dan tidak untuk digunakan dalam operasi untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penurunan nilai (model biaya). Biaya perolehan meliputi biaya konstruksi sampai dengan saat pembangunan atau pengembangan selesai.
The investment properties consist of buildings and infrastructure to earn rentals, rather than for use administrative purposes or sale in the ordinary course of business. Investment property is stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses (cost model). The carrying amount includes the construction cost until its completed and ready for use.
Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Depreciation of buildings and improvements is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets of 20 years.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Investment property is derecognized when either it has been disposed of or when the investment property is permanently withdrawn from use and no future benefit is expected from its disposal. Gains or losses on the retirement or disposal of an investment property are recognized in the statements of income in the year of retirement or disposal.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Transfers are made to investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by the end of owner occupation, commencement of an operating lease with another party or completion of construction or development. Transfers are made from investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation or commencement of development with a view to sale.
n. Aset tetap
n. Fixed assets
Aset tetap terdiri dari aset tetap selain hak pengusahaan jalan tol, hak pengusahaan jalan tol dan proyek tol dalam pelaksanaan.
Fixed assets consist of fixed assets other than toll road concession rights, toll road concession rights assets and toll project in progress.
Aset Selain Hak Pengusahaan Jalan Tol
Fixed assets other than toll road concession rights
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai (model biaya).
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses (cost model).
Aset tetap PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, kecuali tanah, yang digunakan dalam usaha dan diperoleh hingga tanggal 12 September 1986, sebelum berlakunya PSAK No. 16 telah dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45 tanggal 2 Oktober 1986. Saldo revaluasi yang berasal dari revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost).
Fixed assets, except for land, of PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, which used in the operating activities and acquired up to September 12, 1986, before the implementation of PSAK No.16 were revalued based on the Government Regulation No. 45 dated October 2, 1986. Balance of revaluation from revalued amount of fixed assets is considered as deemed cost.
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Penyusutan aset tetap selain tanah dan jalan tol dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:
Depreciation of fixed assets, except land and toll road, is calculated using the straight-line method over the estimated useful life as follows:
26
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
n. Aset tetap (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) n. Fixed assets (Continued)
Tahun / Years Bangunan Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
10 4 3 3
-
20 15 10 5
Buildings Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipments Motor vehicles
Aset tetap yang dalam penyelesaian dinilai berdasarkan harga perolehan dan dicatat sebagai bagian dari “Aset Tetap - Proyek Properti dalam Penyelesaian” dalam neraca konsolidasian. Akumulasi harga perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Assets-in-progress are stated at cost and presented as part of “Fixed Assets - Property Project-in-Progress” in consolidated balance sheets. The accumulated costs will be reclassified to the appropriate property and equipment account when completed and ready for use.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya pemugaran dan penambahan dalam jumIah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode yang bersangkutan.
Repair and maintenance are charged to the consolidated statements of income during the period when incurred. The significant cost for renewals and betterments are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying value and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements, and the resulting gains or losses on the disposal of property and equipment are recognized in the current period of consolidated statements of income.
Pada setiap akhir periode buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan direview, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
The residual values, useful lives and methods of depreciation of fixed assets are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end.
Aset Hak Pengusahaan Jalan Tol
Toll Road Concession Rights Assets
Aset jalan tol terdiri dari jalan dan jembatan, gerbang dan bangunan pelengkap jalan tol dan sarana pelengkap jalan tol dicatat sebagai aset hak pengusahaan jalan tol yang dinyatakan sebesar nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Toll road assets consist of toll road and bridges, toll gates and supporting buildings and toll facilities and equipment are recorded as toll concession rights assets and are stated at fair value at the date of revaluation less any subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated impairment losses.
Apabila jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut disajikan pada akun ”Surplus Revaluasi” dalam ekuitas konsolidasian. Namun kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi konsolidasian.
If an asset’s carrying amount is increased as a result of revaluation, the increase is recorded in ”Revaluation Surplus” account in the consolidated stockholders’ equity. However, the increase shall be recognized in profit/loss to the extend that is reverses a revaluation decrease of the same assets previously recognized in the consolidated statements of income.
Apabila jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Namun penurunan tersebut langsung mengurangi ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut.
If an asset’s carrying amount is decreased as a result of a revaluation, the decrease shall be recognized in the consolidated statements of income. However, the decrease shall deduct the stockholders’ equity in the part of revaluation surplus to the extent of any credit balance existing in the revaluation surplus in respect of that assets.
27
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
n. Aset tetap (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) n. Fixed assets (Continued)
Aset hak pengusahaan jalan tol disusutkan pada saat aset tersebut telah selesai dibangun dan dioperasikan dan/atau berdasarkan Keputusan Menteri mengenai penetapan pengoperasian. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus selama masa hak pengusahaan jalan tol.
Toll road concession rights assets is depreciated when the assets have been completed and put into operation and/or base on Ministrial Decree regarding toll road operation. Cost incurred to acquire concession rights assets is depreciated over the period of the concession rights using the straight line method.
Hak konsesi yang akan diserahkan ke Pemerintah pada saat akhir masa konsesi dan pada saat itu, seluruh akun yang berhubungan dengan hak konsesi akan dieliminasi.
The concession right assets will be transferred to the Government at the end of concession period and at such time, all account related to the concession right assets will be derecognized.
Ruas tol Kanci-Pejagan disusutkan selama 35 tahun.
Kanci-Pejagan section is depreciated for 35 years.
Proyek Jalan Tol Dalam Pelaksanaan
Toll Project in progress
Proyek jalan tol dalam pelaksanaan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke aset tetap hak pengusahaan jalan tol pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Toll project in progress is represented as part of property and equipment, are stated at cost. The accumulated cost are reclassified to the toll road concession right assets when the construction is completed and the constructed assets are ready for its intended use.
Adapun biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan jalan tol meliputi biaya kontraktor, konsultan supervisi, penunjang proyek, provisi bank, kapitalisasi bunga yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai proses pembangunan jalan tol serta biaya lainnya yang berkaitan dengan pembangunan jalan tol.
Cost incurred during the construction roads and other facilities consist of contractor, consultant supervision, support projects, provision of a bank, capitalized interest that are directly or indirectly and other cost directly used to fund toll construction.
o. Penurunan nilai aset
o. Impairment of assets value
Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset.
In accordance with PSAK No. 48, “Accounting for Impairment of Assets”, at balance sheet date, the Company and Subsidiaries review whether there is any indication of asset impairment or not.
Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tidak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai aset.
Property and equipment and other non-current assets, including intangible assets are reviewed for impairment losses whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss are recognized for the amount by which the carrying amount of the assets exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use.
28
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
p. Sewa
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) p. Leases
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset tetap sewaan atau nilai kini pembayaran sewa minimum. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Based on PSAK No. 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of the arrangement at the inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this revised PSAK, leases that transfer substantially all of the risks and rewards incidental to ownership of the leased item to the lessee are classified as finance leases. Finance lease are capitalized at the commencement of the lease at the lower of the fair value of the leased assets and the present value of the minimum lease payments. Leases which do not transfer to the lessee substantially all of the risks and rewards incidental to ownership of the leased item to the lessee are classified as operating leases.
Sebagai Lessee
As Lessee
Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban.
The finance charge is allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability.
Rental kontinjen, jika ada, dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straightline method) selama masa sewa.
Contingent rents, if any, are charged as expenses in the periods in which they are incurred. Finance charges are reflected in the statement of income. Capitalized leased assets (presented under the account of property and equipment) are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the assets and the lease term, if there is no reasonable certainty that the Company will obtain ownership by the end of the lease term. Under an operating lease, the Company recognized lease payments as an expense on a straight-line method over the lease term.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset sewa pembiayaan yang sama dengan aset tetap pemilikan langsung.
Depreciation is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the leased assets similar to the property and equipment acquired under direct ownership.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara porsi pelunasan kewajiban dan beban keuangan. Jumlah kewajiban sewa, setelah dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai kewajiban jangka panjang kecuali untuk bagian yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12 bulan disajikan sebagai kewajiban jangka pendek. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian selama masa sewa yang menghasilkan tingkat suku bunga konstan atas saldo kewajiban. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang diperoleh dengan pemilikan langsung.
Each lease payment is allocated between the liability portion and a finance charge. The corresponding rental obligations, net of finance charges are included in other long-term liabilities, except for those with maturities of less than 12 months are included in the current liabilities. The interest element of the finance cost is charged to the consolidated statements of income over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability. Property, plant and equipment under finance leases are depreciated over the estimated useful life of the leased assets, which is similar to the property, plant and equipment acquired under direct ownership.
29
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
p. Sewa (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) p. Leases (Continued)
Sebagai Lessor
As Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Lease incomes from operating leases are recognized as income on a straight-line method over the lease term. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term based straight line.
q. Beban emisi saham
q. Stock issuance cost All expenses related to the Company's stock issuance to public are recorded as deduction of “Additional Paid in Capital - Net” account which is part of the stockholders' equity in the consolidated balance sheets.
Seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat sebagai pengurang akun “Tambahan Modal Disetor - Agio Saham - Bersih” yang merupakan komponen ekuitas di dalam neraca konsolidasian. r. Pengakuan pendapatan dan beban
r. Revenue and expense recognition
Penghasilan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44, “Akuntansi Pengembangan Real Estat”. Pengakuan pendapatan atas penjualan real estat diakui penuh bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi:
Revenue from the sale of real estates are recognized based on PSAK No. 44, “Accounting for Real Estate Development Activities”. Revenue on sale of real estate is recognized on full accrual method when all the of following requirements are met:
i)
i)
Penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah di atas di mana bangunan tersebut didirikan oleh penjual:
The sale of houses, shop houses and other buildings of the same type including the land where the buildings are built by the seller:
Proses penjualan telah selesai; Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati; dan
A sale is consummated; The seller’s receivable is not subject to future subordinated to other loan obtained by the buyer; The selling price is collectible which is the payment received is at least 20% from the agreed selling price; and
Penjual telah mengalihkan kepada pembeli seluruh resiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli dan penjual tidak mempunyai kewajiban atau terlibat lagi secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Dalam hal ini, bangunan tersebut telah selesai dan siap ditempati/digunakan.
The seller has transferred to the buyer the risks and benefits of ownership and the seller thereafter does not have any obligation or is no longer involved significantly with the asset (property). In this matter, the building is completed and is ready to be occupied/used. ii) Sales of land without buildings:
ii) Penjualan kapling tanah tanpa bangunan:
Total payments by the buyer is at least 20% of the agreed sale price and that amount is not refundable;
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan pembeli tidak bisa meminta kembali; Harga jual akan tertagih; Proses pengembangan tanah telah selesai dan penjual tidak memiliki kewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual; dan Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
The sale price is collectible; The land development process is complete so that the seller has no further obligations related to the land sold; and The receivable is not subordinated to other loans in the future.
30
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
r. Pengakuan pendapatan dan beban (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) r. Revenue and expense recognition (Continued)
iii) Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui dengan menggunakan metode prosentase penyelesaian apabila seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu:
iii) The sale of condominiums, apartments and office buildings, are recognized using the percentage of completion method if all of the following criteria are satisfied, which are:
Proses konstruksi melampaui tahap awal yaitu fondasi telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai bangunan telah selesai;
The construction process has already commenced, that is the building foundation has been completed and all of the requirements to commence construction have been fulfilled; Total payments by the buyer is at least 20% of the agreed sale price and that amount is not refundable; and
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali; dan Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan handal.
The amount of revenue and the cost of the unit can be reliably estimated.
Penerimaan hasil penjualan tanah dan bangunan, serta kondominium yang belum memenuhi persyaratan tersebut, dikelompokkan sebagai “Uang Muka Pelanggan” dalam neraca konsolidasian.
The payments received from the sale of lands, buildings and condominiums which do not meet the above criteria is shown under the “Advance from Customer” in the consolidated balance sheets.
Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan.
Hotel revenues are recognized when the goods or services are provided or rendered to customers.
Penghasilan sewa dan iuran keanggotaan diakui pada saat sewa dan iuran keanggotaan jatuh tempo, sedangkan penghasilan dari penjualan makanan dan jasa diakui pada saat makanan dan jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka sewa dan pendapatan jasa yang diterima di muka dan iuran keanggotaan diterima di muka disajikan dalam akun “Pendapatan Ditangguhkan”.
Rental revenue and membership fee are recognized when they due, while the sales revenue from food and beverage and services are recognized when they are served and rendered to the customers. The rental and service charge revenues and membership fee received from customers in advance are presented in the accounts of “Deferred Income”.
Beban pokok penjualan tanah meliputi harga perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal, apartemen dan perkantoran meliputi tanah dan seluruh beban pembangunan rumah tinggal sampai siap ditempati/digunakan.
Cost of land sold comprises of cost for acquisition and other expenses incurred for land development. Cost of goods sold for housing, apartment and office building comprises of land and all construction costs until it is ready to use.
Pendapatan dari hasil pengoperasian jalan tol diakui pada saat penjualan karcis tol.
Revenue from toll road operations are recognized when toll tickets are sold.
Beban diakui pada saat terjadinya (dasar akrual).
Expenses are recognized when incurred (accrual basis).
s. Perpajakan
s. Taxation
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan.
Adjustments to taxation obligations are recorded when a Tax Assessment Letter is received and accepted or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
Pajak penghasilan final
Final income tax
Perbedaan nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
The differences between the carrying amounts of existing assets or liabilities related to the final income tax and their respective tax bases are not recognized as deferred tax assets or liabilities.
31
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
s. Perpajakan (Lanjutan)
t.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Taxation (Continued)
Pajak penghasilan final (Lanjutan)
Final income tax (Continued)
Beban pajak tahun berjalan sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subyek pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
Current tax expense related to income subject to final income tax is recognized in proportion to total income recognized during the current period for accounting purposes.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
The difference between the final income tax paid and the amount charged as final income tax expense in the Statements of Income is recognized as prepaid tax or tax payable.
Pajak penghasilan tidak final
Non final income tax
Beban pajak tahun berjalan ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban pada tanggal neraca. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada masa mendatang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the carrying amounts of existing assets and liabilities in the financial statements and their respective tax bases at balance sheet date. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences and accumulated fiscal losses to the extent that it is probable that taxable income will be available in future years against which the deductible temporary differences and accumulated fiscal losses can be utilized.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations.
Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing perusahaan tersebut.
For each of the consolidated entities, the tax effects of temporary differences and tax loss carryover, which individually are either assets or liabilities, are shown at the applicable net amounts.
Selisih nilai transaksi restrukturisasi dengan entitas sepengendali
t.
Difference in value of restructuring transaction with entities under common control No gain or loss are recognized in the transfer of assets, liabilities, shares and other ownership instruments of companies under common control. The difference between the transfer price and book value for each restructuring entities under common control is not recorded as goodwill but as “Difference in Value of Restructuring Transaction with Entities Under Common Control” account in the consolidated stockholders' equity.
Laba atau rugi atas pengalihan aset, hutang serta modal saham dan akun yang berkaitan dengan ekuitas dari perusahaan-perusahaan yang berada di bawah pengendalian pemilikan yang sama tidak diakui. Selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku atas restrukturisasi di antara perusahaanperusahaan tersebut tidak disajikan sebagai goodwill melainkan dicatat sebagai bagian dari akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi dengan Entitas Sepengendali” dalam ekuitas konsolidasian.
32
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
u. Kesejahteraan karyawan
u. Employees’ benefits The Company and Subsidiaries implement PSAK No. 24 (Revised 2004), “Retirement Benefits”. Under PSAK No. 24 (Revised 2004), an actuarial method “Projected Unit Credit” is determined as a basis to estimate liabilities for retirement benefit of employees based on labour law.
Perusahaan dan Anak perusahaan mengimplementasikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan undangundang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. v. Cadangan atas penggantian peralatan operasi
v. Reserve for equipment
atas
penggantian
perabotan
replacement
of
operating
A Subsidiary conducting in hotel business provide a reserve for replacement of operational equipment by charging to operations an amount based on the estimated replacement amount of cost or damage items. Actual purchases are charged to a reserve account. At the end of the period, an adjustment is made to the reserve account to recognize the difference between the operational equipment items held at the end of the period and those initially supplied by a Subsidiary. Any items on hand at the end of period are adjusted to “Inventories” account.
Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan melakukan pencadangan atas penggantian peralatan operasi dengan membebankan jumlah tertentu pada biaya operasi sesuai dengan estimasi nilai penggantian dari harga perolehan atau barang yang rusak. Pembelian barang aktual dibebankan pada perkiraan pencadangan. Pada akhir periode, penyesuaian dibuat atas perkiraan cadangan untuk mengakui perbedaan antara peralatan yang dimiliki pada akhir periode dengan jumlah yang dibeli oleh Anak perusahaan. Nilai barang-barang yang tersedia pada akhir periode disesuaikan ke akun “Persediaan”. w. Cadangan peralatan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
dan
w. Reserve replacement equipment
of
furniture
and
Sehubungan dengan perjanjian yang diungkapkan di dalam Catatan 42 butir b, salah satu Anak perusahaan, yang merupakan badan pengelola properti hotel “Aston Residence” melakukan pencadangan atas penggantian perabotan dan peralatan sebesar 3% dari pendapatan hotel.
In accordance with the agreement referred to Note 42 point b, a Subsidiary, as a management of the hotel “Aston Residence” provides a reserve for replacement of furniture and equipment equivalent to 3% of the hotel’s revenue.
x. Selisih lebih harga perolehan (nilai wajar) terhadap nilai wajar (harga perolehan) Anak perusahaan - bersih
x. Excess of Acquisition cost (fair value) over Subsidiaries’ fair value (acquisition cost) - net
Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai wajar aset bersih Anak perusahaan yang diakuisisi dibukukan sebagai “Selisih Lebih Harga Perolehan atas Nilai Wajar Anak perusahaan - Bersih” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 sampai 20 tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi, nilai wajar aktiva non-moneter dikurangi secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Apabila setelah nilai wajar aset selisih yang belum dieliminasi, maka sisa selisih tersebut dibukukan sebagai “Selisih Lebih Nilai Wajar terhadap Harga Perolehan Anak perusahaan - Bersih” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama tidak kurang dari 20 tahun.
The excess of the purchase price over the underlying fair value of the net assets of the acquired Subsidiaries is booked as “Excess of Acquisition Cost Over Subsidiaries’ Fair Value Net” and is amortized using the straight-line method over 5 to 20 years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition, the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess remaining after reducing the fair values of non-monetary assets acquired is recognized as “Excess of Fair Value Over Subsdiaries’ Acquisition Cost - Net” and is amortized using the straight-line method over no less than 20 years.
y. Hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan
y. Minority interest in net assets of Subsidiaries Minority interest in net income (loss) and equity of Subsidiaries are stated at proportion of minority shareholders in net income (loss) and equity Subsidiaries.
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
33
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
z. Hutang obligasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) z.
Bonds payable Bonds issued are presented at nominal value, net of unamortised discount and/or nominal value add unamortised premium value. Bond issuance costs in connection with the bonds issued are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of bond issued. The discounts are amortised over the period of the bonds using the straight-line method.
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi dan/atau nilai nominal ditambah saldo premium yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi dan diskonto/premium dikurangkan/ditambahkan langsung dari hasil emisi dan di amortisasi selama jangka waktu hutang obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus. aa. Kompensasi Berbasis Saham
aa. Stock Based Compensation PSAK No. 53, “Accounting for Stock Based Compensation” regards the accounting treatment for fair value of stocks option granted to employees and other similar equity instruments. Fair value of stocks option was recognized on the grant date, which is calculated using Binomial method and is recognized as compensations cost. At the end of the year, the fair value of the unexercised option would be adjusted if there is a change of expectation of the option that may not be exercised.
PSAK No. 53, “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham” mengatur perlakuan akuntansi atas nilai wajar opsi yang diberikan kepada karyawan dan instrumen ekuitas sejenis lainnya. Nilai wajar opsi ditentukan pada tanggal pemberian opsi (grant date) yang dihitung dengan metode Binomial dan diakui sebagai beban kompensasi. Pada setiap akhir tahun nilai wajar dari opsi yang belum dieksekusi akan disesuaikan apabila terjadi perubahan ekspektasi jumlah opsi yang mungkin gagal dieksekusi. bb. Pelaporan segmen
bb. Segment reporting
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk dan jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang atau jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
In accordance with PSAK No. 5 (Revised 2000), “Segment Reporting”, a business segment provides the information of products or services that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or a service within a particular economics environment that are subject to risks and returns that are different from those of segments operating in other economic environment.
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan segmentasi usaha berdasarkan jenis barang dan jasa (produk).
The Company and Subsidiaries implement operating segment on goods or services (product) rendered.
cc. Laba per saham
cc. Earnings per share The basic earnings per share is calculated by dividing net income for the year by the weightedaverage number of outstanding ordinary shares during the year, after giving effect to the events that changed the number of outstanding shares. Weighted-average number of ordinary shares as of December 31, 2010 and 2009 are 31,150,060,209 shares and 19,916,255,723 shares, respectively. Weighted-average number of diluted shares as of December 31, 2010 and 2009 is 31,824,675,440 shares and 23,102,856,639 shares, respectively.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar, setelah memperhitungkan pengaruh dari perubahan jumlah saham beredar. Jumlah rata-rata tertimbang saham per saham dasar pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 31.150.060.209 saham dan 19.916.255.723 saham. Jumlah rata-rata tertimbang saham per saham dilusian pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar 31.824.675.440 saham dan 23.102.856.639 saham. dd. Kapitalisasi biaya pinjaman
dd. Capitalization of interest expense In accordance with PSAK No. 26 (Revised 1997) on “Borrowing Costs”, borrowing costs are expensed as incurred. Borrowing costs are capitalized if they are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset.
Sesuai dengan PSAK No. 26 (Revisi 1997) mengenai “Biaya Pinjaman”, biaya pinjaman dibebankan pada saat terjadinya. Biaya pinjaman dikapitalisasi apabila dapat secara langsung dikaitkan dengan perolehan, pembangunan atau produksi dari aset tertentu (qualifying assets).
34
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
dd. Kapitalisasi biaya pinjaman (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) dd. Capitalization of interest expense (Continued)
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai ketika aktivitas untuk mempersiapkan pembangunan aset untuk dipergunakan atau dijual sesuai tujuannya sedang berlangsung dan pengeluaran serta biaya pinjaman sedang terjadi.
Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the asset for its intended use or sale are in progress and the expenditures and borrowing costs are being incurred.
Biaya pinjaman dikapitalisasi sampai dengan aset tersebut siap digunakan sesuai tujuannya. Apabila nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau nilai realisasi bersih, maka diakui rugi penurunan nilai.
Borrowing costs are capitalized until the assets are ready for their intended use. If the resulting carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount or net realizable value, an impairment loss is recognized.
ee. Modal saham yang diperoleh kembali
ee. Treasury stock Treasury stock is stated at acquisition cost and shown as deduction from capital stock under the Shareholders’ Equity section of the consolidated balance sheets. The difference between the proceeds from resale of treasury stock and the related acquisition cost is accounted for as an addition to or deduction from additional paid-in capital. When the treasury stock is retired, the difference between acquisition cost and par value is allocated between the related additional paid-in capital and retained earnings.
Modal saham yang diperoleh kembali, dicatat sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasian. Selisih antara nilai yang diterima atas penjualan saham yang diperoleh kembali dan harga perolehan yang terkait dicatat sebagai penambahan atau pengurangan dari agio saham. Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut ditarik kembali, selisih antara harga perolehan dan nilai nominal dialokasikan antara agio saham dan saldo laba. ff. Penerapan Pernyataan Keuangan Revisi
Standar
Akuntansi
ff. Adoption of Revised Statements of Financial Accounting Standards
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut:
The Company and its subsidiary have adopted the following revised PSAKs effective January 1, 2010 and have applied these standards prospectively:
1) PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan.
1) PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”, which contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This PSAK also requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the accounting policies applied to those instruments.
Standar ini menggantikan PSAK “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
No.
This standard superseded PSAK No. 50, “Accounting for Certain Investments in Securities”.
50
35
2.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) ff. Penerapan Pernyataan Standar Keuangan Revisi (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Akuntansi
ff. Adoption of Revised Statements of Financial Accounting Standards (Continued)
2) PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”.
2) PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, which establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell nonfinancial items. This PSAK provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others. This standard superseded PSAK No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”.
Dalam penerapan standar baru di atas, Perusahaan dan Anak perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Company and its Subsidiary have identified the following transition adjustments in accordance with the Technical Bulletin No. 4 concerning the Transition Provisions for the First Adoption of PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) as issued by the Indonesian Institute of Accountants.
Dampak transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap neraca Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan pada tabel berikut:
The effect of the transition to PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) to the consolidated balance sheets as of January 1, 2010 is set out in the following table:
Sebagaimana dilaporkan 1 Januari 2010/ As reported January 1, 2010 Aset Piutang usaha - bersih Aset pajak tangguhan Kewajiban Kewajiban pajak tangguhan bersih Hutang obligasi Hak Minoritas atas asset bersih Anak perusahaan Ekuitas Saldo laba belum ditentukan penggunaannya
884.706.632.435 32.852.413.801
Setelah disesuaikan 1 Januari 2010/ As adjusted January 1, 2010
Penyesuaian Transisi/ Transition Adjustments (
17.663.078.993 ) 350.734.690
867.043.553.442 33.203.148.491
Assets Trade receivables - net Deferred tax assets Liabilities
22.417.793.275 644.135.605.166
( (
203.722.881 ) 7.626.927.034 )
22.214.070.394 636.508.678.132
Deferred tax liabilities - net Bonds payable
1.155.964.795.717
(
2.975.936.287 )
1.152.988.859.430
Minority interest in net assets of Subsidiaries
445.322.012.306
Stockholders’ Equity Unappropriated retained earnings
451.827.770.407
(
6.505.758.101 )
gg. Penggunaan estimasi
gg. Use of estimation The preparation of the consolidated financial statements, in accordance with generally accepted accounting principles, requires the management’s to make estimations and assumptions that effect amount reported therein. Due to the inherent uncertainty in making estimates, actual result reported in future period might differ from those estimates.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil yang sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin berbeda dengan estimasi tersebut.
36
3.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT
a. Pada tanggal 9 Juni 2009, Perusahaan dan PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) mendirikan PT Bakrie Graha Investama (BGI) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 6 pada tanggal yang sama. Penyertaan Perusahaan dan BNS pada BGI masing-masing 4.999 saham dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
a.
On June 9, 2009, the Company and PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) has established PT Bakrie Graha Investama (BGI) based on Notarial Deed No. 6 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date, which 4,999 shares and 1 shares with par value of Rp 1 million per share are owned by the Company and BNS, respectively. BGI conducts in development, trading and service activities.
b. Pada tanggal 9 Juni 2009, Perusahaan dan PT Bakrie Infrastruktur (BI) mendirikan PT Bakrie Sentra Investama (BSI) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian dan jasa berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 7 pada tanggal yang sama. Penyertaan Perusahaan dan BI pada BSI masing-masing 2.499 saham dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
b.
On June 9, 2009, the Company and PT Bakrie Infrastruktur (BI) has established PT Bakrie Sentra Investama (BSI) based on Notarial Deed No. 7 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date, which 2,499 shares and 1 shares with par value of Rp 1 million per share are owned by the Company and BI, respectively. BSI conducts in development, trading and service activities.
c. Pada tanggal 31 Juli 2009, para pemegang saham PT Bali Nirwana Resort (BNR) setuju untuk mengalihkan saham PT Recapital Advisor, pihak ketiga, kepada PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) serta setuju untuk menerbitkan saham baru Seri F sebanyak 82.967.414 saham dengan nilai nominal Rp 1.805 per saham atau keseluruhan senilai Rp 149,76 miliar, yang seluruhnya akan diambil oleh BNS. Sehingga BNS mempunyai kepemilikan dalam BNR sebesar 52,55%.
c.
On July 31, 2009, the shareholders of PT Bali Nirwana Resort (BNR) agreed to transfer the shares of PT Recapital Advisor, third party, to PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), and agreed to the Rights Issue of 82,967,414 F Series shares at Rp 1,805 per share amounting to Rp 149.76 billion, all of which were subscribed by BNS. As such, BNS has ownership in BNR of 52.55%.
d. Berdasarkan surat pemberitahuan Perusahaan kepada PT Jurgen International (JI) tertanggal 31 Juli 2009, Perusahaan telah mengalihkan Hak Opsi yang diperolehnya dari JI, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham No. 011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007 tanggal 28 Nopember 2007 kepada PT Bakrie Toll Road (BTR).
d.
Based on the notification letter of the Company to PT Jurgen International (JI) dated July 31, 2009, the Company has transferred its Option Rights that was obtained from JI as stated in the Option Agreement to Own and Control of Shares No. 011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007 dated November 28, 2007 to PT Bakrie Toll Road (BTR). Based on the Option Rights of the stated Company, therefore on August 20, 2009, BTR have exercised its Option Rights with the transfer of 1 (one) share owned by JI in Transglobal Finance Limited and based on the Sales and Purchase Agreement No. 5 and No. 6 dated August 28, 2009, signed in the presence of Firdhonal, S.H., Notary in Jakarta, BTR have acquired 99.99% of JI’s shares in PT Satria Cita Perkasa (SCP), which stated that both TGF and SCP are each shareholders of 25% shares in PT Semesta Marga Raya (SMR), a company that holds the concession to develop, operate, and maintain the Kanci - Pejagan Toll Road.
Berdasarkan pengalihan Hak Opsi dari Perusahaan tersebut, maka pada tanggal 20 Agustus 2009, BTR telah melaksanakan Hak Opsinya dengan melakukan pengambilalihan (Transfer of Share) 1 saham milik JI dalam Transglobal Finance Limited (TGF) dan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 5 dan No. 6 tanggal 28 Agustus 2009, yang dibuat dihadapan Firdhonal, SH., Notaris di Jakarta, BTR telah mengambilalih 99,99% saham milik JI dalam PT Satria Cita Perkasa (SCP), yang mana TGF dan SCP tersebut adalah pemegang/pemilik masingmasing sebesar 25% saham dalam PT Semesta Marga Raya (SMR), perusahaan pemegang konsesi untuk pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol ruas Kanci - Pejagan. e.
e. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat PT Bakrie Bangun Persada (B2P), pihak hubungan istimewa, No. 25 tanggal 29 September 2009, yang dibuat dihadapan Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta telah disetujui pengalihan 399 saham milik B2P dalam PT Provices Indonesia dan pengalihan 249 saham milik B2P dalam PT Rasuna Caturtama Corpora kepada PT Bakrie Pangripta Loka. 37
Based on the Shareholder's Circular Resolution of PT Bakrie Bangun Persada (B2P), related party, No. 25 dated September 29, 2009, signed in the presence of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the transfer of 399 shares owned by B2P in PT Provices Indonesia and the transfer of 249 shares of B2P in PT Rasuna Caturtama Corpora to PT Bakrie Pangripta Loka were agreed.
3.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan) f.
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT (Continued) f.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bakrie Bangun Persada (B2P) No. 25 tanggal 29 September 2009, yang dibuat dihadapan Ukon Krisnajaya, S.H., S.Pn. Notaris di Jakarta telah disetujui pengalihan 12.499 saham milik Perusahaan dalam B2P kepada PT Graha Multi Insani, pihak ketiga.
Based on Deed of Statament of Meeting Rapat PT Bakrie Bangun Persada (B2P) is notarized by Notarial Deed No. 25 of Ukon Krisnajaya, S.H., S.Pn., dated September 29, 2009 has approved the transfer of 12,499 shares of the Company in B2P to PT Graha Multi Insani, third party.
g. Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan mendirikan BLD Investments Pte., Ltd., yang berdomisili di Singapura.
g. On January 12, 2010, the Company has established BLD Investments Pte., Ltd., which domiciled in Singapore.
h. Pada tanggal 20 Januari 2010, BLD Investments Pte., Ltd., membeli seluruh saham dalam F.K.A Hurleigh Investments Pte., Ltd., yang berdomisili di Singapura, yang kemudian diubah namanya menjadi BLD Asia Pte., Ltd.
h. On January 20, 2010, BLD Investments Pte., Ltd. has acquired all shares of F.K.A Hurleigh Investments Pte., Ltd., which domiciled in Singapore, which later changed its name to BLD Asia Pte., Ltd.
i.
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Firdhonal, S.H., No. 30 tanggal 29 Januari 2010, pemegang saham PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah menyetujui pengalihan seluruh saham-saham SMR milik PT Bakrie Investindo sebanyak 24.693.778 saham atau sebesar Rp 252 miliar dengan nilai nominal sebesar Rp 10.205 kepada PT Satria Cita Perkasa (SCP) sehingga kepemilikan SCP pada SMR menjadi sebesar 60%.
i.
Based on the Statement of Shareholders Decisions which was notarized with Notarial Deed No. 30 of Firdhonal, S.H., dated January 29, 2010, the shareholders of PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, had ratified the transfer of all SMR shares owned by PT Bakrie Investindo of 24,693,778 shares or Rp 252 billion with a par value of Rp 10,205 to PT Satria Cita Perkasa (SCP), therefore the ownership of SCP in SMR is 60%.
j.
Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Diluar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 12 Juli 2010 yang dibuat oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., telah disetujui pengalihan saham PT Bakrie Armo Nirwana (BAN) yang terdiri dari seluruh saham milik Tn Masha Ariobimo dan 69 lembar saham milik PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) kepada PT Bakrie Graha Investama (BGI), sehingga kepemilikan BGI dan BNS di BAN masingmasing sebesar 99 lembar saham dan 1 lembar saham.
j.
Based on the Deed of Statement of Meeting of Extraordinary Shareholders’ General Meeting No.2 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., dated July 12, 2010, the transfer of shares of PT Bakrie Armo Nirwana (BAN) has been approved consisting of all shares owned by Mr Masha Ariobimo and 69 shares owned by PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) to PT Bakrie Graha Investama (BGI), therefore the ownership of BGI and BNS in BAN amounting to 99 shares and 1 share, respectively.
k. Pada tanggal 23 September 2010, Perusahaan melakukan penyertaan saham pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA), anak perusahaan SC dengan mengambil bagian dalam peningkatan modal disetor BJA sebanyak 666.666.667 saham atau 37,88% kepemilikan pada BJA.
k. On September 23, 2010, the Company invested in shares of PT Bukit Jonggol Asri (BJA), a subsidiary of SC, by taking portion in the increasing of paid up capital of BJA amounting to 666,666,667 shares or 37.88% ownership in the BJA.
Berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan SC, maka pengendalian BJA dilakukan oleh Perusahaan sehingga BJA dikonsolidasikan dalam laporan keuangan Perusahaan.
Based on the agreement between the Company and SC, the control of BJA conducted by the Company therefore BJA was consolidated in the consolidated financial statements of the Company.
Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar atas pengambilalihan BJA adalah sebesar Rp 69,39 miliar disajikan sebagai pengurang tanah yang belum dikembangkan BJA yang merupakan aset yang dapat diidentifikasi.
The excess of acquisition cost over the fair value of the takeover BJA amounted to Rp 69.39 billion, is presented as a deduction of BJA’s land bank which is an identified asset.
38
4.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
4.
This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Kas
2009
2.578.269.973
Bank Pihak ketiga Dalam Rupiah PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Mega Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Mayapada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
3.111.827.943
48.406.590.832 47.147.301.096
33.811.177.438
34.624.411.563 21.978.981.356
31.403.679.877 2.350.128.153
8.582.950.274
6.782.440.663
8.004.676.055
15.656.182.710
7.205.656.822 5.911.291.649 5.806.038.176
7.037.321.961 1.874.852.200 -
3.995.548.714
10.902.908.536
PT Bank OCBC NISP Tbk. (dahulu PT Bank NISP Tbk.) 2.023.655.739 PT Bank Capital Indonesia Tbk. 1.605.712.160 PT Bank Mutiara Tbk. 1.384.209.470 PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur 924.238.942 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 557.534.900 PT Bank Permata Tbk. 235.585.308 PT Bank Mega Syariah 79.697.256 PT Bank Internasional Indonesia Tbk. 18.100.387 PT Bank Tabungan Negara Syariah (Persero) 12.526.161 PT Bank Panin Tbk. 8.945.424 PT Bank CIMB Niaga Syariah 6.748.890 PT Bank Muamalat 2.346.112 PT Bank Sinar Mas Tbk. 2.228.000 PT Bank Nagari 1.204.803 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank ICB Bumiputera Tbk. (dahulu PT Bank Bumiputera Tbk.) -
Dalam Dolar Amerika Serikat Bank OCBC, Singapura PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Permata Tbk.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
150.198.906 36.339.661.637 854.425.660 299.049.855 719.675.147 17.205.130 6.510.755 2.346.112 1.204.803 26.830.723 1.581.602
198.526.180.089
148.237.381.868
22.376.513.088
-
5.031.729.013
127.601.211
2.009.037.414 1.423.134.020
215.712.504 52.040.536.816
360.090.865 304.028.536
1.406.409.042 22.236.828
150.622.379 5.531.802
3.904.356.226 6.471.159
31.660.687.117
57.723.323.786 39
Cash on hand Cash in banks Third parties In Rupiah PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Mega Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Mayapada PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. (formerly PT Bank NISP Tbk.) PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank Mutiara Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Mega Syariah PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Tabungan Negara Syariah (Persero) PT Bank Panin Tbk. PT Bank CIMB Niaga Syariah PT Bank Muamalat PT Bank Sinar Mas Tbk. PT Bank Nagari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank ICB Bumiputera Tbk. (formerly PT Bank Bumiputera Tbk.)
