9/6/2012
LAPORAN
ANALISA ISI MEDIA CETAK, ONLINE, DAN TV 17 Maret – 31 Desember 2011
“PRAHA NEGERI PENUH CERITA SUAP”
Jl Prapanca Raya 101, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Ph +62 21 727 86556/7256355
METODOLOGI Penelitian mengunakan teknik purposive sampling pada 11 surat kabar nasional yakni Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Indo Pos, Seputar Indonesia, Rakyat Merdeka, Republika, The Jakarta Post, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, dan Bisnis Indonesia. Tujuh (7) media online. Detik.com, VivaNews.com, inilah.com, Okezone.com kompas.com, Republika Online.com, dan Antara Online.com. Enam (6) media TV yakni TV One, RCTI, SCTV, Metro TV, Trans TV, dan TVRI Pusat. Locus penelitian terhadap materi berita politik, hukum, dan ekonomi Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 17 Maret s/d 31 Desember 2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan dan menganalisa semua isi berita (content analysis) Penelitian dan analisis selanjutnya difokuskan pada lima aspek sebagai berikut: 1) Frekuensi artikel; 2) Tema artikel; 3)Nara sumber artikel (Bank of Statement) 2
1
9/6/2012
GAMBARAN UMUM TOTAL ARTIKEL
:
43300
artikel
100
MEDIA CETAK Bisnis Indonesia Indo Pos Kompas Koran Tempo Media Indonesia Rakyat Merdeka Republika Seputar Indonesia Sinar Harapan Suara Pembaruan The Jakarta Post
: : : : : : : : : : :
18002 880 1602 2672 2545 2762 1745 1653 2272 218 260 1393
artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel
100 5 9 15 14 15 10 9 13 1 1 8
PROSENTASE (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 3
GAMBARAN UMUM MEDIA ELETRONIK TV TV One RCTI SCTV Metro TV Trans TV Trans 7 AN TV
: : : : : : :
5588 435 1293 1156 1206 505 348 645
artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel
100 8 23 21 22 9 6 11
PROSENTASE (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
MEDIA ELEKTRONIK ONLINE Antara.com Detik.com Inilah.com Kompas.com TNR Okezone.com VIVAnews.com
: : : : : : :
19710 3045 4374 289 3149 2863 2966 3024
artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel artikel
100 15 22 2 16 15 15 15
PROSENTASE (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 4
2
9/6/2012
MEDIA CETAK
ISU POPULER Lainnya
15478
Seleksi Pimpinan KPK
305
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
326
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
399
Suap Kemenpora
421
Kasus Nazaruddin
1073
6
3
9/6/2012
ISU POPULER 2%
6%
2% 2% 2%
Kasus Nazaruddin Suap Kemenpora Kasus Pemalsuan Dokumen Negara Kasus Deputi Gubernur Senior BI Seleksi Pimpinan KPK
86%
Lainnya
7
BANK OF STATEMENTS Lainnya
16547
Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar
188
Mahfud MD
217
Busyro Muqoddas
220
Johan Budi SP
374
Susilo Bambang Yudyono
456
8
4
9/6/2012
BANK OF STATEMENTS 3% 2%
1% 1% 1%
Susilo Bambang Yudhoyono Johan Budi SP Busyro Muqoddas Mahfud MD Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar
92% Lainnya
9
TV
5
9/6/2012
ISU POPULER Lainnya
4057
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
136
Kasus Citibank
138
Suap Kemenpora
235
Teror Bom
367
Kasus Nazaruddin
590
11
ISU POPULER Kasus Nazaruddin
11%
Teror Bom
7% 4% 3% 2%
73%
Suap Kemenpora Kasus Citibank Kasus Deputi Gubernur Senior BI Lainnya
12
6
9/6/2012
BANK OF STATEMENTS 1345
Lainnya Patrialis Akbar
41
Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar
42
Johan Budi SP
49
Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam
66
Susilo Bambang Yudhoyono
117
BANK OF STATEMENTS 7%
4%
