KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2013 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2011 – 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian dengan 6 (enam) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 33 propinsi di Indonesia. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2013 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya.
Jakarta,
Februari 2014
Kepala Badan,
Dr. Ir. Haryono, MSc.
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................
1
BAB I.
PENDAHULUAN ............................................................................
3
BAB II.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ......................................
11
2.1
Visi .....................................................................................
11
2.2
Misi ....................................................................................
12
2.3
Tujuan................................................................................
12
2.4
Sasaran ..............................................................................
13
2.5
Arah Kebijakan ....................................................................
13
2.6
Program Badan Litbang Pertanian ..........................................
15
2.7
Kegiatan Badan Litbang Pertanian..........................................
15
2.8
Indikator Kinerja Utama........................................................
19
2.9
Rencana Kinerja Tahun 2013.................................................
21
2.10 Penetapan Kinerja Tahun 2013 ..............................................
23
AKUNTABILITAS KINERJA ..............................................................
25
3.1
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011................................
25
3.2
Analisis Capaian Kinerja ........................................................
27
3.3
Akuntabilitas Keuangan ........................................................
59
PENUTUP .....................................................................................
67
BAB III.
BAB IV. LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2013 menurut Tingkat Pendidikan..............................
6
Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2013 ..............................................
6
Tabel 3.
Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN ............................
8
Tabel 4.
Rencana Kinerja Tahunan TA. 2013 ......................................
22
Tabel 5.
Penetapan Kinerja Tahunan TA. 2013 ...................................
23
Tabel 6.
Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Badan Litbang Pertanian Tahun 2013 .........................................................
26
Tabel 7.
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP ....................
64
Tabel 8.
Rincian PNBP per wilayah lingkup Badan Litbang Pertanian .....
64
Tabel 2.
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.
Ubijalar Var. Antin 1 .........................................................
29
Gambar 2.
VUB Kedelai Hitam yang Dilepas Tahun 2013 ......................
30
Gambar 3.
VUB Jagung yang Dilepas Tahun 2013 ...............................
31
Gambar 4.
VUB Gandum ..................................................................
32
Gambar 5.
VUB Sorgum yang Dilepas Tahun 2013 ..............................
32
Gambar 6.
VUB Bawang Merah yang Dilepas Tahun 2013 ....................
33
Gambar 7.
Galur ternak yang Dilepas Tahun 2013 ...............................
35
Gambar 8.
Gubernur Jawa Tengah Menyaksikan Pertanaman Aneka Kacang Dan Ubi Di Lapang ...............................................
38
Teknologi Pengelolaan SDL ...............................................
40
Gambar 9.
iii
Gambar 10.
Sistem Monitoring Online Katam Menggunakan CCTV ..........
43
Gambar 11.
Peta sekuen kloroplas kelapa sawit Dura (atas), Pisifera (kiri), dan Oleifera (kanan) ........................................................
44
Gambar 12.
Peta Tematik ...................................................................
45
Gambar 13.
Teknologi Pascapanen yang Dihasilkan Tahun 2013 .............
48
Gambar 14.
Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Unit Kerja..................................................................
49
Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Belanja .....................................................................
60
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Belanja ......
61
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Belanja ......
62
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Eselon 2 .....
62
Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Gambar Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian
Lampiran 2.
Realisasi Keuangan per Belanja per Unit Kerja Lingkup Badan Litbang per Desember tahun 2012
Lampiran 3.
Formulir Rencana Strategis (RS)
Lampiran 4.
Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Lampiran 5.
Formulir Penetapan Kinerja (PK)
Lampiran 6.
Formulir Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Eselon I Kementerian/ Lembaga
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Agar Badan Litbang Pertanian dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : “Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”. Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9) Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian. Sementara itu, berdasarkan RPJM 2010-2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu: (1) Jumlah varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak; (2) Jumlah inovasi teknologi; (3) Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian, dan (4) Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan. Target untuk 4 indikator sasaran tersebut, secara umum telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan dengan kisaran prosentase capaian antara 100 – 157,8% (sangat berhasil). Sedangkan hasil pengukuran terhadap tingkat capaian kinerja Badan Litbang Pertanian berada dalam kisaran 80 – 400%. Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember 2013, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar 92,95%. Ratarata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 80%. Hal ini disebabkan karena tidak semua anggaran Belanja Modal pada anggaran Pinjaman Luar Negeri (RK) dapat terserap. Hal ini dikarenakan terlambatnya Legal Opinion (LO) dari Bank Dunia yang baru terbit pada akhir bulan September 2013. Sedangkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 mencapai 375,25% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan. Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Masih banyak kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Badan Litbang Pertanian. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan optimal.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN
Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Perkembangan organisasi Badan Litbang Pertanian yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Badan Litbang Pertanian. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Permentan No.61/Permentan/OT.140/10/2010). Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian tahun 2013 terdiri dari jajaran eselon II yang meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; (3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura; (4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan; (5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan; (6) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (7) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (8) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian; (9) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (10) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian; (11) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian; (12) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi; (13) Balai
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Besar Penelitian Veteriner; dan (14) Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Untuk mewujudkan tertib administrasi dan sebagai tindak lanjut dari penataan organisasi Unit Kerja (UK) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT), Kepala Badan menetapkan nama dan singkatan dari UK dan UPT dalam lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan ketetapan yang diatur dengan SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian nomor 82/Kpts/OT.160/ I/2012 tanggal 3 April 2012, terdapat perubahan singkatan pada beberapa UK dan UPT, yaitu: 1.
Singkatan untuk Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian dirubah dari BBP2TP menjadi BB Pengkajian.
2.
Singkatan untuk Balai Besar Penelitian Veteriner dirubah dari BB Litvet menjadi BBalitvet.
3.
Singkatan untuk Balai Penelitian Buah Tropika dirubah dari Balitbu menjadi Balitbu Tropika,
4.
Nama Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat diubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat.
5.
Nama dan singkatan untuk Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) dirubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma).
5.
Singkatan untuk Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian diubah dari BPATP menjadi Balai PATP.
Selama kurun waktu 2005-2009, Badan Litbang Pertanian telah menunjukkan perannya secara signifikan melalui inovasi dan pengembangan teknologi berupa varietas unggul, pengelolaan tanaman terpadu, teknologi alat mesin pertanian (alsintan) dan pasca panen, pengembangan model kelembagaan serta saran kebijakan untuk mendukung pencapaian swasembada beras dan jagung, peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti : 1) meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global; 2) ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air; 3) status dan luas kepemilikan lahan; 4) sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal; 5) keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani; 6) lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh; 7) masih rawannya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
ketahanan pangan dan ketahanan energi; 8) belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik; 9) rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP); dan 10) belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Badan Litbang Pertanian telah, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki. Paradigma Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Badan Litbang Pertanian akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran Badan Litbang Pertanian yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri. Jumlah SDM Badan Litbang Pertanian per Desember 2013 sebanyak 7.404 orang atau 36.75% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah 20.147 orang. SDM tersebut terdistribusi ke 66 Satuan kerja (Satker) di lingkungan Badan Litbang Pertanian. Perkembangan komposisi SDM Badan Litbang Pertanian menurut tingkat pendidikan dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 1.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 1.
Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2013 menurut Tingkat Pendidikan
No.
Pendidikan
2012
2013
1
S3
406
467
2
S2
1.093
1.085
3
S1
1.994
1.882
4
<S1
4.235
3.970
7.728
7.404
TOTAL
Sumber data : SIMPEG Badan Litbang Pertanian, data diolah, Desember 2013
Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Badan Litbang Pertanian pada tahun 2013 terdiri atas tenaga fungsional sebanyak 2.959 orang (39.96%), dan tenaga administrasi 4.445 orang (60.04%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2.
Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2013
No.
Jabatan Fungsional
1
Peneliti
2
Perekayasa
3
2012
2013
1.630
1.766
40
43
Penyuluh Pertanian
302
290
4
Teknisi Litkayasa
760
671
5
Pustakawan
97
109
6
Arsiparis
35
35
7
Pranata Komputer
14
18
8
Analis Kepegawaian
7
13
9
Perencana
2
2
10
Pranata Humas
11
10
11
Statistisi
2
2
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
No.
Jabatan Fungsional
2012
2013
12
Pengawas Bibit Ternak
1
-
13
Pengawas Mutu Pakan
1
-
14
Pengawas Benih Tanaman
1
-
2.903
2.959
Jumlah
Sumber data : SIMPEG Badan Litbang Pertanian, data diolah, Desember 2013
Dari sejumlah peneliti Badan Litbang Pertanian, ada beberapa yang telah mendapatkan gelar Profesor Riset. Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada para peneliti yang sudah mencapai jenjang kepangkatan Ahli Peneliti Utama (APU) dengan angka kredit 1.050, sudah pernah menyampaikan orasi ilmiah serta telah menulis publikasi ilmiah internasional minimal 2 judul. Sampai dengan tahun 2013, Badan Litbang Pertanian telah mempunyai Profesor Riset sebanyak 115 orang yang telah dikukuhkan oleh LIPI dengan bidang kepakaran antara lain adalah Agro Ekonomi, Bioteknologi Pertanian, Pakan dan Nutrisi Ternak, Teknologi Pascapanen dan Teknologi Benih. Untuk menjawab tantangan globalisasi, standarisasi lembaga penelitian dalam kaitannya dengan kebijakan komersialisasi hasil dan jasa penelitian, Badan Litbang Pertanian harus mampu memberikan jaminan mutu terhadap hasil-hasil penelitiannya dan mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses akreditasi/sertifikasi. Jaminan mutu dan pengakuan akreditasi/sertifikasi tersebut hanya dapat dicapai bila laboratorium dan unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian dapat menerapkan Good Laboratory Practices (GLP) dan Quality Management System (QMS) dalam melaksanakan segala kegiatannya. GLP dan QMS tersebut dapat dilaksanakan melalui implementasi sistem akreditasi/sertifikasi dengan dasar acuan standar yang ada. Dasar acuan yang digunakan untuk GLP adalah SNI 19-17025-2005 (yang merupakan adopsi dari ISO/IEC 17025: 1999), sedangkan QMS dasar acuannya adalah ISO 9001:2001. Dalam pelaksanaannya, implementasi ISO/IEC 17025: 2005 pada unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian diarahkan untuk pengembangan laboratorium uji mutu dan produk, termasuk uji mutu benih/bibit. Sedangkan implementasi ISO 9001: 2001 akan lebih diarahkan untuk pengembangan manajemen Unit Kerja dan sertifikasi Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) pada Balai Penelitian Komoditas. Laboratorium pengujian lingkup Balai Besar, Balai dan Loka Penelitian di Badan Litbang Pertanian sebanyak 168 yang meliputi bidang pengujian: uji tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
pupuk, tanaman, mutu benih, air, alsin pertanian, proksimat pangan dan pakan, penyakit hewan serta mutu dan keamanan pangan hasil pertanian, dan biologi molekuler serta fasilitas BSL3 untuk penanganan mikroba. Sampai dengan tahun 2013, sebanyak 34 unit laboratorium dari 52 UPT telah mendapat akreditasi ISO-17025-2005 dan 1 unit laboratorium di BPTP Kaltim telah mendapat akreditasi ISO-17025-2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang berarti telah mendapatkan pengakuan formal, baik nasional, regional dan internasional, seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3.
Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN
No
UPT
Jenis Laboratorium
Terakreditasi ISO/IEC 17025-2005 1
BB Padi
Laboratorium Fisiologi Hasil
2
BB Padi
Laboratorium Penguji
3
BB Padi
Laboratorium Penguji
4
Balitkabi
Laboratorium Tanah dan Tanaman
5.
Balitkabi
Laboratorium Pemuliaan/Lab Uji Mutu Benih
6.
Balitkabi
Laboratorium Kimia Pangan
7.
Balitsereal
Laboratorium Pengujian (Perbenihan)
8.
Balithi
Laboratorium Virologi
9.
Balithi
Laboratorium BUSS
10.
Balitbu
Laboratorium Uji Mutu Benih
11.
Balitjestro
Laboratorium Fitopatologi
12.
Balittro
Laboratorium Penguji (Servis/Kimia)
13.
Balittas
Laboratorium Pengujian Benih
14.
BB Litvet
Laboratorium Parasitologi
15.
BB Litvet
Laboratorium Bakteriologi
16.
BB Litvet
Laboratorium Patologi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
No
UPT
Jenis Laboratorium
17.
BB Litvet
Laboratorium Toksikologi dan Mikologi
18.
BB Litvet
Laboratorium Virologi
19.
Balitnak
Laboratorium servis kimia
20.
Balingtan
Laboratorium Terpadu
21.
Balingtan
Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (RBA)
22.
BB Biogen
Laboratorium Biologi Molekuler
23.
BB Biogen
Fasilitas Bank Gen
24.
BB Pascapanen
Laboratorium Kimia Biokimia
25.
BB Pascapanen
Laboratorium Uji Mutu Fisik
26.
BB Mektan
Pengujian Traktor Roda 4
27.
BB Mektan
Pengujian Traktor Roda 2
28.