In US Dollar Bank OCBC, Singapore PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Permata Tbk.
4.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
4. 2010
Dalam Dolar Singapura PT Bank Danamon Tbk.
Deposito berjangka Dalam Rupiah PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Mutiara Tbk. PT Bank Yudha Bhakti PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Capital Tbk. PT Bank CIMB Niaga Syariah PT Bank Mega Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.)
2009 209.590.662
In Sin Dollar PT Bank Danamon Tbk.
-
13.880.176
In Euro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
230.186.867.206
206.184.176.492
-
Dalam Euro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Jumlah kas di bank
274.137.280.000 200.000.000.000 35.000.000.000 10.000.000.000
1.280.455.563 -
2.000.000.000 1.283.200.000 644.560.000
1.668.494.942 644.560.000
612.000.000 -
612.000.000 529.720.317.730 8.000.000.000 4.066.268.847 3.000.000.000
-
2.127.435.718
523.677.040.000
551.119.532.800
Total cash in banks Time deposits In Rupiah PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Mutiara Tbk. PT Bank Yudha Bhakti PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Capital Tbk. PT Bank CIMB Niaga Syariah PT Bank Mega Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
In US Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.)
104.115.780.000
-
104.115.780.000
-
Jumlah deposito berjangka
627.792.820.000
551.119.532.800
Total time deposits
Jumlah kas dan setara kas
860.557.957.179
760.415.537.235
Total cash and cash equivalents
The annual interest rate of time deposits are as follows:
Kisaran tingkat suku bunga tahunan untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika Serikat 5.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)
2010 (%)
2009 (%)
5,50 - 9,00 0,50 - 1,55
6,50 - 12,50 -
INVESTASI JANGKA PENDEK
5.
Rupiah United States Dollar
SHORT-TERM INVESTMENT Short-term investment consists of:
Investasi jangka pendek terdiri dari: 2010
2009
Tersedia untuk dijual - efek pihak ketiga: PT Henan Putihrai Asset Management PT Recapital Asset Management PT Capitalinc Investment Tbk.
590.781.024.203 183.530.560.451 1.030.836.480
76.862.601.477 312.606.900
Jumlah
775.342.421.134
77.175.208.377
40
Available for sale - securities third parties: PT Henan Putihrai Asset Management PT Recapital Asset Management PT Capitalinc Investment Tbk. Total
5.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)
5.
SHORT-TERM INVESTMENT (Continued)
Pada tanggal 6 Juli, 7 Juli dan 17 September 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan PT Recapital Asset Management (Recapital), dimana Perusahaan menunjuk Recapital untuk mengelola dana Perusahaan dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap masing-masing sebesar Rp 1,66 miliar untuk jangka waktu 12 bulan, Rp 12,74 miliar untuk jangka waktu 12 bulan dan Rp 7,20 miliar untuk jangka waktu 6 bulan dengan tingkat pengembalian berkisar 11,18% - 16,00% per tahun.
On July 6, July 7 and September 17, 2009, the Company entered into a Discretionary fund agreement with PT Recapital Asset Management (Recapital), whereas the Company appoints Recapital to manage its fund in fixed income securities amounting to Rp 1.66 billion for 12 months, Rp 12.74 billion for 12 months, and Rp 7.20 billion for 6 months, respectively, with annual return rate approximately 11.18% - 16.00% per annum.
Pada tanggal 15 Januari, 21 Maret, 28 Mei dan 15 Oktober 2009 dan 7 Pebruari 2010, Perusahaan menandatangani Amandemen Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Recapital, dimana Perusahaan memperpanjang jangka waktu pengelolaan dana dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 12 bulan masing-masing sebesar Rp 25 miliar, Rp 5 miliar, Rp 11,25 miliar dan Rp 14 miliar dan Rp 26,63 miliar dengan tingkat pengembalian berkisar 8,50% - 9,00% per tahun.
On January 15, March 21, May 28 and October 15, 2009, and February 7, 2010, the Company entered into an Amendment of Discretionary Fund Agreement with Recapital, whereas the Company appoints Recapital to extend its fund in fixed income securities for 12 months amounting to Rp 25 billion, Rp 5 billion, Rp 11.25 billion and Rp 14 billion and Rp 26.63 billion, respectively, with annual return rate approximately 8.50% - 9.00% per annum.
Berdasarkan surat pemberitahuan dari PT Recapital tanggal 1 Juli 2010 bahwa sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. V.G.6 mengenai “Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individu” yang ditetapkan pada tanggal 16 April 2010, PT Recapital telah menyetujui perpanjangan kontrak-kontrak penempatan dana Perusahaan secara otomatis apabila terdapat jatuh tempo penempatan dana sejak tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut sampai adanya perjanjian yang akan disesuaikan dengan peraturan tersebut (lihat Catatan 50 butir c).
Based on the notification letter from PT Recapital dated July 1, 2010 that in accordance with Bapepam and LK No. V.G.6 on "Portfolio Management Guidelines For Bank Customers By Individuals” which is set on April 16, 2010, PT Recapital has approved the extension of contracts in its fund placement automatically when there is placement of funds due from the date of issuance of these regulations until there is agreement which will be tailored to these regulations (see Note 50 point c).
Pada tanggal 19 Juli 2010, Perusahaan dan PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dimana HPAM setuju untuk mengelola dana maksimum sebesar Rp 3 triliun dalam bentuk Discretionary Portfolio Management dengan jangka waktu satu tahun setelah perjanjian ditandatangani. Perusahaan dan HPAM selanjutnya sepakat bahwa seluruh dana yang dikelola akan ditempatkan pada Reksadana Penyertaan Terbatas.
On July 19, 2010, the Company and PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) entered into a Discretionary Fund Agreement, wherein HPAM agreed to manage the fund maximum of Rp 3 trillion in the form of Discretionary Portfolio Management for one year after the agreement is signed. Futhermore, the Company and HPAM agreed that all funds managed by HPAM will be place on Limited Participation Mutual Fund.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan, PT Villa Del Sol, PT Krakatau Lampung Tourism Development dan PT Bali Nirwana Resort, Anak perusahaan, memiliki investasi dalam surat berharga berupa saham PT Capitalinc Investment Tbk. (dahulu PT Global Financindo Tbk.) (Capitalinc) masingmasing sejumlah 805.341 saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 1.280 dan 347.341 saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 900. Investasi saham tersebut diklasifikasikan sebagai “Investasi-Tersediauntuk Dijual” dengan rincian sebagai berikut:
As of December 31, 2010 dan 2009, the Company, PT Villa Del Sol, PT Krakatau Lampung Tourism Development and PT Bali Nirwana Resort, Subsidiaries hold 805,341 shares with par value of Rp 1,280 and 347,341 shares with par value of Rp 900, respectively of PT Capitalinc Investment Tbk. (formerly PT Global Financindo Tbk.) (Capitalinc). The investment is classified as “Available-for-Sale” with detail as follows:
2010 Biaya Perolehan: Nilai tercatat awal tahun Reklasifikasi kepemilikan saham Capitalinc dari aset lain-lain Nilai tercatat akhir tahun
2009
2.780.097.920
2.780.097.920
194.650.000
-
Cost: Carrying value at beginning of year Reclassification of Capitalinc’s shares from other assets
2.974.747.920
2.780.097.920
Carrying value at end of year
41
5.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)
5. 2010
Penyesuaian efek ke nilai wajar: Jumlah awal tahun ( Peningkatan (penurunan) selama tahun berjalan Jumlah penyesuaian efek ke nilai wajar
2009
2.467.491.020 )
(
2.511.587.520 )
523.579.580
(
44.096.500
1.943.911.440 )
Bersih
(
1.030.836.480
6.
TRADE RECEIVABLES This account consists of:
2010 Pihak ketiga Penjualan tanah, rumah dan apartemen Penjualan unit perkantoran Hotel Penyewa ruang apartemen Penyewa ruang, lapangan dan iuran keanggotaan Penyewaan dan pengelolaan ruang perkantoran
2009
11.307.321.256
5.363.730.499
Third parties Sales of land, housing and apartment Sales of office unit Hotel Tenants of units of apartment Tenants of office spaces, courts and membership fees Tenants and management of office spaces
1.086.796.705.912
756.504.238.885
Total third parties
(
Pihak ketiga - bersih
693.704.593.286 240.256.054.299 114.704.725.527 13.478.445.872
464.821.607.890 241.101.452.552 16.878.101.421 5.393.527.912
13.345.565.672
22.945.818.611
44.540.176.057 )
(
7.881.117.267 )
Less allowance for doubtful accounts
1.042.256.529.855
748.623.121.618
112.540.797.300 14.270.049.225
128.359.949.471 7.897.356.986
1.042.859.066 135.440.065 54.029.390
308.999.507 576.493.376 671.986.200
Related parties Sales of office unit Tenants of office spaces Sales of land, housing and apartment Hotel Tenants of units of apartment
128.043.175.046
137.814.785.540
Total related parties
Pihak hubungan istimewa Penjualan unit perkantoran Penyewa ruang perkantoran Penjualan tanah, rumah dan apartemen Hotel Penyewa ruang apartemen
(
1.872.500.645 )
Pihak hubungan istimewa - bersih Jumlah piutang usaha
Net
As of December 31, 2010 and 2009, this short-term investment was 0.11% and 0.05% from total outstanding shares of Capitalinc.
Akun ini terdiri dari:
Jumlah pihak hubungan istimewa Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Total adjustment of securities to fair value
312.606.900
PIUTANG USAHA
Jumlah pihak ketiga Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Adjustment of securities to fair value: Total at beginning of year Addition (deduction) during the year
2.467.491.020 )
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, investasi jangka pendek tersebut merupakan 0,11% dan 0,05% dari jumlah saham beredar yang diterbitkan oleh Capitalinc. 6.
SHORT-TERM INVESTMENT (Continued)
(
1.731.274.723 )
Third parties - net
Less allowance for doubtful accounts
126.170.674.401
136.083.510.817
Related parties - net
1.168.427.204.256
884.706.632.435
Total trade receivables
The changes in the allowance for doubtful accounts of trade receivable are as follows:
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu untuk piutang usaha adalah sebagai berikut: 2010 Pihak ketiga Saldo awal tahun Perubahan selama tahun berjalan Dampak penerapan awal atas PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
2009 Third parties Beginning balance of the year Changes during the year Effect of first adoption of PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006)
7.881.117.267
3.819.419.091
17.663.078.993
42
6.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA (Lanjutan)
6. 2010
Penambahan penyisihan Pemulihan penyisihan
(
Saldo akhir tahun Pihak hubungan istimewa Saldo awal tahun Perubahan selama tahun berjalan Penambahan penyisihan Saldo akhir tahun
n
Jumlah
2009
19.271.261.757 275.281.960 )
4.061.698.176 -
Addition of allowance Recovery of allowance
44.540.176.057
7.881.117.267
Ending balance of the year
1.731.274.723
-
141.225.922
1.731.274.723
Related parties Beginning balance of the year Changes during the year Addition of allowance
1.872.500.645
1.731.274.723
Ending balance of the year
46.412.676.702
9.612.391.990
Total
Penyisihan piutang ragu-ragu untuk piutang usaha hubungan istimewa berasal dari PT Bakrie Communications, PT CMA Indonesia, PT South East Asia Pipe Industries, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. dan PT MGTH International dilakukan sehubungan dengan sewa gedung perkantoran. Manajemen meragukan kolektibilitas piutang-piutang tersebut karena umur piutang yang sudah lebih dari 2 tahun.
Allowance for doubtful account for trade receivable from related party of PT Bakrie Communications, PT CMA Indonesia, PT South East Asia Pipe Industries, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. dan PT MGTH International made in connection with rental office space. The management doubt the collectibility of those receivables due to aging of receivable has been more than 2 years.
Seluruh piutang usaha dalam denominasi mata uang Rupiah.
All trade receivables was denominated in Rupiah currency.
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang pihak ketiga.
Based on the review of each trade receivable at the end of the year, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that the allowance for doubtful account is adequate to cover possible losses from uncollectible trade receivables. Management believes that there are no significant concentration of credit risk in third parties receivables.
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
The summary of aging schedule of trade receivables is as follows:
2010 Sampai dengan 60 hari 61 hari sampai 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah
2009
345.785.980.166 77.739.426.518 791.314.474.274 (
567.269.187.815 38.360.298.687 288.689.537.923
1.214.839.880.958 46.412.676.702 )
(
1.168.427.204.256
894.319.024.425 9.612.391.990 ) 884.706.632.435
PIUTANG LAIN-LAIN
7.
Total Allowance for doubtful accounts Total
OTHER RECEIVABLES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Pihak ketiga: Limitless World International Services - 6 Ltd. PT Datanusa Saktijaya PT Jurgen International PT Media Dhana Antarkita
Up to 60 days 61 days to 90 days More than 90 days
As of December 31, 2010 and 2009, trade receivables of PT Bakrie Swasakti Utama, a Subsidiary amounting to Rp 199.97 billion were pledged as collateral of working capital construction loans to PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (see Note 24 point a).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, piutang usaha PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan, sejumlah Rp 199,97 miliar digunakan sebagai jaminan atas hutang kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (lihat Catatan 24 butir a). 7.
TRADE RECEIVABLES (Continued)
2009
387.961.650.000 59.604.927.854 29.792.690.954 22.039.187.245
405.610.000.000 86.166.060.318 25.000.000.000 43
Third parties: Limitless World International Services - 6 Ltd. PT Datanusa Saktijaya PT Jurgen International PT Media Dhana Antarkita
7.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
7.
2010 PT Trans Jabar Tol PT Megalintas Sejahtera PT Graha Multi Insani Piutang Bunga PT Mutiara Prakarsa Mandiri Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 2 miliar) Jumlah pihak ketiga Dikurangi penyisihan piutang ragu - ragu
(
Jumlah pihak ketiga bersih Pihak hubungan istimewa: PT Petrocom Nuansa Nusantara PT Bakrie Capital Indonesia Jumlah pihak hubungan istimewa Dikurangi penyisihan piutang ragu - ragu
(
2009
17.673.320.000 7.991.742.268 2.220.666.288 1.791.592.274 -
8.163.943.544 12.532.061.225 6.114.668.576 15.365.895.700
PT Trans Jabar Tol PT Megalintas Sejahtera PT Graha Multi Insani Interest Receivable PT Mutiara Prakarsa Mandiri
36.859.620.203
34.665.263.625
Others (each below of Rp 2 billion)
565.935.397.086
593.617.892.988
44.001.669 )
(
44.001.669 )
Total third parties Less allowance for doubtful accounts
565.891.395.417
593.573.891.319
Third parties - net
2.373.870.956 493.112.481
2.373.870.956 493.112.481
Related parties: PT Petrocom Nuansa Nusantara PT Bakrie Capital Indonesia
2.866.983.437
2.866.983.437
Total related parties
2.866.983.437 )
Jumlah pihak hubungan istimewa bersih Jumlah
OTHER RECEIVABLES - THIRD PARTIES (Continued)
(
2.866.983.437 )
Less allowance for doubtful accounts
-
-
Related parties - net
565.891.395.417
593.573.891.319
Total
The summary of original currency of trade receivables is as follows:
Rincian piutang lain-lain berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2010
2009
Dolar Amerika Serikat Rupiah Indonesia
387.961.650.000 177.929.745.417
405.610.000.000 187.963.891.319
United States Dollar Indonesian Rupiah
Jumlah
565.891.395.417
593.573.891.319
Total
The summary of nature transaction of trade receivables is as follows:
Rincian piutang lain-lain berdasarkan jenisnya: 2010
2009
Piutang pengalihan saham Anak perusahaan Piutang proyek jalan tol Piutang bunga Lain - lain
387.961.650.000 138.234.868.903 1.791.592.274 37.903.284.240
405.610.000.000 135.886.582.097 6.114.668.576 45.962.640.646
Receivable from transfer of the Subsidiaries shares Toll road receivable project Interest Receivable Others
Jumlah
565.891.395.417
593.573.891.319
Total
Piutang kepada Limitless World International Services - 6 Ltd. (LWIS) merupakan piutang yang timbul atas pengalihan saham Perusahaan di PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur dan PT Superwish Perkasa, Anak perusahaan dengan jumlah keseluruhan sebesar AS$ 43,15 juta (lihat Catatan 42 butir g).
Receivable to Limitless World International Services - 6 Ltd. (LWIS) represents receivable from transfer of the Company’s shares in PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur and PT Superwish Perkasa, Subsidiaries, in a total amounted US$ 43.15 million (see Note 42 point g).
Berdasarkan penelaahan yang dilakukan oleh Yanuar Bey & Rekan, pihak independen, tertanggal 15 Desember 2010 tidak terdapat penurunan nilai atas piutang Perusahaan kepada LWIS.
Based on the review by Yanuar Bey & Rekan, independent party, dated December 15, 2010, stated that there is no impairment for the Company’s receivable to LWIS.
44
7.
8.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
7.
OTHER RECEIVABLES - THIRD PARTIES (Continued)
Piutang lain-lain kepada PT Datanusa Saktijaya merupakan penyetoran dana talangan PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan untuk proyek pembangunan jalan tol ruas Ciawi - Sukabumi dan pembayaran bunga pinjaman PT Karya Perkasa Insani, Anak perusahaan PT Datanusa Saktijaya (lihat Catatan 42 butir k).
Other receivables to PT Datanusa Saktijaya represents deposit of PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary, for toll road project development Ciawi - Sukabumi and payment of loan interest of PT Karya Perkasa Insani, a Subsidiary, of PT Datanusa Saktijaya (see Note 42 point k).
Piutang kepada PT Jurgen Internasional (JI), pihak ketiga, merupakan penyetoran dana talangan Perusahaan untuk proyek pembangunan jalan tol (lihat Catatan 42 butir e).
Receivable to PT Jurgen International (JI), third party, represents the Company’s deposit for toll road project development (see Note 42 point e).
Piutang lain-lain kepada PT Media Dhana Antarkita merupakan piutang BTR, Anak perusahaan, atas penyetoran dana talangan BTR untuk proyek pembangunan jalan tol ruas Ciawi - Sukabumi (lihat Catatan 42 butir k).
Other receivables to PT Media Dhana Antarkita represents receivables of BTR, a Subsidiary, from deposit for toll road project development Ciawi Sukabumi (see Note 42 point k).
Piutang lain-lain kepada PT Mega Lintas Sejahtera merupakan piutang BTR, Anak perusahaan, atas penyetoran dana talangan BTR untuk proyek pembangunan jalan tol ruas Pasuruan - Probolinggo (lihat Catatan 42 butir l).
Other receivables to PT Mega Lintas Sejahtera represents receivable of BTR, a Subsidiary, from deposit for toll road project development Pasuruan Probolinggo (see Note 42 point l).
Piutang lain-lain kepada PT Trans Jabar Toll merupakan piutang BTR, Anak perusahaan, yang timbul dari pengalihan piutang PT Bakrie Infrastucture kepada Perusahaan atas jasa manajemen dan penerbitan bank garansi.
Other receivables to PT Trans Jabar Toll represents receivable of BTR, a Subsidiary, arising from the transfer of receivables of PT Bakrie Infrastructure to the Company for management fee and issuance of bank guarantees.
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa piutang lain-lain pihak ketiga dapat tertagih, sehingga penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Based on the review of each others receivable at the end of the year, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that the receivables can be collected, therefore, the allowance for doubtful account is adequate to cover possible losses from uncollectible receivables.
PERSEDIAAN
8.
This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Real estat Rumah, apartemen dan ruang perkantoran dalam penyelesaian: Bangunan Tanah Tanah untuk dijual Bangunan siap untuk dijual: Apartemen Rumah
Hotel Perlengkapan dan suku cadang Makanan dan minuman
Jumlah
INVENTORIES
2009
921.048.859.823 246.273.063.370 243.421.362.625
834.892.964.747 236.188.222.649 462.569.605.225
113.316.330.928 27.769.569.400
49.392.564.228 109.174.809.046
1.551.829.186.146
1.692.218.165.895
3.808.934.257 1.889.646.315
3.658.358.915 1.991.542.675
5.698.580.572
5.649.901.590
1.557.527.766.718
1.697.868.067.485
45
Real estate Residential houses, apartment and office space under construction: Building Land Land held for sale Building ready for sale: Apartment Residential house
Hotel Equipment and spare parts Food and beverages
Total
8.
9.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN (Lanjutan)
8.
INVENTORIES (Continued)
Bangunan apartemen untuk dijual terutama merupakan biaya pembangunan proyek Apartemen Taman Rasuna yang pendanaannya berasal dari pinjaman bank jangka panjang yang diperoleh PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (lihat Catatan 24 butir a).
Ready-for-sale apartment mainly represents development costs of Taman Rasuna Apartment which were partly financed by long-term bank loans obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (see Note 24 point a).
Persediaan rumah, apartemen dan ruang perkantoran dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari persediaan pada BSU atas proyek Bakrie Tower, Life Style dan Entertainment Center dan the Grove serta PT Graha Andrasentra Propertindo dan Anak perusahaan atas proyek kondotel di Bogor dan Bali, perumahan di Bogor, Sukabumi, Batam dan Malang.
Inventory of residential houses and apartment under construction as of December 31, 2010 and 2009 consists of BSU’s inventory for the Bakrie Tower project, Life style and Entertainment Centre and the Grove and PT Graha Andrasentra Propertindo and Subsidiaries’ inventory for condominium in Bogor and Bali, the real estate project in Bogor, Sukabumi, Batam and Malang.
Manajemen mengasuransikan bangunan apartemen yang tersedia untuk dijual terhadap risiko bencana alam dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Ramayana Tbk., PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT Bringin Sejahtera Makmur, pihak ketiga, berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1,21 triliun dan AS$ 222.203 pada tahun 2010 dan Rp 1,36 triliun pada tahun 2009. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
The management insured the building of ready-for-sale apartment against the natural disaster risks and other risks to PT Asuransi Ramayana Tbk., PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Jasa Indonesia and PT Bringin Sejahtera Makmur, third party, based on a blanket policy with the sum insured amounting to Rp 1.21 trillion and US$ 222,203 in 2010 and Rp 1.36 trillion in 2009, respectively. The Company’s and Subsidiaries’ management believe that the amount insured is sufficient to cover possible losses on insured assets.
Bunga pinjaman BSU, SAN dan BDM, Anak perusahaan, yang dikapitalisasi ke dalam persediaan masing-masing sebesar Rp 289,83 miliar dan Rp 199,47 miliar sampai akhir tahun 2010 dan 2009.
Capitalization of borrowing costs BSU, SAN and BDM, Subsidiaries to inventories is amounting to Rp 289.83 billion and Rp 199.47 billion until 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, persediaan BSU dijadikan jaminan untuk pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Bukopin Tbk. dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 356 miliar (lihat Catatan 24 butir a dan b).
As of December 31, 2010 and 2009, BSU’s inventories are pledged as collateral for long-term bank loans obtained from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. and PT Bank Bukopin Tbk. totaling of Rp 356 billion (see Notes 24 point a and b).
Pada tanggal 20 Januari 2009, persediaan barang The Commerce Club yang terletak di gedung Wisma Bakrie II sebesar kurang lebih Rp 104,89 juta musnah karena kebakaran (lihat Catatan 14).
On January 20, 2009, The Commerce Club’s inventories located in Wisma Bakrie II building amounted to Rp 104.89 million was damaged on fire (see Note 14).
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Di samping itu, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek yang masih dalam tahap penyelesaian.
The Company’s and Subsidiaries’ management believe that there will no decline in the value of inventories as of December 31, 2010 and 2009. Meanwhile, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that they will enable to complete the project-in-progress.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA
9.
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Uang muka pembelian Uang muka proyek Karyawan Asuransi Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 2 miliar)
562.695.815.354 11.537.445.185 5.872.474.398 2.052.884.437
54.799.427.017 802.327.473 6.635.045.090 3.750.448.155
Advances for purchases Advance project Employees Insurance
13.986.090.250
7.967.431.507
Others (each below of Rp 2 billion)
Jumlah
596.144.709.624
73.954.679.242
Total
46
9.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA (Lanjutan)
9.
Advance purchase mainly represents advances for land acquisition of PT Bukit Jonggol Asri (BJA), a Subsidiary, from PT Sentul City Tbk. amounting to Rp 367.21 billion for the land area of 162.12 hectares located in the village of Karang Tengah, Babakan Madang District, District Bogor, West Java Province.
Uang muka pembelian terutama merupakan uang muka pembelian tanah PT Bukit Jonggol Asri (BJA), Anak perusahaan, dari PT Sentul City Tbk. sebesar Rp 367,21 miliar atas tanah seluas 162,12 ha yang terletak di desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. 10. DANA DALAM PEMBATASAN
10. RESTRICTED FUNDS This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah Jumlah
2009
154.566.793.488
2.711.132.495
65.952.576.769 40.767.936.563 21.128.850.000 3.516.083.398 2.300.735.064 2.018.033.736
119.825.912.580 39.610.328.598 4.826.346.791 2.464.007.999 4.699.222.389
1.881.393.710
607.494.839
1.784.467.618
810.274.132
-
20.900.000
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah
293.916.870.346
175.575.619.823
Total
The annual interest rate of restricted funds are as follows:
Kisaran tingkat suku bunga tahunan untuk dana dalam pembatasan adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika Serikat
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES (Continued)
2010 (%)
2009 (%)
5,50 - 9,00 0,50 - 1,55
6,50 - 14,00 -
Rupiah United States Dollar
Dana dalam pembatasan pada PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Niaga) terutama merupakan dana pembatasan milik Perusahaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh PT Graha Andrasentra Propertindo dan PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan dari Niaga masing-masing sebesar Rp 133,54 miliar dan Rp 17,59 miliar pada tahun 2010 (lihat Catatan 17 dan 24e).
Restricted funds in PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Niaga) mainly represent restricted funds owned by the Company used as collateral for bank loan obtained by PT Graha Andrasentra Propertindo and PT Bakrie Swasakti Utama, Subsidiaries, from Niaga amounting to Rp 133.54 billion and Rp 17.59 billion, respectively, in 2010 (see Notes 17 and 24e).
Dana dalam pembatasan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) terutama merupakan dana pembatasan milik Perusahaan masing-masing sebesar Rp 20 miliar dan Rp 57,50 miliar pada tahun 2010 dan 2009 sehubungan dengan pinjaman bank dari BRI untuk PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan, dan jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh dari BRI untuk PT Bahana Sukmasejahtera, Anak perusahaan, dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 37,92 miliar pada tahun 2010 dan 2009.
Restricted funds in PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) mainly represent restricted funds owned by the Company regarding the collateral of bank loan obtained by PT Bakrie Swasakti Utama from BRI amounting to Rp 20 billion and Rp 57.50 billion in 2010 and 2009, respectivly and collateral of bank loan obtained from BRI by PT Bahana Sukma Sejahtera, a Subsidiary, amounting to Rp 37.92 billion in 2010 and 2009, respectively.
47
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. DANA DALAM PEMBATASAN (Lanjutan)
10. RESTRICTED FUNDS (Continued)
Dana dalam pembatasan pada PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) terutama merupakan deposito berjangka milik Perusahaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) dan PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan, dari Bukopin sebesar Rp 29,96 miliar pada tahun 2010 dan 2009 dan deposito berjangka milik PT Bali Nirwana Resort (BNR) yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh BNS dari Bukopin sebesar Rp 9 miliar pada tahun 2010 dan 2009.
Restricted funds in PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) mainly represent time deposits owned by the Company used as collateral for bank loan obtained by PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) and PT Bakrie Swasakti Utama, Subsidiaries from Bukopin amounting to Rp 29.96 billion in 2010 and 2009 and time deposits owned by PT Bali Nirwana Resort (BNR) used as collateral for bank loan obtained by BNS from Bukopin amounting to Rp 9 billion in 2010 and 2009.
Dana dalam pembatasan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Mandiri) merupakan dana pembatasan milik Perusahaan sebesar AS$ 2,35 juta pada tahun 2010 yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh PT Bakrie Pangripta Loka, Anak perusahaan, dari Mandiri (lihat Catatan 17).
Restricted funds in PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Mandiri) represent restricted funds owned by the Company amounting to US$ 2.35 million in 2010 used as collateral for bank loan obtained by PT Bakrie Pangripta Loka, a Subsidiary, from Mandiri (see Note 17).
Dana dalam pembatasan pada PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. terutama merupakan dana dalam pembatasan atas penjualan apartemen Kondominium melalui kredit kepemilikan apartemen (KPA) PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur dan PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), Anak perusahaan, dan kredit kepemilikan rumah (KPR) GAP, Anak perusahaan.
Restricted funds in PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. and PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mainly represent restricted funds on sales of apartment Condominium through apartment loan program (KPA) of PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur and PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), Subsidiaries, and housing loan program (KPR) of GAP, a Subsidiary.
11. PENYERTAAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
11. INVESTMENT IN SHARES OF STOCK IN ASSOCIATED COMPANIES Detail of investment in shares of stock in Associated companies as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:
Rincian penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Penyertaan saham PT Fusion Plus Indonesia PT Sentul City Tbk. PT Jasa Sarana PT Aetra Air Jakarta
Nilai Tercatat/ Carrying Value
2010 (%)
2009 (%)
2010 (Rp)
50,00% 5,26% 15,93% 3,75%
3,75%
156.827.638.380 150.000.000.000 39.832.014.500 2.678.600.000
2.678.600.000
Investment in shares of stock PT Fusion Plus Indonesia PT Sentul City Tbk. PT Jasa Sarana PT Aetra Air Jakarta
-
252.000.006.533 10.397.160.900
Advance for share purchase PT Bakrie Investindo PT Graha Multitama Sejahtera
349.338.252.880
265.075.767.433
Investment in shares of stock and advance for investment
Uang muka pembelian saham PT Bakrie Investindo PT Graha Multitama Sejahtera Penyertaan saham dan uang muka penyertaan saham
2009 (Rp)
On May 20, 2010, the Company entered into a Share Sale and Purchase Agreement with Baroque Development Inc. for the acquisition of 50% shares of PT Fusion Plus Indonesia owned by the Baroque Development Inc. As of December 31, 2010, equity in net earnings of Associated company amounting to Rp 6,827,637,625 is presented as part of “Other Income (Expenses)” account in the consolidated statements of income.
Pada tanggal 20 Mei 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan Baroque Development Inc. untuk pengambilalihan 50% saham milik Baroque Development Inc. di PT Fusion Plus Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2010, bagian laba bersih atas penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi sebesar Rp 6.827.637.625 disajikan sebagai bagian dari akun “Pendapatan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasian.
48
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
11. PENYERTAAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (Lanjutan)
11. INVESTMENT IN SHARES OF STOCK IN ASSOCIATED COMPANIES (Continued)
Pada tanggal 19 Mei 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan PT Citra Kharisma Komunika terkait dengan rencana pembelian sebanyak 5.008.504.299 saham PT Sentul City Tbk. (SC) dengan harga sebesar Rp 100 per saham. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, jumlah saham yang dimiliki oleh Perusahaan sebanyak 1.500.000.000 saham atau 5,26% kepemilikan pada SC.
On May 19, 2010, the Company entered into a Share Sale and Purchase Agreement with PT Citra Kharisma Community relating to the purchase of 5,008,504,299 shares of SC at Rp 100 per share. As of December 31, 2010, the number of shares owned by the Company of 1,500,000,000 or 5.26% ownership in SC.
Pada tanggal 10 Juni 2009, Perusahaan mengadakan Perjanjian pengalihan hak atas penempatan sahamsaham dalam portepel di PT Jasa Sarana (JS) dengan PT Indec Internusa (Indec). Indec mengalihkan hak untuk membeli 3.324.523 lembar saham JS (dalam rangka peningkatan modal JS) kepada Perusahaan. Berdasarkan RUPSLB tanggal 25 Juni 2010 sebagaimana yang dimuat dalam Akta Notaris Tien Norman Lubis, S.H., No. 49, pemegang saham JS menyetujui pengalihan hak atas saham JS dari Indec kepada Perusahaan yang kemudian dialihkan lagi kepada PT Bakrie Infrastructure, Anak perusahaan.
On June 10, 2009, the Company entered into a transfer of title on the placement of stocks in the portfolio of PT Jasa Sarana (JS) with PT Indec Internusa (Indec). Indec transfer the right to purchase 3,324,523 shares of JS (in order of increasing capital JS) to the Company. Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated June 25, 2010 as notarized by Notarial Deed No. 49 of Tien Norman Lubis, S.H., the shareholders had approved the transfer of rights of JS shares from Indec to the Company then transferred again to PT Bakrie Infrastructure, a subsidiary.
Berdasarkan Akta Jual Beli No. 7 tanggal 8 Juli 2008 oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., Perusahaan melalui PT Bakrie Infrastructure telah membeli kepemilikan saham PT Bakrie Capital Indonesia di PT Alberta Utilities, yang memiliki penyertaan saham pada PT Aetra Air Jakarta (AAJ). Kepemilikan Perusahaan pada AAJ secara tidak langsung sebesar 3,75%.
Based on Notarial Deed No. 7 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., dated July 8, 2008, the Company through PT Bakrie Infrastructure acquired PT Bakrie Capital Indonesia shares in PT Alberta Utilities, which own investment in shares of stock in PT Aetra Air Jakarta (AAJ). The Company’s ownership in AAJ indirectly amounted to 3.75%.
Pada tanggal 31 Desember 2009, uang muka pembelian saham kepada PT Bakrie Investindo (BIO) merupakan uang muka pembelian saham PT Semesta Marga Raya, Anak perusahaan, atas tambahan kepemilikan saham sebesar 35% atau sebesar Rp 252 miliar oleh PT Satria Cita Perkasa, Anak perusahaan yang dibeli dari BIO.
On December 31, 2009, advance for share purchase to PT Bakrie Investindo (BIO) represents advance for shares purchase of PT Semesta Marga Raya, a Subsidiary, for additional 35% shares ownership or amounting to Rp 252 billion by PT Satria Cita Perkasa, a Subsidiary, which bought from BIO.
Pada tanggal 31 Desember 2009 PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, melakukan pembayaran uang muka pembelian saham kepada PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) merupakan uang muka atas tambahan kepemilikan saham PT Trans Jabar Tol sebesar 20% oleh GMS yang dibeli dari PT Bukaka Teknik Utama (BTU) sesuai dengan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara BTR dan PT Media Dhana Antarkita (pemilik saham GMS) dan PT Karya Perkasa Insani (lihat Catatan 42 butir f) serta Perjanjian Opsi antara GMS dan BTU pada tanggal 6 Juni 2008.
As of December 31, 2009, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary, advance for shares purchase to PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) represents advance for additional 20% shares ownership in PT Trans Jabar Tol by GMS which bought from PT Bukaka Tehnik Utama (BTU) in accordance with shares Ownership Option Agreement between the BTR and PT Media Dhana Antarkita (the shareholder of GMS) and PT Karya Perkasa Insani (see Note 42 point f) and Option Agreement between GMS and BTU on June 6, 2008.
12. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
12. LAND BANK Detail of land bank as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:
Rincian tanah belum dikembangkan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010
2009
PT Bukit Jonggol Asri PT Graha Andrasentra Propertindo PT Superwish Perkasa PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Nirwana Semesta
2.351.100.829.746 1.076.061.103.073 600.636.518.185 527.907.383.102 175.317.376.034 23.979.110.000 -
677.919.975.013 578.815.688.939 527.907.383.102 175.317.376.034 13.263.682.378
PT Bukit Jonggol Asri PT Graha Andrasentra Propertindo PT Superwish Perkasa PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Nirwana Semesta
Jumlah
4.755.002.320.140
1.973.224.105.466
Total
49
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN (Lanjutan)
12. LAND BANK (Continued) Changes of land bank is as follows:
Mutasi tanah yang belum dikembangkan adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
2010
2009
1.973.224.105.466 2.843.331.631.660 ( 61.553.416.986 )
1.864.265.746.087 183.814.953.811 ( 74.856.594.432 )
4.755.002.320.140
1.973.224.105.466
Beginning balance Additional Deduction Ending balance
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tanah yang belum dikembangkan terdiri dari antara lain:
As of December 31, 2010 and 2009, land bank consists of, among others:
(1) tanah seluas 12.406,57 ha yang terletak di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 2,35 triliun. (2) tanah seluas 8,77 ha yang terletak di daerah Karet Kuningan, kotamadya Jakarta Selatan, Kecamatan Setiabudi. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 1,30 triliun dan Rp 1.28 triliun masingmasing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. (3) tanah seluas 776,11 ha dan 400 ha masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, yang terletak di Desa Sukaharja, Sukamantri dan Desa Tajurhalang. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 1,08 triliun dan Rp 677,92 miliar masingmasing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
(1) a lot of land of 12,406.57 ha are located in Jonggol, Bogor. Cost of land bank above is amounting to Rp 2.35 trilion.