Susilo Bambang Yudhoyono
3% 3% 2%
Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam Johan Budi SP Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar Patrialis Akbar
81% Lainnya
7
9/6/2012
ONLINE
ISU POPULER Lainnya
15224
Pembangunan Gedung DPR
426
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
523
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
565
Suap Kemenpora Kasus Nazaruddin
895 2029
16
8
9/6/2012
ISU POPULER 10%
Kasus Nazaruddin
5% 3%
Suap Kemenpora
3% 2%
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara Kasus Deputi Gubernur Senior BI Pembangunan Gedung DPR
77%
Lainnya
17
BANK OF STATEMENTS 14461
Lainnya Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam
283
Marzuki Alie
331
Susilo Bambang Yudhoyono
336
Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar
367
Johan Budi SP
450
18
9
9/6/2012
BANK OF STATEMENTS 3% 2%
2%2% 2%
Johan Budi SP Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar Susilo Bambang Yudhoyono Marzuki Alie Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam
89% Lainnya
19
TEMUAN 1 Kasus Nazarrudin sepanjang tahun 2011 paling banyak menyita perhatian media massa (cetak, tv, dan online) Cerita Nazarrudin bermula dari penangkapan Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina dan Wafid Muharamm (Sekretaris Kemenpora) di Kantor Kementerian Pemuda dan Olah Raga (21 April 2011) Sekuel ini kian menyedot materi pemberitaan media massa manakala Nazarrudin berhasil ke luar negeri sehari sebelum KPK mengeluarkan cegah dan tangkal Nazarrudin dari persembunyian mengeluarkan sejumlah jurus perang urat syaraf (Psychological Warfare)—agenda yang dirancang dengan memanfaatkan berbagai sarana, guna mempengaruhi pemikiran, perasaan serta perilaku pihak kawan dan musuh demi kepentingan tertentu, kepada lawan-lawan politiknya. Di mana media adalah merupakan saluran senjata-senjatanya. Begitu pula usai ditangkap dan disidangkan di Pengadilan Tipikor. Mantan Bendahara Umum Demokrat ini terus mengeluarkan ”peluru-peluru” yang dimuntahkan ke segala penjuru. Entah itu berkaitan langsung atau tidak dengan kasus yang menderanya (Anas Urbaningrum, Andi Malaranggeng, Angelina Sondakh, Mirwan Amir, I Wayan Koster, Achmad Mubarok, dll) 20
10
9/6/2012
TEMUAN Materi turunan berita tentang Nazarrudin juga sangat beragam. Seperti kasus suap kemenpora, kongres PD, dan lainnya. Sekuel ini kian menarik lantaran dibumbui dengan adanya dua (2) segmen tambahan. Segmen pertama tentang “Cinta Terlarang” Angelina Sondakh dengan penyedik KPK yang berasal dari Korps Polri. Segmen kedua tentang “Ancaman Pembunuhan” yang diterima oleh Mindo Rosalina. Di segmen ini menghadirikan LPSK.
Kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior BI, Miranda S Goeltom juga diminati oleh media cetak, tv, dan online Dalam top five, di media cetak berada di peringkat keempat. Di TV, berada di peringkat kelima. Di Onlline berada di peringkat keempat. Kasus suap pemilihan DGS BI Miranda S Goeltom kian ramai dengan adanya testimoni dari Agus Condro. Dirinya bersama sejumlah anggota komisi IX DPR RI (19992004)menerima Traveller Cheque, agar memilih Miranda S Goeltom dalam pemilihan DGS BI pada 8 Juni 2004 21
TEMUAN Kasus suap ini kian menarik karena melibakan Nunun Nurbaeti—istri mantan Wakapolri. Durasi kasus ini terbilang cukup panjang. Ini dimulai dengan pelarian Nunun ke sejumlah negara. Pelarian Nunun “dibekingi kekuatan besar” begitu penilaian mantan ketua KPK Busro Muqoddas lantaran geram melihat licinnya penangkapan Nunun.
