Work Outcomes and Job Design for Contract Versus Permanent Information Systems Professionals on Software Development By Soon Ang, Sandra A. Slaughter MIS Quarterly Vol. 25 No.3 pp. 321-350 /September 2001 Kata Kunci : IS contracting, IS staffing issues, Management of IS, IS project teams Masalah : Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat dan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif, kecenderungan perusahaan mempekerjakan pegawai kontrak meningkat. Berbeda dengan pegawai kontrak pada umumnya yang tidak mengandalkan kemampuan professional yang tinggi, pegawai kontrak di bidang system informasi adalah para profesional yang memiliki standar kemampuan tinggi. Selain itu, ketika bekerja mereka digabung dalam satu tim bersama pegawaipegawai tetap. Lalu pertanyaannya sejauh mana pegawai kontrak mampu bekerja sama dengan pegawai tetap yang menjadi rekan satu timnya mengingat kerja sama dalam tim adalah salah satu kunci sukses pengembangan system? Sejauh mana mereka mampu memberikan pengaruh pada kefektifan organisasi? Tujuan : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan dan memahami perbedaan-perbedaan dalam hal sikap, perilaku dan kinerja antara pegawai kontrak dan pegawai tetap yang bekerja sama dalam satu tim pengembangan software. Metodologi : Penelitian ini terdiri dari dua studi yang menggunakan pendekatan dan metodologi yang berbeda. Studi pertama sifatnya kuantitatif, dilakukan dengan metodologi survey, yakni menggunakan kuesioner yang memanfaatkan skala GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006
Likert 1-7, setelah itu dianalisis dengan MANCOVA (Multivariate Analysis of Covariance) untuk mencari hubungan antara status kerja dan kombinasi dependent variables yang mencakup sikap, perilaku dan kinerja seperti yang terlihat di model berikut:
Hipotesis-hipotesis yang muncul dari model penelitian pertama, adalah : H1a : Pegawai kontrak menerima dukungan organisasi lebih rendah dari pegawai tetap. H1b : Pegawai kontrak menerima keadilan distributif lebih rendah dari pegawai tetap. H1c : Pegawai kontrak menerima alienation (merasa terasing) lebih tinggi dari pegawai tetap. H2a : Tingkah laku in-role pegawai kontrak tidak lebih rendah dari pegawai tetap. GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006
H2b : Tingkah laku extra-role pegawai kontrak lebih rendah dari pegawai tetap. H3a : Pegawai kontrak tidak se-loyal pegawai tetap. H3b : Pegawai kontrak tidak sepatuh pegawai tetap. H3c : Pegawai kontrak tidak bisa dipercaya sebaik pegawai tetap. H3d : Pegawai kontrak memiliki kinerja lebih rendah dari pegawai tetap. Cat : In-Role : Peran semestinya, sesuai tanggung jawabnya. Extra-Role : Peran diluar tanggung jawab, fungsinya. Studi kedua bersifat kualitatif dan dilakukan dengan studi kasus terhadap tiga organisasi : perusahaan transportasi, rumah sakit swasta, dan agen perumahaan pemerintah. Wawancara dilakukan di tiap organisasi tersebut terhadap pegawai kontrak dan pegawai tetap yang bekerja sama dalam satu tim pengembangan software. Hasil wawancara selanjutnya dikodifikasi dan dianalisis. Hasil Penelitian
GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006
Hasil dari studi pertama ternyata tidak semua sesuai dengan hipotesis. Rinciannya, seperti dapat dilihat di tabel 1 adalah sebagai berikut: 1. Pegawai kontrak tidak menerima dukungan perusahaan yang lebih rendah daripada pegawai tetap 2. Pegawai kontrak tidak menerima keadilan distributif yang lebih rendah daripada pegawai tetap. 3. Pegawai kontrak tidak merasa ter-alienasi dibandingkan pegawai tetap 4. Perilaku in-role pegawai kontrak lebih rendah daripada pegawai tetap 5. Perilaku extra-role pegawai kontrak lebih rendah daripada pegawai tetap 6. Loyalitas pegawai kontrak lebih rendah daripada pegawai tetap 7. Kepatuhan pegawai kontrak lebih rendah daripada pegawai tetap 8. Pegawai kontrak tidak bisa dipercaya sebaik pegawai tetap 9. Pegawai kontrak memiliki kinerja yang lebih rendah daripada pegawai tetap. Sedangkan hasil kedua adalah sebagai berikut:
GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006
Dengan berpatokan pada Job Characteristics Model (JCM) wawancara dilakukan untuk menganalisis lima dimensi inti dari tugas yaitu variety, identity, significance, autonomy dan feedback. Hasil yang didapatkan sesuai dengan hasil studi pertama. Dalam hal sikap, pegawai kontrak merasa sama dan tidak teralienasi dari rekan-rekannya. Sedangkan dalam hal perilaku dan kinerja para supervisor beranggapan bahwa pegawai kontrak lebih rendah daripada pegawai tetap. Tabel 8 menunjukkan bahwa para pegawai kontrak memiliki variety, identity, significance, autonomy dan feedback yang rendah dibandingkan pegawai tetap. Hal ini logis karena biasanya mereka hanya dibayar untuk coding dan tidak dilibatkan lebih jauh.
GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006
Tabel 9 menunjukkan hasil wawancara terkait dengan persepsi umum para pegawai mengenai pengalaman mereka, bagaimana mereka bekerja, tugas dan tanggung jawab. Para pegawai kontrak juga ditanya mengenai kontrak mereka (lama, gaji, pemberhentian dan keuntungan). Kesimpulan dan Saran Perancangan karakteristik pekerjaan menjadi mediator hubungan antara status kerja, sikap, tingkah laku, dan kinerja dalam tim pengembang software. Pada ketiga organisasi yang menjadi objek penelitian, pekerjaan yang dirancang untuk pegawai kontrak sangat sempit, memiliki ruang lingkup dan signifikan yang kecil, tidak menantang, dan tingkat otonomi yang
rendah. Hal ini
berkontribusi terhadap rendahnya tingkah laku dan kinerja pegawai kontrak. Dapat disimpulkan bahwa hasil pekerjaan pegawai SI tidak langsung dipengaruhi oleh status kerja, tetapi pada karakteristik pekerjaan yang diberikan kepada GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006
mereka. Oleh karena itu, penulis mengusulkan perlunya perubahan pada model penelitian untuk masalah kepegawaian SI menjadi :
Review Papper ini merupakan papper ‘lama’, dari tahun sebelumnya yang telah pernah dibahas dan direview. Pada umumnya, reviewer (penulis rangkuman papper ini pada tahun sebelumnya) telah cukup baik dan jelas dalam memaparkan papper ini. Hanya ada beberapa isitilah yang menurut kami tidak tepat dalam terjemahannya, seperti attitude diartikan etos kerja, menurut kami lebih tetap diartikan sikap. Dan tidak menjelaskan pengertian dari In-Role Behaviors dan Extra-Role Behaviors. Referensi Utama: 1. Blau, P. Exchange And Power in Social Life, Wiley, New York, 1964.
GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006
2. Eisenberger, R., Huntington, R., Hutchinson, S., and Sowa, D. “ Perceived Organization Support,” Journal of Applied Pschology (71:3), 1986, pp. 500-507. 3. Guzzo, R.A., Noonan, K. A., and Elron, E. “Expatriate Managers and the Psychological Contract,” Journal of Applied Psychology (79), 1994, pp. 617-626. 4. Hackman, J. R., and Oldham, G. R. Work Redesign, Addison-Wesley, Reading, MA, 1980. 5. Hwang, M.I. (1996) “The Use of Meta-Analysis in MIS Research: Promises and Problems”, the Data Base for Advances in Information Systems, (27)3, pp. 35-48.
GNU Free Document License Silakan menggunakan dokumen ini secara bebas Kel. 166 - Albert Kurniawan & Rahmatri Mardiko, 2006