Bunga pinjaman PT Graha Andrasentra Propertindo, Anak perusahaan, yang dikapitalisasi ke dalam tanah yang belum dikembangkan masing-masing sebesar Rp 4,33 miliar dan Rp 1 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Capitalization of borrowing cost PT Graha Andrasentra Propertindo, Subsidiary, to land bank is amounting to Rp 4.33 billion and Rp 1 billion for the year ended December 31, 2010 and 2009, respectively.
Penambahan tanah yang belum dikembangkan selama tahun 2010 termasuk selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar sebesar Rp 69,39 miliar atas akuisisi PT Bukit Jonggol Asri.
Addition of land during 2010 including the excess of acquisition cost over the fair value amounting to Rp 69.39 billion for the acquisition of PT Bukit Jonggol Asri.
(2) a lot of land of 8.77 ha are located in Karet Kuningan, Setiabudi, South Jakarta. Cost of land bank above is amounting to Rp 1.30 trillion and Rp 1.28 trilion as of December 31, 2010 and 2009, respectively. (3) a lot of land of 776.11 ha and 400 ha are located as of December 31, 2010 and 2009, in Sukaharja, Sukamantri and Tajurhalang village. Cost of land bank above is amounting to Rp 1.08 trillion and Rp 677.92 billion as of December 31, 2010 and 2009, respectively.
13. PROPERTI INVESTASI
13. INVESTMENT PROPERTIES
Pada tanggal 31 Desember 2010, properti investasi Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari bangunan dan prasarana Wisma Bakrie dan 1.279,32 m2 Rasuna Office Park dan 2.897,5 m2 bangunan serta prasarana Orchad Archade yang disewakan kepada pihak ketiga berdasarkan perjanjian sewa, 86,64 m2 retail area apartemen Tower 18 dan 2.091,89 m2 Taman Rasuna Apartemen, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2009, properti investasi Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari bangunan dan prasarana Wisma Bakrie dan 1.279,32 m2 Rasuna Office Park yang disewakan kepada pihak ketiga berdasarkan perjanjian sewa, dan 86,64 m2 retail area apartemen Tower 18.
As of December 31, 2010, the Company’s and Subsidiaries’ investment properties consists of building and improvements of Wisma Bakrie and 1,279.32 sqm of Rasuna Office Park and 2,897.5 sqm of building and improvements of Orchard Archade which was rented to third parties based on rental agreement, 86.64 sqm retail area of The 18th apartment and 2,091.89 sqm Taman Rasuna Apartment. Meanwhile as of December 31, 2009, the Company’s and Subsidiaries’ investment properties consists of building and improvements of Wisma Bakrie and 1,279.32 sqm of Rasuna Office Park which was rented to third parties based on rental agreement, and 86.64 sqm retail area of The 18th apartment.
Mutasi properti investasi selama tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Changes in investment properties during 2010 and 2009 are as follows:
2010 Harga perolehan Saldo awal Penambahan nilai perolehan Saldo akhir
2009
57.584.612.130 13.065.340.427
38.845.165.094 18.739.447.036
70.649.952.557
57.584.612.130
50
Costs Balance at beginning of the year Additional of costs Balance at end of the year
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
13. PROPERTI INVESTASI (Lanjutan)
13. INVESTMENT PROPERTIES (Continued) 2010
Akumulasi penyusutan Saldo awal Beban penyusutan Saldo akhir Nilai buku bersih
2009
( (
5.921.505.921 ) 3.368.453.932 )
( (
3.491.013.794 ) 2.430.492.127 )
(
9.289.959.853 )
(
5.921.505.921 )
61.359.992.704
Accumulated depreciation Balance at beginning of the year Depreciation expense Balance at end of the year
51.663.106.209
Net book value
Pendapatan sewa properti investasi yang diakui pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 8,3 miliar dan Rp 8,6 miliar yang disajikan sebagai bagian dari penghasilan sewa perkantoran pada laporan laba rugi konsolidasian.
Rental income from the investment properties recognized in 2010 and 2009 amounted to Rp 8.3 billion and Rp 8.60 billion, respectively, which was presented as part of rental of office spaces in the consolidated statements of income.
Beban penyusutan selama tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 3,37 miliar dan Rp 2,43 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penghasilan” pada laporan laba rugi konsolidasian.
Depreciation expense during 2010 and 2009 is amounted to Rp 3.37 billion and Rp 2.43 billion, respectively, is presented as part of “Cost of Revenues” in the consolidated statements of income.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari properti investasi, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahanperubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Based on the review on the recoverable value of the investment properties, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that there is no events or changes indicating assets impairment as of December 31, 2010 and 2009.
14. ASET TETAP
14. FIXED ASSETS Details and changes of fixed assets during 2010 and 2009 are as follows:
Rincian dan mutasi aset tetap selama tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 1 Januari/ January 1,
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31,
Nilai tercatat Hak pengusahaan jalan tol Jalan dan jembatan Sarana pelengkap jalan tol Gerbang dan bangunan pelengkap jalan tol
-
-
-
2.843.357.627.897
2.843.357.627.897
-
-
-
150.070.000.000
150.070.000.000
-
-
-
18.040.000.000
18.040.000.000
Carrying value Toll road concession right Toll road and bridges Toll facilities and equipment Toll gates and supporting buildings
Jumlah
-
-
-
3.011.467.627.897
3.011.467.627.897
Total
Proyek jalan tol dalam pelaksanaan
2.339.541.933.388
519.106.282.484
-
( 2.858.648.215.872 )
-
Toll project in progress
Jumlah - hak pengusahaan jalan tol
2.339.541.933.388
519.106.282.484
-
3.011.467.627.897
Total - toll road concession right
Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Tanah Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor Jumlah pemilikan langsung
152.819.412.025
641.257.789.128
117.422.308.167
-
111.745.873.337 )
646.934.223.958
763.298.571.603 17.047.667.608
4.004.186.957 2.933.710.192
1.337.824.678
128.298.208.690 -
895.600.967.250 18.643.553.122
17.671.476.146
2.932.857.316
-
-
20.604.333.462
216.028.893.916
43.854.061.426
-
-
259.882.955.342
Fixed assets other than toll road concession right Land Buildings and improvements Motor vehicles Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipment
1.655.304.398.401
171.147.124.058
1.337.824.678
16.552.335.353
1.841.666.033.134
Total direct ownership
51
(
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. ASET TETAP (Lanjutan)
14. FIXED ASSETS (Continued) 2010
1 Januari/ January 1,
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31, Assets under
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
Aset bangun serah Bangunan Proyek properti dalam penyelesaian Bangunan Bangunan (bangun serah) Jumlah proyek properti dalam penyelesaian Jumlah nilai tercatat
capital leases 14.199.317.291
1.665.994.400
1.219.226.500
169.632.359.545
1.862.677.679
-
862.371.909.888
350.032.491.130
70.345.304.344
49.821.559.995
3.713.537.398
-
912.193.469.883
353.746.028.528
70.345.304.344
5.090.871.478.508
1.047.528.107.149
72.902.355.522
-
-
(
16.552.335.353 ) -
(
16.552.335.353 ) 152.819.412.025
14.646.085.191
Motor vehicles
171.495.037.224
Assets under build and transfer Buildings
53.535.097.393
Property projectin-progress Buildings Buildings (build and transfer)
1.179.041.858.714
Total property project-inprogress
6.218.316.642.160
Total carrying value
1.125.506.761.321
Akumulasi penyusutan Hak pengusahaan jalan tol Jalan dan jembatan Sarana pelengkap jalan tol Gerbang dan bangunan pelengkap jalan tol Jumlah - hak pengusahaan jalan tol Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor
-
37.890.016.932
-
-
37.890.016.932
-
2.516.209.174
-
-
2.516.209.174
-
475.011.527
-
-
475.011.527
Accumulated depreciation Toll road concession right Toll road and bridges Toll facilities and equipment Toll gates and supporting buildings
-
40.881.237.633
-
-
40.881.237.633
Total - toll road concession right
Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor
7.966.530.376
4.531.383.000
-
-
12.497.913.376
173.640.506.832
15.942.064.603
-
-
189.582.571.435
Fixed assets other than toll road concession right Buildings and improvements Motor vehicles Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipment
Jumlah pemilikan langsung
426.059.193.624
52.804.347.487
1.200.386.811
-
477.663.154.300
Total direct ownership
231.661.613.413 12.790.543.003
30.353.675.795 1.977.224.089
1.200.386.811
-
262.015.289.208 13.567.380.281
Aset sewa pembiayaan 7.544.705.831
2.372.110.736
628.908.860
-
9.287.907.707
Assets under capital leases Motor vehicles
Aset bangun serah Bangunan
41.753.458.102
9.308.757.344
-
-
51.062.215.446
build and transfer Buildings
Jumlah akumulasi penyusutan
475.357.357.557
105.366.453.200
1.829.295.671
-
578.894.515.086
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
4.615.514.120.951
5.639.422.127.074
Net book value
Kendaraan bermotor
Assets under
2009 1 Januari/ January 1, Nilai tercatat Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Tanah Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31,
194.383.562.270
446.874.226.858
-
-
641.257.789.128
232.784.896.797 8.267.003.012
491.328.559.696 10.842.550.126
2.295.987.812
39.185.115.110 234.102.282
763.298.571.603 17.047.667.608
23.585.928.711
1.798.749.210
-
51.129.900.080
163.533.647.124
6.347.855.063
52
(
7.713.201.775 ) 7.713.201.775
17.671.476.146 216.028.893.916
Carrying value Fixed assets other than toll road concession right Land Buildings and improvements Motor vehicles Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipment
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. ASET TETAP (Lanjutan)
14. FIXED ASSETS (Continued) 2009
1 Januari/ January 1, Jumlah pemilikan langsung
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
510.151.290.870
1.114.377.733.014
8.643.842.875
10.486.835.573
3.946.584.000
-
167.335.777.543
2.296.582.002
-
874.576.459.692
26.980.565.306
-
8.799.977.767
41.021.582.228
-
883.376.437.459
68.002.147.534
-
-
2.339.541.933.388
-
1.571.350.341.445
3.528.164.979.938
8.643.842.875
31 Desember/ December 31,
39.419.217.392
1.655.304.398.401
Total direct ownership
14.199.317.291
Assets under capital leases Motor vehicles
169.632.359.545
build and transfer Buildings
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
(
234.102.282 )
Assets under Aset bangun serah Bangunan Proyek properti dalam penyelesaian Bangunan Bangunan (bangun serah) Jumlah proyek properti dalam penyelesaian Proyek jalan tol dalam pelaksanaan Jumlah nilai tercatat Akumulasi penyusutan Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor
-
(
49.821.559.995
Property projectin-progress Buildings Buildings (build and transfer)
912.193.469.883
Total property project-inprogress
-
2.339.541.933.388
Toll project in progress
-
5.090.871.478.508
Total carrying value
39.185.115.110 ) -
(
39.185.115.110 )
862.371.909.888
173.640.506.832
Accumulated depreciation Fixed assets other than toll road concession right Buildings and improvements Motor vehicles Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipment
426.059.193.624
Total direct ownership
7.544.705.831
Assets under capital leases Motor vehicles
10.075.595.695 5.004.574.531
221.586.017.718 8.073.510.101
149.513.030
(
138.028.599 )
231.661.613.413 12.790.543.003
(
3.712.441.559 )
7.966.530.376
Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor
8.307.165.457
3.371.806.478
-
18.827.446.010
152.801.319.221
1.700.699.958
Jumlah pemilikan langsung
42.214.781.693
385.832.653.518
1.850.212.988
3.712.441.559 (
138.028.599 )
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
5.627.345.839
1.779.331.393
-
138.028.599
Aset bangun serah Bangunan
34.818.058.034
6.935.400.068
-
-
41.753.458.102
Assets under build and transfer Buildings
Jumlah akumulasi penyusutan
82.660.185.566
394.547.384.979
1.850.212.988
-
475.357.357.557
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
1.488.690.155.879
4.615.514.120.951
Net book value
Allocation of depreciation expense during 2010 and 2009 are as follows:
Alokasi beban penyusutan selama tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Beban pokok penghasilan Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 34) Jumlah
2009
44.703.385.609
11.408.572.305
60.663.067.591
47.926.697.611
Cost of revenues General and administrative expenses (see Note 34)
105.366.453.200
59.335.269.916
Total
Deductions on fixed assets represent reclassification of building in-progress to inventories building in progress amounted to Rp 70,345,304,344 and sales of fixed assets with details as follows:
Pengurangan aset tetap merupakan reklasifikasi bangunan dalam penyelesaian ke persediaan bangunan dalam penyelesaian sebesar Rp 70.345.304.344, serta penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:
53
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. ASET TETAP (Lanjutan)
14. FIXED ASSETS (Continued) 2010
Nilai perolehan Akumulasi penyusutan
(
Nilai buku aset tetap Hasil penjualan aset tetap
2009
2.557.051.178 1.829.295.671 )
(
727.755.507 335.539.400
Laba (rugi) penjualan aset tetap
(
8.643.842.875 1.850.212.988 ) 6.793.629.887 5.000.000
392.216.107 )
(
6.788.629.887 )
Cost Accumulated depreciation Net book value of fixed assets Proceed from sale of fixed assets Gain (loss) on sale of fixed assets
Pada tanggal 20 Januari 2009, perlengkapan kantor The Commerce Club yang terletak di gedung Wisma Bakrie 2 dengan nilai tercatat sebesar Rp 6,34 miliar musnah karena kebakaran. Dari hasil pengajuan klaim yang dilakukan kepada perusahaan asuransi maka nilai klaim yang disetujui untuk perlengkapan kantor dan persediaan (lihat Catatan 8) adalah sebesar Rp 3,72 miliar dan telah diterima oleh Perusahaan pada tanggal 1 Oktober 2009. Selisih antara nilai buku dan penerimaan klaim asuransi disajikan dalam “Penghasilan (Beban) lain-lain - lain-lain - bersih” dalam laporan laba rugi tahun 2009.
On January 20, 2009, Furniture, Fixtures and Office Equipment of The Commerce Club which located in Wisma Bakrie 2 building with carrying value amounted to Rp 6.34 billion was damaged on fire accident. From the filing of claims made to the insurance company, the value of approved claims for fixed assets and inventories (see Note 8) amounted to Rp 3.72 billion and has been received by the Company on October 1, 2009. The difference between book value and income from insurance claims presented in "Other Income (Expenses) Others - Net" in the statements of income in 2009.
Penambahan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 termasuk saldo awal aset tetap PT Bali Nirwana Resort (BNR) yang diakuisisi PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), Anak perusahaan pada tanggal 16 September 2009 (lihat Catatan 3 butir c) dan PT Semesta Marga Raya (SMR) yang diakuisisi oleh PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan melalui PT Satria Cita Perkasa (SCP) pada tanggal 28 Agustus 2009 (lihat Catatan 3 butir i).
Addition of property and equipment for the year ended December 31, 2009 includes beginning balance of fixed assets of PT Bali Nirwana Resort (BNR) which acquired by PT Bakrie Nirwana Resort (BNS), a Subsidiary on September 16, 2009 (see Note 3 point c) and PT Semesta Marga Raya (SMR) which acquired by PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary through PT Satria Cita Perkasa (SCP) on August 28, 2009 (see Note 3 point i).
Pada tahun 2010 dan 2009, aset dalam penyelesaian terdiri dari proyek Menara Bakrie, Concert Hall and Office Tower dan Lifestyle and Entertainment Centre.
In 2010 and 2009, construction-in-progress consists of projects of Menara Bakrie, Concert Hall and Office Tower and Lifestyle and Entertainment Centre.
Pada tanggal 25 Januari 2010, PT Semesta Marga Raya, Anak perusahaan, telah memulai operasi jalan tol Kanci - Pejagan sehingga proyek tol dalam pelaksanaan telah direklasifikasi ke akun aset tetap jalan tol yang bersangkutan.
On January 25, 2010, PT Semesta Marga Raya, a Subsidiary, has started operation of toll roads Kanci Pejagan so the toll project in progress has been reclassified to fixed asset of toll road concession right account.
Pada tahun 2010, PT Semesta Marga Raya, Anak perusahaan, melakukan penilaian kembali atas aset tetap hak konsensi jalan tol. Berdasarkan Laporan Penilaian No. Y&R/A/10/2010 tanggal 13 Desember 2010, nilai pasar aset tetap hak pengusahaan jalan tol berikut kenaikan nilainya pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut:
In 2010, PT Semesta Marga Raya, a Subsidiary, revalued its fixed assets toll road concession rights. Based on Valuation Report No. Y&R/A/10/2010 dated December 13, 2010, the market value of fixed assets toll road concession rights and increment in value as of September 30, 2010 is as follows:
Nilai Pasar / Fair Value Jalan dan jembatan Gerbang tol dan bangunan pelengkap Sarana pelengkap jalan tol Proyek jalan tol dalam penyelesaian Jumlah
Nilai buku / Book value
Kenaikan nilai / Increment of value
1.618.848.523.272
1.514.868.727.028
10.480.927.428 87.188.069.795
13.462.470.653 35.366.910.789
1.233.698.789.505
1.120.220.367.492
113.478.422.013
Toll project in progress
2.950.216.310.000
2.683.918.475.962
266.297.834.038
Total
54
103.979.796.244 (
Toll road and bridges Toll gates and supporting 2.981.543.225 ) building 51.821.159.006 Toll facilities and equipment
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. ASET TETAP (Lanjutan)
14. FIXED ASSETS (Continued)
Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko bencana alam, risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Ramayana Tbk., pihak ketiga, dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 3,63 triliun dan Rp 519,9 miliar pada tahun 2010 dan 2009. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Property and equipment, except for land, are insured against the risks of natural disaster, fire and others to PT Asuransi Ramayana Tbk., third party, with the sum insured amounting to Rp 3.63 trillion and Rp 519.9 billion in 2010 and 2009, respectively. The Company’s and Subsidiaries management believe that the sum insured is sufficient to cover the possible losses on insured assets.
1. Pada tahun 2010, kapitalisasi beban pinjaman di PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) dan PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, sebesar Rp 288,47 miliar. 2. Pada tahun 2009, kapitalisasi beban pinjaman di GAP, SMR dan PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan, sebesar Rp 161,45 miliar.
1. In 2010, PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) and PT Semesta Marga Raya (SMR), Subsidiaries, capitalized the borrowing costs amounting to Rp 288.47 billion. 2. In 2009, GAP, SMR and PT Bakrie Swasakti Utama, Subsidiaries, capitalized the borrowing cost amounting to Rp 161.45 billion.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahanperubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Based on the review on the recoverable value of the property and equipment, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that there is no event or change indicating assets impairment as of December 31, 2010 and 2009.
15. SELISIH LEBIH HARGA PEROLEHAN TERHADAP NILAI WAJAR DAN SELISIH LEBIH NILAI WAJAR TERHADAP HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN a.
15. EXCESS OF ACQUISITION COST OVER SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE AND EXCESS OF SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE OVER ACQUISITION COST
Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan - bersih
a. Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value - net This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru ( Jumlah Akumulasi amortisasi: PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru Jumlah Bersih
2009
34.096.822.193
34.096.822.193
16.872.087.858 20.418.089.203
16.872.087.858 20.418.089.203
9.646.656.699 379.153.231
9.646.656.699 379.153.231
345.368.068 2.449.322.346 )
(
79.308.854.906
345.368.068 2.449.322.346 ) 79.308.854.906
Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru Total
(
23.322.723.217 )
(
17.048.411.097 )
( (
13.670.388.838 ) 2.552.261.150 )
( (
12.020.246.201 ) 1.531.356.690 )
( (
602.916.044 ) 25.276.882 )
( (
120.583.209 ) 6.319.221 )
(
345.368.068 ) 2.449.322.346
(
345.368.068 ) 2.122.746.033
Accumulated amortization: PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru
(
38.069.611.853 )
(
28.949.538.453 )
Total
41.239.243.053
50.359.316.453
55
Net
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. SELISIH LEBIH HARGA PEROLEHAN TERHADAP NILAI WAJAR DAN SELISIH LEBIH NILAI WAJAR TERHADAP HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan) a.
15. EXCESS OF ACQUISITION COST OVER SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE AND EXCESS OF SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE OVER ACQUISITION COST (Continued)
Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan - bersih (Lanjutan)
a. Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value - net (Continued) In 2010 and 2009, details of addition in excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value are as follows:
Pada tahun 2010 dan 2009, rincian penambahan selisih lebih nilai perolehan atas nilai wajar Anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2010 Nilai perolehan: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd. Jumlah Nilai wajar saat akuisisi: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd.
2009 -
21.352.000.000
-
249.000.000 9.842
Acquisition cost: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd.
-
21.601.009.842
Total
-
933.910.797
-
( (
9.397.656.699 ) 379.143.389 )
Fair value at acquisition: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd.
Jumlah
-
(
8.842.889.291 )
Total
Selisih lebih nilai perolehan atas nilai wajar Anak perusahaan
-
30.443.899.133
Amortisation expenses of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value amounted to Rp 9.12 billion and Rp 9.15 billion were charged to consolidated statement of income in 2010 and 2009, respectively.
Beban amortisasi selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan masingmasing sebesar Rp 9,12 miliar dan Rp 9,15 miliar, dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada tahun 2010 dan 2009. b.
Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan - bersih
b. Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost - net This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan PT Bahana Sukmasejahtera PT Bali Nirwana Resort PT Bakrie Swasakti Utama PT Provices Indonesia PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Satria Cita Perkasa
359.774.808.847 71.429.225.121 19.674.479.778 5.644.725.571 1.257.524.149 400.000.000 11.844.969
359.774.808.847 71.429.225.121 19.674.479.778 5.644.725.571 1.257.524.149 400.000.000 11.844.969
Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost PT Bahana Sukmasejahtera PT Bali Nirwana Resort PT Bakrie Swasakti Utama PT Provices Indonesia PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Satria Cita Perkasa
Jumlah
458.192.608.435
458.192.608.435
Total
Akumulasi amortisasi: PT Bahana Sukmasejahtera PT Bali Nirwana Resort PT Bakrie Swasakti Utama PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Provices Indonesia PT Satria Cita Perkasa
( ( ( ( ( ( (
Jumlah
(
Bersih
44.971.851.110 ) 5.059.570.113 ) 2.239.502.278 ) 879.354.905 ) 280.912.000 ) 352.795.348 ) 789.665 )
( ( ( ( ( (
53.784.775.419 )
(
404.407.833.016
26.983.110.666 ) 1.147.677.987 ) 564.213.867 ) 181.672.000 ) 70.559.070 ) 197.416 )
Accumulated amortization PT Bahana Sukmasejahtera PT Bali Nirwana Resort PT Bakrie Swasakti Utama PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Provices Indonesia PT Satria Cita Perkasa
28.947.431.006 )
Total
429.245.177.429
56
Net
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. SELISIH LEBIH HARGA PEROLEHAN TERHADAP NILAI WAJAR DAN SELISIH LEBIH NILAI WAJAR TERHADAP HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan) b.
15. EXCESS OF ACQUISITION COST OVER SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE AND EXCESS OF SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE OVER ACQUISITION COST (Continued)
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan - bersih (Lanjutan)
b. Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost - net (Continued) In 2010 and 2009, details the addition in excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost are as follows:
Pada tahun 2010 dan 2009, rincian penambahan selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2010
2009
Nilai perolehan: PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
-
105.352.000.000 399.000.000
Acquisition cost PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
Jumlah
-
105.751.000.000
Total
Nilai wajar saat akuisisi: PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
-
105.363.844.969 6.043.725.571
Fair value at acquisition: PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
Jumlah
-
111.407.570.540
Total
Selisih lebih nilai wajar bersih atas harga perolehan Anak perusahaan
-
5.656.570.540
Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost
Amortization income of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost amounted to Rp 24.84 billion and Rp 19.62 billion were charged to the consolidated statement of income in 2010 and 2009, respectively.
Penghasilan amortisasi selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan masing-masing sebesar Rp 24,84 miliar dan Rp 19,62 miliar dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada tahun 2010 dan 2009. 16. ASET LAIN-LAIN
16. OTHER ASSETS This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Swap ekuitas Aset kerjasama operasi Beban ditangguhkan Uang muka proyek Uang jaminan Lain-lain
244.905.165.684 34.584.183.625 23.519.773.592 13.266.547.786 1.636.158.251 676.728.925
16.293.257.800 54.502.095.258 11.538.884.513 2.412.265.040 484.698.976
Equity swap Join operation asset Deferred charges Advance projects Security deposits Others
Jumlah
318.588.557.863
85.231.201.587
Total
Swap ekuitas merupakan opsi swap ekuitas dan call option atas obligasi. Instrumen ini dinilai sebesar nilai wajar (Lihat Catatan 26 butir a).
Equity swap is the equity swap and call option instruments in the convertible bond. These instrument are valued at fair value (see Note 26 point a).
Beban ditangguhkan terutama merupakan pembagian jaminan keuntungan yang ditangguhkan di PT Graha Andrasentra Propertindo, Anak perusahaan, untuk pembelian kondotel hotel Aston Bogor yang dikelola oleh manajemen Aston International dan biaya yang terkait dengan perubahan nama dan manajer hotel dari Meridien S.A.S kepada PT Pan Pacific Hotel dan Resorts Indonesia, di PT Bali Nirwana Resort, Anak Perusahaan.
Deferred charges mainly represents deferred profit guarantee in PT Graha Andrasentra Propertindo, a Subsidiary, for the purchase of condotel of Aston Bogor hotel which managed by the management of Aston International and expenses associated with the change of name and the hotel manager from Meridien S.A.S to PT Pan Pacific Hotels and Resorts Indonesia, in PT Bali Nirwana Resort, a Subsidiary.
Uang muka proyek terutama merupakan tanah kavling di PT Bali Nirwana Resort, Anak perusahaan.
Advance projects mainly represents lots of land in PT Bali Nirwana Resort, a Subsidiary.
57
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
17. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
17. SHORT-TERM BANK LOANS Short-term and financial institution loans consists of:
Hutang bank dan lembaga keuangan jangka pendek terdiri dari: 2010 Dalam Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Capital Indonesia Tbk. Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) (AS$ 14.207.250) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (AS$ 2.222.222) Jumlah
2009
53.450.000.000 37.059.000.000 -
35.750.000.000 37.059.000.000 101.400.000.000
In Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Capital Indonesia Tbk.
127.737.384.750
-
19.979.998.012
-
In US Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) (US$ 14,207,250) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (US$ 2,222,222)
238.226.382.762
174.209.000.000
Total
Pada tanggal 26 Oktober 2010, BSU mendapatkan fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) sebesar Rp 19,7 miliar. Tujuan pinjaman ini adalah untuk modal kerja tambahan untuk properti dan dikenakan suku bunga tahunan sebesar 6,5%. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 26 April 2011 dan dijamin dengan deposito milik Perusahaan di BRI sebesar Rp 20 miliar.
On October 26, 2010, BSU obtained working capital loan facility from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) amounting to Rp 19.7 billion. The purpose of this loan was for additional working capital for the property and bears annual interest rate of 6.5%. This loan will due on April 26, 2011 and secured by deposits owned by the Company at the BRI amounting to Rp 20 billion.
Pada tanggal 30 April 2010, PT Bakrie Pangripta Loka (BPL), Anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan jumlah pagu pinjaman sebesar AS$ 2.222.222 dan jatuh tempo pada tanggal 29 Oktober 2010 dan diperpanjang kembali sampai dengan 29 April 2011. Fasilitas ini dikenakan suku bunga sebesar 1,5% di atas suku bunga deposito yang dijaminkan. Pinjaman ini dijamin dengan deposito milik Perusahaan sebesar AS$ 2.350.000 (lihat Catatan 10).
On April 30, 2010, PT Bakrie Pangripta Loka (BPL), a Subsidiary, obtained working capital loan facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. with maximum credit limit of US$ 2,222,222 and will due on October 29, 2010 and has been extended until April 29, 2011. This loan facilities bear annual interest rate of 1.5% above the collateral time deposits interest rate. These loan collateralized by time deposits owned by the Company amounting to US$ 2,350,000 (see Note 10).
Pada tanggal 6 April 2010, PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), Anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. dengan jumlah pagu pinjaman sebesar AS$ 14.250.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 April 2011. Fasilitas ini dikenakan suku bunga sebesar 1,5% di atas suku bunga deposito yang dijaminkan. Pinjaman ini dijamin dengan deposito milik Perusahaan sebesar Rp 133,54 miliar (lihat Catatan 10).
On April 6, 2010, PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), a Subsidiary, obtained working capital loan facilities from PT Bank CIMB Niaga Tbk. with maximum credit limit of US$ 14,250,000 and will due on April 6, 2011. This loan facilities bear annual interest rate of 1.5% above the collateral time deposits interest rate. These loan collateralized by time deposits owned by the Company amounting to Rp 133.54 billion (see Note 10).
Pada tahun 2009, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), Anak perusahaan, memperoleh beberapa fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) dengan jumlah pagu pinjaman sebesar Rp 7,5 miliar, Rp 8,57 miliar dan Rp 11,4 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 16 Mei 2011, 7 Maret 2011 dan 5 Oktober 2011. Fasilitas ini dikenakan suku bunga 1,5% di atas suku bunga deposito yang dijaminkan. Pinjaman tersebut dijamin dengan deposito milik Perusahaan dan BNR dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 28,895 miliar (lihat Catatan 10).
In 2009, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), a Subsidiary, obtained working capital loan facilities from PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) with maximum credit limit of Rp 7.5 billion, Rp 8.57 billion and Rp 11.4 billion and will due on May 16, 2011, March 7, 2011 and October 5, 2011. This loan facilities bear annual interest rate of 1.5% above the collateral time deposits interest rate. These loan collateralized by time deposits owned by the Company and BNR amounting to Rp 28.895 billion (see Note 10).
58
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
17. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan)
17. SHORT-TERM BANK LOANS (Continued)
Pada tanggal 1 Juli 2009, PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari BRI dengan pagu maksimum sebesar Rp 23,75 miliar. Pinjaman ini ditujukan untuk keperluan tambahan modal kerja untuk usaha perumahan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga 8,25% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus 2009. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka atas nama Perusahaan di BRI sebesar Rp 22,83 miliar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir jatuh tempo pada tanggal 1 April 2011.
On July 1, 2009, BSS obtain Working Capital Loan facility with a maximum credit of Rp 23.75 billion. This from BRI purpose of this loans was for additional working capital for the housing business and bears annual interest rate of 8.25%. This loan will due on August 1, 2009 and secured by deposits owned by the Company at the BRI amounting to Rp 22.83 billion. This loan has been extended several times, the last due on April 1, 2011.
Pada tanggal 1 Juni 2009, BSS memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan pagu maksimum sebesar Rp 12 miliar. Pinjaman ini ditujukan untuk keperluan tambahan modal kerja untuk usaha perumahan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga 8,25% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 September 2009. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka atas nama Perusahaan di BRI sebesar Rp 12,63 miliar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir jatuh tempo pada tanggal 1 April 2011.
On June 1, 2009, PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) obtain Working Capital Loan facility with a maximum credit of Rp 12 billion. This purpose of this loans was for additional working capital for the housing business and bears annual interest rate of 8.25%. This loan will due on September 1, 2009 and secured by deposits owned by the Company at the BRI amounting to Rp 12.63 billion. This loan has been extended several times, the last due on April 1, 2011.
Pada tanggal 1 Juni 2009, BSU memperoleh Fasilitas Kredit back-to-back dari Bukopin sebesar Rp 15 miliar untuk penyelesaian pembangunan gedung Bakrie Tower di kawasan Rasuna Epicentrum. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo dalam 6 bulan sejak tanggal perjanjian. Pada tanggal 14 Desember 2009 perjanjian kredit telah diperpanjang selama 3 bulan sampai dengan tanggal 2 Maret 2010 dan telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 2 Maret 2012. Pinjaman ini dijaminkan dengan deposito milik Perusahaan senilai Rp 10,06 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang bank tersebut adalah sebesar Rp 9,59 miliar.
On June 1, 2009, BSU obtained back-to-back Credit Facility from Bukopin amounted Rp 15 billion for completion of Bakrie Tower building in Rasuna Epicentrum. This credit facility will mature in 6 months from the date of the agreement. On December 14, 2009 the loan has been extended for 3 months until March 2, 2010 and has been extended until March 2, 2012. This loan is secured by time deposit owned by the Company amounting to Rp 10.06 billion. On December 31, 2010, the outstanding balance for this bank loan is amounting to Rp 9.59 billion.
18. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
18. TRADE PAYABLES - THIRD PARTIES Trade payables consist of:
Rincian hutang usaha terdiri dari: 2010 PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. PT Hutama Karya (Persero) PT Tricon Bangun Sarana PT Bakomindo Utama PT Indotek J.O. PT Aneka Sentratama Cahaya PT Bakti Pertiwi PT Anantha Graha Prima PT Bemaco Rekaprima PT Satria Lestari Nusantara PT Adern Putra Persada PT Bayun Ragil PT Das Utama PT Industri Kereta Api Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 2 miliar) Jumlah pihak ketiga
2009
102.937.823.620
455.606.379.265
37.503.152.325 35.103.128.351 17.396.188.615 15.537.755.022 7.372.038.085 3.759.614.406 3.305.972.972 2.711.520.833 2.417.856.739 2.078.003.591 2.035.374.750 897.702.202 142.645.001 -
9.802.040.524 87.381.731.075 1.904.753.831 11.645.535.575 8.308.554.376 23.277.889.787 4.455.000.000 7.273.803.178 2.031.467.331 372.555.750 2.051.987.893 9.493.789.589 4.208.502.870
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk. PT Hutama Karya (Persero) PT Tricon Bangun Sarana PT Bakomindo Utama PT Indotek J.O. PT Aneka Sentratama Cahaya PT Bakti Pertiwi PT Anantha Graha Prima PT Bemaco Rekaprima PT Satria Lestari Nusantara PT Adern Putra Persada PT Bayun Ragil PT Das Utama PT Industri Kereta Api
154.404.313.330
90.747.903.802
Others (each below of Rp 2 billion)
387.603.089.842
718.561.894.846
Total third parties
59
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
18. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
18. TRADE PAYABLES - THIRD PARTIES (Continued)
Hutang kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk. merupakan hutang PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, atas pekerjaan pembangunan jalan tol Kanci - Pejagan.
Payable to PT Adhi Karya (Persero) Tbk. represents payable of PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, for the construction of toll road Kanci Pejagan.
Rincian hutang usaha berdasarkan umur hutang adalah sebagai berikut:
The summary of aging schedule of trade payables is as follows:
2010
2009
Sampai dengan 60 hari 61 hari sampai 90 hari Lebih dari 90 hari
199.266.253.496 40.260.660.765 148.076.175.581
349.545.762.957 79.318.493.731 289.697.638.158
Up to 60 days 61 days to 90 days More than 90 days
Jumlah
387.603.089.842
718.561.894.846
Total
19. HUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA
19. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
E-Crisps Trading Limited Deutche Bank AG PT Bakrie Bangun Persada PT HP Finance Indonesia PT Recapital Advisor PT Danatama Makmur PT Dinamika Nusantara Bestari PT Jurgen International PT Global Buana Nasional Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 2 miliar)
190.737.456.615 37.762.200.000 5.290.572.489 2.955.987.193 1.584.783.748 59.582.773 16.500.000 -
199.414.091.000 10.278.026.945 2.717.783.748 3.000.000.000 3.402.838.976 255.279.585.290 21.352.000.000
E-Crisps Trading Limited Deutche Bank AG PT Bakrie Bangun Persada PT HP Finance Indonesia PT Recapital Advisor PT Danatama Makmur PT Dinamika Nusantara Bestari PT Jurgen International PT Global Buana Nasional
69.497.694.958
39.656.812.701
Others (each below of Rp 2 billion)
Jumlah
307.904.777.776
535.101.138.660
Total
Hutang lain-lain kepada E-Crisps Trading Limited (E-Crisps) merupakan hutang PT Bali Nirwana Resort (BNR), Anak perusahaan, sehubungan dengan pengalihan saham oleh E-Crisps kepada pemegang saham sebelumnya.
Other payable to E-Crisps Trading Limited (E-Crisps) represents payable of PT Bali Nirwana Resort (BNR), a Subsidiary, when E-Crips acquired the Company’s shares.
Hutang lain-lain kepada Deutsche Bank AG. merupakan sisa hutang atas perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. Hutang tersebut akan jatuh tempo pada 28 Januari 2011 (lihat Catatan 42 butir m dan 50 butir b).
Other loan payable to Deutsche Bank AG. represents the remaining balance of cancelation of USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. This loan will due on January 28, 2011 (see Notes 42 point m and 50 point b).
Pada tahun 2009 hutang lain-lain kepada PT Jurgen International merupakan hutang SCP, Anak perusahaan, kepada Ashfield Business Ltd yang diambilalih oleh PT Jurgen International (JI). Pada saat SCP diakuisisi oleh PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, maka hutang SCP kepada JI secara langsung diambil alih oleh BTR sebagai pemegang saham.
In 2009 others payable to PT Jurgen International represents payable of PT SCP, a Subsidiary, to Ashfield Business Ltd. is taken over by PT Jurgen International (JI). When SCP was acquired by PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary, subsequently SCP payable to JI directly taken over by BTR as a shareholder.