Kasus pemalsuan dokumen negara (MK) Berita kasus ini berada di peringkat ketiga untuk media cetak dan online. Kasus ini melibatkan Andi Nurpati (KPU), Arsyad Sanusi (MK), dan Dewi Yasin Limpo (Hanura) Kasus ini bermula keterlibatan Arsyad Sanusi untuk meloloskan dan Dewi Yasin Limpo dengan cara menambahkan redaksional “penambahan suara”
22
11
9/6/2012
TEMUAN Di media cetak, materi berita tentang seleksi pimpinan KPK, dalam top five, berada di urutan kelima. Di TV, dalam top five, materi berita tentang teror bom dan kasus CitiBank, berada diperingkat kedua dan keempat. Di online, dalam top five, materi berita tentang polemik pembangunan gedung DPR berada diperingkat kelima. Untuk media cetak, narasumber yang paling sering muncul adalah, SBY, Johan Budi SP, Busyro Muqoddas, Mahfud MD, dan Boy Rafli Amar Untuk media tv, narasumber yang paling sering muncul adalah, SBY, Anton Bahrul Alam, Johan Budi SP, Boy Rafli Amar, dan Patrialis Akbar Untuk media online, narasumber yang paling sering muncul adalah, Johan Budi SP, Boy Rafli Amar, SBY, Marzuki Alie, dan Anton Bahrul Alam
23
PEMETAAN ISU
24
12
9/6/2012
KATEGORI ISU POLITIK 751
Lainnya
7956
Lainnya
ONLINE
TV
MEDIA_CETAK
5943
Lainnya
Parliamentary Threshold (PT)
189
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
25
Calon Presiden
165
Calon Presiden
204
Suap Kemenpora
47
Suap Kemenpora
322
Pembangunan Gedung DPR
293
Reshuffle kabinet
64
Reshuffle kabinet
348
Reshuffle kabinet
359
Pembangunan Gedung DPR
78
Pembangunan Gedung DPR
401
Kasus Nazaruddin
475
178
Kasus Nazaruddin
863
Kasus Nazaruddin
25
KATEGORI ISU POLITIK MEDIA_CETAK
TV 84
Lainnya
ONLINE 66
Lainnya
74
Lainnya
Parliamentary Threshold (PT)
2
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
2
Calon Presiden
2
Calon Presiden
2
Suap Kemenpora
4
Suap Kemenpora
4
Pembangunan Gedung DPR
3
Reshuffle kabinet
6
Reshuffle kabinet
4
Reshuffle kabinet
4
Pembangunan Gedung DPR
7
Pembangunan Gedung DPR
5
Kasus Nazaruddin
5
Kasus Nazaruddin
15
Kasus Nazaruddin
11 26
13
9/6/2012
TEMUAN 2 Untuk kategori politik, topik berita yang paling sering muncul di media cetak, tv, dan online adalah kasus Nazarrudin. Media cetak sebesar 5 persen TV sebesar 15 persen Online sebesar 11 persen
Berita tentang pembangunan Gedung DPR tidak kalah dalam menyita perhatian media massa. Media cetak sebesar 3 persen Tv sebesar 7 persen Online 5 persen
Begitu pula tentang berita Reshuffle kabinet. Materi juga menyedot space di media massa. Media cetak 4 persen TV sebesar 6 persen Online sebesar 4 persen 27
KATEGORI ISU HUKUM MEDIA_CETAK 2947
Lainnya
ONLINE
TV 619
Lainnya
2749
Lainnya
Seleksi Pimpinan KPK
266
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
69
Seleksi Pimpinan KPK
239
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
283
Kasus Citibank
89
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
336
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
370
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
412
Suap Kemenpora
401
Kasus Nazaruddin
924
Suap Kemenpora
Kasus Nazaruddin
126 186 380
Suap Kemenpora
Kasus Nazaruddin
550 1055 28
14
9/6/2012
KATEGORI ISU HUKUM MEDIA_CETAK
TV 57
Lainnya
ONLINE 42
Lainnya
51
Lainnya
Seleksi Pimpinan KPK
5
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
5
Seleksi Pimpinan KPK
5
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
5
Kasus Citibank
6
Kasus Pemalsuan Dokumen Negara
6
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
7
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
Kasus Deputi Gubernur Senior BI
8
Suap Kemenpora
8
Suap Kemenpora
Kasus Nazaruddin
18
Kasus Nazaruddin
8
Suap Kemenpora
13 26
Kasus Nazaruddin
10 20 29