BB Mektan
Pengujian Pompa Air Irigasi
29.
BB Mektan
Pengujian Pasca Panen Biji-bijian
30.
BPTP Sumut
Laboratorium Tanah dan Tanaman
31.
BPTP Jatim
Laboratorium Tanah
32.
BPTP NTB
Laboratorium Tanah
33.
BPTP NTB
Laboratorium Pengujian
34.
BPTP Sulsel
Laboratorium BPTP Sulawesi Selatan
Terakreditasi ISO/IEC 17025-2008 1.
BPTP Kaltim
Lab. Tanah
Sumber data : i-asset Badan Litbang Pertanian, data diolah, Desember 2013
Selain laboratorium, dalam pelaksanaan tupoksinya, Badan Litbang Pertanian juga didukung oleh 119 kebun percobaan seluas 4.617,94 ha yang digunakan untuk kegiatan penelitian pemuliaan, konservasi ex-situ SDG, produksi benih sumber dan show window inovasi teknologi. Luas kebun yang digunakan khusus untuk penelitian dan pengkajian tanaman pangan (padi, jagung,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
sorghum, aneka ubi dan aneka kacang) seluas 127,44 ha, aneka buah (durian, mangga, pisang, jeruk, apel, anggur) seluas 37,90 ha, untuk tanaman perkebunan (kelapa, kapuk, lada, kayu manis, cengkeh, pala) seluas 169,20 ha, dan untuk pakan serta ternak (sapi, kambing dan domba) 12,79 ha. Secara umum kondisinya sangat bervariasi, baik luas, status lahan, penggunaan dan pemanfaatan, maupun keragaannya. Kebun-kebun tersebut tersebar di berbagai wilayah pada kondisi agroklimat yang berbeda-beda dengan ketinggian mulai dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Dalam memaksimalkan tupoksi Badan Litbang Pertanian terutama dalam penyebarluasan varietas-varietas unggul baru, telah diupayakan melalui pembentukan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS), yang berperan dalam 1) Meningkatkan produksi, mutu, dan distribusi benih sumber; 2) Mempercepat pengembangan varietas unggul baru; 3) Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin distribusi benih; dan 4) Mendukung upaya penyediaan benih bermutu bagi petani. Saat ini, telah ada 47 UPT lingkup Badan Litbang Pertanian sebagai pelaksana UPBS dan telah memproduksi berbagai jenis benih (FS, SS dan ES) dari komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura dan perkebunan maupun peternakan. Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen. Badan Litbang Pertanian telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis IPTEK.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Rencana kerja Badan Litbang Pertanian selama lima tahun dituangkan dalam Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Rencana kerja ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Sebagai bentuk implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) bidang penelitian dan pengembangan pertanian perencanaan kinerja diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup Badan Litbang Pertanian dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait. Pada tahap berikutnya, rencana kinerja yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian ini dituangkan dalam rencana kinerja tahunan Badan Litbang Pertanian. Sebagai bentuk komitmen, rencana kinerja tahunan ini ditetapkan dalam sebuah perjanjian kinerja antara Kepala Badan Litbang Pertanian dengan Menteri Pertanian dalam bentuk dokumen Penetapan Kinerja Tahunan sebagai acuan penilaian terhadap akuntabilitas pelaksana kegiatan lingkup Badan Litbang Pertanian.
2.1
Visi
“Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2.2
Misi
a.
Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan.
b.
Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.
c.
Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan Iptek (scientific recognition) dan peningkatan peran Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian (impact recognition).
2.3
Tujuan
a.
Menghasilkan varietas unggul baru dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor.
b.
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity building) untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi.
c.
Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi pangan, nilai tambah dan daya saing.
d.
Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.
e.
Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
f.
Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
2.4. Sasaran Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, ada 6 sasaran strategis yang harus dicapai, yaitu: a.
Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
b.
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
c.
Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor.
d.
Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani.
e.
Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional.
f.
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian.
2.5
Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1.
Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
2.
Peningkatan diversifikasi pangan.
3.
Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor.
4.
Peningkatan kesejahteraan petani.
2.5.1
Dukungan pencapaian berkelanjutan
a)
Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3) peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor.
b)
Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian.
c)
Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
d)
Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi dan adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam.
2.5.2
Dukungan terhadap peningkatan diversifikasi pangan
a)
Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi.
b)
Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non beras sebagai sumber karbohidrat.
swasembada
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
dan
swasembada
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2.5.3
Dukungan terhadap peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
a)
Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian.
b)
Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan bioenergy berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM.
2.5.4
Dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan petani
a)
Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani.
b)
Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi kepada petani/kelompok tani di pedesaan.
2.6
Program Badan Litbang Pertanian
Program Badan Litbang Pertanian pada periode 2010-2014 diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).
2.7
Kegiatan Badan Litbang Pertanian
Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2.7.1
Kegiatan Litbang Tanaman Pangan
Kegiatan Litbang Tanaman Pangan diarahkan pada perakitan varietas tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain itu, juga dirakit inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1 hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen primer.
2.7.2
Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura
Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT.
2.7.3
Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan
Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta rekomendasi kebijakan berbasis: (1) pengembangan bahan bakar nabati (jarak pagar, kemiri sunan, sagu, dan aren), (2) penghasil serat (kapas, kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren dan kelapa sawit, (4) tanaman obat (tembakau, dan kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah dan tanaman penyegar (kakao, kopi, dan teh), serta (6) komoditas lain seperti karet dan tanaman industri lain.
2.7.4
Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner
Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep low external input) dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian penyakit zoonosis.
2.7.5
Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian
Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik, organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi.
2.7.6
Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian
Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian diarahkan kepada pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian seperti tanaman dan mikroba, kloning gen dan pengembangan peta genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian, perbaikan komoditas pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman biotik) melalui teknik kultur in vitro, rekayasa genetik, atau marka molekuler, serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk dan limbah pertanian.
2.7.7
Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan kelembagaan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan, (5) penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta (6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan (7) diseminasi hasil dan peningkatan kapasitas lembaga.
2.7.8 Kegiatan Perekayasaan/Penelitian Mekanisasi Pertanian
dan
Pengembangan
Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian, pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian.
2.7.9
Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian
Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
2.7.10 Kegiatan Pengembangan Teknologi Pertanian
Perpustakaan
dan
Penyebaran
Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar, workshop, magang, pengembangan website, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pengembangan sistem komunikasi Badan Litbang Pertanian dengan pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi.
2.7.11 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya pertanian industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan dalam rangka mensinergikan kegiatan pengkajian di 33 BPTP.
2.7.12 Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di lingkup Badan Litbang Pertanian yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya output yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian, reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi paten dan lisensi.
2.8
Indikator Kinerja Utama
Berdasarkan 6 (enam) sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Badan Litbang Pertanian, maka pada periode awal RPJMN 2010 – 2014, disusunlah 18 (delapan belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tahun 2010-2014 sebagai parameter pengukuran realisasi capaian setiap sasaran dengan rincian sebagai berikut : Sasaran strategis pertama, terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
swasembada dan swasembada berkelanjutan diukur dengan enam indikator kinerja utama, yaitu: 1.
Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya.
2.
Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias).
3.
Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan.
4.
Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi.
Sasaran strategis kedua, terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diukur dengan delapan indikator kinerja utama : 1.
Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk.
2.
Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian.
3.
Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.
4.
Jumlah teknologi budidaya dan panen.
5.
Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, perubahan iklim.
6.
Jumlah teknologi spesifik lokasi.
adaptasi, dan mitigasi
Sasaran strategis ketiga, terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dikur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing. Sasaran strategis keempat, tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani, diukur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Sasaran strategis kelima, meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional, diukur dengan dua indikator kinerja utama yaitu: 1.
Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder.
2.
Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional.
Sasaran strategis keenam, meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian, diukur dengan empat indikator kinerja utama yaitu: 1.
Jumlah publikasi hasil litbang pertanian.
2.
Prosentase perpustakaan digital.
3.
Jumlah invensi yang memperoleh HKI.
4.
Jumlah lisensi hasil litbang.
2.9
Rencana Kinerja Tahun 2013
Untuk mempertajam rencana pencapaian target kinerja yang tertuang dalam renstra 2010 – 2014, Badan Litbang menetapkan rencana kinerja tahunan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan dokumen yang berisi penjabaran dari renstra yang memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran dan tertuang dalam sejumlah indikator kinerja strategis yang relevan. Untuk tahun 2013, Badan Litbang Pertanian telah merencanakan untuk merealisasikan 19 indikator kinerja sebagai penjabaran atas 6 (enam) sasaran strategis dengan rincian sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan TA. 2013 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1
Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
- Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya - Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) - Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu. - Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi - Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 (ton)
22
2
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan - Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula dan swasembada berkelanjutan; pupuk - Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian. - Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. - Jumlah teknologi budidaya dan panen - Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. - Jumlah teknologi spesifik lokasi
3
Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor
4
Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan - Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk petani mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan.
5
Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional;
6
- Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.
- Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/ stake
30
10 7 219
11
6
14 57 6 105 16
22
320
holder - Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan - Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta - Prosentase perpustakaan digital komersialisasi hasil penelitian - Jumlah invensi yang memperoleh HKI - Jumlah lisensi hasil litbang
200 185 90 45 15
Sumber data : Dokumen RKT Badan Litbang Pertanian TA. 2013
Sesuai dengan tabel RKT di atas, telah terjadi penambahan satu indikator pada sasaran pertama bila dibandingkan dengan IKU yang termuat dalam renstra awal Badan Litbang Pertanian, yaitu indikator ‘jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008’. Penambahan ini merupakan bentuk kebijakan atas pemenuhan kebutuhan stakeholder. Terbukti sejak tahun 2011 – 2012, ketersediaan benih sumber ketiga komoditas tersebut mendapatkan pantauan khusus dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2.10
Penetapan Kinerja Tahun 2013
Berdasarkan PERMENPAN Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen Penetapan Kinerja memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta alokasi anggaran tahun 2013. Seluruh Indikator Kinerja tersebut telah tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013 dan ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian bersama dengan Menteri Pertanian, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA. 2013 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1
Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
- Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya - Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) - Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu. - Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi - Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 (ton) - Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan
13 VUB
2
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan - Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan swasembada berkelanjutan; - Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian. - Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. - Jumlah teknologi budidaya dan panen - Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. - Jumlah teknologi spesifik lokasi - Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi - Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail
16 VUB 10 VUB 6 Galur Unggul/Harapan 61 Ton Benih Sumber 2.500.000 Budset 9 Teknologi 5 Teknologi
6 Teknologi 60 Teknologi 6 Teknologi 112 Teknologi 4 Teknologi 14 Peta
3
Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor
- Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.
16 Teknologi
4
Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani
- Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan.
20 Rekomendasi
5
Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan
- Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/ stake holder - Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
330 Teknologi 200 Kerjasama
6
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian
-
Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian Prosentase perpustakaan digital Jumlah invensi yang memperoleh HKI Jumlah lisensi hasil litbang
185 artikel 90 Persen 45 Invensi 15 Lisensi
Sumber data : Dokumen PKT Badan Litbang Pertanian TA. 2013
Berdasarkan dokumen renstra tahun 2010-2013, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan 23 (dua puluh tiga) indikator sebagai target kinerja tahunan. Indikator kinerja yang tertuang dalam Renstra tersebut merupakan hasil akhir
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
dari beberapa kali revisi renstra sebagai bentuk penyesuaian terhadap dinamika perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia. Adapun penyesuaian tersebut dilakukan dengan menambahkan 1 indikator pada sasaran pertama, 2 indikator pada sasaran kedua dan perubahan uraian indikator kinerja, dari 19 IKU yang dituangkan dalam dokumen RKT TA. 2013. Dalam perjalanannya, penggunaan 1 indikator dalam sasaran strategis keenam yaitu indikator ‘jumlah publikasi hasil litbang pertanian’ dinilai kurang menggambarkan capaian kinerja Badan Litbang Pertanian. Indikator ‘jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian’ dianggap lebih kompeten dan cukup mewakili untuk menggambarkan capaian kinerja Badan Litbang Pertanian dalam hal publikasi hasil litbang pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100%, (2) berhasil: 80 – 100%, (3) cukup berhasil: 60 – 79%, dan tidak berhasil: 0 – 59%. Realisasi sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 122,72% (sangat berhasil ). Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal.
3.1
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013
Berdasarkan RPJM 2010-2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran dengan target dan capaian untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Tabel 6.
Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Badan Litbang Pertanian Tahun 2013 Indikator Kinerja
Sasaran Uraian
Target
Capaian
%
Meningkatnya inovasi
Jumlah varietas unggul baru
45
56
124,4
dan diseminasi
tanaman dan galur unggul
teknologi pertanian
ternak
teknologi
teknologi
218
340
teknologi
teknologi
Jumlah inovasi teknologi
Jumlah rekomendasi
32
41
kebijakan pertanian
rekomendasi
rekomendasi
Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan
330
330
paket
paket
teknologi
teknologi
156,0
128,1
100,0
Indikator kinerja berdasarkan RPJMN tersusun dari indikator kinerja yang tersebar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian. Untuk indikator pertama, yaitu mengenai capaian varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak merupakan output dari kegiatan litbang tanaman pangan, litbang perkebunan, litbang hortikultura dan litbang peternakan. Capaian
indikator kedua, merupakan output dari 8 kegiatan litbang, diantaranya litbang pengolahan pasca panen, litbang sumberdaya lahan pertanian, litbang tanaman komoditas dan peternakan dan sebagainya. Untuk indikator kinerja ketiga, target pada RPJMN sebesar 32 rekomendasi. Target tersebut merupakan akumulasi dari target kegiatan litbang sosial ekonomi pertanian, litbang peternakan, litbang sumberdaya lahan pertanian dan litbang mekanisasi pertanian. Sedangkan target kinerja yang dituangkan dalam PK 2013 merupakan target dari kegiatan sosial ekonomi pertanian saja. Pada tahun 2013, indikator kinerja Badan Litbang Pertanian telah tercapai seluruhnya, bahkan capaian indikator keempat diperloleh melalui kegiatan pengkajian teknologi spesifik lokasi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 3.2
Analisis Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 Badan Litbang Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut: Sasaran 1 : Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun
pencapaian
target
dari
masing-masing
indikator
kinerja
dapat
digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung,
13 VUB
16 VUB
123,1
16 VUB
16 VUB
100,0
10 VUB
9 VUB
90,0
6 galur unggul/
15 galur unggul/
250,0
harapan
harapan
61 ton
61,8 ton
101,3
2.500.000
10.000.000
400,0
budset tebu
budset tebu
kedelai dan tanaman pangan lainnya 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan
Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2013, hampir semua melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 keberhasilan di atas 100 % (sangat berhasil), kecuali indikator 3 pencapaian 90 % (berhasil): Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 16 varietas
unggul baru
(VUB) berasal dari tanaman pangan, yaitu 5 VUB padi, 2 VUB kedelai, 4 VUB jagung, 1 VUB ubijalar, 2 VUB gandum, dan 2 VUB sorgum. Sebanyak 5 VUB padi yang dihasilkan adalah : 1.
INPARI 31 : Asal persilangan Pepe/BP342B-MR-1-2-KN-1-2-3-6-MR-3-BT-1, umur tanaman 119 hari setelah sebar, tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, agak tahan terhadap HDB strain IV dan VIII, tahan terhadap penyakit blas ras 033, agak tahan terhadap penyakit blas ras 133, rentan terhadap blas ras 073 dan 173 serta tahan terhadap virus tungro ras Lanrang. Potensi hasil 8,50 ton GKG per hektar dan rasa nasi pulen.
2.
INPARI 32 HDB : Asal persilangan Ciherang dengan IRBB64, umur tanaman 120 hari. Ketahanan terhadap hama dan penyakit, agak tahan wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3, tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan HDB patotipe IV dan VIII. Tahan terhadap blas ras 033, agak tahan blas ras 073, serta agak tahan tungro. Potensi hasil 8,42 ton GKG per hektar dengan tekstur nasi sedang. Cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl.
3.
INPARI
33
:
Asal
persilangan
BP360E-MR-79-PN-2/
IR71218-38-4-
3//BP360E-MR-79-PN-2. Umur tanaman 107 hari setelah sebar, tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2 dan 3, agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, rentan terhadap strain IV. Agak tahan terhadap penyakit blas ras 033, tahan terhadap blas ras 073, rentan terhadap ras 133 dan 173, serta rentan terhadap virus tungro. Cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl. Potensi hasil 9,8 ton GKG per hektar dan tekstur sedang. 4.
HIPA 18 : Asal persilangan A7/R2, umur tanaman ±113 hari, agak tahan terhadap WBC biotipe 1, agak rentan terhadap biotipe 2 dan 3. Agak rentan terhadap hawar daun bakteri strain III agak tahan terhadap strain IV dan VIII. Rentan blas ras 033, tahan blas ras 073 dan 173, serta agak tahan ras
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 133, rentan terhadap virus tungro. Potensi hasil 10,3 ton GKG per hektar, rasa nasi agak pulen (wangi). 5.
HIPA 19 : Asal persilangan A7/R5, umur tanaman ±111 hari, agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2 dan 3, agak rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, IV dan VIII, tahan terhadap blas ras 033, agak tahan ras 073. 133 dan 173, rentan terhadap virus tungro. Potensi hasil 10,1 ton GKG per hektar dan rasa nasi pulen.
Satu varietas unggul baru ubijalar telah dilepas dengan nama Antin 1. Varietas ini memiliki potensi hasil 33,2 ton/ha dengan rata-rata hasil 25,8 ton/ha, toleran kekeringan, mengandung zat antosianin 33,89 mg/100 g dan distribusi warna ungunya sangat menarik, cocok untuk dibuat keripik.
Gambar 1. Ubijalar Var. Antin 1 Sebanyak 2 VUB kedelai yang dilepas adalah : Detam 3 Prida merupakan hasil seleksi persilangan Galur W9837 dengan Cikuray 66. Potensi hasil biji tinggi hingga 3,2 ton/ha, sedangkan rata-rata hasil mencapai 2,9 ton/ha. Sifat keunggulan lainnya yaitu berumur genjah sekitar 75 hari, serta agak toleran rebah dan agak toleran kekeringan pada fase reproduktif. VUB kedelai Detam 4 Prida merupakan hasil seleksi persilangan Galur W9837 dengan 100H-236. Potensi hasil biji tinggi hingga 2,9 ton/ha, sedangkan rata-rata hasil mencapai 2,5 ton/ha. Sifat keunggulan lainnya yaitu berumur genjah sekitar 76 hari, toleran kekeringan pada fase reproduktif, serta agak tahan terhadap hama penghisap
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 polong dan penyakit karat. Kedua varietas unggul kedelai tersebut merupakan varietas unggul kedelai hitam pertama di Indonesia yang berumur genjah, berguna untuk bahan baku pembuatan kecap, di mana kecap yang dihasilkan dalam suatu uji rasa oleh beberapa panelis terpilih sangat disukai. Bahkan, tidak hanya sebagai bahan baku kecap, kedua varietas tersebut dapat dikembangkan untuk mengantisipasi kekeringan akibat dampak perubahan iklim. Masalah kekeringan yang merugikan petani dapat dikurangi melalui penggunaan varietas kedelai yang berumur genjah serta toleran kekeringan, khususnya pada periode terkritis yakni fase reproduktif.
Detam 3 Prida
Detam 4 Prida
Gambar 2. VUB Kedelai Hitam yang Dilepas Tahun 2013 Sebanyak 4 VUB jagung yang dilepas yaitu : 1.
Jagung Pulut URI-1 memiliki rata-rata hasil 7,8 ton/ha, potensi hasil 9,4 ton/ha, tongkol besar, kelobot menutup dengan baik, agak tahan terhadap penyakit bulai, tipe biji dent, dan warna biji putih.
2.
Jagung Pulut URI-2 memiliki rata-rata hasil 7,3 ton/ha, potensi hasil 9,2 ton/ha, tongkol besar, kelobot menutup dengan baik, agak tahan penyakit bulai, tipe biji flint, dan warna biji putih.
3.
Jagung hibrida varietas Bima 17 memiliki potensi hasil 13,6 ton/ha pipilan kering pada kadar air 15%, sedangkan rata-rata hasilnya 11,8 ton pipilan kering pada kadar air 15%. Umur panen 95 HST, warna biji kuning oranye dan tipe biji semi mutiara yang biasanya disukai oleh konsumen. Keunggulan utamanya potensi hasil tinggi, tahan rebah, tongol besar dan hasilnya stabil
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 pada lingkungan luas. Keunggulan lain tahan penyakit bulai serta toleran penyakit karat dan bercak daun. 4.
Jagung hibrida varietas Bima 18 memiliki potensi hasil 13,6 ton/ha pipilan kering pada kadar air 15%, sedangkan rata-rata hasilnya 11,8 ton pipilan kering pada kadar air 15%. Umur panen 94 HST, warna biji kuning oranye dan tipe biji mutiara yang biasanya disukai oleh konsumen. Keunggulan utamanya potensi hasil tinggi, tahan rebah, tongol besar dan hasilnya stabil pada lingkungan luas. Keunggulan lain tahan penyakit bulai, toleran penyakit karat dan bercak daun.
Jagung Pulut Var. URI-1
Jagung Var. Bima 17
Jagung Pulut Var. URI-2
Jagung Var. Bima 18
Gambar 3. VUB Jagung yang Dilepas Tahun 2013 Sebanyak 2 varietas Gandum yang dilepas adalah GURI 1 dan GURI 2, dengan deskripsi sebagai berikut : 1.
GURI 1, adalah Galur KAUZ*2//SAP/MON/3/KAUZ CRG969-2Y-010M-OYOHTY. Varietas ini dapat beradaptasi baik di lingkungan subtropis Indonesia. Potensi hasil 7,4 ton/ha lebih tinggi daripada varietas Selayar dan Dewata yang sudah dilepas sebelumnya, sedangkan rata-rata hasil 5,8 ton/ha. Keunggulan lain varietas ini adaptif jika ditanam pada daerah dengan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 ketinggian > 1.000m dpl, meskipun resisten terhadap penyakit karat dan hawar daun. 2.
GURI 2 merupakan VUB gandum yang dilepas tahun 2013. Varietas ini merupakan hasil persilangan galur CAZO/KAUZ//KAUZ CMBW90Y3284OTOPM-14Y-010Y-6M-015YOY-OHTY. Varietas ini dapat beradaptasi baik di lingkungan subtropis Indonesia. Potensi hasil 7,2 ton/ha, sedangkan ratarata hasil 5,6 ton/ha. Keunggulan lain varietas ini adaptif jika ditanam pada daerah dengan ketinggian > 1.000m dpl, meskipun resisten terhadap penyakit karat daun, namun moderat resisten terhadap hawar daun.
Gandum var. GURI 1
Gandum var. GURI 2
Gambar 4. VUB Gandum Sebanyak 2 varietas sorgum telah dilepas yaitu Super 1 dan Super 2. Varietas Super-1 dikembangkan dari seleksi galur murni varietas lokal Watar Hammu Putih asal Sumba, NTT. Sedangkan varietas Super-2 dikembangkan dari galur introduksi ICRISAT (International Crops Research Institute for the Semi-Arid
Tropics). Keduanya merupakan varietas sorgum manis dengan potensi hasil tinggi dan potensial untuk dikembangkan secara luas dalam memenuhi kebutuhan bioetanol dalam negeri.
Sorgum var. Super 1
Sorgum var. Super 2
Gambar 5. VUB Sorgum yang Dilepas Tahun 2013
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 16 varietas unggul baru berasal dari tanaman hortikultura, yaitu 14 VUB tanaman hias, dan 2 VUB tanaman sayuran. VUB tanaman hias yang dilepas terdiri dari 5 jenis anyelir, 3 jenis anggrek, dan 6 jenis krisan yaitu : Anyelir varietas Aruna, Anyelir varietas Belani, Anyelir varietas Bintara, Anyelir varietas Laras, Anyelir varietas
Laksmi, Anggrek varietas Ayu
Pratiwi, Anggrek Phalaenopsis Multiflora varietas Atmindra, Anggrek Phalaenopsis Multiflora varietas Abrittyas, Krisan tipe spray Solinda Pelangi, Krisan tipe spray Arosuka Pelangi, Krisan tipe spray Sabiya, Krisan pot Avanthe, Krisan Mutan Jayani, dan Krisan Mutan Marina. Sedangkan 2 VUB tanaman sayuran yang dihasilkan adalah jenis bawang merah yaitu : 1.
TSS 1-S4/Brebes 1 : Hasil umbi 20-21 ton/ha, toleran terhadap penyakit
alternaria porii, susut bobot umbi 18-19%, daya simpan umbi 4-6 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 2 kg dengan daya berkecambah benih 80%. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes (pada ketinggian 4 - 600 mdpl. Dapat ditanam di luar musim (Mei-Agustus). 2.
TSS-KL TSS 1-S4/Brebes 2 : Hasil umbi 14-23 ton/ha, toleran terhadap curah hujan tinggi, beradaptasi luas (18 - 1200 mdpl.) daya simpan umbi 4 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 1 - 2 kg. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes (pada ketinggian 4 s/d 600 m dpl. Dapat ditanam di luar musim (Mei-Agustus).
TSS 1-S4/Brebes 1
TSS-KL TSS 1-S4/Brebes
Gambar 6. VUB Bawang Merah yang Dilepas Tahun 2013 Pencapaian indikator ketiga adalah pelepasan varietas unggul baru tanaman perkebunan sebanyak 9 VUB. Dari 10 calon VUB yang ditargetkan, terdapat satu calon VUB yang tidak berhasil direalisasikan yaitu 1 VUB tembakau. Hal ini
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 dikarenakan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 pada 24 Desember 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan dan dipublikasikan pada bulan Januari tahun 2013. Adapun 9 VUB tanaman perkebunan yang berhasil direalisasikan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1.
Kelapa Dalam Buol : Varietas unggul dalam produksi 19.800 butir/ha/tahun dan kopra 240 g/butir.
