KETAHANAN PANGAN (FOOD SECURITY) KELUARGA MISKIN YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH PEDESAAN DAN PERKOTAAN Lilik Hidayanti, SKM, MSi1) Sri Maywati, SKM, Mkes2) 1,2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi Email :
[email protected] Email :
[email protected]
ABSTRAK Perhatian pada issue ketahanan pangan (food security) lebih dikosentrasikan pada daerah pedesaan, namun dengan semakin mahalnya harga-harga pangan di pasaran justru keluarga miskin di wilayah perkotaan dianggap lebih terdampak mengalami ketidaktahanan pangan (food insecurity) (Ruel MT, et al, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ketahanan pangan keluarga miskin yang memiliki balita gizi kurang di wilayah pedesaan dan perkotaan. Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dan Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya dengan sampel sebanyak 86 anak. Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan pengumpulan seluruh variabel penelitian dilakukan pada waktu yang bersamaan (Creswell, 2010). Analisis statistik yang yang digunakan adalah x2 (Kai kuadrat), pearson product moment dan uji t bebas (independent t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah pedesaan sebagian besar reponden berstatus tidak bekerja dengan rata-rata pendapatan di bawah satu juta rupiah perbulan. Responden memanfaatkan potensi yang dimiliki seperti kebun, kolam, atau pekarangan sebagai strategi keluarga untuk mencukupi pangan. proporsi pengeluaran keluarga yang terbesar untuk pangan. Ketersediaan pangan keluarga yang terbesar berasal dari kelompok karbohidrat dan sayuran. Rata-rata konsumsi energi balita responden adalah 814 Kal dan rata-rata konsumsi protein balita responden adalah 11,7 gram. Sebagian besar responden masuk dalam kategori tidak tahan tanpa kelaparan (food insecure without hunger). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi lokal dengan lebih mengenal bahan pangan lokal yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga di daerah pedesaan. Kata kunci : Ketahanan pangan, kota, desa Attention to the issue of food security (food security) over in rural areas, but with the increasingly high food prices in the market even poor families in urban areas considered to be more affected by the experience of food insecurity (food insecurity) (Ruel MT, et al, 2010) , This study aims to determine differences in food security of poor families who have children malnutrition in rural and urban areas. This study will be carried out in the district and sub-district Cihideung Sukarame Tasikmalaya Tasikmalaya district with a sample of 86 children. The design of the study using cross sectional design with a collection of all variables the study conducted at the same time (Creswell, 2010). The statistical analysis used was x2, Pearson product moment and independent t-test (independent t-test).
The results showed that in rural areas the majority of respondents to the status of not working with an average income of under one million rupiah per month. Respondents exploit its potential as a garden, pool, or garden as a family strategy to sufficient food. the largest proportion of household expenditures for food. The food security of families who came from the group of carbohydrates and vegetables. The average energy consumption of under five respondents was 814 Kal and average protein consumption under five respondents was 11.7 grams. Most respondents in the category can not stand without hunger (food insecure without hunger). The study recommends to improve the utilization of local potential by getting to know local food that can be used to improve family food security in rural areas Key word : Food Security, rural, urban
PENDAHULUAN Keluarga miskin di wilayah perkotaan dianggap lebih terdampak mengalami ketidaktahanan pangan dibandingkan dengan wilayah pedesaan (Ruel MT, et al, 2010). Padahal selama ini ketidaktahanan pangan selalu dianggap sebagai masalah pada keluarga di wilayah pedesaan. Dugaan dan kekhawatiran ini tentu sangat wajar karena penduduk perkotaan di Indonesia meningkat pesat jumlahnya sedangkan kontrol tentang adanya ketidaktahanan pangan dan juga sistem peringatan dini kerawanan pangan di wilayah perkotaan hampir tidak ada (UNFPA,2011). Tukino, 2011 menyatakan bahwa sebagian besar keluarga miskin di perkotaaan seperti Cimahi bekerja sebagai buruh harian lepas dengan pendapatan harian yang tidak menentu. Di lain sisi karena adanya keterbatasan lahan menyebabkan keluarga miskin di perkotaan memiliki ketidakmampuan dalam memproduksi pangan secara mandiri dan hanya mengandalkan pendapatan seharihari yang diperoleh dari hasil pekerjaannya untuk membeli pangan yang diinginkan (Ruel MT, et al, 2010). Karakteristik keluarga miskin di perkotaan adalah mengantungkan pemenuhan pangan dengan membeli, sehingga ketahanan pangan sangat tergantung pada pendapatan keluarga dan keluarga menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk pangan (Braun, et al, 2008). Kondisi ini yang tentunya dapat berdampak terhadap ketahanan pangan keluarga miskin di perkotaan.