TEMUAN 3 Untuk kategori hukum, topik berita yang paling sering muncul di media cetak, tv, dan online adalah masih seputar tentang kasus Nazarrudin. Media cetak sebesar 18 persen TV sebesar 26 persen Online sebesar 20 persen
Materi berita tentang suap kemenpora—masih beririsan dengan kasus Nazarrudin, juga masih cukup dominan Media cetak 8 persen Tv sebesar 13 persen Online 10 persen
Kasus suap dalam pemilihan DGS BI, Miranda S Goeltom, juga menarik media massa untuk memberitakannya. Media cetak 7 persen TV sebesar 8 persen Online sebesar 8 persen 30
15
9/6/2012
KATEGORI ISU EKONOMI MEDIA_CETAK
TV 2643
Lainnya
42
KTT ASEAN 2011
Perdagangan Bebas
59
Kasus Citibank
Kecelakaan Merpati MA-60
96
Kebakaran Kilang
158 337
Subsidi BBM
129
Lainnya
KTT ASEAN 2011
Kasus Citibank
ONLINE
9
684
Lainnya
KTT ASEAN 2011
15
Ledakan Kilang
24
22
Kasus Citibank
46
Subsidi BBM
25
Subsidi BBM
48
Kecelakaan Merpati MA-60
29
Kecelakaan Merpati MA-60
53
14
31
KATEGORI ISU EKONOMI MEDIA_CETAK
TV 79
Lainnya
ONLINE 56
Lainnya
79
Lainnya
KTT ASEAN 2011
1
KTT ASEAN 2011
4
KTT ASEAN 2011
2
Perdagangan Bebas
2
Kasus Citibank
6
Ledakan Kilang
3
Kecelakaan Merpati MA-60
3
Kebakaran Kilang
10
Kasus Citibank
5
Kasus Citibank
5
Subsidi BBM
11
Subsidi BBM
5
Kecelakaan Merpati MA-60
13
Kecelakaan Merpati MA-60
6
Subsidi BBM
10
32
16
9/6/2012
TEMUAN 4 Untuk kategori ekonomi, isu subsidi BBM terlihat dominan mewarnai publikasi. Media cetak sebesar 10 persen TV sebesar 11 persen Online sebesar 4 persen
Kecelakaan merpati MA-60 di Kaimana, Papua , juga tidak kalah dalam menyedot perhatian media massa. Media cetak sebesar 3 persen TV sebesar 13 persen Online sebesar 6 persen
Kasus CitiBank juga menghiasi isi publikasi di media massa Media cetak 5 persen Tv sebesar 6 persen Online 5 persen
33
SBY
34
17
9/6/2012
SBY 274
Lainnya
ONLINE
TV
MEDIA_CETAK
74
Lainnya
278
Lainnya
Reshuffle kabinet
13
Perompak
10
Rakornas Partai Demokrat
18
KTT ASEAN 2011
17
Rakornas Partai Demokrat
11
KTT ASEAN 2011
18
Kasus Nazaruddin
19
Kasus Nazaruddin
Kasus Nazaruddin
22
22
35
SBY 85
Lainnya
ONLINE
TV
MEDIA_CETAK
63
Lainnya
83
Lainnya
Reshuffle kabinet
4
Perompak
9
Rakornas Partai Demokrat
5
KTT ASEAN 2011
5
Rakornas Partai Demokrat
9
KTT ASEAN 2011
5
Kasus Nazaruddin
6
Kasus Nazaruddin
Kasus Nazaruddin
7
19
36
18
9/6/2012
KESIMPULAN Sepanjang 2011, ada dua (2) topik paling besar menyita perhatian , yakni tentang kasus suap—Nazarrudin dan DGS Miranda S S Goeltom Nazarrudin tak ubahnya seperti “magnet berita”. Setiap celotehanya terhadap kawan maupun lawan politiknya patut dicermati. Celotehannya itu banyak mengarah ke sejumlah elit negeri ini. SBY, Anas, Andi Malaranggeng, Angelina Sondakh, Mirwan Amir, I Wayan Koster, dll Kasus Nazarrudin mengingatkan kembali kepada kita semua, bahwa praktik mega suap korupsi sangat rentan dilakukan oleh pemangku jabatan.
Sempalan dalil Lord Acton “power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely” itu tampaknya tepat untuk menggambarkan penguasa yang ingin menyalahgunakan kekuasaannya. Korupsi pada dalil Acton tersebut bukan hanya terkait uang, melainkan juga politik atau kebijakan Dalam kasus Nazarrudin, uang, politik, dan kekuasaan saling beririsan satu sama lainnya (Wani piro?)
SBY dinilai terlalu fokus dan mongomentari masalah Nazarrudin. Ini menandakan SBY sangat reaktif terhadap masalah yang mendera partainya. Padahal banyak kasus lain yang membutuhkan penanganan berupa kebijakan dari SBY. Partai Demokrat tak ubahnya menjadi bagi beban bagi SBY. SBY harus kembali ambil kemudi pesawat RI dan diharapkan dapat dengan mulus mendaratkannya pada 2014
PESAN FOUNDING FATHERS “Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adatistiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”
Soekarno, Pidato di Surabaya, 24 September 1955’
19