2.
Cengkeh Tuni : Varietas unggul dengan potensi produksi bunga basah 118165
kg/pohon/tahun,
potensi
produksi
bunga
39,4
-
55,1
kering
kg/pohon/tahun, kadar minyak atsiri 19,2-22,3%, kadar true eugenol 78,9 82,3 %. 3.
Sagu Meranti : Produksi pati basah 368,78 Kg ± 101,50, produksi pati kering 226,34 kg + 56,03.
4.
Patchoulina 1 : Varietas unggul dengan produksi terna basah 36,52 + 10,13 ton/ha/th dan terna kering 12,67 + 3,34 ton/ha/th, kadar Pathouli Alkohol (PA) 32,53 ± 3,81 %, produksi minyak 356,37 + 13,76 ton/ha/th, kadar minyak 2,85 + 0,57 ton/ha/th, tahan terhadap penyakit layu bakteri.
5.
Patchoulina 2 : Varietas unggul dengan produksi terna basah 37,73 + 10,13 ton/ha/th, terna kering 12,56 + 3,34 ton/ha/th kadar, Pathouli Alkohol (PA) 32,31 ± 3,81%, produksi minyak 343,22 + 13,76 ton/ha/th, kadar minyak 2,78 + 0,57 %, tahan terhadap penyakit layu bakteri.
6.
Rosselindo 1 : Varietas unggul dengan produksi tinggi 544.97±212.32 kg kelopak kering/ha dan kandungan yang tinggi untuk vit. C (345.4 mg/100 g) dan antocyanin (1.442 mg/kg).
7.
Rosselindo 2 : Varietas unggul dengan produksi tinggi (478.59±213.04 kg kelopak kering/ha), kandungan yang tinggi untuk vit. C (2033.524 mg/100 g) dan antocyanin (14.697 mg/kg).
8.
Rosselindo 3 : Varietas unggul dengan produksi tinggi (554.73±325.6 kg kelopak kering/ha), dan kandungan yang tinggi untuk vit. C (188 mg/100 g) dan antocyanin (0.003 mg/kg).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 9.
Rosselindo 4 : Varietas unggul dengan produksi tinggi (471.45±218.65 kg kelopak kering/ha), dan kandungan yang tinggi untuk vit. C (345.4 mg/100 g) dan antocyanin (1.442 mg/kg).
Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan telah menghasilkan 27 galur harapan, meliputi 21 galur harapan ternak, yaitu Ayam Gaok dan Ayam Sentul sebagai galur harapan calon GPS jantan, Ayam KUB 1 dan Ayam KUB 2 sebagai galur harapan calon GPS betina, Itik PMp, 2 galur itik Alabio calon GPS, 2 galur itik Mojosari calon GPS, Domba Komposit Garut, Domba Komposit Sumatera, Kambing Boerka, Kambing Boerawa, Kambing Boer, Kambing PE, Kambing persilangan Anglo Nubian x PE, Kelinci FZ3, Kelinci Hycole, Kelinci Hyla, Kelinci Hycole x N2W, kelinci Hyla x N2W serta 6 galur tanaman pakan ternak (TPT) yaitu Calopogonium mucunoides, Arachis
hybrid, Lab-lab purpureus, Panicum maximum cv, Panicum atratum dan Centrosema macrocarpum.
Ayam KUB PS Betina
Domba Komposit Garut
Ayam KUB PS Jantan
Gambar 7. Galur ternak yang Dilepas Tahun 2013
Outcome dari terciptanya galur harapan Ayam Kampung Unggul Balitnak (Ayam KUB) yaitu telah dilakukan perjanjian lisensi antara Badan Litbang Pertanian dengan PT Ayam Kampung Indonesia (PT. AKI) pada tanggal 9 Februari 2012. Maksud dan tujuan dari perjanjian lisensi tersebut adalah untuk mengembangkan bibit Ayam KUB sebagai hasil pemuliaan, dan untuk kegiatan komersialisasi Ayam KUB tersebut. Komersialisasi meliputi pengembangan produksi ayam kampung dari bibit Ayam KUB, promosi, distribusi, dan pemasaran Ayam KUB. Pada tahun 2013 telah dilakukan penyebaran Parent Stock (PS) dan Final Stock (FS) Ayam KUB ke delapan provinsi sebanyak 13.924 ekor, yaitu Provinsi Jawa
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Maluku Utara dan Aceh. Sedangkan penyebaran ayam KUB ke Provinsi Lampung (300 ekor), Jambi (500 ekor) dan Maluku Utara (500 ekor) masih dalam proses. Kegiatan penyebaran bertujuan untuk membentuk pembibitan/breeding centre ayam KUB 1 sebagai penyedia sumber DOC bagi kebutuhan ayam lokal potong. Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap hasil riset, Badan Litbang Pertanian telah mengajukan permohonan pelepasan rumpun atau galur ternak Ayam KUB kepada Kementerian Pertanian yang sampai saat ini masih dalam proses penyelesaian. Pencapaian indikator kelima yaitu telah dihasilkan 61,8 ton benih sumber tanaman pangan yang terdiri dari : 30 ton benih padi, 18 ton benih kedelai, 8,9 ton benih jagung, dan 4,9 ton benih kacang tanah. Benih padi yang diproduksi yaitu varietas Inpari 14, Inpari 15, Inpari 16, Inpari 22, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 21, Inpari 22, Inpari 23, Inpari 24, Inpari 25, Inpari 26, Inpari 27, Inpari 29, Inpari 30 Ciherang Sub-1, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 7, Inpago 8, Situ Bagendit, Inpara 6, Inpara 7. Benih BS ini telah didistribusikan ke 33 BPTP di seluruh Indonesia Benih kedelai yang diproduksi yaitu varietas Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Dering 1, Dering 2, Detam 2, Gema, Grobogan, Tanggamus, Wilis, ijen, Kaba, Panderman, Sinabung, dan Gepak Kuning. Benih tersebut telah didistribusikan kepada ke-33 provinsi. Benih jagung yang diproduksi yaitu varietas Arjuna, Lamuru, Sukamaraga, Gumarang, Anoman, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, Provita A-1, Provit A-2. Benih kacang tanah yang diproduksi yaitu varietas Bima, Bison, Domba, Gajah, Jerapah, Hypoma 1, Hypoma 2, Kancil, Kelinci, Takar 1, Takar 2, dan Talam. Pencapaian indikator keenam yaitu telah dihasilkan bibit tebu kultur jaringan sebanyak 10.000.000 budset G2 bibit tebu. Bibit tebu dihasilkan dari hasil kultur jaringan tebu di Laboratorium Kultur Jaringan di Bogor, yang kemudian diaklimatisasi di Kebun Percobaan Cibinong (Jawa Barat) dan Muktiharjo (Pati, Jawa Tengah).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2012, tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap capaian setiap indikator di tahun 2013. Adapun perbandingan presentase pencapaian sasaran pertama dapat dilihat pada tabel berikut :
Indikator Kinerja 1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai
Realisasi 2012
Realisasi
(%)
2013 (%)
166
123
136
100
100
90
233,3
250
129
101
Tidak ditargetkan
400
dan tanaman pangan lainnya 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias) 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan
Outcome yang dihasilkan dari sasaran pertama ini antara lain : 1.
Pemda Gorontalo yang telah mengembangkan bioetanol akan beralih dari bahan baku aren ke bahan baku sorgum. Hal ini karena aren memerlukan waktu 12 tahun serta produksi niranya rendah. Dinas Pertanian Gorontalo pada tanggal 7 Juli 2013 berkunjung ke Balitsereal, Badan Litbang Pertanian untuk mencari informasi sorgum manis sebagai bahan baku etanol. Badan Litbang Pertanian telah melepas varietas sorgum manis SUPER-1 dan SUPER-2. Eksplorasi etanol sorgum manis diperoleh dari nira batang sorgum, bagasse, dan biji. Kandungan etanol dari biji, bagasse, dan nira varietas SUPER-1 dan SUPER-2 berkisar 3.000-4.000 liter/ha. Sorgum yang telah diolah menjadi etanol dapat menjadi pengganti bahan bakar minyak tanah dengan kadar etanol 40-60%, untuk kebutuhan laboratorium dan farmasi 70-90%, dan sebagai bahan substitusi premium 90-100%.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 2.
Pada tanggal 7 Oktober 2013 Direktur Bidang Riset Benih PT Petrokimia mengunjungi Balitsereal, Badan Litbang Pertanian untuk menjajaki kerja sama pengujian pupuk dan pengembangan jagung hasil Badan Litbang Pertanian. Dilaporkan bahwa penjualan pupuk ZA PT Petrokimia mengalami peningkatan sampai 40% setiap tahun. Peningkatan penggunaan pupuk diduga karena perubahan pola pemupukan dari urea menjadi ZA khususnya pada padi dan jagung. PT. Petrokimia dan Balitsereal, Badan Litbang Pertanian sepakat untuk bekerja sama mengkaji dosis optimal pupuk ZA terhadap peningkatan produktivitas dan kualitas mutu tanaman jagung. Selain itu, PT Petrokomia juga tertarik untuk melisensi jagung hibrida hasil Badan Litbang Pertanian.
3.
Propinsi Jawa Tengah bertekad untuk mengembangkan aneka kacang dan umbi hasil riset Badan Litbang Pertanian setelah Gubernur Jateng menyaksikan Gelar teknologi di Jawa Tengah pada tanggal 6 – 7 Nopember 2013 di Kawasan Agro Wisata dan STA Soropadan. Display varietas tanaman aneka kacang dan ubi di lapang menunjukkan hasil sangat tinggi. Gubernur mengajak para petani dapat mewujudkan penampilan tanaman di lahan petani. Diperlukan dukungan penyuluh, peneliti, pengusaha, pengrajin olahan dan pemerintah guna menuju kedaulatan pangan.
Gambar 8. Gubernur Jawa Tengah Menyaksikan Pertanaman Aneka Kacang Dan Ubi Di Lapang 4.
BBI Besum Papua dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur mengirim petugas
dan
petani
ke
Balitkabi,
Badan
Litbang
Pertanian
untuk
meningkatkan kemampuan dalam memproduksi benih aneka kacang dan umbi. Rombongan dari Kutai Timur sebanyak Sembilan orang, sedangkan dari BBI Besum Papua beranggotakan tiga orang melakukan magang perbenihan di Balitkabi pada 20-22 November 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 5.
Tahun 2012, varietas cabai merah Tanjung-2 dari Balitsa telah diadopsi petani di 10 kecamatan di Kab. Ciamis. Dengan luas tanam sebesar 140 Ha, profit petani adopter mengalami peningkatan sebesar 7,4 Milyar rupiah dan terjadi peningkatan Rate of Invesment (ROI) sebesar 131%.
6.
Outcome dari terciptanya galur harapan Ayam KUB yaitu telah dilakukan perjanjian lisensi antara Badan Litbang Pertanian dengan PT Ayam Kampung Indonesia (PT. AKI) pada tanggal 9 Februari 2012. Maksud dan tujuan dari perjanjian lisensi tersebut adalah untuk mengembangkan bibit Ayam KUB sebagai hasil pemuliaan, dan untuk kegiatan komersialisasi Ayam KUB tersebut. Komersialisasi meliputi pengembangan produksi ayam kampung dari bibit Ayam KUB, promosi, distribusi, dan pemasaran Ayam KUB.
7.
Pada tahun 2013 telah dilakukan penyebaran Parent Stock (PS) dan Final Stock (FS) ke delapan propinsi sebanyak 13.924 ekor, yaitu propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Maluku Utara dan Aceh. Sedangkan penyebaran ayam KUB ke Propinsi Lampung (300 ekor), Jambi (500 ekor) dan Maluku Utara (500 ekor) masih dalam proses. Kegiatan penyebaran bertujuan untuk membentuk pembibitan/breeding centre ayam KUB1 sebagai penyedia sumber DOC bagi kebutuhan ayam lokal potong.
Sasaran 2 : Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Adapun
pencapaian
target
dari
masing-masing
indikator
kinerja
dapat
digambarkan sebagai berikut : Indikator Kinerja
1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya
Target
Realisasi
%
9 tekn.
16 tekn.
177,8
lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
5 teknologi
6 teknologi
120,0
6 tekn.
6 tekn.
100,0
4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen
60 tekn.
79 tekn.
131,7
5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi,
6 tekn.
8 tekn.
133,3
112 tekn.
204 tekn.
182,1
7. Jumlah inovasi telnologi berbasis bioteknologi
4 tekn.
4 tekn.
100,0
8. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat
14 peta
26 peta
185,7
2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian
3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.
adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim
6. Jumlah teknologi spesifik lokasi
tinjau dan semi detail.
Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada tahun 2013, 6 indikator telah melebihi target, dengan kategori keberhasilan di atas 100% (sangat berhasil), untuk 2 indikator tercapai dengan realisasi 100% (berhasil). Pencapaian indikator pertama
sebanyak 16 teknologi baru pengelolaan
sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk, terdiri dari 11 teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan, dan 5 formula pupuk.