Rincian hutang lain-lain - pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Detail of other payables - third parties based on the currency are as follows:
2010
2009
Dolar Amerika Serikat Rupiah Indonesia
228.499.656.615 79.405.121.161
199.414.091.000 335.687.047.660
United States Dollar Indonesian Rupiah
Jumlah
307.904.777.776
535.101.138.660
Total
60
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
20. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
20. ACCRUED EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Pengembangan tanah, bangunan dan prasarana Taksiran biaya fasilitas umum dan sosial Kewajiban imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 37) Bunga pinjaman (lihat Catatan 17 dan 24 butir a dan b) Peralatan jalan tol Taksiran biaya penyelesaian proyek Honorarium tenaga ahli Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 2 miliar) Jumlah
2009
217.939.256.253
233.129.041.339
53.780.670.978
60.769.686.021
34.699.335.084
28.498.326.180
7.372.841.702 6.280.228.980 277.691.040
16.147.510.274 6.217.973.841 2.296.468.083
Development of land, buildings and infrastructure Estimated public and social facilities expenses Employee’s retirement benefits liabilities (see Note 37) Interest (see Notes 17 and 24 point a and b) Equipment toll road Estimated cost to complete of the projects Professional fees
20.128.407.169
15.223.132.360
Others (each bellow of Rp 2 billion)
340.478.431.206
362.282.138.098
Total
Changes of accrued expense - estimated public and social facilites expenses are as follows:
Mutasi biaya yang masih harus dibayar - taksiran biaya fasilitas umum dan sosial adalah sebagai berikut: 2010
2009
Saldo awal Pengurangan: Pembangunan fasilitas umum dan dan sosial
60.769.686.021
63.093.115.002
6.989.015.043
2.323.428.981
Beginning balance Deduction: Development of public and social facilities
Saldo akhir
53.780.670.978
60.769.686.021
Ending balance
Cost of land development and infrastructure are the estimated cost for development project of housing estate in Bogor Nirwana Residence in Bogor.
Beban pengembangan tanah, bangunan dan prasarana merupakan estimasi dari pengembangan proyek Perumahan Bogor Nirwana Residence di Bogor. 21. UANG MUKA PELANGGAN
21. ADVANCES FROM CUSTOMERS Represents advances received from customers for selling and rental office space and apartment and members' fee with details as follows:
Merupakan saldo uang muka yang diterima dari pelanggan atas penjualan dan penyewaan unit perkantoran dan apartemen serta iuran keanggotaan dengan rincian sebagai berikut: 2010 Pihak ketiga - dalam Rupiah: Penjualan rumah dan apartemen Penjualan unit perkantoran Penyewa ruangan dan lapangan Penyewa ruang perkantoran Penyewa ruang apartemen Lain-lain Pihak hubungan istimewa dalam Rupiah: (lihat Catatan 39 butir e) Penjualan unit perkantoran Penyewa ruang perkantoran Jumlah
2009 14.856.881.903 8.468.307.214 6.436.906.421 3.306.504.616 6.509.544.473 3.085.434.375
Third parties - in Rupiah: Sales of housing and apartment Sales of office space Tenants of space and courts Tenants of office spaces Tenants of units apartment Others
5.223.176.737 1.000.000.000
5.323.176.737 694.493.264
Related parties - in Rupiah: (see Note 39 point e) Sales of office space Tenants of office spaces
85.492.258.249
48.681.249.003
Total
30.402.091.006 28.098.626.320 8.382.179.207 5.204.530.664 3.319.083.071 3.862.571.244
The percentage of advances from customer receipt for rental of space and courts is 100% from the rental price, whereas the percentage of advances from customer receipt for the sale of houses, apartments and office units are less than 20% from the sales price.
Persentase jumlah uang muka pelanggan yang telah diterima untuk penyewaan ruangan dan lapangan dari harga sewa adalah 100%, sedangkan persentase uang muka pelanggan yang telah diterima dari harga jual untuk penjualan rumah, apartemen dan unit perkantoran adalah kurang dari 20%. 61
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
22. PENDAPATAN DITANGGUHKAN
22. DEFERRED INCOME This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Pihak ketiga: Penjualan rumah dan apartemen Penjualan unit perkantoran Penyewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan Pendapatan bunga ditangguhkan (lihat Catatan 42 butir m) Penyewa ruang perkantoran Pihak hubungan istimewa: Penjualan unit perkantoran Jumlah
2009
158.325.396.303 14.806.908.071
179.286.762.886 -
12.764.719.919
12.046.272.153
6.054.424.000 5.862.426.799
61.100.000.000 1.566.964.913
Third parties: Sales of housing and apartment Sales of office space Tenants of space, courts and membership fees Unearned interest income (see Note 42 point m) Tenants of office space
651.471.920
42.166.096.948
Related parties: Sales of office space
198.465.347.012
296.166.096.900
Total
Deferred income from the sale represents the excess of money received and the revenue recognition based on percentage of project completion.
Pendapatan ditangguhkan yang berasal dari penjualan merupakan selisih lebih dari uang yang diterima dengan pengakuan pendapatan berdasarkan persentase penyelesaian. 23. PERPAJAKAN a.
23. TAXATION
Pajak dibayar di muka
a. Prepaid taxes This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 4 (2) final Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai Masukan Taksiran kelebihan pajak PPh pasal 29 Jumlah
b.
2009 76.480.916 244.589.983 -
-
178.407.311.612
-
113.419.283
Value Added Tax - Input Estimated tax overpayment Article 29
2.507.258.722
178.841.801.794
Total
Hutang pajak
b. Taxes payable This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 dan 26 Pasal 25 Pasal 29 Pasal 4 (2) Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah Pajak Pertambahan Nilai Keluaran Pajak Bumi Bangunan
Income taxes: Article 21 Article 23 Article 4 (2) final Article 25
14.869.670 100.969.856 2.019.845.814 371.573.382
2009
3.835.529.568 2.662.339.736 10.664.162.651 87.449.099.258 59.603.633.163
2.600.933.436 7.911.537.054 26.799.550.466 97.519.142.728 54.276.903.327
16.423.122.336
17.571.142.676
Income taxes: Article 21 Article 23 and 26 Article 25 Article 29 Article 4 (2) Value Added Tax - Luxury Sales Tax
53.893.736.829 14.786.176.353
10.923.117.994
Value Added Tax - Output Land and Building Tax
62
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) b.
23. TAXATION (Continued)
Hutang pajak (Lanjutan)
b. Taxes payable (Continued) This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Pajak Pembangunan I SKP Pajak Penghasilan Badan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Pajak Hiburan Jumlah
2009
2.109.463.714
1.640.678.462
301.254.571
-
4.761.782.720 268.211.770
600.073.249 392.854.150
Development Tax I Tax Assesment Letter of Corporate Income Tax Duty on Acquisition of Land Rights and Building Entertainment Tax
256.758.512.669
220.235.933.542
Total
In 2010 and 2009, payment of Land and Building Tax amounted to Rp 14.59 billion and Rp 3.20 billion, respectively.
Selama tahun 2010 dan 2009, jumlah pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan masing-masing sebesar Rp 14,59 miliar dan Rp 3,20 miliar. c.
Taksiran beban (manfaat) pajak penghasilan badan
c. Provision for income tax expenses (benefit) This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
d.
2009
Final - Anak perusahaan ( Tahun berjalan - Anak perusahaan ( Tangguhan - Anak perusahaan Tangguhan - Perusahaan
35.504.457.285 )
(
31.600.158.135 )
Final - Subsidiaries
14.697.576.993 ) 25.780.012.257 9.152.939.051
( (
12.452.170.732 ) 2.633.427.264 ) 4.493.892.359
Current year - Subsidiaries Deferred - Subsidiaries Deferred - the Company
Bersih
15.269.082.970 )
(
42.191.863.772 )
Net
(
Rekonsiliasi pajak penghasilan badan konsolidasian
d. Reconciliation of the consolidated corporate income tax A reconciliation between consolidated income before provision for income tax benefit (expense) as shown in the consolidated statements of income and the estimated fiscal losses in 2010 and 2009 is as follows:
Rekonsiliasi antara laba konsolidasian sebelum taksiran manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Laba sebelum taksiran manfaat (beban) pajak konsolidasian Ditambah (dikurangi): Laba bersih Anak perusahaan sebelum pajak penghasilan ( Bagian Perusahaan atas laba Anak perusahaan Laba komersial Perusahaan sebelum taksiran manfaat (beban) pajak Beda tetap: Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Representasi dan sumbangan
2009
225.655.068.716
203.169.353.619
336.125.557.128 )
(
280.022.151.221
169.551.662.809
10.237.137.679 4.420.051.080
63
Income before provision for tax benefit (expenses) per consolidated statements of income Additions (deductions):
159.409.108.966
Net income of Subsidiaries before income tax expenses Company’s portion on net income of Subsidiaries
127.762.020.446
Commercial income before provision for tax benefit (expense) attributable to the Company
8.621.521.556 8.276.735.275
Permanent differences: Salaries, wages and employee benefit Representation and donations
234.816.442.139 )
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) d.
23. TAXATION (Continued)
Rekonsiliasi pajak penghasilan badan konsolidasian (Lanjutan)
d. Reconciliation of the consolidated corporate income tax (Continued)
2010 Laba (rugi) atas divestasi Anak perusahaan Beban kompensasi berbasis saham Bunga sewa pembiayaan ( Bagian Perusahaan atas laba Anak perusahaan ( Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final ( Biaya bunga obligasi dan sukuk Beban bunga derivative ( Amortisasi goodwill ( Rugi transaksi derivatif Pendapatan bunga deposito dan jasa giro Lain-lain
2009 -
3.960.649.724
3.386.572.658 341.455.027 )
3.386.572.658 130.717.009
280.022.151.221 )
(
159.409.108.966 )
Stock based compensation Interest of capital lease Equity in net earnings of Subsidiaries
20.599.643.654 )
(
39.563.349.703 )
Interest income subject to final tax
1.913.740.000 1.852.425.000 ) 4.883.015.933 ) 46.474.142.207
-
2.587.121.557 15.963.841.459
(
6.096.996.569 )
(
180.693.259.016 )
Bonds and Sukuk interest expense Interest expense derivatives Goodwill amortization Loss on derivative transaction Interest income from time deposit and current account Others
Jumlah beda tetap
(
222.716.084.195 )
Beda waktu: Beban penyusutan
(
388.884.399 )
-
Timing differences: Depreciation expense
Jumlah beda waktu
(
388.884.399 )
-
Total timing differences
Taksiran rugi fiskal sebelum kompensasi rugi fiskal tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal akhir tahun
(
53.553.305.785 )
(
52.931.238.570 )
(
104.439.572.887 )
(
51.508.334.317 )
(
157.992.878.672 )
(
104.439.572.887 )
Accumulated fiscal loss at the end of the year
In these consolidated financial statements, the amount of taxable income is based on a preliminary calculation. Therefore, this amount may differ from taxable income to be reported in the tax return. Furthermore, there is different of accumulated fiscal loss between reconciliation of corporate income tax in 2010 and 2009 with SPT amounting to Rp 3.94 billion due to difference on positive and negative corrections in 2006.
Manfaat (beban) pajak tangguhan
e. Deferred tax benefit (expense) Calculation of provision for deferred income tax benefit (expense) is as follows:
Perhitungan taksiran pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut: 2010 Perusahaan: Rugi fiskal Penyusutan aset tetap
Total permanent differences
Estimated fiscal loss before fiscal loss compensation of the previous years Accumulated fiscal loss of the previous years
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah penghasilan kena pajak berdasarkan perhitungan sementara. Oleh karena itu, jumlah tersebut mungkin berbeda dari jumlah penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT). Lebih lanjut, jumlah akumulasi rugi fiskal pada rekonsiliasi pajak penghasilan badan pada tahun 2010 dan 2009 berbeda dengan SPT sebesar Rp 3,94 miliar. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan koreksi positif dan negatif pada tahun 2006. e.
Gain (loss) on divestment of Subsidiaries
(
2009
9.250.160.151 97.221.100 )
4.493.892.359 -
9.152.939.051
4.493.892.359
64
The Company: Fiscal loss Depreciation of fixed asset
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) e.
23. TAXATION (Continued)
Manfaat (beban) pajak tangguhan (Lanjutan)
e. Deferred tax benefit (expense) (Continued)
2010 Anak perusahaan: PT Bakrie Infrastructure (konsolidasian) PT Bakrie Nirwana Semesta (konsolidasian) PT Bakrie Swasakti Utama (konsolidasian) PT Bakrie Pangripta Loka (konsolidasian) PT Graha Andrasentra Propertindo (konsolidasian) PT Bakrie Graha Investama ( PT Bakrie Sentra Investama ( PT Krakatau Lampung Tourism Development ( PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa Manfaat (beban) pajak tangguhan - bersih f.
2009
21.029.927.129
(
4.187.144.858
3.539.180.008
1.014.065.245
(
1.133.496.843 )
131.276.538
(
234.452.302 )
31.252.106 315.313.338 ) 263.774.097 )
(
1.153.755.333 ) 551.386 -
34.566.184 ) -
( (
34.932.951.308
281.149.297 2.855.741.998 ) 748.120.031 )
Deferred tax benefit (expense) - net
1.860.465.095
Pajak tangguhan
f.
Deferred tax This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010 Aset pajak tangguhan: Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Akumulasi beda waktu Penyisihan atas aset pajak tangguhan
328.741.448 )
Subsidiaries: PT Bakrie Infrastructure (consolidated) PT Bakrie Nirwana Semesta (consolidated) PT Bakrie Swasakti Utama (consolidated) PT Bakrie Pangripta Loka (consolidated) PT Graha Andrasentra Propertindo (consolidated) PT Bakrie Graha Investama PT Bakrie Sentra Investama PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa
(
39.498.219.668 28.256.720 )
(
12.877.083.578 )
2009
26.109.893.222 68.964.380 (
26.592.879.370 Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta (konsolidasian) PT Bakrie Swasakti Utama (konsolidasian) PT Graha Andrasentra Propertindo (konsolidasian) PT Bakrie Infrastructure (konsolidasian) PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Villa Del Sol PT Citra Saudara Abadi PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama Jumlah aset pajak tangguhan
8.738.917.283 )
Deferred tax assets: the Company Accumulated fiscal loss Accumulated temporary difference Allowance for deferred tax asset
17.439.940.319
8.834.611.630
5.474.180.967
3.811.691.799
2.797.626.554
2.434.163.322
2.402.911.216
22.730.004.765
1.700.077.636
1.418.049.520 1.074.107.385 493.707.241 498.706.621 -
1.452.615.704 1.074.107.385 493.707.241 16.695.393 551.386
Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta (consolidated) PT Bakrie Swasakti Utama (consolidated) PT Graha Andrasentra Propertindo (consolidated) PT Bakrie Infrastructure (consolidated) PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Villa Del Sol PT Citra Saudara Abadi PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama
67.887.921.653
32.852.413.801
Total deferred tax assets
Kewajiban pajak tangguhan: Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta (konsolidasian) PT Bakrie Graha Investama
21.527.495.601 314.554.063
22.417.793.275 -
Deferred tax liabilities: Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta (consolidated) PT Bakrie Graha Investama
Jumlah kewajiban pajak tangguhan
21.842.049.664
22.417.793.275
Total deferred tax liabilities
Aset pajak tangguhan - bersih
46.045.871.989
10.434.620.526
Deferred tax assets - net
65
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) g.
23. TAXATION (Continued)
Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan
g. Administration and changes in tax regulation
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Anak perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Under the taxation laws of Indonesia, the Company and Subsidiary submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Undang-undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan diterapkan.
On September 23, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed Law No. 36 of 2008 on “Fourth Amendment of Law No. 7 of 1983 on Income Taxes”. This revised Law stipulates change in the corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal years 2010 onwards. The revised Law will be effective January 1, 2009. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
Pada tanggal 4 Nopember 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (“PP No. 71/2008”) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan. Peraturan Pemerintah ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan analisa terhadap peraturan ini dan membuat penyisihan seluruhnya atas aset dan kewajiban pajak tangguhan.
On November 4, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed the Government Regulation No. 71 Year 2008 (“PP No. 71/2008”) on “Third Amendment of Government Regulation No. 48 of Year 1994 concerning Payment of Income Tax on Income from Transfer of Right on Land and/or Building”. This revised regulation stipulates tax payers that conducted transaction from transfer of right of land and/or buildings, tax payment is final tax amounted 5% from the gross value of transfer right of land/or buildings, except transfer of right of Simple House and Simple Apartment by tax payers which its main activity was transferring rights of land and/or buildings was applied with final tax amounted to 1% from the gross value of transfer. The Government Regulation will be effective January 1, 2009. The Company and Subsidiary has performed an analysis for the regulation and provided a full allowance of its deferred tax asset and liabilities.
66
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) g.
23. TAXATION (Continued)
Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan (Lanjutan)
g. Administration and changes in tax regulation (Continued) On June 10, 2009, the Minister of Finance set a Regulation of the Minister of Finance No. 103/PMK.03/2009, on the "Third Amendment of the Minister of Finance Regulation No. 620/PMK.03/2004 about the type of taxable goods other than the lncluded Luxury Motor Vehicle Sales Tax imposed on luxury goods" which entered into force on June 10, 2009. In the appendix the Regulation of the Minister of Finance, homes and town houses of this type of non-strata title with an area of 350 sqm or more and an apartment, condominium, town house of the type of strata title and the like with an area of 150 sqm or more classified as luxurious and sales tax imposed on luxury goods with a tariff of 20%.
Pada tanggal 10 Juni 2009, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No. 103/PMK.03/2009, tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan No. 620/PMK.03/2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah” yang berlaku mulai tanggal 10 Juni 2009. Pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan tersebut, rumah dan town house dari 2 jenis non strata title dengan luas bangunan 350 m atau lebih dan apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan luas bangunan 150 m2 atau lebih tergolong mewah dan dikenakan pajak penjualan atas barang mewah dengan tarif sebesar 20%. 24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS Long-term bank and financial institution loans consists of:
Hutang bank dan lembaga keuangan jangka panjang terdiri dari: 2010 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Mutiara Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Syariah Mandiri PT Bank OCBC NISP Tbk. (dahulu PT Bank NISP Tbk.) PT Bank Kesawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Jumlah hutang bank Lembaga keuangan Beleggingsmaatschappij Broem B.V. Jumlah hutang bank dan lembaga keuangan Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
(
2009
684.566.834.745
853.462.282.713
651.114.061.854 185.289.988.148 100.000.000.000
626.899.036.392 89.044.483.614 -
99.585.408.951
96.339.624.857
90.372.704.707
43.472.870.507
74.676.971.169
72.278.474.492
33.556.750.444
32.473.396.955
16.876.107.000 14.837.156.445
20.976.669.465
2.764.155.286 793.986.301
3.907.943.686 1.122.532.357
424.462.034
600.101.475
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Mutiara Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Syariah Mandiri PT Bank OCBC NISP Tbk. (formerly PT Bank NISP Tbk.) PT Bank Kesawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
1.954.858.587.084
1.840.577.416.513
Total bank loans
496.949.956.619
423.000.000.000
Financial institution Beleggingsmaatschappij Broem B.V.
2.451.808.543.703
2.263.577.416.513
Total bank loans and financial institution
317.686.308.835 )
(
2.134.122.234.868
320.725.185.349 ) 1.942.852.231.164
67
Less current portion Long-term portion
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Loan from BRI consists of loan facility received by PT Semesta Marga Raya (SMR), PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), PT Samudera Asia Nasional (SAN), PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) and PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), Subsidiaries, as follows:
Pinjaman dari BRI terdiri dari fasilitas pinjaman yang diperoleh PT Semesta Marga Raya (SMR), PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), PT Samudera Asia Nasional (SAN), PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) dan PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), Anak perusahaan, sebagai berikut: 2010
2009
PT Semesta Marga Raya PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Dutaperkasa Unggullestari PT Samudera Asia Nasional
464.995.486.053 169.801.932.790
430.889.845.832 236.445.701.976
28.928.000.000 20.841.415.902 -
85.222.857.036 29.966.377.869 70.937.500.000
PT Semesta Marga Raya PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Dutaperkasa Unggullestari PT Samudera Asia Nasional
Jumlah
684.566.834.745
853.462.282.713
Total
I
1. Working Capital Construction I Loan Facility (Refinancing)
Pada tanggal 26 Juli 2007, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, mendapatkan fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi I (Refinancing) sebesar Rp 26 miliar. Pinjaman tersebut ditujukan untuk membiayai kembali pembangunan 88 unit Apartemen pada Hotel/Apartemen Aston Rasuna. Pembayaran pokok pinjaman adalah setiap 3 bulanan sejak akad kredit ditandatangani dan akan jatuh tempo pada tanggal 26 Januari 2011. Perusahaan telah melunasi seluruh pinjamannya kepada BRI pada tanggal 23 Juli 2010.
On July 26, 2007, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, obtained Working Capital Construction I loan facility (Refinancing) amounting to Rp 26 billion. The loan was used to refinance development of 88 apartment units in Aston Rasuna Hotel/Apartment. The Principal of the loan facility will be installed on a quarterly basis since the date of the agreement and will be due on January 26, 2011. The Company has fully paid all the loan to BRI on July 23, 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp nihil dan Rp 9 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp nil and Rp 9 billion, respectively.
1. Fasilitas Kredit (Refinancing)
Modal
Kerja
Konstruksi
2. Working Capital Construction II Loan Facility
2. Fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi II Pada tanggal 26 Juli 2007, BSU menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi II sebesar Rp 250 miliar. Pinjaman tersebut ditujukan untuk pembangunan apartemen The Grove dan dibuat untuk jangka waktu 54 bulan terhitung sejak ditandatangani akta perjanjian yaitu sampai tanggal 26 Januari 2012. Pembayaran pokok dimulai bulan ke 27 sejak akad kredit ditandatangani. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, BSU telah mencairkan seluruh pinjamannya sebesar Rp 250 miliar.
On July 26, 2007, BSU obtained Working Capital Construction II loan facility amounting to Rp 250 billion. The loan is used to develope The Grove apartment and will be due in 54 months since the date of the agreement until January 26, 2012. Principal installment will be started on 27th month from the date of agreement. As of December 31, 2010, BSU has fully withdrawn all the loan to BRI amounted to Rp 250 billion.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo hutang bank tersebut adalah sebesar Rp 169,80 miliar dan Rp 200,98 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp 169.80 billion and Rp 200.98 billion.
Kedua fasilitas pinjaman diatas dikenakan tingkat suku bunga sebesar 13,50% per tahun yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di BRI. Bunga dibayar setiap bulan. Jaminan sehubungan dengan fasilitas pinjaman BRI tersebut adalah sebagai berikut:
Both facilities bears annual interest rate of 13.50% and reviewable in accordance with interest rate prevailing in BRI. Interest expense will be paid on a monthly basis. These loans are secured by:
68
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (Lanjutan)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (Continued)
1. Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan proyek “The Grove”, termasuk media Walk seluas 15.772 m2 yang berupa sertifikat hak guna bangunan (SHGB) senilai Rp 312 miliar; 2. Hak Tanggungan atas 88 unit apartemen Aston Hotel Residence senilai Rp 54 miliar; 3. Piutang usaha dengan nilai sebesar Rp 199,97 miliar; 4. Jaminan Perusahaan sebagai pemegang saham BSU.
1. Mortgage of Land and building “The Grove” project including Right to Build Certificate of media Walk of 15,772 sqm amounting to Rp 312 billion; 2. Mortgage of 88 unit apartment Aston Hotel Residence amounting to Rp 54 billion; 3. Trade receivables valuing of Rp 199.97 billion;
Pada tanggal 26 April 2010, pinjaman tersebut telah diperpanjang hingga pada tanggal 26 April 2012.
On April 26, 2010, the loan has been extended to April 26, 2012.
Pada tanggal 22 Oktober 2007, GAP mendapatkan Kredit Modal Kerja Konstruksi II dari BRI sebesar Rp 156 miliar. Pinjaman ini dijamin dengan sertifikat hak guna bangunan, deposito sebesar Rp 286 juta dan areal tanah Waterpark dengan tingkat bunga 12% per tahun untuk jangka waktu 30 bulan dengan masa tenggang waktu selama 6 bulan. Pembayaran cicilan pokok dilakukan setiap 3 bulan setelah masa tenggang waktu selama 6 bulan. Pada tanggal 19 Mei 2010, GAP telah melakukan perubahan jadwal angsuran pokok pinjaman dengan mengubah jangka waktu pinjaman sehingga jatuh tempo pada Desember 2011.
On October 22, 2007, GAP obtained Working Capital Construction II loan facility from BRI amounting to Rp 156 billion. This loan is secured by Right to Build Certificate, time deposit amounting to Rp 286 million and land of Waterpark, which is bears annual interest rate of 12%. The loan will due in 30 months after 6 months grace period. The principal of the loans facility will be paid on a quarterly basis, after 6 months grace period. On May 19, 2010, GAP has made rescheduling loan payment and will due date on December 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 28,93 miliar dan Rp 30,81 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp 28.93 billion and Rp 30.81 billion, respectively.
4. Corporate guarantee on behalf of the Company, as a shareholder of BSU.
3. Working Capital Construction III Loan Facility
3. Fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi III Pada tanggal 12 Desember 2008, GAP memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi III sebesar Rp 114 miliar dengan tingkat bunga 13,5% yang dapat diubah sesuai dengan suku bunga terakhir dan akan jatuh tempo Desember 2010. Pinjaman ini dijamin dengan tanah di lokasi Bogor Nirwana Residence seluas 290.002 meter persegi.
On December 12, 2008, GAP obtained Working Capital Construction III loan facility from BRI amounting to Rp 114 billion with annual interest rate of 13.5% which can be change in accordance with prevailing interest rate and will due on December 2010. This loan is secured by 290,002 sqm land located in Bogor Nirwana Residence.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp nihil dan Rp 26,8 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp nil and Rp 26.8 billion, respectively.
Pada tanggal 17 Juli 2008, PT Samudera Asia Nasional (SAN), mendapatkan Fasilitas Kredit Modal Kerja dari BRI sebesar Rp 113,5 miliar selama 2 tahun dengan tingkat bunga 11,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan The Legian Nirwana Suites yang terletak di Legian, Bali. Pada bulan Desember 2010, SAN telah melunasi seluruh pinjaman tersebut.
On July 17, 2008, PT Samudera Asia Nasional (SAN), obtained Working Capital Loan facility from BRI amounting Rp 113.5 billion for 2 years with interest rate of 11.5% per annum. This loan is guaranteed with land and building of the Legian Nirwana Suites located in Legian, Bali. On December 2010, SAN has fully paid the loan.
Pada tanggal 8 September 2008, PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja III dari BRI dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 43,5 miliar dengan tingkat bunga sebesar 11% per tahun dan jatuh tempo selama 30 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan tanah proyek housing Ijen Nirwana Residence.
On September 8, 2008, PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), obtain Working Capital Construction III loan facility from BRI with credit ceiling of Rp 43.5 billion and bear annual interest rate of 11%. This loan will due in 30 months. This loan is secured by land housing project Ijen Nirwana Residence. 69
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (Lanjutan)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (Continued) As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp 20.84 billion and Rp 29.97 billion, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 20,84 miliar dan Rp 29,97 miliar.
4. Investment Loan Facility
4. Fasilitas Kredit Modal Investasi Pada tanggal 9 Mei 2008, BSU mendapatkan Fasilitas Kredit Investasi dari BRI sebesar Rp 46,75 miliar untuk membiayai kembali pengembangan Pasar Festival dan Klub Rasuna. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo dalam 51 bulan termasuk masa tenggang 12 bulan dari tanggal perjanjian. Pinjaman ini dijamin dengan tanah di Karet, Kuningan yang dimiliki oleh BSU senilai Rp 75 miliar dan piutang usaha senilai Rp 199 miliar. Selama tahun 2010 dan 2009, jumlah pinjaman yang dicairkan masing-masing sebesar Rp nihil dan Rp 5,56 miliar. Perusahaan telah melunasi seluruh pinjamannya kepada BRI pada tanggal 21 September 2010.
On May 9, 2008, BSU obtain an investment credit facility from BRI amounted to Rp 46.75 billion for refinancing the development of Pasar Festival and Klub Rasuna. This credit facility will be due in 51 months including greace period of 12 months from the agreement date. This loan is guaranteed with land in Karet, Kuningan which is owned by BSU amounted to Rp 75 billion and receivable amounted to Rp 199 billion. During the year of 2010 and 2009, BSU has drawdown the loan amounted to Rp nil and Rp 5.56 billion respectively. The Company has fully paid all the loan to BRI on September 21, 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp nihil dan Rp 26,46 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp nil and Rp 26.46 billion, respectively.
Pada tanggal 12 Desember 2008, GAP memperoleh Fasilitas kredit Investasi dengan pagu maksimum sebesar Rp 74 miliar untuk jangka waktu 30 bulan dengan masa tenggang waktu selama 6 bulan dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Jaminan pinjaman termasuk dalam fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi II. Pembayaran cicilan pokok dilakukan setiap 3 bulan setelah masa tenggang waktu selama 6 bulan.
On December 12, 2008, GAP obtained an investment loan facility with a credit ceiling of Rp 74 billion. The loan will due in 30 months after 6 months grace period with annual interest rate of 12%. The loan’s collateral included in Working Capital Construction II loan facility. The principal of the loans facility will be paid on a quarterly basis, after 6 months grace period.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp nihil dan Rp 27,56 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp nil and Rp 27.56 billion, respectively.
Pada tanggal 12 Desember 2008, GAP memperoleh fasilitas kredit investasi II dengan pagu maksimum sebesar Rp 6 miliar selama 1 tahun dengan tingkat bunga sebesar 13,5%. Pada bulan Januari 2010, GAP telah melunasi pinjaman tersebut.
On December 12, 2008, GAP obtained kredit investment II with a credit ceiling of Rp 6 billion for 1 year with annual interest rate of 13.5%. On January 2010, GAP has fully paid the loan.
Pada tanggal 31 Januari 2008, PT Semesta Marga Raya (SMR) menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur. Kelima bank tersebut memberikan fasilitas kredit maksimum sebesar Rp 1,36 triliun yang terdiri dari kredit investasi dan kredit bunga masa konstruksi masing-masing sebesar Rp 1,24 triliun dan Rp 114,13 miliar. Kedua fasilitas tersebut diberikan untuk keperluan pembangunan Jalan Tol Ruas Kanci - Pejagan.
On January 13, 2008, PT Semesta Marga Raya (SMR) entered into loan syndication with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat and Banten, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah and PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur. These five banks are providing a credit facility with a credit ceiling of Rp 1.36 trillion which consists of investment credit and interest during contructions amounted to Rp 1.24 trillion and Rp 114.13 billion. Both facilities are provided for the development of toll road Kanci - Pejagan.
70
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (Lanjutan)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (Continued)
Jangka waktu kredit investasi dan kredit Interest During Construction (IDC) adalah 38 triwulan atau 9,5 tahun termasuk masa tenggang 8 triwulan atau 2 tahun sejak tanggal efektif. Suku bunga pinjaman ini adalah rata-rata tertimbang atas dasar suku bunga yang disampaikan masing-masing kreditur kepada agen fasilitas, untuk pertama kali adalah sebesar 14,5% per tahun.
The investment credit and interest during construction credit (IDC) term loan was 38 quarterly or 9.5 years including a grace period of 8 quarter or 2 years from the effective date. The interest rate of this loan is the weighted average interest rate on the basis of submitted by each creditor to the facility agent, for the first time is 14.5% per annum.
Jaminan atas pinjaman ini adalah: a. Pendapatan tol termasuk Pendapatan Usaha Lain atas Jalan Tol Kanci - Pejagan. b. Hak penyelenggaraan Jalan Tol (hak konsesi). c. Jaminan perusahaan PT Bakrie Investindo, PT Satria Cita Perkasa, Transglobal Finance Limited dan Pan Galactic Investment Limited. d. Gadai saham dari seluruh pemegang saham. e. Jaminan perusahaan dari Perusahaan.
The collateral of this loans are as follows: a. Toll revenue including Other Revenue of toll road Kanci - Pejagan b. Concession rights of toll road. c. Corporate guarantee of PT Bakrie Investindo, PT Satria Cita Perkasa, Transglobal Finance Limited and Pan Galactic Investment Limited. d. Fiduciary shares of all shareholders. e. Corporate guarantee from the Company.
Pada tanggal 31 Juli 2009, Perusahaan telah mengalihkan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham kepada PT Bakrie Toll Road dan pada tanggal 31 Desember 2010, kepemilikan Perusahaan pada SMR secara tidak langsung melalui BTR adalah sebesar 100,00%.
On July 31, 2009, the Company had transferred Ownership and Controlling Option of Shares Agreement to PT Bakrie Toll Road (BTR) and on December 31, 2010, the Company’s indirectly ownership to SMR through BTR is 100.00%.
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, pinjaman dari Bukopin merupakan fasilitas pinjaman yang diperoleh PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, masing-masing sebesar Rp 185,29 miliar dan Rp 89,04 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, loan from Bukopin represents loan facility obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Subsidiary, amounting to Rp 185.29 billion and Rp 89.04 billion, respectively.
1. Pada tanggal 29 Pebruari 2008, BSU mendapatkan fasilitas pinjaman Kredit Modal Kerja Konstruksi sebesar Rp 75 miliar. Pinjaman tersebut ditujukan untuk pembiayaan kembali Apartemen Taman Rasuna (Tower 18th) dan penyelesaiannya. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam 48 bulan sejak tanggal perjanjian sampai dengan 29 Pebruari 2012.
1. On February 29, 2008, BSU obtain Working Capital Construction credit facility amounted to Rp 75 billion. This loan was for refinancing of development and completion of Taman Rasuna Apartment (Tower 18th). This loan will be due in 48 months since the agreement date or until February 29, 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 13,39 miliar dan Rp 29,04 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp 13.39 billion and Rp 29.04 billion, respectively.
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 12,90% per tahun yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap bulan. Fasilitas pinjaman Bukopin tersebut dijamin dengan Hak Tanggungan atas sertifikat Hak Guna Bangunan No. 383/Menteng Atas seluas 3.486 m2 dan No. 67/Menteng Atas seluas 1.495 m2 atas nama BSU.
The loan facility bear annual interest rate of 12.90% per annum and reviewable at any time based on the interest rate used at Bukopin. Interest will be paid in monthly basis. Bukopin loan facility was guaranteed with land used building certificate No. 383/Menteng Atas in area of 3,486 sqm and No. 67/Menteng Atas in area of 1,495 sqm under the name of BSU.
71
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (Lanjutan)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (Continued)
2. Pada tanggal 10 Juli 2008, BSU mengadakan perjanjian kredit dengan Bukopin sebesar maksimum Rp 135 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk pembangunan gedung perkantoran IT dan Media Center di kawasan Rasuna Epicentrum. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 36 bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya akta sampai tanggal 10 Juli 2011. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, jumlah pokok pinjaman yang telah dicairkan sebesar Rp 8,20 miliar.
2. On July 10, 2008, BSU and Bukopin had signed loan facility agreement amounting to Rp 135 billion. The loan is used to develop IT offices and Media Center in Rasuna Epicentrum. This loan will due in 36 months since the date of agreement until July 10, 2011. As of December 31, 2009, the BSU has withdrawn amounting to Rp 8.20 billion.
Pada tanggal 10 November 2009, BSU telah melunasi pokok pinjaman tersebut kepada Bukopin sebesar Rp 8,20 miliar.
On November 10, 2009, BSU has fully paid this loan principal to Bukopin amounting to Rp 8.20 billion.
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 13,40% per tahun, yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap akhir bulan. Pinjaman ini dijaminkan dengan sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB No. 518/Karet, Kuningan tertanggal 31 Juli 2007 yang dimiliki oleh Perusahaan seluas 5.600 m2 atas nama BSU.
This loan facilities bears annual interest rate of 13.40% per annum and reviewable in accordance with interest rate prevailing Bukopin. Interest expense will be paid on a monthly basis. These loans are secured by land with land and building use rights No. 518/Karet, Kuningan for 5,600 sqm dated July 31, 2007 on behalf of BSU.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp nihil.
As of December 31, 2010 and 2009, that bank loan balance amounting to Rp nil, respectively.
3. Pada tanggal 4 Nopember 2009, BSU mengadakan perjanjian Kredit Investasi (Refinancing) dengan PT Bank Bukopin Tbk. sebesar maksimum Rp 165 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk penyelesaian pembangunan gedung Lifestyle and Entertainment Centre di kawasan Rasuna Epicentrum. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 60 bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya akta sampai tanggal 4 Nopember 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, jumlah pokok pinjaman yang telah dicairkan sebesar Rp 135 miliar.
3. On November 4, 2009, BSU and Bukopin had signed loan facility agreement amounting to Rp 165 billion. The loan is used for completion of Lifestyle and Entertainment Centre in Rasuna Epicentrum. This loan will due in 60 months since the date of agreement until November 4, 2014. As of December 31, 2010, BSU has withdrawn amounting to Rp 135 billion.
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 15,25% per tahun, yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap akhir bulan. Pinjaman ini dijaminkan dengan sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB No. 501/Karet Kuningan tertanggal 30 Januari 2007 yang dimiliki oleh BSU seluas 8.835 m2.