Sementara itu, pekerjaan utama masyarakat di pedesaan adalah bertani, berternak, perikanan, buruh serta usaha-usaha yang sangat dipengaruhi alam (Nurul hidayah, 2011). Namun, petani di pedesaan masih banyak yang merupakan petani tanpa lahan, petani gurem atau bahkan sebagai buruh tani yang terkendala oleh keterbatasan kepemilikan lahan, keterbatasan pada penggunaan teknologi modern untuk produksi dan penanganan pasca panen serta keterbatasan dalam pemasaran hasil pertanian (Swindale & Bilinsky, 2006). Oleh karena itu, di beberapa negara perhatian pada issue ketahanan pangan lebih dikosentrasikan pada daerah pedesaan. Di sisi lain kemampuan memproduksi pangan di daerah pedesaan sebenarnya dapat memproteksi mereka dari kondisi ketidaktahanan pangan (Ghattas, et al, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ketahanan pangan keluarga miskin yang memiliki balita gizi kurang di wilayah pedesaan dan perkotaan METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan cross sectional (Creswell, 2010). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah status pekerjaan, pendapatan keluarga, strategi keluarga untuk memenuhi kekurangan pangan (coping ability indicator), pengeluaran keluarga untuk pangan, ketersediaan pangan keluarga, asupan makan, dan ketahanan pangan keluarga (Household food Security) Populasi adalah seluruh balita gizi kurang yang berasal dari keluarga miskin yang tinggal wilayah perkotaan dan pedesaan. Dalam penelitian ini wilayah perkotaan dipilih Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dan wilayah pedesaan dipilih Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Populasi berjumlah sebanyak 533 anak. Hasil perhitungan diperoleh sampel sebanyak 86 anak dengan teknik pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Pengumpulan data primer karakteristik responden dan sampel, status pekerjaan, pendapatan keluarga,
serta pengeluaran keluarga untuk pangan
menggunakan teknik wawancara langsung face to face kepada responden dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Data strategi keluarga untuk memenuhi kekurangan pangan diperoleh dengan menggunakan kuesioner consumption
coping stategy responses, data ketersediaan pangan keluarga diperoleh dengan household food inventory dan data asupan makan diperoleh recall 3 x 24 jam secara tidak berurutan. Pengumpulan data ketahanan pangan keluarga (household food security) dengan menggunakan U.S household food security survey module 2012 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan uji x2 (Kai kuadrat), pearson product moment dan uji t bebas (independent t-test). Interpretasi hasil analisis data pada nilai p < 0,05 atau dengan derajat kepercayaan 95 % (alpha 5 %). HASIL DAN PEMBAHASAN I. HASIL PENELITIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN Kecamatan Sukarame merupakan daerah dengan laju pertumbuhan penduduk sedang. Jumlah penduduk Kecamatan Sukarame pada Tahun 2012 sebanyak 38.800 jiwa dengan jumlah penduduk Laki-laki sebanyak 19.113 orang dan jumlah penduduk perempuan 19.687 orang dengan jumlah KK sebanyak 11.957 KK. Struktur ekonomi masuarakat didominasi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan.