PUHS
Handil Bersekat (Kearifan Lokal)
Gambar 9. Teknologi Pengelolaan SDL
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Salah satu teknologi unggulan yang dihasilkan pada tahun 2013 adalah Perangkat Uji Hara Sawit (PUHS). PUHS berguna untuk mengukur kadar hara N, P, K dan B daun kelapa sawit pada waktu tertentu secara cepat. Adapun manfaatnya adalah: 1) mampu mengindentifikasi kecukupan hara tanaman kelapa sawit secara cepat di lapang, dan 2) bermanfaat dalam menentukan rekomendasi pemupukan N, P, K, dan B tanaman kelapa sawit secara cepat. Teknologi lain yang dihasilkan berupa teknologi pengelolaan air pada lahan rawa lebak yang diberi nama Harkat (Handil Bersekat). Penerapan teknologi ini terbukti mampu mempertahankan kadar air tanah 80-197% berdasarkan berat kering tanah. Kondisi ini mendukung terhadap upaya pengembangan pola tanam padipalawija di lahan lebak tengah pada musim kemarau. Pencapaian indikator kedua berupa 6 teknologi unggulan berupa prototipe alat dan mesin pertanian untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian, dengan rincian sebagai berikut : 3 teknologi mektan mendukung swasembada pangan berkelanjutan (mesin tanam pindah bibit padi sawah 4 baris, mesin panen padi tipe mini combine kapasitas 14 jam/ha, model pemetaan mekanisasi produksi padi di lahan sawah), 2 teknologi mektan mendukung program strategis Kementan (mesin panen tebu dengan penggerak traktor roda dua, unit sistem aeroponik dan rumah kasa terkendali untuk budidaya benih kentang) dan 1 teknologi mekanisasi pertanian berbasis koordinatif (kajian penerapan paket alat dan mesin budidaya padi di lahan rawa). Pencapaian indikator ketiga yaitu telah dihasilkan 6 teknologi veteriner dengan rincian sebagai berikut: 3 teknologi diagnosa penyakit hewan (teknik multipleks PCR untuk diagnosa cepat penyakit unggas kelompok virus DNA (Marek’s Disease,
Infectious Laryngotracheitis/ILT, Fowl 76/EDS’76),
2
teknologi
vaksin
Pox/FP dan Egg Drop Syndrome
(teknologi
vaksin
bivalen
inaktif
untuk
pengendalian penyakit IBR dan PI-3 pada sapi, dan teknologi pengembangan vaksin ND generasi baru (GVII), dan 1 teknologi obat biofarmaka untuk hewan (anti cendawan asal herbal untuk pengendalian cemaran cendawan pada pakan ternak). Pencapaian indikator keempat, yaitu 79 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, dengan rincian 12 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, 14 teknologi budidaya dan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 panen tanaman hortikultura, 35 teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan dan 18 teknologi budidaya dan panen peternakan. Telah dirakit 12 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, budi daya padi, jagung, dan kedelai guna menunjang upaya peningkatan produksi tanaman pangan. Teknologi tersebut sudah menjadi bahan publikasi yang disajikan dalam bentuk leaflet, yaitu : Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi, Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Rawa Lebak, Alsin menekan Kehilangan Hasil Perontokan Pada Gandum, Penangkaran Benih Jagung Hibrida Silang Tiga Jalur Berbasis Komunitas, teknologi Penurunan Kandungan Tanin Biji Sorgum dengan Prototipe Mesin Sosoh Tipe Abrasif PSA-M4 –Balitsereal, Pupuk Santap M, Pupuk SANTAP NM, Produksi Ubikayu di Bawah Hutan Jati, Iletrisoy Pupuk Hayati untuk Peningkatan Produksi Kedelai. Telah dirakit 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura yang diperoleh melalui kegiatan litbang sayuran, buah, tanaman hias dan jeruk, yaitu : Biopestisida untuk Mengendalikan OPT Tanah pada Komoditas Kentang, Teknologi Pengendalian Penyakit
Virus Kuning pada Cabai Merah, Teknologi
Budidaya Bawang Merah menggunakan TSS (True Shallot Seed) di Dataran Tinggi, Teknik Produksi Benih TSS yang Efisien dari Segi Kualitas dan Kuantitas di Dataran Tinggi, Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS di Dataran Rendah, Teknologi Budidaya Mangga Ramah Lingkungan, Teknologi
Pengendalian
Organisasi Pengganggu Tanaman (OPT) dan Pemupukan Buah Naga secara Efektif dan Efisien, Teknologi Perbanyakan Manggis dengan Embrio Somatik, Teknologi Optimasi Kultur Meristem untuk Perbanyakan Masal pada Anggrek Phalaenopsis, Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera, Teknologi Pengendalian Hama Pengorok Daun dengan Insektisida Nabati pada Tanaman Krisan, Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Inducer Untuk Ketahanan Tanaman Krisan, Teknologi Budidaya Leather Leaf, Efektivitas Teknologi Bududaya dalam Meningkatkan Pertumbuhan, Produksi Buah Jeruk dan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca pada Zona Iklim Berbeda. Telah dihasilkan 35 teknologi teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan yang mencakup tanaman tebu, kapas, tembakau, nilam, tanaman obat, jambu mete, karet, kakao, kelapa sawit, kopi dan coklat. Teknologi tersebut antara lain terdiri atas : Pupuk Organik C Juncea dan 30% Pupuk Cair Si, Teknik Pembibitan Tebu yang Menghasilkan Daya Tumbuh Bibit (budchip dan budset) Tinggi, Peta Sebaran
Varietas
Tebu
Berdasarkan
Tipologi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Lahan
dan
Tipe
Tingkat
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Kemasakannya, Teknologi Budidaya (Sistem Juring Ganda dan Rawat Ratoon) yang Mendukung Pertumbuhan, Produksi dan Rendemen Optimal di Lahan Kering, Waktu Tanam Tebu yang dapat Meningkatkan Produksi dan Rendemen Tebu di Lahan Kering, Paket Teknologi Budidaya Kapas untuk Pengembangan pada Musim Penghujan, Teknologi Pemupukan pada Tembakau Lokal Jombang dan Paket Teknologi Budidaya Kapas untuk Pengembangan pada Musim Kemarau. Telah dihasilkan 18 teknologi budidaya dan panen peternakan, 6 teknologi budidaya ternak sapi dan kerbau, 6 teknologi pakan, 3 teknologi budidaya ternak kambing, dan 3 teknologi budidaya ternak unggas dan aneka ternak. Pencapaian indikator kelima sebanyak 8 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim (133,3%), terdiri dari 6 teknologi antisipasi dan adaptasi, dan 2 teknologi mitigasi perubahan iklim. Salah satu contoh teknologi antisipasi perubahan iklim yang dihasilkan adalah Sistem Monitoring Online Katam menggunakan CCTV.
Gambar 10. Sistem Monitoring Online Katam Menggunakan CCTV
Sistem Monitoring Online Katam menggunakan CCTV merupakan sistem monitoring berbasis web, sehingga masyarakat komunitas pertanian dapat dengan mudah mengakses informasi ini. Dengan demikian, hasil monitoring sistem ini sangat berguna untuk meverifikasi informasi yang dihasilkan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu. Prototipe Sistem Monitoring On-line Katam Terpadu merupakan produk awal pengembangan sistem monitoring dan diharapkan pada penelitian 2014 sudah berfungsi dengan baik.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Pencapaian indikator keenam, telah tercapai sebesar 182,1%, atau terealisasi 204 teknologi spesifik lokasi dari target 112 teknologi. Adapun output yang dihasilkan berupa: 57 paket teknologi budidaya tanaman pangan, 11 paket teknologi budidaya perkebunan, 9 paket teknologi budidaya hortikultura, 23 paket teknologi pascapanen, 27 paket teknologi Peternakan, 9 paket kelembagaan, 33 paket teknologi sumberdaya lahan dan AEZ, 33 paket teknologi plasma nutfah dan sumberdaya genetik, dan 2 paket teknologi mekanisasi. Pencapaian indikator ketujuh, telah tercapai 100% dari target yang berupa 4 inovasi teknologi berbasis bioteknologi, dengan rincian sebagai berikut: 1 teknologi peta genetik genom kelapa sawit
(Dura, Pisifera, dan Oleifera), 1
teknologi kloning gen (6 klon gen) pengendali sifat-sifat penting komoditas pertanian, 1 teknologi analisis sidik jari DNA plasma nutfah pertanian (288 aksesi plasma nutfah padi menggunakan analisis GGT-384 SNP), dan 1 teknologi bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian. Database genome kelapa sawit meliputi peta genetik terdiri dari sekuen DNA genom dan DNA kloroplas untuk ketigajenis kelapa sawit tersebut. Database ini sudah bisa digunakan untuk mendesain marka SNP terkait sifat penting kelapa sawit untuk program pemuliaan. Selanjutnya, database ini tengah berada dalam proses pengembangan menjadi web-based genome sawit yang bisa diakses oleh pengguna dengan lebih mudah. Total DNA genom yang sudah dianalisis mencapai 71,4 GB dari 16 kromosom yang dimiliki kelapa sawit. Sedangkan genom kloroplasnya berukuran sekitar 156 kb yang mengandung sejumlah house
keeping gene.
Peta sekuen kloroplast kelapa sawit Dura
Peta sekuen kloroplast kelapa sawit Pisifera
Peta sekuen kloroplast kelapa sawit E. oleifera
Gambar 11. Peta sekuen kloroplas kelapa sawit Dura (atas), Pisifera (kiri), dan Oleifera (kanan)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Pencapaian indikator kedelapan sebanyak 26 peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detil (185,7%). Beberapa contoh peta yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Peta Arahan Tata Ruang Pertanian Kab. Fakfak, Papua Barat Peta (kiri) dan Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Lahan Terdegradasi, Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur (kanan)
Gambar 12. Peta Tematik
Peta-peta yang dihasilkan selanjutnya akan diserahkan kepada daerah sesuai lokasi pemetaan untuk digunakan sebagaimana peruntukannya. Salah satu contoh yakni Peta Arahan Tata Ruang Pertanian Kab. Fakfak, Papua Barat, merupakan permintaan dari Pemda Fakfak – Papua Barat dan akan segera digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Tata Ruang Pertanian di daerah tersebut. Sedangkan Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Lahan Terdegradasi, Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur, akan dijadikan acuan dalam upaya
pengembangan
areal
pertanaman
padi
sawah
pada
lahan-lahan
terdegradasi di daerah Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur-Prov. Bangka Belitung.
Outcome lainnya dari peta-peta yang dihasilkan yakni Peta AEZ. Peta AEZ dibidani oleh para peneliti BBSDLP telah diadopsi oleh BBP2TP untuk dijadikan sebagai acuan arahan pengembangan pertanian sesuai dengan zona agroekologi di tiaptiap provinsi. Pada pertengahan tahun 2013 BBP2TP membagikan Peta AEZ Skala 1:250.000 kepada seluruh BPTP di 33 Provinsi melalui kepala daerahnya masingmasing. Penyerahan dilakukan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian dan disaksikan oleh Wakil Menteri Pertanian pada acara Pekan Pertanian Spesifik Lokasi yang dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Perbandingan capaian sasaran kedua pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat melalui tabel berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator Kinerja
1.
Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya
Realisasi 2012
Realisasi 2013
(%)
(%)
156,2
177,8
100
120,0
100,0
100,0
lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk
2.
Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian
3.
Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.
4.
Jumlah teknologi budidaya, dan panen
171,6
131,6
5.
Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi,
185,7
133,3
186,3
182,1
Tidak ditargetkan
100,0
Tidak ditargetkan
185,7
adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim
6.
Jumlah teknologi spesifik lokasi
7.
Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi
8.
Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detil
Terkait dengan sasaran kedua, jumlah dan uraian indikator kinerja di tahun 2012 dan 2013 terdapat perbedaan, dimana pada tahun 2012 terdapat 6 indikator namun pada tahun 2013 menjadi 8 indikator. Dari pencapaian delapan indikator kinerja dalam mendukung sasaran kedua, terlihat semua indikator telah mencapai target yang telah ditetapkan.
Outcome dari sasaran kedua adalah sebagai berikut : 1.
Prototipe Indo Jarwo Transplanter, Indo Combine Harvester dan Power Weeder telah dilaunching oleh Mentan dan digandakan menjadi 9 unit Jarwo
transplanter.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 2.
Telah ditandatanganinya MoU Lisensi/KS Pabrikasi Indo Jarwo Transplanter & Combine Harvester oleh pihak Swasta.
Sasaran 3: Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
Untuk mencapai sasaran ketiga, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah teknologi penanganan segar produk
16 teknologi
17 teknologi
106,3
pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing
Berdasarkan tabel pencapaian target di atas, target pada indikator kinerja sasaran ketiga tahun 2013 telah tercapai seluruhnya dengan kategori keberhasilan lebih dari 100% (sangat berhasil).
Output berupa 17 teknologi yang dihasilkan, diuraikan secara rinci sebagai berikut: 1.
