HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN TERKONTROLNYA TEKANAN DARAH DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP. DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Santi Damayanti INTISARI
Latar Belakang : Di Indonesia, hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan dengan baik karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Penderita hipertensi yang sering tidak terkontrol tekanan darahnya biasanya disebabkan karena perilaku mereka. Perilaku yang langgeng didasari oleh pengetahuan yang positif. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode Penelitian : penelitian deskriptif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berobat jalan dan rutin kontrol minimal tiga bulan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan jumlah responden sebanyak 40. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuisioner pengetahuan tentang hipertensi dan tensimeter. Analisa data menggunakan uji Chi-Square (X2). Hasil penelitian : Tingkat Tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar dalam kategori sedang sebesar 26 responden (65 %). Terkontrolnya tekanan darah pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar yaitu terkontrol sebesar 28 responden (70%). Kesimpulan dan saran : Ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (X2) diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 7,599 dengan p-value 0,022 (p<0.05). Untuk penderita hipertensi hendaknya dapat menggali informasi dari berbagai sumber tentang hipertensi. Hal ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi sehingga akan mengubah perilaku dan dapat mengatasi tekanan darah yang tidak terkontrol menjadi terkontrol. Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Hipertensi, Terkontrolnya tekanan darah
Latar Belakang Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal (Bruner & suddarth, 2002). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg. Berbagai tanda dan gejala yang menyertai penyakit ini, meskipun banyak yang tidak merasakan atau membiarkan karena dianggap hal biasa. Hipertensi banyak dipengaruhi oleh gaya hidup. Faktor gaya hidup ini merupakan salah satu penyebab hipertensi yang dapat dimodifikasi seperti: nutrisi, obesitas, alkohol, merokok, kegiatan fisik, stress. Kejadian hipertensi yang bertahap sering disebut silent killer. Hipertensi dapat muncul setelah setahun atau ditemukan saat sudah terjadi komplikasi (Tjokroprawiro, 2007). Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar
26,3%. Sedangkan data
kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Faktor
resiko utama pada penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipertensi,
disamping hiperkolesterollemia dan diabetes melitus. Dari hasil riset kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2007 memperlihatkan adanya peningkatan kasus penyakit tidak menular (seperti penyakit kardiovaskuler dan kanker) secara bermakna. Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan, prevalensi hipertensi di Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21% (Harris, H. 2009). Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada bulan Juni 2011 di instalasi rawat Jalan RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro pada tiga bulan terakhir yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2011, Hipertensi menduduki urutan pertama dengan jumlah kunjungan sebanyak 1544 pasien.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah? “ A. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya
gambaran tentang tingkat pengetahuan pasien hipertensi di
Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. b. Diketahuinya gambaran terkontrolnya tekanan darah pasien hipertensi di Poliklinik penyakit dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu peneliti melakukan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Arikunto, 2006). Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dihubungkan dengan terkontrolnya tekanan darah Di Poliklinik Penyakit dalam RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.
B. Waktu Tempat dan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik penyakit dalam RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 April sampai tanggal 21 Juni tahun 2012. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Hipertensi yang berobat jalan di poliklinik RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten yang pengambilan populasinya pada tanggal 26 April sampai 21 Juni 2012. Populasi hipertensi selama tiga bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2011 pasien hipertensi yang rutin kontrol di poliklinik penyakit dalam rumah sakit Soeradji Tirtonegoro Klaten yaitu 135 pasien, jadi dalam satu bulan ada 45 pasien. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel yang tersebut digunakan (Hidayat, 2007). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Non Random Sampling (Non Probability Sampling)
yaitu purposive sampling yaitu tehnik
pengambilan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010) Jadi jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berobat jalan dan rutin kontrol minimal tiga bulan di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUP Dr Soeradji
Tirtonegoro Klaten dengan jumlah rersponden sebanyak 40 orang dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi 1. Pasien hipertensi primer yang terdaftar di poliklinik penyakit dalam RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2. Pasien hipertensi yang rutin kontrol atau periksa minimal tiga bulan dibuktikan dengan catatan rekam medis di kartu kontrol. 3. Pasien hipertensi primer yang berumur 25-55 tahun. 4. Pasien hipertensi primer yang dapat berkomunikasi dengan baik. 5. Pasien hipertensi primer yang dapat membaca dan menulis. 6. Pasien hipertensi primer yang bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah : Pasien hipertensi yang mengalami komplikasi seperti gagal jantung, gagal ginjal, dan Diabetes mellitus. A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah yang berada di wilayah Jawa Tengah, lokasi rumah sakit yang strategis yaitu berada di tepi jalan raya menjadikan rumah sakit ini terjangkau berbagai akses transportasi.
RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten berdiri pada tanggal 20 Desember 1972 dinamakan Dr. SCHEUERE hospital di atas tanah seluas 50.572m2, dengan luas bangunan 14.1935m2. Pada tahun 1945 berganti nama menjadi RSU TEGAL YOSO Klaten, berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No 1442 A/Menkes/SK/X11/1997 berganti
nama menjadi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagai RS pendidikan FK UGM, meskipun demikian RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten belum dikategorikan sebagai rumah sakit pendidikan. Pada awal tahun 2003 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten diresmikan sebagai rumah sakit kelas B pendidikan. Pelayanan yang diberikan di RS ini adalah perawatan rawat jalan: poliklinik spesialis bedah, poliklinik spesialis oetophedi, poliklinik spesialis penyakit dalam, poliklinik spesialis anak, poliklinik spesialis bayi sehat/tumbuh kembang, poliklinik spesialis kebidanan dan kandungan, poliklinik USG, poliklinik spesialis THT, poliklinik spesialis mata, poliklinik spesialis saraf, poliklinik spesialis saraf, poliklinik spesialis kulit dan kelamin, poliklinik spesialis rehabilitasi medik, poliklinik spesialis gigi dan mulut dan orthodonsi, poliklinik pemeriksaan kesehatan, poliklinik konsultasi psikologi, polklinik gizi, poliklinik umum. Pelayanan rawat inap: VIP kelas I, kelas II, kelas III, ruang ICU/ intensif rawat, ruang NICU/PICU. Dilihat dari perkembangan hingga tahun ini RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro mengalami peningkatan, baik dari segi sarana prasarana yang kini masih dilakukan yaitu pembangunan gedung-gedung tambahan guna menambah kelengkapan fasilitas dan digalangkannya peningkatan pelayanan kesehatan dari berbagai disiplin ilmu sebagai salah satu promosi, sehingga meningkatkan kepuasan para pengguna layanan kesehatan, mengingat semakin banyaknya rumah sakit yang didirikan khususnya di wilayah Jawa Tengah. 2. Deskripsi Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan identitas yang melekat pada diri responden atau subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah pasien yang menderita hipertensi esensial di poliklinik penyakit dalam di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Karakteristik responden penelitian diamati berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
Pedidikan. Data karakteristik responden dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis deskripsi karakteristik responden penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 1.4. Karakteristik Responden Pada Pasien Hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Karakteristik Umur 20-50 th 51-65 th Total
Frekuensi
Persentase
24 16 40
60% 40% 100,0%
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
12 28 40
30 % 70 % 100,0%
Pendidikan SD SLTP SLTA PT Total
3 8 15 14 40
7,5 % 20 % 37,5 % 35,5 % 100%
Dari tabel 1.4. diketahui bahwa sebagian besar responden berumur antara 2050 tahun yaitu sebanyak 24 responden (60%), dan responden yang berumur 51-65 tahun yaitu sebanyak 16 responden (40%). Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 28 responden (70%), dan responden laki-laki 12 responden (30%). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan SLTA, yaitu sebanyak 15 responden (37,5%), dan yang paling sedikit berpendidikan SD yaitu sebanyak 3 responden (7,5%). 3. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini berfungsi untuk menganalisis variabel penelitian secara masing-masing yaitu tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan
terkontrolnya tekanan darah pada pasien hipertensi esensial. Hasil analisis univariat variabel penelitian adalah sebagai berikut. c. Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Data tingkat pengetahuan pada pasien hipertensi dalam analisis univariat dikategorikan menjadi baik, sedang dan kurang. Distribusi frekuensi kategorisasi data pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Pasien Hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
Baik
9
22,5%
Sedang
26
60 %
Kurang
5
12,5 %
40
100,0%
Total