1. Status Pekerjaan Sebagian besar responden berstatus tidak bekerja yaitu sebanyak 73,3% sedangkan yang bekerja sebanyak 26,7%. Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu balita yang kekurangan gizi adalah buruh (9,3%), wiraswasta (9,3%) dan tani (8,1%). Tabel 1 Status Pekerjaan Ibu Balita Gizi Kurang di Kecamatan Sukarame Tahun 2014 No. Status Pekerjaan 1. Tidak bekerja 2. Bekerja Jumlah
2. Pendidikan Responden
Frekuensi 63 23 86
% 73.3 26.7 100.0
Pendidikan pengasuh balita gizi kurang sebagian besar adalah lulusan SMP (51,2%), lulusan SD (33,7%) serta SMA (14%). Hanya satu orang yang mempunyai pendidikan S1 (1,2%). Tabel 2 Tingkat Pendidikan Pengasuh Balita Gizi Kurang di Kecamatan Sukarame Tahun 2014 Tingkat Pendidikan SD SMP SMA S1 Total
Frekuensi 29 44 12 1 86
Persentase 33.7 51.2 14.0 1.2 100.0
3. Asupan Makan Rata-rata konsumsi energi balita responden adalah 814 dengan rata-rata TKE sebesar 113 %. Rata-rata konsumsi protein balita responden adalah 11,7 gram dengan rata-rata tingkat kecukupan protein balita gizi kurang adalah 87.21%
Tabel 3 Asupan Makan Balita Responden di Kecamatan Sukarame Tahun 2014 Variabel
Minimum Maksimum
Asupan Energi
279.00
TKE
22.80
Asupan Protein
0.29
81.30
TKP
6.35
178.83
Mean
2490.00
Std. Deviasi 814
206.68
113 11.7036 87.2166
513.03963 48.01573 12.29669 35.60131
4. Pendapatan Keluarga Pada penelitian ini seluruh responden merupakan keluarga miskin dengan pendapatan di bawah 1 juta rupiah per bulan 5. Strategi keluarga untuk memenuhi kekurangan pangan (coping ability indicator)
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Sukarame memiliki halaman, kebun, dan beberapa responden memiliki kolam (balong) yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga 6. Pengeluaran keluarga untuk pangan Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran pangan keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga 7. Ketersediaan pangan keluarga Kelompok pangan yang tersedia di dalam keluarga didominasi oleh pangan dari kelompok karbohidrat dan sayuran. Sedangkan untuk kelompok protein dan lemak masih di bawah AKG 8. Ketahanan pangan keluarga (Household food Security) Tabel 4 Penghitungan Nilai Statistik Skor Ketahanan Pangan Keluarga Sampel No 1 2 3 4
Penghitungan nilai statistik Rata-rata SD Minimal Maksimal
Nilai 24,87 4,08 17 33
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata skor ketahanan pangan keluarga 24,87 dengan skor maksimal 33 dan minimal 17. Hasil pengkategorian ketahanan pangan keluarga mennujukkan bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori tidak tahan tanpa kelaparan (food insecure without hunger). Tabel 6 Distribusi Frekuensi Ketahanan Pangan Keluarga Sampel No 1 2
Ketahanan Pangan Keluarga
Tahan (food secure) Tidak tahan tanpa kelaparan (food insecure without hunger) 3 Tidak tahan dengan kelaparan tingkat sedang (food insecure with moderate hunger) 4 Tidak tahan dengan kelaparan tingkat berat (food insecure with severe hunger) Total
n
% 6 67
9,3 67,4
13
23,3
0
0
86
100
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan penelitian untuk daerah pedesaan adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar reponden berstatus tidak bekerja dengan rata-rata pendapatan
di bawah satu juta rupiah perbulan. 2. Responden memanfaatkan potensi yang dimiliki seperti kebun, kolam, atau
pekarangan sebagai strategi keluarga untuk mencukupi pangan. proporsi pengeluaran keluarga yang terbesar untuk pangan. 3. Ketersediaan
pangan keluarga yang terbesar berasal dari kelompok
karbohidrat dan sayuran. 4. Rata-rata konsumsi energi balita responden adalah 814 Kal dan rata-rata
konsumsi protein balita responden adalah 11,7 gram 5. Sebagian besar responden masuk dalam kategori tidak tahan tanpa kelaparan
(food insecure without hunger).