This loan facilities bears annual interest rate of 15.25% per annum and reviewable in accordance with interest rate prevailing Bukopin. Interest expense will be paid on a monthly basis. These loans are secured by land with land and building use rights No. 501/Karet Kuningan for 8,835 sqm dated January 30, 2007 on behalf of BSU.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang bank tersebut adalah sebesar Rp 119,82 miliar dan Rp 60 miliar.
On December 31, 2010 and 2009, the outstanding balance for this bank loan amounting to Rp 119.82 billion and Rp 60 billion.
4. Pada tanggal 27 Juli 2010, BSU mengadakan perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Bukopin Tbk. sebesar maksimum Rp 50 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk refinancing 88 unit kondotel di Aston Rasuna. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 48 bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya akta sampai tanggal 27 Juli 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 BSU telah mencairkan seluruh pokok pinjamannya.
4. On July 27, 2010, BSU and Bukopin had signed loan facility agreement amounting to Rp 50 billion. The loan is used to refinancing 88 condotel unit in Aston Rasuna. This loan will due in 48 months since the date of agreement until July 27, 2014. Until December 31, 2010, BSU has redeemed all the principal loan.
72
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (Lanjutan)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (Continued)
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 13,50% per tahun, yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap akhir bulan. Pinjaman ini dijaminkan dengan 88 unit kondotel di Aston Rasuna.
This loan facilities bears annual interest rate of 13.50% per annum and reviewable in accordance with interest rate prevailing Bukopin. Interest expense will be paid on a monthly basis. These loans are secured by 88 condotel unit in Aston Rasuna.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang bank tersebut adalah sebesar Rp 45,97 miliar.
On December 31, 2010, the outstanding balance for this bank loan amounting to Rp 45.97 billion.
5. Pada tanggal 25 Juni 2010, PT Bali Nirwana Resort (BNR) menandatangani perjanjian kredit dengan Bukopin sebesar Rp 75 miliar yang akan digunakan untuk perbaikan Pan Pacific Hotel Nirwana Bali Resort. Fasilitas kredit akan jatuh tempo pada tanggal 25 Juni 2016 (termasuk masa tenggang 24 bulan) dan dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 13,5%. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan hak atas tanah dan bangunan milik BNR dengan 98.850 m2 di Tabanan, Bali. Sampai dengan 31 Desember 2010, BNR telah dicairkan sebesar Rp 6,11 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2010, bahwa saldo hutang bank sebesar Rp 6,11 miliar.
5. On June 25, 2010, PT Bali Nirwana Resort (BNR) entered into a credit agreement with Bukopin amounting to Rp 75 billion which will be used for refurbishment Pan Pacific Hotel Nirwana Bali Resort. This credit facility will due on June 25, 2016 (including grace period of 24 months) and bear annual interest rate of 13.5%. This loan is secured by land and right of land and building owned by BNR with 98,850 sqm in Tabanan, Bali. Until December 31, 2010, BNR has withdrawn amounting to Rp 6.11 billion. As of December 31, 2010, that bank loan balance amounting to Rp 6.11 billion.
c. PT Bank Syariah Mandiri
c. PT Bank Syariah Mandiri Represents loan obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, from Club Deal facility led by PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Lippo Tbk.), which then taken over by PT Bank Syariah Mandiri (see Note 38). This loan will due on March 2013.
Merupakan pinjaman yang diperoleh PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, dari fasilitas Club Deal yang dipimpin oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.), pinjaman tersebut kemudian diambil alih oleh PT Bank Syariah Mandiri (lihat Catatan 38). Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Maret 2013. d. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN)
d. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN)
2010
2009
PT Bumi Daya Makmur PT Mutiara Permata Biru
70.590.800.000 19.781.904.707
25.000.000.000 18.472.870.507
PT Bumi Daya Makmur PT Mutiara Permata Biru
Jumlah
90.372.704.707
43.472.870.507
Total
On December 11, 2009, PT Bumi Daya Makmur (BDM), a Subsidiary, obtained a Credit Facility from BTN with maximum amount of Rp 122 billion, which is used to build 684 apartment units of The Wave Rasuna Epicentrum. Loan period is for 3 years and can be extended up to 5 years and subject to annual interest rate of 13.5%. The loan is secured by collateral as follows:
Pada tanggal 11 Desember 2009, PT Bumi Daya Makmur (BDM), Anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit dari BTN sebesar Rp 122 miliar yang digunakan untuk membangun 684 unit apartemen The Wave Rasuna Epicentrum. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 3 tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan 5 tahun dan dikenai tingkat suku bunga pertahun sebesar 13,5%. Pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan sebagai berikut: a. Tanah dan proyek The Wave at Rasuna Epicentrum yang terletak di Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan dengan bukti kepemilikan berupa SHGB atas nama BDM seluas 11.050 m2. b. Corporate guarantee dari Perusahaan. c. Cessie atas seluruh piutang yang berkaitan dengan penjualan unit-unit apartemen yang dibiayai oleh BTN.
a. Land and The Wave at Rasuna Epicentrum projects located in Rasuna Epicentrum, South Jakarta with Certificate of ownership owned by BDM in an area of 11,050 sqm. b. Corporate guarantee from the Company. c. Cessie of all receivables related to sale of apartment units financed by the BTN.
73
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
d. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) (Lanjutan)
d. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) (Continued)
Pada tanggal 3 Mei 2005, PT Mutiara Permata Biru (MPB) memperoleh fasilitas kredit dari BTN cabang Batam dengan pagu maksimum sebesar Rp 10 miliar yang digunakan untuk membangun 284 unit rumah tinggal di Batam. Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah seluas sekitar 30.760 m2 beserta bangunan yang telah dan akan berdiri diatasnya yang terletak di Perumahan Batam Nirwana Residence, Batam.
On May 3, 2005, PT Mutiara Permata Biru (MPB), obtained loan facility from BTN, Batam Branch, with a credit ceiling of Rp 10 billion, to finance the development of 284 unit of residential housing at Batam. The loan is secured by a lot of land of 30,760 sqm and buildings developed and will be developed at Perumahan Batam Nirwana Residence, Batam.
Pada tanggal 20 Agustus 2008, MPB memperoleh persetujuan penambahan fasilitas kredit konstruksi dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 22,80 miliar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Juli 2012 dan dikenai tingkat suku bunga 13% per tahun yang dapat ditinjau kembali sesuai ketentuan suku bunga yang berlaku. Pinjaman ini dijamin dengan kapling efektif seluas lebih kurang 2 95.258 m beserta bangunan yang telah dan akan berdiri diatasnya pada proyek Perumahan Batam Nirwana Residence di Kelurahan Patam Lestari, Kecamatan Sekupang, Kota madya Batam dan jaminan tambahan berupa piutang senilai 150% dari pagu pinjaman dan jaminan dari GAP.
On August 20, 2008, MPB obtained the additional of construction credit facilities with a credit ceiling of Rp 22.80 billion. This loan will due on July 2012 and bears annual interest rate of 13% and reviewable in accordance with interest rate prevailing. This loan is secured by a lot of land of 95,258 sqm and the building developed and will be developed at Perumahan Batam Nirwana Residence, Patam Lestari, Sekupang district,, Batam and additional collateral of accounts receivable valued at 150% of the credit ceiling and guarantee from GAP.
e. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga)
e. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga) On July 22, 2010, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, obtained a back-to-back loan facility from CIMB Niaga, with a credit ceiling of US$ 1,877,000 or equivalent to Rp 16.75 billion for its working capital. Loan period is for 29 months and bears annual interest rate of 1.5% above annual time deposit interest rate. The loans are secured with time deposits on behalf of the Company at 105% of the loan facility (see Note 10).
Pada tanggal 22 Juli 2010, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit back-to-back dari CIMB Niaga sebesar AS$ 1.877.000 atau setara dengan Rp 16,75 miliar yang digunakan untuk pembiayaan modal kerja BSU. Jangka waktu pinjaman tersebut adalah 29 bulan dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 1,5% di atas suku bunga deposito per tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan berupa deposito berjangka atas nama Perusahaan sebesar 105% dari fasilitas kredit yang diperoleh (lihat Catatan 10). f. PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Kesawan dan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
f. PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Kesawan and PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Represents loan obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, from the syndication led by Bank Hastin International. The Company has restructured the loan (see Note 38).
Merupakan pinjaman PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, yang merupakan pinjaman sindikasi Bank Hastin Internasional. Pinjaman ini diselesaikan melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) (lihat Catatan 38). g. PT Bank Mutiara Tbk.
g. PT Bank Mutiara Tbk. On December 21, 2010, PT Samudra Asia Nasional (SAN) Term Installment Loan facility with a maximum ceiling of Rp 150 billion. The loan is intended for the purposes of Legian Nirwana Condotel development and subject to interest rate of 14% per annum with a grace period of 3 months. This loan will mature on December 22, 2015 and secured by first ranking Mortgage of a parcel of land located in the Province Bali, District Badung, Sub-district of Kuta, Legian Village known as the Condotel Hotel Legian Nirwana Bali Pullman area of 25,575 sqm. Until December 31, 2010, SAN has drawndown principal loan amounted to Rp 100 billion.
Pada tanggal 21 Desember 2010, PT Samudra Asia Nasional (SAN) memperoleh fasilitas Kredit Angsuran Berjangka dengan pagu maksimum sebesar Rp 150 miliar. Pinjaman ini ditujukan untuk keperluan pengembangan kondotel Legian Nirwana dan dikenai tingkat suku bunga 14% per tahun dengan masa tenggang 3 bulan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 22 Desember 2015 dan dijamin dengan Hak Tanggungan Peringkat I atas sebidang tanah yang terletak di Propinsi Bali, Kabupaten badung, Kecamatan Kuta, Kelurahan Legian yang dikenal sebagai Kondotel Hotel Pullman Bali Legian Nirwana seluas 25.575 m2. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, SAN telah mencairkan pokok pinjaman sebesar Rp 100 miliar.
74
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
h. Beleggingsmaatschappij Broem B.V.
h. Beleggingsmaatschappij Broem B.V.
Pada tanggal 7 Oktober 2009, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka (term loan facility agreement) (TLF) dengan Beleggingsmaatschappij Broem B.V. dengan jumlah pokok pinjaman sebesar AS$ 45 juta selama 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 15,875% per tahun.
On October 7, 2009, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary entered into term loan facility agreement (TLF) with Beleggingsmaatschappij Broem B.V. with a principal amount of US$ 45 million for 3 years with interest rate of 15.875% per annum.
Pinjaman ini digunakan untuk menutup biaya yang terkait dengan konstruksi proyek, termasuk segala biaya jasa konsultasi atau pembelian peralatan yang dibutuhkan sehubungan dengan konstruksi proyek. SMR wajib meminjamkan pendapatan dari pinjaman ini kepada PT Satria Cita Perkasa (SCP) berdasarkan pinjaman antar perusahaan dan SCP selanjutnya akan meminjamkan pinjaman antar perusahaan kepada PT Semesta Marga Raya (SMR) berdasarkan pinjaman antar perusahaan SMR.
These loans are used to cover the costs associated with the projects construction, including any consulting fees or purchase of equipment needed in connection with the project construction. SMR must lend the income from this loan to PT Satria Cita Perkasa (SCP) based on inter-company loans and further SCP will lend inter-company loan to PT Semesta Marga Raya (SMR) based on SMR’s inter-company loans.
Biaya dana pinjaman seluruhnya adalah sebesar 19,5% per tahun dengan rincian sebagai berikut: a. Beban bunga sebesar 15,875% per tahun dimana terdapat komitmen pembayaran bunga sebesar 2% per tahun yang akan dibayarkan sebesar 1% setiap 6 bulan selama 3 tahun. b. Biaya fasilitas sebesar sisa dari biaya dana pinjaman seluruhnya.
Total loan funding costs amounted to 19.5% per annum with details as follows: a. Interest expense of 15.875% per annum whereas there is a commitment to the payment of interest at 2% per annum which will be paid by 1% every 6 months for 3 years. b. The facility costs is the entire residual cost of borrowing funds.
Seluruh biaya dana pinjaman tersebut, kecuali yang dibayarkan setiap semester sebagaimana disebutkan pada butir a, akan dibayarkan pada saat jatuh tempo pinjaman.
The entire cost of the loan funds, except those paid every semester as mentioned in point a, will be paid at loan maturity.
Jaminan utama pinjaman antara lain: a. Gadai atas 100% saham SCP, PGI dan TGF. b. Gadai atas 100% saham BTR. c. Jaminan dari Perusahaan atas keseluruhan hutang berdasarkan TLF sebesar proporsi kepemilikan Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung dalam SMR.
The main collateral of the loans among others: a. Fiduciary on 100% of SCP, PGI and TGF shares. b. Fiduciary on 100% of BTR shares. c. Guarantee of the Company for the total loan based on the TLF in proportion of the Company's ownership directly or indirectly in SMR.
Jaminan tambahan antara lain: a. Gadai atas 51% saham PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) yang dimiliki oleh Perusahaan. Jaminan telah dilepas sehubungan dengan Perusahaan telah memiliki 99,99% kepemilikan secara tidak langsung pada SMR. b. Pinjaman pemegang saham Perusahaan sebagai berikut: - Pengalihan Bersyarat (Conditional Assignment and Novation) atas pinjaman pemegang saham pada GAP senilai Rp 330 miliar dan Rp 48 miliar. - Pengalihan bersyarat (Conditional Assignment and Novation) atas pinjaman pemegang saham pada PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) senilai Rp 82 miliar.
Additional collateral, among others: a. Fiduciary on 51% shares ownership in PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) which is owned by the Company. This guarantee has been released since the Company has 99.99% indirect ownership in SMR. b. The Company’s shareholders loan as follows:
Jaminan tersebut akan dilepas jika jalan tol ruas Kanci - Pejagan telah menunjukkan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) mencapai 17.000 kendaraan per hari selama 3 bulan berturut-turut setelah 1 Januari 2010 dan EBITDA margin SMR mencapai 75%.
The guarantee will be released if Kanci - Pejagan toll road has shown Daily Traffic Average (LHR) to reach 17,000 vehicles per day for 3 consecutive months after January 1, 2010 and SMR EBITDA margin reached 75%.
- Conditional Assignment and Novation of the shareholders loan in GAP in value of Rp 330 billion and Rp 48 billion. - Conditional Assignment and Novation of shareholders loan in PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) in value of Rp 82 billion.
75
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
h. Beleggingsmaatschappij Broem B.V. (Lanjutan)
h. Beleggingsmaatschappij Broem B.V. (Continued)
c. Pemberi Pinjaman juga mensyaratkan jaminan perusahaan dari PT Jurgen International (JI) sebesar porsi yang belum dijamin oleh Perusahaan. Jaminan ini akan berkurang seiring dengan peningkatan kepemilikan Perusahaan secara langsung maupun tidak langsung pada SMR dan akan dilepaskan setelah kepemilikan Perusahaan mencapai 99,9% atau lebih dalam SMR.
c. The creditor had also requires a corporate guarantee from PT Jurgen International (JI) for the portion that has not been guaranteed by the Company. This guarantee will be reduced in line with the increasing of the Company’s ownership directly or indirectly in SMR and will be released after the Company's ownership reached 99.9% or more in SMR.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah hutang jangka panjang kepada Beleggingsmaatschappij Broem B.V. adalah sebesar AS$ 55,27 juta atau setara dengan Rp 496,9 miliar dan AS$ 45 juta atau setara dengan Rp 423 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, total long-term loan to Beleggingsmaatschappij Broem B.V. amounted to US$ 55.27 million or equivalent to Rp 496.9 billion and US$ 45 million or equivalent to Rp 423 billion.
Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata uang asing atas pinjaman ini, Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan akan melakukan transaksi lindung nilai. Perjanjian atas transaksi lindung nilai tersebut sampai dengan tanggal laporan keuangan ini masih dalam proses.
To mitigate risk arising from foreign currency exchange fluctuation of this loan, management of the Company and Subsidiaries will implement a hedging policy. Until the date of this report, the hedging agreement is still in process.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan telah memenuhi batasan-batasan dalam perjanjian pinjaman.
The Company’s and Subsidiaries’ management have fulfilled certain covenants in the loan agreement.
25. HUTANG USAHA JANGKA PANJANG
25. LONG-TERM TRADE PAYABLES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
PT Dumez GTM - Hutama Karya PT Kinhill Indonesia PT Dragages Indonesia PT Daniel Mann Johnson Mendenhall Keating PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Lainnya (masing-masing dibawah Rp 2 miliar)
11.026.123.785 7.880.836.691 7.250.000.019
15.588.657.765 7.880.836.691 10.250.000.019
7.100.310.002
7.100.310.002
1.895.990.294
2.632.237.061
3.064.245.379
4.967.243.556
PT Dumez GTM - Hutama Karya PT Kinhill Indonesia PT Dragages Indonesia PT Daniel Mann Johnson Mendenhall Keating PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Others (each below of Rp 2 billion)
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
38.217.506.170
48.419.285.094
Total
Bagian jangka panjang
(
24.612.496.806 )
(
13.605.009.364
22.111.886.018 )
Less current portion
26.307.399.076
Long-term portion
Long-term trade payables as of December 31, 2010 and 2009 represent the balance due to suppliers which have been restructured by BSU, with suppliers, contractors and other concurrent creditors settled through the Temporary Postponement of Debt Payment (PKPU) (see Note 38).
Hutang usaha jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 merupakan hasil restrukturisasi hutang yang telah disepakati antara BSU dengan para pemasok, kontraktor dan kreditur konkuren lain yang diselesaikan melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) (lihat Catatan 38).
76
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. HUTANG USAHA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
25. LONG-TERM TRADE PAYABLES (Continued) The detail of long-term trade payable as of December 31, 2010 and 2009 based on the due date are as follows:
Rincian hutang usaha jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 berdasarkan jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2010 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember: 2010 2011 2012 Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(
2009
24.612.496.806 13.605.009.364
22.111.886.018 11.376.210.697 14.931.188.379
For the years ended December 31: 2010 2011 2012
38.217.506.170
48.419.285.094
Total
24.612.496.806 )
Bagian jangka panjang
(
13.605.009.364
26. HUTANG OBLIGASI
22.111.886.018 )
Less current portion
26.307.399.076
Long-term portion
26. BONDS PAYABLE This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Equity-Linked Bond Obligasi I Bakrieland Development tahun 2008 dengan tingkat bunga tetap Sukuk Ijarah I Bakrieland Development tahun 2009 Dikurangi: Beban emisi hutang obligasi dan sukuk Akumulasi amortisasi beban emisi hutang obligasi
1.054.668.431.844
-
492.235.308.396
500.000.000.000
148.818.750.000
150.000.000.000
-
8.352.027.638
Bakrieland Development Bonds I year 2008 with fixed rates Bakrieland Development Sukuk Ijarah I year 2009 Less: Bonds payable and sukuk issuance costs Accumulated amortization of bonds payable issuance costs
Bersih
1.695.722.490.240
644.135.605.166
Net
-
(
a. Equity-Linked Bond Bakrieland Development Investment Pte Ltd. Tahun 2010
14.216.422.472 )
Equity-Linked Bond
a. Bakrieland Development Investment Pte Ltd. Equity-Linked Bond Year 2010
Pada tanggal 23 Maret 2010, Perusahaan melalui BLD Investment Pte. Ltd., Anak perusahaan, Equity-Linked Bond sebesar menerbitkan AS$ 155 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015.
On March 23, 2010, the Company through BLD Investment Pte. Ltd., the Subsidiary, issued Equity Linked Bonds in the amounts of US$ 155 million maturing on March 23, 2015.
Hasil bersih penerbitan Equity-Linked Bond tersebut digunakan oleh Perusahaan untuk modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum perusahaan dan untuk mendanai transaksi Equity Swap dengan Credit Suisse.
The net proceeds from bonds issuance were used by the Company for working capital, refinancing, general corporate purposes and to fund Equity Swap transaction to be entered into with Credit Suisse.
Ikhtisar persyaratan dan kondisi dari obligasi konversi tersebut adalah sebagai berikut:
The summary of terms and conditions of the bonds are as follows:
Jumlah/Amount Jangka waktu/Time period Harga Equity-Linked Bond/ Issuance price Bunga/Interest
: : :
AS$ 155.000.000 / US$ 155,000,000 5 tahun / 5 years 100% dari nilai nominal obligasi / 100% of bonds par value.
:
8,625% dibayar setiap 3 bulan / 8.625% will be paid on 3 months basis
77
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan)
26. BONDS PAYABLE (Continued)
a. Equity-Linked Bond Bakrieland Development Investment Pte Ltd. Tahun 2010 (Lanjutan)
a. Bakrieland Development Investment Pte Ltd. Equity-Linked Bond Year 2010 (Continued)
Masa konversi/ Conversion Period
:
Konversi dapat dilakukan setiap saat dalam periode 41 hari setelah tanggal penerbitan sampai dengan 7 hari sebelum tanggal jatuh tempo, kecuali sebelumnya telah ditebus, dikonversi, dibeli kembali atau dibatalkan. / The Bonds are convertible at any time on or after 41 days after the closing date, until the close of business on the date that falls 7 business days prior to maturity, unless previously redeemed, converted, purchased or cancelled.
Rasio konversi awal/ Initial Conversion Rate
:
Setiap lembar Equity-Linked Bond dengan nilai nominal AS$ 100.000 dapat ditukarkan dengan 2.956.415 saham Perusahaan. / Each Equity-Linked Bond with par value of US$ 100,000 is convertible into 2,956,415 Company shares.
Harga konversi/ Conversion price
:
Harga konversi pada saat obligasi ini diterbitkan adalah Rp 309,08 per saham dengan nilai pertukaran mata uang asing tetap pada saat konversi yaitu sebesar Rp 9.137,6 untuk AS$ 1. Harga konversi ini dapat berubah, tergantung pada penyesuaian yang dilakukan sehubungan dengan, antara lain, perubahan nilai nominal saham, konsolidasi atau reklasifikasi saham, kapitalisasi keuntungan atau dana cadangan, pembagian dividen, pengeluaran saham baru dan kejadian-kejadian lainnya yang mempunyai efek dilutif. / Initial conversion price at the time of bonds issuance was Rp 309.08 per share with fixed exchange rate on conversion date of Rp 9,137.6 for US$ 1. Conversion price will be subject to adjustment for, among other things, subdivisions, consolidations or reclassification of shares; capitalization of profits or reserves; capital distribution; right issues and other standard dilutive events.
Selain itu obligasi menyediakan untuk call dan put option masing-masing untuk Perusahaan dan pemegangnya. Manajemen menetapkan bahwa derivatif melekat erat terkait dengan kontrak utama dan oleh karena itu tidak dicatat secara terpisah. Obligasi Opsi Konversi tersebut dinilai wajar pada tanggal penerbitan dan terpisah diklasifikasikan sebagai instrumen keuangan derivatif (lihat Catatan 41).
In addition the bond provides for call and put options for the Company and the holder, respectively. Management has determined that these embedded derivatives are closely related to the host contract and have therefore not accounted for them separately. The conversion option of the bond is fair valued on issue date and separately classified as derivative financial instrument (see Note 41).
b. Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
b. Bakrieland Development bonds I Year 2008
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan menerbitkan Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap (“Obligasi I BLD”), dengan PT Bank Permata Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 500 miliar. Obligasi tersebut terdiri dari dua seri:
On March 11, 2008, the Company issued its Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with Fixed Rates (“BLD Bonds I”), with PT Bank Permata Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 500 billion. The bonds consist of two series:
- Obligasi Seri A sebesar Rp 220 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,90% per tahun untuk jangka waktu 3 tahun. Obligasi Seri A ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2011.
- A series bonds amounting to Rp 220 billion with a fixed interest rate of 11.90% per annum and a 3 years period. These A series bonds will mature on March 11, 2011.
- Obligasi Seri B sebesar Rp 280 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,85% per tahun untuk jangka waktu 5 tahun. Obligasi Seri B ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2013.
- B series bonds amounting to Rp 280 billion with a fixed interest rate of 12.85% per annum and a 5 years period. These B series bonds will mature on March 11, 2013.
Perusahaan dapat menggunakan hak opsi untuk melakukan pembelian kembali (buy back) sebagian atau seluruh obligasi sebagai pelunasan, setelah 1 tahun sejak tanggal emisi obligasi. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya yang berhubungan dengan penerbitan obligasi sebesar Rp 12.191.422.472 dicatat sebagai biaya emisi pinjaman dan diamortisasi selama periode pinjaman. Sejak tanggal 1 Januari 2010, hutang obligasi dinilai sebesar biaya diamortisasi, sebagai akibat dari pengaruh penerapan metode tingkat bunga efektif untuk amortisasi biaya emisi pinjaman yang belum diamortisasi.
The Company could exercises its option to buy back part or all of the bonds as an early settlement, 1 year after the bonds issuance date. Prior January 1, 2010, the cost incurred in relation to the issuance of bonds totaling to Rp 12,191,422,472 were recorded as debt issuance cost and are amortized over the term of the bonds. Since January 1, 2010, bonds payable is carried at amortized, taking into the amount the impact of applying the effective interest rate method of amortization for unamortized bonds issuance cost.
78
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan)
26. BONDS PAYABLE (Continued)
b. Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 (Lanjutan)
b. Bakrieland Development bonds I Year 2008 (Continued)
Obligasi ini dijamin dengan nilai jaminan sebesar 120% dari Nilai Pokok Obligasi yang terdiri dari:
This bonds was collateralized with collateral value of 120% from nominal value of the bonds, which consist of:
1. Sebidang tanah bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. 502/Karet Kuningan seluas 8.468 m2 dengan bangunan Bakrie Tower atas nama PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan; dan
1. Land with Building Used Rights (HGB) No. 502/Karet Kuningan for 8,468 sqm which consists of Bakrie Tower buildings on behalf of PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary; and
2. Sebidang tanah bersertifikat HGB No. 526/Karet Kuningan seluas 1.277 m2 atas nama BSU, Anak perusahaan.
2. Land with HGB No. 526/Karet Kuningan for 1,277 sqm on behalf of BSU, a Subsidiary.
Sehubungan penerbitan obligasi tersebut, Perusahaan memperoleh peringkat “BBB+”; dengan “Negative Outlook”, dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk periode 4 Juni 2010 sampai dengan 1 Juni 2011 melalui suratnya No. 568/PEF-Dir/IV/2010.
In relation with the bonds issuance, the Company obtained a rating of “BBB+”; with “Negative Outlook” from PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) for the period of June 4, 2010 until June 1, 2011 by it’s letter No. 568/PEF-Dir/IV/2010.
Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian obligasi tersebut, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang telah disepakati mencakup, antara lain:
Under the terms of the covering bond agreement, the Company is required to comply with certain agreed restrictive covenants, which include, among others:
1. Menjaga rasio Earnings Before Interest, Tax, (EBITDA) Depreciations and Amortization terhadap beban bunga tidak kurang dari 2,0:1;
1. Maintain Earnings Before Interest, Tax, Depreciations and Amortization (EBITDA) to interest expense ratio not less than 2.0:1;
2. Menjaga rasio hutang terhadap modal tidak lebih dari 2,25:1;
2. Maintain debt to equity ratio not less than 2.25:1;
3. Mempertahankan nilai jaminan tidak kurang dari 120% dari jumlah terhutang; dan
3. Maintan the collateral value not less than 120% from the outstanding loan; and
4. Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari wali amanat tidak diperkenankan untuk, antara lain:
4. Without approval from the trustee, the Company shall not to, among others:
-
Melakukan penggabungan/peleburan atau pengalihan/penjualan, kecuali penggabungan yang tidak menimbulkan akibat negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan; dan
- Carry out business combination/merge or transfer/ sell, except business combination that had no negative effect to the Company operation; and
-
Mengeluarkan surat hutang baru yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dari obligasi.
- Issue new loan with higher ranking from the bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai rasio EBITDA terhadap beban bunga masing-masing sebesar 3,17 dan 7,25 dan rasio hutang terhadap modal masing-masing sebesar 0,55 dan 0,66.
As of December 31, 2010 and 2009, the Company had EBITDA ratio to interest expense amounted to 3.17 and 7.25 respectively and debt to equity ratio amounted to 0.55 and 0.66, respectively.
c. Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009
c. Bakrieland Development Sukuk Ijarah I Year 2009 On June 29, 2009, the Company issued its Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 ("Sukuk I BLD") with PT Bank Mega Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 150 billion. The Sukuk Ijarah consists of two series:
Pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 ("Sukuk I BLD"), dengan PT Bank Mega Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal sukuk Ijarah keseluruhan adalah Rp 150 miliar. Sukuk Ijarah tersebut terdiri dari dua seri:
79
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan)
26. BONDS PAYABLE (Continued)
c. Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 (Lanjutan)
c. Bakrieland Development Sukuk Ijarah I Year 2009 (Continued)
-
Sukuk Ijarah Seri A sebesar Rp 60 miliar dengan cicilan imbalan Sukuk Ijarah sebesar Rp 154,8 juta per Rp 1 miliar per tahun. Sukuk Ijarah Seri A ini berjangka waktu 2 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 7 Juli 2011; dan
-
Series A Sukuk Ijarah amounted to Rp 60 billion with annual fixed Sukuk Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) amounted to Rp 154.8 million per Rp 1 billion per annum. The term of these Series A Sukuk Ijarah is 2 years and will be due on July 7, 2011; and
-
Sukuk Ijarah Seri B sebesar Rp 90 miliar dengan cicilan imbalan Sukuk Ijarah sebesar Rp 160 juta per Rp 1 miliar per tahun. Sukuk Ijarah Seri B ini berjangka waktu 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 7 Juli 2012.
-
Series B Sukuk Ijarah amounted to Rp 90 billion with annual fixed Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) amounted to Rp 160 million per Rp 1 billion per annum. The term of these Series B Sukuk Ijarah is 3 years and will be due on July 7, 2012.
Sehubungan penerbitan Sukuk Ijarah tersebut, Perusahaan memperoleh peringkat “BBB+(sy)”; dengan “Negative Outlook”, dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
In relation with the issuance of Sukuk Ijarah, the Company obtained a rating of “BBB+(sy)”; with “Negative Outlook” from PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Dana yang diperoleh dari penawaran Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk: a. Pengembangan proyek residensial di GAP dan BSS sebesar Rp 120 miliar; b. Pengembangan fasilitas sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 20 miliar; dan c. Modal kerja dan pengembangan usaha Perusahaan sebesar Rp 10 miliar.
Fund from this Sukuk Ijarah will be used for:
Sukuk Ijarah ini dijamin dengan nilai jaminan minimum sebesar 100% dari Nilai Sisa Imbalan Sukuk Ijarah, berupa sebidang tanah sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1/Pasir Jaya, terletak di Desa/Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor seluas 1.172.110 m2 atas nama PT Bahana Sukmasejahtera.
These Sukuk Ijarah was collateralized with collateral value minimum of 100% from Residual Value Sukuk Ijarah return, a lot of land with right of building use certificate No. 1/Pasir Jaya, located in the Pasir Jaya village, Cijeruk district, Bogor regency in an area of 1,172,110 sqm under the name PT Bahana Sukmasejahtera.
Obyek Ijarah adalah The Jungle Edutainment Park dan Jungle Mall.
Ijarah object are The Jungle Edutainment Park and Jungle Mall.
Sehubungan dengan Sukuk ini, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi persyaratan, kondisi keuangan konsolidasian yang dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang diaudit, yaitu:
In connection with these bonds, the Company is required to meet the financial requirements, based on the latest annual audited consolidated financial statements, among others, as follows:
1. Rasio Interest Coverage, yaitu perbandingan antara EBITDA dengan beban bunga dan cicilan imbalan Sukuk Ijarah tidak kurang dari 2:1; dan
1. Interest Coverage Ratio, which is the ratio of EBITDA to interest expense and annual fixed Sukuk Ijarah return not less than 2:1; and
2. Rasio Debt to Equity, yaitu perbandingan total Pinjaman dengan total Modal tidak lebih dari 2,25, dengan ketentuan apabila nilai pinjaman baru yang masuk adalah dalam kategori Pinjaman Senior atau minimal setingkat dengan Sukuk Ijarah, sedangkan apabila pinjaman baru yang masuk adalah dalam kategori Pinjaman Junior (subordinated loan) atau setingkat lebih rendah dari Sukuk Ijarah ini maka perbandingan total Pinjaman dengan total Modal adalah tidak lebih dari 2,75:1.
2. Debt to Equity Ratio, which is the ratio of total loans to total capital is not more than 2.25, with the stipulation if the value of new loans is categorize as a Senior Loan or a minimal level with the Sukuk Ijarah, whereas if the new loan is entered in the Junior Loans (subordinated loan) or a lower level of the Sukuk Ijarah then the ratio of total loans to total capital is no more than 2.75:1.
a. Development residential project in GAP and BSS amounting to Rp 120 billion; b. Development centre facilities of Small and Medium Enterprises (UMKM) amounting to Rp 20 billion; and c. Working capital and business development of the Company amounting to Rp 10 billion.
80
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan)
26. BONDS PAYABLE (Continued)
c. Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 (Lanjutan)
c. Bakrieland Development Sukuk Ijarah I Year 2009 (Continued) As of December 31, 2010 and 2009, the Company had EBITDA ratio to interest expense and annual fixed Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) amounted to 3.17 and 7.25 and debt to equity ratio amounted to 0.55 and 0.66.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai rasio EBITDA terhadap beban bunga dan cicilan imbalan Sukuk Ijarah sebesar 3,17 dan 7,25 dan rasio debt to equity sebesar 0,55 dan 0,66. 27. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN
27. OBLIGATION UNDER CAPITAL LEASE The Company and Subsidiaries entered into financial leases agreement to purchase transportation equipment with detail as follows:
Perusahaan dan Anak perusahaan menandatangani perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan rincian sebagai berikut: 2010 PT BCA Finance PT Tunas Finance Corporations PT Panin Bank Tbk. PT Mandiri Tunas Finance PT Tunas Ridean Tbk. PT Wahana Inti Otomotif PT Toyota Astra Financial Services PT Astra Sedaya Finance PT Astra Credit Company PT Astrido Toyota Finance PT Kencana Internusa Artha Finance PT Adira Dinamika Mobilindo PT U Finance Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Karabha Perkasa PT Tunas Financindo Sarana Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(
Bagian jangka panjang
2009
690.972.730 677.746.950 470.859.118 410.060.916 366.073.604 314.796.299 178.008.364 101.787.518 99.396.936 91.326.056 86.800.000 -
766.185.618 1.364.872.509 2.247.280.951 1.033.262.953 669.876.205 66.941.667 91.659.056 86.800.000 134.820.958 127.297.271 81.080.000 67.641.673 5.099.993
PT BCA Finance PT Tunas Finance Corporations PT Panin Bank Tbk. PT Mandiri Tunas Finance PT Tunas Ridean Tbk. PT Wahana Inti Otomotif PT Toyota Astra Financial Services PT Astra Sedaya Finance PT Astra Credit Company PT Astrido Toyota Finance PT Kencana Internusa Artha Finance PT Adira Dinamika Mobilindo PT U Finance Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Karabha Perkasa PT Tunas Financindo Sarana
3.487.828.491
6.742.818.854
Total
2.102.779.634 )
(
1.385.048.857
Jumlah Dikurangi bunga sewa pembiayaan Nilai sekarang kewajiban sewa pembiayaan Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
(
2.592.177.865
Long-term portion
2009
2.440.424.949 1.148.263.820 211.189.768 374.704.542
3.698.000.947 2.523.876.429 1.495.193.977 4.301.300 -
4.174.583.079
7.721.372.653
686.754.588 )
(
3.487.828.491 (
Less current portion
Future minimum lease payments are as follows:
Pembayaran sewa pembiayaan minimum di masa datang adalah sebagai berikut: 2010 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember: 2010 2011 2012 2013 2014
4.150.640.989 )
978.553.799 ) 6.742.818.854
2.102.779.634 )
(
1.385.048.857
For the years ended December 31: 2010 2011 2012 2013 2014 Total Less interest of obligation under capital lease Present value of obligation under capital lease
4.150.640.989 )
Less current portion
2.592.177.865
Long-term portion
Obligations under capital lease are secured by the related leased assets.
Hutang sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang disewa-guna-usahakan.
81
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MODAL SAHAM
28. CAPITAL STOCK The composition of shareholders December 31, 2010 and 2009 is as follow:
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham / Number of Shares Pemegang Saham CGMI 1 Client Safekeeping Account CGMI 1 Client Segregated Secs Reksadana Danamas Stabil PT Bakrie & Brothers Tbk. Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Jumlah
2010
as
of
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership 2009
2010
2009
4.858.177.212
-
12.17%
3.602.000.000 779.109.800
4.856.517.212 2.230.104.050
9,02% 1,95%
-
30.680.484.378
12.830.238.211
76,86%
64,42%
39.919.771.390
19.916.859.473
100,00%
100,00%
24,38% 11,20%
Stockholders CGMI 1 Client Safekeeping Account CGMI 1 Client Segregated Secs Reksadana Danamas Stabil PT Bakrie & Brothers Tbk. Public (each below less than 5%) Total
Details of the Company’s capital stock based on types of shares are as follows:
Rincian modal saham Perusahaan berdasarkan jenis saham adalah sebagai berikut: 2010 Jumlah Saham / Number of Shares Seri A Seri B
1.400.000.000 38.519.771.390
Jumlah
39.919.771.390
Nominal / Nominal 500 100
Jumlah / Total 700.000.000.000 3.851.977.139.000
Seri A Seri B
4.551.977.139.000
Total
2009 Jumlah Saham / Number of Shares Seri A Seri B
1.400.000.000 18.516.859.473
Jumlah
19.916.859.473
Nominal / Nominal 500 100
Jumlah / Total 700.000.000.000 1.851.685.947.300
Seri A Seri B
2.551.685.947.300
Total
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak terdapat saham Perusahaan yang dimiliki oleh Direktur dan Komisaris Perusahaan.