Lima teknologi penanganan segar produk pertanian, yaitu: teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan rendemen beras giling, teknologi pembuatan kemasan edible film antimikroba untuk mengawetkan daging sapi, teknologi pembuatan kemasan plastik antimikroba untuk pengawetan daging, teknologi memperpanjang daya simpan segar cabai keriting kencana, dan teknologi iradiasi untuk mempertahankan kesegaran kentang VUB Kastanum.
2.
Dua teknologi/produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, yaitu : teknologi pembuatan beras artifisial fungsional lambat cerna dan teknologi fermentasi koropedang (Canavalia ensiformis) yang salah satu produknya berupa tempe koropedang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
47
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 3.
Sepuluh teknologi/produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing, yaitu : teknologi enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu gula, teknologi produksi gula tebu dengan filtrasi membran, teknologi substitusi gula tebu dengan sorgum manis, teknologi pengolahan tepung bawang merah kaya antioksidan, teknologi pembuatan tepung kentang, teknologi nanoenkapsulasi ekstrak temulawak kaya antioksidan, teknologi nanoenkapsulasi minyak biji pala sebagai bahan preservatif, teknologi nanoenkapsulasi katekin dari daun gambir untuk produk nutraseutikal, teknologi strukturisasi nanoserat selulosa dari tongkol jagung dan jerami padi sebagai reinforcing agent untuk edible film, dan teknologi enkapsulasi nano-vitamin A dan zat besi sebagai fortifikan flake ubi kayu.
Beras Giling Hasill Penyosohan Enzimatis
Tempe Koropedang
Daging dalam Kemasan Edible Film
Gula Kristal Tebu Substitusi Sorgum
Kemasan Plastik Anti Mikroba
Tepung Bawang Merah
Gambar 13. Teknologi Pascapanen yang Dihasilkan Tahun 2013
Outcome pada sasaran ketiga yang dihasilkan dari output TA. 2013, diperoleh dari:
1.
Kegiatan penelitian teknologi pengolahan kacang-kacangan sebagai sumber protein untuk substitusi impor kedelai, yaitu teknologi fermentasi untuk pembuatan tempe koropedang (Canavalia ensiformis). Keunggulan tempe koro pedang yaitu mengandung peptida yang mampu berfungsi sebagai penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) sehingga berpotensi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
48
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 sebagai anti hipertensi. Teknologi ini telah diintroduksikan kepada dua jenis pengrajin tempe di wilayah Bogor, yaitu Pengrajin Tempe Tradisional (PTT) dan Pengrajin Tempe Modern.
2.
Kegiatan diseminasi pengembangan diversifikasi pangan, yaitu: bimbingan teknis teknologi penyosohan dan penepungan tepung sorgum serta produk olahannya pada Kelompok Tani Handayani di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan bekerjasama dengan dinas terkait. Keunggulan teknologi ini yaitu dapat menghasilkan produk tepung rendah tanin sehingga cita rasa produk pangan yang dihasilkan tidak kalah dengan terigu.
Outcome pada sasaran ketiga juga dihasilkan dari output pada tahun anggaran sebelumnya, yaitu: Kegiatan penelitian teknologi penanganan segar buah mangga melalui kombinasi proses pelilinan/water heat treatment dengan mikroba alami. Teknologi ini telah diimplementasikan pada ekspor perdana buah mangga gedong ke Dubai, Uni Emirat Arab dengan kapal laut sebanyak 10 ton bekerjasama dengan PT. Alamanda Sejati Utama.
Gambar 14. Launching Ekspor Perdana Buah Mangga Gedong oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Bila dibandingkan dengan pencapaian 2012, dapat dilihat bahwa pencapaian sasaran ketiga tahun 2013 tidak ada perbedaan yang signifikan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
49
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator Kinerja
Realisasi 2012
Realisasi
(%)
2013(%)
156,2
177,8
Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing
Sasaran 4 : Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani
Untuk mencapai sasaran keempat, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah
kebijakan
saing,
perlindungan
Target
untuk penguatan usaha
Realisasi
%
20
22
110,0
rekomendasi
rekomendasi
daya
pertanian,
penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pedesaan
Berdasarkan indikator kinerja sasaran keempat yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah melebihi target (sangat berhasil) dengan kategori keberhasilan di atas 100%. Secara rinci, rekomendasi kebijakan pertanian yang telah dihasilkan adalah 4 rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha pertanian, 2 rekomendasi kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian, 3 rekomendasi kebijakan terkait pengembangan kelembagaan dan peraturan mendorong iklim usaha yang kondusif, 3 rekomendasi kebijakan terkait makro ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian, 1 rekomendasi kebijakan terkait dinamika
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 ekonomi pertanian dan perdesaan, dan 9 rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan aktual. Pencapaian sasaran keempat dari tahun 2012 dan 2013, terlihat tidak berbeda signifikan, namun bila dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi dihasilkan, pada tahun 2012 telah dihasilkan sebanyak 38 rekomendasi, sedangkan pada tahun 2013 telah dihasilkan sebanyak 22 rekomendasi. Hal ini disebabkan pada tahun 2012, jumlah rekomendasi dihitung dari beberapa kegiatan yang ada di lingkup eselon 2, misalnya PSEKP, Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Hortikultura dan BBP Mektan. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah rekomendasi hanya dihitung dari capaian satu kegiatan saja, yaitu kegiatan Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Indikator Kinerja
Realisasi
Realisasi 2013
2012 (%)
(%)
131,0
110,0
Jumlah rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pedesaan
Sasaran 5 : Meningkatnya sistem diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional
Untuk mencapai sasaran kelima, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian
target
dari
masing-masing
indikator
kinerja
dapat
digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke
Target
Realisasi
%
330 teknologi
330 teknologi
100,0
200
733
365,5
kerjasama
kerjasama
pengguna/stakeholder 2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
51
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Berdasarkan indikator kinerja sasaran kelima yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai target (berhasil), bahkan ada yang melebihi target (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama, yaitu teknologi yang didiseminasikan ke pengguna telah tercapai berupa 330 teknologi yang didiseminasikan kepada pengguna. Teknologi yang didiseminasikan terdiri atas: 32 teknologi dalam pendampingan PTT Padi, 14 teknologi dalam pendampingan PTT Jagung, 12 teknologi dalam pendampingan PTT kedelai, 14 teknologi dalam pendampingan kawasan agribisnis hortikultura, 24 teknologi dalam pendampingan swasembada daging sapi/kerbau, 11 teknologi dalam pendampingan program P2T3, 5 teknologi dalam pendampingan kakako, 33 teknologi dalam pengembangan mKRPL, 66 teknologi dalam pengembangan m-P3MI, 12 pengembangan model inovasi LL, 10 teknologi pengembangan SITT, 33 teknologi kalender tanam, 32 paket diseminasi VUB padi dan 32 paket diseminasi denfarm kedelai. Teknologi ini telah disebarluaskan melalui berbagai media diseminasi di BBP2TP dan 33 BPTP, serta kegiatan pendampingan di 33 provinsi. Pencapaian indikator kedua berupa kerjasama penelitian lingkup nasional maupun internasional telah tercapai sebesar 733 kerjasama, yang terdiri dari: 1.
128 kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam negeri dan Lembaga Penelitian Nasional di luar Badan Litbang Pertanian melalui program Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N). Kegiatan ini merupakan pengembangan dari kegiatan Kerja sama Kemitraan Penelitian dengan Perguruan Tinggi atau KKP3T yang telah dilaksanakan mulai dari tahun 2007.
2.
104 kerjasama kemitraan dengan institusi pemerintah, swasta dan LSM. Kegiatan yang mendapatkan pendanaan dari kerjasama kemitraan adalah kegiatan
dengan
sharing
mitra
dalam
bentuk
program
penelitian
sumberdaya, baik sumberdaya manusia, keuangan maupun sarana dan prasarana. 3.
25 kerjasama kemitraan pengkajian dengan hampir seluruh pemerintah provinsi/ kabupaten yang tersebar di Indonesia.
4.
274
kerjasama
dalam
negeri
yang
diarahkan
untuk
meningkatkan
pemanfaatan sarana/fasilitas penelitian, jasa pelayanan, dan alih teknologi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Kerja sama ini dilakukan dengan instansi/pemerintah daerah, swasta nasional dan perguruan tinggi. 5.
202 kerjasama (MoU) dengan beberapa negara maupun lembaga riset internasional, seperti IRRI, CIP, CIAT, CIMMYT, ICRAF, Bioversity Intern dan sebagainya yang telah berjalan sejak beberapa tahun lalu dan masih berlangsung sampai tahun 2013.
Bila dibandingkan dengan pencapaian 2012, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pencapaian sasaran ketiga tahun 2013. Pencapaian sasaran kelima sejak tahun 2012 – 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Indikator Kinerja
Realisasi
Realisasi
2012 (%)
2013 (%)
100.0
115,7
228.5
365,5
1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna/stakeholder 2.
Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
Sasaran 6 : Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian
Untuk mencapai sasaran keenam diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun
pencapaian
target
dari
masing-masing
indikator
kinerja
dapat
digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang
Target
Realisasi
%
185 artikel
201 artikel
108,6
90 Persen
127.94
142,2
pertanian 2. Prosentase perpustakaan digital yang dibina
Persen
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI
45 Invensi
90 Invensi
200,0
4. Jumlah lisensi hasil litbang
15 lisensi
12 lisensi
80,0
Berdasarkan indikator kinerja sasaran keenam, hampir semua target yang telah ditetapkankan pada tahun 2013 telah tercapai lebih dari 100% (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama, yaitu telah diterbitkan 201 artikel pada beberapa jurnal ilmiah dan semi ilmiah seperti Indonesian Journal of Agricultural
Science (IJAS) sebanyak 10 artikel, Indonesian Journal of Agriculture (IJA) sebanyak 18 artikel, Jurnal Penelitian dan pengembangan pertanian (JP3) sebanyak 20 artikel, Warta Litbang pertanian sebanyak 59 artikel, Buletin Teknik Pertanian (Bultektan) sebanyak 22 artikel, Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP) sebanyak 10 artikel, Pengembangan Inovasi Pertanian (PIP) sebanyak 20 artikel dan Laporan Tahunan Badan Litbang Pertanian sebanyak 12 artikel. Selain itu, terdapat 30 artikel yang telah dipublikasikan dalam berbagai judul jurnal internasional. Informasi ini telah disebarkan ke berberapa lembaga perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, termasuk juga instansi pemerintah lainnya di dalam negeri seperti instansi lingkup Kemtan, Kementerian terkait, perpustakaan daerah, Dinas Pertanian dan sebagainya.
Outcome dari indikator ini adalah dimanfaatkannya hasil-hasil penelitian dan pengembangan pertanian maupun perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo) oleh peneliti/ilmuwan, pengambil kebijakan, penyuluh, petani dan dunia usaha atau masyarakat agribisnis dalam rangka memacu perkembangan Iptek dan pembangunan pertanian, dan tersebarnya 50.430 eksemplar publikasi hasil litbang pertanian ke 15.181 alamat dalam negeri dan 135 alamat luar negeri. Melalui kegiatan ini pula diharapkan para pemangku kepentingan dapat mengikuti perkembangan Iptek bidang pertanian. Benefit/manfaat dari kegiatan ini adalah tersebar dan termanfaatkannya hasil penelitian pertanian maupun pusdokinfo oleh masyarakat. Masyarakat dapat mengetahui produk inovasi Badan Litbang Pertanian dan dapat mengikuti
perkembangan
IPTEK
bidang pertanian.
Sedangkan impact/dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemanfaatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 inovasi teknologi pertanian dan terbangunnya citra positif Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil teknologi. Pencapaian
indikator
kedua
yaitu
berupa
pendampingan/
pembinaan
perpustakaan digital dengan target sebanyak 90% dari UK/UPT (atau 10 UK/UPT pada tahun 2013) dengan realisasi sebesar 127,94% atau sebanyak 16 UK/UPT lingkup Kementan yang meliputi: BB Biogen, Balittra, Balitsa, BPTP Kalbar, BPTP Banten, BPTP Jakarta, BPTP Sumatera Barat, BPTP NAD, BPTP Sumut, dan BPTP Maluku Utara, STTP Yogjakarta, STTP Malang, STPP Medan, BPIP Ketindan, BBIB Singosari dan BBPP Binuang Kalsel.
Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya pelayanan prima dalam bidang IPTEK pertanian melalui ketersediaan perpustakaan digital di seluruh UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian, tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan dalam sistem informasi manajemen hasil penelitian dan aplikasi sistem teknologi informasi, dan tersedianya sumberdaya informasi yang memadai dan tersedianya anggaran yang diperlukan. Pencapaian indikator ketiga yaitu telah diperolehnya 90 invensi HaKI yang terdiri dari perlindungan paten sebanyak 20 buah, pendaftaran karya cipta sebanyak 10 buah, pendaftaran merk 4 buah, permohonan hak PVT sebanyak 9 buah dan pendaftaran varietas hasil pemuliaan sebanyak 47 buah. Capaian ini diperoleh melalui upaya untuk mempercepat proses perlindungan HKI dalam rangka meningkatkan adopsi teknologi oleh industri yang dilaksanakan melalui sosialisasi, pemanduan penyusunan draft dokumen HKI, mediasi percepatan proses pemeriksaan substantif paten, dan pelatihan drafting paten. Kegiatan sosialisasi, mediasi dan pemanduan terhadap peneliti sebagai inventor. Dengan adanya sosialisasi tersebut berdampak pada pemahaman peneliti tentang pentingnya perlindungan HKI terhadap hasil penelitiannya meningkat. Sehingga dalam menyusun draft naskah lebih mengarah ke petunjuk penulisan dari masingmasing rezim. Di samping itu Badan Litbang Pertanian juga memfasilitasi kegiatan pemanduan draft penulisan paten, cipta, merek dan permohonan perlindungan varietas tanaman dan mediasi. Dengan demikian finalisasi draft penulisan paten, cipta, merek dan permohonan perlindungan varietas tanaman lebih cepat sehingga perolehan HKI-nya diharapkan cepat tercapai. Pencapaian indikator keempat yaitu telah diperolehnya 12 lisensi hasil litbang yang telah dilisensi oleh industri. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
55
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 pada tahun 2013 sampai dengan 31 Desember 2013 baru tercapai 80%. Hal ini disebabkan adanya Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor: 67/Permentan/ OT.140/11/ 2012 tanggal 27 November 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 06/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Pedoman Kerja Sama
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian.
Perubahan
tersebut
mencantumkan bahwa lisensi komersial dikenakan royalti sebesar paling banyak 10% (sepuluh persen) dari harga pokok penjualan. Tingginya nilai royalti berdampak
pada
berkurangnya
minat
dunia
usaha/swasta
yang
ingin
mengadakan kerjasama lisensi. Berkenaan dengan hal tersebut, terbit Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor: 99/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Pertanian
nomor
06/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Pedoman Kerja Sama Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, dimana royalti berubah menjadi lebih kecil. Misalnya untuk pupuk yang semula 10% untuk lisensi eksklusif dan 3% untuk lisensi non eksklusif berubah menjadi 3% untuk lisensi eksklusif dan 1,5 sampai 2% untuk non eksklusif. Dengan nilai royalti yang baru, diharapkan dunia usaha semakin tertarik untuk mengadakan kerja sama lisensi dengan Badan Litbang Pertanian, sehingga
target
kerjasama
lisensi
dapat
tercapai
sesuai
dengan
yang
direncanakan. Pencapaian sasaran keenam pada tahun 2012 dan 2013, tidak terlihat signifikan perbedaannya kecuali untuk indikator keempat. Secara rinci perbandingan capaian sasaran kelima dapat dilihat pada tabel berikut. Realisasi 2012
Realisasi 2013
(%)
(%)
1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian
100,0
108,6
2. Prosentase perpustakaan digital yang dibina
101,8
142,2
3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI
148,8
200,0
4. Jumlah lisensi hasil litbang
186,6
80,0
Indikator Kinerja
Tercapainya kinerja sasaran Badan Litbang Pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, antara lain:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 1.
Diterapkannya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian secara periodik, mulai
tahap perencanaan hingga tahap akhir sehingga fungsi pengawasan
pada setiap tahapan kegiatan dapat berjalan dengan baik. 2.
Sarana dan prasarana penelitian cukup memadai untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, perpustakaan, pengolah data, jaringan internet, dan lain-lain.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian antara lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian, seperti Direktorat Jenderal/Badan, maupun instansi di luar Kementerian Pertanian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, asosiasi berbagai komoditas, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, pihak swasta bahkan dengan instansi luar negeri. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di antaranya adalah : 1.
Pelaksanaan penelitian yang tergantung musim terkendala perubahan iklim dan serangan hama penyakit.
2.
Pengadaan bahan yang harus indent dan sulit didapat sehingga perlu waktu yang agak lama.
3.
Adanya renovasi laboratorium sehingga menganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian
4.
Kegiatan penelitian yang bekerjasama dengan pihak lain sering terhambat oleh kesiapan mitra kerjasama.
5.
Jadwal pemakaian beberapa peralatan analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian alat.
6.
Waktu pencairan anggaran yang terkadang tidak sinkron dengan kebutuhan dana penelitian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
57
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 7.
Perubahan kebijakan pemerintah yang menyebabkan ada beberapa rencana kegiatan tidak dapat terealisir.
8.
Rekapitulasi RPTP dan RDHP teraktual belum dapat diperoleh dari UK/UPT terkait.
9.
Sulitnya pengolahan data yang disebabkan karena inkonsistensi dalam pencantuman nama peneliti dan subjek spesialisasinya.
10. Layanan jasa penyebaran informasi terbaru mengalami hambatan pada ketersediaan alat pengolah data yang kurang memadai dan gangguan koneksi internet. Beberapa kendala tersebut telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan : 1.
Mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan program.
2.
Mempertimbangkan musim panen dan ketersediaan peralatan, SDM, dan dana.
3.
Memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (pada awal dan akhir tahun, contoh rambutan dan manggis).
4.
Menginventarisasi peralatan bangsal dan laboratorium yang dibutuhkan dalam penelitian untuk diusulkan pengadaannya pada tahun anggaran mendatang, sebaiknya kebutuhan alat sudah direncanakan sejak menyusun proposal penelitian.
5.
Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dari sisi metodologi penelitian dan teknisi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam rangka pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan.
6.
Meningkatkan manajemen di tingkat perencanaan, seperti mempersiapkan kegiatan secara
lebih cermat, realistis, dan matang, menentukan target
output dan sasaran secara realistis, menyusun penanganan risiko secara cermat, serta merevisi dokumen perencanaannya jika menemui perubahan pelaksanaan kegiatan dari yang sudah direncanakan. 7. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
58
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 8. Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun anggaran). 9. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan penelitian. 10. Melakukan pola kerjasama Balit Komoditas dengan BPTP sehingga transfer pengetahuan dari tenaga peneliti Balit Komoditas ke peneliti di BPTP telah dilakukan secara bertahap. 11. Melakukan koordinasi lebih aktif ke UK/UPT untuk memperoleh rekapitulasi RPTP dan RDHP teraktual. 12. Meningkatkan kerjasama aktif pertukaran publikasi dan informasi dengan instansi terkait. 13. Memperbaiki koneksi jaringan internet. 14. Pengadaan alat pengolah data. 15. Sosialisasi
pemanfaatan informasi
terbaru dan
terseleksi
akan lebih
diintensifkan melalui kegiatan pendampingan perpustakaan.
3.3
Akuntabilitas Keuangan (Anaudited)
Untuk membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian pada tahun 2013, Badan Litbang Pertanian semula mendapat alokasi anggaran pagu indikatif sebesar Rp.1.807.951.070.000,-, sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 0096/M.PPN/03/2012 dan S-214/MK.02/2012 tanggal 30 Maret 2012 mengenai Pagu Indikatif dan Rancangan Awal
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2013. Dalam
pembahasan anggaran lebih lanjut, pagu definitif Badan Litbang Pertanian TA 2013 disetujui sebesar Rp.1.778.051.271.000,- sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 229/KMK.02/2012 tentang Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga TA. 2013 tanggal 6 Juli 2012. Selama tahun anggaran 2013 terjadi revisi pagu anggaran yang disebabkan adanya APBN–P tahun 2013 dan hibah. Revisi APBN–P disahkan pada tanggal 26
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 September 2013 terdiri atas (1) pengurangan pagu anggaran untuk memenuhi kekurangan subsidi BBM sebesar Rp.94.418.114.000,-, (2) penambahan pagu dari Hibah Luar Negeri sebesar Rp.283.882.000,- pada 1 Satker, (3) penambahan pagu PNBP sebesar Rp.251.929.000,- pada 1 Satker, dan (4) penambahan pagu untuk kegiatan Direktif Presiden sebesar Rp.35.000.000.000,-, sehingga pagu Badan Litbang Pertanian menjadi sebesar Rp.1.719.168.968.000,-. Revisi tahap kedua dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013 berupa penambahan pagu PNBP sebesar Rp.3.307.318.000,- pada 4 Satker, dan Hibah Luar Negeri pada 28 satker dengan nilai sebesar Rp.22.800.966.000,-. Pada akhir tahun anggaran 2013 total anggaran Badan Litbang Pertanian sebesar Rp.1.745.277.252.000,yang dialokasikan untuk 66 Satker pada 14 unit kerja, dengan persentase masingmasing jenis belanja dapat dilihat pada gambar 15. Dari gambar 15 terlihat bahwa BB Pengkajian mendapat alokasi anggaran tertinggi, yaitu sebesar Rp.529.049.354.000,- dengan prosentase 30,31%. Hal tersebut dikarenakan anggaran BBP2TP mencakup anggaran untuk 33 satker (BPTP) yang tersebar di semua provinsi. Sedangkan beberapa Unit Kerja yang tidak memiliki UPT alokasi anggarannya berkisar Rp.21.403.478.000,- (1,23%) di Pustaka sampai dengan Rp.72.715.799.000,- (4,17%) di BB Biogen.
Gambar 15. Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Unit Kerja
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Belanja dalam rangka operasional kegiatan Badan Litbang Pertanian dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Badan Litbang Pertanian dialokasikan untuk belanja pegawai, modal dan barang, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar 16.
Gambar 16. Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Belanja Memperhatikan komposisi penyediaan belanja memperlihatkan belanja barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di Badan Litbang Pertanian, lebih membutuhkan belanja barang, termasuk untuk pendanaan kegiatan penelitian. Belanja modal dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan atau bangunan yang kurang. Per 31 Desember 2013, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar Rp.1.624.065.101.016,- atau sebesar 93,05%, dengan realisasi per belanja di atas 85%. Selengkapnya persentase realisasi per belanja dapat dilihat pada grafik berikut.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
61
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Gambar 17.
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Belanja
Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 90%. Namun, ada 2 UK yang realisasinya masih di bawah 90%, yaitu PSE- KP dan Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Data persentase realisasi anggaran per eselon-2 selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 18.
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2013 Per Eselon 2
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
62
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Dari gambar realiasasi anggaran per unit kerja di atas, dapat dilihat bahwa Sekretariat Badan Litbang Pertanian mempunyai realisasi dibawah 80%. Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi anggaran DIPA 2013 lingkup Sekretariat Badan Litbang Pertanian masih relatif kecil dibandingkan dengan rencananya, yaitu baru mencapai 79,46% atau sebesar Rp.234.554.468.375,-. Hal ini disebabkan karena tidak semua anggaran Belanja Modal pada anggaran Pinjaman Luar Negeri (RK) dapat terserap. Hal ini dikarenakan terlambatnya Legal Opinion (LO) dari Bank Dunia yang baru terbit pada akhir bulan September 2013. Dana tersebut merupakan alokasi untuk pengadaaan pembangunan gedung dan pengadaan alat laboratorium. Selain itu secara keseluruhan ada beberapa masalah yang menyebabkan pagu anggaran Badan Litbang Pertanian tidak terserap secara keseluruhan, antara lain : 1.
Kegiatan perbenihan dengan pagu anggaran Rp. 35 M, masih tersisa Rp. 1,66 M (4,73%).
2.
Adanya penghematan dan optimalisasi pada belanja perjalanan dan belanja modal.
3.
Pembangunan gedung belum selesai pembayarannya.
Sesuai mandat, Badan Litbang Pertanian selain mendapatkan dana dari APBN, juga menerima pendapatan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Hibah. Pendapatan yang bisa ditargetkan adalah jenis penerimaan dari PNBP. Sedangkan pendapatan dari hibah tidak bisa ditargetkan karena bersifat hibah langsung. Pendapatan Negara Bukan Pajak diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu berasal dari jenis penerimaan umum dan fungsional. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp.29.009.326.146,- atau mencapai 375,25 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.7.730.550.073,-. Pendapatan Negara lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak. Estimasi pendapatan tersebut merupakan data SAI, sedangkan data di aplikasi TRPNBP sebesar Rp.12.941.532.176,-. Perbedaan tersebut karena ada 28 satker yang estimasi pendapatannya tidak muncul di DIPA, namun dapat direalisasikan. Tabel 7. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Estimasi
Kode 4
Uraian
Digit 4231 4232 4236
Realisasi
Pendapatan (Rp.000)
Pendapatan dari Pengelo-laan BMN serta Pendapa-tan dari Penjualan Pendapatan Jasa
3,654,728
4,284,491
390.85
4,014,027
9,906,130
246.79
-
5,400
-
1,000
244,545
24,454.52
60,795
4,568,760
7,515.03
Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara
4237
Pendapatan Iuran dan Denda
4239
Pendapatan Lain-Lain
% Real
(Rp.000)
Jumlah Bruto
7,730,550
29,009,326
Pengembalian
-
-
375.26 -
Jumlah Netto
7,730,550
29,009,326
375.26
Sumber data : Subbag keuangan Sekretariat Badan Litbang Pertanian
Berdasarkan tabel di atas, beberapa uraian realisasi pendapatan lebih tinggi dibandingkan estimasinya. Hal ini disebabkan karena: a.