Saran Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi lokal dengan lebih mengenal bahan pangan lokal yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga di daerah pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2. 3.
Ahmed AU, Hill RV, Smith LC, Wiesmann DM, Frankenberger T, The World’s Most Deprived: Characteristics and causes of extreme poverty and Hunger, 2020 vision for food, agriculture, and the environment . Discussion paper no. 43 Washington DC: International Food Policy Reseach Institute. 2007 Baliwati, Khomsan A, Dwiriani. Pengantar Pangan dan Gizi, Penebar Swadaya, 2004 Bappenas. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, BAPPENAS 2011
4. 5.
6.
7.
8.
9. 10. 11. 12. 13.
14.
15. 16.
17.
18.
19.
Bappenas. 2012. Laporan Pencapaian Millenium Development goals Indonesia 2011. Jakarta : BAPENAS, 2012 Blumberg SJ, Bialostosky K,William L, Hamilton, Briefel R R. The effectiveness of short form of household food security scale. Am J Public Health. 1999;89:1231-1234 Broun J, Food and Financial Crises; Implications of Agriculture and the poor. Food Policy Report No 20. Washington, DC: International Food Policy Research Institute; 2008 Casey PH, Szeto K, Lensing S, Bogle M, Weber J. Children in foodinsufficient, low-income families: prevalence, health, and nutrition status. Arch Pediatr Adolesc Med. 2001;155:508–14. Committee on National Statistics. Food insecurity and hunger in theUnited States: an assessment of the measure. Washington, DC: National Academy Press; 2006. Corbet Jane. Famine and Household Coping Strategies. World Development.1988 ;16(9):1099-1112 Creswell WJ. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (terjemahan). Pustaka Pelajar, 2010 Dinkes Kota Tasikmalaya, 2013 FAO. The State of Food Insecurity in the World. Rome; FAO; 2008 Frongillo, Nusrat Chowdhury, Eva-Charlotte Ekstrom, Ruchira T.Naved. Understanding the Experience of Household Food Insecurity in Rural Bangladesh Leads to a Measure Different From That Used in Other Countries. J.Nutr. 2003;133:4158-4162 Ghattas H, et al, Household Food Security Is Associated With Agricultural Livelihoods and Diet Quality in a Marginalized Community of Rural Bedouins in Lebanon. J.Nutr.2013 Gibson R. Principles of Nutritional Assasment. Oxford University Press. 2005 Gonzales W, Alicia Jimenez, Graciela Madrigal, Leda M. Munos, Frongillo. Development and Validation of Measure of Household Food Insecurity in Urban Costa rica Confirm Proposed Generic Questionare. J.Nutr;2008;138:587-592 Habicht JP, Pelto G, Frongillo EA, Rose D. Conceptualization and instrumentation of food insecurity. Proceedings of the Workshop on the Measurement of Food Insecurity and Hunger; 2004 July 15; Washington, DC. Washington, DC: National Academy Press; 2004. p. 1–18. Isanaka,S., Plazaz, MM., Arana, SL., Baylin, A., Villamor, E. Food Insecurity Is Highly Prevalent and Predicts Underweight but not Overweight in Adults and School Children from Bogota, Columbia. J.Nutr. 2007;137:2747-55 Jyoti, D F., Frongillo,EA., Jones, SJ. Food Insecurity Affects School Children’s Academic Perfomance, Weight gain, and Social Skill. J. Nutr. 2005;135:2831-39