As of December 31, 2010 and 2009, there is no Company shares owned by the Company's Director and Commissioners.
Berdasarkan Rapat Umum Tahunan para Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 18 Mei 2010 yang tertuang dalam Akta Notaris No.118 yang dibuat oleh Aulia Taufani S.H., selaku pengganti dari Notaris Sutjipto S.H., M.kn., notaris di Jakarta, pemegang saham Perusahaan menyetujui penggunaan keuntungan untuk pembagian dividen tunai tahun buku 2009 yaitu sebesar lebih dari 15,1% dari laba bersih atau Rp 1 setiap saham.
Based on the Company’s Annual Shareholders’ General Meeting held on May 18, 2010 which was notarized by Notarial Deed No. 118 of Aulia Taufani, S.H., as replacement of Sutjipto S.H., M.kn., notary in Jakarta, the Company’s Shareholders approved to distribute the profit as cash dividend of 2009 which is 15.1% from net income or amounting to Rp 1 per share.
Hutang deviden pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 680.164.779.
As of December 31, 2010, dividends payable is amounted to Rp 680,164,779.
82
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. WARAN
29. WARRANT
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 17 April 2007, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 134 pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas 14 miliar saham biasa seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated April 17, 2007 , as notarized by Notarial Deed No. 134 of Sutjipto, S.H., M.Kn., on the same date, the shareholders approved to conduct a Limited Public Offering III through pre-emptive rights to issue 14 billion B series shares with par value of Rp 100 per share.
Seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 2007.
All of its shares issued and fully paid have been listed in the Jakarta Stock Exchange on May 1, 2007.
Berkenaan dengan PUT III tanggal 1 Mei 2007, Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana setiap 50 saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 Waran Seri I yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.
On May 1, 2007, the Company, in relation to Limited Public Offering III, issued warrant whereby on each 50 shares arising from pre-emptive rights accompanied by 7 warrant of I Series free of charge as an incentives to the the Company’s shareholders and/or the holders of pre-emptive rights which execute the rights.
Waran Seri I adalah efek yang yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham seri B dengan Nilai Nominal Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan waran selama 3 tahun yaitu mulai tanggal 1 Nopember 2007 sampai dengan 30 April 2010.
Warrant of I Series is a security that grants the rights to its holders to buy Seri B shares with the par value of Rp 100 per share with the purchase price of Rp 250 per share during the execution period of warrant during 3 years starting from November 1, 2007 to April 30, 2010.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah waran yang dikonversi menjadi saham adalah sebanyak 359.885.695 saham dan 316.859.473 saham. Pada tanggal 3 Mei 2010, Waran Seri I Perusahaan tidak lagi dapat dilaksanakan karena berakhirnya periode pelaksanaan. Jumlah Waran Seri I yang tidak dilaksanakan dan telah kadaluarsa adalah 1.600.114.305 waran.
Until December 31, 2010 and 2009, total warrant that has been converted to shares is amounting 359,885,695 shares and 316,859,473 shares, respectively. On May 3, 2010, the Company’s Warrants of I Series could no longer be exercised since the exercise period had lapsed. Warrants of I Series which was not exercised and had expired totaled 1,600,114,305 warrants.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Juni 2010, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 203 pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV (PUT IV) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas 19,96 miliar saham biasa seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated June 25, 2010, as notarized by Notarial Deed No. 203 of Sutjipto, S.H., M.Kn., on the same date, the shareholders approved to conduct a Limited Public Offering IV through pre-emptive rights to issue 19.96 billion B series shares with par value of Rp 100 per share.
Berkenaan dengan PUT IV tersebut, Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana setiap 20 saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 Waran Seri II yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.
The Company, in relation to Limited Public Offering IV, issued warrant whereby on each 20 shares arising from pre-emptive rights accompanied by 7 warrant of II Series free of charge as an incentives to the the Company’s shareholders and/or the holders of preemptive rights which execute the rights.
Waran seri II adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 165 per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan waran selama 1 tahun yaitu mulai tanggal 26 Januari 2011 sampai dengan 26 Januari 2012.
Warrant of II series is a security that grants the rights to its holder to buy series B shares with the par value of Rp 100 per shares with the purchase price of Rp 165 per shares during the execution period of warrant during 1 year starting from January 26, 2011 to January 26, 2012.
83
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH
30. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL - NET This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Agio saham 2.875.325.995.950 Kompensasi berbasis saham kepada karyawan yang belum di eksekusi 8.466.431.645 Biaya emisi saham ( 191.657.777.916 ) Bersih
1.671.278.920.950 5.079.858.987 73.226.452.008 )
(
2.692.134.649.679
Additional paid-in capital Unexecuted stock based compensation to employee Stock issuance cost
1.603.132.327.929
Net
Pada tahun 2010 penambahan tambahan modal disetor sebesar Rp 1,13 triliun berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas IV dan pelaksanaan waran seri I dan kompensasi berbasis saham kepada karyawan yang belum dieksekusi sebesar Rp 3,39 miliar berasal dari program Management and Employee Stock Option Program (MESOP) (lihat Catatan 36).
In 2010, the increase in additional paid-in capital amounted to Rp 1.13 trilion is coming from Limited Public Offering IV and the exercise of warrant of I series and stock based compensation to employees which have not been executed amounted to Rp 3.39 billion is coming from the Management and Employee Stock Option Program (MESOP) (see Note 36).
Pada tahun 2009 penambahan tambahan modal disetor sebesar Rp 6,20 miliar berasal dari pelaksanaan waran seri I.
In 2009, the increase in additional paid-in capital amounted to Rp 6.20 bilion is coming from exercise of warrants of I series.
31. SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI
31. TREASURY STOCK
Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008, Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali sahamnya tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham paling banyak 20% dari modal disetor, selama terjadi kondisi pasar yang berpotensi krisis.
Based on Decision Letter of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No. Kep-401/BL/2008 dated October 9, 2008, the Company could repurchase its shares without the approval of the Shareholders General Meeting at most of 20% from the paid-up capital, when the market conditions have potential crisis.
Transaksi saham diperoleh kembali sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Treasury stock transactions as of December 31, 2010 and 2009 are as follows: 2010
Keterangan Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali Jumlah
Jumlah saham/ Number of shares
Jumlah/ Amount
Description
963.000 2.748.000 4.539.000 5.000.000 18.648.500 58.968.000 27.383.500 2.500.000
173.340.000 497.388.000 826.098.000 995.000.000 4.289.155.000 13.857.480.000 6.572.040.000 625.000.000
Buy back Buy back Buy back Buy back Buy back Buy back Buy back Buy back
120.750.000
27.835.501.000
Total
84
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI (Lanjutan)
31. TREASURY STOCK (Continued) 2009
Keterangan
Jumlah saham/ Number of shares
Jumlah/ Amount
Description
Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali
963.000 2.748.000 4.539.000
173.686.680 498.382.776 827.750.196
Buy back Buy back Buy back
Jumlah
8.250.000
1.499.819.652
Total
32. PENGHASILAN USAHA BERSIH Rincian penghasilan usaha bersih transaksi adalah sebagai berikut:
32. NET REVENUES menurut
Details of net revenues based on type of transactions are as follows:
jenis
2010 Penjualan tanah, rumah dan apartemen Hotel Penjualan unit perkantoran Sewa dan pengelolaan perkantoran Proyek tol Sewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan Sewa ruangan apartemen Jumlah
2009
840.078.133.312 176.506.890.159 141.796.024.277 87.581.047.448 84.143.798.800
638.043.414.035 116.594.425.725 204.430.731.625 67.573.689.718 -
36.400.990.206 1.048.797.565
30.948.027.726 1.413.704.767
Sale of land, housing and apartments Hotel Sales of office spaces Rental and management of office Toll Project Rental of spaces, courts and membership fees Rental of units of apartment
1.367.555.681.767
1.059.003.993.596
Total
In 2010 and 2009, total sales to related parties amounting to Rp 18.62 billion or 1.36% of total sales and Rp 120.55 billion or 11.38% of consolidated net revenues, respectively.
Pada tahun 2010 dan 2009, jumlah penjualan kepada pihak hubungan istimewa masing-masing adalah sebesar Rp 18,62 miliar atau 1,36% dari jumlah penjualan dan Rp 120,55 miliar atau 11,38% dari jumlah penjualan usaha bersih konsolidasian. 33. BEBAN POKOK PENGHASILAN Rincian beban pokok penghasilan transaksi adalah sebagai berikut:
33. COST OF REVENUES menurut
Details of cost of revenue based on type of transactions are as follows:
jenis
2010 Penjualan tanah, rumah dan apartemen Hotel Penjualan unit perkantoran Proyek tol Sewa dan pengelolaan perkantoran Sewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan Sewa ruangan apartemen Jumlah
2009
384.012.605.159 135.007.593.992 70.843.073.543 48.384.725.016 42.364.688.081
374.442.696.201 30.414.698.760 115.137.085.274 23.950.359.602
17.155.499.711 514.013.980
16.431.544.088 529.652.092
Sale of land, housing and apartments Hotel Sales of office spaces Toll Project Rental and management of office Rental of spaces, courts and membersip fees Rental of units of apartment
698.282.199.482
560.906.036.017
Total
85
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
34. BEBAN USAHA
34. OPERATING EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Beban penjualan Iklan dan promosi Komisi Pameran dan hiburan Lain-lain
26.236.205.102 20.767.795.989 4.477.420.518 4.182.508.899
27.462.105.178 17.193.715.472 2.954.840.278 3.900.890.650
Selling expenses Advertising and promotion Commissions Exhibition and entertainment Others
Jumlah beban penjualan
55.663.930.508
51.511.551.578
Total selling expenses
166.775.307.255 60.663.067.591 26.948.004.749
109.317.100.321 47.926.697.611 17.702.168.080
General and administrative expenses Salaries, wages and benefits in kinds Depreciation (see Note 14) Tax and insurance
19.137.205.719 17.633.028.953 15.931.809.278 9.765.674.559 9.296.622.428 8.668.750.301 5.170.112.057 4.767.447.610
4.046.784.369 20.071.013.115 20.154.653.243 9.090.481.130 12.984.502.546 5.320.735.554 4.089.447.283 4.555.984.634
3.386.572.658 1.789.220.949
3.386.572.658 4.819.731.869
843.750.000 21.119.376.827
1.778.333.328 14.591.257.137
Jumlah beban umum dan administrasi
371.895.950.934
279.835.462.878
Total general and administrative expenses
Jumlah beban usaha
427.559.881.442
331.347.014.456
Total operating expenses
Beban umum dan administrasi Gaji, upah dan tunjangan Penyusutan (lihat Catatan 14) Pajak dan asuransi Penyisihan piutang tak tertagih bersih (lihat Catatan 6, 7 dan 39 butir d) Perbaikan dan pemeliharaan Honorarium tenaga ahli Listrik, air dan telepon Sumbangan dan perjamuan Transportasi dan perjalanan dinas Sewa Alat tulis dan cetakan Kompensasi berbasis saham (lihat Catatan 36) Perijinan dan litigasi Biaya amortisasi emisi sukuk (lihat Catatan 26) Lain-lain
35. PENGHASILAN (BEBAN) BUNGA DAN KEUANGAN
35. INTEREST INCOME (EXPENSES) AND FINANCIAL CHARGES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2010
Pendapatan transaksi derivatif (lihat Catatan 16 dan 42m) Pendapatan bunga deposito dan jasa giro Pendapatan bunga kontrak pengelolaan dana (lihat Catatan 5) Pendapatan (beban) bunga interest rate swap Bunga bank dan lembaga keuangan Administrasi bank Cicilan imbalan sukuk ijarah Bunga sewa pembiayaan Beban bunga obligasi Jumlah
Provision for doubtful account - net (see Notes 6, 7 and 39 point d) Repairs and maintenance Professional fees Electricity, water and telephone Donations and entertainment Transportation and traveling Rent Stationary and printing Stock based compensation (see Note 36) Legal and permits Bond issuance cost (see Note 26) Others
2009
47.352.458.108
-
30.790.575.355
50.769.733.636
316.812.083
10.316.128.557
( ( ( (
125.910.670.459 ) 3.773.318.267 ) 1.913.740.000 ) 514.136.779 ) -
(
53.652.019.959 )
(
55.517.722 )
( ( ( ( (
26.211.991.985 ) 5.664.446.017 ) 667.193.168 ) 700.644.677 ) 3.847.680.985 ) 23.938.387.639
86
Income on derivative transaction (see Notes 16 and 42m) Interest income from time deposit and current account Interest income discretionary fund management (see Note 5) Interest rate swap income (expenses) Interest on bank loans and financial institution loans Bank charges Installment of sukuk ijarah return Interest on obligation under capital lease Bond interest expense Total
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
36. KOMPENSASI KARYAWAN BERBASIS SAHAM
36. STOCK BASED COMPENSATION
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 11 September 2007, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 62 pada tanggal yang sama, pemegang saham menyetujui hak opsi untuk melakukan Management and Employee Stock Option Program (MESOP), dengan jumlah hak opsi yang diterbitkan sebanyak 980 juta opsi yang dapat dikonversikan menjadi saham Perusahaan dengan membayar Harga Pelaksanaan pada Periode Pelaksanaan MESOP.
Based on the Extraordinary General Shareholders Meeting dated September 11, 2007, as notarized by Notarial Deed No. 62 of Sutjipto, S.H., M.Kn., on the same date, the stockholders approved to issue option rights for Management and Employee Stock Option Program (MESOP) of 980 million option convertible to the Company’s share with the execution price at MESOP period.
Jumlah saham yang dikeluarkan dalam Program MESOP ini sebanyak-banyaknya adalah 980 juta saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 atau sebanyakbanyaknya 5% dari keseluruhan modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perusahaan pada saat itu.
Total shares issued by MESOP is maximum 980 million B series shares with par value of Rp 100 or maximum 5% from the total of issued and fully paid capital of the Company.
Pada tanggal 1 Juli 2008, periode pelaksanaan MESOP (Management and Employee Stock Option Program) dimulai. Program MESOP adalah pemberian Hak Opsi kepada peserta MESOP dengan jumlah hak opsi yang diterbitkan 278.501.041 saham untuk periode pemberian kompensasi tanggal 1 Juli 2008 sampai dengan 15 Januari 2011.
On July 1, 2008, the exercise of MESOP (Management and Employee Stock Option Program) was initiated. MESOP program represents option right to MESOP participant with the total issued option right is 278,501,041 shares for the period compensation of July 1, 2008 until January 15, 2011.
Program tersebut telah dieksekusi sebagai berikut:
The program was exercised with details as follows:
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan Akta No 152 oleh Sutjipto, S.H., M.Kn., tanggal 19 Desember 2008, Perusahaan telah mengubah syarat dan ketentuan pelaksanaan MESOP. Pada tanggal 5 Januari 2010, Perusahaan telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Bursa Efek Indonesia yang harga pelaksanaan MESOP berubah menjadi Rp 221.
Based on Extraordinary Shareholders’ General Meeting which has notarized by Notarial Deed No. 152 of Sutjipto, S.H., M.Kn., dated December 19, 2008, the Company has changed the term and conditions of implementation of MESOP. On January 5, 2010, the Company has sent a notification letter to the Indonesia Stock Exchange that exercise price of MESOP turned into Rp 221.
Tanggal Pemberian Opsi / Grant Dates Beban kompensasi/ Compensation expense
1 Juli 2008/ July 1, 2008
Periode Eksekusi/ Exercise Period 1 Juli 2008 sampai dengan 15 Januari 2011/ July 1, 2008 to January 15, 2011
Harga Eksekusi per Saham/ Exercise Price per Share 221
Biaya Kompensasi/ Compensation Costs 8.466.431.646
Saham yang dibagikan diambil dari saham dalam portepel dan bukan merupakan saham yang telah diterbitkan atau dibeli kembali. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
The shares of MESOP was provided from portepel shares and not from issued shares or buyback shares. The option right can not be transfered or sold.
Beban kompensasi ditentukan berdasarkan nilai wajar pada tanggal pemberian opsi. Nilai wajar setiap opsi yang diberikan ditentukan dengan menggunakan metode penentuan harga opsi “Metode Binomial” dengan asumsi sebagai berikut:
The compensation cost was determined based on the fair value at the option date. The fair value of each option granted was calculated using the “Binomial Method” with the following assumptions:
Estimasi deviden Ketidakstabilan harga yang diharapkan Suku bunga bebas risiko yang diharapkan Periode opsi yang diharapkan Tingkat kegagalan yang diharapkan
Dividend estimated Expected price volatility Expected risk free interest rate Expected option period Expected forfeitures rate
: 18,23% : 45% : 8,5% : 2,5 tahun : 20%
87
: 18.23% : 45% : 8.5% : 2.5 years : 20%
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
36. KOMPENSASI KARYAWAN BERBASIS SAHAM (Lanjutan)
36. STOCK BASED COMPENSATION (Continued) As of Desember 31, 2010 and 2009, stock based compensation using the assumption above amounted to Rp 3.39 billion, respectively, was recorded as part of “General and Administrative Expenses” in the consolidated statements of income (see Note 34).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, beban kompensasi berbasis saham dengan menggunakan asumsi di atas masing-masing berjumlah Rp 3,39 miliar dicatat dalam akun “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 34). 37. KESEJAHTERAAN KARYAWAN
37. EMPLOYEE BENEFITS
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan Anak perusahaan mencatat penyisihan imbalan pasca-kerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Rileos Pratama (aktuaris independen), yang dalam laporannya masingmasing tertanggal 16 Pebruari 2011 dan 28 Januari 2010, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
As of December 31, 2010 and 2009, the Company and Subsidiaries recognize retirement benefit cost based on the actuary’s calculation of PT Rileos Pratama (an independent actuary) dated February 16, 2011 and January 28, 2010, respectively, using “Projected Unit Credit” method with assumption as follows:
Tingkat diskonto
Discount rate
:
9.50% in 2010 11.00% in 2009
Salary growth rate per year
:
8.34% in 2010 and 2009
Mortality table
:
Mortality table of Indonesia 2 5% from mortality table
:
Tingkat kenaikan gaji per tahun : Tabel mortalita
:
Tingkat cacat : Tingkat pengunduran diri :
Usia pensiun normal :
9,50% pada tahun 2010 dan 11,00% pada 2009 8,34% pada tahun 2010 dan 2009 Tabel mortalita Indonesia 2 5% dari tabel mortalita
Handycap rate : Participants’ resignation rate :
5% sampai dengan usia 40 tahun, kemudian menurun secara linear sampai dengan 0% sampai dengan usia 60 tahun 60 tahun pada tahun 2010 dan 2009
Normal pension age
2010
Jumlah
(
5% up to age 40 years and by proportional declined until 0% up to age 60 years 60 years in 2010 and 2009
The details of retirement benefit expense of the Company and Subsidiaries in the consolidated statements of income is as follows:
Rincian beban penyisihan imbalan kerja Perusahaan dan Anak perusahaan yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
Program pensiun manfaat pasti: Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Biaya jasa lalu-vested yang diakui langsung Amortisasi keuntungan/(kerugian) aktuaria Biaya pemutusan hubungan kerja
:
and
2009
4.799.120.422 2.793.580.652 269.977.994
3.750.784.817 2.753.899.562 287.753.042
-
124.540.374
Defined benefit retirement plan: Current service cost Interest cost Amortization of past service cost Vested past service cost directly recognized
21.230.009 ) 288.436.200
Amortization of actuary gain/(loss) Separation payments
198.494.392 10.349.006 )
(
8.050.824.454
7.184.183.986
Total
Provision for employee benefit of the Company and Subsidiaries in 2010 and 2009 amounting to Rp 8.05 billion and Rp 7.18 billion are presented as part of “Salaries, Wages and Allowances” account in the consolidated statements of income (see Note 34).
Beban penyisihan imbalan kerja Perusahaan dan Anak perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 8,05 miliar dan Rp 7,18 miliar dan disajikan sebagai bagian dari biaya gaji, upah dan tunjangan di “Beban Usaha dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 34).
88
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. KESEJAHTERAAN KARYAWAN (Lanjutan)
37. EMPLOYEE BENEFITS (Continued) Provision for retirement benefit presented in the consolidated balance sheets is as follows:
Jumlah penyisihan imbalan kerja yang diakui dalam neraca konsolidasian adalah sebagai berikut: 2010 Nilai kini kewajiban Beban jasa lalu yang belum diamortisasi Keuntungan (kerugian) aktuaria
2009
33.592.168.008 (
Jumlah
31.805.336.309
2.480.567.023 ) 3.587.734.099
( (
34.699.335.084
3.169.181.684 ) 137.828.445 )
Fair value of liabilities Unamortized past service cost Unrecognized actuary’s gain (loss)
28.498.326.180
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah tersebut cukup untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Ketenagakerjaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Total
The Company’s and Subsidiaries’ management believe that employee’s retirement benefit liabilities as of December 31, 2010 and 2009 are adequate to cover the requirements of Labor Law.
38. RESTRUKTURISASI HUTANG
38. DEBT RESTRUCTURING On January 10, 2003, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, submitted the “Temporary Postponement of Debt Payment” (PKPU) No. 01/PKPU/2003/PN.NIAGA.JKT.PST to Commercial Court of Central Jakarta. Through the ballot voting conducted on March 5, 2003, the participating 123 creditors who represent the total debts of Rp 1.73 trillion or 96.7% of total principal debts approved the Debt Reorganization Plan.
Pada tanggal 10 Januari 2003, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, telah menyampaikan surat permohonan No. 01/PKPU/2003/PN.NIAGA.JKT. PST mengenai “Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang” (PKPU) di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Melalui pemungutan suara tertulis yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2003. Rencana Perdamaian telah disetujui oleh 123 kreditur peserta yang mewakili total tagihan sebesar Rp 1,73 triliun atau 96,7% dari total hutang pokok. 39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES
Rincian pihak yang mempunyai hubungan istimewa, hubungan dengan Perusahaan dan sifat saldo akun/transaksi, adalah sebagai berikut:
The details of related parties, relationship with the Company and nature of transactions are as follows:
1.
1. Companies which shareholders or partial members of management, both directly and indirectly are the same with the Company and its Subsidiaries.
Perusahaan yang pemegang saham atau sebagian pengurus atau manajemennya baik secara langsung maupun tidak langsung sama dengan Perusahaan dan Anak perusahaan.
No.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Related Parties
a.
PT Bakrie Communications
b.
PT Bakrie Telecom Tbk.
c.
PT CMA Indonesia
d.
PT Cakrawala Andalas Televisi
e.
PT Petrocom Nuansa Nusantara
Sifat Saldo Akun/Transaksi Nature of Account Balances/Transactions Piutang usaha dan penghasilan sewa ruangan perkantoran Trade receivables and office space lease revenue Piutang usaha dan penghasilan sewa ruangan perkantoran Trade receivables and office space lease revenue Piutang usaha, penghasilan sewa ruangan perkantoran dan hutang hubungan istimewa Trade receivables, office space lease revenue and due to related parties Piutang hubungan istimewa dan hutang hubungan istimewa Due from related parties and due to related parties Penghasilan sewa ruangan perkantoran, piutang usaha dan piutang lain-lain Office space lease revenue, trade receivable and other receivables
89
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)
No.
2.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Related Parties
f.
PT Bumi Resources Minerals
g.
PT Minarak Lapindo Jaya
h.
PT Bumi Resources Tbk.
i.
Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta
j.
PT Multi Kontrol Nusantara
k.
PT Pasirwangun
l.
PT Bakrie Indo Infrastructure
m.
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
n.
PT Sentul City Tbk.
Sifat Saldo Akun/Transaksi Nature of Account Balances/Transactions Penjualan unit perkantoran dan Piutang usaha Sales of office spaces and Trade receivables Piutang hubungan istimewa Due from related parties Piutang usaha, penghasilan sewa ruang perkantoran dan penjualan unit perkantoran Trade receivables, office space lease revenue and sales of office spaces Penghasilan sewa ruangan perkantoran, penjualan unit perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue, sales of office spaces and trade receivables Penghasilan sewa ruangan perkantoran, penjualan unit perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue, sales of office spaces and trade receivables Piutang hubungan istimewa Due from related parties Penghasilan sewa ruang perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue and trade receivables Penghasilan sewa ruangan perkantoran, penjualan unit perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue, sales of office spaces and trade receivables Hutang hubungan istimewa Due to related parties 2. Shareholders of the Company
Pemegang saham Perusahaan
No. a.
3.
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued)
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Related Parties PT Bakrie & Brothers Tbk.
Sifat Saldo Akun/Transaksi Nature of Account Balances/Transactions Piutang usaha, penghasilan sewa ruangan perkantoran dan piutang hubungan istimewa Trade receivables, office space lease revenue and due from related parties 3. Associated Company
Perusahaan Asosiasi
No. a.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Related Parties KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka
Sifat Saldo Akun Transaksi/ Nature of Account Balances/Transactions Hutang hubungan istimewa Due to related parties In the normal course of business, the Company and Subsidiaries entered into transactions with related parties have been conducted under term and conditions similar to those of third parties, principally. The transactions with related parties are as follows:
Dalam melakukan kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadakan transaksi dengan pihakpihak hubungan istimewa dengan menggunakan kebijakan harga dan syarat yang sama dengan pihak ketiga. Rincian transaksi-transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
90
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) a.
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued)
Penghasilan dan piutang usaha
a. Revenues and trade receivables
Penghasilan usaha
Revenues 2010
2009
PT Bumi Resources Minerals PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. PT Bakrie Capital Indonesia PT Bakrie & Brothers Tbk. PT CMA Indonesia Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT Multi Kontrol Nusantara PT Bakrie Indo Infrastructure PT Petrocom Nuansa Nusantara Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 2 miliar)
26.969.603.400 4.896.510.352 3.614.447.575 2.638.435.745 1.239.609.150 1.468.194.780
12.680.622.480 12.645.733.022 5.410.186.992 9.712.820.464 3.633.534.163
619.804.575 202.360.892 143.480.000 -
2.988.384.372 4.772.153.140 27.989.486.360 2.512.585.658
7.461.390.011
38.200.440.305
PT Bumi Resources Minerals PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. PT Bakrie Capital Indonesia PT Bakrie & Brothers Tbk. PT CMA Indonesia Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT Multi Kontrol Nusantara PT Bakrie Indo Infrastructure PT Petrocom Nuansa Nusantara Others (each below of Rp 2 billion)
Jumlah
49.253.836.480
120.545.946.956
Total
Piutang usaha
Trade receivables 2010
2009
PT Bakrie Capital Indonesia Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT Bumi Resources Minerals PT CMA Indonesia PT Bakrie Indo Infrastruktur PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Multi Kontrol Nusantara PT Bumi Resources Tbk. Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 2 miliar)
37.152.976.124
47.013.494.898
25.537.323.553 20.787.382.000 13.243.802.595 5.116.462.243 5.071.919.582 2.508.470.235 23.964.853
24.689.220.000 22.011.973.171 8.964.080.276 15.612.364.520 3.938.127.772 9.582.762.000
18.600.873.861
6.002.762.903
PT Bakrie Capital Indonesia Koperasi Karyawan PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT Bumi Resources Minerals PT CMA Indonesia PT Bakrie Indo Infrastruktur PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Multi Kontrol Nusantara PT Bumi Resources Tbk. Others (each below of Rp 2 billion)
Jumlah piutang usaha Dikurangi penyisihan piutang ragu ragu
128.043.175.046
137.814.785.540
Total trade receivables
Jumlah
(
1.872.500.645 )
(
126.170.674.401
1.731.274.723 ) 136.083.510.817
Less allowance for doubtful accounts Total
PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, menyewakan ruangan perkantoran kepada perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga wajar. Piutang usaha tersebut disajikan sebagai bagian dari “Piutang Usaha - Sewa Perkantoran” pada neraca konsolidasian.
PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, leases the office spaces to related parties at the same price as conducted with third parties. Trade receivables are presented as a part of “Trade Receivables - Tenants of Office Space” in the consolidated balance sheets.
Jumlah penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing adalah sebesar 3,60% dan 11,38% dari jumlah penghasilan usaha bersih konsolidasian pada tahun 2010 dan 2009.
Total sales to related parties are approximately 3.60% and 11.38% from the total consolidated net revenues in 2010 and 2009, respectively.
Saldo piutang usaha pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing sebesar 0,74% dan 1,17% dari jumlah aset konsolidasian.
Balance of trade receivable related parties as of December 31, 2010 and 2009 are approximately 0.74% and 1.17% from the total consolidated assets, respectively. 91
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) b.
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued)
Piutang hubungan istimewa
b. Due from related parties 2010
PT Fusion Plus Indonesia PT Pasirwangun PT Sinar Inti Prima PT Bakrie Capital Indonesia PT Minarak Lapindo Jaya Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar)
11.147.616.984 6.256.000 -
32.992.879.082 36.548.053.757 4.683.723.914 1.499.000.000
299.660.916
1.288.119.276
PT Fusion Plus Indonesia PT Pasirwangun PT Sinar Inti Prima PT Bakrie Capital Indonesia PT Minarak Lapindo Jaya Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
11.453.533.900
77.011.776.029
Total
(
Bersih
c.
2009
411.758.406 )
(
11.041.775.494
Less allowance for doubftul accounts
76.600.017.623
Net
Piutang pihak hubungan istimewa berasal dari pemberian pinjaman dana (uang muka) dan penggantian biaya kepada pihak hubungan istimewa.
Balance due from related parties represents advances and reimbursement of expenses to the related parties.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pihak hubungan istimewa tersebut.
The Company’s and Subsidiaries’ management believe that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses from noncollectible of due from related parties.
Saldo piutang pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing sebesar 0,65% dan 0,66% dari jumlah aset konsolidasian.
Balance due from related parties as of December 31, 2010 and 2009 are approximately 0.65% and 0.66% from the total consolidated assets, respectively.
Hutang pihak hubungan istimewa
c. Due to related parties 2010
2009
PT Sentul City Tbk. PT CMA Indonesia (lihat Catatan 24 butir f) KSO Perum Perumnas PT Bakrie Pangripta Loka Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar)
25.643.791.284
-
5.216.953.233
18.321.821.001
-
3.618.519.951
146.784.746
908.751.366
PT Sentul City Tbk. PT CMA Indonesia (see Note 24 point f) KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah
31.007.529.263
22.849.092.318
Total
Balance due to related parties as of December 31, 2010 and 2009 are approximately 0.06% and 0.39% from the total consolidated liabilities, respectively.
Saldo hutang hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 0,06% dan 0,39% dari jumlah kewajiban konsolidasian. d.
411.758.406 )
Piutang lain-lain
d. Other receivables 2010
2009
PT Petrocom Nuansa Nusantara Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar)
2.373.870.956
2.373.870.956
493.112.481
493.112.481
PT Petrocom Nuansa Nusantara Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
2.866.983.437
2.866.983.437
Total
Bersih
(
2.866.983.437 )
(
-
2.866.983.437 ) -
92
Less allowance for doubtful accounts Net
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) d.
e.
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued)
Piutang lain-lain (Lanjutan)
d. Other receivables (Continued)
Saldo piutang lain-lain pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp nihil dari jumlah aset konsolidasian.
Balance of other receivables - related parties as of December 31, 2010 and 2009 are approximately Rp nil from the total consolidated assets, respectively.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa piutang lain-lain tersebut dapat tertagih.
The Company’s and Subsidiaries’ management believe that the other receivables are fully collectible.
Uang muka pelanggan
e. Customer Deposit 2010
f.
2009
PT Bakrie Telecom Tbk. PT Cakrawala Andalas Televisi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
5.223.176.737 1.000.000.000
5.223.176.737 -
-
794.493.264
PT Bakrie Telecom Tbk. PT Cakrawala Andalas Televisi Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah
6.223.176.737
6.017.670.001
Total
Saldo uang muka pelanggan pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 0,09% dan 0,10% dari jumlah kewajiban konsolidasian.
Balance of customer deposit as of December 31, 2010 and 2009 are approximately 0.09% and 0.10% from the total consolidated liabilities, respectively.
Pendapatan ditangguhkan
f. 2010
Pendapatan ditangguhkan: PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Bakrie Capital Indonesia PT CMA Indonesia PT Bakrie Indo Infrastructure Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah pendapatan ditangguhkan
Deferred income
2009 Deferred income: PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Bakrie Capital Indonesia PT CMA Indonesia
-
26.093.095.525 4.610.941.472 3.461.718.010 2.693.288.879 1.498.718.580
-
1.421.759.240
651.471.920
2.386.575.242
PT Bakrie Indo Infrastructure Others (each below of Rp 1 billion)
651.471.920
42.166.096.948
Total deferred income
Balance of deferred income as of December 31, 2010 and 2009 are approximately 0.01% and 0.73% from the total consolidated liabilities, respectively.
Saldo pendapatan ditangguhkan pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 0,01% dan 0,73% dari jumlah kewajiban konsolidasian. 40. SEGMEN USAHA
40. SEGMENT INFORMATION The Company and Subsidiaries divide their its business into three operational divisions comprising of sales of land, housing, units of apartment and office space, space lease and others.
Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki usaha yang terbagi dalam tiga divisi operasi yang meliputi usaha yang berhubungan dengan penjualan tanah, rumah, apartemen dan ruang perkantoran, sewa ruangan dan lain-lain.
93
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
40. SEGMEN USAHA (Lanjutan)
40. SEGMENT INFORMATION (Continued) The Company’s and Subsidiaries’s information is based on the segment operation as follows:
Informasi tentang Perusahaan dan Anak perusahaan menurut segmen adalah sebagai berikut: Divisi /Division
Aktivitas / Activities
Penjualan tanah, rumah, apartemen dan ruang perkantoran
Penjualan rumah, apartemen Taman Rasuna, Tower 18, the Grove, dan ruang perkantoran Rasuna Office Park, Bakrie Tower, Lifestyle and Entertainment Centre.
Sales of land, housing, apartment and office spaces
Sales of the units of residential, Taman Rasuna Apartment, Tower 18, the Grove and office spaces Rasuna Office Park, Bakrie Tower, Lifestyle and Entertainment Centre.
Sewa ruangan
Penyewaan ruangan apartemen Taman Rasuna, gedung perkantoran Wisma Bakrie 1 dan 2, ruang pertokoan Pasar Festival, lapangan Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Klub Rasuna.
Space lease
Lease of the Taman Rasuna Apartment units, office space of Wisma Bakrie 1 and 2, shopping units of Pasar Festival, sport facilites of Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro and Klub Rasuna.
Proyek tol
Hak penyelenggaraan jalan tol.
Toll project
Concession rights of toll road
Lain-lain
Kegiatan Hotel, jasa pengelolaan apartemen Taman Rasuna, penjualan atas produk barang dagangan dan keanggotaan dari Klub Rasuna.
Others
Hotel activities, service management of Taman Rasuna Apartment, merchandises and the membership of Klub Rasuna.
a.
Penghasilan
a. Revenues 2010
Hotel: Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Graha Investama Real estat dan apartemen: Anak perusahaan: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Citrasaudara Abadi Perkantoran dan pusat belanja: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka Proyek tol: Anak perusahaan: PT Bakrie Infrastructure Jumlah b.
2009
84.143.798.800
-
Hotel: Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Graha Investama Real estate dan apartment: Subsidiaries: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Citrasaudara Abadi Office and commercial space rent: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka Toll project: Subsidiary: PT Bakrie Infrastructure
1.367.555.681.767
1.059.003.993.596
Total
199.521.940.068 44.842.490.259
69.551.227.527 41.493.755.850
38.282.746.082
-
7.456.697.327 4.768.088.829
5.549.442.347 -
552.530.606.896 91.807.228.224 63.006.006.710 21.482.269.337 181.454.545
515.736.624.928 96.187.788.568 15.829.729.516 11.574.612.154 128.363.636
206.925.090.898 52.607.263.792
252.744.157.012 50.208.292.058
Laba (rugi) usaha
b. Income (loss) from operations 2010
Hotel: Anak perusahaan: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Graha Investama
2009
8.932.305.881 1.228.115.746
-
94
Hotel: Subsidiaries: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Graha Investama
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
40. SEGMEN USAHA (Lanjutan) b.
40. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Laba (rugi) usaha (Lanjutan)
b. Income (loss) from operations (Continued) 2010
PT Bakrie Nirwana Semesta ( PT Krakatau Lampung Tourism Development ( PT Bakrie Swasakti Utama( Real estat dan apartemen: Perusahaan ( Anak perusahaan: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Swasakti Utama( PT Superwish Perkasa ( PT Bakrie Pangripta Loka ( BLD Investment Pte Ltd ( PT Villa Del Sol ( PT Bakrie Sentra Investama ( PT Citrasaudara Abadi ( Perkantoran dan pusat belanja: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka Proyek tol: Anak perusahaan: PT Bakrie Infrastructure Jumlah c.