Optimalnya penjualan hasil pertanian, adanya penjualan bongkaran renovasi gedung dan bangunan.
b.
Optimalnya penggunaan ruang kelas, mess dan guest house.
c.
Optimalnya hasil pengembalian uang negara.
d.
Optimalnya pembayaran denda.
e.
Banyaknya penyelesaian TP/TGR dari satker.
Pada TA 2013 tidak ada pengembalian atas pendapatan. Tabel 8. Rincian PNBP per wilayah lingkup Badan Litbang Pertanian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Uraian Wilayah/Provinsi Jawa Barat DKI Jakarta Jawa Timur Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sulawesi Utara Jawa Tengah Banten NTB
Jumlah Satker 20 3 5 3 2 2 2 2 1
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Realisasi PNBP 14,758,852,986 4,258,924,885 2,836,697,937 1,015,512,043 749,364,276 746,239,557 616,056,829 562,089,193 351,977,919
Kontribusi (%) 50.88 14.68 9.78 3.5 2.58 2.57 2.12 1.94 1.21
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
No. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Uraian Wilayah/Provinsi
Jumlah Satker
Sumatera Utara Kalimantan Selatan Kalimanatan Barat Sumatera Selatan DIY NAD Sulawei Tenggara NTT Sulawesi Tengah Lampung Maluku Kalimantan Timur Bali Maluku Utara Papua Barat Gorontalo Bengkulu Kalimantan Tengah Jambi Papua Riau Bangka Belitung Sulawesi Barat Kepulauan Riau TOTAL
Realisasi PNBP
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 66
348,242,171 314,817,131 314,534,200 222,054,384 205,490,593 199,407,421 168,945,141 158,001,278 153,588,945 143,230,808 120,625,090 119,660,803 106,610,706 107,501,855 74,907,152 72,721,300 67,319,431 61,270,587 56,775,258 42,988,414 30,189,350 23,845,603 882,900 29,009,326,146
Kontribusi (%) 1.2 1.09 1.08 0.77 0.71 0.69 0.58 0.54 0.53 0.49 0.42 0.41 0.37 0.37 0.26 0.25 0.23 0.21 0.2 0.15 0.1 0.08 0 0 100
Sumber data : Subbag keuangan Sekretariat Badan Litbang Pertanian
Kontribusi atas PNBP terbesar ada di provinsi Jawa Barat. Hal ini disebabkan peningkatan pendapatan sewa rumah dinas, kunjungan tamu yang menggunakan sarana mess dan guest house bertambah, peningkatan jasa analisa laboratorium oleh pihak lain dan jumlah satker terbanyak berada di provinsi Jawa Barat yaitu 20 satker. Realisasi
PNBP per 31
Desember
2013
mengalami
peningkatan senilai
Rp.6.765.711.916,- atau 30,42% dibandingkan per 31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh : 1. Peningkatan pendapatan umum yaitu sewa rumah dinas dan pendapatan fungsional yang meliputi : a. Penjualan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan. b. Sewa gedung, bangunan, dan gudang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 c.
Jasa tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan, Teknologi, Pendapatan BPN, Pendapatan DJBC dan jasa lainnya.
2.
Jumlah ragam tanaman sumber PNBP bertambah.
3.
Produktivitas tanaman meningkat.
4.
Kunjungan tamu yang menggunakan sarana mess dan guest house bertambah.
5.
Pemanfaatan auditorium untuk berbagai acara oleh masyarakat pengguna terdapat penambahan yang cukup signifikan.
6.
Peningkatan jasa analisa laboratorium oleh pihak lain.
7.
Telah berlakunya tarif royalti atas lisensi hak paten dari hasil penelitian dan pengembangan pertanian.
8.
Meningkatnya jumlah sampel yang diuji laboratorium, karena telah terakreditasi.
9.
Telah menghasilkannya beberapa tanaman perkebunan yang ada di kebun percobaan.
10. Penggunaan paket teknologi yang efektif dan efisien. 11. Sistem pengolahan lahan yang baik dengan penghasilan dari kegiatan kebun-kebun percobaan yang ada. 12. Terjadinya kenaikan total hasil/produksi, terutama hasil-hasil pertanian. 13. Sudah berlakunya PP Tarif Nomor 48 tahun 2012 tanggal 12 April 2012, tentang Jenis dan Tarif Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian, yang menggantikan PP Tarif No. 49 tahun 2002 dan PP No. 7 tahun 2004.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
66
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 BAB IV PENUTUP
Capaian sasaran Badan Litbang Pertanian tahun 2013 diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan kriteria capaian berhasil (100%) dan sangat berhasil (di atas 100%). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai. Namun demikian, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran. Kendala teknis maupun non teknis seperti kendala musim, pencairan dana dan proses pengadaan yang terlambat masih dialami pada pelaksanaan kegiatan di beberapa UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dalam rangka tercapainya sasaran kegiatan, dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
67
Lampiran 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013
BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN
PUSLITBANG
PUSLITBANG
TAN
HORTI
PUSLITBANG BUN
BB PADI
BALITKABI
BALITSA
PUSLITBANG NAK
PSEKP
PUSTAKA
BB LITVET
BBSDLP
BB PENGKAJIAN
BALITTRO
BALITNAK
BALITTRA
31 BPTP
BALIT TANAH
BALITSEREAL
BALITBU TROPIKA
BALITTAS
LOLITSAPI
LOLIT TUNGRO
BALITHI
BALITPALMA
LOLIT KAMBING
BALITJESTRO
BALITTRI
2 LPTP
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
BALITKLIMAT BALINGTAN
BBP MEKTAN
BB BIOGEN
BB PASCAPANEN
BALAI PATP
REALISASI KEUANGAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2013 PER UNIT KERJA
No.
UK/UPT
Pagu Anggaran
1
Sekretariat Badan
295,184,871,000
2
Puslitbangtan
127,880,684,000
3
BB Padi
57,688,387,000
4 5
Puslitbanghorti Puslitbangbun
6
Puslitbangnak
7
Pagu Per Belanja Pegawai
Modal
Pegawai
182,001,686,000
101,230,980,000
36,322,083,000
47,806,963,000
43,751,638,000
35,560,023,291
102,259,605,000
16,444,608,000 39,784,934,000
26,285,630,000 41,314,369,000
14,958,149,000 21,160,302,000
135,674,592,000
48,771,914,000
51,242,138,000
121,811,838,000
31,477,953,000
BBaLitvet
43,050,973,000
8
BBSDLP
9
Pusat SE&KP
%
10,731,591,462 89.79
Barang
%
Modal 61,083,021,543
% 60.34
Total 234,554,468,375
%
162,739,855,370
89.42
97.90
45,449,394,494
95.07
42,010,999,330
96.02
123,020,417,115
96.20
14,735,394,979 38,830,969,271
89.61
98.28
87.95
54,736,164,465 95,522,207,328
94.88
92.18
14,166,565,575 18,609,626,522
94.71
97.60
25,834,203,911 38,081,611,535
35,660,540,000
48,313,156,238
99.06
48,807,444,163
95.25
35,064,807,992
98.33
132,185,408,393
97.43
39,610,016,000
50,723,869,000
30,551,907,183
97.06
37,040,933,696
93.51
49,149,485,777
96.90
116,742,326,656
95.84
16,993,019,000 48,277,125,000
11,081,779,000 42,228,410,000
14,459,020,313 34,070,674,695
96.55
98.01
40,798,754,986 122,371,370,997
94.77
97.17
10,817,765,800 41,388,480,290
97.62
98.38
15,521,968,873 46,912,216,012
91.34
125,136,501,000
14,976,175,000 34,630,966,000
28,125,799,000
13,211,589,000
13,340,162,000
1,574,048,000
13,133,875,490
99.41
10,836,442,952
81.23
1,237,409,675
78.61
25,207,728,117
89.62
10 BBP Mektan
41,000,601,000
8,959,436,000
9,778,665,000
22,262,500,000
8,036,997,225
89.70
8,975,654,681
91.79
21,404,020,420
96.14
38,416,672,326
93.70
11 PUSTAKA
21,403,478,000
6,129,796,000
9,510,290,000
5,763,392,000
5,470,511,654
89.24
9,321,162,217
98.01
5,590,285,953
97.00
20,381,959,824
95.23
12 BB Biogen
72,715,799,000
15,734,655,000
30,635,874,000
26,345,270,000
14,994,448,326
95.30
29,919,357,435
97.66
26,291,749,045
99.80
71,205,554,806
97.92
13 BB Pascapanen 14 BB Pengkajian
44,294,770,000
9,012,336,000
12,494,281,000
22,788,153,000
8,885,703,050
98.59
12,122,863,476
97.03
22,736,887,630
99.78
43,745,454,156
98.76
529,049,354,000
202,716,237,000
233,561,268,000
92,771,849,000
191,378,005,580
94.41
223,568,438,539
95.72
90,230,169,353
97.26
505,176,613,472
95.49
1,745,277,252,000
490,124,887,000
762,851,486,000
492,300,879,000
469,152,278,757
95.72
715,131,547,354
93.74
439,781,274,905
89.33
1,624,065,101,016
93.05
Jumlah
11,952,205,000
Barang
Realisasi Per Belanja 79.46
93.41
97.79
Lampiran 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
RENCANA STRATEJIK TAHUN 2010 s/d 2014 Instansi
: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Visi
: Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal
Misi
: 1) Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan 2) Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya. 3) Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan Iptek (scientific recognition) dan peningkatan peran Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian (impact recognition). RS SASARAN Tujuan 1
1. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor. 2. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity building) untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan alat mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi. 3. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi pangan, nilai tambah dan daya saing.
Uraian 2
Indikator 3
1.
Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
a. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya b. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) c. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan d. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi e. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008
2.
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
a. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk b. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian. c. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. d. Jumlah teknologi budidaya dan panen e. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. f. Jumlah teknologi spesifik lokasi
3.
Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor.
a. Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.
CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN Kebijakan Program 4 5 Peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK
Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Ket. 6
Lampiran 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
RS SASARAN Tujuan 1 4. Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial. 5. Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial. 6. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Uraian 2
Indikator 3
4.
Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani.
a. Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan.
5.
Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional.
a. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder b. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
6.
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian.
- Jumlah publikasi hasil litbang pertanian - Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian - Prosentase perpustakaan digital - Jumlah invensi yang memperoleh HKI - Jumlah invensi yang dilisensi dunia industri
CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN Kebijakan Program 4 5
Ket. 6
Lampiran 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Organisasi Eselon I Tahun Anggaran
No 1
2
3
:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian : 2013
Sasaran Strategis Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor
Indikator Kinerja - Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya - Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) - Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu. - Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi - Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 (ton) - Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk - Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian. - Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. - Jumlah teknologi budidaya dan panen - Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. - Jumlah teknologi spesifik lokasi - Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.
Target 22 30
10 7 219 11
6
14 57 6 105 16
Lampiran 4 No
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
4
Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani
- Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan.
22
5
Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional;
- Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake
320
- Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
200
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian
-
185 90 45 15
6
holder
Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian Prosentase perpustakaan digital Jumlah invensi yang memperoleh HKI Jumlah lisensi hasil litbang
Jakarta, Agustus 2012 Kepala Badan Litbang Pertanian
Dr. Haryono NIP. 19560516 198103 1 002
Lampiran 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 6
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
PENGUKURAN KINERJA Unit Organisasi Eselon I Tahun Anggaran
: :
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2013
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1
2
3
4
5
6
1
Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
13
16
123.08%
16
16
100.00%
10
9
90.00%
6
15
250.00%
61
61.8
101.31%
2
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
- Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya (VUB) - Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) (VUB) - Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu (VUB) - Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi (Galur Unggul/Harapan) - Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 (ton) - Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan (Budset tebu) - Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk (teknologi) - Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian (teknologi) - Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan (teknologi) - Jumlah teknologi budidaya dan panen (teknologi) - Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim (teknologi) - Jumlah teknologi spesifik lokasi (teknologi) - Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi (teknologi) - Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta)
2500000
10,000,000
400.00%
9
16
177.78%
5
6
120.00%
6
6
100.00%
60 6
79 8
131.67% 133.33%
112 4 14
204 4 26
182.14% 100.00% 185.71%
3
Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor
- Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing (teknologi)
16
17
106.25%
4
Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani
- Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan (rekomendasi)
20
22
110.00%
Lampiran 6
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
No
Sasaran Strategis
5
Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional; Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian
6
Jumlah Anggaran Tahun 2013 Jumlah Realisasi Tahun 2013
Indikator Kinerja
: :
Target
Realisasi
%
- Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder (teknologi) - Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional (Kerjasama)
330
330
100.00%
200
733
366.50%
-
185 90 45 15
201 127.94 90 12
108.65% 142.16% 200.00% 80.00%
Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian (Artikel) Prosentase perpustakaan digital (Persen) Jumlah invensi yang memperoleh HKI (Invensi) Jumlah lisensi hasil litbang (Lisensi)
Rp. 1.745.277.252.000 Rp. 1.624.065.101.016 (Anaudited)