Hasil analisis univariat tingkat pengetahuan pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten adalah sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kategori sedang yaitu sebanyak 26 responden (60%). Responden paling sedikit adalah responden yang mempunyai pengetahuan kategori kurang yaitu sebanyak 5 responden (12,5%). d. Gambaran terkontrolnya tekanan darah pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Data gambaran terkontrolnya tekanan darah pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam analisis univariat dikategorikan menjadi terkontrol dan tidak terkontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.6. Distribusi gambaran terkontrolnya tekanan darah pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tekanan Darah
Frekuensi
Persentase
Terkontrol
28
70 %
Tidak terkontrol
12
30 %
Total
40
100,0%
Berdasarkan tabel 1.6. diketahui sebagian besar responden mempunyai tekanan darah terkontrol yaitu sebanyak 28 responden (70 %) dan tidak terkontrol yaitu sebanyak 12 responden (30 %). 4. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini berfungsi untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hasil analisis bivariat penelitian ini adalah sebagai berikut. Hubungan
tingkat
pengetahuan
pasien
tentang
hipertensi
dengan
terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten, dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini. Tabel 1.7. Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien tentang Hipertensi dengan Terkontrolnya Tekanan Darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Pengetahu
Tekana
Tot
an
n
al
Ρ
valu
Darah Terkontr
p-
e Tidak
ol
Terkontr ol
Baik Sedang
F
%
F
%
f
%
8
20
1
2,5
9
22, 5
19
47,5
7
17,
26
65
7,59
0,02
5 Kurang
Total
1
2,5
4
10
9 5
2
12, 5
28
70
12
30
40
10 0
Berdasarkan tabulasi silang di atas diketahui bahwa sebagian besar responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan baik dan tekanan darah terkontrol yaitu
sebanyak 8 responden (20,0%) dan tekanan darah tidak terkontrol yaitu sebanyak 1 responden (2,5%). Tingkat pengetahuan sedang dan mempunyai tekanan darah terkontrol sebanyak 19 responden (47,5 %) dan tekanan darah tidak terkontrol yaitu sebanyak 7 responden (17,5 %). sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang dan tekanan darah terkontrol yaitu sebanyak 1 responden (2,5%) dan tekanan darah tidak terkontrol yaitu sebanyak 4 responden (10 %). Pembuktian hipotesis penelitian dilakukan yaitu untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yakni tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah adalah menggunakan uji Chi-Square (X2). Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (X2) diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 7,599 dengan p-value 0,022 (p-value kurang dari 0,05). Ketentuan yang berlaku adalah jika p-value > 0.05 maka Ho diterima dan apabila p-value < 0.05 maka Ho tolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
B. Pembahasan 1. Tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Kuisioner yang ditujukan untuk menggali pengetahuan responden tentang hipertensi menunjukkan ada tiga tingkatan pengetahuan yaitu baik, sedang dan kurang. Hasil analisis penelitian diketahui Tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar dalam kategori sedang yaitu sebesar 26 responden (60%). Hasil analisis ini dapat diartikan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang cukup baik. Terbatasnya pengetahuan tentang hipertensi berpengaruh langsung pada perilaku sehari-hari yang bisa mengakibatkan terkontrol dan tidak terkontrolnya tekanan darah. Menghadapi hal tersebut maka perlu dipikirkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan penderita tentang hipertensi. Beberapa hal yang bisa dilakukan misalnya petugas kesehatan memberi penjelasan yang mendetail tentang hal-hal yang berhubungan dengan hipertensi, atau juga menganjurkan pasien untuk lebih banyak membaca buku tentang hipertensi. 2. Terkontrolnya Tekanan Darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Pengambilan data tentang terkontrolnya tekanan darah yaitu peneliti mengambil data dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh perawat RSUP.DR Soeradji Tertinegoro Klaten pada saat pasien periksa di poliklinik. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan posisi duduk dikarenakan banyaknya pasien yang periksa di poliklinik. Terkontrolnya tekanan darah dalam penelitian ini ada dua kategori yaitu terkontrol dan tidak terkontrol, responden dikatakan terkontrol apabila tekanan darahnya kurang dari 140/90 mmHg dan tidak terkontrol apabila tekanan darah lebih atau sama dengan 140/90 mmHg. Seseorang dikatakan tekanan darahnya terkontrol apabila tekanan darahnya kurang dari 140/90 mmHg. Menurut