2009
19.565.903.476 )
(
5.234.972.281 )
1.492.942.706 ) 612.070.506 )
( (
951.922.899 ) 2.034.212.293 )
71.464.864.840 )
(
57.836.606.792 )
241.464.147.030
176.626.188.333
41.918.773.131 8.416.664.270 9.851.876.196 ) 1.120.272.775 ) 763.470.214 ) 286.922.470 ) 271.808.600 )
( (
(
2.046.010.261 ) 7.369.393.122 ) 3.624.183.479 962.035.972 ) 2.129.737.249 ) 174.798.600 )
243.639.434 ) 76.823.095 )
( (
150.472.895 ) 120.539.470 )
( (
37.005.859.466 588.245.319
70.344.987.152 6.619.147.554
7.910.084.312
(
241.713.600.843
11.452.861.561 ) 166.750.943.123
Jumlah Aset
PT Bakrie Nirwana Semesta PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Swasakti Utama Real estate dan apartment: The Company Subsidiaries: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Swasakti Utama PT Superwish Perkasa PT Bakrie Pangripta Loka BLD Investment Pte Ltd PT Villa Del Sol PT Bakrie Sentra Investama PT Citrasaudara Abadi Office and commercial space rent: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka Toll project: Subsidiary: PT Bakrie Infrastructure Total
c. Total Assets 2010
2009
Hotel: Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta 678.036.741.642 PT Krakatau Lampung Tourism Development 148.049.386.943 PT Graha Andrasentra Propertindo 62.443.565.330 PT Bakrie Swasakti Utama 24.976.996.648 Real estat dan apartemen: Perusahaan 10.037.899.386.696 Anak perusahaan: PT Graha Andrasentra Propertindo 2.970.749.754.618 PT Bukit Jonggol Asri 2.751.760.217.822 PT Bakrie Swasakti Utama 1.821.581.117.286 PT Superwish Perkasa 610.786.807.528 PT Bumi Daya Makmur 528.772.853.023 PT Villa Del Sol 253.425.244.685 PT Bakrie Nirwana Semesta 234.601.830.098 PT Bakrie Pangripta Loka 89.406.723.110 PT Citrasaudara Abadi 10.427.471.844 PT Bakrie Sentra Investama 21.501.209.079 PT Bakrie Graha Investama 8.242.780.913 Perkantoran dan pusat belanja: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama 1.226.756.061.124 PT Bakrie Pangripta Loka 27.217.081.426
681.721.901.182 147.311.449.858 19.813.131.371 5.773.657.163.355 2.187.179.851.419 1.793.231.366.425 595.847.253.246 489.885.471.695 254.192.912.083 115.444.749.097 28.949.632.510 10.485.815.951 5.753.248.763 5.372.059.535 1.192.463.043.689 23.435.558.475
95
Hotel: Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama Real estate dan apartment: The Company Subsidiaries: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bukit Jonggol Asri PT Bakrie Swasakti Utama PT Superwish Perkasa PT Bumi Daya Makmur PT Villa Del Sol PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Pangripta Loka PT Citrasaudara Abadi PT Bakrie Sentra Investama PT Bakrie Graha Investama Office and commercial space rent: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
40. SEGMEN USAHA (Lanjutan) c.
40. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Jumlah Aset (Lanjutan)
c. Total Assets (Continued) 2010
Proyek tol: Anak perusahaan: PT Bakrie Infrastructure Lain-lain: Anak perusahaan: BLD Investment Pte Ltd
2009
3.217.731.252.129
3.144.852.918.209
1.117.262.560.059
-
Eliminasi
25.841.629.042.003 ( 8.777.433.267.746)
16.469.597.526.863 ( 4.876.966.039.630 )
Jumlah
17.064.195.774.257
11.592.631.487.233
41. KEWAJIBAN DERIVATIF
Toll project: Subsidiary: PT Bakrie Infrastructure Others: Subsidiary: BLD Investment Pte Ltd Elimination Total
41. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS This account represents derivative financial instrument of BLD Investments Pte., Ltd., a Subsidiary, that is the conversion option of the convertible bond separated from the host contract (see Note 26 point a). The carrying amount is re-measured at fair value at each reporting date.
Akun ini merupakan instrument keuangan derivatif pada BLD Investments Pte., Ltd., Anak perusahaan, yaitu pilihan konversi dari obligasi konversi yang dipisahkan dari kontrak utamanya (lihat Catatan 26 butir a). Nilai tercatat akan diukur kembali pada nilai wajar pada setiap tanggal pelaporan. 42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT
a. Perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build, Operate and Transfer) Tanah dan Gedung “Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)”
a.
Agreement of Build, Operate and Transfer (BOT) of Land and Building of “Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)”
Pada tanggal 24 September 2004, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, menandatangani perjanjian Bangun Guna Operate and Transfer) Serah/BOT (Build, No. 4300/SES/09/2004 dengan BAPPENAS yang memperbaharui perjanjian sebelumnya yaitu No. 4973/WK/8/1995 dan 950A/WK/2/1998. Perjanjian tersebut berisi antara lain:
On September 24, 2004, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, and BAPPENAS signed an Agreement of Build, Operate and Transfer (BOT) No. 4300/SES/09/2004 revoking the previous agreement No. 4973/WK/8/1995 and 950A/WK/2/1998. The agreements stipulate as follows:
-
Kompensasi yang akan diberikan BSU kepada BAPPENAS berupa tanah seluas kurang lebih 1,4 hektar yang terletak di Desa Jatisari dan Desa Jati Sampurna, Kota Bekasi. Kompensasi tersebut diberikan BSU sehubungan dengan pembangunan di lokasi di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2.
-
The compensation which should be rendered by BSU in form of land of approximately of 1.4 hectares located at Jatisari Village and Jati Sampurna Village, Bekasi City. The compensation rendered to BSU connected with constructing a building on the Bappenas’ land at Jl. H.R Rasuna Said Kav. B2.
-
Perubahan setoran kepada Pemerintah melalui Kantor Kas Negara selama jangka waktu pengelolaan yang semula sebesar AS$ 28.572 setiap tahun menjadi sebesar Rp 245,92 juta setiap tahun.
-
The change on the amount to be paid to Government during the operation period from US$ 28,572 become Rp 245.92 million annually.
-
Masa BOT dihitung mulai berlaku tanggal 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2029.
-
The BOT period is effective January 1, 2005 to December 31, 2029.
96
from
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) b.
b. Perjanjian Jasa Pengelolaan Hotel/Apartemen
Service Hotel/Apartment Management Agreement
Pada tanggal 21 Oktober 2003, BSU menandatangani perjanjian dengan PT Aston International Indonesia sehubungan dengan pengelolaan Hotel/Apartemen Aston yang terletak di Tower 3.
On October 21, 2003, BSU and PT Aston International Indonesia entered into the agreement on operational management of Hotel/Apartemen Aston located in Tower 3.
Jangka waktu perjanjian adalah 5 tahun sejak peresmian apartemen dan dapat diperpanjang sesuai perjanjian.
The agreement is valid for 5 (five) years since the formal opening of apartment and can be extended if agreed by both parties. c.
c. Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (Hak Pengelolaan Properti)
Agreement of Transferring the Rights for Management of Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (Property Management Right) On August 22, 1998, BSU, a Subsidiary entered into an agreement with Dinas Olahraga DKI Jakarta concerning the operation of Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (GMSB), which BSU obligates to support the sports founding program for students of DKI Jakarta by conducting the inter-students sport competition with annual budget of Rp 300 million or by paying cash of Rp 300 million to Dinas Olahraga DKI Jakarta. The agreement was further transferred by BSU to PT Bakrie Pesona Rasuna, a Subsidiary.
Pada tanggal 22 Agustus 1998, BSU, Anak perusahaan mengadaan perjanjian dengan Dinas Olahraga DKI Jakarta tentang pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (GMSB) dimana BSU berkewajiban untuk mendukung program pembinaan keolahragaan mahasiswa DKI Jakarta melalui penyelenggaraan pertandingan olah raga antar mahasiswa dengan anggaran biaya Rp 300 juta per tahun atau dengan cara menyerahkan dana Rp 300 juta per tahun kepada Dinas Olah Raga DKI Jakarta. Perjanjian tersebut selanjutnya oleh BSU dialihkan kepada PT Bakrie Pesona Rasuna, Anak perusahaan. d. Berdasarkan perjanjian No. 525/01/Binsar/1992 tanggal 27 Januari 1992, PT Villa Del Sol, Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian kerja sama dengan Pemda Jawa Barat untuk membangun dan mengelola kawasan wisata agro selama 30 (tiga puluh) tahun di Desa Cikanyere, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
d.
Based on Agreement No. 525/01/Binsar/1992 dated January 27, 1992, PT Villa Del Sol, a Subsidiary, entered into a cooperation agreement with Local Government of West Java to develop and operate agro tourism site for a period of 30 (thirty) years on land in Cikanyere Village, Pacet, Cianjur.
e. Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan PT Jurgen International
e.
Agreement with PT Jurgen International on Option for Ownership and Control
Pada tanggal 20 Juli 2007, Perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) dengan PT Jurgen International (JI) dan PT Sejahtera Cipta Abadi (SCA) dengan jangka waktu 6 bulan, dimana Perusahaan menyatakan minatnya untuk menjadi mitra usaha strategis dalam pelaksanaan “Proyek Jalan Tol” yang ditawarkan oleh JI dan SCA.
On July 20, 2007, the Company has signed a Memorandum of Understanding (MOU) with PT Jurgen Internaional (JI) and PT Sejahtera Cipta Abadi (SCA) whereby the Company intends to be a strategic partner to develope “Toll Road Project” owned by JI and SCA. The MOU is valid for 6 months.
JI dan SCA adalah pemegang 100% saham PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR) dan PT Marga Setia Puritama (MSP) yang memiliki hak Penanaman Modal Jalan Tol masing-masing untuk ruas jalan tol Pejagan - Pemalang, Pemalang Batang dan Batang - Semarang.
JI and SCA are the holder of 100% share of PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR) and PT Marga Setia Puritama (MSP), own the investment right in Toll Road of Pejagan Pemalang, Pemalang - Batang, and Batang Semarang, respectively.
97
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan) f.
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) f.
Perjanjian Pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Graha Multitama Sejahtera
Agreement of convertible loan PT Graha Multitama Sejahtera On December 7, 2007, the Company and PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) entered into Convertible Loan Agreement. The loan will be due on December 7, 2008 and bears interest at 13.5% per annum. The Company intended to give loan to GMS amounting to Rp 20 billion for toll road project. GMS with its Subsidiary, PT Trans Jabar Tol, has toll road project of Ciawi - Sukabumi. First fund drawdown was amounting to Rp 1.40 billion. On December 3, 2008, the agreement was extended until June 7, 2010. The Company receivables to the GMS its transferred to PT Bakrie Infrastructure, a Subsidiary, and the assignment of these receivables transferred to PT Bakrie Toll Road, a Subsidiary.
Pada tanggal 7 Desember 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Graha Multitama Sejahtera (GMS). Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 7 Desember 2008 dengan tingkat bunga sebesar 13,5% per tahun. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan menyetujui memberikan pinjaman dana sebesar Rp 20 miliar untuk pelaksanaan Proyek Jalan Tol kepada GMS. GMS melalui Anak perusahaannya yaitu PT Trans Jabar Tol mempunyai proyek Jalan Tol ruas Ciawi Sukabumi. Pencairan dana pertama adalah sebesar Rp 1,40 miliar. Pada tanggal 3 Desember 2008, perjanjian tersebut diperpanjang hingga 7 Juni 2010. Piutang Perusahaan ke GMS dialihkan ke PT Bakrie Infrastructure, Anak perusahaan, dan hak tagih atas piutang tersebut dialihkan kepada PT Bakrie Toll Road, Anak perusahaan. g.
g. Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan Limitless World International-6 Services Ltd.
Conditional Sales and Purchase Agreement with Limitless World International-6 Services Ltd.
Pada tanggal 6 Juni 2008, Perusahaan dan LWIS menandatangani Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement) untuk mengalihkan: a. Piutang Perusahaan kepada PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, sebesar Rp 419,90 miliar. LWIS akan mengkonversi piutang tersebut menjadi penyertaan sebesar 12.519.500 saham (setara dengan kepemilikan 18,14%). b. Penyertaan kepada BSU, PT Bumi Daya Makmur (BDM) dan PT Superwish Perkasa (SP) masing-masing sejumlah 8.182.050 saham, 105.509 saham dan 141.302 saham (setara dengan 11,86%, 30% dan 30%).
On June 6, 2008, the Company and LWIS entered into Sale and Purchase Agreement to transferred: a. The Company receivables from PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, amounted to Rp 419.90 billion. LWIS will convert those receivables into ownership of 12,519,500 shares (equivalent to 18.14% ownership). b. Investment in shares of stocks in BSU, PT Bumi Daya Makmur (BDM) and PT Superwish Perkasa (SP) of 8,182,050 shares, 105,509 shares and 141,302 shares (equivalent to 11.86%, 30% and 30%).
Dengan perjanjian tersebut, LWIS memiliki penyertaan sebesar 30%, 30% dan 30% kepada BSU, BDM dan SP. Harga transaksi diatas secara keseluruhan sebesar AS$ 110 juta. Atas transaksi tersebut, Perusahaan mencatat laba sebesar Rp 84,12 miliar pada tahun 2008 dan Piutang sebesar US$ 43,15 juta pada tahun 2010 dan 2009 (lihat Catatan 7).
Based on the agreement, LWIS had ownership of 30%, 30% and 30% in BSU, BDM and SP. The purchased price of the above transactions in a total of US$ 110 million. On the transactions, the Company recorded gain amounted to Rp 84.12 billion in 2008 and receivables amounted to US$ 43.15 million in 2010 and 2009 (see Notes 7). h.
h. Perjanjian Pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Karya Perkasa Insani
Loan agreement which can be converted into shares with PT Karya Perkasa Insani On June 3, 2008, the Company had an agreement with PT Karya Perkasa Insani (KPI). This loan will be due on June 2, 2009, with interest rate of 13.5% per annum. The Company is agreed to provide a loan to KPI amounted to Rp 20 billion in relation to the construction of Toll Road Project Ciawi Sukabumi by PT Trans Jabar Tol (TJT), which KPI is a shares holders in those TJT. This agreement has been extended until December 2, 2011.
Pada tanggal 3 Juni 2008, Perusahaan membuat perjanjian pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Karya Perkasa Insani (KPI). Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 2 Juni 2009 dengan tingkat bunga 13,5% per tahun. Perusahaan bersedia memberikan pinjaman kepada KPI sebesar Rp 20 miliar terkait dengan pelaksanaan Proyek Jalan Tol ruas Ciawi Sukabumi oleh PT Trans Jabar Tol (TJT) dimana KPI adalah pemegang saham pada TJT tersebut. Perjanjian telah diperpanjang hingga tanggal 2 Desember 2011.
98
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan) i.
j.
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) i.
Perjanjian Opsi dan Kepemilikan & Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan Ananda Arthanelly
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with Ananda Arthanelly
Pada tanggal 19 Maret 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan Ananda Arthanelly selaku pemilik saham PT Banyuen Permatasari (BP), sedangkan BP adalah pemilik saham-saham dalam PT Marga Setiapuritama (MSP) yaitu perusahaan yang memperoleh konsensi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara Jalan Tol Ruas Batang-Semarang.
On March 19, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with Ananda Arthanelly, as the owner of of PT Banyuen Permatasari (BP) while BP is the shares owner of PT Marga Setiapuritama (MSP), a company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Batang - Semarang.
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemegang saham MSP untuk pelaksanaan Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan BTR, pemilik saham mengikatkan diri pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh saham-saham miliknya dalam BP kepada BTR. Periode Hak Opsi adalah selama 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan total indikasi harga pengalihan sebesar Rp 500 juta.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of MSP for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in BP to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 500 million.
Pada tanggal 19 Maret 2010, para pihak telah menandatangani addendum perjanjian yang berlaku hingga 24 bulan sejak tanggal addendum perjanjian.
On March 19, 2010, the parties have made an addendum agreement which will be signed valid 24 months from the date of the addendum agreement. j.
Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan Goflex Investment Ltd.
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with Goflex Investment Ltd.
Pada tanggal 16 Mei 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan Goflex Investment Ltd. selaku pemilik 65% saham dalam PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR) yaitu perusahaan yang memperoleh konsensi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara Jalan Tol Ruas Pejagan - Pemalang.
On May 16, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with Goflex Investment Ltd., as the owner of 65% shares of PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), a Company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Pejagan - Pemalang.
Pada tanggal 30 Januari 2009 dilakukan pembatalan atas Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara BTR dengan Goflex Investment Ltd.
On January 30, 2009, Ownership Option Rights and Shares Control between BTR and Goflex Investment Ltd. has been cancelled.
Pada tanggal 30 Januari 2009 dilakukan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara BTR dengan Anchorman Limited.
On January 30, 2009, BTR and Anchorman Limited has sign Ownership Option Rights and Shares Control between.
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemilik saham selaku pemegang saham PPTR untuk Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan BTR, Pemilik Saham mengikatkan dirinya pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh saham PPTR kepada BTR. Periode Hak Opsi adalah 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan total indikasi harga pengalihan sebesar Rp 25 miliar.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of PPTR for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares' owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in PPTR to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 25 billion. k.
k. Perjanjian Hak Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan PT Media Dhana Antarkita dan PT Datanusa Sakti Jaya
99
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with PT Media Dhana Antarkita and PT Datanusa Sakti Jaya
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
l.
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Pada tanggal 6 Juni 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan PT Media Dhana Antarkita (MDA) dan PT Datanusa Sakti Jaya (DSJ) masing-masing selaku pemilik saham dalam PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) dan PT Karya Perkasa Insani (KPI). Sedangkan GMS dan KPI masing-masing adalah pemilik 32,5% saham PT Trans Jabar Tol (TJT) yaitu perusahaan yang memperoleh konsensi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan, dan memelihara Jalan Tol Ruas Ciawi - Sukabumi.
On June 6, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with PT Media Dhana Antarkita (MDA) and PT Datanusa Sakti Jaya (DSJ), each as the owner of PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) and PT Karya Perkasa Insani (KPI). Furthermore, GMS and KPI were the owner of 32.5% shares of PT Trans Jabar Tol (TJT), a company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Ciawi - Sukabumi.
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemilik saham selaku pemegang saham GMS dan KPI untuk Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan BTR, pemilik saham mengikatkan dirinya pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh kepemilikan saham pada GMS dan KPI kepada BTR. Periode Hak Opsi adalah 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan jumlah indikasi harga pengalihan sebesar Rp 700 juta (lihat Catatan 42 butir q dan r). Pada tanggal 4 Juni 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 24 bulan sejak tanggal addendum perjanjian.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of GMS and KPI for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in GMS and KPI to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 700 million (see Notes 42 point q and r). On June 4, 2010, the agreement was extended for 24 months since the date of the agreement addendum. l.
Perjanjian Hak Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan PT Access Corporindo dan PT Mega Lintas Sejahtera.
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with PT Access Corporindo, and PT Mega Lintas Sejahtera.
Pada tanggal 28 Agustus 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan PT Access Corporindo (AC) dan PT Mega Lintas Sejahtera (MLS) masing-masing selaku pemilik saham dalam PT Sembilan Benua Makmur (SBM) dan PT Wahana Multi Insani (WMI).
On August, 28, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with PT Access Corporindo (AC) dan PT Mega Lintas Sejahtera (MLS), each as the owner of PT Sembilan Benua Makmur (SBM) dan PT Wahana Multi Insani (WMI).
Sedangkan SBM dan WMI masing-masing adalah pemilik 32,5% saham PT Trans - Jawa Paspro Jalan Toll (TPJ) yaitu perusahaan yang memperoleh konsesi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan, dan memelihara Jalan Toll Ruas Pasuruan - Probolinggo.
Furthermore, SBM and WMI were the owner of 32.5% shares of PT Trans - Jawa Paspro Jalan Tol (TPJ), a company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Pasuruan - Probolinggo.
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemilik saham selaku pemegang saham SBM dan WMI untuk Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan Perusahaan, Pemilik Saham mengikatkan dirinya pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh kepemilikan saham pada SBM dan WMI kepada Perusahaan. Periode Hak Opsi adalah 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan total indikasi harga pengalihan Rp 700 juta.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of SBM and WMI for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in SBM and WMI to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 700 million.
Pada tanggal 27 Agustus 2010, para pihak telah menandatangani addendum perjanjian yang berlaku hingga 24 bulan sejak tanggal addendum perjanjian.
On August 27, 2010, the parties have been made an addendum agreement which will be signed valid 24 months from the date of the addendum agreement.
100
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
m. Perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index dengan Deutsche Bank AG, cabang Singapura (DB).
m. USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index agreement with Deutsche Bank AG, Singapore branch (DB).
Pada tanggal 14 Maret 2008, Perusahaan dan DB telah merubah USD Interest Rate Swap with BMA Municipal (USD Interest Rate Swap) dengan USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. Kontrak tersebut berlaku efektif selama 5 tahun sejak tanggal 21 Maret 2008 sampai 21 Maret 2013.
On March 14, 2008, the Company and DB had changes USD Interest Rate Swap with BMA Municipal (USD Interest Rate Swap) with USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. The contract will effective for a period of 5 years since March 21, 2008 until March 21, 2013.
Pada tanggal 2 Juli 2010, Perusahaan dan DB sepakat untuk menghentikan perjanjian ini. Sehubungan dengan penghentian perjanjian ini maka Perusahaan berhutang sebesar AS$ 10.200.000 yang dicicil dalam dua kali pembayaran, yaitu sebesar AS$ 6.000.000 dan AS$ 4.200.000. Pembayaran atas cicilan pertama telah dilakukan pada bulan Agustus 2010 (lihat Catatan 19).
On July 2, 2010, the Company and DB agreed to terminate this agreement. Pursuant to the termination, the Company is payable amounting to USD 10,200,000 which will paid by two installments, which USD 6,000,000 and USD 4,200,000. The first installment was paid in August 2010 (see Note 19).
n. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan antara PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, dengan Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
n.
Toll Road Concession Agreement Kanci - Pejagan between PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, with the Department of Public Works of the Republic of Indonesia. On May 29, 2006, PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary entered into concession agreements for Kanci - Pejagan toll road with the Department of Public Works of the Republic of Indonesia with concession rights the toll road for 35 years from the date of the agreement. The Scope of toll road concession comprise of funding, technical planning, construction, operational and maintenance. At the end of concession rights, SMR must returned and handed back the toll road to Toll Road Regulatory Body (BPJT).
Pada tanggal 29 Mei 2006, PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan mengadakan perjanjian pengusahaan jalan tol ruas Kanci - Pejagan dengan Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia dengan hak konsesi selama 35 tahun sejak tanggal perjanjian. Lingkup Pengusahaan Jalan Tol meliputi pendanaan, perencanaan teknik, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan. Pada akhir masa konsesi, SMR harus mengembalikan dan menyerahkan kembali jalan tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). o.
o. Perjanjian Kerjasama Usaha (Perjanjian KSU) antara Perum Perumnas (Perumnas) dengan Perusahaan
Joint Controlled Operation Agreement between Perum Perumnas (Perumnas) with the Company
Pada tanggal 6 Pebruari 2008, berdasarkan perjanjian Kerjasama Usaha No. DIRUT/089/97/II /2008 (untuk Perumnas) dan No. 010A/PerjKerjasama/BLD-Perumnas/II/2008 (untuk Perusahaan), Perumnas dan Perusahaan mengadakan perjanjian Kerjasama Usaha pembangunan dan pemasaran Rusunami (perjanjian KSU) di atas tanah milik Perumnas, sesuai dengan perencanaan pengembangan Kawasan Pulogebang dan Sentra Primer Baru Timur dengan nama KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka (KSO PP-BPL2).
On February 6, 2008, based on joint controlled agreement No. DIRUT/089/97/II/2008 (for Perumnas) and No. 010A/Perj-Kerjasama/BLDPerumnas/II/2008 (for the Company), Perumnas and the Company entered into a Joint Controlled Operation of development and marketing Rusunami (KSU agreement) on Perumnas property, in accordance with the planning and development of Pulogebang Region and Sentra Primer Baru Timur under the name of KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka (KSO PPBPL2).
Perusahaan menunjuk PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), Anak perusahaan untuk menggantikan posisi Perusahaan dalam menjalankan perjanjian Kerjasama Usaha dengan Perumnas dan telah mendapat persetujuan dari Perumnas pada tanggal 8 April 2008. Laba atau rugi dari operasi akan didistribusikan antara kedua belah pihak dengan persentase sebesar 51% untuk BPL2 dan 49% untuk Perumnas. Jangka waktu perjanjian tersebut adalah 36 bulan dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.
The Company had appointed PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), a Subsidiary to change the Company's position in running the Joint Controlled Operation agreement with Perumnas and has been approved by Perumnas on April 8, 2008. Income or losses from operations will be distributed between the both parties with a percentage of 51% for BPL2 and 49% for Perumnas. The agreement period is 36 months and can be extended with the approval of both parties.
101
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) p. On January 25, 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, has received an approval for the operation of toll roads Kanci - Ciledug and Ciledug - Pejagan by the Ministry of Public Works in its Decision Letter No. 127/KPTS/M/2010 concerning the operation of toll road, operational, classes of vehicles and toll rates on the Kanci Pejagan toll road.
p. Pada tanggal 25 Januari 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah mendapatkan persetujuan atas pengoperasian jalan tol Kanci Ciledug dan Ciledug - Pejagan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 127/KPTS/M/2010 tentang penetapan jalan tol, pengoperasian, golongan jenis kendaraan bermotor dan tarif tol pada jalan tol Kanci - Pejagan.
The amount of toll rate of Kanci - Pejagan are as follows:
Besarnya tarif tol pada jalan tol Kanci - Pejagan: Golongan / Group
Jenis kendaraan / Type of vehicle
Golongan / type I Golongan / type II Golongan / type III Golongan / type IV Golongan / type V
Sedan, Jip, Pick up atau truk kecil dan bus / Sedan, Jeep, Pick-ups or small trucks and buses Truk dengan 2 (dua) gander / Trucks with 2 (two) yoke Truk dengan 3 (dua) gander / Trucks with 3 (three) yoke Truk dengan 4 (dua) gander / Trucks with 4 (four) yoke Truk dengan 5 (dua) gander / Trucks with 5 (five) yoke Besarnya tarif (Rp) / Tariff (Rp)
Asal/ From
Kanci Kanci Ciledug
Tujuan/ To
Pejagan Ciledug Pejagan
Gol I / Type I 21.500 11.500 10.000
Gol II / Type II
Gol III / Type III
Gol IV/ Type IV
Gol V/ Type V
32.500 17.500 15.000
43.500 23.000 20.500
54.500 29.000 25.500
65.000 35.000 30.500
q. Pada tanggal 20 April 2010, PT Bakrie Toll Road, Anak perusahaan mengadakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan PT Media Dhana Antarkita untuk pelaksanaan opsi pengambilalihan saham PT Graha Multitama Sejahtera.
q.
On April 20, 2010, PT Bakrie Toll Road entered into a Share Sale and Purchase Agreement with PT Media Dhana Antarkita for implementing the option of transfer of share of PT Graha Multitama Sejahtera.
r.
r.
On May 20, 2010, the Company entered into a Share Sale and Purchase Agreement with PT Datanusa Jaya Sakti for implementing the option of transfer of share of PT Karya Perkasa Insani.
Pada tanggal menandatangani Saham dengan pelaksanaan opsi Perkasa Insani.
20 Mei 2010, Perusahaan Perjanjian Pengikatan Jual Beli PT Datanusa Sakti Jaya untuk pengambilalihan saham PT Karya
s. Pada tanggal 19 Mei 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul-Jonggol dengan PT Sentul City Tbk. dan PT Bukit Jonggol Asri untuk membentuk kerjasama strategis dalam mengembangkan kawasan Sentul-Jonggol. Dalam kerjasama tersebut Perusahaan akan memiliki saham sebanyak 51% dari PT Bukit Jonggol Asri.
s. On May 19, 2010, the Company entered into Coorperation Agreements on the Development of Sentul-Jonggol Area, with PT Sentul City Tbk. and PT Bukit Jonggol Asri. On the coorperation, the Company will hold 51% shares of PT Bukit Jonggol Asri.
t.
t.
Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan menandatangi Kesepakatan Bersama Para Pemegang Saham dengan PT Sentul City Tbk. dimana disepakati bahwa Perusahaan sebagai pemegang saham 37,89% memegang kendali atas operasional dan manajemen PT Bukit Jonggol Asri.
102
On the December 23, 2010, the Company entered into Shareholders Agreements with PT Sentul City Tbk. where as the Company as a shareholders of 37.89% on PT Bukit Jonggol Asri appointed to hold operational and management control of PT Bukit Jonggol Asri.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
43. HAK MINORITAS a.
43. MINORITY INTEREST
Hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan
a. Minority interest in net assets of subsidiaries Details of minority interest in net asset of Subsidiaries as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:
Rincian hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010
b.
2009
PT Bukit Jonggol Asri PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Nirwana Semesta PT Superwish Perkasa PT Bumi Daya Makmur PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama
1.525.737.877.176 447.734.776.130 217.791.858.017 138.680.284.647 100.172.394.084
444.593.621.819 196.435.632.206 139.016.232.601 98.043.846.195
29.284.647.116 305.818.444 30.339.061 1.119.964
26.996.244.184 250.849.662.907 29.555.805 -
PT Bukit Jonggol Asri PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Nirwana Semesta PT Superwish Perkasa PT Bumi Daya Makmur PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama
Jumlah
2.459.739.114.639
1.155.964.795.717
Total
Hak minoritas atas laba bersih Anak perusahaan yang dikonsolidasi
b. Minority interest in consolidated net income of Subsidiaries Details of minority interest in net income of Subsidiaries during 2010 and 2009 are as follows:
Rincian hak minoritas atas laba bersih Anak perusahaan selama tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Superwish Perkasa PT Bakrie Infrastructure Jumlah
2009
21.296.319.043 6.218.727.080
( (
13.939.470.388 19.810.886.751
2.373.520.574 2.128.547.889 3.413.766 335.947.954 ) 3.196.512 )
( ( (
31.681.383.886
661.712.401 4.633.197.939 ) 29.555.805 513.251.126 ) 573.599.238 ) 28.721.577.042
44. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Superwish Perkasa PT Bakrie Infrastructure Total
44. DIFFERENCE IN VALUE OF RESTRUCTURING TRANSACTION WITH ENTITIES UNDER COMMON CONTROL As of December 31, 2010 and 2009, difference in value of restructuring transaction with entities under common control incurred relation to the additional Company investment in PT Bali Nirwana Resort (formerly PT Bakrie Nirwana Resort) among the group.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali terjadi sehubungan dengan penambahan saham Perusahaan pada PT Bali Nirwana Resort (dahulu PT Bakrie Nirwana Resort) diantara grup. 45. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS PERUSAHAAN ASOSIASI
45. DIFFERENCE IN THE EQUITY TRANSACTIONS OF ASSOCIATED COMPANIES
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi masing-masing sebesar Rp 100,99 miliar dan Rp 14,88 miliar.
As of December 31, 2010 and 2009, difference in the equity transactions of Associated companies amounted to Rp 100.99 billion and Rp 14.88 billion, respectively.
103
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
45. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS PERUSAHAAN ASOSIASI (Lanjutan)
45. DIFFERENCE IN THE EQUITY TRANSACTIONS OF ASSOCIATED COMPANIES (Continued) In 2010 and 2009, mutation of difference in the equity transactions of Associated companies are mainly derived from the fair value adjustment of securities available for sale PT Capitalinc Investment Tbk. (formerly PT Global Financindo Tbk.) owned by PT Krakatau Lampung Tourism Development and PT Villa Del Sol, Subsidiaries, and surplus revaluation of fixed assets adjustment of PT Semesta Marga Raya, a Subsidiary (see Note 14).
Pada tahun 2010 dan 2009, perubahan selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi terutama berasal dari penyesuaian nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual PT Capitalinc Investment Tbk. (dahulu PT Global Financindo Tbk.) yang dimiliki oleh PT Krakatau Lampung Tourism Development dan PT Villa Del Sol, Anak perusahaan, serta penyesuaian atas selisih penilaian kembali aset tetap PT Semesta Marga Raya, Anak perusahaan (lihat Catatan 14). 46. LABA PER SAHAM DASAR
46. BASIC INCOME PER SHARE
Berikut adalah perhitungan laba per saham yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009: Laba Laba usaha Laba bersih Jumlah Saham Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dasar
The following is the computation of basic income per share as of December 31, 2010 and 2009:
2010
2009
241.713.600.843 178.704.601.860
Earning
166.750.943.123 132.255.912.805
Saham / Shares
Saham / Shares
31.150.060.209
Income from operations Net income Number of shares
19.916.255.723
Total weighted-average number of shares of basic earnings per share calculation
8,37 6,64
Basic earnings per share (in full Rupiah amount): Operating income per share Net income per share
23.102.856.639
Total weighted-average number of shares of diluted earnings per share calculation
7,22 5,72
Diluted earnings per share (in full Rupiah amount): Operating income per share Net income per share
(
Laba per saham dasar (dalam Rupiah penuh): Laba usaha per saham Laba bersih per saham Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dilusian Laba per saham dasar dilusian (dalam Rupiah penuh): Laba usaha per saham Laba bersih per saham
7,76 5,74
31.824.675.440
7,60 5,62
47. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN
47. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE AND POLICIES
Tingkat probabilitas risiko yang sangat potensial terjadi dari instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko ekuitas, risiko kredit serta risiko likuiditas. Kebijakan akan pentingnya mengelola tingkat risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan beberapa parameter perubahan dan volatilitas pasar keuangan baik di Indonesia maupun internasional. Direksi Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan risiko yang mencakup toleransi risiko dalam strategi mengelola risiko-risiko yang dirangkum dibawah ini.
Potential risks arising from financial instruments of the Company and its Subsidiary relate to interest rate risk, foreign currency exchange rates risk, equity risk, credit risk and liquidity risk. Policies of the importance of managing this risk level has increased significantly by considering some parameters change and volatility of financial markets both in Indonesia and internationally. The Company’s Director reviews and approves risk policies covering the risk tolerance in the strategy to manage the risks which are summarized below.
Risiko Suku Bunga
Interest Rate Risk
Risiko terhadap suku bunga merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan tingkat suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan Anak Perusahaan terhadap perubahan suku bunga pasar terkait pada hutang baik jangka pendek dan jangka panjang dalam surat-surat komersiil dan hutang obligasi.
Interest rate risk is the risk of fair value or future cash flows of financial instruments fluctuate due to changes in market interest rates. Exposure of the Company and its subsidiary against changes in market interest rates relates to both short-term debt and long term in commercial debt and bond payables.
104
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
47. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (Lanjutan)
47. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE AND POLICIES (Continued)
Risiko Suku Bunga (Lanjutan)
Interest Rate Risk (Continued)
Perusahaan dan Anak perusahaan didanai dengan hutang bank dan pinjaman lainnya yang dikenai bunga. Oleh karena itu, eksposur Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu terhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terutama sehubungan dengan pinjaman jangka panjang, hutang obligasi dan aset dan kewajiban dengan bunga. Kebijakan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah mendapatkan tingkat suku bunga yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan ekposur terhadap mata uang asing, yaitu dengan mengendalikan beban bunga dengan membuat kombinasi antara hutang, pinjaman jangka panjang dan obligasi dengan tingkat suku bunga tetap dan mengambang.
The Company and its Subsidiaries are financed through interest-bearing bank loans and other borrowings. Therefore, the Company and certain Subsidiaries’ exposures to market risk for changes in interest rates relate primarily to their long-term borrowing obligations, bonds payable and interestbearing assets and liabilities. The Company and Subsidiaries’ policies are to obtain the most favorable interest rates available without increasing their foreign currency exposure by managing their interest cost using a mixture of fixed and variable rate debts, longterm borrowings and bonds.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Foreign Exchange Risk Against Foreign Currency
Risiko terhadap nilai tukar mata uang asing merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Eksposur Perusahaan dan Anak Perusahaan terhadap nilai tukar berasal dari kas dan setara kas, hutang bank dan lembaga keuangan jangka panjang, hutang obligasi yang menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat.
Risk of exchange rate against foreign currencies is a risk of fair value or future cash flows of financial instruments fluctuate due to changes in foreign currency exchange rates. Exposure of the Company and its Subsidiary against exchange rate derived from cash dan cash equivalents, long-term bank and financials institution, bonds payable which uses the United States dollar currency.
Pada risiko ini, perusahaan tidak mengelola dampak risiko atau menerima risiko secara penuh, dengan pertimbangan nilai hutang Perusahaan merupakan hutang jangka panjang sehingga biaya atas pengelolaan risiko tersebut tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat. Disamping itu, Perusahaan optimis dalam jangka panjang kondisi perekonomian dalam negeri terus bergerak ke arah yang lebih baik sehingga mata uang Rupiah cenderung terapresiasi.
