LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI MUTU BENIH
Nama
: Amul Heksa Bajafitri
NIM
: 125040201111131
Kelompok
: Jumat 11.00
Asisten
: Intan Ratri Prasundari
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL a. Tabel Hasil Uji Kemurnian Benih Berat (g) Komponen
Presentase (%)
Gandum
Kedelai
Gandum
Kedelai
27,30
26,09
90,55
87,17
2,61
3,67
8,65
12,26
Kotoran Benih (KB)
0,24
0,27
0,80
0,57
Total
30,15
29,93
100
100
Benih Murni (BM) Benih Tanaman Lain (BTL)
b. Tabel Hasil Berat 1000 Butir Benih Gandum Metode
A
Berat Benih Timbang (Y)
46,01 gr
Jumlah Benih Timbang (X)
1000
Berat 1000 Butir (Z)
46,01 gr
Kedelai Metode
A
Berat Benih Timbang (Y)
85,72 gr
Jumlah Benih Timbang (X)
1000
Berat 1000 Butir (Z)
85,72 gr
Gandum Metode
B2
Ulangan 1
4,75 gr
Ulangan 2
4,71 gr
Ulangan 3
4,68 gr
Ulangan 4
4,26 gr
Berat 1000 Butir (Z)
46 gr
Kedelai Metode
B2
Ulangan 1
8,77 gr
Ulangan 2
8,40 gr
Ulangan 3
8,73 gr
Ulangan 4
8,54 gr
Berat 1000 Butir (Z)
86,1 gr
DOKUMENTASI
Penimbangan benih perhitungan bobot Perhitungan bobot 1000 butir metode B2
1000 butir dengan metode B2
4.2 PEMBAHASAN 4.2.1 Uji Kemurnian Benih Uji kemurnian pada benih menunjukkan proporsi dari benih murni dari spesies yang bersangkutan. Dalam uji ini, analisis laboratorium juga seringkali dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi kotoran (benih tanaman lain dan gulma, materi lembam) yang mungkin terdapat dalam benih tersebut. Komponen kemurnian benih selalu dinyatakan sebagai persentase dari berat sampel benih yang dianalisis (Scott, 1980 dalam Scott dan Hampton, 1985). Dari hasil praktikum, dilakukan uji kemurnian pada benih gandum dan kedelai. Pada benih gandum kandungan benih murni mencapai 90,55%, benih tanaman lain 8,65% dan kotoran benihnya 0,80%. Sedangkan pada kedelai didapatkan nilai benih murni sebesar 87,17%, benih tanaman lain 12,26%, dan kotoran benih 0,57%. Semakin tinggi nilai kemurnian benih, maka semakin bagus mutu suatu benih. Hal tersebut dapat terjadi karena dimungkinkan benih yang kadar kemurniannya rendah atau telah tercampur oleh spesies
tanaman lain, gulma atau kotoran akan berpengaruh pada waktu panen yang tidak serentak dan produksi yang tidak seragam/tidak sesuai dengan yang diharapkan (Kamil, 1979).
4.2.2 Berat 1000 Butir Benih Thompson (1979 dalam Scott, 1985) menyebutkan setidaknya terdapat 10 komponen mutu benih yang perlu dipertimbangkan untuk berbagai kepentingan praktis dalam bidang pertanian, salah satunya adalah bobot 100 burit benih. Pengukuran bobot 1000 butir benih pada praktikum kali ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode A dan B. Pengukuran dengan metode A dilakukan dengan menghitung semua contoh kerja, kemudian dilakukan penimbangan Berat per satuan benih dihitung dari hasil timbangan per jumlah benih. Berat 1000 butir benih dihitung dengan mengalikannya dengan bilangan 1000. Sedangkan untuk metode B dilakukan dengan mengambil secara acak 100 butir benih dengan 4 ulangan. Setiap ulangan ditimbang bobotnya dengan 2 desimal . Keempat ulangan dijumlahkan bobot benihnya. Bobot 1000 butir = jumlah keempat ulangan x 2,5. Pada pengukuran benih dengan metode A diperoleh bobot gandum 46,01 gram dan kedelai 85,72 gram. Sedangkan untuk pengukuran bobot 1000 butir gandum dan kedelai masing masing diperoleh nilai 46 gr dan 86,1 gr. Dibandingkan dari hasil perhitungan bobot 1000 benih dengan dua metode tersebut tidak menunjukkan selisih yang telalu besar. Bobot 1000 butir biji memiliki arti penting bagi benih sesuai dengan yang dinyatakan Mollasadeghi dkk. (2011); Shamsi dkk. (2011); Fischer (1985) dalam Mohammadi dkk (2012) bahwa bobot 1000 butir benih memiliki korelasi positif pada hasil gabah. Semakin tinggi nilai bobot isi maka kemungkinan akan semakin baik pertumbuhan benih tersebut ketika ditanam.
5. KESIMPULAN
Uji mutu fisik benih salah satunya dilakukan dengan mengukur kadar kemurnian benih dan bobot 1000 butir biji. Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa pada uji kemurnian pada benih menunjukkan prosentase benih murni dan komponen-komponen lain yang ikut tercamur di dalamnya seperti banih tanaman lain dan kotoran benih. Pada praktikum benih murni yang terdapat pada sampel yang digunakan memiliki kadar kemurnian benih yang cukup tinggi. Kadar kemurnian benih akan berpengaruh terutama pada keseragaman dan produktifitas tanaman. Sedangngkan bobot 1000 butir benih memiliki korelasi positif pada hasil gabah yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Padang : Penerbit Angkasa Raya. Mohammadi, M dkk. 2012. Relationships between Grain Yield and Yield Components in Bread Wheatunder Different Water Availability (Dryland and Supplemental Irrigation Conditions). Notulae Botanicae Horti Agrobotanici Cluj-Napoca, 40(1). Scott, D. J., & Hampton, J. G. (1985). Aspects of seed quality. Producing herbage seeds, Grasslands Research and Practice Series, (2), 43-52.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Uji Kemurnian Benih A. Gandum % Benih Murni (BM) =
= 90,55%
% Benih Tanaman Lain (BTL) = % Kotoran Benih (KB) =
= 0,80% = 8,65%
B. Kedelai % Benih Murni (BM) =
= 87,17%
% Benih TAnaman Lain (BTL) = % Kotoran Benih (KB) =
= 0,57% = 12,26%
2. Uji bobot 1000 butir Metode A A. Gandum Z = 1000 x
= 46,1 gram
B. Kedelai Z = 1000 x
= 85,72 gram
Metode B A. Gandum Z = (4,75 + 4,71 + 4,68 + 4,26) x 2,5 = 46 gram B. Kedelai Z = (8,77 + 8,40 + 8,73 + 8,54) x 2,5 = 86,1 gram