WHO (2001) menyatakan bahwa, batas normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi, seseorang disebut mengidap hipertensi bila tekanan darahnya selalu di atas 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit yang membutuhkan penatalaksanaan dengan berperilaku disiplin dalam menjaga kesehatan. Hipertensi yang tidak dikontrol dengan baik akan menyebabkan terjadinya penyakit lain pada penderita hipertensi. Brunner dan Suddarth (2000) menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari hipertensi yang tidak terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal dan stroke. Dari hasil analisis didapatkan bahwa sebagian besar pasien tekanan darah terkontrol yaitu sebanyak 28 responden (70 %). Banyak faktor
yang
mempengaruhi terkontrolnya tekanan darah antara lain pengetahuan pasien. Dalam penelitian ini pengetahuan pasien dalam kategori sedang sehingga mengarah pada kemampuan berfikir untuk berperilaku kesehatan sebatas yang diketahui. Faktor predisposisi lainnya yang dapat mempengaruhi adalah seperti stress, olah raga, obesitas, rokok, alkohol dan lain sebagainya. 3. Hubungan
tingkat
pengetahuan
pasien
tentang
hipertensi
dengan
Terkontrolnya Tekanan Darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan sedang dan tekanan darahnya terkontrol adalah sebesar 19 responden. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (X2) diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 7,599 dengan p-value 0,022 (p-value kurang dari 0,05). Ketentuan yang berlaku adalah jika nilai p-value > 0.05 maka Ho diterima dan apabila p-value < 0.05 maka Ho ditolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Menurut penelitian Nurfikarivah (2010), bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Berangkat dari konsep tersebut, dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya pengetahuan pasien tentang hipertensi, akan mengarah pada kemajuan berfikir tentang perilaku yang baik sehingga bisa berpengaruh terhadap terkontrolnya tekanan darah. Dengan kata lain, pasien yang berpengetahuan baik tentang hipertensi akan berperilaku baik yang menyebabkan tekanan darahnya terkontrol. Perilaku yang baik
tersebut bisa dalam hal perencanaan makan
misalnya mengurangi garam menjadi kira-kira 3 gram perhari, mengurangi konsumsi lemak hewani, kacang tanah, makanan yang berkolesterol tinggi dan lain sebagainya. Dalam hal olah raga, penderita selalu rutin jalan-jalan pagi, senam pagi dan lain-lain. Hal inilah yang dapat membantu mengontrol tekanan darah. Pengetahuan Notoatmodjo
merupakan
faktor
penting
seperti
dikemukakan
oleh
(2007) bahwa pengetahuan adalah domain yang sangat penting
untuk terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan tentang hipertensi diperlukan untuk dapat melakukan tindakan dan penatalaksanaan hipertensi dengan baik. Pengetahuan ini sangat penting dimiliki oleh pasien hipertensi. Keberhasilan pasien dalam mengendalikan kenaikan tekanan darah adalah dengan melakukan penatalaksanaan pengendalian hipertensi. Dalam hal ini pengetahuan mempunyai peran penting bagi pasien untuk melakukan tindakan yang benar. Seperti teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo
(2007)
yang
menyebutkan
pengetahuan
merupakan
faktor
predisposisi pembentuk perilaku kesehatan. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar dalam kategori sedang yaitu sebesar 26 responden (65 %). 2. Terkontrolnya tekanan darah pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar yaitu terkontrol sebesar 28 responden (70%) 3. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (X2) diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 7,599 dengan p-value 0,022 (p-value kurang dari 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan beberapa saran sebagai betikut: 1. Bagi Perawat Diharapkan meningkatkan perannya dalam meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi dengan memberikan penyuluhan maupun konseling pada pasien.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kesehatan pada pasien dalam rangka pembuatan klinik konsultasi bagi Penderita Hipertensi. 