20. Kirkpatrick, SI, Tarasuk V. Food insecurity is associated with nutrient inadequacies amang Canadian adults and adolescents. J Nutr. 2008; 138: 604612 21. Laporan Puekesmas Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, 2013 22. Loopstra, Tarasuk. Severity of Household Food Insecurity is Sensitive to Change in Household income and Employment Status Among Low-Income Families. J.Nutr. 2013 23. Martin-Prevel,et al. The 2008 Food Price Crisis Negatively Affected Household Food Security and Dietary Diversity in Urban Burkina Faso. J.Nutr.2012;142:1748-1755 24. Matheson. DM., Varaday,J., Varaday, A.,Killen.JD. Household Food Security and Nutritional Status of Hispanic Children in Fifth Grade. Am J Clin Nutr. 2002;76:210-7 25. Maxwell Dan, Ben Watkins, Robins Wheeler, Greg Collins. The Coping Strategies Index. WFP.2003 26. Maxwell Dan, et al. Alternative Food Security Indicator: Revisting the Frequency and severity of coping strategies. Food Policy. 1999 ;Vol 24(4):411-429 27. Melgar-Quinonez, et al. Houseld Food Insecurity and Food Expenditure in Bolivia, Burkina Faso, and The Philipines. J.Nutr.2006;136:1431s-1437s 28. Nurul hidayah, kesiapan psikologis masyarakat pedesaandan perkotaan menghadapi diversifikasi pangan pokok. humanitas, vol. Viii no.1 januari 2011 29. Oberholser CA, Tuttle. Assesment of Household food security among food stamp resipient families in Maryland. Am J Public Health. 2004; 94:790-795 30. OhSY, Hong MJ. Food insecurity is associated with dietary intake and body size of Korean children from low-incomes families in urban areas. Eur J Clin Nutr. 2003;57: 1598-604. 31. Qi Zhang, Sonya Jones, Christopher J.Ruhm, Margaret Andrews. Higher Food Prices May Threaten Food Security Status Among American Low – Income Household with Children. J. Nutr.2013 32. Quandt SA, Arcury TA, Early J, Tapia J, Davis JD. Household Food Security Among Migrant and Seasonal Latino Farmworker in North Carolina. Public Health Report, 2004 33. Ruel,MT, James L. Garret, Corrina Hawke, Marc J.Cohen. The food, fuel, and financial crises affect the urban and rural poor disproportionately: A Review of the Evidance. J.Nutr.2009;140:170s-176s 34. Rukuni Mandivamba. Africa:Addresing Growing Threats to Food Security. J.Nutr.2002;132:3443s-34448s 35. Saha Kuntal K, Frongillo, Dewan S Alam, Shama E. Arifeen, Lars Ake Persson, Katleen M. Rasmussen. Household Food Security Is Associated With Infant Feeding Practices in Rural Bangladesh. J.Nutr. 2008; 138;13831390 36. Scaglioni S, Arriza C, Vecchi F, Tedeshi S. Determinants of children’s eating behavior. Am J Clin Nutr. 2011;94(suppl):2006s-11s
37. Supariasa, Bakri, Fajar, Penilaian Status Gizi. Penerbit buku kedokteran EGC. 2012 38. Swindale Anne, Bilinsky Paula. Development of a Universally Applicable Household Food Security Measurement tool : Proces, Current Status, and Outstanding Issues. J.Nutr.2006; 136:1449s-1452s 39. Tukino, kondisi kehidupan keluarga miskin di kota cimahi. Policy Brief disampaikan pada acara Diseminasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Kependudukan - BKKBN di Hotel Horison Bekasi, 16-18 Desember 2011. 40. United Nation Population Fund. The State of World Population 2011; people and possibilities in a world of 7 Billions. New York:UNFPA; 2011 41. US Household food security survey module:Three-stage design, with screeners. Economic research service, USDA. September 2012 42. Widome R, Neumark-Sztainer D, Hannan PJ, Haines J, Story M. Eating when there is not enough to eat : eating behaviors and perceptions of food among food-insecure youths. Am J Public health. 2009;99:822-828 43. Wilde PE, Differential response pattern affect food security prevalence estimates for households with and without children. J Nutr. 2004;134:1910-5 44. Wolfe WS &Frongillo, Building Household Food Security Measurement Tools From The Ground Up. Food Nutr. Bull. 2001; 22:5-12