At this risk, the company does not manage the impact of risk or accept the full risk, with consideration of the value of the Company’s debt is long-term debt so that the cost of managing these risks is not worth the benefits. The Company is optimistic in the long term domestic economic conditions continue to move to better so inclined appreciated Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of December 31, 2010 and 2009, the Company and its subsidiary had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follow: 2010
Mata Uang Asing / Foreign Currency Aset: Kas dan setara kas Piutang lain-lain Dana dalam pembatasan Aset lain-lain Kewajiban: Hutang bank jangka pendek Hutang lain-lain - pihak ketiga Hutang bank dan lembaga Keuangan jangka panjang Hutang obligasi Kewajiban moneter dalam mata uang asing - bersih
Setara Rupiah / Equivalent Rupiah
AS$
15.101.375 43.150.000 19.285.037 27.238.924
135.776.467.117 387.961.650.000 173.391.763.172 244.905.165.684
AS$
16.451.469 25.414.265
147.915.160.510 228.499.656.615
55.271.934 117.302.684
496.949.956.619 1.054.668.431.844
( AS$
109.665.016 )
(
105
985.998.159.615 )
Assets: Cash and cash equivalent Other receivables Restricted funds Other assets Liabilities: Short-term bank loans Other payables - third parties Long-term bank and financial institution loans Bonds payable Monetary liabilities in foreign currency - net
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
47. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (Lanjutan)
47. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE AND POLICIES (Continued) Foreign Exchange Risk Against Foreign Currency (Continued)
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (Lanjutan) 2009 Mata Uang Asing / Foreign Currency Aset: Kas dan setara kas Piutang lain-lain Kewajiban: Hutang bank jangka panjang Pendapatan ditangguhkan Kewajiban moneter dalam mata uang asing - bersih
Setara Rupiah / Equivalent Rupiah
SIN$ EUR AS$ AS$
27.551 899 6.140.779 43.150.000
209.590.662 13.880.176 57.723.322.786 405.610.000.000
AS$
45.000.000 6.500.000
423.000.000.000 61.100.000.000
( SIN$ ( EUR AS$
27.551 ) 899 ) 2.209.221
( (
209.590.662 ) 13.880.176 ) 20.766.677.214
Assets: Cash and cash equivalent Other receivables Liabilities: Long term bank loans Deferred income Monetary liabilities in foreign currency - net
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan dan memantau eksposur terkait dengan batasan-batasan tersebut.
Credit risk is the risk that the Company and its Subsidiaries will incur a loss arising from the customer, client or other party who failed to meet their contractual obligations. There is no significant concentration of credit risk. The Company and its Subsidiary manage and control credit risk by setting limits of acceptable risk for customers and monitor the exposure associated with these restrictions.
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang ragu-ragu.
The Company and its Subsidiaries conduct business relationships only with recognized and credible third parties. The Company and its Subsidiaries have a policy to go through customer credit verification procedures. In addition, the amount of receivables are monitored continuously to reduce the risk for doubtful accounts.
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko disaat posisi arus kas Perusahaan dan Anak Perusahaan menunjukan nilai pendapatan jangka pendek tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan nilai pengeluaran jangka pendek.
Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Company and its Subsidiaries not enough to cover the liabilities which become due.
Kebutuhan likuiditas Perusahaan dan Anak Perusahaan timbul dari kebutuhan dalam membiayai investasi dan pengeluaran barang modal yang terkait dengan perluasan bisnis properti dan infrastruktur yang berhubungan dengan properti. Dimana bisnis ini memerlukan dukungan dana yang cukup besar terutama untuk mempercepat pembangunan atas area yang sudah ada serta memperluas area pengembangan dan infrastruktur pendukungnya.
Liquidity needs of the Company and its Subsidiaries arised from the need to finance investment and capital expenditures relating to expansion of business property and property related infrastructure. Where this business requires substantial financial support mainly to accelerate the development of existing areas and expand the area of development and supporting infrastructure.
106
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
47. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (Lanjutan)
47. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE AND POLICIES (Continued)
Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Liquidity Risk (Continued)
Pada normanya, di dalam mengelola risiko likuiditas, Perusahaan dan Anak Perusahaan memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan Anak Perusahaan dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadual jatuh tempo hutang jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatif penggalangan dana. Kegiatan ini dapat meliputi pinjaman bank, penerbitan surat hutang ataupun penerbitan ekuitas di pasar modal.
In the norm, in managing liquidity risk, the Company and its Subsidiary monitor and maintain levels of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the operations of the Company and its Subsidiary and to overcome the impact of fluctuations in cash flow. The Company and its Subsidiary also regularly evaluate cash flow projections and actual cash flows, including the schedule of maturing longterm debt, and continue to examine the condition of financial markets to take a fundraising initiative. These activities may include bank loans, issuance of debt or equity issuance in the capital market.
48. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN
48. FINANCIAL INSTRUMENTS BY CATEGORY The table below is a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company and subsidiaries’ financial instrument that are carried in the financial statements as of December 31, 2010.
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2010. Nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha - bersih Piutang lain-lain - bersih Dana dalam pembatasan Piutang hubungan istimewa - bersih Aset lain-lain
860.557.957.179 775.342.421.134 1.168.427.204.256 565.891.395.417 293.916.870.346 11.041.775.494 318.588.557.863
860.557.957.179 775.342.421.134 1.168.427.204.256 565.891.395.417 293.916.870.346 11.041.775.494 318.588.557.863
Financial assets Cash and cash equivalents Short-term investment Trade receivables - net Other receivables - net Restricted funds Due from related parties - net Other assets
Jumlah aset keuangan
3.993.766.181.689
3.993.766.181.689
Total financial assets
238.226.382.762 387.603.089.842 307.904.777.776 340.478.431.206 85.492.258.249
238.226.382.762 387.603.089.842 307.904.777.776 340.478.431.206 85.492.258.249
Kewajiban keuangan Hutang bank jangka pendek Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain - pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Uang muka pelanggan Kewajiban jangka panjang Hutang usaha Hutang bank dan lembaga keuangan Hutang sewa pembiayaan Hutang hubungan istimewa Hutang obligasi Kewajiban derivatif
38.217.506.170
38.217.506.170
2.451.808.543.703 3.487.828.491 31.007.529.263 1.695.722.490.240 118.881.474.525
2.451.802.174.024 3.487.828.491 31.007.529.263 1.697.041.371.697 118.881.474.525
Financial liabilities Short-term bank loans Trade payables - third parties Other payables - third parties Accrued expenses Advances from customers Long-term debts Trade payable Bank and financial institution loans Obligation under capital lease Due to related parties Bonds payable Derivative financial instruments
Jumlah kewajiban keuangan
5.698.830.312.227
5.700.142.824.005
Total financial liabilities
Aset dan kewajiban keuangan jangka pendek:
Short-term financial assets and liabilities:
Nilai wajar kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, dana yang dibatasi penggunaannya, investasi jangka pendek yang jatuh tempo satu tahun atau kurang, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang bank jangka pendek, biaya masih harus dibayar, uang muka pelanggan jatuh tempo dalam jangka pendek maka nilai tercatat mendekati estimasi nilai wajarnya karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
Fair value of cash and cash equivalents, trade receivables, other receivables, restricted funds, shortterm investment with remaining maturities of one year or less, trade payables, other payables, short-term bank loans, accrued expenses, advance from customers approximate their carrying amounts largely due to short-term maturities of these instruments.
107
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
48. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
48. FINANCIAL INSTRUMENTS BY CATEGORY (Continued)
Aset dan kewajiban keuangan jangka panjang:
Long-term financial assets and liabilities:
Nilai wajar pinjaman jangka panjang pinjaman jangka panjang mendekati nilai tercatat karena tingkat suku bunganya dinilai ulang secara berkala.
Fair value of long-term debts approximate their carrying amounts largely due to their frequently repriced interest rate.
Nilai wajar hutang obligasi ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk mencerminkan risiko kredit Perusahaan menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa.
Fair value of bonds payable are determined based on discounted future cash flows adjusted to reflect the Company’s credit risk using current market rates for similar instruments.
49. DAMPAK EKONOMI KRISIS GLOBAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN
49. IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING CONCERN
Sejak semester kedua tahun 2008, pasar-pasar di belahan dunia mengalami kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Keadaan ini dipicu oleh salah satu diantaranya krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang meluas ke investasi, produk-produk keuangan terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak pada pasar di Amerika Serikat ditambah dengan penurunan nilai Dolar Amerika Serikat yang tajam dan serangkaian perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh entitas lain mengakibatkan krisis meluas ke bagian lain di dunia.
Starting in the second semester 2008, many markets in various parts of the world experienced adverse economic condition. This condition was triggered by, among others, the housing and mortgage loans crisis in the United States of America (USA) that spread to securities, structured products and commodity markets. The volatility in USA markets coupled with the sharp appreciation in the US Dollars and a series of corporate bankruptcies and takeovers enabled the crisis to spread to other parts of the world.
Akibat dari krisis finansial global ini juga telah dirasakan di Indonesia dengan adanya penurunan nilai Rupiah, penurunan permintaan, penurunan harga komoditas, penurunan pasar efek-efek, kenaikan suku bunga yang diikuti juga dengan likuiditas yang semakin ketat dan kenaikan risiko kredit secara signifikan.
The impact of the global financial crisis has also been felt in Indonesia as the Indonesian Rupiah weakened, demand decreased, commodity price decreased, securities market declined, interest rates increased, followed by tightening liquidity conditions and increased credit risks.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, beberapa Anak perusahaan mengalami akumulasi kerugian bersih dan defisiensi modal. Jumlah akumulasi rugi Anak-anak perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 1,56 triliun dan Rp 1,38 triliun dan defisiensi modal pada tahun yang sama masing-masing sebesar Rp 72,76 miliar dan Rp 14,23 miliar, terdiri dari:
As of December 31, 2010 and 2009, certain Subsidiaries were in deficit which resulted in negative cash flow, accumulated losses and capital deficiency. Total deficit from the Subsidiaries as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 1.56 trillion and Rp 1.38 trillion, and capital deficiency are amounted to Rp 72.76 billion and Rp 14.23 billion, respectively, comprising of:
2010
2009
Akumulasi Rugi PT Bakrie Swasakti Utama PT Bukit Jonggol Asri PT Bakrie Infrastructure PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa PT Bakrie Sentra Investama PT Citrasaudara Abadi
( 1.306.089.772.046 ) ( 122.744.301.226 ) ( 80.080.110.551 )
( 1.316.395.077.116 ) ( 8.445.599.988 )
( ( ( ( (
( ( ( ( (
Jumlah
( 1.561.289.753.655 )
24.450.408.121 ) 17.788.019.720 ) 8.739.384.510 ) 1.127.754.736 ) 270.002.745 )
22.434.077.115 ) 24.883.179.349 ) 7.619.557.995 ) 933.601.237 ) 193.513.183 )
Accumulated losses PT Bakrie Swasakti Utama PT Bukit Jonggol Asri PT Bakrie Infrastructure PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa PT Bakrie Sentra Investama PT Citrasaudara Abadi
( 1.380.904.605.983 )
Total
Defisiensi modal PT BLD Investment Pte Ltd. PT Krakatau Lampung Tourism Development
(
56.548.085.310 )
(
16.216.574.921 )
(
14.233.518.615 )
Capital Deficiencies PT BLD Investment Pte Ltd. PT Krakatau Lampung Tourism Development
Jumlah
(
72.764.660.231 )
(
14.233.518.615 )
Total
-
108
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
49. DAMPAK EKONOMI KRISIS GLOBAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan)
49. IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING CONCERN (Continued)
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi oleh ketidakpastian yang akan berpengaruh pada kegiatan usaha dimasa yang akan datang. Agar operasional Anak perusahaan dapat berjalan dengan baik, Perusahaan telah merencanakan dan meneruskan tindakan-tindakan sebagai berikut:
The Company and its Subsidiaries have been influenced an will continue to be affected by the uncertainties which will effects on the Company’s future business and in order to assure that Subsidiaries have good prospects, the Company has planned and continuously implement the following:
a. Mendapatkan usaha-usaha baru yang prospektif; b. Memfokuskan pada proyek-proyek jangka pendek (strata title); c. Efisiensi biaya-biaya operasional; d. Meningkatkan profesionalisme karyawan dan manajemen; e. Mencari investor strategis untuk mempercepat pengembangan usaha; f. Memperpanjang jangka waktu kredit untuk pembelian tunai bertahap; dan g. Memberikan subsidi selisih bunga.
a. Finding new businesses that have good prospects; b. Focusing on short-term projects (strata title); c. Increasing cost efficiencies; d. Improving the professionalism of employees and the management; e. Finding strategic partners to accelerate project development; f. Extending the credit term for installment cash purchased; and g. Subsidizing interest difference.
Walaupun kondisi ekonomi tidak menguntungkan, manajemen berpendapat bahwa Perusahaan akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa mendatang. Oleh karena itu, laporan keuangan ini telah disusun dengan menggunakan basis usaha yang berkelanjutan.
Although the economic condition was not positive, the management believe that the Company can continue its operation in the future. Thus, the financial statements have been prepared based on going concern basis.
Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan ini yang mengindikasikan timbulnya ketidakpastian terhadap kemampuan kelangsungan usaha Perusahaan sebagai akibat dari memburuknya kondisi perekonomian Indonesia.
There is no events subsequent to balance sheet date until the date of this report occur that give rise to the uncertainties of the Company going concern as an impact of the worsening current economy of Indonesia.
50. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
50. SUBSEQUENT EVENTS
a. Berdasarkan Akta Notaris Flora Elisabeth, S.H., M.Kn., No. 8 yang bertanggal 25 Januari 2011, Perusahaan telah melakukan penambahan penyertaan saham pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA) sebesar Rp 255 miliar. Sehubungan dengan tambahan penyertaan tersebut, kepemilikan saham Perusahaan dalam BJA meningkat menjadi sebesar 43,36%.
a. Based on Notarial deed No. 8 of Flora Elisabeth, S.H., M.Kn., dated January 25, 2011, the Company made additional investment of share in PT Bukit Jonggol Asri (BJA) amounted to Rp 255 billion . Regarding to additional investment above, the Company’s share ownerships increase become 43.36%.
b. Pada tanggal 27 Januari 2011, Perusahaan telah melakukan pembayaran terakhir atas pembatalan USD Interest Rate Swap dengan Municipal Forward Rate Bias to Deutsche Bank AG (lihat Catatan 19).
b. On January 27, 2011, the Company has paid the last installment of cancellation of USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias to Deutsche Bank AG (see Note 19).
c. Pada tanggal 10 Pebruari 2011, Perusahaan mendirikan Platinum Development Pte. Ltd. yang berdomisili di Singapura dengan persentase kepemilikan sebesar 100%.
c. On February 10, 2011, the Company has established Platinum Development Pte. Ltd. which domiciled in Singapore with the ownership of 100%.
d. Pada tanggal 14 Pebruari 2010, Perusahaan dan PT Recapital Asset Management (Recapital) menandatangani Perjanjian Kontrak Pengelolaan Dana Nasabah Individu dimana Recapital setuju untuk mengelola dana Perusahaan dimana jumlah pengelolaan dana sampai dengan perjanjian tersebut ditandatangani adalah sebesar Rp 103,49 miliar.
d. On February 14, 2010, the Company and PT Recapital Asset Management (Recapital) entered into Individual Customer Discretionary Fund Agreement whereby Recapital agreed to manage the fund in which the amount of funds until the agreement was signed was Rp 103.49 million.
e. Pada tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan telah membayar Obligasi I Bakrieland Development tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap (”Obligasi I BLD”) Seri A sebesar Rp 220 miliar.
e. On March 10, 2011, the Company has paid Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with Fixed Rates (“BLD Bonds I”) of A Series amounting to Rp 220 billion. 109
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
51. REKLASIFIKASI AKUN
51. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun 2010.
Certain accounts in the 2009 consolidated financial statements have been reclassified to conform with the presentation of accounts in the 2010 consolidated financial statements.
52. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI
52. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK)
Berikut ini ikhtisar Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), yang relevan buat Perusahaan dan Anak Perusahaan, sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:
The following summarizes the Accounting Standards issued by Indonesian Accounting Standards Board (DSAK), which are relevant to the Company and Subsidiaries, up to the date of completion of the Company’s and Subsidiaries’ consolidated financial statements but not yet effective as follows:
Efektif berlaku 1 Januari 2011:
Effective on or after January 1, 2011:
pada
atau
setelah
tanggal
-
PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” - Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain;
-
PSAK No. 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements” - Prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity's financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities;
-
PSAK No. 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode;
-
PSAK No. 2 (Revised 2009) “Statement of Cash Flows” - Requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents by means of a statement of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities;
-
PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan;
-
PSAK No. 4 (Revised 2009) “Consolidated and Separate Financial Statements” - Shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information;
-
PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi;
-
PSAK No. 5 (Revised 2009) “Operating Segments” - Segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates;
-
PSAK No. 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihakpihak Berelasi” - Mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak yang berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan dini diperkenankan;
-
PSAK No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures” - Requires disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments, in the consolidated and separate financial statements of a parent, and also applies to individual financial statements. Early application is allowed;
-
PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” - Akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama;
-
PSAK No. 12 (Revised 2009) “Interests in Joint Ventures” - Shall be applied in accounting for interests in joint ventures and the reporting of joint venture assets, liabilities, income and expenses in the financial statements of venturers and investors, regardless of the structures or forms under which the joint venture activities take place;
110
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
52. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI (Lanjutan)
52. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) (Continued)
-
PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi” - Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK No. 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK No. 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”;
-
PSAK No. 15 (Revised 2009) “Investments in Associates” - Shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes PSAK No. 15 (1994) “Accounting for Investments in Associates” and PSAK No. 40 (1997) “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”;
-
PSAK No. 19 (Revisi 2010) “Aset Tak berwujud” Menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Mensyaratkan untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi, dan juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan pengungkapan yang berhubungan;
-
PSAK No. 19 (Revised 2010) ”Intangible Assets” Prescribes the accounting treatment for intangible assets that are not dealt with specifically in another PSAK. Requires the recognition of an intangible asset if, and only if, the specified criteria are met, and also specifies how to measure the carrying amount of intangible assets and related disclosures;
-
PSAK No. 22 (Revisi 2010) ”Kombinasi Bisnis” Diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya;
-
PSAK No. 22 (Revised 2010) “Business Combinations” - Applies to a transaction or other event that meets the definition of a business combination to improve the relevance, reliability and comparability of the information that a reporting entity provides in its financial statements about a business combination and its effects;
-
PSAK No. 23 (Revisi 2010) “Pendapatan” Mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
-
PSAK No. 23 (Revised 2010) “ Revenue” Identifies the circumstances in which the criteria on revenue recognition will be met and, therefore, revenue will be recognized. Prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events. Provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition.
-
PSAK No. 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
-
PSAK No. 25 (Revised 2009) “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” Prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.
-
PSAK No. 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui;
-
PSAK No. 48 (Revised 2009) “Impairment of Assets” - Prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized;
-
PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” - Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut;
-
PSAK No. 57 (Revised 2009) “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” Aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information;
-
PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
-
PSAK No. 58 (Revised 2009) “Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations” - Aims to specify the accounting for assets held for sale, and the presentation and disclosure of discontinued operations.
111
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
52. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI (Lanjutan)
52. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) (Continued)
-
-
ISAK No. 12 “Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” - Berkaitan dengan akuntansi venture untuk kontribusi nonmoneter ke PBE dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE yang dicatat baik dengan metode ekuitas atau konsolidasi proporsional.
Efektif berlaku 1 Januari 2012:
pada
atau
setelah
tanggal
ISAK No. 12 “Jointly Controlled Entities (JCE): NonMonetary Contributions by Venturers” - Deals with the venturer's accounting for nonmonetary contributions to a JCE in exchange for an equity interest in the JCE accounted for using either the equity method or proportionate consolidation.
Effective on or after January 1, 2012:
-
PSAK No. 10 (Revisi 2010) ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” - Menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
-
PSAK No. 10 (Revised 2010) “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates” - Prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
-
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.
-
PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits” - Establish the accounting and disclosures for employee benefits.
-
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan” - Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksitransaksi dan kejadiankejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
-
PSAK No. 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Taxes”. Prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the balance sheet; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
-
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” - Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
-
PSAK No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation” - Establish the principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
-
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” - Mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
-
PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” - Requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period and how the entity manages those risks.
The Company and Subsidiaries is evaluating the effects of these standards on the consolidated financial statements.
Perusahaan dan Anak perusahaan masih mengevaluasi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standarstandar ini terhadap laporan keuangan konsolidasian. 53. INFORMASI TAMBAHAN
53. SUPPLEMENTARY INFORMATION The following financial information of the Company (parent company only) on pages 113 to 119 presents the Company’s investments in Subsidiaries under the equity method, as opposed to the consolidated method.
Berikut pada halaman 113 sampai dengan halaman 119, adalah informasi keuangan Perusahaan (induk perusahaan saja) yang menyajikan penyertaan Perusahaan pada Anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas dan bukan dengan metode konsolidasi. 54. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
54. COMPLETION OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The management of the Company is responsible for the preparation of the accompanying consolidated financial statements that were completed on March 21, 2011.
Manajemen Perusahaan bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini yang diselesaikan pada tanggal 21 Maret 2011.
112
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
NERACA PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEET AS OF DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
ASET Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang lain-lain - pihak ketiga Pajak dan biaya dibayar di muka Uang muka Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 411.758.406 pada tahun 2010 dan 2009 Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 5.108.307.820 pada tahun 2010 dan 2.786.879.125 pada tahun 2009 Penyertaan saham Dana dalam pembatasan Aset lain-lain Jumlah Aset
ASSETS 691.446.218.410 716.780.815.531 392.935.298.686 180.177.595.505
500.913.713.011 76.908.479.877 470.521.389.857 1.134.000.000 21.354.020.539
3.030.440.676.781 26.592.879.369
1.816.383.859.197 17.439.940.319
3.359.161.657 4.718.982.865.472 258.827.713.110 18.356.162.139
4.617.268.661 2.724.717.056.302 125.098.450.000 28.802.504.207
Cash and cash equivalents Short-term investment Other receivables - third parties Taxes and prepaid expenses Advances Due from related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 411,758,406 in 2010 and 2009 Deferred tax assets - net Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp 5,108,307,820 in 2010 and Rp 2,786,879,125 in 2009 Investment in shares of stock Restricted fund Other assets
10.037.899.386.660
5.787.890.681.970
Total Assets
113
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
NERACA (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEET (Continued) AS OF DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Hutang lain-lain - pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Hutang pajak Uang muka pelanggan Pendapatan ditangguhkan Hutang sewa pembiayaan jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang hubungan istimewa Hutang sewa pembiayaan jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi Hutang deviden Jumlah kewajiban
45.354.802.259 8.583.511.497 609.739.336 101.613.500 50.017.929.164
5.652.552.752 19.731.232.362 579.474.290 950.000.000 92.043.286.665
214.092.346 1.112.789.824.811
341.843.078 277.274.672.192
Liabilities Other payables - third parties Accrued expenses Taxes payable Advances from customer Deferred income Current maturities of obligation under capital leased Due to related parties
195.127.414 641.054.058.396 680.164.779
464.355.369 644.135.605.166 -
Obligation under capital lease - net of current maturities Bonds payable Dividends payable
1.859.600.863.502
1.041.173.021.874
Total liabilities
Selisih lebih akumulasi kerugian Anak perusahaan atas penyertaan saham - bersih
72.764.660.231
14.233.518.615
Excess of Subsidiaries' accumulated loss over investment in shares of stock value - net
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan - bersih
83.804.632.505
89.956.026.912
Excess of Subsidiaries' fair value over acquisition cost - net
Ekuitas Modal saham - nilai nominal saham seri A Rp 500 per saham dan saham seri B Rp 100 per saham Modal dasar - terdiri dari 1.400.000.000 saham seri A dan 93.000.000.000 saham seri B Ditempatkan dan disetor penuh 1.400.000.000 saham seri A dan 38.519.771.390 saham seri B pada tahun 2010 dan 1.400.000.000 saham seri A dan 18.516.859.473 saham seri B pada tahun 2009 Tambahan modal disetor - bersih Saham yang diperoleh kembali sebanyak 120.750.000 saham pada tahun 2010 dan 8.250.000 saham pada tahun 2009 Rugi yang belum terealisasi atas investasi efek yang tersedia untuk dijual Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Saldo laba Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
40.435.548.418 563.631.180.053
27.209.957.137 424.617.813.270
Stockholders’ Equity Capital stock - par value A series of Rp 500 per share and B series of Rp 100 per share Authorized capital - 1,400,000,000 shares for A series and 93,000,000,000 shares for B series Issued and fully paid - A series of 1,400,000,000 shares and B series of 38,519,771,390 shares in 2010 and A series of 1,400,000,000 shares and B series of 18,516,859,473 shares in 2009 Additional paid-in capital - net Treasury stock of 120,750,000 shares in 2010 and 8,250,000 shares in 2009 Unrealized loss on investment under available-for-sale Difference in the equity transaction of associate companies Difference in value of restructuring transaction with entities under common control Exchange differences due to financial statements translation Retained earnings Appropriated Unappropriated
8.021.729.230.422
4.642.528.114.569
Total stockholders' equity
10.037.899.386.660
5.787.890.681.970
Total Liabilities and Stockholders’ Equity
4.551.977.139.000 2.692.134.649.679 (
2.551.685.947.300 1.603.132.327.929
27.835.501.000 )
(
1.499.819.652 )
46.686.284.523
(
2.467.491.020 )
100.952.248.318
(
14.882.633.354 )
54.732.012.959 (
54.732.012.959
984.331.528 )
114
-
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010 Beban usaha Umum dan administrasi Rugi usaha
Penghasilan (beban) lain-lain Bagian atas laba bersih Anak perusahaan dan perusahaan Asosiasi - bersih Penghasilan bunga Rugi transaksi derivatif Rugi selisih kurs - bersih Beban keuangan Amortisasi selisih lebih harga perolehan (nilai wajar) terhadap nilai wajar (harga perolehan) Anak perusahaan - bersih Rugi penjualan/penghapusan Rugi atas divestasi Anak perusahaan Lain-lain - bersih
2009
71.464.864.840 (
( ( (
( (
57.836.606.792
71.464.864.840 )
280.022.151.221 23.548.986.580 46.474.142.207 ) 10.250.695.391 ) 2.703.960.218 )
(
( (
Operating expenses General and administrative
57.836.606.792 )
Loss from operations
159.409.108.966 56.069.817.673 21.108.238.676 ) 5.303.752.012 )
Other Income (expenses) Equity in net earnings of Subsidiaries and Associated companies - net Interest income Loss on derivative transaction Loss on foreign exchange - net Financial charges
4.883.015.933
(
29.425.697 )
549.396.807 ) 7.459.431.462 )
(
3.960.649.724 ) 521.766.708
Excess of Subsidiaries acquisition cost (fair value) over fair value (acquisition cost) - net amortization Loss on sale/disposal of property and equipment Loss on divestments of Subsidiaries Others - net
Penghasilan lain-lain - bersih
241.016.527.649
185.598.627.238
Other income - net
Laba sebelum taksiran manfaat (beban) pajak
169.551.662.809
127.762.020.446
Income before provision tax benefit (expenses)
9.152.939.051
4.493.892.359
Provision for tax benefit (expenses) Deferred
178.704.601.860
132.255.912.805
Net income
Taksiran manfaat (beban) pajak Tangguhan Laba bersih
115
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES Parent Company Only
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid Saldo 1 Januari 2009 Laba bersih tahun 2009
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
Laba (Rugi) yang Belum Terealisasi atas Investasi Efek yang Tersedia untuk Dijual / Unrealized Gain (Loss) on Investment under of Available-for-sale
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock
2.551.607.447.300
1.599.628.005.271
-
-
-
-
(
2.511.587.520) -
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali / Difference in Value of Restructuring Transaction Entities under Common Control 54.732.012.959
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Assosiasi / Difference in the Equity Transaction of Associate Companies (
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan / Exchange Difference Due to Financial Statements Translation
15.348.965.854 )
-
-
Saldo Laba / Retained Earnings Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
-
27.209.957.137
292.361.900.465
4.507.678.769.758
Balance January 1, 2009
-
-
132.255.912.805
132.255.912.805
Net income in 2009
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi (Catatan 2b)
-
-
-
-
-
466.332.500
-
-
-
466.332.500
Difference in the equity transaction of Associate companies (Note 2b)
Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan (Catatan 2aa dan 36)
-
3.386.572.658
-
-
-
-
-
-
-
3.386.572.658
Stock based compensation (Notes 2aa and 36)
78.500.000
117.750.000
-
-
-
-
-
-
-
196.250.000
Exercise warrants (Note 29)
Saham yang diperoleh kembali (Catatan 2ee dan 31)
-
-
-
-
-
-
-
-
Tersedia untuk dijual (Catatan 2h dan 5)
-
-
44.096.500
-
-
-
-
-
44.096.500
Available-for-sale (Notes 2h and 5)
2.551.685.947.300
1.603.132.327.929
-
27.209.957.137
424.617.813.270
4.642.528.114.569
Balance December 31, 2009
Pelaksanaan waran (Catatan 29)
Saldo 31 Desember 2009 Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 2h dan 2ff) Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 setelah dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
-
2.551.685.947.300
(
(
-
1.603.132.327.929
1.499.819.652)
1.499.819.652 ) (
-
(
1.499.819.652 ) (
2.467.491.020 )
-
2.467.491.020)
54.732.012.959
(
14.882.633.354 )
-
54.732.012.959
-
(
14.882.633.354 )
116
-
-
-
27.209.957.137
(
(
6.505.758.101 ) (
418.112.055.169
1.499.819.652 )
Treasury stock (Notes 2ee and 31)
Effect of first adoption of PSAK No. 50 (Revised 2006 and PSAK No. 55 (Revised 2006) 6.505.758.101) (Notes 2h and 2ff)
Effect of first time adoption of PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 4.636.022.356.468 2006)
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES Parent Company Only CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock
Laba (Rugi) yang Belum Terealisasi atas Investasi Efek yang Tersedia untuk Dijual / Unrealized Gain (Loss) on Investment under of Available-for-sale
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali / Difference in Value of Restructuring Transaction Entities under Common Control
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Assosiasi / Difference in the Equity Transaction of Associate Companies
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan / Exchange Difference Due to Financial Statements Translation
Saldo Laba / Retained Earnings Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated
Pencadangan saldo laba sebagai cadangan umum
-
-
-
-
-
-
-
13.225.591.281
Laba bersih tahun 2010
-
-
-
-
-
-
-
-
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi (Catatan 2b) Tambahan modal disetor (Catatan 28) Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan (Catatan 2aa dan 36) Pelaksanaan waran (Catatan 29) Pembayaran deviden (Catatan 28)
(
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
13.225.591.281 ) 178.704.601.860
Appropriation of retained earnings
178.704.601.860
Net income period 2010
-
-
-
-
-
115.834.881.672
-
-
-
115.834.881.672
Difference in the equity transaction of Associate companies (Note 2b)
1.995.988.569.500
1.079.161.815.792
-
-
-
-
-
-
-
3.075.150.385.292
Additional paid-in capital (Note 28)
-
3.386.572.658
-
-
-
-
-
-
-
3.386.572.658
Stock based compensation (Notes 2aa and 36)
4.302.622.200
6.453.933.300
-
-
-
-
-
-
-
10.756.555.500
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Saham yang diperoleh kembali (Catatan 2ee dan 31)
-
-
Tersedia untuk dijual (Catatan 2h dan 5)
-
-
-
49.153.775.543
-
-
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan (Catatan 2b)
-
-
-
-
-
-
(
984.331.528 )
-
-
4.551.977.139.000
2.692.134.649.679
46.686.284.523
54.732.012.959
100.952.248.318
(
984.331.528 )
40.435.548.418
563.631.180.053
Saldo 31 Desember 2010
-
(
(
26.335.681.348)
27.835.501.000 )
117
(
19.959.885.695 ) (
(
19.959.885.695)
Exercise warrants (Note 29) Dividend payments (Note 28)
26.335.681.348 )
Treasury stock (Notes 2ee and 31)
49.153.775.543
(
984.331.528 ) 8.021.729.230.422
Available-for-sale (Notes 2h and 5) Exchange difference financial statements translation (Note 2b) Balance December 31, 2010
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
Arus Kas dari Kegiatan Usaha Laba bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi: Amortisasi beban emisi obligasi Penyusutan aset tetap Bagian laba bersih Anak perusahaan dan perusahaan Asosiasi Laba atas divestasi Anak perusahaan Beban (manfaat) pajak tangguhan Laba selisih kurs - bersih Rugi penjualan/penghapusan aset tetap Dampak penerapan awal PSAK No. 50 dan 55 Perubahan dalam aset dan kewajiban operasional: Piutang lain-lain Biaya dibayar di muka Uang muka Aset lain-lain Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Hutang pajak Pendapatan ditangguhkan Uang muka pelanggan Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) kegiatan usaha
( (
(
2009
178.704.601.860
132.255.912.805
-
1.778.333.328
1.280.675.947
1.290.482.441
280.022.151.221 ) 9.152.939.051 ) 17.648.350.039
158.791.865.307 3.960.649.724 4.493.892.359 ) 65.483.273.458
549.396.807
-
6.505.758.101 )
-
( (
59.937.741.171 1.134.000.000 158.823.574.966 ) 10.446.342.032 39.702.249.507 11.147.720.865 ) 30.265.046 42.025.357.501 ) 848.386.500 )
(
199.092.265.796 )
( (
(
( ( ( ( ( ( (
3.920.011.236 ) 1.134.000.000 ) 20.321.025.528 ) 4.847.121.926 3.347.343.324 ) 12.873.546.930 ) 95.787.940 ) 3.297.005.500 )
318.925.026.172
Cash Flows From Operating Activities Net Income Adjustments to reconcile net income to net cash used in operating activities: Amortization of bonds issuance costs Depreciation of property and equipments Equity in net income of Subsidiaries and Associated companies Gain on divestments of Subsidiaries Deferred tax expense (benefit) Gain on foreign exchange - net Loss on sales/disposal of property and equipments Effect of first time adoption of PSAK No. 50 and 55 Changes in operating assets and liabilities: Other receivables Prepaid expenses Advances Other assets Other payables Accrued expenses Taxes payable Deferred income Advances from customer Net cash provided by operating (used for) activities
(
590.718.560.111 )
Peningkatan penyertaan saham Penerimaan atas penjualan penyertaan saham Peningkatan dana dalam pembatasan
(
1.547.013.360.597 )
(
133.729.263.110 )
Perolehan aset tetap
(
571.965.749 )
(
1.171.406.145 )
Cash Flows From Investing Activities Increased in short-term investment Increased in investment in shares of stock of Associated company Proceeds from sale of investment in shares of stock Increased in restricted funds Acquisition of property and equipment
Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi
(
2.272.033.149.567 )
(
77.829.962.225 )
Net cash used for investing activities
Arus Kas dari Kegiatan Investasi Peningkatan Investasi jangka pendek
272.614.269.725 (
445.378.472.501 ) 96.105.646.696
118
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
(
3.504.322.658 1.499.819.652 ) -
Cash Flows From Financing Activities Increased in bonds payable Increase in due from related parties Increase (decrease) in due to related parties Bond issuance costs Increase in obligations under capital lease Increase in issued and fully paid capital stock Share issuance Exercise warrant Increase in additional paid-in capital Share issuance Exercise warrant Purchase of treasury stocks Share issuance cost Divident payment
2.661.657.920.762
(
390.797.191.252 )
Net cash provided from (used for) financing activities
Peningkatan (penurunan) kas dan setara kas
190.532.505.399
(
149.702.127.305 )
Increase (decrease) in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas awal tahun
500.913.713.011
650.615.840.316
Cash and cash equivalents at beginning of the year
Kas dan setara kas akhir tahun
691.446.218.410
500.913.713.011
Cash and cash equivalents at end of the year
Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan Peningkatan hutang obligasi Peningkatan piutang hubungan istimewa Peningkatan (penurunan) hutang hubungan istimewa Biaya emisi obligasi Peningkatan hutang sewa pembiayaan Peningkatan setoran modal - Penerbitan saham - Realisasi waran Peningkatan tambahan modal disetor - Penerbitan saham - Realisasi waran Perolehan saham diperoleh kembali Biaya emisi saham Pembayaran deviden Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) kegiatan pembiayaan
( (
(
3.081.546.770 ) 1.216.676.817.585 )
(
150.000.000.000 545.839.456.384 )
838.135.152.619 -
(
5.180.898.930 2.025.000.000 )
(
196.636.804 )
396.978.688 ) 1.995.988.569.500 4.302.622.200
( ( (
78.500.000
1.200.979.714.358 6.453.933.300 26.335.681.348 ) 118.431.325.908 ) 19.279.720.916 )
119
Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Empowering the community committING to our future
Wisma Bakrie I, 6th & 7th Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. : +62 21 525 7835 Fax. : +62 21 522 5063 Email :
[email protected] www.bakrieland.com
PT Bakrieland Development Tbk
PT Bakrieland Development Tbk
Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Empowering the community committING to our future