3. Bagi Penderita Hipertensi Diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi dengan mengikuti penyuluhan maupun pendidikan kesehatan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti pada materi yang sejenis diharapkan untuk mengembangkan penelitian atau dengan mengganti variable terikat atau variable bebasnya dan memperbesar sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Apriesti. 2007. Gambaran Pengetahuan Hipertensi tentang Perawatan Hipertensi Didesa Jati Negara Kecamatan Sempor. Skripsi Tidak Diterbitkan. PSIK UGM. Yogyakarta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta, Jakarta. Astawan, M. 2008. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. www.Depkes.co.id. Akses 10 Desember 2008. Bakri, S. 2000. Pengobatan Non Farmakologi pada Hipertensi. Medika. Vol 17 (1) : 784787 Brunner & Suddarth. 2001. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical-Surgerical Nursing. Diterjemahkan oleh Kuncara dkk dengan judul Buku Ajar Medikal Bedah, Jakarta: EGC Darmojo, R. Boedhi. 1996. Beberapa Data dan Masalah Hipertensi Di Indonesia. Dalam Bunga Rampai Karangan Ilmu Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo Buku II : Kardiovaskuler. Halaman 150-160. Bagian UPF Ilmu Penyakit Dalam FK Undip dan RS Dr. Kariadi Bekerjasama dengan Boehringen Mannheim Indonesia. Semarang. Doenges, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatn,Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Hegner, B. R., dan Ester C.(2003). Nursing Assistant: A Nursing process Approach, 6 Edition. Diterjemahkan oleh Jane F.B. dan Allenidekania dengan judul buku Asisten keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 6, Jakarta: EGC Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Irawan, B. 2005. Calcium Chanel Bloker In The Treatment Of Hypertension. PIT Penyakit Dalam 17-18 Desember 2005. Yogyakarta. Massie, Barry M. 2002. Hipertensi Sistemik dalam Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam. Ed Lawrence. M.T. Stephan. J.M.P and Maxine. A.P.pp. 379-419. Jakarta. Salemba Medika. Miswar. 2004. Faktor- Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Esensial Di Kabupaten Klaten. Tesis. Fk UGM. Yogyakarta. Suparman, W. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid. Ed 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta _________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nugraha, Sugit., Setyawati B. Binova. 2005. Kebisingan dan Hipertensi pada karyawan Laki-laki Di Plant 3-4 PT ”I”. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 55(12): 714717. Padmawinata, K. 2001. Pengendalian Hipertensi Laporan Komisi Pakar WHO. ITB, Bandung. Prodjosudjadi, Wiguno. 2002. Hipertansi Pada Usia lanjut. Pertemuan Ilmiah Tahuanan Ilmu Penyakit Dalam 2002. Purwati,S. Salimar ,Rahayu .S. 2003 Perencananaan Menu Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi.Penebar Swadaya. Jakarta Ramli, N. 2002. Tingkat Pengetahuan Proses Persalinan pada ibu Primigravida Di Puskesmas Tegal Rejo Yogyakarta. Skripsi. Tidak Diterbitkan. FK UGM. Yogyakarta Ridwan. 2007. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi terhadap Terkontolnya Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Kabupaten Sleman. Riyadi, A. P. Wijono.,dan R.D. Budi Ningsari. 2007. Asupanan Gizi dan Status Gizi sebagai Faktor Risiko Hipertensi Esensial pada Lansi Di Puskesmas Curup dan perumnas Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu. Jurnal Gizi Klinik Indonesi. Vol 4 (1): 43-51 Sindang , I Nyoman. 2006. Pengaruh Olahraga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Di Klub Jantung Sehata Bhumi Phala Kabupaten Temanggung. Tesis. Fk UGM. Yogyakarta.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta Suryati, Atih. 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Hipertensi Essensial DI Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2005. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Vol 1: 183-193 Sutan,S.S., Ridwan. A., dan H. M. Syafar. 2008. Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke Di RSUD Sulawesi Tenggara Kota Kendari Tahun 2007. Majalah Semijurnal Farmasi dan Kedokteran Ethical Diagest. Februari 2008. Vol 5 (48) : 58- 61. Vitahealt. 2006. Informasi Lengkap untuk Penderita dan Keluarga Hipertensi. Gramedia. Jakarta. WHO. 2001. Pengendalian Hipertensi : Laporan Komisi Pakar WHO. Bandung : Penerbit ITB.